pengaruh parameter meteorologi terhadap kemunculan organisme pengganggu tanaman
TRANSCRIPT
PROPOSAL TUGAS AKHIRPENGARUH PARAMETER METEOROLOGI TERHADAP KEMUNCULAN JAMUR PADA BIJI KAKAO PASCAPANENDosen pembimbing (usulan): Drs. Joko Wiratmo, MP
Laksmi Larasati 12808018
Latar Belakang Indonesia : penghasil kakao ke-3 terbesar
dunia luas kebun 992.448 ha (kebun rakyat + negara +
swasta pada tahun 2005) Produksi 652.396 ton (2005) Sentra: Sulawesi (Selatan, Tenggara, & Tengah)
Perkebunan Kakao Mulia: Jawa (Timur & Tengah)Sumber: Panduan Lengkap Kakao, 2008
Latar Belakang Gudang penyimpanan kakao rentan terhadap faktor meteorologi Indonesia negara tropis -> kelembaban & temperatur relatif tinggi, penyinaran matahari relatif banyak
Sumber gambar: PT Perkebunan Nusantara XIV Makassar
Sumber gambar : BMKG Stasiun Perak 1 Surabaya
Rumusan Masalah Kakao terkontaminasi jamur -> rasa &
kualitas rusak -> rugi -> > pentingnya penyimpanan Bagaimana pengaruh parameter meteorologi
terhadap kemunculan jamur pada saat penyimpanan biji kakao
Tujuan Melihat hubungan antara beberapa
parameter meteorologi dengan kemunculan jamur pada biji kakao Batasan parameter meteorologi yang
memungkinkan munculnya jamur pada biji kakao mengkaji tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kemunculan jamur tersebut.
Batasan Masalah Parameter meteorologi : RH, Temperatur,
intensitas cahaya matahari Tempat kajian : Penyimpanan Kakao Pusat
Penelitian Kopi & Kakao, Jember, Jawa Timur, Indonesia Jamur Oncobasidium theobromae
Kajian Pustaka Banyak kakao yang terkena jamur ketika sampai
di tujuan distribusi ->rusak dan tidak dapat digunakan (Serikat, 2005) Terdapat jamur yang berpotensi memproduksi toksin pada biji kakao (Snchez-Hervs, 2008) Didapat korelasi positif antara temperatur & kelembaban relatif dengan penyakit busuk buah kakao (Lawal & Emaku, 2007)
Daftar Pustaka Pemilihan parameter terbaik dari variasi
iklim berdasarkan pada korelasi, melalui kuadrat kosinus antara setiap parameter iklim dengan komponen utama dari pola yang mendukung keadaan yang ditinjau (Issali, et al., 2010)
Sumber gambar: Issali et al., 2010
Kajian Pustaka Didapat hubungan
temperatur dan kelembaban relatif dengan pertumbuhan jamur penyebab witches broom (Sanogo et al., 2002)Sumber gambar : Sanogo et al., 2002
Data Data histori klimatologi Jember Data kejadian kontaminasi dari Direktorat
Jendral Perkebunan dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Data observasi temperatur, RH, & intensitas
cahaya menggunakan climate chamber
MetodologiInput data klimatologi & insiden kemunculan jamur Korelasi & PCA data klimatologi dengan kejadian jamur serta data observasi Didapat Hubungan parameter meteorologi dengan jamur Ambang batas jamur muncul/hilang Cuaca seperti apa yang memenuhi syarat muncul/hilangnya jamur Analisis tindakan yang dapat dilakukan u/ meminimalisir & mencegah kemunculan jamur
Hasil yang diharapkan Pengaruh parameter meteorologi terhadap
kemunculan jamur pada biji kakao Keadaan iklim mikro seperti apa yang dapat
mempengaruhi jamur pada biji kakao Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah
insiden jamur ketika penyimpanan kakao Syarat keadaan iklim mikro yang harus terpenuhi
selama distribusi untuk menjaga kualitas kakao
Jadwal Pelaksanaan
Daftar Pustaka
Issali et al. (2010). Relationship between five climatic parameters and somatic embryogenesis from sporophytic floral explants of Theobroma cacao L. African Journal of Biotechnology , 6614-6625. Halimah, S.-S. (2007). Intensitas Penyakit Vascular Streak Dieback pada Sejumlah Klon Kakao Koleksi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Pelita Perkebunan , 118-128. Lawal, L. A. (2007). Evaluation of the Effect of Climatic Changes on Cocoa Production in Nigeria: Cocoa Research Institute of Nigeria (CRIN) as a Case Study. African Crop Science Conference Proceedings , 423-426. Snchez-Hervs, J. G.-C. (2008). Mycobiota and mycotoxin producing fungi from cocoa beans. International Journal of Food Microbiology , 336-340. Sanogo, A. P. (2002). Production and Germination of Conidia of Trichoderma stromaticum, a Mycoparasite of Crinipellis perniciosa on Cacao. Phytopathology , 1032-1037. Serikat, K. B. (2005). NASIB BIJI KAKAO INDONESIA DI PIER 84, PHILADELPHIAAS. Washington DC. Badcock, B. M. (2007). A VALUE CHAIN ASSESSMENT OF THE COCOA SECTOR IN INDONESIA. Jakarta: United States Agency for International Development. Wahyudi, T., Panggabean, R. T., Pujiyanto. (2008). Panduan Lengkap Kakao. Swadaya: Jakarta.