pengaruh pajak hotel, pajak restoran, pajak...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK
PENERANGAN JALAN, PAJAK AIR TANAH, BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN BANGUNAN, DAN RETRIBUSI JASA UMUM
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN
KEPULAUAN ANAMBAS PERIODE 2013-2015
Tri Yuli Handayani, Fatahurrazak & Prima Aprilyani Rambe
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan dan Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas periode 2013-2015 baik secara simultan maupun parsial pada Kantor Dinas Pendapatan
Daerah (DISPENDA) Kabupaten Kepulauan Anambas.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji
autokorelasi, uji multikolinearitas serta uji heteroskedastisitas dan dilanjutkan dengan menguji
hipotesis. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda meliputi Uji F,
Uji t. semua analisis diolah menggunakan SPSS 20.0.
Hasil penelitian menujukkan bahwa secara parsial Pajak Hotel dan Retribusi Jasa Umum
berpengaruh terhadap Pendapatan asli daerah Kabupaten kepulauan Anambas, sedangkan Pajak
Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah dan Bea perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan anambas.
Hasil penelitian secara simultan membuktikan bahwa secara bersama sama pajak hotel, pajak
restoran, pajak penerangan jalan, pajak air tanah, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan
retribusi jasa umum berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan anambas.
Kata kunci: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Retribusi Jasa Umum dan Pendapatan
Asli Daerah.
PENDAHULUAN
Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sektor pendapatan daerah memegang
peranan yang sangat penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah
dapat membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah di Indonesia dibagi
menjadi dua, yaitu Pajak Provinsi yang terbagi atas lima jenis pajak yang terdiri atas Pajak
Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok .Sedangkan Pajak Kabupaten/Kota yang dibagi
dalam sebelas jenis pajak, terdiri atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak
2
Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).Retribusi Daerah di daerah di bagi
menjadi tiga, yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha Dan Retribusi Perizinan Tertentu.
Pajak Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas No.2 Tahun 2011, sedangkan Retribusi Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas No.3 Tahun 2011.
Kabupaten Kepulauan Anambas Merupakan Kabupaten baru yang ada di provinsi kepri
berdasarkan UU RI No.33 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemerintah kabupaten kepulauan anambas
berusaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah salah satunya dari pajak daerah dan
retribusi daerah.
Berdasarkan dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Penerimaan PAD dari tahun ke tahun
mengalami penurunan sedangankan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mutlak harus
dilakukan oleh pemerintah daerah agar mampu untuk membiayai kebutuhannya sendiri, sehingga
ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat semakin berkurang dan pada
akhirnya daerah dapat mandiri.
Adapun Objek Pajak dan Retribusi Daerah yang baru direalisasikan dan dikelola oleh
Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Kepulauan Anambas adalah Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan, Pajak Air Tanah, BPHTB, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan dan Rertribusi Jasa Umum.
Berdasarkan telaah dari data, Pajak Daerah yang realisasi penerimaannya fluktuatif dari
tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 yaitu Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, sedangkan Pajak Daerah yang mengalami penurunan
dari Tahun 2013 sampai 2015 yaitu Pajak Hotel, Pajak Air Tanah, serta Retribusi Jasa Umum
mengalami penurunan di tahun 2013 sampai 2015.
Ini menunjukan bahwa masih banyak sekali potensi yang belum terealisaikan dari pajak
dan retribusi daerah khususnya Pajak Hotel, Pajak Restoran, Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah,
31.123.427.470
22.053.886.453
14.596.487.537
2013
20142015
-
10.000.000.000
20.000.000.000
30.000.000.000
40.000.000.000
1 2 3
Jum
lah
Re
aslis
asi P
AD
Tahun
Grafik penerimaan PAD
TAHUN
REALISASI PAD
3
BPHTB serta Retribusi Jasa Umum yang sebenarnya masih bisa dioptimalkan dengan cara
mensosialisasikan kepada masyarakat sebagai wajib pajak agar mengerti dan memahami
ketentuan-ketentuan pembayaran pajak.Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik mengambil judul ’’Pengaruh Pajak
hotel, Pajak restoran, Pajak penerangan jalan, Pajak air tanah, Bea Perolehan hak atas
tanah dan bangunan dan Retribusi Jasa Umum terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas Periode 2013-2015’’.
Rumusan Masalah
Pajak daerah dan Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah
(PAD) yang memiliki potensi untuk memberi tambahan bagi pendapatan asli daerah tersebut ,
antara lain yang perlu diteliti lebih lanjut yaitu :
1. Apakah Pajak Hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
Kepulauan Anambas periode 2013-2015 ?
2. Apakah Pajak Restoran berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
Kepulauan Anambas periode 2013-2015 ?
3. Apakah Pajak Penerangan Jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD)
Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2013-2015?
4. Apakah Pajak Air Tanah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
Kepulauan Anambas periode 2013-2015 ?
5. Apakah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah (PAD) Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2013-2015 ?
6. Apakah Retribusi Jasa Umum berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD)
Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2013-2015?
7. Apakah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, dan Retribusi Jasa Umum Berpengaruh Terhadap
Pendapatan Asli Dearah (PAD) Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2013-2015 ?
Kajian Pustaka
Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan pos yang penting dari laporan keuangan dan mempunyai
penggunaan yang bermacam-macam untuk berbagai tujuan. Penggunaan informasi pendapatan
yang paling utama adalah untuk tujuan pengambilan keputusan, dan biasanya sebagai tolak ukur
berhasilnya suatu organisasi atau instansi dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Gade
(2000) menyatakan “ pendapatan merupakan penambahan kas pemerintah pusat yang berasal dari
berbagai sumber antara lain mencakup penerimaan pajak, cukai, penerimaan minyak, pendapatan
yang berasal dari investasi, penerimaan bantuan luar negeri dan pinjaman dalam negeri serta
hibah”.
4
Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Menurut Mardiasmo(2011), Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh
dari sektor Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Rumus Perhitungan PAD Kabupaten Kepulauan Anambas
Pengertian Pajak
Pajak menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah pungutan wajib, biasanya
berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara
atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang dan
sebagainya.”Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayaran pengeluaran umum “ menurut Rochmat
soemitro dalam (Mardiasmo, 2011)
Pajak Daerah
Pajak Daerah Menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang–undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
kemakmuran rakyat.
Pajak Hotel
Pajak Hotel dipungut pajak atas setiap pelayanan yang disediakan oleh hotel. Jasa
penunjang sebagaimana dimaksud adalah Fasilitas telepon, faximile, teleks, internet, fotocopy,
pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola
oleh Hotel (Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 2 Tahun 2011)
Pajak Restoran
Pajak Restoran dipungut pajak atas setiap pelayanan restoran.Pelayanan yang disediakan
Restoran sebagaimana dimaksud meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang
dikosumsikan oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain
(Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 2 Tahun 2011)
Penerangan Jalan
Pajak Penerangan Jalan dipungut pajak atas setiap penggunaan tenaga listrik. Listrik
yang dihasilkan sendiri sebagaimana dimaksud meliputi seluruh pembangkit listrik ( Peraturan
Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 2 Tahun 2011).
Pajak Air Tanah
Pajak Air Tanah dipungut pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
(Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 2 Tahun 2011)
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Pajak Daerah = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ : 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 x 100%
Retribusi Daerah= Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah : Target Retribusi x 100%
5
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 2 Tahun 2011, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dipungut pajak atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Umum yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan hukum (Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas No.3 Tahun
2011 Tentang Retribusi Daerah) .
Kerangka Pemikiran.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Hipotesis.
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak dapat di tinggalkan
karena merupakan instrument kerja dari teori. Sebagai hasil dedukasi dari teori atau proposisi,
hipotesis lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk di uji secara empiris.(Efendi &
Tukiran, 2012).
Adapun Hipotesis dalam Penelitian Ini adalah :
1. H1:diduga pajak hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas periode 2013-2015.
2. H2:diduga pajak restoran berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas periode 2013-2015.
3. H3:diduga pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas periode 2013-2015.
Pajak Hotel (X1)
Pajak Restoran (X2)
Pajak Penerangan Jalan (X3)
Pajak Air Tanah (X4)
Pajak Bea Perolehan Hak Atas
Tanah Dan Bangunan (X5)
Pajak Retribusi Jasa Umum (X6)
Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
(Y)
H1
H3
H2
H4
H5
H6
H7
6
4. H4:Diduga pajak air tanah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas periode 2013-2015.
5. H5:Diduga bea perolehan hak atas tanah dan bangunan berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2013-2015.
6. H6:Diduga retribusi jasa umum berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas periode 2013-2015.
7. H7:diduga pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan jalan, pajak air tanah, bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan, dan retribusi jasa umum terhadap pendapatan asli daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2013-2015.
METODELOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah data dari laporan realisasi pajak
bulanan periode Januari 2013-2015 tentang Pajak Hotel(X1), Pajak Restoran(X2), Pajak
Penerangan Jalan(X3), Pajak Air Tanah(X4), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan(X5),
Retribusi Jasa Umum(X6), dan Pendapatan Asli Daerah(Y) yang diperoleh dari laporan keuangan
di wilayah kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kepulauan Anambas .
Metode Penelitian
Jenis data Dalam penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Kepulauan Anambas ,
salah satu kota provinsi kepulauan riau. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang
sudah diolah oleh pihak ketiga, secara berkala (time series) untuk melihat perkembangan objek
selama periode tertentu. Dalam penelitian ini data sekunder yang dikumpulkan adalah data
realisasi dan target penerimaan Pajak Hotel,Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air
Tanah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Retribusi Jasa Umum Dan Data
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang langsung dari Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kepulauan Anambas Periode 2013 sampai dengan
2015.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini , identifikasi variabel terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel Independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain
yang sifatnya berdiri sendiri(Kurniawan,2009) meliputi Pajak Hotel , Pajak Restoran , Pajak
Penerangan Jalan , Pajak Air Tanah ,Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ,
Retribusi Jasa Umum .
Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh beberapa
variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri ( bebas ) (Kurniawan,2009) meliputi
Pendapatan Asli Daerah.
7
Metode Penentuan Populasi atau Sampel
Pengertian Populasi.
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga
menurut (Efendi & Tukiran, 2012). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu Pendapatan
Asli Daerah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Retribusi Jasa Umum, perbulan selama 3 tahun
dari 2013 sampai dengan 2015 sehingga menjadi 36 , populasi ini diterbitkan oleh Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kepulauan Anambas.
Pengertian Sampel
Penarikan Sampel yang di ambil oleh peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode
sensus, yaitu sampel merupakan keseluruhan populasi yang berasal dari penerimaan pajak daerah
yang berada di Kabupaten Kepulauan Anambas , yaitu Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)
Kabupaten Kepulauan Anambas.
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data
yang diperlukan sesuai penelitian yang akan dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda) Kabupaten Kepulauan Anambas. Dan juga pengumpulan data dilakukan dengan studi
pustaka dari buku-buku, laporan penelitian, jurnal ilmiah dan penerbitan lainnya yang relevan
dengan penelitian ini.
Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistic
descriptif, dimana penyajian data dilakukan melalui tabel, grafik, diagram dan perhitungan
persentase. Data yang diperoleh, disusun, dikumpulkan, dianalisis, dan dikembangkan untuk
diambil kesimpulan.
Dalam penelitian ini, pengelolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi program
Microsoft Exel dan program SPSS 20 .Tenik analisis dan uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Uji Asumsi Klasik
Dalam penggunaan regresi , terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan
estimator linear tidak biasa . Dengan terpenuhinya asumsi tersebut , maka hasil yang diperoleh
dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan . Asumsi-asumsi dasar itu dikenal
sebagai asumsi klasik yaitu:
1. Distribusi kesalahan adalah normal
2. Nonmultikolinearitas , berarti antara variabel bebas yang satu dengan yang lain dalam model
regresi tidak terjadi hubungan yang mendekati sempurna ataupun hubungan yang sempurna.
3. Nonautokorelasi , berarti tidak ada pengaruh dari variabel dalam modelnya melalui selang
waktu atau tidak terjadi korelasi diantara galat randomnya
8
4. Homoskedastisitas , berarti varians dari variabel bebas adalah sama atau konstan untuk setiap
nilai tertentu dari variabel bebas lainnya atau variansi residu sama untuk semua pengamatan.
Penyimpangan dari nonmultikolinearitas dikenal sebagai multikolinearitas ,
penyimpangan nonautokorelasi dikenal sebagai autokerelasi , dan penyimpangan terhadap
homoskedastisitas dikenal sebagai heteroskedastisitas .Untuk mendeteksi terjadi atau tidak
penyimpangan terhadap asumsi klasik dalam merode regresi yang dipergunakkan , maka
dilakukan beberapa cara pengujian terhadap gejala-gejala penyimpangan asumsi klasik.
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah ada data yang di pakai dalam penelitian
secara normal atau tidak . Model regresi yang baik adalah yang memiliki data normal atau
mendekati normal menurut Stanislaus dalam (resmi, 2013). Dasar pengambilan keputusan dalam
uji normalitas yanki:jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi
normal.Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dalam konsep regresi linear berarti komponen error berkorelasi berdasarkan
urutan waktu (pada data berkala ) atau urutan ruang ( pada data tampang lintang ) atau korelasi
pada dirinya sendri (Setiawan & Kusrini, 2010). Ada tidaknya autokerelasi dalam penelitian ini
dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Waston.Dasar Pengambilan keputusan uji autokorelasi
dengan uji durbin-waston dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti
terdapat autokorelasi.
Jika d terletak antara dU dan (4-Du), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada
autokorelasi.
Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL),maka tidak menghasilkan
kesimpulan yang pasti.
3. Uji Heteroskedastisitas
Hteroskedastisitas yaitu jika kondisi variansi error-nya (atau Y) tidak identik (Setiawan
& Kusrini, 2010). Untuk mendeteksi adanya penggunaan heteroskedastisitas adalah dengan
melihat diagram pencar , Grafik plot merupakan diagram pencar residual , yaitu selisi antara Y
prediksi dengan Y observasi.
a. Jika diagram pencar membentuk pola-pola tertentu yang teratur , regresi mengalami
gangguan heteroskedastisitas.
b. Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak , regresi tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
4. Uji Multikolinearitas
multikolinearitas pertama kali ditemukan oleh Ragnar Frisch , yang berarti adanya
hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel penjelas ( bebas
) dari model regresi ganda (Setiawan & Kusrini, 2010). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi dapat diketahui dari toleransi dan nilai variance inflation
factor (VIF).Pengambilan keputusan :
1. Melihat nilai Tolerance
Tidak terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih besar 0,10.
9
Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10.
2. Melihat nilai VIF
Tidak terjadi Multikolinearitas, jika nilai VIF lebih kecil 10,00.
Terjadi Multikolinearitas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00.
Uji Statistik
Analisis dilakukan melalui pendekatan analisi kuantitatif yaitu dengan model regresi
dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS).Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel
bebas terhadapat variabel terikat maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan
pada penelitian ini.
Uji Hipotesis
a. Persamaan Regresi Linear Berganda
Regresi berganda dapat di definisikan sebagai pengaruh antara lebih dari 2 variabel ,
dimana terdiri dari 2 atau lebih variabel idenpendent / bebas dan 1 variabel dependent ( terikat )
dan juga di gunakan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk
membuat perkiraan / prediction .
Persamaan regresi berganda yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
Y=a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Keterangan :
Y = Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a = konstanta
b1-5 = koefisien Regresi
X1 = Pajak Hotel
X2 = Pajak Restoran
X3 = Pajak Penerangan Jalan
X4 = Pajak Air Tanah
X5 = Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
X6 = Retribusi Jasa Umum
e = Kesalahan Residual ( error )
b. Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien Determinasi ( R2 ) di gunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana
ketepatan atau kecocokkan garis regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok data hasil
observasi (Setiawan & Kusrini, 2010). Koefisien determinasi menunjukkan ragam ( Vriasi naik
turunnya Y yang di terangkan oleh pengaruh linear X atau beberapa bagian keragaman dalam
variabel Y yang dapat dijelaskan oleh nilai-nilai variabel X ) ( Efni dan Restuti , 2009 )
Uji Regresi Serentak ( Uji-F / Simultan )
Koefisien regresi di uji secara serentak dengan menggunakan ANOVA , untuk
mengetahui apakah keserempakan tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model
(Setiawan & Kusrini, 2010).Tahap pengujiannya sebagai berikut:
Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
Ho : b1 = b2 = b3 = 0
10
Artinya variabel X1 dan X2 secara serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel Y.
Ha : ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
Artinya variabel X1 dan X2 secara serentak berpengaruh terhadap variabel Y.
Menetukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi menggunakan 0,05 F hitung dan F tabel . F hitung adalah nilai yang
didapat dari hasil output SPSS(tabel ANOVA) .F kritis dapat dicari pada tabel statistik
pada signifikansi 0,05 .
Pengambilan keputusan
F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima
F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak
Uji Individu ( Uji-T / Parsial )
Penguji individu / secara parsial di gunakan untuk mengetahui apakah nilai koefisien
regresi mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen / terikat (Setiawan &
Kusrini, 2010).Dasar pengambilan keputusan untuk uji t :
1. Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel
Jika nilai t hitung > t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat.
2. Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS
Jika nilai sig. < 0,05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
Jika nilai sig. > 0.05 maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data
penelitian seperti mean, minimum, maksimum, standar deviasi, varian, modus dan lain lain.
Tujuannya untuk mengetahui Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dinas Pendapatan Kabupaten
Kepulauan Anambas selama periode 2013-2015 melalui data Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, dan Retribusi
Jasa Umum.
Uji Normalitas
11
Gambar 4.1
Hasil Uji P-Plot Normalitas Sumber : Data Olahan Peneliti, 2016
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar Garis dan mengikuti
garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa nilai residual yang dihasilkan dari regresi tersebut
normal.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 661429959,44650130
Most Extreme Differences
Absolute ,152
Positive ,152
Negative -,083
Kolmogorov-Smirnov Z ,910
Asymp. Sig. (2-tailed) ,379
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Olahan Peneliti,2016
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat hasil output dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-Tailet)
adalah 0,379 yang berarti lebih besar dari 0,05 . Maka data tersebut dinyatakan terdistribusi
normal.
12
Uji Autokorelasi
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,694a ,482 ,374 726639304,675 1,885
a. Predictors: (Constant), Retribusi_JasaUmum, Pajak_AirTanah, PPJ, Pajak_Restoran,
BPHTB, Pajak_Hotel
b. Dependent Variable: PAD
Sumber : Data Olahan Peneliti,2016
Berdasakan hasil output dari data diatas pada tabel 4.3 Nilai Durbin Watson dapat
diketahui bahwa nilainya sebesar 1,885 . Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan
jumlah (n) = 36 serta k=6 (k adalah jumlah variabel independen)
Diperoleh nilai DL sebesar 1,114 dan DU sebesar 1,876 (lihat pada lampiran) dengan ini
maka didapat 4-DU(4-1,876=2,124) DAN 4-DL(4-1,114=2,886). Karena nilai DW (1,885)
berada pada daerah antara DU dan 4-DU (DU < DW < 4-DU = 1,876 < 1,885 < 2,124). Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.2
Hasil Uji Scatterplot
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2016
13
Berdasarkan Hasil output diatas pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
tidak beraturan di atas dan di bawah sumbu 0 pada sumbu Y . Maka dapat disimpulkan tidak
terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi atau H0 diterima.
Tabel 4.4
Hasil Uji Spearman
Sumber : Data Olahan Peneliti,2016
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.4 dapat dilihat korelasi keenam variabel
dengan Unstandarized Residual, semua nilai signifikansinya lebih dari 0,05 . Sehingga dapat di
simpulkan bahwa pada model regresi ini tidak ada heteroskedastisitas .
Uji Multikolinearitas
Correlations Unstandard
ized Residual
Pajak_Hotel Pajak_Restoran
PPJ Pajak_AirTanah
BPHTB Retribusi_JasaUmum
Spearman's Rho
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient 1,000 ,049 ,231 -,172 ,000 ,005 -,129
Sig. (2-tailed) . ,778 ,174 ,315 ,999 ,979 ,453
N 36 36 36 36 36 36 36
Pajak_Hotel
Correlation Coefficient ,049 1,000 ,333* -,465
** ,553
** ,071 ,011
Sig. (2-tailed) ,778 . ,047 ,004 ,000 ,679 ,948
N 36 36 36 36 36 36 36
Pajak_Restoran
Correlation Coefficient ,231 ,333* 1,000 -,202 ,134 ,189 ,198
Sig. (2-tailed) ,174 ,047 . ,239 ,436 ,269 ,246
N 36 36 36 36 36 36 36
PPJ
Correlation Coefficient -,172 -,465**
-,202 1,000 -,431**
-,238 ,001
Sig. (2-tailed) ,315 ,004 ,239 . ,009 ,163 ,998
N 36 36 36 36 36 36 36
Pajak_AirTanah
Correlation Coefficient ,000 ,553**
,134 -,431**
1,000 -,050 -,001
Sig. (2-tailed) ,999 ,000 ,436 ,009 . ,773 ,997
N 36 36 36 36 36 36 36
BPHTB
Correlation Coefficient ,005 ,071 ,189 -,238 -,050 1,000 ,152
Sig. (2-tailed) ,979 ,679 ,269 ,163 ,773 . ,376
N 36 36 36 36 36 36 36
Retribusi_JasaUmum
Correlation Coefficient -,129 ,011 ,198 ,001 -,001 ,152 1,000
Sig. (2-tailed) ,453 ,948 ,246 ,998 ,997 ,376 .
N 36 36 36 36 36 36 36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
14
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data Olahan Peneliti,2016
Berdasarkan dari hasil output di atas pada Tabel 4.5 maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel tidak mengandung atau bebas dari multikolinearitas . Karena seluruh nilai
Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Dari keempat uji asumsi klasik, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas serta terbebas dari masalah Autokorelasi, Heteroskedastisitas, dan
Multikolinearitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Sumber : Data Olahan Peneliti,2016
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 386356931,936 356208766,916 1,085 ,287
Pajak_Hotel 21,213 7,830 ,449 2,709 ,011 ,650 1,539
Pajak_Restoran ,272 ,385 ,113 ,707 ,485 ,695 1,439
PPJ 1,430 ,785 ,256 1,821 ,079 ,903 1,107
Pajak_AirTanah 17,520 73,015 ,035 ,240 ,812 ,847 1,180
BPHTB 1,534 3,901 ,055 ,393 ,697 ,917 1,091
Retribusi_JasaUmum 6,018 2,022 ,410 2,977 ,006 ,944 1,059
a. Dependent Variable: PAD
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 386356931,936 356208766,91
6
1,085 ,287
Pajak_Hotel 21,213 7,830 ,449 2,709 ,011 Pajak_Restoran ,272 ,385 ,113 ,707 ,485
PPJ 1,430 ,785 ,256 1,821 ,079 Pajak_AirTanah 17,520 73,015 ,035 ,240 ,812
BPHTB 1,534 3,901 ,055 ,393 ,697 Retribusi_JasaUmum 6,018 2,022 ,410 2,977 ,006
a. Dependent Variable: PAD
15
Berdasarkan hasil uji diatas pada tabel 4.6 dengan menggunakan regresi linier berganda
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Y = 386.356.931,936 + 21,213X1 +0,272X2+ 1,430X3 + 17,520X4 + 1,534X5 + 6,018X6 + e
Keterangan:
Y = Pendapatan Asli Daerah
X1 = Pajak Hotel
X2 = Pajak Restoran
X3 = Pajak Penerangan Jalan
X4 = Pajak Air Tanah
X5 = Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
X6 = Retribusi Jasa Umum
a = Nilai Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi
Penjelasan persamaan diatas sebagai berikut :
1. Nilai konstanta sebesar 386.356.931,936 artinya nilai konstanta positif menunjukkan
pengaruh positif variabel independen yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan
jalan, pajak air tanah, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan retribusi jasa
umum. Maka Pendapatan Asli daerahnya sebesar 386.356.931,936.
2. Koefisien regresi Pajak Hotel sebesar 21,213 , artinya jika Pajak Hotel mengalami
kenaikkan satu satuan , maka pendapatan asli daerah akan mengalami peningkatan
sebesar 21,213 atau 2.121,3% koefisien bernilai positif artinya antara Pajak Hotel dan
Pendapatan Asli Daerah hubungan positif. Kenaikkan Pajak Hotel akan mengakibatkan
kenaikkan pada Pendapatan Asli Daerah .
3. Koefisien regresi Pajak Restoran sebesar 0,272 , artinya jika Pajak Restoran mengalami
kenaikkan satu satuan , maka pendapatan asli daerah akan mengalami peningkatan
sebesar 0,272 atau 27,2% koefisien bernilai positif artinya antara Pajak Restoran dan
Pendapatan Asli Daerah hubungan positif. Kenaikkan Pajak Restoran akan
mengakibatkan kenaikkan pada Pendapatan Asli Daerah .
4. Koefisien regresi Pajak Penerangan Jalan sebesar 1,430 , artinya jika Pajak Penerangan
Jalan mengalami kenaikkan satu satuan , maka pendapatan asli daerah akan mengalami
peningkatan sebesar 1,430 atau 143% koefisien bernilai positif artinya antara Pajak
Penerangan Jalan dan Pendapatan Asli Daerah hubungan positif. Kenaikkan Pajak
Penerangan Jalan akan mengakibatkan kenaikkan pada Pendapatan Asli Daerah .
5. Koefisien regresi Pajak Air Tanah sebesar 17,520 , artinya jika Pajak Air Tanah
mengalami kenaikkan satu satuan , maka pendapatan asli daerah akan mengalami
peningkatan sebesar 17,520 atau 1.752% koefisien bernilai positif artinya antara Pajak
Air Tanah dan Pendapatan Asli Daerah hubungan positif. Kenaikkan Pajak Air Tanah
akan mengakibatkan kenaikkan pada Pendapatan Asli Daerah .
6. Koefisien regresi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebesar 1,534 artinya jika
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan mengalami kenaikkan satu satuan , maka
pendapatan asli daerah akan mengalami peningkatan sebesar 1,534 atau 153,4% koefisien
bernilai positif artinya antara Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan
Pendapatan Asli Daerah hubungan positif. Kenaikkan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan akan mengakibatkan kenaikkan pada Pendapatan Asli Daerah .
7. Koefisien regresi Retribusi Jasa Umum sebesar 6,018 , artinya jika Retribusi Jasa Umum
mengalami kenaikkan satu satuan , maka pendapatan asli daerah akan mengalami
16
peningkatan sebesar 6,018 atau 601,8% koefisien bernilai positif artinya antara Retribusi
Jasa Umum dan Pendapatan Asli Daerah hubungan positif. Kenaikkan Retribusi Jasa
Umum akan mengakibatkan kenaikkan pada Pendapatan Asli Daerah .
Uji Hipotesis
Uji Simultan (Uji-F)
Tabel 4.7
Hasil Uji-F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 14230990968436720000,000 6 2371831828072786900,000 4,492 ,002b
Residual 15312135693869015000,000 29 528004679098931580,000
Total 29543126662305735000,000 35
a. Dependent Variable: PAD
b. Predictors: (Constant), Retribusi_JasaUmum, Pajak_AirTanah, PPJ, Pajak_Restoran,
BPHTB, Pajak_Hotel Sumber : Data Olahan Peneliti,2016
Berdasarkan hasil Uji-F pada tabel 4.7 maka dapat disimpulkan Uji-F diatas sebagai
berikut:
a. Merumuskan Hipotesis
H0 :Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Retribusi Jasa Umum secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Ha :Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Retribusi Jasa Umum secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan F hitung
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.7 diperoleh F hitung sebesar 4,492.
d. Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a=5%, df 1 (jumlah variabel-1) atau f1 =
7-1 dan f2=n-k-1 atau 36-6-1=29 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen).Hasil yang diperoleh untuk F tabel sebesar 2,43 (dilihat pada lampiran).
e. Kriteria pengujian
H0 diterima bila F hitung ≤ F tabel
H0 ditolak bila F hitung ≥ F tabel
f. Membandingkan F hitung dengan F tabel.
Nilai F hitung > F tabel (4.492 > 2,43 ) maka Ho ditolak.
g. Kesimpulan
17
Karena H0 ditolak , artinya Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Air Tanah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Retribusi Jasa Umum secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Analisis Dereminasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh
veriabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil analisis determinasi
dapat dilihat dari hasil output pada tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi Adjusted R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,694a ,482 ,374 726639304,675 1,885
a. Predictors: (Constant), Retribusi_JasaUmum, Pajak_AirTanah, PPJ, Pajak_Restoran,
BPHTB, Pajak_Hotel
b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Data Olahan Peneliti,2016
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.8 diperoleh angka adjusted R2 sebesar 0,374
atau 37,4%.Hal ini menunjukan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen sebesar 37,4%. Sedangkan sisamya sebesar 62,6% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Uji Parsial (UJI-T)
Tabel 4.9
Hasil Uji t
Sumber : Data Olahan Peneliti,2016
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 386356931,936 356208766,916 1,085 ,287 Pajak_Hotel 21,213 7,830 ,449 2,709 ,011 ,650 1,539 Pajak_Restoran ,272 ,385 ,113 ,707 ,485 ,695 1,439 PPJ 1,430 ,785 ,256 1,821 ,079 ,903 1,107 Pajak_AirTanah 17,520 73,015 ,035 ,240 ,812 ,847 1,180 BPHTB 1,534 3,901 ,055 ,393 ,697 ,917 1,091 Retribusi_JasaUmum 6,018 2,022 ,410 2,977 ,006 ,944 1,059
a. Dependent Variable: PAD
18
1.Pajak Hotel
a. Merumuskan Hipotesis
H0 :Pajak Hotel secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Ha :Pajak Hotel secara parsial berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan t hitung
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.7 diperoleh t hitung sebesar 2,709
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 = 2,5% (Uji 2 sisi) dengan kemampuan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 36-6-1 = 29 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian 2 sisi (sifnifikansi = 0,025 ) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,045 (lihat pada lampiran)
e. Kriteria pengujian
H0 diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel.
Nilai t hitung > t tabel (2,709 > 2,045 ) maka Ho ditolak
g. Kesimpulan
Karena H0 ditolak , artinya Pajak Hotel secara parsial berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah.
2.Pajak Restoran
a. Merumuskan Hipotesis
H0 :Pajak Restoran secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah.
Ha :Pajak Restoran secara parsial berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan t hitung
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.7 diperoleh t hitung sebesar 0,707
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 = 2,5% (Uji 2 sisi) dengan kemampuan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 36-6-1 = 29 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian 2 sisi (sifnifikansi = 0,025 ) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,045 (lihat pada lampiran)
e. Kriteria pengujian
H0 diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel.
Nilai t hitung < t tabel (0,707 < 2,045 ) maka Ho diterima
g. Kesimpulan
Karena H0 diterima , artinya Pajak Restoran secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
3.Pajak Penerangan Jalan
19
a. Merumuskan Hipotesis
H0 :Pajak Penerangan Jalan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah.
Ha :Pajak Penerangan Jalan secara parsial berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan t hitung
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.7 diperoleh t hitung sebesar 1,821
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 = 2,5% (Uji 2 sisi) dengan kemampuan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 36-6-1 = 29 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian 2 sisi (sifnifikansi = 0,025 ) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,045 (lihat pada lampiran)
e. Kriteria pengujian
H0 diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel.
Nilai t hitung < t tabel (1,821 < 2,045 ) maka Ho diterima.
g. Kesimpulan
Karena H0 diterima , artinya Pajak Penerangan Jalan secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah.
4.Pajak Air Tanah
a. Merumuskan Hipotesis
H0 :Pajak Air Tanah secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah.
Ha :Pajak Air Tanah secara parsial berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan t hitung
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.7 diperoleh t hitung sebesar 0,240
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 = 2,5% (Uji 2 sisi) dengan kemampuan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 36-6-1 = 29 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian 2 sisi (sifnifikansi = 0,025 ) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,045 (lihat pada lampiran)
e. Kriteria pengujian
H0 diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel.
Nilai t hitung < t tabel (0,240 < 2,045 ) maka Ho diterima.
g. Kesimpulan
Karena H0 diterima , artinya Pajak Air Tanah secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
20
5.Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
a. Merumuskan Hipotesis
H0 :Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Ha :Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan secara parsial berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan t hitung
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.7 diperoleh t hitung sebesar 0,393
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 = 2,5% (Uji 2 sisi) dengan kemampuan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 36-6-1 = 29 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian 2 sisi (sifnifikansi = 0,025 ) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,045 (lihat pada lampiran)
e. Kriteria pengujian
H0 diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan F hitung dengan F tabel.
Nilai t hitung < t tabel (0,393 < 2,045 ) maka Ho diterima
g. Kesimpulan
Karena H0 diterima , artinya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan secara parsial
tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
6.Retribusi Jasa Umum
a. Merumuskan Hipotesis
H0 :Retribusi Jasa Umum secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah.
Ha :Retribusi Jasa Umum secara parsial berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah.
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05
c. Menentukan t hitung
Berdasarkan hasil output diatas pada tabel 4.7 diperoleh t hitung sebesar 2,977
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 = 2,5% (Uji 2 sisi) dengan kemampuan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 36-6-1 = 29 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian 2 sisi (sifnifikansi = 0,025 ) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,045 (lihat pada lampiran)
e. Kriteria pengujian
H0 diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel.
Nilai t hitung > t tabel (2,977 > 2,045 ) maka Ho ditolak
g. Kesimpulan
21
Karena H0 ditolak , artinya Retribusi Jasa Umum secara parsial berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
Pembahasan Hasil Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah, Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan dan Retribusi Jasa umum, perbulan selama 3 tahun dari tahun 2013-2015 sehingga
memperoleh 36 populasi dan 36 data sampel yang akan diolah dan diuji apakah mempunyai
pengaruh antara Pajak hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas periode 2013-2015. Dan hasil uji t maka pembahasan
hasil penelitian sebagai berikut:
a. Pengaruh Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas
Dari Hasil Pengujian ditemukan bahwa Pajak Hotel berpengaruh terhadap pendapatan
asli daerah kabupaten kepulauan anambas periode 2013-2015 dengan nilai signifikansi 0,011
atau lebih kecil dari 0,05. Ini juga didukung dengan potensi pariwisata anambas dengan melihat
keindahan alamnya sehingga menarik wisatawan datang ke anambas sehingga semakin banyak
wisatawan yang datang maka semakin banyak penerimaan pajak hotel tersebut dank arena
anambas merupakan kabupaten baru sehingga semakin berkembangnya anambas semakin
banyak pula di bangun hotel hotel yang bisa di ambil pajaknya Sehingga pajak hotel
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan anambas. Dan hipotesis
dalam penelitian ini diterima, ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh deny razianty
yang membuktikan bahwa pajak hotel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan asli daerah kab. Bintan.
b. Pengaruh Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas
Dari hasil pengujian ditemukan bahwa Pajak Restoran tidak mempunyai pengaruh
terhadap pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan anambas periode 2013-2015 dan
mempunyai nilai signifikansi 0,485 atau lebih besar dari 0,05. Ini dikarenakan penerimaan
pajak restoran perbulan yang mengalami fluktuasi dari tahun 2013-2015 dan dilihat dari kondisi
anambas yang baru berkembang sehingga pembangunan restoran juga belum memadai dan
kondisi perekonomian di anambas belum baik sehingga mengakibatkan penerimaan pajak
restoran tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah kabuapten kepulauan anambas. dan
hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima namun sejalan dengan hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh hadis nirbeta dan dany razianty yang menghasilkan bahwa pajak restoran tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
c. Pengaruh Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas
Dari hasil pengujian ditemukan bahwa Pajak Penerangan Jalan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan anambas periode
2013-2015 dan mempunyai nilai signifikansi 0,079 atau lebih besar dari 0,05. Ini karena
penggunaan tenaga listrik belum optimal karena dilihat dari kondisi anambas yang masih banyak
pulau-pulau yang belum mempunyai PLN di masing-masing pulauanya sehingga mempengaruhi
22
penerimaan pajak penerangan jalan di kabupaten kepulauan anambas. Dan hipotesis yang ada
dalam penelitian ini tidak diterima. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh syarifah
shella novianty dan dany razianty bahwa pajak penerangan jalan tidak mempunyai pengaruh
terhadap pedapatan asli daerah. Namun hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh hadis nirbeta yang membuktikan pajak penerangan jalan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Tanjungpinang.
d. Pengaruh Pajak Air Tanah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas
Dari hasil pengujian ditemukan bahwa Pajak Air Tanah tidak mempunyai pengaruh
terhadap pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan anambas periode 2013-2015 dan dengan
nilai signifikansi 0,812 atau lebih besar dari 0,05. Dilihat dari kondisi anambas yang belum
mengoptimalkan penerimaan pajak air tanah dan juga ketetapan waktu wajib pajak dalam
membayar pajak yang menjadi permasalahannya oleh karena itu data penerimaan pajak air
tanah mengalami fluktuasi perbulannya dari tahun 2013-2015. dan hipotesis dalam penelitian
ini tidak diterima. Namun hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang
dilakukan oleh desi hastuti yang menghasilkan bahwa pajak air tanah mempunyai pengaruh
terhadap pendapatan asli daerah kota bandung.
e. Pengaruh Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
tidak mempunyai pengaruh terhadap pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan anambas
periode 2013-2015 dan dengan nilai signifikansi 0,697 atau lebih besar dari 0,05. Ini karena
disebabkan oleh sifat jumlah objek BPHTB yaitu perolehan hak atas tanah dan bangunan yang
tidak tetap yang mengakibatkan penerimaan BPHTB perbulannya mengalami fluktuasi dari
tahun 2013-2015. dan hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima. Namun berbanding terbalik
dalam penelitian yang dilakukan oleh desi hastuti hasil penelitiannya bahwa bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah
kota bandung.
f. Pengaruh Retribusi Jasa Umum terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Retribusi Jasa Umum berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah kabupaten kepulauan anambas periode 2013-2015 dan dengan nilai
signifikansi 0,006 atau lebih kecil dari 0,05. Ini karena anambas merupakan kabupaten baru
sehingga retribusi pelayanan kesehatan dan retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum
semakin dioptimalkan seiring berkembangnya suatu daerah tersebut sehingga bisa diambil
retribusinya dan mengakibatkan retribusi jasa umum berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah kabupaten kepulauan anambas. dan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Namun hasil
dalam penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh syarifah shella yang
hasil penelitian nya bahwa retribusi jasa umum tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah kota tanjungpinang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan tentang Pengaruh Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan dan Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan
23
Anambas Periode 2013-2015 pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten
Kepulauan Anambas, Adapun kesimpulanya sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan
Anambas Periode 2013-2015.
2. Tidak terdapat pengaruh Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Periode 2013-2015.
3. Tidak terdapat pengaruh Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas Periode 2013-2015.
4. Tidak terdapat pengaruh Pajak Air Tanah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Periode 2013-2015.
5. Tidak terdapat pengaruh Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Periode 2013-2015.
6. Terdapat pengaruh Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Kepulauan Anambas Periode 2013-2015.
7. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air
Tanah, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Retribusi Jasa Umum Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Periode 2013-2015.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada, sebagai bahan masukkan untuk Dinas Pendapatan
Daerah (DISPENDA) Kabupaten Kepulauan Anambas .Ada beberapa hal yang disarankan oleh
penulis sebagai berikut:
1. Untuk Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas agar lebih meningkatkan lagi jumlah
penerimaan Pajak Daerah seperti Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah,
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas
2. Dari Variabel Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Air Tanah dan Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan yang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas, Maka dari itu Dispenda harus lebih
giat lagi dalam Sosialisasi pajak daerah maupun retribusi daerah, dan lebih meningkatkan lagi
pengawasan dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah.
3. Semoga penelitian ini dapat menjadi acuan kepada peneliti selanjutnya dan supaya
menambahkan lagi variabel independent agar lebih mampu menjelaskan variabel-variabel apa
saja yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah.
24
DAFTAR PUSTAKA
Diana. (2010). Perpajakan Indonesia . Konsep , aplikasi dan penuntun praktis .
Yogyakarta:ANDI.
Efendi, S., & Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Yahya.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang:Universitas Diponegoro.
Hastuti, D. (2014). Pengaruh Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan dan Pajak Air Tanah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung
Periode 2011-2013. Universitas Widyatama .
Mardiasmo. (2011). perpajakan , edisi revisi 2011. Jakarta: ANDI Yogyakarta.
Muljono, D. (2010). Hukum Pajak . Konsep , aplikasi dan penuntun praktis.Yogyakarta:ANDI.
Nirbeta, H. (2014). Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Tanjungpinang Periode 2010-2012. UMRAH .
Novianty, S. s. (2014). Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Parkir, Pajak Penerangan
Jalan, Retribusi Jasa Umum Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Tanjungpinang Periode 2009-2013.
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah
Kabupaten Kepulauan Anambas.
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Retribusi
Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas.
Priyatno, D. (2011). Buku Saku Analisis Statistik Data dengan SPPS . Yogyakarta : Mediakom.
Rahman, A. (2010). Panduan Pelaksanaan . Administrasi Perpajakkan. Bandung: NUANSA.
Razianti, D. (2014). Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Restoran, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir dan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kab. Bintan Periode 2011-
2014.
resmi, s. (2005). Perpajakan: teori dan kasus edisi 5:Jakarta.Salemba Empat.
rosdiana, H., & tarigan, R. (2005). Perpajakan : Teori dan aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Setiawan, & Kusrini. (2010). Ekonometrika. Yogyakarta: ANDI.
Siahaan, M. p. (2010). Pajak Daerah & Retribusi Daerah , Edisi Revisi. Bandung: PT Raja
Grafindo Persada: JAKARTA.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Waluyo. (2008). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.