pengaruh objektivitas, motivasi, pengalaman kerja …

19
1 PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA AUDITOR, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur) Disusun Oleh: Rico Dwiki Putra Dosen Pembimbing: Dr. Zaki Baridwan, Ak, CA., CPA., CLI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165, Malang, 65145, Indonesia E-mail : [email protected], [email protected] ABSTRACT The purpose of this study is to examine the effect of objectivity, motivation, auditor’s work experience, and competency. The samples in this study are 130 auditors working in Public Accounting Firms in East Java. Sampling was conducted through the grab sampling technique (convenience sampling). Data collection utilized the survey technique with questionnaires distributed to 100 auditors as respondents. The data analysis of this study utilized the Partial Least Square (PLS) model with the SmartPLS application. The results of this study indicated that objectivity, auditor’s work experience, and competency affect aud it quality, while motivation does not affect audit quality. Higher objective attitude and competence of an auditor leads to higher quality of the produced audit. The level of the auditor’s work experience in conducting audits is another factor that leads to good quality for the audit results produced by an experienced auditor. Keywords: objectivity, motivation, auditor’s work experience competency, audit quality ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh objektivitas, motivasi, pengalaman kerja auditor, dan kompeternsi. Sampel dalam penelitian ini adalah 130 auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang mudah (convenience sampling). Pengumpulan data menggunakan teknik survei kuesioner dengan responden sebanyak 100 auditor. Analisis data penelitian ini menggunakan model Part Least Square (PLS) dengan aplikasi SmartPLS. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa objektivitas, pengalaman kerja auditor, dan kompeternsi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan motivasi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. semakin tinggi sikap objektif dan kompetensi seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan berkualitas. Tingkat pengalaman kerja auditor dalam melakukan audit juga menjadi faktor lain yang membuat kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor yang berpengalaman akan memiliki hasil audit yang berkualitas. Kata kunci: objektivitas, motivasi, pengalaman kerja auditor, kompetensi, dan kualitas audit

Upload: others

Post on 27-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

1

PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA AUDITOR,

DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur)

Disusun Oleh:

Rico Dwiki Putra

Dosen Pembimbing:

Dr. Zaki Baridwan, Ak, CA., CPA., CLI.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Jl. MT. Haryono 165, Malang, 65145, Indonesia

E-mail : [email protected], [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the effect of objectivity, motivation, auditor’s work

experience, and competency. The samples in this study are 130 auditors working in Public

Accounting Firms in East Java. Sampling was conducted through the grab sampling technique

(convenience sampling). Data collection utilized the survey technique with questionnaires

distributed to 100 auditors as respondents. The data analysis of this study utilized the Partial

Least Square (PLS) model with the SmartPLS application. The results of this study indicated

that objectivity, auditor’s work experience, and competency affect audit quality, while

motivation does not affect audit quality. Higher objective attitude and competence of an auditor

leads to higher quality of the produced audit. The level of the auditor’s work experience in

conducting audits is another factor that leads to good quality for the audit results produced by

an experienced auditor.

Keywords: objectivity, motivation, auditor’s work experience competency, audit quality

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh objektivitas, motivasi, pengalaman kerja

auditor, dan kompeternsi. Sampel dalam penelitian ini adalah 130 auditor yang bekerja pada

Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

pengambilan sampel yang mudah (convenience sampling). Pengumpulan data menggunakan

teknik survei kuesioner dengan responden sebanyak 100 auditor. Analisis data penelitian ini

menggunakan model Part Least Square (PLS) dengan aplikasi SmartPLS. Hasil dari penelitian

ini menunjukan bahwa objektivitas, pengalaman kerja auditor, dan kompeternsi berpengaruh

terhadap kualitas audit. Sedangkan motivasi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

semakin tinggi sikap objektif dan kompetensi seorang auditor maka kualitas audit yang

dihasilkan akan berkualitas. Tingkat pengalaman kerja auditor dalam melakukan audit juga

menjadi faktor lain yang membuat kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor yang

berpengalaman akan memiliki hasil audit yang berkualitas.

Kata kunci: objektivitas, motivasi, pengalaman kerja auditor, kompetensi, dan kualitas

audit

Page 2: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

2

1. Pendahuluan

Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan

keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan (Singgih dan Bawono, 2010).

Laporan keuangan bisa lebih dipercaya oleh publik atas kewajarannya ketika sudah mengalami

serangkaian proses auditor. Tujuan laporan keuangan diaudit pada dasarnya adalah untuk memberikan

pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan organisasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Selain itu, perusahaan yang mengaudit laporan keuangannya adalah untuk menjaga

kepercayaan publik terutama pihak – pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan terkait atas

laporan keuangan (SA 200).

Kualitas audit adalah karakteristik atau gambaran praktik berdasarkan standar auditing dan

standar pengendalian mutu yang menjadi ukuran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab profesi seorang

auditor. Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat tercapai jika auditor menerapakan standar-

standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap independen, patuh kepada hukum, dan menaati kode etik

profesi (Utami, 2018). Oleh karena itu, kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan

dalam proses pengauditan. Manajemen biasanya melakukan kecurangan dalam bentuk membuat

laporan keuangannya seolah - olah baik sehingga memberikan informasi yang tidak sesuai fakta kepada

investor dan kreditur. Disinilah peran auditor untuk memeriksa laporan keuangan yang dibuat

perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku atau tidak sesuai yang menyebabkan

adanya penyelewengan informasi. berdasarkan Standar Auditing 200 (SA 200) Auditor harus

menggunakan pertimbangan profesional dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan

keuangan (IAPI,2016).

Kantor akuntan publik atau eksternal auditor ternyata juga berperan dalam terjadinya kasus

korporasi yang terjadi beberapa tahun ini. Bahkan, kantor akuntan publik yang memiliki reputasi terbaik

di mata internasional juga terlibat dalam kasus korporasi yang cakupannya besar. Sebagai contoh,

kantor akuntan publik terbesar di dunia Big Four yaitu KPMG dikenakan denda lebih dari US$ 6,2 juta

atau GBP 4,8 juta oleh Securities and Exchanges Commission (SEC) karena telah gagal dalam auditnya

(auditing failure) terhadap perusahaan energi Miller Energy Resources.Selain KPMG, PwC yang

Page 3: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

3

diharuskan membayar sejumlah denda atas kelalaian yang dilakukannya sebesar GBP 5,1 juta dan

mendapatkan kecaman dari Financial Reporting Council setelah PwC mengaku atas kesalahan auditnya

yang dilakukan terhadap RSM Tenon Group pada tahun buku 2011 (Warta Ekonomi, 2017). Terdapat

juga permasalahan yang terjadi di Kantor Akuntan Publik Deloitte Indonesia dalam kasus gagal bayar

bunga medium term note (MTN) SNP Finance. (Kontan.co.id , 2018).

Tinggi rendahnya kualitas audit dapat dilihat dari seberapa bernilai atau seberapa bermanfaatnya

hasil audit dalam pengambilan keputusan. Diperlukan kesadaran untuk meningkatkan kompetensi dan

objektivitas auditor itu sendiri dan memperkuat etika auditor. Hal yang menjadi perilaku seorang auditor

dalam menjalankan tugasnya juga didukung dari motivasi dari pribdi auditor dan pengalaman kerja

yang dimiliki. Dengan adanya motivasi dan pengalaman kerja yang tinggi dan maka seorang auditor

akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji dan

memberikan bukti empiris mengenai pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan

dengan auditor yaitu objektivitas, motivasi, pengalaman kerja auditor, dan kompetensi terhadap kualitas

audit.

2. Telaah Literatur Dan Hipotesis

Kualitas audit adalah ukuran besar kecilnya KAP dalam melakukan audit terhadap klien (Herianti

dan Suryani, 2016). Dengan demikian, ukuran besar kecilnya KAP menunjukkan bahwa auditor dapat

menjalankan tugasnya secara profesional dan independen, sehingga klien kurang mampu dalam

mempengaruhi pendapat auditor. Kualitas audit berkaitan dengan kinerja auditor. Kinerja auditor adalah

suatu pemeriksaan yang dilakukan auditor dalam rentang waktu tertentu (Smartdyanda, 2018). Kinerja

auditor juga bisa berarti auditor yang melaksanakan tugasnya secara objektif terhadap laporan keuangan

yang dibuat oleh perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah laporan keuangan tesebut telah

disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam hal semua yang material, posisi

keuangan, dan hasil usaha perusahaan. kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability)

dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi

dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam

Page 4: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

4

melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan

publik yang relevan (Tjun, 2012).

Faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit

a. Objektivitas

Objektivitas merupakan suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau

pelayanan auditor (Harahap, 2015). Objektivitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan

subjektif pihak-pihak lain yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa

adanya. Auditor harus bebas dari masalah benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh

membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan

pertimbangannya kepada pihak lain (Yusuf, 2014).

b. Motivasi

Motivasi adalah proses atau faktor yang mendorong orang untuk bertindak atau berperilaku

dengan cara tertentu; yang prosesnya mencakup pengenalan dan penilaian kebutuhan yang belum

dipuaskan, penentuan tujuan yang akan memuaskan kebutuhan, dan penentuan tindakan yang

diperlukan untuk memuaskan kebutuhan (Efendy, 2010). Hanya dengan adanya motivasi maka

seseorang akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar

yang ada. Dengan kata lain, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor, untuk berprestasi,

komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi.

c. Pengalaman Kerja Auditor

Pengalaman kerja auditor adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan

baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani (Putri, 2018).

Pengalaman kerja auditor ditunjukkan dengan jam terbang auditor dalam melakukan prosedur audit

terkait dengan pemberian opini atas laporan keuangan auditee. Auditor yang telah berpengalaman tentu

memilki pemahaman lebih baik atas laporan keuangan yang digunakan (Utami, 2018). . Pentingnya

faktor pengalaman diatur pula dalam standar umum pada Standar Profesional Akuntan Publik bahwa

auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya serta

dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan pengalaman dalam berbagai industri yang mereka audit.

Page 5: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

5

d. Kompetensi

Setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan

tugasnya sebagai auditor. Kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat

digunakan untuk melakukan audit secara objektif (Tjun, 2012). Kompetensi seorang auditor pada

umumnya diukur dari faktor-faktor penting seperti tingkat pendidikan dan jumlah pelatihan yang telah

dijalani oleh auditor tersebut. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan

yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan

non-rutin (Alim et al, 2007). Pengetahuan auditor tentang akuntansi dan auditing yang diperoleh

melalui pendidikan formal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil audit (Putri, 2018).

Auditor yang berpendidikan tinggi akan mempunyai banyak pengetahuan mengenai bidang yang

digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam

Gambar 1. Model Penelitian

2.1. Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Audit

Objektivitas merupakan suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau

pelayanan auditor. Objektivitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subjektif pihak-

pihak lain yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya. Teori

agensi terjadi karena adanya gap informasi antara manajemen dengan principal (Scott, 2015: 358).

Objektivitas

(X1)

Furiady

(2015)

Motivasi

(X2) Kualitas

Audit

(Y) Pengalaman

Kerja Auditor

(X3) Zarefar

(2015) Kompetensi

(X4)

Efendy

(2010)

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 6: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

6

Sehingga diperlukanya seorang auditor publik untuk dapat mengurangi gap tersebut. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Furiady (2015) yang meneliti tentang pengaruh pengalaman kerja, motivasi,

kompetensi, akuntanbilitas dan objektivitas menununjukkan bahwa objektivitas berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

H1 : Objektivitas berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.2. Pengaruh Motivasi terhadap Kualitas Audit

Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada

tujuan mencapai sasaran kepuasan kerja. Motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor, untuk

berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi. Teori

atribusi yang dikemukakan oleh Fritz Heider (1958) dalam Hudayati (2002) yang menjelaskan perasaan

yang dialami seseorang bahwa dia mampu secara personal mempengaruhi kinerjanya. Dalam

melaksanakan proses audit, auditor harus mampu secara personal meningkatkan kinerjanya dengan

membangun motivasi agar kualitas audit yang dihasilkan juga dapat meningkat. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Efendy (2010) yang meneliti tentang Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi

terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah menunjukkan bahwa

motivasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

H2 : Motivasi berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.3. Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor terhadap Kualitas Audit

Pengalaman audit ditunjukkan dengan jam terbang auditor dalam melakukan prosedur audit

terkait dengan pemberian opini atas laporan keuangan auditee. Dalam melaksanakan proses audit,

dibutuhkan auditor yang berkompeten untuk mendeteksi adanya salah saji material baik yang disengaja

maupun tidak disengaja. Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan

auditor bepengalaman. Auditor yang telah berpengalaman tentu memilki pemahaman lebih baik atas

laporan keuangan yang digunakan. Dengan pengalaman auditor yang baik, teori agensi yang

mendasarkan pemikiran bagaimana adanya asymetric information mempengaruhi penggunaan sistem

akuntansi dapat menjadi acuan bagi auditor untuk memahami prosedur tersebut sebagai alat dalam

mendeteksi kecurangan-kecurangan laporan keuangan klien. Pada penelitian ini yang dilakukan oleh

Page 7: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

7

Zarefar (2015) tentang The Influence of Ethics, Experience and Competency towards The Quality of

Audit with Professional Auditor Scepticism as a Moderating Variable menunjukkan bahwa pengalaman

kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

H3 : Pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.4. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut

personel, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui kinerja (job behavior) yang dapat

diamati, diukur dan dievaluasi. Oleh karena itu, dalam menghasilkan kualitas audit yang berkualitas

diperlukan kompetensi yang ada dalam diri auditor karena jika auditor tidak kompeten dalam

melaksanakan proses auditnya, maka laporan audit yang dihsailkan tentu tidak sesuai dengan kenyataan

yang ada sehingga tidak bisa digunakan. Teori agensi mendukung pengingkatan kualitas audit karena

dengan kompetensi seorang auditor selama aktivitas audit berlangsung akan memberikan ketepatan

opini atas informasi-informasi yang berada pada laporan keuangan klien.Pada penelitian yang dilakukan

oleh Zarefar (2015) tentang The Influence of Ethics, Experience and Competency towards The Quality

of Audit with Professional Auditor Scepticism as a Moderating Variable menununjukkan bahwa

kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

H4 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

3. Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Provinsi Jawa Timur yang terdaftar pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2018

dengan sampel sebanyak 130 orang auditor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

convenience sampling (teknik pengambilan sampel yang mudah). Convenience sampling digunakan

karena peneliti kesulitan dalam memperoleh informasi mengenai identitas auditor di Kantor Akuntan

Publik (KAP) di Provinsi Jawa Timur secara lengkap.

Page 8: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

8

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Kualitas Audit

Kualitas audit adalah ukuran besar kecilnya KAP dalam melakukan audit terhadap klien. Dengan

demikian, ukuran besar kecilnya KAP menunjukkan bahwa auditor dapat menjalankan tugasnya secara

profesional dan independen, sehingga klien kurang mampu dalam mempengaruhi pendapat

auditor.Kualitas audit diukur melalui 2 indikator, yaitu : (1) Kesesuaian pemeriksaan dengan standar

audit dan (2) Kualitas hasil pemeriksaan. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan dalam

mengukur variabel-variabel diambil dari penelitian Furiady (2015). Kuesioner untuk variabel ini terdiri

dari sepuluh pernyataan. Variabel kualitas audit yang diteliti diukur menggunakan skala likert dengan

pemberian skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju, skor 3 untuk agak tidak setuju,

skor 4 untuk netral, skor 5 untuk agak setuju, skor 6 untuk setuju, dan skor 7 untuk sangat setuju.

Objektivitas

Objektivitas merupakan sikap tidak dipengaruhi oleh pendapat sendiri atau pihak – pihak lain

yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukakan pendapat sesuai dengan fakta. Terdapat 2

indikator yang digunakan untuk mengukur variabel objektivitas ini, yaitu: (1) Bebas dari benturan

kepentingan dan (2) Pengungkapan kondisi sesuai fakta. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan

dalam mengukur variabel-variabel dalam instrumen yang terdiri dari delapan pernyataan yang diambil

dari penelitian Furiady (2015). Variabel objektivitas yang diteliti diukur menggunakan skala likert

dengan pemberian skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju, skor 3 untuk agak tidak

setuju, skor 4 untuk netral, skor 5 untuk agak setuju, skor 6 untuk setuju, dan skor 7 untuk sangat setuju.

Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai

suatu tujuan Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuasaan dari dalam

diri orang tersebut. Indikator yang digunakan untuk variabel motivasi ini terdapat 4 indikator yaitu: (1)

Tingkat aspirasi (Urgensi audit yang berkualitas), (2) Ketangguhan, (3) Keuletan, dan (4) Konsistensi.

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan dalam mengukur variabel-variabel dalam instrumen

berbentuk delapan pernyataan yang diambil dari penelitian Efendy (2010). Peneliti melakukan

Page 9: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

9

modifikasi terhadap pernyataan negatif pada penelitian sebelumnya yang diubah menjadi pernyataan

positif untuk mengatasi permasalahan validitas dan reliabilitas. Variabel motivasi yang diteliti diukur

menggunakan skala likert dengan pemberian skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju,

skor 3 untuk agak tidak setuju, skor 4 untuk netral, skor 5 untuk agak setuju, skor 6 untuk setuju, dan

skor 7 untuk sangat setuju

Pengalaman Kerja Auditor

Pengalaman kerja auditor adalah pengalaman yang dilakukan auditor selama melakukan audit

laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani

(Putri, 2018). Auditor yang telah berpengalaman tentu memilki pemahaman lebih baik atas laporan

keuangan yang digunakan. Pengalaman kerja diukur melalui 2 indikator, yaitu : (1) Lamanya bekerja

sebagai auditor dan (2) Banyaknya tugas pemeriksaan. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan

dalam mengukur variabel-variabel dalam instrumen berbentuk delapan pernyataan yang diambil dari

penelitian Furiady (2015). Variabel pengalaman kerja yang diteliti diukur menggunakan skala likert

dengan pemberian skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju, skor 3 untuk agak tidak

setuju, skor 4 untuk netral, skor 5 untuk agak setuju, skor 6 untuk setuju, dan skor 7 untuk sangat setuju.

Kompetensi

Kompetensi adalah sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personel, dan

pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan

dievaluasi. Kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk

melakukan audit secara objektif. Kompetensi seorang auditor diukur melalui 3 indikator yaitu : (1) Mutu

personal, (2) Pengetahuan umum, dan (3) Keahlian khusus. Dalam penelitian ini kuesioner yang

digunakan dalam mengukur variabel-variabel dalam instrumen berbentuk sepuluh pernyataan yang

diambil dalam penelitian Furiady (2015). Variabel kompetensi auditor yang diteliti diukur

menggunakan skala likert dengan pemberian skor 1 untuk sangat tidak setuju, skor 2 untuk tidak setuju,

skor 3 untuk agak tidak setuju, skor 4 untuk netral, skor 5 untuk agak setuju, skor 6 untuk setuju, dan

skor 7 untuk sangat setuju.

Page 10: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

10

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data primer. Data primer merupakan data yang

mengacu pada informasi yang diperoleh langsung dari pihak pertama, dalam hal ini data yang diberikan

sesuai dengan tujuan penelitian (Sekaran & Bougie, 2013:113). Sumber data penelitian ini yaitu data

primer yang diperoleh langsung dari auditor aktif KAP di Provinsi Jawa Timur

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner sebagai alat utama untuk memperoleh data.

Metode survei kuesioner ini nantinya akan menghasilkan data primer. Metode pengumpulan data yang

digunakan oleh peneliti adalah kuesioner secara personal karena letak dari responden yang dapat

dijangkau langsung oleh peneliti dan dengan mendatangi langsung responden, memungkinkan peneliti

untuk mendapatkan response rate yang tinggi.

Metode Analisis Data

Penelitian ini mengolah data menggunakan alat statistik Partial Least Square (PLS). Tujuan PLS

adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap variabel Y dan menjelaskan hubungan teoritis

diantara kedua variabel. Software aplikasi yang digunakan untuk menjalankan teknik PLS dalam

penelitian ini adalah SmartPLS versi 3.2.7. Abdillah dan Hartono (2015: 165) menjelaskan bahwa PLS

memiliki beberapa keunggulan yaitu : 1) Mampu memodelkan banyak variabel yang kompleks, 2)

Mampu mengelola masalah multikolinearitas antar variabel independen, dan 3) Dapat digunakan pada

sampel kecil.

3.1. Model Struktural (Inner Model)

Model struktural dalam Partial Least Square (PLS) dievaluasi dengan menggunakan model

R2 untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi antar

konstruk dalam model struktural (Abdillah dan Hartono, 2015:197). Inner model menggambarkan

hubungan kausalitas antar konstruk yang dibangun berdasarkan substansi teori. Persamaan inner model

Page 11: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

11

dalam penelitian adalah:

η₁ = Y₁ ξ₁ + Y₂ ξ₂ + Y₃ ξ₃ + Y₄ ξ₄ + Y₅ ξ₅ + Ϛ

Keterangan:

η₁ = Variabel Laten Endogen (Kualitas Audit)

ξ₁ = Konstruk Objektivitas

ξ₂ = Konstruk Motivasi

ξ₃ = Konstruk Pengalaman Kerja

ξ₄ = Konstruk Kompetensi

Y₁ = Koefisien Objektivitas

Y₂ = Koefisien Motivasi

Y₃ = Koefisien Pengalaman Kerja

Y₄ = Koefisien Kompetensi

Ϛ = error pengukuran

4. Analisis Data dan Hasil Pembahasan

Deskripsi Objek Penelitian

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan

Publik Jawa Timur yang terdaftar oleh IAPI. Peneliti menyebarkan kuesioner secara langsung kepada

130 auditor yang tersebar di KAP yang ada di Jawa Timur. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak

130 eksemplar. Kemudian jumlah kuesioner yang kembali adalah 101 eksemplar. 29 kuesioner tidak

direspon dikarenakan adanya kesibukan auditor dalam mengisi kuesioner dan 1 kuesioner tidak dapat

digunakan karena terdapat data yang tidak lengkap. Dapat disimpulkan bahwa tingkat respon rate dalam

penelitian ini adalah 77,69% dengan jumlah kuesioner yang diolah sebanyak 100 eksemplar.

Jumlah responden berdasarkan jenis kelaminnya memiliki komposisi yang terbagi menjadi

gender pria sebanyak 59 orang dengan persentase 59% dan gender wanita sebanyak 41 orang dengan

persentase 41%. Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki jabatan sebagai junior auditor

dengan jumlah 66 orang (66%). Responden yang memiliki jabatan sebagai senior auditor dengan jumlah

29 orang (29%). Sisanya adalah responden dengan jabatan sebagai asisten manajer yang berjumlah 2

orang (2%), dan responden dengan jabatan sebagai manajer berjumlah 2 orang (2%) sedangkam

responden yang memiliki jabatan sebagai partner berjumlah 1 orang (1%). Berdasarkan umur yang

dikategorikan mayoritas responden dalam penelitian ini merupakan auditor yang memiliki rentang umur

20 -30 tahun dengan jumlah 78 orang (78%), diikuti dengan auditor yang memiliki rentang usia 31 –

40 tahun dengan jumlah 14 orang (14%). Sementara itu, auditor yang memiliki rentang usia 41 – 50

tahun berjumlah 8 orang (8%). Jumlah responden yang telah bekerja di KAP < 2 tahun berjumlah 57

orang (57%). Sebagian besar responden yang telah bekerja di KAP selama 3 – 5 tahun dengan jumlah

28 orang (28%). Responden yang bekerja di KAP selama 6 – 8 tahun berjumlah 7 orang (7%) dan

Page 12: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

12

sisanya adalah responden yang telah bekerja di KAP selama lebih dari 8 tahun berjumlah 8 orang (8%).

Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh mayoritas auditor pada kantor akuntan publik adalah S1

Akuntansi dengan jumlah 86 orang (86%). Sementara itu, posisi kedua diduduki oleh responden dengan

pendidikan terakhir Diploma 3 (D3) Akuntansi sejumlah 11 orang (11%). Selanjutnya adalah responden

dengan pendidikan terakhir S2 Akuntansi sejumlah 2 orang (2%), diikiuti dengan responden dengan

pendidikan terakhir S3 Hukum sejumlah 1 orang (1%) dan tidak ada responden dengan pendidikan

terakhir S3 Akuntansi.

4.1. Total Effect dan Nilai R2

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar konstruk endogen dapat

dijelaskan oleh konstruk eksogen. Menurut Hartono dan Abdillah (2015:197), semakin tinggi nilai R2

maka menunjukkan bahwa model penelitian yang diajukan semakin baik. Berikut merupakan hasil nilai

koefisien determinasi pada penelitian ini.

Tabel 1 Nilai R Square Penelitian

R Square

KAD 0,724

Sumber : Data Primer (diolah pada 2019)

Tabel 1 menunjukkan nilai R2 untuk konstruk endogen sebesar 0,724. Nilai tersebut menunjukkan

bahwa 72,4% konstruk kualitas audit dapat dipengaruhi oleh konstruk objektivitas, motivasi,

pengalaman kerja audit, dan kompetensi. Sedangkan sisanya yakni sebesar 27,6% dari variabel minat

kualitas audit dipengaruhi oleh konstruk lain di luar model yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.2. Nilai Path Coefficient

Nilai path koefisien menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis (Abdillah dan

Hartono, 2015:197). Pada pengujian hipotesisnya dilakukan dengan melihat estimasi path koefisien dan

nilai t-statistic dengan signifikansi pada α=5%. Jika nilai t-statistic lebih tinggi dibandingkan t-table

sebesar 1,96 untuk hipotesis satu ekor (two-tailed) dan nilai dari p-values kurang dari 0,05 artinya

Page 13: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

13

hipotesis diterima. Berikut adalah nilai path coefficient dalam penelitian ini:

Tabel 2 Path Coefficients

Notasi

Hipotesis

Konstruk Original

Sample (O)

T Statistics

(|O/STERR|) P Values

Keterangan

H1 OBJ -> KAD 0,236 2,660 0,000 Didukung

H2 MOT -> KAD 0,076 0,972 0,344 Tidak Didiukung

H3 PKR -> KAD 0,195 2,057 0,007 Didiukung

H4 KOM -> KAD 0,443 4,380 0,050 Didukung

Sumber : Data Primer (diolah pada 2019)

KAD : Kualitas Audit, KOM : Kompetensi , MOT : Motivasi , OBJ : Objektivitas, PKR : Pengalaman

Kerja Audit

Gambar 2. Model Struktural Pengujian Hipotesis

Sumber : Data Primer (diolah pada 2019)

KAD : Kualitas Audit, KOM : Kompetensi , MOT : Motivasi , OBJ : Objektivitas, PKR : Pengalaman

Kerja Audit

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai statistik T atau T-Statistics pada masing –

masing konstruk dan dapat diketahui setiap hipotesis alternatif didukung atau tidak.

Hipotesis 1

Hipotesis 1 menyatakan bahwa variabel objektivitas berpengaruh terhadap kualitas audit . Berdasarkan

Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai statistik T atau T-Statistics dari variabel objektivias terhadap kualitas

audit adalah sebesar 2,750 atau ≥ 1,96 (lebih besar atau sama dengan 1,96), menunjukkan bahwa

objektivitas berpengaruh terhadap minat kualitas audit. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat

dinyatakan bahwa Hipotesis 1 didukung.

Page 14: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

14

Hipotesis 2

Hipotesis 2 menyatakan bahwa variabel motivasi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai statistik T atau T-Statistics dari variabel persepsi

kepercayaan terhadap minat individu adalah sebesar 0,841 atau ≤ 1,96 (kurang dari atau sama dengan

1,96), menunjukkan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil

tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 2 tidak dapat didukung.

Hipotesis 3

Hipotesis 3 menyatakan bahwa variabel pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai statistik T atau T-Statistics dari variabel pengalaman

kerja auditor sebesar 2,032 atau ≥ 1,96 (lebih besar atau sama dengan 1,96), menunjukkan bahwa

pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap minat kualitas audit. Berdasarkan hasil tersebut maka

dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 3 didukung.

Hipotesis 4

Hipotesis 4 menyatakan bahwa variabel kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai statistik T atau T-Statistics dari variabel persepsi nilai

harga adalah sebesar 4,454 atau ≥ 1,96 (lebih besar atau sama dengan 1,96) menunjukkan bahwa

kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat

dinyatakan bahwa Hipotesis 4 didukung.

4.3. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

Pembahasan Pengaruh Objektivitas Terhadap Kualitas Audit

Objektivitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau

pelayanan auditor. Objektivitas merupakan suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi

jasa atau pelayanan auditor (Harahap, 2015). Sehingga objektivitas merupakan faktor yang

mempengaruhi kualitas audit. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara

objektivitas terhadap kualitas audit. Penerimaan atas hipotesis ini mengindikasikan bahwa

objektivitas auditor dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan.

Page 15: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

15

Penelitian oleh Pradana (2015) yang menunjukkan bahwa objektivitas berpengaruh

terhadap kualitas audit . Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2014) juga menunjukkan

bahwa objektivitas auditor berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas hasil kerja auditor. Ini

berarti bahwa hubungan antara objektivitas searah dengan pelaksanaan kualitas hasil kerja auditor.

Semakin baik objektivitas seorang auditor akan semakin baik kualitas hasil kerja auditor. Penelitian

yang dilakukan oleh Furiady (2015) yang membuktikan bahwa objektivitas berpengaruh signifikan

terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini berarti objektivitas mempengaruhi kualitas audit. Dapat

disimpulkan bahwa dalam penelitian ini objektivitas berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner, auditor mempunyai objektivitas yang tinggi

dikarenakan auditor selalu bebas dari benturan kepentingan. Hal ini berarti auditor benar – benar

dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan

atas hasil pemeriksaan. Selain itu, auditor juga selalu mengungkapkan kondisi sesuai fakta sehingga

auditor tidak dipengaruhi oleh pandangan subjektif pihak-pihak lain yang berkepentingan , sehingga

dapat mengemukakan pendapat menurut apa adanya. Sikap auditor yang memiliki objektivitas tinggi

ini membuat auditor melakukan audit laporan keuangan dengan kualitas yang baik.

Pembahasan Pengaruh Motivasi Terhadap Kualitas Audit

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggiota organisasi mau dan

rela untuk mengerahkan kemampuan dalam wujud keahlian atau ketrampilan tenaga dan waktunya

untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan menunaikan

kewajibannya dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya

(Togar, 2016). Hasil pengujian menunjukkan tidak adanya pengaruh antara motivasi terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian atas hipotesis ini mengindikasikan bahwa motivasi tidak

mempengaruhi kualitas audit . Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitin Efendy (2010)

yang menyimpulkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga semakin baik

tingkat motivasi, maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya.

Penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit antara lain penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2017), menguji motivasi terhadap

kualitas audit dalam pengawasan keuangan daerah. Penelitian ini memunculkan hasil motivasi yang

Page 16: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

16

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian lain yang dilakukan

Furiady (2015) menguji pengaruh motivasi terhadap kualitas hasil pemeriksann. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit. Motivasi auditor dalam melaksanakan tugas tidak menjamin kualitas audit

yang dihasilkan menjadi baik. Faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini juga menjadi

alasan mengapa hasil tersebut tidak berpengaruh seperti tingkat penghargaan seorang auditor, fee

yang diperoleh bisa mempengaruhi motivasi terhadap kualitas audit.

Pembahasan Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit

Pengalaman kerja auditor adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan

keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani (Putri,

2018). Pengalaman kerja auditor ditunjukkan dengan jam terbang auditor dalam melakukan prosedur

audit terkait dengan pemberian opini atas laporan keuangan auditee. Dalam melaksanakan proses

audit, dibutuhkan auditor yang berkompeten untuk mendeteksi adanya salah saji material baik yang

disengaja maupun tidak disengaja

Penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa sikap berpengaruh terhadap minat dalam

melakukan sesuatu antara lain penelitian yang dilakukan oleh Utami (2018) yang menguji tentang

pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Hasil penelitiannya adalah bahwa pengalaman

kerja berpengaruh positif dan menunjukkan bahwa semakin tinggi pengalaman kerja seorang auditor

maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan.. Kemudian ada pula penelitian Furiady

(2015) yang menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit diterima..

Sehingga hasil penelitian ini membuktikan bahwa, semakin tinggi strata pendidikan dan semakin

lama auditor bekerja di kantor akuntan maka akan meningkatkan kualitas audit yang dilakukanya.

Auditor yang sering melaksanakan tugas pemeriksaan memiliki wawasan yang lebih luas mengenai

dunia akuntansi, auditing, atau bahkan bidang lainnya sehingga akan lebih mudah dalam

mengidentifikasi risiko-risiko audit yang berpotensi pada klien. Selain itu dalam pengolahan data

kuesioner, responden dalam penelitian ini sebagian besar merupakan lulusan S1 dan S2 dan

Page 17: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

17

mempunyai lama bekerja di kantor akuntan selama 2 tahun yang pasti memberikan banyak keahlian

dalam teknis pelaksanaan audit sehingga proses audit yang dilakukan menjadi berkualitas.

Pembahasan Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit

Setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan

tugasnya sebagai auditor. Kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat

digunakan untuk melakukan audit secara objektif (Tjun, 2012). Kompetensi seorang auditor pada

umumnya diukur dari faktor-faktor penting seperti tingkat pendidikan dan jumlah pelatihan yang

telah dijalani oleh auditor tersebut. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

antara kompetensi terhadap kualitas audit. Penerimaan atas hipotesis ini mengindikasikan bahwa

kompetensi auditor dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Furiady (2015) tentang pengaruh kompetensi terhadap

kualitas audit. Studi ini menemukan bahwa kompetensi mempengaruhi kualitas audit yang

dihasilkan. Selanjutnya terdapat penelitian milik Zarefar (2015) tentang pengaruh kompetensi

terhadap kualitas audit dengan skeptisisme profesional auditor sebagai variabel moderasi. Studi ini

menemukan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini kompetensi berpengaruh terhadap kualitas

audit. Auditor harus memiliki rasa ingin tahu yang besar, berpikiran luas dan mampu menangani

ketidakpastian. Selain itu auditor juga harus mampu bekerja sama dalam tim. Mutu personal auditor

juga harus diimbangi dengan pengetahuan umum mengenai akuntansi dan auditing, sehingga

memudahkan auditor dalam melakukan proses review analitis terhadap laporan keuangan yang

diaudit. Keahlian khusus dalam melaksanakan audit juga membantu meningkatkan kualitas audit.

Keahlian yang dimaksud peneliti adalah dalam hal melakukan wawancara dengan klien terkait

informasi yang dibutuhkan dalam proses audit, keahlian dalam melakukan menggunakan komputer

dan ilmu statistik, dan kemampuan untuk menulis dan mempresentasikan hasil laporan dengan baik.

Hasil tersebut dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat

bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor

akan dengan mudah melakukan tugas - tugas auditnya.

Page 18: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

18

5. Simpulan dan Saran

Penelitian ini dilakukan pada 100 auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa

Timur yang terdaftar pada web Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penelitian ini menguji

pengaruh objektivitas, motivasi, pengalaman kerja audit, dan kompetensi terhadap kualitas audit.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, membuktikan bahwa objektivitas, pengalaman kerja

audit, dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan motivasi tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi sikap objektif dan kompetensi

seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan berkualitas. Selain mempertimbangkan faktor

objektivitas dan kompetensi seorang auditor, tingkat pengalaman kerja auditor dalam melakukan audit

juga menjadi faktor lain yang membuat kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor yang

berpengalaman akan memiliki hasil audit yang berkualitas.

Penelitian ini diharapkan untuk dapat digunakan sebagai salah satu masukan bagi auditor dan

Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur agar memperhatikan objektivitas, motivasi, pengalaman kerja

auditor, dan kompetensi agar menghasilkan kualitas audit yang baik. Hal ini bertujuan agar kasus –

kasus terkait audit failure tidak terjadi lagi dan prinsipal selaku pengguna informasi laporan keuangan

dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Peneliti mengakui bahwa penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh penelti seringkali terjadi penolakan kuesioner yang akan dikirimkan

kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Timur. Letak Kantor Akuntan Publik yang tersebar di

beberpa kota di Jawa Timur menyebabakan dibutuhkannya usaha lebih untuk memperoleh jumlah

responden agar sesuai target.

Daftar Pustaka

Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial Least Square (PLS): Alternatif Structural Equation Modelling (SEM)

dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Alim, M.N, Hapsari, T. dan Purwanti, L. (2007). Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas

Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi Simposium Nasional Akuntansi X: Makassar

Efendy, M.T. (2010). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat

Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo).

Tesis (diterbitkan). Universitas Diponegoro. Semarang

Fauziah. (2017). Pengaruh Kompetensi, Independen, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit dalam Pengawasan

Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Auditor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara). Riset &

Jurnal Akuntansi Vol. 1. No. 1. Politeknik Ganesha: Medan

Page 19: PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA …

19

Furiady, O dan Kurnia, R. (2015). The Effect of Work Experiences, Competency, Motivation, Accountability and

Objectivity towards Audit Quality. Elsevier: Bali

Furiady, O (2015). Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi, Motivasi, Akuntabilitas, dan Objektivitas Auditor

Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada KAP Di Tangerang Dan Jakarta). Skripsi

(diterbitkan). Universitas Multimedia Nusantara: Tangerang

Harahap, L. (2015). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas, dan Sensitivitas Etika terhadap Kualitas

Hasil Audit (Studi Kasus pada Auditor di BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi (diterbitkan).

Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta

Herianti, E. dan Suryani, A. (2016). Pengaruh Kualitas Auditor, Audit Delay & Audit Tenure terhadap Kualitas

Audit Perbankan Yang Terdaftar di BEI Periode 2012 - 2014, Prosiding Seminar Nasional

INDOCOMPAC, (pp 418 - 419). Universitas Bakrie: Jakarta

Hudayati, A (2002). Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang

Melandasi. JAAI Volume 6 No. 2 Desember. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). (2016). Standar Profesional Akuntan Publik. Diakses online

(http://iapi.or.id/Iapi/detail/362)

Pradana, D.K.S (2015). Pengaruh Objektivitas, Pengalaman Kerja, dan Integritas terhadap Kualitas Audit dengan

Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Inspektorat Provinsi dan Kota di Riau). Jom

FEKON Vol.2 No.2. Universitas Riau: Pekanbaru

Priantara, D. (2017). Refleksi untuk Profesi Auditor atas Kasus KPMG dan PwC [On-line] tersedia

https://www.wartaekonomi.co.id

Putri, T.P.E. (2018). Pengaruh Pengalaman Audit, Kompetensi, Beban Kerja, Dan Situasi Audit Terhadap

Skeptisisme Profesional Auditor. Skripsi (diterbitkan). Universitas Brawijaya: Malang

Scott, dan Robert, W. (2015). Financial Accounting Theory. Pearson Canada Inc: United States of America

Sekaran, U. dan Bougie, R. (2017). Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan Pengembangan Keahlian.

Salemba Empat: Jakarta

Singgih, E.M dan Bawono, I.R (2010). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan

Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor di KAP “Big Four” Di Indonesia).

Simposium Nasional Akuntansi XIII: Purwokerto

Smartdyanda, I. (2018). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Pengalaman Kerja, Motivasi, dan Pelatihan Kerja

Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik RSM Indonesia). Skripsi

(diterbitkan). Universitas Brawijaya: Malang

Tjun, T.L. , Indrawati, E. & Setiawan, S. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap

Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Vol.4 No.1. Universitas Kristen Maranatha: Bandung

Togar, O.L (2016) . Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Internal (studi

pada Perbankan BUMN). Skripsi (diterbitkan). STIE Indonesia Banking School: Jakarta

Utami, A.U. (2018). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas Dan Due Professional Care

Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di DKI Jakarta). Skripsi

(diterbitkan). Universitas Brawijaya: Malang

Yudistira, G. (2018). Kementrian Keuangan Pastikan ada Sanksi untuk Deloitte Indoneisa. [On-line] tersedia

http://www.keuangan.kontan.co.id

Yusuf, M. (2014). Pengaruh Kompetensi, Objektivitas dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas Hasil Kerja

Auditor (Studi Empiris pada Auditor BPKP Provinsi Riau). Skripsi (diterbitkan). Universitas Negeri

Padang: Padang

Zarefar, A, Andreas, dan Zarefar A. (2015). The Influence of Ethics, Experience and Competency towards The

Quality of Audit with Professional Auditor Scepticism as a Moderating Variable. Elsevier: Kuala Lumpur