pengaruh motivasi orang tua dan nasihat kyai terhadap etos...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN NASIHAT
KYAI TERHADAP ETOS BELAJAR SANTRI
(Studi Atas Pondok Pesantren At-thoyyib Dusun Kembaran,
Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Akhmad Kafi
NIM 11110052
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
ii
iii
PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA DAN NASIHAT
KYAI TERHADAP ETOS BELAJAR SANTRI
(Studi Atas Pondok Pesantren At-thoyyib Dusun Kembaran,
Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Akhmad Kafi
NIM 11110052
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
iv
v
vi
vii
MOTTO
)رواه البيهقى( كلهتف اسامخ نكا تلا وبحم وا أعمتسم وا أملعتم وا أمالع كن
"Jadilah Kamu Pengajar, Pelajar, Pendengar Atau Penggemar, Dan
Janganlah Kamu Jadi Orang Yang Kelima, Maka Kamu Akan Binasa”
“HR. al-Baihaqi”
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
1. Ayah dan Ibu yang selama ini telah mencurahkan doa dan kasih sayang
kepadaku, dan memberikan dukungan, sehingga aku dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. Seluruh keluarga besar yang telah memberi motivasi dan semangat.
3. Kepada Siti Fatimah yang selalu memberi semngat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4. Santri-santri Pondok At-thoyyib yang sudah memberikan dukungan.
5. Teman-teman PAI B dan teman-teman IAIN Salatiga yang tidak bias aku
sebut satu persatu, terimakasih karena kalian telahmembuatku mengerti
arti persahabatan.
ix
ABTRAK
Kafi, Akhmad.2015. Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasihat Kyai Terhadap
Etos Belajar Santri (Studi Atas Pondok Pesantren At-thoyyib Dusun,
Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang Tahun 2014).Skripsi, Progam studi Pendidikan Agama
Islam, fakultasTarbiyah, IAIN Salatiga.
Kata Kunci: Motivasi Orang Tua, Nasihat Kyai, Etos Belajar Santri.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh motivasi
orang tua dan nasihat kyai terhadap etos belajar santri di pondok Pesantren At-
thoyyib Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang Tahun 2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian
ini adalah 1) menganalisis pengaruh motivasi orang tua terhadap etos belajar
santri di pondok Pesantren At-thoyyib Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo,
Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014. 2) menganalisis
pengaruh nasihat kyai terhadap etos belajar santri di pondok Pesantren At-thoyyib
Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang
Tahun 2014. 3) menganalisis pengaruh secara bersama-sama pengaruh motivasi
orang tua dan nasihat kyai terhadap etos belajar santri di pondok Pesantren At-
thoyyib Dusun, Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang Tahun 2014.
Peneliti ini menggunakan rancangan penelitian regresi linear sederhana dengan
pendekatan kuantitatif. Populasi sebanyak 120 santri , sedangkan sampel yang
diambil adalah 29 siswa yang diambil menggunakan random sampling dimana
semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Data
yang dibutuhkan digali melalui angket yang dikembangkan dan disusun oleh
peneliti atas dasar bimbingan dari pembimbing serta hasil diskusi teman-teman.
Data penelitian ini di analisis dengan teknik regresi.
Hasil dari penelitian ini adalah 1) Terdapat kontribusi positif dan signifikan
motivasi orang tua terhadap eos belajar santri, hal ini ditujukkan dengan perolehan
hasil uji t dengan nilai probabilitas sebesar 0,001> 0,05, 2) Terdapat Kontribusi
pengaruh positif dan signifikan nasihat kyai terhadap etos belajar santri, hal ini
dibuktikan dengan perolehan hasil uji t dengan perolehan hasil uji t denag nilai
probabilitas sebesar 0,000 > 0,05, dan 3) Motivasi orang tua dan nasihat kyai
secara simultan memiliki kontribusi signifikan dan positif terhadap etos belajar.
Hal ini diperoleh dari hasil uji Anova atau F test, didapat nilai Fhitung adalah
32,511, dengan tingkat signifikansi 0,002. Nilai probabilitas 0,002< 0,05.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi dengan judul “ Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasihat Kyai
Terhadap Etos Belajar Santri ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama
Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN.
2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
3. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing, memberikan nasihat, arahan serta masukan-masukan yang
sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN Salatiga.
5. Seluruh dosen dan petugas Akademik IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
BAB I PENDUHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Hipotesis ............................................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
F. Definisi Operasional .......................................................................... 7
G. Metode Penelitian ............................................................................ 11
H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Orang Tua .......................................................................... 19
1. Pengertian Motivasi Orang Tua ............................................ 19
2. Kebutuhan Dan Teori Motivasi ............................................ 23
3. Macam-macam Motivasi ...................................................... 24
4. Fungsi Motivasi .................................................................... 26
5. Tanggung Jawab Orang Tua ................................................. 27
xiii
B. Nasihat Kyai ..................................................................................... 29
1. Hubungan Kyai Dengan Santri ............................................. 30
2. Perlunya Nasehat Kyai .......................................................... 36
C. Etos Belajar Santri ........................................................................... 38
1. Pengertian Etos Belajar Santri .............................................. 38
2. Tujuan Belajar ....................................................................... 40
3. Faktor-faktor Yang Mendorong Etos Belajar ...................... 44
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-thoyyib
Dusun Kembaran ............................................................................ 48
B. Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasehat Kyai
Terhadap Etos Belajar Santri ......................................................... 61
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Etos
Belajar Santri .................................................................................. 75
B. Analisis Pengaruh Nasehat Kyai Terhadap Etos Belajar
Santri .............................................................................................. 77
C. Analisis Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasehat Kyai
Terhadap Etos Belajar Santri .......................................................... 79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 82
B. Saran .............................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Daftar Nilai Hasil Angket Tentan Motivasi Orang Tua
Tahun 2014..................................................................................................11
2. Tabel 3.2 Daftar Tentag Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang
Motivasi Orang Tua Tahun 2014.................................................................13
3. Tabel 3.3 Tabel Distribusi Frekuensi Motivasi Orang Tua Ponpes
At-thoyyib Tahun 201................................................................................14
4. Tabel 3.4 Daftar Nilai Hasil Angket Nasiht Kyai Pondok
At-hyyib Tahun 2014..................................................................................64
5. Tabel 3.5 Daftar Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang
Nasihat Kyai di Ponpes At-thoyyib Tahun 2014 ........................................65
6. Tabel 3.6 Tabel Distribusi Nasehat Kyai di Ponpes At-thoyyib
Tahun 2014.................................................................................................66
7. Tabel 3.7 Daftar Nilai Hasil Angket Etos Belajar Santri At-thoyyib
Tahun 2014 ............................................................................................. ...67
8. Tabel 3.8 Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Etos Belajar
Santri Ponpes At-thoyyib Tahun 201.........................................................67
9. Tabel 3.9 Tabel Frekuensi Etos Belajar Santri
Tahun 2014.................................................................................................68
10. Tabel 4.1 Persiapan Analisis Satatistik X1 dan Y......................................72
11. Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Motivasi Orang Tua....................................76
12. Tabel 4.3 Persiapan Analisis X 2 dan Y.....................................................82
13. Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Hipotesis Nasehat Kyai.................................83
14. Tabel 4.5 Hasil Analisis Data Motivasi Orang Tua dan
Nasihat Kyai Terhadap Etos Belajar...........................................................87
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. HASIL OUTPUT SPSS 16.0FOR WINDOWS
2. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
3. LEMBAR KONSULTASI
4. SURAT TUGAS PENELITIAN
5. SURAT PEMBIMBING
6. DAFTAR SKK
7. SURAT BALASAN PENELITIAN
8. SOAL ANGKET
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi bangsa Indonesia, sebagian tanggung jawab untuk menghadirkan
pendidikan yang berkualitas, berada di pundak lembaga pendidikan Islam,
yang sekaligus bagian Integral dari sistem pendidikan Nasional di Negara ini.
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar akan tujuan,
maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu
peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan (Sardirman 2009:57). Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil
baik kalau siswa tekun dan mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan
berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan
baik tidak akan terjebak pada suatu yang rutinitas dan mekanis (Sardirman
2009:84).
Sebenarnya bukan hanya lembaga pendidikan saja yang berperan
penting dalam dunia pendidikan. Keluarga mempunyai peranan dan tanggung
jawab yang penting atas perawatan anak sejak dini sampai remaja,
pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai norma-norma
kehidupan masyarakat dimulai dari lingkungan keluarga. Keluarga
merupakan lembaga sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan
2
anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan
pendidikan yang terbaik (Hasan, 1990:30).
Komunikasi orang tua dengan anak mempunyai peran penting dalam
membina hubungan keduanya, hal ini dapat dilihat ketika orang tua
membimbing, membantu mengarahkan, menasehati dan lain sebagainya.
Orang tua yang kurang bias berkomunikasi dengan anaknya akan
menimbulkan kerenggangan hubungan, sebaliknya orang tua yang dapat
berkomunikasi dengan anaknya, maka anak tersebut cenderung dapat
berkembang, menumbuhkan semangat belajar mereka, kreatif, dan lain
sebagainya.
Tantangan orang tua dalam mengasuh anak remaja (mengubah
perilaku anak) mensyaratkan perubahan perilaku mereka terlebih dahulu. Para
orang tua melaporkan anak remaja mereka kurang motivasi belajar dalam
sekolah, pemuda-pemuda tersebut sebenarnya menaruh perhatian besar
kepada orang tua, yang justru meragukan kemampuan mereka sehingga
mempengaruhi anaknya dan merasa kecewa terhadap masa depan mereka.
Orang tua merupakan sumber utama pemberi semangat, walaupun
keinginan mereka kadang-kadang tidak sejalan dengan pemikiran orang tua
tersebut. Membantu anak agar memiliki kepercayaan kepada diri sendiri
menjadi tugas dan kewajiban orang tua. Motivasi di balik semua perilaku
adalah keinginan untuk diberi peranan, untuk diterima dalam keluarga dan
untuk dapat memainkan fungsi yang kontruktif dalam kelompok (Maurice
Balson 1987:84). Sedangkan sumber-sumber yang tidak mendorong semangat
3
remaja mencakup sikap yang terlalu ambisius, harapan yang negatif,
membanding bandingkan dengan teman sebaya, terlalu menaruh perhatian
kepada kedudukan, terlalu terpaku kepada pendekatan atau penerimaan
remaja dengan bersyarat (tidak menerima apa adanya). (Balson, 1987:152).
Karena masalah tersebut maka penulis disini sangat tertarik meneliti
betapa besar pengaruh motivasi orang tua dan nasehat kiai terhadap etos
belajar santri dalam sebuah pondok pesantren. Oleh karena itu penulis
memberikan judul dalam penelitian ini adalah PENGARUH MOTIVASI
ORANG TUA DAN NASIHAT KYAI TERHADAP ETOS BELAJAR
SANTRI (Studi Atas Pondok Pesantren AT-THOOYIB Dusun
Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan, Salaman, Kabupaten
Magelang Tahun 2014).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana sudah dipaparkan di atas,
maka rumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana variasi motivasi orang tua terhadap santri pada Pondok
Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun
2014.
2. Bagaimana variasi nasehat Kyai terhadap santri pada Pondok Pesantren
At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.
3. Bagaimana variasi Etos Belajar santri pada Pondok Pesantren At-
Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.
4
4. Adakah pengaruh persepsi santri atas motivasi orang tua terhadap etos
belajar santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo,
Salaman, Magelang Tahun 2014.
5. Apakah pengaruh persepsi santri atas nasehat kyai terhadap Etos Belajar
santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo,
Salaman, Magelang, Tahun 2014.
6. Adakah pengaruh secara bersama-sama persepsi santri atas motivasi
orang tua dan nasehat kyai terhadap Etos Belajar santri pada Pondok
Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun
2014.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana variasi persepsi santri atas motivasi orang tua pada motivasi
orang tua dan nasehat kyai terhadap etos belajar santri pada Pondok
Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun
2014.
2. Bagaimana variasi persepsi santri atas nasehat kyai pada Pondok
Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun
2014.
3. Bagaimana variasi Etos Belajar santri pada Pondok Pesantren At-
Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.
5
4. Adakah pengaruh persepsi santri atas motivasi orang tua terhadap etos
belajar santri santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran,
Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun 2014.
5. Apakah pengaruh persepsi santri atas nasehat Kyai terhadap etos belajar
santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo,
Salaman, Magelang, Tahun 2014.
6. Adakah pengaruh secara bersama-sama persepsi santri atas motivasi
orang tua dan nasehat kyai terhadap etos belajar santri pada Pondok
Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun
2014.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2010:110). Adapun dugaan atau jawaban sementara pada
penelitian ini dapat penulis kemukakan bahwa : 1). Ada pengaruh antara
persepsi santri atas motivasi orang tua dengan etos belajar santri pada Pondok
Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang Tahun
2014. 2). Ada pengaruh persepsi santri atas nasehat Kyai dengan etos belajar
santri pada Pondok At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang
Tahun 2014.. 3). Ada pengaruh secara bersama-sama antara persepsi santri
atas pengaruh motivasi orang tua dan nasehat Kiai terhadap etos belajar santri
6
santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman,
Magelang Tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah
wacana keilmuan terutama tentang pengaruh motivasi orang tua atas etos
belajar santri di pondok pesantren dan nasehat Kyai terhadap etos belajar
santri di pondok pesantren. Dengan penelitian ini di harapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran baru, yang terkait dengan motivasi orang
tua dan nasehat Kyai terhadap etos belajar santri. Adapun manfaat dan
kegunaan dari teori ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan adanya kajian ilmiah yang
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menambah bahan
bacaan dan sebagai referensi bagi mahasiswa STAIN yang terkait dengan
pengaruh motivasi orang tua dan nasehat kyia terhadap etos belajar santri
pada pondok pesantren. Diharapkan penelitian ini dapat menjadikan
masukan dan pertimbangan bagi keberlangsungan pendidikan di
pesantren, khususnya bagi pendidikan dan kepatuhan serta memperkaya
ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan Islam.
7
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengasuh dan para pengurus dalam membimbing, mengasuh, dan
mengajarkan kepada santri, dengan memberikan teladan serta mengajak
santri senantiasa meningkatkan ibadah, dan selalu patuh.
F. Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi dan menghindari adanya perbedaan
pemahaman beberapa istilah dalam penelitian ini, perlu adanya definisi dan
batasan istilah sebagai berikut :
1. Motivasi Orang Tua
a. Motivasi
Secara etimologi motif berasal dari kata motion, yang artinya
gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi, istilah motif erat kaitannya
dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan oleh manusia, atau
disebut gerakan tingkah laku.
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai
melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku (Moh,
2009:156). Motivasi menurut Sumadi suryabrata adalah keadaan
yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu
(Djaali,2012:101).
8
Jadi motivasi merupakan sebuah dorongan yang timbul dari
dalam diri manusia baik berupa tingkah laku maupun sikap, yang
dorongan tersebut mengarah ke suatu hal untuk melakukan kegiatan.
b. Orang Tua
Pengertian orang tua adalah ibu bapak kandung kita yaitu
orang tua yang tinggal bersamaan dan tidak hanya ayah dan ibu
melainkan juga orang tua yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan, pengajaran, dan perkembangan perilaku serta akhlak
anak (Senja, tt :602).
Jadi orang tua merupakan bapak ibu atau orang tua yang
merawat dan memberikan pendidikan serta yang memberikan kita
pengajaran tentang akhlak dan perilaku yang baik sejak kita masih
kecil.
Indikator-indikator dari motivasi orang tua adalah
1) Orang tua mengarahkan anak belajar di pondok pesantren
2) Orang tua memberi dorongan untuk giat belajar di pondok
pesantren
3) Orang tua memberi bimbingan saat anak mengalami kesulitan
belajar di pondok pesantren
4) Orang tua mencukupi kebutuhan anak yang terkait dengan
sarana belajar di pondok pesantren
9
2. Nasehat Kyai
a. Nasehat
Menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah ajaran atau
pelajaran baik, anjuran (petunjuk peringatan, teguran) (Poerwa
Darminto, 1982 :672).
Jadi nasehat adalah bimbingan rohani untuk membawa orang
yang dinasehati mendapat jalan yang baik
b. Kyai
Kiai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:565) adalah
sebutan bagi alim ulama (cerdik pandai dalam agama Islam).
Sedangkan menurut Dhofier (1982:55) kiai merupakan gelar yang
diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang
memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab
Islam klasik kepada para santrinya.
Menurut asal usulnya kyai dalam bahasa jawa dipakai untuk
tiga jenis gelar kehormatan yang saling berbeda. Pertama, kiai sebagai
gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap kerammat.
Kedua, kyai sebagai gelar kehormatan untuk orang-orng tua pada
umumnya. Ketiga kyai sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat
kepada seorang ahli agama Islam yag memiliki atau menjadi
pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik Islam kepada
para santrinya (Assegaf.2005:158).
10
Pengertian nasehat kiai dalam penelitian ini adalah menerima
nesehat-nasehat kiai dengan baik dalam belajar mengajar di pondok
pesantren
Adapun indikator-indikator dari nasehat kiai adalah
1) Kiai memberi arahan tentang tata cara belajar di pondok pesantren
2) Kiai memberi nasehat tentang pentingnya menuntut ilmu di
pondok pesantren
3) Kiai memberi arahan tentang kitab-kitab yang harus di pelajari di
pondok pesantren
4) Kyai memberi nasehat untuk berperilaku dan bersikap yang baik
3. Belajar Santri
a. Etos
Berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti ciri
atau kebiasaan, adat istiadat, tau juaga kecenderungan moral,
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang, suatu golongan suatu
bangsa Mochtar Buchori,1994.40). (Muhaimin, 2002:112)..
b. Belajar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu membaca, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
c. Santri
Menutut Nurcholish Madjid (1997:19-20) asal-usul perkataan
santri ada dua pendapat. Pertama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
11
kata sastri yang artinya melek huruf . Kaum santri merupakan kaum
literary bagi orang Jawa. Ini disebabkan pengetahuan mereka tantang
agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Kedua kata
santri berasal bahasa Jawa yaitu kata cantrik yang artinya seseorang
yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap.
Tentunya dengan tujuan dapat belajar darinya mengenai suatu
keahlian.
Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa etos
belajar santri adalah suatu rasa atau berubahnya sikap yang timbul dari
dalam diri kita untuk melakukan suatu hal yang mengarah kepada hal-
hal yang lebih baik untuk mencapai hal yang diinginkannya.
Adapun indikator-indikator etos belajar santri adalah
a. Memiliki antusias dalam belajar
b. Rajin mengikuti pelajaran
c. Mempelajari suatu topik sampai memahami betul
d. Tidak mudah patah semangat dalam belajar.
G. Metode Penelitian
Agar dalam penelitian ini penulis memperoleh hasil yang sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka sangat diperlukan akan adanya metode
yang cocok dan jelas seperti berikut :
12
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat
korelasional, untuk mengetahui hubungan setiap variabel penelitian
menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi
untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Letak dari Pondok Pesantren At-Thoyyib adalah di Dusun
Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,
2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa
atau santri Pondok dan madrasah At-Thoyyib Kembaran. Adapun
jumlah keseluruhan santri yang ada 120 siswa dengan perincian 80
santri putra dan 40 santri putri.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. (Hadi, 1994:221).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random
sampling dimana semua populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel. Arikunto (1998:117) menyatakan apabila
jumlah populasi lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara
13
10-15% atau 20-25% atau lebih. Adapun sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini adalah 29 orang.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis memilih metode penelitian sebagai
berikut :
1. Angket atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
1998:128).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup,
sehingga responden tinggal menjawab pertanyaan yang telah
disediakan. Kuesioner disini digunakan sebagai metode pokok dalam
memperoleh informasi tentang pengaruh motivasi oaring tua dan
nasehat kyai terhadap etos belajar santri pada Pondok Pesantren.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto,
1998: 236).
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data dengan mengambil yang telah ada di Pondok
14
Pesantren serta gambaran, keadaan, lokasi, dan sarana pra-sarana
yang ada di Pondok.
3. Observasi
Menurut Suharsini Arikunto, observasi adalah suatu cara
untuk mengumpulkan keterangan-keterangan yang digunakan
dengan cara pengamatan secara langsung terhadap obyek yang
diteliti (Hadi, 1981: 158).
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel
yang akan diteliti. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
lembar angket yang digunakan untuk mengetahui sebarapa besar
motivasi orang tua dan nasehat kyai terhadap etos belajar santri. Angket
dirancang dalam 30 pertanyaan ditujukan untuk para santri pondok
pesantren.
Setiap item ditentukan dengan skor 1-3 dengan pengkatagorian
bobot yang peneliti tetapkan adalah :
- Untuk pilihan (a) bobot nilai 3
- Untuk pilihan (b) bobot nilai 2
- Untuk pilihan (c) bobot nilai 1
Skor 3 berarti baik, skor 2 berarti cukup, skor 1 berarti kurang.
Angket yang dijawab dilakukan pengkatagorian dari yang mendapat nilai
tinggi, sedang, dan rendah.
15
6. Analisis Data
Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisis data, yaitu data
yang terkumpul selama penelitian berjalan, dianalisis guna menjawab
permasalahan-permasalahan yang telah diajukan sebelumnya. Adapun
cara menganalisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
1. Analisis Pendahuluan
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah
berikut yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua
data yang telah terkumpul. Cara yang ditempuh peneliti adalah
memberikan skor untuk setiap jawaban per item soal dari angket
yang disebarkan kepada para responden. Kemudian seluruh skor
dijumlahkan secara keseluruhan, dan dianalisis secara statistik. Dari
hasil penelitian kemudian dibuat tiga kategori, yaitu tinggi (baik),
sedang (cukup baik), dan rendah (kurang baik).
2. Analisis Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknis
analisis korelasi berganti (multiple regression analisis) dengan
bantuan SPSS 16.0 for windows. Dalam penelitian ini analisis
korelasi untuk mengetahui motivasi orang tua (X1)dan nasehat kiai
(X2) terhadap etos belajar santri (Y).
Analisis regresi ganda bertujuan untuk meramalkan nilai
pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel
16
terikat. Angka probabilitas hasil analisa < 0,05 maka hipotesis nol
(H0) ditolak dan hipotesis kerja (Hk) diterima.
Langkah-langkah menganalisis menggunakan SPSS 16 for
windows adalah sebagai berikut :
1. Buka lembar kerja SPSS
2. Buat semua keterangan variabel dari variabel view
3. Klik Data view dan masukkan data
4. Lakukan analisis dengan cara : Klik Analize-Regression-linear.
Kemudian akan muncul dialog. Selanjutnya isilah kotak menu
Dependent dengan variabel terikat, yaitu variabel Y dan kotak
menu independent dengan variabel bebas, yaitu X1 dan X2.
5. Selanjutnya ketik kotak menu Statistics. Pilih Estimates,
Descriptives, dan Model fit lalu klik continue.
6. Kotak menu plots, berfungsi untuk menampilkan grafik pada
analisis regresi. Klik kotak menu Plots, kemudian klik Normal
probability plot yang terletak pada kotak menu Standardized
Residual plots. Selanjutnya klik continue.
7. Setelah klik continue klik Ok, beberapa saat kemudian akan
keluar outputnya
17
D. Sistematika Penulisan
BAB I (PENDAHULUAN)
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II (KAJIAN PUSTAKA)
Dalam bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi
landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan variabel penelitian,
yaitu teori-teori mengenai motivasi orang tua dan nasehat kiai terhadap etos
belajar santri Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman,
Magelang.
BAB III (HASIL PENELITIAN)
Secara garis besar, bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu gambaran
umum lokasi penelitian dan penyajian data.
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada bagian ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian
meliputi sejarah singkat, letak geografis, profil, visi, misi, motto, jadwal
keseharian pondok dan lain-lain.
2. Penyajian Data
Bagian ini berisi uraian tentang karakteristik tiap-tiap variabel, berupa
skor atau nilai yang diperoleh melalui instrumen penelitian.
BAB IV (ANALISIS DATA)
18
Isi dari bab ini meliputi analisis terhadap tiap-tiap variabel, pengujian
hipotesis, dan pembahasan hasil uji hipotesis.
BAB V (PENUTUP)
Dalam bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Orang Tua
1. Pengertian Motivasi Orang Tua
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seeorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang
menggerakkan untuk melakukan seuatu yang sesuai dengan dorongan
dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas
motrivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
mendasarinya. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari
luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya. (Uno.2011:1)
Banyak sekali kata motiv, diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motiv
dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal
dari kata “motiv” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motiv menjadi aktif pada sat-sat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau mendesak.
20
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman:2009:73).
Menurut Sardirman motivasi adalah keinginan atau dorongan
untuk belajar
Menurut Malayu S.P Hasibun (1999:92) Motivasi berasal dari
kata “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak
Sedangkan menurut Wendy (2013:7) adalah keinginan yang
mendorong semua tindakan dan merupakan pelopor sekaligus batu
penjuru bagi pembelajaran.
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi diinterpresentasikan dalam tingkah lakunya, berupa
rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah
laku tertentu. Motif sendiri adalah daya penggerak dalam diri seseorang
untuk melakukan aktifitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri
seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang
lebih baik dalam memenuhi kebutuhanaya.
Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1) motif
biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan
organisme demi kelanjutan kehidupanya, misalnya lapar, haus,
21
kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas, dan lain
sebagainya. (2) motif sosiogenetis, yaitu motif=motif yang berkembang
berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi
motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh
lingkingan kebudayaan. (3) motif teologis, dalam motif ini manusia
adalah sebagai makhluk yang berkebutuhan, sehingga ada interaksi
antara manusia dengan Tuha-Nya, seperti ibadahnya sehari-hari.
(Uno:2011:3).
Dari sudut sumber yang menimbulkanya, motif dibedakan
menjadi dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif
intrinsik timbulnya tidak memerlikan rangsangan dari luar karena
memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan
dengan kebutuhanya. Sedangkan motif esktrinsik timbul karena adanya
rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan
terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena
melihat manfaatnya (4).
Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan
minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan dan kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu,
apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya
sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya
22
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan
jiwa seseorang kepada seseorang.
Dalam konteks agama Islam disebutkan bahwa perbuatan
seseorang dinilai berdasarkan niatnya. Dinilai disini maksudnya adalah
mendapatkan ridho dari Allah Swt. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhori disebutkan bahwa
عذ ع ه قبه ص اىخطبة رظي اهلل ع ر ث أثي حفص ع ي ؤ ير اى أ
ب ا يقىه " إ ب ىنو رصىه اهلل صي اهلل عييه وصي به ثبىيبد , وإ ألع
ب ىي را مبذ هجرره إى اهلل ورصىىه فهجرره إى اهلل ورصىىه ,ا ف
ب ه نحهب فهجرره إى رأح ي يب يصيجهب او ا مبذ هجرره إى د بجر , و
إىيه " زفق عييه
Artinya : ”Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-
Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Segala amal itu
tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya.
Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau
karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu
kepada apa yang ditujunya”.
Dari hadist di atas sangat jelas bahwa agama Islam juga mengatur
dan menjelaskan bagaimana seseorang harus memiliki motivasi dalam
setiap perbuatannya. Hendaknya bagi setiap muslim harus memiliki
motivasi yang baik yang melandasi setiap perbuatannya. Motivasi yang
baik disini adalah setiap melakukan perbuatan harus dilandasi dengan
niatan yang ikhlas karena mengarapkan ridho dan pahala dari Allah Swt
23
semata. Bukan karena dunia dan juga bukan karena orang lain. Perbuatan
yang termotivasi bukan karena mengharap ridho Allah pada hakekatnya
perbuatan itu sia-sia.
Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan
sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan subjek belajar merasa
ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.
(Sardiman:2009:77).
2. Kebutuhan dan Teori Motivasi
Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia
hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.
a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas
Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri
mengandung suatu kegembiraan baginya. Bagi orang tua yang
memaksa anaknya untuk berdiam diri di rumah saja adalah
bertentangan dengan hakikat anak.
b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi
untuk berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga didik
seseorang dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan
kesenangan pada orang lain
24
c. Kebutuhan untuk mencapai suatu hasil
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik,
kalau disertai dengan pujian. Aspek pujian ini merupakan dorongan
bagi seseorang untuk bekerja dan belajar giat.
d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, menimbulkan
rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari
kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga
tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu. Sikap
anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak
tergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan
ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan
kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk
berusaha agar memperoleh keunggulan.
Belajar sangat diperlukan adanya motivasi, hasil belajar akan
lebih optimal jika terdapat motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi
akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
3. Macam-macam Motivasi
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motif-motif Bawaan
Motif bawaan adalah motif yang di bawa sejak lahir, jadi
motif itu ada tanpa di pelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk
25
makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja dan lain
sebagainya.
2) Motif-motif yang Dipelajari
Maksudnya adalah motif-motif yang timbul karena di
pelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk mengajar sesuatu
di dalam masyarakat. Motif ini sering kali disebut dengan motif yang
diisyarakat secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan
sosial dengan sesama manusia yang lain (Sardiman 2009:86).
(a) Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis
motivasi ini menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah
dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmani seperti
refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk
motivasi rohaniah adalah kemauan.
(b) Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
(1) Motivasi Intrinsik
Adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,
tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah
rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
26
(2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar,
sebagai contohnya seseorang itu belajar, karena besok
paginya akan ada ujian dengan harapan dapat nilai yang
baik.
4. Fungsi Motivasi
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi
1) Mendorong manusia untuk berbuat baik, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan
2) Menentukan arah perbuatannya, yakni kearah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
Peranan motivasi dalam belajar
Motivasi pada dasarnya dapat, membantu dalam memahami
dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang
27
sedang belajar (Uno,2011:27). Ada beberapa peranan penting
motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain :
1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar
2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
3) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar
4) Menentukan ketekunan belajar.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa motivasi adalah “ suatu daya penggerak yang
terdapat dalam diri manusia individu atau subjek untuk melakukan
aktivitas”. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari
suatu akal yaitu tujuan, motivasi memang muncul dari diri manusia,
tetapi kemunculannya karena dorongan atau terdorong oleh adanya
unsur lain.
Orang tua merupakan pendidik utama dan utama bagi anak-
anak, karena merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.
Orang tua ayah dan ibu memegang peranan yang penting dan amat
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya (Darajat dkk:2011:35) .
5. Tanggung Jawab Orang Tua
Pendidikan disekolah merupakan lanjutan dan bantuan terhadap
pendidikan dirumah. Keluarga tetap bertanggung jawab atas anak-
anaknya, baik di rumah maupun disekolah. Guru hanya menerima
sebagian tanggung jawab orang tua yang diserahkan kepadanya.
28
Pendidikan orag tua terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang
didasarkan pada kasih sayang terhadap anak-anaknya, dan diterimanya
dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya.
Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya
hendaklah kasih sayang yang sejati pula. Yang berarti pendidik atau
orang tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan
mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.
Peranan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan
dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu seorang ibu
hendaklah seorang yang bijak sana dan pandai mendidik anak-anaknya
(Purwanto:2000:82). Tanggung jawab pendidikan yang menjadi beban
orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka :
a) Memelihara dan membesarkan anak, ini adalah bentuk yang paling
sederhana dari tanggung jawab orang tua dan merupakan dorongan
alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
b) Melindungi dan menjalin kesamaan, baik jasmaniah ataupun
rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan
kehidupan dan tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan
agama yang dianutnya.
c) Memberi pendidikan dalam arti yang luas sehingga anak
memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan
seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
29
d) Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan
pandangan dan tujuan hidup muslim.
B. Nasehat Kyai
Kata “nasehat” berasal dari bahasa arab, dari kata kerja “nasaha” (
ص()خي ”yang berarti “khalasa)صح yaitu murni serta bersih dari segala
kotoran, juga bisa berarti “khaatha” ( خبغ) yaitu menjahit (Anuz:2005:25).
Kiai (Solihin, 2002:85) adalah orang yang telah diberi sesuatu
(anugerah) yang tidak dimiliki oleh semua orang dan orang tersebut telah
mengetahui apa yang belum diketahui banyak orang serta telah mengamalkan
ilmunya. Karena dikalangan masyarakat awam kiai dianggap mempunyai
banyak hal yang tidak dimiliki orang pada umumnya, seperti kedekatannya
dengan Tuhan, tingginya ilmu pengetahuan dan lain sebagainya
Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren. Ia
seringkali bahkan merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa
pertumbuhan suatu pesantren semata-mata bergantung kepada kemampuan
pribadi kyainya. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang selalu mempunyai
pengaruh terhadap pihak lain, begitu juga tindakan kiai terhadap santrinya.
Tindakan yang mempunyai kekuatan mempengaruhi pihak lain diatas
merupakan indikasi bahwa seseorang mempunyai kharisma di depan orang
lain.
30
Peran kiai sebagai guru tentunya sebagai tempat bertanya, tempat
dimana santri mengadu, terutama jika santri mempunyai masalah yang tidak
dapat diselesaikan atau dipecahkan sendiri. Kedudukan kiai sebagai orang tua
dianggap dapat memecahkan masalah yang di hadapi para santri.
Sebagaimana layaknya orang tua, dalam berbagai kesempatan kiai menasehati
kepada para santrinya agar dalam belajar mereka harus tekun, menjauhi
larangan-larangan dan taatilah serta melakukan apa yang sedang menjadi
kewajiban sebagai seorang santri terlebih sebagai seorang muslim.
1. Hubungan Kyai dengan Santri
Kyai merpakan elemen paling esensial dari suatu
pesantren. Ia seringkali bahkan pendirinya. Sudah sewajarnya
bahwa pertumbuhan suatu pesantren semata-mata bergantung
kepada kemampuan pribadinya (Dhoifier.t.t.:55). Para kyai dengan
kelebihan pengetahuanya dalam Islam, sering kali dilihat sebagai
orang yang senantiasa dapat memahami keagungan tuhan dan
rahasia alam, hingga dengan demikian mereka dianggap memiliki
kedudukan yang tak terjangkau, terutama oleh kebanyakan orang
awam.(Dhoifier.t.t:56). Masyarakat biasanya mengharapkan
seorang kyai dapat menyelesaikan persoalan-persolan
keagamaan praktis sesuai dengan kedalaman pengetahuan yang
dimilkinya. Semkin tinggi kitab-kitab yang ia ajarkan, ia akan
semakin dikgumi. (Dhoifier.t.t.:60)
31
Dalam tradisi pesantren, perasaan hormat dan kepatuhan
murid kepada gurunya adalah mutlak dan tidak boleh putus,
artinya berlangsung seumur hidup santri. Disamping itu rasa
hormatnya yang mutlak itu harus ditunjukkan dalam aspek
kehidupanya, baik dalam kehidupan masyarakat, maupun
pribadinya. Para murid harus menunjukkan hormat dan kepatuhan
mutlak kepada gurunya, bukan sebagai manifestasi dari
penyerahan total kepada guru yang dianggap memliki otoritas, tapi
karena keyakinan murid kepada kedudukan guru sebagai penyalur
kemurahan tuhan yang di limpahkan kepada murid-muridnya, baik
didunia maupun diakherat. Menurut ajaran islam, si murid harus
menganggap gurunya seolah-olah sebagai ayahnya sendiri
(Dhofier.t.t.:82)
Berbagai tindakan dari seorang kiai dalam kehidupan sehari-hari
dalam berinteraksi dengan santri, khususnya dalam lingkungan belajar
mengajar, dapat diwujudkan dalam bentuk usaha-usaha sebagai berikut :
a. Memberi Nasehat
Sebagai seorang kiai mempunyai tugas antara lain untuk
memberi nasehat pada santri-santrinya. Alasan mengapa santri harus
diberi nasehat oleh kiai, karena pada dasarnya santri hanyalah
seorang anak yang selalu mempunyai kecenderungan pasif dalam
melakukan kewajiban yang harus dikerjakannya. Hal ini disebabkan
karena ia masih dalam taraf perkembangan yang notabene selalu
32
menjadi pihak yang menunggu, maka perlu adanya dorongan dan
bimbingan oleh kiai antara lain berupa nasehat.
Hubungan pemimpin pesantren dengan para santrinya
tampak tidak hanya terbatas pada hubungan antara guru dan murid
belaka, akan tetati lebih dari itu yaitu hubungan timbal balik di mana
santrinya menganggap kyainya sebagai bapak sendiri, sementara itu
kyai menganggap santrinya sebagai titipan Tuhan yang senantiasa
harus dilindungi (hubungan antara orang tua dan anak),
(Galba:2004:63). Di pondok pesantren perilaku kyai berupa interaksi
layaknya seorang ayah dan anak terhadap santri atau komunikasinya
tentu berdampak pada terbentuknya ketaatan, kesetiaan, dan
kepatuhan santri (Haryanto.2012:97). Di lingkungan pondok
pesantren mereka harus mengikuti perintah-perintah religius kyai
secara cermat, melaksanakan apa pun yang diperintahkan oleh kyai
dan taat kepadanya. Adapu hubungan antara pemimpin pondok
pesantren dengan santrinya tampak tidak hanya sebatas pada
hubungan antara guru dan murid belaka. Akan tetapi, lebih dari yaitu
hubungan timbal balik dimana santri menganggap kyainya sebagai
bapaknya sendiri, sementara kyai menganggap santrinya sebagai
anaknya sendiri (Haryanto.2012:100). Ketika seorang kyai memberi
nasehat santrinya itu diibaratkan Seperti orang tua memberi nasehat
kepada anaknya, seperti nasehat yang terdapat dalam surat Al-
Luqman berikut ini:
33
ىبثه وهى يعظه يب ثي ىب رشرك ثبىيه إ ب وإر قبه ىق اىشرك ىظي
٣١ عظي ه وهب عي وه يزه أ ثىاىذيه ح ووصيب اىئضب
اشنر ىي وى أ ي صيروفصبىه في عب وإ ٣١ىاىذيل إىي اى
ب ىيش ىل ثه عي ب جبهذاك عي أ رشرك ثي ب وصبحجه فيب رطعه
جئن فأ رجعن إىي أبة إىي ث عروفب وارجع صجيو يب في اىذ
ب م ث يى رع خرده فزن ٣١ ز ثقبه حجخ يب ثي إهب إ رل
اىيه في صخرح أ بواد أو في اىأرض يأد ثهب اىيه إ و في اىض
نر ٣١ ىطيف خجير اى ه ع عروف وا ر ثبى اىصيبح وأ يب ثي أق
ىر اىأ عز رىل ب أصبثل إ خذك وىب رصعر ٣١واصجر عي
خزبه اىيه ىب يحت مو رحب إ ش في اىأرض ىيبس وىب ر
أنر اىأ ٣١فخىر صىرل إ شيل واغعط صىاد واقصذ في
ير ٣١ىصىد اىح
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku!
Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar”.Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
usia dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.Selambat-lambat waktu
menyapih ialah sampai anak berumur dua tahun.Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau
menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik,
dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku Beritahukan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau
menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik,
34
dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku Beritahukan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(Luqman berkata), “Wahai
anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah
akan Memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus,
Maha Teliti“.Allah Maha Halus” ialah ilmu Allah itu meliputi
segala sesuatu bagaimanapun kecilnya.Wahai anakku!
Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf
dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu
termasuk perkara yang penting.Wahai anakku! Laksanakanlah
shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah
(mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara
yang penting.Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari
manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan
angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri.Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai”.ketika berjalan, janganlah terlampau cepat dan
jangan pula terlalu lambat.
b. Memberi Perintah dan Larangan
Dalam upaya membentuk pribadi santri, kiai tidak lepas dari
metode perintah dan larangan yang diterapkan di pondok pesantren.
Nasehat seorang kiai di depan santri dapat di lihat dan dirasakan dari
sikap santri yang patuh. Seorang kiai memberikan nasehat atau
perintah kepada santrinya biasanya santri akan melaksanakannya,
35
karena apabila nasehat atau perintah tersebut tidak dilaksanakan
takut ilmunya tidak bermanfaat karena mengabaikan gurunya.
Perlu disadari, bahwa memberi nasehat dan melarang santri
untuk mengerjakan atau menghindari sesuatu merupakan salah satu
wujud perhatian dan kasih sayang kiai terhadap santrinya.
Ketergantungan santri terhadap kiai telah menyebabkan proses
pembelajaran di pondok pesantren berjalan atas petunjuk kiai, dan
ini telah terjadi dari jaman dulu sampai sekarang. Ukuran
keberhasilan seorang santri yang mondok atau menuntut ilmu di
sebuah pesantren semata-mata tidak di ukur dari kecakapanya
menguasai kitab-kitab klasik saja, tetapi juga terletak pada relasinya
dengan sesama santri, lingkungan sekitar, dan yang terpenting
dengan kiai termasuk mendengarkan nasehat kiai dan laranganya.
c. Bertindak Bijaksana
Pada hakekatnya sebuah nasehat akan berakibat baik bagi
santri jika nasehat tersebut tidak bermotif keterpaksaan atau
menakut-nakuti, tetapi nasehat yang baik adalah yang hadir dengan
wajar dan tidak dipaksakan oleh kiai pada anak, karena hal ini
biasanya membuat kiai bertindak berlebihan. Nasehat yang
berlebihan akan mengakibatkan sikap memberontak pada santri, oleh
karena itu seorang kiai harus selalu bertindak bijaksana, kasih
sayang, sehingga dapat membangkitkan pengertian dan wawasan
serta membentuk kepribadian santri.
36
Banyak sekali kiai yang mendidik santrinya secara keras
dengan maksud agar nasehat atau perintah yang diberikan tampak
jelas di hadapan para santri. Seorang anak yang diperlakukan dengan
baik akan berbuat baik dan sebaliknya anak yang diperlakukan tidak
baik akan memusuhi. Maka langkah yang tepat bagi seorang kiai
ialah bersikap sedang-sedang saja, artinya mengambil tindakan tegas
pada saat yang tepat.
d. Memberikan Keteladanan
Salah satu tindakan penting yang banyak mempengaruhi pola
sikap dan tingkah laku santri adalah faktor keteladanan seorang kiai.
Keteladanan kiai merupakan bagian dari sejumlah metode yang
paling ampuh dalam mempersiapkan santri secara moral, spiritual,
dan sosial.
Dalam pondok pesantren santri sangat membutuhkan suri
tauladan yang dilihatnya langsung dari sang kiai yang mendidiknya,
sehingga ia merasa pasti dengan apa yang dilakukannya. Pada
perilaku dan tindakan guru-gurunya, hendaknya anak dapat melihat
langsung bahwa tingkah laku utama yang diharapkan mereka
melakukannya adalah hal yang tidak mustahil dan memang dalam
batas kewajaran.
2. Perlunya Nasehat Kyai
37
Manusia itu memiliki 'aqlun (akal) dan qolbun (hati). Dengan
akalnya manusia bisa membedakan yang baik dan buruk, hak dan
batil. Tetapi kenyataannya, anugerah yang sangat besar dari
Rabbnya berupa akal tersebut tidak dimanfaatkan sama sekali
bahkan dinodai dan dikhianatinya dalam bentuk penyelewengan
dan tindak kriminal terhadap syariat Allah. Orang-orang yang
mengebiri akalnya sendiri dapat dilihat secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Mereka tidak dapat mempertahankan jati
dirinya sebagai manusia. Mereka iri terhadap naluri binatang, lalu
dengan santainya mencoba melakukan hal-hal yang dilakukan
oleh binatang.
Sedangkan qolbun (hati) dianugerahkan kepada manusia
untuk menampung segala hal baik yang telah dicerna oleh akal
untuk diaplikasikan anggota tubuh. Tetapi memang unik, Allah
menciptakan hati justru untuk menguji manusia sejauh mana dia
mampu mensinergikan hati dengan akalnya. Makanya hati itu
memiliki sifat unik yakni suka terbolak-balik. Jelaslah
perbedaannya antara akal dan hati. Akal untuk mencerna,
sedangkan hati yang menerima cernaan. Jika akal dan hati tidak
bersatu, maka pasti dalam diri orang tersebut pasti ada
kecocokan, jika sudah tidak ada kecocokan, pasti penyelewengan
dan tindak pidana syariat pasti akan terjadi. Itulah perlunya
nasehat yang bertujuan untuk mengembalikan akal pada jalurnya,
38
lalu mensinergikan dengan hati yang telah dibersihkan terlebih
dahulu dari dekil-dekil kesombongan
(http://lautanhikmah.weebly.com/nasehat.html di akses tanggal 08
maret 2015 pukul 20.37).
Dalam tradisi pesantren, perasaan hormat dan kepatuhan murid
kepada gurunya adalah mutlak dan tidak boleh putus. Di samping itu rasa
hormatnya yang mutlak itu harus ditunjukkan dalam seluruh aspek
kehidupanya, baik dalam kehidupan keagamaan, kemasyarakatan,
maupun pribadi. Melupakan ikatan dengan dengan guru dianggap sebagai
suatu aib besar, disamping akan menghilangkan barokah guru. Akibat
selanjutnya kehilangan berkah guru adalah pengetahuan santri tidak akan
bermanfaat. Dalam kitab Ta‟lim Al Muta‟alim dalam buku Tradisi
Pesantren tertulis ajaran berikut:
“Mereka yang mencari pengetahuan hendaklah selalu ingat
bahwa mereka tidak akan pernah mendapatkan pengetahuan atau
pengetahuanya tidak akan berguna, kecuali kalau ia menaruh hormat
kepada pengetahuan tersebut dan juga menaruh hormat kepada guru
yang mengajarkanya: hormat kepada guru bukan hanya sekedar
patuh,,,Sebagaiman dikatakan oleh Sayyidina Ali, Saya ini hamba dari
orang yang mengajar saya, walaupun hambanya satu kata saja”.
Seorang murid harus selalu berusaha menyenangkan gurungya, ia
tidak boleh berjalan di depan guru, jangan sekali-kali duduk di kursi yang
biasa duduki guru. Kedudukan guru dalam seluruh kehidupan murid
demikian pentingnya, sehingga seorang urid harus mempertimbangkan
betul sebelum belajar dengan seorang guru tertentu. Kepatuhan mutlak
seorang murid kepad guru tidak berarti bahwa murid harus mengikuti
39
perintah guru yang bertentangan dengan ajaran agama islam
(Dhofier.t.t:82)
C. ETOS BELAJAR SANTRI
1. Pengertian Etos Belajar Santri
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan. Dalam pengertian luas belajar dapat
diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian
kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. (Sardirman:20).
Mnurut Clifford T. Morgan belajar adalah perubhan tingkah lku
yang relative tetap yang merupaan hasil pengalaman yang lalu.
Sedangkan menurut Guilford belajar adalah tingkah lak yang dihaskan
dari rangsangan (Mustaqim 2012:33). Secara umum belajar boleh
dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-
super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi,
fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud
bahwa proses interaksi itu adalah :
a. Proses internalisasi dari suatu ke dalam diri yang belajar dan
b. Dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut
berperan
40
Beberapa prinsip belajar yang penting untuk diketahui
antara lain :
a. Belajar hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan
kelakuannya
b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan
diri para siswa
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan
motivasi.
d. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan
lebih efektif
e. mampu membina sikap, ketrampilan, cara berfikir kritis dan
lain-lain.
Beberapa factor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut uraian H.C Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi,
factor-faktor serta kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat
diringkas sebagai berikut: (Mustaqim:69)
a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman
dasar).
b) Penguasaan alat-alat intelektual.
c) Latihan-latihan yang terpencar.
d) Penggunaan unit-unit yang berarti.
e) Latihan yang aktif.
f) Kebaikan bentuk dan system.
41
g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman.
h) Tindakan-tindakan pedagogis.
2. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya
sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif. Mengenai tujuan belajar
sebenarnya sangat banyak dan bervariasi jumlahnya
Menurut Sardiman ditinjau secara umum, maka tujuan belajar ada
tiga jenis :
1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan
pengetahuan dan kemampuan berfikir tidak bisa dipisahkan,
dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir
tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan
memperkaya pengetahuan.
2) Penanaman Konsep dan Ketrampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan suatu ketrampilan, ketrampilan yang bersifat rohani
maupun jasmani. Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan-
ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik
beratkan pada ketrampilan gerak atau penampilan dari anggota
tubuh seorang yang sedang belajar. Sedangkan ketrampilan rohani
lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah
ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi
42
lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan
ketrampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep.
3) Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak
akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values.
Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul
sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu, anak didik
atau siswa akan tumbuh kesadarannya dan kemauannya, untuk
mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Menurut Sardirman tujuan belajar meliputi :
a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta
(kognitif).
b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (efektif)
c. Hal ihwal kelakuan, ketrampilan atau penampilan
(psikomotorik).
Menurut Ngalim Purwanto, cara-cara mencapai hasil belajar yang
efisien adalah
1) Memiliki dahulu tujuan belajar yang pasti
2) Usahakan adanya tempat belajar yang memadai
3) Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan
keaktifan mental
4) Rencanakan dan ikutilah jadwal untuk belajar.
43
5) Selingi belajar itu dengan waktu-waktu istirahat yang teratur
6) Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati
dan lain sebagainya (Asdiqoh:2014:90)
Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar.
Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yan dilakukan individu
untuk memperoleh suatau perubahn tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Djamarah.2011.13). Jika hakikat belajar
adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu
yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar
1) Perubahan yang terjadi secara Sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan
telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung secara terus menerus dan tidak statistk.
Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan untuk memperoleh suatu yang lebih baik
44
darisebelimnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi
hanya beberapa saat saja. Perubahan yang terjadi karena proses
belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
dicapai, perubahan terarah pada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari.
6) Perubaha menckup seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar meliputi keseluruhan tingkah laku, jika seorang
belajar sesuatu sebagai hasilnya akan mengalami perubahan
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, kebiasaan
ketrampilan, pengetahuan dan seagainya.(Djamarah:2011:15)
3. Faktor-faktor Yang Mendorong Etos Belajar
Etos belajar merupakan sikap atau perilaku yang tumbuh dalam
melakukan pembelajaran, beberapa faktor yang mendorong etos belajar.
1) Faktor Internal
45
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-
faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas
belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan
jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha
untuk menjaga kesehatan jasmani.
b) Faktor Psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi , minat, sikap dan bakat. 1).
KecerdasanPada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. 2).
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan
46
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. 3). Minat Secara sederhana, minat
(interest) kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. 4). Sikap dalam proses belajar, sikap
individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap
adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa
kecenderungan untuk bereaksi atau merespons dangan cara yang
relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik
secara positif maupun negatif (Syah, 2003). 4). Bakat secara
umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang (Syah, 2003).
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru dan teman-teman
sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa.
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan
sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan
belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi
keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat
memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
47
b) Lingkungan Nonsosial
Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang cukup. Lingkungan alamiah
tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan kepada siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa
(http://patimahahmad.blogspot.com/2013/10/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-belajar.html di akses tanggal 23 maret 2015 pikul 07.03).
.
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin
mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap
mental atau nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar yang berarti akan
menghasilkan hasil belajar. Ketiganya itu dalam kegiatan belajar
mengajar, masing-masing direncanakan sesuia dengan butir-butir
bahan pelajaran. Karena semua itu bermuara kepada anak didik,
maka setelah terjadi proses internalisasi, terbentuklah suatu
kepribadian yang utuh.
48
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Toyyib Kembaran
1. Sejarah Singkat Berdirinya Pon-Pes At-Tthoyyib
Pondok Pesantren At-Thoyyib terletak di dusun Kembaran,
Sidomulyo, Salaman, Magelang. Desa Sidomulyo pada sasalnya
merupakan sebuah desa yang boleh dikatakan sangat kering akan ajaran
agama, khususnya ajaran agama Islam. Memang pada dhohirnya
penduduknya memeluk agama Islam, namun itu semua hanya dalam
pengakuannya saja, tidak dalam masalah „ubudiyahnya. Mereka belum
beribadah sebagai mana yang di perintahkan oleh agama Islam
Dengan melihat keadaan yang demikian maka bapak kepala desa
Sidomulyo pada saat itu merasa sangat perihatian atas bagai mana yang
terjadi di desanya. Sehingga muncul gagasan beliau untuk memperluas
ajaran agama Islam yang sesuai dengan fitrohnya dalam masyarakat yang
notabenya masih bercampur aduk dengan praktek-praktek yang bercorak
animisme dan dinamisme. Gagasan tersebut kemudian di usahakan oleh
bapak lurah dengan jalan meminta kepada bapak Kiai Thoyyib yang
bertempat tinggal di dusun Punduh Tempuran.
Kepala desa Sidomulyo meminta kepada bapak kiai Thoyyib
untuk menjadi Kiai di Desa Sidomulyo dan kemudian mengembangkan
ajaran Islam yang sesuai dengan ketentuan syari‟ah. Kiai Thoyyib
49
bersedia untuk berdakwah mengembangkan ajaran agama Islam di desa
Sidomulyo, namun beliau mengajukan suatu permintaan kepada bapak
lurah yaitu sebidang tanah untuk kemudian di bangun rumah dan masjid
sebagai tempat beribadah dan mengajar ngaji ilmu-ilmu agama Islam.
Kemudian beliau diberi sebidang tanah oleh bapak kepala desa dan letak
tanah tersebut berada di dusun Kembaran, dan di situlah beliau bertempat
tinggal, kemudian disamping rumahnya membangun sebuah masjid
dengan jalan gotong royong antara masyarakat Sidomulyo dan
sekitarnya.
Setelah masjid tersebut selesai dibangun kemudian di gunakan
sebagai rutinitas shalat lima waktu dan juga sholat jum‟at, di samping itu
juga diadakan pengajian Al-Qur‟an dan kitab-kitab agama Islam sesudah
shalat magrib dan sehabis shalat Isya‟, sehingga banyaklah masyarakat
sekitar baik tua atau muda yang ikut mengaji kepada kiai Thoyyib lama-
kelamaan masyarakat yang ikut mengaji semakin bertambah banyak,
sehingga tempat mengaji terasa sempit dan tidak muat begitu banyak.
Tak lama kemudian dibangulah sebuah asrama untuk tempat mengaji
masyarakat setempat kepada bapak kiai Thoyyib, walaupun masih sangat
sederhana sekali. Asrama itulah yang menjadi cikal bakal pondok
pesantren At-Thoyyib
Dan masjid yang ada di Dusun Kembaran tersebut merupakan
masjid pertama yang didirikan di Desa Sidomulyo. Adapun pondok
50
pesantren “At-Thoyyib” sendiri mulai pertama kali dibangun dan sampai
sekarang sudah mengalami lima (5) periode kepengasuhan yaitu:
1. Almaghfurlah KH. Thoyyib (1896-1925)
2. Almaghfurlah KH. Mansyur (1925-1945)
3. Almaghfurlah KH. Toha (1945-1965)
4. Almaghfurlah KH. Bafadlol (1965-2007)
5. BPpk. Kyai Anwar Bafadlol (2007-sekarang)
Pon-pes At-Toyyib sudah berdiri kokoh sejak tahun 1896 M
yaitu masa kolonial penjajahan Belanda, di bawah naungan ulama besar di
masa itu yang bernama KH. Thoyyib dan diteruskan oleh saudara-
saudaranya di antaranya yaitu KH. Bafadhol Mansyur, yang letak
perkembangannya tepat di sebuah perkampungan di Dusun Kembaran,
Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
2. Letak Geografis
Letak geografis pondok pesantren At-Thoyyib Kembaran,
Sidomulyo, Salaman, Magelang adalah sebagai berikut :
1. Batas bagian utara : rumah penduduk
2. Batas bagian timur : Jalan dan Persawahan
3. Batas bagian selatan : Jalan dan Perumahan warga
4. Batas bagian barat : jalan dan perumahan warga
Sedangkan letak Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran
1. Batas bagian utara : Persawahan
2. Batas bagian timur : Persawahan dan Dusun Tegalsari
51
3. Batas bagian selatan : Dusun Sojomerto Kidul
4. Batas bagian barat : Dusun Sojomerto Lor
3. Profil Pondok Pesantren
a. Nomor Statistik : 51003308008
b. Nama Pondok Pesantren : At-Thoyyib
c. Alamat : Kembaran Rt 02 Rw 03
Kecamatan : Salaman
Kabupaten : Magelang
Provinsi : Jawa Tengah
d. Telp. : 0813-2869-8395
e. Tahun Berdiri : 1896
f. Pengelola : Kyai Anwar Sholihin
4. Visi dan Misi Pondok Pesantren
a. Visi
Pondok pesantren At-Thoyyib Kembaran mempunyai Misi
pendidikan yang mengarah pada pembinaan dan pengembangan
sumberdaya manusia yang sekaligus dapat membentuk santri yang :
1) Menguasai ilmu-ilmu Fiqih, Tasawuf, Nahwu Sorof, dan Tauhid
serta ilmu-ilmu bantu yang lain
2) Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pengembangan
akhlak bangsa
3) Berakhlakul karimah dan berwawasan mondial
52
4) Memahami dan mengapresisi ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK)
5) Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah
lingkungan hidup
b. Misi
1) Menanamkan dan meningkatkan disiplin santri untuk
melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari – hari.
2) Mendidik dan mengantarkan santri untuk mampu mengenal jati
diri dan lingkungannya serta mempunyai motivasi dan
kemampuan untuk mengembangkan diri sesuai dengan pilihan
hidupnya.
3) Mengembangkan Budaya Prestasi dan sikap produktif di
kalangan santri dan masyarakat
4) Mendukung, mengamalkan, dan melaksanakan pembangunan
Nasional di segala bidang secara pro-aktif, dinamis, ikhlas dan
bertanggung jawab
5) Mendidik dan mempersiapkan santri untuk menjadi manusia
mandiri dan berkhidmad kepada masyarakat, agama, nusa dan
bangsa.
5. Tata Tertib Pondok Pesantren At-Thoyyib
Al-Wajibat (Kewajiban) :
a. Menjunjung tinggi kehormatan santri
b. Menjalankan salat berjama‟ah
53
c. Berpeci tanpa miqot
d. Mengikuti dirosah MHM, Musyawarah, Mujahadah Al-Qur‟an, dan
Musyafahah
e. Minta ijin pengasuh dan pengurus bila pulang atau bepergian
f. Membayar i‟anah syahriyah atau i‟anah lain yang ditentukan
g. Saling menghormati dan tolong-menolong
h. Memberitahu pengurus bila ada tamu
Al-Manhiyat (Larangan) :
a. Melanggar semua hukum syara‟
b. Bergaul antara ajnabi dan ajnabiyah
c. Menggunakan hak milik orang lain tanpa ijin (ghosop)
d. Menonton hiburan tanpa ru’shoh
e. Keluar ma‟had (asrama) setelah pukul 23.00 WIB
f. Memperlihatkan aurat di depan umum dan berpakaian kurang sopan
g. Menyalahgunakan kewenangan sarana dan prasarana pondok
h. Masuk kamar lain dalam keadaan kosong
Hal-hal yang belum tercantum di atas menyesuaikan dengan keadaan
6. Keadministrasian
a. Pondok Pesantren At-Thoyyib
1) Kewajiban
Pendaftaran : Rp. 125.000,-
Daftar ulang : Rp. 99.000,-
I‟anah Zahriyah per bulan :
54
- Santri putra : Rp. 37.000,-
- Santri putri : Rp. 40.000,-
- Santri berlaptop : Rp. 50.000,-
Pembuatan KTS : gratis
2) Perijinan
Surat ijin pulang : Gratis
Suran ijin pergi keluar : gratis
Surat ijin dirosah MHM : gratis
3) Ta‟ziran
Musyawarah tanpa ijin : Menyesuaikan
Keluar ma‟had tanpa ijin : Ketentuan Pengurus
Denda tidak mengikuti MHM : ketentuan pengurus
Denda musyawarah : ketentuan pengurus
4) Lain-lain
Perpawonan : menyesuaikan
tidak piket pondok : menyesuaikan
Pendanaan kamar : Menyesuaikan
7. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren
Dalam upaya untuk menunjang pendidikan di Pondok Pesantren
At-Thoyyib Kembaran, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai
serta pemanfaatannya secara optimal. Adapun sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran antara lain :
55
No. Nama Barang Banyaknya
1. Kamar putra 19
2. Kamar Putri 6
3. Dapur 2
4. Kompor gas 2
5. Komputer 2
6. Aula 2
7. Meja siswa/dampar 60
8. Meja ustadz 10
11. Koperasi 2
12. Perpustakaan 2
13. Kamar mandi putra 3
14. Kamar mandi putri 4
15. Sound system 2
16. Printer 2
17. Lapangan voli 1
18. Lapangan badminton 1
8. Pembelajaran Pendidikan
No. Kelas Mata Pelajaran
1. Kelas 1
Washoya
Jurumiyyah jawan
Ilma‟ dan Al-Qur‟an
Qoidul I‟lal
Al- I‟lal
Khulasah N
Mabadi fiqh
Safinatunnaja
Mattalab
Tasrif
Aqidatul awam
2. Kelas 2
Jurumiyyah taqrirrad
Sulam taufiq
Tijan darori
Tasrif
Al I‟lal
Qoaidul i‟rab
Tajwid
Arbai‟in nawawi
Kholasah nurul yaqin
Wasoya
56
3. Kelas 3
Al Imrithy
Ta‟lim Muta‟alim
Tasrif Lughowi
Qoidah i‟rab
Fathul Qorib
Maqsud
Qodrul ghowes
Masailul nisa‟
Tarhib watarhib
Hidyatul mustafit
4. Kelas 4
Alfiyah awal
Fathul qorib
Al-i‟rab
Qowaidul I‟rob
Bughulul maram
Tafsir jalalain
Itmam muddiroyah
5. Kelas 5
Alfiyah tsani
Fathul Mu‟in awal
Bughulul maram
Tafsir jalalain
Qomi‟ tugyan
Bidayatul bidayah
Farait baghiyah
6. Kelas 6
Jauhirul Maknun
Fathul mu‟in
Kifayatul awam
Kifayatul adkiya‟
Buluhul maram
Tafsir jalalain
9. Kegiatan Santri At-Thoyyib Kembaran
a. Harian
No. Waktu Kegiatan
1. Setelah Subuh Al-quran dan bandongan
2. Subuh Awal Pengajian Bandongan
Hadarotus Syeikh
3. Subuh Tsani Bandongan
4. 07.00 WIB Piket
5. Subuh Tsalis Pengajian Tafsir jalalain
Musyawarah Pelajaran
6. Ba‟da dhuhur Bandongan
7. Ba‟da ashar Mujahadah
57
9. Ba‟da Jama‟ah Maghrib Madrasah MHM
10. Ba‟da isyak Belajar bersama
11. 22.00 WIB Istirahat
12. 23.00 WIB At-Thoyyib
b. Mingguan
No. Waktu Kegiatan
1. Jum‟at pagi Ziarah ke Maqbaroh
2. Malam Jum‟at Khitibah dan al-barjanji
4. Ahad pagi Batsul masail
c. Bulanan
No. Waktu Kegiatan
1. Sabtu kliwon Pengajian sabton
2. Malam Jum‟at pahing Mujahadah Dalailul
khoirat
3. Malem Seloso pon Mujadah kubro
4. Malam 11 tiap bulan hijriyyah Mujahadah manakib
d. Tahunan
No. Waktu Kegiatan
1. Dzulhijah Takbir Keliling
Qurbanan
2. Robiul Awal Reuni alumni
3. Sya‟ban Pra-Haflah Muwada‟ah Akhirussanah
4. Romadhon Pasan
10. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam
madrasah diniyah yang diadakan oleh pondok pesantren dalam rangka
mengembangkan bakat, minat, dan potensi santri yang tidak bisa di
dapatkan dalam kegiatan kurikuler. Diantara kegiatan ekstrakurikuler
58
yang ada di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran adalah sebagai
berikut :
No. Kegiatan Pemandu Waktu
1. Rebana Mawahidul wahib Kamis (ba‟da ashar)
2. Seni baca Al-Qur‟an Akhmad Asmu‟i Ahad pagi
11. Keadaan Para Ustadz
Pondok pesantren Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran
kurang lebih diampu oleh 24 ustadz baik itu barasal dari Dusun
Kembaran dan sekitarnya maupun pengurus yang diberi amanat untuk
mengajar dengan rincian tugas sebagai berikut :
No. Nama Keterangan Asal
1. Kyai Anwar Sholihin Dusun
2. Kyai Akhmad Hanif Dusun
3. Kyai Arwani Ahmad Dusun
4. Kyai Rofi‟i A Dusun
5. Kyai Nurrohman Dusun
6. Kyai Toyyib Dusun
7. M. Tobbroni Dusun
8. Imam Subekhi Dusun
9. Akhmad Khanafi Dusun
10. Muhlisin Dusun
11. Muhilal Dusun
12. Sutrisman Dusun
13. Faizin Dusun
14 Nyai Siti Khotijah Dusun
15 Nyai Asna Masruroh Dusun
16 Nyai Mainatul. M Dusun
17. Choiruddin pengurus
18. Nurul Aini pengurus
19. Mawahidul Wahib Pengurus
20. Hariyanto Pengurus
21. Akhmad Shohibi Pengurus
22. Yuyun.A.H Pengurus
23. Iswatun Khasanah Pengurus
24. Sila Pengurus
59
a. Struktur Organisasi Pengurus
1) Pengurus Putra
a) Pengasuh : Kyai Anwar Sholihin
b) Ketua : Nurul Aini
c) Wakil ketua : Mawahidul Wahib
d) Sekretaris : Ahmad Shohibi
e) Bendahara : Akhmad Arifin
f) Seksi-seksi
Seksi Dirosah : Saeful Mujab
Seksi Keamanan : Amin Sholeh
Seksi kebersihan : Ainu Rizkon
Seksi Perlengkapan : Agung Maulana
Seksi pembangunan : Miftahalul
Seksi humas : Ahkmad Fatoni
2) Pengurus Putri
a) Pengasuh : Kyai Anwar Sholihin
b) Ketua : Anisaah Khusna
c) Sekretaris : Yuyun Asri Hidayah
d) Bendahara : Iswatun Khasanah
e) Seksi-seksi :
Seksi keamanan : Jariyyah
Seksi perlengkapan : Saudah
Seksi humas : Sila
Seksi Kebersihan : Fenti
60
12. Keadaan Santri Pondok Pesantren
Pada tahun pelajaran 2014/2014 jumlah santri Pondok
Pesantren At-Thoyyib Kembaran kurang lebih ada 120 santri, seperti
terlihat dalam tabel berikut :
No. Nama Kamar (Santri Putra) Jumlah
1 . A1 5 orang
2. A2 4 orang
3. A3 2 orang
4 A4 4 orang
5 A5 2 orang
6 A6 2 orang
7. B1 5 orang
8. B2 2 orang
9. B3 3 orang
10. C1 3 orang
11. C2 2 orang
12. C3 2 orang
13 D1 3 orang
14 D2 5 orang
15 D3 2 orang
16 D4 2 orang
17 D5 5 orang
18 D6 3 orang
19 E1 3 orang
20 E2 2 orang
21 E3 3 orang
Jumlah santri putra 64
Santri Putri
No. Nama Kamar (Santri Putri) Jumlah
1 . Kamar A1 10orang
2. Kamar A2 10 orang
3. Kamar A3 12
4. Kamar A4 8
5. Kamar A5 11
6. Kamar A6 10
Jumlah santri putri 61 orang
61
B. Pengaruh Motivasi Orang Tua dan Nasehat Kiai Terhadap Etos Belajar
Santri
1. Motivasi Orang Tua
Motivasi orang tua dalam penelitian ini diperoleh lewat motivasi
yang di berikan orang tua santri kepada anak-anaknya di pondok
pesantren. Berdasarkan jawaban angket yang diberikan kepada 29
responden dapat memberikan gambaran tentang kondisi motivasi orang
tua di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo,
Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. sebagaimana terlihat dari
hasil angket di bawah ini.
Tabel 3.1
Daftar nilai hasil angket tentang motivasi orang tua
Tahun 2014
No. Nama
Responden
Jawaban angket tentang
motivasi orang tua Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. AS 2 3 3 3 3 3 1 1 2 3 24
2. HR 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 27
3. QR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
4. AB 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 27
5. GUF 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 26
6. BAE 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29
7. SUM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
8. YUS 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 27
9. PAI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
10. AN 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 25
11. ROS 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28
12. FAT 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28
13. AM 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 27
14. FAU 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 26
15. SAF 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 28
16. KOT 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 28
17. ALI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
18. MIF 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28
19. MAY 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29
62
20. NUR 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 26
21. MIL 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29
22. SUL 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 26
23. TRI 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 25
24. ATO 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 27
25. FAT 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 26
26. FAU 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 25
27. HUD 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 27
28. DEW 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 26
29. AIN 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27
Tabel 3.2
Daftar tentang distribusi frekuensi jawaban
tentang motivasi orang tua
Tahun 2014
No. Res
Alternatif Jawaban Total Nominasi
A B C 1. 18 4 2 24 C 2. 21 6 0 27 B 3. 27 2 0 29 B 4. 21 6 0 27 B 5. 18 8 0 26 B 6. 27 2 0 29 B 7. 0 20 0 20 C 8. 21 6 0 27 B 9. 0 20 0 20 C 10. 21 2 2 25 B 11. 24 4 0 28 B 12. 24 4 0 28 B 13. 21 6 0 27 B 14. 18 8 0 26 B 15. 24 4 0 28 B 16. 24 4 0 28 B 17. 30 0 0 30 A 18. 24 4 0 28 B 19. 27 2 0 29 B 20. 18 8 0 26 B 21. 27 2 0 29 B 22. 18 8 0 26 B 23. 18 6 1 25 B 24. 24 2 1 27 B 25. 21 4 1 26 B 26. 15 10 0 25 B 27. 24 2 1 27 B 28. 18 8 0 26 B 29. 21 6 0 27 B
63
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah,
kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
= ( )
Keterangan :
= interval
xt = nilai tertinggi
xr = nilai terendah
= kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada
variabel motivasi orang tua, nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 20.
Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
= ( )
= ( )
=
= 3,66= 4
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi
tinggi, sedang, rendah sebagai berikut :
a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 30
b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 25-29
c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 20-24
Kemudian dicari prosentase motivasi orang tua dengan rumus
P =
x 100%
64
1. Untuk motivasi orang tua yang tinggi, antara skor 30 sebanyak 1
santri :
P =
x 100%
P =
x 100% = 3,44%
2. Untuk motivasi orang tua yang sedang, antara skor 25-29 sebanyak
25 santri :
P =
x 100%
P =
x 100% = 86,20%
3. Untuk motivasi orang tua yang rendah, antara skor 20-24 sebanyak 3
santri :
P =
x 100%
P =
x 100% = 10,34%
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi motivasi orang tua.
Tabel 3.3
Tabel distribusi frekuensi motivasi orang tua ponpes At-Thoyyib
Tahun 2014
No. Motivasi
Orang Tua Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 30 1 3,44%
2 Sedang 25-29 25 86,20%
3 Rendah 20-24 3 10,34%
Jumlah 29 100%
Sumber: hasil pengolahan jawaban angket
65
Distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa frekuensi
data di atas adalah motivasi tertinggi pada kategori sedang, yaitu
sebanyak 25 jawaban responden terhadap variabel etos belajar santri
dari 29 santri sebagai responden. Karena nilai rata-rata jawaban
responden berada pada interval 25-29, hal ini menunjukkan bahwa
motivasi orang tua di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran,
Desa Sidomulyo, Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang berada
pada kategori sedang, yakni sebanyak 86,20%.
2. Nasehat Kiai
Nasehat kiai di pondok pesantren dalam penelitian ini
diperoleh lewat nasehat-nasehat yang di berikan oleh kiai tentang
pentingnya nasehat-nasehat pondok pesantren yang ada di pondok
pesantrennya. Berdasarkan jawaban angket yang diberikan kepada
29 responden dapat memberikan gambaran tentang kondisi
pentingnya nasehat kiai di pondok pesantren yang ada di Pondok
Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan,
Salaman, Kabupaten Magelang sebagaimana terlihat dari hasil
angket di bawah ini.
66
Tabel 3.4
Daftar nilai hasil angket nasehat kiai pondok At-Toyyib
Tahun 2014
No. Nama
Resp.
Jawaban angket tentang nasehat kiai di
Ponpes At-Thoyyib Skor
total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. AS 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33
2. HR 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 32
3. QR 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 30
4. AB 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 33
5. GUF 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 33
6. BAE 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34
7. SUM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
8. YUS 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 32
9. PAI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
10. AN 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 28
11. ROS 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 33
12. FAT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
13. AM 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 30
14. FAU 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 30
15. SAF 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 33
16. KOT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
17. ALI 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34
18. MIF 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 33
19. MAY 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 33
20. NUR 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 30
21. MIL 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 33
22. SUL 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 30
23. TRI 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 30
24. ATO 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 32
25. FAT 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 31
26. FAU 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 30
27. HUD 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 32
28. DEW 2 2 3 3 3 3 3 3 2 0 3 3 30
29. AIN 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 34
67
Tabel 3.5
Daftar distribusi frekuensi jawaban tentang
Nasehat kiai di ponpes At-Thoyyib
Tahun 2014
No
Res.
Alternatif Jawaban Total Nominasi
A B C
1. 27 6 0 33 B
2. 24 8 0 32 B
3. 18 12 0 30 B
4. 27 6 0 33 B
5. 27 6 0 33 B
6. 30 4 0 34 A
7. 0 24 0 24 C
8. 24 8 0 32 B
9. 0 24 0 24 C
10. 12 16 0 28 C
11. 27 6 0 33 B
12. 36 0 0 36 A
13. 18 12 0 30 B
14. 18 12 0 30 B
15. 30 2 1 33 B
16. 36 0 0 36 A
17. 30 4 0 34 A
18. 27 6 0 33 B
19. 27 6 0 33 B
20. 18 12 0 30 B
21. 27 6 0 33 B
22. 18 12 0 30 B
23. 18 12 0 30 B
24. 24 8 0 32 B
25. 21 10 0 31 B
26. 18 12 0 30 B
27. 24 8 0 32 B
28. 24 6 0 30 B
29. 30 4 0 34 A
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah,
kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
= ( )
68
Keterangan :
= interval
xt = nilai tertinggi
xr = nilai terendah
= kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada
variabel nasehat kiai di pondok pesantren At-Thoyyib, nilai tertinggi
36 dan nilai terendah 24. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
= ( )
= ( )
=
=4,3
Jadi jelasa bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan
variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut :
a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 34-36
b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 29-33
c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 24-28
Kemudian dicari prosentase frekuensi nasehat kiai di pondok
pesantren At-Thoyyib dengan rumus
P =
x 100%
1. Untuk nasehat kiai di pondok pesantren yang tinggi, antara skor
34-36 sebanyak 5 santri :
P =
x 100%
69
P =
x 100% = 17,24%
2. Untuk nasehat kiai di pondok pesantren yang sedang, antara skor
29-33 sebanyak 21 santri :
P =
x 100%
P =
x 100% = 72,41%
3. Untuk nasehat kiai di pondok pesantren yang rendah, antara skor
24-28 sebanyak 2 santri :
P =
x 100%
P =
x 100% = 10,34%
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi nasehat kiai.
Tabel 3.6
Tabel distribusi frekuensi nasehat kiai di Ponpes At-Thoyyib
Tahun 2014
No. Pengamalan Tradisi
Pondok Pesantren Interval Frekwensi Prosentase
1. Tinggi 34-36 5 17,24%
2. Sedang 29-33 21 72,41%
3. Rendah 24-28 3 10,34%
Jumlah 29 100%
Sumber: hasil pengolahan jawaban angket
Distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa frekuensi
data nasehat kiai pondok pesantren tertinggi pada kategori sedang,
yaitu sebanyak 21 jawaban responden terhadap variabel etos belajar
santri dari 29 santri sebagai responden. Karena nilai rata-rata
jawaban responden berada pada interval 29-33, hal ini menunjukkan
70
bahwa nasehat kiai di pondok pesantren di Pondok Pesantren At-
Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan, Salaman,
Kabupaten Magelang berada pada kategori sedang yakni 72,41%.
3. Etos Belajar Santri
Etos belajar santri dalam penelitian ini diungkap lewat
semangat belajar para santri yang ada di pondok pesantren.
Berdasarkan jawaban angket yang diberikan kepada 29 responden
dapat memberikan gambaran tentang kondisi etos belajar santri yang
ada di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo,
Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang sebagaimana terlihat
dari hasil angket di bawah ini.
Tabel 3.7
Daftar nilai hasil angket etos belajar santri At-Thoyyib
Tahun 2014
No. Nama
Res.
Nomor item dan skor Skor
total
1 2 3 4 5 6 7 8
1. AS 3 3 3 2 2 3 2 2 20
2. HR 3 3 3 3 3 3 3 3 24
3. QR 2 2 3 3 3 3 3 3 22
4. AB 3 3 3 3 3 3 2 3 23
5. GUF 2 2 2 2 2 2 2 2 16
6. BAE 3 2 2 3 2 3 2 3 20
7. SUM 2 2 2 2 3 3 3 3 20
8. YUS 2 2 3 3 3 3 2 2 20
9. PAI 2 2 2 2 2 2 2 2 16
10. AN 2 2 2 3 3 3 3 3 21
11. ROS 3 3 3 3 3 3 2 3 23
12. FAT 2 2 2 2 2 3 3 2 18
13. AM 3 2 2 2 2 3 3 3 20
14. FAU 3 2 3 2 2 3 3 2 20
15. SAF 3 2 3 3 3 2 2 3 21
16. KOT 2 2 2 2 2 3 3 3 19
71
17. ALI 2 2 3 2 2 2 3 2 18
18. MIF 3 2 2 3 2 2 3 3 20
19. MAY 3 3 2 3 3 3 3 3 23
20. NUR 2 3 3 3 3 2 3 3 22
21. MIL 3 2 2 3 2 3 3 2 20
22. SUL 3 3 3 3 3 3 3 3 24
23. TRI 3 2 2 3 3 2 2 3 20
24. ATO 3 2 3 3 3 3 2 3 22
25. FAT 3 2 3 2 2 2 2 2 18
26. FAU 2 3 3 2 3 2 2 2 19
27. HUD 3 3 3 3 3 1 2 2 20
28. DEW 3 2 3 3 2 3 3 3 22
29. AIN 3 2 2 3 2 2 2 3 19
Tabel 3.8
Daftar tentang distribusi frekuensi jawaban etos belajar santri
Ponpes At-Thoyyib
Tahun 2014
No Res. Alternatif Jawaban
Total Nominasi A B C
1. 12 8 0 20 B
2. 24 0 0 24 A
3. 18 4 0 22 B
4. 21 2 0 23 B
5. 0 16 0 16 C
6. 12 8 0 20 B
7. 12 8 0 20 B
8. 12 8 0 20 B
9. 0 16 0 16 C
10. 15 6 0 21 B
11. 21 2 0 23 B
12. 6 12 0 18 C
13. 12 8 0 20 B
14. 12 8 0 20 B
15. 15 6 0 21 B
16. 9 10 0 19 C
17. 6 12 0 18 C
18. 12 8 0 20 B
19. 21 2 0 23 B
20. 18 4 0 22 B
21. 12 8 0 20 B
22. 24 0 0 24 A
23. 12 8 0 20 B
72
24. 18 4 0 22 B
25. 6 12 0 18 C
26. 9 10 0 19 C
27. 15 4 1 20 B
28. 18 4 0 22 B
29. 9 10 0 19 C
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah,
kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
= ( )
Keterangan :
= interval
xt = nilai tertinggi
xr = nilai terendah
= kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada
variabel etos belajar santri Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa
Sidomulyo, Kecamatan, Salaman, Kabupaten Magelang, nilai tertinggi
24 dan nilai terendah 16. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
= ( )
= ( )
=
= 3
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi
tinggi, sedang, rendah sebagai berikut :
a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 24
73
b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 20-23
c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 16-19
Kemudian dicari prosentase frekuensi Y dengan rumus
P =
x 100%
1. Untuk etos belajar santri yang tinggi, antara skor 24 sebanyak 2
santri :
P =
x 100%
P =
x 100% = 6,89%
2. Untuk etos belajar santri yang sedang, antara skor 20-23
sebanyak 19 santri:
P =
x 100%
P =
x 100% = 65,51%
3. Untuk etos belajar santri yang rendah, antara skor 16-19
sebanyak 8 santri :
P =
x 100%
P =
x 100% = 27,58%
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi etos belajar santri
74
Tabel 3.9
Tabel distribusi frekuensi etos belajar santri
Tahun 2014
No. Etos Belajar Santri Interval Frekuensi Prosentase
1. Tinggi 24 2 6,89%
2. Sedang 20-23 19 65,51%
3. Rendah 16-19 8 27,58%
Jumlah 29 100%
Sumber: hasil pengolahan jawaban angket
Berdasarkan deskripsi etos belajar santri di atas bahwa
distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa jumlah responden
terbanyak yaitu pada frekuensi 19 pada kategori t berada pada interval
20-23hal ini menunjukkan bahwa etos belajar santri di Ponpes At-
Thoyyib berada pada kategori sedang yakni dengan nilai prosentase
sebesar 65,51%.
75
BAB IV
ANALISIS DATA
Pengolahan data tentang motivasi orang tua (X1) dannasehat kiai (X2)
terhadap etos belajar santri (Y) di Ponpes At-Thoyyib Kembaran, Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang dalam penelitian ini menggunakan bantuan
komputasi program SPSS 16.0 for windows.
Hal ini ditampilkan dalam bentuk skor, rata-rata/mean, median, modus,
standar deviasi/simpangan baku, nilai terendah, nilai maksimum. Hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut.
A. Analisis Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Etos Belajar Santri
1. Persiapan Analisis Statistik X1 terhadap Y
Tabel 4.1
Persiapan Analisis Statistik X1 Terhadap Y
No. Res. Nama Res. X1 Y X1y X1
2 Y
2
1. AS 24 20 480 576 400
2. HR 27 24 648 729 576
3. QR 29 22 638 841 484
4. AB 27 23 621 729 529
5. GUF 26 16 416 676 256
6. BAE 29 20 580 841 400
7. SUM 20 20 400 400 400
8. YUS 20 20 400 400 400
9. PAI 24 16 384 576 256
10. AN 25 21 525 625 441
11. ROS 28 23 644 784 529
12. FAT 24 18 432 576 324
13. AM 27 20 540 729 400
14. FAU 26 20 520 676 400
15. SAF 27 21 567 729 441
16. KOT 28 19 532 784 361
17. ALI 27 18 486 729 324
76
18. MIF 28 20 560 784 400
19. MAY 29 23 667 841 529
20. NUR 26 22 572 676 484
21. MIL 29 20 580 841 400
22. SUL 26 24 624 676 576
23. TRI 25 20 500 625 400
24. ATO 27 22 594 729 484
25. FAT 24 18 432 576 324
26. FAU 25 19 475 625 361
27. HUD 27 20 540 729 400
28. DEW 26 22 572 676 484
29. AIN 27 19 513 729 361
2. Analisis Uji Hipotesis
Hasil analisis motivasi orang tua dengan menggunakan analisis
regresi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.2
Hasil Analisis Data Motivasi Orang Tua
Uraian X1 Kesimpulan
b (koefisien regresi) 0,659
Berpengaruh signifikan thitung 7,658*
Signifikansi (P) 0,000
Keterangan :
* = tarafsignifikan 5%
P= probabilitas /signifikansi
Pada uji t diperoleh nilai thitung sebesar 7,658 dan probabilitas
sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada kontribusi yang
positif dan signifikan variable motivasi orang tua terhadap etos belajar
santri ponpes At-Thoyyib Kembaran.
3. Analisis Lanjutan
Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat kontribusi positif
dan signifikan motivasi orang tua terhadap etos belajar santri. Hal ini
77
ditunjukkan dengan perolehan hasil uji t dengan nilai probabilitas sebesar
0,000 < 0,05. Artinya, motivasi orang tua mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap etos belajar santri.
Orang tua sebagai pembimbing pertama dalam pendidikan anak
harus mampu memberikan dorongan atau motivasi terhadap anak-anak
mereka, agar anak mereka mempunyai etos belajar yang tinggi. Dalam
penelitian ini motivasi orang tua ternyata memberikan tribusi positif
terhadap etos belajar santri. Hal ini bisa dijelaskan karena seorang santri
dalam menjalankan kegiatan belajar membutuhkan sebuah dorongan dari
orang tua mereka agar etos belajar anak menjadi lebih tinggi.
B. Analisis Pengaruh Nasehat Kiai terhadap Etos Belajar Santri
1. Persiapan Analisis Statistik X2 terhadap Y
Tabel 4.3
Persiapan Analisis Statistik X2 terhadap Y
No. Res. Nama Res. X2 Y X2Y X22
Y2
1. AS 33 20 660 1089 400
2. HR 32 24 768 1024 576
3. QR 30 22 660 900 484
4. AB 33 23 759 1089 529
5. GUF 33 16 528 1089 256
6. BAE 34 20 680 1156 400
7. SUM 24 20 480 576 400
8. YUS 32 20 640 1024 400
9. PAI 24 16 384 576 256
10. AN 28 21 588 784 441
11. ROS 33 23 759 1089 529
12. FAT 36 18 648 1296 324
13. AM 30 20 600 900 400
14. FAU 30 20 600 900 400
15. SAF 33 21 693 1089 441
78
16. KOT 36 19 684 1296 361
17. ALI 34 18 612 1156 324
18. MIF 33 20 660 1089 400
19. MAY 33 23 759 1089 529
20. NUR 30 22 660 900 484
21. MIL 33 20 660 1089 400
22. SUL 30 24 720 900 576
23. TRI 30 20 600 900 400
24. ATO 32 22 704 1024 484
25. FAT 31 18 558 961 324
26. FAU 30 19 570 900 361
27. HUD 32 20 640 1024 400
28. DEW 30 22 660 900 484
29. AIN 34 19 646 1156 361
2. Analisis Uji Hipotesis
Berikut ini adalah hasil analisis uji hipotesis nasehat kiai dengan
menggunakan analasis regresi.
Tabel 4.4
Hasil analisis uji hipotesis nasehat kiai
Uraian X2 Kesimpulan
b (koefisien regresi) 0,266
Berpengaruh signifikan thitung 2,281
Signifikansi (P) 0,031
Keterangan :
* = taraf signifikan 5%
P= probabilitas /signifikansi
Uji t yang diperoleh dari perhitungan menggunakan program
SPSS 16.0 for windows yaitu nilai thitung sebesar 2,281 dan probabilitas
sebesar 0,031 < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh yang
positif dan signifikan variabel nasehat kiai terhadap etos belajar santri di
Ponpes At-Thoyyib Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang.
79
3. Analisis Lanjutan
Nasehat kiai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos
belajar santri. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil uji t dengan nilai
probabilitas sebesar 0,031 < 0,05
Artinya semakin tinggi nasehat kyai yang diperoleh santri maka
akan semakin tinggi etos belajar santri. Nasehat kiai tersebut akan
mewujudkan semangat dalam belajar santri di pondok. Oleh sebab itu
nasehat kiai di pondok pesantren harus terus berikan oleh sang kyia agar
dalam santri dalam belajar akan bertambah semangatnya.
C. Analisis Motivasi Orang Tua dan Nasehat Kiai terhadap Etos Belajar
Santri di Pondok Pesantren
Berikut disajikan hasil analisis uji pengaruh motivasi orang tua dan
nasehat kiai terhadap etos belajar santri di pondok pesantren At-Thoyyib
Kembaran, Sidomulyo, Salaman, Magelang
Tabel 4.5
Hasil Analisis Data motivasi orang tua dan nasehat kiai
Terhadap etos belajar Santri
Uraian Y Kesimpulan
b (koefisien regresi) 0,378
Berpengaruh signifikan Signifikansi (P) 0,016
F 32,511*
R2 0,714
Keterangan :
* = taraf signifikan 5%
P= probabilitas /signifikansi
80
Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh motivasi orang tua dan
nasehat kiai secara bersama-sama terhadap etos belajar santri menggunakan
program SPSS 16.0 for windows yaitu dengan hasil pada tabel uji F, hasil uji
Anova atau F test. Pada penelitian ini di dapat nilai Fhitung adalah 32,511
dengan tingkat signifikansi 0,016. Nilai probabilitas 0,016 > 0,05 maka
hipotesis H0 ditolak yang berarti motivasi orang tua dan nasehat kiai secara
simultan memiliki kontribusi signifikan dan positif terhadap etos belajar
santri.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi orang tua dan nasehat
kiai terhadap etos belajar santri dapat diukur dengan nilai koefisien
determinasi (R2) yang bermakna besarnya sumbangan variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Berdasarkan hasil pengujian regresi linear
berganda diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar 0,714 yang berarti besarnya
kontribusi variabel X (independent) terhadap Y (dependent) sebesar 71,4%
sedangkan sisanya sebesar 29,6% disumbangkan oleh faktor-faktor lain yang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan hasil uji F dengan nilai
probabilitas sebesar 0,016 < 0,05. Apabila motivasi orang tua positif dan
tinggi maka etos belajar santri akan semakin meningkat. Demikian pula
dengan nasehat kiai apabila santri mampu melaksanakan nasehat-nasehat
yang di berikan oleh kiai maka para santri akan mempunyai etos belajar yang
tinggi pula.
81
Berdasarkan hasil analisis hasil uji hipotesis di atas membuktikan
bahwa terdapat kontribusi positif dan signifikan motivasi orang tua dan
nasehat kiai terhadap etos belajar santri.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Motivasi orang tua pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa
Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014
kategori tinggi 3,44%, sedang 86,20%, dan rendah 10,34%.
2. Nasehat kiai pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa
Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014
adalah kategori tinggi 17,24%, sedang 72,41%, dan rendah10,34%.
3. Etos belajar santri pada Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa
Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Tahun 2014
kategori tinggi 6,89%, sedang 65,51%, dan rendah 27,58%.
4. Ada pengaruh positif antara motivasi orang tua terhadap etos belajar santri
di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang, ditunjukkan dengan nilai probabilitas
sebesar 0,000 < 0,05.
5. Ada pengaruh positif antara nasehat kiai terhadap etos belajar santri di At-
Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang, ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,031 < 0,05.
83
6. Ada pengaruh positif antara motivasi orang tua dan nasehat kiai secara
bersama-sama terhadap etos belajar santri di Pondok Pesantren At-
Thoyyib Kembaran, Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang, ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,016 < 0,05.
B. Saran
1. Bagi Lembaga
Sebagai lembaga Pendidikan Agama Islam di Salatiga IAIN
Salatiga merupakan dambaan umat Islam dalam Bentuk insan yang
berakhlak mulia. Mengacu pada hal tersebut, penulis mengharapkan
kepada lembaga untuk lebih memperhatikan mahasiswa secara
menyeluruh, demi terselengaranya pendidikan yang seimbang antara
dunia dan akhirat.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu diadakan
penyempurnaan untuk penelitian selanjutnya.
a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini menjadi acuan
dan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya. Dimana
sebaiknya sampel yang dipakai hendaklah lebih diperluas lagi tidak
sebatas hanya di Pondok Pesantren At-Thoyyib Kembaran saja.
b. Menambah variabel baru selain dari kedua variabel bebas di atas,
sehingga hasil yang dicapai dapat lebih akurat serta maksimal dari
penelitian ini.
84
DAFTAR PUSTAKA
Anuz Fariq Gasim . 2005. Fiqih Nasehat. Jakarta: Team Darus Sunnah
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Asdiqoh Siti. 2014. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah. Salatiga. Stain
Salatiga Press.
Assegaf Abd. Rahman. 2005. Pendidika Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Balson Maurice. 1996.Menjadi Orang Tua Yang Baik. Jakarta: Bumi Aksara.
Darajat Zakiyah. 1996.Ilmu pendidikan islam. Jakarta: Bumi Aksara
Dhofier, Zamakhsyari.1989.Tradisi Pesanren: Studi tentang Pandangan Hidup
Kiai. Jakarta: LP3ES
Diponegoro. 2009. Al-kalam. Bandung: Diponegoro
Djaali. 2012. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah Syaiful bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Galba, Sindu.1995. Pesantren sebagai Wadah Komunikasi. Jakarta: Rieka Cipta
Haryanto Sugeng. 2012. Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kyai
Di Pondok Pesantren. Kementrian Agama RI
Muhaimin. 2002. Paradigm Pendidikan Islam(Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama di Sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
Mustakim. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang Bekerja Sama dengan Pustaka Belajar
Ngalim Purwanto. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ostrof Wendy L.2013.Memahami Cara Anak-anak Belajar. Jakarta: Indeks.
Purwodarminto, W.J.S. 1987. Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Sardiman. 2009. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Uno Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
http://lautan hikmah.webly.blogspot.com/nasehat.htm tanggal di akses 08 maret
2015 pukul 20.37
http://patimahahmad.blogspot.com/2013/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
belajar.html di akses tanggal 23 maret 2015 pukul 07.12.
85
ANGKET PENELITIAN MOTIVASI ORANG TUA DAN NASIHAT KYAI
TERHADAP ETOS BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AT-
THOYYIB KEMBARAN, DESA SIDOMLYO, KECAMATAN SALAMAN,
KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015
Nama :
Kelas :
1. Apakah anda selalu melaksanakan perintah orang tua ?
a. Ya, saya melaksanakan perintah orang tua
b. Kadang-kadang saya melaksanakan perintah orang tua
c. Saya tidak melaksanakan perintah orang tua
2. Apakah usaha bapak ibu memasukkan anda ke pondok pesantren
menambah pendidikan agama islam anda ?
a. Ya, pendidikan agama saya menjadi bertambah
b. Kadan-kadang ilmu agama saya bertambah
c. Ilmu agama saya tidak bertambah
3. Apakah orang tua anda sering memberi nasehat pentingnya belajar ilmu di
pondok pesantren ?
a. Ya, orang tua saya sering memberi nasehat pentingnya belajar ilmu
di pondok pesantren
86
b. Kadang-kadang orang tua saya memberi nasehat pentingnya
belajar ilmu di pondok pesantren
c. Orang tua saya tidak memberi nasehat pentingnya belajar ilmu di
pondok pesantren
4. Apakah orang tua anda sering menasehati agar anda giat belajar ?
a. Ya, saya sering di nasehati orang tua saya agar giat belajar
b. Kadang-kadang saya di nasehati orang tua saya agar giat belajar
c. Saya tidak di nasehati orang tua saya agar giat belajar
5. Apakah orang tua anda selalu menanyakan perkembangan belajar anda ?
a. Ya, orang tua selalu menanyakan perkembangan belajar saya
b. Kadang-kadang orang tua menanyakan perkembangan belajar saya
c. Orang tua saya tidak menanyakan perkembangan belajar saya
6. Apakah orang tua anda memberikan motivasi dan semangat belajar kepada
anda ?
a. Ya, orang tua saya sering memberikan motivasi dan semangat
belajar
b. Kadang-kadang orang tua saya memberikan motivasi dan semangat
belajar
c. orang tua saya tidak memberikan motivasi dan semangat belajar
7. Apakah orang tua anda mendampingi ketika anda mengalami kesulitan
dalam belajar ?
a. Ya, orang tua saya sering mendampingi ketika saya mengalami
kesulitan belajar
87
b. Kadang-kadang orang tua saya mendampingi ketika saya
mengalami kesulitan belajar
c. Orang tua saya tidak mendampingi ketika saya mengalami
kesulitan belajar
8. Apakah orang tua anda sering membantu ketika anda mengalami kesulitan
dalam belajar ?
a. Ya, orang tua saya sering membantu ketika mengalamai kesulitan
belajar
b. Kadang-kadang orang tua saya membantu ketika mengalamai
kesulitan belajar
c. Orang tua saya tidak membantu ketika mengalamai kesulitan
belajar
9. Apakah orang tua anda memberikan perlengkapan belajar di pondok
pesantren ?
a. Ya, orang tua saya memberikan perlengkapan belajar
b. Kadang-kadang orang tua saya memberikan perlengkapan belajar
c. orang tua saya tidak memberikan perlengkapan belajar
10. Apakah orang tua anda selalu memenuhi kebutuhan belajar anda ?
a. Ya, orang tua saya sering memenuhi kebutuhan belajar
b. Kadang-kadang orang tua saya memenuhi kebutuhan belajar saya
c. orang tua saya tidak memenuhi kebutuhan belajar saya
11. Apakah anda selalu mentaati nasehat yang diberikan romo kyai tentang
tata tertib pondok pesantren ?
88
a. Ya, saya selalu mentaati nasehat yang diberikan romo kyai tentang
tata tertib
b. Kadang-kadang saya mentaati nasehat yang diberikan romo kyai
tentang tata tertib
c. saya tidak mentaati nasehat yang diberikan romo kyai tentang tata
tertib
12. Apakah anda selalu mendapat nasehat kyai tentang tata cara belajar di
pondok pesantren ?
a. Ya, saya selalu mendapat nasihat kyai tentang tata cara belajar di
pondok
b. Kadang-kadang saya saya selalu mendapat nasihat kyai tentang tata
cara belajar di pondok
c. saya tidak mendapat nasihat kyai tentang tata cara belajar di
pondok
13. Apakah arahan romo kyai selalu anda lakukan saat belajar ?
a. Ya, saya melakukan arahan yang diberikan bapak kyai dalam
belajar
b. Kadang-kadang saya melakukan arahan yang diberikan bapak kyai
dalam belajar
c. Saya tidak melakukan arahan yang diberikan bapak kyai dalam
belajar
14. Apakah setiap anda belajar di kelas anda selalu diberikan arahan oleh
bapak kyai ?
89
a. Ya, saya sering diberikan arahan ketika belajar di kelas
b. Kadang-kadang saya diberikan arahan ketika belajar di kelas
c. saya tidak diberikan arahan ketika belajar di kelas
15. Apakah anda menganggap bahwa nasehat yang diberikan oleh kyai sangat
bermanfaat bagi anda ?
a. Ya, saya menganggap nasehat yang diberikan bermanfaat
b. Kadang-kadang saya menganggap nasehat yang diberikan
bermanfaat
c. Saya tidak menganggap nasihat yang diberikan bermanfaat
16. Bagaimana sikap anda apabila di nasehati bapak kyai ?
a. Saya, mendengarkan dan melaksanakan
b. Kadang-kadang saya mendengarkan dan melaksanakan
c. Saya tidak mendengarkan dan melaksanakan
17. Apakah anda menganggap ilmu kitab-kitab di pondok pesantren lebih
berguna dari pada ilmu di sekolah formal ?
a. Ya, saya menganggap ilmu kitab-kitab di ponpes lebih berguna
dari pada ilmu formal
b. Kadang-kadang saya menganggap ilmu kitab-kitab di ponpes lebih
berguna dari pada ilmu formal
c. Saya tidak meganggap ilmu kitab-kitab di ponpes lebih berguna
dari pada ilmu formal
18. Apakah kyai sering memberikan arahan tentang kitab-kitab yang akan di
pelajari di pondok pesantren ?
90
a. Ya, bapak kyai sering memberikan arahan tentang kitab yang akan
di pelajari di ponpes
b. Kadang-kadang bapak kyai memberikan arahan tentang kitab yang
akan di pelajari di ponpes
c. bapak kyai tidak memberikan arahan tentang kitab yang akan di
pelajari di ponpes
19. Apakah bapak Kyai selalu memberikan arahan tentang pentingnya belajar
kitab di pondok pesantren ?
a. Ya, bapak Kyai selalu memberikan arahan tentang pentingnya
belajar kitab di ponpes
b. Kadand-kadang bapak Kyai memberikan arahan tentang
pentingnya belajar kitab di ponpes
c. bapak Kya tidak memberikan arahan tentang pentingnya belajar
kitab di ponpes
20. Pada suatu ketika apabila anda melanggar perintah tata tertib di pondok
pesantren dan diberi sanksi dari bapak kyai, bagaimana sikap anda ?
a. Ya, saya akan menerima sanksi yang diberikan
b. Kadang-kadang saya menerima sanksi yang diberikan
c. Saya tidak menerima sanksi yang diberikan
21. Apabila anda mempercayai jika tidak mematuhi perintah bapak kyai maka
ilmu yang anda peroleh d pondok pesantren tidak bermanfaat ?
a. Ya, saya mempercayai jika tidak mematuhi perintah maka ilmu
yang saya peroleh tidak bermanfaat
91
b. Kadang-kadang saya mempercayai jika tidak mematuhi perintah
maka ilmu yang saya peroleh tidak bermanfaat
c. Saya tidak mempercayai jika tidak mematuhi perintah maka ilmu
yang saya peroleh tidak bermanfaat
22. Apakah anda selalu menjaga sikap jika bertemu bapak kyai ?
a. Saya, selalu menjaga sikap ketika bertemu bapak kyai
b. Kadang-kadang saya menjaga sikap ketika bertemu bapak kyai
c. Saya tidak menjaga sikap ketika bertemu bapak kyai
23. Apakah anda selalu mengaji setiap hari ?
a. Ya, saya selalu mengaji setiap hari
b. Kadang-kadang saya mengaji
c. Saya tidak mengaji setiap harinya
24. Apakah anda semangat belajar ketika di dalam kelas ?
a. Ya, saya semangat belajar ketika di dalam kelas
b. Kadang-kadang saya semangat belajar ketika di dalam kelas
c. Saya tidak semangat belajar ketika di dalam kelas
25. Apakah anda selalu datang mengaji tepat waktu ?
a. Ya, saya selalu datang tepat waktu
b. Kadang-kadang saya datang mengaji tepat waktu
c. Saya tidak datang mengaji tepat waktu
26. apakah anda rajin mengikuti pembelajaran kitab kuning ?
a. Ya, saya rajin mengikuti pembelajaran kitab kuning
b. kadang-kadang saya rajin mengikuti pembelajaran kitab kuning
92
c. saya tidak rajin mengikuti pembelajaran kitab kuning
27. ketika bapak kyai sedang berhalangan, beliau tidak mengajar kitab
kuning, apa yang anda lakukan ?
a. Saya sering belajar bersama santri lain
b. Kadang-kadang saya belajar bersama santri lain
c. Saya tidak belajar bersama santri lain
28. Apakah anda selalu berusuha belajar tekun di pondok pesantren ?
a. Ya, saya selalu berusaha belajar tekun di pondok
b. Kadang-kadang saya berusaha belajar tekun di pondok
c. Saya tidak belajar tekun di pondok
29. Apakah anda dapat memahami pembelajaran kitab kuning ?
a. Ya, saya dapat memahami pembelajaran kitab kuning
b. Kadang-kadang saya dapat memahami pembelajaran kitab kuning
c. Saya tidak dapat memahami pembelajaran kitab kuning
30. Apakah jika anda belum memahami betul suatu topik pelajaran, anda
bertanya kepada teman atau pengasuh sehingga menjadi faham betul ?
a. Ya, saya bertanya kepada teman atau pengasuh
b. Kadang-kadang saya bertanya kepada teman atau pengasuh
c. Saya tidak bertanya kepada teman atau pengasuh
93
94
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Akhmad Kafi Jurusan : Tarbiyah
Nim : 111 10 052 Progdi : PAI
No Nama Kegiatan Tanggal Keterangan Nilai
1
OPAK “ Optimalisasi Nalar Kritis Mahasiswa: Upaya Mengawal Perubahan Bangsa ke Arah yang Lebih Baik” (DEMA)
25-27 Agustus 2010
Peserta 3
2 User Education (UPT Perpustakaan) 20-25 September 2010
Peserta 3
3 NATIONAL WORKSHOP OF ENTREPRENEURSHIP AND BASIC COORPERATION 2010
19 Desember 2010
Peserta 6
4 Gorah Masal (JQH) 12 Maret 2011 Peserta 3
5 Berani Kaya Berani Taqwa 21 Mei 2011 Peserta 3
6 Praktikum BTQ (STAIN Salatiga) 22 Juni 2011 Peserta 2
7 Praktikum Kepramukaan (STAIN Salatiga)
22-27 Juli 2011 Peserta 3
8 Pendidikan dan Pelatihan Calon Pramuka Pandega ke-21 (PLCPP XXI)
30 September- 3 Oktober 2011
Peserta 3
9 Praktikum Etika Profesi Keguruan (STAIN Salatiga)
10 Februari 2012 Peserta 2
10 Praktikum Komputer Multimedia (STAIN Salatiga)
14-15 Februari 2012
Peserta 2
11 Mapaba PMII 23-25 Maret 2012 Peserta 3
11 Meningkatkan Kepekkaan dan Transparansi Kinerja Lembaga Menuju Kampus yang Amanah
27 Maret 2012 Peserta 2
13 Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) 3 Maret 2012 Peserta 3
14 Pendidikan Multikultural Sebagai Pilar Bangsa
29 Mei 2012 Peserta 6
15 Prahaflah Muwadaah akhirurssanah PPHM
15 Juni 2102 Panitia 3
16 Kegiatan Lomba HUT RI ke-67 18 Agustus 2012 Panitia 2
17 Praktikum Perawatan Jenazah (STAIN Salatiga)
17 September 2012
Peserta 3
18
Pertandingan Futsal Persahabatan Racana se-Kota Semarang dalam Rangka Memperingati HUT ke XXVI Racana IAIN Walisongso
1 Desember 2012 Peserta 3
19 PENATARAN USTADZ/PENGELOLA TKA-TPA TINGKAT DASAR
10 MARET 2013 Peserta 4
95
96
97