pengaruh model pbl (problem based...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING)
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuni Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ANITA SUMARYANI
109016200023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LBMBAR PENGESAHAN PEMBTMBING SKRTPSI
Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem BasetlLearning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi KesetimbanganKimia disusun oleh Anita Sumaryani, NIM 109016200023, Program StudiPendidikan Kimia, Jurusan llmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Flidayatullah lakarta. Telah melaluibimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diajukan pada
sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta. 8 September 2014
Yang mengesahkan,
"][;".'
Salamah Asung. M.A., Ph. D
NIP.19790624 200604 2 002
Pembimbing ll
D1,l,daDewi Murniati N{.Si
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model pembelajaran pBL (problem BasedLearning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi KesetimbanganKimia disusun oleh Anita Sumaryani, Nomor Induk Mahasiswa 109016200023,diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosahpada tanggal 7 oktober 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulisberhak memperoleh gelar Sarjana sl (s. pd) dalam bidang pendidikan Kimia.
Jakarta, 3 Desember 2014
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Program Studi Pendidikan Kimia)Dedi Irwandi. M.SiNIP. 19710528 200003 I 002
Penguji ITonih Feronika. M.PdNIP. 19760t07 2005011 007
Penguji IIDedi Irwandi. M.SiNrP. 19710528 200003 I 002
Tanggal
4/t*'
\ /'14- /tL
Mengetahui,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dra. Nurlena Rifa'i. MA. Ph.DNIP. 19591020 168603 2001
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
: Anita Sumaryani
:109016200023
: Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem
Bosed Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada MateriKesetimbangan Kimia adalah benar karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama Pembimbing I
NIPJurusan/Program Studi
2. Nama Pembimbing I I
Jurusan/Program Studi
Demikian surat pernyataan ini saya
menerima segala konsekuensi apabila
saya sendiri.
Salamah Agung, M.A., Ph. D19790624200604 2 002Pendidikan lPA/Pendidikan Kimia
Dewi Mumiati, M.SiPendidikan IPA/Pendidikan Kimia.
buat dengan sesungguhnya dan saya siap
terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
Jakarta, 8 September 2014Yano Menrzahkan
Anita SumaryaniNIM 109016200023
ABSTRAK
Anita Sumaryani., “Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) terhadap Pemahaman konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan
Kimia”. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,tahun 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap Materi Kesetimbangan
Kimia. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung pada bulan November
tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dan
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel dalam
penelitian ini, siswa kelas XI IPA-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA-3
sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa masing-masing 32 dan 31 siswa. Kelas
eksperimen diberi perlakuan berupa penerapan model PBL dan kelas kontrol
diberi perlakuan dengan model konvensional. Instrumen penelitian adalah tes
pilihan ganda yang berjumlah 18 dengan lima alternatif jawaban. Berdasarkan uji
statistik dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh thitung > ttabel (4,85 > 1,67) maka
Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dapat disimpulkan terdapat pengaruh
positif penerapan model pembelajaran PBL terhadap pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia.
Kata kunci: Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning), Materi
Kesetimbangan Kimia, Pemahaman Konsep Siswa
ABSTRACT
Anita Sumaryani (Science Education, Chemistry), Effect of Problem Based
Learning (PBL) towards student’s conceptual understanding on chemical
equilibrium
The purpose of this research was to know the effect of Problem Based Learning
(PBL) Model towards student’s conceptual understanding on chemical
equilibrium.Using quasi experiment, this research purposive sampling were in
total 63 students from SMAN 1 Parung were involved. The students were grouped
in experiment group (32 students) were PBL was used in their teaching and
learning process and control group (31 students) were conventional method was
applied. Testing with with questionare of 18 items, the result showed that there
was significant different of student result in the questionare making T>ttable
(4,85>1,67).
Keywords: Problem Based Learning (PBL) Model , chemical equilibrium,
student’s conceptual understanding
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahirobbil’a lamin. Segala puji bagi Allah penulis panjatkan
atas anugrah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan
Kimia”.
Shalawat serta salam semoga tercurah pada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarganya serta sahabatnya. Semoga kita dapat menjadikan beliau
sebagai panutan dalam menjalani hidup.
Dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hanna Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Salamah Agung, Ph. D sebagai pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan dan ilmunya dalam proses penyelesaian skripsi. Semoga ibu selalu
diberkahi dan dirahmati oleh Allah.
5. Ibu Dewi Murniati, M.Sc sebagai pembimbing 2 yang telah memberikan
bimbingan dan ilmunya dalam proses penyelesaian skripsi. Semoga ibu selalu
diberkahi dan dirahmati oleh Allah.
6. Bapak Tonih Feronika, M.Pd dan Bapak Dedi Irwandi, M.Si sebagai
penguji yang telah memberikan ilmunya dalam proses revisi skripsi. Semoga
Bapak sekalian selalu diberkahi dan dirahmati Allah.
ii
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah
memberikan ilmunya selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
Semoga Allah membalas semua kebaikan dan memberkahi ilmu yang telah
diberikan.
8. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik.
9. Kepala Sekolah, guru, dan staf SMAN 1 Parung yang telah bersedia
mengizinkan penulis mengadakan penelitian.
10. Spesial bagi kedua orang tua tercinta, Bpk Sumarsono dan Ibu Yeni yang
senantiasa mendukung memberikan kasih sayang, motivasi dan doa yang
terus mengalir kepada penulis. Semoga Allah membalas segala kebaikan atas
pengorbanan yang telah diberikan oleh keduanya dan memberi keberkahan
dalam hidupnya.
11. Ade Suryani dan Fina Sumarliani, adik-adikku tersayang yang juga terus
mendukung dan memberikan motivasi.
12. Nurul Mumin, Ani Syahida, Fitria Takhlisi, Indriyani, Sri Wahyuni, Ira
Isnawati, Debby Ariyanti, Yefi, serta semua teman-teman kimia angkatan
2009 yang menjadi kk dan kawan dalam bertukar fikiran. Terima kasih
banyak semoga Allah memberi keberkahan dan menjadikan kita semua guru
yang terbaik dimata Allah dan dapat memajukan Indonesia kedepannya.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skrispi ini.
Akhir kata semoga tulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk menambah ilmu demi perbaikan di masa yang akan datang.
Jakarta, September 2014
Penulis
Anita Sumaryani
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 6
D. Rumusan Masalah .................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F. Kegunaan Penelitian .............................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori ....................................................................... 8
1. Model Pembelajaran PBL ................................................ 8
a. Model Pembelajaran................................................... 8
b. Definisi PBL (Problem Based Learning) ................. 10
c. Karakteristik Masalah dan Model PBL .................... 13
d. Kelebihan dan Manfaat PBL .................................... 16
e. Langkah-langkah PBL ............................................. 17
iv
2. Belajar dan Pembelajaran ............................................... 20
a. Pengertian Belajar .................................................... 20
b. Hakikat Pembelajaran .............................................. 24
3. Pemahaman Konsep ....................................................... 25
4. Konsep Kesetimbangan Kimia ....................................... 28
B. Penelitian Relevan ................................................................ 34
C. Kerangka Berfikir................................................................. 36
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 38
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ............................. 38
1. Metode Penelitian ........................................................... 38
2. Desain Penelitian ............................................................ 38
C. Populasi dan sampel ............................................................. 40
1. Populasi .......................................................................... 40
2. Sampel ............................................................................ 40
D. Variabel Penelitian ............................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 40
F. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 41
G. Kalibrasi Instrumen .............................................................. 42
1. Validitas Tes................................................................... 42
2. Reliabilitas Tes ............................................................... 43
3. Tingkat Kesukaran ......................................................... 44
4. Daya Beda ...................................................................... 45
H. Teknik Analisis Data ............................................................ 46
1. Uji Normalitas ................................................................ 46
2. Uji Homogenitas ............................................................ 46
3. Uji Hipotesis .................................................................. 47
4. Uji N-Gain ...................................................................... 48
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ...................................................................................... 49
1. Data Hasil Tes Pretest dan Posttest ................................. 49
a. Pretest ........................................................................ 49
b. Posttest ....................................................................... 51
2. Hasil Analisis Data .......................................................... 53
a. Hasil Uji Normalitas ................................................. 53
1) Pretest .................................................................. 53
2) Posttest ................................................................. 54
b. Hasil Uji Homogenitas .............................................. 55
1) Pretest .................................................................. 55
2) Posttest ................................................................. 56
c. Hasil Pengujian Hipotesis ......................................... 57
1) Pretest .................................................................. 57
2) Posttest ................................................................. 58
d. Hasil N-Gain ............................................................. 59
1) Kelas Eksperimen ................................................ 59
2) Kelas Kontrol ....................................................... 61
3. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep ............................... 62
a. Kelas Eksperimen ..................................................... 62
b. Kelas Kontrol ............................................................ 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 72
B. Saran .................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 74
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Hasil Pembelajaran ....................................................... 12
Gambar 2.2 Alur Proses Pembelajaran ........................................................ 24
Gambar 4.1 Grafik Kategori N-Gain Kelas Eksperimen ............................. 60
Gambar 4.2 Grafik Kategori N-Gain Kelas Kontrol .................................... 62
Gambar 4.3 Perbandingan pencapaian Pemahaman Konsep Siswa............. 68
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap-tahap Pengajaran Model PBL .......................................... 18
Tabel 2.2 Hubungan antara fase belajar dan acara pembelajaran ............... 21
Tabel 2.3 Prediksi Arah Kesetimbangan Berdasarkan Data Kc ................. 31
Tabel 3.1 Desain Penelitian......................................................................... 39
Tabel 3.2 Instrumen Tes Pemahaman Konsep ............................................ 41
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen................................. 44
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest ........................................................ 49
Tabel 4.2 Pemahaman Konsep Siswa pada Pretest ................................... 50
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest ....................................................... 51
Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Siswa pada Posttest ................................... 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Skor Pretest ...................................... 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Skor Posttest .................................... 52
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Skor Pretest .................................. 56
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Skor Posttest ................................. 56
Tabel 4.9 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Pretest .................... 57
Tabel 4.10 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Posttest ................. 56
Tabel 4.11 Data Hasil N-Gain Kelas Eksperimen ....................................... 59
Tabel 4.12 Data Hasil N-Gain Kelas Kontrol .............................................. 61
Tabel 4.13 Data Hasil Pemahaman Siswa Eksperimen ............................... 63
Tabel 4.14 Data Hasil Pemahaman Siswa Kontrol ...................................... 65
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........... 77
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................ 109
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen .................................. 127
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen .................................................................. 136
Lampiran 5 Instrumen sebelum Validasi .................................................... 165
Lampiran 6 Kalibrasi Instrumen ................................................................. 177
Lampiran 7 Instrumen setelah Validasi ...................................................... 180
Lampiran 8 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .......................... 186
Lampiran 9 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ................................. 188
Lampiran 10 Daftar Distribusi Frekuensi Data Pretest.............................. 190
Lampiran 11 Daftar Distribusi Frekuensi Data Posttest ............................ 198
Lampiran 12 Uji Normalitas Pretest .......................................................... 206
Lampiran 13 Uji Normalitas Posttest ......................................................... 210
Lampiran 14 Uji Homogenitas Pretest ...................................................... 214
Lampiran 15 Uji Homogenitas Posttest ..................................................... 216
Lampiran 16 Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ........................................ 218
Lampiran 17 Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ....................................... 220
Lampiran 18 Rekapitulasi Pemahaman Konsep Siswa .............................. 222
Lampiran 19 Lembar Uji Referensi ........................................................... 230
Lampiran 20 Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors ............................................. 237
Lampiran 21 Tabel Distribusi Uji Fischer ................................................. 238
Lampiran 22 Tabel Distribusi Uji-t ............................................................ 239
Lampiran 23 Surat Keterangan Penelitian ................................................. 241
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pembelajaran sains khususnya kimia sudah mulai mengalami
pergeseran paradigma dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
pendidik (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student
centered).1 Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered)
diharapkan dapat membuat siswa terampil dalam membangun
pengetahuannya secara utuh. Keterampilan membangun pengetahuan ini
sudah seharusnya dapat diaplikasikan dalam suatu institusi pendidikan
seperti sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Hal ini sesuai
dengan isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003.
Dalam UU Sisdiknas tersebut, dikatakan:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”2
Ketika pendidik, siswa, dan sekolah sudah dapat berkolaborasi
dalam mewujudkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa, maka
dapat dipastikan bahwa kualitas pembelajaran sains khususnya kimia dapat
berjalan secara efektif. Namun pada faktanya di lapangan, masih terdapat
beberapa kendala untuk mewujudkan pembelajaran kimia yang efektif.
Salah satu kendala adalah rendahnya pemahaman pendidik dalam hal
penerapan model pembelajaran yang mendukung terjadinya pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered).
1 Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010), h.4. 2 Kemenag, Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, 2014, h.3
(www.kemenag.go.id).
1
2
Meski paradigma pembelajaran sudah bergeser pada paradigma
student centered namun banyak tenaga pendidik yang masih menganut
cara konvensional yakni pembelajaran berorientasi teacher centered.
Pembelajaran berorientasi teacher centered lebih menekankan siswa untuk
menghafal informasi dari konsep yang diberikan oleh guru.3 Siswa hanya
dipaksa untuk mengingat dan menimbun informasi dari suatu konsep dan
kurang dalam memahami informasi tersebut sehingga dapat menghambat
tercapainya tujuan pendidikan nasional yang mengharapkan siswa untuk
cakap dan berilmu di kemudian hari.
Pembelajaran kimia adalah sebuah pembelajaran yang erat kaitannya
dengan proses penemuan dengan teknik ilmiah untuk mendapatkan suatu
produk teori, fakta, prinsip, dan hukum.4 Pembelajaran yang berorientasi
pada pembangunan pengetahuan (kontruktivistik) dapat mendukung
terjadinya proses pembelajaran dan pemerolehan konsep yang utuh dalam
kimia sebagai dasar dari kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan
keterampilan proses siswa. Salah satu model pembelajaran yang
berorientasi pada pembelajaran kontruktivistik adalah model PBL
(Problem Based Learning).5 Model PBL adalah model pembelajaran yang
erat dengan proses menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan
memfasilitasi penyelidikan dialog. Proses-proses pembelajaran ini akan
mendukung pemerolehan konsep siswa pada pembelajaran kimia.6
Konsep-konsep dalam kimia saling berkaitan. Ketika siswa
mengalami kesalahan konsep pada satu materi maka akan berpengaruh
terhadap pemahaman siswa pada konsep-konsep selanjutnya. Terkadang
tenaga pendidik kurang peka dalam mengetahui pemahaman konsep yang
3 Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.12. 4 BSNP. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas atau Madrasah
Aliyah, 2013, h. 13 (www.bsnp-indonesia.org.id). 5 Rusman,dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada,2012), Cet. 2, h.39. 6 Amir. loc. cit., h.4.
3
telah dicapai oleh siswa. Padahal hal ini pun akan menghambat keefektifan
pembelajaran. Sehingga dapat membuat tenaga pendidik kesulitan untuk
mengulang kembali penjelasan dikarenakan keterbatasan waktu
pembelajaran. Untuk itu penting bagi tenaga pendidik untuk
memperhatikan dan meneliti pemahaman konsep siswa.
Konsep-konsep yang dirasa sulit pada mata pelajaran kimia yang
sering dialami siswa adalah pada konsep mol, atom, molekul,
kesetimbangan kimia, ikatan kimia, elektrokimia, dan perubahan fasa.7
Pada penelitian ini saya memilih untuk meneliti pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia. Materi kesetimbangan kimia adalah
materi yang cukup sulit dipahami oleh siswa. Hasil Simposium Nasional
Inovasi Pembelajaran dan Sains pada tahun 2011, mengatakan bahwa
terdapat beberapa konsep yang kurang dipahami siswa, contohnya siswa
tidak dapat mengaitkan nilai K dengan komposisi zat kimia saat
kesetimbangan.8 Hasil simposium tersebut menandakan kurang
maksimalnya pengembangan kemampuan siswa pada taraf berfikir
pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran materi kesetimbangan
kimia.
Model pembelajaran PBL dapat menjadi solusi yang cocok untuk
memaksimalkan pengembangan pada taraf berfikir pemahaman untuk
meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini dikuatkan oleh penelitian
pada jurnal Inovasi Pendidikan kimia bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar siswa melalui pendekatan Keterampilan Proses Sains yang
berorientasi Problem Based Instruction atau Problem Based Learning.9
7Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esin Sahin,Analyzing of Student’s Misconceptions
About Chemical Equilibrium, International Conference of New Trends and Their
Implications,1,2010,pp1-7. 8Muh Afturizaliur dan I Nyoman Marsih, Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Pembelajaran dan Sains 2011.h.1, 22-23 Juni 2011.Bandung, (http//portal.fi.itb.ac.id) 9Sri Wardani dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan
Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction., Journal Inovasi Pendidikan Kimia, 3, 2009,
h.391.
4
Dengan demikian penggunaan model PBL akan memberikan hasil positif
untuk pembelajaran kimia pada taraf berfikir pemahaman konsep.
Begitu juga pada penelitian yang berjudul Penggunaan Model PBL
pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, terlihat bahwa setelah
diberi perlakuan dengan pembelajaran model PBL (Problem Based
Learning) menggunakan metode two stay two spray kelas eksperimen
mencapai ketuntasan belajar klasikan sebesar 93,8%. Pada kelas kontrol
mencapai ketuntasan 85,3%.10
Materi kimia pada jurnal tersebut sejalan
dengan materi kesetimbangan kimia dimana perlu adanya penekanan
konsep dan proses praktikum.
Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) menunjang
materi kesetimbangan kimia karena memiliki ciri-ciri pembelajaran yang
diawali dengan masalah, biasanya masalah memiliki konteks dengan dunia
nyata, siswa secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan
mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah, dan melaporkan
solusi dari masalah.11
Ciri khas dari model ini adalah adanya keterbukaan,
proses yang demokratis, dan peran aktif siswa.12
Model PBL dapat membantu siswa untuk membangun kecakapan
sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan
berkomunikasi.13
Alasan hal tersebut adalah ketika model ini diterapkan
dikelas akan menantang siswa untuk bekerja sama dalam kelompoknya
untuk mencari solusi untuk masalah dunia nyata dan mengembangkan
keterampilan menjadi pembelajar mandiri.
10
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan
Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.7 11
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.12. 12
Richard.I.Arends, Learning To Teach, (New York:Mc Graw Hill,2007), pp.384. 13
Amir. loc. cit., h.21.
5
Situasi belajar pada model PBL akan mengaktifkan pengetahuan
sebelumnya, memfasilitasi pembelajaran baru, secara paralel akan
diperlukan di dunia nyata dan memungkinkan pelajar akan mengingat dan
menerapkan apa yang disimpan dalam memorinya.14
Penggunaan model
PBL diharapkan dapat membuat siswa terampil dalam menganalisis
masalah dan turut aktif berkomunikasi dengan kelompok untuk
menemukan suatu solusi dari hasil pemahaman konsep yang baik pada
ranah kognitif.
Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat
judul Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning) terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Kesetimbangan Kimia.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang
masalah diatas adalah:
1. Pembelajaran kimia masih menganut teacher centered yang
membuat siswa bersikap pasif.
2. Diperlukan kemampuan pemahaman konsep yang baik dalam
materi kesetimbangan kimia.
3. Dibutuhkannya model pembelajaran berorientasi learner
centered yang dapat memperbaiki pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia.
4. Belum membudayanya pendidikan yang berdasarkan masalah
yang dapat membuat siswa mampu membangun
pengetahuannya secara utuh.
14
Behiye Akcay, Problem Based learning in Science Education, Journal of Turkish
Science Education, 6, 2009, h.26.
6
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning).
2. Penelitian dilakukan pada materi Kesetimbangan Kimia.
3. Penelitian dilakukan terhadap pemahaman konsep siswa
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan maka
perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh penerapan
Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap
Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi
bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) pada pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan
kimia.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini khususnya bagi
kemajuan bidang pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa sebagai jalan mengasah kemampuan mereka dalam
membangun pengetahuannya berdasarkan masalah yang disajikan
sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai konsep terkait sebagai penunjang kemampuan kognitif
yang lebih tinggi dan kemampuan keterampilan proses yang
berguna bagi masa depannya.
2. Bagi guru sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk
memperoleh gambaran mengenai proses pembelajaran dengan
model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).
7
3. Bagi peneliti sebagai bahan pembelajaran untuk dapat
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman
yakni pembelajaran berbasis masalah yang dapat memaksimalkan
peran siswa.
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran menurut Joice adalah, “suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan sebagainya.”1
Model pembelajaran menurut Nurulwati, “kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar.”2
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khas yang lebih
luas dibandingkan strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut
adalah:3
1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
1 Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010)
,h.22. 2Ibid., h. 22.
3Ibid., h. 23.
9
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat
lingkungan belajar. Sintaks dari suatu model pembelajaran adalah
pola yang menggambarkan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada
umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.
Sintaks ini menunjukkan dengan jelas kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh guru dan siswa. Sintaks dari model model
pembelajaran memiliki beberapa komponen yang sama, contohnya
memotivasi siswa diawal pembelajaran dan diakhir diadakan
konfirmasi dan merangkum pokok-pokok pembelajaran.4
Model pembelajaran memiliki sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya model
pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang
fleksibel seperti tersedianya kursi dan meja yang mudah
dipindahkan.5
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu pedoman pembelajaran yang
menggambarkan prosedur pembelajaran. Prosedur tersebut berisi
rasional teoritis, tujuan pembelajaran, tingkah laku yang
diharapkan serta lingkungan belajar yang dibutuhkan. Model
pembelajaran satu dengan yang lainnya memiliki sintaks yang
sama dalam komponennya yakni ketika diawal ada konfirmasi
kemudian di akhir ada konfirmasi dan merangkum pokok
pembelajaran. Sedangkan sintaks yang berbeda terdapat pada
komponen lingkungan belajar dan sistem pengelolaannya
4Ibid.,h.23-24.
5Ibid.,h.24.
10
b. Definisi PBL
Pembelajaran berbasis masalah yang kita kenal merupakan
suatu adopsi dari istilah bahasa inggris yakni Problem Based
Instruction (PBI). Model ini dikenal saat zaman John Dewey.6
Model Problem Based Instruction (PBI) adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan
dan dialog. Lebih penting lagi adalah bahwa guru melakukan
scaffolding, yakni suatu kerangka dukungan yang memperkaya
inkuiri dan pertumbuhan intelektual.7
Pembelajaran berbasis
masalah adalah cara yang tepat bagi pembelajaran berbasis
penyelidikan dimana siswa menggunakan masalah autentik sebagai
konteks untuk penyelidikan mendalam tentang apa yang mereka
butuhkan dan apa yang harus mereka ketahui.8
Secara umum pembelajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka
untuk melakukan penyidikan dan inkuiri.Menurut John Dewey
dalam Sudjana, belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara
stimulus dan respon, merupakan hubungan dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa
bantuan dan masalah, sedangkan sistem syaraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang
dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
pemecahannya dengan baik.9
Pengajaran berdasarkan masalah menurut Arends
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa
mengerjakan permasalahan autentik dengan maksud untuk
6Ibid,.h.91
7Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan
Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000)h.3. 8
Behiye Akcay,Problem Based learning in Science Education,Electronic Jurnal of
Turkish Sciece Education,2009,pp.1. 9Trianto,Model-model Pembelajaran Inovatif,h.91.
11
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri,
dan keterampilan berfikir dengan tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri . 10
Model pembelajaran berbasis masalah dilandasi oleh teori
belajar kontruktivistik. Pada model ini pembelajaran dimulai
dengan pengajuan permasalahan nyata yang penyelesaiannya
membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa. Dalam model
pembelajaran ini guru memandu siswa untuk menguraikan rencana
pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi
contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang
dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru
menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada
upaya penyelidikan oleh siswa.11
Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan
menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh
pengertian serta bisa dijadikan pedomandan tujuan
belajarnya.Menurut Ratumanan, pembelajaran berdasarkan
masalah adalah pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berfikir tingkat tinggi12
Model Pembelajaran PBL dirancang bukan untuk
membantu guru menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya
pada siswa. Model PBL didesain untuk membantu siswa
membangun pengetahuannya, memecahkan masalah, mengasah
intelektualitas, belajar menjadi dewasa melalui pengalaman nyata
atau suatu simulasi, serta menjadi pembelajar yang mandiri.13
10
Ibid.,h.92 11
Ibid.,h.92. 12
Ibid., h. 92. 13
Richard.I.Arends, Learning To Teach,(New York:Mc Graw Hill,2007),pp.381-382.
12
Untuk mengetahui lebih jauh, berikut hasil pembelajaran
yang diharapkan dalam model PBL:14
Gambar 2.1 Bagan Hasil Pembelajaran PBL.
Model PBL diharapkan dapat memberikan keterampilan
inquiry dan problem solving karena adanya pengajuan suatu
masalah yang dituntut untuk dapat menemukan solusi. Siswa akan
menggunakan kemampuan berfikir analitis, kritis, dan mencari
kesimpulan berdasarkan keputusannya. Keterampilan selanjutnya
keterampilan sosial dan bersikap dewasa akan membantu siswa
mengenali situasi kehidupan dan belajar mengenai peran orang
dewasa. 15
Selain itu salah satu tujuan dalam pembelajaran PBL ini
untuk menghilangkan gap antara aktifitas pembelajaran di sekolah
dan aktifitas yang berjalan dikehidupan. Siswa juga diharapkan
menjadi pembelajar mandiri dengan pengelolaan lingkungan kelas
dimana guru mendorong siswa dengan memberi penghargaan
ketika bertanya dan mencari solusi permasalahan nyata. Siswa
akan dapat menjadi pembelajar mandiri setelah terbiasa melakukan
kegiatan tersebut ketika dewasa. 16
14
Ibid.,h.382. 15
Ibid.,h.382. 16
Ibid.,h.382-384
Problem Based
Learning
Keterampilan
inkuiri dan
problem solving
Keterampilan
sosial dan bersikap
dewasa
Keterampilan
menjadi pembelajar
mandiri
13
Berdasarkan penjelasan diatas, model PBL adalah suatu
model pembelajaran yang menekankan suatu penyelidikan
terhadap konteks masalah nyata dimana guru memandu siswa
untuk menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-
tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas
tersebut dapat diselesaikan. Model PBL diharapkan dapat
menghasilkan keterampilan inquiry, problem solving, sosial,
bersikap dewasa, dan siswa menjadi pembelajar mandiri.17
c. Karakteristik Masalah dan Model PBL
Karakteristik dari model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBL) menurut Tan adalah sebagai berikut:18
1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
2) Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah
dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-
structured.
3) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple
perspective). Solusinya menuntut pembelajar menggunakan
dan mendapatkan konsep dari beberapa bab atau disiplin
ilmu bidang lainnya.
4) Masalah membuat pembelajar tertantang untuk
mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang
baru.
5) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed
learning.
6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak
dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi, serta
penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting.
17
Richard.loc.cit., h 382 18
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.22.
14
7) Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Pembelajar belajar dalam kelompok, berinteraksi, saling
mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
Adapun karakteristik PBL yang diadopsi dari PBI adalah
sebagai berikut:19
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
Bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-
prinsip atau keterampilan akademik tertentu, PBL
mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan
masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara
pribadi bermakna untuk siswa.Mereka mengajukan situasi
kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana,
dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk
situasi itu.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, MTK,
dan ilmu-ilmu sosial) masalah yang akan diselidiki telah
dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa
meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Sebagai
contoh masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran
Teluk Chesapeake mencakup berbagai subjek akademik
dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi,
sosiologi, pariwisata dan pemerintahan.
3) Penyelidikan autentik
Pembelajaran inimengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk penyelesaian nyata terhadap
19
Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan
Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000)h.6-7.
15
masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan
mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan
membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi,
melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuatinferensi, dan merumuskan kesimpulan. Metode
penyelidikan tergantung masalah yang akan dipelajari.
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa
untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya
nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan.
Produk itu juga dapat berupa laporan, model fisik,
video atau program komputer. Karya nyata dan peragaan
seperti yang kana dijelaskan kemudian, direncanakan oleh
siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya
yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan
menyediakan suatu alternatif segar terhadap suatu laporan
atau makalah.
5) Kerjasama
Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa
yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering
dalam berpasangan atau berkelompok kecil. Kerja sama
memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang
untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan
berfikir.
16
d. Kelebihan dan Manfaat PBL
Adapun kelebihan dari Model PBL sebagai berikut:20
1) Realistis dengan kehidupan siswa
2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa
3) Memupuk sifat inkuiri siswa
4) Retensi konsep jadi kuat
5) Memupuk kemampuan problem solving
Adapun manfaat dari PBL adalah sebagai berikut:21
1) Siswa menjadi lebih ingat dan pemahamannya meningkat
atas materi ajar. Hal ini karena pengetahuan lebih dekat
dengan konteks praktik. Selain itu ketika siswa mengajukan
pertanyaan maka akan lebih memahami lebih dalam
tentang materi.
2) Meningkatkan fokus pada kemampuan yang relevan.
Merujuk kritik pendidikan di Indonesia bahwa
pembelajaran di sekoalh jauh dengan yang terjadi di dunia
praktik. Dengan model PBL ini siswa akan merasakan
konteks operasi di lapangan.
3) Mendorong untuk berfikir. Pembelajar dianjurkan untuk
tidak secara cepat menyimpulkan namun mencoba terlebih
dahulu menemukan landasan atas argumennya. Siswa
dilatih pula kemampuan berfikirnya.
4) Membangun kerja sama tim, kepemimpinan, dan
keterampilan sosial. Dalam pembelajaran ini dilakukan
dalam kelompok dimana akan berusaha memahami
perannya dalam kelompok, pengalaman kepemimpinan,
20
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010)
,h.97 21
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.27-29.
17
mempertimbangkan strategi, memutuskan, dan persuasif
dengan orang lain.
5) Membangun kecakapan belajar. Siswa perlu dibiasakan
mampu belajar terus-menerus yang nanti dibutuhkan untuk
mengembangkan suatu hal dalam bidang pekerjaannnya.
6) Memotivasi siswa. Pendidik mempunyai peluang untuk
membangkitkan minat dari dalam diri siswa karena
menciptakan masalah dengan konteks pekerjaan. Hal ni
menantang mereka dan perlu dibimbing dengan baik oleh
pendidik.
e. Langkah-langkah PBL
Adapun langkah-langkah atau sintaks pengajaran dengan model
pembelajaran masalah menurut Ibrahim adalah sebagai berikut:22
1) Mengajukan masalah yang mengorientasikan siswa kepada
masalah yang autentik yaitu masalah kehidupan nyata
sehari-hari
2) Memfasilitasi atau membimbing penyelidikan misalnya
melakukan pengamatan atau melakukan percobaan
3) Memfasilitasi dialog siswa
4) Mendukung belajar siswa.
Rincian sintaks pengajaran Model PBL dapat pula dilihat pada
tabel di bawah ini:23
22
Trianto,op. cit.,h97. 23
Ibid.,h.98.
18
Tabel 2.1Tahap-tahap Pengajaran Model Problem Based
Learning (PBL)
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan:
1. tujuan pembelajaran
2. Logistik yang dibutuhkan
3. Mengajukan fenomena
atau demonstrasi atau
cerita untuk
memunculkan masalah
4. Motivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan
masalah.
Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk
belajar
Guru membantu siswa untuk
mendefiniskan dan
mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan
masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan,
video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
19
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Kegiatan awal dari model PBL ini sama dengan tipe model lain
yakni guru mengkomunikasikan tujuan pelajaran secara jelas,
menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap pembelajaran, dan
memberikan apa yang diharapkan untuk dilakukan siswa.24
Pada
kegiatan mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu untuk
merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan, serta
mengorganisasi siswa kedalam kelompok kooperatif. 25
Pda kegiatan
membimbing penyelidikan kelompok guru mendorong agar siswa
mengumpulan informasi, dan melakukan eksperimen jika diperlukan
serta penciptaan laporan atau tugas lainnya.26
Pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru
mendorong siswa untuk menampilkan hasil karya yang sudah
ditelitinya dengan kelompok, disini tujuannya selain memamerkan
hasil karya namun juga sebagai penutup dari projek berdasarkan
masalah.27
Pada tahap analisis dan proses pemecahan masalah
bertujuan membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses
berfikir mereka sendiri dan disamping itu juga keterampilan
penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Pada kegiatan ini
24
Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan
Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000).h.3. 25
Trianto, op. cit., h. 99 26
Ibid., h. 100 27
Muslimin dan Muhammad Nur. Loc.cit., h. 39
20
guru membantu siswa menrekonstruksi fikiran dan aktifitas selama
tahap-tahap proses pembelajaran berbasis masalah.28
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Menurut Anthony Robbins, belajar adalah proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah
dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini
dimensi belajar, yaitu:29
1) Penciptaan hubungan
2) Sesuatu hal yang sudah dipahami
3) Sesuatu (pengetahuan) yang baru
Pada makna ini, belajar bukan berangkat dari sesuatu yang
benar-benar belum diketahui (nol) tapi merupakan keterkaitan dari
dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.
Belajar menurut Piaget dapat dilakukan berdasarkan tahap-
tahap perkembangan intelektual:30
1) Sensori motor (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak mengenal lingkungan dengan
kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal
lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,
perabaan, dan mengerak-gerakannya.
2) Pra oprasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mengandalkan diri pada
persepsi tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan
simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat
gambar, dan menggolong-golongkan.
28
Ibid., h. 40 29
Ibid.,h.15. 30
Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006),h.14.
21
3) Operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap operasi konkret anak dapat
mengembangkan fikiran logis. Ia dapat mengikuti
penalaran logis, walau kadang memecahkan masalah secara
trial and error.
4) Operasi formal (11- keatas)
Pada tahap ini anak dapat berfikir abstrak seperti
orang dewasa.
Piaget menegaskan pula bahwa belajar pengetahuan
meliputi tiga fase, yakni fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan
aplikasi konsep. Dalam fasa eksplorasi siswa mempelajari gejala
dengan bimbingan. Pada fase pengenalan konsep siswa mengenal
konsep yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi
konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain
lebih lanjut.31
Belajar menurut Gagne terdiri dari tiga tahap yang meliputi
sembilan fase. Tahap-tahap tersebut adalah persiapan untuk
belajar, pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), dan alih
belajar.Berikut bagan dari tahap belajar Gagne:32
Tabel 2.2Hubungan antara Fase Belajar dan Acara
Pembelajaran
Tahap-tahap Fase Belajar Acara
Pembelajaran
Persiapan untuk
belajar
1. Mengarahkan
perhatian
Menarik perhatian
siswa dengan
kejadian yang tidak
seperti biasanya,
31
Ibid.,h.14. 32
Ibid.,h.12.
22
pertanyaan atau
perubahan stimulus.
2. Ekpektasi Memberi tahu siswa
agar mengingat
kembali hasil belajar
(apa yang telah
dipelajari)
sebelumnya.
3. Retrival
(informasi
dan
keterampilan
yang relevan
untuk memori
kerja)
Merangsang siswa
agar mengingat
kembali hasil belajar
(apa yang telah
dipelajari)
sebelumnya.
Pemerolehan dan
unjuk perbuatan
4. Persepsi
selektif
atas sifat
stimulus
Menyajikan
stimulus yang jelas
sifatnya
5. Sandi
semantik
Memberikan
bimbingan belajar
6. Retrivaldan
respon
Memunculkan
perbuatan siswa
7. Penguatan Memberikan balikan
informatif.
Retrival dan alih
belajar
8. Pengisyaratan Menilai perbuatan
siswa
9. Pemberlakuan
secara umum
Meningkatkan
retensi dan alih
belajar.
23
Belajar merupakan suatu aktifitas yang dapat dilakukan
secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktifitas yang bersifat
psikologis, yaitu aktifitas yang merupakan proses mental, misalnya
aktifitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak,
menelaah, membandingkan membedakan, mengungkapkan,
menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktifitas yang bersifat
fisiologis yaitu aktifitas yang merupakan proses penerapan atau
praktik, misalnya melakukan eksperimen, latihan, kegiatan praktik,
membuat karya (produk), apresiasi,dan sebagainya.33
Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang
kompleks. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu
dari lingkungan berupa keadaan alam, benda-benda, hewan-hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dapat dijadikan
sebagai bahan belajar. 34
Prinsip-prinsip belajar diantara adalah:
1) Perhatian dan motivasi
2) Keaktifan
3) Keterlibatan langsung/ pengalaman
4) Pengulangan
5) Tantangan
6) Balikan dan penguatan
7) Perbedaan individual35
Berdasarkan beberapa definisi belajar menurut para ahli,
belajar dapat diartikan sebagai proses penciptaan hubungan yang
mengaitkan dua unsur yakni pengetahuan yang ada sebelumnya
33
Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012),Cet. 2, h.7. 34
Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006),h.7 35
Ibid.,h.42
24
dengan pengetahuan baru yang dapat terjadi melalui beberapa
tahapan diantaranya tahap persiapan belajar, pemerolehan dan
unjuk perbuatan, dan retrival serta alih belajar.
b. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru
dan siswa dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens
dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan
sebelumnya.36
Alur proses pembelajaran diusahakan dapat berjalan efektif
seperti dalam bagan berikut:37
Gambar 2.2 Alur Proses Pembelajaran
Pembelajaran yang kita lihat dewasa ini masih dominan
bersifat transmisif, pengejaran mentransfer dan memenuhi dengan
konsep-konsep langsung pada siswa. Dalam pandangan ini siswa
secara pasif “menyerap” struktur pengetahuan guru atau yang
terdapat dalam buku pelajaran. Pembelajaran hanya sekedar
penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan pada siswa.
Menutur Soedjaji, kurikulum sekolah di Indonesia terutama pada
mata pelajaran eksak (matematika, fisika, kimia) dan dalam
pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian
36
Trianto,op. cit.,h.17. 37
Ibid.,h.18.
1. Kurikulum
2. Strategi
3. Metodologi
Pembelajaran
Pengembangan
Pengalaman
25
pembelajaran sebagai berikut: diajarkan teori, diberi contoh, dan
diberi latihan soal.38
Pandangan pembelajaran kini adalah menggunakan
pandangan kontruktivistik. Paradigma kontruktivistik merupakan
basis reformasi pendidikan saat ini. Pembelajaran lebih
mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep ,
konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan
menggunakannyauntuk memperoleh satu jawaban yang
benar.Pembelajaran kontruktivistik lebih dicirikan oleh aktifitas
eksperimentasi,pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan
model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri. Secara umum
terdapat lima prinsip dasar yang melandasi kelas kontruktivistik.
Hal tersebut diantaranya adalah meletakan permasalahan yang
relevan dengan kebutuhan siswa, menyusun pembelajaran di
sekitar konsep-konsep utama, menghargai pandangan siswa,
materi pembelajaran disesuaikan terhadap kebutuhan siswa,
menilai pembelajaran secara kontekstual.39
3. Pemahaman Konsep
Dalam Kamus bahasa Indonesia paham artinya mengerti
benar.40
Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan.41
.
Pemahaman merupakan salah satu jenjang dalam ranah
kognitif. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak
melibatkan kegiatan mental/otak. 42
Siswa dapat memahami bila
mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan
38
Ibid., h. 18. 39
Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012),Cet. 2, h.37. 40
Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,(www.kbbi.web.id) 41
Ibid. 42
Achmad Sofyan,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi,(UIN Jakarta
Press:Jakarta,2006),h.14.
26
pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, atau grafis, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. 43
Pemahaman dapat diperoleh ketika siswa dapat
menghubungkan pengetahuan yang baru diterimanya dan
pengetahuan lama yang mereka simpan. Pengetahuan baru yang
didapat dipadukan dengan skema-skema dan kerangka kognitif
yang telah ada.44
Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang
memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau
orang.Konsep berguna untuk mengidentifikasi objek-objek yang
ada di dunia sekitar kita dengan cara mengenali ciri-ciri masing-
masing objek.45
Menurut Ausubel, individu memperoleh konsep melalui dua
cara yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Menurut
Gagne, formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi
diterima siswa. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia
masuk sekolah.46
Karena proses perkembangan konsep yang
diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang
perkembangan individu.47
Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara
induktif sebagai bentuk penemuan yang melibatkan proses-proses
mental yang menghasilkan generalisasi-generalisasi.48
Sedangkan
asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana siswa dapat
mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur
kognitif yang telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak
43
Lorin W Anderson, dan David R. Krathwol, Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), h. 105-106. 44
Ibid., h. 106 45
Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bumi
Aksara:Jakarta,2009), h.162. 46
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Uin Jakarta:Jakarta,2009), h. 28. 47
Ibid.,h.28 48
Ibid.,h.28
27
mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep ini terjadi
secara deduktif. Biasanya anak belajar diberi atribut sehingga
mereka belajar konseptual.49
Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep
paling tidak ada empat hal yang diperbuatnya:50
1) Ia dapat menyebutkan nama-nama contoh konsep bila dia
melihatnya
2) Ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut
3) Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari
yang bukan contoh
4) Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang
berkenaan dengan konsep tersebut.
Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
memperoleh pengertian dan untuk mengenali suatu objek dengan
cara membedakannya dan mampu memprediksi dan memecahkan
masalah ketika dihadapkan pada suatu hal terkait pengembangan
konsep tersebut. Kemampuan ini lebih banyak dipengaruhi oleh
proses mental suatu individu.
Pemahaman konsep pada penelitian ini adalah pemhamanam
konsep dalam artian pemahaman keseluruhan indikator materi
pembelajaran kesetimbangan kimia. Tingkat pemahaman konsep
siswa dapat dihitung dengan cara jumlah jawaban benar dibagi
dengan jumlah soal kemudian dikalikan 100 %. Berikut arti tingkat
pemahaman konsep berdasarkan hasil perhitungan jumlah jawaban
benar:51
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
49
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Uin Jakarta:Jakarta,2009), h. 28. 50
Oemar Hamalik, op.cit.,h.166 51
Teori Belajar Matematika, (www.upi.edu)
28
70% - 79% = Cukup
-69% = Kurang
4. Konsep Kesetimbangan Kimia
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain yang kemudian
menghasilkan zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut reaksi kimia
yang berlangsung sampai habis.. Reaksi dalam kimia ada yang dapat
berlangsung satu arah (irreversibel) dandua arah atau disebut
reversibel.Pada faktanya hanya sedikit reksi kimia yang berlangsung
satu arah. Reaksi reversibelini terjadi suatu reaksi kesetimbangan.
Reaksi kesetimbangan ditulis dengan tanda panah bolak-balik ( ).52
Reaksi setimbang merupakan reaksi yang terjadi saat laju reaksi
maju sama dengan laju reaksi balik. Kesetimbangan reaksi disebut juga
kesetimbangan dinamis karena reaksi pada saat setimbang tidak dalam
keadaan diam (statis) namun terjadi dua reaksi yang berlawanan arah.
Secara umum reaksi kesetimbangan adalah sebagai berikut:53
aA + bB cC + dD
Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika kedalam reaksi
kesetimbangan dilakukan suatu aksi, maka kesetimbangan akan
bergeser dan sekaligus mengubah komposisi zat-zat sampai menuju
reaksi dalam kesetimbangan kembali. Akan tetapi pada setiap keadaan
setimbang yang dicapai pada temperatur tetap diperoleh bahwa
perbandingan konsentrasi produk dengan konsentrasi pereaksi masing-
masing dipangkatkan dengan koefisiennya adalah tetap. Hal ini
dikemukakan oleh Cato Maximillian Gulberg dan Peter Wage pada
tahun 1864 yang dikenal dengan hukum kesetimbangan Gulberg
Wage. Reaksi tersebut dapat kita tulis sesuai dengan hukum
kesetimbangan tersebut, yaitu:54
52
Parning, dkk., Kimia,(Jakarta:Yudhistira,2012),Cet. 2, h. 141-142 53
Ibid., h.145 54
Ibid., h. 145
29
Keterangan:
Berdasarkan wujud dari zat-zat pereaksi dan produk reaksi,
kesetimbangan dapat dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen:55
a. Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan Homogen adalah kesetimbangan dimana
semua pereaksi dan dan produk reaksi berada dalam wujud
yang sama, contohnya:
1) Pereaksi dan produk reaksi dalam wujud gas, misal:
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Konsentrasi reaktan dan produk ini juga dapat dinyatakan
dalam tekanan parsialnya dimana pada suhu tetap, tekanan
suatu gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per
liter gas tersebut, artinya P= (n/V)RT, jadi untuk proses
kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai berikut:
2) Pereaksi dan produk reaksi larut dalam zat cair yang sama,
misal:
55
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kimia 2,(Jakarta:Esis,2009),. h136-137.
K= Tetapan (konstanta) kesetimbangan, sering juga dituliskan Kc. [A],
[B], [C], [D] merupakan konsentrasi A,B,C,dan D dalam satuan
molaritas.
30
CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3CO (aq)+ H3
(aq)
b. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan dimana
terdapat lebih dari satu wujud zat dalam reaksi, misal:
1) Reaksi: CaCO3(s) CaO(s)+ CO2(g)
Reaksi kesetimbangan ini melibatkan zat padat murni,
yakni CaCO3 dan CaO. Oleh karena konsentrasi zat padat
murni adalah tetap, maka konsentrasi CaCO3 dan CaO
tidak muncul dalam persamaan tetapan kesetimbangannya.
Kc = [CO2]
2) Reaksi : PCl5(s) PCl3(s)+ Cl2(g)
Reaksi kesetimbangan ini melibatkan zat padat murni :
PCl5 dan zat cair murni PCl3. Oleh karena konsentrasi zat
padat murni adalah tetap, maka konsentrasi PCl5 dan
PCl3tidak dimasukkan ke dalam kesetimbangan, jadi
diperoleh:
Kc = [Cl2]
Dalam penulisan konstanta kesetimbangan, terdapat dua aturan
penting penulisan konstanta kesetimbangan:
1) Ketika persamaan untuk suatu reaksi reversible dituliskan
dengan arah yang berlawanan, konstanta kesetimbangannya
menjadi kebalikan dari konstanta kesetimbangan asal, sebagai
contoh:
N2O4 (g) 2NO2(g)
maka Kc =
2) Nilai K juga bergantung pada bagaimana persamaan
kesetimbangan tersebut disetarakan, misal:
31
½ N2O4 (g) 2NO2(g) K’c =
N2O4 (g) 2NO2(g) Kc =
Dengan melihat pangkatnya kita mengetahui bahwa K’c=√ .
56
Data Kc yang diketahui dapat digunakan untuk memprediksi arah
reaksi. Semakin kecil Kc maka semakin sedikit pereaksi yang
membentuk produk reaksi. Posisi kesetimbangan ada di sbelah kiri.
Sebaliknya semakin besar Kc semakin banyak produk reaksi yang
terbentuk. Posisi kesetimbangan ada di kanan reaksi atau reaksi
berlangsung sampai tuntas, berikut tabel menganai sebarapa jauh
reaksi berlangsung berdasarkan data Kc:57
Tabel 2.3 Prediksi Arah Kesetimbangan Berdasarkan Data Kc
Nilai Kc Seberapa Jauh reaksi berlangsung
Kc sangat kecil
(<10-3
)
Posisi kesetimbangan ada di kiri
Reaksi hanya membetuk sedikit sekali produk
reaksi
Kc sangat besar
(>103)
Posisi kesetimbangan ada di kanan
Reaksi berlangsung hampir tuntas
Kc = 1 Posisi kesetimbangan kurang lebuh ada di tengah
Reaksi berimbang
Selain berdasarkan data Kc, kita juga bisa meramalkan arah
pergeseran kesetimbangan berdasarkan perbandingannya dengan Qc.
Qc (reaction quotient) adalah kuantitas yang diperoleh dengan cara
mensubstitusikan konsentrasi awal ke persamaan konstanta
56
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kimia 2,(Jakarta:Esis,2009),. h.137 57
Ibid., h. 140
32
kesetimbangan, atau disebut hasil bagi. Berikut kemungkinan tiga
kasus yang dapat terjadi:
a. Qc < Kc, perbandingan konsentrasi awal produk terhadap
reakttan terlalu kecil. Untuk mencapai kesetimbangan, reaktan
hasus diubah menjadi produk. Sistem bergeser dari kiri ke
kanan membentuk produk.
b. Qc = Kc, hal ini berarti bahwa konsentrasi awal adalah
konsentrasi kesetimbangan. Sistem berada pada
kesetimbangan.
c. Qc > Kc Perbandingan konsentrasi awal produk terhadap
reaktan terlalu besar. Untuk mencapai kesetimbangan produk
harus diubah menjadi reaktan. Sistem bergeser dari kanan ke
kiri membentuk reaktan.58
Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan dapat
dinyatakan dengan tekanan parsial gas dalam campurannya. Hal ini
didapat dari Hukum gas ideal dimana pada suhu tetap, tekanan suatu
gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per liter gas
tersebut, artinya P= (n/V)RT. Apabila reaksi kesetimbangan
dinyatakan sebagai berikut:
aA + bB cC + dD
maka
dengan adalah tekana parsial dari gas A,B,C, dan
D. Untuk menentukan tekanan pasrsial dari setiap zat dapat dicari
dengan:
∑ x
58
Ibid., h. 145 140-141
33
Persamaan Kp juga dapat dinyatakan dalam Kc, yakni:
∆n gas = ∑ mol gas produk reaksi - ∑ mol gas pereaksi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kesetimbangandiantaranya adalah sebagai berikut:59
a. Perubahan Konsentrasi
Berdasarkan asas Le Chatelier, apabila konsentrasi pereaksi
atau produk reaksi berubah, maka kesetimbangan akan bergeser
untuk mengurangi pengaruh perubahan konsentrasi yang terjadi
sampai diperoleh kesetimbangan yang baru.
Jika konsentrasi pereaksi dinaikan maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi produk untuk mengurangi pereaksi
sampai kesetimbangan baru dicapai. Sebaliknya jika
konsentrasi pereaksi diturunkan, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah pereaksi tersebut untuk menaikkan konsentrasi
pereaksi sampai kesetimbangan baru dicapai. Jika konsentrasi
produk dinaikan maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi
dan bila konsentrasi produk diturunkan maka kesetimbangan
bergeser ke arah produk untuk menaikan konsentrasinya hingga
kesetimbangan baru dicapai.
b. Perubahan Tekanan
Pengaruh perubahan tekanan terhadap kesetimbangan
reaksi berlaku hanya untuk sistem reaksi yang melibatkan gas.
Berdasarkan asas Le Chatelier, jika tekanan suatu sistem reaksi
diubah, maka kesetimbangan akan bergeser mengurangi
pengaruh perubahan tekanan ini sampai diperoleh
kesetimbangan yang baru.
59
Ibid., h. 144-149.
34
c. Perubahan Suhu
Perubahan suhu terkait dengan pelepasan atau penyerapan
kalor. Berdasarkan asas Le Chatelier apabila suhu dinaikkan
(kalor bertambah), maka sistem akan menyerap kalor tersebut.
Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm. Apabila
suhu reaksi diturunkan (kalor berkurang), maka sistem akan
melepas kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi eksoterm.
Katalisator dalam reaksi bolak balik dapat mempercepat reaksi ke
kanan atau ke kiri sehingga keadaan kesetimbangan tercapai lebih cepat.
Akan tetapi katalisator tidak dapat mengubah sususna zat-zat dalam
keadaan setimbang yang berarti katalis tidak dapat menggeser
kesetimbangan.
Dalam reaksi kesetimbangan terdapat istilah kesetimbangan
disosiasi yaitu reaksi kesetimbangan dari reaksi penguraian gas. Reaksi ini
dilambangkan dengan α. Disosiasi merupakan penguraian suatu zat
menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana:
Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:
1. α = 0 berarti tidak terjadi penguraian
2. α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
3. 0 < α < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang.
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan, penggunaan model
pembelajaran PBLdapat dijadikan model pembelajaran yang berpengaruh
baik bagi pembelajaran siswa. Diantaranya penelitian yang sejalan dengan
penelitian ini seperti yang dilakukan oleh Adi, dan kawan-kawannya
35
dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Problem Based Learning,
Motivasi Belajar, dan Intelligence Quotient Terhadap Prestasi Belajar
Mata Kuliah Fisiologi Olahraga Pada Manusia. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi linier, model
pembelajaran PBL memberikan pengaruh secara signifikan60
Penelitian yang dilakukan oleh S.M Raimi, dengan penelitiannya yang
berjudul Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In
College of Education Student Learning of Integrated Science dibuktikan
bahwa teknik Problem Based Learning memberikan cara yang baik bagi
siswa untuk mempelajari sains.61
Penelitian lain yang dilakukan oleh I Wayan Madia yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Prestasi Belajar
Kimia dan Konsep Diri Siswa SMA ditinjau dari Gaya Kognitif, hasil
penelitiannya adalah menunjukkan 1) terdapat perbedaan yang signifikan
model pembelajaran berbasis masalah terhadap variabel prestasi belajar
kimia siswa; 2) terdapat interaksi antara model pembelajaran antara model
pembelajaran dan gaya kognitif secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar kimia;(3) terdapat perbedaan signifikan variabel model
pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa untuk
siswa yang memiliki gaya kognitif field independent;(4) terdapat
perbedaan signifikan variabel model pembelajaran terhadap prestasi
belajar kimia dan konsep diri siswa untuk siswa yang memiliki gaya
kognitif field dependent.62
Begitu juga yang berjudul Penggunaan Model PBL pada Materi
Larutan Penyangga dan Hidrolisis, setelah diberi perlakuan dengan
60
Adi Wibowo dkk,Pengaruh Problem Based Learning,Motivasi Belajar dan
Intelligence quotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahraga pada Mahasiswa
Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha,Journal Magister Kedokteran
Keluarga,2013,h.58. 61
S.M.Raimi,Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of
Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education,h.9. 62
I Wayan Madiya,Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi
Belajar Siswa dan Konsep Diri Siswa SMA Ditinjau dari Gaya Kognitif,Jurnal Pendidikan
IPA,2011,h.6.
36
pembelajaran model PBL menggunakan metode two stay two spray kelas
eksperimen mencapai ketuntasan belajar klasikan sebesar 93,8%. Pada
kelas kontrol mencapai ketuntasan 85,3%.Hasil analisa angket menyatakan
bahwa rata-rata siswa merasa lebih paham terhadap materi yang diajarkan
dengan model pembelajaaran berbasis masalah.63
C. Kerangka Berfikir
Sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia pada dasarnya sudah baik
bila semua elemen pendidikan dapat berkolaborasi mewujudkan peraturan
yang tercantum dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, yang berbunyi:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”64
Demi terwujudnya fungsi dari pendidikan nasional maka diperlukan
suatu usaha yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Salah
satunya adalah penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi pembelajaran. Model Pembelajaran yang diterapkan di
sekolah pada faktanya masih menganut sistem teacher centered. Model
teacher centered pada faktanya membuat siswa pasif sehingga pemahaman
konsep siswa terhadap materi ajar kurang maksimal.
Pemahaman konsep adalah kemampuan dalam memperoleh pengertian
dan untuk mengenali suatu objek dengan cara membedakannya dan
mampu memprediksi dan memecahkan masalah ketika dihadapkan pada
suatu hal terkait pengembangan konsep tersebut. Aspek pemahaman
konsep ini penting untuk diteliti oleh seorang pendidik agar didapatkan
informasi sejauh mana siswa sudah memahami konsep dengan baik.
63
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan
Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.10. 64
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003,2014,(www.kemenag.go.id)
37
Model pembelajaran yang dapat memenuhi aspek pemahaman konsep
yakni model pembelajaran yang menganut learner centered dan bersifat
kontruktivistik. Salah satu model pembelajaran learner centered adalah
model PBL. Model PBL Model PBL menurut Tan memiliki karakteristik
diantaranya diawali dengan sebuah masalah, sangat mengutamakan belajar
mandiri, memanfaatkan banyak sumber belajar dan bersifat kolaboratif,
kooperatif serta diadakan presentasi diakhir pembelajaran.65
Materi yang dianggap cukup sulit dipahami siswa diantaranya adalah
pada konsep mol, atom, molekul, kesetimbangan kimia, ikatan kimia,
elektrokimia, dan perubahan fasa.66
Materi yang cocok dengan model PBL
salah satunya adalah konsep kesetimbangan kimia, karena pada konsep
kesetimbangan kimia ditekankan pada proses menemukan dan praktikum.
Bila digunakan model PBL pada pembelajaran ini diharapkan dapat
memberi pengaruh yang baik terhadap pemahaman konsep siswa.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:
1. HO: tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep
siswa pada materi kesetimbangan kimia.
2. H1: terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia.
65
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana
Prenada Media Group,2010),h.22.
66Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esin Sahin,Analyzing of Student’s Misconceptions
About Chemical Equilibrium,International Conference of New Trends and Their
Implications,1,2010,pp1-7.
38
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parung yang beralamat di
jl Waru Jaya, Parung, Bogor.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran
2013/2014 pada bulan November 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kuasi
eksperimen. Metode ini mempunyai kelompok kontrol namun tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1
Pada penelitian ini peneliti berniat menyelidiki pengaruh model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap pemahaman
konsep siswa dengan memberi perlakuan pada kelompok eksperimen
kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control
group design. Dalam design ini terdapat dua kelompok yang dipilih
secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan
awal yang menggambarkan perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.2
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,2009), h.114.
2Ibid.,h.113.
39
Berikut tabel desain penelitiannya:3
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Postest
A O1 X O2
B O3 O4
Keterangan:
A = Kelas Eksperimen
B = Kelas Kontrol
O1 = Tes awal (pretest) kelas eksperimen sebelum perlakuan/ PBL
O2 =Tes akhir (posttest) kelas eksperimen sebelum perlakuan/PBL
O3 = Test awal (pretest) kelas kontrol
O4 = Test akhir (posttest) kelas kontrol
Berdasarkan tabel diatas, penelitian ini dilakukan dengan pemberian
pretest pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan
berupa penerapan model pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Kemudian pada
kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan pada kelas
kontrol diberi perlakuan metode konvensional. Tahap terakhir diberikan
posttest untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah diberi
perlakuan berupa penerapan model pembelajaran PBL dan konvensional.
3Sugiyono,op. cit., h. 112.
40
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.4
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1
Parung tahun ajaran 2013/2014. Populasi terjangkau pada penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Parung tahun ajaran
2013/2014.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.5 Pengambilan sampel dengan cara teknik
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu6. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI
IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA III sebagai kelas
kontrol.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas (X) adalah penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran kimia, dan variabel
(Y) adalah pemahaman konsep kimia siswa pada materi kesetimbangan
kimia.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah teknik tes yakni tertulis (pretest dan posttest). Pretest dan Posttest
berisi soal pemahaman konsep materi kesetimbangan kimia.
4Nana Syaodih S,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : Rosda,2012),h.250.
5Sugiyono,op.cit.,h.118.
6Ibid., h, 124
41
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah tes pemahaman konsep. Tes ini diberikan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa pada konsep kesetimbangan kimia. Tes yang digunakan
berupa tes objektif pilihan ganda.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah instrumen tes yang berjumlah 18 butir dengan lima indikator
pembelajaran materi kesetimbangan kimia. Sejumlah 16 butir soal didapat
dari hasil perhitungan anates yang terdiri dari uji korelasi, reliabilitas,
tingkat kesukaran, serta daya pembeda kemudian ditambah dua soal atas
pertimbangan untuk memenuhi indikator pembelajaran dalam penelitian.
Adapun kisi-kisi uji coba instrumen tes pemahaman konsep dapat dilihat
pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Instrumen Tes Pemahaman Konsep Materi Kesetimbangan
Kimia
No Indikator No Soal
1
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
19*,33*,38*,3,6,7,9,16
23,33,38,39,45
2
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
44*,25*,10,25,29,36,44
3
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
Pengaruh
Konsentrasi
Penambahan
zat
1*,12*,32*,4,20,
35
Pengenceran 28*,34*,8,28,30,34
Pengaruh
Suhu 22*,5*,18,21,37,40
Pengaruh
Tekanan 30*,24,26,27,43
42
Berdasar
data Kc dan
Qc
13*,14
4
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
dan tetapan
kesetimbangan
2*,17*,11,15,31
5
Menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
41*,42*,
Keterangan:
(*) = soal yang digunakan
Pada tabel diatas terdapat 18 butir soal yang digunakan dengan
rincian yang terlihat tabel yakni terdapat 3 soal dari indikator pertama, 2
soal dari indikator kedua, 9 soal dari indikator ketiga yang didalamnya
terdapat 4 sub indikator, 2 soal pada indikator keempat, dan 2 soal dari
indikator kelima.
G. Kalibrasi instrumen
Sebelum instrumen pengumpulan data digunakan maka peneliti
melakukan uji coba instrumen tes yang bertujuan untuk mencari kualitas
instrumen untuk tes pemahaman konsep, diantaranya:
1. Validitas Tes
Validitas dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu
43
tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki
dengan tepat.7
Pengujian validitas pada penelitian ini adalah dengan validitas isi
dan kontruk oleh ahli. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat
penilaian untuk mengukur isi yang seharusnya. Hal ini juga berarti
bahwa tes mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang
hendak diukur. Selain itu juga menggunakan validitas bangun
(construct validity) yang berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian
untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi
yang diukurnya.8
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
kestabilan, atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.Reliabilitas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:9
[
∑
]
Keterangan:
rii = Koefisien Reliabilitas
K = Jumlah butir valid
Piqi = variansi skor butir
Pi = Proporsi jawaban benar untuk butir no. i
Qi = Proporsi jawaban salah untuk butir no. i
ST2 = Varians skor total
7Sofyan,Ahmad,dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN
Jakarta Press,2006), Cet.I,h.109. 8Nana Sudjana. Penilaian Hasil Prose Belajar Mengajar , (Bandung: Rosda, 2009)., h.13-
14 9Ibid.,h.113
44
Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasari pada tabel 3.3
dibawah ini:
Tabel 3.3 Interpretasi kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 ≤ r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 ≤ r ≤ 0,6 Cukup
0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien
korelasi reliabilitas sebesar 0,61 untuk semua soal yang diujikan. Jika
diinterpretasikan kriteria reliabilitasnya maka kriteria reabilitas
instrumen tergolong tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menunjukkan sulit atau tidaknya suatu butir
soal. Indeks kesukaran rentangannya 0,0-1. Semakin besar indeks
menunjukkan semakin mudah butir soal.Untuk menghitung tingkat
kesukaran dapat menggunakan rumus:10
Keterangan:
P = Proporsi (Indeks kesukaran)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
N = Jumlah peserta tes
10
Ibid.,h.103-104
45
Tingkat kesukaran yang baik adalah: P = 0,5
Dengan Ketentuan:
P = 0 – 0,25 (sukar)
P = 0,26 – 0,75 (sedang)
P = 0,76 – 1 (mudah)
Berdasarkan uji tingkat kesukaran pada 45 soal, didapat sebesar 8,8
% soal sangat mudah, 6,67 % mudah, 33,4 % sedang, 24,4 % sukar,
dan 26,6 % sangat sukar. Pada penelitian ini diambil sejumlah 18 soal
dari 45 soal, dengan tingkat kesukaran yang beragam.
4. Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai
dengan kelompok siswa yang kurang pandai.Daya beda yang baik
adalah D>0,3.Daya beda dapat dicari dengan menggunakan rumus:11
Keterangan:
D = Daya Beda
Ba = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N = Jumlah peserta tes kelompok atas dan bawah
Pada 45 soal yang diujikan terdapat 28 soal dengan daya beda yang
baik dan 17 soal dengan daya beda yang buruk.
11
Ibid.,h.104
46
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu analisis yang diarahakan untuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.12
Berikut
uji-uji yang dilakukan dalam analisis data:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi
sampel yang akan diteliti. Uji normalitas yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan uji liliefors dengan langkah-langkah
sebagai berikut:13
a) Pengamatan x1, x2, ............xn dijadikan bilangan baku z1,
z2,...........zn dengan menggunakan rumus
( adalah
rata-rata sampel dan s adalah simpangan baku sampel)
b) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang Fzi = P
(z≤zi).
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..........zn yang lebih kecil
atau sama dengan zi, dengan
( )
d) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak
selisih tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai L tabel-nya.
Jika L hitung ≤ L tabel maka data terdistribusi normal.
Data pada kelompok eksperimen terbukti bahwa dari sejumlah
32 siswa, data terdistribusi secara normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan pada skor pretest dan skor posttest.
Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians yang
12
Ibid.,h.333 13
Sudjana.Metoda Statistik, (Bandung:Tarsito, 2005), h. 466-467.
47
bertujuan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen atau
tidak. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah:14
Keterangan:
Fh = F hitung
S12 = Varians terbesar
S22 = Varian terkecil
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:
a. Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima, berarti kedua data
adalah homogen.
b. Jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak, berarti kedua data
adalah tidak homogen
3. Uji Hipotesis dengan uji-t
Pengujian hipotesis-t dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh signifikan dalam penggunaan model Problem
Based Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep siswa. Rumus uji
t yang digunakan sebagai berikut:15
√
dimana (
(
Keterangan:
X1 : Mean / Rata-rata kelas eksperimen
X2 : Mean/ Rata-rata kelas kontrol
S12 : Variansi kelas eksperimen
14
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), h. 133-134. 15
Sudjana.,op. cit.,h.239.
48
S22 : Variansi kelas kontrol
n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 : Jumlah siswa kelas kontrol
S : Nilai deviasi standar gabungan (standar deviasi)
Adapun kriteria pengujian untuk uji t ini adalah sebagai berikut:
Terima H0, apabila t hitung < t tabel.
Tolak H0, apabila t hitung > t tabel
4. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Gain
menunjukan peningkatan pemahaman konsep siswa setelah perlakuan
model PBL yang dilakukan. Hasil peningkatan pemhaman konsep
dicari dengan menggunakan rumus:16
Dengan kategori:
G tinggi : nilai g > 0,70
G sedang : nilai 0,70 > g > 0,3
G rendah : nilai g < 0,3
16
Triwiyono, Program Pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing
untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, h.81-82.
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian diambil dari 32 siswa dari kelas XI IPA IV sebagai
kelas eksperimen dengan menerapkan model PBL (Problem Based Learning)
dan 31 siswa dari kelas XI IPA III sebagai kelas kontrol. Dengan menerapkan
model konvensional. Pemahaman konsep yang diukur pada penelitian ini
merupakan aspek kognitif yang didapat dari hasil tes dengan jumlah butir soal
sebanyak 18 soal. Soal instrumen yang digunakan telah melewati uji validitas
dan reliabilitas sehingga layak digunakan dalam penelitian. Berikut hasil dan
penjelasan penelitian yang telah dilakukan.
A. Hasil
1. Data Hasil Tes Pretest dan Postest
a. Pretest
Pretest dilakukan sebelum kelas kontrol dan kelas eksperimen
diberi perlakuan berupa model konvensional dan model pembelajaran
PBL. Data hasil pretest menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Namun tidak terlalu berbeda
jauh yakni hanya sebesar 1,26 poin. Secara lebih rinci dapat dilihat
pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Nilai Terendah 28 28
Nilai Tertinggi 56 56
Mean 37,8 39,06
Median 36,5 38,3
Modus 32 40,3
49
50
Rentang Kelas (R) 28 28
Standar Deviasi 9,07 8,9
Nilai standar deviasi pada kedua pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol cukup besar, hal ini menandakan bahwa sebagian besar
siswa memiliki nilai yang cukup jauh dibanding nilai rata-rata kelas
masing-masing. Selain itu dapat dilihat persentase pemahaman konsep
pretest pada setiap indikator. Adapun presentase pemahaman konsep
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat terlihat pada
tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Pemahaman Konsep Siswa pada Pretest
No Indikator
Pembelajaran
Pemahaman Konsep Siswa (%)
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
1 Menjelaskan kesetimbangan
dinamis 54,17 44,08
2 Menjelaskan kesetimbangan
homogen dan heterogen 40,63 38,71
3 Meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
31,6 33,33
4 Menentukan jumlah mol zat
pereaksi dan hasil reaksi pada
keadaan setimbang dan
tetapan kesetimbangan
42,19 43,54
5 Menghitung harga Kc 42,19 41,93
51
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul
dibanding kelas kontrol pada indikator 1,2, dan 5. Kelas kontrol lebih
unggul dalam indikator 3 dan 4.
b. Posttest
Berdasarkan nilai mean hasil postest dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan yang cukup baik pada kelas eksperimen
dibandingkan pada kelas kontrol. Standar deviasi antara keduanya
cukup besar yang menandakan bahwa sebaran data tidak dekat dengan
hasil nilai mean.
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Nilai Terendah 50 56
Nilai Tertinggi 83 89
Mean 63 75
Median 59,5 75,5
Modus 58,5 81,5
Rentang Kelas (R) 33 33
Standar Deviasi 10,3 9,5
Pada tabel 4.3 dapat terlihat bahwa nilai terendah dan nilai
tertinggi pada kelas eksperimen dan kontrol relatif berbeda sedikit.
Dapat dilihat pula mengenai pencapaian indikator pemahaman konsep
pada posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil
52
presentase pemahaman konsep posttest siswa kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Siswa pada Posttest
No Indikator
Pembelajaran
Pemahaman Konsep Siswa (%)
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
1 Menjelaskan kesetimbangan
dinamis 93,75 74,19
2 Menjelaskan kesetimbangan
homogen dan heterogen 89,06 83,87
3 Meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
61,11 50,18
4 Menentukan jumlah mol zat
pereaksi dan hasil reaksi pada
keadaan setimbang dan
tetapan kesetimbangan
90,63 64,51
5 Menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
87,50 69,35
Pada tabel 4.4 dapat terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki
presentase yang lebih besar dari semua indikator pemahaman konsep
dibandingkan dengan kelas kontrol.
53
2. Hasil Analisis Data
Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t untuk
melihat adanya pengaruh dari perlakuan model PBL yang diberikan,
maka didapatkan pengujian prasyarat analisis kemudian dilakukan uji t
dan uji n-gain dengan hasil sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji
normalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. Adapun kriteria
penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal yakni jika Lhitung <
Ltabel dengan drajat kebebasan masing-masing kelas kontrol dan
eksperimen sebesar 31 dan 32 pada taraf signifikansi 0,05.
1) Pretest
Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas pretest
untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Skor Pretest
Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol.
No Kelompok Statistik Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
1 Jumlah Sampel (N) 32 31
2 Taraf Signifikansi 0,05 0,05
3 Lhitung 0,1332 0,1551
4 Ltabel 0,1566 0,1591
Kesimpulan Berdistribusi
Normal
Berdistribusi
Normal
54
Berdasarkan data tabel diatas, didapat Lhitung skor pretest siswa
kelompok eksperimen adalah sebesar 0,1332 dan Ltabel (n=32)
adalah sebesar 0,1566 menunjukkan bahwa data kelompok
eksperimen berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung
< Ltabel (0,1332<0,1566). Pada kelompok kontrol didapatkan Lhitung
sebesar 0,1551 dengan Ltabel (n=31) sebesar 0,1591 menunjukkan
bahwa data kelompok kontrol juga berdistribusi normal, karena
memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1551<0,1591). Dengan
demikian kedua data sampel penelitian pada skor pretest dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memenuhi kriteria
hipotesis nol diterima, yang artinya data berdistribusi normal.
2) Posttest
Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas
posttest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelompok
Eksperimen dan kelompok kontrol.
No Kelompok
Statistik
Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
1 Jumlah Sampel (N) 32 31
2 Taraf Signifikansi 0,05 0,05
3 Lhitung 0,1120 0,1228
4 Ltabel 0,1566 0,1591
Kesimpulan Berdistribusi
Normal
Berdistribusi
Normal
55
Berdasarkan data tabel diatas, didapat Lhitung skor pretest siswa
kelompok eksperimen adalah sebesar 0,1120 dan Ltabel (n=32)
adalah sebesar 0,1566 menunjukkan bahwa data kelompok
eksperimen berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung
< Ltabel (0,1120<0,1566). Pada kelompok kontrol didapatkan Lhitung
sebesar 0,1228 dengan Ltabel (n=31) sebesar 0,1591 menunjukkan
bahwa data kelompok kontrol juga berdistribusi normal, karena
memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1228<0,1591). Dengan
demikian kedua data sampel penelitian pada skor pretest dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memenuhi kriteria
hipotesis nol diterima, yang artinya data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan
berdistribusi normal, maka selanjutnya adalah mencari nilai
homogenitas dari kedua kelompok penelitian. Uji homogenitas pada
penelitian adalah menggunakan uji Fischer dengan syarat ketentuan
bila F hitung>F table. Uji homogenitas dengan drajat kebebasan 61 pada
taraf signifikansi 0,05. Adapun hasil uji homogenitas kelas eksperimen
dan kontrol sebagai berikut:
1) Pretest
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji homogenitas
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.7 dibawah ini:
56
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Statistik
Jumlah Data(N) Eksperimen 32
Jumlah Data(N) Kontrol 31
Varian Eksperimen (S12) 79,16
Varian Kontrol (S22) 82,26
Taraf Signifikansi 0,05
Fhitung 1,04
F tabel 1,84
Kesimpulan Varian Kedua Kelompok Data
Homogen
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan Fhitung sebesar 1,04 pada
taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh Ftabel sebesar 1,84,
maka kedua kelompok penelitian dinyatakan bersifat homogen,
karena memenuhi kriteria F hitung<F tabel (1,04<1,84).
2) Posttest
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji homogenitas
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Statistik
Jumlah Data(N) Eksperimen 32
Jumlah Data(N) Kontrol 31
Varian Eksperimen (S12) 91,23
Varian Kontrol (S22) 106,23
57
Taraf Signifikansi 0,05
Fhitung 1,16
F tabel 1,84
Kesimpulan Varian Kedua Kelompok Data
Homogen
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan F hitung sebesar 1,16
pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh F tabel sebesar
1,84 maka kedua kelompok penelitian dinyatakan bersifat
homogen, karena memenuhi kriteria F hitung < F tabel(1,16<1,84).
Hasil perhitungan uji homogenitas skor posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam
c. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis ini menggunakan uji t (“t” test) untuk menguji
hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh
model pembelajaran PBL terhadap pemahaman konsep siswa. Kriteria
hasil kesimpulan uji t adalah sebagai berikut:
t hitung<t tabel maka Ho diterima
t hitung>t tabel maka Ho ditolak
1) Pretest
Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pada pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
Tabel 4.9 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Skor
Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Pretest
Eksperimen Kontrol
N 32 31
thitung 0,6
ttabel 1,67
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan kelas kontrol dan
58
eksperimen
Berdasarkan data tabel diatas diperoleh hasil perhitungan
thitung sebesar 0,6 dengan ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05
adalah sebesar 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa t hitung<t tabel
(0,6<1,67) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis
alternatif (Ha) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelum terjadi perlakuan.
2) Posttest
Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pada posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
Tabel 4.10 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Skor
Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Pretest
Eksperimen Kontrol
N 32 31
thitung 4,85
ttabel 1,67
Kesimpulan Terdapat perbedaan kelas kontrol dan
eksperimen
Berdasarkan data tabel diatas diperoleh hasil
perhitungan thitung sebesar 4,85 dengan ttabel pada taraf
signifikansi α = 0,05 adalah sebesar 1,67, maka dapat
disimpulkan bahwa t hitung>t tabel (4,85>1,67) hipotesis nol (Ho)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan
demikian, ini dapat menguji kebenaran hipotesis, yakni model
59
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil Pemahaman Konsep.
d. Data Hasil N-Gain
1) N-Gain Kelas Eksperimen
Dari penelitian yang dilakukan terhadap 32 siswa kelas
eksperimen didapatkan nilai hasil pretest dan postest. Nilai
hasil pretest dan postest diolah untuk mendapatkan nilai N-
Gain yang dibagi berdasarkan tiga tingkat kategori, yakni
rendah, sedang, dan tinggi. Secara lebih terperinci dapat dilihat
pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Data Hasil N-Gain Kelas Eksperimen
Siswa Nilai
N-Gain Kategori Pretest Posttest
1 28 72 0,6 SEDANG
2 28 56 0,4 SEDANG
3 28 83 0,8 TINGGI
4 28 67 0,5 SEDANG
5 28 83 0,8 TINGGI
6 28 78 0,7 TINGGI
7 28 72 0,6 SEDANG
8 33 89 0,8 TINGGI
9 33 83 0,7 TINGGI
10 33 72 0,6 SEDANG
11 33 89 0,8 TINGGI
12 33 83 0,7 TINGGI
13 39 89 0,8 TINGGI
14 39 67 0,5 SEDANG
15 39 61 0,4 SEDANG
16 39 72 0,5 SEDANG
17 39 78 0,6 SEDANG
18 39 67 0,5 SEDANG
19 39 67 0,5 SEDANG
20 39 83 0,7 TINGGI
21 39 78 0,6 SEDANG
22 44 83 0,7 TINGGI
60
23 44 61 0,3 SEDANG
24 44 83 0,7 TINGGI
25 44 61 0,3 SEDANG
26 44 56 0,2 RENDAH
27 44 78 0,6 SEDANG
28 50 78 0,6 SEDANG
29 56 83 0,6 SEDANG
30 56 78 0,5 SEDANG
31 56 72 0,4 SEDANG
32 56 83 0,6 SEDANG
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain terhadap nilai
pretest dan postest siswa didapat satu siswa dengan kategori
rendah, 20 siswa dengan kategori sedang, dan 11 siswa dengan
kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 3,12 %
siswa yang mengalami peningkatan hasil pemahaman konsep
yang rendah, 62,5 % siswa sedang, dan 34,4 % tinggi. Berikut
secara lebih detail dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Gambar 4.1 Grafik Kategori N-Gain Siswa Kelas Eksperimen
0
5
10
15
20
25
Rendah Sedang Tinggi
Kategori N-Gain
Kategori N-Gain
61
2) N-Gain Kelas Kontrol
Nilai N-Gain pada kelas kontrol yang berjumlah 31
siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12 Data Hasil N-Gain Kelas Kontrol
Siswa Nilai
N-Gain Kategori Pretest Posttest
1 28 78 0,7 TINGGI
2 28 50 0,3 SEDANG
3 28 50 0,3 SEDANG
4 28 50 0,3 SEDANG
5 28 61 0,5 SEDANG
6 28 72 0,6 SEDANG
7 28 50 0,3 SEDANG
8 28 72 0,6 SEDANG
9 28 72 0,6 SEDANG
10 33 83 0,7 TINGGI
11 33 56 0,3 SEDANG
12 33 56 0,3 SEDANG
13 33 83 0,7 TINGGI
14 33 56 0,3 SEDANG
15 33 50 0,3 SEDANG
16 33 72 0,6 SEDANG
17 33 50 0,3 SEDANG
18 39 61 0,4 SEDANG
19 39 61 0,4 SEDANG
20 44 50 0,1 RENDAH
21 44 61 0,3 SEDANG
22 44 61 0,3 SEDANG
23 44 61 0,3 SEDANG
24 44 61 0,3 SEDANG
25 50 72 0,4 SEDANG
26 50 61 0,2 RENDAH
62
27 50 72 0,4 SEDANG
28 50 61 0,2 RENDAH
29 50 72 0,4 SEDANG
30 50 61 0,2 RENDAH
31 56 78 0,5 SEDANG
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain terhadap nilai
pretest dan postest siswa didapat 4 siswa dengan kategori
rendah, 24 siswa dengan kategori sedang, dan 24 siswa dengan
kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 12,9 %
siswa yang mengalami peningkatan hasil pemahaman konsep
yang rendah, 77,4 % siswa sedang, dan ,9,67 % tinggi. Berikut
secara lebih detail dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Gambar 4.2 Grafik Kategori N-Gain Siswa Kelas Kontrol
3. Data Hasil Tes Pemahaman konsep
a. Kelas Eksperimen
Berdasarkan nilai postest yang didapat oleh siswa setelah
perlakuan dengan model PBL dapat ditentukan tingkat pemahaman
63
siswa berdasarkan presentase pencapaian nilai siswa terhadap soal-soal
pemhaman konsep. Siswa dikatakan paham terhadap soal-soal konsep
kesetimbangan kimia apabila dapat menjawab benar sebesar 70%.
Menjawab benar 70 % menjawab benar sebanyak 13 soal dari jumlah
soal 18 butir. Hal ini berarti siswa dengan nilai ≥ 72 dinyatakan paham
terhadap konsep kesetimbangan kimia. Berikut hasil pemahaman
siswa berdasarkan nilai postest yang dibandingkan dengan nilai
minimal tingkat kepahaman pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Data Hasil Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen
Siswa Nilai Postest Keterangan
1 72 Paham
2 56 Belum Paham
3 83 Paham
4 67 Belum Paham
5 83 Paham
6 78 Paham
7 72 Paham
8 89 Paham
9 83 Paham
10 72 Paham
11 89 Paham
12 83 Paham
13 89 Paham
14 67 Belum Paham
15 61 Belum Paham
16 72 Paham
17 78 Paham
18 67 Belum Paham
64
19 67 Belum Paham
20 83 Paham
21 78 Paham
22 83 Paham
23 61 Belum Paham
24 83 Paham
25 61 Belum Paham
26 56 Belum Paham
27 78 Paham
28 78 Paham
29 83 Paham
30 78 Paham
31 72 Paham
32 83 Paham
Berdasarkan pada nilai KKM yang berlaku terdapat
sembilan siswa yang belum paham atau berada di bawah nilai
minimal kategori paham serta terdapat 23 siswa yang sudah
paham. Dalam hitungan persen yakni terdapat 28,12 % siswa yang
belum paham dan 71,87 % siswa yang sudah memahami konsep
kesetimbangan kimia setelah diberi perlakuan model PBL.
b. Kelas Kontrol
Adapun pemahaman pada kelas kontrol yang dapat dilihat pada
hasil posttest dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran
konvensional dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:
65
Tabel 4.14 Data Hasil Pemahaman Siswa Kelas Kontrol
Siswa Nilai Posttest Keterangan
1 78 Paham
2 50 Belum Paham
3 50 Belum Paham
4 50 Belum Paham
5 61 Belum Paham
6 72 Paham
7 50 Belum Paham
8 72 Paham
9 72 Paham
10 83 Paham
11 56 Belum Paham
12 56 Belum Paham
13 83 Paham
14 56 Belum Paham
15 50 Belum Paham
16 72 Paham
17 50 Belum Paham
18 61 Belum Paham
19 61 Belum Paham
20 50 Belum Paham
21 61 Belum Paham
22 61 Belum Paham
23 61 Belum Paham
24 61 Belum Paham
25 72 Paham
66
26 61 Belum Paham
27 72 Paham
28 61 Belum Paham
29 72 Paham
30 61 Belum Paham
31 78 Paham
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajaran yang diteliti adalah model Problem Based
Learning (PBL). Model PBL menurut Tan memiliki karakteristik diantaranya
diawali dengan sebuah masalah, sangat mengutamakan belajar mandiri,
memanfaatkan banyak sumber belajar dan bersifat kolaboratif, kooperatif
serta diadakan presentasi diakhir pembelajaran.1 Penggunaan strategi PBL
dalam pembelajaran merupakan usaha untuk membentuk suatu proses
pemahaman isi suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum.2 Penerapan
model PBL yang dilakukan diantaranya terdiri dari beberapa langkah
pembelajaran, yakni orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa
untuk belajar, membimbing penyelidikan siswa, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses
pemecahan masalah.3
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 didapatkan nilai rata-rata
pretest untuk kelas eksperimen sebesar 39,06 dan kelas kontrol sebesar 37,8.
Setelah diberi penerapan model PBL pada kelas eksperimen pada tabel 4.3
1Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada
Media Group,2010),h.22. 2Rusmono, Strategi Pembelajaran Problem Based Learning, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2012),h.74 3Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010) ,h.98.
67
didapatkan nilai posttest sebesar 75 sedangkan kelas kontrol dengan metode
konvensional sebesar 63. Dilihat dari peningkatan nilai mean, kelas
eksperimen meningkat sebesar 35,94 poin sedangkan kelas kontrol sebesar
25,2. Terlihat bahwa pada kelas eksperimen peningkatan nilai mean pada tes
pemahaman konsep lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh SM Raimi bahwa penggunaan
model PBL memberikan ketuntasan belajar yang tinggi.4
Berdasarkan pada tabel 4.9 sebelum dilakukan pembelajaran PBL pada
kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol didapatkan
hasil uji hipotesis bahwa pada data pretest didapatkan nilai ttabel<thitung
(1,67<0,6). Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan proses
pembelajaran menggunakan model PBL pada kelas kontrol dan metode
konvensional pada kelas kontrol pada tabel 4.10 didapatkan hasil uji hipotesis
pada posttest yakni dengan nilai ttabel>thitung (4,85>1,67). Hasil tersebut
menandakan terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen
terhadap pemahaman konsep siswa dibanding pada kelas kontrol. Hal ini
seperti yang dikatakan pada penelitian yang dilakukan oleh Aji Trihatmo
bahwa berdasarkan analisa angket menyatakan bahwa rata-rata siswa merasa
lebih paham terhadap materi yang diajarkan dengan model pembelajaran
berbasis masalah.5
Model PBL yang berlandaskan kontruktivistik membuat siswa
terbimbing untuk menemukan suatu pengetahuan secara mandiri melalui kerja
4S.M.Raimi,Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of
Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education,h.9. 5Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan
Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.10.
68
sama yang kolaboratif dalam kelompok.6 Siswa menjadi terbiasa berfikir
sistematis ketika dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan materi
bersangkutan dalam hal ini kesetimbangan kimia sehingga dapat lebih
memahami konsep dengan mudah dibandingkan pada kelas kontrol. Penyajian
dan pembuatan hasil karya setelah proses penyelidikan juga membantu siswa
untuk memiliki kemampuan berfikir sistematis dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan sehingga pencapaian pemahaman konsep yang diperoleh
menjadi lebih baik. Pada metode konvensional siswa terbiasa hanya mendapat
transfer informasi oleh guru sehingga kurang dalam memaksimalkan
pembangunan pengetahuan yang membuat pemahaman siswa tidak maksimal.
Penggunaan model PBL lebih baik bagi pemahaman konsep siswa
dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari pencapaian
pemahaman konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran yang diujikan.
Perbedaan tersebut dapat dilihat gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Perbandingan Pencapaian Pemahaman Konsep Siswa
6 Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2012), Cet. 2, h.37
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Indikator1
Indikator2
Indikator3
Indikator4
Indikator5
% Eksperimen
% Kontrol
69
Secara umum dapat dilihat bahwa pencapaian pemahaman konsep
siswa pada seluruh indikator pembelajaran pada kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan pada kelas kontrol. Pada indikator satu yakni menjelaskan
kesetimbangan dinamis, pencapaian siswa pada kelas eksperimen sebesar
93,75 % sedangkan pada kelas kontrol hanya 74,19 %. Penggunaan model
PBL dimana siswa mencoba menganalisis tentang peristiwa yang terjadi pada
soda membuat siswa termotivasi untuk memahami konsep kesetimbangan
dinamis. Dan proses ini diikuti oleh penyelidikan yang dilakukan bersama
yang membuat siswa mencari berbagai sumber pembelajaran sebagai
pedoman memahami konsep tersebut sehingga pemahaman siswa lebih baik
dibandingkan apabila siswa hanya menerima transfer pengetahuan dari guru.
Pada indikator dua yakni menetapkan kesetimbangan homogen dan
heterogen pencapaian kelas eksperimen sebesar 89,1 % sedangkan pada kelas
kontrol 83,87 % . Terlihat perbedaan yang ada cukup sedikit antara kedua
kelas tersebut. Kemampuan yang diperlukan pada indikator ini adalah
kecermatan dalam melihat fasa dari reaksi dan menentukan fasa yang dapat
mengalami perubahan saat terjadi reaksi sehingga didapatkan sebuah
ketetapan kesetimbangan.
Pada model PBL siswa lebih terbiasa berfikir analisis dibanding model
konvensional dengan diawali oleh pengenalan masalah dan merinci apa-apa
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Siswa dapat memulai
menyelesaikannya dengan mencermati fasa-fasa yang ada dengan
membedakan fasa zat yakni solid dan liquid yang konsentrasinya bersifat tetap
sehingga tidak berpengaruh pada tetapan kesetimbangan. Hal tersebut dalam
konteks kesetimbangan heterogen, dalam kesetimbangan homogen siswa
dapat dengan mudah menyelesaikannya karena semua reaksi yang berfasa
sama akan mempengaruhi pada tetapan kesetimbangan.
Pada indikator tiga yakni meramalkan arah pergeseran kesetimbangan
dengan menggunakan azas Le Chatelier, pemahaman siswa kelas eksperimen
70
sebesar 61,1% dan 50,18 untuk kelas kontrol. Namun dapat disimpulkan
bahwa pemahaman siswa eksperimen tergolong rendah. Hal ini kemungkinan
terjadi karena percobaan mengenai perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan belum sempurna yakni hanya pada perubahan
suhu dan mencermati perubahan tekanan pada reaksi soda sedangkan pada
perubahan konsentrasi hanya melihat dari data-data percobaan pada sumber
pembelajaran.
Pada indikator 4 yakni menentukan jumlah mol zat pereaksi dan hasil
reaksi pada keadaan setimbang dan tetapan kesetimbangan, pencapaian siswa
kelas eksperimen sebesar 90,63 %. Sedangkan kelas kontrol sebesar 64,51 %
Hal ini menandakan bahwa dengan model PBL siswa cukup memahami dalam
menentukan keadaan awal, bereaksi, dan setimbang pada setiap zat pereaksi
dan produk. Adanya komunikasi yang baik antara siswa dalam kerja sama
kelompok dalam model PBL membuat siswa dapat berdiskusi maksimal atas
masalah tentang jumlah zat yang terkait pada reaksi kesetimbangan kimia.
Selain itu siswa termotivasi untuk lebih memahami suatu konsep karena di
akhir pembelajaran terdapat proses presentasi hasil pencarian solusi dari
masalah yang diangkat. Siswa termotivasi untuk memahaminya karena siswa
dituntut dapat memberi informasi pada teman dari kelompok lain secara jelas
dan dengan bahasa yang dapat dipahami.
Pada indikator 5 tentang menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau
sebaliknya, siswa kelas eksperimen mengalami pencapaian sebesar 87,5 %
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 69,35. Pada indikator ini siswa dituntut
untuk menganalisis reaksi kesetimbangan dan menghubungkannya antara Kc
dan Kp. Siswa dalam penggunaan model PBL dilatih untuk mencoba
menemukan sendiri sebuah pengetahuan sehingga membuat pemahaman yang
diperoleh siswa bersifat jangka panjang. Sejalan dengan PBL menurut Dewey
bahwa pembelajaran PBL memberikan pengalaman belajar yang baik karena
71
merupakan interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan dua
arah belajar dan lingkungan. 7
Model PBL berusaha membuat siswa mengalami proses belajar yang
utuh dan bersifat kontruktivistik sehingga siswa dapat menemukan
pengetahuannya dengan terstruktur.8 Pembelajaran model PBL mencoba
menghadirkan situasi yang realistis dengan kehidupan siswa sehingga
membuat perhatian siswa menjadi lebih fokus untuk menerima pembelajaran.
Model PBL juga dapat memupuk kemampuan inkuiri siswa, hal ini pula yang
membuat siswa menjadi lebih ingat dan pemahamannya meningkat seperti
pada hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa secara umum tingkat
pemahaman siswa meningkat cukup baik.
Materi kesetimbangan kimia cukup cocok menggunakan model PBL
seperti dalam penelitian ini karena menurut hasil penelitian model ini cukup
berpengaruh baik pada pencapaian pemahaman konsep siswa. Siswa pada
pembelajaran ini dituntut dapat belajar mandiri dengan menyelidiki masalah
bersama kelompoknya dan hanya diberikan beberapa informasi yang
membantu proses penyelidikan sehingga siswa memiliki pemahaman konsep
belajar yang lebih baik.
7Richard.I.Arends, Learning To Teach,(New York:Mc Graw Hill,2007),pp.378
88Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2012), Cet. 2, h.37
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL)
berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa pada materi
kesetimbangan kimia. Hal ini didasari pada perhitungan uji t dengan
signifikansi 0,05 dimana thitung sebesar 4,85 dan ttabel sebesar 1,67. Dengan
demikian t hitung > t tabel sehingga (Ha) diterima.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning lebih
baik dipersiapkan lebih awal bersama guru-guru mata pelajaran
lainnya. Hal ini berguna untuk memaksimalkan pemanfaatan
fasilitas sekolah seperti internet untuk membantu siswa dalam
pencarian informasi dalam pembelajaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mencari masalah-masalah
yang lebih otentik dan dibicarakan dengan guru lintas pelajaran
terkait agar dapat menghemat waktu dan memaksimalkan
pembelajaran dengan model PBL sehingga pemahaman siswa
lebih dapat ditingkatkan lagi.
3. Pada penerapan model Problem Based Learning diperlukan
pengaturan manajemen waktu yang baik agar pembelajaran
yang dilakukan dapat berjalan terarah dan kondusif.
60
72
73
4. Pada saat pembentukan kelompok kerja diharapkan kelompok
terdiri dari siswa yang heterogen dalam aspek keaktifan dan
prestasi belajar.
74
DAFTAR PUSTAKA
Afturizaliur, Muh dan I Nyoman Marsih, “Analisis Kesalahan Konsep Siswa
SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia“, 2011: Prosiding
Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011, 22-23 Juni
2011.Bandung:portal.fi.itb, 2013.
Amir, Taufik. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, Cet. 2, 2010.
Anderson, Lorin W dann David R. Krathwol (eds). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010.
Akcay, Behiye Problem Based learning in Science Education,Electronic Journal
of Turkish Science Education, 6, 2009.
Amir, Taufik.Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,2010
Dimyati,dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,2006.
Hamalik. Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Bumi Aksara: Jakarta, 2009.
I.Arends,Richard. Learning To Teach,New York: Mc Graw Hill,2007.
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. Kimia 2, Jakarta: Esis, 2009.
Kemenag, “Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003” ,
www.kemenag.go.id, 6 September 2014.
Kemendikbud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online”
www.kbbi.web.id, 6 September 2014
Madiya,I Wayan,Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Prestasi Belajar Siswa dan Konsep Diri Siswa SMA Ditinjau dari Gaya
Kognitif.Jurnal Pendidikan IPA.2011.
Muslimin dan Muhammad Nur.Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya:UNESA-University Press,2000.
Parning, dkk., Kimia,Jakarta:Yudhistira, Cet. 2, 2012.
75
Raimi,S.M.Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In
College of Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin
Journal of Education.
Rusman.,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Rusmono. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning.Jakarta: Ghalia
Indonesia 2012.
Sendur, Gulten, Mustafa Toprak, and Esin Sahin. Analyzing of Student’s
Misconceptions About Chemical Equilibrium. International Conference of
New Trends and Their Implications. 1. 2010.
Sudjana,Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA,2009.
Sudjana.Metoda Statistik. Bandung:Tarsito, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta,2009.
Suwaningsih, Erna. “Teori Belajar Matematika”, www.upi.edu.
Sofyan,Achmad,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi,(UIN
Jakarta Press:Jakarta,2006.
Sukardjo,dan Komarudin. Landasan Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya.Jakarta:Raja Grafindo Persada,2009.
Trianto.MendesainModel Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana,2011.
Trihatmo, Aji., dkk., Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi
Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education,1,
2012.
Triwiyono, Program Pembelajaran Fisika menggunakan metode
eksperimen terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis,
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar.Pengantar Statistika. Jakarta:
Bumi Aksara, 1995.
Wardani, Sri., dkk., Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction.
Journal Inovasi Pendidikan Kimia,3,2009.
76
Wibowo,Adi.,dkk., Pengaruh Problem Based Learning,Motivasi Belajar dan
Intelligence quotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi
Olahraga pada Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas
Pendidikan Ganesha.Jurnal Magister Kedokteran Keluarga.1.2013
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Uin Jakarta: Jakarta, 2009.
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-1
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengemukakan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
78
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Percaya diri, Kepemimpinan,Pekerja Keras,dan Kritis.
IV. Materi Ajar
1. Konsep Kesetimbangan Kimia
Pada kehidupan sehari-hari hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah (irreversible), kebanyakan reaksi berlangsung dua
arah (reversible). Adapun ciri-ciri dari reaksi irreversible adalah:
a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah (→)
b. Reaksi berlangsung tuntas
c. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis
d. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula.
Contoh dari reaksi irreversible :
CaC03 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Dalam hal ini, padatan CaC03 habis beraksi dengan HCl membentuk CaCl2, H2O, dan H2O. Dan produk reaksi tersebut tidak dapat
kembali menjadi CaC03 dan HCl.
Reaksi yang berlangsung dua arah (reversible) memeiliki ciri-ciri diantaranya:
a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah berlawanan (↔)
b. Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari reaktan dan dari produk.
79
c. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik.
Contoh dari reaksi reversible :
3H2(g) + N2(g) ↔ 2NH3(g)
Pada reaksi ini setelah hidrogen dan nitrogen berubah menjadi beberapa molekul amonia, proses balik atau proses penguraian amonia
menjadi hidrogen dan nitrogen mulai berlangsung. Saat laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk
tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia ini merupakan suatu proses
kesetimbangan dinamis.
Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat berbeda untuk mencapai reaktan dan produk. Adapun contoh proses kesetimbangan
yang terdekat adalah kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama yakni kesetimbangan fisis karena proses perubahan yang terjadi
hanyalah perubahan fisis. Penguapan air dalam wadah tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis.
2. Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan dinamis. Disebut dinamis karena reaksi terus bergerak (dinamis) bukan statis.Contoh pada reaksi pembentukan HI
dan peruraian HI, reaksi tersebut dapat balik, maka ditulis tanda panah bolak balik:
Reaksi ditemukan Max Bodenstein tahun 1893. Pada suhu 4450
:
1) Reaksi pembentukan dan peruraian HI
H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
80
Pada pengamatan reaksi, pada reaksi pembentukan HI, reaktan gas Hidrogen dan Iodin semakin berkurang, HI bertambah namun
setelah HI berubah kembali menjadi gas Hidrogen dan Iodin, hingga pada suatu keadaan reaksi tersebut tidak berubah lagi dalam waktu
tetap.Padahal reaksi tersbut terus berlangsung karena tumbukan efektif antara H dan I serta HI terus terjadi.
Pada reaksi setimbang, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik, dapat dituliskan:
Reaksi kesetimbangan juga terjadi pada perubahan mikroskopis yang tidak bisa terlihat langsung oleh mata.
r1= r2
81
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Siswa Karakter yang
diharapkan Alokasi Waktu
Awal Memberi salam Menjawab salam Religius 5 menit
Meminta berdoa Berdoa bersama Religius
Mengabsen siswa Memperhatikan guru Menghargai
Tahap-1
Orientasi siswa pada
masalah
Guru bertanya pada siswa
tentang apa yang
diketahui siswa pada
proses pemanasan air
dalam wadah ?
Siswa menjawab bahwa
proses pemanasan air
melibatkan udara dan
menghasilkan gas yang
menempel pada wadah.
Kritis 15 menit
Guru bertanya bagaimana
keadaan gas yang
menempel pada tutup
wadah ?
Siswa menjawab bahwa
gas yang menempel pada
wadah menjadi zat cair
kembali dan menetes pada
wadah
Percaya diri, logis
Guru memberikan Siswa mendengarkan santun
82
penjelasan bahwa hal
tersebut adalah reaksi
yang terjadi bolak-balik
namun dalam keadaan
reaksi kesetimbangan
fisis, hanya melibatkan
perubahan keadaan fisis.
penjelasan guru
Guru bertanya lalu
bagaimana dengan reaksi
kesetimbangan yang
melibatkan perubahan
kimia? Serta termasuk
kedalam jenis reaksi apa
reaksi kesetimbangan
kimia?
Siswa termotivasi untuk
mengetahui
kesetimbangan kimia
Rasa ingin tahu
Guru menyediakan
minuman bersoda, paku
biasa, dan paku berkarat
dan meminta siswa
mengidentifikasi reaksi
Siswa tertarik pada soda
dan paku yang
diperlihatkan dan
termotivasi mengetahui
jenis reaksinya.
Rasa ingin tahu
83
reversible atau irreversible
yang terjadi pada
keduanya?
Tahap-2
Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kerja
Berkumpul dengan
kelompoknya
10 menit
Membagikan LKS untuk
mengidentifikasi jenis
reaksi pada soda dan paku
Menerima LKS praktikum
Tahap 3
Membimbing
penyelidikan
Mempersilahkan siswa
melakukan penyelidikan
yang telah disediakan
prosedurnya pada LKS
Bersama kelompok
melakukan penyelidikan
melalui LKS.
30 menit
Mempersilahkan siswa
untuk mencari informasi
baik melalui buku,
internet, atau sumber
lainnya.
Siswa bertanya pada guru,
mencari pada buku dan
internet
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Memberi informasi pada
siswa bahwa hasil
penyelidikan dapat
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
30 menit
84
dituangkan pada sebuah
laporan
Membimbing siswa pada
pembuatan laporan
Siswa membuat laporan
bersama kelompoknya.
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Meminta perwakilan dari
siswa untuk
mempresentasikan laporan
yang telah dibuatnya
Siswa memperhatikan
presentasi yang
dibawakan rekannya.
15 menit
Memberi komentar
terhadap proses
pemecahan masalah yang
telah dilakukan
Menyimak komentar guru
dan memberi tanggapan.
Penutup menutup kegiatan
pembelajaran dengan
hamdalah
Mengucapkan hamdalah
Mengucapkan salam Menjawab salam
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan percobaan
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
85
VIII. Penilaian
1. Lembar Kerja Siswa
2. Laporan Hasil Diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung Peneliti
Dedeh Nursidik Anita Sumaryani
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-2
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
2. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan analisis reaksi.
2. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
87
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
1. Tetapan kesetimbangan
Dapat dituliskan sebuah persamaan, sebagai berikut:
Laju reaksi saat setimbang : r1=r2
Contoh: reaksi kesetimbangan : aA + bB ↔ cC + dD
r1=K1[A]a [B]
b
r2=K2[C]c [D]
d
Reaksi kesetimbangan terjadi dalam sistem tertutup dan pada suhu tetap, maka harga K tetap pula, K1/ K2 = Kc. Kc adalah
tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi.
Jadi :
88
Dapat dirumuskan Hukum kesetimbangan yaitu pada keadaan setimbang, perbandingan hasil kali konsentrasi produk reaksi yang
dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisien adalah tetap.
Tetapan kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp)
Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan juga dapat dinyatakan dengan tetapan parsial gas. Hal ini dipahami dari
hukum gas ideal PV=nRT. Molar gas (n/v) sebanding lurus dengan P.
Contoh pada reaksi : aA + Bb ↔ cC + dD
Persamaan Kp juga dapat dihubungkan dengan Kc, yaitu:
2. Kesetimbangan Homogen dan heterogen
Jenis-jenis Reaksi kesetimbangan:
Berdasarkan wujud zat, reaksi kesetimbangan terbagi dua:
1) Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh: H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
89
2) Reaksi kesetimbangan heterogen
Contoh: C(s) + O2(g) ↔ CO2(g)
Karena konsentrasi zat padat murni (soloid) atau zat cair murni tetap (liquid), untuk itu tidak disertakan pada tetapan kesetimbangan.
Hanya zat berfasa gas dan larutan saja yang disertakan.
Contoh:
a. MgOH2 (s) ↔ MgO(s) + H2O(g)
b. BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
90
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Guru
Siswa
Karakter
yang diharapkan
Alokasi Waktu
Awal, pembukaan Membuka dengan salam Menjawab salam Religius,
antusias,
5 menit
Memberi arahan untuk berdoa Bersama-sama berdoa sebelum
belajar
Mengecek kehadiran siswa Memperhatikan guru
Tahap-1
Orientasi siswa pada
masalah
Bertanya pada siswa apakah ada
diantara mereka yang pernah
menggunakan pupuk dan apakah
ada yang tau salah satu
komponen pupuk buatan, yakni
amonia?
Siswa menjawab ada yang pernah
dan ada yang belum pernah
menggunakan pupuk dan
mengetahui tentang komponen
pupuk buatan salah satunya
amonia.
15 menit
Bertanya pada siswa bagaimana
proses pembuatan amonia? Dan
menuliskan reaksi pembentukan
amonia dan bertanya pada siswa,
termasuk kedalam reaksi apa
Siswa menjawab dengan sebagian
ada yang tahu dan sebagian belum
tau dan memperhatikan apa yang
ditulis di papan tulis.
rasa ingin tahu
91
pembentukan amonia?
Meminta siswa melihat fasa zat
dari reaksi amonia
Dan menuliskan reaksi lain
yakni BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔
BiOCl(s) + 2HCl(aq)
Meminta siswa menyebutkan
perbedaan reaksi tersebut serta
menuliskan apa yang disebutkan
siswa.
Kembali ke persoalan amonia,
jika amonia termasuk reaksi
reversible bukankah pabrik
amonia akan merugi bila amonia
yang dihasilkan tidak maksimal?
Untuk mengetahui hal ini guru
meminta siswa untuk terlebih
dahulu mencari informasi
tentang tetapan kesetimbangan.
Siswa melihat ada satu jenis fasa
yakni gas.
Siswa melihat ada fasa-fasa lain
dalam reaksi tersebut.
92
Tahap-2
Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membagi siswa dalam
kelompok-kelompok
Berkumpul dengan kelompoknya
Aktif dan kerja
sama
10 menit
Membagikan LKS Menerima LKS Kritis
Tahap 3
Membimbing
penyelidikan
Mempersilahkan siswa
melakukan penyelidikan
berdasarkan LKS.
Mempersilahkan siswa untuk
bertanya dan mencari informasi
lain baik buku atau internet.
Bersama kelompok melakukan
penyelidikan melalui LKS.
Siswa mencari informasi bersama
kelompoknya.
Kritis,
kerjasama,tanggu
ng jawab
25 menit
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Membimbing siswa dalam
menyelesaikan hasil kerjanya
dengan kelompok.
Merapihkan hasil pengerjaan LKS
dengan kelompok.
Teliti dan kerja
sama
30 menit
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Meminta siswa mengemukakan
hasil kerjanya pada kelompok
lain.
Mengemukakan dan berdiskusi
dengan kelompok lain mengenai
hasil kerja siswa.
Berani,
komunikatif
15 menit
Memberi komentar terhadap
proses pemecahan masalah yang
telah dilakukan
Menyimak komentar guru dan
memberi tanggapan.
Menghargai dan
aktif
93
Kegiatan penutup Memberi apresiasi positif
terhadap hasil kerja siswa
Mengucap terima kasih kembali. Religius, 5 menit
Menutup pertemuan dengan
berdoa bersama
Berdoa bersama-sama
Mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam
Menjawab salam
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Lembar Kerja Siswa
2. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS dan laporan diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung Peneliti
Dedeh Nursidik Anita Sumaryani
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-3
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan melalui percobaan.
95
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
Dalam produksi suatu produk tertentu, yang merupakan reaksi kesetimbangan maka diperlukan jumlah produk yang lebih banyak, untuk
membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk, maka dapat dilakukan pergeseran sesuai dengan azas Le Chatelier (Hukum aksi reaksi):
Jika pada kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, sistem akan mengadakan reaksi
dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut.
Aksi tersebut diantaranya melakukan perubahan pada:
1. Konsentrasi
2. Temperatur
3. Tekanan
4. Volume.
1. Konsentrasi
A+B ↔ C
a. Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah produk (C).
Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi sendiri.
96
b. Jika konsentrasi zat produk (C) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi (A dan B).
Jika konsentrasi zat produk (C) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah produk sendiri (C)
c. Untuk kesetimbangan heterogen, jika konsentrasi zat yang berbentuk padat (solid) atau cair (liquid) ditambah atau dikurangi,
kesetimbangan tidak akan bergeser karena konsentrasi zat-zat tersebut bernilai tetap.
2. Temperatur
Pada perubahan temperatur, yang difokuskan adalah jenis reaksi, apakah eksoterm atau endoterm.
A+B ↔ C ∆H= + f kj
a. Jika temperatur sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang endoterm (memerlukan panas).
Reaksi diatas bila suhu dinaikan ke arah zat C.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang eksoterm (melepaskan panas)
Reaksi diatas bila suhu diturunkan ke arah pereaksi (zat A dan B)
3. Tekanan
a. Jika tekanan sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang mol nya lebih besar.
4. Volume
Untuk perubahan volume, kebalikan dari perubahan tekanan, yakni:
97
a. Jika volume diperbesar, berarti tekanan menjadi kecil maka bergeser ke arah jumlah mol yang besar.
b. Jika volume diperkecil, berarti tekanan menjadi besar maka bergeser ke arah jumlah mol yang kecil.
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Guru
Siswa
Karakter
yang diharapkan
Alokasi
Waktu
Awal, pembukaan Membuka dengan salam Menjawab salam Religius, antusias, 5 menit
Memberi arahan untuk berdoa Bersama-sama berdoa sebelum
belajar
Mengecek kehadiran siswa Memperhatikan guru
Orientasi pada masalah
Mengingatkan siswa tentang
proses pembuatan amonia,
bahwa jika ingin produksinya
maksimal, adakah cara untuk
membuat hasil produksi yang
merupakan reaksi
Siswa mengingat-ingat
pembelajaran sebelumnya dan
menyimak perkataan guru.
rasa ingin tahu 5 menit
98
kesetimbangan menjadi lebih
banyak ?
Hal tersebut adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan.
Meminta siswa mencari faktor-
faktor apa saja yang
mempengaruhi
kesetimbangan?
Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membagi siswa dalam
kelompok-kelompok
Berkumpul dengan kelompoknya
dan menemukan beberapa faktor
yang mempengaruhi
kesetimbangan.
Aktif dan kerja sama 10 menit
Menjelaskan bahwa untuk
penyelidikan mengenai faktor-
faktor, yang memungkinkan
adalah perubahan suhu dengan
LKS yang disediakan.
Siswa menerima LKS. Kritis
Membimbing Mempersilahkan siswa Bersama kelompok melakukan Kritis, 50 menit
99
penyelidikan kelompok melakukan percobaan yang
telah disediakan prosedurnya
pada LKS
penyelidikan melalui praktikum kerjasama,tanggung
jawab
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Membimbing siswa dalam
membuat laporan praktikum
Meminta siswa mengemukakan
hasil laporan
membuat laporan praktikum
mengemukakan hasil laporan.
Teliti dan kerja sama 20 menit
Menganalisis dan
mengevaluasi hasil
pemecahan masalah
Meminta siswa mengemukakan
hasil laporan
Mengemukakan hasil laporan. Disiplin. 30 menit
Memberi komentar terhadap
proses pemecahan masalah
yang telah dilakukan
Menyimak komentar guru dan
memberi tanggapan.
Menghargai dan aktif
Kegiatan Ahir, penutup Memberi apresiasi positif
terhadap hasil kerja siswa
Mengucap terima kasih kembali. Religius, percaya diri 5 menit
Menutup pertemuan dengan
berdoa bersama
Berdoa bersama-sama
Mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam
Menjawab salam
100
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS dan laporan diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung Peneliti
Dedeh Nursidik Anita Sumaryani
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-4
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
kesetimbangan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,
2. Menghitung harga tetapan tekanan parsial Kp.
3. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
102
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,Kp melalui analisis masalah.
2. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
1. Kesetimbangan Disosiasi
Kesetimbangan disosiasi adalah reaksi kesetimbangan dari reaksi penguraian gas. Reaksi kesetimbangan yang melibatkan
penguraian gas mempunyai suatu harga yang menyatakan bagian yang terurai disebut derajat penguraian atau drajat disosiasi
yang dilambangkan dengan α. Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang sederhana. Derajat
disosiasi merupakan perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.
Harga drajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:
a. α = 0 berarti tidak terjadi penguraian
b. α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
c. 0 ˂ α ˂ 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (terdisosiasi sebagian)
2. Tetapan kesetimbangan gas
a. Untuk kesetimbangan homogen
103
A2(s) + B2(g) ↔ 2AB(g)
Keterangan:
Kp = tetapan kesetimbangan gas
PAB = tekanan parsial zat AB dalam keadaan setimbang
PA2 = tekanan parsial zat A2 dalam keadaan setimbang
PB2 = parsial zat B2 dalam keadaan setimbang
PAB = XAB x Pt
PA2= XA2 x Pt
PB2= XB2 x Pt
Pt = Tekanan total dalam kesetimbangan
X = Fraksi mol zat
3. Hubungan Kc dan Kp
104
4. Arti nilai kesetimbangan
a. Jika nilai Kc dan Kp besar, berarti reaksi kesetimbangan ada dikanan
b. Jika Kc sangat kecil reaksi kesetimbangan ada dikiri
c. Jika Kc=1 posisi kesetimbangan ada di tengah berimbang.
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Guru
Siswa
Karakter yang
diharapkan
Alokasi
Waktu
Awal, pembukaan Membuka dengan salam Menjawab salam Religius, antusias, 5 menit
Memberi arahan untuk berdoa Bersama-sama berdoa sebelum
belajar
Mengecek kehadiran siswa Memperhatikan guru
Orientasi pada masalah Menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana kita
Memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan pembelajaran
rasa ingin tahu 15 menit
105
mengetahui drajat disosiasi
reaksi kesetimbangan gas dan
mencari tetapan kesetimbangan
pada reaksi kesetimbangan.
Memberi informasi pada siswa
bahwa berdasarkan data
percobaan kesetimbangan kimia
yang diketahui besar Molar
reaksinya dapat dicari nilai
tetapan kesetimbangannya.(Kc)
Menunjukkan data percobaan
reaksi H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
Dan menghubungkan dengan
tetapan kesetimbangan Kc dan
Kp (untuk reaksi gas)
Menyimak orientasi masalah yang
diajukan oleh guru.
106
Memberikan pertanyaan yang
menjadi sebuah masalah, tentang
jumlah zat-zat yang terdisosiasi
dalam suatu reaksi serta dicari
tetapan kesetimbangan jenis
reaksi kesetimbangan lain.
(Lembar Soal)
Merasa tertarik untuk
menyelesaikan masalah.
Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Meminta siswa bergabung
dengan kelompok.
Berkumpul dengan kelompoknya
Aktif dan kerja sama 5 menit
Membimbing
penyelidikan kelompok
Mempersilahkan siswa
melakukan penyelidikan
berdasarkan lembar latihan soal
yang disediakan.
Bersama kelompok melakukan
penyelidikan.
Kritis,
kerjasama,tanggung
jawab
40 menit
Mengembangkan dan Memberi kesempatan siswa Mempresentasikan hasil diskusi Teliti dan kerja sama 5 menit
107
menyajikan hasil karya untuk menyajikan hasil
diskusinya.
dari haasil penyelidikan
Menganalisis dan
mengevaluasi hasil
pemecahan masalah
Memberi kesempatan pada
kelompok lain untuk bertanya
atau berpendapat.
Memberi komentar terhadap
proses pemecahan masalah pada
lembar soal yang telah
diberikan.
Berdiskusi tentang pekerjaan
teman kelompoknya.
Menyimak komentar guru.
Disiplin. 20 menit
Kegiatan Ahir, penutup Memberi apresiasi positif pada
siswa dan mengucap terima
kasih
Mengucap terima kasih kembali. Religius, percaya diri 5 menit
Menutup pertemuan dengan
berdoa bersama
Berdoa bersama-sama
Mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam
Menjawab salam
108
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Lembar Latihan Soal
2. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. Lembar latihan Soal
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung Peneliti
Dedeh Nursidik Anita Sumaryani
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-1
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Mengemukakan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Percaya diri, Kepemimpinan,Pekerja Keras,dan Kritis.
IV. Materi Ajar
1. Konsep Kesetimbangan Kimia
Pada kehidupan sehari-hari hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah
(irreversible), kebanyakan reaksi berlangsung dua arah (reversible). Adapun ciri-ciri
dari reaksi irreversible adalah:
a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah (→)
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
110
b. Reaksi berlangsung tuntas
c. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis
d. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula.
Contoh dari reaksi irreversible :
CaC03 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Dalam hal ini, padatan CaC03 habis beraksi dengan HCl membentuk CaCl2, H2O,
dan H2O. Dan produk reaksi tersebut tidak dapat kembali menjadi CaC03 dan HCl.
Reaksi yang berlangsung dua arah (reversible) memeiliki ciri-ciri diantaranya:
a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah berlawanan (↔)
b. Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari reaktan dan dari produk.
c. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik.
Contoh dari reaksi reversible :
3H2(g) + N2(g) ↔ 2NH3(g)
Pada reaksi ini setelah hidrogen dan nitrogen berubah menjadi beberapa molekul
amonia, proses balik atau proses penguraian amonia menjadi hidrogen dan nitrogen
mulai berlangsung. Saat laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi
reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah
kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia ini merupakan suatu proses
kesetimbangan dinamis.
Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat berbeda untuk mencapai reaktan
dan produk. Adapun contoh proses kesetimbangan yang terdekat adalah
kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama yakni kesetimbangan fisis karena
proses perubahan yang terjadi hanyalah perubahan fisis. Penguapan air dalam wadah
tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis.
2. Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan dinamis. Disebut dinamis karena reaksi terus bergerak
(dinamis) bukan statis.Contoh pada reaksi pembentukan HI dan peruraian HI, reaksi
tersebut dapat balik, maka ditulis tanda panah bolak balik:
Reaksi ditemukan Max Bodenstein tahun 1893. Pada suhu 4450
:
111
1) Reaksi pembentukan dan peruraian HI
H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
Pada pengamatan reaksi, pada reaksi pembentukan HI, reaktan gas Hidrogen
dan Iodin semakin berkurang, HI bertambah namun setelah HI berubah kembali
menjadi gas Hidrogen dan Iodin, hingga pada suatu keadaan reaksi tersebut tidak
berubah lagi dalam waktu tetap.Padahal reaksi tersbut terus berlangsung karena
tumbukan efektif antara H dan I serta HI terus terjadi.
Pada reaksi setimbang, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik, dapat dituliskan:
Reaksi kesetimbangan juga terjadi pada perubahan mikroskopis yang tidak bisa terlihat
langsung oleh mata.
V. Model Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tatap muka
a. Salam pembuka dan Absensi.
r1= r2
112
b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi.
c. Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Bertanya pada siswa apa
yang dimaksud dengan reaksi
kesetimbangan
2. Bertanya pada siswa apa
yang disebut reaksi reversible
dan irreversible?
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru
Inti
Kegiatan guru Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menjelaskan apa yang
dimasksud dengan reaksi
reversible dan irreversible
2. Menjelaskan pengertian
kesetimbangan kimia bahwa
yang dimaksud reaksi
setimbang adalah reaksi
reversible.
3. Memberikan contoh-contoh
reaksi reversible dan
irreversible dengan
1. Siswa menyimak
penjelasan guru
2. Siswa menyimak
penjelasan guru
3. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
113
memperlihatkan media paku
berkarat dan reaksi dalam
minuman bersoda
4. Meminta siswa mencari
contoh lain mengenai reaksi
reversible yang diketahuinya
melalui buku pelajaran
4. Siswa mencari contoh lain
dari reaksi reversible
Penutup
1. Guru membahas jawaban dari
hasil jawaban siswa
2. Menanyakan bila ada
ketidakpahaman yang terjadi.
3. Guru meminta siswa
memberi kesimpulan.
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa bertanya hal yang
belum dipahaminya
3. Siswa memberi
kesimpulan.
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS
Bogor, November 2014
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-2
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
2. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan analisis reaksi.
2. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
1. Tetapan kesetimbangan
Dapat dituliskan sebuah persamaan, sebagai berikut:
Laju reaksi saat setimbang : r1=r2
Contoh: reaksi kesetimbangan : aA + bB ↔ cC + dD
r1=K1[A]a [B]
b
115
r2=K2[C]c [D]
d
Reaksi kesetimbangan terjadi dalam sistem tertutup dan pada suhu
tetap, maka harga K tetap pula, K1/ K2 = Kc. Kc adalah tetapan kesetimbangan
berdasarkan konsentrasi.
Jadi :
Dapat dirumuskan Hukum kesetimbangan yaitu:
Pada keadaan setimbang, perbandingan hasil kali konsentrasi produk reaksi
yang dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali pereaksi yang dipangkatkan
dengan koefisien adalah tetap.
Tetapan kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp)
Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan juga dapat
dinyatakan dengan tetapan parsial gas. Hal ini dipahami dari hukum gas ideal
PV=nRT. Molar gas (n/v) sebanding lurus dengan P.
Contoh pada reaksi : aA + Bb ↔ cC + dD
Persamaan Kp juga dapat dihubungkan dengan Kc, yaitu:
2. Kesetimbangan Homogen dan heterogen
Jenis-jenis Reaksi kesetimbangan:
116
Berdasarkan wujud zat, reaksi kesetimbangan terbagi dua:
1) Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh: H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
2) Reaksi kesetimbangan heterogen
Contoh: C(s) + O2(g) ↔ CO2(g)
Karena konsentrasi zat padat murni (soloid) atau zat cair murni tetap
(liquid), untuk itu tidak disertakan pada tetapan kesetimbangan. Hanya zat
berfasa gas dan larutan saja yang disertakan.
Contoh:
a. MgOH2 (s) ↔ MgO(s) + H2O(g)
b. BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
V. Model Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tatap muka
a. Salam pembuka dan Absensi.
117
b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi.
c. Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Bertanya pada siswa apa
yang dimaksud dengan
tetapan kesetimbangan
2. Bertanya pada siswa apa
yang disebut dengan
kesetimbangan homogen dan
kesetimbangan heterogen
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru
Inti
Kegiatan guru Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menjelaskan apa yang
dimaksud dengan tetapan
kesetimbangan melalui grafik
laju reaksi
2. Menjelaskan arti Kc dan Kp
3. Menjelaskan perbedaan
kesetimbangan homogen dan
heterogen
4. Memberikan soal pada siswa
dan meminta mencari
penyelesaiannya terkait
tetapan kesetimbangan pada
1. Siswa menyimak
penjelasan guru
2. Siswa menyimak
penjelasan guru
3. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
4. Siswa menjawab soal-soal
yang diberikan
118
suatu reaksi
Penutup
1. Guru membahas jawaban dari
hasil jawaban siswa
2. Menanyakan bila ada
ketidakpahaman yang terjadi.
3. Guru meminta siswa
memberi kesimpulan.
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa bertanya hal yang
belum dipahaminya
3. Siswa memberi
kesimpulan.
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-3
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan melalui
percobaan.
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
Dalam produksi suatu produk tertentu, yang merupakan reaksi kesetimbangan maka
diperlukan jumlah produk yang lebih banyak, untuk membuat kesetimbangan bergeser ke
arah produk, maka dapat dilakukan pergeseran sesuai dengan azas Le Chatelier (Hukum
aksi reaksi):
Jika pada kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, sistem akan mengadakan
reaksi
dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut.
Aksi tersebut diantaranya melakukan perubahan pada:
1. Konsentrasi
2. Temperatur
3. Tekanan
4. Volume.
1. Konsentrasi
A+B ↔ C
120
a. Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) ditambah maka kesetimbangan bergeser
ke arah produk (C).
Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) dikurangi maka kesetimbangan bergeser
ke arah pereaksi sendiri.
b. Jika konsentrasi zat produk (C) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah
pereaksi (A dan B).
Jika konsentrasi zat produk (C) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah
produk sendiri (C)
c. Untuk kesetimbangan heterogen, jika konsentrasi zat yang berbentuk padat (solid)
atau cair (liquid) ditambah atau dikurangi, kesetimbangan tidak akan bergeser
karena konsentrasi zat-zat tersebut bernilai tetap.
2. Temperatur
Pada perubahan temperatur, yang difokuskan adalah jenis reaksi, apakah
eksoterm atau endoterm.
A+B ↔ C ∆H= + f kj
a. Jika temperatur sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
yang endoterm (memerlukan panas).
Reaksi diatas bila suhu dinaikan ke arah zat C.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
yang eksoterm (melepaskan panas)
Reaksi diatas bila suhu diturunkan ke arah pereaksi (zat A dan B)
3. Tekanan
a. Jika tekanan sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang
jumlah molnya lebih kecil.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
yang mol nya lebih besar.
4. Volume
Untuk perubahan volume, kebalikan dari perubahan tekanan, yakni:
a. Jika volume diperbesar, berarti tekanan menjadi kecil maka bergeser ke arah
jumlah mol yang besar.
b. Jika volume diperkecil, berarti tekanan menjadi besar maka bergeser ke arah
jumlah mol yang kecil.
121
V. Model Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tatap muka
a. Salam pembuka dan Absensi.
b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi.
c. Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Bertanya pada siswa faktor-
faktor apa saja yang
mempengaruhi
kesetimbangan
2. Bertanya pada siswa
mengenai bagaimana faktor
konsentrasi, suhu, volume
dapat mempengaruhi
kesetimbangan
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru
Inti
Kegiatan guru Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menyebutkan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi
kesetimbangan
2. Menjelaskan bagaimana
konsentrasi mempengaruhi
kesetimbangan
3. Menjelaskan bagaimana
faktor suhu dapat
mempengaruhi
kesetimbangan
1. Siswa menyimak
penjelasan guru
2. Siswa menyimak
penjelasan guru
3. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
122
4. Menjelaskan bagaimana
faktor volume dan tekanan
dalam mempengaruhi
kesetimbangan
5. Meminta siswa melakukan
percobaan pengaruh suhu
dalam mempengaruhi
kesetimbangan
4. Siswa menyimak
penjelasan guru
5. Siswa melakukan
percobaan bersama dalam
kelompok
Penutup
1. Guru membahas hasil
percobaan siswa
2. Menanyakan bila ada
ketidakpahaman yang terjadi.
3. Guru meminta siswa
memberi kesimpulan.
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa bertanya hal yang
belum dipahaminya
3. Siswa memberi
kesimpulan.
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum
2. Lembar Kerja Siswa
3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-4
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan
hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,
2. Menghitung harga tetapan tekana parsial Kp.
3. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,Kp melalui analisis masalah.
2. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar
1. Hubungan antara Kc dari persamaan reaksi yang setara
Contoh:
Reaksi yang diketahui:
a. A + B ↔ C + D, Kc = K1
124
b. Reaksi kesetimbangan dibalik C + D ↔ A + B, sehingga Kc = K2
c. Reaksi kesetimbangan dikali 2 menjadi, 2A + 2B ↔ 2C + 2D, Kc = K3
Hubungan antara K1 dan K2
[ ][ ]
[ ][ ]
[ ][ ]
[ ][ ]
Hubungan keduanya adalah
Hubungan antara K1 dan K2
[ ][ ]
[ ][ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]
[[ ][ ]
[ ][ ]]
Hubungannya menjadi K3 = (K1)2
2. Tetapan kesetimbangan gas
a. Untuk kesetimbangan homogen
A2(s) + B2(g) ↔ 2AB(g)
Keterangan:
Kp = tetapan kesetimbangan gas
PAB = tekanan parsial zat AB dalam keadaan setimbang
PA2 = tekanan parsial zat A2 dalam keadaan setimbang
PB2 = parsial zat B2 dalam keadaan setimbang
125
PAB = XAB x Pt
PA2= XA2 x Pt
PB2= XB2 x Pt
Pt = Tekanan total dalam kesetimbangan
X = Fraksi mol zat
3. Hubungan Kc dan Kp
4. Arti nilai kesetimbangan
a. Jika nilai Kc dan Kp besar, berarti reaksi kesetimbangan ada dikanan
b. Jika Kc sangat kecil reaksi kesetimbangan ada dikiri
c. Jika Kc=1 posisi kesetimbangan ada di tengah berimbang.
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tatap muka
a. Salam pembuka dan Absensi.
b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi.
c. Kegiatan
Pembukaan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Bertanya pada siswa tentang
hubungan antara tetapan
kesetimbangan
1. Siswa menjawab
pertanyaan guru
126
Inti
Kegiatan guru Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menjelaskan hubungan antara
tetapan kesetimbangan pada
suatu reaksi dan reaksi yang
lain
2. Menjelaskan hubungan antara
Kc dan Kp
3. Memberikan contoh-contoh
soal
4. Meminta siswa
mengerjakannya di papan
tulis
1. Siswa menyimak
penjelasan guru
2. Siswa menyimak
penjelasan guru
3. Siswa menjawab soal-soal.
4. Siswa memperhatikan
pekerjaan temannya
Penutup
1. Guru membahas jawaban dari
hasil jawaban siswa
2. Menanyakan bila ada
ketidakpahaman yang terjadi.
3. Guru meminta siswa
memberi kesimpulan.
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Siswa bertanya hal yang
belum dipahaminya
3. Siswa memberi
kesimpulan.
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku Yudhistira Kelas XI
2. Buku Esis kelas XI
VIII. Penilaian
1. Lembar Latihan Soal
127
Lampiran 3. LKS (Lembar Kerja Siswa)
Lembar Kerja Siswa
Mengetahui Reaksi reversible (bolak-balik)
Standar Kompetensi:
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui reaksi bolak-balik (reversible).
B. Alat
1. Kertas lakmus
Bahan
1. Soda
2. Besi tidak berkarat
3. Besi berkarat
C. Prosedur Percobaan
1. Percobaan paku
1) Bandingkan perbedaan paku tidak berkarat dan paku berkarat
2) Analisa reaksi perkaratan
2. Percobaan Soda
1) Perhatikan wujud zat pada soda dalam botol.
2) Berikan getaran pada soda dan buka tutup soda serta perhatikan
wujud zat yang terlihat setelah tutup soda dibuka.
3) Identifikasi sifat zat pada soda dengan lakmus.
D. Tabel Pengamatan
Perbandingan keadaan paku
Paku Tak berkarat Paku Berkarat
Warna
............
128
Wujud zat dalam soda ketika tutup botol belum terbuka (contreng)
Zat padat Zat cair Gas
Wujud zat ketika soda diberi getaran dan dibuka tutupnya (contreng)
Zat padat Zat cair Gas
E. Pertanyaan dan analisa
Percobaan Besi
1. Apakah perbedaan antara besi berkarat dan besi tidak berkarat ?
2. Bagaimanakah terjadinya perkaratan pada besi ? Tuliskan reaksi
perkaratan besi!
3. Apakah karat besi dapat bereaksi kembali menjadi besi seperti semula
?
4. Apakah reaksi perkaratan besi termasuk ke dalam reaksi irreversible
(reaksi yang tidak dapat balik) atau reversible (reaksi yang dapat balik)
? Jelaskan alasannya
Percobaan Soda
1. Apakah wujud zat yang terlihat pada soda saat di dalam botol ?
2. Jenis zat apakah yang terdeteksi ketika sedikit cairan soda diuji dengan
kertas lakmus ?
3. Apakah yang terjadi setelah botol diberi getaran dan dibuka tutupnya?
Terdapat zat apa saja menurut pengamatan kalian ?
4. Apakah zat pada soda merupakan perpaduan dari beberapa zat yang
berbeda? Tuliskan reaksi pada soda, dan tentukan apakah reaksi pada
soda termasuk pada reaksi irreversible atau reversible?
129
Lembar Kegiatan Siswa
Standar Kompetensi:
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
Indikator:
1. Siswa dapat menjelaskan tentang kesetimbangan dinamis
2. Siswa dapat menjelaskan tetapan kesetimbangan, kesetimbangan homogen
dan heterogen
3. Siswa dapat meramalkan arah kesetimbangan
Masalah
Andi dan Randi adalah seorang siswa SMA jurusan IPS. Mereka berdua
adalah siswa berprestasi yang begitu aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang
besar. Suatu saat pada pelajaran geografi mereka ditugasi untuk mencari informasi
tentang potensi gas alam indonesia dan kegunaan gas alam bagi kehidupan sehari-
hari. Ketika mencari data tersebut, mereka menemukan fakta menarik bahwa data
terakhir tanggal 1 januari 2010, cadangan gas alam terbukti (jumlah gas alam
yang diperkirakan dapat diproduksi dari suatu reservoir yang meyakinkan).
Namun di sisi lain ketika mereka mencari data tentang ekspor dan impor produk
yang dihasilkan dari gas alam, yakni amonia, mereka melihat indonesia masih
mengimpor amonia sebesar 200.000 ton dengan nilai 4,2 triliyun.
“Indonesia itu masih impor amonia 200.000 ton dengan nilai 4.2 Triliun
setahun.” Ungkap Direktur utama PT Pupuk Indonesia Holding Company Arifin
Tasrif ketika ditemui di kantor Direktur kementrian Bidang Perekonomian, Jalan
lapangan Banteng, Senin (10/6/2013). Dikatakan Arifin impor amonia paling
banyak berasal dari timur tengah. Jumlah kebutuhan amonia dalam negeri adalah
400.000 ton. Dari jumlah itu 200.000 ton dipasok dari produsen lokal.
Melihat fakta-fakta tersebut, Andi dan Randi menjadi tertarik dengan
proses pembuatan amonia secara lebih dalam. Kemudian mereka mencari kembali
data-data tentang proses tersebut dan menemukan data sebagai berikut:
Reaksi amonia N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H= -92,2 kj,
130
Reaksi amonia menurut yang mereka baca adalah reaksi bolak-balik dan masuk ke
dalam aplikasi kesetimbangan dinamis jenis kesetimbangan homogen.Reaksi
bolak-balik akan menyebabkan amonia yang telah diproduksi dapat kembali lagi
menjadi reaktannya. Jika seperti itu, mereka berfikir bahwa produksi amonia tidak
akan pernah maksimal karena amonia kembali lagi menjadi bahan awalnya yakni
gas nitrogen dan hidrog
Kemudian mereka melihat tabel Tabel 1 Pengkajian Sistem N2(g) + 3H2(g) ↔
2NH3(g)
Konsentrasi Awal (mol/Liter) Konsentrasi Kesetimbangan
(mol/Liter) Kc
[N2] [H2] [NH3] [N2] [H2] [NH3]
1 2 Tidak ada 0.8 1 1.2 2.25
1.1 2.1 Tidak ada 0.7 1.1 1.4 2.1
1.46 2.4 Tidak ada 0.9 1.16 1.8 2.3
Kemudian ada keterangan yang menjelaskan bahwa nilai tetapan
kesetimbangan gas juga penting untuk diketahui (Kp). Dan memiliki hubungan
tertentu dengan Kc.Melihat data-data ini mereka merasa bingung apa maksud dari
data-data tersebut. Dapatkah anda memberikan pendapat tentang hal yang belum
dimengerti oleh Andi dan Randi?
Pertanyaan:
1. Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan dinamis, dan
kesetimbangan homogen? Mengapa hal tersebut erat hubungannya dengan
reaksi reversible ?
2. Apakah hubungan Kc dan Kp dan apa gunanya mengetahui nilai tetapan
tersebut?
3. Apakah benar asumsi Randi dan Andi bahwa pada reaksi reversible
dimana reaksinya terjadi bolak-balik, maka produksi amonia tidak akan
pernah maksimal? Apakah anda memiliki pendapat lain? Atau adakah cara
untuk memaksimalkan produksi amonia tersebut?
.
131
LKS Praktikum
Perubahan Suhu terhadap Sistem Kesetimbangan Kimia
Standar Kompetensi:
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar:
Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui perubahan suhu terhadap sistem kesetimbangan kimia
B. Alat
1. Statif dan klem
2. Gelas kimia
3. Termometer
4. Pipet tetes
5. Tabung reaksi dan rak
6. Gelas Ukur
7. Stopwatch
8. Pembakar spirtus
9. Kaki tiga dan kasa
10. Penjepit
Bahan
1. Iodin
2. Tepung Sagu
3. Air
4. Batu es
C. Prosedur Percobaan
1. Masukan 5 ml larutan tepung kanji masing-masing pada ketiga tabung
reaksi.
2. Berikan tiga tetes iodin pada tabung reaksi 1 dan 2. Jadikan tabung
reaksi 3 sebagai kontrol.
3. Panaskan tabung reaksi 1 pada suhu 800 C. Diamkan selama 3 menit
132
4. Diinginkan tabung reaksi 2 pada gelas kimia berisi es batu. Diamkan
selama 3 menit
5. Amati yang terjadi
D. Tabel Pengamatan
Perlakuan Warna
Kontrol
Temperatur tinggi
Temperatur rendah
E. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi terhadap campuran iodin dan kanji pada saat
dipanaskan pada suhu 800 C ? Jelaskan hal tersebut berdasarkan azas
Le-Chatelier
2. Apa yang terjadi terhadap campuran iodin dan kanji pada saat
didinginkan ? Jelaskan hal tersebut berdasarkan azas Le-Chatelier
3. Tuliskan reaksi yang terjadi dan tentukan manakah yang termasuk
reaksi eksoterm dan endoterm? Jelaskan alasannya.
4. Tuliskan kesimpulan dari percobaan tersebut!
133
Lembar Latihan Soal
Kelompok 1 dan 3
1. Suatu reaksi kesetimbangan CO(g) + H2O(g)↔ CO2 (g)+ H2(g) . Ke dalam
suatu tabung yang volumenya 2 liter dimasukan 5 mol H2O dan 4 mol CO
lalu bereaksi. Pada keadaan setimbang diperoleh gas H2 sebanyak 2 mol
pada suhu 270C. Tentukanlah Kc!
2. Tetapan kesetimbangan dari N2O4 (g) ↔ 2NO2 (g) adalah 1/150. Ke dalam
suatu ruangan 200 liter dimasukan 10 ml gas N2O4.Tentukanlah drajat
disosiasi N2O4 tersebut!
3. Lantanium oksalat terurai menurut reaksi La2(C2O4)3(s) ↔
La2O3(s)+3CO(g)+ 3CO2(g). .Jika tekanan total 0,5 atm, tentukanlah harga
Kp!
4. Diketahui reaksi kesetimbangan 2AB3(g) ↔ 2AB2(g) )+ B2(g) . Jika gas AB3
mula-mula adalah 2 mol dan drajat disosiasinya adalah 0,4 mol:
Tentukanlah
a. Kc pada volume 1 liter
b. Kp pada 1270 C
5. Sejumlah H2 dan I2 direaksikan dalam wadah dan dibiarkan mencapai
kesetimbangan pada suhu 4400C. Pada keadaan setimbang, [H2] = 0,065 M
; [I2] = 1,065 M ; dan [HI] = 1,855 M. Jika reaksi kesetimbangannya
adalah : H2(g) + I2(g)↔ 2HI(g)
a. Tentukan tekanan parsial dari masing-masing gas.
b. Tentukan tekanan total gas dalam wadah
c. Tentukan Kp pada suhu 4400C.
Kelompok 2 dan 4
1. Mula-mula 0,2 mol A, 1 mol B, dan 2 mol C dicampur dalam wadah
sebesar 1 liter. Selanjutnya kesetimbangan gas homogen 2A ↔ 3B + C
tercapai. Analisis menunjukkan 0,6 mol A terdapat pada kesetimbangan.
Hitunglah Kc!
2. Suatu reaksi A(g) ↔ 2B(g)↔ 2C (g) mencapai kesetimbangan dengan
tekanan total 2 atm. Jika pada kesetimbangan, mol A:mol B : mol C =
2:1:2, berapakah harga Kp?
3. Salah satu cara untuk mengatasi produksi gas NO pada kendaraan
bermotor adalah dengan konverter katalitik. Pada alat ini, gas NO bereaksi
dengan gas CO membentuk gas N2 dan CO2 dengan reaksi:
2NO(g) + 2CO(g) ↔ + N2(g)+ 2CO2(g).
134
a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan Kp
b. Hitung Kp pada suhu 573 K jika diketahui Kc = 2,18 x 1059
a. Sejumlah H2 dan I2 direaksikan dalam wadah dan dibiarkan mencapai
kesetimbangan pada suhu 4400C. Pada keadaan setimbang, [H2] =
0,065 M ; [I2] = 1,065 M ; dan [HI] = 1,855 M. Jika reaksi
kesetimbangannya adalah : H2(g) + I2(g)↔ 2HI(g)
4. Apakah perbedaan antara tetapan kesetimbangan Kp dan Kc? Kapan Kp
dapat digunakan?
5. Dalam wadah 5 liter dimasukan 0,2 mol HI yang akan terurai menurut
reaksi:
2HI(g) ↔ H2(g) + l2(g)
Jika dalam kesetimbangan terbentuk 0,05 mol l2, maka tetapan
kesetimbangannya adalah
Kelompok 3 dan 5
1. Reaksi CO2(s) + NO(g) ↔ NO2(g) + CO2(g) dilakukan dalam wadah 5 liter.
Pada keadaan awal terdapat 4,5 mol CO2 dan 4 mol NO. Setelah
kesetimbangan NO yang tersisa adalah 0,5 mol. Tentukan tetapan
kesetimbangan reaksi tersebut
2. Pada suhu 600C , gas N2O4 dengan total tekanan 1 atm terurai menjadi
NO2.
N2O4 (g) ↔ 2NO2(g)
Jika derajat disosiasinya adalah 50 % maka:
a. Tentukan tekanan parsial kedua gas pada kesetimbangan
b. Hitung Kp reaksi
3. Simak reaksi kesetimbangan berikut:
2N2(g) + O2(g)↔ 2 N2O(g)
a. Tulis persamaan kesetimbangan Kp.
b. Jika Kc diketahui, Bagaimana Kp ditentukan?
c. Hitung Kp pada suhu 298 K jika diketahui Kc= 5,76 x 10-36
mol -1
L
4. Simak reaksi berikut:
AgCl(s) +Br-(aq) ↔ AgBr(s) + Cl
-(aq) Kc= 360 pada suhu 298 K
a. Tulis persamaan reaksi kesetimbangan Kc
b. Jika 0,1 M Br- direaksikan dengan padatan AgCl tentukan konsentrasi
Br- dan Cl
- pada kesetimbangan
5. Simak reaksi kesetimbangan berikut:
PCl5(g) + PCl3(g) ↔ Cl2(g)
Sejumlah PCl5 0,21 mol: PCl3 0,32 mol ; dan Cl2 0,32 mol
a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangannya
b. Tentukan Kc reaksi
135
Kelompok 7 dan 8
1. Tulis persamaan Kp untuk reaksi berikut:
a. 2H2S(g) + 3O2(g)↔ 2H2O(g)+2SO2(g)
b. 2H2O(g) + H2(g)↔ O1/22(g)
2. Simak reaksi berikut
PCl5(g) + PCl3(g) ↔ Cl2(g) kp= 3,6 atm (5400C)
Jika awal reaksi terdapat PCl5 0,2 mol dan PCl3 3 mol ; maka tentukan
tekanan parsial gas –gas pada keadaan setimbang. Diketahui P total adalah
1 atm.
3. Simak reaksi berikut
COCl2(g) ↔ CO2(g) ↔ Cl2(g)
Diketahui tekanan COCl2 sebelum reaksi adalah 0,124 atm. Jika setelah
reaksi tekanan COCl2 turun menjadi 0,104 atm: maka tentukan Kp reaksi.
a. Tulis persamaan tetapan kesetimbangan Kp
b. Tentukan Kp pada suhu reaksi tersebut (600 K)
4. Jelaskan hubungan antara Kp dan Kc. Berapa nilai Kp dan Kc jika ngas =
0
5. Simak reaksi kesetimbangan berikut:
H2(g) + l2(g) ↔ 2HI(g)
Pada awalnya 0,1 mol H2 ditambah dengan 0,1 mol l2 dalam 2 L tabung
kimia. Setelah kesetimbangan tercapai, konsentrasi l2 telah turun menjadi
0,01 mol.
a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangannya
b. Tentukan nilai tetapan kesetimbangannya.
136
Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen
KISI-KISI SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP
Bidang Studi : Kimia
Materi Pokok : Kesetimbangan Kimia
Jumlah Soal : 38
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
Indikator
No Soal Jawaban Soal
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Kesetimbangan heterogen
Indikator Soal:
Diberikan sketsa dari reaksi
yang berada pada sistem
kesetimbangan. Siswa
diminta menjelaskan keadaan
sistem bila diberikan suatu
zat padat.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
1
Gambar dibawah ini menunjukkan campuran
CaCO3,CaO, dan gas CO2 dalam keadaan
kesetimbangan pada suhu tertentu.
Apa yang terjadi pada sistem tersebut ditambahkan
padatan CaCO3 ?
Jawaban:
A. Tekanan gas CO2 tidak
berubah
137
A. Tekanan gas CO2 tidak berubah
B. Tekanan gas CO2 meningkat
C. Konsentrasi gas CO2 menurun
D. Padatan CaO meningkat
E. Konsentrasi CO2 meningkat
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Membandingkan
Konsep:
Perubahan konsentrasi
Indikator Soal:
Diberikan suatu persamaan
reaksi kesetimbangan. Siswa
diminta memprediksi
keadaan kesetimbangan
setelah ditempatkan suatu zat
pada tabung kosong.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
3 Berdasarkan reaksi kesetimbangan di bawah ini:
2ICl(g) I2 (g) + Cl2 (g)
Ditempatkan beberapa gas ICI pada tabung reaksi
kosong. Pernyataan yang benar atas perubahan yang
terjadi pada sistem kesetimbangan yang terjadi
adalah...
(1) Laju reaksi balik meningkat
(2) Konsentrasi gas ICI meningkat
(3) Konsentrasi gas Cl2 meningkat
A. 1 saja
B. 2 saja
C. 1 dan 3
D. 2 dan 3
E. 1,2, dan 3
Jawaban:
C. 1 dan 3
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Membandingkan
Konsep:
Perubahan konsentrasi
Indikator Soal:
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
4 Grafik di bawah ini menunjukkan kesetimbangan gas
dengan reaksi:
Jawaban:
B
138
Diberikan suatu grafik reaksi
kesetimbangan homogen.
Siswa diminta menentukan
keadaan kesetimbangan
setelah ditambahkan salah
satu reaktan.
H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)
Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan
keadaan kesetimbangan setelah ditambahkan I2 pada
waktu t= a?
A B
D C
139
Jenjang:
C2(Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan Suhu
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen
beserta nila perubahan
entalpi. Siswa diminta
menentukan keadaan
ketetapan kesetimbangan
ketika suhu dinaikkan.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
5 Langkah pertama dari proses Ostwald untuk
pembuatan asam nitrat adalah oksidasi amonia menjadi
oksida nitrat dengan reaksi sebagai berikut:
4NH3(g) + 5O2 (g) 4NO(g) + 6H2O (g) ∆H = -905,6
kJ/mol.
Jika suhu dinaikkan maka nilai tetapan kesetimbangan
akan...
A. Meningkat
B. Menurun
C. Sama dengan nol
D. Tidak dapat ditentukan
E. Tetap seperti keadaan sebelumnya
Jawaban:
B.Menurun
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menafsirkan
Konsep:
Pengaruh katalis
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
6 Gas karbon monoksida bereaksi dengan gas oksigen
membentuk gas karbon dioksida sesuai dengan
persamaan berikut:
2CO(g) + O2 (g) 2CO2(g) ∆H= -566 kJ/mol
Dalam wadah tertutup terdapat campuran gas CO, gas
Jawaban
C.[CO2] = 0,25 M
E
140
Indikator Soal:
Diberikan suatu data
konsentrasi zat pada reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta memprediksi
perubahan konsentrasi suatu
zat ketika reaksi tersebut
ditambahkan katalis.
O2 dan CO2 dalam kesetimbangan dengan
[ CO] = 0,30 M, [O2] dan [CO2] = 0,25 M.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan katalis
maka...
A. [CO2]< 0,25 M
B. [CO2] > 0,25 M
C. [CO2] = 0,25 M
D. [CO2] > 0,3
E. [CO2] tidak dapat ditentukan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan data konsentrasi
zat suatu reaksi. Siswa
diminta memprediksi
perbandingan laju reaksi
maju dan reaksi balik.
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
7 Terdapat persamaan reaksi karbon monoksida dan
hidrogen sebagai berikut:
CO(g) + 3H2(g) CH4 (g) + H2O (g)
Ketika 00,2 M CO dan 0,03 M H2 dimasukan ke dalam
bejana pada 800 K dan terjadi kesetimbangan. Apa
yang dapat kita simpulkan tentang laju reaksi maju dan
balik pada kesetimbangan?
A. Laju reaksinya sama
B. Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi
balik
C. Laju reaksi balik lebih besar dari laju reaksi
maju
D. Tidak ada perubahan yang terjadi pada saat laju
reaksi
E. Laju reaksi tidak dapat ditentukan
Jawaban:
A. Laju reaksi sama antara
reaksi maju dan balik
141
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Membandingkan
Konsep:
Perubahan volume
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen
serta penambahan volume
pada reaksi sehingga
kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan. Siswa diminta
menjelaskan alasan dari
keadaan pergeseran
kesetimbangan yang terjadi.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
8 Kesetimbangan antara gas A dan gas B sebagai
berikut:
aA(g) bB(g)
Ketika volume pada wadah dinaikkan pada suhu tetap,
reaksi bergeser ke arah reaktan. Berdasarkan hal
tersebut dapat kita katakan bahwa kesetimbangan....
A. a>b karena ketika volume pada wadah
diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi
lebih banyak molekul gas
B. a>b karena ketika volume pada wadah
diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi
lebih sedikit molekul gas
C. b>a karena ketika volume pada wadah
diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi
lebih sedikit molekul gas
D. b>a karena ketika volume pada wadah
diperbesar, kesetimbanagan akan memproduksi
lebih banyak molekul gas
E. penambahan volume tidak akan menyebabkan
peningkatan karena molekul gas tidak
berpengaruh pada pergeseran kesetimbangan
Jawaban:
B. a>b karena ketika
volume pada wadah
diperbesar,
kesetimbangan akan
memproduksi lebih
sedikit molekul gas
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menafsirkan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
9 Berdasarkan reaksi di bawah ini.
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
Manakah grafik yang menunjukkan konsentrasi gas H2
setelah tercapai kesetimbangan...
142
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen.
Siswa diminta menentukan
konsentrasi suatu zat setelah
terjadi kesetimbangan. A B
C D
E
B
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menafsirkan
Konsep:
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
10 Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2A(g) + B(g) 3C(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah...
A.
143
Kesetimbangan homogen
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
homogen, siswa diminta
menentukan tetapan
kesetimbangannya.
B.
C.
D.
E.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator soal:
Siswa dimintamemilih
pernyataan yang sesuai
terkait kondisi yang
mempengaruhi harga tetapan
kesetimbangan
Menjelaskan
tetapan
kesetimbangan
12 Harga tetapan kesetimbangan bergantung
pada.........reaksi
A. Kuantitas produk dan reaktan yang
terbentuk diawal.
B. Kuantitas reaktan dan produk saat
komponen reaksi terdisosiasi
C. Penanambahan katalis
D. Stoikiometri
E. Temperatur
A.Kuantitas produk dan reaktan
yang terbentuk diawal.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Membandingkan
Konsep:
Menjelaskan
tetapan
kesetimbangan
13 Suatu reaksi kesetimbangan berikut:
X + Y XY mempunyai harga Qc lebih kecil
dari harga Kc.
Pernyataan yang benar untuk reaksi tersebut
adalah...
C. Laju pembentukan X dan
Y< Laju pembentukan
XY
144
Keadaan kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan suate reaksi
dengan data Qc dan Kc.
Siswa diminta memilih
pernyataan yang sesuai
terkait kondisi laju
pembentukan reaksi tersebut.
A. Laju pembentukan X dan Y = Laju
pembentukan XY
B. Laju pembentukan X dan Y > Laju
pembentukan XY
C. Laju pembentukan X dan Y< Laju
pembentukan XY
D. Hanya laju pembentukan X yang sama
dengan laju pembentukan XY
E. Hanya laju pembentukan Y yang sama
dengan laju pembentukan XY
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan jumlah mol zat terkait.
Siswa diminta memprediksi
keadaan yang terjadi saat
kesetimbangan.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
16 Berdasarkan reaksi di bawah ini:
N2(g) + 2O2 (g) 2NO2(g)
Terdapat jumlah mol yang sama pada N2(g) dan 2O2 (g) ,
reaksi ini terjadi pada wadah tertutup. Pernyataan
mana yang menggambarkan perubahan yang terjadi
ketika reaksi tersebut mencapai kesetimbangan?
Jawaban Laju reaksi
balik
Konsentrasi
NO2(g)
A Meningkat Meningkat
B Menurun Meningkat
C Meningkat Menurun
D Menurun Menurun
E Tetap Tetap
A.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Meramalkan arah
pergeseran
18 Reaksi nitrogen dioksida menjadi dinitrogen
tetraoksida adalah reaksi eksoterm:
B. Kesetimbangan bergeser
ke arah reaktan karena
145
Menjelaskan
Konsep:
Perubahan suhu
Indikator soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menentukan arah
pergeseran kesetimbangan
saat suhu dinaikkan.
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
2NO2 (gas, coklat) N2O4 (gas, tidak berwarna);
reaksi maju reaksi eksoterm.
Setelah kesetimbangan tercapai, temperatur dinaikkan
saat tekanan tetap. Apa yang terjadi pada sistem
kesetimbangan?
A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan,
karena reaktan melepaskan kalor
B. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
karena reaktan membutuhkan kalor
C. Kesetimbangan bergeser ke arah produk
karena produk melepaskan kalor
D. Kesetimbangan bergeser ke arah produk
karena produk membutuhkan kalor
E. Tidak terjadi pergeran kesetimbangan.
reaktan membutuhkan
kalor
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Keadaan Kesetimbangan
Indikator soal:
Siswa diminta menyebutkan
keadaan yang tepat saat suatu
reaksi mencapai
kesetimbangan
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
19 Manakah pernyataan yang benar pada sistem reaksi
saat mencapai kesetimbangan?
A. Semua reaksi berhenti
B. Reaksi habis
C. Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik
D. Jumlah produk sama dengan jumlah reaktan
E. Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi
balik.
C. Laju reaksi maju sama
dengan laju reaksi balik
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Meramalkan arah
pergeseran
20 Pada suhu tertentu, terdapat reaksi kesetimbangan di
bawah ini:
E.Konsentrasi H2O tetap dan
tidak terjadi pergeseran
146
Menjelaskan
Konsep:
Perubahan konsentrasi
Indikator soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menentukan keadaan
konsentrasi produk ketika
konsentrasi produk yang lain
ditambahkan.
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
Mg(OH)2 (s) MgO (s) + H2O(g)
Apakah yang terjadi pada konsentrasi gas H2O ketika
padatan MgO ditambahkan pada sistem
kesetimbangan?
A. Konsentrasi H2O meningkat dan
kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
B. Konsentrasi H2O meningkat dan
kesetimbangan bergeser ke arah produk
C. Konsentrasi H2O menurun dan kesetimbangan
bergeser ke arah produk
D. Konsentrasi H2O tetap dan kesetimbangan
bergeser ke arah reaktan
E. Konsentrasi H2O tetap dan tidak terjadi
pergeseran kesetimbangan.
kesetimbangan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan suhu
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan data perubahan entalpi,
siswa diminta memprediksi
suatu perlakuan agar
kesetimbangan bergeser ke
kanan.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
21 Berdasarkan reaksi dibawah ini :
PCl3 (g) + Cl2(g) PCl5(g) ∆H<0
Perlakuan apa di bawah ini yang menyebabkan reaksi
bergeser ke kanan?
A. Penambahan katalis
B. Penambahan volume sistem
C. Menaikan suhu sistem
D. Menurunkan suhu sistem
E. Tidak perlu diberi perlakuan
D. Menurunkan suhu sistem
147
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan suhu
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan data perubahan entalpi,
siswa diminta memprediksi
suatu perlakuan agar jumlah
mol salah satu reaktan
meningkat.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
22 Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g) ∆H<0
Apa yang harus dilakukan agar jumlah mol O2(g) pada
kesetimbangan meningkat?
A. Penambahan katalis
B. Menurunkan suhu sistem
C. Menaikan suhu sistem
D. Penambahan SO3 pada sistem
E. Penurunan volume sistem
B. Menurunkan suhu sistem
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Reaksi Kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memperdiksi
sistem kesetimbangan, ketika
diberi penambahan katalis.
23 Berdasarkan reaksi kesetimbangan di bawah ini :
2KCl3 (s) 2KCl(s) + 3O2 (g)
Apa yang terjadi ketika sistem ditambahkan katalis?
A. Peningkatan jumlah 2KCl3 (s)
B. Penurunan jumlah 2KCl3 (s)
C. Peningkatan jumlah KCl(s)
D. Penurunan jumlah KCl(s)
E. Tidak terjadi apapun
E.Tidak terjadi apapun
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
24 Pada reaksi kesetimbangan homogen berikut:
H2 (g) Br2 (g) + 2HBr (g)
Jika tekanan diperbesar, apa yang terjadi pada sistem
kesetimbangan?
A. Kesetimbangan bergeser
ke arah gas H2
148
Konsep:
Perubahan Tekanan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memprediksi
pergeseran kesetimbangan
ketika tekanan sistem
diperbesar.
azas Le Chatelier A. Kesetimbangan bergeser ke arah gas H2
B. Kesetimbangan bergeser ke arah gas HBr
C. Tidak berubah
D. Kesetimbangan bergeser ke arah gas Br2
E. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Kesetimbangan heterogen
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan siswa diminta
menentukan harga Kc.
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
25 Menurut persamaan kesetimbangan dibawah ini:
2S (s) + 3O2(g) 2SO3(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
E .
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan Konsentrasi
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
26 Hidrogen yang digunakan untuk proses Haber terbuat
dari reaksi berikut:
CH4 (g) + H2O(g) CO2(g) + 3H2(g) ∆H= +206 kj
Kondisi seperti apa yang dapat mendukung
terbentuknya hidrogen lebih banyak?
A. Tekanan dan suhu rendah
B. Tekanan rendah dan suhu tinggi
B. Tekanan rendah dan
suhu tinggi
149
dan data perubahan entalpi,
siswa diminta memprediksi
suatu perlakuan agar jumlah
mol salah satu reaktan
meningkat.
C. Tekanan tinggi dan suhu rendah
D. Tekanan tinggi dan suhu tinggi
E. Tidak dapat ditentukan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan suhu
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memilih
perlakuan yang tepat agar
sistem kesetimbangan
menghasilkan produk
optimal.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
27 Proses pembuatan gas amonia menurut proses Habe-
Bosch adalah sebagai berikut:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) ∆= -92 kj
Untuk menghasilkan gas amonia yang optimal, maka...
A.Tekanan dan temperatur diperkecil
B. volume dan temperatur diperkecil
C. Konsentrasi N2 diperkecil
D. Konsentrasi NH3 diperbesar
E. Tekanan dan volume diperbesar
A. Tekanan dan temperatur
diperkecil
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mencontohkan
Konsep:
Pengaruh volume
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memperdiksi
sistem kesetimbangan, ketika
volume sistem diperbesar.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
28 Persamaan reaksi kesetimbangan yang akan bergeser
ke kanan jika volume diperbesar adalah...
A. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g)
B. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g)
C. 2HI2 (g) H2(g) + I3(g)
D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s)
E. N2 O4 (g) 2NO2(g)
E.N2 O4 (g) 2NO2(g)
150
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Kesetimbangan heterogen
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
kesetimbangan dan siswa
diminta menentukan harga
Kc
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
29 Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini:
PbSO4 (s) + 2KI(aq) PbI2(s) + K2SO4(aq)
Harga tetapan kesetimbangan yang benar adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mencontohkan
Konsep:
Perubahan Tekanan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi,
siswa diminta memprediksi
pergeseran kesetimbangan
ketika tekanan sistem
diperbesar.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
30 Setiap reaksi dari sistem kesetimbangan dibawah ini
mengalami peningkatan tekanan sistem, sebagai imbas
dari penurunan volume sistem.
Pada reaksi mana yang mengalami peningkatan jumlah
produk?
A. 2CO2 (g) 2CO (g) + O2 (g)
B. N2 F4(g) 2NF2 (g)
C. Si (s) + 2Cl2 SiCl4(g)
D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s)
E. N2 (g) + C2 H2(g) 2HCN(g)
C.Si (s) + 2Cl2 SiCl4(g)
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Menjelaskan
tetapan
kesetimbangan
31 Dalam ruang yang memiliki volume 2 liter, dipanaskan
2 mol gas HI sehingga mecapai keadaan
kesetimbangan:
C.0,25
151
Konsep:
Tetapan kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan data sejumlah mol
dan volume reaksi
kesetimbangan.Siswa diminta
mencari nilai Kc pada reaksi
tersebut.
2HI (g) H2(g) + I2(g)
Kemudian, terdapat 0,5 mol gas H2 pada saat
setimbang. Lalu berapakah harga Kc?
A. 0,1
B. 0,15
C. 0,25
D. 0,5
E. 0,1
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Konsep:
Perubahan konsentrasi
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen
siswa diminta memprediksi
pergeseran kesetimbangan
yang terjadi setelah
ditambahkan sejumlah
reaktan.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
32 Jika ke dalam kesetimbangan HI (g) + I2(g) 2HI2(g)
ditambahkan 1 mol HI, apakah yang terjadi?
A. Kesetimbangan akan bergeser ke kiri
B. Kesetimbangan bergeser ke kanan
C. Kesetimbangan tidak akan bergeser
D. Tekanan turun
E. Suhu akan turun
B. Kesetimbangan bergeser
ke kanan
152
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menafsirkan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan beberapa grafik
dan siswa diminta
menentukan grafik yang
menggambarkan reaksi
kesetimbangan.
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
33 Manakah grafik yang menunjukkan laju (rate) reaksi
maju dan laju reaksi setelah kesetimbangan?
Petunjuk:
---------- (Reaksi balik)
A B
C D
C
(Reaksi maju)
153
E
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mencontohkan
Konsep:
Perubahan volume
Indikator Soal:
Diberikan lima jenis reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menilai ma reaksi
yang akan bergeser ke
reaktan saat volume
reaksinya diturunkan.
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
34 Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini, reaksi mana
yang akan bergeser ke kiri ketika volumenya
diturunkan....
A. 4Fe (g) + 3O2(g) + 2Fe2O3 (s)
B. 2HI (g) H2(g) + I2 (g)
C. 2SO3 (g) 2SO3 (g) + O2 (g)
D. H2 (g) + Cl2(g) 2HCl (s)
E. N2 (g) + 3 H2 (g) + 2NH3 (s)
C.2SO3 (g) 2SO3 (g) + O2 (g)
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Perubahan konsentrasi
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
35 Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2CO2 (g) 2CO (g) + O2 (g) ∆H=-514 kj
Menurut azas le chatelier, penambahan zat O2 pada
reaksi tersebut akan menyebabkan?
A. Menurunnya tekanan parsial CO2 (g) pada
kesetimbangan.
B. Meningkatkan nilai tetapan kesetimbangan.
C. Meningkatkan tekanan
parsial CO2 (g) pada
kesetimbangan.
154
kesetimbangan
homogen.Siswa diminta
menganalisis eristwa yang
terjadi setelah ditambahkan
konsentrasi pada produk.
C. Meningkatkan tekanan parsial CO2 (g) pada
kesetimbangan.
D. Meningkatkan tekanan parsial CO (g) pada
kesetimbangan.
E. Menurunkan nilai tetapan kesetimbangan.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Kesetimbangan Heterogen
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
kesetimbangan homogen dan
siswa diminta menentukan
harga Kc
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
36 Manakah persamaan tetapan kesetimbangan yang tepat
untuk reaksi berikut:
PCl5 (s) PCl3 (l) + Cl2 (g)
A.
B.
C.
D.
E.
D.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Perubahan suhu
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
37 Pilihlah pernyataan yang benar dari beberapa
pernyataan berikut:
(1) Pada reaksi 2NO2 (g) NO2O4 (g) ∆H= -58,i kj,
reaksi bergeser ke arah kanan saat suhu
dinaikan. (2) Pada reaksi N2 (g) + 3H2 (g) 2N (g) ∆H= -
D.(2) saja
155
Indikator Soal:
Diberikan sejumlah reaksi
kesetimbangan dan keadaan
masing-masing yang
terjadi.Siswa diminta
menentukan pernyataan yang
benar berdasarkan konsep
yang dimilikinya.
28,4 kj, reaksi bergeser ke arah kanan saat suhu
diturunkan
(3) Pada reaksi N2 (g) + 3H2 (g) 2N (g) ∆H=
+1,81 kj, reaksi bergeser ke arah kiri saat suhu
dinaikan.
A. (1) saja
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) saja
E. (3) saja
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mengklasifikasikan
Konsep:
Reaksi kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan homogen
dengan jenis reaksi
endoterm.Siswa diminta
memprediksi hal yang terjadi
setelah ditambahkan katalis.
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
38 Pada reaksi berikut ini:
N2O (g) + NO2 (g) 3NO (g) ∆H= +1,56 kj
Apa yang akan terjadi ketika sistem ditambahkan
sejumlah katalis...
A. Meningkatnya mol N2O
B. Meningkatnya mol NO
C. Berkurangnya mol N2O
D. Berkurangnya mol NO
E. Tidak terjadi apapun
E.Tidak terjadi apapun
Jenjang:
C2 (pemahaman)
Mengklasifikasikan
Konsep:
Reaksi kesetimbangan
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
39 Pernyataan di bawah ini semuanya benar kecuali...
A. Katalis dapat mempengaruhi jumlah produk
reaksi yang terbentuk
B. Katalis mempengaruhi seberapa cepat
kesetimbangan reaksi akan tercapai
A. Katalis dapat
mempengaruhi jumlah
produk reaksi yang
terbentuk
156
Indikator Soal:
Diberikan beberapa
pernyataan mengenai fakta-
fakta yang berkaitan dengan
pengaruh katalis dalam reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menentukan
pernyataan yang salah.
C. Katalis dapat meningkatkan laju reaksi
D. Katalis dapat menurunkan energi aktivasi
E. Katalis tidak mempengaruhi reaksi
kesetimbangan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mengklasifikasikan
Konsep:
Perubahan volume/tekanan
Indikator Soal:
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan.Siswa diminta
menganalisis faktor apa yang
tidak mempengaruhi
pergeseran arah reaksi
kesetimbangan
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
40 Faktor yang tidak mempengaruhi kesetimbangan
reaksi di bawah ini
H2 (s) + Br2 (g) 2HBr (g) ∆H= -109 kj adalah...
A. Suhu dan tekanan
B. Volum dan suhu
C. Konsentrasi dan suhu
D. Volum dan tekanan
E. Konsentrasi dan tekanan
D. Volum dan tekanan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Pergeseran kesetimbangan
Indikator Soal:
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
menggunakan
azas Le Chatelier
43 Pada reaksi kesetimbangan :
CH4 (g) + H2O (g) CO (g) + 3H2(g)
Hal yang dapat dilakukan untuk memperbesar produk
reaksi adalah...
A. Menurunkan konsentrasi pereaksi
B. Menurunkan mol H2O
C. Mengeluarkan CH4 dari
sistem
157
Diberikan suatu reaksi
kesetimbangan. Siswa
diminta menentukan keadaan
agar produk reaksi maksimal
hasilnya.
C. Mengeluarkan CH4 dari sistem
D. Menurunkan tekanan
E. Menaikan tekanan
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Kesetimbangan homogen
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
homogen.Siswa diminta
menentukan harga Kc.
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
44 Berdasarkan reaksi di bawah ini. Bagaimana
menuliskan tetapan kesetimbangannya...
4Br2 (g) + CH4(g) 4HBr(g) + CBr4 (g)
A.
B.
C.
D.
E.
C.
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menyimpulkan
Konsep:
Pergeseran kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan data perubahan entalpi,
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
45 Mira mencampur senyawa “A” dan “B”, dan dia
mendapati terbentuknya gas “C” dari campuran
tersebut.
Mira kemudian mencoba untuk mencampur A dan B
dengan perbandingan yang berbeda-beda. namun
jumlah keduanya tetap sama yaitu 50 gram.
Dari hasil percobaannya, dia menemukan
bahwa 0 gram A dicampur dengan 50 gram B tidak
D.
158
siswa diminta memprediksi
suatu perlakuan agar jumlah
mol salah satu reaktan
meningkat.
menghasilkan gas sama sekali (koordinat 0,0 ada di
setiap grafik di bawah).
Mira juga mendapati tidak terbentuknya gas C jika 50
gram A dicampur dengan 0 gram B (koordinat 50,0
ada di setiap grafik di bawah).
Grafik-grafik di bawah ini menunjukkan 5
kemungkinan jumlah gas C yang diproduksi melalui
reaksi campuran A dan B yang berbeda-beda.
Menurut Anda, grafik manakah yang menggambarkan
perkiraan yang tepat dari jumlah gas C yang terbentuk
melalui campuran A dan B antara (0,0) dan (0,50)?
[Catatan: Sumbu
X hanya menunjukkan jumlah senyawa A yang
digunakan Mira].
A
159
B
C
160
D
E
161
Bidang Studi : Kimia
Materi Pokok : Kesetimbangan Kimia
Jumlah Soal : 7
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar : Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
Indikator
No Soal Jawaban Soal
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Konstanta kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan nilai Kp dan
jumlah mol suatu reaksi.
Siswa diminta menentukan
perlakuan yang cocok
terhadap reaksi agar terjadi
kesetimbangan.
Menghitung harga
Kp berdasarkan
tekanan parsial
gas dan hasil
reaksi pada
keadaan
setimbang
2 Dalam sebuah piston terdapat campuran gas CO, gas
H2O dan gas CO2 masing-masing sebanyak 1 mol pada
suhu tertentu mengalami kesetimbangan dan
mempunyai nilai Kp= 10,0 dengan reaksi:
CO(g) + H2O(g) CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika...
A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol
B. Jumlah gas H2 kurang dari 1 mol
C. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya lebih
besar dari 1,00 mol
D. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya kurang
dari 1,00 mol
E. Jumlah CO2 dan H2 lebih besar dari 1,00 mol
dan jumlah CO dan H2O kurang dari 1,00 mol
Jawaban:
E. Jumlah CO2 dan lebih besar
dari 1,00 mol dan jumlah CO
dan H2O kurang dari 1,00 mol
162
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Keadaan Kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
dengan jumlah mol pada
masing-masing zat .Siswa
diminta menentukan jumlah
salah satu mol zat pada
keadaan setimbang.
Menafsirkan data
percobaan
mengenai
konsentrasi
pereaksi dan hasil
reaksi pada
keadaan
setimbang untuk
menentukan
drajat disosiasi
dan tetapan
kesetimbangan
11 Pada sistem tertutup terbentuk reaksi kesetimbangan
antara etana, hidrogen dan etena:
C2H6 (g) C2H4 (g) + H2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 8 mol C2H6, pada saat
tersebut C2H4 dan H2 belum terbentuk.
Pada saat kesetimbangan 3 mol C2H4 terbentuk. Berapa
banyak mol C2H6 dan H2 yang terdapat pada keadaan
setimbang?
A. 2 mol C2H6 dan 3 mol H2
B. 3 mol C2H6 dan 3 mol H2
C. 4 mol C2H6 dan 1 mol H2
D. 5 mol C2H6 dan 3 mol H2
E. 6 mol C2H6 dan 3 mol H2
D.5 mol C2H6 dan 3 mol H2
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Memjelaskan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan suate reaksi
dengan data Kc dan jumlah
mol setiap zat. Siswa diminta
memilih pernyataan yang
sesuai terkait kondisi laju
pembentukan reaksi tersebut.
Menghitung harga
Kc berdasarkan
konsentrasi zat
dalam
kesetimbangan
14 Simaklah reaksi berikut:
H2 (g) + I2 (g) 2HI (g) Kc = 49,5 (4400 C)
Diumpamakan pada wadah tertutup terdapat H2 0,1
mol; 0,2 mol; dan HI 0,1 mol. Apakah yang terjadi
pada sistem kesetimbangan?
A. Laju pembentukan H2 dan I2 = Laju
pembentukan HI
B. Laju pembentukan H2 dan I2 > Laju
pembentukan HI
C. Laju pembentukan H2 dan I2< Laju
pembentukan HI
D. Hanya laju pembentukan H2 yang sama
dengan laju pembentukan HI
E. Hanya laju pembentukan I2 yang sama
C.Laju pembentukan H2 dan I2<
Laju pembentukan HI
163
dengan laju pembentukan HI
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Menentukan konsentrasi
kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan beberapa konsentrasi zat
pada keadaan kesetimbangan.
Siswa diminta menentukan
konsentrasi pereaktan.
Menafsirkan data
percobaan
mengenai
konsentrasi
pereaksi dan hasil
reaksi pada
keadaan
setimbang untuk
menentukan
drajat disosiasi
dan tetapan
kesetimbangan
15 Berdasarkan reaksi di bawah ini:
CO2(g) + H2 (g) CO(g) +H2O (g)
1 mol CO2(g) dan 2 mol H2 (g) ditempatkan pada wadah
dengan volume 2 dm3. Pada keadaan setimbang
konsentrasi CO(g) 0.28 M.
Berapakah konsentrasi CO2(g) pada saat
kesetimbangan?
A. 0.22 M
B. 0,36 M
C. 0,44 M
D. 0,72 M
E. 0.88 M
C. 0,44 M
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Keadaan kesetimbangan
Indikator soal:
Diberikan persamaan reaksi
dan jumlah mol zat terkait.
Siswa diminta menentukan
jumlah zat saat keadaan
setimbang.
Menafsirkan data
percobaan
mengenai
konsentrasi
pereaksi dan hasil
reaksi pada
keadaan
setimbang untuk
menentukan
drajat disosiasi
dan tetapan
kesetimbangan
17 Pada sistem tertutup terdapat reaksi kesetimbangan
antara hidrogen,iodin dan hidrogen iodida:
2HI H2 (g) + I2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI. Pada waktu
tersebut H2 dan I2 belum terbentuk. Pada saat
kesetimbangan, terdapat 1 mol H2. Berapa jumlah mol
HI dan I2 pada saat kesetimbangan?
A. 1 mol HI dan 1 mol I2
B. 2 mol HI dan 1 mol I2
C. 3 mol HI dan 2 mol I2
D. 4 mol HI dan 1 mol I2
E. 5 mol HI dan 1 mol I2
D. 4 mol HI dan 1 mol I2
164
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Mencontohkan
Konsep:
Konstanta kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan sejumlah reaksi-
reaksi kesetimbangan. Siswa
diminta meminta
memprediksi reaksi yang
harga Kp dan Kc nya sama.
Menghitung harga
Kc berdasarkan
Kp atau
sebaliknya
41 Reaksi yang memiliki harga Kp=Kc adalah...
A. N2O4 (g) 2NO2 (g)
B. N2 (s) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
C. H2 (s) + S (s) H2S (g)
D. 2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g)
E. 2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
D. 2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g)
Jenjang:
C2 (Pemahaman)
Menjelaskan
Konsep:
Ketetapan kesetimbangan
Indikator Soal:
Diberikan nilai Kc pada suatu
reaksi.Siswa diminta mencari
nilai Kc pada reaksi lain yang
sejenis.
Menghitung harga
Kc berdasarkan
Kp atau
sebaliknya
42 Apa hubungan antara Kp dan Kc pada reaksi:
2ICl (g) I2 (g) + Cl2 (g) ?
A. Kp = Kc(RT)-1
B. Kp = Kc(RT)
C. Kp = Kc(RT) 2
D. Kp = Kc
E. Kp = Kc(2RT)
D. Kp = Kc
165
Lampiran 5. Instrumen sebelum Validasi
Nama :
Kelas :
1. Gambar dibawah ini menunjukkan
campuran CaCO3,CaO, dan gas CO2
dalam keadaan kesetimbangan pada
suhu tertentu.
Apa yang terjadi pada sistem tersebut
ditambahkan padatan CaCO3 ?
A. Tekanan gas CO2 tidak berubah
B. Tekanan gas CO2 meningkat
C. Konsentrasi gas CO2 menurun
D. Padatan CaO meningkat
E. Konsentrasi CO2 meningkat
2. Dalam sebuah piston terdapat
campuran gas CO, gas H2O dan gas
CO2.Masing-masing sebanyak 1
mol, pada suhu tertentu mengalami
kesetimbangan dan mempunyai
nilai Kp= 10,0 dengan reaksi:
CO(g) + H2O(g) CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika...
A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol
B. Jumlah gas H2 kurang dari 1
mol
C. Seluruh produk dan reaktan
jumlahnya lebih besar dari 1,00
mol
D. Seluruh produk dan reaktan
jumlahnya kurang dari 1,00 mol
E. Jumlah CO2 dan H2 kurang dari
1,00 mol dan jumlah CO dan
H2O lebih dari 1,00 mol
3. Berdasarkan reaksi kesetimbangan
di bawah ini:
2ICl(g) I2 (g) + Cl2 (g)
Ditempatkan beberapa gas ICI pada
tabung reaksi kosong. Pernyataan
yang benar atas perubahan yang
terjadi pada sistem kesetimbangan
yang terjadi adalah...
(1) Laju reaksi balik meningkat
(2) Konsentrasi gas ICI meningkat
(3) Konsentrasi gas Cl2 meningkat
A. 1 saja
B. 2 saja
C. 1 dan 3
D. 2 dan 3
E. 1,2, dan 3
4. Grafik di bawah ini menunjukkan
kesetimbangan gas dengan reaksi:
166
H2 (g) + I2 (g) 2HI (g)
Manakah grafik dibawah ini yang
menunjukkan keadaan
kesetimbangan setelah
ditambahkan I2 pada waktu t= a?
5. Langkah pertama dari proses
Ostwald untuk pembuatan asam
nitrat adalah oksidasi amonia
menjadi oksida nitrat dengan reaksi
sebagai berikut:
4NH3(g) + 5O2 (g) 4NO(g) +
6H2O (g) ∆H = -905,6 kJ/mol.
Jika suhu dinaikkan maka nilai
tetapan kesetimbangan akan...
A. Meningkat
B. Menurun
C. Sama dengan nol
D. Tidak dapat ditentukan
E. Tetap seperti keadaan
sebelumnya
6. Gas karbon monoksida bereaksi
dengan gas oksigen membentuk gas
karbon dioksida sesuai dengan
persamaan berikut:
2CO(g) + O2 (g) 2CO2(g) ∆H= -
566 kJ/mol
Dalam wadah tertutup terdapat
campuran gas CO, gas O2 dan CO2
dalam kesetimbangan dengan [ CO]
= 0,30 M, [O2] dan [CO2] = 0,25
M.
Jika ke dalam campuran tersebut
ditambahkan katalis maka...
A. [CO2]< 0,25 M
B. [CO2] > 0,25 M
C. [CO2] = 0,25 M
D. [CO2] > 0,3
E. [CO2] tidak dapat ditentukan
7. Terdapat persamaan reaksi karbon
monoksida dan hidrogen sebagai
berikut:
CO(g) + 3H2(g) CH4 (g) + H2O (g)
Ketika 00,2 M CO dan 0,03 M H2
dimasukan ke dalam bejana pada
800 K dan terjadi kesetimbangan.
Apa yang dapat kita simpulkan
tentang laju reaksi maju dan balik
pada kesetimbangan?
D C
E
A B
167
A. Laju reaksinya sama
B. Laju reaksi maju lebih besar
dari laju reaksi balik
C. Laju reaksi balik lebih besar
dari laju reaksi maju
D. Tidak ada perubahan yang
terjadi pada saat laju reaksi
E. Laju reaksi tidak dapat
ditentukan
8. Kesetimbangan antara gas A dan
gas B sebagai berikut:
aA(g) bB(g)
Ketika volume pada wadah
dinaikkan pada suhu tetap, reaksi
bergeser ke arah reaktan.
Berdasarkan hal tersebut dapat kita
katakan bahwa kesetimbangan....
A. a>b karena ketika volume pada
wadah diperbesar,
kesetimbangan akan
memproduksi lebih banyak
molekul gas
B. a>b karena ketika volume pada
wadah diperbesar,
kesetimbangan akan
memproduksi lebih sedikit
molekul gas
C. b>a karena ketika volume pada
wadah diperbesar,
kesetimbangan akan
memproduksi lebih sedikit
molekul gas.
D. b>a karena ketika volume pada
wadah diperbesar,
kesetimbanagan akan
memproduksi lebih banyak
molekul gas
E. penambahan volume tidak akan
menyebabkan peningkatan
karena molekul gas tidak
berpengaruh pada pergeseran
kesetimbangan
9. Berdasarkan reaksi di bawah ini.
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
Manakah grafik yang menunjukkan
konsentrasi gas H2 setelah tercapai
kesetimbangan...
A B
C D
E
168
10. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2A(g) + B(g) 3C(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang
tepat adalah...
11. Pada sistem tertutup terbentuk
reaksi kesetimbangan antara etana,
hidrogen dan etena:
C2H6 (g) C2H4 (g) + H2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 8 mol
C2H6, pada saat tersebut C2H4 dan
H2 belum terbentuk.
Pada saat kesetimbangan 3 mol
C2H4 terbentuk. Berapa banyak mol
C2H6 dan H2 yang terdapat pada
keadaan setimbang?
A. 2 mol C2H6 dan 3 mol H2
B. 3 mol C2H6 dan 3 mol H2
C. 4 mol C2H6 dan 1 mol H2
D. 5 mol C2H6 dan 3 mol H2
E. 6 mol C2H6 dan 3 mol H2
12. Harga tetapan kesetimbangan
bergantung pada.........reaksi
A. Kuantitas produk dan reaktan
yang terbentuk diawal.
B. Kuantitas reaktan dan produk
saat komponen reaksi
terdisosiasi
C. Penanambahan katalis
D. Stoikiometri
E. Temperatur
13. Suatu reaksi kesetimbangan
berikut:
X + Y XY mempunyai harga
Qc lebih kecil dari harga Kc.
Pernyataan yang benar untuk reaksi
tersebut adalah...
A. Laju pembentukan X dan Y =
Laju pembentukan XY
B. Laju pembentukan X dan Y >
Laju pembentukan XY
C. Laju pembentukan X dan Y<
Laju pembentukan XY
D. Hanya laju pembentukan X
yang sama dengan laju
pembentukan XY
E. Hanya laju pembentukan Y
yang sama dengan laju
pembentukan XY
14. Simaklah reaksi berikut:
H2 (g) + I2 (g) 2HI (g) Kc = 49,5
(4400 C)
Diumpamakan pada wadah tertutup
terdapat H2 0,1 mol; 0,2 mol; dan
HI 0,1 mol. Apakah yang terjadi
pada sistem kesetimbangan?
A. Laju pembentukan H2 dan I2 =
Laju pembentukan HI
B. Laju pembentukan H2 dan I2 >
Laju pembentukan HI
A.
B.
C.
D.
E.
169
C. Laju pembentukan H2 dan I2<
Laju pembentukan HI
D. Hanya laju pembentukan H2
yang sama dengan laju
pembentukan HI
E. Hanya laju pembentukan I2
yang sama dengan laju
pembentukan HI
15. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
CO2(g) + H2 (g) CO(g) +H2O (g)
1 mol CO2(g) dan 2 mol H2 (g)
ditempatkan pada wadah dengan
volume 2 dm3. Pada keadaan
setimbang konsentrasi CO(g) 0.28
M.
Berapakah konsentrasi CO2(g) pada
saat kesetimbangan?
A. 0.22 M
B. 0.36 M
C. 0.44 M
D. 0.72 M
E. 0.88 M
16. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
N2(g) + 2O2 (g) 2NO2(g)
Terdapat jumlah mol yang sama
pada N2(g) dan 2O2 (g), reaksi ini
terjadi pada wadah tertutup.
Pernyataan mana yang
menggambarkan perubahan yang
terjadi ketika reaksi tersebut
mencapai kesetimbangan?
17. Pada sistem tertutup terdapat reaksi
kesetimbangan antara
hidrogen,iodin dan hidrogen iodida:
2HI H2 (g) + I2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI.
Pada waktu tersebut H2 dan I2
belum terbentuk. Pada saat
kesetimbangan, terdapat 1 mol H2.
Berapa jumlah mol HI dan I2 pada
saat kesetimbangan?
A. 1 mol HI dan 1 mol I2
B. 2 mol HI dan 1 mol I2
C. 3 mol HI dan 2 mol I2
D. 4 mol HI dan 1 mol I2
E. 5 mol HI dan 1 mol I2
18. Reaksi nitrogen dioksida menjadi
dinitrogen tetraoksida adalah reaksi
eksoterm:
2NO2 (gas, coklat) N2O4 (gas,
tidak berwarna); reaksi maju reaksi
eksoterm.
Setelah kesetimbangan tercapai,
temperatur dinaikkan saat tekanan
tetap. Apa yang terjadi pada sistem
kesetimbangan?
Laju reaksi
balik
Konsentrasi
NO2(g)
A Meningkat Meningkat
B Menurun Meningkat
C Meningkat Menurun
D Menurun Menurun
E Tetap Tetap
170
A. Kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan, karena reaktan
melepaskan kalor
B. Kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan karena reaktan
membutuhkan kalor
C. Kesetimbangan bergeser ke
arah produk karena produk
melepaskan kalor
D. Kesetimbangan bergeser ke
arah produk karena produk
membutuhkan kalor
E. Tidak terjadi pergeran
kesetimbangan.
19. Manakah pernyataan yang benar
pada sistem reaksi saat mencapai
kesetimbangan?
A. Semua reaksi berhenti
B. Reaksi habis
C. Laju reaksi maju sama dengan
laju reaksi balik
D. Jumlah produk sama dengan
jumlah reaktan
E. Laju reaksi maju lebih besar
dari laju reaksi balik.
20. Pada suhu tertentu, terdapat reaksi
kesetimbangan di bawah ini:
Mg(OH)2 (s) MgO (s) + H2O(g)
Apakah yang terjadi pada
konsentrasi gas H2O ketika padatan
MgO ditambahkan pada sistem
kesetimbangan?
A. Konsentrasi H2O meningkat dan
kesetimbangan bergeser ke arah
reaktan
B. Konsentrasi H2O meningkat dan
kesetimbangan bergeser ke arah
produk
C. Konsentrasi H2O menurun dan
kesetimbangan bergeser ke arah
produk
D. Konsentrasi H2O tetap dan
kesetimbangan bergeser ke arah
reaktan
E. Konsentrasi H2O tetap dan tidak
terjadi pergeseran kesetimbangan.
21. Berdasarkan reaksi dibawah ini :
PCl3 (g) + Cl2(g) PCl5(g) ∆H<0
Perlakuan apa di bawah ini yang
menyebabkan reaksi bergeser ke
kanan?
A. Penambahan katalis
B. Penambahan volume sistem
C. Menaikan suhu sistem
D. Menurunkan suhu sistem
E. Tidak perlu diberi perlakuan
22. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g) ∆H<0
Apa yang harus dilakukan agar
jumlah mol O2(g) pada
kesetimbangan meningkat?
A. Penambahan katalis
B. Menurunkan suhu sistem
C. Menaikan suhu sistem
D. Penambahan SO3 pada sistem
E. Penurunan volume sistem
171
23. Berdasarkan reaksi kesetimbangan
di bawah ini :
2KCl3 (s) 2KCl(s) + 3O2 (g)
Apa yang terjadi ketika sistem
ditambahkan katalis?
A. Peningkatan jumlah 2KCl3 (s)
B. Penurunan jumlah 2KCl3 (s)
C. Peningkatan jumlah KCl(s)
D. Penurunan jumlah KCl(s)
E. Tidak terjadi apapun
24. Pada reaksi kesetimbangan
homogen berikut:
H2 (g) Br2 (g) + 2HBr (g)
Jika tekanan diperbesar, apa yang
terjadi pada sistem kesetimbangan?
A. Kesetimbangan bergeser ke
arah gas H2
B. Kesetimbangan bergeser ke
arah gas HBr
C. Tidak berubah
D. Kesetimbangan bergeser ke
arah gas Br2
E. Kesetimbangan bergeser ke
arah Br2 dan HBr
25. Menurut persamaan kesetimbangan
dibawah ini:
2S (s) + 3O2(g) 2SO3(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang
tepat adalah...
26. Hidrogen yang digunakan untuk
proses Haber terbuat dari reaksi
berikut:
CH4 (g) + H2O(g) CO2(g) + 3H2(g)
∆H= +206 kj
Kondisi seperti apa yang dapat
mendukung terbentuknya hidrogen
lebih banyak?
A. Tekanan dan suhu rendah
B. Tekanan rendah dan suhu tinggi
C. Tekanan tinggi dan suhu rendah
D. Tekanan tinggi dan suhu tinggi
E. Tidak dapat ditentukan
27. Proses pembuatan gas amonia
menurut proses Haber-Bosch
adalah sebagai berikut:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) ∆= -92
kj
Untuk menghasilkan gas amonia
yang optimal, maka...
A. Tekanan dan temperatur
diperbesar
B. Volume dan temperatur
diperbesar
C. Konsentrasi N2 diperkecil
D. Konsentrasi NH3 diperbesar
E. Tekanan dan volume diperbesar
28. Persamaan reaksi kesetimbangan
yang akan bergeser ke arah produk
jika volume diperbesar adalah...
A. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g)
B. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g)
C. 2HI2 (g) H2(g) + I3(g)
D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s)
E. N2 O4 (g) 2NO2(g)
A.
B.
C.
D.
E.
172
29. Pada reaksi kesetimbangan di
bawah ini:
PbSO4 (s) + 2KI(aq) PbI2(s) +
K2SO4(aq)
Harga tetapan kesetimbangan yang
benar adalah...
30. Setiap reaksi dari sistem
kesetimbangan dibawah ini
mengalami peningkatan tekanan
sistem, sebagai imbas dari
penurunan volume sistem.
Pada reaksi mana yang mengalami
peningkatan jumlah produk?
A. 2CO2 (g) 2CO (g) + O2 (g)
B. N2 F4(g) 2NF2 (g)
C. Si (s) + 2Cl2 SiCl4(g)
D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s)
E. N2 (g) + C2 H2(g) 2HCN(g)
31. Dalam ruang yang memiliki
volume 2 liter, dipanaskan 2 mol
gas HI sehingga mencapai keadaan
kesetimbangan:
2HI (g) H2(g) + I2(g)
Kemudian, terdapat 0,5 mol gas H2
pada saat setimbang. Lalu
berapakah harga Kc?
A. 0,1
B. 0,15
C. 0,125
D. 0,25
E. 0,5
32. Jika ke dalam kesetimbangan
HI (g) + I2(g) 2HI2(g) ,
ditambahkan 1 mol HI, apakah
yang terjadi?
A. Kesetimbangan bergeser ke kiri
B. Kesetimbangan bergeser ke
kanan
C. Kesetimbangan tidak bergeser
D. Tekanan turun
E. Suhu akan turun
33. Manakah grafik yang menunjukkan
laju (rate) reaksi maju dan laju
reaksi setelah kesetimbangan?
Petunjuk:
--------- (Reaksi balik)
A.
B.
C.
D.
E.
(Reaksi maju)
A B
C D
173
34. Pada reaksi kesetimbangan di
bawah ini, reaksi mana yang akan
bergeser ke arah reaktan ketika
volumenya diturunkan....
A. 4Fe (g) + 3O2(g) 2Fe2O3 (s)
B. 2HI (g) H2(g) + I2 (g)
C. 2SO3 (g) 2SO3 (g) + O2 (g)
D. H2 (g) + Cl2(g) 2HCl (s)
E. N2 (g) + 3 H2 (g) 2NH3 (s)
35. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2CO2 (g) 2CO (g) + O2 (g) ∆H=-
514 kj
Menurut azas le chatelier,
penambahan zat O2 pada reaksi
tersebut akan menyebabkan?
A. Menurunnya tekanan parsial
CO2 (g) pada kesetimbangan.
B. Meningkatkan nilai tetapan
kesetimbangan.
C. Meningkatkan tekanan parsial
CO2 (g) pada kesetimbangan.
D. Meningkatkan tekanan parsial
CO (g) pada kesetimbangan.
E. Tidak berpengaruh pada
kesetimbangan.
36. Manakah persamaan tetapan
kesetimbangan yang tepat untuk
reaksi berikut: PCl5 (s) PCl3 (l) +
Cl2 (g)
A.
B.
C.
D.
E.
37. Pilihlah pernyataan yang benar dari
beberapa pernyataan dari reaksi
berikut:
(1) 2NO2 (g) N2O4 (g) ∆H= -58,1
kj,
reaksi bergeser ke arah kanan
saat suhu dinaikan.
(2) N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
∆H= -92,4 kj, reaksi bergeser
ke arah kanan saat suhu
diturunkan
(3) 2H2O (g) 3H2 (g) + O2 (g) ∆H=
+2,42 kj, reaksi bergeser ke
arah kiri saat suhu dinaikan.
A. (1) saja
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) saja
E. (3) saja
E
174
38. Pada reaksi berikut ini:
N2O (g) + NO2 (g) 3NO (g) ∆H=
+1,56 kj
Apa yang akan terjadi ketika sistem
ditambahkan sejumlah katalis...
A. Meningkatnya mol N2O
B. Meningkatnya mol NO
C. Berkurangnya mol N2O
D. Berkurangnya mol NO
E. Tidak terjadi apapun
39. Pernyataan di bawah ini semuanya
benar kecuali...
A. Katalis dapat mempengaruhi
jumlah produk reaksi yang
terbentuk
B. Katalis mempengaruhi seberapa
cepat kesetimbangan reaksi
akan tercapai
C. Katalis dapat meningkatkan laju
reaksi
D. Katalis dapat menurunkan
energi aktivasi
E. Katalis tidak mempengaruhi
reaksi kesetimbangan
40. Faktor yang tidak mempengaruhi
kesetimbangan reaksi di bawah ini
H2 (s) + Br2 (g) 2HBr (g) ∆H= -
109 kj adalah...
A. Suhu dan tekanan
B. Volum dan suhu
C. Konsentrasi dan suhu
D. Volum dan tekanan
E. Konsentrasi dan tekanan
41. Reaksi yang memiliki harga
Kp=Kc adalah...
A. N2O4 (g) 2NO2 (g)
B. N2 (s) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
C. H2 (s) + S (s) H2S (g)
D. 2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g)
E. 2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
42. Apa hubungan antara Kp dan Kc
pada reaksi:
2ICl (g) I2 (g) + Cl2 (g) ?
A. Kp = Kc(RT)-1
B. Kp = Kc(RT)
C. Kp = Kc(RT) 2
D. Kp = Kc
E. Kp = Kc(2RT)
43. Pada reaksi kesetimbangan :
CH4 (g) + H2O (g) CO (g) + 3H2(g)
Hal yang dapat dilakukan untuk
memperbesar produk reaksi
adalah...
A. Menurunkan konsentrasi
pereaksi
B. Menurunkan mol H2O
C. Mengeluarkan CH4 dari sistem
D. Menurunkan tekanan
E. Menaikan tekanan
44. Berdasarkan reaksi di bawah ini.
Bagaimana menuliskan tetapan
kesetimbangannya...
4Br2 (g) + CH4(g) 4HBr(g) +
CBr4(g)
175
45. Mira mencampur senyawa “A” dan
“B”, dan dia mendapati
terbentuknya gas “C” dari
campuran tersebut.
Mira kemudian mencoba untuk
mencampur A dan B dengan
perbandingan yang berbeda-beda.
namun jumlah keduanya tetap sama
yaitu 50 gram.
Dari hasil percobaannya, dia
menemukan bahwa 0 gram A
dicampur dengan 50 gram B tidak
menghasilkan gas sama sekali
(koordinat 0,0 ada di setiap grafik
di bawah).
Mira juga mendapati tidak
terbentuknya gas C jika 50 gram A
dicampur dengan 0 gram B
(koordinat 50,0 ada di setiap grafik
di bawah).
Grafik-grafik di bawah ini
menunjukkan 5 kemungkinan
jumlah gas C yang diproduksi
melalui reaksi campuran A dan B
yang berbeda-beda.
Menurut Anda, grafik manakah
yang menggambarkan perkiraan
yang tepat dari jumlah gas C yang
terbentuk melalui campuran A dan
B antara (0,0) dan (0,50)?
[Catatan: Sumbu X hanya menunjukkan
jumlah senyawa A yang digunakan Mira].
A.
B.
C.
D.
E.
A
B
176
E
C
D
177
Validitas Instrumen
Pada penelitian ini digunakan validitas isi dan konstruk yang disesuaikan
dengan indikator materi kesetimbangan kimia yang diujikan. Berdasarkan hasil
pengujian validitas isi dan konstruk dipilih soal-soal berikut dari soal uji coba
yang tersedia:
No Indikator No Soal
1 Menjelaskan kesetimbangan
dinamis
19,33,38
2 Menjelaskan kesetimbangan
homogen dan heterogen
44,25
3
Meramalkan arah pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
Pengaruh
Konsentr
asi
Penambahan
zat
1,12,32
Pengenceran 28,34
Pengaruh
Suhu 22,5
Pengaruh
Tekanan 30
Berdasar
data Kc
dan Qc
13
4
Menentukan jumlah mol zat
pereaksi dan hasil reaksi pada
keadaan setimbang dan tetapan
kesetimbangan
2,17
5
Menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
41,42,
Lampiran 6. Kalibrasi Instrumen
REKAP ANALISIS BUT]R
D^!^a 1 A 1AndLdz- tq, f u
Simpang Baku: 3,81
KorelasiXY: a,44
Reli-abilitas Tes: 0,61
Butir Soal- 45
Jumlah Subyek: 39
Nama beTkas: G:\ANITA F]LE SKRIPSI
178
DIR]DHOI ALLAH LULUS 2C14\FILE ANALISIS DATA
Btr Baru
1
2
3
4
5
6
1
B
9
10
11
1_2
13
74
15
t6t1
1B
t9
20
2t
22
23
24
25
26
21
28
Btr Asli1
2
3
4
5
6
1
8
9
10
11
L2
13
t4
t516
I1
1B
L9
2A
2L
22
23
2.4
25
26
21
2B
D.Pembeda(?)
18,19
18, 1B
-21 ,21
0,00
45,45
18,18
-18,189 ,09
18,18E / trtr)4, JJ
0,00E/ trtrJ1t 't )
18,18
-l_8.18
0,00
9 ,0945,45
-f o/ lo
c / trtr)1, ) )
-9, 09
21 ,21
36,3,6
-9, A9
2'7 ,21
45,45a- a1'L 1t L /
-18, 1B
63,64
T. Kesukaran
Sangat Mudah
Sukar
Sukar
Sangat Sukar
Sedang
Sedang
Sangat Sukar
Sedang
Mudah
Sukar
Mudah
Sukar
Sangat Suka;:
Sangat Sukar
Sangat Sukar
Sedang
Sangat Sukar
Mudah
Sangat Sukar
Sukar
Sukar:
c.-.---r 4.,1.--Jd119J L Jf [da
Sedang
Sedarrg
Sedanq
Sul<ar
c^!^-.-
Kore Ias i0,159a\ T r1v t LL\
--rl ,qn'J, LJW
-0,004N ?T ?'rl JL-)
4,i25-0, igg0,168n l AlI ,Iat
0,537n 141U, AJl
0,500
0, iB0
-0,238a,092
0,210
a,2fB
- c, 315
0,563
-0, 350
c ,2ao
0,316
-o | 734
a ,]410, 38 1
-a , L6r_n 1 / o
w , la J
c,516
Sign. Ko::eIasi
a i an i f i L--.JlYlir
Sangat Signrfikan
Sangat Signifrkan
a'i an i f i L.-
Sangat Signrfrran
al -^t f I r--*JI9r11I i LG1!
Sarigat SJrgnrfikan
sanoa: 5r;nr:r 11an
t79
29 29 12,13 Sedang 0,569 Sangat Srgnrfikan30 30 18, 18 Sukar 4,254
31 31 -lB,1B Sukar -0,24032 32 18,18 Sukar C,134
33 33 ' 21,21 Sangat Mudah 0,307 Slgnifikan34 34 BL,B2 Sedang 0,693 Sangat Signifikan35 35 0, 00 Sedang 0,01 9
36 36 12,13 Sedang 0,638 Sangat Signifikan37 31 87,82 Sedang 0,652 Sangat Signifikan38 38 9,09 Sangat Sukar 0,\3239 39 0,00 Sangat Sukar: 0,051
40 40 -18,18 Sukar -0,226 -4L 41 63,64 Sangat lvrudah 0,469 Sangat Signlf lkan
42 42 63,64 Sedang 0,559 Sangat Signifikan43 43 0, 00 Sangat Sukar A ,494
44 44 2'7 ,21 Sangat Mudah 0,439 Sangat Signifikan45 45 0, 00 Sanqat Sukar 0 | 125
180
Nama :
Kelas :
1. Manakah pernyataan yang benar pada sistem reaksi saat mencapai
kesetimbangan?
A. Semua reaksi berhenti
B. Reaksi habis
C. Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik
D. Jumlah produk sama dengan jumlah reaktan
E. Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi balik.
2. Manakah grafik yang menunjukkan laju (rate) reaksi maju dan laju reaksi
setelah kesetimbangan?
Petunjuk:
--------- (Reaksi balik)
(Reaksi maju)
A B
C D
E
Lampiran 7. Instrumen setelah Validasi
181
3. Pada sistem tertutup terdapat reaksi kesetimbangan antara hidrogen,iodin
dan hidrogen iodida:
2HI H2 (g) + I2 (g)
Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI. Pada waktu tersebut H2 dan I2 belum
terbentuk. Pada saat kesetimbangan, terdapat 1 mol H2. Berapa jumlah mol
HI dan I2 pada saat kesetimbangan?
A. 1 mol HI dan 1 mol I2
B. 2 mol HI dan 1 mol I2
C. 3 mol HI dan 2 mol I2
D. 4 mol HI dan 1 mol I2
E. 5 mol HI dan 1 mol I2
4. Reaksi yang memiliki harga Kp=Kc adalah...
A. N2O4 (g) 2NO2 (g)
B. N2 (s) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
C. H2 (s) + S (s) H2S (g)
D. 2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g)
E. 2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
5. Apa hubungan antara Kp dan Kc pada reaksi:
2ICl (g) I2 (g) + Cl2 (g) ?
A. Kp = Kc(RT)-1
B. Kp = Kc(RT)
C. Kp = Kc(RT) 2
D. Kp = Kc
E. Kp = Kc(2RT)
6. Dalam sebuah piston terdapat campuran gas CO, gas H2O dan gas
CO2.Masing-masing sebanyak 1 mol, pada suhu tertentu mengalami
kesetimbangan dan mempunyai nilai Kp= 10,0 dengan reaksi:
CO(g) + H2O(g) CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika...
A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol
B. Jumlah gas H2 kurang dari 1 mol
C. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya lebih besar dari 1,00 mol
182
D. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya kurang dari 1,00 mol
E. Jumlah CO2 dan H2 kurang dari 1,00 mol dan jumlah CO dan H2O
lebih dari 1,00 mol
7. Suatu reaksi kesetimbangan berikut:
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
mempunyai harga Qc < Kc.
Pernyataan yang benar untuk reaksi tersebut adalah...
A. Laju pembentukan H2 dan O2 = Laju pembentukan H2O
B. Laju pembentukan H2 dan O2> Laju pembentukan H2O
C. Laju pembentukan H2 dan O2< Laju pembentukan H2O
D. Hanya laju pembentukan H2 yang sama dengan laju pembentukan H2O
E. Hanya laju pembentukan O2 yang sama dengan laju pembentukan H2O
8. Berdasarkan reaksi di bawah ini. Bagaimana menuliskan tetapan
kesetimbangannya...
4Br2 (g) + CH4(g) 4HBr(g) + CBr4 (g)
9. Menurut persamaan kesetimbangan dibawah ini:
2S (s) + 3O2(g) 2SO3(g)
Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah...
A. K𝑐 = CBr4 HBr
Br2 CH4
B. K𝑐 = CH4 Br2
4
HBr 4 CBr4
C. K𝑐 = CBr4 HBr 4
Br2 4 CH4
D. K𝑐 = CH4 Br2
HBr CBr4
E. K𝑐 = HBr 4
Br2 4 CH4
A. 𝐾𝑐 =2 𝑆𝑂3
2 S + 3 O2
B. 𝐾𝑐 =2 𝑆𝑂3
3 O2
C. 𝐾𝑐 =2 𝑆𝑂3
2 S + 3 O2
D. 𝐾𝑐 = 𝑆𝑂3 2
𝑆 2+ O2 3
E. 𝐾𝑐 = 𝑆𝑂3 2
O2 3
183
10. Gambar dibawah ini menunjukkan campuran CaCO3,CaO, dan gas CO2
dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu.
Apa yang terjadi pada sistem tersebut ditambahkan padatan CaCO3 ?
A. Tekanan gas CO2 tidak berubah
B. Tekanan gas CO2 meningkat
C. Konsentrasi gas CO2 menurun
D. Padatan CaO meningkat
E. Konsentrasi CO2 meningkat
11. Pada reaksi di bawah ini:
Si (s) + 2Cl2(g) SiCl4(g)
Apa yang terjadi ketika konsentrasi gas SiCl4 ditingkatkan? Jelasakan
alasan....
A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan.
B. Kesetimbangan bergeser ke arah produk
C. Konsentrasi SiCl4 meningkat
D. Konsentrasi Cl2 berkurang
E. Tidak terjadi apapun.
12. Jika ke dalam kesetimbangan
HI (g) + I2(g) 2HI2(g) ,
ditambahkan 1 mol HI, apakah yang terjadi?
A. Kesetimbangan bergeser ke kiri
B. Kesetimbangan bergeser ke kanan
C. Kesetimbangan tidak bergeser
D. Tekanan turun
E. Suhu akan turun
184
13. Berdasarkan reaksi di bawah ini:
2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g) ∆H<0
Apa yang harus dilakukan agar jumlah mol O2(g) pada kesetimbangan
meningkat?
A. Penambahan katalis
B. Menurunkan suhu sistem
C. Menaikan suhu sistem
D. Penambahan SO3 pada sistem
E. Penurunan volume sistem.
14. Langkah pertama dari proses Ostwald untuk pembuatan asam nitrat adalah
oksidasi amonia menjadi oksida nitrat dengan reaksi sebagai berikut:
4NH3(g) + 5O2 (g) 4NO(g) + 6H2O (g) ∆H = -905,6 kJ/mol.
Jika suhu dinaikkan maka nilai tetapan kesetimbangan akan...
A. Meningkat
B. Menurun
C. Sama dengan nol
D. Tidak dapat ditentukan
E. Tetap seperti keadaan sebelumnya
15. Reaksi nitrogen dioksida menjadi dinitrogen tetraoksida adalah reaksi
eksoterm:
2NO2 (gas, coklat) N2O4 (gas, tidak berwarna); ∆H<10
Setelah kesetimbangan tercapai, temperatur dinaikkan saat tekanan tetap.
Apa yang terjadi pada sistem kesetimbangan?
A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan, karena reaktan melepaskan
kalor
B. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan karena reaktan membutuhkan
kalor
C. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk melepaskan
kalor
D. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk membutuhkan
kalor
E. Tidak terjadi pergeran kesetimbangan.
185
16. Persamaan reaksi kesetimbangan yang akan bergeser ke arah produk jika
volume diperbesar adalah....
A. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g)
B. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g)
C. 2HI2 (g) H2(g) + I3(g)
D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s)
E. N2 O4 (g) 2NO2(g)
17. Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini, reaksi mana yang akan bergeser
ke arah reaktan ketika volumenya diturunkan....
A. 4Fe (g) + 3O2(g) 2Fe2O3 (s)
B. 2HI (g) H2(g) + I2 (g)
C. 2SO3 (g) 2SO3 (g) + O2 (g)
D. H2 (g) + Cl2(g) 2HCl (s)
E. N2 (g) + 3 H2 (g) 2NH3 (s)
18. Pada reaksi berikut ini:
N2O (g) + NO2 (g) 3NO (g) ∆H= +1,56 kj
Apa yang akan terjadi ketika sistem ditambahkan sejumlah katalis...
A. Meningkatnya mol N2O
B. Meningkatnya mol NO
C. Berkurangnya mol N2O
D. Berkurangnya mol NO
E. Tidak terjadi apapun
186
Lampiran 8. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Hasil Pretest
No Nama Nilai 1 rokamah 28
2 sisi m 28
3 Chalista 28
4 Miftah 28
5 Rosvi 28
6 doni s 28
7 a. Torik 28
8 athiyatul 33
9 lucki p 33
10 titanessa 33
11 kevin dwi 33
12 asep a 33
13 sofi r 39
14 andre a 39
15 agung s 39
16 Fajri 39
17 tia handara 39
18 siti nuaziah 39
19 fajar m 39
20 yuni h 39
21 fajar m 39
22 Sinta 44
23 Agus P 44
24 yunita d 44
25 prasetyo 44
26 rizki p 44
27 tino budi 44
28 Yunita S 50
29 mersita 56
30 anugrah 56
31 firgiawan 56
32 putri f 56
Jumlah 1250
Mean 39,1
SD 8,9
187
Hasil Posttest
No Nama Nilai 1 rokamah 72
2 sisi m 56
3 Chalista 83
4 Miftah 67
5 Rosvi 83
6 doni s 78
7 a. Torik 72
8 athiyatul 89
9 lucki p 83
10 titanessa 72
11 kevin dwi 89
12 asep a 83
13 sofi r 89
14 andre a 67
15 agung s 61
16 Fajri 72
17 tia handara 78
18 siti nuaziah 67
19 fajar m 67
20 yuni h 83
21 fajar m 78
22 Sinta 83
23 Agus P 61
24 yunita d 83
25 prasetyo 61
26 rizki p 56
27 tino budi 78
28 Yunita S 78
29 mersita 83
30 anugrah 78
31 firgiawan 72
32 putri f 83
Jumlah 2405
Mean 75
SD 9,5
188
Lampiran 9. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Hasil Pretest Kelompok Kontrol
Siswa Nama Pretest
1 handri p 28
2 m iqbal 28
3 jovan 28
4 ranti 28
5 selvia 28
6 rani nov 28
7 mutiara 28
8 putri nur 28
9 mawaddah 28
10 Marina 33
11 gede n 33
12 sutiar 33
13 deana f 33
14 rizki eka 33
15 alvin 33
16 anggi novri 33
17 Tri putra 33
18 Adelia 39
19 Rizal 39
20 salim 44
21 wilujeng 44
22 putri alfiah 44
23 feni 44
24 Aryani 44
25 Anna 50
26 M ferdinan 50
27 diandra 50
28 aulia murid 50
29 hayati 50
30 rani to 50
31 ubaedi 56
Jumlah 1170
Mean 37,8
Standar Deviasi 9,07
189
Hasil Posttest Kelompok Kontrol
Siswa Nama Posttest
1 ranti 50
2 alvin 50
3 Tri putra 50
4 salim 50
5 m iqbal 50
6 jovan 50
7 mutiara 50
8 gede n 56
9 sutiar 56
10 rizki eka 56
11 Putri alfiah 61
12 Adelia 61
13 Aryani 61
14 rani to 61
15 selvia 61
16 Rizal 61
17 wilujeng 61
18 feni 61
19 M ferdinan 61
20 aulia murid 61
21 putri nur 72
22 mawaddah 72
23 Anna 72
24 diandra 72
25 hayati 72
26 rani nov 72
27 anggi novri 72
28 handri p 78
29 ubaedi 78
30 deana f 83
31 Marina 83
Jumlah 1954
Mean 63
STDEV 10,3
190
Lampiran 10. Daftar Distibusi Frekuensi Pretest
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
1. Diketahui data skor pretest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
28 28 28 28 28 28 28 33 33 33
33 33 39 39 39 39 39 39 39 39
39 44 44 44 44 44 44 50 56 56
56 56
Banyak Data = 32
Nilai Tertinggi = 56
Nilai Terendah = 28
2. Rentang Kelas : R = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 56 – 28
= 28
3. Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 4,96
= 5,96 → 6 (dibulatkan)
4. Panjang Kelas (P) = Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K)
= 28/6
= 4,67
= 5
5. Menyusun Interval kelas
Kelas
Interval xi Fi Batas Nyata Xi
2 fixi Fixi
2
Frekuensi
Relatif
(%)
28-32 30 7 27,5-32,5 900 210 6300 21,875
33-37 35 5 32,5-37,5 1225 175 6125 15,625
191
6. Perhitungan Mean
[∑
∑ ]
Keterangan:
∑ jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka,
[∑
∑ ]
[
]
39,06
7. Perhitungan median (Me)
(
)
Keterangan,
Me = median
b = batas kelas bawah median
p = panjang kelas
n = jumlah siswa dalam kelompok
F = Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
38-42 40 9 37,5-42,5 1600 360 14400 28,125
43-47 45 6 42,5-47,5 2025 270 12150 18,75
48-52 50 1 47,5-52,5 2500 50 2500 3,125
53-57 55 4 52,5-57,5 3025 220 12100 12,5
192
f = frekuensi kelas median
Letak Me = 32/2 = 16
Kelas median = 38-42
b = 37,5
f = 6
F = 15
p = 5
(
)
(
)
Me = 37,5 + 0,83
Me = 38,33
8. Perhitungan Modus (Mo)
(
)
Mo = Nilai yang sering muncul
b = tepi bawah
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 38-42
b = 37,5
p = 5
193
b1 = 9-5 = 4
b2 = 9-6 = 3
(
)
(
)
Mo = 40,3
194
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
1. Diketahui data skor pretest kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
28 28 28 28 28 28 28 28 28 33
33 33 33 33 33 33 33 39 39 44
44 44 44 44 50 50 50 50 50 50
56
Banyak Data = 31
Nilai Tertinggi = 56
Nilai Terendah = 28
2. Rentang Kelas : R = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 56-28
= 28
3. Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 31
= 1 + 4,92
= 5,92 → 6 (dibulatkan ke atas)
4. Panjang Kelas (P) = Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K)
= 28/6
= 4,67
= 5
5. Menyusun Interval kelas
No Kelas
Interval
xi Fi Batas
Nyata
Xi2 fixi Fixi
2 Frekuensi
Relatif
(%)
1 28-32 30 9 27,5-32,5 900 270 8100 29,03
2 33-37 35 8 32,5-37,5 1225 280 9800 25,81
3 38-42 40 2 37,5-42,5 1600 80 3200 6,45
195
4 43-47 45 5 42,5-47,5 2025 225 10125 16,13
5 48-52 50 6 47,5-52,5 2500 300 15000 19,35
6 53-57 55 1 52,5-57,5 3025 55 3025 3,23
6. Perhitungan Mean
[∑
∑ ]
Keterangan:
∑ jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka,
[∑
∑ ]
[
]
7. Perhitungan median (Me)
(
)
Keterangan,
Me = median
b = batas kelas bawah median
p = panjang kelas interval
n = jumlah siswa dalam kelompok
196
F = Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f = frekuensi kelas median
Letak Me = 31/2 = 15,5
Kelas median = 33-37
b = 32,5
f = 8
F = 9
p = 5
(
)
(
)
Me = 32,5 + 4
Me = 36,5
8. Perhitungan Modus (Mo)
(
)
Mo = Nilai yang sering muncul
b = tepi bawah
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 28-32
197
b = 27,5
p = 5
b1 = 9-0 = 9
b2 = 9-8 = 1
(
)
(
)
+ 4,5
Mo = 32
198
Lampiran 11. Daftar Distibusi Frekuensi Posttest
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
1. Diketahui data skor posttest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
56 56 61 61 61 67 67 67 67 72
72 72 72 72 78 78 78 78 78 78
83 83 83 83 83 83 83 83 83 89
89 89
Banyak Data = 32
Nilai Tertinggi = 89
Nilai Terendah = 56
2. Rentang Kelas : R = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 89 – 56
= 33
3. Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 4,96
= 5,96 → 6 (dibulatkan)
4. Panjang Kelas (P) = Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K)
= 33/6
= 5,5
= 6
199
5. Menyusun Interval kelas
No Kelas
Interval
xi Fi Batas
Nyata
Xi2 fixi Fixi
2 Frekuensi
Relatif
(%)
1 56-61 58,5 5 55,5-61,5 3.422,3 292,5 17.111,3 15,6
2 62-67 64,5 4 61,5-67,5 4.160,3 258,0 16.641,0 12,5
3 68-73 70,5 5 67,5-74,5 4.970,3 352,5 24.851,3 15,6
4 74-79 76,5 6 73,5-79,5 5.852,3 459,0 35.113,5 18,8
5 80-85 82,5 9 79,5-85,5 6.806,3 742,5 61.256,3 28,1
6 86-91 88,5 3 85,5-91,5 7.832,3 265,5 23.496,8 9,4
6. Perhitungan Mean
[∑
∑ ]
Keterangan:
∑ jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka,
[∑
∑ ]
[
]
7. Perhitungan median (Me)
(
)
200
Keterangan,
Me = median
b = batas kelas bawah median
p = panjang kelas interval
n = jumlah siswa dalam kelompok
F = Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f = frekuensi kelas median
Letak Me = 32/2 = 16
Kelas median = 67-73
b = 73,5
f = 6
F = 14
p = 6
(
)
(
)
Me = 73,5 + 2
Me = 75,5
201
8. Perhitungan Modus (Mo)
(
)
Mo = Nilai yang sering muncul
b = tepi bawah
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 80-85
b = 79,5
p = 6
b1 = 9-6 = 3
b2 = 9-3= 6
(
)
(
)
Mo = 81,5
202
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
1. Diketahui data skor posttest kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
50 50 50 50 50 50 56 56 56 56
56 56 61 61 61 61 61 61 61 61
72 72 72 72 72 72 78 78 78 83
83
Banyak Data = 31
Nilai Tertinggi = 83
Nilai Terendah = 50
2. Rentang Kelas : R = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
= 83-50
= 33
3. Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 31
= 1 + 4,92
= 5,92 → 6 (dibulatkan ke atas)
4. Panjang Kelas (P) = Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K)
= 33/6
= 5,5
= 6
5. Menyusun Interval kelas
No Kelas
Interval
xi Fi Batas
Nyata
Xi2 fixi Fixi
2 Frekuensi
Relatif
(%)
1 50-55 52,5 6 49,5-55,5 2756,25 315 16537,5 19,35
2 56-61 58,5 14 55,5-61,5 3422,25 819 47911,5 45,16
3 62-67 64,5 6 61,5-67,5 4160,25 387 24961,5 19,35
4 68-73 70,5 3 67,5-73,5 4970,25 211,5 14910,75 9,68
5 74-79 76,5 0 73,5-79,5 5852,25 0 0 -
203
6 80-85 82,5 2 79,5-85,5 6806,25 165 13612,5 6,45
6. Perhitungan Mean
[∑
∑ ]
Keterangan:
∑ jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka,
[∑
∑ ]
[
]
,03
7. Perhitungan median (Me)
(
)
Keterangan,
Me = median
b = batas kelas bawah median
p = panjang kelas interval
n = jumlah siswa dalam kelompok
F = Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f = frekuensi kelas median
204
Letak Me = 31/2 = 15,5
Kelas median = 56-61
b = 55,5
f = 14
F = 6
p = 6
(
)
(
)
Me = 55,5 + 4
Me = 59,5
8. Perhitungan Modus (Mo)
(
)
Mo = Nilai yang sering muncul
b = tepi bawah
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2 = frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 56-61
b = 55,5
p = 6
b1 = 14-6 = 8
b2 = 14-6 = 8
(
)
205
(
)
Mo = 58,5
206
Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas Pretest
No. Nama Pretest (X) X²frek.
KumkurZi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 Agung S 18 324 1 -2,2342 0,0127 0,0313 0,0185
2 Rokamah 18 324 2 -2,2342 0,0127 0,0625 0,0498
3 Sisi M 27 729 -1,3123 0,0947 0,1250 0,0303
4 Miftah U 27 729 -1,3123 0,0947 0,1250 0,0303
5 Ahmad T 32 1024 -0,8002 0,2118 0,2188 0,0070
6 Lucky P 32 1024 -0,8002 0,2118 0,2188 0,0070
7 Chalistha 32 1024 -0,8002 0,2118 0,2188 0,0070
8 M rivaldo 36 1296 -0,3905 0,3481 0,4688 0,1207
9 Andre a 36 1296 -0,3905 0,3481 0,4688 0,1207
10 Athiyatul 36 1296 -0,3905 0,3481 0,4688 0,1207
11 Kevin 36 1296 -0,3905 0,3481 0,4688 0,1207
12 Titanessa 36 1296 -0,3905 0,3481 0,4688 0,1207
13 Dani setia 36 1296 -0,3905 0,3481 0,4688 0,1207
14 Rosvi 36 1296 -0,3905 0,3481 0,4688 0,1207
15 Sinta R 36 1296 -0,3905 0,3481 0,4688 0,1207
16 Tino Budi 41 1681 0,1216 0,5484 0,6250 0,0766
17 Sopie R 41 1681 0,1216 0,5484 0,6250 0,0766
18 Mersita 41 1681 0,1216 0,5484 0,6250 0,0766
19 Yunita Dwi 41 1681 0,1216 0,5484 0,6250 0,0766
20 Fajri K 41 1681 0,1216 0,5484 0,6250 0,0766
21 Asep A 45 2025 0,5313 0,7024 0,7813 0,0788
22 Fajar 45 2025 0,5313 0,7024 0,7813 0,0788
23 Yuni H 45 2025 0,5313 0,7024 0,7813 0,0788
24 Rizky Putri 45 2025 0,5313 0,7024 0,7813 0,0788
25 Tya H 45 2025 0,5313 0,7024 0,7813 0,0788
26 Siti N 50 2500 1,0435 0,8516 0,8750 0,0234
27 Prasetyo 50 2500 1,0435 0,8516 0,8750 0,0234
28 Yunita s 50 2500 1,0435 0,8516 0,8750 0,0234
29 Anugrah 55 3025 1,5556 0,9401 0,9143 0,0258
30Putri
Fauziah55 3025 1,5556 0,9401 0,9143 0,0258
31 Firgiawan 55 3025 1,5556 0,9401 0,9143 0,0258
32 Agus P 55 3025 1,5556 0,9401 0,9143 0,0258
1274,00 53676,00 134,0000 0,0000 16,2043 18,0634 2,0656
39,81 1677,38 14,8889 0,0000 0,5064 0,5645 0,0646
9,76 757,86 11,9000 1,0000 0,2895 0,2775 0,0412Simpangan Baku (S)
4
7
15
20
25
28
32
Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Jumlah
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 %
(0,05). Nilai L tabel (Lt) dengan n=32 adalah 0,1566.
Rata-rata (Mean)
207
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1332
2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=32 dengan α = 0,05
Didapat harga : Ltabel =
√ = 0,1566
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung<Ltabel (0,1332<0,1566) maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
208
No. Nama Pretest (X) X²frek.
KumkurZi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 handri p 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
2 m iqbal 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
3 jovan 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
4 ranti 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
5 selvia 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
6 rani nov 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
7 mutiara 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
8 putri nur 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
9 mawaddah 28 784 -1,0741 0,1414 0,2903 0,1489
10 Marina 33 1089 -0,5228 0,3006 0,2903 0,0102
11 gede n 33 1089 -0,5228 0,3006 0,2903 0,0102
12 sutiar 33 1089 -0,5228 0,3006 0,2903 0,0102
13 deana f 33 1089 -0,5228 0,3006 0,2903 0,0102
14 rizki eka 33 1089 -0,5228 0,3006 0,2903 0,0102
15 alvin 33 1089 -0,5228 0,3006 0,2903 0,0102
16 anggi novri 33 1089 -0,5228 0,3006 0,2903 0,0102
17 Tri putra 33 1089 -0,5228 0,3006 0,2903 0,0102
18 Adelia 39 1521 0,1387 0,3006 0,2903 0,0102
19 Rizal 39 1521 0,1387 0,3006 0,2903 0,0102
20 salim 44 1936 0,6900 0,5552 0,4001 0,1551
21 wilujeng 44 1936 0,6900 0,5552 0,4001 0,1551
22 putri alfiah 44 1936 0,6900 0,5552 0,4001 0,1551
23 feni 44 1936 0,6900 0,5552 0,4001 0,1551
24 Aryani 44 1936 0,6900 0,5552 0,4001 0,1551
25 Anna 50 2500 1,3515 0,9117 0,8007 0,1110
26 M ferdinan 50 2500 1,3515 0,9117 0,8007 0,1110
27 diandra 50 2500 1,3515 0,9117 0,8007 0,1110
28 aulia murid 50 2500 1,3515 0,9117 0,8007 0,1110
29 hayati 50 2500 1,3515 0,9117 0,8007 0,1110
30 rani to 50 2500 1,3515 0,9117 0,8007 0,1110
31 ubaedi 56 3136 31 2,0130 0,9779 0,8810 0,0969
1170,00 46626,00 130,0000 0,0000 13,5022 13,2018 2,9811
37,74 1504,06 19,8000 0,0000 0,4356 0,4259 0,0962
9,07 720,94 7,8549 1,0000 0,2993 0,2162 0,0626
Rata-rata (Mean)
Simpangan Baku (S)
Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05).
Nilai L tabel (Lt) dengan n=31 adalah 0,1591
Jumlah
9
17
19
24
30
209
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1120
2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=32 dengan α = 0,05
Didapat harga : Ltabel =
√ = 0,1566
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung<Ltabel (0,1120<0,1566) maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
210
Lampiran 13. Perhitungan Uji Normalitas Posttest
No. Nama Posttest (X) X²frek.
KumkurZi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 Siti N 55 3025 -1,8308 0,0336 0,0625 0,0289
2 Titanessa 55 3025 -1,8308 0,0336 0,0625 0,0289
3 Rizky Putri 59 3481 -1,3667 0,0859 0,1875 0,1016
4 Sisi Mesiana 59 3481 -1,3667 0,0859 0,0000 0,0859
5 Tino Budi 59 3481 -1,3667 0,0182 0,0000 0,0182
6 Prasetyo W 59 3481 -1,3667 0,0182 0,0000 0,0182
7 Anugrah 64 4096 -0,7867 0,2157 0,3125 0,0968
8 Agung S 64 4096 -0,7867 0,2157 0,3125 0,0968
9 Rokamah 64 4096 -0,7867 0,2157 0,3125 0,0968
10 Yunita Dwi 64 4096 -0,7867 0,2157 0,3125 0,0968
11 Yuni H 68 4624 -0,3226 0,3735 0,4375 0,0640
12 Lucky P 68 4624 -0,3226 0,3735 0,4375 0,0640
13 Mersita 68 4624 -0,3226 0,3735 0,4375 0,0640
14 Miftah U 68 4624 -0,3226 0,3735 0,4375 0,0640
15 Putri F 73 5329 0,2574 0,6016 0,6250 0,0234
16 Andre a 73 5329 0,2574 0,6016 0,6250 0,0234
17 Fajar 73 5329 0,2574 0,6016 0,6250 0,0234
18 Rosvi 73 5329 0,2574 0,6016 0,6250 0,0234
19 Agus P 73 5329 0,2574 0,6016 0,6250 0,0234
20 Fajri K 73 5329 0,2574 0,6016 0,6250 0,0234
21 M rivaldo 77 5929 0,7214 0,7647 0,8438 0,0791
22 Athiyatul 77 5929 0,7214 0,7647 0,8438 0,0791
23 Ahmad T 77 5929 0,7214 0,7647 0,8438 0,0791
24 Tya H 77 5929 0,7214 0,7647 0,8438 0,0791
25 Dani setia 77 5929 0,7214 0,7647 0,8438 0,0791
26 Chalistha 77 5929 0,7214 0,7647 0,8438 0,0791
27 Yunita s 77 5929 0,7214 0,7647 0,8438 0,0791
28 Sopie R 82 6724 1,3015 0,9035 0,9688 0,0653
29 Kevin 82 6724 1,3015 0,9035 0,9688 0,0653
30 Firgiawan 82 6724 1,3015 0,9035 0,9688 0,0653
31 Sinta R 82 6724 1,3015 0,9035 0,9688 0,0653
32 Asep A 86 7396 32 1,7655 0,9613 0,9688 0,0075
2265,00 162623,00 142,0000 0,0000 16,1693 17,8125 1,8877
70,78 5081,97 17,7500 0,0000 0,5053 0,5566 0,0590
8,62 1204,43 11,5233 1,0000 0,3134 0,3264 0,0294
Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Jumlah
Rata-rata (Mean)
2
10
14
20
27
Simpangan Baku (S)
6
31
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05).
Nilai L tabel (Lt) dengan n=32 adalah 0,1566
211
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1551
2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=31 dengan α = 0,05
Didapat harga : Ltabel =
√ = 0,1591
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung<Ltabel (0,1551<0,1591) maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
.
212
No. Nama Posttest (X) X²frek.
KumkurZi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
1 ranti 50 2500 -1,2644 0,1030 0,2258 0,1228
2 alvin 50 2500 -1,2644 0,1030 0,2258 0,1228
3 Tri putra 50 2500 -1,2644 0,1030 0,2258 0,1228
4 salim 50 2500 -1,2644 0,1030 0,2258 0,1228
5 m iqbal 50 2500 -1,2644 0,1030 0,2258 0,1228
6 jovan 50 2500 -1,2644 0,1030 0,2258 0,1228
7 mutiara 50 2500 -1,2644 0,1030 0,2258 0,1228
8 gede n 56 3136 -0,6823 0,2475 0,3226 0,0751
9 sutiar 56 3136 -0,6823 0,2475 0,3226 0,0751
10 rizki eka 56 3136 -0,6823 0,2475 0,3226 0,0751
11 Putri alfiah 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
12 Adelia 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
13 Aryani 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
14 rani to 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
15 selvia 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
16 Rizal 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
17 wilujeng 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
18 feni 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
19 M ferdinan 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
20 aulia murid 61 3721 -0,1972 0,4218 0,3226 0,0993
21 putri nur 72 5184 0,8701 0,8079 0,8710 0,0631
22 mawaddah 72 5184 0,8701 0,8079 0,8710 0,0631
23 Anna 72 5184 0,8701 0,8079 0,8710 0,0631
24 diandra 72 5184 0,8701 0,8079 0,8710 0,0631
25 hayati 72 5184 0,8701 0,8079 0,8710 0,0631
26 rani nov 72 5184 0,8701 0,8079 0,8710 0,0631
27 anggi novri 72 5184 0,8701 0,8079 0,8710 0,0631
28 handri p 78 6084 1,4522 0,9268 0,9355 0,0087
29 ubaedi 78 6084 1,4522 0,9268 0,9355 0,0087
30 deana f 83 6889 1,9373 0,9736 1,0000 0,0264
31 Marina 83 6889 1,9373 0,9736 1,0000 0,0264
1954,00 126352,00 124,0000 0,0000 15,1383 15,7419 2,5890
63,03 4075,87 20,6667 0,0000 0,4883 0,5078 0,0835
10,31 1338,92 10,1719 1,0000 0,3070 0,3042 0,0337Simpangan Baku (S)
7
10
20
27
29
31
Data Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05).
Nilai L tabel (Lt) dengan n=31 adalah 0,1591
Jumlah
Rata-rata (Mean)
213
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1228
2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=31 dengan α = 0,05
Didapat harga : Ltabel =
√ = 0,1591
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung<Ltabel (0,1228<0,1591) maka Ho
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
214
Lampiran 14. Uji Homogenitas Pretest
Nomor Pretest (X) X-Mean (X-Mean)² Nomor Pretest (X) X-Mean (X-Mean)²
1 28 -11,06 122,38 1 28 -9,74 94,91
2 28 -11,06 122,38 2 28 -9,74 94,91
3 28 -11,06 122,38 3 28 -9,74 94,91
4 28 -11,06 122,38 4 28 -9,74 94,91
5 28 -11,06 122,38 5 28 -9,74 94,91
6 28 -11,06 122,38 6 28 -9,74 94,91
7 28 -11,06 122,38 7 28 -9,74 94,91
8 33 -6,06 36,75 8 28 -9,74 94,91
9 33 -6,06 36,75 9 28 -9,74 94,91
10 33 -6,06 36,75 10 33 -4,74 22,49
11 33 -6,06 36,75 11 33 -4,74 22,49
12 33 -6,06 36,75 12 33 -4,74 22,49
13 39 -0,06 0,00 13 33 -4,74 22,49
14 39 -0,06 0,00 14 33 -4,74 22,49
15 39 -0,06 0,00 15 33 -4,74 22,49
16 39 -0,06 0,00 16 33 -4,74 22,49
17 39 -0,06 0,00 17 33 -4,74 22,49
18 39 -0,06 0,00 18 39 1,26 1,58
19 39 -0,06 0,00 19 39 1,26 1,58
20 39 -0,06 0,00 20 44 6,26 39,16
21 39 -0,06 0,00 21 44 6,26 39,16
22 44 4,94 24,38 22 44 6,26 39,16
23 44 4,94 24,38 23 44 6,26 39,16
24 44 4,94 24,38 24 44 6,26 39,16
25 44 4,94 24,38 25 50 12,26 150,26
26 44 4,94 24,38 26 50 12,26 150,26
27 44 4,94 24,38 27 50 12,26 150,26
28 50 10,94 119,63 28 50 12,26 150,26
29 56 16,94 286,88 29 50 12,26 150,26
30 56 16,94 286,88 30 50 12,26 150,26
31 56 16,94 286,88 31 56 18,26 333,36
32 56 16,94 286,88 Jumlah 1170 0,00 2467,94
Jumlah 1250 0,00 2453,88 Mean 37,74 0,00 78,44
Mean 39,06 0,00 70,67 Varians (S²)
Varians (S²) S
S
82,26
79,16
Homogenitas Pretest
8,897036477
9,069978838
215
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
No Kelas dk= n-1 Varians (S2) Kesimpulan
1 Eksperimen 31 79,16 Homogen
2 Kontrol 30 82,26
1. Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen)
Ho : Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen)
2. Ha :
Ho :
3. Fhitung dengan menggunakan rumus:
4. Taraf signifikansi (
5. Tentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians
terkecil)
dk1 = 31-1 = 30
dk2 = 32-1 = 31
6. Kriteria pengujian Ho yaitu:
Jika F hitung<Ftabel maka Ho diterima (homogen)
7. Menentukan nilai Ftabel
F tabel dengan dk pembilang 30 dan dk penyebut 31 pada taraf
signifikansi 5 % adalah 1,84. Karena F hitung < F tabel (1,04<1,84), maka Ho
diterima
8. Kesimpulannya:
- Ho yang berbunyi : “ Tidak dapat perbedaan varians 1 dengan varians
2 diterima (homogen)
- Ha yang berbunyi : “ Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
ditolak (tidak homogen)
216
Lampiran 15. Uji Homogenitas Posttest
No Posttest (X) X-Mean (X-Mean)² No Posttest (X) X-Mean (X-Mean)²
1 56 -19,16 366,96 1 50 -13,03 169,84
2 56 -19,16 366,96 2 50 -13,03 169,84
3 61 -14,16 200,40 3 50 -13,03 169,84
4 61 -14,16 200,40 4 50 -13,03 169,84
5 61 -14,16 200,40 5 50 -13,03 169,84
6 67 -8,16 66,52 6 50 -13,03 169,84
7 67 -8,16 66,52 7 50 -13,03 169,84
8 67 -8,16 66,52 8 56 -7,03 49,45
9 67 -8,16 66,52 9 56 -7,03 49,45
10 72 -3,16 9,96 10 56 -7,03 49,45
11 72 -3,16 9,96 11 61 -2,03 4,13
12 72 -3,16 9,96 12 61 -2,03 4,13
13 72 -3,16 9,96 13 61 -2,03 4,13
14 72 -3,16 9,96 14 61 -2,03 4,13
15 78 2,84 8,09 15 61 -2,03 4,13
16 78 2,84 8,09 16 61 -2,03 4,13
17 78 2,84 8,09 17 61 -2,03 4,13
18 78 2,84 8,09 18 61 -2,03 4,13
19 78 2,84 8,09 19 61 -2,03 4,13
20 78 2,84 8,09 20 61 -2,03 4,13
21 83 7,84 61,52 21 72 8,97 80,42
22 83 7,84 61,52 22 72 8,97 80,42
23 83 7,84 61,52 23 72 8,97 80,42
24 83 7,84 61,52 24 72 8,97 80,42
25 83 7,84 61,52 25 72 8,97 80,42
26 83 7,84 61,52 26 72 8,97 80,42
27 83 7,84 61,52 27 72 8,97 80,42
28 83 7,84 61,52 28 78 14,97 224,03
29 83 7,84 61,52 29 78 14,97 224,03
30 89 13,84 191,65 30 83 19,97 398,71
31 89 13,84 191,65 31 83 19,97 398,71
32 89 13,84 191,65 Jumlah 1954 0,00 3186,97
Jumlah 2405 0,00 2828,22 Mean 63,03 0,00 92,28
Mean 75,16 0,00 59,86 Varians (S²)
Varians (S²) S
S
106,23
91,23
Homogenitas Posttest
9,551589549
10,30690342
217
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest
No Kelas dk= n-1 Varians (S2) Kesimpulan
1 Eksperimen 31 91,23 Homogen
2 Kontrol 30 106,23
1. Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen)
Ho : Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen)
2. Ha :
Ho :
3. Fhitung dengan menggunakan rumus:
4. Taraf signifikansi (
5. Tentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians
terkecil)
dk1 = 32-1 = 31
dk2 = 31-1 = 30
6. Kriteria pengujian Ho yaitu:
Jika F hitung <Ftabel maka Ho diterima (homogen)
7. Menentukan nilai F tabel
F tabel dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 30 pada taraf
signifikansi 5 % adalah 1,84. Karena F hitung < F tabel (1,16<1,84), maka Ho
diterima.
8. Kesimpulannya:
- Ho yang berbunyi : “ Tidak dapat perbedaan varians 1 dengan varians
2 diterima (homogen)
- Ha yang berbunyi : “ Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2
ditolak (tidak homogen)
218
Lampiran 16. Uji Hipotesis Pretest
DATA UJI HIPOTESIS SKOR PRETEST
No Kelas Jumlah
Sampel
Nilai
rata-
rata
( )
Varians
( thitung ttabel Kesimpulan
1 Eksperimen 32 39,06 79,16 0,6 1,67 Ho diterima
2 Kontrol 31 37,7 82,26
Perhitungan Uji Hipotesis:
1. Pretest kelas eksperimen dan kontrol
a. Ho = tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
Ha = terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen
dengan kelas kontrol
b. Untuk dk= ( (
Pada taraf kepercayaan ( diperoleh ttabel = 1,67
c. Kriteria pengujian:
- Terima Ho jika harga thitung<ttabel atau thitung<1,67
- Terima Ha jika harga t hitung>ttabel atau thitung> 1,67
d. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen
dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini:
Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata ( 39,06 37,7
Varians ( 79,16 82,26
Jumlah Sampel 32 31
√(
(
|
|
√( ( |
|
√ |
|
219
√
| |
√
Kesimpulan:
Berdasarkan kriteria pengujian thitung<ttabel (0,6<1,67) maka Ho diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil
pretest antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
220
Lampiran 17. Uji Hipotesis Posttest
DATA UJI HIPOTESIS SKOR POSTTEST
No Kelas Jumlah
Sampel
Nilai
rata-
rata
( )
Varians
( thitung ttabel Kesimpulan
1 Eksperimen 32 75,16 91,23 4,85 1,67 Ha diterima
2 Kontrol 31 63,03 106,23
Perhitungan Uji Hipotesis
2. Pretest kelas eksperimen dan kontrol
e. Ho = tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
Ha = terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen
dengan kelas kontrol
f. Untuk dk= ( (
Pada taraf kepercayaan ( diperoleh ttabel = 1,67
g. Kriteria pengujian:
- Terima Ho jika harga thitung<ttabel atau thitung<1,67
- Terima Ha jika harga t hitung>ttabel atau thitung> 1,67
h. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen
dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini:
Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata ( 75,16 63,03
Varians ( 91,23 106,23
Jumlah Sampel 32 31
√(
(
|
|
√( ( |
|
√ |
|
221
√ |
|
√
Kesimpulan:
Berdasarkan kriteria pengujian thitung>ttabel (4,85>1,67) maka Ha
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
posttest antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
222
Lampiran 18. Rekapitulasi Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Eksperimen (Pretest)
No Soal Jumlah Betul Presentase (%)
1 22 68,75
2 19 59,38
3 10 31,25
4 16 50,00
5 11 34,38
6 17 53,13
7 14 43,75
8 21 65,63
9 5 15,63
10 3 9,38
11 17 53,13
12 19 59,38
13 10 31,25
14 4 12,50
15 10 31,25
16 8 25,00
17 6 18,75
18 11 34,38
223
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep
kesetimbangan kimia, sebagai berikut:
No Indikator No Butir Soal Presentase
Rata-rata
(%)
1
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
1,2,18
54,17
2
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
8,9
40,63
3
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
Pengaruh
Konsentrasi
Penambahan
zat
10,11,12
31,6
Pengenceran 15,16
Pengaruh
Suhu 13,14
Pengaruh
Tekanan 17
Berdasar data
Kc dan Qc 7
4
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
dan tetapan
kesetimbangan
3,6 42,19
5
Menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
4,5 42,19
224
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Eksperimen (Posttest)
No Soal Jumlah Betul Presentase (%)
1 30 93,75
2 32 100,00
3 28 87,50
4 28 87,50
5 28 87,50
6 30 93,75
7 20 62,50
8 32 100,00
9 25 78,13
10 22 68,75
11 30 93,75
12 30 93,75
13 14 43,75
14 9 28,13
15 20 62,50
16 22 68,75
17 9 28,13
18 28 87,50
225
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep
kesetimbangan kimia, sebagai berikut:
No Indikator No Butir Soal Presentase
Rata-rata
(%)
1
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
1,2,18
93,75
2
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
8,9
89,06
3
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
Pengaruh
Konsentrasi
Penambahan
zat
10,11,12
61,11
Pengenceran 15,16
Pengaruh
Suhu 13,14
Pengaruh
Tekanan 17
Berdasar data
Kc dan Qc 7
4
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
dan tetapan
kesetimbangan
3,6 90,63
5
Menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
4,5 87,50
226
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Kontrol (Pretest)
No Soal Jumlah Betul Presentase (%)
1 21 67,74
2 15 48,39
3 9 29,03
4 14 45,16
5 12 38,71
6 18 58,06
7 16 51,61
8 22 70,97
9 2 6,45
10 6 19,35
11 12 38,71
12 18 58,06
13 12 38,71
14 8 25,81
15 6 19,35
16 8 25,81
17 7 22,58
18 5 16,13
227
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep
kesetimbangan kimia, sebagai berikut:
No Indikator No Butir Soal Presentase
Rata-rata
(%)
1
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
1,2,18
44,08
2
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
8,9
38,71
3
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
Pengaruh
Konsentrasi
Penambahan
zat
10,11,12
33,33
Pengenceran 15,16
Pengaruh
Suhu 13,14
Pengaruh
Tekanan 17
Berdasar data
Kc dan Qc 7
4
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
dan tetapan
kesetimbangan
3,6 43,54
5
Menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
4,5 41,93
Lampiran 11. Rekapitulasi Presentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas Kontrol
(Posttest)
228
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Kontrol (Posttest)
No Soal Jumlah Betul Presentase (%)
1 25 80,65
2 28 90,32
3 24 77,42
4 22 70,97
5 21 67,74
6 16 51,61
7 24 77,42
8 31 100
9 21 67,74
10 10 32,26
11 20 64,52
12 27 87,10
13 9 29,03
14 12 38,71
15 10 32,26
16 20 64,52
17 8 25,81
18 16 51,61
229
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep
kesetimbangan kimia, sebagai berikut:
No Indikator No Butir Soal Presentase
Rata-rata
(%)
1
Menjelaskan
kesetimbangan
dinamis
1,2,18
74,19
2
Menjelaskan
kesetimbangan
homogen dan
heterogen
8,9
83,87
3
Meramalkan arah
pergeseran
kesetimbangan dengan
menggunakan azas Le
Chatelier
Pengaruh
Konsentrasi
Penambahan
zat
10,11,12
50,18
Pengenceran 15,16
Pengaruh
Suhu 13,14
Pengaruh
Tekanan 17
Berdasar data
Kc dan Qc 7
4
Menentukan jumlah
mol zat pereaksi dan
hasil reaksi pada
keadaan setimbang
dan tetapan
kesetimbangan
3,6 64,51
5
Menghitung harga Kc
berdasarkan Kp atau
sebaliknya
4,5 69,35
230Lampiran 19. Lembar Uji Referensi
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Anita SumarYani
NIM :109016200023
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Pengaruh Model Problem Based Learning (PBl.) terhadap Pemahaman
Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia
Pembimbing : 1. Salamah Agung, M. A., Ph. D
2. Der,vi Murniati. M.Si
BAB I PENDAHULUAN
No ReferensiPemtrimbing
IPembimtring
2
IKemenag, (Jndang-undang Republik Indones ia No20 Tahun 2 0 0 3,201 4,h. 3,(www.kemenag. go"id) w 0rb
2
Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esrn
Sahin,Anal y zing of Student' s MisconceptionsAbout Chemical Equilibrium,lnlernotionalConfcrcnct' of New Trends and ThcirI mpl ications, 1,20 I 0,pp 1 -7.
ry W
fJ
Muh Afturizalirx dan I Nyoman Marsih, ProsidingSinzposium Nasional Inovasi Pembela.icrran danSains 20I I .h.1,22-23 Juni 201 1 .Bandung,(http//porta1.fi . itb.ac.id)
fu- W
4
Sri Wardani dkk, Peningkatan Hasil Belajar SiswaMelalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Berorientasi Problem-Based Instruction ., JournalInov as i P e ndidi kan Ki mia.3 .2009.h. 3 9 1 .
ry YW
5
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model ProblemBased Learning pada Materi Larutan Penyangga
dan Hidrolisis. Journal Chemi,strf in Etlucation.2012.h.7
C0\ rW
6 Taufik Amir.lnovasi Pendidikan Malului ProblemB a s e d [, e ar ni ng,(Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup,2010).h.12.
Ao-z w
7Richard.I.Arends. Learning To Teach.Q\ewYork:Mc Graw Hill,2007),pp.3 84. v w
231
8
Behiye Akcay,Problem Based learning in ScienceEducation,.Iournal oJ Turkish ScienceE d u c o I i o n,6,2009,h.26. ry w
BAB IT LANDASAN TEORT DAN KERANGKA TEORI
No ReferensiPembimbing
IPembimtring
2
'I T rianto,Me nde s ai n M o d e I P e mb e I ai ar an Inov a t if-P ro gre s if, (Jakarta: Kencana,20 l0),h.22.
W w
2 Ihid.,h.22. v (u!
J Ihid..h.23. t]1 rdq
4 Ibid.,h.23-24. h CIr)
5 Ibid,.h.9l t\. W6
Muslimin dan Muhammad Nur, PembelajaranB er da s ar kan Mas ala h,(Surabaya: UNESA-University Press,2000)h. 3.
tu rD
7
Behiye Akcay,Problem Based learning in Science
E du c a I i o n,Electronic Jurnal of Turkish Sciece
Rducation,2009,pp.1.8\ Ydv
8 Trianto,op. cil,h.91 w @
9 Ibid..h.92 &\ wt0 thid.,h.92. !4 rrllD
232
ll Ibid.,h.92. % wl2 Richard.I.Arends, Le arning To Teach,Q\ew
York:Mc Graw f litl,2007),pp.381-382.9t\ f\w
13 Ibid.,h.382. ry wl4 Ibid.,h.382-384 Ab try
15
Taufik Amir,Inov cts i P e ndidikan Me I alui P r obl e nt
B as ed Le arning,(.Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup,2010),h.22.
v 'w
t6Muslimin dan Muhammad Nur, PembelaiaranB e rdas ar kn n Mas al a h, (Surabaya:UNESA-University Press,2000)h.6 -7 .
f,-fDlg
t7T rianto, Me n de s a i n M o d e I P e ntb e I ai ar an I nov at iJ -
P ro gr e s if, (Jakarta: Kencana,20 1 0),h.97 E rUb
18
Taufik Amir,[novasi Pendidikan Melalui ProblentB a s e d L e ar n i n g,(J akafia : Kencana Prenada Medi a
Group,2010),h.27 -29.ftr w
l9 ry W20 Ibid.,h.98. v (w
21 Ibid.,h_t5. v flw)
22Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan
Penrbelai aran,(Jakarta: Rineka C ipta, 2006),h. | 4.b9 W
23 rbid..h.14. I lCIu
24 Ibid..h.12. w w
233
25
Rusman,dkk .,P embelaj aran Berbas is Teknologi
I nfo r m a s i d an Ko m u ni ka s i,(J akarta : Raj a Grafi ndo
Persada,20 12),Cet. 2, h -7 -
v rro
26 K+ w27 Ibid.,h.l9. ry l^[b
28 tbid.,h.78. w 0\e
29Rusman,dkk .,P e mb e I aj ar an B e rb as i s T e lcno I o giI n fo r m a s i d a n K o m u n i ka s i,(J akatta: Raj a Grahndo
Persada,20 12),Cet. 2, h.37 .
M for,
30
Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KB B, O nl ine,h.l,(www.kbbi.web.id) & w31 Ibid,h.1 @ w
JL
Achmad Sofyan,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA
b erb as i s Ko mpe t e nsz, (UIN Jakarta a fd,rb
-)J &, m
34
Oemar Hamalik. P er encan(tan P engai aran
B er das arknn P ende kat an S i s t e m, (BumiAksara:Jak arta,2009), h. 1 62.
g PdUT
35Zulfi ani,dkk., St r at e g i P e mb el ai ar an S ai ns, (U inJakarta: Jakarta,2009), h. 28.
k^ fne
lb Oemar Hamalik, op.cit., h.166 n latr
31
Lorin W Anderson. dan David R. Krathwol.Kerangka Landa,s an Untukl' embe laj aran, P e ngoi aran, dan Ase sme n,
(Yocyakarta:Pustaka Belaiar, 20 1 0), h' I 05 - I I 5.
@ 0s
234
38Parning, dl<k. Ki n ia, (Jakarta: Yudhistira,20 1 2), Cet.2.h.141-t42 G rnu
39 rhid..h.l45 Bt.W
40 Ibid..h. 145 v Ou
41J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kintia2,(J akarta:8sis,2009),. hT 3 6 - I 37 .
tu 0rb
42 Ibid., h. 144-149. fe W
43
Adi Wibowo dkk,Pengaruh Problem BosedLearning, Motivas i Belajar danIntelligence cluotient terhadap Prestasi BelajarMata Kuliah Fisiologi Olahroga pada MahasiswaF akul t as O I ahr aga dan K e s e h at an (Jn iv e r s i t ct s.
P e ndidi ka n G a ne s ha,J ournal Magister KedokteranKeluarsa.2013.h.58.-
&r0I1^
44
S.M.Raimi, Problem Based Learning Stralepg, and
Quantitative Ability In College oJ.Education Student
Learning o.f'Integraled Science, IIorin Journal ofEducation.h.9.
h {M
45
I Wayan Madiya,Penguruh Model PembelclaranBerbasis lv[asalah Terhaclap Prestasi Belc$ar Siswaclan Konsep Diri Sisv,a SMA Ditinjau clari GayaKo gnitiJ]umal Pendidikan iPA,20 1 I .h.6.
b r0/tt
46
Aj i Trihatmo,dkk., Peru ggunaan \uto de I P r o b I e nt
Based Learning pacla Materi Larulan Penyanggcr
dan Hidrolisls, Journal Chemistry in Education,2A12.h.10.
w rW
47Kemenag, Un dan g-undct n g R e pu b I i k I n do ne,; i a |tt o
2 0 Tahun 2 0 0 3 .20 14,(www.kemenag. go. id)w W
48Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui PrrtblemB as e d L e ar ni ng,(Jakarta: Kencana Prenada Medi a
Group,2Ol 0).h.22.
,bt Ifiril
235
BAB ITI METODOLOGI PENELITIAN
No ReferensiPembimbing
IPembimbing
2
ISugiyono,Me tode P e ne I i t ionP e ntli dikan, (B andung : Alfabeta, 2 009),h. 1 1 4. W
lVlh[
ZIbid.,h.t13. VD IDb
aJ
Sugiyono,r.p. cit., h. 7t2. &" fif'tv,
4 Vb- f0rh
5 Sugiyono, op. cit.,h.I I 8. kr" rnh
6rbid..h.124 & @
7
Sofuan,Ahnrad,dkk., Evaluasi Pembelaiarcrn IPAB erb as is Kompe tensi, (Jakarta:UiN Jakarta
Press,2006), Cet.I,h. 1 09.b
D,g
8Ibid."h.1t3 u
t"dl9
9Ibicl..h.103- 1 04
YA fdltl
l0 Ibid.,h.t04 blrl;,lu)
ll Sugiyono, ry. c it.,h.333. v (W
t2Sudj ana. Me t o d a S t at i s/ift. (Bandun g :Tarsito, 2005 ),h. 466-467.
c{e r]tb
I;Il-lra
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,P e nga nt ar St at i s t ika, (Jakarta: Bumi Aksa ra, 1 99 5),h t:13-134.
Sudj ana.,rcp . cit..h.239 -
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Referensi
Taufik Amir,lnovasi PendidikanBas ed Learning,(Jakarta:KencanaGroup.2010),h.22.
236
N0Yt^
r0itI
lt[elalui ProblemPrenada Media cry-
i't---4
Rusmono, Stralegi Pembeloiaran Problem BasedL e ar nin g. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 20 1 2),h.7 4
T rianto, M e n de s a i n M o d e I m b e I aj ar a n Inov at i f-Progresif, (Jakarta: Kenca-na,201 0)., h.9l
Richard. I. Ar ends, L e ar ni ng T o Te ach,Q\ewYork:Mc Graw Hill.2007),pp.3 8 1 -382.
IV{engetahui.bing I
Ciputat, 9 September 2014
Pembimbing II
W
w@
0A
tr
) I,& 1'_Dewi Murniati. M.SiSalamah Asung. M.A.. Ph. D
NIP. 19790624 200604 2002
Pembimbing2
+
Ibid..h.92
237
Lampiran 20. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors
NILAI KRITIS UNTUK UJI LILIEFORS
Taraf nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.20
n = 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
25
30
n > 30
0.417
0.405
0.364
0.348
0.331
0.311
0.294
0.284
0.275
0.268
0,261
0.257
0.250
0.245
0.239
0.235
0.231
0.200
0.187
1.031/√
0.381
0.337
0.319
0.300
0.285
0.271
0.258
0.249
0.242
0.234
0.227
0.220
0.213
0.206
0.200
0.195
0.190
0.173
0.161
0.886/√
0.352
0.315
0.294
0.276
0.261
0.249
0.239
0.230
0.223
0.214
0.207
0.201
0.195
0.289
0.184
0.179
0.174
0.158
0.144
0.805/√
0.319
0.299
0.277
0.258
0.244
0.233
0.224
0.217
0.212
0.202
0.194
0.187
0.182
0.177
0.173
0.169
0.166
0.147
0.136
0.768/√
0.300
0.285
0.265
0.247
0.233
0.223
0.215
0.206
0.199
0.190
0.183
0.177
0.173
0.169
0.166
0.163
0.160
0.142
0.131
0.736/√
238
Lampiran 21. 'l'abel LJ.ii Fischer
df untukpenyebut
N2)
1l 161
2 I 18.51
3 I 1013
4 I 7.71
s I 6616 I 5.99
7 | 5.59
8 I 5.32
9 I 5.12
10 | 49611 I 4.U12 I 4.75
13 I 4.67
14 I 4,60
15 I 4.il16 I 4.49
Tabel ti.ii Fischer
df untuk pembilang 1Nl)
s.ss l gza l e.12 l sor l s% i 88s l 88s 1 881 1 8.7s 1 8.76
6.% I 6.se I oas | 6.26 | oto | 60e I 604 I 600 | 5e6 | 5.e4
s.zgl 5.41 | 5.1e1 505 I l.esl 488 1 482 14-77 1,4.74 1,4.7ostnl +.tal +.stl +:sl +zal +ztl 415 I 410l4c6 I 4D3
qzql +.asl +tzl sszl sazl azsl 373 1 3.68 1 30al 360
+.qal q.otl:.4+l :.ogl :.sal 350 I 344 l33eI 335 I 3.31
q.zal saol aorl s+al 3.37 13.2eI 323 I 318 I s14 I 310
+.ro l azr l 3.48 l ss: 1 3.22 1 3.14 l 3-07 1 3-02 l 2sB l 2-s4
asa I :.sg I s.eo I 320 I 3.0e | 3.01 | 2e5 | 2.e0 | 285 | 282
:.asl s.+sl z.zal r.ttl 3.00 12.e1 | 285 I 280 I 2.75 12-72s.er I s.+t I s.ta | :.or | 2e2l 2.83 I 2.77 | 271 | 2.67 | 263
s.tq | 3.34 I s.rr i zso i zas | 276 | 2.7o | 265 | 260 I 2.57
aoel s.rsl 3.0€l zsol z.tsl zttl2el z.ssl 2:rl251a.oa l t.z+ l a.or l z.as l 2.74 1 2.66 1 2.5s l 2v l 2.4e l 2-46
a.ssl szol 2e6 I 2.81 | 2.7o112-61 | 2.55 1 24sl2-45 12-41
-ta.;+18.73 18.71 18.70sgr l 5.se 1 587 i 5.86
+ oa I 4.66 I q.u | 4.62
+ool 398 I 396 I 3e4
:s; I 3,55 I 3.53 I 3s1
szal z.zal 324 ]|3.22:.02 i 3.05 1 3.03, 301
2.91 12.89i 2.86 I 285
z.tg I z:a t, 2.74 | 2.72
2.69 l|266 I 2.e41262z.oo I zse j 25s i 253
z.:al z3s12.33 I 2.3117 I 4.45
18 I 4.41 s.ssl e.rol z.sel zlzl266 12.58 1 2.51 | 2-4$12-41 | 2-37 2.y12.31 .2.29 12.27
19 I 4.38 s.szl s.rsl z.gol z.tql z.esl zx1 z+al2.42 12.38! 2.u 2.31 I2.28 12.26 12.2s
zo I 4.35 z.zal 2-25 I 2.22-l2.20
21 | 4.32 2_25 12.22 I 2.?0 I 2.1A
22 \ 4.30 z.znl z.2ol 217 \ 2.1s
23 I 4.28 z.zo 'r 2j8 | 2.15 I 2.13
zt I 4.26 a+ol l.or I 2.7s1 2.62 i 2.51 | 2.42l|2.36 I 230 I 2.25l| 2-22 2j8 12j5 I 2.13 I 211
25 I 4.24 2.16 12.14 12.11 | 2.O9
26 I 4.23 s.szl z.sel zl+l z.sel 2.47 12-3el2-321;2-27 1,2.22 1'2-18 ZjS12.12 12.09 I 2.o7
Zt I 4.21 g:sl z.s6 I z.ttl z.stl z.+sl 2.37 1231 I 2.25lt2.2o12-17 2j3 I 2.10 I 2.08 | 2.06
28 I 4.20 a.eal z.ssl z.ttl256 I 2.45|,236 I 2.2e12-24 121el2.'t5 2.12 1209i 2.06 I 2.M
29 I 4.18 a.eel z.ssl z.tol z.ssl z.+tl2.35 I 22812-22 12-18l,2.14 2.10 12.08 12.05 12.03
30 I 4.17 :-ezl z.szl z.ogl zsrl z.+zl z.r:l z.ztl2.2'tl2-1612.13 z,ogl2.06 I 2.u12.01
31 I 4.16 a.gol z.srl z.osl 2.521 241 | 2.321 2-2512-2ol2.1s12.11 2-08 12.05 12.03 12.0o
32 I 4.15 s.zsl 2.s0 I z.atl z.s'rl z.+ol z-ttl z.ztl 2.1e[ 2-14 12.10 2.O7 I 2-Ml 2.01 I 1.99
33 I 4.14 s.zal z.asl 2.66 I z-sol z:sl 2.30 1 2231 2:8l'2.13 I 2-0s 2.06 I 2.03 I 2.00 I 1.98
s4 I 4.13 s.zal z.sgI z.osl 2.4eI z.gel z.zgl z.zsl 2.17 12.1212-oB z-osl 2.ozI 1.99 I 1.97
3s I 4.12 a.zzl z.atl2.84 I z.+sl 2.?;7 |12.2s12.221 2-16 I 2.11 I 2.o7 z.o+12.01 l1.ssl1.e636 I 4.11 a.zol z.atl z.oel z.$l z.gol 2.2sl 2.21 | 2-15 lr2-11 | 2.o7 2.03 12.00 I 1.98 I 1.9s
37 I 4.11 3-2sI 2.86 I z.o:l z.+tl2.36 1 2-27 l'2.2o1?.14121olz.oo 2.o2 1 2.oo | 197i 1.95
38 I 4.10 tz+l z.asl z.azl 2.461 z.Nl z.zel 21sI 2.14l,2,{Bl 2.os 2.D2 1r.99 I 1,96 I ','.94
39 I 4,09 s.zql2.8sI 2.61 | 2.46|; 2.34|1 2261 2.1e1 2.13 1,2.08 1 2-a z.o'tl l.98 l 1.95 1 1.93
'tO I 4.08 s.zs I 2.ul z.ot I z.qsl 2.ul 2.251 2.1s | 2.121 2.o8lr 2.u 2.00 11.97 11.9s11.9241 I 4.08 s.z:l z.ssl z.oo[ 2.4412.3312.24|r2.17 l.2.12 .2.o7 12.o3 z.ool1.97 11.94 11.92
42 I 4.O7 tzzl 2.$l z.ssl 2.441z.zzl z.ztl 2.17 12.11 | 2.06 .2.o3 1.9s11.96 l1'94 l-1-91
43 I 4.O7 tztl z.azl z.ssl z.+tl z.szl zztl z.lol 211 | 2.06 I 2.o2 r.ssli.96 I 1.93 I 1.91
4 t 4,06 s.ztl 2.821 2.ssl z.tzl2.31 | 2.2312.16 1 2.1o12-05 ,t2.o1 1.98 11.95 I 1.92 1 1.90
45 I 4.06 z.ul z.sel z.czl2.31 | z.zzl z.lsl 2.1ol 2.o512-o1 1.971 1.941 1.921 1.89
239
Lampiran 22. Tabel Uji-t
Titik Persenta.se Distribusi t (tif - l -'r0)
f"I--'*I "*T--;;T0.50 o.20 o.10
3.07768 I 6 31375
1 88562 I 2.91999
1.63774 | 2 35336
1 .53321 | 2.13185
i.47588 I 201505
1.43976 I 1 943',t8
1 41492 I 1.89458
1 39682 I 1.85955
1.38303 | 1.83311
1 37218 I t.etz+a
1.36343 | 1.79s88
1 35622 | 1.78223
1 35017 | 1.77A93
134503i !76131
1.34061 I 1 75305
133676I 174588
1 .33338 I l.Zag0l1 33C39 I 1.73406
i 32773 I 1.729i3
1.32534 | 1.724-i2
1.32?19 | 1 72071
0.025
0.050
0.01
0.02
0.00.s
0.010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18.t9
20
21
22
23
24
25
26
27
2A
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39/m
.1 ,00000
0.8't650
o.7M890.74070
0.72569
o_71756
o.71114
0.70639
o_70272
o.69981
0.69745
o.69548N AO?A?
o.69242
o.69120
0.69013
o.68920
o,64836
o.68762
0.ffi6950.58635
0.68581
o.68531
o.68485
O-682143
o.68404
o_68368
o.68335
o_68304
o-68276
o.68249
o-ffi223o-68200
o,68177
o-s156o.68137
0.681 18
o.68r00
o-68083
o.68067
12.70620
4.30265
3,-18245
2.77e45
2.57058
2.44691
2 35462
2.30600
2.26216
222814
2 20099
2.17881
2.1 6037
2.14479
2.1 31 45
2.11991
2,10982
2.10092
"_o93G22.08s96
2.0796i
2.07387
2 06866
2.06390
2,05954
2.05553
2_05183
2.04A41
2.04523
2.0/.227
z.o:ssr2.03693
2.03452
2.03224
2.03011
2.02809
2.02619
2.42439
2.02269
2.O210A
31.82052
6.96456
4,54070
3.74695
3.36493
3.'r4267
2.99795
2.89646
2.82144
2.76377
2,71 808
2.68100?.65031
2.62449
2.6024e
2.58349
2.56693
2.s523E
2.53948
2_5275a, <1 7A(
2,50832
2.49987
2.49216
2-48511
2.47853
2.47266
2.46714
2.46202
2.45726
2.45282
2.44868
2-44479
2.44115
2.43772
2.43149
2.43145
2.42857
2.4258/.
63.65674
9 92484
5.84091
4.60403
4 03214
3.70743
3.49948
? 1q<'to
3.249PA
3.15927
3.1 0581
3_05454
3.01228
2.97384
2,946;1
2.92878
2.8S823
2.37814
2.86093
2.81534
z-5J I S
2.W73A
2-79694
2.78744
2-77871
2.77068
2.76326
2.75639
2_75000
2_7440{
2.738/.8
2.7332A
2.72839
2.72381
2.71948
2.71541
2.71156
2_70791
318 30884
22.32i 12
10.21453
5.89343
5.ZUroJ
4.78529
4 50079
4 29681
4.14370
4.O247C
3.92963
a t<51qq
3.78739
J iJZOJ
3,68615
3.64577
3,61048
3.57940
3.55181
3.5271 5
3 504E9
3.48496
3.46678
3.450'19
3.43500
3.42103
3.40816
3.39624
3.38518
a.iz+go
3,36531
3-35634
3.34793
3,34005
3.33262
3.32563
3.31903
3.31279
1 32124 I .1 .?1714
1.31946 | 1.71387
1 31784 I 1.71088
1.31635 | 1.70814
131497 | 170562
1.31370 I 1.70329
1-31253 I 1.701 13
1.31143 I 1.69913
1.31M2 I 1.69726
1,30946 I 1.69552
1.30857 | 1.69389
1.NT74 | 1.69236
1.3069s I 1.69092
1.30621 I 1.64957
1_3o5sl I 1.68830
1.3048s I 1.68709
1.30423 '
1.68595
1.30364 | 1.6e488
1 .30308 I 1.68385 42326 2. J
244
Fitik F-e r.scrrtase Distribusi t idl'- ,ll - B0)
t\-";f-;;l o 10l-\i *,' I- ,""r l-;il].*T0.10
0.025
0.050 0.o2
41
42/Lj
44
45
46
47
1[8
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
r175
76
77
78
79
0.20
o 680s2 I 1.30254
0.680_18 l. 1.3OZO4
0.68024 I 1 .30155
0.68011 I 1.30109
o 67998 I 1_30065
0.67986 ) t.lOOZl
0.67975 | 1.299E2
o-s7964 I 1.29944
0.67953 | r.29307
0.67943 I 1.29871
o 67933 I 1.29837
0.67924 I 1.29805
o.679.1s I 1.29773
o 67906 | 1.29743
0.67898 I 1.29713
o.6789C | 1.29685
0.67882 I 1.296s8
o 67874 I 1.29632
c 6z867 I 1.29607
0.67860 I 1.29582
0_67853 I 1.2955E
0.67847 I 1 .2s536
0.67840 I 1 .29513
0.67834 | 1.29492
0.67828 I 't.Zgtt'.t
0.67823 I 1.29451
0_67817 I 1.29432
0.67811 | 1.29413
0.67806 I 1.29394
0.67801 I 1-29376
0.67796 I 1-29359
0-67791 | 1.293/.2
o.677a7 I 1.29326
0.677A2 I 1.29310
o.6777E | 1.29294
0.67773 I 1.29279
0.67769 | 1.29264
o.6776s I 1.29250
0.67761 I 1.29236
0.67757 I 1.29222
'1.68288
1.68195
1.68107
1.68023'1.57943
1.67866
1.67793
1.67722
1.67655
1.67591
1.67528
1.67469
1.67412
1.67356
1.67303
1.67252
1.67203
1 .67155
1.67109
1-67065
1.67C22
1.66S80
1.S940
1.66901
1.ffi8641.66827
1.66792't.66757
1.ffi724
1-66691
1.66660
1.66629
1.66600
1.66571
1.66543
1.66515
1.66488
1.ffi462
1.6A€71.&12
2.01954
2.01808
2.01669
2.01537
2.0 1410
2.41290
?_01174
2.01C63
2.00958
2.00856
2.00758
2.00665
2.00575
2,00488
2.0c40.4
2_00324
2.OO247
2.00172
2.OA100
2.00030
1.99962
1_99897
'1.9-0834
1.99773
1_99714
1,99656
1.99601
1-99547'1.99495
1,99444
1 -99394
1.99346
1-99300
1.99254
1.99210
1.99167
1.99125
,.99085
1.9904s
1
242080
2.41847
2.41625
2.414i32.4',t212
2.41019
2.40835
2.40658
2.210489
2.40327
2.40172
2.40022
2.39879
2_3974',1
2.39608
2.39480
2,39357
2.39238
2.39123
2.390't2
2.38905
2.38801
2.3a701
2.38604
2.38510
2.38419
2.38330
2.*2452.31612.38081
2.38002
2.37926
2.37852
2.377AO
2.37710
2.37642
2.37576
2.37511
2.37448
2.37387
0-010 0_002
2 70118 I 3.30127
2.59807 I 3.29595
2_69510 I 3 29089
2.69228 I 3.28607
2 68959 I 328148
2.68701 I 3.27710
2,68456 I 3 27291
2.6822C I 3.26891
267995 I 326508
2.67779 I 3 26141
267572 I 3 25789
2.67373 I 3.25451
2.67182 i 3.25127
2 66998 I l.ZqetS
2.ffi487 I 3.23948
2 66329 I 3.23680
2.ffiOza I 3.23171
2.65886 i 3.22930
2.65748 i 3 22696
2.6561s I 3.22471
2.65485 I 3.22253
2.65360 I 3.22041
2.65239 I 3.2-1837
2.65122 I 3.21639
2.6s008 I t.ztc4a2.64898 I 3.21260
2.€4790 I 3.21079
2.64686 I 3.20903
2.64585 I 3.20733
2.64487 I 3-20567
2.64391 I 3.20406
2.64298 I 3.20249
2.6/.208 I 3.20096
2.64120 I 3.19948
2.il034 I 3:t98042.63950 I 3.13663
3.19526
PEMERINTAH KABUPATEN BOGORDINAS PENDIDIKAN
SMA NEGEru t PARUNGJl. Waru Jaya No.I 7 Parung Kabupaten Bogor 16330 Telp/Fax. (025 I ) 8541063
241
SURAT KETERANGANNomor :423.41526 - SMA.07l20l3
Kepala SMA Negeri I Parung Kabupaten Bogor, Menerangkan bahwa :
Nama : Anita Sumaryant
NIM : 109016200023
Tingkat / Semester : IX (Sembilan)
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, FITK UIN Jakarta
Program Studi : Pendidikan Kimia
Bahwa narna iersebut di atas telah melaksanakan Penelitian di SMA Negeri 1 Parung
Judul Skripsi
Dari Tanggal
: "Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap
Pemahaman Konsep siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia "
: 13 Nopember s-d 29 Nopember2013
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
MBA,MM
NIP. 19550823 1 981 01 1 002
mber