pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep...
TRANSCRIPT
Pengaruh Media Film Animasi terhadap
Pemahaman Konsep Siswa
(Kuasi Eksperimen di SMA N 2 Cibinong)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ana Gustinawati
NIM: 108016100039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Ana Gustinawati., 108016100039. Pengaruh Media Film Animasi terhadap
Pemahaman Konsep Siswa (Kuasi Eksperimen di SMA N 2 Cibinong). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media film animasi
terhadap pemahaman konsep siswa. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2
Cibinong. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan
rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian
yang pertama berjumlah 32 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan
media belajar film animasi. Sampel yang kedua berjumlah 30 siswa untuk kelas
kontrol dengan menggunakan media belajar power point. Analisis data kedua
kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung 2,57 dan ttabel 2,00, pada taraf
signifikan 5% maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa.
Kata kunci: Media Film Animasi, Pemahaman Konsep Mekanisme Sistem
Pertahanan Tubuh
ii
ABSTRACT
Ana Gustinawati., 108016100039. The Influence of an Animation Film Media
Toward the Students’ Understanding of Concepts (Quasi Experiment in SMA N
2 Cibinong). BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of
Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The research is aimed to know the influence of an animation film media
toward the students’ understanding of concepts. This research was conducted at
SMA N 2 Cibinong. The research method was quasy experimental with Pretest-
Protest Control Group Design as the research design. Sampling was taken with
Purposive Sampling technique. The research sample were 32 students for
experiment class by using animation film media and 30 students for control class
by using power point media. The result of the processing data taken from both
group are 2.57 for ttest and 2.00 for ttable at 5% significance level. Therefore, ttest
> ttable. This shows that there is influence of an animation film media toward the
students’ understanding of concepts.
Keywords: Animated Film Media, Understanding the Concept
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW, pembawa kebenaran.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akdemis
untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh Media
Film Animasi terhadapPemahaman Konsep Siswa”.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan,
do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahannya dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si, M.A., Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam penulisan
skripsi ini.
5. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu mencurahkan kasih sayangnya,
memanjatkan do’a yang tiada henti serta memberi semangat kepada peneliti.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan untuk mereka.
6. Drs. Hidayat, MM., Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Cibinong, yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan
memberikan bantuannya selama penelitian.
7. Ibu Yanti, S.Pd., Guru bidang studi Biologi SMA Negeri 2 Cibinong, yang
telah memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti selama melakukan
penelitian.
iv
8. Kakak dan Adikku tersayang (Sella Nurmaya Sari, Fajar Faqihuddin,
Muhammad Jauhari, Muhammad Taufiqurrohman) yang sabar menuntun dan
memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas do’a dan
dukungannya.
9. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memotivasi
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Endang, Lidya, Yuli, Tika, Liah, Fitri, Rizal, Ruhyat, Iqbal, Lala terimakasih
atas semangat dan dukungannya.
11. Rekan-rekan mahasiswa KAHFI, Maro, ka Yani, Lusi, Lita, Iin, Arifin,
Hendra, ka Heru, ka Umam. Terimakasih atas semangat dan dukungannya.
12. Sahabat-sahabat kosan, teh Sofi, teh Epi, Gita, Rahma. Terimkasih atas
semangat dan dukungannya.
13. Sahabat-sahabat terbaik, Nini, Nurma, dan Lulu terima kasih untuk do’a dan
semangatnya selama ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari keterbatasan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amin.
Jakarta, Januari 2014
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ Viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................
C. Pembatasan Masalah ........................................................
4
4
D. Rumusan Masalah ............................................................. 5
E. Tujuan dan Manfat Penelitian ........................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik .............................................................
1) Media Pembelajaran ...................................................
a. Pengertian Media ................................................
b. Fungsi dan Manfaat Media .................................
c. Jenis dan Klasifikasi Media ................................
d. Pemilihan Media .................................................
2) Film Animasi .............................................................
3) Pemahaman Konsep ...................................................
6
6
8
10
12
14
17
22
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................... 28
C. Kerangka Berpikir ............................................................. 31
D. Hipotesis Penelitian ........................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 33
vi
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................... 33
C. Populasi dan Sampel ......................................................... 34
D. Variabel Penelitian ……... ................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................
34
34
F. Instrumen Penelitian …… ................................................
G. Kontrol terhadap Validitas Internal ...................................
H. Teknik Analisis Data .........................................................
35
43
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .....
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...
3. Hasil Normal Gain Kelompok Eksperimen dan
Kontrol ....................................................................
52
52
53
55
55
B. Analisis Data .....................................................................
1. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................
2. Hasil Observasi ..........................................................
3. Hasil Angket ..............................................................
C. Pembahasan .......................................................................
56
56
59
60
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 68
B. Saran .................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................
69
72
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Media .....................................................................
Tabel 2.2 Karakteristik Media Film..........................................................
13
18
Tabel 2.3 Karakteristik Media Animasi.................................................... 20
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest Posttest Control Group Design ...... 33
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data........................................................
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ......................................
34
36
Tabel 3.4 Indikator Lembar Observasi Guru ...........................................
Tabel 3.5 Indikator Angket Siswa …........................................................
Tabel 4.1 Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....................
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest......................................................
Tabel 4.3 Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ..................
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Posttest.....................................................
Tabel 4.5 Hasil Uji Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol....
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest ......................................
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest ...................................
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest Posttest..........................................
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kelompok Eksperimen & Kontrol..................
Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Angket Siswa Keseluruhan......................
Tabel 4.11 Hasil Persentase Frekuensi Angket Siswa Keseluruhan.........
37
41
52
53
53
54
55
56
57
58
59
60
62
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Soal ......................................................
Lampiran 2 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ...........................................
Lampiran 3 Lembar Observasi Guru ........................................................
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Angket ...................................................
Lampiran 5 Perhitungan Data Pretest ......................................................
Lampiran 6 Perhitungan Data Posttest .....................................................
Lampiran 7 Perhitungan Uji Normalitas ..................................................
Lampiran 8 Perhitungan Uji Homogenitas ..............................................
Lampiran 9 Perhitungan Uji Hipotesis ....................................................
Lampiran 10 Perhitungan Uji Normal Gain..............................................
Lampiran 11 Perhitungan Hasil Observasi ...............................................
Lampiran 12 Perhitungan Hasil Angket ...................................................
Lampiran 13 RPP Kelompok Eksperimen ...............................................
Lampiran 14 RPP Kelompok Kontrol ......................................................
Lampiran 15 LKS Pertemuan Pertama .....................................................
Lampiran 16 LKS Pertemuan Kedua .......................................................
65
100
106
114
120
128
136
144
146
150
152
160
165
182
198
202
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi muncul sejak lama, karena adanya kebutuhan dari manusia.
Manusia membuat suatu produk atau alat yang dapat digunakan untuk
mengefisienkan dan memudahkan pekerjaan mereka.1 Seiring berkembangnya
peradaban manusia, teknologipun ikut berkembang. Perkembangan teknologi ini
berdampak pada bermunculannya berbagai jenis kegiatan berbasis teknologi,
termasuk dalam dunia pendidikan yang salah satunya adalah media pembelajaran
sebagai alat bantu tercapainya tujuan pendidikan.
Pendidikan tentu saja merupakan salah satu faktor penentu berkembang atau
tidaknya suatu negara. Saat ini, kualitas pendidikan indonesia masih sangat
rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil survei yang diadakan oleh The Political and
Economic Risk Consultancy bahwa kualitas pendidikan Indonesia sangat rendah
dibandingkan negar-negara lain di Asia, bahkan lebih rendah dari Vietnam. Hal
itu ditunjang oleh data yang dikeluarkan oleh indeks pengembangan sumber daya
manusia (Human development index) bahwa pendidikan Indonesia menempati
urutan ke-111 dari 175 negara yang terukur.2
Disinilah peran media pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi
diperlukan. Media pembelajaran digunakan agar proses belajar mengajar menjadi
lebih berkesan dan bermakna sehingga membantu tercapainya sasaran dan tujuan
pendidikan.
Untuk mengembangkan suatu proses pendidikan, diperlukan strategi
perencanaan pembangunan pendidikan yang tepat, sehingga mampu bersaing
dengan negara-negara lain. Mengingat bahwa pendidikan itu sendiri adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.3
1
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 2, h. 50. 2Ibid., h. 92.
3Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. 8, h. 3.
1
2
Disinilah guru sebagai fasilitator di dalam kelas, dihadapkan pada persoalan
tentang bagaimana cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar
materi tersebut dengan mudah dapat diterima dan dipahami oleh siswa. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran adalah cara penyampaian materi dan pemilihan media pembelajaran
yang tepat. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
cukup tentang media pembelajaran.
Belajar itu sendiri adalah berubahnya tingkah laku seseorang, yang
disebabkan karena adanya interaksi seseorang tersebut dengan lingkungannya.4
Dalam hal ini, lingkungan tersebut antara lain terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pembelajaran dan berbagai
sumber belajar dan fasilitas. Lingkungan tersebut berpengaruh pada motivasi
belajar siswa. Pemberian motivasi merupakan hal yang penting, sebab adanya
motivasi yang kuat menunjukkan adanya minat untuk mencapai tujuan belajar.
Mata pelajaran biologi merupakan bagian dari bidang sains yang menuntut
kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi. Namun, kebanyakan
siswa cenderung hanya menghafal daripada memahami. Padahal pemahaman awal
siswa merupakan modal dasar bagi penguasaan materi selanjutnya.5 Hal tersebut
disebabkan karena kurangnya minat siswa pada saat melakukan proses
pembelajaran. Media yang kurang menarik menyebabkan siswa cepat bosan dan
jenuh, maka dari itu penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi
pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan tercapai
atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu
mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali
terabaikan oleh berbagai hambatan, termasuk terbatasnya pengetahuan guru dalam
memanfaatkan berbagai sumber media yang ada.
4A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 1.
5Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h.67.
3
Salah satu media pembelajaran berbasis teknologi yang sedang berkembang
saat ini adalah media audio visual. Media audio visual adalah suatu alat
penyampai informasi yang terdiri dari audio/suara dan visual/gambar.
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret,
baik dalam konsep maupun fakta. Pada berbagai jenjang pendidikan, terdapat
konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh pembelajar
karena itu, media pembelajaran memiliki andil dalam meningkatkan pengalaman
belajar ke arah yang lebih konkret sehingga siswa dapat lebih terbantu untuk
memahami materi pembelajaran yang sifatnya abstrak tersebut. Maka dari itu
diperlukan kreativitas guru untuk menyajikan media pembelajaran yang tepat.
Salah satu jenis media audio visual yang dapat dimanfaatkan adalah film
animasi. Film merupakan alat komunikasi yang sangat membantu proses
pembelajaran efektif, karena apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga,
akan lebih cepat dan mudah diingat dari pada apa yang hanya dibaca saja atau
didengar saja.6 Penggunaan film dalam dunia pendidikan dirasa sangat penting,
karena melalui film proses pembelajaran akan berlangsung lebih jelas dan
menyenangkan karena mampu menarik minat siswa serta dapat mempersuasif
siswa terhadap materi yang bersangkutan.7
Sejalan dengan hal tersebut, film
animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam
materi ajar dikarenakan film animasi mampu menyediakan tampilan-tampilan
visual yang lebih kuat dari berbagai fenomena dan informasi-informasi abstrak
yang sangat berperan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.8
Artinya, belajar dengan melibatkan dua indra sekaligus, dalam hal ini indra
penglihatan dan indera pendengaran akan memberikan keuntungan yang lebih
optimal jika hanya dibandingkan dengan satu jenis indera saja.
6Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), Cet. 1, h. 116. 7Muslih Aris Handayani, Studi Peran Film dalam Dunia Pendidikan, INSANIA, Vol. 11,
2006, h. 176-186,
(http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/download/144/141). 8Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2012, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
4
Konsep sistem pertahanan tubuh ditinjau dari struktur dan fungsi sulit
dipahami oleh siswa, karena didalamnya terkandung konsep yang sifatnya abstrak
dan sulit dijelaskan. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa siswa memerlukan
bantuan media yang dapat mengantarkan konsep abstrak tadi menjadi terlihat
lebih konkret. Konsep sistem pertahanan tubuh yang disampaikan dengan media
film animasi diharapkan dapat mengantarkan konsep tersebut menjadi konsep
yang lebih konkret sehingga siswa terbantu dalam hal pemahaman.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik
mengadakan penelitian yang berjudul “pengaruh media film animasi terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh”.
B. Identifikasi Masalah
1. Guru yang belum maksimal menjalankan fungsinya sebagai fasilitator
dikelas.
2. Pemahaman konsep siswa yang masih rendah.
3. Kurangnya minat belajar siswa yang disebabkan media kurang menarik.
4. Konsep sistem pertahanan tubuh merupakan konsep yang bersifat
abstrak.
C. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian ini dibatasi pada:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong Bogor
semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
2. Konsep biologi sangat luas cakupannya maka penelitian ini dibatasi pada
konsep “sistem pertahanan tubuh”.
3. Media pembelajaran sedang mengalami perkembangan yang pesat maka
penelitian ini dibatasi pada penggunaan media audiovisual berupa film
animasi.
4. Materi biologi membutuhkan pemahaman tingkat tinggi, maka dari itu
penilaian konsep penelitian dilakukan berdasarkan tingkat pemahaman.
5
D. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah ”bagaimanakah pengaruh
media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem
pertahanan tubuh?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media film animasi
terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep mekanisme pertahanan tubuh
pada kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong Bogor. Adapun manfaat penelitian ini
adalah:
1. Bagi Peneliti
a. Bertambahnya wawasan tentang pengaruh media film animasi bagi
pemahaman siswa
b. Hasil penelitian maupun beberapa keterbatasan yang dihadapi dapat
dijadikan salah satu rujukan untuk pengembangan media
pembelajaran lebih lanjut.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam
pengembangan media pembelajaran sains di SMA
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran mengenai pengembangan media pembelajaran sebagai
wahana pendidikan siswa SMA
c. Sebagai bahan pertimbangan sebagai pendekatan media pembelajaran
IPA yang dapat mempermudah siswa memahami materi pembelajaran
sehingga pemahaman konsep yang dipahami dapat lebih kuat.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Media Pembelajaran
Piaget dalam Dimyati berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh
individu yang berinteraksi terus menerus dengan lingkungan yang senantiasa
berubah, sehingga dari interaksi tersebut individu yang bersangkutan mengalami
fungsi intelek yang makin berkembang.1
Dari interaksi-interaksi antara
pengalaman baru dengan pengalaman yang sudah ada sebelumnya diharapkan
menghasilkan suatu perubahan-perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar atau pemerolehan pengetahuan
adalah proses berkembangnya fungsi intelek dan perubahan pada sikap individu
yang didapatkan karena adanya suatu interaksi antara pengalaman lama dengan
pengalaman baru dalam suatu lingkungan tertentu.
Pemerolehan pengetahuan dan informasi seseorang akan diterima melalui
alat indera. Dale, dalam Daryanto mengemukakan bahwa sekitar 82% daya serap
seseorang diperoleh melalui indera penglihatan, 11% melalui indera pendengaran,
dan 7% melalui indera lain di sekitarnya.2
Hal diatas mengindikasikan bahwa, kebanyakan individu memiliki daya
serap paling dominan atas alat indera visual yaitu mata, disusul dengan alat indera
pendengaran dan selanjutnya alat indera yang lain. Meskipun jika suatu proses
belajar hanya melibatkan penggunaan alat indera penglihatan saja yang sudah
mencapai 82% daya serap suatu individu, namun suatu proses belajar yang
melibatkan lebih dari satu keterlibatan alat indera tentunya akan memberikan hasil
yang lebih menguntungkan karena bisa jadi daya serap individu tersebut dapat
mencapai 90% atau lebih. Sehingga, guru sebagai salah satu pengatur lingkungan
1Dimyati dan Mudiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet. 4,
h. 13. 2Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012),
Cet. 2, h. 14.
6 6
7
siswa dikelas harus berupaya untuk menampilkan stimulus yang dapat diproses
dengan berbagai indera.
Dalam usaha memanfaatkan media, Dale dalam Sadiman
mengklasifikasikan pengalaman menurut tingkat yang paling konkret ke tingkat
yang paling abstrak, yang dikenal dengan kerucut pengalaman Edgar Dale.3
Gambar 2.1 : kerucut pengalaman Edgar Dale
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa kerucut pengalaman
tersebut bukanlah disusun berdasarkan tingkat kesulitan, melainkan berdasarkan
tingkat keabstrakan atau jumlah alat indera yang terlibat pada saat proses
penerimaan pesan. Pengalaman langsung pada tingkat paling bawah akan
memberikan kesan paling utuh dan konkret, karena melibatkan indera
penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba sekaligus. Sedangkan
lambang kata pada tingkat paling atas, memiliki tingkat keabstrakan paling tinggi
karena alat indera yang terlibat untuk menafsirkan lambang kata tersebut semakin
terbatas, yakni indera penglihatan atau pendengaran saja.
3
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet. 4, h. 8.
8
Dengan kata lain, semakin atas ke puncak kerucut maka semakin abstrak
media penyampai pesan tersebut. Namun urutan kerucut pengalaman Dale ini
bukan berarti proses belajar harus dimulai dari pengalam langsung (konkret) atau
lambang kata (abstrak) terlebih dahulu, melainkan dimulai dengan jenis yang
paling dibutuhkan dan paling sesuai dengan situasi belajar yang bersangkutan.
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar” atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.4 Kata tengah berarti berada diantara dua
sisi dan bisa juga disebut sebagai penghubung atau suatu jembatan yakni
suatu hal yang dapat menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari sisi
ke sisi lainnya.
Secara khusus, Briggs dalam indriana menyatakan bahwa, media dalam
proses belajar cenderung pada alat-alat fisik yang dapat menyampaikan
materi pelajaran untuk menstimulus daya pikir siswa agar ikut berpartisipasi
melakukan proses pembelajaran.5 Media tersebut berarti merupakan alat-alat
grafis, photogafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, atau
menyususun kembali informasi visual atau verbal yang didalamnya
mengandung materi pelajaran yang akan disampaikan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan media pembelajaran
adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan oleh pendidik
untuk memudahkan informasi dan pesan (materi pelajaran) tersampaikan
dengan baik ke peserta didik, sehingga peserta didik merasa terbantu dan
terstimulus untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien.
4
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet. 5, h.
65. 5Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang, dan
Mempraktikkannya, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h.14.
9
Bagan komunikasi ditambah dengan unsur media, dapat dilihat pada
gambar dibawah:6
Gambar 2.1: proses komunikasi dengan media
Dalam bagan konteks komunikasi diatas, berarti media berfungsi
sebagai alat untuk membantu guru dalam menyampaikan pesan kepada murid
yang bersangkutan, sehingga pesan tersebut dapat diterima dengan baik dan
sempurna. Guru sebagai pengirim pesan menuangkan ide berupa simbol-
simbol tertentu yang berisi materi pembelajaran, yang selanjutnya siswa
diharapkan dapat menafsirkan simbol tersebut sebagai materi pembelajaran
yang memang hendak disampaikan.
Beberapa pakar membuat batasan-batasan tertentu tentang media,
diantaranya dikemukakan oleh Association of Education and Communication
Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT, media adalah segala bentuk
dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.7
Sedangkan National Education Association (NEA) membatasi bahwa media
merupakan segala bentuk komunikasi, baik cetak maupun audiovisual beserta
peralatannya.
Secara umum, media pengajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ciri fiksatif; Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media dalam
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau objek. Dengan cara ini, media memungkinan merekam
suatu kejadian atau objek pada suatu kejadian tertentu ditanportasikan
tanpa mengenal waktu.
6Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2008), Cet. 4, h. 206. 7
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 2, h. 121.
Pengirim
Pesan
Penerima
Pesan
Pesan Media
10
2. Ciri manipulatif; Ciri manipulatif memungkinkan adanya suatu proses
transformasi kejadian atau objek. Misalnya adalah suatu kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat dijadikan hanya beberapa menit saja
kepada siswa.
3. Ciri distributif; ciri distributif memungkinkan suatu kejadian atau objek
didistribusikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
didistribusikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman
yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.8
b. Fungsi dan Manfaat Media
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentu
saja berdampak baik bagi siswa, karena dapat membangkitkan minat dan
memberikan stimulus lebih pada kegiatan belajar. Selain itu, bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, dan metode mengajar menjadi lebih
bervariasi.
Belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks
dan tidak terlihat. Maka dari itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-
hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan
dan kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara.
Media harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan
memberikan kebutuhan perorangan siswa mengingat banyak sekali fungsi dan
manfaat media pembelajaran. Diantaranya, manfaat media menurut Nana
adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar., (2) bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami maknanya oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik., (3) metode
mengajar akan lebih bervariasi dan; (4) siswa lebih banyak melakukan
8Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. 2, h. 12.
11
kegiatan belajar, sebab tidak hanya menguraikan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll.9
Selain mengenai fungsi, banyak juga pakar yang menjabarkan manfaat
media. Diantaranya sebagai berikut:
1. Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Berbagai konsep abstrak
dan sulit dijelaskan kepada siswa, dapat disederhanakan melalui media.
2. Menghadirkan berbagai objek yang berbahaya dan sukar didapat ke dalam
lingkungan. Objek tersebut dapat digantikan dengan alat peraga dan
media belajar lain.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Manfaat lain yang didapatkan dari media adalah media dapat
menyajikan pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis., mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera., mengatasi sikap pasif anak
didik,. dan meminimalisir perbedaan pengalaman pada anak didik.10
Selain itu, Kemp dan Dayton dalam Hamzah mengemukakan bahwa
media pembelajaran dapat memberikan kontribusi lain dalam proses belajar
mengajar.11
Kontribusi tersebut, diantarnya yaitu penyampaian pesan dapat
lebih terstandar, pembelajaran menjadi lebih menarik, dan interaktif, waktu
pelaksanaan pembelajaran bisa diperpendek, kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan, proses pembelajaran dapat dilakukan kapanpun, dan
dimanapun, meningkatkan sikap positif siswwa terhadap materi pelajaran,
dan peran guru mengalami perubahan kearah positif.
Dari berbagai uraian yang dikemukakan oleh ahli diatas, disimpulkan
beberapa fungsi dan manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar, yaitu media dapat memperjelas pesan yang
disampaikan baik pesan konkret maupun abstrak karena teratasinya
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera sehingga media mampu
9
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2011), Cet. 10, h. 2. 10
Sadiman, dkk., op. cit., h. 17. 11
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, op. cit., h. 124.
12
membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa serta memberikan
kesamaan pengalaman belajar antar siswa yang bersangkutan.
c. Jenis dan Klasifikasi Media
Jenis dan klasifikasi media sangat banyak ragamnya dan dapat dilihat
dari berbagai sudut. Namun, secara umum media pengajaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Mengutamakan kegiatan membaca simbol visual.
2. Bersifat audio visual, proyeksi, nonproyeksi, dan berbentuk tiga dimensi.
3. Menggunakan teknik atau mesin.
4. Merupakan kumpulan benda-benda atau bahan-bahan.
5. Merupakan contoh dari kelakuan guru.12
Media berdasarkan perkembangan teknologi, dikelompokan menjadi
empat, yakni (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-
visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer (4) media hasil
gabungan media cetak dan komputer. Teknologi cetak adalah cara untuk
menghasilkan atau menyampaikan materi. Teknologi audio-visual cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin
audio dan visual-visual pengajaran melalui audio-visual jelas pelajar, seperti
mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar.
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang bebasis
micro-prosessor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi
berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah
karena informasi/ materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk
cetakan atau visual. Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk
media yang dikendalikan oleh komputer.13
Media dilihat dari daya liputnya,
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu pertama media dengan daya liput luas/ serentak.
12
Indriana, op. cit., h. 54. 13
A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1,
h. 29.
13
Media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau
jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama, misal radio dan
televisi. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang adan
tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat
yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan
ruang tertutup dan gelap.14
Pengelompokkan media juga dikemukakan oleh Anderson dalam
Sanjaya, yaitu sebagai berikut:15
Tabel 2.1 Klasifikasi Media
Kelompok Media Media Intruksional
Audio Pita audio, piringan audio, radio
Cetak Buku teks terprogram, buku pegangan,
buku tugas
Audio-cetak Buku latihan dilengkapi kaset, gambar/
poster
Proyeksi visual diam Film bingkai (slide), film rangkai
(berisi pesan verbal)
Proyeksi visual diam dengan audio Film bingkai (slide) bersuara, film
rangkai suara
Visual gerak Film bisu dengan judul
Visual gerak dengan audio Film suara, video
Benda Benda nyata, model tiruan
Komputer Media berbasis komputer
Media audio merupakan alat perantara yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio dalam pembelajaran
berarti berupa suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Media ini bisa berupa pita audio, piringan audio, radio.
14
Fathurrohman dan Sutikno, op. cit., h. 68. 15
Sanjaya, op. cit., h. 213.
14
Media cetak merupakan media dengan teknologi paling tua dalam
pembelajaran, karena proses pembuatannya yang bekerja atas dasar prinsip
mekanis. Media cetak dalam pembelajaran berarti berupa alat perantara
penyampai pesan dalam bentuk salinan cetak, seperti buku teks terprogram,
buku pegangan, buku tugas, grafik dan foto.
Media audio-cetak merupakan alat perantara yang memiliki dua ciri
sekaligus, yaitu berupa audio/ suara. Media audio-cetak dalam pembelajaran
berarti alat perantara penyampai materi yang mengandung suara dan salinan
cetak. Contoh media ini bisa berupa buku latihan yang dilengkapi dengan
kaset.
Berdasarkan pemahaman dari banyaknya pengkategorian diatas,
klasifikasi tersebut dimaksudkan untuk membuat guru lebih mudah memilih
dan menemukan media yang paling sesuai dengan kebutuhan dari tujuan
pembelajaran agar media yang akan digunakan dapat tepat guna.
d. Pemilihan Media
Ketepatan pemilihan media tentu saja sangat penting karena setiap
media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan
media yang sesuai akan berdampak positif terhadap proses belajar mengajar,
tapi jika media yang dipilih adalah media yang tidak sesuai, bisa jadi media
tersebut malah menjadi penghalang terjadinya proses belajar mengajar.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan
prioritas pengadaan media pembelajaran diantaranya adalah adanya
relevansi pengadaan media pendidikan edukatif, adanya kelayakan
pengadaan media, dan adanya kemudahan dalam pengadaan media yang
bersangkutan.16
Berdasarkan ketiga faktor diatas, maka dalam memberikan prioritas
pengadaan media pendidikan perlu diadakan pengukuran untuk ketiga faktor
tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah.
16
Harjanto, Perencanaan Pengajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 238.
15
Selain faktor diatas disebutkan dalam Hamalik, ada dua pendekatan
yang bisa dilakukan dalam usaha memilih media, yakni:
1. Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat
dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan,
khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan
secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.17
Sudirman dalam Djamarah mengemukakan beberapa prinsip
pemilihan media. Prinsip tersebut dibagi menjadi 3 kategori, sebagai
berikut:
1. Tujuan pemilihan. Media yang dipilih, harus jelas tujuannya. Apakah
digunakan untuk sasaran TK, SD, SMP atau SMA. Apakah digunakan
untuk pembelajaran atau digunakan untuk informasi yang sifatnya
umum saja.
2. Karakteristik media pengajaran. Setiap media memiliki karakteristik
tertentu. Dengan mengenal karakteristik media pengajaran, akan
memudahkan guru melihat mana yang lebih sesuai untuk digunakan.
Disamping itu, pengenalan karakteristik akan memungkinkan guru
menggunakan media pengajaran secara bervariasi.
3. Alternatif pilihan. Setelah dilihat tujuan dan karakteristiknya, jika
ternyata media yang memungkinkan terdiri dari banyak pilihan, maka
guru bisa memilih dengan membandingkan mana media yang paling
memberikan keuntungan.18
Selain prinsip di atas, ada pula beberapa faktor lain yang menentukan
tepat atau tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran. Faktor-faktor
tersebut adalah:
17
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. 5, h. 202. 18
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), Cet. 4, h. 126.
16
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; hal itu berarti media
pengajaran dipilih atas suatu tujuan instruksional yang telah
ditetapkan
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran;
3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan
mudah diperoleh atau setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu
mengajar.
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; pada poin ini, nilai dan
manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak
penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa
dengan lingkungannya.
5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya;
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.19
Ada juga prinsip yang menggunakan pola, yang dirumuskan dalam
satu kata yaitu ACTION, yang merupakan akronim dari acces, cost,
technology, interactivity, organization, dan novelty.20
Access menjadi
pertimbangan pertama dalam pemilihan media, yaitu apakah media tersebut
tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan. Cost, mahalnya biaya harus
dihitung dengan aspek manfaatnya. Technology, dalam hal ini kita
mempertimbangkan apakah media tersebut tersedia, dan mudah digunakan.
Interactivity, yaitu dapat menimbulkan interaksi dua arah atau tidak,
walaupun perlu juga kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang
bersangkutan. Organization, adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah
kepala sekolah mendukung atau tidak. Novelty, yaitu kebaruan media yang
dipilih. Media yang lebih baru biasanya akan lebih baik dan menarik bagi
siswa.
Prinsip-prinsip pemilihan media diatas dimaksudkan agar media
pembelajaran yang digunakan dapat sesuai sasaran sehingga benar
membantu proses belajar dan mengajar dikelas, mengingat bahwa setiap
19
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., h. 4. 20
Sanjaya, op. cit., h. 224.
17
media memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Walaupun
terdiri dari banyak prinsip, diharapkan guru dapat membandingkan dan
bijak dalam menentukan media yang akan digunakan. Sehingga, guru dapat
memperkecil celah kelemahan dari media yang bersangkutan.
2. Film Animasi
Film merupakan serangkaian gambar-gambar didalam frame. Setiap frame
diluncurkan dengan cepat dan bergantian sehingga seolah-oleh terlihat hidup dan
bergerak dan memberikan visualisasi yang kontinue.21
Film merupakan media
yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar,
mengingat bahwa film mengandung suara dan gambar sekaligus.
Film animasi berasal dari dua disiplin ilmu. Film berakar pada dunia
fotografi dan animasi berakar pada dunia gambar.22
Chabib & Wahyu menyatakan
bahwa, film digunakan untuk mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan, dan
kenyataan. Dalam hal ini berarti film digunakan untuk mengkomunikasikan atau
menyampaikan materi pelajaran.
Ide awal pembuatan film adalah ketika serangkaian gambar diam berurutan,
diletakan rapat-rapat dan ditunjukkan berganti-ganti dengan kecepatan tinggi
maka orang yang melihatnya akan merasa bahwa film itu bergerak dan hidup.
Saat ini, teknologi perkembangan sudah sangat pesat dan serba digital sehingga
memudahkan praktisi pendidikan untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam
pembuatan media film untuk pembelajaran.
Film pembelajaran itu sendiri merupakan perpaduan antara pemaparan
imajinatif, faktual dan teknis.23
Dikatakan imajinatif karena pembuatan film
memerlukan daya khayal. Dikatakan faktual karena imajinasi tersebut berisi
informasi-informasi materi pelajaan yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Dan dikatakan teknis karena pembuatan film harus berdasarkan karakteristik
peserta didik dan kompetensi dasar yang harus dicapai.
21
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op. cit., h. 64. 22
Chabib Syafrudin & Wahyu Pujiyono, Pembuatan Film Animasi Pendek “Dahsyatnya
Sedekah” Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D Hybrid Animation dengan Pemanfaatan
Graphic, Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol. 1, 2013, 387-398.
(http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/view/1783). 23
Daryanto, op. cit., h. 85.
18
Media film sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu dan memberi
stimulant pada daya apresiasi anak didik. Kisah-kisah yang ditampilkan melalui
film dapat membantu anak memahami dan merespon kehidupan sekitarnya.24
Media film disajikan sebagai media pengajaran untuk mengambil pesan dari alur
cerita sesuai dengan tema dan subjek pelajaran yang diajarkan, sehingga anak
didik akan mudah memahami dan mengambil pelajaran dari film yang ditonton.
Manfaat dan karakteristik lain, menurut Munadhi dapat dilihat di tabel
berikut:25
Tabel 2.2 Karakteristik Media Film
Kelebihan Kelemahan
Mengatasi keterbatasan jarak dan
waktu;
Film dapat diulangi bila perlu,
untuk menambah kejelasan;
Pesan yang disampaikan cepat dan
mudah diterima;
Mengembangkan imajinasi peserta
didik;
Memperjelas hal-hal yang abstrak
dan menggambarkan gambaran
yang lebih realistis;
Menumbuhkan minat dan motivasi
belajar;
Terlalu menekankan pentingnya
materi ketimbang proses
pengembangan materi;
Penggunaan film dianggap
menggunakan biaya yang tinggi;
Kemampuan media film dalam mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
maksudnya adalah film mampu mendatangkan suatu peristiwa yang terjadi di
lokasi yang jauh atau berbeda dari lokasi yang kita diami. Film juga mampu
memanipulasi suatu peristiwa yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu
minggu menjadi satu atau dua menit. Media film dapat juga dapat diulangi jika
perlu. Terutama pada proses yang menggambarkan suatu langkah atau urutan
peristiwa yang harus diingat, misal proses fotosintesis.
24
Tim Pustaka Familia, Warna Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya,
(Yogyakarta: Kansius, 2010), cet. Ke-5, h. 182. 25
Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Cipayung: Gaung Persada
Press, 2008), cet. Ke-1, h. 116.
19
Selain karakteristik media film yang diatas, Arsyad juga menjabarkan
beberapa kelebihan dan kelemahan media film, diantaranya:26
1. Melengkapi pengalaman dasar siswa ketika mereka membaca, berdiskusi,
dan berpraktik. Misal, penglaman menyaksikan cara kerja denyut jantung.
2. Menggambarkan suatu proses dan dapat disaksikan berulang-ulang.
3. Meningkatkan motivasi dan segi afektif lain.
4. Film dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5. Dapat menyajikan peristiwa berbahaya yang jika dilihat secara langsung.
6. Bisa digunakan untuk kelompok besar maupun kelompok kecil.
7. Dengan kemampuan dan tekniknya, film yang dalam kecepatan normal
membutuhkan waktu seminggu dapat dilihat dengan beberapa menit saja.
Misal, proses mekarnya bunga.
Disamping kelebihan-kelebihannya, Arsyad juga menjabarkan beberapa
kelemahan media film, diantaranya:
1. Umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
2. Pada waktu film dipertunjukkan dan gambar bergerak terus-menerus, tidak
semua siswa dapat mengikuti informasi yang ingin disampaikan tersebut.
3. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar
yang diinginkan, kecuali film tersebut memang dirancang khusus untuk
media belajar.
Film juga sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu dan memberi
stimulan pada daya apresiasi anak. Kisah-kisah yang ditampilkan melalui film
dapat membantu anak memahami dan merespon kehidupan sekitarnya. Selain itu,
media film juga memberikan hiburan tersendiri bagi anak didik sehingga mereka
merasa tidak bosan saat mengikuti sesi pembelajaran tersebut, namun mereka
akan mendapatkan pesan yang diajarkan dari media film ini.
Animasi berasal dari bahasa latin, yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup,
semangat. Selain itu, kata animasi juga berasal dari kata animation yang berasal
dari kata dasar to anime di dalam kamus Indonesia Inggris yang berarti
menghidupkan. Animasi dalam arti menghidupkan disebut oleh N. Imamah, yaitu
26
Arsyad, op. cit., h. 49.
20
yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri.27
Animasi juga adalah suatu tampilan yang menggabungkan media teks, grafis, dan
audio dalam suatu aktivitas pergerakan. Neo & Neo dalam Munir menyebutkan
bahwa animasi merupakan salah satu teknologi yang dapat menjadikan gambar
yang diam menjadi seolah-olah hidup, dapat bergerak, beraksi, dan berkata-kata.28
Dengan begitu, animasi berarti merupakan hasil proses dari penggabungan
berbagai objek/grafis diam. Objek atau gambar tersebut digerakan melalui
perubahan yang sedikit demi sedikit dan diluncurkan dengan kecepatan tinggi dan
ditambahkan audio sehingga gambar tersebut terkesan dapat beraksi, hidup,
bergerak dan dapt berkata-kata.
Proses-proses biologi yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan
kepada siswa. Pada proses belajar mengajar, siswa sering dihadapkan pada materi
yang abstrak dan diluar pengalaman sehari-hari sehingga materi pelajaran sulit
diterima dan dipahami oleh siswa. Keistimewaan yang dimiliki oleh animasi
intinya untuk memvisualisasikan konsep abstrak yang sulit dipraktekkan di kelas.
Berikut tabel kelebihan dan kelemahan media animasi:
Tabel 2.3 Karakteristik Media Animasi
Kelebihan Kelemahan
Membawa bersama butiran informasi
kedalam satu bentuk dasar yang
dipertontonkan;
Memberikan penekanan, karena
butiran yang berubah dan bergerak
dapat menarik perhatian penonton
melihat topik dan merangsang
pengguna untuk melaksanakan suatu
tindakan;
Menyediakan jembatan visual dan
penarik perhatian pengguna secara
Pengembangannya memerlukan
adanya ahli profesional, tidak
sembarang orang dapat
membuatnya;
Pengembangannya memerlukan
waktu yang cukup lama;
Memerlukan memori dan ruang
penyimpanan yang lebih;
Memerlukan peralatan yang
khusus untuk presentasi
kualitas.
27
N. Imamah, Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis
Kontruktivisme Dipadukan dengan Video Animasi Materi Sistem Kehidupan Tumbuhan, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 1, 2012, h. 32-36,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124). 28
Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008),
cet. Ke-1, h. 18.
21
Kelebihan Kelemahan
tidak disadari dari topik-topik yang
disediakan;
Peserta didik akan lebih cepat
belajar, dan memiliki sikap terhadap
pembelajaran yang lebih baik;
Pembelajaran interaktif dengan live-
action animasi, simulasi, video,
audio, grafik, umpan balik, saran
ahli;
Fleksibelitas dan keselamatan
Menghilangkan frustasi;
Praktis;
Konsisten;
Menarik perhatian.
Media animasi diatas dklasifikasikan berdasarkan kelebihan dan
kelemahannya. Secara garis besar, media animasi memiliki kelebihan yang
berkaitan dengan kemampuannya dalam menarik perhatian siswa. Karna
kemampuannya yang dapat menekankan bagia-bagian tertentu dalam suatu
konsep dengan perubahan gerakan. Selain itu media animasi juga menarik karna
mampu menjadi jembatan visual bagi konsep-konsep abstrak dengan
fleksibelitasnya. Sedangkan kelemahan media animasi secara garis besar, lebih
ditekankan pada proses pembuatannya yang hanya dapat dibuat oleh tenaga ahli/
professional dengan alat khusus dan waktu pembuatan yang lama.
Harrison dan Hummell dalam Rahmatulloh menyatakan bahwa media film
animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam
materi ajar. Agina juga dalam Rahmatulloh menjelaskan bahwa pemanfaatan film
animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar.29
Film animasi sebagai satu kesatuan, menurut Bogiages dan Hitt
29
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2013, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
22
dalam Sukmaniar juga mampu meningkatkan minat, pemahaman, dan
keterampilan dalam kerja kelompok.30
Dengan begitu, berarti media film animasi adalah suatu alat bantu
pengajaran yang dapat memudahkan terbantunya siswa menerima pesan yang
disampaikan. Terutama, karena media film animasi memiliki beberapa kelebihan
dalam merekam suatu prosses juga memiliki nilai hiburan tersendiri bagi peserta
didik.
3. Pemahaman Konsep
Aspek penting dalam proses belajar mengajar adalah untuk mencapai suatu
tujuan. Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah agar siswa mampu
memahami akan sesuatu berdasarkan pengalaman dalam belajarnya. Setiap siswa
memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal-hal yang ada dilingkungannya,
termasuk yang ada disekolah seperti materi pelajaran. Dalam materi biologi,
seringkali siswa kurang memahami konsep dasar secara mendalam. Padahal setiap
konsep memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep selanjutnya. Maka dari itu,
setiap konsep pelajaran, memiliki nilai penting untuk dipahami.
Menurut Yulaelawaty dalam Made, pemahaman merupakan suatu perangkat
standar program pendidikan yang mereflesikan kompetensi sehingga dapat
mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam bidang kehidupan.31
Pemahaman itu sendiri adalah kemampuan untuk menangkap pengertian dari
sesuatu, sehingga dapat ditunjukkan dalam bentuk menerjemahan sesuatu.32
Mengajar dengan sukses mengusahakan agar isi mata pelajaran bemakna
bagi kehidupan anak sehingga dapat membentuk pribadinya. Salah satu cara
mencapainya adalah dengan penanaman pemahaman yang baik karena, salah satu
hasil belajar yang efektif adalah tercapainya pemahaman. Karena itulah
30
Fahma Sukmaniar, Ngadino, dan Karsono, Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi
dengan Menggunakan Media Pembelajaran Animasi, 2013,
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124). 31
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h.67. 32
Harjanto, op. cit.,h. 60.
23
pemahaman yang didapatkan setiap peserta didik sangatlah penting dalam suatu
proses pendidikan.
Seseorang dikatakan memahami sesuatu ketika ia mampu membentuk arti
dari sebuah pesan pembelajaran, baik berupa lisan, tulisan, grafis atau gambar.
Dengan rincian mampu menjelaskan, membandingkan, meramalkan, meringkas,
mengelompokkan, dan membuat contoh.33
Hal itu berarti, seseorang yang memahami sesuatu cenderung dapat
menjelaskan kembali suatu hal tertentu dan bahkan bukan hanya dapat
menjelaskan kembali, seseorang yang memiliki pemahaman yang baik cenderung
dapat menyelesaikan suatu masalah atas suatu konflik tertentu berdasarkan
analisis masalah yang dipahaminya.
Edgar menyatakan bahwa memahami atau comprehend itu sendiri berarti
memahami teks, konteks, jamak, tunggal, maupun bagian-bagiannya yang lain
secara intelektual.34
Hal itu berkenaan dengan salah satu dari tiga tujuan
pendidikan menurut Bloom, yakni pada tujuan pendidikan ranah kognitif. Seperti
yang disebutkan oleh Sofyan bahwa kemampuan intelektual merupakan bagian
dari domain kognitif. Ranah kognitif merupakan kemampuan menyatakan
kembali dan kemampuan intelektual.35
Maka dari itu aspek pemahaman menurut Bloom berarti mengacu pada
kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari. Pada
umumnya, unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menyangkut makna
suatu konsep dengan kata-kata sendiri.
Dari uraian diatas, berarti pemahaman bukanlah hanya sekedar tau
melainkan suatu kemampuan seseorang menafsirkan dan menginterpretasikan
sesuatu. Misal, menjelaskan suatu kalimat yang ia baca atau dengar dengan
bahasanya sendiri tanpa mengubah kandungan makna.
33
Dewi Salma Prawidilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 2,
h. 95. 34
Edgar Morin, Tujuh Materi Penting bagi Dunia Pendidikan, (Yogyakarta: Kansius,
2009), Cet. 5, h. 104. 35
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.14.
24
Pemahaman dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Pemahaman terjemahan. Pemahaman tingkat terjemahan merupakan tingkat
terendah, yaitu terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya
menerjemahkan kalimat, mengartikan Pancasila, menerjemahkan sandi.
2. Pemahaman penafsiran. Pemahaman penafsiran merupakan tingkat yang
kedua, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian yang
berikutnya, atau membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok.
Misalnya, menafsirkan grafik.
3. Pemahaman ekstrapolasi. Pemahaman ekstrapolasi merupakan tingkat yang
tertinggi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat sesuatu
dibalik yang tersirat, membuat ramalan tentang konsekuensi, atau dapat
memperluas persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus, dan
masalahnya.36
Salah satu kompetensi yang dapat ditunjukkan peserta didik dalam
melakukan prosedur tepat dipengaruhi oleh bagaimana pemahamannya mengenai
suatu konsep. Dengan demikian pemahaman merupakan suatu faktor penting
dalam pembelajaran Biologi. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan antar konsep-konsep biologi
tersebut.
Konsep adalah suatu buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang dinyatakan dalam suatu definisi tertentu sehingga melahirkan produk ilmu
pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Menurut Kempt dalam
Prawidilaga, konsep adalah kategori atau ragam yang menunjukkan suatu
kemiripan gagasan, kejadian, objek atau kebendaan.37
Menurut Rosser dalam
Ratna, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian,
36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2010), Cet. 5, h. 24. 37
Prawidilaga, op. cit., h. 85.
25
yang memiliki atribut yang sama.38
Konsep juga adalah suatu gagasan abstrak
yang digeneralisasi dari contoh-contoh khusus.39
Berdasarkan pengertian diatas, konsep dapat diartikan sebagai suatu
pemikiran orang atau sekelompok orang mengenai pengkategorian atas abstraksi
objek, kejadian dan kegiatan tertentu yang dapat mewakili satu stimulus dan
dinyatakan dengan suatu definisi sehingga melahirkan produk ilmu pengetahuan
berupa prinsip, hukum, dan teori.
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Karena konsep
merupakan batu pembangun pikir individu bagi proses mental yang lebih tinggi
untuk memecahkan suatu masalah tertentu berdasarkan aturan-aturan yang
diperolehnya.40
Belajar konsep timbul karena adanya suatu kesanggupan manusia
dalam merepresentasi internalkan tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan
bahasa.
Semakin sering siswa membentuk kesalingterkaitan antar dalam suatu
konsep, maka semakin mudah mereka mengingat, memahami, dan
menerapkannya. Ketika mereka membentuk banyak hubungan logis diantara
berbagai konsep dan prinsip, mereka akan mendapatkan pemahaman konseptual.
Ada 4 dasar untuk mendefinisikan perkataan yang menunjuk suatu konsep,
yaitu berdasarkan:
1. Sifat-sifat yang dapat diukur atau dapat diamati, misal semangka dan
pepaya, sama-sama segar buahnya, namun berbeda warna an kulitnya.
2. Sinonim, antonim, dan makna semantik lain, misal “sopan” diartikan
sebagai beradab, tidak kasar, baik budi.
3. Hubungan-hubungan logis dan aksioma/ definisi dari sudut ini tidak secara
langsung menunjuk sifat-sifat tertentu, misal garis dibatasi sebagai jaraj
terekat antara dua titik.
38
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.
63. 39
Robert. E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2008),
h. 298. 40
Dahar, op. cit., h. 62.
26
4. Manfaat atau gunanya, misal pulpen untuk menulis, pisau untuk
memotong.41
Suatu konsep memiliki banyak hubungan dengan konsep lain. Flavell dalam
Sagala menyarankan bahwa pemahaman konsep sebaiknya dibedakan dalam tujuh
dimensi, yaitu:
1. Atribut. Setiap konsep memiliki atribut yang berbeda. Contohnya konsep
meja, meja harus memiliki suatu permukaan yang datar dan sambungan-
sambungan yang mengarah kebawah sehingga permukaan tersebut terangkat
keatas. Atribut bisa berupa bentuk, fisik, tinggi, fungsi, warna dll.
2. Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atribut-atribut itu.
3. Keabstrakan. Konsep-konsep dapat dilihat dan konkret atau konsep itu
terdiri atas konsep-konsep lain. Contoh: suatu segitiga dapat dilihat,
sedangkan keinginan tidak dapat dilihat.
4. Keinklusifan. Ini ditunjukkan pada seberapa banyak contoh yang terlibat
dalam konsep itu. Bagi anak kecil, konsep kucing hanya ditujukan pada
hewan tertentu, yaitu kucing tertentu. Bila anak tersebut telah mengenal
beberapa kucing lain, konsep kucing akan menjadi lebih luas dan lebih
banyak contohnya.
5. Keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep dapat berbeda posisi superordinat
dan subordinatnya. Konsep wortel adalah subordinat bagi konsep sayur,
konsep sayur merupakan subordinat dari konsep tanaman yang dapat
dimakan. Semakin umum suatu konsep, semakin banyak asosiasi yang dapat
dibuat dengan konsep lainnya.
6. Ketepatan. Ketepatan suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan
aturan yang membedakan contoh dan non contoh suatu konsep.
7. Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju
bahwa konsep tersebut penting.42
41
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. 5, h. 140. 42
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 8, h. 72.
27
Konsep berkembang melalui satu seri tingkatan. Tingkatan-tingkatan itu
mulai dengan hanya mampu menunjukkan contoh suatu konsep hingga dapat
sepenuhnya menjelaskan atribut-atribut konsep. Menurut Klausmeier dalam
Ratna, menyebutkan bahwa ada empat tingkatan pencapaian konsep, yaitu:
1. Tingkat konkret. Seseorang dikatakan telah mencapai tingkat konkret
apabila ia mampu mengenal suatu benda yang telah dihadapinya. Ia harus
dapat memperlihatkan benda tersebut dan dapat membedakan benda-benda
itu dari stimulus-stimulus yang ada disekitarnya.
2. Tingkat identitas. Seseorang dikatakan mencapai tingkat identitas ketika ia
sudah mampu mengeneralisasikan dua atau lebih dari bentuk yang identik
dari benda yang sama adalah anggota dari kelas yang sama.
3. Tingkat klasifikasi. Seseorang dikatakan mencapai tingkat klasifikasi ketika
ia dapat mengenal persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang
sama.
4. Tingkat formal. Seseorang dikatakan mencapai tingkat formal ketika ia
mampu menentukan atribut-atribut yang membatasi konsep. Seperti mampu
memberi nama konsep itu, mendefinisikan konsep tersebut dalam atribut-
atribut kriterianya, mendriskriminasi dan memberi nama atribut-atribut yang
membatasi, dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contoh dan
noncontoh konsep.43
Trianto dalam Selvina dkk, menyatakan bahwa pemahaman konsep
merupakan pemahaman siswa terhadap fakta-fakta yang saling terkait, yang
identik dengan kemampuan menangkap makna dari konsep yang dipaparkan dan
mampu menggunakan pengetahuan tersebut dengan situasi yang berbeda.44
Hal
tersebut berarti bahwa kemampuan dalam memahami suatu konsep abstrak dapat
mendorong anak atau seseorang untuk berpikir lebih mendalam, karena konsep
akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga pemahaman suatu konsep yang
ada akan saling berkaitan dengan konsep yang lainnya.
43
Dahar, op. cit.,h. 70. 44
Selvina Reza Devita, Riyadi, Yulianti, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Concept Mapping terhadap Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik, 2013,
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/2804/1922 ).
28
Dari uraian tersebut maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa
pemahaman konsep adalah proses, cara, perbuatan mengerti atau mengetahui
secara detail mengenai konsep yang tercermin dalam meningkatnya suatu hasil
belajar siswa. Dengan memahami suatu konsep, ia dapat mengkategorikan dunia
sekitarnya menurut konsep itu.
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep dalam suatu pembelajaran sangatlah penting. Karena, paham atau tidaknya
individu atas konsep dasar dalam suatu kajian awal mempunyai dampak pada
pemahaman konsep pada kajian selanjutnya, yang dalam hal ini, pemahaman
konsep dapat diukur dengan tes kognitif pada siswa. Maka dari itu, dampak
pemahaman yang didapatkan siswa pada konsep yang bersangkutan tentu saja
akan berimbas pada tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Animesh K. Mohapatra and Reena
Mohapatra dengan judul effect of animations in constructing and reconstructing
students’ knowledge of cell division (mitosis) menunjukkan bahwa penggunaan
animasi dalam pembelajaran biologi dalam hal ini mengenai mitosis dapat
memberikan pembelajaran bermakna sehingga pemahaman siswa lebih
meningkat. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan animasi
menunjukkan skor rata-rata 88% lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan skor
rata-rata 69% mengenai struktur kromosom dan skor rata-rata 80% lebih tinggi
dari kelompok kontrol dengan skor rata-rata 63% mengenai proses mitosis.45
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Danton H. O’Day dengan judul
animated cell biology a quick and easy method for making effective, high quality
teaching animations menunjukkan bahwa penggunakan media animasi dalam
proses pembelajaran biologi sel dapat membantu siswa mendapatkan efek dan
45
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect of Animations in Constructing and
Reconstructing Students’ Knowledge of Cell Division (Mitosis), 2013, h. 358-362,
(http://episteme4.hbcse.tifr.res.in/proceedings/strand-iii-curriculum-and-pedagogical studies-in-
stme/mohapatra-mohapatra).
29
nilai tertentu terutama mengenai wawasan dalam suatu peristiwa dinamis, hal ini
dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan 3 atau lebih penyajian animasi
menghasilkan skor rata-rata 84,4% dibandingkan dengan siswa yang belajar
dengan 3 atau lebih penyajian grafis yaitu menghasilkan peningkatan kelas
71,3%.46
Penelitian yang dilakukan oleh King-Dow Su dengan judul an integrated
science course designed with information technologies to enhance university
student’s learning performance menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media teknologi informasi komunikasi dapat membantu siswa
memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam konsep ilmu yang ditargetkan dan
memberikan sikap positif terhadap pembelajaran sains, hal ini dibuktikan dengan
peningkatan kinerja sebesar 43,27% dan survei sikap enam subskala menunjukkan
sikap positif terhadap pelajaran ilmu pengetahuan dengan respon > 3,50 untuk
semua sikap.47
Penelitian yang dilakukan oleh Danton H. O’Day dengan judul the value of
animation in biology teaching: a study of long-term memory retention
menunjukkan bahwa penggunaan animasi dalam pembelajaran biologi kompleks
dapat meningkatkan pemahaman biologi siswa dan memberikan dampak memori
jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa
menggunakan animasi. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan
animasi menunjukkan skor rata-rata 77,9% dengan penurunan skor (setelah tes
memori) menjadi 43%, sedangkan siswa yang belajar tanpa animasi mendapatkan
skor rata-rata 58,1% dengan penurunan skor (setelah tes memori) menjadi
35,8%.48
46
Danton H. O’Day, Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making
Effective, High Quality Teaching Animations, Vol. 5, 2006, h. 255-263,
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1618697). 47
King-Dow Su, An Integrated Science Course Designed with Information Technologies to
Enhance University Student’s Learning Performance, ScienceDirect, Vol. 51, 2008, h. 1365-1374,
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131508000171). 48
Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term
Memory Retention, Vol 6, 2007, h. 217-223,
(http://www.lifescied.org/content/6/3/217.full.pdf+html).
30
Penelitian yang dilakukan oleh Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d anRuth
Stavy dengan judul using a computer animation to teach high school molecular
biology menunjukkan bahwa penggunaan animasi komputer dalam pembelajaran
biologi dalam hal ini mengenai genetika molekuler dengan konsep yang abstrak
dan proses menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest dari kelompok eksperimen
secara signifikan lebih tinggi 73% dari rata-rata skor kelompok kontrol 61%
dalam konten pengetahuan. Hal itu berarti bahwa penggunaan animasi secara
signifikan dapat meningkatkan pemahaman siswa.49
Penelitian yang dilakukan oleh Sapto Haryoko, dengan judul Efektifitas
Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model
Pembelajaran menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan antara kelas eksperimen (media audiovisual) dibanding dengan kelas
kontrol (konvensional). Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar pada
kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi
yakni sebesar 16,25, sedangkan pada kelas kontrol hanya terjadi peningkatan
sebesar 9,25. Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan media audiovisual
memberikan efek yang lebih baik.50
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rahmatullah, dengan judul
pengaruh pemanfaatan media film animasi terhadap hasil belajar menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan (kelas eksperimen) dan tidak menggunakan (kelas kontrol) media
pembelajaran film animasi setelah perlakuan (post test), rata-rata hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hal itu ditunjukkan
oleh peningkatan hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen
49
Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad dan Ruth Stavy, Using a Computer Animation to Teach
High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol, Vol. 17, 2008, h. 49-58,
(http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-007-9080-4?no-access=true). 50
Sapto Haryoko, Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5, 2009, h. 1-10,
(http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/972/781).
31
mengalami peningkatan yang lebih tinggi yakni 0,34 (sedang), sedangkan pada
kelas kontrol hanya terjadi peningkatan 0,10 (rendah).51
C. Kerangka Berpikir
Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi demikian pesat sehingga
berengaruh pada munculnya berbagai jenis kegiatan berbasis pada teknologi
terutama teknologi yang dimanfaatkan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan.
Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan sudah dimulai sejak lama. Media
pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi, mengalami kemajuan seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknolgi. Teknologi dapat
membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga proses belajar
mengajar akan lebih berkesan dan bermakna.
Salah satu masalah dalam pembelajaran sains adalah kesulitan dalam
memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Kebanyakan siswa hanya menghafal
daripada memahami. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya minat siswa pada
saat pembelajaran yang disebabkan kurang menariknya media belajar. Maka dari
itu, penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran
memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya
suatu tujuan pembelajaran.
Salah satu media yang sedang berkembang saat ini adalah media
audiovisual. Penggunaan media audiovisual yaitu, suatu alat perantara/ penyampai
pesan yang terdiri dari suara dan gambar. Media audiovisual juga berkemampuan
untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
Salah satu media audiovisual yang dapat digunakan adalah dengan
pemanfaatan media film animasi, hal itu disebabkan karena film animasi dapat
menjelaskan konsep yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkrit, memberikan
jembatan visual bagi siswa serta dapat diulang jika perlu.
Pada berbagai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan menengah (SMP,
SMA) sampai pada jenjang perguruan tinggi terdapat konsep-konsep biologi yang
51
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi
terhadap Hasil Belajar, 2013, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
32
bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh pembelajar, maka diperlukan kreativitas
guru untuk menyajikan pembelajaran sehingga lebih mudah dipahami oleh
pembelajar.
Kehadiran media animasi dalam pembelajaran Biologi sangat mendukung
proses penyampaian berbagai informasi dari guru ke siswa. Film animasi juga
diketahui dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan berpikir siswa, hal itu
disebabkan film animasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar.52
Dengan demikian, pemanfaatan media film animasi diduga berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasakan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka hipotesis
penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh media film animasi terhadap
pemahaman konsep siswa”.
52
Miri Barak, Tamar Ashkar, Yehudit J. Dori, Teaching Science via Animated Movies: Its
Effect on Students' Learning Outcomes and Motivation, 2013, h. 1-6,
(http://www.sciencedirect.com/science/journal/03601315/56/3).
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Cibinong, yang
berlokasi di Jalan Karadenan No. 5 Cibinong, Bogor 16913. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment
(eksperimen semu)1
. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media
pembelajaran. Sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang
diberikan perlakuan media film animasi dan kelompok kontrol dengan
tanpa perlakuan media film animasi. Oleh karena itu, rancangan penelitian
yang digunakan adalah : desain kelompok pretest-posttest (pretest-posttest
group design). Adapun desain penelitian dapat di lihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen YI X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2
Keterangan:
X1 : Perlakuan dengan media film animasi
X2 : Perlakuan tanpa media film animasi
Y1 : Pemberian pretest
Y2 : Pemberian posttest
1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 123.
33
34
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen.2 Dalam penelitian
ini, yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA N 2
Cibinong. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling karena
dalam pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI 5 yang terdiri atas 32 siswa,
sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI 6 yang terdiri dari 30 siswa,
sebagai kelompok kontrol.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas : media film animasi
2. Variabel terikat : pemahaman konsep siswa
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes dan non tes.
Untuk tes berupa tes objektif pilihan ganda (pretest-posttest), sedangkan non
tes berupa lembar observasi guru dan lembar angket. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data
Sumber
Data Data tentang
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Penelitian
Siswa Pemahaman konsep pada
siswa sebelum dan sesudah
dilakukan perlakuan
Siswa
melaksanakan
pretest-posttest
Soal pretest-
posttest
pilihan ganda
2Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. 5, h. 84. 3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 174.
35
Sumber
Data Data tentang
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Penelitian
dengan penggunaan media
film animasi dan media
powerpoint
Guru Pengamatan terhadap
ketelaksanaan rencana
pelaksanaan pembelajaran
Observer
mengisi lembar
observasi
Pedoman
pengamatan
Siswa Hasil pengamatan objektif
siswa saat menggunakan
media film animasi dalam
proses belajar
Siswa mengisi
lembar angket
Lembar
angket
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data antara
lain:
1. Tes hasil belajar
Tes ini merupakan tes objektif pilihan ganda dengan 5 alternatif
pilihan jawaban pada setiap butir, yaitu a, b, c, d dan e. Materi tes
yang diberikan adalah mengenai sistem pertahanan tubuh manusia.
Tes ini berisi 25 butir soal, yang diberikan dua kali terhadap siswa. tes
pertama diberikan sebelum siswa memasuki pembelajaran (pretest)
dan tes kedua diberikan setelah siswa melakukan pembelajaran
(posttest).
36
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Sub-
konsep
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Sistem
limfatik 1*, 6 2*, 4 5 7 3*, 8* 9 9
Sistem
pertahanan
tubuh
12, 14 10*, 16 15* 17* 13* 11 8
20*,
24, 27,
30,
31*, 36
38*,
40, 41
19*,
25,
32*,
33*,
37*,
39,
42*,
43*
23*, 29 22*,
26,34 21*, 28 18*, 35 26*
47* 46 45* 44, 50 49* 48* 7
53* 55 56 51* 52 54 6
JUMLAH
SOAL 15 14 6 8 7 6 56
Ket:
* = Soal yang valid
2. Lembar observasi guru
Observasi atau pengamatan merupakan alat penilaian proses yang
dapat mengungkapkan proses keterlaksanaannya suatu kegiatan yang
dapat diamati.4 Dalam penelitian ini, lembar observasi dibuat untuk
mengamati sejauh mana guru melakukan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah dirancang. Lembar observasi ini dibuat
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 84.
37
untuk kedua kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Penskoran dilakukan dengan mengkonversi skor ke dalam
standar 100. Observer dalam penelitian ini adalah guru bidang studi
SMAN 2 Cibinong.
Tabel 3.4. Indikator Lembar Observasi Guru
N
O
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru
(Kelompok
Eksperimen)
Kegiatan Guru
(Kelompok Kontrol)
Pertemuan
1 2
ya tdk ya tdk
1 Kegiatan awal
Pembukaan Membuka
pembelajaran
dengan memberi
salam
Mengecek
kesiapan dan
kehadiran siswa
Mengulas secara
sekilas materi
sebelumnya
3. Membuka
pembelajaran
dengan memberi
salam
4. Mengecek
kesiapan dan
kehadiran siswa
5. Mengulas secara
sekilas materi
sebelumnya
Motivasi Mengaitkan
materi dengan
contoh sehari-
hari
Mengaitkan materi
dengan contoh
sehari-hari
Apersepsi Merespon
jawaban siswa
dan mengaitkan
pada materi
yang akan
dipelajari
Merespon jawaban
siswa dan
mengaitkan pada
materi yang akan
dipelajari
38
N
O
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru
(Kelompok
Eksperimen)
Kegiatan Guru
(Kelompok Kontrol)
Pertemuan
1 2
ya tdk ya tdk
Menyebutkan
tujuan
pembelajaran
Menyebutkan
kompetensi
yang akan
dicapai
Menyebutkan
kompetensi yang
akan dicapai
2 Kegiatan inti
Elaborasi Mengajukan
pertanyaan pada
siswa
Mengajukan
pertanyaan pada
siswa
Eksplorasi Membimbing
siswa dalam
membentuk
kelompok
Memberikan
pengarahan
pada siswa
mengenai hal
yang harus
dilakukan dalam
kelompoknya
masing- masing
Menyajikan
film animasi
Memberikan
LKS dan
membimbing
siswa untuk
mendiskusikan
c. Membimbing
siswa dalam
membentuk
kelompok
d. Memberikan
pengarahan pada
siswa mengenai
hal yang harus
dilakukan dalam
kelompoknya
masing- masing
e. Menjelaskan
materi dengan
power point yang
ditampilkan
f. Memberikan LKS
dan membimbing
siswa untuk
mendiskusikan
39
N
O
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru
(Kelompok
Eksperimen)
Kegiatan Guru
(Kelompok Kontrol)
Pertemuan
1 2
ya tdk ya tdk
nya
Meminta
perwakilan
siswa untuk
mempresentasik
an hasil
diskusinya
Menanggapi
hasil telaah
siswa dan
memberikan
informasi yang
sebenarnya
nya
g. Meminta
perwakilan siswa
untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
h. Menanggapi hasil
telaah siswa dan
memberikan
informasi yang
sebenarnya
Konfirmasi d. Meluruskan
kesalahan
pemahaman dan
memberikan
penguatan
terhadap materi
e. Memberikan
kesempatan
pada siswa
untuk bertanya
tentang hal yang
belum
dimengerti
f. Meluruskan
kesalahan
pemahaman dan
memberikan
penguatan
terhadap materi
g. Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya tentang
hal yang belum
dimengerti
40
N
O
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru
(Kelompok
Eksperimen)
Kegiatan Guru
(Kelompok Kontrol)
Pertemuan
1 2
ya tdk ya tdk
3 Kegiatan akhir
Kesimpulan F. Meminta siswa
menyimpulkan
pembelajaran
mengenai materi
yang
bersangkutan
G. Menguatkan
kesimpulan
siswa
H. Meminta
pengumpulan
lembar jawaban
LKS
I. Memberikan
penghargaan
kepada
kelompok
dengan kinerja
baik
J. Memberi salam
K. Meminta siswa
menyimpulkan
pembelajaran
mengenai materi
yang bersangkutan
L. Menguatkan
kesimpulan siswa
M. Meminta
pengumpulan
lembar jawaban
LKS
N. Memberikan
penghargaan
kepada kelompok
dengan kinerja
baik
O. Memberi salam
41
3. Lembar angket
Angket merupakan seperangkat pernyataan yang diberikan kepada
responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan dan kesan.5
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui bagaimana
respon siswa (kelompok eksperimen) terhadap media yang
disuguhkan dengan cara memilih kriteria SS (sangat setuju), S
(setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
Menurut Sobry Sutikno ada empat prinsip yang mendasari
pemilihan media pembelajaran, maka dari itu indikator angket yang
digunakan dalam penelitian ini mengenai respon siswa terhadap media
belajar film animasi pada konsep sistem pertahanan tubuh adalah:
Tabel 3.5. Indikator Angket Siswa
Dimensi Elemen
Nomor
pernyataan Jumlah
Positif Negatif
1) Menentukan
media dengan
tepat. Media
dipilih sesuai
dengan tujuan
dan bahan
pelajaran yang
diajarkan
a. Sesuai dengan
tujuan dan
bahan
pembelajaran
b. Membantu
memahami
konsep
pembahasan
1, 9
17, 25
5, 13
21, 29
4
4
2) Menetapkan dan
mempertimbang
kan subjek
dengan tepat,
penggunaan
media
a. Sesuai dengan
ketertarikan
peserta didik
terhadap
media yang
bersangkutan
2, 10
6, 14
4
5
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 34.
42
Dimensi Elemen
Nomor
pernyataan Jumlah
Positif Negatif
diperhitungkan
sesuai dengan
tingkat
kematangan/kem
ampuan peserta
didik
b. Sesuai dengan
tingkat
kemampuan/
pemahaman/
kematangan
daya pikir
peserta didik
18, 26 22, 30 4
3) Menyajikan
media dengan
tepat, teknik dan
metode
penggunaan
media dalam
pengajaran harus
disesuaikan
dengan tujuan,
bahan, metode,
waktu, dan
sarana
a. Teknik dan
metode
penyajian
media tepat
digunakan
b. Penyajian
media sesuai
dengan bahan,
sarana belajar
yang ada
3, 11
4, 12
7, 15
8, 16
4
4
4). Menempatkan
atau
memperlihatkan
media pada
waktu, tempat
dan situasi yang
tepat
a. Media yang
disajikan,
diperlihatkan
pada waktu,
tempat dan
situasi yang
tepat
b. media yang
digunakan
19
20, 27
23
24, 28
2
4
43
Dimensi Elemen
Nomor
pernyataan Jumlah
Positif Negatif
dapat
meningkatkan
motivasi
belajar
Jumlah 30
G. Kontrol terhadap Validitas Internal
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus
dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari
hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas,
reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Analisis perangkat uji coba
meliputi:
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
keshahihan suatu instrumen.6
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Perhitungan validitas instrumen
dilakukan dengan menggunakan program anates.
Berikut langkah-langkah menghitung validitas menggunakan
program anates:
a) Pilih program anates untuk soal pilihan ganda.
b) Pilih buat data mentah, kemudian tentukan jumlah subjek dan
jumlah soal.
c) Masukkan skor soal pada skor ideal.
d) Kemudian kembali ke menu utama dan klik olah semua data
atau pilih validitas.
Berdasarkan perhitungan anates dari 56 soal yang diberikan terdapat
28 soal yang valid yaitu 1, 2, 3, 8, 10, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h. 211.
44
26, 31, 32, 33, 37, 38, 42, 43, 45, 47, 48, 49, 51, dan 53. Dan hanya 25
butir soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttes, yaitu nomor
1, 2, 3, 8, 10, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 31, 32, 33, 38, 45, 47,
48, 49, 51, dan 53 dikarenakan indikator yang sudah terwakili.
2. Uji Validitas Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana guru
melakukan rencana pelaksanaan pembelajaran dikelas, dengan panduan
RPP yang sudah dirancang. Uji validitas untuk lembar observasi
menggunakan validitas lembar isi oleh praktisi pendidikan (dosen).
3. Uji Validitas Lembar Angket
Lembar angket digunakan untuk mengetahui bagaimana respon
siswa (kelompok eksperimen), baik pendapat, keadaaan, dan kesan
terhadap media yang disuguhkan. Uji validitas untuk lembar angket
menggunakan validitas lembar isi oleh praktisi pendidikan (dosen).
4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang diukurnya7, Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Adapun untuk mengetahui reabilitas soal, peneliti menggunakan
program anates. Berikut langkah-langkah menghitung validitas
menggunakan program anates:
7Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009), Cet. 5, h. 120.
45
a) Pilih program anates untuk soal pilihan ganda.
b) Pilih buat data mentah, kemudian tentukan jumlah subjek dan
jumlah soal.
c) Masukkan skor soal pada skor ideal.
d) Kemudian kembali ke menu utama dan klik olah semua data
atau pilih validitas.
Berdasarkan hasil perhitungan, hasil uji coba instrumen memiliki
nilai reliabilitas sebesar 0,67 dengan kategori reliabilitas tinggi.
5. Tingkat Kesukaran Soal (Difficulty Index)
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar.8
Hasil perhitungannya merupakan hasil perbandingan
antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang
mengikuti tes.
Rumus yang digunakan adalah :
P = B
JS
Keterangan :
P = Proporsi (Indeks Kesukaran)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah peserta tes/ siswa
Kriteria indeks kesukaran dapat diklasifikasikan dengan ketentuan
berikut9:
Jika P = 0-0,30 ----- sukar
Jika P = 0,31-0,70 ---- sedang
Jika P = 0,71-1,00 ---- mudah
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2006), Cet. 1, h. 137. 9Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet.
X, h. 210.
46
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran dengan menggunakan
ANATES, diperoleh soal dengan kategori sangat sukar berjumlah 3 soal
yaitu nomor 26, 36, dan 54. Sedangkan soal dengan kategori sukar
berjumlah 11 soal yaitu nomor 4, 15, 16, 17, 18, 25, 32, 40, 43, 45, dan
47. Sedangkan untuk kategori sedang berjumlah 14 soal yaitu 6, 10, 11,
20, 21, 22, 27, 34, 37, 39, 41, 42, 51, dan 53. Sedangkan untuk soal
dengan kategori mudah berjumlah 21 soal yaitu nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9,
12, 13, 14, 19, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 38, 44, 48, 50, dan 55.
6. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai.10
Daya beda yang baik adalah D > 0,3. Rumus untuk
menentukan daya beda adalah:
D=
(Ba - Bb)
0,5 N
Keterangan:
D = Daya pembeda soal
Ba = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok atas
Bb = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok bawah
N = jumlah peserta tes
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda soal dengan
menggunakan ANATES diperoleh hasil daya beda terendah sebesar -
0,25 yang termasuk kategori Drop dan daya beda tertinggi sebesar 0,63
yang termasuk kategori baik sekali.
10
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 104.
47
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian prasyarat penelitian
a. Uji Normal gain (N-gain)
N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan untuk menghindari hasil kesimpulan
yang akan menimbulkan bias penelitian. Karena pada nilai pretest
kedua kelompok penelitian sudah berbeda maka digunakan uji normal
gain dengan rumus11:
Dengan kategorisasi perolehan:
tinggi : N-gain ≥ 0.70
sedang : 0.30 ≤ N-gain < 0.70
rendah : N-gain <0,30
b. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan
yaitu uji liliefors12
, dengan rumus:
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
Lo = Harga mutlak terbesar
F (Zi) = Peluang angka baku
S (Zi) = Proporsi angka baku.
11
David E. Meltzer, The Relationship Between Mathematic Preparation and Conceptual
Learning Gain in Physic: Possible-Hidden Variable “In Diagnostic Pretest
Scores”.(http://physic.iastate.edu/per/docs/addenum_on_normalited.gain.pdf). Diakses 11 maret
2013. 12
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466.
48
Untuk mengetahui besar Lo, mulanya data sampel diurutkan dari
data terkecil hingga data terbesar. Kemudian tentukan nilai Zi dengan
rumus Zi = ((xi-x):s) dengan keterangan Zi adalah skor baku, xi adalah
skor data, x adalah nilai rata-rata, dan s adalah simpangan baku.
Selanjutnya, tentukan besar peluang untuk masing–masing nilai Zi dan
sebut dengan F (Zi) dengan aturan, jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,57 (nilai
tabel) dan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel). Jika besar
peluang sudah ditentukan, selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, Z3,…, Zn
yang lebih kecil atau sama dengan Z1, jika proporsi ini dinyatakan oleh
S(Zi), maka rumus yang digunakan adalah S(Zi) = (( banyaknya Z1, Z2,
Z3, …..,Zn: n)). Kemudian nilai selisih F (Zi) – S (Zi) dihitung dan
tentukan harga mutlaknya. Nilai terbesar antara harga–harga mutlak
selisih tersebutlah yang dinamakan nilai Lo.
Untuk memberikan interpretasi Lo, caranya adalah dengan
membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel
harga kritis Uji Liliefors. Selanjutnya, langkah terakhir adalah
mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat.
Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal.
Dengan kriteria pengujian:
Jika L hit < L tab, berarti data berdistribusi normal
Jika L hit > L tab, berarti data berdistribusi tidak normal
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan antara
dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat
keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan
adalah Uji F, dengan rumus13:
13Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466.
49
Keterangan:
F = Uji Fisher
S12= Variansi Terbesar
S22 = Variansi terkecil
Untuk mendapatkan nilai F, mulanya hitung terlebih dahulu nilai
Standar deviasi pada data, lalu nilai standar deviasi tersebut
dikuadratkan untuk mendapatkan nilai varians. Setelah mendapatkan
nilai varians, selanjutnya nilai varians dimasukkan dalam rumus Uji
Fisher yaitu F = (, dengan keterangan adalah nilai varians terbesar dan
adalah nilai varians terkecil. Nilai yang didapatkan dari perhitungan
diatas adalah nilai homogenitas berdasarkan Uji Fisher. Selanjutnya,
langkah terakhir adalah mengambil kesimpulan berdasarkan nilai uji
yang didapat.
Dengan kriteria pengujian:
Jika F Hitung > F Tabel maka Ho diterima, berarti varians kedua
populasi homogen.
Jika F Hitung < F Tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua
populasi tidak homogen
Untuk taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk =
nb–1 serta penyebut dk = nk-1, dengan nb merupakan ukuran sampel
yang variansnya besar dan nk merupakan sampel yang variansnya kecil.
d. Uji Hipotesis
Menganalisis data pretest dan posttest secara statistik untuk
mengetahui apakah kenaikkan hasil belajar biologi tersebut signifikan
atau tidak. Dalam hal ini digunakan Uji-t karena data tersebut
berdistribusi normal dengan taraf signifikansi α = 0,05.
50
21
21
11
nndsg
thitung
Dengan dsg
2
)1()1(
21
2211
nn
VnVn
Keterangan:
N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
V1 : Varians data kelompok eksperimen
V2 : Varians data kelompok kontrol
Dsg : Standar deviasi gabungan
X1 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen
X2 : Nilai rata-rata kelompok kontrol
Adapun kriteria t tabel, jika:
thitung< ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
e. Teknik Analisis Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran
keterlaksanaan proses pembelajaran. Adapun analisisnya dengan cara
menjumlahkan indikator yang teramati, selanjutnya dihitung dengan
mengkonversi skor ke dalam standar 100 dengan rumus:14
Presentase = Skor yang diperoleh
X 100% Skor ideal yang diharapkan
f. Teknik Analisis Lembar Angket
Lembar angket berisi seperangkat pertanyaan yang harus direspon
siswa dengan memilih SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju),
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet.
X, h. 242.
51
dan STS (sangat tidak setuju). Pemberian skor menggunakan skala
likert.15
Untuk pernyataan positif, SS, S, TS, dan STS diberi skor
berturut-turut 4, 3, 2, dan 1. Untuk pernyataan negatif, SS, S, TS, dan
STS diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, dan 4. Adapun analisis
perdimensi, digunakan rumus:
Presentase = Skor yang diperoleh
X 100% Skor ideal yang diharapkan
2. Uji Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang
telah dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ho : μA = μB
Ha : μA > μB
Keterangan :
Ho = tidak terdapat pengaruh penggunaan media film animasi
terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan
tubuh.
Ha = terdapat pengaruh penggunaan media film animasi terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh.
μA = rata-rata skor hasil belajar siswa dengan menggunakan media
film animasi.
μB = rata-rata skor hasil belajar siswa dengan menggunakan media
power point.
15
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 36.
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa tes (pretest dan posttest) bentuk pilihan ganda
sejumlah 25 soal yang diberikan kepada dua kelompok, yakni kelompok
eksperimen menggunakan media film animasi sebanyak 32 siswa dan kelompok
kontrol menggunakan media power point sebanyak 30 siswa, kemudian data
kualitatif berupa lembar observasi dan angket. Berikut ini adalah hasil pretest dan
posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum
diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh data sebagai berikut1:
Tabel 4.1. Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Data Kelompok
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 64 68
Nilai terendah 32 28
Rata-rata 43,37 42,66
Modus 34,68 37,68
Median 45,5 50,83
Simpangan baku 8,08 9,28
Jumlah siswa 32 30
Berdasarkan hasil perhitungan pretest diketahui bahwa pada kelompok
eksperimen dengan sampel 32 siswa didapatkan skor terendah yakni 32. Skor 32
berada pada interval 32 sampai 36 dengan jumlah 9 siswa atau sebesar 28,13%.
1 Lampiran 5, h. 120.
52
53
Skor tertinggi 64 berada pada interval 62 sampai 66 dengan jumlah 1 siswa atau
sebesar 3,13%.
Hasil perhitungan pretest pada kelompok kontrol dengan sampel 30 siswa
didapatkan skor terendah yakni 28. Skor 28 berada pada interval 28 sampai 34
dengan jumlah 5 siswa atau sebesar 16,67%. Skor tertinggi 68 berada pada
interval 63 sampai 69 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,33%.
Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi pretest kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pretest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
NO
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Interval
Nilai
Tengah
(X)
F f (%) Interval
Nilai
Tengah
(X)
F f (%)
1 32-36 34 9 28,13 28-34 31 5 16,67
2 37-41 39 6 18,75 35-41 38 12 40
3 42-46 44 5 15,63 42-48 45 6 20
4 47-51 49 6 18,75 49-55 52 3 10
5 52-56 54 5 15,63 56-62 59 3 10
6 57-61 59 0 0 63-69 66 1 3,33
7 62-66 64 1 3,13
Jumlah 30 100% Jumlah 32 100%
2. Hasil Posttestt Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah
diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh data sebagai berikut2:
Tabel 4.3. Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Data Kelompok
Eksperimen Kontrol
Nilai tertinggi 92 80
Nilai terendah 56 52
Rata-rata 71,35 66
2 Lampiran 6, h. 128.
54
Data Kelompok
Eksperimen Kontrol
Modus 72 60,88
Median 70,73 60,67
Simpangan baku 8,77 7,59
Jumlah siswa 32 30
Berdasarkan hasil perhitungan posttest diketahui bahwa pada kelompok
eksperimen dengan sampel 32 siswa didapatkan skor terendah yakni 56. Skor 56
berada pada interval 56 sampai 61 dengan jumlah 4 siswa atau sebesar 12,5%.
Skor tertinggi 92 berada pada interval 92 sampai 97 dengan jumlah 1 siswa atau
sebesar 3,12%.
Hasil perhitungan posttest pada kelompok kontrol dengan sampel 30 siswa
didapatkan skor terendah yakni 52. Skor 52 berada pada interval 52 sampai 56
dengan jumlah 6 siswa atau sebesar 20%. Skor tertinggi 80 berada pada interval
77 sampai 81 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,33%.
Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi posttest kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
NO
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Interval
Nilai
Tengah
(X)
F f (%) Interval
Nilai
Tengah
(X)
F f (%)
1 56-61 58,5 4 12,5 52-56 54 6 20
2 62-67 64,5 6 18,75 57-61 59 2 6,67
3 68-73 70,3 13 40,62 62-66 64 6 20
4 74-79 76,5 2 6,25 67-71 69 7 23,33
5 80-85 82,5 5 15,63 72-76 74 8 26.67
6 86-91 88,5 1 3,12 77-81 79 1 3,33
7 92-97 94,5 1 3,12
Jumlah 30 100% Jumlah 32 100%
55
Tabel diatas menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami peningkatan
hasil belajar. Tetapi jika dibandingkan, kelompok eksperimen mengalami
peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
3. Hasil Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Perhitungan N gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
pemahaman konsep siswa. Hasil perhitungan N gain pada kelompok eksperimen
dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normal Gain
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan N gain pada tabel 4.5 di atas, diperoleh nilai
rata-rata kelompok eksperimen sebesar 0,47 dan kelompok kontrol sebesar 0,38.
Pada kelompok eksperimen terdapat 3 siswa atau sebesar 9,38% dengan kategori
tinggi, 27 siswa atau sebesar 84,38% dengan kategori sedang, dan 2 siswa atau
sebesar 6,25% dengan kategori rendah, sedangkan pada kelompok kontrol
terdapat 0 siswa atau sebesar 0% dengan kategori tinggi, 19 siswa atau sebesar
63,33% dengan kategori sedang, dan 11 siswa atau sebesar 36,67% dengan
kategori rendah. Terdapat perbedaan N gain yang diperoleh dari kedua kelompok
sampel, yaitu nilai tertinggi yang diperoleh dari persentase pada kelompok
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yakni 9,38%
berbanding 0%.
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Eksperimen Kontrol
Tinggi 9,38 0
Sedang 84,38 63,33
Rendah 6,25 36,67
Rata-rata 0,47 0,38
Kategori Sedang sedang
56
Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat
pemahaman konsep biologi antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.3
B. Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas didapat dengan menggunakan
uji Lilifors. Uji normlitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi
normal bila memenuhi kriteria Lhitung (Lo) < Ltabel (Lt) pada taraf signifikan
dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest
kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari tabel 4.6 dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berdistribusi normal
karena memenuhi kriteria Lhitung (Lo) < Ltabel (Lt).
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Data Eksperimen Kontrol
Kesimpulan Pretest Posttest Pretest Posttest
N 32 32 30 30 Data
Berdistribusi
Normal Lhitung (Lo) 0,059 0,019 0,119 0,103
Ltabel (Lt) 0,157 0,157 0,162 0,162
Penentuan nilai Lo ditentukan dengan cara mengambil nilai terbesar dari
harga-harga mutlak. Dari perhitungan tersebut diperoleh Lo pretest
kelompok eksperimen = 0,059 dan Lo pretest kelompok kontrol = 0,11,
sedangkan Lt diambil dari harga kritis Liliefors dan diperoleh bahwa Lt
kelompok eksperimen = 0,157 dengan n = 32 dan Lt kelompok kontrol =
3 Lampiran 10, h. 150.
57
0,162 dengan n = 30. Karena Lo kedua kelompok tersebut lebih kecil dari Lt
maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima4.
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai
homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria yang
digunakan adalah Ho diterima jika Fhit < Ftab (homogen) dan Ho ditolak jika
Fhit > dari Ftab (tidak homogen), diukur pada taraf signifikan dan tingkat
kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua
kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari tabel 4.7 dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi
yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel .5
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Hasil
Data
Varians Taraf
Signifikasi
(α)
Fhit Ftab Kesimpulan
Eksperimen Kontrol
Pretest 65,22 86,03 0,05 1,32 1,84 Data
Homogen Posttest 76,89 57,65 0,05 1,33 1,84
Dari hasil perhitungan pretest, diperoleh Fhit = 1,32 sedangkan Ftab =
1,84 pada taraf signifikan 5% untuk derajat bebas penyebut 29 dan pembilang
31 karena Fhit < Ftab, maka Ho diterima yang berarti sampel hasil pretest
kelompok eksperimen dan kontrol homogen.
Dari hasil perhitungan posttest, diperoleh Fhit = 1,33 sedangkan Ftab =
1,84 pada taraf signifikan 5% untuk derajat bebas penyebut 29 dan
pembilang 31, karena Fhit < Ftab, maka Ho diterima yang berarti sampel
hasil posttest kelompok eksperimen dan kontrol homogen.
4 Lampiran 7, h. 136.
5 Lampiran 8, h. 144.
58
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
pada hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Hasil perhitungan uji hipotesis pretest posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tertera pada tabel 4.8 dan dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.6
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Data Kelompok N Mean Thitung Ttabel Kesimpulan
Pretest Eksperimen 32 43,37
0,325 2 Ho diterima
Ha ditolak Kontrol 30 42,66
Posttest Eksperimen 32 71,35
2,57 2 Ho ditolak
Ha diterima Kontrol 30 66
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data pretest thitung = 0,325 dan
ttabel = 2 atau thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf
signifikan 5% atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-
rata skor pretest kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan bahwa kelompok
eksperimn dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data posttest thitung = 2,57 dan
ttabel = 2 atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf
signifikan 5% atau dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-
rata skor posttest kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan bahwa kelompok
eksperimen memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik.
6 Lampiran 9, h. 146.
59
2. Hasil Observasi
Observasi terhadap guru dilakukan untuk melihat keterlaksanaan
kegiatan guru dalam melakukan tahap pembelajaran. Observasi ini dilakukan
di kelas eksperimen dan kontrol pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Data hasil
observasi kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11.
Persentase pertemuan pertama pada kelompok eksperimen adalah 88,8% dan
pada kelompok kontrol 94,4%. Persentase pertemuan kedua pada kelompok
eksperimen adalah 100% dan pada kelompok kontrol 100%.7
Tabel 4.9 Hasil Observasi
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
N
O
Tahap
Pembelajaran
Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
1
Pertemuan
2
1 Kegiatan Awal 66,40% 100% 83,30% 100%
2 Kegiatan Inti 100% 100% 100% 100%
3 Kegiatan Akhir 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 88,8% 100% 94,43% 100%
Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan terlihat jelas bahwa
proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Pada saat observasi, terlihat pengajar telah
melakukan tahapan dengan baik. Hasil persentase pada pertemuan pertama
kelompok eksperimen adalah sebesar 88,8%, karena pada kegiatan awal tidak
mengulas secara sekilas materi sebelumnya dan tidak menyebutkan
kompetensi yang akan dicapai dan kelompok kontrol 94,43%, karena juga
pada kegiatan awal tidak menyebutkan kompetensi yang akan dicapai
sedangkan hasil persentase pada pertemuan kedua, baik kelompok
eksperimen maupun kontrol sebesar 100%.
7 Lampiran 11, h. 152.
60
Berdasarkan hasil observasi yang dihubungkan dengan hasil belajar
siswa, terlihat adanya perubahan yang signifikan hal ini terlihat dari
perolehan data posttest. Hal inipun menunjukkan adanya pemahaman yang
baik pada siswa mengenai konsep sistem pertahanan tubuh.
3. Hasil Angket
Penyebaran angket pada siswa dimaksudkan untuk mengetahui informasi
mengenai media belajar film animasi yang disuguhkan. Angket yang dibuat
meliputi 4 prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Sobri Sutikno,
yaitu menentukan media dengan tepat, media dipilih sesuai dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang diajarkan; menetapkan dan mempertimbangkan subjek
dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat
kematangan/kemampuan peserta didik; menyajikan media dengan tepat,
teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan
dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana; menempatkan atau
memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Berdasarkan angket dengan empat alternatif jawaban yang disebar
kepada 32 siswa kelas XI IPA 5, dalam mata pelajaran biologi pada konsep
sistem pertahanan tubuh diperoleh8 :
Tabel 4.10. Frekuensi Jawaban Angket Siswa Secara Keseluruhan
Butir
Pernyataan
Frekuensi Jawaban Siswa Jumlah
Siswa SS S TS STS
1 5 22 2 3 32
2 2 26 4 0 32
3 3 22 6 1 32
4 5 14 11 2 32
5 1 4 20 7 32
6 0 5 18 9 32
7 1 3 21 7 32
8 5 9 14 4 32
8 Lampiran 12, h. 160.
61
Butir
Pernyataan
Frekuensi Jawaban Siswa Jumlah
Siswa SS S TS STS
9 1 29 2 0 32
10 7 23 2 0 32
11 7 24 1 0 32
12 8 22 2 0 32
13 0 2 28 2 32
14 2 3 17 10 32
15 0 3 27 2 32
16 6 12 8 6 32
17 5 20 7 0 32
18 3 28 1 0 32
19 3 29 0 0 32
20 7 25 0 0 32
21 0 8 21 3 32
22 0 2 28 2 32
23 0 6 24 2 32
24 1 1 25 5 32
25 6 24 1 1 32
26 3 25 4 0 32
27 3 3 20 6 32
28 7 25 0 0 32
29 0 1 24 7 32
30 0 2 26 4 32
62
Secara rinci, hasil persentase frekuensi jawaban siswa dalam tabel
berikut:
Tabel 4.11. Hasil Persentase Frekuensi Jawaban Angket Siswa Secara
Keseluruhan
No Dimensi Persentase Kategori
1 Menentukan media dengan
tepat, media dipilih sesuai
dengan tujuan dan bahan
pelajaran yang diajarkan
= 767 X 100
1024
= 74,9%
Tinggi
2 Menetapkan dan
mempertimbangkan subjek
dengan tepat, penggunaan
media diperhitungkan sesuai
dengan tingkat
kematangan/kemampuan
peserta didik
= 781 X 100
1024
= 76,3%
Tinggi
3 Menyajikan media dengan
tepat, teknik dan metode
penggunaan media dalam
pengajaran harus disesuaikan
dengan tujuan, bahan,
metode, waktu, dan sarana
= 733 X 100
1024
= 71,6%
Tinggi
4 Menempatkan atau
memperlihatkan media pada
waktu, tempat dan situasi
yang tepat
= 588 X 100
768
= 76,6%
Tinggi
Data hasil angket dengan empat prinsip pemilihan media, dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Prinsip pertama menentukan media dengan tepat, media dipilih sesuai
dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan. Dari hasil perhitungan
persentase data diperoleh 74,9%. Prinsip kedua menetapkan dan
mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan
sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik. Dari hasil
perhitungan persentase data diperoleh 76,3%. Prinsip ketiga menyajikan
media dengan tepat, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran
harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana. Dari
hasil perhitungan persentase data diperoleh 71,6%. Dan prinsip keempat
63
menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi
yang tepat. Dari hasil perhitungan persentase data diperoleh 76,6%.
C. Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan media film animasi pada
kelompok eksperimen mampu memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
peningkatan pemahaman belajar siswa dari pretest ke posttest bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Hal itu terjadi karena penggunaan media animasi dapat
memberikan pembelajaran bermakna sehingga membuat pemahaman siswa lebih
meningkat. Hal itu sejalan dengan hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra dengan judul effect of animation in
reconstructing students’ knowledge of cell division (mitosis)9 yang menunjukkan
bahwa penggunaan media animasi dapat memberikan pembelajaran bermakna.
Lebih besarnya penguasaan konsep kelompok eksperimen juga disebabkan
karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media film animasi,
proses-proses biologis yang kompleks dapat lebih mudah dijelaskan pada siswa
dengan cara analogi maupun dengan mengkonkretkan proses-proses yang abstrak
sehingga membantu siswa dalam hal visualisasi yang kuat, serta dorongan minat
belajar siswa.
Hal tersebut sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yosi
Rotbain, Gili Marbach-Ad d dan Ruth Stavy dengan judul using a computer
animation to teach high school molecular biology10
yang menyatakan bahwa
media animasi mampu membantu pemahaman siswa dalam hal visualisasi,
penggambaran konsep abstrak, serta memberikan dorongan dalam hal minat
belajar .
Seperti yang dinyatakan oleh Munadhi, bahwa media film animasi memang
memiliki kelebihan-kelebihan yang terkait dengan optimalisasi pembelajaran.
9 Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect Of Animation In Reconstructing Students’
Knowledge Of Cell Division (mitosis. Proceedings of epiSTEME 4, India. H. 358-362 10
Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d dan Ruth Stavy, Usinng A Computer Animation To Teach
High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol (2008) 17:49-58. DOI 10.1007/s10956-007-
9080-4
64
Misalnya, pesan yang disampaikan menjadi cepat dan mudah diingat siswa.11
Muhammad Rahmatullah dalam sebuah penelitian yang berjudul pengaruh
pemanfaatan media pembelajaran film animasi terhadap hasil belajar12
juga
menyatakan bahwa film animasi mampu memperkaya pengalaman dan
kompetensi siswa dalam beragam materi ajar, juga mampu menyediakan
tampilan-tampilan visual yang lebih kuat dari berbagai fenomena abstrak,
meningkatkan minat dan pemahaman, serta meningkatkan proses dan kualitas
hasil belajar. Sehingga pembelajaran konsep sistem pertahanan yang kompleks
dapat dengan mudah dijelaskan pada siswa.
Tahap penggunan media dikedua kelompok memiliki proses yang sejalan.
Keduanya menggunakan pendekatan kontruktivisme dengan metode diskusi dan
tanya jawab. Namun, berbeda dengan siswa yang belajar dengan menggunakan
media film animasi, media power point dianggap hanya menenakankan pada
pengenalan visual saja.13
Sedangkan media film animasi, ia masuk pada golongan
media audiovisual yang berarti menekankan keterlibatan indera visual dan audio
sekaligus. Dengan kata lain, penekanan dua sensor indera sekaligus dalam proses
pembelajaran akan memberikan dampak yang lebih positif dibanding dengan
menekankan pada satu jenis indera saja.
Pada pertemuan pertama kelompok eksperimen, mulanya guru memberikan
sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh. Lalu siswa diarahkan
untuk membentuk lima kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan
materi dan dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem
pertahanan tubuh, lalu setelah media film animasi tersebut disajikan, masing-
masing kelompok dibagikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan.
Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, selanjutnya
diadakan tanya jawab untuk menanggapi dan memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan kedua kelompok eksperimen, mulanya guru memberikan sedikit
ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, selanjutnya siswa diarahkan
11
Munadi, yudhi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung persada Press, 2008), h. 116. 12
Muhammad Rahmatullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap
Hasil Belajar. Edisi khusus no. 1, Agustus 2011 ISSN 1412-565X 13
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2012), Cet. 2, h. 157.
65
membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dan
dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem
pertahanan tubuh, lalu setelah film animasi disajikan, guru dan siswa melakukan
evaluasi dengan menggunakan kuis course review horray, yang selanjutnya soal-
soal dalam kuis tersebut dibahas dan didiskusikan secara bersama untuk
memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan pertama kelompok kontrol, mulanya guru memberikan
sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh dan mengarahkan siswa
membentuk 5 kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi
dengan menggunakan media power point yang ditampilkan, selanjutnya masing-
masing kelompok diberikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan.
Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, selanjutnya
diadakan tanya jawab untuk menanggapi dan memperkuat pemahaman siswa.
Pada pertemuan kedua kelompok kontrol, mulanya guru memberikan sedikit
ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, selanjutnya siswa diarahkan
membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dengan
menggunakan media power point yang ditampilkan. Lalu setelah media power
point ditampilkan, guru dan siswa melakukan evaluasi dengan menggunakan kuis
course review horray, yang selanjutnya soal-soal dalam kuis tersebut dibahas dan
didiskusikan secara bersama untuk memperkuat pemahaman siswa.
Berkaitan dengan kelebihan media film animasi, film animasi mengandung
media audiovisual sekaligus yang mampu menarik perhatian siswa. menurut teori
tingkat pengolahan, dalam faktor yang meningkatkan daya ingat jangka panjang,
disebutkan bahwa makin banyak perhatian yang diberikan pada bagian-bagian
tertentu, makin banyak pengolahan mental yang dilakukan atas bagian tertentu,
maka makin besar pula kemungkinan bagian-bagian tertentu tersebut diingat.14
Hal itulah yang menjadi salah satu faktor film animasi mampu memberikan
dampak positif yang lebih kuat. Diketahui selanjutnya, film juga yang melibatkan
14
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT indeks, 2008), h.231.
66
legenda tokoh, yang ternyata juga mampu meningkatkan retensi memori jangka
panjang.15
Peningkatan siswa didukung juga oleh hasil analisis lembar observasi dan
angket. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru mengenai keterlaksanaan
kegiatan guru dalam melakukan tahap pembelajaran, menunjukkan bahwa
pengajar telah melakukan tahapan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dihubungkan dengan hasil belajar siswa, terlihat
adanya perubahan tingkat pemahaman konsep yang lebih baik. Hal ini terlihat dari
perolehan data posttest yang secara signifikan meningkat.
Berdasarkan perhitungan angket, dari keempat prinsip pemilihan media,
secara keseluruhan mendapatkan kategori yang tinggi. Baik pada prinsip pertama,
kedua, ketiga maupun keempat. Berikut penjabaran respon siswa mengenai angket
yang disebar:
Prinsip pertama yaitu, menentukan media dengan tepat atau media dipilih
sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan. Dengan kata lain,
pemilihan media yang tepat akan akan mempengaruhi sampai atau tidaknya
informasi dari pendidik kepada peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang
didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film
animasi yang disuguhkan merupakan media belajar yang tepat, sesuai dengan
bahan dan tujuan pembelajaran sehingga dapat membantu memahami konsep
yang diajarkan.
Prinsip yang kedua yaitu, menetapkan dan mempertimbangkan subjek
dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat
kematangan/ kemampuan peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang
didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film
animasi yang disuguhkan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih
menarik dan menyenangkan dengan alur cerita yang dapat dipahami dengan baik.
Hal itu berarti media film animasi yang disuguhkan sesuai dengan tingkat
kematangan berpikir peserta didik.
15
Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-
Term Memory Retention. CBE—Life Sciences Education. Vol. 6, 217–223, Fall 2007. h. 217-223.
67
Prinsip yang ketiga, yaitu menyajikan media dengan tepat, teknik dan metode
penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan,
metode, waktu, dan sarana; Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat,
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi
yang disuguhkan merupakan media yang teknik penyajiannya mudah digunakan,
tepat guna dan sesuai bahan dan sarana belajar yang ada.
Prinsip yang ke empat, yaitu menempatkan atau memperlihatkan media pada
waktu, tempat dan situasi yang tepat; Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat,
menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi yang
disuguhkan diperlihatkan pada waktu, tempat dan situasi yang tepat sehingga
menambah motivasi belajar. Berdasarkan perhitungan yang didapat, maka hasil
angket menunjukkan kategori tinggi sehingga berkolerasi positif dengan hasil
posttest pada kelompok eksperimen.
Film animasi sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan.
Disamping film animasi mampu merekam suatu proses, lebih mengkonkretkan
konsep yang abstrak, dapat diputar ulang jika dibutuhkan, film animasi juga
memiliki nilai hiburan tersendiri bagi peserta didik. Sehingga siswa merasa
tertarik dan materi yang disampaikan dapat terekam dan dipahami dengan baik
oleh siswa. Maka, berdasarkan olah data dan pembahasan yang didapat,
disimpulkan bahwa penggunaan media film animasi berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem mekanisme pertahanan tubuh.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa
pada konsep sistem pertahanan tubuh. Hal ini ditunjukkan oleh uji statistik
menggunakan uji-t yakni thitung (2,57) > ttabel (2,00), pada taraf signifikan
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pengaruh perlakuan juga dapat
dilihat dari rata-rata nilai pottest antar kelompok yakni, kelompok
eksperimen sebesar 71,35 dan kelompok kontrol sebesar 66,00. Selain itu,
pengaruh dari perlakuan juga ditunjukkan oleh rata-rata N-Gain untuk
kelompok eksperimen 0,47 dan kelompok kontrol 0,38.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Penggunaan media film animasi dapat dijadikan alternatif media
pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah, karena dapat
memberikan hasil belajar yang baik, memberikan variasi
pembelajaran, juga bernilai hiburan tersendiri bagi siswa.
2. Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut mengenai kualitas
media film animasi, baik menyangkut rancangan tampilan film
animasi itu sendiri maupun kualitas materi yang dibutuhkan siswa
didalamnya.
68
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Barak, Miri., Ashkar, Tamar., dan Dori, Yehudit J. “Teaching Science via
Animated Movies: Its Effect on Students' Learning Outcomes and
Motivation”,
http://www.sciencedirect.com/science/journal/03601315/56/3, 25
Februari 2013.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga,
2011.
Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera,
2012.
Devita, Selvina Reza., Riyadi., Yulianti. “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Concept Mapping terhadap Pemahaman Konsep
Perubahan Lingkungan Fisik”,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/2804/19
22, 17 September 2013.
Dimyati., dan Mudiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
Refika Aditama, 2007.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara, 2005.
Handayani, Muslih Aris. “Studi Peran Film dalam Dunia Pendidikan”, INSANIA,
Vol. 11, 2006,
http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/download/
144/141.
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Haryoko, Sapto. “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran”. Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5,
2009, http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/972/781.
70
Imamah, N. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif
Berbasis Kontruktivisme Dipadukan dengan Video Animasi Materi
Sistem Kehidupan Tumbuhan”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol.
1, 2012,
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124.
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang,
dan Mempraktikkannya Jogjakarta: Diva Press, 2011.
Kustandi, Cecep., dan Sutjipto, Bambang. Media Pembelajaran: Manual dan
Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
Mohapatra, Animesh K,. dan Mohapatra, Reena. “Effect of Animations in
Constructing and Reconstructing Students’ Knowledge of Cell Division
(Mitosis)”, http://episteme4.hbcse.tifr.res.in/proceedings/strand-iii-
curriculum-and-pedagogical studies-in-stme/mohapatra-mohapatra, 25
Februari 2013.
Morin, Edgar. Tujuh Materi Penting Bagi Dunia Pendidikan. Yogyakarta: 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran:Suatu Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung
Persada Press, 2008.
Munir. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
2012.
O’Day, “Danton H. Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for
Making Effective, High Quality Teaching Animations”, Vol. 5, 2006,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1618697.
_____. “The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term
Memory Retention”, Vol. 6, 2007,
http://www.lifescied.org/content/6/3/217.full.pdf+html, 25 Februari
2013.
Prawidilaga, Dewi Salma. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008.
Rahmattullah, Muhammad. “Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film
Animasi terhadap Hasil Belajar”,
http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf, 17 September
2013.
Rotbain, Yosi., Marbach-Ad, Gili., dan Stavy, Ruth. “Using a Computer
Animation to Teach High School Molecular Biology”. J Sci Educ
Technol, Vol. 17, 2008, http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-
007-9080-4?no-access=true.
71
Sadiman, Arief S., Rahardjo, R., Haryono. Anung., dan Rahardjito. Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Rajawali, 2010.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta,
2010.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
Cet. 4, 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, Cet. 5, 2010.
Slavin, Robert. E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,
2008.
Sofyan, Ahmad., Feronika, Tonih., dan Milama, Burhanudin. Evaluasi
Pembelajaran IPA. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006.
Su, King-Dow. “An Integrated Science Course Designed with Information
Technologies to Enhance University Student’s Learning Performance”,
ScienceDirect, Vol. 51, 2008,
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131508000171.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Cet. 6, 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Sudjana, Nana., dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2011.
Sukmaniar, Fahma., Ngadino., dan Karsono. “Peningkatan Keterampilan Menulis
Narasi dengan Menggunakan Media Pembelajaran Animasi,
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124, 17
September 2013.
Syafrudin, Chabib., dan Pujiyono, Wahyu. “Pembuatan Film Animasi Pendek
“Dahyatnya Sedekah” Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D
Hybrid Animation dengan Pemanfaatan Graphic”, Jurnal Sarjana Teknik
Informatika, Vol.1, 2013,
http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/view/1783.
Uno, Hamzah B., dan Lamatenggo, Nina. Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
65
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN
Jenjang Sekolah : XI IPA
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal : 56
Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan ganda
Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit
yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 5.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit
penyakit
Sub-
konsep
Indikator
pertemuan 1
Indikator
pertemuan 2
Aspek Kognitif Jumlah
Soal
Jumlah
soal
valid
Jumlah soal
yang
digunakan C1 C2 C3 C4 C5 C6
Sistem
limfatik
Menyebutkan
dan menjelaskan
pembuluh limfa
dan organ-organ
limfoid
- 1*, 6 2*, 4 5 7 3*, 8* 9 9 4
4
(1*, 2*, 3*,
8*)
Sistem
pertaha
Menjelaskan
fungsi sistem - 12, 14 10*, 16 15* 17* 13* 11 8 4
4
(10*, 15*,
66
Sub-
konsep
Indikator
pertemuan 1
Indikator
pertemuan 2
Aspek Kognitif Jumlah
Soal
Jumlah
soal
valid
Jumlah soal
yang
digunakan C1 C2 C3 C4 C5 C6
nan
tubuh
pertahanan tubuh 17*, 13*)
Menyebutkan
Komponen dan
respon imun
nonspesifik dan
spesifik
-
20*,
24, 27,
30,
31*, 36
38*,
40, 41
19*, 25,
32*,
33*,
37*, 39,
42*, 43*
23*,
29
22*,
26,3
4
21*,
28
18
*,
35
26* 14
11
(20*, 31*,
38*, 10*, 32*,
33*, 23*, 22*,
21*, 18*, 26*)
-
Menjelaskan
macam-macam
pertahanan
tubuh
(kekebalan aktif
dan pasif)
47* 46 45* 44,
50 49*
48
* 7 4
4
(47*, 45*,
49*, 48*)
-
Menyebutkan
kelainan pada
sistem
pertahanan
tubuh
53* 55 56 51* 52 54 6 2
2
(53*, 51*)
Jumlah 56 28 25
Keterangan : Tanda bintang (*) adalah soal valid
67
Jenjang Sekolah : XI IPA
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal : 56
Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan ganda
Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit
yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar : 5.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit
penyakit
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
Sistem limfatik Pembuluh limfa
Organ limfoid
1. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan
tubuh dinamakan …
a. Vaksinasi
b. Embriologi
c. Immunologi
d. Virology
e. Zoologi
2. Sel darah putih memegang peranan penting dalam
sistem pertahanan tubuh. Karena ....
a. Beberapa sel darah putih berperan dalam proses
fagositosis
b. Sel darah putih mengandung HB untuk mengikat
C
A
C1
C2
1
2
1
2
68
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
oksigen
c. Sel darah putih berperan dalam proses pembekuan
darah pada luka
d. Sel darah putih mengandung pigmen empedu
e. Sel darah putih dapat mengembalikan sisa
metabolisme ke ginjal untuk disekresikan
3. Pernyataan yang tidak benar tentang fungsi sistem
limfatik adalah ....
a. Mengalirkan cairan nterstitial
b. Menghasilkan imunitas
c. Mentransfer lemak hasil penyerapan makanan ke
darah
d. Memfasilitasi reaksi imun
e. Mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur
fungsi sel-sel tubuh
4. Tonsil merupakan salah satu organ pertahanan tubuh
yang berfungsi ....
a. Melawan infeksi pada saluran pernafasan bagian
atas
b. Sebagai tempat pembuatan limfosit
c. Memproduksi hormon yang berfungsi dalam
pematangan sel limfosit T
d. Menghasilkan cairan limfa yang mengalir dalam
pembuluh limfatik
e. Mengandung sel-sel limfosit dan makrofag
E
A
C5
C2
3
4
3
-
69
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
5. Manakah dibawah ini yang bukan termasuk organ
limfoid?
1) Tonsil 5) hati
2) Limpa 6) ginjal
3) Timus 7) nodus limfa
4) Sumsum tulang merah
a. 1 dan 2 d. 5 dan 6
b. 3 dan 4 e. 6 dan 7
c. 4 dan 5
6. Timus ditunjukkan oleh bagian nomor ....
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
D
E
C3
C1
5
6
-
-
1 2
3
4
5
70
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
7. Seorang siswa menemukan organ limfoid dengan ciri-
ciri berikut:
1) Memiliki dua lobus yang pada tiap lobusnya
terdiri atas korteks dan medulla
2) Terletak dibagian atas tulang dada
3) Bertugas memproduksi hormon yang berungsi
dalam pematangan sel limfosit T
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Timus
b. Tonsil
c. Limpa
d. Nodus limfa
e. Sumsum tulang
8. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri organ:
1) Tempat ppembentukkan limfosit
2) Terdapat didalam tulang pipih
3) Terdapat pada epifise tulang pipa pada orang
dewasa
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Hati
b. Tonsil
c. Limpa
d. Paru-paru
e. Sumsum tulang
A
E
C4
C5
7
8
-
4
71
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
9. Dibawah ini merupakan pernyataan mengenai
limpa. Kecuali ....
a. Berbentuk oval
b. Panjangnya sekitar 12cm
c. Terletak diantara perut dan diafragma
d. Mengandung dua bagian, yang disebut pulpa
putih dan pulpa merah
e. Terdiri dari korteks dan medulla
E C6 9 -
Sistem
pertahanan
tubuh
Fungsi sistem
pertahanan
tubuh
10. Sistem pertahanan tubuh yakni …
a. Keberhasilan tubuh memproduksi sel kekebalan
b. Kemampuan memakan antigen yang masuk
c. Berhasil menjalani persaingan dalam kehidupan
d. Kemampuan mempertahankan tubuh dari
penyakit
e. Keberhasilan menghasilkan limfosit dewasa
11. Hasil pengamatan siswa mengemukakan bahwa
tubuh kita memliki sistem pertahanan terhadap
patogen yang masuk kedalam tubuh. Pernyataan
dibawah ini yang termasuk sistem fungsi sitem
pertahanan yakni ....
a. Menghancurkan sel kanker dan sel abnormal
b. Menyaring zat-zat kimia yang masuk kedalam
tubuh
c. Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
D
A
C2
C6
10
11
5
-
72
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
d. Membunuh jaringan tubuh yang sehat
e. Menghancurkan patogen yang ada di udara
12. Alergen Zat asing seperti virus, protein asing,
mikroorganisme dan bakteri yang masuk kedalam
tubuh disebut …
a. Antibodi
b. Imunitas
c. Antigen
d. Leukosit
e. Vaksin
13. Perhatikan komponen dibawah ini!
1) Makrofag 4) Alergen
2) Limfosit 5) Antigen
3) Sel pengenal antigen
Komponen yang tidak termasuk ke dalam sistem
imun adalah ....
a. 1 dan 4 c. 3 dan 4 e. 1 dan 5
b. 2 dan 5 d. 4 dan 5
14. Antibodi yang dapat menawarkan racun disebut ....
a. Presipitin
b. Antitoksin
c. Lisin
d. Toksoid
e. Vaksin
15. Dalam suatu praktikum di lab, ada seorang siswa
C
D
B
D
C1
C5
C1
C3
12
13
14
15
-
6
-
7
73
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
teluka karena teriris silet. Apa yang sebaiknya
segera ia lakukan?
a. Menutup luka dengan plester luka
b. Membalut luka dengan perban
c. Menghentikan darah dengan menekan
daerah sekitar luka
d. Membersihkan luka dengan alkohol
e. Menghisap aliran darah yang keluar
16. Tubuh kita tidak mudah terkena patogen yang
masuk bersama makanan karena ....
a. Adanya tonsil di pangkal mulut
b. Lambung menghasilkan HCL dan enzim
pencerna protein
c. Air ludah mengandung ptialin
d. Patogen hancur melalui pencernaan mekanis
e. Patogen dalam makanan akan diserang oleh
limfosit
17. Apabila kita terkena luka, seringkali luka tersebut
membengkak atau menjadi radang. Sebenarnya, hal
apa yang menyebabkan terjadi demikian ....
a. Terjadinya peningkatan aliran darah
b. Hilangnya kemampuan pertahanan dalam
tubuh
c. Terjadinya infeksi berlebihan
d. Terhambatnya pertumbuhan dan
B
A
C2
C4
16
17
-
8
74
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
perkembangan patogen
e. Didalam tubuh terjadi kompetisi antara
bakteri tidak berbahaya dengan virus yang
masuk
Komponen dan
respon imun
nonspesifik dan
spesifik
18. Pernyataan yang tidak benar mengenai sistem
pertahanan tubuh lapisan pertama yakni …
a. Mukosa berperan untuk menyekresi lendir yang
kental dan lengket untuk memerangkap patogen
b. Mukosa berperan menghalangi patogen pada
saluran pencernaan, pernafasan dan genitouriner
c. Kelenjar minyak dan keringat pada kulit
menyekresikan zat yang asam
d. Lambung menghasilkan larutan HCL yang
dapat membunuh mikroba
e. Jenis sel darah putih tertentu mampu menelan
patogen yang masuk dalam tubuh
19. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata turut berperan
dalam sistem pertahanan tubuh karena ....
a. Menyekresi cairan yang mengandung enzim
lisozim yang dapat mencerna bakteri
b. Menyekresi lendir yang kental dan lengket
untuk memerangkap mikroba
c. Menghasilkan larutan HCL yang dapat
membunuh mikroba
d. Menghasilkan larutan garam yang dapat
E
A
C6
C2
18
19
9
10
75
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
membunuh mikroba
e. Tersusun dari epitelium yang berlapis keratin
20. Berikut ini merupakan pertahanan secara kimiawi
oleh tubuh, kecuali ....
a. Kelenjar minyak
b. Keringat
c. Air ludah
d. Air mata
e. Antibodi
21. Kulit dapat berperan sebagai sistem pertahanan
tubuh karena alasan berikut, kecuali ....
a. Kulit tersusun atas lapisan epitelium berlapis
keratin sehingga sulit ditembus oleh mikroba
b. Hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri
c. Keratin pada kulit tahan terhadap racun dan
enzim bakteri
d. Kulit menyekresi minyak yang dapat
menghambat bakteri
e. Kulit memiliki kelenjar penghasil antibodi yang
dapat melawan mikroba
22. Inflamasi/ peradangan merupakan respon imun non
spesifik yang disebabkan ....
a. Arteri prakapiler menyempit, venula
pascakapiler berdilatasi
E
E
B
C1
C5
C4
20
21
22
11
12
13
76
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
b. Arteri prakapiler berdilatasi, venula
pascakapiler menyempit
c. Arteri prakapiler menyempit, venula
pascakapiler menyempiti
d. Arteri prakapiler berdilatasi, venula
pascakapiler berdilatasi
e. Pembuluh darah mengembang
23. Berikut ini adalah beberapa respon pertahanan:
1) Inflamasi
2) Antibodi
3) Antibiotik
4) Fagositosis
Respon imun yang bersifat non spesifik adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 3 dan 4
24. Zat yang menyebabkan alergi disebut ....
a. Antigen
b. Antibodi
c. Alergen
d. Protein
e. Toksin
25. Sel natural killer memiliki sifat-sifat berikut ini,
C
C
E
C3
C1
C2
23
24
25
14
-
-
77
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
kecuali ....
a. Termasuk sel darah putih
b. Diaktifkan oleh interferon
c. Termasuk sistem imunitas bawaan
d. Mampu membunuh sel-sel kanker
e. Mampu memfagosit mikroba patogen
26. Seorang siswa mengamati suatu “komponen”
didalam lab. Komponen tersebut merupakan hasil
tumbuh dari monosit. Ia berumur panjang dan
mampu menjulurkan kaki-kaki semu yang dapat
ditempelkan pada polisakarida mikroba dan
memakannya. Komponen yang diamati oleh siswa
adalah ....
a. Interferon
b. Sel natural killer
c. Leukosit
d. Neutrofil
e. Makrofag
27. Perpanjangan makrofag yang dapat menangkap
bakteri pada proses fagositosis disebut ....
a. Interferon
b. Fagosit
c. Limfosit
d. Glikoprotein
e. Pseudopodia
E
E
C4
C1
26
27
15
-
78
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
28. Berikut ini merupakan ciri respon imun nonspesifik:
1) Timbul warna kemerahan
2) Timbul panas
3) Terjadi pembengkakan
4) Timbul rasa sakit
Ciri-ciri respon imun yang dimaksud adalah ....
a. Terjadinya inflamasi
b. Mulai bekerjanya Natural Killer
c. Mulai aktifnya protein antimikroba
d. Mulai aktifnya limfosit dan antibodi
e. Terjadinya kegagalan respon pertahanan
29. Monosit, neutrofil, eosinofil, basofil dan limfosit
merupakan sel darah putih yang berfungsi sebagai
pertahanan tubuh terhadap patogen. Manakah
diantara kelima komponen tersebut yang
berkemampuan khusus untuk memfagositosis?
a. Monosit dan neutrofil
b. Eusinofil dan basofil
c. Makrofag dan eosinofil
d. Eosinofil dan limfosit
e. Limfosit dan monosit
30. Jika tubuh terserang penyakit maka tubuh akan
melawannya dengan membentuk . . . .
a. Antigen
b. Interferon
A
A
E
C5
C3
C1
28
29
30
-
-
-
79
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
c. Limfosit
d. Monosit
e. Antibodi
31. Limfosit dapat mengalami pematangan menjadi ....
a. Sel B dan sel T
b. Eosinofil dan neutrofil
c. Monosit dan makrofag
d. Sel-sel fagosit
e. Antibodi dan antitoksin
32. Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan
cara .....
a. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan
antigen yang dilawannya
b. Memakan kuman penyakit atau benda-benda
asing yang ada di dalam tubuh
c. Menghasilkan zat asam yang dapat
menyebabkan terjadinya lisis sel bakteri atau
virus
d. Menghancurkan kuman dan benda asing dengan
menggunakan sekret dari lisosom
e. Menghasilkan enzim yang akan menguraikan
kuman dan benda asing yang ada di dalam
tubuh
33. Apabila tubuh terinfeksi virus cacar kemudian
sembuh, untuk jangka waktu tertentu orang tersebut
A
A
A
C1
C2
C2
31
32
33
16
17
18
80
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
akan mengalami kekebalan terhadap penyakit cacar
air. Kekebalan ini disebabkan karena didalam tubuh
sudah terbentuk ....
a. Sel limfosit T memori
b. Sel limfosit T pembantu
c. Sel limfosit T pembunuh
d. Sel limfosit T supresor
e. Antibodi
34. Ketika seseorang terkena suatu virus, tubuh tidak
selalu mengalami sakit yang meluas (parah) dan
berlangsung lama. Hal itu disebabkan karena ....
a. Bagian tubuh maupun sel yang terkena virus
mengeluarkan interferon
b. Terbentuk kompleks antibodi-antigen di dalam
tubuh
c. Tubuh mempertahankan keseimbangan cairan
tubuh
d. Virus yang masuk kedalam tubuh merupakan
virus yang lemah
e. Lambung menghasilkan HCL dan enzim
pencerna protein
A
C4
34
-
81
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
35. Diketahui ciri-ciri respon imun nonspesifik dan
spesifik:
1) Respon timbul terhadap jaringan tubuh yang
rusak (terluka) dan bukan terhadap penyebab
kerusakan itu sendiri
2) Memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik
melawan jaringan tubuh sendiri
3) Timbul dari dua sistem yang saling
bekerjasama (imunitas diperantarai antibodi
& diperantarai sel)
4) Respon berupa inflamasi dan fagositosis
Perbandingan ciri-ciri respon nonspesifik dengan spesifik
adalah?
a. 1,2 dengan 3, 4 d. 2,3 dengan 1,4
b. 1, 3 dengan 2, 4 e. 3,4 dengan 1,2
c. 1, 4 dengan 2, 3
36. Pernyataan yang tidak benar mengenai aksi
antibodi terhadap antigen adalah ....
a. Mengingat antigen yang spesifik dan akan
merespon dengan cepat bila terkena infeksi
yang kedua
b. Menyebabkan antigen saling melekat
(aglutinasi)
c. Menstimulus fagositosis oleh neutrofil
d. Berperan sebagai antitoksin dan
C
A
C6
C5
35
36
-
-
82
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
menyebabkan pengendapan toksin bakteri
e. Menetralisasi antigen yang masuk
37. Suatu sel diketahui berperan dalam respon imun
spesifik yang diperantarai sel dan berfungsi
menurunkan serta menghentikan respon imun yang
teraktivasi. Sel yang dimaksud adalah ....
a. Sel B Plasma
b. Sel B pembelah
c. Sel T Pembantu
d. Sel T Penmbunuh
e. Sel T Supresor
38. Berikut yang bukan merupakan tipe-tipe
immunoglobulin pada manusia adalah ....
a. IgA
b. IgX
c. IgG
d. IgD
e. IgE
39. Dalam reaksi alergi, ig E ....
a. Melekat pada sel patogen dan menandainya
untuk kemudian dilumpuhkan
b. Membuat lubang pada membran sel patogen
c. Berikatan pada permukaan mastosit, dan
menginduksinya untuk menghasilkan histamin
d. Memicu limfosit untuk menghasilkan antibodi
E
B
C
C1
C1
C2
37
38
39
-
19
-
83
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
e. Memicu sekresi antibodi ke dalam saluran
pencernaan dan saluran pernafasan
40. Jenis antibodi yang memegang peranan penting
pada pertahanan tubuh terhadap masuknya
mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi
selaput lendir, seperti hidung, mata, paru-paru dan
usus merupakan antibodi jenis ....
a. IgM
b. IgA
c. IgD
d. IgE e. IgG
41. Antibodi pertama yang disekresikan sebagai respon
kekebalan tubuh....
a. IgM
b. IgA
c. IgD
d. IgE
e. IgG
42. Sel T penolong berfungsi untuk....
a. Membunuh sel yang terinfeksi
b. Mengurangi produksi antibodi
c. Mengontol komponen imun spesifik lain
d. Mengingat informasi antigen yang pernah
masuk ke dalam tubuh
A
A
C
C1
C1
C2
40
41
42
-
-
-
84
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
e. Reseptor antigen
43. Interferon berfungsi untuk ....
a. Menghsilkan imunoglobin
b. Menghasilkan antibodi
c. Menghasilkan antigen
d. Mencegah replikasi virus
e. Mencegah infeksi bakteri
D
C2
43
-
Macam-macam
pertahanan
tubuh (aktif dan
pasif)
44. Di dalam ASI pertama terdapat antibodi yang
berguna untuk kekebalan bayi, ASI tesebut
merupakan contoh dari . . . .
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Vaksinasi
45. Berikut pernyataan yang benar mengenai vaksin
adalah ....
a. Merupakan antibodi yang siap diinjeksikan
kedalam tubuh
b. Sama seperti antibodi monoklonal
c. Memiliki waktu perlindungan aktif yang
singkat
d. Dapat memberantas semua penyakit yang
diakibatkan virus
e. Merupakan modifikasi bakteri/ virus yang
C
E
D
C4
C3
44
45
-
20
-
85
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
dilemahkan dan dapat merangsang kekebalan
tubuh
46. Pemberian vaksin polio menyebabkan seorang anak
....
a. Sembuh dari penyakit polio
b. Memperoleh zat antivirus polio
c. Menularkan penyakit polio
d. Membentuk antibodi pencegah polio
e. Terkena penyakit polio
47. Pemberian serum pada tubuh dapat menimbulkan
kekebalan ....
a. Aktif alami
b. Aktif buatan
c. Pasif alami
d. Pasif buatan
e. Adaptif
D
D
B
C
C2
C1
46
47
21
22
23
86
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
48. Seorang anak disuntikkan vaksin tetanus sehingga
tubuhnya mengembangkan sistem kekebalan dengan
cara memproduksi antibodi khusus untuk melawan
tetanus. Dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan
bahwa tubuh anak tersebut mengalami proses ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Netralisasi
49. Beberapa penyakit:
1) Tipus 4) Bronkitis
2) Campak 5) Gondongan
3) Malaria 6) Cacar Air
Penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan aktif alami
ialah ....
a. 1, 3, 5
b. 2, 4, 6
c. 2, 5, 6
d. 1, 2, 3
e. 3, 5, 6
50. Ketika seseorang mengalami cacar dan sembuh,
orang tersebut dalam jangka waktu tertentu akan
mengalami kebal terhadap cacar. Hal tersebut
A
C
A
C6
C5
C4
48
49
50
-
22
23
87
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
merupakan bagian dari pertahanan tubuh ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Imunitas
Kelainan pada
sistem
pertahanan
tubuh
51. HIV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan
kematian karena ....
a. Dapat merusak jaringan tubuh
b. Menyerang sel limfosit
c. Dapat ditularkan melalui kontak cairan
tubuh
d. Menurunkan kekebalan tubuh sehingga
memudahkan infeksi penyakit yang lain
e. Merusak antibodi
52. Perhatikanlah data penyakit berikut!
1) Alergi 4) Kanker
2) Lupus 5) SCID
3) AIDS 6) Anemia
Yang bukan merupakan penyakit imunitas adalah ....
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 4 dan 6
D
C
C4
C5
51
52
24
-
88
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
d. 1 dan 4
e. 4 dan 5
53. Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan sistem
kekebalan tubuh adalah ....
a. Demam rematik
b. Kencing manis
c. AIDS
d. SCID
e. Alergi
54. Dalam suatu pengamatan ditemukan bahwa terdapat
suatu kondisi yang mana molekul normal didalam
tubuh dianggap sebagai antigen asing oleh antibodi.
Dapat disimpulkan bahwa kondisi tersebut
menunjukkan terjadinya ....
a. Alergi
b. Autoimunitas
c. Defisiensi imun
d. Penolakan transplantasi
e. Serangan patogen asing dalam tubuh
55. Antigen yang menyebabkan influenza adalah ....
a. Bakteri
b. Mikroba
C
B
C
C1
C6
C2
53
54
55
25
-
-
89
Sub konsep Indikator Soal Jawa
ban
Tingkat
Kognitif
No
Butir
Asli
No
Butir
Baru
c. Virus
d. Substansi asing
e. Protein asing
56. Terdapat beberapa penyakit imun diantaranya alergi,
artritis reumatoid dan AIDS. AIDS merupakan salah
satu yang dapat menyebabkan kematian. Manakah
pernyataan dibawah ini yang berkenaan dengan
AIDS sebagai salah satu penyebab kematian ....
a. AIDS menyebabkan kerusakan pada jaringan
darah
b. AIDS menyerang sistem pernafasan
c. AIDS menyebabkan kanker paru-paru
d. AIDS menurunkan kinerja sistem pertahanan
tubuh
e. AIDS membuat kerja otot jantung terganggu
D
C3
56
-
Sumber:
Aryulina, Diah. Dkk., Esis Biologi 2, SMA dan MA untuk kelas XI, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2007)
Cambell Reece, Mitchell., Biologi. (Jakarta: Erlangga, 2004).
Saktiyono, Seribu Pena BIOLOGI untuk SMA/ MA Kelas XI. (Jakarta: Erlangga, 2008).
90
INSTRUMEN SOAL
MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
NAMA:
KELAS:
Pilihlah Satu Jawaban yang Paling Benar dengan Memberi Tanda Silang (x)
pada Huruf a, b, c, d, atau e!
1. Ilmu yang mempelajari sistem
imun atau kekebalan tubuh
dinamakan …
a. Vaksinasi
b. Embriologi
c. Immunologi
d. Virology
e. Zoologi
2. Sel darah putih memegang
peranan penting dalam sistem
pertahanan tubuh. Karena ....
a. Beberapa sel darah putih
berperan dalam proses
fagositosis
b. Sel darah putih mengandung
HB untuk mengikat oksigen
c. Sel darah putih berperan
dalam proses pembekuan
darah pada luka
d. Sel darah putih mengandung
pigmen empedu
e. Sel darah putih dapat
mengembalikan sisa
metabolisme ke ginjal untuk
disekresikan
3. Pernyataan yang tidak benar
tentang fungsi sistem limfatik
adalah ....
a. Mengalirkan cairan
nterstitial
b. Menghasilkan imunitas
c. Mentransfer lemak hasil
penyerapan makanan ke
darah
d. Memfasilitasi reaksi
imun
e. Mendistribusikan
hormon-hormon untuk
mengatur fungsi sel-sel
tubuh
4. Tonsil merupakan
salah satu organ pertahanan
tubuh yang berfungsi ....
a. Melawan infeksi
pada saluran pernafasan
bagian atas
b. Sebagai tempat
pembuatan limfosit
c. Memproduksi
hormon yang berfungsi
dalam pematangan sel
limfosit T
d. Menghasilkan
cairan limfa yang mengalir
dalam pembuluh limfatik
e. Mengandung sel-
sel limfosit dan makrofag
5. Manakah dibawah
ini yang bukan termasuk organ
limfoid?
1) Tonsil 5) hati
2) Limpa 6)
ginjal
3) Timus 7)
nodus limfa
4) Sumsum tulang
merah
91
a. 1 dan 2 d.
5 dan 6
b. 3 dan 4 e.
6 dan 7
c. 4 dan 5
6. Timus ditunjukkan oleh bagian
nomor ....
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
7. Seorang siswa menemukan
organ limfoid dengan ciri-ciri
berikut:
1) Memiliki dua lobus yang
pada tiap lobusnya
terdiri atas korteks dan
medulla
2) Terletak dibagian atas
tulang dada
3) Bertugas memproduksi
hormon yang berungsi
dalam pematangan sel
limfosit T
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Timus
b. Tonsil
c. Limpa
d. Nodus limfa
e. Sumsum tulang
8. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri
organ:
1) Tempat ppembentukkan
limfosit
2) Terdapat didalam tulang
pipih
3) Terdapat pada epifise
tulang pipa pada orang
dewasa
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Hati
b. Tonsil
c. Limpa
d. Paru-paru
e. Sumsum tulang
9. Dibawah ini merupakan
pernyataan mengenai limpa.
Kecuali ....
a. Berbentuk oval
b. Panjangnya sekitar 12cm
c. Terletak diantara perut
dan diafragma
d. Mengandung dua bagian,
yang disebut pulpa putih
dan pulpa merah
e. Terdiri dari korteks dan
medulla
10. Sistem pertahanan tubuh
yakni …
a. Keberhasilan tubuh
memproduksi sel
kekebalan
b. Kemampuan memakan
antigen yang masuk
c. Berhasil menjalani
persaingan dalam
kehidupan
d. Kemampuan
mempertahankan tubuh
dari penyakit
e. Keberhasilan
menghasilkan limfosit
dewasa
11. Hasil pengamatan siswa
mengemukakan bahwa tubuh
kita memliki sistem
pertahanan terhadap patogen
1 2
3
4
5
92
yang masuk kedalam tubuh.
Pernyataan dibawah ini yang
termasuk sistem fungsi sitem
pertahanan yakni ....
a. Menghancurkan sel
kanker dan sel abnormal
b. Menyaring zat-zat kimia
yang masuk kedalam
tubuh
c. Mempertahankan
keseimbangan cairan
tubuh
d. Membunuh jaringan
tubuh yang sehat
e. Menghancurkan patogen
yang ada di udara
12. Alergen Zat asing seperti
virus, protein asing,
mikroorganisme dan bakteri
yang masuk kedalam tubuh
disebut …
a. Antibodi
b. Imunitas
c. Antigen
d. Leukosit
e. Vaksin
13. Perhatikan komponen
dibawah ini!
1) Makrofag 4) Alergen
2) Limfosit 5) Antigen
3) Sel pengenal antigen....
Komponen yang tidak
termasuk ke dalam sistem
imun adalah ....
a. 1 dan 4 d. 4 dan 5
b. 2 dan 5 e. 1 dan 5
c. 3 dan 4
14. Antibodi yang dapat
menawarkan racun disebut ....
a. Presipitin
b. Antitoksin
c. Lisin
d. Toksoid
e. Vaksin
15. Dalam suatu praktikum di
lab, ada seorang siswa teluka
karena teriris silet. Apa yang
sebaiknya segera ia lakukan?
a. Menutup luka dengan
plester luka
b. Membalut luka dengan
perban
c. Menghentikan darah
dengan menekan daerah
sekitar luka
d. Membersihkan luka
dengan alkohol
e. Menghisap aliran darah
yang keluar
16. Tubuh kita tidak mudah
terkena patogen yang masuk
bersama makanan karena ....
a. Adanya tonsil di pangkal
mulut
b. Lambung menghasilkan
HCL dan enzim
pencerna protein
c. Air ludah mengandung
ptialin
d. Patogen hancur melalui
pencernaan mekanis
e. Patogen dalam makanan
akan diserang oleh
limfosit
17. Apabila kita terkena luka,
seringkali luka tersebut
membengkak atau menjadi
radang. Sebenarnya, hal apa
yang menyebabkan terjadi
demikian ....
a. Terjadinya peningkatan
aliran darah
b. Hilangnya kemampuan
pertahanan dalam tubuh
c. Terjadinya infeksi
berlebihan
93
d. Terhambatnya
pertumbuhan dan
perkembangan patogen
e. Didalam tubuh terjadi
kompetisi antara bakteri
tidak berbahaya dengan
virus yang masuk
18. Pernyataan yang tidak benar
mengenai sistem pertahanan
tubuh lapisan pertama yakni
…
a. Mukosa berperan untuk
menyekresi lendir yang
kental dan lengket untuk
memerangkap patogen
b. Mukosa berperan
menghalangi patogen
pada saluran pencernaan,
pernafasan dan
genitouriner
c. Kelenjar minyak dan
keringat pada kulit
menyekresikan zat yang
asam
d. Menghasilkan larutan
HCL yang dapat
membunuh mikroba
e. Jenis sel darah putih
tertentu mampu meelan
patogen yang masuk
dalam tubuh
19. Kelenjar ludah dan kelenjar
air mata turut berperan dalam
sistem pertahanan tubuh
karena ....
a. Menyekresi cairan yang
mengandung enzim
lisozim yang dapat
mencerna bakteri
b. Menyekresi lendir yang
kental dan lengket untuk
memerangkap mikroba
c. Menghasilkan larutan
HCL yang dapat
membunuh mikroba
d. Menghasilkan larutan
garam yang dapat
membunuh mikroba
e. Tersusun dari epitelium
yang berlapis keratin
20. Berikut ini merupakan
pertahanan secara kimiawi
oleh tubuh, kecuali ....
a. Kelenjar minyak
b. Keringat
c. Air ludah
d. Air mata
e. Antibodi
21. Kulit dapat berperan sebagai
sistem pertahanan tubuh
karena alasan berikut, kecuali
....
a. Kulit tersusun atas
lapisan epitelium
berlapis keratin sehingga
sulit ditembus oleh
mikroba
b. Hasil sekresi kulit
bersifat asam sehingga
menghambat
pertumbuhan bakteri
c. Keratin pada kulit tahan
terhadap racun dan
enzim bakteri
d. Kulit menyekresi minyak
yang dapat menghambat
bakteri
e. Kulit memiliki kelenjar
penghasil antibodi yang
dapat melawan mikroba
22. Inflamasi/ peradangan
merupakan respon imun non
spesifik yang disebabkan ....
a. Arteri prakapiler
menyempit, venula
pascakapiler berdilatasi
b. Arteri prakapiler
berdilatasi, venula
pascakapiler menyempit
94
c. Arteri prakapiler
menyempit, venula
pascakapiler menyempiti
d. Arteri prakapiler
berdilatasi, venula
pascakapiler berdilatasi
e. Pembuluh darah
mengembang
23. Berikut ini adalah beberapa
respon pertahanan:
1) Inflamasi
2) Antibodi
3) Antibiotik
4) Fagositosis
Respon imun yang bersifat
non spesifik adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 3 dan 4
24. Zat yang menyebabkan alergi
disebut ....
a. Antigen
b. Antibodi
c. Alergen
d. Protein
e. Toksin
25. Sel natural killer memiliki
sifat-sifat berikut ini, kecuali
....
a. Termasuk sel darah putih
b. Diaktifkan oleh
interferon
c. Termasuk sistem
imunitas bawaan
d. Mampu membunuh sel-
sel kanker
e. Mampu memfagosit
mikroba patogen
26. Seorang siswa mengamati
suatu “komponen” didalam
lab. Komponen tersebut
merupakan hasil tumbuh dari
monosit. Ia berumur panjang
dan mampu menjulurkan
kaki-kaki semu yang dapat
ditempelkan pada
polisakarida mikroba dan
memakannya. Komponen
yang diamati oleh siswa
adalah ....
a. Interferon
b. Sel natural killer
c. Leukosit
d. Neutrophil
e. Makrofag
27. Perpanjangan makrofag yang
dapat menangkap bakteri
pada proses fagositosis
disebut ....
a. Interferon
b. Fagosit
c. Limfosit
d. Glikoprotein
e. Pseudopodia
28. Berikut ini merupakan ciri
respon imun nonspesifik:
1) Timbul warna
kemerahan
2) Timbul panas
3) Terjadi
pembengkakan
4) Timbul rasa sakit
Ciri-ciri respon imun yang
dimaksud adalah ....
a. Terjadinya inflamasi
b. Terjadinya proses
fagositosis
c. Mulai bekerjanya Natural
Killer
d. Mulai aktifnya protein
antimikroba
e. Mulai aktifnya limfosit
dan antibodi
95
29. Monosit, neutrofil, eosinofil,
basofil dan limfosit
merupakan sel darah putih
yang berfungsi sebagai
pertahanan tubuh terhadap
patogen. Manakah diantara
kelima komponen tersebut
yang berkemampuan khusus
untuk memfagositosis?
a. Monosit dan neutrofil
b. Eusinofil dan basofil
c. Makrofag dan eosinofil
d. Eosinofil dan limfosit
e. Limfosit dan monosit
30. Jika tubuh terserang penyakit
maka tubuh akan
melawannya dengan
membentuk . . . .
a. Antigen
b. Interferon
c. Limfosit
d. Monosit
e. Antibodi
31. Limfosit dapat mengalami
pematangan menjadi ....
a. Sel B dan sel T
b. Eosinofil dan neutrofil
c. Monosit dan makrofag
d. Sel-sel fagosit
e. Antibodi dan antitoksin
32. Limfosit berperan dalam
kekebalan tubuh dengan cara
.....
a. Menghasilkan antibodi
yang sesuai dengan
antigen yang dilawannya
b. Memakan kuman
penyakit atau benda-
benda asing yang ada di
dalam tubuh
c. Menghasilkan zat asam
yang dapat menyebabkan
terjadinya lisis sel bakteri
atau virus
d. Menghancurkan kuman
dan benda asing dengan
menggunakan sekret dari
lisosom
e. Menghasilkan enzim
yang akan menguraikan
kuman dan benda asing
yang ada di dalam tubuh
33. Apabila tubuh terinfeksi virus
cacar kemudian sembuh,
untuk jangka waktu tertentu
orang tersebut akan
mengalami kekebalan
terhadap penyakit cacar air.
Kekebalan ini disebabkan
karena didalam tubuh sudah
terbentuk ....
a. Sel limfosit T memori
b. Sel limfosit T pembantu
c. Sel limfosit T pembunuh
d. Sel limfosit T supresor
e. Antibodi
34. Ketika seseorang terkena
suatu virus, tubuh tidak selalu
mengalami sakit yang meluas
(parah) dan berlangsung
lama. Hal itu disebabkan
karena ....
a. Bagian tubuh maupun
sel yang terkena virus
mengeluarkan interferon
b. Terbentuk kompleks
antibodi-antigen di
dalam tubuh
c. Tubuh mempertahankan
keseimbangan cairan
tubuh
d. Virus yang masuk
kedalam tubuh
merupakan virus yang
lemah
96
e. Lambung menghasilkan
HCL dan enzim
pencerna protein
35. Diketahui ciri-ciri respon
imun nonspesifik dan
spesifik:
1) Respon timbul
terhadap jaringan
tubuh yang rusak
(terluka) dan bukan
terhadap penyebab
kerusakan itu sendiri
2) Memastikan
pertahanan tubuh
tidak berbalik
melawan jaringan
tubuh sendiri
3) Timbul dari dua
sistem yang saling
bekerjasama (imunitas
diperantarai antibodi
& diperantarai sel)
4) Respon berupa
inflamasi dan
fagositosis
Perbandingan ciri-ciri respon
nonspesifik dengan spesifik
adalah?
a. 1,2 dengan 3, 4 d. 2,3
dengan 1,4
b. 1, 3 dengan 2, 4 e. 3,4
dengan 1,2
c. 1, 4 dengan 2, 3
36. Pernyataan yang tidak benar
mengenai aksi antibodi
terhadap antigen adalah ....
a. Mengingat antigen
yang spesifik dan
akan merespon
dengan cepat bila
terkena infeksi yang
kedua
b. Menyebabkan antigen
saling melekat
(aglutinasi)
c. Menstimulus
fagositosis oleh
neutrofil
d. Berperan sebagai
antitoksin dan
menyebabkan
pengendapan toksin
bakteri
e. Menetralisasi antigen
yang masuk
37. Suatu sel diketahui berperan
dalam respon imun spesifik
yang diperantarai sel dan
berfungsi menurunkan serta
menghentikan respon imun
yang teraktivasi. Sel yang
dimaksud adalah ....
a. Sel B Plasma
b. Sel B pembelah
c. Sel T Pembantu
d. Sel T Penmbunuh
e. Sel T Supresor
38. Berikut yang bukan
merupakan tipe-tipe
immunoglobulin pada
manusia adalah ....
a. IgA
b. IgX
c. IgG
d. IgD
e. IgE
39. Dalam reaksi alergi, ig E ....
a. Melekat pada sel
patogen dan
menandainya untuk
kemudian
dilumpuhkan
b. Membuat lubang pada
membran sel patogen
c. Berikatan pada
permukaan mastosit,
dan menginduksinya
97
untuk menghasilkan
histamin
d. Memicu limfosit
untuk menghasilkan
antibodi
e. Memicu sekresi
antibodi ke dalam
saluran pencernaan
dan saluran
pernafasan
40. Jenis antibodi yang
memegang peranan penting
pada pertahanan tubuh
terhadap masuknya
mikroorganisme melalui
permukaan yang dilapisi
selaput lendir, seperti hidung,
mata, paru-paru dan usus
merupakan antibodi jenis ....
a. IgM
b. IgA
c. IgD
d. IgE e. IgG
41. Antibodi pertama yang
disekresikan sebagai respon
kekebalan tubuh....
a. IgM
b. IgA
c. IgD
d. IgE
e. IgG
42. Sel T penolong berfungsi
untuk....
a. Membunuh sel yang
terinfeksi
b. Mengurangi produksi
antibodi
c. Mengontol kmponen
imun spesifik lain
d. Mengingat informasi
antigen yang pernah
masuk ke dalam tubuh
e. Reseptor antigen
43. Interferon berfungsi untuk ....
a. Menghsilkan
imunoglobin
b. Menghasilkan
antibodi
c. Menghasilkan antigen
d. Mencegah replikasi
virus
e. Mencegah infeksi
bakteri
44. Di dalam ASI pertama
terdapat antibodi yang
berguna untuk kekebalan
bayi, ASI tesebut merupakan
contoh dari . . . .
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Vaksinasi
45. Berikut pernyataan yang
benar mengenai vaksin
adalah ....
a. Merupakan antibodi
yang siap diinjeksikan
kedalam tubuh
b. Sama seperti antibodi
monoklonal
c. Memiliki waktu
perlindungan aktif yang
singkat
d. Dapat memberantas
semua penyakit yang
diakibatkan virus
e. Merupakan modifikasi
bakteri/ virus yang
dilemahkan dan dapat
merangsang kekebalan
tubuh
98
46. Pemberian vaksin polio
menyebabkan seorang anak
....
a. Sembuh dari penyakit
polio
b. Memperoleh zat
antivirus polio
c. Menularkan penyakit
polio
d. Membentuk antibodi
pencegah polio
e. Terkena penyakit polio
47. Pemberian serum pada tubuh
dapat menimbulkan
kekebalan ....
a. Aktif alami
b. Aktif buatan
c. Pasif alami
d. Pasif buatan
e. Adaptif
48. Seorang anak disuntikkan
vaksin tetanus sehingga
tubuhnya mengembangkan
sistem kekebalan dengan cara
memproduksi antibodi
khusus untuk melawan
tetanus. Dari peristiwa
tersebut dapat disimpulkan
bahwa tubuh anak tersebut
mengalami proses ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Netralisasi
49. Beberapa penyakit:
1) Tipus 4) Bronkitis
2) Campak 5) Gondongan
3) Malaria 6) Cacar Air
Penyakit yang dapat
menimbulkan kekebalan aktif
alami ialah ....
a. 1, 3, 5
b. 2, 4, 6
c. 2, 5, 6
d. 1, 2, 3
e. 3, 5, 6
50. Ketika seseorang mengalami
cacar dan sembuh, orang
tersebut dalam jangka waktu
tertentu akan mengalami
kebal terhadap cacar. Hal
tersebut merupakan bagian
dari pertahanan tubuh ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
e. Imunitas
51. HIV sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan kematian
karena ....
a. Dapat merusak jaringan
tubuh
b. Menyerang sel limfosit
c. Dapat ditularkan melalui
kontak cairan tubuh
d. Menurunkan kekebalan
tubuh sehingga
memudahkan infeksi
penyakit yang lain
e. Merusak antibodi
52. Perhatikanlah data penyakit
berikut!
1) Alergi 4) Kanker
2) Lupus 5) SCID
3) AIDS 6) Anemia
Yang bukan merupakan
penyakit imunitas adalah ....
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 4 dan 6
d. 1 dan 4
e. 4 dan 5
99
53. Suatu sindrom yang
menyebabkan penurunan
sistem kekebalan tubuh
adalah ....
a. Demam rematik
b. Kencing manis
c. AIDS
d. SCID
e. Alergi
54. Dalam suatu pengamatan
ditemukan bahwa terdapat
suatu kondisi yang mana
molekul normal didalam
tubuh dianggap sebagai
antigen asing oleh antibodi.
Dapat disimpulkan bahwa
kondisi tersebut
menunjukkan terjadinya ....
a. Alergi
b. Autoimunitas
c. Defisiensi imun
d. Penolakan
transplantasi
e. Serangan patogen
asing dalam tubuh
55. Antigen yang menyebabkan
influenza adalah ....
a. Bakteri
b. Mikroba
c. Virus
d. Substansi asing
e. Protein asing
56. Terdapat beberapa penyakit
imun diantaranya alergi,
artritis reumatoid dan AIDS.
AIDS merupakan salah satu
yang dapat menyebabkan
kematian. Manakah
pernyataan dibawah ini yang
berkenaan dengan AIDS
sebagai salah satu penyebab
kematian ....
a. AIDS menyebabkan
kerusakan pada
jaringan darah
b. AIDS menyerang
sistem pernafasan
c. AIDS menyebabkan
kanker paru-paru
d. AIDS menurunkan
kinerja sistem
pertahanan tubuh
e. AIDS membuat kerja
otot jantung terganggu
100
Lampiran 2
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Jumlah subjek: 30
Butir soal: 56
Reabilitas soal: 0,67 (Tinggi)
Butir
Baru
Butir
Asli
Daya Beda Tingkat
Kesukaran Validitas
Keterangan
Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 1 0,25 Kurang 0,93 Mudah 0,48 Valid Digunakan
2 2 0,25 Kurang 0,83 Mudah 0,36 Valid Digunakan
3 3 0,38 Baik 0,80 Mudah 0,42 Valid Digunakan
4 8 0,13 Kurang 0,77 Mudah 0,30 Valid Digunakan
5 10 0,50 Baik 0,67 Sedang 0,48 Valid Digunakan
6 13 0,25 Kurang 0,77 Mudah 0,29 Valid Digunakan
7 15 0,25 Kurang 0,27 Sedang 0,28 Valid Digunakan
8 17 0,38 Baik 0,20 Sukar 0,50 Valid Digunakan
9 18 0,38 Baik 0,23 Sukar 0,39 Valid Digunakan
10 19 0,38 Baik 0,80 Mudah 0,34 Valid Digunakan
11 20 0,38 Baik 0,63 Sedang 0,27 Valid Digunakan
12 21 0,38 Baik 0,40 Sedang 0,36 Valid Digunakan
13 22 0,13 Kurang 0,33 Sedang 0,30 Valid Digunakan
14 23 0,50 Baik 0,77 Mudah 0,35 Valid Digunakan
15 26 0,13 Kurang 0,13 Sukar 0,46 Valid Digunakan
16 31 0,38 Baik 0,77 Mudah 0,30 Valid Digunakan
17 32 0,38 Baik 0,30 Sedang 0,33 Valid Digunakan
18 33 0,13 Kurang 0,90 Mudah 0,30 Valid Digunakan
- 37 0,63 Baik 0,50 Sedang 0,54 Valid Tidak
Digunakan
19 38 0,38 Baik 0,73 Sedang 0,29 Valid Digunakan
- 42 0,38 Baik 0,70 Sedang 0,25 Valid Tidak
Digunakan
- 43 0,00 Kurang 0,23 Sukar 0,35 Valid Tidak
Digunakan
20 45 0,00 Kurang 0,23 Sukar 0,29 Valid Digunakan
21 47 0,25 Kurang 0,17 Sukar 0,40 Valid Digunakan
22 48 0,50 Baik 0,80 Mudah 0,38 Valid Digunakan
23 49 0,13 Kurang 0,93 Mudah 0,28 Valid Digunakan
24 51 0,13 Kurang 0,50 Sedang 0,28 Valid Digunakan
25 53 0,38 Baik 0,70 Sedang 0,27 Valid Digunakan
101
INSTRUMEN SOAL
SOAL PRETEST-POSTEST Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Nama :
Kelas : XI
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 90 menit
1. Ilmu yang mempelajari sistem
imun atau kekebalan tubuh
dinamakan …
a. Vaksinasi
b. Embriologi
c. Immunologi
d. Virology
e. Zoologi
2. Sel darah putih memegang
peranan penting dalam sistem
pertahanan tubuh. Karena ....
a. Beberapa sel darah putih
berperan dalam proses
fagositosis
b. Sel darah putih mengandung
HB untuk mengikat oksigen
c. Sel darah putih berperan
dalam proses pembekuan
darah pada luka
d. Sel darah putih mengandung
pigmen empedu
e. Sel darah putih dapat
mengembalikan sisa
metabolisme ke ginjal untuk
disekresikan
3. Pernyataan yang tidak benar
tentang fungsi sistem limfatik
adalah ....
a. Mengalirkan cairan nterstitial
b. Menghasilkan imunitas
c. Mentransfer lemak hasil
penyerapan makanan ke
darah
d. Memfasilitasi reaksi imun
e. Mendistribusikan hormon-
hormon untuk mengatur
fungsi sel-sel tubuh
4. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri
organ:
1) Tempat pembentukkan
limfosit
2) Terdapat didalam tulang
pipih
3) Terdapat pada epifise
tulang pipa pada orang
dewasa
Organ yang dimaksud adalah ....
a. Hati
b. Tonsil
c. Limpa
d. Paru-paru
e. Sumsum tulang
5. Sistem pertahanan tubuh yakni
…
a. Keberhasilan tubuh
memproduksi sel kekebalan
b. Kemampuan memakan
antigen yang masuk
c. Berhasil menjalani
persaingan dalam kehidupan
d. Kemampuan
mempertahankan tubuh dari
penyakit
e. Keberhasilan menghasilkan
limfosit dewasa
102
6. Perhatikan komponen dibawah
ini!
1) Makrofag 4) Alergen
2) Limfosit 5) Antigen
3) Sel pengenal antigen
Komponen yang tidak
termasuk ke dalam sistem
imun adalah ....
a. 1 dan 4 c. 3 dan 4
b. 2 dan 5 d. 4 dan 5
e. 1 dan 5
7. Dalam suatu praktikum di lab,
ada seorang siswa teluka karena
teriris silet. Apa yang sebaiknya
segera ia lakukan?
a. Menutup luka dengan plester
luka
b. Membalut luka dengan
perban
c. Menghentikan darah dengan
menekan daerah sekitar luka
d. Membersihkan luka dengan
alkohol
e. Menghisap aliran darah yang
keluar
8. Apabila kita terkena luka,
seringkali luka tersebut
membengkak atau menjadi
radang. Sebenarnya, hal apa
yang menyebabkan terjadi
demikian ....
a. Terjadinya peningkatan aliran
darah
b. Hilangnya kemampuan
pertahanan dalam tubuh
c. Terjadinya infeksi berlebihan
d. Terhambatnya pertumbuhan
patogen
e. Didalam tubuh terjadi
kompetisi antara bakteri
tidak berbahaya dengan
virus yang masuk
9. Pernyataan yang tidak benar
mengenai sistem pertahanan
tubuh lapisan pertama yakni
…
a. Mukosa berperan untuk
menyekresi lendir yang
kental dan lengket untuk
memerangkap patogen
b. Mukosa berperan
menghalangi patogen
pada saluran pencernaan,
pernafasan dan
genitouriner
c. Kelenjar minyak dan
keringat pada kulit
menyekresikan zat yang
asam
d. Menghasilkan larutan
HCL yang dapat
membunuh mikroba
e. Jenis sel darah putih
tertentu mampu meelan
patogen yang masuk
dalam tubuh
10. Kelenjar ludah dan kelenjar
air mata turut berperan dalam
sistem pertahanan tubuh
karena ....
a. Menyekresi cairan yang
mengandung enzim
lisozim yang dapat
mencerna bakteri
b. Menyekresi lendir yang
kental dan lengket untuk
memerangkap mikroba
c. Menghasilkan larutan
HCL yang dapat
membunuh mikroba
d. Menghasilkan larutan
garam yang dapat
membunuh mikroba
e. Tersusun dari epitelium
yang berlapis keratin
103
11. Berikut ini merupakan
pertahanan secara kimiawi
oleh tubuh, kecuali ....
a. Kelenjar minyak
b. Keringat
c. Air ludah
d. Air mata
e. Antibodi
12. Kulit dapat berperan sebagai
sistem pertahanan tubuh
karena alasan berikut, kecuali
....
a. Kulit tersusun atas
lapisan epitelium
berlapis keratin sehingga
sulit ditembus oleh
mikroba
b. Hasil sekresi kulit
bersifat asam sehingga
menghambat
pertumbuhan bakteri
c. Keratin pada kulit tahan
terhadap racun dan
enzim bakteri
d. Kulit menyekresi minyak
yang dapat menghambat
bakteri
e. Kulit memiliki kelenjar
penghasil antibodi yang
dapat melawan mikroba
13. Inflamasi/ peradangan
merupakan respon imun non
spesifik yang disebabkan ....
a. Arteri prakapiler
menyempit, venula
pascakapiler
berdilatasi
b. Arteri prakapiler
berdilatasi, venula
pascakapiler
menyempit
c. Arteri prakapiler
menyempit, venula
pascakapiler
menyempit
d. Arteri prakapiler
berdilatasi, venula
pascakapiler
berdilatasi
e. Pembuluh darah
mengembang
14. Berikut ini adalah beberapa
respon pertahanan:
1) Inflamasi
2) Antibodi
3) Antibiotik
4) Fagositosis
Respon imun yang bersifat
non spesifik adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 3 dan 4
15. Seorang siswa mengamati
suatu “komponen” didalam
lab. Komponen tersebut
merupakan hasil tumbuh dari
monosit. Ia berumur panjang
dan mampu menjulurkan
kaki-kaki semu yang dapat
ditempelkan pada
polisakarida mikroba dan
memakannya. Komponen
yang diamati oleh siswa
adalah ....
a. Interferon
b. Sel natural killer
c. Leukosit
d. Neutrofil
e. Makrofag
16. Limfosit dapat mengalami
pematangan menjadi ....
a. Sel B dan sel T
b. Eosinofil dan neutrofil
c. Monosit dan makrofag
104
d. Sel-sel fagosit
e. Antibodi dan antitoksin
17. Limfosit berperan dalam
kekebalan tubuh dengan cara
.....
a. Menghasilkan antibodi
yang sesuai dengan
antigen yang dilawannya
b. Menelan kuman penyakit
atau benda-benda asing
yang ada di dalam tubuh
c. Menghasilkan zat asam
yang dapat menyebabkan
terjadinya lisis sel bakteri
atau virus
d. Menghancurkan kuman
dan benda asing dengan
menggunakan sekret dari
lisosom
e. Menghasilkan enzim
yang akan menguraikan
kuman dan benda asing
yang ada di dalam tubuh
18. Apabila tubuh terinfeksi virus
cacar kemudian sembuh,
untuk jangka waktu tertentu
orang tersebut akan
mengalami kekebalan
terhadap penyakit cacar air.
Kekebalan ini disebabkan
karena didalam tubuh sudah
terbentuk ....
a. Sel limfosit T memori
b. Sel limfosit T pembantu
c. Sel limfosit T pembunuh
d. Sel limfosit T supresor
e. Antibodi
19. Berikut yang bukan
merupakan tipe-tipe
immunoglobulin pada
manusia adalah ....
a. IgA
b. IgX
c. IgG
d. IgD
e. IgM
20. Berikut pernyataan yang
benar mengenai vaksin
adalah ....
a. Merupakan antibodi
yang siap diinjeksikan
kedalam tubuh
b. Sama seperti antibodi
monoklonal
c. Memiliki waktu
perlindungan aktif yang
singkat
d. Dapat memberantas
semua penyakit yang
diakibatkan virus
e. Merupakan modifikasi
bakteri/ virus yang
dilemahkan dan dapat
merangsang kekebalan
tubuh
21. Pemberian serum pada tubuh
dapat menimbulkan
kekebalan ....
a. Aktif alami
b. Aktif buatan
c. Pasif alami
d. Pasif buatan
e. Adaptif
22. Seorang anak disuntikkan
vaksin tetanus sehingga
tubuhnya mengembangkan
sistem kekebalan dengan cara
memproduksi antibodi khusus
untuk melawan tetanus. Dari
peristiwa tersebut dapat
disimpulkan bahwa tubuh
anak tersebut mengalami
proses ....
a. Kekebalan aktif alami
b. Kekebalan aktif buatan
c. Kekebalan pasif alami
d. Kekebalan pasif buatan
105
e. Netralisasi
23. Beberapa penyakit:
1) Tipus 4) Bronkitis
2) Campak 5) Gondongan
3) Malaria 6) Cacar Air
Penyakit yang dapat
menimbulkan kekebalan aktif
alami ialah ....
a. 1, 3, 5
b. 2, 4, 6
c. 2, 5, 6
d. 1, 2, 3
e. 3, 5, 6
24. HIV sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan kematian
karena ....
a. Dapat merusak
jaringan tubuh
b. Menyerang sel
limfosit
c. Dapat ditularkan
melalui kontak cairan
tubuh
d. Menurunkan
kekebalan tubuh
sehingga
memudahkan infeksi
penyakit yang lain
e. Merusak antibodi
25. Suatu sindrom yang
menyebabkan penurunan
sistem kekebalan tubuh
adalah ....
a. Demam rematik
b. Kencing manis
c. AIDS
d. SCID
e. Alergi
114
Lampiran 4
KISI-KISI INSRUMEN PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Menurut Sobry Sutikno ada empat prinsip yang mendasari pemilihan media
pembelajaran, yaitu:
1. Menentukan media dengan tepat. Media dipilih sesuai dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang diajarkan;
2. Menetapkan dan mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media
diperhitungkan sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik;
3. Menyajikan media dengan tepat, tenik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan
sarana;
4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi
yang tepat.
Dimensi Elemen
Nomor
pernyataan Jumlah
Positif Negatif
1) Menentukan media
dengan tepat. Media
dipilih sesuai
dengan tujuan dan
bahan pelajaran
yang diajarkan
a. Sesuai dengan
tujuan dan bahan
pembelajaran
b. Membantu
memahami konsep
pembahasan
1, 9
17, 25
5, 13
21, 29
4
4
2) Menetapkan dan a. Sesuai dengan 2, 10 6, 14 4
115
Dimensi Elemen
Nomor
pernyataan Jumlah
Positif Negatif
mempertimbangkan
subjek dengan tepat,
penggunaan media
diperhitungkan
sesuai dengan
tingkat
kematangan/kemam
puan peserta didik
ketertarikan
peserta didik
terhadap media
yang bersangkutan
b. Sesuai dengan
tingkat
kemampuan/
pemahaman/
kematangan daya
pikir peserta didik
18, 26
22, 30
4
3) Menyajikan media
dengan tepat, teknik
dan metode
penggunaan media
dalam pengajaran
harus disesuaikan
dengan tujuan,
bahan, metode,
waktu, dan sarana
a. Teknik dan metode
penyajian media
tepat digunakan
b. Penyajian media
sesuai dengan
bahan, sarana
belajar yang ada
3, 11
4, 12
7, 15
8, 16
4
4
4) Menempatkan atau
memperlihatkan
media pada waktu,
tempat dan situasi
yang tepat
a. Media yang
disajikan,
diperlihatkan pada
waktu, tempat dan
situasi yang tepat
b. media yang
digunakan dapat
19
20, 27
23
24, 28
2
4
116
Dimensi Elemen
Nomor
pernyataan Jumlah
Positif Negatif
meningkatkan
motivasi belajar
Jumlah 30
ANGKET TENTANG PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP SISWA
A. Petunjuk Pengisian
a. Identitas Siswa
i. Nama siswa :..................................................................
ii. Kelas/Nomor Absen :..................................................................
b. Mohon Anda menjawab sejujurnya dan sesuai dengan apa adanya.
c. Instrumen ini terdiri dari kolom pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan
anda memberi jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada tempat
yang telah disediakan.
B. Pernyataan kuesioner
No Pernyataan
Jawaban
SS S TS ST
S
1 Isi dari media film animasi yang
digunakan, dapat tersampaikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran
2 Saya senang belajar menggunakan media
film animasi
.
3 Media film animasi tepat guna karena
dapat diulang-ulang dan diberhentikan
sesuai dengan kebutuhan
117
No Pernyataan
Jawaban
SS S TS ST
S
4 Penggunaan media film animasi sesuai
dengan waktu yang disediakan sekolah
5 Isi dari film animasi yang digunakan tidak
sesuai dengnan tujuan pembelajaran
6 Saya tidak senang belajar dengan media
film animasi
7 Penggunaan media film animasi tidak
tepat guna karena pengaturannya yang
sulit digunakan
8 Penggunaan media film animasi terlalu
menuntut ketersediaan waktu belajar
disekolah
9 Isi dari film animasi, sesuai dengan bahan
belajar
10 Film animasi membuat proses belajar
menjadi lebih menarik
11 Penayangan media film terlihat tepat dan
simple
12 Penggunaan media film animasi sesuai
dengan ketersediaan sarana disekolah
13 Isi dari film animasi yang digunakan,
melenceng dari bahan belajar yang
seharusnya
118
No Pernyataan
Jawaban
SS S TS ST
S
14 Film animasi membuat proses belajar
menjadi cepat bosan
15 Cara penayangan film terlihat rumit
16 Penggunaan media film animasi terlalu
menuntut ketersediaan sarana belajar
disekolah
17 Film animasi membantu saya memahami
konsep yang diajarkan
18 Saya mengerti alur cerita film animasi
yang ditayangkan
19 Film animasi ditayangkan pada waktu dan
situasi yang tepat
20 Saya lebih termotivasi untuk melakukan
kegiatan pembelajaran
21 Film animasi tidak membantu saya
memahami konsep yang diajarkan
22 Saya tidak mengerti alur cerita film yang
ditayangkan
23 Film animasi ditayangkan pada waktu dan
situasi yang tidak tepat
24 Saya tidak ingin belajar dengan media film
animasi
119
No Pernyataan
Jawaban
SS S TS ST
S
25 Film animasi merupakan media belajar
yang tepat untuk materi sistem pertahanan
26 Film yang ditayangkan dapat saya pahami
dengan baik
27 Saya tidak memperhatikan pelaksanaan
pembelajaran
28 Media film animasi membuat saya lebih
memperhatikan pembelajaran
29 Film animasi tidak tepat jika digunakan
untuk materi sistem pertahanan
30 Saya tidak paham maksud dari film
animasi tersebut
120
Lampiran 5
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n) = 32
2. Data pretest siswa kelas eksperimen
32 32 32 36 36 36
36 36 36 40 40 40
40 40 40 44 44 44
44 44 48 48 48 48
48 48 52 52 52 52
52 52
3. Nilai terbesar = 64
4. Nilai terkecil = 32
5. Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 64-32
= 32
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 32
= 1+ 3,3 (1,505)
= 5,966
= 6
7. Panjang interval kelas (i) = k
R
= 6
32
= 5,333
= 5
121
8. Tabel distribusi frekuensi
Interval
kelas F X Fx x
2
Batas nyata fkb fka
Frekuensi
relatif Bawah Atas
32 – 36 9 34 306 1156 31,5 36,5 32 9 28,125
37 – 41 6 39 234 1521 36,5 41,5 23 15 18,75
42 – 46 5 44 220 1936 41,5 46,5 17 20 15,625
47 – 51 6 49 294 2401 46,5 51,5 12 26 18,75
52 – 56 5 54 270 2916 51,5 56,5 6 31 15,625
57 – 61 0 59 0 3481 56,5 61,5 1 31 0
62 – 66 1 64 64 4096 61,5 66,5 1 32 3,125
Total 32
(n)
1388
fx
Keterangan :
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx : Mean
Mx = N
fx
122
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-
masing interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
= 32
1388
= 43,375
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 55
12-1641,5
= 41,5 + 4
= 45,5
11. Perhitungan nilai modus
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = iff
f
ba
a
123
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
M0 = iff
f
ba
a
= 765
55,31
= 31,5 + 3,181
= 34,681
12. Standar deviasi
SD = 8,076
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= 8,076
2
= 65,235
124
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA PRETEST KELAS KONTROL
1. Banyaknya data (n) = 30
2. Data pretest siswa kelas kontrol
44 68 40 48 40 32
40 56 32 40 40 36
44 52 44 60 56 32
44 48 28 32 52 40
40 52 40 40 36 40
3. Nilai terbesar = 68
4. Nilai terkecil = 28
5. Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 68-28
= 40
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 30
= 1+ 3,3 (1,477)
= 5,874
7. Panjang interval kelas (i) = k
R
= 5,874
40
= 6,809
= 7
125
8. Tabel distribusi frekuensi
Interval
kelas F X Fx x
2
Batas nyata fkb fka
Frekuens
i relatif Bawah Atas
28 - 34 5 31 155 961 27,5 34,5 30 5 16,66
35 - 41 12 38 456 1444 34,5 41,5 25 17 40
42 - 48 6 45 270 2025 41,5 48,5 13 23 20
49 - 55 3 52 156 2704 48,5 55,5 7 26 10
56 - 62 3 59 177 3481 55,5 62,5 4 29 10
63 - 69 1 66 66 4356 62,5 69,5 1 30 3,33
Total 30
(n)
1280
fx
Keterangan :
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
126
Mx = N
fx
= 30
1280
= 42,66
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 76
7-1541,5
= 41,5 + 9,33
= 50,833
11. Perhitungan nilai modus
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = iff
f
ba
a
127
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
M0 = iff
f
ba
a
= 765
55,34
= 34,5 + 3,18
= 37, 68
12. Standar deviasi data kelompokkan
SD = 9,275
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= 9,275
2
= 86,025
128
Lampiran 6
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n) = 32
2. Data postest siswa kelas eksperimen
56 64 64 84 72 72
60 68 76 64 68 64
68 68 80 64 68 80
72 68 76 64 84 92
72 68 80 72 86 60
56 72
3. Nilai terbesar = 92
4. Nilai terkecil = 56
5. Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 92 – 56
= 36
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 32
= 1+ 3,3 (1,505)
= 5,966
= 6
7. Panjang interval kelas (i) = k
R
= 6
36
= 6
129
8. Tabel distribusi frekuensi
Interval
kelas F X Fx x
2
Batas nyata fkb fka
Frekuensi
relatif Bawah Atas
56-61 4 58,5 234 3422,25 55,5 61,5 32 4 12,5
62-67 6 64,5 387 4160,25 61,5 67,5 28 10 18,75
68-73 13 70,3 913,9 4942,09 67,5 73,5 22 23 40,625
74-79 2 76,5 153 5852,25 73,5 79,5 9 25 6,25
80-85 5 82,5 412,5 6806,25 79,5 85,5 7 30 15,625
86-91 1 88,5 88,5 7832,25 85,5 91,5 2 31 3,125
92-97 1 94,5 94,5 8930,25 91,5 97,5 1 32 3,125
Total 32 2283,4
Keterangan :
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
130
Mx = N
fx
= 32
4,2283
= 71,35
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 613
9-1667,5
= 67,5+3,23
= 70,73
11. Perhitungan nilai modus
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = iff
f
ba
a
131
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
M0 = iff
f
ba
a
= 626
65,67
= 67,5 + 4,5
= 72
12. Standar deviasi
SD = 8,769
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= 8,769
2
= 76,895
132
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA POSTTEST KELAS KONTROL
1. Banyaknya data (n) = 30
2. Data postest siswa kelas kontrol
52 76 72 64 76 52
76 68 60 72 52 56
72 64 64 68 80 72
68 68 64 68 56 64
72 68 52 60 68 64
3. Nilai terbesar = 80
4. Nilai terkecil = 52
5. Rentang data (R) = nilai terbesar- nilai terkecil
= 80 - 52
= 28
6. Jumlah interval kelas (k) = 1+ 3,3 log n
= 1+ 3,3 log 30
= 1+ 3,3 (1,477)
= 5,874
7. Panjang interval kelas (i) = k
R
= 5,874
28
= 4,766
= 5
133
8. Tabel distribusi frekuensi
Interval
kelas F X Fx x
2
Batas nyata fkb fka
Frekuensi
relatif Bawah Atas
52 – 56 6 54 324 2916 51,5 56,5 30 6 20
57 – 61 2 59 118 3481 56,5 61,5 24 8 6,66
62 – 66 6 64 384 4096 61,5 66,5 22 14 20
67 – 71 7 69 483 4761 66,5 71,5 16 21 23,33
72 – 76 8 74 592 5476 71,5 76,5 9 29 26,66
77 – 81 1 79 79 6241 76,5 81,5 1 30 3,33
Total 30
(n)
1980
fx
Keterangan :
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx : Mean
Mx = N
fx
134
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
= 30
1980
= 66
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 56
16-1561,5
= 61,5 - 0,833
= 60,677
11. Perhitungan nilai modus
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = iff
f
ba
a
135
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
M0 = iff
f
ba
a
= 517
75,56
= 56,5 + 4,375
= 60,875
12. Standar deviasi
SD = 7,593
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= 7,593
2
= 57,653
136
Lampiran 7
UJI NORMALITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Pretest Kelas Eksperimen
No xi xi-
mean zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
1 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,031 0,048
2 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,063 0,017
3 32 -11,375 -1,41 0,4207 0,079 0,094 -0,014
4 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,125 0,056
5 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,156 0,025
6 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,188 -0,006
7 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,219 -0,037
8 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,250 -0,069
9 36 -7,375 -0,91 0,3186 0,181 0,281 -0,100
10 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,313 0,025
11 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,344 -0,007
12 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,375 -0,038
13 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,406 -0,069
14 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,438 -0,100
15 40 -3,375 -0,42 0,1628 0,337 0,469 -0,132
16 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,500 0,032
17 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,531 0,001
18 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,563 -0,031
19 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,594 -0,062
20 44 0,625 0,08 0,0319 0,532 0,625 -0,093
21 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,656 0,059
22 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,688 0,028
23 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,719 -0,003
24 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,750 -0,034
25 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,781 -0,066
26 48 4,625 0,57 0,2157 0,716 0,813 -0,097
27 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,844 0,014
28 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,875 -0,017
29 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,906 -0,049
30 52 8,625 1,07 0,3577 0,858 0,938 -0,080
31 56 12,625 1,56 0,4406 0,941 0,969 -0,028
32 64 20,625 2,55 0,4946 0,995 1,000 -0,005
137
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.
Lhitung = 0,059
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
Ltabel =
32
886,0 =
66,5
886,0 = 0,157
Lhitung < Ltabel (0,059 < 0,157), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
138
Data Pretest Kelas Kontrol
No xi xi-
mean zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
1 28 -14,66 -1,58 0,4429 0,057 0,033 0,024
2 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,067 0,058
3 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,100 0,025
4 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,133 -0,008
5 32 -10,66 -1,15 0,3749 0,125 0,167 -0,042
6 36 -6,66 -0,72 0,2642 0,236 0,200 0,036
7 36 -6,66 -0,72 0,2642 0,236 0,233 0,002
8 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,267 0,119
9 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,300 0,086
10 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,333 0,053
11 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,367 0,019
12 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,400 -0,014
13 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,433 -0,047
14 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,467 -0,081
15 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,500 -0,114
16 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,533 -0,147
17 40 -2,66 -0,29 0,1141 0,386 0,567 -0,181
18 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,600 -0,044
19 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,633 -0,078
20 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,667 -0,111
21 44 1,34 0,14 0,0557 0,556 0,700 -0,144
22 48 5,34 0,58 0,219 0,719 0,733 -0,014
23 48 5,34 0,58 0,219 0,719 0,767 -0,048
24 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,800 0,044
25 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,833 0,010
26 52 9,34 1,01 0,3438 0,844 0,867 -0,023
27 56 13,34 1,44 0,4251 0,925 0,900 0,025
28 56 13,34 1,44 0,4251 0,925 0,933 -0,008
29 60 17,34 1,87 0,4693 0,969 0,967 0,003
30 68 25,34 2,73 0,4968 0,997 1,000 -0,003
139
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.
Lhitung = 0,119
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
Ltabel = 30
886,0 =
477,5
886,0 = 0,1617
Lhitung < Ltabel (0,119 < 0,1617), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
140
UJI NORMALITAS DATA POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Posttest Kelas Eksperimen
No xi xi-
mean zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
1 56 -15,35 -1,75 0,4599 0,040 0,031 0,009
2 56 -15,35 -1,75 0,4599 0,040 0,063 -0,022
3 60 -11,35 -1,29 0,4015 0,099 0,094 0,005
4 60 -11,35 -1,29 0,4015 0,099 0,125 -0,027
5 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,156 0,044
6 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,188 0,013
7 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,219 -0,018
8 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,250 -0,050
9 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,281 -0,081
10 64 -7,35 -0,84 0,2996 0,200 0,313 -0,112
11 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,344 0,008
12 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,375 -0,023
13 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,406 -0,054
14 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,438 -0,086
15 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,469 -0,117
16 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,500 -0,148
17 68 -3,35 -0,38 0,148 0,352 0,531 -0,179
18 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,563 -0,035
19 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,594 -0,066
20 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,625 -0,097
21 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,656 -0,128
22 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,688 -0,160
23 72 0,65 0,07 0,0279 0,528 0,719 -0,191
24 76 4,65 0,53 0,2019 0,702 0,750 -0,048
25 76 4,65 0,53 0,2019 0,702 0,781 -0,079
26 80 8,65 0,99 0,1628 0,663 0,813 -0,150
27 80 8,65 0,99 0,3389 0,839 0,844 -0,005
28 80 8,65 0,99 0,3389 0,839 0,875 -0,036
29 84 12,65 1,44 0,4251 0,925 0,906 0,019
30 84 12,65 1,44 0,4251 0,925 0,938 -0,012
31 86 14,65 1,67 0,4525 0,953 0,969 -0,016
32 92 20,65 2,35 0,4906 0,991 1,000 -0,009
141
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.
Lhitung = 0,019
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
Ltabel =
32
886,0 =
66,5
886,0 = 0,157
Lhitung < Ltabel (0,019 < 0,157), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
142
Data Posttest Kelas Kontrol
No xi xi-
mean zi luas zi fzi szi I fzi-szi I
1 52 -14 -1,84 0,4671 0,033 0,033 0,000
2 52 -14 -1,84 0,4671 0,033 0,067 -0,034
3 52 -14 -1,84 0,4671 0,033 0,100 -0,067
4 52 -14 -1,84 0,4671 0,033 0,133 -0,100
5 56 -10 -1,32 0,4066 0,093 0,167 -0,073
6 56 -10 -1,32 0,4066 0,093 0,200 -0,107
7 60 -6 -0,79 0,2852 0,215 0,233 -0,019
8 60 -6 -0,79 0,2852 0,215 0,267 -0,052
9 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,300 0,097
10 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,333 0,064
11 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,367 0,031
12 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,400 -0,003
13 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,433 -0,036
14 64 -2 -0,26 0,1026 0,397 0,467 -0,069
15 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,500 0,103
16 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,533 0,069
17 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,567 0,036
18 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,600 0,003
19 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,633 -0,031
20 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,667 -0,064
21 68 2 0,26 0,1026 0,603 0,700 -0,097
22 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,733 0,052
23 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,767 0,019
24 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,800 -0,015
25 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,833 -0,048
26 72 6 0,79 0,2852 0,785 0,867 -0,081
27 76 10 1,32 0,4066 0,907 0,900 0,007
28 76 10 1,32 0,4066 0,907 0,933 -0,027
29 76 10 1,32 0,4066 0,907 0,967 -0,060
30 80 14 1,84 0,4671 0,967 1,000 -0,033
143
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.
Lhitung = 0,103
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
Ltabel = 30
886,0 =
477,5
886,0 = 0,1617
Lhitung < Ltabel (0,103 < 0,1617), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
144
Lampiran 8
UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 32 30
x 43,38 42,66
SD 8,08 9,28
Varians 65,22 86,03
1. F hitung = 2
2
2
1
S
S =
terkecilvarians
terbesarvarians
= terkecilvarians
terbesarvarians
= 65,22
86,03
= 1,319
= 1,32
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).
db pembilang = n-1
= 32-1
= 31
db penyebut = n-1
= 30-1
= 29
Ftabel adalah 1,84
Fhitung < Ftabel (1,32 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
145
UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 32 30
x 71,35 66
SD 8,77 7,56
Varians 76,89 57,65
3. F hitung = 2
2
2
1
S
S =
terkecilvarians
terbesarvarians
= terkecilvarians
terbesarvarians
= 57,65
76,89
= 1,333
= 1,3
4. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).
db pembilang = n-1
= 32-1
= 31
db penyebut = n-1
= 30-1
= 29
Ftabel adalah 1,84
Fhitung < Ftabel (1,3 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
146
Lampiran 9
UJI HIPOTESIS
Rumus uji t
Keterangan:
1X : Rata-rata data kelompok 1
2X : Rata-rata data kelompok 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2
n1 : Banyaknya data kelompok 1
n2 : Banyaknya data kelompok 2
Data Pretest
1. Menentukkan thitung
dsg = 2-nn
1)V-(n1)V-n(
21
2211
= 2-0323
1)86,023-30(1)65,235-23(
= 60
(29)86,02331)65,235(
=60
667,2494285,2022
=60
952,4516
= 282,75
= 8,676
t =
21
21
n
1
n
1 dsg
X-X
, dimana dsg = 2-nn
1)V-(n1)V-n(
21
2211
147
t =
21
21
n
1
n
1 dsg
X-X
=
30
1
32
1 8,68
42,66-43,375
= 03,003,0 8,68
715,0
= 06,0 8,68
715,0
= )253,0(68,8
715,0
= 2,2
715,0
= 0,325
2. Menentukkan ttabel
dk = n1 + n2 – 2
= 32 + 30 – 2
= 60
ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.
thitung < ttabel (0,325 < 2,00), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum
menggunakan media film animasi dalam pembelajaran sistem pertahanan pada
kelas eksperimen.
148
Data Posttest
1. Menentukkan thitung
dsg = 2-nn
1)V-(n1)V-n(
21
2211
= 2-0323
1)57,667-03(1)76,908-23(
= 60
)57,66729(31)76,908(
=60
243,1672148,2384
=60
391,4056
= 6,67
= 8,22
t =
21
21
n
1
n
1 dsg
X-X
=
30
1
32
1 8,22
66-71,35
= 06,0 8,22
35,5
= (0,253) 8,22
35,5
= 079,2
35,5
= 2,57
149
2. Menentukkan ttabel
dk = n1 + n2 – 2
= 32 + 30 – 2
= 60
ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.
thitung > ttabel (2,57 > 2,00), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media film animasi dalam
pembelajaran sistem pertahanan manusia terhadap pemahaman konsep siswa.
150
Lampiran 10
Tabel N-Gain Kelas Eksperimen
EKSPERIMEN
No Nama Pretest Posttest N-gain Kategori
1 A 44 56 0,21 rendah
2 B 40 64 0,40 sedang
3 C 32 64 0,47 sedang
4 D 48 84 0,69 sedang
5 E 40 72 0,53 sedang
6 F 40 72 0,53 sedang
7 G 56 60 0,09 rendah
8 H 52 68 0,33 sedang
9 I 40 76 0,60 sedang
10 J 48 64 0,31 sedang
11 K 32 68 0,53 sedang
12 L 36 64 0,44 sedang
13 M 44 68 0,43 sedang
14 N 44 68 0,43 sedang
15 O 36 80 0,69 sedang
16 P 48 64 0,31 sedang
17 Q 52 68 0,33 sedang
18 R 52 80 0,58 sedang
19 S 36 72 0,56 sedang
20 T 48 68 0,38 sedang
21 U 64 76 0,33 sedang
22 V 44 64 0,36 sedang
23 W 48 84 0,69 sedang
24 X 36 92 0,88 tinggi
25 Y 48 72 0,46 sedang
26 Z 52 68 0,33 sedang
27 AA 32 80 0,71 tinggi
28 BB 40 72 0,53 sedang
29 CC 40 86 0,77 tinggi
30 DD 36 60 0,38 sedang
31 EE 36 56 0,31 sedang
32 FF 44 72 0,50 sedang
0,47 sedang
151
Tabel N-Gain Kelas Kontrol
KONTROL
No Nama Pretest Posttest N-gain Kategori
1 A 44 52 0,14 rendah
2 B 68 76 0,25 rendah
3 C 40 72 0,53 sedang
4 D 48 68 0,38 sedang
5 E 40 72 0,53 sedang
6 F 32 76 0,65 sedang
7 G 40 68 0,47 sedang
8 H 56 64 0,18 rendah
9 I 32 68 0,53 sedang
10 J 40 68 0,47 sedang
11 K 40 72 0,53 sedang
12 L 36 60 0,38 sedang
13 M 44 64 0,36 sedang
14 N 52 64 0,25 rendah
15 O 44 52 0,14 rendah
16 P 60 64 0,10 rendah
17 Q 56 72 0,36 sedang
18 R 32 68 0,53 sedang
19 S 44 68 0,43 sedang
20 T 48 60 0,23 rendah
21 U 28 76 0,67 sedang
22 V 32 52 0,29 rendah
23 W 52 80 0,58 sedang
24 X 40 56 0,27 rendah
25 Y 40 68 0,47 sedang
26 Z 52 52 0,00 rendah
27 AA 40 56 0,27 rendah
28 BB 40 72 0,53 sedang
29 CC 36 64 0,44 sedang
30 DD 40 64 0,40 sedang
0,38 sedang
152
Lampiran 11
PERHITUNGAN DATA LEMBAR OBSERVASI
NO Tahap
Pembelajaran
Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
1
Pertemuan
2
1 Kegiatan Awal 66,40% 100% 83,30% 100%
2 Kegiatan Inti 100% 100% 100% 100%
3 Kegiatan
Akhir 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 88,8% 100% 94,43% 100%
153
Data Lembar Observasi Kelompok Eksperimen
N
O
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
1 Kegiatan awal 4X100 = 64,4%
6
6X100 = 100%
6
Pembukaan Membuka
pembelajaran
dengan memberi
salam
Mengecek kesiapan
dan kehadiran siswa
Mengulas secara
sekilas materi
sebelumnya
√ √
√
√
√
√
Motivasi Mengaitkan materi
dengan contoh
sehari-hari
√
√
Apersepsi Merespon jawaban
siswa dan
mengaitkan pada
materi yang akan
dipelajari
√
√
Menyebutkan
tujuan
pembelajaran
Menyebutkan
kompetensi yang
akan dicapai
√
√
2 Kegiatan inti 9X100 = 100%
9
9X100 = 100%
9
154
N
O
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
Elaborasi Mengajukan pertanyaan
pada siswa
√
√
Eksplorasi Membimbing siswa
dalam membentuk
kelompok
Memberikan
pengarahan pada
siswa mengenai hal
yang harus
dilakukan dalam
kelompoknya
masing- masing
Menyajikan film
animasi
Memberikan LKS
dan membimbing
siswa untuk
mendiskusikannya
Meminta perwakilan
siswa untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
Menanggapi hasil
telaah siswa dan
memberikan
informasi yang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
155
N
O
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
sebenarnya
Konfirmasi Meluruskan
kesalahan
pemahaman dan
memberikan
penguatan terhadap
materi
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya tentang hal
yang belum
dimengerti
√
√
√
√
3 Kegiatan akhir 5X100 = 100%
5
5X100 = 100%
5
Kesimpulan Meminta siswa
menyimpulkan
pembelajaran
mengenai materi
yang
bersangkutan
Menguatkan
kesimpulan siswa
Meminta
pengumpulan
lembar jawaban
LKS
√
√
√
√
√
√
√
156
N
O
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
Memberikan
penghargaan
kepada kelompok
dengan kinerja
baik
Memberi salam
√
√
Data Lembar Observasi Kelompok Kontrol
N
O
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
1 Kegiatan awal 5X100 = 83,3%
6
6X100 = 100%
6
Pembukaan Membuka
pembelajaran
dengan memberi
salam
Mengecek
kesiapan dan
kehadiran siswa
Mengulas secara
sekilas materi
sebelumnya
√
√
√
√
√
√
Motivasi Mengaitkan materi
dengan contoh sehari-
hari
√ √
157
N
O
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
Apersepsi Merespon jawaban
siswa dan mengaitkan
pada materi yang akan
dipelajari
√ √
Menyebutkan
tujuan
pembelajaran
Menyebutkan
kompetensi yang akan
dicapai
√ √
2 Kegiatan inti 9X100 = 100%
9
9X100 = 100%
9
Elaborasi Mengajukan
pertanyaan pada siswa
√ √
Eksplorasi Membimbing
siswa dalam
membentuk
kelompok
Memberikan
pengarahan pada
siswa mengenai
hal yang harus
dilakukan dalam
kelompoknya
masing- masing
Menjelaskan
materi dari power
point yang
ditampilkan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
158
N
O
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
Memberikan LKS
dan membimbing
siswa untuk
mendiskusikannya
Meminta
perwakilan siswa
untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
Menanggapi hasil
telaah siswa dan
memberikan
informasi yang
sebenarnya
√
√
Konfirmasi Meluruskan
kesalahan
pemahaman dan
memberikan
penguatan terhadap
materi
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya tentang
hal yang belum
dimengerti
√
√
√
√
3 Kegiatan akhir 5X100 = 100% 5X100 = 100%
159
N
O
Tahapan
Pembelajaran Kegiatan Guru
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak Ya Tidak
5 5
Kesimpulan Meminta siswa
menyimpulkan
pembelajaran
mengenai materi
yang bersangkutan
Menguatkan
kesimpulan siswa
Meminta
pengumpulan
lembar jawaban
LKS
Memberikan
penghargaan
kepada kelompok
dengan kinerja
baik
Memberi salam
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
160
LAMPIRAN 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 TS S S TS TS TS TS SS S S S SS TS TS TS SS S S S S TS TS S TS S S TS S TS TS
2 ts s s ts ts ts ts ss s s s ss ts ts ts ss s s s s ts ts s ts s s ts s ts ts
3 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
4 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
5 S TS STS TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S S TS S
6 s s s s ts ts ts ts s s ss ss ts ts ts ts s s ss ss ts ts sts sts ss s ss ss ts ts
7 S SS S SS TS S TS TS S S S SS TS SS TS STS S S S SS TS TS TS STSSTS S STS SS TS TS
8 s s s s sts sts sts sts s ss s ss sts ts sts ts s s s ss ts ts ts ts ss ss ss s ts sts
9 S S S TS TS TS S S S S S S S S S S S S S S S TS TS TS S S S S TS TS
10 s s s s s s s s s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s s ss ts ts
11 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
12 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
13 S S TS S TS TS TS TS S S S S TS STS TS STS S S S S TS TS TS TS S S TS SS TS TS
14 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
15 S S S TS TS TS TS S S S S S TS TS TS S TS S S S TS TS TS TS S S TS S TS TS
16 s s s ts ts ts ts s s s s s ts ts ts s ts s s s ts ts ts ts s s ts s ts ts
17 SS S TS STS TS S SS TS TS TS S S TS S TS TS SS S S S TS TS S TS S S STS S TS STS
18 sts ts ts ss sts sts sts ss s s s s ts ts ts ss s s s s sts ts ts ts s s ts s sts ts
19 STS TS TS SS STSSTSSTS SS S S S S TS TS TS SS S S S S STS TS TS TS S S TS S STS TS
20 sts ts ts ss sts sts sts ss s s s s ts ts ts ss s s s s sts ts ts ts s s ts s sts ts
SMAN 2 CIBINONG
NOBUTIR SOAL
161
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
21 SS S TS STS TS S TS STS S SS S S TS STS TS S S S S S S S S S TS TS TS S TS STS
22 s s s s ts ts ts ts s s s s ts sts ts ts s s s s s ts ts ts s s ts s ts ts
23 S S S S S TS TS TS S SS SS SS TS STS TS TS S S S SS S TS TS SS S TS SS SS TS TS
24 ss s ss s sts sts sts ts s ss ss s ts sts ts sts ss s s ss ts sts ts sts ss s sts ss sts ts
25 S S S S TS STS TS TS S S S S TS STS TS TS S S S S S TS TS TS S S TS S TS TS
26 s ss ss ss ss sts ts ts ss ss ss ss ts ss ts ss s s ss ss s ts ts ts s s sts ss ts ts
27 S S S S S S TS TS TS S TS TS TS S S S S S S SS S S TS TS S S STS S S TS
28 s s s s ts sts sts sts s s ss ss sts sts ts sts ss ss ss ss ts ts ts sts ss ts ss s ts sts
29 SS S S S STS TS TS TS S S SS S TS STS TS STS SS SS S S TS TS TS TS SS SS STS S TS TS
30 s s s s ts ts sts ts s ss ss s ts sts ts sts s s s s ts sts ts sts s ss ts s ts s
31 SS S SS S STSSTS TS STS S SS S S TS STSSTS TS SS SS S SS TS TS STS TS SS S TS SS TS STS
32 s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s s s ts ts ts ts s s ts ts s s
NOBUTIR SOAL
162
Butir 1 Butir 2
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 5 16,666667 sangat setuju 2 6,6666667
setuju 22 73,333333 setuju 26 86,666667
tidak setuju 2 6,6666667 tidak setuju 4 13,333333
sangat tidak setuju 3 10 sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 32 106,66667 32 106,66667
Butir 3 Butir 4
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 5 16,666667
setuju 22 73,333333 setuju 14 46,666667
tidak setuju 6 20 tidak setuju 11 36,666667
sangat tidak setuju 1 3,3333333 sangat tidak setuju 2 6,6666667
32 106,66667 32 106,66667
Butir 5 Butir 6
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 0 0
setuju 4 13,333333 setuju 5 16,666667
tidak setuju 20 66,666667 tidak setuju 18 60
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 9 30
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667
Butir 7 Butir 8
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 5 16,666667
setuju 3 10 setuju 9 30
tidak setuju 21 70 tidak setuju 14 46,666667
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 4 13,333333
32 106,66667 32 106,66667
Butir 9 Butir 10
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 1 3,3333333 sangat setuju 7 23,333333
setuju 29 96,666667 setuju 23 76,666667
tidak setuju 2 6,6666667 tidak setuju 2 6,6666667
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
163
Butir 11 Butir 12
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 7 23,333333 sangat setuju 8 26,666667
setuju 24 80 Setuju 22 73,333333
tidak setuju 1 3,3333333 tidak setuju 2 6,6666667
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 32 106,66667 32 106,66667
Butir 13 Butir 14
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 2 6,6666667
setuju 2 6,6666667 Setuju 3 10
tidak setuju 28 93,333333 tidak setuju 17 56,666667
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 10 33,333333
32 106,66667 32 106,66667
Butir 15 Butir 16
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 6 20
setuju 3 10 setuju 12 40
tidak setuju 27 90 tidak setuju 8 26,666667
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 6 20
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667
Butir 17 Butir 18
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 5 16,666667 sangat setuju 3 10
setuju 20 66,666667 setuju 28 93,333333
tidak setuju 7 23,333333 tidak setuju 1 3,3333333
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
Butir 19 Butir 20
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 7 23,333333
setuju 29 96,666667 setuju 25 83,333333
tidak setuju 0 0 tidak setuju 0 0
sangat tidak setuju 0 0 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
164
Butir 21 Butir 22
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 0 0
setuju 8 26,666667 setuju 2 6,6666667
tidak setuju 21 70 tidak setuju 28 93,333333
sangat tidak setuju 3 10 sangat tidak setuju 2 6,6666667
Jumlah 32 106,66667 32 106,66667
Butir 23 Butir 24
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 1 3,3333333
setuju 6 20 setuju 1 3,3333333
tidak setuju 24 80 tidak setuju 25 83,333333
sangat tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 5 16,666667
32 106,66667 32 106,66667
Butir 25 Butir 26
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 6 20 sangat setuju 3 10
setuju 24 80 setuju 25 83,333333
tidak setuju 1 3,3333333 tidak setuju 4 13,333333
sangat tidak setuju 1 3,3333333 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 Jumlah 32 106,66667
Butir 27 Butir 28
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 3 10 sangat setuju 7 23,333333
setuju 3 10 setuju 25 83,333333
tidak setuju 20 66,666667 tidak setuju 0 0
sangat tidak setuju 6 20 sangat tidak setuju 0 0
32 106,66667 32 106,66667
Butir 29 Butir 30
Pilihan jawaban F Persentase Pilihan jawaban F Persentase
sangat setuju 0 0 sangat setuju 0 0
setuju 1 3,3333333 setuju 2 6,6666667
tidak setuju 24 80 tidak setuju 26 86,666667
sangat tidak setuju 7 23,333333 sangat tidak setuju 4 13,333333
32 106,66667 32 106,66667
165
LAMPIRAN 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMA N 2 CIBINONG
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Kelas / Semester : XI / II
Pertemuan Ke- : 1 & 2
Alokasi waktu : 2 x 45 (2 kali pertemuan)
Media : Film Animasi (Youtube)
I. Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
II. Kompetensi Dasar : 5.8. menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
III. Indikator
Indikator pertemuan pertama:
Menyebutkan dan menjelaskan pembuluh limfa dan organ-organ limfoid
Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh
Menyebutkan komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik
Indikator pertemuan kedua:
Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif)
Menyebutkan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
166
IV. Tujuan pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran peserta didik mampu:
Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh
Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan
Membedakan macam respon pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan penyakit
V. Materi pembelajaran
SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
penyakit. Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik, jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus,
nodus limfe, limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke
dalam tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai
pendeteksi adanya abnormal, termutasi, atau ganas serta menghancurkannya.
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein
antimikroba; 3) sistem kekebalan limfosit dan antibodi.
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh:
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama (eksternal) Garis pertahanan kedua (internal) Garis pertahanan ketiga
K
ulit
Membran mukosa
Sekresi dari kulit dan
Sel darah putih fagositik
Protein antimikroba
Respon peradangan/ inflamasi
Antibodi (diperantarai
antibodi)
Limfosit (diperantarai sel)
167
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama (eksternal) Garis pertahanan kedua (internal) Garis pertahanan ketiga
membran mukosa
Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan
tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan
kekebalan pasif adalah kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap suatu antigen karena menerima antibodi
dari orang lain.
Gambaran umum macam pertahanan tubuh:
macam pertahanan tubuh
kekebalan aktif
> jangka waktu kebal lebih panjang
alami
buatan
ex: vaksinasi
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara
alami
ex: ASI
buatan
ex: serum
168
Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan
kemampuan imun) contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada
penyakit lupus.
VI. Pendekatan : Konstruktivisme
Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab
VII. Skenario Pembelajaran
Pertemuan pertama
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu
(menit)
Awal (10
menit)
Pembukaan Memberi salam
Mengecek kesiapan
siswa
Mengulas secara
sekilas materi
sebelumnya
Menjawab salam
Mengkondisikan diri
untuk memulai
pembelajaran
Perhatian, menyimak orang
yang sedang berbicara
1’ – 5’
Motivasi Mengaitkan materi
dengan contoh sehari-hari
(mengapa kita dapat
terserang penyakit? Hal
Menyimak dan
menjawab peranyaan
yang diajukan guru
Perhatian dan menghargai 5’ – 10’
169
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu
(menit)
apa saja yang bisa terjadi
ketika kita sakit? Apakah
kamu pernah menyadari
bahwa naiknya suhu
tubuh adalah merupakan
mekanisme pertahanan
tubuh?)
Apersepsi Merespon jawaban siswa
dan mengaitkan pada
materi yang akan
dipelajari.
Menyimak pemaparan
guru
Perhatian
Memberikan
tujuan
Pembelajara
n
Menyebutkan kompetensi
yang akan dicapai.
Mendengarkan
penjelasan guru
Inti
(70
menit)
Elaborasi
Mengajukan
pertanyaan pada
siswa, yaitu:
Apa yang dimaksud
Merespon pertanyaan
guru dengan berusaha
menjawab dari buku
sumber yang ada
Perhatian, melalui
mendengarkan, menghormati,
memperhatikan dan menyimak
guru yang sedang berbicara
10’ – 25’
170
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu
(menit)
dengan sistem
pertahanan tubuh?
Eksplorasi Membimbing siswa
dalam pembentukkan
kelompok.
Memberikan
pengarahan pada
siswa mengenai hal
yang harus dilakukan
dalam kelompoknya
masing- masing.
Menjelaskan dengan
menyajikan film
animasi yang berisi
materi fungsi sistem
Mengkondisikan
diri untuk duduk
tiap kelompok
Menyimak
pengarahan dari
guru
Memperhatikan film
yang disajikan
Disiplin dalam mengikuti
pengarahan dari guru.
Perhatian
25’ – 35’
35’ – 50’
171
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu
(menit)
pertahanan tubuh dan
mekanisme sistem
pertahanan tubuh
(imun nonspesifik dan
spesifik)
Membagikan lembar
LKS untuk
didiskusikan
Meminta perwakilan
siswa untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
Menanggapi hasil
telaah siswa dan
memberikan
informasi yang
sebenarnya.
Mendiskusikan
lembar LKS
Mempresentasikan
hasil diskusi
Mencermati
tanggapan guru dan
menyimak
informasi yang
diberikan guru.
Bekerjasama
Menghargai pendapat orang
lain
50’– 75’
Konfirmasi Meluruskan
kesalahan pemahaman
Mencermati dan
berusaha memahami
Perhatian dan keberanian
dalam mengemukakan pendapat
75’ – 80’
172
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu
(menit)
dan memberikan
penguatan terhadap
materi sistem
pertahanan tubuh.
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk bertanya
tentang hal yang
belum dimengerti
penjelasan guru.
dan mengajukan pertanyaan.
Akhir
(10
menit)
Kesimpulan Meminta siswa
menyimpulkan
pembelajaran
mengenai materi yang
bersangkutan (fungsi
dan mekanisme
pertahanan tubuh)
Menguatkan
kesimpulan siswa
Meminta
Menyimpulkan
dan memperhatikan
Mengumpulkan
Perhatian
Tanggung jawab terhadap
80’ – 90’
173
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu
(menit)
pengumpulan lembar
jawaban LKS
Memberikan
penghargaan kepada
kelompok dengan
kinerja baik
Memberi salam
LKS yang telah
dievaluasi bersama
penyelesaian tugas yang
telah diberikan
Perhatian terhadap apresiasi
diri dalam mengikuti proses
pebelajaran.
Memberikan tugas baca
tentang pembahasan
selanjutnya.
Menyimak guru.
Pertemuan kedua
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Awal
(10
menit)
Pembukaan Memberi salam
Mengecek kesiapan
siswa
Menjawab salam
Mengkondisikan diri
untuk memulai
pembelajaran
Perhatian, menyimak orang
yang sedang berbicara
1’ – 5’
174
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Motivasi Mengaitkan materi
dengan contoh sehari-
hari (bersin adalah salah
satu respon pertahanan
tubuh, mengapa
demikian? Bagaimana
pertahanan tubuh kita
sapat bekerja?)
Menyimak dan
menjawab peranyaan
yang diajukan guru
Perhatian dan menghargai 5’ – 10’
Apersepsi Merespon jawaban siswa
dan mengaitkan pada
materi yang akan
dipelajari
Menyimak pemaparan
guru
Mendengarkan
Memberikan
tujuan
Pembelajaran
Menyebutkan tujuan
pembelajaran hari ini.
Menyimak guru
Inti
(70
menit)
Elaborasi Mengajukan
pertanyaan pada
siswa, yaitu:
Sebutkan struktur
Merespon
pertanyaan guru
dengan berusaha
menjawab dari buku
Perhatian, melalui
mendengarkan, menghormati,
memperhatikan dan menyimak
guru yang sedang berbicara
10’ – 25’
175
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
kekebalan tubuh sumber yang ada
Eksplorasi Membimbing siswa
dalam pembentukkan
kelompok.
Memberikan
pengarahan pada
siswa mengenai hal
yang harus dilakukan
dalam kelompoknya
masing- masing.
Menjelaskan dengan
menyajikan film
animasi yang berisi
materi materi sistem
pertahanan manusia
mengenai macam
kekebalan tubuh dan
kelainan yang dapat
terjadi pada sistem
Mengkondisikan diri
untuk duduk tiap
kelompok
Memperhatikan
pengarahan dari guru
Memperhatikan film
yang disajikan
Disiplin dalam mengikuti
pengarahan dari guru.
Perhatian
25’ – 35’
35’ – 50’
176
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
pertahanan tubuh
Menyiapkan ppt
course review horray
Duduk tiap
kelompok
Bersiap menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang
disediakan
Ketelitian, kerjasama
dengan kelompok dan
tanggung jawab, keaktifan
diri terlibat dalam
menjawab pertanyaa-
pertanyaan yang disediakan.
50’ – 75’
Konfirmasi Membahas satu
persatu pertanyaan
yang disiapkan
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk bertanya
tentang hal yang
belum dimengerti
Menyimak guru Perhatian 75’ – 85’
Akhir
(10
menit)
Kesimpulan Meminta siswa
menyimpulkan
pembelajaran
mengenai macam
sistem kekebalan dan
Menyimak
kesimpulan yang
dijelaskan temannya
Mendengar 85’ -90’
177
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
kelainannya
Menguatkan
kesimpulan yang
dibuat siswa
Memberikan tugas baca
tentang pembahasan
selanjutnya
Menyimak guru
VIII. Penilaian
1. Penilaian pertemua pertama
a. Penilaian kelompok
No Tes LKS Kriteria Skor
1 Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!
Jelas, tepat dan lengkap 20
2 Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh
nonspesifik! Jelas dan lengkap 25
3 Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus
dalam kehidupan sehari-hari yang kamu temui! Jelas dan lengkap 20
4 Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan
Tepat 35
178
No Tes LKS Kriteria Skor
jelaskan 3 diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah)
I N F E K S I Q I S N Y A K U
R B A M A A N T I G E N K I T
E N G I N M F W L I S I N B U
S I O L K O L I S I S A L I P
E S S K A R A S K R I P S I U
P Y I Y N F M A K R O F A G L
T R T A X O A L U C K U W I C
O X N N C L S S I P P O H S R
R A D A N G I M U N I T A S A
A F I K E I U O I M P I A A N
H I S T A M I N W I L D N L G
P S E U D O P O D I A R M O T
R I P M U K U S U C C E S T A
N C R A E G O I D O I T N C U
L I M F O S I T I M U S F I A
Total Skor 100
179
2. Penilaian pertemuan kedua
a. Penilaian kelompok
No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor
1 1
Sistem pertahanan tubuh yakni …
Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit
Tepat 4 14 14
Sel T memori diproduksi untuk ....
‘mengingat’ informasi antigen yang telah (pernah) masuk ke dalam tubuh
Tepat 4
2 2
Protein jenis X berperan dalam respon alergi…
Ig G
Tepat 4 15 15
Limfosit B berbentuk dan dimatangkan di ....
Sumsum tulang
Tepat 4
180
No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor
3 3
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh
dinamakan …
immunologi
Tepat 4 16 16
Sebutkan dua contoh yang berfungsi sebagai imunitas
nonspesifik !
kulit, air mata, air liur
Tepat 4
4 4
Sel penghasil antibodi ialah …
limfosit
Tepat 4 17 17
Sel fagosit berfungsi untuk ...
Menghancurkan benda asing yang masuk dengan cara
menelannya
Tepat 4
25 ..................................... Tepat 4 Total skor 100
181
b. Penilaian individu (pretest dan posttest)
Jenis instrumen : pilihan ganda
Butir soal : 25 soal
182
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMA N 2 CIBINONG
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Kelas / Semester : XI / II
Pertemuan Ke- : 1 & 2
Alokasi waktu : 2 x 45 (2 kali pertemuan)
Media : PowerPoint
IX. Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
X. Kompetensi Dasar : 5.8. menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
XI. Indikator
Indikator pertemuan pertama:
Menyebutkan dan menjelaskan pembuluh limfa dan organ-organ limfoid
Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh
Menyebutkan komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik
Indikator pertemuan kedua:
Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif)
Menyebutkan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
XII. Tujuan pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran peserta didik mampu:
Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh
183
Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan
Membedakan macam respon pertahanan tubuh terhadap benda asing
Mengetahui kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
XIII. Materi pembelajaran
SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit.
Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik, jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus, nodus limfe,
limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh, untuk
keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai pendeteksi adanya abnormal,
termutasi, atau ganas serta menghancurkannya.
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein antimikroba; 3)
sistem kekebalan limfosit dan antibodi.
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh:
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama (eksternal) Garis pertahanan kedua (internal) Garis pertahanan ketiga
K
ulit
Membran mukosa
Sekresi dari kulit dan
Sel darah putih fagositik
Protein antimikroba
Respon peradangan/ inflamasi
Antibodi (diperantarai
antibodi)
Limfosit (diperantarai sel)
184
membran mukosa
Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang
dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan kekebalan pasif
adalah kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap suatu antigen karena menerima antibodi dari orang lain.
Gambaran umum macam pertahanan tubuh:
Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan kemampuan imun)
contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada penyakit lupus.
macam pertahanan tubuh
kekebalan aktif
> jangka waktu kebal lebih panjang
alami
buatan
ex: vaksinasi
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara
alami
ex: ASI
buatan
ex: serum
185
XIV. Pendekatan : Konstruktivisme
Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab
XV. Skenario Pembelajaran
Pertemuan pertama
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Awal
(10
menit)
Pembukaan Memberi salam
Mengecek kesiapan siswa
Mengulas secara sekilas
materi sebelumnya
Menjawab salam
Mengkondisikan diri untuk
memulai pembelajaran
Perhatian, menyimak
orang yang sedang
berbicara
1’- 5’
Motivasi Mengaitkan materi dengan
contoh sehari-hari (mengapa
kita dapat terserang penyakit?
Hal apa saja yang bisa terjadi
ketika kita sakit? Apakah
kamu pernah menyadari
bahwa naiknya suhu tubuh
adalah merupakan
mekanisme pertahanan
tubuh?)
Menyimak dan menjawab
peranyaan yang diajukan
guru
Perhatian dan
menghargai
5’- 10’
186
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan
mengaitkan pada materi yang
akan dipelajari.
Menyimak pemaparan guru
Memberikan
tujuan
Pembelajaran
Menyebutkan kompetensi
yang akan dicapai.
Mendengarkan penjelasan
guru
Inti
(70
menit)
Elaborasi Mengajukan pertanyaan
pada siswa, yaitu:
Apa yang dimaksud dengan
sistem pertahanan tubuh?
Merespon pertanyaan guru
dengan berusaha menjawab
dari buku sumber yang ada
Perhatian, melalui
mendengarkan,
menghormati,
memperhatikan dan
menyimak guru yang
sedang berbicara
10’ – 25’
Eksplorasi Membimbing siswa dalam
pembentukkan kelompok.
Memberikan pengarahan
pada siswa mengenai hal
yang harus dilakukan
dalam kelompoknya
Mengkondisikan diri
untuk duduk tiap
kelompok
Memperhatikan
pengarahan dari guru
Disiplin dalam
mengikuti pengarahan
dari guru.
25’ – 35’
187
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Menjelaskan materi
dengan power point yang
ditampilkan, mengenai
fungsi sistem pertahanan
tubuh dan mekanisme
sistem pertahanan tubuh
(imun nonspesifik dan
spesifik)
Memberikan LKS dan
membimbing siswa untuk
mendiskusikannya
Meminta perwakilan
siswa untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya
Menyimak penjelasan
dari guru
Menerima lembar
LKSdan
mendiskusikannya
Mempresentasikan hasil
diskusi
Perhatian
Kerjasama dengan
kelompok dan
tanggung jawab,
keaktifan diri terlibat
dalam mendiskusikan
dan mengerjakan
LKS.
Perhatian
35’- 50’
50’- 75’
188
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Menanggapi hasil telaaah
siswa
Mencermati tanggapan
guru dan menyimak
informasi yang diberikan
guru.
Konfirmasi Meluruskan kesalahan
pemahaman dan
memberikan penguatan
terhadap materi sistem
pertahanan tubuh.
Memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum
dimengerti
Mencermati dan berusaha
memahami penjelasan guru.
Perhatian dan
keberanian dalam
mengemukakan pendapat
dan mengajukan
pertanyaan.
75’- 80’
Akhir
(10
menit)
Kesimpulan Meminta siswa
menyimpulkan
pembelajaran mengenai
fungsi dan mekanisme
sistem pertahnan tubuh
Mengatkan kesimpulan
Memperhatikan
kesimpulan akhir
80’ – 90’
189
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
siswa
Meminta pengumpulan
lembar jawaban LKS
Memberikan penghargaan
kepada kelompok dengan
kinerja baik
Memberi salam
Mengumpulkan LKS
yang telah dievaluasi
bersama
Tanggung jawab
terhadap penyelesaian
tugas yang telah
diberikan
Perhatian terhadap
apresiasi diri yang
totalitas dalam
mengikuti proses
pebelajaran.
Memberikan tugas baca
tentang pembahasan
selanjutnya.
Menyimak guru.
Pertemuan kedua
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Awal
(10
menit)
Pembukaan Memberi salam
Mengecek kesiapan siswa
Menjawab salam
Mengkondisikan diri untuk
memulai pembelajaran
Perhatian, menyimak
orang yang sedang
berbicara
1’- 5’
190
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Motivasi Mengaitkan materi dengan
contoh sehari-hari (bersin
adalah salah satu respon
pertahanan tubuh, mengapa
demikian? Bagaimana
pertahanan tubuh kita sapat
bekerja?)
Menyimak dan menjawab
peranyaan yang diajukan
guru
Perhatian dan
menghargai
5’ – 10’
Apersepsi Merespon jawaban siswa dan
mengaitkan pada materi yang
akan dipelajari
Menyimak pemaparan guru
Memberikan
tujuan
Pembelajaran
Menyebutkan tujuan
pembelajaran hari ini.
Menyimak guru
Inti
(60
menit)
Elaborasi Mengajukan pertanyaan
pada siswa, yaitu:
Apa yang dimaksud dengan
sistem pertahanan tubuh?
Merespon pertanyaan guru
dengan berusaha menjawab
dari buku sumber yang ada
Perhatian, melalui
mendengarkan,
menghormati,
memperhatikan dan
menyimak guru yang
sedang berbicara
10’ – 25’
191
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Eksplorasi Membimbing siswa dan
pengarahan siswa dalam
pembentukkan kelompok
Menjelaskan materi
dengan power point yang
ditampilkan, mengenai
macam kekebalan tubuh
dan kelainan yang dapat
terjadi pada sistem
pertahanan tubuh
Melakukan evaluasi
dengan course review
horrey
Mengkondisikan diri
untuk duduk tiap
kelompok
Memperhatikan
pengarahan dari guru
Menyimak penjelasan
dari guru
Menjawab pertanyaan
yang tertera
Mencermati tanggapan
guru dan menyimak
informasi yang diberikan
guru.
Disiplin dalam
mengikuti pengarahan
dari guru
Perhatian
Kerjasama dengan
kelompok, tanggung
jawab, keaktifan diri
terlibat dalam
mendiskusikan
jawaban
Menghargai orang
lain
25’ – 50’
50’ – 75’
192
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Konfirmasi Meluruskan kesalahan
pemahaman dan
memberikan penguatan
terhadap materi macam
kekebalan tubuh dan
kelainan yang dapat
terjadi pada sistem
pertahanan tubuh
Memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum
dimengerti
Menyimak guru Perhatian 75’- 85’
Akhir
(10
menit)
Kesimpulan Meminta siswa
menyimpulkan macam
kekabalan tubuh dan
kelainannya
Memberikan penguatan
atas kesimpulan yang
dikemukakan siswa
Menyimak kesimpulan yang
dikemukakan
Mendengarkan 85’ – 90’
193
Tahapan Kegiatan Guru Siswa Nilai karakter Waktu (menit)
Memberikan tugas baca
tentang pembahasan
selanjutnya
Menyimak guru
XVI. Penilaian
3. Penilaian pertemua pertama
b. Penilaian kelompok
No Tes LKS Kriteria Skor
1 Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!
Jelas, tepat dan lengkap 20
2 Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh
nonspesifik! Jelas dan lengkap 25
3 Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus
dalam kehidupan sehari-hari yang kamu temui! Jelas dan lengkap 20
4 Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan
jelaskan 3 diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah)
I N F E K S I Q I S N Y A K U
R B A M A A N T I G E N K I T
E N G I N M F W L I S I N B U
S I O L K O L I S I S A L I P
E S S K A R A S K R I P S I U
Tepat 35
194
No Tes LKS Kriteria Skor
P Y I Y N F M A K R O F A G L
T R T A X O A L U C K U W I C
O X N N C L S S I P P O H S R
R A D A N G I M U N I T A S A
A F I K E I U O I M P I A A N
H I S T A M I N W I L D N L G
P S E U D O P O D I A R M O T
R I P M U K U S U C C E S T A
N C R A E G O I D O I T N C U
L I M F O S I T I M U S F I A
Total Skor 100
195
4. Penilaian pertemuan kedua
c. Penilaian kelompok
No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor
1 1
Sistem pertahanan tubuh yakni …
Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit
Tepat 4 14 14
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh dinamakan …
Immunologi
Tepat 4
2 2
Protein jenis X berperan dalam respon alergi…
Ig G
Tepat 4 15
Limfosit B berbentuk dan dimatangkan di ....
Sumsum tulang
Tepat 4
196
No Tes course review horrey Kriteria skor No Tes course review horrey Kriteria Skor
3
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan
tubuh dinamakan …
immunologi
Tepat 4 16 16
Sebutkan dua contoh yang berfungsi sebagai imunitas
nonspesifik !
kulit, air mata, air liur
Tepat 4
4 4
Sel penghasil antibodi ialah …
limfosit
Tepat 4 17 17
Sel fagosit berfungsi untuk ...
Menghancurkan benda asing yang masuk dengan cara
menelannya
Tepat 4
25 ..................................... Tepat 4 Total skor 100
197
d. Penilaian individu (pretest dan posttest)
Jenis instrumen : pilihan ganda
Butir soal : 25 soal
198
Selamat Mengerjakan
Lampiran 15
LEMBAR KERJA SISWA
Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Pertemuan ke 1
Nama Kelompok :
.............. ..............
.............. ..............
.............. ..............
Tujuan Pembelajaran :
1. Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh
2. Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan
3. Membedakan macam respon imun tubuh terhadap benda asing berupa
antigen dan bibit penyakit
Materi:
SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang
membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau
penyakit. Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik,
jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus,
nodus limfe, limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa
fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam
tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga
keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai pendeteksi
adanya abnormal, termutasi, atau ganas serta menghancurkannya.
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan
yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein
antimikroba; 3) sistem kekebalan limfosit dan antibodi.
199
Selamat Mengerjakan
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh:
Mekanisme pertahanan nonspesifik Mekanisme
pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama
(eksternal)
Garis pertahanan
kedua (internal)
Garis pertahanan
ketiga
Kulit
Me
mbran mukosa
Sekresi
dari kulit dan
membran mukosa
Sel darah putih
fagositik
Protein
antimikroba
Respon
peradangan/
inflamasi
Antibodi
(diperantar
ai antibodi)
Limfosit
(diperantarai sel)
Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu
kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang
dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan
patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan kekebalan pasif adalah
kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap
suatu antigen karena menerima antibodi dari orang lain.
Gambaran umum macam pertahanan tubuh:
200
Selamat Mengerjakan
Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan
tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan kemampuan
imun) contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi
yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada penyakit lupus.
Soal:
I. Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
II. Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh nonspesifik!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
III. Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus dalam
kehidupan sehari-hari yang kamu temui!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
IV. Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan jelaskan 3
diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah)
........................................................................................................................
........................................................................................................................
macam pertahanan tubuh
kekebalan aktif
> jangka waktu kebal lebih panjang
alami
buatan
ex: vaksinasi
kekebalan pasif
> menerima dr luar
> sementara
alami
ex: ASI
buatan
ex: serum
201
Selamat Mengerjakan
I N F E K S I Q I S N Y A K U
R B A M A A N T I G E N K I T
E N G I N M F W L I S I N B U
S I O L K O L I S I S A L I P
E S S K A R A S K R I P S I U
P Y I Y N F M A K R O F A G L
T R T A X O A L U C K U W I C
O X N N C L S S I P P O H S R
R A D A N G I M U N I T A S A
A F I K E I U O I M P I A A N
H I S T A M I N W I L D N L G
P S E U D O P O D I A R M O T
R I P M U K U S U C C E S T A
N C R A E G O I D O I T N C U
L I M F O S I T I M U S F I A
202
Lampiran 16
EVALUASI
Konsep: Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Pertemuan: ke 2
Media: Course Review Horrey
Slide 1
EVALUASI SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Pertemuan ke-2
Slide 3
Sistem pertahanan tubuh yakni …
Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit
Slide
5
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan
tubuh dinamakan …
immunologi
Slide 2
1 14 13 21 20
22 2 12 6 11
3 25 4 7 10
23 5 16 18 19
24 15 17 8 9
Slide 4
Protein jenis Ig ..... berperan dalam respon alergi
Ig G
Slide
6
Sel penghasil antibodi ialah …
limfosit
203
Slide 7
Zat asing seperti virus, protein asing,
mikroorganisme dan bakteri disebut …
Antigen
Slide 9
Di dalam ASI pertama terdapat antibodi yang berguna untuk kekebalan bayi. ASI tersebut
dinamakan ....
Kolostrum
Slide 11
Perpanjangan makrofag yang dapat menangkap bakteri pada proses fagositosis
disebut .....
Pseudopodia
Slide 8
Sebutkan tiga tipe immunoglobin (Ig) pada
manusia ...
Ig M, Ig A, Ig D, Ig E, Ig G
Slide 10
Orgnisme yang menyebabkan penyakit disebut organisme.....
Patogen
Slide 12
Secara garis besar, sistem pertahanan tubuh dibedakan atas ....
Pertahanan tubuh non spesifik dan spesifik
204
Slide 13
Iimunoglobulin atau antibodi, berfungsi untuk ....
Mengenali dan mengikat sel asing dan melumpuhkannya
Slide 15
Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh adalah ....
AIDS
Slide 17
Limfosit B berbentuk dan dimatangkan di ....
Sumsum tulang
Slide 14
Antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons kekebalan tubuh....
Ig M
Slide 16
Sel T memori diproduksi untuk ....
‘mengingat’ informasi antigen yang telah (pernah) masuk ke dalam tubuh
Slide 18
Sebutkan dua contoh yang berfungsi sebagai imunitas
nonspesifik !
kulit, air mata, air liur
205
Slide 19
Sel fagosit berfungsi untuk ...
Menghancurkan benda asing yang masuk dengan cara menelannya
Slide 21
Kekebalan aktif adalah ....
Kekebalan tubuh yang diperoleh setelah pulih dari suatu penyakit
Slide 23
Respon kekebalan tubuh dapat dilakukan atas dua cara, yaitu adalah
....
Imunitas humoral dan imunitas seluler
Slide 20
Sebutkan 3 cara antibodi menghancurka patogen!
Netralisasi, penggumpalan, pengendapan dan pengaktifan
sistem komplemen
Slide 22
Contoh kekebalan tubuh pasif....
Kolostrum asi untuk bayi
Slide 24
AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus ....
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
206
Slide 25
Alergi merupakan sensitivitas yang berlebihan terhadap suatu hal. Nama
lain alergi adalah ....
Anaphylaxis
Slide 27
Suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk menyerang sel
tubuh yang lain, adalah ....
Autoimun
Slide 26
Zat yang menyebabkan alergi disebut.....
Alergen
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213