pengaruh leverage, operating capacity, current ratio...

25
Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio Terhadap Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014) SUTIONO 110462201051 [email protected] Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAK Financial distress memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan pada suatu perusahaan. Terjadinya financial distress dapat diprediksi dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan yang ada dalam perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh leverage, operating capacity, current ratio terhadap financial distress. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2011 sampai dengan 2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh 16 perusahaan aneka industri di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan pada periode 2011 sampai dengan 2014 yang terpilih sebagai sampel sehingga diperoleh 64 data observasi. Penelitian ini menggunakan regresi logistik sebagai alat analisis data. Metode analisisnya terdiri dari Descriptive Statistics, pengujian kelayakan model dengan menggunakan uji Hosmer and Lemeshow’s, Model Summary (-2 Log Likelihood, Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke R Square), Classification Table a , Omnibus Test of Model Coefficients serta Variables in the Equation (Uji Wald). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio leverage memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perusahaan mengalami financial distress dan operating capacity, current ratio memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap perusahaan mengalami financial distress secara parsial. Secara simultan (serentak) rasio leverage, operating capacity, current ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan mengalami financial distress. Kata Kunci: Leverage, Operating Capacity, Current Ratio, Financial Distress.

Upload: hanhan

Post on 01-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio Terhadap Financial

Distress (Studi Pada Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

SUTIONO

110462201051

[email protected]

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali

Haji, Tanjungpinang

ABSTRAK

Financial distress memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan pada

suatu perusahaan. Terjadinya financial distress dapat diprediksi dengan

menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan yang ada dalam

perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh

leverage, operating capacity, current ratio terhadap financial distress. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan aneka industri yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2011 sampai

dengan 2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sehingga

diperoleh 16 perusahaan aneka industri di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan

laporan keuangan pada periode 2011 sampai dengan 2014 yang terpilih sebagai

sampel sehingga diperoleh 64 data observasi.

Penelitian ini menggunakan regresi logistik sebagai alat analisis data.

Metode analisisnya terdiri dari Descriptive Statistics, pengujian kelayakan model

dengan menggunakan uji Hosmer and Lemeshow’s, Model Summary (-2 Log

Likelihood, Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke R Square), Classification

Tablea, Omnibus Test of Model Coefficients serta Variables in the Equation (Uji

Wald).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio leverage memiliki pengaruh

signifikan positif terhadap perusahaan mengalami financial distress dan operating

capacity, current ratio memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap perusahaan

mengalami financial distress secara parsial. Secara simultan (serentak) rasio

leverage, operating capacity, current ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap

perusahaan mengalami financial distress.

Kata Kunci: Leverage, Operating Capacity, Current Ratio, Financial Distress.

Page 2: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Pendahuluan

Perusahaan didirikan mempunyai tujuan memperoleh laba, yang nantinya

digunakan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kelangsungan hidup

usahanya. Jika suatu perusahaan mengalami masalah dalam likuidasi maka sangat

memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan

(financial distress), dan jika kondisi kesulitan tersebut tidak cepat diatasi maka ini

bisa berakibat kebangkrutan usaha (bankruptcy) (Fahmi 2012: 158).

Untuk menghindari kebangkrutan ini dibutuhkan berbagai kebijakan,

strategi dan bantuan, baik bantuan dari pihak internal maupun eksternal. Contoh

bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang diberikan kepada beberapa bisnis

yang dianggap layak (feasible) untuk menerimanya. Walaupun beberapa bentuk

bantuan BLBI dianggap memiliki sisi permasalahan seperti kasus pemberian BLBI

kepada Bank Century.

Menurut Plat dan Plat dalam Fahmi (2012: 158) mendefinisikan financial

distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya

kebangkrutan atau likuiditas. Financial distress dimulai dari ketidakmampuan

dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, terutama kewajiban yang bersifat

jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan juga termasuk kewajiban dalam

kategori solvabilitas. Permasalahan terjadinya insolvency (keadaan tidak mampu

membayar) bisa timbul karena faktor berawal dari kesulitan likuiditas.

Menurut Ilya Avianti dalam Fahmi (2012: 158) “Ketidakmampuan tersebut

dapat ditunjukkan dengan 2 (dua) metode, yaitu Stock-based insolvency dan Flow-

based insolvency. Stock-based insolvency adalah kondisi yang menunjukkan suatu

kondisi ekuitas negatif dari neraca perusahaan (negative net worth), sedangkan

Flow-based insolvency ditunjukkan oleh kondisi arus kas operasi (operating cash

flow) yang tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban lancar perusahaan.

Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh rasio

keuangan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan aneka industri di

Indonesia yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan perusahaan dan

beberapa variabel pengukur selama periode tahun 2011-2014. Maka penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio terhadap

Page 3: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Financial Distress (studi pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2011-2014)”.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian-penelitian terdahulu yang

mendukung variabel yang telah dirumuskan, maka dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian berikut. Apakah leverage, operating capacity, current ratio secara

parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan

mengalami financial distress pada perusahaan aneka industri di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2014.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis kuantitatif dan

menggunakan data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan diperoleh dari laporan

keuangan dan tahunan dari perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2011-2014. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

melalui situs resminya yaitu www.idx.co.id.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi data dan menganalisis pengaruh

leverage, operating capacity, current ratio secara parsial maupun simultan terhadap

financial distress pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di bursa efek

Indonesia tahun 2011-2014. Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah

dan tujuan penelitian, manfaat dari penelitian ini bagi pihak-pihak yang

berkepentingan seperti investor, perusahaan, dunia akademis serta bursa efek

Indonesia.

Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat

dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi 2012: 2).

Di sisi lain Farid dan Siswanto dalam Fahmi (2012: 2) mengatakan “Laporan

keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan

kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Lebih

lanjut Munawi dalam Fahmi (2012: 2) mengatakan “Laporan keuangan merupakan

alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi

Page 4: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.”

Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu para pengguna (user)

untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah: laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu (Kasmir 2011: 7). Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi

perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini

adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan

periode tertentu (untuk laporan laba rugi).

Leverage

Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan

utang (Fahmi 2012: 127). Penggunaan hutang terlalu tinggi akan membahayakan

perusahaaan karena perusahaan akan masuk kaegori extreme leverage (utang

ekstrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk

melepaskan beban hutang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus

menyeimbangkan berapa hutang yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber

yang dapat dipakai untuk membayar hutang.

Leverage adalah rasio antara nilai buku seluruh hutang (debt=D) terhadap

total aktiva (total assets=TA) dalam terminology (istilah) nilai buku atau hutang dari

nilai pasar (B) terhadap nilai total (V) dari suatu perusahaan dalam terminologi nilai

pasar. Bila kita membahas total aktiva (TA), yang kita maksudkan adalah total nilai

buku dari aktiva menurut catatan akuntansi. Nilai total perusahaan (V) berarti total

nilai pasar seluruh komponen struktur keuangan perusahaan (Weston dan Copeland

2010: 20). Atmaja (2008: 415) menyatakan leverage ratios merupakan rasio yang

memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan.

Rasio Pengungkit atau leverage (nisbah kewajiban) ini mengukur

persentase dana yang disediakan kreditur. Kewajiban meliputi kewajiban lancar dan

semua utang jangka panjang. Makin rendah nisbah ini makin besar penyangga

kerugian yang mungkin timbul pada waktu likuidasi. Dengan demikian,

kemampuan melunasi seluruh kewajibannya juga semakin besar (Soemarso 2010:

Page 5: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

390). Debt ratio (leverage) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total hutang dengan total aktiva (Kasmir 2011: 156).

Operating Capacity

Total assets turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kasmir 2011: 185).

Total assets turn over disebut juga dengan perputaran total aset. Rasio ini

melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi

perputaran secara efektif (Fahmi 2012: 135). Perputaran total aktiva (total assets

turn over) menunjukkan efisiensi penggunaan total aktiva (Soemarso 2010: 396)

Current Ratio

Current ratio (rasio lancar) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera

jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir 2011: 134). Dengan kata

lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk mencukupi kewajiban

jangka pendek yang segera jatuh tempo. Resiko lancar dapat pula dikatakan sebagai

bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva

lancar dengan total utang lancar. Versi terbaru pengukuran rasio lancar adalah

mengurangi sediaan dan piutang.

Rasio lancar adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka

pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh

tempo (Fahmi 2012: 121). Harus dipahami bahwa penggunaan rasio lancar dalam

menganalisis laporan keuangan hanya mampu memberikan analisa secara kasar,

oleh karena itu perlu adanya dukungan analisa secara kualitatif secara lebih

komprehensif. Nisbah lancar merupakan aktiva lancar dibagi kewajiban lancar

(Soemarso 2010: 385). Nisbah lancar adalah ukuran yang paling biasa digunakan

untuk mengukur kesanggupan membayar jangka pendek.

Financial Distress

Financial distress merupakan kondisi dimana suatu perusahaan mengalami

masalah dalam likuidasi maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai

Page 6: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

memasuki masa kesulitan keuangan (financial distress), dan jika kondisi kesulitan

tersebut tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha

(bankruptcy) (Fahmi 2012: 158). Rasio ini juga menghitung profitabilitas

sehubungan dengan struktur modal yaitu rasio antara laba perusahaan sebelum

bunga dengan pembayaran bunga (Subramanyam dan Wild 2013: 46). Interest

expense adalah biaya dana pinjaman pada periode yang berjalan yang

memperlihatkan pengeluaran uang dalam laporan laba rugi.

Interest coverage ratio merupakan rasio cakupan bunga yang didesain untuk

menghubungkan berbagai beban keuangan perusahaan dengan kemampuannya

untuk melayani atau membayarnya juga mengukur kemampuan untuk mengambil

hutang baru. Rasio ini hanyalah rasio laba sebelum bunga dan pajak untuk periode

pelaporan tertentu dengan jumlah beban bunga/keuangan untuk periode tersebut

(Horne dan Wachowicz 2013: 171). Rasio ini berfungsi sebagai salah satu ukuran

kemampuan untuk memenuhi pembayaran bunga sehingga dapat menghindari

kebangkrutan.

Menurut Plat dan Plat (2002) dalam Fahmi (2012: 158) mendefinisikan

financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum

terjadinya kebangkrutan atau likuiditas. Financial distress dimulai dari

ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, terutama kewajiban

yang bersifat jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan kewajiban dalam

kategori solvabilitas. Permasalahan terjadinya insolvency (keadaan tidak mampu

membayar) bisa timbul karena faktor berawal dari kesulitan likuiditas. Menurut Ilya

Avianti dalam Fahmi (2012: 158) “Ketidakmampuan tersebut dapat ditunjukkan

dengan 2 (dua) metode, yaitu Stock-based insolvency dan Flow-based insolvency.

Stock-based insolvency adalah kondisi yang menunjukkan suatu kondisi ekuitas

negatif dari neraca perusahaan (negative net worth), sedangkan Flow-based

insolvency ditunjukkan oleh kondisi arus kas operasi (operating cash flow) yang

tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban lancar perusahaan.

Bagi seorang peneliti, manajer, dan investor akan melihat tanda-tanda

kebangkrutan dari berbagai sudut pandang kajian yang berbeda-beda. Secara umum

ada 2 (dua) model sudut pandang kajian, yaitu: Model kajian perspektif teoritis.

Page 7: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Model ini menggunakan metode deduksi dalam kajiannya. Penurunan model ini

dimulai dengan meneliti kondisi normatif suatu perusahaan yang paling pailit.

Model kajian perspektif empiris (empirical perspective). Model ini

menggunakan model induksi. Biasanya, model yang dibentuk dari pendekatan

empiris diturunkan dari rasio-rasio keuangan perusahaan-perusahaan yang terlebih

dahulu diawali dengan suatu pemisahan kelompok pailit dan non pailit secara legal

(legal bankruptcy).

Keputusan menyelesaikan financial distress juga bisa dilakukan dengan

menjual obligasi atau menerbitkan saham baru, meminjam ke perbankan atau

menerbitkan right issue. Right issue adalah penjualan saham terbatas yang hanya

dikhususkan kepada pemilik saham lama saja, dengan tujuan menghindari

masuknya pemilik saham baru.

Ada bentuk-bentuk keuntungan dan kerugian/kelemahan pada saat suatu

perusahaan berusaha menyelesaikan persoalan financial distress dan memperkuat

likuiditasnya dengan menjual obligasi dan menerbitkan saham baru atau meminjam

keperbankan dan menerbitkan right issue.

Suatu perusahaan dikatakan mengalami kondisi financial distress apabila

perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban financialnya. Signal pertama

dari kesulitan ini adalah dilanggarnya persyarat-persyaratan utang (debt covenants)

yang disertai dengan pengahapusan atau pengurangan pembayaran dividen

(Parulian, 2007) dalam Triwahyuningtias (2012). Kesehatan suatu perusahaan bisa

digambarkan dari titik sehat yang paling ekstrem (mampu untuk membiayai

operasionalnya, dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek sampai

jangka panjangnya tepat waktu, serta dengan tingkat likuiditas yang baik) sampai

ke titik tidak sehat yang paling ekstrem (tidak mampu membayar kewajiban-

kewajibannya atau hutang lebih besar dibandingkan aset).

Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu

parah. Tetapi kesulitan semacam ini apabila tidak ditangani bisa berkembang

menjadi kesulitan tidak solvabel (tidak teratasi). Kalau tidak solvabel, perusahaan

bisa dilikuidasi atau direorganisasi (Ardiyanto 2011). Perusahaan dengan kondisi

seperti itu, perusahaan perlu untuk mengantisipasi adanya financial distress.

Page 8: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Leverage terhadap Financial Distress

Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai

dengan utang (Fahmi 2012: 127). Penggunaan hutang terlalu tinggi akan

membahayakan perusahaaan karena perusahaan akan masuk kategori extreme

leverage (utang extrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi

dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan

harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber-

sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang. Penelitian (Putri dan

Merkusiwati 2014) menyatakan leverage tidak memiliki pengaruh signifikan pada

financial distress.

Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total hutang dengan total aktiva (Kasmir 2011: 156). Dengan

kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar

utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.

Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan

hutang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh

laba yang maksimal dan tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaaan

tidak mampu menutupi hutang-hutangnya dengan laba dan aktiva yang dimilikinya.

Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan

hutang sehingga menghasilkan laba yang maksimal untuk melunasi kewajiban

perusahaan pada saat jatuh tempo sehingga financial distress semakin menurun.

Berdasarkan pernyataan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Diduga leverage berpengaruh terhadap financial distress.

Pengaruh Operating Capacity terhadap Financial Distress

Operating Capacity diproksikan Total assets turn over merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan

dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva

(Kasmir 2011: 185).

Total assets turn over disebut juga dengan perputaran total aset. Rasio ini

melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi

Page 9: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

perputaran secara efektif (Fahmi 2012: 135). Penelitian (Purwanto dan Hanifah

2013) menyatakan operating capacity berpengaruh signifikan terhadap financial

distress.

Rasio perputaran total aktiva juga disebut sales to total assets (STA) atau

Total assets turn over. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari

volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva

menciptakan penjualan, semakin besar rasio ini semakin baik (Ardiyanto 2011: 51).

Rasio sales to total assets yang besar berarti penjualan dapat melindungi kewajiban

perusahaan. Berdasarkan pernyataan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Diduga operating capacity berpengaruh terhadap financial distress.

Pengaruh Current Ratio terhadap Financial Distress

Current ratio (rasio lancar) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera

jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir 2011: 134). Dari hasil

pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan

kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio

tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat terjadi karena kas

tidak digunakan sebaik mungkin. Rasio lancar adalah ukuran yang umum

digunakan atas solvency (kemampuan membayar) jangka pendek, kemampuan

suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo (Fahmi 2012:

121).

Penelitian (Hidayat 2013) menyatakan current ratio paling signifikan dalam

memprediksi terjadinya financial distress di suatu perusahaan. Nisbah lancar

merupakan aktiva lancar dibagi kewajiban lancar (Soemarso 2010: 385).

Perusahaan aneka industri yang mempunyai current ratio yang tinggi berarti aktiva

lancarnya lebih besar dari hutang lancarnya, sehingga apabila suatu waktu terjadi

perubahan kondisi ekonomi ataupun keuangan maka aktiva lancar terebut dapat

digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan pada saat jatuh tempo.

Berdasarkan pernyataan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Diduga current ratio berpengaruh terhadap financial distress.

Page 10: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis diatas, maka

dapat disajikan kerangka atau konsep pemikiran berguna untuk menggambarkan

hubungan dari variabel independen terhadap variabel dependen agar lebih jelas.

Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan sumber data sekunder, yaitu data yang sudah

diolah pihak pengumpul data primer serta melalui studi pustaka yang ada

hubungannya dengan masalah yang dihadapi dan dianalisis, disajikan dalam bentuk

informasi. Data sekunder yang digunakan meliputi data laporan tahunan/keuangan

perusahaan aneka industri periode 2011-2014. Metode pengumpulan data dengan

cara metode dokumenter yaitu dengan cara mengumpulkan seluruh data sekunder.

Dan studi pustaka dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur yang memuat

pembahasan yang berkaitan dengan penelitian.

Teknik Analisis

Teknis analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif serta

pengujian hipotesis dengan regresi logistik dikarenakan varibel dependen nominal

dan independen metrik serta jumlah untuk tiap kategori tidak harus sebanding.

Pengujian menggunakan software (perangkat lunak) IBM SPSS Statistics 23.

Page 11: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data yang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali 2013: 19).

Statistik deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel-

variabel dalam penelitian ini menggunakan alat analisis maksimum, rata-rata

(mean), minimum dan standar deviasi untuk menggambarkan variabel leverage,

operating capacity dan current ratio.

Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi

logistik (logistic regression) karena memiliki satu variabel dependen (terikat) yang

non metrik (nominal) serta memiliki variabel independen (bebas) lebih dari satu.

Model penelitian ini dalam persamaan linear sebagai berikut:

𝐿𝑛 𝑃

1 − 𝑃= 𝛽0 + 𝛽1 𝐿𝐸𝑉 + 𝛽2 𝑂𝐶 + 𝛽3 𝐶𝑅 + 𝜀𝑖

Dimana :

𝑃

1−𝑃 = Probabilitas perusahaan mengalami financial distress

𝛽0 = Konstanta

LEV = Leverage (Total Hutang/Total Aktiva)

OPEC = Operating Capacity (Penjualan/Total Aktiva)

CR = Current Ratio (Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar)

i = Error

Analisis pengujian model regresi logistik melihat dan menilai model fit serta

estimasi parameter dan interpretasinya.

Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah variabel yang besar

kecilnya tergantung pada nilai variabel bebas (Sunyoto 2011: 139). Dalam

penelitian ini, variabel dependennya merupakan variabel dummy, yaitu apakah

perusahaan tersebut mengalami financial distress atau nonfinancial distress.

Financial distress diukur dengan menggunakan interest coverage ratio

(rasio antara earning before interest and taxes terhadap interest expense).

Page 12: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Perusahaan yang memiliki interest coverage ratio kurang dari satu dianggap

sebagai perusahaan yang mengalami financial distress (Asquith, Gertner dan

Scharfstein 1994) dalam (Hidayat 2013) serta (Classens et al. 1999) dalam (Wardani

2006). Interest coverage ratio merupakan rasio cakupan bunga yang didesain untuk

menghubungkan berbagai beban keuangan perusahaan dengan kemampuannya

untuk melayani atau membayarnya. Rasio ini hanyalah rasio laba sebelum bunga

dan pajak untuk periode pelaporan tertentu dengan jumlah beban bunga/keuangan

untuk periode tersebut (Horne dan Wachowicz 2013: 171). Rasio ini juga

menghitungkan profitabilitas sehubungan dengan struktur modal yaitu rasio antara

laba perusahaan sebelum bunga dengan pembayaran bunga (Subramanyam dan

Wild 2013: 46). Dihitung dengan rumus seperti ini.

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠 − 𝐸𝐵𝐼𝑇

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

Cara pemberian kode dummy umumnya menggunakan kategori yang

dinyatakan dengan angka 1 atau 0. Kelompok yang diberi nilai dummy 0 (nol)

disebut excluded group, sedangkan kolompok yang diberi nilai dummy 1 (satu)

disebut included group (Ghozali 2013: 178). Dalam penelitian ini, peneliti

mempunyai 2 (dua) variabel kategori yaitu perusahaan yang mengalami financial

distress dinyatakan dengan angka 1 (satu), sedangkan yang non financial distress

dinyatakan dengan angka 0 (nol).

Variabel Independen

Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas, atau

independent variable. Dalam penelitian ini yang berfungsi sebagai variabel

independen adalah leverage, operating capacity, current ratio. Penjelasan terkait

variabel independen tersebut adalah sebagai berikut:

Leverage

Debt ratio (leverage) merupakan rasio utang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva (Kasmir 2011: 156).

Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau

seberapa besar utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva.

Page 13: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Leverage merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar utang (jangka pendek dan jangka panjang). Dalam penelitian ini, rasio

yang dipakai untuk mengukur leverage adalah total liabilities to total asset

(Triwahyuningtias 2012). Leverage (nisbah kewajiban) mengukur persentase dana

yang disediakan kreditur. Kewajiban meliputi kewajiban lancar dan semua utang

jangka panjang. Makin rendah nisbah ini makin besar penyangga kerugiang yang

mungkin timbul pada waktu likuidasi. Dengan demikian, kemampuan melunasi

seluruh kewajibannya juga makin besar (Soemarso 2010).

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = Total Hutang

Total Aktiva

Operating Capacity

Operating capacity mencerminkan efisiensi operasional perusahaan

(Triwahyuningtias 2012). Dalam penelitian ini, rasio yang dipakai untuk mengukur

Operating capacity adalah total assets turnover. Total aset turnover disebut juga

dengan perputaran total aset. Rasio ini melihat sejauh mana keseluruhan aset yang

dimiliki perusahaan terjadi perputaran secara efektif (Fahmi 2012). Adapun rumus

total assets turnover adalah:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Penjualan

Total Aset

Current Ratio

Current ratio (rasio lancar) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera

jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir 2011: 134). Dengan kata

lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk mencukupi kewajiban

jangka pendek yang segera jatuh tempo. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan

cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris, apakah terdapat

pengaruh leverage, operating capacity, current ratio terhadap financial distress

studi pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

Page 14: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

2011-2014. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan yang termasuk dalam kelompok aneka industri yang telah terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Sampel penelitian ditentukan berdasarkan

purposive sampling yang berarti pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis kuantitatif dan

menggunakan data sekunder, yaitu data yang telah diolah dan diperoleh dari laporan

keuangan dan tahunan dari perusahaan aneka indutri yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2011-2014. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia

melalui situs resminya yaitu www.idx.co.id. Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan maka jumlah pemilihan persampel dirumuskan dalam tabel sehingga

memperoleh sampel yang memenuhi semua kriteria.

No. Kriteria Jumlah

1 Tercatat sebagai emiten aneka industri yang masih terdaftar di

Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2011-2014.

36

2 Perusahaan aneka industri yang aktif menyampaikan laporan

keuangan dalam mata uang rupiah periode 2011-2014

(15)

3 Perusahaan yang menyampaikan data secara lengkap selama

periode pengamatan tahun 2011-2014 berkaitan dengan

variabel leverage, operating capacity, current ratio dan

perusahaan aneka industri yang mengalami dan tidak

mengalami kesulitan keuangan (financial distress) serta

perusahaan yang mengalami kerugian.

(5)

Sampel 16

Berdasarkan kriteria penentu diatas, terdapat 16 perusahaan dan atau 64

(16x4) data aneka indutri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya dari

sampel tersebut diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu perusahaan yang mengalami

financial distress (kode “1”) dan perusahaan yang tidak mengalami financial

distress (kode “0”).

Page 15: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Hasil Penelitian

Pada penelitian ini data yang dilakukan terdiri dari analisis deskriptif dan

pengujian hipotesis dalam penelitian diuji dengan menggunakan metode regresi

logistik. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai variabel independen leverage, operating capacity, current ratio terhadap

variable dependen financial distress pada perusahaan aneka industri yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel-

variabel dalam penelitian ini menggunakan alat analisis maksimum, rata-rata

(mean), minimum dan standar deviasi untuk menggambarkan variabel leverage,

operating capacity, current ratio. Selanjutnya dalam analisis data akan ditunjukkan

hasil pengolahan data untuk menentukan nilai dari variabel yang diteliti. Berikut ini

analisis deskriptif terhadap variabel-variabel tersebut. Tabel 4.2 mendeskripsikan

variabel penelitian dari perusahan aneka industri.

Descriptive Statistics

Rasio

Keuangan Kategori N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Leverage

Financial Distress 29 .25 3.08 .9226 .70707

Nonfinancial

Distress 35 .20 2.88 .5132 .44469

Operating

Capacity

Financial Distress 29 .28 2.76 1.1090 .56660

Nonfinancial

Distress 35 .39 2.43 1.3398 .58240

Current

Ratio

Financial Distress 29 .42 2.31 1.0809 .51000

Nonfinancial

Distress 35 .55 3.86 1.9083 .76971

Valid N

(listwise)

Financial Distress 29

Nonfinancial

Distress 35

Sumber: Hasil olah data SPSS peneliti

Page 16: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Berdasarkan uji statistik deskriptif pada tabel diketahui bahwa jumlah data

dalam penelitian (N) adalah 64 data. Rasio keuangan merupakan rasio yang

menggambarkan kondisi suatu perusahaan. Dimana dari rasio keuangan dapat

diketahui kinerja suatu perusahaan sehingga karakteristik perusahaan financial

distress dan nonfinancial distress dapat ditentukan. Adapun deskriptif rasio-rasio

keuangan yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Deskriptif Leverage

Deskriptif rasio leverage ini merupakan rasio solvabilitas yang mengukur

kemampuan perusahaan dalam mengelola modal maupun asset untuk membiayai

hutang selama perusahaan beroperasi. Semakin besar rasio ini menunjukkan

semakin besar pula financial distress bahkan menjadi pertimbangan karena

mendekati kebangkrutan (bancruptcy) perusahaan.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui leverage perusahaan financial

distress menunjukkan nilai rata-rata adalah 0,9226, nilai tertinggi sebesar 3.08, nilai

terendah 0.25 serta nilai standar deviasi 0,70707. Sedangkan leverage perusahaan

nonfinancial distress menunjukkan nilai rata-rata adalah 0,5132, nilai tertinggi

sebesar 2.88, nilai terendah 0.20 serta nilai standar deviasi 0,44469.

Deskriptif Operating Capacity

Deskriptif rasio operating capacity ini merupakan rasio yang mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Berdasarkan tabel tersebut dapat

diketahui operating capacity perusahaan financial distress menunjukkan nilai rata-

rata adalah 1,1090, nilai tertinggi sebesar 2,76, nilai terendah 0,28 serta nilai standar

deviasi 0,56660. Sedangkan operating capacity perusahaan nonfinancial distress

menunjukkan nilai rata-rata adalah 1,3398, nilai tertinggi sebesar 2,43, nilai

terendah 0.39 serta nilai standar deviasi 0,58240.

Deskriptif Current Ratio

Deskriptif rasio current ratio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari asset lancar yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui current ratio perusahaan financial

distress menunjukkan nilai rata-rata adalah 1,0809, nilai tertinggi sebesar 2,31, nilai

Page 17: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

terendah 0.42 serta nilai standar deviasi 0,51000. Sedangkan current ratio

perusahaan nonfinancial distress menunjukkan nilai rata-rata adalah 1,9083, nilai

tertinggi sebesar 3.86, nilai terendah 0.55 serta nilai standar deviasi 0,76971.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dan dalam penelitian ini akan dilakukan analisis dengan

menggunakan metode regresi logistik karena data didalam penelitian ini

menggunakan data nominal dan data rasio. Variabel dependen merupakan data

nominal dan data independen merupakan data rasio sehingga regresi logistic (logit)

yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Langkah diawali dengan

dilakukan penilaian overall fit model terhadap data serta estimasi parameter dan

interpretasinya. Model logit yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan

sebagai berikut:

Menilai Model Fit

Permasalahan dan hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis dengan

logistic regression. Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai overal fit

model terhadap data. Adapun hipotesis untuk menilai fit model adalah:

Ho: Model yang dihipotesakan fit dengan data

Ha: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis nol (Ho) tidak dapat

ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. Tabel 4.3

berikut ini menyajikan output Hosmer and Lomeshow yang digunakan untuk

menilai kelayakan model regresi.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 13.988 8 .082

2 3.669 8 .886

3 9.297 8 .318

Page 18: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Dari tabel tersebut menunjukkan besarnya nilai statistik Hosmer and

Lomeshow Goodness of Fit sebesar 9,297 dengan profitabilitas signifikan 0,318

nilainya diatas 0,05. Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak

ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model logistic regression layak

dipakai/diterima (model fit) untuk analisis selanjutnya (Imam Ghozali, 2013: 346).

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke R

Square

1 65.447a .299 .400

2 55.806b .397 .531

3 49.608c .452 .605

a. Estimation terminated at iteration number 5 because

parameter estimates changed by less than .001.

b. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than .001.

c. Estimation terminated at iteration number 7 because

parameter estimates changed by less than .001.

Sumber: Hasil olah data SPSS peneliti

Dalam tabel diatas terdapat angka -2likelihood sebesar 49,608 yang berada

pada Block Number=3. Sedangkan untuk nilai Cox Snell’s R square sebesar 0,452

(45,2%). Dan nilai Negelkerke R2 adalah 0,605 (60,5%). Artinya variable

independen yaitu leverage (LEV), operating capacity (OPEC), current ratio (CR)

mampu menjelaskan variasi dari variable dependen yaitu financial distress sebesar

60,5% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diluar dari

variable-variabel yang diteliti. Dapat juga diartikan variabilitas yang terjadi pada

variabel terikat yaitu perusahaan yang mengalami financial distress dan

nonfinancial distress dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel bebasnya.

Page 19: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Classification Tablea

Observed

Predicted

Financial Distress

Percentage

Correct

Nonfinancial

Distress

Financial

Distress

Step 1 Financial

Distress

Nonfinancial

Distress 25 10 71.4

Financial Distress 5 24 82.8

Overall Percentage 76.6

Step 2 Financial

Distress

Nonfinancial

Distress 25 10 71.4

Financial Distress 5 24 82.8

Overall Percentage 76.6

Step 3 Financial

Distress

Nonfinancial

Distress 27 8 77.1

Financial Distress 6 23 79.3

Overall Percentage 78.1

a. The cut value is .500

Sumber: Hasil olah data SPSS peneliti

Tabel klasifikasi 2x2 ini berfungsi untuk menghitung nilai estimasi yang benar

(correct) dan salah (incorrect). Sampel awal dalam penelitian ini berjumlah 64

perusahaan yang terdiri dari 35 perusahaan kategori nonfinancial distress dan 29

perusahaan kategori financial distress. Setelah diuji menggunakan regresi logistik

ternyata hasilnya menunjukkan bahwa dari 35 perusahaan kategori nonfinancial

distress yang benar mengalami nonfinancial distress ada 27 perusahaan dengan

ketepatan pengklasifikasian 77,1% sedangkan 8 perusahaan masuk kategori

financial distress. Sementara dari 29 perusahaan kategori financial distress ternyata

yang benar klasifikasinya mengalami financial distress ada 23 perusahaan dengan

ketepatan pengklasifikasian 79,3%, sedangkan 6 perusahaan masuk kategori

nonfinancial distress atau secara keseluruhan ketepatan klasifikasi adalah 78,1%.

Page 20: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 22.713 1 .000

Block 22.713 1 .000

Model 22.713 1 .000

Step 2 Step 9.641 1 .002

Block 32.354 2 .000

Model 32.354 2 .000

Step 3 Step 6.198 1 .013

Block 38.552 3 .000

Model 38.552 3 .000

Sumber: Hasil olah data SPSS peneliti

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variable-variabel

independen secara serentak/simultan berpengaruh terhadap variable dependennya

yaitu financial distress. Berdasarkan hasil omnibus test of model coeficient pada

tabel tersebut menunjukkan hasil bahwa secara simultan leverage, operating

capacity, current ratio dapat memprediksi financial distress. Hal ini dapat dilihat

hasil ² (Chi-square) sebesar 38,552 dengan degree of freedom sebesar 3. Adapun

tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Dari hasil

penelitian ini, secara simultan terbukti bahwa leverage, operating capacity dan

current ratio berpengaruh terhadap financial distress. Oleh karena itu, perusahaan

harus memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam memprediksi financial distress.

Sehingga perusahaan dapat menghindari kemungkinan terjadinya financial distress.

Estimasi Parameter dan Interpretasinya

Estimasi parameter dan interpretasinya yang dapat dilihat pada output SPSS

variabel in the equation. Pengujian signifikansi dari koefisien pada regresi logistik

digunakan uji Wald untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel

independen yang masuk ke dalam model. Oleh karena itu, apabila uji wald terlihat

angka signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka koefisien regresi adalah signifikan

pada tingkat kepercayaan 5%. Dengan uji Wald, kita dapat mengetahui seberapa

Page 21: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

besar pengaruh variabel independen terhadap kemungkinan perusahaan berada

pada kondisi financial distress secara parsial.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a CR -2.207 .622 12.611 1 .000 .110

Constant 2.941 .871 11.403 1 .001 18.929

Step 2b OPEC -1.953 .733 7.100 1 .008 .142

CR -3.058 .834 13.449 1 .000 .047

Constant 6.531 1.810 13.018 1 .000 686.055

Step 3c LEV 2.238 1.067 4.402 1 .036 9.375

OPEC -3.736 1.332 7.862 1 .005 .024

CR -2.775 .929 8.914 1 .003 .062

Constant 6.649 2.207 9.075 1 .003 771.892

a. Variable(s) entered on step 1: CR.

b. Variable(s) entered on step 2: OPEC.

c. Variable(s) entered on step 3: LEV.

Sumber: Hasil olah data SPSS peneliti

Pada tabel diatas step 3 terdapat tiga variable independen yang signifikan

yaitu LEV, OPEC, CR. Persamaan logistic regression dapat dituliskan sebagai

berikut:

𝐿𝑛 𝑃

1−𝑃 = 6,649 + 2,238 LEV – 3,736 OPEC – 2,775 CR

Variabel konstan model regresi logistik mempunyai koefisien positif

sebesar 6,649 yang berarti jika variabel lain dianggap tetap maka financial distress

perusahaan mengalami kenaikan sebesar 6,649 unit satuan.

Variabel leverage (LEV) merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Memiliki statistik

wald sebesar 4,402 sedangkan dari tabel Chi-Square untuk tingkat signifikan 5%

atau 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil 3,84146. Hasil koefisien LEV

sebesar 2,238 yang berarti setiap kenaikan 1 unit satuan pada LEV akan mengalami

Page 22: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

kenaikan financial distress sebesar 2,238 unit satuan dengan asumsi nilai koefisien

variabel lain tetap atau tidak berubah. Dan nilai signifikansi LEV adalah sebesar

0,036 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi yaitu 0,05. Hal ini

menandakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa secara parsial leverage (LEV) mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap financial distress.

Variabel operating capacity (OPEC) diukur dengan membandingkan antara

penjualan terhadap total aset. Memiliki statistik wald 7,862 sedangkan dari tabel

Chi-Square untuk tingkat signifikan 5% atau 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh

hasil 3,84146. Hasil statistik koefisien untuk OPEC adalah sebesar -3,736 yang

berarti setiap kenaikan 1 unit satuan pada OPEC akan mengalami penurunan

financial distress sebesar 3,736 unit satuan dengan asumsi nilai koefisien variabel

lain tetap atau tidak berubah. Dan nilai signifikansi OPEC adalah sebesar 0,005

yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menandakan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

parsial operating capacity (OPEC) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

financial distress.

Variabel current ratio (CR) diukur dengan membandingkan antara aset

lancar terhadap hutang lancar. Memiliki statistik wald 8,914 sedangkan dari tabel

Chi-Square untuk tingkat signifikan 5% atau 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh

hasil 3,84146. Hasil statistik koefisien untuk CR adalah sebesar -2,775 yang berarti

setiap kenaikan 1 unit satuan pada CR akan mengalami penurunan financial distress

sebesar 2,775 unit satuan dengan asumsi nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak

berubah. Dan nilai signifikansi CR adalah sebesar 0,003 yang artinya lebih kecil

dari taraf nyata signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menandakan bahwa Ho ditolak dan

Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial current ratio (CR)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap financial distress.

Page 23: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Leverage berpengaruh positif terhadap financial distress. Artinya perusahaan

yang mempunyai rasio leverage yang tinggi cenderung financial distress

dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang rendah.

2. Operating capacity berpengaruh negatif terhadap financial distress. Artinya

perusahaan yang mempunyai rasio operating capacity yang tinggi cenderung

nonfinancial distress dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai rasio

operating capacity yang rendah.

3. Current ratio berpengaruh negatif terhadap financial distress. Artinya

perusahaan yang mempunyai current ratio yang tinggi cenderung nonfinancial

distress dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai current ratio yang

rendah.

4. Secara serentak/simultan leverage, operating capacity dan current ratio

berpengaruh terhadap financial distress.

Saran

Adapun penulis memberikan saran-saran yang menjadi bahan pertimbangan untuk

kedepannya sebagai berikut:

1. Disarankan peneliti berikutnya yang akan melakukan penelitian serupa dengan

mempertimbangkan tingkat bunga, corporate governance dan tahun penelitian

diperpanjang serta menggunakan keseluruhan jenis perusahaan.

2. Perusahaan aneka industri diharapkan untuk memperhatikan faktor yang dapat

mengakibatkan financial distress perusahaan, sehingga jika terdapat indikasi

perusahaan mengalami financial distress, perusahaan dapat cepat mengambil

tindakan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.

3. Disarankan bagi investor dan kreditur hendaknya memperhatikan leverage,

operating capacity, current ratio untuk mengetahui kondisi perusahaan karena

variabel-variabel tersebut sudah teruji bahwa secara parsial dan simultan

berpengaruh signifikan terhadap financial distress.

Page 24: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Daftar Pustaka

Ardiyanto, Feri Dwi. “Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial

Distress Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2005-2009.” Skripsi Undip, 2011.

Atmaja, Lukas Setia. Teori dan Praktek Manajamen Keuangan. Yogyakarta:

Penerbit Andi, 2008.

Fahmi, Irham. Analisis Laporan keuangan. Disunting oleh Dimas Handi. Bandung:

CV. ALFABETA, 2012.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.

Hidayat, Muhammad Arif. “Prediksi Financial Distress Perusahaan Manufaktur di

Indonesia.” Skripsi Undip, 2013.

Horne, James C. Van, dan John M. Wachowicz. Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2013.

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011.

Purwanto, Agus, dan Oktita Earning Hanifah. “Pengaruh Struktur Corporate

Governance dan Financial Indicators terhadap Kondisi Financial Distress.”

Diponegoro Journal Of Accounting v. 2 (2013): h: 1-15.

Putri, Ni Wayan Krisnayanti Arwinda, dan Ni Kt. Lely A. Merkusiwati. “Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance, Likuiditas, Leverage, dan Ukuran

Perusahaan pada Financial Distress.” E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana v. 7.1 (2014): h: 93-106.

Sastriana, Dian, dan Fuad. “Pengaruh Corporate Governance dan Firm Size

Terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial

Distress).” Diponegoro Journal of accounting v. 2 (2013): h: 1-10.

Sitanggang, J. P. Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan. Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2013.

Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat, 2010.

Subramanyam, K. R., dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat, 2013.

Page 25: Pengaruh Leverage, Operating Capacity, Current Ratio ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah:

Sunyoto, Danang. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi (Alat Statistik & Analisis

Output Komputer). Yogyakarta: CAPS, 2011.

Triwahyuningtias, Meilinda. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas Dan Leverage Terhadap

Terjadinya Kondisi Financial Distress.” Skripsi Undip, 2012.

Wardani, Ratna. “Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang

Mengalami Permasalahan Keuangan.” Simposium Nasional Akuntan 9

Padang, 2006.

Weston, J. fred, dan Thomas E. Copeland. Manajemen Keuangan, jilid 2.

Tanggerang: Binapura Aksara, 2010.