pengaruh latihan back uprise menggunakan upper …lib.unnes.ac.id/810/1/2108.pdf · 1.3.1. untuk...

77
0 PENGARUH LATIHAN BACK UPRISE MENGGUNAKAN UPPER ARM SUPPORT BERAYUN DAN MENGGUNAKAN DIPS TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2006 - 2007 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh: Danang Gun Arijanta NIM: 6301906013 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA 2007

Upload: trinhnga

Post on 07-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

0

PENGARUH LATIHAN BACK UPRISE MENGGUNAKAN UPPER ARM SUPPORT BERAYUN DAN MENGGUNAKAN DIPS

TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2006 - 2007

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:

Danang Gun Arijanta

NIM: 6301906013

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

2007

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana

dan disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

pribadi secara harmonis (K. Mahmudi Sholeh, 1992: 2). Senam dapat dilakukan

dengan berbagai macam cara, senam dapat dilakukan dengan alat ataupun tanpa

alat atau tanpa perkakas.

Menurut Sumanto Y dan Sukiyo mengatakan bahwa senam dapat

dilakukan secara perorangan, berteman maupun massal. Senam juga dapat

diperlombakan untuk perorangan dan beregu (1992: 20). Senam bisa dilakukan di

sekolah dan di luar sekolah. Sedangkan senam itu dapat dibagi menjadi 3

golongan, yaitu:

1. Senam Artistik

Yaitu senam untuk membentuk gerakan yang mengagumkan dan sering

disebut senam progresif.

2. Senam Ritmik

Yaitu senam irama untuk membentuk gerakan indah.

3. Senam General

Yaitu senam untuk kesegaran jasmani.

(Wawancara Sukirno, 16 Juli 2006).

2

Senam artistik termasuk senam yang diperlombakan yaitu untuk putri

meliputi senam lantai, balok titihan, palang bertingkat dan kuda-kuda lompat.

Sedangkan untuk putra meliputi senam lantai, gelang-gelang, kuda-kuda lompat,

kuda pelana, palang tunggal dan palang sejajar.

Untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan cabang olahraga senam

artistik di kehidupan modern ini, penulis melaksanakan penelitian pada alat palang

sejajar. Alat ini dilombakan pada senam artistik khususnya untuk atlet putra.

Menurut pendapat Aip Syarifudin (1991: 2) mengatakan, bahwa senam

merupakan olahraga dasar untuk pengembangan fisik atau badan, senam juga

memberikan peran yang penting ke arah pengembangan mental. Dengan demikian

jelas, bahwa senam sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan manusia.

Secara umum latihan senam pada nomor senam perkakas atau alat

mempunyai tipe gerakan yang terdiri dari gerakan ayunan, gerakan bertahan dan

keseimbangan yang baik. Untuk itu sangat memerlukan keberanian, kesadaran

bergerak cepat dan kekuatan otot-otot tubuh, gerak persendian yang baik serta

ketrampilan dengan baik pula (K. Mahmudi Sholeh, 1992: 49).

Menurut Sumanto Y dan Sukiyo (1992: 131) mengatakan bahwa latihan-

latihan di palang sejajar memerlukan perkakas papan tolakan atau jejakan, matras

dan palang sejajar. Pelaksanaan latihan di palang sejajar memerlukan penguasaan

beberapa ketrampilan dasar, yaitu naik, cara berpegangan, turun dan pendaratan

serta gerakan di atas palang sejajar. Terdapat berbagai macam cara naik dan cara

berpegangan di palang sejajar yang terbagi menjadi 3 cara, yaitu pegangan

bergantung di bawah palang, pegangan lengan atas dan pegangan tangan di atas

3

palang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto Y dan Sukiyo yang menyatakan,

bahwa naik ke palang sejajar dilakukan dengan loncatan diikuti sikap tertentu di

atas palang sejajar, dengan bantuan atau adanya pegangan (1992: 131). Dalam

penyusunan skripsi ini penulis melaksanakan penelitian dengan menggunakan

pegangan bertumpu dengan lengan atas untuk gerakan back uprise di palang

sejajar.

Back uprise ini dilakukan di atas palang sejajar setinggi bahu pesenam

pada waktu berdiri. Dari posisi upper arm support ayunkan paha tinggi

ke atas, dorongkan lengan sehingga tubuh lurus dan akhiri dengan lengan lurus di

atas palang (Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: 275). Ditinjau

dari teknik pelaksanaannya terdapat dua tahapan latihan atau bentuk latihan yaitu

pegangan lengan atas berayun dan dorongan lengan. Oleh

P. Panggabean dan Imam Hidayat (1979: 12) mengatakan, bahwa sukar atau

mudahnya suatu bentuk latihan dan gerakan yang dilakukan ditentukan oleh besar

kecilnya unsur kekuatan, keseimbangan, kelentukan dan ketangkasan yang

terdapat pada bentuk dan gerakan itu.

Bagi pesenam pemula SMP N 4 Gringsing yang belum pernah melakukan

gerakan back uprise merupakan gerak yang sulit dilakukan karena pelaksanaan

geraknya memerlukan kekuatan, keseimbangan dan koordinasi seluruh anggota

tubuh. Untuk melakukan itu bagi seorang pelatih perlu mengetahui bagaimana

cara mengatasi bila anak mengalami kesulitan.

Untuk memudahkan latihan back uprise ada dua bentuk latihan agar anak

bisa menguasai gerak back uprise. Bentuk latihan itu adalah: Latihan back uprise

4

dengan upper arm support berayun dan Latihan back uprise dengan menggunakan

dips.

Maksud dari kedua bentuk latihan itu adalah untuk mempermudah

melakukan gerakan back uprise pada anak pemula yang belum pernah latihan di

palang sejajar. Dari kedua bentuk latihan itu setiap anak yang melakukan salah

satu bentuk latihan kemudian dicobakan pada gerakan back uprise (Wawancara

Sukirno, 16 Juli 2006). Dalam penelitian ini penulis menekankan pada latihan

back uprise dengan melihat bentuk geraknya itu mutlak pada gerak berayun atau

dorongan lengan. Karena top prestasi senam artistik putra adalah berusia 17 tahun,

maka sampel untuk penelitian ini adalah siswa SMP kelas II dengan usia ± 14

tahun sebagai atlet pemula di alat palang sejajar.

Berdasarkan keterangan dari pendapat-pendapat tersebut di atas penulis

mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan latihan back uprise dengan

menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di

palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten

Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007”. Adapun alasan pemilihan judul adalah

sebagai berikut:

1. Adanya dua bentuk latihan back uprise yaitu latihan dengan upper arm

support berayun dan dips, sehingga perlu mengetahui perbandingan dari kedua

bentuk latihan itu terhadap hasil back uprise di palang sejajar.

2. Untuk mengenalkan dan mempopulerkan cabang olahraga senam artistik

terutama pada alat palang sejajar melewati jalur pendidikan.

5

3. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis belum ada penyusunan

skripsi yang berjudul seperti di atas, khususnya di Fakultas Ilmu

Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

1.2. Permasalahan

Bertolak pada latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah:

1.2.1. Apakah ada pengaruh hasil back uprise dengan menggunakan latihan

upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang

sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten

Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007?

1.2.2. Manakah yang lebih baik antara latihan back uprise dengan menggunakan

upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang

sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten

Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.3.1. Untuk mengetahui pengaruh latihan back uprise di palang sejajar dengan

menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back

uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing

Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007.

1.3.2. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara latihan back uprise

menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back

6

uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing

Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007.

1.4. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam isi skripsi ini serta masalah

yang dibicarakan memperoleh gambaran yang jelas mengenai arah dan tujuan

penelitian, maka diperlukan penegasan istilah sebagai berikut:

1.4.1. Pengaruh

Pengaruh adalah “Perimbangan (antara beberapa benda atau perkara)”

(Poerwadarminta, 1984: 84). Maksud dari perbandingan dalam penelitian ini

adalah perimbangan antara latihan upper arm support berayun dan dips.

1.4.2. Latihan

Latihan adalah pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh suatu

kecakapan (Poerwadarminta,1984: 570). Sedangkan menurut Harsono, latihan

adalah terjemahan dari training yaitu proses yang sistematis dari bekerja atau

berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan semakin hari kian

meningkat (1988: 101).

Jadi maksud dari latihan dalam penelitian ini adalah suatu pelajaran untuk

memperoleh kemampuan melakukan back uprise dengan latihan upper arm

support berayun dan dips yang dilakukan dengan latihan back uprise secara

berulang-ulang.

1.4.3. Latihan upper arm support berayun

Upper arm support adalah tubuh ditopang dengan lengan atas di palang,

siku dillpat dan diluruskan ke samping hingga tubuh dapat berayun dengan bebas

7

(Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: 262). Berayun adalah

bergantung dan begerak berbuai - buai atau bergoyang (Poerwadarminta, 1984:

68). Jadi maksud dari latihan upper arm support berayun adalah untuk

memperoleh kecakapan tubuh dengan lengan atas, dalam posisi tubuh bergantung

ayunkan tubuh ke depan dan belakang usahakan ketinggian ayunan di atas palang

sejajar.

1.4.4. Latihan dips

Dips adalah melompat ke atas palang sejajar dengan posisi lengan lurus,

lipatlah lengan sehingga tubuh turun ke bawah dan angkatlah kembali menuju

posisi semula (Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: 262).

1.4.5. Back uprise

Back uprise adalah gerakan yang dilakukan di atas palang sejajar setinggi

bahu pesenam pada waktu berdiri. Dari posisi upper arm support, ayunkan badan

ke depan dan belakang beberapa kali, pada waktu ayunan ke belakang, terakhir

ayun paha tinggi ke atas, dorongkan lengan hingga tubuh lurus, akhiri dengan

posisi lengan lurus, tangan memegang palang sejajar (Newton C. Loken dan

Robert J. Willoughby, 1986: 275).

1.4.6. Hasil

Hasil adalah sesuatu yang diadakan atau dibuat, dijadikan oleh usaha

(Poerwadarminta, 1984: 348). Jadi yang dimaksud hasil adalah kemampuan

melakukan back uprise siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten

Batang yang dinilai dengan menggunakan pedoman penilaian perlombaan senam

artistik atau code of point 1993.

8

1.4.7. Palang Sejajar

Menurut Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby mengatakan, bahwa

palang sejajar terdiri dari dua buah palang yang terbuat dari pohon berkulit keras

tua dan diberi tiang baja atau metal yang semua sambungan berhubungan mati,

sehingga tidak memberikan guncangan, palang ini lebar dan tingginya disesuaikan

dengan kebutuhan (1986: 275). Palang sejajar merupakan perkakas yaitu benda

yang dipergunakan sebagai sarana atau media untuk memperindah gerakan,

mempersulit gerakan, meningkatkan motivasi melakukan gerakan dan sebagainya

yang dalam pelaksanaannya barang atau benda itu tidak dibawa atau diubah

tempatnya oleh pesenam. Jadi palang sejajar adalah suatu alat atau perkakas pada

cabang olahraga senam artistik yang berbentuk dua buah palang dengan diberi

penyangga dan dipasang sejajar. Palang sejajar merupakan suatu alat atau

perkakas sebagai tempat latihan dari back uprise.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Back uprise

Back uprise merupakan gerakan yang dilakukan di palang sejajar, palang

sejajar ini merupakan alat yang digunakan dalam perlombaan senam artistik. Back

uprise merupakan gerakan dasar di palang sejajar. Back uprise merupakan latihan

di atas palang sejajar dan merupakan gabungan dari berbagai ketrampilan dan

kekuatan. Menurut Sumanto Y dan Sukiyo, latihan di atas palang sejajar beraneka

ragam, namun pada dasarnya latihan-latihan di palang sejajar dapat dikelompokan

ke dalam latihan gerak ayunan dan berputar (1992: 133).

Itu semua diawali dengan naik dan cara berpegangan serta sikap tertentu di

atas palang sejajar yang dapat dilakukan dengan bantuan atau adanya pegangan.

Menurut Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby mengatakan, bahwa Back

uprise adalah gerakan yang dilakukan di atas palang sejajar setinggi bahu

pesenam pada waktu berdiri. Dari posisi upper arm support ayunkan badan ke

depan dan belakang beberapa kali, pada ayunan ke belakang terakhir, ayunkan

paha tinggi ke atas dan dorongkan lengan hingga tubuh lurus. Akhiri dengan

posisi lengan lurus di atas palang sejajar (1986: 275).

Berdasarkan pendapat tentang back uprise dan pelaksanaan geraknya

maka dapat disimpulkan gerakan back uprise adalah gerakan dasar pada palang

sejajar yang merupakan gerakan ayunan dan dorongan lengan dengan

10

menggunakan tumpuan pegangan pada lengan atas dan diakhiri dengan sikap

lengan lurus di atas palang sejajar atau straight arm support.

2.1.2. Tinjauan teknik back uprise

Menurut Mahmudi Sholeh gerakan back uprise adalah dengan tahapan

latihan sebagai berikut:

a. Ayunkan kaki ke belakang lurus tinggi.

b. Tarikan tangan dan angkat pantat (1992: 65).

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1.

Gambar 1 Back uprise (Mahmudi Sholeh. 1992: Senam: 65)

Back uprise merupakan suatu gerakan yang komplek karena dalam

pelaksanaannya memerlukan koordinasi seluruh anggota badan terutama tubuh

bagian atas. Selain gerakan yang komplek, juga memerlukan kekuatan dan

keseimbangan untuk melakukan gerakan back uprise. Menurut M. Sajoto

menyatakan, bahwa unsur-unsur untuk dapat melakukan setiap cabang olahraga

secara baik sebenarnya sangat komplek, karena unsur yang satu dengan yang

lainnya sangat erat hubungannya dan sukar untuk dipisah-pisahkan, tetapi dasar

mempelajari dari teknik suatu cabang olahraga dapat me-nitikberatkan pada salah

satu unsur, tanpa melupakan unsur-unsur yang lain (1988: 43).

11

Demikian juga untuk teknik back uprise perlu dijelaskan teknik

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Sikap pegangan lengan menopang pada palang sejajar;

b. Ayunkan kaki diikuti pantat ke arah depan dan belakang;

c. Pada saat ayunan belakang lurus tinggi, pada titik tertinggi tarik tangan dan

dorong lengan;

d. Sikap akhir lengan lurus di atas palang sejajar;

2.1.3. Metodik gerakan back uprise

Menurut P. Panggabean dan Imam Hidayat menyatakan, bahwa metodik

adalah cara mengajar atau melatih yang memudahkan anak dapat melakukan

bentuk latihan atau gerakan yang diinginkan (1995: 12). Metodik dalam penelitian

ini adalah bagaimana cara melatih back uprise di palang sejajar. Adapun tujuan

metodik latihan back uprise adalah untuk memudahkan siswa menguasai gerakan

back uprise. Metodik ini harus dilakukan secara berurutan dan dilakukan tahap

demi tahap.

Mengajar alat palang sejajar yang pertama bagi atlet pemula adalah

dengan cara mengenalkan alat, hal ini untuk memberikan motivasi kepada siswa

serta memberikan rasa percaya diri dan mengenalkan sistem kontrol dengan

pengertian bahwa gerakan apapun yang dilakukan oleh anak berpangkal pada

keselamatan diri. Dengan demikian latihan yang diberikan kepada siswa bermula

dari hal yang sederhana menuju latihan pada faktor kesulitan yang lebih tinggi

(Bambang Priyono, 1993: 2).

12

Dalam gerakan back uprise metodik latihannya adalah sebagai berikut:

2.1.3.1. Upper arm support

Tubuh ditopang dengan lengan atas, siku dilipat dan diluruskan ke

samping sehingga tubuh dapat berayun dengan bebas.

2.1.3.2. Latihan ayunan (Berayun)

Dari posisi lengan menekan pada palang sejajar dan menopang serta

memegang kedua palang sejajar, ayunkan kaki diikuti oleh badan ke depan dan

belakang sampai menuju ketinggian maksimal.

2.1.3.3. Dips

Melompat dalam posisi straight arm support atau lengan lurus dan tangan

memegang palang sejajar, tekuk lengan sehingga tubuh turun ke bawah dengan

senantiasa posisi badan tetap lurus, lakukan gerakan ini beberapa kali dengan

posisi pada saat turun usahakan lengan atas menyentuh lengan bawah (Bambang

Priyono, 1993: 4). Lihat gambar 4.

2.1.3.4. Latihan back uprise

Dari posisi upper arm support ayunkan tungkai ke depan dan belakang

beberapa kali pada saat ayunan ke belakang terakhir ayunkan paha tinggi ke atas,

dorongkan lengan hingga tubuh lurus. Perhatikan gambar 2.

Gambar 2 Gerakan Back uprise. (Bambang Priyono, 1993: 4)

13

2.1.4. Analisis Gerakan Back uprise

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai gerakan back uprise,

sehingga siswa mampu melaksanakannya serta untuk menghindari adanya cidera

dalam latihan perlu ditinjau dari berbagai segi atau dianalisis. Adapun analisls

gerakan back uprise dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1.4.1. Pegangan dan tumpuan

Pegangan dan tumpuan yang kuat akan mempermudah dalam melakukan

gerakan back uprise, tetapi bila sebaliknya siswa akan kehilangan keseimbangan

dan kontrol gerak. Dari posisi melompat di atas palang sejajar tubuh ditopang

dengan lengan atas, siku dilipat dan diluruskan ke samping sehingga tubuh dapat

berayun dengan bebas.

2.1.4.2. Sikap badan

Sikap badan yang tidak seharusnya pada suatu bentuk latihan merupakan

hambatan dalam gerakan selanjutnya (untuk bentuk latihan itu). Pada saat

melakukan back uprise sikap badan tetap tegap dan lurus. Badan mengikuti

gerakan ayunan tungkai dan kaki yang dilakukan lurus dan rapat dengan demikian

akan meringankan dorongan tangan ke atas. Bila badan tidak tepat dalam

membuat sikap akan menimbulkan tidak stabilnya ayunan dan akan memperberat

gerakan back uprise. Oleh karena itu untuk menjaga sistem kontrol tubuh

memerlukan sikap badan yang tepat dalam mengatasi hambatan gerakan back

uprise agar gerakan menjadi sempurna.

14

2.1.4.3. Titik berat badan

Tumpuan berat badan pada anak yang melakukan gerakan back uprise

berada pada lengan atas. Blla lengan atas tidak kuat dan kurang tepat dalam

menumpu di palang sejajar akan menghambat irama gerakan yang dibutuhkan.

2.1.4.4. Gerakan back uprise

Terdapat dua rangkaian gerak dalam melakukan gerakan back uprise yaitu

ayunan dan dorongan lengan, sehingga dibutuhkan koordinasi gerak berayun dan

dorongan tangan. Karena itu memerlukan kekuatan lengan untuk mencapai

gerakan yang benar. Latihan yang dilakukan dengan berulang-ulang secara

otonatis koordinasi gerakan itu akan diperoleh sempurna.

2.1.4.5. Sikap akhir

Sikap akhir untuk menyelesaikan gerakan back uprise adalah tangan dalam

posisi lurus dan memegang pada palang sejajar dengan pandangan tetap lurus ke

depan atau sering disebut posisi straight arm support. Gerakan yang dilakukan

sempurna dari awalnya maka akan membantu dalam menyelesaikan sikap akhir

yang seupurna pula.

2.1.5. Kesalahan-Kesalahan Yang Sering Terjadi

Kesalahan yang sering terjadi dikarenakan anak kurang memahami dan

memperhatikan teknik pelaksanaan gerakan back uprise. Menurut Mahmudi

Shaleh (1992: 65), menyatakan bahwa kesalahan itu dilakukan karena anak baru

mengenal alat palang sejajar dan baru pertama melakukan gerakan pada palang

sejajar, dengan demikian dapat diketahui kesalahan-kesalahan itu sebagai berikut:

15

2.1.5.1. Kesalahan sikap awal

Pada saat lengan atas menopang pada palang sejajar tidak menekan dan

pegangan tangan kurang kuat sehingga kesulitan untuk melakukan gerakan

berayun dan kesulitan menjaga keseimbangan tubuh.

2.1.5.2. Kesalahan saat berayun yaitu kepala menunduk

Bila saat berayun kepala menunduk akan mengurangi ketinggian ayunan

dan kesulitan mengontrol gerakan back uprise.

2.1.5.3. Kesalahan saat berayun yaitu bahu turun

Hal ini terjadi karena sikap awal yang salah dan anak belum memiliki

kekuatan untuk menuju alat palang sejajar.

2.1.5.4. Tungkai ditekuk dan membuka

Bila kesalahan ini dilakukan akan mengganggu kestabilan ayunan yang

akan menyulitkan gerakan back uprise.

Untuk mengatasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang sering terjadi

itu selalu diadakan koreksi dan pembenahan secara individu maupun klasikal pada

saat latihan maupun setelah latihan. Selain itu bisa dilakukan dengan pemberian

contoh gerakan yang benar dan sempurna agar anak mempunyai motivasi untuk

melakukan gerakan yang sempurna.

Dengan demikian untuk mengatasi adanya cidera dalam melakukan

gerakan yang salah perlu diperhatikan keselamatan siswa. Menurut Newton C.

Loken dan Robert J. Willoughby (1986: 259), untuk menjaga keamanan dalam

berlatih di atas palang sejajar hendaknya memperhatikan faktor-faktor sebagai

berikut ini:

16

a. Meneliti peralatan setiap akan digunakan, alat hendaknya dalam keadaan

aman;

b. Daerah di bawah dan di samping palang sejajar harus diberi matras

pengaman;

c. Pada latihan awal palang sejajar, palang dapat direndahkan sesuai dengan

kebutuhan siswa;

d. Harus ada satu atau dua orang pengawas yang sewaktu-waktu memberikan

pertolongan selama latihan berlangsung;

e. Untuk elemen gerakan yang dilakukan di tengah palang, penolong hendaknya

berdiri di kanan palang sejajar (1986: 259).

2.1.6. Latihan Back uprise Menggunakan Upper Arm Support Berayun

Upper arm support berayun yaitu tubuh ditopang dengan lengan atas pada

palang aejajar, siku dilipat dan diluruskan ke samping sedemikian rupa sehingga

tubuh dapat berayun dengan bebas. Dari posisi itu ayunkan tubuh mulai dari kaki

ke depan dan belakang. Lakukan gerakan ini beberapa kali menurut program

latihan terlampir. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 3 (Newton C. Loken

dan Robert J. Willoughby, 1986: 262).

Gambar 3

Upper arm support Berayun (Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: Petunjuk Lengkap Gymnastik: 262)

17

Pada latihan ini siswa lebih cepat mengenal alat palang sejajar karena

gerakan upper arm support berayun merupakan dasar latihan pada alat palang

sejajar. Latihan ini dapat membantu menguatkan otot lengan atas dan bahu

sehingga bisa mengatur keseimbangan tubuh dalam berayun. Latihan ini juga

menjadi gerakan utama pada palang sejajar karena ayunan itu menjadi dasar

latihan pada alat palang sejajar. Gerakan berayun pada palang sejajar itu gerakan

dasar dan diutamakan yang bisa mengatur keseimbangan tubuh, karena semakin

sering ini dilakukan dapat menguat-kan otot lengan sehingga ayunan bisa

mencapai ketinggian maksimal dan akan memudahkan melakukan gerakan back

uprise.

Untuk lebih jelasnya tujuan latihan back uprise menggunakan upper arm

support berayun adalah pengenalan alat, gerakan berayun, memperkuat otot

lengan, keseimbangan dan kontrol (Bambang Priyono, 1993: 4). Sehingga anak

yang otot lengannya belum terlatih menjadi kuat karena latihan itu. Selain itu anak

yang pertama kali melakukan gerakan ini akan terasa sakit pada lengan dan ketiak,

Namun dengan latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun

berulang-ulang lama kelamaan akan kuat dan tidak terasa sakit lagi.

Dengan demikian salah satu faktor pendukung keberhasilan dalam senam

adalah faktor keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri. Oleh karena itu

mengajar alat palang sejajar bagi atlet pemula adalah dengan mengenalkan alat

palang sejajar. Hal ini untuk memberikan motivasi pada siswa serta nemberikan

rasa percaya diri dan mengenalkan sistem kontrol tubuh dengan pengertian bahwa

gerakan apapun yang dilakukan oleh anak berpangkal pada keselamatan diri.

18

Dengan demikian latihan yang diberikan pada anak penula dari yang sederhana

menuju pada latihan dengan faktor kesulitan lebih tinggi (Bambang Priyono,

1993: 2).

Tata urutan latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun

adalah sebagai berikut:

a. Berdiri di tengah kedua palang;

b. Melompat ke atas, posisi lengan atas menopang dan menekan pada palang

sejajar dengan pegangan tangan kuat;

c. Ayunkan mulai dari kaki dengan diikuti pantat dan badan yang lurus dan

tegak;

d. Ayunkanlah beberapa kali sehingga ayunan ke belakang mencapai gerakan

maksimal pada titik tertinggi di atas palang sejajar;

e. Lakukan latihan gerakan back uprise.

Maksud dari latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun

adalah setelah siswa nelakukan itu beberapa kali (upper arm support berayun)

sesuai dengan progran latihan siswa dicobakan untuk melakukan gerakan back

uprise. Jika anak kesulitan melakukannya bisa dibantu pelatih di samping kanan

palang sejajar untuk membantu menjaga keseimbangan dan saat dorongan tangan.

2.1.7. Latihan Back uprise Menggunakan dips

Dips yaitu berdiri di tengah kedua palang sejajar melompatlah ke atas

dalam posisi straight arm support, tekuk siku atau lipatlah lengan sehingga tubuh

lurus ke bawah dengan posisi badan tetap lurus pandangan ke depan, lakukan

gerakan ini beberapa kali dengan posisi pada saat turun usahakan lengan atas

19

menyentuh lengan bawah. Latihan ini merupakan latihan fisik dalam rangka

meningkatkan kekuatan otot (Bambang Priyono, 1993: 4-5). Untuk lebih jelasnya

perhatikan gambar 4.

Gambar 4

Gerakan Dips. (Bambang Priyono, 1993: 5)

Pada latihan dips kekuatan otot lengan dapat diperoleh dengan cepat

karena gerakan dips mengangkat tubuh ke atas beberapa kali sehingga terbentuk

kekuatan otot lengan untuk menuju pada gerakan dorongan tangan dan lengan

dalam gerakan back uprise. Dengan meningkatnya kekuatan otot lengan itu anak

secara otomatis timbul rasa keberaniannya dan menjadi percaya diri kalau dia bisa

melakukan gerakan back uprise.

Untuk lebih jelasnya tujuan dari latihan back uprise dengan menggunakan

dips adalah untuk mendapatkan kekuatan otot lengan pada saat melakukan

dorongan tangan dan lengan untuk mengangkat tubuh ke atas palang sejajar dalam

posisi straight arm support. Sehingga anak yang belum mampu melakukan back

uprise dengan latihan dips itu akan memiliki kekuatan otot lengan yang bisa

membantu melakukan gerakan back uprise terutama untuk dorongan lengannya.

Dengan demikian maksud dari latihan back uprise dengan menggunakan dips

20

adalah untuk membantu dorongan tangan dan lengan serta koordinasi yang

membutuhkan kekuatan sehingga anak menjadi mudah melakukan gerakan back

uprise.

Tata urutan latihan back uprise dengan menggunakan dips adalah sebagai

berikut ini:

a. Berdiri di tengah kedua palang sejajar;

b. Lompatlah ke atas dan ambil posisi tangan memegang pada palang sejajar

dengan tubuh tegak lurus serta pandangan ke depan;

c. Bengkokkan siku hingga tubuh turun ke bawah;

d. Angkatlah kembali tubuh ke atas, lakukan hal ini berulang-ulang sesuai

dengan program latihan;

e. Lakukan gerakan back uprise dengan benar.

Setelah melakukan dips beberapa kall sesuai dengan program latihan siswa

dicobakan pada gerakan back uprise yang repetisi dan setnya diatur sesuai dengan

program terlampir. Pelaksanaan dips yang berulang-ulang dan diikuti latihan back

uprise. akan membantu gerakan back uprise yang sempurna.

2.1.8. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Back uprise Dengan Menggunakan

Upper arm support Berayun dan dips

2.1.8.1. Kelebihan latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support

berayun;

a. Siswa lebih cepat mengenal alat palang sejajar maksudnya siswa yang

melakukan upper arm support berayun itu merupakan bentuk latihan dasar di

palang sejajar sehingga anak mudah menyesuaikan latihan pada palang sejajai;

21

b. Latihan otot lengan atas dan bahu serta otot dada dapat mengatur

keseimbangan tubuh. Maksudnya dengan latihan upper arm support berayun

otot-otot itu menjadi kuat karena ayunan dengan dibebani badan sehingga

anak mendapatkan kekuatan yang otomatis dapat mengatur keseimbangan

tubuh untuk melakukan gerakan back uprise;

c. Gerakan berayun dengan ketinggian maksimal di atas palang sejajar akan

memudahkan anak melakukan gerakan back uprise;

d. Latihan lebih mendasar pada gerakan akan memudahkan mengontrol gerak

tubuh. Maksudnya gerakan arm support berayun itu lebih menunjang pada

gerakan back uprise yang juga terdapat gerakan ayunannya. Jadi secara

otomatis gerakan upper arn support berayun dasar daripada gerakan back

uprise sehingga pelaksanaan back uprise, gerak tubuh lebih terkontrol dan

mudah dilakukan anak.

2.1.8.2. Kelemahan latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support

berayun.

e. Anak yang ototnya belum terlatih terutama otot lengan akan sulit melakukan

gerakan berayun;

f. Pertama kali melakukan upper arm support berayun akan terasa sakit atau

njarem pada lengan atas dan otot bahu;

2.1.8.3. Kelebihan latihan back uprise dengan menggunakan dip;

a. Kekuatan otot lengan dan tangan lebih cepat diperoleh anak. Karena latihan

ini dibebani oleh tubuhnya sendiri secara otomatis akan menjadi kuat;

22

b. Anak mudah melakukan dorongan lengan dan tangan dalan gerakan back

uprise sesungguhnya. Karena latihan dips itu dasarnya adalah gerakan

dorongan tangan dan lengan jadi bila dilakukan berulang-ulang secara

otomatis menjadi ringan dalam nendorong lengan pada saat melakukan

tferakan back uprise;

c. Tingkat keberanian anak menjadi meningkat. Karena dengan terbentuknya

kekuatan otot-otot lengan dengan menggunakan dips itu anak tinbul rasa

percaya diri dengan demikian rasa keberanian itu muncul sendiri pada anak

yang akan melakukan gerakan back uprise;

2.1.8.4. Kelemahan latihan back uprise dengan menggunakan dips

a. Anak yang ototnya tidak terlatih akan sulit nelakukannya (gerakan dips). Jadi

anak itu tergolong atlet pemula yang baru melakukan gerakan di palang sejajar

sehingga ototnya yang belum terlatih akan menjadi berat dalam mengangkat

tubuhnya sendiri di atas palang sejajar, sehingga menjadikan anak sulit

melakukan dips;

b. Tenaga yang dibutuhkan lebih besar. Karena anak yang melakukan dips

mengangkat seluruh tubuhnya dan jarang dilakukan anak dalam permainan di

kehidupan atau kerja setiap harinya.

2.2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1993: 62).

23

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi nenyatakan bahwa: “Hipotesis adalah

pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan

kebenarannya” (1987: 257).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban

sementara dan masih memerlukan anggapan atau dugaan yang perlu dibuktikan

kebenarannya.

Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari kedua bentuk latihan

back uprise tersebut, dapat diketahui bahwa latihan back uprise dengan

menggunakan upper arm support berayun lebih banyak kelebihannya daripada

kelemahannya dibandingkan dengan latihan back uprise dengan menggunakan

dips, maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis alternatif sebagai berikut:

a. Ada pengaruh yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan

upper arm support berayun dan menggunakan dips terhadap hasil back uprise

di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten

Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007.

b. Latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun lebih baik

daripada menggunakan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar pada

siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran

2006 – 2007.

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan

metodologi penelitian, yaitu:

3.1. Metode Penentuan Obyek Penelitian

Ada tiga hal yang akan dibahas dalam menentukan obyek penelitian, yaitu

meliputi penentuan populasi, penentuan sampel dan variabel penelitian.

3.1.1. Penentuan populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud

untuk diselidiki. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling

sedikit mempunyai sifat sana. (Sutrisno Hadi, 1987: 70). Sedangkan Suharsimi

Arikunto mengatakan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian. (1993: 102).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas II SMP

Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007 yang berjumlah

67 siswa.

Sedangkan sifat yang sama itu diperoleh dari ciri-ciri siswa tersebut yang

meliputi:

a. Jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki;

b. Usia yang sama yaitu ± 14 tahun;

c. Duduk di kelas yang sama yaitu kelas II SMP.

d. Siswa telah menempuh pelajaran senam artistik pada palang sejajar.

25

3.1.2. Penentuan sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki. (Sutrisno Hadi, 1987:

70). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

random sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel secara random

atau tanpa pandang bulu. (Sutrisno Hadi, 1989: 75). Teknik random sampling

yang digunakan adalah random sampling tak bersyarat atau tak terbatas

(unrestricted random sampling), yaitu random sampling yang dikenakan pada

seluruh individu dalam populasi yang sudah didaftar terlebih dahulu. “Semua

subyek dalam populasi tanpa kecuali dan tanpa bersyarat diberi ke-sempatan yang

sama untuk dipilih sebagai anggota sampel, oleh karena itu random sampling tak

terbatas merupakan random sampling terhadap populasi subyek atau populasi

individu” (Sutrisno Hadi, 1989: 80). Dalam menentukan sampel dalam penelitian

ini adalah dengan cara undian. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah siswa putra yang terpilih menjadi anggota sampel yaitu sebanyak 40

siswa, yang diambil dari seluruh siswa putra kelas 2 SMP Negeri 4 Gringsing

Kabupaten Batang. Dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan pola M - S

yaitu sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah subyek masing-masing

sama banyaknya.

3.2. Variabel Penelitian

Yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi

dan men.jadi obyek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1993: 99). Variabel dalam

penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

26

3.2.1. Variabel bebas, yaitu:

a) Latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun.

b) Latihan back uprise menggunakan dips

3.2.2. Variabel terikat, yaitu hasil kemampuan melakukan back uprise

di palang sejajar;

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam

kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

dan dipermudah olehnya. Dalam suatu penelitian alat pengambil data atau

instrumen menentukan kualitas data yang dikumpulkan dan kualitas data ini

menentukan kualitas penelitian.

Instrumen tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes

kemampuan melakukan back uprise di palang sejajar yang berpedoman pada

pedoman penilaian senam artistik atau disebut “Code of Point 1993” (Technical

Comitee FIG, 1993) dan telah disepakati serta disahkan oleh pakar senam

sehingga memiliki validitas yang logis. Setiap gerakan dalam senam artistik

termasuk gerakan back uprise dapat dinilai dengan standart penilaian pada

perlombaaan dan mempunyai kriteria penilaian. Sehingga sistem yang dianut

dalam menggunakan instrumen tes adalah adanya nilai final (sikap awal, gerakan

inti dan sikap akhir) serta pemberian nilai hukuman terhadap kesalahan atau

kekurangan gerakan yang disesuaikan dengan code of point 1993. Nilai

keseluruhan gerakan back uprise adalah 10 sebagai nilai tertinggi.

27

3.3.1. Tes awal

Tes awal ini dilaksanakan tanggal 16 Juli 2007 bertujuan untuk mengambil

data awal sebelum eksperimen kemudian untuk mematchkan hasilnya menjadi

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun tes awal yang digunakan

adalah tes kemampuan back uprise di palang sejajar dengan berpedoman pada

peraturan perlombaan senam artistik atau “Code of Point 1993”.

Sebelum tes dimulai siswa diberi penjelasan dan contoh mengenai tes yang

akan diberikan serta anak mencoba gerakan back uprise kemudian baru

melaksanakan tes awal. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tes awal

adalah sebagai berikut:

a. Siswa dipanggil satu persatu sesuai daftar nomor urut yang sudah disusun.

b. Siswa yang telah dipanggil, maju untuk melakukan tes awal dengan gerakan

back uprise di palang sejajar.

c. Kesempatan melakukan gerakan back uprise sebanyak satu kali setiap gerakan

diawali dengan lengan atas menopang di atas palang sejajar dan diakhiri

dengan tangan memegang palang sejajar dan lengan lurus dengan pandangan

menghadap ke depan.

d. Tes awal diambil nilainya oleh wasit 1 dan wasit II kemudian dicatat hasilnya.

e. Dari hasil tes populasi diambil 40 siswa untuk dijadikan sampel penelitian.

Dari ke-40 siswa tersebut dirangking dari hasil tertinggi sampai terendah

kemudian dimatchkan menjadi 20 pasang.

f. Dari hasil tes yang telah dimatchkan, sampel dipisahkan menjadi dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

28

3.3.2. Program latihan

Program latihan dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk memperlancar

jalannya latihan dalam usaha mendapatkan penguasaan gerakan back uprise

kepada sampel. Agar latihan bisa memperoleh hasil yang lebih baik maka

ditetapkan pertemuan sebanyak 18 kali yang terdiri dari 16 kali pertemuan untuk

latihan atau treatment dan 2 kali pertemuan untuk tes awal dan tes akhir.

Pertemuan dilakukan 3 kali setiap minggunya, hal ini sesuai dengan pendapat

Suharno H.P (1991: 35) yang menyatakan siklus latihan mingguan diartikan

bahwa latihan perminggu, berapa kali latihan sesuai dengan tingkat kemampuan

atlet. Atlet pemula 3 kali perminggu, atlet yunior 4 kali perminggu dan senior 5 -

6 kali perminggu, sehingga siklus latihan mingguan dapat bervariasi irama, berat

ringan setiap minggu, setiap unit latihan perharinya. Sedangkan lama latihan pada

tiap pertemuan adalah 90 menit. Waktu ini sudah cukup untuk latihan. Menurut

Harsono (1988: 121) menyatakan, bahwa waktu latihan sebaiknya adalah pendek

tetapi berisi dan padat dengan kegiatan yang bermanfaat.

Penjelasan kegiatan latihan sebagai berikut:

3.3.2.1. Pendahuluan

Pendahuluan ini sering disebut dengan pemanasan yang bertujuan untuk

menyiapkan organisme pada tubuh agar secara fisik dan psikis siap menerima

beban latihan inti. Menurut Harsono (1988: 28), menyatakan bahwa warming up

the body atau memanaskan tubuh suatu proses yang bermaksud untuk

mengadakan perubahan-perubahan physiologis dalam tubuh kita dan menyiapkan

29

organismenya dalam menghadapi aktivitas tubuh yang lebih berat. Kegiatan

pendahuluan dalam penelitian ini adalah:

a. Stretching atau penguluran;

b. Lari di tempat dengan berbagai variasi;

c. Senam ringan yaitu gerakan-gerakan untuk menuju pada latihan inti.

3.3.2.2. Latihan inti

Latihan ini berisi materi yang sedang diteliti yaitu gerakan back uprise di

palang sejajar. Untuk kelompok eksperimen diberi latihan back uprise dengan

menggunakan upper arm support berayun dan kelompok kontrol diberi latihan

back uprise dengan menggunakan dips.

3.3.2.3. Penutup

Penutup berisi dengan penenangan atau cooling down. Maksud dari

penenangan adalah untuk memulihkan kondisi tubuh dan suhu ke dalam kondisi

semula seperti sebelum latihan dan untuk mengendorkan ketegangan otot agar

tidak sakit setelah melaksanakan latihan. Penenangan berisi pelemasan seluruh

tubuh dan koreksi kesalahan selama latihan inti serta pembenahan dengan contoh

gerakan back uprise yang benar.

3.3.3. Tes akhir

Setelah latihan yang dilaksanakan selama kurang lebih 16 kali pertemuan

selanjutnya dilaksanakan tes akhir waktu tanggal 7 Agustus 2007. Penilaian tes

akhir adalah tes hasil back uprise dengan sistem penilaiannya disesuaikan dengan

peraturan perlombaan. senam atau “Code of Point 1993” pelaksanaannya seperti

pada tes awal.

30

Tujuan dari tes akhir adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai sampel

selama mengikuti latihan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Menurut Sutrisno Hadi (1990: 427), eksperimen adalah metode yang

paling jitu untuk menyelidiki hubungan sebab akibat. Sifat. dari metode ini adalah

mengontrol faktor-faktor yang ada dan merupakan metode yang dapat dan bisa

meneliti hubungan sebab akibat dari satu variabel atau lebih yang dilakukan oleh

sampel.

Metode eksperimen adalah metode yang memberikan atau menggunakan

suatu gejala yang dinamakan belajar atau percobaan yang meliputi tes awal,

treatment atau perlakuan dan diakhiri dengan tes akhir untuk diuji kebenarannya.

Untuk menyelesaikan penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan

pola M - S atau pola matched by subject design. Pola ini sudah tentu sekaligus

berarti pula grup matching. Karena pada hakekatnya subject matching adalah

sedemikian rupa sehingga pemisahan subject ke dalam kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen secara otomatis akan menyeimbangkan keduanya. (Sutrino

Hadi, 1990: 484).

Pembagian menjadi dua kelompok tersebut diperoleh dari hasil matching

nilai tes awal dengan cara subject matching ordinal pairing yaitu anak coba yang

memiliki hasil tes back uprise yang setingkat dipasangkan, menurut M. Ischaq

Anwar mengatakan selain daripada itu untuk mengontrol hasil tes agar seimbang

diperlukan matching dari tinggi badan anak coba karena alat yang dipergunakan

31

tidak dapat diatur sesuai dengan lebar bahu dan panjang lengan anak coba.

Sehingga perlu dibuat sama tinggi badan antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Dengan demikian anggota dari tiap-tiap pasangan dipisahkan

ke grup eksperimeri dan grup kontrol.

3.5. Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

3.5.1. Kegiatan di Luar Penelitian

Kegiatan di luar penelitian sulit untuk dikendalikan karena anak coba tidak

tinggal di dalam satu asrama sehingga sulit untuk diawasi. Untuk itu siswa diberi

pengertian agar tidak melakukan kegiatan di luar penelitian. Hal ini untuk

menghindari adanya porsi latihan yang berbeda-beda dari anak coba.

3.5.2. Kesungguhan Dalam Mengikuti Latihan

Kesungguhan dalam mengikuti latihan dapat mempengaruhi hasil latihan

back uprise yang dilakukan sampel. Untuk menghindari dan mengatasinya penulis

atau peneliti berusaha memberikan motivasi kepada siswa untuk bersungguh-

sungguh untuk mengikuti latihan.

3.5.3. Faktor Kehadiran Mengikuti Latihan

Anak yang rumahnya jauh dari tempat. Latihan kadang-kadang sulit untuk

datang, selain angkutan umum yang agak sulit karena di daerah pegunungan juga

ada beberapa anak yang malas mengikuti latihan atau perlakuan. Untuk

mengatasinya anak diberi penjelasan tentang pentingnya suatu penelitian skripsi

dan bisa meluangkan waktunya untuk mengikuti latihan dalam kegiatan penelitian

ini.

32

3.5.4. Faktor Kebosanan

Karena materi latihan yang diberikan dua materi yaitu gerakan back uprise

dengan bentuk latihan upper arm support berayun dan dips yang masing-masing

untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk itu program latihan

dibuat bertahap dan pada saat pemanasan gerakannya bervariasi.

3.5.5. Faktor Alat dan Tempat

Alat yang dipergunakan untuk latihan diusahakan bisa lengkap dan

dipersiapkan sebelum latihan, sebab tanpa alat yang lengkap anak menjadi takut

untuk melaksanakan latihan back uprise di palang sejajar dan bisa mengakibatkan

cidera kalau terjadi jatuh dari palang sejajar. Kelengkapan alat akan membantu

kelancaran latihan ini dan tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah di

luar ruangan.

3.5.6. Faktor pemberi materi latihan

Pemberian materi latihan mempunyai peran yang penting dalam

memperoleh hasil yang baik. Usaha yang dilakukan agar penyampaian materi

pada anak dapat diterima dengan baik adalah sebelum latihan anak diberi petunjuk

secara lisan, setelah itu mendemonstrasikan gerakan dengan maksud anak bisa

meniru gerakan yang benar. Koreksi secara individu dan klasikal selalu diberikan

bila anak melakukan kesalahan, hal ini untuk mengatasi cidera dan kecelakaan

dalam latihan.

33

3.6. Analisis Data

Setelah data tes akhir diperoleh maka dilakukan analisis data dengan

menggunakan tabel statistik dengan pola M - S dan menggunakan rumus t-tes,

seperti yang dijelaskan dalam tabel 1 sebagai berikut ini:

Tabel 1 Contoh Tabel Persiapan Perhitungan Statistik Dengan Pola M – S

No Pasangan subyek Xk Xe D

(Xk – Xe) d

(D – MD) d2

1 2 3 4 5 6 7 1. 2. 3. 4. 5. … 20.

∑ Xk ∑ Xe ∑D ∑ d ∑ 2d (Sutrisno Hadi, 1993: 278)

Keterangan:

Xk : Nilai kelompok kontrol. Xe : Nilai kelompok eksperimen. D : Perbedaan dari tiap-tiap pasangan (Xk-Xe). d : Deviasi perbedaan (D-MD). ∑ : Sigma atau jumlah.

Cara pengisian tabel tersebut di atas adalah:

a. Catat nomor urut subyek pada kolom 1.

b. Catat pasangan subyek pada kolon 2.

c. Catat hasil akhir kelompok kontrol pada kolom 3.

d. Catat hasil akhir kelompok eksperimen pada koloa 4.

e. Catat selisih hasil Xk dan Xe pada kolom 5.

34

f. Catat selisih antar D dan MD pada kolom 6.

g. Kuadratkan dari deviasi perbedaan dari nasing-masing pasangan pada

kolom 7.

Pengaruh dari hasil latihan dapat dilihat antara mean akhir dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui perbedaan bentuk latihan

back uprise antara menggunakan upper arm support berayun dan menggunakan

dips dengan menggunakan rumus:

M Xe – M Xk

Dimana: M Xe : Mean akhir kelompok eksperimen. M Xk : Mean akhir kelompok kontrol.

Sebagai langkah untuk analisis data / selanjutnya digunakan rumus t-tes

dengan pengolahan data untuk mengetes taraf signifikansinya. Karena rumus

pendek adalah rumus statistik yang dipersiapkan untuk nenyelesaikan penelitian

dengan cara yang lebih singkat dan efisien. (Sutrisno Hadi 1993: 278).

Adapun rumus t-tes adalah sebagai berikut:

( )1

2

−Σ

=

NNd

MDt

Keterangan:

MD : Mean dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Mk - Me). ∑ 2d : Jumlah deviasi dari mean perbedaan. N : Jumlah pasangan subyek.

(Sutrisno Hadi, 1990: 455).

35

Hipotesis nihil yang akan diuji kebenarannya berdasarkan taraf

signifikansi 5%. Hal ini kita percaya bahwa 95% dari keputusan kita adalah benar.

Jika kita menolak hipotesis atas dasar taraf signifikansi 5% atau atas dasar

kepercayaan 95% berarti kita mengambil resiko salah dalam mengambil

keputusan sebanyak 5% atau benar dalam keputusan sedikitnya 95%.

Kemungkinan hasil yang diperoleh adalah:

a. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu sama atau lebih

besar dari nilai t-tabel, maka hipotesis nihil ditolak.

b. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu lebih kecil dari

nilai t-tabel, maka hipotesis nihil diterima.

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Untuk mengetahui adanya pengaruh latihan terhadap hasil akhir

kemampuan back upprise di palang sejajar, maka data kemampuan awal siswa

harus dicatat pada tabel pre-test berikut:

Tabel 2. Hasil Pre-Test Eksperimen Kemampuan Back Uprise di Palang Sejajar

No. Nama Siswa Nilai Wasit I

Nilai Wasit II

Nilai Rata-Rata

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.

Miflakhudin A. Sofyan Hudin Abdul Muntolib Adif Rofiudin Agus Budi Santoso Ahmad Mutono Ahmad Saefudin Ali Kafidin Ali Wijaya Eko Wicaksono Endika Haryo Heri Apriyanto Ibu Fahrudin Iskandar Mukhlisin Rindhoni Sutarji Yanuar Pribadi Budi Prasetyo Mafturin Abdul Aziz A.P. Nafirin Abdi Wigunadi Ahmad Nur Fahmi Anton Ahmad Rifai Dimas Wintiar Edi Setiawan

2,00 1,00 3,00 7,00 2,10 2,60 6,90 2,10 2,00

0 2,85 7,00 3,00 2.00 2,50 2,00 3,00 2,20 4,50 2,00 2,00 2,10 2,50 2,50 6,35 6,40 4,45 2,70

3,60 3,60 6,60 3,60 2,00 1,00 2,85 6,10 3,60

0 2,00 2,00 3,00 2,20 4,40 2,00 2,00 3,10 2,50 2,50 6,55 6,50 4,45 3,00 3,60 2,00 3,60 2,00

2,80 2,30 4,80 5,30 2,05 1,80 4,88 4,10 2,80 0,00 2,43 4,50 3,00 2,10 3,45 2,00 2,50 2,65 3,50 2,25 4,28 4,30 3,48 2,75 4,98 4,20 4,03 2,35

37

No. Nama Siswa Nilai Wasit I

Nilai Wasit II

Nilai Rata-Rata

29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67.

Imron Ismail Iwan Kurniawan Lukman Masruri Muji Abdi Mustaqim Wahyu Purnomo Abdul Rosid Agus B.W Feri Sondi Supriyono Hendra P. M. Arfan Makmun S Risqi Fajar Ponco Fransepti Wahyono Eko S. Agus S. Muh. Mahmudin M. Nurwahid Eko Setiawan A. Nursoleh Puji Sofyan Muh. Syukron Pradana Muhklis Nurkolik M. Irfan M. Bagus Nuzul Nafi Taufik Sutrisno Sugeng Arif S.

2,00 2,00 2,00 2,00 2,50 2,10 6,20 2,45 2,00 2,00 3,00 2,10 6,80 7,20 2,10 6,60 3,00

0 2,00 2,00 2,00 1,90 2,20 5,50 2,00 2,00 3,50 2,50

0 2,10 3,10 1,00

0 4,00

0 4,00 2,90 3,00 6,10

5,60 3,10 6,00 2,45 2,10 2,00 3,00 2,00 2,10 1,10 2,10 6,50 7,00 7,20 2,00 2,50 3,10

0 2,10 2,10 5,60 2,10 3,50 2,50 3,00 6,10 2,00 1,00

0 2,10 3,60 1,00

0 1,00

0 3,40 3,60 3,00 7,00

3,80 2,55 4,00 2,23 2,30 2,05 4,60 2,23 2,05 1,55 2,55 4,30 6,90 7,20 2,05 4,55 3,05 0,00 2,05 2,05 3,80 2,00 2,85 4,00 2,50 4,05 2,75 1,75 0,00 2,10 3,35 1,00 0,00 2,50 0,00 3,70 3,25 3,00 6,55

38

Kemudian siswa diberi latihan sesuai dengan program latihan dan

selanjutnya ke tahap pengambilan data akhir atau post test berikut:

Tabel 3. Hasil Post Tes Eksperimen Kemampuan Back Uprise di Palang Sejajar

No. Nama Siswa Nilai Wasit I

Nilai Wasit II

Nilai Rata-Rata

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.

Miflakhudin A. Sofyan Hudin Abdul Muntolib Adif Rofiudin Agus Budi Santoso Ahmad Mutono Ahmad Saefudin Ali Kafidin Ali Wijaya Eko Wicaksono Endika Haryo Heri Apriyanto Ibu Fahrudin Iskandar Mukhlisin Rindhoni Sutarji Yanuar Pribadi Budi Prasetyo Mafturin Abdul Aziz A.P. Nafirin Abdi Wigunadi Ahmad Nur Fahmi Anton Ahmad Rifai Dimas Wintiar Edi Setiawan Imron Ismail Iwan Kurniawan Lukman Masruri Muji Abdi Mustaqim Wahyu Purnomo Abdul Rosid Agus B.W

4,00 0

4,00 2,90 3,00 6,10 2,00 1,00 3,00 7,00 2,10 2,60 6,90 2,10 2,00 1,00 2,85 7,00 3,00

0 2,50 2,00 3,00 2,20 4,50 2,00 2,00 2,10 2,50 2,50 6,35 6,40 4,45 2,70 2,00 2,00 2,00 2,00

4,10 0

3,40 3,60 3,00 6,10 2,00 1,00 3,00 7,00 3,60 3,60 6,60 3,60 2,00 1,00 2,85 6,10 3,60

0 2,00 2,00 3,00 2,20 4,40 2,00 2,00 3,10 2,50 2,50 6,55 6,50 4,45 3,00 3,60 2,00 3,60 2,00

4,05 0,00 3,70 3,25 3,00 6,10 2,00 1,00 3,00 7,00 2,85 3,10 6,75 2,85 2,00 1,00 2,85 6,55 3,30 0,00 2,25 2,00 3,00 2,20 4,45 2,00 2,00 2,60 2,50 2,50 6,45 6,45 4,45 2,85 2,80 2,00 2,80 2,00

39

No. Nama Siswa Nilai Wasit I

Nilai Wasit II

Nilai Rata-Rata

39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67.

Feri Sondi Supriyono Hendra P. M. Arfan Makmun S Risqi Fajar Ponco Fransepti Wahyono Eko S. Agus S. Muh. Mahmudin M. Nurwahid Eko Setiawan A. Nursoleh Puji Sofyan Muh. Syukron Pradana Muhklis Nurkolik M. Irfan M. Bagus Nuzul Nafi Taufik Sutrisno Sugeng Arif S.

5,50 2,10 6,20 2,45 2,00 2,00 3,00 2,10 2,10 1,10 2,10 6,60 3,00

0 2,00 2,00 2,00 1,90 2,20 5,50 2,00 2,00 3,50 2,50

0 2,10 3,10 1,00

0

5,60 3,10 6,00 2,45 2,10 2,00 3,00 2,00 2,10 1,10 2,10 6,50 3,10

0 2,10 2,10 2,10 2,10 2,50 5,60 2,00 2,10 3,50 2,50

0 2,10 3,60 1,00

0

5,55 2,60 6,10 2,45 2,05 2,00 3,00 2,05 2,10 1,10 2,10 6,55 3,05 0,00 2,05 2,05 2,05 2,00 2,35 5,55 2,00 2,05 3,50 2,50 0,00 2,10 3,35 1,00 0,00

Selanjutnya data dimasukkan ke dalam perhitungan statistik pada tabel

berikut:

Tabel 4. Perhitungan Statistik Pola M – S dari Hasil Tes Akhir

No Pasangan subyek Xk Xe D

(Xk – Xe) d

(D – MD) d2

1. 2. 3. 4.

13 – 10 18 – 50 32 – 31 41 – 6

7,50 8,25 8,00 7,10

9,00 8,25 7,50 8,25

-1,50 0,00 0,50 -1,15

-1,03 0,47 0,97 -0,68

1,0609 0,2209 0,9409 0,4624

40

No Pasangan subyek Xk Xe D

(Xk – Xe) d

(D – MD) d2

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

39 – 58 25 – 33 3 – 1

65 – 19 12 – 4 51 – 9 11 – 14 17 – 34 37 – 35 40 – 28 57 – 15 21 – 47 46 – 43 53 – 54 60 – 55 64 – 56

8,00 5,00 7,00 5,00 5,75 6,25 5,75 6,45 4,25 5,65 6,10 4,25 4,50 6,15 6,50 4,00

7,60 5,50 7,75 6,50 6,25 7,00 6,50 7,50 5,50 5,25 6,50 5,50 4,00 6,00 6,00 4,50

0,40 -0,50 -0,75 -1,50 -0,50 -0,75 -0,75 -1,05 -1,25 0,40 -0,40 -1,25 0,50 0,15 0,50 -0,50

0,87 -0,03 -0,28 -1,03 -0,03 -0,28 -0,28 -0,58 -0,78 0,87 0,07 -0,78 0,97 0,62 0,97 -0,03

0,7569 0,0009 0,0784 1,0609 0,0009 0,0784 0,0784 0,3364 0,6084 0,7569 0,0049 0,6084 0,9409 0,3844 0,9409 0,0009

∑ Xk121,45

∑ Xe 130,85

∑D -9,40

∑ d 0,00

∑ 2d 9,3220

Berdasarkan perhitungan statistik pada tabel di atas, diperoleh nilai-nilai

sebagai berikut:

MD = 0,47 - 209,4 -

ND

==∑

∑d2 = 9,322

N = 20

Maka nilai t adalah:

t =

1)-(N Nd

MD2∑

t =

1)-(20 20322,947,0

41

t =

380322,947,0

t = 024531578,0

47,0

t = 156625598,0

47,0

t = 3,000786627

Dari perhitungan statistik di atas diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,001

dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasannya (db) = 19, maka nilai t-

tabel 2,093. Dalam analisis data dapat diperoleh nilai t-hitung = 3,001 > t-tabel =

2,093.

Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka hipotesis nihil yang menyatakan

bahwa: “Tidak ada perbedaan yang berarti antara latihan back uprise dengan

menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di

palang sejajar”, ditolak.

Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa:”Ada

perbedaan yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan upper

arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar”

diterima.

Untuk menentukan bahwa latihan back uprise dengan menggunakan upper

arm support berayun lebih baik dibandingkan dengan menggunakan dips dapat

dilihat dari perbedaan meannya. Adapun perbedaan mean dari kelompok

eksperimen (Mxe) dan mean kelompok kontrol (MXk) sebagai berikut:

42

Diketahui bahwa:

∑Xe = 130,85 dan ∑Xk = 121,45

N = 20 N = 20

Maka:

Mxe = 20

130,85 NXe

=∑ MXk = 20

121,45 NXk

=∑

MXe = 6,5425 MXk = 6,0725

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh bahwa mean kelompok

eksperimen hasil latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support

berayun adalah = 6,5425 dan lebih besar daripada mean kelompok kontrol dari

hasil latihan back uprise dengan menggunakan dips yaitu = 6,0725.

Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa latihan back uprise

dengan menggunakan upper arm support lebih baik daripada latihan back uprise

dengan menggunakan dips di palang sejajar, diterima.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 3,001 lebih

besar daripada nilai t-tabel yaitu 2,093 yang berarti ada perbedaan antara latihan

back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap

hasil latihan back uprise di palang sejajar.

Adapun mean dari kelompok eksperimen dengan diberi perlakuan latihan

back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun sebesar 6,5425

lebih besar daripada mean kelompok kontrol yang diberi perlakuan latihan back

uprise dengan menggunakan dipas yaitu sebesar 6,0725, dengan demikian latihan

43

back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan dips.

Seperti yang telah diutarakan pada bab II bahwa secara teori dananalisis

gerakan, latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun

lebih banyak keuntungannya dibandingkan kelemahannya. Hal inilah yang

menyebabkan hipotesis alternatif diterima. Adapun yang mempengaruhinya

adalah keuntungan latihan back uprose dengan menggunakan upper arm support

berayun sebagai berikut:

4.2.1 Siswa lebih cepat mengenal alat palang sejajar karena upper arm support

berayun adalah bentuk latihan dasar di palang sejajar.

4.2.2 Latihan otot lengan atas dan bahu serta otot dada dapat mengatur

keseimbangan tubuh karena kekuatan yang timbul secara otomatis dari

latihan itu.

4.2.3 Gerakan berayun dengan ketinggian maksimal di atas palang sejajar akan

memudahkan anak melakukan back uprise.

4.2.4 Latihan upper arm support berayun lebih mendasar pada gerakan back

uprise sehingga memudahkan mengontrol gerak tubuh dalam melakukan

back uprise di palang sejajar.

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasi perhitungan statistik, bahwa nilai t-hitung 3,001 lebih

besar dari nilai t-tabel, yaitu 2,093 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat

kebebasan (db) 19, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan

yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support

berayun dan dips terhadap hasil latihan back uprise di palang sejajar, ditolak.

Maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang

berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support

berayun dan dips terhadap hasil latihan back uprise di palang sejajar, diterima.

Berdasarkan perhitungan dari selisih mean antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol diperoleh hasil mean dari kelompok eksperimen sebesar

6,5425 lebih besar dibandingkan mean kelompok kontrol yaitu sebesar 6,0725. hal

ini berarti bahwa latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support

berayun lebih baik dibandingkan dengan latihan back uprise dengan

menggunakan dips terhadap hasil latihan back uprise di palang sejajar.

5.2 Saran-Saran

5.2.1 Bagi pelatih senam maupun guru pendidikan jasmani di sekolah menengah

pertama, terutama SMP Negeri 04 Gringsing Kabupaten Batang, bahwa

untuk melatih back uprise di palang sejajar pada anak pemula yang baru

45

pertama melakukan latihan di palang sejajar hendaknya dapat dilatih

dengan menggunakan upper arm support berayun.

5.2.2 Bagi yang berminat meneliti hal yang serupa dapat menggunakan

penelitian dan penulisan ini sebagai bahan acuan dan pertimbangan.

46

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifudin, 1991. Belajar Aktif Senam Ketangkasan. Jakarta: Gramedia.

Bambang Priyono, 1993. Palang Sejajar. Semarang: Depdikbud.

Harsono. 1986. Ilmu Coaching. Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat.

K. Mahmudi Sholeh, 1992. Olahraga Pilihan Senam. Jakarta: P2TK Dikjen Dikti Depdikbud.

M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Effhar.

Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby. 1986. Petunjuk Lengkap Gymnastik. Semarang: Dahara Prize.

P. Panggabean dan Imam Hidayat. 1979. Senam dan Metodik 1b. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharno HP. 1991. Buku Pegangan Pelatih Bola Basket. Semarang: Pengurus Daerah Perbasi Jaaw Tengah.

Sumanto. Y. dan Sukiyo. 1992. Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutrisno Hadi. 1987. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

________________, 1989. Metodologi Research I. Yogyakarta: Andy Offset.

________________, 1990. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andy Offset.

________________, 1993. Statistik 2. Yogyakarta: Andy Offset.

Sujamto. 1993. Sabda Pandhita Ratu. Semarang: Dahara Prize.

Technical Comitee FIG. 1993. Offering A. Compete Line of FIG Aproved Gymnastic Equipment and Mate (Code of Point). USA: American Athletic Inc.

47

Lampiran 1

RANCANGAN PROGRAM LATIHAN BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR

A. KELOMPOK EKSPERIMEN : Latihan back uprise dengan menggunakan

upper arm support berayun

B. KELOMPOK KONTROL : Latihan back uprise dengan menggunakan

dips

C. WAKTU (90 MENIT) : a. Pendahuluan : 10 Menit

b. Latihan inti : 70 menit

c. Penutup : 10 menit

D. TUJUAN LATIHAN : Anak dapat melakukan gerakan back uprise

dengan teknik yang benar.

48

Lampiran 2 PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN BACK UPRISE

DI PALANG SEJAJAR Materi Latihan Pertemuan

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Keterangan

I

PRE EKSPERIMEN TES a. Pendahuluan

- Stretching - Lari di tempat,

lompar 2 kaki, buka tutup, depan belakang.

- Stretching otot leher, pegang kepala tahan posisi ke bawah-atas-samping, kiri kanan dan putar.

- Dua tangan ditempel julurkan ke atas, samping kanan kiri, depan bawah.

- Tarik pinggang dengan diikuti lengan ke kiri kanan.

- Berdiri kangkang cium lutut kiri kanan dan tahan 8 hitungan.

- Berdiri tungkai lurus rapat cium lutut dan tahan 8 hitungan

- Pemanasan menuju alat palang sejajar

- Tangan tempelkan tembok dan badan renggutkan ke bawah.

- Tangan di depan dada ayunkan pendek dan lebar.

- Tangan kanan di atas lalu tarik ke belakang bergantian tangan kiri

- Dua lengan bentuk huruf s dorong ke samping.

- Putar bahu dan lengan.

PRE EKSPERIMEN TES a. Pendahuluan

- Stretching - Lari di tempat,

lompar 2 kaki,buka tutup, depan belakang.

- Stretching otot leher, pegang kepala tahan posisi ke samping, kiri kanan dan putar.

- Dua tangan digabung julurkan ke atas, samping kanan kiri, depan, bawah.

- Tarik pinggang dengan diikuti lengan ke kiri kanan.

- Berdiri kangkang cium lutut kiri kanan dan tahan 8 hitungan.

- Berdiri tungkai lurus rapat cium lutut dan tahan 8 hitungan.

- Pemanasan menuju alat palang sejajar

- Tangan tempelkan tembok dan badan rengutkan ke bawah.

- Tangan di depan dada ayunkan pendek dan lebar

- Tangan kanan di atas lalu tarik ke belakang bergantian tangan kiri.

- Dua lengan bentuk huruf s dorong ke samping.

- Putar bahu dan lengan.

Gerakan pendahuluan dihitung 2 x 8 hitungan.

Dihitung 1 x 8 hitungan

49

Materi Latihan Pertemuan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Keterangan

b. Latihan inti - Penjelasan tentang

back uprise menggunakan upper arm support berayun.

- Contoh upper arm support berayun.

c. Penutup - Penenangan - Pelemasan otot

lengan dan bahu - Pelemasan otot

tungkai dan kaki.

b. Latihan inti - Penjelasan tentang

back uprise menggunakan dips

- Contoh gerakan back uprise dengan dips dengan baik dan sempurna

- Latihan dips c. Penutup

- Penenangan - Pelemasan otot

lengan dan bahu - Pelemasan otot

tungkai dan kaki.

Latihan bergiliran mencoba

back uprise 3 x 1 kali masing-

masing 3 x 2 setelah.

Untuk

mengurangi dan

menurunkan ketegangan

otot.

II a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun. - Latihan back uprise.

c. Penutup - Penenangan

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan Inti - Latihan dips - Latihan back uprise

c. Penutup - Penengan

Pelaksanaan sama dengan pertemuan pertama 3 x 2 set 3 x 1 kali

sama dengan pertemuan I

III a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Idem pertemuan II

c. Penutup - Idem pertemuan I

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Idem pertemuan II

c. Penutup - Idem pertemuan I

IV a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun c. Penutup

- Penenangan

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips - Latihan back uprise

c. Penutup - Penenangan

Dilakukan 3 x 3 set

3 x 2 kali

V a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun c. Penutup

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun

c. Penutup - Idem pertemuan I

Ulangi pertemuan

IV

50

Materi Latihan Pertemuan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Keterangan

- Idem pertemuan I VI a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun

- Latihan back upprise c. Penutup

- Penenangan

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Penenangan

Dilakukan 3 x 3 set

3 x 2 kali

VII a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Penenangan

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Penenangan

Dilakukan 3 x 4 set

3 x 3 kali

VIII a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Penenangan

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Penenangan

Pelaksanaan pertemuan

VII

IX a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

Dilakukan 3 x 4 set

3 x 3 kali

X a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

Pelaksanaan mengulangi pertemuan

IX

51

Materi Latihan Pertemuan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Keterangan

XI a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

Dilakukan 3 x 3 set

3 x 2 kali

XII a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

Dilakukan 4 x 4 set

3 x 4 kali

XIII a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

Pelaksanaan mengulangi pertemuan

XII

XIV a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

Dilakukan 5 x 4 set

3 x 5 kali

XV a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan upper arm

support berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I

b. Latihan inti - Latihan dips berayun - Latihan back upprise

c. Penutup - Idem pertemuan I

Pelaksanaan mengulangi pertemuan

XIV

52

Materi Latihan Pertemuan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Keterangan

XVI Pelaksanaan semua mengulang pada latihan pertemuan XV. Koreksi keseluruhan Penjelasan post tes POST TES EKSP

Pelaksanaan semua mengulang pada latihan pertemuan XV. Koreksi keseluruhan Penjelasan post tes POST TES EKSP

Keterangan Program Latihan Back Upprise

1. Program latihan ini berlaku untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen;

2. Latihan dilakukan pada sore hari mulai pukul 1430 sampai pukul 16.30 WIB, di SMP Negeri 2 Gringsing, Batang;

3. Dalam perlakuan ini latihan back uprise sebanyak 129 kali dan latihan upper arm support berayun dan dips sebanyak 189 kali yang dilakukan selama 16 kali pertemuan;

4. Alat yang digunakan untuk perlakuan pada sampel adalah 1 buah palang sejajar;

5. Pre eksperimen tes dilaksanakan pada sore hari pukul 15.00 WIB sampai selesai di SMP Negeri 2 Gringsing, Batang;

6. Post tes dilaksanakan sama dengan pre eksperimen tes.

53

Lampiran 3 JADWAL PROGRAM LATIHAN

No. Hari/Tanggal Waktu (pukul) Kegiatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Selasa / 26-5-2007

Kamis / 28-5-2007

Sabtu / 30-5-2007

Selasa / 3-6-2007

Kamis / 5-6-2007

Sabtu / 7-6-2007

Selasa / 10-6-2007

Kamis / 12-6-2007

Sabtu / 14-6-2007

Selasa / 17-6-2007

Kamis / 19-6-2007

Sabtu / 21-6-2007

Selasa / 24-6-2007

Kamis / 26-6-2007

Sabtu / 28-6-2007

Selasa / 31-6-2007

Kamis / 2-7-2007

Sabtu / 4-7-2007

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

14.00 – 16.30 WIB

PRE TEST

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan III

Pertemuan IV

Pertemuan V

Pertemuan VI

Pertemuan VII

Pertemuan VIII

Pertemuan IX

Pertemuan X

Pertemuan XI

Pertemuan XII

Pertemuan XIII

Pertemuan XIV

Pertemuan XV

Pertemuan XVI

POST TEST

54

Lampiran 4

TABEL HASIL PRE-TEST EKSPERIMEN KEMAMPUAN BACK UPRISE

DI PALANG SEJAJAR DARI POPULASI

No. Nama Siswa Nilai Wasit I

Nilai Wasit II

Nilai Rata-Rata

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.

Miflakhudin A. Sofyan Hudin Abdul Muntolib Adif Rofiudin Agus Budi Santoso Ahmad Mutono Ahmad Saefudin Ali Kafidin Ali Wijaya Eko Wicaksono Endika Haryo Heri Apriyanto Ibu Fahrudin Iskandar Mukhlisin Rindhoni Sutarji Yanuar Pribadi Budi Prasetyo Mafturin Abdul Aziz A.P. Nafirin Abdi Wigunadi Ahmad Nur Fahmi Anton Ahmad Rifai Dimas Wintiar Edi Setiawan Imron Ismail Iwan Kurniawan Lukman Masruri Muji Abdi Mustaqim Wahyu Purnomo Abdul Rosid Agus B.W

2,00 1,00 3,00 7,00 2,10 2,60 6,90 2,10 2,00

0 2,85 7,00 3,00 2.00 2,50 2,00 3,00 2,20 4,50 2,00 2,00 2,10 2,50 2,50 6,35 6,40 4,45 2,70 2,00 2,00 2,00 2,00 2,50 2,10 6,20 2,45 2,00 2,00

3,60 3,60 6,60 3,60 2,00 1,00 2,85 6,10 3,60

0 2,00 2,00 3,00 2,20 4,40 2,00 2,00 3,10 2,50 2,50 6,55 6,50 4,45 3,00 3,60 2,00 3,60 2,00 5,60 3,10 6,00 2,45 2,10 2,00 3,00 2,00 2,10 1,10

2,80 2,30 4,80 5,30 2,05 1,80 4,88 4,10 2,80 0,00 2,43 4,50 3,00 2,10 3,45 2,00 2,50 2,65 3,50 2,25 4,28 4,30 3,48 2,75 4,98 4,20 4,03 2,35 3,80 2,55 4,00 2,23 2,30 2,05 4,60 2,23 2,05 1,55

55

No. Nama Siswa Nilai Wasit I

Nilai Wasit II

Nilai Rata-Rata

39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67.

Feri Sondi Supriyono Hendra P. M. Arfan Makmun S Risqi Fajar Ponco Fransepti Wahyono Eko S. Agus S. Muh. Mahmudin M. Nurwahid Eko Setiawan A. Nursoleh Puji Sofyan Muh. Syukron Pradana Muhklis Nurkolik M. Irfan M. Bagus Nuzul Nafi Taufik Sutrisno Sugeng Arif S.

3,00 2,10 6,80 7,20 2,10 6,60 3,00

0 2,00 2,00 2,00 1,90 2,20 5,50 2,00 2,00 3,50 2,50

0 2,10 3,10 1,00

0 4,00

0 4,00 2,90 3,00 6,10

2,10 6,50 7,00 7,20 2,00 2,50 3,10

0 2,10 2,10 5,60 2,10 3,50 2,50 3,00 6,10 2,00 1,00

0 2,10 3,60 1,00

0 1,00

0 3,40 3,60 3,00 7,00

2,55 4,30 6,90 7,20 2,05 4,55 3,05 0,00 2,05 2,05 3,80 2,00 2,85 4,00 2,50 4,05 2,75 1,75 0,00 2,10 3,35 1,00 0,00 2,50 0,00 3,70 3,25 3,00 6,55

Batang, 26 Mei 2007

Wasit I

Rudianto

Wasit II

Winarto, S.Pd

56

Lampiran 5 TABEL

HASIL POST-TEST EKSPERIMEN KEMAMPUAN BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR DARI POPULASI

No. Nama Siswa Nilai Wasit I

Nilai Wasit II

Nilai Rata-Rata

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.

Miflakhudin A. Sofyan Hudin Abdul Muntolib Adif Rofiudin Agus Budi Santoso Ahmad Mutono Ahmad Saefudin Ali Kafidin Ali Wijaya Eko Wicaksono Endika Haryo Heri Apriyanto Ibu Fahrudin Iskandar Mukhlisin Rindhoni Sutarji Yanuar Pribadi Budi Prasetyo Mafturin Abdul Aziz A.P. Nafirin Abdi Wigunadi Ahmad Nur Fahmi Anton Ahmad Rifai Dimas Wintiar Edi Setiawan Imron Ismail Iwan Kurniawan Lukman Masruri Muji Abdi Mustaqim Wahyu Purnomo Abdul Rosid Agus B.W Feri Sondi

4,00 0

4,00 2,90 3,00 6,10 2,00 1,00 3,00 7,00 2,10 2,60 6,90 2,10 2,00 1,00 2,85 7,00 3,00

0 2,50 2,00 3,00 2,20 4,50 2,00 2,00 2,10 2,50 2,50 6,35 6,40 4,45 2,70 2,00 2,00 2,00 2,00 5,50

4,10 0

3,40 3,60 3,00 6,10 2,00 1,00 3,00 7,00 3,60 3,60 6,60 3,60 2,00 1,00 2,85 6,10 3,60

0 2,00 2,00 3,00 2,20 4,40 2,00 2,00 3,10 2,50 2,50 6,55 6,50 4,45 3,00 3,60 2,00 3,60 2,00 5,60

4,05 0,00 3,70 3,25 3,00 6,10 2,00 1,00 3,00 7,00 2,85 3,10 6,75 2,85 2,00 1,00 2,85 6,55 3,30 0,00 2,25 2,00 3,00 2,20 4,45 2,00 2,00 2,60 2,50 2,50 6,45 6,45 4,45 2,85 2,80 2,00 2,80 2,00 5,55

57

No. Nama Siswa Nilai Wasit I

Nilai Wasit II

Nilai Rata-Rata

40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67.

Supriyono Hendra P. M. Arfan Makmun S Risqi Fajar Ponco Fransepti Wahyono Eko S. Agus S. Muh. Mahmudin M. Nurwahid Eko Setiawan A. Nursoleh Puji Sofyan Muh. Syukron Pradana Muhklis Nurkolik M. Irfan M. Bagus Nuzul Nafi Taufik Sutrisno Sugeng Arif S.

2,10 6,20 2,45 2,00 2,00 3,00 2,10 2,10 1,10 2,10 6,60 3,00

0 2,00 2,00 2,00 1,90 2,20 5,50 2,00 2,00 3,50 2,50

0 2,10 3,10 1,00

0

3,10 6,00 2,45 2,10 2,00 3,00 2,00 2,10 1,10 2,10 6,50 3,10

0 2,10 2,10 2,10 2,10 2,50 5,60 2,00 2,10 3,50 2,50

0 2,10 3,60 1,00

0

2,60 6,10 2,45 2,05 2,00 3,00 2,05 2,10 1,10 2,10 6,55 3,05 0,00 2,05 2,05 2,05 2,00 2,35 5,55 2,00 2,05 3,50 2,50 0,00 2,10 3,35 1,00 0,00

Batang, 4 Agustus 2007

Wasit I

Rudianto

Wasit II

Winarto, S.Pd

58

Lampiran 6

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN Kampus Sekaran Gunungati Semarang, 50229 (Telp) 024 7499376

Nomor : 17 / J40.1.3/PP/2007 12 Mei 2007 Lamp : - Hal : Permohonan Ijin Penelitian Kepada: Yth. Kepala SMP Negeri 04 Gringsing

di Gringsing Batang

Dengan hormat, Dalam rangka penyelesaian studi mencapai gelar Sarjana Pendidikan Strata 1, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES memohonkan ijin saudara:

Nama : Danang Gun Arijanta NIM : 6301906013 Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Untuk mengadakan penelitian dengan judul: “PERBANDINGAN LATIHAN BACK UPRISE DENGAN MENGGUNAKAN UPPER ARM SUPPORT BERAYUN DAN DIPS TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2006 – 2007”. Dengan rencana penelitian 2 (dua) bulan Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

A.n. Dekan Pembantu Dekan Bidang Akademik Dr. Khomsin, M. Pd NIP. 131469639

59

Lampiran 7 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP N 04 GRINSING KABUPATEN BATANG

SURAT KETERANGAN Nomor: 367 / 103.15 / SMP 04 / 2007

Yang bertanda tangan di bawah ini. Kepala SMP Negeri 04 Gringsing

Batang menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:

Nama : Danang Gun Arijanto NIM : 6301906013 Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNNES

Telah mangadakan penelitian skripsi mulai tanggal 26 Mei 2007 sampai dengan 4 Juli 2007 di SMP Negeri 04 Gringsing Kabupaten Batang dengan judul: PENGARUH LATIHAN BACK UPRISE MENGGUNAKAN UPPER ARM SUPPORT BERAYUN DAN MENGGUNAKAN DIPS TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINGSING KABUPATEN BATANGTAHUN AJARAN 2006 – 2007”.

Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMP Negeri 04 Gringsing

Hadi Purnomo, S.Pd, M.Si NIP. 131395443

Batang, 6 Juli 2007

Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP N 04 Gringsing

Winarto, S.Pd

60

61

62

Lampiran 10 FOTO PENELITIAN

Gambar 1. Persiapan Pemanasan

Gambar 2. Contoh Gerakan Back Upprise

63

Gambar 3. Siswa Melakukan Gerakan Dips

Gambar 4. Siswa Melakukan Gerakan Upper Arm Suport

64

Gambar 5. Penilaian Gerakan

Gambar 6. Perekapan Hasil Post Test