pengaruh kualitas sumber daya manusia...
TRANSCRIPT
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA KOPERASI TERHADAP KINERJAKOPERASI
PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN DEMAK
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1
Ilmu Ekonomi Islam
Disusun oleh:
MUKHAMAD KASANUDIN 072411045
FAKULTAS SYARI’AH INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2011
iv
ABSTRAK
Kinerja koperasi dapat dilihat pertumbuhan omzet usaha, perkembangan anggota maupun SHU merupakan indikator berhasilnya koperasi dalam menjalankan usahanya. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan koperasi, salah satunya adalah dari faktor sumber daya manusianya. Yang menjadi permasalahannya, bagaimana tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Adakah pengaruh yang nyata terhadap kinerja koperasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi, tingkat kinerja koperasi, dan pengaruh kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.
Populasi penelitian ini sebanyak 11 kopontren. Adapun variabel yang diteliti meliputi kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi sebagai variabel bebas dan kinerja koperasi pondok pesantren sebagai variabel terikat. Data diperoleh melalui Dinas koperasi dan UMKM dan survei langsung. dokumentasi dan . Data dianalisis menggunakan regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak sudah ”sangat baik”. Dari 11 koperasi pondok pesantren yang diteliti memperoleh skor rata-rata 4,029 dalam penelitian ini di kategorikan sangat baik. sedangkan untuk kinerja koperasi pondok pesantren memperoleh nilai skor rata-rata sebesar 3,624 dalam penelitian ini dikategorikan ”baik”. . kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi berpengaruh terhadap kinerja koperasi pondok pesantren d Kabupaten Demak.
terbukti dari hasil uji T diperoleh bahwa nilai t hitung adalah 2,315, sedangkan nilai t tabel adalah 2,011 yang lebih kecil dibanding dengan t hitung. Artinya, ada pengaruh signifikan antara variabel kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi (X) terhadap variabel kinerja koperasi (Y). Sedangkan dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,100, ini artinya bahwa variasi perubahan variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas kualitas SDM (X) sebesar 10%. Sedangkan sisanya 90% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Dapat diambil simpulan bahwa kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak sudah ”sangat baik”. Kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi berpengaruh positif terhadap kinerja koperasi pondok pesantren. Dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Saran yang disampaikan adalah Bagi koperasi pondok pesantren di wilayah kabupaten Demak diharapkan lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena hal tersebut memiliki andil dalam meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren. Sedangkan bagi Dinas Koperasi dan UMKM. Untuk semua koperasi pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak. Diharapkan untuk menghidupkan/mendirikan persatuan koperasi pondok pesantren se-Kabupaten Demak.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Juni 2011 Deklarator,
Mukhamad Kasanudin NIM. 072411045
vi
MOTTO
Tiada untaian kata yang sanggup terucap ketika hari yang dinantikan
tiba, hanya kata syukur yang mampu terucap setelah mimpi itu dapat terwujud.
Jika kamu dapat bermimpi, kamu pasti dapat mewujudkannya “if you can
dream it, you can do it”.
Pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga dalam hidup ini.
Berdoalah pada Allah. Karena sesungguhnya doa memberikan kekuatan
pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan
memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, baik sebagai hamba allah dan insan
akademis, karya ilmiyah yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1) Almamaterku & Pengelola Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo
2) Pembimbing Bapak Rahman El-Junusi, S.E, M.M, & Bapak Rustam Dahar
KAH, M.Ag.
3) Semua Keluarga Penulis: Bapak & Ibu Tercinta ( Sugondo & Afifah ) Adhek2
Aku Tersayang ( Fauzi & Ana ).
4) Keluarga besar Pondok Pesantren Al- Islah Mangkang Kulon wabil khusus
KH.A. Hadlor ihsan dan Bu Hj. Amin Nyai sekeluarga yang penulis tunggu
barokah dan manfaat ilmunya.
5) Ms. Casterman, ms. Sarah, Bu yuyu, bu susan, bu desi, mba’ aya, yang selalu
mendukung penulis baik dikala sasah mau pun senang.
6) Teman-teman ku IAYC, terimaksih atas dukungan yang selama ini kalian
berikan kepada ku ya.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad, Taufiq
dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul: “PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
PENGELOLA KOPERASI TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK
PESANTREN DI KABUPATEN DEMAK”. Dengan demikian tanpa banyak
menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikutnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Setrata Satu (S.1) dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah
IAIN Walisongo Semarang.
Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun
yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Dr. Ali Murtandho, M.Ag, selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur
Fatoni, M.Ag, selaku Sekjur Ekonomi Islam.
4. Bapak Rahman El-Junusi, S.E, M.M, selaku Dosen Pembimbing I, serta
Bapak Rustam Dahar KAH, M.Ag, selaku Dosen pembimbing II, yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
ix
6. Seluruh Pengelola Koperasi Pondok Pesantren Kabupaten Demak yang telah
membantu memberikan fasilitas dan waktunya. Semua itu sangat berharga
bagi penulis.
7. Seluruh keluarga besar penulis, serta yang paling ku cintai Bapak dan Ibu ku
(Sugondo dan Afifah). Penulis menghaturkan banyak terimakasih atas do’a
serta arahannya, sehingga penulis selalu bisa melangkah dengan pasti.
8. Seluruh anggota YKAI (Ibu Yuyun, Ibu Desi, Ibu susan, Mbak Aya), serta
seluruh Anggota IAYC, penulis ucapkan terima kasih yang besar. Kalian
semua adalah ruh yang membangkitkan penulis untuk selalu melangkah
optimis.
9. Untuk teman-teman penulis di kelas paket EiA maupun EiB 2007, khususnya
kelas paket EiB 2007, terimakasih kawan. Kalian adalah teman-teman yang
paling baik dan jangan pernah terputus tali persahabatan kita.
10. Untuk teman-teman kos Bringin (Haqi, Fajri, Sa’ad, Alaik, Afit) kalian adalah
teman-teman yang ada dalam suka maupun duka.
Semoga kebaikan dan ketulusan mereka semua menjadi amal ibadah di
sisi Allah SWT. Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penggarapan
skripsi ini, namun semuanya tidak akan terlepas dari kekurangan. Maka dari itu,
kritik dan saran serta masukan yang konstruktif selalu penulis tunggu, sehingga
sempurnanya penulisan skripsi ini.
Semarang, Juni 2011 Penulis
Mukhamad Kasanudin NIM. 072411045
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ iv
HALAMAN DEKLARASI ..................................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................ viii
HALAMAN DAFTAR ISI ...................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL .............................................................. xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ......................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 12
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 12
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 13
1.5 Sistematika Penulisan .................................................... 13
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Koperasi ....................................................................... 15
2.2 Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan Dan Prinsip Koperasi... 16
2.2.1 Asas koperasi ....................................................... 16
2.2.2 Landasan koperasi................................................. 17
2.2.3 Fungsi koperasi..................................................... 18
2.2.4 Tujuan koperasi .................................................... 19
2.2.5 Prinsip koperasi .................................................... 19
2.3 Koperasi Pondok Pesantren............................................ 19
2.3.1 Kolektivitas Koperasi Pondok Pesantren ............... 19
2.3.2 Bidang usaha koperasi pondok pesantren .............. 24
xi
2.3.3 Kendala-Kendala dalam Pemberdayaan Ekonomi di
Pondok Pesantren.................................................. 25
2.4 Kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM) ....................... 28
2.4.1 Pengertian Sumber Daya Manusia......................... 28
2.4.2 Pengukuran kualitas sumber daya manusia (SDM) 30
2.4.2.1 Produktivitas............................................. 30
2.4.2.2 Sikap dan perilaku .................................... 31
1) Sikap................................................... 31
2) Perilaku .............................................. 32
2.4.2.3 Komunikasi............................................... 32
2.4.2.4 Hubungan (Relationships)......................... 34
2.5 Masalah Koperasi Dan Sumber Daya Manusia Koperasi 35
2.6 Kinerja........................................................................... 36
2.6.1 Arti kinerja ........................................................... 36
2.6.2 Strategi dan program-program dalam pengembangan
usaha koperasi....................................................... 38
2.6.3 Cara mengukur kinerja.......................................... 39
2.7 Penelitian Terdahulu ...................................................... 42
2.8 Kerangka Pemikiran Teoritik ......................................... 43
2.9 Hipotesis........................................................................ 44
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data................................................... 46
3.1.1 Data Primer .......................................................... 46
3.1.2 Data Sekunder ...................................................... 46
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian...................................... 47
3.2.1 Populasi ................................................................ 47
3.2.2 Sampel.................................................................. 48
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................ 48
3.3.1 Wawancara ........................................................... 49
3.3.2 Kuesioner (angket)................................................ 49
3.3.3 Survei ................................................................... 50
xii
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ...................................... 51
3.4.1 Variabel-Variabel Penelitian ................................. 51
3.4.2 Definisi operasional variabel................................. 51
3.5 Teknik Analisis Data...................................................... 54
3.5.1 Metode Statistik Deskriptif .................................. 54
3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................ 56
3.5.2.1 Uji Validitas.............................................. 56
3.5.2.2 Uji Reliabilitas .......................................... 56
3.5.3 Uji Normalitas ...................................................... 57
3.5.4 Analisis Regresi Sederhana................................... 57
1) Uji T .............................................................. 58
2) Koefisien Korelasi .......................................... 59
3) Koefisien Determinasi .................................... 60
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Data Penelitian dan Karakteristik Responden 61
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ..................................... 61
4.1.2 Karakteristik Responden ....................................... 62
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 70
4.2.1 Uji Validitas ......................................................... 71
4.2.2 Reliabilitas............................................................ 72
4.3 Uji Normalitas ............................................................... 73
4.4 Deskriptif Variabel Penelitian ........................................ 75
4.4.1 Variabel Kualitas SDM (X) .................................. 75
4.4.2 Variabel Kinerja Koperasi (Y) ............................. 81
4.5 Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis ............................ 85
4.5.1 Statistik Deskriptif ................................................ 85
4.5.1.1 Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya
Manusia. ................................................... 85
4.5.1.2 Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren ...... 87
4.5.2 Persamaan Regresi Sederhana ............................... 88
4.5.3 Uji Hipotesis Menggunakan Uji t atau Uji Parsial . 89
xiii
4.5.4 Koefisien Korelasi ................................................ 90
4.5.5 Koefisien Determinasi .................................... 94
4.6 Pembahasan .................................................................... 95
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................... 102
5.2 Saran-saran .................................................................... 104
5.3 Penutup.......................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiv
DAFTARA TABEL
Tabel 1.1 : Jumlah Koperasi Pondok Pesantren, No. Badan Hukum
Koperasi, Anggota dan Status di Kabupaten Demak ............ 6
Tabel 2.1 : Tabel Pengukuran Variabel .................................................. 45
Tabel 3.1 : Tabel Koperasi Pondok Pesantren yang aktif dan kurang aktif
di Kabupaten Demak ........................................................... 47
Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Koperasi Pondok Pesantren...................... 56
Tabel 4.1 : Tabel Populasi ..................................................................... 62
Tabel 4.2 : Jabatan/Pekerjaan Responden ............................................. 63
Tabel 4.3 : Usia Responden ................................................................... 65
Tabel 4.4 : Status Responden................................................................. 67
Tabel 4.5 : Jenis Kelamin Responden .................................................... 68
Tabel 4.6 : Tingkat Pendidikan Responden............................................ 69
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Instrumen............................................... 71
Tabel 4.8 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ........................................... 73
Tabel 4.9 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Produktif ........... 76
Tabel 4.10 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap dan Perilaku 78
Tabel 4.11 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Komunikasi....... 79
Tabel 4.12 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hubungan.......... 81
Tabel 4.13 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pertumbuhan Omzet
Usaha................................................................................... 82
Tabel 4.14 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perkembangan
Anggota............................................................................... 83
Tabel 4.15 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Perkembangan SHU 84
Tabel 4.16 : Deskriptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia ........... 85
Tabel 4.17 : Deskriptif Penilaian Kinerja Kopontren ............................... 87
Tabel 4.18 : Hasil Analisis Regresi Sederhana......................................... 88
Tabel 4.19 : Hasil Uji Hipotesis (Uji –t) ................................................. 89
Tabel 4.20 : Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas SDM Terhadap
Kinerja Koperasi Pesantren.................................................. 91
xv
Tabel 4.21 : Analisis SPSS Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas
SDM Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren ......................... 94
Tabel 4.22 : Hasil Koefisien Determinasi ................................................ 95
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Teoritik ............................................ 44
Gambar 4.1 : Jabatan/Pekerjaan Responden ........................................... 64
Gambar 4.2 : Usia Responden ................................................................ 66
Gambar 4.3 : Status Responden.............................................................. 67
Gambar 4.4 : Jenis Kelamin Responden ................................................. 68
Gambar 4.5 : Tingkat Pendidikan Responden......................................... 70
Gambar 4.6 : Normal Probability Plot .................................................... 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan
perekonomian. Kerja sama ini diadakan orang-orang karena adanya
kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama
mengusahakan kebutuhan sehari-sehari, yang mereka butuhkan. Untuk
mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung
terus, oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerja
sama itu.1
Bentuk kerja sama tersebut untuk mewujudkan pembangunan
Nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Pembangunan
tersebut merupakan bentuk pembangunan manusia seutuhnya yang
dilakukan bersama-sama bertujuan untuk mewujudkan Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945). Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam
rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang
punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat.
Kebijaksanaan Pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945
pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Di dalam penjelasan UUD
1945 tersebut diungkapkan bahwa bangun usaha yang sesuai adalah
1 Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: PT RINEKA
CIPTA, 2007, h. 1.
2
koperasi.2 Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan
pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang
dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama
agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat sekitar pada umumnya.
Ninik Widiyanti berpendapat bahwa koperasi bersifat terbuka untuk
umum. Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau
agama orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang
merupakan wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah
ekonominya untuk bekerja sama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf
hidup mereka.3
Pernyataan ini sesuai dengan asas usaha koperasi pondok pesantren
yang notabennya koperasi yang berlandaskan syari’ah Islam yakni;
berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh salah
seseorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh
maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proporsional.
Hal ini sesuai dengan firman allah dalam (QS. Surat Al shaad: 24)4
2 Ibid, h. 9. 3 Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1989, h. 4. 4 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005, h.
118
3
Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. (QS. Surat Al-Shaad: 24)
Pada permulaanya kita mengenal 3 (tiga) jenis bentuk koperasi yang
didasarkan pada bidang-bidang usahanya, yaitu koperasi konsumsi, koperasi
produksi, dan koperasi kredit. Selanjutnya terjadi perkembangan usaha yang
juga memerlukan perkembangan struktur organisasi, sehingga penjenisan
koperasi seperti di atas terasa kurang tepat dan perlu dikembangkan pula.
Perkembangan usaha koperasi berlangsung serba cepat dan luas mengikuti
kemajuan ekonomi dan tingkat kepentingan/ kebutuhan para anggotanya, ini
berarti bahwa usaha-usaha dan pelayanan-pelayanannya telah meningkat,
walaupun demikian gerak organisasinya tetap bertahan dengan kuat pada
sendi-sendi yang khas, yaitu: Mengutamakan kesejahteraan para
anggotanya dengan gerakan cepat dan tepat.5
Sehubungan dengan perkembangan-perkembangan seperti diatas
maka untuk mengusahakan pengelompokan yang lebih jelas tentang fungsi-
fungsi koperasi menurut jenis dan berbagai bidang usahanya, orang-orang
banyak tertarik untuk membagi koperasi sebagai berikut:6 Pertama
berdasarkan fungsi usahanya (koperasi konsumsi, koperasi produksi,
koperasi kredit, koperasi jasa, dan lain-lain), Kedua berdasarkan kelompok
5 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005, h. 1.
6 Ibid, h. 3.
4
orang-orang yang secara homogen mempunyai kelompok yang sama
(koperasi pegawai negeri, koperasi ABRI, PEPABRI, koperasi nelayan,
koperasi petani, koperasi pelajar/ mahasiswa, koperasi pesantren, dan lain-
lain) Ketiga berdasarkan jenis barang yang diolah atau dijadikan objek
kegiatan ( koperasi kopra, koperasi batik, koperasi garam rakyat, koperasi
tembakau, koperasi perikanan/peternakan, dan lain-lain).
Selanjutnya untuk mendukung terwujudnya iklim yang
sehat(kondusif) dalam pengembangan perkoperasian, pemerintah juga telah
mengeluarkan Undang-undang No. 5 tahun 1999 tentang pelarangan
monopoli dan praktek persaingan yang tidak sehat. Disamping itu juga
didukung dengan berbagai peraturan, antara lain peraturan pemerintah No. 9
tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh
koperasi, peraturan pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang modal penyertaan
pada koperasi. Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan
koperasi dapat berkembang seperti badan usaha yang lain.7
Selain peraturan pemerintah tersebut, untuk memacu pemerataan
dan memperluas kesempatan berusaha melalui koperasi, pemerintah
mengeluarkan instruksi presiden No. 18 tahun 1998 tentang peningkatan
pembinaan dan pengembangan perkoperasian. Inti dari kebijakan tersebut
adalah masyarakat akan memiliki kemudahan dan kebebasan untuk
mendirikan dan mengembangkan koperasi sesuai dengan potensi, keinginan
dan kemampuannya dalam mengelola potensi ekonomi. Tentu saja setiap
7Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta:
Deartemen Agama RI, 2003, h. 1.
5
koperasi yang didirikan harus tetap dalam koridor yang menerapkan asas,
prinsip dan semangat yang murni dianut dan dikembangkan oleh koperasi.
Dengan kondisi ini diharapkan akan tumbuh koperasi-koperasi sejati
(genuine co-operatives) bukan koperasi yang direkayasa (pseudo
cooperatives) oleh pemerintah atau siapapun.
Seiring dengan perkembangan masyarakat dan arus globalisasi,
pondok pesantren dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan secara
perlahan tanpa menanggalkan ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan
agama. Perubahan-perubahan yang dilakukan pesantren salah satunya adalah
pesantren dikembangkan tidak hanya mengajarkan tentang agama atau kitab
kuning saja, tetapi juga pesantren dapat dikembangkan menjadi basis
ekonomi kerakyatan dan pusat perkembangan ekonomi umat di daerah-
daerah, baik dalam bentuk lembaga keuangan syari’ah atau koperasi pondok
pesantren.
Dilihat dari jumlah pondok pesantren yang ada sampai dengan akhir
bulan juni 2003 sebanyak 14.067 buah pesantren yang telah memiliki
koppontren sebanyak 1.359 dengan jumlah santri 534. 374 orang.8 Dalam
kurun waktu sampai tahun 2006 koperasi pondok pesantren mengalami
peningkatan yakni koperasi pondok pesantren yang ada di Indonesia
menurut data Proyek Peningkatan Ponpes Departemen Agama terdapat
sekitar 1.400 unit.9 Jumlah ini cukup besar, menjadikan pondok pesantren
8 Ibid, h. 7. 9 Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I, Evaluasi Program Pendidikan
dan Latihan Pada Koperasi Pondok Pesantren, 2006 h. 3.
6
memiliki posisi strategis dalam mengemban peran-peran pengembangan
pendidikan maupun masyarakat lain.
Perkembangan koperasi pondok pesantren tersebut terjadi secara
menyeluruh diseluruh negara Indonesia ini, termasuk tejadi di Kabupaten
Demak. Tercatat dalam data Dinas Koperasi dan UMKM bahwa semakin
lama perkembangan koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak
semakin meningkat. Berikut Perkembangan status koperasi pondok
pesantren Kabupaten Demak dijelaskan pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Jumlah Koperasi Pondok Pesantren, No. Badan Hukum Koperasi, Anggota
dan Status di Kabupaten Demak
No Nama Koperasi No Badan Hukum Koperasi
Jumlah Anggota Status
1 Kopontren Futuhiyyah 12422/BH/KWK.11/V/1995 - Aktif 2 Kopontren Nurul Qur’an 12521/BH/KWK.11/IX/1995 - Tidak Aktif 3 Kopontren At Taslim 12560/BH/KWK.11/XII/1995 358 Aktif 4 Kopontren Suada 12664/BH/KWK 11/III/1995 65 Aktif 5 Kopontren An Nur 12796/BH/KWK.11/VIII/1996 20 Aktif 6 Kopontren Rizquna 12797/BH/KWK.11/VIII/1996 - Aktif 7 Kopontren Mambaul
Barokah 12793/BH/KWK.11/VIII/1996 20 Tidak Aktif
8 Kopontren Komat 12794/BH/KWK.11/VIII/1996 - Tidak Aktif 9 Kopontren Futuhul Ulum 12861/BH/KWK.11/IV/1996 - Tidak Aktif 10 Kopontren BUQ 12932/BH/KWK.11/XII/1996 - Tidak Aktif 11 Kopontren Hadi Kusumo 13059/BH/KWK.11/VIII/1997 - Aktif 12 Kopontren Roudhotul
Qur’an 13102/BH/KWK11/VIII/1997 - Tidak Aktif
13 Kopontren Darul Islah 13103/BH/KWK11/VIII/1997 20 Tidak Aktif 14 Kopontren Al Hikmah 13347/BH/KWK11/VIII/1997 - Tidak Aktif 15 Kopontren Masyaadah
Kalijogo 13306/BH/KWK.11/IX/1997 - Tidak Aktif
16 Kopontren Roudhotul Tolibin
31/BH.KDK.11-03/II/1999 - Tidak Aktif
17 Kopontren Rizquna 13798/BH/KWK/.11/III/1998 - Tidak Aktif 18 Kopontren Arohmah 13819/BH/KWK/.11/III/1998 20 Tidak Aktif 19 Kopontren Subur Barokah 31/BH.KDK.11-02/II/1999 - Tidak Aktif 20 Kopontren Amanah 48/BH.KDK.11-02/II/1999 - Tidak Aktif
7
21 Kopontren Mathia’ul Anwar
96/BH.KDK.11-03/IV/1999 - Tidak Aktif
22 Kopontren Al Ihsan 421/BH.KDK.11-03/XI/2000 - Tidak Aktif 23 Kopontren Al Mahfur 137/BH.KDK.11-03/VI/1999 - Tidak Aktif 24 Kopontren Matlaul Anwar 56/BH.KDK.11-03/IV/1999 - Tidak Aktif 25 Kopontren Nurul Falah - Tidak Aktif 26 Kopontren Al Istiqomah 03/BH.11-03/XI/2001 - Tidak Aktif 27 Kopontren Al Mubarok 87/BH/XIV.8/KDK.11-
03/V/2006 - Aktif
28 Kopontren Babul Ulum 99/BH/XIV.8/KDK.11-03/VII/2006
- Aktif
29 Kopontren Estu Jaya 106/BH/XIV. 8/KDK.11-03/XI/2006
- Aktif
30 Kopontren Putra Muamalat
125/BH/XIV. 8/KDK.11-03/I/2008
- Tidak Aktif
3 1
Kopontren Darussalam 88/BH/XIV. 8/KDK.11-03/VI/2006
168 Aktif
32 Kopontren Al Falah 129/BH/XIV. 8/KDK.11-03/II/2008
- Aktif
33 Kopontren Nurul Huda 130/BH/XIV. 8/KDK.11-03/III/2008
- Aktif
34 Kopontren Zahrul Ulum 131/BH/XIV. 8/KDK.11-03/III/2008
- Aktif
35 Kopontren Al Amanah 132/BH/XIV. 8/KDK.11-03/IV/2008
- Tidak Aktif
36 Kopontren Usaha Mandiri 134/BH/XIV. 8/KDK.11-03/IV/2008
- Aktif
37 Kopontren Darul Fandilah 137/BH/XIV. 8/KDK.11-03/VII/2008
- Tidak Aktif
38 Kopontren Darusalam 142/BH/XIV. 8/KDK.11-03/VI/2008
- Tidak Aktif
39 Kopontren Al Ma’wa 147/BH/XIV. 8/KDK.11-03/VIII/2008
- Aktif
40 Kopontren Al Madina 153/BH/XIV. 8/KDK.11-03/IX/2008
36 Aktif
41 Kopontren Al Hasaniyah 179/BH/XIV.8/I/2010 - Aktif Jumlah 41 503
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak, 2011
Berdasarkan keterangan data tabel 1.1 menunjukkan bahwa
perkembangan koperasi pondok pesantren berkembang dengan pesat. Akan
tetapi perkembangannya tidak di ikuti manajemen yang baik, sehingga
tercatat bahwa status koperasi pondok pesantren sangat memprihatinkan.
Hal ini terbukti bahwa hanya 17 koperasi pondok pesantren atau 41,46%
8
berstatus aktif, sedangkan 24 koperasi pondok pesantren atau 58,53%
berstatus tidak aktif. Besarnya koperasi pondok pesantren dalam status tidak
aktif mengindikasikan rendahnya tingkat kualitas sumber daya manusia
(SDM) pengelola koperasi dan rendahnya kinerja koperasi pondok
pesantren.
Dari keterangan tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja koperasi
pondok pesantren belum optimal disebabkan antara lain: koperasi pondok
pesantren belum siap dengan permasalahan dan tantangan ekonomi secara
nasional, kemampuan manager dalam mengelola koperasi pondok pesantren
kurang profesional, masyarakat kurang adaptif terhadap tuntutan perubahan,
struktur manajemen dan permodalan terbatas, sumber daya manusia
karyawan kurang berkualitas, kurang berani mengambil resiko, tingkat rasa
tanggung jawab masih sangat rendah. Ditambah kurangnya dukungan modal
yang cukup untuk mengembangkan koperasi, akhirnya banyak koperasi
yang jalan di tempat.10 Menurut Sutaat, bahwa kegagalan pengelola koperasi
dalam menjalankan roda organisasinya disebabkan oleh kurangnya rasa
tanggung jawab untuk berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM.11
Hal ini lah yang menjadi salah satu indikator bahwa kualitas sumber daya
manusia (SDM) pengelola koperasi masih rendah. Oleh karena itu koperasi
pondok pesantren perlu memanajemen kegiatannya sehingga perlu
10 Fatimah, Wawancara Dengan Pengelola Koontren Al-Ma’wa, Kabupaten Demak,
Tanggal 31 Mei 2011 11 Sutaat, Wawancara dengan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tanggal 23 Maret
2011
9
penelitian yang berkaitan dengan variabel yang memiliki kontribusi terhadap
keberhasilan usaha koperasi, yakni dengan kualitas sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebenarnya adalah
kerja yang dikerjakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang
dikehendaki dari pekerjaan tersebut. Hessel Tangkilisan mengatakan
Sumber daya manusia adalah suatu cara untuk mengendalikan sumber daya
penggerak dalam suatu organisasi atau institusi secara efektif dan efisien,
dan mencakup keseluruhan aktivitas dan implementasi untuk mencapai
tujuan dan sasaran organisasi . Perlunya sumber daya manusia dikelola
dengan baik karena manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan organisasi.12
Suatu tujuan organisasi tersebut dapat diketahui berhasil atau tidak
dapat diketahui salah satunya melalui hasil kinerja dalam periode waktu
tertentu. Kinerja dikategorikan berhasil, apabila tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi tersebut tercapai. Definisi kinerja sendiri menurut
Rivai dan Basri adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.13 Bernandin dan
Russell dalam Sulistiyani dan Rosidah (2003) juga mengemukakan kinerja
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Sedangkan pengertian dari
12 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.pdf 13 http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-kinerja.html
10
penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas
maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.14
Jadi apabila dari realita data yang ada di Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Demak menunjukkan angka kopontren yang berstatus
aktif sangat rendah. Maka hal ini memang mengindikasikan bahwa kinerja
kopontren sangat rendah. Sebab organisasi tersebut tidak mampu untuk
memenuhi tujuan utama organisasi kopontren.
Dari rendahnya kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi
pondok pesantren tidak tertutup kemungkinan disebabkan oleh kurangnya
kesadaran orang-orang dalam paham berkoperasi. Yang dimana hal ini ber
imbas pada kinerja koperasi pondok pesantren yang kurang bagus, dan
akhirnya pun persaingan dengan koperasi lain maupun lembaga keuangan
lain menjadi tidak kompetitif dan yang semestinya kehadiran koperasi
pondok pesantren di lingkungan mereka dapat memberikan kontribusi dalam
menyejahterakan tarap hidupnya, tetapi dengan adanya kinerja koperasi
pondok pesantren tersebut kurang baik, maka perannya pun akhirnya tidak
maksimal.
Pengaruh ini sebenarnya mendorong terciptanya perubahan karena
adanya tantangan dan sekaligus peluang bagi perkembangan koperasi itu
sendiri. Namun, dapat pula menjadi ancaman akibat tingkat persaingan yang
semakin ketat. Konsekuensinya, manakala koperasi tidak memiliki
keunggulan kompetitif dan kinerja yang baik, maka perubahan hanya
14 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113811-pengertian-kinerja/
11
menjadi masalah bagi koperasi. Fakta ini menjadi pertanyaan mendasar
yaitu: 1) Apakah kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok
pesantren dapat memberikan jawaban atas kualitas kinerja koperasi. 2)
Apakah koperasi pondok pesantren yang sekarang masih berdiri ini
mempunyai keunggulan dan kinerja yang baik. 3) Jika mempunyai
keunggulan dan kinerja yang baik, sejauh manakah peran koperasi pondok
pesantren dalam menyejahterakan anggotanya dan sumbangsihnya bagi
masyarakat sekitar. 4) Apakah kondisi para santri dan masyarakat sekitar
pesantren sekarang masih kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat
melalui kelompok atau koperasi. 5) Apakah kinerja koperasi pondok
pesantren khususnya di kabupaten Demak dan pada umumnya di Indonesia
masih sejalan dengan konsep/teori ekonomi, manajemen, sosial budaya,
psikologi, serta hukum yang berlaku umum. 6) Apakah berkoperasi di
lingkungan pondok pesantren merupakan salah satu pilihan untuk
mensejahterakan para santri dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan Dari latarbelakang yang terurai di atas serta
pertimbangan-pertimbangan yang ada, maka penulis tertarik untuk
melakukan penulisan skripsi dengan judul: “PENGARUH KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA KOPERASI
TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN DI
KABUPATEN DEMAK”.
12
1.2 Rumusan Masalah
Sebagai suatu badan usaha koperasi dalam menjalankan bidang
usahanya, koperasi pondok pesantren sangat memerlukan sumber daya
manusia yang berkualitas agar kinerja koperasi pondok pesantren maksimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini adalah : ”
1. Bagaimanakah tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi
dan kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.
2. Bagaimana pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola
koperasi mempengaruhi kinerja koperasi pondok pesantren”.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah Untuk menjawab berbagai persoalan yang sedang berlangsung dalam
kehidupan gerakan koperasi pondok pesantren khususnya di kabupaten
Demak. Secara spesifik tujuan kajian ini adalah
1. Untuk mengetahui tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola
koperasi dan kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.
2. Mengetahui pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola
koperasi pondok pesantren terhadap kinerja koperasi pondok pesantren
di kabupaten Demak.
13
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Bagi koperasi pondok pesantren di kabupaten Demak
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai saran dan pertimbangan
bagi pengurus koperasi pondok pesantren dalam menentukan kebijakan
yang berkaitan dengan pembinaan sumber daya manusia (SDM)
pengelola koperasi untuk meningkatkan kinerja koperasi pondok
pesantren demi tercapainya tujuan koperasi yang bersangkutan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah pengetahuan atau
cakrawala berfikir dalam hal wawasan dibidang ekonomi dan
perkoperasian, khususnya koperasi pondok pesantren serta sebagai ajang
ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah
dalam praktek di lapangan.
3. Bagi pembaca dan almamater
Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi pembaca dalam rangka
pemenuhan informasi dan referensi atau bahan kajian dalam menambah
khazanah ilmu pengetahuan khususnya perkoperasian pondok pesantren.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian maka
rancangan penulisan sebagai berikut :
14
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIK
Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan inti masalah
yaitu meliputi pengertian koperasi, sumber daya manusia,
kinerja koperasi pondok pesantren, kerangka pemikiran,
hipotesis dan penelitian terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, data dan sumber
data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan
metode analisis data.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian mengenai gambaran umum obyek
penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan.
BAB V : KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari isi pembahasan, saran-saran
dan penutup.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1. Koperasi
Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : cooperation (latin), atau
cooperation, atau co-operatie (belanda), dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai: bekerja bersama, atau bekerja sama, atau kerjasama, merupakan
koperasi.15
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
diberikan pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.16
Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah menciptakan
kesejahteraan para anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan
barang dan jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah, menyediakan
fasilitas produksi atau menyediakan dana untuk pinjaman dengan bunga
yang sangat rendah.17 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
15 Sudarsono dan Edilius, Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Renika Cipta,
2005, h. 1. 16 G. Kartasapoetra, Op.cit, h 10 17 Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 2002, h. 19.
16
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang dasar 1945.
2.2. Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan Dan Prinsip Koperasi
2.2.1 Asas koperasi
Menurut pasal 5, bagian 3 UU no. 12 Tahun 1967, asas koperasi
Indonesia terdiri dari dua asas yaitu:
2.2.1.1 Asas kekeluargaan
Asas ini mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati
nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam
koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan
pengurus serta pemilikan dari para anggota atas dasar keadilan
dan kebebasan serta keberanian berkorban bagi kepentingan
bersama.
2.2.1.2 Asas kegotong-royongan
Asas kegotong-royongan berarti bahwa pada koperasi
tersebut telah terdapat keinsyafan dan kesadaran semangat
kerja sama dan tanggung jawab bersama terhadap akibat dari
karya, yang dalam hal ini bertitik berat pada kepentingan
kebahagiaan bersama, ringan sama dijinjing berat sama
dipikul, maka dengan demikian kedudukan koperasi akan kuat
dan pelaksanaan kerjanya akan lancar karena para anggotanya
17
dukung-mendukung dan dengan penuh kegairahan kerja dan
tanggung jawab berjuang mencapai tujuan koperasi.
Asas kekeluargaan dan kegotong-royongan itu merupakan faham
yang dinamis, artinya timbul dari semangat yang tinggi untuk secara
berkerja sama dan tanggung jawab bersama berjuang menyukseskan
tercapainya segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan tujuan bersama
dan berjuang secara manunggal untuk mengatasi atau menanggulangi
resiko yang diderita koperasinya sebagai akibat usahanya untuk
kepentingan bersama.
2.2.2 Landasan Koperasi
UU No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian Bab II
Pasal 2, mengemukakan bahwa landasan ideal koperasi Indonesia
adalah Pancasila, landasan Struktural: UUD 1945 dan landasan
geraknya: Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, beserta penjelasannya,
landasan mentalnya: Setia kawan dan kesadaran berpribadi. Menurut
Panji Anaroga dan Nanik Widiyanti, landasan koperasi merupakan
suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi tumbuh dan
berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan dan cita-cita. Koperasi mempunyai tiga landasan
yaitu sebagai berikut:
1. Landasan idiil koperasi berupa pancasila
2. Landasan Struktural koperasi UUD 1945 dan landasan geraknya
pasal 33 ayat UUD 1945 beserta penjelasannya
18
3. Landasan mentalnya koperasi setia kawan dan kesadaran
berpribadi. Setiakawan merupakan landasan untuk bekerjasama
berdasarkan pada azaz kekeluargaan sedangkan kesadaran pribadi
mempunyai harga diri pada diri sendiri.
2.2.3 Fungsi Koperasi
Fungsi-fungsi koperasi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
situasi dan kondisi, dari latar belakang budaya serta latar belakang
sejarah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia.
1. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat
Indonesia dibidang ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan
kedudukan ekonominya serata melaksanakan pasal 33 UUD 1945
serta penjelasannya.
2. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat
Indonesia untuk mewujudkan demokrasi ekonomi nasional
Indonesia.
3. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai gerakan masyarakat
untuk mensukseskan pembangunan nasional Indonesia serta
menjamin hari esok yang sejahtera dan bahagia.
4. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai soko guru ekonomi
nasional Indonesia yang menjamin kemajuan serta kemakmuran
bersama rakyat Indonesia.
5. Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat pemersatu rakyat
Indonesia yang miskin dan lemah ekonominya untuk mewujudkan
19
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.
2.2.4 Tujuan Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992 koperasi bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan
pada pancasila dan UUD 1945.
2.2.5 Prinsip Koperasi
Menurut UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi meliputi: (1)
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, (2) Pengelolaan dilakukan
secara demokratis, (3) Pembagian SHU dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, (4)
Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, (5) Kemandirian, (6)
Pendidikan koperasi, (7) Kerjasama antar koperasi.18
2.3. Koperasi Pondok Pesantren
2.3.1. Kolektivitas Koperasi Pondok Pesantren.
Tujuan koperasi pondok pesantren yang utama adalah
memenuhi kebutuhan hidup anggota-anggotanya, dengan jalan
menyelenggarakan aktivitas ekonomi secara bersama-sama.
Kolektivitas adalah kekuatan koperasi. Maju mundurnya sebuah
18 Sukanto Reksohadiprodjo, Menejemen Koperasi, Yogyakarta: BPFE, 1988, h. 2.
20
koperasi ditentukan oleh seberapa mampu oleh anggotanya
mempertahankan kolektivitasnya itu. Kolektivitas (jama’ah) adalah
anjuran syari’ah. Betapa pentingnya kolektivitas itu sehingga dalam
ibadah ritual pun seperti shalat lima waktu, umat muslim
diperintahkan untuk mengerjakannya secara bersama-sama.
Kolektivitas adalah modal sosial yang amat diperlukan untuk
mencapai kemajuan, prinsip kolektivitas dalam koperasi.
Pertama, keterbukaan, bahwa siapapun bisa menjadi anggota
koperasi tanpa memandang agama, etnis, politik dan perbedaan
lainnya. Prinsip ini adalah perwujudan dari perintah syari’ah agar
perbuatan manusia menjadi rahmat bagi seluruh alam.19 Hal ini sesuai
dengan firman Allah yang merangkap konsep keseimbangan dasar
ekonomi islam, yang tercantum dalam (Q.S. Al-Baqarah: 279).
Yang artinya ” Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya ”.
Kedua, Keadilan, bahwa distribusi manfaat ekonomi
dikalangan anggota harus sesuai dengan kekerapan si anggota dalam
menggunakan jasa koperasi, bukan berdasarkan proporsi modal
anggota dalam koperasi. Hal ini sesuai firman Allah dalam (QS al
19 Rahman el Junusi dkk, Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan
Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang, IAIN Walisongo Semarang, 2009, h. 13
21
Hujarat:13): didalamnya menerangkan tentang persaudaraan dan
keadilan sesama anggota.20
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS al Hujarat: 13)
Ketiga, penghormatan terhadap kemanusiaan. Dala syari’ah,
manusia adalah makhluk paling mulia. Karena itu, kerja sebagai
wujud kemanusiaan, harus lebih dihargai dibanding modal sebagai
wujud harta. Dalam koperasi, prinsip ini diberlakukan dengan cara
membatasi keuntungan dari saham yang ditanam anggota di koperasi.
Dengan prinsip ini, pengaruh harta dibatasi, tetapi tidak, dengan
pengaruh kerja. anggota memperoleh manfaat dari koperasi sebanding
dengan kerjanya, bukan dengan modal yang disimpan di koperasi.
firman Allah dalam (QS. Al maidah: 87): didalamnya menerangkan
tentang kesejahteraan ekonomi untuk bersama.21
20 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo: Kelompok Masmedia Buana Pustaka,
2009, h. 18. 21 Nur S. Buchori, Op.cit, h. 16.
22
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al maidah: 87)
Keempat, otonomi, yaitu anggota mengendalikan sepenuhnya
kearah mana dan bagaimana usaha koperasi diselenggarakan. Otonomi
adalah bentuk lain dari kemerdekaan atau kebebasan. Syari’ah
memandang kemerdekaan atau kebebasan sebagai bagian asasi dalam
kehidupan manusia. Ini tidak terdapat dalam perusahaan kapitalistik,
dimana pada umumnya kebebasan hanya dimiliki majikan, sementara
buruh terikat oleh berbagai peraturan yang wajib dipenuhi, yang tidak
jarang peraturan itu rendahkan derajat kemanusiaan mereka.
Kelima, kebebasan mengemukakan pendapat atau keinginan.
Dalam koperasi prinsip ini disebut satu orang satu suara. Prinsip ini
tidak berarti segala keputusan diambil dengan jalan voting. Justru
kecenderungan dalam koperasi, prinsip satu orang satu suara ini
diterapkan melalui musyawarah mufakat yang melibatkan seluruh
anggotanya. Keadaan ini hanya bisa berlaku jika ada kesetaraan.
Keenam, pendidikan anggota, yaitu pendidikan untuk
menanamkan karakter positif seperti sifat tekun, pantang menyerah,
aktif melakukan inovasi, solider terhadap sesama, serta karakter lain
yang diperlukan untuk kemajuan, sekaligus pendidikan untuk
mengasah wawasan dan keahlian anggota dalam mengelola koperasi.
Ketujuh, kerja sama aktif antar sesama koperasi. Ikhtiar untuk
mencapai perbaikan ekonomi pasti menghadapi banyak tantangan.
23
Semakin berat tantangannya akan semakin sulit dihadapi sendirian.
Karena itu satu koperasi harus merapatkan barisan dan
mengembangkan kerja sama yang solid dengan koperasi lainnya.
Merapatkan barisan, atau bersatu dengan pengorganisasian yang baik,
adalah prinsip syari’ah yang utama dalam kehidupan sosial. Syari’ah
sama sekali tidak menganjurkan prinsip yang sebaliknya, yaitu pecah-
belah, apalagi persaingan untuk saling menjatuhkan.
Komitmen islam yang demikian mendalam terhadap
persaudaraan dan keadilan menyebabkan konsep kesejahteraan (falah)
bagi semua umat manusia sebagai suatu pokok ajaran islam.
Kesejahteraan ini meliputi kepuasan fisik sebab kedamaian mental dan
kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui realisasi yang seimbang
antara kebutuhan materi dan rohani dari personalitas manusia.22
Tujuh prinsip koperasi tersebut nyata-nyata merupakan
perwujudan dari syari’ah islam. Undang-undang tentang koperasi No
25 tahun 1990 dibangun dari UUD 45. konstitusi tersebut memuat
akidah ketuhanan yang maha esa yang merupakan landasan dari
tauhid. Selain itu juga banyak bukti telah menunjukkan bahwa
kemanfaatan koperasi telah dirasakan masyarakat di berbagai belahan
dunia. Kolektivitas menjadi prinsip dasar yang memberi banyak
keuntungan bagi para anggota koperasi. Secara tegas, keberadaan
22 M. Umer Chapra, Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: GEMA INSANI, 2005,
h. 7.
24
prinsip tersebut membuat koperasi menjadi sama sekali berbeda dari
lembaga ekonomi berbasis kapitalis.23
2.3.2. Bidang Usaha Koperasi Pondok Pesantren
Koperasi pondok pesantren dapat melakukan kegiatan disemua
bidang usaha sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan anggotanya
untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya sesuai anggaran dasar
dan anggaran rumah tangganya. Kegiatan usaha yang dapat dikelola
oleh koperasi pondok pesantren antara lain:
1. Unit usaha warung telekomunikasi (sesuai kesepakatan bersama
antara Dirjen Pos dan telekomunikasi dengan Dirjen
Kelembagaan Agama Islam).
2. Unit usaha warung pangan dan toko pangan (sesuai kesepakatan
bersama antara Mentri Negara Urusan Pangan/Kabulog dengan
induk koperasi pondok pesantren).
3. Unit usaha agribisnis (sesuai naska kerjasama antara Induk
Koperasi Pondok Pesantren, yayasan pusat pendidikan latihan
swadaya masyarakat, dan pemerintah dalam hal ini Departemen
Pertanian, Departemen Agama, Departemen Koperasi dan PPK
dan Departemen dalam Negeri).
4. Unit usaha perbankan dengan Sistem Syariah Islam (sesuai dengan
kesepakatan bersama antara Mentri Agama, Mentri Koperasi dan
23 Rahman el Junusi dkk, Op.cit, h. 14
25
PPK, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, tentang
Pemasyarakatan Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Di lingkungan
Pondok Pesantren). Antara lain; 1) Unit usaha simpan pinjam. 2)
Unit usaha angkutan. 3) Unit usaha perbengkelan. 4) Unit usaha
percetakan. 5) Unit usaha konveksi. 6) Unit usaha lainnya.24
2.3.3. Kendala-Kendala dalam Pemberdayaan Ekonomi di Pondok
Pesantren
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Menurut Jusuf Irianto sebagaimana dikutip oleh Rr.
Suhartini, masalah kualitas SDM sebetulnya bukan hanya
masalah Ponpes saja, tetapi dalam skala yang lebih luas, yakni
masyarakat Indonesia secara umum.25 Pada tahun 2000, jumlah
pengangguran di Indonesia mencapai angka yang sangat
mengkhawatirkan, sekitar 38,5 juta jiwa. Jumlah ini mengalami
kenaikan 1,1 juta jiwa bila dibanding tahun 1999. Salah satu
penyebab utama meningkatnya jumlah pengangguran tersebut
adalah terbatasnya kemampuan sektor riil dalam menyerap
jumlah tenaga kerja yang semakin membesar.26
Bagaimana dengan SDM Ponpes? Tanpa bermaksud
intervensi terhadap eksistensi Ponpes. Pesantren, jika
24 Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta:
Deartemen Agama RI, 2003, h. 54 25 Rr. Suhartini, “Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren”,
Dalam A. Halim et al., Manajeman Pondok Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005, h. 235.
26 Ibid, h. 235.
26
disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul
di Indonesia, merupakan sistem tertua saat ini dan
menghasilkan banyak alumni.27 Akan tetapi secara objektif
harus diakui bahwa angka 38,5 juta jiwa pengangguran
tersebut, sebagian di antaranya adalah komunitas alumni
Ponpes. Kondisi ini sudah barang tentu bukan semata
kesalahan para santri, tetapi akan lebih baik bila dilihatnya
secara komprehensif, yakni dengan melihat bagaimana SDM
pengelola lembaga-lembaga Pendidikan yang ada di Pesantren.
Menurut Toto Tasmara ada beberapa nilai yang selama
ini menjadi penghambat etos kerja bagi orang Islam, di
antaranya adalah: 1) Khurofat dan takhayul. 2) Tak akan lari
gunung dikejar, alon-alon asal kelakon. 3) Gampangan, take it
easy, bagaimana nanti sajalah. 4) Mangan ora mangan pokoke
kumpul. 5) Nrimo-fatalistis. 6) Kerja kasar itu hina. 7) Jimat
atau mascot.28
2. Kelembagaan
Secara garis besar, model kelembagaan Ponpes dapat
dikategorikan ke dalam dua kategori, sebagai berikut;29
a. Integrated Structural
27 M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Menejemen Pondok Pesantren, Jakarta,
DIVA PUSTAKA, 2003, h. 1. 28 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa,
2005, h. 125-133. 29 Rr. Suhartini, Op.cit, h. 237-240..
27
Maksudnya adalah semua unit atau bidang yang ada
dalam Ponpes merupakan bagian tak terpisahkan dengan
Ponpes. Artinya, semua unit atau bidang dengan berbagai
ragam spesifikasi, berada dalam suatu struktur organisasi.
Model seperti ini, sebenarnya tidak terlalu bermasalah
seandainya masing-masing unit atau bidang memiliki job
discription yang jelas, termasuk hak dan kewenangannya.
b. Integrated Non-Structural
Maksudnya adalah unit atau bidang usaha yang
dikembangkan Ponpes terpisah secara struktural
organisatoris. Artinya, setiap bidang usaha mempunyai
struktur tersendiri yang independen. Meski demikian,
secara emosional dan ideologis tetap menyatu dengan
Ponpes. Pemisahan lembaga ini dimaksudkan sebagai
upaya kemandirian lembaga, baik dalam pengelolaan atau
pengembangannya.
3. Terobosan/Inovasi dan Net-Working
Problem ketiga yang dirasa mendasar adalah kurangnya
keberanian Ponpes untuk melakukan terobosan keluar, atau
membuat jaringan, baik antar Ponpes maupun Ponpes dengan
institusi lain. Kurangnya keberanian ini tidak terlepas dari dua
problem yang ada, yaitu SDM dan kelembagaan, akibat lebih
28
jauh, Ponpes tidak atau kurang maksimal memfungsikan
dirinya sebagai agent of development. .30
2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM)
2.4.1. Pengertian Sumber Daya Manusia.
Pengertian sumber daya manusia dalam koperasi adalah
sumber daya atau potensi. Atau kekuatan, atau kemampuan yang ada
dalam diri manusia, yang menentukan sikap dan kualitas manusia
untuk dapat berprestasi dan menjadikan organisasinya tetap hidup dan
mampu bersaing.31
Sedangkan pengertian sumber daya manusia strategik dalam
koperasi menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian: “sumber daya manusia strategik dalam koperasi adalah
sumber daya atau potensi, atau kekuatan atau kemampuan yang ada
dalam diri manusia koperasi, yang menentukan sikap dan kualitas
manusia koperasi yang mampu berprestasi dan menjadikan koperasi
efektif dan efisiensi serta mandiri.32
Menurut Harmein Nasution, bahwa sumber daya manusia (
SDM) di dalam organisasi merupakan kunci keberhasilan organisasi,
karena pada dasarnya SDM yang merancang, memasang,
mengoperasikan dan memelihara dari system integral tersebut, baik
itu input, proses, maupun output.
30 Rr. Suhartini, Op.cit, h. 240-241. 31 Tati Suhartati Joesron, Manajemen Strategik Koperasi, Yogyakara, 2005, h. 107. 32 Ibid, h. 109.
29
Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya
yang ada dalam organisasi memerlukan manusia yang baik
kualitasnya. Sumber daya manusia jika ditinjau dari segi kualitasnya
memiliki dua kemampuan, yaitu :
1) Hard Skill : Kemampuan akademik yang dimiliki seseorang.
2) Soft Skill : Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan
terutama dalam dunia kerja / organisasi.
Kedua kemampuan diatas diperlukan bagi sumber daya
manusia dalam menggerakkan dan mengembangkan organisasi. Agar
kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan memenuhi standard
maka setiap tahapan proses harus direncanakan dan dikendalikan
sesuai dengan standard dan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai
kebutuhan organisasi.33
Siapa pun yang mengelola organisasi akan mengelola berbagai
tipe sumber daya untuk meraih tujuan organisasi/perusahaan tersebut.
Para pakar manajemen mengatakan bahwa untuk dapat berkembang
dan berjaya, sebuah organisasi, baik negara maupun perusahaan, harus
memiliki power atau daya/kekuatan. Daya/kekuatan tersebut dapat
diperoleh dari beberapa sumber daya atau resources yang dapat
didayagunakan.34 Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat
33http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.p
df 34Ahmad S. Ruky, SDM Berkualitas Mengubah VISI Menjadi REALITAS, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2003, h. 8.
30
dikategorikan atas empat tipe sumber daya: finansial, fisik, manusia,
kemampuan teknologi dan sistem.35
2.4.2. Pengukuran kualitas sumber daya manusia (SDM) dapat diukur
dengan menggunakan teori sebagai berikut:
2.4.2.1 Produktivitas
Untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimum,
organisasi harus menjamin dipilihnya orang yang tepat dengan
pekerjaan yang tepat serta kondisi yang memungkinkan
mereka bekerja optimal. Produktivitas dapat diartikan sebagai
hasil pengukuran suatu kinerja dengan memperhitungkan
sumber daya yang digunakan, termasuk sumber daya
manusia.36
Produktivitas dapat diukur pada tingkat individual,
kelompok maupun organisasi. Produktivitas juga
mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai
efektifitas dan efisiensi kinerja dalam kaitannya dengan
penggunaannya sumber daya. Orang sebagai sumber daya
manusia ditempat kerja termasuk sumber daya yang sangat
penting dan perlu diperhitungkan.
Berikut ini ciri-ciri pegawai yang produktif menurut
Dale timpe (19989) adalah: 1) Cerdas dan dapat belajar
dengan relatif cepat. 2) Kompeten secara profesional. 3)
35 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: STIE YKPN, 2004, h.4. 36 John R schermenharn, Menejemen,Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003, h. 7.
31
Kreatif dan inovatif. 4) Memahami pekerjaan. 5) Belajar
dengan cerdik menggunakan logika, efisien, tidak mudah
macet dalam bekerja. 6) Selalu mencari perbaikan-perbaikan,
tetapi tahu kapan harus terhenti. 7) Dianggap bernilai oleh
atasannya. 8) Memiliki catatan prestasi yang baik. 9) Selalu
meningkatkan diri.37
2.4.2.2 Sikap dan perilaku
1) Sikap
Sikap yang perlu dipupuk dan dikembangkan
dalam merencanakan masa depan yang diinginkan itu ialah
sikap yang antisipatif dan proaktif. Sikap demikian berarti
banyak hal, antara lain:
a) Mengenali berbagai hal yang berpengaruh terhadap
organisasi yang sekarang dominan dampaknya
terhadap organisasi dan memperhitungkan sifat
dampak tersebut dimasa depan.
b) Mampu mengidentifikasi perkembangan-
perkembangan yang sedang terjadi dan menganalisis
apakah perkembangan itu bersifat sementara atau
langgeng.
c) Mampu melihat kecenderungan-kecenderungan yang
timbul dan mengkaitkan kecenderungan-
37 Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia , Jakarta: PT Gramedia 2004, h. 11
32
kecenderungan itu dengan sasaran-sasaran yang
diinginkan.
d) Tidak sekedar memberikan reaksi terhadap situasi
problematik yang timbul, akan tetapi mampu
memperhitungkan sebelumnya.
e) Mampu berpikir dan bertindak proaktif.38
2) Perilaku
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan
(goal-oriented) dengan kata lain, perilaku kita pada
umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai
tujuan tertentu.39 Melalui tindakan dan belajar, seseorang
akan mendapatkan kepercayaan dan sikap terhadap sesuatu
yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya.40
2.4.2.3 Komunikasi.
Menurut Kenneth dan Gary (1992), komunikasi dapat
didefinisikan sebagai penyampaian informasi antara dua orang
atau lebih yang juga meliputi pertukaran informasi antara
manusia dan mesin. Komunikasi dalam organisasi dapat di
lihat dari sisi komunikasi antar pribadi dan komunikasi
organisasi. Komunikasi dapat terjadi karena adanya
komponen-komponen, yaitu komunikator yang mengirimkan
38 Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktik Kepemimpinan, Jakarta, RINEKA CIPTA,
1991, h. 115 39 J. Winardi, Motivasi Dan Pemotivasian, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h. 32 40 Husein Umar, Opcit, h. 25.
33
pesan yang diekspresikan (encoded) melalui berbagai
lambang dalam bentuk bahasa. Selanjutnya pesan disampaikan
melalui perantara yaitu media komunikasi. Pesan diterima oleh
penerima (recipients) yang selanjutnya pesan tersebut
ditafsirkan (decoded).41
Teknik berkomunikasi secara efektif, antara lain
adalah:
1) Setiap orang dalam organisasi harus mengetahui semua
saluran komunikasi yang terdapat dalam organisasi.
2) Mengetahui saluran komunikasi yang terbuka baginya dan
bagaimana tata cara penggunaannya.
3) Garis komunikasi seyogyanya langsung dan sesingkat
mungkin guna menghindari distorsi dalam proses
komunikasi.
4) Harus terdapat kemungkinan untuk menggunakan semua
jalur formal dengan mengindahkan hirarki organisasi yang
berlaku.
5) Garis komunikasi hendaknya diusahakan agar tidak
terganggu meskipun berbagai kegiatan berlangsung dalam
organisasi yang bersangkutan.
6) Otentisitas komunikasi hendaknya terjamin.
41 Husein Umar, Opcit, h. 26.
34
7) Orang yang bertindak sebagai pusat komunikasi
hendaknya terdiri dari orang yang terampil.42
2.4.2.4 Hubungan (Relationships).
Berhubungan (Bersilahturrahmi), berarti membuka
peluang dan sekaligus mengikat simpul-simpul informasi dan
menggerakkan kehidupan. Manusia yang tidak atau enggan
bersilahturrahmi untuk membuka cakrawala pergaulan
sosialnya atau menutup diri dan asyik dengan dirinya sendiri,
pada dasarnya ia sedang mengubur masa depannya.43
Hal tersebut sama juga dalam suatu organisasi, bahwa
hubungan dalam organisasi banyak terkait dengan rentang kendali
(span of control) yang diperlukan organisasi karena keterbatasan-
keterbatasan yang dimiliki manusia yang dalam hal ini adalah atasan.
Rentang kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat
dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh atasan. Rentang kendali
seseorang pemimpin jumlahnya relatif, akan tetapi beberapa buku
menyatakan bahwa tidak lebih dari 10 orang, tergantung pada faktor-
faktor:44 1) Sifat dan rincinya rencana-rencana kerja. 2) Latihan-
latihan dalam perusahaan. 3) Posisi pemimpin dalam struktur
organisasi. 4) Dinamis atau statisnya organisasi. 5) Kemampuan dan
handalnya alat komunikasi. 6) Tipe pekerjaan yang dilakukan. 7)
42 S.P. Siagian, Teknik Menumbuhkan Dan Memelihara Perilaku Organisasional,
Jakarta,CV Haji Masagung, 1987, h. 50 43 K.H. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, GEMA INSANI, 2002,
h. 131 44 Husein Umar, Opcit, h. 32.
35
Kecakapan dan pengalaman manajer. 8) Tingkat kewibawaan dan
energi manajer dan. 9) Dedikasi dan partisipasi bawahan.
2.5. Masalah Koperasi Dan Sumber Daya Manusia Koperasi
Koperasi berkiprah dan bersaing dipasar bebas (free market). Akses
yang terbuka adalah suatu kunci yang diperlukan agar bisa berkiprah secara
optimal dipasar. Koperasi adalah salah satu mekanisme penting untuk
memasuki pasar. Menurut Peter Devis (1999), dalam bukunya “managing
the cooperative difference” dalam banyak hal ini koperasi banyak berjuang
untuk bersaing dengan satu lebih alasan sebagai berikut.
1) Terdapat tumpang tindih pelayanan dan fungsi didalam gerakan
koperasi, karena koperasi tidak melakukan merger dan konsolidasi yang
cukup cepat untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
kompetitif.
2) Koperasi berkembang secara lambat di dalam sektor bisnis dan
informasi yang secara teknologi berkembang secara cepat.
3) Hanya sedikit koperasi primer yang beroperasi secara nasional atau
bahkan masuk ke dalam perdagangan internasional.
4) Kebanyakan koperasi beroperasi dengan” value added” yang rendah
ketika terkait dalam rantai jaringan bisnis atau industri.
5) Koperasi dicirikan oleh sangat rendahnya semangat kewirausahaan atau
budaya, sehingga menyebabkan hilangnya peluang dan rendahnya
inovasi.
36
6) Koperasi kekurangan komitmen atau keadaan terhadap kebutuhan untuk
mengembangkan manajemen eksekutif dan pada umumnya tidak
menyadari peran krusial kepemimpinan di dalam memperjuangkan dan
mempertahankan tujuan dan nilai-nilai koperasi.45
Masalah utama sumber daya manusia koperasi terletak bukan pada
kantitas tetapi pada kualitas. Masalah kualitas pada dasarnya adalah akibat
dari masih lemahnya menejemen porsonalia di koperasi.
2.6. Kinerja
2.6.1 Arti kinerja
Menurut media massa Indonesia bahwa istilah kinerja ini
diberi padanan kata dalam bahasa Inggris yakni ”performance”.46
Apakah arti peformance tersebut? Menurut the Scribner-Bantam
English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada tahun 1979,
arti kata performance merupakan kata benda (noun) dimana salah satu
”entry”-nya adalah ”thing done” (suatu hasil yang telah dikerjakan”.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka arti performance atau
kinerja adalah sebagai berikut: ”performance adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi,
sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
45 Husein Umar, Opcit, h. 110. 46 Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 1999, h. 1.
37
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.47
Dalam hal ini koperasi yang notabennya merupakan badan
usaha yang berorietasi pada kesejahteraan anggotanya, maka harus
bisa memaksimalkan laba sebagai SHU di akhir tahun. Maka untuk
memaksimalkan laba dan memantau perkembangan koperasi,
pengelola harus mengadakan evaluasi dan membenahi permasalahan-
permasalahan yang ada. Salah satu ujung tombak pemaksimalan laba
adalah kinerja pemasaran (penjualan).
Menurut Menon, Bharadwaj, dan Howell, kinerja pemasaran
(Marketing performance), dapat didefinisikan sebagai usaha
pengukuran tingkat kinerja terhadap kinerja strategi yang dihasilkan
dengan keseluruhan kinerja yang diharapkan, penjualan dan
keuntungan. Dalam pengertian yang lain Augusty menyatakan bahwa
kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi
pemasaran suatu produk sebagai hasil dari sebuah strategi perusahaan.
Selanjutnya Voss dan Voss, mendefinisikannya sebagai usaha
pengukuran tingkat kinerja meliputi omzet penjualan, jumlah
pelanggan, keuntungan dan pertumbuhan penjualan.
Dengan demikian, kinerja pemasaran merupakan konsep yang
penting untuk mengetahui prestasi pasar suatu produk. Setiap
perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasi pasar dari
47 Ibid, h. 2.
38
produk-produknya, sebagai cermin dari keberhasilan usahanya di
dunia persaingan bisnis. Oleh karena itulah strategi perusahaan akan
selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran, seperti:
volume penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan, dan juga
kinerja keuangan yang baik.48
2.6.2 Strategi dan program-program dalam pengembangan usaha koperasi
antara lain :
1) Pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi para pengurus,
manajer, karyawan, anggota badan pemeriksa, kader koperasi dan
Petugas Konsultasi Koperasi Lapangan (PKKL).
2) Bimbingan dan konsultasi untuk meningkatkan tertib organisasi
terutama dalam penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
3) Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen koperasi.
4) Meningkatkan kemampuan penerapan sistem akuntansi koperasi.
5) Meningkatkan kemampuan pengawasan internal koperasi primer.
6) Meningkatkan partisipasi aktif anggota.
7) Penyediaan informasi anggota
8) Pelaksanaan kegiatan praktik kerja atau magang bagi para
pengelola usaha koperasi
9) Pelaksanaan kegiatan studi banding bagi para manajer koperasi
untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.
48 Rahman el Junusi dkk Op.cit,, h. 22
39
10) Penyuluhan untuk meningkatkan produktivitas usaha anggota
melalui pendekatan kelompok
11) Penyediaan sarana usaha koperasi dalam rangka meningkatkan
jangkauan dan kualitas pelayanan koperasi kepada anggota dan
masyarakat sekitarnya di daerah tertinggal, transmigrasi,
perbatasan dan terisolasi.49
Dalam penelitiannya Atozisochi daeli dkk, mengemukakan
bahwa, faktor lainnya yang dierkirakan turut menentukan keberhasilan
dalam mengelola koperasi adalah pendidikan formal, mengingat dalam
praktek pengelolaan koperasi, ternyata banyak peluang-peluang
terutama yang berasal dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang
memerlukan persyaratan teknis yang agak rumit untuk
mendapatkannya. Sehingga mau tidak mau, para pengurus seyogyanya
harus memiliki basis pendidikan formal yang memadai, paling tidak
mereka pernah menduduki pendidikan lanjutan atas.50
2.6.3 Cara mengukur kinerja
Thor mengemukakan adanya tiga dasar pengembangan ukuran
kinerja sebagai alat untuk meningkatkan efektifitas organisasi, yaitu
sebagai berikut:
1) Apa yang diukur semata-mata ditentukan oleh apa yang
dipertimbangkan penting oleh pelanggan.
49 Rakhmawati Patriatiningrum, Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di Kabupaten Kendal Tahun 2004 -2005, UNNES, 2007, h.36
50 Atozisochi, dkk, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias, h. 6
40
2) Kebutuhan pelanggan diterjemahkan menjadi prioritas strategis dan
rencana strategis mengindikasikan apa yang harus diukur.
3) Memberikan perbaikan kepada tim dengan mengukur hasil dari
prioritas strategis, memberi kontribusi untuk perbaikan lebih lanjut
dengan menguasakan motivasi tim, dan informasi tentang apa
yang berjalan dan tidak berjalan.51
Akhir tujuan Kinerja adalah keberhasilan usaha, oleh sebab itu
perkembangan usaha perlu di ketahui. Untuk mengukur kinerja usaha
dalam penelitiannya Rakhmawati Patriatiningrum (2007) adalah
sebagai berikut:
1) Pertumbuhan omzet usaha
Dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi
harus mampu memberikan pelayanan yang baik khususnya dalam
bidang penjualan karena akan dapat menarik minat pelanggan
untuk membeli di koperasi. Untuk itu koperasi diharapkan lebih
mengembangkan usahanya yang tidak hanya bergerak dalam satu
bidang usaha saja dan seharusnya mampu di berbagai bidang
usaha, sehingga masyarakat akan lebih tertarik kepada koperasi
dibandingkan dengan usaha disekitar koperasi. Oleh sebab itu
koperasi harus meningkatkan sinergi antar koperasi, sebagaimana
yang telah diurai dalam prinsip koperasi, koperasi perlu
51 Wibowo, Menejemen Kinerja, Jakarta, PT.Raja Grafindo, 2009, h. 346
41
melakukan kerjasama antar koperasi untuk mengembangkan
jaringan usaha.52
2) Perkembangan anggota
Keanggotaan koperasi adalah suka rela dan terbuka
sifatnya. Dengan demikian setiap orang yang dapat memenuhi
syarat keanggotaan koperasi pada dasarnya dapat diterima menjadi
anggota.53 Jika seorang hendak memasuki suatu koperasi maka
yang terpenting ialah koperasi itu dapat memperbaiki
kehidupannya, dan bukan supaya uangnya yang berlebihan dapat
ditanam di dalam koperasi sehingga memberikan buah
simpanannya itu.54 Oleh sebab itu, dengan adanya komitmen
semacam itu, maka yang diharapkan para anggota akan selalu setia
pada koperasi yang bersangkutan.
3) Perkembangan Sisa Hasil Usaha
Sisa hasil usaha adalah pendapatan yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan biaya dari tahun
buku yang bersangkutan. Pada hakekatnya sisa hasil usaha
koperasi ini sama dengan laba bersih untuk perusahaan yang lain.
Sisa hasil usaha harus dipisahkan antara sisa hasil usaha yang
diperoleh dari transaksinya dengan para anggota dan sisa hasil
usaha yang diperoleh dari pihak bukan anggota. Sebagian dari sisa
52 Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Jakarta:
Deartemen Agama RI, 2003, h. 51 53 PN BALAI PUSTAKA, Pengetahuan Perkoperasian: Jakarta, 1981, h. 126 54 Ibid, h. 127
42
hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat dikembalikan
kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang
diberikannya. Sisa hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak
boleh dibagikan kepada anggota. Sisa hasil usaha setelah
dikurangi dengan bagian yang dikembalikan kepada anggota
dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana
pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi dana sosial, dan
dana pembangunan daerah kerja. Penggunaan sisa hasil usaha dan
besarnya masing-masing penggunaan ditetapkan dalam anggaran
dasar koperasi. Bagian sisa hasil usaha yang dikembalikan kepada
anggota dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak. Pada
waktu koperasi dibubarkan sisa cadangan setelah dipergunakan
untuk menutup kerugian yang diderita dan biaya penyelesaian
tidak boleh dibagikan kepada anggota, tetapi harus dibagikan
kepada perkumpulan koperasi atau kepada badan lain yang asa
tujuannya sesuai dengan koperasi.55
2.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian Rahman el Junusi dkk dalam penelitian yang berjudul
”Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta
Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota
Semarang” menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-
55 Rakhmawati Patriatiningrum, Op.cit, h. 37
43
variabel yang diteliti, dengan menggunakan alat analisa model SEM
(Structural Equation Modeling), yangdioperasikan melalui program AMOS
(Analysis Of Moment Structure). Evaluasi kriteria goodness of fit nya harus
(Significaned Prob 05,0 , RMSEA 08,0 , GFI 90,0 , AGFI 90,0 ,
CMIN/DF 00,2 , TLI 95,0 , CFI 94,0 .
Penelitian Rakhmawati Patriatiningrum, dalam penelitian skripsinya
yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi
Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di
Kabupaten Kendal”. Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
variabel-variabel yang diteliti. Pengujian dengan menggunakan analisis
ratio, analisis regresi sederhana dengan uji koefisien korelasi dan uji
koefisien determinasi.
Penelitian Atozisochi, dkk, dalam penelitian yang berjudul
”Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap
Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias”. Juga
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabelyang
diteliti.
2.8. Kerangka Pemikiran Teoritik
Dari penelitian-penelitian diatas maka pengertian kinerja (Out
Came) adalah suatu hasil kerja dari kegiatan yang telah dilakukan dengan
tercapainya pertumbuhan penjualan, kemampulabaan/profitability dan
jumlah aktiva. Sehingga kerangka pemikiran teoritis dibangun dari tinjauan
44
pustaka dan hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka model konseptual
kerangka pemikiran teoritis disajikan dalam gambar.1 dibawah ini:
Gambar. 1
Kerangka Pemikiran Teoritik
Gambar 2.8. Kerangka pikir pengaruh kualitas sumber daya manusia
(SDM) pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren.
2.9. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empiris.56
56 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta,
2008, h.64
Kualitas SDM
Kinerja
Hubungan
Produktivitas
Sikap dan Perilaku
Komunikasi
Pertumbuhan Usaha
Pertumbuhan Anggota
Pertumbuhan SHU
45
Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
“Ada pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola Koperasi
terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak”.
Tabel: 2.1
Tabel Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi Dimensi Skala
1 Kualitas
Sumber Daya
Manusia
(SDM)
Pengelola
Kopontren
Sumber daya atau potensi,
atau kekuatan atau
kemampuan yang ada
dalam diri manusia
koperasi, yang
menentukan sikap dan
kualitas manusia koperasi
yang mampu berprestasi
dan menjadikan koperasi
efektif dan efisiensi serta
mandiri
1. Produktivitas
2. Sikap Dan
Perilaku
3. Komunikasi
4. Hubungan
Skala likert
2 Kinerja
Kopontren
Hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang
dalam organisasi, sesuai
wewenang dan tanggung
jawab masing-masing,
dalam rangka mencapai
tujuan organisasi
1. Pertumbuhan
Omzet
Penjualan.
2. Pertumbuhan
Anggota
3. Pertumbuhan
SHU
Skala likert
46
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
3.1.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber
pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara
atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.57
Dalam penelitian ini, Jenis data yang digunakan peneliti, adalah data
primer, karena yang diteliti adalah kualitas sumber daya manusia
(SDM), serta pengaruhnya terhadap kinerja koperasi pondok
pesantren, maka data utama yang diperlukan untuk menjawab
hipotesis penelitian adalah data primer. Sumber data primer pada
penelitian ini di peroleh langsung dari para responden, melalui
pengisian kuesioner dan wawancara terhadap para pengelola koperasi
pondok pesantren di Kabupaten Demak.
3.1.2 Data Skunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer oleh
pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.58
Untuk melakukan penelitian ini tentang pengaruh kualitas sumber
daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi
57 Husein Umar, Op.cit, h. 99 58 Ibid, h. 100
47
pondok pesantren diperlukan data primer dan data sekunder. Adapun
cara memperoleh data sekunder dapat melalui proses pengumpulan
data sebagai berikut: Sumber informasi yang telah dipublikasikan baik
jurnal ilmiah penelitian terdahulu, majalah dan literature yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi penelitian adalah serumpun atau sekelompok objek
yang menjadi sasaran penelitan.59. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh koperasi pondok pesantren yang terdapat di
kabupaten Demak yang telah berbadan hukum dan terdaftar di
Departemen Koperasi.
Adapun daftar populasi koperasi pondok pesantren yang aktif
di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut:
Table: 3.1
Table Koperasi Pondok Pesantren Yang Aktif Dan Kurang Aktif
di Kabupaten Demak.
No NAMA KOPONTREN Status
1 Kopontren Futuhiyyah Aktif
2 Kopontren At Taslim Aktif
3 Kopontren Suada Aktif
4 Kopontren An Nur Kurang Aktif
59 M. Burhan bungin, Metodoogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media Groub,
2005 h. 99.
48
5 Kopontren Rizquna Aktif
6 Kopontren Hadi Kusumo Aktif
7 Kopontren Al Mubarok Aktif
8 Kopontren Babul Ulum Kurang Aktif
9 Kopontren Estu Jaya Aktif
10 Kopontren Darussalam Kurang Aktif
11 Kopontren Al Falah Aktif
12 Kopontren Nurul Huda Kurang Aktif
13 Kopontren Zahrul Ulum Kurang Aktif
14 Kopontren Usaha Mandiri Kurang Aktif
15 Kopontren Al Ma’wa Aktif
16 Kopontren Al Madina Aktif
17 Kopontren Al Hasaniyah Aktif
Sumber : Data primer, penelitian kopontren , 2011
3.2.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari wakil populasi yang
diteliti.60 Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak dipergunakan
karena jumlah koperasi pondok pesantren terbatas, sehingga yang
dianalisis adalah populasi dari penelitian.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data dalam
penelitian ini terdiri atas metode angket atau kuesioner dan metode
wawancara untuk melengkapi data yang diperoleh melalui angket. Angket
yang akan dipakai dengan menggunakan skala ordinal yaitu memberikan
60 Ibid, h. 101.
49
informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh
obyek atau individu tertentu.61 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode diantaranya sebagai berikut:
3.3.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya lebih sedikit/kecil.62
3.3.2 Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendasar dari
laporan tentang diri sendiri (self report) atau pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi subyek atau informasi yang diteliti. Kuesioner in
dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna menguji
hipotesis dan model kajian untuk memperoleh data tersebut digunakan
kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat
sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberikan
jawaban kepada beberapa alternatif saja atau pada satu jawaban saja.
Sedangkan penyusunan skala pengukuran digunakan metode
Likert Summated Ratings (LSR). Dengan alternatif pilihan 1 sampai
dengan 5 jawaban pertanyaan dengan ketentuan sabagai berikut:
61 Ibid. h. 94 62 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, h.
137
50
Nilai 5 : untuk jawaban sangat tinggi
Nilai 4 : untuk jawaban tinggi
Nilai 3 : untuk jawaban cukup
Nilai 2 : untuk jawaban rendah
Nilai 1 : untuk jawaban sangat rendah
Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner
kepada para pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten
Demak kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup
atau terbuka, dapat diberikan pada responden secara langsung atau
dikirim melalui pos, atau internet.
3.3.3 Survei
Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada
tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada, sehingga tidak
perlu menghitungkan hubungan antara variabel-variabel karena hanya
menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah dari pada
menguji hipotesis. Survei dapat memberikan manfaat untuk tujuan-
tujuan deskriptif, membantu untuk membandingkan kondisi-kondisi
yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan.63
Dalam penelitian, internet juga telah menjadi sarana untuk
mendapatkan informasi atau data yang tersimpan di server-server yang
tersebar di seluruh dunia yang dapat diakses dan dibaca secara cepat,
mudah dan cuma-cuma oleh para pengunjung internet (netter).
63 Husein Umar, Op.cit, h. 82
51
Dengan kata lain internet merupakan tempat yang penting bagi para
peneliti untuk mendapatkan data sekunder sebanyak-banyaknya.64
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel-variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah fenomena yang bervariasi dalam
bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar, dan sebagainya.65 Variabel
yang terdapat dalam penelitian ini adalah :
1) Variabel Bebas (X)
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Variabel
yang mempengaruhi variabel terikat yaitu kualitas sumber daya
manusia (SDM) pengelola koperasi.
2) Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja
koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak.
3.4.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah
dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan
pengukurannya. Operasional variabel bermanfaat untuk: 1)
mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang
didefinisikan, 2) Menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek
64 Jonathan Sarwono, Op.cit, h. 175 65 Ibid, h. 59.
52
mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional. 3)
mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi
dimana definisi tersebut harus digunakan.66
Yang dimaksud definisi operasional ialah suatu definisi yang
didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang
sedang didefinisikan atau mengubah konsep yang berupa konstruksi
dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang
dapat diamati yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh
orang lain.67
Definisi operasional berisikan indikator dari suatu variabel yang
memungkinkan peneliti mengumpulkan data secara relevan sehingga
dari masing-masing variabel tersebut lebih terarah dan sesuai dengan
metode pengukuran yang telah direncanakan.
Operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi, diukur
dengan kuesioner yang menentukan fakta sebagai berikut:
a. Produktivitas
Produktivitas diartikan sebagai hasil pengukuran
suatu kinerja dengan memperhitungkan sumber daya yang
digunakan, termasuk sumber daya manusia.68 Produktivitas
dapat diukur pada tingkat individual, kelompok maupun
organisasi. Produktivitas juga mencerminkan keberhasilan atau
66 Ibid, h. 67 67 Ibid, h. 62 68 John R Schermenharn, Op.cit, h. 7.
53
kegagalan dalam mencapai efektifitas dan efisiensi kinerja
dalam kaitannya dengan penggunaannya sumber daya. Orang
sebagai sumber daya manusia ditempat kerja termasuk sumber
daya yang sangat penting dan perlu diperhitungkan.
b. Sikap
Rencana masa depan yang dilakukan untuk mencapai
harapan yang diinginkan.
c. Perilaku
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan
(goal-oriented) dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya
dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.69
d. Komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai
penyampaian informasi antara dua orang atau lebih yang juga
meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin.
e. Hubungan
Hubungan berarti membuka peluang dan sekaligus
mengikat simpul-simpul informasi dan menggerakkan
kehidupan.
2) Kinerja koperasi pondok pesantren, diukur dengan kuesioner yang
menentukan fakta sebagai berikut:
69 J. Winardi, Op.cit, h. 32
54
a) Pertumbuhan omzet usaha. (koperasi harus mampu
memberikan pelayanan yang baik khususnya dalam bidang
penjualan karena akan dapat menarik minat pelanggan untuk
membeli di koperasi).
b) Perkembangan anggota (Tulang punggung hidupnya koperasi
terutama tergantung pada kesetiaan anggota-aggotanya).
c) Perkembangan Sisa Hasil Usaha. (Sisa hasil usaha adalah
pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan penyusutan dan biaya dari tahun buku yang
bersangkutan. Pada hakikatnya sisa hasil usaha koperasi ini
sama dengan laba bersih untuk perusahaan yang lain).
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan
menggunakan rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan
penelitian. Analisis data ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji
hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini, meliputi :70
3.5.1 Metode Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah
kedalam suatu bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah
memahami dan menafsirkan maksud dari data atau angka yang
70 Rakhmawati Patriatiningrum,, op.cit, h. 51
55
ditampilkan. Kegunaan utama statistik deskriptif ialah untuk
menggambarkan jawaban-jawaban penelitian. Yang termasuk
didalamnya salah satunya adalah rata-rata.71 Untuk mengetahui data
responden, terlebih dahulu peneliti mencari data tersebut dengan
metode survei.
Dalam penelitian kali ini, Metode deskriptif kuantitatif
digunakan untuk mengkaji dan mengukur nilai atau rata-rata dari hasil
uji pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi
terhadap koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak. Untuk
mengukur pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola
koperasi terhadap koperasi pondok pesantren dilakukan dengan cara
menyebar angket serta memberi skor jawaban angket yang diisi oleh
pengelola koperasi dengan ketentuan jawaban “1 untuk skor sangat
tidak setuju, 2 untuk skor tidak setuju, 3 untuk skor netral, 4 untuk
skor setuju, dan 5 untuk skor sangat setuju”.
Untuk mengetahui secara tepat tingkat rata-rata dapat
menjumlahkan semua nilai kemudian dibagi dengan banyaknya
individu. Adapun rumusnya sebagai berikut:72
NX
M
Keterangan :
Dimana M= Mean, X= Jumlah nilai dan N= Jumlah individu.
71 Jonathan Sarwono, Op.cit, h 138 72 Ibid, h 140
56
Tabel 3.2
Kriteria penilaian koperasi pondok pesantren.
No Skor Nilai Kriteria
1 4 - 5 A Sangat Baik
2 3 – 4 B Baik
3 2 – 3 C Cukup Baik
4 1 – 2 D Tidak Baik
3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.5.2.1 Uji Validitas
Uji ini dilakukan mengetahui validitas butir-butir
pertanyaan. Uji ini pada SPSS 1.6 dapat dilihat dalam kolom
corrected item-total correlation yang merupakan nilai r hitung
untuk masing-masing pertanyaan. Apabila r hitung berada
dibawah 0,05 berarti valid.73
3.5.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi
hasil pengukuran variabel. Suatu instrument dikatakan reliable
apabila memilki nilai cronbach alpa lebih dari 0,60.74
73 Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam Spss: Semarang,
badan penerbit Undip, 2002,h.132 74 Ibid, h. 129
57
3.5.3 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data
dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data
yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian
tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal.75 Uji
normalitas data adalah pengujian untuk mengetahui apakah data atau
variabel yang dipakai terdistribusi secara normal. Apabila variabel
yang dipakai terdistribusi secara normal, penelitian dapat
dilanjutkan. Dengan nilai hasil test normalitas lebih dari 0,05
(p>0,05) bisa dikatakan normal.
3.5.4 Analisis Regresi Sederhana
Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini
digunakan analisis regresi, untuk mengetahui adakah pengaruh yang
signifikan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola
koperasi terhadap perkembangan Usaha koperasi pondok pesantren.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persamaan garis
regresi yaitu :76
Y = a + bX
Keterangan :
X : variabel bebas
Y : variabel terikat
75http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov-
smirnov-one-sample- kolmogorov-smirnov-test/, before uji asumsi klasik (classic assumption test) September 12, 2008.
76 J. Supranto, Statistik, Jakarta: Erlangga, 1998, h. 218.
58
a, b : koefisien korelasi
a = 22
2
)(())(())((
xxnxyxxy
b adalah koefisien arah regresi linier yang digunakan untuk
menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan
variabel X sebesar satu unit. Jika b positif maka terjadi pertambahan
dan jika b negatif maka terjadi penurunan atau pengurangan.77
1) Uji T
Menunjukkan nilai signifikan dari tiap-tiap koefisien
regresi terhadap kenyataan yang ada, langkah-langkah:
a) Menentukan hipotesis nihil dan alternatif
021:0 (tidak ada pengaruh yang signifikan
antara kualitas sumber daya manusia pengelola terhadap
kinerja kopontren).
021:1 (ada pengaruh yang signifikan antara
kualitas sumber daya manusia pengelola terhadap kinerja
kopontren).
b) Menentukan of significant 05,0
c) Kriteria pengujian
0 diterima apabila t-tabel t-hitung t-tabel
0 ditolak bila t-hitung > t-tabel atau t-hitung < - t-tabel.
77 Sudjana.. Metoda Statistika: Bandung, Ttp 1992, h. 314
59
d) Perhitungan nilai t
Dimana:
B = Koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikan
Sb1 = standar error koefisien regresi
e) Kesimpulan
Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dapat
diketahui pengaruh antara kualitas sumber daya manusia
pengelola terhadap kinerja kopontren.
2) Koefisien Korelasi
Menurut Sudjana untuk mencari derajat hubungan
antara variabel X dan Variabel Y digunakan rumus :78
2222
yynxxn
yxxynrxy
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
Harga koefisien korelasi bergerak antara -1 dan +1
dengan tanda negatif menyatakan adanya korelasi tak langsung
atau korelasi negatif dan tanda positif menyatakan korelasi
langsung atau korelasi positif. Jika r = 0 maka dikatakan bahwa
tidak terdapat hubungan yang linier antara X dan variabel Y.
78 Ibid, h. 369
60
3) Koefisien Determinasi
Koefiensi determinasi 2R pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisiensi determinasi ini adalah
antara nol dan satu.79 Koefisien determinasi ini menentukan
besar hubungan variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh
variabel bebas dengan adanya regresi linier Y atas X. Menurut
Sudjana besarnya koefisien determinasi dicari dengan rumus :80
yynyxxynb
r 2
Dari koefisien determinasi dapat diketahui berapa besar
kontribusi variabel X terhadap variabel Y.
Dalam analisis ini digunakan analisis regresi. Analisis
regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
atau tidak antara kualitas sumber daya manusia (SDM)
pengelola koperasi dengan perkembangan usaha koperasi
pondok pesantren.
Pengujian data dengan tes regresi sederhana akan
dianalisis dengan menggunakan bantuan paket program SPSS.
79 Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta: BPFE UGM, 2000, h. 45 80 Ibid, h. 370
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.7 Deskriptif Data Penelitian dan Karakteristik Responden
4.1.3 Deskripsi Data Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dimana peneliti
secara langsung observasi dalam memperoleh data-data dan informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Perolehan data-data dan informasi
dilakukan dengan wawancara dan penyebaran angket kepada responden
secara langsung. Namun demikian, sebelum peneliti menyebarkan
angket secara langsung kepada responden, terlebih dahulu melakukan
pra-riset kepada lembaga yang terkait guna memperoleh informasi yang
berkaitan dengan penelitian ini dan untuk mendapatkan ijin dari
lembaga yang peneliti teliti.
Pra-riset dilakukan di Dinas kesbangpol linmas dan selanjutnya
memberi surat tembusan ke BAPEDA Kabupaten Demak, lalu mendapat
rekomendasi untuk mengurus ijin riset di Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Demak pada hari Senin tanggal 21 maret 2011, dalam pra-
riset disini peneliti memperoleh data Koperasi Pondok Pesantren yang
terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak yang
berjumlah 11 dalam kategori aktif, 6 dalam kategori kurang aktif, dan 24
dalam kategori tidak aktif, serta mendapatkan surat izin dari Dinas
tersebut untuk melaksanakan penelitian di Koperasi Pondok Pesantren di
62
wilayah kabupaten Demak.
Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah seluruh
kopontren yang aktif Pengumpulan data dilakukan secara langsung
dengan menggunakan metode survei dengan cara menemui responden.
Ini bertujuan agar lebih efektif untuk meningkatkan respon rate
responden dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan selama 3
bulan ini, peneliti berhasil mengumpulkan respon responden sebanyak
50 responden. Untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Populasi
No Nama Kopontren Poroporsi Kuesioner
1 Kopontren Futuhiyyah 4
2 Kopontren At Taslim 8
3 Kopontren Suada 9
4 Kopontren Rizquna 3
5 Kopontren Hadi Kusumo 4
6 Kopontren Al Mubarok 4
7 Kopontren Al Ma’wa 4
8 Kopontren Al Madina 4
9 Kopontren Al Hasaniyah 4
10 Kopontren Zahrul Ulum 3
11 Kopontren Al Falah 3
Jumlah 50
Sumber : Data primer, penelitian kopontren , 2011
4.1.4 Karakteristik Responden
Untuk menjelaskan dan menyajikan kondisi responden yang dapat
memberikan tambahan informasi-informasi tambahan dalam kaitannya
63
untuk mendukung kelengkapan penelitian ini diperlukan karakteristik
responden. Karakteristik responden ini bertujuan agar dapat dilihat
profil dari data penelitian tersebut dan hubungan antar variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
4.1.4.1 Jabatan
Karakteristik responden dalam jenis jabatan digunakan
karena jabatan sedikit banyak akan mempengaruhi perilaku
seseorang, misalnya seorang karyawan akan memiliki perilaku
yang berbeda dengan seorang pimpinan. Pimpinan dalam hal
membentuk karakteristik pribadinya akan membentuk pola dan
berkeputusan berbeda tentunya.
Data tentang deskripsi responden dalam klasifikasi
jabatan, peneliti membaginya dalam 5 kategori, yaitu ketua,
sekretaris, bendahara, administrasi, dan karyawan. Adapun data
mengenai jabatan responden yang diambil sebagai responden
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jabatan/Pekerjaan Responden
Job Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ketua 10 20.0 20.0 20.0 Sekretaris 9 18.0 18.0 38.0 Bendahara
9 18.0 18.0 56.0
Admin 10 20.0 20.0 76.0
Valid
Karyawan 12 24.0 24.0 100.0
64
Job Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Ketua 10 20.0 20.0 20.0 Sekretaris 9 18.0 18.0 38.0 Bendahara
9 18.0 18.0 56.0
Admin 10 20.0 20.0 76.0 Karyawan 12 24.0 24.0 100.0 Total 50 100.0 100.0
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Sebagaimana telah ditunjukkan dalam tabel 4.2 diatas,
terlihat bahwa jabatan responden didominasi oleh jabatan
karyawan. Setidaknya sebanyak 12 orang atau 24 % responden
adalah menempati posisi karyawan, 10 orang atau 20 % sebagai
ketua, 10 orang atau 20 % lagi sebagai Administrasi, dan 9
orang atau 18 % sisanya adalah sekretaris dan bendahara.81
Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.1 sebagai berikut:
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
81 Data Pengolahan SPSS 1.6, 2011
17.00%
17.50%
18.00%
18.50%
19.00%
19.50%
20.00%
Ketua Sekretaris bendahara administrasi
Gambar 4.1 karakteristik responden berdasarkan Jabatan/Pekerjaan
Responden
65
4.1.4.2 Usia Responden
Secara psikologis, usia seseorang dapat mempengaruhi
dalam membuat keputusan dan polapikirnya, untuk itu deskripsi
responden kategori usia juga dimasukkan dalam penelitian ini.
Deskripsi responden dalam klasifikasi usia, peneliti membaginya
dalam empat jenis, diantaranya adalah responden dengan usia
dibawah 30 tahun, 30 tahun s/d 40 tahun, 41 tahun s/d 50 tahun,
dan responden yang berusia lebih dari 50 tahun. Adapun
deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel
4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Usia Responden Age
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent < 30 th 29 58.0 58.0 58.0 30 s/d 40 th 15 30.0 30.0 88.0 41 s/d 50 th 5 10.0 10.0 98.0 > 50 th 1 2.0 2.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa usia dari responden
koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak yang dijadikan
sampel, yang usianya kurang dari 30 tahun ada 29 orang yakni
sebesar 58 %. Yang usianya diantara 30 s/d 40 tahun ada 15
orang yakni sebesar 30 %. Yang usianya diantara 41 s/d 50
tahun ada 5 orang yakni ada 10 %. Dan yang usianya diatas 50
tahun ada 1 orang yakni 2 %. Hal ini menunjukkan bahwa
66
sebagian besar pengelola koperasi pondok pesantren di
Kabupaten Demak usianya adalah dibawah 30 tahun.82 Sehingga
dapat ditampilkan dengan gambar 4.2 sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
< 30 th 30 s/d 40 th 41 s/d 50 >50
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
4.1.4.3 Status Responden
Seperti halnya usia responden, status responden juga
penting untuk disajikan dalam penelitian ini, sebab orang yang
sudah menikah dengan orang yang sebelum menikah
mempunyai pola pikir yang berbeda, dan tentunya juga berbeda
ketika dalam membuat keputusan.
Peneliti membagi karakteristik status responden dalam
tiga kriteria, yaitu: responden yang berstatus belum kawin, sudah
kawin, dan janda/duda.
82 Data pengolahan SPSS 1.6, 2011
67
Tabel 4.4 Status Responden
Status
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kawin 21 42.0 42.0 42.0 Belum Kawin
29 58.0 58.0 100.0 Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan pada table 4.4 diatas dapat
diketahui status responden pengelola koperasi pondok pesantren
di Kabupaten Demak yang diambil sebagai sampel, yang
menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah belum kawin
yakni sebanyak 29 orang atau 58 %. Yang sudah kawin ada 21
orang atau 42 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pengelola koperasi pondok pesantren adalah belum kawin.83
Sehingga dapat ditampilkan dengan gambar 4.3 sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Kawin belum kawin
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Responden
Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011
83 Data pengolahan SPSS 1.6, 2011
68
4.1.4.4 Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasar jenis kelamin dapat
diketahui sebagaimana dalam tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden
Sex
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Laki-laki 32 64.0 64.0 64.0 Perempuan 18 36.0 36.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa mayoritas
responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki.
Sejumlah 32 responden atau 64% dari total responden adalah
berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebanyak 18 responden
atau 36% adalah berjenis kelamin perempuan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pengelola koperasi pondok
pesantren di Kabupaten Demak adalah laki-laki.84 Sehingga
dapat ditampilkan dengan gambar 4.4 sebagai berikut:
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Laki-laki Perempuan
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
84 Data pengolahan SPSS 1.6, 2011
69
4.1.4.5 Tingkat Pendidikan
Data tentang karakteristik responden dalam klasifikasi
tingkat pendidikan, peneliti membaginya dalam empat kategori,
yaitu SMP, SMA, S1 dan S2/S3. Adapun data mengenai tingkat
pendidikan responden yang diambil sebagai responden adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tingkat Pendidikan Responden
Grad
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent SMP 7 14.0 14.0 14.0 SMA 24 48.0 48.0 62.0 S1 19 38.0 38.0 100.0
Valid
Total 50 100.0 100.0 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
pengelola koperasi sangat bervariasi. Pengelola koperasi yang
lulusan SMP ada 7 orang atau 14 %. Pengelola koperasi yang
lulusan SMA ada 24 orang atau 48 %. Pengelola koperasi yang
lulusan S.1 ada 7 orang atau 38 %. Pengelola koperasi yang
lulusan S.2/S3 tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar pengelola koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak
adalah lulusan SMA.85 Sehingga dapat ditampilkan dengan
gambar 4.5 sebagai berikut:
85 Data pengolahan SPSS 1.6, 2011
70
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
SMP SMA S.1 S2/ S.3
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
Salah satu kunci utama yang harus dipenuhi dari penelitian kuantitatif
adalah terletak pada kuesioner yang disebarkan. Kuesioner harus baik dan
dapat diterima kuesioner yang baik dan yang dapat diterima yang selanjutnya
dapat diolah dalam statistik adalah harus valid dan reliable. Sugiyono
menyatakan bahwa:86 “Instrumen yang dinyatakan valid dan reliable adalah:
Instrumen yang valid, berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang
reliabel berarti bila digunakan untuk mengukur berkali-kali akan
menghasilkan data yang sama”.
86 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008,
71
4.2.1 Uji Validitas
Menurut Imam Ghozali, Uji ini dilakukan untuk mengetahui
validitas butir-butir pertanyaan. Uji ini pada SPSS 18.0 dapat dilihat
dalam kolom corrected item-total correlation yang merupakan nilai r
hitung untuk masing-masing pertanyaan. Jika r hitung lebih besar
dibandingkan dengan r tabel maka butir pertanyaan tersebut dapat
diterima atau valid. Sebelum mencari nilai r tabel dalam tabel statistik r,
peneliti terlebih dahulu harus menentukan berapa derajat kebebasannya.
Adapun rumus derajat kebebasan (degree of freedom) adalah df = n – k
– 1. Dalam penelitian ini, diketahui jumlah n adalah 50 sampel dan k
adalah 1 (marketing mix) sehingga besarnya df adalah 50 – 1 – 1 = 48
dengan alpha 0.05 (α=5%), didapat r tabel 0,279.
Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, yang dilihat pada
kolom Corrected Item–Total Correlation dari variabel kualitas SDM
terhadap variabel kinerja koperasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Item
Corrected item total
Correlation ( )
Keterangan
q1 0,441 0,279 Valid q2 0,491 0,279 Valid q3 0,608 0,279 Valid q4 0,516 0,279 Valid q5 0,341 0,279 Valid q6 0,327 0,279 Valid q7 0,441 0,279 Valid
Sumber Daya Manusia
(X)
q8 0,502 0,279 Valid
72
q9 0,479 0,279 Valid q10 0,665 0,279 Valid q11 0,494 0,279 Valid q12 0,499 0,279 Valid q13 0,285 0,279 Valid q14 0,522 0,279 Valid q15 0,536 0,279 Valid q16 0,618 0,279 Valid q17 0,573 0,279 Valid q18 0,476 0,279 Valid q19 0,513 0,279 Valid q20 0,482 0,279 Valid q21 0,706 0,279 Valid q22 0,722 0,279 Valid q23 0,528 0,279 Valid q24 0,629 0,279 Valid q25 0,717 0,279 Valid q26 0,659 0,279 Valid q27 0,744 0,279 Valid q28 0,588 0,279 Valid q29 0,666 0,279 Valid
Kinerja (Y)
q30 0,733 0,279 Valid Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari table 4.7 diatas terlihat bahwa nilai pada kolom
corrected item-total correlation untuk masing-masing item memiliki r
hitung lebih besar dan positif dibanding r tabel untuk (df) = 50 -1 - 1 =
48 dan alpha 0,05 dengan uji dua sisi didapat r tabel sebesar 0,279
artinya masing-masing item pertanyaan dalam dua variable X dan Y
adalah valid.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan internal consistency
atau derajat ketepatan jawaban.87 Untuk pengujian ini digunakan
87 Jonathan Sarwono, Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakata:
Graha Ilmu, 2006, h. 100
73
Statistical Packaged for Social Sciences (SPSS) sebagai alternatif
pengujian reliabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah
jawaban tentang tanggapan responden. Untuk melakukan pengujian
reliabilitas penulis menggunakan program SPSS versi 18.0 dimana
dalam mengukur reliabilitas disini menggunakan uji statistik Cronbach
Alpha (α), yang mana suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki
Cronbach Alpha lebih dari 0,60 ( > 0,60).
Hasil pengujian uji reliabilitas instrument menggunakan alat
bantu olah statistik SPSS versi 18.0 for windows dapat diketahui
sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Reliability Coefficients Alpha Keterangan
X Y
20 item 10 item
0,826 0,861
Reliabel Reliabel
Sumber Data: output SPSS, 2011
Dari table 4.8 diatas dapat diketahui bahwa masing-masing
variabel memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), yang
artinya bahwa semua variabel X dan Y adalah reliabel. Dengan demikian
pengolahan data dapat dilanjutkan kejenjang selanjutnya.
4.9 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam
suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
74
layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang
memiliki distribusi normal.
Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 4.6 sebagai
berikut:
Gambar 4.6
Normal Probability Plot
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan Gambar 4.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang
digunakan menunjukkan indikasi normal. Analisis dari grafik diatas terlihat
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti
arah garis diagonal. Santoso (2001) menyatakan “Jika data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya apabila data menyebar jauh dari
garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi-asumsi normalitas”. Maka model regresi layak
75
dipakai untuk memprediksi variabel dependen kinerja koperasi (Y)
berdasarkan masukan variabel independen kualitas SDM (X) .
4.10 Deskriptif Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Kualitas SDM (X)
Definisi kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi secara
operasional adalah Sumber daya atau potensi, atau kekuatan atau
kemampuan yang ada dalam diri manusia koperasi, yang menentukan
sikap dan kualitas manusia koperasi yang mampu berprestasi dan
menjadikan koperasi efektif dan efesiensi serta mandiri. Dalam variabel
kualitas sumber daya manusia disini terdiri atas empat indikator yaitu
Produktif, Sikap dan Perilaku, Komunikasi, serta Hubungan.
1) Indikator Produktif
Definisi operasional dari indikator produktif adalah hasil
pengukuran suatu kinerja dengan memperhitungkan sumber daya
yang digunakan. Dalam indikator produk disini diwakili oleh 9 item
pertanyaan.
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator produktif dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
76
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Produktif
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
1 9 18 31 62 8 16 1 2 1 2 50 100 2 13 26 31 62 6 12 0 0 0 0 50 100 3 13 26 31 62 6 12 0 0 0 0 50 100 4 7 14 35 70 8 16 0 0 0 0 50 100 5 16 32 28 56 5 10 1 2 0 0 50 100 6 6 12 35 70 5 10 3 6 1 2 50 100 7 14 28 30 60 6 12 0 0 0 0 50 100 8 13 26 21 42 13 26 3 6 0 0 50 100 9 17 34 31 62 2 4 0 0 0 0 50 100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.9 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan
responden untuk indikator produktif tergolong baik. Mayoritas
responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa
pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya dengan baik.
Sebanyak 18 % item pertanyaan pertama dijawab oleh
responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju,
16% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Sedangkan pada item pertanyaan kedua dijawab
oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 26% menjawab
setuju, 62% dan sisanya 12% menjawab netral. Selanjutnya
Sebanyak 26 % item pertanyaan ketiga dijawab oleh responden
dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab setuju, dan sisanya
12% menjawab netral. Sebanyak 14 % item pertanyaan ke empat
dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 70%
menjawab setuju, dan sisanya 16% menjawab netral. Sebanyak 32 %
77
item pertanyaan ke lima dijawab oleh responden dengan jawaban
sangat setuju, 56% menjawab setuju, 10% menjawab netral dan
sisanya 2% menjawab tidak setuju. Sebanyak 12 % item pertanyaan
ke enam dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 70%
menjawab setuju, 10% menjawab netral dan sisanya 8% menjawab
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sebanyak 28 % item pertanyaan
ke tujuh dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60%
menjawab setuju, 12% menjawab netral. Sebanyak 26 % item
pertanyaan ke delapan dijawab oleh responden dengan jawaban
sangat setuju, 42% menjawab setuju, 26% menjawab netral dan
sisanya 6% menjawab tidak setuju. Sebanyak 34 % item pertanyaan
ke sembilan dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju,
62% menjawab setuju, dan sisanya 4% menjawab netral.
2) Indikator Sikap dan Perilaku
Definisi operasional dari indikator sikap adalah Rencana
masa depan yang dilakukan untuk mencapai harapan yang
diinginkan. Sedangkan perilaku adalah orientasi untuk mencapai
suatu tujuan yang diinginkan. Dalam indikator sikap dan perilaku
disini diwakili oleh 6 item pertanyaan.
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator sikap dan perilaku dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai
berikut:
78
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap dan Perilaku
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 10 7 1
4 35 70 7 14 1 2 0 0 50 100
11 8 1
6 32 64 10 20 0 0 0 0 50 100
12 10 2
0 29 58 10 20 1 2 0 0 50 100
13 25 5
0 20 40 4 8 1 2 0 0 50 100
14 8 1
6 20 40 17 34 4 8 1 2 50 100
10 7 1
4 35 70 7 14 1 2 0 0 50 100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.10 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan
responden untuk indikator sikap dan perilaku tergolong baik.
Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju
bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya dengan
sikap dan perilaku yang baik.
Sebanyak 14 % item pertanyaan ke sepuluh dijawab oleh
responden dengan jawaban sangat setuju, 70% menjawab setuju,
14% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju.
Sebanyak 16% item pertanyaan ke sebelas dijawab oleh responden
dengan jawaban sangat setuju, 64% menjawab setuju, 20%
menjawab netral. Selanjutnya Sebanyak 20 % item pertanyaan ke
dua belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju,
58% menjawab setuju, 20% menjawab netral, dan sisanya 2%
menjawab tidak setuju. Sebanyak 50 % item pertanyaan ke tiga
79
belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 40%
menjawab setuju, 8% menjawab netral, dan sisanya 2% menjawab
tidak setuju. Sebanyak 16 % item pertanyaan ke empat belas
dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 40%
menjawab setuju, 34% menjawab netral, 8% menjawab tidak setuju
dan sisanya 2% menjawab sangat tidak setuju. Sebanyak 42 % item
pertanyaan ke lima belas dijawab oleh responden dengan jawaban
sangat setuju, 54% menjawab setuju, dan sisanya 4% menjawab
netral.
3) Indikator Komunikasi
Definisi operasional dari indikator komunikasi adalah
penyampaian informasi antara dua orang atau lebih yang juga
meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin. Dalam
indikator komunikasi disini diwakili oleh 3 item pertanyaan.
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator komunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Komunikasi
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
16 13 26 26 52 10 20 1 2 0 0 50 100
17 16 32 24 48 8 16 1 2 1 2 50 100
18 8 16 25 50 13 26 3 6 1 2 50 100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
80
Dari tabel 4.11 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan
responden untuk indikator komunikasi tergolong baik. Mayoritas
responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa
pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu
mengadakan komunikasi yang baik.
Sebanyak 26 % item pertanyaan ke enam belas dijawab oleh
responden dengan jawaban sangat setuju, 52% menjawab setuju,
20% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju.
Sebanyak 32% item pertanyaan ke tujuh belas dijawab oleh
responden dengan jawaban sangat setuju, 48% menjawab setuju,
16% menjawab netral, dan sisanya 4% menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Selanjutnya Sebanyak 16 % item pertanyaan ke
dua belas dijawab oleh responden dengan jawaban sangat setuju,
50% menjawab setuju, 26% menjawab netral, dan 6% menjawab
tidak setuju dan sisanya 2% menjawab sangat tidak setuju.
4) Indikator Hubungan
Definisi operasional dari indikator hubungan adalah Jalan
untuk membuka peluang dan sekaligus mengikat simpul-simpul
informasi dan menggerakkan kehidupan. Dalam indikator hubungan
disini diwakili oleh 2 item pertanyaan.
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator komunikasi dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
81
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hubungan
SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
19 13 26 31 62 5 10 1 2 0 0 50 100 20 12 24 22 44 14 28 2 4 0 0 50 100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.12 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan
responden untuk indikator hubungan tergolong baik. Mayoritas
responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa
pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu menjalin
hubungan dengan baik.
Sebanyak 26 % item pertanyaan ke sembilan belas dijawab
oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab
setuju, 10% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju.
Sebanyak 24% item pertanyaan ke dua puluh dijawab oleh
responden dengan jawaban sangat setuju, 44% menjawab setuju,
28% menjawab netral, dan sisanya 4% menjawab tidak setuju.
4.4.2 Variabel Kinerja Koperasi (Y)
Definisi kinerja koperasi secara operasional adalah Hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam variabel kinerja
koperasi disini terdiri atas tiga indikator yaitu pertumbuhan omzet
usaha, perkembangan anggota , perkembangan SHU.
82
1) Indikator Pertumbuhan Omzet usaha
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator Pertumbuhan Omzet usaha dapat dilihat pada Tabel 4.13
sebagai berikut:
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Terhadap Indikator
Pertumbuhan Omzet Usaha
SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
21 4 8 31 62 9 18 6 12 0 0 50 100 22 4 8 30 60 10 20 6 12 0 0 50 100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.13 di atas dapat dideskripsikan bahwa
tanggapan responden untuk indikator pertumbuhan omzet usaha
tergolong baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju,
bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu
memberikan kontribusi dalam meningkatkan omzet usaha.
Sebanyak 8 % item pertanyaan ke dua puluh satu dijawab
oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 62% menjawab
setuju, 18% menjawab netral dan sisanya 12% menjawab tidak
setuju. Sebanyak 8% item pertanyaan ke dua puluh dua dijawab
oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab
setuju, 20% menjawab netral, dan sisanya 12% menjawab tidak
setuju.
83
2) Indikator Perkembangan Anggota
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator Perkembangan anggota dapat dilihat pada Tabel 4.14
sebagai berikut:
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Terhadap Indikator
Perkembangan Anggota
SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
23 3 6 30 60 16 32 1 2 0 0 50 100 24 4 8 30 60 15 30 1 2 0 0 50 100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011.
Dari tabel 4.14 di atas dapat dideskripsikan bahwa
tanggapan responden untuk indikator perkembangan anggota
tergolong baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju,
bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan pekerjaannya selalu
memberikan kesejahteraan anggota dengan maksimal, maka
akhirnya anggota koperasi pun berkembang.
Sebanyak 6 % item pertanyaan ke dua puluh tiga dijawab
oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab
setuju, 32% menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak
setuju. Sebanyak 8% item pertanyaan ke dua puluh empat dijawab
oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 60% menjawab
setuju, 30% menjawab netral, dan sisanya 2% menjawab tidak
setuju.
84
3) Indikator Perkembangan SHU
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator Perkembangan SHU dapat dilihat pada Tabel 4.15
sebagai berikut:
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Terhadap Indikator
Perkembangan SHU SS S N TS STS Total Q
Frk % Fr
k % Frk % Fr
k % Frk % Frk %
25 2 4 28 56 20 40 0 0 0 0 50 100 26 1 2 21 42 28 56 0 0 0 0 50 100 27 3 6 30 60 16 32 1 2 0 0 50 100 28 3 6 26 52 21 42 0 0 0 0 50 100 29 2 4 19 38 29 58 0 0 0 0 50 100 30 5 10 20 40 25 50 0 0 0 0 50 100
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.15 di atas dapat dideskripsikan bahwa
tanggapan responden untuk indikator perkembangan SHU
tergolong cukup baik. Mayoritas responden memberi jawaban
setuju, bahwa pengelola koperasi dalam menjalankan
pekerjaannya selalu memberikan kontribusi untuk meningkatkan
SHU.
Sebanyak 4 % item pertanyaan ke dua puluh lima dijawab
oleh responden dengan jawaban sangat setuju, 56% menjawab
setuju, 40% menjawab netral. Sebanyak 2% item pertanyaan ke
dua puluh enam dijawab oleh responden dengan jawaban sangat
setuju, 42% menjawab setuju, 56% menjawab netral. Sebanyak 6
% item pertanyaan ke dua puluh tujuh dijawab oleh responden
85
dengan jawaban sangat setujuh, 60% menjawab setuju, 32%
menjawab netral dan sisanya 2% menjawab tidak setuju .
Sebanyak 6% item pertanyaan ke dua puluh delapan dijawab oleh
responden dengan jawaban sangat setuju, 52% menjawab setuju,
42% menjawab netral. Sebanyak 4 % item pertanyaan ke dua
puluh sembilan dijawab oleh responden dengan jawaban sangat
setujuh, 38% menjawab setuju, 58% menjawab netral . Sebanyak
10% item pertanyaan ke tiga puluh dijawab oleh responden
dengan jawaban sangat setuju, 40% menjawab setuju, 50%
menjawab netral.
4.11 Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis
4.5.1 Statistik deskriptif
4.5.1.1 Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia
Tabel 4.16
Diskiptif Penilaian Kualitas Sumber Daya Manusia
No Sumber Daya Manusia Rata-rata Nilai Kriteria
1 Kecepatan dalam mengambil keputusan
3,92 B Baik
2 Profesional 4,14 A Sangat Baik 3 Kretif 4,14 A Sangat Baik 4 Inovatif 3,98 B Baik 5 Memahami
pekerjaannya 4,18 A Sangat Baik
6 Pemecahan masalah dengan logika
3,84 B Baik
7 Penggunaan waktu, biaya secara efisien
4,16 A Sangat Baik
8 Penuh ide gagasan 3,88 B Baik
86
9 Mengembangkan kemampuan diri
4,3 A Sangat Baik
10 Berpikir secara mengidentifikasi
3,96 B Baik
11 Berpikir analisis 3,96 B Baik 12 Proaktif 3,96 B Baik 13 Jujur 4,38 A Sangat Baik 14 Pelaporan hasil RAT
ke Dinas 3,6 B Baik
15 Pelayanan kepada pelanggan
4,38 A Sangat Baik
16 Penyebaran informasi kepada setiap lini organisasi
4,02 A Sangat Baik
17 Pempublikasian hasil RAT kepada anggota
4,06 A Sangat Baik
18 Komunikasi ke Dinas 3,72 B Baik 19 Kerjasama 4,12 A Sangat Baik 20 Pendidikan
peningkatan SDM 3,88 B Baik
Indek Komulatif 4,029 A Sangat Baik Sumber : Data primer yang diolah 2011
Dari tabel 4.16 di atas dapat dideskripsikan bahwa
tanggapan responden untuk kriteria penilaian kualitas sumber
daya manusia adalah sangat baik. Hal ini diketahui dari penilaian
setiap skor yang dihasilkan dari study empirik, yang
menunjukkan rata-rata sangat baik, dengan rician penilaian
variabel kualitas sumber daya manusia sebagai berikut: 11 item
pertanyaan memperoleh nilai A dengan nilai tertinggi adalah
4,38 dan 9 item pertanyaan memperoleh nilai B dengan nilai
terendah adalah 3,6, dengan rata-rata nilai komulatif
memperoleh skor 4,029 / A atau dalam kriteria “sangat baik”.
87
4.5.1.2 Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren.
Tabel 4.17
Diskiptif Penilaian Kinerja Kopontren
No Kinerja Kopontren Rata-rata Nilai Kriteria
21 Volume penjualan 3,66 B Baik/sesuai harapan
22 Pertumbuahan penjualan 3,64 B Baik/sesuai harapan
23 Jumlah SHU selama 3 tahun
3,7 B Baik/sesuai harapan
24 Rata-rata (%) pertumbuhan SHU selama 3 tahun
3,74 B Baik/sesuai harapan
25 Jumlah anggota selama 3 tahun
3,64 B Baik/sesuai harapan
26 Pertumbuhan anggota selama 3 tahun
3,46 B Baik/sesuai harapan
27 Jumlah anggota yang aktif 3,7 B Baik/sesuai harapan
28 Pertumbuhan anggota yang aktif
3,64 B Baik/sesuai harapan
29 Rata-rata (%) jumlah anggota yang th 2010 dibanding 2009
3,46 B Baik/sesuai harapan
30 Rata-rata (%) jumlah anggota yang aktif th 2010 dibanding 2009
3,6 B Baik/sesuai harapan
Indek Komulatif 3,624 B Baik/sesuai harapan
Sumber : Data primer yang diolah 2011
Dari tabel 4.17 di atas dapat dideskripsikan bahwa
tanggapan responden untuk kriteria penilaian kinerja kopontren
adalah baik. Hal ini diketahui dari penilaian setiap skor yang
dihasilkan dari study empirik, yang menunjukkan rata-rata baik,
dengan rincian penilaian variabel kinerja kopontren sebagai
berikut: 10 item pertanyaan memperoleh nilai B, nilai tertinggi
88
adalah 3,74, sedangkan yang terendah adalah 3,46 dengan rata-
rata nilai komulatif memperoleh skor 3,624 / B atau dalam
kriteria “baik”.
4.5.2 Persamaan Regresi Sederhana
Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini digunakan
analisis regresi, untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan
pada kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi terhadap
perkembangan Usaha koperasi pondok pesantren. Adapun rumus yang
digunakan untuk menghitung persamaan garis regresi yaitu :
Y = a + bX
Hasil analisis data dengan menggunakan komputer program SPSS
for windows versi 18.0 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta (Constant) 20.310 6.905 1 Kualitas SDM (X) .198 .085
.317
a. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.18 di atas
diperoleh koefisien untuk variabel bebas X = 0,198 dan konstanta
sebesar 20,310 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh
adalah:
89
Y = 20,310 + 0,198 X
Dimana :
Y = variabel kinerja koperasi
X = variabel kualitas SDM
1) Nilai konstan ( Y ) sebesar 20,310; artinya jika variabel kualitas
SDM (X) nilainya adalah 0 (nol), maka variabel kinerja koperasi (Y)
akan berada pada angka 20,310.
2) Koefisien regresi kualitas SDM (X) dari perhitungan linier
sederhana didapat nilai coefficients (b) = 0,198. Hal ini berarti setiap
ada peningkatan kualitas SDM (X) maka kinerja koperasi (Y) juga
akan meningkat dengan anggapan konstan sebesar 20,310.
4.5.3 Uji Hipotesis Menggunakan Uji t atau Uji Parsial
Untuk menguji pengaruh kualitas sumber daya manusia
pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren
digunakan uji Statistik t (uji t). Apabila nilai t hitung > nilai t tabel,
maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya apabila nilai t hitung <
nilai t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil pengujian hipotesis
secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut ini:
Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis (Uji –t)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta T Sig. (Constant) 20.310 6.905 2.941 .005 1 Kualitas SDM (X) .198 .085 .317 2.315 .025
a. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
90
Diketahui bahwa t tabel dalam penelitian ini untuk derajat
kebebasan df = 50 – 1 – 1 dengan signifikasi 5% adalah 2,011.
Sedangkan penghitungan sebagaimana terlihat dalam tabel 4.19
diatas, diketahui bahwa nilai adalah 2,315 sedangkan nilai
adalah 2,011 yang lebih kecil dibandingkan dengan . Artinya,
terdapat pengaruh signifikan antara variabel kualitas SDM (X) terhadap
variabel kinerja koperasi (Y). Atau dengan kata lain Ha yang berbunyi
“Ada pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola
Koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten
Demak” tidak dapat ditolak.
4.5.4 Koefisien Korelasi Analisis ini dimaksudkan untuk memasukkan data yaitu data
yang telah masuk dan terkumpul dari nilai-nilai variabel kualitas SDM
terhadap kinerja koperasi pesantren se-Kabupaten Demak yang masuk
dan kemudian diolah dengan menggunakan rumus korelasi product
moment dengan rumus statistik sebagai berikut :
N ∑XY – (∑X) (∑Y) r xy =
N∑X2 – (∑X)2 N∑Y2 – (∑Y)2
Untuk mengoperasikan rumus tersebut, maka harus ditempuh
dengan membuat korelasi product moment dalam tabel berikut :
91
Tabel 4.20
Koefisien Korelasi Antara Pengaruh Kualitas SDM
Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren
Id X Y x2 y2 Xy
1 80 39 6400 1521 3120 2 100 43 10000 1849 4300 3 87 36 7569 1296 3132 4 85 32 7225 1024 2720 5 83 32 6889 1024 2656 6 81 42 6561 1764 3402 7 81 40 6561 1600 3240 8 81 40 6561 1600 3240 9 81 40 6561 1600 3240
10 86 39 7396 1521 3354 11 85 34 7225 1156 2890 12 84 28 7056 784 2352 13 84 32 7056 1024 2688 14 76 30 5776 900 2280 15 76 35 5776 1225 2660 16 80 30 6400 900 2400 17 80 46 6400 2116 3680 18 72 29 5184 841 2088 19 88 32 7744 1024 2816 20 79 37 6241 1369 2923 21 76 34 5776 1156 2584 22 93 42 8649 1764 3906 23 79 46 6241 2116 3634 24 93 42 8649 1764 3906 25 82 40 6724 1600 3280 26 76 30 5776 900 2280 27 75 34 5625 1156 2550 28 75 34 5625 1156 2550 29 93 36 8649 1296 3348 30 73 40 5329 1600 2920 31 87 43 7569 1849 3741 32 84 38 7056 1444 3192 33 76 34 5776 1156 2584
92
34 83 38 6889 1444 3154 35 83 34 6889 1156 2822 36 76 40 5776 1600 3040 37 83 35 6889 1225 2905 38 79 37 6241 1369 2923 39 74 35 5476 1225 2590 40 74 34 5476 1156 2516 41 79 34 6241 1156 2686 42 77 35 5929 1225 2695 43 81 32 6561 1024 2592 44 83 33 6889 1089 2739 45 76 34 5776 1156 2584 46 70 33 4900 1089 2310 47 84 38 7056 1444 3192 48 80 37 6400 1369 2960 49 55 34 3025 1156 1870 50 81 40 6561 1600 3240
Jumlah 4029 1812 326999 66578 146474 Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dengan melihat tabel kerja tersebut di atas, maka dapat
diketahui:
∑N = 50 ∑X2 = 326999
∑X = 4029 ∑Y2 = 66578
∑Y = 1812 ∑XY = 146474
Adapun langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil dari tabel
kerja yang ada di atas ke dalam rumus korelasi product moment
sebagaimana berikut :
93
22
2222
(1812) - 66578 X 50(4029) - 326999 x 50(1812) (4029) - 146474 x 50
)()())((
YYNXXNYXXYNrxy
}32833443328900{}1623284116349950{73005487323700
)45556()117109(23152
533501760423152
7304123152
= 0,317
Jadi nilai koefisien korelasi XY adalah 0, 317.
Dari hasil korelasi tersebut kemudian dikonsultasikan dengan
nilai koefisien korelasi product moment pada tabel dengan nilai :
df = N – nr
= 50 – 2
= 48
Dalam pengujian signifikansi 5 %, yang akan dibahas dalam
analisis lanjut menunjukkan nilai r tabel adalah sebesar 0,279 yang
mana angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai r hitung
sebesar 0,317. Artinya, korelasi pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja
koperasi pesantren se-Kabupaten Demak pada taraf signifikansi 5 %
dengan df = 48 adalah signifikan. Dengan demikian rhitung (observasi)
lebih besar daripada rtabel (r dalam tabel), ini berarti hasilnya adalah
94
signifikan dan terdapat korelasi (ada hubungan yang positif) antara
kedua variabel tersebut.
Demikian juga dengan hasil output SPSS for Windows versi 18.0
dengan menggunakan correlate bivariate product moment diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 21 Analisis SPSS Koefisien Korelasi Antara
Pengaruh Kualitas SDM Terhadap Kinerja Koperasi Pesantren
Correlations
X Y Pearson Correlation
1 .317*
Sig. (2-tailed) .025
Kualitas SDM (X)
N 50 50 Pearson Correlation
.317* 1
Sig. (2-tailed) .025
Kinerja Koperasi (Y)
N 50 50 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011.
Dari tabel diatas jelas, nilai Pearson correlation, atau nilai
koefisien korelasi r= 0,317 dan sig. pada angka 0,025 yang berada
dibawah 0,05 yang artinya bahwa hubungan antara variabel kualitas
sumber daya manusia dengan kinerja koperasi adalah positif dan
signifikan.
4.5.5 Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar nilai prosentase kontribusi variabel bebas terhadap
95
variabel terikat. Dari hasil perhitungan melalui alat ukur statistik SPSS
18.0 for Windows didapatkan nilai koefisien determinasi sebagai
berikut:
Tabel 4.22 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .317a .100 .082 4.132
a. Predictors: (Constant), Kualitas SDM (X
b. Dependent Variable: Kinerja Koperasi (Y)
Sumber data : output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.22 diatas diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi adalah sebesar 0,100, ini artinya bahwa variasi perubahan
variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan variabel bebas
kualitas SDM (X) sebesar 10%. Jadi besarnya pengaruh kualitas SDM
terhadap kinerja koperasi adalah sebesar 10%, sedangkan sisanya
sebesar 90% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
4.6 Pembahasan
Dalam point pembahasan disini menguraikan fakta-fakta lapangan
yang sudah diuraian diatas kaitannya dengan menjawab rumusan masalah
pertama bagaimanakah tingkat kualitas sumber daya manusia pengelola
koperasi serta kinerja koperasi pondok pesantren, serta “Bagaimana pengaruh
kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi mempengaruhi
kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak”.
96
Melihat pada penilaian deskriptif kuantitatif kualitas sumber daya
manusia pengelola koperasi pondok pesantren pada tabel 4.14, dengan
penilaian menggunakan metode statistik deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan teknik rumus rata-rata, dengan penilaian angka 1-5. nilai 4-5
diberi nilai A dengan kriteria sangat baik, 3-4 diberi nilai B dengan kriteria
baik, 2-3 diberi nilai C dengan kriteria cukup baik, dan 1-2 diberi nilai D
dengan kriteria tidak baik. Dari hasil penilaian data lapangan, maka akhirnya
dapat diperoleh nilai total rata-rata 4,029. Dengan demikian maka terlihat nilai
kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren
memperoleh nilai A dengan bobot nilai rata-rata 4,029. Hal demikian
menunjukkan bahwa sebenarnya kualitas sumber daya manusia pengelola
koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak adalah ”sangat baik”.
Selanjutnya pada penilaian deskriptif kuatitatif kinerja koperasi
pondok pesantren pada tabel 4.15, dengan metode penilaian sama dengan
yang digunakan untuk menilai kualitas sumber daya manusia. Maka dapat
dilihat bahwa penilaian kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten
Demak memperoleh nilai total rata-rata sebesar 3,624. Dengan demikian maka
terlihat nilai kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak
mendapat nilai A dengan bobot nilai rata-rata 3,624. Hal demikian
menunjukkan bahwa sebenarnya kinerja koperasi pondok pesantren di
Kabupaten Demak adalah ”baik”.
Selanjutnya Merujuk pada nilai koefisien regresi yang telah diuraikan
sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi j untuk variabel
97
bebas kualitas SDM dengan variabel terikatnya kinerja koperasi adalah 0,198
dengan konstanta sebesar 40,579. Persamaan regresi yang diperoleh dari
penelitian ini adalah Y = 20,310 + 0,198 X. Dari persamaan regresi tersebut
diketahui bahwa parameter koefisien regresi untuk variabel kualitas SDM
adalah positif terhadap kinerja koperasi di pesantren se-Kabupaten Demak,
artinya setiap terjadi peningkatan variabel kualitas SDM di koperasi terkait,
maka kinerjanya pun juga akan mengalami kenaikan.
Dalam upaya mengidentifikasi seberapa jauh pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependennya, perlu melihat nilai dari koefisien
determinasi. Sebagaimana sudah diuraikan diatas, bahwa nilai koefisien
determinasi yang dinotasikan dalam angka (R square) adalah sebesar
0,100, yang artinya besar pengaruh variabel independen (kualitas sumber daya
manusia) terhadap variabel independen (kinerja koperasi) adalah 0,100 ini
menunjukkan bahwa kontribusi variabel kualitas SDM (X) dalam upaya
menjelaskan variabel kinerja koperasi (Y) adalah sebesar 10% sedangkan
sisanya sebesar 90% dipengarui faktor lain yang tidak diteliti.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan tidaknya hasil penelitian ini,
perlu menunjukkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, diketahui dari
item uji hipotesis parsial diatas menunjukkan bahwa angka t hitung adalah
sebesar 2,315 sedangkan t tabel adalah 2,011 (t hitung > t tabel) artinya bahwa
variabel kualitas SDM berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja
koperasi.
98
Dengan dukungan kualitas sumber daya manusia yang baik, maka
akan mempengaruhi kinerja organisasi dan manajemennya . Sumber daya
manusia pengelola koperasi adalah Sumber daya atau potensi, atau kekuatan
atau kemampuan yang ada dalam diri manusia koperasi, yang menentukan
sikap dan kualitas manusia koperasi yang mampu berprestasi dan menjadikan
koperasi efektif dan efisiensi serta mandiri. Dalam hal ini sumber daya
manusia berperan dalam meningkatkan kinerja koperasi, dimana kinerja
tersebut dapat berfungsi sebagai pengukur sejauh manakah tujuan organisasi
yang telah ditetapkan oleh manajemen organisasi tersebut tercapai.
Manajemen yang baik akan selalu berusaha meningkatkan usahanya, yang
akhirnya bermuara pada perkembangan usaha yang semakin meningkat.
Melihat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
variabel kualitas SDM terhadap variabel kinerja koperasi, maka seyogyanya
pihak pengelola koperasi diseluruh pesantren di Demak perlu adanya suatu
perhatian tersendiri terhadap kualitas sumber daya manusia yang bertanggung
jawab sebagai pengelola koperasi di pesantren, karena meskipun tidak begitu
besar pengaruhnya, variabel ini akan menentukan kinerja koperasi di
lingkungan pesantren itu sendiri.
Hal ini karena kualitas sumber daya manusia merupakan kunci pokok
dari terwujudnya suatu tujuan. Tanpa di sediakannya sumber daya manusia
yang handal, maka suatu tujuan organisasi itu, dipastikan tidak akan tercapai.
Sebab tercapainya sesuatu itu tergantung pada siapa yang menjalankan. Kalau
saja yang menjalankannya itu tidak handal, maka dipastikan suatu tujuan itu
99
akan tidak terealisasikan. Dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa sebenarnya
kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi pondok pesantren sangat
baik. Dapat dibuktikan dari penelitian persepsi yang diobyekan kepada
pengelola koperasi pondok pesantren, menunjukkan nilai yang sangat baik,
dengan nilai sebesar 4,029 atau dalam penelitian ini dikategorikan ”sangat
baik”. Tetapi pengaruhnya terhadap kinerja koperasi cuma 10% saja.
Hal seperti ini lah yang menjadi perhatian serius. Sebenarnya apa saja
yang menjadi penentu meningkatnya koperasi pondok pesantren itu. Ternyata
di lapangan peneliti dapat menemukan permasalahan serius, yaitu: Pertama,
bahwa ternyata di kalangan koperasi-koperasi pondok pesantren yang ada di
Kabupaten Demak, tidak ada suatu wadah persatuan koperasi seluruh koperasi
pondok pesantren se-Kabupaten Demak. Hal inilah yang menjadi salah satu
pemicu utama tidak majunya kebanyakan koperasi.
Padahal seandainya didirikannya persatuan koperasi pondok
pesantren, akan sangat mungkin terjalinnya suatu kerja sama antar koperasi.
Perserikatan seperti ini sesuai dengan firman allah dalam Q.S. Surat Al shaad:
24.
Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud
100
mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. (QS. Surat Al-Shaad: 24)
Dari ayat di atas diterangkan, bahwa kalau kita mengadakan
perserikatan kita harus dilandasi dengan penuh hati yang iman. Karena
keimanan seseorang juga akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.
Peneliti rasa, kebanyakan semua pengelola koperasi pondok pesantren
menunjukkan kualitas yang sangat baik, sebab mereka semua telah
mempunyai rasa keimanan yang baik.
Kedua. Ternyata kinerja koperasi pondok pesantren, tidak terlalu
pesat, dikarenakan mereka para pengelola kurang mendapatkan pendidikan
tentang koperasi. Oleh sebab itu, seandainya saja semua koperasi pondok
pesantren di Kabupaten Demak mengadakan suatu wadah perserikatan antar
koperasi, maka dimungkinkan, hal-hal seperti ini pasti akan terpecahkan
masalahnya. Dan akhirnya semua koperasi akan maju bersama-sama.
Ketiga. Masalah permodalan, hal inilah yang menjadi masalah klasik
bagi seluruh koperasi pondok pesantren yang ada. Banyak koperasi pondok
pesantren yang tutup, karena disebabkan tidak adanya modal yang mumpuni.
Dari masalah-masalah yang ada, maka seharusnya perserikatan antar
koperasi pondok pesantren harus segera didirikan. Sebab melalui wadah
seperti itu, diharapkan semua kebutuhan koperasi pondok pesantren yang ada
di Kabupaten Demak ini akan terpenuhi. Tidak hanya itu, mereka selalu bisa
mengadakan komunikasi dan kerja sama untuk memajukan koperasi mereka
101
masing-masing. Dan tidak ketinggalan juga Dinas Koperasi dan UMKM pun
akan lebih mudah untuk memantaunya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yakni
Rahman el Junusi dkk dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Komitmen,
Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada
Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang” menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti, dengan
menggunakan alat analisa model SEM (Structural Equation Modeling), yang
dioperasikan melalui program AMOS ( Analysis Of Moment Structure ).
Evaluasi kriteria goodness of fit nya harus (Significaned Prob 05,0 ,
RMSEA 08,0 , GFI 90,0 , AGFI 90,0 , CMIN/DF 00,2 , TLI 95,0 ,
CFI 94,0 .
Penelitian Rakhmawati Patriatiningrum, dalam penelitian skripsinya
yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi
Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD di Kabupaten
Kendal”. Menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-
variabel yang diteliti. Pengujian dengan menggunakan analisis ratio, analisis
regresi sederhana dengan uji koefisien korelasi dan uji koefisien determinasi.
Penelitian Atozisochi, dkk, dalam penelitian yang berjudul
”Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap
Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias”. Juga
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel
yang diteliti.
102
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
beberapa hal sesuai dengan hipotesis sebagai berikut:
5.1.1. Dari kualitas sumber daya pengelola koperasi yang peneliti nilai.
menunjukkan, bahwa kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi
menunjukkan kategori ”sangat baik”. Hal ini ditunjukkan dari penilaian
yang peneliti lakukan. bahwa nilai total rata-rata kualitas sumber daya
manusia adalah 4,029. Nilai tersebut diperoleh dari nilai rata-rata
pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pengelola koperasi.
5.1.2. Sedangkan dari kinerja koperasi yang peneliti nilai. menunjukkan,
bahwa kinerja koperasi pondok pesantren menunjukkan kategori ”baik”.
Hal ini ditunjukkan dari penilaian yang peneliti lakukan. Bahwa nilai
total rata-rata kinerja koperasi adalah 3,624. Nilai tersebut diperoleh dari
nilai rata-rata pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pengelola
koperasi.
5.1.3. Hasil uji pengolahan data dengan menggunakan SPSS
a. Dari hipotesis yang di uji, bahwa hasil analisis peningkatan kualitas
sumber daya manusia pengelola koperasi menunjukkan adanya
pengaruh signifikan terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di
wilayah Kabupaten Demak. Terbukti dari uji parsial variabel
103
independen terhadap variabel dependen menggunakan uji T,
sebagaimana terlihat dalam tabel 4.16 diatas, diketahui bahwa nilai
adalah 2,315 sedangkan nilai adalah 2,011 yang lebih
kecil dibandingkan dengan . Artinya, terdapat pengaruh
signifikan antara variabel kualitas SDM (X) terhadap variabel
kinerja koperasi (Y). Atau dengan kata lain Ha yang berbunyi “Ada
pengaruh kualitas sumber daya manusia (SDM) pengelola Koperasi
terhadap kinerja koperasi pondok pesantren di Kabupaten Demak”
tidak dapat ditolak.
b. Dari hasil analisis data pada tabel 4.17 terlihat bahwa nilai koefisien
determinasi adalah sebesar 0,100, ini artinya bahwa variasi
perubahan variabel kinerja koperasi (Y) dipengaruhi oleh perubahan
variabel bebas kualitas SDM (X) sebesar 10%. Jadi besarnya
pengaruh kualitas SDM terhadap kinerja koperasi adalah sebesar
10%, sedangkan sisanya sebesar 90% dipengaruhi oleh faktor lain
diluar penelitian ini.
c. Kemudian pada tabel 4.14 persamaan regresinya diperoleh koefisien
untuk variabel bebas X = 0,198 dan konstanta sebesar 20,310
sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Y = 20,310 + 0,198 X
Itu artinya besaran pengaruh kualitas sumber daya manusia
pengelola koperasi terhadap kinerja koperasi pondok pesantren
sebesar 19,8%. Atau setiap kualitas sumber daya manusia pengelola
104
koperasi mengalami kenaikan sebesar 0,198 maka kinerja koperasi
pondok pesantrennya mengalami 1 kenaikan.
Hasil uji ini adalah 11 koperasi pondok pesantren yang aktif di
wilayah Kabupaten Demak. Sedangkan jumlah responden yang
diteliti peroleh sebesar 50 responden.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas,
penulis memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan
koperasi pondok pesantren di wilayah Kabupaten Demak, sebagai berikut:
1) Bagi koperasi pondok pesantren di wilayah kabupaten Demak diharapkan
lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena hal tersebut
memiliki andil dalam meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren.
2) Dari keterangan data lapangan bahwa koordinasi / komunikasi antara
Dinas koperasi dan UMKM Kabupaten Demak dengan koperasi pondok
pesantren di wilayah Kabupaten Demak kurang terjalin dengan baik.
Padahal dari hasil penelitian ini komunikasi memiliki andil dalam
meningkatkan kinerja koperasi pondok pesantren. Dengan adanya hal
tersebut, maka diharapkan Dinas yang bersangkutan bisa memberikan
jembatan dalam pelayanan terhadap koperasi pondok pesantren yang
membutuhkan bimbingan.
3) Bagi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak untuk mendata ulang
kembali, semua koperasi pondok pesantren yang ada di wilayah
105
Kabupaten Demak lengkap dengan alamat serta jumlah pengurus dan
anggotanya , supaya mempermudah pemantauan perkembangan koperasi
pondok pesantren di wilayah Kabupaten Demak. Hal ini juga akan
mempermudah dalam penelitian berikutnya.
4) Untuk semua koperasi pondok pesantren yang ada di Kabupaten Demak.
Diharapkan untuk menghidupkan/mendirikan persatuan koperasi pondok
pesantren se-Kabupaten Demak. Hal ini sangat penting karena dapat
menjadi wahana komunikasi dan kerja sama antar koperasi pondok
pesantren khususnya di Kabupaten Demak.
5) Untuk peneliti berikutnya, supaya bisa menambah variabel yang lainnya.
Sebab variabel kualitas sumber daya manusia yang peneliti gunakan
sebagai variabel bebas hanya memiliki kontribusi 10 % mempengaruhi
variabel kinerja. Dan 90% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
5.3 Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: ” PENGARUH
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENGELOLA
KOPERASI TERHADAP KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN
DI KABUPATEN DEMAK”. Shalawat serta salam semoga tatap tercurah
kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya
kelak di hari kiamat.
106
Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah berusaha
semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan
dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan
datang untuk mencapai kesempurnaan.
Semoga skripsi ini dapat diterima untuk memperoleh, dan melengkapi
syarat-syarat memperoleh gelar strata 1 (satu). Akhirnya penulis hanya
berharap semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin.
107
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad S. Ruky, SDM Berkualitas Mengubah VISI Menjadi REALITAS, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003
Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta: BPFE UGM, 2000.
Atozisochi, dkk, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Pengelola Koperasi Terhadap Perkembangan Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Nias.
Basu Swastha, pengantar bisnis modern, Yogyakarta, Liberty, 2002
G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta, PT RINEKA CIPTA, 2005
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, STIE YKPN, 2004
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia , Jakarta, PT Gramedia 2004
Imam ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progam Spss: Semarang, badan penerbit Undip, 2002.
Jonathan Sarwono, Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, Yogyakata: Graha Ilmu, 2006
John R schermenharn, Menejemen,Yogyakarta: penerbit andi, 2003,
J. Supranto, Statistik, Jakarta, Erlangga, 1998
J. Winardi, Motivasi Dan Pemotivasian, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007
M. Burhan bungin, Metodoogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, Prenada Media Groub, 2005
M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Menejemen Pondok Pesantren, Jakarta, DIVA PUSTAKA, 2003
M. Umer Chapra, Islam Dan Pembangunan Ekonomi, Depok: GEMA INSANI, 2005
Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, Sidoarjo, Masmedia Pustaka, 2007
Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta, PT RINEKA CIPTA, 2007
108
Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I, Evaluasi Program Pendidikan dan Latihan Pada Koperasi Pondok Pesantren, 2006
Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pndok Pesantren, Deartemen Agama RI, Jakarta, 2003
PN BALAI PUSTAKA, Pengetahuan Perkoperasian: Jakarta, 1981
Rakhmawati Patriatiningrum, Analisis Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Koperasi Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Usaha Pada KUD Di Kabupaten Kendal Tahun 2004 -2005, UNNES, 2007.
Rr. Suhartini, “Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren”, dalam A. Halim et al., Manajeman Pondok Pesantren ,Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005
Rahman el Junusi dkk, Analisis Komitmen, Orientasi Pasar Dan Kemampuan Berinovasi Serta Pengaruhnya Pada Kinerja Koperasi Pondok Pesantren Di Kota Semarang, IAIN Walisongo Semarang, 2009.
Sudarsono, Edilius, koperasi dalam teori dan praktek, Jakarta, PT. Renika Cipta, 2005
Sukanto Reksohadiprodjo, Menejemen Koperasi, Yogyakarta, BPFE, 1988
Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 1999.
S.P. Siagian, Teknik Menumbuhkan Dan Memelihara Perilaku Organisasional, Jakarta,CV Haji Masagung, 1987
Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktik Kepemimpinan, Jakarta, RINEKA CIPTA, 1991, h. 115
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008
Sudjana.. Metoda Statistika: Bandung, 1992
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008
Tati Suhartati Joesron, Manajemen Strategik Koperasi, Yogyakara, 2005
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2005)
109
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, GEMA INSANI, 2002
Wibowo, Menejemen Kinerja, Jakarta, PT.Raja Grafindo
http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov-smirnov-one-sample- kolmogorov-smirnov-test/, before uji asumsi klasik (classic assumption test) September 12, 2008
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.pdf
http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-kinerja.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2113811-pengertian-kinerja/
110
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang membuat daftar riwayat hidup ini :
1. Nama Lengkap : MUKHAMAD KASANNUDIN
2. NIM : 072411045
3. Tempat / Tanggal Lahir : Kendal, 11 Juli 1988
4. Nama Orang Tua : Sugondo
5. Alamat Asal : Ds Tanjungmojo, Kec. Kangkung, Kab. Kendal
6. Alamat Sekarang : Ds Tanjungmojo, Kec. Kangkung, Kab. Kendal
7. Riwayat pendidikan :
A. SDN 02 Tanjungmojo lulus tahun 2001
B. MTs NU Nurul Huda lulus tahun 2004
C. MA NU Nurul Huda lulus tahun 2007
D. IAIN Walisongo Fakultas Syari’ah Semarang lulus tahun 2011
8. Pengalaman Organisasi :
A. Pengurus IPNU Komisariat MA NU Nurul Huda Kota Semarang
2004-2005. (Wakil Sekretaris)
B. Pengurus IPNU PAC TUGU Kota Semarang 2008-2009 (Departeman
Kewirausahaan).
C. Pengurus KNPI TUGU Kota Semarang 2008-2013.
D. Ikatan anak asuh YKAI – COLRUYT ( IAYC ) 2009-2010. ( Ketua).
Semarang,
Penulis
Mukhamad Kasannudin NIM. 072411045