pengaruh konseling kelompok trait and factor …lib.unnes.ac.id/26990/1/1301412081.pdf · studi...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KONSELING KELOMPOK TRAIT ANDFACTOR TERHADAP KEMAMPUAN DALAM
MENGATASI KESULITAN PERENCANAAN KARIRSISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 3 MAGELANG
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
olehYenni Rakhmi Kurniasih
1301412081
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2016
i
PENGARUH KONSELING KELOMPOK TRAIT ANDFACTOR TERHADAP KEMAMPUAN DALAM
MENGATASI KESULITAN PERENCANAAN KARIRSISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 3 MAGELANG
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
olehYenni Rakhmi Kurniasih
1301412081
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2016
i
PENGARUH KONSELING KELOMPOK TRAIT ANDFACTOR TERHADAP KEMAMPUAN DALAM
MENGATASI KESULITAN PERENCANAAN KARIRSISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 3 MAGELANG
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
olehYenni Rakhmi Kurniasih
1301412081
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2016
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Pemahaman diri dan lingkungan kerja yang mendalam akan mendukung
perencanaan karir secara optimal”. (Yenni, 2016)
Persembahan,
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Almamater Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Konseling Kelompok Trait and Factor terhadap
Kemampuan dalam Mengatasi Kesulitan Perencanaan Karir Siswa Kelas XII di
SMA Negeri 3 Magelang”. Penyelesaian skripsi ini dimaksudkan untuk
melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa Konseling Kelompok Trait and
Factor dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan perencanaan karir siswa.
Penyusunan skripsi ini didasarkan atas pelaksanaan penelitian eksperimen yang
dilakukan dalam suatu prosedur yang terstruktur dan terencana. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan skripsi ini bukan hanya atas kemampuan dan usaha
penulis semata. Namun berkat rahmat Allah SWT dan bantuan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah emmberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi
di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian untuk
penyelesaian skripsi ini.
vii
3. Drs. Eko Nusantara, M. Pd., Kons. Ketua Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan dan arahan selama pendidikan.
4. Drs. Heru Mugiarso, M.Pd, Kons sebagai penguji utama dalam
pelaksanaan ujian skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang
bermanfaat kepada penulis.
5. Dra. Sinta Saraswati, M. Pd., Kons. Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, dan arahannya.
6. Dra. Ninik Setyowani, M. Pd. Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan masukan dan arahannya.
7. Seluruh bapak dan ibu dosen Bimbingan dan Konseling yang telah banyak
memberikan bimbingan dan Ilmu kepada peneliti selama menempuh
pendidikan.
8. Kedua orang tua saya Ibu Sumirah dan Bapak Saiman S.IP yang selalu
mendukung, memotivasi, dan mendoakan saya tanpa lelah untuk
keberhasilan putrinya. Serta kedua kakak saya Wasis Dasa Nugraha dan
Gani Indrianto yang tanpa lelah memberikan semangat.
9. Ibu Turhastuti selaku guru koordinator BK di SMA N 3 Magelang yang
telah membantu penulis melaksanakan penelitian di sekolah
10. Anggota konseling kelompok yang sudah mau bekerjasama untuk
melaksanakan penelitian ini
viii
11. Teman-temanku yaitu Leni, Uyun, Jijah, Mae, Afri, Kholik, Yanu,
Errvyna dan Virdha yang telah selalu mendukung dan membantu saya
selama masa perkuliahan.
12. Teman-teman kost KMD Team yang senantiasa mendengarkan keluh
kesah dan tetap memberikan saya semangat di saat susah maupun senang.
13. Sahabat-sahabat saya Hanifah, Wira, Petri, Riska, Amalia, Nisa, Nunu,
Nana, dan Oca yang telah mendampingi dan mendukung saya selama
hampir 7 tahun.
14. Teman-teman mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri
Semarang angkatan 2012 atas segala bantuan dan dukungannya.
15. Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat
kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga
hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, September 2016
Penulis
ix
ABSTRAK
Kurniasih, Yenni Rakhmi. 2016. Pengaruh Konseling Kelompok Trait and Factorterhadap Kemampuan dalam Mengatasi Kesulitan Perencanaan Karir SiswaKelas XII di SMA Negeri 3 Magelang. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan KonselingFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. SintaSaraswati, M.Pd., Kons dan Dra. Ninik Setyowani, M. Pd.
Kata kunci : Konseling kelompok, trait and factor, perencanaan karir
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang ada di SMANegeri 3 Magelang yang menunjukkan bahwa siswa kelas XII mengalamikesulitan karir yang tinggi, khususnya mengenai perencanaan karir. Melaluikonseling kelompok trait and factor diharapkan dapat mengurangi kesulitanperencanaan karir siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk; (1) mengetahuiperencanaan karir siswa sebelum diberikan konseling kelompok trait and factor.(2) mengetahui perencanaan karir siswa setelah diberikan konseling kelompoktrait and factor. (3) membuktikan pengaruh konseling kelompok trait and factorterhadap kemampuan dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir.
Metode yang digunakan adalah metode pre-experimental design, denganmenggunakan One group pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakanpurposive sampling dengan subyek penelitian sebanyak 7 siswa yang memilikimasalah karir paling tinggi. Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakanrumus product moment dan rumus alpha. Analisis data menggunakan analisisdeksriptif persentase dan uji wilcoxon.
Perencanaan karir sebelum diberikan konseling kelompok trait and factormemiliki rata-rata 64,54% termasuk kategori sedang. Sedangkan perencanaankarir setelah diberikan konseling kelompok trait and factor memiliki rata-rata74,28% termasuk kategori tinggi. Berdasarkan hasil uji wilcoxon dengan tarafkesalahan 5% diketahui thitung lebih kecil dari ttabel (0<2) maka ha diterima.Artinya konseling kelompok trait and factor berpengaruh terhadap kemampuandalam mengatasi kesulitan perencanaan karir siswa.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERSETUJUAN JUDUL SKRIPSI ................................................................... ii
PENGESAHAN.................................................................................................. iii
PERNYATAAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... v
PRAKATA.......................................................................................................... vi
ABSTRAK.......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xvii
BAB 1 PEDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................................ 8
1.4.2 Manfaat Praktis.......................................................................................... 8
1.5 Sistematika Skripsi ...................................................................................... 9
1.5.1 Bagian Awal Skripsi .................................................................................. 9
1.5.2 Bagian Isi .................................................................................................. 9
1.5.3 Bagian Akhir ............................................................................................. 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 11
2.2 Kemampuan dalam Mengatasi Kesulitan Perencanaan Karir...................... 14
2.2.1 Masalah dalam Perencanaan Karir ............................................................ 14
2.2.2 Perencanaan Karir...................................................................................... 16
2.2.2.1 Definisi Perencanaan Karir.................................................................... 16
xi
2.2.2.2 Tujuan Perencanaan Karir ..................................................................... 19
2.2.2.3 Aspek-aspek dalam Perencanaan Karir ................................................. 20
2.2.2.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perencanaan Karir ................ 22
2.3 Konseling Kelompok Trait and Factor ....................................................... 24
2.3.1 Konseling kelompok .................................................................................. 24
2.3.1.1 Definisi Konseling Kelompok ................................................................ 24
2.3.1.2 Tujuan Konseling Kelompok ................................................................. 26
2.3.1.3 Prosedur Pelaksanaan........................................................................... 27
2.3.2 Konseling Trait and Factor ....................................................................... 31
2.3.2.1 Definisi Konseling Trait and Factor ..................................................... 31
2.3.2.2 Asumsi dasar Trait and Factor.............................................................. 33
2.3.2.3 Hakekat Manusia................................................................................... 35
2.3.2.4 Proses Konseling Trait and Factor ....................................................... 36
2.3.3 Rancangan Prosedur Konseling Kelompok Trait and Factor ................... 38
2.4 Pengaruh Konseling Kelompok Trait and Factor terhadap Kemampuan
dalam Mengatasi Kesulitan Perencanaan Karir ........................................... 39
2.5 Hipotesis ..................................................................................................... 43
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 44
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 45
3.2 Desain Penelitian ......................................................................................... 46
3.3 Variabel Penelitian....................................................................................... 53
3.3.1 Identifikasi Variabel................................................................................... 53
3.3.2 Hubungan Antar Variabel .......................................................................... 54
3.3.3 Definisi Operasional Variabel.................................................................... 54
3.4 Subjek Penelitian ......................................................................................... 57
3.5 Teknik Pengumpulan Data............................................................................ 58
3.5.1 Skala Psikologis ......................................................................................... 58
3.6 Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 62
3.6.1 Validitas ..................................................................................................... 62
3.6.2 Reliabilitas ................................................................................................. 64
3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................... 66
xii
3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ................................................................... 66
3.7.2 Analisis Kuantitatif .................................................................................... 68
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 70
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 70
4.1.1 Perencanaan Karir Siswa XII SMA Negeri 3 Magelang Sebelum Diberikan
Konseling Kelompok Trait and Factor .............................................................. 70
4.1.2 Perencanaan Karir Siswa Kelas XII SMA Negeri 3 Magelang Setelah
Diberikan Konseling Kelompok Trait and Factor ............................................. 75
4.1.3 Pengaruh Konseling kelompok Trait and Factor terhadap Kemampuan
dalam Mengatasi Kesulitan Perencanaan Karir Siswa Kelas XII SMA Negeri 3
Magelang............................................................................................................. 79
4.1.4 Analisis Uji Wilcoxon................................................................................ 103
4.1.5 Deskripsi Pelaksanaan Konseling Kelompok Trait and Factor ................ 104
4.2 Pembahasan................................................................................................... 117
4.3 Keterbatasan Penelitian................................................................................. 124
BAB 5 PENUTUP .............................................................................................. 125
5.1Simpulan ........................................................................................................ 125
5.2 Saran ............................................................................................................ 125
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 127
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tabel Rancangan Prosedur Konseling Kelompok Trait and Factor ............ 393.1 Operasionalisasi Konseling Kelompok Trait and Factor ............................ 483.2 Daftar Subjek Penelitian ............................................................................... 583.3 Kategori Jawaban Skala Psikologi................................................................ 593.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian....................................................................... 603.5 Hasil Uji Reliabilitas..................................................................................... 653.6 Kriteria penilaian Tingkat Kesulitan Perencanaan Karir .............................. 673.7 Tabel Penolong untuk Uji Wilcoxon ............................................................. 684.1 Hasil Pretest Perencanaan Karir Siswa Sebelum diberikan KonselingKelompok Trait and Factor................................................................................ 694.2 Rata-rata Perencanaan Karir Siswa Tiap Indikator Sebelum diberikan LayananKonseling Kelompok Trait and Factor .............................................................. 714.3 Hasil Posttest Perencanaan Karir Siswa Setelah diberikan KonselingKelompok Trait and Factor................................................................................ 734.4 Rata-rata Perencanaan Karir Siswa Tiap Indikator Setelah diberikan KonselingKelompok Trait and Factor................................................................................ 754.5 Peningkatan Perencanaan Karir Siswa Sebelum dan Sesudah diberikanKonseling Kelompok Trait and Factor ............................................................. 774.6 Hasil Persentase Skor Tiap Indikator Perencanaan Karir Siswa Sebelum danSesudah diberikan Konseling Kelompok Trait And Factor ............................... 794.7 Hasil Pretest dan Posttest Persentase Skor pada Indikator MempelajariInformasi Karir.................................................................................................... 814.8 Hasil Pretest dan Posttest Persentase Skor pada Indikator MembicarakanKarir dengan Orang Dewasa. .............................................................................. 834.9 Hasil Pretest dan Posttest Persentase Skor pada Indikator MengikutiPendidikan Tambahan atau Kursus untuk Menambah Pengetahuan TentangKeputusan Karir. ................................................................................................. 854.10 Hasil Pretest dan Posttest Persentase Skor pada Indikator Berpartisipasidalam Kegiatan Ekstrakulikuler.......................................................................... 874.11 Hasil Pretest dan Posttest Persentase Skor pada Indikator MengikutiPelatihan-Pelatihan Berkaitan dengan Pekerjaan yang Diinginkan.................... 894.12 Hasil Pretest dan Posttest Persentase Skor pada Indikator MengetahuiKondisi Pekerjaan yang Diinginkan ................................................................... 914.13 Hasil Persentase Skor Pretest dan Posttest pada Indikator MengetahuiPersyaratan Pendidikan untuk Pekerjaan yang diinginkan ................................. 93
xiv
4.14 Hasil Persentase Skor Pretest dan Posttest Pada Indikator DapatMerencanakan Apa yang Harus Dilakukan Setelah Tamat Sekolah .................. 954.15 Hasil Persentase Skor Pretest dan Posttest pada Indikator Mengetahui Caradan Kesempatan Memasuki Dunia Kerja yang Diinginkan................................ 974.16 Hasil Persentase Skor Pretest dan Posttest pada Indikator Mampu MengaturWaktu Luang Secara Efektif ............................................................................... 994.17 Hasil Uji Wilcoxon ...................................................................................... 1014.18 Pelaksanaan Konseling Kelompok Trait and Factor.................................. 1034.19 Hasil Keseluruhan Konseling Kelompok Trait and Factor........................ 112
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir......................................................................................... 423.1 Desain Penelitian Eksperimen ...................................................................... 463.2 Hubungan Antar variabel .............................................................................. 543.3 Prosedur Penyusunan Instrumen................................................................... 594.1 Grafik Persentase Skor Perencanaan Karir Sebelum diberikan LayananKonseling Kelompok Trait and Factor .............................................................. 704.2 Grafik Persentase Skor Perencanaan Karir Siswa Tiap Indikator Sebelumdiberikan Layanan Konseling Kelompok Trait and Factor................................ 724.3 Grafik Persentase Skor Perencanaan Karir Siswa Setelah diberikan KonselingKelompok Trait and Factor................................................................................ 744.4 Grafik Persentase Skor Perencanaan Karir Siswa Tiap Indikator Setelahdiberikan Konseling Kelompok Trait and Factor .............................................. 764.5 Persentase Perencanaan Karir Siswa Sebelum dan Sesudah diberikanKonseling Kelompok Trait and Factor .............................................................. 784.6 Persentase Skor Tiap Indikator Perencanaan Karir Siswa Sebelum danSesudah diberikan Konseling Kelompok Trait and Factor ................................ 804.7 Grafik Peningkatan pada Indikator Mempelajari Informasi Karir................ 824.8 Grafik Peningkatan Pada Aspek Membicarakan Karir dengan Orang Dewasa 844.9 Grafik Peningkatan Pada Indikator Mengikuti Pendidikan Tambahan atauKursus untuk Menambah Pengetahuan tentang Keputusan Karir. ..................... 864.10 Grafik Peningkatan Pada Indikator Berpartisipasi dalam KegiatanEkstrakulikuler .................................................................................................... 884.11 Grafik Peningkatan Pada Indikator Mengikuti Pelatihan-Pelatihan Berkaitandengan Pekerjaan yang Diinginkan..................................................................... 904.12 Grafik Peningkatan pada Indikator Mengetahui Kondisi Pekerjaan yangdiinginkan ........................................................................................................... 924.13 Grafik Peningkatan ada Indikator Mengetahui Persyaratan Pendidikan untukPekerjaan yang diinginkan .................................................................................. 944.14 Grafik Peningkatan Pada Indikator Dapat Merencanakan Apa yang HarusDilakukan Setelah Tamat Sekolah ...................................................................... 964.15 Grafik Peningkatan Pada Indikator Mengetahui Cara dan KesempatanMemasuki Dunia Kerja yang diinginkan ............................................................ 984.16 Grafik Peningkatan Pada Indikator Mampu Mengatur Waktu Luang SecaraEfektif ................................................................................................................. 100
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Analisis AUM Bidang Karir Kelas XII SMA Negeri 3 Magelang...... 1302. Pedoman Wawancara.................................................................................... 1313. Grafik Hasil AUM Setiap Kelas ................................................................... 1324. Kisi-kisi Skala Perencanaan Karir Siswa (tryout)......................................... 1405. Instrumen Skala Perencanaan Karir (tryout)................................................. 1456. Data Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 1527. Kisi-kisi Skala Perencanaan Karir ................................................................ 1578. Instrumen Skala Perencanaan Karir .............................................................. 1609. RPL Konseling Kelompok............................................................................ 16510. Tabel Hasil Evaluasi Penilaian Segera (Laiseg) ........................................... 18611. Tabulasi Hasil Pretest ................................................................................... 19312. Tabulasi Hasil Posttest.................................................................................. 19413. Dokumentasi ................................................................................................. 19514. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian............................................. 197
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU No. 20 Tahun 2007 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari tujuan pendidikan nasional di
atas sudah jelas bahwa tujuan tersebut sejalan dengan tugas dari guru BK. Tugas guru
BK yaitu memberikan layanan guna mengoptimalkan perkembangan dan
memandirikan siswa dalam pengambilan keputusan dalam bidang karir.
Tidak dapat dipungkiri bahwa karir merupakan salah satu aspek kehidupan
yang sangat penting. Karir merupakan suatu rangkaian yang dicapai seseorang dalam
kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku, dan motivasi dalam
hidup. Untuk mencapai karir yang sesuai dengan harapan diperlukan kemampuan
dalam perencanaan karir. Perencanaan karir merupakan salah satu faktor penentu
kehidupan individu dan kecakapan individu dalam pengambilan keputusan.
1
2
Menurut Supriatna (2009: 49) perencanaan karir adalah aktivitas siswa yang
mengarah pada keputusan karir masa depan. Aktivitas perencanaan karir sangat
penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam menempuh karir
masa depan. Program perencanaan karir diasumsikan dapat mengurangi tingkat stress
pada remaja selama eksplorasi karir dan pengambilan keputusan (Witko, et, al, 2005).
Dalam menentukan tujuan karir, siswa harus memiliki perencanaan karir yang
matang. Menurut Parsons, dalam Zunker (1989:20) merumuskan perencanaan karir
sebagai proses yang harus dilalui sebelum pemilihan karir. Ada 3 aspek yang harus
dimiliki dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu (1) pengetahuan dan
pemahaman diri, (2) pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, (3) penalaran yang
realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan
pengetahuan dan pemahaman dunia kerja.
Jika dilihat dari tugas perkembangan individu yang memiliki rentang usia 15-
18 tahun menurut Super, dalam Winkel dan Hastuti (2006) remaja memiliki tugas
perkembangan yang disebut crystallization, yaitu remaja memiliki tugas
perkembangan untuk merumuskan gagasan tentang pekerjaan yang sesuai untuk
dirinya. Masa remaja merupakan masa yang sangat berpengaruh dalam menentukan
kehidupan di masa depan. Perilaku dan aktivitas yang dilakukan oleh remaja menjadi
modal penting untuk mengukur kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Namun, fenomena yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa individu
di usia remaja atau seusia SMA belum memiliki perencanaan karir yang matang.
3
Bahkan mereka juga belum memikirkan rencana untuk masa depan mereka sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK di SMA N 3 Magelang bahwa siswa
hanya memilih jurusan dan universitas berdasarkan tingkat popularitas dari
universitas tertentu saja tanpa mempertimbangkan berbagai aspek yang ada pada
dirinya sendiri dan pendapat keluarga. Sehingga pada SNMPTN banyak siswa yang
tidak diterima, meskipun ada beberapa siswa yang diterima, namun karena mereka
memilih jurusan dan universitas tanpa pertimbangan orang tua sehingga mereka
menolak jurusan tersebut. Selain itu menurut data AUM, 52,8% permasalahan yang
dialami siswa merupakan masalah karir. Di mana pada bidang karir terdapat 5
indikator dan masalah. Dari ke 5 indikator tersebut, berikut merupakan persentase
dari tiap indikator dari yang tertinggi ke terendah. Indikator tertinggi dengan
persentase 58,5% yakni siswa kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang
lapangan pekerjaan dan seluk beluk jenis-jenis pekerjaan. Kemudian 51,6% siswa
belum mengetahui bakat diri sendiri untuk jabatan/pekerjaan apa. 45,6% siswa belum
mampu memikirkan dan memilih pekerjaan yang akan dijabat nantinya. 31,3% siswa
ingin memperoleh bantuan dalam mendapatkan pekerjaan sambilan untuk melatih diri
bekerja sambil sekolah. Kemudian indikator yang memiliki persentase terendah
sebesar 29,4% yakni siswa khawatir akan pekerjaan yang dijabatnya nanti; jangan-
jangan memberikan penghasilan yang tidak mencukupi. Dari data tersebut terlihat
bahwa permasalahan yang paling banyak dialami siswa merupakan masalah yang
4
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan siswa mengenai bakat diri sendiri dan jenis-
jenis pekerjaan.
Dari fenomena di atas, maka siswa perlu diberikan layanan yang dapat
membantu mereka dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir. Salah satu layanan
dalam bimbingan dan konseling yang sesuai dengan fenomena tersebut yakni dengan
menggunakan konseling kelompok dengan pendekatan trait and factor. Karena trait
and factor merupakan salah satu corak konseling yang menekankan pemahaman diri
melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan
beraneka problem yang dihadapi, terutama menyangkut pilihan program studi
dan/atau bidang pekerjaan (Winkel dan Hastuti, 2006:407). Konseling trait and
factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis
untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri atau dimensi
kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau
kegagalan seseorang dalam memangku jabatan dan mengikuti program studi. Pada
dasarnya teori trait and factor menyatakan bahwa kemampuan perencanaan karir
individu sangat ditentukan oleh kesesuaian antara kemampuan, minat, prestasi, dan
kepribadian dengan dunia kerja. Pendekatan trait and factor lebih berfokus pada
pembuatan perencanaan karir untuk menentukan pemilihan karir individu secara
spesifik sebagai kriteria keberhasilan karir dimasa depan.
Oleh karena itu, konseling trait and factor dirasa sesuai dengan fenomena
yang terjadi pada siswa kelas XII di SMA N 3 Magelang karena dapat menggunakan
5
data-data yang berkaitan dengan siswa yang memiliki kesulitan dalam perencanaan
karirnya. Data-data yang digunakan yakni data tentang diri sendiri yang meliputi
kemampuan intelektual, bakat khusus, minat, harapan, cita-cita, keterampilan, dll
yang dapat dicari dengan melalui alat-alat tes maupun non tes. Kemudian fakta
tentang keluarga dekat dan lingkungan hidup. Informasi ini dapat berupa harapan
keluarga, kemampuan ekonomi keluarga, ciri khas setiap program studi, dan
kualifikasi jurusan maupun universitas. Dengan data-data tersebut dapat
memudahkan siswa untuk lebih memahami dirinya yang kemudian disesuaikan
dengan pengetahuannya mengenai lingkungan program studi yang akan diambil,
sehingga siswa dapat memiliki berbagai alternatif dalam perencanaan karirnya di
masa mendatang.
Konseling kelompok merupakan bentuk khusus dari layanan konseling yaitu
wawancara konseling antara konselor profesional dengan beberapa orang sekaligus
yang tergabung dalam suatu kelompok kecil (Winkel dan Hastuti, 2006:589).
Konseling kelompok adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di
dalam suasana kelompok. Di sana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang
diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka,
dan penuh keakraban (Prayitno, 2004). Pada konseling kelompok menekankan
pemahaman diri dan penerapan pemahaman dalam memecahkan program-program
yang dihadapi, terutama menyangkut pilihan program studi dan bidang pekerjaan
nantinya. Menurut Gazda, dalam Wibowo (2005:33) bahwa konseling kelompok
6
dapat digunakan untuk membantu individu dalam menyeleseikan tugas-tugas
perkembangan dalam tujuh bidang, yaitu psikososial, vokasional, kognitif, fisik,
seksual, moral, dan afektif. Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa salah satu
kegunaan dari konseling kelompok yakni menyeleseikan masalah yang berkenaan
dengan vokasional atau karir.
Oleh karena itu, konseling kelompok menjadi salah satu layanan yang dapat
digunakan untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir.
Karena memang sulit bagi guru BK jika harus mengkonseling siswa yang terlalu
banyak di sekolah. Dapat diketahui bahwa satu guru BK mengampu sejumlah siswa
satu angkatan sebanyak 217 siswa. Apabila layanan diberikan secara individu,
tentunya tidak semua siswa mendapatkan kesempatan untuk melakukan konseling
dikarenakan keterbatasan waktu. Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Wibowo
(2005:41) bahwa salah satu kekuatan dari konseling kelompok adalah kepraktisan. Di
mana dalam waktu yang singkat guru BK dapat berhadapan dengan sejumlah siswa di
dalam kelompok kecil dalam upaya untuk pengatasan masalah.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut
mengenai pengaruh konseling kelompok trait and factor terhadap kesulitan
perencanaan karir siswa. Oleh karena itu, diperlukan penelitian kuantitatif dengan
teknik eksperimen yang lebih mendalam mengenai pengaruh konseling kelompok
trait and factor terhadap kemampuan dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir
siswa kelas XII di SMA Negeri 3 Magelang.
7
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh konseling
kelompok trait and factor terhadap kemampuan dalam mengatasi kesulitan
perencanaan karir siswa di SMA Negeri 3 Magelang. Dengan adanya penelitian ini,
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatasi kesulitan
perencanaan karirnya, terutama yang berkaitan dengan pemilihan jurusan dan
universitas. Sehingga kedepannya, siswa dapat lebih memahami diri dan lingkungan
yang nantinya dapat membantu mereka membuat alternatif-alternatif pilihan yang
berkaitan dengan perencanaan karir.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini berfokus pada perencanaan karir di SMA Negeri 3 Magelang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah perencanaan karir siswa kelas XII sebelum diberikan
konseling kelompok trait and factor di SMA Negeri 3 Magelang?
b. Bagaimanakah perencanaan karir siswa kelas XII setelah diberikan
konseling kelompok trait and factor di SMA Negeri 3 Magelang?
c. Adakah pengaruh konseling kelompok trait and factor terhadap
kemampuan dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir siswa kelas XII
di SMA Negeri 3 Magelang?
8
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penyelenggaraan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perencanaan karir siswa kelas XII sebelum diberikan
konseling kelompok trait and factor di SMA Negeri 3 Magelang.
b. Untuk mengetahui perencanaan karir siswa kelas XII setelah diberikan
konseling kelompok trait and factor di SMA Negeri 3 Magelang.
c. Untuk membuktikan pengaruh dari konseling kelompok trait and factor
terhadap kemampuan dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir siswa
kelas XII di SMA Negeri 3 Magelang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
kajian bimbingan dan konseling di sekolah terkait dengan teknik konseling kelompok
trait and factor dalam meningkatkan perencanaan karir siswa.
1.4.2 Manfaat Praksis
Adapun manfaat praksis dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
9
a. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan mampu mengatasi kesulitan
perencanaan karir siswa dan pengetahuan mengenai karir yang akan
ditekuni di masa depan.
b. Bagi Guru Bimbingan Konseling, penelitian ini merupakan langkah
peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kampus
dalam rangka ikut berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
1.5 Sistematika Skripsi
Di dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan sistematika sebagai
berikut:
1.5.1 Bagian Awal Skripsi
Bagian ini berisi halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, abstrak,
halaman motto dan persembahan, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
daftar lampiran.
1.5.2 Bagian Isi
Bab 1 pendahuluan membahas tentang gambaran umum penelitian yang
meliputi latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan garis besar sistematika skripsi.
10
Bab 2 berisi kajian teori yang melandasi judul skripsi dan akan membahas
penelitian terdahulu, konsep perencanaan karir, konseling kelompok, dan konseling
trait and factor.
Bab 3 menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini yang
terdiri atas jenis penelitian, desain penelitian, variabel prenelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data, dan teknik analisis data.
Bab 4 menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh
konseling kelompok trait and factor terhadap kesulitan perencanaan karir di SMA N
3 Magelang serta keterbatasan dalam penelitian ini.
Bab 5 merupakan interpretasi atau simpulan dari pembahasan penelitian dan
saran-saran yang diberikan oleh peneliti.
1.5.3 Bagian Akhir Skripsi
Bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung
penelitian ini.
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada berbagai sumber untuk menguatkan teori yang
digunakan dalam penelitian ini. Dengan adanya penelitian terdahulu diharapkan dapat
membantu peneliti untuk memperoleh data, informasi atau teori yang berkaitan
dengan judul yang akan diteliti. Berikut penelitian terdahulu yang digunakan peneliti
untuk memperkuat teori:
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Johnson et al., (2002)
menunjukan secara signifikan adanya peningkatan pemahaman tentang pekerjaan dan
keputusan karir yang dibuat secara mandiri oleh mahasiswa. Kondisi tersebut
memiliki makna bahwa dengan dengan adanya pelatihan karir dan perencanaan hidup
(life planning) dengan pendekatan trait and factor dapat membantu mahasiswa untuk
memiliki perencanaan hidup dan keputusan yang berkaitan dengan karir. Hasil dari
penelitian di atas menunjukkan bahwa dengan pendekatan trait and factor dapat
meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan masa depan mereka khususnya
tentang karir. Mulai dari perencanaan hingga membuat keputusan karir.
Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini merupakan
penelitian lanjutan yang akan difokuskan kepada perencanaan karir menggunakan
konseling kelompok trait and factor pada siswa kelas XII SMA Negeri 3 Magelang.
11
12
Sedangkan hasil penelitian Witko et al., (2005) menunjukan bahwa
perencanaan karir sangat penting bagi siswa SMA. Individu yang berperan besar
membantu siswa dalam perencanaan karirnya adalah orang tua. Selain itu, kegiatan-
kegiatan yang siswa lakukan untuk membantu merencanakan karir berupa mencari
informasi, melakukan konseling karir, dan menambah pengalaman yang berkaitan
dengan karir.
Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa perencanaan karir sangat
penting bagi siswa SMA. Salah satu personil yang berperan dalam perencanaan karir
siswa di sekolah yakni guru BK. Maka dari itu, seyogyanya seorang guru BK harus
memiliki kemampuan untuk membantu siswa dalam merencanakan karirnya. Apabila
guru BK tidak memiliki kemampuan tersebut, maka siswa diasumsikan akan
kesulitan merencanakan karir dan mengambil keputusan terkait dengan karirnya
tersebut.
Salah satu tujuan penelitian Witko et al., (2005) menekankan pada kegiatan-
kegiatan yang dilakukan siswa untuk membantu perencanaan karir. Salah satu bentuk
kegiatan tersebut berupa konseling karir. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti ini, difokuskan pada layanan yang akan diberikan kepada siswa dalam
mengatasi kesulitan perencanaan karir yakni dengan konseling karir trait and factor
dengan format kelompok.
Sedangkan Rogers, M.E., Creed, P.A., Glendon, A.I. (2008) mengatakan
bahwa kepribadian dan dukungan memiliki hubungan dengan proses pemilihan karir
13
baik secara langsung maupun tidak langsung dan tingkat perencanaan tinggi ketika
tujuan yang hendak dicapai dan dukungan sosial yang didapat tinggi.
Kepribadian siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seorang
remaja dalam membuat perencanaan karir yang matang. Kepribadian berpengaruh
terhadap kesiapan siswa untuk memasuki babak baru dikehidupannya yang berkaitan
dengan karir. Ketidaksiapan siswa dapat membuat siswa kesulitan dalam
merencanakan karir. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang berfokus pada
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam hal merencanakan karirnya. Oleh
karena itu, peneliti ingin membantu siswa dalam mengatasi kesulitan yang berkaitan
dengan karir dengan konseling kelompok dengan pendekatan trait and factor.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati dan Mahmudi (2015)
menunjukkan bahwa pendekatan trait and factor dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam mengambil keputusan pemilihan jurusan. Sedangkan pemilihan jurusan
merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam merencanakan karir siswa. Dengan
demikian, penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan riset lanjutan
dalam kaitannya dengan pendekatan trait and factor. Hanya saja fokus yang dipilih
peneliti berupa konseling kelompok trait and factor sebagai upaya dalam mengatasi
kesulitan perencanaan karir siswa.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lasmawanti, Yakub, dan Asyari (2015)
hasil dari penelitian tersebut yaitu terjadi peningkatan sebelum dan sesudah diberikan
layanan informasi tentang pemahaman karir. Hal ini menunjukan layanan informasi
14
tentang pemahaman karir berpengaruh secara signifikan tentang perencanaan karir
siswa.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemahaman karir sangat diperlukan
siswa untuk membuat perencanaan karir. Salah satu layanan yang dapat membantu
siswa membuat perencanaan karirnya yakni layanan informasi. Dalam merancang
perencanaan karir, siswa sering mengalami kesulitan-kesulitan. Oleh karena itu
peneliti bermaksud untuk membantu mengatasi kesulitan perencanaan karir tersebut.
Hal ini diwujudkan dengan fokus penelitian yang berupa konseling kelompok trait
and factor untuk mengembangkan kemampuan dalam mengatasi kesulitan
perencanaan karir siswa.
2.2 Kemampuan dalam Mengatasi Kesulitan Perencanaan Karir
Pada bagian ini peneliti akan mengkaji teori-teori yang menjadi dasar agar
lebih memahami mengenai perencanaan karir. Beberapa hal yang menjadi kajian
adalah masalah dalam perencanaan karir, definisi, tujuan, aspek-aspek, faktor-faktor,
dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan karir
2.2.1 Masalah dalam Perencanaan Karir
Banyak hal yang menjadi penyebab sukses atau gagalnya seseorang dalam
karirnya. salah satunya adalah dengan perencanaan karir. Suatu perencanaan pasti ada
sebelum kita melakukan kegiatan apapun, agar kegiatan tersebut dapat berjalan
dengan lancar. Sama halnya dengan karir, individu merencanaan karirnya sedini
15
mungkin demi kesuksesan karirnya di masa depan. Perencanaan karir merupakan
proses seseorang individu untuk memilih dan memutuskan karir yang hendak
dijalaninya yang berlangsung seumur hidup. Untuk membantu siswa dalam
mempersiapkan dirinya dalam pemilihan karir, maka sisa terlebih dahulu dapat
memahami keterampilan yang dimiliki, bakat, minat, cita-cita serta aspek lain.
Menurut Supriatna (2009:17) keberhasilan menyelesaikan tugas
perkembangan dalam perkembangan tertentu akan membantu individu dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada periode perkembangan selanjutnya.
Demikian sebaliknya, kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan tertentu akan
menghambat tugas perkembangan pada periode selanjutnya.
Namun, disisi lain remaja atau siswa SMA tidak dengan mudah
menyelesaikan tugas perkembangan karirnya. siswa seringkali mempunyai
permasalahan yang berhubungan dengan kelanjutan studi atau pekerjaan setelah lulus.
Hal ini sesuai dengan pendapat Supriatna (2009:23) masalah-masalah yang sering
muncul diantaranya kebingungan dalam memilih program studi, memilih jurusan di
perguruan tinggi, menentukan cita-cita atau bahkan tidak memahami bakat dan minat
yang dimiliki, dan merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah.
Kebingungan yang sering dialami siswa diantaranya pada saat memutuskan pilihan
pendidikan setelah lulus SMA dan adanya perasaan cemas dalam menghadapi masa
depan dan dunia kerja.
Selain itu, menurut pendapat Darajat, dalam Rauf (2006:7) bahwa saat ini
dalam menentukan pilihan karirnya, siswa masih sering mengikuti teman atau orang
16
tua. Siswa seringkali mengeluh bahwa ia bingung akan karir dimasa depan yang
berkaitan dengan profesi apa yang cocok, dimana ia akan bekerja, dll. Akan tetapi,
siswa seringkali tidak memahami bagaimana cara melewati dan menghadapinya.
Oleh karena itu, permasalahan karir yang telah dikemukakan harus segera dicari jalan
keluarnya. Jika hal ini dibiarkan maka siswa tidak akan memiliki perencanaan dan
pengambilan keputusan yang matang. Hal tersebut senada dengan pendapat Santrock
(2003:484) bahwa salah satu hal yang berperan penting dalam pemilihan karir remaja
yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan.
2.2.2 Perencanaan Karir
2.2.2.1 Definisi Perencanaan Karir
Untuk mengetahui pekerjaan yang sesuai untuk seseorang, maka diperlukan
perencanaan yang matang yang berkaitan dengan karir. Dengan perencanaan yang
matang, diharapkan individu dapat mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan dunia kerja.
Di latar belakang sekolah, siswa yang berada di bangku SMA seringkali
memiliki masalah yang berkenaan dengan studi lanjut. Jika dilihat dari tugas
perkembangan individu yang memiliki usia 17-20 tahun, individu diharapkan mampu
membuat keputusan serius tanpa mengandalkan diri pada orang dewasa, membuat
persiapan untuk kehidupan orang dewasa, sudah bisa memilih tujuan dan
keterampilan vokasional (Munandir, 1996:88). Hal ini diperkuat oleh pendapat dari
17
Yusuf (2009:85) berkaitan dengan tugas perkembangan remaja dalam bidang
perencanaan dan pengambilan keputusan karir:
1) Mampu memilih salah satu alternatif pekerjaan dariberbagai pekerjaan yang beragam.
2) Mampu mempertimbangkan berapa lama menyeleseikansekolah.
3) Dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelahtamat sekolah.
4) Dapat memilih program studi yang sesuai denganminat/kemampuannya.
5) Dapat mengambil keputusan di tempat mana akan bekerja.
Menurut teori perkembangan karir Ginzberg (Munandir, 1996:88). Individu
pada usia 11-18 tahun (masa anak-anak bersekolah SMP dan SMA) masuk kedalam
masa tentatif. Dimana masa tentatif ini dibagi menjadi empat tahap, yakni:
1) Minat (Interest), individu memiliki pertimbangan karir hanya berdasarkan
pada kesenangan, ketertarikan atau minat tanpa mementingkan faktor
lainnya.
2) Kemampuan (Capasity), individu mulai menyadari kemampuan-
kemampuannya, kemudian mempertimbangkan karirnya berdasarkan
minat dan kemampuan yang dimiliki.
3) Nilai-nilai (Values), individu mulai menyadari bahwa setiap kegiatan dan
pekerjaan memiliki suatu nilai, baik nilai pribadi atau nilai
kemasyarakatan.
4) Transisi (Transition), individu mulai memadukan atau mencocokan antara
minat, kemampuan, dan nilai-nilainya sehingga individu memiliki
18
gambaran karir yang akan ditempuh dan menyadari konsekuensi nyata
dari suatu pekerjaan nantinya.
Dalam perencanaan karir mencakup rencana membina karir dan pendidikan
yang harus ditempuh dalam mempersiapkan diri memasuki pelajaran, dan dalam
merencanakan karir hendaknya disesuaikan dengan pemahaman diri dan minat
penjurusan individu yang bersangkutan, sehingga perencanaan karir lebih mantap.
Menurut Dupont & Gingras, dalam Bardick et al., (2004) perencanaan karir
lazimnya merupakan proses yang sangat penting selama masa remaja, ketika individu
pada cirinya mulai untuk mengeksplore kepandaian, nilai, kepentingan, dan
kesempatan untuk mempersiapkan diri dalam rangka eksplorasi karir. Program
perencanaan karir diasumsikan dapat mengurangi tingkat stress pada remaja selama
eksplorasi karir dan pengambilan keputusan (Witko, et, al, 2005).
Sedangkan menurut Supriatna (2009: 49) “perencanaan karir adalah aktivitas
siswa yang mengarah pada keputusan karir masa depan. Aktivitas perencanaan karir
sangat penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam menempuh
karir masa depan”.
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan
karir adalah suatu rencana dalam membina karir dan pendidikan lanjutan sesuai
dengan kemampuan dan minat diri sendiri. Perencanaan karir sangat penting untuk
remaja sebelum mereka mengeksplore karir dan membuat keputusan yang berkaitan
dengan karir. Dengan perencanaan karir yang matang, maka individu akan terhindar
dari kesalahan dalam membuat keputusan karir.
19
2.2.2.2 Tujuan Perencanaan Karir
Menurut Winkel (2006: 682) “perencanaan yang matang menurut pemikiran
tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long range
goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu pendek (short
range goals)”. Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediary
yang semakin mendekatkan orang pada tujuan jangka waktu panjang. Tujuan yang
termasuk dalam jangka waktu panjang adalah, misalnya gaya hidup (life style) yang
ingin dicapai, dan nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin direalisasikan dalam
hidup. Sedangkan tujuan yang termasuk dalam jangka waktu pendek adalah, misalnya
diploma atau sertifikat yang ingin diperoleh dalam rangka mempersiapkan diri
memegang jabatan tertentu di kelak kemudian hari.
Secara singkat, tujuan utama perencanaan karir menurut Supriatna (2009: 49)
yakni siswa memiliki sikap positif terhadap karir masa depan terutama bidang karir
yang diminatinya. Dengan perencanaan karir, siswa akan lebih percaya diri dalam
mengambil keputusan nantinya. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah memahami apa
yang menjadi keinginan dan dan kemampuan yang dimiliki yang berperan dalam
dunia kerja.
Kegunaan dari perencanaan karir yang matang adalah meminimalkan
kemungkinan kesalahan yang berat dalam memilih diantara alternatif-alternatif yang
tersedia. Winkel (2006: 683) menyatakan bahwa hasil dari perencanaan adalah
keputusan tentang sesuatu yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara sejumlah
alternatif yang dapat dipilih. Keputusan ini akan semakin dimudahkan bila individu
20
itu dapat yakin apabila telah dipikirkan secara matang dan merupakan hasil dari
perencanaan, bukan sekedar langkah mengawang-awang atau mencoba-coba saja.
2.2.2.3 Aspek-aspek dalam Perencanaan Karir
Untuk menentukan tujuan karir, siswa harus memiliki perencanaan karir yang
matang. Perencanaan karir merupakan proses yang harus dilalui sebelum pemilihan
karir. Menurut Parsons, dalam Zunker (1989:20) merumuskan Ada 3 aspek yang
harus dimiliki dalam perencanaan karir sebelum memilih karir yang sesuai, yaitu (1)
pengetahuan dan pemahaman diri, (2) pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, (3)
penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri
dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja.
Pengetahuan dan pemahaman diri dibutuhkan oleh individu sebelum
merencanakan karirnya. Dengan pengetahuan dan pemahaman diri yang baik, maka
individu dapat mengetahui kemampuan, hobi, kesukaan, kelebihan dan kelemahan
yang dimilikinya. Menurut Suherman (2013: 40) pengetahuan dan pemahaman diri
dapat diperoleh dari lima jenis tes yang sering dugunakan oleh konselor yaitu bakat
(aptidues), prestasi (achievement), minat (interest), nilai-nilai (values), dan
kepribadian (personality). Jika individu sudah memiliki pemahaman diri yang baik,
maka individu tersebut dapat memilih karir yang sesuai dengan dirinya. Pengetahuan
dan pemahaman dunia kerja juga sangat penting dimiliki oleh individu sebelum
merencanakan karirnya. Individu harus memahami berbagai persyaratan, peluang,
karakteristik, dan berbagai informasi yang berkaitan dengan dunia kerja. Setelah
21
memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungan pekerjaan, individu mulai untuk
mengintegrasikan informasi mengenai diri dan dunia kerja. Informasi pekerjaan
diindikasikan dengan penerimaan, minat, nilai, karakter, pribadi yang dibutuhkan atau
disesuikan dengan setiap jurusan atau pekerjaan.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Suherman (2013: 36) mengenai indikator
perencanaan karir yang meliputi:
1) Mempelajari informasi karir2) Membicarakan karir dengan orang dewasa3) Mengikuti pendidikan tambahan atau kursus untuk menambah
pengetahuan tentang keputusan karir4) Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler5) Mengikuti pelatihan-pelatihan berkaitan dengan pekerjaan
yang diinginkan6) Mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan7) Mengetahui persyaratan pendidikan untuk pekerjaan yang
diinginkan8) Dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat
sekolah9) Mengetahui cara dan kesempatan memasuki dunia kerja yang
diinginkan10) Mampu mengatur waktu luang secara efektif
Dalam merencanakan karir ada aspek-aspek dan indikator yang dilakukan
guna membantu siswa untuk merencanakan karir dan membuat tujuan yang
berkenaan dengan karir. Melalui perencanaan karir, setiap individu dapat
mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan-
kesempatan jurusan atau karir, membuat alternatif-alternatif keputusan karir, dan
merencanakan aktifitas yang menunjang untuk memenuhi tujuan.
22
2.2.2.4 Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Perencanaan Karir
Membuat perencanaan karir merupakan proses yang panjang sebelum siswa
membuat keputusan yang akan berdampak pada masa depannya. Ketika siswa sudah
memiliki perencanaan karirnya, maka secara tidak sengaja siswa jauh lebih dewasa
dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Beberapa remaja, bahkan orang
dewasa, memiliki masalah yang berkaitan dengan masa lalu. Banyak dari individu
yang memiliki trauma terhadap masa lalu, sehingga mempengaruhi individu dalam
merencanakan karir. Sebagai seorang konselor atau guru BK harus membantu siswa
dalam mengatasi kesulitan-kesulitannya untuk merumuskan tujuan dan membuat
perencanaan karir.
Konselor atau guru BK harusnya sadar bahwa membuat keputusan dan
perencanaan karir benar-benar terasa sulit untuk beberapa remaja. Mengenai
perencanaan karir siswa, berikut merupakan saran dan hal-hal yang perlu diperhatikan
menurut Brown & Trusty (2005: 359):
1) Menulis rencana-rencana yang dibutuhkan untuk membantu siswa, orang
tua, dan konselor itu sendiri dalam merencanakan karir.
2) Siswa harus membedakan sesuatu yang masih direncanakan dengan
keputusan yang nanti akan diambil. Perencanaan dan keputusan
merupakan hal yang berbeda. Dengan perencanaan, siswa akan terbantu
untuk membuat alternatif-alternatif pilihan dan keputusan karir yang akan
dipilihnya. Rencana merupakan suatu jalan atau proses untuk membuat
23
keputusan, bukan membuat keputusan dahulu baru membuat rencana yang
berkaitan dengan karir.
3) Konselor harus memberikan semangat dan mendukung siswa yang
memiliki kesulitan dalam perencanaan, membuat keputusan, dan mengatur
tujuan. Dalam rangka memilih jurusan dan bidang pekerjaan yang sesuai
tentunya dijumpai beberapa kesulitan dalam setiap tahapannya, baik dalam
menentukan tujuan, mengembangkan rencana, menulis atau membuat
perencanaan, hingga mengambil keputusan yang berkaitan dengan karir.
Maka dari itu, konselor harus selalu mendukung dan membantu siswa
dalam mengatasi kesulitan-kesulitannya.
4) Dasar dari keefektifan dalam perencanaan karir harus diberikan ketika
siswa berada di sekolah dasar. Membuat perencanaan yang berkaitan
dengan karir lebih baik dilakukan sedini mungkin. Untuk remaja yang
baru memahami pentingnya membuat perencanaan, mungkin dapat
dilakukan ketika remaja tersebut masuk di kelas 7 atau 10 tahun ajaran
baru.
Selain pendapat dari Brown & Trusty, Supriatna (2009: 49) juga berpendapat
bahwa ada lima aktivitas yang perlu difasilitasi oleh konselor atau guru BK dalam
perencanaan karir siswa, antara lain:
1) Mempelajari semua informasi tentang karir, mulai dari konsep tentang
karir, langkah-langkah pengambilan keputusan karir, jenis karir, cara
memperoleh karir, cara berpindah karir, dll.
24
2) Berdiskusi dengan orang yang dituakan seperti orang tua, kakak, konselor,
dan guru tentang karir masa depan
3) Mengikuti kursus sesuai dengan bidang karir yang diminati. Misalnya,
bagi siswa yang ingin melanjutkan kuliah dengan jurusan Sastra Inggris,
maka ia sebaiknya mengikuti les atau kegiatan seperti lomba debat untuk
mengasah kemampuannya.
4) Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler atau bekerja paruh waktu
(part time) sesuai dengan karir yang diminati
5) Mengikuti pelatihan atau pendidikan yang sesuai dengan minat karir masa
depan.
2.3 Konseling Kelompok Trait and Factor
2.3.1 Konseling Kelompok
2.3.1.1 Definisi Konseling Kelompok
Menurut Prayitno (2004:311) layanan konseling kelompok pada dasarnya
adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok.
Di sana ada konselor dan klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya
minimal 2 orang). Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan
sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka, dan penuh
keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien,
25
penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan
evaluasi, dan tindak lanjut.
Menurut Shertzer&Stone, dalam Winkel dan Sri Hastuti (2006) konseling
kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, yang terpusat pada
pemikiran dan perilaku yang disadari. Sedangkan menurut Rochman Natawidjaja,
dalam Wibowo (2005: 32) konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada
individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan
diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan
pertumbuhannya.
Konseling kelompok menurut Sukardi (2008:68) yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang
muncul di dalam kelompok itu sendiri, yang meliputi berbagai masalah dalam bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Dari berbagai pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang diselenggarakan
dalam suasana kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok, serta terdapat
hubungan konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuh keakraban. Hal ini
merupakan upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya
dengan lebih lancar, upaya itu bersifat preventif dan perbaikan. Sebab, pada
konseling kelompok juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien,
26
penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan
evaluasi dan tindak lanjut.
2.3.1.2 Tujuan Konseling Kelompok
Menurut Corey, dalam Winkel dan Sri Hastuti (2006: 592) tujuan secara
umum dari konseling kelompok adalah sebagai berikut:
1) Masing-masing konseli memahami dirinya dengan lebih baik dan lebih
terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya.
2) Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama lain,
sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam menyeleseikan
tugas-tugas perkembangan yang khas untuk fase perkembangan mereka.
3) Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan
mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontak antar pribadi di
dalam kelompok dan kemudian juga dalam kehidupan sehari-hari di luar
lingkungan kelompoknya.
4) Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih
mampu menghayati perasaan orang lain.
5) Masing-masing konseli menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka
capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif.
6) Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan
manusia sebagai kehidupan bersama
27
7) Masing-masing konseli semakin menyadari bahwa hal-hal yang
memprihatinkan bagi dirinya kerap juga menimbulkan rasa prihatin dalam
hati orang lain
8) Konseli belajar untuk berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
secara terbuka, dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian.
2.3.1.3 Prosedur Pelaksanaan
Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus
dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran. Tahap pelaksanaan
konseling kelompok menurut Sukardi (2008:68) proses pelaksanaan konseling
kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut: 1) tahap pembentukan; 2) tahap
peralihan; 3) tahap kegiatan; 4) tahap pengakhiran. Berikut penjelasannya:
1) Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap
memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini
pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga
mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik
oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan
penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota
akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok maupun konseling kelompok
dan mengapa bimbingan atau konseling kelompok harus dilaksanakan
serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan dan
28
konseling kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya,
mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Beberapa hal
yang dilakukan pada tahap pembukaan, diantaranya:
(1) Mengucapkan salam
(2) Berdoa
(3) Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan maupun konseling
kelompok
(4) Menjelaskan prosedur dan asas-asas konseling kelompok (asas
kerahasiaan, keterbukaan, kegiatan, kesukarelaan, dan kenormatifan)
(5) Perkenalan diantara anggota kelompok
(6) Permainan
(7) Kontrak waktu
2) Tahap peralihan
Tahap kedua ini merupakan “jembatan” antara tahap pembentukan dengan
tahap selanjutnya, yakni tahap kegiatan. Dengan kata lain, tahap peralihan
ini merupakan tahap penegasan bahwa seluruh anggota telah memahami
maksud, tujuan, dan prosedur penyelenggaraan bimbingan dan konseling
kelompok, dan siap untuk aktifitas kelompok berikutnya. Pada tahap ini,
pimpinan kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh masing-
masing anggota kelompok pada tahap selanjutnya. Jika kelompok ini
termasuk kelompok dengan topik bebas maka setiap anggota kelompok
berhak mengajukan masalah yang menurut pendapatnya penting untuk
29
dibahas. Sementara itu, jika kelompoknya termasuk kelompok dengan
tema tugas maka topik yang akan dibahas sudah disiapkan oleh pemimpin
kelompok, dan para anggota kelompok diminta memberikan tanggapan
dan saran-sarannya terhadap permasalahan yang diungkapkan tersebut.
Beberapa hal yang dilakukan ketika tahap peralihan ini, antara lain:
(1) Menjelaskan kembali mengenai pengertian, tujuan, asas (asas
kerahasiaan, keterbukaan, kegiatan, kesukarelaan, dan kenormatifan)
dan prosedur pelaksanaan bimbingan maupun konseling kelompok
(2) Tanya jawab kesiapan anggota kelompok
(3) Menjelaskan batasan masalah
(4) Memberikan contoh masalah
3) Tahap kegiatan atau inti
Tahap ini merupakan tahap inti dari kegiatan kelompok. Pada tahap ini
peran pemimpin kelompok lebih kepada mendorong, menghidupkan, dan
mengarahkan dinamika kelompok. Ada beberapa yang harus dilakukan
oleh pemimpin kelompok dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses
kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif tetapi tidak banyak bicara, dan
memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati. Tahap ini ada
beberapa kegiatan yang dilakukan, diantaranya:
(1) Mempersilahkan masing-masing anggota kelompok untuk
mengemukakan topik bahasan atau masalah.
30
(2) Menetapkan topik atau masalah mana yang akan dibahas
(3) Menentukan sub topik yang akan dibahas
(4) Anggota kelompok topik atau masalah yang dipilih secara mendalam
dan tuntas.
(5) Memberikan kegiatan selingan
(6) Mengemukakan kesimpulan oleh anggota kelompok atau pemimpin
kelompok
Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya
masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan, dan dialami oleh anggota
kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara
mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan
dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku,
pemikiran, maupun perasaan.
4) Tahap pengakhiran
Pada tahap pengakhiran pertemuan kelompok yang penting adalah
bagaimana keterampilan anggota, termasuk konselor dalam mentransfer
apa yang telah mereka pelajari dalam kelompok ke dalam kehidupannya di
luar kelompok. Anggota kelompok berupaya merealisasikan rencana-
rencana tindakan atau keputusan-keputusannnya. Karena itu konselor
bersama anggota kelompok perlu memberikan penguatan yang cukup bagi
kebanyakan individu. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap
pengakhiran, diantaranya:
31
(1) Memberitahukan kepada anggota kelompok bahwa kegiatan
bimbingan maupun konseling kelompok akan berakhir
(2) Menanyakan UCA (Understanding, Comfort, dan Action) kepada
anggota kelompok
(3) Menanyakan kegiatan lanjutan
(4) Memberikan laiseg
(5) Mengucapkan terimakasih
(6) Berdoa
(7) Menutup pertemuan
2.3.2 Konseling Trait and Factor
2.3.2.1 Definisi Konseling Trait and Factor
Pendekatan trait and factor adalah pendekatan yang berbicara mengenai
perkembangan secara menyeluruh dari seorang individu selama tahap kehidupan dan
lingkungannya. Teori trait and factor menekankan pada suatu tantangan untuk
mencocokkan antara salah satu sifat khas dari individu dengan sifat suatu lingkungan
pekerjaan (James & Gilliland). Menurut Manrihu, dalam Suherman (2013:38) “teori
trait and factor memandang individu sebagai organisasi kapasitas dan sifat-sifat lain
yang dapat diukur dan dihubungkan dengan persyaratan program latihan atas dasar
informasi yang diperoleh tentang perbedaan-perbedaan individu yang menduduki
okupasi atau hubungan pilihan karir dan kepuasan”. Data tentang individu (data
psikologis) merupakan bahan pertimbangan penting dalam merencanakan karir, asal
32
data tersebut tidak hanya dibatasi pada data hasil testing psikologis. Demikian pula
data tentang kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan dalam memilih suatu bidang
jabatan merupakan sebagian dari data tentang lingkungan hidup (data sosial) yang
juga harus dipertimbangkan.
Menurut Crites, dalam Munandir (1996) menyangkut pengukuran, istilah trait
and factor khususnya mengacu pada kemampuan (kemampuan mental umum atau
kecerdasan, kemampuan khusus atau bakat, kemampuan belajar atau prestasi
akademik, dan keterampilan kerja), minat jabatan, dan ciri kepribadian.
Konseling trait and factor menurut Winkel (2006: 407) adalah corak
konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan
penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beraneka problem yang dihadapi,
terutama yang menyangkut pilihan program studi dan/atau bidang pekerjaan.
Konseling trait and factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan
tes-tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis individu mengenai ciri-ciri
atau aspek kepribadian tertentu, yang diketahui memiliki relevansi terhadap
keberhasilan atau kegagalan individu dalam mengikuti suatu program studi atau
memangku jabatan.
Dua konsep utama dalam pendekatan konseling ini adalah trait dan factor.
Trait merupakan kategori yang digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan individu
dalam hal tingkah laku. Untuk melihat trait digunakan analisis factor dari hasil tes.
Skor-skor tes individu diharapkan menjadi sumber pemahaman mengenai trait.
33
Analisis factor dikembangkan sebagai alat menentukan bagaimana trait-trait
mencukupi untuk mengenali keserupaan dan perbedaan individu.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konseling trait and
factor adalah salah satu pendekatan dalam konseling yang digunakan untuk
membantu siswa yang memiliki masalah yang berkaitan dengan karir atau jabatan
dengan memanfaatkan berbagai tes-tes psikologis agar individu dapat mencocokan
antara kemampuan yang dimiliki dengan berbagai bidang studi lanjutan maupun
jabatan.
2.3.2.2 Asumsi Dasar Trait and Factor
Pendekatan ini menekankan pada sifat atau kepribadian yang dimiliki individu
berdampak pada pemilihan karirnya. Masing-masing individu memiliki sifat dan
kepribadian yang berbeda-beda. Dengan sifat dan kepribadian tersebut dapat
membantu individu untuk memilih jurusan atau bidang pekerjaan yang
diinginkannya. Tujuan jangka pendek dari pendekatan trait and factor adalah untuk
membantu individu untuk berhenti berpikir irrasional, berperilaku tidak produktif,
dan memiliki kemampuan memecahkan masalahnya secara rasional. Selain itu, tujuan
jangka panjang dari pendekatan ini yakni agar individu memiliki kemampuan untuk
pengambilan keputusan dari masalah-masalah yang berkenaan dengan karir. Menurut
Miller, dalam Zunker (1989:22) asumsi dasar dari teori trait and factor, yakni:
(1) semua orang memiliki tujuan tunggal yang berkenaan dengan karir, dan (2)
keputusan karir didasarkan pada kemampuan yang tekah diukur.
34
Selain pendapat dari Miller, James dan Gilliland (1989) juga mengemukakan
6 asumsi dasar mengenai konseling trait and factor, antara lain:
1) Setiap individu memiliki sifat yang unik dan tetap yang dapat diukur;
2) Ada sebuah pola yang unik dari kepribadian individu yang berguna untuk
sebuah penampilan yang meyakinkan dari setiap pekerjaan;
3) Sangat mungkin untuk mencocokkan kepribadian individu dengan sifat
yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan dengan dasar yang rasional dan
aktual;
4) Semakin dekat kecocokan antara sifat seseorang dengan persyaratan
pekerjaan yang dibutuhkan, semakin besar kemungkinan individu tersebut
akan sukses;
5) Kepribadian seseorang dapat dilihat dari sebuah konteks seberapa
cocoknya individu dalam suatu lingkungan luas yang meliputi letak
geografis, warisan budaya, latar belakang keluarga, pengaruh kelas
ekonomi sosial, keadaan sekolah, dan keadaan iklim ekonomi;
6) Dalam konteks yang lebih luas, konseling karir dapat sejalan dengan tugas
perkembangan seperti pergi ke sekolah, mengurus keluarga, atau
merencanakan passion.
35
2.3.2.3 Hakekat Manusia
Berikut merupakan hakekat manusia dalam konseling trait and factor menurut
Patterson (1980:23):
1) Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk. Hal
tersebut tergantung oleh diri sendiri dan lingkungannya. Untuk menjadi
manusia yang seutuhnya ditentukan oleh seberapa besar individu tersebut
dapat mengontrol dirinya untuk mencapai suatu individu yang penuh
dengan rasa kemanusiaan.
2) Manusia membutuhkan manusia lain untuk mencapai perkembangan yang
optimal untuk memenuhi potensi dirinya. Aktualisasi diri membutuhkan
bantuan dari orang lain.
3) Manusia selalu ingin mencapai hidup yang baik. Salah satu hakikat dari
hidup yang baik adalah memiliki sebuah masalah di sepanjang hidup.
Manusia akan hidup lebih baik jika individu memperoleh keunggulan
pada seluruk aspek dari perkembangan manusia.
4) Manusia banyak berhadapan dengan banyak pilihan-pilihan yang
diintrodusir oleh berbagai pihak. Dalam keluarga, individu berkenalan
dengan konsep hidup dari orang tuanya. Di sekolah, individu
memperolehnya dari guru, selain itu dari teman dan anggota masyarakat
lain.
5) Hubungan manusia berkaitan erat dengan konsep alam semesta
36
2.3.2.4 Proses Konseling Trait and Factor
Menurut Williamson dan Darley, dalam Patterson (1980:34) konseling
berlangsung dalam enam tahap pokok, yaitu analisis, sitesis, diagnosis, prognosis,
konseling (treatment), dan follow up. Setiap tahap dijelaskan secara ringkas sebagai
berikut:
1) Analisis
Analisis merupakan langkah awal konseling trait and factor yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang diri klien dan latar
kehidupannya. Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk memperoleh
pemahaman tentang diri klien sehubungan dengan syarat-syarat yang
diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang
maupun yang akan datang.
Patterson (1980:35) mengemukakan enam alat untuk mengumpulkan
data, yaitu catatan kumulatif, wawancara, format distribusi waktu,
outobiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis.
2) Sintesis
Sintesis merupakan usaha merangkum, menggolong-golongkan serta
menghubung-hubungkan data yang telah dikumpulkan sehingga
tergambarkan keseluruhan pribadi klien. Gambaran kelebihan dan
kelemahan klien akan terlihat pada tahap ini.
37
3) Diagnosis
Diagnosis merupakan langkah menarik simpulan logis mengenai masalah-
masalah yang dihadapi klien atas dasar gambaran pribadi klien hasil
analisis dan sintesis. Pada tahap ini dilakukan tiga kegiatan yaitu
mengidentifikasi masalah, merumuskan sumber-sumber penyebab
masalah (etiologi), dan sekaligus melakukan prognosis.
(1) Identifikasi masalah. Pada tahap ini dirumuskan masalah yang
dihadapi klien saat ini. Penentuan masalah dapat dilakukan atas dasar
kategori yang dikemukakan oleh Pepinski, antara lain lack of
assurance (kurang dukungan), lack of information (kurang informasi),
lack of skills (kekurangan keterampilan), dependence (tergantung pada
orang lain), self conflicts (konflik diri).
(2) Etiologi. Langkah ini merupakan langkah menentukan sebab-sebab
timbulnya masalah. Ada dua sumber masalah, yakni masalah internal
dan sumber eksternal. Kegiatan pada tahap ini meliputi pencarian
hubungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Dalam mencari sebab dapat digunakan data yang terungkap pada tahap
analisis, namun konselor dapat membedakan antara sebab dengan
hubungan yang sederhana sifatnya.
(3) Prognosis. Williamson menyatakan bahwa prognosis merupakan
proses yang tidak terpisahkan dari diagnosis. Prognosis berkaitan
38
dengan upaya untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi berdasarkan data yang ada.
4) Konseling/Treatment
Konseling dipandang sebagai salah satu tahap berarti pada hakekatnya
tahap-tahap sebelumnya yang dilakukan oleh konselor sebelum konseling.
Pada tahap konseling dilakukan pengembangan alternatif pemecahan
masalah (forcing conformity, changing attitude, learning the needed skills,
changing environment, selecting the appropriate environment), pengujian
alternatif, dan pengambilan keputusan.
5) Follow Up
Langkah ini dapat diartikan sebagai hal-hal yang perlu direncanakan dari
alternatif yang dipilih untuk dikembangkan dan/atau tindak lanjut dari
alternatif yang telah dilaksanakan.
2.3.3 Rancangan Prosedur Konseling Kelompok Trait and Factor
Konseling trait and factor merupakan konseling yang memperhatikan sifat-
sifat unik dari seorang individu, di mana sifat tersebut dapat diukur. Pengukuran
suatu sifat yang unik atau kepribadian dapat berguna bagi individu untuk memahami
dirinya sendiri. Beberapa sifat-sifat atau kepribadian dapat diukur melalui beberapa
tes seperti tes psikologis, tes bakat, tes minat, dll. Hasil dari tes-tes tersebut dapat
berguna bagi individu untuk menentukan masa depan yang berkaitan dengan karir.
39
Individu seringkali kesulitan dengan perencanaan karir masa depan
dikarenakan individu belum mengetahui apa yang diinginkan dan kemampuan yang
dimiliki. Dengan konseling trait and factor diharapkan individu mampu membuat
perencanaan karir yang sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Konseling trait
and factor dipadukan dengan konseling kelompok untuk membantu beberapa siswa
yang memiliki kesulitan dalam merencanakan karirnya.
Berikut merupakan rancangan mengenai prosedur konseling kelompok trait
and factor.
Tabel 2.1 Tabel Rancangan Prosedur Konseling Kelompok Trait and Factor
No Tahapan Waktu Kegiatan
1 Tahap Pembentukan 15 menit a. Mengucapkan salamb. Berdoac. Menjelaskan pengertian dan tujuan
konseling kelompokd. Menjelaskan prosedur konseling
kelompoke. Perkenalan diantara anggota
kelompokf. Permainang. Kontrak waktu
2 Tahap Peralihan 10 menit a. Menjelaskan kembali mengenaipengertian, tujuan, asas, danprosedur pelaksanaan konselingkelompok
b. Tanya jawab kesiapan anggotakelompok
c. Menjelaskan batasan masalahd. Memberikan contoh masalah
mengenai perencanaan karir3 Tahap kegiatan 40-60 menit a. Mempersilahkan masing-masing
anggota kelompok untuk
40
mengemukakan bahasan masalahyang berkaitan dengan perencanaankarir
b. Menetapkan masalah mana yangakan dibahas terlebih dahulu
c. Mempersilahkan anggota kelompokuntuk mengemukakan masalahnyasecara tuntas
d. Peneliti melakukan analisis,sintesis, diagnosis, identifikasimasalah, etiologi, prognosis, danproses konseling.
e. Mengemukakan kesimpulan olehanggota kelompok atau peneliti
4 Tahap pengakhiran 10 menit a. Memberitahukan kepada anggotakelompok bahwa kegiatankonseling kelompok akan berakhir
b. Menanyakan UCA (Understanding,Comfort, dan Action) kepadaanggota kelompok
c. Follow upd. Memberikan laisege. Mengucapkan terimakasihf. Berdoag. Menutup pertemuan
2.4 Pengaruh Konseling Kelompok Trait and Factor terhadap
Kemampuan dalam Mengatasi Kesulitan Perencanaan Karir
Dalam menentukan tujuan karir, siswa harus memiliki perencanaan karir yang
matang. Dengan perencanaan yang matang, diharapkan individu dapat
mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dunia
kerja. Menurut Parsons, dalam Zunker (1989:20) merumuskan ada 3 aspek yang
harus dimiliki dalam perencanaan karir sebelum memilih karir yang sesuai, yaitu (1)
41
pengetahuan dan pemahaman diri, (2) pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, (3)
penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri
dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam mengatasi kesulitan
perencanaan karir siswa adalah dengan menggunakan trait and factor, karena dapat
menggunakan data-data yang berkaitan dengan siswa yang memiliki kesulitan dalam
perencanaan karirnya. Dengan data-data tersebut dapat memudahkan siswa untuk
memperoleh pemahaman atas dirinya yang kemudian akan disesuaikan dengan
pemahamannya mengenai berbagai jurusan dan studi lanjut yang akan diambil.
Sehingga siswa memiliki beberapa alternatif dalam perencanaan karirnya.
Pendekatan trait and factor akan diberikan dengan layanan konseling
kelompok. Konseling kelompok merupakan salah satu layanan yang dirasa cukup
praktis, karena dengan waktu yang singkat guru BK dapat berhadapan dengan
sejumlah siswa dalam kelompok kecil dalam upaya pengatasan masalah yang
berkaitan dengan perencanaan karir. Pada tahap kegiatan pada konseling kelompok
akan diberikan prosedur konseling trait and factor di dalamnya. Dari paparan di atas
maka untuk mengatasi kesulitan perencanaan karir siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan konseling kelompok trait and factor.
42
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Perencaaan Karir
1. Pemahaman diri2. Pemahaman dunia kerja3. Penalaran realistis akan hubungan
pemahaman diri dan pemahamandunia kerja
Konseling Kelompok
Tujuan umum konseling kelompokyakni1. mengembangkan komunikasi
sehingga dapat salingmemberikan bantuan
2. belajar saling menghargai danperhatian
3. memunculkan rasa empati
Trait and Factor
Mencocokan sifat khas dariindividu dengan sifat suatu
lingkungan pekerjaan
Konseling kelompok trait and factorberpengaruh terhadap kemampuan
dalam mengatasi kesulitanperencanaan karir siswa
43
2.5 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012: 84) hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan teori di atas maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut: konseling kelompok trait and factor berpengaruh
terhadap kemampuan dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir.
Ha : konseling kelompok trait and factor berpengaruh terhadap kemampuan
dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir.
Ho : konseling kelompok trait and factor tidak berpengaruh terhadap kemampuan
dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir.
125
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Konseling Kelompok Trait
and Factor dalam Mengatasi Kesulitan Perencanaan Karir Siswa Kelas XII di SMA
Negeri 3 Magelang”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Perencanaan karir siswa sebelum diberikan perlakuan berupa konseling
kelompok trait and factor termasuk dalam kategori sedang.
2) Perencanaan karir siswa setelah diberikan perlakuan berupa konseling
kelompok trait and factor termasuk dalam kategori tinggi.
3) Ada pengaruh konseling kelompok trait and factor terhadap kemampuan
dalam mengatasi kesulitan perencanaan karir siswa kelas XII di SMA
Negeri 3 Magelang.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain:
1) Bagi Kepala Sekolah diharapkan dapat memfasilitasi guru BK untuk
peningkatan dan pengembangan keilmuannya yang berkaitan dengan
125
126
konseling kelompok maupun pendekatan trait and factor melalui berbagai
pertemuan ilmiah, seperti pelatihan, seminar, dan workshop.
2) Bagi guru BK agar dapat menjadikan referensi dalam membantu siswa
mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan perencanaan karir melalui
konseling kelompok dengan berbagai pendekatan.
127
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bardick, et al. 2004. Junior High School: What Students Want. Canadian Journal
Counselling, 38(2):104-117. Tersedia di http://files.eric.ed.gov [diakses 12-4-
2016].
Brown, Duane & Jerry Trusty. 2005. Designing and leading Comprehensive School
Counseling Programs. USA: Thomson Brooks.
Cahyono, edi dkk. 2014. Panduan Penulisan Skripsi, Tugas Akhir, dan Artikel
Ilmiah. Semarang: FMIPA.
Gilliland, B.E., R.K. James, & J. T. Bowman. 1984. Theories and Strategies in
Counselling and Phsychotheraphy ( .). Needham Height: Allyn and
Bacon.
James, Richard K & Burl E. Gilliland. 1989. Trait and Factor Counseling/Person x
Environment Fit. Boston: Allyn and Bacon.
Johnson, et al,. 2002. Assessing Holistic Trait and Factor Approach to Career
Development of College Student. Journal of College Counselling, (5): 4-14.
Tersedia di www.choixdecarriere.com [diakses 11-4-2016].
Lasmawanti, Yakub, dan Abu Asyari. 2015. Pengaruh Layanan Informasi tentang
Pemahaman Karir terhadap Perencanaan Karir Siswa Kelas X TKK dan TKJ
SMK Negeri 4 Pekanbaru. Pekanbaru: Kampus Bina Widya.
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Departemen pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
Patterson, C.H. 1980. Theories of Counselling and Psychotherapy ( .). New
York: Harper & Row Publishers.
128
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Rauf, M.Y. 2006. Program Bimbingan Karir untuk Mencapai Kematangan Karir
SMA (Dikembangkan Berdasarkan Studi Deskriptif tentang Kematangan Karir
Siswa dan Layanan Bimbingan Karir di Beberapa SMA Negeri Kota
Pekanbaru Provinsi Riau). Bandung. Tesis. Universitas Pendidikan
Indonerisia.
Rogers, M.E., Creed, P.A., Glendon, A.I. 2008. The Role of Personality in Adolescent
Career Planning and Exploration: A Social Cognitive Perspective. Journal of
Vocational Behaviour, 73:1-24. Tersedia di www98.griffith.edu.au [diakses
20-4-2016].
Santrock, J.W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta:Erlangga.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suherman, Uman. 2013. Bimbingan dan Konseling Karir: Sepanjang Rentang
Kehidupan. Bandung: Rizqi Offset.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulistyowati, Indra Novia dan Ibnu Mahmudi. 2015. Pengaruh Bimbingan dan
Konseling Trait and Factor dan Pemahaman Potensi Diri Terhadap Ketepatan
Pemilihan Jurusan Siswa Klas IX SMP Negeri 5 Kota Madiun. Jurnal
Counsellia, 5 (1). Tersedia di download.portalgaruda.org [diakses 24-3-2016].
Supriatna, Maman dan Nandang Budiman. 2009. Bimbingan Karir di SMK. Bandung:
UPI.
Sutoyo, Anwar. 2012. Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT
UNNES Press.
Winkel, W.S dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: PT. Grasindo.
129
Witko, et al,. 2005. Senior High School Career Planning: What Student Want.
Journalof Educational Enquiry, 6 (1): 34-49. Tersedia di
www.cred.unisa.edu.au [diakses 11-4-2016].
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Zunker, V. G. 1981. Career Counselling Applied Concept of Life Planning ( .).
Amerika: Brooks/Cole Publishing Company.