pengaruh komunikasi, self esteem, dan self efficacy
TRANSCRIPT
Jurnal Manajemen dan Inovasi Vol. 8, No. 2, Juni 2017: 97-118
97
PENGARUH KOMUNIKASI, SELF ESTEEM, DAN SELF EFFICACY TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
KINERJA PERAWAT RUMAH SAKIT TGK. FAKINAH BANDA ACEH
ISKA MAULINA
Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
ABSTRACT
This study aimed to test on the Influence Communication, self esteem and self efficacy on job satisfaction of nurses and their impact on the performance of nurses Tgk. Fakinah Banda Aceh. Data retrieved by using census method with the number of respondents were 106 nurses who work in hospitals Tgk. Fakinah Banda Aceh. Primary data collection is done by distributing a questionnaire compiled using Likert scale and subsequently analyzed by using multiple linear regression analysis and hierarchical regression techniques to test the indirect effect among variables. The results showed that the communication variables proved to have no significant effect on job satisfaction and performance of hospital nurses Tgk.Fakinah Banda Aceh. This means that there are no variable role of communication in improving job satisfaction and performance of nurses in hospitals Tgk.fakinah Banda Aceh. Based on regression analysis, Self esteem has a positive and significant relationship with job satisfaction and there is a positive and significant influence to the performance of nurses. Self efficacy variable was also shown to have a positive and significant relationship with job satisfaction. This means that the stronger the self-efficacy was influential applied to increasing job satisfaction in hospitals Tgk. Fakinah Banda Aceh. However, when associated with the performance of the nurse, the analysis results showed that there was no positive influence and significant correlation between self efficacy and nurse's performance This means that the use of self-efficacy did not bring a positive impact on the performance of nurses Hospital Tgk. Fakinah Banda Aceh. Furthermore, job satisfaction variables have positive and significant correlation with the performance of nurses and no effect relationship is not direct (indirect effect) of a communication link with the performance of nurses mediated by job satisfaction. From the analysis of proving a direct link was found that there are significant indirect partial (partially mediation) on the relationship between self-esteem and performance of nurses mediated by job satisfaction. That is, the effect of self-efficacy on the performance of nurses will occur only if there is an increase in employee satisfaction at the Hospital of Tgk. Fakinah Banda Aceh.
Keywords: Communication, Self Esteem and Self Efficacy, Job Satisfaction and Performance
98
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
PENDAHULUAN
Dalam masyarakat yang semakin berkembang, manusia senantiasa
mempunyai kedudukan yang semakin penting, karena manusia merupakan salah
satu faktor utama bagi suatu organisasi untuk menghasilkan suatu produk baik
berupa barang atau jasa. Keberhasilan kepemimpinan di dalam kehidupan
organisasi ditentukan oleh tinggi rendahnya kepuasan kerja. Sedangkan kepuasan
kerja berhubungan dengan komunikasi, self esteem dan self efficacy serta kepuasan
kerja dari pegawai, hal ini sudah dibuktikan dengan hasil meta analisis Judge dan
Bono (2001).
Komunikasi diperlukan untuk menjalin hubungan saling menghargai,
hormat-menghormati sesamanya, toleransi sesama pegawai, dalam rangka satu
tujuan untuk mensukseskan pekerjaan dengan baik (sesuai harapan bagi kemajuan
organisasi). Komunikasi juga diperlukan untuk menyatukan persepsi pegawai
dalam mencapai tujuan yang hakiki pada organisasi untuk menerima dan mengolah
ide-ide konstruktif dari pegawai. Komunikasi dalam suatu pekerjaan dapat
dianalisis dari tiga tingkatan, yaitu komunikasi individu, komunikasi dalam
kelompok, dan komunikasi keorganisasian. Hal ini berarti bahwa semua sumber
daya manusia dituntut untuk menjadi orang yang komunikatif yang harus memiliki
banyak informasi untuk disampaikan kepada orang lain. Dengan adanya hubungan
yang komunikasi dalam suatu organisasi akan dapat meningkatkan kepuasan kerja.
Pada Rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh kinerja merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan seperti halnya pada organisasi atau perusahaan lainnya.
Tentunya banyak faktor pula yang mempengaruhi kinerja karyawan pada rumah
sakit Tgk. Fakinah terutama perawatnya. Berdasarkan hasil pra survey dengan
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap perawat rumah sakit Tgk. Fakinah
Banda Aceh sebanyak 106 orang perawat rumah sakit, pada tanggal 3 Maret 2014,
ternyata komunikasi, self esteem atau harga diri, self efficacy serta kepuasan kerja
mempengaruhi kinerja perawat pada Rumah sakit Tgk.Fakinah Banda Aceh.
Perawat yang memiliki komunikasi, self esteem, self efficacy, dan kepuasan kerja
yang tinggi, memiliki kecenderungan untuk puas terhadap hasil kinerjanya,
sehingga kinerjanya akan semakin meningkat.
99
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Berdasarkan hasil pra survey dengan wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap perawat rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh sebanyak 25 orang,
menunjukkan kinerja perawat masih relative kurang baik. Berdasarkan hasil
penelitian di atas terhadap 25 (dua puluh lima) responden dapat digambarkan bahwa
jawaban responden sangat bervariasi dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju
terhadap tingkat kinerja nya. Dari nilai rerata sebesar 3,33 dapat disimpulkan bahwa
responden merasa kurang setuju jika mereka merupakan perawat yang memiliki
kinerja terhadap Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh. Dengan demikian, para
responden juga ragu untuk menyimpulkan bahwa perawat Rumah Sakit Tgk.
Fakinah Banda Aceh adalah perawat yang berkinerja baik.
Selanjutnya, hasil penelitian pendahuluan juga mencoba menggambarkan
tingkat kepuasan kerja perawat Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh dengan
melibatkan responden yang sama. Berdasarkan hasil dari penelitian pendahuluan
yang telah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa dari 25 (dua puluh
lima) responden, maka dapat digambarkan bahwa responden masih merasa bahwa
pekerjaan yang dilakukan kurang penting untuk keberhasilan, nilai rata-rata sebesar
3,16 (kurang setuju), pekerjaan kurang kurang cocok dengan kemampuan dengan
rata-rata sebesar 3,08 (kurang setuju), kurang merasa mendapat penghargaan
dengan nilai rata-rata sebesar 3,08 (kurang setuju), dan masih kurangnya suasana
kekeluargaan dengan nilai rata-rata sebesar 3,08 (kurang setuju), serta gaji yang
diterima masih dirasakan kurang sesuai harapan dengan nilai rata-rata 2,93 (kurang
setuju). Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan nilai rerata 3,06
(kurang setuju), hal ini menggambarkan responden masih merasa kurang setuju bila
dikatakan kepuasan kerja perawat sudah baik. Dengan kata lain, kepuasan perawat
pada Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh masih kurang baik.
Selanjutnya, dari fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa rendahnya
kepuasan kerja berdampak pada rendahnya kinerja perawat. Banyak faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang dalam melaksanakan pekerjaan seperti:
aspek komunikasi, self esteem, dan self efficacy yang relative belum baik, yang pada
akhirnya dapat berimplikasi pada kinerja perawat. Untuk lebih jelasnya mengenai
bagaimana gambaran tanggapan responden terhadap aspek komunikasi, self esteem,
dan self efficacy.
100
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Apakah terbentuknya kinerja sebagai akibat tercapainya kepuasan kerja
perawat Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh masih belum diketahui secara
pasti, hal ini disebabkan oleh masih sedikitnya penelitian tentang kinerja perawat
Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh, akibatnya pemahaman tentang kinerja dan
kepuasan kerja perawat Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh masih simpang
siur, demikian juga apakah aspek komunikasi, self esteem, dan self efficacy yang
baik berpengaruh terhadap kepuasan dan kinerja perawat Rumah Sakit Tgk.
Fakinah Banda Aceh belum ada kejelasan secara konkrit, sebagai akibat dari
sedikitnya penelitiaan yang empiris akan hal tersebut. Oleh sebab itu, untuk
menghasilkan suatu pemahaman yang konkrit tentang pengaruh aspek komunikasi,
self esteem, dan self efficacy terhadap kepuasan kerja dan dampaknya pada kinerja
perawat Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh, perlu dilakukan sebuah penelitian
yang bersifat empiris.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN HIPOTESIS
Kinerja Karyawan
Kinerja selalu dijadikan ukuran dari keberhasilan atas suatu jabatan.
Kesuksesan individu ataupun kerlompok yang bekerja juga dapat diindikasikan dari
kinerjanya. Maka kinerja adalah goal yang menjadi kesuksesan suatu organisasi.
Kepuasan kerja menurut Putra (2012:65) adalah penampilan hasil karya
personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
berupa penampilan individu maupun kelompok.
Ardianto (2010:223) berpendapat bahwa kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya. Sedangkan menurut Engko (2008:3) menyatakan bahwa kinerja
merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau
kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Jadi kinerja diartikan sebagai segala kecakapan yang berpengaruh pada hasil
kerja di dalam suatu wewenang jabatan dan tanggung jawab kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan pada suatu organisasi.
101
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah hal yang sangat penting bagi karyawan perusahaan.
Banyak sekali kasus menurunnya kinerja perusahaan dikarenakan menurunnya
kepuasan kerja karyawan. Contohnya adalah karyawan pabrik yang tidak puas
dengan kerja karena minimnya upah yang diterima melakukan aksi mogok kerja
dan menuntut kenaikan UMP. Karena kepuasan kerja dianggap penting maka
banyak pakar manajemen yang mencoba merumuskan pengertian dari kepuasan
kerja.
Hasibuan (2012:202) menjelaskan kepuasan kerja adalah sikap emosional
yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya yang tercermin oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja. Sementara Prawironegoro dan Tjatjuk (2011:214)
menjelaskan kepuasan kerja sebagai seperangkat perasaan karyawan yang
menyenangkan atau yang tidak menyenangkan berdasarkan imbalan material dan
imbalan psikologis (non-material).
Berbeda dengan di atas, pendapat Porter dalam Ardana, dkk (2009:23)
mengenai kepuasan kerja yang dimaksud adalah selisih dari sesuatu yang
seharusnya ada dengan sesuatu yang sesungguhnya ada dengan kondisi yang
sesungguhnya ada (faktual) seseorang cenderung semakin puas. Sedangkan
Prawironegoro dan Tjatjuk (2011:214) berpendapat: “lingkungan eksternal di luar
pekerjaan mempengaruhi perasaan pekerja. Oleh sebab itu kepuasan kerja itu
merupakan bagian dari kepuasan hidup pekerja. Jika pekerja hidupnya merasa puas,
artinya terjadi kepuasan kerja, karena kerja adalah basis kehidupan”.
Jadi kepuasan hidup pekerja juga merupakan indikator kepuasan kerja
karyawan. Jadi kepuasan kerja diartikan sebagai suatu sikap dan perasaan yang
berkaitan atas selisih antara kinerja yang diberikan dibandingkan dengan segala hal
yang diterimanya baik berupa material maupun non-material.
Komunikasi
Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain menginterprestasikan
pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapatan
tersebut. Komunikasi merupakan cara menyampaikan gagasan, fakta pikiran,
perasaan dan nilai kepada orang lain. Pelaksanaannya selalu melibatkan dua pihak,
pengirim (komunikator) dan pihak penerima (komunikan).
102
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Menurut Effendy (2006:9) dan Goris et al. (2007:39) kalau dua orang
terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi
akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang
dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum
tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja
belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu.
Komunikasi menurut Courtland L. Boove dan John V. Thill (2003:4) adalah
sebuah proses menerima dan mengirim sebuah pesan. Sedangkan menurut Pace et
al. (2013:285) dan Handoko (2003:272), komunikasi adalah proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang
digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal
dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi
data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat
tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar,
berbicara dan lain-lain) untuk membuat proses pertukaran informasi.
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu
proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi,
keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat
menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media
tertentu.
Self Esteem
Istilah self esteem dalam bahasa Indonesia disebut dengan penghargaan diri.
Berikut merupakan penjabaran dari pengertian self esteem menurut beberapa tokoh:
Rosenberg (1965) mendefinisikan self esteem sebagai perasaan penerimaan diri
(self acceptance), penghargaan diri (self respect dan self worth) dan evaluasi diri
yang positif yang dikonseptualisasikan sebagai karakteristik yang relatif menetap.
Baron dan Byrne (dalam Geldard, 2010) mengatakan bahwa self esteem merupakan
penilaian inidividu terhadap diri sendiri dan dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding. Menurut Atwater dan Duffy (2002)
dan prasetya et al. (2013:14) self esteem adalah evaluasi pribadi terhadap diri sendiri
yang menghasilkan perasaan berharga yang terkait dengan konsep diri.
103
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi self esteem
adalah suatu penilaian atau evaluasi individu terhadap dirinya sendiri yang relatif
menetap, penerimaan pada diri yang diekpresikan melalui perilaku dan sikapnya
terhadap diri sendiri serta meliputi berbagai karakteristik baik positif maupun
negatif yang menghasilkan perasaan berharga.
Self Efficacy
Sapariyah (2011:19) dan Bandura (dalam Indarti, 2008:6) mendefinisikan
self efficacy sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Self efficacy merupakan keyakinan bahwa
seseorang mampu melaksanakan tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi rintangan
dalam berbagai situasi. Bandura juga menjelaskan bahwa individu cenderung
menghindari atau bahkan lari dari situasi yang diyakini bahwa individu tidak
mampu untuk menghadapinya.
Pendapat tersebut didukung oleh Kusuma (dalam Herman, 2005:23) yang
mengatakan bahwa self efficacy merupakan kemampuan individu dalam
menentukan perilaku yang tepat untuk menghadapi rasa takut dan halangan untuk
mencapai keberhasilan yang diharapkan. Miner (dalam Riyanti, 2007:14)
menambahkan bahwa individu yang memiliki self efficacy yang tinggi memiliki
harapan-harapan kuat mengenai kemampuan diri untuk menunjukkan prestasi
secara sukses dalam situasi yang sama sekali baru. Patton (dalam Wijaya,
2007:121) mengatakan bahwa self efficacy adalah keyakinan terhadap diri sendiri
dengan penuh optimisme serta harapan untuk dapat memecahkan masalah tanpa
rasa putus asa. Self efficacy yang dimiliki individu itu dapat membuat individu
mampu menghadapi berbagai situasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa self efficacy adalah keyakinan
dan kepercayaan yang ada dalam diri seseorang akan kemampuan yang dimiliki
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat membentuk suatu perilaku tertentu yang
sesuai denganharapan yang diinginkan.
104
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Hipotesis
Dari model penelitian yang telah digambarkan di atas, maka dikembangkan
hipotesis penelitian ini:
H1: Terdapat pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja Perawat Rumah Sakit
Tgk. Fakinah Banda Aceh.
H2: Terdapat pengaruh self esteem terhadap kepuasan kerja Perawat Rumah Sakit
Tgk. Fakinah Banda Aceh.
H3: Terdapat pengaruh self efficacy terhadap kepuasan kerja Perawat Rumah Sakit
Tgk. Fakinah Banda Aceh.
H4: Terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Tgk.
Fakinah Banda Aceh.
H5: Terdapat pengaruh self esteem terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Tgk.
Fakinah Banda Aceh.
H6: Terdapat pengaruh Self efficacy terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Tgk.
Fakinah Banda Aceh.
H7: Terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Tgk.
Fakinah Banda Aceh.
H8: Terdapat pengaruh tidak langsung komunikasi terhadap kinerja perawat melalui
kepuasan kerja pada Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
H9: Terdapat pengaruh tidak langsung self esteem terhadap kinerja perawat melalui
kepuasan kerja pada Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
H10:Terdapat pengaruh tidak langsung Self efficacy terhadap kinerja perawat melalui
kepuasan kerja pada Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Rumah sakit Tgk.Fakinah yang
merupakan salah satu rumah sakit yang terdapat di Kota Banda Aceh, yang
berlokasi di Jl. Jend.Sudirman Nomor 27-29, Banda Aceh. Objek penelitian ini
yaitu aspek komunikasi, self esteem, self efficacy, kepuasan kerja dan kinerja
perawat. Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,
kejadian, atau hal mana yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009:121).
Populasi penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di rumah sakit
105
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Tgk.Fakinah Kota Banda Aceh yang berjumlah 106 orang. Karena semua populasi
dijadikan sampel, maka metode penelitian ini adalah metode penelitian sensus.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer
dengan metode pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dilakukan dengan
cara mengedarkan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada responden, yaitu perawat
yang bekerja di rumah sakit Tgk. Fakinah Kota Banda Aceh. Kuesioner diantar
langsung kepada responden di tempat kerja.
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur
variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas,
serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau pernyataan dalam
kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala Likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
a. Variabel Endogen (Endogenous Variable)
Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam
penelitian ini yang menjadi endogen variabel adalah kinerja perawat (Z), kinerja
(prestasi kerja) adalah kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang
dapat dinilai dari hasil kerjanya, Sulistiyani (2003:223).
b. Variabel Mediasi (Mediating Variable)
Menurut Sugiyono (2013:33) variabel mediasi adalah: “Variabel yang secara
teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel
endogen dengan eksogen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur”. Yang menjadi
variabel mediasi dalam penelitian ini adalah variabel kepuasan kerja. Kepuasan
kerja (Y) adalah “sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya
yang tercermin oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.” Hasibuan
(2012:202).
c. Variabel Eksogen (Exsogenous Variable)
Variabel eksogen adalah variabel yang faktornya diamati dan diukur untuk
menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Pada penelitian ini
disimbolkan dengan X.
1. Komunikasi (X1)
106
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Menurut Handoko (2003:272), komunikasi adalah proses pemindahan pengertian
dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
2. Self Esteem (X2)
Baron dan Byrne (dalam Geldard, 2010) mengatakan bahwa self-esteem merupakan
penilaian inidividu terhadap diri sendiri dan dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding.
3. Self Efficacy (X3)
Bandura (dalam Indarti, 2008:6) mendefinisikan self efficacy sebagai kepercayaan
seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Penelitian ini menggunakan path analysis dari paket software SPPS.
Penggunaan path analysis karena penelitian ini memiliki model berjenjang, dimana
sebuah variabel dependen pada saat yang sama berperan sebagai variabel
independen bagi variabel dependen lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Hasil pengujian instrumen penelitian dari segi validitas item–total statistics
terhadap 30 responden sebagaimana tertera pada tabel berikut, menunjukkan bahwa
semua item pernyataan untuk variabel-varibel independen, mediasi serta variabel
dependennya mempunyai nilai korelasi r lebih besar dari 0.2010 (lihat tabel rtabel
pada lampiran). Dengan demikian berarti item pernyataan untuk semua variabel
adalah valid.
Uji Reabilitas
Berdasarkan analisis reliabilitas dapat diketahui bahwa alpha untuk variabel
komunikasi (X1) diperoleh nilai alpha sebesar 0,940, self esteem (X2) diperoleh
nilai alpha sebesar 0,913, self efficacy sebesar 0,892, kepuasan kerja (Y) diperoleh
nilai alpha sebesar 0,752, dan variabel kinerja perawat (Z) diperoleh nilai alpha
sebesar 0,963. Dengan demikian pengukuran reliabilitas terhadap variabel
penelitian menunjukkan kehandalan yang memenuhi kriteria Cronbach Alpha
dimana nilai alphanya lebih besar dari 0,60.
107
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Hasil Analisis
Berdasarkan gambaran di atas, terdapat 5 hipotesis dalam penelitian ini
yang telah dilakukan pembuktian dengan analisis statistik. Semua hipotesis tersebut
yang telah dikembangkan terdiri atas 7 buah hipotesis (H1 – H7) yang
menggambarkan pengaruh langsung dan 3 buah hipotesis yang menggambarkan
pengaruh tidak langsung (H8 – H10).
Berdasarkan hasil dari analisis statistik, gambaran hubungan/pengaruh
langsung (indirect effect) daripada variabel-variabel yang dibangun dalam model
penelitian ini dapat dilihat dengan jelas sebagaimana dalam gambar berikut ini.
0.057(NS) 0.045(NS)
0.473
0.262
0.372
0.502 0.039(NS)
Gambar 4.1. Kondisi Signifikansi Hubungan antar Variabel dalam Model
Interprestasi dari Pembuktian Hipotesis
Pada sesi berikut akan dijelaskan dan diinterprestasikan peranan dari setiap
variable pada model yang telah dibangun dalam penelitian ini.
1. Peranan Variabel Komunikasi
Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel komunikasi terbukti tidak
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja (H1). Kondisi ini
mengartikan bahwa semakin baiknya peran komunikasi tidak akan berpengaruh
kepada semakin meningkatnya kepuasan kerja perawat pada Rumah Sakit Tgk.
Fakinah Banda Aceh.
Selanjutnya, bila dikaitkan dengan kinerja perawat, hasil analisis juga
menujukkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara
komunikasi dengan kinerja perawat (H2). Hal ini bermakna bahwa
Komunikasi
SelfEsteem
SelfEfficacy
KinerjaPerawat
KepuasanKerja
SMC=
0.56
SMC=
0.63
108
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
meningkatkan peranan komunikasi tidak akan membawa dampak positif dan
signifikan kepada peningkatan kinerja perawat pada Rumah Sakit Tgk. Fakinah
Banda Aceh.
Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat diinterprestasikan bahwa
tidak terdapat peranan dari variable komunikasi dalam model penelitian ini pada
Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh dalam meningkatkan kepuasan kerja
maupun kinerja perawat.
2. Peranan Variabel Self Esteem
Variabel Self esteem, berdasarkan analisis regresi, terbukti memiliki
hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan kerja (H3). Kondisi ini
mengartikan bahwa semakin kuatnya self esteem diterapkan ternyata
berpengaruh kepada semakin meningkatnya kepuasan kerja pada Rumah Sakit
Tgk. Fakinah Banda Aceh.
Selanjutnya, bila dikaitkan dengan kinerja perawat, hasil analisis juga
menujukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara self
esteem dengan kinerja perawat (H4). Hal ini bermakna bahwa penggunaan self
esteem juga dapat membawa dampak positif pada kinerja perawat Rumah Sakit
Tgk. Fakinah Banda Aceh.
Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat diinterprestasikan bahwa
terdapat peranan variable self esteem dalam model penelitian ini pada Rumah
Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh dalam hal meningkatkan kepuasan kerja dan
kinerja perawat.
3. Peranan Variabel Self Efficacy
Variabel self esfficacy, berdasarkan analisis regresi, terbukti memiliki
hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan kerja (H5). Kondisi ini
mengartikan bahwa semakin kuatnya self efficacy diterapkan ternyata
berpengaruh kepada semakin meningkatnya kepuasan kerja pada Rumah Sakit
Tgk. Fakinah Banda Aceh.
Namun, bila dikaitkan dengan kinerja perawat, hasil analisis
menujukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
self efficacy dengan kinerja perawat (H6). Hal ini bermakna bahwa penggunaan
109
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
self efficacy juga tidak dapat membawa dampak positif pada kinerja perawat
Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat diinterprestasikan bahwa
terdapat peranan variable self efficacy dalam model penelitian ini pada Rumah
Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh dalam hal meningkatkan kepuasan kerja,
namun tidak berperan dalam peningkatan kinerja perawat.
4. Peranan Variabel Kepuasan kerja
Hasil analisis regresi linear berganda menjelaskan bahwa variabel
kepuasan kerja terbukti memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan
kinerja perawat (H7). Kondisi ini menggambarkan bahwa semakin baiknya
kepuasan kerja akan berpengaruh kepada semakin meningkatnya kinerja
perawat pada Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
Selanjutnya, sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa tidak terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi dengan kepuasan kerja,
maka tidak terdapat pengaruh yang tidak langsung (indirect effect) dari
hubungan komunikasi dengan kinerja perawat yang dimediasi oleh kepuasan
kerja. Dari hasil analisis pembuktian hubungan langsung ditemukan bahwa
terdapat pengaruh tidak langsung secara parsial (partially mediation) dari
hubungan antara self esteem dan kinerja perawat yang dimediasi oleh kepuasan
kerja. Ini berarti bahwa terdapat peranan dari variabel self esteem di dalam
model penelitian ini dalam hal meningkatkan kinerja perawat. Selain itu,
terdapat peranan dari variable kepuasan kerja sebagai fully mediator antara
hubungan self efficacy dan kinerja perawat. Artinya, pengaruh self efficacy
terhadap kinerja perawat akan terjadi hanya jika terdapat peningkatan kepuasan
kerja pegawai pada Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
5. Peranan Variabel Kinerja perawat
Berdasarkan hasil regresi linear berganda, menggambarkan bahwa
variable dependen kinerja perawat dapat dipengaruhi oleh tiga variable
independen, yaitu self esteem, self efficacy dan kepuasan kerja. Artinya, bila
kemampuan dan self esteem, self efficacy serta kepuasan kerja ditingkatkan,
maka akan berdampak pada peningkatan kinerja perawat. Oleh karena itu,
110
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
peranan variable kinerja perawat dalam model penelitian ini adalah sebagai
hasil akhir (outcome) yang tergantung kepada self esteem, self efficacy dan
kepuasan kerja pada Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
6. Interprestasi Berdasarkan Pendekatan Analisis Jalur (Path Analisis
Approach)
Jika asumsi pendekatan analisis jalur (path analisis) diterapkan dalam
model penelitian ini, efek langsung dan tidak langsung satu variabel terhadap
variabel lainnya akan dapat dijelaskan. Dengan menggunakan analisis ini,
jumlah kontribusi eksternal terhadap internal faktor dapat diidentifikasi, dan
dapat pula dibandingkan efek dari masing-masing variabel. Hasilnya adalah
variabel yang paling dominan atau penting dalam model dapat ditemukan.
Tabel berikut ini akan menyajikan total hubungan (total effect) dari variable
independen terhadap variable dependen, sehingga mampu mencerminkan variable
yang paling dominan dalam model penelitian ini.
Tabel 4.2
Total Effect dari Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
Persamaan
Hubungan Langsung (Direct Effect)
Hubungan Tidak Langsung (Indirect Effect)
Total Hubungan (Total Effect)
K → KP K → KK → KP Total Pengaruh K→KP
0,045 ----
0,045 ------ 0,045
KK → KP 0,437 ---- 0,437 SE → KP SE → KK → KP Total Pengaruh SE → KP
0,372 0,413
0,372 0,413 0,785
Seff → KP Seff → KK → KP Total Pengaruh Seff → KP
0,039 0.278
0,052 0,278 0,330
111
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diperoleh gambaran bahwa hubungan
langsung (direct effect) yang paling dominan adalah hubungan antara variable
kepuasan kerja dengan kinerja perawat dengan koefisien regresi sebesar 0,437,
selanjutnya diikuti oleh hubungan antara variable self esteem dengan kinerja
perawat dengan koefisien regresi sebesar 0,372.
Lebih lanjut, bila dianalisis hubungan tidak langsung di mana variable
kepuasan kerja berperan sebagai variabel mediasi, maka diperoleh nilai koefisien
regresi secara total. Berdasarkan gambaran di table di atas, maka diketahui bahwa
total hubungan yang paling dominan dalam model penelitian ini adalah hubungan
antara variabel self esteem dan kinerja perawat yang dimediasi oleh variabel
kepuasan kerja. Dengan demikian, variabel yang paling dominan dalam model
penelitian ini adalah kepuasan kerja.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh komunikasi terhadap
kepuasan kerja perawat di rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
2. Variabel self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
perawat rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
3. Terdapat pengaruh self efficacy terhadap kepuasan kerja perawat pada rumah
sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
4. Tidak terdapat pengaruh secara signifikan variabel komunikasi terhadap
kinerja perawat di rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
5. Variabel self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat
pada rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
6. Tidak terdapat pengaruh self efficacy terhadap kinerja perawat pada rumah
sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
7. Terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja perawat secara signifikan
pada rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
8. Tidak terdapat pengaruh secara tidak langsung variabel komunikasi terhadap
kinerja perawat melalui kepuasan kerja pada rumah sakit Tgk. Fakinah Banda
Aceh.
112
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
9. Terdapat pengaruh secara tidak langsung variabel self esteem terhadap kinerja
perawat melalui kepuasan kerja di rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh, di
mana kepuasan kerja berperan sebagai partially mediator.
10. Terdapat pengaruh secara tidak langsung variabel self efficacy terhadap kinerja
perawat melalui kepuasan kerja di rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh, di
mana kepuasan kerja berperan sebagai fully mediator.
Saran
1. Rumah sakit Tgk.Fakinah Banda Aceh hendaknya dapat meningkatkan variabel
komunikasi karena ditemukan tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan kinerja
perawat. Manajemen rumah sakit diharapkan dapat merancang strategi dan
program komunikasi hubungan yang lebih interaktif secara personal dimasa
mendatang, karena dengan meningkatnya frekuensi komunikasi dapat secara
efektif mengembangkan hubungan personal yang lebih dekat, erat, kuat dan
tahan lama. Sehingga diharapkan akan menjadi suatu pertimbangan yang kuat
bagi perawat mempertahankan hubungannya baik dengan atasan maupun
sesama perawat demi terciptanya kinerja yang baik pula.
2. Rumah sakit Fakinah telah menciptakan self esteem yang baik, telah dibuktikan
dalam penelitian ini secara langsung self esteem berpengaruh terhadap kepuasan
kerja serta berpengaruh pula terhadap kinerja. Begitu juga dengan pengaruh
tidak langsung, dengan dimediasi oleh kepuasan kerja self esteem pun terdapat
pengaruh terhadap kinerja perawat, dimana kepuasan kerja berperan sebagai
partially mediator. Meskipun demikian harus adanya peningkatan self esteem
di rumah sakit ini seperti, saling menghargai pekerjaan sesama karyawan guna
meningkatkan kinerja perawat rumah sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh.
3. Perlu adanya perhatian untuk Self efficacy pada rumah sakit Tgk.Fakinah Banda
Aceh dengan meningkatkan keyakinan diri perawat terhadap kemampuannya
dalam bekerja mendapatkan hasil seperti yang diharapkan sehingga perawat
merasa puas. Serta mampu menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang menantang
untuk menghasilkan kinerja yang baik.
Kepuasan kerja memberikan pengaruh yang paling besar terhadap kinerja
perawat. Oleh karenanya, perhatian yang maksimal sangat diharapkan perawat.
113
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
dengan memberikan penghargaan, menciptakan suasana kekeluargaan yang
nyaman serta meberikan ruang kerja yang memadai adalah satu dari berbagai
cara unuk meningkatkan kepuasan.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2006. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Ali, Akbar and Haider, Jahanzaid. 2012. Impact of internal organizational communication on employee job satisfaction – Case of some 28 Pakistani Bank, Global Advanced Research journal of management and Business Studies. Vol 1(x), pp 038-044
Anaroga, Ardianto, Elif. 2010. Pengaruh Kompensasi, Supervisi, Beban Kerja dan Kelompok Kerja Terhadap Kinerja Melalui Mediasi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Kinerja, Vol. 3, No. 2, 117-130.
Anderson, J.C., & Gerbing, D.W. 1988, Structural Equation Modelling in practice: a review and recommended two-step approach. Psychological Bulletin, Vol. 103 (3), pp. 411-423.P. 1992. Perilaku Keorganisasian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Ardana, Komang, dkk. 2009. Perilaku Keorganisasian, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arni, Muhammad. 2008. Komunikasi Organisasi. 7th ed. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Atwater, E. & Duffy, K. G. 2002. Psychology for living: Adjustment, growth, and behavior today. (7th ed.). New Jersey: Pearson Education.
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. New Jersey: Prentice Hall,Inc.
Bayangkara, IBK. 2011. Audit Manajemen (Prosedur dan Implementasi). Jakarta: Salemba Empat.
Burhan, Bungin. 2009. Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
114
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Baron and Kenny. 1986., Strategic, and The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual Statistical Considerations, Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 51, No. 6, 1173-1182.
Carriere, Jules and Bourque, Christoper. 2009. The effects of organizational commu-nication on job satisfaction and organi-zational commitment in a land ambulance service and the mediating role of commu-nication satisfaction, Journal of career Development International. Vol 14, No 1, pp 29-49.
Cherian, Jacob & Jolly Jacob. 2013. Impact of Self Efficacy on Motivation and Performance of Employees, International Journal of Business and Management; Vol. 8, No. 14.
Chamariyah, 2015. Pengaruh Self Efficacy, Assertiveness, Dan Self Esteem Terhadap Keinginan Pindah Kerja (Turnover Intentions) Pegawai Pada Bank Jatim Cabang Pamekasan, Jurnal NeO-Bis. Vol. 9, No. 1, pp 20-38.
Cheng, E.W.L,. 2001. SEM being more effective than multiple regression in parsimonious development research, Journal of Management Development, Vol. 20 (7/8), pp.650-667
Corsini, R. J. 1994. Encyclopedia of Psychology : Second Edition. Vol.13. New York : John Wiley Sons
Courtland, L. Bovee, dan John V. Thill, 2003. Komunikasi Bisnis. Buku Kedua. Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Darijani,Ali.HassanSoltani danMohammadAliPourroostae.2014. Impact of the effectiveness of organizational communication on job satisfaction through job motivation of employees of Shiraz Telecommunication Company, WALIA journal. Vol. 30, pp.43-51
Dessles, Garry. 1992. Manajemen Personalia, Alih Bahasa, Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Edisi 1. Jakarta.: C.V Andi Offset.
Donald, G.Gardner, Linn Van Dyne, & Jon L. Pierce. 2004. The Effect of Pay Level on Organization-Based Self Esteem & Performance: A Field Study. Journal of Occupational and Organizational Psycology, Vol. 77, Pp.307-322.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya.
115
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Engko, Cecilia. 2008. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual Dengan Self Esteem dan Self Efficacy Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1, Pp. 1-12.
Erez, A. & Judge, T. A., 2001. Relationship of Core Self-Evaluation to Goal Setting, Motivation, and Performance. Journal of Applied Psychology,Volume 86, pp. 1270-1279.
Fadzilah, Ali. 2008. Analisis Pengaruh Pemberdayaan Karyawan dan Self Efficacy terhadap Kinerja karyawan Bagian penjualan. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. Volume 3, Nomor 1, Januari, , pp 12.
Fondi, A. 2010. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Mie Instan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Pekanbaru. Jurnal Sumber Daya Manusia, Vol. 2, No. 1, pp. 57-69.
Garnett, James L, Marlowe, Justin, Pandey, Sanjay K. 2008. Penetrating the Performance Predicament: Communication as a Mediator or Moderator of Organization Culture’s Impact on Public Organizational Performance. Public Administration Review. Vol. 68, No 2, Pp. 266.
Geldard, K. dan David. 2010. Konseling Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gibson, James L. Ivancevich, John M, et al. 2012. Organization Behavior Structure Pro-cesses. Eight Edition. Boston: Richard D Irwin Inc Homewood.
Ghozali, Iman. 2011. Aplikasi Analisis Multivanate Dengan Program IBM SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goldhaber, Gerald M. 1986. Organizational Communication. Jakarta : Erlangga
Goodhue, D.L, and Thompson, R.L, 1995. Task-Technology Fit and Individual Performance. MIS Quarterly, Juni, Pp. 213-236.
Goris, J.R., Vaught, Bobby C., dan Petit Jr, John D. 2007. Effects of communication direction on job performance and satis-faction: A moderated Regression. The Jurnal Of Management Development. Vol. 26, No. 8, pp. 737-52.
Gray, Judy and Heather Laidlaw. 2004. Improving The Measurement of Communication Satisfaction, Management Communication Quartely. Vol. 17, No. 3, pp. 425-448
Hair, J. F., Anderson, R., E., Tatham, R.L., & Black, W.C. 2013. Multivariate data analysis, 7/E, Prentice Hall, Pearson Educational International.
Hair, J.F., Bush, R.P., & Ortinau, D.J. 2010. Marketing research within a changing information environment. Third Edition (Revised International Edition), McGraw-Hill/Irwin, New York .
116
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Handoko, Hani. 2003. Managemen. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Herman, S. 2005. Kecemasan Terhadap Limbah Pabrik Tahu Ditinjau dari Self Efficacy. Thesis. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Ilyas, Yaslis. 2002. Kinerja. Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia.
Indarti, N. dan Rostiani, R. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis, Vol. 23, No.4, Pp.1-27.
Judge, T.A. & Bono, J.E. 2001. Relationship of core self-evaluation traits-self- esteem, generalized self-efficacy, locus of control, and emotional stability with job satisfaction and job performance: a meta-analysis. Journal of Applied Psychology, Vol. 86, No. 1, Pp.80-92.
Kilapong, Samuel Novian. 2013. Kepemimpinan Transformasional, Self Efficacy, Self Esteem Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Tropica Cocoprima Manado. Jurnal EMBA. Vol.1 No.4.Pp: 141-150.
Kistoyo. 2008. Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Dan Lingkungan Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan. Tesis. Program Studi Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. (2003). Perilaku Organisasi. Buku ke-1. Salemba Empat. Jakarta.
Korman, A. 1970. Toward A Hypothesis Of Work Behavior. Journal ofApplied Psychology. Vol 54, Pp.31-41.
Maholtra. 2012. Basic Marketing Research. Greenville, AL, United States.
Ma’ruf, J. Jasman. 2005, Perilaku Konsumen, Penerbit PT Indeks Puri Media Jakarta.
Maryani, Dwi & Bambang Supomo. 2001. Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 3, No.1, Pp. 367-376.
Ming-Cheng Lai and Yen-Chun Chen. (2012). Self Efficacy, Effort, Job Performance, Job Satisfaction, and Turnover Intention: The Effect of Personal Characteristics on Organization Performance. International
117
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Journal of Innovation, Management and Technology. Vol.3 No.4 August 2012
Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Organisasi. 4th ed. Bandung: Rosda Karya.
Mönks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditomo, S. R. 2004. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: GadjahMada University.
Nur Chasanah, S. Psi. 2008. Analisis Pengaruh Empowerment, Selfefficacy Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada Karyawan PT. Mayora Tbk Regional Jateng dan DIY). Tesis. Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.
Orth, Ulrich,Richard W. Robins, & Kali H. Trzesniewski. 2010. Self Esteem Development From Young Adulthood to Old Age : A Cohort-Sequential Longitudinal Study. Jurnal of Personality and Social Psychology. Vol. 98. No. 4, Pp. 645-658.
Pace, R. W., dan Faules, D. F. 2005. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahan. Editor Deddy Mulyana. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pace, R. Wayne & Faules, Don F. 2013. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Prasetya,Veronika.dkk. 2013. Peran Kepuasan Kerja Self Esteem, Self Efficacy Terhadap Kinerja Individual. Vol.1 No.1. Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.
Prawironegoro, Darsono dan Siswandoko, Tjatjuk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21. Jakarta: Nusantara Consulting.
Razi, Nazila, More, Elizabeth. 2010. The Role of Communication in The Acquisition of High Performance Work System Organisations.. Australian Journal of Communication. Vol. 37, No. 1, Pp: 55-74.
Riyanti, B. P. D. 2007. Metode Experiential Learning Berbasis Pada Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif dan Berani dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan untuk SMK. Jakarta : Unika Atmajaya
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2013. Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Rosenberg, Morris 1965. Society And The Adolescent Self Image. Princeton, NJ: Princeton University Press.
Santoso, Singgih, Sugiyono. 2011. SPSS Statistika Multivariat. Penerbit Pt Elex Media Komputindo, Jakarta.
118
Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No.2, Juni 2017
Santoso, Singgih, Sugiyono. 2012. SPSS Statistika Multivariat. Penerbit Pt Elex Media Komputindo, Jakarta.
Santrock, J.W. 2003. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sapariyah, Rina Ani. 2011. Pengaruh Self Esteem, Self Efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Kinerja Karyawan Dalam Perspektif Balance Scorecard Pada Perum Pegadaian Boyolali. Vol.19 No.18. STIE AUB.
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Sudarmanto, 2010. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan. Bandung: CV Alfabeta.
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sriati, A. 2008. Harga Diri. Jatinagor: Universitas Padjajaran.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Umar,Husein.2009. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga.
___________. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: Rajawali Pers.
Veronika Prasetya, Dwi Handayani, Theresia Purbandari. 2003. Peran Epuasan Kerja, Self Esteem, Self Efficacy Terhadap Kinerja Individual. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi. Vol. 1 No. 1, Pp: 59-69.
Vroom H. Victor. 1960, Some Personality Determinants of The Effects of Participation. Published Doctoral Dissertation, New Jersey: Prentice Hall.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wijaya, T. 2007. Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 9, No. 2, Pp. 117-127.