pengaruh ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah ...repository.uinjambi.ac.id/1365/1/lusinda dewi...
TRANSCRIPT
[Type text]
PENGARUH KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN, JUMLAH
PENDUDUK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
LUSINDA DEWI
SES130393
PEMBIMBING:
Dr. H. M Nazori Majid, S. Ag, M. SI
Mellya Embun Baining, SE, M. EI
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2013
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang mampu ku utarakan selain rasa syukur atas nikmat dan karunia-
Nya dengan tuntasnya satu kewajibanku bagi kedua orang tua yang paling
berpengaruh dalam hidupku. Ayah ibu semua ini adalah hasil jeripayah
keringatmu untuk menjadikanku lebih baik lagi dan semua pengharapan yang
kalian inginkan. Perjuangan yang tak mengenal waktu ini memberikan beribu-ribu
rasa bahagia dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini
kepada : Ayah Paikun dan Ibu tercinta Bibit Setiawati, beliaulah yang mendidik
dan membesarkanku dengan penuh rasa kasih sayang, tiada kata lelah untuk
menuntunku, menasehatiku dan memotivasiku dalam kondisi apapun. Terima
kasih ku sampaikan kepada beliau, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
beliau dengan kasih sayang dan limpahan rahmat-Nya.
Adik tersayang ku Dian Sari Wulan yang selalu menghibur dan memotivasi , dan
doa dukungan merekalah yang tak pernah aku sia-siakan.
Untuk dosen pembimbing Bapak (Dr. M. Nazori Madjid, S.Ag., M.SI.) PS 1 &
Bapak (Mellya Embun Baining, SE., M.Ei.) PS 2 dan Ibu (Elyanti Rosmanidar,
SE., M. Ei.,) PA dan seluruh dosen serta staf akademik yang telah membantu
banyak ilmu pengetahuan dan bimbingannya.
Semua pihak yang senantiasa memberikan doa, dukungan serta motivasi sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga semuanya diberikan berkah, rahmat dan
hidayahnya dari Allah SWT Amin Ya Rabbal‟alamin
MOTTO
نأكم بلبأاطل إلأ اأن تأكون تأارأة ا الذينأ اأمأن وا لأ تأكلوا آأموأالأكم ب أي ي هأ يأ
منكم وألأ ت أقتلوا آن فسأكأم إن اللهأ كأانأ بكم رأحيما عأن ت أرأاض
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang yang batil (tidak bernar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.1
1 Lajanah, Al-Qur’an Al-karim dan Terjemahnya, (Bandung : PT. Syaamil Cipta Media
Bandung, 2002), hlm. 83
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Ketimpangan Distribusi
Pendapatan, Jumlah Penduduk dan Pengeluaran Pemerintah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Privinsi Jambi. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini yakni pendekatan kuantitatif dengan data times series.analisi
data yang digunakan adalah analisis Deskriptif, Analisis Regresi Linier
Berganda, Uji T, Uji F dan Analisis Koefisien Determinasi (R2). Penelitian
dilakukan dengan persamaan regresi linier berganda untuk pengaruh
Ketimpangan Distribusi Pendapatan, Jumlah Penduduk dan Pengeluaran
Pemerintah secara bersamaan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi
Jambi Periode 2001-2016 adalah Y = 297.234.689,54 – 0,212 X1 - 3,37 X
2 +
4,52 X3 + e. Ketimpangan distribusi pendapatan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi dikarenakan
nilai thitung < ttabel (-0,212 < 2,048) dan nilai signifikan 0,834 > level of
significant 0,05. Jumlah penduduk tida berpengaruh dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi diprovinsi jambi dikarenakan nilai thitung < ttabel (-3,75
< 2,048) dan nilai signifikan 0.001 < level of significant 0,05. Pengeluaran
pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
provinsi jambi dikarenakan nilai thitung > ttabel (4,520 > 2,048) dan nilai
signifikan 0,000 < levelof significant 0,05. Variabel independen secara
besama-sama signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dikarenakan hasil
Uji F yang dilakukan menghasilkan nilai fhitung > ftabel atau 7,992 > 2,95 nilai
signifikansi yang dihasilkan 0,001lebih kecil dari level of significant 0,05.
Nilai koefisien determinasi adalah 0,404 berarti besarnya pengaruh variabel
independen terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi adalah 40,4%
sedangkan sisanya 59,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Kata Kunci: Distribusi Pendapatan, Jumlah Penduduk, Pengeluaran
Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis curahkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Shalawat beriring salam tak lupa
penulis ucapkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah ke zaman yang penuh akan nikmat iman dan ilmu pengetahuan.
Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu tugas akhir studi dan syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada progam studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tahun 2018.
Selesainya skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan dari
berbagai pihak, terutama dosen pembimbing I Bapak Dr. M. Nazori Madjid,
S.Ag., M.SI., dan dosen, pembimbing II Ibu Mellya Embun Baining, SE., M.Ei.,
yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengerahan serta saran untuk
kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Tiada yang dapat penulis berikan kepada mereka untuk saat ini kecuali
do‟a kepada Allah SWT. Semoga jasa baiknya dan pengorbanan mereka mendapat
balasannya dari Allah SWT. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan
ucapan terimaksih kepada:
1. Bapak Dr. Subhan,M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta Wakil Dekan I, II dan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr.Sucipto,S.Ag.,MA dan Ibu GWI Awal Habibah SE.,M.EI selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak dan ibu dosen Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah banyak memberikan bekal ilmu
kepada penulis selama mengikuti masa perkuliahan.
4. Sahabat-sahabatku seangkatan khususnya yang sejurusan yang selalu
memberikan motivasi agar selalu maju untuk sukses.
Tiada yang dapat penulis berikan kepada mereka untuk saat ini kecuali
do‟a kepada Allah SWT. Semoga jasa baiknya dan pengorbanan mereka
mendapat balasannya dari Allah SWT. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan datu persatu. Penulis
juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi
pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
Jambi, Oktober 2019
Penulis
Lusinda Dewi
NIM. SES130293
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERTANYAAN KEASLIAN .................................................................................. ii
NOTA DINAS ........................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalahan ...................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
E. Batasan Masalah............................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kerangka teori ................................................................................................ 10
1. Teori distribusi ........................................................................................ 10
2. Teori pendapatan ...................................................................................... 10
3. Teori distribusi pendapatan ...................................................................... 12
4. Ketimpangan Distribusi Pendapatan Dalam Persfektif
Ekonomi islam ......................................................................................... 14
5. Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................. 14
6. Teori jumlah penduduk ............................................................................ 16
7. Hubungan Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi ................................................................................................... 17
8. Teori pengeluaran pemerintah.................................................................. 18
9. HubunganPengeluaran pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi ................................................................................................... 20
10. Teori pertumbuhan ekonomi .................................................................... 22
11. Pertumbuhan ekonomi berdasarkan syariah............................................. 26
B. Tinjauan pustaka ............................................................................................ 30
C. Hipotesis ......................................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian..................................................................................... 34
B. Jenis dan sumber daya .................................................................................... 34
C. Instrument pengumpulan data ....................................................................... 35
D. Definisi operasional variable ......................................................................... 36
E. Uji coba statistic ............................................................................................. 38
F. Teknik analisis data ........................................................................................ 40
G. Sistematika penulisan skripsi ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis regresi linier berganda ...................................................................... 44
B. Pengujian hipotesis ........................................................................................ 45
C. pembahasan .................................................................................................... 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 53
B. Saran ............................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data PDRB, Distribusi Pendapatan, Jumlah Penduduk, dan Pengeluaran
Pemerintah ................................................................................................. 6
Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi Linear berganda ..................................................... 44
Tabel 4.2 Hasil Uji t ................................................................................................... 45
Tabel 4.3 Hasil Uji F .................................................................................................. 48
Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai dengan pemerataan
pendapatan menjadi tujuan setiap daerah. Keberhasilan pembangunan
ekonomi ini terlihat dari meningkatnya konsumsi akibat meningkatnya
pendapatan. Simon Kuznets mengemukakan bahwa pada tahap-tahap
pertumbuhan awal, distribusi pendapatan atau kesejahteraan cenderung
memburuk, namun pada tahap-tahap berikutnya akan membaik. Arsyat juga
menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan perpaduan efek
dari produktivitas yang tinggi dan populasi yang besar.2
Ketimpangan distribusi pendapatan setidaknya didorong oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu inflasi, pengangguran, kemiskinan, kebijakan fiskal,
ketidakmerataan, distribusi dan lain-lain. Salah satu indikator yang mengambil
peran penting dari faktor-faktor tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, karena
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu daerah juga merupakan salah
satu indikator dari perkembangan pendapatan nasional yang dicapai suatu
daerah.3
Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. PDRB atas dasar
2 Sri Danawati. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi Terhadap Kesempatan
Kerja, Pertumbuhan Ekonomi Serta Ketimpangan Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Dalam Jurnal. Hal 2
3 Zainuddin Ibnurrasyad, Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Jumlah Penduduk Dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004-20014, hal 22
1
harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal yang disusun berdasarkan
harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat
struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (rill)
disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi. kegunaan yang dapat diperoleh dari data ini antara lain
adalah:4
1. PDRB atas harga berlaku
2. PDRB atas dasar harga konstan (rill)
3. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku
4. PDRB atas dasar harga berlaku
5. Distribusi PDRB menurut pengeluaran
6. PDRB pengeluaran atas dasar harga konstan
7. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku
8. PDRB per kapita atas dasar harga konstan
Pernyataan di atas diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad Fakhrudin Yunianto menyatakan bahwa pengaruh variabel jumlah
penduduk , pajak daerah, retribusi daerah, dan pengeluaran daerah yang paling
berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto kabupaten kudus
(pertumbuhan ekonomi) tahun 1985-2010. Bahwa varibel jumlah penduduk,
pajak daerah, retribusi daerah dan pengeluaran daerah secara bersama- sama
mempengaruhi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto.5
4Bps. Provinsi. Jambi
5 Ahmad Fakhrudin Yunianto. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Pengeluaran Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Kudus. Dalam
Jurnal. Hal 4
Pertumbuhan ekonomi sebagai penelitian ini tidak perfokus pada
variabel indenpenden padahal pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan
penduduk kesejahteraan suatu desa. Untuk memperoleh pertumbuhan ekonomi
yang tinggi tersebut diperlukan peran pemerintah, yaitu dengan melakukan
pengeluaran pemerintah. Namun, masih banyak kabupaten/kota dijawa tengah
yang belum bisa memanfaatkan pengeluaran pemerintah yang dimiliki untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan belanja tidak
langsung dan belanja langsung secara bersama-sama berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi.6
Dalam penelitian Wiratno Bagus Suryono menyatakan bahwa PDRB
didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah. Dimana
tingkat PDRB dapat digambarkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan tingginya
nilai PDRB menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan dalam
perekonomian provinsi Jawa Tengah adalah provinsi yang memiliki PDRB
paling rendah dipulau jawa dibandingkan provinsi- provinsi yang lain dimana
secara dominan sumber penerimaan PDRB jawa tengah dipengeruhi oleh tiga
faktor yaitu PAD, tingkat investasi, dan tenaga kerja.7
6 Tommy Prio Haryanto. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011. Dalam Jurnal. Hal 1 7 Wiratno Bagus Suryono. Analisi Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Tingkat Investasi dan
Tenaga Kerja terhadap PDRB Jawa Tengah. Dalam Jurnal. Hal 1
Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran yang nyata dari dampak
kebijakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan tersebut dapat dicapai dan
dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, dimana laju pertumbuhan
suatu daerah dapat dicerminkan dari perubahan PDRB ( Produk Domestik
Regional Bruto) dari tahun ke tahun.
Permasalahan ketimpangan pendapatan tidak dapat dipisahkan dari
permasalahan kemiskinan. Dari daerah yang menjadi perhatian utama adalah
masalah pertumbuhan versus distribusi pendapatan. Banyak orang merasakan
bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi gagal untuk mengurangi bahkan
menghilangkan besarnya kemiskinan. Ketimpangan pembangunan selama ini
berlangsung dengan berwujud dalam berbagai bentuk, aspek, dan dimensi.
Seperti ketimpangan hasil pembangunan misalnya dalam hal pendapatan per
kapita atau pendapatan daerah, dan ketimpangan kegiatan atau proses
pembangunan itu sendiri. Kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi yaitu:
pertama, kemiskinan obsolud, dimana dengan pendekatan ini di
identifikasikan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan
tertentu. Kedua, kemiskinan relatif yaitu pangsa pendapatan nasional yang
diterima masing-masing golongan pendapatan. Ketimpangan merupakan
permasalahan klasik yang dapat ditemukan dimana saja. Oleh karena itu
ketimpangan tidak dapat dimusnahkan, melainkan hanya bisa dikurangi
sampai pada tingkat yang dapat diterima oleh suatu sistem sosial tertentu agar
kelarasan dalam sistem tersebut tepat terpelihara dalam proses
pertumbuhannya.8
Jumlah penduduk selalu dikaitkan dengan pertumbuhan pendapatan
per kapita suatu daerah, dan mencerminkan kemajuan dan kesejahteraan suatu
daerah. Mengingat bahwa untuk menghitung pendapatan nasional suatu daerah
didasarkan pada total pendapatan seluruh penduduk dibagi total jumlah
penduduk. Namun daerah dengan jumlah penduduk besar berarti tingginya
angkatan kerja, belum tentu mencerminkan kesejahteraan ekonomi
masyarakatnya jika total penghasilannya belum mencukupi kehidupannya.
Pengeluaran pemerintah juga berperan penting dalam pertumbuhan
ekonomi terutama dalam menyediakan barang dan jasa publik akan
menentukan pengumpulan modal atau investasi masyarakat sehingga akan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran Pemerintah merupakan
bagian dari kebijakan fiskal yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur
jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan
pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari
kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output,
maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan
ekonomi.9
8 Linggar Dewangga Putra. “analisis pengaruh ketimpangan distribusi pendaptan terhadap jumlah
penduduk miskin di provinsi jawa tengan”. Akses 16 November 2019. 12:33 Wib 9 https://www.google.co.id. Teori Pengeluaran Pemerintah Dalam Pertumbuhan Ekonomi.
Akses 01 November 2017. 22:40 Wib
Berikut adalah tabel data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Distribusi Pendapatan, Jumlah Penduduk, dan Pengeluaran Pemerintah di
Provinsi Jambi.
Tabel 1.1
Data PDRB, Distribusi Pendapatan, Jumlah Penduduk, dan
Pengeluaran Pemerintah
Provinsi Jambi
Tahun PDRB prov jambi
distribusi pendapatan
jumlah penduduk
pengeluaran pemerintah
(milyar) atas dasar harga konstan
2001 47.062.901 0.321 2.439.644 157.581
2002 55.685.434 0.248 2.484.027 204.810
2003 58.468.082 0.330 2.568.598 563.976
2004 61.615.405 0.320 2.619.553 587.933
2005 63.881.779 0.332 2.635.968 642.833
2006 65.048.699 0.286 2.683.099 978.239
2007 73.580.247 0.280 2.742.169 1.107.696
2008 78.851.210 0.283 2.788.299 1.404.983
2009 83.887.790 0.245 2.834.164 1.530.073
2010 90.618.411 0.293 3.092.365 1.443.130
2011 97.740.873 0.348 3.169.814 1.750.240
2012 104.615.082 0.322 3.242.814 2.558.080
2013 111.766.130 0.296 3.317.034 3.012.295
2014 119.991.444 0.231 3.344.421 3.204.633
2015 125.037.398 0.319 3.402.050 3.425.566
2016 130.501.132 0.292 3.458.930 3.294.484
Sumber: bps provinsi Jambi
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa PDRB provinsi Jambi dari tahun
ketahun terus mengalami peningkatan dari tahun 2001-2016. Distribusi
pendapatan disini menggunakan nilai rasio dari tahun ketahun dan nilainya
mengalami nail turun dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dari tabel tersebut
mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Sedangkan pengeluaran pemerintah
juga mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2009-2010 pengeluaran
pemerintah mengalami penururunan dari 1.530.073 ke 1.443.130 .
Dari pemaparan latar belakang di atas inilah yang membuat peneliti
ingin mengetahui informasi yang lebih jelas serta bukti ilmiah mengenai
bagaimana pengaruh ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah penduduk
dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi
maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Ketimpangan Distribusi Pendapatan, Jumlah Penduduk dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah
penduduk dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Jambi?
2. Seberapa besar ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah penduduk dan
pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi
Jambi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
a. Untuk melihat pengaruh ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah
penduduk dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Jambi.
b. Untuk melihat seberapa besar terjadinya ketimpangan distribusi
pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.
2. Manfaat penelitian
a. Menjadi bahan pertimbangan untuk melihat pengaruh ketimpangan
distribusi pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.
b. Agar dapat mengetahui seberapa besarnya ketimpangan distribusi
pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.
c. Diharapkan dapat membantu para pengambil kebijakan dalam upaya
menentukan strategi pembangunan guna mengatasi masalah yang
berhubungan dengan ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah
penduduk dan pengeluaran pemerintah.
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penelitian hanya membahas pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Jambi. Sedangkan yang menjadi objek data pada
penelitian ini adalah:
1. Laporan pada BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Jambi dalam kurun
waktu enam belas tahun yakni tahun 2001-2016.
2. Dalam penelitian ini dibatasi pada variabel makro yakni ketimpangan
distribusi pendapatan, jumlah penduduk, dan pengeluaran pemerintah
sebagai variabel independen dan pengaruhnya yakni pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Jambi sebagai variabel dependen.
BAB II
LANDASAN TEORI
E. Kerangka Teori
1. Teori Distribusi
Secara umum, distribusi adalah klasifikasi pembayaran berupa
sewa, upah, bunga, modal dan laba yang berhubungan dengan tugas- tugas
yang dilaksanakan oleh tenaga kerja, modal dan pengusaha- pengusaha.
Dalam proses distribusi penentuan harga yang dipandang dari si penerima
pendapatan dan bukan lah dari sudut si pembayar biaya- biaya, distribusi
juga berarti sinonim untuk pemasaran. Kadang- kadang distribusi
dinamakan sebagai fungsional distribution.
Pendapatan juga diartikan sebagai suatu aliran uang atau daya beli
yang dihasilkan dari penggunaan sumber daya properti manusia. Menurut
Winardi pendapatan secara teori ekonomi adalah hasil berupa uang atau
hasil materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa
manusia bebas. Dalam pengertian pembukuan pendapatan sebuah
perusahaan atau individu.10
2. Teori Pendapatan
Pada dasarnya pendapatan/ penghasilan masyarakat yang berbeda
itulah yang menyebabkan taraf kesejahteraan masyarakat juga berbeda,
maka akan timbul dalam masyarakat ada golongan kaya dan golongan
miskin. Perbedaan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat itu
10
Arniyati. Pemerataan Distribusi Pendapatan dan Kekayaan dalam Ekonomi Islam (studi
Pemikiran M. Umer Chapra). Dalam skripsi. Hal 8
9
10
adalah wajar, karena beberapa faktor yang terdapat pada diri manusia
masing-masing.
Menurut ahli ekonomi klasik, pendapatan ditentukan oleh
kemampuan faktor-faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa.
Semakin besar kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang
dan jasa, semakin besar pula pendapatan yang dihasilkan. Mayers
memandang pendapatan dari sisi efektifitas penggunaannya untuk
memenuhi kebutuhan adalah pendapatan adalah nilai barang dan jasa
tertentu pada akhir jangka tertentu yang mempunyai indikasi bahwa makna
pendapatan bisa jadi bergeser seiring dengan tingkat pengeluaran
konsumsi masyarakat.11
Menurut Sukirno, pendapatan adalah jumlah penghasilan yang
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu priode tertentu,
baik harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Dalam bentuk yang lebih
spesifik, nilai pendapatan sebagai indeks untuk menunjukkan
perbandingan tingkat kesejahteraan dan jurang tingkat kesejahteraan
dikritik karena perbandingan secara demikian mengabaikan adanya
perbedaan dalam hal-hal komposisi semua penduduk, distribusi
pendapatan masyarakat, dan pola pengeluaran masyarakat.12
Berikut ada
beberapa klasifikasi pendapatan yaitu:
11
Khairul Anwar. Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Tingkat Konsumsi di
Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo. Dalam skripsi. Hal 09 12
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan).
Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, (2006), hal. 59
a. Pendapatan Pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu
negara.
b. Pendapatan Disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang
harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang
siap dibenlanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
c. Pendapatan Nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-
jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.
3. Teori Distiribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan pada dasarnya merupakan suatu konsep
mengenai penyebaran pendapatan diantara setiap orang atau rumah tangga
dalam masyarakat. Konsep pengukuran distribusi pendapatan dapat
ditunjukkan oleh dua konsep pokok, yaitu konsep ketimpangan absolut
dan konsep ketimpangan relative. Ketimpangan absolut merupakan konsep
pengukuran ketimpangan yang menggunakan parameter dengan suatu nilai
mutlak. Ketimpangan relatif merupakan konsep pengukuran ketimpangan
distribusi pendapatan yang membandingkan besarnya pendapatan yang
diterima oleh seseorang atau sekelompak anggota masyarakat dengan
besarnya total pendapatan yang diterima masyarakat secara keseluruhan.13
Distribusi pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan
kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang
berada dibawah garis kemiskinan. Kebanyakan dari ukuran dan indikator
13
Devi Retno Sari. “Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat”. Dalam jurnal. Hal 9
yang mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada rata-
rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi
pendapatan dipertimbangkan lemah dalam menggambarkan tingkat
kesejahteraan. Masalah utama dalam distribusi pendapatan sebuah daerah
adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok masyarakat dalam
daerah tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat
ketidakmarataan atau kesenjangan. Ketidakmerataan distribusi pendapatan
tersebut diakibatkan banyak hal terutama:14
a. Perbedaan dalam hal kepemilikan faktor- faktor produksi terutama stok
modal antar kelompok masyarakat. Teori Neo-Klasik menjelaskan
bahwa ketidakmerataan distribusi pendapatan yang diakibatkan oleh
kepemilikan faktor kapital stock ini secara otomatis dapat diperbaiki
oleh upaya pelimpahan dari pendapatan pemilik modal yang berlebih
kepada pihak yang kekurangan. Bila mekanisme otomatis tidak dapat
berjalan maka teori Keynesian mengandalkan peranan pemerintah
dalam melakukan subsidi pada pihak yang kekurangan mutlak subsidi
pada pihak kekurangan dan tentunya mutlak diperlukan pula kebijakan
pemerintah dalam upaya redistribusi pendapatan.
b. Ketidaksempurnaan mekanisme pasar (market failure) yang
menyebabkan tidak terjadinya mekanisme persaingan sempurna. Tidak
berjalannya mekanisme persaingan ini karena:
14
https://id.scribd.com/doc/48781808/Distribusi-Pendapatan. Akses, 12 oktober 2017.
19:59 wib
1) Perbedaan kepemilikan faktor produksi (sebagaimana telah
dijelaskan)
2) Timpangnya akses informasi
3) Intervensi pemerintah
4) Keterkaitan antara pelaku ekonomi dengan pihak pemerintah yang
kemudian mendistorsi pasar (biasanya kebijakan pemerintah dalam
satu kebijakan tentang perlindungan industri tertentu misalnya).
4. Ketimpangan distribusi pendapatan dalam perspektif ekonomi islam
Secara umum, islam mengarahkan mekanisme berbasis moral spritual
dalam pemeliharaan keadilan sosial pada setian aktifitas ekonomi.
Menurut Antonio, pada dasarnya islam memiliki dua sistem distribusi
utama, yakni distribusi secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar
serta sistem distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial
masyarakat. Sistem distribusi pertama, bersifat komersial, berlangsung
melalui proses ekonomi, di antaranya gaji bagi para pekerja dan biaya
sewa tanah. Sistem distribusi kedua, berdimensi soaial. Islam menciptakan
untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat.15
5. Pengaruh ketimpangan distribusi pendapatan terhadap pertumbuhan
ekonomi
Simon Kuznets mengatakan bahwa pada tahap awal pertumbuhan
ekonomi, distribusi pendapatan cenderung memburuk, namun pada tahap
selanjutnya, distribusi pendapatan akan membaik. Observasi inilah yang
15
Nurul Huda. Ekonomi Pembangunan Islam. Kencana (Jakarta: 2015) hal 39
kemudian dikenal sebagai kurva Kuznets “U-terbalik”, karena perubahan
longitudinal (time series) dalam distribusi pendapatan. Kurva Kuznets
dapat dihasilkan oleh proses pertumbuhan berkesinambunagnyang berasal
dari perluasan sector modern. Koefisiensi Gini tampak seperti kurva
berbentuk “U-terbalik”, seiring denagn naiknya Produk Domestik
Regional Bruto, seperti terlihat pada gambar:16
Tingkat Ketimpangan
0 Tingkat pertumbuhan ekonomi
Gambar 1.2 Kurva Kuznets “U-terbalik”
Menurut Todaro, pemerataan yang lebih adil dinegara berkembang
merupakan suatu kondisi atau syarat yang menunjang pertumbuhan
ekonomi. Dengan demikian, semakin tinggi distribusi pendapatan disuatu
negara akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ketimpangan pendapatan antar daerah, tergantung dari besarnya jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap penerima pendapatan dalam daerah
tersebut, baik itu golongan masyarakat maupun wilayah tertentu dalam
daerah tersebut. Perbedaan jumlah pendapatan yang diterima itu
menimbulkan suatu distribusi pendapatan yang berbeda, sedangkan besar
kecilnya perbedaan tersebut akan menentukan tingkat pemerataan
16
Ibid. Hal 11
pendapatan (ketimpangan pendapatan) daerah tersebut. Oleh karena itu,
ketimpangan pendapatan ini akan tergantung dari besar kecilnya
perbedaan jumlah pendapatan yang diterima oleh penerima pendapatan.
Sehingga timpang atau tidaknya pendapatan daerah dapat diukur melalui
distribusi penerimaan pendapatan atar golongan masyarakat atau antar
wilayah daerah.
6. Teori Jumlah Penduduk
Kuantitas atau jumlah penduduk dapat sebagai potensi maupun
menjadi beban bagi suatu daerah, akan menjadi potensi apabila jumlah
penduduk seimbang dengan sumber daya yang lain serta mempunyai
kualitas hidup yang baik, menjadi beban apabila jumlah penduduk
melampaui kapasitas daerah tersebut. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
menyebabkan ledakan penduduk, hal ini sangat mempengaruhi kualitas
hidup dan tingkat kesejahteraan dalam suatu daerah tersebut.
Menurut Michael Thomas sadler menyatakan kemampuan produksi
manusia akan berkurang jika jumlah penduduk bertambah, dan
kemampuan reproduksi akan bertambah jika jumlah penduduk berkurang
atau adanya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan tingkat
kepadatan penduduk.17
Yang dimaksud dengan penduduk adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan
17
www.scridb.com/doc.307500261/teori-teori-kependudukan. Akses. 30 maret 2018
atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi
bertujuan untuk menetap.18
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah
yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu
sama lain secara terus menerus. Dalam sosiologi, penduduk adalah
kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:19
a. Orang yang tinggal di daerah tersebut
b. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut
7. Hubungan jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi
Penduduk juga merupakan unsur penting dalam usaha untuk
meningkatkan produksi dan mengembangkan kegiatan ekonomi.
Penduduk memegang peranan penting karena penyediakan tenaga kerja
yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi. Selain itu,
konsumsi dari penduduk akan menciptakan permintaan agregat yang
memicu kegiatan produksi. Penduduk dapat diartikan seluruh orang yang
menempati suatu daerah. Banyaknya orang yang menempati suatu daerah
akan menentukan kepadatan penduduk.20
18
Bps. Provinsi Jambi 19
http://adiatmojo1.blogspot.co.id/2012/10/Pengertian-Penduduk-Masyarakat-dan.html.
Akses, 06 september 2017 20
Dian Purnamasari. Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi: Sebuah Penjelasan Empiris
Baru. Dalam Skripsi. Hal 15
8. Teori Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah.
Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli
barang dan jas, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah untuk melakukan kebijakan tersebut. Teori
mengenai pengeluaran pemerintah juga dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu teori makro dan teori mikro:21
a. Teori Makro
Pengeluaran pemerintah dalam arti rill dapat dipakai sebagai indikator
besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran
pemerintah. Semakin besar dan banyaknya kegiatan pemerintah
semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan. Dalam
teori ekonomi makro, pengeluaran pemerintah terdiri dari tiga bagian
utama yang dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa
2) Penegeluaran pemerintah untuk gaji pegawai
3) Penegluaran pemerintah untuk transfer pembayaran (pembayaran
pensiun dan pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada
masyarakat)
b. Teori Mikro
Tujuan dari teori mikro mengenai perkembangan pengeluaran
pemerintah adalah untuk menganalisis faktor- faktor yang
21
Ferry Prasetya. Teori Pengeluaran Pemerintah.Dalam Modul Ekonomi Publik. Hal 5
menimbulkan permintaan akan barang dan publik dan faktor- faktor
yang mempengaruhi tersedianya barang publik. Interaksi antara
permintaan dan penawaran untuk barang publik menentukan jumlah
barang publik yangakan disediakan melalui anggaran belanja. Jumlah
barang publik yang akan disediakan tersebut selanjutnya akan
menimbulkan permintaan akan barang lain.
Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu aspek penggunaan
sumber daya ekonomi yang secara langsung dikuasai oleh pemerintah dan
secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat melalui pembayaran pajak.
Pada umumnya, pengeluaran pemerintah akan meningkat sejalan dengan
peningkatan kegiatan perekonomian suatu negara. Keadaan ini dapat
dijelaskan dalam kaidah yang dikenal sebagai Hukum Wagner, yaitu
mengenai adanya korelasi positif antara pengeluaran pemerintah dengan
tingkat pendapatan nasional. Walaupun demikian, peningkatan
pengeluaran pemerintah yang besar belum tentu berakibat baik terhadap
aktivitas perekonomian. Untuk itu perlu dilihat efisiensi penggunaan
pengeluaran pemerintah tersebut. Mengukur efisiensi pengeluaran
pemerintah dapat dilihat dari proporsi pengeluaran rutin dan pembangunan
juga dapat dilihat dari komposisi pengeluarannya. Dengan demikian
efisiensi tidak dapat dilihat melalui satu indikator tertentu melainkan dari
beberapa indikator secara bersama-sama. Beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk melihat sejauh mana efisiensi pengeluaran pemerintah
antara lain:
a. Proporsi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan terhadap
produk domestik bruto.
b. Perbandingan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.
c. Komposisi pengeluaran rutin
Yang dimaksud dengan pengeluaran pemerintah adalah semua
pembelian barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah pusat atau
pemerintah-pemerintah daerah. Barang atau jasa dalam pengeluaran
pemerintah disini hanyalah pembelian barang-barang atau jasa-jasa
yang merupakan produksi tahun yang bersangkutan.22
9. Hubungan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Pengeluaran pemerintah dapat juga diartikan sebagai penggunaan
uang dan sumber daya suatu Negara untuk membiayai suatu kegiatan
Negara atau pemerintah dalam jangka mewujudkan fungsinya dalam
dalam melakukan kesejahteraan. Pengeluaran pemerintah merupakan salah
satu unsur permintaan agregat. Pengeluaran pemerintah mencerminkan
kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan suatu
kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah
mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk
melaksanakan kebijakan tersebut. Teori- teori yang mengenai pengeluaran
pemerintah.
22
Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro. 2008.
Yogyakarta
a. Teori makro
Pengeluaran pemerintah dalam riil dapat dipakai sebagai indikator
besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran
pemerintah. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah semakin
besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan. Dalam teori
makro, pengeluaran pemerintah terdiri dari tiga pos utama yang dapat
digolongkan sebagai berikut:
1) Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa
2) Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai
3) Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment
b. Teori adolf wagner
Adolf wagner menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah dan
kegiatan pemerintah semakin lama semakin meningkat. Tendensi ini
oleh wagner disebut dengan hukum selalu mningkatkan peranan
pemerintah. Inti teorinya yaitu makin meningkatnya peran pemerintah
dalam kegiatan dan kehidupan ekonomi masyarakat sebagai suatu
keseluruhan. Wagner menyatakan bahwa dalam suatu perekonomian
apabila pendapatan per kapita meningkat terutama disebabkan karena
pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat,
hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan, dan sebagainya. Berkaitan
dengan hokum wagner, dapat dilihat beberapa penyebab semakin
meningkatnya pengeluaran pemerintah, yakni menigkatkan fungsi
pertahanan keamanan dan ketertiban, meningkatkan fungsi
kesejahteraan, meningkatkan fungsi perbankan dan meningkatkan
fungsi pembangunan.
10. Teori Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan merupakan sebuah kata benda yang berkata dasar
„tumbuh‟. Tumbuh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berarti timbul, bertambah besar atau sempurna. Sementara pertumbuhan
berarti hel (keadaan) tumbuh; berkembang (kemajuan dan sebagainya).
Pertumbuhan ekonomi dapat berarti kenaikan produk nasional bruto
disuatu Negara.23
Secara umum teori pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu teori pertumbuhan ekonomi klasik dan teori
pertumbuhan modern. Pada teori pertumbuhan ekonomi klasik analisis
didasarkan pada kepercayaan akan efektivitas mekanisme pasar bebas.
Teori ekonomi klasik merupakan teori yang dicetuskan oleh para ahli
ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi modern mengakui pentingnya
peran pemerintah dalam perekonomian untuk mengatasi kegiatan sistem
pasar bebas.24
23
Dr. Irfan Syauqi Beik dan Laili Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan Syariah, (Jakarta,
PT Rajagrafindo Persada 2016) Hal 20 24
Ahmad Ma‟ruf dan Latri Wihastuti, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Dalam Jurnal, Hal
3
Ide dasar pemisahan kedua sumber pertumbuhan tersebut adalah
untuk mengetahui seberapa banyak pertumbuhan ekonomi berasal dari
jumlah input dan seberapa banyak disebabkan oleh peningkatan efisiensi
dalam penggunaan input tersebut.
a. Teori Joseph Schumpeter.
Menurut pandangan Schumpeter dalam Faried Wijaya lebih
menitik beratkan pada peranan sumberdaya manusia dalam
pembangunan. Joseph Schumpeter menekankan pada peranan
golongan pengusaha dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi
dengan jalan mengembangkan dan mengambil inisiatif mengadakan
perbaikan teknik dan kemudian berhasil menerapkan. Dengan
penemuannya ia berhasil memperoleh keuntungan besar dalam waktu
pendek kemudian keuntungan tersebut cepat menurun dan hilang dan
akan ditiru oleh para pesaing. Tanpa inovasi maka keuntungan akan
turun atau hilang tetapi kemudian naik lagi bila ada penemuan baru.25
Ini disebut dengan Law of Diminishing Return.
Law of Diminishing Return (Hukum hasil lebih yang semakin
menurun) berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi. Yang dimaksud
dengan Law of Diminishing Return adalah sebuah hukum dalam
ekonomi yang menjeleskan tentang proporsi input yang tepat untuk
mendapatkan output maksimal. Teori ini menjelaskan bahwa ketika
25
Faried Wijaya, Seri Pengantar Ekonomika EKONOMIKAMAKRO, (BPFE:
Yogyakarta, 1992), hlm. 283.
input yang dimiliki melebihi kapasitas produksi dari input maka
Return akan semakin menurun.26
b. Teori pertumbuhan Harrod-Domar.
Model ini merupakan hasil kerjasama namun terpisah yang
memberikan hasil hasil model sama oleh R. Harrod dan E. Domar
yang merupakan penjelsan konsep tingkat pertumbuhan jangka
panjang. misalkan jumlah jam yang tersedia (L) tumbuh secara mantap
sebesar 1 persen per tahun, sementara itu karena adanya perbaikan
metode produksi serta pendidikan dan latihan kerja mak efisiensi
pekerja naik 2 persen pertahun. Jadi banyaknya satuan efisiensi tenaga
kerja (L) tumbuh sebesar 3 persen pertahun. Ini menunjukan pada
konsep partumbuhan natural. Laju pertumbuhan natural dalam konsep
Harrod-Domar yang sederhana adalah persentase pertumbuhan tenaga
kerja efisien pertahun sebagai syarat pertumbuhan seimbang maka
output dan kapital harus juga tumbuh dengan laju pertumbuhan natural
yang sama.
Bila PNB atau output dan L masing-masing tumbuh sebesar 3
persen pertahun maka stok kapital pun harus tumbuh dengan laju
pertumbuhan natural yang sama yaitu sebesar 3 persen. Misalnya
berapa besarnya tabungan dan investasi tahunan yang diperlukan agar
26
Sayid Syekh, Sekilas Pengantar Ilmu Ekonomi da Ekononomi Islam. (Referensi GP
Press: Jakarta, 2013), hlm. 100.
stok kapital (K) tumbuh pada laju natural 3 persen pertahun tabungan
dan investasi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai suatu ukuran kuantitatif
yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomia dalam suatu
tahun tertentu apabila dibandingkan dalam tahun sebelumnya.27
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat
menurut sukirno.28
Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari
perkembangan suatu perekonomian. Dari suatu periode ke periode lainnya
kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan
meningkat.29
27
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan,
(Jakarta, Kencana 2011) hal 9 28
Kuncoro mudrajat. “Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan”. (UUP
YKPN Yogyakarta. 1997) hal 70 29
Abdul Wafi. (Analisis Faktor- Faktor yang Mempengeruhi Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jambi tahun 2010-2014). Dalam skripsi hal 9
11. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Syariah
a. Distribusi Pendapatan
Penyaluran pendapatan terhadap masyarakat yang berlandasan hukum
dalam Al-quran:
ق بعط دسجات سفع بعضكى ف انزي جعهكى خلائف السض
ى ح س س نغف إ ع انعقاب سبك سش يآ اتاكى إ كى ف به ن
(561)العاو :
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kalian penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebagian kalian atas sebagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk menguji kalian tentang apa yang diberikan-
Nya kepada kalian. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya,
dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.
Al-an’am: 165)
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah lah yang menjadikan
manusia dimuka bumi generasi demi generasi, kurun demi kurun, dan
yang sudah lanjut diganti oleh penerusnya. Demikianlah menurut Ibnu
Zaid dan lain-lainnya. Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami
jadikan sebagai ganti kalian di muka bumi malaikat-malaikat yang
turun-temurun. Dan yang menjadikan kalian (manusia) sebagai
khalifah di bumi.30
b. Kependudukan
Landasan hukum dala Al-Quran:
ان ب سا ا الا ص عاي فصان ف ا عهى هت أي ح ذ
ش )نقا : ص ان ك إن انذ ن اشكش ن (51أ
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu.
c. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah yang berlandasan hukum dalam ayat Al-
quran:
إ تى ب إرا حك ا ه ا الياات إنى أ تؤد الله ؤيشكى ا
الله كا إ ا عظكى ب الله ع ا بانعذل إ تحك اناس أ
شا )انساء : عا بص (15س
30
https://amaliyah.net/al-anam-ayat-165 Akses: 16 januari 2019
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi
Maha melihat”.( QS. Annisa: 58)
Ayat itu menjelaskan bahwa suatu kepemerintahan harus mengambil
keputasan yang tepat dan adil bagi masyarakatnya termasuk dalam
mengambil kebijakan-kebijakan dalam kepemerintahan agar suatu
Negara dapat memberikan pengajaran/ pembelajaran baik bagi
masyarakatnya.
d. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu.31
Oleh sebab itu, Landasan hukum dalam
ayat Al-quran:
31
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi Akses: 16 Januari 2019
ء فؤخشجا ي بات كم ش آء يآء فؤخشجا ب انس زل ي انزي أ
جات داة ا ا ق طهع انخم ي ي حبا يتشاكبا خضشا خشج ي
انش ت انز أعاب إرآ ي ش ا إنى ث ظش ا ش يتشاب غ ا يشتب ا ي
)العاو : و ؤي ق ات ن رانكى ف إ ع ش (99أث
Artinya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam-macam tumbuhan,
maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang
menjulai dan kebun-kebun anggur dan Kami keluarkan pula zaitun
dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di
waktu puhonnya berbuah dan perhatikan pulalah kematangannya.
Sesungguhnya pada demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi orang-orang yang beriman.(QS. Al-An’am: 99)
Ayat ini menjelaskan bahwa kejadian hal-hal yang menjadi kebutuhan
manusia sehari-hari, agar mereka secara mudah dapat memahami
kekuasaan, kebijaksanaan, serta pengetahuan Allah. Allah s.w.t.
menjelaskan bahwa Allah-lah yang menurunkan hujan dari langit, yang
menyebabkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang
terdiri dari berbagai ragam bentuk, macam dan rasa.
Hadist Dr. Abdul Ghani ; “perkembangan atau peralihan yang
berterusan, merangkum pengagihan semula sumber-sumber kekayaan.
Perkembangan dari sujud sejarahnya dari era pertanian pada era
industry dan dari tahap itu kepada era perkhimatan”
Untuk menciptakan kesejahteraan maka setiap Negara harus
melaksanakan pembangunan dengan memperhatikan beberapa
komponen yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga membuat
sebuah lingkaran yang disebut dengan daur keadilan atau Cycle of
Equity. Komponen-komponen tersebut yaitu kekuatan penguasa,
hukum, rakyat, pembangun, kekayaan, dan keadilan. Semua komponen
tersebuat bekerja dalam sebuah lingakaran dinamis yang saling
mempengaruhi satu sama lain dan menjadi faktor yang menetukan
kemajuan suatu daerah atau Negara.32
F. Tinjauan Pustaka
Dalam rangka menetapkan permasalahan dalam melakukan sesuatu
penelitian, subjek peneliti, untuk selanjutnya malaksanakan penelitian
kelapangan, peneliti perlu memperhatikan apakah yang akan peneliti angkat
ini telah ada yang meneliti baik itu ditinjau dari aspek yang sama dengan
menggunakan metode yang sama dan apakah ada relavansi dengan penelitian
yang akan diteliti, agar tidak terjadi pengulangan.
32
M. Umar Chepra, The Future of Economics: an Islamic Perspective, Terj. Ikhwan
Abidin, Masa Depan Ilmu Ekonomi: sebuah Tinjauan Islam, (Tazkia Institute: Jakarta, 2001), hlm.
127.
Dibawah ini beberapa hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan
penelitian ini, antara lain:
No Nama Judul Hasil Penelitian
1 Susi Lestari Faktor-Faktor
Mempengeruhi
Ketimpangan
Pendapatan Dijawa
Timur Tahun 2009-
2012
Bahwa pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan
kabupaten/ kota diprovinsi
jawa timur kebenarannya atau
Ha1 diterima. Jumlah
penduduk berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan
kabupaten/ kota diprovinsi
jawa timur terbukti
kebenarannya atau Ha
diterima.33
2 Sri Endang Rahayu Analisis Pengaruh
Pengeluaran
Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di Sumatera
Utara
Bahwa variabel X1
(pengeluaran pemerintah
aparatur) mempunyai
pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Utara dan X2
(pelayanan publik) mempunyai
pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di
33
Sesi Lestari. “Factor- Factor Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan Dijawa Timur
Tahun2009- 2012”. Dalam Jurnal. Hal 1
Sumatera Utara yaitu artinya
secara bersama- sama
pengeluaran aparatur daerah
dan pelayanan public mampu
memberiakan variasi
penjelasan pertumbuhan
ekonomi yang tidak
dimasukkan dalam etimasi
model.34
3 Rosmawati
Sinuraya
Analisis Pengaruh
Pengeluaran
Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten
Karo
Bahwa variabel indenpenden
yaitu pengeluaran pemerintah,
pengeluaran konsumsi,
investasi dapat dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak
terdapat dalam model,
berdasarkan ini hipotesa yang
menyatakan bahwa
pengeluaran pemerintah,
pengeluaran konsumsi,
investasi berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi kabupaten Karo dapat
diterima.35
34
Sri ending rahayu. “analisis pengaruh pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara”, Dalam Jurnal Ekonomi. Hal 12 35
Rosmawati sinuraya. “analisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi dikabupaten Karo”. Dalam jurnal ekonomi. Hal 10
G. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya masih harus
diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan
pustaka. Hipotesis juga merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya
atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.36
Berdasarkan latar belakang masalah yanng disampaikan di atas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara ketimpangan distribusi
pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.
2. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ketimpangan
distribusi pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.
36
Nanang Martono, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), hal. 63.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan data times series. Data times series atau disebut juga data
deret waktu merupakan sekumpulan data dari fenomena tertentu yang didapat
dalam beberapa interval waktu tentu.37
Dalam penelitian ini penulis akan
menghitung seberapa besar pengaruh ketimpangan distribusi pendapatan,
jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Jambi. Tujuan penelitian ini tidak hanya untuk mendiskripsikan
objek yang diteliti melalui proses pengekplorasian fakta dan data objek
dilapangan sebagaimana adanya.
Dalam pencapaian yang maksimal, penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengaruh
ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran
pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi. Untuk
memperoleh suatu konsep yang lebih relavan dengan pendekatan kuantitatif
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data Sekunder merupakan data-data yang dikumpulkan oleh peneliti
37
M. Ma‟aruf Abdullah, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Untuk: Ekonomi, Manajemen,
komunikasi, dan Ilmu Sosial Lainnya), (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015), hlm. 246-247.
34
melalui pihak kedua.38
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data
yang diambil mengenai gambaran umum di Badan Pusat Statistik (BPS)
Kota Jambi, seperti data-data berikut ini:
a. Historis dan geografis
b. Keadaan Penduduk
c. Perkembangan PDRB
d. Jumlah penduduk
e. Pengeluaran pemerintah
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu
data distribusi pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi yang bersumber dari
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi (jambi.bps.go.id).
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat di peroleh.39
Sumber data penelitian ini diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Jambi.
C. Instumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Pada hakikatnya peneliti mengamati secara langsung untuk melihat
masalah yang terjadi mengenaipengaruh ketimpangan distribusi
pendapatan, jumlah penduduk, dan pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi di provinsi Jambi.
38
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2012), Hal. 20. 39
Sayuti Una (edit), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi:Fakultas Syariah
IAINSTS Jambi dan Syariah Press, 2014), hal 34.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik penggunaan data dengan
memanfaatkan data sekunder yang tersedia dalam dokumen-dokumen
dengan menggunakan bukti yang akurat. Data sekunder ini antara lain dari
pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/tulisan, buku,
arsip, jurnal artikel dan sebagainya yang berhubungan dengan
permasalahan judul skripsi di atas.40
D. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan varibel terikat (dependent variabel) dan
variabel bebas (independent variabel).
1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih bik selama periode tertentu. Pertumbhan ekonomi
dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.41
40
Ibid 41
“Pengertian Pertumbuhan Ekonomi” https://id.m.wikipedia.org/wiki/pertumbuhan-
ekonomi, akses 17 mei 2017 pukul 22:20 WIB
2. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
a. Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Ketimpangan pendapatan adalah suatu kondisi dimana
distribusi pendapatan yang diterima masyarakat tidak merata.
Ketimpangan ditentukan oleh tingkat pembangunan, heterogenitas
etnis, ketimpangan juga berkaitan dengan kediktatoran dan pemerintah
yang gagal. Dengan demikian ketimpangan pendapatan akan
menghambat pertumbuhan. Hal ini karena ketimpangan menyebabkan
kebijakan redistribusi pendapatan yang tentunya akan mahal.42
b. Jumlah Penduduk
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu
wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan
salingberinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.43
c. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu aspek
penggunaan sumber daya ekonomi yang secara langsung dikuasai oleh
pemerintah dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat
melalui pembayaran pajak. Pada umumnya, pengeluaran pemerintah
42
“Pengertian Ketimpangan Pendapatan” http://www.infobaruku.net/2016/05/pengertian-
ketimpangan-pendapatan.html, akses 17 mei 2017 pukul 15:07 WIB 43
“Pengertian Penduduk” www.scribd.com/doc/91037202/Pengertian-Penduduk, akses 17
mei 2017 pukul 15:00 WIB
akan meningkat sejalan dengan peningkatan kegiatan perekonomian
suatu negara.44
E. Uji Coba Statistik
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan metode regresi berganda, maka
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk menguji data
variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi
yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau tidak normal. Persamaan
regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan terikat
berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi
normal atau tidak cukup membandingkan antara data riil atau nyata
dengan garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau
memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis kurva
cenderng tidak simetris terhadap mean (U), maka dapat dikatakan data
berdistribusi tidak normal atau sebaliknya.45
b. Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau
tidak varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang
lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut
44
“Pengertian Pengeluaran Pemerintah” http://jhonnix.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-
pengeluaran-pemerintah.html, akses 17 mei 2017 pukul 14:57 WIB 45
Ibid., hlm. 92
homoskedastisitas dan jika variannya tidak sama atau berbeda disebut
terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah maupun
diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola
yang teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titi-titiknya
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun
bergelombang.46
c. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah
autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi
tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi timbul
jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t
(berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa uji autokorelasi dilakukan
untuk data time series atau data yang mempunyai seri waktu.Tes Durbin
Watson dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi
dengan ketentuan sebagai berikut:47
1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2).
2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2
atau -2 < DW < +2.
46
Ibid., hlm. 90 47
Ibid., hlm. 97
3) Terjadi autokorelasi negative jika nilai DW diatas +2 atau DW > +2.
d. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana dua variabel independen
atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna
ataumendekati sempurna. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Jika tolerance
lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas.48
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk melakukan
pengujian hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan.
Data-data yang telah diperoleh, akan diolah dengan menggunakan teknik
kuantitatif-deskriptif.
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan rumus statistik,
yakni program SPSS. Adapun model statistik yang digunakan adalah:
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier ganda digunakan untuk mendapatkan pengaruh
dua variabel kriteriumnya atau untuk mencari hubungan fungsional dua
variabel predictor atau lebih dengan variabel kriteriumnya, atau untuk
meramalkan dua variabel predictor atau lebih terhadap variabel
kriteriumnya.49
48
Ibid hlm 98 49
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008), hlm. 241
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (independent
variabel/X) yakni Distribusi pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran
pemerintah. Sedangkan variabel terikat (dependendent/Y) adalah
Pertumbuhan ekonomi, dengan rumusan sebagai berikut.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Di mana:
Y : Pertumbuhan ekonomi (variabel dependen)
β1 : Koefisien regresi dari variabel X1 ( Distribusi pendapatan)
β2 : Koefisien regresi dari variabel X2 ( Jumlah penduduk)
β3 : Koefisien regresi dari variabel X3 ( Peng pemerintah)
α : Konstanta.
X1 : Distribusi pendapatan
X2 : Jumlah penduduk
X3 : Pengeluaran pemerintah
e : Pengganggu (error)
2. Uji Parsial (t)
Uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen. Hipotesis yang digunakan adalah:
a. Ho diterima dan Ha ditolak jika : thitung < ttabel atau sig > α (tidak terdapat
pengaruh yang signifikan).
b. Ho diterima dan Ha ditolak jika : thitung > ttabel atau sig < α (terdapat
pengaruh yang signifikan)
3. Uji Simultan (F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji f-test. Uji
statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap veriabel terikat. Uji ini dibantu dengan menggunakan software
SPSS 16.0. uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan fhitung
dengan ketentuan:
a. Ho diterima dan Ha ditolak jika : fhitung < ftabel atau sig > α (tidak terdapat
pengaruh yang signifikan).
b. Ho diterima dan Ha ditolak jika : fhitung > ftabel atau sig < α (terdapat
pengaruh yang signifikan).
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar
presentase perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan
oleh perubahan atau variasi dari variabel independen.
Dengan mengetahui nilai koefisien determinasi dapat dijelaskan
kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen.
Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Hasil
pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R square
pada analisis regresi berganda. Contoh jika variabel dalam model hanya
menjelaskan 0,4 maka berarti sebesar 0,6 ditentukan oleh variabel di luar
model, nilai diperoleh sebesar R2
= 0,4.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Agar penulisan skripsi ini tidak keluar dari jalur pembahasan, maka
penulis membuat sistematika penulisan yang akan menjadi panduan dalam
penulisan skripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahasan-pembahasan
yang ada dalam setiap bab nya berikut ini :
BAB I :Pendahuluan. Isi Bab ini yaitu Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat. Penelitian,
BAB II :Kerangka Teori, Tinjauan pustaka, serta Hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan Penelitian, Jenis
dan Sumber Data, Instrumen Pengumpulan Data, Teknik Analisis
Data, dan Sistematika Penulisan.
BAB IV :Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini penulis akan
membahas tentang pengujian dan hasil analisa data, pembuktian
hipotesis, pembahasan hasil analisa data dan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan masalah.
BAB V :Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 297234689.54
2 69154136.383 4.298 .000
distribusi_pendapatan -
18017716.516 85145272.071 -.037 -.212 .834
jumlah_penduduk -221.351 59.021 -2.139 -3.750 .001
pengeluaran_pemerintah 80.137 17.729 2.485 4.520 .000
a. Dependent Variable: PDRB
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat
pada hasil output SPSS sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.1 di atas,
persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Y = 297.234.689,54 – 0,212 X1 -3,75 X
2 + 4,52 X
3 + e
Dari persamaan regresi di atas dapat dinyatakan nilai koefisien
regresinya sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 297.234.689,54 berarti jika setiap variabel
independen konstan bernilai nol atau tidak ada pengaruh dari variabel
independen, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar
Rp.297.234.689,54 juta.
b. Nilai koefisien variabel distribusi pendapatan sebesar - 0,212 berarti setiap
peningkatan 1% ketimpangan distribusi pendapatan akan menurunkan
44
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 297234689.54
2 69154136.383 4.298 .000
distribusi_pendapatan -
18017716.516 85145272.071 -.037 -.212 .834
jumlah_penduduk -221.351 59.021 -2.139 -3.750 .001
pengeluaran_pemerintah 80.137 17.729 2.485 4.520 .000
a. Dependent Variable: PDRB
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,212, dengan asumsi variabel lainnya
diabaikan dan konstan.
c. Nilai koefisien variabel jumlah penduduk sebesar - 3,75 berarti setiap
penigkatan 1% jumlah penduduk akan menurunkan pertumbuhan ekonomi
sebesar 3,75 dengan asumsi variabel lainnya diabaikan dan konstan.
d. Nilai koefisien variabel pengeluaran pemerintah sebesar 4,57 berarti setiap
peningkatan 1% pengeluaran pemerintah akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi sebesar 4,57
B. Pengujian Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
Uji t bertujuan untuk menguji apakah setiap variabel independen
secara masing-masing (parsial) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan thitung dengan ttabel atau dapat juga menggunakan
pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan yaitu
sebesar 5%. Hasil uji t dari output SPSS dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji t
a. Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Provinsi Jambi Periode 2001-2016
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel ketimpangan
distribusi pendapatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi
periode 2001-2016 menunjukkan nilai thitung -0,212 < ttabel 2,048 serta
memiliki nilai probabilitasnya sebesar 0,834 yang lebih besar dari 0,05,
hal ini berarti bahwa ketimpangan distribusi pendapatan (X1) berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Jambi periode 2001-2016.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel ketimpangan distribusi pendapatan (X1) tidak dapat menerangkan
variabel terikatnya yaitu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi periode
2001-2016.
b. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi
Jambi Periode 2001-2016
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel jumlah penduduk
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi periode 2001-2016
menunjukkan nilai thitung -3,75 < ttabel 2,048 serta memiliki nilai
probabilitasnya sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti
bahwa jumlah penduduk (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi periode 2001-2016.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel jumlah penduduk (X2) tidak dapat menerangkan variabel
terikatnya yaitu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi periode 2001-
2016.
c. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Provinsi Jambi Periode 2001-2016
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel pengeluaran
pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi periode
2001-2016 menunjukkan nilai thitung 4,52 > ttabel 2,048 serta memiliki nilai
probabilitasnya sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti
bahwa pengeluaran pemerintah (X3) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi periode 2001-2016.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial
variabel pengeluaran pemerintah (X3) dapat menerangkan variabel
terikatnya yaitu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi periode 2001-
2016.
2. Uji F (Simultan)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen yang
digunakan dalam model secara bersama-sama (simultan) mampu
menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Pengujian ini dilakukan
dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel atau dapat juga menggunakan
pengamatan nilai signifikansi F pada tingkat α yang digunakan yaitu 5%.
Berikut hasil uji F dari output SPSS:
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4665807445
087630.000 3
15552691483
62543.000 7.992 .001
b
Residual 5448900890
944008.000 28
19460360324
8000.300
Total 1011470833
6031630.000 31
a. Dependent Variable: PDRB
b. Predictors: (Constant), pengeluaran_pemerintah, distribusi_pendapatan,
jumlah_penduduk
Tabel 4.3
Hasil Uji F
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-
sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
varibel dependen. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung sebesar 7,992 > Ftabel
2,95 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,001. Karena nilai signifikansi
(sig) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi bahwa ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah penduduk
dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
jambi periode 2001-2016.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Secara statistik untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari besarnya
koefisien korelasi ganda atau R2. Apabila koefisien determinasi sama
dengan nol (R2 = 0), artinya variabel Y tidak dapat diterangkan oleh X
sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variabel Y secara keseluruhan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .679
a .461 .404
13950039.54
3
a. Predictors: (Constant), pengeluaran_pemerintah,
distribusi_pendapatan, jumlah_penduduk
b. Dependent Variable: PDRB
dapat diterangkan oleh X. Nilai Koefisien determinasi dapat diukur oleh
Adjusted R-square. Berikut hasil uji R2 :
Tabel 4.4
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pada tabel di atas, nilai Adjusted R-square sebesar 0,404 atau 40,4
%. Hal tersebut menunjukkan bahwa Pertumbuhan ekonomi di provinsi
jambi periode 2001-2016 dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh
ketimpangan distribusi pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran
pemerintah 40,4 %. Sedangkan sisanya 59,6 % dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Jambi Periode 2001-2016
Hasil penelitian diketahui bahwa variabel ketimpangan distribusi
pendapatan (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi periode 2001-2016. Hal ini
ditunjukkan oleh koefisien regresi X1 sebesar -0,212. Nilai signifikan
variabel ketimpangan distribusi pendapatan sebesar 0,834 hal ini berarti
lebih besar dari 0,05. Nilai thitung< ttabel atau -0,212 < 2,048, sehingga
mengindikasikan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan tidak
berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi
periode 2001-2016.
Hal ini disebabkan karena ketimpangan distribusi pendapatan
merupakan variabel yang bersifat nasional yang pengaruhnya tidak akan
begitu besar pada aktivitas perekonomian local seperti provinsi Jambi,
terutama terkait dengan distribusi pendapatan kepada pertumbuhan
ekonomi di provinsi Jambi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Devi Ratna Sari (2006) ketimpagan distribusi pendapatan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Jawa.
2. Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi
Jambi Periode 2001-2016
Hasil penelitian diketahui bahwa variabel jumlah penduduk (X2)
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Jambi periode 2001-2016. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien
regresi X2 sebesar -3,75. Nilai signifikan variabel jumlah penduduk
sebesar 0,001 hal ini berarti lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung < ttabel atau -
3,75 < 2,048, sehingga mengindikasikan bahwa jumlah penduduk tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Jambi periode 2001-2016.
Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk merupakan variabel
yang bersifat nasional yang pengaruhnya tidak akan begitu besar pada
aktivitas perekonomian local seperti di provinsi Jambi. Terutama terkait
dengan jumlah penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ichwan Fuany Falahinur
(2017) bahwa secara persial jumlah penduduk berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang di Kabupaten Kuluprogo. Berbeda hasil dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatma Dayuning Chatami (2014)
bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kota Surakarta.
3. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jambi Periode 2001-2016
Hasil penelitian diketahui bahwa variabel pengeluaran pemerintah
(X3) berpengeruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
provinsi jambi periode 2001-2016. Hal ini ditunjukkan oleh koefisiensi
regresi X3 sebesar 80,137. Nilai signifikan variabel pengeluaran
pemerintah 0,000 hal ini berarti lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung > ttabel atau
4,520 > 2,048, sehingga mengidentifikasikan bahwa pengeluaran
pemerintah berpengaruh fositif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di provinsi Jambi periode 2001-2016.
Hal ini disebabkan karena pengeluaran pemerintah merupakan
variabel yang bersifat nasional yang pengaruhnya besar pada aktivitas
perekonomian local seperti provinsi jambi. Terutama terkait dengan
pengeluaran pemerintah kepada pertumbuhan ekonomi.hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Merri Anita sari dan Ahmad
Soleh bahwa secara persial pengeluaran pemerintah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu.
Berbeda dengan peneliatian yang dilakukan oleh Cristian Lendy
Koyongian bahwa pegeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ketimpangan distribusi pendapatan
secara persial bepengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di provinsi jambi periode 2001-2016. Hal tersebut dibuktikan dengan
nilai thitung < ttabel atau -0,212 < 2,048 serta memiliki nilai probabilitasnya
sebesar 0,834 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ha ditolak
dan tidak ada pengaruh antara variabel ketimpangan distribusi pendapatan
terhadap variabel terikat (pertumbuhan ekonomi). Variabel jumlah
penduduk secara versial berpengaruh negative dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi periode 2001-2016. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan nilai thitung < ttabel atau 3,75 < 2,048 serta
memiliki nilai probabilitasnya sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05,
sehingga dapat disimpulkan Ha ditolak dan tidakada pengaruh antara
variabel jumlah penduduk terhapapvariabel terikat (pertumbuhan
penduduk). Sedangkan variabel pengeluaran pemerintah secara persial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi periode
2001-1016. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel atau
4,520 >2,048 serta memiliki nilai probabilitasnya sebesar 0,000 yang lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang
53
berartiada pengaruh antara variabel pengeluaran pemerintah terhadap
variabel terikat ( pertumbuhan ekonomi).
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-
sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung sebesar 7,992 > Ftabel 2,95 dengan nilai
signifikan (sig) sebesar 0,001. Karena nilai signifikan jauh lebih kecil dari
0.05sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang
berartiadapengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
bersama-sama (simultan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi periode 2001-2016. Dapat
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel ketimpangan distribusi
pendapatan, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah 40,4%,
sedangkan sisanya 59,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan analisa yang dilakukan oleh penulis maka
rekomendasi/saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut:
1. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak terikat
terutama Badan pusat Statistik (BPS) agar masa dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi, karena dengan jumlah tersebut
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan sektor rill provinsi jambi.
2. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini daharapkan dapat digunakan sebagai revisi bagi
ihak kampus sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya dalam melakukan
penelitian terkait denag pertumbuhan ekonomi provinsi jambi.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa menemukan faktor-faktor makro
dan mikro lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi provinsi
jambi.
Daftar Pustaka
A. Literatur
Bps. Provinsi. Jambi
Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro..
Yogyakarta 2008.
Dr. Irfan Syauqi Beik dan Laili Dwi Arsyianti, Ekonomi Pembangunan
Syariah, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada 2016)
Imam Ghozali, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: BP
UNDIP 2005)
Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2012).
Kuncoro Mudrajat, “ekonomi pembangunan: teori, masalah dan kebijakan”.
(UUP YKPN Yogyakarta. 1997).
M. Ma‟aruf Abdullah, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Untuk: Ekonomi,
Manajemen, komunikasi, dan Ilmu Sosial Lainnya), (Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2015).
Nurul Huda. Ekonomi Pembangunan Islam. Kencana (Jakarta: 2015)
Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, Penggunaan Teknik
Ekonometri, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002).
Nanang Martono, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011).
Sadono Sukirno, ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijaksanaan). Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, (2006).
-----Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan,
(Jakarta, Kencana 2011).
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah, ( Jambi : Syari‟ah
Press, 2014)
56
B. Literatur Lainnya
Abdul Wafi. (analisis faktor- faktor yang mempengeruhi pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jambi tahun 2010-2014). Dalam skripsi
Ahmad Ma‟ruf dan Latri Wihastuti, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Dalam
Jurnal
AhmaFakhrudin Yunianto. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Pajak
Daerah, Retribusi Daerah dan Pengeluaran Daerah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Kudus. Dalam Jurnal.
Arniyati. Pemerataan distribusi pendapatan dan kekayaan dalam ekonomi
islam (studi pemikiran M. Umer Chapra). Dalam skripsi.
Devi Retno Sari. “Analisis Pengaruh Petimpangan Distribusi Pendapatan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat”. Dalam jurnal.
Dian Purnamasari. Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi: Sebuah Penjelasan
Empiris Baru. Dalam Skripsi.
Dita Tristyana sari, “Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan,
Kredit Perbankan,Jumlah Penduduk, Investasi, Dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa
Jogyakarta” jurnal syariah dan hukum (2015).
Ferry Prasetya. Teori Pengeluaran Pemerintah.Dalam Modul Ekonomi
Publik.
“Pengertian Penduduk,” http://adiatmojo1.blogspot.co.id/2012/10/-
masyarakat-dan.html. Akses, 06 september 2017
“Distribusi Pendapatan,”https://id.scribd.com/doc/48781808/. Akses, 12
oktober 2017. 19:59 wib
“Teori Pengeluaran Pemerintah Dalam Pertumbuhan Ekonomi,”
https://www.google.co.id, Akses 01 November 2017. 22:40 WIB.
“al-anam-ayat-165,” https://amaliyah.net/ Akses: 16 januari 2019
Khairul Anwar. Pengaruh Pendapatanpetani Karet Terhadap Tingkat
Konsumsi di Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo. Dalam skripsi.
”Distribusi-Pendapatan”, https://id.scribd.com/doc/48781808/Akses, 12
oktober 2017. 19:59 wib
“Pengertian Pengeluaran Pemerintah,” http://jhonnix.blogspot.co.id/2015/04/
pengertian-pengeluaran pemerintah.html, akses 17 mei 2017 pukul
14:57 WIB
”Teori Teori Kependudukan,” www.scridb.com/doc.307500261/ Akses. 30
maret 2018
”Pengertian Penduduk Masyarakat, http://adiatmojo1.blogspot.co.id/2012/10/
html. Akses, 06 september 2017
”Pertumbuhan Ekonomi,” https://id.wikipedia.org/wiki/ Akses: 16 Januari
2019
“Pengertian Ketimpangan Pendapatan,” http://www.infobaruku.net/2016/05/p
engertian-ketimpangan-pendapatan.html, akses 17 mei 2017 pukul
15:07 WIB
“Pengertian Penduduk,” www.scribd.com/doc/91037202/Pengertian-
Penduduk, akses 17 mei 2017 pukul 15:00 WIB
“Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.” https://id.m.wikipedia.org/wiki/pertumb
uhan-ekonomi, akses 17 mei 2017 pukul 22:20 WIB
Rosma wati, “Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap
pertumbuhan Ekonomi kabupaten Karo”, jurnal Ekonomi.
Rosmawati sinuraya. “analisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi dikabupaten Karo”. Dalam jurnal ekonomi.
Sesi Lestari. “Factor- Factor Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan
Dijawa Timur Tahun2009- 2012”. Dalam Jurnal.
Sri Danawati. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi Terhadap
Kesempatan Kerja, Pertumbuhan Ekonomi Serta Ketimpangan
Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi
Sri Endang Rahayu. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara. Dalam Skripsi.
Tommy Prio Haryanto. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2007-2011. Dalam Jurnal.
Wiratno Bagus Suryono. Analisi Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Tingkat
Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Jawa Tengah. Dalam
Jurnal.
Zainuddin Ibnurrasyad, Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Jumlah
Penduduk Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2004-20014.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Data persemester
Tahun PDRB prov jambi
distribusi
pendapatan
jumlah
penduduk
pengeluaran
pemerintah
(milyar) atas dasar harga konstan
smt 1 2001 23,531,451 0,332 1,219,822 78,791
smt 2 2001 23,531,451 0,230 1,219,822 78,791
smt 1 2002 27,842,717 0,273 1,242,014 102,405
smt 2 2002 27,842,717 0,330 1,242,014 102,405
smt 1 2003 29,234,041 0,304 1,284,299 281,988
smt 2 2003 29,234,041 0,273 1,284,299 281,988
smt 1 2004 30,807,703 0,321 1,309,777 293,967
smt 2 2004 30,807,703 0,346 1,309,777 293,967
smt 1 2005 31,940,890 0,304 1,317,984 321,417
smt 2 2005 31,940,890 0,240 1,317,984 321,417
smt 1 2006 32,524,350 0,229 1,341,550 489,120
smt 2 2006 32,524,350 0,351 1,341,550 489,120
smt 1 2007 36,790,124 0,321 1,371,085 553,848
smt 2 2007 36,790,124 0,322 1,371,085 553,848
smt 1 2008 39,425,605 0,295 1,394,150 702,492
smt 2 2008 39,425,605 0,292 1,394,150 702,492
smt 1 2009 41,943,895 0,269 1,417,082 765,037
smt 2 2009 41,943,895 0,323 1,394,150 765,037
smt 1 2010 8,517,147 0,304 1,546,183 721,565
smt 2 2010 8,957,778 0,345 1,546,183 721,565
smt 1 2011 9,261,649 0,340 1,584,907 875,120
smt 2 2011 9,700,748 0,348 1,584,907 875,120
smt 1 2012 9,877,740 0,345 1,621,407 1,279,040
smt 2 2012 10,495,792 0,359 1,621,407 1,279,040
smt 1 2013 10,707,546 0,348 1,658,517 1,506,148
smt 2 2013 11,271,732 0,327 1,658,517 1,506,148
smt 1 2014 59,194,730 0,329 1,672,211 1,602,317
smt 2 2014 60,789,986 0,342 1,672,211 1,602,317
smt 1 2015 61,953,441 0,361 1,701,025 1,712,783
smt 2 2015 63,085,273 0,344 1,701,025 1,712,783
smt 1 2016 65,250,566 0,349 1,729,465 1,647,242
smt 2 2016 65,250,566 0,346 1,729,465 1,647,242
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 297234689.54
2 69154136.383 4.298 .000
distribusi_pendapatan -
18017716.516 85145272.071 -.037 -.212 .834
jumlah_penduduk -221.351 59.021 -2.139 -3.750 .001
pengeluaran_pemerintah 80.137 17.729 2.485 4.520 .000
a. Dependent Variable: PDRB
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 pengeluaran_pem
erintah,
distribusi_pendap
atan,
jumlah_penduduk
b
. Enter
a. Dependent Variable: PDRB
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .679a .461 .404 13950039.543
a. Predictors: (Constant), pengeluaran_pemerintah, distribusi_pendapatan, jumlah_penduduk
b. Dependent Variable: PDRB
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 46658074450876
30.000 3
15552691483625
43.000 7.992 .001b
Residual 54489008909440
08.000 28
19460360324800
0.300
Total 10114708336031
630.000 31
a. Dependent Variable: PDRB
b. Predictors: (Constant), pengeluaran_pemerintah, distribusi_pendapatan, jumlah_penduduk
Tahun Gini Rasio Provinsi Jambi
S 1 (mar) S 2 (sept) 2001 0,332 0,230
2002 0,273 0,330
2003 0,304 0,273
2004 0,321 0,346
2005 0,304 0,240
2006 0,229 0,351
2007 0,321 0,322
2008 0,295 0,292
2009 0,269 0,323
2010 0,304 0,345
2011 0,340 0,348
2012 0,345 0,359
2013 0,348 0,327
2014 0,329 0,342
2015 0,361 0,344
2016 0,349 0,346
Tahun Jumlah Penduduk Prov
Jambi
2001 2439644
2002 2484027
2003 2568598
2004 2619553
2005 2635968
2006 2683099
2007 2742169
2008 2788299
2009 2834164
2010 3092365
2011 3169814
2012 3242814
2013 3317034
2014 3344421
2015 3402050
2016 3458930
Tahun Pengeluaran Pemerintah
BTL BL Total
2001 - - 157581
2002 - - 204810
2003 - - 563976
2004 - - 587933
2005 - - 642833
2006 - - 978239
2007 - - 1107696
2008 511724 893259 1404983
2009 685176 844897 1530073
2010 627267 815863 1443130
2011 760339 989902 1750241
2012 1504684 1363636 2868320
2013 1271932 1740363 3012295
2014 1483116 1721517 3204633
2015 1762391 1663175 3425566
2016 1649327 1645157 3294484
Tahun PDRB Provinsi Jambi
ADHK 2000 ADHK 2010
2001 11141085
2002 3636903
2003 3899349
2004 11953885,47
2005 22487011,44
2006 26061773,93
2007 39665344,54
2008 41056483,56
2009 44127005,65
2010 53816693,02 90618411
2011 97740873
2012 104615082
2013 111766131
2014 119991445
2015 125036398
2016 130499632
CURICULUM VITAE
Nama : Lusinda Dewi
Nim : SES130293
Tempat/ tgl. Lahir : Simpang Tuan/ 28-07-1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat :Jl. Lintas Jambi - Kuala Tungkal, Kel. Simpang Tuan, Kec.
Mendahara Ulu, Kab. Tanjung Jabung Timur, Kode Pos :
36564
Nomor Telepon : 0812-7161-6534
E-mail : [email protected]
Nama Orang Tua
Ayah : Paikun
Ibu : Bibit Setiawati
Pendidikan :
2013-2019 : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2012-2013 :MAL Laboratorium Kota Jambi
2007-2012 : PKP Al-hidayah Kota Jambi
2000-2006 : SDN 208/x Kel. Simpang Tuan