pengaruh interaksi belajar mengajar efektif … · 2018. 10. 1. · skripsi. jurusan pendidikan...
TRANSCRIPT
PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR EFEKTIFTERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMAN 2 WOJA
KAB. DOMPU KEC .WOJA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Meraih GelarSarjanaPendidikan (S.Pd.) Pada Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama IslamUniversitas MuhammadiyahMakassar
TITI RATNAWATINIM : 10519 185313
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAAR
1439 H/ 2018 M
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunanTak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayangTak ada musuh ynag tak dapat ditaklukkan oleh cinta
“...boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baikbagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia
amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidakmengetahui”(Al-Baqarah:216)
Pintu kebahagiaan terbesar adalah doa keduaorang tua,Olehnya itu:
Kupersembahkan karya sederhanaini sebagai tanda bakti dan bukti
kecintaanku pada Ayahanda M.Sidik dan Ibunda Fatma
yang mencurahkansegala kasih sayang dan harapandalam untaian doa penuh cinta
untuk ananda.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis/ penelitiyang bertanda tangan di
bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/
peneliti sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakanduplikat,
tiruan, plagiat di buat atau dibantu secara langsung orang lain baik
keseluruhan,maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi
hukum.
Makassar, 15 Rabiul Awwal 1439H04 Desember 2017M
Peneliti
TITI RATNAWATI
i
ABSTRAK
Titi Ratnawati, 10519185313. Pengaruh interaksi belajar mengajarefektif terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 2 Woja Kab.Dompu Kec.WojaSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam . Fakultas Agama Islam. UniversitasMuhammadiyah Makassar.
Penelitian ini membahas pengembangan kompetensi sosial guru-guru diSMAN 2 Woja. Fokus penelitian yang akan dikaji adalah: 1.Bagaimana interaksibelajar mengajar yang efektif dalam pretasi belajar siswa di SMAN 2 WojaKab.Dompu Kec.Woja 2. Bagaimana pola interaksi sosial guru untuk mengetahuikeberhasilan siswa di SMAN 2 Woja 3.Untuk menguji apakah interaksi belajarmengajar mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan siswa di SMAN 2 Woja.. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, makakehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagaiinstrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam sertaterlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari parainforman, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukandengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian datadan menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakankeabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk meningkatkan kompetensipersonal, kompetensi sosial kemasyarakatan serta kompetensi profesionalkhususnya guru pendidikan agama islam menjadikan guru pendidikan agamaislam lebih bersemangat dan lebih memahami tugas serta kewajibanya masing-masing.
Kata kunci: Kompetensi Sosial Guru.
viii
KATA PENGANTAR
حِیم حْمنِ الرَّ بسِْمِ اللهِ الرَّ
ا بعَْدُ وَصَحْبھِِ أجَْمَعِیْنَ أمََّ
Sebuah kata yang paling indah dan patut penulis ucapkan Alhamdulillah
dan syukur kepada Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan Rahmat
dan hidayahNya berupa nikmat kesehatan, kekuatan dan kemampuan yang
tercurah pada diri penulis sehingga diberikan kemudahan dalam usaha
untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Interaksi
belajarmengajarefektifterhahap prestasibelajar siswa di SMAN 2 Woja
Kab.Dompu Kec.Woja’’
“. Salawat dan taslim selalu tercurah kepada baginda Rasulullah
Muhammad Saw, kepada para keluarganya dan sahabat yang senatiasa
menjadi suri tauladan kepada kita sebagai ummat-Nya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan
dan tantangan yang penulis hadapi. Akan tetapi dengan pertolongan Allah
SWT. Yang d atang melalui dukungan dari berbagai pihak yang telah
digerakkan hatinya baik secara langsung maupun tidak langsung serta
dengan kemampuan dan ketekunan penulis sehingga hambatan dan
tantangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua yang
telah memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat diwujudkan.
Terima kasih yang sedalam-dalamnya Ananda haturkan kepada Ayahanda
terhormat M.sidik Hamid dan Ibunda tercinta Fatmah Arsid. Yang telah
membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Harapan
dan cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat
dan menambah ilmu, juga memberikan dorongan moral maupun material
serta atas doanya yang tulus buat Ananda. Juga kepada kakandaku yang
senantiasa memberi motivasi serta dukungan yang diberikan kepada
penulis, semua itu sangat berarti bagi diri penulis. Untuk itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan
ii
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya serta penghargaan yang tak
ternilai kepada:
1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, beserta stafnya.
2 .Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I. Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta stafnya.
3. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan
Pendidikan Agama Islam.
4. Dr .Abd, Rahim Razaq,M.Pd. sebagai pembimbing I dan, Dra
.Mustahidang Usman,M.si sebagai pembimbing II atas segala kesediaan
dan kesabarannya meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam
membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari awal hingga selesainya
skripsi ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai dalam Fakultas Agama
Islam yang telah memberikan banyak ilmu.
6. Ibrahim, S.IP, Kepala sekolah SMAN 2 Woja, Ibu Rafikah S.Ag. sebagai
Guru mata pelajaran Agama islam dan Siswa siswi SMAN 2 Woja yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian
di sekolah tersebut.
7. Segenap Guru-guru dan staf SMAN 2 Woja, yang telah memberikan
arahan serta bimbingan dalam pelaksanaan penelitian.
8. Sahabat-sahabatku dan rekan-rekan seperjuangan, terima kasih atas
dukungan, kerjasama dan motivasi yang telah kita bagi bersama.
9. Teman-teman Angkatan 2013 Pendidikan Agama Islam, terima kasih atas
dukungan, kerjasama dan motivasi yang telah kita bagi bersama.
10. Serta semua pihak yang tidak sempat dituliskan satu persatu yang telah
memberikan bantuannya kepada penulis secara langsung maupun tidak
langsung, semoga menjadi amal ibadah di sisi-Nya.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi diri penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis
ii
mengharapkan saran dan kritikan dari berbagai pihak yang sempat
membaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Billahi fi sabililhaq, fastabiqulkhaerat.Assalamu ‘AlaikumWr.Wb.
Makassar,10 Januari 2018 M 1439 H
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................5
C. Tujuan dan kegunaan penelitian.............................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Interaksi Belajar Mengajar ....................................................................7
1. Pengertian Interaksi Belajar mengajar Efektif ................................7
2. Dasar -dasar Tujuan Interaksi Belajar Mengajar ............................8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi
Belajar mengajar ...........................................................................10
B. Pengertian Belajar Mengajar ..............................................................11
1. Cara Belajar Efektif dan ciri-ciri pembelajarannya .......................12
2. Keberhasilan dalam pembelajaran .................................................13
C. Keberhasilan Siswa.............................................................................14
1. Pengertian Keberhasilan ................................................................14
2. Faktor - faktor dan aspek yang mempengaruhi
iii
keberhasilan belajar siswa.............................................................14
3. Aspek yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa....................16
D. Hipotesis Penelitian.. ..............................................................................18
E. Kajian Teori ..........................................................................................18
F. Landasan Teori ..............................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.....................................................................................30
B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................................30
C. Variabel Penelitian ...............................................................................32
D. Definisi Oprasional Penelitian .............................................................34
E. Populasi Sampel Penelitian ..................................................................35
F. Instrumen Penelitian.............................................................................36
G. Teknik Pengumpulan Data..................................................................36
H. Teknik Analisis Data............................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ..................................................................................38
1. Sejarah Singkat Yayasan ...............................................................38
2 .Visi dan Misi...................................................................................41
3. Struktur organisasi sekolah ............................................................42
4. Profil Sekolah..................................................................................44
5. Keadaan Guru dan Siswa-Siswi......................................................46
6. Keadaan Karyawan .........................................................................49
7. Unit Kegiatan Siswa .......................................................................50
iii
8. Sarana dan Prasarana ......................................................................50
9. Kurikulum .......................................................................................52
B. Struktur Kurikulum .............................................................................52
a. Deskriptif Data ...........................................................................53
b. Histogram Distribusi Frekuensi Pengelolaan Kelas ...................55
c. Deskriptif Data pembelajaran Efektif (Variabel Y) ...................56
d. Histogram Distribusi Frekuensi Pembelajara Efektif ................58
e. Deskriptif Data Hasil Korelasi ..................................................59
C. Uji Prasyarat Analisis Data ...................................................................61
1. Uji Normalitas............................................................................61
2.Metode Interval ..........................................................................62
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................................66
B. Saran ......................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak
didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan
sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan individu berbeda.
Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja,
akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian
anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa, karena
itu pendidikan pada dasarnya merupakan usaha manusia ( pendidik )
untuk dengan penuh tanggungjawab membimbing anak menjadi
dewasa. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran
dimana ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan
kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau mengukur tingkat
keberhasilan siswa tersebut.
Adanya perubahan tingkah laku pada seseorang (anak didik )
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan atau sikapnya, dan itu merupakan salah satu pertanda
bahwa orang itu telah belajar, karena belajar adalah suatu proses
yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya
dan proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungannya.
2
1Menurut Abu Ahmadi, bahwa “ interaksi belajar mengajar di
arahkan
agar aktivitas berada pada pihak anak didik. Hal ini menjadi
keharusan, karena memang anak didik merupakan orientasi dari
setiap proses atau langkah kegiatan belajar mengajar.Peranan guru di
sini sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan siswa dan
memberikan motivasi untuk mencapai hasil yang optimal”.Ketika
dewasa ini anak sekolah menjadi siswa akan terlibat dalam proses
belajar. Dalam banyak hal guru harus menjadi tauladan untuk
mengarah kepada siswa dalam proses belajar mengajar.
2Menurut Muhammad Ali, bahwa proses belajar mengajar
merupakan inti dari aktivitas pendidikan. Di dalam terjadi interaksi
antara berbagai komponen pengajaran yang dikelompokkan ke
dalam tiga kategori terutama yaitu guru,atau materi pelajaran dan
siswa”.Untuk menyukseskan belajar mengajar sebenarnya interaksi
antara guru dan siswa sangat penting, tanpa interaksi keduanya
proses belajar mengajar tidak berjalan dengan maksimal. Oleh
karena itu, dalam proses belajar mengajar dibutuhkan situasi yang
mendukung seperti sarana prasarana maupun suasana yang
akrab, demokratis yang memungkinkan berkembangnya proses
belajar mengajar.
1Abu Ahmadi,Strategi BelajarMengajar. Bandung : Pustaka Setia. 1997 hal 252Muhammad Ali. Pengelolaan kelas dan interaksi belajar mengajar.Ujungpandang press .1990 hal 32
3
Motivasi belajar sangat berperan penting dalam memberikan
dorongan dan semangat dalam proses pembelajaran, sehingga peserta
didik yang memilikimotivasi yang tinggi akan menumbuhkan kepercayaan
secara optimal sehingga pembelajaran yang dilakukan berhasil secara
maksimal.
Dalam hal ini siswa perlu diberikan rangsangan agar motivasi tumbuh
dalam dirinya karena Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar
dan bekerja. Belajar adalahmenimbulkan perubahan mental pada diri
siswa,sedangkan bekerja adalah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi diri perilaku maupun orang lain.
3Menurut Dimyati dan Mujiono “motivasi belajar dan motivasi
bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi
tersebut perlu dimiliki oleh siswa”.
Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah laku tetapi juga dapat
mengarahkan dan memperkuat tingkah laku.siswa yang mempunyai
motivasi dalam pemebelajarannya akan menunjukkan
minat,semangat,dan ketekunan dalam belajarnya,tanpa banyak
bergantung kepada guru.
Berdasarkan sumbernya,motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Motivasi intrinsik,yakni motivasi yang datang dari dalam peserta
didik.
3Dimyati dan Mujiono Belajar dan pembelajaaran.Jakarta: Rineka cipta 2002.Hal 45
4
2. Motivasi ekstrinsik,yakni motivasi yang datang dari lingkungan
diluar diri peserta didik.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan, interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu
merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
Interaksi dalam terjadinya proses belajar mengajar mempunyai arti yang
luas tidak sekedar hubungan guru dan siswa, tetapi berupa interaksi
edukatif dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi
pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang
sedang belajar.
Interaksi edukatif dapat berlangsung, baik dilingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat.Namun interaksi yang penulis maksud di sini
adalah interaksi edukatif yang berlangsung secara khusus dengan
ketentuan-ketentuan tertentu di lingkungan sekolah lazim disebut interaksi
belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya
kegiatan interaksi dari guru yang melaksanakan tugas mengajar disatu
pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/ subjek belajar) yang
sedang melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain.
Namun dalam realitas terkadang proses interaksi tersebut tidak
berjalan secara optimal, misalnya terkadang kita dapatkan di mana
seorang guru dalam menghadapi murid-murid tidak komunikatif,
5
mendominasi kelas dan bersikap otoriter yang tidak pada tempatnya,
siswa pasif dan hanya dijadikan sebagai objek pelajaran, sehingga siswa
cenderung malas dan tidak kreatif, akhirnya terkadang kita dapati anak
yang setelah berakhirnya proses belajar mengajar tidak mengalami
perubahan yang berarti baik dari segi pemahaman maupun perubahan
tingkah laku. Oleh karena itu, dituntut upaya dari para guru untuk
mengelola proses interaksi untuk meningkatkan keberhasilan siswa.
Sebagaimana halnya para guru di SMAN 2 Woja Kec.Woja Kab.Dompu
dalam proses interaksi belajar mengajar yang telah maupun yang
sementara dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik kelihatannya
hubungan antara pendidik dengan anak didik cukup harmonis.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang sedang kita
kembangkan sekarang, maka perlu kiranya diantisipasi tentang
bagaimana proses interaksi yang diterapkan oleh pendidik selama
proses itu berlangsung guna menunjang keberhasilan anak didik.
Oleh karena itu, masalah di atas penulis menganggap perlu
untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh interaksi
belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa di SMAN 2 Woja
Kec.Woja Kab.Dompu
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang efektif dalam
memanfaatkan prestasi belajar siswa di SMAN2 Woja ?
6
2. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang efektif dalam
melaksanakan prestasi belajar siswa di SMAN 2 Woja?
3. Apakah faktor penghambat dan pendorong interaksi belajar
mengajar yang efektif terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 2
Woja?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Dalam pembahasan proposal ini tujuan yang ingin di capai adalah:
a. Untuk mengetahui interaksi belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru di SMAN 2 Woja
b. Untuk mengetahui keberhasilan siswa di SMAN 2 Woja
c. Untuk menguji apakah interaksi belajar mengajar mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan siswa di SMAN 2 Woja
2. Kegunaan dari penelitian ini adalah
a. Dari hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi masukan kepada
guru untuk meningkatkan perannya sebagai pendidik.
b. Dapat menjadi masukkan bagi kepala sekolah dan guru untuk
lebih meningkatkan mutu pendidikan, sehingga keberhasilan
siswa di SMAN 2 Woja Kab. Dompu lebih meningkat sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
c. Sebagai bahan rujukan dan pedoman dalam pengembangan
dari penulisan karya ilmiah berikutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Interaksi Belajar Mengajar
1. Pengertian Interaksi Belajar Mengajar Efektif
Belajar mengajar adalah proses pembelajaran tingkah laku
manusia baik secara fisik maupun jasmani.
Hidup bersama antara manusia dan individu serta
lingkungan dalam berbagai bentuk perhubungan, di dalam berbagai
jenis situasi. Tanpa adanya proses interaksi di dalam hidup
manusia, tidak mungkin mereka dapat hidup bersama. Proses
interaksi itu akan terjadi, karena manusia pada hakekatnya memiliki
sifat sosial yang besar. Oleh sebab itu Setiap proses interaksi
terjadi karena ikatan suatu situasi dan tidak di tempat atau
ruangnyang hampa. Dengan demikian, maka ada berbagai jenis
situasi yang ada dalam proses interaksi,yaitu interaksi belajar
mengajar edukatif.
4Menurut Sardiman A.M. yang disadur oleh Abu Ahmadi dan
Joko Triprasetyo mengemukakan bahwa defenisi interaksi belajar
mengajar adalah sebagai berikut:
‘’Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan
interaksi dari guru yang melaksanakan tugas mengajar disatu pihak,
4Abu Ahmadi dan Sardirman A.M.V dan Joko Triprasetyo Iimu PendidikanIslam,Cet.I,Jakarta,1991.hal.25
8
dan warga belajar(siswa, anak didik/ subjek belajar) yang sedang
melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain.’’
Pendapat tersebut memberikan indikasi bahwa interaksi
belajar mengajar merupakan interaksi yang berlangsung antara
guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran..
Defenisi lain dari interaksi belajar mengajar atau interaksi
edukatif adalah sebagai berikut:
Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal balik
antara guru (pendidik) dan peserta didik (murid), dalam suatu sistem
pengajaran. Interaksi belajar mengajar merupakan factor penting
dalam usaha mencapai terwujudnya situasi belajar mengajar yang
baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
2. Dasar-dasar DanTujuan Interaksi Belajar Mengajar
Berikut ini akan dirumuskan beberapa dasar interaksi belajar
mengajar
1.Interaksi bersifat edukatif suatu interaksi dikatakan memiliki sifat
edukatif bukan semata ditentukan oleh bentuknya melainkan
oleh tujuan interaksi itu sendiri. “Interaksi dikatakan sebagai
interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk
mendidik, untuk mengantarkan anak didik kearah
kedewasaannya”.
2. Interaksi menghasilkan perubahan tingkah laku dalam interaksi
harus ada perubahan tingkah laku dari siswa sebagai hasil
9
belajar, dimana siswa sebagai subjek belajar. Siswalah yang
terutama menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar
mengajar dalam interaksi .
3. Peranan guru dalam proses interaksi belajar mengajar Peranan
dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar
mengajar, akan menjamin tercapainya tujuan interaksi belajar
mengajar.
Adapun peranan guru dalam interaksi belajar mengajar antara
lain:
a. Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi dan kondisi
yang
dibutuhkan oleh individu yang belajar.
b. Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan
kepada siswa agar mampu belajar dengan lancar.
c. Sebagai motivator, ialah memberi dorongan semangat
agar siswa mau dan giat belajar.
d. Sebagai organisatoris, ialah mengorganisasikan kegiatan
belajar mengajar siswa maupun guru.
e. Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan
informasi apa yang dibutuhkan oleh siswa.
4. Interaksi sebagai proses belajar mengajar pengajaran berintikan
interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar,
proses belajar mengajar merupakan dua hal yang berbeda tetapi
10
membentuk satu kesatuan, dua hal yang menyatukannya adalah
interaksi tersebut. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
siswa, sedang mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru.
Kegiatan yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan
belajar siswa.interaksi membutuhkan sarana,di dalam interaksi
belajar mengajar, harus mempertimbangkan,sarana dan media
yang akan digunakan. Alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Belajar Mengajar
Sebagaimana diketahui bahwa proses pengajaran pada
hakekatnya merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara subjek
didik, guru dan peserta didik. Komunikasi antara dua subjek ini
dipengaruhi oleh berbagi faktor :
a.Faktor tujuan Interaksi adalah kegiatan yang sadar akan tujuan.
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan setelah kegiatan belajar
mengajar selesai.
Tujuan instruksional itu sebagai pedoman dan pengarahan bagi jalannya
proses mengajar, sehingga menimbulkan interaksi belajar mengajar
yang efektif.
b.Faktor bahan/ materi setelah tujuan dirumuskan, harus diikuti
langkah pemilihan bahan pelajaran yang sesuai dengan kondisi
tingkatan murid yang akan menerima pelajaran.
11
c.Faktor metode-metode merupakan alat yang harus dipilih dan
dipergunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran (materi).
Metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umumia
berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan.
d.Faktor situasi adalah suasana belajar atau suasana pengajaran,
termasuk dalam pengertian ini adalah suasana yang berkaitan
dengan keadaan peserta didik seperti semangat belajar, juga
keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas pengajaran yang
berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggu karena
penggunaan suatu metode situasi pengajaran yang kondusif
sangat menentukan bahkan menjadi salah satu indikator
terciptanya interaksi pengajaran yang sifatnya edukatif.
B. Pengertian Belajar Mengajar
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang aktif,
interaktif,kreatif, edukatif, dan menyenangkan.Untuk terjadinya hal
tersebut dibutuhkan pemilihan strategi pembelajaran yang
tepat.Strategi pembelajaran mengandung serentak aktivitas yang
dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Strategi
pembelajaran juga mengandung siapa melakukan apa dalam proses
pembelajaran, bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran, serta
dimana kegiatan pembelajaran berlangsung.
12
Definisi Pembelajaran Efektif Secara umum strategi mempunyai
pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila dihubungkan
dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan merupakan pola-pola
umum kegiatan guru siswa dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sebagai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan..Efektif adalah perubahan yang
membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.Pembelajaran
yang efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada
pemberdayaan siswa secara aktif. Pembelajaran menekankan pada
penguasan pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, tetapi lebih
menekankan pada internalisasi, tentang apa yang dikerjakan
sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan hayati
serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa. Pembelajaran efektif
juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa.
Lebih dari itu pembelajaran efektif menekankan bagaimana agar
siswa mampu belajar dengan cara belajarnya sendiri. Melalui
kreativitas guru, pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas
yang menyenangkan. Perwujudan pembelajaran efektif dan
meberikan kecakapan hidup kepada siswa
1. Cara Belajar Efektif dan Ciri-Ciri Pembelajarannya
Cara belajar yang efektif dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan
13
intruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatakan cara belajar
yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Perlunya bimbingan Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa
factor, seperti kecakapan dan ketangkasan belajar pada
setiap individu. Walau demikian, ada babarapa petunjuk
umum tentang cara-cara belajar yang efektif, yakni memberi
petunjuk saat mereka belajar dan mengawasi, membimbing
sewaktu belajar
b. Kondisi strategi belajar
1) Kondisi internal yaitu kondisi yang ada pada diri siswa itu
sendiri, misalnya kesehatan, keamanannya,
ketentramannya, dan sebagainya.
2) Kondisi eksternal yaitu kondisi yang di luar pribadi
manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan
serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat
belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik
dan teratur, misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada
bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar,
ruangan cukup tenang, tidak gelap dan tidak mengganggu
mata, sarana yang diperlukan dalam dalam belajar yang
cukup atau lengkap.
3) Metode belajar Metode adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sehingga
14
membutuhkan metode yang tepat untuk dalam belajar.
Cara yang dipakai akan menjadi kebiasaan, dan
kebiasaan akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Seperti
pembuatan jadwal, membuat catatan, mengulangi bahan
pelajaran.
2. Keberhasilan Dalam Pembelajaran
Pembelajaran efektif dapat diketahui dengan ciri:
1. Belajar secara efektif baik mental maupun fisik.Aktif secara mental
ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya,
kemampuan berfikir kritis.Dan secara fisik, misalnya menyusun
intisari pelajaran, membuat peta, dan lain-lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian
siswa dan kelas menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi
motivasi guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan
lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan
siswa, tenggang rasa, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan
untuk mencari, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab
15
yang besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga
anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.
C. Keberhasilan Siswa
1. Pengertian keberhasilan
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar
dapat dikatakan berhasil, bila setiap guru memiliki pandangan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya.Suatu proses belajar
mengajar tentang suatu bahkan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus
dari bahan tersebut.
2. Faktor - faktor dan Aspek yang mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Siswa
Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai
seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan
program pengajarannya dengan baik dan sistematis.Namun
terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan, tetapi kegagalan yang
ditemui, disebabkan oleh berbagai faktor yang juga sebagai
pendukungnya.Berbagai faktor yang dimaksud adalah tujuan, guru,
anak didik ,kegiatan pengajaran, alat evaluasi dan bahan evaluasi.
Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan satu persatu sebagai
berikut:
16
a) Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sarana yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar, kepastian dari
perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas
tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tujuan dapat
memberikan arah yang jelas dan pasti ke mana kegiatan
pembelajaran akan dibawa oleh guru. Tercapainya tujuan sama
halnya keberhasilan pengajaran, sedikit banyaknya perumusan
tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan
oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan
belajar anak didik. Guru dengan sengaja menciptakan
lingkungan belajar guna mencapai tujuan. Tujuan adalah suatu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
dalam setiap pertemuan kelas.
b) Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang
yang berpengalaman dalam bidang profesinya, dengan
keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik
menjadi orang yang cerdas
c) Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke
sekolah. Orang tuanyalah yang memasukannya untuk di didik
agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan. Kepercayaan
17
orang tua diterima guru dengan kesadaran dan penuh ke
ikhlasan dan rasa tanggung jawab
d) Kegiatan pengajaran pola umum kegiatan adalah terjadinya
interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai
perantara. Guru yang mengajaranak didik yang belajar. Maka
guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi
kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang
digiring kedalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh
guru.
e) Bahan dan alat evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat
dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna
kepentingan ulangan, biasanya bahan pelajaran itu sudah
dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak
didik. Setiap anak didik dan guru.
3. Aspek yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
Adapun yang menyangkut fisik adalah :
a. Faktor Kesehatan
b. Faktor cacat tubuh
1.)Adapun yang menyangkut psikis adalah:
a. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk mengahadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-
18
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak
dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin
tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka
semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.
c. Perhatian 5menurut Gazali adalah keaktifan jiwa
yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju
kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan
objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya.
d. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang..
e. Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan
yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu
dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk
mencapai tujuan itu perlu berbuat,sedangkan yang
5Gazali Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2003 hal 42
19
menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri
sebagai daya penggerak/pendorongnya.
f. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon
atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri
seseorang dan juga hubungan dengan kematangan,
karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan.
2) faktor-faktor yang melekat pada guru yang berpengaruh
itu sebagai berikut Kepribadian , Penguasaan bahan
,Penguasaan kelas, Cara guru berbicara, Cara
menciptakan suasana kelas, Memperhatikan prinsip
individualitas.
D . Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara interaksi guru dan
siswa dengan motivasi belajar siswa di SMAN 2 Woja
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara interaksi guru
dan siswa dengan motivasi belajar siswa di SMAN 2 Woja
E. Kajian Teori
Pada bagian ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang ada
kaitannya dengan pokok masalah ini. Kajian Teori tersebut antara lain
sebagai berikut:
20
Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru
Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas X
Semester Ganjil di SMAN 2 Woja Tahun Pelajaran2016/2017. Dalam
penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang positif dansignifikan
antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar guru dengan hasil
belajar IPS ekonomi siswa, dengan hasil perhitungan r hitung > r tabel
yaitu 0,565 >0,226 sehingga hipotesis pertama diterima. Dalam
penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar IPS
ekonomi siswa, dengan hasil perhitungan r hitung > r tabel yaitu 0,466
> 0,226sehingga hipotesis kedua diterima. Misfi Laili Rohmi (2010).
Pengaruh Motivasi Belajar Dan Cara Belajar Mahasiswa Terhadap
Prestasi Belajar Pengantar Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Agama Islam Angkatan 2013 Non Reguler Tahun Akademik 2013/2014.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai
pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Dari penelitian yang telah
dilakukan di atas tersebut dapat diketahui bahwa motivasi dijadikan
sebagai variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikatnya.
Sedangkan dalam penelitian ini, motivasi belajar dijadikan sebagai
variabel terikat yang diasumsikan dipengaruhi oleh variabel bebas,
yaitu interaksi belajar guru dan siswa.
F. Landasan Teori
1. Tinjauan Umum Interaksi Guru dan Siswa
21
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Interaksi Guru dan
Siswa, maka ada baiknya dikemukakan pendapat para ahli tentang
pengertian interaksi
edukatif sebagai landasan berpijak di antaranya, yaitu: 6Menurut
Sardiman interaksi edukatif adalah “Interaksi yang dikatakan sebagai
nteraksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk
mendidik, untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaannya”.
Sedangkan 7menurut Syaiful Bahri Djamarah bahwa interaksi edukatif
adalah “ sebuah interaksi belajar mengajar yaitu sebuah proses
interaksi yang menghimpun sejumlah nilai (norma) yang merupakan
substansi, sebagai medium antara guru dengan anak didik dalam
rangka mencapai tujuan”.Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui
bahwa interaksi edukatif adalah hubungan timbal balik antar guru dan
siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan pendidikan.
2. Bentuk Interaksi Guru dan Siswa
a. Guru sebagai Orang Tua Anak Didik
Guru adalah orang tua, anak didik adalah anak. Orang tua dan
anak adalah dua sosok insani yang diikat oleh tali jiwa, belaian
kasih sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat diharapkan
oleh anak, sama halnya dengan belaian kasih dan sayang
seorang guru dan anak didiknya. Ketika guru hadir bersama-sama
6Sadirman “Interaksi yang dikatakan sebagai Interaksi Edukatif hal . 957Syaiful Bahri DjamarahGuru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta. 2000. hal 56
22
anak didik di sekolah, di dalam jiwanya seharusnya sudah
tertanam niat untuk mendidik anak didik agar menjadi orang yang
berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik,
cakap dan terampil, berasusila dan berakhlak mulia. Syaiful Bahri
Djamarah mengatakan “semua norma yang diyakini mengandung
kebaikan perlu ditanamkan ke dalam jiwa anak didik melalui
perananguru dalam pengajaran. Guru dan anak berada dalam
suatu relasi kejiwaan.
Interaksi antara guru dan anak didik terjadi karena saling
membutuhkan”. Kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah
menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa anak didik. Anak didik
ingin menimba ilmu dari guru dan guru ingin membina dan
membimbing anak didik dengan memberikan sejumlah ilmu kepada
anak didik yang membutuhkan.
b. Guru sebagai Pendidik mana interaksi edukatif tersebut
mempunyai suatu tujuan. Ketika interaksi edukatif tersebut
berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat
serta mau memahami anak didik dengan konsekuensinya. Semua
kendala yang menghambat jalannya proses interaksi edukatif
harus dihilangkan dan membiarkan, karena keberhasilan interaksi
edukatif lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola
kelas.Seseorang dikatakan sebagai guru tidak cukup “tahu”
sesuatu materi yang akan diajarkan, tetapi pertama kali ia harus
23
merupakan seseorang yang memiliki“kepribadian guru”, dengan
segala ciri tingkat kedewasaannya. Dengan kata lain bahwa untuk
pendidik atau guru, seseorang harus berkepribadian. Masalahnya
yang penting adalah mengapa guru dikatakan “pendidik” Guru
memang seorang “pendidik” sebab dalam pekerjaannya ia tidak
hanya “mengajar”seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru
juga melatih beberapa keterampilandan terutama sikap mental
anak didik. “mendidik” sikap mental seseorang tidak cukup hanya
“mengajarkan” sesuatu pengetahuan, tetapi bagaimana
pengetahuan itu harus dididik, dengan guru sebagai idolanya.
3. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar,
karena dengana danya motivasi , siswa akan bergairah atau
semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. 8Menurut
Mc. Donald yang dikutip oleh Oemar Hamalik dan Syaiful Bahri
Djamarah ‘’Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya feelling dan dilalui dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan’’. Definisi ini berisi tiga hal, yaitu
motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri
seseorang, motivasi timbul dengan timbulnya perasaan,motivasi
8Ahmad Rohani HMPengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 1993. hal103
24
ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan. Riskel, dalam Ahmad
Rohani HM mengemukakan “Motivasi is pedagigicalsense, as the
concius effort onthe teacher to estoblisa in students motives leadiang
tosistained activity foward the learning goals” Motivasi adalah usaha
yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motifasi pada diri
peserta didik atau pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-
tujuan belajar. Sedangkan pengertian belajar menurut Rakajoni yang
dikutip oleh Mahfud Sholahudin merupakan perubahan tingkah laku
sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang”.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa belajar menurut Mahfudh
Shalahudin: Adalah suatu proses tingkah laku melalui pendidikan
atau lebih khususmelalui prosedur latihan. Perubahan itu sendiri
berangsur- angsur di mulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk
kemudian dikuasai atau dimilikinya dan dipergunakan sampai pada
suatu saat untuk dievaluasi oleh yang mengalami proses belajar itu.
4. Macam-macam Motivasi Belajar
Berbicara tentang macam-macam jenis motivasi ini dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif
itu sangat bervariasi.
25
a. Motivasi dilihat dari dasar bentuknya.
1) Motif- motif bawaan. Motif bawaan adalah motif yang dibawa
sejak lahir, jadi motivasi ini ada tanpa dipelajari. Misalnya
dorongan untuk makan, bekerja, beristirahat, dan sebagainya.
2) Motif- motif yang dipelajari. Motif-motif yang timbul karena
dipelajari.Misalnya dorongan untuk belajar, untuk mengajar
sesuatu dalam masyarakat didalam kegiatan belajar mengajar
inilah hal yang dapat membuat dalam usaha mencapai prestasi.
a) Menurut Fransden yang dikutip oleh Sardiman jenis- jenis
motif ini adalah: Cognitive. Motif ini menunjukkan gejala
instrinsik, yakni menyangkut kepuasan individual.
Kepuasan individual yang berada di dalam manusia dan
biasanya berwujud proses dan produk mental.
Self- Expresion. Penampilan diri adalah sebagian dari
perilaku manusia. Untuk ini memang diperlukan
kreativitas,imajinasi.Jadi dalam hal ini seseorang itu ada
keinginan untuk aktualisasi diri.
Self- enhancement. Melalui aktualisasi diri dan
pengembangan kompetensi akan meningkatkan
kemajuan diri seseorang untuk mencapai suatu prestasi.
b) Jenis motivasi menurut pembagian dari Wood Worh dan
Martius dalam Sardiman adalah:
26
Motif atau kebutuhan organis, misalnya kebutuhan untuk
minum, makan, bernafas,sebagainya.
Motif- motif darurat. Yaitu dorongan untuk menyelamatkan
diri untuk berusaha, untuk membalas dan sebagainya.
Dorongan ini karena rangsangan dari luar.
Motif –motif Obyektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan
untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi,
untuk menaruh minat. Hal ini muncul karena dorongan
untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif
b. Motivasi berdasarkan jalarannya, maka orang membedakan adanya
dua macam motif, antara lain:
1) Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan lain tetapi atas
kemauan sendiri., misalnya kita mau belajar karena ingin
memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang yang
berguna bagi nusa, bangsa dan negara. Oleh karena itu kita pun
rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
2) Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan
akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya
27
seorang anak mau belajar karena dia disuruh oleh orang tuanya
agar mendapat peringkat pertama dikelasnya.
5. Hubungan Antara Interaksi Guru dan Siswa Dengan Motivasi Belajar
Siswa.
Perilaku di kelas dan hasil belajar banyak dipengaruhi oleh kualitas
pengajaran.Guru menguasai banyak faktor yang mempengaruhi
motivasi, prestasi dan perilaku siswa mereka. Lingkungan fisik di
kelas, level kenyamanan emosi yang dialami siswa dan kualitas
komunikasi antar guru dan siswa merupakan faktor penting yang
bisa memampukan atau menghambat pembelajaran yang optimal. Ini
berarti bahwa hubungan guru-siswa dan iklim kelas yang positif
merupakan faktor penting dalam mempengaruhi bagaimana anak
mendapat pengalaman bersekolah. Guru tidak hanya mengajar
pengetahuan dan keterampilan, mereka juga membantu siswa untuk
menjelaskan siapa mereka. Dari interaksi sehari-hari dengan guru,
anak belajar mengetahui apakah mereka penting atau tidak, pintar
atau lambat, disukai atau tak di sukai. Seorang guru mengirimkan
pesan-pesan ini melalui perilakunya, gesture, dan kata-kata. Dari
pesan yang diterima anak ini mereka memutuskan untuk
meresikokan partisipasi di kegiatan kelas atau tidak. Motivasi untuk
belajar dan untuk berperilaku berdasarkan pada minat. Jika guru
berhasil merangsang keingintahuan di antara siswa, mereka akan
juga menemukan kesediaan di antara siswa untuk belajar dan
28
berperilaku baik. Motivasi anak didik untuk menerima pelajaran tentu
berbeda-beda, ada anak didik yang memiliki motivasi yang tinggi,
ada yang sedang dan ada juga yang sedikit sekali memiliki motivasi.
Hal ini perlu disadari oleh guru agar dapat memberi motivasi yang
bervariasi kepada anak didik. Jika terdapat anak didik yang kurang
termotivasi untuk belajar, peranan motivasi ekstrinsik yang
bersumber dari luar diri anak didik sangat diperlukan. Motivasi
ekstrinsik ini diberikan bisa dalam bentuk ganjaran, pujian, hadiah,
dan sebagainya.Tugas guru sekarang adalah bagaimana
menciptakan interaksi edukatif yang dapat mendorong rasa ingin
tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri, dan ingin maju dari anak didik
tumbuh dan berkembang, yang pada akhirnya menopang
keberhasilan pengajaran yang gemilang.Sehubungan dengan
fungsinya sebagai “pengajar, pendidik dan pembimbing” maka
diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini
akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan
dalam berbagai interaksinya baik dengan siswa ( yang terutama)
sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai peranan
kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral
bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian
dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap
proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya. Peranan
29
guru dalam interaksi belajar mengajar, secara singkat dapat
disebutkan sebagai berikut :
1. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang
baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus
betul-betul dipahami dalam kehidupan masyarakat. Latar belakang
kehidupan anak didik yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-
kultural masyarakat di mana anak didik tinggal akan mewarnai
kehidupannya. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan
semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak
didik. Koreksi yang harus guru lakukan terhadap sifat dan sikap anak
didik tidak hanya di sekolah tetapi di luar sekolah pun harus
dilakukan.
2. Inspirator Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham
yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Guru harus dapat
memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
Petunjuk itu tidak harus bertolak dari sejumlah teoriteori belajar, dari
pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar
yang baik.
3. Informan Sebagai informan, guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah
bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum.
30
4. Organisator Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang
diperlukan dari guru.Dari bidang ini guru memiliki kegiatan
pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah,
menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
5. Motivator Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak
didik agar bergairah dan aktif belajar. Peranan guru sebagai
motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena
menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan
kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personal dan
sosialisasi diri.
6. Inisiator dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat
menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus
diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang pendidikan. Guru harus menjadikan dunia pendidikan,
khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan
mengikuti tanpa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan
pendidikan dan pengajaran.
7. Pembimbing peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua
peran yang telah disebutkan di atas, adalah sebagai pembimbing.
Peranan harus lebih dipentingkan,karena kehadiran guru disekolah
adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa
31
susila yang cakap. tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami
kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
8. Pengelola kelas sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat
mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat
berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima
bahan pelajaran dari guru.Seperti diuraikan di atas, bahwa peranan
seorang guru sangat menunjang akan keberhasilan interaksi edukatif
antara guru dan anak didik pada lembaga yang bersangkutan. Selain
itu juga meningkatkan motivasi anak didik dalam belajar. Sebagai
contoh dalam pengelolaan kelas, kelas yang dikelola dengan baik
akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang
tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran.
Hal ini akan berakibat mengganggu jalannya proses interaksi
edukatif, yang menyebabkan rendahnya motivasi dalam belajar pada
anak didik. Jadi, pada dasarnya motivasi belajar siswa dapat tercapai
dengan baik jika interaksi edukatif antara guru dan anak didik juga
baik. Dan hal ini perlu diperhatikan adalah interaksi edukatif antara
guru dan anak didik merupakan modal untuk meraih agar anak didik
memiliki motivasi belajar yang tinggi.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Field research
(Penelitianlapangan), yakni penelitian dimana peneliti turun langsung ke
lokasi penelitian untuk memperoleh data yang konkrit yang ada
hubungannya dengan judul peneltian.
Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara
utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena
yang terjadi di masyarakat atau siswa yang menjadi subjek penelitian
sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena
tersebut.
B. Lokasi Penelitian Dan Objek Penelitian
1. Populasi.
Suatu penelitian dapat dilaksanakan apabila ada objek yang
akan diteliti,dan adakalanya melihat secara keseluruhan objek
penelitian, hal ini disebut dengan populasi.
9Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa populasi
adalah keseluruhan objek penelitian.Apabila seseorang ingin
9 Suharsimi Arikunto; Metodologi Penelitian Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002hal 120
33
meneliti semua elemen yang ada dalam penelitian, maka
penelitiannya adalah penelitian populasi
Sutrisno Hadi memberi pengertian populasi adalah
keseluruhan penduduk yang dimaksud untuk diselidiki atau diteliti
disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sejumlah
penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang
sama. Oleh karena itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa
populasi adalah jumlah subjek yang ingin diteliti.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di
SMAN 2 Woja sebanyak terdiri dari 1 kelas, berjumlah 45 orang.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti.
Sedangkan menurut Sugiyono sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi sampel
adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu
yang dianggap dapat memiliki karakteristik populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik probability sampling dimana semua populasi mendapat
peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Dan lebih spesifik lagi
peneliti menggunakan teknik Proportionate Stratified Sampling atau
Sampel Berstrata.. Pengambilan sampel dengan cara ini
berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
yang mengatakan bahwa apabila peneliti berpendapat bahwa
populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau strata,
34
maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara
random. Adanya strata atau tingkatan, tidak boleh diabaikan, dan
setiap strata harus diwakili sebagai sampel.
Cara ini dilakukan dengan mengambil sampel yang
merupakan wakil dari tiap tingkatan kelas yang diambil secara
proporsional yang representatif. Strata kelas merupakan dasar
penentuan sampel ini.
Jadi besarnya sampel yang terambil dari jumlah populasi
yang sebanyak 45 orang 1 kelas.
Tabel.1
Pengambilan Sampel Secara Proportionate Stratified Sampling
PopulasiTotal
Sampel
Jumlah Sampel Secara
proporsional pada Setiap
Kelas
Seluruh Siswa
SMAN 2 woja Kab.
Dompu 111 orang
45 orang Kelas I = 45 22
T o t a l 45 orang 45 orang
35
C. Variabel Penelitian.
Dalam upaya memperoleh data yang akurat, penulis
menggunakan instrumen penelitian, keberadaan instrumen dalam
sebuah penelitian menjadi salah satu unsur penting karena berfungsi
sebagai alat bantu atau sarana untuk mengumpulkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam hal ini, penulis
menggunakan instrumen penelitian yaitu :
1. Catatan observasi, yaitu teknik yang digunakan dengan mengamati
langsung keadaan lapangan. Observasi digunakan untuk
mendapatkan data tentang proses pelaksanaan interaksi belajar
mengajar di SMAN 2 Woja. Data ini diperoleh melalui pengamatan
langsung di lapangan. Hal-hal yang diamati adalah proses belajar
mengajar.
2. Pedoman wawancara, teknik wawancara yaitu suatu cara
pengumpulan data atau informasi melalui wawancara. Wawancara
digunakan untuk mendapatkan data tentang proses interaksi belajar
mengajar di SMAN 2 Woja. Data ini diperoleh melalui wawancara
dengan guru-guru atau tenaga pengajar dan juga siswa.
3. Dokumentasi, yaitu data yang sudah siap. Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mendapatkan data yang akurat tentang keadaan
sekolah SMAN 2 Wojayang dijadikan sebagai lokasi penelitian
4. Pedoman angket, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan
memberikan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
36
memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Data ini diperoleh dengan
cara memberikan sejumlah pertanyaan-pertanyaan terhadap siswa
mengenai proses interaksi belajar mengajar di sekolahnya.
D. Definisi operasional Penelitian.
Dalam rangka pengumpulan data ada tahap yang perlu
diperhatikan, yaitu tahap persiapan dan tahap pengumpulan data.
Untuk lebih jelasnya akan
dibahas dibawah ini :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan atau kegiatan,
seperti studi pustaka yang ada hubungannya dengan judul yang
akan diteliti, mengajukan surat izin penelitian serta mempersiapkan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan pada saat
mengadakan penelitian, dan menghubungi kepala sekolah serta
mengkonsultasikan jadwal penelitian dengan guru yang ada pada
sekolah itu.
2. Tahap pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa
metode, yang meliputi :
37
a. Field research, yaitu penelitian lapangan.
Metode ini penulis pergunakan untuk memperoleh data dan
informasi melalui penelitian lapangan. Teknik yang digunakan
adalah:
1) Observasi, adalah alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
gejala-gejala yang diselidiki.
2) Wawancara, adalah proses tanya jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih
bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-
informasi atau keterangan-keterangan.
3) Angket, adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang
dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau
tidak langsung.
4) Dokumen adalah untuk mencatat data yang bersifat
dokumen.
a. Untuk mendukung hasil penelitian tersebut peneliti
menggunakan beberapa teori yang erat hubungannya
dengan pembahasan skripsi ini dengan melalui buku-
buku, majalah dan lain-lain, dengan teknik:
1) Kutipan langsung, yaitu mengutip dari bahan-bahan
bacaan yang ada hubungannya dengan penelitian ini
tanpa mengurangi redaksi aslinya.
38
2) Kutipan tidak langsung, yaitu mengutip materi suatu
karangan dengan mengubah redaksi aslinya dan
menggunakan redaksi sendiri, baik hal tersebut berupa
ikhtisar atau ulasan.
E. Populasi Sampel Penelitian.
Dalam pengelolahan data, penulis akan menggunakan beberapa
teknik atau metode, yaitu:
1. Untuk rumusan masalah pertama dan kedua teknik analisis data
yang digunakan ialah teknik analisis data statistik deskriptif dengan
menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, persentil,
dan grafik.
2. Untuk rumusan masalah ketiga dan untuk menguji hipotesis, teknik
analisis data yang digunakan ialah teknik analisis data statistik
inferensial. Pada proposal ini penulis tidak menjalankan rumus
untuk menguji hipotesis secara manual, tetapi dengan
menggunakan efektif terhadap belajar siswa.
F. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan
sebuah alat ukur yang baik, yang biasanya disebut dengan
instrument penelitian. Instrument penelitian sendiri adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social
yang diamati Terdapat dua instrument yang digunakan yaitu:
39
1. Instrumen Motivasi Belajar
2. Instrumen Prestasi Belajar
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pencermatan Dokumen
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
prestasi belajar, yang berupa nilai rata-rata siswa SMAN2 Woja
Pelajaran 2016/2017.
2. Metode Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui
(Arikunto, 1998: 140).Angket dalam penelitian ini terdiri dari
daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden
dan dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan variable motivasi, metode pembelajaran, dan prestasi
belajar.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup atau disebut juga close from questioner yaitu kuesioner yang
disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap, atau
responden hanya memberikan sehingga pengisian jawaban silang
pada jawaban yang telah disediakan. Alternati fjawaban berupa
multiple choisese pertibutir a, b, c, dan d.
40
3. Metode Observasi Langsung
Metode ini digunakan untuk megetahui situasi dan kondis isiswa
di sekolah dan keadaan sekolah secara fisik, serta seluruh kondisi
yang ada di lingkungan sekolah.
H.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data
yang sudah terkumpul.Diharapkan dari pengelolaan data tersebut
dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek
penelitian.Penulis juga menggunakan statistic guna membantu analisa
data sebagai hasil dari penelitian ini.
Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik
regresi sederhana untuk menguji hipotesis, karena hanya 2 variabel
yang diuji.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA N 2 Woja Kab. Dompu
1. Sejarah Singkat Yayasan SMA N 2 Woja Kab. Dompu
Yayasan SMAN 2 Woja didirikan oleh Drs.Abdullah dan di bantu
oleh Drs.A.Karim jamaluddin pada tahun 1970 dengan nama
daerah dompu dengan tujuan ingin menampun keinginan
masyarakat yang akan menyekolahkan putra putrinya ke sekolah
ekonomi,Ketika itu di kabupaten Dompu kecematan woja dan
memulai pengembangan dakwahnya dalam bidang pendidikan
pada tahun 1964 dengan salah satu pendirinya yaitu :
pembentukan yayasan pendidikan SMA N 2 Woja Kab. Dompu
dilatar belakangi oleh keinginan beliau untuk memajukan
masyarakat yang berwawasan Intelektual tanpa melupakan ajaran
dan nilai-nilai Islam di Era Globalisasi dan Modernisasi yang
sebagaimana dalam sabda Rasulullah disebutkan antara lain :
“pendidikan itu adalah modal yang di tanamkan tanpa mengenal
akhir karena mencakup kehidupan di dunia dan akhirat”.
Untuk merealisasikan cita-citanya inilah sebagai langkah awal
beliau mendirikan pendidikan tingkat,SMP, SMA N 2 Woja yang
berdomisili di ibu kota Negara Republik Indonesia tepatnya di
Kabupaten dompu Kecematan Woja. Dalam perjalanannya
mendapat respon positif dari masyarakat dan mengalami
42
perkembangan, hal mana sebagai Salah satu bukti yang nyata yaitu
dengan menyusul di dirikannya SMAN2 Woja. Pendidikan SMAN 2
Woja di lingkungan masjid SMAN 2 Woja.
pendidikan perlu memiliki lokasi baru dalam wilayah
Kabupaten Dompu untuk mengikuti pengembangan, yakni di daerah
dengan pemikiran untuk tetap Berpartisipasi dalam pembangunan di
bidang pendidikan, hal ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa
pada lokasi tersebut perlu adanya fasilitas pendidikan yang
memadai, maka didrikan , SDN, SMP dan SMAN 2 Woja beserta
rumah dinas guru dan karyawan dalam Satu lokasi, yang luas
arealnya kurang lebih 5350 m2 dan telah diresmikan. hari ahad
tanggal 11 april 1993. dengan pembukaan awal tahun pelajaran
1970 . Mudah-mudahan Yayasan pendidikan SMAN 2 Woja dapat
menghasilkan siswa-siswi calon-calon mahasiswa yang selain
terampil dalam ilmu pengetahuan, juga mengamalkan ajaran agama
islam secara baik dan benar, berbakti kepada Allah, kepada orang
tua dan beramal sholeh untuk masyarakat, Bangsa dan Negara,
sehingga tercipta “Baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghofuur”.
Adapun tujuan sekolah tersebut adalah merupakan acuan dalam
mengembangkan kurikulum KTSP dan merupakan jabaran dari Visi
dam Misi sekolah agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut:
43
1. Mewujudkan peserta didik yang taat beragama dan berakhlak
mulia
2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan peserta didik
3. Mewujudkan prestasi nilai ujian Nasional dengan nilai rata-rata
6.00
4. Meningkatkan prestasi peserta didalam bidang seni dan budaya
yang sesuai dengan norma-norma agama.
5. Mewujudkan peserta didik yang sadar lingkungan
6. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan sekolah tersebut secara bertahap akan di monitoring, di
evaluasi dan dikendalikan setiap kurung waktu tertentu. Untuk
mecapai Standar Kopetensi
Kelulusa sekolah menengah Atas di bekukan secara
Nasional sebagai berikut:
1. Meyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama yang di
yakini dalam kehidupan
2. Mampu berbahasa inggris secara aktif
3. Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olahraga
sesuai pilihannya
4. Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih.
5. Mampu mengapresiasikan komputer aktifuntuk program
Microsoft Word, Exel dan Desain Grafis
44
6. Mampu melanjutkan ke SMA / SMK / MA terbaik sesuai pilihannya
melalui pencapaian target pilihan yang di tentukan sendiri.
7. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kopetensi Akademik
dan non Akademik di tingkat Kabupaten, Kota Bima, Propinsi dan
Nasional Selama Berdirinya Sekolah Menengah Atas SMAN 2
Woja,telah terjadi
2 .Visi dan Misi
Menjadikan sekolah sebagai sumber daya manusia (SDM)
yang
memiliki integritas keilmuan dan berakhlak mulia.
a. Visi
tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah seperti:
1. Berorientasi ke depan dengan memperlihatkan potensi
keinginan
2. Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
3. Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah
4. Mendorong adanya perubahan menjadi lebih baik
5. Mengarahkan langkah langkah strategi sekolah
b. Misi
merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu di uraikan
menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan yang lebih jelas
Misi tersebut adalah:
45
1. Mempersiapkan peserta didik dengan memacu aspek
intelektual.
2. Membentuk kepribadian peserta didik dan jasmaninya sehingga
mampu menunjang tinggi nilai keilmuan dengan akhlak mulia.10
3.Struktur organisasi sekolah SMAN 2 Woja tahun pelajaran
2016/2017
No Nama Masa Jabatan Ket
1 Muh.Arif 1965-1969 KepalaSekolah
2 A.Mudassia 1969-1973 KepalaSekolah
3 Hamid 1973-1979 KepalaSekolah
4 A.Salman
Yahya
1979-1982 KepalaSekolah
5 Abdul
Muin,S.Ag
1982-1990 KepalaSekolah
Tabel 1.kepala sekolah periode 1965-1990
1.Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi sebagai pimpinan administrasi dan
supervisor.Adapun tugas kepala sekolah adalah sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan.
b. Mengorganisasikan kegiatan.
c.Mengarahkan kegiatan.
10Kepala SMAN 2 Woja Dokumentasi Sekolah, 11 November 2017
46
d.Mengkoordinasikan kegiatan.
e.Melaksanakan pengawasan.
f.Melakukan evaluasi terhadap kegiatan.
g.Mengatur proses belajar mengajar
h.Melaksanakan kebijakan yang diputuskan yayasan.
i.Membuat laporan secara berkala maupun insidentil.
2. Fungsi dan Tugas Bidang Kurikulum
Bidang kurikulum.Berfungsi membantu kepala sekolah dalam
urusan penglolaan kegiatan sekolah. Adapun tugas bidang
kurikulum adalah sebagai berikut:
a.Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.
b.Menyusun pembagian tugas dan jadwal pelajaran.
c.Mengatur menyusun program pengajaran (program
tahunan,program semester, program bulanan, dan penyesuaian
kurikulum).
d.Mengarahkan penyusunan satuan pembelajaran atau silabus.
e.Mengatur pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler.
3. Fungsi dan Tugas Bidang Kesiswaan
Bidang kesiswaan berfungsi membantu kepala sekolah dalam
urusan kesiswaan.
Adapun tugas bidang kurikulum adalah sebagaiberikut :
a.Bertanggung jawab terhadap kegiatan kesiswaan
b.Sebagai pembinan OSIS.
47
c.Membina dan menyelesaikan permasalahan setelah dari bidang
kurikulum.
4. Fungsi dan Tugas Tata Usaha Keuangan
Adapun tugas tata usaha administrasi adalah sebagai berikut:
a.Mengetahui jumlah guru.
b. Mencatat dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.
c. Menyediakan format penerimaan raport, menghitung kehadiran
guru, rekap kehadiran siswa, guru dan karyawan
d .Mengatur pengisian data
e. Mengisi buku induk, klaper, mutasi siswa dan sebagainya.
f. Mendistribusikan dan menerima kembali buku kumpulan nilai atau
leger dari guru kelas.
5. Fungsi dan Tugas Guru Kelas dan Bidang Studi
Guru bertanggung jawab kepada sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan
efesien. Adapun tugas-tugas guru antara lain:
a .Membuat perangkat program pengajaran.
b.Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar,ulangan
blok,ulangan harian,ulangan umum,dan ujian akhir sekolah.
c. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan.
d. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
48
4.Profil Sekolah
a. Data Umum SMAN 2 Woja
1 DN-23 Ma 0010510
2 Nama sekolah SMAN 2 Woja
Kab.Dompu
3 Status sekolah Negeri
4 Waktu belajar Pagi
Data Sekolah’’SMAN2 Woja,Dokumentasi Sekolah’’
b. Alamat Sekolah
1 Jalan Lintas Sumbawa Desa NowaKec.Woja
2 Propinsi 23-Nusa Tenggara Barat
3 Kabupaten 09-Kabupaten Dompu
4 Kecamatan Woja
5 Desa Jln Desa.Nowa Kec.Woja
6 Kode pos 324659
7 Letak geografis Dataran Rendah
Data Sekolah’’SMAN2 Woja.Dokumentasi Sekolah’’
c. Keberadaan Luas Tanah
No Kepemilikan Luas Tanah (m2) Menurut StatusSertifikat
1 Pemerintah 800
Data Sekolah’’SMAN2 Woja.Dokumentasi Sekolah’’
49
d.Penggunaan tanah
No Penggunaan SudahSertifikat
BelumSertifikat
Total
1 Bangunan 600 600
2 LapanganOlahraga
100 100
3 Halaman 100 100
4 Kebun/Taman
5 Belum digunakan
Data Sekolah’’SMAN2 Woja,Dokumentasi Sekolah’’
e.Biodata kepala sekolah
1 Nama Lengkap IBRAHIM,S.IP
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Statuskepegawaian
PNS
4 NIP 19551231 1977031060
5 Pendidikanterakhir
S2
6 Status Sertifikasi Sudah Sertifikasi
Data Sekolah’’SMAN2 Woja,Dokumentasi Sekolah’’
5.Keadaan Guru dan Siswa-Siswi
a. Keadaan Guru
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu
lembaga pendidikan. karena figur seorang guru baik dalam ruang
geraknya maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa.Oleh
karena itu, guru merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang
keberhasilan program pendidikan.Jumlah guru yang ada di SMAN 2
50
Woja adalah 16 orang, dengan jumlah guru perempuannya 8
orang,dan guru laki-laki 8 orang,berikut ini data-data tentang guru
SMAN 2 Woja pada tabel 7 di bawah ini adalah:
Tabel 7
Data Guru dan Karyawan SMA N 2 WOJA Tahun ajaran 2016-2017
No Nama Guru Jabatan Pend.Terakhir TahunBertugas
1. IBRAHIM Kepala sekolah S2(PAI) 1989-19922 Dr.Ahmad Wakil Kepala
SekolahS1 (B.Arab) 1992-1996
3 Lina S.p.d Guru MataPelajaran IPS
S1(IPS) 1996-2001
4 Nurwasita S.p.d Guru MataPelajaranBhs.Inggris
S1(B.Inggris) 2001-2006
5 Fitri S.pd Guru MataPelajaran IPA
SI (IPA) 2006-2011
6 H.AbdullahS.Pd
GuruMataPelajaranMatematika
S1(Matematika) 1994-2010
7 Popon S.Ag Guru MataPelajaran Agama
S1(PAI) 2002-2013
8 Nur Rahmah,S.Pd
GuruMataPelajaranBahasa Indonesia
S1(B.Indonesia) 2001-2015
9 Abdul Aziz, SH GuruMata PelajaranPenjaskes
S1(Hukum) 2004-2016
1O M. Rusdin, SE Guru MataPelajaranAdministrasi
S1(Ekonomi) 2005-2011
11 M. Iqbal, S.Pd Guru MataPelajaran TIK
S1(TIK) 2005-2017
12 Neneng Supiati,SE
Guru MataPelajaran IPS
S1(Ekonomi) 2000-2016
13 Reni Septiati,S.Pd
GuruMataPelajaranBahasa Inggris
S1(B.Inggris) 1992-2013
14 Idah,S.Pd Guru Mata PelajaraIPA
S1(Biologi) 1980-2014
15 Siti Jumroh,S.Pd
Guru MataPelajaran
S1(B.Indonesia) 1990-2006
51
Bahasa Indonesia
16 Amrullah, S.Pd.I GuruMataPelajaranAqidah Akhlak
S1(B.Arab) 1988-2002
17 M. Hafin Tata Usaha SMEA 20005-201718 Nur Hasanah Tata Usaha SMEA 2001-201719 M. Ato Penjaga Sekolah SMP 2001-201520 M. Andi Penjaga Sekolah SMP 2005-2017
Data Sekolah’’SMAN2 Woja,Dokumentasi Sekolah’’
Pada tabel 7 di atas,bahwa SMAN 2 Woja terdiri dari Kepala
sekolah, wakil kepala sekolah,2 Guru Mata Pelajaran Qur’an
Hadits,Baca Tulis Qur’an (BTQ),IPS,
2 Guru Pada Mata pelajaran PKN,2 Guru Mata Pelajaran IPS,1 Guru
mata pelajaran Bahasa inggris,2 Guru Mata Pelajaran IPA,2 Guru Mata
Pelajaran Matematika,1 Guru Mata Pelajaran Agama Islam,1 Guru
Mata Pelajaran SBK,2 Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia,1 Guru
mata pelajaran Penjaskes,1 Guru mata Pelajaran Administrasi
pembekuan,1 Guru Mata Pelajaran TIK,1 Guru Mata Pelajaran
PKK,1Guru. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak,1 Guru Mata Pelajaran
Fiqih.Dan 2 Tata Usaha,2 Penjaga Sekolah.
a. Pada tabel 7 di atas bahwa jumlah guru yang berpendidikan
tingkat S1 ada 16 orang yang terdiri dari 8 laki-laki dan 8
Perempuan.
b. Keadaan Siswa-Siswi
Adapun jumlah siswa-siswi SMAN 2 Woja pada tahunAjaran
2016-2017.adalah 45 orang, dan waktu pembelajarannya
dilakukan pada pagi hari, dapat di lihat pada tabel 8 di bawah ini:
52
Tabel 8
Keadaan Siswa-siswi Pada Tahun
2016/2017
KELAS JUMLAHX 45JUMLAH 45
Peserta didik (murid) adalah faktor yang sangat pentingdalam
proses belajar mengajar, sebab peserta didik merupakan subyek yang
mendukung keberhasilan sebuah pendidikan disamping penunjang
lainnya. Berdasarkan wawancara dengan Kepala SMAN 2 Woja,jumlah
murid kelas X adalah 45 orang , terdiri dari 1 kelas dengan jumlah
siswa sebanyak 45 orang11.
6.Keadaan Karyawan
Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu lembaga
pendidikan, karena dapat membantu terlaksanya proses belajar
mengajar yang baik dan kondusif, seandainya tidak ada orang yang
menangani masalah diluar pengajaran yang khusus, maka kegiatan
pendidikan disuatu sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan
terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.
Keadaan karyawan di SMA N 2 WOJA adalah berjuang 5 orang,
antaranya 2 (Dua) orang sebagai sebagai tata usaha (TU),2 (dua)
orang sebagai pengurus sekolah dan 2 (dua) orang Scurity ( Satpam).
11Kepala SMAN 2 Woja Dokumentasi Sekolah, 11 November 2017
53
Berikut ini data-data tentang staf dan karyawan SMA N 2 Woja pada
tabel 9 di bawah ini:
Tabel 9
Data karyawan (non guru) SMA N 2 Woja
NO Jabatan Pendidikan JenisKelamin
Jumlah
1 Bendahara SMA L 1
2 Tata Usaha SMA L 2
3 Bag Pelaksana SI L 1
4 Bag Perpus SMP L 1
5 Satpam SMP L 2
6 Jumlah 5 5
7.Unit Kegiatan Siswa
Untuk meningkatkan potensi dan bakat siswa diluar bidang
akademis maka terdapat banyak unit kegiatan di SMAN 2 Woja yang
dapat menjadi wahana penyaluran berbagai keterampilan yang siswa
miliki.Berikut data kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMAN 2 Woja
pada tabel 10 di bawah ini
Tabel 10
Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SMA N 2 WOJA
NO Kegiatan Ekstrakurikuler KETERANGAN
1 Komputer Aktif
2 Olah Raga Aktif
54
3 Seni Lukis Aktif
4 Seni Musik Aktif
5 Pramuka Aktif
6 Palang Merah Aktif
7 Seni Tari Aktif
8 Baca Tulis Qur’an (BTQ) Aktif
8.Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang
keberadaannya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya bagi
siswa-siswi dalam melangsungkan proses pembelajaran. Berdasarkan
observasi yang dilakukan fasilitas pendidikan yang melengkapi sarana
dan prasaranan
Tabel 11
Keadaan Sarana Dan Prasarana Sekolah
No Nama Bangunan Kondisi
Banguna
Jumlah
Baik Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah 1 - 1
2 Ruang Guru 1 - 1
3 Ruang Tata Usaha 1 - 1
4 Ruang Belajar 9 - 9
5 Ruang Laboratorium 1 - 1
55
6 Ruang Musyolah 1 - 1
7 Ruang Osis 1 - 1
8 Saranan Upacara 1 - 1
9 Kamar Mandi/ WC 2 - 2
10 Ruang Komputer 1 - 1
11 Ruang Gudang 1 - 1
12 Ruang Perpustakaan 1 - 1
13 Kantin 1 - 1
14 Lapangan Olahraga 1 - 1
Data Sekolah’’SMAN2 Woja,Dokumentasi Sekolah’’
Dari tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa sarana dan
prasarana yang dimiliki SMA N 2 Woja sudah dikatakan memadai
dalam menunjang kegiatan proses belajar mengajar.12
9.Kurikulum
Kurikulum yang menjadi acuan di SMA N 2 Woja untuk kelas X adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)untuk SMA N 2 Woja.
Tabel 12
Struktur Kurikulum KTSP SMA N 2 Woja
No Mata Pelajaran Jumlah Jam
Pelajara
Standar Ket
1 Pendidikan 2 2 90
12Kepala SMAN 2 Woja Dokumentasi Sekolah, 11 November 2017
56
Agama
2 Bahasa Inggris 2 2 90
3 IPS 2 2 90
4 Matematika 3 3 135
5 Bahasa
Indonesia
2 2 90
6 IPA 3 3 135
7 Fisika 3 3 135
8 Kimia 3 3 135
9 Komputer 2 2 90
10 Kewirausahaan 2 2 90
11 Seni Budaya 2 2 90
12 Penjaskes 2 2 90
13 Pkn 2 2 90
14 Jumlah 30 30 30
a. Deskriptif Data
1. Deskriptif Data Pengelolaan kelas (Variabel X)
Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini, berikut akan
dijabarkan deskriptif data berupa rentang skor,rata-rata,standar
deviasi.Dan modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk
distribusi.frekuensi dan histogram untuk memperjelas deskriptif
dapat di lihat pada tabel 13 berikut:
57
Tabel 13
Data Pengelolaan Kelas
No Deskriptif Nilai Ket
1 Nilai Maksimum 90-100 Sangat Baik
2 Nilai Minimum 80-90 Baik
3 Mean 70-80 Cukup Baik
4 Median 60-70 Rendah
5 Modus 50-60 SangatRendah
6 Standar Deviasi 70 Cukup Baik
Berdasarkan tabel 13 tersebut di atas,menunjukkan bahwa
perolehan skor angka dari 45 responden dengan perolehan data yang
valid untuk Variabel (X) persepsi siswa tentang pengelolaan kelas pada
mata pelajaran IPS adalah maksimum 90-100,minimum 80-90,mean
70-80 modus,50-60dengan standar deviasi 70.
Jika dibuat rentang skor pengelolaan kelas dengan jumlah 45 orang
semuanya valid,frekuensi dapat prestasi skor pengolaan kelas yang
memperoleh
angka,63,65,69,70,72,75,77,78,80,84,87,88,89,90,93,94,95, dan 100
masing-masing 1 orang (31%),angka 74,76,dan 81 masing-masing 2
orang (6,3%),angka 92 Masing-masing 3 orang (9,4%),dengan angka
91 masing-masing 5 orang (15,6%). Untuk lebih jelasnya data tentang
58
frekuensi dan presentasi variabel bebas (X) Pengelolaan kelas pada
mata pelajaran IPS pada tabel 14 berikut :13
Tabel 14
Frekuensi Skor Pengelolaan Kelas (Variabel X)
Frequency Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid 63 1 3,1 3,1 6,365 1 3,1 3,1 9,469 1 3,1 3,1 12,570 1 6,3 3,1 15,674 2 3,1 6,3 21,975 1 6,3 3,1 25,076 2 3,1 6,3 31,377 1 3,1 3,1 34,478 1 3,1 3,1 37,580 1 6,3 3,1 40,681 2 3,1 6,3 46,984 1 3,1 3,1 50,087 1 3,1 3,1 53,188 1 3,1 3,1 56,389 1 3,1 3,1 59,490 1 3,1 3,1 62,591 5 15,6 15,6 78,192 3 9,4 9,4 87,593 1 3,1 3,1 90,694 1 3,1 3,1 93,895 1 3,1 3,1 96,9
101 1 3,1 3,1 100,0Total 32 100,0 100,0Jika dibuat tingkat atau level pengelolaan kelas pada mata
pelajaran IPS sebanyak 45orang adalah sebagaimana dapat di lihat
pada tabel 15 berikut:
13Kepala SMAN 2 Woja Dokumentasi Sekolah, 11 November 2017
59
Tabel 15
Indek Tingkat Pengelolaan Kelas
No RentanganSkorPengeloaan
Kelas
Level atauTingkat Hasi
JumlahSkor
%
1 90-100 Sangat Baik 7 3,125%2 80-90 Baik 5 46,875%3 70-80 Cukup Baik 10 34,375%4 60-70 Rendah 8 15,625%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor pengelolaan kelas
pada mata pelajaran IPS sebesar 83,22 Untuk lebih memperjelas
tabel 15 di bawah ini disajikan histogram data gambaran pengelolaan
kelas.
b. Histogram Distribusi Frekuensi Pengelolaan Kelas
Dari gambar di atas terlihat sekitar 3,125 % siswa yang mendapat
skor 90-100 dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang dan tingkat
pengelolaan kelas yang Baik,skor 80-90 sebesar 46,875% dengan
jumlah siswa sebanyak 5 orang dan tingkat pengelolaan kelas Cukup
baik, skor 70-80 sebesar 34,375%dengan jumlah siswa sebanyak 10
orang dan tinggkat pengelolaan kelas yang Rendah,skor 60-70
sebesar 15,625% dengan jumlah siswa sebanyak 8 orang dan tingkat
pengelolaan kelas yang Maka persentase terbesar terdapat pada
jumlah siswa sebanyak 30 orang dan tingkat pengelolaan kelas yang
tinggi.Dengan demikian dapat diinterprestasikan bahwa skor yang
60
berada pada interval merupakan skor yang presentasenya paling
banyak yaitu 100%.
c. Deskriptif Data pembelajaran Efektif (Variabel Y)
Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini, berikut akan
dijabarkan deskriptif data berupa rentang skor, rata-rata standar
,deviasi. Dan modus Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan histogram untukmemperjelas deskriptif dapat di
lihat pada tabel 16 berikut:
Tabel 16
Data Pembelajaran Efektif
Deskriptif Nilai KetNilai Maksimum 90-100 Sangat BaikNilai Minimum 80-90 BaikMean 70-80 Cukup BaikMedian 60-70 RendahModus 50-60 Sangat RendahStandar Deviasi 70 Cukup Baik
Berdasarkan tabel 15 tersebut di atas, menunjukkan bahwa
perolehan skor dari responden untuk variabel pembelajaran efektif yang
berjumlah 45 orang adalah nilai maksimum 90-10,minimum 80-90,nilai
mean 70-80,medianya 70-60,modusnya 50-60, standar devisi 70.
Jika dibuat rentang skor rata-rata angka nilai pembelajaran efektif yang
semuanya valid,maka dapat dilihat bahwa frekuensi dan persentasi
skor pembelajaran efektif yang memperoleh angka 90-100,80-90,70-
80,60-70,50-60,sebanyak 1 orang (3,1%), skor 70,68,55,54,sebanyak 2
61
orang (6,3%)dan skor 71,56,48,sebanyak 3 orang (9,4%).Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada tabel 17 berikut:
Tabel 17
Frekuensi Scoer Pembelajaran Efektif (Variabel Y)
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid 44 1 3,1 3,1 3,148 3 9,4 9,4 12,550 1 3,1 3,1 15,651 1 3,1 3,1 18,853 1 3,1 3,1 21,954 2 6,3 6,3 28,155 2 6,3 6,3 34,456 3 9,4 9,4 43,857 1 3,1 3,1 46,959 4 12,5 12,5 59,462 1 3,1 3,1 62,564 1 3,1 3,1 65,666 1 3,1 3,1 68,868 2 6,3 6,3 75,069 1 3,1 3,1 78,170 2 6,3 6,3 84,471 3 9,4 9,4 93,872 1 3,1 3,1 96,975 1 3,1 3,1 100,0
Total 32 100,0 100,0
Jika dibuat tingkat atau level pembelajaran efektif pada mata
pelajaran IPS sebanyak 45 orang adalah sebagaimana dapat di lihat
pada tabel 18 berikut:
62
Tabel 18
Indek Tingkat Pembelajaran Efektif
No Rentangan SkorPengelolaan Kelas
Level/TingkatHasil
JumlahSkor
%
1 68-75 Sangat tinggi 17 31,25%
2 60-67 Tinggi 3 9,375%
3 52-59 Sedang 15 40,625%
4 44-51 Rendah 10 18,75%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor pembelajaran
efektif pada mata pelajaran IPS sebesar 59,94 untuk lebih
memperjelas tabel 18 ,di bawah ini disajikan histogram data gambaran
pembelajara efektif mata pelajaran IPS.
d. Histogram Distribusi Frekuensi Pembelajara Efektif
Dari gambar di atas terlihat sekitar 31,25% siswa yang mendapat skor
68-75 dengan jumlah siswa sebanyak 17 orang dan tingkat
pengelolaan kelas yang sangat tinggi, skor 60-67 sebesar 9,375%
dengan jumlah 3 orang dan tingkat pengelolaan kelas tinggi, 52-59
sebesar 40,625% dengan jumlah siswa sebanyak15 orang dan tingkat
pengelolaan kelas yang sedang, skor 44-51 sebesar 18,75% dengan
jumlah siswa sebanyak 10 orang dan tingkat pengelolaan kelas yang
rendah. Maka persentase terbesar terdapat pada skor 52-59 yaitu
40,625% dengan jumlah siswa sebanyak 45orang dan tingkat
63
pengelolaan kelas yang sedang. Dengan demikian dapat
diinterprestasikan bahwa skor yang berada pada interval 52-49
merupakan skor yang presentasenya paling banyak yaitu 40,625%.
e. Deskriptif Data Hasil Korelasi
Deskriptif data hasil korelasi antara pengelolaan kelas (Variabel
X) dan pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS (Variabel Y) yang
di lakukan di SMA N 2 Woja dengan menggunakan bantuan Sofware
SPSS 15.00For Windows dengan teknik Enter Method,yaitu dengan
cara memasukkan data variabel X (Pengelolaan Kelas) dan Variabel Y
(Pembelajaran Efektif) kedalam form yang tersedia pada program
tersebut, seperti dapat dilihat pada tabel 19 berikut:
Tabel 19
Variables Entered atau Removed (b)
Model Variables Entered VariablesRemoved
Method
1 PembelajaranEfektif
Enter
a. All requested variables entered
b .Dependent Variable: Pengelolaan Kelas
Setelah kedua variabel sebagaimana telah dideskripsikan pada
deskripsi data pengelolaan kelas dan pembelajaran efektif dienter
(dimsukkan) ke dalamprogram SPSS 15.00 tersebut maka
menghasilkan keluaran korelasi antara pengelolan kelas (Variabel X)
dan pembelajaran efektif (Variabel Y). Output data yang dihasilkan dari
64
program SPSS 15.00 For. Windows ternyata bahwa korelasi antara
pengelolaan kelas (Variabel X) dan pembelajaran efektif (Variabel Y)
maka memperoleh angka koefesien korelasi Person Correlation dengan
rumus Produck Moment sebesar 0,739 dengan tingkat kepercayaan
0,05.Hal ini dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini:
Tabel 20
Hasil Perhitungan Korelasi Antara Pengelolaan Kelas Dan Pembelajaran
Efektif
Pengelolaan PembelajaranPengelolaan Pearson
Correlation1 0,739(**)
Sig. (2-tailed) 0,00N 32 32
Pembelajaran PearsonCorrelation
0,739(**) 1
Sig.(2-tailed) 0,000N 32 32
2. Deskriptif Data Kontribusi PengelolaanKelas terhadap
Pembelajaran Efektif Pada Mata Pelajaran IPS di SMAN 2 Woja.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara pengelolaan kelas
dan pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS menunjukan dengan
tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,73, maka hasil perhitungan kontribusi
(R Square/Koefesien Determinasi) atau pengaruh pengelolaan
kelas (Variabel X)terhadap pembelajaran efektif(VariabelY)
adalah R2x100%=0,739x100%=54,6%
65
Tabel 21
Model Summary (b
ModelR R Square Adjusted R
SquareStd
. Error of theEstimate
1 0,739(a) 0,546 0,531 6,727a. Predictors: (Constant), Pembelajaran
b. Dependent Variable: Pengelolaan
Uji Prasyarat Analisis Data
1.Uji Normalitas
Dalam Penelitian ini pengujian prasyarat analisis yang
digunakan penulis adalah uji normalitas. Uji normalitas data
dilakukan dengan menggunakan stastistik Kolmogorov Smirnov
(KS). Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan
bantuan komputer yaitu program SPSS15.00. Hasil pengujian
normalitas data dengan rumus liliefors untuk masing-masing
variabel terlihat pada tabel 22 berikut
Tabel 22
Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Asymp.sig Taraf signifikasi5%
Keputusan
PengelolaanKelas
0,913 0,05% Normal
Pembelajaranefektif
0,781 0,05% Normal
66
Pada tabel 22 di atas,dapat diketahui nilai probabilitas Sig.Untuk
variabel pengelolaan kelas sebesar 0,913 dan variabel untuk
pembelajaran efektif sebesar 0,781dengan demikian nilai
probabilitas Sig dari kedua variabel di atas (pengelolaan kelas
terhadap pembelajaran efektif) lebih besar dari nilai probabilitas
0,05.
2.Metode Interval
Metode ini di tujukkan untuk menaikan data ordinal menjadi
interval. Untuk perhitungan ini menggunakan rumus sebagai
berikut14Ti50+10(Xi-x) s Dari perhitungan prasyarat analisis terbukti
bahwa data itu adalah normal dan sudah di tingkatkan menjadi
interval maka penulis menggunakan korelasi product moment.
3. Analisis dan Interprestasi Data
1. Pengelolaan Kelas
Berdasarkan deskriptif data pengelolan kelas siswa SMAN 2
Woja yang berjumlah 45 orang,menunjukkan bahwa skor yang
tertinggi pada posisi tinggi sebanyak 46,875% dengan rintangan
85-95 Hal ini menggambarkan bahwa pengelolaan kelas cukup
baik.Berdasarkan deskriptif data, analisis data dan interprestasi
data tersebut di atas, maka dengan demikian bahwa permasalahan
pertama dalam skripsi ini tentang bagaimanakah tingkat
pengelolaan kelas telah terjawab.
14Kepala SMAN 2 Woja Dokumentasi Sekolah, 11 November 2017
67
4.Pembelajarann Efektif pada Mata Pelajaran IPS
Berdasarkan deskriptif data pembelajaran efektif siswa pada
mata pelajaran IPS, menunjukkan bahwa skor pembelajaran efektif
yangtertinggi pada posisi sedang sebanyak 40,625% dengan
rintangan 52-59. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran efektif
belum cukup baik oleh sebab itu diperlukan perencanaan pembelajaran
yang efektif untuk lebih baik lagi.Berdasarkan deskriptif data, analisis
data dan interprestasi data tersebut di atas, maka dengan demikian
bahwa permasalahan kedua dalam skripsi ini tentang bagaimanakah
pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS telah terjawab.
5.Pengaruh Pengelolaan Kelas dan Pembelajaran Efektif pada mata
pelajaran IPS
Berdasarkan deskriptif data tersebut di atas bahwa hasil korelasi antara
pengelolaan kelas dan pembelajaran efektif pada mata pelajaran
IPS sebesar 0,739%Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel
20Tentang Interprestasi nilai r menunjukkan bahwa korelasi antara
pengeloaan kelas (Variable X) dengan pembelajaran efektif pada mata
pelajaran IPS (Variabel Y) terdapat korelasi yang cukup. Dengan
rendahnya Korelasi pengelolaan kelas dan pembelajaran efektif
pada mata pelajaran IPS, maka semua hal yang dapat
menumbuhkan dan mengembangkan motivasi siswa, baik berasal dari
individu, orang tua,teman-teman dan lingkungannya dituntut terus
68
menerus untuk ditingkatkan, agar hasil belajar terus meningkat sesuai
dengan yang diharapkan.
Tabel 23
Interprestasi Nilai r
Besarnya “r” ProductMoment
Interpretasi
0,800-1,00
0,600-0,800
0,400-0,600
0,200-0,400
0,000-0,200
Antara variabel X dan variabelY terdapatkorelasi, yang sangat tinggi.
Antaravariabel X dan variabel Yterdapatkorelasi yang cukup.
Antara Antara variabel X danvariabel Y terdapatkorelasi yang agak rendah
Antara variabel X dan variabelY terdapatkorelas yang rendah
Antara variabel X dan variabelY terdapatkorelasi akantetapi korelasi itu sangatrendahatau sangat rendahnyasehingga korelasi itudi abaikan (dianggap tidakada korelasi antaravariabel X dan Y.
69
B. Interaksi belajar mengajar yang efektif dalam memanfaatkan
prestasi belajar siswa kelas X SMAN 2 WOJA
Dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik
harus ada interaksi. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi
antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan
pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Lingkungan
ini di atur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan
tujuan pendidikan. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam
pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi,
kecakapan,serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi
dirinya maupun lingkungannya.
Fungsi dan tujuan pengajaran :
1. Menjadi titik sentral perhatian dan pedoman dalam melaksanakan
aktivitas/interaksi belajar mengajar.
2. Menjadi penentu arah kegiatan
3. Menjadi materi sentral perhatian dan pedoman dalam menyusun
desain pengajaran.
4. Menjadi materi pokok yang akan dikembangkan dalam
memperdalam dan memperluas ruang lingkupnya.
5. Menjadi pedoman untuk mencegah/menghindari penyimpangan yang
akan terjadi.
Interaksi terdiri dari kata inter(antar), dan aksi (kegiatan). Jadi
interaksi adalah kegiatan timbal balik. Interaksi akan selalu berkait
70
dengan istilah komunikasi atau hubungan. Jadi, interaksi belajar
mengajar adalah kegiatan timbal balik antara guru dengan anak didik,
atau dengan kata lain bahwa interaksi belajar mengajar adalah suatu
kegiatan sosial, karena anak didik dengan temannya, antara si anak
didik dengan gurunya ada suatu komunikasi sosial atau pergaulan.
Menurut pendapat salah seorang guru mata pelajaran IPS,
Lina, menyatakan bahwa :
“Interaksi yang dikatakan dengan interaksi pendidikan apabila
secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik, dengan
mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan”15.
Interaksi terdiri dari kata inter ( antar ), dan aksi (kegiatan). Jadi
interaksi adalah kegiatan timbal balik dari segi terminologi “interaksi”
mempunyai arti hal saling melakukan aksi, berhubungan,
mempengaruhi antar hubungan interaksi akan selalu berkaitan dengan
istilah komunikasi atau hubungan sedangkan “komunikasi” berpangkal
pada perkataan “communicare” yang berpartisipasi, memberitahukan,
menjadi milik bersama.
Pengaruh interaksi sosial adalah terbentuknya lembaga sosial
atau kelompok sosialtertentu. Interaksi sosial pun bisa terjadi dimana
saja, mulai dari lingkup keluarga hingga lingkungan masyarakat sekitar.
Menurut pendapat salah seorang guru mata pelajaran IPS, lina,
mengatakan bahwa :
15 Lina, wawancara 26 November 2017
71
“interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan
kelompok maupun antar kelompok”16.
C. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang efektif dalam melaksanakan
prestasi belajar siswa SMAN 2 Woja
Interaksi belajar mengajar ialah hubungan timbal balik antara
guru (pengajar) dan anak (murid) yang harus menunjukkan adanya
hubungan yang bersifat educatif (mendidik). Dimana interaksi itu harus
diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik, yaitu
adanya perubahan tingkah laku anak didik ke arah kedewasaan
Macam-macam interaksi dalam belajar mengajar :
a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah yaitu guru
sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif,
siswa pasif, mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan
bahan pelajaran.
b. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah yaitu guru
bisa berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Sebaliknya
siswa, bisa penerima aksi bisa pula pemberi aksi. Dialog akan terjadi
antaraguru dengan siswa.
c. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah yaitu
komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dengan siswa, tetapi juga
antara siswa dengan siswa. Siswa dituntut aktif dari pada guru.
16 Lina, wawancara 26 November 2017
72
Siswa, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar
bagi siswa lain.
Menurut pendapat salah seorang wali kelas IPS, Sulastri, kelas
X menyatakan bahwa :
“ (1) interaksi murid dengan murid, (2) interaksi murid dengan guru,(3) interaksi murid dengan sumber belajar dan (4) interaksi muriddengan lingkungan. Pola arus interaksi guru siswa di kelas memilikiberbagai kemungkinan arus komunikasi”17.
D.Apakah faktor penghambat dan pendorong interaksi belajar
mengajar yang efektif terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 2
Woja
Proses belajar yaitu suatu proses interaksi antara guru dan
siswa. Pelajaran merupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu dan
pengetahuan. Dimana setiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi,
ada informasi yang menambah pengetahuan yang sudah dimiliki, ada
yang memperdalam informasi dan ada juga informasi yang
bertentangan dengan apa yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam
proses belajar mengajar diperlukan alat peraga sebagai bentuk bantuan
untuk mentransfer ilmu kepada siswa. Materi yang akan disampaikan
kepada siswa harus disampaikan dengan berbagai metode pengajaran
agar menarik minat belajar siswa. Suatu proses belajar yaitu dari yang
tidak bisa menjadi bisa, ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru
untuk berusaha membuat anak didiknya mengerti dengan apa yang
17 Sulastri , wali kelas X IPS, wawancara 25 November 2017
73
disampaikan oleh guru. Namun ada beberapa faktor yang dapat
menghambat siswa dalam belajar. Adapun faktor penghambat dan
pendorong interaksi belajar mengajar yang efektif antara lain sebagai
berikut :
a. Faktor yang menghambat siswa dalam belajar
1. Hambatan internal ( dari dalam )
a. Kesehatan menurun
sangat penting terhadap hasil belajar sisw, kesehatan yang
terganggu menyebabkan siswa tertinggal pelajarannya.orang
tua harus memperhatikan asupan gizi anak-anaknya agar tidak
mudah sakit.
b. Kondisi psikologis ketika belajar
yaitu kesiapan siswa dalam belajar sangat mempengaruhi
proses belajar. Ketika belajar kondisikan siswa dalam keadaan
rileks dan siap untuk menerima pelajaran. Jika siswa siap
menerima pelajaran maka hasil belajar akan maksimal namun
sebaliknya jika siswa tidak siap menerima materi maka tidak
akan ada hasil setelah proses belajar langsung.
2. Hambatan eksternal belajar (dari luar)
a. Faktor keluarga
yaitu orang tua yang mendidik anaknya dengan cara yang
kurang baik, teladan yang kurang baik maka akan berdampak
pada proses belajar anak.
74
b. Faktor sekolah
yaitu metode pelajaran yang tidak disesuaiakan dengan siswa,
misalnya metode yang kurang variatif dan membosankan akan
mengganggu siswa mencapai prestasi yang baik.
b. faktor yang pendorong siswa dalam belajar
peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing,
dimana mereka sangat memerlukan bimbingan dan pengarahan
yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
1. Pengaruh fisik
Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang
berbeda baik sebelum maupun sesudah.
2. Pengaruh psikis
Proses psikososial, melibatkan perubahan-perubahan dalam
aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu, perkembangan
identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga, teman,
guru dan yang lainnya.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengelolaan kelas
terhadap pembelajaran efektif pada mata pelajaran IPS dapat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan kelas di SMAN 2 Woja, hal ini ditunjukkan dengan
nilai rata-rata skor dari penelitian untuk variabel kemampuan
pengelolaan kelas yang diperoleh dengan hasil nilai maksimum
101,minimum 63,mean 83,22,median 85,50,modus 91 dan standar
deviasi, modus 9,82 dengan demikian pengelolaan kelas di SMAN
2 Woja dengan nilai rata-rata skor dari penelitian untuk variabel
kemampuan pengelolaan kelas yang di peroleh sebesar 83,22%.
2. Pembelajaran efektif di SMAN 2 Woja hal ini ditunjukkan dengan
memperoleh nilai dengan rata-rata skor penelitian variabel
pembelajaran efektif yaitu nilai maksimum 75, minimum 44,mean
59,94,median 95,00,modus 59,dan standar deviasi 8,610.Dengan
demikian pembelajaran efektif di SMAN 2 Woja dengan nilai rata-
rata sebesar59,94%.
3. Terdapat hubungan positif antara variabel X (Pengelolaan
Kelas),dan variabel Y (Pembelajaran Efektif), dengan
memeperoleh nilai koefisien korelasi sebesaR 0,739, dengan
76
perolehan nilai tersebut hubungan kedua variabel dikatagorikan
sebagai hubungan positif signifikan dengan katagori cukup.
Hungungan yang positif tersebut dinyatakan dengan adanya
kontribusi variabel X (Pengelolaan Kelas) terhadap variabel Y
(Pembelajaran Efektif) melalui koefisien determinasi. Dari
perhitungan koefisien determinasinya adalah54,6%.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis lakukan, ada hal yang penulis
sarankan yaitu
1. Untuk siswa siswi SMAN 2 Woja lebih di tingkatkan lagi belajar kalian.
Boleh kita belajar untuk mendapat pujian, hadiah, dan yang lainnya.
Tetapi, akan lebih baik belajarlah karena ingin mengetahuiseluk
beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya. Maka dari itu
tanamkanlah dalam diri kalian prinsip “hidup untuk belajar”.
2. Untuk guru SMAN 2 Woja, hendaknya lebih memperhatikan lagi
masalah tugas kelompok siswa. Hendaknya siswa diberi tugas
kelompok walaupun satu bulan sekali supaya emosional antar siswa
semakin erat satu sama lain, dan berilah perhatian yang sama
pulapada tiap-tiap kelompok. Supaya tiadak terjadi kecemburuan
antar kelompok yang ada.
77
3. Untuk Kepala Sekolah sebagai manager sekolah hendaknya secara
intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru-guru untuk
selalu lebih meningkatkan maganemen kelas atau pengelolaan
kelas.
78
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al-qarim
Achsin, Amir. Pengelolaan kelas Dan Interaksi Belajar Mengajar. UjungPandang: IKIP Ujung Pandang Press. 1990.
Ahmadi,.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.1997.
Ali, Muhammad. Guru dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: SinarBaru Algensindo. 1992.
Arikunto, Suharsimi, metodologi penelitian Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Dimyati dan Mujiono.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta2002.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: Rineka Cipta. 2000.
Gazali.Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Kediri: IAIT Press. 2007.
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. 1992.
Hasan, Cholidjah. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-Ikhlas. 1994.
Rohani, Ahmad HM dan Ahmadi, Abu.Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta. 1993.
Suharsimi Arikunto; Metodologi Penelitian Bandung: Remaja Rosdakarya,2002.
Sutrisno Hadi danSuharsimi ArikuntoMetodologi Penelitian Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002.
Sardiman.Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2003.
Shalahudin, Mahfudh. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: BinaIlmu. 1990.
79
Wood Worh dan Martius.Statistika untuk Penelitian.Surakarta: UNS Press.2009
Martinis Yamin.dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas.
Iskandar.Psikologi Pendidikan,(Cipayang-Ciputat:Gaung PersadaPress,2009
Aswan Zain.Strategis Belajar Mengajar,
User Usman.Menjadi guru Profesional,(Bandung:PT RemajaRosdakarya,2009
Abuddin Nata,Perpektif islam tentang Strategi Pembelajaran.
.Pupuh Fakthurohman.Strategi Belajar Mengajar MewujudkanPembelajaran Bermakna melalui Penanaman konsep Umum.
Isjoni Pembelajaran Visioner,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007.
Benny A.Pribadi, Langkah Penting Merencanakan Kegiatan Pembelajaranyang efektif dan Berkualitas.
Sobry Sutikno, Mengeggas Pembelajaran efektif dan Bermakna .
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Mempengaruhi ,(Jakarta: RinekaCipta,2003).
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran MotivasiJakarta:Prenada Media2009),
Suryo Subroto,Proses Belajar Mengajar di Sekolah ,
RIWAYAT HIDUP
TITI RATNAWATI, Lahir di Dompu di Kabupaten Dompu
Kec. Woja sebagai anak Pertama dari Tiga bersaudara pada
tanggal 10 September 1995 dan merupakan buah kasih sayang
dari pasangan M. Sidik Hamid dan Fatma.
Penulis pertama kali menempuh pendidikan SD Negeri 13
Woja Tahun 2001 dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Woja dan tamat pada tahun 2010. Penulis
kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Woja dan tamat pada tahun
2013. Pada tahun yang sama Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agama
Islam FAI Universitas Muhammadiyah Makassar Program Strata Satu (S1) Jurusan
Pendidikan Agama Islam melalui jalur SPMB (seleksi penerima mahasiswa baru).