pengaruh intellectual capital, kualitas...
TRANSCRIPT
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
AGUSTIN TAKARINI
NIM : 1110046100126
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2012
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari tebuktu karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
Jakarta, 12 April 2014
Agustin Takarini
NIM. 1110046100126
i
ABSTRAK
AGUSTIN TAKARINI. NIM: 1110046100126. Pengaruh IntellectualCapital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance, Dan Struktur ModalTerhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010-2012. Strata Satu (1),Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), FakultasSyariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital,kualitas penerapan good corporate governance, dan struktur modal terhadap kinerjakeuangan perbankan syariah. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerjakeuangan syariah yang diproksikan dengan return on asset. Dan variabel independendalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diproksikan dengan IB-VAIC(Islamic banking-value added intellectual capital), dan kualitas penerapan GCG yangdiproksikan dengan hasil self assessment.
Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang terdaftar diBank Indonesia untuk periode 2010-2012. Sampel yang diseleksi denganmenggunakan purposive sampling dan terpilihlah 8 bank. Penelitian ini menggunakananalisis regresi linier berganda untuk menguji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruhpositif dan signifikan terhadap kinerja keuangan dan kualitas penerapan GCGberpengaruh negatif. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Kata Kunci : Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good CorporateGovernance, Struktur Modal, Kinerja Keuangan
Pembimbing : Ir. Aries Koentjoro, SE, MM
Daftar Pustaka : 2001 s.d 2013
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW sebagai uswatun
khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju terang benderang.
Alhamdulillah, penelitian yang berjudul “PENGARUH INTELLECTUAL
CAPITAL, KUALITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE,
DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2012” telah dapat penulis selesaikan.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang
terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga penulis, almamater dan pihak-pihak
yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk
penghargaan, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Phil. JM Muslimin, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat yang telah
memberikan arahan dalam penelitian skripsi penulis.
3. Bapak Mu’min Rauf, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang
telah banyak membantu dalam hal akademik terkait penyelesaian studi
penulis.
4. Bapak Ir. Aries Koentjoro, MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
iii
5. Segenap dosen dan staff akademik Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta bantuan bagi penulis.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Alam Berdikari dan Ibunda Sri Darwati
yang telah banyak memberikan motivasi, saran, dukungan, dan doa bagi
penulis. Among Hartanti, tante yang selalu mendukung penulis walaupun
terpisah oleh jarak.
7. Keluarga Perbankan Syariah C angkatan 2010, terutama Meliawati, Syifa
Nisfiyani dan Siti Aisyah teman diskusi dan sharing yang tak kenal bosan.
Terima kasih atas ilmu, pengertian dan semua saran-sarannya.
8. Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSEnSi), Keluarga Besar Kos Al-Barkah 2
Bawah terkhusus Uni dan Keluarga KKN Mentari 2013. Terima kasih telah
menjadi keluarga kecil yang hangat.
9. Teman satu perjuangan dalam memperjuangkan ujian akhir di studi strata 1
ini Nimas, Nisrina, Ka Ridha. Semoga kelak kita selalu diliputi keberkahan
dalam mengarungi ujian-ujian setelah ini.
10. Serta seluruh pihak yang telah berjasa namun belum mampu penulis sebutkan
satu per satu.
Semoga Allah SWT dengan Ridho-Nya membalas segala kebaikan dengan
pahala yang berlipat ganda. Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha
dengan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Namun tidak mustahil jika
pepatah, ”tak ada gading yang tak retak“ masih ada dalam penyusunan skripsi ini.
Kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah berkat karunia Allah SWT.
Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.
Jakarta, 12 April 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................................7
1. Pembatasan Masalah....................................................................7
2. Perumusan Masalah .....................................................................8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.........................................................8
1. Tujuan Penelitian .........................................................................8
2. Manfaat Penelitian........................................................................9
E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) .....................................10
F. Kerangka Teori ...............................................................................13
G. Kerangka Konsep ...........................................................................14
H. Sistematika Penulisan.....................................................................15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 17
v
A. Intellectual Capital ........................................................................17
1. Definisi Intellectual Capital ......................................................17
2. IB-VAIC (Islamic Banking-Value Added Intellectual
Capital) ......................................................................................20
B. Good Corporate Governance .........................................................27
1. Pengertian dan Tujuan Good Corporate Governance ...............27
2. Prinsip Dasar Good Corporate Governance ..............................29
C. Struktur Modal................................................................................31
D. Kinerja Keuangan...........................................................................35
1. Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan..................................35
2. Rasio Keuangan ..........................................................................37
E. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ......40
1. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah ...................................................40
2. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah ..41
3. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keungan
Perbankan Syariah .....................................................................42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................43
A. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................43
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................43
1. Variabel Terikat .........................................................................43
vi
2. Variabel Bebas...........................................................................44
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................49
D. Teknik Analisis Data ......................................................................50
1. Statistik Deskriptif .....................................................................51
2. Uji Asumsi Klasik......................................................................51
a. Uji Multikolonieritas.............................................................51
b. Uji Heteroskedatisitas ...........................................................52
c. Uji Normalitas.......................................................................53
d. Uji Autokorelasi ...................................................................53
3. Uji Hipotesis ..............................................................................54
4. Uji Statistik ................................................................................55
a. Koefisien Determinasi .........................................................55
b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)..................................56
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ..............57
E. Hipotesis .........................................................................................57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................59
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................59
1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................59
2. Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................59
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian..................................................62
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................62
2. Uji Asumsi Klasik .....................................................................65
vii
a. Uji Multikolonieritas.............................................................65
b. Uji Heteroskedatisitas ...........................................................66
c. Uji Normalitas ......................................................................68
d. Uji Autokorelasi ...................................................................69
3. Uji Hipotesis ..............................................................................70
a. Koefisien Determinasi ..........................................................71
b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)..................................72
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ...............73
4. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 75
BAB V PENUTUP...........................................................................................81
A. Kesimpulan.....................................................................................81
B. Saran ...............................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................86
viii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
3.1 Operasional Variabel ................................................................................. 49
4.1 Proses Seleksi Sampel ............................................................................... 61
4.2 Daftar Bank Umum Syariah ...................................................................... 62
4.3 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 64
4.4 Uji Multikolonieritas ................................................................................. 66
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 67
4.6 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 68
4.7 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 70
4.8 Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) ............................................ 71
4.9 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................................ 72
4.10 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .............................. 73
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Skema Kerangka Pemikiran...................................................................... 15
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Data Sampel Penelitian .......................................................................... 86
2 Uji Statistik Deskriptif ........................................................................... 89
3 Uji Multikolonieritas .............................................................................. 89
4 Uji Heterokedastisitas ............................................................................. 89
5 Uji Normalitas ........................................................................................ 90
6 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 90
7 Uji Koefisien Determinasi ...................................................................... 91
8 Uji Signifikansi Simultan........................................................................ 91
9 Uji Signifikansi Parameter Individual .................................................... 91
xi
DAFTAR GRAFIK
No. Keterangan Halaman
4.1 Grafik Perkembangan Pembiayaan .......................................................... 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bank syariah selama satu tahun terakhir, sampai dengan
bulan Oktober 2013 (yoy) sangat berkembang pesat. Aset bank syariah meningkat
menjadi Rp 229,5 trilyun. Bila ditotal dengan aset BPR Syariah, maka aset
perbankan mencapai Rp 235,1 trilyun. Dengan peningkatan market share yang juga
mencapai ± 4,8%. Dan jumlah rekening ± 12 juta rekening atau 9,2% dari total
rekening perbankan nasional serta jumlah kantor mencapai 2.925 kantor.1
Perkembangan ini tidak luput dari beberapa sumberdaya yang menunjang
penciptaan nilai dan keuntungannya. Terdapat dua tipe sumberdaya yakni (1)
sumberdaya berwujud (tangible resources), dan (2) sumberdaya tidak berwujud
(intangible resources). Sumberdaya berwujud adalah aktiva berwujud dan aktiva
tidak berwujud yang dapat disajikan dalam neraca (balance sheet assets);
sedangkan sumber daya tidak berwujud adalah aktiva tidak berwujud yang tidak
dapat disajikan dalam neraca (off balance sheet assets). Pandangan klasik
memberikan perhatian lebih pada aset karena peranannya dianggap lebih dominan
dalam menghasilkan keuntungan.2
Bermula dari teori Modgilani-Miller (1958) capital structure irrelevance
proposition, yang mengasumsikan bahwa tidak terdapatnya bankruptcy cost,
1 Bank Indonesia. “Outlook Perbankan Syariah” (2013), h. 12 Moh. Nasih, “Perdan Strategis Intellectual Capital Sebagai Variabel Antara Pengaruh
Financial Capital Terhadap Kinerja Keuangan” (T.t, t.p, t.th), h. 1
1
2
agency cost, asymmetric information dan berada pada pasar yang efisien sehingga
nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut
didanai (hutang dan ekuitas) dan bagaimana kebijakan dividennya. Menurut
Stewart C. Myers (1984) teori M&M ini mempengaruhi munculnya pengembangan
struktur modal seperti trade off theory dan pecking order theory.
Dilihat dari sudut pandang kreditor, modal juga merupakan jumlah
pinjaman yang tertanam di perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan di mata
kreditor, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan kreditor untuk meminjamkan
dananya kepada pihak bank dengan tingkat kepercayaan yang tinggi pada bank
tersebut. Selain dari sudut pandang kreditor, struktur modal pada perusahaan yang
sudah go public juga dapat dilihat dari sudut pandang pemegang sahamnya. Para
pemegang saham tentunya akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang
memiliki kinerja yang baik.3
Selain itu, kinerja suatu entitas bisnis maupun manajemen bisnis dewasa
ini tidak hanya diukur dari aspek keuangan. Tanggung jawab keuangan yang
ditampakkan dengan ukuran moneter, akuntansi maupun rasio-rasio tertentu juga
harus dilengkapi dengan kinerja non-keuangan seperti penerapan good corporate
governance, pelaksanaan corporate social responsibility, dan socially responsible
3 Serra Ekowati, Oman Rusmana, dan Mafudi., “ Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansialdan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaam Manufaktur di Bursa EfekIndonesia” (T.t, t.p, t.th), h. 2.
3
investment yang memadai.4
Penerapan good corporate governance pada bank syariah menjadi sangat
penting. Ini dikarenakan bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar dengan
bank konvensional, salah satunya adalah penerapan shariah compliance. Dan
penerapan shariah compliance inilah yang menjadi pilar penting keberlangsungan
entitas bank syariah. Salah satu turunan dari penerapan shariah compliance ini
adalah adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). Yang mana tugas dari para DPS ini
adalah mengawasi operasional perbankan syariah agar sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.
Dalam pokok-pokok hasil penelitian Bank Indonesia menyatakan bahwa
nasabah yang menggunakan jasa syariah, sebagian memiliki kecenderungan untuk
berhenti menjadi nasabah antara lain karena keraguan akan konsistensi penerapan
prinsip syariah. Kepatuhan dan kesesuain bank syariah terhadap prinsip syariah
sering dipertanyakan nasabah. Secara implisit hal tersebut menunjukkan bahwa
praktik perbankan syariah selama ini kurang memperhatikan prinsip-prinsip
syariah, salah satu penyebab reputasi dan kepercayaan masyarakat pada bank
syariah akan berdampak pada loyalitas masyarakat pengguna jasa bank syariah.
Peningkatan reputasi dan kepercayaan nasabah dapat digunakan sebagai indikator
keberhasilan perkembangan bank syariah dan sekaligus sebagai prediksi
4 Dhaniel Syam dan Taufik Najda, “Analisis Kualiatas Penerapan Good CorporateGovernance pada Bank Umum Syariah di Indonesia Serta Pengaruhnya Terhadap TingkatPengembalian dan Risiko Pembiayaan”, Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No. 1 (April2012), h. 195
4
keberhasilan bank syariah di masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan
market share-nya5
Selain itu, entitas industri perbankan merupakan industri yang cukup
concern dalam pengembangan sumber daya berdasarkan pengetahuan, modal
seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aktiva fisik lainnya menjadi
nomor dua dibandingkan dengan modal yang berdasarkan pengetahuan dan inovasi
teknologi. Ini disebabkan dengan menggunakan ilmu dan teknologi kita dapat
menggunakan modal lainnya secara efisien dan ekonomis yang pada nantinya akan
meningkatkan kinerja perusahaan.6 Selain itu Roots (1997) juga mengungkapkan
bahwa banyaknya perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan
dalam laporan keuangan namun penghargaan pasar atas perusahaan – perusahaan
tersebut sangat tinggi.7 Sehingga memang market value perusahaan yang terbentuk,
berasal dari sumbangsih konsep model intelektual yang mana dapat meningkatkan
nilai perusahaan tersebut.
Melalui penerapan knowledge based business, maka penciptaan nilai
perusahaan akan berubah. Berkembangnya perusahaan dapat dilihat dari
kemampuan manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan dalam
5 Siti Maria Wardayati, Implikasi Sharia Governance Terhadap Reputasi dan KepercayaanBank Syariah, Jurnal Walisongo, Vol 19 No 1 (Mei 2011), h. 5
6 Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate SocialResponsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur diBursa Efek Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.1 No. 2 (Juli 2008), h. 214.
7 Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan,Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1(Mei 2003), h. 38.
5
menciptakan nilai perusahaan.8 Manajemen perusahaan tercermin dari para
karyawan yang tidak lain adalah para penggerak, penggagas, serta pengambil
keputusan demi keberlangsungan eksistensi perusahaan. Sehingga di mana aset
yang dimiliki perusahaan yang semula dalam bentuk aset tetap kini menjadi aset tak
berwujud (intangible asset) yaitu intellectual capital atau modal intelektual yang
mengandung unsur pemikiran yang dimiliki karyawan.9
Menurut Abidin (2000), intellectual capital masih belum dikenal secara
luas di Indonesia. Hal ini dikarenakan, perusahaan – perusahaan di Indonesia lebih
memilih menggunakan modal kovensional dalam membangun bisnisnya. Namun,
intellectual capital mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 tentang
aktiva tidak berwujud.10
Dari sisi akuntansi, sejumlah penelitian telah dilakukan di berbagai negara
untuk mengkaji bagaimana metode untuk mengidentifikasi, mengukur, melaporkan,
dan menyajikannya dalam laporan perusahaan. Berbagai metode juga telah
ditawarkan, salah satunya adalah VAIC (value added intellectual coefficient).
VAIC dikonstruksikan oleh Pulic (2000) untuk menilai kinerja IC pada perusahaan
konvensional (private sector, profit motife, non syariah).
8 Isma Dewi Br Panjaitan dan Isfenti Sadalia, “Pengaruh Intellectual Capital TerhadapKinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah “ (T.t, t.p, t.th), h. 2.
9 A.C. Murti, “Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (StudiPada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI) dalam Lora Anjis Susilo, “Analisis Pengaruh PengungkapanIntellectual Capital Terhadap Abnormal Return Saham (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan YangTerdaftar di BEI)”, (Skripsi S1 Jurusan Akuntansi, STIE Asia Malang, 2012), h. 1.
10 Rulfah M. Daud dan Abrar Amri, “Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate SocialResponsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur diBursa Efek Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol.1 No. 2 (Juli 2008), h. 124.
6
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengajukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Intellectual Capital Kualitas Penerapan
GCG (Good Corporate Governance) dan Struktur Modal Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010 – 2012”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar balakang di atas, maka diidentifikasikan masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Struktur modal pada perbankan syariah menjadi salah satu
pendorong eksistensi operasionalnya.
2. Pelaporan good corporate governance pada bank syariah merupakan
aturan yang harus dilaksanakan sesuai dengan PBI No
11/33/PBI/2009. Dan keberadaanya bisa menjadi tolak ukur dalam
penilaian shariah compliance.
3. Tingkat kompetitif perusahaan yang semakin pesat, mengharuskan
konversi labor-based business ke knowledge based-bussiness.
Intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia.
4. Pertumbuhan perbankan syariah yang terus meningkat setiap
tahunnya melebihi pertumbuhan perbankan konvensional.
5. Sudah ada formula model penilaian kinerja intellectual capital untuk
perbankan syariah yaitu IB-VAIC (Islamic Banking Value Added
Intellectual Capital) yang merupakan modifikasi dari model yang
7
telah ada, VAIC.
6. Sudah ada self asessment untuk indikator penilaian kualitas
penerapan GCG pada bank syariah
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan peneliti akan
membatasi permasalahan yang akan diteliti pada Pengaruh Intellectual Capital,
Kualitas Penerapan GCG (Good Corporate Governance) dan Struktur Modal
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2010 – 2012, di
antaranya adalah:
a. Data intellectual capital yang digunakan merupakan data dari
laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010
hingga 2012. Yang mana indikatornya berupa total output, total
input, total ekuitas, dan beban karyawan.
b. Data kualitas penerapan GCG yang digunakan merupakan data dari
laporan tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010
hingga 2012. Yang mana indikatornya adalah hasil self assessment
GCG.
c. Data struktur modal yang digunakan merupakan data dari laporan
tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012.
Yang mana indikatornya adalah nilai total modal dan ATMR (aktiva
8
tertimbang menurut risiko).
d. Data kinerja keuangan yang digunakan merupakan data dari laporan
tahunan seluruh Bank Umum Syariah pada tahun 2010 hingga 2012.
Yang mana indikatornya adalah laba bersih dan total aset (ROA)
2. Perumusan Masalah
Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah
penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan
bank syariah periode 2010–2012?
2. Apakah kualitas penerapan good corporate governance berpengaruh
terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode periode 2010–
2012?
3. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank
syariah pada periode periode 2010–2012?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh intellectual capital
terhadap kinerja keuangan bank syariah periode 2010–2012.
2. Untuk meneliti dan menganalisis kualitas penerapan good corporate
governance terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode
9
periode 2010–2012.
3. Untuk meneliti dan menganalisis pengaruh struktur modal terhadap
kinerja keuangan bank syariah pada periode periode 2010–2012.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti
pribadi.
2. Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada
maupun yang akan dilakukan.
3. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tentang pengaruh intellectual capital,
kualitas penerapan GCG, dan struktur modal terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah.
4. Membantu investor untuk mengetahui competitive advantage suatu
perusahaan perbankan syariah dengan melihat kinerja moneter
maupun non-moneter.
5. Membantu memberikan saran dan masukan bagi kinerja manajer
dalam mengelola intellectual capital, stuktur modal yang dimiliki
sehingga menciptakan nilai lebih bagi perusahaan. Dan juga
pengevaluasian kinerja keuangan perbankan yang diproyeksikan
10
melalui pelaporan GCG
E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)
Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan
dengan peneliti terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas. Terdapat
beberapa penelitian yang telah membahas Intellectual Capital, Kualitas Penerapan
GCG, Struktur Modal, dan Kinerja Keuangan Perbankan, yakni :
1. Damar Asih Dwi Rachmawati yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan”, 2012. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang pengaruh intellectual
capital terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan penelitian
ex-post facto dan penelitian kausal komparatif dengan menggunakan analisis regresi
linier sederhana. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
pengaruh positif antara intellectual capital terhadap Return On Asset (ROA).
Persamaan penelitian ini dengan yang akan penulis teliti adalah salah satu
variable X yang digunakan yaitu intellectual capital serta alat analisis yang
digunakan dan juga proyeksi kinerja keuangan yaitu ROA. Perbedaan penelitian
yang akan penulis susun terdapat pada penambahan pada variabel X yaitu
kualitas penerapan GCG, struktur modal. Dan juga sampel yang digunakan yaitu
perbankan syariah.
2. Angrum Pratiwi (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) yang
berjudul “Analisis Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
11
Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia (Periode 2007-2012)”, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dari kualitas penerapan GCG terhadap kinerja keuangan
yang diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net
Income Margin (NIM), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan rasio Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada bank umum syariah.
Penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif dengan menggunakan motede
analisis regresi linier berganda. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui
bahwa variabel kualitas penerapan GCG berpengaruh positif dan signifikan
terhadap rasio CAR, FDR, dan BOPO. Sedangkan kualitas penerapan GCG
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio ROA dan ROE, namun tidak
berpengaruh terhadap rasio NPF dan NIM. Persamaan penelitian ini dengan
yang akan peneliti tulis adalah variabel kinerja keuangan (variabel Y) dan juga
metode penelitian yang digunakan. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti
tulis terdapat pada variabel X nya yaitu terdapatnya variabel non-moneter
(intellectual capital dan kualitas penerapan GCG) dan variabel moneter
(struktur modal).
3. Uniariny (Mahasiswi Universitas Indonesia) yang berjudul “Pengaruh Struktur
Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”, 2012. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan modal intelektual
12
terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi liner berganda.
Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa struktur modal berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan modal intelektual tidak menunjukkan
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan
yang peneliti tulis adalah kesamaan variabel X yaitu adanya variabel struktur
modal dan modal intelektual dan juga penggunaan analisis regresi linier
berganda. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti tulis adalah penambahan
pada variabel X yaitu variabel kualitas penerapan GCG dan juga variabel Y,
kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA..
4. Serra Ekowati, dkk (Universitas Jenderal Soedirman) yang berjudul “Pengaruh
Modal Fisik, Modal Finansial, dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal fisik, modal
finansial, dan modal intelektual terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan
manufaktur di bursa efek indonesia. Penelitian ini menggunakan model analisis
jalur dengan menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS).
Berdasarkan tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara modal
fisik, modal finansial, dan modal intelektual terhadap kinerja perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009. Persamaan penelitian
ini dengan yang peneliti tulis adalah kesamaan variabel X yaitu adanya variabel
struktur modal dan modal intelektual. Sedangkan perbedaan yang akan peneliti
13
tulis adalah penambahan pada variabel X yaitu variabel kualitas penerapan
GCG, dan variabel Y kinerja keuangan yang diproyeksikan dengan ROA. Dan
metode penelitian yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.
F. Kerangka Teori
Kinerja merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh
dan menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan
keunggulan kompetitif.11 Terdapat dua tipe sumberdaya yakni (1) sumberdaya
berwujud (tangible resources), dan (2) sumberdaya tidak berwujud (intangible
resources). Sumberdaya berwujud adalah aktiva berwujud dan aktiva tidak
berwujud yang dapat disajikan dalam neraca (balance sheet assets); sedangkan
sumber daya tidak berwujud adalah aktiva tidak berwujud yang tidak dapat
disajikan dalam neraca (off balance sheet assets).
Kondisi lingkungan saat ini yaitu terciptanya abad informasi dan
globalisasi, perusahaan tidak dapat lagi menghasilkan keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan hanya dengan menerapkan teknologi baru ke dalam pengelolaan
sumber daya berwujud. Namun lebih jauh dari pada itu, kemampuan sebuah
perusahaan untuk memobilisasi dan mengeksploitasi aset tak berwujudnya menjadi
jauh lebih menentukan dibandingkan dengan melakukan investasi dan mengelola
aset yang berwujud. Setiap perusahaan dituntut untuk mengembangkan
kemampuan, kompetensi, dan keunggulannya untuk tetap eksis.
11 Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan NilaiPasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual Capital, Jurnal Bisnis danAkuntansi, Vol. 14 No. 3, (Desember 2012), h. 167.
14
Good corporate governance adalah suatu praktik pengelolaan perusahaan
secara amanah dan bijaksana dengan mempertimbnagkan keseimbangan
pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders. Good governance government dalam
hal ini juga merupakan suatu bentuk tanggung jawab non moneter seperti halnya
corporate social responsibility. Sehingga penilaian kinerja perbankan syariah
melalui instrumen ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan,
mengurangi risiko akibat tindakan pengelolaan yang cenderung menguntungkan di
satu pihak saja.
G. Kerangka Konsep
Dengan memperhatikan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya,
peneliti akan menguraikan beberapa hal yang dijadikan landasan sebagai pegangan
dalam memecahkan masalah.
15
Gambar 1.1
Skema Kerangka Pemikiran
H. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi
terdahulu, dan sistematika penulisan.
IB-STVA (IslamicBanking Value Added
Human Capital)
Kualitas Penerapan GoodCorporate Governance
(GCG)
[X3]
IB-VACA (IslamicBanking Value Added
Capital Employed)
ROA (Return on Assets)
[Y]
Struktur Modal
[X2]
IB-VAHU (IslamicBanking Value Added
Human Capital)
IB-VAIC (Islamic BankingValue Added Intellectual
Capital)
[X1]
16
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Kajian teoritis, pada bab ini akan disajikan teori terkait intellectual capital,
kualitas penerapan GCG, struktur modal dan kinerja keuangan perbankan
syariah.
BAB III: GAMBARAN UMUM DAN METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian, terdiri dari ruang lingkup penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis, dan penjelasan mengenai operasional
variabel.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis dan pembahasan, berisi data penelitian mengenai Pengaruh
Intellectual Capital, Struktur Modal, dan Pelaporan GCG terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah Periode 2010-2012
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Intellectual Capital
1. Definisi Intellectual Capital
Sampai saat ini, definisi modal intelektual seringkali dimaknai berbeda-beda.
Sebagai sebuah konsep, modal intelektual merujuk kepada modal-modal tidak
berwujud (intangible assets) yang mana terkait dengan pengetahuan manusia atau
teknologi yang digunakan.
Menurut Sawarjuwono dan Kadir intellectual capital dapat didefinisikan
sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi (human
capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan dengan pengetahuan
teknologi yang dapat memberi nilai lebih bagi perusahaan keunggulan bersaing
organisasi.1 Lalu menurut Williams intellectual capital adalah proses penciptaan
nilai melalui pengetahuan dan informasi yang diaplikasikan pada pekerjaan.
Dan menurut Sveiby intellectual capital adalah bagian dari neraca keuangan
yang tidak terlihat yang dapat diidentifikasikan melalui kompetensi individual,
struktur internal, dan struktur eksternal.2 Sedangkan Society of Management
Accountants Canada mendefinisikan modal intelektual sebagai item perusahaan
1 Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan,Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1(Mei 2003), h. 38.
2 Damar Asih Dwi Rachmawati, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return On Asset(ROA) Perbankan”, Jurnal Nomina, Vol. 1 No. 1 (2012), h. 36.
17
18
yang akan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang bagi perusahaan.3
Sehingga dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa intellectual capital
adalah jumlah dari apa yang dihasilkan dari tiga elemen utama organisasi (human
capital, structural capital, customer capital) yang mana hal-hal tersebut berkaitan
dengan pengetahuan dan teknologi yang bisa memberikan nilai lebih bagi
perusahaan dan juga keunggulan bersaing yang mencakup pengetahuan,
pengalaman, ketrampilan, reputasi, dan juga kemampuan teknologi. Berikut tiga
komponen bentuk intellectual capital4 :
a. Human Capital (modal manusia)
Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual.
Di sinilah sumber inovasi dan improvement, namun merupakan
komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan
tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, ketrampilan,
dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human
capital mencerminkan kemampuan kolekif perusahaan untuk
menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human
capital akan meningkat, jika perusahaan mampu menggunakan
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Brinker memberikan
3 Sri Iswati, “Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal Intelektual pada PerusahaanPerbankan Terbuka di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (2006), h.162
4 Tjiptohadi Sawarjuwono dan Agustine Prihatin Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan,Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5 No. 1(Mei 2003), h. 38.
19
beberapa karateristik dasar yang dapat diukur dari modal ini yaitu
training programs, credential, experience, competence, recruitment,
mentoring, learning programs, individual potential, dan personality.
Human capital antara lain terdiri dari: know-how, pendidikan,
pengetahuan, dan kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan,
kualifikasi kejuruan, semangat kewirausahaan, kemampuan reaktif,
inovatif, proaktif, dan kemampuan merubah.
b. Structural Capital atau Organizational Capital (modal organisasi)
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, misalnya; sistem operasional perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua
bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang
individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika
organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka
intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan
potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
c. Relational Capital atau Customer Capital (modal pelanggan)
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang
memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan
20
hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh
perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari pemasok
yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan
merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal
dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat sekitar. Relational capital dapat muncul dari berbagai
bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai
bagi perusahaan tersebut.
Relational capital antara lain terdiri dari: merk, pelanggan,
loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi
bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan
perjanjian franchise.
2. IB-VAIC (Islamic Banking-Value Added Intellectual Capital)
Metode value added intellectual coefficient (VAIC) dikembangkan oleh Pulic
pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation
efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible
asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk mengukur
kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat
mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan
keuangan.5 Akun - akun yang digunakan dalam menghitung VAIC adalah akun-akun
5 Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu,2009), h. 111.
21
yang lazim digunakan pada perusahaan konvensional.
Namun, di sisi lain belum ada instrumen sejenis yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja IC perbankan syariah. Padahal perkembangan bank syariah cukup
signifikan. Terbukti bahwa aset perbankan syariah per April 2013 mengalami
pertumbuhan sebesar 44% yaitu menembus angka Rp 207.800 trilyun. Lalu angka
pembiayaannya sudah mencapai Rp 163.407 trilyun. Penghimpunan dana pihak ke
tiga sebesar Rp 158.519 trilyun. Serta tingkat FDR yang mencapai 103,08%.6
Sehingga seharusnya model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah ini
diperlukan mengingat eksistensinya.
Dalam penelitiannya, Ulum (2013) memformulasikan model penilaian kinerja
IC untuk perbankan syariah yang dinamakan IB-VAIC (Islamic Banking Value
Added Intellectual Coefficient) yang mana merupakan modifikasi dari model yang
telah ada yaitu VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan–
perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankan syariah
memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dari perbankan
umum/konvensional. Berikut tiga rumus yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu:7
1. Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added (IB-VA). IB-
VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut:
IB-VA = OUT – IN
6 http://m.detik.com/ramadan/read/201308/18/075234/2333137/1522/ diakses pada 10Oktober 2013 pukul 22:57
7 Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC diPerbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013),h.199.
22
OUT (output) : Total pendapatan, diperoleh dari:
a. Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi
utana kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya –
hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer.
Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri:
1) Pendapat penyalur dana
a) Pendapatan dari jual beli (pendapatan marjin
murabahah)
b) Pendapatan bersih salam parallel
c) Pendapatan bersih istishna parallel
d) Pendapatan sewa ijarah
e) Pendapatan bagi hasil musyarakah
f) Pendapatan bagi hasil mudharabah
g) Pendapatan dari penyertaan
h) Lainnya
2) Dari Bank Indonesia
a) Bonus SBIS
b) Lainnya
3) Dari bank-bank lain di Indonesia
a) Bonus dari bank syariah lain
b) Pendapatan bagi hasil mudharabah
23
c) Tabungan mudharabah
d) Deposito mudharabah
e) Sertifikat investasi mudharabah antar bank
f) Lainnya
b. Pendapatan operasi lainnya
1) Jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah)
2) Jasa layanan
3) Pendapatan dari transaksi valuta asing
4) Koreksi PPAP
5) Koreksi penyisihan penghapusan transaksi rek.
administrasi
6) Lainnya
c. Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer
1) Pihak ketiga bukan bank
a) Tabungan mudharabah
b) Deposito mudharabah
c) Lainnya
2) Bank Indonesia
a) FPJP syariah
b) Lainnya
3) Bank-bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia
a) Tabungan mudharabah
24
b) Deposito mudharabah
c) Sertifikat investasi mudharabah antar bank
d) Lainnya
d. Pendapatan non operasional
IN (input): Beban usaha/operasional dan beban non operasional
kecuali beban kepegawaian/karyawan.
Beban usaha/operasional kecuali beban kepegawaian:
1) Beban penyisihan kerugian aset produktif-bersih
2) Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
3) Beban operasi lainnya
4) Beban bonus titipan wadiah
5) Beban administrasi dan umum
6) Beban penurunan nilai surat berharga
7) Beban transaksi valuta asing
8) Beban promosi
Value added (IB – VA) juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan
sebagai berikut:
IB – VA = OP + EC + D + A
Keterangan
OP : operating profit (laba operasi/laba usaha)
EC : employee costs (beban karyawan)
25
D : depreciation (depresiasi)
A : amortization (amortisasi)
2. Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital Employed
(IB – VACA). IB – VACA adalah indikator untuk IB-VA yang
diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE
terhadap value added perusahaan.
Keterangan
IB – VACA : Value Added Capital Employed; rasio dari IB –
VA terhadap CE
IB – VA : Value Added
CE : Capital Emloyed; dana yang tersedia (total
ekuitas)
3. Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human Capital (IB
– VAHU). IB – VAHU menunjukkan berapa banyak IB – VA dapat
dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio
ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
IB-VAHU =
IB – VACA =
26
Keterangan
IB – VAHU : Value Added Human Capital; rasio dari IB –
VA terhadap HC
IB – VA : Value Added
HC : Human capital; beban karyawan
4. Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value Added
(IB – STVA). Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu rupiah dari IB – VA dan merupakan
indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Keterangan
STVA : Structural Capital Value Added; rasio dari SC
terhadap IB–VA
SC : Structural capital; IB – VA – HC
IB – VA : Value Added
5. Tahap kelima menghitung Value Added Intellectual Coefficient (IB
– VAIC). IB – VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual
organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business
Performance Indicator). IB – VAIC merupakan penjumlahan dari
tiga komponen sebelumnya
IB-STVA =
27
Hasil perhitungan IB – VAIC dapat dijadikan sebagai pemeringkat terhadap
sejumlah perbankan. Sejauh ini, belum ada standar tentang skor kinerja IC tersebut,
namun penelitian Ulum (2008) telah merumuskan untuk memberikan kategori dari
hasil perhitungan VAIC, yaitu:8
1. Top performers – skor VAIC di atas 3,00
2. Good performers – skor VAIC di antara 2,0 sampai 2,99
3. Common performers – skor VAIC antara 1,5 sampai 1,99
4. Bad performers – skor VAIC di bawah 1,5
B. Good Corporate Governance
1. Pengertian dan Tujuan Good Corporate Governance
Good corporate governance didefinisikan sebagai sistem yang mengatur
pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan kewajiban pihak
terkait, yang mana memuat peraturan dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam
membuat keputusan yang terkait dengan keputusan perusahaan, merumuskan
mekanisme penetapan-penentapan keputusan yang objektif dan cara-cara yang
ditempuh untuk mencapai keobjektifitasan serta pemantauan kerja.9
8 Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC diPerbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013), h.200.
9 Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalamKonteks Indonesia, (Jakarta: PT Ray Indonesia, 2005), h. 4.
IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
28
Dan definisi good corporate governance yang tercantum dalam Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan
prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggung jawaban (responsibility), profesional (professional), dan kewajaran
(fairness).
Tujuan dan manfaat good corporate governance menurut Bassel Committee on
Banking Supervision adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi agency cost, biaya yang timbul karena
penyalahgunaan wewenang, atau pun berupa biaya pengawasan
yang timbul untuk mencegah timbulnya suatu masalah.
b. Mengurangi biaya modal yang timbul dari manajemen yang baik,
yang mampu meminimialisir resiko.
c. Memaksimalkan nilai saham perusahaan, sehingga dapat
meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka
panjang.
d. Mendorong pengelolaan perbankan secara profesional, transparan,
efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan
kemandirian dewan komisaris, direksi, dan RUPS.
e. Mendorong dewan komisaris, anggota direksi, pemegang saham
dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan yang
dilandasi oleh moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
perundang-undangan yang berlaku.
29
f. Menjaga going concern perusahaan
Dan menurut Forum Corporate Governance in Indonesia, beberapa manfaat
yang dapat diambil dari penerapan GCG yaitu:
a. Meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah
yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali
menanamkan modalnya di Indonesia
2. Prinsip Dasar Good Corporate Governance
Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum menjabarkan prinsip-
prinsip dasar GCG yang terdiri dari:
1. Transparan (transparency) yaitu keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang material dan relevan serta
keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Konsep
ini telah diungkapkan dalam Al-Qur’an pada penggalan surat Al-
Baqoroh ayat 22
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukanutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamumenuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antarakamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulismenolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telahmengajarkan kepadanya, ...”.
2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi, struktur,
30
sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Pertanggung jawaban (responsibility) yaitu adanya kesesuaian
(kepatuhan) di dalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi
yang sehat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal
ini juga sejalan dengan ayat yang tertulis dalam Al-Qur’an surat Al-
Anfal ayat 27
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamumengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamumengkhianati amanat yang dipercayakan kepdamu, sedangkamu mengetahui”.
4. Independensi (Independency) yaitu pengelolaan bank secara
profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak mana pun.
5. Kesetaraan dan Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan
kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa smua pihak baik pemegang
saham minoritas maupun asing harus diperlakukan sama atau
setara. Dan hal ini sejalan dengan yang dituliskan dalam Al-Quran
di surat An-Nisa ayat 58
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepadayang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkanhukum di antara manusia, hendaknya kamu menetapkannyadengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberipengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar,Maha Melihat”.
31
Yang mana pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance minimal
harus diwujudkan dalam:
a. Pelasanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Dewan
Pengawas Syariah, dan Direksi;
b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan
kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank;
c. Pelaksanaan prinsip syariah dalam operasional bank;
d. Penanganan benturan kepentingan;
e. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal;
f. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern;
g. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar;
h. Rencana strategis bank;
i. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank.
C. Struktur Modal
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1
tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang
menurut risiko (ATMR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar
jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di samping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank.
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang
32
disebut dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR yaitu rasio kewajiban
pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal
CAR sebesar 8% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko), atau ditambah
dengan Resiko Pasar dan Resiko Operasional ini tergantung pada kondisi bank yang
bersangkutan/standar internasional yang dikeluarkan oleh Bank for International
Settlement (BIS). Analisis mengukur struktur modal dalam penelitian ini
menggunakan CAR yaitu membandingkan modal dengan aktiva beresiko.10
Rumus perhitungan CAR adalah
Modal BankCAR = x 100
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Keterangan:
1. Modal Bank
Modal bank dibagi ke dalam modal inti dan modal pelengkap:
a. Modal Inti, terdiri dari:
1) Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh
pemilik.
2) Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai
nominal saham.
3) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari
sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan
10 Slamet Riyadi, Banking Asset And Liability Management (Jakarta: Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia, 2006), h. 161.
33
harga (apabila saham tersebut dijual).
4) Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari
penyisihan laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS.
5) Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.
6) Laba Ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh
RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan.
7) Laba Tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak,
yang belum ditetapkan penggunanya oleh RUPS (50%).
8) Laba Tahun Berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh
dalam tahun berjalan (50%).
9) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan
keuangannya dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak
perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank
pada anak perusahaan tersebut.
b. Modal Pelengkap, terdiri dari:
1) Cadangan revaluasi aktiva tetap
2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan (1,25%
ATMR)
3) Modal pinjaman
4) Pinjaman subordinasi (maks. 50% dari modal inti)
Khusus menyangkut modal pinjaman dari pinjaman
34
subordinasi, bank syari’ah tidak dapat mengkategorikannya
sebagai modal, karena pinjaman menurut bank syariah harus
tunduk pada prinsip qard dan qard tidak boleh diberikan
syarat-syarat.11
2. Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini adalah mencakup
baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat
administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih
bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak
ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot
resiko yang besarnya didasarkan pada pada kadar risiko yang
terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas
penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka rincian bobot risiko dan ATMR
untuk semua aktiva adalah sebagai berikut:
a. Aktiva Neraca:
1) Kas (0%)
2) Emas dan mata uang emas (0%)
3) Giro pada Bank Indonesia
4) Tagihan pada bank lain (20%)
5) Surat berharga yang dimiliki (0%)
11 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKP, 2002), h. 215-216.
35
6) Kredit yang diberikan
7) Penyertaan (100%)
8) Aktiva tetap dan inventaris nilai (nilai buku) (100%)
9) Antar kantor aktiva (netto) (100%)
10) Rupa-rupa aktiva (100%)
b. Rekening Administratif:
1) Fasilitas kredit yang belum dipergunakan yang disediakan
sampai dengan tahun takwim berjalan yang disediakan bagi
atau dijamin oleh/dengan, atau dijamin surat berharga (0%)
2) Jaminan bank (0%)
3) Kewajiban membeli kembali aktiva bank dengan syarat
repurchase agreement (100%)
4) Posisis netto kontrak berjalan valuta asing dan swap bunga
(4%)12
D. Kinerja Keuangan
1. Pengertian dan Tujuan Kinerja Keuangan
Menurut Iswati, kinerja (performance) menjadi satu hal yang penting bagi
manajemen, karena kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan
12 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), h. 217-220.
36
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan organisasi untuk memperoleh dan menggunakan
sumber daya dalam berbagai cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif.13
Adapun tujuan dari analisa laporan keuangan perusahaan adalah:14
a. Mengetahui Tingkat Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
b. Mengetahui Tingkat Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
c. Mengetahui Tingkat Rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Mengetahui Tingkat Stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan
stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas
hutang tepat waktunya.
13 Novia Wijaya, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan NilaiPasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual Capital, Jurnal Bisnis danAkuntansi, Vol. 14 No. 3, (Desember 2012), h. 167.
14 Slamet Munawir, Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat (Yogyakarta: Loiberty,2009), h. 13.
37
Firer dan Williams menyatakan dimensi tradisional kinerja perusahaan terdiri
dari:
1. Profitability
2. Productivity
3. Market Valuation
2. Rasio Keuangan
Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Masing-masing jenis
rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan.
Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan, yaitu:15
1. Rasio Likuiditas
Fred Weston, menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih,
maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) terutama utang
yang sudah jatuh tempo.
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari:
a. Rasio Lancar
b. Rasio Sangat Lancar
c. Rasio Kas
d. Rasio Perputaran Kas
15 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana, 2009), h. 110 – 116.
38
e. Inventory to Net Working Capital
2. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio solvabilitas atau leverage ratio, merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktiva lainnya. Dalam artian bahwa rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang apabila perusahaan dilikuidasi.
Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain:
a. Debt to Assets Ratio
b. Debt to Equity Ratio
c. Long Term Debt to Equity Ratio
d. Times Interest Earned
e. Fixed Change Coverage
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (activity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Efesiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan, sediaan,
penagihan, piutang, dan efisiensi lainnya. Rasio aktvitas juga digunakan
39
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari.
Jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa ahli keuangan,
yaitu:
a. Receivable Turnover
b. Days of Receivable
c. Inventory Turnover
d. Days of Inventory
e. Working Capital Turnover
f. Fixed Assets Turnover
g. Assets Turnover
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efesiensi
perusahaan.
Jenis-jenis rasio profitabilitas sebagai berikut:
a. Profit Margin on Sales
b. Return on Investment
c. Return on Assets
40
d. Return on Equity
e. Laba per Lembar Saham
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio), merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
Dalam rasio ini yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, dan
pertumbuhan dividen per saham.
6. Rasio Penilaian
Rasio penilaian (valuation ratio) yaitu rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya
investasi, seperti:
a. Rasio harga saham terhadap pendapatan
b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku
E. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah
Melihat sudut pandang dari resource-based theory yang dipelopori oleh
Penrose (1959), mengemukakan bahwa sumberdaya perusahaan bersifat heterogen
dan jasa produktif yang berasal dari sumberdaya perusahaan memberikan karakter
unik bagi tiap-tiap perusahaan. Jika perusahaan mampu mengelola sumberdaya
41
secara baik maka akan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dibanding para
pesaingnya. Sumberdaya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi tinggi
merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Apabila perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola potensi yang dimiliki
karyawan dengan baik, maka hal ini akan dapat meningkatkan produktivitas
karyawan. Jika produktivitas karyawan meningkat, maka kinerja perusahaan pun
akan meningkat. Sebagian besar dari hasil-hasil penelitian, seperti misalnya Ulum
(2008), Badingatus (2010), dan Faizal (2013) menunjukkan bahwa intellectual
capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Pengaruh Kualitas Penerapan Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
Good corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi
peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen
dan manajemen akuntabilitas manajemen terhadap stakeholders dengan mendasarkan
pada kerangka peraturan. Sehingga apabila ditinjau dari teori stakeholder, organisasi
juga memiliki tanggung jawab, dengan mengakomodir keinginan stakeholder dan
juga kebutuhannya. Dan juga beroperasi sesuai norma-norma yang ada di
masyarakat.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Siti Maryam (2011) bahwa
implementasi shariah governance memiliki pengaruh yang signifikan pada reputasi
dan kepercayaan pelanggan terhadap perbankan syariah sehingga dapat meningkat
market share dari perbankan syariah. Lalu penelitian Siti Nurlaela (2012)
42
menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja
perusahaan adalah good corporate governance.
3. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah
Menurut Athanasoglou (2005) bank yang memiliki kinerja yang baik dan
pendanaan internal yang kuat mencerminkan capital yang kuat. Capital Adequacy
Ratio menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha serta menampung risiko kerugian yang diakibatkan dalam
operasional bank. Hal-hal yang mengenai risiko, terkait pada pemenuhan dana
perusahaan bank yang berasal dari luar seperti kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain, dan lain-lain.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan Bank Umum Syariah
periode 2010 sampai 2012 melalui instrumen laporan tahunan. Data yang berkaitan
dengan permasalahan ini diperoleh dengan mengambil sampel penelitian dari
perusahaan Bank Umum Syariah yang mempublikasikan secara lengkap laporan
tahunnya di website masing-masing bank. Jenis data yang dikumpulkan mencakup
data laporan tahunan selama periode penelitian yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital (IC),
kualitas penerapan gcg (good corporate governance) (GCG) dan struktur modal
terhadap kinerja keuangan (ROA) bank syariah di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data time
series dari tahun 2010 hingga 2012.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama
peneliti. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
43
44
dipengaruhi variabel independen.1. Variabel terikat dalam penelitian ini
berupa:
Kinerja Keuangan yang direpresentasikan dengan ROA (Return
on Assets). ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum
pajak dengan total asset dalam suatu periode, rumus yang
digunakan untuk mencari ROA adalah
ROA =
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat,
baik secara positif maupun secara negatif. Jika terdapat variabel dependen
maka variabel independen juga harus hadir, dan di setiap unit kenaikan
dalam variabel independen maka akan terdapat pula kenaikan atau
penurunan dalam variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam
penelitian ini berupa:
Intellectual Capital; Metode value added intellectual coefficient
(VAIC) dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain
untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari
aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible
asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen
untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan.
1 Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansidan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 63.
45
Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan,
karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan.2
VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan – perusahaan
dengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankan syariah memiliki
jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dari perbankan
umum/konvensional. Berikut tiga rumus yang digunakan dalam IB-VAIC
yaitu:3
1. Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added (IB-VA).
IB-VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai
berikut:
Keterangan;
OUT (output) : Total pendapatan
IN (input) : Beban usaha/operasional dan beban non
operasional kecuali beban
kepegawaian/karyawan.
2. Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital
Employed (IB–VACA). IB–VACA adalah indikator untuk IB-
VA yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio
2 Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris (Yogyakarta: Graha Ilmu,2009), h. 111.
3 Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC diPerbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 (Juni 2013),h.199.
IB-VA = OUT – IN
46
ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari
CE terhadap value added perusahaan.
Keterangan;
IB–VACA : Value Added Capital Employed; rasio dari IB –
VA terhadap CE
IB–VA : Value Added
CE : Capital Emloyed; dana yang tersedia (total ekuitas)
3. Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human
Capital (IB–VAHU). IB–VAHU menunjukkan berapa banyak
IB–VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap
value added organisasi.
Keterangan;
IB–VAHU : Value Added Human Capital; rasio dari IB – VA
terhadap HC
IB–VA : Value Added
IB–VACA =
IB-VAHU =
47
HC : Human capital; beban karyawan
4. Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value
Added (IB–STVA). Rasio ini mengukur jumlah SC yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari IB – VA dan
merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Keterangan
STVA : Structural Capital Value Added; rasio dari SC
terhadap IB–VA
SC : Structural capital; IB–VA – HC
IB–VA : Value Added
5. Tahap kelima menghitung Value Added Intellectual
Coefficient (IB–VAIC). IB–VAIC mengindikasikan
kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap
sebagai BPI (Business Performance Indicator). IB–VAIC
merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya
Kualitas penerapan GCG, definisi operasional kualitas
penerapan GCG adalah sejauh mana bank menjalankan peraturan
IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
IB-STVA =
48
dan ketetapan BI tentang GCG. Diukur dengan nilai komposit
peringkat kualitas penerapan GCG bank berdasarkan kesesuaian
pelaksanaan aspek GCG oleh bank dengan faktor-faktor penilaian
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran BI
No.12/13/DPbS Tahun 2010 yang mencakup 70 indikator pada 11
faktor.
Struktur modal dipresentasikan dengan CAR (Capital Adequacy
Ratio). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar
jumlah aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal
sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar
bank. Berikut rumus CAR yang digunakan;
CAR = x 100%
49
Tabel 3.1Operasional Variabel
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder
Variabel Indikator Skala
Inde
pend
en
Intellectual
Capital
IB – VACA =
IB-VAHU =
IB-STVA =
Rasio
KualitasPenerapan
GCG
Nilai komposit peringkat kualitas penerapanGCG
Rasio
StrukturModal
CAR (Capital Adequacy Ratio) =
Modal/(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko)Rasio
Dep
ende
n
Profitabilitas(PROFIT)
ROA = Rasio
IB-VAIC = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
50
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam data
dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan4. Peneliti
memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari:
1. Penelitian pustaka (library research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet, dan
perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian lapangan (field research)
Seluruh data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari laporan
tahunan Bank Umum Syariah di Indonesia dalam industri manufaktur
tahun 2010, 2011 dan 2012 yang telah dipublikasikan secara lengkap di
masing-masing website BUS tersebut.
D. Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 20.0. Regresi
digunakan untuk mengukur besarnya pegaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda karena variabel
independen yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis regresi berganda
4 Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansidan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 147.
51
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji
hipotesis dan uji statistik.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum
dan nilai minimum. Statistik deskriptif ini menggambarkan sebuah data
menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
deskriptif dalam penelitian juga menjadi proses transformasi data dalam
bentuk tabulasi. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau
penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik.5
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah persamaan
regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang dapat
menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini terdiri dari:
a. Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan satu
atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel
independen lainnya. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ada korelasi antar variabel independen (bebas).
5 Nur Indriantoro dan Bambang Suporno, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansidan Manajemen, Edisi Pertama (Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE, 2002), h. 170.
52
Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Adanya multikolonieritas dapat dilihat
dari tolerance value atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Batas dari nilai tolerance adalah 0,01 dan batas VIF adalah 10.
Apabila nilai tolerance dibawah 0,01 atau nilai VIF diatas 10 maka
terjadi multikolonieritas.6
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang
tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi, sehingga
mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk megetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik karena lebih dapat menginterpretasikan hasil pengamatan. Uji
statistik yang digunakan adalah uji glejser. Uji glejser dilakukan
dengan cara meregres nilai absolute residual terhadap variabel
independen. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
6 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 107.
53
heteroskedatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang maupun besar.7
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu
(residual) dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau
mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Variabel pengganggu atau residual dapat
dideteksi berdistribusi normal dengan menggunakan dua pendekatan
analisis, yaitu analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-
Smirnov untuk menguji normalitas data.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu
atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu
7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 139.
54
atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.8
Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu uji
Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier, Run Test dan uji Box Pierce
dan Ljung Box. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Run Test.
Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametik digunakan
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.
Apabila nilai Asymp. Sig. > 0,05 maka data terjadi secara random dan
tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda umumnya
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio
dalam suatu persamaan linier.
Analisis regresi berganda merupakan eksistensi dari model regresi
dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan atas enam variabel
dengan menggunakan rumus persamaan matematis seperti di bawah ini :
8 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 110.
55
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε
Dimana :
Y = Kinerja Keuangan (ROA)
α = Konstanta (tetap)
β1- β5 = Koefisien variabel independen, apabila nilai β positif maka
akan terjadi kenaikan pada variabel dependen (Y),
sedangkan jika nilai β negatif akan terjadi penurunan pada
variabel dependen (Y)
X1 = Intellectual Capital (IB-VAIC)
X2 = Kualitas Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
X3 = Struktur Modal
ε = Kesalahan baku/error
4. Uji Statistik
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data
56
silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing-masing pengamatan.
Kelemahan mendasar dalam menggunakan koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
dalam model. Apabila satu variabel independen ditambah, R2 akan
meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh
secara siginifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena
itu, penelitian ini menggunakan nilai adjusted R2 untuk mengevaluasi
model regresi. Nilai adjusted R2 mampu naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya
koefisien determinasi (R2), nilai adjusted R2 juga berkisar antara nol
dan satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya.9
b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)
Uji F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk
menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan bahwa apabila nilai signifikansi > 0,05 maka
9 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 97.
57
H1 ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H1
diterima.10
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini
pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen.11 Kriteria pengambilan keputusan dilakukan
dengan tingkat signifikansi 5 %. Hipotesis diterima jika tingkat
signifikansi < 5% (kurang dari 0,05) dan hipotesis ditolak apabila
tingkat signifikansi > 5%.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefiniskan dengan baik mengenai
karakteristik populasi. Ada dua macama hipotesis yang dibuat dalam suatu percobaan
penelitian yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif.12 Hipotesis nol menyatakan
tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh antara
variabel X dengan variabel Y. Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok.13
10 Ibid,: h. 98.11 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 99.12 Ety Rochaeti dkk, Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Penerbit
Mitra Wacana Media, 2007), h. 104.13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 112-113.
58
1. Variabel Intellectual Capital
H0 : Intellectual capital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012
H1 : Intellectual capital berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012
2. Variabel Struktur Modal
H0 : Struktur Modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012
H1 : Struktur Modal berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012
3. Variabel Kualitas Penerapan GCG
H0 : Kualitas penerapan GCG tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-
2012
H1 : Kualitas penerapan GCG berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia periode 2010-2012
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
syariah yang sudah spin off menjadi Bank Umum Syariah dari tahun 2010 sampai
2012. Hal ini dipilih karena pertimbangan perkembangan industri perbankan syariah
yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Selain itu pula, berdasarkan Islamic Forum
Country Index (IFCI) saat ini perbankan syariah menempati peringkat 5 di seluruh
dunia setelah Iran, Malaysia, Arab Saudi dan Emirat Arab (www.dnaberita.com).
Sehingga dalam hal ini Indonesia masih menjadi pasar potensial dalam bidang jasa
keuangan syariah di dunia.
Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah 3 tahun yaitu tahun 2010,
2011, dan 2012. Pemilihan periode pengamatan yang dimulai dari tahun 2010
didasari oleh penerapan GCG pada perbankan syariah yang baru dihimbau oleh Bank
Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009. Sehingga
pelaporan GCG pada bank syariah mulai intensif dipublikasikan pada tahun 2010.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dengan metode purposive
sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan (judgement
sampling). Sampel yang dipilih oleh peneliti adalah perusahaan yang menyajikan data
59
60
yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu total pendapatan, total beban, beban
karyawan, rasio CAR (capital adequacy ratio), pelaporan GCG (good corporate
governance), total laba bersih, dan total asset.
Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian, yaitu:
a. Bank Umum Syariah yang sudah spin off mulai tahun 2010 hingga
2012
b. Bank menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan auditan
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 31
Desember 2011 dan 31 Desember 2012.
c. Laporan tahunan bank menggunakan bahasa Indonesia dalam
pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam pelaporan unit
moneternya.
Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan proses seleksi sampel berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
61
Tabel 4.1Proses Seleksi Sampel
No KriteriaPelanggaran
KriteriaJumlah
1. Bank Umum Syariah yang sudah spin offmulai tahun 2010 hingga 2012
11
2. Laporan tahunan bank menggunakanbahasa Indonesia dalam pelaporankeuangannya dan mata uang rupiahdalam pelaporan unit moneternya
11
3. Bank menerbitkan sertamempublikasikan laporan keuanganauditan untuk tahun buku yang berakhirpada tanggal 31 Desember 2010, 31Desember 2011 dan 31 Desember 2012
(3) 8
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 8
Tahun pengamatan 3Jumlah total sampel 24
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total Bank Umum Syariah yang
sudah spin off mulai dari 2010 berjumlah 11 bank. Namun, berdasarkan hasil seleksi
sampel hanya ada 8 bank. Periode pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah 3
(tiga) tahun, yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Jadi, total sampel yang diteliti
sebanyak 24 data laporan tahunan bank umum syariah.
Dari proses seleksi sampel tersebut diperoleh perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini. Tabel 4.2 menyajikan daftar nama bank sampel.
62
Tabel 4.2
Daftar Nama Bank Umum Syariah
No. Nama Bank Umum Syariah Kode Bank
1. Bank Muamalat Indonesia BMI
2. Bank Syariah Mandiri BSM
3. Bank BCA Syariah BCAS
4. Bank BRI Syariah BRIS
5. Bank BNI Syariah BNIS
6. Bank Panin Syariah PANIN S
7. Bank Bukopin Syariah BUKOPIN S
8. Bank Victoria Syariah VICTORIA S
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan model regresi
berganda. Tujuannya adalah memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
pengaruh variabel independen (intellectual capital, kualitas penerapan GCG, dan
struktur modal) terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan perbankan syariah
(ROA).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
63
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).1 Pada
penelitian ini statistik deskriptif akan menggambarkan deskripsi dari masing-
masing variabel.
Tabel 4.3 menggambarkan statistik deskriptif seluruh variabel dalam
penelitian ini yang meliputi minimum, maksimum, mean (rata-rata), standar
deviasi, dan sweakness. Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil yang
diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan terhadap
bank sampel. Nilai maksimum menggambarkan nilai paling besar yang
diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan,
sedangkan mean (rata-rata) menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing
variabel.
Deskripsi variabel penelitian mengenai kinerja keuangan, intellectual
capital, kualitas penerapan GCG dan struktur modal dapat dilihat pada tabel 4.3
di bawah ini
1 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 19.
64
Tabel 4.3
Sumber Data Diolah (Output SPSS 20.0)
Variabel intellectual capital (IC) menunjukkan nilai minimum -1,40
dan maksimum 9,47. Hal ini berarti dalam sampel, performance perusahaan
dalam hal pengelolaan intellectual capital paling kecil berjumlah -1,40 dan
paling besar berjumlah 9,47. Rata-rata (mean) variabel intellectual capital
sebesar 3,3418. Hal tersebut menunjukkan bahwa performa perusahaan
perbankan syariah dalam pengelolaan intellectual capital berada pada Top
Peformers.
Variabel kualitas penerapan good corporate governance (GCG)
menunjukkan nilai minimum 1,15 dan nilai maksimum 2,20. Hal ini berarti
dalam sampel menunjukkan bahwa kualitas penerapan good corporate
governance memiliki penilaian paling kecil dengan nilai 1,15 dan penilaian
paling besar sejumlah 2,20. Dengan nilai rata-rata sebesar 1,6394. Hal tersebut
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum MeanStd.
Deviation
IC 24 -1.40 9.47 3.3418 3.47494
GCG 24 1.15 2.20 1.6394 .27119
CAR 24 11.35 76.40 26.9979 18.27189
ROA 24 -1.56 3.20 .7776 .79580
Valid N(listwise)
24
65
menunjukkan bahwa kualitas penerapan good corporate governance perbankan
syariah berada pada tingkat baik.
Variabel struktur modal diproksikan dengan capital adequacy ratio
(CAR). Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan nilai minimum
sebesar 11,35 dan nilai maksimum sebesar 76,40. Adapun rata-rata (mean) rasio
CAR adalah 26,9979. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, selama
periode penelitian rasio CAR pada bank umum syariah, sudah memenuhi
standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu minimal 8%.
Variabel kinerja keuangan yang proksikan dengan return on asset (ROA)
menunjukkan nilai minimum sebesar -1,56 dan nilai maksimum sebesar 3,20.
Adapun rata-rata (mean) ROA adalah sebesar 0,776.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji multikolonieritas,
uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik yaitu model regresi yang tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
multikoloniearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada masing-masing
variabel seperti pada tabel 4.4 berikut
66
Tabel 4.4Uji Multikoloniearitas
Coefficientsa
a. Dependent Variable : ROASumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
menunjukkan tidak ada variabel independen yang nilai tolerance kurang
dari 0,10. Hal ini berarti tidak ada korelasi antar variabel independen.
Suatu model regresi juga dinyatakan bebas dari multikolonieritas jika
mempunyai nilai VIF dibawah 10. Dari tabel 4.4 juga dapat diketahui
bahwa pada model regresi, semua variabel independen memiliki nilai VIF
yang rendah dan jauh di bawah angka 10 yang berarti bahwa tidak terjadi
multikolonieritas dalam model regresi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection
mengandung situasi yang heteroskedastisitas karena data ini menghimpun
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
IC 0.974 1.027
GCG 0.424 2.356
CAR 0.421 2.374
67
berbagai data yang mewakili semua ukuran baik kecil, sedang, maupun
besar.2 Penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji glejser.
Apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen (kurang dari 5%), maka terjadi heteroskedastisitas.
Namun, apabila probabilitas signifikansi di atas 5% maka dapat dikatakan
bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedatisitas. Hasil
dari uji heteroskedatisitas dapat dilihat dalam tabel 4.5 adalah :
Tabel 4.5Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .106 .622 .171 .866
IC .044 .024 .386 1.870 .076
GCG .080 .457 .055 .174 .863
CAR .003 .007 .116 .370 .716
a. Dependent Variable: AbsUtSumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi semua
variabel di atas 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil output dalam
tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen
2 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 139
68
yang signifikan mempengaruhi variabel dependen ROA. Kondisi ini
menunjukkan bahwa dalam penelitian tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu atau
residual dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis uji statistik untuk
mengetahui residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik non
parametik Kolmogorov Smirnov (K-S) mempunyai kriteria jika nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan
terkena problem normalitas. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji
statistik tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Data mengenai uji
normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.6Hasil Uji Normalitas
S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 24
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .60803775
Most Extreme
Differences
Absolute .152
Positive .088
Negative -.152
Kolmogorov-Smirnov Z .742
Asymp. Sig. (2-tailed) .640
a. Test distribution is Normal.
69
Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Dari data pada tabel 4.6 dapat dikatakan bahwa data residual
terdistribusi normal. Hal ini tercermin dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) >
0,05 yaitu sebesar 0,640.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Problem
autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Kondisi ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) karena adanya “gangguan” pada individu atau
kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau
kelompok yang sama pada periode berikutnya. Penelitian ini
menggunakan pengujian run test untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05
maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi.
70
Tabel 4.7Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
UnstandardizedResidual
Test Valuea .09500
Cases < Test Value 12
Cases >= Test Value 12
Total Cases 24
Number of Runs 11
Z -.626
Asymp. Sig. (2-tailed) .531
a. MedianSumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan regresi
random atau acak dengan nilai signifikansi 0,531 > 0,05. Hal ini
menyimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam data tersebut.
3. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dalam pengolahan
datanya. Analisis ini menggunakan uji statistik t dan uji statistik F dengan
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Apabila tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 diterima, sebaliknya apabila tingkat
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H1 diterima.
71
a. Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai
koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam
memprediksi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien
determinasi dengan menggunakan nilai adjusted R-square untuk
mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R-square dalam penelitian
dapat dilihat dalam tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .645a .416 .329 .65205
a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG
b. Dependent Variable: ROASumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Dari tampilan output SPSS dalam tabel 4.8 dapat dilihat bahwa
besarnya adjusted R-square sebesar 0,329 atau 32,9%. Hal ini berarti
32,9% variabel dependen kinerja keuangan (ROA) dapat dijelaskan secara
signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel independen tersebut
72
adalah intellectual capital, kualitas penerapan GCG, dan struktur modal.
Sedangkan sisanya sebesar 67,1% (100% - 32,9%) dijelaskan oleh
variabel lain di luar model regresi dalam penelitian ini.
b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)
Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada dalam
model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Pengaruh
secara simultan intellectual capital, kualitas penerapan good corporate
governance (GCG), dan struktur modal dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Sumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Hasil pengolahan data dalam tabel 4.9 melalui uji Anova atau F-
test terlihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,012 < 0,05. Nilai
probabilitas pengujian lebih kecil dari 0,05 menunjukkan model regresi
dapat digunakan secara bersama - sama untuk memprediksi tingkat
ANOVAb
ModelSum ofSquares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.063 3 2.021 4.753 .012a
Residual 8.503 20 .425
Total 14.566 23
a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG
b. Dependent Variable: ROA
73
kinerja keuangan (ROA). Hal ini membuktikan bahwa intellectual
capital, kualitas penerapan GCG, dan struktur modal bersama – sama
secara simultan berpengaruh positif terhadap indeks kinerja keuangan.
Hal ini menyimpulkan bahwa H1 diterima dalam model regresi penelitian
ini.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel -variabel
dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila nilai
probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan H1 diterima.
Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien
regresi tidak signifikan dan H1 ditolak.
Tabel 4.10Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
a. D
e
p
e
n
d
e
n
t
Variable: ROASumber : Data Diolah (output SPSS 20.0)
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.782 1.048 2.654 .015
IC .128 .040 .557 3.218 .004
GCG -1.775 .770 -.605 -2.307 .032
CAR .018 .011 .408 1.551 .137
74
Pada tabel 4.10 terlihat bahwa ada 1 variabel independen yaitu
CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA)
(variabel dependen) yaitu sebesar 0,137 (karena lebih besar daripada
tingkat signifikansi 5%). Sedangkan variabel independen intellectual
capital dan kualitas penerapan GCG mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel kinerja keuangan dengan tingkat signifikansi
masing-masing sebesar 0,004 dan 0,032 (lebih kecil dari tingkat
signifikansi 5%). Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hasil
dari tabel 4.10
1) Intellectual Capital
Variabel intellectual capital yang dilambangkan dengan IC
mempunyai nilai t sebesar 3,218 dan tingkat signifikansi sebesar 0,04
atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial
variabel intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan perbankan syariah.
2) Kualitas Penerapan GCG
Kualitas Penerapan GCG yang dilambangkan dengan GCG
berdasarkan tabel mempunyai nilai t sebesar -2,307 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,032 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini
menyimpulkan bahwa secara parsial kualitas penerapan GCG
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah.
75
ROA = 2,782 + 0,128IC – 1,775GCG + 0,018 CAR + Ɛ
3) Struktur Modal
Variabel struktur modal yang diproksikan dengan Capital
Adequacy Ratio mempunyai nilai t sebesar 1,551 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,137 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini
menyimpulkan bahwa secara parsial variabel struktur modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah.
4. Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dari tabel 4.10 dengan
persamaan regresi sebagai berikut :
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
a) Koefisien konstanta sebesar 2,782 dengan nilai positif, ini dapat diartikan
bahwa Y (ROA) akan bernilai 2,782, jika intellectual capital, kualitas
penerapan good corporate governance, dan capital adequacy ratio
masing-masing bernilai 0.
b) Variabel intellectual capital (IC) memiliki nilai koefisien regresi positif
0,128. Nilai koefisien regresi positif menunjukan bahwa IC berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (ROA). Hal ini
menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu persen IC, dengan asumsi
variabel lain tetap maka akan menaikkan kinerja perusahaan (ROA)
76
sebesar 0,128. Nilai koefisien β=|0,557| yang berarti variabel intellectual
capital mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,557. Probabilitas
menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,04.
c) Variabel kualitas penerapan good corporate governance (GCG) memiliki
nilai koefisien regresi negatif sebesar 1,775. Nilai koefisien negatif
menunjukkan bahwa GCG berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah (ROA). Hal ini menggambarkan bahwa jika
setiap kenaikan satu persen variabel GCG, dengan asumsi variabel lain
tetap maka akan menurunkan kinerja perbankan (ROA) sebesar 1,775.
Nilai koefisien β=|-.605| yang berarti variabel GCG mempengaruhi
variabel dependen sebesar 0,605. Probabilitas menunjukkan lebih kecil
dari 0,05 yaitu 0,032
d) Variabel struktur modal (CAR) memiliki koefisien regresi positif sebesar
0,018. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa CAR
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (ROA).
Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel
CAR, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan kinerja
perbankan (ROA) sebesar 0,018. Nilai koefisien β=|0,408| yang berarti
variabel struktur modal (CAR) mempengaruhi variabel dependen sebesar
0,408. Probabilitas menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,137
Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 dapat disimpulkan atas hasil penguian
hipotesis yang telah dilakukan sebagai berikut:
77
a. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan
syariah (ROA)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel intellectual
capital berpengaruh positif terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan
(ROA) yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,04 < 0,05. Dikatakan
berpengaruh positif karena variabel intellectual capital memiliki nilai
koefisien regresi positif sebesar 0,128. Hal tersebut berarti bahwa
intellectual capital dalam perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan.
Hal ini mendukung penelitian Damar Asih (2012) dan Ulum (2008) yang
menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
intellectual capital dan kinerja keuangan (ROA). Peran karyawan sebagai
human capital merupakan aset yang penting bagi kebelangsungan kinerja
perusahaan dan juga pencipta value added yang memberikan manfaat
ekonomi jangka panjang, sehingga menajemen perlu untuk menaruh
perhatian dalam pengelolaan intellectual capital.
b. Pengaruh kualitas penerapan GCG terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah (ROA)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kualitas
penerapan GCG secara signifikan berpengaruh negatif terhadap variabel
ROA yang dapat dilihat dari tingkat signifikansi 0,032 > 0,05. Variabel
kualitas penerapan GCG memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar
1,775. Hal ini sejalan dengan teori yang ada, secara teoritis penerapan GCG
78
mampu menambah nilai perusahaan yang berakibat positif bagi kinerja
perusahaan. Hasil penelitian yang negatif, bukan berarti diinterpretasikan
bahwa GCG berpengaruh negatif dengan kinerja secara operasional. Hal
tersebut dikatakan demikian karena indikator kualitas penerapan GCG yang
baik adalah nilai yang semakin kecil atau mendekati angka 1. Penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dhaniel (2012). Sehingga hasil
penelitian ini linier dengan teori yang ada dan juga semakin menegaskan
bahwa perbankan syariah sudah melaksanakan operasionalnya sesuai
dengan kaidah-kaidah syariah yang berlaku.
c. Pengaruh struktur modal (CAR) terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah (ROA)
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel struktur modal
(CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel ROA yang dilihat
dari tingkat signifikansi 0,137 > 0,05. Variabel struktur modal memiliki
nilai koefisien regresi positif sebesar 0,018. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pengaruh antara struktur modal dan kinerja keuangan (ROA) tidak
signifikan. Hal ini konsisten dengan penelitian Nur Fadillah (2009) dan
Riski Agustiningrum (2012). Tidak signifikannya pengaruh struktur modal
terhadap ROA antara lain disebabkan dengan semakin bertambahnya
modal tidak diikuti oleh penyaluran pembiayaan kepada unit usaha
produktif. Kegiatan utama dari bank yaitu pembiayaan, dana yang
79
dipinjamkan bank merupakan penghasilan bagi hasil dari mitra kerja yang
memperoleh pembiayaan dari bank tersebut (earning asset).
Hal ini diperkuat dengan laporan yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia pada tahun 2012 yaitu pertumbuhan pembiayaan (yoy) pada
bank-bank umum syariah tercatat sebesar 34,2%, melambat dibandingkan
tahun 2011 sebesar 50,2%. Berikut grafik perkembangan pembiayaan.
Grafik 4.1Perkembangan Pembiayaan
Sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2012
80
d. Pengaruh intellectual capital, kualitas penerapan good corporate
governance, dan struktur modal terhadap kinerja keuangan
perbankan syariah
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa semua variabel
independen yaitu intellectual capital, kualitas penerapan good corporate
governance, dan struktur modal secara simultan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini terlihat dari Fhitung 4,753 >
Ftabel 3,098 dan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,012.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila salah satu dari variabel independen
tidak ada maka dapat mengurangi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan
akan menurun jika intellectual capital, kualitas penerapan good corporate
governance, dan struktur modal tidak ada.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumberdaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kinerja
operasional perusahaan. Perusahaan diharuskan untuk mengelola berbagai
sumberdaya-nya secara baik agar tercipta value added bagi perusahaan itu sendiri.
Sehingga semakin baik perusahaan dalam mengelola sumberdaya, maka semakin baik
pula output yang dihasilkan. Selain itu, kinerja suatu entitas bisnis maupun
manajemen bisnis dewasa ini tidak hanya diukur dari aspek keuangan. Tanggung
jawab keuangan yang ditampakkan dengan ukuran moneter, akuntansi maupun rasio-
rasio tertentu juga harus dilengkapi dengan kinerja non-keuangan seperti penerapan
good corporate governance.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
variabel intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah. Hal ini dilihat dari tingkat signifikansinya
sebesar 0,04 < 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Damar Asih (2012) dan Ulum (2008).
2. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
variabel kualitas penerapan good corporate governance berpengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Hal ini ditunjukkan
81
82
melalui nilai koefisien regresi negatif sebesar 1,775. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhaniel (2012).
3. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
variabel struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perbankan syariah. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi
variabel ini sebesar 0,137 > 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Riski Agustiningrum (2012) dan Nur
Fadillah (2009).
B. Saran
Penelitian mengenai faktor-faktor keuangan dan non-keuangan yang
mempengaruhi kinerja keuangan di masa mendatang diharapkan dapat
mempertimbangkan saran berikut ini:
1. Penelitian selanjutnya agar menggunakan jenis perusahaan yang berbeda
sebagai pembanding, seperti Unit Usaha Syariah (UUS) atau Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
2. Penelitian selanjutnyadiharapkan untuk menggunakan indikator lain
dalam hal pengukuran kinerja keuangan syariah.
3. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dengan
asumsi bahwa industri keuangan syariah akan meningkat di setiap
tahunnya.
4. Penelitian selanjutnya dapat memperluas hubungan antara kinerja
keuangan dengan aspek moneter maupun non-moneter lainnya.
83
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik. Jakarta: GemaInsani Pres, 2001.
Bank Indonesia. Outlook Perbankan Syariah. Jakarta: BI, 2013.
Daniri, Mas Achmad. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannyadalam Konteks Indonesia. Jakarta: PT Ray Indonesia, 2005.
Daud, Rulfah M. dan Abrar Amri. “Pengaruh Intellectual Capital dan CorporateSocial Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empirispada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Telaah & RisetAkuntansi. Vol.1 No. 2. (Juli 2008).
Ekowati, Serra, Oman Rusmana, dan Mafudi. “Pengaruh Modal Fisik, ModalFinansial dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan pada PerusahaamManufaktur di Bursa Efek Indonesia” (T.t, t.p, t.th).
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman PenulisanSkripisi. www.fsh-uinjkt.net diakses tanggal 5 Oktober 2013.
Fovana, Rwisty Dhaka. “Pengaruh Kinerja Terhadap Tingkat Pengungkapan GoodCorporate Governance: Studi Pada Bank Syariah di Asia”. Skripsi TidakDipublikasikan. Universitas Diponegoro. 2008.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2008.
http://m.detik.com/ramadan/read/201308/18/075234/2333137/1522/diakses pada 10Oktober 2013 pukul 22:57.
Indriantoro, Nur dan Bambang Suporno. Metodologi Penelitian Bisnis UntukAkuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE,2002.
83
84
Iswati, Sri. “Memprediksi Kinerja Keuangan dengan Modal Intelektual padaPerusahaan Perbankan Terbuka di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Fakultas EkonomiUniversitas Airlangga (2006).
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2009.
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKP, 2002.
Munawir, Slamet. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat Yogyakarta: Loiberty,2009.
Nasih, Moh. “Peran Strategis Intellectual Capital Sebagai Variabel Antara PengaruhFinancial Capital Terhadap Kinerja Keuangan” (T.t, t.p, t.th).
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Panjaitan, Isma Dewi Br dan Isfenti Sadalia. “Pengaruh Intellectual Capital TerhadapKinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah “ (T.t, t.p, t.th).
Rachmawati, Damar Asih Dwi. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return OnAsset (ROA) Perbankan”. Jurnal Nomina. Vol. 1 No. 1 (2012).
Rivai, Veithzal. Bank and Financial Institution Management. Jakarta: RajaGrafindoPersada. 2007.
Riyadi, Slamet. Banking Asset And Liability Management. Jakarta: Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia, 2006.
Rochaeti, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:Penerbit Mitra Wacana Media, 2007.
Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. “Intellectual Capital:Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. JurnalAkuntansi & Keuangan. Vol. 5 No. 1 (Mei 2003).
Setiawan, Azis Budi. “Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariahdi Indonesia”. Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah diIndonesia. 30 Juli 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,2009.
84
85
Susilo, Lora Anjis. “Analisis Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital TerhadapAbnormal Return Saham (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftardi BEI)”. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi, STIE Asia Malang, 2012.
Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakart: Kencana, 2009.
Syam, Dhaniel dan Taufik Najda. “Analisis Kualiatas Penerapan Good CorporateGovernance pada Bank Umum Syariah di Indonesia Serta Pengaruhnya TerhadapTingkat Pengembalian dan Risiko Pembiayaan”, Jurnal Reviu Akuntansi danKeuangan, Vol. 2 No. 1 (April 2012).
Ulum, Ihyaul. “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC diPerbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan. Vol. 7No. 1 (Juni 2013).
Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital Konep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: GrahaIlmu. 2009.
Wardayati, Siti Maria. Implikasi Sharia Governance Terhadap Reputasi danKepercayaan Bank Syariah. Jurnal Walisongo. Vol 19 No 1 (Mei 2011).
Wijaya, Novia. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan NilaiPasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value Added Intellectual Capital”.Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14 No. 3, (Desember 2012).
Yuliani, Santi. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Kinerja Sosial BankUmum Syariah Di Indonesia Tahun 2006-2007”. Skripsi S1 Program EkstensiManajemen Kekhusuasan Keuangan Syariah. Universitas Indonesia. 2012.
86
LAMPIRANLampiran 1: Data Penelitian
Bank TahunOutput(Total
Pendapatan)
Input(Total Beban) Kewajiban Ekuitas (CE) Beban Karyawan (HC)
BMI 2012 1.944.054.551.000 1.043.053.668.000 8.115.487.602.000 2.457.989.411.000 546.874.763.000BMI 2011 1.538.706.819.000 1.167.036.553.000 4.237.429.198.000 2.067.401.205.000 410.355.072.000BMI 2010 1.134.009.681.000 1.020.747.000.000 3.085.416.202.000 1.749.157.222.000 253.263.000.000BSM 2012 7.744.560.894.951 2.527.890.411.215 9.168.631.145.854 4.180.690.176.525 973.159.658.117BSM 2011 6.640.327.717.883 2.182.925.764.187 7.041.139.433.515 3.073.264.468.871 964.882.009.934BSM 2010 4.500.571.157.017 1.519.747.307.929 5.009.834.665.128 2.020.615.074.975 622.678.606.035
BCA S 2012 131.488.746.068 70.164.704.953 256.793.877.391 304.375.857.598 39.038.795.029BCA S 2011 99.534.858.940 50.384.704.861 170.215.580.822 311.374.488.072 32.754.944.488BCA S 2010 51.109.427.112 37.354.945.190 111.540.518.158 302.925.794.455 25.207.842.563BRI S 2012 1.514.489.000.000 885.006.000.000 3.431.739.000.000 1.068.564.000.000 323.383.000.000BRI S 2011 1.153.400.000.000 679.841.000.000 2.230.290.000.000 966.676.000.000 302.475.000.000BRI S 2010 743.301.000.000 462.937.000.000 1.192.418.000.000 955.022.000.000 189.999.000.000BNI S 2012 1.259.589.000.000 387.534.000.000 2.185.658.000.000 1.106.362.000.000 132.449.000.000BNI S 2011 2.020.717.000.000 669.498.000.000 1.301.983.000.000 1.076.677.000.000 183.764.000.000BNI S 2010 771.001.000.000 272.348.000.000 825.369.000.000 1.051.450.000.000 77.280.000.000
PANIN S 2012 146.685.853.000 130.026.954.000 209.333.419.000 487.609.519.000 21.641.585.000PANIN S 2011 66.862.131.000 35.568.027.000 28.436.616.000 452.609.519.000 13.682.556.000PANIN S 2010 32.377.167.000 24.371.147.000 20.302.211.000 143.379.413.000 12.453.715.000
BUKOPIN S 2012 311.220.062.756 285.058.189.923 3.343.035.359.342 273.072.153.130 48.996.791.279BUKOPIN S 2011 245.305.959.145 230.238.800.687 2.474.252.697.553 255.774.212.271 42.362.712.377BUKOPIN S 2010 223.155.327.611 208.801.611.519 2.050.386.951.012 143.565.377.065 40.147.311.217VICTORIA S 2012 128.076.000.000 34.369.000.000 786.938.000.000 152.534.000.000 24.086.000.000VICTORIA S 2011 88.336.000.000 16.817.000.000 499.656.000.000 142.370.000.000 9.416.000.000VICTORIA S 2010 32.414.000.000 14.123.000.000 199.578.000.000 137.098.000.000 4.988.000.000
86
87
Bank Tahun Aset Laba Bersih VA(Output - Input)
VACA(VA/CE)
VAHU(VA/HC)
SC(VA – HC)
STVA(SC/VA)
BMI 2012 44.854.413.000.000 389.414.000.000 901.000.883.000 0,366560116 1,647545 354.126.120.000 0,393036374BMI 2011 32.479.506.000.000 273.621.603.000 371.670.266.000 0,179776555 0,905728 (38.684.806.000) -0,104083672BMI 2010 21.442.596.000.000 170.938.736.000 113.262.681.000 0,064752716 0,447214 (140.000.319.000) -1,2360675BSM 2012 54.229.395.784.552 805.690.561.013 5.216.670.483.736 1,247801263 5,360549 4.243.510.825.619 0,813451959BSM 2011 48.671.950.025.861 551.070.247.617 4.457.401.953.696 1,450380206 4,619634 3.492.519.943.762 0,783532645BSM 2010 32.481.873.142.495 418.519.817.950 2.980.823.849.088 1,475206182 4,787099 2.358.145.243.053 0,791105199
BCA S 2012 1.602.180.989.705 8.359.925.529 61.324.041.115 0,201474721 1,570849 22.285.246.086 0,36340146BCA S 2011 1.217.097.137.461 6.772.770.592 49.150.154.079 0,157849008 1,500542 16.395.209.591 0,333573921BCA S 2010 874.630.867.793 3.687.770.351 13.754.481.922 0,04540545 0,545643 (11.453.360.641) -0,832700258BRI S 2012 14.088.914.000.000 101.888.000.000 629.483.000.000 0,589092464 1,946556 306.100.000.000 0,486272068BRI S 2011 11.200.823.000.000 11.645.000.000 473.559.000.000 0,489883891 1,565614 171.084.000.000 0,36127283BRI S 2010 6.856.386.000.000 10.954.000.000 280.364.000.000 0,293568106 1,475608 90.365.000.000 0,322313136BNI S 2012 10.645.313.000.000 101.892.000.000 872.055.000.000 0,788218504 6,584081 739.606.000.000 0,848118525BNI S 2011 8.466.887.000.000 66.354.000.000 1.351.219.000.000 1,254990122 7,353013 1.167.455.000.000 0,86400132BNI S 2010 6.394.924.000.000 36.512.000.000 498.653.000.000 0,474252699 6,452549 421.373.000.000 0,845022491
PANIN S 2012 2.136.576.111.000 35.056.812.000 16.658.899.000 0,034164425 0,769763 (4.982.686.000) -0,299100559PANIN S 2011 1.016.878.719.000 9.233.356.000 31.294.104.000 0,069141507 2,287153 17.611.548.000 0,562775275PANIN S 2010 458.713.370.000 (7.172.640.000) 8.006.020.000 0,055838002 0,642862 (4.447.695.000) -0,555543828
BUKOPIN S 2012 3.616.107.512.472 17.297.940.859 26.161.872.833 0,095805715 0,533951 (22.834.918.446) -0,872831949BUKOPIN S 2011 2.730.026.909.824 12.208.835.206 15.067.158.458 0,058908044 0,35567 (27.295.553.919) -1,811592677BUKOPIN S 2010 2.193.952.328.077 10.234.143.192 14.353.716.092 0,099980346 0,357526 (25.793.595.125) -1,796997722VICTORIA S 2012 939.472.000.000 10.164.000.000 93.707.000.000 0,614335165 3,890517 69.621.000.000 0,742964773VICTORIA S 2011 642.026.000.000 20.559.000.000 71.519.000.000 0,502346 7,595476 62.103.000.000 0,868342678VICTORIA S 2010 336.676.000.000 2.655.000.000 18.291.000.000 0,133415513 3,667001 13.303.000.000 0,727297578
88
88
Bank Tahun VAICROA
(Laba Bersih/TotalAset)
GCG CAR(Rasio KPMM)
BMI 2012 2,407142 0,868173 1,15 11,7BMI 2011 0,981421 0,842444 1,4 12,01BMI 2010 -0,7241 0,797192 1,3 13,26BSM 2012 7,421803 1,485708 1,675 13,88BSM 2011 6,853547 1,132213 1,6 14,7BSM 2010 7,05341 1,288472 1,72 16,25
BCA S 2012 2,135725 0,521784 1,8 31,5BCA S 2011 1,991964 0,556469 1,9 45,9BCA S 2010 -0,24165 0,421637 2,1 76,4BRI S 2012 3,02192 0,723179 1,38 11,35BRI S 2011 2,41677 0,103966 1,55 14,74BRI S 2010 2,091489 0,159763 1,61 20,62BNI S 2012 8,220418 0,957154 1,25 14,22BNI S 2011 9,472004 0,783688 1,675 20,75BNI S 2010 7,771824 0,570953 1,625 27,68
PANIN S 2012 0,504827 1,640794 1,35 32,2PANIN S 2011 2,91907 0,90801 1,95 61,98PANIN S 2010 0,143156 -1,56364 2,2 54,81
BUKOPIN S 2012 -0,24308 0,478358 1,5 12,78BUKOPIN S 2011 -1,39701 0,447206 1,6 15,29BUKOPIN S 2010 -1,33949 0,466471 1,5 11,51VICTORIA S 2012 5,247817 1,081884 2,07 28,08VICTORIA S 2011 8,966164 3,202207 1,69 45,20VICTORIA S 2010 4,527714 0,788592 1,75 41,14
89
Lampiran 2: Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 3: Uji Multikolonieritas
Lampiran 4: Uji Heteroskedastisitas
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) .106 .622 .171 .866
IC .044 .024 .386 1.870 .076
GCG .080 .457 .055 .174 .863
CAR .003 .007 .116 .370 .716
N Minimum Maximum MeanStd.
Deviation
IC 24 -1.40 9.47 3.3418 3.47494
GCG 24 1.15 2.20 1.6394 .27119
CAR 24 11.35 76.40 26.9979 18.27189
ROA 24 -1.56 3.20 .7776 .79580
Valid N(listwise)
24
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
IC 0.974 1.027
GCG 0.424 2.356
CAR 0.421 2.374
90
Lampiran 5: Uji Normalitas
Lampiran 6: Uji Autokorelasi
Runs Test
UnstandardizedResidual
Test Valuea .09500
Cases < Test Value 12
Cases >= Test Value 12
Total Cases 24
Number of Runs 11
Z -.626
Asymp. Sig. (2-tailed) .531
a. Median
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 24
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .60803775
Most Extreme
Differences
Absolute .152
Positive .088
Negative -.152
Kolmogorov-Smirnov Z .742
Asymp. Sig. (2-tailed) .640
a. Test distribution is Normal.
91
Lampiran 7: Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Lampiran 8: Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Lampiran 9: Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .645a .416 .329 .65205
a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG
b. Dependent Variable: ROA
ANOVAb
ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.063 3 2.021 4.753 .012a
Residual 8.503 20 .425
Total 14.566 23
a. Predictors: (Constant), CAR, IC, GCG
b. Dependent Variable: ROA
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.782 1.048 2.654 .015
IC .128 .040 .557 3.218 .004
GCG -1.775 .770 -.605 -2.307 .032
CAR .018 .011 .408 1.551 .137