pengaruh implementasi shalat dhuha...
TRANSCRIPT
PENGARUH IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA TERHADAP
KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI
GESING KISMANTORO WONOGIRI
TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Pendidikan Agama Islam
Oleh :
KHOIRUL ANWAR
NIM : 093111321
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Lengkap : Khoirul Anwar
NIM : 093111321
Jurusan /Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 07 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Khoirul Anwar
NIM : 093111321
ii
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM KUALIFIKASI S.1 GURU R.A. DAN MADRASAH
Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II)Ngaliyan Semarang
Telp. 024- 7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan :
Judul : Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap
Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati
Gesing Kismantoro Wonogiri Tahun 2011
Nama : Khoirul Anwar
NIM : 093111321
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 11 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Ismail, M. Ag. Dra. H. Siti Maryam, M. Pd.
NIP : 197110211997031002 NIP : 196507271992032002
Penguji I, Penguji II,
Drs. Karnadi, M. Pd. Dr. Saifudin Zuhri, M.Ag.
NIP : 196803171994031003 NIP : 95808051987031002
Pembimbing ,
Drs. H. Jasuri. M. SI
NIP : 196710141994031005
iii
NOTA PEMBIMBING Semarang, 7 Juni 2011
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi
naskah skripsi dengan :
Judul : Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan
Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro
Wonogiri Tahun 2011
Nama : Khoirul Anwar
NIM : 093111321
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Drs. H. Jasuri, M. SI
NIP.196710141994031005
iv
MOTTO
“ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke
dalam syurga-Ku”. (Q. S Al Fajr/89 : 27 - 30)1
1 Mujamma‟ Al Malik Fahd Li Thiba‟at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan,
(Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 1059.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Bapak dan ibuku yang telah memberikan do‟a dan ridhonya, yang selalu
kurindukan kasih sayangnya sebagai penyejuk jiwa dan ragaku dalam
kehidupan ini, dan rela berkorban untuk memberikan dukungan moral
spiritual. Semoga Allah SWT memberikan Rahmat serta hidayah-Nya kepada
keduanya. Amin
2. Istriku Markini dan anak-anakku Juhaina Afifah Nur „Aini, Hanan Fauziyah Al
Ulya dan Hanin Na‟imatus Sa‟adah tercinta terkasih tersayang, yang tiada
pernah lelah memberikan inspirasi untuk tetap tegar dan tabah.
3. Adikku tersayang Jari Salim Mustofa, yang selalu tulus membantu penulisan
skripsi ini.
vi
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan
Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri
Tahun 2011
Penulis : Khoirul Anwar
NIM : 093111321
Bahwa sesuatu yang diniati ibadah kepada Allah akan selalu membawa kepada
kebaikan, dan ini sangat menyangkut pada segi kejiwaan juga dapat menciptakan
sebuah kecerdasan yang sangat berpengaruh terhadap problem-problem yang
eksistensinya menyangkut manusia dan Sang Kholiq. Bahwa sesungguhnya shalat
sunah dhuha sangat dan selalu dianjurkan oleh Rosulullah, yang tidak saja karena
keistimewaanya, namun ternyata penuh dengan hikmah yang rahasianya sangat besar.
Shalat sunah dhuha menurut banyak orang berguna untuk memohon keluasan rezeki,
yang ternyata bukan saja berujud rezeki yang bersifat materi saja, tetapi juga rezeki
yang memberikan pengaruh terhadap kerohanian dan kejiwaan yang menyangkut
kecerdasan spiritual (SQ) dan kepribadian yang sangat diimpikan oleh pendidikan saat
ini untuk memberikan solusi bagi kemerosotan moral bangsa ini. Skripsi ini dalam
penelitiannya bertujuan untuk mengetahui sejauh mana “Pengaruh Implementasi Shalat
Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri Tahun 2011”
Berdasarkan tingkat eksplanasi maka penelitian ini termasuk penelitian asosiatif,
yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang
lain. Dan menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Adapun skala pengukurannya
menggunakan skala Ordinal, Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma
sederhana di mana penelitian ini terdiri dari satu variabel independent dan satu variabel
dependen jadi untuk mencari besarnya hubungan X dengan Y digunakan teknik korelasi
sederhana. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah seluruh siswa putra dan
putri MA Sunan Gunung Jati tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 72 orang. Teknik
pengumpulan datanya menggunakan angket yang telah ditry-outkan untuk diuji
validitas dan reliabilitas. Sedangkan teknis analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis statistik product moment korelasi sederhana yang kemudian diuji hipotesis
dengan menggunakan uji signifikan korelasi product moment yang dikonsultasikan
dengan r tabel pada taraf signifikan 5% dan 1% untuk memberikan interprestasi bahwa
hipotesis alternatif diterima atau ditolak. Dan analisis perbandingan pengaruh
implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa adalah dengan
menggunakan uji regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, sumber
suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala
kebenaran, Sang Maha Penerang, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan
kebaikan yang terindah, Yang telah memberikan seberkas sinar keilmuan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tetap tercurahkan kepada Rasulullah Al
Amin Muhammad ASW, yang telah memberikan dan menyampaikan kepada umat
manusia ajaran yang benar yang telah terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti
kebenarannya. Dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari akhir.
Sebagai tanggung jawab moral atas selesainya penulisan skripsi ini, penulis
menghaturkan rasa hormat dan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Suja‟I, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang.
2. Drs. H. Jasuri. M. SI, selaku Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan segenap
kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skipsi ini.
3. Drs. K. H. Sutrisno Yusuf, selaku Pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Sunan
Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, yang telah memberikan dorongan moral,
dan yang telah memberikan do‟a restu, sehingga penulis mampu menyelesaikan
skipsi ini sesuai yang diharapkan.
4. Supriyadi. S.Ag. M. SI, selaku Kepala Sekolah MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri, yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha menuangkan segenap
kemampuan pengetahuannya, namun dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala
kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Allah-lah Yang Maha memiliki segala
kesempurnaan. Sehingga barang tentu masih banyak terdapat kekurangan dan
kekhilafan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan
viii
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian, sehingga terjadi suatu sinergi
yang positif, yang pada akhirnya akan membuat skripsi ini dapat lebih mendekati
kesempurnaan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi diri penulis dan bagi semuanya. Amin.
Semarang, 07 Juni 2011
Penulis
Khoirul Anwar
NIM 093111321
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
PERNYATAAN KEASLIAN………………………...……………………. ii
PENGESAHAN…………………………………………………………….. iii
NOTA PEMBIMBING…………………………………………………….. iv
MOTTO………………………………………………………...…………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….... vi
ABSTRAK..……………………………………………………………....... vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………... viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………... 1
A. Latar Belakang………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………… 4
BAB II : LANDASAN TEORI…………………………………………… 6
A. Kajian Pustaka……………………………………………….. 6
B. Kerangka Teoritik…………………………………………… 7
C. Rumusan Hipotesis………………………………………….. 29
BAB III : METODE PENELITIAN…………………………………….. 32
A. Jenis Penelitian……………………………………………… 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………. 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………….. 33
D. Variabel dan Indikator Penelitian……….…………………… 34
E. Pengumpulan Data Penelitian……………………………….. 41
F. Analisis Data Penelitian……………………………………... 41
x
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……………………... 44
A. Diskripsi Data………………………………………………… 44
B. Pengujian Hipotesis……………………………….………….. 47
C. Hasil Temuan…………………………………….....………... 50
BAB V : PENUTUP……………………………………………………… 53
A. Kesimpulan………………………………………………….. 53
B. Saran – saran………………………………………………… 54
C. Penutup……………………………………………………… 54
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Aplikasi Shalat Dhuha.
Tabel 1.2 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Spiritual.
Tabel 1.3. Rangkuman hasil uji coba reliabilitas instrumen aplikasi shalat dhuha.
Tabel 1.4. Rangkuman hasil uji coba reliabilitas instrumen Kecerdasan Spiritual.
Tabel 2.1. Data Prosentase instrumen variabel Aplikasi Shalat Dhuha.
Tabel 2.2. Data Prosentase instrumen variabel Kecerdasan Spiritual.
Tabel 2.3 Rangkuman hasil korelasi antara aplikasi shalat dhuha dengan kecerdasan
spiritual (rxy).
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran I
1. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Implementasi Shalat Dhuha .
2. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Kecerdasan Spiritual
3. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Implementasi Shalat Dhuha Belah Dua
4. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Kecerdasan Spiritual Belah Dua
5. Data Hasil Perolehan Variabel Implementasi Shalat Dhuha .
6. Data Hasil Perolehan Try Out Variabel Kecerdasan Spiritual
7. Data Hasil Perolehan Variabel Implementasi Shalat Dhuha Belah Dua
8. Data Hasil Perolehan Variabel Kecerdasan Spiritual Belah Dua
Daftar Lampiran II
1. Angket Penelitian
2. Data Siswa MA Sunan Gunung Jati
3. Tata Tertib Siswa MA Sunan Gunung Jati
4. Surat Keterangan Penelitian
5. Surat Keterangan Penunjukan Pembimbing
6. Surat Keterangan Izin Riset
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada penghujung abad ke dua puluh, dunia sering dilanda perubahan besar
yang mendasar, menyeluruh dan berlangsung dengan cepat. Masyarakat dewasa
ini, terlibat dalam dinamika perkembangan yang implikasinya menyangkut
dengan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan. Perubahan besar tersebut
sebagian besar karena ulah manusia sebagai pemain utama di panggung sejarah
yang secara kuantitatif telah dan sedang mengubah wajah dunia.
Proses modernisasi berjalan terus dan merupakan pertanda yang dianggap
biasa terdapat di setiap penjuru dunia. Dalam bergelut dengan gejala modernisasi
tidak jarang manusia kehilangan arah, bahkan kehilangan dirinya sendiri, sehingga
ia berpegang pada yang tampak baik dari luar dan mengenyampingkan nilai-nilai
mental spiritual yang telah dianut secara turun-menurun. Sesuai dengan firman
Allah Swt yang berbunyi :
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam
(tubuh)mnya ruh (ciptaan)-Nya.Dan Dia jadikan bagi kamu
pendengaran, pengalihan, penglihatan, dan (perasaan)
hat:(tetapi)kamu sedikit sekali bersyukur…..” (As-Sajdah : 9) 1
Dunia pendidikan, khususnya pendidikan Indonesia semakin berkembang
dengan pesatnya. Pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan seperti
pembaharuan kurikulum buku-buku paket, sarana prasarana yang menunjang
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terus didorong dengan subsidi-
subsidi dari pemerintah pusat. Namun yang sangat mengkhawatirkan adalah
1 Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan
Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 661.
1
2
perbaikan media pendidikan ini tidak diiringi dengan perubahan yang positif dari
perilaku dan moral bangsa sehingga timbul kemerosotan moral yang sangat
membahayakan bangsa Indinesia.
Untuk itulah, sekarang ini pendidikan Indonesia tidak hanya membutuhkan
teori/materi ajar yang hanya dikaji dan dimengerti, melainkan dibutuhkan
pengimplementasian dari teori tersebut kedalam kehidupan sehari-hari, sehingga
akan membentuk sebuah dimensi kepribadian dalam meniti kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air.
Dijelaskan pula bahwa kondisi lingkungan hidup, apakah itu kondisi
social, atau kondisi budaya sebagaimana oleh Urie Bronfenbrenner (1979) yang
menyebutnya : Ecological appraoach to development, sangat berpengaruh
terhadap perkembangan kepribadian anak2
Pemerintah perlu mensosialisasikan semua materi ajar yang terdapat pada
kurikulum, sehingga dari sosialisasi tersebut akan mewujudkan sebuah
kepribadian yang akan tertanam dalam diri anak didik.
Kemudian dalam menciptakan generasi yang unggul diperlukan sebuah
landasan yang kuat untuk membimbing kearah yang akan dituju, adapun
kecerdasan spiritual yang dimiliki dalam diri setiap anak didik yang dibimbing
secara continue akan membentuk sebuah benteng dan akan menjadikannya
sebagai manusia yang mempunyai kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional berdasarkan UUD No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang berbunyi sebagai berikut :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi, (Jakarta,
Gunung Agung, 2001) hal. 133.
3
Dan dalam rangka mencapai tujuan tersebut hendaknya ditempatkan
kebijaksanaan umum pembangunan di bidang pendidikan yang antara lain
menekankan kepada ditemukannya upaya-upaya yang menanggulangi dampak
negative dari kemerosotan moral, sedangkan pembangunan keagamaan juga
dituntut untuk mengimbangi dan mengadaptasi proses pendidikan melalui pikiran-
pikiran ilmiah dengan cara menghayati dan mengamalkan ajaran agama.
Pengamalan ajaran agama dalam hal ini dapat dilakukan dengan
mensosialisasikan shalat dengan berjamaah di lingkungan sekolah, dengan
penerapan shalat, khususnya shalat dhuha dalam lingkungan sekolah diharapkan
dapat memberikan dorongan/motivasi untuk memperbaiki pendidikan di
Indonesia.
Maka dari sini, Allport mempunyai pemikiran bahwa agama merupakan
ciri kepribadian yang berfungsi otomatis, yaitu memiliki kekuatan motivasi
tersendiri.
Pengaruh shalat khususnya shalat dhuha yang dikerjakan secara rutin akan
membawa pengaruh terhadap kecerdasan spiritual dan kepribadian yang dimiliki
oleh anak didik.
Singgih D. Gunarsa mengemukakan bahwa kehidupan pada masa anak
dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting
khususnya berkaitan dengan diterimanya perangsangan (stimulasi) dan perlakuan
dari lingkungan hidupnya.3
Lembaga Pendidikan Islam (Yayasan Pondok Pesantren) Madrasah Aliah
Sunan Gunung Jati telah mencoba mengambil langkah antisipasi dan memberikan
alternatif solusi terhadap problem-problem pendidikan di Indonesia. Lembaga
Pendidikan tersebut telah menjadikan sebuah teori pelajaran ke dalam bentuk
praktek keseharian yaitu memasukkan sholat dhuha ke dalam program rutin
sekolah yang diwajibkan bagi seluruh siswa dan bertujuan untuk melatih anak
didik untuk mengembangkan kepribadian serta kecerdasanya dalam lingkungan
sekolah, dimana mereka dilatih dan didik untuk mengembangkan skill dan mental
mereka ke arah yang lebih baik, sehingga lembaga pendidikan tersebut dapat
3 Munandar, Bunga Rampai , hal. 127-128.
4
menciptakan out-put yang unggul dan tangguh, yang tidak hanya mrngandalkan
teori-teori dalam belajarnya tetapi juga berpengalaman dalam bidangnya untuk
menghadapi arus modernisas. Dan hal ini belum begitu banyak dijalankan oleh
lembaga-lembaga pendidikan di wonogiri.
Oleh karena itulah, dari statement diatas mendorong peneliti untuk
mengetahui adakah pengaruh dari pengimplementasian shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual siswa di Lembaga Pendidilan Islam Madrasah Aliah Sunun
Gunug Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
Mengenai pemilihan Lembaga Pendidikan Islam MA Sunan Gunung Jati
sebagai obyek penelitian, dikarenakan lembaga tersebut telah melaksanakan
program sholat dhuha dalam lingkungan pendidikannya, sehingga hal ini
menggugah hati untuk mengadakan penelitian dan membuat sebuah karya ilmiyah
skripsi dengan judul “ Pengaruh Implementasi Sholat Dhuha Terhadap
Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunug Jati Gesing Kismantoro
Wonogiri tahun 2011”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka timbul beberapa
permasalahan yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi shalat dhuha siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri ?
2. Bagaimana kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri ?
3. Adakah pengaruh immplementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual
siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri ?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan
pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi shalat dhuha siswa MA Sunan
Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
2. Untuk mengetahui bagaimana kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung
Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro
Wonogiri.
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dan kegunaan sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Diharapkan penelitian ini akan menjadi kontribusi khasanah keilmuan yang
dimungkinkan akan dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Diharapkan penelitian ini akan menjadi sumber informasi bagi lembaga-
lembaga pendidikan pada umumnya, dan lembaga pendidikan MA Sunan
Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa
penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang ada relevansinya
dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya skripsi tersebut adalah:
1. Dalam penelitian yang dilakukan oleh M.Wahibul Minan.NIM 3100321 tahun
2007 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul “Urgensi
pesantren dalam pembentukan kepribadian muslim” mengemukakan bahwa
Pesantren merupakan salah satu sarana pendidikan dalam pembentukan
peserta didik yang mana pesantren memiliki aspek yang sangat penting dalam
pembentukan generasi muda yang memiliki keseimbangan dalam
kehidupannya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sa’dullah dengan NIM 3104334 tahun 2010
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisomgo Semarang yang berjudul “ Nilai – nilai
pendidikan Islam dalam konsep ESQ Ari Ginanjar Agustian dan relevansinya
dengan tujuan pendidikan Islam” mengemukakan bahwa dalam konsep ESQ
diajarkan prinsip – prinsip yang diambil dari rukun iman dan rukun islam
untuk membentuk kepribadian seseorang, kemudian setelah melaksanakan
dari ajaran – ajaran Islam tersebut, ia harus meneladani dan mengaplikasikan
sifat – sifat Allah yang diterangkan dalam Asmaul Husna sehingga akan
menghasilkan manusia yang paripurna (Insan Kamil) yang memiliki
kecerdasan emosional dan spiritual yang tinggi.. Sedang relevansi konsep ESQ
dengan tujuan Pendidikan Islam adalah konsep pengembangan kecerdasan
emosional dan spiritual yang mempunyai tujuan membentuk insan kamil.
Berbeda dengan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih difokuskan pada
pelaksanaan shalat sunnah dhuha yang dilakukan sebagai bentuk penerapan
pembiasaan yang memiliki tujuan pembentukan dan peningkatan kualitas
kepribadian siswa terutama dalam hal kecerdasan spiritual, sedangkan metode
yang dipakai adalah metode kuesioner dalam bentuk angket.
6
7
B. Kerangka Teoritik
Dalam kerangka teoritik ini akan dibahas mengenai ; implementasi shalat
dhuha, kecerdasan spiritual dan pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual.
1. Implementasi Shalat Dhuha
Dalam pembahasan mengenai implementasi shalat dhuha ini, akan
diuraikan pembahasan sebagai berikut :
a. Pengertian Implementasi
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai shalat dhuha terlebih
dahulu kita mengenal pengertian dan istilah yang tergabung di depannya yaitu
kata implementasi, dalam Ensiklopedi Pendidikan yang dimaksud dengan
implementasi adalah suatu aktifitas dalam suatu studi tertentu yang terarah dimana
si pelajar mencoba untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari1.
Dari pengertian ini, dapat diketahui bahwa siswa aktif melaksanakan
sesuatu pekerjaan yang setelah mereka mengetahui dan menguasai sesuatu
pekerjaan tersebut.
Kemudian menurut kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum,
implementasi didefinisikan sebagai suatu pelaksanaan ; penerapan.2
Jadi dari dua pengertian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi
berkaitan dengan pelaksanaan atau sosialisasi suatu program yang terencana atau
sebuah pengetahuan yang telah dimiliki individu dalam kehidupan kesehariannya.
b. Pengertian Shalat
Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i
mendefinisikan bahwa shalat dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah
syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan
diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat tertentu3.
1 Soegerda Poerbakawatja dan A. H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan (Jakarta, Gunung
Agung, 1981) hal. 45 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,
Pn. Balai Pustaka, 1990) hal. 274 3 Syekh Syamsidin abu Abdillah, Terjemah Fathul Mu’in (Surabaya, Al-Hidayah, 1996),
hal. 47
8
Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan
peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam4
(taslim).
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan berdasarkan
syarat-syarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam.
c. Pengertian Shalat Dhuha
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan waktu
dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang lebih pukul 10.00).5
Sedangkan menurut Ubaid Ibnu Abdillah, yang dimaksud dengan shalat dhuha
adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika pagi hari pada saat matahari sedang
naik.6
Mengenai waktu shalat dhuha Ubaid Ibnu Abdillah memaparkan yaitu
disaat ketika matahari sudah naik dimulai saat matahari naik kira-lira sepenggalah
atau kira-kira setinggi 7 hasta dan berakhir di saat matahari lingsir (selitar pukul
07.00 sampai masuk waktu dhuhur), akan tetapi disunnahkan melaksanakannya di
waktu yang agak akhir yaitu di saat matahari agak tinggi dan panas terik. 7
Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW yang berbunyi ;
{
}
“Dari Zaid Bin Arqam; bahwa Rasulullah SAW bersabda: (di kala
itu ahli Quba sedang shalat dhuha) Ini adalah shalat bagi orang-
orang yang kembali kepada Allah, yaitu di waktu anak-anak unta
telah bangkit karena kepanasan.” ( H.R. Tirmidzi )8
4 Abdul Aziz Sallim Basyarihil, Shalat, Hikmah, Falsafah dan Urgensinya (Jakarta,
Gema Insani Press, 1996) hal. 9 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,
Pn. Balai Pustaka, 1990) hal. 79 6 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat Hajat,
Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, (Surabaya, Pustaka Media, tth), hal 127 7 Ibnu Abdillah, Keutamaan, hal 131
8 Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Bulughul Maram, hal 72
9
Senada dengan hadits tersebut dalam kitab fiqih syafi’iyah disebutkan,
bahwa shalat awwabin (dhuha) ialah ketika telah hangat cahaya matahari9.
“Shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang kembali kepada
Allah, dan sebaik-baik waktunya adalah ketika anak unta bangun
dari tempatnya, yaitu matahari mulai panas” (HR. Muslim)10
Setelah kita mengetahui pengertian dari waktu dhuha, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat sunat pada
pagi hari (kira-kira pukul 09.00) sebanyak 2-8 rakaat11
.
Menurut Abdul Manan shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan ketika
matahari sedang naik, kurang lebih setinggi 7 hasta (pukul 07.00 ) sampai dengan
kurang lebih pukul 11.00 siang tentang pelaksanaan shalat dhuha berdasarkan
pada firman Allah SWT yang berbunyi :
“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih
bersama dia (Daud) diwaktu petang dan pagi”(Q.S. Shaad/38 :18)12
Menurut Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan “shalat isyraq” dalam
ayat tersebut adalah shalat dhuha13
.
Sedang sebagai dasar lain adalah hadits Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a yang berbunyi :
9 Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnat ; Bimbingan Lengkap dan Praktis, (Bandung
Pustaka Hidayah, 2002) hal. 71 10
Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnat hal. 71 11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar, hal. 79 12
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan
Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 735.
13
Abdul Hidayadh : 356
10
“Dari Abi Hurairah R.A ;Diperintahkan kepadaku oleh kekasihku
SAW dengan tiga perkara : untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan,
mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir
sebelum tidur” (H.R. Muslim)14
d. Bilangan Rakaat dalam Shalat Dhuha
Mengenai jumlah rakaat shalat dhuha, minimal adalah dua rakaat dan
paling banyak adalah dua belas rakaat. Menurut Abu Bakar Al-Masyhuri jumlah
rakaat shalat dhuha dapat dijelaskan sebagai berikut :
1). Dua Rakaat, hal ini berdasar pada hadits Nabi SAW yang berbunyi
“Dari Abi Hurairah R.A diperintahkan kepadaku oleh kekasihku saw
dengan tiga perkara: untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan,
mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir
sebelum tidur”.(H.R. Muslim) 15
2). Dilaksanakan empat rakaat dan dua belas rakaat, sebagaimana dijelaskan
dalam hadits :
“Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat dhuha
empat rakaat, dan kadang-kadang beliau menambahnya sesuka
hatinya” (H.R. Muslim)16
3). Dilaksanakan delapan rakaat, sebagaimana hadits yang berbunyi ;
14
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344 15
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344. 16
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 344.
11
“ Dari Abdur Rahman Bin Abi Layla Dia berkata ; Tidak ada
seorangpun yang memberutahuku bahwa dia melihat Nabi SAW
melakukan shalat dhuha kecuali Ummu Hani Binti Abu Thalib, dia
berkata: “bahwa, Rasulullah SAW masuk ke rumahnya pada tahun
penakhlukan kota makkah, beliau melakukan shalat dhuha delapan
rakaat yang belum pernah aku melihat beliau shalat lebih ringan
darinya sehingga beliau menyempurnakan rukuk dan sujudnya ”. (HR.
Muslim)17
e. Tata Cara Shalat Dhuha
Dalam pelaksanaan shalat dhuha terdapat beberapa kaifiyah (tata cara)
dalam melaksanakannya. Tata cara dalam melaksanakan shalat dhuha adalah sama
seperti mengerjakan shalat-shalat biasa, yaitu setelah berwudlu dengan sempurna,
lalu berdiri dengan tegak di tempat yang suci, menghadap kiblat kemudian niat
dalam hati. adapun beberapa cara pelaksanaan shalat dhuha yang antara lain
sebagai berikut :
1) Niat Shalat Dhuha
Adapun lafadznya niat dalam mengerjakan shalat dhuha adalah sebagai
berikut :
“Saya shalat dhuha dua rakaat karena Allah”18
2) Membaca doa iftitah. Membaca surat Al-Fatihah
3) Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an sesudah membaca surat Al Fatihah.
Sedang mengenai bacaan-bacaannya pada rakaat pertama setelah membaca
Al-Fatihah adalah surat Asy-Syams dan pada rakaat keduanya adalah Adh-
Dhuha.
4) Setelah membaca surat dari Al-Qur’an, kemudian melakukan rukuk.
17
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 345. 18
Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnah , hal. 69
12
5) Selesai melakukan rukuk, berdiri kembali dengan tegak (i’tidal). Setelah
i’tidal kemudian melakukan sujud tersungkur ke bumi dengan meletakkan
dahi ke bumi.
6) Setelah melakukan sujud, kemudian duduk diantara dua sujud
7) Sujud kedua
8) Duduk tasyahud akhir.
Setelah kita berdiri dan melaksanakan rakaat kedua ini, setelah menyelesaikan
sujud kedua kemudian duduk kembali, yaitu melakukan duduk tasyahud akhir.
9) Dan kemudian diakhiri dengan mengucap salam.
10) Selesai melaksanakan shalat dhuha, kemudian membaca doa :
“Yaa Allah Tuhanku, bahwasannya waktu dhuha ini milik Engkau dan
dan kebagusan (kemewahan) itu milik Engkau, dan keindahan ini milik
Engkau, dan kekuatan itu miilik Engkau. Dan kekuasaan itu milik
Engkau, dan pemeliharaan itu milik Engkau, Yaa Allah tuhanku jika
keadaan rizqiku di langit, maka turunkanlah, dan jika adanya di dalam
bumi maka keluarkanlah, dan jika ia sulit gampangkanlah, dan jika ia
haram, sucikanlah, dan jika jauh dekatkanlah. Sesungguhnya engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan hak (bekal) dhuha Engkau,
kebagusan Engkau, keindahan Engkau, kekuatan Engkau, kekuasaan
Engkau dan pemeliharaan Engkau, berilah aku apa yang engkau
berikan kepada hamba-hamba Engkau yang shalih”.
f. Keutamaan Shalat Dhuha
Shalat dhuha sebagai shalat sunnah memiliki banyak sekali faedah
keutamaannya. Sehingga sangatlah baik apabila shalat ini dilaksanakan secara
istiqomah yakni dengan membiasakan setiap hari dalam melaksanakannya. Dalam
hadit Nabi SAW telah banyak disinggung tentang manfaat serta keutamaannya.
13
Keutamaan-keutamaan shalat dhuha yang bisa diperoleh menurut Abdul Manan
adalah berdasar pada hadits yang diriwayatkan dari rosulullah SAW yang
berbunyi :
( و أبو داود أحمد رواه
“Tuhanmu Yang Maha Tinggi terlah berseru ; Hai anak Adam,
shalatlah empat rakaat bagi Aku dari awal siang. Maka Aku akan
cukupkan engkau di akhir siang itu”19
. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Tentang pengaruh shalat terhadap jiwa ruhani manusia sangat banyak
disinggung serta dialami sendiri oleh banyak pakar ilmu, sebagaimana yang
dijelaskan, bahwa shalat dapat membantu menghilangkan perasaan gelisah dan
duka.
Sebenarnya manusia adalah sebuah entitas makhluk sempurna, yang
diciptakan oleh Sang Maha pemilik Kesempurnaan dan ia juga sebagai khalifah
bumi, pemimpin dibumi, sehingga hal tersebut seharusnya mampu dirasakan serta
disyukuri lewat aktifitas shalat, yaitu aktifitas yang mengajak manusia untuk
menuju dimensi murni yang begitu suci, menuju ke Perbendaharaan Tersembunyi
untuk menyatu dengan diri-Nya.20
Dalam shalat manusia mengalami proses mi’raj (naik) ke hadirat Illahi
rabbi sehingga dengan mi’raj tersebut manusia telah melupakan semua beban
yang telah menimpanya dan dengan demikian dia akan menghasilkan sebuah
ketenangan dan kedamaian dalam hatinya.
Thomas Heslof mengatakan bahwa “Sesungguhnya unsur-unsur pokok
terpenting yang saya ketahui diantara tahun-tahun yang panjang yang saya
habiskan dalam pengalaman dan eksperimen-eksperimen adalah shalat. Saya
kemukakan pendapat ini dengan resep dokter, yakni bahwa sesungguhnya shalat,
19
Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnah , hal. 68 20
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ; Emosional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta, Arta
Wijaya Persada) 2001, hal. 280.
14
merupakan sarana terpenting yang saya ketahui sampai sekarang menanamkan
ketentraman dalam jiwa dan menanamkan ketentraman dalam syaraf”.21
Shalat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif dalam
menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu
shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah diri dan
pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan
perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah
dan ketenangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa dan masalah kehidupan22
.
Menurut Ustman Najati, bahwa kedamaian jiwa dan ketenangan akal, serta
untuk kondisi ini dari kelonggaran dan kedamaian jiwa yang diciptakan shalat
memberi pengaruh pengobatan yang cukup penting dalam mengurangi tajamnya
ketegangan-ketegangan syaraf yang tumbuh karena tekanan-tekanan hidup sehari-
hari, dan dalam meringankan kegelisahan, yang di derita sebagian orang.23
Menurut Ary Ginanjar Agustian, shalat adalah metode yang jauh lebih
sempurna, karena ia tidak hanya bersifat duniawi namun juga bermuatan nilai-
nilai spiritual. Didalamnya terdapat sebuah totalitas yang terangkum secara
dinamis kombinasi gerak (fisik), emosi (rasa), dan hati (spiritual).24
Seseorang yang telah berhasil dalam mendirikan shalat akan dapat
menjaga diri dari sebuah perbuatan yang tidak pantas dilakukan menurut hatinya,
yang mana dengan perbuatan tersebut apabila didasarkan pada kata hatinya (hati
nurani), dalam dirinya akan timbul sebuah perasaan berdosa yang selanjutnya
akan menumbuhkan sebuah kegundahan dalam dirinya. Hal ini berdasar firman
Allah SWT yang berbunyi :
21
M. Ustman Najati, Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an (Jakarta, Cendekia Sentra
Muslim, 1993) hal. 313. 22
M. Ustman Najati, Jiwa Manusia, hal. 106. 23
M. Ustman Najati, Jiwa Manusia, hal. 313. 24
Ary Ginanjar, Rahasia Sukses , hal.. 278.
15
“ Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”(Q.S. Al An-Kabut/29: 45)25
Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan harapan,
menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan kemampuan luar
biasa yang menjadikannya lebih siap menerima ilmu, pengetahuan dan hikmah
serta sanggup melakukan tugas-tugas kepahlawanan yang hebat.26
Shalat berfungsi sebagai metode pengulangan dimana potensi spiritual
yang berisikan elemen-elemen karakter atau sifat-sifat mulia dan agung itu diasah
dan diulang-ulang, sehingga akan terjadi proses behaviorisme yang mengarah
pada internalisasi karakter. 27
Keutamaan lain shalat, khususnya shalat Dhuha antara lain untuk
memohon maghfirah (ampunan dari Allah SWT, mencari ketenangan hidup dan
memohon agar dilapangkan rezeqi hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW
yang berbunyi :
“Siapa yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng akan
dampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosanya itu sebanyak buih di
laut”. (HR. Tirmidzi)28
2. Kecerdasan Spiritual
Pembahasan mengenai kecerdasan spiritual meliputi hal-hal sebagai
berikut
a. Pengertian Kecerdasan Spiritual
25
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan
Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 635. 26
M. Ustman Najati, Jiwa Manusia, hal. 107. 27
Ary Ginanjar, Rahasia Sukses , hal..277 - 278. 28
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim, hal 345
16
Kecerdasan spiritual yang banyak dikenal dengan istilah SQ (Spiritual
Quotient) pada saat sekarang mulai menjalar di Indonesia dengan adanya seminar,
kajian-kajian ilmiah, diskusi serta dialog-dialog, tapi sayang keramaian diskusi-
diskusi ini masih sebatas bisik-bisik intelektual. Tetapi dari sini, kita sudah dapat
mengetahui beberapa pengertian yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual
(Spiritual Quotient).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar
sesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan
adanya Tuhan Yang Maha Esa29
.
Dalam kata pengantarnya, Ary Ginanjar Agustian mengomentari buku
karangan M. Utsman Najati, menuturkan bahwa dalam perkembangan
pertumbuhan kepribadian manusia, kecerdasan emosional tidaklah cukup,
khususnya bagi pengembangan kejiwaan yang berdimensi ketuhanan. Kecerdasan
emosional lebih berpusat pada rekontruksi hubungan yang bersifat horisontal (
sosial ), sementara itu ada dimensi lain yang tidak kalah pentingnya bagi
kegidupan manusia,yaitu hubungan vertikal. Kemampuan dalam membangun
hubungan yang bersifat vertikal ini sering disebut dengan istikah kecerdasan
spiritual.30
Menurut Danah Zohar dan lan Marshall, Kecerdasan Spiritual adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan
untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain31
.
Danah Zohar dan lan Marshall menyebutkan bahwa kecerdasan Spiritual
(SQ) sebagai The Ultimate Intelgence (puncak kecerdasan). SQ adalah landasan
yang diperlukan untuk menfungsikan IQ dan EQ secara efektif.
29
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar , hal. 79
30
M. Utsman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi, ( Jakarta, Hikmah, 2002 ),hal.
Vii. 31
Ary Ginanjar Agustian New Edition, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual ESQ; Emosional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam,
(Jakarta, Penerbit Arga) 2007, hal. 46
17
Sedangkan dalam konsep ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan
untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, petilaku dan kegiatan, serta
mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensif.32
Kecerdasan spiritual itu menurut penelitian-penelitian di bidang neurologi
(ilrnu tentang syaraf) justru punya tempat di dalam otak, yang sebelumya oleh
Howard Gardner menyaakan bahwa kecerdasan spiritual itu tidak punya tempat di
dalam otak kita seperti kecerdasan yang lain.
Jadi ada bagian dari otak kita dengan kemampuan untuk mengalami pengalaman-
pengalaman spiritual, untuk melihat Tuhan. Dalam hal ini maksudnya adalah
menyadari kehadiran Tuhan di sekitar kita dan untuk memberi makna dalam
kehidupan. Jadi ciri orang yang cerdas secara spiritual di antaranya adalah bisa
memberi makna dalam kehidupannya.33
Selanjutnya berlandasan pada beberapa ahli psikologi ( Sigmund Freud,
C.G. Jung ), neurolog ( Persinger, Ramachandran ) dan filosof ( Daniel Dennett,
Rene Descartes ), Danah dan Ian membahas lebih dalam mengenai “Kecerdasan
Spiritual”. “Kecerdasan Spiritual” disimbolkan sebagai Teratai Diri yang
menggabungkan tiga kecerdasan dasar manusia ( rasional, emosional, dan spiritual
), tiga pemikiran ( seri, asosiatif, dan penyatu ), tiga jalan dasar pengetahuan (
primer, sekunder, dan tersier ) dan tiga tingkatan diri ( pusattranspersonal,tengah-
asosiatif & interpersonal, dan pinggiran-ego personal). Dengan demikian SQ
berkaitan dengan unsur pusat dari bagian diri manusia yang paling dalam menjadi
pemersatu seluruh bagian diri manusialain.
SQ adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang
berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. SQ menjadikan manusia
yang benar-benar utuh secara intelektual, emosional dan spiritual. SQ adalah
kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan yang dapat membantu manusia
menyembuhkan dan membangun diri manusia secara utuh. Namun, pada zaman
32 Ary Ginanjar New Edition, Rahasia Sukses , hal. 47
33 Nirmala, Cara Efektif Membangkitkan Kecerdasan Spiritual,(Resensi buku Edisi
Ramadhan, 2006)
18
sekarang ini terjadi krisis spiritual karena kebutuhan makna tidak terpenuhi
sehingga hidup manusia terasa dangkal dan hampa.34
Disebut sebagai kecerdasan spiritual, karena kecerdasan dari jenis ini
sesungguhnya tumbuh dari fitrah manusia itu sendiri, bahwa kecerdasan jenis ini
tidak dibentuk melalui diskursus-diskursus atau memori-memori fenomenal, tetapi
merupakan aktualisasi dari fitrah itu sendiri35
.
b. Pertumbuhan Spiritual
Untuk memiliki anak yang mempunyai kecerdasan spiritual, Suharwadi Al
Maqtul mempunyai kiat-kiat tertentu. Pertama, yakni latihan-latihan yang bersifat
intelektual dan yang kedua menjalani hidup secara spiritual. Latihan intelektual,
seperti logika dan metalogis, sedangkan menjalani kehidupan spiritual, seperti
ketekunan beribadah, menjalankan hal-hal yang disunnahkan, puasa, dan
menjauhi yang subhat.36
Kecerdasan, sebagaimana dinyatakan oleh Ali bin abi Thalib, adalah
kurnia tertinggi yang diberikan Tuhan kepada manusia dan potensi yang sangat
hebat yang memiliki manusia dan yang membedakan dia dengan makhluk
selainnya.
Ternyata sudut pandang psikologi memberi tahu kita bahwa ruang tidak
cerdas secara spiritual dengan ekspresi keberagamaannya yang monolitik,
ekslusif, dan intoleran, yang seringkali berakibat pada kobaran konflik atas nama
agama, dan sebaliknya, diantara kita bisa juga cerdas secara spiritual sejauh
(keberagamaan) kita mengalir dengan penuh kesadaran, tidak bersama kesadaran
semu dan palsu (the false consious ness), yang seringkali menipu kita.37
SQ dapat digunakan untuk menjadi lebih cerdas secara spiritual dalam
beragama, sehingga seorang yang memiliki SQ tinggi mungkin menjalankan
agama tertentu, namun tidak secara picik, eksklusif, fanatik atau prasangka,
34
Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam
Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memakna Kehidupan; (terj. Rahmani Astuti dkk ) hal. 16 35
Suharsono, Melejidkan IQ, IE, & IS (Jakarta, Inisiasi Press, 2004) hal. 160 36
Suharsono, Melejidkan IQ, hal. 151
37
Sukidi, New Age, Wisata Spiritual Lintas Agama, (Jakarta, PT Gramedia Pusraka
Utama), 2001, hal 138-139
19
demikian pula, seorang yang ber SQ tinggi dapat memiliki kualitas spiritual tanpa
beragama sama sekali38
.
Untuk mengembangkan atau menumbuhkan kapasitas kecerdasan spiritual
(SQ) danah Zohar menawarkan tujuh langkah praktis untuk mendapatkan SQ
lebih baik yaitu sebagai berikut :39
1) Menyadari dimana saya sekarang, langkah ini menuntut kita menggali
kesadaran diri yang pada gilirannya menuntut kita menggali kebiasaan kita
merenungkan pengalaman.
2) Merasakan dengan kuat bahwa saya ingin berubah. Jika renungan anda
kosong anda untuk merasa bahwa anda, perilaku, hubungan, kehidupan, atau
hasil kerja anda dapat lebih baik, anda harus ingin berubah berjanji dalam hati
untuk berubah.
3) Merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motifasi saya yang paling
dalam, hal ini dibutuhkan tingkat perenungan yang lebih dalam, anda harus
mengenal diri sendiri, letak pusat diri anda dan motivasi anda paling dalam.
4) Menemukan dan mengatasi rintangan, yaitu dengan membuat daftar hal yang
menghambat anda, dan mengembangkan pemahaman tentang bagaimana anda
dapat menyingkirkan penghalang-penghalang ini.
5) Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju, pada tahap ini anda
perlu menyadari berbagai kemungkinan untuk bergerak maju dengan
mencurahkan usaha mental dan spiritual untuk menggali sebagian
kemungkinan ini.
6) Menetapkan hati saya pada sebuah jalan. Kini anda harus menetapkan hati
pada satu jalan dalam kehidupan dan berusaha menuju pusat sementara anda
melangkah di jalan itu.
7) Tetap menyadari bahwa anda banyak jalan, jadi sementara anda melangkah di
jalan yang telah anda pilih sendiri, tetapi tetaplah sadar bahwa masih ada
jalan-jalan yang lain.
38
Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ; Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir
Integralitik dan Holistik untuk memaknai kehidupan (Alih Bahasa; Rohmani Astuti, dkk. Bandung,
Mizan Media Utama, 2000) hal. 12
39
Danah Zohar dan Ian Marshal, SQ; Memanfaatkan Kecerdasan, hal 231-233
20
Keyakinan adalah sebuah posisi puncak dari tahapan-tahapan spiritual
manusia ketika seorang memiliki sebuah keyakinan yang dilandasi oleh kekuatan
sebagai Wakil Allah yang mewakili sifat-sifat-Nya, seperti Teguh, komitmen,
terpercaya, adil, bijaksana, gagah, jujur, kreatif, pemaaf, pemberi, berhati luas,
penyayang serta sabar40
.
Energi spiritual adalah energi yang mendorong dan mengalirkan hati
seseorang kepada energi yang bermuatan nilai-nilai kedamaian, kasih sayang,
keadilan, kejujuran, kemuliaan, tanggung jawab dan kesabaran.41
Apabila SQ telah tumbuh-berkembang dengan baik, maka akan dapat
ditemukan tanda-tanda yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif).
2) Tingkat kesadaran yang tinggi
3) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.
4) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.
5) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
6) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.
7) Kecerdasan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (perpandangan
holistik).
8) Kecenderungan nyata untuk bertanya “Mengapa?” atau “Bagaimana Jika?”
untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
9) Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai “bidang mandiri”, yaitu
memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
Orang yang telah memiliki kecerdasan spiritual, biasanya memiliki
dedikasi kerja yang lebih tulus dan jauh dari kepentingan pribadi (egoisme),
apalagi bertindak zalim kepada orang lain42
.
c. Hubungan Antara SQ, EQ dan IQ
Menurut Stephen R. Covey, IQ adalah kecerdasan manusia yang
berhubungan dengan mentalitas, yaitu kecerdasan untuk menganalisis, berfikir,
40
Ari Ginanjar, Rahasia Sukses , hal.. 296
41
Ari Ginanjar, Rahasia Sukses , hal.. 302 42
Suharsono, Melejidkan , hal. 151
21
menentukan kausalitas, berfikir abstak, bahasa, visualisasi, dan memahami
sesuatu. IQ adalah alat kita untuk melakukan sesuatu letaklnya di otak bagian
korteks manusia. Kemampuan ini pada awalnya dipandang sebagai penentu
keberhasilan sesorang. Namun pada perkembangan terakhir IQ tidak lagi
digunakan sebagai acuan paling mendasar dalam menentukan keberhasilan
manusia. Karena membuat sempit paradigma tentang keberhasilan, dan juga
pemusatan pada konsep ini sebagai satu satunya penentu keberhasilan individu
dirasa kurang memuaskan karena banyak kegagalan yang dialami oleh individu
yang ber IQ tinggi (dalam Sukidi).
Ketidak puasan terhadap konsepsi IQ sebagai konsep pusat dari
kecerdasan seseorang telah melahirkan konsepsi yang memerlukan riset yang
panjang serta mendalam. Daniel Golman mengeluarkan konsepsi EQ sebagai
jawaban atas ketidak puasan manusia jika dirinya hanya dipandang dalam struktur
mentalitas saja. Konsep EQ memberikan ruang terhadap dimensi lain dalam diri
manusia yang unik yaitu emosional. Disamping itu Golman mempopulerkan
pendapat para pakar teori kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia
yang berinteraksi secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan
efektivitas penggunaan kecerdasan yang konvensional tersebut (dalam Danah
Zohar dan Ian Marshal)
Komponen utama dari kecerdasan sosial ini adalah kesadaran diri,
motivasi pribadi, pengaturan diri, empati dan keahlian sosial. letak dari
kecerdasan emosional ini adalah pada sistem limbik. EQ lebih pada rasa, Jika kita
tidak mampu mengelola aspek rasa kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu
untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita (IQ) secara efektif,
karena IQ menentukan sukses hanya 20% dan EQ 80%.
Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain.
Individu yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu
menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana
ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang (EQ) akan memberi sinyal
22
untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis. Bila ia telah tenang
karena aliran darah telah teratur maka individu akan dapat berfikir secara optimal
(IQ), sehingga ia lebih tepat dalam mengambil keputusan. Manajemen diri untuk
mengolah hati dan potensi kamanusiaan tidak cukup hanya denga IQ dan EQ,
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sangat berperan dalam diri manusia
sebagai pembimbing kecerdasan lain. Kini tidak cukup orang dapat sukses
berkarya hanya dengan kecerdasan rasional (yang bekerja dengan rumus dan
logika kerja), melainkan orang perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira,
dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggung jawab
dan life skill lainnya. Perlunya mengembangkan kecerdasan spiritual agar ia
merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih
yang menjajahnya. Karena itu sesuai dengan pendapat Covey diatas bahwa “SQ
merupakan kunci utama kesadaran dan dapat membimbing kecerdasan lainnya”.43
d. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual
Orang yang cerdas secara spiritual tidak memecahkan persoalan hidup
hanya secara rasional atau emosional saja. Ia menghubungkannya dengan makna
kehidupan secara spiritual yaitu melakukan hubungan dengan pengatur kehidupan.
Contoh: Seorang anak diberitahu bahwa orang tuanya tidak akan sanggup
menyekolahkannya ke Jerman, ia tidak putus asa. Ia yakin bahwa kalau orang itu
bersungguh-sungguh dan minta pertolongan kepada Tuhan, ia akan diberi jalan.
Bukankah Tuhan berfirman, “Orang-orang yang bersungguh-sungguh dijalan
Kami, Kami akan berikan kepadanya jalan-jalan Kami”?
Seorang yang tinggi SQ-nya cenderung menjadi menjadi seorang
pemimpin yang penuh pengabdian – yaitu seorang yang bertanggung jawab untuk
membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi terhadap orang lain, ia dapat
memberikan inspirasi terhadap orang lain.
43
Subandi, Seminar Setengah Hari : Menyoal Kecerdasan Spiritual. (Yogyakarta,6 Juni
2001), dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_intelligence
23
Sejalan dengan Covey yang menerangkan bahwa; Setiap pribadi yang
menjadi mandiri, proaktif, berpusat pada prinsip yang benar, digerakkan oleh nilai
dan mampu mengaplikasikan dengan integritas, maka ia pun dapat membangun
hungungan saling tergantung, kaya, langgeng, dan sangat produktif dengan orang
lain.
Mahayana menyebutkan beberapa ciri orang yang mempunyai kecerdasan
spritual yang tinggi yang antara lain :44
1). Memiliki prinsip dan visi yang kuat
Prinsip adalah kebenaran yang dalam dan mendasar ia sebagai pedoman
berperilaku yang mempunyai nilai yang langgeng dan produktif. Prinsip manusia
secara jelas tidak akan berubah, yang berubah adalah cara kita mengerti dan
melihat prinsip tersebut. Semakin banyak kita tahu mengenai prinsip yang benar
semakin besar kebebasan pribadi kita untuk bertindak dengan bijaksana.
Paradigma adalah sumber dari semua tingkah laku dan sikap, dengan
menempatkan kita pada prinsip yang benar dan mendasar maka kita juga
menciptakan peta atau paradigma mendasar mengenai hidup yang benar, dan pada
ujung-ujungnya adalah hidup yang efektif.
2). Kesatuan dan keragaman
Seorang dengan spiritualitas yang tinggi mampu melihat ketunggalan
dalam keragaman. Ia adalah prinsip yang mendasari SQ, sebagaimana Tony
Buzan dan Zohar menjelaskan pada pemaparan yang telah disebutkan diatas. Tony
Buzan mengatakan bahwa “kecerdasan spiritual meliputi melihat gambaran yang
44 Danah Zohar dan Ian Marshall. SQ (kecerdasan spiritual).( Bandung, Mizan, 2003).
dalam http://indospiritual.com/artikel_menggapai-kecerdasan-spiritual.html
24
menyeluruh, ia termotivasi oleh nilai pribadi yang mencangkup usaha menjangkau
sesuatu selain kepentingan pribadi demi kepentingan masyarakat”.
3). Memaknai
Makna bersifat substansial, berdimensi spiritual. Makna adalah penentu
identitas sesuatu yang paling signifikan. Seorang yang memiliki SQ tinggi akan
mampu memaknai atau menemukan makna terdalam dari segala sisi kehidupan,
baik karunia Tuhan yang berupa kenikmatan atau ujian dari-Nya, ia juga
merupakan manifestasi kasih sayang dari-Nya. Ujiannya hanyalah wahana
pendewasaan spiritual manusia.
Mengenai hal ini Covey meneguhkan tentang pemaknaan dan respon kita
terhadap hidup. Ia mengatakan ”cobalah untuk mengajukan pertanyaan terhadap
diri sendiri: Apa yang dituntut situasi hidup saya saat ini; yang yang harus saya
lakukan dalam tanggung jawab saya, tugas-tugas saya saai ini; langkah bijaksana
yang akan saya ambil?”. Jika kita hidup dengan menjalani hati nurani kita yang
berbisik mengenai jawaban atas pertanyaan kita diatas maka, “ruang antara
stimulus dan respon menjadi semakin besardan nurani akan makin terdengar
jelas”.
4). Kesulitan dan penderitaan
Pelajaran yang paling berarti dalam kehidupan manusia adalah pada waktu
ia sadar bahwa itu adalah bagian penting dari substansi yang akan mengisi dan
mendewasakan sehingga ia menjadi lebih matang, kuat, dan lebih siap menjalani
kehidupan yang penuh rintangan dan penderitaan. Pelajaran tersebut akan
menguhkan pribadinya setelah ia dapat menjalani dan berhasil untuk mendapatkan
apa maksud terdalam dari pelajaran tadi. Kesulitan akan mengasah menumbuh
kembangkan, hingga pada proses pematangan dimensi spiritual manusia. SQ
mampu mentransformasikan kesulitan menjadi suatu medan penyempurnaan dan
pendidikan spiritual yang bermakna. SQ yang tinggi mampu memajukan
seseorang karena pelajaran dari kesulitan dan kepekaan terhadap hati nuraninya.
25
Menurut Khavari terdapat tiga bagian yang dapat kita lihat untuk menguji
tingkat kecerdasan spritual seseorang: 45
a) Dari sudut pandang spiritual keagamaan (relasi vertikal, hubungan dengan
yang Maha Kuasa). Sudut pandang ini akan melihat sejauh manakah tingkat
relasi spritual kita dengan Sang Pencipta, Hal ini dapat diukur dari “segi
komunikasi dan intensitas spritual individu dengan Tuhannya”.
Menifestasinya dapat terlihat dari pada frekwensi do’a, makhluq spritual,
kecintaan kepada Tuhan yang bersemayam dalam hati, dan rasa syukur
kehadirat-Nya. Khavari lebih menekankan segi ini untuk melakukan
pengukuran tingkat kecerdasan spritual, karena ”apabila keharmonisan
hubungan dan relasi spritual keagamaan seseorang semakin tinggi maka
semakin tinggi pula tingkat kualitas kecerdasan spritualnya”.
b) Dari sudut pandang relasi sosial-keagamaan. Sudut pandang ini melihat
konsekwensi psikologis spritual-keagamaan terhadap sikap sosial yang
menekankan segi kebersamaan dan kesejahteraan sosial. Kecerdasan spiritual
akan tercermin pada ikatan kekeluargaan antar sesama, peka terhadap
kesejahteraan orang lain dan makhluk hidup lain, bersikap dermawan. Perilaku
marupakan manifestasi dari keadaan jiwa, maka kecerdasan spritual yang ada
dalam diri individu akan termanifestasi dalam perilakunya. Dalam hal ini SQ
akan termanifestasi dalam sikap sosial. Jadi kecerdasan ini tidak hanya
berurusan dengan ke-Tuhanan atau masalah spiritual, namun akan
mempengaruhi pada aspek yang lebih luas terutama hubungan antar manusia.
c) Dari sudut pandang etika sosial. Sudut pandang ini dapat menggambarkan
tingkat etika sosial sebagai manifestasi dari kualitas kecerdasan spiritual.
Semakin tinggi tingkat kecerdasan spritualnya semakin tinggi pula etika
sosialnya. Hal ini tercermin dari ketaatan seseorang pada etika dan moral,
jujur, dapat dipercaya, sopan, toleran, dan anti terhadap kekerasan. Dengan
kecerdasan spritual maka individu dapat menghayati arti dari pentingnya
45
Danah Zohar dan Ian Marshall. SQ (kecerdasan spiritual).( Bandung, Mizan, 2003).
dalam http://indospiritual.com/artikel_menggapai-kecerdasan-spiritual.html
26
sopan santun, toleran, dan beradap dalam hidup. Hal ini menjadi panggilan
intrinsik dalam etika sosial, karena sepenuhnya kita sadar bahwa ada makna
simbolik kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu
mengawasi atau melihat kita di dalam diri kita maupun gerak-gerik kita,
dimana pun dan kapan pun, apa lagi kaum beragama, inti dari agama adalah
moral dan etika.46
3. Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa
Dalam hubungannya dengan pendidikan Islam pengembangan kepribadian
seseorang merupakan condition sine qua non bagi perwujudan nilai-nilai dan
norma-norma Islami47
.
Secara mikro, pendidikan secara operasional dijadikan sebagai proses
dalam melaksanakan proses-proses kependidikan yang bertujuan merealisasikan
nilai-nilai dan norma-norma Islam.
Dan dengan pelaksanaan shalat dhuha secara rutin akam menciptakan
sebuah kebiasaan yang akan tertanam dalam jiwa. Dan dengan pembiasaan akan
dapat membentuk segi-segi kejasmanian dari karakter kepribadian.
Shalat tidak hanya merupakan metode pengulangan atau pembiasaan saja,
tetapi ia juga merupakan shalawat, do’a, munajat serta perpaduan mengagumkan
yang terjadi antara kepasrahan hati yang penuh dedikasi dan gerak tubuh, dan
dalam shalat, segenap eksistensi kita terlibat dalam satu peristiwa yang
menggetarkan kalbu.
Menurut Ibnu Qayyim bahwa shalat dapat mencegah dosa, menolak
penyakit-penyakit hati, mengusir penyakit dari badan, menyinari hati, membuat
wajah jadi putih, mengaktifkan anggota tubuh dan jiwa, membawa rizqi, menolak
46 Danah Zohar dan Ian Marshall. 2003. SQ (kecerdasan spiritual). Mizan. Bandung,
dalam http://indospiritual.com/artikel_menggapai-kecerdasan-spiritual.html
47 M.Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta, Bumi Aksara, 1996) hal. 167
27
kedzoliman, menolong orang yang teraniaya, mencabut syahwat, memelihara
nikmat, menolak siksa, menurunkan rahmat, dan mengusir kegundahan hati48
.
Menurut Abdul Aziz Salim Basyarahil bahwa shalat dapat menimbulkan
ketenangan hati dan ketenangan batin. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
yang berbunyi :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia
mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat” (Q.S. AL Ma’arij/70 : 19-22).49
Salah satu insting (watak) dan sifat manusia ialah keluh kesah sedikit
kesabarannya dan sangat kikir. Sehingga yang dikecualikan dari sifat keluh kesah
dan kikir ialah mereka yang melaksanakan shalat dan tetap melestarikan shalatnya
tanpa dipengaruhi oleh kegemaran atau kejenuhan, kondisi senang atau susah,
serta kekayaan atau kemiskinan50
Implementasi dalam Ensiklopedi Pendidikan adalah suatu aktivitas dalam
studi tertentu yang terarah dimana si pelajar mencoba untuk mempraktekkan apa
yang telah dipelajari.51
Sedangkan menurut kamus Pendidikan dan Umum,
aplikasi adalah penerapan, pemakaian, penggunaan52
48
M. Ustman Najati, Belajar EQ dan SQ dari Sunah Nabi, (Jakarta, Hidayah, 2003), hal.
77 49
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan
Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005), hal 974. 50
Basyarahil, Shalat, hal. 53 51
Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, hal. 25 52
Salman & Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, (Jakarta, Rineka
Cipta, 1994) hal. 18
28
Imam Rafi’i mendefinisikan shalat dari segi bahasa berarti doa dan
menurut istilah syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri/ditutup dengan salam, dengan syarat tertentu53
Shalat adalah suatu ibadah yang meliputi ucapan dan peragaan tubuh yang
khusus, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (taslim) 54
.
Dhuha adalah whaktu menjalang tengah hari (kurang lebih pukul 10.00)
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990).55
Menurut Abdul Manan, shalat dhuha dikerjakan ketika matahari sedang
naik, kurang lebih setinggi 7 hasta (pukul 07.00 pagi) sampai dengan kurang lebih
pukul 11.00 siang.
Tentang pelaksanaan shalat dhuha berdasarkan hadits Rasulullah
SAW yang berbunyi :
“diperintahkan kepadaku oleh kekasihku saw dengan tiga perkara:
untuk berpuasa 3 hari pada hari tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat
shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur” (H.R.
Muslim)56
Shalat mampunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif dalam
menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu
shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah diri dan
pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan
perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah
dan ketegangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa dan masalah kehidupan.57
Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan harapan,
menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan kemampuan luar
53
Syekh Syamsudin Abu Abdillah, (1996) hal. 47 54
Basyarahil, Shalat, hal. 9.
55
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI Kamus Besar, hal 107. 56
Imam Muslim, Shohih Muslim Juz I, hal 322. 57
M. Ustman Najati, Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an, (Jakarta, Cendikia Sentra
Mulsil, 1993) hal. 106
29
biasa yang menjadikannya lebih siap menerima ilmu pengetahuan dan hikmah
serta sanggup melakukan tugas-tugas kepahlawanan yang hebat.58
Keutamaan lain shalat, khususnya shalat dhuha antara lain untuk
memohon maghfiroh agar di lapangkan rizqi 59
. Hal ini berdasarkan hadits
Rasulullah SAW yang berbunyi :
( و أبو داود أحمد رواه
“Tuhanmu Yang Maha Tinggi telah berseru: Hai Anak Adam,
shalatlah empat rakaat bagi aku dari awal siang. Maka akan cukupkan
engkau diakhir siang itu”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Maka dari sini kita dapat mengetahui bahwa antara eksistensi shalat
khususnya shalat dhuha dengan proses pengembangan kecerdasan spiritual selalu
terjadi saling berkesinambungan dalam mewujudkan generasi cerdas dan kreatif
serta tangguh dalam keimanan dan ketakwaan.
C. Rumusan Hipotesis
Hipotesis menurut Suharsimi Arikunto adalah salah satu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.60
Hipotesis menurut Sugiyono adalah salah satu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.61
Agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan
jawabannya menjadi lebih jelas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
58
Najati : Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an, hal. 107
59
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensilopedi Islam, (Jakarta,Ictiyar Baru Van
Hoeve,1994) hal.221
60
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta, PT
Rineka Cipta, 2002) hal 64.,
61
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, CV. Alfabeta, 2008) hal. 96
30
“Ada pengaruh posistif implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan
spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri”. Yang
artinya semakin baik implementasi shalat dhuha maka kecerdasan spiritual
akan semakin meningkat.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini guna mencapai tujuan yang diharapkan
diperlukan suatu metode yang tepat. Dengan demikian, maka peneliti membuat
suatu perencanaan dan langkah-langkah yang akan ditempuh. Adapun langkah-
langkah dalam penelitian ini dikatagorikan dalam rencana penelitian.
Rencana penelitian adalah desain atau strategi yang mengatur latar
(setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid. Seperti hal nya
dengan alat pengambil data, rancangan penelitian juga didiktekan oleh variabel-
variabel penelitian yang diidentifikasikan serta oleh hipotesis yang akan diuji
kebenarannya1.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Ekspost Facto,
menurut Sugiono, penelitian expost facto adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dalam kemudian menurut kebelakang
melalui data tersebut untuk menemukan faktor-faktor yang mendahului atau
menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang diteliti.2 Dalam
penelitian ini ada dua variabel, adapun jenis variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk variabel independen (bebas) adalah implementasi shalat dhuha.
2. Untuk variabel dependen (terikat) adalah kecerdasan spiritual.
Setelah kita mengatahui jenis variabel-variabelnya, maka kita menentukan
paradigma penelitiannya. Berdasarkan pengertian tentang paradigma, maka
paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola
pikir yang dapat menjabarkan beberapa variabel yang lain, sehingga akan mudah
dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan
1 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2000)
hal. 80. 2 Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta. 2001), hal 3.
31
32
hipotesis yang diajukan, metode/strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik
analisa data yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan3.
Berdasarkan tingkat eksplanasi (tingkat penjelasan) maka penelitian ini
termasuk penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain.
Dan menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data
kuantitatif. Menurut Sugiyono data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan.4
Adapun skala pengukurannya menggunakan skala Likert, yang berarti
peneliti sudah menetapkan secara spesifik pengukuran terehadap variabel yang
diteliti.5
Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana di mana
penelitian ini terdiri dari satu variabel independent dan satu variabel dependen jadi
untuk mencari besarnya hubungan X dengan Y digunakan teknik korelasi
sederhana.6
1. Adapun paradigma penelitian adalah sebagai berikut :
Keterangan :
X. Implementasi shalat dhuha siswa.
Y. Kecerdasan spiritual siswa
3 Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 24.
4 Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 7.
5 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta. 2008), hal 134.
6 Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2008, hal 66.
X
Y
3
33
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pada Lembaga
Pendidikan Islam ( Yayasan Pondok Pesantren ) Sunan Gunung Jati yang berada
di desa/kelurahan Gesing, kecamatan Kismantoro, kabupaten Wonogiri, propinsi
Jawa Tengah, pada unit Madrasah Aliah.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksaakan selama kurang
lebih 60 hari, yang dimulai pada tanggal 25 Februari 2011 sampai dengan tanggal
25 April 2011.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian atau penyelidikan ini di dalam pelaksanaannya, terdapat
komponen permasalahan yang mutlak dibutuhkan. Adapun komponen tersebut
adalah subyek penelitian.
Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah seluruh siswa putra dan
putri MA Sunan Gunung Jati tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 72 orang.
Dengan perincian 21 siswa dari kelas X, 34 siswa dari kelas XI, dan 17 siswa dari
kelas XII.
Sebagaimana dikatakan Suharsimi Arikunto bahwa apabila subyek kurang
dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi.7
Suharsimi Arikunto, mendifinisikan lebih lanjut bahwa yang dimaksud
dengan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.8 Sedangkan menurut
Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.9
Karena jumlah siswa hanya berjumlah 72 orang yang mana kurang dari
100, maka peneliti menggunakan semua siswa untuk dijadikan subyek penelitian.
7 Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2002), hal 120. 8 Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian, 2002, hal 108.
9 Sugiono, Metodologi Penelitian, 2008, hal 117.
34
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Berdasarkan prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran sehingga
tidak dipungkiri bahwa setiap melakukan pengukuran harus ada alat ukur yang
baik dan sesuai dengan sesuatu yang diukur. Adapun alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan sebagai instrumen penelitian.
Instrumen penelitian selalu berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan
data pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti10
Menurut Sugiyono, yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Dan secara spesifik semua fenomena disebut variabel penelitian.11
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah.12
Sebelum peneliti mengurai tentang prosedur pengembangan, maka terlebih
dahulu peneliti menguraikan tentang jawaban variabel yang akan diteliti.
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel, adapun jenis variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk variabel independen (X) adalah implementasi shalat dhuha.
b. Untuk variabel dependen (Y) adalah kecerdasan spiritual
2. Indikator Penelitian
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian
yang telah ditetapkan untuk diteliti, maka susunan di dalam penelitian tentang
pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual siswa MA
Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, dikembangkan melalui
10
M. Subana, Dasar Dasar Penelitian Ilmiah,(Bandung, Pustaka Setia, 2001) hal 127 11
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 184. 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 136.
35
penjabaran variabel menjadi indikator-indikator, adapun jabaran variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variabel Implementasi Shalat Dhuha dengan indikator13
:
1) Keikutsertaan melaksanakan shalat dhuha.
2) Kesadaran melaksanakan shalat dhuha.
3) Perasaan tenang dan damai.
4) Menambah motivasi belajar.
5) Membangkitkan harapan.
6) Rezeki ilmu pengetahuan.
7) Mengatasi rasa gelisah.
8) Mengusir kegundahan.
b. Variabel Kecerdasan Spiritual dengan indikator14
:
1) Ketenangan batin.
2) Kasih sayang.
3) Memiliki kreatifitas tinggi.
4) Ketekunan beribadah.
5) Merasakan kehadiran Allah.
6) Penuh keikhlasan.
7) Memiliki dedikasi belajar yang tinggi.
3. Kriteria Penilaian
Untuk memperoleh data dari masing-masing variabel, peneliti
menggunakan angket dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berjumlah
20 item dengan berdasar pada indikator-indikator jabaran variabel tersebut. Dari
masing-masing variabel peneliti membuat 10 butir pertanyaan yang didalamnya
sudah tersedia alternatif jawaban, dan masing-masing jawaban diberi skor nilai
13
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, Al- Thibb Al-Nabawy,(Beirut, Dar Maktabah Al Hayat,
1985), hal 196-197 14
Alfred Adler, Understanding Human Nature, (New York, Greenberg Publisers, Inc,
1927), hal 239
36
yang tidak sama. Adapun jawaban dalam pertanyaan tersebut adalah : selalu,
sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.15
Untuk pertanyaan favorable (positif) pemberian skor adalah sebagai
berikut :
a. Selalu mendapatkan skor 4
b. Sering mendapat skor 3
c. Kadang-kadang mendapat skor 2
d. Tidak pernah mendapat skor 1
Untuk pertanyaan unfavorable (negative) permberian skor adalah sebagai
berikut :
a. Selalu mendapat skor 1
b. Sering mendapat skor 2
c. Kadang-kadang mendapat skor 3
d. Tidak pernah mendapatkan skor 4
4. Skor penilaian
Dari jawaban variabel diatas, selanjutnya dikembangkan menjadi item-
item pertanyaan disertai dengan alternatif jawaban. Untuk variabel implementasi
shalat dhuha, dan kecerdasan spiritual peneliti menggunakan instrumen-instrumen
dengan cara menggunakan indikator-indikator tersebut menjadi item-item
pertanyaan tertutup yang disebut angket tertutup. Menurut Suharsimi Arikunto,
yang disebut angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih.16
Setelah dikembangkan menjadi 20 item pertanyaan disediakan alternatif
jawaban, maka dengan demikian interval skor pada variabel-variabel penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Interval skor pada variabel implementasi Shalat Dhuha terbagi :
a. Interval skor 31-40 merupakan skor tertinggi.
b. Interval skor 21-30 merupakan skor sedang
15
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 135 16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 129.
37
c. Interval skor 10-20 merupakan skor terendah
Interval skor pada variabel Kecerdasan Spiritual terbagi :
a. Interval skor 31-40 merupakan skor tertinggi.
b. Interval skor 21-30 merupakan skor sedang.
c. Interval skor 10-20 merupakan skor terendah.
5. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Dalam penelitian, data mempunyai peranan yang cukup penting terbukti
dengan benar tidaknya data, dan baik tidaknya data tergantung pada baik
buruknya instrumen pengumpulan data. Sedangkan instrumen dikatakan baik
apabila memenuhi persyaratan, yaitu valid dan raliabel.
Menurut Sugiyono, bahwa yang dimaksud dengan hasil penelitian yang
valid adalah apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.17
Jika ada kecocokan yang logis diantara item-item tersebut berarti
dikatakan valid. Sebuah Instrumen dikatakan valid apabila dalam penelitian
mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari
variabel diteliti secara tepat.
Suharsimi Arikunto mengatakan validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat validitas kevalidan dan kesahihan sesuatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah.18
Oleh karena itu, untuk mengetahui valid dan tidaknya instrumen yang
digunakan didalam penelitian ini, maka diadakan pengujian terhadap instrumen-
instrumen tersebut sehingga dapat diketahui di dalam tiap-tiap item instrumen
apakah item tersebut logis atau tidak.
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan validitas harus dilakukan uji
coba (try-out) dan untuk menguji valid tidaknya instrumen, peneliti menggunakan
17
Sugiyono, Metodologi Penelitian. 2001, hal 24. 18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 129.
38
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrrxy
cara analisis butir atau item, yaitu dengan menggunakan akar-akar yang ada pada
butir yang dimaksud dengan skor total dipandang sebagai nilai y, kemudian
dimasukkan ke dalam rumus product moment.19
Yaitu :
Keterangan :
rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Jumlah responden
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X : Jumlah skor x
Y : Jumlah skor y
Dengan ketentuan :
Item pertanyaan dikatakan valid jika koofesien korelasi sama dengan atau lebih
besar dari 0,3, sesuai dengan pendapat masrun.
Masrun menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi positif
dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan
bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya
syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r =
0,3”, Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3
maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.20
Adapun rangkuman dari data validitas masing-masing variabel adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Implementasi Shalat Dhuha
No. r hitung r tabel r tabel Keterangan
1. 0,73094 0,306 0,235 Valid
2. 0,54383 0,306 0,235 Valid
3. 0,70167 0,306 0,235 Valid
4. 0,76603 0,306 0,235 Valid
19
Suharsimi Arikunto 2002 hal. 243 20
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 188.
39
5. 0,70121 0,306 0,235 Valid
6. 0,52579 0,306 0,235 Valid
7. 0,64893 0,306 0,235 Valid
8. 0,61618 0,306 0,235 Valid
9. 0,59274 0,306 0,235 Valid
10. 0,62130 0,306 0,235 Valid
Karena r hitung lebih besar dari r tabel (r hit > r tab), maka dapat
disimpulkan uji validitas instrumen Implementasi shalat Dhuha adalah valid.
Tabel 1.2 Rangkuman Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Spiritual
No. r hitung r tabel r tabel Keterangan
1. 0,75125 0,306 0,235 Valid
2. 0,56628 0,306 0,235 Valid
3. 0,66253 0,306 0,235 Valid
4. 0,70697 0,306 0,235 Valid
5. 0,76254 0,306 0,235 Valid
6. 0,64381 0,306 0,235 Valid
7. 0,56894 0,306 0,235 Valid
8. 0,68579 0,306 0,235 Valid
9. 0,65198 0,306 0,235 Valid
10. 0,73405 0,306 0,235 Valid
Karena r hitung lebih besar dari r tabel (r hit > r tab), maka dapat
disimpulkan instrumen kecerdasan spiritual adalah valid.
b. Reliabilitas
Dalam menghitung reliabilitas, ada bermacam teknik penelitian dan pada
penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik belah dua, yaitu tehnik belah ganjil
genap.
40
Reliabilitas menunjukkan pada ketetapan atau konsisten hasil pengukuran
yang diperoleh dari kelompok individu dalam waktu berbeda dengan alat ukur
yang sama.
Sedangkan yang dinamakan instrumen yang reliabel menurut Sugiyono
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik21
.
Untuk mengetahui reliabel tidaknya instrumen dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan tehnik Spearman Brown atau teknik belah dua. Adapun
rumusnya dalam Suharsimi Arikunto yaitu :
r11 = 2. r ½½
(1 r ½½)
Dengan keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
r ½ ½ : r x y yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen.
Adapun untuk pengujian reliabilitas instrumen secara empiris yang telah
penulis uji cobakan terhadap 72 responden memberikan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.3. Rangkuman hasil uji coba reliabilitas instrumen implementasi shalat
dhuha
∑x ∑y ∑x2
∑y2
∑xy rxy R11
812 861 9520 10573 9940 0,725521723 0,840930269
Keterangan :
r tabel 5 % = 0,235
r tabel 1 % = 0,306
Tabel 1.4. Rangkuman hasil uji coba reliabilitas instrumen Kecerdasan Spiritual
∑x ∑y ∑x2
∑y2
∑xy rxy R11
824 865 9794 10751 10162 0,726547991 0,841619225
Keterangan :
r tabel 5 % = 0,235
r tabel 1 % = 0,306
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 154
41
Dari pengujian reliabilitas instrumen tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen Aplikasi shalat dhuha memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi pada
taraf 5 % dan 1 %. Begitu juta pada instrumen variabel kecerdasan spiritual.
E. Pengumpulan Data Penelitian
Data menurut Suharsimi arikunto adalah hasil pencatatan peneliti, baik
berupa fakta ataupun angka. Sedang dari sumber SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0259/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah
segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu
informasi22
.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah
metode Kuesioner atau Angket. Menurut Suharsimi Arikunto angket adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.23
Instrumen yang digunakan untuk metode angket ini adalah berbentuk
kuesioner (serangkaian pertanyaan) atau angket. Dan bentuk angket yang
digunakan adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya,
sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban atau alternatif yang sudah
disediakan atau yang bersifat pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, yaitu
selalu, sering, kadang-kadang, dan pernah.
F. Analisis Data Penelitian
Setelah data terkumpul melalui teknik pengumpulan data kuesioner atau
angket, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data yang telah terkumpul.
Setelah data terkumpul, maka langkah-langkah selanjutnya adalah
sebagai berikut ;
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002 hal. 96 23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 128
42
a. Editing
Yaitu memeriksa atau meneliti data atau catatan yang ada kemudian
disempurnakan apabila ada kekurangan atau yang lain sesuai dengan kondisi
yang ada
b. Skoring
Yaitu memberi skor pada item-item yang perlu di beri skor.
c. Coding
Yaitu usaha untuk mengklasifikasikan menurut macamnya dengan memberi
tanda atau kode tertentu pada setiap jawaban.
d. Tabulating
Yaitu menghitung frekuensi yang terhitung dalam masing-masing kategori
dengan tujuan agar data dapat difahami.
e. Analisa data
Yaitu mengubah jenis data sesuai dengan teknik analisis data yang
digunakan.
Selanjutnya, karena dalam penelitian ini adalah jenis korelasional yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh antara dua variable maka dalam
penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment.24
Berdasarkan jenis data yang diajukan yaitu untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual MA Sunan
Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah, maka dalam penelitian
ini analisa data yang digunakan untuk menghitung data statistik adalah rumus
Product Moment dimana persamaan regresi sudah ada di dalamnya25
, rumus
tersebut adalah sebagai berikut :
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002, hal. 240. 25
Sugiyono, Metode Penelitian, 2008, hal. 255.
43
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrrxy
Korelasi antara variabel X dengan Y
Keterangan :
rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Jumlah responden
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X : Jumlah skor x
Y : Jumlah skor y
44
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan penelitian, tahap
berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap pembahasan. Ini adalah tahap
dimana data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil
disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dipakai untuk menjawab persoalan-
persoalan yang diajukan dalam penelitian. Oleh karena itu disini imajinasi dan
kreatifitas si peneliti diuji secara sungguh-sungguh.
A. Diskripsi Data
Setelah data mentah terkumpul maka perlu di deskripsikan sehingga akan
memudahkan pemehaman pembaca. Menurut Sugiyono bahwa pendeskripsian
data dapat dilakukan melalui penyajian data seperti dengan tabel biasa, tabel
distribusi frekuensi dengan grafik garis-garis maupun batang, dengan diagram
lingkaran, dengan pictogram dan lain-lain.1
Didalam proses pengumpulan data implementasi shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa
Tengah menggunakan angket yang disebarkan kepada 72 responden sebagai
subyek penelitian.
Sebagaimana pada Bab III, maka dapat diketahui bahwa jumlah item
untuk instrumen implementasi shalat dhuha berjumlah 10 item, jumlah item untuk
instrumen kecerdasan spiritual ada 10 item. Dengan demikian skor tertinggi yang
dapat dicapai untuk instrumen implementasi shalat dhuha adalah 40 dan skor
terendah adalah 10, skor tertinggi yang dicapai untuk instrumen kecerdasan
spiritual adalah 40 dan skor terendahnya adalah 10.
1. Implementasi Shalat Dhuha
1 Sugiono, Metodologi Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta. 2001), hal 123.
44
45
Dalam mengkatagorikan variabel implementasi shalat dhuha, penulis
menggunakan penghitungan dengan Norma Absolut Skala 5. Adapun langkah-
langkah penghitungan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mencari SM (Skor Maksimal Ideal)
Dengan menggunakan rumus :
SMI = Jumlah Item Soal x Bobot Nilai
SMI = 10 x 4
SMI = 40
b. Mencari MI (Mean Ideal)
MI = ½ x SMI
MI = ½ x 40
MI = 20
c. Mencari SDI
SDI = 1/3 x MI
SDI = 1/3 x 20
SDI = 6.66
d. Pola Konversi
…………………………………………………dengan nilai A
20 + ( 1.5 x 6.66 ) = 20 + 9.99 = 29.99 dengan nilai B
20 + ( 0.5 x 6.66 ) = 20 + 3.33 = 23.33 dengan nilai C
20 - ( 1.5 x 6.66 ) = 20 - 9.99 = 16.67 dengan nilai D
20 - ( 0.5 x 6.66 ) = 20 - 3.33 = 10.01 dengan nilai E
Keterangan
Skor 29.99 - 40 = A
Skor 23.33 - 29.98 = B
Skor 16.67 - 23.32 = C
Skor 10.01 - 16.66 = D
Dalam menghitung analisa persentasi, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Rumus P = ___F__X 100%
N
Keterangan :
F : Frekuensi yang di cari presentasinya
N : Banyaknya Responden
46
P : Angka persentasi2
Sehingga penjabarannya sebagai berikut :
Tabel 2.1. Data Persentasi instrumen variabel Implementasi Shalat Dhuha
2. Kecerdasan Spiritual
Dalam mengkatagorikan variabel kecerdasan spiritual, penulis
menggunakan penghitungan dengan Norma Absolut Skala 5. Adapun langkah-
langkah penghitungan tersebut adalah sebagai berikut :
e. Mencari SM (Skor Maksimal Ideal)
Dengan menggunakan rumus :
SMI = Jumlah Item Soal x Bobot Nilai
SMI = 10 x 4
SMI = 40
f. Mencari MI (Mean Ideal)
MI = ½ x SMI
MI = ½ x 40
MI = 20
g. Mencari SDI
SDI = 1/3 x MI
SDI = 1/3 x 20
SDI = 6.66
h. Pola Konversi
…………………………………………………dengan nilai A
20 + ( 1.5 x 6.66 ) = 20 + 9.99 = 29.99 dengan nilai B
20 + ( 0.5 x 6.66 ) = 20 + 3.33 = 23.33 dengan nilai C
20 - ( 1.5 x 6.66 ) = 20 - 9.99 = 16.67 dengan nilai D
20 - ( 0.5 x 6.66 ) = 20 - 3.33 = 10.01 dengan nilai E
2 Anas Sudjono, 1995 hal 40
Kategori Frekuensi Persentasi kategori
29.99 – 40 0 0 % Baik Sekali
23.33 – 29.98 38 52.77 % Cukup Baik
16.67 – 23.32 29 40.27 % Baik
10.01 – 16.66 5 6.94 % Kurang Baik
Jumlah 72 100 %
47
Keterangan
Skor 29.99 - 40 = A
Skor 23.33 - 29.98 = B
Skor 16.67 - 23.32 = C
Skor 10.01 - 16.66 = D
Dengan demikian dapat dibuat tabel sebagaimana berikut :
Tabel 2.2. Data Prosentase instrumen variabel Kecerdasan Spiritual
Setelah diadakan pengklasifikasian dan pengkategorian dari tabel diatas,
dapat disimpulkan bahwa 52.77 % implementasi shalat dhuha adalah cukup baik,
40,27% adalah baik dan 6.94% adalah kurang baik. Dalam pengklasifikasian dan
pengkategorian pada tabel kecerdasan spiritual, dapat disimpulkan bahwa 68.06%
adalah cukup baik, 27,77% adalah baik dan 4.16% adalah kurang baik.
B. Pengujian Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono adalah salah satu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.3 Agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan
jawabannya menjadi lebih jelas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :“Ada
pengaruh posistif implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa
MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri”. Yang artinya semakin
baik implementasi shalat dhuha maka kecerdasan spiritual akan semakin
meningkat.
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, CV. Alfabeta, 2008) hal. 96
Kategori Frekuensi Prosentase kategori
29.99 – 40 0 0 % Baik Sekali
23.33 – 29.98 49 68,06 % Cukup Baik
16.67 – 23.32 20 27,77 % Baik
10.01 - 16.66 3 4.16 % Kurang Baik
Jumlah 72 100 %
48
Didalam penelitian ini rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi shalat dhuha siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri ?
2. Bagaimana kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri ?
3. Adakah pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual
siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri ?
Hal ini secara teoritik sudah dijawab pada hipotesis mayor, yakni :
“Terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan mengikuti implementasi
shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual dan kepribadian siswa MA Sunan
Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri”.
Dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol berdasarkan pendapat
Emory yaitu : “The hypothesis is used for testing. It is a statement that no
difference exists between the parameter and the statistic being compared”. Jadi
hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parementer dengan
statistic data (data Sample). Sedangkan lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis
alternatif yang menyatakan ada perbedaan antara paremeter dan statistik.
Hipotesis nol diberi notasi Ho dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha.4
Guna membuktikan kebenaran hipotesis tersebut maka diadakan analisis
terhadap data-data yang diperoleh. Data pengujian hipotesis hipotesis ini, rumus
yang digunakan adalah Product Moment.
1. Pengujian hipotesis (rxy)
Hipotesis berbunyi : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual siswa MA Sunan
Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri”.
Data yang dikorelasikan adalah data variabel implementasi shalat dhuha
(X) dan data variabel kecerdasan spiritual (Y). (lihat Lampiran). Data kedua
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta. 2008), hal 224.
49
variabel tersebut selanjutnya dikorelasikan dengan rumus rxy. Hasil perhitungan
diperoleh korelasi antara implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual
siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro sebesar 0,58513. untuk
mengetahui koefisien ini signifikan, maka perlu dikonsultasikan pada r tabel
dengan n 72, dan taraf kesalahan 5 % sehingga diperoleh r tabel = 0, 235. dengan
ketentuan bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka hipotesis Ha diterima dan Ho
ditolak. Sehingga dari perhitungan dinyatakan r hitung lebih besar dari r tbel
(0,58513 > 0,235). Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa Ha diterima dan Ho
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan
signifikan antara implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual siswa
MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
Adapun rangkuman perhitungan korelasi sederhananya adalah
sebagaimana berikut :
Tabel 2.3 Rangkuman hasil korelasi antara implementasi shalat dhuha
dengan kecerdasan spiritual (rxy)
r xy r tabel (1 %) r tabel (5%)
0,58513 0,306 0,235
2. Uji Regresi
Dalam analisis regresi ada tiga pokok yang harus dicari, yaitu garis
regresi, standart error of estimate dan koefisien korelasi
a. Garis Regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antara variabel-variabel
didalam penelitian ini garis regresinya adalah : X = 2,7775 + 0,4280
b. Standart error of estimate, yaitu harga yang mengukur pemencaran tiap-tiap
titik (data) terhadap garis regresinya, atau merupakan stamdart dari harga-
harga dependen (X) terhadap garis regresinya. Adapun standart error of
estimate disini adalah 2,8579
c. Koefisien korelasi yaitu angka yang menyatakan eratnya hubungan –
hubungan antara variabel. Pada uji regresi disini, koefisien korelasinya adalah
0,6713. jika dilihat pada r tabel untuk taraf signifikan 5% yaitu 0,235 dan
untuk taraf signifikan 1% yaitu 0,306, maka berarti koefisien korelasi lebih
50
besar dari pada taraf signifikannya 5% atau 1% yang berarti pula telah terbukti
bahwa ada korelasi antara variabel implementasi shalat Dhuha dengan variabel
kecerdasan spiritual siswa.
Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang berbunyi bahwa
implementasi shalat dhuha berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual siswa MA
Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri, dapat dilihat dari persamaan
regresi sebagai berikut :
X^ = 2,7775 + 0,4280 Y
Dimana :
X^ = Ramalan Implementasi Shalat Dhuha
2,7775 = Bilangan Konstant
0,4280 Y = Nilai dari Kecerdasan Spiritual
Dengan pengertian, setiap penambahan Y, maka akan menambah
nilai sebesar 0,4280 satuan Y terhadap nilai X, dimana Y konstant
2,7775.
C. Hasil Temuan
Didalam skripsi ini terdapat tiga rumusan masalah sehingga pada
pembahasan ini ditemukan 2 temuan, yaitu : pertama, hasil analisis pengaruh
antara Implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan spiritual Siswa MA Sunan
Gunung Jati Gesing Kismatoro Wonogiri Jawa Tengah, kedua, pengaruh ada
tidaknya Implementasi Shalat Dhuha terhadap kecerdasan Spriritual Siswa MA
Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Jawa Tengah.
Temuan pertama dapat disajikan sebagai berikut hasil perhitungan yang
diperoleh dari pengaruh antara Implementasi shalat dhuha dengan kecerdasan
Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing KismantoroWonogiri adalah
sebesar 0,58513. untuk mengetahui koofesien ini signifikan, maka perlu dilihat
pada tabel r tabel. Dengan n 72, dengan taraf kesalahan 5 % maka diperoleh r
tabel = 0,235, ternyata nilai r hitung lebih besar dari r tabel dengan nilai (0,58513
> 0,235). Dengan demikian dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak.
51
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara Implementasi Shalat Dhuha dengan kecerdasan spiritual Siswa MA Sunan
Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.
Temuan kedua dapat disajikan sebagai berikut: hasil perhitungan yang
diperoleh dari pengaruh ada tidaknya Implementasi Shalat Dhuha terhadap
kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri
adalah adalah sebesar ; 0,6713287, hubungan ini secara kualitatif dapat
dinyatakan sangat kuat dan besarnya lebih dari korelasi sederhana antara X
dengan Y, korelasi sebesar 0,6713287 berlaku untuk semua subyek penelitian.
Adapun persamaan regresinya adalah X^ = 2,7775 + 0,4280 (Y) dengan
pengertian setiap penambahan Y, maka akan menambah nilai sebesar 0,4280
satuan Y terhadap X, dimana Y konstan akan tetap sebesar (2,7775). Jadi, setiap
ada penambahan pada kecerdasan spiritual, maka akan menambah nilai sebesar
0,4280 (Y). Implementasi shalat Dhuha, dimana kecerdasan spiritual dalam
keadaan konstan atau tetap (2,7775).
Hal tersebut dapat dipahami, dikarenakan proses implementasi shalat
dhuha adalah siswa bersifat aktif pada suatu kegiatan shalat jamaah dhuha yang
dilakukan secara teratur dan disiplin pada lembaga pendidikan tersebut, sehingga
anak didik (siswa) yang melaksanakan hal itu, akan menganggap bahwa program
kegiatan shalat dhuha bukan lagi dianggap sebagai suatu kewajiban yang menjadi
beban padanya tetapi sudah merupakan kebutuhan primer yang sudah tertanam
dalam kepribadiannya.
Dengan pengimplementasian program shalat dhuha diharapkan dapat
membantu menumbuhkan kecerdasan spiritual siswa sehigga dalam kegiatan
sehari-harinya, siswa selalu merasakan bahwa semua yang mereka kerjakan
adalah proses ibadah kepada Sang Khaliq, dan dari sini, dalam jiwanya akan
tumbuh rasa keikhlasan ketika melakukan sesuatu pekerjaan.
52
Sehingga dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin
aktif siswa melaksanakan shalat dhuha, maka semakin tinggi kecerdasan
spiritualnya.
Namun sebagaimana kategori (distribusi frekuensi) dalam data penelitian
ini, implementasi shalat dhuha yang dilakukan siswa adalah tinggi, untuk
kecerdasan spiritual adalah baik. Adapun variabel implementasi shalat dhuha
dalam kategori tinggi dikarenakan dalam pengambilan dari subyek penelitian
diperoleh persentasi sebesar 52.77% dengan kategori cukup baik dan 40.27%
dengan kategori baik serta 6.94% dengan kategori kurang baik.
Hasil analisis observasi penulis dari pembahasan diatas adalah bahwa dari
semua siswa ternyata baru 52.77% dan 40.27% siswa yang berpartisipasi dalam
mengikuti program kegiatan shalat dhuha, sehingga perlu peningkatan sedikit
sebesar 6.94% .
Dengan penjelasan persentasi diatas, maka hipotesis deskriptif dalam
penelitian ini dengan berdasarkan pada pembahasan tersebut adalah terdapat
korelasi yang positif dan signifikan antara Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha
terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro
Wonogiri.
5322 54
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang berjudul “Pengaruh
Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual MA Sunan Gunung
Jati Gesing Kismantoro Wonogiri Tahun 2011”, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Implementasi shalat dhuha siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro
Wonogiri, adalah dikatagorikan baik, sebagaimana ditunjukkan dari data
distribusi frekuensi menunjukkan bahwa dari sejumlah 72 siswa diperoleh
persentasi sebesar 52,77% dan 40.27% siswa berpartisipasi mengikuti
program kegiatan shalat dhuha dengan katagori cukup baik, 6.94% siswa
kurang berpartisipasi dengan katagori kurang baik.
2. Kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro
Wonogiri, adalah dikatagorikan tinggi, sebagaimana ditunjukkan dari data
distribusi frekuensi menunjukkan bahwa dari sejumlah 72 siswa diperoleh
persentasi sebesar 68.06% siswa dengan katagori cukup baik, 27,77% siswa
dengan katagori baik, dan 4.16% siswa dengan katagori kurang baik.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan tentang implementasi shalat dhuha
terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kismantoro Wonogiri. Sebagaimana data yang diperoleh menunjukkan bahwa
hasil perhitungan korelasi antara variabel implementasi shalat dhuha dengan
variabel kecerdasan spiritual adalah sebesar 0,58513, di mana hasil
perhitungan ini dikonsultasikan dengan r tabel dengan n 72, dan taraf
kesalahan 5% sebesar 0.235, dengan ketentuan bila nilai r hitung lebih besar
dari nilai r tabel, maka hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak (0,58513 >
0,235).
53
5422 54
B. SARAN-SARAN
Setelah pembahasan tentang kesimpulan sebagaimana tersebut diatas maka
tidaklah berlebihan kiranya apabila peneliti memberikan saran-saran yang
berkenaan dengan penelitian, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi lembaga pendidikan diharapkan untuk selalu mengembangkan serta
meningkatkan inovatifnya tersebut dan terus melaksanakan program kegiatan
shalat dhuha sehingga akan dapat menanamkan pada diri anak-anak didiknya
pengetahuan yang tidak hanya dalam otaknya saja tetapi dalam
kepribadiannya dan kecerdasan beragama.
2. Bagi dewan guru MA Sunan Gunung Jati Gesing Kisamantoro Wonogiri
hendaknya ikut serta dalam membina dan membimbing serta dapat menjadi
contoh tauladan bagi anak-anak didiknya.
3. Bagi anak didik hendaknya selalu menambah keaktifannya dalam
melaksanakan shalat dhuha untuk selalu berpartisipasi mensukseskan program
sekolah demi berjalannya proses belajar-mengajar dan tercapainya tujuan
pendidikan.
4. Bagi lembaga pendidikan lain/instansi-instansi lain hendaknya berusaha untuk
meniru dan mengikuti program shalat dhuha di kalangan lembaganya sehingga
dapat tercipta kebersamaan dalam mewujudkan sebuah generasi yang
berkualitas.
C. PENUTUP
Dengan mengucap syukur alhamdulillah, penulisan skripsi ini telah selesai
dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat dan maslahat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca. Amin.
55
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdillah, Ubaid Ibnu. Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat
Hajat, Shalat Istikharah, Shalat Dhuha. Surabaya: Pustaka Media. Tth.
Adler, Alfred, Understanding Human Nature, New York : Greenberg Publisers,
Inc. 1927.
Agustian, Ari Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual ESQ:Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan Enam Rukun
Iman dan Lima Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada. 2001.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. 2002.
Abu Abdillah, Syekh Syamsidin . Surabaya, Al-Hidayah. 1996.
Basyarahil, Salim. Abdul Aziz, Shalat, Hikmah, Falsafah dan Urgrensinya.
Jakarta: Gema Insani Press. 1996.
Bin H. Muhammad Shabari, Abdul Manan. Rahasia Shalat Sunnat: Bimbingan
Lengkap dan Praktis. Bandung: Pustaka Hidayah. 2002.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pn. Balai Pustaka. 1990.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ictiar Baru van
Hoeve. 1996.
Goleman, Daniel, Working with Emotional Intellgence. New York : Bantan
Books. 1999.
Mitroff, Ian I, Elizabeth A Denton, A Spiritual Audit of Corporte America, A
Hard Look at Spirituality, Religion and Values in the Workplace.
Sanfrancisco : Jossry-Bass Publishers. 1999.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. tt.
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Al-Thibb Al-Nabawy. Beirut : Dar Al Maktabah Al
Hayat, 1985.
Imam Khoneini. Al Adab Al Ma’nawiyah Li Ash-Shalah, Damaskus : Thalas Li
Ad-Dirasat wa At-Tarjanah wa An-Nasyr. 1984.
56
M. Arifin. Filsafat Penddidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1996.
M. Subana. Dasar-dasar Penelitian Ilmiyah. Bandung: Pustaka Setia. 2001.
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif . Al-Qur’an dan
Terjemahan. Madinah Munawwaroh. KSA. 2005.
M. Utsmani Najati. Belajar EQ dan SQ Dari Sunnah Nabi. Jakarta: Hikmah.
2003.
Najati, M. Ustman. Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an. Jakarta: Cendekia
Sentra Muslim. 1993.
Nirmala. Cara Efektif Membangkitkan Kecerdasan Spiritual. Resensi buku Edisi
Ramadhan. 2006.
Pierce, Gregory F Augustine, Spirituality at Work : 10 Ways to Balance Your Life
on the Job. Chicago : ACTA Publication. 2001.
Salman dan Sudarsono. Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum. Jakarta:
Rineka Cipta. 1994.
S. C. Utami Munandar. (Ed.) Bunga Rampai Psikologi Pekembangan Pribadi.
Jakarta: Penerbit Uneversitas Indonesia (UI. Press). 2001.
Soegerda Poerbakawatdja dan A. H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta:
Gunung Agung. 1981.
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Bulughul Maram.
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim.
Subandi, Seminar Setengah Hari : Menyoal Kecerdasan Spiritual. (Yogyakarta,6
Juni 2001), dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_intelligence
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kiantitatif, Kialitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2008.
………... Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 1994.
………... Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2001.
……….. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ:Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5
Rukun Islam. Jakarta: Arga . 2007.
57
Sukidi. New Age. Wisata Spiritual Lintas Agama. Jakarta, PT Gramedia Pusraka
Utama. 2001.
Suharsono. Melejitkan IQ, IE dan IS. Jakarta: Inisiasi Press. 2004.
Surabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2000.
Zohar, Danah dan Ian Marshall. Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam
Berpikir Integralitas dan Holistic Untuk Memaknai Kehidupan. <Terj>
Rohmani Astuti, dkk. Bandung: Mizan Media Utama. 2001.
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA TERHADAP KECERDASAN
SPIRITUAL SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI
GESING KISMANTORO WONOGIRI
Nama : …………………………………
Kelas : …………………………………
PETUNJUK PENGISIAN
▪ Isilah identitas anda pada tempat yang telah disediakan.
▪ Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling sesui
dengan pribadi anda!.
▪ Jawaban anda pada angket penelitian ini tidak mempengaruhi nilai raport anda.
▪ Jawaban anda terjamin kerahasiaannya.
VARIABEL IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA
1. Apakah anda mengerjakan shalat dhuha atas kemauan sendiri?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah anda mengikuti kegiatan shalat dhuha di sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah anda merasa bosan ketika melaksanakan shalat dhuha?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah anda melaksanakan sholat dhuha dengan berjamaah di lingkungan
sekolah anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Apakah anda berdoa sendiri memohon ditambahkan ilmu pengetahuan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah sholat dhuha menambah kegundahan hati anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Apakah sholat dhuha dapat menenangkan perasaan hati anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah anda merasa termotivasi /terdorong untuk belajar lebih baik sesudah
melaksanakan sholat dhuha?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Apakah sholat dhuha dapat membangkitkan harapan untuk mencapai cita-cita
anda dalam menuntut ilmu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah dalam mengikuti jamaah sholat dhuha, anda menunggu perintah/ teguran
dari guru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
ANGKET UNTUK VARIABEL KECERDASAN SPIRITUAL SISWA
1. Apakah anda mempunyai perasaan ingin menjadi juara di kelas anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah anda merasa gundah/tidak tenang dalam mengikuti semua pelajaran
setiap hari?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah anda mempunyai keyakinan bahwa Allah akan selalu menolong anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah anda yakin akan diberikan oleh Allah kemudahan dalam menuntut ilmu
di sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Apakah anda lupa bahwa anda selalu diawasi oleh Allah ketika ingin berbuat
keburukan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah anda mendambakan perasaan kasih sayang dari teman-teman atau guru-
guru anda ketika di sekolah?
a. Selalu b. Seriang c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Dalam belajar/ menuntut ilmu, apakah anda selalu berniat ingin mendapatkan
pujian dan penghargaan dari teman-teman dan guru-guru anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Pernahkah anda berkeinginan mempunyai sebuah kreatifitas yang membuat anda
lebih maju daripada teman-teman anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Apakah dalam melaksanakan suatu pekerjaan anda bekerja sendiri?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah anda takut keinginan anda untuk berbuat sesuatu diketahui teman atau
guru anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
DATA SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI
GESING KISMANTORO WONOGIRI
TAHUN 2010-2011
NO NAMA SISWA KELAS KETERANGAN
01 A. MUSTAQIM X
02 ALI DARUL M X
03 ALI NUR HAKIM X
04 ARIF SYAIFUDIN X
05 DADYO SANTOSO X
06 DEVINTA EKA W X
07 DEWI APRI ANJANI X
08 A. SYARIFUL BURHAN X
09 FITRIAH NUR HASANAH X
10 WIRATNO X
11 KHUSNUL KHOTIMAH X
12 YULIANINGSIH X
13 MUH. MA'RUF X
14 M. SYAIFUL M X
15 NIA NATALIA X
16 RIDWAN K. X
17 RIKA PA. X
18 RIZAL NADI MD X
19 SAYYID ABDULLAH X
20 SITI JARIYAH X
21 SITI MUALIFAH X
22 AHMAD ZAINAL A XI
23 AISYAH XI
24 AMARUDIN XI
25 ARUM WINARTI XI
26 DEWI NURAINI XI
27 DEWI SRI R XI
28 DWI SUCI RIANTO XI
29 FAJAR DWI BASUKI XI
30 FATARINA NUR H. XI
31 FIKA NIATUL M. XI
32 HIDAYATUL M. XI
33 MARATUS S. XI
34 IBNU MUTOHAR XI
35 IHSANI KAMALIA XI
36 MARATUS S. XI
37 M. IMAM H. XI
38 M. TAUFIK XI
39 MUHTAROM XI
40 MUNADZIROH XI
41 NANA ZULFIANA XI
42 NINING LATIFAH XI
43 NURDIN XI
44 ROJIF MU'ALIM XI
45 SALISUL M. XI
46 SITI AMINAH XI
47 SITI LESTARI XI
48 SITI MARDIYAH XI
49 SITI NURJANAH XI
50 SOIM BAHRONI XI
51 SUMALI XI
52 UMAR ROSYID. XI
53 UMI QURMATUL U XI
54 YULIANA XI
55 YULIANTI XI
56 ANWAR RUDIN XII
57 CAHYANING RAHAYU XII
58 SUTRISNO XII
59 DONI HERMAWANTO XII
60 FENDI NURDIANSAH XII
61 RUDIANTO XII
62 NIA AMBARWATI XII
63 SITI MUFASIROH XII
64 SITI MUBAROKAH XII
65 SITI AMIROH XII
66 SITI AROFAH XII
67 SAROH XII
68 NUR AFIDIN XII
69 M. JA'FAR SHODIQ XII
70 M. FUAD HASANUDIN XII
71 M. ADIB IKHSANUDIN XII
72 SIPUR XII
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
No : In.06.3/D.1/TL.00/1226/2011 Semarang, 25 Februari 2011
Lamp. : 1(satu) Proposal
Hal : Mohon Izin Riset
A.n. : KHOIRUL ANWAR
NIM : 093111321
Kepada Yth.
Kepala MA Sunan Gunung Jati Gesing
Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri
di
Wonogiri
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama
KHOIRUL ANWAR NIM : 093111321 sangat membutuhkan data sehubungan
dengan penulisan skripsi yang berjudul; “PENGARUH APLIKASI SHOLAT
DHUHA TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA MA SUNAN
GUNUNG JATI, GESING – KISMANTORO - WONOGIRI TAHUN 2011”
dibawah bimbingan saudara Drs. H. Jasuri, M. SI.
Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk melaksanakan
penelitian di MA Sunan Gunung Jati – Gesing selama 60 hari.
Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
A. n. Dekan,
Pembantu Dekan I
Dr. H. Ruswan, MA.
NIP. 19680424 199303 1 004
Tembusan :
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
YAYASAN PONDOK PESANTREN SUNAN GUNUNG JATI
MADRASAH ALIYAH SUNAN GUNUNG JATI
Alamat : Gesing – Kismantoro – Wonogiri – Jawa Tengah 57696
HP. 08123421814/085229330755
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Nomor : 011/MA.SGJ/B.0791/V/2011
Kami atas nama Kepala Madrasah Aliyah Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro
Wonogiri, menerangkan bahwa yang beridentitas di bawah ini :
Nama : Khoirul Anwar
NIM : 093111321
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/PAI
Alamat Rumah : Terbis RT 03/01 Kecamatan Kismantoro
Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah 57696
Telah melaksanakan penelitian di MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri
guna penyusunan Skripsi yang berjudul :
PENGARUH IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA TERHADAP KECERDASAN
SPIRITUAL SISWA MA SUNAN GUNUNG JATI GESING KISMANTORO
WONOGIRI TAHUN 2011.
Dari tanggal : 25 Februari 2011
SampaI tanggal : 25 April 2011
Demikian surat ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kismantoro, 5 Mei 2011
Kepala Madrasah
Supriyadi, S.Ag, M.SI.
NIP.196809071993031006
YAYASAN PONDOK PESANTREN SUNAN GUNUNG JATI
MADRASAH ALIYAH SUNAN GUNUNG JATI
Alamat : Gesing – Kismantoro – Wonogiri – Jawa Tengah 57696
HP. 08123421814/085229330755
TATA TERTIB SISWA-SISWI MA SUNAN GUNUNG JATI
GESING KISMANTORO WONOGIRI
1. Siswa/Siswi wajib mengikuti semua pelajaran dan kegiatan yang ditentukan sekolah.
2. Siswa/Siswi wajib mengikuti shalat jamaah shalat sunah dhuha.
3. Siswa/Siswi harus hadir di sekolah 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai.
4. Siswa/Siswi yang datang terlambat harus melapor ke kantor.
5. Siswa/Siswi tidak boleh meninggalkan jam pelajaran tanpa izin.
6. Siswa/Siswi harus memakai seragam sesuai peraturan yang ditetapkan sekolah.
7. Siswa/Siswi harus memakai seragam dengan sopan dan rapi.
8. Siswa/Siswi tidak boleh membawa perhiasan ke sekolah.
9. Siswa/Siswi tidak boleh membawa HP ke dalam kelas.
10. Siswa/Siswi tidak boleh merokok, minum-minuman keras dan membawa obat-obatan
terlarang.
11. Siswa/Siswi tidak boleh membawa senjata dalam bentuk apapun ke sekolah.
12. Siswa/Siswi harus menghormati bapak ibu guru.
13. Siswa/Siswi harus sesama siswa.
14. Siswa/Siswi wajib menjunjung tinggi nama baik almamater sekolah.
15. Siswa/Siswi wajib ikut menjaga kebersihan, ketertiban, keindahan dan keamanan
sekolah.
16. Siswa/Siswi harus ikut memperlancar Proses Belajar Mengajar.
17. Siswa/Siswi harus mentaati semua peraturan sekolah.
Peringatan:
1. Apabila ditemukan Siswa/Siswi melanggar peraturan akan diberi sanksi.
2. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan
akan ditinjau kembali.
Kismantoro, 22 Juli 2009
Mengetahui,
Kepala Madrasah
Supriyadi, S.Ag, M.SI.
NIP.196809071993031006
DATA TRY OUT IMPLEMENTASI SHOLAT DHUHA
NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Y
1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
5 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
6 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
7 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12
8 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23
9 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 21
10 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 22
11 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
12 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 19
13 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 23
14 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
15 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
16 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 25
17 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 19
18 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19
19 1 1 1 1 3 2 2 2 1 3 17
20 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27
21 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 18
22 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 26
23 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
24 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
25 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 23
26 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
27 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
28 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 25
29 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
30 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
32 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
34 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
35 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
36 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12
37 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23
38 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 21
39 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 22
40 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
41 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 19
42 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 23
43 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
44 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
45 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 18
46 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 26
47 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
48 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
49 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 23
50 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
51 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
52 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 25
53 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
54 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
56 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
57 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
58 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
59 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
60 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
62 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
63 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
64 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
65 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
66 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12
67 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23
68 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 21
69 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 22
70 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
71 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 19
72 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 27
JML 167 175 155 162 162 174 162 165 166 185 1673
............................................................... CORRELATION MATRIX ...........................................................
HEADER DATA FOR : C: IMA-1 LABEL : NUMBER OF CASES : 72 NUMBER OF VARIABLES: II .................................................................................................................................................................. X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X1 1.00000 X2 .42878 1.00000 X3 .50349 .32347 1.00000 X4 .45541 .41019 .66559 1.00000 X5 .56862 .32716 .21012 .31804 1.00000 X6 .47045 .05325 .38397 .38665 .24120 1.00000 X7 .41824 .45453 .33863 .44186 .48543 .07733 1.00000 X8 .34893 .03245 .49188 .38179 .40262 .44286 .16870 1.00000 X9 .28484 .32082 .47757 .55875 .30565 .09083 .37995 .19057 X10 .16686 .21708 .24528 .45774 .45206 .32645 .45774 .39152 Y .73094 .54383 .70167 .76603 .70121 .52579 .64893 .61618 X9 X9 1.00000 X10 .30578 Y .59274 CRITICAL VALUE (1-TAIL, .5) = + 0r .19551 CRITICAL VALUE (2-tail, .5) = + 0r .23172 N = 72
..................................................................................................................................................................
DATA TRY OUT KECERDASAN SPIRITUAL NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Y
1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 20
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 15
5 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
6 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 21
7 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12
8 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 25
9 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 27
10 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 27
11 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 18
12 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 27
13 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 24
14 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 29
15 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
16 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 26
17 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 25
18 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17
19 1 1 1 1 3 2 2 2 1 3 15
20 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27
21 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 18
22 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 26
23 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
24 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
25 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 23
26 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
27 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
28 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 25
29 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
30 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
32 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
34 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
35 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
36 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12
37 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23
38 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 21
39 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 22
40 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
41 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 19
42 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 23
43 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
44 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
45 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 18
46 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 26
47 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
48 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
49 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 23
50 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
51 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
52 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 25
53 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
54 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
56 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
57 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
58 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
59 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
60 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
62 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
63 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
64 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 18
65 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 17
66 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 27
67 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 26
68 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 25
69 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 24
70 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28
71 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 27
72 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 22
JML 167 172 161 167 170 174 162 168 164 184 1689
.................................................................. CORRELATION MATRIX ......................................................
HEADER DATA FOR : C: IMA-2 LABEL : NUMBER OF CASES : 72 NUMBER OF VARIABLES: 11 .................................................................................................................................................................. X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X1 1.00000 X2 .31547 1.00000 X3 .50894 .52058 1.00000 X4 .36684 .34454 .45329 1.00000 X5 .67926 .38456 .34553 .37266 1.00000 X6 .46352 .22885 .38365 .48424 .35352 1.00000 X7 .42667 .42395 .22436 .38415 .48687 .11679 1.00000 X8 .44793 .18188 .55786 .42303 .50002 .44562 .20966 1.00000 X9 .36461 .32069 .32373 .52475 .44791 .41257 .38214 .18324 X10 .42015 .41222 .33858 .47683 .51631 .44358 .30077 .51723 Y .75125 .56628 .66253 .70697 .76254 .64381 .56894 .66579 X9 X10 Y X9 1.00000 X10 .30578 1.00000 Y .59274 .73465 1.00000 CRITICAL VALUE (1-TAIL, .5) = + 0r .19551 CRITICAL VALUE (2-tail, .5) = + 0r .23172 N = 72 ..................................................................................................................................................................
DATA TRI OUT IMLEMENTAS SHALAT DHUHA BELAH DUA (GANJIL)
DATA TRI OUT IMLEMENTAS SHALAT DHUHA BELAH DUA (GENAP)
NO X1 X3 X5 X7 X9 X
X2 X4 X6 X7 X8 X10 Y
1 3 2 3 2 2 12
1 2 3 3 3 3 13
2 2 2 2 2 2 10
2 2 2 2 2 2 10
3 3 3 2 2 3 13
3 2 3 3 3 3 13
4 2 2 2 2 2 10
4 2 2 2 2 2 10
5 2 3 2 2 3 13
5 3 3 3 2 2 13
6 3 3 2 3 3 14
6 3 3 3 2 2 13
7 1 2 1 1 1 5
7 1 1 1 2 2 7
8 3 3 2 2 3 12
8 2 2 2 2 2 11
9 3 2 2 2 1 10
9 2 2 2 3 3 11
10 2 3 2 2 2 11
10 2 2 2 2 2 11
11 3 3 2 3 3 12
11 2 3 3 3 3 15
12 1 2 1 2 2 8
12 2 3 3 2 2 11
13 2 2 2 2 2 10
13 2 3 3 3 3 13
14 3 3 3 3 2 13
14 2 3 3 2 2 13
15 3 2 3 3 3 15
15 3 3 3 3 3 14
16 2 3 3 3 1 11
16 2 3 3 3 3 14
17 2 2 2 2 1 9
17 3 1 1 2 2 10
18 2 2 2 2 1 9
18 2 2 2 2 2 10
19 1 1 1 1 3 8
19 1 3 3 2 2 8
20 2 3 3 3 3 13
20 3 3 3 2 2 14
21 1 2 1 2 2 9
21 3 2 2 2 2 9
22 2 3 3 3 2 11
22 2 3 3 3 3 10
23 3 2 3 3 3 15
23 3 2 2 3 3 13
24 2 2 2 2 2 10
24 2 3 3 2 2 12
25 3 3 3 2 2 13
25 3 2 2 2 2 10
26 2 2 2 2 2 10
26 2 3 3 2 2 12
27 2 2 3 3 2 12
27 3 3 3 3 3 14
28 2 3 2 3 2 11
28 3 3 3 3 3 14
29 3 3 3 2 3 14
29 3 3 3 3 3 14
30 3 2 2 2 3 12
30 2 3 3 3 3 13
31 2 2 2 2 2 10
31 2 2 2 2 2 10
32 3 3 2 2 3 13
32 2 3 3 3 3 13
33 2 2 2 2 2 10
33 2 2 2 2 2 10
34 2 3 2 2 3 13
34 3 3 3 2 2 13
35 3 3 2 3 3 14
35 3 3 3 2 2 13
36 1 2 1 1 1 5
36 1 1 1 2 2 7
37 3 3 2 2 3 12
37 2 2 2 2 2 11
38 3 2 2 2 1 10
38 2 2 2 3 3 11
39 2 3 2 2 2 11
39 2 2 2 2 2 11
40 3 3 2 3 3 12
40 2 3 3 3 3 15
41 1 2 2 2 1 8
41 2 3 3 2 2 11
42 2 2 2 2 2 10
42 2 3 3 3 3 13
43 3 3 3 3 2 13
43 2 3 3 2 2 13
44 3 2 3 3 3 15
44 3 3 3 3 3 14
45 1 2 1 2 2 9
45 3 2 2 2 2 9
46 2 3 3 3 2 11
46 2 3 3 3 3 15
47 3 2 3 3 3 15
47 3 2 2 3 3 13
48 2 2 2 2 2 10
48 2 3 3 2 2 12
49 3 3 3 2 2 13
49 3 2 2 2 2 10
50 2 2 2 2 2 10
50 2 3 3 2 2 12
51 2 2 3 3 2 12
51 3 3 3 3 3 14
52 2 3 2 3 2 11
52 3 3 3 3 3 14
53 3 3 3 2 3 14
53 3 3 3 3 3 14
54 3 2 2 2 3 12
54 2 3 3 3 3 13
55 2 2 2 2 2 10
55 2 2 2 2 2 10
56 3 3 2 2 3 13
56 2 3 3 3 3 13
57 2 2 2 2 2 10
57 2 2 2 2 2 10
58 2 3 2 2 3 13
58 3 3 3 2 2 13
59 3 3 2 3 3 14
59 3 3 3 2 2 13
60 3 2 2 2 3 12
60 2 3 3 3 3 13
61 2 2 2 2 2 10
61 2 2 2 2 2 10
62 3 3 2 2 3 13
62 2 3 3 3 3 13
63 2 2 2 2 2 10
63 2 2 2 2 2 10
64 2 3 2 2 3 13
64 3 3 3 2 2 13
65 3 3 2 3 3 14
65 3 3 3 2 2 13
66 1 2 1 1 1 5
66 1 1 1 2 2 7
67 3 3 2 2 3 12
67 2 2 2 2 2 11
68 3 2 2 2 1 10
68 2 2 2 3 3 11
69 2 3 2 2 2 11
69 2 2 2 2 2 11
70 3 3 2 3 3 12
70 2 3 3 3 3 15
71 1 2 2 2 1 8
71 2 3 3 2 2 11
72 3 2 3 3 3 14
72 3 2 2 3 3 13
JML 167 155 162 162 166 812
JML 175 162 174 165 185 861
PRODUC MOMENT DAN RELIABILITAS NO X Y X^2 Y^2 XY
1 12 13 144 169 156
n Exy – Ex Ey r = ------------------------------------------- xy V (nEx^2-(Ex)^2) . (nEy^2-(Ey)^2)
2 10 10 100 100 100 3 13 13 160 169 169 4 10 10 100 100 100
715680 – 699132 r = ------------------------------------------- xy1v 26096* 19935
5 13 13 169 169 169 6 14 13 196 169 182 7 5 7 25 49 35
16548 r = ------------------------------------------- xy1v 520223760
8 12 11 144 121 132 9 10 11 100 121 121 10 11 11 121 121 121
16548 r = ------------------------------------------- xy1 22808.41424
11 12 15 144 225 180 12 8 11 64 121 88 13 10 13 100 169 130
r = 0. 725521723 xy1 14 13 13 169 169 169
15 15 14 225 196 210
16 11 14 121 196 154
REALIBILITASNYA
17 9 10 81 100 90
2 * rxy r = ------------------------------------------- 11 1 + rxy
18 9 10 81 100 90 19 8 8 64 64 64 20 13 14 169 196 182
1.451043446 r = ------------------------------------------- 11 1.725521723
21 9 9 81 81 81 22 11 15 121 225 165 23 15 13 225 169 195
r = 0. 840930269 11 24 10 12 100 144 120
25 13 10 169 100 130
26 10 12 100 144 120
27 12 14 144 196 168
28 11 14 121 196 154
29 14 14 196 196 196
30 12 13 144 169 156
31 10 10 100 100 100
32 13 13 169 169 169
33 10 10 100 100 100
34 13 13 169 169 169
35 14 13 196 169 182
36 5 7 25 49 35
37 12 11 144 121 132
38 10 11 100 121 110
39 11 11 121 121 121
40 12 15 144 225 180
41 8 11 64 121 88
42 10 13 100 169 130
43 13 13 169 169 169
44 15 14 225 196 210
45 9 9 81 81 81
46 11 15 121 225 165
47 15 13 225 169 195
48 10 12 100 144 120
49 13 10 169 100 100
50 10 12 100 144 120
51 12 14 144 196 168
52 11 14 121 196 154
53 14 14 196 196 196
54 12 13 144 169 156
55 10 10 100 100 100
56 13 13 169 169 169
57 10 10 100 100 100
58 13 13 169 169 169
59 14 13 196 169 182
60 12 13 144 169 156
61 10 10 100 100 100
62 13 13 169 169 169
63 10 10 100 100 100
64 13 13 169 169 169
65 14 13 196 169 182
66 5 7 25 49 35
67 12 11 144 121 132
68 10 11 100 121 110
69 11 11 121 121 121
70 12 15 144 225 180
71 8 11 64 169 88
72 14 13 196 169 182
JML 812 861 9520 10573 9940
DATA TRI OUT KECERDASAN BELAH DUA (GANJIL)
DATA TRI OUT KECERDASAN BELAH DUA (GENAP)
NO X1 X3 X5 X7 X9 X
X2 X4 X6 X7 X8 X10 Y
1 3 2 3 2 2 12
1 2 3 3 3 3 13
2 2 2 2 2 2 13
2 2 2 2 2 2 14
3 3 3 2 2 3 10
3 2 3 3 3 3 10
4 1 1 2 2 2 7
4 2 2 2 2 2 8
5 2 3 2 2 3 13
5 3 3 3 2 2 13
6 3 3 2 3 3 14
6 3 3 3 2 2 10
7 1 2 1 1 1 5
7 1 1 1 2 2 7
8 3 3 2 2 3 12
8 2 2 2 2 2 14
9 3 2 2 2 1 10
9 2 2 2 3 3 14
10 2 3 2 2 2 11
10 2 2 2 2 2 13
11 3 3 2 3 3 12
11 2 3 3 3 3 15
12 1 2 1 2 2 8
12 2 3 3 2 2 11
13 2 2 2 2 2 10
13 2 3 3 3 3 13
14 3 3 3 3 2 13
14 2 3 3 2 2 13
15 3 2 3 3 3 15
15 3 3 3 3 3 14
16 2 3 3 3 1 11
16 2 3 3 3 3 14
17 2 2 2 2 1 9
17 3 1 1 2 2 10
18 2 2 2 2 1 9
18 2 2 2 2 2 10
19 1 1 1 1 3 8
19 1 3 3 2 2 8
20 2 3 3 3 3 13
20 3 3 3 2 2 14
21 1 2 1 2 2 9
21 3 2 2 2 2 9
22 2 3 3 3 2 11
22 2 3 3 3 3 10
23 3 2 3 3 3 15
23 3 2 2 3 3 13
24 2 2 2 2 2 10
24 2 3 3 2 2 12
25 3 3 3 2 2 13
25 3 2 2 2 2 10
26 2 2 2 2 2 10
26 2 3 3 2 2 12
27 2 2 3 3 2 12
27 3 3 3 3 3 14
28 2 3 2 3 2 11
28 3 3 3 3 3 14
29 3 3 3 2 3 14
29 3 3 3 3 3 14
30 3 2 2 2 3 12
30 2 3 3 3 3 13
31 2 2 2 2 2 10
31 2 2 2 2 2 10
32 3 3 2 2 3 13
32 2 3 3 3 3 13
33 2 2 2 2 2 10
33 2 2 2 2 2 10
34 2 3 2 2 3 13
34 3 3 3 2 2 13
35 3 3 2 3 3 14
35 3 3 3 2 2 13
36 1 2 1 1 1 5
36 1 1 1 2 2 7
37 3 3 2 2 3 12
37 2 2 2 2 2 11
38 3 2 2 2 1 10
38 2 2 2 3 3 11
39 2 3 2 2 2 11
39 2 2 2 2 2 11
40 3 3 2 3 3 12
40 2 3 3 3 3 15
41 1 2 2 2 1 8
41 2 3 3 2 2 11
42 2 2 2 2 2 10
42 2 3 3 3 3 13
43 3 3 3 3 2 13
43 2 3 3 2 2 13
44 3 2 3 3 3 15
44 3 3 3 3 3 14
45 1 2 1 2 2 9
45 3 2 2 2 2 9
46 2 3 3 3 2 11
46 2 3 3 3 3 15
47 3 2 3 3 3 15
47 3 2 2 3 3 13
48 2 2 2 2 2 10
48 2 3 3 2 2 12
49 3 3 3 2 2 13
49 3 2 2 2 2 10
50 2 2 2 2 2 10
50 2 3 3 2 2 12
51 2 2 3 3 2 12
51 3 3 3 3 3 14
52 2 3 2 3 2 11
52 3 3 3 3 3 14
53 3 3 3 2 3 14
53 3 3 3 3 3 14
54 3 2 2 2 3 12
54 2 3 3 3 3 13
55 2 2 2 2 2 10
55 2 2 2 2 2 10
56 3 3 2 2 3 13
56 2 3 3 3 3 13
57 2 2 2 2 2 10
57 2 2 2 2 2 10
58 2 3 2 2 3 13
58 3 3 3 2 2 13
59 3 3 2 3 3 14
59 3 3 3 2 2 13
60 3 2 2 2 3 12
60 2 3 3 3 3 13
61 2 2 2 2 2 10
61 2 2 2 2 2 10
62 3 3 2 2 3 13
62 2 3 3 3 3 13
63 2 2 2 2 2 10
63 2 2 2 2 2 10
64 2 3 2 2 3 13
64 3 3 3 2 2 13
65 3 3 2 3 3 14
65 3 3 3 2 2 13
66 3 2 3 2 3 13
66 2 3 3 3 3 14
67 3 3 2 2 3 13
67 2 2 2 2 2 13
68 3 2 2 2 1 13
68 2 2 2 3 3 12
69 2 3 2 2 2 11
69 2 2 2 2 2 13
70 3 3 2 3 3 13
70 2 3 3 3 3 15
71 1 2 2 2 1 14
71 2 3 3 2 2 13
72 3 2 3 3 3 10
72 3 2 2 3 3 12
JML 167 161 170 162 164 824
JML 172 167 174 168 184 865
DATA TRI OUT IMLEMENTASI SHALAT DHUHA BELAH DUA (GENAP)
NO X1 X3 X5 X7 X9
1 12 13 144 169 156 n Exy – Ex Ey r = ------------------------------------------- xy V (nEx^2-(Ex)^2) . (nEy^2-(Ey)^2)
2 10 10 100 100 100
3 13 13 160 169 169
4 10 10 100 100 100 731664 – 71876 r = ------------------------------------------- xy1v 26192* 25847
5 13 13 169 169 169
6 14 13 196 169 182
7 5 7 25 49 35 18904 r = ------------------------------------------- xy1v 676984624
8 12 11 144 121 132
9 10 11 100 121 121
10 11 11 121 121 121 18904 r = ------------------------------------------- xy1v 26018 . 92819
11 12 15 144 225 180
12 8 11 64 121 88
13 10 13 100 169 130 r = 0. 726547991 xy1v 14 13 13 169 169 169
15 15 14 225 196 210
16 11 14 121 196 154 PELIABILITASNYA
17 9 10 81 100 90 2 * rxy r = ------------------------------------------- 11 1 + rxy
18 9 10 81 100 90
19 8 8 64 64 64
20 13 14 169 196 182 1.453095982 r = ------------------------------------------- 11 1.726547991
21 9 9 81 81 81
22 11 15 121 225 165
23 15 13 225 169 195
r = 0. 841619225 11
24 10 12 100 144 120
25 13 10 169 100 130
26 10 12 100 144 120
27 12 14 144 196 168
28 11 14 121 196 154
29 14 14 196 196 196
30 12 13 144 169 156
31 10 10 100 100 100
32 13 13 169 169 169
33 10 10 100 100 100
34 13 13 169 169 169
35 14 13 196 169 182
36 5 7 25 49 35
37 12 11 144 121 132
38 10 11 100 121 110
39 11 11 121 121 121
40 12 15 144 225 180
41 8 11 64 121 88
42 10 13 100 169 130
43 13 13 169 169 169
44 15 14 225 196 210
45 9 9 81 81 81
46 11 15 121 225 165
47 15 13 225 169 195
48 10 12 100 144 120
49 13 10 169 100 100
50 10 12 100 144 120
51 12 14 144 196 168
52 11 14 121 196 154
53 14 14 196 196 196
54 12 13 144 169 156
55 10 10 100 100 100
56 13 13 169 169 169
57 10 10 100 100 100
58 13 13 169 169 169
59 14 13 196 169 182
60 12 13 144 169 156
61 10 10 100 100 100
62 13 13 169 169 169
63 10 10 100 100 100
64 13 13 169 169 169
65 14 13 196 169 182
66 5 7 25 49 35
67 12 11 144 121 132
68 10 11 100 121 110
69 11 11 121 121 121
70 12 15 144 225 180
71 14 13 196 169 182
72 10 12 100 144 120
JML 824 865 9794 10751 10162
DATA PENELITIAN IMPLEMENTASI SHOLAT DHUHA (X) NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Y
1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 27
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25
5 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
6 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
7 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 13
8 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23
9 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 24
10 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 22
11 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
12 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 23
13 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 26
14 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
15 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
16 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 15
17 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 16
18 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17
19 1 1 1 1 3 2 2 2 1 3 17
20 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27
21 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 19
22 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 26
23 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
24 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
25 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 22
26 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
27 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 23
28 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 23
29 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 27
30 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 17
32 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 21
33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25
34 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 28
35 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
36 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12
37 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23
38 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 21
39 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 22
40 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
41 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 19
42 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 23
43 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 26
44 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
45 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 19
46 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 26
47 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
48 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
49 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 23
50 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
51 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
52 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 25
53 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
54 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
56 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
57 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
58 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
59 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
60 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
62 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
63 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
64 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
65 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
66 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 26
67 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 24
68 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 21
69 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 23
70 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 28
71 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 21
72 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 25
JML 171 175 159 163 166 171 165 167 173 184 1694
DATA PENELITIAN KECERDASAN SPIRITUAL (Y) NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Y
1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 26
2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 15
5 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
6 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 23
7 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 23
8 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 25
9 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 27
10 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 27
11 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 26
12 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 27
13 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 25
14 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 29
15 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
16 2 3 3 3 1 3 3 2 2 3 26
17 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 25
18 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21
19 1 1 1 1 3 2 2 2 1 3 24
20 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 27
21 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 18
22 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 25
23 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
24 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 25
25 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 23
26 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 24
27 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
28 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 25
29 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
30 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 26
31 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23
32 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
34 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
35 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
36 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 12
37 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 23
38 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 21
39 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 22
40 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
41 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 19
42 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 26
43 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 27
44 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 26
45 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 20
46 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 26
47 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28
48 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
49 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 23
50 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22
51 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
52 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 25
53 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
54 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
55 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
56 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
57 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
58 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26
59 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
60 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25
61 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
62 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26
63 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
64 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 24
65 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 23
66 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 27
67 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 26
68 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 25
69 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 24
70 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 28
71 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 16
72 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 22
JML 174 179 169 171 175 178 161 181 177 189 1754
UJI KORELASI rxy NO X1 X3 X5 X7 X9
1 27 26 729 676 702 n Exy – Ex Ey r = ------------------------------------------- xy V (nEx^2-(Ex)^2) . (nEy^2-(Ey)^2)
2 26 28 676 784 728
3 26 26 676 676 676
4 25 15 625 225 375
5 226 26 676 676 676 3008736 – 2971276 r = ------------------------------------------- xy1v 73868* 55484
6 27 23 729 529 621
7 13 23 169 529 299
8 23 25 529 625 575
9 24 27 576 729 648 37460 r = -------------------------------------------- Xy1v 4098492112
10 22 27 484 729 594
11 27 26 729 676 702
12 23 27 529 729 621
13 26 25 676 625 650 37460 r = -------------------------------------------- xy1 64019 . 46666
14 26 29 676 841 754
15 29 29 841 841 841
16 15 26 225 676 390
17 16 25 256 625 400 r = 0 . 585134522 xy1
18 17 21 289 441 357
19 17 24 289 576 408
20 27 27 729 729 729
21 19 18 361 324 342
22 26 25 676 625 650
23 28 28 784 784 784
24 22 25 484 625 550
25 22 23 484 529 506
26 22 24 484 576 528
27 23 26 529 676 598
28 23 25 529 625 575
29 27 28 729 784 756
30 25 26 625 676 650
31 17 23 289 529 391
32 21 26 441 676 546
33 25 20 625 400 500
34 28 26 441 676 546
35 27 27 729 729 729
36 12 12 144 144 144
37 23 23 529 529 529
38 21 21 441 441 441
39 22 22 484 484 484
40 27 27 729 729 729
41 19 19 361 361 361
42 23 26 529 676 598
43 26 27 676 729 702
44 29 26 841 676 751
45 19 20 361 400 380
46 26 26 676 676 676
47 28 28 784 784 784
48 22 22 484 484 484
49 23 23 529 529 529
50 22 22 484 484 484
51 26 26 676 676 676
52 25 25 625 625 625
53 28 28 784 784 784
54 25 25 625 625 625
55 20 20 400 400 400
56 26 26 676 676 676
57 20 20 400 400 400
58 26 26 676 676 676
59 27 27 729 729 728
60 25 25 625 625 625
61 20 20 400 400 400
62 26 26 676 676 676
63 20 26 400 676 520
64 25 24 676 576 624
65 27 23 729 529 621
66 26 27 676 729 701
67 26 27 676 729 702
68 21 25 441 625 525
69 23 24 529 576 552
70 28 28 784 784 784
71 21 16 441 456 336
72 25 22 62 484 550
JML 1694 1754 40882 43500 41788
.................................................................... REGRESION ANALYSIS .........................................................................
HEADER DATA FOR : C: IMA-2 LABEL : NUMBER OF CASES : 72 NUMBER OF VARIABLES: 3 ......................................................................................................................................................................................
INDEX NAME MEAN STD.DEV 1 Y 24.3611 3.2945
DEP. VAR. : X 23.5278 3.8013 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DEPENDENT VARIABLE : X VAR REGRESION COEFFIENT STD.ERROR T(DF:69 PROB. PARTIAL r^2
Y .4280 .1228 3.485 .00086 1496 COTNSTAN 2.7775
STD. ERROR OF EST. = 2.8579 ADJUSTED R SQUARED = .4348
R SQUARED = .4507 MULTIPLE R = .6713
ANALYSYS OF VARIANCE TABLE SOURCE SUM OF SQUARES D.F. MEAN SQUARE F RATIO PROB. REGRESSION 462.3786 2 231.1893 28.306 1.056E-09 RESIDUAL 563.5659 69 8.1676 1025.9444 71
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Khoirul Anwar
2. Tempat & Tgl. Lahir : Boyolali, 07 Desember 1973
3. NIM : 093111321
4. Alamat Rumah : Dukuh Terbis, RT 03, RW 01, Desa Kismantoro
Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri,
Propinsi Jawa Tengah
HP : 082136369576 – 085747966915
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
a. Madrasah Ibtidaiyah Ringin Larik, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali,
tahun 1987.
b. Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringin Larik, Kecamatan Musuk,
Kabupaten Boyolali, tahun 1990.
c. Madrasah Aliyah I Surakarta, tahun 1993.
d. IAIN Walisongo Semarang, Diploma II tahun 2001
e. IAIN Walisongo Semarang, tahun 2011.
2. Pendidikan Non-Formal :
a. Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri
b. Pondok Pesantren Syarif Hidayatullah Tandon Pare Selogiri Wonogiri
Semarang, 07 Juni 2011
Khoirul Anwar
NIM : 093111321