pengaruh gaya kepemimpinan budaya organisasi dan...
TRANSCRIPT
-
i
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN BUDAYA
ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus PT. BRI Syariah Kantor Cabang Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
SYARIIF AHMAD
NIM 213-14-229
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki
adalah kekayaan hati
(HR. Bukhari dan Muslim)
-
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Allah SWT yang telah menciptakanku, memberikan karunia nikmat yang tak
terhingga, melindungi, membimbing dalam kehidupanku, serta Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikanku pengetahuan akan ajaran
Tuhanku.
Kedua orang tua (Bapak Zaenal dan Ibu Rodhiyatun muamanah) yang telah
membimbing, mendidik, mencurahkan segala usaha dan doanya dengan ikhlas
serta kasih sayang tanpa mengenal lelah dan bosan demi masa depan penulis.
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Untuk semua rekan-rekan seperjuangan S1 Perbankan Syariah angkatan 2014,
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik berupa saran maupun
masukan yang sangat membangun.
-
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Pengasih Lagi
Maha Penyayang yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpah kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun
umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam penyusunanskripsi
ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dalam menyusun
skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebagai penghargaan
atau peran dalam penyusunan skripsi ini kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
-
ix
4. Bapak H. Nur Huri Mustofa, M.SI. selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
5. Segenap dosen dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan untuk penulis selama ini.
6. Pimpinan BRI Syariah Kantor Cabang Semarang beserta staf yang telah
member izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi, serta
karyawan BRI Syariah Kantor Cabang Semarang yang telah berkenan
menjadi responden dalam penelitian ini.
7. Bapak, ibu, kakak, adik, dan keluarga terdekat atas dukungan dan doa
yang senantiasa dipanjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan di S1 Perbankan Syariah angkatan
2014 yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang turut
berpartisi pasi dalam penulisan skripsi ini.
Semarang, 1 Februari 2019
Penulis
Syariif Ahmad
NIM. 213-14-229
-
x
ABSTRAK
Ahmad, Syariif. 2019. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan
Motivasi terhadap Kinerja dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus pada Karyawan BRI Syariah Kantor Cabang
Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi
S1 Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: H. Nur Huri Mustofa, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Budaya Organisasi, dan Motivasi terhadap Kinerja dengan Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening.
Metode pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada
karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang Sampel yang diambil
sebanyak 59 responden dengan teknik sampel jenuh. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah path analysis. data yang diperoleh kemudian diolah
dengan menggunakan alat bantu SPSS 23.
Dari hasil uji yang dilakukan menunjukkan bahwa 1) Gaya Kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah
Kantor Cabang Semarang 2) Budaya Organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Semarang 3) Motifasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja
Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang 4) Kepuasan Kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah
Kantor Cabang Semarang 5) Gaya Kepemimpinan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Semarang 6) Budaya Organisasi tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang 7)
Motivasi berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang 8) Kepuasan Kerja tidak dapat
memediasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah
Kantor Cabang Semarang 9) Kepuasan Kerja tidak dapat memediasi Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Semarang 10) Kepuasan Kerja Dapat memediasi Motivasi terhadap Kinerja
Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Motivasi, Kepuasan
Kerja dan Kinerja.
-
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................ v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
E. Sistematika Penelitian ................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
-
xii
A. Telah Pustaka ............................................................................................ 10
B. Kerangka Teori .......................................................................................... 19
1. Gaya Kepemimpinan ........................................................................... 19
2. Budaya Organisasi ............................................................................... 26
3. Motivasi ................................................................................................ 31
4. Kepuasan Kerja ................................................................................... 34
5. Kinerja .................................................................................................. 42
C. Kerangka Penelitian ................................................................................. 44
D. Hipotesis .................................................................................................... 44
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan ..... 45
2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan ......... 45
3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan .......................... 46
4. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ............. 47
5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja .......... 48
6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja ............. 48
7. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja ............................... 49
8. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja ................................................ 50
9. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan yang
dimediasi oleh Kepuasan Kerja ........................................................ 50
-
xiii
10. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang dimediasi
oleh Kepuasan Kerja .......................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 53
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 53
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 53
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 53
1. Populasi ................................................................................................ 53
2. Sampel .................................................................................................. 54
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 54
1. Sumber dan Jenis Data ......................................................................... 54
2. Pengumpulan Data ...................................................................................... 55
E. Skala Pengukuran ..................................................................................... 56
F. Definisi Konsep dan Operasional ............................................................ 57
1. Definisi Konsep ..................................................................................... 57
2. Variabel Penelitian ................................................................................ 58
3. Pengertian Operasional Variabel ........................................................... 59
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 61
H. Uji Instrumen Penelitian ........................................................................... 61
1. Uji instrumen (Uji Validitas dan Uji Reliablitas) .................................. 61
a. Uji Validitas .................................................................................... 61
-
xiv
b. Uji Reliabilitas ................................................................................. 62
2. Uji Statistik ............................................................................................ 63
a. Uji Koefisien Determinasi R2 .......................................................... 63
b. Uji FTest ............................................................................................ 63
c. Uji TTest ............................................................................................ 63
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 64
a. Uji Multikolonieritas ....................................................................... 64
b. Uji Hetroskedastisitas ...................................................................... 64
c. Uji Normalitas ................................................................................. 65
d. Uji Linieritas .................................................................................... 65
4. Uji Path Analisis .................................................................................... 66
I. Alat Analisis ............................................................................................... 66
BAB IV ANALISA DATA .................................................................................. 68
A. Diskripsi Obyek Penelitian ....................................................................... 68
1. Profil BRI Syariah Kantor Cabang Semarang ......................................... 68
2. Sejarah Perkembangan BRI Syariah ........................................................ 69
3. Struktur Organisai BRI Syariah Kantor Cabang Semarang .................... 72
4. Visi dan Misi BRI Syariah ....................................................................... 73
B. Diskripsi Data Responden ........................................................................ 73
1. Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 73
-
xv
2. Usia Responden ...................................................................................... 74
3. Pendidikan Terakhir Responden ............................................................. 75
4. Masa Kerja .............................................................................................. 75
C. Analisa Data ............................................................................................... 76
1. Uji Instrumen (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas) ................................... 76
a. Uji Validitas ........................................................................................... 76
b. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 78
2. Uji Statistik .............................................................................................. 79
a. Uji Koefisien Determinasi R2 ............................................................. 79
b. Uji FTest (Uji Secara Serempak) ............................................................ 80
c. Uji TTest (Uji Secara Individu) .............................................................. 80
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 83
a. Uji Multikolonieritas ......................................................................... 83
b. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 85
c. Uji Normalitas ................................................................................... 86
d. Uji Linieritas ...................................................................................... 87
4. Uji Path Analisis ...................................................................................... 88
D. Hasil Hipotesis ........................................................................................... 93
E. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 97
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 105
-
xvi
A. Kesimpulan ............................................................................................ 105
B. Saran ...................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN – LAMPIRAN
-
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian ........................................................................... 7
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 16
Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 52
Tabel 3.1 Skala Pengukuran ............................................................................. 56
Tabel 3.2 Variabel dan Indikator Penelitian .................................................. 59
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................. 74
Tabel 4.2 Usia Responden ................................................................................. 74
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ..................................................... 75
Tabel 4.4 Masa Kerja Responden ..................................................................... 76
Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji Validitas ................................................................... 77
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 79
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 .................................................. 79
Tabel 4.8 Hasil Uji Ftest ...................................................................................... 80
Tabel 4.9 Hasil Uji Ttest 1 Dengan variabel Dependen Kinerja Karyawan .. 81
Tabel 1.10 Hasil Uji Ttest 2 Dengan variabel Dependen Kepuasan Kerja ..... 82
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................. 84
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 85
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 86
Tabel 4.14 Hasil Uji Linieritas .......................................................................... 88
-
xviii
Tabel 4.15 Hasil Hipotesis ................................................................................. 96
-
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 44
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BRI Syariah KC Semarang ...................... 72
Gambar 4.2 Hasil Uji Path Analisis ................................................................. 89
-
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran sumber daya manusia memang sangat penting dalam suatu
organisasi agar tetap “survive” dalam iklim persaingan tanpa batas ini,
sehingga peran manajemen sumber daya manusia tidak hanya menjadi
tanggung jawab pegawainya tetapi juga untuk pimpinan organisasi.
Pengelolaan dan pendayagunaan yang dilakukan pimpinan terhadap para
pegawainya terus dikembangkan secara maksimal hingga tercapai tujuan
organisasi. Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitik
beratkan pada sumber daya manusia guna menjalankan fungsinya dengan
optimal, khususnya menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang
terjadi. Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral
dari para pelaku organisasi / perusahaan di semua tingkat pekerjaan
sangat dibutuhkan. Selain itu pula kedudukan sumber daya manusia pada
posisi yang paling tinggi berguna untuk mendorong perusahaan
menampilkan norma perilaku, nilai dan keyakinan sebagai sarana penting
dalam peningkatan kinerjanya.
Dalam Fahmi (2014 : 2), Bahwa mewujudkan suatu lembaga
perbankan yang kuat maka diperlukan poin – poin yang bisa mengisi
terbentuknya atau berfungsinya suatu manajemen bank secara baik,
khususnya poin - poin yang mengisi dan membangun kekuatan internal.
Sebuah organisasi dapat dikatakan kuat jika organisasi tersebut memilik
-
xxi
kekuatan internal yang bagus maka baru ia mampu menghadapi berbagai
masalah eksternal.
Untuk mencapai sebuah tujuan dalam Dunia perbannkan kinerja
karyawan berperan sanggat penting, karena kinerja karyawan juga
berpengaruh terhadap sukses tidaknya sebuah perbankan. Istilah kinerja
berasal dari kata Job Performance atau Actual Perforamance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2015
dalam Fariq, 2017). Sedangkan menurut (Waldman, 2012 dalam Rafiie,
2018) kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang
diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada
masing-masing individu dalam organisasi. Selain itu (Soeprihantono,
2011 dalam Rafiie, 2018) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil
pekerjaan seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan, misalnya standard, target kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Faktor yang tidak kalah penting dalam dunia perbankan, yaitu gaya
kepemimpinan karena suskses tidaknya suatu perusahaan perbankan juga
ditentukan oleh seorang pemimpin, karena seorang pemimpin yang
mempuyai karakter yang baik dapat mempengaruhi bawahanya dan secara
tidak langsung karyawan akan merasa nyaman dengan pemimpin yang
-
xxii
baik tersebut, hal tersebut akan berakibat positif terhadap perusahaan.
Kepemimpian menurut Terry (Davis, 1985 dalam Sugiyatmi, 2016 : 2),
“Leadership is the relationship in which one person, or the leader,
influences others to work togethet willingly on related tasks to attain that
which the leader desires”, adalah proses mendorong dan membantu
orang lain untuk bekerja dengan antusias guna mencapai tujuan, baik
secara fisik maupun non fisik yang dapat memberikan kesan
menyenangkan, mengamankan, menentramkan, dan lain sebagainya.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang membentuk dan
membantu orang lain untuk berkerja dan antusias mencapai suatu tujuan
yang direncanakan dalam kaitannya dengan keberhasilan organisasi
(Winardi, 2000 dalam Lina, 2014).
Setelah di dapatkan kepemimpinan yang baik aspek Budaya
Organisasi juga sangat penting perannya dalam dunia perbankan, karena
dalam suatu perbankan, dapat dikatakan maju apabila organisasinya
terstruktur. Sedangkan budaya organisasi sendiri memiliki definisi
sebagai nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi atau falsafah
yang menuntun kebijakan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan,
atau cara pekerja dilakukan di tempat kerja, atau asumsi dan kepercayaaan
dasar yang terdapat dia antara anggota organisasi (Robbins, 1994 : 478
dalam Siswanto , 2008 : 141). Budaya organisasi meliputi keyakinan
bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma prilaku serta asumsi-asumsi
yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan
-
xxiii
di seluruh jajaran organisasi (Anthony, 2004 dalam Lina, 2014). Unsur-
unsur ini menjadi dasar untuk mengawasi perilaku pegawai, cara mereka
berfikir, kerja sama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Jika budaya
organisasi baik, maka akan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai
dan akan dapat menyumbangkan keberhasilan kepada perusahaan.
Hal yang perlu dikaitkan dalam kinerja selain gaya kepemimpinan
dan budaya organisasi adalah motivasi kerja karena seorang karywan
yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan berdampak baik untuk
perusahaan. Motivasi adalah “pemberian dorongan - dorongan individu
untuk bertindak yang menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan
cara tertentu yang mengarah pada sebuah tujuan” (Aries dan Ghozali,
2006 dalam Murty, 2012). Motivasi dapat dikatakan sebagai kondisi atau
tindakan yang mendorong seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan
atau kegiatan semaksimal mungkin untuk berbuat dan berproduksi.
Seorang yang memiliki motivasi yang rendah mereka cenderung untuk
manampilkan perasaan tidak nyaman dan tidak senang terhadap
pekerjaannya. Sehingga semakin besar motivasi yang dimiliki oleh
individu sebagai karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan itu
sendiri.
Kepuasan kerja juga salah satu faktor penting dalam peningkatan
kinerja karyawan. Menurut (Dole, 2001 dalam Putri, 2013) kepuasan kerja
didefinisikan sebagai reaksi dan perasaan seseorang terhadap tempat ia
bekerja. Kepuasan kerja karyawan merupakan hal yang bersifat individual
-
xxiv
tentang perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Robbins, 2007 dalam
Putri, 2013). Sedangkan (Kreitner, 2005 dalam Putri, 2013),
mendefinisikan kepuasan kerja merupakan respons emosional dan
efektivitas yang berdampak pada aspek pekerjaan. Selain itu (As’ad, 2000
dalam Putri, 2013), menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap
umum yang berupa hasil dari beberapa sikap khusus terhadap karakteristik
individual, hubungan kelompok di luar pekerjaannya serta faktor-faktor
pekerjaan.
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini
akan dituangkan dalam bentuk sekripsi dengan judul “PENGARUH
GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGA KEPUASAN KERJA
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING” (Studi Kasus pada PT. Bank
BRI Syariah Kantor Cabang Semarang).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas
maka secara ringkas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan Bank BRI Syariah?
2. Bagaimana Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Bank BRI Syariah?
-
xxv
3. Bagaimana Pengaruh Motivasi terhadapi Kinerja Karyawan Bank BRI
Syariah?
4. Bagaimana Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap kinerja Karyawan
Bank BRI Syariah?
5. Bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Bank BRI Syariah?
6. Bagaimana Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Bank BRI Syariah?
7. Bagaimana Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Bank BRI Syariah?
8. Bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan yang di mediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI
Syariah?
9. Bagaimana Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
yang di mediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah?
10. Bagaimana Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang di
mediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah?
-
xxvi
C. Tujuan Penelitian
Kinerja karyawan pada bank syariah dipengaruhi oleh beberapa
hal, oleh karena itu berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan Bank BRI Syariah.
2. Menganalisis pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Bank BRI Syariah.
3. Menganalisis pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Bank
BRI Syariah.
4. Menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Bank BRI Syariah.
5. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Bank BRI Syariah.
6. Menganalisis pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Bank BRI Syariah.
7. Menganalisis pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Bank BRI Syariah.
8. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI
Syariah.
9. Menganalisis pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah.
-
xxvii
10. Menganalisis pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang
dimediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari pengaruh gaya kepemimpinan,
budaya organisasi, dan motivasi terhadap kinerja karyawan Bank BRI
Syariah Kantor Cabang Semarang yang di mediasi oleh kepuasan kerja
karyawan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menamba wawasan, dan
sebagai syarat kelulusan Strata 1.
2. Bagi IAIN Salatiga, sebagai sarana meambah literatur dan daftar
kepustakaan.
3. Objek peneliti, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang telaah pustaka yaitu jabaran tentang penelitian
terdahulu, landasan teori yang berisi diskripsi mengenai variabel, kerangka
penelitian, dan hipotesis penelitian.
-
xxviii
BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian, berisi tentang jenis dan sumber data,
populasi dan sample, teknik pengumpulan data, variable penelitian dan
pengukuran, teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA
Analisis data berisi tentang penelitian berupa gambaran umum
obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan
reabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, analisis data penelitian dan
pembahasan.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan menjelaskan tentang hasil analisis yang telah
dilakukan dan dijelaskan secara singkat. Sedangkan saran merupakan
himbauan kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan
dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan
menjadi bahan kajian penelitian berikutnya.
-
xxix
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian Liyas (2015) yang berjudul Pengaruh Gaya Kepimimpian,
Motivasi, dan Kedisiplinan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
BTN Cabang Syariah Pekanbaru menunjukkan Gaya kepemimpinan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari hasil analisis secara
deskriptif, menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan merupakan faktor yang
dianggap baik oleh responden dalam kinerja karyawan. Hasil analisis regresi
dan pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel Gaya Kepemimpinan
yang menunjukkan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh
signifikan. Yang berarti secara parsial dapat dinyatakan variabel Gaya
Kepemimpinan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap Kinerja Karyawan di
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah
Pekanbaru, Pekanbaru yang mana kenaikan ataupun penurunan yang
disebabkan oleh perubahan Gaya Kepemimpinan tersebut tidak bersifat
signifikan. Berdasarkan analisis deskripsi variabel Gaya Kepemimpinan
indikator arahan yang saya terima telah sesuai dengan yang diharapkan
memiliki skor yang paling tinggi. Pemimpin harus memberikan arahan agar
semangat kerja karyawan makin meningkat sehingga kenaikan kinerja
tercapai dan tujuan perusahaan juga tercapai. Sedangkan indikator struktur
posisi yang diberikan perusahaan sesuai dengan posisi karyawan memiliki
skor paling kecil. Perusahaan harus menyesuaikan pemberian posisi kerja
-
xxx
sesuai kemampuan dengan posisi atau jabatan karyawan agar karyawan bisa
bekerja maksimal sehingga berdampak pada kinerjanya yang bisa
menguntungkan perusahaan.
Penelitian Fadude (2019) yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan,
Budaya Organisasi, dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Bitung. Berdasarkan hasil uji hipotesis
menggunakan uji t diketahui bahwa secara parsial Kepemimpinan signifikan
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan di Bank Syariah Mandiri cabang
Bitung. Hal ini berarti kinerja karyawan di Bank Syariah Mandiri cabang
Bitung naik atau turun dipengaruhi oleh kepemimpinan yang berlaku di
perusahaan tersebut. Semakin baik kepemimpinan yang diterapkan maka
semakin baik pula kinerja karyawannya. Demikian sebaliknya Semakin buruk
kepemimpinan yang diterapkan maka semakin buruk pula kinerja
karyawannya.
Penelitian Paaisal (2018) yang berjudul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Turnover Melalui Kepuasan
Kerja Karyawan Pada PT. Muara Wisesa Samudra Di Jakarta menunjukan
hasil gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjukanbahwa penerapan gaya
kepemimpinan yang tepat dapat memberikan kepuasan bagi karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan.
Penelitian Trang (2013) yang berjudul Gaya Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja karyawan (Studi pada
-
xxxi
perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara) menunjukkan hasil gaya
kepemimpinan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan. Artinya, gaya kepemimpinan yang diterapkan di Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Utara belum sesuai dengan harapan para karyawan. Hal ini
terjadi karena sering terjadi mutasi dan pergantian pimpinan. Setiap
pergantian pucuk pimpinan maka otomatis selalu terjadi perubahan kebijakan,
sehingga efek dari gaya kepemimpinan belum sempat dirasakan oleh para
karyawan, sudah terjadi lagi mutasi pimpinan.
Penelitian Indriyanti (2012) yang berjudul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Dengan Pemahaman Etika Kerja Islam (Studi kasus Pada Koperasi Jasa
Keuangan Syari’ah (KJKS) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Beringharjo
Yogyakarta) hasil pengujian hipotesis menunjukkan hasil uji gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hal tersebut dibenarkan karena respon karyawan terhadap pemimpinnya
Sangat Setuju dengan anggapan, seorang pimpinan sangat mempengaruhi
cara pandang karyawan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan.
Penelitian Tampubolon (2016) yang berjudul Pengaruh Budaya
Oganisasi Motivasi Kerja Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Kepemimpinan sebagai Variabel Intervening Di Bank
CIMB Semarang Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa ada
pengaruh yang positif budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dengan
kepemimpinan sebagai variabel intervening, diterima. Hal ini dibuktikan
-
xxxii
dengan melihat angka t-hitung antara Budaya Organisasi (X1) terhadap
Kepemimpinan (Y1) sebesar 4,457 > t tabel (df = n- k = 73 – 4 = 69) sebesar
1,6672 dan angka probabilitas sebesar 0,000 < taraf signifikansi a = 5%
(0,05).
Penelitian Lina (2014) yang berjudul Analisa Pengaruh
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja pegawai Dengan
Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating menyatakan hasil lain bahwa
budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa budaya organisasi yang kondusif yang di terapkan
pada perusahaan belum tentu akan meningkatkan kinerja pegawainya.
Penelitin Satyawati (2014) dengan judul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja yang
Berdampak pada Kinerja Keuangan menunjukkan budaya organisasi
berhubungan tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Budaya organisasi
disini tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan kerja, variabel yang paling
berpengaruh adalah variabel gaya kepemimpinan.
Penelitian Fauzi (2016) yang berjudul Pengaruh Budaya Organisasi
dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi pada karyawan PT. Toys
games Indonesia Semarang) menunjukan hasil budaya organisasi
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
dibuktikan dalam analisis statistik dimana nilai koefisien regresi budaya
-
xxxiii
organisasi (b1) sebesar 0,362 dan t hitung, terbukti t (2,726)> t tabel (1.697)
atau 0011 t sig
-
xxxiv
Pegawai Administrasi Serta Dampaknya Pada Kinerja Politeknik Negeri
Lhoseumawe Aceh menunjukkan motivasi kerja berhubungan tidak
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini di jelaskan bahwa
motivasi berhubugan tidak signifikan karena variabel gaya kepemimpinan
lebih dominan ketimbang motivasi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
Penelitian Susanty (2012) dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja dan
Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Serta dampaknya Terhadap
Kinerja Karyawan (studi kasus pada PT. PLN (persero) APD Semarang) hasil
pengujian hipotesis menunjukkan motivasi kerja memiliki pengaruh positif
walaupun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat terjadi
karena seorang kayawan yang memiliki motivasi kerja tinggi belum tentu
dapat menghasilkan output kerja yang baik atau memuaskan.
Penelitian Profita (2017) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan,
Budaya Organisasi, dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Karyawan Pada Dinas Pemerintahan Desa Kabupaten Lumajang menyatakan
hasil kepuasan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hal ini dibuktikan nilai konstanta sebesar -10,694 yang menunjukkan nilai
kinerja karyawan apabila kepuasan kerja sama dengan nol. Variabel kepuasan
kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan nilai
koefisien = 0,592, artinya apabila kepuasan kerja semakin tinggi belum tentu
kinerja pegawai akan semakin meningkat.
Penelitian Brahmasari (2008) yang berjudul Pengaruh Motivasi Kerja
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
-
xxxv
serta dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai
International Wiratma Indonesia) menunjukkan bawasanya kepuasan kerja
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, artinya
bahwa secara umum kepuasan kerja karyawan yang tinggi akan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan.
Penelitian Khairiyah (2013) yang berjudul Pengaruh Kepuasan Kerja
Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap kinerja Karyawan pada
PT Nutricia Indonesia Sejahtera hasil pengujian hipotesis menunjukkan hasil
uji secara parsial dapat disimpulkan bahwa hanya variabel kepuasan kerja
yang berpengaruh secara signifikan dan memberikan nilai positif terhadap
variabel terikat yaitu kinerja karyawan sebesar 0,000 karena 0,000 < 0,050.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti ,Tahun
dan Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian
Variabel Gaya Kepemimpnnan
1. Liyas (2018) Pengaruh
gaya kepimimpian,
motivasi, dan
kedisiplinan kerja
terhadap kinerja
karyawan pada Pt. BTN
cabang syariah Pekan
baru
Penelitian ini
menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel budaya
organisasi dan
kepuasan kerja
2. Penelitian Fadude (2019)
Pengaruh kepemimpinan,
budaya organisasi, dan
kompetensi terhadap
Kinerja Karyawan Pt.
Bank Syariah Mandiri
Cabang Bitung
Kepemimpinan
signifikan pengaruhnya
terhadap kinerja
karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel Motivasi dan
kepuasan kerja
3. Paiasal (2018) Pengaruh
Gaya Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi
Terhadap Turnover
Melalui Kepuasan Kerja
Karyawan Pada PT.
Muara Wisesa Samudra
penelitian ini
menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kepuasan kerja
karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel motivasi dan
kinerja
-
xxxvi
Di Jakarta
4. Trang (2013) Gaya
Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi
Pengaruhnya Terhadap
Kinerja karyawan (Studi
pada perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Utara)
penelitian ini
menunjukkan hasil
gaya kepemimpinan
berpengaruh positif
tidak signifikan
terhadap kinerja
karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel motivasi dan
kepuasan kerja
5. Indriyanti (2012)
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Motivasi
dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan
Pemahaman Etika Kerja
Islam (Studi kasus Pada
Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah (KJKS) Baitul
Maal wa Tamwil (BMT)
Beringharjo Yogyakarta)
penelitian ini
menyatakan bahwa
hasil pengujian
hipotesis menunjukkan
hasil uji gaya
kepemimpinan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel budaya
organisasi dan
kepuasan kerja
Variabel Budaya Organisasi
6. Tampubolon (2016)
Pengaruh Budaya
Oganisasi Motivasi Kerja
Lingkungan Kerja Dan
Insentif Terhadap
Kinerja Pegawai dengan
Kepemimpinan sebagai
Variabel Intervening Di
Bank CIMB Semarang
Penelitian ini
menyatakan bahwa
variabel budaya
organisasi memiliki
pengaruh yang positif
terhadap kinerja
pegawai
Penelitian terdahulu
menggunakan variabel
gaya kepemimpinan
sebagai variabel
intervening
7. Lina (2014) Analisa
Pengaruh Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja
pegawai Dengan Sistem
Reward Sebagai Variabel
Moderating
penelitian ini
menyatakan budaya
organisasi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
pegawai
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel motivasi dan
kepuasan kerja
karyawan
8. Satyawati (2014)
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi
Terhadap Kepuasan
Kerja yang Berdampak
pada Kinerja Keuangan
penelitian ini
menyatakan bahwa
budaya organisasi
berhubungan tidak
signifikan terhadap
kepuasan kerja
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel motivasi
9. Fauzi (2016) Pengaruh
Budaya Organisasi dan
Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan
Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada
karyawan PT. Toys
games Indonesia
Semarang)
penelitian ini
menyatakan bahwa
budaya organisasi
berpengaruh secara
positif dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel gaya
kepemimpinan
-
xxxvii
10. Noor (2012) Pengaruh
Budaya Organisasi dan
Motivasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja dan
Kinerja Karyawan (Studi
Kasus Pada PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk
Kalimantan)
penelitian ini
menyatakan bahwa
hasil pengujian
hipotesis budaya
organisasi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel gaya
kepemimpinan
Variabel Motivasi
11. Ismail (2014) Pengaruh
Gaya Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja Terhadap
Kepuasan kerja
Karyawan (studi pada
Politeknik Tanah Laut Di
Kabupaten Tanah Laut)
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
motivasi kerja
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kepuasan kerja
karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel budaya
organisasi dan kinerja
karyawan
12. Murty (2012) Pengaruh
Kompensasi, Motivai dan
Komitmen
Organisasional Terhadap
Kinerja Karyawan
Bagian Akuntansi (Studi
Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur di Surabaya)
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
motivasi berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel gaya
kepemimpinan, budaya
organisasi, dan
kepuasan kerja
13. Yazid (2013) Pengaruh
Gaya Kepemimpinan,
Budaya Organisasi dan
Motivasi Kerja Terhadap
Prestasi Pegawai
Administrasi Serta
Dampaknya Pada Kinerja
Politeknik Negeri
Lhoseumawe Aceh
penelitian ini
menunjukkan bahwa
motivasi kerja
berhubungan tidak
signifikan terhadap
kepuasan kerja
karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel kepuasan kerja
14. Susanty (2012) Pengaruh
Motivasi Kerja dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap
Disiplin Kerja Serta
dampaknya Terhadap
Kinerja Karyawan (studi
kasus pada PT. PLN
(persero) APD
Semarang)
Penelitian ini
menyatakan bahwa
motivasi kerja
memiliki pengaruh
positif walaupun tidak
signifikan terhadap
kinerja karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel budaya
organisas dan kepuasan
kerja
Variabel Kepuasan Kerja
15. Profita (2017) Pengaruh
Kepemimpinan, Budaya
Organisasi Motivasi
Terhadap Kepuasan kerja
dan Kinerja Karyawan
Pada Dinas Pemerintahan
Desa Kabupaten
Lumajang
penelitian ini
menyatakan bahwa
kepuasan kerja
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
kinerja karyawan
Penelitian terdahulu
menggunakan variabel
kepuasan kerja sebagai
variabel dependen
16. Brahmasari (2008)
Pengaruh Motivasi Kerja
Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi
penelitian ini
menyatakan bahwa
kepuasan kerja
berpengaruh secara
Objek dan tahun
penelitian yang
berbeda
-
xxxviii
Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan serta
dampaknya pada Kinerja
Perusahaan (Studi kasus
pada PT. Pei Hai
International Wiratma
Indonesia)
positif dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan
17. Khairiyah (2013)
Pengaruh Kepuasan
Kerja Gaya
Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja Terhadap
kinerja Karyawan pada
PT Nutricia Indonesia
Sejahtera
hasil pengujian
hipotesis menunjukkan
hasil uji secara parsial
dapat disimpulkan
bahwa variabel
kepuasan kerja yang
berpengaruh secara
signifikan dan
memberikan nilai
positif terhadap
variabel terikat yaitu
kinerja karyawan
Penelitian terdahulu
tidak menggunakan
variabel budya
organisasi
B. Kerangka Teori
1. Gaya Kepemimpinan
a. Pengertian gaya kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan tulang punggung
pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik
akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin
berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang
tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. James et all,
(1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai
pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan
adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
-
xxxix
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya
(Tampubolon, 2007).
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan
mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan
sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai
suatu tujuan tertentu.
b. Tipe – tipe gaya kepemimpin
Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan
situasi menurut Siagian (2002), yaitu:
1) Tipe pemimpin yang otokratik Seorang pemimpin yang
otokratik ialah seorang pemimpin yang:
a) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
b) Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi
c) Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
d) Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
e) Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
f) Dalam tindakanya pergerakannya sering
mempergunakan approach yang mengandung unsur
paksaan dan punitif (bersifat menghukum).
-
xl
2) Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang
dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik berbeda
dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin
yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat - sifat:
a) Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah
yang sering dipergunakan
b) Dalam menggerakan bawahannya senang
bergantung pada pangkat dan jabatan
c) Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
d) Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahannya
3) Tipe pemimpin yang paternalistik
Tipe pemimpin yang mengangap bawahanya seperti
anak sendiri, memiliki sifat seperti berikut:
a) Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak
dewasa
b) Bersikap terlalu melindungi
c) Jarang memeberikan kesempatan kepada
bawahanya untuk mengambil keputusan
d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengambil inisiatif
-
xli
e) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
f) Sering bersikap mau tahu
4) Tipe pemimpin yang kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang
pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi
sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang positif.
5) Tipe pemimpin yang demokrati
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan
bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi moderen karena:
a) Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan
kritikan dari bawahan
b) Selalu berusaha mengutamakan kerjasama
teamwork dalam usaha mencapai tujuan
c) Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari
padanya
d) Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin
Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap
kesuksesan dan kegagalan sebuah organisasi. Sedangkan Robinss
(2006) mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinan antara
lain:
-
xlii
1) Gaya kepemimpinan kharismatik
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang
heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati
perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima
karakteristik pokok pemimpin kharismatik:
a) Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan
dengan sasaran ideal yang berharap masa depan
lebih baik daripada status quo, dan mampu
mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat
dipahami orang lain.
b) Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia
menempuh risiko personal tinggi, menanggung
biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri
untuk meraih visi.
c) Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai
secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d) Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin
kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap
kemampuan orang lain dan responsif terhadap
kebutuhan dan perasaan mereka.
-
xliii
e) Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik
terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan
berlawanan dengan norma.
2) Gaya kepemimpinan transaksional
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang
memandu atau memotivasi para pengikut mereka
menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas
persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan
transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-
bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan
perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat
karakteristik pemimpin transaksional:
a) Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas
upaya yang dilakukan, menjanjikan imbalan atas
kinerja baik, mengakui pencapaian.
b) Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat
dean mencari penyimpangan dari aturan dan
standar, menempuh tindakan perbaikan.
c) Manajemen berdasar pengecualian (pasif):
mengintervensi hanya jika standar tidak dipenuhi.
d) Laissez-Faire: melepas tanggung jawab,
menghindari pembuatan keputusan.
-
xliv
3) Gaya kepemimpinan transformasional
Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian
pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari
masing-masing pengikut, Pemimpin transformasional
mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-
persoalan dengan membantu mereka memandang
masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka
mampu menggairahkan, membangkitkan, dan
mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya
ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat
empat karakteristik pemimpin transformasional:
a) Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi,
menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan
dan kepercayaan.
b) Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi,
menggunakan symbol untuk memfokuskan pada
usaha, menggambarkan maksud penting secara
sederhana.
c) Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia,
rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-
hati.
-
xlv
d) Pertimbangan individual: memberikan perhatian
pribadi, melayani karyawan secara pribadi, melatih
dan menasehati.
4) Gaya kepemimpinan visioner
Kemamuan menciptakan dan mengartikulasikan visi
yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa
depan organisasi atau unit organisasi yang tengah
tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika
diseleksi dan diimplementasikan secara tepat,
mempunyai kekuatan besar sehingga bisa
mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa
depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan
sumber daya untuk mewujudkannya.
2. Budaya Organisasi
a. Pengertian budya organisasi
Budaya organisasi merupakan hasil dari suatu proses
mecairkan dan meleburkan gaya budaya atau perilaku tiap individu
yang dibawa sebelumnya kedalam sebuah norma – norma dan
filosofi yang baru, yang memiliki energi serta kebanggaan
kelompok dalam menghadapi sesuatu dan tujuan tertentu.
Sedangkan kekuatan dari budaya organisasi itu sendiri sangat
bergantung pada nilai - nilai konstruktif yang di bangun dan
mempengaruhi cara mereka bertindak. Bahkan budaya ini tidak
-
xlvi
harus dipahami oleh anggotanya tetapi juga harus diterima dan
diperkenalkan pada saat rekrutmen, sehingga calon pegawai /
karyawan menyadari bahwa dia akan memasuki suatu arena yang
berbeda dengan segala tantangannya.
Adapun pengertian budaya perusahaan / organisasi oleh
para pakar lainnya, sebagai berikut:
1) Pearce dan Robinson (2008) mengemukakan bahwa,
“Budaya organisasi adalah sekelompok asumsi penting
(yang seringkali tidak dinyatakan jelas) yang di pegang
bersama oleh angota – anggota suatu organisasi. Setiap
organisasi memiliki budaya sendiri – sendiri. Budaya
organisasi mirip seperti kepribadian seseorang sebuah
tema yang tidak berwujud namun ada dan hadir,
meyediakan arti, arahan, serta dasar atas tindakan.
Dengan cara yang sama seperti kepribadian
memengaruhi perilaku seseorang, asumsi yang dimiliki
bersama (keyakinan dan nilai) oleh anggota – anggota
suatu perusahaan mempengaruhi pendapat dan tindakan
dalam perusahaan tersebut”.
2) Edgar Schein (2009) mengemukakan bahwa, “ budaya
adalah pola asumsi berbagi diam – diam yang di
pelajari oleh kelompok seperti menyelesaikan masalah
adaptasi eksternal dan integrasi secara internal, yang
-
xlvii
telah bekerja dengan cukup baik untuk dianggap valid
dan, oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota
baru sebagai cara yang benar untuk melihat, berpikir,
dan merasakan dalam kaitanya dengan masalah
tersebut.
3) Ivancevich et, all (2007) mengemukakan bahwa,
“Budaya organisasi adalah apa yang di persepsikan
karywan dan cara perspsi itu menciptakan suatu pola
keyakinan, nilai, dan ekspektasi.
4) Robbins & coulter (2009) mengemukakan bahwa
,”Budaya organisasi merupakan nilai – nilai bersama,
prinsip, tradisi, dan cara melakukan hal – hal yang
mepengaruhi cara anggota organisasi bertindak”.
5) Poerwanto(2008) mengemukakan bahwa, “Budaya
organisasi adalah seperangkat asumsi yang dibangun
dan dianut bersama oleh organisasi sebagai moral
dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan
proses integrasi internal”.
6) Susanto (2011) mengemukakan bahwa, Budaya
organisasi merupakan pola dari keyakinan, perilaku,
asumsi, dan nilai – nilai yang dimiliki bersama. Budaya
organisasi membentuk cara berperilaku dan berinteraksi
anggota organisasi dan mempengaruhi cara kerja
-
xlviii
mereka. Pada giliranya, budaya organisasi ini
diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi perbaikan kinerja individu dan organisasi
Edison (2016).
b. Fungsi budaya organisasi
1) Memberikan nuansa yang membedakan dengan
organisasi lain dan kesan tersendiri sehingga meberikan
citra positif bagi organisasi / perusahaan dimata publik /
pelanggan.
2) Memiliki simbol dan nilai – nilai yang menjadi
kebanggaan anggota yang ada didalamnya.
3) Membimbing perilaku – perilaku anggotanya ke arah
pemikiran konstruktif, berkontribusi positif, dan bekerja
efektif dalam mencapai tujuan organisasi / perusahaan.
4) Membangun kerjasama tim yang solid dan rasa
kebersamaan yang tinggi sesama anggota Edison
(2016).
c. Dimensi budaya organisasi
Untuk menunjang kinerja, sanggat di perlukan budaya
organisasi yang konstruktif / kuat, dan untuk mencapai itu, perlu
pemenuhan – pemenuhan sebagai berikut:
1) Kesadaran diri. Anggota organisasi dengan
kesadarannya bekerja untuk mendapatkan kepuasan dari
-
xlix
pekerjaan mereka, mengembangkan diri, menaati
aturan, serta menawarkan produk – produk berkualitas
dan layanan tinggi.
2) Keagresifan. Angoota organisasi menetapkan tujuan
yang menantang tapi realistis. Mereka menetapkan
rencana kerja dan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut serta mengejarnya dengan antusias.
3) Kepribadian. Anggota bersikap saling meghormati,
ramah, terbuka, dan peka terhadap kepuasan kelompok
serta sangat memperhatikan aspek – aspek kepuasan
pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal
(dalam perspektif ishikawa, pakar mutu dari Jepang,
setiap bagian dari internal harus melayai bukan
dilayani).
4) Performa. Angota organisasi memiliki nilai kreativitas,
memenuhi kuantitas, mutu, dan efisien.
5) Orientasi tim. Anggota organisasi melakukan kerja
sama yang baik serta melakukan komunikasi dan
kordinasi yang aktif dengan keterlibatan yang aktif para
anggota, yang pada gilirannya mendapatkan hasil
kepuasan yang tinggi serta komitmen bersama Edison
(2016).
-
l
3. Motivasi
a. Pengertian motivasi
Menurut Malthis (2001) motivasi merupakan hasrat didalam
diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan
tindakan. Sedangkan Rivai (2004) berpendapat bahwa motivasi
adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan
individu. Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha tingkat
tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh
kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah
individu (Robins dan Mary, 2005).
Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat
individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab
terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan (Masrukhin dan
Waridin, 2004). Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat bahwa
motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal.
Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi
merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan,
memelihara dan mendorong perilaku manusia. Pemimpin perlu
memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat
-
li
mempengaruhinya dalam bekerja sesuai dengan keinginan
organisasi.
Siagian (2002) mengemukakan bahwa dalam kehidupan
berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi
bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari
para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu:
1) Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro
quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan oleh pepatah
yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”.
2) Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak
hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis.
3) Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia.
4) Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau
perusahaan, mengakibatkan tidak adanya satupun teknik
motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam
organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi
yang berbeda-beda.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Memberikan motivasi kepada pegawai oleh pimpinannya
merupakan proses kegiatan pemberian motivasi kerja, sehingga
pegawai tersebut berkemampuan untuk pelaksanaan pekerjaan
dengan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kewajiban
bawahan untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin yang
-
lii
diberikan oleh atasan, dan inti dari tanggung jawab adalah
kewajiban (Siagian, 2002). Nampaknya pemberian motivasi oleh
pimpinan kepada bawahan tidaklah begitu sukar, namun dalam
praktiknya pemberian motivasi jauh lebih rumit. Siagian (2002)
menjelaskan kerumitan ini disebabkan oleh:
1) Kebutuhan yang tidak sama pada setiap pegawai, dan
berubah sepanjang waktu. Disamping itu perbedaan
kebutuhan pada setiap taraf sangat mempersulit tindakan
motivasi para manajer. Dimana sebagian besar para
manajer yang ambisius, dan sangat termotivasi untuk
memperoleh kepuasan dan status, sangat sukar untuk
memahami bahwa tidak semua pegawai mempunyai
kemampuan dan semangat seperti yang dia miliki, sehingga
manajer tersebut menerapkan teori coba-coba untuk
menggerakkan bawahannya.
2) Feeling dan emotions yaitu perasaan dan emosi. Seseorang
manajer tidak memahami sikap dan kelakuan pegawainya,
sehingga tidak ada pengertian terhadap tabiat dari perasaan,
keharusan, dan emosi.
3) Aspek yang terdapat dalam diri pribadi pegawai itu sendiri
seperti kepribadian, sikap, pengalaman, budaya, minat,
harapan, keinginan, lingkungan yang turut mempengaruhi
pribadi pegawai tersebut.
-
liii
4) Pemuasan kebutuhan yang tidak seimbang antara tanggung
jawab dan wewenang. Wewenang bersumber atau datang
dari atasan kepada bawahan, sebagai imbalannya pegawai
bertanggung jawab kepada atasan, atas tugas yang diterima.
Seseorang dengan kebutuhan akan rasa aman yang kuat
mungkin akan “mencari amannya saja”, sehingga akan
menghindar menerima tanggung jawab karena takut tidak
berhasil dan diberhentikan dan di lain pihak mungkin
seseorang akan menerima tanggung jawab karena takut
diberhentikan karena alasan prestasi kerja yang jelek
(buruk).
4. Kepuasan Kerja
a. Pengertian kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja ini
nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerajaan dan
segala sesauatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. (Handoko,
1996).
Selain itu kepuasan kerja juga dapat diartikan sebagai
sebuah efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek
pekerjaan (Kreitner, 2005). Keadaan emosional yang
-
liv
menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan dimana para
pekerja memandang pekerjaan mereka (Handoko, 1996). Kepuasan
kerja merupakan sebuah cara untuk mengaktualisasikan diri,
sehingga akan tercapai sebuah kematangan psikologis pada diri
karyawan. Jika kepuasan tidak tercapai, maka dapat terjadi
kemungkinan karyawan akan frustasi (Strauss dan Sayles dalam
Handoko, 1996).
Kepuasan kerja adalah perilaku individual terhadap
pekerjaannya. Organisasi yang karyawannya mendapatkan
kepuasan mendapatkan kepuasan di tempat kerja maka cenderung
lebih efektif daipada organisasi yang karyawannya kurang
mendapatkan kepuasan kerja (Robbins, 2001).
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kepuasan kerja
adalah suatu respon yang menggambarkan perasaan dari individu
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah kombinasi dari
kepuasan kognitif dan efektif individu dalam perusahaan.
Kepuasan afektif didapatkan dari seluruh penilaian emosional yang
positif dari pekerjaan karyawan. Kepuasan afektif ini difokuskan
pada suasana hati mereka saat bekerja. Perasaan positif atau
suasana hati yang positif mengindikasikan kepuasan kerja.
Sedangkan kepuasan kerja kognitif adalah kepuasan yang
didapatkan dari penilaian logis dan rasional terhadap kondisi,
peluang dan atau ”out come”.
-
lv
Locke dalam Luthans (2006) memberikan definisi
komprehensif dari kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sikap
kognitif, afektif, dan evaluatif dan menyatakan bahwa kepuasan
kerja adalah ”keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang
berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang.”
Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai
seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai
penting. Secara umum, kepuasan kerja adalah sikap yang paling
penting dan sering dipelajari. Dari definisi tersebut dapat diartikan
bahwa kepuasan kerja adalah perasaan emosi yang menyenangkan
atau positif yang dihasilkan dari penilaian kerja seseorang atau
pengalaman kerja. Terdapat tiga dimensi penting dalam kepuasan
kerja,
1) Kepuasaan adalah respon emosional dari situasi kerja.
2) Kepuasan kerja adalah seberapa hasil yang didapatkan atau
apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan.
3) Kepuasan kerja menggambarkan pola perilaku
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan
sikap yang positif terhadap kerja itu, seseorang yang tidak puas
dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negatif terhadap
pekerjaan itu. Terdapat beberapa variabel yang menentukan
kepuasan kerja. Variabel – variabel tersebut adalah sebaggai
berikut:
-
lvi
1) Kerja yang secara mental menantang
Karyawan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan
yang memberikan mereka kesempatan untuk
menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan beragam batas, kebebasan dan umpan balik
mengenai betapa baik mereka mengerjakan.
2) Ganjaran yang pantas
Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan
promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak
kembar arti, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila
upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan
pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar
komunikasi, kemungkinan besar akan menghasilkan
kepuasan.
3) Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja yang baik
untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan
mengerjakan tugas yang baik.
4) Rekan kerja yang mendukung
Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar
uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi
kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan
-
lvii
interaksi sosial. Rekan kerja yang ramah dan mendukung
menghantar kekepuasan kerja yang meningkat.
5) Kesesuaian kepribadian dan pekerjaan
Kecocokan yang tinggi antara kepribadian
seseorang akan menghasilkan seorang individu yang lebih
terpuaskan (Robbins, 2006).
Ada dua komponen kepuasan kerja (Mas`ud, 2004), yaitu:
Pertama, kepuasan intrinsik meliputi variasi tugas, kesempatan
berkembang, kesempatan menggunakan kemampuan dan
ketrampilan, otonomi, kepercayaan, pekerjaan yang menantang dan
bermakna, dsb. Kedua, kepuasan ekstrinsik, meliputi : gaji (upah)
yang diperoleh, supervisi, jaminan kerja, status dan prestise.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Kepuasan merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh
karyawan. jika karyawan puas dengan pekerjaannya, maka ia akan
betah bekerja pada organisasi tersebut. Dengan mengerti output
yang dihasilkan, maka perlu kita ketahui penyebab yang bisa
mempengaruhi kepuasan tersebut. Ada lima faktor penentu
kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index (JDI)
(Luthans dan Spector dalam Robins, 2006), yaitu :
1) Pekerjaan itu sendiri
Tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan
tugas yang menyenangkan, kesempatan belajar dan
-
lviii
kesempatan untuk mendapatkan tanggung jawab. Hal ini
mejadi sumber mayoritas kepuasan kerja. Menurut Locke,
ciri-ciri intrinsik yang menentukan kepuasan kerja adalah
keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab,
otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, dan
kreativitas.
2) Gaji
Menurut penelitian Theriault, kepuasan kerja
merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang
diterima, derajad sejauh mana gaji memenuhi harapan-
harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan. Upah
dan gaji diakui merupakan faktor yang signifikan terhadap
kepuasan kerja.
3) Kesempatan atau promosi
Karyawan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan diri dan memperluas pengalaman kerja,
dengan terbukanya kesempatan untuk kenaikan jabatan.
4) Supervisor
Kemampuan supervisor untuk menyediakan bantuan
teknis dan perilaku dukungan. Hubungan fungsional dan
hubungan keseluruhan yang positif memberikan tingkat
kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan.
5) Rekan kerja
-
lix
Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan
hubungan sosial akan terpenuhi dengan adanya rekan kerja
yang mendukung karyawan. Jika terjadi konflik dengan
rekan kerja, maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan
karyawan terhadap pekerjaan..
Harold E. Burt dalam As’ad (2003) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang menyebabkan kepuasan kerja karyawan adalah sebagai
berikut:
1) Faktor hubungan antar karyawan
a) Hubungan antara pimpinan dengan karyawan
b) Faktor fisik dan kondisi kerja
c) Hubungan sosial diantara karyawan
d) Sugesti dari teman sekerja
e) Emosi dari situasi kerja
2) Faktor Individu
a) Sikap orang terhadap pekerjaannya
b) Umur orang sewaktu bekerja
c) Jenis kelamin
3) Faktor-Faktor Luar
a) Keadaan keluarga karyawan
b) Rekreasi
c) Pendidikan dan training
-
lx
c. Konsekuensi kepuasan kerja
Seorang manajer sumber daya manusia sangat berkepentingan
untuk memahami dan memenuhi berbagai dimensi kepuasan kerja
serta mengantisipasi berbagai kemungkinan konsekuensi tertutama
yang bernuasa negatif. Robbins (1996) mengungkapkan dampak
kepuasan kerja jika dipenuhi dapat meningkatkan produktifitas,
menurunkan abesentisme, menekan perputaran kerja. Opsi
tindakan pelampiasan ketidakpuasan kerja berupa:
1) Keluar (Exit), ketidakpuasan yang diungkapkan lewat
perilaku yang diarahkan untuk meninggalkan organisasi.
Mencakup pencarian posisi baru maupun minta berhenti.
2) Suara (Voice), ketidakpuasan yang diungkapkan lewat
usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi.
Mencakup saran perbaikan, membahas masalah-masalah
dengan atasan dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh.
3) Kesetiaan (loyalitas), ketidakpuasan yang diungkapkan
dengan secara pasif menunggu membaiknya kondisi.
Mencakup berbicara membela organisasi, menghadapi
kritik dari luar dan mempercayai organisasi dan manajamen
untuk melakukan hal yang tepat.
4) Pengabdian (neglect), ketidakpuasan yang dinyatakan
dengan membiarkan kondisi memburuk. Termasuk
-
lxi
kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya
yang dikurangi dan tingkat kekeliruan yang meningkat.
5. Kinerja
a. Pengertian kinerja
1) Kinerja menurut Efendi (2002:548) adalah suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan
tingkat kemampuan tertentu. Keasediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu
tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
dikerjakandan bagaimana mengerjakannya.
2) Kinerja menurut Mangkunegara (2008:67) hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
b. Faktor – faktor Kinerja
1) Faktor Kemampuan
Pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih
mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu,
pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
-
lxii
keahliannya (the right man in the right place, the right man on
the right job).
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai
dalam menghadapi situasi (Situation) kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental dan
kondisi mental yang menjadikan pegawai untuk berusaha
mencapai kerja keras secara maksimal, sikap mental seorang
pegawai harus sikap mental yang psikofisik (siap secaramental,
fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang pegawai harus siap
mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan
target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan
menciptakan situasi kerja (Mangkunegara, 2008).
c. Dimensi yang menunjang kinerja
Untuk mencapai atau menilai kinerja, ada dimensi yang
menjadi tolak ukur, menurut John Miner (1988):
1) Kualitas, yaitu:tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan.
2) Kuantitas, yaitu: jumlah pekerjaan yang dihasilkan.
3) Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu tingkat ketidak
hadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif/ jam kerja
hilang.
-
lxiii
4) Kerja sama dengan orang lain atau dalam bekerja Edison
(2016).
C. Kerangka Penelitian
Kerangka konsep penelitian berdasarkan pemaparan
mengenaitelaah pustaka di atas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka penelitian
Keterangan:
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Budaya Organisasi
X3 = Motivasi
Z = Kepuasan Kerja
Y = Kinerja Karyawan
D. Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan kerangka pikir
yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang di rumuskan
Gaya
Kepemimpinnan
(X1)
Kinerja karyawan
(Y)
Budaya Organisasi
(X2) Kepuasan Kerja
(Z)
H4
H5
H7
H2
H3 Motivasi
(X3)
H6
H1
-
lxiv
(Damayanti, 2016). Dimana rumusan maslah sudah dinyatakan daam
bentuk pertayaan. Hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil
kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering
diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi
kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).
Penelitian Tampi (2014) yang berjudul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Bank Negara Indonesia, Tbk (regional sales Manado).
Menunjukkan hasil, bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari uraian di
atas dapat diajukan hipotesis pertama yaitu:
H1: Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif dan Signifikan
Terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Semarang.
2) Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Susanto (2011) dalam Edison (2016) mengemukakan bahwa,
budaya organisasi merupakan pola dari keyakinan, perilaku,
asumsi, dan nilai – nilai yang dimiliki bersama. Budaya organisasi
membentuk cara berperilaku dan berinteraksi anggota organisasi
dan mempengaruhi cara kerja mereka. Pada giliranya, budaya
-
lxv
organisasi ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi perbaikan kinerja individu dan organisasi.
Penelitian Fauzi (2016) yang berjudul Pengaruh Budaya
Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening.
Menunjukan hasil budaya organisasi berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dalam
analisis statistik dimana nilai koefisien regresi budaya organisasi
(b1) sebesar 0,362 dan t hitung, terbukti t (2,726)> t tabel (1.697)
atau 0011 t sig
-
lxvi
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan tingkat
signifikan (0,001). Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar
motivasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan akan
meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Dari uraian di atas dapat
diajukan hipotesis ketiga yaitu:
H3: Motivasi Berpengaru Positif dan Signifikan Terhadap
Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang.
4) Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Kepuasan kerja merupakan tingkat perasaan senang seseorang
sebagai penilaian positif terhadap pekerjaannya dan lingkungan
tempat pekerjaannya. Pekerja dengan kepuasan kerja tinggi
mengalami perasaan positif ketika mereka berpikir tentang tugas
mereka atau mengambil bagian dalam aktivitas tugas. Pekerja
dengan kepusaan kerja rendah mengalami perasaan negatif ketika
mereka berpikir tentang tugas mereka atau mengambil bagian
dalam aktivitas kerja mereka (Wibowo, 2015:132).
Penelitian Khairiyah (2013) yang berjudul Pengaruh Kepuasan
Kerja, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Nutricia Indonesia Sejahter hasil pengujian
hipotesis menunjukkan hasil signifikan dan uji secara parsial juga
dapat disimpulkan bahwa hanya variabel kepuasan kerja yang
berpengaruh secara signifikan dan memberikan nilai positif
terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan sebesar 0,000
-
lxvii
karena 0,000 < 0,050. Dari uraian di atas dapat diajukan hipotesis
keempat yaitu:
H4: Kepuasan Kerja Berpengaru Positif dan Signifikan
Terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Semarang.
5) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
Penelitian Ismail (2014) yang berjudul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja
karyawan studi pada Politeknik Tanah Lautdi Kabupaten Tanah
Laut menunjukan hasil gaya kepemimpinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini
menunjukanbahwa penerapan gaya kepemimpinan yang tepat dapat
memberikan kepuasan bagi karyawan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dari uraian di atas dapat diajukan hipotesis kelima
yaitu:
H5: Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif dan Signifikan
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor
Cabang Semarang.
6) Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Penelitian Profita (2017) yang berjudul Pengaruh
Kepemimpinan, Budaya Organisasi Motivasi Terhadap Kepuasan
kerja dan Kinerja Karyawan Pada Dinas Pemerintahan Desa
Kabupaten Lumajang pengaruh budaya organisasi terhadap
-
lxviii
kepuasan kerja pada Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES)
Kabupaten Lumajang yaitu Y1 = 22,607 + 0,451 X + e Nilai
konstanta sebesar 22,607 yang menunjukkan nilai kepuasan kerja
apabila budaya organisasi sama dengan nol. Variabel budaya
organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja
dengan nilai koefisien = 0,451, artinya apabila budaya organisasi
semakin baik maka kepuasan kerja pegawai akan semakin
meningkat. Dari uraian di atas dapat diajukan hipotesis keenam
yaitu:
H6: Budaya Organisasi Berpengaruh Positif dan Signifikan
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor
Cabang Semarang.
7) Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja
Penelitian Ismail (2014) yang berjudul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja
karyawan studi pada Politeknik Tanah Lautdi Kabupaten Tanah
Laut menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini
menunujukkan bahwa pada saat meningkatnya motivasi kerja
secara otomatis akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dari
uraian di atas dapat diajukan hipotesis ketujuh yaitu:
-
lxix
H7: Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Semarang.
8) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja
Penelitia yang dilakukan Siagian (2018) yang berjudul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkunag kerja Tehadap
Kierja Karyawan Dengan Kepuasa Kerja sebagai Variabel
Intervening di dapatkan hasil pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja adalah signifikan, Sehingga hipotesis
pertama yang mempresentasikan pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja terdukung. Dari uraian di atas dapat
diajukan hipotesis kedelapan yaitu:
H8: Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif dan Signifikan
Terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kan