pengaruh gaya kepemimpinan budaya organisasi dan...

114
i PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus PT. BRI Syariah Kantor Cabang Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: SYARIIF AHMAD NIM 213-14-229 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN BUDAYA

    ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA

    KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA

    SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

    (Studi Kasus PT. BRI Syariah Kantor Cabang Semarang)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Oleh:

    SYARIIF AHMAD

    NIM 213-14-229

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki

    adalah kekayaan hati

    (HR. Bukhari dan Muslim)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

    Allah SWT yang telah menciptakanku, memberikan karunia nikmat yang tak

    terhingga, melindungi, membimbing dalam kehidupanku, serta Nabi

    Muhammad SAW yang telah memberikanku pengetahuan akan ajaran

    Tuhanku.

    Kedua orang tua (Bapak Zaenal dan Ibu Rodhiyatun muamanah) yang telah

    membimbing, mendidik, mencurahkan segala usaha dan doanya dengan ikhlas

    serta kasih sayang tanpa mengenal lelah dan bosan demi masa depan penulis.

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Untuk semua rekan-rekan seperjuangan S1 Perbankan Syariah angkatan 2014,

    yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik berupa saran maupun

    masukan yang sangat membangun.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Pengasih Lagi

    Maha Penyayang yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga

    tetap terlimpah kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun

    umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

    Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam penyusunanskripsi

    ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

    penulis harapkan.

    Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

    Ekonomi (S.E) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dalam menyusun

    skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebagai penghargaan

    atau peran dalam penyusunan skripsi ini kepada :

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

    Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  • ix

    4. Bapak H. Nur Huri Mustofa, M.SI. selaku Dosen Pembimbing yang telah

    bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan

    pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

    5. Segenap dosen dan civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu

    pengetahuan untuk penulis selama ini.

    6. Pimpinan BRI Syariah Kantor Cabang Semarang beserta staf yang telah

    member izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi, serta

    karyawan BRI Syariah Kantor Cabang Semarang yang telah berkenan

    menjadi responden dalam penelitian ini.

    7. Bapak, ibu, kakak, adik, dan keluarga terdekat atas dukungan dan doa

    yang senantiasa dipanjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini.

    8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan di S1 Perbankan Syariah angkatan

    2014 yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang turut

    berpartisi pasi dalam penulisan skripsi ini.

    Semarang, 1 Februari 2019

    Penulis

    Syariif Ahmad

    NIM. 213-14-229

  • x

    ABSTRAK

    Ahmad, Syariif. 2019. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan

    Motivasi terhadap Kinerja dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel

    Intervening (Studi Kasus pada Karyawan BRI Syariah Kantor Cabang

    Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi

    S1 Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    Pembimbing: H. Nur Huri Mustofa, M.Si.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Gaya Kepemimpinan,

    Budaya Organisasi, dan Motivasi terhadap Kinerja dengan Kepuasan Kerja

    Sebagai Variabel Intervening.

    Metode pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada

    karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang Sampel yang diambil

    sebanyak 59 responden dengan teknik sampel jenuh. Alat analisis yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah path analysis. data yang diperoleh kemudian diolah

    dengan menggunakan alat bantu SPSS 23.

    Dari hasil uji yang dilakukan menunjukkan bahwa 1) Gaya Kepemimpinan

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah

    Kantor Cabang Semarang 2) Budaya Organisasi berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang

    Semarang 3) Motifasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja

    Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang 4) Kepuasan Kerja

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah

    Kantor Cabang Semarang 5) Gaya Kepemimpinan berpengaruh negatif dan tidak

    signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang

    Semarang 6) Budaya Organisasi tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap

    Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang 7)

    Motivasi berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

    Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang 8) Kepuasan Kerja tidak dapat

    memediasi Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah

    Kantor Cabang Semarang 9) Kepuasan Kerja tidak dapat memediasi Budaya

    Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang

    Semarang 10) Kepuasan Kerja Dapat memediasi Motivasi terhadap Kinerja

    Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang.

    Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Motivasi, Kepuasan

    Kerja dan Kinerja.

  • xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ................................................................................................ i

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................ v

    MOTTO .............................................................................................................. vi

    PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................................ x

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xix

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

    E. Sistematika Penelitian ................................................................................. 8

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10

  • xii

    A. Telah Pustaka ............................................................................................ 10

    B. Kerangka Teori .......................................................................................... 19

    1. Gaya Kepemimpinan ........................................................................... 19

    2. Budaya Organisasi ............................................................................... 26

    3. Motivasi ................................................................................................ 31

    4. Kepuasan Kerja ................................................................................... 34

    5. Kinerja .................................................................................................. 42

    C. Kerangka Penelitian ................................................................................. 44

    D. Hipotesis .................................................................................................... 44

    1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan ..... 45

    2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan ......... 45

    3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan .......................... 46

    4. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ............. 47

    5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja .......... 48

    6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja ............. 48

    7. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja ............................... 49

    8. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

    yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja ................................................ 50

    9. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan yang

    dimediasi oleh Kepuasan Kerja ........................................................ 50

  • xiii

    10. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang dimediasi

    oleh Kepuasan Kerja .......................................................................... 51

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 53

    A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 53

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 53

    C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 53

    1. Populasi ................................................................................................ 53

    2. Sampel .................................................................................................. 54

    D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 54

    1. Sumber dan Jenis Data ......................................................................... 54

    2. Pengumpulan Data ...................................................................................... 55

    E. Skala Pengukuran ..................................................................................... 56

    F. Definisi Konsep dan Operasional ............................................................ 57

    1. Definisi Konsep ..................................................................................... 57

    2. Variabel Penelitian ................................................................................ 58

    3. Pengertian Operasional Variabel ........................................................... 59

    G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 61

    H. Uji Instrumen Penelitian ........................................................................... 61

    1. Uji instrumen (Uji Validitas dan Uji Reliablitas) .................................. 61

    a. Uji Validitas .................................................................................... 61

  • xiv

    b. Uji Reliabilitas ................................................................................. 62

    2. Uji Statistik ............................................................................................ 63

    a. Uji Koefisien Determinasi R2 .......................................................... 63

    b. Uji FTest ............................................................................................ 63

    c. Uji TTest ............................................................................................ 63

    3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 64

    a. Uji Multikolonieritas ....................................................................... 64

    b. Uji Hetroskedastisitas ...................................................................... 64

    c. Uji Normalitas ................................................................................. 65

    d. Uji Linieritas .................................................................................... 65

    4. Uji Path Analisis .................................................................................... 66

    I. Alat Analisis ............................................................................................... 66

    BAB IV ANALISA DATA .................................................................................. 68

    A. Diskripsi Obyek Penelitian ....................................................................... 68

    1. Profil BRI Syariah Kantor Cabang Semarang ......................................... 68

    2. Sejarah Perkembangan BRI Syariah ........................................................ 69

    3. Struktur Organisai BRI Syariah Kantor Cabang Semarang .................... 72

    4. Visi dan Misi BRI Syariah ....................................................................... 73

    B. Diskripsi Data Responden ........................................................................ 73

    1. Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 73

  • xv

    2. Usia Responden ...................................................................................... 74

    3. Pendidikan Terakhir Responden ............................................................. 75

    4. Masa Kerja .............................................................................................. 75

    C. Analisa Data ............................................................................................... 76

    1. Uji Instrumen (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas) ................................... 76

    a. Uji Validitas ........................................................................................... 76

    b. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 78

    2. Uji Statistik .............................................................................................. 79

    a. Uji Koefisien Determinasi R2 ............................................................. 79

    b. Uji FTest (Uji Secara Serempak) ............................................................ 80

    c. Uji TTest (Uji Secara Individu) .............................................................. 80

    3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 83

    a. Uji Multikolonieritas ......................................................................... 83

    b. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 85

    c. Uji Normalitas ................................................................................... 86

    d. Uji Linieritas ...................................................................................... 87

    4. Uji Path Analisis ...................................................................................... 88

    D. Hasil Hipotesis ........................................................................................... 93

    E. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 97

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 105

  • xvi

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 105

    B. Saran ...................................................................................................... 106

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    LAMPIRAN – LAMPIRAN

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian ........................................................................... 7

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 16

    Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 52

    Tabel 3.1 Skala Pengukuran ............................................................................. 56

    Tabel 3.2 Variabel dan Indikator Penelitian .................................................. 59

    Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................. 74

    Tabel 4.2 Usia Responden ................................................................................. 74

    Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ..................................................... 75

    Tabel 4.4 Masa Kerja Responden ..................................................................... 76

    Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji Validitas ................................................................... 77

    Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 79

    Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2 .................................................. 79

    Tabel 4.8 Hasil Uji Ftest ...................................................................................... 80

    Tabel 4.9 Hasil Uji Ttest 1 Dengan variabel Dependen Kinerja Karyawan .. 81

    Tabel 1.10 Hasil Uji Ttest 2 Dengan variabel Dependen Kepuasan Kerja ..... 82

    Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................. 84

    Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 85

    Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 86

    Tabel 4.14 Hasil Uji Linieritas .......................................................................... 88

  • xviii

    Tabel 4.15 Hasil Hipotesis ................................................................................. 96

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 44

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi BRI Syariah KC Semarang ...................... 72

    Gambar 4.2 Hasil Uji Path Analisis ................................................................. 89

  • xx

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Peran sumber daya manusia memang sangat penting dalam suatu

    organisasi agar tetap “survive” dalam iklim persaingan tanpa batas ini,

    sehingga peran manajemen sumber daya manusia tidak hanya menjadi

    tanggung jawab pegawainya tetapi juga untuk pimpinan organisasi.

    Pengelolaan dan pendayagunaan yang dilakukan pimpinan terhadap para

    pegawainya terus dikembangkan secara maksimal hingga tercapai tujuan

    organisasi. Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitik

    beratkan pada sumber daya manusia guna menjalankan fungsinya dengan

    optimal, khususnya menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang

    terjadi. Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral

    dari para pelaku organisasi / perusahaan di semua tingkat pekerjaan

    sangat dibutuhkan. Selain itu pula kedudukan sumber daya manusia pada

    posisi yang paling tinggi berguna untuk mendorong perusahaan

    menampilkan norma perilaku, nilai dan keyakinan sebagai sarana penting

    dalam peningkatan kinerjanya.

    Dalam Fahmi (2014 : 2), Bahwa mewujudkan suatu lembaga

    perbankan yang kuat maka diperlukan poin – poin yang bisa mengisi

    terbentuknya atau berfungsinya suatu manajemen bank secara baik,

    khususnya poin - poin yang mengisi dan membangun kekuatan internal.

    Sebuah organisasi dapat dikatakan kuat jika organisasi tersebut memilik

  • xxi

    kekuatan internal yang bagus maka baru ia mampu menghadapi berbagai

    masalah eksternal.

    Untuk mencapai sebuah tujuan dalam Dunia perbannkan kinerja

    karyawan berperan sanggat penting, karena kinerja karyawan juga

    berpengaruh terhadap sukses tidaknya sebuah perbankan. Istilah kinerja

    berasal dari kata Job Performance atau Actual Perforamance (prestasi

    kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian

    kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

    yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

    dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2015

    dalam Fariq, 2017). Sedangkan menurut (Waldman, 2012 dalam Rafiie,

    2018) kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang

    diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada

    masing-masing individu dalam organisasi. Selain itu (Soeprihantono,

    2011 dalam Rafiie, 2018) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil

    pekerjaan seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan

    berbagai kemungkinan, misalnya standard, target kriteria yang telah

    ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

    Faktor yang tidak kalah penting dalam dunia perbankan, yaitu gaya

    kepemimpinan karena suskses tidaknya suatu perusahaan perbankan juga

    ditentukan oleh seorang pemimpin, karena seorang pemimpin yang

    mempuyai karakter yang baik dapat mempengaruhi bawahanya dan secara

    tidak langsung karyawan akan merasa nyaman dengan pemimpin yang

  • xxii

    baik tersebut, hal tersebut akan berakibat positif terhadap perusahaan.

    Kepemimpian menurut Terry (Davis, 1985 dalam Sugiyatmi, 2016 : 2),

    “Leadership is the relationship in which one person, or the leader,

    influences others to work togethet willingly on related tasks to attain that

    which the leader desires”, adalah proses mendorong dan membantu

    orang lain untuk bekerja dengan antusias guna mencapai tujuan, baik

    secara fisik maupun non fisik yang dapat memberikan kesan

    menyenangkan, mengamankan, menentramkan, dan lain sebagainya.

    Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang membentuk dan

    membantu orang lain untuk berkerja dan antusias mencapai suatu tujuan

    yang direncanakan dalam kaitannya dengan keberhasilan organisasi

    (Winardi, 2000 dalam Lina, 2014).

    Setelah di dapatkan kepemimpinan yang baik aspek Budaya

    Organisasi juga sangat penting perannya dalam dunia perbankan, karena

    dalam suatu perbankan, dapat dikatakan maju apabila organisasinya

    terstruktur. Sedangkan budaya organisasi sendiri memiliki definisi

    sebagai nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi atau falsafah

    yang menuntun kebijakan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan,

    atau cara pekerja dilakukan di tempat kerja, atau asumsi dan kepercayaaan

    dasar yang terdapat dia antara anggota organisasi (Robbins, 1994 : 478

    dalam Siswanto , 2008 : 141). Budaya organisasi meliputi keyakinan

    bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma prilaku serta asumsi-asumsi

    yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan

  • xxiii

    di seluruh jajaran organisasi (Anthony, 2004 dalam Lina, 2014). Unsur-

    unsur ini menjadi dasar untuk mengawasi perilaku pegawai, cara mereka

    berfikir, kerja sama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Jika budaya

    organisasi baik, maka akan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai

    dan akan dapat menyumbangkan keberhasilan kepada perusahaan.

    Hal yang perlu dikaitkan dalam kinerja selain gaya kepemimpinan

    dan budaya organisasi adalah motivasi kerja karena seorang karywan

    yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan berdampak baik untuk

    perusahaan. Motivasi adalah “pemberian dorongan - dorongan individu

    untuk bertindak yang menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan

    cara tertentu yang mengarah pada sebuah tujuan” (Aries dan Ghozali,

    2006 dalam Murty, 2012). Motivasi dapat dikatakan sebagai kondisi atau

    tindakan yang mendorong seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan

    atau kegiatan semaksimal mungkin untuk berbuat dan berproduksi.

    Seorang yang memiliki motivasi yang rendah mereka cenderung untuk

    manampilkan perasaan tidak nyaman dan tidak senang terhadap

    pekerjaannya. Sehingga semakin besar motivasi yang dimiliki oleh

    individu sebagai karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan itu

    sendiri.

    Kepuasan kerja juga salah satu faktor penting dalam peningkatan

    kinerja karyawan. Menurut (Dole, 2001 dalam Putri, 2013) kepuasan kerja

    didefinisikan sebagai reaksi dan perasaan seseorang terhadap tempat ia

    bekerja. Kepuasan kerja karyawan merupakan hal yang bersifat individual

  • xxiv

    tentang perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Robbins, 2007 dalam

    Putri, 2013). Sedangkan (Kreitner, 2005 dalam Putri, 2013),

    mendefinisikan kepuasan kerja merupakan respons emosional dan

    efektivitas yang berdampak pada aspek pekerjaan. Selain itu (As’ad, 2000

    dalam Putri, 2013), menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap

    umum yang berupa hasil dari beberapa sikap khusus terhadap karakteristik

    individual, hubungan kelompok di luar pekerjaannya serta faktor-faktor

    pekerjaan.

    Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka

    peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini

    akan dituangkan dalam bentuk sekripsi dengan judul “PENGARUH

    GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGA KEPUASAN KERJA

    SEBAGAI VARIABEL INTERVENING” (Studi Kasus pada PT. Bank

    BRI Syariah Kantor Cabang Semarang).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

    maka secara ringkas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

    1. Bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

    Karyawan Bank BRI Syariah?

    2. Bagaimana Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

    Bank BRI Syariah?

  • xxv

    3. Bagaimana Pengaruh Motivasi terhadapi Kinerja Karyawan Bank BRI

    Syariah?

    4. Bagaimana Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap kinerja Karyawan

    Bank BRI Syariah?

    5. Bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan Bank BRI Syariah?

    6. Bagaimana Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan Bank BRI Syariah?

    7. Bagaimana Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

    Bank BRI Syariah?

    8. Bagaimana Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

    Karyawan yang di mediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI

    Syariah?

    9. Bagaimana Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

    yang di mediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah?

    10. Bagaimana Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang di

    mediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah?

  • xxvi

    C. Tujuan Penelitian

    Kinerja karyawan pada bank syariah dipengaruhi oleh beberapa

    hal, oleh karena itu berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

    Karyawan Bank BRI Syariah.

    2. Menganalisis pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

    Bank BRI Syariah.

    3. Menganalisis pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Bank

    BRI Syariah.

    4. Menganalisis pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

    Bank BRI Syariah.

    5. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan Bank BRI Syariah.

    6. Menganalisis pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan Bank BRI Syariah.

    7. Menganalisis pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan Bank BRI Syariah.

    8. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

    Karyawan yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI

    Syariah.

    9. Menganalisis pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

    yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah.

  • xxvii

    10. Menganalisis pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang

    dimediasi oleh Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian dari pengaruh gaya kepemimpinan,

    budaya organisasi, dan motivasi terhadap kinerja karyawan Bank BRI

    Syariah Kantor Cabang Semarang yang di mediasi oleh kepuasan kerja

    karyawan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menamba wawasan, dan

    sebagai syarat kelulusan Strata 1.

    2. Bagi IAIN Salatiga, sebagai sarana meambah literatur dan daftar

    kepustakaan.

    3. Objek peneliti, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

    kebijakan.

    E. Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

    tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    Berisi tentang telaah pustaka yaitu jabaran tentang penelitian

    terdahulu, landasan teori yang berisi diskripsi mengenai variabel, kerangka

    penelitian, dan hipotesis penelitian.

  • xxviii

    BAB III METODE PENELITIAN

    Metodologi penelitian, berisi tentang jenis dan sumber data,

    populasi dan sample, teknik pengumpulan data, variable penelitian dan

    pengukuran, teknik analisis data.

    BAB IV ANALISIS DATA

    Analisis data berisi tentang penelitian berupa gambaran umum

    obyek penelitian, deskripsi data penelitian dan responden, uji validitas dan

    reabilitas, uji statistik, uji asumsi klasik, analisis data penelitian dan

    pembahasan.

    BAB V PENUTUP

    Kesimpulan menjelaskan tentang hasil analisis yang telah

    dilakukan dan dijelaskan secara singkat. Sedangkan saran merupakan

    himbauan kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang dipaparkan

    dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan

    menjadi bahan kajian penelitian berikutnya.

  • xxix

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Penelitian Liyas (2015) yang berjudul Pengaruh Gaya Kepimimpian,

    Motivasi, dan Kedisiplinan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

    BTN Cabang Syariah Pekanbaru menunjukkan Gaya kepemimpinan tidak

    berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari hasil analisis secara

    deskriptif, menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan merupakan faktor yang

    dianggap baik oleh responden dalam kinerja karyawan. Hasil analisis regresi

    dan pengujian secara parsial (uji t) terhadap variabel Gaya Kepemimpinan

    yang menunjukkan bahwa variabel Gaya Kepemimpinan tidak berpengaruh

    signifikan. Yang berarti secara parsial dapat dinyatakan variabel Gaya

    Kepemimpinan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap Kinerja Karyawan di

    PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah

    Pekanbaru, Pekanbaru yang mana kenaikan ataupun penurunan yang

    disebabkan oleh perubahan Gaya Kepemimpinan tersebut tidak bersifat

    signifikan. Berdasarkan analisis deskripsi variabel Gaya Kepemimpinan

    indikator arahan yang saya terima telah sesuai dengan yang diharapkan

    memiliki skor yang paling tinggi. Pemimpin harus memberikan arahan agar

    semangat kerja karyawan makin meningkat sehingga kenaikan kinerja

    tercapai dan tujuan perusahaan juga tercapai. Sedangkan indikator struktur

    posisi yang diberikan perusahaan sesuai dengan posisi karyawan memiliki

    skor paling kecil. Perusahaan harus menyesuaikan pemberian posisi kerja

  • xxx

    sesuai kemampuan dengan posisi atau jabatan karyawan agar karyawan bisa

    bekerja maksimal sehingga berdampak pada kinerjanya yang bisa

    menguntungkan perusahaan.

    Penelitian Fadude (2019) yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan,

    Budaya Organisasi, dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank

    Syariah Mandiri Cabang Bitung. Berdasarkan hasil uji hipotesis

    menggunakan uji t diketahui bahwa secara parsial Kepemimpinan signifikan

    pengaruhnya terhadap kinerja karyawan di Bank Syariah Mandiri cabang

    Bitung. Hal ini berarti kinerja karyawan di Bank Syariah Mandiri cabang

    Bitung naik atau turun dipengaruhi oleh kepemimpinan yang berlaku di

    perusahaan tersebut. Semakin baik kepemimpinan yang diterapkan maka

    semakin baik pula kinerja karyawannya. Demikian sebaliknya Semakin buruk

    kepemimpinan yang diterapkan maka semakin buruk pula kinerja

    karyawannya.

    Penelitian Paaisal (2018) yang berjudul Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Turnover Melalui Kepuasan

    Kerja Karyawan Pada PT. Muara Wisesa Samudra Di Jakarta menunjukan

    hasil gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    kepuasan kerja karyawan. Hal ini menunjukanbahwa penerapan gaya

    kepemimpinan yang tepat dapat memberikan kepuasan bagi karyawan dalam

    melaksanakan pekerjaan.

    Penelitian Trang (2013) yang berjudul Gaya Kepemimpinan dan

    Budaya Organisasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja karyawan (Studi pada

  • xxxi

    perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara) menunjukkan hasil gaya

    kepemimpinan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja

    karyawan. Artinya, gaya kepemimpinan yang diterapkan di Perwakilan BPKP

    Provinsi Sulawesi Utara belum sesuai dengan harapan para karyawan. Hal ini

    terjadi karena sering terjadi mutasi dan pergantian pimpinan. Setiap

    pergantian pucuk pimpinan maka otomatis selalu terjadi perubahan kebijakan,

    sehingga efek dari gaya kepemimpinan belum sempat dirasakan oleh para

    karyawan, sudah terjadi lagi mutasi pimpinan.

    Penelitian Indriyanti (2012) yang berjudul Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    Dengan Pemahaman Etika Kerja Islam (Studi kasus Pada Koperasi Jasa

    Keuangan Syari’ah (KJKS) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Beringharjo

    Yogyakarta) hasil pengujian hipotesis menunjukkan hasil uji gaya

    kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Hal tersebut dibenarkan karena respon karyawan terhadap pemimpinnya

    Sangat Setuju dengan anggapan, seorang pimpinan sangat mempengaruhi

    cara pandang karyawan untuk menyelesaikan masalah pekerjaan.

    Penelitian Tampubolon (2016) yang berjudul Pengaruh Budaya

    Oganisasi Motivasi Kerja Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Kinerja

    Pegawai dengan Kepemimpinan sebagai Variabel Intervening Di Bank

    CIMB Semarang Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa ada

    pengaruh yang positif budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dengan

    kepemimpinan sebagai variabel intervening, diterima. Hal ini dibuktikan

  • xxxii

    dengan melihat angka t-hitung antara Budaya Organisasi (X1) terhadap

    Kepemimpinan (Y1) sebesar 4,457 > t tabel (df = n- k = 73 – 4 = 69) sebesar

    1,6672 dan angka probabilitas sebesar 0,000 < taraf signifikansi a = 5%

    (0,05).

    Penelitian Lina (2014) yang berjudul Analisa Pengaruh

    Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja pegawai Dengan

    Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating menyatakan hasil lain bahwa

    budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal

    ini dapat dijelaskan bahwa budaya organisasi yang kondusif yang di terapkan

    pada perusahaan belum tentu akan meningkatkan kinerja pegawainya.

    Penelitin Satyawati (2014) dengan judul Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja yang

    Berdampak pada Kinerja Keuangan menunjukkan budaya organisasi

    berhubungan tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Budaya organisasi

    disini tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan kerja, variabel yang paling

    berpengaruh adalah variabel gaya kepemimpinan.

    Penelitian Fauzi (2016) yang berjudul Pengaruh Budaya Organisasi

    dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen

    Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi pada karyawan PT. Toys

    games Indonesia Semarang) menunjukan hasil budaya organisasi

    berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini

    dibuktikan dalam analisis statistik dimana nilai koefisien regresi budaya

  • xxxiii

    organisasi (b1) sebesar 0,362 dan t hitung, terbukti t (2,726)> t tabel (1.697)

    atau 0011 t sig

  • xxxiv

    Pegawai Administrasi Serta Dampaknya Pada Kinerja Politeknik Negeri

    Lhoseumawe Aceh menunjukkan motivasi kerja berhubungan tidak

    signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini di jelaskan bahwa

    motivasi berhubugan tidak signifikan karena variabel gaya kepemimpinan

    lebih dominan ketimbang motivasi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.

    Penelitian Susanty (2012) dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja dan

    Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Serta dampaknya Terhadap

    Kinerja Karyawan (studi kasus pada PT. PLN (persero) APD Semarang) hasil

    pengujian hipotesis menunjukkan motivasi kerja memiliki pengaruh positif

    walaupun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat terjadi

    karena seorang kayawan yang memiliki motivasi kerja tinggi belum tentu

    dapat menghasilkan output kerja yang baik atau memuaskan.

    Penelitian Profita (2017) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan,

    Budaya Organisasi, dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

    Karyawan Pada Dinas Pemerintahan Desa Kabupaten Lumajang menyatakan

    hasil kepuasan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Hal ini dibuktikan nilai konstanta sebesar -10,694 yang menunjukkan nilai

    kinerja karyawan apabila kepuasan kerja sama dengan nol. Variabel kepuasan

    kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan nilai

    koefisien = 0,592, artinya apabila kepuasan kerja semakin tinggi belum tentu

    kinerja pegawai akan semakin meningkat.

    Penelitian Brahmasari (2008) yang berjudul Pengaruh Motivasi Kerja

    Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

  • xxxv

    serta dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai

    International Wiratma Indonesia) menunjukkan bawasanya kepuasan kerja

    berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, artinya

    bahwa secara umum kepuasan kerja karyawan yang tinggi akan mampu

    meningkatkan kinerja perusahaan.

    Penelitian Khairiyah (2013) yang berjudul Pengaruh Kepuasan Kerja

    Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap kinerja Karyawan pada

    PT Nutricia Indonesia Sejahtera hasil pengujian hipotesis menunjukkan hasil

    uji secara parsial dapat disimpulkan bahwa hanya variabel kepuasan kerja

    yang berpengaruh secara signifikan dan memberikan nilai positif terhadap

    variabel terikat yaitu kinerja karyawan sebesar 0,000 karena 0,000 < 0,050.

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    No. Nama Peneliti ,Tahun

    dan Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian

    Variabel Gaya Kepemimpnnan

    1. Liyas (2018) Pengaruh

    gaya kepimimpian,

    motivasi, dan

    kedisiplinan kerja

    terhadap kinerja

    karyawan pada Pt. BTN

    cabang syariah Pekan

    baru

    Penelitian ini

    menyatakan bahwa

    gaya kepemimpinan

    tidak berpengaruh

    signifikan terhadap

    kinerja karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel budaya

    organisasi dan

    kepuasan kerja

    2. Penelitian Fadude (2019)

    Pengaruh kepemimpinan,

    budaya organisasi, dan

    kompetensi terhadap

    Kinerja Karyawan Pt.

    Bank Syariah Mandiri

    Cabang Bitung

    Kepemimpinan

    signifikan pengaruhnya

    terhadap kinerja

    karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel Motivasi dan

    kepuasan kerja

    3. Paiasal (2018) Pengaruh

    Gaya Kepemimpinan dan

    Budaya Organisasi

    Terhadap Turnover

    Melalui Kepuasan Kerja

    Karyawan Pada PT.

    Muara Wisesa Samudra

    penelitian ini

    menyatakan bahwa

    gaya kepemimpinan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    kepuasan kerja

    karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel motivasi dan

    kinerja

  • xxxvi

    Di Jakarta

    4. Trang (2013) Gaya

    Kepemimpinan dan

    Budaya Organisasi

    Pengaruhnya Terhadap

    Kinerja karyawan (Studi

    pada perwakilan BPKP

    Provinsi Sulawesi Utara)

    penelitian ini

    menunjukkan hasil

    gaya kepemimpinan

    berpengaruh positif

    tidak signifikan

    terhadap kinerja

    karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel motivasi dan

    kepuasan kerja

    5. Indriyanti (2012)

    Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan Motivasi

    dan Disiplin Kerja

    Terhadap Kinerja

    Karyawan Dengan

    Pemahaman Etika Kerja

    Islam (Studi kasus Pada

    Koperasi Jasa Keuangan

    Syari’ah (KJKS) Baitul

    Maal wa Tamwil (BMT)

    Beringharjo Yogyakarta)

    penelitian ini

    menyatakan bahwa

    hasil pengujian

    hipotesis menunjukkan

    hasil uji gaya

    kepemimpinan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    kinerja karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel budaya

    organisasi dan

    kepuasan kerja

    Variabel Budaya Organisasi

    6. Tampubolon (2016)

    Pengaruh Budaya

    Oganisasi Motivasi Kerja

    Lingkungan Kerja Dan

    Insentif Terhadap

    Kinerja Pegawai dengan

    Kepemimpinan sebagai

    Variabel Intervening Di

    Bank CIMB Semarang

    Penelitian ini

    menyatakan bahwa

    variabel budaya

    organisasi memiliki

    pengaruh yang positif

    terhadap kinerja

    pegawai

    Penelitian terdahulu

    menggunakan variabel

    gaya kepemimpinan

    sebagai variabel

    intervening

    7. Lina (2014) Analisa

    Pengaruh Kepemimpinan

    dan Budaya Organisasi

    Terhadap Kinerja

    pegawai Dengan Sistem

    Reward Sebagai Variabel

    Moderating

    penelitian ini

    menyatakan budaya

    organisasi tidak

    berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja

    pegawai

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel motivasi dan

    kepuasan kerja

    karyawan

    8. Satyawati (2014)

    Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan dan

    Budaya Organisasi

    Terhadap Kepuasan

    Kerja yang Berdampak

    pada Kinerja Keuangan

    penelitian ini

    menyatakan bahwa

    budaya organisasi

    berhubungan tidak

    signifikan terhadap

    kepuasan kerja

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel motivasi

    9. Fauzi (2016) Pengaruh

    Budaya Organisasi dan

    Kepuasan Kerja

    Terhadap Kinerja

    Karyawan Dengan

    Komitmen Organisasi

    Sebagai Variabel

    Intervening (Studi pada

    karyawan PT. Toys

    games Indonesia

    Semarang)

    penelitian ini

    menyatakan bahwa

    budaya organisasi

    berpengaruh secara

    positif dan signifikan

    terhadap kinerja

    karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel gaya

    kepemimpinan

  • xxxvii

    10. Noor (2012) Pengaruh

    Budaya Organisasi dan

    Motivasi Kerja terhadap

    Kepuasan Kerja dan

    Kinerja Karyawan (Studi

    Kasus Pada PT. Indofood

    Sukses Makmur Tbk

    Kalimantan)

    penelitian ini

    menyatakan bahwa

    hasil pengujian

    hipotesis budaya

    organisasi berpengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap kinerja

    karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel gaya

    kepemimpinan

    Variabel Motivasi

    11. Ismail (2014) Pengaruh

    Gaya Kepemimpinan dan

    Motivasi Kerja Terhadap

    Kepuasan kerja

    Karyawan (studi pada

    Politeknik Tanah Laut Di

    Kabupaten Tanah Laut)

    Hasil penelitian

    menyatakan bahwa

    motivasi kerja

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    kepuasan kerja

    karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel budaya

    organisasi dan kinerja

    karyawan

    12. Murty (2012) Pengaruh

    Kompensasi, Motivai dan

    Komitmen

    Organisasional Terhadap

    Kinerja Karyawan

    Bagian Akuntansi (Studi

    Kasus Pada Perusahaan

    Manufaktur di Surabaya)

    Hasil penelitian

    menyatakan bahwa

    motivasi berpengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap kinerja

    karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel gaya

    kepemimpinan, budaya

    organisasi, dan

    kepuasan kerja

    13. Yazid (2013) Pengaruh

    Gaya Kepemimpinan,

    Budaya Organisasi dan

    Motivasi Kerja Terhadap

    Prestasi Pegawai

    Administrasi Serta

    Dampaknya Pada Kinerja

    Politeknik Negeri

    Lhoseumawe Aceh

    penelitian ini

    menunjukkan bahwa

    motivasi kerja

    berhubungan tidak

    signifikan terhadap

    kepuasan kerja

    karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel kepuasan kerja

    14. Susanty (2012) Pengaruh

    Motivasi Kerja dan Gaya

    Kepemimpinan Terhadap

    Disiplin Kerja Serta

    dampaknya Terhadap

    Kinerja Karyawan (studi

    kasus pada PT. PLN

    (persero) APD

    Semarang)

    Penelitian ini

    menyatakan bahwa

    motivasi kerja

    memiliki pengaruh

    positif walaupun tidak

    signifikan terhadap

    kinerja karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel budaya

    organisas dan kepuasan

    kerja

    Variabel Kepuasan Kerja

    15. Profita (2017) Pengaruh

    Kepemimpinan, Budaya

    Organisasi Motivasi

    Terhadap Kepuasan kerja

    dan Kinerja Karyawan

    Pada Dinas Pemerintahan

    Desa Kabupaten

    Lumajang

    penelitian ini

    menyatakan bahwa

    kepuasan kerja

    berpengaruh tidak

    signifikan terhadap

    kinerja karyawan

    Penelitian terdahulu

    menggunakan variabel

    kepuasan kerja sebagai

    variabel dependen

    16. Brahmasari (2008)

    Pengaruh Motivasi Kerja

    Kepemimpinan dan

    Budaya Organisasi

    penelitian ini

    menyatakan bahwa

    kepuasan kerja

    berpengaruh secara

    Objek dan tahun

    penelitian yang

    berbeda

  • xxxviii

    Terhadap Kepuasan

    Kerja Karyawan serta

    dampaknya pada Kinerja

    Perusahaan (Studi kasus

    pada PT. Pei Hai

    International Wiratma

    Indonesia)

    positif dan signifikan

    terhadap kinerja

    karyawan

    17. Khairiyah (2013)

    Pengaruh Kepuasan

    Kerja Gaya

    Kepemimpinan dan

    Motivasi Kerja Terhadap

    kinerja Karyawan pada

    PT Nutricia Indonesia

    Sejahtera

    hasil pengujian

    hipotesis menunjukkan

    hasil uji secara parsial

    dapat disimpulkan

    bahwa variabel

    kepuasan kerja yang

    berpengaruh secara

    signifikan dan

    memberikan nilai

    positif terhadap

    variabel terikat yaitu

    kinerja karyawan

    Penelitian terdahulu

    tidak menggunakan

    variabel budya

    organisasi

    B. Kerangka Teori

    1. Gaya Kepemimpinan

    a. Pengertian gaya kepemimpinan

    Kepemimpinan merupakan tulang punggung

    pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik

    akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin

    berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang

    tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. James et all,

    (1996) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah berbagai

    pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses

    mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan

    adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah,

    ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin

  • xxxix

    ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya

    (Tampubolon, 2007).

    Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat

    disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang

    dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan

    mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan

    sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai

    suatu tujuan tertentu.

    b. Tipe – tipe gaya kepemimpin

    Terdapat lima gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan

    situasi menurut Siagian (2002), yaitu:

    1) Tipe pemimpin yang otokratik Seorang pemimpin yang

    otokratik ialah seorang pemimpin yang:

    a) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

    b) Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan

    organisasi

    c) Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

    d) Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

    e) Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya

    f) Dalam tindakanya pergerakannya sering

    mempergunakan approach yang mengandung unsur

    paksaan dan punitif (bersifat menghukum).

  • xl

    2) Tipe pemimpin yang militeristik

    Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang

    dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik berbeda

    dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin

    yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang

    memiliki sifat - sifat:

    a) Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah

    yang sering dipergunakan

    b) Dalam menggerakan bawahannya senang

    bergantung pada pangkat dan jabatan

    c) Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

    d) Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari

    bawahannya

    3) Tipe pemimpin yang paternalistik

    Tipe pemimpin yang mengangap bawahanya seperti

    anak sendiri, memiliki sifat seperti berikut:

    a) Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak

    dewasa

    b) Bersikap terlalu melindungi

    c) Jarang memeberikan kesempatan kepada

    bawahanya untuk mengambil keputusan

    d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan

    untuk mengambil inisiatif

  • xli

    e) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan

    untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi

    f) Sering bersikap mau tahu

    4) Tipe pemimpin yang kharismatik

    Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang

    pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi

    sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang positif.

    5) Tipe pemimpin yang demokrati

    Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan

    bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat

    untuk organisasi moderen karena:

    a) Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan

    kritikan dari bawahan

    b) Selalu berusaha mengutamakan kerjasama

    teamwork dalam usaha mencapai tujuan

    c) Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari

    padanya

    d) Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri

    pribadinya sebagai pemimpin

    Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap

    kesuksesan dan kegagalan sebuah organisasi. Sedangkan Robinss

    (2006) mengidentifikasi empat jenis gaya kepemimpinan antara

    lain:

  • xlii

    1) Gaya kepemimpinan kharismatik

    Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang

    heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati

    perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima

    karakteristik pokok pemimpin kharismatik:

    a) Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan

    dengan sasaran ideal yang berharap masa depan

    lebih baik daripada status quo, dan mampu

    mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat

    dipahami orang lain.

    b) Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia

    menempuh risiko personal tinggi, menanggung

    biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri

    untuk meraih visi.

    c) Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai

    secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya

    yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.

    d) Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin

    kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap

    kemampuan orang lain dan responsif terhadap

    kebutuhan dan perasaan mereka.

  • xliii

    e) Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik

    terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan

    berlawanan dengan norma.

    2) Gaya kepemimpinan transaksional

    Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang

    memandu atau memotivasi para pengikut mereka

    menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas

    persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan

    transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-

    bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan

    perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat

    karakteristik pemimpin transaksional:

    a) Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas

    upaya yang dilakukan, menjanjikan imbalan atas

    kinerja baik, mengakui pencapaian.

    b) Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat

    dean mencari penyimpangan dari aturan dan

    standar, menempuh tindakan perbaikan.

    c) Manajemen berdasar pengecualian (pasif):

    mengintervensi hanya jika standar tidak dipenuhi.

    d) Laissez-Faire: melepas tanggung jawab,

    menghindari pembuatan keputusan.

  • xliv

    3) Gaya kepemimpinan transformasional

    Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian

    pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari

    masing-masing pengikut, Pemimpin transformasional

    mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-

    persoalan dengan membantu mereka memandang

    masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka

    mampu menggairahkan, membangkitkan, dan

    mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya

    ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat

    empat karakteristik pemimpin transformasional:

    a) Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi,

    menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan

    dan kepercayaan.

    b) Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi,

    menggunakan symbol untuk memfokuskan pada

    usaha, menggambarkan maksud penting secara

    sederhana.

    c) Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia,

    rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-

    hati.

  • xlv

    d) Pertimbangan individual: memberikan perhatian

    pribadi, melayani karyawan secara pribadi, melatih

    dan menasehati.

    4) Gaya kepemimpinan visioner

    Kemamuan menciptakan dan mengartikulasikan visi

    yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa

    depan organisasi atau unit organisasi yang tengah

    tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika

    diseleksi dan diimplementasikan secara tepat,

    mempunyai kekuatan besar sehingga bisa

    mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa

    depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan

    sumber daya untuk mewujudkannya.

    2. Budaya Organisasi

    a. Pengertian budya organisasi

    Budaya organisasi merupakan hasil dari suatu proses

    mecairkan dan meleburkan gaya budaya atau perilaku tiap individu

    yang dibawa sebelumnya kedalam sebuah norma – norma dan

    filosofi yang baru, yang memiliki energi serta kebanggaan

    kelompok dalam menghadapi sesuatu dan tujuan tertentu.

    Sedangkan kekuatan dari budaya organisasi itu sendiri sangat

    bergantung pada nilai - nilai konstruktif yang di bangun dan

    mempengaruhi cara mereka bertindak. Bahkan budaya ini tidak

  • xlvi

    harus dipahami oleh anggotanya tetapi juga harus diterima dan

    diperkenalkan pada saat rekrutmen, sehingga calon pegawai /

    karyawan menyadari bahwa dia akan memasuki suatu arena yang

    berbeda dengan segala tantangannya.

    Adapun pengertian budaya perusahaan / organisasi oleh

    para pakar lainnya, sebagai berikut:

    1) Pearce dan Robinson (2008) mengemukakan bahwa,

    “Budaya organisasi adalah sekelompok asumsi penting

    (yang seringkali tidak dinyatakan jelas) yang di pegang

    bersama oleh angota – anggota suatu organisasi. Setiap

    organisasi memiliki budaya sendiri – sendiri. Budaya

    organisasi mirip seperti kepribadian seseorang sebuah

    tema yang tidak berwujud namun ada dan hadir,

    meyediakan arti, arahan, serta dasar atas tindakan.

    Dengan cara yang sama seperti kepribadian

    memengaruhi perilaku seseorang, asumsi yang dimiliki

    bersama (keyakinan dan nilai) oleh anggota – anggota

    suatu perusahaan mempengaruhi pendapat dan tindakan

    dalam perusahaan tersebut”.

    2) Edgar Schein (2009) mengemukakan bahwa, “ budaya

    adalah pola asumsi berbagi diam – diam yang di

    pelajari oleh kelompok seperti menyelesaikan masalah

    adaptasi eksternal dan integrasi secara internal, yang

  • xlvii

    telah bekerja dengan cukup baik untuk dianggap valid

    dan, oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota

    baru sebagai cara yang benar untuk melihat, berpikir,

    dan merasakan dalam kaitanya dengan masalah

    tersebut.

    3) Ivancevich et, all (2007) mengemukakan bahwa,

    “Budaya organisasi adalah apa yang di persepsikan

    karywan dan cara perspsi itu menciptakan suatu pola

    keyakinan, nilai, dan ekspektasi.

    4) Robbins & coulter (2009) mengemukakan bahwa

    ,”Budaya organisasi merupakan nilai – nilai bersama,

    prinsip, tradisi, dan cara melakukan hal – hal yang

    mepengaruhi cara anggota organisasi bertindak”.

    5) Poerwanto(2008) mengemukakan bahwa, “Budaya

    organisasi adalah seperangkat asumsi yang dibangun

    dan dianut bersama oleh organisasi sebagai moral

    dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan

    proses integrasi internal”.

    6) Susanto (2011) mengemukakan bahwa, Budaya

    organisasi merupakan pola dari keyakinan, perilaku,

    asumsi, dan nilai – nilai yang dimiliki bersama. Budaya

    organisasi membentuk cara berperilaku dan berinteraksi

    anggota organisasi dan mempengaruhi cara kerja

  • xlviii

    mereka. Pada giliranya, budaya organisasi ini

    diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang

    kondusif bagi perbaikan kinerja individu dan organisasi

    Edison (2016).

    b. Fungsi budaya organisasi

    1) Memberikan nuansa yang membedakan dengan

    organisasi lain dan kesan tersendiri sehingga meberikan

    citra positif bagi organisasi / perusahaan dimata publik /

    pelanggan.

    2) Memiliki simbol dan nilai – nilai yang menjadi

    kebanggaan anggota yang ada didalamnya.

    3) Membimbing perilaku – perilaku anggotanya ke arah

    pemikiran konstruktif, berkontribusi positif, dan bekerja

    efektif dalam mencapai tujuan organisasi / perusahaan.

    4) Membangun kerjasama tim yang solid dan rasa

    kebersamaan yang tinggi sesama anggota Edison

    (2016).

    c. Dimensi budaya organisasi

    Untuk menunjang kinerja, sanggat di perlukan budaya

    organisasi yang konstruktif / kuat, dan untuk mencapai itu, perlu

    pemenuhan – pemenuhan sebagai berikut:

    1) Kesadaran diri. Anggota organisasi dengan

    kesadarannya bekerja untuk mendapatkan kepuasan dari

  • xlix

    pekerjaan mereka, mengembangkan diri, menaati

    aturan, serta menawarkan produk – produk berkualitas

    dan layanan tinggi.

    2) Keagresifan. Angoota organisasi menetapkan tujuan

    yang menantang tapi realistis. Mereka menetapkan

    rencana kerja dan strategi untuk mencapai tujuan

    tersebut serta mengejarnya dengan antusias.

    3) Kepribadian. Anggota bersikap saling meghormati,

    ramah, terbuka, dan peka terhadap kepuasan kelompok

    serta sangat memperhatikan aspek – aspek kepuasan

    pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal

    (dalam perspektif ishikawa, pakar mutu dari Jepang,

    setiap bagian dari internal harus melayai bukan

    dilayani).

    4) Performa. Angota organisasi memiliki nilai kreativitas,

    memenuhi kuantitas, mutu, dan efisien.

    5) Orientasi tim. Anggota organisasi melakukan kerja

    sama yang baik serta melakukan komunikasi dan

    kordinasi yang aktif dengan keterlibatan yang aktif para

    anggota, yang pada gilirannya mendapatkan hasil

    kepuasan yang tinggi serta komitmen bersama Edison

    (2016).

  • l

    3. Motivasi

    a. Pengertian motivasi

    Menurut Malthis (2001) motivasi merupakan hasrat didalam

    diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan

    tindakan. Sedangkan Rivai (2004) berpendapat bahwa motivasi

    adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi

    individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan

    individu. Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha tingkat

    tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh

    kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah

    individu (Robins dan Mary, 2005).

    Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat

    individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab

    terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan (Masrukhin dan

    Waridin, 2004). Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat bahwa

    motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan

    mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan

    antusias mencapai hasil yang optimal.

    Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi

    merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan,

    memelihara dan mendorong perilaku manusia. Pemimpin perlu

    memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat

  • li

    mempengaruhinya dalam bekerja sesuai dengan keinginan

    organisasi.

    Siagian (2002) mengemukakan bahwa dalam kehidupan

    berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi

    bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari

    para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu:

    1) Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro

    quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan oleh pepatah

    yang mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada balas”.

    2) Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak

    hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis.

    3) Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia.

    4) Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau

    perusahaan, mengakibatkan tidak adanya satupun teknik

    motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam

    organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi

    yang berbeda-beda.

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Memberikan motivasi kepada pegawai oleh pimpinannya

    merupakan proses kegiatan pemberian motivasi kerja, sehingga

    pegawai tersebut berkemampuan untuk pelaksanaan pekerjaan

    dengan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kewajiban

    bawahan untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin yang

  • lii

    diberikan oleh atasan, dan inti dari tanggung jawab adalah

    kewajiban (Siagian, 2002). Nampaknya pemberian motivasi oleh

    pimpinan kepada bawahan tidaklah begitu sukar, namun dalam

    praktiknya pemberian motivasi jauh lebih rumit. Siagian (2002)

    menjelaskan kerumitan ini disebabkan oleh:

    1) Kebutuhan yang tidak sama pada setiap pegawai, dan

    berubah sepanjang waktu. Disamping itu perbedaan

    kebutuhan pada setiap taraf sangat mempersulit tindakan

    motivasi para manajer. Dimana sebagian besar para

    manajer yang ambisius, dan sangat termotivasi untuk

    memperoleh kepuasan dan status, sangat sukar untuk

    memahami bahwa tidak semua pegawai mempunyai

    kemampuan dan semangat seperti yang dia miliki, sehingga

    manajer tersebut menerapkan teori coba-coba untuk

    menggerakkan bawahannya.

    2) Feeling dan emotions yaitu perasaan dan emosi. Seseorang

    manajer tidak memahami sikap dan kelakuan pegawainya,

    sehingga tidak ada pengertian terhadap tabiat dari perasaan,

    keharusan, dan emosi.

    3) Aspek yang terdapat dalam diri pribadi pegawai itu sendiri

    seperti kepribadian, sikap, pengalaman, budaya, minat,

    harapan, keinginan, lingkungan yang turut mempengaruhi

    pribadi pegawai tersebut.

  • liii

    4) Pemuasan kebutuhan yang tidak seimbang antara tanggung

    jawab dan wewenang. Wewenang bersumber atau datang

    dari atasan kepada bawahan, sebagai imbalannya pegawai

    bertanggung jawab kepada atasan, atas tugas yang diterima.

    Seseorang dengan kebutuhan akan rasa aman yang kuat

    mungkin akan “mencari amannya saja”, sehingga akan

    menghindar menerima tanggung jawab karena takut tidak

    berhasil dan diberhentikan dan di lain pihak mungkin

    seseorang akan menerima tanggung jawab karena takut

    diberhentikan karena alasan prestasi kerja yang jelek

    (buruk).

    4. Kepuasan Kerja

    a. Pengertian kepuasan kerja

    Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

    menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan

    memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan

    perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja ini

    nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerajaan dan

    segala sesauatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. (Handoko,

    1996).

    Selain itu kepuasan kerja juga dapat diartikan sebagai

    sebuah efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek

    pekerjaan (Kreitner, 2005). Keadaan emosional yang

  • liv

    menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan dimana para

    pekerja memandang pekerjaan mereka (Handoko, 1996). Kepuasan

    kerja merupakan sebuah cara untuk mengaktualisasikan diri,

    sehingga akan tercapai sebuah kematangan psikologis pada diri

    karyawan. Jika kepuasan tidak tercapai, maka dapat terjadi

    kemungkinan karyawan akan frustasi (Strauss dan Sayles dalam

    Handoko, 1996).

    Kepuasan kerja adalah perilaku individual terhadap

    pekerjaannya. Organisasi yang karyawannya mendapatkan

    kepuasan mendapatkan kepuasan di tempat kerja maka cenderung

    lebih efektif daipada organisasi yang karyawannya kurang

    mendapatkan kepuasan kerja (Robbins, 2001).

    Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kepuasan kerja

    adalah suatu respon yang menggambarkan perasaan dari individu

    terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah kombinasi dari

    kepuasan kognitif dan efektif individu dalam perusahaan.

    Kepuasan afektif didapatkan dari seluruh penilaian emosional yang

    positif dari pekerjaan karyawan. Kepuasan afektif ini difokuskan

    pada suasana hati mereka saat bekerja. Perasaan positif atau

    suasana hati yang positif mengindikasikan kepuasan kerja.

    Sedangkan kepuasan kerja kognitif adalah kepuasan yang

    didapatkan dari penilaian logis dan rasional terhadap kondisi,

    peluang dan atau ”out come”.

  • lv

    Locke dalam Luthans (2006) memberikan definisi

    komprehensif dari kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sikap

    kognitif, afektif, dan evaluatif dan menyatakan bahwa kepuasan

    kerja adalah ”keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang

    berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang.”

    Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai

    seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai

    penting. Secara umum, kepuasan kerja adalah sikap yang paling

    penting dan sering dipelajari. Dari definisi tersebut dapat diartikan

    bahwa kepuasan kerja adalah perasaan emosi yang menyenangkan

    atau positif yang dihasilkan dari penilaian kerja seseorang atau

    pengalaman kerja. Terdapat tiga dimensi penting dalam kepuasan

    kerja,

    1) Kepuasaan adalah respon emosional dari situasi kerja.

    2) Kepuasan kerja adalah seberapa hasil yang didapatkan atau

    apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan.

    3) Kepuasan kerja menggambarkan pola perilaku

    Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan

    sikap yang positif terhadap kerja itu, seseorang yang tidak puas

    dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negatif terhadap

    pekerjaan itu. Terdapat beberapa variabel yang menentukan

    kepuasan kerja. Variabel – variabel tersebut adalah sebaggai

    berikut:

  • lvi

    1) Kerja yang secara mental menantang

    Karyawan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan

    yang memberikan mereka kesempatan untuk

    menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan

    menawarkan beragam batas, kebebasan dan umpan balik

    mengenai betapa baik mereka mengerjakan.

    2) Ganjaran yang pantas

    Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan

    promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak

    kembar arti, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila

    upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan

    pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar

    komunikasi, kemungkinan besar akan menghasilkan

    kepuasan.

    3) Kondisi kerja yang mendukung

    Karyawan peduli akan lingkungan kerja yang baik

    untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan

    mengerjakan tugas yang baik.

    4) Rekan kerja yang mendukung

    Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar

    uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi

    kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan

  • lvii

    interaksi sosial. Rekan kerja yang ramah dan mendukung

    menghantar kekepuasan kerja yang meningkat.

    5) Kesesuaian kepribadian dan pekerjaan

    Kecocokan yang tinggi antara kepribadian

    seseorang akan menghasilkan seorang individu yang lebih

    terpuaskan (Robbins, 2006).

    Ada dua komponen kepuasan kerja (Mas`ud, 2004), yaitu:

    Pertama, kepuasan intrinsik meliputi variasi tugas, kesempatan

    berkembang, kesempatan menggunakan kemampuan dan

    ketrampilan, otonomi, kepercayaan, pekerjaan yang menantang dan

    bermakna, dsb. Kedua, kepuasan ekstrinsik, meliputi : gaji (upah)

    yang diperoleh, supervisi, jaminan kerja, status dan prestise.

    b. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

    Kepuasan merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh

    karyawan. jika karyawan puas dengan pekerjaannya, maka ia akan

    betah bekerja pada organisasi tersebut. Dengan mengerti output

    yang dihasilkan, maka perlu kita ketahui penyebab yang bisa

    mempengaruhi kepuasan tersebut. Ada lima faktor penentu

    kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index (JDI)

    (Luthans dan Spector dalam Robins, 2006), yaitu :

    1) Pekerjaan itu sendiri

    Tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan

    tugas yang menyenangkan, kesempatan belajar dan

  • lviii

    kesempatan untuk mendapatkan tanggung jawab. Hal ini

    mejadi sumber mayoritas kepuasan kerja. Menurut Locke,

    ciri-ciri intrinsik yang menentukan kepuasan kerja adalah

    keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab,

    otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, dan

    kreativitas.

    2) Gaji

    Menurut penelitian Theriault, kepuasan kerja

    merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang

    diterima, derajad sejauh mana gaji memenuhi harapan-

    harapan tenaga kerja, dan bagaimana gaji diberikan. Upah

    dan gaji diakui merupakan faktor yang signifikan terhadap

    kepuasan kerja.

    3) Kesempatan atau promosi

    Karyawan memiliki kesempatan untuk

    mengembangkan diri dan memperluas pengalaman kerja,

    dengan terbukanya kesempatan untuk kenaikan jabatan.

    4) Supervisor

    Kemampuan supervisor untuk menyediakan bantuan

    teknis dan perilaku dukungan. Hubungan fungsional dan

    hubungan keseluruhan yang positif memberikan tingkat

    kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan.

    5) Rekan kerja

  • lix

    Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan

    hubungan sosial akan terpenuhi dengan adanya rekan kerja

    yang mendukung karyawan. Jika terjadi konflik dengan

    rekan kerja, maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan

    karyawan terhadap pekerjaan..

    Harold E. Burt dalam As’ad (2003) menyatakan bahwa faktor-

    faktor yang menyebabkan kepuasan kerja karyawan adalah sebagai

    berikut:

    1) Faktor hubungan antar karyawan

    a) Hubungan antara pimpinan dengan karyawan

    b) Faktor fisik dan kondisi kerja

    c) Hubungan sosial diantara karyawan

    d) Sugesti dari teman sekerja

    e) Emosi dari situasi kerja

    2) Faktor Individu

    a) Sikap orang terhadap pekerjaannya

    b) Umur orang sewaktu bekerja

    c) Jenis kelamin

    3) Faktor-Faktor Luar

    a) Keadaan keluarga karyawan

    b) Rekreasi

    c) Pendidikan dan training

  • lx

    c. Konsekuensi kepuasan kerja

    Seorang manajer sumber daya manusia sangat berkepentingan

    untuk memahami dan memenuhi berbagai dimensi kepuasan kerja

    serta mengantisipasi berbagai kemungkinan konsekuensi tertutama

    yang bernuasa negatif. Robbins (1996) mengungkapkan dampak

    kepuasan kerja jika dipenuhi dapat meningkatkan produktifitas,

    menurunkan abesentisme, menekan perputaran kerja. Opsi

    tindakan pelampiasan ketidakpuasan kerja berupa:

    1) Keluar (Exit), ketidakpuasan yang diungkapkan lewat

    perilaku yang diarahkan untuk meninggalkan organisasi.

    Mencakup pencarian posisi baru maupun minta berhenti.

    2) Suara (Voice), ketidakpuasan yang diungkapkan lewat

    usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi.

    Mencakup saran perbaikan, membahas masalah-masalah

    dengan atasan dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh.

    3) Kesetiaan (loyalitas), ketidakpuasan yang diungkapkan

    dengan secara pasif menunggu membaiknya kondisi.

    Mencakup berbicara membela organisasi, menghadapi

    kritik dari luar dan mempercayai organisasi dan manajamen

    untuk melakukan hal yang tepat.

    4) Pengabdian (neglect), ketidakpuasan yang dinyatakan

    dengan membiarkan kondisi memburuk. Termasuk

  • lxi

    kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya

    yang dikurangi dan tingkat kekeliruan yang meningkat.

    5. Kinerja

    a. Pengertian kinerja

    1) Kinerja menurut Efendi (2002:548) adalah suatu fungsi dari

    motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau

    pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan

    tingkat kemampuan tertentu. Keasediaan dan keterampilan

    seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu

    tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan

    dikerjakandan bagaimana mengerjakannya.

    2) Kinerja menurut Mangkunegara (2008:67) hasil kerja secara

    kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

    dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

    yang diberikan kepadanya.

    b. Faktor – faktor Kinerja

    1) Faktor Kemampuan

    Pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan

    pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil

    dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih

    mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu,

    pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

  • lxii

    keahliannya (the right man in the right place, the right man on

    the right job).

    2) Faktor Motivasi

    Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai

    dalam menghadapi situasi (Situation) kerja. Motivasi

    merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang

    terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental dan

    kondisi mental yang menjadikan pegawai untuk berusaha

    mencapai kerja keras secara maksimal, sikap mental seorang

    pegawai harus sikap mental yang psikofisik (siap secaramental,

    fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang pegawai harus siap

    mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan

    target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan

    menciptakan situasi kerja (Mangkunegara, 2008).

    c. Dimensi yang menunjang kinerja

    Untuk mencapai atau menilai kinerja, ada dimensi yang

    menjadi tolak ukur, menurut John Miner (1988):

    1) Kualitas, yaitu:tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan.

    2) Kuantitas, yaitu: jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

    3) Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu tingkat ketidak

    hadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif/ jam kerja

    hilang.

  • lxiii

    4) Kerja sama dengan orang lain atau dalam bekerja Edison

    (2016).

    C. Kerangka Penelitian

    Kerangka konsep penelitian berdasarkan pemaparan

    mengenaitelaah pustaka di atas dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Gambar 2.1

    Kerangka penelitian

    Keterangan:

    X1 = Gaya Kepemimpinan

    X2 = Budaya Organisasi

    X3 = Motivasi

    Z = Kepuasan Kerja

    Y = Kinerja Karyawan

    D. Hipotesis

    Perumusan hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan kerangka pikir

    yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang di rumuskan

    Gaya

    Kepemimpinnan

    (X1)

    Kinerja karyawan

    (Y)

    Budaya Organisasi

    (X2) Kepuasan Kerja

    (Z)

    H4

    H5

    H7

    H2

    H3 Motivasi

    (X3)

    H6

    H1

  • lxiv

    (Damayanti, 2016). Dimana rumusan maslah sudah dinyatakan daam

    bentuk pertayaan. Hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

    1) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

    Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil

    kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering

    diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi

    kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).

    Penelitian Tampi (2014) yang berjudul Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT.

    Bank Negara Indonesia, Tbk (regional sales Manado).

    Menunjukkan hasil, bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari uraian di

    atas dapat diajukan hipotesis pertama yaitu:

    H1: Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif dan Signifikan

    Terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang

    Semarang.

    2) Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

    Susanto (2011) dalam Edison (2016) mengemukakan bahwa,

    budaya organisasi merupakan pola dari keyakinan, perilaku,

    asumsi, dan nilai – nilai yang dimiliki bersama. Budaya organisasi

    membentuk cara berperilaku dan berinteraksi anggota organisasi

    dan mempengaruhi cara kerja mereka. Pada giliranya, budaya

  • lxv

    organisasi ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang

    kondusif bagi perbaikan kinerja individu dan organisasi.

    Penelitian Fauzi (2016) yang berjudul Pengaruh Budaya

    Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

    dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening.

    Menunjukan hasil budaya organisasi berpengaruh secara positif

    dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dalam

    analisis statistik dimana nilai koefisien regresi budaya organisasi

    (b1) sebesar 0,362 dan t hitung, terbukti t (2,726)> t tabel (1.697)

    atau 0011 t sig

  • lxvi

    positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan tingkat

    signifikan (0,001). Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar

    motivasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan akan

    meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Dari uraian di atas dapat

    diajukan hipotesis ketiga yaitu:

    H3: Motivasi Berpengaru Positif dan Signifikan Terhadap

    Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang Semarang.

    4) Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

    Kepuasan kerja merupakan tingkat perasaan senang seseorang

    sebagai penilaian positif terhadap pekerjaannya dan lingkungan

    tempat pekerjaannya. Pekerja dengan kepuasan kerja tinggi

    mengalami perasaan positif ketika mereka berpikir tentang tugas

    mereka atau mengambil bagian dalam aktivitas tugas. Pekerja

    dengan kepusaan kerja rendah mengalami perasaan negatif ketika

    mereka berpikir tentang tugas mereka atau mengambil bagian

    dalam aktivitas kerja mereka (Wibowo, 2015:132).

    Penelitian Khairiyah (2013) yang berjudul Pengaruh Kepuasan

    Kerja, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja

    Karyawan pada PT. Nutricia Indonesia Sejahter hasil pengujian

    hipotesis menunjukkan hasil signifikan dan uji secara parsial juga

    dapat disimpulkan bahwa hanya variabel kepuasan kerja yang

    berpengaruh secara signifikan dan memberikan nilai positif

    terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan sebesar 0,000

  • lxvii

    karena 0,000 < 0,050. Dari uraian di atas dapat diajukan hipotesis

    keempat yaitu:

    H4: Kepuasan Kerja Berpengaru Positif dan Signifikan

    Terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang

    Semarang.

    5) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja

    Penelitian Ismail (2014) yang berjudul Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja

    karyawan studi pada Politeknik Tanah Lautdi Kabupaten Tanah

    Laut menunjukan hasil gaya kepemimpinan berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini

    menunjukanbahwa penerapan gaya kepemimpinan yang tepat dapat

    memberikan kepuasan bagi karyawan dalam melaksanakan

    pekerjaan. Dari uraian di atas dapat diajukan hipotesis kelima

    yaitu:

    H5: Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif dan Signifikan

    Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor

    Cabang Semarang.

    6) Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja

    Penelitian Profita (2017) yang berjudul Pengaruh

    Kepemimpinan, Budaya Organisasi Motivasi Terhadap Kepuasan

    kerja dan Kinerja Karyawan Pada Dinas Pemerintahan Desa

    Kabupaten Lumajang pengaruh budaya organisasi terhadap

  • lxviii

    kepuasan kerja pada Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES)

    Kabupaten Lumajang yaitu Y1 = 22,607 + 0,451 X + e Nilai

    konstanta sebesar 22,607 yang menunjukkan nilai kepuasan kerja

    apabila budaya organisasi sama dengan nol. Variabel budaya

    organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja

    dengan nilai koefisien = 0,451, artinya apabila budaya organisasi

    semakin baik maka kepuasan kerja pegawai akan semakin

    meningkat. Dari uraian di atas dapat diajukan hipotesis keenam

    yaitu:

    H6: Budaya Organisasi Berpengaruh Positif dan Signifikan

    Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor

    Cabang Semarang.

    7) Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja

    Penelitian Ismail (2014) yang berjudul Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja

    karyawan studi pada Politeknik Tanah Lautdi Kabupaten Tanah

    Laut menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal ini

    menunujukkan bahwa pada saat meningkatnya motivasi kerja

    secara otomatis akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dari

    uraian di atas dapat diajukan hipotesis ketujuh yaitu:

  • lxix

    H7: Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

    Kepuasan Kerja Karyawan Bank BRI Syariah Kantor Cabang

    Semarang.

    8) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

    yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja

    Penelitia yang dilakukan Siagian (2018) yang berjudul

    Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkunag kerja Tehadap

    Kierja Karyawan Dengan Kepuasa Kerja sebagai Variabel

    Intervening di dapatkan hasil pengaruh gaya kepemimpinan

    terhadap kepuasan kerja adalah signifikan, Sehingga hipotesis

    pertama yang mempresentasikan pengaruh gaya kepemimpinan

    terhadap kepuasan kerja terdukung. Dari uraian di atas dapat

    diajukan hipotesis kedelapan yaitu:

    H8: Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif dan Signifikan

    Terhadap Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah Kan