pengaruh edutainment dengan media ular tangga …eprints.ukh.ac.id/id/eprint/435/1/naskah...
TRANSCRIPT
PENGARUH EDUTAINMENT DENGAN MEDIA ULAR
TANGGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI
DI SDN KATEGUHAN 02 TAWANGSARI
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
Purnaning Sintya Krisna Utami
NIM ST182035
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
Purnaning Sintya Krisna Utami
Pengaruh Edutainment Dengan Media Ular Tangga Terhadap Tingkat
Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Siswi
di SDN Kateguhan 02 Tawangsari
Abstrak
Kecemasan dalam menghadapi menarche terjadi karena remaja putri kurang
mempersiapkan dirinya terlebih dahulu, hal ini karena kurangnya informasi
tentang menstruasi dan pendidikan kesehatan menstruasi. Edutainment adalah
suatu proses pembelajaran yang didesain sehingga pendidikan dan hiburan dapat
dikombinasikan secara harmonis, pembelajaran terasa menyenangkan. Bisa
dilakukan dengan humor, permainan, role play, dan demonstrasi. Media ular
tangga memungkinkan pemateri lebih mudah dalam menyampaikan materi,
antusias siswi juga meningkat karena media ini unik dan menarik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh edutainment dengan media ular tangga
terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi di SDN Kateguhan
02 Tawangsari.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, mengunakan metode
penelitian quasi experiment dengan rancangan penelitian yaitu pre and post test
without control. Populasi penelitian berjumlah 137 siswi, teknik sampel yang
digunakan adalah purposive sampling sejumlah 35 siswi.
Hasil penelitian menunjukan usia rata – rata reponden yaitu 9,57 dengan
rentang usia 9 – 11 tahun, sebagian besar mengalami tingkat kecemasan sedang
sebelum pemberian edutainment yaitu 74,3%, dan sebagian besar mengalami
tingkat kecemasan ringan setelah pemberian edutainment yaitu 82,9%. Hasil uji
statistik Wilcoxon menunjukan p-Value 0,000 < 0,05.
Kesimpulan penelitian adanya pengaruh dalam pemberian edutainment
dengan media ular tangga terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche
pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
Kata Kunci: Edutainment, Kecemasan, Menarche, Siswi
Daftar Pustaka: 50 (2010-2019)
BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING
FACULTY OF HEALTH SCIEFNCE, KUSUMA HUSADA UNIVERSITY OF
SURAKARTA
2020
Purnaning Sintya Krisna Utami
Effect of Edutainment with Snake and Ladder Media on Female Students’
Anxiety Level in Encountering Menarche at State Primary School 02 of
Kateguhan, Tawangsari
Abstract
Female teenagers have an anxiety when encountering menarche due to their
lack of preparation to encounter it beforehand. Their less preparation has to do
with the lack of information on menarche or menstruation and menstrual health
education. Edutainment is a learning process which is designed to combine
between education and entertainment harmoniously so that the learning process
becomes pleasant and exciting. It can be done through humor, games, role play,
and demonstration or modelling. Snake and ladder media enables an instructor to
easily deliver the learning material to the students on one hand and students’
enthusiasm to improve because it is unique and interesting. The objective of this
research is to investigate effect of edutainment with snake and ladder media on
female students’ anxiety level at State Primary School 02 of Kateguhan,
Tawangsari.
This research used the quantitative quasi experimental research method
with pre-test and post-test without control design. Its population consisted of 137
female students. Purposive sampling was used to determine its samples. They
consisted of 35 female respondents.
The result of the research shows that majority of the female students were
aged 9.57 years old with the ages ranging from 9 to 11 years old; most of them
experienced a moderate level of anxiety before giving edutainment namely 74.3%,
and most of them experienced a mild level of anxiety after giving edutainment
namely 82.9%. The result of the statistical test with the Wilcoxon’s Test shows
that the p-value was 0.000 which was less than 0.05.
Thus, the extension of edutainment with snake and ladder media had an
effect on the female students’ anxiety level in encountering menarche at State
Primary School 02 of Kateguhan, Tawangsari.
Keywords: Edutainment, anxiety, menarche, female students
References: 50 (2010-2019)
1. PENDAHULUAN
Remaja merupakan tahapan
antara fase anak dan dewasa yang
ditandai dengan perubahan fisik,
perilaku, kognitif, biologis dan
emosi (Pujiati, 2015). Definisi
remaja (adolescence) menurut WHO
yaitu periode usia antara 10 sampai
19 tahun, sedangkan Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) menyebut
kaum muda (youth) untuk usia
antara 15 tahun sampai 24 tahun.
Sementara itu menurut The Health
Resources dan Services
Administrations Guidelines Amerika
Serikat, rentang usia remaja adalah
11–21 tahun dan terbagi menjadi
tiga tahap, yakni remaja awal (11-14
tahun); remaja menengah (15-17
tahun); dan remaja akhir (18-21
tahun). Beberapa isu sosial dan
klinis yang berkaitan dengan remaja
antara lain: peranan jenis kelamin,
menarche dini, penyakit menular
seksual, penggunaan KB pada usia
remaja atau diluar nikah, kehamilan
dini pada remaja atau di luar nikah,
dan aborsi pada remaja (Rosyida,
2019).
Belakangan ini, usia datangnya
menstruasi semakin dini di
Indonesia. Hasil SDKI 2012
menyatakan bahwa 23% perempuan
usia 12 tahun dan 7% usia 10–11
tahun sudah mengalami menarche
dan 89% usia menarche remaja
Indonesia termasuk dalam rentang
usia 12–15 tahun. Persentase ini
mengalami kenaikan dari hasil
SKKRI tahun 2007 (Lutfiya, 2016).
Gejala yang sering terjadi dan
sangat mencolok pada peristiwa haid
pertama (menarche) ialah
kecemasan atau ketakutan
(Anggraheni & Sari, 2018).
Kecemasan dalam menghadapi
menarche dapat terjadi karena
remaja putri kurang mempersiapkan
dirinya terlebih dahulu (Siska,
2015). Selain itu dapat pula terjadi
karena kurangnya informasi tentang
menstruasi dan pendidikan dari
orang tua yang kurang. Orang tua
menganggap bahwa hal ini
merupakan hal yang tabu untuk
dibicarakan dan berpikir bahwa anak
akan tahu dengan sendirinya,
kondisi ini akan menimbulkan
kecemasan pada anak tersebut
(Pujiati, 2015).
Penanganan kecemasan pada
remaja dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut: membina hubungan
saling percaya, mengenal sumber
kecemasan dan membantu memiliki
koping (Kusumawati & Hartono,
2011). Menurut Muhith (2015)
penanganan kecemasan yang dapat
dilakukan selama ini seperti: terapi
individu, terapi keluarga (khususnya
bagi remaja dengan gangguan kronis
dalam interaksi keluarga), terapi
kelompok (untuk mendapatkan
dukungan dari teman sebaya),
komunikasi dengan remaja dan
pendidikan kesehatan (Muhith,
2015).
Pendidikan kesehatan
merupakan kegiatan untuk
membantu individu, kelompok dan
masyarakat dalam meningkatkan
pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk mencapai hidup
sehat secara optimal (Triwibowo et
al., 2013). Metode pendidikan
kesehatan peer grup, booklet, dan
brainstorming merupakan metode
yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan pengetahuan remaja
tentang personal hygiene menstruasi
(Kurniawati, 2017). Namun Zuhriya
(2018) lebih merekomendasikan
penggunaan metode pendidikan
kesehatan sambil bermain yang
inovatif dan menarik seperti
permainan ular tangga dengan
menggunakan metode edutainment.
Hal ini dikarenakan terdapat materi
yang tertuang dalam gambar
menarik minat siswi dalam proses
belajar dan menerima informasi,
selain itu belajar akan lebih
menyenangkan sambil bermain,
suasana tersebut sangat dicari siswi
agar tidak jenuh dan pada dasarnya
bermain dan bersenang – senang
merupakan aktivitas yang esensial
bagi semua manusia (Zuhriya,
2018).
Edutainment berasal dari kata
education (pendidikan) dan
entertainment (hiburan). Jadi,
edutainment dari segi bahasa berarti
pendidikan yang menghibur atau
menyenangkan. Sementara itu dari
segi terminologi, edutainment
adalah suatu proses pembelajaran
yang didesain sedemikian rupa
sehingga muatan pendidikan dan
hiburan dapat dikombinasikan
secara harmonis sehingga
pembelajaran terasa menyenangkan
(Hamid, 2014). Pembelajaran yang
menyenangkan biasanya dilakukan
dengan humor, permainan (game),
bermain peran (role play), dan
demonstrasi (Widiasworo, 2018).
Permainan ular tangga
memungkinkan pemateri lebih
mudah dalam menyampaikan
materi, antusias remaja putri juga
meningkat karena media ini unik
dan menarik, serta ada unsur
kompetisi yang membuat motivasi
siswa meningkat (Maarif, 2017).
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan pada bulan
Desember 2019 didapatkan data ada
jumlah total 304 murid di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari. Hasil
wawancara dari 10 siswi yang
berusia 9–12 tahun dengan
menggunakan alat ukur kecemasan
berupa kuisioner baku HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scale)
diperoleh hasil yaitu 5 siswi di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari
mengalami kecemasan sedang
dengan rentang skor 15-27, dan 5
siswi lainnya mengalami
kecemasan ringan dengan rentang
skor 14-20 ada yang sudah
mengalami menarche.
Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul penelitian
“Pengaruh Edutaintment dengan
Media Ular Tangga terhadap
Tingkat Kecemasan Menghadapi
Menarche pada Siswi di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari”.
Tujuan penelitian ini adalah
penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh edutainment dengan media
ular tangga terhadap tingkat
kecemasan menghadapi menarche
pada siswi di SDN Kateguhan 02
Tawangsari.
2. PELAKSANAAN
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan SDN
Kateguhan 02, Tawangsari,
Sukoharjo pada bulan September
2020.
b. Populasi dan Sampel
Populasi umum dalam
penelitian ini adalah semua siswi
yang berjumlah 137 siswi di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari.
Kemudian populasi target
penelitian ini adalah siswi
berumur 9 – 12 tahun, sedangkan
populasi terjangkau yaitu semua
siswi kelas IV dan kelas V di
SDN Kateguhan 02 Tawangsari
berjumlah 47 siswi. Pemilihan
sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive
sampling dengan kriteria
inklusi dalam penelitian ini
adalah:
a. Yang bersedia mengikuti
kegiatan dan mendapat ijin
dari orang tua wali masuk ke
sekolah dimasa pandemik
Covid-19.
b. Siswi yang mengalami
kecemasan
c. Siswi kelas IV dan V di SD N
Kateguhan 02 Tawangsari
yang berusia 9 – 12 tahun.
Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
a. Yang tidak diperbolehkan
menghadiri kegiatan karena
pandemik Covid - 19
b. Siswi yang sedang mengalami
sakit.
Besar sampel dalam penelitian ini
berjumlah 35 responden.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan
rancangan quasi experiment
menggunakan pendekatan pre and
post test without control. Instrumen
penelitian ini adalah SAP (Satuan
Acara Penyuluhan) edutainment
dengan media ular tangga dan
kuesioner. Penelitian ini
menggunakan media papan ular
tangga yang dibuat oleh Zuhriya
(2018) dan menggunakan alat ukur
kecemasan yaitu State Trait Anxiety
Iventory (STAI) A-State (keadaan
cemas) atau form Y1 (bagian
pertama) dengan rentang skor adalah
20 – 39 kecemasan ringan, 40 – 59
kecemasan sedang, 60 - 80
kecemasan berat.
Peneliti memberikan kuesioner
pretest, kemudian peneliti
menjelaskan aturan bermain secara
singkat dengan mengikuti petujuk
cara bermain dibuat oleh Zuhriya
(2018) dan membagi menjadi
kelompok kecil berisi 3- 4 siswi.
Kemudian peneliti mempersilakan
siswi untuk mulai bermain,
berdiskusi selama 45 menit. Setelah
itu peneliti melakukan evaluasi
edutainment ular tangga 15 menit
dan memberi hadiah bagi siswi yang
berhasil menjawab pertanyaan
terbanyak serta kepada pemain yang
telah mencapai finish terlebih
dahulu. Post test dilakukan sehari
setelah intervensi dilakukan
bertujuan mengetahui hasil apakah
pemberian edutaiment dengan media
ular tangga efektif atau berpengaruh
untuk mengatasi kecemasan
menghadapi menarche.
Peneliti menggunakan uji
Wilcoxon untuk mengetahui
perbedaan antara 2 kelompok
berpasangan, data pre test
pemberian edutainment dengan
media ular tangga dan post test
pemberian edutainment dengan
media ular tangga.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Analisa Univariat
Tabel 1 Distribusi Responden Menurut
Usia (n = 35)
Variabel Mean
(+Standar
Deviasi)
Median
(Min – Max)
Usia 9,57
(+ .55761)
10,00
(9,00 – 11,00)
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa karakteristik responden
berdasarkan usia diperoleh data
yaitu rata – rata usia responden 9,57
tahun, siswi dengan usia tertinggi 11
tahun dan terendah 9 tahun. Rentang
usia siswi di SDN Kateguhan 02
Tawangsari Sukoharjo untuk kelas
IV dan V antara 9 sampai 11 tahun.
Menurut Khamzah (2015)
menyebutkan menstruasi pertama
umumnya terjadi pada rentang usia
10, 4 – 15, 3 tahun dan adapun yang
mengalami menarche sebelum usia
9 tahun. Khamzah (2015) juga
menyebutkan tanda dan gejala
secara psikologi saat menarche salah
satu adalah kecemasan. Hal ini
didukung oleh Fudyartanta (2012)
yang menyebutkan, gangguan
kecemasan lebih mudah dialami
oleh seseorang yang mempunyai
usia lebih muda dibandingkan
individu dengan usia yang lebih tua.
Tabel 2 Kategori Tingkat Kecemasan
Sebelum diberikan Intervensi Edutainment
dengan Media Ular Tangga Pada Siswi di
SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
(n=35)
Kategori Tingkat
Kecemasan
Pre-test
Edutaiment
dengan media
ular tangga
F %
Kecemasan ringan
(skor 20-39)
8 22,9%
Kecemasan sedang
(skor 40-59)
26 74,3%
Kecemasan berat
(skor 60-80)
1 2,9%
Total 35 100%
Berdasarkan hasil
pengukuran menggunakan
kuesioner STAI (State Trait
Anxiety Iventory) sebelum
diberikan edutainment dengan
media ular tangga menunjukan
bahwa mayoritas siswi di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari
mengalami kecemasan sedang
dengan rentang skor 40-59
sebanyak dua puluh enam siswi
dengan presentase 74,3%.
Menurut Purwanto (2015)
tingkat kecemasan sedang yaitu
memungkinkan seorang untuk
memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampingkan
yang lain. Seseorang mengalami
tidak perhatikan yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu
yang lebih banyak jika diberi
arahan. Hal ini ditandai dengan
perhatian menurun, penyelesaian
masalah menurun, tidak sabar,
mudah tersinggung, ketegangan
otot sedang, tanda – tanda vital
meningkat, mulai berkeringat,
sering mondar-mandir, sering
berkemih dan sakit kepala.
Berdasarkan pengukuran
menggunakan kuesioner STAI
(State Trait Anxiety Iventory)
seorang dikatakan mengalami
kecemasan sedang bila jumlah
atau skor penilaian kecemasan
berada berada di angka 40-59.
Kecemasan sedang dialami oleh
siswi kelas IV dan V karena
kurangnya informasi terkait
kesiapan menghadapi menarche.
Hal ini dibenarkan oleh
Fudyartanta (2012) yang
menyebutkan salah satu dari
faktor yang mempengaruhi
kecemasan yaitu pengetahuan,
dengan ketidaktahuan akan
informasi terkait kesiapan
menghadapi menarche dapat
menyebabkan munculnya
kecemasan dan pengetahuan
tentang menarche dapat
digunakan untuk mengatasi
masalah yang ada.
Tabel 3 Kategori Tingkat Kecemasan
Sesudah diberikan Intervensi Edutainment
dengan Media Ular Tangga Pada Siswi di
SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
(n=35)
Kategori
Tingkat
Kecemasan
Post-test
Edutaiment
dengan media ular
tangga
F %
Kecemasan
ringan (skor 20-
39)
29 82,9%
Kecemasan
sedang (skor
40-59)
6 17,1%
Kecemasan
berat (skor 60-
80)
0 0%
Total 35 100%
Berdasarkan hasil
pengukuran menggunakan
kuesioner STAI (State Trait
Anxiety Iventory) sesudah
diberikan edutainment dengan
media ular tangga menunjukan
bahwa mayoritas siswi di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari
mengalami kecemasan ringan
dengan rentang skor 20-39 dua
puluh sembilan siswi dengan
presentase 82, 9%.
Menurut Purwanto (2015)
tingkat kecemasan ringan,
berhubungan dengan ketegangan
dalam kehidupan sehari – hari;
ansietas pada tingkat ini
menyebabkan seorang menjadi
waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya; anxietas ini dapat
memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas. Hal ini ditandai
dengan terlihat tenang, percaya
diri, waspada, memperhatikan
banyak hal, sedikit tidak sabar,
ketegangan otot ringan, dan sadar
akan lingkungan. Menurut
Zuhriya (2018) menjelaskan
bahwa memberikan edutainment
ular tangga dapat perpengaruh
positif terhadap perilaku remaja
tentang personal hygiene
menstruasi. Siswi akan lebih
mudah menerima informasi
apabila mampu memperhatikan
banyak hal dan sadar akan
lingkungan sekitar. Edutainment
dirancang untuk mengurangi
ketegangan pada saat
pembelajaran karena edutainment
ular tangga terdapat materi yang
tertuang dalam gambar yang
menarik minat siswi dalam
proses belajar dan menerima
informasi serta belajar akan lebih
menyenangkan dengan bermain.
Lain halnya dengan penelitian
yang dilakukan Pujiati (2015)
menjelaskan bahwa pendidikan
kesehatan tentang menstruasi
dengan menggunakan media film
dan gambar mampu menurunkan
tingkat kecemasan siswi kearah
yang lebih baik dalam
menghadapi menarche karena
siswi cenderung menangkap
informasi lebih mudah dengan
cara melihat gambar yang
menarik.
b. Analisa Bivariat
Tabel 4 Hasil analisa tingkat kecemasan Pre-test dan Post-test Edutainment dengan media ular
tangga (n=35)
Tingkat
Kecemasan Pre-
Test Edutainment
dengan media ular
tangga (n=35)
Tingkat Kecemasan Post-Test Edutainment dengan media ular
tangga (n=35)
Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat Total
F % F % F % F %
Kecemasan ringan 8 22,9 0 0 0 0 8 22,9
Kecemasan sedang 21 60,0 5 14,3 0 0 26 74,3
Kecemasan berat 0 0 1 2,9 0 0 1 2,9
Total
P Value
29 82,9 6 17,1 0 0 35 100
0,000
Analisis bivariat dilakukan
untuk uji mengetahui pengaruh
edutainment dengan media ular
tangga terhadap tingkat kecemasan
menghadapi menarche pada siswi.
Hasil analisis pengukuran tingkat
kecemasan pre-test dan post-test
pada dua kelompok berpasangan
menunjukkan bahwa tingkat
kecemasan pada saat pre-test
terbanyak berada di tingkat
kecemasan sedang yaitu 74,3% dan
pada saat post-test mengalami
penurunan sebesar 60% menjadi 14,3
%. Hasil uji tersebut menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antara tingkat kecemasan
menghadapi menarche sebelum dan
sesudah dilakukan edutainment
dengan media ular tangga. Adanya
perubahan yang signifikan terhadap
tingkat kecemasan menghadapi
menarche dari hasil pre-test yang
mayoritas siswi mengalami tingkat
kecemasan sedang, dan hasil post-
test menunjukan penurunan
sebanyak 60 % setelah diberikan
edutainment dengan media ular
tangga.
Hal ini mengindikasikan bahwa
penelitian telah berhasil, karena ada
pengaruh edutainment dengan media
ular tangga terhadap tingkat
kecemasan menghadapi menarche
pada siswi di SDN Kateguhan 02
Tawangsari. Hasil uji statistik dengan
wilcoxon menunjukan p-Value 0,000
< 0,05 yang artinya bahwa
edutainment dengan media ular
tangga dapat memberikan pengaruh
yang bermakna terhadap tingkat
kecemasan menghadapi menarche
pada siswi di SDN Kateguhan 02
Tawangsari.
Hal ini diperkuat dengan
penilitian yang dilakukan oleh
Zuhriya (2018) yang menyebutkan
uji Wilcoxon Signed Rank Test dan
Mann Whitney U-Test menunjukan
p-Value 0,000 ≤ 0,05 yang artinya
edutainment ular tangga memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap
pengetahuan personal hygiene
menstruasi remaja putri.
Fudyartanta (2012) salah satu
dari faktor yang mempengaruhi
kecemasan yaitu pengetahuan,
dengan ketidaktahuan akan informasi
terkait kesiapan menghadapi
menarche dapat menyebabkan
munculnya kecemasan dan
pengetahuan tentang menarche dapat
digunakan untuk mengatasi masalah
yang ada. Menurut Pujiati (2015)
kecemasan dapat terjadi karena
kurangnya informasi tentang
menstruasi dan pendidikan dari orang
tua yang kurang. Orang tua
menganggap bahwa hal ini
merupakan hal yang tabu untuk
dibicarakan dan berpikir bahwa anak
akan tahu dengan sendirinya, kondisi
ini akan menimbulkan kecemasan
pada anak tersebut.
Menurut Purwanto (2015)
sumber koping merupakan sumber
yang dapat membantu individu
mengurangi atau mengatasi masalah
yang dapat menimbulkan
kecemasan. Sumber koping tersebut
dapat berupa keadaan ekonomi,
keluarga, dukungan keluarga atau
sosial, pendidikan, kemampuan
menyelesaikan masalah. Menurut
Muhith (2015) menjelaskan
penatalaksanaan kecemasan dapat
dilakukan dengan memberikan
pendidikan kesehatan, kegiatan untuk
membantu individu, kelompok dan
masyarakat dalam meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk mencapai hidup sehat secara
optimal. Pendidikan kesehatan
merupakan kegiatan untuk
membantu individu, kelompok dan
masyarakat dalam meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk mencapai hidup sehat secara
optimal (Triwibowo et al., 2013).
Peneliti memilih terapi
edutaiment dengan ular tangga untuk
mengurangi kecemasan menghadapi
menarche. Hal ini selaras dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kurniawati (2017) yang
menyebutkan bahwa ada pengaruh
permainan ular tangga terhadap
pengetahuan dan sikap dalam
menghadapi menarche pada siswi.
Penelitian lain yang dilakukan
Zuhriya (2018) menyebutkan
penggunaan metode pendidikan
kesehatan sambil bermain yang
inovatif dan menarik seperti
permainan ular tangga dengan
menggunakan metode edutainment.
Hal ini dikarenakan terdapat materi
yang tertuang dalam gambar menarik
minat siswi dalam proses belajar dan
menerima informasi, selain itu
belajar akan lebih menyenangkan
sambil bermain, suasana tersebut
sangat dicari siswi agar tidak jenuh
dan pada dasarnya bermain dan
bersenang – senang merupakan
aktivitas yang esensial bagi semua
manusia.
Menurut Hamid (2014)
edutainment adalah suatu proses
pembelajaran yang didesain
sedemikian rupa, sehingga memuat
pendidikan dan hiburan bisa
dikombinasikan secara harmonis
untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan. Widiasworo
(2018) menyebutkan bahwa
pembelajaran yang menyenangkan
biasanya dilakukan dengan humor,
permainan (game), bermain peran
(role play), dan demonstrasi. Games
atau permainan dalam metode
edutainment sangat cocok diterapkan
pada pembelajaran untuk jenjang SD
dan SMP, hal ini berdasarkan pada
psikologis peserta didik pada usia
tersebut masih menyukai bermain.
Satrianawati (2017)
menjelaskan bahwa ular tangga
adalah permainan menggunakan
papan yang dibagi dalam kotak –
kotak kecil dan di beberapa kotak
digambar sejumlah ular atau tangga
yang menghubungkannya dengan
kotak lain. Menurut Amelia (2010)
ular tangga adalah permainan papan
untuk anak-anak yang dimainkan
oleh satu orang atau lebih, dengan
menggunakan bidak untuk
melambangkan peserta yang
digunakan untuk menjalankan dari
kotak ke kotak dan dadu yaitu untuk
menjalankan bidar di kolom-kolom
beberan.
Menurut Amalia (2010)
menjelaskan kelebihan dengan
menggunakan media ular tangga
sebagai alat edukasi antara lain yaitu
menarik minat siswa untuk belajar,
karena siswa menjadi bermain dalam
pembelajaran, menurut Satrianawati
(2017) siswa dapat berpartisipasi
dalam proses pembelajaran secara
langsung, media permainan ular
tangga dapat dipergunakan untuk
membantu semua aspek
perkembangan anak salah satunya
untuk mengembangkan kecerdasan
logika, media permainan ular tangga
dapat merangsang anak belajar
memecahkan masalah sederhana
tanpa disadari oleh anak, dan
penggunaan media ini dapat
dilakukan baik didalam atau diluar
kelas (Amalia, 2010; Satrianawati,
2017).
Menurut Nawangrana (2017)
dan Satrianawati (2017) menjelaskan
kekurangan dengan menggunakan
media ular tangga sebagai alat
edukasi adalah tidak dapat
diselesaikan tepat waktu, karena
dikhawatirkan bidak milik siswa
akan terjatuh bila menemui ekor ular
secara berulang, penggunaan media
permainan ular tangga memerlukan
banyak waktu untuk menjelaskan
kepada anak, permaian ular tangga
tidak dapat mengembangkan semua
materi pembelajaran, kurangnya
pemahaman aturan permaianan oleh
anak dapat menimbulkan kericuhan
dan bila anak yang tidak menguasai
materi dengan baik akan mengalami
kesulitan dalam bermain
(Satrianawati, 2017; Amalia, 2010;
Nawangrana, 2017).
5. KESIMPULAN
a. Karakteristik responden berdasarkan
usia sebanyak 35 responden rata –
rata (mean) usia reponden yaitu 9,57
dengan rentang usia 9 – 11 tahun.
b. Tingkat kecemasan menghadapi
menarche sebelum diberikan
edutainment dengan media ular
tangga pada siswi di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari yaitu
mayoritas responden mengalami
tingkat kecemasan sedang sebanyak
74,3%.
c. Tingkat kecemasan menghadapi
menarche sesudah diberikan
edutainment dengan media ular
tangga pada siswi di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari yaitu
mayoritas responden mengalami
tingkat kecemasan ringan sebanyak
82, 9%.
d. Terdapat pengaruh dalam pemberian
edutainment dengan media ular
tangga terhadap tingkat kecemasan
menghadapi menarche pada siswi di
SDN Kateguhan 02 Tawangsari,
didapatkan hasil dari uji statistik
wilcoxon memperoleh nilai p-Value
0,000 < 0,05.
6. SARAN
a. Bagi Siswi Sekolah Dasar
Pemberian edutainment dengan
media ular tangga terbukti dapat
menurunkan tingkat kecemasan
menghadapi menarche yang
dialami oleh siswi sekolah dasar,
sehingga perlu diterapkan pada
saat mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam untuk
menurunkan tingkat kecemasan
menghadapi menarche yang
dirasakan oleh siswi.
b. Bagi Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber
informasi guna meningkatkan
pengetahuan anak sekolah dasar
untuk mengurangi kecemasan
menghadapi menarche.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan untuk
memperkaya pengetahuan dan
referensi ilmu keperawatan
tentang praktik melakukan
edutainment dengan media ular
tangga dan pengaruhnya terhadap
tingkat kecemasan menghadapi
menarche pada siswi.
d. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini dapat menjadi
bekal pengetahuan dalam
menghadapi masa remaja dan
menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang kecemasan
menghadapi menarche.
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi
acuan bagi peneliti selanjutnya
yang ingin meneliti dengan objek
yang sama. Namun demikian, bagi
peneliti yang ingin meneliti
dengan objek yang sama
hendaknya meningkatkan jumlah
responden dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat
kecemasan menghadapi menarche
pada siswi, dan luas wilayah
penelitian, sehingga diperoleh
suatu hasil kesimpulan yang lebih
bersifat general dan diketahui
faktor-faktor apakah yang paling
dominan berhubungan dengan
tingkat kecemasan menghadapi
menarche pada siswi.
7. DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, A. (2013). Panduan
Kesehatan Wanita. Solo: As-
Salam Group
Anggraheni, W & Sari, K.I.P. (2018).
Hubungan Pengetahuan Remaja
Tentang Menstruasi Dengan
Tingkat Kecemasan Dalam
Menghadapi Menarche Pada
Siswi Kelas IV dan V SDI Darul
Hikmah Krian Sidoarjo. Jurnal
Nurse and Health.7. (1): 80-85.
Anwar, M. (2011). Ilmu Kandungan
Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Argarini, V., Gani, S., & Putri, M (2019).
Pengaruh Bimbingan Kelompok
Teknik Sosiodrama Dalam
Mengurangi Kecemasan
Berbicara di Depan Kelas Pada
Siswi Kelas VII di SMP Negeri
10 Palembang. Jurnal Konseling
Komprehensif (6): 1-10.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Bain, C., Burton, K., & Gavigan, J.M.
(2015). Ilustrasi Ginekologi.
Singapura: Elsevier
Brown, J.E. (2013). Nutrition through the
life cycle. USA: Cengage
Learning
Darmayitasari, R. (2017). “Gambaran
Kejadian Menarche Dini Pada
Siswi SD Muhammadiyah
Wirobrajan 3 Kota Yogyakarta”.
Skripsi. Yogyakarta: STIKES
Jendral Achmad Yani.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi
Penelitian Keperawatan. Jakarta
Timur: CV. Trans Info Media
Donsu, J.D.T. (2019). Metodologi
Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Fudyartanta, K. (2012). Psikologi
Kepribadian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Goldman, M.B., Troisi, R & Rexrode
K.M. (2012). Women & health.
Philadelphia: Elsevier
Hamid, M.S. (2014). Metode
Edutainment. Yogyakarta: DIVA
Press
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., &
Anderson, R.E. (2010).
Multivariate Data Analysis.
United States of America:
Pearson Prentine Hall
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres
Cemas Dan Depresi. Jakarta:
FKUI
Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika
Irianto, K. (2014). Panduan Lengkap
Biologi Reproduksi Manusia
Untuk Paramedis Dan
Nonmedis. Bandung: Alfa Beta
Khadijah, S. (2016). “Keefektivan Buku
Info Remaja Terhadap Niat
Berperilaku Remaja Putri
Mengenai Kesehatan Organ
Reproduksi Di SMP Negeri 2
Ngaglik dan SMP
Muhammadiyah 2 Mlati Sleman
Yogyakarta”. Tesis. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Khamzah, S.N. (2015). Tanya Jawab
Seputar Menstruasi. Yogyakarta:
Flash Books
Kurniawati, D. (2017). Pengaruh
Permainan Ular Tangga terhadap
Pengetahuan dan Sikap dalam
Menghadapi Menarche pada
Siswi SDN Pringgowirawan 01
Sumberbaru Kabupaten Jember.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 5.
(1): 71-76.
Kusumawati, F & Hartono, Y. (2011).
Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika
Liana, C. (2017). Pengaruh Tingkat
Kecemasan Siswa terhadap
Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Kelas X IPS 2 SMAN 12
Surabaya. E-Journal Pendidikan
Sejarah. 5. (3): 1138-1150.
Lutfiya, I. (2016). Analisis Kesiapan
Siswi Sekolah Dasar Dalam
Menghadapi Menarche. Jurnal
Biometrika dan Kependudukan.
5. (2): 135-145.
Maarif, S. (2017). “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Reproduksi Dengan
Media Permainan Ular Tangga
Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Siswa SMP di Selo Boyolali”.
Skipsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Madaras, L. A. M. (2011). Ada Apa
dengan Tubuhku? Buku Untuk
Cewek . Jakarta: Penerbit Indeks
Manan, A. (2011). Miss V. Yogyakarta:
Buku Biru
Martin, C.J., Akker, Martin, C.R., &
Preedy, V.R. (2014). Handbook
of diet and nutrition in the
menstrual cycle, periconception,
and fertility. Netherlands:
Wageningen Academic
Mitayani & Sartika, W. (2010). Buku
Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans
Info Media
Muhith, A. (2015). Pendidikan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
CV. Andi Offset
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nurfirdaus, A.Z., & Nurwianti, F. (2014).
Hubungan Parentification dan
Kecemasan Pada Remaja
Dengan Status Ekonomi (SEE)
Rendah. Jurnal Psikologi
Universitas Indonesia. 1-20.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Pujiati, W. (2015). Pendidikan Kesehatan
Tentang Menstruasi Terhadap
Tingkat Kecemasan Menghadapi
Menarche Pada Siswi Sekolah
Dasar. MEDISAINS: Jurnal
Ilmiah Ilmu – Ilmu Kesehatan.
13. (1): 50-58.
Purwanto, T. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Purwoastuti, E & Walyani, E. S. (2015).
Panduan Materi Kesehatan
Reproduksi Dan Keluarga
Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press
Proverawati, A & Misaroh, S. (2009).
Menarche: Menstruasi Pertama
Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha
Medika
Riwidikdo, H. (2013). Statistik
Kesehatan. Yogyakarta: Rohima
Press
Rosyida, D. A. C. (2019). Buku Ajar
Kesehatan Reproduksi Remaja
dan Wanita. Yogyakarta: PT
Pustaka Baru
Satrianawati. (2017). Media Dan Sumber
Belajar. Yogyakarta: Deepublish
Siska, N. D. K. (2015). Hubungan
Kesiapan Remaja Dengan
Tingkat Kecemasan Dalam
Menghadapi Menarche Pada
Siswi Kelas V dan VI di SD
Negeri Garahan 01. Jurnal
Keperawatan. 1-11.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Sholeha, H. (2016). “Hubungan
Kesiapan Menghadapi Menarche
dengan Tingkat Kecemasan Pada
Siswi Sekolah Dasar Negeri
(SDN) di Desa Ajung Kecamatan
Kalisat Kabupaten Jember”.
Skripsi. Jember: PSIK
Universitas Jember.
Strauss, Barbieri, Yen & Jaffe’s. (2014).
Reproductive Endocrinology:
Physiology, Pathophysiology,
And Clinical Management. 7th ed.
Philadelphia: Elsevier
Taufan, A. (2017). “Pengaruh Terapi
Doa Terhadap Skala Kecemasan
Pasien Pre Operasi di Ruang
Instalasi Bedah Sentral RSUD
Dr. M. Ashari Pemalang”.
Skripsi. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Triwibowo, C & Pusphandani, M.
(2013). Kesehatan Lingkungan
dan K3. Yogyakarta: Nuha
Media.
Utomo, I. M. (2015). “Pengaruh wudhu
terhadap kecemasan saat
menghadapi ujian praktikum
pada mahasiswi keperawatan”.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Waryana. (2010). Gizi Reproduksi.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Widiasworo, E. (2018). Strategi
Pembelajaran Edutainment
Berbasis Karakter. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media
Yuniarti, S. (2015). Asuhan Tumbuh
Kembang Neonatus Bayi: Balita
dan Anak Prasekolah. Bandung:
PT. Refika Aditama
Zuhriya, C. (2018). Pengaruh
Edutainment Ular Tangga
Terhadap Perilaku Remaja
Tentang Personal Hygiene
Menstruasi. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah. 3. (2): 29-39.