pengaruh dana pihak ketiga (dpk), non...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), NON
PERFORMING FINANCING (NPF), DAN INFLASI
TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) DENGAN
PEMBIAYAAN MURABAHAH SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA (PERIODE 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
LENY TRILIANINGSIH
NIM 21314174
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
iii
MOTTO
“DO THE BEST!!!
GET HARDER, PRAY MORE, AND WILL GET SUCCES”
Karena Dengan Usaha Yang Sungguh Dan Ikhtiar Yang Lebih,
Sebuah Proses Tidak Akan Pernah Menghianati Hasil
iv
PERSEMBAHAN
Kedua orang tua tercinta saya Bapak (Riyanto) dan Ibu (Marsih), adik saya (Nicen
Fitrianingsih) serta keluarga besarku yang telah memberikan doa, dukungan, semangat
dan kepercayaan selama ini.
Kepada teman-temanku yang telah mendukung dan saling membantu berjalannya
skripsi ini (Isnaning, Mbak reni, Mbak Rohayati, Mbak wiwik).
Teman-teman terdekatku (Karina, Eka, Ardhani)
Dan teman-teman seperjuangan yang lain.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta junjungan nabi agung
Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah.
Rasa syukur tidak lupa penulis panjatkan atas selesainya laporan penelitian ilmiah
berupa skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing
Ratio (NPF) dan Inflasi terhadap Profitabilitas (ROA) dengan Pembiayaan
Murabahah sebagai Variabel Intervening pada Bank Umum Syariah di indonesia
(Periode 2013-2017)”. Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat yang membutuhkan.
Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan
serta kekurangan yang penulis lakukan, mulai dari penulisan, referensi, sampai
dengan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, SE,. M.SI selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.SI selaku Ketua Progdi S1 Perbankan Syariah
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
vi
4. Bapak Taufikur Rahman, SE, M.Si. selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan wawasan
kepada penulis selama perkuliahan.
6. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga atas pelayanannya.
7. Kedua orang tuaku Bapak Riyanto dan Ibu Marsih, serta adik saya Nicen
Fitrianingsih yang telah memberikan do’a kasih sayang dan dukungannya.
8. Sahabat-sahabat terkasih disaat suka dan duka, Karina, Eka, Ardhani,
Isnaning dan Rohayati yang telah memberikan semangat dan dukungan
selama ini.
9. Keluarga besar PS-S1 angkatan 2014 yang telah memberikan warna
tersendiri dalam hidupku. Terima kasih… Teruskan perjuangan kita,
semangat!!!
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
11. Segenap mahasiswa program studi Perbankan Syariah-S1, khususnya
angkatan 2014, terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya selama
perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.
12. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap
kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-
banyaknya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Amin
Salatiga, 30 Agustus 2018
Penulis,
Leny Trilianingsih
NIM. 213 14 174
viii
ABSTRAK
Trilianingsih, Leny. 2018. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF) dan Inflasi terhadap Profitabilitas (Return On Asset)
Bank Umum Syariah dengan Pembiayaan Murabahah sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2013-2017). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, program studi
Perbankan Syariah S1, Institute Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing Taufikur Rahman, SE. M.Si.
Mengingat pentingnya peranan bank syariah di Indonesia, maka perlu
ditingkatkan kinerja bank syariah agar perbankan dengan prinsip syariah tetap
sehat dan efisien. Dengan kinerja bank yang baik maka tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap bank akan meningkat. Sebaliknya, jika kinerja bank menurun
maka tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank juga akan berkurang. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh DPK, NPF dan
Inflasi terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Bank Umum Syariah dengan
Pembiayaan Murabahah sebagai Variabel Intervening. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah
yang berjumlah 13 bank syariah.Sampel yang digunakan sebagai objek dalam penelitian
ini sejumlah 11 bank syariah. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Metode pengumpulan data diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi (tersedia) melalui publikasi data-data laporan keuangan tahunan (Annual
Report) bank syariah. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji stationeritas,
uji asumsi klasik dan analisis path. Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistic 23.
Berdasarkan hasil uji analisis path menunjukkan bahwa variabel DPK
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah
Variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank
umum syariah. Variabel Inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank
umum syariah. Variabel DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan murabahah. Variabel NPF dan Inflasi tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan murabahah.
Kata kunci: Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) Inflasi,
Profitabilitas (Return On Asset) dan Pembiayaan Murabahah
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………..i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................. iii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 13
A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 13
B. Kerangka Teori........................................................................................... 25
2. Kerangka Penelitian ................................................................................... 47
3. Hipotesis ..................................................................................................... 48
x
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 57
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 57
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 57
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 57
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 60
E. Definisi Konsep dan Operasional .............................................................. 60
F. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 63
G. Uji Path Analysis ....................................................................................... 66
H. Alat Analisis ............................................................................................... 69
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 70
A. Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................................ 70
B. Analisis Data .............................................................................................. 70
1. Analisis Deskriptif .................................................................................. 70
2. Uji asumsi klasik .................................................................................... 72
3. Analisis jalur (Path Analysis) ................................................................. 77
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 92
A. Kesimpulan ................................................................................................ 92
B. Saran ........................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 13
Tabel 3. 1 Daftar Sampel Bus ………………………………………………….. 59
Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas …………………………………………..73
Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 74
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 75
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 77
Tabel 4. 8 Hasil Persamaan Regresi Pertama Analisis Path ................................. 78
Tabel 4. 9 Analisis Regresi Persamaan Pertama .................................................. 79
Tabel 4. 10 Hasil Persamaan Regresi Kedua Analisis Path .................................. 80
Tabel 4. 11 Analisis Regresi Persamaan Kedua ................................................... 81
Tabel 4. 12 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 91
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian……………………….…………….………....48
Gambar 3. 1 Model Analis Jalur ………………………………………………...67
Gambar 4. 1 Model Analis Jalur…………………………………………………84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun
1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pada awal berdirinya bank
syariah belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri
perbankan nasional. Hal ini tercermin dari undang-undang No. 7 tahun
1992, dimana perbankan dengan sistem bagi hasil di uraikan hanya
sepintas lalu dan merupakan “sisipan” belaka. Bank syariah mengalami
perkembangan yang cukup baik setelah disetujuinya undang-undang No.
10 tahun 1998. Undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan
hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syariah. Sejak masa itu perkembangan bank
syariah di indonesia semakin pesat, dan menimbulkan kepercayaan diri
pada bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah bahkan
menkonversi diri secara total menjadi bank syariah (Antonio, 2001).
Perbankan syariah merupakan suatu lembaga keuangan di mana
sistem, tata cara, dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan pada
syariat Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadits. Perbankan syariah
menggunakan konsep prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) yang
berdasarkan pada syariat Islam. Penilaian terhadap kinerja keuangan pada
2
bank sangat penting bagi setiap stakeholder bank tersebut. Kinerja bank
dapat memberikan kepercayaan kepada deposan dan investor guna
menyimpan dananya. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap
bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak
manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya
para pemilik dana yang kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang
bersangkutan maka loyalitasnya pun sangat tipis, hal ini sangat tidak
menguntungkan bagi bank yang bersangkutan karena para pemilik dana
sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan memindahkannya ke bank lain
(Asriyati, 2017).
Mengingat pentingnya peranan bank syariah di Indonesia, maka
perlu ditingkatkan kinerja bank syariah agar perbankan dengan prinsip
syariah tetap sehat dan efisien. Profitabilitas merupakan indikator yang
paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Suryani, 2011). Dengan
kinerja bank yang baik maka tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
bank akan meningkat. Sebaliknya, jika kinerja bank menurun maka tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap bank juga akan berkurang.
Dalam penelitian ini profitabilitas akan diproksikan dengan
menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja bank,
karena ROA digunakan oleh manajemen bank untuk mengukur
kemampuannya dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik.
Menurut Prasanjaya dan Ramantha (2013) mengukur tingkat profitabilitas
3
merupakan hal yang sangat penting diperlukan, hal ini bertujuan untuk
menjamin apakah keuntungan yang ditargetkan oleh perusahaan dalam
beberapa periode telah tercapai. Return On Asset (ROA) merupakan salah
satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh laba atau keuntungan Ranianti dan Retnowati (2014).
Semakin besar ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank sehingga kemungkinan atas bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA)
diantaranya berasal dari faktor internal dan eksternal. Menurut Arsani
dalam Yulianto (2017) faktor internal yang dapat mempengaruhi ROA
diantaranya adalah DPK dan NPF. Sedangkan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi ROA yaitu inflasi (Mawaddah, 2015). Alasan dipilihnya
industri perbankan karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian di sector riil. Sektor riil tidak akan dapat
berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.
Faktor internal pertama yang mempengaruhi profitabilitas (ROA)
adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana simpanan dari
masyarakat yang dititipkan kepada bank syariah, yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank
dengan media penarikan tertentu. Dana yang dihimpun dari masyarakat
merupakan sumber dana terbesar yang diandalkan oleh bank (mencapai
80% - 90%). Dana simpanan pada bank syariah juga sedapat mungkin
4
mampu dimanfaatkan oleh bank untuk kegiatan operasional bank syariah.
Dana simpanan dari masyarakat bisa berupa: giro, deposito, dan tabungan
(Dendawijaya, 2009:49).
Menurut Dawood (2014) semakin tingginya dana yang dihimpun
dari masyarakat, bank memiliki kesempatan lebih dalam menyalurkan
dananya pada aset-aset produktif seperti penyaluran kredit/pembiayaan,
penempatan dana pada bank lain, penempatan pada surat berharga, dan
kegiatan usaha lainnya. Hal tersebut tentunya akan menambah perolehan
laba yang didapat oleh bank. Maka dari itu peningkatan dana pihak ketiga
memiliki pengaruh positif terhadap perolehan laba atau profitabilitas.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh bakti (2017), Pratomo dkk
(2012) dan penelitian Pratami dkk (2011), membuktikan bahwa DPK
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan
Mahmudah dan Harjanti (2016) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap ROA.
Faktor internal kedua yang mempengaruhi profitabilitas (ROA)
adalah Non performing financing (NPF). Menurut Dendawijaya (2009: 82)
NPF merupakan kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk
membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunga yang telah
disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit. Adanya risiko
pembiayaan yang cukup besar akan berpengaruh terhadap profitabilitas
suatu bank. Risiko kerugian yang diakibatkan oleh pemberian pembiayaan
yang tidak lancar tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan dan
5
keuntungan yang diterima oleh bank. Adanya permasalahan dari nasabah
peminjam dana yang gagal bayar atau dalam melakukan pembayaran tidak
sesuai dengan perjanjian akan memberikan pengaruh kerugian terhadap
bank. Besar kecilnya keuntungan dan kemampuan bank menghasilkan laba
akan menggambarkan besar kecilnya profitabilitas yang diperoleh bank.
Sebagaimana penelitian Anggraini (2013) NPF berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA. Menurut Inayatillah (2017) Non Performing
Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah. Sehingga peningkatan pada
Non Performing Financing (NPF) akan mengakibatkan menurunnya
Return On Asset (ROA). Berbeda dengan penelitian Riyadi (2014) yang
menyimpulkan bahwa NPF secara parsial tidak berpengaruh terhadap
ROA Bank Umum Syariah.
Faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) adalah
Inflasi (Mawaddah, 2015). Inflasi merupakan suatu keadaan di mana
terjadi kenaikan harga-harga secara tajam yang berlangsung terus menerus
dalam jangka waktu yang cukup lama, seirama dengan kenaikan harga-
harga tersebut, nilai uang turun secara tajam pula sebanding dengan
kenaikan harga-harga tersebut (Sukirno, 2006: 14). Menurut Bank
Indonesia kestabilan inflasi merupakan faktor penting yang dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara sehingga memberikan
kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat. Menurut Bank Indonesia
berdasarkan penyebabnya inflasi digolongkan kedalam dua jenis yaitu
6
demand pull inflation dan cost push inflation. Jika tingkat inflasi
mengalami peningkatan akan menyebabkan harga-harga barang terus
mengalami kenaikan, apalagi jika sudah pada tahap hiperinflasi dimana
inflasi sudah tidak dapat dikendalikan. Tingginya tingkat inflasi akan
mengurangi minat masyarakat untuk menabung. Masyarakat akan lebih
banyak menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
disebabkan karena naiknya harga-harga barang. Inflasi merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank karena kinerja
keuangan dan tingkat suku bunga dapat dipengaruhi oleh perubahan
tingkat inflasi (Sahara, 2013). Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Hidayati (2014) yang menunjukkan hasil penelitian bahwa Inflasi
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan Wibowo
(2013) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu Inflasi tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas (ROA).
Dalam penelitian ini menggunakan variabel intervening untuk
mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung variabel independen
terhadap variabel dependen. Menurut (Tuchman dalam Sugiyono 2007)
variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara variabel independen
dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
7
Penelitian ini menggunakan Pembiayaan murabahah sebagai
variabel mediasi (intervening) dari pengaruh DPK, NPF dan Inflasi
terhadap profitabilitas. Menurut Rohmawati (2014) Dominasi pembiayaan
Murabahah menunjukkan bahwa pembiayaan tersebut mempunyai banyak
keuntungan bagi bank syariah. Pertama kepastian pembeli, dimana bank
syariah tidak akan membelikan suatu barang kecuali sudah ada
pembelinya. Kedua, kepastian keuntungan, dimana bank syariah dapat
memastikan keuntungan atas suatu barang yang dijulanya. Ketiga,
pembiayaan Murabahah lebih mudah diaplikasikan pada saat sekarang ini.
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan berprinsip jual beli yang
pada dasarnya merupakan penjualan dengan keuntungan (margin) tertentu
yang ditambahkan diatas biaya perolehan. Pembayaran bisa tunai maupun
ditangguhkan dan dicicil. Dalam pembiayaan ini, bank sebagai pemilik
dana membelikan barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh
nasabah yang membutuhkan pembiayaan.
Pembiayaan murabahah memberikan dampak pada meningkatnya
keuntungan bank. pembiayaan murabahah juga berfungsi untuk menekan
resiko pada usaha yang dilakukan, serta bank syariah dapat langsung
mengetahui atau menentukan besaran margin keuntungan yang akan
diperolehnya dalam pembiayaan murabahah. Semakin bertambahnya
pembiayaan murabahah akan berdampak pada peningkatan total
pendapatan bank sehingga proftabilitas (ROA) bank mengalami
peningkatan pula (Agza dan Darwanto, 2017). Sebagaimana penelitian
8
yang dilakukan oleh Agza dan Darwanto (2017) yang menunjukkan hasil
penelitian bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan Mizan (2017)
menunjukkan hasil yang berbeda yaitu pembiayaan murabahah tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).
Berdasarkan dari uraian dan beberapa penelitian terdahulu yang
menunjukkan hasil yang tidak konsisten, maka perlu dilakukan penelitian
kembali tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF) dan Inflasi terhadap Profitabilitas (Return On Asset)
Bank Umum Syariah dengan pembiayaan murabahah sebagai variabel
intervening, sehingga dalam penelitian ini akan dikaji ulang dengan
harapan hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat teori
yang ada. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF) dan Inflasi terhadap Profitabilitas (Return On Asset)
Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pembiayaan Murabahah
sebagai Variabel Intervening(periode 2013-2017) ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas
(ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?
9
2. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum
Syariah di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan
Murabahah?
5. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
Pembiayaan Murabahah?
6. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap profitabilitas (ROA) terhadap
Pembiayaan Murabahah?
7. Bagaimana pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap profitabilitas
(ROA)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang di ajukan peneliti di atas,
maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF)
terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi terhadap profitabilitas (ROA)
Bank Umum Syariah di Indonesia.
4. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Pembiayaan Murabahah?
10
5. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF)
terhadap Pembiayaan Murabahah?
6. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi terhadap profitabilitas (ROA)
yang terhadap Pembiayaan Murabahah?
7. Untuk menganalisis pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap
profitabilitas (ROA).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, yaitu :
1. Bagi perbankan syariah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perbankan syariah
dalam menghasilkan profitabilitas Return On Asset (ROA) sehingga
nantinya kegiatan perbankan dapat berjalan dengan baik.
2. Bagi Akademik dan Pembaca, diharapkan dapat menambah khasanah
perpustakaan dengan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya,
dengan melihat variabel manakah yang sesuai dengan teori dan bersifat
signifikan. Variabel yang demikian layak menjadi variabel penelitian
pada penelitian selanjutnya. Dan diharapkan dapat menambah referensi
terutama bagi mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah.
3. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk memperluas
pengetahuan dan wawasan mengenai dunia perbankan syariah, dan
11
mengembangkan keilmuan peneliti dalam mengetahui tingkat
profitabilitas perbankan syariah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang
terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi
ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi pendahuluan yang mencakup
latar belakang; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian
memberi gambaran objek yang akan menggunakan hasil penelitian dan
sistematika penulisan yang berisi urutan penulisan penelitian yang
dilakukan.
BAB II Landasan Teori. Bab ini berisi tentang telaah pustaka
merupakan penjelasan dari penelitian - penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan, kerangka teori yang berisi bangunan
teori dan konsep yang akan digunakan untuk menganalisis, kerangka
penelitian berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model
penelitian yang akan diuji disajikan dalam bentuk gambar dan atau
persamaan, dan hipotesis penelitian berisi hipotesis yang diajukan.
BAB III Metode Penelitian. Bab ini penulis memaparkan tentang
metodologi penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
tehnik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan
operasional, instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian dan alat
analisis.
12
BAB IV Analisis Data. Berisi analisis data yang menjelaskan
tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data yang meliputi 3 bagian
analisis terhadap tiap variabel , pengujian hipotesis dan pembahasan hasil
uji hipotesis dan berupa gambaran umum obyek penelitian dan deskripsi.
BAB V Penutup. Berisi kesimpulan yang menjelaskan tentang
hasil penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan jelas. Sedangkan saran
merupakan himbauan kepada pembaca atau instansi terkait agar saran yang
dipaparkan dapat memberi pengetahuan dan manfaat serta dapat
dikembangkan menjadi bahan kajian peneliti berikutnya.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian ini juga pernah di angkat sebagai topik penelitian
oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti juga diharuskan
untuk mempelajari penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan
sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini. Adapun
penelitian-penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
Penelitian
Perbedaan
Dengan
Penulis
Pengaruh DPK Terhadap Profitabilitas (ROA)
1. Luthfia
Hanania
2015
Faktor
Internal Dan
Eksternal
Yang
Mempengar
uhi
Profitabilitas
Perbankan
Syariah
Dalam
Jangka
Pendek Dan
Jangka
Panjang
Independen :
-Faktor
Internal
(DPK,Pembi
ayaan,NPF)
-Faktor
Eksternal
(Suku bunga
dan inflasi)
Dependen:
-
Profitabilitas
DPK
Perbankan
Syariah
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap
Profitabilitas
Perbankan
Syariah Di
Indonesia.
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variable
independen
DPK, NPF dan
inflasi serta
mengunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
14
2. Nurul
Mahmud
h, Ririh
Sri
Harjanti
(2016)
Analisis
Capital
Adequacy
Ratio,
Financing
To Deposit
Ratio, Non
Performing
Financing,
Dan Dana
Pihak Ketiga
Terhadap
Tingkat
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah
Periode
2011-2013
Independen:
-CAR
-FDR
-NPF
-DPK
Dependen:
-
Profitabilitas
Dana Pihak
Ketiga
(DPK) Tidak
Berpengaruh
Terhadap
ROA
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
3. Ulin
Nuha Aji
Setiawan,
Astiwi
Indriani
(2016)
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga
(DPK),
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR),
Dan Non
Performing
Financing
(NPF)
Terhadap
Profitabilitas
Bank
Syariah
Dengan
Pembiayaan
Sebagai
Variabel
Intervening
Independen:
-DPK
-CAR
-NPF
Dependen:
-
Profitabilitas
Intervening:
Pembiayaan
DPK
Berpengaruh
Positif
Signifikan
Terhadap
Profitabilitas.
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
Pengaruh NPF Terhadap Profitabilitas (ROA)
1. Slamet
Riyadi
(2014)
Pengaruh
Pembiayaan
Bagi Hasil,
Pembiayaan
Jual Beli,
Independen:
-Pembiayaan
Bagi Hasil
-Pembiayaan
Jual Beli
NPF Secara
Parsial Tidak
Berpengaruh
Terhadap
ROA Bank
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
15
Financing
To Deposit
Ratio (FDR)
Dan Non
Performing
Financing
(NPF)
Terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah Di
Indonesia
-FDR
-NPF
Dependen:
-
Profitabilitas
Umum
Syariah
.
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
2. Nurul
Mahmud
h, Ririh
Sri
Harjanti
(2016)
Analisis
Capital
Adequacy
Ratio,
Financing
To Deposit
Ratio, Non
Performing
Financing,
Dan Dana
Pihak Ketiga
Terhadap
Tingkat
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah
Periode
2011-2013
Independen:
-CAR
-FDR
-NPF
-DPK
Dependen:
-
Profitabilitas
Non
Performing
Financing
(NPF) Tidak
Berpengaruh
Terhadap
ROA
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
3 Yulia
Inayatillh
(2017)
Pengaruh
Pembiayaan
Bagi Hasil,
Jual Beli,
Fdr, Npf
Terhadap
Profitabilitas
Bank
Syariah
Independen:
Pembiayaan
jual beli,
pembiayaan
bagi hasil,
NPF, FDR
Dependen:
Profitabilitas
Non
Performing
Financing
(NPF)
berpengaruh
negatif
terhadap
profitabilitas
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
16
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
4 Adiasma
Yulianto
Triasoro
(2017)
Pengaruh
BOPO, NPF
Dan FDR
Terhadap
Return On
Aset
(ROA) Bank
Umum
Syariah
Independen:
-BOPO
-NPF
-FDR
Dependen:
ROA
NPF
memiliki
pengaruh
terhadap
ROA
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
5 Nurul
Rahmi
Ratna
Anggraini
(2013)
Pengaruh
CAR,
BOPO, NPF,
DAN CSR
DISCLOSU
RE terhadap
Profitabilitas
Perbankan
Syariah
Independen:
-CAR
-BOPO
-NPF
-CSR
DISCLOSU
RE
Dependen:
Profitabilitas
Non
Performing
Financing
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
profitabilitas
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
Pengaruh INFLASI Terhadap Profitabilitas (ROA)
1. Ridhwan
(2016)
Analisis
Pengaruh
Suku Bunga
Dan Inflasi
Independen:
-Suku bunga
-Inflasi
Dependen:
Inflasi
Berpengaruh
Positif Dan
Signifikan
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
17
Terhadap
Profitabilitas
PT. Bank
Syariah
Mandiri
-
Profitabilitas
Terhadap
Profitabilitas
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
2. Amalia
Nuril
Hidayati
(2014)
Pengaruh
Inflasi, BI
Rate Dan
Kurs
Terhadap
Profitabilitas
Bank
Syariah Di
Indonesia
Independen:
-Inflasi
-BI Rate
-Kurs
Dependen:
-
Profitabilitas
Inflasi
Mempunyai
Pengaruh
Signifikan
Terhadap
Profitabilitas
Bank Syariah
Di Indonesia.
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
3. Edhi
Striyo
Wibowo,
Muhamad
Syaichu
(2013)
Analisis
Pengaruh
Suku Bunga,
Inflasi,
CAR,
BOPO, NPF Terhadap
Profitabilitas
Bank
Syariah
Independen:
-Suku Bunga
-Inflasi
-CAR
-BOPO
-NPF
Dependen:
Profitabilitas
(ROA)
Inflasi tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
ROA
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
18
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
4. Ayu
Yanita
Sahara
(2013)
Analisis
Pengaruh
Inflasi, Suku
Bunga BI,
Dan Produk
Domestik
Bruto
Terhadap
Return On
Asset (ROA)
Bank
Syariah Di
Indonesia.
Independen:
-Inflasi
-Suku buga
BI
-PDB
Dependen:
-
Profitabilitas
(ROA)
Inflasi
Berpengaruh
Positif
Terhadap
ROA.
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
5. Luthfia
Hanania
2015
Faktor
Internal Dan
Eksternal
Yang
Mempengar
uhi
Profitabilitas
Perbankan
Syariah
Dalam
Jangka
Pendek Dan
Jangka
Panjang
Independen :
-Faktor
Internal
-Faktor
Eksternal
Dependen:
-
Profitabilitas
Tingkat
Inflasi
Di Indonesia
Dalam
Jangka
Pendek
Tidak
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap
Profitabilitas,
Tetapi
Dalam
Jangka
Panjang
Inflasi
Berpengaruh
Signifikan
Positif
Terhadap
Profitabilitas
Perbankan
Syariah Di
Indonesia
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
19
6 Fretty
Welta,
Lemiyana
(2017)
Pengaruh
CAR,
Inflasi, Nilai
Tukar
Terhadap
Profitabilitas
Pada Bank
Umum
Syariah
Independen :
-CAR
- Inflasi
-Nilai tukar
Dependen:
-
Profitabilitas
Inflasi
Berpengaruh
Tidak
Signifikan
Negatif
Terhadap
ROA
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
8 Ni wayan
lindayani
dan sayu
kt.
Sutrisna
dewi
(2016)
Dampak
struktur
modal dan
inflasi
terhadap
profitabilitas
dan return
saham
perusahaan
keuangan
sector
perbankan
Independen :
Struktur
modal dan
inflasi
Dependen :
Profitabilitas
dan return
saham
Inflasi
Berpengaruh
Negatif dan
Signifikan
Terhadap
ROA
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
9 Nur
Purnamas
ari
dan Sapto
Jumono
(2013)
Kinerja
Keuangan
Industri
Perbankan
Studi Kasus
Bank
di Indonesia
2002Q1-
2012Q4
Independen:
LnTA (Size
Bank),
KreditTA
(Kredit
dalam Total
Aset),
DPKTA
(Dana Pihak
Ketiga dalam
Inflasi
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
ROA.
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
20
Total Aset), TETA
(Total
Ekuitas
dalam Total
Aset), IEPO
(Interest
Expenses
dalam
Pendapatan
Operasional), OCPO
(Overhead
Cost dalam
Pendapatan
Operasional),
LDR (Loan
to Deposit
Ratio),GoGD
P (Growth of Gross
Domestik
Produk),
Suku Bunga
SBI, dan
Inflasi
Dependen:
-
Profitabilitas
(ROA)
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
Pengaruh DPK terhadap pembiayaan murabahah
1 Faishal
Rahman1,
Leny
Suzan,SE
.,M.Si2,
Muhamad
Muslih,
SE.,MM
(2017)
Pengaruh
Jumlah
DANA
PIHAK
KETIGA
dan
FINANCIN
G TO
DEPOSIT
RATIO
terhadap
PEMBIAYA
AN
MURABAH
Independen :
DANA
PIHAK
KETIGA dan
FINANCIN
G TO
DEPOSIT
RATIO
Dependen:
-Pembiayaan
Murabahah
Dana pihak
ketiga
berpengaruh
positif dan
tidak
signifikan
Pembiayaan
Murabahah
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
21
AH
(Studi Pada
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
Periode 2011
– 2015)
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
2 Agustina
Kurniawa
nti (2014)
Analisis
factor-faktor
yang
mempengaru
hi volume
pembiayaan
berbasis bagi
hasil pada
bank umum
syariah di
Indonesia
Independen:
-DPK
-NPF
-Tingkat bagi
hasil
- Total Aset
Dependen:
-Pembiayaan
murabahah
variabel
DPK tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
3 Ahmad
Muhamm
d
Ryad,Yup
i
Yuliawati
(2017)
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga
(DPK),
Capital
Adequacy
Ratio
(CAR), Non
Performing
Finance
(NPF)
Terhadap
Pembiayaan
Independen:
-DPK
-CAR
-NPF
Dependen:
-Pembiayaan
Dana Pihak
Ketiga
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
Pembiayaan
Bank Syariah
Mandiri.
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
4 Agustinar
(2016)
Analisis
Pengaruh
DPK, NPF,
Independen:
-DPK
-NPF
Dana Pihak
Ketiga
memiliki
Dalam
penelitian ini
untuk
22
SWBI Dan
Surat
Berharga
Pasar Uang
Syariah
Terhadap
Penyaluran
Pembiayaan
Perbankan
Syariah Di
Indonesia
(Periode
2010-2014)
-SWBI
-Surat
berharga
pasar uang
syariah
Dependen:
-Pembiayaan
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
penyaluran
pembiayaan
pada
perbankan
syariah di
Indonesia
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
Pengaruh NPF terhadap pembiayaan Murabahah
1 Hibaitul
Haqqi
(2016)
Analisis
pengaruh
Non
Performing
Financing
(NPF),
Financing to
Deposit
Ratio
(FDR),
Inflasi dan
CAR
terhadap
Proporsi
Pembiayaan
Murabahah
pada Bank
Umum
Syariah Di
Indonesia
Independen:
-NPF
- FDR
- Inflasi
- CAR
Dependen:
-Pembiayaan
Murabahah
Non
Performing
Financing
(NPF)
berpengaruh
POSITIF
terhadap
Pembiayaan
pada Bank
Umum
Syariah
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
2 Agustina
Kurniawa
nti (2014)
Analisis
factor-faktor
yang
mempengaru
hi volume
pembiayaan
berbasis bagi
hasil pada
Independen:
-DPK
-NPF
-Tingkat bagi
hasil
- Total Aset
Dependen:
-Pembiayaan
NPF tidak
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
murabahah
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
23
bank umum
syariah di
Indonesia
murabahah mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
3 Mizan
(2017) DPK, CAR,
NPF, DER,
DAN ROA
TERHADA
P
PEMBIAYA
AN
MURABAH
AH
PADA
BANK
UMUM
SYARIAH
Independen:
- DPK
- CAR
- NPF
- DER
-ROA
Dependen:
-Pembiayaan
Murabahah
Non
performing
financing
(NPF)
berpengaruh
terhadap
praktik
pembiayaan
murabahah
pada bank
umum syariah
di
Indonesia.
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan murabahah
1 Supandi
Rahman,
Rio
Monoarfa
,
Mahdalen
s (2013)
Pengaruh
Tingkat
Inflasi dan
suku bunga
bank
konvensiona
l Terhadap
Pembiayaan
murabahah
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
(periode
2008-2012)
Independen:
-Inflasi
Bi rate
Dependen:
-Pembiayaan
inflasi
berpengaruh
positif
namun tidak
signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
24
pembiayaan
murabahah.
2 Risky
anggraini
Julia
2017
Pengaruh
NPF, Inflasi
dan DPK
terhadap
Tingkat
Pembiayaan
Murabahah
pada PT.
BSM
Independen:
- DPK
- NPF
- Inflasi
Dependen:
-pembiayaan
Murabahah
Inflasi tidak
berpengaruh
terhadap
Pembiayaan
murabahah
pada PT.
BSM
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap ROA
1 Cut
Faradilla,
Muhamm
ad Arfan
dan M.
Shabri
(2017)
Pengaruh
Pembiayaan
MURABAH
AH,
ISTISHNA,
IJARAH,
MUDHARA
BAH dan
MUSYARAK
AH
Terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah Di Indonesia
Independen:
Pembiayaan
MURABAH
AH,
ISTISHNA,
IJARAH,
MUDHARA
BAH dan
MUSYARAK
AH
Dependen:
-
Profitabilitas
(ROA)
Pembiayaan
Murabahah
berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
profitabilitas
Bank Umum Syariah.
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
2 Amri
Dziki
Fadholi
(2015)
Pengaruh
Pembiayaan
MURABAH
AH,
MUSYARA
KAH dan
Independen:
Pembiayaan
MURABAH
AH,
MUSYARA
KAH dan
Variabel
pembiayaan
murabahah
tidak
berpengaruh
terhadap
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
25
Sumber: Hasil pengolahan peneliti, 2018
B. Kerangka Teori
1. Teori Pembiayaan
Dalam menetapkan kebijaksanaan perkreditan, dalam hal ini
pembiayaan tersebut harus diperhatikan tiga asas pokok yaitu
(Mulyono, 2000 :20) :
MUDHARA
BAH
terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah (Studi
Empiris pada
Bank Umum
Syariah Di
Indonesia
Tahun 2011-
2014)
MUDHARA
BAH
Dependen:
-
Profitabilitas
(ROA)
profitabilitas
(ROA) bank umum
syariah di
Indonesia
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
3 Dewi
wulan
sari,
muhamm
ad yusak
anshori
(2017)
Pengaruh
Pembiayaan
MURABAH
AH,
ISTHISNA MUDHARA
BAH dan
MUSYARA
KAH
terhadap
Profitabilitas
Bank Umum Syariah
(Studi pada
Bank
Syariah Di
Indonesia
Tahun 2015-
2016)
Independen:
Pembiayaan
MURABAH
AH,
ISTHISNA MUDHARA
BAH dan
MUSYARA
KAH
Dependen:
-Pembiayaan
Profitabilitas
(ROA)
Variabel
pembiayaan
murabahah
berpengaruh
signifikan
dan Negatif
terhadap
profitabilitas
(ROA) bank
umum
syariah di
Indonesia
Dalam
penelitian ini
untuk
mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
yaitu
mengunakan
variabel DPK,
NPF dan
inflasi serta
menguunakan
varibel
intervening
yaitu
pembiayaan
murabahah.
26
a. Asas Likuiditas, yaitu asas yang mengharuskan bank untuk tetap
dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak
likuid akibatnya sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari
para nasabahnya atau dari masyarakat. Suatu bank dikatakan likuid
apabila memenuhi beberapa kriteria antara lain :
1) Bank tersebut memiliki “cash assets” sebesar kebutuhan yang
akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya,
2) Bank tersebut memiliki assets lainnya yang dapat dicairkan
sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarannya.
3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash
assets baru melalui berbagai bentuk utang.
b. Asas solvabilitas, usaha pokok perbankan yaitu menerima
simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk
kredit. Dalam kebijaksanaan pembiayaan maka bank harus pandai-
pandai mengatur penanaman dana ini baik pada bidang
perkreditan, surat-surat berharga pada suatu tingkat risiko
kegagalan yang sekecil mungkin.kiranya hal ini mudah untuk
dipahami sebab assets bank dalam bentuk kredit dan penanaman
dalam surat-surat berharga ini akan merupakan sumber utama bagi
bank untuk menutup segala utang bank kepada para
girant/deposant apabila sewaktu-waktu yang bersangkutan akan
menarik dananya dari bank tersebut. Jadi masalah ini yang
mendorong Top Manajemen suatu bank untuk dapat mengarahkan
27
kebijaksanaan dalam pemberian kredit yang sehat, mengarahkan
sasaran pemberian kredit secara tepat, dan lain-lain. Sehingga
kredit-kredit yang diberikan tersebut harus dapat dikuasai oleh para
debitur tepat waktunya sesuai dengan yang telah dijanjikan agar
tidak merusak skedul perencanaan kredit yang telah disusunnya.
c. Asas rentabilitas, sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha
akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk
mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan
mengembangkan dirinya.laba yang diperoleh dari pembiayaan
berupa selisih antara biaya dana dengan dengan pendapatan bunga
yang diterima para debitur. Pada Negara-negara yang sedang
berkembang pendapatan bunga dari bidang pembiayaan
merupakan sumber pendapatan yang terbesar bagi perbankan.
Selanjutnya disamping “Top Manajemen” suatu bank harus
memperhatikan tiga asas diatas maka ia harus pula memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijaksanaan pembiayaan yaitu
:
a. Keadaan perekonomian, perkembangan politik.
b. Peraturan-peraturan penguasa moneter yang ada.
c. Kemampuan bank yang bersangkutan dalam mengumpulkan
dana dengan biaya yang relative murah.
d. Volume permintaan kredit dari masyarakat bisnis.
e. Tingkat (besarnya) laba yang diharapkan.
28
f. Kemampuan manajemen bank itu sendiri.
g. Para saingan dari bank-bank/lembaga keuangan lainnya yang
memasarkan jasa perkreditan.
2. Teori Profitabilitas
Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas
bank. Seluruh manajemen suatu bank, baik yang mencakup manajemen
permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen
rentabilitas, dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan mempengaruhi
dan bermuara pada perolehan laba (profitabilitas) perusahaan perbankan
(Payamta, Machfoed, 1999). Manajemen yang baik yang ditunjang oleh
faktor modal dan lokasi merupakan kombinasi ideal untuk keberhasilan
bank dan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dari segi manajemen
adalah balance sheet managementyang meliputi asssets dan liability
management artinya pengaturan harta dan utang secara bersama-sama
(Badera L.D, 2003).
Keterkaitan dengan penelitian penulis, dalam teori diatas
menyebutkan bahwa manajemen likuiditas diungkapkan dengan
menggunakan variabel independen Dana Pihak ketiga (DPK), manajemen
kualitas aktiva diungkapkan dengan menggunakan variabel independen
Non Performing Financing (NPF) dan variabel independen menggunakan
inflasi serta profitabilitas diungkapkan dengan menggunakan variabel
dependen Return On Assets (ROA) dan variabel intervening
menggunakan pembiayaan murabahah.
29
3. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan yang telah dicapai suatu
perusahaan dalam periode tertentu. Menurut Simorangkir (2004: 152), laba
merupakan tujuan perusahaan yang paling penting karena dengan laba
yang cukup dapat dibagi keuntungan kepada pemegang saham dan atas
persetujuan pemegang saham sebagian dari laba disisihkan sebagai
cadangan, yang kemudian akan meningkatkan kredibilitas atau tingkat
kepercayaan bank di mata masyarakat.
Rasio profitabilitas menurut Dendawijaya (2009:118) adalah alat
untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-
rasio dalam katagori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat
kesehatan bank. Rasio profitabilitas ialah rasio yang bertujuan untuk dapat
mengetahui kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba selama
periode tertentu serta memberikan gambaran mengenai tingkat efektifitas
manajemen didalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas
manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan serta
investasi perusahaan.
Macam-macam rasio profitabilitas menurut Dendawijaya (2009: 120).
1) Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
30
keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.
2) Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba
bersih bank dengan ROE modal sendiri. Return On Equiy (ROE) ini
merupakan indikator rasio yang amat penting bagi para pemegang
saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.
Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang
bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan
kenaikan harga saham bank
3) Rasio Beban Operasional
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan
dengan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya.
4) Net Profit Margin (NPM)
Ratio Net profit margin adalah rasio yang menggambarkan
tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio NPM
ini mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama
berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki
31
berbagai risiko, seperti risiko kredit (kredit bermasalah dan risiko
kredit), bunga (negative spread), kurs valas (jika kredit yang diberikan
dalam valas) dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan teori diatas, rasio perhitungan
profitabilitas yang digunakan oleh peneliti yaitu Return On Asset.
Menurut Endraswati (2018) ROA adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. Rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini
merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total asset dalam
satu periode (Endraswati, Suhardjanto dan Krismiaji, 2014). Jadi
intinya ROA adalah gambaran produktivitas bank dalam mengelola
dana sehingga menghasilkan keuntungan.
Tujuan dari penggunakan rasio ROA yaitu untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin besar
ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau
dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba
yang lebih besar. Hal ini berarti jika bank memiliki ROA yang tinggi
menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki kemampuan yang besar
dalam meningkatkan laba operasi apabila dikaitkan dengan dana dari
laba yang dikumpulkan.
32
Secara sistematis, ROA dirumuskan oleh Dendawijaya (2009:
118) sebagai berikut:
4. Pembiayaan
Menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan pada bab I pasal
1 ayat 12 dijelaskan bahwa, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil. Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Pembiayaan merupakan fungsi
intermediasi bank, dimana menyalurkan dana ke masyarakat berupa
pembiayaan yang diperoleh dari dana deposit masyarakat (Asiyah, 2014).
Fungsi pembiayaan menurut Asiyah (2014: 8) antara lain: meningkatkan
daya guna uang, meningkatkan daya guna barang, meningkatkan
peredaran uang, meningkatkan kegairahan berusaha, stabilitas ekonomi,
jembatan untuk meningkatkan pendapat nasional, serta pembiayaan bank
syariah berfungsi sebagai alat ekonomi internasional.
Adapun prinsip dasar pembiayaan pada Bank Syari’ah adalah:
mempertahankan nasabah (retain customer), meningkatkan kualitas
(repeat order), mendapatkan nasabah (acquisition), mitigasi risiko (risk
33
mitigation), dan optimalisasi pendapatan (return optimalization) (Susilo,
2017:111). Jenis pembiayaan sebagai berikut (Muhamad, 2016: 22):
a. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik
dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syari’ah, dengan
pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah
yang telah disepakati sebelumnya.
b. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau
lebih pemilik dana dan/atau barang untuk menjalankan usaha tertentu
sesuai syari’ah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian
kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.
c. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar
harga perolehn barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh
para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga
perolehan kepada pembeli.
d. Pembiayaan Salam
Salam merupakan transaksi jual beli berang dengan cara
pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai
terlebih dahulu secara penuh.
34
e. Pembiayaan Istishna’
Sedangkan istishna’ adalah transaksi jual beli barang dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan
kesepakatan.
f. Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan ijarah dapat dilakukan dengan dua pola, yaitu:
Pertama, Ijarah yang merupakan transaksi sewa menyewa atas
suatubarang dan/atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk
kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan. Kedua, Ijarah
Muntahiya Bitamlik yaitu transaksi sewa menyewa antara pemilik
objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa
yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa.
g. Pembiayaan Qardh
Qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan
dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman
secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.
h. Pembiayaan Multijasa
Pembiayaan multijasa adalah transaksi yang melibatkan dua
akad, yaitu akad ijarah dan kafalah. Kafalah adalah transaksi
penjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak
35
ketiga atau yang tertanggung (makful lahu) untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua (makful’anhu/ashil).
Diantara pembiayaan diatas, pembiayaan yang paling diminati
oleh masyarakat adalah pembiayaan murabahah. Murabahah adalah
perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah dimana Bank Syariah
membeli barang yang diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya
kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah
dengan margin/ keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan
nasabah. Perhitungan pembiayaan murabahah menurut PSAK 102
(2007) telah diatur penyajian pembiayaan murabahah dalam laporan
keuangan sebagai berikut; piutang murabahah disajikan sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah
dikurangi penyisihan kerugian piutang. Kemudian margin murabahah
tangguhan disajikan sebagai pengurang piutang murabahah. Aplikasi
pembiayaan murabahah meliputi: pembiayaan investasi/ barang modal,
pembiayaan konsumtif, pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan
ekspor.
Menurut Fauzan (2017) dominannya jenis pembiayaan
murabahah dibandingkan jenis pembiayaan lain disebabkan beberapa
faktor diantaranya dari sisi penawaran bank syariah, pembiayaan
murabahah lebih minim risikonya dibandingkan jenis pembiayaan bagi
hasil. Selain itu pengembalian yang telah ditentukan sejak awal juga
mempermudah bank dalam memprediksi keuntungan yang akan
36
diperoleh. Dalam transaksi yang menggunakan akad murabahah
terdapat keuntungan atau margin yang telah disepakati, namun pada
kenyataannya keuntungan atau margin tersebut ditentukan oleh bank
dan nasabah hanya menerima jadi, kemudian memberikan kesepakatan
atas margin tersebut. Perhitungan pembiayaan murabahah dirumuskan
oleh Wadany (2015: 18) sebagai berikut:
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana Pihak Ketiga menurut Kuncoro (2002:155), adalah dana-dana
yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang
diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrument produk
simpanan yang dimiliki bank. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK)
yang diterapkan di perbankan syariah secara umum meliputi 2 metode,
yaitu Wadi’ah dan Mudharabah. Begitu juga yang dijelaskan oleh Karim
(2010:107) dalam bank syariah jenis sumber dana pihak ketiga dapat
dibagi menjadi dua, yaitu mudharabah dan wadi'ah. Menurut Antonio
(2015:148), mudharabah adalah kerja sama antara pemilik dana (shahibul
maal) dan pengelola dana (mudharib). Mudharabah terdiri dari
mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. Sedangkan Al-
wadi’ah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika
pemiliknya menghendaki. Wadi’ah terbagi menjadi dua, yaitu wadi’ah yad
al-amanah dan wadi’ah yada dh-dhamanah.
37
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah (Pasal
1) disebutkan bahwa, ”Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad wadi’ah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam
bentuk Giro, Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu”. Dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank merupakan sumber
dana terbesar yang paling diandalkan bank yang terdiri dari 3 jenis, yaitu:
dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Rasio ini dirumuskan oleh
Ismail (2010: 43) sebagai berikut:
Dana Pihak Ketiga = Giro + Deposito + Tabungan
1) Giro (Demand Deposits)
Giro merupakan simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindah
bukuan.
2) Deposito (Time Deposits)
Deposito meruapakan investasi dana berdasarkan Akad mudharabah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang
penarikannyahanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
Akad antara Nasabah Penyimpan dan Bank Syariah dan/atau UUS.
3) Tabungan (Saving)
38
Merupakan simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Investasi dana
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Menurut Siamat (2005), Syafi’i Antonio
(2001), Muhammad (2005), salah satu sumber dana yang bisa
digunakan untuk pembiayaan (loan) adalah simpanan. Secara umum
bila semakin besar simpanan maka bank semakin banyak dalam
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat.
Menurut Antonio (2001), salah satu sumber dana yang dapat
digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan masyarakat (DPK).
Semakin besar DPK yang berhasil dihimpun oleh bank maka semakin
besar pula pembiayaan yang disalurkan oleh bank. Menurut Suyatno
(2001) salah satu sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan
adalah dana simpanan atau dana dari nasabah (DPK), volume DPK
yang berhasil dihimpun bank akan sangat menentukan volume dana
yang dapat dikembangkan dalam penyaluran pembiayaan. Kegiatan
menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat merupakan fokus utama kegiatan bank syariah. Dengan
demikian, untuk dapat memberikan pembiayaan secara optimal, bank
harus mempunyai kemampuan menghimpun DPK karena DPK
merupakan sumber utama pembiayaan bank syariah.
39
6. Non Performing Financing (NPF)
Menurut Dendawijaya (2009: 82) NPF merupakan kegagalan pihak
debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan)
pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam
perjanjian kredit. Menurut Darmawi (2011: 126), Non Performing
Financing meliputi kredit dimana peminjam tidak dapat melaksanakan
persyaratan perjanjian kredit yang telah ditandatanganinya, yang
disebabkan oleh berbagai hal sehingga perlu ditinjau kembali atau
perubahan perjanjian. Menurut Mahmoeddin (2010:4) NPF adalah
pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor
internal yaitu adanya kesenjangan dan faktor eksternal yaitu suatu kejadian
diluar kemampuan kendali direktur.
Wangsawidjaja dalam Asnaini (2014), ada 2 faktor yang
menyebabkan pembiayaan bermasalah, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal dapat diketahui menggunakan Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan Financing Deposit Ratio (FDR), sedangkan faktor ekternal
dapat menggunakan Gross Domestic Product (GDP), Inflasi, dan Sertifikat
Bank Indonesia Syariah (SBIS). NPF pada bank syariah dapat diukur dari
kolektibilitasnya, yang merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok
dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana
yang ditanamkan dalam surat-surat berharga (Poetry, 2011). Kolektibitas
kredit berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia yaitu: kredit
lancar, kredit dengan perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit
40
diragukan, dan kredit macet (Dendawijaya, 2005: 82). Dalam mengatasi
timbulnya kredit bermasalah pihak bank dapat melakukan beberapa
tindakan penyelamatan sebagai berikut (Dendawijaya, 2005: 83):
1. Rescheduling (penjadwalan kembali)
2. Reconditioning
3. Restructuring
4. Kombinasi 3R
5. Eksekusi
Menurut Veithzal dalam Anggraini (2018) yang dimaksud dengan
NPF adalah pembiayaan yang dalam pelaksanaanya belum mencapai atau
memenuhi target yang diinginkan pihak bank, seperti pengembalian pokok
atau bagi hasil yang bermasalah, pembiayaan yang memiliki kemungkinan
timbulnya resiko dikemudian hari bagi bank, pembiayaan yang termasuk
golongan perhatian khusus, diragukan dan macet serta golongan lancar
yang berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian. Besar kecilnya
prosentase NPF menunjukkan kinerja bank dalam pengelolaan dana yang
disalurkan, semakin besar prosentase NPF maka hal tersebut dapat
menurunkan pendapatan yang diperoleh bank sehingga dapat
mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah. Meskipun resiko dalam
menyalurkan pembiyaan tinggi akan tetapi potensi untuk mendapatkan
keuntungan juga tinggi. Untuk itu, bank harus meningkatkan volume
pembiyaan dengan menaikan modal sendiri ataupun menghimpun dana
dari masyarakat.
41
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs
tanggal 7 Desember 2007, Non Performing Financing (NPF) dihitung
dengan membandingkan jumlah pembiayaan bermasalah dengan total
pembiayaan bermasalah dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori, yakni
kurang lancar, diragukan, dan macet (Widyaningrum dan Setiarini, 2015).
Perhitungan NPF yang diinstruksikan Bank Indonesia dirumuskan sebagai
berikut:
NPF bank yang sehat apabila bank tersebut memiliki NPF tidak
lebih dari 5%, peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/ PBI/2004 tanggal
12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum.
NPF yang tinggi akan menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima
oleh bank. Pembiayaan bermasalah merupakan resiko penyaluran dana.
Kriteria penilaian tingkat NPF adalah < 2% pada kategori lancar, 2%-5%
pada kategori dalam perhatian khusus, 5%-8% pada kategori kurang
lancar, 8%-12% pada kategori diragukan dan >12% pada kategori macet.
Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya
bank memberikan pembiayaan atau melakukan investasi karena terlalu
dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas yang dimiliki oleh bank
tersebut.
42
7. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu
konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang (Wibowo, 2012: 19). Dapat diartikan
sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Inflasi
adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi
jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi (Wibowo, 2012:19). Istilah inflasi juga digunakan
untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat
sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur
tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP
Deflator.
Menurut Boediono (2014: 162) Inflasi terbagi menjadi 4 tingkatan,
yaitu:
a. Inflasi Ringan, apabila kenaikan harga berada di bawah 10% setahun.
b. Inflasi Sedang, apabila kenaikan harga berada di antara 10%-30%
setahun.
c. Inflasi Berat, apabila kenaikan harga berada di antara30%-100%
setahun.
43
d. Hiperinflasi, apabila kenaikan harga di atas 100% setahun.
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase
perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
a. Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli
oleh konsumen.
b. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
c. Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata
dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses
produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di
masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya
produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang
konsumsi.
d. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
e. Indeks harga barang-barang modal
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari
semuabarang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa
(www.bi.go.id).
Menurut (Nopirin, 2009: 28), jenis inflasi menurut sebabnya ada 2
macam yaitu:
44
1) Demand Pull Inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja
penuh. Dalam keadaan kesempatan kerja hampir penuh, kenaikan
permintaan total disamping kenaikan harga dapat juga menaikkan hasil
produksi (output). Apabila kesempatan kerja penuh (full employment)
telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanyalah akan
menaikkan harga saja. Apabila kenaikan permintaan ini menyebabkan
keseimbangan GNP berada diatas atau melebihi GNP pada kesempatan
kerja penuh akan terdapat adanya inflationary gap yang kemudian akan
menyebabkan inflasi.
2) Cost Push Inflation
Cost push inflation biasanya ditandai dengan kenaikkan harga
serta turunnya produksi atau inflasi yang dibarengi dengan resesi.
Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam
penawaran total (agregat supply) sebagai akibat kenaikan biaya.
Menurut (Nopirin, 2009: 32), efek inflasi ada 3 macam yaitu:
1) Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan yang sifatnya tidak merata, ada yang
dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi.
Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan
dalam pola pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi
45
seolah-olah merupakan pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi
bagi orang lain.
2) Efek Terhadap Efisiensi (Efficincy Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor
produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintan akan
berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya
perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya
inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang
lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong kenaikan
produksi barang tersebut. Kenaikan produksi barang ini pada
gilirannya akan merubah pola alokasi faktor produksi itu lebih efisien
dalam keadaan tidak ada inflasi. Namun, kebanyakan ahli ekonomi
berpendapat bahwa inflasi dapat mengakibatkan alokasi faktor
produksi menjadi tidak efisien.
3) Efek Terhadap Output (Output Effects)
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan
produksi. Alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikkan harga
barang mendahului kenaikkan upah sehingga keuntungan pengusaha
naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi.
Namun apabila laju inflasi itu cukup tinggi (hyper inflation) dapat
mempunyai akibat sebaliknya, yakni penurunan output.
Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang riil akan turun
dengan drastis, masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas,
46
transaksi mengarah ke barter, yang biasanya diikuti dengan turunnya
produksi barang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan langsung antara inflasi dengan output.
Menurut (Nopirin, 2009: 34), cara mencegah inflasi ada 2 macam
yaitu:
1) Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah
uang beredar. Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral
(demand deposit). Uang giral dapat terjadi melalui dua cara; pertama,
apabila seseorang memasukkan uang kas ke dalam bank dalam bentuk
giro. Kedua, apabila seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak
diterima kas tetapi dalam bentuk giro. Deposito yang timbul dengan
cara kedua sifatnya lebih inflatoir dari pada cara pertama. Sebab cara
pertama hanyalah pengalihan bentuk saja dari uang kas ke uang giral.
2) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran
pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat
mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan
mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan
permintaan total. Kebijaksanaan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi
permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
3) Kebijakan yang Berkaitan Dengan Output
47
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan
jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan
bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat.
Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan
harga.
4) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta
mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah
(dengan demikian gaji secara riil tetap). Apabila indeks harga naik,
maka gaji juga dinaikkan.
Inflasi diukur dengan tingkat inflasi, yaitu tingkat perubahan
dari tingkat harga secara umum. Persamaannya adalah sebagai berikut
(Karim, 2007 : 136)
2. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian yang dapat disusun dari kajian teoritis
mengenai pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen dan pengaruh antara masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen yang di mediasi dengan variabel
intervening.
48
p1
p2
p4
H5 p5 p7
H6
p6
p3
Gambar 2. 1
Kerangka Penelitian
Dari gambar 2.1 persamaan matematisnya sebagai berikut:
Pembiayaan Murabahah = + p4DPK + p5NPF + p6Inflasi + (1)
ROA= + p1DPK + p2NPF + p3Inflasi + p7pembiayaan murabah + e2
(2)
Dalam penelitian ini Pembiayaan murabahah sebagai variabel intervening
yang dilakukan pada penelitian terdahulu Rahman dan Rochmanika (2012)
dan Rahman, Susan dan Muhlis (2017).
3. Hipotesis
Hipotesis penelitian menurut Wirartha (2006: 214) adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus
DPK(X1)
NPF (X2)
INFLASI
(X3)
Pembiayaan
murabahah
(Z)
ROA (Y)
49
diuji secara empiris. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoretis yang diperoleh dari penelahaan kepustakaan.hipotesis
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Profitabilitas
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana simpanan dari
masyarakat yang dititipkan kepada bank syariah, yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada
bank dengan media penarikan tertentu. Dana yang dihimpun dari
masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang diandalkan oleh
bank (mencapai 80% - 90%). Dana simpanan pada bank syariah juga
sedapat mungkin mampu dimanfaatkan oleh bank untuk kegiatan
operasional bank syariah. Dana simpanan dari masyarakat bisa berupa
(Dendawijaya, 2009:49):
1) Giro (Demand Depoositi)
Giro merupakan simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindahbukuan.
2) Deposito (Time Deposit)
50
Deposito atau simpanan berjangka merupakan simpanan pihak
ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian.
3) Tabungan (Saving Depposit)
Tabungan merupakan simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu.
Dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap profitabilitas
yang dihitung dengan Return On Asset (ROA). Semakin tinggi dana
pihak ketiga akan meningkatkan tingginya ROA. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi dana pihak ketiga semakin tinggi
pula pada profitabilitas Bank Umum Syariah yang dihitung dengan
ROA (Muhammad,2005: 1).
Menurut teori yang diungkapkan Sinungan dalam Anggraini
(2018) semakin meningkat pangsa pasar Dana Pihak Ketiga, semakin
meningkat pembiayaan yang diberikan. Meningkatnya kapasitas
pembiayaan menyebabkan perolehan pendapatan margin meningkat
sehingga profitabilitas yang diperoleh bank juga meningkat. Hal ini
didukung oleh penelitian Angraini (2018) bahwa DPK memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap Profitabilitas (ROA) bank umum
syariah. Dari uraian diatas maka hipotesis pertama (H1) yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
51
H1: Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah.
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas
Menurut Aryani (2010: 110) Non Performing Financing (NPF)
adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan kepada
bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada
bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung Pembiayaan Non
Lancar Terhadap Total Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPF maka
bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila
tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang
diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.
Menurut Rivai (2010) semakin tinggi NPF pada suatu bank berarti
menandakan bahwa bank tersebut memiliki risiko pembiayaan yang
ditanggung oleh bank. Sehingga semakin besar NPF suatu bank akan
mengakibatkan profitabilitas (ROA) bank menjadi turun. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya biaya yang dikeluarkan bank yaitu biaya
pencadangan aktiva produktif yang dibutuhkan menjadi lebih tinggi.
Hal ini didukung oleh penelitian Almunawaroh dkk (2018) dan
Inayatillah (2017) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif
terhadap ROA Bank Umum Syariah. Dari uraian diatas maka hipotesis
kedua (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H2 : NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank
umum syariah.
52
3. Pengaruh Inflasi Terhadap Profitabilitas
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus-menerus (Nopirin, 2007:25). Kenaikan harga dari satu atau
dua macam barang saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali
kenaikan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian
besar barang-barang lain. inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-
harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Dapat diartikan sebagai
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu Sukirno (2006: 14).
Menurut Boediono (2011), menyatakan bahwa Inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus
menerus. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat
menurun dan kenaikan tingkat suku bunga. Besar kecilnya laju inflasi akan
mempengaruhi suku bunga dan kinerja keuangan perusahaan khususnya
dari sisi Profitabilitas.
Wibowo dan Syaichu (2013) menyatakan bahwa inflasi akan
memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian disuatu negara dan
akan mengurangi minat masyarakat untuk menabung atau berinvestasi dan
kegiatan berproduksi mengalami penurunan. Dengan adanya keadaan
tersebut masyarakat akan mempergunakan hartanya untuk mencukupi
biaya pengeluaran akibat naiknya harga-harga barang, sehingga akan
mempengaruhi profitabilitas bank.
Hal ini didukung penelitian yang dilakukan Khizer Ali (2011),
Fadjar (2013) mengatakan bahwa inflasi berpengaruh negative dan
53
signifikan terhadap profitabilitas pada bank umum syariah. Dari uraian
diatas maka hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini
adalah :
H3 : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank
umum syariah.
4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Pembiayaan
Murabahah
Menurut Fauzan (2017) Dana pihak ketiga termasuk dalam
kelompok paying liability yaitu dana yang dihimpun bank dari masyarakat.
Umumnya dana masyarakat memegang peranan yang sangat besar dan
menopang usaha bank serta merupakan andalan bagi pihak bank. Agar
bank dapat meraih dana masyarakat, maka bank harus memelihara
kepercayaan dan keyakinan masyarakat bahwa dana yang mereka simpan
di bank akan aman dalam arti bahwa dana masyarakat dapat ditarik sesuai
dengan syarat yang telah diperjanjikan dan disetujui oleh kedua belah
pihak, serta bagi hasil yang diperoleh dapat dibayarkan tepat waktu.
Kasmir (2004) menyatakan, jika bank tidak menyalurkan
kredit/pembiayaan sementara dana yang terhimpun dari simpanan bank
maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Dengan demikian, apabila
terjadi peningkatan dana pihak ketiga yang dihimpun, akan diimbangi oleh
bank dengan meningkatkan jumlah pembiayaannya sehingga aset yang
dimiliki oleh bank menjadi produktif dan menghasilkan keuntungan. Maka
dari itu dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap pembiayaan
54
murabahah. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan Nurbaya (2013),
Ali dan miftahurohman(2016) bahwa DPK berpengaruh positif terhadap
pembiayaan murabahah.
Dari uraian diatas maka hipotesis keempat (H4) yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
H4: Pengaruh Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas (ROA).
5. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan
Murabahah
Semakin besarnya rasio NPF suatu bank menandakan semakin
besarnya kredit bermasalah yang dihadapi oleh bank. Menurut
Dendawijaya (2003), besarnya kredit bermasalah menimbulkan hilangnya
kesempatan untuk memperoleh income dari kredit yang diberikan,
sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi
rentabilitas bank. Hal tersebut merupakan sebuah kerugian yang harus
ditanggung oleh bank, karena tidak akan menerima keuntungan dari
pembiayaan. Oleh sebab itu, pada periode selanjutnya bank akan lebih
berhati-hati dan cenderung mengurangi pembiayaannya untuk mengurangi
risiko kredit yang mungkin terjadi kembali pada periode selanjutnya.
Dengan demikian, NPF periode sebelumnya memiliki pengaruh negative
terhadap pembiayaan murabahah yang disalurkan oleh bank. Hal ini
didukung penelitian yang dilakukan Wardiantika dan Kusumaningtias
(2014) bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah.
55
Dari uraian diatas maka hipotesis kelima (H5) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H5: NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
murabahah.
6. Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan murabahah
Menurut Nurrochman dan Mahfudz (2016) Inflasi yang tinggi juga
dapat berdampak kepada menurunnya daya beli masyarakat sehingga
jumlah penjualan dari usaha sektor riil mengalami penurunan. Oleh karena
itu, inflasi yang tinggi dapat menimbulkan kelesuan usaha sektor riil
sehingga dapat berdampak kepada menurunnya permintaan pembiayaan
dari usaha sektor riil. Sehingga semakin tinggi inflasi maka akan semakin
rendah pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah.
Jadi hubungan antara inflasi dengan pembiayaan murabahah adalah
searah negatif. Jika inflasi meningkat maka harga barang yang menjadi
objek transaksi akan meningkat juga, selera masyarakat menjadi menurun
dan pembiayaan murabahah juga menurun (Pinaringani, 2011). Hal ini
didukung penelitian yang dilakukan Nurrochman (2016) yang menyatakan
bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap pembiayaan.
Dari uraian diatas maka hipotesis keenam (H6) yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
H6: Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
murabahah.
56
7. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas (ROA)
Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang menggunakan
prinsip jual beli barang dimana pihak bank membeli barang dari pemasok
dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah. Harga jual barang
adalah harga perolehan ditambah dengan mark up atau keuntungan yang
telah disepakati antara pihak bank dengan nasabah yang menjadi pembeli.
Dari pengelolaan pembiayaan murabahah, bank syariah
memperoleh pendapatan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati
dengan nasabah (Muhammad, 2002). Pendapatan yang diperoleh akan
mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank. Besarnya laba yang
diperoleh bank syariah akan mampu mempengaruhi profitabilitas yang
dicapai.
Wicaksana (2011) menunjukkan bahwa semakin tinggi
pembiayaan murabahah yang merupakan salah satu jenis pembiayaan jual
beli, maka semakin tinggi profitabilitas bank umum syariah yang
diproksikan dengan Return on Asset. Hal ini didukung penelitian Arini
(2015) menyatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif
signifikan terhadap ROA
Dari uraian diatas maka hipotesis ketujuh (H7) yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
H7: Pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah.
57
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2016: 35).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, data rasio keuangan diperoleh melalui data
statistik yang dipublikasikan oleh website dari masing-masing Bank
Umum Syariah yang akan diteliti. Data-data rasio keuangan yang
digunakan adalah data mulai dari tahun 2013 sampai 2017. Waktu
penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
58
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti
itu (Sugiyono, 2016: 148). Populasi dalam penelitian ini adalah 13
Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama
periode 2013-2017.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari di sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representative (mewakili) (Sugiyono, 2016: 149).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009: 156) purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria bank umum
syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut:
59
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
pada kurun waktu penelitian periode 2013-2017.
b. Tersedia laporan keuangan, rasio-rasio serta data keuangan
lainnya pada laporan keuangan tahunan yang tersedia dan
dipublikasikan pada masing-masing Bank selama lima tahun
2013-2017.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka bank umum
syariah yang dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 11 bank umum syariah. Adapun bank umum
syariah tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Daftar Sampel Bank Umum Syariah
Sumber:www.ojk.id
No
Nama Bank
1 Bank Muamalat Indonesia
2 Bank Victoria Syariah
3 Bank Rakyat Indonesia Syariah
4 Bank Jawa Barat Banten Syariah
5 Bank Negara Indonesia Syariah
6 Bank Syariah Mandiri
7 Bank Mega Syariah
8 Bank Panin Syariah
9 Bank Syariah Bukopin
10 BCA Syariah
11 Maybank Syariah Indonesia
60
D. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di
berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk majalah jurnal, khusus
pasar modal, perbankan, dan keuangan (Ruslan, 2010: 30). Data sekunder
didapat melalui studi kepustakaan yang bisa didapatkan melalui artikel-
artikel yang ada, baik itu dari jumlah buku maupun yang bersumber dari
internet yang terkait dengan penelitian ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan
data melalui observasi tidak langsung yaitu dengan mengumpulkan data-
data laporan keuangan tahunan (Annual Report) perbankan tahun 2013-
2017.
E. Definisi Konsep dan Operasional
Definisi Operasional variabel adalah segala sesuatu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
data penelitian tersebut (Sugiyono, 2009). Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif yang berusaha mencari hubungan antara variabel
independen terhadap variable dependen.
Dalam penelitian ini terdapat tambahan variabel mediasi yang
digunakan untuk mengetahui hubungan secara langsung maupun tidak
langsung terhadap variabel independen dan variabel dependen.
61
Rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel independen,
sebagai berikut:
a. Variabel Independen
1. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menurut Arthesa dan Handiman (2006) Dana Pihak Ketiga
(DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada
bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro
wadi’ah, tabungan wadi’ah, tabungan mudharabah, dan deposito
mudharabah, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Rasio ini dirumuskan oleh Ismail (2010: 43) sebagai berikut :
DPK = Giro + Tabungan + Deposito
2. Non Performing Financing (NPF)
Menurut Veithzal (2006), Non Performing Financing
(NPF) adalah salah satu risiko yang dihadapi oleh bank yaitu risiko
tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau sering
disebut risiko pembiayaan. Rasio ini dirumuskan oleh Riyadi
(2014) sebagai berikut:
3. Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga
secara umum Boediono (2014). Inflasi diukur dengan tingkat
inflasi, yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum.
Inflasi dirumuskan oleh (Karim, 2007: 136) sebagai berikut :
62
Artinya, semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin besar
selisih harga barang setelah adanya inflasi yang mengakibatkan
harga barang menjadi lebih mahal.
b. Variabel dependen
Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas (ROA) yang
dijadikan sebagai variabel dependen. Menurut Dendawijaya (2009:
118) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dirumuskan
oleh Dendawijaya (2009: 118) sebagai berikut:
c. Variabel Intervening
Dalam penelitian ini menggunakan variabel intervening yaitu
pembiayaan murabahah. Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan
dengan akad jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang
ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana
penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada
pembeli dan pembayarannya dapat dilakukan secara tunai maupun
63
cicilan, perolehan margin dalam murabahah akan berdampak pada
tingkat pendapatan bank syariah (Wadany,2015:18).
Menurut Kusnianingrum (2016), pembiayaan murabahah
merupakan transaksi jual beli antara penjual (bank) dengan pembeli
(nasabah) dalam hal ini penjual menyebutkan harga asli dan tambahan
keuntungan (margin) yang telah disepakati antara kedua belah pihak.
Persentase pembiayaan murabahah dihitung dengan membandingkan
antara jumlah pembiayaan murabahah yang disalurkan dengan jumlah
pembiayaan yang diberikan oleh bank. Pembiayaan murabahah
dirumuskan oleh (Wadany, 2015: 18) sebagai berikut:
F. Uji Asumsi Klasik
Menurut Imam Ghozali (2013: 105) uji asumsi klasik terdiri dari:
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen).
Multikolonieritas dapat juga dilihat melalui nilai R square yang sangat
tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen yang signifikan atau
bahkan tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Selain itu,
multikolonieritas juga dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) Variance inflation factor. Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variable independen manakah yang dijelaskan
oleh variable independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
64
variabel independen menjadai variable dependen (terikat) dan diregres
terhadap variable independen lainnya.
Multikolineritas juga dapat ditandai melalui nilai tolerance
(TOL) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Multikolineritas
ditunjukkan dengan nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF
≥ 10. Namun tidak dapat dideteksi secara pasti variabel-variabel
independen mana saja yang saling berkolerasi (Ghozali, 2013: 105-
106).
b. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2013: 110).
Dalam penelitian ini, uji autokorelasi yang digunakan adalah
uji Run Test. Uji Run Test digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antara residual tidak
terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
c. Uji Heteroskedastisitas
65
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut Homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013: 139).
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan
metode glejser dengan cara meregresi nilai absolute residual terhadap
variabel dependen atau undstandarlized residual sebagai variabel
dependen. Sedangkan variabel independennya adalah variabel DPK,
NPF, Inflasi, Pembiayaan Murabahah. Sedangkan pengambilan
keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih dari nilai alfa (0.05)
maka data tidak mengandung heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi
kurang dari 0,05 maka terdapat gejala heteroskedastisitas (Ghozali,
2013: 142).
d. Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2013: 160) Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
66
berdistribusi norma atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistic.
Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Sminrnov. Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis (Ghozali, 2013: 164):
H0 : Data Residual berdistribusi normal
HA :Data residual tidak berdistribusi normal
G. Uji Path Analysis
Dalam penelitian ini menggunakan variabel intervening. Variabel
intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Tuchman dalam
Sugiyono 2007). Cara pengujian regresi dengan variabel intervening yaitu
dengan analisis jalur (Path Analysis).
Analisis jalur (Path Analysis) merupakan perluasan dari analisis
regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variable (model casual)
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2013: 249).
Menurut Riduwan dan Sunarto (2012: 140) model path analysis
digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variable dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat
variable bebas (eksogen) terhadap variable terikat (endogen). Pengambilan
67
keputusan dalam uji Path Analysis dapat dilihat dari pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung.
Apabila pengaruh tidak langsung pengaruh langsung maka
variabel tersebut merupakan variabel mediasi.
Berikut ini analisis jalur untuk menguji hubungan antara DPK,
NPF, Inflasi terhadap profitabilitas ROA dan apakah hubungan DPK,
NPF, Inflasi dan ROA dapat dimediasi oleh variabel pembiayaan
murabahah dengan gambar seperti di bawah ini.
H1
H2 H4
H5 H5 H7
H6
H6
H3
Gambar 3. 1
Model Analis Jalur (Path Analysis)
Berdasarkan gambar model jalur diajukan berdasarkan teori
bahwa DPK, NPF, dan Inflasi mempunyai hubungan langsung dengan
ROA (p1, p2, p3), namun juga mempunyai hubungan tak langsung
dengan ROA (p4, p5, p6) melalui pembiayaan murabahah (p7). Total
pengaruh hubungan DPK, NPF dan Inflasi ke ROA (korelasi antara
DPK, NPF dan Inflasi dengan ROA) sama dengan pengaruh langsung
DPK(X1)
NPF (X2)
INFLASI
(X3)
Pembiayaan
murabahah
(Z)
ROA (Y)
e1
e2
68
dari DPK, NPF dan Inflasi (koefisien path atau regresi p1, p2, p3)
ditambah pengaruh tidak langsung yaitu koefisien path dari DPK, NPF
dan Inflasi ke pembiayaan murabahah yaitu p4, p5, p6 dikalikan
dengan koefisien path dari pembiayaan murabahah ke ROA yaitu p7.
Anak panah dari e1 ke pembiayaan murabahah menunjukan
jumlah variance variabel pembiayaan murabahah yang tidak
dijelaskan oleh DPK, NPF dan Inflasi. Besarnya nilai e1
√ sedangkan anak panah e2 menuju ROA menunjukan
variance ROA yang tidak bisa dijelaskan oleh variabel DPK, NPF dan
Inflasi dan pembiayaan murabahah dan besarnya e2 √ .
Koefisien jalur dihitung dengan membuat standardized koefisien
regresi. Dalam penelitian ini dapat terbagi menjadi 2 persamaan yaitu:
Pembiayaan Murabahah = + p4DPK + p5NPF + p6Inflasi + (1)
ROA= + p1DPK + p2NPF + p3Inflasi + p7pembiayaan murabah +
e2 (2)
Standardize koefisien untuk DPK, NPF dan Inflasi pada
persamaan 1 akan memberikan nilai p4, p5, p6. Sedangkan koefisien
untuk DPK, NPF dan Inflasi dan pembiayaan murabahah pada
persamaan 2 memberikan nilai p1, p2, p3, dan p7.
69
H. Alat Analisis
Penelitian ini merupakan data kuantitatif dimana data dapat
dinyatakan dalam bentuk angka, maka akan mudah untuk diaplikasikan ke
dalam olah data SPSS versi 23. SPSS versi 23 merupakan sebuah program
komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses
data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai
output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.
70
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Data dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan Bank Umum
Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Laporan keuangan yang
digunakan adalah laporan tahunan mulai tahun 2013 sampai dengan tahun
2017 yang diperoleh melalui website dari masing-masing bank.
Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK tercatat berjumlah 13
Bank Umum Syariah sejak tahun 2016. Dalam penelitian ini mengambil
11 bank dari 13 bank yang tersedia, dikarenakan 2 bank diantaranya PT.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah resmi berkonversi menjadi
BUS pada tahun 2014 dan PT. Bank Aceh Syariah pada tahun 2016,
sehingga kedua bank tersebut tidak memiliki informasi lengkap berupa
laporan tahunan mulai pada tahun 2012 sampai dengan 2016 berdasarkan
penelitian.
B. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang obyek
penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian yang dilakukan.
Dengan memberikan penjelasan tentang statistic deskriptif, diharapkan
dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti dalam
71
penelitian. Tabel yang menunjukkan hasil uji statistic deskiptif adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: data sekunder yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji statistik deskriptif, diketahui bahwa
terdapat lima variabel penelitian (DPK, NPF, Inflasi, ROA, dan
Pembiayaan Murabahah) dan sampel yang digunakan dalam penelitian
berjumlah 55. Dengan nilai minimum sebagai nilai terendah untuk
setiap variabel, dan nilai maksimum untuk nilai tertinggi untuk setiap
variabel dalam penelitian. Dalam tabel juga dapat dilihat mean dari
setiap nilai dari masing-masing variabel. Selain itu juga dapat dilihat
standar deviasi nilai dari data masing-masing variabel.
Variabel DPK mempunyai nilai rata-rata sebesar 19812.145,
dengan nilai minimum 1015.0, nilai maxsimum 79249.0 dan std.
Deviation 22922.7580. Variabel NPF mempunyai nilai rata-rata sebesar
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPK 55 1015.0 79249.0 19812.145 22922.7580
NPF 55 0.00% 43.99% 5.7731% 7.40943%
INFLASI 55 3.02% 8.38% 5.3440% 2.50063%
ROA 55 -1077.00% 5.50% -19.4691% 145.28112%
PEMBIAYAAN
MURABAHAH 55 16866086 36233737000 5170338676.51 9777595538.618
Valid N
(listwise) 55
72
5.7731%, dengan nilai minimum 0.00%, nilai maximum 43,99% dan
standar deviation 7.40943%. Variabel Inflasi menunjukkan nilai
minimum berada pada angka 3.02%, nilai maximum 8.38% dengan
nilai rata-rata 5.3440% dan standar deviation 2.50063%.
Variabel Pembiayaan murabahah menunjukkan nilai minimum
16866086 ribu, nilai maximum 36233737000, nilai rata-rata
5170338676.51 dan standar deviation 9777595538.618. Sedangkan
pada variabel ROA nilai minimum menunjukkan angka -1077.00% nilai
maximum 5.50% dengan nilai rata-rata -19.4691% dan standar
deviation 145.28112%.
2. Uji asumsi klasik
a. Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel indenpenden. Multikolonieritas dapat
dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance). Nilai cuttof yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤
0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013:105-106).
Hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
73
Tabel 4. 2
Hasil uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DPK .652 1.534
NPF .941 1.062
INFLASI .956 1.046
PEMBIAYAAAN
MURABAHAH .646 1.548
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
1. Nilai tolerance untuk variable DPK sebesar 0.652 > 0.10 dan
nilai VIF sebesar 1.534 < 10, sehingga variable DPK
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolonieritas.
2. Nilai tolerance untuk variable NPF sebesar 0.941 > 0.10 dan
nilai VIF sebesar 1.046 < 10, sehingga variable NPF
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolonieritas.
3. Nilai tolerance untuk variable Inflasi sebesar 0.956 > 0.10 dan
nilai VIF sebesar 1.046 < 10, sehingga variable Inflasi
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolonieritas.
4. Nilai tolerance untuk variable Pembiayaan Murabahah sebesar
0.646 > 0.10 dan nilai VIF sebesar 1.548 < 10, sehingga
variable Pembiayaan Murabahah dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolonieritas.
b. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
74
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2013: 110).
Uji Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji
Runs Test (Ghozali, 2013: 110-111). Berikut ini adalah hasil
pengujian Autokorelasi:
Tabel 4. 3
Hasil Pengujian Autokorelasi
Runs Test
Tahun
Test Valuea 2015
Cases < Test Value 22
Cases >= Test Value 33
Total Cases 55
Number of Runs 22
Z -1.532
Asymp. Sig. (2-
tailed) .125
a. Median Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
Dari uji pada tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai asymp.
Sig (2-tailed) adalah 0.125 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
75
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 69).
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan
metode glejser dengan cara meregresi nilai absolute residual
terhadap variabel dependen atau undstandarlized residual sebagai
variabel dependen. Sedangkan variabel independennya adalah
variabel DPK, NPF, Inflasi, Pembiayaan Murabahah. Sedangkan
pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih dari
nilai alfa (0.05) maka data tidak mengandung heteroskedastisitas,
jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terdapat gejala
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 72).Hasil uji heteroskedastisitas
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4
Hasil uji heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 61.385 52.045 1.179 .244
DPK -.001 .001 -.099 -.590 .558
NPF 4.183 2.601 .226 1.608 .114
INFLASI -5.972 7.668 -.109 -.779 .440
PEMBIAYAAAN
MURABAHAH -3.209E-10 .000 -.023 -.137 .892
a. Dependent Variable: RES2
76
Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa untuk keempat
variabel independen (DPK=0.558, NPF=0,114, INFLASI=0,440,
Pembiayaan Murabahah=0,892) bernilai signifikan > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat
heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013: 160) uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah terdapat variabel pengganggu atau residual
yang memiliki distribusi normal dalam model regresi. Adapun uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan uji statistik Kolmogorov-Sminrnov. Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis (Ghozali, 2013: 164):
H0 : Data Residual berdistribusi normal
HA :Data residual tidak berdistribusi normal
Hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
77
Tabel 4. 5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .94988145
Most Extreme Differences Absolute .119
Positive .119
Negative -.068
Test Statistic .119
Asymp. Sig. (2-tailed) .061c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
Dari tabel hasil uji di atas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-
tailed) residual sebesar 0,061 > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
data tersebut terdistribusi secara normal.
3. Analisis jalur (Path Analysis)
Untuk menguji pengaruh variable intervening digunakan
metode jalur analisis path. Analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis linier berganda, Analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antara variable (model
casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali,
2013: 249). Hasil uji path analisis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
78
Tabel 4. 6
Hasil persamaan pertama
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .595a .354 .314 8286591271.547
a. Predictors: (Constant), INFLASI, DPK, NPF
Sumber :Data sekunder yang diolah, 2018
Dari tabel di atas terlihat koefisien korelasi (R) sebesar 0.595 ini
artinya ada hubungan sebesar 0.595 antara variabel dependen
(Pembiayaan murabahah) dengan variabel independen (DPK, NPF dan
inflasi). Sehingga dapat disimpulkan korelasi antara DPK, NPF dan Inflasi
terhadap pembiayaan murababah mempunyai hubungan yang kuat.
Koefisien determinasi (Adjusted R) sebesar 0.314 ini berarti kontribusi
variabel independen (DPK, NPF dan inflasi). Mempengaruhi variabel
dependen (pembiayaan murabahah) sebesar 31,4% sedangkan sisanya
sebesar 68,6% dipengaruhi variabel lain di luar model.
Nilai R2
(R Square) sebesar 0.354. Nilai R2
ini digunakan dalam
penghitungan nilai e1. e1 merupakan varian variabel pembiayaan
murabahah yang tidak dijelaskan oleh DPK, NPF dan Inflasi. Besarnya
e1=√1-R2= √1- 0.354= √0.646= 0.804.
79
Tabel 4. 7
Analisis Regresi Persamaan Pertama
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1007404126.509 3588376388.745 -.281 .780
DPK 247647.843 49653.273 .582 4.988 .000
NPF 283395017.793 396549845.336 .085 .715 .478
INFLASI 57436702.922 470355857.071 .014 .122 .903
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAAN MURABAHAH
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
Berdasarkan keterangan tabel 4.9 dapat diketahui persamaan
regresi sebagai berikut:
Pembiayaan Murabahah = -1007404126.509 + 247647.843 DPK +
283395017.793 NPF + 57436702.922 Inflasi + 0.804.
Persamaan regresi di atas diuraikan sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar -1007404126.509 menyatakan apabila seluruh
variabel independen yaitu DPK, NPF, Inflasi sama dengan nol maka
besarnya sama dengan besarnya konstanta yaitu -1007404126.509.
Artinya apabila variabel independen tidak mengalami perubahan
maka akan menurunkan atau mengurangi nilai pembiayaan
murabahah sebesar -1007404126.509. Hal ini menunjukkan akan
terjadi penurunan pembiayaan murabahah dalam Bank Umum
Syariah apabila variabel DPK, NPF, Inflasi dianggap konstan.
2) Koefisien regresi DPK sebesar 247647.843 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan nilai DPK maka akan menaikkan Pembiayaan
80
murabahah sebesar 247647.843 satuan. Artinya apabila rasio DPK
meningkat 1 satuan, akan mengakibatkan rasio Pembiayaan
Murabahah juga meningkat sebesar 247647.843 satuan.
3) Koefisien regresi NPF sebesar 283395017.793 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan nilai NPF maka tidak akan merubah
besarnya nilai Pembiayaan murabahah. Karena berdasarkan tingkat
nilai signifikansi menunjukkan bahwa tingkat NPF tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan murabahah.
4) Koefisien regresi inflasi sebesar 57436702.922 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan nilai inflasi maka tidak akan merubah
besarnya nilai Pembiayaan murabahah. Karena berdasarkan tingkat
nilai signifikansi menunjukkan bahwa tingkat inflasi tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.
Berikut ini adalah hasil persamaan regresi yang kedua :
Tabel 4. 8
Hasil persamaan regresi kedua
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .838a .703 .677 0.98948%
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAAN MURABAHAH ,
INFLASI, NPF , DPK
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
Dari tabel di atas terlihat koefisien regresi (R) sebesar 0.838 ini
artinya ada pengaruh sebesar 0.838 antara variabel dependen (ROA)
dengan variabel independen (DPK, NPF, inflasi dan pembiayaan
81
murababah). Sehingga dapat disimpulkan pengaruh antara DPK, NPF,
Inflasi dan pembiayaan murababah terhadap ROA mempunyai pengaruh
yang kuat. Koefisien determinasi (Adjusted R) sebesar 0.677 ini berarti
kontribusi variabel independen (DPK, NPF, inflasi dan pembiayaan
murababah). Mempengaruhi variabel dependen (ROA) sebesar 67.7%
sedangkan sisanya sebesar 32.3% dipengaruhi variabel lain di luar
model.
Nilai R2
(R Square) sebesar 0.703. Nilai R2
ini digunakan dalam
penghitungan nilai e2. e2 merupakan varian variabel ROA yang tidak
dijelaskan oleh DPK, NPF, Inflasi dan pembiayaan murabahah.
Besarnya e1=√1-R2= √1- 0.703= √0.297= 0.545.
Tabel 4. 9
Persamaan regresi yang kedua
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.170 .429 5.061 .000
DPK 2.893E-5 .000 .390 3.960 .000
NPF -.456 .048 -.785 -9.575 .000
INFLASI .002 .056 .003 .034 .973
PEMBIAYAAAN
MURABAHAH -2.421E-11 .000 -.139 -1.405 .167
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
Berdasarkan keterangan tabel 4.11 dapat diketahui persamaan
regresi sebagai berikut:
82
ROA= 2.170 + 2.893 DPK+ (-0.456) NPF + 0.002 INFLASI + (-
2.421) Pembiayaan murabahah + 0.545
Persamaan regresi di atas diuraikan sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar 2.170 menyatakan apabila seluruh variabel
independen yaitu DPK, NPF, Inflasi dan pembiayaan
murabahah sama dengan nol maka besarnya ROA sama
dengan besarnya konstanta yaitu 2.170. Artinya apabila
variabel independen tidak mengalami perubahan maka akan
menaikkan atau menambah nilai ROA sebesar 2.170. Hal ini
menunjukkan akan terjadi penambahan ROA dalam Bank
Umum Syariah apabila variabel DPK, NPF, Inflasi, dan
pembiayaan murabahah dianggap konstan.
2) Koefisien regresi DPK sebesar 2.893 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 satuan nilai DPK maka akan menaikkan ROA
sebesar 2.893 satuan. Artinya apabila rasio DPK meningkat 1
satuan, akan mengakibatkan rasio ROA juga meningkat
sebesar 2.893 satuan.
3) Koefisien regresi NPF sebesar -0.456 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan nilai NPF maka akan menurunkan
ROA sebesar -0.456 satuan. Artinya apabila rasio NPF
meningkat 1 satuan, akan mengakibatkan rasio ROA juga
menurun sebesar -0.456 satuan. Maka akan menurunkan
tingkat permodalan Bank Umum Syariah.
83
4) Koefisien regresi Inflasi sebesar 0.002 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan nilai Inflasi maka tidak akan
merubah besarnya nilai ROA. Karena berdasarkan tingkat nilai
signifikansi menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh
terhadap ROA.
5) Koefisien regresi Pembiayaan Murabahah sebesar -2.421
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan pembiayaan
murabahah maka tidak akan merubah besarnya nilai ROA.
Karena berdasarkan tingkat nilai signifikansi menunjukkan
bahwa pembiayaan murabahah tidak berpengaruh terhadap
ROA.
Secara lengkap hasil analisis jalur dalam penelitian ini,
dijelaskan secara rinci pada gambar 4.1
P1
P2
DPK (X1)
NPF (X2)
INFLASI (X3)
Pembiayaan
Murabahah (Z)
PROFITABILITAS
(ROA) (Y)
-0.456
283395017.79
0.804
0.545
2.421
P7
P5
84
Gambar 4. 1
Model analisis jalur path
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh DPK terhadap Profitabilitas (ROA)
Variabel Dana Pihak Ketiga dengan thitung 3.960 dan nilai
signifikansi jumlah Dana Pihak Ketiga 0.000, dimana nilai
signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa Dana Pihak Ketiga secara statistik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Dengan demikian secara empiris
menolak Ho dan menerima H1, yang menyatakan bahwa DPK
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
Dengan demikian semakin tingginya dana yang dihimpun dari
masyarakat, bank memiliki kesempatan lebih dalam menyalurkan dananya
pada aset-aset produktif seperti penyaluran kredit/pembiayaan,
penempatan dana pada bank lain, penempatan pada surat berharga, dan
kegiatan usaha lainnya. Hal tersebut tentunya akan menambah perolehan
laba yang didapat oleh bank. Maka dari itu peningkatan dana pihak ketiga
memiliki pengaruh positif terhadap perolehan laba atau profitabilitas
(Hanania, 2015).
Penelitian ini mendukung penelitian Hanania (2015) dan Setiawan
dan Indriani (2016) yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dana Pihak Ketiga
85
adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun
badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai
instrument produk simpanan yang dimiliki bank kuncoro (2002:155).
Hasil penelitian ini tidak konsiten dengan penelitian Mahmudah
dan Harjanti (2016) bahwa Dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap
ROA. Hal ini dimungkinkan karena tidak semua DPK disalurkan dalam
bentuk pembiayaan sehingga tidak dapat mempengaruhi ROA dan masih
banyak DPK yang tidak disalurkan secara maksimal dalam pembiayaan.
2. Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas (ROA)
Variabel NPF dengan thitung -9.575 dan nilai signifikansi jumlah
NPF 0.000, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa NPF secara statistik berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Dengan demikian secara empiris
menolak Ho dan menerima H2, yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
Arah negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi Non Performing
Financing maka profitabilitas bank syariah semakin turun, begitu pula
sebaliknya. Nilai Non Performing Financing yang tinggi akan
menyebabkan bank cenderung mengurangi jumlah pembiayaan yang
disalurkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang telah
dikemukakan, dimana pada saat pembiayaan bermasalah menunjukkan
jumlah yang kecil maka hal tersebut mengindikasikan bahwa bank syariah
dapat mengolah dananya dengan optimal.
86
Penelitian ini mendukung penelitian Inayatillah (2017) dan
Triasoro (2017) yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA. Namun tidak konsisten dengan penelitian Riyadi
(2014), Mahmudah dan Harjanti (2016) bahwa NPF tidak berpengaruh
negatif terhadap ROA. Hal ini dimungkinkan karena NPF bank kecil
sehingga tidak dapat mempengaruhi ROA. Berdasarkan data penelitian
diketahui bahwa NPF bank mengalami peningkatan walaupun tidak
signifikan.
3. Pengaruh Inflasi Terhadap ROA
Variabel inflasi dengan thitung 0.034 dan nilai signifikansi jumlah
inflasi 0.973, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa inflasi secara statistik tidak berpengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA). Dengan demikian secara empiris menerima Ho dan
menolak H3, yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wibowo dan Syaichu (2013)
bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini menunjukkan
bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan, namun laba yang diperoleh
bank syariah tidak mengalami penurunan yang signifikan dan sebaliknya.
Jika inflasi meningkat, maka BI akan meningkatkan suku bunganya,
kenaikan pada suku bunga BI ini kemudian akan diikuti oleh bank
konvensional maupun bank syariah. Bank konvensional dengan
menaikkan suku bunganya dan bank syariah dengan meningkatkan bagi
87
hasil deposito maupun dari pembiayaan. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin besar nilai inflasi, maka nilai ROA akan meningkat meskipun
tidak signifikan. Hal ini dikarenakan system bank syariah yang tidak
menganut sistem bunga, sehingga uang yang dikelola tidak akan terlalu
mengalami peningkatan apabila mengalami inflasi (Alim, 2014).
Hasil Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian lindayani dan
dewi (2016) yang menyatakan bahwa Inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA. Inflasi yang tinggi akan berdampak pada kinerja
bank dan menjadi salah satu sebab utama kesulitan dalam institusi
keuangan ini. Hal ini bukanlah sesuatu hal yang baru bahwa inflasi yang
tinggi mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi makro, tidak adanya
lingkungan ekonomi makro yang stabil serta secara materi meningkatkan
risiko bank, dan menurunkan profit bank.
4. Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap pembiayaan murabahah
Variabel DPK dengan thitung 4.988 dan nilai signifikansi jumlah
DPK 0.000, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa Dana Pihak Ketiga secara statistik berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Dengan demikian
secara empiris menolak Ho dan menerima H4, yang menyatakan bahwa
DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah.
Semakin besar Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh Bank
Syariah di Indonesia, akan semakin besar pula kemungkinan Bank Syariah
88
untuk mengelola DPK untuk kegiatan penyaluran dana dalam bentuk
pembiayaan Murabahah. Hal tersebut dikarenakan perbankan mempunyai
tujuan untuk mendapatkan keuntungan, sehingga bank tidak akan
membiarkan dana yang terhimpun begitu saja. Perbankan akan lebih
memilih menyalurkan dananya semaksimal mungkin untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal (Sulistya, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hermawan (2013) dan Nurbaya (2013) yang menyatakan Dana Pihak
Ketiga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
Murabahah. Dan hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Kurniawanti (2014) yang menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.
5. Pengaruh NPF terhadap pembiayaan murabahah
Variabel NPF dengan thitung 0.715 dan nilai signifikansi jumlah
NPF 0.478, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa NPF secara statistik tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Dengan demikian secara
empiris menerima Ho dan menolak H5, yang menyatakan bahwa NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah.
Hasil penelitian mendukung penelitian sebelumnya yaitu Umiyati
dan Ana (2017) dan Pratami (2011) yang menyatakan bahwa NPF tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan murabhah. Hasil penelitian ini berbeda
dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat NPF maka
89
akan memberikan pengaruh terhadap pembiayaan murabahah, yaitu berupa
penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan. NPF merupakan faktor
pengendalian biaya dan posisi risiko pembiayaan. Jika tingkat NPF ditekan
semaksimal mungkin, besar kemungkinan keuntungan BUS bertambah
dengan sedikitnya risiko yang diterima serta secara tidak langsung
kepercayaan nasabah bertambah. Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank
Indonesia adalah maksimal 5%, pada penelitian ini nilai rata-rata NPF
sebesar 5,7%. Hal ini menunjukkan bahwa NPF berpengaruh terhadap
pembiayaan murabahah, hal ini disebabkan karena Bank sudah memiliki
dana cadangan untuk mengcover pembiayaan bermasalah sehingga tidak
mempengaruhi pembiayaan.
6. Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan murabahah
Variabel Inflasi dengan thitung 0.122 dan nilai signifikansi jumlah
NPF 0.903, dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa Inflasi secara statistik tidak berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Dengan demikian secara
empiris menerima Ho dan menolak H6, yang menyatakan bahwa Inflasi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah.
Tidak berpengaruhnya inflasi terhadap pembiayaan murabahah hal
ini dapat disebabkan karena, pemerintah bank Indonesia mengeluarkan
regulasi untuk menaikkan suku bunga simpanan bank bank Indonesia.
Dalam hal ini agar inflasi dapat terkendali dan stabil. Dan juga kondisi
inflasi pada pada periode penelitian relative stabil dan inflasi yang terjadi
90
adalah inflasi ringan atau dibawah 10% pertahun, sehingga tidak
berpengaruh terhadap tingkat pembiayaan murabahah dan bank dapat
menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik (Julia, 2017).
Hasil Penelitian ini mendukung penelitian (Julia, 2017). yang
menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
murabahah.
7. Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap Profitabilitas (ROA)
Variabel pembiayaan murabahah dengan thitung -1.405 dan nilai
signifikansi jumlah pembiayaan murabahah 0.167, dimana nilai
signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
pembiayaan murabahah secara statistik tidak berpengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA). Dengan demikian secara empiris menerima Ho dan
menolak H7, yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA).
Hasil ini sesuai dengan penelitian Rahman dan Rochmanika (2012)
Pembiayaan murabahah seharusnya diharapkan dapat meningkatkan
profitabilitas bank syariah. Berpengaruh negatifnya pembiayaan
murabahah ini mengindikasikan bahwa pembiyaan murabahah yang
disalurkan masih belum produktif serta masih kurang diminatinya
pembiayaan murabahah pada perbankan syariah. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Haq (2015) yang menyatakan bahwa
pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
91
Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan, dapat
dilihat hasil uji hipotesis dari masing-masing variabel yang dijelaskan
dalam tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Hasil
H1 Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
bank umum syariah. Diterima
H2 NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank umum
syariah. Diterima
H3 Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank umum
syariah. Ditolak
H4 Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
murabahah. Diterima
H5 NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Ditolak
H6 Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Ditolak
H7 Pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah.
Ditolak
Sumber: data sekunder diolah, 2018
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap
pengumpulan, pengelolaan dan analisis data mengenai pengaruh Dana
Pihak Ketiga, Non Performing financing dan inflasi terhadap Profitabilitas
(ROA) dengan Pembiayaan Murabahah sebagai variabel intervening.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan DPK terhadap profitabilitas
bank umum syariah. Hal ini menunjukkan semakin tinggi DPK maka
akan menaikkan profitabilitas ROA.
2. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan NPF terhadap profitabilitas
bank umum syariah. Hal ini menunjukkan semakin tinggi NPF maka
akan menurunkankan profitabilitas ROA.
3. Tidak terdapat pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank umum
syariah. Hal ini menunjukan semakin tinggi tingkat inflasi maka tidak
akan berpengaruh nilai profitabilitas bank umum syariah.
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan DPK terhadap pembiayaan
murabahah. Hal ini menunjukkan semakin tinggi DPK maka akan
menaikkan pembiayaan murabahah.
5. Tidak terdapat pengaruh NPF terhadap pembiayaan murabahah. Hal
ini menunjukan semakin tinggi tingkat pembiayaan murabahah maka
tidak akan mempengaruhi nilai pembiayaan murabahah.
93
6. Tidak terdapat pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank umum
syariah. Hal ini menunjukan semakin tinggi tingkat pembiayaan
murabahah maka tidak akan mempengaruhi nilai pembiayaan
murabahah.
7. Tidak terdapat pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
profitabilitas bank umum syariah. Hal ini menunjukan semakin tinggi
tingkat pembiayaan murabahah maka tidak akan berpengaruh nilai
profitabilitas bank umum syariah.
B. Saran
1. Agar profitabilitas bank umum syariah tetap tinggi, maka perusahaan
harus tetap memperhatikan kinerja keuangan bank terutama pada
laporan DPK, NPF, inflasi dan pembiayaan murabahah. Karena faktor-
faktor tersebut sangat berpengaruh pada profitabilitas.
2. Untuk peneliti selanjutnya terkait dengan profitabilitas di perusahaan
perlu melihat faktor-faktor lain atau mengembangkan lebih banyak
menggunakan variabel intervening, serta menambah obyek penelitian
seperti UUS ataupun BPRS dalam melakukan penelitan yang dapat
mempengaruhi profitabilitas Bank Umum Syariah.
3. Untuk pihak akademisi dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian
selanjutnya dengan kajian yang lebih mendalam. Selain itu diharapkan
kampus lebih menambah lagi referensi baik yang berupa jurnal atau
buku-buku yang terkait keuangan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Agustinar. 2016. Analisis Pengaruh DPK, NPF, SWBI dan Surat Berharga Pasar
Uang Syariah Terhadap Penyaluran Pembiayaan Perbankan Syariah Di
Indonesia (Periode 2010-2014). Analytica Islamica, Vol. 5, No. 2
Ali, Khizer. et.al. 2011. Bank-Specific and Macroeconomic Indicators of
Profitability -Empirical Evidence from the Commercial Banks of
Pakistan. International Journal of Business and Social Science, (Online),
Vol. 2, No. 6.
Alim, syahirul. 2014. Analisis pengaruh inflasi dan BI Rate terhadap Return On
Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia. UIN Maliki Malang Vol. 10.
No. 3
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani bekerjasama dengan Tazkia Cendikia.
Anwar, Chairul, Muhammad Miqdad 2017. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA) Terahadap
Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008 -
2012. RISET & JURNAL AKUNTANSI. Vol.1 No.1
Arthesa, Ade, dan Edia Handiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia.
Aryani, Desi. 2010. Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF Terhadap
Profitabilitas Pada Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jurnal Al-Iqtishad:
Vol. II, No. 1, Januari.
Asriyati, Siti. 2017. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) dan Financing
To Debt Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Dengan Capital Adequacy
Ratio Sebagai Variabel Intervening. Skipsi. Salatiga: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
Bakti, Nurimansyah Setivia 2017. Analisis DPK, CAR, ROA dan NPF Terhadap
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Jurnal Bisnis&Manajemen. Vol.
17, No.2
Darmawi, Herman. 2011. “Manajemen Perbankan”. Jakarta: Bumi Aksara.
Dawood. Usman. 2014. Factors Impacting Profitability of Commercial Banks in
Pakistan for ThePeriod of 2009-2012. “International Journal of
Scientific and Research Publications” Vol.4, Issue 3
Dr. Boediono. 2014. Ekonomi Moneter Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE.
Dendawijaya, Lukman. 2009. “Manajemen Perbankan”. Edisi kedua. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi 2. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Endraswati, H., Suhardjanto, D., & Krismiaji.(2014). Boardof Directors and
Remuneration in Indonesia Banking. GSTF Journal on Business Review
(GBR), 3 (3):40-45
Endraswati, H.(2018). Gender Diversity in Board of Directors and Firm
Performance: A Study in Indonesian Sharia Banks. Review of Integrative
Business and Economics Research, Vol.7, Supplementary Issue I
Fauzan. Arfan Fahrul dan M. Darwis. 2012. “Pengaruh Tingkat Resiko
Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Murabahah Terhadap
Tingkat Profitabilitas Bank Syariah”. Jurnal Akuntansi, Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, Vol 2, No.1
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS
21 Update LPS Regresi. Semarang: Badan penerbit Universitas
Diponegoro.
GN , Tanesia Naufal,Sri Fadilah, Helliana. 2017. Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
Rasio Keuangan Bank, Inflasi dan Bi Rate terhadap Volume
Pembiayaan (Studi pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank
Indonesia Periode 2012-2016). Prosiding Akuntansi Vol. 3, No.2
Hanania, Luthfia. 2015. Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Perbankan Syariah Dalam Jangka Pendek Dan Jangka
Panjang. Perbanas Review, Vol 1, No 1
Haq, Rr. Nadia Arini. 2015. Pengaruh Pembiayaan Dan Efisiensi Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah. Perbanas Review Vol. 1, No.1
Hidayati, Amalia Nuril 2014. Pengaruh Inflasi, Bi Rate dan Kurs Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. AN-NISBAH, Vol. 01, No. 01
Inayatillah, Yulia 2017 Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Jual Beli, FDR, NPF
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Vol 6. No12
Jayanti, Sri Delasmi, Deky Anwar. 2016. Pengaruh Inflasi dan BI Rate Terhadap
Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Pada Bank
Umum Syariah). I-Economic Vol. 2. No.2
Julia, Rizky Anggriani.2017.Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Inflasi
Dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Tingkat Pembiayaan
Murabahah Pada PT. Bank Syariah Mandiri.skripsi.UIN Raden
Fatah.Palembang.
Karim, Abdul Adiwarman. 2007. Ekoonomi Makro Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Kasmir, A. 2004. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Kusnianingrum, Devi. 2016. Determinan Pembiayaan Murabahah (Studi Pada
Bank Syariah Mandiri). Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Vol. 5, No. 1
Laporan Keuangan Publikasi Bank Mandiri Syariah. Dari tahun 2013 sampai
Tahun 2017. Diakses dari www.syariahmandiri.co.id
Laporan Keuangan Publikasi Bank Mega Syariah. Dari Tahun 2013 sampai Tahun
2017. Diaskes dari www.megasyariah.co.id
Laporan Keuangan Publikasi Bank Muamalat. Dari Tahun 2013 sampai Tahun
2017. Diaskes dari www.bankmuamalat.co.id
Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah Bukopin. Dari Tahun 2013 sampai
Tahun 2017. Diaskes dari www.syariahbukopin.co.id
Laporan Keuangan Publikasi Bank Victoria Syariah. Dari Tahun 2013 sampai
Tahun 2017. Diaskes dari www.bankvictoriasyariah.co.id
Laporan Keuangan Publikasi BCA Syariah. Dari Tahun 2013 sampai Tahun 2017.
Diaskes dari www.bcasyariah.co.id
Laporan Keuangan Publikasi BJB Syariah. Dari Tahun 2013 sampai Tahun 2017.
Diaskes dari www.bjbsyariah.co.id
Laporan Keuangan Publikasi BNI Syariah. Dari Tahun 2013 sampai Tahun 2017.
Diaskes dari www.bnisyariah.co.id
Laporan Keuangan Publikasi BRI Syariah. Dari Tahun 2013 sampai Tahun 2017.
Diaskes dari www.brisyariah.co.id
Laporan Keuangan Publikasi Maybank Syariah. Dari Tahun 2013 sampai Tahun
2017. Diaskes dari www.maybanksyariah.co.id
Laporan Keuangan Publikasi Panin Dubai Syariah Bank. Dari Tahun 2013 sampai
Tahun 2017. Diaskes dari www.paninbanksyariah.co.id
Mahmuddah, Nurul Ririh Sri Harjanti. 2016. Analisis Capital Adequacy Ratio,
Financing To Deposit Ratio, Non Performing Financing, Dan Dana
Pihak Ketiga Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah
Periode 2011-2013. SENIT 2016 ISBN:978-602-74355-0-6
Mawaddah, Nur 2015. Factor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank
syariah. Jurnal etikonomi, vol. 14, No.2
Muhammad.2002.Manajemen Bank Syari'ah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN,2002
Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.
Oktaviani., Irene Rini Demi Pangestuti. 2012. Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL
dan Jumlah SBI terhadap Penyaluran Kredit Perbankan. Diponegoro
Journal of Management, Vol. 1 No. 2
Pramuka, Bambang Agus. 2010. Factor – factor yang Berpengaruh terhadap
Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah. Jurnal Akuntansi,
Manajemen Bisnis Dan Sector Publik (JAMBSP) Vol. 7 no. 3
Prasanjaya, A.A. Yogi dan I wayan ramantha. 2013. Analisis Pengaruh Rasio
CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas
Bank yang Terdaftar di BEI. E-Jurnal Akutansi Universitas Udayana
Vol 4 No 1
Purnamasari, Nur dan Sapto Jumono. 2013. Kinerja Keuangan Industri Perbankan
Studi Kasus Bank di Indonesia 2002Q1-2012Q4. Jurnal Universitas
Esa Unggul
Ranianti, Atika, dan Nirdukita Ratnawati. 2014. Pengaruh Pembiayaan, Dana
Pihak Ketiga dan NPF terhadap ROA Perbankan Syariah di Indonesia
2009-2013. Jurnal Ekonomi Pembangunan Trisakti (e-journal)
Ridhwan, 2016. Analisis Pengaruh Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap
Profitabilitas Pt Bank Syariah Mandiri. Jurnal Penelitian Universitas
Jambi Seri Humaniora, Vol. 18 No. 2
Riduwan dan Sunarto 2012. Pengantar Statistika. Bandung: ALFABETA.
Rivai, Veithzal, dan Andaria Permata Veithzal. 2006. Credit Management
Handbook, Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi praktisi Mahasiswa,
Bankir, dan Nasabah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Riyadi, Slamet dan Agung Yulianto, 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil,
Pembiayaan Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (Fdr) Dan Non
Performing Financing (Npf) Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah Di Indonesia. Accounting Analysis Journal, Vol 3 No. 4
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pres
Ryad, Ahmad Muhammad, Yupi Yuliawati 2017. Pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance
(NPF) Terhadap Pembiayaan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan,
Vol.5 No. 3
Saekhu. 2015. Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah,
Volume Pasar, Uang Antar Bank Syariah, dan Posisi Outstanding
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Jurnal Economica Vol. VI Eds 1
Sahara, Ayu Yanita. 2013. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI dan Produk
Domestic Bruto Terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di
Indonesia, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No. 1, Januari 2013.
Setiawan,Ulin Nuha Aji, Astiwi Indriani, 2016. Pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Dan Non Performing
Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Dengan
Pembiayaan Sebagai Variabel Intervening. DIPONEGORO JOURNAL
OF MANAGEMENT, Vol. 5, No. 4
Simorangkir, O.P. 2004. Pengantar lembaga keuangan Bank dan Non Bank.
Bogor: Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA
. 2009. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA
. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Sukirno, Sadono, 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijakan, Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media
Group.
Suryani. 2011. Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia. jurnal Walisongo. Vol
19 No 1
Susana, Erni. Prasetyanti, Annisa. 2011. Pelaksanaan dan Sistem Bagi Hasil
Pembiayaan Al-Mudharabah Pada Bank Syariah. Jurnal Keuangan dan
Perbankan. Vol. 15. No.3.
Umiyati dan Leni Tantri Ana. 2017. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah Devisa Di Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. 5. No.1
Veithzal dan Rivai. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Wadany. Meirisa F.2015. Analisis pengaruh pembiayaan murabahah,pembiayaan
bagi hasil dan pembiayaan qard terhadap perubahan laba bersih pada
bank syariah. Skripsi. Jember: Fakultas ekonomi Universitas Jember.
Wardiantika, Lifstin. 2014. Pengaruh DPK, CAR, NPF, dan SWBI Terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012.
Jurnal Ilmu Manajemen, Vol 2, No 4.
Welta, Fretty Lemiyana. 2017. Pengaruh Car, Inflasi, Nilai Tukar Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah. I-Finance Vol 1, No 1
Wibowo, Edhi Satriyo Wibowo dan Muhammad Syaichu. 2013. Analisis
Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah. Jurnal Manajemen UNDIP Vol. 2 No. 2
Wicaksana,Dwi Fani.2011.Analisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan
Musyarakah terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.Skripsi
Fakultas ekonomi.Universitas Malang
Winarno, Wing Wahyu. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Wirartha, I Made. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Jogjakarta: Andi Offset
Wuri Aryanti. 2012. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Capital
Adequacy Ratio (Car), Non Performing Financing (Npf) Dan Return
On Asset (Roa) Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah (Studi
Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2001-2011).
Diponegoro Journal Of Management Vol 2 No 1
www.bi.go.id
YuliantoTriasmoro, Adiasma. 2017. Pengaruh BOPO, NPF dan FDR terhadap
Return On Aset (ROA) Bank Umum Syariah. e-Proceeding of
Management, Vol.4, No.3
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Data DPK, NPF, Inflasi, ROA dan Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah
Periode 2013-2017.
Tahun BANK DPK NPF INFLASI ROA PEMBIAYAAAN
MURABAHAH
2013 BMI 41790 5.61% 8.38% 1.37% 19566857
2014 BMI 51206 6.55% 8.36% 0.17% 20172146
2015 BMI 45078 7.11% 3.35% 0.20% 17314492
2016 BMI 41920 3.83% 3.02% 0.22% 16866086
2017 BMI 48687 4.43% 3.61% 0.11% 19342509
2013 BVS 1015 3.71% 8.38% 0.50% 573279008
2014 BVS 1133 7.10% 8.36% -1.87% 456352684
2015 BVS 1129 9.80% 3.35% -2.36% 303959283
2016 BVS 1205 7.21% 3.02% -2.19% 237998338
2017 BVS 1511 9.80% 3.61% 0.36% 322367419
2013 BRIS 13794 4.06% 8.38% 1.15% 8849045000
2014 BRIS 16964 4.60% 8.36% 0.08% 9858575000
2015 BRIS 20148 4.86% 3.35% 0.76% 9780350000
2016 BRIS 22045 4.57% 3.02% 0.95% 1050053300
2017 BRIS 3154 6.43% 3.61% 0.67% 1045701700
2013 BJBS 3580 1.86% 8.38% 0.91% 2115061773
2014 BJBS 4178 5.91% 8.36% 0.72% 4840872000
2015 BJBS 4413 6.93% 3.35% 0.25% 3663674854
2016 BJBS 4837 17.91% 3.02% -8.09% 3707950828
2017 BJBS 5977 4.77% 3.61% 0.63% 3504391948
2013 BNIS 11422 1.86% 8.38% 1.37% 7969128000
2014 BNIS 16246 1.86% 8.36% 1.27% 1129212200
2015 BNIS 19322 2.53% 3.35% 1.43% 1321830000
2016 BNIS 24233 2.94% 3.02% 1.44% 1482116400
2017 BNIS 29379 2.89% 3.61% 1.31% 1617755000
2013 BSM 56461 4.32% 8.38% 1.53% 33207375744
2014 BSM 59821 6.84% 8.36% -0.04% 33714638093
2015 BSM 62113 6.06% 3.35% 0.56% 34807005204
2016 BSM 69950 4.92% 3.02% 0.59% 36198342933
2017 BSM 77900 4.53% 3.61% 0.59% 36233737000
2013 BMS 7736 2.98% 8.38% 2.33% 6714437813
2014 BMS 5881 3.89% 8.36% 0.29% 5183515388
2015 BMS 4354 4.26% 3.35% 0.30% 4009341566
2016 BMS 4973 3.30% 3.02% 2.63% 4300598878
2017 BMS 5103 2.95% 3.61% 1.56% 636346000
2013 BPS 2870 1.02% 8.38% 1.03% 1231834878
2014 BPS 5076 0.53% 8.36% 1.99% 617336777
2015 BPS 5928 2.63% 3.35% 1.14% 526897946
2016 BPS 6899 2.26% 3.02% 0.37% 1020472967
2017 BPS 7525 12.52% 3.61% -10.77 976290106
2013 BSB 3272 4.27% 8.38% 0.69% 2133916133
2014 BSB 3995 4.07% 8.36% 0.27% 2202580531
2015 BSB 4756 2.99% 3.35% 0.79% 2188487676
2016 BSB 5443 7.63% 3.02% 0.76% 2217105981
2017 BSB 5498 7.85% 3.61% 0.02% 1629023701
2013 BCA 1703 0.10% 8.38% 1.00% 597422266
2014 BCA 2339 0.10% 8.36% 0.80% 948034172
2015 BCA 3255 0.70% 3.35% 1.00% 1428091989
2016 BCA 3842 0.50% 3.02% 1.10% 1495010422
2017 BCA 4736 0.30% 3.61% 1.20% 1557673219
2013 MSI 70124 2.69% 8.38% 2.87% 1357290000
2014 MSI 79249 5.04% 8.36% 3.61% 1290650000
2015 MSI 23100 35.15% 3.35% -
20.13% 848113000
2016 MSI 27900 43.99% 3.02% -9.51% 729458000
2017 MSI 33500 0.00% 3.61% 5.50% 444662000
Sumber: data sekunder yang diolah, 2018
LAMPIRAN 2
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Sumber: data sekunder yang diolah, 2018
LAMPIRAN 3
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DPK .652 1.534
NPF .941 1.062
INFLASI .956 1.046
PEMBIAYAAAN
MURABAHAH .646 1.548
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPK 55 1015.0 79249.0 19812.145 22922.7580
NPF 55 0.00% 43.99% 5.7731% 7.40943%
INFLASI 55 3.02% 8.38% 5.3440% 2.50063%
ROA 55 -1077.00% 5.50% -19.4691% 145.28112%
PEMBIAYAAN
MURABAHAH 55 16866086 36233737000 5170338676.51 9777595538.618
Valid N (listwise) 55
2. Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Tahun
Test Valuea 2015
Cases < Test Value 22
Cases >= Test Value 33
Total Cases 55
Number of Runs 22
Z -1.532
Asymp. Sig. (2-
tailed) .125
c. Median Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 61.385 52.045 1.179 .244
DPK -.001 .001 -.099 -.590 .558
NPF 4.183 2.601 .226 1.608 .114
INFLASI -5.972 7.668 -.109 -.779 .440
PEMBIAYAAAN
MURABAHAH -3.209E-10 .000 -.023 -.137 .892
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: data sekunder yang diolah, 2018
4. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .94988145
Most Extreme Differences Absolute .119
Positive .119
Negative -.068
Test Statistic .119
Asymp. Sig. (2-tailed) .061c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
d. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
LAMPIRAN 4
HASIL UJI ANALISIS PATH
1. Persamaan Pertama
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1007404126.509 3588376388.745 -.281 .780
DPK 247647.843 49653.273 .582 4.988 .000
NPF 283395017.793 396549845.336 .085 .715 .478
INFLASI 57436702.922 470355857.071 .014 .122 .903
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAAN MURABAHAH
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
2. Persamaan Kedua
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.170 .429 5.061 .000
DPK 2.893E-5 .000 .390 3.960 .000
NPF -.456 .048 -.785 -9.575 .000
INFLASI .002 .056 .003 .034 .973
PEMBIAYAAAN
MURABAHAH -2.421E-11 .000 -.139 -1.405 .167
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2018
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Leny Trilianingsih
Tempat dan Tanggal Lahir : Magelang, 15 Mei 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan : SD N JETIS MENOREH Lulus Tahun 2008
SMP 53 SALAMAN Lulus Tahun 2011
SMA N 1 SALAMAN Lulus Tahun 2014
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 25 September 2018
Penulis,
Leny Trilianingsih
NIM. 213 14 174