pengaruh budaya organisasi terhadapkinerja …. jurnal...dan dipakai serta di terapkan dalam...
TRANSCRIPT
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 341 - 354 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAPKINERJA
PEGAWAI PADA KANTOR PT.TELKOM
DI SAMARINDA
Ernawati1
Ringkasan
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu budaya organisasi (X)
dan kinerja pegawai (Y). tujuan penelitian ini untuk menguji dan menganalisis
pengaruh Budaya Organisasi (X) terhadap Kinerja Pegawai pegawai (Y) pada
kantor PT. Telkom di Samarinda. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu seluruh pegawai
pada kantor PT. Telkom di Samarinda yang berjumlah 65 responden. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif untuk mengetahui
pengaruh antara dua variabel, Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, kuesioner, wawancara dan kepustakaan. Hipotesis dari penelitian ini
adalah ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi (X) terhadap
kinerja pegawai (Y) pada kantor PT. Telkom di Samarinda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pada kantor PT. Telkom di Samarinda. Hal ini dapat dilihat dari nilai regresi
linier berganda 0,776 dengan nilai korelasi (R) sebesar 0,636 dalam kategori
memiliki hubungan yang kuat antara budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai, dan nilai dari koefisien determinasi sebesar 40,5% yang artinya budaya
organisasi memiliki pengaruh sebesar 40,5% terhadap kinerja pegawai pada
kantor PT. Telkom di Samarinda, sisanya sebesar 59,5% dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian adapun beberapa saran sebagai berikut: Sebaiknya
perusahaan perlu menanamkan pelatihan pegawai sebagai bekal dan
meningkatkan skill untuk lebih memahami akan pentingnya penyelenggaraan
pelatihan kierja. Pimpinan mengingatkan kepada pegawai akan pentingnya
kuantitas dalam bekerja. Diharapkan perusahaan lebih tegas dalam pemberian
sanksi kepada pegawai yang kurang disiplin, seperti memberi surat peringatan
atau pemotongan insentif.
Kata kunci : Budaya Organisasi, Kinerja Pegawai
Pendahuluan
Perusahaan telekomunikasi merupakan perusahaan yang paling dinamis
seiring dengan perkembangan perubahan teknologi, berbagai macam produk jasa
telekomunikasi mulai bermunculan dimana banyak perusahaan bersaing ketat
untuk kinerja yang optimal. Perusahaan merupakan input produksi menjadi output
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 341 - 354
342
yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, perusahaan telekomunikasi
memiliki perkembangan yang sangat erat seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, telkom menyediakan beragam layanan telekomunikasi lain termasuk
interkoneksi jaringan, data, internet, serta layanan terkait lainnya. Dengan
menggunakan alat komunikasi yang saat ini telah banyak perkembangannya
tentunya mampu menghemat biaya pemakaian konsumen, namun perusahaan
harus mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Sumber daya manusia yang ada dalam organisasi harus senantiasa
dikembangkan agar menjadi sumber daya yang kompetitif. Dengan selalu
mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya, organisasi mampu memiliki
pegawai dengan kinerja yang berkualitas. Dengan demikian kinerja seseorang
pegawai dapat diukur dari hasil kerja, hasil tugas, atau hasil kegiatannya dalam
kurun waktu tertentu. Kinerja pegawai yang tinggi akan mendukung produktivitas
organisasi, sehingga pimpinan organisasi senantiasa memperhatikan peningkatan
kinerja anggotanya demi kemajuan organisasi.
Peningkatan produktivitas kinerja pegawai PT. Telkom harus lebih
diperhatikan sehingga kinerja pegawai bisa ditingkatkan melalui beberapa cara,
yaitu dengan menanamkan budaya kerja yang optimal sehingga berpengaruh pada
perilaku kerja yang diindikasikan dengan peningkatan kepuasan kerja individu
dan produktivitas kerja unit itu sendiri, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Adapun temuan permasalahan yang penulis temukan pada saat observasi
di PT. Telkom Samarinda menunjukkan bahwa budaya organisasi pada PT.
Telkom di Samarinda tidak memperhatikan indikator-indikator budaya organisasi
yang terdiri dari indikator inisiatif individual, toleransi terhadap tindakan
beresiko, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem
imbalan, toleransi terhadap konflik, pola komunikasi. Dari indikator-indikator
tersebut ditemukan permasalahan yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan temuan permasalahan pada kantor PT. Telkom di Samarinda
menyatakan bahwa masih kurangnya dukungan dari pihak manajemen hal ini
terlihat dari kurangnya pelatihan yang diberikan kepada pegawainya sehingga
dapat mengakibatkan keahlian dan keterampilan pegawai tidak maksimal dalam
menjalankan pekerjaan yang diberikan.
Sedangkan untuk variabel kinerja pegawai pada kantor PT. Telkom di
Samarinda beberapa temuan permasalahan hasil kerja dan perilaku kerja,
untuk kuantitas kerja penjualan yang ditargetkan kepada pegawai menurun,
tingkat penjualannya seperti layanan internet (speedy), voucher wifi id,
pemasangan baru atau pelanggan baru, perpindahan saluran kabel ke fiber
optik. Lalu untuk perilaku kerja terlihat juga bahwa disiplin para pegawai
ditelkom masih rendah karena para pegawai disana absensinya menggunakan
sistem online sehingga dalam melakukan absensi bisa dimana saja tanpa harus
hadir dikantor. Berikut laporan penjualan PT. Telkom di Samarinda.
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai (Ernawati)
343
Tabel
Data Penjualan dan Terget Penjualan
Selama bulan September-November Tahun 2017
Pada PT. Telkom di Samarinda Keterangan Penjualan Target penjualan
New sales, Modification,
Migrasi, Add Service
New sales, Modification,
Migrasi, Add Service
September 5.704 7.000
Oktober 5.576 7.000
November 5.135 7.000
Sumber Data : PT. Telkom di Samarinda 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa laporan penjualan pada
PT. Telkom di Samarinda dari bulan September hingga bulan November terjadi
penurunan terus menerus. Penjualan pada bulan September mencapai 5.704,
kemudian pada bulan Oktober mengalami penurunan menjadi 5.576, pada bulan
November mengalami kembali penurunan menjadi 5.135.
Mengingat pentingnya masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Kantor PT.Telkom di Samarinda”.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada kantor PT. Telkom di Samarinda?
2. Apakah budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada kantor PT. Telkom di Samarinda?
3. Apakah budaya organisasi secara dominan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada kantor PT. Telkom di Samarinda?
Tujuan penelitian 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh budaya organisasi secara parsial
terhadap kinerja pegawai pada kantor PT. Telkom di Samarinda.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh budaya organisasi secara parsial
terhadap kinerja pegawai pada kantor PT. Telkom di Samarinda.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh budaya organisasi secara dominan
terhadap kinerja pegawai pada kantor PT. Telkom di Samarinda.
Maanfaat penelitian
1. Manfaat Akademis
2. Manfaat Praktis
Kerangka Dasar Teori
Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2014:18) manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peeranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, pegawai dan masyarakat.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 341 - 354
344
Sedangkan menurut Simamora (2014:18) manajemen sumber daya manusia
adalah sebagai pendayagunaan, pengembagan, penilaian, pemberian, balasan jasa
dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.
Budaya Organisasi
Budaya Organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama
dan dipakai serta di terapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu
pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja pada pegawai dan manager
perusahaan. Menurut Jones (2001:47) mendefinisikan kultur organisasi sebagai
sekumpulan nilai dan norma hasil berbagai yang mengendalikan interaksi anggota
organisasi satu sama lain dan dengan orang di luar organisasi. Pengertian yang
dikemukakan oleh Moeljono (2003:16) budaya adalah sebagai pola semua
suasana baik materiel atau semua perilaku yang sudah diadopsi masyarakat secara
tradisional sebagai pemecahan masalah anggotanya budaya di dalamnya juga
termasuk semua cara yang telah terorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai
budaya yang implisit serta premis yang mendasar dan mengandung suatu
perintah. Menurut Robbins (2004:124), fungsi budaya organisasi merupakan
pengganti formalisasi dan menentukan tujuan bersama, sebagai alat
penggendalian yang memberikan pedoman pada sikap dan tingkah laku.
Pengertian formalisasi adalah pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam
organisai itu distandarisasikan.
Kinerja Pegawai
Menurut Prabu (2006:9) kinerja pegawai (prestasi kerja) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kwantitas yang tercapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakn tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Suyadi P.S. Beach (2003:209), kinerja atau prestasi kerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif.
Populasi dan Sampel
Yang di maksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(sugiyono:2005:90). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh (sensus), Jumlah responden diambil dari
seluruh anggota populasi yang berjumlah 65 pegawai pada kantor PT. Telkom di
Samarinda.
Teknik pengumpulan data
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai (Ernawati)
345
Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan dan data-data yang
diperlukan, penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1. Penelitian lapangan (field Research)
a. Observasi
b. Kuesioner
c. Dokumentasi 2. Studi kepustakaan
Teknik Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
2. Uji Normalitas
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Uji Analisis Regreasi Linear Berganda
1. Persamaan Regresi
2. Perhitungan koefisien Korelasi (R)
3. Perhitungan Koefisien Determinan parsial (R2)
4. Uji F (Simultan)
5. Uji t (Parsial)
6. Variabel yang paling berpengaruh
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada penelitian ini, uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 20.0 for windows.
Hasil Uji Validitas
Variabel Kode Item
Pernyataan
Corrected item
Total
Correlation
Rtabel N Keterangan
Budaya Organisasi
(X)
Item 1 0,551 > 0,244 65 Valid
Item 2 0,496 > 0,244 65 Valid
Item 3 0,312 > 0,244 65 Valid
Item 4 0,472 > 0,244 65 Valid
Item 5 0,559 > 0,244 65 Valid
Item 6 0,534 > 0,244 65 Valid
Item 7 0,602 > 0,244 65 Valid
Item 8 0,391 > 0,244 65 Valid
Item 9 0,357 > 0,244 65 Valid
Item 10 0,430 > 0,244 65 Valid
Item 11 0,438 > 0,244 65 Valid
Item 12 0,557 > 0,244 65 Valid
Item 13 0,551 > 0,244 65 Valid
Item 14 0,551 > 0,244 65 Valid
Item 15 0,312 > 0,244 65 Valid
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 341 - 354
346
Item 16 0,472 > 0,244 65 Valid
Item 17 0,559 > 0,244 65 Valid
Item 18 0,575 > 0,244 65 Valid
Item 19 0,602 > 0,244 65 Valid
Item 20 0,391 > 0,244 65 Valid
Kinerja Pegawai (Y)
Item 1 0,505 > 0,244 65 Valid
Item 2 0,624 > 0,244 65 Valid
Item 3 0,663 > 0,244 65 Valid
Item 4 0,706 > 0,244 65 Valid
Item 5 0,556 > 0,244 65 Valid
Item 6 0,684 > 0,244 65 Valid
Sumber : Data diolah 2017
Hasil Uji Reliabilitas Butir pernyataan Cronbach’s Alpha N of Items Keterangan
X 824 20 Reliabel
Y 647 6 Reliabel
Sumber : Data diolah 2017
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolonieritas
Metode ini digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas untuk itu maka dapat digunakan rumus varian inflation faktor
(VIF). Jika uji tolerance value >0,10 dan VIF <10,00 maka dapat disimpulkan
tidak terdapat multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi,
jika toleransi value <0,10 dan VIF >10,00 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi.
Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,965 ,444 2,173 ,034 budaya
organisasi ,776 ,118 ,636 6,550 ,000 1,000 1,000
a. Dependent Variable: kinerja pegawai
Uji Heteroskedastisitas
Grafik Scatterplot Regresi
Sumber : diolah SPSS versi 20 (2017)
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai (Ernawati)
347
Melihat garfik scatterplot antara nilai prediksi terikat (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID) diketahui bahwa tidak ada pola yang membentuk suatu
pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu
Y. Hasil tersebut menunjukkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak
mengalami heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak untuk dipakai
karena memenuhi uji heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik normal probality plot
menunjukan bahwa pola dari P-Plot menyebar disekitar garis diagonal dan arah
pola mengikuti arah garis diagonal, dari gambar dibawah maka dapat disimpulkan
bahwa data tersebut adalah berdistribusi normal dan telah memenuhi kriteria
dalam uji normalitas.
Sumber : Diolah SPSS versi 20 (2017)
Uji Autokorelasi
Uji statistic yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
dalam analisis ini adalah uji statistic Durbin-Watson dengan menggunaakan
software SPSS versi 20 diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,636a ,405 ,396 34323 2,162
a. Predictors: (Constant), budaya organisasi
b. Dependent Variable: kinerja pegawai
Sumber : Data diolah 2017
Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan Regresi
Ikhtisar Persamaan Regresi (Tabel Coeffisien) Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,965 ,444 2,173 ,034
Budaya organisasi ,776 ,118 ,636 6,550 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 341 - 354
348
Berdasarkan hasil tabel diatas diperoleh persamaan regresi linear berganda
dari variabel budaya organisasi (X), terhadap variabel Y (Kinerja pegawai) adalah
sebagai berikut:
Y = 0,965 + 0,776 X + e
1) Nilai konstanta sebesar 0,965 dapat diartikan jika variabel bebas yaitu semua
bernilai 0, kinerja pegawai tidak akan berubah (konstan) yaitu sebesar 0,965.
2) Nilai koefisien regresi budaya organisasi sebesar 0,776 menunjukkan bahwa
variabel budaya organisasi (X) mempunyai pengaruh terhadap kinerja
pegawai sebesar 0,776 dengan mengasumsi variabel lain konstan.
Koefisien Korelasi (R) Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah 2017
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai R = 0,636 yang berarti
bahwa hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dalam
kategori kuat.
Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Sumber : Data diolah 2017
Hal ini menunjukan bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai terdapat nilai determinasi R2 40,5%, selebihnya yaitu sebesar 59,5%
dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Uji F (Simultan)
Ikhtisar Uji Simultan (Uji F) ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 5,054 1 5,054 42,902 ,000b
Residual 7,422 63 ,118
Total 12,476 64 a. Dependent Variable: Kinerja pegawai
b. Predictors: (Constant), Budaya organisasi
Sumber : Data diolah 2017
Berdasarkan perhitungan Fhitung diperoleh hasil sebesar 42,902 dengan
tingkat signifikan 0,000 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai.
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-watson
1 ,636a ,405 ,396 ,34323 2,162
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-watson
1 ,636a ,405 ,396 ,34323 2,162
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai (Ernawati)
349
Uji t (Parsial)
Ikhtisar Uji T (tabel Coefisient) Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,965 ,444 2,173 ,034
Budaya organisasi ,776 ,118 ,636 6,550 ,000
a. Dependent Variable: kinerja pegawai
Sumber : Data diolah 2017
Hasil pengujian hipotesis menunjukan nilai thitung > ttabel (6,550>0,965) dan nilai
sig adalah 0,000<0,05 maka secara parsial budaya organisasi memiliki hubungan
yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Uji Variabel Dominan
Hasil Uji Variabel Dominan Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,965 ,444 2,173 ,034
BUDAYA
ORGANISASI ,776 ,118 ,636 6,550 ,000
a. Dependent Variable: kinerja pegawai
Sumber : Data diolah 2017
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai standardizer
coeffcients beta adalah variabel budaya organisasi X sebesar 0,636 yang berarti
bahwa variabel budaya organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai.
Pembahasan
Pengaruh budaya organisasi secara simultan terhadap kinerja pegawai
Berdasarkan hasil penelitian regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0,776 kemudian koefisien korelasi (R) dengan variabel budaya
organisasi memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja pegawai, koefisien
determinasi R2 sebesar 40,5% selebihnya yaitu sebesar 59,5% dapat dipengaruhi
oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. sehingga secara
simultan budaya organisasi (X) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai (Y).
Temuan ini sejalan dengan teori menurut Kotter (2006:139) menjelaskan
bahwa budaya organisasi mempunyai dampak yang berarti terhadap kinerja
organisasi jangka panjang, buadaya organisasi akan menjadi suatu faktor yang
bahkan lebih penting lagi dalam menetukan keberhasilan atau kegagalan
organisasi dalam dasawarsa yang akan datang.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 341 - 354
350
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Riska Pratiwi (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang”. Hasil penelitiannya bahwa secara simultan budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Selanjutnya, penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu hasil
penelitian yang dilakukan oleh Susandi Prihayanto (2011) dengan judul Analisis
Pengaruh Budaya Organissasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PT.
Telekomunikasi indonesia Tbk, Regional IV Jawa Tengah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa budaya organisasi dan
motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Terakhir, penelitian yang sesuai dengan penelitian terdahulu hasil penelitian
yang dilakukan oleh, Hendriawan 2014 dengan judul Analisis Pengaruh Gaya
kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PT.
Dwimitra Multigina Sejahtera di Kabupaten Konawe Utara Propinsi Tenggara”.
Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan secara parsial
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai artinya apabila gaya kepemimpinan
semakin baik, maka kinerja pegawai akan meningkat.
Pengaruh budaya organisasi secara parsial terhadap kinerja pegawai a) Inisiatif individual Inisiatif individual
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda
indikator inisiatif individual sudah baik, dilihat dari jawaban responden mengenai
tentang diberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat dalam setiap
pekerjaan yang diberikan atasan. Berarti dapat di nilai bahwa mayoritas pegawai
memiliki ide dalam melakukan pekerjaan untuk kemajuan organisasi sehingga
pegawai dapat melaksanakan tugas organisasi dengan baik, kemudian mengenai
jawaban responden dalam melaksanakn pekerjaan pegawai diberikan kebebasan
seluas-luasnya untuk berinisiatif mengkaji dan menyelesaikan sendiri pekerjaan
sesuai dengan pandangan pegawai dan peraturan yang berlaku.
b) Toleransi terhadap tindakan berisiko
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda
indikator Toleransi terhadap tindakan berisiko sudah baik, dilihat dari jawaban
responden diberikan kebebasan untuk dapat bertindak aktif dalam melaksanakan
pekejaan. Sedangkan jawaban responden tentang pelaksanaan pekerjaan selalu
dilaksanakan dengan transparan dimana ketentuan material di informasikan pada
pengguna jasa stakeholder.
c) Pengarahan
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda
indikator pengarahan sudah baik, hal ini terlihat dari jawaban responden tentang
dalam melaksanakan pekerjaan pimpinan pegawai memberikan pengarahan
langsung mengenai teknis penyelesaian pekerjaan. Sedangkan jawaban responden
mengenai pegawai secara berkala diberikan arahan-arahan terkait pencapaian
target sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai (Ernawati)
351
d) Integrasi
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda
indikator integrasi sudah baik, dilihat dari jawaban responden seluruh divisi di
dalam perusahaan saya bekerja sama untuk memajukan suatu perusahaan.
Sedangkan jawaban responden seluruh divisi dalam perusahaan saya
berkoordinasi dalam bekerja.
e) Dukungan manajemen
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda
beberapa pegawai menyatakan masih kurangnya dukungan dari pihak manajemen,
hal ini terlihat dari kurangnya pelatihan yang diberikan kepada pegawainya
sehingga dapat mengakibatkan pegawai tidak maksimal dalam menjalankan dan
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.
f) Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda untuk
indikator kontrol, eksternal dan internal sudah baik, terlihat dari pengawasan
eksternal dilakukan dengan cara sistem absensi secara online dengan aplikasi
khusus yang dibuat PT. Telkom untuk memudahkan para pegawainya, dengan
menggunakan aplikasi ini pihak manajemen secara langsung melihat setiap
pekerjaannya. Sedangkan untuk pengawasan internal pada kantor PT. Telkom di
Samarinda menggunakan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan untuk
mengawasi hasil kerja para pegawai.
g) Identitas
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda untuk
indikator identitas sudah berjalan baik, dilihat dari Jawaban responden tentang
perusahaan tempat saya bekerja dikenal di masyarakat. Dan jawaban responden
bahwa saya percaya diri bekerja di perusahaan tempat saya bekerja.
h) Sistem imbalan
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda untuk
indikator Sistem imbalan sudah baik, Dilihat dari jawaban responden pembayaran
gaji di perusahaan tepat pada waktunya, Sedangkan jawaban responden tentang
promosi jabatan yang didasarkan atas prestasi kerja pegawai
i) Toleransi terhadap konflik
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda untuk
indikator Toleransi terhadap konflik sudah baik, Dilihat dari penilaian responden
perbedaan pendapat dikalangan pegawai dapat segera diselesaikan, jawaban
responden tentang pimpinan menjadi penengah dalam setiap konflik yang terjadi
j) Pola-pola komunikasi
Berdasarkan temuan pada kantor PT. Telkom di Samarinda untuk indikator
Pola-pola komunikasi sudah baik Dilihat dari penilaian responden tentang
komunikasi pegawai dengan atasan tidak dibatasi oleh hierarki kewenangan yang
formal. Jawaban responden mengenai komunikasi dengan sesama pegawai tidak
dibatasi oleh hierarki kewenangan yang.
Berdasarkan temuan pada kantor PT. Telkom di Samarinda menyatakan
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 341 - 354
352
bahwa masih kurangnya dukungan dari pihak manajemen hal ini terlihat dari
kurangnya pelatihan yang diberikan kepada pegawainya sehingga dapat
mengakibatkan keahlian dan keterampilan pegawai tidak maksimal dalam
menjalankan pekerjaan yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan peneliti pada kantor PT.
Telkom di Samarinda secara keseluruhan budaya organisasi sudah berjalan
dengan baik, seperti inisiatif individual, toleransi terhadap tindakan beresiko,
pengarahan, integrasi, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi terhadap
konflik, pola komunikasi sudah baik. Yang masih kurang maksimal adalah
dukungan manajemen yaitu pemberian pelatihan kepada para pegawainya dalam
rangka meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bekerja.
k) Hasil kerja
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda untuk
indikator hasil kerja kurang baik, dilihat dari penilaian responden saya mampu
menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan oleh pimpinan, dan mengenai jawaban
responden saya turut koordinasi program kerja dengan baik.
l) Perilaku kerja
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda untuk
indikator perilaku kerja kurang baik, dilihat dari jawaban responden bahwa
pegawai absensinya menggunakan sistem online sehingga pegawai bisa absen
diluar kantor. Jawaban responden pegawai mempunyai inisiatif untuk melakukan
suatu pekerjaan tanpa diminta untuk melakukannya.
m) Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian pada kantor PT. Telkom di Samarinda untuk
indikator sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan sudah baik,
dilihat dari indikator pegawai melaksanakan pekerjaan dengan baik dan tidak
menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya, jawaban responden
pegawai berusahan untuk memunculkan ide baru untuk kemajuan organisasi
kedepan.
Sedangkan untuk variabel kinerja pegawai pada kantor PT. Telkom di
Samarinda beberapa temuan permasalahan hasil kerja dan perilaku kerja, untuk
kuantitas kerja penjualan yang ditargetkan kepada pegawai menurun, tingkat
penjualannya seperti layanan internet (speedy), voucher untuk wifi id,
pemasangan baru atau pelanggan baru, perpindahan saluran kabel ke fiber optik.
Lalu untuk perilaku kerja terlihat juga bahwa disiplin para pegawai ditelkom
masih rendah karena para pegawai disana absensinya menggunakan sistem online
sehingga dalam melakukan absensi isa dimana saja tanpa harus hadir dikantor.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan peneliti pada kantor PT.
Telkom di Samarinda kinerja pegawai seperti: kualitas, inisiatif, kejujuran,
kreativitas sudah baik. Yang masih kurang maksimal adalah kuantitas dan disiplin
kerja yaitu tidak tercapainya target penjualan perusahaan.
Temuan ini sejalan dengan teori menurut Kotter (2006:139) menjelaskan
bahwa budaya organisasi mempunyai dampak yang berarti terhadap kinerja
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai (Ernawati)
353
organisasi jangka panjang, buadaya organisasi akan menjadi suatu faktor yang
bahkan lebih penting lagi dalam menetukan keberhasilan atau kegagalan
organisasi dalam dasawarsa yang akan datang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Riska Pratiwi (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara
dan Lelang”. Hasil penelitiannya bahwa secara parsial budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Selanjutnya, penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu hasil
penelitian yang dilakukan oleh Susandi Prihayanto (2011) dengan judul Analisis
Pengaruh Budaya Organissasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PT.
Telekomunikasi indonesia Tbk, Regional IV Jawa Tengah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa budaya organisasi dan
motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Terakhir, penelitian ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu hasil
penelitian yang dilakukan oleh, Hendriawan 2014 dengan judul Analisis Pengaruh
Gaya kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PT.
Dwimitra Multigina Sejahtera di Kabupaten Konawe Utara Propinsi Tenggara”.
Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan secara parsial
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai artinya apabila gaya kepemimpinan
semakin baik, maka kinerja pegawai akan meningkat.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel yang paling dominan
berpengaruh adalah budaya organisasi terdapat nilai standart koefisien beta
sebesar 0,636 yang berarti bahwa secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada kantor PT. Telkom di Samarinda. Karena budaya oganisasi harus
ditanamkan atau diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu
pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja pada pegawai dan manajer
perusahaan.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang
telah diuraikan dalam bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor PT.
Telkom di Samarinda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor PT. Telkom di
Samarinda. Hal ini membuktikan bahwa tingginya budaya organisasi maka akan
semakin meningkatnya kinerja pegawai.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel yang paling
dominan berpengaruh adalah budaya organisasi terdapat nilai standart
koefisien beta yang berarti bahwa secara signifikan berpengaruh terhadap
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 341 - 354
354
kinerja pegawai pada kantor PT. Telkom di Samarinda. Karena budaya
oganisasi harus ditanamkan atau diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja
sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja pada pegawai
dan manager perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian adapun beberapa saran yang diharapkan
berguna untuk kepentingan praktis dan peneliti selanjutnya sebagai berikut:
Sebaiknya perusahaan perlu menanamkan pelatihan pegawai sebagai bekal dan
meningkatkan skill untuk lebih memahami akan pentingnya penyelenggaraan
pelatihan kierja.
Pimpinan mengingatkan kepada pegawai akan pentingnya kuantitas dalam
bekerja dan harus melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai yang dimana
hasilnya akan dijadikan bahan evaluasi agar kinerja pegawai dapat ditingkatkan
lebih baik.
Diharapkan perusahaan lebih tegas dalam pemberian sanksi kepada pegawai
yang kurang disiplin, seperti memberi surat peringatan atau pemotongan insentif.
Daftar Pustaka
Buku:
Maksum, Ali. 2012. metedologi penelitian dalam olahraga. Surabaya: Unessa
University Press.
Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multi Variate Dengan Program SPSS.
Semarang: BP UNDIP.
-------------2009. Aplikasi Analisis Multi Variate Dengan Program SPSS.
Semarang: BP UNDIP. Cetak Empat. Badan Penerbit Universitas di
Penegoro.
Prabu, Anwar. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
-------------2010. Metode Penelitian Administrasi Dengan Metode R&D. Bandung:
Cv Alfebeta.
Sumber Skripsi:
Hendriawan, 2014. Pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai pada PT. Dwimitra Multiguna Sejahtera di
Kabupaten Konawe Utara Provinsi Tenggara.
Prihayanto, Susandi. 2012. Analisis pengaruh budaya organisasi dan motivasi
terhadap kinerja pegawai pada PT. Telekomunikasi. Indonesia Tbk.
Regional IV Jawa Tengah Daerah Itimewa Yogyakarta.
Pratiwi, Riska. 2012. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
pada Kantor Lelang Kekayaan Negara dan Lelang Makassar.