pengaruh ambiguitas peran terhadap kinerja … f-skripsi full.pdf · dalam penyusunan skripsi ini...
TRANSCRIPT
PENGARUH AMBIGUITAS PERAN
TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh : Ana Faridatunniswah
A2D309011
PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ana Faridatunniswah
NIM : A2D309011
Jurusan : S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh
Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas
Diponegoro Semarang” adalah benar-benar merupakan karya saya sendiri,
bukanlah hasil plagiat baik sebagian maupun seluruhnya dari karya ilmiah orang
lain, dan semua kutipan yang ada di dalam skripsi ini telah saya sebutkan sumber
aslinya berdasarkan tata cara penulisan kutipan yang lazim pada karya ilmiah.
Semarang, Agustus 2013
Yang Menyatakan
Ana Faridatunniswah NIM. A2D309011
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Alam Nasyrah: 6)
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu” (Al Baqarah: 185)
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya” (Ath Thalaaq:4)
Ku Persembahkan karya ini untuk
Ibu dan Bapakku
Mas Martono
Kakak Tata, Mas Ral dan Dek Ndin
Terimakasih atas cinta yang telah kalian berikan.
iv
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 19 Juli 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Wiji Suwarno, S. Pd.I, S.IPI, M.Hum Yuli Rohmiyati, S.Sos, M.Si.
NIP.197307142005011002 NIP.198007042008122002
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh Panitia Ujian Skripsi pada tanggal 19 Agustus 2013
Ketua Drs. Ari Setyadi, M.S. NIP. 195809091984031002 Anggota I Heriyanto, S.Sos., M.IM. NIP. 197704082010121001 Anggota II Wiji Suwarno, S.Pd.I, S.IPI, M.Hum. NIP.197307142005011002 Anggota III Yuli Rohmiyati, S.Sos, M.Si NIP.198007042008122002
vi
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas berkah, rahmat, hidayah dan karunia serta ridho-Nya, akhirnya
dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan program strata satu (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang dengan judul Pengaruh
Ambiguitas peran terhadap Kinerja Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas
Diponegoro Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini berbagai hambatan dan kesulitan telah banyak
penulis alami serta bukan semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, namun
juga berkat bantuan, dorongan, semangat dan bimbingan dari berbagai pihak,
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan lancar. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Agus Maladi Irianto, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Budaya;
2. Dr. Dewi Yuliati, MA, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro yang telah memberikan ijin penelitian dan
penyusunan skripsi;
vii
3. Drs. Ary Setyadi, M.S., selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro dan dosen penguji, yang
telah memberikan petunjuk dan saran dalam penulisan skripsi ini;
4. Dra. Sriati, selaku Ketua Jurusan S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Diponegoro, yang telah memberi kemudahan dalam
penyelesaian skripsi ini;
5. Wiji Suwarno, S.Pd.I, S.IPI, M.Hum dan Yuli Rohmiyati, S.Sos, M.Si.,
selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang
bermanfaat demi perbaikan dan kebaikan dalam penyusunan skripsi ini,
serta memberikan kemudahan-kemudahan dalam penyusunan skripsi ini;
6. Desy Ery Dhani, S.Sos., selaku dosen wali yang selalu memberikan
bimbingan, saran dan arahan-arahan yang bermanfaat bagi penulis;
7. Heriyanto, S.Sos., M.IM., selaku dosen penguji yang telah memberikan
koreksi dan saran dalam penulisan skripsi ini;
8. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
kepada penulis selama mengikuti kuliah;
9. Rektor Universitas Diponegoro yang memberikan ijin untuk melanjutkan
studi dan bantuan dana;
10. Dra. Wahyu Praptini, Selaku Kepala UPT Perpustakaan Universitas
Diponegoro, yang telah memberikan ijin melanjutkan studi dan sebagai
tempat penelitian serta memberikan motivasi;
viii
11. Dra. Ari Widjayanti, MM., Mantan Kepala UPT Perpustakaan Universitas
Diponegoro, yang telah memotivasi dan memberi ijin penulis untuk
melanjutkan studi;
12. Bapak, Ibu dan Kakak-kakakku yang senantiasa mendo’akan dan
memberikan dukungan dalam penyelesaian skipsi ini;
13. Teman-teman pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro,
terima kasih atas bantuan dan motivasinya;
14. Teman-teman bagian sirkulasi UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro,
terima kasih atas pengertian dan dukungannya;
15. Teman-teman S1 Ilmu Perpustakaan angkatan 2009, terima kasih atas
motivasinya sehingga penulis berusaha untuk menyelesaikan skripsi ini;
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih atas semua dukungannya;
Dengan segala keterbatasan kemampuan serta kekurangan dalam
pengetahuan yang penulis miliki, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
perbaikan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya pada bidang yang sama.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Agustus 2013
Penulis
Ana Faridatunniswah
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... ii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v PRAKATA ............................................................................................................. vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi ABSTRAK ............................................................................................................. xiii BAB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4 1.5. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 5 1.6. Batasan Istilah ............................................................................................... 5 1.7. Kerangka Pikir .............................................................................................. 5 1.8. Hipotesis ....................................................................................................... 7
BAB. II. TINJAUAN LITERATUR 2.1. Ambiguitas Peran .......................................................................................... 8 2.2. Kinerja ........................................................................................................... 9 2.3. Pustakawan .................................................................................................... 14 2.4. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 14 BAB. III. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1. Metode dan Jenis Penelitian .......................................................................... 17 3.2. Variabel Penelitian ........................................................................................ 18 3.3. Definisi Operasional Variabel ....................................................................... 18 3.4. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 19 3.5. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 21 3.6. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 21 3.7. Teknik Pengolahan Data ............................................................................... 23
x
3.8. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................................ 23 3.9. Metode Analisis Data .................................................................................... 25 BAB. IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG 4.1. Sejarah Singkat.............................................................................................. 29 4.2. Visi dan Misi ................................................................................................. 31 4.3. Struktur Organisasi ....................................................................................... 31 4.4. Kepegawaian ................................................................................................. 34 4.5. Koleksi ......................................................................................................... 37 4.6. Jenis-jenis Layanan ....................................................................................... 39 4.7. Kerjasama ...................................................................................................... 42
BAB. V PENGARUH AMBIGUITAS PERAN TERHADAP
KINERJA PUSTAKAWAN UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
5.1. Deskripsi Variabel Penelitian. ....................................................................... 44 5.1.1 Ambiguitas Peran...........................................................................................44 5.1.2 Kinerja Pustakawan........................................................................................55 5.2. Uji Validitas dan Realibilitas ........................................................................ 63 5.3. Analisis Regresi Linear Sederhana ............................................................... 65 5.4. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 67 5.5. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 67
BAB VI PENUTUP 6.1. Simpulan ....................................................................................................... 69 6.2. Saran .......................................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 72 LAMPIRAN ........................................................................................................... 74
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Berdasarkan
Golongan Tahun 2012 ........................................................................... 19 Tabel 2. Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro
Berdasarkan Jabatan Tahun 2012......................................................... 20 Tabel 3. Pegawai UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Tahun 2012 ....... 34 Tabel 4. Pustakawan Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 34 Tabel 5. Pustakawan Berdasarkan Tingkat pendidikan ...................................... 35 Tabel 6. Pustakawan Berdasarkan Golongan ...................................................... 36 Tabel 7 Pustakawan Berdasarkan Jabatan. .......................................................... 36 Tabel 8. Pustakawan Berdasarkan Lama Bekerja ............................................... 37 Tabel 9. Koleksi UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Tahun 2012 ........ 39 Tabel 10. Ketidakjelasan sasaran kerja ............................................................... 44 Tabel 11. Ketidakjelasan mengenai apa saja yang menjadi tanggung jawab
dalam melaksanakan pekerjaan .......................................................... 46 Tabel 12. Ketidakjelasan mengenai wewenang yang dimiliki dalam
melaksanakan pekerjaan ..................................................................... 47 Tabel 13. Tidak ada job description yang jelas................................................... 48 Tabel 14. Tidak ada prosedur kerja (SOP) sebagai pedoman kerja .................... 49 Tabel 15. Merasa kesulitan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian
pekerjaan ............................................................................................. 50 Tabel 16. Kehilangan arah dalam bekerja ........................................................... 50 Tabel 17. Ketidakjelasan tentang apa yang diharapkan orang lain (pimpinan dan
rekan kerja) ......................................................................................... 51 Tabel 18. Tidak ada penghargaan atas keberhasilan kerja yang telah dicapai .... 52 Tabel 19. Tugas rutin yang dilakukan pustakawan tidak bisa dipakai untuk
kenaikan pangkat dan jabatan ............................................................. 53 Tabel 20. Tidak tahu bagaimana pimpinan mengevaluasi atau menilai kerja
pustakawan ......................................................................................... 54 Tabel 21. Memiliki pengetahuan dalam melaksanakan tugas ............................. 55 Tabel 22. Mengutamakan ketelitian dalam bekerja ............................................ 56 Tabel 23. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien dalam bekerja ......... 57 Tabel 24. Bekerja sesuai target yang telah ditentukan ........................................ 58 Tabel 25. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ................................................ 58 Tabel 26. Hadir tepat waktu dalam bekerja ........................................................ 59 Tabel 27. Tidak pernah membolos dalam bekerja .............................................. 60 Tabel 28. Bersedia membantu rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan ...... 61 Tabel 29. Menggangap dirinya bagian dari tim/kelompok ................................. 62 Tabel 30. Berusaha bekerja dalam tim/kelompok ............................................... 62
xii
Tabel 31. Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas .......................................... 64
xiii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul pengaruh ambiguitas peran terhadap kinerja pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh ambiguitas peran terhadap kinerja pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, jenis data kuantitatif, analisis statistik deskriptif. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik sampling non probability sampling dengan teknik sampling jenuh, dengan jumlah sampel (n) sebesar 21 pustakawan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengukuran variabel yang digunakan adalah skala Likert. Teknik pengolahan data dan analisis data mengunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Untuk mengetahui pengaruh ambiguitas peran terhadap kinerja pustakawan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Adapun untuk pengujian hipotesis menggunkan uji t pada tingkat kepercayaan α = 1%. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis H0 diterima berarti H1 ditolak. Hal ini bisa dilihat dari uji hipotesis yang dilakukan dengan uji T, yaitu dengan membandingkan t-hitung dan t-tabel dengan α = 1 %. Hasilnya adalah Thitung =1.725 lebih kecil dari Ttabel = 2.539. Maka simpulannya adalah ambiguitas peran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro. Kata kunci : Ambiguitas Peran, Kinerja Pustakawan, UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tugas seorang pustakawan merupakan tugas yang tidak mudah dan
banyak tantangan, biasanya penilaian terhadap baik buruknya perpustakaan dilihat
dari bagaimana cara pustakawan memberikan pelayanan kepada pemustakanya.
Ketika pelayanan yang diberikan oleh pustakawan tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh pemustaka, maka akan terjadi suatu kesenjangan. Misal pihak
pemustaka mengharapkan pelayanan yang ramah, cepat, tepat dan buku yang
dicari tersedia, namun dari pihak pustakawan mengalami hambatan psikologi
yang tidak stabil sehingga mengakibatkan emosi yang labil. Hal ini dapat
menimbulkan penilaian bahwa pustakawan tidak professional, tidak ramah, dan
lain sebagainya.
Sikap pustakawan di atas merupakan bentuk dari ambiguitas peran,
dimana pustakawan tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan, apa yang
diharapkan oleh organisasi atas peran yang mereka mainkan. Sehingga kesan yang
muncul adalah mereka seakan-akan kehilangan arah dalam bekerja dan lambat
dalam mengambil keputusan. Siguaw (1993) mengatakan bahwa ambiguitas peran
terjadi akibat job description yang tidak ditulis atau dijelaskan dengan rinci serta
tidak adanya standar kerja yang jelas, sehingga ukuran kinerja karyawan yang
baik dipersepsikan secara kabur oleh karyawan.
2
Pustakawan yang mengalami ambiguitas peran akan lambat dalam
mengambil keputusan yang harus ia lakukan, hal ini tentunya akan berpengaruh
terhadap kinerja mereka. Jika kinerja pustakawan kurang baik maka layanan yang
akan diberikan kepada pemustaka tidak akan bisa maksimal atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan oleh pemustaka.
UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro merupakan perpustakaan
pusat, dimana pemustakanya terdiri dari semua civitas akademika yang ada
di Universitas Diponegoro dan juga pemustaka dari perguruan lain. Untuk dapat
melayani pemustaka yang jumlahnya tidak sedikit ini dibutuhkan petugas atau
pustakawan yang cekatan, handal dan terampil. Namun, hal ini tidak akan
terwujud jika pustakawannya mengalami ambiguitas peran sehingga
mempengaruhi kinerja mereka.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi sekarang ini,
UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro mengubah beberapa jenis layanan,
Peralihan ini tanpa disertai dengan job description yang baru yang sesuai dengan
layanan tersebut, akibatnya pustakawan bagian ini mengalami ketidakjelasan
tugas karena tidak ada arahan mengenai apa yang harus mereka lakukan dengan
tugas baru ini. Di samping itu, dalam menjalankan kegiatan sehari-hari tidak
semua bagian ada prosedur kerja (SOP) secara tertulis sebagai pedoman kerja,
sehingga mengakibatkan pustakawan bekerja atau menyelesaikan pekerjaannya
sesuai dengan pengetahuannya masing-masing tanpa ada standar yang jelas.
Selain itu ambiguitas peran juga terjadi akibat dari rotasi yang dilakukan
oleh pimpinan, rotasi ini mungkin dimaksudkan untuk melakukan penyegaran
3
agar pustakawan tidak jenuh. Tetapi penempatan pustakawan ini kadang tidak
sesuai dengan pangkat dan jabatan pustakawan yang bersangkutan sehingga
mereka akan kesulitan mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.
Berdasarkan data statistik UPT perpustakaan tahun 2012 bahwa 76%
(16 orang) merupakan pustakawan tingkat ahli dan 24% (5 orang) adalah
pustakawan tingkat terampil, hal ini tentunya membuat pustakawan kesulitan
dalam mengumpulkan angka kredit karena sebagian besar tugas rutin sehari-hari
yang mereka lakukan merupakan kegiatan pustakawan tingkat terampil. Apalagi
bagi pustakawan tingkat ahli yang ditugaskan dibagian sirkulasi, waktu mereka
telah habis untuk melakukan kegiatan rutin, sehingga untuk melakukan kegiatan
sesuai dengan pangkat dan golongan mereka akan terasa sulit.
Penempatan yang tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan pustakawan
ini juga menyebabkan pustakawan enggan dan bekerja sekedarnya saja, yang
penting pekerjaan atau tugas rutin sehari-hari bisa berjalan tanpa ada keinginan
untuk melakukan hal-hal kreatif diluar tugas rutin sehari-hari yang sesuai dengan
pangkat dan jabatannya.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh ambiguitas peran terhadap kinerja pustakawan UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro Semarang”
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka secara terperinci masalah yang akan
diteliti adalah
1. Bagaimana ambiguitas peran yang dialami oleh pustakawan
UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro?
2. Bagaimana kinerja pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro?
3. Bagaimana pengaruh ambiguitas peran terhadap kinerja pustakawan
UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
ambiguitas peran terhadap kinerja pustakawan UPT Perpustakaan Universitas
Diponegoro Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Dapat digunakan sebagai pedoman dalam meningkatkan kinerja pustakawan
di UPT perpustakaan Universitas Diponegoro
b. Sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro untuk mengetahui ambiguitas peran yang
mempengaruhi kinerja pustakawan sehingga dapat mencapai tujuan
perpustakaan sebagai penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
5
c. Menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada 1 Maret - 10 Mei 2013, bertempat
di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro yang beralamat di Jalan
Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang.
1.6 Batasan Istilah
Agar bahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, peneliti
membatasi istilah dari variabel yang diteliti, sebagai berikut:
a. Ambiguitas peran dalam penelitian ini adalah ketidakjelasan peran yang
dialami oleh pustakawan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas dari
pekerjaannya.
b. Kinerja Pustakawan adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pustakawan,
dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja dan kerjasama untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi.
1.7 Kerangka berpikir
Ambiguitas peran merupakan ketidakjelasan peran yang disebabkan
oleh tidak adanya kejelasan mengenai tugas-tugas dari pekerjaannya dan tidak
mengerti harapan-harapan yang berkaitan dengan peran tertentu. Ambiguitas
peran yang dialami oleh pustakawan akan membuat pustakawan lambat dalam
6
mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan
yang seharusnya dapat cepat diselesaikan akan tertunda-tunda dan ini akan
mempengaruhi kinerja pustakawan.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Feedback
Gambar 1 Kerangka Berpikir
Ambiguitas peran: • ketidakjelasan dari sasaran-sasaran kerja • kesamaran tentang tanggung jawab • ketidakjelasan tentang prosedur kerja • kesamaran tentang apa yang diharapkan oleh orang lain • kurang adanya balikan atau ketidakpastian tentang unjuk kerja
pekerjaan.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survai.
Ambiguitas peran berpengaruh terhadap kinerja pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro
Peningkatkan kinerja pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro
7
1.8 Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dapat ditarik kesimpulan yang
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Hipotesis ialah
pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang
dikemukakan ( Usman, 2008: 38 ). Adapun hipotesis penelitian ini adalah
H0 = Ambiguitas peran tidak berpengaruh terhadap kinerja pustakawan
UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro
H1 = Ambiguitas peran berpengaruh negatif terhadap kinerja pustakawan
UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang.
8
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan maka perlu adanya teori
sebagai analisis permasalahan yang ada. Penelitian ini berkaitan dengan
ambiguitas peran yang mempengaruhi kinerja pustakawan.
2.1 Ambiguitas Peran
Siguaw (1993) mengatakan bahwa ambiguitas peran terjadi akibat
job description yang tidak ditulis atau dijelaskan dengan rinci serta tidak adanya
standar kerja yang jelas, sehingga ukuran kinerja karyawan yang baik
dipersepsikan secara kabur oleh karyawan. Menurut Sumrall & Sebastianelli
dalam (Catharina:2001) menyatakan bahwa penyebab lain munculnya ambiguitas
peran adalah komunikasi yang buruk antara karyawan dengan atasan atau dengan
rekan kerjanya, kurangnya pengawasan (supervisi) dari pihak manajemen dan
program pelatihan yang buruk. Ambiguitas peran muncul ketika ada harapan dari
pihak lain (misal, rekan kerja, atasan, pelanggan) yang dipersepsikan tidak jelas
(singh dalam Catharina:2001).
Ambiguitas peran menurut Luthan ( 2006:473) terjadi ketika individu
tidak memperoleh kejelasan mengenai tugas-tugas dari pekerjaannya atau lebih
umum dikatakan “tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan”. Job description
yang tidak jelas, perintah-perintah yang tidak lengkap dari atasan dan tidak
9
adanya pengalaman memberikan kontribusi terhadap ambiguitas peran.
Sedangkan Robbins (2008:372) menyatakan bahwa ambiguitas peran tercipta
manakala ekspektasi peran tidak dipahami secara jelas dan karyawan tidak yakin
apa yang harus ia lakukan. Ambiguitas peran dirasakan seseorang jika ia tidak
memiliki cukup informasi untuk dapat melaksanakan tugasnya, atau tidak
mengerti atau merealisasikan harapan-harapan yang berkaitan dengan peran
tertentu.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya ambiguitas peran menurut
Everly dan Giordano ( dalam Munandar, 2001) :
a. Ketidakjelasan dari sasaran-sasaran kerja
b. Kesamaran tentang tanggung jawab
c. Ketidakjelasan tentang prosedur kerja
d. Kesamaran tentang apa yang diharapkan oleh orang lain
e. Kurang adanya balikan, atau ketidakpastian tentang unjuk kerja pekerjaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan ambiguitas peran adalah ketidakjelasan peran seseorang
dalam organisasi yang disebabkan oleh tidak adanya arahan yang jelas dari pihak
manajemen.
2.2 Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
10
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral
maupun etika (Prawirosentono dalam Sutrisno, 2010:170). Sutrisno (2010:172)
menyimpulkan kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan dilihat pada aspek
kualitas, kuantitas, waktu kerja dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan oleh organisasi.
Sedangkan menurut Nawawi (2006:64-65) kinerja merupakan
gabungan dari tiga faktor yang terdiri dari: (a) pengetahuan, khususnya yang
berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dalam bekerja.
Faktor ini mencakup jenis dan jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah
diikuti di bidangnya, (b) pengalaman, yang tidak sekedar berarti jumlah waktu
atau lamanya bekerja, tetapi berkenaan juga dengan substansi yang dikerjakan
yang jika dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama akan meningkatkan
kemampuan dalam mengerjakan suatu bidang tertentu, (c) kepribadian, berupa
kondisi di dalam diri seseorang dalam menghadapi bidang kerjanya, seperti minat,
bakat, kemampuan bekerjasama/keterbukaan, ketekunan, kejujuran, motivasi kerja
dan sikap terhadap pekerjaan.
Miner dalam Sutrisno (2010:172-173) menyatakan aspek dari kinerja
ada empat, yaitu:
1. kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu, dan
ketepatan dalam melakukan tugas
2. kuantitas yang dihasilkan, berkenaan dengan berapa jumlah produk atau jasa
yang dapat dihasilkan
11
3. waktu kerja, menerangkan akan berapa jumlah absen, keterlambatan, serta
masa kerja yang telah dijalani individu pegawai tersebut
4. kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau
menghambat usaha dari teman sekerjanya.
Sedangkan indikator kinerja menurut Nawawi (2006:67) adalah:
1. kuantitas hasil kerja yang dicapai
2. kualitas hasil kerja yang dicapai
3. jangka waktu mencapai hasil kerja tersebut
4. kehadiran dan kegiatan selama hadir di tempat kerja
5. kemampuan bekerjasama
Bernardin dan Russel dalam Sutrisno (2010:179-180) mengajukan
enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu:
1. Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan
kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.
2. Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan. misalnya jumlah rupiah, unit,
dan siklus kegiatan yang dilakukan.
3. Timeliness, merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu
yang dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu
yang tersedia untuk kegiatan orang lain.
4. Cost efectiveness, merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya
organisasi (manusia, keuangan, teknologi, dan material) dimaksimalkan untuk
mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit
penggunaan sumber daya.
12
5. Need for supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat
melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang
supervisi untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
6. Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara
harga diri, nama baik, dan kerjasama di antara rekan kerja dan bawahan.
Satibi (2011) menyatakan ada beberapa parameter yang jelas untuk
mengungkap dan memetakan esensi peningkatan kinerja pustakawan yaitu:
a. Produktif. Seorang pustakawan yang berkinerja tinggi memiliki produktifitas
kerja yang tinggi, artinya ia mampu menghasilkan pekerjaan, baik secara
kualitas maupun kuantitas sesuai dengan program kerja yang telah
dicanangkan. Apakah menyangkut pekerjaan yang bersifat administrasi, teknis
maupun manajerial.
b. Berinisiatif. Hal ini mencerminkan bahwa seorang pustakawan yang
berkinerja tinggi harus memiliki inisiatif dalam menyampaikan ide-ide cerdas
terkait dengan penataan, pengembangan, penyempurnaan bahkan perubahan-
perubahan yang mungkin bisa dilakukan.. Dengan kata lain, ia bersikap
proaktif dalam memperjuangkan peningkatan kinerja perpustakaan secara
kelembagaan.
c. Mandiri. Kinerja seorang pustakawan juga dapat dicermati dari
kemandiriannya dalam melaksanakan pekerjaan. Ia tidak bergantung pada
orang lain, tetapi ia mampu menterjemahkan setiap program yang telah
dicanangkan sebelumnya.
13
d. Disiplin. Seorang pustakawan yang berkinerja tinggi akan tercermin pula dari
sikapnya yang disiplin. disiplin yang dimaksud tidak hanya terkait dengan
persoalan kehadiran dalam bekerja, tetapi juga disiplin dalam melaksanakan
pekerjaan, membuat laporan serta mengevakuasi hasil pekerjaan yang telah
dilakukan.
e. Mampu bekerjasama secara efektif. Pustakawan yang berkinerja tinggi dapat
dilihat dari kemampuannya dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain,
baik secara internal maupun eksternal.
f. Responsif. Responsif yang dimaksud merupakan kemampuan seorang
pustakawan dalam menangkap berbagai kebutuhan pihak lain yang dilayani
(pemustaka), baik secara internal maupun eksternal. Dengan kata lain, seorang
pustakawan yang berkinerja tinggi akan tercermin dari sejauhmana ia mampu
memberikan respon yang positif terhadap berbagai keluhan, kepentingan dan
kebutuhan pihak lain yang dilayani.
g. Akuntabel. Hal ini mengandung makna bahwa seorang pustakawan yang
berkinerja tinggi akan mampu menyelaraskan antara program yang telah
dicanangkan dengan kebutuhan pihak lain yang dilayani serta
pertanggungjawaban yang dilaporkan.
Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah hasil kerja seseorang dilihat dari kuantitas, kualitas, waktu kerja dan
kemampuan bekerjasama yang didasari oleh pengetahuan, pengalaman dan
kepribadian.
14
2.3 Pustakawan
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007,
Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Pustakawan adalah seorang tenaga kerja bidang perpustakaan yang
telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus,
seminar, maupun dengan kegiatan sekolah formal. Pustakawan ini orang yang
bertanggung jawab terhadap gerak maju roda perpustakaan. Maka di wilayah
Pegawai Negeri Sipil (PNS), pustakawan termasuk kedalam jabatan fungsional.
Secara umum, kata pustakawan merujuk pada kelompok atau perorangan dengan
karya atau profesi di bidang dokumentasi, informasi dan perpustakaan.
(Sudarsono, 2006)
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Adapun penelitian tentang ambiguitas peran dan pengaruhnya terhadap
kinerja yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Florence Catharina (2001) dengan judul “Pengaruh konflik
dan ambiguitas peran terhadap kinerja karyawan studi kasus pada Departemen call
center PT. Excelcomindo Pratama Jakarta”, penelitian ini dilakukan terhadap 63
15
karyawan bagian call center dan hasil dari penelitian ini adalah konflik peran
pengaruhnya positif terhadap kinerja karyawan dan ambiguitas peran pengaruhnya
negatif terhadap kinerja karyawan, selain itu faktor demografi juga mempengaruhi
konflik peran dan ambiguitas peran serta kinerja karyawan.
Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ardhimas
Linggar Wisesa (2012) dengan judul “Pengaruh exercised responsibility,
pengalaman, otonomi, dan ambiguitas peran terhadap kinerja auditor di Semarang,
penelitian ini dilakukan pada kantor akuntan publik di kota Semarang, sampel
berjumlah 70 responden. Hasil analisis menggunakan regresi dapat diketahui
bahwa variabel exercised responsibility, pengalaman, dan otonomi berpengaruh
positif terhadap kinerja auditor, dan variabel ambiguitas peran berpengaruh
negatif terhadap kinerja auditor. Sedangkan hasil analisis menggunakan uji t
menunjukkan bahwa exercised responsibility, pengalaman, otonomi, dan
ambiguitas peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Hal yang membedakan antara penelitian ini dengan dua penelitian
diatas adalah dalam analisis data penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh
Florence Catharina (2001) dianalisis dengan analisa kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif untuk menjelaskan mengenai kaitan antara aspek
demografis responden ( usia, masa kerja, jenis kelamin, pendidikan dan status
perkawinan ) dengan penilaian dan persepsi responden terhadap tingkat konflik
dan ambiguitas peran yang dialaminya serta kinerja yang telah dihasilkan
menggunakan Crosstab, sedangkan analisis kuantitatif menggunakan
Chi-Square test didukung dengan koefisien kontingensi dan analisis regresi
16
berganda. Chi-Square test dan koefisien kontingensi untuk melihat keeratan
hubungan antara aspek demografis responden (usia, masa kerja, jenis kelamin,
pendidikan dan status perkawinan) dengan konflik dan ambiguitas peran serta
kinerjanya. Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara konflik dan ambiguitas
peran terhadap kinerja menggunakan analisis regresi berganda.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ardhimas Linggar Wisesa
(2012) menggunakan analisis statistik deskiptif untuk memberikan deskripsi
mengenai exercised responsibility, pengalaman, otonomi, ambiguitas peran dan
kinerja yang dilihat dari angka rata-rata (mean), nilai tengah (median), kisaran
teoritis, kisaran aktual, dan standar deviasi.
Adapun penelitian ini analisa datanya menggunakan analisis deskriptif
persentase dan analisis regresi linear sederhana, analisis deskriptif persentase
digunakan untuk mengetahui tingkat ambiguitas peran yang dialami oleh
pustakawan dan kinerja yang telah dihasilkan, dan untuk mengetahui pengaruh
ambiguitas peran terhadap kinerja pustakawan menggunakan analisis regresi
linear sederhana.
Penelitian terdahulu di atas memperoleh hasil penelitian yang sama
dengan penelitian ini yaitu pengaruh ambiguitas peran terhadap kinerja adalah
negatif.
17
17
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
3.1 Metode dan Jenis Penelitian
Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis (Usman dan Akbar, 2008: 41).
Penelitian dapat dibagi menurut bidang, tempat, pemakaian, tujuan,
waktu, jenis, metode, logika, dan filsafat. Jenis penelitian dibagi menjadi
penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian perkembangan, penelitian
kasus dan penelitian lapangan, penelitian korelasi, penelitian kausal komperatif,
penelitian eksperimental sungguhan, penelitian eksperimen semu, penelitian
tindakan (Usman dan Akbar, 2008: 3-6).
Penelitian ini menggunakan metode survai, jenis penelitian kuantitatif
sedangkan dalam menganalisis data menggunakan statistik deskriptif. Statistik
deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2008: 147). Jenis penelitian kuantitatif merupakan data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008: 7).
18
3.2 Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang
ditatap dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif ( Arikunto, 2006: 10). Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah
ambiguitas peran, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja pustakawan.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Suatu konsep yang digambarkan dalam definisi konsep tentu saja tidak
akan dapat diobservasi atau diukur gejalanya di lapangan. Untuk dapat diobservasi
atau diukur, maka suatu konsep harus didefinisikan secara operasional.
Definisi operasional variabel berisikan indikator-indikator dari suatu
variabel, yang memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang relevan untuk
variabel tersebut. Dalam penelitian ini definisi operasional variabel adalah sebagai
berikut:
1. Ambiguitas peran sebagai variabel bebas (X)
Indikator dari variabel ambiguitas peran meliputi: ketidakjelasan
sasaran kerja, kesamaran tanggung jawab, ketidakjelasan prosedur kerja,
kesamaran apa yang diharapkan orang lain dan ketidakpastian atau kurang adanya
balikan dari unjuk kerja.
Variabel ambiguitas peran diukur dengan menggunakan 5 poin skala
Likert, responden diminta untuk memberikan konfirmasi atas pernyataan-
19
pernyataan yang diberikan dalam skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5
(sangat setuju).
2. Kinerja pustakawan (Y)
Adapun indikator dari kinerja dapat diukur melalui: kuantitas, kualitas,
waktu kerja, dan kemampuan bekerjasama.
Variabel kinerja pustakawan diukur dengan menggunakan 5 poin skala
Likert dari tingkat 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Masing-masing
indikator dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan yang dituliskan dalam
kuesioner
3.4 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008: 80), populasi ialah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah pustakawan di UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro.
Tabel 1: Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Berdasarkan golongan Tahun 2012
No Golongan Jumlah Persentase 1 IV 4 19.1% 2 III 17 80.9% 3 II - - 4 I - - Jumlah 21 100%
Sumber : Data Tata Usaha UPT Perpustakaan Undip tahun 2012
20
Tabel 2: Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Berdasarkan Jabatan Tahun 2012
No Jabatan Jumlah Persentase 1 Pustakawan Pelaksana Lanjutan 1 5% 2 Pustakawan Penyelia 4 19% 3 Pustakawan Pertama 5 24% 4 Pustakawan Muda 7 33% 5 Pustakawan Madya 4 19% Total 21 100% Sumber : Data Tata Usaha UPT Perpustakaan UNDIP tahun 2012
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008 : 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari
populasi harus representatif.
Berdasarkan populasi tersebut maka penentuan sampel yang
representatif dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling non-
probability sampling dengan teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi kecil kurang dari 30 orang
(Sugiyono, 2008: 85).
Sampel penelitian ini adalah seluruh pustakawan UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro sebanyak 21 pustakawan.
21
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli, tidak melalui perantara. Data primer yang digunakan berupa data
subyek (self report data) yang berupa opini dan karakteristik dari responden. Data
primer dalam penelitian ini berupa:
1. Karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan
lama bekerja.
2. Opini atau tanggapan responden atas ambiguitas peran dan kinerja
pustakawan.
Sumber data adalah semua pustakawan UPT Perpustakaan Universitas
Diponegoro Semarang.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian sangatlah penting karena
berkaitan dengan tersedianya data yang dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian, sehingga simpulan yang diambil adalah benar.
Oleh karena itu dalam penelitian, metode pengumpulan data harus dilakukan
dengan tepat.
22
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah:
1. Metode angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, dapat diberikan secara langsung atau melalui pos atau internet. Jenis
angket ada dua, yaitu tertutup dan terbuka. Kuesioner yang digunakan dalam hal
ini adalah kuesioner tertutup yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya,
sehingga responden tinggal memilih dan menjawab secara langsung.(Sugiyono,
2008: 142).
Kuesioner ini ditujukan kepada pustakawan UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro untuk mengetahui persepsi responden (pustakawan)
tentang ambiguitas peran dan kinerja pustakawan.
2. Metode wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama (primer),
pelengkap teknik pengumpulan lainnya, menguji hasil pengumpulan data lainnya
(Usman dan Akbar, 2008: 55).
Wawancara ini ditujukan kepada pustakawan UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro, sebagai pendukung metode kuesioner dalam
pengumpulkan data, apabila metode kuesioner kurang mendalam sehingga dengan
metode wawancara akan memperoleh informasi lebih mendalam dari informan
tentang variabel ambiguitas peran serta variabel kinerja pustakawan.
23
3.7 Teknik Pengolahan Data
Proses pengolahan data yang dilakukan adalah :
1. Edit, yaitu kegiatan memeriksa dan meneliti kembali data yang diperoleh dari
hasil kuesioner dan wawancara, untuk mengetahui apakah data yang ada sudah
cukup dan lengkap ataukah perlu ada pembetulan.
2. Koding, yaitu kegiatan melakukan klasifikasi data dari jawaban responden
dengan memberikan kode/simbol serta skor menurut kriteria yang ada.
Jawaban setiap item instrumen tersebut menggunakan skala Likert dalam
bentuk pilihan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2001:
73-74). Untuk setiap item pernyataan diberi skor satu sampai dengan lima dari
hasil yang terendah sampai yang tertinggi.
3. Tabulasi, yaitu kegiatan melakukan pengolahan data ke dalam bentuk tabel
dengan memproses hitung frekuensi dari masing-masing kategori, baik secara
manual maupun dengan bantuan komputer.
3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Suatu instrumen (daftar pertanyaan) dalam kuesioner dikatakan valid
apabila pertanyaan tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi-rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
24
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud (Arikunto, 2006:168).
Untuk menguji validitas instrumen dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mengadakan uji coba kepada beberapa responden.
b. Mengelompokkan item-item dari jawaban ke dalam butir dan jumlah skor total
yang diperoleh dari masing-masing responden.
c. Dari skor yang diperoleh kemudian dibuat tabel perhitungan validitas.
d. Mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total dengan menggunakan
rumus korelasi Product Moment.
e. Mengkonsultasikan hasil tersebut ke dalam tabel kritik r Product Moment
dengan kaidah keputusan yaitu apabila r hitung > r tabel maka instrumen
dikatakan valid dan layak digunakan dalam pengambilan data. Sebaliknya
apabila r hitung < r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid dan tidak layak
digunakan untuk pengambilan data.
Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan
analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir (item) pertanyaan dengan
skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir pertanyaan. Teknik korelasi
digunakan karena menurut Masrun (dalam Sugiono, 2008: 133) sampai saat
ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Selanjutnya dalam
memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, Masrun (dalam Sugiono,
2008:134) menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan
skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut
25
mempunyai validitas yang tinggi pula. Syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah jika r = 0.3, jadi jika korelasi antara butir dengan skor
total kurang dari 0.3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak
valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan keterandalan suatu alat ukur. Tujuan dari
dilakukan uji reliabilitas adalah agar instrumen yang digunakan yaitu kuesioner
dapat dipercaya (reliable). Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
internal consistency, yaitu mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Internal consistency diukur dengan
menggunakan koefisien Cronbach alpha. Jika koefisiensi alpha lebih besar
daripada 0.60 maka dinyatakan bahwa instrumen pengukuran yang digunakan
dalam penelitian adalah handal.
3.9 Metode Analisis Data
Teknik pengolahan data menggunakan perhitungan komputasi program
SPSS (Statistical program for Social Science) yaitu suatu program komputer
statistik yang mampu memproses data statistik secara tepat dan cepat, menjadi
berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Analisis data adalah
pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau dengan aturan-
aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian (Arikunto, 2006: 239).
Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka
penarikan simpulan. Pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
26
1. Analisis Statistik Deskriptif
Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada
penelitian yaitu: Pengaruh Ambiguitas Peran terhadap Kinerja Pustakawan UPT
Perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang.
Analisis statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
persentase, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket variabel X dan Y.
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan.
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.
d. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus:
DP = %100×Nn
Keterangan:
DP: Deskripsi persentase
n : Jumlah skor yang diharapkan
N : Nilai persentase atau hasil
(Ali, 1992:184)
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian, model analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Penggunaan analisis ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat, yaitu antara Ambiguitas peran (X) terhadap kinerja Pustakawan (Y)
27
dengan menggunakan persamaan regresi linear sederhana dengan rumus sebagai
berikut:
Y = a + bx
Keterangan:
Y : Variabel kinerja pustakawan
b : Koefisien regresi b
X : Variabel ambiguitas peran
a : Koefisien regresi a
(Idrus, 2009:178)
Dalam melakukan analisis regresi linear sederhana penulis menggunakan
bantuan komputer dengan program SPSS versi 19.
3. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji t (ttest) untuk melihat sejauhmana pengaruh (positif/negatif)
variabel bebas (X= Ambiguitas Peran) terhadap variabel terikat (Y= Kinerja
Pustakawan)
Pengujian hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut :
H0:ρ= 0, berarti variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y)
H1:ρ≠0, berarti variabel bebas (X) berpengaruh negatif terhadap variabel terikat
(Y)
Jika:
t hitung < t tabel maka ho diterima, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat
28
t hitung > t tabel maka h1 diterima, variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat
29
29
BAB IV
GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
4.1 Sejarah Singkat
Perpustakaan Universitas Diponegoro sudah dirintis sejak didirikannya
Universitas Semarang (tahun 1957) yang akhirnya menjadi Universitas
Diponegoro (1960). Pada awalnya Perpustakaan Universitas Diponegoro berdiri
dengan menempati ruangan di salah satu kampus Universitas Diponegoro
di Jl. MT Haryono, Semarang dengan jumlah koleksi sekitar 500 eksemplar
terutama bidang hukum. Pada tahun 1962, Perpustakaan Universitas Diponegoro
pindah ke kampus Pleburan dan menempati satu ruangan di Fakultas Hukum.
Pada tahun 1970, Perpustakaan dipindahkan di ruang yang agak
memadai dengan luas kurang lebih 200 m2 yang terdiri dari tiga ruang. Tahun
1979, merupakan sejarah baru bagi Perpustakaan Universitas Diponegoro karena
menempati gedung baru berlantai tiga dengan luas kurang lebih 3.000 m2, yang
peresmiannya dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed
Joesoep.
Tahun 1997, bersamaan dengan kepindahan kampus Universitas
Diponegoro dari Pleburan ke Tembalang sampai sekarang maka lokasi
UPT Perpustakaan berada di salah satu Gedung Widya Puraya tepatnya di Jalan
30
Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang dengan luas + 6.125 m² yang terdiri
dari lima lantai, meliputi:
Lantai I, digunakan untuk ruang kepala UPT Perpustakaan, ruang Kepala Tata
Usaha, ruang sidang kecil, ruang administrasi, ruang pengadaan, ruang
pengolahan koleksi, Sampoerna Corner, Pojok BNI dan Nation Building Corner
(NBC).
Lantai II, digunakan untuk ruang pelayanan sirkulasi (pelayanan peminjaman).
Lantai III, digunakan untuk ruang pelayanan reserve book (buku tandon) dan
karya ilmiah.
Lantai IV, untuk pelayanan serial dan referensi.
Lantai V, merupakan ruang pertemuan dengan kapasitas 250 orang.
Sejak berdirinya hingga sekarang UPT Perpustakaan Universitas
Diponegoro secara berturut-turut dipimpin oleh :
1. Kadarsih Tirto Oetomo, tahun 1960-1961
2. Anak Agung Gede Raka, tahun 1961-1963
3. Prof. Slamet Rahardjo, MA, tahun 1963-1983
4. Kadarsih Tirto Oetomo, tahun 1983-1984
5. Drs. Goenardo Pringgo Atmodjo, tahun 1984-1990
6. Ny. E.R.S. Yunus, SH, tahun 1990-1994
7. Drs. Tono Suhartono, tahun 1994-2000
31
8. Dra Ari Widjayanti, MM, tahun 2000 - 2012
9. Dra. Wahyu Praptini, tahun 2012 - sekarang
4.2 Visi dan Misi
Visi :
Menjadi pusat layanan sumber pembelajaran dan riset berbasis teknologi
informasi.
Misi :
1.Menyediakan informasi ilmiah guna mendukung proses pembelajaran dan
penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat
2.Menyediakan akses informasi tanpa batas ruang dan waktu
3.Meningkatkan kerjasama jaringan informasi antar perpustakaan
4.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan PP No 30 tahun 1990 pasal 34, maka UPT perpustakaan
Undip merupakan unit pelaksana teknis dan sebagai unsur penunjang bagi
kelengkapan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Kedudukannya
diluar lingkup fakultas dan bertanggung jawab kepada Rektor, sedangkan kegiatan
harian langsung berada di bawah tanggung jawab Pembantu Rektor I dan secara
administratif berada di bawah tanggung jawab Pembantu Rektor II.
32
Adapun struktur organisasi UPT Perpustakaan UNDIP adalah sebagai
berikut :
Gambar 2 Bagan Struktur Organisasi UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro
Adapun tugas-tugasnya adalah :
1. Kepala UPT Perpustakaan bertugas sebagai pimpinan tertinggi di lingkungan
Perpustakaan, memimpin seluruh kegiatan yang ada dan dilaksanakan oleh
UPT Perpustakaan dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal kepada
pengguna sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Sub Bagian Tata Usaha bertugas memberikan pelayanan administrasi baik
bagi staf maupun bagi sivitas akademika yang meliputi surat menyurat,
33
keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dan pengelolaan data.
3. Bidang Pengadaan Bahan Pustaka , bertugas menyiapkan data untuk
pengadaan koleksi bahan pustaka yang dalam pelaksanaannya meliputi seleksi
dan pengadaan, inventarisasi, dan pemeliharaan bahan pustaka.
4. Bidang Pengolahan Bahan Pustaka bertugas mengolah bahan pustaka
khususnya buku dari awal hingga siap disajikan dan disebarluaskan. Dalam
pelaksanaan kegiatan meliputi klasifikasi, katalogisasi, dan penyelesaian.
5. Bidang Pelayanan Perpustakaan bertugas memberikan pelayanan koleksi
bahan pustaka khususnya buku yang meliputi pelayanan sirkulasi, pelayanan
buku tandon/deposit, dan pelayanan referensi.
6. Bidang Pelayanan Dokumentasi dan Informasi bertugas memberikan
pelayanan dokumentasi dan informasi kepada pengguna yang membutuhkan.
Dalam pelaksanaan kegiatan meliputi :pelayanan serial, pelayanan koleksi
khusus, dan pelayanan dokumentasi dan bahan AV.
7. Bidang Kerjasama dan Publikasi Perpustakaan bertugas melaksanakan
kegiatan publikasi dan kerjasama perpustakaan.
8. Layanan Perpustakaan Fakultas/Lembaga merupakan pelayanan perpustakaan
di Fakultas maupun lembaga yang ada di lingkungan Universitas Diponegoro.
9. Badan Pembina/Pengembangan Perpustakaan bertugas membina perpustakaan
demi perkembangan lebih lanjut.
10. Kelompok Pustakawan merupakan Forum Komunikasi pustakawan
di lingkungan Universitas Diponegoro.
34
4.4 Kepegawaian
Jumlah pegawai yang bekerja di UPT perpustakaan Undip, ada 35 orang,
yang dapat dikelompokkan dalam :
Tabel 3: Pegawai UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Tahun 2012 Status kepegawaian Jumlah Persentase (%)
Administrasi 12 34.3
Pustakawan 21 60
Honorer 1 2.9
Tenaga BLU 1 2.9
Total 35 100 Sumber:TU UPT Perpustakaan Undip, 2012
Adapun rincian pustakawan UPT Perpustakaan Universitas adalah
berikut :
1. Pustakawan Berdasarkan Jenis Kelamin
Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro terdiri dari
10 pria dan 11 wanita, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4: Pustakawan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)
Pria 10 47.6
Wanita 11 52.4
Total 21 100
Sumber : TU UPT Perpustakaan Undip, 2012
35
2. Pustakawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro sebagian besar
mempunyai latar belakang pendidika strata 1, baik dibidang perpustakaan
maupun bidang lain yang disertai dengan diklat perpustakaan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5: Pustakawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SMA 2 9.5
D2/D3 3 14.3
S1 13 61.9
S2 3 14.3
Total 21 100
Sumber : TU UPT Perpustakaan Undip, 2012
3. Pustakawan Berdasarkan Golongan
Sebagian besar pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro
berada pada golongan III sebanyak 17 orang dan golongan IV 4 orang,
rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
36
Tabel 6: Pustakawan Berdasarkan Golongan Golongan Jumlah Persentase (%)
III/a 1 4.8 III/b 5 23.8 III/c 5 23.8 III/d 6 28.6 IV/a 3 14.3 IV/b 1 4.8 Total 21 100
Sumber : TU UPT Perpustakaan Undip, 2012
4. Pustakawan berdasarkan Jabatan
Pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro sebagian besar
merupakan pustakawan tingkat ahli sebanyak 16 orang dan pustakawan
tingkat trampil 5 orang, adapun rinciannya dapat dilihat dari tabel di bawah
ini:
Tabel 7: Pustakawan Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah Persentase (%)
Pustakawan Madya 4 19 Pustakawan Muda 7 33
Pustakawan Pertama 5 24 Pustakawan Penyelia 4 19
Pustakawan Pelaksana Lanjutan 1 5 Total 21 100
Sumber : TU UPT Perpustakaan Undip, 2012
37
5. Pustakawan berdasarkan Lama Bekerja
Rata - rata pustakawan UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro telah
bekerja lebih dari 10 tahun, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8: Pustakawan Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah Persentase (%)
10 - 20 11 52.4
21 - 30 8 38.1
> 30 2 9.5
Total 21 100
Sumber : TU UPT Perpustakaan Undip, 2012
4.5 Koleksi
Koleksi-koleksi yang dimiliki UPT Perpustakaan tentang ilmu-ilmu
sosial, teknik, kedokteran, kesehatan, peternakan, kesusasteraan dan kelautan yang
berupa buku-buku, majalah/jurnal, surat kabar, karya ilmiah hasil penelitian, tesis
dan disertasi, serta e-book dan e-journal. Jenis-jenis koleksi yang dimiliki oleh
UPT Perpustakaan Undip yaitu :
1. Koleksi Peminjaman.
Koleksi Peminjaman yaitu koleksi perpustakaan yang tersimpan dalam rak
secara terbuka di lantai II sebagai koleksi yang dapat langsung diambil oleh
pengguna dari rak untuk dibaca di ruang baca lantai II ataupun dipinjam untuk
dibawa pulang dengan melalui tata cara yang berlaku. Koleksi Peminjaman ini
38
tersusun dalam rak menurut urutan sandi bukunya, berdasarkan sistematika
klasifikasi DDC.
2. Koleksi Tandon (Reserve Book).
Koleksi tandon, tersimpan secara terbuka di lantai III. Buku yang tersimpan
dalam koleksi ini merupakan koleksi simpanan dari seluruh judul yang
dipunyai oleh UPT Perpustakaan yang masing-masing satu eksemplar. Koleksi
ini tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang, melainkan hanya dibaca
di tempat atau difotokopi.
3. Koleksi Rujukan.
Koleksi rujukan tersimpan secara terbuka seperti koleksi lainnya dan terletak
di lantai IV. Koleksi ini juga tidak dipinjamkan, tetapi hanya dibaca di tempat
atau difotokopi. Koleksi meliputi kamus, ensiklopedi, atlas, direktori,
perundang-undangan, terbitan pemerintah dan buku lain yang sejenis, yang
hanya diperlukan sebagai bahan rujukan.
4. Koleksi Karya IImiah.
Koleksi Karya IImiah (KI) ini merupakan koleksi terbuka yang berisi tentang
karya ilmiah dosen baik berupa artikel, hasil penelitian. Koleksi yang terletak
di lantai 3 ini hanya dapat dibaca di tempat. Sedangkan untuk koleksi tugas
akhir mahasiswa (tesis dan disertasi) telah di upload ke dalam repository
undip, dapat diakses melalui website UPT perpustakaan atau website
Universitas Diponegoro.
39
Adapun jumlah koleksi yang dimiliki oleh UPT Perpustakaan sampai
akhir Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 9: Koleksi UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro tahun 2012 Jenis Judul Eksemplar
Buku cetak 49418 124224
e-book 7352 7352
Jurnal 964 964
e-journal 2774 2774
Majalah 7 7
Surat kabar 6 6
Sumber : TU UPT Perpustakaan Undip, 2012
4.6 Jenis-Jenis Layanan
Jenis layanan yang diberikan kepada pemustaka di UPT Perpustakaan
adalah:
1. Layanan Sirkulasi, yaitu layanan yang diberikan kepada pemustaka untuk
dapat meminjam koleksi perpustakaan.
2. Layanan Referensi, yaitu layanan yang diberikan kepada pemustaka
perpustakaan yang memerlukan bantuan penelusuran informasi dalam
berbagai subjek dari berbagai sumber ataupun memberikan bahan
rujukan pada koleksi lain sesuai dengan bidang/informasi yang
dibutuhkan.
3. Layanan Penelusuran Informasi secara elektronik (Online Public Access
40
catalogue/OPAC), yaitu layanan mandiri kepada pemustaka
perpustakaan berupa penyediaan komputer penelusuran katalog koleksi
perpustakaan. Setiap lantai disediakan komputer OPAC untuk menelusuri
koleksi perpustakaan.
4. Layanan Koleksi Khusus, yaitu layanan yang diberikan kepada
pemustaka untuk membaca di tempat atau memfotokopi sebagian koleksi
Referensi, Karya Ilmiah, Koleksi Tandon dan Serial.
5. Layanan Sampoerna Corner, yaitu layanan yang disediakan perpustakaan
atas kerja sama dengan PT HM Sampoerna Tbk, berupa ruang baca
ber AC, buku-buku terutama bidang kewirausahaan, TV channel,
CD/DVD, komputer untuk mengakses internet.
6. Layanan Pojok BNI, yaitu layanan yang disediakan perpustakaan atas
kerja sama dengan Bank BNI, berupa ruang baca ber AC, buku-buku, TV
dan ditambah komputer untuk mengakses internet.
7. Layanan NBC (Nation Building Corner) yaitu layanan yang disediakan
perpustakaan atas kerja sama dengan Yayasan Nurani Dunia, berupa
ruang baca ber AC, buku-buku perjuangan dan TV.
8. Layanan Fotokopi. Penyediaan layanan fotokopi yang terletak di lantai
IV gedung UPT Perpustakaan Undip.
9. Layanan Bimbingan Pengguna Perpustakan, yaitu layanan yang
diberikan pada pemustaka dengan memberikan petunjuk dan memandu
pemustaka perpustakaan dalam menggunakan koleksi-koleksi dan alat
bantu perpustakaan.
41
10. Layanan Penyebaran Informasi, yaitu layanan yang memberikan
informasi kepustakaan yang baru terbit dan terseleksi kepada
perorangan/sekelompok orang atau lembaga dalam bentuk :
a. Penerbitan dan penyebaran Buletin Informasi Khusus (BIK), adalah
terbitan UPT Perpustakaan yang berisi daftar isi majalah/jurnal
koleksi Perpustakaan yang dikemas dalam bentuk buletin dalam
bidang tertentu.
b. Penerbitan dan Penyebaran Bibliografi dan Indeks, yaitu penerbitan
dan penyebaran karya ilmiah dosen serta koleksi UPT Perpustakaan
dalam bidang-bidang tertentu yang berbentuk kumpulan bibliografi.
c. Berita Pengolahan Buku, yaitu penerbitan dan penyebaran berita
tambahan koleksi UPT Perpustakaan
d. Warta Perpustakaan Undip, yaitu penerbitan dan penyebaran WARTA
PERPUSTAKAAN, berbentuk majalah sebagai wadah kreatifitas para
pustakawan serta forum tanya jawab tentang dunia perpustakaan.
e. Berita buku baru (display), yaitu pemberian informasi adanya buku-
buku baru yang dapat dilihat dan dibaca pada almari display yang
diganti secara periodik.
42
4.7 Kerjasama
UPT Perpustakaan Undip menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain
ataupun lembaga-lembaga yang terkait, antara lain:
1. Anggota FKP2T (Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi) yaitu
kerjasama dalam pemanfaatan fasilitas bersama bagi perpustakaan
perguruan tinggi negeri se-Jawa.
2. Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Semarang dan sekitarnya
(JASAPUSPERTI) yang sampai dengan tahun 2012 sudah beranggotakan
69 perpustakaan perguruan tinggi negeri dan swasta yang berada
di Semarang, Ungaran, Salatiga, Kudus, Tegal, Pekalongan, Klaten,
Surakarta, Sukoharjo, dan Purwokerto.
3. Kerjasama dengan PERPUSNAS Propinsi Jawa Tengah dalam bidang
Diklat/Pelatihan dan pengiriman staf pengajar.
4. Kerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Undip dalam pengiriman staf
pengajar untuk program D3 Perpustakaan, D3 Kearsipan, dan
S1 Perpustakaan.
5. Kerjasama dengan UPT Perpustakaan Unika Soegijapranata dalam
pengiriman staf pengajar untuk pelatihan.
6. Kerjasama dengan PDII/LIPI dalam pemilikan dan penelusuran informasi
dari jurnal-jurnal luar negeri yang pada perkembangan selanjutnya Undip
diharapkan menjadi agen PDII/LIPI wilayah Jawa Tengah.
7. Kerjasama dengan PT HM Sampoerna Tbk melalui program Sampoerna
43
goes to campus.
8. Kerjasama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero), PT BNI
menyediakan fasilitas untuk mendukung pengembangan layanan yang ada
di UPT Perpustakaan Undip.
9. Kerjasama dengan Regional Information Outlet (RIO) World Bank.
UPT Perpustakaan Undip beserta 16 Perpustakaan Perguruan Tinggi lain
di Indonesia telah ditunjuk sebagai Regional Information Outlet (RIO)
World Bank, yang merupakan bagian dari Indonesia Development
Information Service (IDIS), yaitu suatu divisi Bank Dunia di Jakarta.
UPT Perpustakaan melalui proyek RIO secara berkala mendapatkan
seluruh produk baik cetak maupun noncetak yang diproduksi oleh World
Bank.
10. Kerjasama dengan Nation Building Corner (NBC).
44
44
BAB V
PENGARUH AMBIGUITAS PERAN
TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITS DIPONEGORO
SEMARANG
5.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian bermaksud untuk memberikan deskripsi
mengenai subjek penelitian berdasarkan data kuesioner dari variabel yang diteliti.
Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
5.1.1 Ambiguitas Peran
Berikut adalah hasil pengolahan data 21 responden melalui kuesioner
mengenai ambiguitas peran yang dialami oleh pustakawan UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro.
5.1.1.1 Ketidakjelasan Mengenai Sasaran Kerja
Tabel 10: Ketidakjelasan sasaran kerja No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 5 23.8
2 Tidak setuju 13 61.9
3 Ragu-ragu 1 4.8
4 Setuju 1 4.8
5 Sangat setuju 1 4.8
Total 21 100
Sumber: Kuesioner nomor 1
45
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 21 responden,
sebanyak 13 orang ( 61.9%) menyatakan bahwa tidak setuju dengan penyataan
adanya ketidakjelasan sasaran kerja. Hal ini disebabkan karena pada tiap-tiap
bagian atau unit kerja di UPT Perpustakaan mempunyai sasaran kerja yang jelas.
Dimulai dari bagian pengadaan sasaran kerjanya adalah tersedianya bahan pustaka
untuk dijadikan sebagai koleksi UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro,
sasaran kerja bagian pengolahan yaitu buku dengan subyek sama akan terkumpul
menjadi satu sehingga memudahkan temu balik informasi, bagian sirkulasi
sasaran kerjanya adalah peminjaman dan pengembalian bahan pustaka dan
sebagainya.
Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan seorang
pustakawan madya dan pustakawan muda pada tanggal 6 Mei 2013 menyatakan
bahwa “pustakawan bekerja berdasarkan jenjang jabatan yang sudah diatur
dalam KEPMENPAN No. 132/2002, disamping itu perpustakaan juga
mempunyai organisasi yang membagi tugas seorang pustakawan berdasarkan
tupoksinya sehingga sasaran dan tujuannya sudah terprogram, tinggal teknis
penyelesaian tugas sehari-hari, kita sendiri yang menentukan”
46
5.1.1.2 Ketidakjelasan Mengenai Tanggungjawab dan Wewenang dalam
Pelaksanaan Pekerjaan
Tabel 11: Ketidakjelasan mengenai apa saja yang menjadi tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan
No Kategori Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat tidak setuju 5 23.8
2 Tidak setuju 12 57.1
3 Ragu-ragu 1 4.8
4 Setuju 2 9.5
5 Sangat setuju 1 4.8
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 2
Dari tabel 11 di atas nampak bahwa 12 dari 21 responden (57.1 %)
menjawab tidak setuju, ini berarti bahwa sebagian besar pustakawan merasa
mengetahui apa saja yang menjadi tanggungjawabnya dalam melaksanakan
pekerjaan. Berdasarkan tabel 8 seluruh pustakawan UPT Perpustakaan telah
bekerja lebih dari 10 tahun, ini merupakan salah satu faktor pustakawan telah
mengetahui apa saja yang menjadi tanggungjawabnya dalam bekerja pada
masing-masing bidang.
Jawaban ini sesuai dengan hasil wawancara dengan seorang pustakawan
muda pada tanggal 6 Mei 2013 “ Sebagai pustakawan, kita mesti memahami
tanggung jawab pekerjaan, sebab dengan begitu arah kegiatan dalam tiap-tiap
tahap pekerjaan dapat kita kuasai dengan baik”
47
Tabel 12: Ketidakjelasan mengenai wewenang yang dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan
No Kategori Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat tidak setuju 2 9.5
2 Tidak setuju 9 42.9
3 Ragu-ragu 5 23.8
4 Setuju 5 23.8
5 Sangat setuju 0 0
Total 21 100
Sumber kuesioner nomor 3
Pada tabel 12 terlihat bahwa 9 orang ( 42.9%) dari 21 responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa terdapat kesamaran mengenai
wewenang yang mereka miliki dalam melaksanakan pekerjaan, 2 orang (9.5%)
menjawab sangat tidak setuju, 5 orang (23.8%) menyatakan ragu-ragu dan 5 orang
(23.8%) menjawab setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa Pustakawan
UPT Perpustakaan mengetahui wewenang yang dimilikinya dalam melaksanakan
tugas mereka.
Jawaban ini sesuai dengan hasil wawancara dengan seorang pustakawan
muda pada tanggal 6 Mei 2013 “Sasaran, tujuan, tanggung jawab sangat erat
hubungannya dengan kewenangan, sebatas kewenangan itu berkaitan dengan
tanggung jawab yang diberikan kepada kita, maka harus dilaksanakan dengan
penuh keikhlasan”.
Sedangkan seorang pustakawan madya berpendapat bahwa
“Setiap pegawai (pustakawan) seharusnya sudah mempunyai job description
sesuai dimana di tempatkan, apakah di bagian pengadaan, pengolahan dan
seterusnya, sehingga kewenangan yang dimiliki oleh seorang pustakawan adalah
48
melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi yang menjadi jenjang jabatannya”.
Jadi pustakawan seharusnya sudah memahami dan mengetahui apa saja yang
menjadi tanggung jawab yang diberikan kepadanya sehingga dapat mengetahui
apa saja yang menjadi kewenangannya dalam melaksanakan tugas.
5.1.1.3 Ketidakjelasan Prosedur Pekerjaan
Tabel 13: Tidak ada job description yang jelas No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 2 9.5
2 Tidak setuju 14 66.7
3 Ragu-ragu 2 9.5
4 Setuju 1 4.8
5 Sangat setuju 2 9.5
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 4
Dari tabel 13 dapat dilihat sebanyak 14 orang (66.7%) dari 21 responden
tidak setuju jika dalam bekerja, tidak ada job description yang jelas. Hal ini
disebabkan karena pada masing-masing bidang telah ada deskripsi kerja yang
jelas dan untuk masing-masing pustakawan telah diberikan rincian tentang apa
yang menjadi tugas mereka. Biasanya pada waktu pihak manajemen mengadakan
rotasi atau menempatkan seorang pustakawan pada bagian tertentu maka dalam
surat tugas tersebut sudah disertai dengan apa saja yang menjadi tugas pustakawan
tersebut. Hal ini senada dengan pendapat seorang pustakawan muda pada waktu
wawancara yang dilakukan pada tanggal 6 Mei 2013, yang menyatakan bahwa
“Pustakawan yang melaksanakan tugas di perpustakaan, sudah memiliki
job description yang sangat tegas dan jelas “
49
Tabel 14: Tidak ada prosedur kerja (SOP) sebagai pedoman kerja No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 2 9.5
2 Tidak setuju 11 52.4
3 Ragu-ragu 3 14.3
4 Setuju 4 19.0
5 Sangat setuju 1 4.8
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 5
Nampak pada tabel 14 bahwa 11 orang (52.4%) dari 21 responden
menyatakan tidak setuju jika dalam menjalankan tugas rutin, tidak ada prosedur
kerja (SOP) sebagai pedoman kerja. 4 orang (19.0%) menyatakan setuju dan
3 orang (14.3%) ragu-ragu. Ini berarti masih ada pustakawan yang merasa tidak
mengetahui prosedur kerja yang dapat dijadikan sebagai pedoman kerja. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara terhadap pustakawan muda dan pustakawan
madya pada tanggal 6 Mei 2013, mereka mengatakan bahwa “ Sebenarnya
prosedur kerja sudah ada hanya saja kurang sosialisasi atau tidak disosialisasikan
kepada seluruh pustakawan sehingga mereka tidak memahaminya”
50
Tabel 15: Merasa kesulitan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian pekerjaan
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 1 4.8
2 Tidak setuju 15 71.4
3 Ragu-ragu 1 4.8
4 Setuju 3 14.3
5 Sangat setuju 1 4.8
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 6
Berdasarkan tabel 15 di atas nampak bahwa 15 orang dari 21 responden
(71.4%) menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka kesulitan
dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan pekerjaan. Hasil kuesioner ini
didukung dengan wawancara terhadap seorang pustakawan muda yang
menyatakan bahwa “ Apabila ada kesulitan, saya selalu sharing/berdiskusi dengan
sesama pustakawan sehingga memperoleh penyelesaian” , sedangkan seorang
pustakawan madya berpendapat bahwa “ Tidak ada kesulitan apabila dilaksanakan
sesuai prosedur”
Tabel 16: Kehilangan arah dalam bekerja
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 3 14.3
2 Tidak setuju 14 66.7
3 Ragu-ragu 2 9.5
4 Setuju 2 9.5
5 Sangat setuju 0 0
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 7
51
Pada tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa 14 orang (66.7%) dari
21 responden memberikan respon tidak setuju pada pernyataan bahwa dalam
bekerja pustakawan merasa kehilangan arah. Berdasarkan wawancara dengan
pustakawan madya pada tanggal 6 Mei 2013 menyatakan bahwa ” Asalkan kita
berfikir positif, lillahita’allah insyaAllah kita bisa menjalani tugas dan
menyelesaikan pekerjaan dengan baik”
5.1.1.4 Ketidakjelasan Tentang Apa yang Diharapkan Orang Lain
(Pimpinan dan Rekan Kerja)
Tabel 17: Ketidakjelasan tentang apa yang diharapkan orang lain (pimpinan dan rekan kerja)
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 3 14.3
2 Tidak setuju 12 57.1
3 Ragu-ragu 3 14.3
4 Setuju 1 4.8
5 Sangat setuju 2 9.5
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 8
Berdasarkan tabel 17 di atas, 12 orang (57.1%) dari 21 responden
memberikan jawaban tidak setuju mengenai kesamaran tentang apa yang
diharapkan orang lain (pimpinan dan rekan kerja) terhadap dirinya. Merujuk
pendapat seorang pustakawan yang diperoleh dari wawancara pada tanggal 6 Mei
2013 mengatakan bahwa “ Setiap pimpinan selalu berharap kita dapat
52
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kita dengan baik, demikian juga
rekan kerja kita tentunya menginginkan kita bisa bekerja sama dalam team work”
5.1.1.5 Ketidakpastian Atau Kurang Adanya Balikan Dari Unjuk Kerja
Tabel 18: Tidak ada penghargaan atas keberhasilan kerja yang telah dicapai No Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 Sangat tidak setuju 1 4.8
2 Tidak setuju 10 47.6
3 Ragu-ragu 4 19.0
4 Setuju 5 23.8
5 Sangat setuju 1 4.8
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 9
Pada tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa 10 orang (47.6%) dari
21 responden menyatakan bahwa tidak setuju dengan pernyataan bahwa hasil
kerja mereka tidak dihargai dan 5 orang (23.8%) menyatakan setuju. Hal ini
dikarenakan dalam juknis penetapan angka kredit jabatan pustakawan, setiap butir
kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan akan memperoleh peghargaan berupa
nilai (angka kredit), meskipun setiap kegiatan telah ada nilainya tapi pada
kenyataannya tidak semua kegiatan yang telah dilakukan oleh pustakawan sesuai
dengan jabatan fungsionalnya. Sehingga seakan-akan pustakawan merasa tidak
ada penghargaan terhadap hasil kerja mereka. Selain itu, penghargaan tidak hanya
berupa materi saja tetapi bisa berupa penghargaan moral.
53
Hasil wawancara dengan seorang pustakawan muda dan pustakawan
madya menyatakan hal senada bahwa “ Reward memang penting tapi bagi saya
menyelesaikan tugas dengan baik jauh lebih penting karena bila kita bekerja
dengan baik, orang juga akan menilai kita dengan baik, penghargaan moral lebih
penting daripada penghargaan materi”. Sikap seperti inilah yang membuat
pustakawan tidak terlalu memikirkan balikan mengenai unjuk kerja yang telah
dilakukan.
Tabel 19: Tugas rutin yang dilakukan pustakawan tidak bisa dipakai untuk kenaikan pangkat dan jabatannya
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 2 9.5
2 Tidak setuju 11 52.4
3 Ragu-ragu 4 19.0
4 Setuju 3 14.3
5 Sangat setuju 1 4.8
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 10
Dari tabel 19 nampak bahwa 11 orang (52.4%) dari 21 responden merasa
tidak setuju jika tugas rutin yang dilakukan pustakawan tidak bisa dipakai untuk
kenaikan pangkat dan jabatannya. Sebagian besar pustakawan UPT Perpustakaan
(76%) adalah pustakawan tingkat ahli, sedangkan sebagian besar tugas rutin yang
dilakukan setiap hari merupakan tugas pustakawan tingkat trampil, maka dalam
rangka memenuhi angka kredit untuk kenaikan pangkatnya pustakawan
melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan jabatan fungsionalnya. Misalnya
pustakawan tingkat ahli yang ditugaskan di bagian sirkulasi tentunya sangat sulit
54
untuk mengumpulkan angka kredit dari kegiatan peminjaman dan pengembalian
saja, pustakawan bagian ini akan melakukan kajian atau penelitian yang
berhubungan dengan kegiatan sirkulasi sehingga akan terpenuhi angka kredit yang
dibutuhkan untuk kenaikan pangkat dan jabatannya. Begitu juga dengan bagian
yang lain.
Hal ini senada dengan hasil wawancara dengan seorang pustakawan
madya pada tanggal 6 Mei 2013 “ Kadang memang dilema, seorang pustakawan
adalah pekerja mandiri untuk itu pustakawan harus mempunyai motivasi yang
tinggi untuk menggali angkat kredit agar bisa memenuhi angka kredit minimal
yang dipersyaratkan “
Tabel 20: Tidak tahu bagaimana pimpinan mengevaluasi atau menilai kerja pustakawan
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 0 0
2 Tidak setuju 6 28.6
3 Ragu-ragu 4 19.0
4 Setuju 10 47.6
5 Sangat setuju 1 4.8
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 11
Pada tabel 20 diatas nampak bahwa 10 orang (47%) dari 21 responden
menyatakan setuju jika mereka tidak mengetahui bagaimana pimpinan
mengevaluasi atau menilai kerja mereka dan 6 orang (28.6%) menyatakan tidak
setuju. Berikut wawancara yang dilakukan pada tanggal 6 Mei 2013 dengan
55
seorang pustakawan muda yang menjawab setuju, dia menyatakan bahwa
“ laporan evaluasi dan apa yang dievaluasi dari kerja tidak pernah diperlihatkan,
evaluasi kinerja seperti TPK ( Tunjangan peningkatan kinerja) tidak pernah
dipublikasikan”. Sedangkan wawancara dengan seorang pustakawan madya yang
menyatakan tidak setuju sebagai berikut “ Saya tidak pernah memikirkan hal
tersebut, yang penting saya sudah melaksanakan tugas dengan baik”.
5.1.2 Kinerja Pustakawan
Berikut ini adalah pengolahan data 21 responten mengenai kinerja yang
dihasilkan oleh pustakawan
5.1.2.1 Kualitas
Tabel 21: Memiliki pengetahuan dalam melaksanakan tugas No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 0 0
2 Tidak setuju 1 4.8
3 Ragu-ragu 3 14.3
4 Setuju 15 71.4
5 Sangat setuju 2 9.5
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 1
Tabel 21 diatas menunjukkan bahwa 71% (15 orang dari 21 responden)
setuju dengan pernyataan bahwa mereka memiliki pengetahuan mengenai tugas
yang menjadi tanggung jawabnya. Pengetahuan ini diperoleh dari pendidikan
formal perpustakaan, diklat perpustakaan, pelatihan dan seminar baik yang
56
diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro sendiri maupun
oleh unit dan instansi yang lain.
Berdasarkan wawancara dengan pustakawan madya pada tanggal 6 Mei
2013 menyatakan “ya pastinya saya mempunyai pengetahuan yang cukup dalam
melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab saya, sebagian besar
pustakawan yang ada di UPT Perpustakaan telah mendapatkan pengetahuan
tentang perpustakaan melalui pendidikan formal maupun diklat-diklat
perpustakaan”
Tabel 22: Mengutamakan ketelitian dalam bekerja No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 0 0
2 Tidak setuju 2 9.5
3 Ragu-ragu 5 23.8
4 Setuju 13 61.9
5 Sangat setuju 1 4.8
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 3
Tabel 22 menunjukkan bahwa 61.9% atau 13 orang dari 21 responden
menyatakan bahwa mereka teliti dalam bekerja. Pustakawan UPT Perpustakaan
dituntut untuk teliti dalam menjalankan tugasnya, pada bagian pengadaan
misalnya pustakawan harus teliti dalam memilih bahan pustaka yang hendak
dijadikan sebagai koleksi perpustakaan, sehingga koleksi yang ada sesuai dengan
kebutuhan pemustaka. Bagian pengolahan, pada waktu mengolah koleksi harus
teliti dalam menentukan nomor klasifikasi, tajuk subyek dan entri data ke
57
database sehingga koleksi dapat terkelompok dalam subyek tertentu sehingga
memudahkan untuk temu kembali. Begitu juga bagian sirkulasi, pustakawan harus
teliti pada waktu melayani peminjaman maupun pengembalian koleksi dan lain
sebagainya.
Hasil wawancara dengan seorang pustakawan pertama pada tanggal 6
Mei 2013 “ ketelitian sangat diperlukan dalam bekerja, kalau kita teliti maka akan
mengurangi kesalahan sehingga tidak akan banyak terjadi masalah dikemudian
hari”
5.1.2.2 Kuantitas
Tabel 23: Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien dalam bekerja No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 0 0
2 Tidak setuju 0 0
3 Ragu-ragu 4 19.0
4 Setuju 14 66.7
5 Sangat setuju 3 14.3
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 2
Tabel 23 menunjukkan bahwa 66.7 % (14 orang dari 21 responden)
menyatakan setuju dengan pernyataan mengenai pemanfaatan waktu yang efektif
dan efisien dalam bekerja. Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 6 Mei
2013 dengan seorang pustakawan madya “…ya, bagi saya waktu ada nilainya
yang harus bisa dipertanggungjawabkan, sejauh ini saya memanfaatkan seefisien
dan seefektif mungkin begitu juga dalam menyelesaikan pekerjaan”
58
Tabel 24: Bekerja sesuai target yang telah ditentukan No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 0 0
2 Tidak setuju 0 0
3 Ragu-ragu 5 23.8
4 Setuju 16 76.2
5 Sangat setuju 0 0
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 5
Pada tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa 16 orang (76.2 %) dari 21
responden menjawab setuju mampu memenuhi target yang telah ditentukan.
Berdasarkan wawancara dengan pustakawan madya pada tanggal 6 Mei 2013
menyatakan “ Ya, minimal target terpenuhinya angka kredit yang disyaratkan
untuk kenaikan pangkat sesuai dengan waktu minimal yang dipersyaratkan”.
Biasanya pustakawan bekerja untuk mencapai target angka kredit untuk kenaikan
pangkat, sehingga sebisa mungkin dapat menghasilkan atau menyelesaikan
pekerjaan sesuai waktu yang telah ditargetkan.
5.1.2.3 Waktu Kerja
Tabel 25: Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 0 0
2 Tidak setuju 0 0
3 Ragu-ragu 3 14.3
4 Setuju 18 85.7
5 Sangat setuju 0 0
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 4
59
Dari tabel 25 di atas menunjukkan bahwa 85.7% pustakawan (18 orang
dari 21 responden) menyatakan menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu,
sehingga tidak ada pekerjaan yang ditunda-tunda. Berdasarkan pernyataan seorang
pustakawan pertama pada wawancara yang dilakukan pada tanggal 6 Mei 2013
yaitu ”Tentu, dalam melaksanakan pekerjaan jangan sampai ditunta - tunda selain
untuk mengurangi beban kita, juga akan memperlancar pekerjaan atau tugas
bidang lain. Seperti di bagian sirkulasi ini, buku - buku yang telah dikembalikan
oleh mahasiswa, kami langsung mencari kartunya dan segera ditata kembali ke
rak agar dapat dipinjam oleh mahasiswa yang membutuhkannya”
Tabel 26: Hadir tepat waktu dalam bekerja No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 0 0
2 Tidak setuju 1 4.8
3 Ragu-ragu 7 33.3
4 Setuju 10 47.6
5 Sangat setuju 3 14.3
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 6
Pada tabel 26 di atas dapat dilihat bahwa 10 orang (47.6%) dari 21
responden menyatakan setuju jika mereka hadir tepat waktu dalam bekerja. Hadir
tepat waktu dalam bekerja merupakan bentuk kedisiplinan, sikap disiplin sangat
diperlukan dalam bekerja. Salah satu penilaian kinerja di UPT Perpustakaan
adalah kedisiplinan, sehingga pustakawan berusaha untuk datang tepat waktu.
Hasil wawancara dengan pustakawan madya pada tanggal 6 Mei 2013 adalah
60
“ Saya selalu berusaha hadir sebelum jam kerja sehingga bisa mulai kerja tepat
waktu, karena kedisiplinan sangat berpengaruh terhadap penilaian kinerja”
Tabel 27: Tidak pernah membolos dalam bekerja No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 0 0
2 Tidak setuju 2 9.5
3 Ragu-ragu 3 14.3
4 Setuju 14 66.7
5 Sangat setuju 2 9.5
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 7
Dari tabel 27 di atas nampak bahwa 66.7% (14 orang dari 21 responden)
setuju jika mereka tidak pernah membolos dalam bekerja. Pustakawan
UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro sangat jarang membolos kecuali jika
ada keperluan yang sangat penting. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan
pustakawan muda dan madya pada tanggal 6 Mei 2013, keduanya menjawab
dengan penyataan yang sama yaitu jika tidak ada keperluan yang penting, tidak
akan membolos.
61
5.1.2.4 Kemampuan Bekerjasama
Tabel 28: Bersedia membantu rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan
No Kategori Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 1 0 0
2 Tidak setuju 2 0 0
3 Ragu-ragu 3 1 4.8
4 Setuju 4 14 66.7
5 Sangat setuju 5 6 28.6
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 8
Pada tabel 28 di atas dapat dilihat bahwa 66.7% (14 orang dari 21
responden) menyatakan bahwa bersedia membantu rekan kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dikarenakan sebagian besar kegiatan yang ada
di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro merupakan kerja tim/kelompok,
sehingga antar pustakawan harus bisa bekerjasama saling membantu dalam
penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan wawancara dengan seorang pustakawan
madya pada tanggal 6 Mei 2013, “ Tidak ada salahnya membantu orang lain,
bilamana kita bisa, apalagi dalam team-work kerja sama dan saling membantu
sangat diperlukan”
62
Tabel 29: Menggangap dirinya bagian dari tim/kelompok No Kategori Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 1 0 0
2 Tidak setuju 2 0 0
3 Ragu-ragu 3 2 9.5
4 Setuju 4 13 61.9
5 Sangat setuju 5 6 28.6
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 9
Tabel 29 di atas nampak bahwa 13 orang (61.9%) dari 21 responden
menggangap dirinya bagian dari tim atau kelompok. Jika setiap individu merasa
bagian dari suatu kelompok maka di antara pustakawan akan terjalin rasa saling
menghormati dan menghargai sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif dan
tentunya akan mempengaruhi kinerja mereka. Berdasarkan wawancara dengan
seorang pustakawan madya pada tanggal 6 Mei 2013, “ Setuju, karena kita tidak
bisa hidup sendiri”
Tabel 30: Berusaha bekerja dalam tim/kelompok No Kategori Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat tidak setuju 1 0 0
2 Tidak setuju 2 0 0
3 Ragu-ragu 3 1 4.8
4 Setuju 4 14 66.7
5 Sangat setuju 5 6 28.6
Total 21 100
Sumber: kuesioner nomor 10
63
Pada tabel 30 di atas 14 orang (66.7%) dari 21 responden berusaha
bekerja dalam tim/kelompok. Hal ini disebabkan karena sebagian besar kegiatan
di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro merupakan kerja tim, maka
pustakawan harus mampu bekerja dalam tim/kelompok agar pekerjaan dapat
terselesaikan dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang
pustakawan madya pada tanggal 6 Mei 2013, “ Bekerja dalam tim memungkinkan
kita menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, tepat dan efisien sehingga hasilnya
juga baik”
5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas instrumen pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk
melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir (item) yaitu
dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total konstruk dan skor total
seluruh item. Hasil lengkap ditampilkan pada lampiran 2 dan ringkasannya
ditampilkan dalam tabel 31 dibawah ini
64
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode internal
consistency, yakni metode untuk melihat sejauh mana konsistensi tanggapan
responden terhadap item-item pertanyaan dalam suatu instrumen penelitian. Untuk
mengukur konsistensi tanggapan responden menggunakan koefisien alfa
Cronbach. Hasil lengkap disajikan pada lampiran C dan ringkasannya ditampilkan
dalam tabel 31 dibawah ini.
Tabel 31: Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas Keterangan Item
Pertanyaan Koefisien Alpha Corrected Item-
Total Correlation Ambiguitas Peran Kinerja Pustakawan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
0.943 0.776
0.834 0.803 0.680 0.863 0.729 0.744 0.760 0.873 0.851 0.531 0.628 0.428 0.395 0.417 0.456 0.380 0.492 0.438 0.555 0.408 0.587
Sumber: Data penelitian yang diolah, 2013
65
Berdasarkan tabel 31 di atas nampak bahwa pada variabel ambiguitas
peran mempunyai koefisien alpha sebesar 0.943 atau diatas 0.60, sehingga
instrument pengukuran untuk variabel ambiguitas peran dinyatakan handal
(reliabel). Pada bagian corrected item-total correlation terlihat bahwa masing-
masing indikator ambiguitas peran mempunyai koefisien korelasi di atas 0.30.
dimana indikator terendah (Q10) koefisien korelasinya sebesar 0.531 dan
indikator tertinggi (Q8) koefisien korelasi sebesar 0.873, sehingga indikator-
indikator variabel ambiguitas peran dinyatakan valid.
Untuk variabel kinerja pustakawan mempunyai koefisien alpha sebesar
0.776 atau diatas 0.60, sehingga instrumen pengukuran untuk variabel kinerja
pustakawan dinyatakan handal (reliabel). Pada bagian corrected item-total
correlation terlihat bahwa masing-masing indikator kinerja pustakawan
mempunyai koefisien korelasi di atas 0.30. dimana indikator terendah (Q5)
koefisien korelasinya sebesar 0.380 dan indikator tertinggi (Q10) koefisien
korelasi sebesar 0.587, sehingga indikator-indikator variabel kinerja pustakawan
dinyatakan valid.
5.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui bentuk
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah ambiguitas peran dan variabel terikatnya adalah kinerja
pustakawan.
66
Berdasarkan komputasi data dengan menggunakan aplikasi statistik
SPSS maka dapat dinyatakan persamaan regresi untuk analisis linear sederhana
pada penelitian ini adalah sebagai berikut
Y = 43.904 - 0.164X
tvalue (16.130) (-1.725)
Sig. (0.000) (0.101)
SE (2.722) (0.95)
R = 0.368 R2 = 0.135
Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana diatas maka dapat
dinyatakan bahwa:
1. Nilai koefisien regresi X sebesar -0.164 menunjukkan bahwa variabel
ambiguitas peran mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja pustakawan.
Jadi meningkatnya ambiguitas peran yang terjadi di tempat kerja akan diiringi
oleh menurunnya kinerja pustakawan.
2. Nilai korelasi antara ambiguitas peran dan kinerja pustakawan sebesar 0.368,
dengan nilai ini berarti korelasinya rendah atau dianggap tidak ada korelasi.
3. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.135 menunjukkan bahwa variasi kinerja
pustakawan dapat dijelaskan oleh variabel ambiguitas peran sebesar 13.5%,
sedangkan 86.5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.
Untuk mengetahui nilai masing-masing variabel pada penelitian ini
digunakan rumus sebagai berikut: masing-masing nilai total variabel dibagi
nilai harapan (skala likert) dikalikan dengan jumlah responden kali total
pertanyaan, maka:
67
Variabel X (ambiguitas peran) = 573/5x21x11
= 0.496 (49.6%)
Variabel Y (kinerja pustakawan) = 823/5x21x10
= 0.783 (78.3%)
5.4 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ambiguitas peran
berpengaruh negatif terhadap kinerja pustakawan. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan uji t, dimana taraf signifikan (α = 0.01). Berdasarkan
komputasi data dengan aplikasi statistik SPSS, variabel ambiguitas peran
mempunyai nilai thitung sebesar -1.725. Nilai ttabel pada α = 0.01 dengan derajat
kebebasan = 19 adalah 2.539 , sehingga thitung < ttabel dan nilai signifikan
ambiguitas peran lebih besar dari 0.01. Maka hipotesis pada penelitian ini, yakni
ambiguitas peran berpengaruh negatif terhadap kinerja pustakawan ditolak.
5.5 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian senantiasa dihadapkan pada
keterbatasan-keterbatasan, baik dalam lingkup permasalahan penelitian,
metodologi penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maupun
konseptualisasi pengembangannya.
Keterbatasan pertama, berkaitan dengan sampel penelitian. Jumlah
sampel penelitian ini relatif sedikit yaitu hanya 21 orang, sehingga terjadinya
sampling error cenderung tinggi.
68
Keterbatasan kedua berkenaan dengan instrumen kuesioner yang
digunakan. Instrumen kuesioner penelitian ini berupa kuesioner tertutup, jenis
instrumen seperti ini tidak mampu menggali informasi tentang fenomena yang
dialami oleh responden secara mendalam, karena responden cenderung dibatasi
dalam menyampaikan informasi. Oleh karena itu, meskipun instrumen penelitian
telah diuji validitas dan realibilitasnya, namun ada kemungkinan kurang peka
dalam menangkap fenomena yang terjadi dan dialami oleh responden.
69
69
BAB VI
PENUTUP
6.1. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian mengenai
pengaruh ambiguitas peran terhadap kinerja pustakawan UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro Semarang pada bab sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan persentase hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa
variabel ambiguitas peran memperoleh nilai sebesar 0.496 (49.6%), hal ini
menunjukkan bahwa pustakawan UPT Perpustakaan secara keseluruhan
mengalami ambiguitas peran yang rendah.
2. Variabel kinerja pustakawan mendapatkan nilai sebesar 0.783 (78.3%),
sehingga dapat diartikan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh pustakawan
UPT Perpustakaan secara keseluruhan adalah tinggi.
3. Dari hasil analisis regresi linear sederhana, nilai thitung = -1.725 lebih kecil
dari ttabel = 2.539 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan
antara ambiguitas peran dengan kinerja pustakawan UPT Perpustakaan
Universitas Diponegoro.
70
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka ada
beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi
UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang maupun penelitian
selanjutnya:
1. Jenis layanan baru hendaknya disertai dengan rincian tugas dan prosedur
kerja sebagai pedoman kerja sehingga pustakawan dapat bekerja sesuai
dengan standart yang telah ditetapkan.
2. Dalam menempatkan pustakawan pada setiap bagian seyogyanya
dipertimbangkan atau disesuaikan dengan pangkat dan jabatannya, agar
pustakawan dapat bekerja dan melakukan kegiatan sesuai dengan butir
kegiatan yang ada pada setiap jabatannya.
3. Dalam mengevaluasi dan menilai kinerja pustakawan seyogyanya lebih
terbuka, agar pustakawan dapat mengetahui kekurangannya sehingga akan
melakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Diharapkan dilakukan penelitian ulang dengan subyek penelitian yang sama
dan menggunakan kuesioner yang lebih cermat sehingga bisa lebih
menggungkap ambiguitas peran yang dialami oleh pustakawan dan kinerja
yang dihasilkan. Selain itu diperlukan juga menguji variabel-variabel yang
berbeda yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja pustakawan, sehingga
71
keterbatasan dalam penelitian ini dapat diminimalisir dalam penelitian
mendatang.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
-----------. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ali, Mohammad. 1992. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Bandung:
Angkasa Catharina Florence. 2001. “Pengaruh Konflik dan Ambiguitas Peran terhadap
Kinerja Karyawan Studi Kasus pada Departemen Call Center PT.Excelcomindo Pratama Jakarta”. Tesis, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.
Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Cetakan ketiga.
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi 10. Yogyakarta: ANDI Munandar. A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan
Perusahaan dan Industria. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Perilaku organisasi. Edisi 12,
buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Satibi, Iwan. 2011. “Membangun Kepemimpinan yang Berkualitas dalam
Mendukung Peningkatan Kinerja Pustakawan”. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/545/jbptunikompp-gdl-iwansatibi-27222-1-scan.pdf. Diunduh pada 6 Mei 2012
Siguaw, J.A., Gene Brown & R.E. Widing II, Jr. 1993. The Influence of the
Market Orientation of the Firm on Salesforcé Behavior an Attitudes. School of Business Discussion Papers. Paper 43. http://epublications.bond.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1045&context=di
73
scussion_papers-influence-market-orientation-firm-salesforce-behavior-attitudes. Diunduh tanggal 6 Mei 2012
Sudarsono. 2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Ikatan
Pustakawan Indonesia. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cet. 5.
Bandung: Penerbit Alfabeta. Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana. Undang -undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007. Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara. Wisesa, Ardhimas Linggar. 2012. “Pengaruh Exercised Responsibility,
Pengalaman, Otonomi, dan Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Auditor di Semarang”. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang