penerapan teknik bermain bintang lima supervisi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi...
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : LUTFI AKBAR PAMUNGKASTRANSCRIPT
PENERAPAN TEKNIK BERMAIN BINTANG LIMA SUPERVISI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VII-A SMPN 1 PAPAR KABUPATEN KEDIRITHE APPLICATION OF STAR TECNIQUE FIVE SUPERVISIONS TO INCREASE STUDENTS INTERPERSONAL COMMUNICATION ABILITY ON THE FIRST GRADE STUDENTS OF F CLASS ON PAPAR KEDIRI 1 STATE JUNIOR HIGH SCHOOL
Lutfi akbar pamungkasBimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Univesitas Negeri SurabayaEmail : [email protected]
Denok Setiawati, S.Pd, M.Pd, Kons.Dosen Program Studi BK, Jurusan PBB, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penerapan teknik bermain bintang lima supervisi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kabupaten Kediri tahun ajaran 2013-2014Penelitian ini termasuk jenis pre test-post test one group design. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket. Subjek dalam penelitian ini adalah enam siswa kelas VII-A yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah.Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non parametrik dengan menggunakan uji tanda. Hasil analisis menunjukkan bahwa = 0,016 lebih kecil daripada = 0,05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa penerapan teknik bermain bintang lima supervisi dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Jadi hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yang berbunyi penerapan teknik bermain bintang lima supervisi dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dapat diterima.Kata kunci : teknik bermain bintanglima supervisi, dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
ABSTRACT
The purpose of this research is to test effectiveness of Star tecnique five supervisions to increase students interpersonal communication ability on the first grade students of VII-A class on Papar-Kediri junior High School Academic Year 2013-2014.This research is a pre experiment with pre test post test one group design. This research uses questionaire to collect the data subject in this research is six students of class VII-A whose have problem interpersonal communication ability is low.It uses non parametric statistic as data analysis tecnique by using sign test, and the result shows that = 0,016 smaller than = 0,05. It means that Ho is rejected and Ha is accepted it also means that there is significant differentiate of students interpersonal communication ability before and after Star tecnique fibve supervisions has been applied, from the result above it shows that this hypothesis which state The application of Star tecnique fibve supervisions to increase students interpersonal communication ability can be accepted.
Key Word : star tecnique five supervisions, and interpersonal comunication ability
BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangKehidupan manusia tidak bisa lepas dari orang lain, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain. dalam hal ini, hal yang paling penting dalam kehidupan sosial manusia adalah komunikasi. Setiap hari manusia membutuhkan komunikasi dengan orang lain untuk berbagai kebutuhan daam hidupnya. Cassagrande menyatakan bahwa manusia berkomunikasi karena memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan, ingin terlibat dalam proses perubahan yang relatf tetap, untuk berinteraksi dan memahami pengalaman masa lalu serta ingin menciptakan hubungan baru (Liliweri, 1997:45) Di lapangan banyak dijumpai siswa yang mempunyai masalah mengenai hubungan interpersonal baik dengan orang lain, baik dengan sesama siswa, tidak pernah bertegur sapa terlebih dahulu dengan guru, sulit mengungkapkan pendapat saat berdiskusi, sulit mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan orang yang lebih tua.Kesulitan ini dialami siswa tersebut karena kurangnya ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan orang lain sehingga menyebabkan siswa sulit untuk beradaptasi secara langsung, tidak mampu menyatakan tidak, membuat sesama siswa, tidak pernah bertegur sapa terlebih dahulu dengan guru, sulit mengungkapkan pendapat saat berdiskusi, sulit mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan orang yang lebih tua, kesulitan yang dialami siswa tersebut karena kurangnya ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan orang lain sehingga menyebabkan siswa mempunyai masalah dalam hubungan pribadi, sulit memahami dan mengatasi aneka masalah yang timbul dalam hubungan antar pribadi. Apabila hal itu dibiarkan begitu saja akan berpengaruh terhadap prestasi akademik maupun non-akademik dan hubungan sosial siswa. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dalam interaksi sosial. Melalui komunikasi, seseorang dapat tumbuh dan belajar dalam menemukan pribadi kita sendiri dengan orang lain, dapat bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, membenci orang lain dan sebagainya.Menguasai komunikasi Interpersonal sebenarnya membuka wawasan kita untuk mulai memahami orang lain di luar diri pribadi. Banyak informasi yang dapatkan tentang orang lain untuk memudahkan dalam memprediksi bagaimana pola pikir individu tersebut, cara mereka menyikapi suatu permasalahan, dan berpendapat sesuai dengan perasaan mereka terhadap sesuatu hal. Apabila kita memiliki informasi tersebut, maka seseorang akan lebih mudah dalam menghadapi individu tersebut dan dapat meminimalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya konflik antara cara pandang yang berbeda dengan orang lain.Setiap individu membutuhkan komunikasi terutama komunikasi Interpersonal untuk berinteraksi dengan orang lain termasuk remaja dalam kebutuhan berinteraksi sosial Data observasi pra penelitian yang telah dilaksanakan di SMPN 1 Papar dari 46 menunjukkan ada 27 siswa kelas VII-A yang memiliki komunikasi Interpersonal baik. Sedangkan, 19 siswa lainnya cenderung memiliki komunikasi Interpersonal yang kurang baik dengan teman maupun guru. Contoh masalah komunikasi Interpersonal yang kurang baik di SMPN 1 Papar adalah pada saat pelajaran berlangsung terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi siswa tersebut tidak bisa mengutarakan apa yang dijelaskan oleh guru mata pelajaran tersebut. Ketika bergaul dengan temannya, dia merasa kesulitan untuk mengutarakan perasaannya. Masalah yang terjadi harus segera ditangani agar tidak terus-menerus mengganggu proses interaksi sosial siswa. Kemampuan siswa dalam mengatasi permasalahannya berbeda antara yang satu dan lainnya. Rendahnya kemampuan komunikasi siswa di SMPN 1 Papar ini telah diupayakan untuk diselesaikan oleh konselor sekolah, beberapa upaya tersebut nampaknya kurang dapat meningkatkan kemampuan komunikkasi siswa, oleh sebab itu cara yang tepat untuk mengatasi komunikasi Interpersonal yang kurang baik tersebut, sangat diperlukan dengan harapan siswa lebih bisa melakukan interaksi sosial dengan baik.Terdapat berbagai macam layanan dalam bimbingan dan konseling seperti layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan mediasi, layanan konsultasi, layanan konseling kelompok, layanan konseling individu. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan Komunikasi Interpersonal siswa adalah dengan penerapan teknik bermain bintang lima supervisi.Bintang lima supervisi merupakan sebuah permainan untuk menumbuhkan pemahaman tentang 5 hal yaitu paham akan; 1) bagaimana melatih kemampuan untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan agar lawan bicara paham, 2) memiliki kemampuan untuk memeriksa atau kemampuan mengevaluasi kesalahan dalam berkomunikasi, 3) pemahaman akan memahami perasaan lawan bicara 4) kemampuan mengingat pesan yang disampaikan dan 5) melatih cara berkomunikasi yang efektif (runtut, lancar dalam menjelaskan dan tidak ambigu.Sedangkan perkembangan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dipengaruhi beberapa factor seperti yang dipaparkan oleh Johnson (dalam Supratiknya, 1995:12) yang menyatakan komunikasi interpersonal bukan merupakan kemampuan yang kita bawa sejak lahir dan juga tidak akan muncul secara tiba-tiba, saat kita memerlukannya. Ketrampilan tersebut harus kita pelajari atau kita latih dengan memiliki dasar berkomunikasi, diantaranya:a. Ketrampilan menyampaikan, yaitu ketrampilan berbicara dan menulis atau mengarangb. Ketrampilan menerima, yaitu mendengarkan dan membacac. Komunikasi yang bersifat tanpa lisan (non verbal communication), yaitu pesan-pesan tanpa atau diluar kata.d. Ketrampilan yang harus dimiliki oleh komunikator adalah berbicara, menulis, mendengar, berfikir menganalisis, dan membuat perilaku.Sedangkan manfaat dari permainan ini adalah seseorang dapat melatih komunikasi yang baik dalam menyampaikan informasi yang tepat kepada sasaran, dengan adanyan pengulangan dalam bermain bintang lima supervisi, sehingga kesalahan dalam berkomunikasi atau perbedaan pemahaman sebuah informasi dapat terhindarkan, dengan begitu permasalahan rendahnya kemampuan komunikasi siswa di SMPN 1 Papar Kediri akan dapat teratasi dengan latihan bintang lima supervise, dengan melihat bagaimana cara menyampaikan informasi, bagian-bagian terpenting apa saja yang harus di sampaikan dapat dilatih dalam permainan ini. Dengan kemampuan interpersonal yang rendah gejala yang terjadi adalah kemampuan mengingat pesan yang diberikan dan dalam menjelaskan sebuah kejadian atau informasi yang runtut , sehingga kemampuan tersebut perlu adanya latihan agar dapat terjadi sebuah komunikasi yang efektif.Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Santrock 2003) memberi penekanan pada fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil akhirnya, dengan terus menerus dilakukan akan menjadi pengalaman untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sebenarnya. Perilaku-perilaku rutin yang dipraktekkan dan dipelajari berulang-ulang dalam situasi bermain akan terintegrasi dan bermanfaat untuk memantapkan pola perilaku sehari-hari. Berdasar pendapat tersbut maka akan sangat efektif jikalau permaian bintang lima supervisi dapat melatih kemampuan komunikasi interpersonal agar tujuan dari sebuah komunikasi dapat tercapaiDengan kegiatan permainan bintang lima supervisi ini akan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpesrsonal individu, karena siswa akan langsung berinteraksi dengan teman dan langsung berlatih berbicara dengan menjelaskan bagaimana cara membuat bintang lima supervisi yang benar, dan latihan ini akan dilakukan berkali-kali sampai mampu mencapai tujuan.Alasan penelitian ini menggunakan bimbingan klasikal adalah dengan tujuan untuk dapat memanfaatkan dinamika kelompok yang terbentuk, manfaat bimbingan klasikal salah satunya adalah anak dapat mengenal dirinya melalui hidup bergaul dengan teman lain, sehingga dapat mengukur kemampuan dirinya lebih pandai atau kurang, sehingga anak lalu mengambil sikap bagaimana kalau lebih dan bagaimana kalau kurang. (Slameto dalam Nursalim, 2002:55).Bimbingan klasikal juga membantu remaja untuk mencapai pemahaman diri yang diperlukan untuk meningkatkan Komunikasi Interpersonal yang baik dengan orang lain. Adanya bimbingan klasikal ini siswa dapat saling bertukar pendapat dengan orang lain, baik itu dengan teman sebaya maupun teman yang lebih tua. Penggunaan bimbingan klasikal teknik bermain tersebut dapat lebih mempermudah siswa dalam melakukan komunikasi Interpersonal dalam kelompok. Sehingga melalui bermain ini siswa mendapatkan kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam menyelesaikan masalah.Berdasarkan uraian yang ada maka ada ketertarikan untuk melakukan penelitian tentang penerapan teknik bermain bintang lima supervisi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi Interpersonal siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kediri.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka untuk memberikan arahan bagi pembahasan selanjutnya penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Adakah peningkatan ketrampilan skor komunikasi Interpersonal siswa Kelas VII -A SMPN 1 Papar Kediri sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan klasikal dengan teknik bermain Bintang lima supervisi.C. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan skor Komunikasi Interpersonal pada siswa Kelas VII -A SMPN 1 Papar Kediri sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi.D. Manfaat PenelitianMasalah ini penting untuk diteliti karena mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut: 1. Bagi penelitiMemberikan pengalaman empirik dan menambah pengetahuan khususnya mengenai pentingnya Komunikasi Interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.2. Bagi pihak sekolahMemberikan masukan bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan bantuan kepada siswa yang bermasalah serta peningkatan kualitas layanan bimbingan dan konseling.3. Bagi KonselorMemperkaya penguasaan dan menambah pengalaman pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling baik di sekolah maupun di luar sekolah terutama dalam menangani individu yang mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi Interpersonal.4. Bagi siswaMembantu siswa untuk lebih meningkatkan Komunikasi Interpersonalnya.E. Definisi, Asumsi dan KeterbatasanKesalahpahaman dalam menafsirkan judul penelitian sering terjadi, oleh karena itu diberikan definisi, asumsi dan keterbatasan sebagai berikut :1. Definisi Definisi Istilah dalam penelitian ini yaitu:a. Teknik bermain Bintang lima supervisiBintang lima supervisi merupakan sebuah permainan untuk menumbuhkan pemahaman tentang 5 hal yaitu menjelaskan memberi tahu apa yang dibuat, memberitahu bagaimana membuat pertunjukkan, memberitahu bagaimana membuat, menunjukkan bagaimana membuat, memberi petunjuk pada setiap orang membuat, memeriksa apa yang dibuat dan mengoreksi yang salah, bintang lima supervisi menekankan pada kemampuan mengingat pesan yang disampaikan oleh komikan dan komunikator, selain itu merupakan latihan untuk berbicara, berkonsultasi dan berlatih berulang-ulang untuk menjelaskan dan berkomunikasib. Komunikasi InterpersonalKomunikasi Interpersonal adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan suatu pendapat, atau pesan kepada orang lain. 2. AsumsiYang dimaksud dengan asumsi dalam penulisan ini adalah anggapan dasar yang diyakini keberadaannya oleh penulis. Penelitian ini memiliki asumsi:a. Komunikasi Interpersonal setiap siswa berbeda.b.Perbedaan tingkat Komunikasi Interpersonal pada siswa dipengaruhi oleh berbagai faktorc.Komunikasi Interpersonal siswa dapat ditingkatkan dengan teknik bermain bintang lima supervisi.3. KeterbatasanPenelitian ini dibatasi untuk menghindari kesalahpahaman dan pembahasan yang terlalu luas, maka diberikan keterbatasan penelitian sebagai berikut :a. Penelitian ini hanya terbatas pada pembahasan tentang keefektifan penggunaan bimbingan klasikal teknik bermain.b. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa Kelas VII -A SMPN 1 Papar Kediri yang memiliki Komunikasi Interpersonalnya rendah.c. Penelitian ini terbatas pada penggunaan angket Komunikasi Interpersonal untuk mengumpulkan data.d. Penelitian ini hanya terbatas pada Komunikasi Interpersonal siswa di kelas.BAB II KAJIAN PUSTAKASecara teoritis sebagai landasan yang sesuai dengan judul penelitian yaitu Penerapan Layanan Bimbingan klasikal Teknik Bermain bintang lima supervisi Untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VII -A SMPN 1 Papar Kediri, maka pembahasan ini meliputi Komunikasi Interpersonal dan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi.A. Komunikasi Interpersonal 1. Pengertian Komunikasi InterpersonalMenurut Effendi yang dikutip Liliweri (1991:12) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara seorang komunikator dan seorang komunikan yang sangat efektif dalam upaya mengubah sifat, pendapat dan perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan dan arus balik yang bersifat langsung dimana komunikan pada saat itu juga yaitu pada saat komunikasi berlangsung. Pendapat lain juga diungkapkan oleh Muhari (1988:13) menyatakan komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara pribadi yang satu dengan pribadi yang lain. Menurut Devito (1976) komunikasi interpersonal adalah pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. Dari berbagai pendapat diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi (pengiriman pesan) yang terjadi antara seorang komunikator dengan komunikan atau pribadi yang satu dengan yang lain dengan efek dan umpan balik secara langsung.Interpersonal mengandung arti melingkupi semua manusia atau antara personal atau pribadi, sehingga komunikasi Interpersonal dapat didefinisikan sebagai the process of sending and receiving messages between two persons or among a small groups of person with some effect and some immediate feedback. Proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil dengan beberapa efek dan timbal balik.(Devito dalam Effendi, 1993)Liliweri (1991:13) menyebutkan beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu:a. Arus pesan dua arah. b. Konteks komunikasi adalah tatap muka.c. Tingkat umpan balik yang tinggi. d. Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi.e. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban.f. Efek yang terjadi antara lain perubahan sikap.Terdapat jenis-jenis dasar berkomunikasi, diantaranya adalah :b. Ketrampilan menyampaikan, yaitu ketrampilan berbicara dan menulis atau mengarangc. Ketrampilan menerima, yaitu mendengarkan dan membacad. Yang ikut menyertai diri orang berkomunikasi yang bersifat tanpa lisan (non verbal communication), yaitu pesan-pesan tanpa atau diluar kata.Ketrampilan yang harus dimiliki oleh komunikator adalah berbicara, menulis, mendengar, berfikir menganalisis, dan membuat perilaku.Johnson (Supratiknya, 1995:10) menyatakan ada beberapa ketrampilan dasar yang perlu dimiliki agar mampu memulai, mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat dan produktif dengan orang lain.Kemampuan tersebut antara lain :a. Kemampuan untuk memahami, dalam kemampuan ini mencakup beberapa sub kemampuan yakni:1) Sikap percaya, hal ini dapat ditunjukkan dengan menunjukkan penerimaan dukungan atau membalas pembukaan diri orang lain serta kerja sama.2) Pembukaan diri, membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan (Johnson 1981 dalam Supratiknya, 1995).3) Keinsafan diri, hal ini merupakan langkah pertama ke arah pemahaman diri dan pembuatan keputusan4) Penerimaan diri, memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri, atau lawannya, tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri.b. Kemampuan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas. Mampu mengkomunikasikan pikiran artinya dapat menyampaikan ide atau pendapatnya dan mampu mengkomunikasikan perasaannya secara tepat dan jelas. Menurut Supratiknya (1995:51) pesan saya adalah pernyataan pribadi (saya, aku) dengan kata lain menggunakan kata ganti orang pertama tunggal dalam pembicaraan (saya,....). Johnson (1981:91) menyatakan ketika seseorang tidak menyadari atau tidak menerima perasaannya atau tidak mampu dalam mengungkapkannya, maka akan terungkap dalam bentuk-bentuk sebagai berikut : memberi sebutan, sarkasme, ungkapan persetujuan, dan ungkapan ketidaksetujuan (mencela).c. Kemampuan memberi dukungan, dapat memberi tanggapan penuh pemahaman secara tepat. Artinya mampu memberi dukungan dalam bentuk saran, simpati dan support.d. Kemampuan untuk memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antar pribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif.Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Interpersonal adalah kemampuan individu untuk memahami, menyampaikan perasaan, pikirannya, memberi dukungan, serta mampu memecahkan konflik secara verbal yang bersifat langsung atau face to face terhadap individu yang lain.2. Karakteristik Komunikasi InterpersonalBeberapa teori berpendapat bahwa komunikasi Interpersonal adalah sebuah bahan yang nyata dan tidak meliputi hanya terbatas oleh beberapa orang yang terpengaruh. Kita bisa mendefinisikan enam karakteristik dalam Komunikasi Interpersonal :a. Komunikasi Interpersonal dimulai dari diri sendirib. Komunikasi Interpersonal merupakan proses secara transaksional secara keseluruhanc. Komunikasi Interpersonal merupakan bagian dari kedekatan secara fisikd. Komunikasi Interpersonal terbentuk dalam peranan sosiale. Komunikasi Interpersonal secara khusus tidak dapat terbalikf. Komunikasi Interpersonal terjadi berulang-ulang3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi InterpersonalMenurut Johnson (Supratiknya, 1995:20) Ada 4 Faktor yang mempengaruhi Komunikasi Interpersonal yaitu:a. Masalah Greater AccuracyStudi mengenai Komunikasi Interpersonal sangat penting untuk dilakukan oleh setiap orang, bukan hanya tugas orang yang pekerjaannya memberikan informasi atau merubah sikap orang lain seperti tugas para penggerak perubahan (change agent). Kemampuan dalam Komunikasi Interpersonal yang handal juga diperlukan oleh :1) Orang tua dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya.2) Seorang Guru BP dalam membimbing murid-muridnya di sekolah.3) Seorang Dosen Wali dalam membimbing akademis mahasiswa perwaliannya. 4) Seorang pimpinan dalam mengarahkan bawahannya 5) Para wartawan yang harus menginterview dengan mengorek informasi sebanyak-banyaknya dari seorang nara sumber6) Para public relations officers yang harus menyelidiki sikap para karyawan7) Para dokter dalam mengarahkan pasien supaya cepat sembuh.Komunikasi Interpersonal yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dengan komunikan dalam setiap situasi. Istilah ketepatan yang digunakan tersebut adalah ketepatan yang lebih besar (greater accuracy) bukan istilah ketepatan yang menyeluruh (total accuracy), karena untuk memperoleh ketepatan seratus persen antara komunikator dengan komunikan tidak akan mungkin tercapai atau tidak akan mungkin terjadi. b. HomophilySecara etimologis istilah homophily berasal dari Bahasa Yunani homoios yang berarti sama. Maka pengertian harfiah homophily berarti komunikasi dengan orang yang sama. Homophily adalah suatu keadaan yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifat (attribute), seperti dalam kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Suatu situasi orang-orang yang saling berinteraksi, komunikator bebas memilih seseorang dari sejumlah komunikan, maka akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk memilih komunikan yang lebih menyamai komunikator.Penyebab terjadinya homophily adalah sebagai berikut :1) Orang-orang yang sama lebih mungkin termasuk kelompok yang sama.2) Berdiam lebih berdekatan satu sama lain.3) Tertarik oleh kepentingan yang sama.c. Heterophily Istilah heterophily merupakan kebalikan dari homophily. Heterophily adalah suatu keadaan gambaran derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi dalam proses komunikasi yang berbeda dalam sifat-sifat tertentu. Faktor yang menyebabkan terjadinya heterophily adalah karena ada perubahan dan perkembangan masyarakat yang menyebabkan banyak nilai berubah tapi ada yang tetap mempertahankan nilai lama.Perkembangan masyarakat tidak memberikan kesempatan yang merata bagi seluruh anggota masyarakatnya dalam pendidikan maupun peningkatan penghasilan, hanya untuk orang-orang yang mempunyai potensi serta pandai memanfaatkan peluang dan kesempatan saja. Misalnya seorang change agent pada penduduk petani di negara yang sedang berkembang menjumpai masalah-masalah yang disebabkan komunikasi dengan penduduk yang jauh berbeda dengannya.Perbedaan dalam kemampuan teknis, status sosial, sikap, dan kepercayaan, kesemuanya itu menyebabkan adanya heterophily dalam bahasa dan pengertian, yang selanjutnya menyebabkan pesan yang disampaikan kepada mereka diabaikan. Salah satu akibat dari heterophily yang tinggi derajatnya dalam penyebaran adalah bahwa change agent cenderung untuk berinteraksi paling efektif dengan penduduk yang secara relatif sangat menyamai change agent dalam daya pembaharuan, status sosial, dan kepercayan.d. EmpatiMenurut Rakhmat (1985:132) bahwa :pengertian empati dapat dikontraskan dengan pengertian simpati, yakni kita menempatkan diri kita secara imajinatif pada posisi orang lain. Bila saya melihat anda menangis karena kehilangan kekasih anda, saya mencoba membayangkan perasaan saya bila saya juga kehilangan kekasih. Saya beranggapan anda pun mempunyai perasaan seperti perasaan saya. Pada empati kita tidak menempatkan diri kita di posisi orang lain, tetapi kita ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain. Adanya empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang lain merasakannya. Bagi seorang change agent atau seorang komunikator jika berusaha sedapat mungkin mengetahui bagaimana perasaan orang lain dalam situasi dan dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain itu, maka kemungkinan sekali dapat menyampaikan pesan yang tepat kepada komunikan.Oleh karena itu dalam Ketrampilan Interpersonal, komunikator yang ingin mempengaruhi orang lain sebaiknya memulai dengan menegaskan kesamaan antara dirinya dengan komunikan. Komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung dapat berkomunikasi lebih efektif. Ada empat faktor yang membuat komunikasi efektif :1) Kesamaan mempermudah proses penyandian (decoding), yakni menterjemahkan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-gagasan. Misal bila seorang sarjana administrasi melakukan Komunikasi Interpersonal pada sarjana administrasi lainnya maka dengan mudah menangkap arti dari kata-kata dan kalimat yang disampaikan. Tetapi apabila seorang dokter mengadakan Komunikasi Interpersonal pada sarjana administrasi tentu banyak kata-kata dan kalimat yang tidak dimengerti.2) Kesamaan membantu membangun premis yang sama untuk mempermudah proses deduktif. Hal ini berarti bila kesamaan kedudukan relevan dengan topik persuasi, maka komunikan akan terpengaruh oleh komunikator.3) Kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator. Seseorang cenderung menyukai orang yang memiliki kesamaan kedudukan dengan orang tersebut. Sehingga pada proses Ketrampilan Interpersonal, komunikan akan tertarik dengan komunikator dan komunikan tersebut cenderung menerima gagasan-gagasan komunikator.4) Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada komunikator. 4.Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Interpersonala. InteraksiKata interaksi berasal dari Bahasa Inggris interaction artinya suatu tindakan yang berbalasan. Dengan kata lain suatu proses hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi. Jadi interaksi sosial (social interaction) adalah suatu proses berhubungan yang dinamis dan saling pengatuh mempengaruhi antar manusia.Menurut Soekamto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar (2000) menyatakan bahwa : Interaksi sosial (yang juga dinamakan proses sosial) merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.b. PengalamanPengalaman atau experience adalah sejumlah memori yang dimiliki individu sepanjang perjalanan hidupnya. Pengalaman masing-masing individu akan berbeda-beda tidak akan persis sama. Perbedaan pengalaman tentu saja menjadi hambatan dalam Komunikasi Interpersonal.B. Teknik Bermain Bintang Lima Supervisi1. Pengertian Teknik BermainVygotsy (dalam Hurlock 1993) mengemukakan bermain adalah self help tool. Seringkali keterlibatan anak dalam kegiatan bermain dengan sendirinya mengalami kemajuan dalam perkembangannya. Dalam bermain, anak mampu mengendalikan dirinya karena kerangka bermain berada dibawah kontrol anak atau dilakukan dalam situasi imajiner. Anak dapat pura-pura menangis dan mampu menghentikan tangisannya secara tiba-tiba, berbeda dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari . dibandingkan dengan situasi lain, dalam situasi bermain anak memiliki perhatian (atensi), daya ingat, bahasa dan kooperasi yang lebih baik. Vygotsky memandang bermain identik dengan kaca pembesar yang dapat menelaah kemampuan baru dari anak yang bersifat potensial sebelum diaktualisasikan dalam situasi lain, khususnya dalam kondisi formal seperti di sekolah. Pandangan Vygotsky mengenai bermain bersifat menyeluruh, dalam pengertian selain untuk perkembangan sosial dan emosi anak. Ketiga aspek yaitu kognisi, sosial dan emosi saling berhubungan satu sama lain dan sudah tergambar jelas pada contoh yang diberikan saat anak bermain pura-pura.Bruner (dalam Santrock 2003) memberi penekanan pada fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil akhirnya. Saat bermain, anak tidak memikirkan sasaran yang akan dicapai sehingga dia mampu bereksperimen dengan memadukan berbagai perilaku baru serta tidak biasa. Keadaan seperti itu tidak mungkin dilakukan kalau dia berada dalam kondisi tertekan. Sekali anak mencoba memadukan perilaku yang baru, mereka dapat menggunakan pengalaman tersebut untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sebenarnya. Perilaku-perilaku rutin yang dipraktekkan dan dipelajari berulang-ulang dalam situasi bermain akan terintegrasi dan bermanfaat untuk memantapkan pola perilaku sehari-hari. Jadi, bermain dapat mengembangkan fleksibilitas dengan banyaknya pilihan-pilihan perilaku bagi anak. Selanjutnya, bermain memungkinkan anak berekplorasi terhadap berbagai kemungkinan yang ada, karena situasi bermain membuat anak lebih terlindung dari akibat yang akan diderita kalau hal itu dilakukan dalam situasi sehari-hari. Bagi Bruner, hasil ini memperlihatkan manfaat adaptif dari bermain yaitu saat perkembangan manusia masih berada dalam tahap belum matang dan masih berevolusi.Sehingga dapat disimpulkan teknik bermain bintang 5 supervisi adalah sebuah permainan untuk menumbuhkan pemahaman tentang 5 hal yaitu menjelaskan memberi tahu apa yang dibuat, memberitahu bagaimana membuat pertunjukkan, memberitahu bagaimana membuat, menunjukkan bagaimana membuat, memberi petunjuk pada setiap orang membuat, memeriksa apa yang dibuat dan mengoreksi yang salah, bintang lima supervisi menekankan pada kemampuan mengingat pesan yang disampaikan oleh komikan dan komunikator, selain itu merupakan latihan untuk berbicara, berkonsultasi dan berlatih berulang-ulang untuk menjelaskan dan berkomunikasi2. Ciri-ciri Kegiatan BermainMenurut Prayitno (2004:25) kegiatan bermain memiliki ciri-ciri sebagai berikut1) Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsic, maksudnya muncul atas keinginan pribadi serta untuk kepentingan sendiri2) Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-emosi yang positif. Kalaupun emosi positif tidak tampil, setidaknya kegiatan bermain mempunyai nilai (value) bagi anak.3) Fleksibelitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain.4) Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir. Saat bermain, perhatian anak-anak lebih terpusat pada kegiatan yang berlangsung dibandingkan tujuan yang ingin dicapai. Tidak adanya tekanan untuk mencapai prestasi membebaskan anak untuk mencoba berbagai variasi kegiatan. Karena itu bermain cenderung lebih fleksibel, karena tidak semata-mata ditentukan oleh sasaran yang ingin dicapai.5) bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep bermain pada anak-anak.6) Mempunyai kualitas pura-pura. Kegiatan bermain mempunyai kerangka tertentu yang memisahkannya dari kehidupan nyata sehari-hari. Kerangka ini berlaku terhadap semua bentuk kegiatan bermain seperti bermain peran, menyusun balok-balok, menyusun kepingan gambar dan lain-lain. Realitas internal lebih diutamakan dari pada realitas eksternal, karena anak memberi makna baru terhadap objek yang dimainkan dan mengabaikan keadaan objek yang sesungguhnya. Keadaan ini bisa kita simak saat anak bermain, tindakan-tindakan anak akan berbeda dengan perilakunya saat sedang tidak bermain. Misalnya anak yang pura-pura minum dari cangkir yang sebenarnya berujud balok, atau mengganggu kepingan gambar sebagai kue keju. Kualitas pura-pura memungkinkan anak bereksperimen dengan kemungkinan-kemungkinan baru.3. Prosedur Pelaksanaan Teknik Bermain Bintang Lima SupervisiLangkah pertama adalah melipat kertas bujur sangkar yang telah disediakan dilipat menjadi 2, sehingga terbentuk 4 persegi panjang., dengan lipatan berada di bawah, 2) selanjutnya dilipat sedemikian sehingga sudut kiri bawah bertemu dengan tepi kanan kertas pada posisi 1/3 dari atas. 3) Langkah selanjutnya adalah melipat kertas bagian bawah menurut garis miring yang baru saja terbentuk pada langkah kedua, 4) selanjutnya dilipat sekali lagi kertas tersebut, sehingga tepi lipatan yang terbentuk tadi saling berhimpit. 5) Lipatan yang telah dilipat tadi (langkah 4) dan tepi kertas yang horizontal (langkah 3) dibuka, selanjutnya membuat sobekan kecil pada sebelah luar (sisi luar). 6) Kemudian kertas dilipat kembali seperti langkah ke-4 kemudian sobekan kecil (langkah kr-6) disobek sampai pertengahan tepi yang lain, sehingga terpotong. 7) Langkah terakhir dibuka lipatan-lipatan kembali dan akan terbentuk bintang segi lima.C. Penerapan Teknik Bermain Bintang Lima Supervisi untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal SiswaKomunikasi Interpersonal bukan merupakan kemampuan yang kita bawa sejak lahir dan juga tidak akan muncul secara tiba-tiba, saat kita memerlukannya. Ketrampilan tersebut harus kita pelajari atau kita latih. Johnson (dalam Supratiknya, 1995:12)Terdapat jenis-jenis dasar berkomunikasi, diantaranya:a. Ketrampilan menyampaikan, yaitu ketrampilan berbicara dan menulis atau mengarangb. Ketrampilan menerima, yaitu mendengarkan dan membacac. Komunikasi yang bersifat tanpa lisan (non verbal communication), yaitu pesan-pesan tanpa atau diluar kata.Ketrampilan yang harus dimiliki oleh komunikator adalah berbicara, menulis, mendengar, berfikir menganalisis, dan membuat perilaku.Dari beberapa teori diatas menunjukan bahwa sebuah keterampilan komunikasi perlu dialatih. Teknik bermain bintang lima supervisi melatih seseorang untuk dapat menjelaskan sesuai dengan perintah agar lawan berbicara dapat memahami sesuai dengan apa yang dimaksud, didalam permainan bintang lima supervisi terdapat keterampilan-keterampilan yang dilatih antara lain mendengar, berbicara, berfikir dan membuat sebuah perilaku yang sesuai dengan informasi yang diberikan sehingga teknik ini akan sangat sesuai guna melatih siswa berketrampilan Interpersonal.
D. Penelitian yang RelevanTelah banyak penelitian yang dilakukan tentang penggunaan sosiodrama. Dari hasil penelitian sebelumnya yang relevan antara lain penelitian yang dilakukan oleh:1. Penelitian yang dilakukan mengenai komunikasi Interpersonal pernah dilakukan oleh Lutfi Hastani Maarif dengan judul penggunaan stategi pemodelan untuk membantu meningkatkan komunikasi Interpersonal siswa dengan jumlah subjek sebanyak 8 orang yang diambil dengan menggunakan angket tertutup. 2. Penelitian lain dilakukan oleh Dian Aransari dengan judul pengaruh latihan asertif terhadap peningkatan komunikasi Interpersonal pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 7 Surabaya tahun ajaran 2005-2006 dengan menggunakan uji tanda sebelum dan sesudah perlakuan diketahui tabel D menunjukkan bahwa x=0 N=6 menghasilkan = 0,016 harga ini lebih kecil dari = 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat komunikasi Interpersonal pada subjek sebelum dan sesudah diberi perlakuan asertif.
E. Kerangka Pikir Berdasarkan kajian pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan teknik teknik bermain bintang lima supervisi sehingga dapat diketahui bahwa teknik bermain bintang lima supervisi dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan ketrampilan Interpersonal. Kerangka pikir merupakan sesuatu yang penting selain pengolahan data. berdasarkan uraian teoritis pada bab seblumnya berikut ini disajikan kerangka pikir yang dapat memudahkan kita dalam memahami alur penelitian ini. Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk memainkan suatu peranan mengenai Komunikasi Interpersonal. Teknik ini terdiri dari beberapa tahap yang dapat mengakrabkan masing-masing peserta sehingga diharapkan dari kegiatan ini siswa dapat meningkatkan komunikasi dengan baik dan efektif.
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Kesulitan Komunikasi Interpersonal
Siswa yang memiliki tingkat komunikasi interpersonal yang rendah dengan ciri-ciri: kurang memiliki kemampuan saling memahami, sulit mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas, sulit menerima dan memberikan dukungan, sulit memecahkan konflik dan masalah
Teknik bermain bintang lima suprvisiTahap-tahap: Persiapan Berikan lembar instruksi Peserta membaca instruksi dan membuat sesuai petunjuk dalam waktu 5 menit Peserta memperlihatkan hasil. Ternyata masih ada yang belum berhasil. Tanyakan apa sebabnya. Fasilitator menunjuk peserta yang berhasil mendemonstrasikan cara membuat bintang segi lima Peserta diminta untuk mengikuti langkah yang sedang dilakukan oleh pendemonstrasi Fasilitator memimpin diskusi tentang kegiatan permainan kelompok : dengan memberikan kesempatan peserta mengisi lembar ungkapan perasaan. Peserta diberi kesempatan mengungkapkan perasaan.
Meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal dengan menggunakan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama
Siswa dengan komunikasi interpersonal meningkat dengan ciri-ciri: mampu memahami, mampu saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas, mampu saling menerima dan memberikan dukungan, mampu memecahkan konflik dan masalah
Komunikasi Interpersonal meningkatBAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian membahas tentang tata kerja dan cara-cara pemecahan masalah secara sistematis yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh hasil yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Tanpa adanya metode penelitian, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini tidak mugkin dapat dipecahkan dengan baik. Hadi (1986:4) menjelaskan tentang keberadaan metode penelitian sebagai berikut: Metode penelitian sebagaimana yang kita kenal sekarang memberikan garis-garis besar yang cermat yang mengajukan syarat-syarat yang keras. Maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian mempunyai bobot ilmiah yang setinggi-tingginya. Oleh sebab itu dalam penelitian ini perlu dicantumkan semua kegiatan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data, menganalisa dan menyimpulkan kegiatan tersebut dicantumkan dalam BAB III yaitu metode penelitian.A. Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental design dengan model pre test-post test one group design. Pendekatan ini diberikan kepada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding, kelompok eksperimen pada kelompok ini diberikan test awal (pre test) dengan menggunakan angket, kemudian diberikan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, selanjutnya dikenakan pengukuran kembali (post test) untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari perlakuan yang diberikan.Bagan 3.1Pre Test Post Test One Group Design
Pre-testTreatmentPost-test T1 X2 T2Prosedur dari pre test dan post test sebagai berikut:1. Memberikan T1, yaitu pre test untuk mengetahui skor awal siswa yang mengalami kesulitan kemampuan komunikasi interpersonal dalam menyatakan tidak, membuat permintaan, mengekspresikan perasaan baik positif maupun negatif, membuka dan mengakhiri suatu percakapan sebelum diberikan perlakuan2. Memberikan perlakuan pada subyek dengan X, yaitu dalam bentuk kelompok dengan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi untuk jangka waktu tertentu yang mempunyai kesulitan kemampuan komunikasi interpersonal 3. Memberikan T2, yaitu post test yaitu mengukur kemampuan komunikasi interpersonal setelah diberikan rangkaian perlakuan dengan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi4. Analisis hasil penelitian dengan membandingakan hasil pre test dengan post test5. Menerapkan test statistik uji tanda, dalam hal ini untuk mengevaluasi efek dari treatment (bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi) terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa.1.Tahap Persiapan Penelitian.a) Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Papar Kedirib) Menyusun proposal penelitianProposal penelitian merupakan gambaran dari kegiatan penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi. Proposal penelitian ini telah diseminarkan di jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.c) Mengurus surat izin dari fakultas untuk diserahkan ke SMPN 1 Papar Kediri2.Tahap Pelaksanaan Penelitiana) Membuat jadwal penelitian Penyusunan jadwal penelitian ini disesuaikan dengan jadwal siswa siswi SMPN 1 Papar Kediri kelas VII-A agar tidak mengganggu aktivitas dan kegiatan belajar mengajar siswa siswi tersebut.b) Prosedur penelitian 1. Pre testMenentukan siswa yang mempunyai masalah dalam kemampuan komunikasi interpersonal dengan menggunakan angket yang sudah di validitas dan reliabilitas. Angket diberikan pada siswa kelas VII-A. Maksud pemberian pre test adalah untuk mengetahui siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal rendah (menemukan subyek), dan menentukan kondisi awal subyek yang akan diberikan perlakuan. Setelah angket diberikan dilakukan penghitungan skor yang telah ditentukan.2. PerlakuanSetelah diketahui siswa yang mempunyai masalah dalam kemampuan komunikasi interpersonal, maka diberikan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi. Adapun prosedur setiap perlakuan sebagai berikut:a) Pertemuan pertama: Rasional strategi bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisib) Pertemuan kedua: Menegaskan kondisi khusus diman perilaku tidak berani berkomunikasi interpersonal terjadic) Pertemuan ketiga: Mengidentifikasi target perilaku dan tujuand) Pertemuan keempat: Menetapkan perilaku tepat dan tidak tepat, membantu siswa membedakan perilaku tepat dan tidak tepat e) Pertemuan kelima: Mengeksplorasi ide, sikap dan konsep irasionalf) Pertemuan keenam: Mendemonstrasikan respon yang tepat, melaksanakan latihan g) Pertemuan ketujuh: Mempraktekkan keterampilan berkomunikasi interpersonal, memberikan penguat dan tugas rumahh) Pertemuan kedelapan: Evaluasi dan memberikan penguat3. Post testMelakukan post test atau melakukan pengukuran angket kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang juga digunakan dalam pre test pada subyek penelitian. Tujuan dari pemberian post test adalah untuk mengukur dan mengetahui kembali tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang ada pada diri siswa, apakah ada perbedaan tingkat kemampuan komunikasi interpersonal siswa setelah diberikan perlakuan.4. MembandingkanMembandingkan dan menganalisis perbedaan hasil pre test dan post test dengan tes tanda.B. Subyek PenelitianSubyek penelitian adalah: (1) anggota sampel, (2) benda, hal atau orang tempat variabel penelitian melekat, (3) suatu bahan yang dapat berupa orang atau benda yang menurut peneliti sangat menarik dan memiliki karakteristik berbeda dengan subyek lain sehingga peneliti betul-betul mengerjakannya dan merasa mudah mengatasi hal yang mungkin merintanginya Silalahi (2003:63).Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Papar Kediri. Adapun subyek penelitiaannya adalah siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kediri yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah. Berdasarkan informasi dari guru pembimbing di SMPN 1 Papar Kediri menunjukkan bahwa kelas tersebut merupakan kelas dengan kemampuan komunikasi interpersonal rendah.C. Variabel dan Definisi OperasionalIstilah variabel memiliki arti segala sesuatu yang akan menjadi objek dalam penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu kemampuan komunikasi Interpersonal sebagai variabel terikat (Y) dan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi sebagai variabel bebas yang disebut variabel (X). Selanjutnya akan diuraikan secara operasional mengenai variabel variabel tersebut :1. Variabel bebas : Teknik bermain Bintang lima supervisiBintang lima supervisi merupakan sebuah permainan untuk menumbuhkan pemahaman tentang 5 hal yaitu menjelaskan memberi tahu apa yang dibuat, memberitahu bagaimana membuat pertunjukkan, memberitahu bagaimana membuat, menunjukkan bagaimana membuat, memberi petunjuk pada setiap orang membuat, memeriksa apa yang dibuat dan mengoreksi yang salah, bintang lima supervisi menekankan pada kemampuan mengingat pesan yang disampaikan oleh komikan dan komunikator, selain itu merupakan latihan untuk berbicara, berkonsultasi dan berlatih berulang-ulang untuk menjelaskan dan berkomunikasi2. Variabel terikat : Kemampuan komunikasi interpersonal Kemampuan komunikasi interpersonal adalah kemampuan komunikasi antara dua orang atau lebih dalam menyatakan tidak, membuat permintaan, mengekspresikan perasaan baik positif maupun negatif, membuka dan mengakhiri percakapan. Siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal rendah biasanya tidak mampu menolak hal yang tidak sesuai dengan dirinya karena takut dan cemas untuk mengutarakannya, diam dan hanya menyimpan keinginannya dalam hati, menekan pikiran dan perasaan, mengangguk malu dan mata melihat ke bawah.D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan DataMetode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket. Metode angket adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap informasi, baik menyangkut fakta maupun pendapat (Maksum, 2006:52). Sedang data dari hasil pengisian angket merupakan jawaban yang dapat menggambarkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan alasan : 1) Menjaga kerahasiaan responden.2) Lebih mudah pelaksanaanya baik bagi responden maupun bagi siswa.3) Menghemat waktu dan biaya.4) Dapat dilaksanakan serentak dalam waktu yang sama.5) Angket ini digunakan untuk mengungkap data siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal rendah.
E. Pengembangan Instrument1. Pengembangan angketKisi-kisi pedoman penyusunan angket Kemampuan Komunikasi Interpersonal (Variabel Y) mengacu pada teori Carrol dan Bower (http://psychemate.blogspot.com/2007/12/another-assertiveness.html) yang membedakan perilaku asertif, agresif dan pasif. Sedangkan menurut Bower seperti yang telah dijelaskan pada Bab II mengenai ciri-ciri empat kemampuan komunikasi interpersonal yaitu menyatakan tidak, membuat permintaan, mengekspresikan perasaan baik positif maupun negatif, membuka dan mengakhiri percakapan.Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Penyusunan Angket Kemampuan Komunikasi Interpersonal sebelum uji validitas
VariabelDimensi/AspekDeskriptorNo. ButirJml
+-
Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Menyatakan TidakMampu menolak tanpa perasaan takut dan cemas12, 33
Menyatakan ketidaksetujuan dengan tegas45, 63
Mampu memberikan respon tanpa menyinggung perasaan orang lain7, 893
Membuat permintaan
Mampu mengutarakan keinginan10, 11, 12, 1314, 15, 167
Mengkomunikasikan perasaan secara verbal1718, 19
3
Kemampuan Komunikasi InterpersonalMengekspresikan perasaan baik positif maupun negatif
Mampu menyatakan perasaan dengan jujur2021, 223
Bersikap terbuka terhadap masukan23, 24, 25, 2627, 28 29, 30, 319
Membuka dan mengakhiri percakapan
Mampu berbicara dengan nada bicara yang menyenangkan32, 33, 34, 43, 4435, 36, 37, 45, 46, 471
Mengkomunikasikan perasaan secara non verbal38, 39, 40, 48, 49, 5041, 42, 51, 52
Jumlah252722
Setelah diuji validitas menggunakan rumus product moment diperoleh hasil terdapat 6 item yang dinyatakan gugur, item-item tersebut meliputi item nomor 17,25, 27, 33, 36, dan 38. Berikut disajikan tabel hasil uji validasi angket kemampuan komunikasi interpersonal sebelum uji validitas
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Penyusunan Angket Kemampuan Komunikasi Interpersonal setelah uji validitas
VariabelDimensi/AspekDeskriptorNo. ButirJml
+-
Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Menyatakan TidakMampu menolak tanpa perasaan takut dan cemas12, 33
Menyatakan ketidaksetujuan dengan tegas45, 63
Mampu memberikan respon tanpa menyinggung perasaan orang lain7, 893
Membuat permintaan
Mampu mengutarakan keinginan10, 11, 12, 1314, 15, 167
Mengkomunikasikan perasaan secara verbal18, 19
3
Kemampuan Komunikasi InterpersonalMengekspresikan perasaan baik positif maupun negatif
Mampu menyatakan perasaan dengan jujur2021, 223
Bersikap terbuka terhadap masukan23, 24, 26 28 29, 30, 319
Membuka dan mengakhiri percakapan
Mampu berbicara dengan nada bicara yang menyenangkan32, 34, 43, 4435, , 37, 45, 46, 471
Mengkomunikasikan perasaan secara non verbal 39, 40, 48, 49, 5041, 42, 51, 52
Jumlah21252
Sedangkan kualifikasi untuk setiap jawaban angket kemampuan komunikasi interpersonal sebagai berikut:Tabel 3.2 Skor Jawaban AngketPernyataanSelaluSeringKadang-kadangTidak Pernah
(+)4321
(-)1234
(Sudjana, 2001:107)
Penentuan kategori kemampuan komunikasi interpersonal ada 3 yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :Tabel 3.3Perhitungan SD (Standart Deviasi) Angket Kemampuan Komunikasi Interpersonal
No SubyekNama RespondenXMFxfx2Kategori
1ANI143128.3414.66214.83Sedang
2AAN118-10.34106.97Sedang
3ASH122-6.3440.23Sedang
4EWN1-27.34747.63Rendah
5BGS126-2.345.49Sedang
6BYR16738.661494.37Tinggi
7DNG14415.66245.15Sedang
8ERN101-27.34747.63Rendah
9DAI112-16.34267.09Sedang
10ERI14516.66277.46Sedang
11FNY14213.66186.52Sedang
12GNO15122.66513.35Tinggi
13IGA1312.667.06Sedang
14KOL15829.66879.55Tinggi
15MLA117-11.34128.66Sedang
16LDS98-30.34920.69Rendah
17NAI1334.6621.69Sedang
18NKN109-19.34374.15Sedang
19PPT106-22.34499.20Rendah
20NMS111-17.34300.77Sedang
21NTA123-5.3428.55Sedang
22PRW1378.6674.95Sedang
23RNY122-6.3440.23Sedang
No SubyekNama RespondenXMFxfx2Kategori
24RHT1301.662.75Sedang
25RZY125-3.3411.17Sedang
26RDA15324.66607.97Tinggi
27STI118-10.34106.97Sedang
28SJO1345.6632.00Sedang
29WNA117-11.34128.66Sedang
30RAA100-28.34803.32Rendah
31PAI15627.66764.92Tinggi
32LDY15627.66764.92Tinggi
33SFL107-21.34455.52Rendah
34DNR14718.66348.09Tinggi
35PSP1323.6613.37Sedang
Jumlah44920.0011947.05
Max167
Min98
SD18.48
Dari tabel hasil perhitungan standar deviasi di atas, maka dapat diketahui bahwa :1. Mean
2. Standar Deviasi
= = 18,48
3. Kurve normalKategori ini digunakan untuk menentukan tingkat kemampuan komunikasi interpersonal pada subyek dengan pembagian kategori tersebut adalah :a. Kategori tinggi: mean skor + 1 SD ke atas: 128,34 + 1 (18,48) = 146,82b. Kategori sedang: mean 1 SD sampai mean + 1 SD: 128,34 1 (18,48) sampai 128,34 + 1(18,48): 109,86 sampai 146,82c. Kategori rendah: mean 1 SD ke bawah:128,34 18,34 = 109,86
Jadi dapat disimpulkan bahwa :1) Kategori kemampuan komunikasi interpersonal tinggi = 147 keatas 2) Kategori kemampuan komunikasi interpersonal sedang = 110 1463) Kategori kemampuan komunikasi interpersonal rendah = kurang dari 109Berdasarkan data dari angket dan pembagian kategori, diketahui terdapat 6 siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah sehingga 6 siswa tersebut akan diberikan perlakuan dengan menggunakan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi.Sebelum angket kemampuan komunikasi interpersonal diberikan pada subyek penelitian, angket tersebut diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat signifikan masing-masing item. Adapun uji coba tersebut meliputi:
2. Uji Validitas Langkah-langkah uji validitas angket:Menyebarkan angket dari sejumlah responden dari luar populasi.a) Menghitung skor item dan skor total.b) Mengkorelasikan dengan korelasi product moment dari Karl Pearson, dengan angka kasar (raw score), adalah sebagai berikut:
Rumus Korelasi rxy =Keterangan: rxy = Koefisien KorelasiXY = Product dari X dan YX = Kuadrat dari variabel XY = Kuadrat dari variabel YN = Jumlah Responden(Maksum, 2006:48)c) Hasil korelasi tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%Berdasarkan taraf signifikan 5% dengan N=35 maka diperoleh harga rtabel = 0,334. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap 52 item angket kemampuan komunikasi interpersonal. Sesuai dengan pernyataan tersebut dinyatakan 46 valid dan 6 item yang lain gugur (tidak valid). Selanjutnya 6 item yang gugur tidak di uji kembali karena dari 46 item yang valid telah mewakili tiap-tiap indicator angket tersebut. Berikut adalah contoh perhitungan validitas item no. 1
Tabel 3.4Persiapan Perhitungan Validitas Kemampuan Komunikasi Interpersonal Item No. 1 Nomor ItemNamaRespondenXYX2Y2XY
1ACK2168428224336
2AOK2140419600280
3ADS2150422500300
4BDI2116413456232
5BGS3137918769411
6DAN41731629929692
7DNC41631626569652
8EAL3135918225405
9EIR3159925281477
10EIS41781631684712
11FAW41811632761724
12GEA3163926569489
13IMT2129416641258
14IGR3134917956402
15IKW3122914884366
16LDA1149122201149
17LNJ41661627556664
18MDS41791632041716
19MAK3145921025435
20MSH3136918496408
21MNS41581624964632
22NNN41761630976704
23NPP2133417689266
24PNK41821633124728
25RFL41691628561676
26SAH3138919044414
27SNI3157924649471
28SDK41601625600640
29SPH3143920449429
30TAI3124915376372
31TSI4157624649628
32UVA3137918769411
33WKO3111912321333
34WWO41411619881564
35YOA2135418225270
Jumlah109524436379864416646
Dari tabel hasil perhitungan validitas angket untuk item no.1 di atas dapat diketahui :N = 35X2= 363X= 109Y2= 798644Y= 5244XY= 16646
Dari hasil perhitungan validitas di atas maka dapat diketahui bahwa untuk item no.1 rhitung = 0,570 yang kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan subyek N = 35 taraf signifikan 5% batas penolakan sebesar 0,334 (tabel nilai product moment). Dengan demikian rhitung lebih besar dari rtabel (0,570 0,334), maka data angket penerapan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kediri untuk item no.1 dapat dikatakan signifikan atau valid. Hasil uji validitas untuk angket kemampuan komunikasi interpersonal siswa adalah sebagai berikut :Tabel 3.5 Hasil Penghitungan Uji Validitas Angket Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Nomor Item AngketrhitungrtabelKeterangan
10,5700,334Signifikan
20,6490,334Signifikan
30,4760,334Signifikan
40,6150,334Signifikan
50,6510,334Signifikan
60,5660,334Signifikan
70,4850,334Signifikan
80,6290,334Signifikan
90,4470,334Signifikan
100,5190,334Signifikan
110,5030,334Signifikan
120,6910,334Signifikan
130,6150,334Signifikan
140,6790,334Signifikan
150,7040,334Signifikan
160,6390,334Signifikan
17-0,0390,334Tidak signifikan
180,4100,334Signifikan
190,4310,334Signifikan
200,6840,334Signifikan
210,6390,334Signifikan
220,6310,334Signifikan
230,4900,334Signifikan
240,4860,334Signifikan
250,2980,334Tidak signifikan
260,6030,334Signifikan
270,2510,334Tidak signifikan
280,3780,334Signifikan
290,5500,334Signifikan
300,7170,334Signifikan
310,6230,334Signifikan
Nomor Item AngketrhitungrtabelKeterangan
320,4150,334Signifikan
33-0,1930,334Tidak signifikan
340,4290,334Signifikan
350,6390,334Signifikan
360,2700,334Tidak signifikan
370,3440,334Signifikan
380,2100,334Tidak signifikan
390,3650,334Signifikan
400,6350,334Signifikan
410,5100,334Signifikan
420,4140,334Signifikan
430,5380,334Signifikan
440,6350,334Signifikan
450,6340,334Signifikan
460,5300,334Signifikan
470,4650,334Signifikan
480,4730,334Signifikan
490,4860,334Signifikan
500,4130,334Signifikan
510,4510,334Signifikan
520,4550,334Signifikan
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas angket menggunakan teknik belah dua dengan rumus Spearman Brown, dengan langkah-langkah sebagai berikut:a. Membuat tabel persiapan perhitungan reliabilitas.b. Item pada table persiapan tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok bernomor ganjil dan kelompok bernomor genap. c. Skor belahan ganjil dikorelasikan dengan skor belahan genap dengan menggunakan rumus Product Moment.d. Mencari indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut:
Keterangan:
= reliabilitas istrument
= yang disebut sebagai indeks korelasi antara 2 instrumen (Maksum, 2006:49)Setelah dihitung validitasnya, kemudian dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap instrument (angket kemampuan komunikasi interpersonal) yang valid sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas Angket Kemampuan Komunikasi InterpersonalNo.SubyekNamaRespondenxXyYX2Y2XY
1ANI7271518450415112
2AAN6157372132493477
3ASH6062360038443720
4EWN5447291622092538
5BGS6264384440963968
6BYR7889608479216942
7DNG7074490054765180
8ERN5249270424012548
9DAI5260270436003120
10ERI6679435662415214
11FNY7270518449005040
12GNO7873608453295694
13IGA6467409644894288
14KOL7880608464006240
15MLA5760324936003420
No.SubyekNamaRespondenxXyYX2Y2XY
16LDS4553202528092385
17NAI6469409647614416
18NKN5554302529162970
19PPT5650313625002800
20NMS6150372125003050
21NTA6657435632493762
22PRW7166504143564686
23RNY6062360038443720
24RHT6961476137214209
25RZY6263384439693906
26RDA7281518465615832
27STI6355396930253465
28SJO6569422547614485
29WNA5958348133643422
30RAA4951240126012499
31PAI7878608460846084
32LDY7680577664006080
33SFL5750324925002850
34DNR7275518456255400
35PSP6765448942254355
JUMLAH22432249146357148567146877
Dari tabel hasil perhitungan reliabilitas angket di atas, maka dapat diketahui :N = 35x2= 146357x= 2243y2= 148567y= 2249xy= 146877
Selanjutnya hasil tersebut dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, untuk memperoleh indeks reliabilitas, yaitu :
Dari perhitungan di atas diperoleh rhitung sebesar 0,916 kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan jumlah subyek N=35, dengan taraf signifikan 5 % batas penolakan hipotesis nihil (Ho) yaitu 0,334 (tabel nilai r Product Moment). Dengan demikian rhitung lebih besar rtabel (0,916 > 0,334), sehingga instrumen angket tentang penerapan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kediri yang disusun dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. E. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu dalam bentuk bilangan atau angka. Oleh sebab itu dalam penelitian ini diperlukan metode analisis data statistik non parametrik karena subyek dalam penelitian ini relatif kecil (dalam Djarwanto 2003:4). Adapun teknik statistik non parametrik yang dipilih untuk menguji ada tidaknya perbedaan tingkat kemampuan komunikasi interpersonal sebelum dan sesudah penerapan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisi adalah dengan menggunakan uji tanda dengan langkah-langkah (dalam Siegel 1997:92-93) adalah sebagai berikut:1. Membuat table yang terdiri atas kolom nomor subyek, hasil pre test (Xb), hasil post test (Xa), serta arah perbedaan Xa dan Xb2. Mencari X yaitu banyak tanda yang lebih sedikit 3. Mencari harga yaitu kemungkinan kemunculan harga dibawah Ho yang diketahui dari mencari angka titik temu dari X dan N4.
Mengkonsultasikan harga dengan harga daerah penolakan untuk = 0,05 denga ketentuan jika yang dihasilakn dari tes tanda ini lebih kecil dari pada maka Ho ditolak F. HipotesisHipotesis adalah dugaan sementara yang diajukan peneliti yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus diuji kebenarannya.Hipotesis ialah rumusan jawaban sementara yang harus diuji dengan melalui kegiatan penelitian yang ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang ditelitiBerdasarkan kajian pustaka diatas dapat ditarik suatu hipotesis dari penelitian yaitu Teknik bermain bintang lima supervisi dapat meningkatkan komunikasi Interpersonal pada siswa kelas VII -A SMPN 1 Papar Kediri.
DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Cormier & Cormier. 1985. Interviewing Strategies for Helpers. California: Brooks/Cole Publishing Company
Fisher, B. A. 1990. Teori-teori Komunikasi. Jakarta: Remaja Karya.
Hurlock, Elisabeth. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Laksmiwati, Hermien, dkk. 2002. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Unesa University Press: Anggota IKAPI.
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta :
Mayke S. Tedja Saputra. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Grasindo. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta
Novita, Amelia. 2009. Model-model Mengajar. (http: www. blogspot.com diakses pada 17 Oktober 2009)
Nurihsan, Achmad Juntika.2006. Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Refika AditamaNursalim, Mochamad. 2005. Strategi Konseling. Surabaya. Unesa University Press.
Nursalim, Moch dan S.A Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok,Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: UM University Press.
Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga
Siegels, Sidney. 1992. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ELFABETA.
Supratikna. 2000. Komunikasi Antar Pribadi Pendidikan Psikologis. Jakarta: Kanesius.
Wingkel, W. S. 1982. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W.S dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi.
Yusuf, Syamsu.2000. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tim Penyusun. 2014. Panduan Penulisan Dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Unesa University Press.