penerapan model the power of two untuk …digilib.unila.ac.id/22291/3/skripsi tanpa bab...

72
PENERAPAN MODEL THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV B SD NEGERI 2 RUKTI HARJO (Skripsi) Oleh NOVIKA RAHMA WATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: lamtruc

Post on 29-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN MODEL THE POWER OF TWO UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV B SD NEGERI 2 RUKTI HARJO

(Skripsi)

Oleh

NOVIKA RAHMA WATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL THE POWER OF TWO UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV B SD NEGERI 2 RUKTI HARJO

Oleh

NOVIKA RAHMA WATI

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas

IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

hasil belajar siswa melalui penerapan model the power of two.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi dan tes. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi dan soal tes.

Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model the power of two

dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa

siklus I dengan kategori “Baik” dan siklus II dengan kategori “Baik”. Persentase

ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dengan kategori “Baik” dan siklus II

dengan kategori “Sangat baik”.

Kata kunci: model the power of two, hasil belajar , IPS.

PENERAPAN MODEL THE POWER OF TWO UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV B SD NEGERI 2 RUKTI HARJO

Oleh

NOVIKA RAHMA WATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Novika Rahma Wati dilahirkan di Rukti

Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung

Tengah pada tanggal 23 November 1994. Peneliti adalah

anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak

Abdul Rochim dan Ibu Sungadiyah.

Pendidikan Peneliti dimulai dari TK Aisyiyah Bustanul Athfal dan selesai pada

tahun 2000. Kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Rukti Harjo dan

selesai pada tahun 2006. Peneliti melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 1 Seputih Raman dan lulus pada tahun 2009. Kemudian peneliti

melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Seputih Raman dan

lulus pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2012 peneliti melanjutkan

pendidikan ke Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

MOTTO

“Teruslah bergerak menjadi lebih baik dari hari kemarin, dan selalu berusaha

memberikan manfaat kepada orang lain”

(Ahmad Hasyim Wibisono)

“Berangkat dengan penuh Keyakinan. Berjalan dengan penuh Keikhlasan.

Istiqomah dalam Menghadapi Cobaan.

YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH”

(Novika Rahma Wati)

PEERSEMBAHAN

Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillaahirobbil’’alaamin, puji syukur atas rahmat dan nikmat yang

diberikan Allah Swt. Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT dan ucapan terimakasih serta banggaku dengan kerendahan hati

kepada:

Kedua orangtuaku Bapak Abdul Rochim dan Mamak Sungadiyah Orangtuaku tercinta, yang telah medidik dan membimbingku dengan penuh

pengorbanan. Terimakasih telah membesarkanku dengan cinta dan kasih yang tulus, memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi, memberikan semangat agar tidak pernah menyerah, yang rela berkorban untuku, demi masa depanku, serta segala untaian doa yang senantiasa dipanjatkan pada Allah SWT untuk

keberhasilanku. Terimakasih Pak, Mak. Aku sayang Bapak, Mamak.

Adikku Ahmad Aji Saputra Terimakasih yang selalu memberikan keceriaan dan doa yang telah diberikan

untuk mbakmu ini. Semoga bisa menjadi lebih baik dariku, dan bisa jadi kebanggan untuk bapak mamak.

Almamater tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Puji dan syukur atas rahmat yang selalu dilimpahkan Allah SWT sehingga

peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model

The Power of Two untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD

Negeri 2 Rukti Harjo”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S., selaku Rektor Universitas

Lampung, yang telah memberikan dukungan terhadap kemajuan Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M. Hum., Dekan FKIP Universitas Lampung,

yang telah memberikan dukungan terhadap kemajuan FKIP.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Univesitas Lampung yang telah memberikan dukungan untuk kemajuan

jurusan Ilmu Pendidikan, khususnya program studi PGSD.

4. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd., Ketua Program Studi PGSD Jurusan

Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama masa

kuliah dan memberikan bantuan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Nelly Astuti, M.Pd., Dosen Pembimbing 1 sekaligus Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran, nasihat, dan

motivasi serta bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Ibu Dra. Yulina H, M.Pd.I., Dosen Pembimbing 2 yang tak pernah lelah

membimbing dan memberikan saran serta memberikan masukan kepada

peneliti sehingga termotivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Dra. Asmaul Khair M.Pd., Dosen Penguji yang telah banyak memberikan

saran dan masukan yang sangat bermanfaat bagi peneliti dalam memperbaiki

dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD Kampus B yang telah banyak

memberikan ilmu kepada peneliti selama masa kuliah dan membantu dalam

kelancaran penyusunan skripsi ini.

10. Tim Pengelola Beasiswa Bidik Misi yang telah banyak memberikan bantuan

untuk dapat menyelesaikan studi dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

11. Bapak Budiyono, S.Pd., Kepala SD Negeri 2 Rukti Harjo, yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan.

12. Ibu Sri Hartati, S.Pd., Wali Kelas IV B yang telah banyak membantu dan

memberikan saran kepada peneliti demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

13. Siswa-siswi kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo yang telah berpartisipasi

aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

14. Sahabat-sahabatku yaitu Mentari, Tria Ramdani F, Maya Safitri, Viktor,

Prayogi, Nurhayat, Mas Nur Rokhim, Uni Yani, Yessy, Mbak Mala.

Terimakasih atas doa, senyuman, semangat, kenangan dan dukungan yang

selalu diberikan untukku dari awal hingga akhir masa studi ini. Kalian tidak

akan pernah terlupakan.

15. Teman-teman seperjuangan, dalam suka dan duka di Program Studi S1 PGSD

Universitas Lampung angkatan 2012 khususnya Kelas B yang telah

memberikan semangat, kenangan serta pelajaran berharga dalam hidupku.

16. Keluarga besarku yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas

doa dan dukungan yang selalu diberikan selama menyelesaikan studi ini.

17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu yang

telah membantu peneliti guna kelancaran penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan,

akan tetapi peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Metro, April 2016

Peneliti,

Novika Rahma Wati

NPM 1213053081

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian........................................................................ 6

E. Manfaat Penelitian...................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................................... 8

1. Pengertian IPS ..................................................................... 8

2. Ruang Lingkup dan Tujuan IPS .......................................... 9

B. Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 11

1. Belajar ................................................................................. 11

a. Pengertian Belajar ........................................................ 11

b. Hasil Belajar ................................................................. 12

c. Kompetensi Hasil Belajar ............................................ 13

2. Pembelajaran ....................................................................... 15

a. Pengertian Pembelajaran .............................................. 15

b. Pembelajaran IPS di SD ............................................... 16

C. Model Pembelajaran ................................................................... 17

1. Pengertian Model Pembelajaran ......................................... 17

2. Macam-macam Model Pembelajaran .................................. 18

D. Model The Power of Two ........................................................... 20

1. Pengertian Model The Power of Two .................................. 20

2. Langkah-langkah Penerapan Model The Power of Two ..... 21

3. Kelebihan dan Kekurangan Model The Power of Two ....... 23

E. Kerangka Pikir............................................................................ 24

F. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 25

xv

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 26

B. Setting Penelitian ........................................................................... 27

1. Subjek Penelitian .................................................................... 27

2. Tempat Penelitian................................................................... 27

3. Waktu Penelitian .................................................................... 28

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28

D. Alat Pengumpulan Data ................................................................ 29

E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 32

F. Prosedur Penelitian ........................................................................ 38

G. Indikator Keberhasilan .................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SD Negeri 2 Rukti Harjo .................................................... 48

B. Deskripsi Awal ............................................................................. 49

C. Hasil Penelitian ............................................................................. 51

1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian............................................ 51

2. Siklus I ................................................................................... 51

3. Siklus II .................................................................................. 74

D. Pembahasan ................................................................................... 96

1. Kinerja Guru .................................................................................. 97

2. Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 98

............................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103

LAMPIRAN ................................................................................................... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................................... 100 B. Saran

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka pikir penelitian ......................................................................... 25

3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas ....................................................... 27

4.1 Grafik peningkatan kinerja guru .............................................................. 97

4.2 Grafik peningkatan persentase hasil belajar

(kognitif,afektif, psikomotor) siswa .......................................................... 98

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

SURAT-SURAT PENELITIAN ............................................................... 106

1. Penelitian Pendahuluan dari Fakultas .................................................. 107

2. Izin Penelitian dari Fakultas ................................................................. 108

3. Keterangan Penelitian dari Fakultas ..................................................... 119

4. Izin Penelitian dari SD ........................................................................ 110

5. Surat Pernyataan Teman Sejawat ......................................................... 111

6. Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SD .......................... 113

PERANGKAT PEMBELAJARAN ......................................................... 114

1. Pemetaan Siklus I ................................................................................. 115

2. Pemetaan Siklus II ................................................................................ 118

3. Silabus Siklus I ..................................................................................... 121

4. Silabus Siklus II ................................................................................... 126

5. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................................ 131

6. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............................... 140

7. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I .................................................................... 149

8. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ................................................................... 150

9. Kunci Jawaban dan Rubrik penilaian Soal Tes Siklus I ...................... 151

10. Kunci Jawaban dan Rubrik penilaian Soal Tes Siklus II .................... 152

11. LKS siklus I .......................................................................................... 153

12. LKS Siklus II ........................................................................................ 163

13. Soal Tes Siklus I .................................................................................. 171

14. Soal Tes Siklus II ................................................................................ 177

KINERJA GURU ...................................................................................... 183

1. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ................................................. 184

2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ................................................ 190

3. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I dan siklus II .................................. 196

HASIL BELAJAR SISWA ....................................................................... 200

1. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ...................... 201

2. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II ..................... 205

3. Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ......... 209

xx

Lampiran Halaman

4. Lembar Observasi Hasil Belajar Pskomotor Siswa Siklus I ................ 210

5. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II ............. 214

6. Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I dan Siklus II .. 218

7. Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ......................................... 219

8. Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ........................................ 220

9. Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa ........................................... 221

10. Hasil Belajar Siswa (Kognitif, Afktif, Psikomotor) Siklus I ................ 222

11. Hasil Belajar Siswa (Kognitif, Afktif, Psikomotor) Siklus II ............. 223

12. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa (Kognitif, Afktif, Psikomotor) ........ 224

DOKUMENTASI ...................................................................................... 225

1. Dokumentasi Siklus I .............................................................................. 226

2. Dokumentasi Siklus II ............................................................................ 229

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. 1 Data nilai hasil belajar IPS mid semester ganjil kelas IV

SD 2 Rukti Harjo TP. 2015/2016 ........................................................... 3

3. 1 Rubrik penskoran kinerja guru ............................................................... 30

3. 2 Rubrik penilaian afektif.......................................................................... 30

3. 3 Rubrik penilaian psikomotor .................................................................. 31

3. 4 Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai ................ 33

3. 5 Kategori nilai hasil belajar afektif siswa ................................................ 34

3. 6 Kriteria persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal ............... 34

3. 7 Kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa ........................................ 35

3. 8 Kriteria persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal ........ 36

3. 9 Kategori nilai hasil belajar kognitif siswa .............................................. 36

3.10 Kriteria persentase hasil belajar kognitif siswa secara klasikal ............. 37

4. 1 Nilai kinerja guru siklus I ...................................................................... 62

4. 2 Nilai hasil belajar kognitif siswa siklus I ............................................... 64

4. 3 Nilai hasil belajar afektif siswa siklus I ................................................ 66

4. 4 Nilai hasil belajar psikomotor siswa siklus I ......................................... 68

4. 5 Hasil belajar siswa siklus I (kognitif, afektif, psikomotor) .................... 70

4. 6 Nilai kinerja guru siklus II ..................................................................... 84

xvii

Tabel Halaman

4. 7 Hasil belajar kognitif siswa siklus II ..................................................... 85

4. 8 Hasil belajar afektif siswa siklus II ........................................................ 88

4. 9 Hasil belajar psikomotor siswa siklus II ................................................ 90

4.10 Hasil belajar siswa siklus II (kognitif, afektif, psikomotor)................... 92

4.11 Rekapitulasi nilai kinerja guru ............................................................... 96

4.12 Rekapitulasi hasil belajar (kognitif, afektif, psikpmotor) siswa ........... 97

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dan strategis dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dapat dikatakan

suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah

laku manusia, baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan

manusia melalui upaya pembelajaran dan latihan. Pendidikan sangat penting

bagi perkembangan manusia. Pendidikan yang baik menjadikan manusia

pribadi yang baik. Pribadi-pribadi yang baiklah yang mampu mengubah

kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik.

Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 (ayat 1) bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Undang-undang di atas, menjelaskan bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar yang dilakukan sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi

siswa dalam proses pembelajaran. Pendidikan dasar memegang peranan

penting dalam mengembangkan potensi siswa, karena pendidikan dasar

merupakan pondasi awal bagi siswa untuk membuka wawasannya.

2

Pengembangan potensi ini dilakukan melalui berbagai mata pelajaran di

sekolah dasar. Pada pendidikan dasar terdapat beberapa komponen bidang

pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa diantaranya adalah Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan

mulai dariSD/MI sampai dengan SMP/MTs.

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa melalui mata pelajaran

IPS siswa diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan IPS tersebut dapat ditempuh melalui

pengembangan potensi siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Susanto (2014: 144) menyatakan bahwa pendidikan IPS sebagai bidang

studi yang diberikan pada jenjang pendidikan di lingkungan

persekolahan, bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi

juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dalam

kehidupan siswa dalam masyarakat, bangsa, dan negara dalam berbagai

karakteristik. Dalam pendidikan IPS dikembangkan tiga aspek atau tiga

ranah pembelajaran, yaitu: aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotor), dan sikap (afektif) ketiga aspek ini merupakan acuan yang

berorientasi untuk mengembangkan pemilihan materi, strategi, dan model

pembelajaran.

Seorang guru harus pandai menciptakan suasana pembelajaran yang baru

agar pembelajaran IPS menjadi lebih menarik, sehingga siswa dapat aktif

dalam mengembangkan potensi dirinya, misalnya siswa dapat belajar

berinteraksi dengan teman-temannya di dalam kelas serta dapat aktif dalam

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru.

3

Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi pada tanggal 19

November 2015 yang peneliti laksanakan dengan wali kelas IV A dan wali

kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo, diperoleh data nilai hasil mid semester

mata pelajaran IPS siswa kelas IV A dan siswa kelas IV B pada semester

ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa

hasil belajar IPS siswa kelas IV B lebih rendah dibandingkan dengan kelas IV

A. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Data nilai hasil belajar IPS mid semester ganjil kelas IV SD 2

Rukti Harjo TP. 2015/2016

Kelas

KKM

Rata-

rata

Kelas

Jumlah

Siswa

(orang)

Siswa

Tuntas

(orang)

Siswa

Belum

Tuntas

(orang)

Tuntas

(%)

Belum

Tuntas

(%)

IV A

60

56,70 34 15 19 44,12 55,88

IV B 48,30 28 9 19 32,14 67,86

(Sumber: dokumentasi kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo 2015)

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa hanya 9 orang siswa (32,14%) dari

jumlah keseluruhan 28 orang yang mencapai ketuntasan dan 19 orang siswa

(67,86%) yang belum mencapai ketuntasan dalam belajar. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD Negeri 2 Rukti

Harjo masih rendah karena 19 orang siswa (67,86%) masih berada di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS yang ditetapkan,

yaitu sebesar 60 dengan nilai rata-rata kelas 48,30.

Selanjutnya, dari hasil observasi dan wawancara di kelas IV B SD Negeri

2 Rukti Harjo diketahui bahwa sebagian besar siswa belum sepenuhnya

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, hal ini dapat terlihat saat guru

4

memberikan pertanyaan, hanya sedikit siswa yang menjawab. Adapun dalam

mengeluarkan pendapat dan bertanya, hanya beberapa siswa yang

menunjukkan keaktifannya. Kebanyakan siswa yang lainnya masih malu,

takut atau ragu untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat mereka.

Selain itu, guru belum maksimal dalam menggunakan variasi model

pembelajaran. Cara penyampaian materi ajar masih terpaku pada buku

pelajaran yang digunakan dan siswa hanya menerima apa yang disampaikan

oleh guru, sehingga siswa dalam proses pembelajaran hanya pasif dan sulit

dalam menerima materi yang disampaikan serta keterampilan siswa dalam

berinteraksi sosial masih kurang, hal ini menyebabkan hasil belajar yang

diharapkan akan sulit untuk dicapai.

Melihat berbagai permasalahan yang terdapat di kelas IV B SD Negeri 2

Rukti Harjo, maka perlu dilakukan suatu perbaikan dalam proses belajar

mengajar agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Upaya perbaikan dapat

diwujudkan melalui pembelajaran yang variatif dan menyenangkan agar hasil

belajar yang diharapkan dapat tercapai. Cara agar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih

tepat. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah

model the power of two. Model the power of two dianggap cocok oleh peneliti

untuk menciptakan suasana belajar aktif sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Menurut Sutikno (2014: 132) kekuatan berdua atau the power of

two adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kegiatan kolaboratif dan

mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu.

5

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diadakan perbaikan proses

pembelajaran menggunakan penelitian tindakan kelas. Berkaitan dengan

penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Model The Power of Two untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasi

permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut.

1. Siswa belum sepenuhnya berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2. Penyampaian materi ajar masih terpaku pada buku pelajaran sehingga

siswa hanya pasif dan sulit menerima materi yang disampaikan.

3. Keterampilan siswa dalam berinteraksi sosial masih kurang.

4. Hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo masih

rendah, nilai rata-rata kelas hanya mencapai 48,30 dan siswa yang tuntas

hanya 32,14% atau 9 orang dari 28 orang siswa di kelas tersebut.

5. Guru belum maksimal dalam menggunakan variasi model pembelajaran

antara lain model the power of two dalam pembelajaran IPS kelas IV B

SD Negeri 2 Rukti Harjo.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah penerapan model the

power of two sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV B

6

SD Negeri 2 Rukti Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung

Tengah?”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten

Lampung Tengah melalui penerapan model the power of two dalam

pembelajaran IPS.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebermanfatan bagi:

1. Siswa

Melalui model the power of two dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Selain itu model ini dapat menjadi alternatif gaya belajar siswa

dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menarik dan tidak

membosankan.

2. Guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa,

serta memperluas wawasan dan pengetahuan guru kelas mengenai

model-model pembelajaran khususnya model the power of two pada

pembelajaran IPS.

3. Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan

kualitas pembelajaran dengan menggunakan model the power of two.

7

4. Peneliti

Menambah wawasanan pemahaman saat peneliti melaksanakan

kegiatan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat memperbaiki dan

menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan menjadi bahan

referensi penelitian berikutnya.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Ilmu Pengetahuan sosial (IPS)

1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu ilmu yang

mempelajari tentang realitas dan fenomena yang ada di lingkungan

masyarakat. Istilah IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat

SD/MI dan SMP/MTs. Supriatna, dkk. (2007: 9) mendefinisikan IPS

untuk tingkat persekolahan sebagai suatu penyederhanaan atau adaptasi

ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Lebih lanjut, Sapriya (2009: 194) mengemukakan bahwa IPS

merupakan sintetis antara disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-

ilmu sosial untuk tujuan pendidikan, maka materi yang dipelajari siswa

adalah materi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan.

Selain itu, Susanto (2014: 6) menjelaskan IPS merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.

9

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan kajian ilmu-ilmu sosial secara terpadu yang disederhanakan

dan diorganisasikan serta disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk

pembelajaran di sekolah.

2. Ruang Lingkup dan Tujuan IPS

Pembelajaran IPS diberikan setiap jenjang pendidikan, termasuk di

sekolah dasar. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, ruang lingkup

pada mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1)

manusia, tempat dan lingkungan, (2) waktu, keberlanjutan dan perubahan,

(3) sistem sosial dan budaya, (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Setiap komponen bidang-bidang pembelajaran memiliki tujuan yang

dijadikan acuan dalam proses pembelajaran, begitu pula dengan IPS.

Hasan dalam Supriatna, dkk. (2007: 11) mengemukakan bahwa tujuan IPS

dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut.

a. Pengembangan kemampuan intelektual siswa.

Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan

berpikir, kemampuan proses dalam mencari informasi dan

mengomunikasikan hasil temuan.

b. Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai

anggota masyarakat.

Tujuan ini mengembangkan kemampuan seperti berkomunikasi,

kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, dan

pengembangan sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan

moral yang berlaku dalam masyarakat.

c. Pengembangan diri siswa sebagai pribadi.

Tujuan ini adalah untuk membentuk warga negara yang baik,

yaitu warga negara yang berpartisipasi aktif dalam

bermasyarakat, bersikap terbuka, menghargai perbedaan, dan

senantiasa memberikan kesempatan yang samabagi setiap orang

atau kelompok untuk dapat mengembangkan dirinya.

10

Selanjutnya, Susanto (2014: 145) megemukakan tujuan utama IPS

adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka

terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap

mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,

dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik

yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Adapun tujuan IPS dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah: (1)

mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan

masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki

komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,

(4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional dan global.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup

IPS di SD meliputi manusia, tempat dan lingkungan, waktu, keberlanjutan

dan perubahan, sistem sosial dan budaya, serta perilaku ekonomi dan

kesejahteraan. Tujuan IPS di SD agar siswa lebih peka terhadap masalah-

masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan menjadi warga negara yang

baik. Selain itu, siswa juga diharapkan memiliki kemampuan dasar untuk

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,

dan keterampilan dalam kehidupan sosial, serta memiliki kesadaran dan

kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya.

11

B. Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Banyak teori yang mengkaji tentang belajar, salah satunya

adalah teori konstruktivisme yang merupakan paradigma

pembelajaran baru dalam dunia pendidikan. Trianto (2009: 26) juga

berpendapat bahwa teori konstruktivis merupakan teori belajar yang

menekankan pada proses aktif siswa dalam menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu

tidak sesuai lagi.

Adapun menurut Jihad dan Abdul (2013: 1) belajar adalah

kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental

dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti

keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada

keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan

sekitarnya. Selain itu, Slameto (2013: 2) mengemukakan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Susanto (2014: 4) mendefinisikan belajar adalah suatu aktivitas

yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar

untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan

baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan

12

perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun

bertindak. Lebih lanjut, Witherington dalam Hanafiah dan Cucu

(2010: 7) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan

dalam kepribadian yang dimanisfestasikan sebagai pola-pola respons

baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan,

dan kecakapan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan belajar

adalah proses membangun pengetahuan baru berdasarkan

pengetahuan lama dengan melibatkan peran aktif siswa dalam

memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan di

sekelilingnya.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hasil atau nilai yang diperoleh

siswa setelah selesai mengerjakan berbagai tes baik tes lisan maupun

tulisan, akan tetapi hasil belajar bukan hanya penilaian terhadap tes

saja melainkan segala perubahan perilaku seorang siswa secara

keseluruhan melalui berbagai banyak pengalaman. Juliah dalam

Jihad dan Abdul (2013: 15) mengemukakan bahwa hasil belajar

adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari

kegiatan belajar yang dilakukannya.

Suprijono dalam Thobroni (2015: 20) mengemukakan bahwa

hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Susanto (2014:

5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan

13

yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan hasil

belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar. Kemampuan tersebut mencakup

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

c. Kompetensi Hasil Belajar

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam

menguasai bahan pelajaran. Suprihatiningrum (2013: 38)

mengemukakan bahwa kognitif adalah kemampuan yang

berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan

masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif sintesis,

analisis, dan pengetahuan evaluatif.

Poerwanti, dkk. (2008: 1.22) mendefinisikan ranah

kognitif sebagai ranah yang menekankan pada pengembangan

kemampuan dan keterampilan intelektual. Lebih lanjut,

Kunandar (2014: 165) mengemukakan ranah kompetensi

kognitif merupakan hasil belajar yang menunjukkan pencapaian

atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan ranah

kognitif merupakan hasil belajar yang menunjukkan pencapaian

atau penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan. Adapun dalam

14

penelitian ini, peneliti menilai pengetahuan siswa terhadap

materi IPS yang diajarkan.

2) Ranah Afektif

Selain ranah kognitif, kompetensi hasil belajar juga

mencakup ranah afektif. Suprihatiningrum (2013: 41)

mengemukakan ranah efektif adalah kemampuan yang

berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi.

Poerwanti, dkk. (2008: 1.22) mendefinisikan ranah afektif

adalah ranah yang berkaitan dengan pengembangan perasaan,

sikap dan emosi. Adapun Kunandar (2014: 104) menjelaskan

bahwa ranah afektif berhubungan dengan minat dan sikap siswa

yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin,

percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan

kemampuan mengendalikan diri.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan ranah

afektif adalah hasil belajar yang menunjukkan pencapaian atau

penguasaan dalam aspek sikap. Adapun dalam penelitian ini,

peneliti menilai sikap siswa dalam diskusi kelompok, yang

meliputi sikap kerja sama dalam kelompok, kesopanan dalam

menyampaikan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain.

3) Ranah Psikomotor

Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil

belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif

15

(yang tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan

berperilaku). Suprihatiningrum (2013: 45) mengemukakan

bahwa aspek psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan

dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik.

Poerwanti, dkk. (2008: 1.22) mendefinisikan ranah

psikomotor sebagai ranah yang berkaitan dengan kegiatan-

kegiatan atau keterampilan motorik siswa. Lebih lanjut,

Kunandar (2014: 255) mengemukakan bahwa ranah psikomotor

adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman

belajar tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan ranah

psikomotor adalah hasil belajar yang menunjukkan pencapaian

dalam aspek keterampilan. Adapun dalam penelitian ini, peneliti

menilai keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil

diskusi kelompok.

2. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam

proses pendidikan di sekolah. Komalasari (2014: 3) mendefinisikan

pembelajaran sebagai suatu proses membelajarkan subjek didik yang

direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar

subjek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien. Adapun menurut Suprihatiningrum (2013: 75) pembelajaran

16

adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan

lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa

dalam belajar.

Rombepajung dalam Thobroni (2015: 17) mengemukakan

bahwa pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau

pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau

pengajaran. Sementara itu, menurut Sutikno (2014: 12) pembelajaran

adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses

belajar pada diri peserta didik. Selain itu, menurut Suherman dalam

Jihad dan Abdul (2013: 11) pembelajaran pada hakikatnya

merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik

serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan

pembelajaran adalah proses atau kegiatan belajar yang telah

dirancang melalui usaha yang terencana dan melalui prosedur atau

metode tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pembelajaran IPS di SD

Proses pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar

berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan

tinggi. Pembelajaran IPS di SD memadukan cabang ilmu-ilmu sosial

(geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi). Susanto (2014: 36) pola

pembelajaran IPS di SD hendaknya lebih menekankan pada unsur

pendidikan dan pembekalan, pemahaman, nilai-moral, dan

keterampilan-keterampilan sosial pada siswa.

17

Selain itu, menurut Bruner dalam Sapriya (2009: 38)

menjelaskan bahwa terdapat tiga prinsip pembelajaran IPS di

SD, yaitu: (a) pembelajaran harus berhubungan dengan

pengalaman serta konteks lingkungan sehingga dapat

mendorong mereka untuk belajar, (b) pembelajaran harus

terstruktur sehingga siswa belajar dari hal-hal mudah kepada

hal-hal yang sulit, dan (c) pembelajaran harus disusun

sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa dapat

melakukan ekplorasi sendiri dalam mengkonstruksi

pengetahuannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

cara dan teknik pembelajaran IPS di SD harus dikaji dengan tepat

karena pola pembelajaran di SD berada pada tahap operasional

konkret yang memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh dan

menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih

jauh, dimana yang anak-anak pedulikan dalam usia itu adalah masa

sekarang (konkret) dan bukan masa depan yang belum bisa mereka

pahami (abstrak). Oleh karena itu, pembelajaran IPS di SD harus

bergerak dari yang konkret ke yang abstrak dengan mengikuti pola

pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral

dengan memulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sempit

menjadi lebih luas, dan dari yang dekat ke yang jauh.

C. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen dari kegiatan

pembelajaran, dimana dari model pembelajaran ini guru dapat memahami

bagaimana bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut

Trianto (2014: 23) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

18

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya

buku, film, komputer, dan lain-lain.

Soekamto dalam Hamnuri (2011: 6) berpendapat model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar

mengajar. Selain itu, Ngalimun (2012: 27) mendefinisikan model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Adapun

menurut Komalasari (2014: 57) model pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir

yang disajikan secara khas oleh guru.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan model

pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang disusun secara

sitematis untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

secara khas oleh guru.

2. Macam-macam Model Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran tentu akan lebih baik jika menggunakan

model yang bervariasi. Hosnan (2014: 220) berpendapat bahwa di dalam

19

pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif terdapat beberapa model

yang dapat diterapkan, yaitu sebagai berikut.

a. Everyone is a teacher here (setiap peserta didik adalah guru).

b. Active debate (debat aktif) di antara siswa.

c. Index card match (mencari pasangan kartu tanya jawab).

d. Jigsaw learning (belajar melalui tukar delegasi antar

kelompok).

e. Role play (bermain peran) di bawah bimbingan guru.

f. Writing in the here and now (menulis pengalaman secara

langsung).

g. Reading aloud (membaca dengan keras).

h. The power of two (menggabungkan dua).

i. Information search (mencari informasi).

j. Point-counterpoint (beradu pandangan sesuai perspektif).

k. Reading guide (membaca terbimbing).

l. Debat berantai.

m. Listening team (tim pendengar).

n. Team quiz (pertanyaan kelompok).

o. Small group discussion (diskusi kelompok kecil).

p. Card sort (menyortir kartu).

q. Gallery walk (pameran berjalan).

Selain itu, Sutikno (2014: 73) mengemukakan bahwa model

pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru sangat beragam. Berbagai

model tersebut yaitu sebagai berikut.

a. Model bermain peran (role playing)

b. Model investigasi kelompok (group investigation)

c. Model penelitian sosial (social inquiry)

d. Model latihan laboratoris

e. Model jigsaw

f. Model penelitian jurisprudensial

g. Model simulasi sosial (social simulation)

h. Model pembelajaran pemecahan masalah

i. Model latihan penelitian (inquiry training model)

j. Model pembelajaran komunikasi interaksi

k. Model pembelajaran berbasis TIK

l. Model tim peserta didik kelompok prestasi (student teams

achievement divisions)

m. Model pembelajaran berbasis portofolio

n. Model pembelajaran membuat pasangan (make a match)

o. Mencari informasi (information search)

p. Mensortir kartu (card sort)

20

q. Kekuatan berdua (the power of two)

r. Model pembelajaran tongkat berbicara

s. Model pembelajaran matematik realistik

t. Model debat

u. Model bermain dan musik

v. Model pertunjukan sulap (magic show)

w. Model “SOBRY”

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memilih menggunakan

model the power of two karena model pembelajaran ini dipandang

mampu menciptakan suasana belajar aktif. Selain itu, dari beberapa

pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model the power of two

adalah model yang menggabungakan kekuatan berupa pikiran dari dua

orang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

D. Model The Power of Two

1. Pengertian Model The Power of Two

Pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses

pembelajaran akan memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu model yang dinilai dapat mengaktifkan siswa dalam

pembelajaran dan akan digunakan dalam penelitian ini adalah model the

power of two.

Silberman (2014: 173) mengemukakan bahwa model the power of

two merupakan aktivitas yang digunakan untuk meningkatkan

pembelajaran dan menegaskan manfaat dari sinergi yakni, bahwa dua

kepala adalah lebih baik daripada satu. Adapun menurut Hosnan (2014:

226) model the power of two merupakan aktivitas belajar yang digunakan

untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting

21

serta sinergi dua orang dengan prinsip bahwa berpikir berdua lebih baik

daripada berpikir sendiri. Selanjutnya, menurut Sutikno (2014: 132)

kekuatan berdua atau the power of two adalah kegiatan dilakukan untuk

meningkatkan kegiatan kolaboratif dan mendorong munculnya

keuntungan dari sinergi itu.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan model the power

of two adalah salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa

yang lebih aktif dengan cara pemberian tugas belajar yang dirancang

untuk meningkatkan pembelajaran dan mendorong siswa untuk dapat

berpikir secara mandiri dan melaksanakan diskusi untuk menentukan

jawaban bersama.

2. Langkah-langkah Penerapan Model The Power of Two

Ada beberapa langkah dalam menerapkan model the power of two

agar tujuan pembelajaran aktif dapat sesuai sasaran. Menurut Silberman

(2014: 173) langkah-langkah model the power of two sebagai berikut.

a. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan

perenungan dan pemikiran.

b. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara

perseorangan.

c. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah

menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi

jawaban satu sama lain.

d. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap

pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perseorangan.

e. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan

jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.

22

Selain itu, menurut Hosnan (2014: 226) langkah-langkah dalam

penerapan model the power of two adalah sebagai berikut.

a. Ajukan pertanyaan satu atau lebih yang menuntut perenungan dan

pemikiran.

b. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut secara

individual.

c. Selanjutnya, siswa diminta untuk berpasangan dan saling bertukar

jawaban dan membahasnya.

d. Mintalah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap

pertanyaan dan sekaligus memperbaiki jawaban individual.

e. Mintalah masing-masing pasangan untuk menjawab dan

bandingkan jawaban setiap pasangan tersebut.

Selanjutnya, Sutikno (2014: 132) mengemukakan bahwa langkah-

langkah penerapan model the power of two adalah sebagai berikut.

a. Pendidik ajukan satu atau lebih pertanyaan mengenai kasus atau

permasalahan yang membutuhkan perenungan dan pemikiran.

b. Pendidik meminta semua peserta didik untuk menjawab

pertanyaan secara individual.

c. Setelah semua menjawab, mintalah kepada semua peserta untuk

mencari pasangan teman dan saling bertukar pikiran tentang

jawabannya masing-masing.

d. Mintalah masing-masing pasangan untuk membandingkan dengan

pasangan lain.

e. Pendidik meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru

untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons

masing-masing individu.

f. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, pendidik

membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke

pasangan lain.

g. Simpulan.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memilih pendapat Silberman

dalam menjabarkan langkah-langkah penerapan model the power of two.

Hal tersebut dikarenakan dalam langkah-langkah dijelaskan secara rinci

tahapan-tahapan serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam

penerapan model the power of two.

23

3. Kelebihan dan Kekurangan Model The Power of Two

Setiap model pembelajaran memliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Menurut Djarmajah (2006: http://sejatiningraos.blogspot.

co.id) kelebihan dan kekurangan model the power of two sebagai berikut.

a. Kelebihan model the power of two

1) Siswa tidak terlalu bergantung pada guru, tapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri.

2) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau

gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan

ide-ide atau gagasan orang lain.

3) Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain,

dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala

kekurangannya.

4) Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya.

5) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk

berfikir.

b. Kekurangan model the power of two

1) Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai

sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin

pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan

waktu yang panjang.

2) Dengan adanya pembagian kelompok secara berpasang-

pasangan dan sering antar pasangan membuat pembelajaran

kurang kondusif.

3) Dengan adanya kelompok, siswa yang kurang

bertanggungjawab dalam tugas, membuat mereka lebih

mengandalkan pasangannya.

Selain itu, Snaky dalam Ramadhan (2009: http://adeputra85.

blogspot.co.id) berpendapat bahwa model pembelajaran the power of two

mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut.

a. Kelebihan model the power of two

1) Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat

menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri,

menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari

siswa lain.

24

2) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau

gagasan dengan kata-kata secara verbal dan dengan

membandingkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang lain.

3) Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain,

dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala

kekurangannya.

4) Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab

dalam melaksanakan tuganya.

5) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk

berfikir.

6) Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.

b. Kekurangan model pembelajaran the power of two adalah sebagai

berikut.

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,

disamping itu memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan

waktu.

2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka

dibutuhkan fasilitas alat dan biaya.

3) Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

E. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran

baik guru maupun siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran, begitu

pula dalam pembelajaran IPS. Proses pembelajaran yang baik mampu

menunjang prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor, satu diantaranya

ditentukan oleh pemilihan model pembelajaran. Model pembelajaran yang

tepat dan sesuai dengan materi pelajaran mampu mendorong siswa untuk

berperan aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar

siswa. Salah satu diantaranya adalah model the power of two. Penerapan

model the power of two pada pembelajaran IPS mendorong siswa untuk

25

meningkatkan pembelajaran dengan menggabungakan kekuatan berupa

pikiran dari dua orang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan dalam bagan kerangka

berpikir sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas sebagai berikut “Apabila dalam pembelajaran IPS

menggunakan model the power of two dan memperhatikan langkah-langkah

yang tepat, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD

Negeri 2 Rukti Harjo”.

Input

Hasil belajar

siswa masih

rendah.

Penerapan model the power of two

pada pembelajaran IPS. Langkah-

langkah model the power of two

sebagai berikut.

a. Siswa diberikan satu atau

beberapa pertanyaan.

b. Siswa menjawab pertanyaan

secara perseorangan.

c. Siswa di minta untuk

berpasangan dan bertukar

jawaban serta membahasnya.

d. Setiap pasangan membuat

jawaban baru dan memperbaiki

tiap jawaban perseorangan.

e. Setiap pasangan menyampaikan

hasil diskusi di depan kelas.

Hasil belajar

siswa meningkat

mencapai ≥ 75%

pada

pembelajaran

IPS yang

mencakup aspek

kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Output Proses

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan jenis penelitian tindakan

kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan Classroom

Action Research. Arikunto (2013: 130) mendefinisikan penelitian tindakan

kelas sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas. Adapun menurut Wardhani, dkk. (2011: 1.4)

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Selanjutnya, Kunandar (2013: 46) mengemukakan bahwa penelitian

tindakan kelas (PTK) adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang

dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan

untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik

kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik

tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan penelitian tindakan

kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

27

Adapun alur siklus penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai

berikut.

Gambar 3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas.

(Sumber: adaptasi Wardhani, 2011: 2.4)

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif

partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IV B SD Negeri 2 Rukti

Harjo. Adapun subjek penelitiannya adalah satu orang guru dan 28 orang

siswa, yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa

perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo,

Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.

Pelaksanaan I Siklus I

Pengamatan I

Refleksi I

Perencanaan II

Siklus II Refleksi II

Pengamatan II

Pelaksanaan II

Perencanaan I

28

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2015/2016

selama 5 bulan, terhitung dari bulan Desember 2015 sampai dengan bulan

April 2016.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang berkaitan dengan penilaian dikumpulkan melalui dua

teknik, yaitu nontes dan tes.

1. Teknik Nontes

Teknik nontes merupakan cara mengumpulkan data yang bersifat

kualitatif melalui observasi. Menurut Purwanto (2008: 149) observasi

diartikan metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi

digunakan untuk mengetahui kinerja guru, hasil belajar afektif siswa,

dan hasil belajar psikomotor siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Observasi ini dilaksanakan oleh observer selama proses

pembelajaran dengan cara melingkari skor pada lembar kinerja guru

dan pemberian skor pada lembar hasil belajar afektif siswa serta lembar

hasil psikomotor siswa.

2. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat

kuantitatif melalui tes tertulis. Mulyatiningsih (2013: 25)

mengemukakan bahwa tes merupakan metode pengumpulan data

29

penelitian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang. Tes

dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang memiliki jawaban

benar atau salah. Jawaban benar akan mendapatkan skor, dan jika

jawaban salah tidak mendapatkan skor. Teknik tes ini digunakan untuk

mengetahui hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran IPS dengan

menggunaan model the power of two. Tes digunakan pada setiap siklus

di akhir pertemuan 2 dalam bentuk tes formatif.

D. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpul data, sebagai

berikut.

1. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data yang berkenaan dengan kinerja guru, hasil belajar afektif, dan

psikomotor selama pembelajaran berlangsung.

a. Lembar observasi kinerja guru

Lembar observasi kinerja guru atau Instrumen Penilaian

Kinerja Guru (IPKG) digunakan untuk memperoleh data tentang

kemampuan guru dalam melaksanakan praktik mengajar. Panduan

dalam penskoran kinerja guru menggunakan rubrik sebagai berikut.

30

Tabel 3.1 Rubrik penskoran kinerja guru

No Skor Kategori Rubrik

1 5 Sangat baik Dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru,

guru terlihat professional

2 4 Baik Dilaksanakan dengan baik oleh guru, guru

terlihat menguasai.

3 3 Cukup baik Dilaksanakan dengan cukup oleh guru, guru

terlihat cukup menguasai

4 2 Kurang baik Dilaksanakan dengan kurang oleh guru, guru

terlihat kurang menguasai

5 1 Sangat kurang Tidak dilaksanakan oleh guru.

(Sumber: Modifikasi dari Rusman, 2012: 100)

b. Lembar observasi hasil belajar afektif

Lembar observasi hasil belajar afektif digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai sikap siswa dalam diskusi kelompok.

Adapun aspek-aspek yang diamati disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Rubrik penilaian afektif

No Sikap yang

dinilai Indikator yang diamati Skor

1 Kerja sama

dalam

kelompok

a. Berpartisipasi dalam diskusi

kelompok.

b. Memberi kesempatan teman

lain untuk menyampaikan

pendapat.

c. Tetap berada dalam

kelompoknya selama

diskusi berlangsung.

4 = Jika ketiga indikator

terlihat

3 = Jika ada 2 indikator

yang terlihat

2 = Jika ada 1 indikator

yang terlihat

1 = Jika tidak ada

indikator yang terlihat

2 Kesopanan

dalam

menyampaikan

pendapat

a. Menyampaikan pendapat

dengan bahasa yang halus

dan sopan.

b. Menyampaikan pendapat

dengan tidak marah-marah.

c. Menyampaikan pendapat

dengan tidak memaksa.

4 = Jika ketiga indikator

terlihat

3 = Jika ada 2 indikator

yang terlihat

2 = Jika ada 1 indikator

yang terlihat

1 = Jika tidak ada

indikator yang terlihat

3

Menghargai

pendapat

a. Menyimak pendapat yang

disampaikan oleh teman

4 = Jika ketiga indikator

terlihat

31

No Sikap yang

dinilai Indikator yang diamati Skor

yang

disampaikan

teman lain

lain.

b. Tidak memotong

pembicaraan teman lain.

c. Mau menerima pendapat

teman lain.

3 = Jika ada 2 indikator

yang terlihat

2 = Jika ada 1 indikator

yang terlihat

1 = Jika tidak ada

indikator yang terlihat

(Sumber: Modifikasi dari Kunandar, 2014: 130)

c. Lembar observasi hasil belajar psikomotor

Lembar ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi

kelompok. Adapun aspek-aspek yang diamati sebagai berikut.

Tabel 3.3 Rubrik penilaian psikomotor

No. Aspek

penilaian Indikator yang diamati Skor

1 Kejelasan

presentasi

a. Menyampaikan materi

secara urut.

b. Menggunakan bahasa

yang baik dan benar.

c. Menyampaikan materi

dengan suara yang

lantang.

4 = Jika ketiga indikator

terlihat

3 = Jika ada 2 indikator

yang terlihat

2 = Jika ada 1 indikator

yang terlihat

1 = Jika tidak ada

indikator yang terlihat

2 Pengetahuan a. Penguasaan materi

presentasi

b. Memberikan contoh-

contoh yang relevan

c. Dapat menjawab

pertanyaan yang

berhubungan dengan

materi presentasi.

4 = Jika ketiga indikator

terlihat

3 = Jika ada 2 indikator

yang terlihat

2 = Jika ada 1 indikator

yang terlihat

1 = Jika tidak ada

indikator yang terlihat

3 Penampilan a. Presentasi menarik,

menggunakan alat-alat

bantu atau media yang

sesuai.

4 = Jika ketiga indikator

terlihat

3 = Jika ada 2 indikator

32

No. Aspek

penilaian Indikator yang diamati Skor

b. Kerapian dan

kesopanan

c. Mempresentasikan

dengan percaya diri.

yang terlihat

2 = Jika ada 1 indikator

yang terlihat

1 = Jika tidak ada

indikator yang terlihat

(Sumber: Adaptasi dari Iryanti, 2004: 17)

2. Soal tes

Soal tes digunakan untuk mengumpulkan data berupa nilai-nilai

siswa guna mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Soal

tes ini diberikan kepada siswa di akhir setiap siklus dalam bentuk soal

tes pilihan ganda.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data penilaian

kinerja guru, penilaian afektif siswa, dan penilaian psikomotor siswa

selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap kinerja guru, penilaian afektif siswa,

dan penilaian psikomotor siswa dengan menggunakan lembar observasi.

a. Nilai kinerja guru

Nilai kinerja guru diperoleh menggunakan rumus:

NP =R

SM× 100

Keterangan:

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan

R = Jumlah skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum

33

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2012: 112)

Sedangkan kategori penilaian kinerja guru dapat dilihat

berdasarkan tabel berikut.

Tabel 3.4 Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan

perolehan nilai

No Rentang Nilai Kategori

1 0-20 Sangat kurang

2 21-4 Kurang

3 41-60 Cukup

4 61-80 Baik

5 81-100 Sangat baik

(Sumber: Modifikasi dari Poerwanti, dkk., 2008: 7.8)

b. Nilai hasil belajar afektif (sikap) siswa

Nilai hasil belajar afektif tiap individu siswa diperoleh

menggunakan rumus:

N =SP

SM× 100

Keterangan:

N = Nilai akhir

SP = Skor pemerolehan

SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Kunandar, 2014: 130)

Nilai yang diperoleh akan dikategorikan dalam kategori nilai

hasil belajar afektif siswa sebagai berikut.

34

Tabel 3.5 Kategori nilai hasil belajar afektif siswa

Konversi nilai

Kategori Angka Huruf

80 – 100 A Sangat baik

60 – 79 B Baik

40 – 59 C Cukup baik

20 – 39 D Kurang

0 – 20 E Sangat kurang

(Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)

Sedangkan untuk menghitung nilai persentase afektif siswa

secara klasikal diperoleh melalui rumus:

P = Siswa yang tuntas

Siswa× 100 %

Keterangan:

p = Nilai yang dicari atau yang diharapkan

Siswa yang tuntas = Jumlah siswa yang mengalami peningkatan

hasil belajar afektif

Siswa = Jumlah siswa

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Adaptasi Aqib, dkk., 2009: 41)

Tabel 3.6 Kriteria persentase hasil belajar afektif siswa secara

klasikal

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1. ≥ 80% Sangat baik

2. 60-79% Baik

3. 40-59% Cukup baik

4. 20-39% Kurang

5. < 20% Kurang sekali

(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk., 2009: 41)

35

c. Nilai hasil belajar psikomotor siswa

Nilai hasil belajar psikomotor tiap individu siswa diperoleh

menggunakan rumus:

N =SP

SM× 100

Keterangan:

N = Nilai akhir

SP = Skor perolehan

SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Kunandar, 2014: 130)

Nilai tersebut akan dikategorikan dalam kategori nilai hasil

belajar psikomotor siswa sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa

Konversi nilai

Kategori Angka Huruf

80 – 100 A Sangat terampil

60 – 79 B Terampil

40 – 59 C Cukup terampil

20 – 39 D Kurang

0 – 20 E Sangat kurang

(Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)

Sedangkan untuk menghitung nilai persentase hasil belajar

psikomotor siswa secara klasikal diperoleh melalui rumus:

P = Siswa yang tuntas

Siswa× 100 %

Keterangan:

p = Nilai yang dicari atau yang diharapkan Siswa yang tuntas = Jumlah siswa yang mengalami peningkatan

hasil belajar psikomotor

Siswa = Jumlah siswa

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Adaptasi Aqib, dkk., 2009: 41)

36

Tabel 3.8 Kriteria persentase hasil belajar psikomotor siswa

secara klasikal

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1. ≥ 80% Sangat terampil

2. 60-79% Terampil

3. 40-59% Cukup terampil

4. 20-39% Kurang

5. < 20% Kurang sekali

(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk., 2009: 41)

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data penilaian

hasil belajar kognitif siswa. Untuk menghitung nilai hasil belajar kognitif

siswa digunakan rumus sebagai berikut.

NP =R

SM× 100

Keterangan:

NP = Nilai yang dicapai/diharapkan

R = Jumlah skor yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2012: 112)

Tabel 3.9 Kategori nilai hasil belajar kognitif siswa

Konversi nilai

Kategori Angka Huruf

80 – 100 A Sangat baik

60 – 79 B Baik

40 – 59 C Cukup baik

20 – 39 D Kurang

0 – 20 E Sangat kurang

(Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)

37

Sedangkan untuk menghitung rata-rata hasil belajar kognitif siswa

digunakan rumus:

X = Xi

N

Keterangan:

X = Rata-rata hitung

Xi = Nilai siswa

N = Banyaknya siswa

(Sumber: adaptasi Aqib, dkk., 2009: 40)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara

klasikal, digunakan rumus sebagai berikut.

P = Siswa yang tuntas

Siswa× 100 %

Keterangan:

p = Nilai yang dicari atau yang diharapkan

Siswa yang tuntas = Jumlah siswa yang mengalami peningkatan

hasil belajar afektif

Siswa = Jumlah siswa

100 = Bilangan tetap

(Sumber: adaptasi Aqib, dkk., 2009: 41)

Tabel 3.10 Kriteria persentase hasil belajar kognitif siswa secara

klasikal

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1. ≥ 80% Sangat Baik

2. 60-79% Baik

3. 40-59% Cukup

4. 20-39% Kurang

5. < 20% Kurang Sekali

(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk., 2009: 41)

38

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini adalah

pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari

empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, guru dan peneliti secara kolaboratif membuat

rencana pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

oleh peneliti. Pada siklus pertama, peneliti merencanakan proses

pembelajaran IPS melalui model the power of two. Adapun langkah-

langkah perencanaannya adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada mata pelajaran IPS kelas IV yang akan disampaikan melalui

model the power of two.

2) Menentukan indikator pembelajaran berdasarkan Kompetensi Dasar

(KD).

3) Peneliti berdiskusi dengan guru tentang kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

4) Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan

pada siklus I yaitu: pemetaan, silabus, dan rencana perbaikan

pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.

5) Membuat lembar kerja siswa yang digunakan untuk diskusi

kelompok.

39

6) Membuat instrumen pengamatan untuk mendapatkan data mengenai

sikap siswa dalam diskusi kelompok, keterampilan siswa dalam

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, serta kinerja guru dalam

pembelajaran.

7) Membuat instrumen tes yang terdiri dari soal dan kunci jawaban

yang akan diberikan pada akhir pertemuan untuk mengetahui hasil

belajar kognitif siswa pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan

yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

a) Mengondisikan kelas (berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan

menata tepat duduk untuk menertibkan siswa).

b) Orientasi

1) Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

2) Guru memotivasi siswa agar siswa memperhatikan pelajaran

dan dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

c) Apersepsi

Siswa melakukan tanya jawab bersama guru untuk mengingat

kembali materi yang telah dipelajari dan mengaitkannya dengan

materi yang akan disampaikan.

40

2. Kegiatan Inti

a) Ekslporasi

1) Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru

mengenai “Perkembangan teknologi produksi dan

komunikasi”.

2) Siswa melakukan tanya jawab mengenai gambar yang

ditampilkan oleh guru.

b) Elaborasi

1) Guru memberikan beberapa persoalan dalam bentuk LKS

mengenai materi perkembangan teknologi produksi dan

komunikasi.

2) Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara

individu.

3) Setelah semua menyelesaikan soal tersebut, guru membagi

siswa secara berpasangan.

4) Guru meminta siswa mencocokkan hasil jawaban dengan

pasangan masing-masing dan memilih salah satu jawaban yang

dianggap benar.

5) Siswa menuliskan jawaban yang dianggap benar dari hasil

diskusi kelompok di LKS yang telah diberikan oleh guru.

6) Guru meminta setiap pasangan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya di dalam kelas.

7) Pasangan kelompok yang lain menanggapi dan mencatat hasil

diskusi dari kelompok lain.

41

8) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa, yaitu

dengan pujian atau tepuk tangan diikuti perbaikan dalam

susunan keruntutan bahasa maupun prosedur pemecahan

masalah.

9) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami.

c) Konfirmasi

1) Siswa dibimbing oleh guru membuat penegasan kesimpulan

dari materi yang baru saja dipelajari.

2) Siswa bersama guru mengadakan refleksi terkait pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

3. Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan tes berupa soal pilihan ganda pada siklus I

secara individu untuk mengukur hasil belajar kognitif dan tingkat

penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan.

2) Melakukan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah

dan menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran berikutnya.

3) Guru memberikan motivasi dan penguat agar siswa selalu rajin

belajar.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

oleh observer dengan cara melingkari skor pada lembar kinerja guru dan

pemberian skor pada lembar hasil afektif siswa serta lembar hasil

42

psikomotor siswa. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja guru dan sikap

siswa dalam diskusi kelompok serta keterampilan siswa dalam

mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

d. Tahap Refleksi

Pada kegiatan refleksi peneliti menganalisis seluruh data yang telah

dikumpulkan melalui kegiatan observasi. Peneliti juga menganalisis

keberhasilan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.

Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang didapat

dengan indikator keberhasilan. Hasil analisis digunakan sebagai bahan

kajian untuk tindakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Pada akhir siklus I telah dilaksanakan refleksi untuk mengkaji proses

pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II.

Siklus II dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa

melalui model the power of two. Hasil dari siklus II diharapkan lebih baik

dari siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, guru dan peneliti secara kolaboratif membuat

rencana pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan

oleh peneliti. Pada siklus kedua, peneliti merencanakan proses

pembelajaran IPS melalui model the power of two. Adapun langkah-

langkah perencanaannya adalah sebagai berikut.

43

1) Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada mata pelajaran IPS kelas IV yang akan disampaikan melalui

model the power of two.

2) Menentukan indikator pembelajaran berdasarkan Kompetensi Dasar

(KD).

3) Peneliti berdiskusi dengan guru tentang kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

4) Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan

pada siklus II yaitu: pemetaan, silabus, dan rencana perbaikan

pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.

5) Membuat lembar kerja siswa yang digunakan untuk diskusi

kelompok.

6) Membuat instrumen pengamatan untuk mendapatkan data mengenai

sikap siswa dalam diskusi kelompok, keterampilan siswa dalam

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, serta kinerja guru dalam

pembelajaran.

7) Membuat instrumen tes yang terdiri dari soal dan kunci jawaban

yang akan diberikan pada akhir pertemuan untuk mengetaui hasil

belajar kognitif siswa pada siklus II.

44

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan

yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

a) Mengondisikan kelas (berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan

menata tepat duduk untuk menertibkan siswa).

b) Orientasi

1) Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

2) Guru memotivasi siswa agar siswa memperhatikan pelajaran

dan dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

c) Apersepsi

Siswa melakukan tanya jawab bersama guru untuk mengingat

kembali materi yang telah dipelajari dan mengaitkannya dengan

materi yang akan disampaikan.

2. Kegiatan Inti

a) Eksplorasi

1) Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru

mengenai “Manfaat dan cara penggunaan teknologi

komunikasi masa lalu dan masa kini serta perkembangan

teknologi transportasi”.

2) Siswa melakukan tanya jawab mengenai gambar yang

ditampilkan guru.

45

b) Elaborasi

1) Guru memberikan beberapa persoalan dalam bentuk LKS

mengenai materi perkembangan teknologi komunikasi dan

perkembangan teknologi transportasi.

2) Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara

individu.

3) Setelah semua menyelesaikan soal tersebut, guru membagi

siswa secara berpasangan.

4) Guru meminta siswa mencocokkan hasil jawaban dengan

pasangan masing-masing dan memilih salah satu jawaban

yang dianggap benar.

5) Siswa menuliskan jawaban yang dianggap benar dari hasil

diskusi kelompok di LKS yang telah diberikan oleh guru.

6) Guru meminta setiap pasangan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya di dalam kelas.

7) Pasangan kelompok yang lain menanggapi dan mencatat hasil

diskusi dari kelompok lain.

8) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa, yaitu

dengan pujian atau tepuk tangan diikuti perbaikan dalam

susunan keruntutan bahasa maupun prosedur pemecahan

masalah.

9) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami.

46

c) Konfirmasi

1) Siswa dibimbing oleh guru membuat penegasan kesimpulan

dari materi yang baru saja dipelajari.

2) Siswa bersama guru mengadakan refleksi terkait

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan tes berupa soal pilihan ganda pada siklus II

secara individu untuk mengukur hasil belajar kognitif dan tingkat

penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan.

2) Melakukan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah

dan menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran berikutnya.

3) Guru memberikan motivasi dan penguat agar siswa selalu rajin

belajar.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

oleh observer dengan cara melingkari skor pada lembar kinerja guru dan

pemberian skor pada lembar hasil afektif siswa serta lembar hasil

psikomotor siswa. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja guru dan sikap

siswa dalam diskusi kelompok serta keterampilan siswa dalam

mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

d. Tahap Refleksi

Pada kegiatan refleksi peneliti menganalisis seluruh data yang telah

dikumpulkan melalui kegiatan observasi. Peneliti juga menganalisis

47

keberhasilan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.

Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang didapat

dengan indikator keberhasilan.

G. Indikator Keberhasilan

Penerapan model the power of two dalam pembelajaran IPS pada

penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila persentase hasil belajar siswa

secara klasikal mengalami peningkatan hingga mencapai ≥75% dari jumlah

siswa pada kelas yang diteliti.

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas

IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo pada pembelajaran IPS dengan menerapkan

model the power of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I

rata-rata hasil belajar siswa yaitu 66,05 dengan persentase ketuntasan klasikal

sebesar 71,43% berada pada kategori “Baik”. Kemudian pada siklus II rata-

rata hasil belajar siswa yaitu 76,56 dengan persentase ketuntasan klasikal

sebesar 82,14% berada pada kategori “Sangat baik”. Terjadi peningkatan hasil

belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 10,71% dengan nilai rata-rata

10,51.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran di bawah ini dapat

dipertimbangkan oleh guru maupun pihak sekolah dalam meningkatkan hasil

belajar siswa di SD Negeri 2 Rukti Harjo.

1. Siswa

Siswa diharapkan dapat berpartipasi aktif dalam pembelajaran,

sehingga dapat memahami materi pembelajaran dengan baik. Selain itu,

101

siswa juga harus mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan, baik

tugas individu maupun kelompok.

2. Guru

Guru diharapkan dapat lebih kreatif dalam menginovasi

pembelajaran serta dapat memahami dan mencoba terlebih dahulu dalam

mengunakan model the power of two maupun model pembelajaran yang

lain sebelum menerapkan model tersebut dalam pembelajaran. Berani

berinovasi untuk menerapkan model serta media pembelajaran yang

kreatif, menarik, dan menyenangkan sehingga menghasilkan pembelajaran

yang berkualitas. Selain itu diharapkan guru dapat mengajarkan dan

memotivasi siswa untuk memahami materi yang diajarkan sehingga hasil

belajar yang diperoleh dapat berguna dalam pembelajaran maupun

kehidupan sehari-hari.

3. Sekolah

Pihak sekolah diharapkan agar memfasilitasi kebutuhan guru dalam

pembelajaran agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan

memberikan arahan bahwa banyak model pembelajaran khususnya model

the power of two yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa.

102

4. Peneliti

Penelitian ini dilakukan melalui penerapan model the power of two

pada pembelajaran IPS kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo. Peneliti

berikutnya dapat mengembangkan dan melaksanakan perbaikan

pembelajaran dengan menerapkan model serupa pada kelas yang lainnya

dengan tujuan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa..

103

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tintakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK.

Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Rineka Cipta. Jakarta.

Djarmajah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

http://sejatiningraos.blogspot.co. id/2014/ 06/pembelajaran-kelompok-

power-of-two.html. Diakses pada 31/10/ 2015 @13.55 WIB.

Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Insan Madani. Yogyakarta.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT

Refika Aditama. Bandung.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Ghalia Indonesia. Bogor.

Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan

Penataran Guru Matematika. Yogyakarta.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Multi pressindo.

Yogyakarta.

Komalasari, Kokom. 2014. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. PT

Refika Aditama. Bandung.

Kunandar. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. PT Rajagrafindo Persada. Depok.

. 2014. Penilaian Autentik. (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013). Rajawali Pers. Jakarta.

Mulyatiningsih, Endang. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Alfabeta. Bandung.

104

Muncarno. 2013. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. PGSD. Metro.

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo.

Yogyakarta.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ramadhan, T. 2009. Model Belajar Kekuatan Berdua (The Power of Two) dalam

Pembelajara Matematika. http://adeputra85.blogspot.co.id/2011/03/model-

pembelajaran-aktif-tipe-power-of_04.html. Diakses pada 31/10/ 2015

@13.45 WIB.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesional Guru.

PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Silberman, Melvin L. 2014. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Nuansa Cendekia. Bandung.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. PT Rineka Cipta.

Jakarta.

Supriatna, Nana, dkk. 2007. Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPS di SD. UPI

Press. Bandung.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Ar-

Ruzz Media. Yogyakarta.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Kencana. Jakarta.

Sutikno, M Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Holistica.

Lombok.

Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Ar-ruzz Media.

Yogyakarta.

Tim Penyusun. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan

Nasional. Jakarta.

105

.. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung.

Bandar Lampung.

. 2013. Panduan Teknik Penilaian di Sekolah Dasar. Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Wardhani, I.G.A.K & Kuswaya Wihardit. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.

Universitas Terbuka. Jakarta.