penerapan metode pembelajaran pq4r (preview, …
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PQ4R
(PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE,
REVIEW) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PELAJARAN FIQIH DI MTS
DARUL MA’ARIF JAKARTA SELATAN
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan)
Disusun Oleh :
Arfani Usman
1111011000014
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Fiqih kelas VIII A di MTs Darul Ma’arif Jakarta
Kata kunci : Metode Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review), Hasil Belajar, Fiqih
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Metode Pembelajaran
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih kelas VIII A di MTs Darul Ma’arif
Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
terdiri dari dua siklus, tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Siklus dihentikan ketika indikator keberhasilan, yakni semua siswa
telah mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran
fiqih kelas VIII yaitu 70. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar Fiqih siswa pada setiap siklus. Peningkatan hasil belajar ditunjukan dengan
rata-rata N-Gain pada siklus I sebesar 41% dan terjadi peningkatan pada siklus II
menjadi 59%, siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 64% pada silus I dan
pada siklus II semua siswa telah mencapai ketuntaan belajar. Peningkatan hasil
belajar dari siklus I ke II dikarenakan perbaikan dalam penerapan PQ4R setelah
mengevaluasi kegiatan proses belajar dan hasil belajar. Dari hasil observasi pada
proses pembelajaran, siswa meyukai pembelajaran Fiqih dengan menggunakan
Metode Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review).
Siswa menjadi lebih aktif dan proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran PQ4R
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) sangat efektif, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar Fiqih.
ABSTRACT
Application of Learning Method PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) in Improving Student Learning Outcomes in Subjects Fiqh VIII
class A in MTs Darul Maarif Jakarta
Keywords: Learning Method PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review), Learning Outcomes, Fiqh
This study aims to determine PQ4R Learning Implementation Method
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) in Improving Student Learning
Outcomes in Subjects Fiqh VIII class A in MTs Darul Maarif Jakarta. This study uses
a Class Action Research (CAR), which consists of two cycles, each cycle includes
planning, implementation, observation, and reflection. Cycle halted when indicators
of success, which all students have achieved mastery learning set school subjects in
class VIII jurisprudence is 70. The results showed an increase Fiqh student learning
outcomes in each cycle. Improved learning outcomes indicated by the average N-
Gain in the first cycle of 41% and an increase in the second cycle to 59%, students
who achieve mastery learning silus was 64% in the first and the second cycle all
students have reached ketuntaan learning. Improved learning results from the first
cycle to the second due to improvements in the application of PQ4R after evaluating
the activities of the learning process and learning outcomes. From the observation in
the learning process, student learning meyukai Fiqh using PQ4R Learning Method
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review). Students become more active
and learning becomes fun. It can be concluded that learning by using Learning
Method PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) are very effective,
so as to improve learning outcomes Fiqh.
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini ;
Nama : Arfani Usman
NIM : 1111011000014
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Jalan Matraman Jaya No.24 Rt.006/ 006 Kel. Pegangsaan Kec.
Menteng Jakarta Pusat .
Menyatakan dengan sesungguhnya,
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pelajaran Fiqih kelas VIII A di MTs Darul Ma’arif Jakarta
Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Drs. H. Ghufron Ihsan, MA.
NIP : 19530509 1981 03 1 006
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan karya sendiri.
Jakarta, 05 Oktober 2017
Yang Menyatakan
Arfani Usman
ii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيـــــم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R (Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pelajaran Fiqih di MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan”. Shalawat serta
salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya yang setia mengikutinya.
Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan skripsi
ini, namun berkat kesungguhan hati, kerja keras, dorongan dan juga bantuan dari
berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Hambatan dan
kesulitan tersebut tidak ada yang tidak berguna (sia-sia), penulis akui semua itu
menjadi pelajaran yang berharga.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan
pengetahuan penulis sangat terbatas, namun dengan adanya bimbingan dan arahan
serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Oleh sebab itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhamah Saleh, Lc, MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Gufron Ihsan, M.Ag. Atas arahan dan bimbingannya, serta kerelaan waktu
dan tempat yang telah diluangkan penulis selama proses bimbingan skripsi.
iii
5. Sri Komariyati, S.Ag Kepala MTs Darul Ma’arif Jakarta dan selaku dewan
guru pelajaran Fiqih yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dan memberikan saran dan arahan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran
6. Seluruh Warga MTs Darul Ma’arif Jakarta yang senantiasa membantu penulis
selama PPKT dan penelitian di MTs Darul Ma’arif Jakarta
7. Teristimewa untuk Ayahanda Usman Kasim dan Ibunda Mutriyeni yang
selalu memberikan cinta kasih serta doa dan dukungan moril yang tulus
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kakek-nenek, kakak-kakakku serta seluruh sanak famili yang memberikan
inspirasi serta dukungan selama proses pembuatan skripsi hingga akhir.
9. Seluruh teman-teman PAI A angkatan 2011 yang telah menjadi tempat
berdiskusi, bertukar pikiran serta segala macam bantuannya selama
perkuliahan. Dengan semangat perjuangan kita bersama-sama menuju
kesuksesan. Penulis berharap semoga Allah memberikan kebaikan kepada
kita semua dan semoga silaturahim kita akan terus terjaga. Amin ya robbal
‘alamin.
10. Sahabat-sahabat Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor yang selalu
mendukung, menghibur, dan memberikan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu demi kesempurnaan kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi banyak pihak dan menjadi motivasi bagi para pembacanya. Amin.
Jakarta, 05 Oktober 2017
Arfani Usman
NIM. 1111011000014
iv
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS.................................................................................................... 9
A. Landasan Teori ............................................................................................... 9
1. Metode Pembelajaran ............................................................................... 9
a. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................................ 9
b. Tujuan Metode Pembelajaran .............................................................. 13
c. Macam-Macam Metode Pembelajaran ................................................ 14
2. Metode Pembelajaran PQ4R .................................................................... 19
a. Pengetian Metode Pembelajaran PQ4R ............................................... 19
b. Tujuan Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R ................................. 21
c. Faktor Positif Metode Pembelajaran PQ4R ........................................ 23
3. Hasil Belajar .............................................................................................. 24
a. Pengertian Hasil Belajar ...................................................................... 24
b. Faktor-Faktot yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................... 26
v
4. Mata Pelajaran Fiqih di MTs ..................................................................... 27
a. Pengertian Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di MTs ............... 27
b. Ruang Lingkup Materi Pembahasan Mata Pelajaran Fiqih di
MTs...................................................................................................... 29
c. Metode Pembelajaran yang biasa di pakai untuk Mengajar
Mata pelajaran Fiqih di MTs ............................................................... 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 34
D. Hipotesis .......................................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 36
A. Waktu Dan Tempat Penelitian...................................................................... 36
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................................. 36
C. Subjek yang terlibat dalam Penelitian ......................................................... 39
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian ............................................................... 39
E. Tahap Intervensi Tindakan .......................................................................... 39
1. Pelaksanaan Tindakan ............................................................................ 39
a. Siklus I ............................................................................................... 40
b. Siklus II .............................................................................................. 43
2. Observasi ............................................................................................... 45
3. Refleksi ................................................................................................... 46
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ............................................................... 46
G. Data dan Sumber Data ................................................................................. 46
H. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 47
1. Instrument Tes ........................................................................................ 47
2. Instrumen Non Tes ................................................................................. 47
I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 47
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ............................................................. 48
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis .............................................. 51
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................... 52
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 53
A. Kondisi Obyektif Sasaran Penelitian ............................................................. 53
1. Sejarah MTs. Darul Ma’arif ..................................................................... 53
2. Visi, Misi, dan Tujuan ............................................................................. 53
3. Tenaga Pendidikan dan Kependidikan ..................................................... 54
4. Data Siswa ............................................................................................... 56
5. sarana dan Prasarana ............................................................................... 57
B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan ................................................................ 58
C. Interpretasi Hasil Analisis .............................................................................. 63
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I .............................................................. 68
a. Tahap Perencanaan ............................................................................ 68
b. Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 69
c. Tahap Observasi ................................................................................. 70
d. Tahap Refleksi ................................................................................. 74
e. Keputusan Siklus I ............................................................................. 75
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................................................. 75
a. Tahap Perencanaan ............................................................................ 75
b. Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 76
c. Tahap Observasi ................................................................................. 78
d. Tahap Refleksi ................................................................................. 81
D. Pembahasan .................................................................................................... 81
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 85
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 84
B. Saran ................................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 87
LAMPIRAN .......................................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat di
pisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan
seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Karena maju mundurnya
suatu bangsa banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri.
Pendidikan merupakan suatu hal yang dinamis, selalu bergerak
maju mengikuti perkembangan masyarakat sebagai akibat dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu pendidikan perlu
mendapatkan perhatian, baik dalam usaha pengembangan maupun
peningkatan mutu pendidikan tersebut yang sesuai dengan tuntutan
masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, setiap negara
mempunyai tujuan pendidikan berbeda, begitu juga Indonesia tujuan
pendidikannya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Sebagaimana yang terdapat
Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional no.20 Bab II pasal 3
Tahun 2003 menjelaskan:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertaqwa kepada
2
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap,kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggu jawab.1
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, diperlukan
berbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi
pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk
meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk
membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa
dapat belajar secara optimal baik belajar secara mandiri maupun di kelas.
Inovasi media dan metode ataupun model-model pembelajaran sangat
diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model
pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil belajar lebih baik,
meningkatan efesiensi dan efektivitas pembeljaran menuju pembaharuan.
Agar pembelajaran lebih optimal, media pembelajaran harus efektif dan
selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan didalam
meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa.
Perkembangan pembelajaran dalam ilmu agama Islam, untuk fiqih
telah melaju dengan pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan
perkembangan zaman yang memberikan wahana yang memungkinkan
perkembangan tersebut. Perkembangan yang pesat seharusnya dapat
menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan
pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep pemahaman ilmu
fiqih, yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat.
untuk dapat menyesuaikan perkembangan tersebut dituntut
kreatifitas dan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan melalui jalur
pendidikan.Untuk meningkatkan kualitas peserta didik melalui pengajaran
fiqih, guru diharapkan tidak hanya memahami disiplin ilmu fiqih, tetapi
hendaknya juga memahami hakikat proses pembelajaran ilmu fiqih yang
mencakup tiga ranah kemampuan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajara Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta:
Kencana, 2008, cet. 5, hal. 63
3
Oleh karena itu, pengalaman belajar ilmu fiqih harus memberikan
pertumbuhan dan perkembangan siswa pada setiap aspek kemampuan
tersebut.
Keberhasilan pembelajaran fiqih siswa ditentukan oleh bagaimana
pembelajaran itu berlangsung dengan baik. Dan diharapkan siswa dapat
menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, penguasaan
dan cara penyampaian materi pada pelajaran fiqih perlu adanya variasi dan
persiapan yang matang baik bagi guru maupun siswa.
Pelajaran fiqih merupakan pelajaran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, baik di dunia maupun bekal untuk nanti di akhirat,
karena dalam pelajaran fiqih banyak sekali materi-materi yang dibahas
mengenai hukum-hukum syariat Islam baik yang berhubungan dengan
ibadah dan muamalah.
Problematika dalam mempelajari ilmu fiqih sebenarnya berawal
dari kurangnya pemahaman dan penguasaan konsep dasar dalam fiqih itu
sendiri. Untuk menanamkan pemahaman akan konsep-konsep tersebut
diperlukan adanya penggunaan sebuah media pembelajaran yang tepat
dalam menyampaikan kepada siswa dalam proses belajar mengajar,
penggunaan media yang dibarengi dengan metode pembelajaran yang
tepat merupakan faktor yang penting dan sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
Konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya ilmu
fiqih menuntut adanya perubahan peran guru. Pada konsep tradisional guru
lebih berperan sebagai transformator artinya guru berperan hanya sebagai
penyampai pesan dengan menggunakan komunikasi langsung (direct
communication), pola ini membuat siswa kurang aktif hanya menerima
materi saja, seperti halnya analogi gelas yang siap diisi air. Kondisi ini
tidak sesuai dengan konsep pembelajaran (instructional). Pembelajaran
memandang siswa sebagai individu yang aktif, memiliki kemampuan dan
4
potensi yang perlu dieksplorasi secara optimal. Selain memandang penting
peran aktif siswa dalam belajar, pembelajaran juga menuntut peran guru
lebih luas. Diantara tugas guru tersebut adalah guru tidak hanya
menerangkan dan menjelaskan materi kepada siswa, tetapi juga mengajak
siswa untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar tersebut.
Salah satu metode pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif
adalah pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review). Metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) “salah satu strategi yang paling banyak dikenal untuk
membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca
adalah dengan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review) yang dipelopori oleh Thomas dan Robinson pada tahun 1972.
PQ4R ini meliputi Preview yaitu membaca (judul, sub judul topik, kalimat
pertama) selintas dengan cepat sebelum memulai membaca. Question
yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri mengenai
bahan bacaan yang akan dibaca. Read yaitu mulai untuk membaca sambil
mengingat pertanyaan yang sudah dibuat. Reflect yaitu selama membaca
siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat dan memahami
informasi yang ada pada bacaan tersebut. Recite yaitu merenungkan
informasi yang telah dipelajari dari hasil bacaan dengan cara membuat
intisari dari bacaan dengan cara mencatat informasi-informasi penting.
Review yaitu membaca catatan singkat (intisari) yang telah dibuat”2.
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa
yang mereka baca dan membantu proses belajar mengajar di kelas dengan
kegiatan membaca buku. Metode PQ4R merupakan bagian dari strategi
elaborasi. Strategi elaborasi adalah proses penambahan perincian sehingga
informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu diharapkan
2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,
2009),Cet. 3, hal. 151-153.
5
dengan menggunakan metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review) dalam proses pembelajaran Fiqih akan
menarik minat siswa mengikuti kegiatan belajar sehingga akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
MTs Darul Ma’arif Jakarta adalah salah satu Madrasah Tsanawiyah
swasta yang terletak di Jalan RS. Fatmawati Jakarta Selatan. Kegiatan
pembelajaran di MTs ini masih termasuk tradisional karena kebanyakan
guru hanya menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi,
sehingga siswa merasa bosan dalam megikuti proses pembelajaran. Hal itu
diketahui dari hasil survei yang telah dilakukan. Dalam proses
pembelajaran terlihat masih rendah perhatian siswa, siswa kurang
berpartisipasi, sedangkan guru hanya menggunakan metode ceramah
dalam penyampaian materi. 3
Sebagai metode yang masih jarang digunakan untuk mata pelajaran
Fiqih, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji masalah tersebut dalam
sebuah penelitian yang berjudul : “Penerapan Metode Pembelajaran
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di MTs.
Darul Ma’arif Jakarta Selatan )”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan pada latar
belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari Fiqih di kelas. Banyak
siswa yang merasa bosan dan akhirnya tidak memperhatikan pelajaran,
sehingga hasil belajarnya pun tidak memenuhi standar yang ada.
3 Hasil survai, observasi sekolah. Jakarta: 18 Januari 2016
6
2. Kurangnya metode pembelajaran active learning yang dilakukan oleh
guru di kelas sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi
monoton.
3. Kurangnya latihan-latihan soal yang diberikan kepada peserta didik
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kognitifnya.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perluasan dari pembahasan yang akan diteliti,
peneliti membatasi pembahasan yang akan dikaji sebagai berikut:
a. Penelitian ini terkait dengan penerapan metode pembelajaran PQ4R (
Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada mata pelajaran
Fiqih sebagai upaya meningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII di
MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan
b. Materi pelajaran Fiqih yang akan diteliti adalah materi Kelas VIII MTs
Darul Ma’arif Jakarta Selatan Semester I mengenai “Sujud Syukur dan
Sujud Tilawah“
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, pertanyaan penelitian yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada pokok
bahasan “Sujud Syukur dan Sujud Tilawah” yang menerapkan metode
pembelajaran PQ4R?
b. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran Fiqih yang
menerapkan metode pembelajaran PQ4R?
c. Bagaimana ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan “Sujud
Syukur dan Sujud Tilawah”di kelas VIII MTs Darul Ma’arif Jakarta
Selatan setelah penerapan metode Pembelajaran PQ4R?
7
d. Hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam penerapan metode
pembelajaran PQ4R sebagai upaya peningkatan prestasi pada
pembelajaran Fiqih pada siswa kelas VIII di MTs Darul Ma’arif
Jakarta Selatan?
E. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui hasil belajar Fiqih siswa MTs Darul Ma’arif Jakarta
Selatan melalui penerapan metode pembelajaran PQ4R.
b. Mendapatkan bukti-bukti bahwa penerapan metode pembelajaran
PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran Fiqih siswa MTs
Darul Ma’arif Jakarta Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
Bertambahnya khazanah keilmuan yang berkaitan dengan metode
pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review).
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
a. Mampu menganalisa terjadinya permasalahan-permasalahan
pembelajaran dan mampu mengatasi permasalahan tersebut.
b. Mampu menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif
dan meningkatkan kemandirian siswa.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman peneliti untuk terjun ke bidang
pendidikan.
3. Bagi Sekolah
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
menumbuhkan minat belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa
meningkat.
9
BAB II
LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Pengetahuan tentang metode pembelajaran sangat diperlukan oleh
para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar
sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Hal ini sesuai dengan tuntutan terhadap guru dan
tenaga kependidikan dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 40,
yang berbunyi sebagai berikut:
Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
dialogis, hal ini juga dijelaskan dengan Peraturan Pemerintah No.19
tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1. Dalam Peraturan
Pemerintah No.19 ayat 1 dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
memberi ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologi siswa.1
Secara harfiah, kata “metode berasal dari bahas Greek (Yunani)
yang terdiri dari kata “Metha” yang berarti melalui dan “hodos” yang
1 Indrawati, Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
untuk Guru SD, ( Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan Tenaga Kependidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, 2009), hal. 1
10
berarti jalan, cara atau gaya.” 2 Jadi methodos berarti mengikuti,
menuruti jalan yang telah lalu, dan method berarti jalan yang telah lalu.
Sedangkan, secara terminologi menurut Mulyono Sumardi, metode adalah
“rencana yang menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian mata
pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas
suatu approach.”3
Dalam pelaksanaan pembelajaran didalam kelas guru akan
menyampaikan pesan-pesan yang terkait dengan materi pembelajaran.
Untuk menyampaikan pesan itu guru seringkali menggunakan berbagai
cara atau teknik tertentu agar siswa merasa tertarik dengan pesan atau
materi yang disampaikannya. Disinilah guru membutuhkan metode yang
tepat sebagai media penyampai pesan. Imam Barnadib mengatakan bahwa
metode adalah “suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun
data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tertentu.”4 Alat yang
dimaksud disini adalah suatu cara yang mampu digunakan untuk
menjembatani seseorang (guru) untuk menganalisis dan mencapai suatu
tujuan yang diharapkan.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode berarti
“cara yg teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.”5
Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah “cara yang didalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.”6
2 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. V, hal. 89
3 Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, (Jakarta: PN Bulan Bintang, 2000), Cet. I,
hal. 12 4 Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, Sistem, dan Metode, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit
IKIP Yogyakarta, 1990), Cet. VI, hal. 85 5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008) Cet. I, hal. 929 6 Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1980), hal. 75
11
“Metode mengandung implikasi bahwa proses penggunaannya
bersifat konsisten dan sistematis, mengingat sasaran metode tersebut
adalah manusia yang sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.”7 Jadi penggunaan metode dalam proses kependidikan
pada hakikatnya adalah pelaksanaan sikap hai-hati dalam pekerjaan
mendidik atau mengajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa metode
adalah seperangkat teknik, dan suatu cara yang harus dimiliki dan
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan pelajaran untuk mencapai
suatu tujuan pendidikan yang diinginkan.
Menurut Wina Sanjaya metode adalah “cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.”8 Dalam
pengertian ini metode merupakan penerapan suatu rencana. Rencana
dalam proses pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), direalisasikan dengan penerapan metode yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian
metode pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Syaiful B. Djamarah metode memiliki kedudukan sebagai
“ alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar, menyiasati
7 M. Arifin, op. cit…, hal. 98
8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), hal. 147
12
perbedaan individual anak didik, untuk mencapai tujuan pembelajaran.”9
Peserta didik yang memiliki karakter yang berbeda-beda, tingkat
kecerdasan yang berbeda-beda, tujuan yang berbeda, sedangkan
tuntutannya sama yakni memahami materi pelajaran, maka dalam hal ini
peran metode pembelajaran sangat penting.
Semakin tepat dalam menentukan metode pembelajaran, semakin
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pemilihan metode
harus disesuaikan dengan tujuan intruksional khusus, karena salah satu
tujuan menggunakan metode pembelajaran adalah untuk mencapai tujuan.
Menurut Pupuh Fathurrohman Dan M.Sobry Sutikno, dalam memilih
metode harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut “ tujuan yang
hendak dicapai, materi pelajaran, peserta didik, situasi, fasilitas yang
tersedia”10
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, metode
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur sistematik dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola
lingkungan pembelajaran dan mengelola kelas. Dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran diperlukan perangkat pembelajaran yang
dapat disusun dan dikembangkan oleh guru. Perangkat-perangkat itu
meliputi buku pedoman bagi guru dan para peserta didik, lembar kerja
peserta didik, media yang dipakai untuk membantu terlaksanakannya
proses pembelajaran seperti komputer, Over Head Proyektor (OHP), film,
9 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui Pemahaman Konsep Umum & Konsep Islami,
(Bandung: Retika Aditama, 2007), hal. 55 10
Ibid, hal. 60
13
pedoman pelaksanaan pembelajaran, seperti kurikulum dan administrasi
pembelajaran.
Dalam metode pembelajaran terdapat lima unsur dasar yang harus
dijalankan yakni
1. Langkah-langkah operasional pembelajaran
2. Suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran
3. Guru harus memandang, memperlakukan, dan merespon
peserta didik
4. Semua sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang harus
mendukung pembelajaran,
5. Hasil belajar yang diperoleh langsung harus berdasarkan tujuan
yang akan dicapai.11
b. Tujuan Metode Pembelajaran
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan
tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan out put /
out come dari sistem yang berjalan . Pembelajaran berada pada posisi
tengah yaitu pada proses. Keberlangsungan proses sangat dipengaruhin
oleh input yang masukan. Sehingga out put sesuai dengan apa yang
diharapkan. Proses akan berjalan lancar apabila didukung dengan
pengetahuan dan komponen-komponen yang memadai.
Banyak pengajar yang dalam melaksanakan belajar mengajar tidak
bisa mencapai tujuan/kompotensi yang ditentukan. Penyebabnya adalah
pembelajaran tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa inginya
begini pengajar melakukan begitu tidak ada sinergitas antara pengajar dan
11
Andayani, Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hal. 135
14
siswa. Karakteristik siswa merupakan salah satu faktor penyebab efektif
dan tidaknya pembelajaran.
c. Macam-Macam Metode Pembelajaran
Dalam mencapai tujuan instruksional, pendidik perlu mengetahui
dan memahami macam-macam metode pembelajaran. Disamping itu
pendidik juga perlu memilih dan menetapkan metode yang dipandang
tepat untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Metode
yang diterapkan dalam kegiatan mengajar dan mendidik harus
bersumberkan pada pemikiran sejauh mana metode tersebut dapat
mendorong terciptanya situasi belajar yang mantap serta situasi
komunikatif murid dengan guru melalui materi pelajaran yang disajikan.
Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses
belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan.
Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif yang bisa
diterapkan :
1) Metode Ceramah
Metode ceramah ialah cara penyampaian bahan pelajaran dengan
komunikasi lisan. Metode ceramah efektif untuk keperluan penyampaian
informasi dan pengertian. Kelemahannya adalah siswa cenderung pasif,
dan cenderung menepatkan pengajar sebagai otoritas terakhir.12
2) Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu
yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai
12
JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja osdakarya,
1995), Cet. VI, hal. 13
15
tujuan atau saran yang sudah tertentu melalui tukar menukar informasi,
mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok-
kelompok siswa) untuk mengadakan suatu perbincangan ilmiah guna
mengumpumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun
berbagai alternatif pemecahan atau suatu masalah.
Langkah-langkah yang harus dipahami dan dijadikan pedoman
untuk menuntun diskusi:
a) Masalah atau perihal yang harus dihadapi.
b) Soal-soal penting manakah terdapat dalam masalah itu.
c) Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagai manakah dapat
dirumuskan oleh kelompok diskusi terdapat suatu masalah.
d) Hal apakah dan manakah telah diterima oleh suara terbanyak
sebagai persetujuan
e) Tindakan apakah yang sudah direncanakan.
f) Siapakah yang melaksanakan, dan bilamana.13
3) Metode Demonstrasi
Dalam penggunaan metode pembelajaran, ceramah dan diskusi
saja belum tentu cocok untuk semua proses pembelajaran. Untuk itu
mata pelajaran tertentu, guru perlu mengadakan demonstrasi di kelas.
Adapun menurut Slameto metode demonstrasi adalah “penyajian
bahan pelajaran oleh guru kepada siswa dengan menunjukkan model
atau benda asli, atau dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan
13
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar didaktik Metodik Kurikulum
PBM, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), cet. V, hal. 40
16
sesuatu atau proses terjadinya sesuatu untuk mencapai tujuan
pengajaran.” 14
Berdasarkan pengertian tersebut Jelas kiranya bahwa ilustrasi
yang didemonstrasikan ada kalanya jauh lebih efisien daripada
deskripsi verbal semata. Ceramah dan diskusi saja belum tentu cocok
untuk semua proses pembelajaran. Untuk itu mata pelajaran tertentu,
guru perlu mengadakan demonstrasi di kelas. Jelas kiranya bahwa
ilustrasi yang didemonstrasikan ada kalanya jauh lebih efisien
daripada deskripsi verbal.
Tidak ada buruknya mengadakan demonstrasi, tetapi ada
kecenderungan aktivitas siswa menjadi berkurang karena tidak semua
siswa bisa terlibat dalam demonstrasi tersebut dan barangkali juga
efektifitas belajar mereka. Sebelum mengadakan demonstrasi yang
kompleks, guru seharusnya bertanya pada diri apakah tujuan
intruksionalnya dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Seperti
dalam diskusi, siswa-siswa sebaiknya diminta membuat laporan
tertulis terhadap topic-topik tertentu yang agak kompleks setelah
demonstrasi berakhir, agar perhatian dan sikap responsive mereka
meningkat.
4) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pengajaran oleh
guru dengan memberikan pertanyaan dan meminta jawaban kepada
14
Slameto, Proses Pembelajaran dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991), hal. 112
17
siswa. Metode Tanya jawab dapat merangsang siswa untuk dapat
mengemukakan pendapat dan pikiran masing-masing.15
Cara lain yang lazim digunakan didialam kelas yaitu guru
bertanya kepada siswa. Guru dapat menggunakan haknya yang
istimewa ini, dan berasumsi bahwa pertanyaan akan dapat jawaban.
Selama ceramah, demonstrasi dan tentu saja selama diskusi,
pertanyaan dapat menjadi alat guna untuk merangsang kegiatan
berpikir siswa. Pertanyaan dapat juga berfungsi sebagai “pengatur”.
Pertanyaan, yang diajukan sebelumceramah atau demonstrasi dimulai,
dapat membantu siswa memusatkan perhatiannya pada hal-hal
terpenting. Bentuk pertanyaan hemdaknya berpedoman pada tujuan
yang hendak dicapai.
5) Metode Resitasi
Metode resitasi adalah “penyajian bahan pelajaran dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal
sekolah dalam rentang waktu tertentu dan hasilnya harus
dipertanggung jawabkan (dilaporkan) kepada guru.”16
Metode ini dilakukan apabila guru mengharapkan pengetahuan
yang diterima siswa lebih mantap dan mengaktifkan mereka dalam
mencari atau mempelajari suatu masalah dengan lebih banyak
membaca, mengerjakan sesuatu secara langsung.
6) Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama adalah “suatu drama tanpa naskah yang
akan dimainkan oleh sekelompok orang. Biasanya permasalahan
15
Connie Samiawan, Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1992), hal. 76 16
Slameto, Proses Pembelajaran Dalam Sistem Kredit…. , hal. 115
18
cukup diceritakan dengan singkat dalam waktu dua atau tiga menit
kemudian anak-anak memerankannya.”17
7) Metode Latihan Siap (Drill)
Metode latihan siap (drill) adalah “suatu metode dalam
pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran
yang sudah diberikan. Dan, biasanya digunakan pada pelajaran-
pelajaran yang bersifat motoris.”18
8) Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah ialah “suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan jalan melatih siswa untuk menghadapi masalah-
masalah dari yang paling sederhana sampai masalah yang sulit.”19
Didalam proses pembelajaran, metode ini sangat bermanfaat
sekali untuk memantapkan pengetahuan yang diajarkan oleh guru.
Karena dengan cara ini bahan pelajaran disajikan dalam bentuk
problema (masalah) yang dihadapkan kepada murid untuk dipecahkan.
9) Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah “metode pengajaran yang
dilakukan dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk
mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan
pokok pembahasan.” 20
17
Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. II,
hal. 58 18
Connie Samiawan, Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana…. , hal. 80 19
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) cet. IV, hal. 111 20
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal. 53
19
Jelaslah bahwa dengan karyawisata atau studi lapangan, murid-
murid akan dapat mengembangkan penghayatan dan pengalaman
konkrit tentang kegiatan usaha dalam masyarakat nyata yang akan
menambah gairah kegiatan belajar lebih lanjut. Di samping itu dengan
kunjugan semacam ini program pembelajran dapat diintegrasikan
dalam kenyataan praktis sehingga murid juga memperoleh
kesempatan untuk mencoba serta mempraktekkan sendiri teori-teori
yang diterima di sekolah. Dan murid diberi tugas membuat karya atau
laporan ntang hal-hal yang telah dipelajari di lapangan.
2. Metode Pembelajaran PQ4R
a. Pengetian Metode Pembelajaran PQ4R
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review)
adalah suatu metode pembelajaran yang merupakan bagian dari
metode kooperatif learning yang bertujuan untuk meningkatkan daya
paham dan daya ingat siswa tentang materi yang mereka baca dengan
cara membaca dan menulis. Pembelajaran kooperatif didefinisikan
sebagai falsafah mengenai tanggung jawab peserta didik atas belajar
mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab
pertanyaan kepada mereka. Sedangkan guru bertindak sebagai
fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok
ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya 21
.
Strategi membaca yang digunakan untuk membaca buku
pelajaran dan bahan bacaan lainnya dalam suatu bidang pengetahuan
telah banyak dicetuskanoleh para ahli dengan berbagai strategi
pembelajaran. Salah satunya adalah:
21
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), cet. II, hal. 54
20
1. Strategi PQ4R (Survey, Question, Read, Recite and
Review) yang dicetuskan oleh francis Robinson pada tahun
1914. Strategi ini membuat perubahan besar dalam
perkembangan metodologi belajar. Pola ini kemudian ditiru
oleh ahli-ahli lainnya dengan penyempurnaan uraian,
penambahan langkah-langkah atau perubahan sebutan saja.
Sampai sekarang telah berkembang begitu banyak system
belajar yang serupa.
2. PQRST (Preview, Question, Read, State an Test) dari
Thomas F. Staton.
3. OK5R (Overview, Key Ideas, Read, Record, Recite,
Review and Reflect) oleh Walter Pauk.
4. STUDY (Survey, Think, Understand, Demonstrate and you
Review) dari William Resnick danDavid Heller.22
Metode PQ4R digunakn untuk membantu siswa mengingat apa
yang mereka baca dan membantu proses belajar mengajar di kelas
dengan kegiatan membaca buku. Metode ini dicetuskan oleh Thomas
dan Robinson pada tahun 1972. Metode PQ4R merupakan bagian dari
strategi elaborasi. Strategi elaborasi adalah proses penambahan
perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh
karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberi
kepastian. Strategi PQ4R merupakan strategi yangmpaling banyak
dikenal untuk membantu siswa memahami materi yang mereka baca.
22
Trianto, Mendesain Model Pembelajar Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan Implementasi pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), Cet III, hlm. 150
21
b. Tujuan Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R
Strategi membaca yang digunakan untuk membaca buku
pelajaran dan bahan bacaan lainnya dalam suatu bidang pengetahuan
telah banyak dicetuskan oleh para ahli dengan berbagai strategi
pembelajaran. Salah satunya Strategi PQ4R (Survey, Question, Read,
Recite and Review) yang dicetuskan oleh Francis Robinson pada
tahun 1972. Strategi ini membuat perubahan besar dalam
perkembangan metodologi belajar. Pola ini kemudian ditiru oleh ahli-
ahli lain dengan penyempurnaan uraian, penambahan langkah-langkah
atau perubahan sebutan saja, PQRST (Preview, Question, Read, State
an Test) dari Thomas F. Staton, OK5R (Overview, Key Ideas, Read,
Record, Recite, Review and Reflect) oleh Walter Pauk, STUDY
(Survey, Think, Understand, Demonstrate and You Review) dari
William Resnick dan David Heller 23
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat
apa yang mereka baca dan membantu proses belajar mengajar di kelas
dengan kegiatan membaca buku. Metode ini dicetuskan oleh Thomas
dan Robinson pada tahun 1972. Metode PQ4R merupakan bagian dari
strategi elaborasi. Strategi elaborasi adalah proses penambahan
perincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh
karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan
kepastian. Strategi PQ4R merupakan strategi yang paling banyak
dikenal untuk membantu siswa memahami materi yang mereka baca.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam stategi PQ4R
adalah sebagai berikut:
23
Trijanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan
Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), cet III, hal. 150.
22
1) Preview
Langkah pertama, siswa membaca selintas dengan
cepat bahan bacaan. Fokus preview adalah menemukan ide-ide
pokok yang dikembangkan dalam bahan bacaan. Bagian-
bagian yang bisa dibaca misalkan bab pengantar, daftar isi,
topik, sub topik, judul, sub judul atau ringkasan akhir pada
suatu bab. Melalui preview peserta didik telah mempunyai
gambaran mengenai hal yang dipelajarinya.
2) Question
Langkah kedua, mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada diri sendiri dengan menggunakan kata 5W + H (what,
where, who, when, why and how). Pengalaman telah
menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk
menjawab sejumlah pertanyaan maka akan membuat dia
membaca lebih hati-hati serta seksama agar dapat mengingat
apa yang dibaca dengan baik.
3) Read
Langkah ketiga, siswa membaca secara detail bahan
bacaan yang dipelajari. Pada tahap ini siswa diharapkan
mencari jawaban terhadap semua pertanyaan yang telah
dirumuskan.
4) Reflect
Langkah keempat, bukanlah suatu langkah terpisah dari
langkah ketiga, tetapi merupakan suatu komponen esensial dari
langkah ketiga. Selama membaca siswa tidak hanya cukup
mengingat atau menghafal tetapi cobalah memahami informasi
yang dipresentasikan dengan cara:
23
a. menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah
diketahui
b. mengaitkan sub topik didalam teks dengan konsep-
konsep/prinspprinsip utama
c. cobalah untuk memecahkan kontradiksi didalam informasi
yang disajikan
d. cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan
masalah.
5) Recite
Langkah kelima, pada tahap ini peserta didik diminta
untuk merenungkan kembali informasi yang telah dipelajari.
Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah mereka buat.
Siswa diminta untuk membuat inti sari dari materi bacaan
dengan redaksinya sendiri. Akan lebih baik jika peserta didik
tidak hanya menyampaikannya secara lisan, namun juga dalam
bentuk tulisan.
6) Review
Langkah terakhir, siswa diminta membuat rangkuman
atau merumuskan inti sari dari bahan yang telah dibacanya.
Siswa mampu merumuskan kesimpulan dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah diajukannya.24
c. Faktor Positif Metode Pembelajaran PQ4R
Dalam metode pembelajaran PQ4R, Puspitasari menyatakan
model pembelajaran strategi metode PQ4R memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan antara lain:
24
Agus Suprijono, Cooperative Learning…, hlm. 103-104.
24
a. Keunggulan
1. Sangat tepat digunakan untuk pengajaran pengetahuan
yang bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi,
kaidah-kaidah dan pengetahuan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari
2. Dapat membantu siswa yang daya ingatnya lemah
untuk menghafal konsep-konsep pelajaran.
3. Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan.
4. Mampu membantu siswa dalam meningkatkan
keterampilan proses bertanya dan mengomunikasikan
pengetahuan
5. Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan
yang luas.
b. Kelemahan
1. Tidak tepat diterapkan pada pengajaran pengetahuan
yang bersifat prosedural seperti pengetahuan
keterampilan
2. Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa
(buku paket) tidak tersedia di sekolah
3. Tidak efektif dilakukan pada kelas dengan jumlah
siswa terlalu besar karena bimbingan guru tidak
maksimal terutama dalam merumuskan pertanyaan.25
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan satu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat. Terutama dalam bidang pendidikan, belajar menjadi bagian
25
Puspitasari, Strategi-strategi Belajar (Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. DitjenDikdasmen. Depdiknas, 2003)
25
yang tidak terpisahkan dari kegiatan menuntut ilmu baik di lembaga
pendidikan formal maupun informal. Kegiatan belajar dapat dilakukan
kapan saja, di mana saja dan siapa saja (tidak mengenal usia) selama
manusia masih mempunyai keinginan untuk belajar.
Adapun, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut
Horward Kingsley sebagaimana yang telah dikutip oleh nana membagi
tiga macam hasil belajar, yaitu : (a) keterampilan dan kebiasaan,
(b)pengetahuan dan keterampilan, (c) sikap dan cita-cita.26
Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan
perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Hasil belajar akan
memberikan pengaruh dalam dua bentuk, yakni: pertama, peserta didik
akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas
perilaku yang diinginkan. Kedua, mereka mendapatkan perilaku yang
diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga
timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang
dengan perilaku yang diinginkan. Kesinambungan hayat dan
pendidikan yang berkesinambungan.27
Menurut Benyamin Bloom sebagaimana dikutio Nana, hasil
belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu:
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
26
Nana Sudjana, Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), hal. 22 27
E. Mulyasa , Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 208
26
2) Ranah afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Yakni gerakan reflek, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif
dan interpretative.28
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
atau kemampuan yang diperoleh atau dicapai oleh siswa yang
diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajar. Hasil belajar
diperoleh dari kegiatan penilaian dan yang diharapkan adanya perubahan
tingkah laku.
b. Faktor-Faktot yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berikut faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar,
diantaranya yaitu:
1) Faktor Internal
a) Factor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan yang lemah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani,
dan sebagainya semua akan membantu dalam proses dan hasil belajar.
b) Faktor psikologis
28
Nana Sudjana,op.cit, hal. 22
27
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi yang
berbed-beda. Beberapa faktor psikologis diantaranya meliputi intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif dan daya nalar.
2) Faktor Ekternal
a) Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula
berupa lingkungan sosial.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuia dengan hasil belajar yang diharapkan.
Seperti kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.29
4. Mata Pelajaran Fiqih di MTs
a. Pengertian Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di MTs
Fiqih (fiqhu) artinya faham atau tahu.Menurut istilah yang
digunakan para ahli fiqih (fuqaha). Fiqih itu ialah ilmu yang
menerangkan hukum-hukum syaria‟at Islam yang diambil dari dalil-
dalinya yang terperinci. Menurut Hasan Ahmad Al-Khatib: fiqhu
Islami ialah sekumpulan huku syara‟ yang sudah dibukukan dalam
berbagai mazhab, baik dari mazhab yang empat atau mazhab
lainnya.30
Menurut Al-Jurnani seorang penganut Mazhab Hanafi
menyebutkan bahwa fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hak
29
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: PT Gaung
Persada Press,2008), hal. 32
30
Zakiah Darajat, Methodik Khusus untuk Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,
2008) h.78
28
dan kewajiban. Hal ini menunjukan definisi fiqih dalm arti yang sangt
luas, yang dikalangan mazhab hanafi disebut mazhab al-akbar.31
Menurut Imam Ghazali dari mazhab Syafi‟i mendefinisikan
tentang fiqih sebagai fiqih itu mengatahui dan memahami, akan tetapi
dalam tradisi ulama, fiqih diartikan dalm tentang suatu syara‟ yang
tertentu bagi perbuatan dan mukallaf seperti wajib, haram, sunnah,
mubah, makhruh, sah, fasad, batal dan sejenisnya.32
Adapun menurut bahasa fiqih berarti “faham yang mendalam,
mengetahui batinnya sampai kedalam. Secara istilah fiqih adalah ilmu
tentang hukum-hukum syar‟I yang besifat amaliyah, yang digali dan
dikemukakan dari dalil-dali yang tafshili.”33
Adapun menurut istilah, kata fiqih adalah ilmu halal dan
haram, ilmu syariat dan hokum sebagaimana dikemukakan oleh Al-
Kassani yang dikutip oleh sapiudin. 34
Dalam peristilahan syar‟I, ilmu fiqih dimaksudkan sebagai
ilmu yang berbicara tentang hokum-hukum syar‟I amali (praktik) yang
penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam
terhadap dalil-dalilnya yang terperinci dalam nash (Al-qur‟an dan
Hadits).
Hukum syar‟I yang dimaksud dalam definisi diatas adalah
segala perbuatan yang diberi hukumnya itu sendiri dan diambil dari
syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Adapun kata „amali
dalam definisi ini dimaksudkan sebagai penjelasan bahwa yang
menjadi obyek kajian ilmu ini hanya berkaitan dengan perbuatan
31 A. Dzajuli, Ilmu Fiqih, (Jakarta: kencana, 2005 ) h. 15
32
Ibid,. A. Dzajuli,…, h. 16 33
Zurinal Z, & Aminudin, Fiqih Ibadah, (Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Islam
Negeri Syarifhidayatullah,2008), h5 34
Sapiudin Shidiq, Ushulul Fiqh, (Jakarta: Kencana,2011) h. 4
29
(„amaliyah) mukallaf dan tidak termasuk keyakinan atau iktikad
(„aqidah) dari mukallaf itu. Sedangkan dalil-dalil terperinci (al-tafshili)
maksudnya adalah dalil-dalil yang terdapat dan terpapar dalam nash di
mana satu persatunya menunjuk pada satu hukum.35
Dasar yang mendorong manusia untuk mempelajari ilmu fiqih
meurut Nazar Bakry diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mencari kefaham dan pengertian tentang ajaran Islam.
2. Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan
dengan kehidupan manusia.
3. Memperdalam Pengetahuan dalam hukum-hukum agama
dalam bidang ibadat dan mu‟amalat.36
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari pendidikan
Agama Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah dan muamalah,
terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara
pelaksanaan rukun Islam mulaidari ketentuan dan tata cara
pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan
ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan,
kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
b. Ruang Lingkup Materi Pembahasan Mata Pelajaran Fikih di
MTs
Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi aturan
dan ketentuan tentang pengaturan hukum Islam dalam menjaga
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia
dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia.
35
Alaidin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushulul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004), h.2 36
Nazar Bakry, Fiqih dan Ushul Fiqih, (Jakarta: Rajawali Pers, 1996), h.5
30
Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah
di kelas meliputi :
1) Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah,
shalat fardu, shalat sunnah, shalat dalam keadaan darurat, sujud
Syukur dan tilawah, azan dan iqamah, berzikir dan berdo‟a
setelah shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah,
makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.
2) Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual
beli, qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan
borg serta upah. 37
Setelah melihat begitu luasnya ruang lingkup pembahasan fikih
dari segi ruang lingkup pembahasan fikih itu, wajar kalau ada mata
pelajaran fikih itu dikembangkan menjadi beberapa mata pelajaran
yang bediri sendiri, bukan tidak mungkin menjadi beberapa disiplin
ilmu. Dalam pengajaran agama secara umum ruang lingkup mata
pelajaran fikih yang sudah dikemukakan oleh para fuqaha itu untuk
selanjutnya mengambil bagian tertentu untuk diajarkan sesuai dengan
kurikulum dan GBPP yang sudah tersedia.38
c. Metode Pembelajaran yang biasa di pakai untuk Mengajar Mata
pelajaran Fikih di MTs
Selama ini metode yang diterapkan dalam pembelajaran fikih
di MTs diantaranya yaitu:
37
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di Madrasah. Hal 53 38
Zakiah Darajat, Methodik Khusus…., hal. 84
31
1) Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap murid di dalam kelas.
Peranan murid dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan
teliti serta mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru.39
2) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah
antara guru dan siswa. Guru bertanya dan siswa menjawab, atau siswa
bertanya guru menjawab. 40
3) Metode Diskusi
Metode dikusi merupakan salah satu cara mendidik yang
berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau
lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk
memperkuat pendapatnya. Untuk mendapatkan hal yang disepakati,
tentunya masing-masing menghilangkan perasaan subjektivitas dan
emosionalitas yang akan mengurangi bobot piker dan pertimbangan
akal yang semestinya.41
4) Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Demonstrasi adalah salah satu tehnik mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau
39
Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C. V. JEMMARS) Hal
76 40
R. Ibrahim, dkk, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010) hal. 106 41
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012),hal.
141
32
siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang
suatu proses atau cara melakukan sesuatu.
5) Metode Pemberian Tugas
Metode ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa melakukan tugas / kegiatan yang berhubungan dengan
pelajaran, seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulan kliping, dan
sebagainya. Metode ini dapat dilakuakan dalambentuk tugas/kegiatan
individual ataupn kerja kelompok dan dapat merupakan unsure penting
dalam pendekatan pemecahan masalah atau problemsolving.42
6) Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama dan bermain peran adalah dua metode
yang dapat dikatakan bersamaan dan dalam pemakaian sering disilih
gantikan. Sosiodrama artinya mendramatisasikan cara tingkah laku di
dalam hubungan social. Sedangkan bermain peran menekankan
kenyataan di mana siswa diturut sertakan dalam memainkan peran di
dalam mendramatisasikan masalah-masalah hubungan social. 43
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R terhadap Hasil Belajar Fisika
(Kuasi Eksperimen di SMP Bakti Idatha Jakarta Selatan). Oleh Latifah
Aaryeni Shoffa, Program Sarjana S1 Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2010.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan hasil posttest antara
kelompok eksperimen yang diajarkan dengan metode PQ4R dengan
kelompok control yang diajarkan dengan metode Tanya jawab. Pada
42
R. Ibrahim,dkk,op.cit,hal. 106 43
Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung:C. V. JEMMARS), hal.
101
33
kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 39,35 angka,
dimana nilai rata-rata hasil pretest 35,8 menjadi 75,15 pada posttest. Hasil
belajar kelompok control mengalami peningkatan sebesar 32 angka,
dimana nilai rata-rata hasil pretest 35,2 menjadi 67,2 pada hasil posttest.
Ini menunjukan bahwa kelompok eksperimen yang diajarkan dengan
metode PQ4R memiliki kenaikan nilai rata-rata yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok control yang diajarkan dengan metode Tanya
jawab.44
2. Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil
Belajar siswa (Penelitian Tindakan Kelas di MA Darul Ma‟arif Jakarta
Selatan). Oleh Mahmudah, Program S1 Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2010.
Hasil penelitian ini adalah hasil dari siklus I menunjukan jumlah siswa
yang mencapai nilai SKBM 65 belum mencapai 100% yaitu hanya 68,9%
dengan nilai tertinggi 75 dan terendah 60, siswa mendapatkan nilai diatas
65 sebesar 19 0rang atau sekitar 82,6%, siswa yang mendapatkan nilai
dibawah 65 sebanyak 4 orang atau 17, 4%, sehingga penelitian dilanjutkan
ke siklus II. Pada siklus II rata-rata untuk tes kemampuan kognitif adalah
71% dengan nilai tertnggi 80 dan terenda 65, seluruh siswa mendapatkan
nilai 65 atau sudah tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah
65, hal tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I dengan presentase rata-rata 68, 9% menjadi
71%.45
44
Latifah Aryeni Shoffa, “Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R terhadap Hasil Belajar
Fisika (Kuasi Eksperimen di SMP Bakti Idatha Jakarta Selatan)”, Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2010), hal. 48 45
Mahmud, “Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di MA Darul Ma’arif Jakarta Selatan)”, Skripsi S1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2010), Hal. 71-72.
34
3. Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di SMPN 3 Tanggerang
Selatan). Oleh Dina Mayasari, Program S1Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Tahun 2011. Hasil penelitian siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan . pada siklus I rata-rata nilai pretes siswa 44,7 meningkat
menjadi 78, 6 pada nilai postes tetapi belum 100% siswa mencapai nilai
KKM atau hanya sekitar 86, 8%. Sedangkan hasil belajar siswa pada
siklus II lebih baik dari siklus I yaitu dengan rata-rata pretes siswa 59, 5
menjadi 83, 6 pada nilai postes. Dan jumlah siswa yang mencapai nilai
KKM 100%.46
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran Fiqih di MTs bertujuan untuk mengetahui dan memahami
pokok-pokok ajaran Islam dan mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan
hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesame manusia. Pelajaran Fiqih
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai
perwujudan keserasian dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, ataupun lingkungan.
Di dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas, metode belajar yang
digunakan guru di kelas merupakan salah satu indikator keberhasilan guru dalam
mengupayakan hasil belajar yang maksimal bagi siswa. Namun, pada kenyataannya
masih ada guru yang menggunakan metode konvensional dalam proses belajar
mengajar di kelas, sehingga siswa tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Tentu
46
Dina Mayasari, “Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 3 Tangerang Selatan)”, Skripsi S1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2011), Hal. 75.
35
saja, jika guru menggunakan metode belajar konvensional, tujuan dari pembelajaran
Fiqih pun tidak akan tercapai dengan maksimal. Maka dari itu, dibutuhkan metode
yang cocok dalam pengajaran Fiqih di sekolah. Salah satu metode belajar yang dapat
membantu meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan metode PQ4R. Dimana,
metode ini membuat siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Metode ini
membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dengan cara mengadakan diskusi dan
tanya jawab di kelas. Dengan membuat diskusi dan tanya jawab, siswa merasakan
aktif dan menarik di kelas. Dan untuk keaktifan tersebut, siswa diharuskan untuk
membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi fiqih sebanyak-
banyaknya dan menjawab pertanyaan dengan membaca dan berdiskusi dikelas.
Dengan mengikuti aturan dari PQ4R tersebut, secara tidak langsung siswa pun
terlibat dalam proses belajar mengajar, diantaranya mereka melakukan diskusi
dengan teman-temannya, dan mereka juga mendapatkan materi pelajaran Fiqih
dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Dengan demikian menurut penulis metode PQ4R mampu meningkatkan
aktivitas siswa dalam hal membaca danberdiskusi di dalam kelas bersama teman-
temannya. Siswa juga dapat berlatih menjawab soal-soal yang dibuat oleh temannya,
sehingga ketika diadakan tes oleh guru, siswa dapat menjawab dengan baik dan benar
sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritik dan pengajuan konseptual serta beberapa hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa metode pembelajaran siswa aktif tipe PQ4R
dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa penerapan metode pembelajaran
PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII A
di MTs. Darul Ma‟arif Jakarta Selatan
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Ma’arif yang beralamat di
jalan RS Fatmawati Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh
siswa kelas VIII pada tahun ajaran 2015/2016. Adapun waktu yang
digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu selama 1 bulan, terhitung
dari tanggal 28 Maret sampai tanggal 18 April 2016.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.1
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di
kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan
merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
proses pembelajaran di kelasnya melalui tindakan tertentu dalam suatu
siklus.2
Sementara itu, menurut Wina Sanjaya, “penelitian tindakan kelas
merupakan proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui
refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara
1 Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2013), cet. 6, h. 11.
2 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), cet. 5, h. 44.
37
melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut”.3
Model penelitian tindakan kelas yang dilakukan yaitu model yang
dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart yang menyatakan bahwa pada
penelitian tindakan kelas terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan
(planning), aksi atau tindakan (acting), observasi atau pengamatan
(observing), refleksi (reflecting).4
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart
3 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 2, h. 26.
4 Suharismi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2007), cet. 4, h. 16.
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan
SIKLUS I
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS II
?
38
Penelitian ini terdiri dari dua siklus di mana pada setiap siklus terdiri
dari empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan (plan), pelaksanaan
tindakan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect).
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Dalam tahap menyusun rancangan peneliti menentukan titik fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
membuat beberapa instrument penelitian yang terdiri dari lembar
observasi, lembar soal, catatan lapangan, dan lembar wawancara.
Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap pelaksanaan merupakan penerapan isi rancangan yang telah
dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan agar diperoleh data yang akurat untuk
perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai
kegiatan mengamati, menggali, dan mendokumentasikan semua
gejala indicator yang terjadi selama proses penelitian.
Tahap 4: Refleksi
Hasil yang didapat dari pengamatan, dikumpulkan dan dianalisa
bersama-sama oleh peneliti dan guru sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang
diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini
dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan
penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian
berikutnya.
39
C. Subjek yang Terlibat dalam Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 22
orang siswa, serta peneliti dan guru kelas yang mengajar Fiqih di kelas
penelitian (VIII MTs).
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perancang
kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan
dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti dibantu oleh guru kelas yang posisinya sebagai kolaborator. Peran
yang dilakukan bersama dengan kolaborator adalah merancang
pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, melakukan refleksi dan
merancang tindakan untuk siklus selanjutnya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman konsep fiqih pada materi makanan dan minuman. Penelitian ini
diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) kemudian
dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya sampai mencapai indikator
keberhasilan.
Adapun tahapan intervensi tindakan adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Tindakan
a. Pengamatan Kelas
Pada tahap kegiatan ini peneliti mengamati terhadap proses
pembelajaran fiqih di kelas VIII MTs Darul Ma’arif Jakarta. Waktu
pelaksanaannya yaitu satu minggu sebelum melakukan tindakan.
Semua data dan temuan dalam observasi berupa suasana belajar pada
saat proses pembelajaran Fiqih, kegiatan siswa dan kegiatan guru,
dicatat sebagai bahan refleksi dan analisis.
40
b. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran Fiqih dan
siswa kelas VIII. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran
umum mengenai proses pembelajaran Fiqih, untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang ada dalam pembelajaran fiqih, dan
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih.
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan guru mata
pelajaran Fiqih kelas VIII. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
penggunaan metode belajar, media, dan proses pembelajaran di dalam
kelas. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa kelas VIII.
tujuannya untuk mengetahui sikap mereka terhadap pelajaran Fiqih,
sikap merekaa terhadap guru, dan cara guru dan metode yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
a. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat skenario pembelajaran dalam bentuk RPP yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
metode PQ4R.
2) Menyiapkan instrumen tes (pretest dan posttest), lembar
wawancara, dan lembar observasi.
3) Membuat media pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.
c) Guru melakukan pretest yang bertujuan untuk mengukur
seberapa besar pengetahuan siswa terhadapa materi yang akan
dipelajari.
d) Guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai siswa setelah proses belajar mengajar selesai.
41
e) Guru memberi bahan bacaan berkaitan dengan materi pelajaran
Fiqih dan menginformasi kepada siswa bagaimana menemukan
ide pokok atau tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
f) Guru menjelaskan materi pelajaran Fiqih dan memberi tugas
untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan
dengan menggunakan kata-kata apa, mengapa, siapa, kapan,
dimana, dan bagaimana.
g) Guru memberikan kesempatan membaca kepada murid untuk
menanggapi atau menjawab pertanyaan yang telah disusun.
h) Guru mensimulasi/ menginformasikan materi yang ada pada
bahan bacaan.
i) Siswa mengingat materi pelajaran tetapi mencoba
memecahkan masalah dari informasi yang diberikan guru
dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan
bacaan
j) Guru bersama dengan siswa mambahas kembali apa yang telah
mereka diskusikan dan membuat inti sari atau kesimpulan dari
materi yang dipelajari
k) Guru menugaskan siswa membaca inti sari yang dibuatnya dari
rincian ide pokok yang ada dalam benaknya dan meminta
membaca kembali bahan bacaannya.
l) Guru menjelaskan metode PQ4R yang akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya dan bagaimana teknik pelaksanaannya.
m) Guru menutup pelajaran.
2) Pertemuan Kedua
a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.
c) Guru melakukan apersepsi.
d) Guru membagikan siswa untuk kelompok.
42
e) Guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok dan
memberikan batas waktu untuk mengerjakan pertanyaan
tersebut.
f) Perwakilan dari semua kelompok mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
g) Memeriksa hasil kerja setiap kelompok dan memberikan
reward kepada kelompok yang mengerjakan paling cepat dan
tepat.
h) Guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
i) Melakukan posttest di akhir pembelajaran yang bertujuan
untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi
yang telah dirumuskan di dalam indikator.
j) Guru menutup pelajaran.
c. Observasi
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu sebagai
berikut:
1) Peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran untuk
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
2) Guru mata pelajaran (observer) mengamati proses pembelajaran
dengan instrument yang telah dipersiapkan.
3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
d. Refleksi
Setelah proses pembelajaran pada siklus I telah selesai, maka
kegiatan selanjutnya yaitu melakukan refleksi yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dengan menggunakan
metode PQ4R telah tercapai. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran fiqih untuk
membahas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
43
2) Memeriksa hasil pretest dan posttest.
Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pada siklus I sebagai
acuan untuk menyusun instrument dan melaksanakan tindakan
pada siklus selanjutnya.
b. Siklus II
Hasil interpretasi, evaluasi, dan kesimpulan dari tindakan pada siklus
I menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan kegiatan pada siklus II
dengan sub topik bahasan yang berbeda dengan siklus I. Adapun tahapan-
tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II berdasarkan dari hasil analisis
kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran pada siklus I,
kemudian merencanakan kembali dan menyusun instrument penelitian
sebagai berikut.
1) Membuat skenario pembelajaran dalam bentuk RPP.
2) Menyiapkan instrumen tes (pretest dan posttest), lembar
wawancara, dan lembar observasi.
3) Membuat media pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.
c) Guru melakukan pretest yang bertujuan untuk mengukur
seberapa besar pengetahuan siswa terhadapa materi yang akan
dipelajari.
d) Guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai siswa setelah proses belajar mengajar selesai.
e) Guru memberi bahan bacaan berkaitan dengan materi pelajaran
Fiqih dan menginformasi kepada siswa bagaimana menemukan
ide pokok atau tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
44
f) Guru menjelaskan materi pelajaran Fiqih dan memberi tugas
untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang ditemukan
dengan menggunakan kata-kata apa, mengapa, siapa, kapan,
dimana, dan bagaimana.
g) Guru memberikan kesempatan membaca kepada murid untuk
menanggapi atau menjawab pertanyaan yang telah disusun.
h) Guru mensimulasi/ menginformasikan materi yang ada pada
bahan bacaan.
i) Siswa mengingat materi pelajaran tetapi mencoba
memecahkan masalah dari informasi yang diberikan guru
dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan
bacaan
j) Guru bersama dengan siswa membahas kembali apa yang telah
mereka diskusikan dan membuat inti sari atau kesimpulan dari
materi yang dipelajari
k) Guru menugaskan siswa membaca inti sari yang dibuatnya dari
rincian ide pokok yang ada dalam benaknya dan meminta
membaca kembali bahan bacaannya.
l) Guru menjelaskan metode PQ4R yang akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya dan bagaimana teknik pelaksanaannya.
m) Guru menutup pelajaran.
2) Pertemuan Kedua
a) Guru mengelola kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
b) Guru mengabsensi kehadiran siswa.
c) Guru melakukan apersepsi.
d) Guru membagikan siswa untuk kelompok.
e) Guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok dan
memberikan batas waktu untuk mengerjakan pertanyaan
tersebut.
45
f) Perwakilan dari semua kelompok mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
g) Memeriksa hasil kerja setiap kelompok dan memberikan
reward kepada kelompok yang mengerjakan paling cepat dan
tepat.
h) Guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
i) Melakukan posttest di akhir pembelajaran yang bertujuan
untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi
yang telah dirumuskan di dalam indikator.
Guru menutup pelajaran.
2. Observasi
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu sebagai berikut:
1) Peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran untuk
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
2) Guru mata pelajaran (observer) mengamati proses pembelajaran
dengan instrument yang telah dipersiapkan.
3) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar
siswa.
3. Refleksi
Setelah proses pembelajaran pada siklus I dan II telah selesai, maka
kegiatan selanjutnya yaitu melakukan refleksi yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode
PQ4R telah tercapai. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran Fiqih untuk
membahas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2) Memeriksa hasil pretest dan posttest.
46
3) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pada siklus I sebagai
acuan untuk menyusun instrument dan melaksanakan tindakan
pada siklus selanjutnya.
4) Membuat kesimpulan akhir dari semua kegiatan atau tindakan
yang telah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas.
5) Penyusunan laporan penelitian.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah
meningkatnya pemahaman siswa dalam mata pelajaran Fiqih dan hasil
belajar meningkat lebih besar dari KKM (70) setelah proses pembelajaran
dengan menggunakan metode PQ4R.
Dalam pembelajaran siswa aktif secara mental menemukan
pengetahuan berupa konsep, prinsip maupun keterampilan yang menjadikan
pengetahuan yang mereka dapatkan akan bertahan lama, mempunyai efek
transfer yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir
siswa secara kreatif.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, “apabila 75% dari
jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf
keberhasilan minimal, optimal bahkan maksimal maka proses belajar
mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan baru”.5
G. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh
baik dari siswa maupun guru Fiqih kelas VIII. Data untuk dianalisis terhadap
proses pembelajaran dan diambil dari laporan hasil belajar siswa. Data saat
proses pembelajaran berlangsung diambil dari lembar observasi, wawancara
dengan guru dan siswa, serta catatan lapangan. Sedangkan sumber data hasil
belajar siswa diperoleh dari hasil tes siswa yang diberikan setiap akhir siklus.
5 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), cet. 3, h. 108.
47
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Instrumen Tes
Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes
awal (pretest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada peserta didik tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Sedangkan
tes akhir (posttest) adalah tes yang dilaksanakan diakhiri siklus
tujuannya untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Soal tes merupakan bahan-bahan pelajaran yang
tergolong penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik.
Naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.
2. Instrument Non Tes
Dalam instrument non tes yang digunakan adalah:
a. Lembaran Observasi
Lembaran observasi ini terdiri dari dua yaitu lembaran observasi
aktivitas siswa, lembaran observasi aktivitas-aktivitas guru. Lembaran
observasi digunakan untuk mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai aktivitas belajar siswa, aktifitas guru dan proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
teknik PQ4R
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan dalam
proses pembelajaran berlangsung. Berbagi hasil pengamatan tentang
aspek pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan siswa, kegiatan
guru, dan kegiatan pembelajaran yang perlu dicatat.
c. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan dua orang atau lebih secara
berlangsung. Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk
48
mengetahui respon siswa terhadap kegiatan tindakan kelas.
Wawancara dilakukan diakhiri siklus.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan observasi pre penelitian, melakukan wawancara dengan guru dan
siswa kelas VIII, siswa menyelesaikan soal tiap akhir siklus (soal individu
pada siklus I dan siklus II), observasi yang dilakukan pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung, membuat catatan lapangan, dokumentasi, dan
merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap
akhir siklus. Hasil tiap pengamatan didiskusikan pada saat menganalisis data
dan sangat berguna untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya serta
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan penelitian yang telah
dilaksanakan.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Pada tahap ini yang pertama kali dilakukan adalah melakukan uji
coba terlebih dahulu kepada responden sebelum tes tersebut dijadikan
sebagai instrument penelitian. Responden yaitu orang-orang diluar sampel
yang telah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitas
atau tidak.
1. Uji Validitas
Suatu alat evaluasi tersebut validity dapat dikatakan tepat apabila
alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya, atau singkatnya
suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat
sesuatu yang dievaluasi itu. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat
49
penilaian dalam mengukur isi sebenarnya. Untuk mengetahui validitas
instrument soal maka digunakan rumus korelasi point Biserial.6
√
Keterangan:
rpbis = koefisian korelasi biserial
Mp = rata-rata skor pada subjek yang menjawab benar bagi item yang
dicari validasinya
Mt = mean skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi peserta tes yang menjawab benar
q = proporsi peserta tes yang menjawab salah
r>r tabel maka butir soal tersebut valid
r<r tabel maka butir soal tersebut tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa
yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah
soal yang disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak. Hal ini
berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam
waktu tertentu, maka hasilnya akan tetap sama. Instrumen disebut reliabel
mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu
mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas
instrumen tes hasil belajar siswa yaitu dengan Kuder-Richardson (K-R 20)
dengan rumus sebagai berikut:
(
)(
)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
6 Ibid., h. 78.
50
n = Jumlah butir soal dalam perangkat tes
S = Standar deviasi skor-skor tes
p = Proporsi subjek yang menjawab item benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item salah
pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
r11 = 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil
r11 = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah
r11 = 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang
r11 = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi
r11 = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
r > r tabel = instrumen hasil belajar reliable
r < r tabel = instrumen hasil belajar tidak reliable
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan
antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang
mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 sampai 1,0. Semakin
besar indeks kesukarannya menunjukkan semakin mudah butir soal,
sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit
butir soal. Cara menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan mudah
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran:
0,00-0,30 = Sukar
51
0,30-0,70 = Sedang
0,70-1,00 = Mudah
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa
yang memiliki kemampuan rendah. Untuk mengetahui
Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
0,00-0,20 = Buruk
0,21-0,40 = Cukup
0,41-0,70 = Baik
0,71-1,00 = Baik Sekali
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisis data, peneliti
memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan
suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh
agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti tetapi juga orang
lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil
belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru
pada proses pembelajaran, catatan lapangan, dan respon siswa terhadap
metode PQ4R setelah pembelajaran berakhir. Hasil belajar siswa dianalisis
dengan melihat nilai posttest siswa yang sudah berada di atas kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 dan menganalisis nilai pretest dan
posttest dengan menggunakan rumus N-Gain untuk melihat peningkatan nilai
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus yaitu
dengan menggunakan gain skor. Gain skor adalah selisih antara nilai posttest
52
dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan
konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru.
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut yaitu dengan menggunakan
Normalized Gain.
Dengan kategori sebagai berikut:
G-tinggi : nilai (g) > 0,70
G-sedang : 0,70 > (g) > 0,30
G-rendah : nilai (g) < 0,30
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan
berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun
strategi perbaikan untuk siklus selanjutnya. Siklus ini terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur pelaksanaan
perbaikan dilakukan apabila setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan
dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti
untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan
pembelajaran. Pada tahap perencanaan siklus II dilakukan perbaikan
berdasarkan dari hasil refleksi pada siklus I untuk memperbaiki mutu
pembelajaran. Setelah tahap perencanaan telah dipersiapkan dengan matang,
maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan dengan
memberikan kembali tindakan kepada siswa di dalam proses pembelajaran
sesuai dengan rencana yang telah disusun di awal. Penelitian tindakan kelas
dianggap berhasil dilaksanakan apabila indikator keberhasilan telah tercapai
dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dari sebelumnya.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Obyektif Sasaran Penelitian1
1. Sejarah MTs. Darul Ma’arif
Madrasah Tsanawiyah Darul Ma’arif merupakan bagian dari Yayasan Darul
Ma’arif yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1956, berkedudukan di Jakarta
Selatan. Didirikan oleh KH. Dr. Idham Khalid. Beliau adalah seorang ulama,
pendidik, sekaligus politisi yang tidak hanya dikenal luas dan disegani di negeri
sendiri melainkan juga di dunia internasional.
Meskipun sekolah ini didirikan oleh seorang tokoh Nahdatul ulama (NU),
bukan berarti yang boleh bersekolah di lembaga ini hanya orang-orang dari golongan
NU, tetapi semua golongan dapat mengenyam pendidikan di lembaga ini.
MTs Darul Ma’arif berdiri di atas lahan perguruan seluas 1200 meter persegi
dengan luas bangunan 800 meter persegi. MTs Darul Ma’arif menempati lantai 1 dari
bangunan Perguruan Darul Ma’arif, berdampinagn dengan sejumlah unit pendidikan
lainnya, yaitu SD Islam, SMP, SMA, dan MA.
Berdirinya MTs Darul Ma’arif adalah buah dari perjuangan yang panjang
dari para pendirinya dan juga masyarakat, khususnya umat Islam, yang
mendambakan sebuah lembaga pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu
duniawi saja tetapi juga ilmu-ilmu agama.
Fungsi pengembangan MTs Darul Ma’arif adalah mengakses,
menginterpretasi, mengkritik, mengkreasi, dan mengembangkan kapasitas para
peserta didiknya. Kelima fungsi tersebut dibingkai dalam suasana yang Islami,
sehingga diharapkan setelah lulus dari MTs Darul Ma’arif, para peserta didik dapat
menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur
agama Islam.
2. Visi, Misi, dan Tujuan
1. Visi
Mts Darul Ma’arif unggul dalam bidang iptek, imtaq, pelayanan dan
pengamalan.
1 Dokumenter MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan
54
2. Misi
a) Membentuk insan yang berakhlak mulia, islami dengan memperkuat
iman dan taqwa.
b) Mempersiapkan peserta didik untuk dapat diterima di sekolah lanjutan
yang bermutu dan diterima di masyarakat.
c) Membekali peserta didik dengan keterampilan dasar sesuai dengan
perkembangan iptek dan imtaq.
3. Tujuan
a) Mendidik siswa/I menjadi insan yang berkarakter dengan dilandasi
keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
b) Mendidik siswa/I menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, serta
menghormati dan mentaati kedua orang tua dan guru-gurunya.
c) Mendidik siswa/I menjadi warga negara Indonesia yang mencintai
bangsa dan negaranya serta peduli kepada lingkungan dan
masyarakatnya, dengan berlandaskan Aqidah Islam, Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
d) Mendidik siswa/I menjadi insan Indonesia yang siap menyongsong Era
Globalisasi dengan memiliki kemampuan intelektual serta menguasai
keterampilan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3. Tenaga Pendidikan dan Kependidikan
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Hal ini dikarenakan figure seorang guru baik dalam ruang
geraknya maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh sebab itu,
guru adalah salah satu faktor yang menunjang keberhasilan program
pendidikan.
Keberadaan karyawan juga sangat dibutuhkan dalam suatu lembaga
pendidikan, karena dapat membantu terlaksananya proses belajar-mengajar
yang baik dan kondusif. Bisa dibayangkan, seandainya tidak ada orang-orang
yang menangani masalah di luar pengajaran yang khuss, maka kegiatan
55
pendidikan di suatu sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan terlaksana
sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun jumlah guru dan tenaga kependidikan (karyawan) yang
bertugas di MTs Darul Ma’arif pada tahun pembelajaran 2015/2016 ini
berjumlah 19 orang, dengan jumlah guru laki-laki sebanyak 13 orang dan
guru perempuan sebanyak 6 orang. Sedangkan jumlah karyawan di MTs
Darul Ma’arif berjumlah 3 orang, terdiri dari 2 orang sebagai karyawan tata
usaha dan 1 orang lainnya sebagai office boy. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah guru dan tenaga kependidikan di MTs Darul Ma’arif dapat dilihat
pada tabel berikut:
DATA PERSONIL
MTs. DARUL MA’ARIF
No. Nama Guru
Pendidikan
Jurusan Mata Pelajaran
1 Hj. Sri Komariyati, S.Ag PAI Fiqih
2 Nur Hidayat, MA Pend. Islam Bhs. Arab + Nahwu
Shorof
3 Muhamad Filmansyah, S. Ag PAI Fiqih + Nahwu
Shorof
4 Dra. Hj. Marwanih PAI Aqidah Akhlak +
SKI
5 H. Rosyidul Anam, S.Pd MATEMATIKA Matematika
6 Dra. Hj. Hasidah BHS. INGGRIS Bhs. Inggris
7 Drs. H. Abdul Alim USHULUDIN Al-Quran Hadist +
Tajwid
8 Ayip Muhammad KEPELATIHAN Penjaskes
9 Asep Iffan A, M.M.Pd MANAJEMEN Pend Matematika
10 Ika Mustikawati, S.Pd BSH. INDONESIA Bhs. Indonesia
11 Sutamto, S.Pd IPS IPS + PKn
12 Wahyu Purnomo, SE MANAJEMEN IPS + PKn
56
13 H. Ahmad Sauqi M, S.Kom KOMPUTER TIK
14 H. A. Muthohar, SQ KPAI Seni Budaya
15 H. Fathi, MA QUR'AN Al-Quran Hadist +
Tajwid
16 Badruzaman, S.Pd.I PAI SKI + Tajwid
17 Lili Nurlinda Sari, S.Psi PSIKOLOGI BK + PLKJ
18 Nur'aini, S.Pd BIOLOGI IPA
19 Rizki Ahmad Fauziani, S.Pd.I BHS. ARAB Bhs. Arab +
Operator
20 Nurfadilah, S.Pd IPA (Biologi) KTK
21 Zahratunnisa, S.Pd.I PAI TU
22 Agung Wijaksono PEND. MATEMATIKA TU
23 Andri OB
( Sumber data : diperoleh dari buku induk sekolah)
4. Data Siswa
Didalam proses belajar mengajar disekolah, guru atau pendidik
merupakan sebagai objek pemberi ilmu sedangkan siswa merupakan sebagai
subjek penerima ilmu, dan keduanya itu sangat penting. Hal ini dikarenakan
tanpa adanya keduanya proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan
lancar. Dengan adanya kedua objek dan subjek ini, proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan lancar.
Siswa merupakan sentral dalam proses belajar mengajar. Dalam hal
ini siswalah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tujuan perhatian
didalam proses belajar mengajar. Siswa sebagai prihal yang ingin meraih
cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapai secara optimal.
Jumlah siswa-siswi MTs Darul Ma’arif pada tahun pembelajaran
2015/2016 adalah 151orang yang terdiri dari tiga angkatan dengan masing-
masing angkatan terdiri atas dua rombongan belajar. Mengenai keadaan
siswa di MTs Darul Ma’arif. Sesuai dengan data yang penulis peroleh, data
selengkapnya adalah sebagai berikut:
57
JUMLAH SISWA KESELURUHAN MTs DARUL MA’ARIF
NO KELAS JUMLAH
1 VII 54
2 VIII 43
3 IX 54
JUMLAH
KESELURUHAN 151
( Sumber data : diperoleh dari buku induk sekolah)
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang
keberadaannya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lain. Untuk
mengetahui sarana fisik MTs Darul Ma’arif peneliti melakukan penggalian
data observasi secara langsung dilokasi penelitian dan didukung dengan data
dokumentasi yang penulis peroleh. Secara lebih jelasnya penulis paparkan
sebagai berikut:
Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar yang ada sebanyak
6 kelas, untuk kelas VII terbagi menjadi 2 kelas, untuk kelas VIII ada 2
kelas, Demikian juga dengan kelas IX ada 2 kelas. Selain ruang kelas, ada
ruang pembelajaran sebagai penunjang, yaitu laboratorium walaupun hanya
laboratorium computer saja, perpustakaan dan beberapa jenis ruangan yang
menunjang proses akademik.
Masjid MTs Darul Ma’arif ini berada d i l u ar area sekolah yang
digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka
pembentukan moral siswa secara Islami tepatnya digerbang masuk sebelum
memasuki kelas di sebelah barat ruang Kepala Sekolah. Dihalaman sekolah
ada lapangan dengan posisi halaman ditengah dikelilingi kelas-kelas yang
digunakan untuk olahraga. Selain itu, halaman yang sekaligus lapangan
tersebut juga digunakan untuk upacara sekolah setiap hari senin. Disamping
itu, ada ruang untuk kegiatan ekstrakurikuler, seperti ruangan Osis.
Adapun Sarana dan Prasarana yang terdapat di MTs Darul Ma’arif
secara rinci adalah sebagai berikut.
58
SARANA DAN PRASARANA MTs DARUL MA’ARIF TAHUN
AJARAN 2016
No. Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
1 Ruang Belajar/Kelas 6 Baik
2 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
3 Ruang Wakasek bdg. Kurikulim 1 Baik
4 Ruang Wakasek bdg. Kesiswaan 1 Baik
5 Ruang Tata Usaha 1 Baik
6 Ruang Guru 1 Baik
7 Ruang Lab. Komputer 1 Baik
8 Masjid 1 Baik
9 Ruang Perpustakaan 1 Baik
10 Koperasi Madrasah 2 Baik
11 Ruang BP 1 Baik
12 Ruang Osis 1 Baik
13 Kamar Mandi Guru dan Karyawan 2 Baik
14 Kamar Mandi Siswa 4 Baik
15 Ruang Administrasi 1 Baik
16 Kantin 1 Baik
17 Pos Satpam 1 Baik
18 Pantry 1 Baik
19 Ruang UKS 1 Baik
20 Aula Pertemuan 1 Baik
21 Lapangan upacara/olahraga 1 Baik
6. (Sumber : Mts Darul Ma’arif Tahun Ajaran 2016)
7.
B. Deskripsi Data Sebelum Tindakan
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VIII A MTs Darul Ma’arif
Jakarta sebanyak 22 siswa. Penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan ( pra
penelitian) pada pembelajaran Fiqih di kelas VIII A MTs darul Ma’arif Jakarta.
59
Kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan
pada penelitian ini yaitu observasi dengan mengamati pembelajaran di kelas dan
melakukan diskusi dengan guru Fiqih tersebut. Dan guru fiqih tersebut akan berperan
sebagai kolaborator dan observer dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah-
masalah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar Fiqih siswa serta kendala
yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi.
Berdasarkan observasi dan diskusi peneliti dan guru koloborator diperoleh
informasi sebagai berikut :
1. Sebagian siswa masih banyak yang kurang fokus pada saat pembelajaran fiqih
2. Metode yang diterapkan guru masih menggunakan metode ceramah dan Tanya
jawab
3. Siswa menganggap pelajaran fiqih kurang menarik
4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran fiqih, sehingga banyak siswa yang
berbicara sendiri dalam kelas.
5. Kurangnya keterlibatan siswa pada proses pembelajaran.2
Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas maka peneliti mencoba
menerapkan metode pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review
(PQ4R). Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah model pembelajaran
PQ4R dan hasil belajar Fiqih siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga megajar mata
pelajaran fiqih, merencanakan tindakan berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap
prose pembelajaran fiqih dalam rangka meningkatkan fiqih siswa. Sebelum
melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan media video dan gambar sebagai media
pembelajaran, menyiapkan soal, menyiapkan instrument hasil belajar, lembar
2 Hasil Observasi tanggal 4 agustus 2016 (Sri Komariyati, S.Ag)
60
observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan dan
melakukan uji instrumen.
Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan bertujuan
untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran fiqih. Pada tahap pelaksanaan
tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Pada siklus pertama, peneliti yang bertindak sebagai guru melalui proses
pembelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian guru memberikan
soal pretest kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum guru menjelaskan
mata pelajaran. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru
menjelaskan materi pelajaran.
Kegiatan berikutnya guru membagi ke dalam 6 kelompok dimana masing-
masing kelompok terdiri dari 3- 4 siswa yang heterogen. Selanjutnya guru
membagikan tugas kepada masing-masing kelompok, memberikan pengarahan
tentang cara kerja yang ada di dalam tugas, memberikan waktu kepada siswa untuk
berdiskusi secara kelompok, kemudian setelah beberapa menit guru meminta siswa
tiap kelompok agar melakukan presetasi di depan kelas untuk melaporkan hasil
diskusi, setelah itu kelompok lain memperhatikan hasil presentasi dan saling
berdiskusi tentang tugas tersebut.
Pada tahap observasi, guru mengobservasi proses pembelajaran dengan
metode pembelajaran PQ4R sekaligus mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru
dengan melakukan dokumentasi berupa foto-foto dan catatan lapangan serta menilai
hasil belajar fiqih siswa setelah diadakan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttes)
Terakhir adalah kegiatan analisis dan refleksi, dimana peneliti dan guru
koloborator menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I,
apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan konsep penelitian atau belum, tahap
refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan
diberikan di siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul
61
dikelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk mencari solusi yang dapat
memperbaiki mutu pembelajaran fiqih. Kendala yang muncul pada saat pembelajaran
diantaranya adalah masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan materi
yang disampaikan oleh guru ketika proses pembelajaran terjadi, diskusi kelompok
masih didominasi oleh siswa yang aktif dalam melakukan diskusi, masih belum
pahamnya siswa tentang metode pembelajaran PQ4R, kurangnya arahan dari guru
dalam penarapan metode PQ4R, dan kurangnya waktu pembelajaran yang
menyebabkan langkah-langkah dalam metode PQ4R kurang efisien.
Berdasarkan penjelasan mengenai hasil penelitian pada siklus I di atas, maka
penelitian ini dilanjutkan pada siklus II karena guru belum berhasil menerapkan
metode pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) pada
mata pelajaran fiqih secara optimal, selain itu hasil belajar siswa pun masih perlu
ditingkatkan.
Pada siklus kedua, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan
yang dibuat sebelumnya, setelah refleksi pada siklus I. tahap awal adalah
perencanaan, dimana peneliti dan guru koloborator mengembangkan rencana
tindakan berdasarkan hasil refeksi pada siklus I. sebelum melakukan tindakan, pada
tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) metode
pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R), menyiapkan
gambar dan video untuk media pembelajaran, menyiapkan LKS, menyiapkan
instrument tes hasil belajar, lembar observasi, aktifitas siswa, aktifitas guru, dan
catatan lapangan.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sedikit berbeda dengan pembelajaran
pada siklus I. hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran
fiqih dan agar siswa semangat serta antusias dalam belajar. Peneliti yang bertindak
sebagai guru memulai proses pembelajaran dengan memberikan penghargaan kepada
siswa yang mendapat nilai tertinggi pada soal pretest siklus I serta memberikan
motivasi sebelum pembelajaran dimulai, kemudian tujuan pembelajaran, memberikan
62
soal pretest kepada siswa, menjelaskan kembali langkah-langkah PQ4R agar siswa
lebih paham di setiap tahap pelaksanaanya, dan guru menjelaskan materi
pembelajaran.
Kegiaatan selajutnya guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang siswa yang heterogen. Selanjutnya peneliti membagikan materi kepada
masing-masing siswa. Di dalam kelompok siswa mendiskusi sendiri terlebih dahulu
dari materi yang diberikan guru, kemudian setelah diberi waktu siswa mengutuskan 1
orang dari kelompok untuk menerangkan materi yang telah di diskusikan dalam
kelompok tersebut. Setelah itu guru memberi waktu kepada salah kelompok untuk
mempresentasikanya di depan kelas dan kelompok lain dapat menanggapi maupun
mengkritik hasil presentasi dari kelompok tersebut. Kegaiatan seperti ini dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan hingga pertemuan diakhiri dengan posttes (tes akhir).
Pada tahap observasi guru (peneliti) megobservasi proses metode
pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) sekaligus
mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan melakukan dokumentasi berupa
foto-foto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan
pretest dan posttest.
Pada tahap terakhir yaitu analisis dan refleksi, di mana peneliti dan guru
kolaborator menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II,
apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep
peelitian yang direncanakan. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan
dengan indikator keberhasilan. Proses pembelajaran metode pembelajaran Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) sudah berjalan dengan baik karena
semua siswa dapat mengatasi permasalahan dalam belajar dan sudah berjalan dengan
baik, meskipun belum mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah
berhasil dalam melaksanakan proses metode pembelajaran Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, Review (PQ4R).
63
Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar fiqih siswa.
sehingga peneliti memutuskan tindakanya sudah berhasil mencapai indikator
keberhasilan dan peneliti dihentikan pada siklus II.
C. Interpretasi Hasil Analisis
Pembelajaran fiqih dengan menggunakan Metode Pembelajaran Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R). bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar fiqih siswa. data hasil belajar fiqih siswa berdasarkan hasil pretest
dan posttest pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII A
PADA SIKLUS I
No Nama Pretest Posttest N-Gain Kriteria
Ketercapaian
KKM (70)
1 Abdurrahman 30 50 0,28
Rendah
Belum
Tercapai
2
Ahmad Aditya
Zulkarnain 60 80 0,5
Sedang Tercapai
3 Ahmad Fajar Maulana 60 70 0,25 Rendah Tercapai
4 Ahmad Musaddad 60 80 0,5 Sedang Tercapai
5 Aji Sukma Alfajri 50 60 0,2
Rendah
Belum
Tercapai
6
Annisa Aminatus
sa’diyah 70 90 0,66
Sedang Tercapai
7 Arya Febriansyah 70 80 0,33 Rendah Tercapai
8
Bella Cantika
Ismayani 80 90 0,5
Sedang Tercapai
9 Derizky Amanatilah 80 90 0,5 Sedang Tercapai
64
10
Fika Cantika
Chrystine 50 60 0,2
Rendah
Belum
Tercapai
11 Hasyim Bakhafi 40 60 0,33
Rendah
Belum
Tercapai
12 Hevy Yunisa Putri 60 80 0,5 Sedang Tercapai
13 Jihan Yunita 70 80 0,33 Rendah Tercapai
14 Kahla Fawwaz Gibran 80 90 0,5 Sedang Tercapai
15 Maisa Andika Putra 40 60 0,33
Rendah
Belum
Tercapai
16
Muhammad Ananda
Anugrah 50 70 0,4
Rendah Tercapai
17
Muhammad Dwi
Saputra 60 80 0,5
Sedang Tercapai
18
Muhammad Malwa
Fatih Husein 60 80 0,5
Sedang Tercapai
19 Ponco Nugroho 70 90 0,66 Sedang Tercapai
20 Risma Widiawati 50 60 0,2
Rendah
Belum
Tercapai
21 Alya Nur Azhmie 80 90 0,5 Sedang Tercapai
22 Maula Aida Anjani 70 80 0,33 Rendah Tercapai
JUMLAH 1340 1670 9,03
RATA-RATA 60,90 75,90 0,410
65
Berdasarkan tabel di atas agar lebih jelas hasil belajar Fiqih yang diperoleh
siswa pada siklus I, dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik
Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan rata-rata nilai pretest sebesar
60,90 , dan rata-rata nilai posttest sebesar 75,90 dengan nilai terendah sebesar 50 dan
nilai tertinggi sebesar 90. Siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM sebanyak 8
siswa (36 %), sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 14 siswa
(64 %). Hal ini berarti metode pembelajran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian
indikator keberhasilan ini belum tercapai, untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus II
untuk mencoba memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan terdapat di siklus I.
Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan-perbaikan dari kekurangan yang terdapat pada
siklus I untuk kegiatan di siklus II, dan seterusnya.
Data hasil belajar fiqih siswa berdasarkan hasil pretest dan posttest pada
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut,
Tercapai 64%
Belum Tercapai
36%
66
HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII A
PADA SIKLUS II
No Nama Pretest Posttest N-Gain Kriteria
Ketercapaian
KKM (70)
1 Abdurrahman 50 70 0,4 Rendah Tercapai
2
Ahmad Aditya
Zulkarnain 70 80 0,33
Rendah Tercapai
3 Ahmad Fajar Maulana 60 80 0,5 Sedang Tercapai
4 Ahmad Musaddad 80 100 1 Tinggi Tercapai
5 Aji Sukma Alfajri 70 80 0,33 Rendah Tercapai
6
Annisa Aminatus
sa’diyah 80 90 0,5
Sedang Tercapai
7 Arya Febriansyah 90 100 1 Tinggi Tercapai
8
Bella Cantika
Ismayani 90 100 1
Tinggi Tercapai
9 Derizky Amanatilah 90 100 1 Tinggi Tercapai
10
Fika Cantika
Chrystine 70 80 0,33
Rendah Tercapai
11 Hasyim Bakhafi 70 80 0,33 Rendah Tercapai
12 Hevy Yunisa Putri 80 90 0,5 Sedang Tercapai
13 Jihan Yunita 80 90 0,5 Sedang Tercapai
14 Kahla Fawwaz Gibran 70 90 0,66 Sedang Tercapai
15 Maisa Andika Putra 60 70 0,25 Rendah Tercapai
16 Muhammad Ananda 70 80 0,33 Rendah Tercapai
67
Anugrah
17
Muhammad Dwi
Saputra 70 80 0,33
Rendah Tercapai
18
Muhammad Malwa
Fatih Husein 90 100 1
Tinggi Tercapai
19 Ponco Nugroho 80 100 1 Tinggi Tercapai
20 Risma Widiawati 70 80 0,33 Rendah Tercapai
21 Alya Nur Azhmie 90 100 1 Tinggi Tercapai
22 Maula Aida Anjani 80 90 0,5 Sedang Tercapai
JUMLAH 1660 1930 13,15
RATA-RATA 75,45 87,72 0,59
Hasil belajar fiqih siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini
dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-
rata. Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada
saat pretest adalah 50, sedang tertinggi pada saat pretest adalah 90 dan rata-rata nilai
pretest pada siklus II yaitu 75,45. Nilai terendah pada saat postest sebesar 70,
sedangkan posttest sebesar 100 dan rata-rata nilai postest yaitu 87,72. Dari tersebut
kita bisa lihat semua hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil balajar siklus II
diperoleh rata-rata N-Gain sebesar 59 %. Nilai tersebut model pembelajaran PQ4R
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat meningkatkan hasil belajar.
Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode
pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat
menigkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
pada tiap siklus , maka data skor belajar siswa dianalisis dengann menggunakan N-
Gain. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan
68
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah mengikuti kegiaan
pembalajaran
Tabel : 4.5
Skor Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Pretest Posttest N-Gain Pretest Posttest N-Gain
60,90 75,90 0,41 75,45 87,72 0,59
Berdasarkan tabel skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II tersebut
dapat dilihat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata pretest siklus I dengan pretest
II, rata-rata posttest siklus I dengan rata-rata posttest siklus II. Nilai rata-rata pretest
pada siklus I adalah 60,90 sedangkan pretest pada siklus II rata-ratanya 75,45.
Posttest pada siklus I rata-ratanya 75,90 sedang posttest pada siklus II 87,72.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai nominal gain, yakni N-gain siklus I
0,41 dan N-gain siklus II 0,59. Pada siklus I rata-rata N-gain tergolong sedang
kemudian meningkat menjadi N-Gain tinggi pada siklus II.
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Siklus I ini terdiri dari empat tahapan, yaitu perrencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi, penjelasanya adalah sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga mengajar mata
pelajaran fiqih yang menjadi koloborator dan observer, merencanakan tindakan
berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap proses pembelajaran fiqih dalam rangka
meningkatkan hasil belajar fiqih siswa. sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini
peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran fiqih
dengan menggunakan Metode Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review (PQ4R), menyiapakan materi ajar, menyiapkan media pemebelakaran
69
gamabar dan power point, menyiapkan materi, meyiapkan instrumen tes hasil belajar,
lembar observasi aktifitas siswa, lembar aktifitas guru, dan lembar catatan lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Proses pembelajaran siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 11 dan 18 Agustus 2016.
1) Pertemuan pertama
Peneliti yang bertindak sebagai guru sebelum proses pembelajaran
mengajak siswa untuk berdoa bersama, memperkenalkan diri dan maksud
mengadakan penelitian, menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode
pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R).
Selanjunya guru memberikan soal pretest kepada siswa yang harus mereka
kerjakan sebelum guru menjelaskan materi pembelajaran. Pretest diberikan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai
materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru menjelaskan materi
pembelajaran tentang sujud syukur dan sujud tilawah dengan langkah
PQ4R.
Kegiatan berikutnya guru memberikan Materi kepada siswa untuk
didiskusikan, Dan kemudian siswa membuat kelompok yang terdiri dari 4 -
5 siswa, yang di dalam kelompok tersebut siswa saling mendiskusikan
materi dalam buku pelajaran setelah mereka berdiskusi dengan
kelompoknya sendiri, salah satu dari setiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi di kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru bersama siswa
meyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian menutup pembelajaran
dengan berdoa.
2) Pertemuan Kedua
70
Sebelum proses pembelajran dimulai guru mengajak siswa untuk
berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar lebih bersemangat
mengikuti proses pembelajaran.
Pada tahap penyampaian materi, guru menjelaskan pelajaran
dengan menggunakan media gambar dalam power point tentang sujud
syukur dan sujud tilawah, sebab dan tata cara sujud syukur dan sujud
tilawah serta hikmah sujud syukur dan sujud tilawah. Setelah itu guru
memberi kesempatan bagi siswa bagi yang ingin bertanya kepada guru.
Setelah itu siswa diberi materi untuk di diskusikan di kelompok, kemudian
siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa untuk
mendiskusikan materi dalam kelompok tersebut.
Setelah melakukan diskusi dengan angota kelompoknya,
perwakilan dari kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompoknya, dan kelompok lain bisa menanggapi atau bertanya jika ada
yang belum dipahami. Setelah itu guru (peneliti) bersama siswa dapat
menyimpulkan pelajaran pada hari itu.
Pada akhir kegiatan pembelajran guru memberikan posttest
dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang telah
dipelajari.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi, peneliti melakukan observasi dengan
menyiapkan lembar observai yang terdiri dari lembar observasi
aktivitas siswa, aktivitas guru, dan catatan lapangan.
1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada
siklus I dapat dilhat pada tabel berikut.
71
AKTIVITAS SIWA SIKLUS I
No Aspek yang Diobservasi Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes awal
(Pre-Tes)
√ √
2 Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan
oleh guru
√ √
3 Semangat dan antusias
mengikuti kegiatan
pembelajaran
√ √
4 Penerapan Preview,
Question, Read, Reflect,
Recite, Review (PQ4R).
√ √
5 Komunikasi dan kerjasama √ √
6 Aktif dalam diskusi
kelompok
√ √
7 Aktif dalam mengajukan
pertanyaan
√ √
8 Aktif mengungkapkan
pendapat
√ √
9 Menjawab pertanyaan dari
guru
√ √
10 Melaksankan tes akhir
(Post-test)
√ √
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada
proses pembelajaran fiqih masih perlu ditingkatkan karena sebagian
72
besar siswa masih kurang aktif. Siswa masih banyak yang kurang
memperhatikan penjelasan guru, pelaksanaan Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R). masih kurang dipahami siswa,
komunikasi dan kerjasama siswa juga masih kurang.
2) Hasil observasi pada siklus I mengenai aktivitas guru dalam proses
pembelajran fiqih menggunakan metode pembelajaran Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R). dapat dilihat sebagi berikut.
AKTIVITAS GURU SIKLUS I
No Aspek yang Diobservasi Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan minat
atau rasa ingintahu siswa
(motivasi)
√ √
4 Menyampaikan tujuan
indikator yang ingin
dicapai
√ √
5 Penggunaan media atau
alat pembelajaran yang
sesuai dengan indikator
bahan ajar
√ √
6 Menjelaskan langkah- √ √
73
langkah pembelajaran
Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, Review
(PQ4R).
7 Teknik menjelaskan/
menyampaikan materi
√ √
8 Pengelolahan kegiatan
pembelajaran dengan
metode pembelajaran
Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, Review
(PQ4R).
√ √
9 Memberi bimbingan
kepada kelompok
√ √
10 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
berpikir
√ √
11 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya dan
mengungkapkan jawaban
√ √
12 Mengamati kesulitan dan
kemajuan belajar siswa
√ √
13 Keterampilan
menerangkan kembali atau
menyimpulkan materi
yang disampaikan
√ √
14 Keterampilan memberikan √ √
74
kegiatan tindakan lanjut
setelah penyampaian
materi
15 Kemampuan memberi
evaluasi pembelajaran
yang sesuai dengan
indikator yang ingin
dicapai
√ √
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajran pada siklus I masih
rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang mengkondisikan siswa dalam
belajar, kurang membangkitkan motivasi dan antusiasme dalam belajar,
kurang dalam penerapan pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review (PQ4R) serta kurang dalam mengamati kesulitan dan
kemajuan siswa dalam belajar. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa guru belum
terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah pada metode
pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R)
sehingga guru harus beradaptasi dengan keadaan siswa dan kelas.
d. Tahap Refleksi
Hasil refleksi pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki dalam melaksanakan pembelajran dengan Metode Pembelajaran
Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R). Adapun
kekurangan pada siklus I berdasarkan lembar observasi adalah sebagai berikut
:
1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang
mengarah pada metode pembelajaran Preview, Question, Read,
75
Reflect, Recite, Review (PQ4R) sehingga guru harus membiasakan
dengan keadaan siswa dan suasana kelas
2) Guru kurang mengkondisikan siswa pada setiap langkah
pembelajaran PQ4R. Sehingga pembelajaran Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) kurang maksimal.
3) Kurangnya antusias siswa ketika pembelajaran pembelajaran
PQ4R.
e. Keputusan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus
diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki
siklus I dengan berbagai kelemahanya maka pada siklus II perlu dibuat
pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil
refleksi siklus I.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Seperti pada siklus I, siklus II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perencanaan
pada siklus II ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilanya
tercapai. Perencanaan dimulai dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran fiqih dengan sub materi jenis
Sujud Syukur dan Sujud Tilawah serta tatacara dan hikmah Sujud
Syukur dan Sujud Tilawah dengan menggunakan metode
pembelajaran PQ4R, menyiapkan materi ajar, meyiapkan media
pembelajaran, menyiapkan materi, menyiapkan instrument tes hasil
76
belajar, lembar observasi aktifitas siswa, lembar aktifitas guru dan
catatan lapangan.
b. Tahap Pelaksanaan
Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan dua kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 25 Agustus dan 1 September 2016.
1) Pertemuan pertama
Sebelum proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk
berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian melakukan
apersepsi materi yang telah disampaikan pada siklus I. Selanjutnya
guru memberikan soal pretest kepada siswa untuk dikerjakan.
Kemudian setelah siswa mengerjakan soal pretest, guru
menjelasakan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan hari itu,
dan menjelaskan kembali metode pembelajaran Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) agar dalam pelaksanaan
pembelajaran siswa lebih paham dan mengerti teknik tersebut.
Setelah itu dengan menggunakan media gambar dalam power point
tentang sujud syukur dan sujud tilawah, guru menjelaskan materi
dengan langkah metode PQ4R.
Kegiatan selanjutnya guru meminta siswa untuk
berkumpul sesuai degan kelompok masing-masing, memberikan
materi kepada siswa agar dicermati dulu yang ada didalamnya.
Kemudian guru mengarahkan diskusi di dalam kelompoknya
tersebut, kemudian guru memberi waktu kepada siswa untuk
mendiskusikan materi itu sendiri-sendiri dengan menuliskan hasil
diskusi dikertas selembar. Setelah itu guru menginstruksikan
kepada setiap kelompok siswa agar mengutus teman dalam
kelompok tersebut, untuk mempresentasikan di depan kelas.
Kegiatan selanjutnya setelah semua kelompok
menyelesaikan catatan diskusinya yang telah ditulis, guru meminta
77
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya,
dan memberi kesempatan pada kelompok lain untuk menanyakan
atau menanggapi hasil presentasi. Setelah itu guru bersama siswa
menyimpulkan jawaban dari soal tersebut.
Pada akhir pembelajaran, guru (Peneliti) bersama para
siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian
menutup pelajaran dengan berdoa.
2) Pertemuan kedua
Sebelum memulai proses pembelajaran guru mengajak
siswa untuk berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa kemudian
menanyakan materi minggu lalu yang telah disampaikan
sebelumnya, dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa dengan memberikan motivasi agar lebih
bersemangat mengikuti proses pembelajaran.
Pada tahap presentasi, guru menjelaskan materi
pembelajaran, dengan mengunakan media video tentang manfaat
dan hikmah sujud syukur. Setelah itu guru memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menanyakan materi yang belum
jelas. Guru membuat kelompok kepada siswa untuk mendiskusikan
materi yang telah guru beri, kemudian siswa mendiskusikan
dengan kelompok masing-masing dan mencatatat hasil diskusi
kelompoknya.
Kegiatan selanjutnya guru meminta agar perwakilan
kelompok mempresntasikan hasil diskusinya, dan kelompok lain
bertanya dan menanggapi hasil presntasi. Setelah itu guru bersama
siswa menyimpulkan materi hasil diskusi dalam buku.
78
Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan posttest
dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang
telah dipelajari.
c. Tahap Observasi
Seperti halnya pada siklus I, pada tahap observasi ini peneliti
melakukan observasi dengan menyiapkan lembar observasi yang
terdiri dari lembar observasi kativitas siswa, aktivitas guru dan catatan
lapangan.
1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, Review (PQ4R). pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut.
AKTIVITAS SIWA SIKLUS II
No Aspek yang Diobservasi Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes awal
(Pre-Tes)
√ √
2 Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan
oleh guru
√ √
3 Semangat dan antusias
mengikuti kegiatan
pembelajaran
√ √
4 Komunikasi dan kerjasama √ √
5 Aktif dalam diskusi
kelompok
√ √
6 Aktif dalam mengajukan √ √
79
pertanyaan
7 Aktif mengungkapkan
pendapat
√ √
8 Menjawab pertanyaan dari
guru
√ √
9 Melaksankan tes akhir
(Post-test)
√ √
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar siswa
semakin meningkat dibanding dengan aktivitas siswa pada siklus I.
komunikasi dan kerjasama antar siswa maupun siswa dengan guru sangat
baik. Dan diskusi kelompok setiap siswa ikut berpartisipasi dalam
membahas materi. Serta baik sekali dalam menjawab pertanyaan dari guru.
2) Hasil observasi siklus II mengenai aktivitas guru dalam proses
pembelajaran fiqih dengan menggunakan pembelajaran Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R). dapat dilihat pada tabel berikut.
AKTIVITAS GURU SIKLUS II
No Aspek yang Diobservasi Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan siswa
untuk mengikuti proses
pembelajaran
√ √
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan minat atau rasa
ingintahu siswa (motivasi)
√ √
80
4 Menyampaikan tujuan indicator
yang ingin dicapai
√ √
5 Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai dengan
indikator bahan ajar
√ √
6 Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran PQ4R
√ √
7 Teknik menjelaskan/
menyampaikan materi
√ √
8 Pengelolaan kegiatan pembelajaran
dengan metodePQ4R
√ √
9 Memberi bimbingan kepada
kelompok
√ √
10 Pemberian kesempatan kepada
siswa untuk berpikir
√ √
11 Pemberian kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan
mengungkapkan jawaban
√ √
12 Mengamati kesulitan dan kemajuan
belajar siswa
√ √
13 Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan materi
yang disampaikan
√ √
14 Keterampilan memberikan kegiatan
tindakan lanjut setelah
penyampaian materi
√ √
15 Kemampuan memberi evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan
√ √
81
indikator yang ingin dicapai
Dilihat dari hasil observasi di atas guru telah dapat menjalankan
pembelajaran sesuai dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya.
Guru sudah dapat beradaptasi dengan siswa secara baik, dan guru
membuat ruang kelas menjadi lebih kondusif dibandingkan dengan
siklus sebelumnya.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajran maka
dapat disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah
sebagai berikut :
1) Aktifitas guru semakin meningkat, guru mulai terbiasa
menggunakan metode pembelajaran Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, Review (PQ4R).
2) Guru mampu meningkatkan suasana belajaran dalam kelas
menjadi lebih aktif.
3) Aktifitas siswa meningkat karena dalam pembelajaran siswa dapat
bekerja sama dalam mempelajari materi pembelajaran.
4) Siswa mengikuti langkah-langkah metode pembelajaran Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) dengan baik.
5) Siswa lebih aktif dan antusias, lebih berani dan percaya diri dalam
berdiskusi, bertanya maupun mengemukakan pendapat.
D. Pembahasan
Tindakan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas VIII A MTs Darul Ma’arif Jakarta dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R).
Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R),
82
proses pembelajaran Fiqih kelas VIII di MTs Darul Ma’arif Jakarta lebih
didominasi oleh guru. Kondisi ini menjadikan siswa kurang aktif selama
proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa sering kali bosan dan tidak
menyukai pembelajaran dan akibatnya hasil belajaran siswa menjadi rendah.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 11 dan 18
Agustus 2016 dan siklus II juga dilaksankan sebanyak dua kali pertemuan
yang dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus dan 1 September 2016.
Temuan pada siklus I, masih terdapat beberapa kendala yang muncul
pada saat pembelajaran diantaranya adalah masih banyak siswa yang tidak
mendengarkan penjelasan guru ketika proses pembelajaran berlangsung,
diskusi kelompok masih didominasi oleh siswa yang aktif, masih ada siswa
yang belum bisa bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya, seperti dalam
mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Dan kendala yang lain
yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap penerapan metode pembelajaran
PQ4R.
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai
paling rendah siswa pada saat pretest adalah 30 dan nilai tertingggi pada saat
preetest adalah 80. Sedang nilai yang terendah siswa pada saat posttest adalah
50 dan nilai tertinggi sebesar 90. Dari hasil tes tersebut dapat dilihat sebagian
besar siswa hasil belajaranya meningkat. Untuk hasil belajar siklus I diperoleh
rata-rata N-gain sebesar 41% dari hasil tes yang diperoleh diketahui
ketuntasan balajar siswa sudah mencapai 64%. Ini berarti Metode
Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) yang
digunakan sudah efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Namun demikian
indikator keberhasilan penelitian ini belum tercapai, oleh karena itu peneliti
melanjukan ke siklus II mencoba memperbaiki dan menyempurnakan
kekurangan pada siklus I.
83
Pada pelaksanaan siklus II menunjukkan proses pembelajaran dengan
Metode Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review) sudah berjalan dengan baik. Hasil belajar siswa pada siklus II yaitu
nilai terendah pada preetest adalah 50 dan nilai tertinggi pada saat preetest
adalah 90. Sedang nilai terendah pada saat posttest sebesar 70, dan skor
tertinggi pada saat posttest sebesar 100. Dari hasil tes tersebut bisa dilihat
semua siswa hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil belajar siklus II
diperoleh rata-rata N-gain sebesar 59%. Berdasarkan hasil belajar siklus II
juga dapat dijelaskan semua siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Dengan
mencapai demikian indikator keberhasilan penelitian ini sudah tercapai.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, dapat dikatakan bahwa
jalanya pembelajaran pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai
kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut menimbulkan
peningkatan aktifitas siswa, selama berlangsungnya pembelajaran dengan
menggunakan Metode Pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, Review) ini siswa menjadi lebih aktif. Siswa saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Siswa yang aktif bersedia membantu siswa yang
kurang aktif, menerima dan menghargai pendapat orang lain. Dalam siklus II
siswa sudah memahami penerapan metode PQ4R di setiap tahap
pelaksanaanya. Sehingga siswa mampu mengembangkan pendapatnya dalam
diskusi kelompok dan berpikir sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan
bahwa penerapan metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, Review) membuat motivasi siswa dalam belajar bertambah.3
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai
pembelajaran fiqih dengan menggunakan Metode Pembelajaran PQ4R
(Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review). Metode Pembelajaran
3 Hasil wawancara dengan murid (Derizky Amatillah dan kahla Fawwaz G, 1 September 2016)
84
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, peningkatan hasil belajar siswa diikuti pula dengan
peningkatan aktivitas belajar siswa.
Dengan demikian, peneliti memutuskan untuk menghentikan
penelitian ini sampai pada siklus II, karena pada siklus ini hasil belajar siswa
telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil lembar observasi aktivitas mengajar guru dan
aktivitas belajar siswa pada siklus I masih memerlukan peningkatan lagi. Pada
aspek aktivitas belajar siswa, masih terdapat sebagian siswa yang belum fokus
terhadap penjelasan dari guru dan lebih cenderung memainkan alat
komunikasinya. Selain itu, siswa belum cepat tanggap terhadap apa yang
diinstruksikan guru. Hal tersebut dibuktikan dari ada beberapa kelompok yang
tidak mengumpulkan tugas yang diinstruksikan oleh guru dengan tepat waktu.
Kegiatan diskusi kelompok pun berjalan kurang maksimal, dikarenakan ada
beberapa kelompok yang hanya mengandalkan salah seorang temannya saja
untuk membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain.
Pada aspek aktivitas mengajar guru di siklus I pun perlu ada perbaikan.
Diantaranya yaitu aspek penguasaan kelas. Guru belum maksimal dalam
mengendalikan suasana di kelas sehingga belum tercipta suasana yang
kondusif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru harus
pandai memanajemen waktu yang ada di kelas semaksimal mungkin. Agar
metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review) yang diterapkan di kelas berjalan dengan maksimal.
Pada siklus II kegiatan belajar mengajar di kelas sudah terlihat ada
peningkatan, baik di dalam aktivitas belajar siswa maupun aktivitas mengajar
guru. Di dalam aktivitas belajar siswa, terlihat siswa sudah berjalan dengan
baik. Apa yang diinstruksikan oleh guru dapat dilaksanakan oleh siswa secara
maksimal. Kegiatan diskusi kelompok pun berjalan dengan baik, karena tidak
ada kelompok yang hanya mengandalkan salah seorang temannya saja di
dalam pembuatan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. Begitu pula
86
halnya di dalam aktivitas mengajar guru. Pada siklus ke-II ini guru sudah
dapat membuat suasana kelas menjadi kondusif untuk belajar. Guru juga
dapat memanajemen waktu yang ada dengan baik, sehingga metode
pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) yang
diterapkan berjalan maksimal sesuai yang telah direncanakan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Penerapan
metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review) dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa kelas VIII di MTs
Darul Ma’arif Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
menigkat, ditunjukkan dengan nilai rata-rata N-gain pada siklus I sebesar 41%
meningkat pada siklus II menjadi 59%. Siswa yang mencapai ketuntasan
belajar adalah 64% pada siklus I dan pada siklus II semua siswa telah
mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, jalanya pembelajaran
pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai kelemahan yang terjadi
pada siklus I. Perbaikan tersebut menimbulkan peningkatan aktifitas siswa,
selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) ini
siswa menjadi lebih aktif.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas bahwa metode pembelajaran
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan demikian, peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
sebagai sumber referensi dalam upaya memperbaiki dan menentukan metode
pembelajaran yang akan digunakan khususnya dalam mata pelajaran Fiqih.
87
2. Bagi Siswa
Dengan metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite,
Review ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pengetahuan
kognitif siswa. Kemudian siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam
kegiatan pembelajaran, berani mengungkapkan pendapat, tanggapan, saran dan
kritik, sehingga siswa mendapatkan pengalaman yang lebih berkesan dalam
belajarnya.
3. Bagi Sekolah
metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
ini merupakan salah satu metode yang dapat menjadi rujukan dalam rangka
meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Fiqih.
87
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2010.
Trianto. Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana, 2009.
Arifin, M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara, 2001.
Sumardi, Muljanto. Pengajaran Bahasa Asing. Jakarta: PN Bulan Bintang,2000.
Bamadib, Imam. Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode. Yogyakarta: Yayasan
Penerbit IKIP Yogyakarta, 1990.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa, 2008.
Surakhmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars, 1980.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry ,M.. Strategi Belajar Mengajar-Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui Pemahaman Konsep Umum & Konsep
Islami. Bandung: Retika Aditama, 2007.
Prof.Dr. Andayani, M.Pd. Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Deepublish, 2015.
Hasibuan, JJ dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995.
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. Pengantar didaktik Metodik Kurikulum
PBM. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Slameto. Proses Pembelajaran dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara,
1991.
Samiawan, Connie. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar. Jakarta: PT. Gramedia, 1992.
Engkoswara. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara, 1988.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Usman, Basyiruddin, M.Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
88
Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009.
Trijanto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan
Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009.
Puspitasari. Strategi-strategi Belajar (Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Guru Mata Pelajaran Biologi). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
DitjenDikdasmen. Depdiknas, 2003
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran ; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: PT. Gaung
Persada Press, 2008.
Darajat, Zakiah. Methodik Khusus untuk Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
2008
Dzajuli, A. Ilmu Fiqih. Jakarta: Kencana, 2005.
Z, Zurinal dan Aminudin. Fiqih Ibadah. Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Islam
Negeri Syarifhidayatullah,2008.
Shidiq, Sapiudin. Ushulul Fiqh. Jakarta: Kencana,2011
Koto, Alaidin. Ilmu Fiqh dan Ushulul Fiqh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004
Bakry, Nazar. Fiqih dan Ushul Fiqih. Jakarta: Rajawali Pers, 1996
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di
Madrasah.
89
Surachmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: C. V. JEMMARS
Ibrahim, R dkk. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2009.
Arikunto Suharismi, Suhardjono, dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2007.
Djamarah Bahri Syaiful dan Zain Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan
Kelas / Semester : XIII (Delapan) / 1(Ganjil)
Mata Pelajaran : Fiqih
Pertemuan ke- : 1 (Siklus 1)
Alokasi Waktu : 90 menit
Standar Kompetensi :1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
A. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati hikmah sujud tilawah
1.2 Meyakini hikmah bersyukur
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian, sebab dan hukum sujud syukur.
2. Menyebutkan syarat dan rukun sujud syukur.
3. Menghafal bacaan sujud syukur
4. Menjelaskan hikmah sujud syukur.
5. Menjelaskan pengertian, sebab dan hukum sujud syukur
6. Menyebutkan syarat dan rukun sujud tilawah
7. Menghafal bacaan sujud tilawah
8. Mendemonstrasikan sujud syukur dan sujud tilawah.
9. Menunjukan ayat-ayat sajadah.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan metode PQ4R, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian sujud syukur dan sujud tilawah, mampu menyebutkan
syarat dan rukun sujud syukur dan tilawah, mampu menjelaskan hikmah sujud
syukur dan tilawah serta mampu menjelaskan menghafal dan
mendemonstrasikan sujud syukur dan tilawah.
D. Materi Pembelajaran
Sujud Syukur dan Sujud Tilawah
E. Metode Pembelajaran
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review)
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a
bersama dengan penuh khidmat.
2. Guru melakukan apersepsi.
3. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan
dicapai.
5 m 15 menit
Kegiatan Inti 1. Eksplorasi
Guru menjelaskan materi dengan menampilkan media
power point dan siswa memperhatikan.
Guru menyuruh siswa untuk memahami atau membaca
Peta konsep dari buku pelajaran dan membuat pertanyaan
mengandung apa yang di baca.
Siswa membaca peta konsep Sub Bab dan membuat
pertanyaan.
Siswa menganalisis sujud syukur dan sujud tilawah dengan
menyebutkan pengertiannya masing-masing yang telah
ditayangkan melaui pertanyaan yang di buat.
Siswa mengaitkan sujud syukur dan sujud tilawah dengan
kejadaian-kejadian yang ada pada masa sekarang.
2. Elaborasi
Guru menginstruksikan kepada siswa agar membentuk
menjadi lima kelompok.
Guru memberikan waktu untuk membaca dan membahas
10 60 menit
pertanyaan yang telah di buat kepada masing-masing
kelompok dan memberi saran agar setiap kelompok berbagi
tugas dalam mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang telah
di buat.
Memberikan batas waktu untuk membahas dan menjawab
pertanyaan tersebut.
Siswa melakukan diskusi pada masing-masing kelompok
untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Masing-masing siswa dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka, yang sebelumnya
telah dilakukan melaui kegiatan menjawab pertanyaan.
3. Konfirmasi
Tanya jawab antara guru dengan siswa mengenai hal-hal
yanhg belum diketahui siswa.
Guru menjelaskan hal-hal yang belum siswa ketahui.
Guru memerintahkan siswa untuk membuat inti sari dari
pelajaran dan mengulang-ulang pelajaran
Pen Penutup 1. Guru melakukan evaluasi dengan tes lisan.
2. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
4. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
5 M 15 menit
F. Alat dan Media pembelajaran
1. Alat
a. LCD Projector
b. Komputer
2. Media
a. Power point
b. Video
c. Buku paket
G. Sumber Belajar
a. Zainal Muttaqin, dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam Fikih Untuk MTs.
Semarang: PT Karya Toha Putra
H. Penilaian Proses dan Hasil belajar
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk mengukurtingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.
1. Tes
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
a. Jelaskan pengertian sujud syukur dan sujud tilawah!
b. Sebutkan syarat dan rukun sujud syukur dan sujud tilawah!
c. Sebutkan hikmah dari sujud syukur dan sujud tilawah!
2. Observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan
lembar penilaian observasi sebagai berikut:
Skor
Nilai
No Kriteria
Pengamatan
4
(Sangat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
1. Sikap antusias
dalam proses
pembelajaran
2. Menghargai
pendapat teman
3. Keaktifan dalam
proses
pembelajaran
Skor Maksimum : 12
N = ∑
∑
Konfersi Nilai Kualitatif
MK = 11 - 12
MB = 8 - 10
MT = 5 - 7
BT = 2 - 4
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator
tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
CATATAN :
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka
diadakan remedial.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
(Sri Komariyati, S.Ag)
NIP.
Jakarta, 11 Agustus 2016
Peneliti
(Arfani Usman)
NIM. 1111011000014
1. SUJUD SYUKUR
1. Pengertian syukur dan Sujud Syukur
Syukur secara bahasa artinya adalah terimakasih. Bersyukur bisa
dilakukan dengan banyak cara, bisa dengan ucapan atau perbuatan.
Seseorang yang diberikan nikmat berupa kesehatan bisa menyukurinya
dengan cara menggunakan kesehatan tersebut untuk melakukan amal
kebaikan. Seseorang yang ingin bersyukur karena sudah dianugrahi
sepasang mata maka ia sudah semestinya mensyukurinya dengan
menggunakan mata itu melihat yang baik-baik. Kita juga bisa mewujudkan
syukur atas semua nikmat yang diberikan Allah Swt serta terhindarnya kita
dari suatu musibah dengan sujud syukur.
Jadi, sujud syukur ialah sujud yang dikerjakan seseorang manakala
memperoleh kenikmatan atau terhindar dari suatu bahaya yang mengancam
dirinya. Sujud syukur ini merupakan tanda terima kasih seorang hamba
kepada Allah SWT. atas nikmat yang telah diterimanya.
2. Hukum Bersyukur dan Sujud Syukur
Hukum bersyukur kepada Allah Swt adalah wajib. Kapan pun, dalam
kondisi apapun seseorang diwajibkan untuk terus mensyukuri nikmat Allah.
Sebab apapun yang diberikan Allah Swt. kepada kita itulah yang terbaik buat
kita. Kita wajib ridha dengan takdir Allah, meskipun takdir tersebut tidak kita
sukai.
Sementara itu hukum bersyukur dengan cara melakukan sujud syukur
adalah sunnah.Rasulullah SAW bersabda:
"Dari Abi Bakrah, bahwa Nabi SAW apabila mendapatkan sesuatu yang
disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk dan bersujud sebagai
tanda syukur kepada Allah Ta'ala". (HR. Abu Daud, Ibnu Majjah dan
Tirmidzi)
3. Sebab-sebab Melakukan sujud Syukur
a. Karena mendapatkan nikmat dari Allah Swt
b. Karena terhindar dari bahaya (kesusahan yang besar)
4. Cara Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan secara spontan. Misalkan,
ketika seseorang mendapatkan nikmat, atau baru saja mendapatkan kabar yang
menggembirakan, maka seketika itu juga ia melakukan sujud syukur tanpa
menunda-nundanya. Meskipun boleh-boleh saja seseorang melakukan sujud
syukur setiap hari, setiap ba‟da shalat, atau kapan pun ia mau. Tetapi sujud
syukur lebih dianjurkan dilakukan oleh seseorang yang baru saja mendapat
kenikmatan-kenikmatan yang spesial seperti Lulus Ujian, naik kelas,
memenangi lomba tingkat nasional, dan lain sebagainya. Kenikmatan-
kenikmatan tersebut tidak terjadi belum tentu kita dapatkan setahun sekali.
Adapun cara melakukannya adalah dengan satu kali sujud dan dilakukan di luar
shalat. Meskipun syarat sujud syukur boleh tidak suci tetapi tentunya lebih
baik (afdhal) bila melakukan selagi suci dari hadast dan najis.
5. Do’a Sujud Syukur
Bacaan do’a sujud syukur juga sama dengan sujud tilawah, yaitu:
تثارك الله ت وقى سجذ وجه للذي خلق وشق سمع وتصزي تحىل
أحسه الخالقيه Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk diriku
serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan
dan kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
Atau boleh juga sujud syukur dengan membaca doa berikut:
ا ورق ا. اللهن ان سثحاول اللهن اوت رت ي حقا حقا، سجذت لل يارب تعثذ
اللهن قىي عذاتل يىم تثعث عثادك وتة عملي ضعيف فضاعف ل ي
علي
حين اب الز اول اوت التىArtinya:
"Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkaulah Tuhaku yang sebenarnya, aku sujud
kepada-Mu ya Rabbi sebagai pengabdian dan penghambaan. Ya Allah,
sungguh amalku lemah, maka lipat gandakan pahalanya bagiku. Ya Allah,
selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan,
terimalah taubatku, sesunguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha
Penyayang."
Selain dua doa di atas, doa sujud syukur bisa juga menggunakan bacaan
yang lain, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Naml : 19,
dimulai dari "Rabbi 'auzi'ni…dan seterusnya sampai akhir.
Artinya:
"….Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai : dan masukkanlah aku
dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang
shaleh". (QS. An-Naml [27] : 19)
6. Beberapa peristiwa yang menyebabkan Rasul dan para
sahabat melakukan sujud syukur.
a. Rasulullah SAW. sujud syukur ketika menerima surat tentang masuk
Islamnya Hamadzan.
b. Ketika mendengar kematian Musailamah AI-Kadzab (Nabi pi:lIsu),
Abu Bakar As-Shidiq melakukan sujud syukur.
c. Ali ra. sujud syukur ketika menemukan mayat Dzats Tsudaiyah di
antara orang-orang Khawarij yang tewas terbunuh.
d. Ka'ab bin Malik sujud syukur ketika mendengar berita bahwa taubatnya
diterima oleh Allah SWT.
7. Hikmah Sujud Syukur
Hikmah sujud syukur, yaitu:
a. Memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugrah yang diterima dari Allah
Swt.
b. Merasa dekat dengan Allah sehingga memperoleh bimbingan dan
hidayahNya.
c. Memperoleh tambahan nikmat dari Allah Swt dan selamat dari
siksanya.
2. SujudTilawah
1. Pengertian Sujud Tilawah.
Menurut bahasa tilawah berarti bacaan. Sedangkan menurut istilah
sujud tilawah ialah sujud yang dikerjakan pada saat membaca atau
mendengar ayat-ayat "sajdah" dalam AI-Qur'an.Berbeda dengan sujud
syukur, sujud tilawah boleh dikerjakan di dalam maupun di luar shalat.
2. Hukum Melaksanakan Sujud Tiawah
Hukum melakukannya adalah sunnah.Dasarnya adalah adalah hadist
berikut, yang artinya:
“Rasulullah membacakan al-Qur‟an untuk kami, jika melalui ayat sajdah
beliau bertakbir lalu sujud dan kami pun ikut semua.” (H.R Abu Dawud,
Baihaqi, Hakim)
3. Syarat-syarat Sujud Tilawah
a. Suci dari hadats dan najis, baik badan, pakaian maupun tempat
b. Menutup aurat
c. Menghadap ke arah kiblat
d. Setelah mendengar atau membaca ayat sajdah
4. Rukun Sujud Tilawah
Rukun sujud tilawah sama dengan rukun sujud syukur, yaitu:
a. Niat (di dalam hati)
b. Takbiratullhram
c. Sujud
d. Duduk sesudah sujud (tanpa membaca tasyahud)
e. Salam
5. Cara Melaksanakan sujud Tilawah
a. Sujud tilawah di dalam shalat
Jika mendengar atau membaca ayat sajdah dalam shalat,
hendaklahsujud sekali, kemudian kembali berdiri meneruskan bacaan
ayat tersebut dan meneruskan shalat. Namun apabila dalam shalat
jama'ah makmum wajib mengikuti imam. Artinya jika imam membaca
ayat sajdah lalu bersujud, maka makmum wajib ikut sujud. Tetapi jika
imam tidak sujud, maka makmumpun tidak boleh sujud sendirian
b. Sujud tilawah luar shalat
1) Menghadap kiblat
2) Niat dan takbir
3) Sujud (Hanya sekali)
4) Duduk setelah sujud
5) Salam
6. Doa Sujud Tilawah
Doa sujud tilawah adalah sebagai berikut:
تثارك الله ت وقى سجذ وجه للذي خلق وشق سمع وتصزي تحىل
أحسه الخالقيه Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk
diriku serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan
kekuasaan dan kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
7. Keutamaan Sujud Tilawah
Hikmah sujud tilawah ialah akan terhindar dari gangguan
syetan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Dari Abu Hurairah RA, Nabi Saw. bersabda: „Apabila seorang membaca
ayat sajdah lalu ia sujud, maka setan menghindar dan menangis serta
berkata: “hai celakalah aku, ia diperintah bersujud lalu sujud, maka
untuknya surga. Sedangkan saya diperintah bersujud tetapi saya menolak,
maka bagi saya neraka.” (H.R. Muslim)
8. Ayat-ayat Sajdah:
Di dalam AI-Our'an terdapat 15 ayat sajadah, yaitu :
a) Akhir Surat Al-A’raf [7] : 206
b) Akhir Surat Ar-Ra’du [13] : 15
c) Akhir Surat An-Nahl [16] : 49
d) Akhir Surat Isra [17] : 109
e) Akhir Surat Maryam [19] : 58
f) Akhir Surat Al-Hajj [22]: 18
g) Akhir Surat Al-Hajj [22] :77
h) Akhir Surat Al-Furqan [25] : 60
i) Akhir Surat An-Naml [27] : 26
Biasanya di mushaf Al-Qur’an, untuk menandai bahwa ayat
tersebut adalah ayat sajdah maka terdapat tanda kubah masjid dan
terdapat tulisan سجذج di sebelah ayat-ayat sajdah tersebut.
9. Persamaan dan Perbedaan Sujud Tilawah dengan Sujud
Syukur
1. Persamaannya
a. Baik sujud tilawah maupun sujud syukur hanya dilakukan sekali
sujud saja.
b. Hukumnya sama-sama sunnah.
2.Perbedaannya
a. Sujud tilawah dapat dikerjakan di saat shalat maupun di luar shalat,
sedangkan sujud syukur hanya boleh dikerjakan di luar shalat dan
tidak boleh melakukan sujud syukur di saat shalat.
b. Sujud tilawah dikerjakan karena mendengar atau membaea ayat-ayat
sajadah, sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat
dari Allah SWT. atau karena terhindar dari bahaya yang menganeam
dirinya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan
Kelas / Semester : XIII (Delapan) / 1(Ganjil)
Mata Pelajaran : Fiqih
Pertemuan ke- : 1 (Siklus 2)
Alokasi Waktu : 90 menit
Standar Kompetensi :1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
A. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati hikmah sujud tilawah
1.2 Meyakini hikmah bersyukur
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian, sebab dan hukum sujud syukur.
2. Menyebutkan syarat dan rukun sujud syukur.
3. Menghafal bacaan sujud syukur
4. Menjelaskan hikmah sujud syukur.
5. Menjelaskan pengertian, sebab dan hukum sujud syukur
6. Menyebutkan syarat dan rukun sujud tilawah
7. Menghafal bacaan sujud tilawah
8. Mendemonstrasikan sujud syukur dan sujud tilawah.
9. Menunjukan ayat-ayat sajadah.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan metode PQ4R, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian sujud syukur dan sujud tilawah, mampu menyebutkan
syarat dan rukun sujud syukur dan tilawah, mampu menjelaskan hikmah sujud
syukur dan tilawah serta mampu menjelaskan menghafal dan
mendemonstrasikan sujud syukur dan tilawah.
D. Materi Pembelajaran
Sujud Syukur dan Sujud Tilawah
E. Metode Pembelajaran
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review)
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a
bersama dengan penuh khidmat.
2. Guru melakukan apersepsi.
3. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan
dicapai.
5 m 15 menit
Kegiatan Inti 1. Eksplorasi
Guru menjelaskan materi dengan menampilkan media
power point dan siswa memperhatikan.
Guru memberikan bahan bacaan berkaitan dengan materi
pelajaran Fiqih dan menginformasikan kepada siswa
bagaimana menemukan ide pokok atau tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
Guru menjelaskan materi pelajaran Fiqih dan member
tugas untuk membuat pertanyaan dari ide pokok yang
ditemukan dengan menggunakan kata-kata apa, mengapa,
siapa, kapan, dimana, dan bagaimana.
Guru memberikaan kesempatan membaca kepada murid
untuk menanggapi atau menjawab pertanyaan yang telah
disusun..
2. Elaborasi
Guru mensimulasi/ menginformasikan materi yang ada
pada bahan bacaan.
10 60 menit
Siswa mengingat materi pelajaran tetapi mencoba
memecahkan masalah dari informasi yang diberikan guru
dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan
bacaan.
Guru bersama dengan siswa membahas kembali apa yang
telah mereka diskusikan dan membuat inti sari atau
kesimpulan dari materi yang dipelajari.
Guru menugaskan siswa membaca inti sari yang dibuatnya
dari rincian ide pokok yang ada dalam benaknya dan
meminta membaca kembali bahan bacaannya.
3. Konfirmasi
Tanya jawab antara guru dengan siswa mengenai hal-hal
yanhg belum diketahui siswa.
Guru menjelaskan metode PQ4R yang akan dilaksanakan
pada pertemuan berikutnya dan bagaimana teknik
pelaksanaannya.
Pen Penutup 1. Guru melakukan evaluasi dengan tes lisan.
2. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
4. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
5 M 15 menit
F. Alat dan Media pembelajaran
1. Alat
a. LCD Projector
b. Komputer
2. Media
a. Power point
b. Video
c. Buku paket
G. Sumber Belajar
a. Zainal Muttaqin, dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam Fikih Untuk MTs.
Semarang: PT Karya Toha Putra
H. Penilaian Proses dan Hasil belajar
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk mengukurtingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.
1. Tes
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
a. Jelaskan pengertian sujud syukur dan sujud tilawah!
b. Sebutkan syarat dan rukun sujud syukur dan sujud tilawah!
c. Sebutkan hikmah dari sujud syukur dan sujud tilawah!
2. Observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan
lembar penilaian observasi sebagai berikut:
Skor
Nilai
No Kriteria
Pengamatan
4
(Sangat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
1. Sikap antusias
dalam proses
pembelajaran
2. Menghargai
pendapat teman
3. Keaktifan dalam
proses
pembelajaran
Skor Maksimum : 12
N = ∑
∑
Konfersi Nilai Kualitatif
MK = 11 - 12
MB = 8 - 10
MT = 5 - 7
BT = 2 - 4
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator
tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
CATATAN :
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka
diadakan remedial.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
(Sri Komariyati, S.Ag)
NIP.
Jakarta, 25 Agustus 2016
Peneliti
(Arfani Usman)
NIM. 1111011000014
1. SUJUD SYUKUR
1. Pengertian syukur dan Sujud Syukur
Syukur secara bahasa artinya adalah terimakasih. Bersyukur bisa
dilakukan dengan banyak cara, bisa dengan ucapan atau perbuatan.
Seseorang yang diberikan nikmat berupa kesehatan bisa menyukurinya
dengan cara menggunakan kesehatan tersebut untuk melakukan amal
kebaikan. Seseorang yang ingin bersyukur karena sudah dianugrahi
sepasang mata maka ia sudah semestinya mensyukurinya dengan
menggunakan mata itu melihat yang baik-baik. Kita juga bisa mewujudkan
syukur atas semua nikmat yang diberikan Allah Swt serta terhindarnya kita
dari suatu musibah dengan sujud syukur.
Jadi, sujud syukur ialah sujud yang dikerjakan seseorang manakala
memperoleh kenikmatan atau terhindar dari suatu bahaya yang mengancam
dirinya. Sujud syukur ini merupakan tanda terima kasih seorang hamba
kepada Allah SWT. atas nikmat yang telah diterimanya.
2. Hukum Bersyukur dan Sujud Syukur
Hukum bersyukur kepada Allah Swt adalah wajib. Kapan pun, dalam
kondisi apapun seseorang diwajibkan untuk terus mensyukuri nikmat Allah.
Sebab apapun yang diberikan Allah Swt. kepada kita itulah yang terbaik buat
kita. Kita wajib ridha dengan takdir Allah, meskipun takdir tersebut tidak kita
sukai.
Sementara itu hukum bersyukur dengan cara melakukan sujud syukur
adalah sunnah.Rasulullah SAW bersabda:
"Dari Abi Bakrah, bahwa Nabi SAW apabila mendapatkan sesuatu yang
disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk dan bersujud sebagai
tanda syukur kepada Allah Ta'ala". (HR. Abu Daud, Ibnu Majjah dan
Tirmidzi)
3. Sebab-sebab Melakukan sujud Syukur
a. Karena mendapatkan nikmat dari Allah Swt
b. Karena terhindar dari bahaya (kesusahan yang besar)
4. Cara Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan secara spontan. Misalkan,
ketika seseorang mendapatkan nikmat, atau baru saja mendapatkan kabar yang
menggembirakan, maka seketika itu juga ia melakukan sujud syukur tanpa
menunda-nundanya. Meskipun boleh-boleh saja seseorang melakukan sujud
syukur setiap hari, setiap ba‟da shalat, atau kapan pun ia mau. Tetapi sujud
syukur lebih dianjurkan dilakukan oleh seseorang yang baru saja mendapat
kenikmatan-kenikmatan yang spesial seperti Lulus Ujian, naik kelas,
memenangi lomba tingkat nasional, dan lain sebagainya. Kenikmatan-
kenikmatan tersebut tidak terjadi belum tentu kita dapatkan setahun sekali.
Adapun cara melakukannya adalah dengan satu kali sujud dan dilakukan di luar
shalat. Meskipun syarat sujud syukur boleh tidak suci tetapi tentunya lebih
baik (afdhal) bila melakukan selagi suci dari hadast dan najis.
5. Do’a Sujud Syukur
Bacaan do’a sujud syukur juga sama dengan sujud tilawah, yaitu:
تثارك الله ت وق ى سجذ وجه للذي خلق وشق سمع وتصزي تحىل
أحسه الخالقيه Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk diriku
serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan
dan kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
Atau boleh juga sujud syukur dengan membaca doa berikut:
ا ورق ا. الله ن ان ثحاول الله ن اوت رت ي حقا حقا، سجذت لل يارب تعثذ س
الله ن قىي عذاتل يىم ت ثعث عثاد ك وت ة عملي ضعيف فضاعف لي
علي
حين اب الز اول اوت التىArtinya:
"Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkaulah Tuhaku yang sebenarnya, aku sujud
kepada-Mu ya Rabbi sebagai pengabdian dan penghambaan. Ya Allah,
sungguh amalku lemah, maka lipat gandakan pahalanya bagiku. Ya Allah,
selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan,
terimalah taubatku, sesunguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha
Penyayang."
Selain dua doa di atas, doa sujud syukur bisa juga menggunakan bacaan
yang lain, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Naml : 19,
dimulai dari "Rabbi 'auzi'ni…dan seterusnya sampai akhir.
Artinya:
"….Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai : dan masukkanlah aku
dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang
shaleh". (QS. An-Naml [27] : 19)
6. Beberapa peristiwa yang menyebabkan Rasul dan para
sahabat melakukan sujud syukur.
a. Rasulullah SAW. sujud syukur ketika menerima surat tentang masuk
Islamnya Hamadzan.
b. Ketika mendengar kematian Musailamah AI-Kadzab (Nabi pi:lIsu),
Abu Bakar As-Shidiq melakukan sujud syukur.
c. Ali ra. sujud syukur ketika menemukan mayat Dzats Tsudaiyah di
antara orang-orang Khawarij yang tewas terbunuh.
d. Ka'ab bin Malik sujud syukur ketika mendengar berita bahwa taubatnya
diterima oleh Allah SWT.
7. Hikmah Sujud Syukur
Hikmah sujud syukur, yaitu:
a. Memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugrah yang diterima dari Allah
Swt.
b. Merasa dekat dengan Allah sehingga memperoleh bimbingan dan
hidayahNya.
c. Memperoleh tambahan nikmat dari Allah Swt dan selamat dari
siksanya.
2. SujudTilawah
1. Pengertian Sujud Tilawah.
Menurut bahasa tilawah berarti bacaan. Sedangkan menurut istilah
sujud tilawah ialah sujud yang dikerjakan pada saat membaca atau
mendengar ayat-ayat "sajdah" dalam AI-Qur'an.Berbeda dengan sujud
syukur, sujud tilawah boleh dikerjakan di dalam maupun di luar shalat.
2. Hukum Melaksanakan Sujud Tiawah
Hukum melakukannya adalah sunnah.Dasarnya adalah adalah hadist
berikut, yang artinya:
“Rasulullah membacakan al-Qur‟an untuk kami, jika melalui ayat sajdah
beliau bertakbir lalu sujud dan kami pun ikut semua.” (H.R Abu Dawud,
Baihaqi, Hakim)
3. Syarat-syarat Sujud Tilawah
a. Suci dari hadats dan najis, baik badan, pakaian maupun tempat
b. Menutup aurat
c. Menghadap ke arah kiblat
d. Setelah mendengar atau membaca ayat sajdah
4. Rukun Sujud Tilawah
Rukun sujud tilawah sama dengan rukun sujud syukur, yaitu:
a. Niat (di dalam hati)
b. Takbiratullhram
c. Sujud
d. Duduk sesudah sujud (tanpa membaca tasyahud)
e. Salam
5. Cara Melaksanakan sujud Tilawah
a. Sujud tilawah di dalam shalat
Jika mendengar atau membaca ayat sajdah dalam shalat,
hendaklahsujud sekali, kemudian kembali berdiri meneruskan bacaan
ayat tersebut dan meneruskan shalat. Namun apabila dalam shalat
jama'ah makmum wajib mengikuti imam. Artinya jika imam membaca
ayat sajdah lalu bersujud, maka makmum wajib ikut sujud. Tetapi jika
imam tidak sujud, maka makmumpun tidak boleh sujud sendirian
b. Sujud tilawah luar shalat
1) Menghadap kiblat
2) Niat dan takbir
3) Sujud (Hanya sekali)
4) Duduk setelah sujud
5) Salam
6. Doa Sujud Tilawah
Doa sujud tilawah adalah sebagai berikut:
تثارك الله ت وق ى سجذ وجه للذي خلق وشق سمع وتصزي تحىل
أحسه الخالقيه Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk
diriku serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan
kekuasaan dan kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
7. Keutamaan Sujud Tilawah
Hikmah sujud tilawah ialah akan terhindar dari gangguan
syetan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Dari Abu Hurairah RA, Nabi Saw. bersabda: „Apabila seorang membaca
ayat sajdah lalu ia sujud, maka setan menghindar dan menangis serta
berkata: “hai celakalah aku, ia diperintah bersujud lalu sujud, maka
untuknya surga. Sedangkan saya diperintah bersujud tetapi saya menolak,
maka bagi saya neraka.” (H.R. Muslim)
8. Ayat-ayat Sajdah:
Di dalam AI-Our'an terdapat 15 ayat sajadah, yaitu :
a) Akhir Surat Al-A’raf [7] : 206
b) Akhir Surat Ar-Ra’du [13] : 15
c) Akhir Surat An-Nahl [16] : 49
d) Akhir Surat Isra [17] : 109
e) Akhir Surat Maryam [19] : 58
f) Akhir Surat Al-Hajj [22]: 18
g) Akhir Surat Al-Hajj [22] :77
h) Akhir Surat Al-Furqan [25] : 60
i) Akhir Surat An-Naml [27] : 26
Biasanya di mushaf Al-Qur’an, untuk menandai bahwa ayat
tersebut adalah ayat sajdah maka terdapat tanda kubah masjid dan
terdapat tulisan سجذج di sebelah ayat-ayat sajdah tersebut.
9. Persamaan dan Perbedaan Sujud Tilawah dengan Sujud
Syukur
1. Persamaannya
a. Baik sujud tilawah maupun sujud syukur hanya dilakukan sekali
sujud saja.
b. Hukumnya sama-sama sunnah.
2.Perbedaannya
a. Sujud tilawah dapat dikerjakan di saat shalat maupun di luar shalat,
sedangkan sujud syukur hanya boleh dikerjakan di luar shalat dan
tidak boleh melakukan sujud syukur di saat shalat.
b. Sujud tilawah dikerjakan karena mendengar atau membaea ayat-ayat
sajadah, sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat
dari Allah SWT. atau karena terhindar dari bahaya yang menganeam
dirinya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan
Kelas / Semester : XIII (Delapan) / 1(Ganjil)
Mata Pelajaran : Fiqih
Pertemuan ke- : 2 (Siklus 1)
Alokasi Waktu : 90 menit
Standar Kompetensi :1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
A. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati hikmah sujud tilawah
1.2 Meyakini hikmah bersyukur
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian, sebab dan hukum sujud syukur.
2. Menyebutkan syarat dan rukun sujud syukur.
3. Menghafal bacaan sujud syukur
4. Menjelaskan hikmah sujud syukur.
5. Menjelaskan pengertian, sebab dan hukum sujud syukur
6. Menyebutkan syarat dan rukun sujud tilawah
7. Menghafal bacaan sujud tilawah
8. Mendemonstrasikan sujud syukur dan sujud tilawah.
9. Menunjukan ayat-ayat sajadah.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan metode PQ4R, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian sujud syukur dan sujud tilawah, mampu menyebutkan
syarat dan rukun sujud syukur dan tilawah, mampu menjelaskan hikmah sujud
syukur dan tilawah serta mampu menjelaskan menghafal dan
mendemonstrasikan sujud syukur dan tilawah.
D. Materi Pembelajaran
Sujud Syukur dan Sujud Tilawah
E. Metode Pembelajaran
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review)
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a
bersama dengan penuh khidmat.
2. Guru melakukan apersepsi.
3. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan
dicapai.
5 m 15 menit
Kegiatan Inti 1. Menalar
Guru membagi siswa kelompok.
Guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok dan
member batas waktu untuk mengerjakan pertanyaan
tersebut.
Siswa menjawab pertanyaan di kelompoknya dengan
diskusi.
Perwakilan dari semua kelompok mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas
Guru memeriksa hasil kerja setiap kelompok dan
memberikan reward kepada kelompok yang mengerjakan
paling cepat dan tepat.
Guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Guru melaksanakan posttest di akhir pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai
kompetensi yang telah dirumuskan di dalam indikator
10 40 menit
Pen Penutup 1. Guru melakukan evaluasi dengan tes tulisan.
2. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
4. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
5 M 35 menit
F. Alat dan Media pembelajaran
1. Alat
a. LCD Projector
b. Komputer
2. Media
a. Power point
b. Video
c. Buku paket
G. Sumber Belajar
a. Zainal Muttaqin, dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam Fikih Untuk MTs.
Semarang: PT Karya Toha Putra
H. Penilaian Proses dan Hasil belajar
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk mengukurtingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.
1. Tes
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
a. Jelaskan pengertian sujud syukur dan sujud tilawah!
b. Sebutkan syarat dan rukun sujud syukur dan sujud tilawah!
c. Sebutkan hikmah dari sujud syukur dan sujud tilawah!
2. Observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan
lembar penilaian observasi sebagai berikut:
Skor
Nilai
No Kriteria
Pengamatan
4
(Sangat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
1. Sikap antusias
dalam proses
pembelajaran
2. Menghargai
pendapat teman
3. Keaktifan dalam
proses
pembelajaran
Skor Maksimum : 12
N = ∑
∑
Konfersi Nilai Kualitatif
MK = 11 - 12
MB = 8 - 10
MT = 5 - 7
BT = 2 - 4
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator
tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
CATATAN :
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka
diadakan remedial.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
(Sri Komariyati, S.Ag)
NIP.
Jakarta, 18 Agustus 2016
Peneliti
(Arfani Usman)
NIM. 1111011000014
1. SUJUD SYUKUR
1. Pengertian syukur dan Sujud Syukur
Syukur secara bahasa artinya adalah terimakasih. Bersyukur bisa
dilakukan dengan banyak cara, bisa dengan ucapan atau perbuatan.
Seseorang yang diberikan nikmat berupa kesehatan bisa menyukurinya
dengan cara menggunakan kesehatan tersebut untuk melakukan amal
kebaikan. Seseorang yang ingin bersyukur karena sudah dianugrahi
sepasang mata maka ia sudah semestinya mensyukurinya dengan
menggunakan mata itu melihat yang baik-baik. Kita juga bisa mewujudkan
syukur atas semua nikmat yang diberikan Allah Swt serta terhindarnya kita
dari suatu musibah dengan sujud syukur.
Jadi, sujud syukur ialah sujud yang dikerjakan seseorang manakala
memperoleh kenikmatan atau terhindar dari suatu bahaya yang mengancam
dirinya. Sujud syukur ini merupakan tanda terima kasih seorang hamba
kepada Allah SWT. atas nikmat yang telah diterimanya.
2. Hukum Bersyukur dan Sujud Syukur
Hukum bersyukur kepada Allah Swt adalah wajib. Kapan pun, dalam
kondisi apapun seseorang diwajibkan untuk terus mensyukuri nikmat Allah.
Sebab apapun yang diberikan Allah Swt. kepada kita itulah yang terbaik buat
kita. Kita wajib ridha dengan takdir Allah, meskipun takdir tersebut tidak kita
sukai.
Sementara itu hukum bersyukur dengan cara melakukan sujud syukur
adalah sunnah.Rasulullah SAW bersabda:
"Dari Abi Bakrah, bahwa Nabi SAW apabila mendapatkan sesuatu yang
disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk dan bersujud sebagai
tanda syukur kepada Allah Ta'ala". (HR. Abu Daud, Ibnu Majjah dan
Tirmidzi)
3. Sebab-sebab Melakukan sujud Syukur
a. Karena mendapatkan nikmat dari Allah Swt
b. Karena terhindar dari bahaya (kesusahan yang besar)
4. Cara Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan secara spontan. Misalkan,
ketika seseorang mendapatkan nikmat, atau baru saja mendapatkan kabar yang
menggembirakan, maka seketika itu juga ia melakukan sujud syukur tanpa
menunda-nundanya. Meskipun boleh-boleh saja seseorang melakukan sujud
syukur setiap hari, setiap ba‟da shalat, atau kapan pun ia mau. Tetapi sujud
syukur lebih dianjurkan dilakukan oleh seseorang yang baru saja mendapat
kenikmatan-kenikmatan yang spesial seperti Lulus Ujian, naik kelas,
memenangi lomba tingkat nasional, dan lain sebagainya. Kenikmatan-
kenikmatan tersebut tidak terjadi belum tentu kita dapatkan setahun sekali.
Adapun cara melakukannya adalah dengan satu kali sujud dan dilakukan di luar
shalat. Meskipun syarat sujud syukur boleh tidak suci tetapi tentunya lebih
baik (afdhal) bila melakukan selagi suci dari hadast dan najis.
5. Do’a Sujud Syukur
Bacaan do’a sujud syukur juga sama dengan sujud tilawah, yaitu:
تثارك الله ت وقى سجذ وجه للذي خلق وشق سمع وتصزي تحىل
أحسه الخالقيه Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk diriku
serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan
dan kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
Atau boleh juga sujud syukur dengan membaca doa berikut:
ا ورق ا. اللهن ان سثحاول اللهن اوت رت ي حقا حقا، سجذت لل يارب تعثذ
اللهن قىي عذاتل يىم تثعث عثادك وتة عملي ضعيف فضاعف لي
علي
حين اب الز اول اوت التىArtinya:
"Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkaulah Tuhaku yang sebenarnya, aku sujud
kepada-Mu ya Rabbi sebagai pengabdian dan penghambaan. Ya Allah,
sungguh amalku lemah, maka lipat gandakan pahalanya bagiku. Ya Allah,
selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan,
terimalah taubatku, sesunguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha
Penyayang."
Selain dua doa di atas, doa sujud syukur bisa juga menggunakan bacaan
yang lain, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Naml : 19,
dimulai dari "Rabbi 'auzi'ni…dan seterusnya sampai akhir.
Artinya:
"….Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai : dan masukkanlah aku
dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang
shaleh". (QS. An-Naml [27] : 19)
6. Beberapa peristiwa yang menyebabkan Rasul dan para
sahabat melakukan sujud syukur.
a. Rasulullah SAW. sujud syukur ketika menerima surat tentang masuk
Islamnya Hamadzan.
b. Ketika mendengar kematian Musailamah AI-Kadzab (Nabi pi:lIsu),
Abu Bakar As-Shidiq melakukan sujud syukur.
c. Ali ra. sujud syukur ketika menemukan mayat Dzats Tsudaiyah di
antara orang-orang Khawarij yang tewas terbunuh.
d. Ka'ab bin Malik sujud syukur ketika mendengar berita bahwa taubatnya
diterima oleh Allah SWT.
7. Hikmah Sujud Syukur
Hikmah sujud syukur, yaitu:
a. Memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugrah yang diterima dari Allah
Swt.
b. Merasa dekat dengan Allah sehingga memperoleh bimbingan dan
hidayahNya.
c. Memperoleh tambahan nikmat dari Allah Swt dan selamat dari
siksanya.
2. SujudTilawah
1. Pengertian Sujud Tilawah.
Menurut bahasa tilawah berarti bacaan. Sedangkan menurut istilah
sujud tilawah ialah sujud yang dikerjakan pada saat membaca atau
mendengar ayat-ayat "sajdah" dalam AI-Qur'an.Berbeda dengan sujud
syukur, sujud tilawah boleh dikerjakan di dalam maupun di luar shalat.
2. Hukum Melaksanakan Sujud Tiawah
Hukum melakukannya adalah sunnah.Dasarnya adalah adalah hadist
berikut, yang artinya:
“Rasulullah membacakan al-Qur‟an untuk kami, jika melalui ayat sajdah
beliau bertakbir lalu sujud dan kami pun ikut semua.” (H.R Abu Dawud,
Baihaqi, Hakim)
3. Syarat-syarat Sujud Tilawah
a. Suci dari hadats dan najis, baik badan, pakaian maupun tempat
b. Menutup aurat
c. Menghadap ke arah kiblat
d. Setelah mendengar atau membaca ayat sajdah
4. Rukun Sujud Tilawah
Rukun sujud tilawah sama dengan rukun sujud syukur, yaitu:
a. Niat (di dalam hati)
b. Takbiratullhram
c. Sujud
d. Duduk sesudah sujud (tanpa membaca tasyahud)
e. Salam
5. Cara Melaksanakan sujud Tilawah
a. Sujud tilawah di dalam shalat
Jika mendengar atau membaca ayat sajdah dalam shalat,
hendaklahsujud sekali, kemudian kembali berdiri meneruskan bacaan
ayat tersebut dan meneruskan shalat. Namun apabila dalam shalat
jama'ah makmum wajib mengikuti imam. Artinya jika imam membaca
ayat sajdah lalu bersujud, maka makmum wajib ikut sujud. Tetapi jika
imam tidak sujud, maka makmumpun tidak boleh sujud sendirian
b. Sujud tilawah luar shalat
1) Menghadap kiblat
2) Niat dan takbir
3) Sujud (Hanya sekali)
4) Duduk setelah sujud
5) Salam
6. Doa Sujud Tilawah
Doa sujud tilawah adalah sebagai berikut:
تثارك الله ت وقى سجذ وجه للذي خلق وشق سمع وتصزي تحىل
أحسه الخالقيه Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk
diriku serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan
kekuasaan dan kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
7. Keutamaan Sujud Tilawah
Hikmah sujud tilawah ialah akan terhindar dari gangguan
syetan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Dari Abu Hurairah RA, Nabi Saw. bersabda: „Apabila seorang membaca
ayat sajdah lalu ia sujud, maka setan menghindar dan menangis serta
berkata: “hai celakalah aku, ia diperintah bersujud lalu sujud, maka
untuknya surga. Sedangkan saya diperintah bersujud tetapi saya menolak,
maka bagi saya neraka.” (H.R. Muslim)
8. Ayat-ayat Sajdah:
Di dalam AI-Our'an terdapat 15 ayat sajadah, yaitu :
a) Akhir Surat Al-A’raf [7] : 206
b) Akhir Surat Ar-Ra’du [13] : 15
c) Akhir Surat An-Nahl [16] : 49
d) Akhir Surat Isra [17] : 109
e) Akhir Surat Maryam [19] : 58
f) Akhir Surat Al-Hajj [22]: 18
g) Akhir Surat Al-Hajj [22] :77
h) Akhir Surat Al-Furqan [25] : 60
i) Akhir Surat An-Naml [27] : 26
Biasanya di mushaf Al-Qur’an, untuk menandai bahwa ayat
tersebut adalah ayat sajdah maka terdapat tanda kubah masjid dan
terdapat tulisan سجذج di sebelah ayat-ayat sajdah tersebut.
9. Persamaan dan Perbedaan Sujud Tilawah dengan Sujud
Syukur
1. Persamaannya
a. Baik sujud tilawah maupun sujud syukur hanya dilakukan sekali
sujud saja.
b. Hukumnya sama-sama sunnah.
2.Perbedaannya
a. Sujud tilawah dapat dikerjakan di saat shalat maupun di luar shalat,
sedangkan sujud syukur hanya boleh dikerjakan di luar shalat dan
tidak boleh melakukan sujud syukur di saat shalat.
b. Sujud tilawah dikerjakan karena mendengar atau membaea ayat-ayat
sajadah, sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat
dari Allah SWT. atau karena terhindar dari bahaya yang menganeam
dirinya.
Pilihlah jawaban yang benar pada huruf a, b, c, atau d!
1. Kata syukur menurut bahasa artinya….
a. Terim kasih c. pujian
b. Bacaan d. anugerah
2. Kata tilawah menurut bahasa artinya….
a. Terima kasih c. Pujian
b. Bacaan d. Angerah
3. Syarat sujud syukur ialah….
a. Tertib c. Niat
b. Menurut aurat d. Takbiratul Ihram
4. Yang termasuk rukun sujud tilawah….
a. Sujud dari hadas dan najis c. Menutup aurat
b. Menghadap kiblat d. Salam setelah sujud/sambil duduk
5. Ketentuan sujud tilawah ketika shalat berjamaah….
a. Imam sujud tilawah, makmum harus mengikuti imam
b. Imam sujud tilawah, makmum boleh mengikuti imam
c. Imam sujud tilawah, makmum boleh tidak mengikuti imam
d. Imam tidak sujud tilawah, makmum boleh sujud
6. Yang tidak termasuk sebab-sebab sujud syukur….
a. Mendapatkan kenikmatan dari Allah Swt
b. Terhindar dari bahaya
c. Mendapat berita gembira
d. Menemukan ayat sajadah
7. Bacaan sujud syukur….
a. Sama dengan bacaan sujud tilawah
b. Beda dengan bacaan sujud tilawah
c. Sama dengan bacaan sujud sahwi
d. Tidak jauh beda dengan bacaan sujud sahwi
8. Ketika mendapatkan hadiah dari sekolah, sebaiknya anda….
a. Sujud sahwi c. sujud syukur
b. Sujud tilawah d. sujud Ibadah
9. Sujud tilawah dilakukan karena….
a. Menemukan ayat sajadah c. mendapat kenikmatan
b. Terhindar dari bahaya d. Mendapatkan berita gembira
10. Yang termasuk syarat sujud tilawah….
a. Niat c. sujud satu kali
b. Menghadap Kiblat d. tertib
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan
Kelas / Semester : XIII (Delapan) / 1(Ganjil)
Mata Pelajaran : Fiqih
Pertemuan ke- : 2 (Siklus 2)
Alokasi Waktu : 90 menit
Standar Kompetensi :1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
A. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati hikmah sujud tilawah
1.2 Meyakini hikmah bersyukur
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian, sebab dan hukum sujud syukur.
2. Menyebutkan syarat dan rukun sujud syukur.
3. Menghafal bacaan sujud syukur
4. Menjelaskan hikmah sujud syukur.
5. Menjelaskan pengertian, sebab dan hukum sujud syukur
6. Menyebutkan syarat dan rukun sujud tilawah
7. Menghafal bacaan sujud tilawah
8. Mendemonstrasikan sujud syukur dan sujud tilawah.
9. Menunjukan ayat-ayat sajadah.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan metode PQ4R, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian sujud syukur dan sujud tilawah, mampu menyebutkan
syarat dan rukun sujud syukur dan tilawah, mampu menjelaskan hikmah sujud
syukur dan tilawah serta mampu menjelaskan menghafal dan
mendemonstrasikan sujud syukur dan tilawah.
D. Materi Pembelajaran
Sujud Syukur dan Sujud Tilawah
E. Metode Pembelajaran
PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review)
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a
bersama dengan penuh khidmat.
2. Guru melakukan apersepsi.
3. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan
dicapai.
5 m 15 menit
Kegiatan Inti 1. Menalar
Guru membagi siswa kelompok.
Guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok dan
member batas waktu untuk mengerjakan pertanyaan
tersebut.
Siswa menjawab pertanyaan di kelompoknya dengan
diskusi.
Perwakilan dari semua kelompok mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas
Guru memeriksa hasil kerja setiap kelompok dan
memberikan reward kepada kelompok yang mengerjakan
paling cepat dan tepat.
Guru melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Guru melaksanakan posttest di akhir pembelajaran yang
bertujuan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai
kompetensi yang telah dirumuskan di dalam indikator
10 40 menit
Pen Penutup 1. Guru melakukan evaluasi dengan tes tulisan.
2. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.
3. Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
4. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
5 M 35 menit
F. Alat dan Media pembelajaran
1. Alat
a. LCD Projector
b. Komputer
2. Media
a. Power point
b. Video
c. Buku paket
G. Sumber Belajar
a. Zainal Muttaqin, dkk. 2013. Pendidikan Agama Islam Fikih Untuk MTs.
Semarang: PT Karya Toha Putra
H. Penilaian Proses dan Hasil belajar
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru
untuk mengukurtingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran.
1. Tes
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
a. Jelaskan pengertian sujud syukur dan sujud tilawah!
b. Sebutkan syarat dan rukun sujud syukur dan sujud tilawah!
c. Sebutkan hikmah dari sujud syukur dan sujud tilawah!
2. Observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan
lembar penilaian observasi sebagai berikut:
Skor
Nilai
No Kriteria
Pengamatan
4
(Sangat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
1. Sikap antusias
dalam proses
pembelajaran
2. Menghargai
pendapat teman
3. Keaktifan dalam
proses
pembelajaran
Skor Maksimum : 12
N = ∑
∑
Konfersi Nilai Kualitatif
MK = 11 - 12
MB = 8 - 10
MT = 5 - 7
BT = 2 - 4
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator
tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
CATATAN :
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka
diadakan remedial.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
(Sri Komariyati, S.Ag)
NIP.
Jakarta, 1 September 2016
Peneliti
(Arfani Usman)
NIM. 1111011000014
1. SUJUD SYUKUR
1. Pengertian syukur dan Sujud Syukur
Syukur secara bahasa artinya adalah terimakasih. Bersyukur bisa
dilakukan dengan banyak cara, bisa dengan ucapan atau perbuatan.
Seseorang yang diberikan nikmat berupa kesehatan bisa menyukurinya
dengan cara menggunakan kesehatan tersebut untuk melakukan amal
kebaikan. Seseorang yang ingin bersyukur karena sudah dianugrahi
sepasang mata maka ia sudah semestinya mensyukurinya dengan
menggunakan mata itu melihat yang baik-baik. Kita juga bisa mewujudkan
syukur atas semua nikmat yang diberikan Allah Swt serta terhindarnya kita
dari suatu musibah dengan sujud syukur.
Jadi, sujud syukur ialah sujud yang dikerjakan seseorang manakala
memperoleh kenikmatan atau terhindar dari suatu bahaya yang mengancam
dirinya. Sujud syukur ini merupakan tanda terima kasih seorang hamba
kepada Allah SWT. atas nikmat yang telah diterimanya.
2. Hukum Bersyukur dan Sujud Syukur
Hukum bersyukur kepada Allah Swt adalah wajib. Kapan pun, dalam
kondisi apapun seseorang diwajibkan untuk terus mensyukuri nikmat Allah.
Sebab apapun yang diberikan Allah Swt. kepada kita itulah yang terbaik buat
kita. Kita wajib ridha dengan takdir Allah, meskipun takdir tersebut tidak kita
sukai.
Sementara itu hukum bersyukur dengan cara melakukan sujud syukur
adalah sunnah.Rasulullah SAW bersabda:
"Dari Abi Bakrah, bahwa Nabi SAW apabila mendapatkan sesuatu yang
disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk dan bersujud sebagai
tanda syukur kepada Allah Ta'ala". (HR. Abu Daud, Ibnu Majjah dan
Tirmidzi)
3. Sebab-sebab Melakukan sujud Syukur
a. Karena mendapatkan nikmat dari Allah Swt
b. Karena terhindar dari bahaya (kesusahan yang besar)
4. Cara Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan secara spontan. Misalkan,
ketika seseorang mendapatkan nikmat, atau baru saja mendapatkan kabar yang
menggembirakan, maka seketika itu juga ia melakukan sujud syukur tanpa
menunda-nundanya. Meskipun boleh-boleh saja seseorang melakukan sujud
syukur setiap hari, setiap ba‟da shalat, atau kapan pun ia mau. Tetapi sujud
syukur lebih dianjurkan dilakukan oleh seseorang yang baru saja mendapat
kenikmatan-kenikmatan yang spesial seperti Lulus Ujian, naik kelas,
memenangi lomba tingkat nasional, dan lain sebagainya. Kenikmatan-
kenikmatan tersebut tidak terjadi belum tentu kita dapatkan setahun sekali.
Adapun cara melakukannya adalah dengan satu kali sujud dan dilakukan di luar
shalat. Meskipun syarat sujud syukur boleh tidak suci tetapi tentunya lebih
baik (afdhal) bila melakukan selagi suci dari hadast dan najis.
5. Do’a Sujud Syukur
Bacaan do’a sujud syukur juga sama dengan sujud tilawah, yaitu:
تثارك الله ت وقى سجذ وجه للذي خلق وشق سمع وتصزي تحىل
أحسه الخالقيه Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk diriku
serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan
dan kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
Atau boleh juga sujud syukur dengan membaca doa berikut:
ا ورق ا. اللهن ان سثحاول اللهن اوت رت ي حقا حقا، سجذت لل يارب تعثذ
اللهن قىي عذاتل يىم تثعث عثادك وتة عملي ضعيف فضاعف لي
علي
حين اب الز اول اوت التىArtinya:
"Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkaulah Tuhaku yang sebenarnya, aku sujud
kepada-Mu ya Rabbi sebagai pengabdian dan penghambaan. Ya Allah,
sungguh amalku lemah, maka lipat gandakan pahalanya bagiku. Ya Allah,
selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan,
terimalah taubatku, sesunguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha
Penyayang."
Selain dua doa di atas, doa sujud syukur bisa juga menggunakan bacaan
yang lain, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Naml : 19,
dimulai dari "Rabbi 'auzi'ni…dan seterusnya sampai akhir.
Artinya:
"….Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai : dan masukkanlah aku
dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang
shaleh". (QS. An-Naml [27] : 19)
6. Beberapa peristiwa yang menyebabkan Rasul dan para
sahabat melakukan sujud syukur.
a. Rasulullah SAW. sujud syukur ketika menerima surat tentang masuk
Islamnya Hamadzan.
b. Ketika mendengar kematian Musailamah AI-Kadzab (Nabi pi:lIsu),
Abu Bakar As-Shidiq melakukan sujud syukur.
c. Ali ra. sujud syukur ketika menemukan mayat Dzats Tsudaiyah di
antara orang-orang Khawarij yang tewas terbunuh.
d. Ka'ab bin Malik sujud syukur ketika mendengar berita bahwa taubatnya
diterima oleh Allah SWT.
7. Hikmah Sujud Syukur
Hikmah sujud syukur, yaitu:
a. Memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugrah yang diterima dari Allah
Swt.
b. Merasa dekat dengan Allah sehingga memperoleh bimbingan dan
hidayahNya.
c. Memperoleh tambahan nikmat dari Allah Swt dan selamat dari
siksanya.
2. SujudTilawah
1. Pengertian Sujud Tilawah.
Menurut bahasa tilawah berarti bacaan. Sedangkan menurut istilah
sujud tilawah ialah sujud yang dikerjakan pada saat membaca atau
mendengar ayat-ayat "sajdah" dalam AI-Qur'an.Berbeda dengan sujud
syukur, sujud tilawah boleh dikerjakan di dalam maupun di luar shalat.
2. Hukum Melaksanakan Sujud Tiawah
Hukum melakukannya adalah sunnah.Dasarnya adalah adalah hadist
berikut, yang artinya:
“Rasulullah membacakan al-Qur‟an untuk kami, jika melalui ayat sajdah
beliau bertakbir lalu sujud dan kami pun ikut semua.” (H.R Abu Dawud,
Baihaqi, Hakim)
3. Syarat-syarat Sujud Tilawah
a. Suci dari hadats dan najis, baik badan, pakaian maupun tempat
b. Menutup aurat
c. Menghadap ke arah kiblat
d. Setelah mendengar atau membaca ayat sajdah
4. Rukun Sujud Tilawah
Rukun sujud tilawah sama dengan rukun sujud syukur, yaitu:
a. Niat (di dalam hati)
b. Takbiratullhram
c. Sujud
d. Duduk sesudah sujud (tanpa membaca tasyahud)
e. Salam
5. Cara Melaksanakan sujud Tilawah
a. Sujud tilawah di dalam shalat
Jika mendengar atau membaca ayat sajdah dalam shalat,
hendaklahsujud sekali, kemudian kembali berdiri meneruskan bacaan
ayat tersebut dan meneruskan shalat. Namun apabila dalam shalat
jama'ah makmum wajib mengikuti imam. Artinya jika imam membaca
ayat sajdah lalu bersujud, maka makmum wajib ikut sujud. Tetapi jika
imam tidak sujud, maka makmumpun tidak boleh sujud sendirian
b. Sujud tilawah luar shalat
1) Menghadap kiblat
2) Niat dan takbir
3) Sujud (Hanya sekali)
4) Duduk setelah sujud
5) Salam
6. Doa Sujud Tilawah
Doa sujud tilawah adalah sebagai berikut:
تثارك الله ت وقى سجذ وجه للذي خلق وشق سمع وتصزي تحىل
أحسه الخالقيه Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk
diriku serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan
kekuasaan dan kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
7. Keutamaan Sujud Tilawah
Hikmah sujud tilawah ialah akan terhindar dari gangguan
syetan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Dari Abu Hurairah RA, Nabi Saw. bersabda: „Apabila seorang membaca
ayat sajdah lalu ia sujud, maka setan menghindar dan menangis serta
berkata: “hai celakalah aku, ia diperintah bersujud lalu sujud, maka
untuknya surga. Sedangkan saya diperintah bersujud tetapi saya menolak,
maka bagi saya neraka.” (H.R. Muslim)
8. Ayat-ayat Sajdah:
Di dalam AI-Our'an terdapat 15 ayat sajadah, yaitu :
a) Akhir Surat Al-A’raf [7] : 206
b) Akhir Surat Ar-Ra’du [13] : 15
c) Akhir Surat An-Nahl [16] : 49
d) Akhir Surat Isra [17] : 109
e) Akhir Surat Maryam [19] : 58
f) Akhir Surat Al-Hajj [22]: 18
g) Akhir Surat Al-Hajj [22] :77
h) Akhir Surat Al-Furqan [25] : 60
i) Akhir Surat An-Naml [27] : 26
Biasanya di mushaf Al-Qur’an, untuk menandai bahwa ayat
tersebut adalah ayat sajdah maka terdapat tanda kubah masjid dan
terdapat tulisan سجذج di sebelah ayat-ayat sajdah tersebut.
9. Persamaan dan Perbedaan Sujud Tilawah dengan Sujud
Syukur
1. Persamaannya
a. Baik sujud tilawah maupun sujud syukur hanya dilakukan sekali
sujud saja.
b. Hukumnya sama-sama sunnah.
2.Perbedaannya
a. Sujud tilawah dapat dikerjakan di saat shalat maupun di luar shalat,
sedangkan sujud syukur hanya boleh dikerjakan di luar shalat dan
tidak boleh melakukan sujud syukur di saat shalat.
b. Sujud tilawah dikerjakan karena mendengar atau membaea ayat-ayat
sajadah, sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat
dari Allah SWT. atau karena terhindar dari bahaya yang menganeam
dirinya.
Pilihlah jawaban yang benar pada huruf a, b, c, atau d!
1. Kata syukur menurut bahasa artinya….
a. Terim kasih c. pujian
b. Bacaan d. anugerah
2. Kata tilawah menurut bahasa artinya….
a. Terima kasih c. Pujian
b. Bacaan d. Angerah
3. Syarat sujud syukur ialah….
a. Tertib c. Niat
b. Menurut aurat d. Takbiratul Ihram
4. Yang termasuk rukun sujud tilawah….
a. Sujud dari hadas dan najis c. Menutup aurat
b. Menghadap kiblat d. Salam setelah sujud/sambil duduk
5. Ketentuan sujud tilawah ketika shalat berjamaah….
a. Imam sujud tilawah, makmum harus mengikuti imam
b. Imam sujud tilawah, makmum boleh mengikuti imam
c. Imam sujud tilawah, makmum boleh tidak mengikuti imam
d. Imam tidak sujud tilawah, makmum boleh sujud
6. Yang tidak termasuk sebab-sebab sujud syukur….
a. Mendapatkan kenikmatan dari Allah Swt
b. Terhindar dari bahaya
c. Mendapat berita gembira
d. Menemukan ayat sajadah
7. Bacaan sujud syukur….
a. Sama dengan bacaan sujud tilawah
b. Beda dengan bacaan sujud tilawah
c. Sama dengan bacaan sujud sahwi
d. Tidak jauh beda dengan bacaan sujud sahwi
8. Ketika mendapatkan hadiah dari sekolah, sebaiknya anda….
a. Sujud sahwi c. sujud syukur
b. Sujud tilawah d. sujud Ibadah
9. Sujud tilawah dilakukan karena….
a. Menemukan ayat sajadah c. mendapat kenikmatan
b. Terhindar dari bahaya d. Mendapatkan berita gembira
10. Yang termasuk syarat sujud tilawah….
a. Niat c. sujud satu kali
b. Menghadap Kiblat d. tertib
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR I
Pilihlah jawaban yang benar pada huruf a, b, c, atau d!
1. Kata syukur menurut bahasa artinya….
a. Terim kasih c. pujian
b. Bacaan d. anugerah
2. Kata tilawah menurut bahasa artinya….
a. Terima kasih c. Pujian
b. Bacaan d. Angerah
3. Syarat sujud syukur ialah….
a. Tertib c. Niat
b. Menurut aurat d. Takbiratul Ihram
4. Yang termasuk rukun sujud tilawah….
a. Sujud dari hadas dan najis c. Menutup aurat
b. Menghadap kiblat d. Salam setelah sujud/sambil duduk
5. Ketentuan sujud tilawah ketika shalat berjamaah….
a. Imam sujud tilawah, makmum harus mengikuti imam
b. Imam sujud tilawah, makmum boleh mengikuti imam
c. Imam sujud tilawah, makmum boleh tidak mengikuti imam
d. Imam tidak sujud tilawah, makmum boleh sujud
6. Yang tidak termasuk sebab-sebab sujud syukur….
a. Mendapatkan kenikmatan dari Allah Swt
b. Terhindar dari bahaya
c. Mendapat berita gembira
d. Menemukan ayat sajadah
7. Bacaan sujud syukur….
a. Sama dengan bacaan sujud tilawah
b. Beda dengan bacaan sujud tilawah
c. Sama dengan bacaan sujud sahwi
d. Tidak jauh beda dengan bacaan sujud sahwi
8. Ketika mendapatkan hadiah dari sekolah, sebaiknya anda….
a. Sujud sahwi c. sujud syukur
b. Sujud tilawah d. sujud Ibadah
9. Sujud tilawah dilakukan karena….
a. Menemukan ayat sajadah c. mendapat kenikmatan
b. Terhindar dari bahaya d. Mendapatkan berita gembira
10. Yang termasuk syarat sujud tilawah….
a. Niat c. sujud satu kali
b. Menghadap Kiblat d. tertib
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR II
Pilihlah jawaban yang benar pada huruf a, b, c, atau d!
1. Kata tilawah menurut bahasa artinya….
a. Terima kasih c. Pujian
b. Bacaan d. Angerah
2. Sujud tilawah dilakukan karena….
a. Menemukan ayat sajadah c. mendapat kenikmatan
b. Terhindar dari bahaya d. Mendapatkan berita gembira
3. Kata syukur menurut bahasa artinya….
a. Terim kasih c. pujian
b. Bacaan d. anugerah
4. Bacaan sujud syukur….
a. Sama dengan bacaan sujud tilawah
b. Beda dengan bacaan sujud tilawah
c. Sama dengan bacaan sujud sahwi
d. Tidak jauh beda dengan bacaan sujud sahwi
5. Ketika mendapatkan hadiah dari sekolah, sebaiknya anda….
a. Sujud sahwi c. sujud syukur
b. Sujud tilawah d. sujud Ibadah
6. Syarat sujud syukur ialah….
a. Tertib c. Niat
b. Menurut aurat d. Takbiratul Ihram
7. Yang termasuk rukun sujud tilawah….
a. Sujud dari hadas dan najis c. Menutup aurat
b. Menghadap kiblat d. Salam setelah sujud/sambil duduk
8. Ketentuan sujud tilawah ketika shalat berjamaah….
a. Imam sujud tilawah, makmum harus mengikuti imam
b. Imam sujud tilawah, makmum boleh mengikuti imam
c. Imam sujud tilawah, makmum boleh tidak mengikuti imam
d. Imam tidak sujud tilawah, makmum boleh sujud
9. Yang tidak termasuk sebab-sebab sujud syukur….
a. Mendapatkan kenikmatan dari Allah Swt
b. Terhindar dari bahaya
c. Mendapat berita gembira
d. Menemukan ayat sajadah
10. Yang termasuk syarat sujud tilawah….
a. Niat c. sujud satu kali
b. Menghadap Kiblat d. tertib