penerapan metode drta (directed reading … · ida rahmawati, penerapan metode drta (directed...

13
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Ida Rahmawati Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Dede Somarya Tatat Hartati 1 Abstrak: Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity). Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 siswa. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari: tahap pramembaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca. Hasil yang diperoleh dari nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 62,14 (kurang), pada siklus II adalah 74,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,90 (baik). Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa karena memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks. Abstract: The application of methods DRTA (Directed Reading Activity thingking) to Improve Student Reading Comprehension Ability. The purpose of this research is to improve the ability to understand the content of reading and actively involve students in learning by using DRTA (Directed Reading Activity thingking). This study uses classroom action research. The Subjects were fifth grade students of SDN 2 Suntenjaya, totaling 26 students. The Implementation of this learning consists of: pre-reading stage, the stage reading, and post-reading stage. And the Results obtained from the value of the average student in the first cycle is 62.14 (or less), the second cycle was 74.95 (good) and the third cycle is 80.90 (good). Teaching reading comprehension using DRTA can improve students' reading comprehension because it focuses student engagement with text. Kata kunci : Metode DRTA, Kemampuan Membaca, Membaca Pemahaman Keywords: Methods DRTA, Reading Ability, Reading Comprehension 1 Ida Rahmawati, Dede Somarya, Tatat Hartati

Upload: dangtram

Post on 07-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN SISWA

Ida Rahmawati Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dede Somarya

Tatat Hartati1

Abstrak: Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Tujuan penelitian ini untuk

meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan melibatkan siswa aktif dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity).

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah

siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 siswa. Pelaksanaan pembelajaran terdiri

dari: tahap pramembaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca. Hasil yang diperoleh dari

nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 62,14 (kurang), pada siklus II adalah 74,95 (baik)

dan pada siklus III yaitu 80,90 (baik). Pembelajaran membaca pemahaman dengan

menggunakan metode DRTA dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

siswa karena memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks.

Abstract: The application of methods DRTA (Directed Reading Activity thingking) to

Improve Student Reading Comprehension Ability. The purpose of this research is to

improve the ability to understand the content of reading and actively involve students in

learning by using DRTA (Directed Reading Activity thingking). This study uses classroom

action research. The Subjects were fifth grade students of SDN 2 Suntenjaya, totaling 26

students. The Implementation of this learning consists of: pre-reading stage, the stage

reading, and post-reading stage. And the Results obtained from the value of the average

student in the first cycle is 62.14 (or less), the second cycle was 74.95 (good) and the third

cycle is 80.90 (good). Teaching reading comprehension using DRTA can improve students'

reading comprehension because it focuses student engagement with text.

Kata kunci: Metode DRTA, Kemampuan Membaca, Membaca Pemahaman

Keywords: Methods DRTA, Reading Ability, Reading Comprehension

1 Ida Rahmawati, Dede Somarya, Tatat Hartati

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

PENDAHULUAN

Semua jenis kegiatan yang kita

lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga

maupun di dalam masyarakat, tidak

terlepas dari bahasa.Fungsi utama bahasa

adalah sebagai alat komunikasi.Menurut

Tampubolon (2008:3) “dari segi kognitif,

bahasa adalah alat berpikir, menyatakan

pikiran, dan memahami pikiran. Maka

pembicara perlu berkomunikasi lisan,

menguasai bahasa lisan dan cara-cara

berbicara itu sendiri”. Oleh karena itu,

sasaran pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah adalah keterampilan berbahasa.

Dari keempat keterampilan tersebut

membaca memegang peran penting dalam

mengembangkan kemampuan berbahasa.

Membaca dapat memperluas pengetahuan,

wawasan dan kemampuan seseorang.

Kemampuan membaca merupakan

dasar utama yang harus dimiliki siswa,

sebab tidak berpengaruh terhadap

pembelajaran bahasa saja, tetapi seluruh

aktivitas pembelajaran melibatkan

kemampuan membaca. Pembelajaran

membaca pemahaman teks di sekolah dasar

bagi siswa kelas tinggi cenderung

diabaikan dan tidak melibatkan siswa

berpikir mengenai bacaan sehingga siswa

pasif dalam membaca.

Hal serupa terjadi pada siswa kelas

V SDN 2 Suntenjaya. Dari hasil

pengamatan dapat dikatakan bahwa

membaca pemahaman di kelas V masih

sangat rendah, hal itu tercermin dari nilai

siswa yang rata-ratanya hanya 5,96 dengan

KKM kelas 65. Siswa kelas V di SDN 2

Suntenjaya berjumlah 26 orang.

Kebanyakan guru hanya memberikan

bahan bacaan, kemudian siswa menjawab

pertanyaan sesuai bacaan sehingga siswa

tidak terlibat aktif dalam pembelajaran,

terbatasnya kreativitas siswa dalam

membaca.

Kemampuan membaca pemahaman

perlu ditingkatkan melalui metode

pembelajaran yang menarik minat siswa

sehingga merangsang siswa untuk terlibat

aktif dalam pembelajaran membaca. Oleh

karena itu, peneliti mengusulkan metode

DRTA (Directed Reading Thingking

Activity) untuk meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman siswa. Metode

DRTA ini merupakan salah satu metode

untuk pengajaran membaca pemahaman.

“Metode DRTA lebih

memfokuskan keterlibatan siswa dengan

teks, karena siswa memprediksi dan

membuktikan ketika mereka membaca”

(Rahim, 2008:47). Siswa diajak membuat

prediksi berdasarkan petunjuk judul,

membuat prediksi berdasarkan petunjuk

gambar dan menilai ketepatan prediksi

sehingga siswa diajak berpikir mengenai isi

bacaan dengan pengetahuan awal yang

dimiliki.

Berdasarkan latar belakang diatas,

penulis memfokuskan penelitian yang

diberi judul, “Penerapan Metode DRTA

(Directed Reading Thingking Activity)

Untuk Meningkatkan Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya

Kabupaten Bandung Barat”. Adapun

rumusan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan

pembelajaran membaca pemahaman

dengan metode DRTA pada siswa

kelas V SDN 2 Suntenjaya?

2. Bagaimanakah pelaksanaan metode

DRTA pada siswa kelas V SDN 2

Suntenjaya?

3. Bagaimanakah peningkatan

kemampuan membaca pemahaman

dengan metode DRTA pada siswa

kelas V SDN 2 Sutenjaya?

Berdasarkan pada latar belakang

masalah dan perumusan masalah di atas,

maka tujuan penelitian ini dimaksudkan

untuk:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran

membaca pemahaman dengan metode

DRTA pada siswa kelas V SDN 2

Suntenjaya.

2. Mengetahui pelaksanaan metode

DRTA pada siswakelas V SDN 2

Suntenjaya.

Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

3. Mengetahui peningkatan kemampuan

membaca pemahaman dengan metode

DRTA pada siswa kelas V SDN 2

Sutenjaya.

Hipotesis tindakan dalam penelitian

ini adalah adalah sebagai berikut: Dengan

menerapkan metode DRTA (Directed

Reading Thingking Activity) dapat

meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman pada siswa kelas V SDN 2

Suntenjaya.

Metode DRTA adalah metode

membaca yang melibatkan siswa dalam

proses pembelajaran secara bertahap dan

menuntun siswa mengetahui informasi

pada isi teks.Hal tersebut dirancang untuk

memudahkan siswa dalam proses

membaca. Pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan, dan prediksi yang mereka buat

akan diuji saat mereka membaca teks.

Guru memandu proses

pembelajaran dan menawarkan bantuan

ketika siswa mengalami kesulitan dengan

bahan bacaan. Untuk memperkenalkan

metode, guru memberikan contoh

bagaimana membuat prediksi dari sebuah

judul sehingga siswa akan berpikir mandiri

dengan pengetahuan yang didapat.

Kemudian siswa membaca bahan bacaan

untuk menilai ketepatan prediksi.

Menurut Abidin (2012:81) “metode

DRTA (Directed Reading Thingking

Activity) adalah salah satu metode dalam

pembelajaran membaca yang menggunakan

tiga tahapan yaitu tahap prabaca, tahap

membaca dan tahap pascabaca”.

Prosedur metode DRTA digunakan

untuk merancang dan memperluas

pemahaman dari cara berpikir siswa

mengenai isi bacaan mereka. Metode

DRTA digunakan untuk berbagai jenis

teks. Maka metode DRTA dalam

pembelajaran membaca pemahaman dapat

membimbing dan mendorong siswa untuk

terlibat aktif dalam membaca sehingga

siswa dituntut untuk berpikir mengenai

bacaan.

Kemampuan membaca adalah

potensi yang dimiliki seseorang dalam

memahami isi bacaan dengan tujuan

menambah ilmu pengetahuan dan informasi

yang diaplikasikan kedalam kehidupan

sehari–hari. Sebagaimana menurut

Tampubolon (2008:7) “Kemampuan

membaca ialah kecepatan membaca dan

memahami isi secara keseluruhan”.

Dari pendapat tersebut, maka

kemampuan membaca adalah potensi yang

dimiliki siswa dalam memahami isi teks

kemudian mengembangkan isi dari teks

tersebutuntuk dijadikan suatu gambaran

dimasa depan.

Membaca pemahaman merupakan

salah satu jenis membaca, dimana dalam

kegiatan membaca dituntut untuk

memahami isi suatu teks bacaan. Dalam

membaca pemahaman seseorang harus

mengetahui isi teks, pokok pikiran utama,

menyimpulkan isi teks, dan mengetahui

makna yang terkandung dalam teks.

Membaca pemahaman adalah usaha

untuk memahami bacaan secara mendalam

sehingga pembaca bisa mengingat dengan

baik isi teks, mengurutkan isi teks yang

dibaca dan memberikan respon mengenai

teks tersebut.

Membaca pemahaman untuk siswa

sekolah dasar terutama siswa kelas tinggi,

biasa dilakukan dengan membaca dalam

hati karena tujuan pembelajaran membaca

pemahaman di sekolah dasar dapat dilihat

dari kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks.

Sesuai dengan pendapat Resmini

dan Juanda (2008:80) “membaca

pemahaman atau reading for understanding

adalah salah satu bentuk dari kegiatan

membaca dengan tujuan membacanya

untuk memahami isi pesan yang terdapat

dalam bacaan”.

Dengan membaca pemahaman kita

bisa mendapatkan informasi yang penting

dari pengalaman seseorang maupun

mengenai materi pembelajaran yang bisa

kita ambil sisi positif dan negatif untuk

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

pembelajaran hidup.Untuk memperoleh

makna dan informasi yang tepat, proses

dalam membaca pemahaman melibatkan

siswa berpikir aktif dalam suatu teks

bacaan dengan menghubungkan

pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan

dihubungkan dengan isi teks bacaan.

Terdapat beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap proses membaca

pemahaman diantaranya faktor dari dalam

siswa itu sendiri maupun dari lingkungan.

Faktor yang timbul dari dalam diri sendiri

yaitu kurang minat dalam membaca,

kemampuan mengingat atau dari segi

intelektual yang rendah dan kesehatan fisik.

Sedangkan faktor lingkungan yang

mempengaruhi seperti metode mengajar

guru dan bahan bacaan yang digunakan

terdapat banyak bahasa asing.

METODE

Metode penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR). Model

yang dikembangkan oleh Kemmis dan

McTaggart terdiri dari empat komponen,

yaitu; perencanaan (Planning), tindakan

(Action), pengamatan (Observation) dan

refleksi (Reflection). Keempat komponen

yang berupa untaian tersebut dipandang

sebagai satu siklus (Arikunto, 2009:16).

Gambar 1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Taniredja

dkk,2012:24)

Lokasi Penelitian dilakukan di

sekolah dasar negeri 2 Suntenjaya

kecamatan Lembang kabupaten Bandung

Barat. Waktu Penelitian terhitung mulai

bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2013.

Subjek siswa kelas V dengan jumlah siswa

26 siswa.

Instrumen dalam penelitian ini yaitu

Lembar Kerja Siswa (LKS), wawancara,

observasi, catatan lapangan dan

dokumentasi.

Data yang diperoleh akan dianalisis dan

diolah. Kategori yang digunakan

yaitusangat kurang (SK), kurang (K),

cukup (C), baik (B), sangat baik

(B).Penilaian ini dilakukan untuk

menghitung nilai rata-rata yang diperoleh

siswa dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Keterangan :

= Nilai rata-rata

∑ Jumlah semua nilai siswa

∑ = Jumlah siswa Hasil perolehan persentase aktivitas

siswa kemudian dimasukkan dan

dikelompokkan dengan menggunakan

standar penilaian berikut:

Tabel 1.Kategori Penilaian

Nilai Kategori

91 ≤ A ≤ 100 SB

76 ≤ B ≤ 90 B

65 ≤ C ≤ 75 C

41 ≤ D ≤ 64 K

0 ≤ E ≤ 40 SK

Rumusan perhitungan persentase

menggunakan rambu-rambu analisis

sebagai berikut:

P = Persentase

f = Jumlah siswa yang memenuhi kategori

n = Jumlah keseluruhan siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini diuraikan

berdasarkan tahapan pada setiap siklus

dalam proses pembelajaran di kelas yaitu

tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Penelitian ini

berlangsung selama tiga siklus, pada setiap

siklus peneliti melaksanakan beberapa

tahap penelitian yang dilakukan.

1. Perencanaan pembelajaran

membaca pemahaman dengan

metode DRTA

Pada siklus setiap siklus peneliti

merencanakan pembelajaran bahasa

Indonesia dengan pokok bahasan membaca

pemahaman dengan menerapkan metode

DRTA (Directed Reading Thingking

Activity) yang dilakukan secara kelompok

kemudian individu. Peneliti membuat dan

menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu

RPP sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta tujuan

pembelajaran, bahan ajar dan menetapkan

sumber belajar, gambar mengenai cerita,

Lembar Kerja Siswa dan instrumen

penelitian yaitu berupa catatan lapangan,

instrumen pengamatan kegiatan guru dan

siswa.

Proses pembelajaran pada setiap

siklus akan berbeda sesuai dengan

masalah-masalah yang ditemukan

dilapangan. Perencanaan pada siklus I yaitu

memfokuskan pembelajaran sesuai

indikator yang ditentukan dan

Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

pembelajaran dilakukan secara kelompok

kemudian secara individu. Pada siklus II

dan III perencanaan dirancang tidak hanya

memfokuskan pembelajaran sesuai

indikator tetapi pada aktivitas siswa yang

terlibat aktif pada proses membaca.

Pada siklus II ada sedikit perubahan

pada perencanaan di siklus I yaitu dalam

memprediksi, siswa hanya memprediksi

kelanjutan siswa secara keseluruh bukan

perparagraf. Dan pada siklus III perubahan

perencanaan yaitu pada proses

pembelajaran dilakukan tidak secara

kelompok melainkan individu.

2. Pelaksanaan Metode DRTA

Penerapan metode DRTA (Directed

Reading Thingking Activity) pada

pembelajaran membaca pemahaman, siswa

memprediksi isi dan kelanjutan cerita

dengan petunjuk judul dan gambar yang

diberikan guru kemudian menceritakan

kembali cerita tersebut selanjutnya

menjelaskan pendapat mereka mengenai isi

cerita baik watak tokoh, latar dan pesan

yang terkandung selanjutnya siswa

menyimpulkan cerita. Pelaksanaan pada

siklus I dan II siswa dibagi dalam

kelompok dalam memprediksi isi cerita

kemudian sedangkan pada siklus III

dilakukan secara individu. Pembelajaran

pada siklus I lebih menekankan pada

penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan

yang terkandung pada teks bacaan, aspek 2

yaitu menjelaskan isi cerita, aspek 3 yaitu

menyimpulkan isi dari bacaan dengan

bahasa sendiri, aspek 4 yaitu menceritakan

kembali isi bacaan secara runtut dengan

bahasa sendiri, dan pada aspek 5 yaitu

dalam memprediksi isi bacaan. Sedangkan

pada siklus II Pada penilaian aspek 2 yaitu

menjelaskan isi cerita dan aspek 3 yaitu

menyimpulkan isi dari bacaan dan pada

siklus III yaitu lebih meningkatkan pada

proses pembelajaran sehingga tidak ada

siswa yang mengalami kesulitan dan

memenuhi KKM.

a. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada siklus I rata-

rata mencapai 3,37 dengan persentase

67,5% dengan kategori cukup, siklus II

rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase

77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus

III rata-rata mencapai 4,62 dengan

persentase 92,5% berada pada ketegori

sangat baik.

b. Aktivitas Guru

Aktivitas guru pada siklus I rata-

rata mencapai 3,69 dengan persentase

73,8% berada pada kategori baik, siklus II

rata-rata mencapai 4,15 dengan persentase

83% dengan kategori baik dan pada siklus

III rata-rata mencapai 4,53 dengan

persentase 90,7% yaitu dengan kategori

sangat baik.

c. Kategori Nilai Membaca

Pemahaman Siswa

Gambar 2

Kategori Membaca Pemahaman

SK 15%

K 35%

C 31%

B 19%

Nilai Membaca Pemahaman

Siklus I

Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Dari gambar diatas, terlihat bahwa

siswa yang kurang dari KKM mencapai

50% yaitu 15% SK dan 35% K maka dapat

disimpulkan bahwa siswa yang kurang dari

KKM mencapai setengah bagian.

Gambar 3

Kategori Membaca Pemahaman

Dari gambar diatas, terlihat bahwa

siswa yang kurang dari KKM mencapai

26% maka diperlukan perbaikan pada

tindakan selanjutnya namun mengalami

peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu

siklus I yang kurang dari KKM mencapai

50% dan tidak ada nilai dengan kategori

sangat kurang pada siklus II.

Gambar 3

Kategori Membaca Pemahaman

SB 22%

B 35%

C 17%

K 26%

Nilai Membaca Pemahaman

Siklus II

Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Dari gambar diatas, terlihat bahwa

nilai dalam membaca pemahaman siswa

sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

gambar nilai siswa yang mendapat nilai

sangat baik mencapai 32%, nilai yang

berkategori baik 55%, nilai yang

berkategori cukup 9% dan nilai berkategori

kurang 4%. Pada siklus III tidak ada siswa

yang mendapat nilai kurang maka dapat

disimpulkan bahwa nilai siswa pada siklus

III mengalami peningkatan dari siklus

sebelumnya.

d. Kesulitan Siswa Pada Setiap Aspek

Membaca Pemahaman

Grafik 1

Aspek Penilaian Siswa

Berdasarkan grafik diatas, dapat

terlihat bahwa jumlah siswa yang mendapat

nilai kurang pada setiap aspek. Pada

penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan

yang terkandung pada teks bacaan dari 26

siswa terdapat 4 siswa yang tidak sesuai isi

bacaan. Pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi

cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 6

siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari

bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 12

siswa, aspek 4 yaitu menceritakan kembali

isi bacaan secara runtut dengan bahasa

SB 32%

B 55%

C 9%

K 4%

Nilai Membaca Pemahaman

Siklus III

4

6

12

4 5

0

2

4

6

8

10

12

14

Aspek1

Aspek2

Aspek3

Aspek4

Aspek5

Kesulitan pada siklus I

Jumlah Siswa

Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

sendiri terdapat 4 siswa, dan pada aspek 5

yaitu dalam memprediksi isi bacaan

terdapat 5 orang siswa

Grafik 2

Aspek Penilaian Siswa

Berdasarkan grafik diatas, dapat

terlihat bahwa jumlah siswa yang mendapat

nilai kurang pada setiap aspek. Pada

penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan

yang terkandung pada teks bacaan dari 23

siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi

bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi

cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 3

siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari

bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 4

siswa, dan kesulitan pada aspek 4 dan 5

yaitu menceritakan kembali isi bacaan

secara runtut dengan bahasa sendiri dan

memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa.

Pada siklus II mengalami peningkatan dari

siklus I pada siklus II siswa yang

mengalami kesulitan pada setiap aspek

mengalami penurunan.

Grafik 3

Aspek Penilaian Siswa

1

3

4

2 2

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5

Kesulitan pada siklus II

Jumlah Siswa

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Aspek1

Aspek2

Aspek3

Aspek4

Aspek5

Siswa yang mengalami kesulitan

Siklus III

Jumlah Siswa

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

Berdasarkan grafik diatas, dapat

terlihat bahwa pada aspek 2 terdapat 1

siswa yang mendapat nilai kurang yaitu

aspek menjelaskan isi cerita. Maka dapat

disimpulkan pada siklus III mengalami

peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa

sangat baik dalam mengerjakan soal sesuai

aspek membaca pemahaman. Hal ini

terlihat dari grafik bahwa siswa yang

mengalami kesulitan semakin berkurang

dari setiap siklus.

e. Nilai Rata-rata Siswa

Grafik 4.Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa

Berdasarkan grafik 4.5

perbandingan nilai rata-rata dari siklus I,

siklus II dan siklus III mengalami

peningkatan yang sangat baik dan

memuaskan. Hasil siklus I mencapai

62,154, siklus II mencapai 74,957 dan

siklus III mencapai 80,545. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

dapat meningkat dengan baik. Oleh karena

itu, kegiatan penelitian ini dihentikan

karena dianggap tuntas sesuai dengan

harapan peneliti.

Dengan penerapan metode DRTA

dapat meningkatkan pembelajaran

membaca pemahaman siswa dan membuat

siswa aktif terlibat dalam proses membaca

sehingga pembelajaran membaca tidak

pasif. Hal ini sejalan dengan Rahim

(2008:47) “metode DRTA memfokuskan

keterlibatan siswa dengan teks, karena

siswa memprediksi dan membuktikannya

ketika membaca”. Dengan demikian

metode DRTA dapat memberikan

kemudahan pada siswa dalam memahami

bacaan karena dapat melibatkan siswa

dalam teks bacaan, mengetahui sejauhmana

pengetahuan awal yang dimiliki siswa, dan

mengembangkan imajinasi siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data

penelitian penerapan metode DRTA

(Directed Reading Thingking Activity)

dalam meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran membaca

pemahaman dengan menerapkan

metode DRTA (Directed Reading

Thingking Activity) yang dilakukan

pada setiap siklus dirancang dalam

perangkat pembelajaran yaitu RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),

gambar mengenai cerita, Lembar Kerja

Siswa dan instrumen penelitian berupa

catatan lapangan, lembar wawancara,

lembar pengamatan kegiatan guru dan

siswa. Perencanaan pada siklus I yaitu

memfokuskan pembelajaran secara

kelompok kemudian secara individu.

Pada siklus II dan III perencanaan

dirancang tidak hanya memfokuskan

pembelajaran sesuai indikator tetapi

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

Siklu

s I

Siklu

s II

Siklu

s III

Nilai Rata-rata 62.154 74.957 80.545

Nilai Rata-rata

Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

pada aktivitas siswa yang terlibat aktif

pada proses membaca. Pada siklus III

pembelajaran dilakukan secara

individu.

2. Pelaksanaan pembelajaran membaca

pemahaman dengan metode DRTA

(Directed Reading Thingking Activity)

terdiri dari tiga tahap, yaitu: pramembaca,

membaca dan pascabaca. Pada tahap

pramembaca aktivitas pembelajaran yang

dilakukan yaitu memprediksi isi bacaan

dengan petunjuk judul dan petunjuk

gambar. Guru memperkenalkan isi teks

bacaan dengan cara menuliskan judul

terlebih dahulu tanpa memberitahu isi

dari teks tersebut, hal ini akan

merangsang siswa untuk mengetahui isi

teks yang akan dibahas. Jika siswa belum

mampu, maka guru harus membimbing

siswa sehingga dapat membuat prediksi.

Tahap membaca yaitu kegiatan membaca

teks yang telah siswa prediksi

sebelumnya. Jenis membaca yang

dilakukan adalah membaca dalam hati.

Pada tahap ini, guru membimbing siswa

agar melakukan kegiatan membaca untuk

menemukan makna bacaan dan

membantu siswa yang menemukan

kesulitan memahami makna kata. Pada

tahap terakhir yaitu tahap pascabaca,

kegiatan yang dilakukan siswa adalah

menguji kembali isi teks bacaan, dimana

siswa mulai mengetahui isi teks secara

keseluruhan sehingga pengetahuan awal

yang dimiliki siswa dapat berkembang.

Pada tahap ini siswa dapat menyimpulkan

isi dari teks yang telah dibaca dan

mengetahui kebenaran dari prediksi

mereka. Pelaksanaan pada siklus I dan II

siswa dibagi dalam kelompok sedangkan

pada siklus III dilakukan secara individu.

Pelaksanaan metode DRTA lebih efektif

apabila aktivitas pembelajaran dilakukan

secara individu.

3. Hasil analisis data diperoleh bahwa:

a. Dalam proses pembelajaran dapat

dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa

mengalami peningkatan pada setiap

siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I

rata-rata mencapai 3,37 dengan

persentase 67,5% dengan kategori

cukup, siklus II rata-rata mencapai

3,87 dengan persentase 77,5% yaitu

kategori baik dan pada siklus III rata-

rata mencapai 4,62 dengan persentase

92,5% berada pada ketegori sangat

baik. Sedangkan aktivitas guru pada

siklus I rata-rata mencapai 3,69 dengan

persentase 73,8% berada pada kategori

baik, siklus II rata-rata mencapai 4,15

dengan persentase 83% dengan

kategori baik dan pada siklus III rata-

rata mencapai 4,53 dengan persentase

90,7% yaitu dengan kategori sangat

baik.

b. Hasil yang diperoleh dari nilai siswa

pada siklus I nilai rata-rata siswa

adalah 62,15 (kurang) sedangkan pada

siklus II adalah 74,95 (baik) dan pada

siklus III yaitu 80,54 (baik) sedangkan

hasil penelitian siklus I pada setiap

aspek yang mendapat kategori Sangat

Baik (0%), Baik (19%), Cukup (31%),

Kurang (35%), Sangat Kurang (15%).

Hasil siklus II yang mendapat kategori

Sangat Baik (22%), Baik (35%),

Cukup (17%), Kurang (26%), Sangat

Kurang (0%). Hasil pada siklus III

yang mendapat kategori Sangat Baik

(32%), Baik (55%), Cukup (9%),

Kurang (4%), Sangat Kurang (0%).

Jumlah siswa yang mengalami

kesulitan dalam membaca pemahaman

pada siklus I, penilaian pada aspek 1

yaitu menjelaskan pesan yang

terkandung pada teks terdapat 4 siswa.

Pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi

cerita terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu

menyimpulkan isi dari bacaan terdapat

12 siswa, aspek 4 yaitu menceritakan

kembali isi bacaan secara runtut

dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa,

dan pada aspek 5 yaitu dalam

memprediksi isi bacaan terdapat 5

orang siswa.Siklus II penilaian aspek 1

yaitu menjelaskan pesan yang

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

terkandung pada teks bacaan dari 23

siswa terdapat 1 siswa yang tidak

sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu

menjelaskan isi cerita terdapat 3 siswa,

aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari

bacaan terdapat 4 siswa, dan pada

aspek 4 dan 5 yaitu menceritakan

kembali isi bacaan secara runtut dan

memprediksi isi bacaan terdapat 2

siswa. Siklus III aspek 2 terdapat 1

siswa pada aspek menjelaskan isi

cerita. Maka dapat disimpulkan pada

siklus III mengalami peningkatan dari

siklus I dan siklus II siswa sangat baik.

DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca

Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Refika Aditama.

Arikunto, S. (2007).Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Farida.(2011). Peningkatan Kemampuan

Membaca Pemahaman.[Online]

Tersedia

:http://farida.blogspot.com/2011/03/

peningkatan-kemampuan

membacapemahaman_917.html.

[02 Februari 2010]

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca

di Sekolah Dasar. Bandung: Bumi

Aksara.

Resmini, N dan Juanda, D.

(2008).Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia di Kelas

Tinggi.Bandung: UPI PRESS.

Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan

Membaca Teknik Membaca Efektif

dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Taniredja, T. Dkk. (2010).Penelitian

Tindakan kelas untuk

Pengembangan Profesi Guru

Praktik, Praktis, dan Mudah.

Bandung: Alfabeta.

Tarigan, G. H. (2008). Membaca Sebagai

Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.