penerapan metode drta (directed reading … · ida rahmawati, penerapan metode drta (directed...
TRANSCRIPT
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013
PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA
Ida Rahmawati Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dede Somarya
Tatat Hartati1
Abstrak: Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Tujuan penelitian ini untuk
meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan melibatkan siswa aktif dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity).
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah
siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 siswa. Pelaksanaan pembelajaran terdiri
dari: tahap pramembaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca. Hasil yang diperoleh dari
nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 62,14 (kurang), pada siklus II adalah 74,95 (baik)
dan pada siklus III yaitu 80,90 (baik). Pembelajaran membaca pemahaman dengan
menggunakan metode DRTA dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa karena memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks.
Abstract: The application of methods DRTA (Directed Reading Activity thingking) to
Improve Student Reading Comprehension Ability. The purpose of this research is to
improve the ability to understand the content of reading and actively involve students in
learning by using DRTA (Directed Reading Activity thingking). This study uses classroom
action research. The Subjects were fifth grade students of SDN 2 Suntenjaya, totaling 26
students. The Implementation of this learning consists of: pre-reading stage, the stage
reading, and post-reading stage. And the Results obtained from the value of the average
student in the first cycle is 62.14 (or less), the second cycle was 74.95 (good) and the third
cycle is 80.90 (good). Teaching reading comprehension using DRTA can improve students'
reading comprehension because it focuses student engagement with text.
Kata kunci: Metode DRTA, Kemampuan Membaca, Membaca Pemahaman
Keywords: Methods DRTA, Reading Ability, Reading Comprehension
1 Ida Rahmawati, Dede Somarya, Tatat Hartati
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013
PENDAHULUAN
Semua jenis kegiatan yang kita
lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga
maupun di dalam masyarakat, tidak
terlepas dari bahasa.Fungsi utama bahasa
adalah sebagai alat komunikasi.Menurut
Tampubolon (2008:3) “dari segi kognitif,
bahasa adalah alat berpikir, menyatakan
pikiran, dan memahami pikiran. Maka
pembicara perlu berkomunikasi lisan,
menguasai bahasa lisan dan cara-cara
berbicara itu sendiri”. Oleh karena itu,
sasaran pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah adalah keterampilan berbahasa.
Dari keempat keterampilan tersebut
membaca memegang peran penting dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa.
Membaca dapat memperluas pengetahuan,
wawasan dan kemampuan seseorang.
Kemampuan membaca merupakan
dasar utama yang harus dimiliki siswa,
sebab tidak berpengaruh terhadap
pembelajaran bahasa saja, tetapi seluruh
aktivitas pembelajaran melibatkan
kemampuan membaca. Pembelajaran
membaca pemahaman teks di sekolah dasar
bagi siswa kelas tinggi cenderung
diabaikan dan tidak melibatkan siswa
berpikir mengenai bacaan sehingga siswa
pasif dalam membaca.
Hal serupa terjadi pada siswa kelas
V SDN 2 Suntenjaya. Dari hasil
pengamatan dapat dikatakan bahwa
membaca pemahaman di kelas V masih
sangat rendah, hal itu tercermin dari nilai
siswa yang rata-ratanya hanya 5,96 dengan
KKM kelas 65. Siswa kelas V di SDN 2
Suntenjaya berjumlah 26 orang.
Kebanyakan guru hanya memberikan
bahan bacaan, kemudian siswa menjawab
pertanyaan sesuai bacaan sehingga siswa
tidak terlibat aktif dalam pembelajaran,
terbatasnya kreativitas siswa dalam
membaca.
Kemampuan membaca pemahaman
perlu ditingkatkan melalui metode
pembelajaran yang menarik minat siswa
sehingga merangsang siswa untuk terlibat
aktif dalam pembelajaran membaca. Oleh
karena itu, peneliti mengusulkan metode
DRTA (Directed Reading Thingking
Activity) untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa. Metode
DRTA ini merupakan salah satu metode
untuk pengajaran membaca pemahaman.
“Metode DRTA lebih
memfokuskan keterlibatan siswa dengan
teks, karena siswa memprediksi dan
membuktikan ketika mereka membaca”
(Rahim, 2008:47). Siswa diajak membuat
prediksi berdasarkan petunjuk judul,
membuat prediksi berdasarkan petunjuk
gambar dan menilai ketepatan prediksi
sehingga siswa diajak berpikir mengenai isi
bacaan dengan pengetahuan awal yang
dimiliki.
Berdasarkan latar belakang diatas,
penulis memfokuskan penelitian yang
diberi judul, “Penerapan Metode DRTA
(Directed Reading Thingking Activity)
Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya
Kabupaten Bandung Barat”. Adapun
rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan
pembelajaran membaca pemahaman
dengan metode DRTA pada siswa
kelas V SDN 2 Suntenjaya?
2. Bagaimanakah pelaksanaan metode
DRTA pada siswa kelas V SDN 2
Suntenjaya?
3. Bagaimanakah peningkatan
kemampuan membaca pemahaman
dengan metode DRTA pada siswa
kelas V SDN 2 Sutenjaya?
Berdasarkan pada latar belakang
masalah dan perumusan masalah di atas,
maka tujuan penelitian ini dimaksudkan
untuk:
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran
membaca pemahaman dengan metode
DRTA pada siswa kelas V SDN 2
Suntenjaya.
2. Mengetahui pelaksanaan metode
DRTA pada siswakelas V SDN 2
Suntenjaya.
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
3. Mengetahui peningkatan kemampuan
membaca pemahaman dengan metode
DRTA pada siswa kelas V SDN 2
Sutenjaya.
Hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah adalah sebagai berikut: Dengan
menerapkan metode DRTA (Directed
Reading Thingking Activity) dapat
meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman pada siswa kelas V SDN 2
Suntenjaya.
Metode DRTA adalah metode
membaca yang melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran secara bertahap dan
menuntun siswa mengetahui informasi
pada isi teks.Hal tersebut dirancang untuk
memudahkan siswa dalam proses
membaca. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan, dan prediksi yang mereka buat
akan diuji saat mereka membaca teks.
Guru memandu proses
pembelajaran dan menawarkan bantuan
ketika siswa mengalami kesulitan dengan
bahan bacaan. Untuk memperkenalkan
metode, guru memberikan contoh
bagaimana membuat prediksi dari sebuah
judul sehingga siswa akan berpikir mandiri
dengan pengetahuan yang didapat.
Kemudian siswa membaca bahan bacaan
untuk menilai ketepatan prediksi.
Menurut Abidin (2012:81) “metode
DRTA (Directed Reading Thingking
Activity) adalah salah satu metode dalam
pembelajaran membaca yang menggunakan
tiga tahapan yaitu tahap prabaca, tahap
membaca dan tahap pascabaca”.
Prosedur metode DRTA digunakan
untuk merancang dan memperluas
pemahaman dari cara berpikir siswa
mengenai isi bacaan mereka. Metode
DRTA digunakan untuk berbagai jenis
teks. Maka metode DRTA dalam
pembelajaran membaca pemahaman dapat
membimbing dan mendorong siswa untuk
terlibat aktif dalam membaca sehingga
siswa dituntut untuk berpikir mengenai
bacaan.
Kemampuan membaca adalah
potensi yang dimiliki seseorang dalam
memahami isi bacaan dengan tujuan
menambah ilmu pengetahuan dan informasi
yang diaplikasikan kedalam kehidupan
sehari–hari. Sebagaimana menurut
Tampubolon (2008:7) “Kemampuan
membaca ialah kecepatan membaca dan
memahami isi secara keseluruhan”.
Dari pendapat tersebut, maka
kemampuan membaca adalah potensi yang
dimiliki siswa dalam memahami isi teks
kemudian mengembangkan isi dari teks
tersebutuntuk dijadikan suatu gambaran
dimasa depan.
Membaca pemahaman merupakan
salah satu jenis membaca, dimana dalam
kegiatan membaca dituntut untuk
memahami isi suatu teks bacaan. Dalam
membaca pemahaman seseorang harus
mengetahui isi teks, pokok pikiran utama,
menyimpulkan isi teks, dan mengetahui
makna yang terkandung dalam teks.
Membaca pemahaman adalah usaha
untuk memahami bacaan secara mendalam
sehingga pembaca bisa mengingat dengan
baik isi teks, mengurutkan isi teks yang
dibaca dan memberikan respon mengenai
teks tersebut.
Membaca pemahaman untuk siswa
sekolah dasar terutama siswa kelas tinggi,
biasa dilakukan dengan membaca dalam
hati karena tujuan pembelajaran membaca
pemahaman di sekolah dasar dapat dilihat
dari kemampuan siswa dalam menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks.
Sesuai dengan pendapat Resmini
dan Juanda (2008:80) “membaca
pemahaman atau reading for understanding
adalah salah satu bentuk dari kegiatan
membaca dengan tujuan membacanya
untuk memahami isi pesan yang terdapat
dalam bacaan”.
Dengan membaca pemahaman kita
bisa mendapatkan informasi yang penting
dari pengalaman seseorang maupun
mengenai materi pembelajaran yang bisa
kita ambil sisi positif dan negatif untuk
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013
∑
∑
pembelajaran hidup.Untuk memperoleh
makna dan informasi yang tepat, proses
dalam membaca pemahaman melibatkan
siswa berpikir aktif dalam suatu teks
bacaan dengan menghubungkan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan
dihubungkan dengan isi teks bacaan.
Terdapat beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap proses membaca
pemahaman diantaranya faktor dari dalam
siswa itu sendiri maupun dari lingkungan.
Faktor yang timbul dari dalam diri sendiri
yaitu kurang minat dalam membaca,
kemampuan mengingat atau dari segi
intelektual yang rendah dan kesehatan fisik.
Sedangkan faktor lingkungan yang
mempengaruhi seperti metode mengajar
guru dan bahan bacaan yang digunakan
terdapat banyak bahasa asing.
METODE
Metode penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). Model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan
McTaggart terdiri dari empat komponen,
yaitu; perencanaan (Planning), tindakan
(Action), pengamatan (Observation) dan
refleksi (Reflection). Keempat komponen
yang berupa untaian tersebut dipandang
sebagai satu siklus (Arikunto, 2009:16).
Gambar 1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Taniredja
dkk,2012:24)
Lokasi Penelitian dilakukan di
sekolah dasar negeri 2 Suntenjaya
kecamatan Lembang kabupaten Bandung
Barat. Waktu Penelitian terhitung mulai
bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2013.
Subjek siswa kelas V dengan jumlah siswa
26 siswa.
Instrumen dalam penelitian ini yaitu
Lembar Kerja Siswa (LKS), wawancara,
observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi.
Data yang diperoleh akan dianalisis dan
diolah. Kategori yang digunakan
yaitusangat kurang (SK), kurang (K),
cukup (C), baik (B), sangat baik
(B).Penilaian ini dilakukan untuk
menghitung nilai rata-rata yang diperoleh
siswa dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Keterangan :
= Nilai rata-rata
∑ Jumlah semua nilai siswa
∑ = Jumlah siswa Hasil perolehan persentase aktivitas
siswa kemudian dimasukkan dan
dikelompokkan dengan menggunakan
standar penilaian berikut:
Tabel 1.Kategori Penilaian
Nilai Kategori
91 ≤ A ≤ 100 SB
76 ≤ B ≤ 90 B
65 ≤ C ≤ 75 C
41 ≤ D ≤ 64 K
0 ≤ E ≤ 40 SK
Rumusan perhitungan persentase
menggunakan rambu-rambu analisis
sebagai berikut:
P = Persentase
f = Jumlah siswa yang memenuhi kategori
n = Jumlah keseluruhan siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini diuraikan
berdasarkan tahapan pada setiap siklus
dalam proses pembelajaran di kelas yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Penelitian ini
berlangsung selama tiga siklus, pada setiap
siklus peneliti melaksanakan beberapa
tahap penelitian yang dilakukan.
1. Perencanaan pembelajaran
membaca pemahaman dengan
metode DRTA
Pada siklus setiap siklus peneliti
merencanakan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan pokok bahasan membaca
pemahaman dengan menerapkan metode
DRTA (Directed Reading Thingking
Activity) yang dilakukan secara kelompok
kemudian individu. Peneliti membuat dan
menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu
RPP sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta tujuan
pembelajaran, bahan ajar dan menetapkan
sumber belajar, gambar mengenai cerita,
Lembar Kerja Siswa dan instrumen
penelitian yaitu berupa catatan lapangan,
instrumen pengamatan kegiatan guru dan
siswa.
Proses pembelajaran pada setiap
siklus akan berbeda sesuai dengan
masalah-masalah yang ditemukan
dilapangan. Perencanaan pada siklus I yaitu
memfokuskan pembelajaran sesuai
indikator yang ditentukan dan
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
pembelajaran dilakukan secara kelompok
kemudian secara individu. Pada siklus II
dan III perencanaan dirancang tidak hanya
memfokuskan pembelajaran sesuai
indikator tetapi pada aktivitas siswa yang
terlibat aktif pada proses membaca.
Pada siklus II ada sedikit perubahan
pada perencanaan di siklus I yaitu dalam
memprediksi, siswa hanya memprediksi
kelanjutan siswa secara keseluruh bukan
perparagraf. Dan pada siklus III perubahan
perencanaan yaitu pada proses
pembelajaran dilakukan tidak secara
kelompok melainkan individu.
2. Pelaksanaan Metode DRTA
Penerapan metode DRTA (Directed
Reading Thingking Activity) pada
pembelajaran membaca pemahaman, siswa
memprediksi isi dan kelanjutan cerita
dengan petunjuk judul dan gambar yang
diberikan guru kemudian menceritakan
kembali cerita tersebut selanjutnya
menjelaskan pendapat mereka mengenai isi
cerita baik watak tokoh, latar dan pesan
yang terkandung selanjutnya siswa
menyimpulkan cerita. Pelaksanaan pada
siklus I dan II siswa dibagi dalam
kelompok dalam memprediksi isi cerita
kemudian sedangkan pada siklus III
dilakukan secara individu. Pembelajaran
pada siklus I lebih menekankan pada
penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan
yang terkandung pada teks bacaan, aspek 2
yaitu menjelaskan isi cerita, aspek 3 yaitu
menyimpulkan isi dari bacaan dengan
bahasa sendiri, aspek 4 yaitu menceritakan
kembali isi bacaan secara runtut dengan
bahasa sendiri, dan pada aspek 5 yaitu
dalam memprediksi isi bacaan. Sedangkan
pada siklus II Pada penilaian aspek 2 yaitu
menjelaskan isi cerita dan aspek 3 yaitu
menyimpulkan isi dari bacaan dan pada
siklus III yaitu lebih meningkatkan pada
proses pembelajaran sehingga tidak ada
siswa yang mengalami kesulitan dan
memenuhi KKM.
a. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus I rata-
rata mencapai 3,37 dengan persentase
67,5% dengan kategori cukup, siklus II
rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase
77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus
III rata-rata mencapai 4,62 dengan
persentase 92,5% berada pada ketegori
sangat baik.
b. Aktivitas Guru
Aktivitas guru pada siklus I rata-
rata mencapai 3,69 dengan persentase
73,8% berada pada kategori baik, siklus II
rata-rata mencapai 4,15 dengan persentase
83% dengan kategori baik dan pada siklus
III rata-rata mencapai 4,53 dengan
persentase 90,7% yaitu dengan kategori
sangat baik.
c. Kategori Nilai Membaca
Pemahaman Siswa
Gambar 2
Kategori Membaca Pemahaman
SK 15%
K 35%
C 31%
B 19%
Nilai Membaca Pemahaman
Siklus I
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Dari gambar diatas, terlihat bahwa
siswa yang kurang dari KKM mencapai
50% yaitu 15% SK dan 35% K maka dapat
disimpulkan bahwa siswa yang kurang dari
KKM mencapai setengah bagian.
Gambar 3
Kategori Membaca Pemahaman
Dari gambar diatas, terlihat bahwa
siswa yang kurang dari KKM mencapai
26% maka diperlukan perbaikan pada
tindakan selanjutnya namun mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu
siklus I yang kurang dari KKM mencapai
50% dan tidak ada nilai dengan kategori
sangat kurang pada siklus II.
Gambar 3
Kategori Membaca Pemahaman
SB 22%
B 35%
C 17%
K 26%
Nilai Membaca Pemahaman
Siklus II
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Dari gambar diatas, terlihat bahwa
nilai dalam membaca pemahaman siswa
sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
gambar nilai siswa yang mendapat nilai
sangat baik mencapai 32%, nilai yang
berkategori baik 55%, nilai yang
berkategori cukup 9% dan nilai berkategori
kurang 4%. Pada siklus III tidak ada siswa
yang mendapat nilai kurang maka dapat
disimpulkan bahwa nilai siswa pada siklus
III mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya.
d. Kesulitan Siswa Pada Setiap Aspek
Membaca Pemahaman
Grafik 1
Aspek Penilaian Siswa
Berdasarkan grafik diatas, dapat
terlihat bahwa jumlah siswa yang mendapat
nilai kurang pada setiap aspek. Pada
penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan
yang terkandung pada teks bacaan dari 26
siswa terdapat 4 siswa yang tidak sesuai isi
bacaan. Pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi
cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 6
siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari
bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 12
siswa, aspek 4 yaitu menceritakan kembali
isi bacaan secara runtut dengan bahasa
SB 32%
B 55%
C 9%
K 4%
Nilai Membaca Pemahaman
Siklus III
4
6
12
4 5
0
2
4
6
8
10
12
14
Aspek1
Aspek2
Aspek3
Aspek4
Aspek5
Kesulitan pada siklus I
Jumlah Siswa
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
sendiri terdapat 4 siswa, dan pada aspek 5
yaitu dalam memprediksi isi bacaan
terdapat 5 orang siswa
Grafik 2
Aspek Penilaian Siswa
Berdasarkan grafik diatas, dapat
terlihat bahwa jumlah siswa yang mendapat
nilai kurang pada setiap aspek. Pada
penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan
yang terkandung pada teks bacaan dari 23
siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi
bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi
cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 3
siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari
bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 4
siswa, dan kesulitan pada aspek 4 dan 5
yaitu menceritakan kembali isi bacaan
secara runtut dengan bahasa sendiri dan
memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa.
Pada siklus II mengalami peningkatan dari
siklus I pada siklus II siswa yang
mengalami kesulitan pada setiap aspek
mengalami penurunan.
Grafik 3
Aspek Penilaian Siswa
1
3
4
2 2
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5
Kesulitan pada siklus II
Jumlah Siswa
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
Aspek1
Aspek2
Aspek3
Aspek4
Aspek5
Siswa yang mengalami kesulitan
Siklus III
Jumlah Siswa
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013
Berdasarkan grafik diatas, dapat
terlihat bahwa pada aspek 2 terdapat 1
siswa yang mendapat nilai kurang yaitu
aspek menjelaskan isi cerita. Maka dapat
disimpulkan pada siklus III mengalami
peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa
sangat baik dalam mengerjakan soal sesuai
aspek membaca pemahaman. Hal ini
terlihat dari grafik bahwa siswa yang
mengalami kesulitan semakin berkurang
dari setiap siklus.
e. Nilai Rata-rata Siswa
Grafik 4.Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa
Berdasarkan grafik 4.5
perbandingan nilai rata-rata dari siklus I,
siklus II dan siklus III mengalami
peningkatan yang sangat baik dan
memuaskan. Hasil siklus I mencapai
62,154, siklus II mencapai 74,957 dan
siklus III mencapai 80,545. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
dapat meningkat dengan baik. Oleh karena
itu, kegiatan penelitian ini dihentikan
karena dianggap tuntas sesuai dengan
harapan peneliti.
Dengan penerapan metode DRTA
dapat meningkatkan pembelajaran
membaca pemahaman siswa dan membuat
siswa aktif terlibat dalam proses membaca
sehingga pembelajaran membaca tidak
pasif. Hal ini sejalan dengan Rahim
(2008:47) “metode DRTA memfokuskan
keterlibatan siswa dengan teks, karena
siswa memprediksi dan membuktikannya
ketika membaca”. Dengan demikian
metode DRTA dapat memberikan
kemudahan pada siswa dalam memahami
bacaan karena dapat melibatkan siswa
dalam teks bacaan, mengetahui sejauhmana
pengetahuan awal yang dimiliki siswa, dan
mengembangkan imajinasi siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian penerapan metode DRTA
(Directed Reading Thingking Activity)
dalam meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran membaca
pemahaman dengan menerapkan
metode DRTA (Directed Reading
Thingking Activity) yang dilakukan
pada setiap siklus dirancang dalam
perangkat pembelajaran yaitu RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
gambar mengenai cerita, Lembar Kerja
Siswa dan instrumen penelitian berupa
catatan lapangan, lembar wawancara,
lembar pengamatan kegiatan guru dan
siswa. Perencanaan pada siklus I yaitu
memfokuskan pembelajaran secara
kelompok kemudian secara individu.
Pada siklus II dan III perencanaan
dirancang tidak hanya memfokuskan
pembelajaran sesuai indikator tetapi
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
Siklu
s I
Siklu
s II
Siklu
s III
Nilai Rata-rata 62.154 74.957 80.545
Nilai Rata-rata
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
pada aktivitas siswa yang terlibat aktif
pada proses membaca. Pada siklus III
pembelajaran dilakukan secara
individu.
2. Pelaksanaan pembelajaran membaca
pemahaman dengan metode DRTA
(Directed Reading Thingking Activity)
terdiri dari tiga tahap, yaitu: pramembaca,
membaca dan pascabaca. Pada tahap
pramembaca aktivitas pembelajaran yang
dilakukan yaitu memprediksi isi bacaan
dengan petunjuk judul dan petunjuk
gambar. Guru memperkenalkan isi teks
bacaan dengan cara menuliskan judul
terlebih dahulu tanpa memberitahu isi
dari teks tersebut, hal ini akan
merangsang siswa untuk mengetahui isi
teks yang akan dibahas. Jika siswa belum
mampu, maka guru harus membimbing
siswa sehingga dapat membuat prediksi.
Tahap membaca yaitu kegiatan membaca
teks yang telah siswa prediksi
sebelumnya. Jenis membaca yang
dilakukan adalah membaca dalam hati.
Pada tahap ini, guru membimbing siswa
agar melakukan kegiatan membaca untuk
menemukan makna bacaan dan
membantu siswa yang menemukan
kesulitan memahami makna kata. Pada
tahap terakhir yaitu tahap pascabaca,
kegiatan yang dilakukan siswa adalah
menguji kembali isi teks bacaan, dimana
siswa mulai mengetahui isi teks secara
keseluruhan sehingga pengetahuan awal
yang dimiliki siswa dapat berkembang.
Pada tahap ini siswa dapat menyimpulkan
isi dari teks yang telah dibaca dan
mengetahui kebenaran dari prediksi
mereka. Pelaksanaan pada siklus I dan II
siswa dibagi dalam kelompok sedangkan
pada siklus III dilakukan secara individu.
Pelaksanaan metode DRTA lebih efektif
apabila aktivitas pembelajaran dilakukan
secara individu.
3. Hasil analisis data diperoleh bahwa:
a. Dalam proses pembelajaran dapat
dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa
mengalami peningkatan pada setiap
siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I
rata-rata mencapai 3,37 dengan
persentase 67,5% dengan kategori
cukup, siklus II rata-rata mencapai
3,87 dengan persentase 77,5% yaitu
kategori baik dan pada siklus III rata-
rata mencapai 4,62 dengan persentase
92,5% berada pada ketegori sangat
baik. Sedangkan aktivitas guru pada
siklus I rata-rata mencapai 3,69 dengan
persentase 73,8% berada pada kategori
baik, siklus II rata-rata mencapai 4,15
dengan persentase 83% dengan
kategori baik dan pada siklus III rata-
rata mencapai 4,53 dengan persentase
90,7% yaitu dengan kategori sangat
baik.
b. Hasil yang diperoleh dari nilai siswa
pada siklus I nilai rata-rata siswa
adalah 62,15 (kurang) sedangkan pada
siklus II adalah 74,95 (baik) dan pada
siklus III yaitu 80,54 (baik) sedangkan
hasil penelitian siklus I pada setiap
aspek yang mendapat kategori Sangat
Baik (0%), Baik (19%), Cukup (31%),
Kurang (35%), Sangat Kurang (15%).
Hasil siklus II yang mendapat kategori
Sangat Baik (22%), Baik (35%),
Cukup (17%), Kurang (26%), Sangat
Kurang (0%). Hasil pada siklus III
yang mendapat kategori Sangat Baik
(32%), Baik (55%), Cukup (9%),
Kurang (4%), Sangat Kurang (0%).
Jumlah siswa yang mengalami
kesulitan dalam membaca pemahaman
pada siklus I, penilaian pada aspek 1
yaitu menjelaskan pesan yang
terkandung pada teks terdapat 4 siswa.
Pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi
cerita terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu
menyimpulkan isi dari bacaan terdapat
12 siswa, aspek 4 yaitu menceritakan
kembali isi bacaan secara runtut
dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa,
dan pada aspek 5 yaitu dalam
memprediksi isi bacaan terdapat 5
orang siswa.Siklus II penilaian aspek 1
yaitu menjelaskan pesan yang
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013
terkandung pada teks bacaan dari 23
siswa terdapat 1 siswa yang tidak
sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu
menjelaskan isi cerita terdapat 3 siswa,
aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari
bacaan terdapat 4 siswa, dan pada
aspek 4 dan 5 yaitu menceritakan
kembali isi bacaan secara runtut dan
memprediksi isi bacaan terdapat 2
siswa. Siklus III aspek 2 terdapat 1
siswa pada aspek menjelaskan isi
cerita. Maka dapat disimpulkan pada
siklus III mengalami peningkatan dari
siklus I dan siklus II siswa sangat baik.
DAFTAR RUJUKAN
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca
Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, S. (2007).Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Farida.(2011). Peningkatan Kemampuan
Membaca Pemahaman.[Online]
Tersedia
:http://farida.blogspot.com/2011/03/
peningkatan-kemampuan
membacapemahaman_917.html.
[02 Februari 2010]
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca
di Sekolah Dasar. Bandung: Bumi
Aksara.
Resmini, N dan Juanda, D.
(2008).Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi.Bandung: UPI PRESS.
Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan
Membaca Teknik Membaca Efektif
dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Taniredja, T. Dkk. (2010).Penelitian
Tindakan kelas untuk
Pengembangan Profesi Guru
Praktik, Praktis, dan Mudah.
Bandung: Alfabeta.
Tarigan, G. H. (2008). Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.