penentuan pendirian lokasi potensial

15
1 PENENTUAN PENDIRIAN LOKASI POTENSIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) SE BANDUNG RAYA DENGAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) I Wayan Kemara Giri,S.Sos., M.Si Politeknik Pos Indonesia Bandung ABSTRACT The increase of citizen at Bandung city from year to year will trigger the using of vehicle, it can cause the necesity of fuel, so the investor need to find out the right location for built the gas station around the corner of the city. The potensial region will support the mobility and smoothness the vehicle, beside that the wheel of economic in practically need moda or other vehicle to connect the one region to others, while vehicle need the gas station to fuel with solar and premium. The effort to analyze accuracy potensial region to built gas station in Bandung has a system that can be used as a tool to make a decision it called Geographic Information System, The special system of information that manage data which has spatial information, or in narrow meaning is computer system which has ability to build, store, manage and appear information with the referention of geographic, such as data that identified by the region, in database system. The technology of Geographic Information System to use for scientific investigation, management resources, development planning, carthography and route planning can be used to know the existency of fuel with solar and premium. The result of this research is the potential gas fuel station has been built in Bandung from year 2008, we can see that a lot of gas fuel station cannot placed in good category that recommended by the pertamina judgment because they cannot maximize the profit, it because of the place category, distance from one gas fuel station radius to others gas fuel station, technology, and service to customer. The result of research by the category which recommended by pertamina are we had 1 gas fuel station in category A and B with 7 gas fuel station in category C. The potential region that the researcher recommended can be build the new gas fuel station in Bandung city such as in Cimahi Selatan (Cibeureum and Melong), Cipageran, Cimahi Utara, Batujajar Barat, Derwati, Veteran and Asia Afrika and Kopo (Wahid Hasyim road). Keyword: Geographic Information System, Gas Station Coresspondence : Jl. Sariasih No. 54 Bandung 40151 E-mail : [email protected] , [email protected] PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah Kota Bandung yang meliputi areal seluas ± 16.547.613 hektar merupakan kota padat dari segi penduduk maupun sebaran kendaraan bermotor yang mengkonsumsi bahan bakar setiap harinya. SPBU adalah tempat untuk melakukan pengisian bahan bakar ulang untuk kendaraan bermotor baik itu yang berbahan bakar premium, pertamax maupun solar, keberadaan SPBU merupakan kerjasama antara PERTAMINA sebagai penyedia supply

Upload: ahmad-fuady

Post on 15-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

xx

TRANSCRIPT

Page 1: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

1

PENENTUAN PENDIRIAN LOKASI POTENSIAL STASIUN PENGISIAN

BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) SE BANDUNG RAYA DENGAN

MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)

I Wayan Kemara Giri,S.Sos., M.Si

Politeknik Pos Indonesia Bandung

ABSTRACT

The increase of citizen at Bandung city from year to year will trigger the using of

vehicle, it can cause the necesity of fuel, so the investor need to find out the right location

for built the gas station around the corner of the city. The potensial region will support the

mobility and smoothness the vehicle, beside that the wheel of economic in practically

need moda or other vehicle to connect the one region to others, while vehicle need the gas

station to fuel with solar and premium.

The effort to analyze accuracy potensial region to built gas station in Bandung

has a system that can be used as a tool to make a decision it called Geographic

Information System, The special system of information that manage data which has

spatial information, or in narrow meaning is computer system which has ability to build,

store, manage and appear information with the referention of geographic, such as data

that identified by the region, in database system. The technology of Geographic

Information System to use for scientific investigation, management resources,

development planning, carthography and route planning can be used to know the

existency of fuel with solar and premium.

The result of this research is the potential gas fuel station has been built in

Bandung from year 2008, we can see that a lot of gas fuel station cannot placed in good

category that recommended by the pertamina judgment because they cannot maximize the

profit, it because of the place category, distance from one gas fuel station radius to others

gas fuel station, technology, and service to customer. The result of research by the

category which recommended by pertamina are we had 1 gas fuel station in category A

and B with 7 gas fuel station in category C. The potential region that the researcher

recommended can be build the new gas fuel station in Bandung city such as in Cimahi

Selatan (Cibeureum and Melong), Cipageran, Cimahi Utara, Batujajar Barat, Derwati,

Veteran and Asia Afrika and Kopo (Wahid Hasyim road).

Keyword: Geographic Information System, Gas Station

Coresspondence : Jl. Sariasih No. 54 Bandung 40151

E-mail : [email protected] , [email protected]

PENDAHULUAN

Latar Belakang.

Wilayah Kota Bandung yang meliputi areal seluas ± 16.547.613 hektar

merupakan kota padat dari segi penduduk maupun sebaran kendaraan bermotor yang

mengkonsumsi bahan bakar setiap harinya.

SPBU adalah tempat untuk melakukan pengisian bahan bakar ulang untuk

kendaraan bermotor baik itu yang berbahan bakar premium, pertamax maupun solar,

keberadaan SPBU merupakan kerjasama antara PERTAMINA sebagai penyedia supply

Page 2: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

2

premium, pertamax dan solar beserta alat penjualannya serta pemegang hak paten atas

karakteristik tempat dan manajemen dengan pihak swasta yang menyediakan tempat dan

modal yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah SPBU.

Penetapan lokasi untuk mendirikan sebuah SPBU di kota Bandung,

penempatannya tidak saja memperhatikan kepadatan penduduk juga harus

memperhatikan tingkat kepadatan alat angkutan, disamping itu juga harus memperhatikan

tata letak kota sesuai dengan peruntukannya. Disamping memperhatikan tata letak kota

juga harus ada surat izin tempat usaha (Situ) yang dikeluarkan baik oleh Pemerintah

Daerah maupun Deperindag

Dalam pendirian SPBU tidak hanya dibutuhkan izin dari PERTAMINA saja

sebagai perusahaan negara pemegang hak monopoli atas penjualan bahan bakar di

Indonesia, tetapi juga dibutuhkan perizinan dari Dinas Tata Kota Pemerintah Daerah Kota

Bandung dan dinas Perdagangan setempat untuk menentukan apakah lokasi yang

diinginkan oleh calon pengusaha SPBU telah memenuhi syarat berdasarkan tata guna

lahan dan perencanaan dinas tata kota. Syarat yang dibutuhkan yaitu apakah lokasi

tersebut berada di daerah perumahan, pertokoan, atau kawasan industri. Setiap lokasi tata

guna lahan dapat mempengaruhi persetujuan untuk izin pendirian SPBU yang dapat

dikeluarkan atau tidak.

Permasalahan.

Pertumbuhan outlet factory dan wisata kuliner sebagai brand image kota Bandung

semakin menjamur, dampaknya adalah kota Bandung sekarang ini sudah menjadi tempat

tujuan wisata bagi masyarakat kota Jakarta maupun Jawa Barat lainnya. Pesatnya

pertumbuhan kedua obyek tersebut diikuti pula dengan bertambahnya penduduk desa

yang menjadikan kota Bandung sebagai kota perdagangan, sehingga terjadi migrasi

penduduk, tidak saja dari sekitar kota Bandung, namun juga dari berbagai kota lainnya di

Indonesia.

Sebagai kota tujuan wisata, Bandung jiga dikenal sebagai kota Universitas dan

perguruan tinggi lainnya yang tersebar di wilayah kota Bandung, sehingga juga

mendorong terjadinya migrasi para pelajar ke kota Bandung. Pertambahan penduduk

musiman ini juga diikuti dengan pertambahan jumlah kendaraan yang keluar masuk kota

Bandung, disamping alat angkut setempat di kota Bandung yang cukup banyak seperti

angkot dan juga pertambahan kendaraan roda dua sebagai alat transportasi masyarakat

yang murah meriah.

Page 3: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

3

Dampak dari pertumbuhan tersebut sudah barang tentu membawa kemajuan

perekonomian di kota Bandung, karena banyak barang yang ditawarkan dan juga banyak

para pembelinya. Namun pertumbuhan tersebut sudah barang tentu harus diikuti dengan

pertumbuhan penggunaan bahan bakar seperti Premium dan Pertamax maupun solar.

Kemudahan untuk mendapatkan bahan bakar pada SPBU merupakan hal yang harus

mendapat perhatian bagi para konsumen bahan bakar tersebut.

Pengembangan kota Bandung dari tahun ke tahun sangat lambat sehingga banyak

jalan-jalan protokol dan arteri menjadi sering macet, diakibatkan bertambahnya alat

pengangkutan, namun tidak diikuti dengan penambahan atau pelebaran jalan. Hal ini

sudah barang tentu berpengaruh terhadap penempatan lokasi SPBU yang potensial yang

menguntungkan dari segi bisnis. Seringkali penempatan SPBU disatu tempat sangat

ramai dikunjungi pembelinya sehingga sering terjadi kekurangan pasokan yang tidak tiba

pada saatnya dan dialian pihak SPBU jarang dikunjungi oleh pembelinya karena akses

dan lokasinya yang kurang menguntungkan.

Fenomena kontradiktif sering terjadi pada SPBU sebagai penyelenggara layanan

pengisian bahan bakar kepada masyarakat umum, dimana kelambatan dalam pengiriman

atau penerimaan BBM berdampak pada ketidak tersedianya BBM pada SPBU yang

bertalian.

Letak SPBU yang telah ada terkadang saling bersaing satu sama lainnya dan juga

terkonsentrasi pada satu jalur jalan tertentu yang tingkat kepadatan kendaraan cukup

tinggi sehingga jika terjadi antrian dapat mengganggu arus lalu lintas kendaraan lainnya,

namun disatu disisi pada jalur jalan lainnya sulit ditemukan SPBU.

Pemberian izin operasi baik oleh Pertamina maupun Pemerintah Kota Bandung

sering tidak selaras dan bahkan menyalahi tata letak ruang, sehingga ada SPBU yang

telah berdiri akhirnya harus dibongkar karena telah menyalahi peruntukannya. Dan

sering juga terdapat SPBU yang letaknya sulit diijangkau kendaraan, karena letaknya

berada pada tempat yang sulit dicapai oleh kendaraan bermotor, antara lain perubahan

jalur lalu lintas yang dahulu dua arah menjadi searah atau pada suatu perempatan yang

padat kendaraan, sehingga untuk mencapai SPBU dimaksud akan menghalangi kendaraan

yang akan melaju.

Dari uraian tersebut diatas ada masalah yang memungkinkan untuk diteliti dan

diselesaikan khususnya dalam menentukan lokasi yang tepat bagi pendirian suatu SPBU,

sehingga ketika keputusan diambil tidak menyebabkan kerugian bagi si pemilik dan bagi

Instansi Pertamina maupun Pemerintah Daerah/Kota pendirian SPBU ini merupakan

Page 4: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

4

suatu yang telah diperhitungan berdasarkan tata ruang kota dan analisa dampak

lingkungan. Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penentuan pencarian lokasi potensial pendirian SPBU di Kota Bandung

dengan menggunakan sistem GIS ?

2. Bagaimana menentukan initial fee sesuai dengan ketentuan dari Pertamina?

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Sistem

Ada dua pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan sistem, yaitu yang

menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen. Pendekatan sistem

yang menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem seperti berikut :

1. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

suatu sasaran tertentu.

2. Prosedur sendiri seperti yang didefinisikan oleh Jerry Fitzgerald, Ardra F. Fitzgerald

dan Warren D. Stalling, Jr adalah suatu urutan- urutan yang tepat dari tahapan–

tahapan instruksi menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang

mengerjakan, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen mendefinisikan sistem

adalah sebagai berikut :

1. Sistem adalah sekumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai

tujuan tertentu.

2. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu yang sering disebut dengan tujuan (goal)

atau sasaran (objective).

Keberhasilan suatu system tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dimana system itu

diterapkan, suatu system dapat dikatakan berhasil jika system tersebut telah beradaptasi

dengan lingkungan sehingga ada sinergitas antara keduanya. Jika digambarkan lebih

lanjut system yang berinteraksi dengan lingkungan dapat dilihat pada gambar tersebut di

bawah ini :

Page 5: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

5

Gambar 1 Sistem dan Lingkungannya

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

Salah satu tugas pokok Pertamina adalah menjamin tersedianya BBM di seluruh

pelosok Indonesia. Tugas tersebut semakin lama semakin berat karena kebutuhan BBM

dari tahun ke tahun terus meningkat dan daerah jangkauan semakin meluas ke pelosok

terpencil di seluruh Indonesia.

SPBU merupakan ujung tombak penyaluran BBM, sehingga mempunyai peranan

yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Pada saat ini

pengelolaan dan pengusahaan SPBU diserahkan kepada pihak swasta, yang diharapkan

akan mampu mengelola usaha SPBU secara efisien dan aman.

Pertimbangan Dalam Mendirikan SPBU

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendirikan SPBU adalah sebagai

berikut :

Lokasi sesuai dengan tata guna lahan menurut Dinas Tata Kota.

Tingkat kemacetan jalan yang ditujukan dengan rasio V/C (Volume/Capacity).

Keberadaan SPBU lama di lokasi tersebut.

Kelas jalan yang diijinkan untuk didirikan SPBU yaitu arteri primer, arteri sekunder

dan kolektor primer.

Penentuan Daerah Potensial SPBU

Dalam pendirian SPBU melibatkan banyak pihak yaitu Dinas Tata Kota, Dinas

Bangunan, Dinas Perhubungan, PERTAMINA dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu

perlu dilakukan pengkajian yang lebih dalam agar dicapai pengambilan keputusan

Input

Bahan Baku

Biaya

Sumber

Prosedur

Program

Tools Aktifitas

Keputusan

Proses

Performansi

Konsekuensi

Barang Jadi

Layanan

Output

Pengambil Keputusan

Pemegang Saham Bank

V

e n

d

o

r

P

e

s

a

i

n

g

pelanggan Pemerintah Kondisi Cuaca

feedback

Page 6: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

6

optimal. Parameter-parameter yang digunakan sesuai dengan aturan-aturan pendirian

bangunan khusus yaitu peruntukan lahan untuk perdagangan atau jasa komersil, analisis

trafict impact berdasarkan tingkat kemacetan, kelas jalan yaitu arteri primer, arteri

sekunder, dan kolektor primer, volume kendaraan dan analisis Matriks Kuadran SPBU

eksisting. Analisis ini dilakukan agar pemilihan lokasi SPBU dapat dilakukan dengan

baik sehingga memberikan keuntungan baik bagi pengelola SPBU dan pihak

PERTAMINA serta tidak bertentangan dengan tata ruang kota yang telah ditetapkan oleh

pihak PEMDA.

Konsep Umum Transportasi

Transportasi berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti Transportare dimana

kata Trans berarti sebelah lain dan portare mengangkat atau membawa. Jadi secara

umum transportasi mempunyai arti mengangkat atau membawa ketempat lain atau dari

satu tempat ke tempat lainnya. Maka dari itu tranportasi dapat didefinisikan sebagai usaha

membawa atau mengangkut barang maupun penumpang dari suatu tempat ketempat

lainnya.

PEMBAHASAN

Pengumpulan Data

Untuk dapat menarik suatu kesimpulan dari studi ini, analisis terhadap kondisi-

kondisi aktual harus dipertimbangkan. Kondisi aktual tersebut biasanya dipresentasikan

dalam bentuk data kuantitatif, yang dikumpulkan dan diolah serta disajikan dalam format

yang lebih komunikatif.

Data-data yang dibutuhkan diperoleh dari bagian-bagian yang berkaitan langsung

dengan studi ini, yaitu sebagai berikut :

a. Seksi Pelayanan Informasi Rencana Tata Kota Dinas Tata Kota Bandung

b. Seksi Jaringan Transportasi Jalan Dinas Perhubungan Kota Bandung

c. Bagian Pemasaran PERTAMINA wilayah III Kota Bandung

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Lokasi SPBU di Kota Madya Bandung sampai dengan tahun 2008

Untuk mendapatkan titik lokasi SPBU di kota Bandung pengumpulan data dilakukan

dengan cara:

1. Menggunakan alat GPS untuk mencari titik koordinat dengan cara mendatangi 168

titik-titik lokasi SPBU yang tersebar di kota Bandung.

Page 7: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

7

2. Menginput data dari hasil survey lapangan pencarian titik koordinat ke dalam

software spatcom, sehingga penyebaran lokasi SPBU dapat dilihat pada tampilan

gambar 2

Gambar 2 Titik Lokasi Penyebaran SPBU di Kota Bandung

Penentuan Jarak dan Radius SPBU (buffer)

Jarak SPBU satu dengan SPBU lainnya sangat menentukan tingkat pendapatan

dan persaingan, namun dengan digulirkannya Reformasi maka terjadi keterbukaan

ekonomi, sehingga jarak untuk mendirikan suatu SPBU tidak lagi merupakan suatu

kendala bagi PT Pertamina dalam pemberian izin prinsip, yang penting adalah para

investor SPBU baru harus memenuhi persyaratan baik dari Pertamina dan Tata Ruang

Kota Bandung.

Penentuan jarak ini dalam praktek implementasi GIS/Spatcom sangat

dimungkinkan, dengan menggunakan aplikasi spatcom, maka dengan mudah dapat

ditentukan jarak/buffer tiap SPBU menurut jalan/area yang akan dijadikan lokasi

pendirian SPBU. Sehingga dalam pemberian keputusan lokasi dapat dengan mudah

ditentukan tanpa harus melihat lokasi yang bertalian. Gambar GIS/Spatcom menyajikan

buffer atau daerah singgungan antara SPBU dapat dilihat pada data gambar 3 sebagai

berikut:

Page 8: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

8

Gambar 3 Titik Lokasi Penyebaran SPBU di Kota Bandung

Pada gambar 2 dan 3 dapat terlihat bahwa di Kota Bandung hampir semua

pendirian SPBU di Kota Bandung tidak memperhatikan jarak atau radius antar SPBU.

Sehingga hal ini yang dapat menyebabkan setiap SPBU tidak dapat memaksimalkan

pendapatannya. Selain dari itu lokasi tersebut dapat menimbulkan tingginya angka

kemacetan,

Penentuan Lokasi Wisata Belanja dan Transportasi

Lokasi wisata belanja di kota Bandung dan titik dimana alat transportasi banyak

digunakan menjadi faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan di dalam penentuan

wilayah potensial SPBU. Dengan asumsi bahwa laju kepadatan transportasi saat ini

dipicu oleh objek-objek wisata khususnya wisata belanja. Selain itu arus kendaraan

(transportasi) di Kota Bandung yang sangat tinggi dipicu oleh tingginya keluar masuknya

pendatang khususnya dari luar Kota Bandung, sehingga menyebabkan lalu lintas

kendaraan menjadi padat. Berikut ini dapat dilihat pada gambar 4 titik-titik wisata

belanja dan transportasi di Kota Bandung.

Page 9: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

9

Gambar 4 Titik Lokasi Penyebaran SPBU, Wisata Belanja dan Transportasi di

Kota Bandung

Untuk menentukan klasifikasi SPBU terpilih yang sesuai dengan kategori dari

Pertamina, yang didasarkan pada intial fee berdasarkan penjualan BBM, maka peneliti

melakukan pemilahan kategori SPBU berdasarkan volume penjualan dan besarnya fee

yang diterima dari setiap SPBU di Kota Bandung. Besarnya initial fee ini menentukan

besaran pendapatan atau fee yang diterima oleh SPBU yang bertalian. Semakin besar

penjualan BBM semakin bersar mereka mendapat fee dari Pertamina. Berikut dapat

dilihat pengkategorian untuk SPBU seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Intial Fee dan Besarannya Berdasarkan Tipe SPBU

TYPE SPBU PERKIRAAN VOLUME

PENJUALAN

BESARNYA INITIAL

FEE

SUB TYPE A >35 Kilo Liter Rp.800.000.000,00

SUB TYPE B >25 Kilo Liter dan <=35 Kilo Liter Rp.650.000.000,00

SUB TYPE C >20 Kilo Liter <= 25 Kilo Liter Rp.500.000.000,00

SUB TYPE D >15 Kilo Liter <=20 Kilo Liter Rp.350.000.000,00

SUB TYPE E <= 15 Kilo Liter Rp.250.000.000,00

Sumber : Pertamina

Berdasarkan kategori tersebut, maka ada 9 SPBU yang termasuk kategori initial

fee yang telah ditetapkan oleh Pertamina, SPBU dimaksud adalah sebagai berikut :

Page 10: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

10

Tabel 2 Daftar Kategori terpilih SPBU di Kota Bandung

No SPBU Alamat Nama Pemilik Kategori

34.40116 Jl. Terusan Pasteur Ratnawati Soewondo A

31.41102 Jl. Tol Purbaleunyi Pertamina Retail B

34.40111 Jl. Cipaganti No. 142 Giga Intrax C

34.40127 Jl. Tamblong No. 3 H. Nana Sukarna C

34.40238 Jl. Terusan Buah Batu H. Nana Sukarna C

34.40248 Jl. Holis No 95-97 H. Nana Sukarna C

34.40252 Jl. Kopo Bihbul No. 88 Sri wahyuni C

34.40513 Jl. Raya Caringin L. Gunawan C

34.40533 Jl. Baros No. 547 Cimahi H. Dedi Hanurawan C

Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa dari sejumlah 168 SPBU yang berdiri se-

Wilayah Bandung Raya hanya 9 SPBU yang masuk dalam kategori yang ditetapkan oleh

Pertamina, selebihnya belum bisa masuk kedalam kategori initial fee, dengan kata lain

masih banyak SPBU yang belum bisa memaksimalkan profitnya disebabkan oleh faktor

pemilihan tempat, jarak atau radius antar SPBU yang berdekatan, faktor teknologi yang

belum modern, serta pelayanan kepada konsumen.

Rekomendasi Wilayah Potensial Pendirian SPBU

Wilayah potensial yang direkomendasikan adalah berdasarkan pada wilayah-wilayah

yang berada di dekat titik-titik wisata belanja dan transportasi, juga yang tingkat

kepadatan penduduknya tinggi. Berikut ini dapat dilihat pada gambar 6 rekomendasi

wilayah potensial untuk pendirian SPBU.

Gambar 5. Rekomendasi Wilayah Potensial Pendirian SPBU di Kota Bandung

Page 11: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

11

Dari gambar 5 terlihat bahwa ada 9 wilayah yang menjadi rekomendasi untuk pendirian

SPBU baru berdasarkan beberapa hal yang telah disebutkan di atas. Daerah-daerah

potensial dimaksud sebagai berikut :

1. Cipageran

2. Cimahi Utara

3. Batujajar Barat

4. Darwati

5. Melong

6. Cibeureum

7. Veteran (dalam kota)

8. Asia Afrika (dalam kota)

9. Margahayu Kencana (Jln.H.Wahid Hasyim) Kopo

Masih banyak daerah lain yang layak dan potensial yang tidak terdeteksi oleh

peneliti karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga. Untuk penelitian lebih lanjut,

disarankan untuk menambah daerah lain yang dianggap potensial dengan pengkategorian

yang lebih mendekati real lagi dan bisa memberikan rekomendasi kepada investor untuk

menanamkan modalnya dalam pendirian SPBU.

Pemberian Ijin Lokasi.

Setelah diperoleh 9 wilayah potensial pendirian SPBU, maka pihak investor harus

mengetahui tata cara pendirian SPBU. Untuk mendirikan suatu SPBU diperlukan syarat

dan pemberian ijin pendirian adapun tata cara pendiriannya adalah sebagai berikut:

Tata Cara Memperoleh Ijin Lokasi.

1. Pemohon mengajukan surat permohonan Ijin Lokasi kepada Walikota melalui

Kepala Dinas Tata Kota dengan tembusan kepada Kepala Bappeda, Asisten tata

Praja dan Kepala Kantor Pertanahan, yang dilampiri persyaratan :

a. Akta pendirian perusahaan / surat izin usaha

b. Surat keterangan Nomor Pokok Wajib Pajak

c. Gambar kasar / sketsa tanah yang dimohon

d. Pernyataan kesanggupan perusahaan untuk memberikan ganti rugi dan / atau

menyediakan tempat penampungan sementara bagi pemilik tanah

Page 12: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

12

e. Surat persetujuan Presiden ( untuk PMA ) atau surat persetujuan Menteri

Negara Investasi / Ketua BKPM ( untuk PMDN ) atau surat persetujuan prinsip

dari instansi teknis ( untuk non PMA / PMDN )

f. Surat persetujuan pemanfaatan ruang dari TKPRD

g. Surat pernyataan mengenai luas tanah yang sudah dikuasai / dimiliki oleh

perusahaan pemohon dan perusahaan yang merupakan satu grup

h. Surat pernyataan kesediaan melepaskan / mengalihkan hak atas tanah dari para

pemilik tanah yang sah

2. Terhadap permohonan yang telah memenuhi persyaratan administrasi, dilakukan

telaahan teknis yang menyangkut : kesesuaian peruntukan ruang, kesesuaian

lingkungan dan kesesuaian dengan peraturan teknis lainnya

Ijin Lokasi akan diberikan kepada pemohon, apabila telah memenuhi seluruh

persyaratan administrasi dan teknis.

Persyaratan Permohonan Ijin Baru

Persyaratan permohonan ijin SPBU sebagai berikut:

1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik/pimpinan badan usaha;

2. Biodata perusahaan/akta pendirian perusahaan (untuk badan usaha);

3. Lay out bangunan SPBU dan konfigurasi SPBU yang akan dibangun;

4. Peta lokasi skala 1:10.000 atau lebih besar, dan peta topografi/rupa bumi skala

1:25.000 yang memperlihatkan titik lokasi rencana pendirian SPBU;

5. Data kapasitas penyimpanan dan perkiraan penyaluran BBM;

6. Data inventarisasi perlatan dan fasilitas yang dipergunakan;

7. Rekomendasai dari penyedia BBM yang ditunjuk/diakui oleh Pemerintah dilampiri

dengan salinan/copy kontrak;

8. Foto copy ijin peruntukan penggunaan tanah (IPPT) sesuai dengan skala kegiatan;

9. Foto copy ijin gangguan (HO);

10. Foto copy Ijin Mendirikan Bangunan (IMB);

11. Bukti pengesahan meter pompa SPBU dari instansi yang berwenang;

12. Foto copy ijin timbun tangki dari instansi yang berwenang;

13. Dokumen pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan skala kegiatan.

Hasil verifikasi kemudian menjadi bahan rekomendasi untuk persetujuan pendirian

SPBU.

Page 13: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

13

Implementasi Geographic Information System.

Dalam Aplikasi Geographic Information System khususnya dalam pencarian

lokasi potensial SPBU terdapat empat entitas yang berperan dalam kelangsungan

sistem, keempat entitas itu dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Dinas Perhubungan, Dinas Perhubungan merupakan instansi yang memberikan

informasi mengenai data jalan, analisis trafict impact dan data kelas jalan.

2. Dinas Tata Kota, Dinas Tata Kota Bandung merupakan instansi yang memberikan

informasi tentang peta tata kota Bandung, dan bertindak sebagai administrator

terhadap data sehingga mempunyai akses terhadap data jalan, data SPBU, dan

Analisis Lokasi Wilayah.

3. Kantor Pemasaran Pertamina Wilayah III, perusahaan negara ini berperan dalam

memberikan data SPBU eksisting dan analisis persyaratan teknis pendirian SPBU

sealin itu mereka dapat mengakses mengenai data jalan, data SPBU dan data

Wilayah.

4. User dalam hal ini merupakan pihak yang berkepentingan dalam pendirian SPBU

ataupun umum yang ingin mengetahui letak SPBU, jalan dan tata kota wilayah

tertentu.

Pencarian lokasi potensial SPBU dengan menggunakan jasa konsultan memang

akurat dan terpercaya dan akan memberi kemudahan kepada calon investor untuk

melakukan investasi, namun pada kenyataannya selain membutuhkan waktu yang cukup

panjang dapat juga mengakibatkan penggunaan dana yang besar hanya untuk survey

lokasi dalam menetapkan potensi atau tidaknya suatu wilayah.

Dengan mempergunakan program GIS ini investor tidak perlu lagi menyewa

seorang konsultan untuk melakukan penelitian , investor tinggal mengklik Button Cari

lokasi potensial maka timbullah tampilan jalan yang mempunyai kriteria yang dipilih oleh

investor. Aplikasi GIS juga bermanfaat bagi Dinas Tata Kota, Pertamina dalam hal

memudahkan calon investor dengan memberikan saran mengenai lokasi jalan potensial

dengan menggunakan program GIS/Spatcom.

Dan jika kita melihat pada pembahasan sebelumnya, telah tercantum beberapa

variabel yang dapat mendukung keputusan pencarian lokasi potensial seperti peta tata

kota, kelurahan beserta kecamatan, fasilitas umum dan hiburan. Dengan ini diharapkan

keputusan yang tepat dapat tercapai. GIS/Spatcom dapat memberikan kemudahan dalam

pencarian lokasi jalan potensial untuk mendirikan SPBU selain itu program ini cukup

friendly user tanpa diharuskan untuk menguasai program aplikasi lainnya.

Page 14: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan wilayah SPBU yang telah berdiri di Kota

Bandung sampai tahun 2008, terlihat bahwa masih banyak SPBU di Kota Bandung yang

belum bisa masuk kedalam kategori yang ditentukan dari fee dan jumlah penjualan,

dengan kata lain masih banyak SPBU yang belum bisa memaksimalkan profitnya

disebabkan oleh faktor pemilihan tempat, jarak atau radius antar SPBU yang berdekatan,

faktor teknologi yang belum modern, serta pelayanan kepada konsumen.

Wilayah-wilayah yang direkomendasi untuk pendirian SPBU baru di Kota

Bandung adalah sebagai berikut : Cipageran, Cimahi Utara, Batujajar Barat, Darwati,

Melong, Cibeureum, Veteran (dalam kota), Asia Afrika (dalam kota), Margahayu

Kencana (Jln.H.Wahid Hasyim) Kopo

Saran

Sebaiknya setiap SPBU khususnya di Kota Bandung, memperbaiki kinerjanya

agar dapat masuk kedalam pengkategorian SPBU terpilih dengan mempertimbangkan

volume penjualan dan fee yang diperoleh yang telah ditetapkan oleh Pertamina.

Para investor sebaiknya memperhatikan beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan seperti, faktor lokasi, kepadatan penduduk, daerah wisata belanja,

terminal dan pusat keramaian lainnya, dan juga jarak atau radius antar SPBU.

Masih banyak daerah lain yang layak dan potensial yang tidak terdeteksi oleh

peneliti karena keterbatasan waktu, biaya dan tenaga. Untuk penelitian lebih lanjut,

disarankan untuk menambah daerah lain yang dianggap potensial dengan pengkategorian

yang lebih mendekati real lagi dan bisa memberikan rekomendasi kepada investor untuk

menanamkan modalnya dalam pendirian SPBU.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Iskandar,dkk.1996.Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib.

Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat,Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS), Neraca Pemerintahan Pusat Indonesia Triwulanan,

Berbagai Edisi.

Charter, Denny & Agtrisari, Irma.2003.Desain dan Aplikasi GIS., Jakarta: Elexmedia

Komputindo

Dinas Perhubungan. 2002. Analisis Trafict Impact Bandung : Dinas Perhubungan

Page 15: Penentuan Pendirian Lokasi Potensial

15

Fitzgerald, Jerry and Ardra F Fitzgerald. Fundamentals of Systems Analysis, Third

Edition; John Wiley; New York . 1987

Hadi, Riyanto,2002, Sistem Informasi Pencarian Rute Rumah Sakit terdekat di kota

Bandung. Skripsi tidak diterbitkan , Bandung : Jurusan Teknik Industri, STT

Telkom

Halvorson, Michael.2002. Step By Step Microsoft Visual Basic 6.0, Alih Bahasa oleh Adi

Kurniadi. Jakarta : Elexmedia Komputindo

Hartono, Jogjanto.2002. Analisis dan Desain. ANDI,Yogyakarta

Hassan ,Ikbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik . Jakarta: Bumi

Aksara.

Kuncoro, Mudjarad.Shopping Center Locations And Their Influence On Land Prices in

Surabaya: GIS Analysis And Panel Data 1996-2001. The Journal of Accounting,

Management, and Economis Research: Vol 4, No 1, Februari 2004.

Meilani, Rossy. 2003 . SIG Penentuan Lokasi SPBU Wilayah Bandung. Skripsi tidak

diterbitkan, Bandung :Jurusan Teknik Industri, STT Telkom,

Mufidah, M N I. Pengantar GIS. Kuliah Umum IlmuKomputer. Com. 2003 – 2006

IlmuKomputer.com.

Nazir, Moh. 1983. Metodologi Penelitian. Darussalam:Balai Aksara dan Yudhistira

Prahasta, Eddy. 2001. Belajar dan memahami MaInfo 7.5, Bandung : Informatika

Santoso, B., dkk. Pencarian Pola Asosiasi Pada data Spatial Studi Kasus Kabupaten

Probolinggo. Proceeding Komputer dan system Intelegen, Auditorium

Universitas Guna Darma, Jakarta 24 – 25 Agustus 2004.

Shah, S A., dkk. Penggunaan Aplikasi Gis Dalam Penyakit Tuberkulosis Di Cheras,

Kuala Lumpur, Malaysia. malaysian Journal Of Public Health Medicine 2002,

Vol. 2(2):15-26

Thill,Jean Claude. 2000. Geographic Information Systems in Transportation

Research.Pergamon, United Kingdom.

Yaakub A, dkk. Gis In Urban Planning And Management: Malaysian Experience.

International Symposium & Exhibition on Geoinformation 2005 Geospatial

Solutions for Managing the Borderless World, Pulau Pinang, 27 – 29.9.05.

Yusuf, Muhammad. 2002 , Perancangan Sistem Informasi Dalam Implemenrasi Jaringan

Interface V.5.2. Skripsi tidak diterbitkan, Bandung : Jurusan Teknik Industri, STT

Telkom