penentuan npsh
DESCRIPTION
NPSH PompaTRANSCRIPT
![Page 1: Penentuan NPSH](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022083012/5695cfe91a28ab9b0290172d/html5/thumbnails/1.jpg)
Penentuan NPSHa (Net Positive Suction Head available) untuk Pompa Sentrifugal
Kasus 1
Pada gambar 1 terlihat jelas bahwa energi potensial ketinggian dari tangki akan
mengalirkan minyak ke dalam suction pompa. Energi ketinggian ditambah
tekanan atmosfer akan memaksa minyak mengalir jika valve di suction pompa
dibuka dan pompa mulai dioperasikan. Gabungan energi ini akan dikurangi oleh
hilang tekan atau pressure drop sepanjang pipa suction karena efek adanya aliran,
termasuk penurunan tekanan di nozzle tangki dan di flange antara pipa dengan
pompa serta filter yang biasanya dipasang di suction pompa. Faktor lain yang
mengurangi gabungan energi penggerak adalah tekanan uap dari minyak . Hasil
akhir dari pengurangan tersebut dikenal sebagai NPSHa. NPSHa atau Net positive
suction head available adalah head yang tersedia di mata impeller yang nilainya
harus lebih besar dari NPSH minimum (NPSH required) yang dibutuhkan oleh
pompa pada suatu laju alir tertentu. Keterangan ini dapat dijabarkan dalam
![Page 2: Penentuan NPSH](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022083012/5695cfe91a28ab9b0290172d/html5/thumbnails/2.jpg)
persamaan matematika sederhana pada daerah antara tangki dengan suction
pompa, yaitu:
NPSHa = P atm + Beda tinggi level minyak di tangki terhadap centerline
pompa – hilang tekan atau pressure drop sepanjang pipa suction (termasuk di
fiting-nya) – tekanan uap cairan yang dipompa (dihitung pada suhu cairan).
Persamaan ini dikenal sebagai NPSH tersedia atau NPSH available. Besaran
NPSH available haruslah lebih besar dari NPSH required yang dibutuhkan pompa
guna menghindari fenomena yang disebut sebagai kavitasi.
Kavitasi adalah peristiwa di mana tekanan di sekitar mata impeller menjadi rendah
sedemikian rupa sehingga dapat membuat fluida cair di sekitar daerah tersebut
mulai menguap dengan membentuk gelembung. Gelembung ini dapat menerpa
impeller sehingga bisa merusaknya. Lebih jauh, kavitasi dapat menyebabkan
vibrasi serta kerusakan bearing.
Gambar 1a. Macam-macam jenis impeller
![Page 3: Penentuan NPSH](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022083012/5695cfe91a28ab9b0290172d/html5/thumbnails/3.jpg)
Kembali ke NPSH, NPSH available harus lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan
pompa (NPSH required) dikarenakan NPSH required akan naik seiring dengan
naiknya laju alir fluida yang dipompakan, serta untuk mengkompensasi
ketidakpastian pressure drop di pipa suction beserta fitingnya.
Hal tersebut, dapat menjadi kritis, terutama ketika pertama kali pompa
dioperasikan dengan valve di keluaran pompa dibuka penuh. Ketika merancang
NPSH available, perlu diperhatikan pemilihan NPSH required pada kondisi worst
case, karena jika bedanya terlalu dekat, maka jika pada suatu saat laju alir pompa
diperlukan untuk dinaikkan, bisa jadi pompa akan mengalami kavitasi.
Hal yang relatif sering terjadi adalah kavitasi pompa ketika pompa di start-
up dengan membuka penuh valve keluaran pompa. Ini dikarenakan laju alir pompa
transient pada saat start-up, dapat naik secara significant karena adanya efek
percepatan aliran. Operator lapangan yang baik, akan menutup discharge valve
terlebih dahulu ketika pompa di start-up baru membukanya secara perlahan
kemudian.
![Page 4: Penentuan NPSH](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022083012/5695cfe91a28ab9b0290172d/html5/thumbnails/4.jpg)
Kasus 2
Pada kasus ini, suction pompa ada di bawah pompa. Apakah persamaan NPSH
available masih berlaku? Tentu saja, hanya harga energi potensial ketinggian
menjadi negatif sehingga menjadi faktor pengurang. Satu-satunya yang berangka
positif adalah tekanan atmosfer.
Persamaan sebelumnya dituliskan kembali untuk model pemompaan suction lift
ini:
NPSHa = P atm - beda tinggi level minyak di tangki terhadap centerline
pompa – hilang tekan atau pressure drop sepanjang pipa suction (termasuk di
fiting-nya) – tekanan uap cairan yang dipompa (dihitung pada suhu cairan).
![Page 5: Penentuan NPSH](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022083012/5695cfe91a28ab9b0290172d/html5/thumbnails/5.jpg)
Sebagai akibat perubahan persamaan di atas, maka harga NPSH available akan
turun. Para pembuat pompa sudah mengantisipasi hal demikian, yaitu dengan
merancang pompa yang mempunyai harga NPSH required relative lebih kecil
terhadap pompa pada kasus 1.
Lebih jauh, sekarang sudah banyak sekali pompa yang diletakkan di dalam
sump caisson-nya sehingga dapat mengeliminasi NPSH required lebih kecil.
Contoh pompa seperti ini adalah submersible pump yang banyak digunakan untuk
teknologi pengangkatan minyak di dalam sumur yang tekanan reservoir-nya sudah
lemah ataupun untuk firewater pump di anjungan lepas pantai.
Sebenarnya, apakah hanya persamaan di atas saja yang berperan untuk
mengalirkan cairan ke alam suction pompa? Tentu tidak. Ada mekanisme lain yang
turut berperan, yaitu pompa itu sendiri. Ketika pompa mulai berputar, maka
putaran impeller akan menimbulkan penurunan tekanan di mata impellernya. Efek
penurunan tekanan ini mampu mengalirkan air di sump tank ke atas. Efek
penurunan tekanan di mata impeller adalah fungsi kuat densitas fluida di sekitar
mata impeller tersebut. Jika terisi cairan, maka efek penurunan tekanannya sangat
berarti. Akan tetapi jika isinya udara, maka ada kemungkinan cairan di sump tank
sebelumnya tidak terangkat.
Masihkan ingat tentang istilah memancing pompa? Yaitu dengan memasukkan
air ke dalam suatu reservoir di dalam pompa. Kenapa harus dipancing? Pompa
dimasukkan air, atau dipancing, tidak lain adalah untuk memberikan penurunan
tekanan di sekitar mata impeller pompa agar supaya cairan lebih mudah mengalir.
Jika tidak dipancing, hanya ada udara saja, yang kita ketahui, densitas udara
tentunya lebih kecil dari densitas cairan. Pompa sentrifugal yang harus dipancing
dulu agar dapat beroperasi disebut sebagai non-self priming pump.
![Page 6: Penentuan NPSH](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022083012/5695cfe91a28ab9b0290172d/html5/thumbnails/6.jpg)
Aplikasi non-self priming pump biasanya untuk sistem seperti pada Gambar 1.
Pada Gambar 2, untuk dapat beroperasi, maka dimasukkan air di valve A dan
dikeluarkan di valve B. Sekali beroperasi, maka kedua valve tersebut dapat ditutup.
Keadaan yang tidak praktis ini diatasi dengan mengganti pompa yang bertipe self-
priming pump, sehingga tidak perlu memancing lagi ketika akan dioperasikan
kembali. Atau sekalian, untuk kasus 2, pompanya diganti dengan submersible
pump.