penentuan kadar klorida fitri ramadhiani
DESCRIPTION
By : Fitri RamadhianiTRANSCRIPT
-
PENENTUAN KADAR KLORIDA DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI
Fitri Ramadhiani (1112016200022)
Dini Wulandari, Aisyah, Dita Khoerunnisa, Achmad Yandi
A. Abstract
Analisa gravimetri digunakan untuk menentukan kadar klorida pada MgCl2. Perhitungan
dan pemanasan juga kerap dilakukan agar hasil yang didapat adalah maksimal. Gravimetri
digunakan karena untuk mengetahui bobot dari suatu sampel yang akan diuji.
B. Introduction
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan
endapan atau garam sukar larut (Khopkar, 1990). Pengendapan yang terjadi harus cepat
mencapai kestimbangan pada setiap penambahan titran, dan tidak terjadi pengotoran endapan.
Titrasi pengendapan banyak digunakan pada penentuan Cl-, Br-, dan I-. Ion-ion tersebut bereaksi
dengan perak nitrat membentuk endapan garam. Karena standar yang dipakai adalah perak nitrat
(argentum nitrat) maka titrasinya disebut titrasi argentometri. Beberapa ahli kimia sudah jarang
menggunakan metoda tersebut, alasan utamanya adalah sulitmya memperoleh indikator yang
sesuai untuk mengetahui titik akhir pengendapan (Khopkar, 1990). Titik akhir pengendapan
dapat diketahui dengan menambahkan indikator kalium kromat (pembentukan endapan
berwarna), besi (III) nitrat (pembentukan senyawa kompleks berwarna), atau penambahan
indikator fluoresein (indikator adsorbsi) (Soebiyanto, ).
a. Titrasi Pengendapan Mohr.
Pada tahun 1885 Mohr menemukan salah satu bentuk titrasi pengendapan. Titrasi tersebut
pada umumnya digunakan untuk menentukan konsentrasi dari klorida dan bromida (halogen).
Proses titrasinya menggunakan larutan standar perak nitrat, dan indikator kalium kromat. Pada
akhir titrasi akan terbentuk endapan merah bata dari perak kromat.yang tidak sesuai dan karena
kurang teliti dalam pengamatan (Soebiyanto, )
b. Syarat-Syarat Titrasi Mohr.
-
Proses titrasi pengendapan secara Mohr harus dilakukan pada larutan yang netral. Bila
dilakukan pada larutan yang bersifat asam, maka akan terjadi penguraian ion kromat menjadi ion
dikromat. Penguraian tersebut dapat mengurangi konsentrasi indikator kalium kromat dan
menyebabkan larutan menjadi berwarna jingga. Bila larutan bersifat basa, maka akan terjadi
pengendapan perak hidroksida. Dua reaksi samping tersebut tidak dikehendaki, oleh karena itu
sebelum titrasi berlangsung harus dilakukan pengecekan terhadap keasaman larutan. Bila larutan
asam maka dapat ditambahkan natrium karbonat bertetes-tetes hingga netral. Sebaliknya bila
larutan basa ditambahkan asam nitrat bertetes-tetes hingga netral. Penambahan kalsium karbonat
juga disarankan karena beberapa garam klorida dapat terhidrolisa pada larutan yang bersifat
asam.
C. Material and Method
- Alat dan Bahan
1. MgCl2
2. Larutan AgNO3 0,1N
3. Gelas beaker
4. Buret
5. Indicator K2CrO4
6. HNO3 0,05 M
7. HCl 0,1 M
8. Akuades
9. Kertas Saring
10. Corong
11. Krus Porselen
- Langkah Kerja
1. Setelah didapatkan hasil titrasi berupa endapan yang berwarna keunguan, panaskan
larutan pada pemanas air sambil diaduk selama 5 menit
-
2. Diamkan pada suhu tersebut selama 2-3 menit sampai terjadi pemisahan endapan dan
larutan jernih
3. Uji kesempurnaan endapan dengan menambahkan 2-3 tetes AgNO3 1% M,
diperhatikan bila tidak ada endapan lagi
4. Simpan ditempat yang gelap selama 20 menit
5. Saring endapan dan dicuci endapan dengan 10 ml HNO3 0,05 N sebanyak 3 kali
sampai bebas AgNO3 (dicek dengan HCl 0,1 N)
6. Pindahkan endapan kedalam krus porselen yang sudah diketahui beratnya
7. Panaskan krus porselen yang sudah ada endapan kloridanya selama 10 menit dalam
oven temperature 105 C dan dinginkan selama 20 menit dalam desikator dan timbang
8. Lakukan step 7 sampai beratnya konstan
D. Result and Discussion
- Hasil pengamatan
Berat cawan porselen 61,6226 g
Berat kertas saring 1,0331 g
Berat cawan + kertas saring + sampel (1) 64,9946 g
Berat cawan + kertas saring + sampel (2) 62,8412 g
Berat cawan + kertas saring + sampel (3) 62,8343 g
Berat cawan + kertas saring + sampel (4) 62,8325 g
Berat yang di gunakan adalah pada saat pemanasan 3 dan 4
- Analisis Data
Berat rata-rata
= 62,8334 g
Berat sampel = 62,8325 61,6226 = 1,2099 g
%Cl =
-
=
= 14,1 %
M =
2,225 =
gr = 2,11 gr (MgCl2)
faktor gravimetric =
=
= 0,247
- Pembahasan
Pembentukan endapan yang digunakan untuk menunjukkan kesempurnaan suatu titrasi
pengendapan adalah dengan cara Mohr. Pembentukkan endapan ini adalah dengan cara
menitrasi antara klorida dan ion perak yang didalamnya ada ion kromat yang bertindak
sebagai indicator (Underwood, 1981).
Pada percobaan ini kami mengukur kadar klorida dengan menggunakan analisa
gravimetric. Analisa gravimetri adalah analisa atau proses isolasi serta penimbangan suatu
unsure atau suatu senyawaan tertentu dari unsure tersebut,dalam bentuk yang semurni
mungkin
Sebelumnya, kami melakukan percobaan untuk mengetahui molaritas dari MgCl2 dengan cara
pengenceran. Kami juga melakukan titrasi yang bernama argentometri. Kenapa argentometri?
Karena kami mengguanakan AgNO3 atau ion Ag sebagai titran atau yang berada didalam
buret.
-
Setelah kami mendapatkan Molaritas dari MgCl2, lalu kami menyaring residu atau hasil
penyaringan dengan kertas saring dan setelahnya di murnikan dengan HNO3.
Kami melakukan juga pemanasan pada residu yang telah kami dapat dengan
mengguankan cawan porselen lalu dimasukkan kedalam oven. Kami melakukan 4 kali
pemanasan agar berat dari residu yang telah kami dapat adalah konstan.
Untuk mendapatkan persen (%) dari Cl, maka dilakukan perhitungan untuk mencari faktor
dari gravimetri. Faktor gravimetri didapat dari hasil bagi antara Ar Cl dan Mr MgCl2.
E. Conclusion
- Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah kami dapatkan, kami dapat menyimpulkan:
1. Analisa gravimetri adalah analisa atau proses isolasi serta penimbangan suatu
unsure atau suatu senyawaan tertentu dari unsure tersebut,dalam bentuk yang
semurni mungkin
2. Kadar klorida yang kami dapat adalah 14,1%
- Daftar Pustaka
Underwood,A L,JR.R.A.Day.2002.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Kelima.Jakarta:Erlangga
http://biomedika.setiabudi.ac.id/images/files/KONSENTRASI%20INDIKATOR%20TERK
ONTROL.pdf diakses pada tanggal 4 April 2014 pukul 21.40 WIB