penentuan kadar air dan abu dalam biskuit
DESCRIPTION
penentuan kadar abu dalam biskuitTRANSCRIPT
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK 2
“Penentuan Kadar Air dan Abu Dalam Biskuit”
Selasa, 7 April 2014
Disusun Oleh:
Yeni Setiartini
1112016200050
Kelompok 3:
Fahmi Herdiansyah
Huda Rahmawati
Aida Nadia
Rizky Harry Setiawan.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk menerapkan prinsip gravimetri serta menentukan
kadar air dan abu yang terkandung dalam biskuit tertentu. Pengujian menggunakan
metode analisis kualitatif gravimetri yakni penimbangan, dimulai dari
menghaluskan biskuit, mengovennya dalam suhu 105o C kemudian dilakukan
penimbangan dan pengovenan berulang kali sampai berat sample biskuit kostan.
Dari berat sample tersebut maka dapat ditentukan kadar air yang terkandung. Untuk
kadar abu dilakukan pembakaran di furnace dengan suhu 500oC melalui
pembakaran tersebut dapat ditentukan berapa kadar abu yang terkandung dalam
biskuit. Hasil percobaan menunjukan bahwa kadar air pada biscuit regal mencapai
3,75% dan kadar abu pada biscuit yang sama adalah 14,97 %. Biscuit regal ini
memiliki kandungan air yang sesuai namun pada kandungan abu tidak sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia.
INTRODUCTION
Biskuit merupakan makanan ringan yang disenangi karena enak, manis, dan renyah.
Biskuit merupakan makanan kering yang tergolong makanan panggang atau kue
kering. Biskuit merupakan produk kering yang mempunyai daya awet yang tinggi,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama dan mudah dibawa dalam
perjalanan, karena volume dan beratnya yang relatif ringan akibat adanya proses
pengeringan Menurut Faridi (1994), biskuit merupakan produk yang berasal dari
tepung terigu halus dan dalam formulanya mengandung gula dan lemak yang tinggi,
tapi mengandung sedikit air (Gading Inayah Avianisa.2011).
Biskuit adalah sejenis makanan yang terbuat dari tepung teringu dengan
penambahan bahan makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan.
Dengan Standar mutu Air maximum 5%, Protein minimum 9%, Lemak minimum
9,5%, Karbohidrat minimum 70%, Abu maximum 1,6%, Logam berbahaya negatif,
Serat kasar maximum 0,5%, Kalori kal/100 gr minimum 400, Jenis tepung terigu,
Bau dan rasa normal, tidak tengik, warna normal. Pekerjaan pendahuluan Biskuit
dihaluskan dengan baik sampai serba sama dan segera diuji. Dikerjakan secara
Organoleptis. Pengujian kadar air dengan cara ditimbang dengan teliti 1-2 g contoh
ke dalam botol timbang yang telah diketahui bobotnya, dikeringkan dalam
pengering listrik pada 105oC, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai
bobot tetap.
hilang bobot
Kadar air= x 100%
Gram contoh
Sementara uji kadar abu dilakukan dengan cara ditimbang dengan teliti 2 – 3 g
contoh, masukkan dalam cawan pijar platina yang telah diketahui
bobotnya.Panaskan pertama-tama dengan nyala kecil, kemudian dengan nyala besar
hingga abunya menjadi putih. Kemudian didinginkan hingga bobot tetap.
penambahan bobot
Kadar abu = x 100%
gram contoh
(Badan Standarisasi Nasional.1992:1).
Analisis gravimetrik merupakan salah satu divisi dari kimia analitik. Tahap
pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitiknya secara
fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya.
Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk
memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya; elektrolisis, ekstraksi pelarut,
kromatografi, dan pengatsirian (volatilisasi) merupakan metode penting lain untuk
pemisahan itu. Suatu metode analisis gravimetrik biasanya didasarkan pada reaksi
kimia seperti
Aa + rR AaRr
Dimana a molekul analit, A, bereaksi dengan r molekul reagennya R. Produknya,
yakni AaRr, biasanya merupakan suatu substansi yang sedikit larut yang bisa
ditimbang setelah pengeringan, atau yang bisa dibakar menjadi senyawa lain yang
komposisinya diketahui, untuk kemudian ditimbang. Biasanya reagen R
ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan (Underwood,
2002:67).
Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering dipakai dalam praktik
analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai suatu hasil regensia tertentu dapat
dipakai sebagai uji terhadap suatu ion tertentu. Namun pengendapan dapat juga
digunakan untuk pemisahan. Untuk melakukan hal ini suatu regensia yang sesuai
ditambahkan, yang membentuk endapan (endapan-endapan) dengan hanya satu
atau beberapa ion yang ada dalam larutan. Setelah penambahan reagensia dalam
jumlah yang sesuai endapan disaring dan dicuci. Kemudahan suatu endapan
disaring dan dicuci tergantung senagian besar struktur morfologi endapan yaitu
pada bentuk dan ukuran Kristal-kristalnya. (VOGEL. 1985:89).
MATERIALS AND METHODS
Bahan
• Biskuit regal 2 gram
• Krus porselen
• Cawan porselen
• Neraca analitik
• Lumpang dan mortar
• Oven Neraca analitik
Pengujian Kadar air
1. Haluskan biskuit dengan menggunakan lumpang dan mortar
2. Panaskan cawan porselen di dalam oven temperatur 105 0C selama
5 menit dan dinginkan dalam desikator selama 15 menit
3. Timbang berat kosong porselen
4. Timbang sebanyak 1,5 sd 2 gram biskuit ke dalam porselen
5. Panaskan porselen yang sudah berisi sampel selama 1,5 jam pada
temperatur 105 0C
6. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan timbang (lakukan
pencatatan)
7. Panaskan kembali porselen selama 10 menit pada temperatur 105 0C dan dinginkan selama 5 menit dalam desikator, kemudian
timbang dan lakukan pencatatan
8. Ulangi langkah ke tujuh sampai beratnya konstan atau
sekurangkurangnya 3×
Pengujian Kadar Abu
1. Panaskan krus porslen kedalam oven selama 10-15 menit
2. Masukkan sample biskuit yang telah diuji kadar airnya
3. Masukkan ke furnace temperatur 500 0C selama 30 menit
4. Lalu didinginkan pada suhu ruang selama 15 menit
5. Timbang dalam neraca analitik dan catat hasilnya
RESULT AND DISCUSSION
Biskuit yang digunakan adalah biskuit regal sebesar 2,002 gram
Berat Porselen kosong 56,4577 gram
Berat Porselen + Sampel 58,4597 gram
Berat Pemanasan 1 58,3847 gram
Berat Pemanasan 2 58,3841 gram
Berat Pemanasan 3 58,3847 gram
Berat Pemanasan Rata-Rata 58,3845 gram
Bobot Hilang = (berat porslen +sampel) – (rata-rata berat pemanasan)
= 58,4579 - 58,3845
= 0,0759
Kadar air = 長墜長墜� ℎ��銚津� 長墜長墜� 頂墜津�墜ℎ× 100 % =
待,待胎泰苔態,待待態 x 100% = 3,756%
Berat krus Porselen +Sample 24,3273 gram
Berat krus Porselen + sampel yang
telah difurnace
24,6150 gram
Bobot bertambah = 24,6150 -24,3273 = 0,2877 gram
Kadar abu = 待,態腿胎胎 怠,苔態怠替 × 100 % = 14,97 %
Pengujian biskuit diawali dengan mengerusan biskuit mengunakan mortal dan alu
sampai benar-halus hal ini dilakukan agar pengeringan air dengan over berjalan
dengan sempurna, diikuti dengan penimbangan mengunakan neraca analitik
sebanyak 2 gram sampel, sementara itu panaskan cawan porselen dioven dengan
suhu 105 oC selama 15 menit, kemudian porselen dengan sample di oven selama
1.5 jam, setelah didingin kan di dalam desikator di timbang dan di lakukan
pengovenan dan penimbangan lagi sempai berat konstan yakni 58,3845 gram dari
58,4597 gram sehingga didapat bobot yang menghilang sebesar 0,0759 gram. Dari
bobot yang hilang itulah yang merupakan bobot air yang menghilang sehingga
dapat digunakan dalam perhitungan penentuan kadar air. Didapat 3,756% kadar
air yang terkandung didalam biskuit Regal yang biasa kita temukan di toko
ataupun supermarket ini. Bedasarkan hasil percobaan tentang kadar air, dalam
biskuit regal ini sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh badan
standarisasi Indonesia yakni tidak melebihi 5%.
Sementara pada kadar abu dilakukan pembakaran didalam furnace selama 30 menit
dalam suhu 500oC dihasilkan kadar yang melampaui batas dari standar yang telah
ditentukan BSN yakni maksimal abu yang terkandung harusnya 1,6% sementara
hasil yang ditemukan adalah 14,9 % hal ini dikarena pembakaran furnace yang
kurang maksimal sehingga hasil biskuit yang di bakar dalam tungku tidaklah
berwarna putih atau keabu abuan melainkan warna hitam bara sehingga dapat
dipastikan bahwa 14,9 % ini bukan kadar abu yang sesungguhnya. Karena pada
prinsip penentuan kadar abu dalam bahan makanan adalah menimbang berat sisa
mineral hasil pembakaran pada suhu sekitar 550OC dan penentuan kadar abu dapat
dilakukan dengan cara langsung dengan membakar bahan pada suhu tinggi (500-
600o) selama beberapa (2-8 jam) (Anang Mohamad legowo, dkk. 2004:48).
Sementara pada percobaan yang dilakukan suhu pembakaran hanya 500o dan
kurang dari 1 jam. Dengan kata lain terdapat kesalahan dalam percobaan penentuan
kadar abu ini, dimana seharusnya dibutuhkan penambahan waktu pembakaran dan
suhu yang lebih tinggi sehingga biskut menjadi abu dan didapatkan kadar abu yang
sesungguhnya.
Gambar Pengamatan
CONCLUTION
Dari percobaan penentuan kadar air dan abu dalam biskuit regal dapat disimpulkan
bahwa kadar air yang sudah sesuai dengan standar nasional Indonesia dengan kadar
air 3,75%. Pembakaran pada penentuan kadar abu sebaiknya diatas suhu 500o dan
dengan waktu lebih dari 1 jam sehingga semua biskuit menjadi abu setuhnya.
REFERENSI
Anang Mohamad legowo, dkk. 2004. Diktat Kuliah: Analisis Pangan fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/21246/1/1137-ki-fp-05.pdf pada tanggal 12 April
2014
Avianisa, Gading Inayah. 2011. DEVELOPMENT OF NUTRITIONAL FACT ON
BISCUIT, COOKIES, WAFER, AND WAFER STICK PRODUCT FOR
CLAIM PURPOSE IN PT. ARNOTTS INDONESIA. Diakses
darihttp://repository.ipb.ac.id/xmlui/handle/123456789/49894?show=full
pada tanggal 12 April 2014
Badan Standarisasi Nasional. 1994. Mutu dan cara uji biskuit. Diakses dari
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&
ved=0CDIQFjAB&url=http%3A%2F%2Fpphp.deptan.go.id%2Fxplore%2
Ffiles%2FMUTU-STANDARISASI%2FSTANDAR-
MUTU%2FStandar_nasional%2FSNI_Tph%2FProduk%2520olahan%2F5
.pdf&ei=E2U1U6iuIojYrQfu_IEY&usg=AFQjCNGPIE2EIKvKEz9yvHK
RX8WN-1gOMA&bvm=bv.63808443,d.bmk&cad=rja diakses pada
tanggal 6 April 2014.
Svehla G. 1985. VOGEL Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Semimikro.
Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Underwood, A.L., 1980. Analisis Kimia kuantitatif. Jakarta : Erlangga.