penelusuran wajah bangunan kuno de vredestein

13
PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN (Totok Roesmanto) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/ 75 PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN Totok Roesmanto Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro ABSTRAK Fungsi dari bangunan kuno de Vredestein sebagai sebuah warisan arsitektur yang dicagar-budayakan antara lain sebagai villa Nicolaas Hartingh (Gubernur VOC untuk Wilayah Pesisir Timur Jawa Bagian Utara); tempat kediaman Gubernur Jawa Tengah I; kantor-kantor; kampus Akademi Pelayaran Nasional (Akpelni) dan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN); dan sekarang sebagai Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah. Penelitian ini mencoba menelusuri morfologi wajah bangunan kuno dan merekonstruksi wajah paling lama dari bangunan kuno de Vredestein dengan analisis elemen-elemen bangunannya dan pengartian foto-foto kunonya. Kata kunci: wajah bangunan, bangunan kuno de Vredestein. ABSTRACT The function of de Vredestein old building as an architectural heritage are the vulla of Nicolaas Hartingh (VOC Governor in North Region of East-Coast Java); the First Governor of Central Java Province; offices; the Campus of Akpelni and APDN; and now is the Governor House of Central Java Province. This paper tries to trace back the façade morphology and to reconstructs the oldest façade of de Vredestein old building by building element analyses and old photos interpretation. Keywords: building facade, de Vredestein old building. PENDAHULUAN Bangunan de Vredestein terletak di komplek Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah, termasuk dalam kawasan bersejarah Tugu Muda, Semarang. Awalnya merupakan bangunan utama di komplek villa milik Nicolaas Hartingh ketika masih menjabat Gouverneur van Java’s Noord- Oostkust VOC atau Gubernur Jawa Utara Bagian Pesisir Timur (1754–1761). Tetapi kemudian, pejabat-pejabat pengganti Hartingh tidak lagi menempati de Vredestein, sampai akhirnya Daendels (1809-1811) menghapuskan jabatan tersebut dan menggantinya dengan jabatan resi den berkedudukan di Surakarta dan di Yogya- karta yang bertugas sebagai penghubung ke raja- raja Vorstenlanden (Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta). Raffles pernah menginap seminggu di de Vredestein pada tahun 1811 dalam rangka mela- kukan pendekatan kepada Sultan Hamengku Buwana. Raffles dikabarkan juga pernah ber- dansa dalam rangka peringatan hari kelahiran Raja Inggris di de Vredestein yang dihias dengan 620.000 lampion. Ketika komplek de Vredestein dipersiapkan untuk difungsikan sebagai kampus Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada tahun 1976-1980, beberapa bangunan lama dibongkar dan dibangun sebuah bangunan bertingkat untuk asrama mahasiswa di sebelah selatan bangunan utamanya. Komplek de Vredestein juga pernah diguna- kan untuk Kantor Dinas Sosial dan Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Dati I Jawa Tengah, dan terakhir sebagai Kantor Wilayah Pariwisata Propinsi Dati I Jawa Tengah sampai tahun 1999, kemudian difungsikan sebagai Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah . Komplek de Vredestein pernah menjadi rumah dinas Gubernur Jawa Tengah I Wongso- negoro (1945-1949). Karena pertimbangan nilai kesejarahan tersebut, dan potensi arsitekturnya bangunan kuno de Vredestein dijadikan bangun an cagar budaya yang harus dilestarikan. Perubahan-perubahan fisik bangunan de Vredestein yang pernah terjadi tidak terekam dalam bentuk data grafis, karenanya hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai informasi arsitektur, terutama tentang perkembangan wajah bangunannya Data ini akan berguna sebagai pedoman dalam perbaikan fisik yang dilakukan, sehingga tidak terjadi penghilangan elemen- elemen asli maupun penambahan elemen-elemen baru.yang tidak sesuai dan tidak boleh terjadi pada bangunan cagar budaya.

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN (Totok Roesmanto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

75

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

Totok RoesmantoStaf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Fungsi dari bangunan kuno de Vredestein sebagai sebuah warisan arsitektur yang dicagar-budayakan antaralain sebagai villa Nicolaas Hartingh (Gubernur VOC untuk Wilayah Pesisir Timur Jawa Bagian Utara); tempatkediaman Gubernur Jawa Tengah I; kantor-kantor; kampus Akademi Pelayaran Nasional (Akpelni) dan AkademiPemerintahan Dalam Negeri (APDN); dan sekarang sebagai Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah. Penelitian inimencoba menelusuri morfologi wajah bangunan kuno dan merekonstruksi wajah paling lama dari bangunankuno de Vredestein dengan analisis elemen-elemen bangunannya dan pengartian foto-foto kunonya.

Kata kunci: wajah bangunan, bangunan kuno de Vredestein.

ABSTRACT

The function of de Vredestein old building as an architectural heritage are the vulla of Nicolaas Hartingh(VOC Governor in North Region of East-Coast Java); the First Governor of Central Java Province; offices; theCampus of Akpelni and APDN; and now is the Governor House of Central Java Province. This paper tries totrace back the façade morphology and to reconstructs the oldest façade of de Vredestein old building bybuilding element analyses and old photos interpretation.

Keywords: building facade, de Vredestein old building.

PENDAHULUAN

Bangunan de Vredestein terletak di komplekRumah Dinas Gubernur Jawa Tengah, termasukdalam kawasan bersejarah Tugu Muda,Semarang. Awalnya merupakan bangunan utamadi komplek villa milik Nicolaas Hartingh ketikamasih menjabat Gouverneur van Java’s Noord-Oostkust VOC atau Gubernur Jawa Utara BagianPesisir Timur (1754–1761). Tetapi kemudian,pejabat-pejabat pengganti Hartingh tidak lagimenempati de Vredestein, sampai akhirnyaDaendels (1809-1811) menghapuskan jabatantersebut dan menggantinya dengan jabatan residen berkedudukan di Surakarta dan di Yogya-karta yang bertugas sebagai penghubung ke raja-raja Vorstenlanden (Kasunanan Surakarta danKasultanan Yogyakarta).

Raffles pernah menginap seminggu di deVredestein pada tahun 1811 dalam rangka mela-kukan pendekatan kepada Sultan HamengkuBuwana. Raffles dikabarkan juga pernah ber-dansa dalam rangka peringatan hari kelahiranRaja Inggris di de Vredestein yang dihias dengan620.000 lampion.

Ketika komplek de Vredestein dipersiapkanuntuk difungsikan sebagai kampus AkademiPemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada tahun

1976-1980, beberapa bangunan lama dibongkardan dibangun sebuah bangunan bertingkat untukasrama mahasiswa di sebelah selatan bangunanutamanya.

Komplek de Vredestein juga pernah diguna-kan untuk Kantor Dinas Sosial dan Kantor DinasKesehatan Propinsi Dati I Jawa Tengah, danterakhir sebagai Kantor Wilayah PariwisataPropinsi Dati I Jawa Tengah sampai tahun 1999,kemudian difungsikan sebagai Rumah DinasGubernur Jawa Tengah .

Komplek de Vredestein pernah menjadirumah dinas Gubernur Jawa Tengah I Wongso-negoro (1945-1949). Karena pertimbangan nilaikesejarahan tersebut, dan potensi arsitekturnyabangunan kuno de Vredestein dijadikan bangunan cagar budaya yang harus dilestarikan.

Perubahan-perubahan fisik bangunan deVredestein yang pernah terjadi tidak terekamdalam bentuk data grafis, karenanya hasilpenelitian ini akan bermanfaat sebagai informasiarsitektur, terutama tentang perkembangan wajahbangunannya Data ini akan berguna sebagaipedoman dalam perbaikan fisik yang dilakukan,sehingga tidak terjadi penghilangan elemen-elemen asli maupun penambahan elemen-elemenbaru.yang tidak sesuai dan tidak boleh terjadipada bangunan cagar budaya.

Page 2: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 31, No. 2, Desember 2003: 75-87

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

76

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN

Data grafis rancangan dan grafis rekaman(as built drawing) ketika terjadi perubahan fisikberupa penambahan ataupun pengurangan, danpembongkaran pada bangunan lama yang ada dikomplek Rumah Dinas Gubernur (RDG) JawaTengah, tidak terekam atau tidak ada data yangdiarsipkan. Biro konsultan arsitektur CV. Witradan kontraktor bangunan CV. Witra Contractoryang mengerjakan pekerjaan fisik ketika dilaku-kan renovasi besar-besaran, sudah bubar.

Data utama bangunan de Vredestein di-dasarkan pada hasil pengukuran untukmenggrafiskan denah tata ruang, dan hasilpemotretan bangunannya untuk membuat pem-bandingan elemen-elemen bangunan dalamproses penggrafisan wajah bangunannya. Pen-dataan dan penggrafisan tersebut juga dimaksud-kan untuk persiapan dan partisipasi mengikutisayembara revisi ide desain tahun 1998 yangakan dijadikan dasar rancangan RDG JawaTengah.

Foto-foto lama bangunan kuno deVredestein terdapat pada buku Semarang TempoDoeloe dan Semarang Djuwita karya AmenBudiman, menjadi data yang sangat pentingdalam penelitian ini. Dari foto-foto tersebutdapat diketahui kondisi bangunan de Vredesteindan sekitarnya pada masa lampau.

Data bangunan de Vredestein lain yangpenting terdapat pada buku Early Maps of South-East Asia karya RT.Fell, edisi bahasa Jepang,1993, yang dikoleksi perpustakan ArchitecturalHistory Laboratory (Arhilab), Department ofArchitecture & Civil Engineering, ToyohashiUniversity of Technology, Japan, yang diperolehketika menempuh program doktor JSPSRonpaku, November 2001-Februari 2002.

Dengan interpretasi terhadap foto-foto lamadisertai pengujian terhadap data grafis berdasar-kan pengukuran lapangan, akan dapat dipasti kanwajah bangunan kuno de Vredestein sesuaitahunnya. Bagian bangunan yang tak terlihat difoto lama terutama bagian atap, diperlukan untukmengetahui bentuk dan bentang atap serta pilar-pilar utama pendukungnya, dapat diketahuidengan membandingan elemen-elemen bangunanyang terkait.

Perkembangan kawasan perlu diungkapuntuk mengetahui keterkaitan perubahan yangterjadi di lingkungan sekitar persil, perkem-bangan luasan persil, perletakan bangunan dikomplek de Vredestein.

Perkembangan wajah bangunan berarsi-tektur kolonial/Indis yang dibuat Dr.Ir.ThomasNix menjadi pembanding penting untuk menge-tahui kemungkinan bentuk wajah bangunan deVredestein berkaitan dengan wajah bangunanyang umum diterapkan pada masanya.

Dengan dilengkapi penginderaan lebih rinciterhadap detail-detail bangunan, terutamaornamen-ornamen yang terdapat di bagianeksterior, dapat dipastikan ragam hias baru danasli, berguna untuk mengetahui wajah bangunankuno de Vredestein.

PERKEMBANGAN KAWASAN DANKESEJARAHAN BANGUNAN

Peta Semarang tahun 1892 memperlihatkankeberadaan persil de Vredestein di sudut per-temuan antara Prins Hendrik-laan (Jl. Pendrikan,sekarang disebut Jl.Imam Bonjol) dan Beatrix-laan (Jl.Bulu, sekarang Jl. Mgr. Sugijapranata)yang daerah di belakangnya telah tumbuhsebagai sebuah perkampungan.(Gb.1.bidang a).

Peta Semarang tahun 1953 buatan peng-gambar peta Amat Tohir, memperlihatkanbangunan de Vredestein telah mendapat tam-bahan bangunan pavilion di bagian belakang dansampingnya.(Gb.1.bidang e).

Membandingkan bangunan de Vredesteindengan rumah kediaman Gubernur JenderalJacob Mossell, penambahan bangunannyamenunjukkan adanya upaya untuk meniru danmenyempurnakan tata bangunan di komplek deVredestein sebagaimana terdapat pada komplekkediaman pejabat-pejabat teras kompeni VOC diBatavia.(Gb.7).

Peta Semarang tahun 1970-an menunjukkandi bagian utara bangunan de Vredestein telahterdapat sebuah bangunan berdenah mirip bujursangkar (Gb.1.bidang f). Keberadaan jalan lurusmengarah frontal ke bangunan utama memper-tegas konsep simetri tata bangunan di komplekde Vredestein. Bangunan kuno de Vredesteinjuga telah dilengkapi bagian canopy yang posisi-nya lebih menjorok ke depan (Gb.3).

Dalam perkembangan selanjutnya, akibatpelebaran Jl.Imam Bonjol persil de Vredesteinbagian depan menjadi terpangkas (Gb.1.bidang f)Pola simetri tata bangunan yang dipertegas olehjalan utama komplek menjadi sedikit kaburkarena perubahan bentuk persil. Bangunan tam-bahan di sebelah selatan bangunan utama menjadi sangat dekat ke Jl.Siliwangi (Gb.9.bidang d-f).Beberapa kali pemangkasan halaman depan

Page 3: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN (Totok Roesmanto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

77

komplek de Vredestein menyebabkan bangunankunonya makin mendekat ke tepi pagar depan(Gb.9.bidang e, f) Akhirnya, letak bangunan deVredestein tidak lagi berada di tengah persilnya,dan pola simetri tata bangunannya pun ikutberubah.

Foto lama menunjukkan serambi depanlantai bawah de Vredestein dapat dicapailangsung dari jalan raya di depan Taman Bojong(Gb.4). Lukisan kuno memperlihatkan wajahbangunan kuno de Vredestein (Gb.6) tak jauhberbeda dengan foto kuno (Gb.5) yang diperkira-kan pengambilan gambarnya semasa, mem-perjelas per bedaan bentuk pilar-pilar serambidepan yang dulu dan sekarang.

Bangunan kuno de Vredestein pada masaberlangsungnya Pertempuran Lima Hari diSemarang, masih difungsikan sebagai rumahdinas Gubernur Jawa Tengah I Wongsonegoro,telah mendapat imbuhan balkon depan lantaiatas. (Gb.3.bidang c). Penambahan tersebut me-nunjukkan adanya kegiatan di luar ruangan yangdilakukan peserta perjamuan dan pertemuanresmi di ruang pertemuan lantai atas, sambilmenikmati pemandangan ke Taman Bojong.(Gb.2 bidang atas). Balkon depan lantai atasdiper tahankan keberadaannya sampai sekarang,meskipun kegiatan di lantai atas jarangdilakukan.

Pada tahun 1972 dibangun sebuah panggungterbuka dengan dinding-dinding tinggi sebagaibidang latar di belakang de Vredestein, tetapitidak mempengaruhi wajah bangunan dan kom-plek secara keseluruhan.

Bangunan pavilion selatan dan bangunanselasar penghubung ke bangunan utama dibong-kar dan di atasnya didirikan bangunan asramamahasiswa APDN berlantai dua. Perletakannyasangat dekat dengan jalan raya, dengan jendela-jendela ruang hunian membuka ke arah jalanraya tersebut sangatlah tidak tepat untuk sebuahasrama mahasiswa yang membutuhkan ketenangan. Bangunan berlantai dua untuk ruangruang kuliah juga dibangun pada tahun 1976,berfungsi juga sebagai pembatas persil bagianbelakang.

Kedua bangunan baru beratap pelana ber-penutup genteng berbeda dengan atap limasanbangunan kuno de Vredestein yang berpenutupsirap. Penambahan bangunan-bangunan barutersebut dalam rangka mempersiapkan komplekde Vredestein sebagai kampus APDN. Tanpadisa dari beberapa bangunan kuno yang merupa-kan pavilion-pavilion sayap bangunan kuno deVredestein telah dimusnahkan. Sebelumnya,

ketika komplek difungsikan sebagai kampusAkpelni, ruang-ruang yang ada di bangunan deVredestein digunakan sebagai ruang kuliah tanpadila kukan pembongkaran terhadap bagianbangunannya yang asli.

Keberadaan bangunan asrama mahasiswaAPDN berlantai dua selain menutup wajahbangunan de Vredestein dari arah samping, jugapembukan jendela dan beberapa pintu ruang hunian ke arah jalan raya semakin memperburukwajah komplek. Bangunan asrama kemudiandibongkar dan digantikan dengan bangunan tidakbertingkat peneduh parkir kendaraan roda duadan inap mobil dinas, ketika komplek deVredestein difungsikan sebagai perkantoranbeberapa instansi Pemerintah Daerah Tingkat IPropinsi Jawa Tengah. Bangunan servis iniselain tidak meningkatkan kualitas arsitekturkom plek juga menambah tercemarnya bangunancagar budaya de Vredestein. Pada tahun-tahun1970-an kesadaran akan perlunya pelestarianbangunan kuno di Indonesia masih rendah.

Pada saat Kantor Dinas Pariwisata PropinsiDaerah Tingkat I Jawa Tengah menempatikomplek de Vredestein, lantai bawah bangunankunonya pernah diusulkan sebagai ruangmuseum dan ruang audio visual. Karenakekurangan ruang kerja, dan bangunan lainnyadigunakan untuk ruang kerja Kantor Dinas Sosialdan Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Dati IJawa Tengah, maka realisasi pembangunannyaditunda, yang akhirnya batal dilaksanakan.

Pada tahun 1980 pernah dilakukan pene-litian singkat yang dilakukan Ir. Sidharta dan Ir.Wastu Praganta untuk mengetahui ragamarsitektur yang ada di bangunan de Vredestein.Kesimpulan yang dihasilkan merekomendasikanpenggu naan berbagai ragam arsitektur padabangunan de Vredestein. Penelitian tersebutdimaksudkan untuk mendasari proposal perlunyapenggunaan kembali komplek de Vredesteinsebagai rumah dinas gubernur Jawa Tengah.Proposal yang dibuat oleh biro konsultanarsitektur PT. Pola Dwipa atas dasar pesanan dariPemda Tingkat I Jawa Tengah, tersebut tidakditindak lanjuti dengan kegiatan penelitian yangmengarah ke upaya pelestarian bangunan kunode Vredestein. Pada waktu itu Pemda Tingkat IJawa Tengah sedang disibukkan dengan kegiatantukar guling beberapa asetnya untuk pengadaanfasilitas-fasilitas umum berskala besar.

Untuk mengubah fungsi komplek perkantor-an menjadi rumah dinas gubernur, dipersiapkandengan penyelenggaraan sayembara revisi idedesainnya untuk menyempurnakan konsep desain

Page 4: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 31, No. 2, Desember 2003: 75-87

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

78

yang telah dibuat oleh biro konsultan arsi tekturPT. Sarana Budi. Beberapa bangunan baruberlantai dua ditambahkan untuk kediamankeluarga gubernur, dan bangunan ajudan.Sedangkan bangunan kuno de Vredesteindifungsikan sebagai banquet hall tempatpenyelenggaraan pertemuan resmi berkapasitasbesar. Konon, Gubernur Suwardi ikut menentu-kan arah hadap bangunan-bangunan tambahanyang diorientasikan ke arah monumen TuguMuda. Padahal perancang kawasan sekitarBojongschplein menerapkan fokus kawasanberada di sumbu imajiner Jl. Bojong (sekarangJl. Pemuda) di depan monumen Tugu Muda.Tanpa disadari, dan diduga penetapan monumenTugu Muda sebagai fokus kawasan diidasarkanpada pertimbangan Hongshui/Fengshui, telahmerombak tata ruang kawasan bersejarah(Gb.2.bidang f).

Dengan penambahan beberapa bangunanbaru maka wajah komplek bangunannya menjadiberubah. Semula bangunan de Vredestein diapitoleh bangunan pavilion selatan dan utara dandihubungkan oleh bangunan-bangunan selasar,sekarang menjadi bangunan sisi selatan yang bersama-sama bangunan ajudan mengapit bangunankediaman gubernur. Bangunan kediamangubernur menjadi bangunan utama yang sumbuimajinernya mengarah ke monumen Tugu Muda

Bangunan kuno de Vredestein menga-lami perbaikan fisik pada masa jabatan GubernurSoepardjo Rustam. Kosen-kosen kayu jendeladan pintunya mengalami penggantian bahansecara besar-besaran. Perombakan tersebut ter-masuk penggantian bentuk dan bahan konsoluntuk penopang atap peneduh jendela-jendelasamping. Hasil renovasi menampakkan tampilanlebih baik, dari bangunan yang semula terkesantidak dirawat menjadi bangunan yang rapi danbersih. Perubahan fisik yang sebenarnya drastis,karena melakukan perombakan tanpa didahuluikajian pelestarian yang mendalam tersebut luputdari perhatian pemerhati bangunan kuno diSemarang. Bahkan bentuk konsolnya pernahdijadikan acuan karena kekhasan bentuk yangdikira asli, ditiru beberapa bangunan baru lainseperti bangunan kantor di komplek KabupatenBatang.

Sofistikasi bangunan dengan penambahankon sol yang diperindah pernah menggejala diJawa Tengah terutama setelah dicanangkannyakonsep Arsitektur Berwawasan Jatidiri Jawa Tengah oleh Gubernur Ismail. Eksplorasi bentukkonsol bernuansa lokal, menghasilkan beberapa

ragam konsol baru mengacu ke bentuk konsollama di antaranya konsol baru de Vredestein.

Perubahan bentuk konsol sedikit banyakakan mempengaruhi bentuk atap yang ditopang-nya, dan bentuk wajah bangunan di mana konsoldan atap tersebut terletak. Mempertimbangkanbangunan de Vredestein dibangun pada per-tengahan abad ke-18, maka kemungkinan peng-gunaan konsol berkonstruksi beton sangatlahkecil. Konsol atap jendela samping yang lebihlama dapat ditemukan pada foto bangunan deVredestein tahun 1978. Penutup atap jendelasamping menggunakan lembaran seng, biasanyaditopang konsol besi tuang yang estetis, ataukonsol kayu horizontal yang ditarik lonjoran besike dinding di atasnya.(Gb.3.bidang a)

Lantai atas menggunakan lajur-lajur balokkayu ditutup papan tebal, dan bagian bawahnyadi lapis lembaran seng dipasang lekak-lekukselebar papannya, masih dipertahankan.

INTERPRETASI WAJAH BANGUNAN

Lukisan kuno yang ada (Gb.6) menunjukkanbangunan de Vredestein memiliki serambi depansepanjang lebar bangunannya, baik di lantaibawah maupun lantai atas. Serambi atas dileng-kapi pagar pembatas berupa kisi-kisi tegaksetinggi sepertujuh dari jarak antara bagiankapitel yang tertinggi dan permukaan lantaikedua.

Wajah utama bangunan memperlihatkanlebar bangunan dibentuk oleh 5 trafe berjaraksama antar sepasang pilar penyangganya. Diantara kedua pasangan pilar terdapat semacampagar pembatas ke arah luar yang sekaligusmenjadi penyekat trap menuju serambi bawah(Gb.5). Jarak antar pasangan pilar dan tingginyaberbanding sebagai 3:3,5 atau 6:7. Bentukpilarnya berpenampang lingkaran, lebih langsingdari pilar yang ada sekarang, dengan sedikitpengecilan penampang pada bagian leher didekat kapitelnya. Dimensi penampang pilarbagian bawah sekitar sepertujuh dari tingginya.

Tidak tampak dengan jelas dalam foto danlukisan lama (Gb.5 dan 6), apakah pilarpenyangga bagian tepi berupa pasangan pilaratau pilar tunggal. Berdasarkan kondisi pilar tepiyang ada sekarang berupa pilar ganda yang rapattanpa jarak antara, maka pilar penyangga bagiantepi tersebut dapat dipastikan merupakanpasangan pilar.

Pintu pada trafe tengah yang terdapat diserambi atas dan bawah berdaun ganda. Trafe

Page 5: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN (Totok Roesmanto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

79

kiri-kanannya mempunyai perletakan pintu yangberbeda. Pada trafe serambi bawah terdapat duapintu berdaun ganda yang lebarnya lebih kecildibanding pintu utama di trafe tengah. Antarakedua pintu terdapat bagian dinding selebarpilar. Kedua pintu tersebut sangat mungkinberada pada ruang-ruang yang bersebelahan.Sedang kan kedua pintu di serambi atas berdaunganda dengan ukuran yang sama, hanyadipisahkan bidang dinding yang lebih lebar.

Dari foto lama (Gb.5) menampakkan adanyabubungan atap, yang menunjukkan bangunan deVredestein awal beratap bentuk pelana atau bisajuga limasan. Kemungkinan penggunaan atapbentuk pelana sangat kecil dengan adanya deretan pilar-pilar di sisi samping bangunan. Peng-gunaan atap berbentuk limasan hanya mungkinapabila merupakan limasan gandeng mengingatpanjangnya bangunan ke arah belakang. Bentukatap limasan gandeng dapat ditemukan padabebnerapa bangunan berarsitektur kolonial yangada di sudut-sudut perempatan jalan yang ada diSemarang dan di kota-kota besar lainnya. Ataplimasan gandeng berupa deretan beberapa ataplimasan ke arah belakang.

Perletakan pilar-pilar sisi samping (Gb.2)menunjukkan atap bangunan kuno de Vredesteindisusun oleh 3 atap limasan yang memanjangsearah lebar bangunan (Gb.9.bidang a). Bentukatap serupa terdapat pada rumah tinggal ber-arsitektur Indis di sudut perempatan Jl. ImamBonjol dan Jl. Indraprasta berseberangan berha-dapan, dan mendiagonal dengan lokasi bekasbangunan Rumah Setan atau La Constante etFidele.

Penyediaan serambi-serambi atas dan bawahmenghadap ke timur, jauh menjorok ke dalam,kemungkinan sudah mempertimbangkan carapenanggulangan terhadap tempyas curah hujandari arah depan. Tidak adanya foto de Vredestein dari arah samping agak menyulitkan pemba-hasan bentuk wajahnya. Jendela-jendela belummenggunakan bidang kaca, sangat mungkinmasih menggunakan krepyak kayu dengan kisi-kisi horizontal dipasang miring bersudut tajam.

Pintu tengah serambi atas dalam foto terlihatlebih terang warnanya dibanding pintu di kiri-kanannya, sangat mungkin tidak menggunakankrepyak kayu tetapi bidang panil kayu. Sedangkan pintu-pintu lain yang terlihat lebih gelapmerupakan pintu krepyak kayu.

Tidak jelas jenis material yang digunakanuntuk penutup atap. Atap bangunan berakhir diatas balok yang ditopang oleh kapitel-kapitelpilar lantai atas. Secara samar-samar bagian atas

memiliki bagian cornice yang bentuknya masihsederhana, demikian juga pada pilar-pilar dibawahnya.

Adanya garis horizontal yang memanjangdari ujung ke ujung bangunan mungkin merupa-kan takikan dinding berprofil sederhana yangmenjadi pembatas antara balok lantai yangdisangga pilar-pilar bawahnya dan penyelesaiankonstruksi lantai atas dengan pedestal dari pilarpilar di atasnya. Penampilan demikian sangatberbeda dengan apa yang dijumpai padabangunan de Vredestein yang sekarang.

Foto bangunan de Vredestein yang lebihmuda memperlihatkan perubahan drastis padawajah depannya. Membandingkan dengan wajahdepan sebelumnya, tampak seluruh serambi atastelah ditutup dengan jendela kaca panil berdaunganda yang terdapat pada 3 trafe tengah, dandinding tembok dengan sebuah jendela daunganda pada trafe-trafe tepi. Jendela-jendela tepikemungkinan masih merupakan jendela krepyakkayu karena tidak menampakkan adanya kisi-kisipanilnya.

Trafe yang dibentuk oleh pasangan-pasangan pilar telah mengalami banyakperubahan. Trafe tengah yang semula dibentukoleh 4 pasangan pilar dengan jarak yang sama,berubah menjadi pasangan pilar – bidang jendelakaca – pilar tunggal – bidang jendela kaca –pasangan pilar.

Perbandingan antara lebar dan tinggi bidangyang dibentuk oleh pilar-pilar sebelumnyaberbanding sebagai 2,1:3,3 berubah menjadi1,7:3 atau 1,87:3,3. Hal tersebut menunjukkanadanya perubahan facade utamanya.(Gb.11).

Pilar-pilar tunggal di trafe tengah ber-dimensi penampang lebih besar dibandingkanpilar lain. Jarak antar pilar dan tingginya padaawalnya berbanding sebagai 1 s/d 1,5:33,sedangkan dalam perkembangan berikutnyamenjadi 3,5:32 atau 3,6:33. Telah terjadipelebaran jarak di antara pilar-pilar tunggal yangmembesar 2,4 s/d 3,6 kalinya.(Gb.14).

Trafe tepi lebih besar dari trafe tengah,sangat berbeda dengan kondisi semula yangjaraknya sama. Dengan lebar bangunan tetap,jarak antara tengah-tengah penampang pilarpaling tepi dan jarak ketinggian dari permukaanlantai ke bagian terbawah balok yang disanggakapitel-kapitel pilar berbanding sebagai 4,3:3,3,sedangkan trafe semula memiliki lebar dan tinggiyang berbanding sebagai 2,1:3,3. Berarti telahterjadi pelebaran ruang-ruang tepi di bagianserambi sekitar 2,05 kali lebar ukuran semula.

Page 6: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 31, No. 2, Desember 2003: 75-87

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

80

Perubahan tersebut bisa disebabkan adanyaperubahan atap, yang semula menggunakan 3limasan memanjang searah lebarnya bangunan,menjadi deretan atap limasan ke arah belakang.Pindahnya penumpu kuda-kuda atap utama, yangsemula merupakan deretan pilar searah melebarnya bangunan menjadi pilar-pilar tepibangunan searah memanjangnya bangunan,mem berikan kemungkinan terjadinya pelebarantrafe pada wajah utama bangunan..

Penutup atap telah berubah dari sirap kayuke genteng. Balok listplank lantai atas, semulame miliki semacam cornice sederhana dan tidaktinggi, pada perkembangan selanjutnya menga-lami peninggian bagian cornice setinggi sekitar1,8 kali tinggi balok dan cornice lamanya,sehingga keseluruhan bagian ini menjadi 2,8 kalitinggi semula.

Bagian utama cornice berupa kisi-kisi tegakdibatasi sekat-sekat sebagai kelanjutan pilar dibawahnya, kecuali sekat di atas pasangan pilartepi yang menyesuaikan posisi pilar paling tepi,dan sekat di atas tengah-tengah pasangan pilartrafe tengah. Perletakan sekat tersebut menunjukkan bagian ini bukan merupakan elemen strukturutama.

Tidak jelas apakah bagian atas jendela trafetengah merupakan bouvenlich panil kaca, ataukisi-kisi krepyak kayu, tetapi jelas bukannyadinding tembok bata. Penambahan jendela untukmenutup serambi atas membuktikan ruangan dibelakang bidangnya masih membutuhkan pene-rangan yang cukup. Sangat dimungkinkan ruangtersebut merupakan hall atau lobi menuju keruangan yang terletak lebih ke tengah danmembutuhkan penerangan memadai.

Diperkirakan pada tahun 1940-an bangunande Vredestein mengalami penambahan bagiancanopy, yang atapnya berfungsi sebagai lantaidari teras terbuka lantai atas. Teras tersebut merupakan perluasan ruang dalam akibat ditutupnya serambi tengah lantai atas. Dengan adanyabalkon tambahan maka jendela panil kaca yangsemula melengkapi 3 trafe tengah diganti denganpintu daun ganda membuka ke luar. Pintu inidisekat menjadi dua ke arah vertikal, dan meru-pakan pintu krepyak kayu.

Trafe-trafe tepi serambi bawah ditutupdinding dan dilengkapi jendela krepyak kayuyang tingginya sesuai dengan jendela serupayang berderet sepanjang sisi samping bangunan.Jendela depan trafe tepi serambi bawah inimenyesuaikan jendela tinggi di atasnya, tidakdilengkapi atap tritisan sebagaimana deretanjendela samping bersudut kemiringan 35 derajat

dan disangga konstruksi kayu sebagai konsolsederhana.

Dinding pengisi di bawah balok penyanggabalkon di atas bangunan canopy, yang mem-bentuk rongga setengah lingkaran di bagianatasnya, kemungkinan dipengaruhi wajahbangunan Lawangsewu yang terletak di hadapande Vredestein. Bangunan Lawangsewu yangdibangun sekitar tahun 1914 memiliki bagiancanopy dengan pilar-pilar berkapitel dan busurlengkung di bagian atasnya.

Foto pada saat bangunan de Vredesteindifungsikan sebagai kampus APDN menampak-kan di atas jendela krepyak kayu lantai bawahterdapat bidang segitiga berupa ceruk tipisberpelipit. Konsol konstruksi atap emper di atasjendela krepyak kayu lantai atas telah mengalamiperubahan. Konsol horizontalnya telah disesuai-kan dengan kecenderungan penggunaan atapdatar. Di atas jendela bagian ini tidak terdapatceruk tipis segitiga. Kemiringan atap emper diatas jendela samping lantai bawah juga sudahberubah menjadi lebih landai (Gb.3.bidang a).

Jendela ruang samping serambi bawahmasih tetap, tanpa dilengkapi atap emperpeneduh. Sedangkan jendela serambi atas bagiandepan dilengkapi dengan atap datar yang ditarikkabel kabel pada ujungnya ke arah dinding diatasnya. Atap gegold dakijzer demikian biasanyamenggunakan bahan penutup atap dari seng.Atap emper serambi atas bagian tengah ber-bentuk memanjang ditarik oleh 6 kabel tarik dandisangga konsol horizontal. Hal tersebut menun-jukkan kabel tarik berfungsi membantu konsolhorizontal menopang atap emper. Atap emperjendela lantai atas bagian depan yang semuladitopang konsol horizontal dan ditarik kabel tarikke atas dan berpenutup atap seng gelombang,kemudian dirombak menjadi atap datar dengankonstruksi beton. Konstruksi beton tersebutdiperkuat konsol beton dengan bentuk sangatberbeda.

Jendela-jendela trafe tepi serambi bawahdihilangkan, dinding pengisi trafenya dibongkar.Untuk pembatas ruang pojok ini dengan ruangluar digunakan pagar kisi-kisi beton bercorakklasik. Kisi-kisi beton pagar pembatas serambibawah dan halaman luar juga digunakan untukpagar pembatas balkon di atas canopy.

Bentuk jendela krepyak tinggi dirombak dandigantikan jendela panil kaca dengan bentukbingkai berbeda. Pintu krepyak kayu yang meng-hubungkan balkon di atas canopy dan ruangdalam juga diganti dengan pintu-pintu panil yang

Page 7: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN (Totok Roesmanto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

81

bentuknya sesuai dengan bingkai daun jendela-nya.

Perbaikan penampilan pilar-pilar utamabagian depan de Vredestein kemungkinan sudahterjadi pada tahun-tahun sebelumnya (tidak adafoto yang memperlihatkan kondisi tersebut)Bangunan canopy jelas merupakan bangunantambahan. Permukaan pilar-pilar canopy yangberalur seperti keadaan sekarang memperjelassebagai elemen bangunan tambahan. Umumnyapermukaan pilar bangunan berarsitektur kolo nialberusia tua tidak dihiasi dengan alur-alur vertikalyang estetis, tetapi polos.

Untuk menyesuaikan penyelesaian atapemper jendela samping, yang sudah digantikandengan atap datar berkonstruksi beton, bagiantrafe tepi serambi bawah yang sudah dibukadinding dinding pengisinya, dilengkapi atap datarkons truksi beton.

Sebuah tangga putar berkonstruksi beton ditambahkan pada ruang antara di belakangserambi bawah trafe tepi selatan. Tangga aslinyaberkonstruksi kayu, bukan tangga putar danterletak di ruang antara di belakang serambibelakang. Penambahannya kemungkinan sebagaiupaya untuk memperindah tampilan interior, danmemudahkan pencapaiannya.(Gb.2).

Foto de Vredestein tahun 1978 memper-lihatkan bagian bawah jendela krepyak kayupada dinding samping terdapat bidang yang jelasjelas bukan merupakan dinding tembok bata.Sangat mungkin bentuknya menyerupai krepyakdengan ukuran lebih pendek, atau semacambidang panil kayu. (Gb.3).

Renovasi besar-besaran pada masa jabatanGu bernur Soepardjo Rustam telah mengubahbagian bawah jendela-jendela samping denganpenonjolan dinding berprofil horizontal sepan-jang bagian bawahnya. Profil horizontal tersebutmenyerupai profil horizontal keliling bangunanyang merupakan elemen profil terbawah serupaterdapat di atas atap emper jendela lantai bawah.

Penampang pilar-pilar de Vredesteinmenjadi sangat bervariasi. Pada umumnya dalamsebuah bangunan hanya terdapat sebuah atausedikit sekali jenis pilar utama. Bervariasinyapilar-pilar utama menunjukkan telah terjadibeberapa kali perubahan pilar dan perbaikan fisikbangunannya.

Varian bentuk pilar-pilar tersebut meliputi :1. pilar penampang lingkaran dengan permukaan

beralur vertikal, berwujud pilar utama bagiandepan

2. pilar penampang bujur sangkar dengan permukaan beralur vertikal, berwujud pilar di ruangdalam,

3. pilar penampang lingkaran permukaan polosberwujud pilar canopy,

4. pilar penampang bujur sangkar permukaanpolos, berwujud pilar dinding samping.

PERUBAHAN WAJAH BANGUNAN

Bangunan kuno de Vredestein telah meng-alami beberapa perubahan wajah, didasarkanpada perbedaan bentuk-bentuk wajah depannyayang diperlihatkan beberapa foto lamanya.

Untuk mempertegas terjadinya perubahanwajah bangunan dilakukan dengan pengukuranelemen-elemen bangunan yang membentukwajah tersebut, dan melakukan pembandinganterhadap data grafis dari beberapa foto setelahdilakukan penyamaan skalanya.

Dari foto-foto lama, dan perubahan bentukatapnya dari limasan memanjang searah lebarbangunan utara-selatan menjadi limasan meman-jang ke arah belakang timur-barat, kemungkinanjuga diikuti oleh perubahan letak pilar-pilarstrukturnya.

Dari pengukuran terhadap elemen-elemenbangunan yang membentuk wajah depan, dapatdiketahui perbandingan dimensinya. Wajahutama bangunan de Vredestein dibentuk olehsusunan a-b-a-b-a-b-a-b-a, dimana a adalahpasangan pilar, dan b merupakan jarak bersihantara pasangan pilar satu dan lainnya.

Dari kajian wajah utama bangunannyadapat diperkirakan penutupan bagian serambidepan lantai atas juga diikuti dengan beberapaperubahan, antara lain:a. jarak trafe yang semula membagi lebar

bangunan menjadi 5 bagian sama besar,berubah menjadi 2 trafe tepi dan 3 trafetengah trafe tepi : trafe tengah = 25 : 18.

b. bagian cornice yang semula sangat sederhana,berpenampilan seperti balok lantai atasdengan penambahan ketinggian untuk dindingtalang, tinggi keseluruhannya menjadi 2 kalitinggi balok lantai atas, kemudian berubahdengan penambahan cornice dari dindingpagar berkisi-kisi tegak, tinggi cornicekeseluruhan : tinggi balok lantai atas = 7 : 14.

c. 2 buah pilar di tengah mengalami perubahanbentuk di bagian leher, perut dan kaki pilarbergaris tengah sama tidak lagi mengecil keatas, kemungkinan tidak berkapitel karenabadannya menjadi lebih tambun.

Page 8: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 31, No. 2, Desember 2003: 75-87

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

82

d. pasangan-pasangan pilar disusun oleh kom-binasi pilar-pilar yang bentuk dan ukurannyasama yaitu mengecil ke atas, berkapitel danpedestal, sedangkan pilar yang asli berbentukseperti botol dari bagian perut baru mengecilke atas, berkapitel dan pedestal.

e. perbandingan antara lebar trafe bersih dantinggi trafe bersih = 17 s/d 18 : 30, sedangkanaslinya lebar trafe bersih dihitung pada bagianperut dan tinggi trafe bersih = 21 s/d 22: 33s/d 33,5; untuk trafe tengah perbandinganantara lebar pasangan trafe dan tinggi trafebersih = (3,5 – 3 – 3,5 dengan jarak 25 s/d26): 30,5 s/d 31, sedangkan aslinya (4 – 2 – 4dengan jarak 21): (32,5 s/d 33).

f. untuk trafe tepi dengan pertimbangan posisilantai atas tidak berubah, karena perubahanakan mengakibatkan perubahan keseluruhanbangunan maka tinggi bersih trafe juga akantetap, dan perbandingan lebar trafe tengahbersih dan tinggi trafe bersih pada trafe lamaadalah 1: 1,5 s/d 1,595, dan pada trafe baru 1:1,67 s/d 1,76 ternyata lebih langsing.perbandingan jarak pasangan pilar tepi dantinggi trafe bersih pada pilar lama adalah 3,1:32,5 s/d 33 atau 1: 1,048 s/d 1,065, dan padapilar baru 34 : 31 atau 1,097 : 1 ternyata lebihlebar, kesimpulannya posisi pilar-pilarnyaberubah karena perubahan fisiknya.

g. perubahan wajah utama dengan penutupanbagian serambi depan lantai atas akanmemperindah tampilan bangunannya, tetapijendela pada trafe tepi dan dinding transparantrafe tengah belum dilengkapi atap emperyang melindunginya. Hal tersebut kemung-kinan dipertimbangkan untuk memasukkansebanyak-banyaknya sinar matahari pagi kedalam ruangan, dan kemungkinan lainnyaadalah belum digunakan konstruksi atapemper peneduh jendela samping. MenurutThomas Nix dalam bukunya Stedebouw inIndonesie ende Stedebouw-kundige Vormge-ving, 1949:193, bangunan berarsitekturIndische Empire Stijl belum menggunakanatap emper, karena atap emper baruditambahkan pada awal abad ke-20),Perubahan letak pilar pada bangunan de Vredestein mungkin berkaitan denganpertimbangan lain. (Gb.13).

KESIMPULAN

Bangunan kuno de Vredestein yang ada dikomplek Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengahtelah mengalami beberapa perubahan, meliputi :

a. Penghilangan bangunan kuno1. bangunan pavulion sisi selatan,2. bangunan pavilion sisi utara,3. bangunan selasar penghubung bangunan

utama dan bangunan pavilion sisi selatan,4. bangunan selasar penghubung bangunan

utama dan bangunan pavilion sisi utarab. Penambahan bagian baru pada bangunan

kuno1. tangga putar,2. bangunan canopy.

c. Penggantian elemen bangunan kuno1. penggantian konsol kayu atap peneduh

jendela samping menjadi konsol beton,2. penggantian pasangan-pilar berjarak di

dinding depan menjadi pasangan-pilartanpa jarak di trafe tepi dan pilar tunggal,

3. bentuk pilar menyerupai botol menjadibeberapa varian.

4. penutup atap sirap pada banguan utamamenjadi genteng,

5. atap bangunan utama berbentuk limasangandeng ke arah belakang menjadi limasantunggal,

6. pengakhiran ujung bidang atap dengandinding listplank penutup sederhanamenjadi dilengkapi dinding berkisi-kisi.

d. Kekhasan bangunan yang terabaikan1. trafe pilar-pilar samping tidak sama jarak

nya, dari arah depan ke belakang jarakantar pilarnya adalah 6,5 – 4,5 – 4,5 – 4,5– 4,5 –6 – 5m menunjukkan adanyabeberapa tahap penambahan tata ruangatau perubahan tata ruang, yang mengarahpada penggunaan atap limasan gandengsebagaimana biasa digunakan untukmengatapi bangunan berukuran besarberarsitektur kolonial yang terdapat disudut perempatan jalan di kota.

2. kesederhanaan wajah bangunan (sepertidiperlihatkan foto-foto lama), dengan pilarpilar yang ramping tetapi berkapitel,bertrap-trap depan, ruang-ruang serambidepan yang tropis berukuran sangat tinggi,berlantai dua dengan trafe tengahmenjorok ke belakang, 3.jendela-jendelasamping kemungkinan belum mengguna-kan atap peneduh, meskipun atap peneduhyang kemudian digunakan berbentuksetengah pelana dan bersudut sangat landaiditopang konstruksi konsol kayu yangbentuknya sangat sederhana.

Page 9: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN (Totok Roesmanto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

83

3. letak bangunan sudah mempertimbangkanarah kedatangan dari Batavia denganmenggunakan jalan darat untuk menujukekawasan benteng Vrijhoek, ataumelanjutkan perjalanan ke arah KratonMataram di Kartasura meleati jalan utamatradisional (Jalan Mataram sekarangJl.MT.Haryono).

4. sebagai bangunan villa milik pejabat VOCtertinggi kedua kemungkinan bentuknyamenjadi panutan atau model bagibangunan bangunan berukuran besar yangada di daerah Jawa (Pesisir Timur) yangpernah berada di Bawah hegemonikerajaan Mataram.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Amen, Semarang Tempo Doeloe, 1979

Budiman, Amen, Semarang Djuwita, 1979.

Dinas Tata Bangunan dan Pemugaran DKI JejakJakarta Pra 1945, Jakarta, 1990.

Nix, Thomas, Stedebouw in Indonesie en deStedebouwkundige Vormgeving, 1949.

Roesmanto, Totok, Laporan PerencanaanSayembara Revisi Ide Desain RumahDinas Gubernur Jawa Tengah, untukkepentingan Sayembara tidak dipublikasi,1998.

Page 10: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 31, No. 2, Desember 2003: 75-87

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

84

LAMPIRAN

Gambar 1.Morfologi persil de Vredestein diolahberdasarkan peta kota Semarang: a)sebelum 1754; b) .sekitar 1830; c)1892 d.akhir 1953 e.sekitar 1970f.antara 1970-1973.

Gambar 2.Denah tata ruang bangunan kuno deVredestein ketika difungsikan se-bagai Kantor Dinas PariwisataPemerintah Daerah Tingkat I Pro-pinsi Jawa Tengah, atas denah lantaiatas, bawah denah lantai bawah

Gambar 3.Foto bangunan de Vredestein dariarah depan: a) pada saat difungsikansebagai kampus APDN, tahun 1978,(sumber Amen Budiman, SemarangDjuwita, 1979:64); b) 1994 (sumber:Tugu Muda, Desember 1994); c)1940-an terlihat bangunan pavilionselatan memanjang sejajar bangunanutama dengan bangunan semacampendapa di sebelah depannya, dandihubungkan kebangunan utamadengan bangunan selasar. (sumber:Amen Budiman, Semarang Dju wita,1979:63).

Gambar 4.Foto kuno bangunan de Vredesteindari arah depan, memperlihatkansedang ada kegiatan seremonial, ke-mungkinan berkaitan dengan per-ingatan hari kelahiran Raja Inggristahun 1811. Halaman komplek deVredestein belum berpagar pem-batas dan dapat dicapai langsungdari jalan raya di depan Bojong-schoplein atau Taman Bojong.(sumber: Amen Budiman, SemarangDjuwita, 1979:62).

Page 11: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN (Totok Roesmanto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

85

Gambar 5. Foto bangunan de Vredestein palingkuno, tanpa keterangan tahun pemo-tretannya diperkirakan memper-lihatkan bentuk awal bangunan kunode Vredestein, dengan atap ber-bentuk limasan tunggal memanjangsearah lebarnya bangunan. Di kiri-kanan jalan utama terdapat pilarpagar rendah, dan deretan pohonrindang. Pasangan-pilar berjaraktelah digantikan pilar tunggal yangbentuk dan besarnya berbeda.(sumber: Amen Budiman, SemarangDjuwita, 1979:61)

Gambar 6. Lukisan JC. Rappard menggam-barkan suasana dari dan di depanbangunan de Vredestein. Berbedadengan foto terkuno yang mem-perlihatkan suasana hampir sama,lukisan ini mempertegas keberada-an serambi atas yang dilengkapibalustrade dari kisi-kisi kayu,sedangkan pagar yang membatasitrap-trap di serambi bawah tidaklagi terlihat. Agak samar-samarterlihat bagian atap sisi selatanmenunjukkan bentuk atap deVredestein adalah limasan(sumber: RT. Fell, Early Maps ofSouth-East Asia, 1993)

Gambar 7. Atas. Lukisan tampak depan rumahtinggal Gubernur Jendral JacobMossel yang disebut GedungWeltevreden (sumber: JJ de Fries,Jaarboek van Batavia en Omstreken,1972 di Indonesia-kan oleh AbdulHakim, Jakarta Tempo Doeloe,1989:21) bawah. situasi rumahtinggal Jacob Mossel (sumber:Dinas Tata Bangunan & Pemu-garan DKI Jakarta, Jejak JakartaPra 1945,1990:6)

Gambar 8. Situasi tata bangunan pada abad ke-18 dan 19 menurut pendapatThomas Nix: a) Franse stadspa-leizen sekiatar ta hun 1700; b)Franse stadspaleizen sekitar 1800;c) Neder- lands buitenverblijfsekitar 1700 d. Indische stadswon-ing Sejak tahun 1800 (sumber:Thomas Nix,Stedebouw in Indonesieen de Stedebouwkundige ormgeving,1949:193

Page 12: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 31, No. 2, Desember 2003: 75-87

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

86

Gambar 9. Analisis morfologi tata bangunan dikomplek de Vredes tein berdasar-kan kajian terhadap foto kuno dankesejarah an: 1) De Vredestein; 2)jalan utama dan pelataran mirippla za; 3) Bojongschplein kemudianmenjadi Wilhelminaplein, 1911,dan berubah menjadi TamanBojong; 4) open muziektent; 5)obelisk pemasangan reklame; 6)kantor NIS sekarang Lawangsewu;7) Raad van Justitie kemudianmenjadi Museum ABRI; 8) pompabensin, sudah terbakar; 9) rel tremlistrik; 10) bangunan tambahan sisiselatan; 11) bangun an tambahansisi utara; 12) jembatan kecil kuno;13) Tugu Muda; 14) bangunanasrama mahasiswa APDN; 15)Pasar Bulu; 16) bangunan kuno,sudah menjadi ex.kancab BDNI

Gambar10. Komplek de Vredestein sebelummenjadi kampus APDN Dilihatdari salah satu puncak menaragedung Lawangse wu. Terlihatbangunan tambahan sisi selatanyang wajah nya berbeda denganwajah bangunan de Vredestein.Bangunan tambahan beratappelana dan berorientasi ke arahjalan raya dan Pasar Bulu sertabangunan utama (sumber: doku-men Totok Roesmanto, Desember1994).

Gambar 11. Perbesaran wajah bangunan deVredestein ketika sedang diadakanperhelatan, kemungkinan pada saatdilangsung kan peringatan harikelahiran Raja Inggris tahun 1811.Tampak bentuk atapnya sudahmengalami perubahan dari bentukaslinya berupa limasan gandengmenjadi limasan tunggal. (sumber:Amen Budiman, Semarang Djuwita,1979:61)

Page 13: PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN

PENELUSURAN WAJAH BANGUNAN KUNO DE VREDESTEIN (Totok Roesmanto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

87

Gambar 12. Perbesaran wajah de Vredesteinsebelum atapnya dirom bak.Tampak pasangan-pilar penyanggasebelum diganti menjadi beberapapilar tunggal, lantai atasnya di-lengkapi bagian serambi yangmenjorok ke belakang yang mencirilan ketropisannya. Trap-trap se-rambi depannya disekat de nganpagar kisi-kisi kayu. (sumber:Amen Budiman, Semarang Djuwita,1979:61).

Gambar 13. Perkembangaan facade utama padabangunan berarsitek tur kolonialmenurut Thomas Nix (sumber:Thomas Nix, Stedebouw in Indo-nesie en de StedebouwkundigeVormge ving, 1949:193)

Gambar 14. Atas. Wajah depan bangunan kunode Vredestein pada tahun 1994ketika masih digunakan sebagaiKantor Dinas Pariwisata Pemerin-tah Daerah Tingkat I Propinsi JawaTe ngah. Digrafikan berdasarkanhasil pengukuran lapangan danpemotretan frontal terhadap bangu-nannya. (sumber: Totok Roes-manto, 1994, hasil pengukuran danpemotret an bangunan kuno deVredestein, tidak dipublikasikan).Bawah. Wajah depan bangunan deVredestein yang asli sebelumdirombak atapnya dari bentuklimasan gandeng menjadi limasantunggal sebelum tahun 1811, ber-dasar kan hasil analisis perwajahanbangunan kunonya.