penegakan hukum atas pelanggaran hak cipta...

95
PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA TERHADAP VCD/DVD BAJAKAN (Studi Putusan Nomor 50/Pid.B/2012/PN.M) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: Adella Farah Fadhilah A (11140480000146) KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H /2018M

Upload: doandan

Post on 05-Apr-2019

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA

TERHADAP VCD/DVD BAJAKAN

(Studi Putusan Nomor 50/Pid.B/2012/PN.M)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Adella Farah Fadhilah A

(11140480000146)

KONSENTRASI HUKUM BISNIS

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H /2018M

Page 2: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang
Page 3: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang
Page 4: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang
Page 5: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

v

ABSTRAK

Adella Farah Fadhilah A. NIM 11140480000146. “PENEGAKAN HUKUM ATAS

PELANGGARAN HAK CIPTA TERHADAP VCD/DVD BAJAKAN (Studi

Putusan Nomor 50/Pid.B/2012/PN.M)”. Program studi Ilmu Hukum, Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439

H/2018 M. lx + halaman halaman lampiran.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penegakan hukum terhadap

pelaku pembajakan serta faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran hak cipta

terhadap VCD/DVD dan yang menghambat para penegak hukum untuk menindak

tegas para pelaku pembajakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta. Dan mengetahui apakah putusan Nomor 50/Pid.B/2012/PN.M

sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan penelitian normatif-yuridis. Penelitian yang dilakukan selain melakukan

pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, buku-buku, dan jurnal (library

research) yang berhubungan dengan skripsi ini. Peneliti juga mengkaji studi putusan

yang berkaitan dengan penelitian ini.

Hasil penelitian menujukan bahwa faktor yang membuat pelaku melakukan

tindakan melanggar Undang-Undang salah satunya adalah faktor ekonomi, dimana

hal tersebut mayoritas dilakukan oleh pedagang kecil atau kaki lima dengan dilatar

belakangi faktor ekonomi guna untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya

bukan untuk mencari keuntungan yang lebih besar untuk hal komersil. Oleh sebab itu

hal ini menjadi hambatan bagi pihak Kepolisian untuk menjalankan penegakan

hukum. Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 juga secara tegas

menyebutkan di dalam Pasal 120 bahwa Tindak Pidana Hak Cipta merupakan detik

aduan yang berarti tindak pidana yang hanya dapat dilakukukan penuntutan setelah

adanya laporan dengan permintaan untuk dilakukan penuntutan terhadap orang atau

terhadap orang tertentu. Pada delik aduan, jaksa hanya akan melakukan penuntutan

apabila telah ada pengaduan dari orang yang menderita, dirugikan oleh kejahatan

tersebut. Sedangkan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 tidak

menerangkan secara tegas pasal yang menyebutkan tentang delik aduan, Jadi bisa

dikatakan bahwa Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 lebih secara rinci

dan detail memberikan perlindungan hukum baik secara pidana dan perdata terhadap

Pencipta, Pemilik Hak Cipta dan Pemilik Hak Terkait.

Kata Kunci : Penegakan Hukum, Hak Kekayaan Intelektual, Hak Cipta,

Pembajakan.

Pembimbing : Dr. Alfitra, S.H, M.Hum. dan Dr.Umar Al Haddad, M.Ag.

Daftar Pustaka : 2003 sampai 2018

Page 6: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

vi

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بســــــــــــــــــم للا الر

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena berkat

rahmat, nikmat serta karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA TERHADAP

VCD/DVD BAJAKAN (Studi Putusan Nomor 50/Pid.B/2012/PN.M)”. Sholawat

serta salam peneliti panjatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’Alayhi wa

Sallam, yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang

terang benderang ini.

Selanjutnya, dalam penelitian skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan

bimbingan, arahan, serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini

peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., Ketua Program Studi Ilmu Hukum dan

Drs. Abu Thamrin, S.H., M.Hum, Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berkontribusi dalam pembuatan skripsi ini.

3. Dr. Alfitra, S.H, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Umar Al Haddad,

M.Ag, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran serta kesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi,

arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada peneliti dalam menyusun

skripsi ini.

4. Kepala dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Kepala dan Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam menyediakan fasilitas yang

memadai untuk peneliti mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan

skripsi ini.

Page 7: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

vii

5. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan serta membantu

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-

persatu. Semoga Allah memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas semua

kebaikan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi

peneliti dan umumnya bagi pembaca. Sekian dan Terima kasih.

Jakarta, 2018

Penulis

Page 8: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .......................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah .................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

E. Metode Penelitian........................................................................................ 8

F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 12

A. Kajian Pustaka .......................................................................................... 12

1. Kerangka Teoritis ............................................................................... 12

2. Kerangka Konseptual ......................................................................... 18

B. Tinjauan Kajian (Review) Terdahulu ....................................................... 29

BAB III KEDUDUKAN PENEGAK HUKUM DALAM BIDANG HAK CIPTA

..................................................................................................................................... 32

A. Kepolisian Indonesia ................................................................................. 32

B. Komisi Ditjen Kekayaan Intelektual ......................................................... 33

C. Kejaksaan Republik Indonesia .................................................................. 42

Page 9: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

ix

D. Hakim Republik Indonesia ........................................................................ 46

BAB IV ANALISIS PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK

CIPTA .......................................................................................................... 51

A. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Metro Nomor: 50/Pid.B/2012/PN.M

.................................................................................................................. 51

B. Pertimbangan Hakim dan Analisa Undang-Undang Hak Cipta di dalam

Kasus Pembajakan VCD/DVD ................................................................... 57

C. Faktor yang Menghambat Dalam Upaya Penegakan Hukum Pelanggaran

Hak Cipta Terhadap VCD/DVD Bajakan .................................................. 61

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 68

A. Kesimpulan ............................................................................................... 68

B. Rekomendasi ............................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 70

LAMPIRAN ............................................................................................................... 72

Page 10: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses globalisasi membawa akibat tolak ukur utama hubungan antar bangsa

atau Negara tidak lagi ideologi, melainkan ekonomi yakni keuntungan atau hasil

nyata apa yang dapat diperoleh dari adanya hubungan tersebut.1 Pengaruh luar dapat

cepat sekali masuk ke Indonesia sebagai implikasi terciptanya sistem ekonomi yang

terbuka. Aspek dari sistem ekonomi adalah masalah produk yang pemasarannya tidak

lagi terbatas pada satu Negara melainkan juga sudah mengglobal. Hal ini menuntut

standar kualitas dan persaingan yang fair, serta terhindarnya produk industri palsu,

berdasarkan pada kesepakatan-kesepakatan dunia Internasional.

Indonesia adalah Negara hukum. Esensi dari Negara hukum ialah menjunjung

tinggi nilai dasar atau hak pokok, seperti hak hidup, dan hak mendapatkan

perlindungan. Negara Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya dengan seni dan

budaya. Berbagai macam seni di Indonesia itupun turut mewarnai keanekaragaman

Negara yang tunduk kepada aturan hukum ini. Dengan perkembangan zaman, banyak

warga Negara Indonesia yang tertarik dengan kesenian berupa music, tari, buku,

karya pertunjukan, karya siaran, dan sebagainya. Namun lambat laun tidak sedikit

orang menjadikan kelebihannya itu sebagai suatu bisnis atau dengan kata lain mereka

menjadikan suatu kesenian tersebut sebagai mata pencaharian bagi kehidupan

mereka. Maka tidak sedikit orang yang berlomba-lomba dalam meniti karirnya

didunia hiburan tanah air.

Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang banyak

dijumpai dan menjadi sorotan masyarakat. HKI terkait dengan kreativitas manusia,

dan daya cipta manusia dalam memenuh kebutuhan atau memecahkan masalah

1 Rahmadi Usman, Hukum Atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi Hukumnya

di Indonesia, (Bandung: Alumni, 2008), h. 158.

Page 11: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

2

kehidupannya, baik dalam seni, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun produk

unggulan suatu masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi disertai dengan eksistensi HKI sangat penting. Dimana kegiatan penelitian

ini tidak dapat terhindar dari masalah HKI apabila menginginkan suatu penghormatan

hak maupun inovasi baru, dan orisinilnya.

Menurut Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang

Hak Cipta (UUHC), hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang

Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya dalam bidang ilmu

pengetahuan, seni dan sastra yang antara lain dapat terdiri dari buku, program

computer, ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu yang

timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Di dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) UUHC tersebut dijelaskan: “yang

dimaksud dengan hak eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi

pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut

tanpa izin pemegangnya”.

Dalam pengertian “mengumumkan atau memperbanyak”, termasuk kegiatan

menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan, menjual,

menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan kepada

publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan Ciptaan kepada publik

melalui sarana apapun.2

Perkembangan industri perfilman Indonesia memang unik. Bangkitnya film

nasional yang ditandai banyaknya jumlah produksi film lokal dan peningkatan

penjualan karcis bioskop, di satu sisi diwarnai proses pengeroposan besar-besaran

yang kontraproduktif bagi perkembangan kreativitas. Salah satu masalah terbesar

2 Tim Lindsey, Eddy Damain, Simon Butt, Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual,

(Bandung: PT. Alumni, 2011), h. 6.

Page 12: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

3

adalah maraknya pelanggaran hak cipta film, khususnya pembajakan.3 Semua kasus

pelanggaran HKI di bidang film yang terjadi di tanah air nyaris “kebal” terhadap

sentuhan hukum. Gejala ini tentu menimbulkan pertanyaan mendasar. Apakah betul-

betul sistem hukum di negara kita sangat buruk sehingga seseorang atau sekelompok

orang dapat dengan sesuka hatinya mengambil karya orang lain dan menyebarkan

seluas-luasnya tanpa ada aturan, teguran, peringatan, bahkan hukuman? atau bisa jadi

itulah gambaran kondisi mental masyarakat yang tidak memiliki kesadaran akan arti

pentingya HKI di bidang film? serta dengan semakin luasnya peredaran VCD/DVD

bajakan tanpa pengawasan yang ketat oleh kepolisian dan Dirjen HKI.

HKI di bidang film lahir atau dihasilkan oleh manusia melalui kemampuan

intelektualnya yang berupa daya, cipta, rasa, dan karsa dalam kaitannya dengan

produk film (dari konsep hingga bentuk jadi), yang di dalamnya mengandung unsur-

unsur yang harus dihormati oleh orang lain. Tidak semata-mata hak intelektual, tetapi

menyangkut juga hak ekonomi yang meliputi hak cipta, hak paten, hak merek dan

sebagainya.

Di Indonesia, sumber utama hukum Hak Cipta adalah Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1987, kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1987, diubah kembali menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997,

kemudian diubah menjadi Nomor 19 Tahun 2002, dan yang terakhir adalah Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 yang dipakai sampai saat ini.4 Sebenarnya Indonesia

sudah memiliki undang-undang perfilman, yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1992, namun seiring perkembangan kebutuhan dan tuntutan penyelesaian

permasalahan di lapangan, undang-undang tersebut terbukti tidak mampu memberi

jawaban atas berbagai persoalan. Fungsi regulasi tidak banyak bisa diandalkan dalam

3 Soelistyo, Henry, Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Jakarta: PT KANISIUS,

2011), h. 34-35.

4 Isnaini, Yusran, Hak Cipta dan Tantangannya di Era Cyber Space, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2009), h. 2.

Page 13: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

4

menghadapi kasus-kasus pelanggaran hak cipta, seperti penggandaan DVD secara

ilegal ini. Terdapat dua peraturan Pemerintah sebagai pedoman pelaksanaannya, yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1986 tentang Dewan Hak Cipta, yang telah

diperbarui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Penerjemahan dan/atau Perbanyakan Ciptaan untuk Kepentingan Pendidikan, Ilmu

Pengetahuan, Penelitian, dan pengembangan Penelitian yang pada dasarnya mengatur

operasionalisasi ketentuan mengenai lisensi wajib di bidang hak cipta (Compulsory

Licensing).5

Banyak pengamat film memprediksi, akan sering muncul VCD/DVD bajakan

yang semakin marak dan tidak adanya langkah tegas oleh para penegak hukum. Jika

bangsa Indonesia berkomitmen untuk menerapkan sistem perlindungn HAKI di

bidang perfilman secara konsekuen, secara makro hal ini akan memberikan

keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dari hasil produksi film

dalam negeri.

Dalam perkembangannya, pembajakan yang didukung oleh penguasa dan

dimotori oleh media dapat menciptakan budaya baru dalam masyarakat yang lazim

disebut sebagai budaya massa. Budaya massa adalah konsekuensi yang tidak dapat

ditolak dari munculnya pasar, tersedianya teknologi, dan dominasi organisasi besar.

Parahnya, situasi ini didukung oleh pertimbangan ekonomis masyarakat yang

berpedoman; “Selama masih bisa dihemat mengapa harus membeli yang mahal?”.

Pilihan semacam ini mendorong produsen VCD/DVD bajakan menciptakan barang

produksinya semirip mungkin dan semurah mungkin, bahkan jika bisa dengan

kualitas yang sama. Kemudian, dengan daya beli masyarakat yang cenderung rendah,

masyarakat lebih memilih VCD/DVD bajakan. Pada dasarnya, orang meniru atau

menjiplak ciptaan orang lain apalagi dalam jumlah banyak tujuannya tidak lain

adalah untuk dijual agar mendapat keuntungan dari perbuatannya tersebut. Hal ini

5 Syarifuddin, Perjanjian Lisensi dan Pendaftaran Hak Cipta, (Bandung: PT Alumni, 2013),

h. 3.

Page 14: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

5

berakibat merugikan pencipta/pemegang hak cipta dan merupakan tindak pidana yang

diatur dalam Pasal 113 ayat (2) dan (4) Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 tahun

2014 .6

Kerugian material akibat pembajakan film juga tidak main-main hingga

mencapai trilyun-an rupiah, belum lagi dengan adanya pembajakan tersebut telah

menghambat penerimaan negara melalui pajak dan investasi industri. Selain itu,

pembajakan mendorong pengebirian kreativitas karena royalti yang seharusnya

diterima para pembuat film, raib entah ke mana.7

Dilihat dari kacamata hukum HKI, harga VCD/DVD bajakan bisa jauh lebih

murah karena konsumen tak perlu membayar royalti, berbagai pajak serta biaya

operasional lainnya. Produsen juga tak perlu berpromosi untuk melariskan barang

dagangannya. Akan tetapi, para pelaku pembajakan harus menerima resiko dari

perbuatan mereka yang bisa merugikan banyak pihak akibat dari pembajakan yang

bahkan bisa membawa mereka keranah pidana.

Tindak pidana pembajakan hak cipta diatur pada Pasal 113 ayat (2) dan (4)

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 menyatakan: “Setiap orang dengan tanpa hak

melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)

huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk penggunaan secara komersial

dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda

paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”.

Ketentuan pasal tersebut menyatakan: “Setiap orang yang memenuhi unsur

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,

dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana

denda paling banyak Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)”.

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka menurut peneliti pengkajian

terhadap HKI dinilai penting, dan dalam hal ini peneliti mengkhususkan pengkajian

6 Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek – Aspek Hukumnya, (Jakarta : PT Rineka Cipta,

2012), h.96.

7Sophar Maru Hutagalung, Hak Cipta Kedudukan & Peranannya dalam Pembangunan,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 315.

Page 15: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

6

kepada “PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA

TERHADAP VCD/DVD BAJAKAN. (Studi Putusan Nomor:

50/Pid.B/2012/PN.M.)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat identifikasi,

pembatasan, dan perumusan masalah, sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan sebelumnya, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perlindungan hak cipta dalam hukum Indonesia.

b. Peranan Dirjen HKI dan Kepolisian pada kasus peredaran VCD/DVD

bajakan.

c. Ketidak pedulian pelaku pembajakan terhadap sanksi terhadap pelanggar

Undang-Undang Hak Cipta.

d. Pengawasan peredaran VCD/DVD bajakan masih sangat minim.

e. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk lebih menghargai suatu Ciptaan.

f. Sosialisasi tentang pembajakan masih belum optimal.

2. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah berguna untuk memberikan suatu gambaran yang jelas

masalah-masalah yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian hukum ini dan

untuk menghindari adanya perluasan masalah sebagai akbiat luasnya ruang

lingkup masalah yang dikaji serta agar penelitian ini bisa lebih terarah dari apa

yang telah menjadi dasar permasalahan dan tujuan yang akan dicapai, maka

peneliti melakukan pembatasan Penegakan hukum terhadap pelaku pembajakan

VCD/DVD yang dapat membuatnya jera.

Page 16: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

7

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan di atas, maka peneliti memfokuskan pada masalah utama yaitu

penegakan hukum pelanggaran hak cipta terhadap vcd/dvd bajakan yang terjadi

pada Pengadilan Negeri Metro, Lampung.

Untuk mempertegas arah pembahasan dari masalah utama yang telah

diuraikan di atas, maka dibuat rincian perumusan masalah dalam bentuk

pertanyaan, sebagai berikut:

a. Apakah faktor penghambat penegakan hukum dalam bidang hak cipta

terhadap VCD/DVD bajakan di wilayah Metro?

b. Apakah putusan Pengadilan Negeri Metro Perkara Nomor:

50/Pid.B/2012/PN.M sudah sesuai dengan penegakan hukum dan Undang-

Undang Hak Kekayaan Intelektual?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana

penegakan hukum terhadap pelaku pembajakan. Secara khusus tujuan yang ingin

dicapai oleh peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat penegakan hukum

pelanggaran hak cipta terhadap VCD/DVD bajakan di Metro?

2. Untuk mengetahui putusan Pengadilan Negeri Metro Perkara Nomor

50/Pid.B/2012/PN.M sudah sesuai dengan penegakan hukum dan Undang-

Undang Hak Kekayaan Intelektual.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:

Page 17: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

8

1. Bagi peneliti

a. Untuk memperdalam pengetahuan peneliti khususnya di bidang hukum

bisnis dan hukum kekayaan intelektual, serta ilmu hukum lainnya.

b. Sebagai implementasi atas teori yang telah didapat atau diketahui dan

menambah wawasan peneliti akan kasus nyata dalam hukum bisnis dan

hukum kekayaan intelektual.

2. Bagi akademik dan pihak lain

a. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

hukum bisnis pada umumnya, dan hukum kekayaan intelektual, ter-khusus

mengenai hak cipta.

b. Hasil dari penelitian ini dapat memperkaya referensi dan literatur sebagai

acuan untuk melakukan penelitian sejenis selanjutnya.

c. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang

diteliti dan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para penegak

hukum.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian kualitatif, adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

analisis data dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.8

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dipandu oleh teori.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti berkesimpulan bahwa

pendekatan tepat yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 1.

Page 18: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

9

adalah pendekatan normatif-yuridis. Yaitu statue approach (undang-

undang) dan case approach (putusan).

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus

dengan pendekatan normatif-yuridis dalam menjawab masalah. Peneliti

memahami bahwa metode penelitian studi putusan tepat untuk digunakan dalam

menjawab permasalahan penelitian peneliti tentang penegakan hukum atas

peredaran VCD/DVD bajakan. Format normatif-yuridis pada umumnya dilakukan

pada penelitian dalam bentuk studi putusan. Format studi putusan memusatkan

diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena.9 Kaitannya dengan

penelitian ini, metode penelitian studi kasus digunakan untuk mencari data secara

mendalam dan dari berbagai sumber tentang penegakan hukum yang dilakukan

kepolisian terkait peredaran VCD/DVD bajakan.

3. Sumber Data

Sumber data yang dipakai oleh peneliti yaitu:

a. Data Primer

Menurut Sugiyono “sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data”.10

Untuk mendapatkan data primer,

peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain melakukan

penelitian terhadap Putusan Nomor 50/Pid.B/2012/PN.M.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari

responden, tetapi dari pihak ketiga. Data Sekunder meliputi peraturan

9 Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Predana Media Group, 2011), h. 68-69.

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2009), h.

23.

Page 19: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

10

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.11

Dalam penelitian ini,

bahan hukum sekunder yang digunakan adalah:

1) Undang-Undang RI Nomor 19 TAHUN 2002 tentang Hak Cipta juncto

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

2) KUHPERdata dan KUHPidana

3) Kepdirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Ham RI

Nomor H 17.PR.09.10 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pendaftaran Konsultan Hak Kekayaan Intelektual.

4) Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01-HC.03.01 Tahun 1987

tentang Pendaftaran Ciptaan.

5) Buku teks.

6) Jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

7) Media elektronik (TVdan Internet)

4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

pe-riset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode

pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh periset. Metode pengumpulan

data ini sangat ditentukan oleh metodelogi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif.

Dalam riset kualitatif dikenal metode pengumpulan data: observasi (field

observation), wawancara mendalam (intensive/depth interview) dan studi

kasus.”12

Selanjutnya, menjelaskan mengenai “enam sumber bukti dalam

pengumpulan data studi kasus yaitu: dokumen, rekaman arsip, wawancara,

pengamatan langsung, observasi partisipan dan perangkat-perangkat fisik,”

5. Analisis Data

11

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, cetakan ke-IV: 2010), h. 141.

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.

98.

Page 20: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

11

Data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan maupun dari penelitian

lapangan akan diolah berdasarkan analisis normatif, yuridis. Normatif karena

peneliti bertitik tolak dari peraturan yang ada sebagai norma hukum positif,

sedangkan yuridis karena peneliti menganalisis putusan.

6. Metode Penulisan

Metode Penulisan mengacu kepada buku pedoman penulisan skripsi yang

dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2017.

F. Sistematika Penulisan

Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka peneliti merumuskan sistematika

penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut:

BAB I : Pada bab ini peneliti memaparkan latar belakang penelitian,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang

berkaitan dengan penelitian ini, metode penelitian, serta sistematika

penulisan sebagai rancangan penelitian.

BAB II : Bab ini berisikan gambaran umum mengenai Teori Penegakan

Hukum, Hak Kekayaan Intelektual, Hak Cipta, fungsi dan sifatnya,

macam-macam pelanggaran hak cipta, dan Teori Pembajakan.

BAB III : Bab ini membahas tentang profil Penegak Hukum.

BAB IV : Pada bab ini peneliti memberikan tema “analisa penegakan hukum

atas pelanggaran hak cipta” terdiri dari, pertimbangan hakim,

mekanisme penegakan dan upaya hukum terhadap putusan Nomor

50/Pid.B/2012/PN.M.

BAB V : Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran. Bab ini merupakan

bab terakhir dari penulisan skripsi ini untuk itu peneliti menarik

beberapa kesimpulan dari hasil penelitian untuk menjawab rumusan

masalah, serta memberikan rekomendasi yang dianggap perlu.

Page 21: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kerangka Teoritis

Berikut beberapa teori yang menjadi kerangka teori peneliti

Menurut Soerjono Soekanto, inti dan arti penegakan hukum terletak pada

bagaimana mengharmoniskan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam

kaidah-kaidah yang baik dan menyelaraskan dengan sikap tindak sebagai

rangkaian penjabaran nilai, untuk menciptakan, memelihara, dan

mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.1

Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-

keinginan hukum menjadi kenyataan. Keinginan-keinginan yang dimaksud

adalah pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskan

dalam peraturan-peraturan hukum itu.2

Lanjut menurut Soejono Soekanto3, penegakan hukum sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral,

sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor

tersebut. Faktor-faktor tersebut, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor hukumnya sendiri yakni undang-undang;

b. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum;

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;

1 Soerjono Soekanto, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2008), h. 5.

2 Siswanto Sunarso, Wawasan Penegakan Hukum Di Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2005), h. 133.

3 Soerjono Soekanto, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum... h. 5.

Page 22: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

13

d. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku

atau diterapkan;

e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Kelima faktor tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya, oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur

daripada efektivitas penegakan hukum serta pengaruh lingkungan terhadap

sebagai suatu lembaga yang tidak dapat dihindarkan. Dalam mencapai

tujuannya, agar undang-undang dapat dijalankan secara efektif, maka di

dalam undang-undang haruslah menganut asas-asas umum, antara lain:

a. Undang-undang tidak berlaku surut;

b. Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi, mempunyai

kedudukan yang lebih tinggi pula;

c. Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang

yang bersifat umum. Artinya, terhadap peristiwa khusus wajib

diperlakukan undang-undang yang menyebutkan peristiwa itu, walaupun

bagi peristiwa khusus tersebut dapat pula diperlakukan undang-undang

yang menyebutkan peristiwa yang lebih luas ataupun lebih umum, yang

juga dapat mencakup pertistiwa khusus tersebut;

d. Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undang-undang

yang berlaku terdahulu. Artinya, undang-undang lain yang lebih dahulu

berlaku di mana diatur mengenai suatu hal tertentu, tidak berlaku lagi

apabila ada undang-undang baru yang berlaku belakangan yang mengatur

pula hal tertentu tersebut, akan tetapi makna atau tujuannya berlainan atau

berlawanan dengan undang-undang lama tersebut;

e. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat;

Page 23: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

14

f. Undang-undang mestinya partisipatif, artinya dalam proses pembuatannya

dibuka kesempatan kepada masyarakat untuk mengajukan usul-usul

tertentu. Ini dimaksudkan agar undang-undang tidak sewenang-wenang.

Undang-Undang sebagai sumber hukum dan faktor dalam menunjang

penegakan hukum, sering ditemui kendala dan masalah, antara lain:4

a. Tidak diikutinya asas-asas berlakunya undang-undang;

b. Belum adanya peraturan pelaksanaan yang sangat dibutuhkan untuk

menerapkan undang-undang;

c. Ketidakjelasan arti kata-kata di dalam undang-undang yang sangat

mengakibatkan kesimpangsiuran di dalam penafsiran serta penerapannya.

Faktor kedua dalam mempengaruhi penegakan hukum, yakni penegak

hukum. Penegak hukum yang dimaksudkan di sini adalah mereka yang

berkecimpung dalam bidang penegakan hukum. Kalangan tersebut mencakup

mereka yang bertugas di Kehakiman, Kejaksaan, Kepolisian, Pengacara, dan

Pemasyarakatan.

Menurut Soerjono Soekanto, seorang penegak hukum, sebagaimana

halnya dengan warga-warga masyarakat lainnya, lazimnya mempunyai

beberapa kedudukan dan peranan. Dengan demikian tidaklah mustahil, bahwa

antara kedudukan dan peranan timbul konflik (status conflict dan conflict of

roles). Bila di dalam kenyataannya terjadi suatu kesenjangan antara peranan

yang seharusnya dengan peranan yang sebenarnya dilakukan atau peranan

actual, maka terjadi suatu kesenjangan peranan (role-distance).

Selanjutnya faktor ketiga yang mempengaruhi penegakan hukum ialah

faktor sarana atau fasilitas. Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka

tidak mungkin penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar. Sarana

4 Soerjono Soekanto, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum... h. 8.

Page 24: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

15

atau fasilitas tersebut, antara lain mencakup tenaga manusia yang

berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,

keuangan yang cukup, dan seterusnya. Bila hal-hal itu tidak terpenuhi, maka

mustahil penegakan hukum akan mencapai tujuannya.

Faktor keempat dalam hal menunjang penegakan hukum adalah faktor

masyarakat. Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk

mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari

sudut tertentu, maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum

tersebut.

Masalah-masalah yang sering timbul dalam masyarakat yang dapat

mempengaruhi penegakan hukum dapat berupa:5

a. masyarakat tidak mengetahui atau tidak menyadari, apabila hak-hak

mereka dilanggar atau terganggu;

b. masyarakat tidak mengetahui akan adanya upaya-upaya hukum untuk

melindungi kepentingan-kepentingannya;

c. masyarakat tidak berdaya untuk memanfaatkan upaya-upaya hukum

karena faktor-faktor ekonomi, psikis, sosial, atau politik.

Selanjutnya faktor kebudayaan menjadi faktor yang berperan dalam

mempengaruhi lahirnya penegakan hukum. Kebudayaan (sistem) hukum pada

dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-

nilai yang merupakan konsepsi-konsepsi mengenai apa yang dinilai baik dan

apa yang dinilai tidak baik.

Penegakan hukum dalam negara modern telah digambarkan dengan ciri-

ciri birokratis, yang kelihatan terpisah dari fungsi poloisi sebagai penyidik,

jaksa sebagai penuntut umum, dan hakim sebagai pihak yang mengadili.

5 Soerjono Soekanto, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum... h.10

Page 25: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

16

Ketiga subsistem ini merupakan suatu ikatan dala satu sistem peegakan

hukum yang dikenal degan criminal justice system.

a. Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum atau Law enforcement adalah upaya untuk menegakkan

norma/kaidah dan nilai hukum yang terdapat di belakang norma tersebut.

Penegakan hukum berkaitan erat dengan kemampuan aparatur dan kepatuhan

warga masyarakat terhadap peraturan yang berlaku, meliputi tiga bidang

hukum yaitu bidang administratif, pidana dan perdata.

Penegakan hukum merupakan upaya untuk mencapai ketaatan terhadap

peraturan dan persyaratan dalam ketentuan hukum yang berlaku secara umum

dan individual, melalui pengawasan dan penetapan (atau ancaman) sarana

administratif, kepidanaan dan keperdataan. Pada lazimnya aparatur

penegakan hukum dikategorikan sebagai: Polisi, Jaksa, Hakim, Penasehat

hukum maupun pejabat.

Penegakan hukum sebagai bagian dari legal system, tidak dapat

dipisahkan dengan substansi hukum (legal substance) dan budaya hukum

(legal culture) hukum sebagai gejala sosio-empiris yang dikaji ke dalam

variabel independen memberikan impact pada berbagai kehidupan. Aspek-

aspek kehidupan sosial ini yang menjadi dependent variable.6

Dalam hubungan hukum dan masyarakat, maka kita mengkaji bagaimana

hukum itu dapat mempengaruhi sikap perilaku masyarakat. Disini ternyata

ada keterkaitan atau sifat responsitas antara hukum dan masyarakat atau

sebaliknya. Salah satu hubungan hukum dengan masyarakat ialah sistem

penegakan hukum, dimana hukum bekerja sehingga berpengaruh terhadap

prilaku sosial masyarakat.

6 Siswanto Sunarso, Wawasan Penegakan Hukum Di Indonesia... h. 110.

Page 26: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

17

Dalam penegakan hukum pidana maka dikenal dengan sistem penegakan

hukum atau criminal law enforcement. Sebagai bagian dari pada criminal

policy atau upaya penanggulangan kejahatan. Dalam penanggulangan

kejahatan dibutuhkan 2 (dua) sarana, yakni menggunakan penal atau

penegakan hukum dan menggunakan sarana nonpenal yang artinya

penegakan hukum tanpa menjatuhan penjatuhan sanksi (penal).

Penegakan hukum dengan sarana nonpenal mempunyai sasaran dan tujuan

untuk kepentingan internalisasi. Penegakan hukum dengan menggunakan

sarana penal kelihatan sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat, sebagai

bentuk reaksi sosial dari reaksi kelompok masyarakat dalam arti sosiologis,

sebagai suatu hubungan kejahatan dengan pidana.

Suatu kerjasama pemerintah dengan masyarakat dalam rangka

menumbuhkan sistem penegakan hukum yang baik, maka menumbuhkan

aktivtas masyarakat secara aktif dalam kegiatan pencegahan terhadap tindak

pidana.7

Penegakan hukum sebagai bentuk konkret penerapaan hukum sangat

mempengaruhi secara nyata perasaan hukum, kepuasan hukum, manfaat

hukum, kebutuhan atau keadilan hukum secara individual dan sosial. Tetapi

karena penegakan hukum tidak mungkin terlepas dari aturan hukum, pelaku

hukum, lingkungan tempat terjadi proses penegakan hukum, maka tidak

mungkin ada pemecahan persoalan penegakan hukum apabila hanya melirik

pada proses penegakan hukum, apalagi lebih terbatas pada penyelenggaraan

peradilan.8

7 Siswanto Sunarso, Wawasan Penegakan Hukum Di Indonesia... h. 113-114

8 Bagir manan, Menegakkan hukum suatu pencarian, dalam penegakan hukum yang

berkeadilan, Jakarta: Asosiasi Advokasi Indonesia, 2009), h. 52

Page 27: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

18

Untuk itu penegakan hukum dapat dilakukan secara preventif, yaitu upaya

penegak hukum mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta. Dan dapat juga

dilakukan secara represif, yaitu upaya penegakan hukum melakukan tindakan

hukum kepada siapa saja yang melanggar ketentuan Perundang-Undangan

yang berlaku.

2. Kerangka Konseptual

Adapun yang menjadi kerangka konseptual dari peneliti adalah, sebagai berikut:

a. Hak Kekayaan Intelektual

Menurut Prof. Mahadi yang dikutip oleh H. OK. Saidin, S.H,M.Hum.

Dalam bukunya yang berjudul “Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual”

Hak kekayaan intelektual itu adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu benda

yang bersumber dari hasil kerja otak atau hasil kerja rasio. Hasil dari

pekerjaan rasio manusia yang menalar. Hasil kerjanya itu berupabenda

immateril atau benda tidak berwujud.9

Menurut Budi Agus Riswandi dan M. Syamsyudin dalam bukunya yang

berjudul Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, pengertian HKI

dapat dideskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena

kemampuan intelektualitas manusia.10

1) Pengertian, Fungsi, dan Sifat Hak Cipta

Istilah hak cipta itu lebih luas, yaitu mencakup intelektualitas manusia

termasuk karang-mengarang. Hak cipta juga adalah bagian dari sekumpulan

hak yang dinamakan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) yang

pengaturannya terdapat dalam ilmu hukum dan dinamakan Hukum HKI.

9 Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), h.

10.

10 Budi Agus Riswandi, M. Syamsudin, Hak kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum,

(Jakarta: Raja Grafindo, 2004), h. 31.

Page 28: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

19

Prinsip dalam membedakan perlindungan Hak Cipta dengan perlindungan

Hak atas Kekayaan Intelektual lainnya adalah bahwa hak cipta melindungi

karya sastra (literary works) dan kaya seni (artistic wok) dengan segala

bentuk perkembangannya di dunia ini.11

Dalam setiap perbuatan hukum yang menimbulkan akibat hukum selalu

diletakkan syarat-syarat yang tertentu. Menurut Vollmar, penggunaan

wewenang yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-

undang sudah pasti tidak memperoleh perlindungan hukum.12

Walaupun

sebenarnya pada Pasal 2 Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak

Cipta ini menyatakan hak cipta itu adalah hak eksklusif, yang memberi arti

bahwa selain pencipta orang lain tidak berhak atasnya kecuali atas izin

pencipta. Hak itu timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan itu dilahirkan.13

2) Subjek Hak Cipta

Menurut Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta, bahwa: “pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara

bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan

kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang

dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.”

Dengan sendirinya pencipta juga menjadi pemegang hak cipta, tetapi

semua pemegang hak cipta adalah penciptanya. Sedangkan pengertian

pemegang hak cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak

yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima

lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut. Sebagaimana yang

11

Suyud Margono, Hukum Hak Cipta Indonesia, Teori dan Analisis Harmonisasi Ketentuan

World Trade Organization/WTO-TRIPs Agreement, (Bogor: Graha Indonesia, 2010), h. 21.

12 Volmar, HFA, terjemahan I.S. Andiwimarrta, Pengantar Studi Hukum Perdata, (I),

(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 9.

13 Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004), h. 63.

Page 29: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

20

dimaksudkan oleh pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta.

Dengan demikian, pencipta hak cipta otomatis menjadi Pemegang Hak

Cipta, yang merupakan Pemilik Hak Cipta. Sedangkan hal yang menjadi

pemegang hak cipta tidak harus penciptanya, tetapi bisa pihak lain yang

menerima lebih lanjut hak tersebut dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

yang bersangkutan.14

3) Macam-macam Pelanggaran Hak Cipta

a) Pelanggaran Hak Cipta Menurut Para Ahli

Menurut Drs. Muhammad Djumhana dan Djubaedillah, di dalam

bukunya yang berjudul Hak Milik Intelektual (sejarah, teori dan,

praktiknya diindonesia ), pada dasarnya bentuk pelanggaran hak cipta

berkisar pada dua hal pokok, yaitu:

(1) Dengan sengaja, dan tanpa hak mengumumkan, memperbanyak atau

memberi izin untuk itu. Salah satu contoh pelanggaran tersebut

adalah berupa dengan sengaja melanggar larangan untuk

mengumumkan setiap ciptaan yang bertentangan dengan kebijakan

pemerintah dibidang pertahanan, dan keamanan Negara kesusilaan,

serta ketertiban umum.

(2) Dengan sengaja memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada

umum suatu ciptaan, atau barang hasil pelanggaran hak cipta.15

Sedangkan menurut Sanusi Bintang di dalam bukunya yang berjudul

Hukum Hak Cipta, dilengkapi dengan susunan dalam Satu Naskah

14

Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, (Bandung: Alumni, 2003),

h.114

15 Muhammad Djumhana, R. Djubaedillah, Hak milik intelektual (sejarah, teori , dan

praktiknya diindonesia), (Bandung: PT Citra Aditia Bakti, 2008), h. 70.

Page 30: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

21

U.U.H.C (1982,1987,dan 1997) yang mengacu kepada pasal 44 UUHC

menjelaskan bahwa ada beberapa tindakan yang dikategorikan sebagai

tindak pidana hak cipta yaitu sebagai berikut:

(1) Mengumumkan dan memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin

untuk itudengan ancaman pidana maksimum tujuh tahun penjara dan/atau

denda Rp.100.000.000,-.

(2) Menyiarkan, memamerkan,mengedarkan, atau menjual kepada umum

suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta dengan ancaman

pidana maksimum lima tahun penjara dan/atau denda Rp. 50.000.000-

(3) Mengumumkan suatu ciptaan yang dilarang karena betentangan dengan

kebijaksanaan pemerintah dibidang pertahanan dan keamanan, Negara,

kesusilaan, serta ketertiban umum dengan ancaman pidana maksimum

tiga tahun penjara dan/denda Rp. 25.000.000.- dan

(4) Memperbanyak dan mengumumkan ciptaan potret oleh penciptanya

tanpa izin orang yang dipotret atau ahli warisnya sebagaimana diatur

pasal 18 UUHC dengan ancaman pidana maksimum dua tahun penjara

dan/atau denda 15.000.000.- 16

Kemudian Hendra Tanu Atmadja dalam bukunya yang berjudul

Hak Cipta Musik atau Lagu mengungkapkan bahwa pembajakan dapat

dibagi dalam tiga kategori :

a. Pembajakan sederhana, dimana suatu rekaman asli dibuat

duplikatnya untuk diperdagangkan tanpa seizing produser atau

pemegang hak cipta yang sah. Rekaman hasil bajakan dikemas

sedemikian rupa, sehingga berbeda dengan kemasan aslinya.

b. Rekaman yang dibuat duplikatnya, kemudian dikemas dengan

sedapat mungkin mirip dengan aslinya, tanpa seizing dari

pemegang hak cipta. Logo dan merek yang ditiru untuk menglabui

masyarakat, agar mereka percaya bahwa yang dibeli itu adalah

hasil produksi yang sah.

c. Penggandaan perekaman pertunjukan artis-artis tertentu tanpa izin

dari artis tersebut atau dari composer atau tanpa persetujuan dari

16

Sanusi Bintang, Hukum Hak Cipt... h. 61-62.

Page 31: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

22

produser rekaman yang mengikat artis bersangkutan dalam suatu

perjanjian kontrak. 17

b) Pelanggaran Hak Cipta Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Pada prinsipnya ciptaan yang diciptakan oleh manusia merupakan

hasil dari kerja otak manusia yang menalar. Yang menghasilkan karya-

karya atau seni-seni yang beranekaragam. Sehingga sedikit

kemungkinanya manusia akan menghasilkan ciptaan yang sama karna

pola pikir manusia dengan manusia yang lainya berbeda. Seorang

Pencipta memiliki hak-hak tertentu atas hasil karyanya. Hak-hak tersebut

antara lain hak ekonomi dan hak moral.

(1) Pelanggaran Hak Ekonomi

Hak ekonomi menurut pasal 8 Undang-Undang nomor 28 tahun

2014 tentang Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta atau pemegang

hak cipta untuk mendapatkan manfaat ekonimi atas ciptaan. 18

Setiap

orang yang ikut menjalankan kegiatan seperti yang diuraikan didalam

pasal 9 ayat (1) tersebut, wajib mendapatkan izin dari pencipta dan

pemegang hak cipta. Seseorang yang melakukan kegiatan seperti

yang di uraikan diatas tanpa seizin dari pemegang hak cipta maka

dapat dikatakan melanggar hak ekonomi pencipta dan pemegang hak

cipta.

(2) Pelanggaran Hak Moral

17

Hendra Tanu Atmadja, Hak Cipta Musik dan Lagu, Program Pascasarjana, Fakultas

Hukum, Universitas Indonesia, h. 97.

18 Gregorius Albert Anky Wibowo, Kedudukan Usaha Fotocopy dalam Kerangka

Perlindungan Hak Cipta, http;//e-journal.uajy.ac.id/7978/1/JURNAL.pdf,diakses pada hari Sabtu 27

Januari 2018 pukul 23.45 WIB, h.6.

Page 32: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

23

Hak yang dimiliki oleh pencipta selain hak ekonomi adalah hak

moral. Hak moral adalah hak-hak yang melindungi kepentingan

pribadi si pencipta. Konsep hak moral ini berasal dari sistem hukum

Eropa Kontinental yaitu dari Prancis. Menurut konsep kontinental,

hak pengarang (droit d’auteu,author,rights) terbagi menjadi hak

ekonomi untuk mendapat keuntungan yang bernilai ekonomi, seperti

uang, dan hak moral yang menyangkut perlindungan atas reputasi si

pencipta.19

Hak Moral ini mempunyai tiga dasar, yaitu hak untuk

mengumumkan (the right of publication); hak paterniti (the right of

paternity); dan hak integritas (the right of integrity). Komen dan

Verkade menyatakan bahwa hak moral yang dimiliki seorang

pencipta itu meliputi larangan bagi orang lain dalam mengadakan

perubahan dalam ciptaan, larangan mengubah judul, larangan

merubah ketentuan ciptaan, dan hak untuk mengadakan perubahan.20

4) Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 memberikan perlindungan hukum

kepada Pencipta, Pemegang Hak Cipta dan Pemilik Hak Terkait secara

menyeluruh, perlindungan hukum dimaksudkan sebagai perlindungan hukum

secara Pidana dan Perdata. Bentuk perlindungan hukum baik itu secara

Pidana maupun Perdata yang diatur oleh Undang-Undang Hak Cipta Nomor

28 tahun 2014 yaitu berdasarkan pada Bab XIV tentang Penyelesaian

sengketa di dalam Pasal 95 ayat 1 disebutkan bahwa:

19

Gregorius Albert Anky Wibowo, Kedudukan Usaha Fotocopy dalam Kerangka

Perlindungan Hak Cipta, http;//e-journal.uajy.ac.id/7978/1/JURNAL.pdf,diakses pada hari Sabtu 27

Januari 2018 pukul 23.45 WIB, h.7.

20 Muhammad Djumhana, R, Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (sejarah, Teori, dan

Praktiknya di Indonesia... h. 78-79.

Page 33: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

24

“Penyelesaian Hak Cipta dapat dilakukan melalui alternatif penyelesaian

sengketa, arbitrase, atau pengadilan”.

Selain itu juga bahwa untuk penyelesaian hak cipta yang salah satu

pihaknya berda diluar negeri, diakomodir ketentuan penyelesaiannya di

dalam Pasal 95 ayat 4, yaitu:

“Selain pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait dalam bentuk

Pembajakan,sepanjang para pihak yang bersengketa diketahui keberadaannya

dan/atau bearda di wilayah Negara Kesatuan Republik Imdonesia harus

menempuh terlebih dahulu penyelesaian sengketa melalui mediasi sebelum

melakukan tuntutan pidana”.

Setiap Pencipta, Pemegang Hak Cipta dan Pemilik Hak Terkait bisa juga

mengajukan gugatan ganti rugi melalui Pengadilan Niaga atas pelanggaran

hak cipta atau produk terkait. Ketentuan ganti rugi ini disebutkan di dalam

Pasal 99 ayat 1 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014. Bentuk

ganti rugi yang bisa dilakukan oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan

Pemilik Hak Terkait menurut ketentuan Pasal 99 ayat 2 disebutkan bahwa:

“Gugatan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa

permintaan untuk menyerahkan seluruh atau sebagian penghasilan yang

diperoleh dari penyelenggara ceramah, pertemuan ilmiah, pertunjukan atau

pameran karya yang merupakan hasil pelanggaran Hak Cipta dan Pemegang

Hak Terkait”.

a. Dan juga Pencipta, Pemilik Hak Cipta dan Pemegang Hak Terkait juga

bisa Meminta penyitaan Ciptaan yang dilakukan Pengumuman atau

Penggandaan, daan/atau alat Penggandaan yang digunakan untuk

menghasilkan Ciptaan hasil pelanggaran Hak Cipta dan produk Hak

Terkait;danatau/

b. Menghentikan kegiatan Pengumuman, Pendistribusian, Komunikasi,

dan/atau Penggandaan Ciptaan yang merupakan hasil pelanggaran Hak

Cipta dan produk Hak Terkait

Selain disebutkan tentang Penyelesaian Sengketa melalui alternatif

penyelesaian sengketa dan arbritase, Pencipta, Pemegang Hak Cipta dan

Pemilik Hak Terkait yang merasa dirugikan juga bisa meminta penetapan

Page 34: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

25

Sementara pengadilan, Pengadilan Niaga dapat mengeluarkan penetapan

sementara untuk:

a. Mencegah masuknya barang yang diduga hasil pelanggaran Hak Cipta

atau Hak Terkait ke jalur perdagangan

b. Menarik dari peredaran dan menyita serta menyimpan sebagai alat bukti

uang berkaitan dengan pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait tersebut;

c. Mengamankan barang bukti dan mencegak penghilangannya oleh

pelanggar, dan/atau

d. Menghentikan pelanggaran guna mencegah kerugian yang lebih besar

Ketentuan Pidana merupakan ketentuan yang selalu dicantumkan di

dalam setiap Undang-undang yang ada did Indonesia, ketentuan Pidana ini

dimaksudkan untuk memberika efek jera kepada para pelaku pelanggara

terahadap Undang-undang tersebut. Di dalam hukum pidana Indonesia yang

mengatakan bahwa hukum pidan hendaklah dijadikan upaya terakhir dalam

hal penegakan hukum. Hal ini memiliki makna apabila suatu perkara dapat

diselesaikan melalu jalur lain (kekeluargaan, negoisasi, mediasi, perdata,

ataupun hukum administrasi) hendaklah jalur tersebut terlebih dahulu dilalui.

Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 mengatur tentang

Ketentuan Pidana, Berdasarkan pada Bab XVII Undang-Undang Hak Cipta,

yaitu terdapat sekitar 8 pasal yang mengatur tentang Ketentuan Pidana,

sedangkan di dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002, Pasal

yang mengatur tentang ketentuan Pidana Terdapat 1 Pasal saja, yaitu Pasal

72.

Ke 8 Pasal yang mengatur tentang Pidana diatur dialam Pasal 112, 113,

114, 115, 116 117, 118 dan 119. Didalam ke 8 Pasal tersebut diatur tentang

Pidana Penjara dan Pidana Denda. Pidana Penjara menurut Undang-Undang

Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 disebutkan; pidana penjara paling lama 10

Page 35: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

26

(sepuluh) tahun. Sedangkan di dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19

Tahun 2002) disebutkan bahwa pidana penjaranya paling lama 7 (tujuh)

tahun.

Sedangkan untuk Pidana Denda menurut Undang-Undang Hak Cipta

Nomor 28 Tahun 2014 ditentukan; paling banyak RP.4.000.000.000,00

(empat miliar rupiah), sedangkan di dalam Undang-Undang Hak Cipta

Nomor 19 Tahun 2002 ketentuan pidana dendanya paling banyak

Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).

Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 juga secara tegas

menyebutkan di dalam Pasal 120 bahwa Tindak Pidana Hak Cipta merupakan

detik aduan. Istilah detik aduan (klacht delict), ditinjau dari arti kata klacht

atau pengeduan berarti tindak pidana yang hanya dapat dilakukukan

penuntutan setelah adanya laporan dengan permintaan untuk dilakukan

penuntutan terhadap orang atau terhadap orang tertentu. 21

Pada delik aduan, jaksa hanya akan melakukan penuntutan apabila telah

ada pengaduan dari orang yang menderita, dirugikan oleh kejahatan tersebut.

Sedangkan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 tidak

menerangkan secara tegas pasal yang menyebutkan tentang delik aduan, Jadi

bisa dikatakan bahwa Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014

lebih secara rinci dan detail memberikan perlindungan hukum baik secara

pidana dan perdata terhadap Pencipta, Pemilik Hak Cipta dan Pemilik Hak

Terkait.

Dan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 telah lebih baik,

dengan memberikan ruang unutk menyelesaikan sengketa dengan jalur

Peyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase.

21

Siswanto Sunarso, Wawasan Penegakan Hukum Di Indonesia... h. 117-118

Page 36: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

27

Tentunya kemajuan-kemjuan yang ada di dalam Undang-Undang Hak

Cipta Nomor 28 Tahun 2014 membawa dampak positif bagi Pencipta,

Pemegang Hak Cipta dan Pemilik Hak Terkait untuk selalu berkarya dan

berkreasi serata produktif dalam menciptakan karya ciptanya yang baru.

5) Pembajakan dan Macamnya

Adapun pelanggaran hak cipta atau pembajakan, istilah yang

diterjemahkan dari kata “Piracy”, terjadi di Indonesia disebabkan karena

berbagai faktor, antara lain:

1) Belum dipahaminya masalah perlindungan terhadap hak cipta masyarakat

pada umumnya.

2) Terjadinya kemajuan teknologi di bidang grafika, khususnya percetakan,

dan rekaman yang mendorong dan memberikan kemudahan bagi usaha

pembajakan dengan memperoleh keuntungan.

3) Masyarakat merasa diuntungkan karena dapat memperoleh hasil bajakan,

dalam hal ini buku dan kaset rekaman, video, maupun audio dengan harga

murah.

4) Belum berfungsinya sebagaimana diharapkan sebagaimana diharapkan

penegakkan hukum atas pelanggaran hak cipta.22

Penggandaan VCD/DVD secara ilegal tidak dapat dipandang sempit

hanya dari satu sisi negatif. Ada beberapa faktor yang menyebabkan

“penghalalan” tindakan tersebut. Pertama, pembajakan adalah bentuk

“perlawanan rakyat”, khususnya lapisan bawah terhadap harga VCD/DVD

asli yang harganya terlampau mahal sehingga melemahkan daya

22

Harsono Adisumarto, Hak Milik Intelektual Khususnya Hak Cipta, (Jakarta: Akademika

Persindo, 2010), h. 48-50.

Page 37: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

28

beli. masyarakat berpedoman: “selama masih bisa dihemat mengapa harus

membeli yang mahal?”.

Kedua, orang membeli VCD/DVD bajakan karena VCD/DVD orisinal

biasanya baru keluar beberapa bulan setelah filmnya diputar di bioskop. Bagi

masyarakat kalangan menengah ke atas di perkotaan, akses menonton

bioskop barangkali tak menjadi masalah. Namun sebagian masyarakat

golongan “tak sabaran” yang sensitif harga dan minim akses, membeli

VCD/DVD bajakan karena ingin cepat-cepat menonton filmnya. Dan pada

kenyataanya, golongan “sensitif harga” atau “tak punya waktu ke bioskop”

ini jumlahnya lebih banyak.

Ketiga, VCD/DVD bajakan adalah “nyawa” bagi pedagang kakilima

(beberapa diantaranya pedangang besar dengan gerai khusus, seperti di

Glodok yang merupakan sentra pembajakan terbesar di Indonesia). Menjual

VCD/DVD bajakan bagi mereka adalah satu-satunya usaha yang dianggap

mampu menyambung hidup sehari-hari, termasuk untuk anak- istri. Sehingga

bagaimanapun pihak kepolisian yang masih melestarikan “budaya

kekeluargaan” juga mempunyai pertimbangan lain untuk menggelar razia

setiap hari.

Keempat, Produsen VCD/DVD bajakan akan melakukan eksploitasi dan

komersialisasi HKI apabila biaya produksi marjinal untuk produk-produk

film yang bermuatan HKI jauh lebih kecil dari harga jual. Kompetisi usaha

yang tidak sehat dan adanya permintaan dan daya beli yang tinggi,

merupakan pendorong utama dilakukannya eksploitasi dan komersialisasi

HKI.23

23

Soelistyo, Henry, Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika,(PT KANISIUS: 2011),

h.109.

Page 38: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

29

Semua kasus pelanggaran HKI di bidang film yang terjadi di tanah air

nyaris “kebal” terhadap sentuhan hukum. Gejala ini tentu menimbulkan

pertanyaan mendasar. Apakah betul-betul sistem hukum di negara kita sangat

buruk sehingga seseorang atau sekelompok orang dapat dengan sesuka

hatinya mengambil karya orang lain dan menyebarkan seluas-luasnya tanpa

ada aturan, teguran, peringatan, bahkan hukuman? Atau bisa jadi itulah

gambaran kondisi mental masyarakat yang tidak memiliki kesadaran akan arti

pentingya HKI di bidang film? Serta dengan semakin luasnya peredaran

VCD/DVD bajakan tanpa pengawasan yang ketat oleh kepolisian dan Ditjen

KI.

B. Tinjauan Kajian (Review) Terdahulu

Untuk menghindari kesamaan pada penulisan proposal skripsi ini dengan

penelitian tentang hukum kekayaan intelektual lainnya, maka peneliti melakukan

penelusuran terhadap beberapa penelitian terlebih dahulu. Diantara penelitian-

penelitian tersebut adalah:

1. Nama : Rivantha Putra

Institusi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun : 2014

Judul : Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Lagu dan Musik

Di Media Internet.

Penelitian di atas lebih membahas pada penerapan hak cipta atas lagu dan

musik di media internet. Sedangkan peneliti menganalisis tentang penegakan

hukum dalam pembajakan pada VCD/DVD. Apakah sudah berjalan dengan

baik atau terjadi permasalahan sehingga semakin banyak pelanggaran yang

terjadi pada bidang hak cipta ini.

2. Nama : Linda Agustin

Institusi : Universitas Hasanuddin Makasar

Tahun : 2010

Page 39: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

30

Judul :Perlindungan Hukum Pencipta Lagu Terhadap Website

Penyedia Jasa Download Lagu Gratis Dalam Media Internet.

Perbedaan skripsi ini dengan penelitian ini yaitu penelitian di atas fokus

pada objek dan subjek serta permasalahan yang dibahas berbeda, jika

penelitian diatas membahas tentang bagaimana sikap pemerintah

menaggulangi situs-situs online yang menyediakan fitur download gratis

secara online yang tidak sesuai dengan Undang-undang dan bagaimana

pertanggung jawaban penyedia layanan tersebut terhadap para pencipta lagu

sedangkan penelitian ini mengenai cara penegak hukum untuk membasmi

para pelanggar hak cipta seperti pembajakan melalui VCD/DVD.

3. Nama : Yustisia

Judul : Konsep perlindungan hak cipta dalam ranah hukum hak

kekayaan intelektual.

Jurnal ini membahas mengenai persoalan pembajakan karya cipta music

dalam bentuk VCD dan DVD. Perbedaan antara jurnal di atas dengan

peneliti, yaitu jurnal tersebut memfokuskan kepada perlindungan hukum hak

cipta dalam perjanjian internasional dan hukum positif Indonesia, sedangkan

peneliti memfokuskan kepada penegakan hukum terhadap pelanggaran hak

cipta dalam peredaran VCD/DVD bajakan

4. Nama : Otto Hasibuan

Judul : Hak Cipta Di Indonesia: Tinjauan khusus hak cipta lagu,

neighbouring right, dan collecting society.

Tahun : 2008

Buku ini membahas mengenai upaya perlindungan hak cipta yang

sangat jarang tertuntaskan. Buku ini selain dijadikan sebagai kajaian review

studi terdahulu, peneliti juga mengambil beberapa bahan untuk dimasukkan

ke dalam bagian atau sumber untuk teori-teori yang ada. Perbedaan antara

buku di atas dengan skripsi peneliti, yaitu upaya hukum dalam melindungi

Page 40: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

31

hak cipta lagu, sedangkan peneliti lebih memfokuskan kepada pembahasan

penegakan hukum dalam pelanggaran hak cipta terhadap peredaran

VCD/DVD bajakan.

Page 41: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

32

BAB III

KEDUDUKAN PENEGAK HUKUM DALAM BIDANG HAK CIPTA

A. Kepolisian Republik Indonesia

Kepolisian merupakan salah satu lembaga dalam sistem peradilan pidana

yang diberi wewenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap

peristiwa kejahatan. Menurut pasal 1 butir 2 KUHAP (Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana).

”Penyidikan adalah serangklaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut

cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan

bukti yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.”

Hal ini sama dengan yang dijelaskan dalam pasal 1 butir 13 Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Polisi

merupakan aparat penegak hukum yang langsung berhadapan dengan

masyarakat, polisi diberi ruang oleh hukum untuk mengambil berbagai tindakan

yang diperlukan menurut pertimbangan sesaat pada waktu kejadian berlangsung.

Berdasarkan kewenangan tersebut, polisi diperbolehkan untuk melakukan

penangkapan dan penahanan terhadap orang yang dicurigai telah melakukan

tindakan kejahatan berdasarkan bukti-bukti dan aturan hukum yang telah

ditetapkan.

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia pada pasal 13 menyatakan bahwa: “Tugas Pokok Kepolisian Negara

Republik Indonesia adalah: 1) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

2) Menegakkan hukum; dan 3) Memberikan perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat”.

Akibat kewenangan polisi tersebut, bagi orang yang dicurigai melakukan

tindakan kejahatan maka polisi akan menangkap dan menahan pelaku kejahatan.

Dalam upaya penegakkan hukum, tugas polisi tidak saja menyangkut kejahatan

serius dengan kekerasan. Polisi juga diwajibkan menegakkan hukum dalam

Page 42: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

33

kejahatan-kejahatan ringan sifatnya. Termasuk juga kejahatan ekonomi yang

juga merugikan masyarakat, sehingga perlu mendapatkan penanganan yang

serius pula. Karena itu berdasarkan kewenangannya, polisi sebagai alat negara

penegak hukum mempunyai kewenangan mempergunakan upaya paksa untuk

memanggil, menggeledah, menangkap dan menahan tersangka pelaku kejahatan.

Karena itu penegakan hukum hanya merupakan upaya penyelesaian

sementara dari masalah yang timbul di permukaan. Sementara itu harus dipahami

bahwa terdapat berbagai masalah yang lebih mendasar di bawah permukaan yang

harus mampu diselesaikan dengan cerdas dan penuh kebijakan.

B. Komisi Ditjen Kekayaan Intelektual1

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual merupakan adalah sebuah unsur

pelaksana Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia yang

mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di

bidang kekayaan intelektual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia

telah ada sejak tahun 1840-an. Pemerintah Kolonial Belanda memperkenalkan

undang-undang pertama mengenai perlindungan HKI pada tahun 1844.

Selanjutnya, Pemerintah Belanda mengundangkan Undang-Undang Merek

(1885), Undang-Undang Paten (1910), dan Undang-Undang Hak Cipta (1912).

Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies telah

menjadi anggota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak

tahun 1888 dan anggota Berne Convention for the Protection of Literary and

Aristic Works sejak tahun 1914. Pada jaman pendudukan Jepang yaitu tahun

1942 s.d. 1945, semua peraturan perundang-undangan di bidang HKI tersebut

tetap berlaku.

1 http://laman.dgip.go.id/tentang-kami/sejarah, diakses pada 24 Februari 2018, pukul 17.05

WIB.

Page 43: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

34

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan

kemerdekaannya. Sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peralihan UUD 1945,

seluruh peraturan perundang-undangan peninggalan kolonial Belanda tetap

berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD 1945. Undang-Undang Hak

Cipta dan Undang-Undang peningggalan Belanda tetap berlaku, namun tidak

demikian halnya dengan Undang-Undang Paten yang dianggap bertentangan

dengan pemerintah Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang

Paten peninggalan Belanda, permohonan paten dapat diajukan di kantor paten

yang berada di Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas permohonan

paten tersebut harus dilakukan di Octrooiraad yang berada di Belanda.

Pada tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yang

merupakan perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang paten,

yaitu Pengumuman Menteri Kehakiman Nomor J.S. 5/41/4, yang mengatur

tentang pengajuan semetara permintaan paten dalam negeri, dan Pengumuman

Menteri Kehakiman Nomor J.G. 1/2/17 yang mengatur tentang pengajuan

sementara permintaan paten luar negeri.

Pada tanggal 11 Oktober 1961 pemerintah RI mengundangkan Undang-

Undang Nomor 21 tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan

(Undang-Undang Merek 1961) untuk menggantikan Undang-Undang Merek

kolonial Belanda. Undang-Undang Merek 1961 yang merupakan undang-undang

Indonesia pertama di bidang HKI. Berdasarkan pasal 24, Undang-Undang Nomor

21 Tahun 1961, yang berbunyi "Undang-undang ini dapat disebut Undang-

undang Merek 1961 dan mulai berlaku satu bulan setelah undang-undang ini

diundangkan". Undang-undang tersebut mulai berlaku tanggal 11 November

1961. Penetapan Undang-Undang Merek 1961 dimaksudkan untuk melindungi

masyarakat dari barang-barang tiruan/bajakan. Saat ini, setiap tanggal 11

November yang merupakan tanggal berlakunya Undang-Undang Nomor 21 tahun

1961 juga telah ditetapkan sebagai Hari KI Nasional.

Page 44: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

35

Pada tanggal 10 Mei 1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris [Paris

Convention for the Protection of Industrial Property (Stockholm Revision 1967)]

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979. Partisipasi Indonesia

dalam Konvensi Paris saat itu belum penuh karena Indonesia membuat

pengecualian (reservasi) terhadap sejumlah ketentuan,yaitu Pasal 1 s.d. 12, dan

Pasal 28 ayat (1).

Pada tanggal 12 April 1982 Pemerintah mengesahkan Undang-Undang

Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta ( Undang-Undang Hak Cipta 1982)

untuk menggantikan Undang-Undang Hak Cipta peninggalan Belanda.

Pengesahan Undang-Undang Hak Cipta 1982 dimaksudkan untuk mendorong

dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya

ilmu, seni dan sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan

bangsa.

Tahun 1986 dapat disebut sebagai awal era modern sistem HKI di tanah air.

Pada tanggal 23 Juli 1986 Presiden RI membentuk sebuah tim khusus di bidang

HKI melalui Keputusan Nomor 34/1986 (Tim ini lebih dikenal dengan sebutan

Tim Keppres 34). Tugas utama Tim Keppres 34 adalah mencangkup penyusunan

kebijakan nasional di bidang HKI, perancangan peraturan perundang-undangan

di bidang HKI dan sosialisasi sistem HKI di kalangan instansi pemerintah terkait,

aparat penegak hukum dan masyarakat luas.

Tim Keppres 34 selanjutnya membuat sejumlah terobosan, antara lain dengan

mengambil inisiatif baru dalam menangani perdebatan nasional tentang perlunya

sistem paten di tanah air. Setelah Tim Keppres 34 merevisi kembali RUU Paten

yang telah diselesaikan pada tahun 1982, akhirnya pada tahun 1989 Pemerintah

mengesahkan Undang-Undang Paten.

Pada tanggal 19 September 1987 Pemerintah RI mengesahkan Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1987 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor

Page 45: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

36

12 Tahun 1982 tentang Hak Cipta. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1987 secara jelas dinyatakan bahwa perubahan atas Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1982 dilakukan karena semakin meningkatnya pelanggaran hak

cipta yang dapat membahayakan kehidupan sosial dan menghancurkan

kreativitas masyarakat.

Menyusuli pengesahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1987 Pemerintah

Indonesia menandatangani sejumlah kesepakatan bilateral di bidang hak cipta

sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang tersebut.

Pada tahun 1988 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 32 di tetapkan

pembentukan Direktorat Jendral Hak Cipta, Paten dan Merek (DJ HCPM) untuk

mengambil alih fungsi dan tugas Direktorat Paten dan Hak Cipta yang

merupakan salah satu unit eselon II di lingkungan Direktorat Jendral Hukum dan

Perundang-undangan, Departemen Kehakiman.

Pada tanggal 13 Oktober 1989 Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui RUU

tentang Paten, yang selanjutnya disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 6

tahun 1989 (Undang-Undang Paten 1989) oleh Presiden RI pada tanggal 1

November 1989. Undang-Undang Paten 1989 mulai berlaku tanggal 1 Agustus

1991. Pengesahan Undang-Undang Paten 1989 mengakhiri perdebatan panjang

tentang seberapa pentingnya sistem paten dan manfaatnya bagi bangsa Indonesia.

Sebagaimana dinyatakan dalam pertimbangan Undang-Undang Paten 1989,

perangkat hukum di bidang paten diperlukan untuk memberikan perlindungan

hukum dan mewujudkan suatu iklim yang lebih baik bagi kegiatan penemuan

teknologi.

Hal ini disebabkan karena dalam pembangunan nasional secara umum dan

khususnya di sektor indusri, teknologi memiliki peranan sangat penting.

Pengesahan Undang-Undang Paten 1989 juga dimaksudkan untuk menarik

investasi asing dan mempermudah masuknya teknologi ke dalam negeri. Namun

Page 46: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

37

demikian, ditegaskan pula bahwa upaya untuk mengembangkan sistem KI,

termasuk paten, di Indonesia tidaklah semata-mata karena tekanan dunia

internasional, namun juga karena kebutuhan nasional untuk menciptakan suatu

sistem perlindungan HKI yang efektif.2

Pada tanggal 28 Agustus 1992 Pemerintah RI mengesahkan Undang-Undang

Nomor 19 tahun 1992 tentang Merek (Undang-Undang Merek 1992), yang mulai

berlaku tanggal 1 April 1993. Undang-Undang Merek 1992 menggantikan

Undang-Undang Merek 1961. Pada tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI

menandatangani Final Act Embodying the Result of the Uruguay Round of

Multilateral Trade Negotiations, yang mencakup Agreement on Trade Related

Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPS).

Tiga tahun kemudian, pada tahun 1997 Pemerintah RI merevisi perangkat

peraturan perundang-undangan di bidang KI, yaitu Undang-Undang Hak Cipta

1987 jo. Undang-Undang Nomor 6 tahun 1982, Undang-Undang Paten 1989, dan

Undang-Undang Merek 1992.

Di penghujung tahun 2000, disahkan tiga Undang-Undang baru di bidang KI,

yaitu Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri dan Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Dalam upaya untuk menyelaraskan semua peraturan perundang-undangan di

bidang KI dengan Persetujuan TRIPS, pada tahun 2001 Pemerintah Indonesia

mengesahkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, dan

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Kedua Undang-Undang

ini menggantikan Undang-Undang yang lama di bidang terkait. Pada pertengahan

2 http://laman.dgip.go.id/tentang-kami/sejarah, diakses pada 24 Februari 2018 pukul 17.05

WIB.

Page 47: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

38

tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan Undang-Undang yang lama

dan berlaku efektif satu tahun sejak diundangkannya.3

1. Peranan Dirjen Kekayaan Intelektual Sebagai Subjek Hukum dalam Bidang

Kekayaan Intelektual

Peran dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yaitu,

menyelenggarakan tugas departemen di bidang HKI berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan Menteri. Dalam

menyelenggarakan tugas, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang perlindungan hukum kekayaan

intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan intelektual,

penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran kekayaan

intelektual, kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi

informasi di bidang kekayaan intelektual;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan hukum kekayaan

intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan intelektual,

penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran kekayaan

intelektual, kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi

informasi di bidang kekayaan intelektual;

c. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perlindungan hukum

kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan

intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan

pelanggaran kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan

intelektual, serta teknologi informasi di bidang kekayaan intelektual;

3 http://laman.dgip.go.id/tentang-kami/sejarah, diakses pada 24 Februari 2018 pukul 17.05

WIB.

Page 48: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

39

d. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perlindungan

hukum kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran

kekayaan intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan

pelanggaran kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan

intelektual, serta teknologi informasi di bidang kekayaan intelektual;

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan

pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.4

2. Struktur Organisasi Dirjen Kekayaan Intelektual

Tabel 1

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual adalah unsur pelaksana yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal. Direktorat

Jenderal Kekayaan Intelektual mempunyai tugas menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan intelektual sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual terdiri atas:5

4 http://laman.dgip.go.id/tentang-kami/sejarah, diakses pada 24 Februari 2018 pukul 17.05

WIB.

5 http://laman.dgip.go.id/tentang-kami/struktur-organisasi-djki, diakses pada 24 Februari

2018 pukul 17.05 WIB.

Page 49: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

40

a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

b. Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri;

c. Direktorat Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang;

d. Direktorat Merek dan Indikasi Geografis;

e. Direktorat Kerja Sama dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual;

f. Direktorat Teknologi Informasi Kekayaan Intelektual; dan

g. Direktorat Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa.

3. Komposisi Susunan Anggota Dirjen Kekayaan Intelektual6

Tabel 2.1 Tabel 2.2

Tabel 2.3

4. Visi dan Misi Dirjen Kekayaan Intelektual

Visi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual7

6 http://laman.dgip.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=360, diakses

pada 24 Februari 2018 pukul 17.05 WIB.

Page 50: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

41

1) Menjadi Institusi Pengelola Kekayaan Intelektual Berstandar

Internasional

Misi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

1) Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kekayaan intelektual.

2) Meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap layanan kekayaan

intelektual

5. Tata Cara Dirjen Kekayaan Intelektual dalam Menangani Pengaduan

Pelanggaran Pembajakan Kekayaan Intelektual8

7 http://laman.dgip.go.id/tentang-kami/visi-dan-misi-djki, diakses pada 24 Februari 2018

pukul 17.05 WIB.

8 http://laman.dgip.go.id/proses-penyidikan, diakses pada 24 Februari 2018 pukul 17.05

WIB.

Page 51: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

42

Tabel 3

C. Kejaksaan Republik Indonesia9

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,

khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam

penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang

dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung,

9 https://kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=1 diakses pada 24 Februari 2018 pukul

17.44 WIB.

Page 52: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

43

Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara

khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan

yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 yang menggantikan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan R.I., Kejaksaan

sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam

menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak

asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Di

dalam Undang-Undang Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan RI sebagai lembaga

negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan harus

melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari

pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya (Pasal 2 ayat 2

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004).

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa

Agung yang membawahi enam Jaksa Agung Muda serta 31 Kepala Kejaksaan

Tinggi pada tiap provinsi. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Kejaksaan Republik Indonesia juga mengisyaratkan bahwa lembaga Kejaksaan

berada pada posisi sentral dengan peran strategis dalam pemantapan ketahanan

bangsa. Karena Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses

penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai pelaksana

penetapan dan keputusan pengadilan. Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai

pengendali proses perkara (Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan

yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau

tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.

Perlu ditambahkan, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi

pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara

pidana, Kejaksaan juga memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata

Usaha Negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata

Usaha Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana

Page 53: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

44

kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut Umum serta

melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain berdasarkan Undang-

Undang.

1. Visi & Misi10

Visi Kejaksaan R.I :

Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif, efisien,

transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima dalam

mewujudkan supremasi hukum secara profesional, proporsional dan

bermartabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai-nilai

kepautan.

Misi Kejaksaan R.I :

a. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan dalam pelaksanaa tugas

dan wewenang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas penanganan

perkara seluruh tindak pidana, penanganan perkara Perdata dan Tata

Usaha Negara, serta pengoptimalan kegiatan Intelijen Kejaksaan, secara

profesional, proposional dan bermartabat melalui penerapan Standard

Operating Procedure (SOP) yang tepat, cermat, terarah, efektif, dan

efisien.

b. Mengoptimalkan peranan bidang Pembinaan dan Pengawasan dalam

rangka mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya, terutama

terkait dengan upaya penegakan hukum.

c. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum dengan penuh

tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap

hak-hak publik;

d. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur organisasi

Kejaksaan, pembenahan sistem informasi manajemen terutama

10

https://kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=6 diakses pada 24 Februari 2018 pukul

17.44 WIB.

Page 54: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

45

pengimplementasian program quickwins agar dapat segera diakses oleh

masyarakat, penyusunan cetak biru pembangunan sumber daya manusia

Kejaksaan jangka menengah dan jangka panjang tahun 2025, menerbitkan

dan menata kembali manajemen administrasi keuangan, peningkatan

sarana dan prasarana, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui

tunjangan kinerja atau remunerasi, agar kinerja Kejaksaan dapat berjalan

lebih efektif, efisien, transparan, akuntabel dan optimal.

e. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, profesional,

bermoral dan beretika guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas

pokok, fungsi dan wewenang, terutama dalam upaya penegakan hukum

yang berkeadilan serta tugas-tugas lainnya yang terkait.

2. Tugas dan Wewenang11

Berdasarkan Pasal 30 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Kejaksaan Republik Indonesia, berikut adalah tugas dan wewenang

Kejaksaan.

Di bidang pidana :

a. melakukan penuntutan;

b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,

putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan

undang- undang;

e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan

pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam

pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

11

https://kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=7 diakses pada 24 Februari 2018 pukul

17.44 WIB.

Page 55: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

46

Di bidang perdata dan tata usaha negara :

Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun

di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah. Dalam

bidang ketertiban dan ketenteraman umum, Kejaksaan turut

menyelenggarakan kegiatan:

a. peningkatan kesadaran hukum masyarakat;

b. pengamanan kebijakan penegakan hukum;

c. pengawasan peredaran barang cetakan;

d. pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat

dan negara;

e. pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

f. penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

D. Hakim Republik Indonesia12

Secara normatif menurut Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Kekuasaan

Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009 yang dimaksud dengan Hakim adalah hakim

pada Mahkamah Agung dan hakim pada badan peradilan yang berada di

bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,

lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim

pada pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut.

1. FUNGSI PERADILAN

a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan

pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan

hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar

semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan

secara adil, tepat dan benar.

12

http://www.kehakiman.gov.my/ diakses tanggal 24 Februari 2018 pukul 17.44 WIB.

Page 56: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

47

b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung

berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir

1) Semua sengketa tentang kewenangan mengadili.

2) Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-

undang Mahkamah Agung Nomor 48 Tahun 2009)

3) Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan

muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan

yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung

Nomor 48 Tahun 2009).

Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu

wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah

Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya

(materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi (Pasal

31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 48 Tahun 2009).

1. FUNGSI PENGAWASAN13

a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya

peradilan di semua lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan

yang dilakukan Pengadilan-pengadilan diselenggarakan dengan seksama

dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana, cepat

dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa

dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang

Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009).

b. Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan :

1) Terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan

perbuatan Pejabat Pengadilan dalam menjalankan tugas yang

13

http://www.kehakiman.gov.my/ diakses tanggal 24 Februari 2018 pukul 17.44 WIB.

Page 57: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

48

berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Kekuasaan Kehakiman,

yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan

setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan

tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta

memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa

mengurangi kebebasan Hakim (Pasal 32 Undang-undang Mahkamah

Agung Nomor 48 Tahun 2009).

2) Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut

peradilan (Pasal 36 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 48

Tahun 2009).

2. FUNGSI MENGATUR14

a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan

bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang

belum cukup diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung

sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum

yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan (Pasal 27

Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009, Pasal 79 Undang-undang Nomor

48 Tahun 2009).

b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana

dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur

Undang-undang.

3. FUNGSI NASEHAT15

a. Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-

pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain

(Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 48 Tahun 2009).

Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala

14

http://www.kehakiman.gov.my/ diakses tanggal 24 Februari 2018 pukul 17.44 WIB.

15 http://www.kehakiman.gov.my/ diakses tanggal 24 Februari 2018 pukul 17.44 WIB.

Page 58: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

49

Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-

undang Mahkamah Agung Nomor 48 Tahun 2009). Selanjutnya

Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal

14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan kewenangan untuk

memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala Negara selain

grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan

pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada

peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya.

b. Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi

petunjuk kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka

pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38

Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung).

4. FUNGSI ADMINISTRATIF

a. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan

Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal

10 Ayat (1) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 secara organisatoris,

administratif dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah

Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-

undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan

Mahkamah Agung.

b. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab,

susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-

undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan

Kehakiman).

Page 59: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

50

5. FUNGSI LAIN-LAIN

a. Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2

ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 serta Pasal 38 Undang-

Undang Nomor 48 Tahun 2009, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas

dan kewenangan lain berdasarkan Undang-Undang.

Page 60: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

51

BAB IV

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA

A. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Metro PN Nomor: 50/Pid.B/2012/PN.M.

Pada tahun 2012 telah terjadi adanya indikasi pelanggaran Pasal 2 ayat (1)

UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (UUHC), hak cipta merupakan

hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau

memperbanyak ciptaannya dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang

antara lain dapat terdiri dari buku, program computer, ceramah, kuliah, pidato,

dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu yang timbul secara otomatis setelah

suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dalam pengertian “megumumkan atau memperbanyak”, termasuk kegiatan

menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan, menjual,

menyewakan, meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan,

kepada publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan Ciptaan kepada

publik melalui sarana apapun.

Banyaknya pelaku kejahatan yang ditangkap aparat penegak hukum, namun

dalam kenyataan kuantitas kejahatan masih saja berlangsung. Kewibawaan aparat

penegak hukum dalam menetapkan sanksi hukuman diuji oleh masyarakat yang

pada akhirnya berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum

dan aparat penegak hukumnya sendiri. Yang bisa dimintakan putusan sela oleh

Pencipta, Pemegang Hak Cipta dan Pemilik Hak Terkait tersebut menurut Pasal

99 ayat 3 Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 diterangkan bahwa

putusan sela dimintakan ke Pengadilan Niaga Untuk:

1. Meminta penyitaan Ciptaan yang dilakukan Pengumuman atau Penggandaan,

daan/atau alat Penggandaan yang digunakan untuk menghasilkan Ciptaan

hasil pelanggaran Hak Cipta dan produk Hak Terkait;dan atau/

Page 61: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

52

2. Menghentikan kegiatan Pengumuman, Pendistribusian, Komunikasi, dan/atau

Penggandaan Ciptaan yang merupakan hasil pelanggaran Hak Cipta dan

produk Hak Terkait

Selain disebutkan tentang Penyelesaian Sengketa melalui alternatif

penyelesaian sengketa dan arbritase, Pencipta, Pemegang Hak Cipta dan Pemilik

Hak Terkait yang merasa dirugikan juga bisa meminta penetapan Sementara

pengadilan, Pengadilan Niaga dapat mengeluarkan penetapan sementara untuk:

a. Mencegah masuknya barang yang diduga hasil pelanggaran Hak Cipta atau

Hak Terkait ke jalur perdagangan

b. Menarik dari peredaran dan menyita serta menyimpan sebagai alat bukti

uang berkaitan dengan pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait tersebut;

c. Mengamankan barang bukti dan mencegak penghilangannya oleh pelanggar,

dan/atau

d. Menghentikan pelanggaran guna mencegah kerugian yang lebih besar

Ketentuan Pidana merupakan ketentuan yang selalu dicantumkan di dalam

setiap Undang-undang yang ada di Indonesia, ketentuan Pidana ini dimaksudkan

untuk memberikan efek jera kepada para pelaku pelanggaran terahadap Undang-

undang tersebut. Di dalam hukum pidana Indonesia yang mengatakan bahwa

hukum pidana hendaklah dijadikan upaya terakhir dalam hal penegakan hukum.

Hal ini memiliki makna apabila suatu perkara dapat diselesaikan melalu jalur lain

(kekeluargaan, negoisasi, mediasi, perdata, ataupun hukum administrasi)

hendaklah jalur tersebut terlebih dahulu dilalui.

Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 mengatur tentang

Ketentuan Pidana, Berdasarkan pada Bab XVII Undang-Undang Hak Cipta, yaitu

terdapat sekitar 8 pasal yang mengatur tentang Ketentuan Pidana, sedangkan di

dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002, Pasal yang mengatur

tentang ketentuan Pidana Terdapat 1 Pasal saja, yaitu Pasal 72.

Page 62: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

53

Ke 8 Pasal yang mengatur tentang Pidana diatur dialam Pasal 112, 113, 114,

115, 116 117, 118 dan 119. Didalam ke 8 Pasal tersebut diatur tentang Pidana

Penjara dan Pidana Denda. Pidana Penjara menurut Undang-Undang Hak Cipta

Nomor 28 Tahun 2014 disebutkan; pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)

tahun. Sedangkan di dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002)

disebutkan bahwa pidana penjaranya paling lama 7 (tujuh) tahun.

Pidana Denda menurut Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014

ditentukan; paling banyak RP.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah), sedangkan

di dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 ketentuan pidana

dendanya paling banyak Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).

Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 juga secara tegas

menyebutkan di dalam Pasal 120 bahwa Tindak Pidana Hak Cipta merupakan

detik aduan. Istilah detik aduan (klacht delict), ditinjau dari arti kata klacht atau

pengeduan berarti tindak pidana yang hanya dapat dilakukukan penuntutan

setelah adanya laporan dengan permintaan untuk dilakukan penuntutan terhadap

orang atau terhadap orang tertentu.

Pada delik aduan, jaksa hanya akan melakukan penuntutan apabila telah ada

pengaduan dari orang yang menderita, dirugikan oleh kejahatan tersebut.

Sedangkan Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 tidak

menerangkan secara tegas pasal yang menyebutkan tentang delik aduan, Jadi bisa

dikatakan bahwa Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 lebih secara

rinci dan detail memberikan perlindungan hukum baik secara pidana dan perdata

terhadap Pencipta, Pemilik Hak Cipta dan Pemilik Hak Terkait.

Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 telah lebih baik, dengan

memberikan ruang untuk menyelesaikan sengketa dengan jalur Penyelesaian

sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase.

Page 63: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

54

Tentunya kemajuan-kemajuan yang ada di dalam Undang-Undang Hak Cipta

Nomor 28 Tahun 2014 membawa dampak positif bagi Pencipta, Pemegang Hak

Cipta dan Pemilik Hak Terkait untuk selalu berkarya dan berkreasi serta

produktif dalam menciptakan karya ciptanya yang baru.

Andiansyah seorang wiraswasta yang berusia 29 tahun yang bertempat

tinggal Jl. Imam Bonjol Gg. Merdeka No.16, Rt.31/Rw.11, Kelurahan

Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat,Kota Metro. Dalam hal ini sebagai

terdakwa dalam persidangan di Pengadilan Negeri Metro, Lampung.

Awal mulanya ia membeli VCD , MP3 , dan DVD bajakan dari Pasar Glodok

Jakarta Barat dengan cara berupa VCD bajakan dengan harga Rp. 1400,- (seribu

empat ratus rupiah) berikut sampul / coper VCD kemudian oleh terdakwa dijual

kembali dengan harga Rp. 1.700,- (seribu tujuh ratus rupiah) untuk grosiran

maupun eceran per keping, sedangkan DVD (film) bajakan berbagai film

Indonesia dan film Barat dibeli dengan harga Rp. 2.800,- (dua ribu delapan ratus

rupiah) kemudian dijual kembali dengan harga Rp. 3.500,- (tiga ribu lima ratus

rupiah) per keping untuk grosir maupun eceran dan MP3 bajakan di beli dengan

harga Rp. 2.200,- (dua ribu dua ratus rupiah).

Selanjutnya pada hari Senin tanggal 12 Desember 2011 sekira jam 12.00 wib,

saksi Bibin Surahman , SH bersama dengan Wayan Sudarye selaku anggota

Kepolisian Polda Lampung berdasarkan Surat Perintah Tugas Nomor : Sp.

Gas/196/X11/2011/ Dit Reskrimsus tanggal 1 Desember 2011 telah melakukan

penyelidikan dalam rangka operasi rutin yang ditingkatkan berkaitan dengan

tindak pidana Hak Cipta bertempat di Pasar Shoping Metro Lantai 2 Blok F 15

Jalan Jendral Sudirman Kotamadya Metro yang di duga telah menjual hasil

pelanggaran Hak Cipta berupa VCD, DVD,dan MP3 bajakan.

Dari kronologi diatas, sudah jelas-jelas perbuatan tersebut telah melanggar

pasal 72 ayat (2) Undang-Undang 28 Tahun 2014. Dan keterangan-keterangan

Page 64: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

55

saksi-saksi yang merupakan anggota Kepolisian Metro Lampung yang

mengadakan penyelidikan di Pasar Shoping Center Metro.

Menurut pengakuan Andiansyah jumlah VCD, DVD dan MP3 bajakan yang

dijual di Lantai II Blok F5 Shoping Center sebanyak 11.550 (sebelas ribu lima

ratus lima puluh) keping VCD, DVD dan MP3 brbagai macam judul yaitu milik

Fhery, sedangkan dari lantai II Blok F15 Shoping Center sebanyak 86.150

(delapan puluh enam ribu seratus lima puluh) keping VCD, DVD dan MP3

berbagai judul yang diakui miliknya.

Selain VCD, DVD dan MP3 bajakan yang dijual ada juga VCD, DVD dan

MP3 asli yang dijual, namun secara umum VCD, DVD dan MP3 yang dijual

tersebut adalah bajakan. Menurut saksi akibat dari perbuatan Andiansyah tersebut

yang dirugikan adalah Negara dan Pencipta Lagu. Pada saat penangkapan dan

penggeledahan, ia tidak dapat menunjukan atau tidak memiliki izin atau dokumen

yang sah terhadap perbuatan yang Terdakwa lakukan tersebut.

Seingat saksi Andiansyah menjual VCD, DVD dan MP3 tersebut kurang

lebih sudah 4 (empat) Tahun yaitu sejak tahun 2008. Sudah pernah dilakukan

sosialisasi dari Polres setempat mengenai masalah VCD,DVD,MP3 Bajakan

dilarang. Tetapi ia tetap menjual Kaset VCD, DVD maupun MP3 bajakan

tersebut karena untuk menghidupi keluarganya karena ia selaku tulang punggung

dalam keluarga tersebut dan selaku kepala keluarga dalam mencari nafkah

terdakwa tetap menjual VCD, DVD,MP3 Bajakan.

Dipersidangan Penuntut Umum telah menghadapkan barang bukti berupa:

berupa: 78.220 (tujuh puluh delapan ribu dua ratus dua puluh) keping VCD dan

MP3, 7930(tujuh ribu sembilan ratus tiga puluh) keping DVD dan 8(delapan)

blok Nota penjualan VCD, MP3 dan DVD bajakan dari berbagai jenis judul.

Dari bukti-bukti berupa keterangan para saksi, keterangan terdakwa serta

adanya barang bukti tersebut diatas apakah didapat cukup bukti untuk

Page 65: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

56

menyatakan perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur dari surat dakwaan Jaksa

Penuntut Umum yang ditujukan padanya, Majelis Hakim mempertimbangkan

sebagai berikut. Untuk menentukan dapat tidaknya seseorang dijatuhi pidana

diperlukan minimal 2 (dua) alat bukti yang syah Hakim memperoleh keyakinan

bahwa suatu tindak pidana benar-benar telah terjadi dan bahwa terdakwalah yang

bersalah melakukannya (pasal 183 KUHAP).

Dari hasil pemeriksaan dipersidangan berupa keterangan saksi-saksi,

keterangan terdakwa dan adanya Barang bukti, maka telah terungkap fakta-fakta

hukum sebagai berikut:

1. Sudah pernah dilakukan sosialisasi dari Polres setempat mengenai masalah

VCD,DVD,MP3 Bajakan dilarang;

2. Tetap menjual Kaset VCD, DVD maupun MP3 bajakan tersebut karena untuk

menghidupi keluarga dan Terdakwa selaku tulang punggung dalam keluarga

tersebut dan selaku kepala keluarga dalam mencari nafkah terdakwa tetap

menjual VCD, DVD,MP3 Bajakan;

3. Menjual VCD, MP3 dan DVD bajakan dari berbagai jenis judul tersebut tidak

ada surat izin dari pihak yang berwajib;

Dari kronologi diatas dapat disimpulkan Bahwa saudara Andiansyah bin

Supiyanto tidak ada surat ijin untuk menjual VCD, MP3 dan DVD jeis lagu-lagu

dan film bajakan tersebut. Dan amar putusannya sebagai berikut: Menyatakan

Terdakwa ANDIANSYAH Bin SUPIYANTO. terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja mengedarkan

atau menjual kepada umum barang hasil bajakan”.

Dari hasil operasi yang dilakukan, menetapkan Terdakwa tetap ditahan.

Menetapkan barang bukti berupa : 78.220 (tujuh puluh delapan ribu dua ratus dua

puluh) keping VCD bajakan dan MP3 dan 7930 (tujuh ribu sembilan ratus tiga

puluh) keping DVD bajakan dari berbagai macam jenis judul lagu dan film, 8

Page 66: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

57

(delapan) blok Nota penjualan VCD, MP3 dan DVD bajakan dari berbagai jenis

judul dirampas untuk dimusnahkan.

B. Pertimbangan Hakim dan Analisa Undang-Undang Hak Cipta di dalam Kasus

Pembajakan VCD/DVD

Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai badan tertinggi pelaksana

kekuasaan kehakiman yang membawahi 4 (empat) perdilan dibawahnya, yaitu

peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha

negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi, telah menentukan bahwa putusan

hakim harus mempertimbangan segala aspek yang bersifat yuridis, filosofis, dan

sosiologis sehingga keadilan yang ingin dicapai, diwujudkan, dan

dipertanggungjawabkan dalam putusan hakim adalah keadilan yang berorientasi

pada keadilan masyarakat (social justice).

Pertimbangan hakim merupakan salah satu aspek terpenting dalam

menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung

keadilan (ex aequo et bono) dan mengandung kepastian hukum, disamping itu

juga mengandung manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga

pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat.1 Pada

kasus ini Majelis Hakim Mahkamah Agung telah memberikan pertimbangan

sebagai berikut:

1. Bahwa terdakwa Andiansyah bin Supiyanto sebagaimana identitas tersebut

diatas, secara Jasmani maupun Rohani serta dari segi ucapannya Terdakwa

tersebut adalah mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya sehingga

tidak ada dasar sebagai hal-hal yang dapat menghapuskan kesalahannya,

dengan demikian menurut Majelis hakim unsur setiap orang telah terpenuhi

secara hukum.

1 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama , (Yogyakarta: Pustaka

Abadi, 2004), h.140.

Page 67: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

58

2. Bahwa dari pengakuan terdakwa sendiri dipersidangan, Terdakwa telah

menjual VCD, DVD dan MP3 bajakan dengan berbagai macam jenis lagu-

lagu dan Film, hal tersebut Terdakwa lakukan dengan sengaja karena

terdakwa selaku tulang punggung keluarga untuk menafkahi Istri dan anak-

anaknya.

3. Bahwa terdakwa menjual VCD, DVD dan MP3 bajakan dengan berbagai

macam jenis lagu-lagu dan Film tersebut tidak dilengkapi dengan surat izin

dari pihak yang berwajib, dan hal tersebut jelas-jelas melanggar hak cipta

berupa VCD, DVD dan MP3 bajakan, sehingga menurut Majelis Hakim

unsur dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual

kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta telah

terpenuhi secara hukum.

4. Bahwa oleh karena perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa telah memenuhi

unsur dari pasal yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum yaitu Pasal 72 ayat

(2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta dan telah

terbukti secara sah dan meyakinkan, oleh karenanya haruslah dinyatakan

bersalah dan kepada terdakwa harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan

perbuatannya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut Majelis Hakim Agung memberikan

keputusan sebagai berikut:

Mengadili:

1. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Andiansyah Bin Supiyanto. Oleh

karena itu dengan pidana penjara selama 8 (delapan) Bulan, dan denda

sebesar Rp 5.000 000,- (lima juta rupiah) apabila denda tersebut tidak dibayar

diganti dengan hukuman kurungan selama 2 (dua) Bulan.

Mahkamah Agung telah memberikan batasan-batasan dalam menyelesaikan

perkara hukum kekayaan intelektual dalam hal ini hak cipta. Salah satu

pertimbangannya bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja menyiarkan,

Page 68: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

59

memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau

barang hasil pelanggaran Hak Cipta.

Bahwa menurut peneliti putusan Mahkamah Agung dalam kasus pembajakan

VCD/DVD telah tepat karna sudah sesuai dengan norma perundang-undangan

yang berlaku, dan keadilan masyarakat, namun kurang memberikan efek jera

terhadap amar putusan yang diputus oleh hakim.

Didalam pertimbangan hakim salah satunya menggunakan unsur setiap orang

dimana tindakan yang dilakukan sudah pasti berawal dari niat, pelaku

pelanggaran. Serta, dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan

atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak

Cipta dengan keadaan sadar dan dapat memenuhi unsur cakap hukum dapat pula

dikenakan pasal 1365 KUHPerdata yang menyatakan:

“Tiap perbuatan yang melanggar hukum & membawa kerugian kepada orang

lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya

untuk menggantikan kerugian tersebut”.

Pada pasal 1365 KUHPerdata dijelaskan untuk mewajibkan orang yang

menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian, di

dalam amar putusan hakim, tidak cukup jika tidak diberikan hukuman maksimal

atau hukuman yang setimpal dengan pelanggaran yang diperbuat yang

mengakibatkan kerugian bagi pencipta dan Negara dengan mempertimbangkan

hal-hal yang meringankan dan memberatkan tiap pelanggar hukum.

Hal-hal yang memberatkan:

- Perbuatan Terdakwa telah merugikan orang lain dan melanggar Undang-

Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta;

Hal-hal yang meringankan:

- Terdakwa sopan dalam persidangan dan mengaku terus terang dipersidangan;

- Terdakwa belum pernah dihukum;

Terwujudnya penegakan hukum yang adil menjamin kepastian hukum

merupakan harapan seluruh warga masyarakat yang memiliki rasa keadilan dan

Page 69: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

60

telah lama mengharapkan instansi / lembaga-lembaga penegak hukum berperan

aktif dengan menjunjung tinggi rasa keadilan masyarakat. Seperti teori yang

dikemukakan oleh Gustav Radbruch diartikan bahwa kepastian hukum tidak

selalu harus diberi prioritas pemenuhannya pada sistem hukum positif, seolah-

olah kepastian hukum itu harus ada lebih dulu, baru kemudian keadilan hukum

yang baik adalah ketika hukum tersebut memuat nilai keadilan, kepastian hukum

dan kegunaan. Artinya, meski ketiganya merupakan nilai dasar hukum, namun

masing-masing nilai mempunyai tautan yang berbeda satu dengan yang lainnya,

sehingga ketiganya mempunyai potensi untuk saling bertentangan dan

menyebabkan adanya keteganganantara ketiga nilai tersebut

(Spannungsverhaltnis).

Untuk itu, asas prioritas yang digunakan oleh Gustav Radbruch harus

dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:

a. Keadilan Hukum;

b. Kemanfaatan Hukum;

c. Kepastian Hukum.

Dengan demikian partisipasi masyarakat sangat menentukan. Sedangkan

etika atau pedoman perilaku (aparatur peradilan) diharapkan mampu menjadi

ujung tombak dalam menentukan kinerja yang tinggi. Karena yang terpenting

pada nilai kepastian itu adalah peraturan itu sendiri. Tentang apakah peraturan itu

telah memenuhi rasa keadilan dan berguna bagi masyarakat adalah diluar

pengutamaan nilai kepastian hukum.

Bentuk nyata dari kepastian hukum adalah pelaksanaan atau penegakan

hukum terhadap suatu tindakan tanpa memandang siapa saja yang melakukannya.

Bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan penegakan hukum adalah peranan

dari para penegak hukum untuk mencermati kasus posisi dengan segala kaitannya

termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kasus. Upaya tersebut

membutuhkan suatu kecermatan yang terkait pula dengan ketentuan perundang-

undangan yang dilanggarnya.

Page 70: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

61

C. Faktor yang Menghambat dalam Upaya Penegakan Hukum Pelanggaran Hak

Cipta terhadap DVD Bajakan

Penegak hukum merupakan suatu alat negara yang berfungsi untuk

menegakkan peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaaan, seperti Polisi, Jaksa,

Hakim, Pengacara (Advokat), dan lain sebagainnya. Seperti yang sudah

dijelaskan pada bab sebelumnya, Jimly Asshiddiqie menjelasakan penegakan

hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya

norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas

atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.2 Penegakan hukum yang dilakukan Polda Metro Lampung dalam

kasus ini terhadap pelanggran Hak Cipta terdiri dari dua cara yaitu sebagai

berikut:

1. Tindakan Represif

Upaya penindakan aparatur penegak hukum dalam menanggulangi

pelanggaran Hak Cipta adalah sebagai berikut:

a. Penyelidikan dan Penyidikan

Dengan melakukan penyelidikan dan penyidikan dimaksud untuk

mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindakan

pelanggaran hukum khusunya Hak Cipta serta guna menentukan dapat

atau tidaknnya dilakukan penyidikan lebih dalam untuk selanjutnya

apabila hal tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan maka berkas

yang telah lengkap selanjutnya dikirim kepada Penuntut Umum untuk

dilaksanakannya persidangan.

b. Penangkapan

Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan

sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila cukup bukti

2 Jimly Asshiddiqie, Penegakan Hukum, diakses pada tanggal 14 Februari 2018 pada pukul

15.37 WIB.

Page 71: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

62

guna kepentingan penyidikan dan penuntutan dan atau peradilan dalam

hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Dalam

melakukan penangkapan terhadap pelaku pelanggaran Hak Cipta baik

produsen maupun distributor.

c. Penggeledahan

Penggledahan adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah

rumah tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan

tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan atau penagkapan dalam hal dan

menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Penggeledahan

dilakukan oleh Penyidik Kepolisian Polda Lampung terhadap tempat-

tempat yang dicurigai sebagai tempat dilakukannya aktifitas pembajakan

atau penggandaan barang-barang yang merupakan hasil dari suatu

pelanggaran Hak Cipta.

d. Penyitaan

Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil

alih dan atau menyimpan di bawah pengawasannya benda bergerak atau

tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan

pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan.

2. Tindakan Preventif

Upaya pencegahan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mencegah

secara langsung terjadinya kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan tindak

pelanggaran terhadap Hak Cipta. Adapun kegiatan yang dilakukan Aparatur

Negara dalam menaggulangi pelanggran Hak Cipta adalah:

a. Sosialisasi Kepada Masyarakat

Sosialisasi yang dimaksud ialah sosialisasi kepada masyarakat baik

melalui instansi-instansi pemerintah maupun secara langsung kepada

masyarakat mengenai perlindungan Hak Cipta dan sanksi terhadap

Page 72: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

63

tindakan yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu pelanggaran

terhadap suatu karya cipta.

b. Rapat Koordinasi

Dimaksud melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi

Lampung mencari solusi penanganan terhadap para penjual VCD maupun

DVD bajakan.

Dari penjelasan diatas tentang penegakan hukum di Indonesia maka dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor penghambat upaya penegakan hukum dalam

bidang Hak Cipta sesuai dengan teori dari Soejono Soekanto3, yaitu:

1) Faktor hukumnya sendiri yakni undang-undang

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 sudah cukup jelas memberikan

sanksi-sanksi apabila melanggar dari ketentuan yang sudah ada didalamnya.

Yakni pada pasal 113 ayat (3) dan (4) Undang-undang tentang Hak Cipta

yang menyatakan:

(1) Setiap orang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I, untuk penggunaan

secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)

tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus

juta rupiah).

(2) Setiap orang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,

dan/atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan

pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling

banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau

pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,

dan/atau huruf g untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan

3 Soerjono Soekanto, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2008), h. 5.

Page 73: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

64

pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling

banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling

banyak Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Sanksi terhadap pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) selama ini

belum menimbulkan efek jera bagi pelakunya sehingga tingkat

pelanggarannya terus meningkat, meskipun pemerintah sudah memiliki

perangkat undang-undangnya. Kendala lainnya yaitu terbatasnya aparat

penegak hukum yang menangani masalah Hak Kekayaan Intelektual,

ringannya putusan yang dijatuhkan oleh proses peradilan kepada pelanggar,

sehingga tidak menimbulkan efek jera tadi.

Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menghargai dan

mentaati hukum di bidang HKI dan terbatasnya daya beli masyarakat. Oleh

karena itu, diperlukan koordinasi antar aparat penegak hukum dan instansi

terkait dalam merumuskan serta menetapkan kebijakan strategis yang akan

dijadikan target untuk menurunkan dan menghilangkan pelanggaran HKI,

serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghargai HKI orang lain.

Berkurang atau hilangnya pelanggaran HKI di Indonesia, pada gilirannya

dapat menarik para investor khususnya investor dari luar negeri untuk

menanamkan/membuka usaha di Indonesia baik di bidang Hak Cipta maupun

di bidang HKI, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dalam

skala makro akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam pasal diatas sudah sangat jelas sanksi yang diberikan juga berat

terhadap para pelanggar Hak Cipta, tapi mengapa sampai sekarang masih

banyak dan bahkan dijadikan pekerjaan utama seseorang yang ditekuni

sebagai mata pencaharian sehari-hari.

Page 74: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

65

Sangat miris apalagi di Negara yang sudah sangat maju teknologi seperti

sekarang ini, sangat disayangkan dengan berkembangnya teknologi

menjadikan seseorang berfikiran untuk melawan hukum dalam hal ini

melanggar Undang-Undang terutama Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta, dimana didalam putusan yang di analisis oleh peneliti,

sudah berkali-kali Terdakwa melakukan pelanggaran dengan kesalahan yang

sama dan terus menerus tidak memberikan efek jera bagi Terdakwa.

2) Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum;

Penegak hukum yakni kepolisian pun sudah melaksanakan kewajiban dan

tanggungjawabnya sebagai salah satu penegak hukum di Indonesia yaitu

melaksanakan sosialisasi terhadap Undang-undang dalam hal ini Undang-

undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Ditjen Kekayaan Intelwktual sudah menjalankan tugasnya dengan sebaik-

baiknya sebagaimana melaporkan jika ada indikasi pelanggaran yang

merugikan pencipta dan negara agar segera ditindaklanjuti oleh para penegak

hukum yang berwenang dalam bidang ini.

Jaksa Penuntut Umumpun juga menuntut sesuai dengan pelanggaran apa

yang sesuai pada Undang-Undang tersebut. Serta Hakim memutus sesuai

dengan pasal yang dilanggar di dalam Undang-undang tersebut dimana

dengan pertimbangan hukum yang cukup jelas yang telah dijabarkan.

Penegak hukumpun, sudah sangat maksimal dalam menjalankan

kewajibannya dan sangat bertanggung jawab dengan selalu melakukan

operasi penggeledahan para pelanggar hukum agar menjadi jera, akan tetapi

menurut peneliti, walaupun orang yang dalam hal ini sebagai Pencipta, tidak

melaporkan kepada para penegak hukum atas pelanggaran yang

menyebabkan kerugian yang diakibatkan oleh para pelanggar hukum tersebut,

Page 75: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

66

setidaknya penegak hukum seperti jaksa dan hakim juga dapat memberikan

hukuman yang lebih berat seperti yang disebut dalam pasal diatas agar

memberikan efek jera sehingga para pelanggar dalam hal ini benar-benar

tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

3) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum

Sarana atau fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum dalam hal ini

kepolisisn, Jaksa Penuntut Umum, Hakim dan Ditjen Kekayaan Intelektual

yang diberikan oleh Negara sudah sangat membantu dalam melaksanakan

penegakan hukum di Indonesia. Seperti halnya persidangan jika dilanjutkan

kejalur hukum agar membuat para pelaku jera dan tidak mengulanginya lagi.

Seharusnya masyarakat juga tidak menutupi jika pihak kepolisian

melakukan operasi penggeledahan guna memberantas para pelanggar hukum

yang tentunya banyak merugikan pencipta dan Negara.

4) Faktor Masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau

ditempatkan

Salah satu faktor yang hingga saat ini menjadi alasan berbagai golongan

masyarakat yakni, permasalahan ekonomi dimaksud bahwa pada umumnya

praktik pelanggaran Hak Cipta yang terjadi di wilayah Lampung merupakan

kegiatan menjual atau mengedarkan barang hasil pelanggaran Hak Cipta baik

berupa menjual VCD/DVD maupun buku-buku yang bukan asli (bajakan),

dimana hal tersebut mayoritas dilakukan oleh pedagang kecil atau kaki lima

dengan dilatar belakangi faktor ekonomi guna untuk mememuhi kebutuhan

hidup dan keluarganya bahkan untuk mencari keuntungan yang lebih besar

untuk hal komersil.

Hal ini menjadi hambatan bagi pihak Kepolisian untuk menjalankan

penegakan hukum, karena disamping hal tersebut merupakan pelanggaran

hukum akan tetapi disisi lain merupakan mata pencaharian masyarakat kecil

Page 76: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

67

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Serta menjadikan pertimbangan bagi

para penegak hukum lainnya yakni Jaksa Penuntut Umum dan Hakim yang

dalam hal ini sangat penting kedudukannya dalam menjatuhkan hukuman dan

menerapkan sanksi-sanksi yang terdapat pada pasal 113 ayat (3) dan (4)

terhadap pelanggar.

5) Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan

pada karsa manusia didalam pergaulan hidup

Minimnya kesadaran masyarakat ialah presepsi masyarakat terhadap

barang-barang bajakan lebih murah dibandingkan dengan barang yang asli

sehingga mereka lebih memilih barang bajakan karena lebih murah dan

mudah diperoleh walaupun dengan kualitas yang jauh berbeda dengan yang

asli, hal ini menjadi kesulitan pihak kepolisian untuk meminimalisir

peredaran barang-barang bajakan karena masih tingginya minat masyarakat

untuk membeli barang-barang tersebut.

Barang-barang yang merupakan hasil dari adanya pelanggran hukum Hak

Cipta merupakan barang-barang yang didistribusikan. Hal tersebut tentunya

sangat menyulitkan pihak kepolisian dalam mengungkap tindak pidana

tersebut, sehingga mereka hanya sebatas menjualnya saja bukan menjadi

produsen barang-barang tersebut.

Kurangnya kerjasama dari percetakan juga termasuk dalam penghambat

upaya penegakan hukum khusunya pelanggaran Hak Cipta pada buku-buku

dan VCD/VDVD, bahwa kesulitan dikarenakan masih tertutupnya pihak

percetakan dalam upaya kerjasama pencegahan pelanggaran Hak Cipta

dimana masih banyak ditemukannya percetakan yang mencetak suatu buku-

buku di luar ketentuan jumlah cetakan yang semestinya sesuai dengan

perjanjian antara pengarang/penulis dan pihak percetakan/penerbit.

Page 77: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor yang mendukung kinerja Komisi Dirjen Kekayaan

Intelektual diantaranya dapat dilihat dari segi hukum yaitu memiliki

peraturan perundang-undangan yang jelas berdasarkan UU Nomor 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta, memiliki visi dan misi, serta strategi

komperhensif dalam penanganan perkara. Sedangkan, faktor-faktor yang

menghambat diantaranya adalah lambatnya penyelesaian kasus pengaduan

yang diadukan oleh masyarakat dan masyarakatpun masih mendukung

serta pelanggaran tersebut dengan cara menikmatinya yaitu membeli

produk hasil pembajakan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak

bertanggung jawab. Serta beberapa faktor lainnya seperti permasalahan

ekonomi, barang-barang hasil dari pelanggaran yang semakin banyak

didistribusikan, minimnya kesdaran masyarakat, serta kurangnya

kerjasama dari pihak percetakan atau penerbit.

2. Analisa Putusan Mahkamah Agung dalam kasus pembajakan VCD/DVD

telah tepat karna sudah sesuai dengan norma perundang-undangan yang

berlaku, dan keadilan masyarakat, namun kurang memberikan efek jera

terhadap amar putusan yang diputus oleh hakim. Putusan Hakim

Pengadilan dan para Penegak Hukum lainnya seharusnya lebih

memberatkan sanksi yang diterima oleh para pelanggar seperti yang

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 dan Pasal 1365 KUHPerdata. Meskipun orang yang dalam hal

ini sebagai Pencipta, tidak melaporkan kepada para penegak hukum atas

pelanggaran yang menyebabkan kerugian yang diakibatkan oleh para

pelanggar hukum tersebut, setidaknya penegak hukum seperti jaksa dan

hakim juga dapat memberikan hukuman yang lebih berat seperti yang

disebut dalam pasal diatas agar memberikan efek jera sehingga para

Page 78: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

69

3. pelanggar dalam hal ini benar-benar tidak akan mengulangi perbuatan

tersebut.

B. Rekomendasi

1. Bagi Penegak Hukum

a. Diharapkan di pertegas untuk setiap percetakan maupun penjual mesin

cetak agar tidak menggunakan alat pencetak untuk melakukan

pelanggaran atas hak cipta yaitu pembajakan.

b. Lebih diperbanyak sosialisasi terhadap masyarakat karena masih

minimnya pengetahuan tentang sanksi yang diberikan terhadap

pelanggar undang-undang.

c. Serta bekerjasama dengan masyarakat untuk mensosialisasikan

penerapan Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

agar masyarakat lebih terbuka terhadap sebuah karya dan

menjadikannya penghargaan yang tidak ternilai harga sehingga akan

meminimalisir terjadinya pelanggaran dari konsumen maupun

produsen penikmat VCD/DVD bajakan.

2. Bagi Akademisi

Menerapkan sistem pengawasan terhadap pelanggaran yang ada di

Institusi masing-masing. Dan lebih inisiatif untuk membantu para penegak

hukum dalam melaporkan jika adanya pelanggaran disekitar kita.

3. Bagi Masyarakat

Ikut serta sebagai alat kontrol sosial (social Control) untuk membantu

penegak hukum melaksanakan dan menerapkan Undang-undang Nomor

28 tahun 2014 agar lebih bisa menghargai upaya para penegak hukum

dalam memberantas pelanggar yang tentunya sangat merugikan pencipta

dan Negara.

Page 79: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

70

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU

Adisumarto, Harsono, Hak Milik Intelektual Khususnya Hak Cipta, Jakarta:

Akademika Persindo, 2010.

Agus Riswandi, Budi, M. Syamsudin, Hak kekayaan Intelektual dan Budaya

Hukum, Jakarta: Raja Grafindo, 2004.

Burhan, Bungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Predana Media Group, 2011.

Djumhana, Muhammad, R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, (sejarah, teori ,

dan praktiknya diindonesia), Bandung: PT Citra Aditia Bakti, 2008.

Henry , Soelistyo, Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, Jakarta: PT.

Kanisius, 2011.

HFA, Volmar, terjemahan I.S. Andiwimarrta, Pengantar Studi Hukum Perdata,

(I), Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Lindsey, Tim, Eddy Damain, Simon Butt, Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan

Intelektual, Bandung: PT. Alumni, 2011.

Mahmud Marzuki, Peter, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, cetakan ke-IV:

2010.

Margono, Suyud, Hukum Hak Cipta Indonesia, Teori dan Analisis Harmonisasi

Ketentuan World Trade Organization/WTO-TRIPs Agreement, Bogor:

Graha Indonesia, 2010.

Maru Hutagalung, Sophar, Hak Cipta Kedudukan & Peranannya dalam

Pembangunan, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004.

Soekanto, Soerjono, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,

Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2009.

Sunarso, Siswanto, Wawasan Penegakan Hukum Di Indonesia, Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 2005.

Supramono, Gatot, Hak Cipta dan Aspek – Aspek Hukumnya, Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2012.

Syarifuddin, Perjanjian Lisensi dan Pendaftaran Hak Cipta, Bandung: PT

Alumni, 2013.

Tanu Atmadja, Hendra, Hak Cipta Musik dan Lagu, Program Pascasarjana,

Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2015.

Page 80: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

71

Usman, Rachmadi, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, Bandung: Alumni,

2003.

Usman, Rahmadi, Hukum Atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi

Hukumnya di Indonesia, Bandung: Alumni, 2008.

Yusran, Isnaini, Hak Cipta dan Tantangannya di Era Cyber Space, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2009.

PERUNDANG-UNDANGAN

Kepdirjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Ham RI Nomor H

17.PR.09.10 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran

Konsultan Hak Kekayaan Intelektual.

Undang-Undang RI Nomor 19 TAHUN 2002 tentang Hak Cipta juncto Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01-HC.03.01 Tahun 1987 tentang

Pendaftaran Ciptaan.

JURNAL

Albert Anky Wibowo, Gregorius, Kedudukan Usaha Fotocopy dalam Kerangka

Perlindungan Hak Cipta, http;//e-journal.uajy.ac.id/7978/1/JURNAL.pdf,

diakses pada hari sabtu 27 Januari 2018 pukul 23.45 WIB.

Asshiddiqie, Jimly, Penegakan Hukum, diakses pada tanggal 14 Februari 2018

pada pukul 15.37 WIB.

WEB

http://laman.dgip.go.id/tentang-kami/sejarah, diakses pada 24 Februari 2018

pukul 17.05 WIB.

https://kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=1 diakses pada 24 Februari 2018

pukul 17.44 WIB.

Page 81: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

72

LAMPIRAN

Page 82: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor : 50 / PID. B / 2012 / PN.M

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

-------- Pengadilan Negeri Metro yang bersidang di Metro, yang memeriksa dan mengadili

perkara-perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa, pada tingkat pertama,

menjatuhkan putusan sebagaimana tersebut di bawah ini, dalam perkara terdakwa :

Nama Lengkap : ANDIANSYAH Bin SUPIYANTO.

Tempat Lahir : Metro.

Umur/ Tanggal Lahir : 29 Tahun/ 06 September 1982.

Jenis Kelamin : Laki laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jl. Imam Bonjol Gg. Merdeka No.16, Rt.31/Rw.11,

Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat,Kota

Metro.

Agama : Islam.

Pekerjaan : Dagang/Wiraswasta.

-------- Terdakwa saat ini ditahan di Rumah Tahanan Negara, dengan riwayat penahanan

sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------------------------

1. Penuntut Umum Tanggal 24 April 2012, No.Print-205/N.8.12/Ep/04/2012, sejak

tanggal 24 April 2012 s.d. tanggal 13 Mei 2012;

2. Hakim Pengadilan Negeri Metro, tanggal 08 Mei 2012, No.47/Pen.Pid.B/ 2012/

PN.M sejak tanggal 08 Mei 2012 s/d tanggal 06 Juni 2012;

3. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Metro, tanggal 29 Mei 2012, No.47/

Pen.Pid/2012/PN.M, sejak tanggal 07 Juni 2012 s.d. tanggal 05 Agustus 2012;

-------- Terdakwa tidak didampingi oleh Penasehat Hukum ;

-------- Pengadilan Negeri tersebut ;

-------- Setelah membaca surat-surat yang termuat dalam berkas perkara ;

-------- Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa ;

-------- Setelah mendengar Tuntutan Pidana dari Jaksa Penuntut Umum yang disampaikan

secara tertulis dipersidangan pada hari Selasa, tanggal 12 Juni 2012 yang pada pokoknya

menyatakan sebagai berikut:

1

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 83: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Menyatakan Terdakwa ANDIANSYAH Bin SUPIYANTO terbukti secara sah

bersalah melakukan tindak pidana “ dengan sengaja menyiarkan,

memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan

atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau barang hasil pelanggaran

Hak Cipta” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 72 ayat

(2) Undang-Undang Nomor:19 tahun 2002 tentang Hak Cipta;

2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa ANDIANSYAH Bin

SUPIYANTO selama 1 (satu) Tahun dikurangi selama terdakwa berada

dalam tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan membayar

Denda sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) subsidair 3(tiga)

bulan kurungan;

3. Menetapkan barang bukti : 78.220 (tujuh puluh delapan ribu dua ratus dua

puluh) keping VCD bajakan dan MP3 dan 7930(tujuh ribu sembilan ratus

tiga puluh) keping DVD bajakan dari berbagai macam jenis judul lagu

dan film, 8(delapan) blok Nota penjualan VCD, MP3 dan DVD bajakan

dari berbagai jenis judul dirampas untuk dimusnahkan;

4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2000,- (dua ribu

rupiah).

Menimbang, bahwa atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum tersebut Terdakwa

mengajukan pembelan yang disampaikan secara lisan yang pada pokoknya mengatakan

bahwa;

• Bahwa terdakwa merasa bersalah menyesali perbuatannya, berjanji tidak akan

mengulanginya dikemudian hari;

• Bahwa terdakwa mohon diberikan hukuman yang seringannya –ringannya;

Menimbang, bahwa atas pembelaan dari terdakwa tersebut Jaksa Penuntut Umum

memberikan tanggapan secara lisan yang pada pokoknya mengatakan tetap pada

tuntutannya;

-------- Menimbang, bahwa Terdakwa dihadapkan oleh Penuntut Umum ke depan

persidangan dengan dakwaan sebagai berikut : -----------------------------------------------------

DAKWAAN :

--------- Bahwa terdawa ANDIANSYAH bin SUPRIYANTO , pada hari senin tanggal 12

Desember 2011 sekira jam 12.00 wib bertempat di pasar Shoping Metro Lantai 2 Blok F 15

2

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 84: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Jalan Jendral Sudirman Kota Madya Metro atau setidak-tidaknya pada tempat tertentu yang

masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negri Metro, dengan sengaja menyiarkan,

memamerkan , mendengarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil

pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkaitberupa 78.220 keping VCD bajakan dan MP 3 dan

7.930 keping DVD bajakan dari berbagai macam jenis judul lagu dan film ;

Perbuatan terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa awal mulanya terdakwa membeli VCD , MP3 , dan DVD bajakan dari Pasar

Glodok Jakarta Barat dengan cara berupa VCD bajakan dengan harga Rp. 1400,-

( seribu empat ratus rupiah ) berikut sampul / coper VCD kemudian oleh terdakwa

dijual kembali dengan harga Rp. 1.700,- (seribu tujuh ratus rupiah ) untuk grosiran

maupun eceran per keping, sedangkan DVD (film) bajakan berbagai film Indonesia dan

film Barat terdakwa membeli dengan harga Rp. 2.800,- ( dua ribu delapan ratus rupiah )

kemudiah oleh terdakwa dijual kembali dengan harga Rp. 3.500,- ( tiga ribu lima ratus

rupiah ) per keping untuk grosir maupun eceran dan MP3 bajakan di beli dengan harga

Rp. 2.200,- ( dua ribu dua ratus rupiah ) . Selanjutnya pada hari Senin tanggal 12

Desember 2011 sekira jam 12.00 wib, saksi Bibin Surahman , SH bersama dengan

Wayan Sudarye selaku anggota Kepolisian Polda Lampung berdasarkan Surat Perintah

Tugas Nomor : Sp. Gas/196/X11/2011/ Dit Reskrimsus tanggal 1 Desember 2011 telah

melakukan penyelidikan dalam rangka operasi rutin yang ditingkatkan berkaitan

dengan tindak pidana Hak Cipta bertempat di Pasar Shoping Metro Lantai 2 Blok F 15

Jalan Jendral Sudirman Kotamadya Metro yang di duga telah menjual hasil pelanggaran

Hak Cipta berupa VCD , DVD ,dan MP3 bajakan ;

- Bahwa kemudian saksi Bibin Surahman, SH bersama dengan Wayan Sudarye

melakukan penggeledahan di Lantai 2 Blok F 15 Jalan Jendral Sudirman Kotamadya

Metro telah ditemukan barang berupa VCD, DVD dan MP3 bajakan berupa 86.150

( delapan puluh enam ribu seratus lima puluh ) keping VCD bajakan, MP3 keping

bajakan dan DVD bajakan dari berbagai macam jenis judul lagu dan film;

- Berdasarkan keterangan ahli Wahyu Jati Pramanto, SH yang bekerja sebagai Pegawai

Negeri Sipil pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan

HAM RI ditugaskan dengan memberikan pendapatnya sebagai berikut : bahwa VCD ,

MP3 dan DVD jenis lagu-lagu dan film yang original / asli dengan VCD, MP3 dan

DVD jenis lagu-lagu dan film bajakan dapat dibedakan sebagai berikut : Harga VCD,

MP3 dan DVD jenis lagu-lagu dan film yang original /asli jauh lebih mahal dan Harga

VCD, MP3 dan DVD jenis lagu-lagu dan film bajakan berkisar Rp. 3.000,- ( tiga ribu

rupiah ) s/d Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ). VCD, MP3 dan DVD jenis lagu-lagu

dan film yang original / asli mempunyai tanda /stiker PPN sebagai bukti pembayaran

3

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 85: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pajak kepada negara . Stiker Harga terlihat jelas dibanding cover depan VCD, MP3 dAn

DVD jenis lagu-lagu dan film pada umumnya mencantumkan kata original.

Kwalitas suara sangat jelas Stereo dan jernih.

Kwalitas keping VCD, MP3 dan DVD jenis lagu-lagu dan film bagus dan baik.

Pada keping VCD, MP3 dan DVD jenis lagu-lagu dan film terdapat side code IFPI

( code induk cetakannya );

--------Perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan di ancam pidana pasal 72 ayat

(2) Undang Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta.-

--------Menimbang, bahwa selanjutnya Jaksa Penuntut Umum dipersidangan telah didengar

keterangan saksi-saksi dibawah sumpah yang masing-masing pada pokoknya menerangkan

sebagai berikut :

Saksi 1 : BIBIN SURAHMAN, SH.

- Bahwa pada hari SENIN, tanggal 12 Desember 2011 sekira jam 12.00 wib saksi beserta

rekan Anggota lainnya yaitu WAYAN SUDARYE telah melakukan penyelidikan di

Lantai II Blok F5 pasar Shoping Center Metro yang diduga menjual hasil pelanggaran

hak Cipta (VCD, DVD dan MP3) atau bajakan dalam jumlah besar dan ternyata di

Pasar tersebut terhadap Terdakwa dilakukan penangkapan karena ia menjual barang-

barang bajakan tersebut;

- Bahwa menurut pengakuan terdakwa jumlah VCD, DVD dan MP3 bajakan yang dijual

di Lantai II Blok F5 Shoping Center sebanyak 11.550 (sebelas ribu lima ratus lima

puluh) keping VCD, DVD dan MP3 brbagai macam judul yaitu milik FHERY,

SDANGKAN DARI Lantai II Blok F15 Shoping Center sebanyak 86.150 (delapan

puluh enam ribu seratus lima puluh) keping VCD, DVD dan MP3 berbagai judul yang

diakui milik Terdakwa;

- Bahwa selain VCD, DVD dan MP3 bajakan yang dijual ada juga VCD, DVD dan MP3

asli yang dijual, namun secara umum VCD, DVD dan MP3 yang dijual tersebut adalah

bajakan;

- Bahwa menurut pengakuan terdakwa VCD, DVD dan MP3 bajakan tersebut diperoleh

dari Jakarta;

- Bahwa menurut saksi akibat dari perbuatan terdakwa tersebut yang dirugikan adalah

Negara dan Pencipta Lagu;

4

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 86: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa dasar saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa tersebut yaitu surat

Perintah Tugas Nomor:SP.Gas/196/XII/2011/Dit Reskrimsus, tertanggal 1 Desember

2011 tentang operasi rutin yang ditingkatkan berkaitan dengan TP Hak Cipta;

- Bahwa pada saat penangkapan dan penggeledahan, terdakwa tidak dapat menunjukan

atau tidak memiliki izin atau dokumen yang sah terhadap perbuatan yang Terdakwa

lakukan tersebut;

- Bahwa Saksi mengenali Barang bukti yang ditunjukan didepan persidangan berupa

11.550 (sebelas ribu lima ratus lima puluh) keping VCD, DVD dan MP3 berbagai

macam judul dan 86.150 (delapan puluh enam ribu seratus lima puluh) keping VCD,

DVD dan MP3 berbagai judul yang diakui milik Terdakwa; adalah benar barang bukti

yang ditemukan pada saat melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap

terdakwa;

Saksi. 2. WAYAN SUDARYE Bin WAYAN HARTAWE;

- Bahwa pada hari SENIN, tanggal 12 Desember 2011 sekira jam 12.00 wib saksi beserta

rekan Anggota lainnya yaitu BRIPKA BIBIN SURAHMAN, SH., telah melakukan

penyelidikan di Lantai II Blok F5 pasar Shoping Center Metro yang diduga menjual

hasil pelanggaran hak Cipta (VCD, DVD dan MP3) atau bajakan dalam jumlah besar

dan ternyata di Pasar tersebut terhadap Terdakwa dilakukan penangkapan karena ia

menjual barang-barang bajakan tersebut;

- Bahwa menurut pengakuan terdakwa jumlah VCD, DVD dan MP3 bajakan yang dijual

di Lantai II Blok F5 Shoping Center sebanyak 11.550 (sebelas ribu lima ratus lima

puluh) keping VCD, DVD dan MP3 brbagai macam judul yaitu milik FHERY,

SDANGKAN DARI Lantai II Blok F15 Shoping Center sebanyak 86.150 (delapan

puluh enam ribu seratus lima puluh) keping VCD, DVD dan MP3 berbagai judul yang

diakui milik Terdakwa;

- Bahwa selain VCD, DVD dan MP3 bajakan yang dijual ada juga VCD, DVD dan MP3

asli yang dijual, namun secara umum VCD, DVD dan MP3 yang dijual tersebut adalah

bajakan;

- Bahwa menurut pengakuan terdakwa VCD, DVD dan MP3 bajakan tersebut diperoleh

dari Jakarta;

5

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 87: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa menurut saksi akibat dari perbuatan terdakwa tersebut yang dirugikan adalah

Negara dan Pencipta Lagu;

• Bahwa dasar saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa tersebut yaitu surat

Perintah Tugas Nomor:SP.Gas/196/XII/2011/Dit Reskrimsus, tertanggal 1

Desember 2011 tentang operasi rutin yang ditingkatkan berkaitan dengan TP Hak

Cipta;

- Bahwa pada saat penangkapan dan penggeledahan, terdakwa tidak dapat menunjukan

atau tidak memiliki izin atau dokumen yang sah terhadap perbuatan yang Terdakwa

lakukan tersebut;

- Bahwa Saksi mengenali Barang bukti yang ditunjukan didepan persidangan berupa

11.550 (sebelas ribu lima ratus lima puluh) keping VCD, DVD dan MP3 berbagai

macam judul dan 86.150 (delapan puluh enam ribu seratus lima puluh) keping VCD,

DVD dan MP3 berbagai judul yang diakui milik Terdakwa; adalah benar barang bukti

yang ditemukan pada saat melakukan penangkapan dan penggeledahan terhadap

terdakwa;

Saksi 3 : SUPIYANTO BIN ISHAK;

- Pada hari SENIN, tanggal 12 Desember 2011 sekira jam 12.00 wib di Lantai II Blok F5

pasar Shoping Center Metro, anak saksi nama ANDIANSYAH yang diduga menjual

hasil pelanggaran hak Cipta (VCD, DVD dan MP3) atau bajakan dalam jumlah besar

telah ditangkap Anggota Polisi Polda Lampung yang sampai saat ini masih dalam

proses persidangan;

• Bahwa setahu saksi pekerjaan anak saksi (Terdakwa Andiansyah) tersebut adalah

setiap harinya menjual VCD, DVD dan MP3 yang dijual di Lantai II Blok F 15

Shoping Center Metro;

• Bahwa Saksi tidak tahu dari mana VCD, DVD dan MP3 yang dijual Terdakwa

tersebut, setahu saya anak tersebut tiap harinya berjualan VCD, DVD dan MP3

tersebut?

• Bahwa Saksi tidak tahu bajakan atau tidak VCD, DVD dan MP3 yang dijual

Terdakwa tersebut;

Saksi 4 : EDY FITRI AS Bin ABDUL MUIS DJAMARA;

6

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 88: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa pada hari SENIN, tanggal 12 Desember 2011 sekira jam 12.00 wib di Lantai II

Blok F5 pasar Shoping Center Metro, terdakwa ANDIANSYAH yang diduga menjual

hasil pelanggaran hak Cipta (VCD, DVD dan MP3) atau bajakan dalam jumlah besar

telah ditangkap Anggota Polisi Polda Lampung yang sampai saat ini masih dalam

proses persidangan;

• Bahwa pada saat terdakwa ditangkap Polisi saksi berada disebelah kioas terdakwa

jualan;

• Bahwa Seingat saksi Terdakwa menjual VCD, DVD dan MP3 tersebut kurang lebih

sudah 4(empat) Tahun yaitu sejak tahun 2008;

• Bahwa setahu saksi VCD, DVD dan MP3 yang dijual Terdakwa adalah bajakan;

• Bahwa setahu saksi Terdakwa Ardiansyah memperoleh VCD, DVD dan MP3 yang

dijual tersebut yaitu diperoleh dari Pasar Glodok Jakarta dan dari siapa membelinya

saksi tidak tahu;

- Bahwa Saksi mengenali Barang bukti yang ditunjukan didepan persidangan berupa

VCD, DVD dan MP3 berbagai judul yang diakui milik Terdakwa, barang bukti tersebut

diperoleh pada saat terdakwa ditangkap oleh polisi tersebut;

Saksi ke-lima, WAHYU JATI PRAMANTO, SH. (Saksi Ahli), tidak hadir

dipersidangan, atas persetujuan Terdakwa maupun Penuntut Umum, keterangan saksi

dihadapan Penyidik dibacakan, pada pokoknya sebagai berikut:

• Bahwa saksi dalam memberikan keterangan ditugaskan oleh Kepala Seksi

Pertimbangan Hukum dengan surat tugas tertanggal 29 Desember 2011;

• Bahwa jabatan saksi sekarang adalah Staf Subdit pelayanan hukum, Direktorat Hak

Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang,

Ditjen HKI, Kementerian Hukum dan Ham RI, tugas dan tanggungjawab saya

adalah memberikan keterangan ahli dibidang Hak Cipta , Desain Industri, Desain

tataletak Sirkuit terpadu dan rahasia dagang ;

• Bahwa kegiatan menjual/mengedarkan VCD, MP3 dan DVD jenis lagi dan film

bajakan yang dilakukan oleh terdakwa Andiansyah Bin Supiyanto di Tokonya yang

7

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 89: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

beralamat di Pasar Shoping Metro Blok F Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman Kodya

Metro tersebut tidak dapat dibenarkan;

• Bahwa kegiatan menjual/mengedarkan VCD dan MP3 jenis lagu bajakan yang

dilakukan oleh daudara Andiansyah Bin Supiyanto di Tokonya yang beralamat di

Pasar Shoping Metro Blok F Lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman Kodya Metro tersebut

telah melanggar Pasal 72 ayat (2) UU RI No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta;

• Bahwa barang bukti yang disita Penyidik antara lain:

VCD lagu judul Hits Soundtrack RIDHO Rhoma.

VCD Lagu Wali Band.

VCD lagu Letto.

DVD Film judul Special Kungfu Thailan.

- Bahwa saudara Andiansyah bin Supiyanto tidak ada surat ijin untuk menjual VCD,

MP3 dan DVD jeis lagu-lagu dan film bajakan tersebut;

-------- Menimbang, bahwa selain keterangan para saksi tersebut diatas dipersidangan telah

didengar keterangan Terdakwa yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa semua keterangan Terdakwa di BAP adalah benar;

- Bahwa pada hari Senin tanggal 12 Desember 2011 sekira jam 12.00 wib, saksi Bibin

Surahman, SH bersama dengan Wayan Sudarye selaku anggota Kepolisian Polda

Lampung telah melakukan penangkapan dan penggeledahan bertempat di Pasar

Shoping Metro Lantai 2 Blok F 15 Jalan Jendral Sudirman Kotamadya Metro yang di

duga telah menjual hasil pelanggaran hak cipta berupa VCD, DVD dan MP3 bajakan;

- Bahwa awal mulanya terdakwa membeli VCD ,MP3 dan DVD bajakan dari pasar

Glodok Jakarta Barat dengan cara berupa VCD bajakan dengan harga Rp. 1.400,-

(seribu empat ratus rupiah ) berikut sampul / cover VCD kemudian oleh terdakwa dijual

kembali dengan harga Rp.1.700,- (seribu tujuh ratus rupiah ) untuk grosiran maupun

eceran per keeping, sedangkan DVD ( film) bajakan berbagai film Indonesia dan Barat

terdakwa membeli dengan harga RP. 2.800,- (dua ribu delapan ratus rupiah ) kemudian

oleh trdakwa dijual kembali dengan harga Rp. 3.500,- ( tiga ribu lima ratus rupiah) per

keeping untuk grosir maupun eceran dan MP3 bajakan dibeli dengan harga Rp. 2.200,-

(dua ribu dua ratus rupiah ) kemudian oleh terdakwa dijual kembali dengan harga

Rp.2.500,- ( dua ribu lima ratus rupiah ).

8

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 90: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa sudah pernah dilakukan sosialisasi dari Polres setempat mengenai masalah

VCD,DVD,MP3 Bajakan dilarang;

- Bahwa Terdakwa tetap menjual Kaset VCD, DVD maupun MP3 bajakan tersebut

karena untuk menghidupi keluarga dan Terdakwa selaku tulang punggung dalam

keluarga tersebut dan selaku kepala keluarga dalam mencari nafkah terdakwa tetap

menjual VCD, DVD,MP3 Bajakan;

- Bahwa atas kejadian tersebut Terdakwa sangat menyesal dan berjanji tidak akan

mengulanginya lagi;

• Bahwa terhadap barang bukti berupa: 78.220 (tujuh puluh delapan ribu dua ratus

dua puluh) keping VCD dan MP3, 7930(tujuh ribu sembilan ratus tiga puluh)

keping DVD dan 8(delapan) blok Nota penjualan VCD, MP3 dan DVD bajakan dari

berbagai jenis judul, yang diperlihatkan dipersidangan ini Terdakwa mengenalinya;

------- Menimbang, bahwa dipersidangan Penuntut Umum telah menghadapkan barang

bukti berupa: berupa: 78.220 (tujuh puluh delapan ribu dua ratus dua puluh) keping VCD

dan MP3, 7930(tujuh ribu sembilan ratus tiga puluh) keping DVD dan 8(delapan) blok

Nota penjualan VCD, MP3 dan DVD bajakan dari berbagai jenis judul;

-------- Menimbang, bahwa dari bukti-bukti berupa keterangan para saksi, keterangan

terdakwa serta adanya barang bukti tersebut diatas apakah didapat cukup bukti untuk

menyatakan perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur dari surat dakwaan Jaksa Penuntut

Umum yang ditujukan padanya, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut ;

-------- Menimbang, bahwa untuk menentukan dapat tidaknya seseorang dijatuhi pidana

diperlukan minimal 2 (dua) alat bukti yang syah Hakim memperoleh keyakinan bahwa

suatu tindak pidana benar-benar telah terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah

melakukannya (Vide pasal 183 KUHAP ) ;

-------- Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan dipersidangan berupa keterangan saksi-

saksi, keterangan terdakwa dan adanya Barang bukti, maka telah terungkap fakta-fakta

hukum sebagai berikut:

- Bahwa pada hari Senin tanggal 12 Desember 2011 sekira jam 12.00 wib, saksi Bibin

Surahman, SH bersama dengan Wayan Sudarye selaku anggota Kepolisian Polda

Lampung telah melakukan penangkapan dan penggeledahan bertempat di Pasar

9

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 91: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Shoping Metro Lantai 2 Blok F 15 Jalan Jendral Sudirman Kotamadya Metro yang di

duga telah menjual hasil pelanggaran hak cipta berupa VCD, DVD dan MP3 bajakan;

- Bahwa awal mulanya terdakwa membeli VCD ,MP3 dan DVD bajakan dari pasar

Glodok Jakarta Barat dengan cara berupa VCD bajakan dengan harga Rp. 1.400,-

(seribu empat ratus rupiah ) berikut sampul / cover VCD kemudian oleh terdakwa dijual

kembali dengan harga Rp.1.700,- (seribu tujuh ratus rupiah ) untuk grosiran maupun

eceran per keeping, sedangkan DVD ( film) bajakan berbagai film Indonesia dan Barat

terdakwa membeli dengan harga RP. 2.800,- (dua ribu delapan ratus rupiah ) kemudian

oleh trdakwa dijual kembali dengan harga Rp. 3.500,- ( tiga ribu lima ratus rupiah) per

keeping untuk grosir maupun eceran dan MP3 bajakan dibeli dengan harga Rp. 2.200,-

(dua ribu dua ratus rupiah ) kemudian oleh terdakwa dijual kembali dengan harga

Rp.2.500,- ( dua ribu lima ratus rupiah ).

- Bahwa sudah pernah dilakukan sosialisasi dari Polres setempat mengenai masalah

VCD,DVD,MP3 Bajakan dilarang;

- Bahwa Terdakwa tetap menjual Kaset VCD, DVD maupun MP3 bajakan tersebut

karena untuk menghidupi keluarga dan Terdakwa selaku tulang punggung dalam

keluarga tersebut dan selaku kepala keluarga dalam mencari nafkah terdakwa tetap

menjual VCD, DVD,MP3 Bajakan;

- Bahwa atas kejadian tersebut Terdakwa sangat menyesal dan berjanji tidak akan

mengulanginya lagi;

• Bahwa terhadap barang bukti berupa: 78.220 (tujuh puluh delapan ribu dua ratus

dua puluh) keping VCD dan MP3, 7930(tujuh ribu sembilan ratus tiga puluh)

keping DVD dan 8(delapan) blok Nota penjualan VCD, MP3 dan DVD bajakan dari

berbagai jenis judul, yang diperlihatkan dipersidangan ini Terdakwa mengenalinya;

- Bahwa terdakwa menjual VCD, MP3 dan DVD bajakan dari berbagai jenis judul

tersebut tidak ada surat izin dari pihak yang berwajib;

-------- Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, selanjutnya Majelis hakim

akan mempertimbangkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum dimana terdakwa telah didakwa

melakukan perbuatan pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 72 ayat

(2) Undang Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta;

10

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 92: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

-------- Menimbang, bahwa unsur-unsur dalam pasal 72 ayat (2) Undang Undang Nomor

19 tahun 2002 tentang hak cipta adalah sebagai berikut:

. Setiap orang;

2. Dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum

suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta;

ad.1. Setiap orang;

Menimbang, bahwa yang dimaksud unsur setiap orang adalah orang sebagai subyek

hukum yang kepadanya dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya;

Menimbang, bahwa terdakwa Andiansyah bin Supiyanto sebagaimana identitas

tersebut diatas, secara Jasmani maupun Rohani serta dari segi ucapannya Terdakwa tersebut

adalah mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya sehingga tidak ada dasar sebagai

hal-hal yang dapat menghapuskan kesalahannya, dengan demikian menurut hemat Majelis

hakim unsur setiap orang telah terpenuhi secara hukum;

ad. 2. Unsur dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual

kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta;

-------- Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi maupun keterangan

Terdakwa serta barang bukti yang diajukan dipersidangan, bahwa pada hari Senin tanggal

12 Desember 2011 sekira jam 12.00 wib, saksi Bibin Surahman, SH bersama dengan

Wayan Sudarye selaku anggota Kepolisian Polda Lampung telah melakukan penangkapan

dan penggeledahan bertempat di Pasar Shoping Metro Lantai 2 Blok F 15 Jalan Jendral

Sudirman Kotamadya Metro yang di duga telah menjual hasil pelanggaran hak cipta berupa

VCD, DVD dan MP3 bajakan ;

Menimbang, bahwa dari pengakuan terdakwa sendiri dipersidangan, Terdakwa telah

menjual VCD, DVD dan MP3 bajakan dengan berbagai macam jenis lagu-lagu dan Film,

hal tersebut Terdakwa lakukan dengan sengaja karena terdakwa selaku tulang punggung

keluarga untuk menafkahi Istri dan anak-anaknya;

Menimbang, bahwa terdakwa menjual VCD, DVD dan MP3 bajakan dengan

berbagai macam jenis lagu-lagu dan Film tersebut tidak dilengakapi dengan surat izin dari

pihak yang berwajib, dan hal tersebut jelas-jelas melanggar hak cipta berupa VCD, DVD

dan MP3 bajakan, sehingga menurut hemat Majelis Hakim unsur dengan sengaja

11

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 93: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau

barang hasil pelanggaran Hak Cipta telah terpenuhi secara hukum;

Menimbang, bahwa oleh karena perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa telah

memenuhi unsur dari pasal yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum yaitu pasal 72 ayat (2)

Undang Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta dan telah terbukti secara syah dan

meyakinkan, oleh karenanya haruslah dinyatakan bersalah dan kepada terdakwa harus

dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya ;

-------- Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan bentuk

hukuman yang akan dijatuhkan kepada diri Terdakwa ;

--------Menimbang, bahwa tujuan pemidanaan di Indonesia, bukan mengacu pada konsep

atau teori pembalasan, artinya hukuman yang dijatuhkan oleh Pengadilan bukan merupakan

pembalasan atas perbuatan yang dilakukan Terdakwa, akan tetapi maksud penghukuman

tersebut, selain merupakan pemberian waktu yang tepat untuk membina Terdakwa di

Lembaga Pemasyarakatan, dimana semasa menjalani masa pemidanaan Terdakwa dapat

menyadari kekeliruannya, dan bila selesai menjalani masa pidana tersebut diharapkan

nantinya setelah Terdakwa kembali ketengah lingkungan masyarakat dapat berperilaku

hidup yang lebih baik, maka maksud pemidanaan juga merupakan “ULTIMUM

REMIDIUM”, atau peringatan terakhir bagi orang lain selain Tedakwa, agar tidak meniru,

mencontoh perilaku buruk dari terdakwa;

-------- Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 22 ayat (4) KUHAP masa penahanan akan

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan pada diri terdakwa;--

-------- Menimbang, bahwa karena hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa lebih lama

dari masa penahanan sementara yang telah dijalani oleh terdakwa maka terdakwa haruslah

dinyatakan tetap dalam tahanan;-

-------- Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusannya, terlebih

dahulu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan dari

sifat pribadi Terdakwa :

Hal-hal yang memberatkan :

12

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 94: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- Perbuatan Terdakwa telah merugikan orang lain dan melanggar Undang-Undang

Nomor:19 tahun 2002 tentang Hak Cipta;

Hal-hal yang meringankan :

- Terdakwa sopan dalam persidangan dan mengaku terus terang dipersidangan;

- Terdakwa belum pernah dihukum;

-------- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan yang memberatkan dan

meringankan tersebut, menurut Majelis Hakim adalah telah adil bila menjatuhkan

putusannya sebagaimana tersebut di bawah ini;-

-------- Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah dinyatakan bersalah dan dijatuhi

pidana maka kepadanya harus dihukum untuk membayar biaya perkara yang besarnya

akan ditentukan dalam amar putusan;-

-------- Memperhatikan segala ketentuan Perundang-undangan yang berkenaan dengan

perkara ini, khususnya pasal 72 ayat (2) Undang Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang

hak cipta;

M E N G A D I L I

----- Menyatakan Terdakwa ANDIANSYAH Bin SUPIYANTO. terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja mengedarkan

atau menjual kepada umum barang hasil bajakan”;

----- Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa ANDIANSYAH Bin SUPIYANTO. oleh

karena itu dengan pidana penjara selama 8(delapan) Bulan, dan denda sebesar Rp

5..000 000,-(lima juta rupiah) apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan

hukuman kurungan selama 2 (dua) Bulan;

----- Menetapkan bahwa lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya

dari pidana yang dijatuhkan tersebut;

----- Menetapkan Terdakwa tetap ditahan ;

13

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 95: PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN HAK CIPTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41088/1/ADELLA... · Di Indonesia permasalahan hak cipta merupakan permasalahan yang

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

----- Menetapkan barang bukti berupa : 78.220 (tujuh puluh delapan ribu dua ratus dua

puluh) keping VCD bajakan dan MP3 dan 7930(tujuh ribu sembilan ratus tiga puluh)

keping DVD bajakan dari berbagai macam jenis judul lagu dan film, 8(delapan) blok

Nota penjualan VCD, MP3 dan DVD bajakan dari berbagai jenis judul dirampas

untuk dimusnahkan;

----- Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,-

(dua ribu rupiah).

Demikian diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Metro pada hari : SELASA, tanggal 12 JUNI 2012, oleh kami GATOT SUSANTO,

SH.MH. Ketua Majelis Hakim RACHMAWATI, SH.MH. dan NIKEN ROCHAYATI,

SH.MH, masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam

persidangan yang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis

Hakim tersebut dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Drs.

SUMARGONO. sebagai Panitera Pengganti, dan dihadiri R. SUKAPTONO, SH. sebagai

Jaksa Penuntut Umum serta dihadiri terdakwa;

HAKIM-HAKIM ANGGOTA,

I. RACHMAWATI, SH.MH.

KETUA MAJELIS HAKIM,

GATOT SUSANTO, SH.MH.

II. NIKEN ROCHAYATI, SH.MH

PANITERA PENGGANTI,

Drs. SUMARGONO.

14

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14