pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

322
prasarana dari semua prasarana pembangunan kumpulan tulisan oejeng soewargana 1909 Penerbit „G AN ACO” N.V. \

Upload: phamtruc

Post on 17-Jan-2017

540 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

p r a s a r a n a d a r i s e m u a

p r a s a r a n a p e m b a n g u n a n k u m p u l a n t u l i s a n o e j e n g s o e w a r g a n a

1909

Penerbit „G AN A C O ” N.V.\

Page 2: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

2 dari 5 SAsjarai muilak pembangunan

adalah iugas

P E N D I D I K A N

Material

Money

Machine

Manpower

.Management

Page 3: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

P E N D I D I K A N

Prasarana dari semua

prasarana pembangunan

Kumpulan tulisan

OEJENG SOEWARGANA

Penerbit GANACO N.V.

1969

Page 4: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf
Page 5: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

K A T A P E N G A N T A R

Dalam Seminar KAMI Djawa-Barat jang diadakan di Ban­dung dalam bulan Djanuari 1969 jbl. Bapak OEJENG SOEWAR* GANA menjampai'kan prasarannja dengan d ju d u l:,PENDIDIKAN UNTUK MENTJAPAI KESTABILAN POLI­TIK DAN KESTABILAN EKONOMI, SEBAGAI LANDASAN UTAMA UNTUK MENSUKSESKAN PELAKSANAAN PEM­BANGUNAN LIMA TAHUN”.

Ternjata perhatian orang luar biasa besarnja. Untuk meme­nuhi permintaan para peminat — diantaranja dari kalangan De­partemen P & K dan P.G.K.I. — gagasan Pak Oejeng itu ter- paksa diperbanjafc (distensil) lagi, jang kemudian dikirimkan djuga kepada para ahli pendidikan terutama dari IKIP Fakultas Pendidikan diseluruh Nusantara.

Mengingat banjaiknja perhatian, timbullah fikiran pada kami untuk menerbitkan prasaran P^k Oejeng itu dalam satu buku (bundel) berisi kumpulan tulisan2-nja dalam bidang Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan.

Buah fikiran Pak Oejeng banjak jang telah diterbitkan. se­bagai brosur. Adakalamja dimuat dalam Wartaharian atau Ma- djallah Pendidikan. Karangannja jang dikirimkan keluar negeri banjak jang diterdjemahkan dan dimasukkan dalam madjallah2 ilmu pengetahuan. Jang pernah disalin kedalam 5 bahasa asing :(1) Belanda, (2) Inggeris, (3) Perantjis, (4) Djerman, dan (5) Rusia, jaitu tulisannja dengan djudul ,.PERKEMBANGAN LEK­TUR UNTUK ANAK2 DI INDONESIA DIDJAMAN PENDUDUK- AN BELANDA DAN SESUDAH MERDEKA”. Karangan tsb. di­masukkan djuga dalam buku in i !

Prakarsa Pak Oejeng banjak jang kemudian ternjata sangat berpengaruh dan terbukti diikuti orang dikalangan dunia pen­didikan dan pengadjaran di Indonesia, m isalnja: (1) Methode peladjaran permulaan membatja dengan sistim „KUPAS-RANG- KAI SUKUKATA”, jang dalam bahasa Inggeris disebut ’’The Syllabic Method” (2) Methode peladjaran bahasa Indonesia baru, jang diberi nama „Methode Ilmu Bahasa'” atau „Methode Per- bandingan Bahasa”, dalam bahasa Inggeris lazim disebut ”The Linguistic Method” (3) Methode menulis „INDAH DAN MUD AH”, jang meninggalkan sistim „tipis-tebal” warisan methode „Hoge- boom & Moermans” dan „Noyons & Claasens” didjaman kolo­nial Belanda (4) Prakarsa untuk melaksanakan sistim ’’RURAL COMMUNITY EDUCATION” jang dipusatkan pada 7 projek

3

Page 6: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

sosial atau ”7 social centred projects” (5) Gagasan untuk me­ninggalkan sistim urutan pengerdjaan dalam berhitung jang da­hulu terkenal dengan rum us ’’MVDWOA” atau di-Indonesia-kan mendjadi rum us „PKBATK” (6) Saran untuk mengganti Projeksi Mercator dalam Atlas untuk 'keperluan Pendidikan dengan (a) Regional Projection dari John Bartholomew dan (b) Sistim P ro­jeksi Asia diambil dari Karl B. Mollweide Projection (7) Gagasan untuk mendirikan BIBLIOTHIK DESA disemua desa d i Djawa- Barat.

Untuk para pembatja jang berhasrat ingin mengikuti „KAR- SA DAN KARYA” Bapak O.ejeng Soewargana dalam bidang Pen- didikan, Pengadjaran dan Kebudajaan dalam buku ini kam i sam- paiikan beberapa tjatatan, jang dahulu pada awal . tahun 1967 pernah diminta oleh Bapak Menteri P & K dan Pengurus Besar P.G.R.I. di Djakarta.

Mudah-mudahan buku ini benar2 ada gunanja untuk para pembatja jangterhormat, sebagai bahan pertimbangan untuk me- mikirkan perentjanaan dan pelaksanaan modernisasi „PENDI- DIKAN”, jang oleh Bapak Oejeng Soewargana dinjatakan sebagai „PRASARANA DARI SEMUA PRASARANA PEMBANGU­NAN”.

Amin, ja Robul Allamin !

iBandung, 10 Februari 1969.

Direksi Penerbitan„GANACO”, „MASA BARU”

dan „SANGGABUWANA”

4

Page 7: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

P E N D I D I K A N

UNTUK MENTJAPAI KESTABILAN POLITIK B A N KESTABILAN EKONOMI SEBAGAI LANDASAN UTAMA UNTUK MENSUKSESKAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN LIMA TAHUN.

I. PEMBINAAN DAJAGUNA SOSIAL POLITIS

Apa jang harus diperhatikan dalam pendidikan di Indonesia untuk mentjapai kestabilan politik.

1. PERTIMBANGAN POLITIS.

1.1. Tiap insan adalah „anggota dari sesuatu masjarakat” (de m'ens als gemeenschapswezen). Sebagai anggota dari suatu „lkesatuan lingkungan hidup-bersama” tiap insan> itu mempunjai tugas dan tanggung-djawab te r­tentu, jang harus dibina sedemikian rupa sehingga meresaplah suatu KESADARAN TUGAS dan KESA- DARAN TANGGUNG-DJAWAB sebagai warganegara jang baik, merupakan sjarat mutlak untuk mentjapai suatu KESTABILAN POLITIK.Stabilitas politik di Indonesia bisa tertjapai djika para insan anggota masjarakat dan warganegara Indonesia itu dibina sehingga tertjapai suatu taraf "state con­sciousness” (kesadaran kenegaraan), ”national consci­ousness” (kesadaran kebangsaan) dan ”political con­sciousness” (kesadaran politik) sesuai dengan landasan filsafat pemerintah PANTJASILA berpidjak pada UUD-45.

1.2. Di Negara2 Sosial-demokrat di Eropah-Barat maupun di-lain2 benua demikian pula di Negara^ Komunis, pembinaan mental untuk mentjapai suatu taraf „state consciousness”, „national consciousness” dan „political consciousness” sangat diutamakan, terutam a sesudah Perang Dunia ke-II. Pengadjaran dan pendidikan ,,'ketata-negaraan” dan ^kewarga-negaraan”, jang lebih terkenal dengan nama „pendidikan civics” dilaksana- kan dimana-mana dengan intensif sekali. Ditambah dengan pembinaan },social consciousness” (kesadaran

5

Page 8: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

1.3.

sosial) menurut konsepsinja masing-’ jang berbeda.

d f r a n ° s o S enarn ^ Per0bahan P ^ i n a a n „kesa- aaran sosial paling djelas terdapat di Negara Dior

”epnsi T f f ” 1 3 S . ,kon-SOSIALISMF” H vr {1)J*onsePsl s°sial ..NATIONAL lALlbME didjaman Pemerintahan Hitler iirnm sepsi sosial „SOSIAL-DEMOKRATT«3Mp» • «terdapat di Neg ReoubUk FpJ p n - ang Sekarang

S S ’sw j( gkZkpk sosialm™

M e ™ t T s s r d, r hatikan=menurut Tarzie Vitachi d X m ^ u k 3 ’’Indonesia” dan, Sukarno” dikalanean oara At? b^ UI1Ja -The Fall ofkarta terdapat s u a r pS rfaLat ! hMllit“ Asing di Dja-

th ' 1965 ^u gagai emberontak“enaAngkatan Darat terniata twv an]a oleh ka- sebabkan didalam tubuh A ngtif^Up ”KoiV[PAK” di-

ngaruhi oknum, ia™ ^ J a t a hanja daoat 3‘dan tidak berhasii sadja s e W - mpe‘

■ fS S

n GA UNSUR Ja n g h

Untuk mentianai DIUTa MAKa n .keutuhan keiatvn *?stqbiton poUtiknesn dalam p e n d tf i^ Pf SatW(m mendjaga« t s b . I Z ^ n h a r u s I n T

21. lembaga- (sime } Unsur

S « 'r , sSL>“SIT na“

Page 9: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

tuan bangsa1 didalam keadaan bagaimanapun djuga ada­lah ....................Kaisar TENNO HEIKA. Di Inggris dandi Negara Belanda adalah „The Crown” (Sang Ratu). Kita di Indonesia mempunjai PANTJASILA jang dapat didjadikan LEMBAGA jang harus bersama-sama di- djundjung tinggi untuk mendjamin keutuhan kesa- tuan dan persatuan dari Bangsa dan Negara Indonesia.

KESADARAN HUKUM dan KESADARAN TATA HUKUM. Kestabilan- politik jang benar" demokratis dan berke- seimbangan bisa tertjapai djika benar2 tertjapai kesa­daran „Hak Azasi Manusia” dan „The Rule of Law” iang harus dibina dalam pendidikan setjara sistimatis. Kesadaran „Hak Azasi Manusia” itu harus sampai ke­pada s u a tu ’taraf sehingga Rakjat dapat mendakwa Pelaksana Pemerintahan jang menjalahgunakan atau menialahtafsirkan tugas-tanggungdjawab dan hak ke- •kuasaannja („rechtskundige vervolgmg van een over- ■treding van een overheidsdaad ).Kesadaran dan pelaksanaan „Social Control dan Social participation” harus dibina untuk mendjamin pelaksa- naan Administrasi Negara, dan pelaksanaam Hukum sesuai dengan ketetapan2 jang berlaku, berlandasan m oral jang berdasarkan ketaqwaan kepada Tuhan.

DUKttNG-AN MA'SSA.Kestabilan politik hanja dapat tertjapai bilamana kon- sepsi-konsepsi politik dapat berpidjak pada ‘konsensus umum jang seluas-luasnja. Untuk mentjapai itu daja armerceptie dan- daja appreciate politis dan m asjarakat harus dibina dan ditingkatkan dengan pendidikan. Dalam Sedjarah, „kesatuan” dan „persatuan” bangsa itu mudah tertjapai, djika benar2 terasa oleh massa bahwa persoalan jang dihadapinja itu adalah untuk kenentingan bersama. Kepentmgan bersama, perasaan senasib sepenanggungan akan menondjol djika rak jat menshadapi MUSUH BERSAMA, seperti dahulu dia- lami ketika Indonesia menghadapi agresi Djepang dan Relanda Musuh bersama” itu sebenarnja tidak perlu dalam bentuk agresi' fisik jang harus dihadapi dengan 'konfrontasi bersendjata jang berdarah” sadja. „Mu-

Uuh bersama” itu bisa djuga dalam bentuk „kemela- ratan bersama”, „kekurangan sandang, pangan dan pa­pan bersama” jang harus dihadapi bersama-sama da-

Page 10: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

’i 0nfri >ntasi, dengan Patj u1’ PuPuk dan me- pendidikan. ran rah ’tu ha™s dibina melaluiSalahsatu kemungkinan kelemahan Badan Pemerintah pada tmgkat Pusat, DST-I, DST-II sampai ke Ketiamat an dan Desa-, jang dipimpin oleh tokoh2 Militer iaitu

ISME’’ngp e m C in r | ? r|k0T niS diS6but ”K0MANDO- berfflci'r

tanggung-djawab \ 6r-

« n!punjai andil dalam p em ikirai? dan mem-dan ,taktik pelaksanaannia n fh PenS olahan siasat m ereka m ungkin S k a t . ' D* adaP an P ara P em b esar dibelakang ^ r ^ t L e r Z W ' ak a" tetaPi bisa membuat R ak jat D j l f t a a n a t i f h ? dem i»“ an bodoh, sebab penentuan konsepsi dan 1 iSp m anS sa

um tm ” Sah hasil perundingan bersendi vanaannj'a ’ sel>agai hasil tawar-menawpr C o n sen su s

resultante dari poutik a iL ! r ’ merupakan satu

dSaUuhh ™ S3ngat lihay dengan mk8”' f U" g KarnoDJA” Ma?Ja ’■p e n ja m b u n g LIn Au g?,takan bahwa

a ^ s a t s R .- is s fa 5^

" » ■ » » « » Ja n g „ « „ s d i „ a s i

M £ £ Z 3 £ 5 $ $ $ s c(b> ^ n g a r u h t j a n w ? ? 1 tradisi P e m L 5 f kotakjk o tak

B“ng Karno dengan n 11" d3n Bel^ d a .dalam p ra te * to a ”GUIDED n ^ asi Politik

:'?£ 4," , S2£»S.“ » • »4«S“acy"* 1 - - » « J {g ^ ^ STS

Page 11: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

TRADISI BERFIKIR POLITIS DAN BEROPERASI ’P O U T JSSEPERTJ BELANDA.

* Negara Belanda adalah satu Negara jang mempu­njai riwajat jang -chas, sebagai Negara jang pernah didjadikan „tempat pelarian orang2 jang dikedjar- kedjar karena perbedaan pendiriannja dalam Aga­ma” oleh penganut Luther, Zwingli dan Calvijn 'di­djaman ,,Hugenoten-Oorlog”, ipembunuhan masaal waktu „Bartholomeusnacht”, dan lain2 persengketa- an Agama. Negara2 dibagian Selatan dari Eropah,. seperti Portugal, Spanjol dan Itali pada waktu itu sangat kuat dikuasai oleh Geredja Katholik.Oleh karena itu refugees — jang kemudian disebut Protestanten — m entjari daerah jang aman serta dapat memberi kebebasan beragama (m enurut ke- pertjajaannja masing2) di bagian Utara dari Eropah. Dipilihnja daerah pelabuhan jang terbesar di djaman itu, seperti AMSTERDAM, ROTTERDAM dan ANT­WERPEN, dimana penduduknja pada umum nja lebih tolerant dan dapat berfikir lebih progresif. Tidak ada bedanja dengan Agama Islam jang dalam phase permulaan mendapat penganutnja di daerah2 pelabuhan, di P. Djawa, Sumatera maupun di'Sula­wesi. Karena itu tumbuhlah di Negara Belanda pengkelompokan (pengkotakan) orang2 jang fanatik dan sensitif sekali dibidang politik jang berpidjak pada dogma dan moral Agama kepertjajaannja ma- sing-masing. Dalam bahasa Belanda terkenal dengan istilah „verzuiling in de Nederlandse politiek”.

* Dalam riwajat perkembangan politik di Negeri Be­landa sebagian besar dari „Partij2 Politik” itu ber- landasan Dogma dan Moral Keagamaan, seperti te r­dapat dalam Partij2 : Staatskundig Gereformeerde Partij (Staatskundig Gereformeerde Kerk), Christe- lijk Historische Unie, Katholieke Volks Partij, Anti Revolutionaire Partij (Calvinist!), dsl.

* Melalui saluran- Organisasi Kepartijan itu segala se-suatu diusahakan supaja dilaksanakan m enurut dog­ma dan moral Agama kepertjajaannja. Pengkotakan dalam kelompok2 keagamaan itu begitu kuat, sehing- ga pada umumnja orang dapat m engetahui Dogma Agama jang dianutnja dari .................... tem pat be­kerdja atau tem pat tinggal orang2 itu, m isa ln ja :

Page 12: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(a) Bekerdja di Vroom & Dreesman um um nja Ka- tholiek (b) berumah tinggal di HUIZEN um um nja Staatskundig Gereformeerd.

Sampai kepada wartahaTian, radio dan televisie di Negeri Belanda terdapat „verzuiling” atau pengko- takan jang kompartimental m isalnja dalam bidang RADIO dan TV : (1)- NCRV = N ederlands Chris- telijk Radio Vereniging (2) VPRO "= Vrijzinnig Pro- testans Radio Omroep (3) KRO = Katholieke Radio Omroep (4) AVRO = jang dikatakan orang dikuasai oleh Calvinisten dan (5) hanja VARA sadja dari pen- dukung Partij vd Arbeid jang sekularis.Mengingat pengaruh tjara berfikir politis di Negara Belanda seperti tsb. diatas, dapatlah difahami djika di Indonesia tumbuh ketjenderungan untuk berge- rak dalam politik m enurut pengkelom pokan keper­tjajaannja jang terpisah-pisah sehingga di Indonesia- pun tumbuh satu „verzuiling” dalam kepartijan se­perti terdapat dalam : (1) Partij Sarekat Islam In­donesia (2) Partij N.U. (3) Partij Tarbi’ah Islamiah (4) Muhammaddiah, jang mengizinkan para pemim- pinnja untuk beroperasi dibidang politik (5) Partij Muslimin Indonesia (6) Partij Kristen Indonesia (7) Partij Katholik Indonesia. Dengan kemungkinan tim- bulnja pengkelompokan- jang lain, s e p e rti: Dja- miatul Waslijah, A1 Irsjad, Persatuan Islam, dsb. dsb. ,,Verzuiling” (pengkotak-kotalkan) dalam tdunia ke­partijan di Indonesia dengan tjara beroperasi politik jang dititikberatkan kepada „ideologi” (ideology oriented) dan bukan kepada „program a kerdja de- mi kesedjahteraan rakjat dan peningkatan nilai kemanusiaan” (program oriented) terbukti telah me- menimbulkan serangkaian kegagalan serta penjele- wengan/petualangan politik jang achirnja mendju- rus kepada Pemberonta'kan G-30-S/PKI.Setelah mengalami berbagai krisis sebagai hasil ke­gagalan politik, tumbuhlah hasrat untuk memper- baharui struktur kehidupan politik di Indonesia sam­pai kepada pemikiran alternatief jang paling ekstrim jaitu sistim „DWIPARTIJ” jang ditjetuskani dalam Ikrar Rakjat Djawa-Barat.Demi ikestabilan politik, baiklah diperhatikan, bahwa pengstrukturan kembali Pola Kehidupan Politik —

Page 13: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

jang sudah men-darah-daging begitu lama — bukan suatu hal jang dapat DIKOMANDOKAN ! Perobah- an harus berlandasan KESADARAN POLITIK jang hanja dapat tertjapai berangsur-angsur melalui pen­didikan dan penerangan jang sistimatis dan terarah !

* Berlainan sekali keadaan d i : (1) INGGRIS, jang hanja mengenai dua Partij Tories dan Labour sadja(2) AMERIKA SERIKAT jang hanja mengenai Partij2 Demokrat dan Republik sadja disertai Partij Ketiga dari Wallace, tanpa dipengaruhi oleh dogma Agama jang dianutnja.

* PAKISTAN meskipun berdiri sebagai a'kibat dari pertentangan Agama, dibentuk oleh orang2 Islamjang ingin memisahjcan diri dari India, ....................ternjata tjara berfikir dan beroperasi politik orang disana lebih SEKULARIS djika dibandingkan de­ngan keadaan di Indonesia.

* Di MALAYSIA tidak terdapat verzuiling (pengko-takan) dalam partij2 Islam seperti dialami oleh In­donesia. > '

Tjatatan: Makin lama di Negara Belanda makin disa- dari kekangan2 jang merugikan d an tjara berfikir dan beroperasi politis jang „com- partimentaal” jang berkotafc-kotak menurut dogma dan moral kepertjajaannja masing;masing. * . .Dalam tiga tahun jang terachir mi perkem­bangan gerakan modernisasi politik untuk melepaskan diri dari „verzuilings-traditie dalam hidup kepartijan itu ternjata kuat sekali. Menurut public opinion poll tahun 1968 jbl. kuranglebih 76% dari Rakjat Be­landa menghendaki tjara beroperasi politis jang lebih sekularis. Tjita-tjita jang dahulu ditjetuskan oleh prof. Huizinga mendapat dufeungan jang sangat luas sehingga terben- tuklah partij baru dengan nama „D-66” (De­mocratic 66) dibawah pimpinan van Mierlo, jang terutama mendapat dukungan dika- langan intelegentia dan angkatan muda. Untuk mentjapai KESTABILAN POLITIK, dewasa ini di Negara Belanda berkembang

11

Page 14: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

suatu idea supaja merobah UUD sehingga Rakjat dapat memilih Perdana Menteri- nja setjara langsung, jang akan diberi we- wenang selama periode pemilihan um um berlaku. Dengan demikian bentuk pem erin- tahan- akan lebih menjerupai sistim di Ame­rika, di Inggris, dan di ............... Indonesia.

* Sesuai dengan 'ketetapan dalam UUD-45 hak legis- latif dipegang dan dilaksanakan oleh DEW AN PER- WAKILAN RAKJAT, jang harus m enjetudjui tiap Undang-Undang jang akan diundangkan oleh P re­siden R.I.Di-lain2 Negeri — terutama di Negara2 Besar jang memegang peranan penting dalam pertjaturan. po- leksosbud intemasional — m ulai disadari betapa complex-nja persoalan- „poleksosbud” itu. Sedemikian rumitnja sehingga Dewan Perwakilan Rakjat di-negara2 itu berkejakinan foahwa persoalan- nja tidak akan dapat diselami oleh ra ta2 anggota Par- lemen. Itulah sebabnja makin lama DPR di N egara2 Besar itu makin 'banjak mempergunakan bantuan dari „Komisi Penasehat”, terdiri atas para ahli terpilih jang dianggap top-experts dalam bidangnja masing2, jang adakalanj.a disebut „technocraten” . „Singa2 Podium” jang pintar berpidato dimuka mim- bar parlemen di Negara2 Besar, dalam banjak hal menjerahkan keputusan persoalan kepada para „technocraten”. Sesuai dengan pendirian De Gaulle, jang m engatakan: „that politics are too serious a matter to be left to politicians” Bandingkanlah kea­daan diatas dengan kedjadian di DPRD-GR Kota- madya Bandung, didjaman Orla, jang — pada suatu waktu — mengambil resolusi untuk m endukung „Aldjazair”. Ketika ditanja, Anggpta DPRD-GR itu ternjata tidak mengetahui presis dimana letaknja Negara Aldjazair itu, berapa banjak penduduknja^ bagaimana sedjarahnja, bagaimana perekonomian, dan bagaimana keadaan politik di Negara itu jang sebenarnja.

PENGARUH POLITIK NASAKOM DAN GUIDED DEMO­CRACY.

Prof. dr. DONALD HINDLEY, jang m em peladjari perkembangan komunisme di Indonesia, menulis da-

Page 15: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

lam bukunja „The Communist Party of Indonesia, 1951-1963” pada halaman 121-122 seperti b e rik u t:

•„Sedari 1951, dibawah pimpinan* Aidit aktivitas dan propaganda PKI terutama ditudjukan untuk membangkitkan suatu „image” (kesan), bahwa PKI itu suatu partij jang benar patriotik, anti- kolonial, mendukung Agama, penuh tanggung- djawab, menentang penggunaan kekerasan da­lam usahanja untuk mentjapai tjita2 politik dan sungguh2 tangguh dalam mempertahankan prin- sip-prinsip demokrasi. PKI tidak dapat menim­bulkan kesan demikian pada permulaan tahun 1951, oleh karena PKI dalam pemberontakan Madiun telah menjerang Pemerintah Pusat pada waktu sedang menghadapi agresi Belanda serta telah membunuh banjak sekali santri-. Pendek kata, tanpa kesan jang menguntungkan, akan sukarlah, malah boleh di'katakan tidak mungkin- lah bagi PKI untuk mendapat dukungan massa

Itulah sebabnja pimpinan Aidit pertama-tama harus menjangkal semua tuduhan bahwa pem­berontakan Madiun itu mevupakaiv suatu serang- an jang bersifat anti-nasional. Dalam bu aa tember 1950, tidak lama f e t e l a h oinan kawannja Lukman kembali kedilla“ P ^ tih partij, PKI menerbitkan sebuah ,,B ^ u Pu“ Madiun”, di mana diuraikan suatu inte fi jang patriotik. Dengan tegas PKI ’bahwa di Madiun telah didirikan pem enuan Re­publik Indonesia jang lain (sebagai tandI g ). bahwa bendera Merah-putih telah ditojnfcan bahwa lagu Kebangsaan Indonesia-Raya telah ag a n ti...................................................

Betapa radjinnja PKI memutar-balikkan tuk mengelabui masjarakat telah kita alami. S dengan instruksi Lenin dalam bukunja what is be done?”, bidang pengadjaran sedjarah clan civics” sangat diperhatikan oleh antek2 dan r i u . Bukan suatu hal jang kebetulan bahwa crypto-komu- nis SOEMARDJO mengarang buku2 sedjarah untuk semua tingkatan sekolah, dari SD sampai ke SLA. Kemudian oleh dia sendiri, sebagai orang jang ber-

13

Page 16: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

wewenang di Dep. P & K, buku2 itu dipesan dibagi- kan dan diperintahkan untuk dipakai di seluruh In­donesia. Dalam salahsatu surat perintahnja atas na­ma Dep. P & K, ditetapkan bahwa perebutan kekua- saan oleh PKI di Madiun th. 1948 itu TIDAK BOLEH disebut „PEMBERONTAKAN MADIUN”, akan te­tapi harus diberi nama netral „PERISTIWA MADI­UN”.Demikian pula buku civics susunan Sekdjen P & K SOEPARDO DKK jang dipesan, dibagikan dan di­tetapkan sebagai buku wadjib di semua tingkatan sekolah, telah disalahgunakan untuk menanamkan „kesadaran ketatanegaraan”, „kesadaran sosial” dan ,,kesadaran politik” menurut konsepsi Komunis. Sia- sat „united front” dari komunis dimasukkannja. me­nurut pola taktik-strategi jang digariskan oleh Lenin dalam menguraikan „manipol” jang ditjanangkan oleh Bung Karno. (Sajang sekali sampai sekarang belum ada-usahadari Dep. P dan K jang positif untuk mengikis habis sisa2 pengaruh dari pengadjaran sedjarah dan civics jang dahulu disebarkan oleh crypto-communist Soepardo- Soemardjo dkk. Belum ada bukus baru dalam bidang peladjaran „civics” dan „sedjara%” jang dengan ren­tjana jang tertentu dari pimpinan Dep. P & K. disu­sun dan dipergunakan di-sekolah2 kita.

* Dengan dalih „revolusi belum selesai” diinstruksi- kan oleh Bung Kamo untuk mela&sanakan sistim „guided democracy”, jang dalam praktek ternjata(a) berangsur-angsur menghilangkan „Hak Azasi Manusia” dan (b) menjelewengkan pelaksamaan murni dari UUD-45. Ditunggangi- oleh PKI tja ra ber­fikir politis dibina menurut pola2 Komunis, ditanam- kan setjara intensif melalui pendidikan jang te rke­nal dengan sebutan „indoktrinasi politik”. Didjaman. Orla tibaJah kita kepada suasana1 ,,wie Tiiet voor mij is, is tegen mij”, dimana tidak diberikan tem pat kepada fihak jang ingin mengadakan „oposisi loyal” .

”gotong. r °j°ng” dan „tjara m entjapai MUFAKAT dengan djalan musjawarah” disalahgu- nakan untuik memaksakan kehendak sesuatu golong- an terhadap golongan jang lain.Dengan hilangnja „social control” dalam suatu ben­tuk „oposisi loyal” sebagai sjarat-mutlak dalam Pe-

Page 17: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

merintahan jang benar2 demokratis, ........................keadaan di Indonesia berangsur-angsur mendjurus kesistim Pemerintahan jang totaliter, sesuai dengan konsepsi politik Komunis.

* Setelah mengalami indoktrinasi politik m enurut pola komunis, sebaiknja anak-didik kita diberi bimbingan bagaimana mereka dalam suatu m asjarakat jang benar2 demokratis dapat melaksanakan „social con­trol” dan ,.social participation”, merupakan suatu ,.oposisi loyal” jang mengemukakan kritiknja de­ngan PENUH TANGGUNGDJAWAB. Baiklah disa- dari benar- apa jang baru2 ini dikatakan> oleh dr. Hatta, bahwa : ,}Keadaan sekarang ini, adaldh masa peralihan dari kehidupan diktatur warisan Sukarno pada kehidupan demokrasi jang m u m i”.Anak-didik kita harus dibina' untuk hidup berdam-

. pingan setjara harmonis dengan sesama anggota masjarakatnja meskipun berlainan pendirian. Gene- rasi Muda 'kita harus dibina pula bagaimana dapat menjebar-luaskan pendiriannja TANPA kekerasan. Harus dididik bagaimana mempraktekkan tata-tjara berorganisasi, serta bagaimana mempergunakan dan mendjaga sebaik-baiknja „hak azasi individu” dir dalam kesatuan organisasi itu !Tjatatan: Sampai sekarang Dep. P dan K. belum

mengemukakan konsepsinja untuk melak­sanakan „opvoeding tot gemeenschapszin” membina anak-didik kita sebagai anggota suatu masjarakat jang bertanggungdjawab dalam tata tjara hidup bersama jang be- nar-benar demokratis, sebagai usaha un­tuk menghilangkan pengaruh konsepsi berorganisasi dan konsepsi hidup dalam masjarakat menurut pola komunis jang dahulu didjaman Soepardo-Soemardjo cs pernah ditanamkan oleh Dep. P & K.

4. BEBERAPA HAL JANG HARUS DIPERHATIKAN.

Dengan pendidikan kita harus mempersiapkan generasi jang akan datang supaja .mereka itu m a t a n g dan s i a p , di- bekali ilmu pengetahuan, serta ketrampilani dan kemampu- han djiwa maupun djasmani untuk melaksanakan tugas dan

15

Page 18: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

tanggungdjawabnja................... di-tahun* jang akan datang.Rentjana pendidikan harus difikirkan setjara Prognostis atau Futurologis dengan pandangan „djauh kemuka” , mem- perhitungkan keadaan dan problema2 didjaman jang akan datang! Peladjaran djaman sekarang akan mendjadi Pe- mimpin di masa jang akan datang.Teristimewa dalam bidang ilmu-pengetahuan .,sos-pol” kita harus memperhatikan pertimbangan2 seperti berikut :4.1. HAKUS DAPAT MELEPASKAN DIRJ DARI PENGARUH P E ­

LADJARAN „SOS-POL” BELANDA JANG „EROPA-CEN- TRiISCH".* Buku Sedjarah Dunia jang dipakai di Indonesia se­

karang ternjata masih kuat dipengaruhi oleh isi bu­ku peladjaran Belanda dahulu, seperti karangan: Rijpma, Ottossen, De Jong & Poelje, De Haan, Blonk & Romein, Klan terachir karangan van den Berg. Buktinja = Dalam beberapa buku ada jang menon-

djol'kan Marco Polo sedang achli geo­graphy Islam jang lebih berpengaruh karya ilmiahnja sep e rti: Ibn Kurdad- begh, A1 Idrisi, A1 Haraki, A1 Mashudi, Ibn Batuta tidak disebut-sebut. (Marco Polo sendiri mempergunakan peta2 dari A1 Idrisi, jang terkenal melukiskan peta- nja setjara terbalik, dengan Selatan di- sebelah Atas).

= Masih lebih menondjolkan Negara2 Ke­budajaan. Eropah jang sudah m undur pengaruhnja, seperti Portugis, Spanjol, Junani, dsb. akan tetapi sebaliknja ku­rang menguraikan Negara2 besar seperti Rusia, Tjina, Djepang, India, jang ter- bukti djauh lebih besar pengaruhnja dalam pertjaturan „poleksosbud” inter- nasional.

= Kurang menondjolkan kem adjuan dan peranan Negara2 Islam dalam perkem ­bangan Kebudajaan dan Ilmu pengeta­huan didjaman keemasan N egara2 Islam (Timur-Tengah).

* Usaha1 internasional.Agar supaja peladjaran „sos-pol” itu dapat diberi­kan dengan tjara jang lebih objektif dan tidak ter-

Page 19: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

lalu berat sebelah disebabOcan chauvinisme jang ber- kelebihan, telah ada. beberapa usaha jang bersifat internasional, dibantu oleh UNESCO, misalnja pe- njusunan buku induk sedjarah manusia ,,Geschie- denis der Mensheid” = „History of Mankind” =

„Handbuch der Weltgeschichte”, disusun oleh 150 Sardjana Sedjarah dari 15 Negara.Agar supaja peranan dan pengaruh tiap2 kedjadian dapat dibanding-bandingkan dengan tjara jang lebih objektif dilihat dengan pandangan jang benar2 inter­nasional, UNESCO telah membantu usaha untuk me­njusun daftar peristiwa sedjarah dunia setjara syn- chronoptis, seperti misalnja dalam buku „Synchro- noptisch Weltgeschichte”.Tjatatan : Sajang Dep. P & K belum memperguna­

kan hasil usaha internasional itu disesuai- kan> dengan tudjuan pendidikan nasional kita.

4 2. HAUUS MERENTJANAKAN PENDIDIKAN SOSPOL JANG LEBIH SOUTHEAST ASIA”-CENTRIS.

* Bilamana pendidikan sospol itu benar- mau Prognos- tis (Futurologis) kita harus memperhitungkan ke- mungkinan „bahaja ekspansi poleksos RRT”. Bahaja penetrasi dari RRT itu mendjadi lebih serieus djika kita mengingat:(a). Filsafat atau kepertjajaan Orang Tjina, bahwa

untuk mentjapai kebahagiaan hidup, mereka itu harus merantau kedaerah Selatan, terkenal dengan sembojannja „NAN YANG”. Hasrat untuk meresap ike Selatan itu dapat difahami, sebab pergi ke Timur menghadapi Samudra, ke Utara menghadapi keganasan alam Siberia, sedang ke Barat menghadapi tanah tandus Monggolia dan pertahanan ketat dari Rusia.

(b). Imbangan kekuatan didaerah Selatan dari RRT ■mulai tahun 1970 akan berobah, dalam arti kata melemahkan posisi ikekuatan dari Negara2 di SEA, karena: (1) USA sesudah habis perdjan- djian militer dengan Djepang pada tahun 1970 mungkin akan meninggalkan sebagian dari ke- dudukannja didaerah Djepang (2) INGGRIS

17

Page 20: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

sudah memastikan akan meninggalkan pangkal- annja sebelah Timur dari Suez (3) USA m ung­kin akan meninggalkan sebagian dari posisinja di Vietnam.Dalam keadaan „power vacuum” itu, RRT se­baliknja diperhitungkan (misalnja oleh Sekdjen PBB U Thant) akan mempunjai kekuatan pe­rang jang dahsjat dengan kem am puannja untuk membikin I.B.M. dengan warhead nuclear jang sudah dimiiikinja.

Dalam menghadapi „bahaja invasi dari RRT”, Nega- ra-negara SEA itu hanja mempunjai 2 (dua) faktor jang agak menguntungkan :(a). Kekajaan alam dari Negara2 SEA sebagai peng-

hasil utama d a r i : karet, hopra, tim ah, padi, ditambah dengan minjak bumi dani batu mulia (precise stones). Kekajaan alam itu dapat dipa­kai landasan dalam pembangunan ekonomi jang dapat meningkatkan kesedjahteraan rakjat, se­hingga rakjat jang makmur itu tidak mudah ter- •tarik oleh ideologi komunisme.

(b). Semua Negara2 SEA — terketjuali Thailand — pernah didjadjah oleh Negara lain. Sebagai Ne­gara jang baru merdeka, dapat diharapkan di Negara2 SEA itu telah tumbuh suatu „kesadaran nasional” Jang dapat didjadikan 'landasan untuk menahara pengaruh aliran komunisme jang ber- sifat „internasionaP\

Sebaliknja „nationalisme jang meluap-luap” bisa tumbuh melampaui batas mendjadi „chauvinisme pitjik” jang bisa menimbulkan persengketaan an tar negara tetangga. Dengan adanja sisa2 persengketaan perbatasan dari djaman jang lampau, tiap persoalan perbatasan bisa menimbulkan situasi konfrontatif jang explosif, seperti dewasa ini terdjadi an tara Ma­laysia lawan Philipina.Sebaiknja Negara2 SEA itu harus lebih banjak saling mengenai. Dalam kenjataannja Negara2 SEA itu le­bih mengenai Negara2 Eropah atau Amerika bekas pendjadjahnja, daripada mengenai Negara tetang- ganja.

Page 21: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Menurut aliran „ilmu bumi modern” terkenal dengan nama ..HUMAN GEOGRAPHY”, anakdidik kita perlu mengenai penghidupan sosial, ekonomi dan kebuda­jaan Rakjat di lain- Negara. Untuk mengisi kebutuh- an akan reference-toooks untuk „Human Geography”, Ganaco menerbitkan seri „DEMIKIANLAH PENG-HEDUPAN D I......... ”, jang dewasa ini terdiri atas 24djilid, dikarang oleh Sardjana2 L uar Negeri.

Tjatatan: Isi buku peladjaran Ilmu Bumi jang de- wasa ini dipakai di SLP dan SLA di In­donesia, ternjata masih kuat dipengaruhi oleh buku2 karangan Belandai dahulu, se­perti : Overbeek & Beekman, Kraft Ou-

19

Page 22: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

verweel & Offringa, Knol & Moereels, dsb. Masih terlalu Eropa-centris dan te r ­lalu kurang mengupas fcedudukan Nega- ra-negara SEA.Dalam menghadapi „bahaja invasi dari RRT”, sejogyanja Dep. P & K m em punjai rentjana pendidikan dan pem binaan men­tal jang positif bertudjuan untuk mening- katkan saling pengertian, saling harga- menghargai, saling pertjaja-m em pertjajai, sebagai landasan untuk mempertumbuh- kan 'kerdja-sama jang erat an tar negara tetangga di SEA.Sejogyanja.Dep. P & K harus m emeriksa dan merobah rentjana peladjaran dalam bidang sospol disesuaikan dengan tudjuan untuk mempersiapkan Generasi Muda kita dalam menghadapi problema2 sospol di- tahun2 jang akan datang. .

HARUS DAPAT MELEFASKAiN DIRI DARI TRADISI PE- NENGGALAN BELANDA JANG DALAM PELADJARAN SE­DJARAH INDONESIA TERUTAMA HANJA MEMPERHATI­KAN „DJAMAiN KUNO” SADJA, DAN KURANG MENGOLAH „DJAMAN SEKARANG”.

* Di Djaman kolonial, dalam bidang Sedjarah Indone­sia, Belanda terutam a hanja mengupas „ancient his­tory” sadja, menguraikan djaman VOC, djaman) Ra- dja-radja Indonesia dahulu, dsb. Kebidjaksanaan demikian dapat difahami, oleh karena m enguraikan ..CURRENT HISTORY”, m em bitjarakan perdjoang- an Pelopor- Kemerdekaani jang ditangkapi dan"di- buang oleh Belanda, merupakan bidang jang lit j in dan sensitif.

* Tjara Belanda untuk terutama memberi tekanan ke- pada „ancient history” dan kurang m em perhatikan „current history” ternjata masih terus dilakukan sampai sekarang meskipun Indonesia sudah 23 ta'hun merdeika ! Ketika pada Seminar Sedjarah jang dia­dakan oleh IKIP Djakarta pada tahun 1968 ditanja- kan kepada para Sardjana Sedjarah jang hadir, ter-

Page 23: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

bukti hampir tidak ada Sardjana Sedjarah jang per­nah mempeladjari buku2 ,.current history” meski­pun luar biasa pentingnja, seperti misalnja : (1)„Nederlandsch Indie onder Japanse bezetting”, jang disusun oleh Rijksinsti'tuut voor Oorlogsdocumenta- tie te Amsterdam (2) „Japanese Military Administra* tion in Indonesia”, disusun oleh Okuma Social Scien­ces Research Institute di Tokyo, (3). „The Rise of Indonesian Communism”, 'karangan Ruth T. Me. Vey,. satu-satunja buku ilmiah jang mengupas riwajat pemberonta’kan PKI tahun 1926-27, (4). J}The Com­munist Party of Indonesia, 1951-1963”, karangan Donald Hindley, termasuk buku ilmiah jang terfiaik jang mengupas riwajat perkembangan PKI dibawah pimpinan Aidit, (5). „The Communist Party of In­donesia”, karangan Justus M van der Kroef, (6). „De

Menurut prof. dr. ARNOLD TOYNBEE tudjuan peladjaran sedjarah itu antara lain agar supaja anakdidik k ita dapat memahami keadaan zaman dahulu, zaman sekarang dan za­man jang akan datang. Sesuai dengan aliran Toynbee tsb., methode Sedjarah Indonesia untuk S D. jang dikarang oleh Oejeng Soewargana. diberi nama ,.ZAMAN DAHULU, SE­KARANG DAN JANG AKAN DATANG”.

21

Page 24: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

N ationalistische Beweging in Nederlandsch Indie” , karangan J.T.P. Blumberger, (7). ,Jndonesiasi, A Historical Survey” (4 djilid) meliputi tahun 1946- 1955 susunan John Orval Sutter.Tjatatan : Sejogyanja Dep. P & K m em ikirkan sua-

. tu prakarsa untuk m enggerakkan kerdja- sama dalam bidang ilm u pengetahuan „sospol” mengenai Indonesia , antara in- stitut-institut di Negara kita dengan in- stitut-institut di luar negeri. K em udian baiklah berangsur-angsur diadakan usaha untuk m engumpulkan m icrofilm dari se­gala matjam bahan study tentang Indo­nesia jang terdapat di luar negeri. Seba­gai tjontoh baiklah diketahui bahwa li­teratur tentang IRIAN-BARAT, jan g di- kumpulkan orang diluar negeri te rn ja ta meliputi djumlah puluhanr ribu matjam, seperti apa jang dikumpulkan oleh : (1) Dr. Raymond Kennedy (jang dibunuh di Tomo Djawa-Barat th. 1952), dibantu oleh Cecil Hobbs dari Library of Congress dan dr. Fisher (2) Dr. Thomas M aretzky dari Hawaii University m em enuhi perin- tah dari Djendral Mac A rthur w aktu pe- rang duna ke-II (3) prof. dr. Klaas W il­lem Galis di N egeii Belanda (4) P rof. dr.l 2 n f Z SSen^ k - di Australia, dan jangHii- ^esar koleksiim (5) -jcma pernahfroZ 0(6,1 Pemerinah Djepm3donp5Uh diSajangkan bahwa djustru stn* ?' Jang sanSat memeriu-kan bahan study tentang IR IA N -B A R A T itu (until* Keperluan perentjanaan dan pelaksanaanp o iribangunan d isan a ) ............... tidal*^ B a r a t jai koleksi literatu r ten tang Iri-

X

22

I

Page 25: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

I

II. PEMBINAAN DAJAGUNA SOSIAL EKONOMI

Apa jang harus diperhatikan dalam pendidikan di Indonesia untuk mentjapai kestabilan ekonomi

DUA SASARAN UTAMA UNTUK MENTJAPAI „A PRODUCTIVE MANPOWER”

Tiap insan jang hidup memerlukan bekal hidup minimal be- rupa m a te ri: „sandang”, „pangan” dan ,papan”. Pendidikan itu bertudjuan untuik mematangkan dan mempersiapkan anakdidik kita, jang dengan pendidikan harus dibekali dengan pengetahuan ketrampilan, dan kemampuan djiwa maupun djasmani, supaja dia itu mendjadi manusia berguna, sebagai \„A Productive Man­power” jang benar2 mampuh untuk bekerdja setjara effective..»

Untuk mentjapai KESTABILAN EKONOMI jang mendjadi tudjuan utama dari Pemerintah sekarang, pendidikan itu mini­

mal harus membina tertjapainja :A. PENAMBAHAN PRODUKSIB. PENAMBAHAN KEAHLIAN DAN KAPASITAS KERDJA

ANAKDIDIK.

1. PENAMBAHAN PRODUKSI.

1.1. DUA FAKTOR DETERMINAN UTAMA.Sebelum menentukan rentjana pelaksanaan pendidikan un­tuk membina usaha penambahan produksi, k ita terlebih da­hulu harus menjadari benar2 Dua Faktor Determinan Uta- ma dalam kenjataan struktur alam semesta jang harus di- manfaatkan, jaitu kenjataan bahwa Indonesia i t u :(a) suatu kepulauan (archipelago) jang berada di(b) chatulistiwa (equator).Dengan kenjataan adanja 2 faktor determinan tsb. d ia ta s :

(a) sebagai kepulauan semua daerah di Indonesia itu di­bawah pengaruh angin laut, jang mempunjai kadar lembab-hawa (humidity) jang sangat tinggi, sehingga dimana-mana diseluruh tanahair kita tjurah hudjan .pada umumnja tjukup tinggi.

(b) karena berada di chatulistiwa maka keadaan iklim hampir sama seluruh tcthun. Perbedaan iklim ham pir tidak ada, sehingga untuk bertjotjok tanam — djSka waterconservation dan irrigation (waterdistribution)

\ 234

Page 26: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

tjukup baik — tidak perlu tergantung kepada musim (waktu).

Dengan 2 faktor determinan tsb. diatas, djelaslah bahwa modal UTAMA dan PERTAMA, jang sudah kita miliki da­lam keadaan jang luarbiasa „gunstig”-nja adalah „ ta - n a h,s, dan „air”} apalagi djika diingat bahwa tanah itu pada umumnja tjukup subur. Djadi logislah djika dalam phase pertama pembangunan di Indonesia itu terutam a dipusat- kan pada bidang AGRARIA, dalam usaha kita untuk meme- nuhi kebutuhan minimal dari rakjat kita berupa „sandang” , „pangan” dan „papan”. Leluhur kita rupanja telah menja- dari benar- betapa pentingnja faktor „t a n a h” dan „a i r” sebagai karania dari Tuhan j.M.E. untuk dipergu­nakan sebagai bekal hidup. Mereka menjebut daerah asal- nja itu „TANAH AIR”, atau dalam bahasa Sunda „lemah tjai” . Mereka tidak meninggalkan istilah ’’fatherland” (va- derland), ’’mother country” (moederland), ’’hom eland” atau „heimat” . Seolah-olah leluhur kita itu ingin memberi petundjuk ; menondjolkan 2 unsur utam a dalam alam In­donesia untuk dimanfaatkan, jaitu ,tanah” dan „air” ! Apalagi djika mendengarkani keterangan M enteri Pertanian prof. dr. ir. Tojib Hadidjaja jang mengatakan bahwa seki- ta r 70% dari Rakjat Indonesia hidup dari agraria. Demikian pula pendjelasan beliau bahwa 60% dari National Income Indonesia dihasilkan oleh sektor agraria. Mengertilah kita betapa pentingnja penggunaan „tanah” dan „air” dalam phase pertama dari pembangunan Indonesia.PENDIDIKAN DASAR harus berpidjak pada kenjataan tsb. diatas, harus benar2 disesuaikan dengan struktur alam In­donesia, harus sungguh2 mempergunakan- kedua unsur u ta­ma dalam pembangunan Indonesia, ja itu „ t a n a h ,} dan„ a i r”. Dengan perkataan la in ................ dalam mematang-■kan dan mempersiapkan anak-didik 'kita, dalam membekali anak-didik kita dengan ilmu-pengetahuan, dan ketrampilan, supaja mendjadi „a productive manpower” jang berguna untuk meningkatkan produksi, mereka itu terutama harus dididik untuk memanfaatkan „ ta n a h ” dan „ a ir ” di- sekitar lingkungannja.Dji'ka dalam usaha pembangunan phase pertam a itu d iper­gunakan kedua unsur utama }, t a n a h” dan „a i r dengan sebaik-baiknja, maka dapat diharapkan bahwa kita akan dapat memenuhi kelima sjarat tsb. dibawah ini, seperti per­nah dibitjarakan oleh SEADAC (Southeast Asian Develop-

Page 27: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

ment Advissory Council) dalam konperensinja bulan Oc­tober 1966 di New York, ja i tu :(a) the lowest investment, mengingat sebagian besar dari

modal untuk pembiajaan pembangunan itu harus di- dapat dari luar negeri.

(b) the quickest yielding product, karena Indonesia tidak dapat menunggu lama, akan tetapi sebaliknja harus segera dapat mempergunakan. keuntungan dari hasil pembangunan itu.

(c) the highest intensity of labour, mengingat djumlah tunakarya jang begitu besar di Indonesia.

(d) the highest return, dengan sendirinja untuk mentjapai hasil jang sebesar-besarnja.

(e) the best adaptable to the human skill in Indonesia, oleh karena djika harus mendidik dahulu manpower, hal itu memerluikan waktu dan biaja jang tida'k sedikit djumlahnja.

1.2. KESTABILAN EKONOMI HANJA BISA TERTJAPAI DENGAN DJALAN PENINGKATAN PRODUKSI.

Turunnja harga barang, hanja bisa tertjapai dengan penam- bahan volume barang itu. Hukum ekonomi tsb. harus dita- namkan dan dipraktekkan sebaik-baiknja melalui pendidik­an. Djumlah anak-didik di Pendidikan Dasar dari kelas I Sekolah Dasar sampai ikekelas III Sekolah Landjutan Atas minimal sekitar 12 X 2% = 24% atau seperempat dan djumlah penduduk Indonesia.Djika djumlah penduduk jang 25% itu dimanfaatkan de­ngan baik dalam suatu usaha produksi jang berentiaiia, maka anak-didik kita itu akan merupakan suatu djumlah manpower jang dahsjat, dengan. hasil produksi jang benar- akan dapat mempengaruhi turunnja harga- jang berarti stabilnja perekonomian.

1.3. Tjontoh terbaik pernah dilaksanakan di Denmark, satu Negara ketjil berpenduduk pada waktu itu kurang dari 4 djuta orang (dewasa ini sudah 4.6 djuta !), tanpa mem­punjai daerah djadjahan, dan tanpa mempunjai „arang- batu” dan „bidjih besi” sebagai bahan terpenting dalam pembangunan „revolusi industri” di Eropah Barat. Mengi- / ngat faktor2 determinan tsb., Denmark itu sepantasnja djatuh mendjadi Negara Paling Miskin didunia ini. Ke- njataannja Denmark tidak kalah kedudukan. pere-konomi*

25

Page 28: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

annja djika dibandingkan dengan lain2 Negara di Eropah- Barat seperti Inggris, Belanda, Norwegia, dsb.Denmark ditakdirkan Tuhan JME mempunjai 2 ahli pen­didikan Grundtvig dan Christen Kold, pendukung sistim pendidikan jang disebut 3}Volkshogeschool”, jang untuk se­luruh tingkat pendidikan — dari anak-didik um ur 6 tahun di Sekolah Dasar sampai (kepada anak-didik um ur 30 ta ­hun di „Volkshogeschoor5 — menentukan bahwa semua anak-didik itu harus ikut serta dalam PENAMBAHAN PRO­DUKSI. Slogannja jang terkenal „Wze niet produceert is een parasiet” atau „Siapa jang tidak turut dalam produksi adalah benalu atau parasit „masjarakat”.

Alangkah baiknja djika prinsip pemikiran itu di- trapkan dalam pendidikan di Indonesia, apalagi djika kita mengingat struktur alam jang luar biasa meng- untungkannja di Indonesia. Djika seandainja setiap a- nak sekolah dasar di Ibuko- ta Djakarta digerakkan su­paja menanam 10 pohon TOMAT dihalaman ruma-h- nja jakin hasil produksi da­ri manpower sebanjak 450.000 anak murid SD itu akan dapat menghantjur- kan harga tomat di'kota D jakarta! Semua murid Sekolah Dasar dapat dii- kut-sertakan dalam kampa- nje menanam tomat di Ibu- kota Djakarta itu ! Djika tidak mempunjai halaman, tomat itu dapat ditanam di- dalam pot2 bunga dari be- kas kaleng mentega atau sebangsanja.

Rural Community Education ad a lah sjara t m utlak un tuk m em bina anak ­didik kita m endjadi „a productive manpower”. Dalam m ethode „Inde- ra Terbuka” pem binaan itu d ipu - satkan pada „7 social cen ters”.

Page 29: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Sebagai perangsang dapat diatur supaja „tanaman tomat jang terbaik hasilnja akan diberi p e n g h a r g a a n Dengan sedikit fantasi dan> organisasi Tomat hasil tanaman MuridS.D. di Djakarta itu mungkin bisa dikirimkan ke Singapur atau Hongkong, dalam program „Kerdja-sama atau tukar- menukar djasa antara murid S.D.”, seperti sudah biasa di­lakukan antar sekolah diantara Negara2 di Eropah-Barat! Asal mula „tanam tomat” tidak mustahil kemudian bisa menghasilkan pakaian atau alat tulis-menulis kiriman dari Singapur atau Hongkong jang sangat diperlukan oleh anak2 itu !

1.5. Dalam 3)dunia pendidikan” persoalan „tanam tom at” itutidak boleh hanja sampai k epada ....................mentjari hasilproduksi sadja ! Soal „tanam tomat” itu harus dapat di- manfaat'kan dalam PEMBINAAN TJARA BERFIKIR SE­TJARA ILMIAH (scientific way of thinking) jang dapat diperagakan- dan dibuktikan dalam gerakan ,/tanam tom at” . Dihalaman Sekolah atau ditempat lain disekitamja, kita bisa mengadakan „matjam2 pertjobaan tanaman tomat” . Anak-didik kita dipimpin supaja mengamat-amatinja dengan seksama, dengan tudjuan agar mereka bisa membanding- bandingkannja untuk kemudian- „menarik kesimpulannja setjara ilmiah”, misalnja : (1) sedjadjar tanaman tomat jang „dikebiri” atau dipotong tangkainja supaja lebih ba- ,njak bertjabang, dan sedjadjar lagi tidak „dikebiri ( ) dirabuk dan tidak dirabuk. Dengan sendirinja matjam- ra- buk bisa ditjoba pula! (3) di-okulasi4can< (oleh ahlm ja.) dengan takokak, dan tidak di-okulasi-kan (4) digunduli da- unnja dan tidak digunduli, dsb. dsb.

1 6 Tentu sadja jang dapat dilakukan tidak hanja „menanam tomat” sadja. Para ahli pertaniafa setempat (seperti misal­nja di Pasar Minggu Bapak Atilla G arnadi!) akan dapat menentukan TANAMAN APA jang paling tjotjok untuk di- tanam oleh anak-didik kita) dalam kampanje menambah produksi mengingat keadaan» alaan disekitar sekolah itu. Se­lain digerakkan untuk menanam tomat atau tanaman jang lain dengan* sendirinja murid SD dan SL itu dapat dibina dalam usaha pembangunan jang lain, misalnja : (1) dalam bidang peternakan atau perunggasan (2) dalam bidang per- ikanan (3) dalam bidang kesehatan, seperti membuat ka- kus dsb. (4) dalam bidang keradjinan tangan, matjam2 tjara pengawetan makanan dsb. dsb.

27

Page 30: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

1.7. Betapa pentingnja menggunakan „manpower” terdiri atas murid SD dan SL itu, kita lihat di USA diwaktu Perang Dunia ke-II. Para peladjar digerakkan untuik mengadakan

'Un.tuk reference-books dalam „pendidikan ilmu pengetahuan alam se- ‘ TPn (ge“eral science education), Ganaco menerbitkan seri „ALAM

?erdiri atas 60 matjam buku, dikarang oleh sardjana2 Be- bekal di Indonesia- Buku2 itu Penting sekali sebagaiS u n an ? n anaMi<Mk k« a dalam melaksanakan pem ba-po?dan„ S T S Sawl"^ (12> (1S) K°ri (13) “ <24> K-

GARDENS” di-tiap- halaman rumah. Di RRT. lunS menggerakkan murid sekolah untuk mena-

nprh^iiiav I. *i " ro oar djalan, sebagai usaha untuk mem-muka” fthe d? am gerakan Jom patan djauh ke-mu^a (the great leap forward !).

pernah menSSerakkan murid sekolahnran I u lmUa t6pi djalan didaerah BAVARIA de­ngan pohon buah-buahan terutama Appel dan Peer se­hingga sampai sekarang beribu-ribu kilometer tepi djalan di Djerman-Barat daerah Selatan masih tetap menghasil- kan appel dan* peer. 5

28

Page 31: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

1.8. Mengingat tjontoh di Djerman itu, alangkah baiknia rtiika sekiranja kita dapat menggerakkan anak-didik kita di SD dan SL untuk menariami semua tepi djalan desa dan d ' lakampung kita dengan m isalnja ............... POHON RANDU 1Sengadja ditondjolkan tanam an Randu, oleh karena ba tang dan daun randu itu pahit rasanja, sehingga tidak di sukai oleh kambing maupun babi (tjeleng). Djika sekian puluh ribu 'kilometer tepi djalan desa dan kampung di P Djawa ini dapat ditanami Randu, Insja Allah Eksport Ka­pok Indonesia akan naik berlipat ganda !

Tjatatan : Sejogjanja Dep. P dan K harus dapat memanfaatkan MANPOWER berdjuta-djuta berupa anak-didik kita, jang dengan sistim pendidikan jantj tepat harus dapat mengambil keuntungan dari }3t a n a h” dan a i r” mengingat kondisinja jang sangat favourable ”di In­donesia ! .

2. ILMU PENGETAHUAN BIOLOGI DI INDONESIA JANG KETINGGALAN DJAMAN.

2.1. Salahsatu bidang ilmu pengetahuan jang seharusnja mem- bantu dalam pelaksanaan „REPELITA” adalah ILMU BIO- LOGI. Di Indonesia bahan peladjaran dalam ilmu biologi itu mandek, tidak banjak berobah, masih tetap seperti da­hulu kita dapat sebelum perang dunia ke-II dari „Dierkun- deboek” karangan Delsman & Holstvoogd dan ,,Plantkun- deboek” karangan Boudijn & Couperus.Jang diuraikan masih tetap hanja 4 bidang jang tradisionil sadja, ja itu : (1) anatomi (2) physiologi (3) morphologi dan (4) sistimatik.

2.2. Prof. dr. Schierbeek dalam ENSIE (Eerste Nederlandse Systematis Ingerichte Encyclopaedia) djilid V menguraikan „De ontwikkelingsgang van onze kennis op biologisch ge- bied” (Perkembangan ilmu pengetahuan biologi). Beliau menguraikan pertumbuhan ilmu pengetahuan biologi da­lam bidang baru sep e rti:(1) ethologi (tingkahlaku hewan) (2) oecologi (perseku-

tuan hidup dalam alam semesta (3) erfelijkheids en variabiliteitsleer (4) restitutie en regeneratie (5) evolu- tie en fylogene.

29

Page 32: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

2.3. (a) Betapa penting ilmu pengetahuan ETHOLOGI dibuk-• tikan oleh para nelajan Djepang dan Korea jang da­

tang ke Indonesia dengan' pengetahuannja tentang ethologi atau fingkahlaku dari IKAN TONGKOL dan UDANG BESAR. jang akan ditangkapnja.Mereka mengetahui benar bagaimana perdjalanan tongkol (de trek van de tonijn) diperairan Indonesia itu dari bulan ke bulan, dari Djanuari sampai Desem- ber. Mereka tahu benar bagaimana reaksi „ikan tong- kol” dan ,,udang besar” itu kalau melihat makanan, sehingga mereka tahu benar bagaimana tja ra untuk................... „menipunja” supaja mudah tertang&ap.Mereka ,tahu bahwa untuk dapat menangkap „ikan tongkol” dan „udang besar” sebanjak-banjafcnja, me­reka tidak perlu mengetahui anatomi, physiologi, mor-

U ntuk mendobrak kqnandegan dalam pengadjaran biologi, Ganaco m e­nerbitkan seri „ALAM TERBUKA”, terdiri atas 60 reference-books for general science education, dikarang oleh S ardjana2 Belanda bekas M a- haguru d i Indonesia, m enurut konsepsi2 jang terbaru . D iantaran ja : (21) Bangsa Rajap atau Termiet (40) Bakteri (20) Serangga jang m erusakkan pertanian dan (15) Ikan dalam alam nja sendiri.

30

Page 33: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

phologi dan sistematik dari ikanr itu. Jang perlu di­ketahui hanja TINGKAH LAKUNJA SADJA !

(b) Seorang ahli peternakan didatangkan dari New Sealand untuk membantu memperkembangkan peternakan kambing dan biri-biri di Indonesia. Apa jang dilakukan di Lembang ternjata berdasarkan pemikiran OECOLO- GIS.Ahli itu berusaha untuk 3)mentjiptakan struktur alam jang paling ideal untuk suatu persekutuan hidup he­wan peliharaannja dalam alam semesta pada sebidang tanah kepunjaannja.Setiap meter persegi dari tanah itu dipeladjarinja de­ngan seksama. Rumput atau tanaman jang tidak diper- lukan dibuangnja dengan tjerm at untuk diganti dengan tanaman jang paling ideal untuk hewan- peliharaannja itu.

(c) Beberapa matjam ikan di Samudra Indonesia di Se­latan P. Djawa mempunjai intuisi, pada waktu akan bertelur segera berenang kemuara sungai jang airnja djauh lebih tenang, agar supaja telurnja tidak hantjur berantakan oleh petjahnja gelombang samudra. Kalau telur itu menetas, kelusrlah berdjuta-djuta ikan ke­tjil sebesar udjung sapu-lidi. Biasa dalam bahasa Sun­da maupun bahasa Djawa disebut „Impun (chusus untuk anak bandeng di Djawa Timur disebut „nener ). Sudah mendjadi kebiasaan orang kampung untuk me­ngambil anak ikan itu dengan feain (selimut) untuK kemudian dimakannja. Karena tidak mengetahuiEthologi atau tingkahlaku ikan2 itu, ........... ................Rakjat Indonesia sendiri tfelah merusak kekajaan per- ikanan dari pantai Selatan P. D jaw a!

Tjatatan : Sejogyanja Dep. P dan K harus sedari dahulu mengi-kuti perkembangan ilmu pengetahuan Biologi dengan seksama, dan merobah rentjana peladjaran biologi di Indonesia sesuai dengan sjarat2 jang lebih berguna untuk pembangunan. Dibekali dengan ilmu pengeta­huan biologi jang tepat, Dep. P. dan K harus dapat menanamkan „natural science attitude” supaja anak- didik kita semuanja membantu mendjaga dan me- manfaatkan kekajaan alam Indonesia.

31

Page 34: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

2.4. Sungguh tepat benar uraian prof. dr. GARNADI PRAWIRO- SUDIRDJO dalam ^Symposium Masalah Pendidikan di In­donesia” jang diselenggarakan oleh IKIP Bandung, jang

,,Bahan peladjaran ilmu pe­ngetahuan alam sem esta harus disesuaikan dengan kemadjuan2 science (con­temporary science) pada waktu ini.

Semua murid harus tahu bahwa hakekat „science” (the nature pf science) itu adalah suatu aktivitas ma- nusia dalam m entjari kebe- naran dengan? mem pergu­nakan methode science (science as a method of in­quiry). Semua anak-didik kita harus memiliki „sikap ilmiah” (scientific attitu ­de), sehingga dapat bersi- kap ..djudjur”, „objektif” „rasionii” dan „tekun” da­lam m entjari kebenaran da­lam bidang „science” .

Science harus diadjarkan sebagai PROSES dan PRO- GRES dalam mentjari kebenaran jang tersem bunji da­lam alam semesta itu. Langkah- dalam penelitian dimu­lai dan ,.mengenai adanja suatu problim”, „pemben- tukan hypothesis dengan asumsi^nja”, „mengadakan eks- perimen-eksperimen untuk mengetes hypothesis” , „pem- bentukan generalisasi atau teori”, ..mengadakan verifi- kasi” dsl jang lazim dilakukan dalam ,,science as a m e­thod of inquiry”, untuk mentjari kebenaran demi ke- pentingan peri-penghidupan manusia.

memberi tekanan demikian

Prof. dr. GARNADI PRAWIROSU- DXRDJO jang mendapat pendidik- annja dibeberapa Universitas di Negeri Belanda dan Amerika telahR ^ r f r ? ? 3 djiUd buku ’-GAJA

ILMU TUMBUH-TUMBUH-Rir TT m tt i i m buku »GAJA BA- . . ^ 1, ™ HEWAN & MANUSIA” untuk keperluan SLP.

32

Page 35: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

2.5. Sajang sekali sampai sekarang peladjaran „biologi” itu di Indonesia terutama berupa hafal-hafalan jang verbalistis sadja ! Jang ditanjakan dalam udjian pada achir peladjaran di SD, di SLP maupun di SLA tidak lain daripada apa jang dapat diingat oleh anak2 dalam memorynja s a d ja !

Tjatatan: Sejogyanja Dep. P & K harus memperhitungkan be- nar-benar apa jang dinjatakan* oleh UNESCO, bahwa ................... })lebih dari 80% dari buku ilmu penge­tahuan jang dewasa ini dipakai didunia, ditulis orang dalam waktu 25 tahun jang terachir! Dan baiklahkita menjadari, bahwa ............... ....... djustru dalamwaktu 25 tahun jang terachir itulah (teristimewa di­djaman Orla !), Indonesia boleh dikatakan hampir t e r i s o l i r dari perkembangan dunia pendidik­an dan ilmu pengetahuan, karena sukam ja berhu- bungan dengan luar negeri dan sukarnja mendapat buku2 ilmiah jang up to date dari luar n eg eri! Se- ilain dari itu, baiklah disadari pula betapa tjepatnja perkembangan ilmu pengetahuan itu dewasa ini di­luar negeri, sedang kita jang harus mengedjarnja sudah njata banjak ketinggalan dalam beberapa bi­dang ilmu pengetahuan.

3. PENAMBAHAN KEAHLIAN DAN KAPASITAS KERDJA ANAK-DIDIK.

3.1. PERKEMBANGAN PENDI'DLKAN KEDJURUAN DI NEGERI BE­LANDA SEBAGAI KELANDJUTAN DARI „GILDEWEZEN TRA- lUTIE”.

(a) ,}Beroeps- en Vak-opleidingen” .Jang dimaksud dengan ,,pendidikan kedjuruan-” disini, jaitu apa jang di Negeri Belanda disebut „beroeps- en vak-opleidingen”, di Djerman „Beroeps- und Fach- schule” di Inggeris „Vocational Education” .Beroeps- en Vakopleidingen itu umumnja di Eropah- Barat adalah kelandjutan dari tradisi „gildewezen” , jang di Inggeris disebut „system of guilds” , dan di Djerman disebut „Zunft-wesen” .

33

Page 36: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Mula2 para tukang dalam abad pertengahan di-kota- besar di Eropah-Barat itu menggabungkani diri dalam „Gildeorganisaties” dengan ludjuan + untuk dapat memperlindungi diri terhadap tindak-

an sewenang-wenang dari serdadu2 sewaan (huur- soldaten).

+ untuk dapat mendjaga rahasia kedjuruan dan ni­lai kwalitas.

+ untuk membatasi djumlah tukang jang berarti mem- batasi kemungkinan konkurensi.

(b) Pendidikan kedjuruan jang diselenggarakan oleh Be- drijfsgroepen.Dari „Gilde Opleidingen” djaman dahulu itu lambat- laun tumbuhlah beratus-ratus matjam pendidikan ke­djuruan, jang pada umumnja diselenggaralkan oleh Ga- bungan Pengusaha Sedjenis”, di Nederland disebut „Bedrijfsgroepen di Inggeris „Traders Unions” di D jer­man ,,Wirtschaftsgrupen” . Kira2 sama dengan OPS atau „Organisasi Perusahaan Sedjenis” di Indonesia. Makin tambah madju ilmu pengetahuan, makin tam bah ba­njak alat atau m esin , perindustrian, Anakin tam bah banjak matjam material (bahan) jang, diolah, m akin bertambahlah djumlah djurusan spesialisasi dalam pen­didikan kedjuruan di Eropah-Barat itu.Menurut daftar „penggolongan djabatan” berda­sarkan in ternational Standard Classification of Oc­cupations” (ISCO) di Indonesia dewasa ini sudah ada sekitar 1400 matjam' golongan pekerdja. Djadi pantas djika ,,beroeps-en vakopleidingen” di Eropah-Barat de- - wasa ini mempunjai lebih dari 500 djurusan» spesiali­sasi, jang semuanja tidak didirikan dan tidak pula dius- rus oleh Kementerian Pendidikan (Ministerie O.K. & W) akan tetapi oleh „Bedrijfsgroep” atau ,,Midden- standvereniging” jang berkepentingan.

(c) Tjontoh beberapa spesialisasi.Dalam bidang „Perbengkelan Mobil” sudah ada 6 spe­sialisasi (1) tukang ketok dan tja t (autospuiterij) (2) tukang djok (au-tobeklederij) (3) tukang listrik (4) tukang mesin (5) tu’kang merawat atau „lubricatie- inrichtingen” (6) chusus tukang „brom- en motorfiet- „»„»»

34

Page 37: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Tiga djilid buku peladjaran Pendi­dikan Kedjuruan Montir Mobil di Holland.

Dalam bidang membuat makanan> untuk „H O-RE- CA”-bedrijven : (1) tukang roti, kueh kering & basah(2) tukang masak pasakan Perantjis, Itali, dsb. (3) tu­kang chocolaterie dan sui- kerwerken (4) tukang „bar- tenders” ahli mentjampur minuman (5) tukang mem- buat „snacks” dan smore- brod” dsb.

Buku Peladjaran Pendidikan Ke­djuruan Tukang Roti dan Bangket di Nederland, 20 djilid utk. 3 kelas.

35

Page 38: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Dalam bidang „pendidikan karyawan kantor” (dalam ISCO diberi code nr : 2-0 sampai 2-2 disamping : (1) steno (shorthand) (2) mengetik (typewriting), (3) me- megaiig buku (bookkeeping), dan (4) pekerdjaan sek- retaris (secretarial job), jang didalamnja memerlu- kan spesialisasi lagi menurut Bahasa Asing jang harus dikuasainja (Perantjis, Spanjol, Djerman, Inggeris dsb.) ditambaih lagi dengan djurusan (5) Pelajan Me- sin-mesin Kantor, dan* (6) Chusus „Pelajan Mesin2 Kom- puter”.Demikian pula dalam pendidikan kedjuruan sebagai PENDJUAL. (salesman), dalam ISCO diberi code n r : 3-1 sampai 3-9 makin banjak m atjam barang, m akin bertambahlah djurusan spesialisasi. Untuk tiap kelom- pok matjam barang diberikan pendidikan chusus se­hingga di Eropah orang bisa mempunjai diploma se- bagai „seorang pendjual ahli dalam bidang pakaian dan textiel” dengan spesialisasi: (1) textiel sebagai bahan (textile material) (2) dames- en herenconfectie (3) schoeisel- en lederwaren.Didalam bidang perdagangan makanan dengan spesia-

^ rookartikelen (2) provisien en dranken (3) vlees- en melkproducten (4) gevogelte (di N eder­land biasa disebut ,,poelier” ) (5) viswaren en vispro- ducten (6) vruchten en groenten.Ditambah dengan matjam2 spesialisasi dalam bidang P^dag;angan : (1) electrische apparaten (2) huishoud-

t ^ e!en ^ verfstoffen en behang (4) cosmetische n (5) optische instrumenten (6) fotografische

artikelen en apparaten (7) boeken en tijdschriften (8) muziekmstrumenten (9) meubelwaren, gordijn en bekledmgstoffen (10) schrijf- en kantoorbehoeften, dsb. dsb. ’Tiap2 verkoper jang beridjazah mempunjai tjukup pe­ngetahuan, sehingga — bilamana diminta oleh Pembe- li — dapat memberikan keterangan serta advies jang techms benar2 dapat dipertanggung-djawabkan.

(d) Beberapa tingkatan keahlian.Pada umumnja — sesuai dengan ,,Gildewezen Tradi- tie” dalam pendidikan kedjuruan jang diselenggara- kan oleh Bedrijfsgroepen itu, terdapat 3 (tiga) ting­katan keachlian:

Page 39: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(1) Adspirant Gezel, jaitu mereka jang telah dianggap tjukup sebagai „vakman”, akan tetapi dianggap masih harus bekerdja dibawah pimpinan seorang „Patroon”.

(2) Eerste Klasse Gezel, jaitu vakman jang dianggap tjukup tjakap dan tjukup berpengalaman sehingga dapat bekerdja sendiri (zelfstandig), akan tetapi dianggap masih belum matang untuk memimpin tukang2 jang lain.

(3) Meester atau Patroon, jaitu vakman jang diang­gap tjukup tjakap dan tjukup berpengalaman un­tuk memimpin gezel2 jang lain.Di Ameri'ka-pun terdapat 3 (tiga) tingkatan jang d isebut:

(1) Aquintanceschip.(2) Personal Use, dan(3) Vocational Competency.Untuk memperoleh idzin membuka perusahaan sendiri, masih diperlukan idjazah chusus biasanja disebut „middenstands-diploma”, jang terutama mementing- (kan pengetahuan tentang Peraturan2 Pemerintah Dae­rah dan Perundang-undangan jang ada sangkut paut- nja dengan perusahaannja. Adakalanja disebut „ves- tigings-diploma” .

(e) Pembinaan selandjutnja.Dalam beberapa bidang kedjuruan adakalanja para tu­kang itu diharuskan untuk mengi'kuti „applicatie cur- sussen” dengan tudjuan agar keahliannja itu benar2 „up to date” .Bidang2 keahlian jang menjangkut „MODE” seperti bidang „dames coiffeurs”, „modiste”, „herenkleerma-kerij”, ,,schoonheidsspecialiste” ................... demikianpula bidang „bouwvakbedrijf” jang dikedjar-kedjar oleh penemuan bahan dan sistim baru, achir2 ini me* netapkan untuk mengadakan „kursus aiplikasi tahun- an”.

3.2. ISTILAH „EEROEBSONI>Er,WIJS” DARI MIN. O.K. & W. JANGMEMBINGUNGKAN.

(a) Perkembangan „Pendidikan Teknik” dalam Jndus- triele Revolutie”.Dalam „Revolusi Industri” tumbuhlah berpuluh-puluh pabrik di Eropah-Barat dengan mesin2 baru. Paibrik2

37

Page 40: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

itu memerlukan „skilled labour” , jang tern ja ta keach- liannja tidak bisa didapat dalam pendidikan kedjuruan traditioneel jang diselenggarakan oleh „Gildeorgani- saties” . Pada waktu itu mulailah di Eropah-Barat te ­rasa keperluannja untuk mengadakan pendidikan dasar teknologi, jang agak mendalam dan tjukup luas untuk dipakai landasan dalam „pendidikan kedjuruan” se- landjutnja.Pada waktu itu mulailah berkembang sekolah2 ,,AM- BACHT” dan „TECHNIEK”, jang diselenggarakan oleh Pemerintah, di Nederland oleh Ministerie O.K. & W., untuk meladeni bidang2 industri jang m em ang pada waktu itu sedang madju dengan pesat sekali, ja itu :(а) ARCHITECTUUR (b) WERKTUIGTECHNIEK dan(c) ELECTROTECHNIEK. Di Indonesia te rkenal seba- bai djurusan (a) bangunan (b) m esin dan (c) listrik.

(b) Beroepsonderwijs jang diselenggarakan oleh Min. O.K. & W.Dirintis oleh keperluan Pabrik2 jang m em erlukan Bu- ruh dengan pendidikan dasar teknologi jang tidak da­pat dipenuhi oleh „gilde-organisaties” , m ulai tum buh- lah kemudian jang disebut „BEROEPSONDERWIJS” diselenggarakan oleh Ministerie O.K. & W., jang m e­nurut buku „Het Ondenvijs in Nederland” tahun 1966 hanja meliputi 8 (delapan) golongan sadja, ja itu :(1) Scholen voor technisch onderwijs.(2) Scholen voor huishoud- en nijverheidsonderwijs.(3) Scholen voor landbouwonderwijs.(4) Scholen voor economisch- en adm inistratief on­

derwijs.(б) Scholen voor opleiding van onderwijzend perso-

neel.(7) Scholen voor sociaal- en paedagogisch onderwijs.(8) Scholen voor kunstonderwijs.

(c) Baiklah disadari benar2 bahwa disamping „beroepson- derwijs” jang 8 golongan diselenggarakan oleh Min.O.K. & W„ di Nederland itu — dan demi'kian djuga keadaannja di Negara2 lain di Eropah-Barat — dewasa ini terdapat lebih dari 300 matjam spesialisasi ,,BE- ROEPS- EN VAKOPLEIDINGEN” jang diselenggarakan oleh Gabungan3 Pengusaha Sedjenis atau Bedriifsgroe- pen.

Page 41: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Dan baiklah disadari pula b a h w a .....................................jang dahulu dibawa oleh Pemerintah Hindia-Be- landa ke Indonesia itu hanja „Beroepsonderwijs” jang di Nederland diselenggarakan oleh Min. O.K.& W. sadja (di Indonesia dahulu oleh Dept. 0 . & E), sehingga dengan demikian timbullaih penger- tian keliru seolah-olah „pendidikan kedjuruan” itu hanja meliputi schooltypen jang dahulu didjaman Kolonial Belanda diadakan oleh Dept. O. & E. sadja !

(d) Beroeps- en Vakopleidingen jang di Negeri Belanda diselenggarakan atas initiatief partikelir oleh Bedrijfs-groepen ....................‘ sedari dahulu sampai sekarangBELUM PERNAH D1MASUKKAN KE INDONESIA I _

Itulah sebabnja sampai sekarang di Indonesia ti­dak ada Kleermakerschool, Schoenmakerschool atau Kapperschool jang didirikan oleh Pemerin­tah, sebab .................... bidang pendidikan kedju­ruan sematjam itu dahulu TIDAK PERNAH men­djadi tugas-kewadjiban dari Dep. O. & E.

---------- |

&/£>**/£$/'* - . Tt£>AKn "urn. ■

Didjaman. Kolonial Belanda orang2 kaja di Singapura dan Hongkong merasa foangga djika merek£ bisa membeli pakaian, tas, sepatu dsb. buatan „Au Bon Marche", ,,Maison vd Veen’’, „Maison de Vries”, „Oger Freres”, „Aug Savelkoul”, „H.M. de Koning”, dari Bandung atau D ja­karta. Sekarang „dunia sudah terbalik" ....................... OKB2 INDONESIA

•merasa gagah belandja tas plastik, sandal dan kemedja kodian buatan.................. Hongkong dan Singapura. Hanja pendidikan akan dapat m e-robah keadaan ini kem bali!

.......... .

39

Page 42: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Ternjata sampai sekarang — meskipun sudah lebih dari 23 tahun MERDEKA — Indonesia tidalk m am pu untuk melepaskan.diri dari pengaruh sistim pendidikan Kedjuruan didjaman Kolonial Belanda seperti dilaksa- nakan oleh Dept. O. & E. daihulu. Apa jang dewasa ini dilaksanakan oleh Dep. P dan K dalam bidang „PEN- DIDIKAN KEDJURUAN” tidak banjak perbedaannja daripada ^Pendidikan- Kedjuruan” didjaman Kolonial Belanda.

(e) „HU1SH0UDSCH00L” satu-satunja type pendidikan kedjuruan wanita di Indonesia, bukti tradisi pening- galan Dep. O. & E. Belanda.„Huishoudschoor’ di Nederland dahulu merupakan sa­tu type sekolah „kedjunian” jang agak aneh, dikun- djungi oleh anak-gadis jang samasekali tidak m emer- lukan suatu ketrampilan sebagai 3,beroep”„ suatu ke- pandaian untuk mata pentjaharian.„Huishoudschoor’ itu merupakan tem pat pendidikan anak-gadis untuk mendjadi seorang ISTERI/IBU-RU - MAHTANGGA.Pendidikan Kedjuruan Wanita type „huishoudschoorI itu ternjata berkembang-biak dengan pesat sekali di Indonesia. Memang mempersiapkan anak-gadis untuk mendjadi Jsteri/Ibw-Rumahtangga” dengan peladjar-

„koken”, „nuttige en fraaie handw erken” , „huis- houden”, ,/babyverzorging”, dsb. tjotjok sekali dalam satu masjarakat jang feodal, sebagai pengganti sistim pendidikan „nderek ing kabupaten” didjam an Raden Adjeng Kartini. Huishoudschool itu diperlukan untuk merididik „Tjalon Isteri Prijaji”. Untuk mendidik ,.Tja~ lon Isteri Ambtenaar tingkat Rendahan” diadakan ,Meisjeskopscholen di-tiap- Ibukota Kewadanan” . Melalui nama SKP (Sekolah Kepandaian Puteri) sam ­pai kepada nama SKKP (Se'kolah K esedjahteraan K e­luarga Pertama) ternjata sekolah type ,,huishoud-school ’ itu merupakan ............... satu-satunja SekolahKedjuruan Wanita jang paling banjak diselenggara- kan oleh Departemen P dan K, sampai adakalanja te r­dapat di Kota- Ketjamatan !

(f) Di Nederland disamping ^huishoudonderwijs” jang di­selenggarakan oleh Min. O.K. & W., terdapat berpu- luh matjam „BEROEPS- EN VAKOPLEIDINGEN

40

Page 43: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

VOOR MEISJES”, jang diadakan oleh Bedrijfsgroepen, dengan tudjuan untuk mengadjarkan sesuatu vak se­bagai djalan matapentjaharian, misalnja untuk men­djadi :(a) kapster (b) manicuriste (c) pedicuriste (d) schoon- heids-specialiste (e) modinette (f) mannequin (g) 'bloe- miste (h) sociale werkster (i) dietiste (j) verpleegster (k) sekretaresse (1) stewardess (to) touristhostess (n) pendjual barang2 jang chas untuk wanita (o) djuru- masak untuk HORECA^bedrijven dsb. dsb.Di Indonesia djuga dewasa ini, para pemudi tidak lagi memusatkan pikirannja untuk mempersiapkan dirinja dalam suatu „pendidikan kedjuruan” untuk mendjadi............... „Isteri/Ibu-Rumahtangga”. Mereka lebih su-ka mentjari keahlian, sehingga kelak dapat mempu­njai matapentjaharian* sendiri. Para pemudi dewasa ini ingin hidup ,;merde!ka”, mempunjai penghasilan sendiri, supaja tidak selalu tergantung dari suami. Sajang sekaili sampai sekarang Dep. P dan K belum memberi 'kemungkinan untuk itu. Jang ada hanja kur- sus-kursus partikelir sadja dalam bidang: (a) merias rambut (b) ketjantikan (c) ahli peragawati (d) mem- bordir (e) membikin matjam2 pasakan dan kueh-kueh(f) menata bunga (g) memotong pakaian. Biajanja bi- asanja sangat tinggi, sedang kwalitasnja tidak selalu bisa didjamin.

(g) Scholen voor Economisch en Administratief Onder­wijs dari Min. O.K. & W. jang sangat terbatas program- ma dan titdjuannja.Mungkin oleh karena pendidikan kedjuruan untuk se­gala bidang dan segala matjam perusahaan dan per- dagangan di Nederland sebelum perang itu diseleng­garakan oleh Bedrijfsgroepen dan Middenstandsvere- nigingen, maka Dept. 0. & E. didjaman Kolonial mera­sa tjukup dengan mendirikan HANDELSSCHOLEN; sad ja :(1) HANDELSDAGSCHOLEN, dengan taraf Sekolah

Menengah penuh.(2) HANDELSAVONDSCHOLEN, dengan rentjana pe­

ladjaran' jang lebih disederhanakan.

41

Page 44: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Disamping „handeisscholen” jang diselenggarakan oleh Min. O.K. & W. di Negeri Belanda terdapat berpuluh matjam pendidikan 'kedjuruan — biasanja disebut „Middenstandsopleidingen” — jang didirikan oleh Be­drijfsgroepen en Middenstandsverenigingen meliputi segala matjam bidang 'keahlian jang dalam d afta r i n ­ternational Standard Classification of Occupations” (ISCO) biasa digolongkan dalam daftar : (a) 1.0 sam­pai 1.9 (b) 2.0 sampai 2.9 (c) 3.0 sampai 3.9 dan (d)O.y.l. sampai O.y.9. Pendek kata segala m atjam ke­djuruan jang mungkin diperlukan dalam segala ma­tjam perusahaan dan perdagangan.

(h) Diilhami oleh HANDELSOPLEIDINGEN jang dahulu di Indonesia diadakan oleh Dep. 0 . & E., tum buhlah di Negara kita type sekolah „SMEP” dan „SMEA”. Sete­lah disesuaikan dengan kebutuhan sekarang, m em pu­njai 3 (tiga) djurusan : (1) Tata Usaha (2) Tata B uku dan (3) Tata Niaga.Pernah ditambah dengan djurusan (4) Koperasi. Disamping sekolah2 SMEP dan SMEA terdapat kursus2

sebaSai kelandjutan dari tradisi „SCHOE- VERSCURSUSSEN” dalam bidang (1) steno (2) typen dan (3) boekhouden.LainJ pendidikan kedjuruan ekonomi jang di Neder- and diselenggarakan oleh Bedrijfsgroepen dan Mid-

denstandsverenigingen ............... tidak pernah m asukKe Indonesia, sehingga sampai sekarang tidak pernah diusahakan oleh Dep. P dan K.Terdesak oleh keperluan timbul'lah initiatief particu-

, mendirikan: (1) Pendidikan Sekretaris,ada Jang bertingkat „akademis” (2) Pendidikan

a k ontan (3) Pendidikan Pemimpin atau Manager Per- usahaan (4 ) Pendidikan Ahli Assuransi (5) Pendidik­an Ahli Keuangan dan Perbankan (6) Pendidikan Ahli

eem (7) Pendidikan Pegawai Ahli di Pelabuhan dsb.

AKIBAT KEKELffiUAN PEMIKIRAN DALAM BIDANG „PENDI- .DIKAN KEDJURUAN”.

Pemikiran keliru warisan Belanda, bahwa „Pendidikan Ke­djuruan itu hanja berupa „Beroepsonderwijs” iang di N e­derland diselenggarakan oleh Min. O.K. & W. sadja, di In­donesia telah menimbulkan matjam- kesukaran, m isalnja :

Page 45: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(a) Jang disebut „Sekolah Kedjuruan” didirikan oleh Dep. P & K pada umumnja tidak dapat digolongkan pada pendidikan jang bersifat „eindonderwijs” ; tidak da­pat menghasilkan tenaga-kerdja dengan tjukup keah- lian untuk mendjalankan sesuatu pekerdjaan.Pada hakekatnja „6ekolah Kedjuruan” di Indonesia masih bersifat „voorbereidend onderwijs” (pendidikan jang bersifat suatu persiapan), sehingga — meskipun diberi nama „Sekolah Kedjuruani” — dalam praktek- nja menghasilkan ..tjalon2 tunakarya” (werklozen). Da­lam keadaan keuangan jang murat-marit para peladjar kurang mendapat „latihan praktek kerdja” sehingga nilai dajaguna lulusan „Sekolah2 Kedjuruan” dari Pe­merintah itu pada umumnja sangat rendah. Misalnja ketjakapan mengetik para lulusan dari SMEA — jang menurut rentjana peladjaran diberi peladjaran ME- NGETIK — djauh lebih rendah daripada murid lulus­an' „Kursus2 Mengetik” Partikelir.

(b) Antara „Penjelenggara Sekolah Kedjuruan" [jaitu Dep. P & K) dan fihak „consument” (jaitu para Pe­ngusaha Swasta maupun Negara), tidak ada kerdja- sama atau koordinasi.Apa jang dihasilkan oleh „Sekolah Kedjuruan” dari Dep. P & K dalam praktek oleh „consument” dianggap kurang memenuhi sjarat.Bukan rahasia lagi, bahwa Kantor2 Pemerintah mau­pun Swasta pada umumnja lebih suka menerhna1 „lu- lusan SMA ditambah dengan diploma kursus stenotyi-pen atau Bondsdiploma Boekhouding Partikelir...........daripada menerima lulusan SMEA djurusan Tata-Usaha atau Tata-Buku !Baiklah disadari benar2 bahwa pada umumnja di Ero­pah-Barat Komisi Udjian jang harus menentukan „lu- lus” atau „tidaknja” ’para examinandi pada sesuatu

Pendidikan Kedjuruan” terdiri atas Wakil2 Perusaha- an jang kelak dikemudian' hari akan mempergunakan tenaga-kerdja lulusan „Pendidikan Kedjuruan” itu. De­ngan perkataan la in ............... „consument”-lah (dalamhal ini para Pengusaha) jang menentukan sjarat udji­an dan. „consument”-lah jang mengawasi pelaksanaan udjiannja!

43

Page 46: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(c) Oleh karena jang diselenggarakan oleh Dept. P & K itu hanja Pendidikan Kedjuruan jang dahulu didja­man Kolonial Belanda diselenggarakan oleh Dep. 0 &E sadja ............... maka di Indonesia itu terasa adanjasesuatu kekosongan, sebab „beroeps- en vakoplei- dingen” jang di Holland diadakan oleh para Pengusaha (Bedrijfsgroepen dan Middenstandsverenigingen) sam ­pai sekarang belum pernah dimasukkan ke Indonesia.

(d) Untuk mengisi kekosongan dalam Pendidikan Ke­djuruan itu, timbullah prakarsa swasta m endirikan „KursusJ dan Sekolah-Sekolah Kedjuruan P artike lir”,l 311 ............... ternjata sebagian ti’dak bonafide, hanjamerupakan suatu ,,penghisapan uang sekolah” belaka tanpa dapat mentjapai nilai keahlian- jang dapat di-

7 pertanggung-djawabkan.(e) Dengan tidak adanja Pendidikan Kedjuruan chusus

jang diselenggarakan oleh Pemerintah, para Pengusaha ^ u, m sa nj a dalam bidang „industri sepatu”, „kon- peksi , „perbengkelan mobil”, „pertjetakani” , dsb dsb. — terpaksa untuk MENDID1K SENDIRI para Pegawai- nja sehingga mendjadi tukang jang tjukup m em punjai Keirampilan dan keahlian. Pendidikan dalam bedrijf itu sesungguhnja merugikan, karena : (a) m erupakan suatu penggunaan tenaga kerdja jang tidak efficient <oj merupakan pemborosan. keuangan serta waktu (c)

Pengrusafan mesin* sebab ,.dipakaisambil beladjar”.

(f) dTiaD L ' endWi kan ^ edjuruan jang technisch dapatng^diamn Un i3Wa^ an ? ibawah pimpinanj dan pe-Industri TnHng ena?\ ahIi- ........... kwalitas produksi

, . Hdonesia bisa terus turun sehingga tidaksudah fpr 3gl bersainS dipasar international. Ini Kcmfeksi ”I" dustri Grafika”, ..Industritasnia snriah J Meubel” Jang dewasa ini kwali- S t f ? sailg mundur djika diban dingkan de- san?at ifp tw S®belu7 Perang Dunia ke-II, dan sudah knnf w kwalitas produksi di Hong-kong, Singapur dan Kualalumpur sekalipun !

Kualalumpur m engeta­hui benar bahwa hasil ,.tailor” dan ..perehetakan” disana sekarang sudah djauh Jeb ih chantik” dari- pada hasif produksi Indonesia !

Page 47: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(g) Sebaliknja dengan peningkatan kwalitas, misalnja da­lam bidang pembuatan- „maatkleding”, para tourist jang datang di Hongkong sebagian besar tertarik untuk memesan „maatkledingn jang di Eropah dan di Ame­rika luarbiasa mahal harganja.Bilamana kwalitasnja tjotjok, sekem balike Eropah dan Amerika para tourist itu biasa menjampaikan ,,nabe- stelling” (pesanan ulangan).Demikian pula dalam bidang industri sepatu dan san­dal, industri tas untuk wanita, industri bordir, industri meubel rotam, dsb. dsb. ternjata Hongkong telah dapat menarik perhatian pasar internasional karena pening­katan kwalitas sebagai hasil dari pendidikan jang te- kun !Keahlian pembikinan „meubel” di Denmark dan di- lain2 Negara Skandinavia sudah sedemikian tinggi kwa­litasnja, sehingga terkenal dimana-mana. „Skadinavian Mobel” itu dapat terus mempertahankan kedudukan- nja dipasar dunia, karena mampuh untuk terus-mene- rus menampilkan model- baru jang selalu menarik, hasil tjiptaan institut* pendidikan teknik industri meu­b e l!

3 ,4. BEBERAPA SJARAT JANG HARUS DIFIKIRKAN DALAM USA­HA UNTUK MEMBANGUN PENDIDIKAN KEDJURUAN.

(a) Pilot-project untuk menggerakkan pembangunan Pen­didikan Kedjuruan (Gaja Baru) harus diadakan di­kota besar, jang paling favourable DCI Djakarta-Raya, k a ren a :* DCI Djakarta merupakan kota jang paling besar,

dengan djumlah penduduk jang paling banjak ...................... dengan problema ^una^karya” jang pa­ling berat untuk dipetjahkan.

* DCI Djakarta merupakan tempat pemusatani industri dengan djumlah pabrik jang paling banjak, dan in- tensitas kerdja jang paling tinggi.

* DCI Djakarta adailah bandar internasional jang pa­ling besar, mendjadi pusat perusahaan dan kantor2 dagang internasional jang paling besar dan paling banjak, sehingga dapat memberikan varietas jang paling komplit dengan kemungkinani jang paling flexible disegala bidang pendidikan kedjuruan.

45

Page 48: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

* DCI D jakarta mendjadi tem pat pem usatan O rang2 Kaja dan tem pat keluar-masuk Tourists, ^sehingga daja-beli m asjarakat Djakarta dapat dianggap paling tinggi diseluruh Indonesia.

.* DCI Djakarta mempunjai „daerah pedalam an” (ach- terland) jang mempunjai potensi keradjinan pendu- duk jang paling madju dan paling produktif.

Harus ada keluwesan dalam tjara bekerdja-sama an­tara para Pedjabat Pemerintah (dalam bidang Pendi- dikan>) dengan Golongan Pengusaha.Pendidikan Kedjuruan — seperti jang diselenggarakan di Nederland oleh Bedrijfsgroepen — hanja dapat men- tjapai nilai kegunaan jang tjukup tinggi, djika dise­lenggarakan dengan bantuan Golongan Pengusaha, se­bagai „consument” jang kelak akan m em pergunakan tenaga-kerdja hasil pendidikan kedjuruan itu.

Page 49: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

FUNGSI IKFP DALAM MODERNISASI PENDIDIKAN DANPENGADJARAN SEBAGAI PRASARANA PELAKSANA­

AN PEMBANGUNAN LIMA TAHUN *)

I. NAMA I.K. I.P.

1. Dalam nama IKIP terdapat kata2 „KEGURUAN,) dan „IL- MU PENDIDIKAN”. Memberikan gambaran tentang fungsi IKIP dalam pembangunan pendidikan dan pengadjaran di Indonesia. Mendengar kata'2 „Keguruan” dan „Ilmu pendidikan” fikiran orang tentu akan tertudju pada salah­satu aspek terpenting dan chas dalam pekerdjaan guru, jaitu „mengadjarkan sesuatu matapeladjaran”, dimana sangat menentukan problematik ten tan g : (a) leerplan (curriculum) dengan penetapan ,,leerstof”-nja (subject- matter) dan (b) leerwijze atau leermethodiek (method of teaching), tjara mengadjarkan mata peladjaran itu. Mengingat tudjuan IKIP untuk mendidik „bakal guru”, orang menjangka bahwa salah satu segi jang diutamakan dalam semua djurusan d i IKIP itu adalah bidang DIDAK­TIK dan METHODIK dalam matapeladjaran jang akan mendjadi bidang pekerdjaan tjalon Guru itu.Pada kebanjakan diktat2 jang dipalkai di IKIP, ternjata tidak tampak perbedaan antara diktat peladjaran „maha- siswa IKIP” dengan diktat peladjaran ,,mahasiswa Uni­versitas biasa” jang ada dikota itu. Dosennja kebetulan itu2 djuga, sedang bahan peladjaran jang diberikan* sama itu2 djuga. Malah pada sebagian dari skripsi- jang ditulis para tjalon sardjana IKIP, ternjata m ateri jang diuraikan itu sama sadja, samasekali tidak tampak kechususan dari fungsi IKIP sebagai institut KEGURUAN dan ILMU PEN­DIDIKAN.

2. ILMU PASTI.

Dimana letaik kemungkinan perbedaan antara bahan pe­ladjaran Ilmu Pasti di IKIP dengan misalnja bahan pe­ladjaran Ilmu Pasti di I.T.B. (Institut Teknologi Bandung) ? Baiklah kita gambarkan perbedaan itu dengan mengurai-

*) Tjeram ah 'B apak Oejeng Soewargana pada Dies Natalis IK IP D ja­karta tahun 1967 di Djakarta.—

47

Page 50: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

kan 2 (dua) usaha jang pernah dilakukan oleh UNESCO dibeberapa Negara Eropah sekitar tahun 1954. Para ahli pendidikan dan pengadjaran Ilmu Pasti di 8 Negara Ero­pah termasuk Negeri Belanda mengadakan penjelidikan ten tan g :

(a), de practische toepasbaarheid van het wiskundig on­derwijs in het maatschappelijk leven (kegunaan pe- peladjaran ilmu pasti dalam • kehidupan m asjarakat sehari-hari). Semua bidang perusahaani dan segala matjam segi dalam masjarakat dikirimi daftar perfca- njaan dengan matjam2 tjontoh soalan dari ilm u pasti. Para pengusaha : elektro-te'knik, motor-teknik, radio, bengkel2 mobil, speda, televisi, pendjahit, pem otong rambut, tukang sepatu, toko2 sampai kepada toko1’ rokok jang seketjiM-ketjtilnja, semua dim inta bantuan- nja untuk mengisi daftar pertanjaan itu.Hasil penjelidikan itu dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan* LEERPLAN (cur­riculum) untuk tiap tingkatan sekolah mengenai m ata peladjaran „ilmu pasti” . Apa jang harus diadjarkan, aan dengan tudjuan apa bahan peladjaran itu harus diberikan. Tentu sadja jang perlu harus diutam akan sedang jang tidak perlu dapat ditinggalkan. Misalnja : (1). Peladjaran STATISTIK diandjurkan untuk se­mua tingkatan sekolah, termasuk sekolah rendah. (II). Sebaliknja peladjaran „ilmu ukur melukis” (beschrij- vende meetkunde) ternjata disarankan supaja diha- puskan sadja.

(b). moeilijkheden in de onstwikkeling> van het w iskundig denkvermogen van het kind (kesukaran2 dalam p er­kembangan tjara berfikir ilmiah ilmu pasti pada anak- didik).Hasil penelitian menundjukkan bahwa diantara ke- sukaran-kesukaran jang perlu diperhatikan itu, mi­salnja : (i)_ kesukaran karena kurang tjepat berkem- bangnja „daja tjipta ruang” (ruimte voorstellings- vermogen) anak-didik, teristimewa dalam peladjar- j111 p lanm etri dan stereometri. D iandjurkan supaja erlebih dahulu memberikan sebanjak mungkin soalan

aengan gambar2 jang djelas, sebelumnja diberikan soalan- tanp<n ar „redactie-sommen” ). (2). ke­sukaran pada anak ketjil untuk berpindah dari ,,con­

Page 51: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

crete getallen” kepada „rekenkundige denkbaarhe- den”. Karena itulah timbul aliran supaja didaktik pe­ladjaran berhitung meninggalkan sistim „deductief logisch” dan pindah kesistim „inductief psycho- logsch”.

Hasil penjelidikan 'kemudian* diterbitkan dalam bentuk monografien, disebailkan kesemua sekolah jang berkepeu- tingan didjadikan landasan penentuan „curriculum” dan „method of teaching” baru. Buku2 jang diterbitkan di Ne­geri Belanda diantaranja : (1) „Over de Maatschappelijke Waarde van het Onderwijs in de Wiskunde” (2) „De Leer- stof van ons Wiskundeonderwijs, een Onderzoek naar Op- vatting en Gebruiken dienaangaande” (3) „Een Onderzoek naar de Overladong van het Programma voor de Wiskunde biji het Voorbereidend Hoger en Middelbaar Onderwijs”(4) ,,The Function of Mathematics in Modern Society and its Consequence for the Teaching of Mathematics (5) „Wat kan en moet he t Wiskundeonderwijs aan een niet wiskun- dige geven?” (6) „De Leerstof van ons Wiskundeonder­wijs” (7) ,,Kan het Wiskundeonderwijs tot de Opvoeding van het Denkvermogen bijdragen ?” (8) „The Develop­ment of the ideas of number and quantity according to Piaget” (9) „De ituimtevoorstelling bij het Kind volgens J. Piaget en B. Inhelder” (10) „The Teaching of Mathe­matics to Students between 16 and 21 years” .(11) „Psy- chologische-didactische problemen van het Wiskundeon- derwijs op de Middelbare Scholen” (12) ^Methods of Ini­tiation into Geometry”.Disamping itu organisasi ,,LIWENAGEL” (Leraren in Wis­kunde en Natuurwetenschappen aan Gymnacia en Lycea) di Nederland menerbitkan madjalah ,,EUCLIDES” (Tijd- schrift voor de Didactiek der Exacte Vakken), dimana di­tulis artikel2 tentang aliran2 pembaharuan dalam mata- peladjaran ilmu pasti.Dengan berobahnja landasan pemikiran dalam menentu­kan „curriculum” dan „method of teaching”, dapat difa­hami djika Negeri Belanda meninggalkan methode kolot seperti tjiptaan „P. Wijd&nes” , ,,Alders”, „Salthzer & Kitchi” „Baan & Bos”, f)Van Thijn & Kobus” dsb., jang............... dinegeri kita setelah diterdjemahkan kedalambahasa Indonesia sampai sekarang masih tetap „m eradjai” peladjaran Ilmu Pasti disemua SLP dan SLA. Di Neder­land methode kolot dari djaman sebelum perang dunia itu

49

Page 52: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

telah lama digeser oleh aliran „inductief psychologisch” de­ngan penetapan leerstof baru seperti jang dipelopori oleh „nj. Ehrenfels-Afanasjewa”, „Piet Vredenduin”, „H. Freu- denthal”, „L.N.H. Bunt”, dsb. Dalam waktu 5 tahun jang terachir methode2 baru itupun telah dianggap kolot dan mulai digeser oleh methode2 jang lebih baru lagi dengan sistim ..programming” malah ada jang mulai mempergu­nakan „teaching machines”.Di America ada beberapa gabungan Guru Ilmu Pasti, di­antaranja : „The National Council of Teachers of Mathe-. matics” dan ^Central Ass. of Science and Mathematics Teachers”. Penerbitannja jang terkenal diantaranja ma* djallah (a) „The Mathematic Teacher” (b) „The Arithma- tic Teacher” (c) „School Science and Mathematics” , dsb. dsb. Para Guru ilmu pasti dengan seksama mengikuti tiap2 pemikiran dalam bidang matapeladjaran ilmu pasti di Amerika maupun di-lain2 negeri.

Beberapa buku tentang perkembangan didaktik peladjaran berhitung dan ilmu pasti jang dipamerkan w aktu tjera- m a h :

1. Penerbitan ”International Bureau of Education” (Gt- neve) dan »UNESCO” (Paris)a. Introduction to Mathematics in Primary Schools.b. Teaching of Mathematics in Secondary Schools.

2. Penerbitan ”The National Council of Teachers o f Ma­thematics” (U.S.A.)

a. The Learning of Mathematics in Theory and P rac­tice

b. Multi-sensory Aids in the.Teaching of Mathematicsc. Insights Into Modern Mathematicsd. Instruction in Arithmetice. Arithmetic in General Educationf. The Growth of Mathematical Ideas.g. The Revolution in School Mathematicsh. Education in Mathematics for the Slow Learneri. Mathematics for the Academically Talented Stu­

dentj. Mathematic Tests available in the United States

Guide to the use and procurement of Teaching Aids for Mathematics

Page 53: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

1. The Elementary and Junior High School Mathema­tics Library

m. Curriculum Materials in High-Schools Mathematics n. The Secondary Mathematics Curriculum0.* Math Workshop for Children p. Mathematics Clubsq. How to study Mathematics r. Geometry Growing

3. Penerbitan terpenting di Negeri Belanda (Paedagogisch Inst. Rijksuniversiteit Utrecht dan Nutsseminarium voor Paedagogiek, Universiteit Amsterdam).

a. De Leerstof van ons Wiskunde Onderwijsb. The Development of the ideas of number and quan­

tity according to Piagetc. Een onderzoek naar de overlading van- het program-

ma voor de wiskunde bij het voorbereidend Hoger en Middelbaar Onderwijs

d. Geschiedenis van de Wiskunde als onderwerp voor het Gymnasium A.

e. De Ruimtevoorstelling bij het Kind volgens J. Piaget en B. Inhelder

f. The Teaching of Mathematics to Students between 16 and 21 years

g. The Function of Mathematics in Modern Society and its Consequence for the Teaching of Mathema­tics

h. Methods of Initiation into Geometry1. Wat kan en moet het Wislkundeonderwijs aan een

niet wiskundige geven ?j. Psychologische-didactische problemen van het Wis-

kundeonderwijs op de Middelbare School '■k. Over de Maatschappelijke waarde van het Onderwijs

in de Wiskunde1. De Leerstof van ons Wiskunde Onderwijs, een On-* derzoek naar Opvatting en Gebruiken dienaan-

gaandem. Kan het Wiskundeonderwijs tot de Opvoeding van

het Denkvermogen bijdragen ? n. Rekendidactieko. Het Aankweken van het Wiskundig Denken p. Rekenmethodiek en Moderne Psychologie q. The Psychology of Arithmetic (E.L. Thorndike).

51

Page 54: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

4. Beberapa Madjallah chusus untuk Guru2 Ilm u Pastia. ’’EUCLIDES”, Tijdschrift voor de Didactiek der

Exacte Vakken (Holland)b. ”The Mathematic Teacher” (The Nat. Counc. of

Teachers of Mathematics, U.S.A.)c. "The Arithmetic Teacher” (idem)d. ”School Science and Mathematics” (Central Ass. of

Science and Mathematics Teachers, U.S.A.)

PELADJARAN BIOLOGI. v

Sebagai tjontoh (kedua ddsini dikemukakan perkem bangan „leerplan” dan „leermethode” peladjaran biologi di Ne­geri Belanda. Dahulu didjaman pendjadjahan Belanda, se- kolah-sekolah menengah di Indonesia mendapat peladjar­an biologi dari bulku- karangan „Delsman & Holstvoogd” (Dierkunde) dan „Boudijn & Couperus” (Plantkunde). Dalam kedua methode itu hanja diuraikan 4 bidang Ilm u sadja, ja i tu : (a) anatomie, (b) physiologie, (c) morpholo- gie dan (d) systematiek.Dalam perkembangan ilmu biologi di Nederland sesudah perang dunia ke-II ternjata telah timbul bidang- lain jang dianggap lebih penting dan lebih bermanfaat untuk dia­djarkan disekolah, seperti: (e) OECOLOGIE en BIOGE­OGRAPHY, (f) DIERENPSYCHOLOGIE en ETHOLOGIE,(g) ERFELUKHEID en VARIABIL1TEITSLEER, (h) RES- TITUTIE & REGENERATIE, (i) EVOLUTIE.Apakah bidang- jang baru dtu benar2 'lebih berguna ? Baiklah kita memperhatikani pola dasar „Rentjana Pem ­bangunan Lima Tahun” dimana sebagai faktor- determ i- nan jang didjadikan sjarat mutlak untuk diperhitungkan dalam usaha untuik mentjapai tudjuan nasional, a d a la h :(1) faktor geografi, hidrografi dan topografi (2) faktor klimatologi (3) faktor flora dan fauna (4) faktor demo- grafi dan (5) faktor kemungkinan pengembangan. Seba­gai „modal dasar” diantaranja ditegagkan : (a-) Keduduk- an Geografis Indonesia sebagai satu rangkaian. Ekepulauan sepandjang garis chatulistiwa dengan iklim tropdka dan tjuatja musimnja jang memberikan kondisi alamiah jang sangat tinggi nilainja (b) Sumb'er2 Kekajaan Alam jang ber-limpah2 dddarat maupun dilaut, jang memberikan mungkinan luas bagi pembangunan peri-fcehidupan Bangsa disegala bidang.

Page 55: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Djika peladjaran biologi itu akan diselaraskan dengan landasan pemikiran> dalam menetapkan ,,Rentjana Pemba­ngunan Lima Tahun”, maka jang harus diutamakan itu djustru kelima bidang baru tersebut diatas, jaitu (e) oeco- logie & biogeografie (f) dierenpsyehologie & ethologie dan (g) erfelijkheids & variabiliteitsleer (h) restitutie & regenerate dan (i) evolutie Sebagai bahan pertimbangan disini dikemukakan beberapa tjontoh :

(1). Beberapa matjam ikan di Pantai Selatan Samudra In­donesia setjara intuitif pada waktu akan bertelor be- renang menudju ke-muara2 sungai dimana airnfa sa­ngat tenang (ethologie). Setelah telor itu menetas, ra'kjat disekitar muara sungai itu biasa beramai-ramai mengambil anak ikan atau „impun” itu untuk dima- kan. Kebiasaan rakjat itu sesungguhnja merusak ke­kajaan perikanan laut dipantai kita.

(2). Seringkali orang mendinamit atau menuak sungai dan rawa dengan karbid dengan maksud ag^r bisa mendapat ikan sebanjak-banjaknja. Dengan tja ra de­mikian jang mati itu bukan ikan jang besar2 sadja, akan tetapi hampir seluruh hajat (renik2) jang men­djadi makanan ikan (oecologie). Inilah salahsatu se­bab merosotnja hasil perikanan di Rawa Lakbok Djawa-Barat sampai hanja tiriggal 20% sadja dari hasid rata- tahun2 1940-1945.

(3 )..Para ahli perikanan dari Djepaflg dan Korea mene­tapkan tempat, waktu dan tjara penangkapan ikan/ udang dilautan Indonesia itu menurut hasil penelitian ,.ethologie”, penjelidikan djafennja perpindahan (de trek) dan tingkah-dalku ikan/udang itu, seperti per­nah dafiulu diseUdiki oleh dr. Bottemanne (De Zee- visserij-politiek in Nederlandsch Indie).

(4). KIRK (seorang ahli dari New Sealand) jang menga­dakan pertjobaan pemeidharaan kambing dan biri- biri di Lembang, bekerdja menurut ilmu „oecologie” . Beliau berusaha untuk mentjiptakan suatu „kompo- sisi alam jang paling ideal” untuik suatu „persekutuan hidup” (ievensgemeenschap) antara ,,hewan piaraan- nja, tanaman dan manusia”.

53

Page 56: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(5 ): Penangfeapan 'uJar santia ^ ukan didjaman p e n d u d i i a n T w ,3\ ? ka11 daaku-keseimbangan-aJam (balanrp nf t1® JBerusaik

(oecologiermbla'kan t to s janS " u ^ b i a i f f j e p a t S

(6) S / f SP ~ aann ^ " g e S T 4 ' « w s ) diward 'berdasarkan p e n ie liS ? ” f great leaP for-panfnSk r dJa itu’ mengaikiba1ikanethologie” dari bu- E karena d im ak oleh h S ke™ nduran hasil(oecalogi“ e,ldjadl m* a«an dari b ^ S e d j i ^

(7). Kesadaran untut

^K&S.—•1 •

t"» « is S k! i r “ ■ .s s a s *^ & CoUp“ raunsf » ..D elsm anl “ ?alam

s a i l : r *0l lF e? h P ^ a r a n ^ i ' S6ndiri di-T h iis^ ' VerJlaert” p 1^0gi ali*an barn i U sudal1 lama^^^tSp^SSSX

’ ”n - ^ Brussee”,

a s ? - S E M M j a m

.ToJa dan terdapat h- 1 LtJAR NE-harus mengpHi J^stru di no ’

S f t f c a s - * . ‘ 1 :

86 dan Colium-

Page 57: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Di Eropah, pendidikan/pengadjaran dan ilmu pengetahuan itu berkembang setahap-demi setahap setjara evolusionistis. Di Eropah orang tidak segera merasakan keperluan.nja untuk mendirikan institut sematjam IKIP di Indonesia. Biasanja m ereka mendirikan sebuah institut paedagogik jang didja- dikan bagian dari Universitas jang sudah ada. Di Negeri Belanda misalnja jang teiikenal:

(a) Nutsseminarium voor Paedagogiek aan de Universiteit in Amsterdam, dimana prof. Kohnstam menduduki tem ­pat jang sangat dihormati dan „Het Research Instituut voor de Toegepaste Psychologie aan de Universiteit van Amsterdam" dibawah pimpinan prof. A.D. de Groos.

(b) Paedagogisch Instituut aan de Rzjksuniversiieit te Utrecht dimana prof. dr. Langeveld term asuk pemim- pinnja jang berpengaruh.

III. ADAKAH INSTITUT2 INTERNASIONAL JANG ME- NGUMPULKAN DAN MENGOLAH BAHAN TENTANG CURRICULUM DAN METHODS OF TEACHING ?

(a). The International Bureau of Education, Quay de Wilson Geneve. Institut ini termasuk jang tertua dan terbesar diseluruh dunia, didirikan sesudah perang dunia ke-I dahulu. Pembangunannja dibantu oleh ,,Dana Presiden WILSON” dari USA. Dahulu merupakan saiahsatu ba­gian dari „The League of Nations” (Lembaga Bangsa2) jang pada waktu itu berkedudukan di Geneve pula. In­stitut tersebut sampai sekarang tiap tahun menjebarkan daftar pertanjaan 'kesemua negara jang mendjadi ang­gota PBB mengenai berbagai segi dari pendidikan dan pengadjaran. Bahan jang diterima, dianalisa dan diu­raikan dalam buku2 penerbitannja, jang sesudah perang dunia ke-II tu ru t dibiajai oleh UNESCO di Paris. In­stitut tersebut dua kali tiap tahun mengadakan pameran bahan peladjaran terdiri atas textbooks, alat3 peraga dan material untuk tests, jang dikumpulkan dari semua negara diseluruh dunia. Ada'kalanja institut tersebut mengadakan pameran setjara „vertikal”, memperlihat- kan textbooks dengan tudjuan untuk melukiskan p er­kembangan sesuatu matjam mata peladjaran disesu atu negara. Misalnja jang pernah dilaksanakan uperkem -

55

Page 58: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

bangan peladjaran sedjarah dan civics dinegara D jer­man (Barat m aupun T im ur)”.Pada kesempatan itu dipamerlkan textbooks dan alat peraga jang dipakai di D je rm an : (a), sebelum H itler berkuasa, (b). didjam an Hitler berkuasa dan (c). sesu­dah perang dunia ke-II berachir, sesudah D jerm an di- petjah mendjadi dua bagian jang „pro komunis” dan jang „anti-komunis".Sajang sekali sampai sekarang Indonesia masih kurang memperhatikan ,international Bureau of Education” i t u !

(b). UNESCO, Place de Fontenoy, Paris. Berlainan dengan „I.B.E.” di Geneve tersebut diatas, UNESCO di Paris lebih mengutamakan pengumpulan bahan dan pem- berian bantuan di-bidang2 jang lain, seperti „bantuan biaja”, „bantuan berupa barang”, mengenai ,,politilk

Bapak Oejeng Soewargana bersama dengan Bapak Doedi Soemawidjaja Atase Kebudajaan Rep Indonesia di W ashing­ton mengundjungi Konperensi IIE (Institute of In ternational

Education) di San Francisco.

Page 59: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

• pendidikan”, dalam bidang ,„rural community educa­tion”, ,,vocational education” dsb. Pengumpulan serta penjebaran bahan tentang 5,curriculum” dan „method of teaching” (kurang diperhatikannja. Adakalanja dalam bidang itu Unesco di Paris bekerdjasama dengan „I.B.E.” di Geneve, disamping publikasinja sendiri, ter- istimewa dalam bidang „pengadjaran bahasa”, „pendi- dikan rural community education”, ,,vocational educa­tion”, ,,science teaching education” dan ,,pengadjarani sedjarah dunia”.

(c). I.I.E. = the Institute of International Education, di New York. Meskipun institut ini term asuk jang termuda, alkan tetapi karena dana-nja jang tjukup besar, dalam tempo singkat dalam beberapa bidang sudah tampa'k usaha2nja jang tjukup berpengaruh. Dalam bidang „ curriculum” dan „methodology” institut tersebut ba­njak mempergunakan bahan jang telah terkum pul di Amerika ; misalnja dalam bidang peladjaran bahasa Inggris dari (a). The American Council of Learned So­cieties (b). The American Language Center (c) Center for Applied Linguistics (d) The Modern Language As­sociation (e) National Education Association (f) National Federation of Modern Language Teachers Assocation(g) National Association of Teachers of English, dsb. dsb.

I V . KENAPA IKIP HARUS MEMPERHATIKAN PERKEM­BANGAN DIDAKTIK PELADJARAN DINEGERI BE LANDA?

Indonesia dalam beberapa bidang pendidikan dan peladjar­an masih mendjadi „korban” dari tradisi warisan Belanda, padaihal di Negara Belanda sendiri didaktik itu sudah lama berobah disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengeta: huan dan sjarat2 jang paling achir. Baiklah disadari benar2 apa jang diumumkan oleh UNESCO bahwa lebih dari 80% dari buku2 iimu pengetahuan jang dewasa ini dipakai dise­luruh dunia adalah hasil penerbitan dalam 25 tahun jang terachir. Dan sadarilah bahwa djustru dalam 25 tahun jang

57

Page 60: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

terachir itulah — teristimewa didjaman Orla — Indonesia hampir terisolir samasekali dalam bidang pendidikan penga­djaran dan ilmu pengetahuan.

KESIMPULAN.

(1). IKIP adalah suatu institut ilmiah dalam bidang KEGU- RUAN dan ILMU PENDIDIKAN, m erupakan „sjarafc mutlak” bagi kemadjuan pendidikan/pengadjaran di Indonesia. Sejogyanja mendjadi pusat dimana segala se- suatu dapat diperkembangkan setjara ilmiah, direntja- nakan serta diselidiki setjara ilmiah pula.

(2). IKIP merupakan satu institut ilmiah jang harus meng- gembleng ,,VAKLERAREN” (guru2 mata peladjaran un­tuk sekolah landjutan !). Guru2 itu harus benar2 : (a) qualified sebagai AHLI (SARDJANA) dalam matapela- djaran jang akan diadjarkannja itu, berarti harus jnen- tjapai pengetahuan minimum jang tertentu sebagai sar- djana dalam mata peladjaran jang akan mendjadi tugas pekerdjaannja, dan. (b) qualified pula sebagai GURU, jang mempunjai tjukup keahlian dan kem am puhan/ke- trampilan dalam' mengadjarkan imatapeladjaran itu, di­samping tjukup pengetahuan tentang ilmu djiwa dan ilmu pendidikan.

(3). IKIP sangat penting sebagai satu lembaga research danlaboratorium ilmiah jang dapat mengumpulkan, mene-hti dan menganalisa ibahan pertimbangan untuk DitdjenPendidikan Dasar dalam menentukan : (a), bahan sertarentjana peladjaran untuik tiap2 mata peladjaran dalamtiapj tingkatan peladjaran, dan (b). didaktik serta m e-modtfc tiap* mata peladjaran untuk tiap2 tingkatan pe- iaa]aran.

(4)' d f iL n ntD ^nla^ tn!Iiemberifcan bahan Pertimbangannjadan memnplarlintf d^awab harus dapat menelitivasbaarhpir}) Ha ' f J^e9unaan (de practische toe-n m Z l n t L Z , Har b^ f n Pel^ ja ra n dalam pemba-anakdidik (lintmV fa "J kesukaran jang dihadapianak-didik (untuk fast maupun slow learners) dalammenanggapi mentjemakan dan memprafcteMcan/me® djaran" matapelad]aran ltu dalam tiap* tingkatan pela-

Page 61: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(5). IKIP harus dapat mengikuti perkembangan curriculum, didaktik serta methodik dari tiap- m atapeladjaran un­tuk tiap2 tingkatan peladjaran di-Iain2 negeri dengan djalan memperbandingkan keadaan di-lain2 negara itu, jang dapat diketahui dari publikasi2 : (a). International Bureau of Education, di Geneve (b). UNESCO di Paris(c). I.I.E. (Institute of International Education) di New York, U.S.A. *Dan ............... mengingat tradisi peninggalan Belandajang masih Ikuat terdapat dinegara kita, harus mempe- Jadjari djuga perkembangan di Negara Belanda, jang dapat diikuti dari publikasi: (d). Nutsseminarium voor Paedagogiek, Universiteit Amsterdam, dan (e). Paeda- gogisch Instituut, Rijksuniversiteit Utrecht.

(6). IKIP harus dapat terus-menerus membina perkembang­an keahlian serta ketrampilan Corps Guru dengan dja- ilan mengambil prakarsa untuk mendirikan „ORGANI- SASI SARDJANA DAN GURU MATAPELADJARAN”, jang bersifat „profesional” semata-maita misalnja :(a) OSGIP — Organisasi Sardjana dan Guru Ilmu Pasti ('kira3 seperti „The National Council- of Teachers of Mathematics” di USA, atau „LIWENAGEL” (Leraren in Wiskunde en Natuunvetenschappen aan Gymnacia en Lycea) di Negeri Belanda. .(b) OSGIA = Organisasi Sardjana dan Guru Ilmu Alam (c) OSGUBI = Organisasi Sardjana dan Guru Bahasa Indonesia (d) OSGIB — Or­ganisasi Sardjana dan Guru Ilmu Bumi, dsb. dsb.IKIP akan dapat terus-menerus memupuk perkembang­an keahlian dan ketrampilan Corps Guru itu dengan djalan menerbitkan „madjaHah pembina mata peladjar­an” (leer vak-tijdschriften). Untuk Corps Guru dalam mata peladjaran ilmu pasti, misalnja sematjam madjal- lah „THE MATHEMATIC TEACHER” di USA atau „EUCLIDES” di Negeri Belanda. Mengingat kepenting- an pembinaan keahlian dan ketrampilan para guru di Sefkolah Landjutam itu, dapat diiharapkan bahwa P.O.M. di-tiap2 sekolah landjutan akan bersedia untuk memba­jar abonnement madjallah2 ilmiah itu.Dan — teristimewa mengingat kedudukan IKIP di Dja­karta dan di Bandung jang terdekat pada Pusat Peme- rintahan, Pusat Lembaga2 Research dan Pusat Badan2

Page 62: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Perentjana Pemerintah, — sebaiknja IKIP D jakarta dan Bandung diperkembangkan sebagai „FEEDER”, sebagai sum ber ilham pembangunan serta penjegaran pendidik­an dan pengadjaran. IKIP D jakarta dan Bandung dapat menduduki posisi sebagai „INDUK” jang membina „GE- RAKAN PEMBANGUNAN/PENJEGARAN PENDIDIK­AN DAN PENGADJARAN DISELURUH INDONESIA". Dengan mempergunakan; media „ANGKASA” melalui RADIO dan TELEVISIE — dengan pusat pema-ntjarnja jang terkuat terdapat di Djakarta — IKIP D jakarta dan Bandung harus dapat memberikan tjontoh „modelles-

• sen” dalam segala matjam mata peladjaran untuk ber- matjam tingkat pendidikan jang dapat didjadikan bahan pembina dan inspirasi penjegaran. Semua usaha Dep. P & K dibidang „research” atau „penelitian un tuk pem- bangunan/penjegaran pendidikan dan pengadjaran”, jang dewasa ini masih bertjetjeran> berada di Ditdjen Dikdas (seperti misalnja „Teaching Aids Center” dan „Science Teaching Center” di Bandung) maupun di Dit­djen Perguruan Tinggi, sebaiknja dipusatkan sadja di IKIP-, dimana telah tersedia Mahaguru- jang benar2 achli dan research-workers berupa Mahasiswa IKIP. De­ngan djalan memusatkan semua aktivitas dalam bidang ,;lit-bang” di IKIP, Ikesimpang siuvan bisa dihindari, sedang biaja — jang sudah begitu sedikit — dapat di- perguna'kan se-efektif mungkin.

(1)' ^ , SringatfungsfIK IPsebagaiinstitutKEGURUAN danj • PENDIDIKAN, sebaiknja curriculum dari tiap2n i r l t f a? *?ari itu ^ susun bersama-sama dengan

Ditdjen Pendidikan Dasar, jang kelakIKIP it 13n — akan memPergunakan tenaga2 hasil„Ar-0 vu' ,. emikian pula matjam dan djumlah djurusan r ^ an a ^ p en e rn n a a n mahasiswa untuk tiap2 dju-

^ ^ P ^ a n 'bersama dengan Ditdjen ■i . ^ asar> djika dikehendaki effesiensi dan

efekUvitas ]ang semaksimum mungkin.

60

Page 63: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Apakah b e n a r ................................N I L A I P E N D I D I K A NS E M A K I N M E R O S O T ?

djanganlah menjalahkan ' para Guru jang mengadjar

lebih baikBEKALILAH MEREKA DENGAN ILMU PENGETAHUANJANG BERMUTU DAN M ODERN.............................................belikan untuk mereka : buku2 Seri PAEDAGOGiK

dikarang oleh Sardjana2 ternama.

1. Ilmu Djiwa2. Didaktik Umum3. Pengantar Paedagogik

4.5.

6.

7.

8. 9.

Ilmu Djiwa Anak Sekolah dan Masjara­katAliran3 Baru Dalam Pendidikan dan Pengadjaran Pendidikan Budi PekertiTaman Kanak-Kanak Didaktik dan Methodik Pendidikan Agama Is­lam di Sekolah Dasar.

Prof. A. Gazali M.A. dk. Dr. D.H. de Queljoe dk. Prof. R. Sugarda Purba- kawatja dkk.J. Wullur Psych. Drs. Prof. R. Sugarda Purba- kawatja dkk.

idem

idem

R.A.A. Surianata W. Poedjosoebroto dk.

61

Page 64: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Tiap usaha untuk

M E M P E R B A I K I P E N D I D I K A Nharus dim ulai dengan

M E N I N G K A T K A N K W A L I T A S G U R U

1 Untuk melengkapi bekal guru djangan dilupakan me- njediakan untuk memperdalam studie mereka buku2 S e r i :

PEMBINA PENDIDIKAN

Hasil Karja para Sardjana dan achli Pendidikan.Korn. Red : S. Nasution M.A. dkk.

1. Ulangan dan Kontrol2. Buku Harian seorang Guru3. Dalam Sekolah 14. Beberapa Sistim Pengadjaran

dan Pendidikan — Soewondo5. Kebun Sekolah6- Medja Pasir 7. Sandiwara Boneka

’ Modern531311 B8rUPa di ®ek0lah 9. Berpikir dan Berbuat

• Pengadjaran Modern Barat

Ekspresi dan Pendfdikan^ M'A'

12- ^ Kerdja D ,

13. Hukuman dan Gandjarani t n T ^en,gan Kelasnja15. Dalam Sekolah 216. Permainan l17- . „ 218. „ 3 '

19 Penga(fjaran8ndl2 BarU dlm‘ PembanSunan Pendidikan- dan Pendidikan Masjarakat 1

2» 3

Renungan ttg. Pendidikan Budi Pekerti.Fungsi Ekspresi dan Kemungkinannja di S.D.

20.

21.22.23.24.

62

Page 65: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

MEMBENA KEBUDAJAAN NASIONALSebagai sumber tenaga dan inspirasi dalam Nation and Character building, tanpa meng- ganggu budget Negara !

Sefingkali terdengar pertanjaan bagaimana sebaiknja kita harus membina kebudajaan kita jang selaras dengan Kepribadian Nasional kita ? Kita dapat memahami djika pertanjaan sematjam itu dikemukakan, apalagi djika kita ingat pada e k s e s p a d a ge- djala-gedjala kemerosotan kebudajaan disebabkan pengaruh ke­budajaan asirng jang tidak tjotjok dengan Kepribadian kita. Kita seringkali mensinjalir adanja gedjala pengaruh buruk dari gaja }}beatle” dengan musik „ngakngikngok”-nja atau dari tari-tarian „rock and roll” „a go go”, „shake”, „twist” dan achir2 ini dari tari-tarian nightclub dancers, terdiri atas dara2 genit berpakaian sangat minim (hampir telandjang) menjuguhkan gerakanr meng- giurkan jang benar2 merangsang sex para penonton.

Harus bagaimana sikap kita dan apa jang positif dapat kita lakukan dalam menghadapi tantangan pengaruh kebudajaan asing jang buruk itu ? Apakah jang dapat kita lakukan untuk memperkembangkan kebudajaan jang berkepribadian nasional sebagai sumber tenaga dan inspirasi dalam nation and character building kita ?

Semua merasa bahwa sekarang djaman- ORBA sudah tiba waktunja untuk setjara tegas menghadapi tantangan pengaruh buruk dari kebudajaan asing itu ! Sekarang sudah tiba waktu­nja untuk menggali 'kembali kekajaan kebudajaan nasional jang masih terpendam di-daerah2 dalam pangkuan Ibu P ertiw i! Se­karang sudah tiba waktunja untuk mentjari landasan baru guna memperkembangkan kebudajaan nasional kita, sehingga dapat tumbuh dengan subur, meluas dan merata disemua lapisan ma­sjarakat kita ! Dalam perdjoangan revolusi kita jang multi-com­plex kita sekali-kali tidak boleh melupakan revolusi dalam bi­dang kebudajaan nasional. Dengan perkataan lain, dalam bidang kebudajaan nasionalpun kita harus berani bertindafk dengan te­gas dan konseikwen memperkaja tradisi lama dan memperkem­bangkan kreasi baru setjara intensif dan sistematis.

A gar supaja kita dapat menemukan landasan-- baru dalam usaha kita untuk memperkembangkan kebudajaan kita jang ber-Kepribadian Nasional, baiklah kita sadari bahwa. dilihat dari segi pembangunan kebudajaan, .masjarakat itu dapat kita bagi da­lam 4 (empat) matjam kelompok. Keempat matjam golongan itu satu dengan jang lain saling membutuhkan-, bantu-membantu

63

Page 66: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dan isi-mengisi. Jang satu tidak* dapat hidup subur tanpa ban­tuan jang Iain, sehingga ke-empat matjam kelompok itu sung- guh-sungguh merupakan suatu „tjatur-tunggaT\

Keempat matjam golongan itu, ialah :1. Golongan professionals”,

Golongan „professionals” (atau „semi-professionals”) ada­lah abdi-seni atau karyawan-seni jang mempergunakan ke- mahirannja dalam bidang kesenian untuk djalan mentjari nafkah.

2. Golongan „amateurs”,jaitu penggemar seni jang aiktif turut serta mendjalankan salah satu bidang kesenian untuk „kesenangan” sebagai „hobby” untuk pengisi waktu senggang dan sebagai djalan pentjetusan desakan djiwa seni jang ada padanja.

3. Golongan spectators” atau „audience”,jaitu golongan para pendengar atau penonton jang sebagai ,.consumer” turut menikmati hasil seni itu.

4. Golongan „scholars” atau scientists”,jaitu para tjerdik tjendikiawan jang menjelidiki, mempela­djari, menganalisa dan menguraikani kesenian itu setjara il­miah.

fnn«^eeT Pat golon§an itu semuanja mempunjai kedudukan jangVm*e?ipuiljal ke§unaan dan faedah penting jang satu

Arlan- y U 'meml)utul1 n ; bantu-membantu dan isi-mengisi.eai iiJfc.f a011? 3* S°l°ngan itu merupakan satu keharusan, seba-

Olph ir ma-da*am Pem^angunan kebudajaan.HiiaHAnn ,i«!!rena itu ^eemPat golongan itu harus semuanja sama2irinamn"cam diPeliiiara- Keempat golongan itu harus se-sinia macing" ^iperkembangkan menurut kedudukan dan fung-daoat Derhftianepmpat-g0longan itu semuanja harus sama2 men- Per^atian Pemerintah dan Masjarakat.

1. GOLONGAN ,PROFESSIONALS”.

Untuk professionals” atau „beroeps-artisten” itu harus diu- sahakan kesempatan seluas-luasnja supaja mereka dapat mem- perdalam pengetahuannja dan menjempurnakan kemahirannja. Mereka harus mendapat bimbingan jang membangun. Kemudian ............ untuk mereka itu harus diusahakan kemungkinan se-banyak nja supaja mereka itu dapat mementaskan keahliannja.

Baiklah kita bertanja kepada diri sendiri setjara berterus- terang . „Apakah sudah tjukup banjak kita usahakan kesempat-

64

Page 67: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

an pementasan untuk para professionals itu ?”„Apakah kita sudah tjukup banjak mendorong pendirian orga- nisasi-organisasi Jmpresariat” atau „artist-managements” jang dapat menjelenggarakan pementasan8 untuk para bgroepsartis- ten kita itu ?” *

Dewasa ini sudah tampak aktivitas swasta dalam menjeleng­garakan pementasan kesenian. Sajang sekali pada umumnja baru dibidang musik berskala-nada Barat (chromatisch diatoniseh) sadja, dan teristimewa dibidang musik guitar-listrik bergaja „beatle” atau ,.combo” diselingi hidangan pelawak2.

Organisasi- artists-management swasta itu sampai sekarang belum banjak jang berani untuk menjelenggarakan pem entasan kesenian daerah. Mungkin karena setjara komersiil belum dapat dipertanggungdjawabkan. Karena tjukup perhatian, dapat di­fahami bilamana penjanji lagu2 Indonesia jang sudah tenar se­perti : Fenty Effendi, Titiek Puspa, Lilis Suryani, Tetty Kadi-, Diah Iskandar, Ernie Djohan dsb. dewasa ini sudah biasa men­dapat honorarium lebih dari sepuluh ribu rupiah !

Penghargaan sematjam itu sukar untuk diharapkan oleh p&- sinden karawitan, Djawa, Sunda maupun Bali. Para seniwati ke- senian daerah tidak banjak jang diberi kesempatan pementasan dinkota- besar seperti Surabaja, Semarang, Djakarta, Bandung, Medan dsb. Dari Pemerintahpun tidak tampak ada dorongan un­tuk menggerakkan pementasan kesenian daerah di-kota2 besar dengan tudjuan komersiil. Kalau ada tamu2 Negara atau pesta Kenegaraan, barulah pemerintah mengadakan pementasan kese­nian daerah, jang biasanja ............... sebagian besar dihidangkanoleth seniman/seniwati amatir. Para professionals* tetap tidak diketengahkan sehingga tetap , tidak mendapat kesempatan untuk memperkembangkan kem ahirannja!

Sekarang import film masih kurang, sedang masjarakat te­tap memerlukan hiburan. Keadaan itu sesungguhnja suatu ke­sempatan jang sangat baik untuk mulai berusaha menjelengga­rakan pementasan kesenian daerah setjara komersiil disemua ibukota Kabupaten/Kotapradja. Sebaiknja Pemerintah mengge­rakkan pendirian Jajasan Impressariat Kesenian Indonesia di- tiap3 Kabupaten/Kotapradja, jang dipimpin oleh tja tu r tunggal setempat, dengan tudjuan untuk mengadakan pementasan kese­nian daerah setjara komersiil paling sedikit tiap bulan satu kali.

Dahulu sudah mendjadi kebiasaan orang untuk menanggap wajang, tjlempungan, mengadakan tajuban, dll. kesenian daerah pada perajaan pernikahan, chitanan, gusaran atau lain2 selamat- an. Itulah kesempatan atau ,fpasaran” jang sangat baik untuk

65

Page 68: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

para seniman professionals. Dewasa ini pem entasan kesenian daerah pada perajaan2 kekeluargaan sematjam itu m akin lama makin berkurang. Kalau masih ada jang menghidangkan hiburan untuk para tamu, sampai ke-desa2nja orang mulai m eniru ke­biasaan dikota untuk mengundang main „band guitar-listrik ber- gaja beatle”, dimainjkan oleh peladjar Sekolah Menengah jang letaknja tidak djauh dari desa itu.

Sadarilah bahwa makin berkurangnja kesempatan bagi para professionals kesenian daerah untuk menjelenggarakan pem en­tasan, dapat mengakibatkan seretnja perkembangan kesenian da­erah ! Oleh karena itu, sudah sampai pada waktunja un tuk se- lekas mungkin ditjarikan „way out” dengan mengusahakan „marketing” baru untuk pementasan Kesenian Daerah itu.

Di Negara2 Sosialis sebagaimana kita ketahui, Pem erintah turut serta setjara intensif dan sistimatis dalam mengusahakan penjelenggaraan pementasan2 kesenian, sehingga para beroeps- artisten, dinegara sosialis itu mendapat tjukup kemungkinan un­tuk mempertundjukkan kemahirannja.

Baiklah diperhatikan bahwa seniman-seniwati luar negeri jang berkundjung ke Indonesia untuk mengadakan pertundjuk- an, tidak perduli apakah rombongan kesenian itu datang dari

™ Yug°slavia, Djepang atau Djerman ....................R a n n S ?2 ^ A ^ rdiri atas seniman/seniwati professionals.

? £ dengan susunan rombongan kesenian jang d*iumlahTpn>n kita 'keluar negeri. Berapa orangkahsemDatan ^ ni^ a,tl Professionals jang telah kita beri ke-tuk tiercri v 1 s 3 dalam rombongan kesenian Indonesia un- diumlah /neS®r i ? Bandingkanlah djumlah itu dengantungkan beramw/seniwati amatir ! Pernahkah kita memperhi-dikan dirinja s e b ^ ^ p e ^ i ? 9^ penari amatir daPat m enQah'

2. GOLONGAN ,.AMATEURS”

r fa ra ^ ^ te w r 'l^ ^ m 9 haik untuk m emupuk minat seni

P \ daja kreasi ™ *tia , adalah denganriPrtriiHiicn-n fnnn 4 an ke^ eniar!' sistimatis. Hanja dengan\ann teratnr tint h ensf. U s^ nm^ s> hanja dengan latihan!keahlian jang ^ <* ° B dapat m ent^ ai tara-f

Sebagai satu tradisi peninggalan kolonial Belanda di Indo­nesia ja m p a i sekarang orang suka menjelenggarakan „perlom~ baan sent untuk memilih „d]uara seni” seperti lazim diseleng-

66

Page 69: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

*

garakan oleh R.R.l. Memang tidak dapat disangkal} bahwa „con- cours” atau ,}perlombaan,} seni itu dapat m embangkitkan miriat seni. Akan tetapi sebaliknja sudah diketahui um um pula, bahwa „perlombaan seni” dengan ekses3nja jang buruk itu, tidak akan dapat mengisi kebutuhan para amatir untuk memperdalam pe- ngetahuannja dan untuk mempertinggi kemahirannja.

Memang orang di Eropah dan di Amerika sudah biasa me- ngadakan „songfestivals” atau „zangconcours”. Akan tetapi se- kali-kali tanpa pertimbangan2 paedagogis, tidak disertai mak- sud untuk mempertinggi nilai fcesenian para pengikutnja. Seba- gaimana kita ketahui, di-n&gara2 itu „songfestivals” atau „zang- concours” diorganisir oleh persatuan pengusaha plat2 gramo- foon, didjadikan suatu kampanje reklame raksasa jang dibiajad bersama-sama untuk meningkatkan hasil pendjualan records-nja. Dapat difahami, djika penentuan „kampiun” diatur terlebih da­hulu, bergantian diantara djago- jang dikemukakan oleh para pengusaha plat gramophon, jang membiaj-ai concours itu. Hal demikian misalnja terdjadi tiap2 tahun di Cannes untuk memi­lih „the best voice of Europe”, pada „Grand Gala de Bisque” di Scheveningen Negeri Belanda, di Knokke Negeri Belgia atau di Berlin D jerm an-Barat!

Rentjana peladjaran (curriculum) seni-karawitan maupun senMari daerah jang sistimatis dapat difikirkan oleh para ahli dari Konservatori Karawitan dan Akademi Seni-tari. Sebaiknja disusun dalam beberapa tingkatan, misalnja dalam 4 (empat) tahap. Tingkat pertama bisa disebut taman „Indria” untuk anak2 dibawah umur 12 tahun. Jang lulus mendapat idjazah dan tanda penghargaan pita hidjau, disampaikan oleh Bapak Tjamat. Ting­kat kedua atau taman „Purwa” untuk anak2 antara umur 12 — 16 tahun dan untuk para lulusan taman Indria. Idjazah dan peng­hargaan berupa pita biru dibagikan oleh Bapak Bupati/Walikota. Tingkat ketiga diberi nama taman „Madya”. Tanda lulus berupa pita merah dapat disampaikan oleh Bapak Gubernur. Tingkat ke- empat atau taman „Wusana”, untuk sementara dapat dianggap tingkat tertinggi, untuk para amatir lulusan taman Madya. Me­reka harus dapat memperlihatkan hasil kreasinja sendin. Jang memenuhi sjarat diberi anugerah pita kuning, disampaikan oleh Bapak Dirdjen Kebudajaan atau Bapak Menteri P & K.

Untuk membantu pendidikan* seni karawitan m aupun sem- tari di-daerah2 dapat dikerahkan' tenaga tamatan Konservatori Karawitan di Bandung, Solo dan Denpasar.

Idea untuk mengadakan pendidikan kesenian jang berting- kat-tingkat menurut rentjana peladjaran jang sistimatis sesung­guhnja bukan soal baru. Dinegara kita sudah biasa dilakukan

67

Page 70: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dikalangan ............... para paguron kesenian Barat oleh sekolah2piano, viool, tari ballet dan lain3 bidang kesenian Barat.

Harap djangan dilupa'kan bahwa untuk para am atirpun ha ­rus diusahakan kesempatan sebanjalk-banjaknja dan seluas-luas- nja (dalam arti djangan berpusat di-kota2 besar sad ja !) supaja para penggemar seni itu dapat m em pertundjukkan kepandaian- nja. Tiap kesempatan untuk mengadakan pementasan (tidak per­lu dalam bentuk perlombaan !) ............... pasti akan m em berlkandorongan untuk berlatih lebih giat dan lebih seksama lagi su­paja dapat mentjapai prestasi seni jang lebih bernilai dan lebih sempurna. Baiklah selalu disadari bahwa teristimewa dalam bi­dang seni-tari daerah, Djawa, Sunda maupun Bali, kesem patan untuk mengadakan pementasan itu merupakan satu „conditio sine qua non” , satu sjarat mutlak jang HARUS dipenuhi.

Berlainan dengan bidang seni-tari Eropah atau Amerika, jang mempunjai beraneka-ragam tari pergaulan, („gezelschaps- dansen” atau „doe-dansen”) seperti wals; foxtrot, quickstep,mambo, chachacha, twist, dsb.................. bidang seni-tari Sunda,Djawa atau Bali sebagian besar terdiri atas „SHOW DANCES” atau „expressie-dansen” .

Itulah sebabnja para penari amatir kita tidak mungkin akan dapat memperkembangkan keseniannja, djika m ereka tidak di-

en kesempatan untuk mementaskan kepandaiannja. Dapat di- ianami bilamana para penari amatir itu, — setelah beladjar me- nan beberapa waktu — ingin sekali memperlihatkan hasil latih-annja. Dan ............... untuk menarikan „tari kupu2” atau „tarig^nbjong”, „tari temulilingan” atau „tari gatotkatja”, para sis- tai pubii^ 1 memerlu^ an kesempatan pementasan jang diser-

irr*iah'af lp-a -*emPat pementasan dan tanpa publik, para siswa se- akan dapat menarikan tarian jang dipela-

2 J , ; «ungguh berlainan sekali sifatnja dengan „gezelschaps- nr,* Rn *n*eri?asional model wals, samba, mambo, twist, rock

ro dsb. jang dapat ditarikan kapan sadja dan dimana sa- aja, meskipun hanja berdua orang bersama partner, tanpa publik jang menonton. *

Untuk pementasan para amatir, publik itu tidak perlu ter* d in atas penonton jang membajar. Tempat pementasannja tidak perlu didalam gedung theater. Dipertundjukkan pada pesta se- kolanpun dapat, pada perajaan ulangtahun atau pesta pernikah-anpun djadi, asal ............... ada publik jang menonton.

Lebih baik lagi djika pementasan para amatir itu dapat di- selenggarakan setjara teratur dengan djarak waktu jang terten-

68

Page 71: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

tu — misalnja tiap bulan sat.u kali — di Pendopo Kabupaten dan di Pendopo Kewedanaan atau Ketjamatan. M enurut tradisi pen­dopo itu oleh masjarakat masih tetap dianggap sebagai pusat aktivitas dan sumber ilham pembangunan Kebudajaan Daerah.

3. GOLONGAN ^SPECTATORS” ATAU „AUDIENCE”Golongan „penonton” atau „pendengar” ini adalah golong-

an jang tidak aktif melakukan salahsatu bidang kesenian. Dir mana-mana golongan penonton itu merupakan golongan jang ter- besar djumlahnja dimasjarakat. Di Indonesia m ungkin djauh melebihi 95% dari djumlah penduduk. Penonton itu djangan di­anggap tidak mempunjai fungsi dan faedah. Sebagai,.consumers” mereka itu merupakan pembiaja pertuTidjukan2 kesenian. Seba­gai „penonton” mereka itu „pembeli kartjis” untuk menutup ongkos2 pementasan termasuk honorarium para artis.

Itulah sebabnja golongan penontonpun kita harus ladeni, kita harus perhatikan, kita harus perkembangkan demi kepen- tmgan kemadjuan kesenian nasional kita ! Kita harus mengada- kan usaha- untuk memberikan penerangan setjara ilmiah popu- ler tentang kesenian. Kita harus „mendidik” para consumers itu sehingga mereka itu dapat menangkap dan dapat memahami unsur- 'keindahan dalam pementasan kesenian jang sedang di- tonton itu. Para penonton itu dengan bekal pengertian dan pe­ngetahuan jang kita berikan kepadanja, harus dapat meresap- kan dan harus dapat menikmati keindahan kebudajaan nasional kita sebagaimana mestinja. Dalam bahasa Belanda ada pepatah : ?,onbekend maakt onbemind” atau „karena tidak dikenal tidak disajang” . Karena tidak memahami, karena tidak dapat menangkap unsur keindahan dalam 'kebudajaan nasional itu. maka pementasan itu tidak dinikmatinja, sehingga karena itu ................... ia tidak dapat menghargainja. .

Itulah sebabnja dimana-mana diseluruh dunia, di Rusia, di Amerika, di Eropah, di Philipina maupun di Djepang, orang ra- djin sekali mengadakan pertundjukan2 disertai pendjelasan, jang dalam bahasa Inggris disebut „cultural appreciation education atau „pendidikan apresiasi kebudajaan

Di Negara Belanda misalnja tiap minggu melaiui TV mau- pun RADIO diadakan siaran^ jang maksudnja untuk memberikan penerangan pendidikan dan pengadjaran supaja para pendengar dan penonton dapat menambah pengertian dan pengetahuannja tentang matjam2 bidang kesenian. Di Djepang „cultural appre­ciation education” itu sangat dipentingkan oleh Pemerintah, di­djadikan salahsatu usaha untuk terus memupuk perkembangan

69

Page 72: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

kebudajaan nasional Djepang sebagai sjarat mutlak dalam nation dan character building bangsa Djepang.

Baiklah kita berdialog lagi dalam hati sanubari kita setjara berterusterang : ,}Apakah sudah tjukup kita mengadakan c u l ­tural appreciation performances” dinegara kita disertai pendje- lasan ilmiah populer jang menarik untuk menambah pengertian rakjat kita tentang kebudajaan nasional kita ?” „Beranikah kita menjadari betapa dangkal pengetahuan kita dalam beberapa bi­dang dari kebudajaan nasional kita ?”•

Terus terang dapatkah kita menangkap perbedaan antara skala nada „pelog” dan „salendro”, atau antara patet „barang” , „:lima” , ,,nem”, „manjuro” atau „sanga” bilamana kita mende- ngarkan tabuhan orkes gamelan ?” „Dapatkah kita memahami isi sasmita dan siloka dari tiap2 gerak dalam tari-tarian nasional kita, misalnja tari-tarian Sunda, Djawa atau Bali ?”

Dengan sendirinja kekurangan penerangan, kepitjikan pe­ngertian dan kedangkalan pengetahuan dapat memmbulkan sua-

,/wansmaa'k” satu „bad taste” satu „selera jang buruk” , ka- *i v’> dapat membedakan mana jang ,,-baik” dan mana jang

„ajeieK , mana jang memenuhi sjarat2 dan norm a2 keutam aanbad'tastp” 1ti?i ^ ^ ................ ^ ala ^ a n s m a a k ” atau

xtiundnr- jang kemudian mendjadi salahsatu unsur ke-~ U ' ,ac antaran dekadensi dalam kebudajaan !

m a n rp ^ hkn^a ? en3eleri99arcuin „cultural appreciation perfor- davn/ry, intensif dan sistimatis, dapat memperluas pan-dajatdT} memPerdalam pengetahuan, dapat m empertadjam selera 1 ^ ’ dapat memperhalus perasaan, dapat memperindahhargaan k i t ^ n n J l X ^ ^ ............... dapat m em Pertin99i peng-Dan kebudajaan nasional kita,danffdcphiiHaV^«'i-s^m^ mengingat tudjuan revolusi dalam bi-dikpandai TnHn !mI>ullah Pertanjaan : „Djika bukan para tjer-fean cultural ,fesia’ .siaPakah jang akan dapat menjelenggara-sional itu ’ K’a i P ^ ^ 1'1011 education” tentang kebudajaan Na-akan danaf ? kan orai^g Indonesia sendiri siapakah jang 'itu mendiadi —, mas.jarakat Indonesia sehingga m erekam enshariai Kekudajaan”, dapat memahami dan dapatmenghargai kebudajaan Nasional sebagaimana m estinja !

kat baiklahnJ ^ l>*t'*ar?,kian SOal Peml)inaai1' kesenangan masjara- dari t h l l !■ g3l Pada djaman jan§ lamPau, 50 tahun bangsa kita m 1,f waktu BeIanda mulai berusaha supaja m^ndfriiSn m^njukai tontonan film. Pada waktu itu Belanda mendirikan gedung- pertundjukan untuk rakjat, jang disebut,,feestterrein , dimana disediakan matjam- tontonan- kesenangan

70

Page 73: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

rakjat djelata, seperti „ketoprak” „wajang wong” „ludruk”„ogel” „reog” „debus” „stambul” dsb. dsb.................. disampingpertundjukan film, jang pada waktu itu belum disukai m asjara­kat Indonesia. Lambat-laun selera rakjat djelata bergeser, se­hingga digedung feestterrein kepunjaan Belanda itu hanja ting- gal pertundjukan filmnja sadja.

Nah ............... seperti dahulu Belanda m enjeret m asjarakatkita supaja menjukai film luar negeri, sebaliknja kita sekarang harus berusaha untuk mengembalikan kesenangan dan penghar­gaan masjarakat kita kepada bidang kebudajaan nasional asli, jang tentu sadja harus diperbaiki, harus diperindah, harus di- perhalus, harus disesuaikan dengan tuntutan dj-aman.

Kenapa kita tidak mempergunakan gedung2 bioskop bekas kepunjaan Belanda itu untuk mengembalikan selera rakjat In­donesia ?

4. GOLONGAN „SCHOLARS” atau SC IE N T IST S”.

„Scholars” atau ^scientists’* dalam segala bidang keilmuan sangat diperlukan, demikian pula dalam bidang kesenian. Kita membutuhkan ahli3 jang menjelidiki, mempeladjari, menganalisa dan menerangkan segala segi dalam kebudajaan nasional kita setjara ilmiah jang mendalam dan bemilai.

Bagaimanakah keadaan penjelidikan, dan penulisan bukus ten­tang ilmu seni-karawitan di Indonesia dewasa ini ? Dibandzng- kan dengan keadaan di Djawa-Tengah hasil karya orang dibi- dang ilmu seni karawitan di Djawa-Barat sesungguhnja masitikurang memuaskan. . .

Sesudah merdeka di Djawa-Tengah' sudah ditulis dan diter­bitkan orang kurang lebih 40 matjam buku ten tang ilm u senv karawitan oleh iberpuluh ahli ilmu karawitan- sep e rti. p Chr. Hardjosoebroto, Fr. Atmodarsono, Ki Atmotjendono, San> sudjin Probohardjono, Ki Wedono Larasumbogo, Ki e 3 soemarto, Hardjowirogo, Hadisoekatno, Ki Prawirodihardjo, Ki Hadjar Dewantoro St. Poedjo Siswojo dsb. dsb.

Di Djawa Barat sampai sekarang baru dltert?tkari,sat^ ^ ilmu'karawitan karangan'Bapa Machjar Kusumahdmata, d g t i te l : „Pangawikan Rinengga Swara” dan beberapa buku kum- pulan lagu2 Sunda jang dihimpun oleh Mang Koko, Barmaradan Patah Nataprawira. „

Djika kita harus mengemukakan* buku- atau karangan*' ten­tang ilmu karawitan untuk pendidikan akademis, maka dewasa ini jang patut dipakai sebagai reference di Universitas sebagianbesar adalah hasil karya sardjana asing, seperti tulisan prof. dr.

71

Page 74: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Jaap Kunst, prof. dr. Mantle Hood, dr. Colleen Me. Phee, prof. dr. Jam es Brandon, prof. dr. Mellema, prof. dr. B ernert Kempers, p*of. dr. Malm, prof. dr. Robert Brown, drs. E rnst Heins, Max Harrel, Ruby Ornstein, Nancy Swedden, dsb. Hal itu sengadja disini ditjeriterakan, dengan kejakinan bahwa tidak lam a lagi akan keluarlah disertasi tentang ilmu karaw itan jang disusun oleh sardjana Indonesia.

Satu keuntungan bagi 'kita bahwa dewasa ini sudah ada 6 universitas asing diluar negeri jang mempunjai djurusan karawit-

J nciones*a> 3aitu satu di Amsterdam, jang dahulu dipimpin oleh Prof. Dr. Jaap Kunst, sekarang dilandjutkan oleh Prof. Dr. Bernert Kempers jang telah menghasilkan beberapa orang ahli, d ian taranja: Bernard Ijzerdraadt, Drs. Ernst Heins, Drs. Rene Wassin’k, Dr. Ger van Wengen, Drs. Hurwitz, Bernhard Broere, dll. Satu di UCLA Los Angeles jang dipimpin oleh Prof. Dr. Mantle Hood. Satu di Michigan State University New Lancing dipimpin oleh Prof. Dr. James Brandon (jang tahun 1969 ini pin- dah ke Hawaii University) satu di Michigan University Ann Arbor dipimpin oleh Prof. Dr. Malm, satu di Westleyan Univer- si y dipimpin oleh Prof. Dr. Robert Brown, dan satu di Queens itfi New York dipimpin oleh Ruby Ornstein. Disamping ™ JedanS dlPerslaI&an di Sidney University oleh Prof. Dr. Do- aia Peart, dan di Hawaii University oleh Dr. Barbara Smith

<^ngan bantuan Prof. Dr. Mantle Hood.

ADAKAH GEDJALA2 DEKADENSI ?

Perkat2fccm uraian tadi, mungkin ada jang her- laiuan d™ \ !?lf? merasa chawatir ?” „Adakah tanda2 ke- janq bisa •mp<n ^1% ^e?cadens „AdaUah tanda3 kem unduranrapabidang k ^ e n i T i a e r a h r ’ ^ lm ia 'pnja bebe-

keaembiranr) -?nga™ seksaJna> mungkin disamping rasarasa kpebmnnii an tombulnja kreasi baru akan timbul pula

-p.-, . , ran, rasa takut melihat tanda- kemunduran.karawitanaSnnHtnih kal aYltanJ SUnda misalnJa’ kita lihat bahwa d S i t ^ ^erskala-nada .nPelog’’ (di Djawa Barat lazimdiawar” ! itu f gamelan” atau adakalanja disebut „pelog

n S ’ a n i ! T a m kurang di£araP orang. Gamelan „peiog di Djawa-Barat ini makm lama makin menghilang ter-

D tw a T Pdn t l ltarn Tr \ b°tn' terUtama di-daerah2 5^ Djawa-Tengah. Djika kita memperhatikan tanda2 kem unduran

72

Page 75: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dalam bidang karawitan berskala-nada „pelog” itu. pantaslah timbul kechawatiran ketakutan kalau2 bidang karawitan berskala- nada pelog itu achirnja akan mati akan lenjap dari daerah Dja- wa-Barat. Sebaliknja di Djawa-Tengah dan Djawa-Timur seni karawitan berskala-nada pelog itu masih terus subur hidupnja memberikan kemungkinan perkembangan jang membes^rkan hati. Ketidaksukaan orang Sunda dewasa ini akan skala-nada pelog „gamelan” dapat • dilihat pada perangkat gamelan jang umumnja dimiliki orang Sunda.

Hampir tidak ada orang Sunda jang m empunjai perangkat gamelan jang komplit, terdiri atas 2 perangkat „pelog” dan „slendro” jang tumbuk suaranja. Djika dikota Bandung umpa- manja ada orang jang mempunjai gamelan komplit seperti itu, pasti orang itu bukan orang asli dari Djawa-Barat.

Di Bali musik gamelan berskala-nada pelog itu sampai se­karang tetap memegang peranan jang sangat penting. Ham pir semua tarian Bali dipirig tabuhan gamelan pelog, jang tern ja ta ............... dapat pula dinikmati oleh orang Djawa-Barat!

Kemunduran di Djawa-Barat itu bukan sadja terlifiat pada bidang gamelan „pelog-gamelan” sadja, dalam bidang gamelan ,,raras degung-pun” tidak tampak kemadjuan djika dibauding- kan> dengan keadaan tahun tigapuluhan djaman Bapak Idi dan Bapak Ojo masih memimpin Gamelan Degung Bupati Bandung.

Dalam bidang gamelan slendro di Djawa Barat tam pak pula tanda2 dekadensi, diantaranja dalam mempergunakan waditra (muziek-instrument). Dewasa ini di Djawa Barat sedang berkem- bang mode „ k e t u k t i l u ”.

Dari seluruh perangkat gamelan jang dipakai hanja ,.ken­dang” dan „rebab” sadja, disertai dengan pukulan ritm a atau „kemprangan” swara bonang jang dipukul seperti ketuk tilu, jaitu hanja tiga bilah bonang dengan interval (djarak-nada) „kwart” atau „adumanis” dan ,,'kwint” atau „kempjung” . Wa- ditra-waditra jang lain seperti gambang, saron, kenong, gender, selentem, dsb. dibiarkan, sama-sekali tidak dipergunakan.

Kebiasaan orang Sunda jang hanja menondjolkan „iepak kendang” dan „kesetan rebab” sadja, tampak pada pengiriman rombongan-rombongan kesenian keluar-negeri. Rombongan pe- nabuh gamelan Djawa atau Bali selalu merupakan satu team jang komplit terdiri minimal atas 12 a 14 orang najaga atau lebih, sedang dari Djawa-Barat dianggap tjukup dengan pengi­riman, 2 (dua) orang sadja jaitu „tukang kendang” dan „tukang rehab”. Panajagan jang lain dianggap dapat dipindjam dari rom ­bongan penabuh gamelan Djawa.

73

Page 76: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Penggunaan m atjam 2 „patet” di Djawa-Barat ini m asih ku­rang mendapat perhatian. Sebaliknja orang di Djawa Barat, lebih berani d a la m ................ mempergunakan skala-nada jang sesung­guhnja keluar dari re l skala-nada „pelog” maupun „slendro” , seperti misalnja dalam lagu2 S u n d a : „Manuk Dadali” , „Mo- djang Priangan” („black eyes”), „Rudjaik Uleg” („kopi susu”), dsb. Pantas djika dalam pementasan lagu2 sematjam itu w aditra2 (instrument2) gamelan itu tidak dipukul, karena memang tidak tjotjok swaranja, sehingga jang tinggal itu hanja „tepak: kendang” dan „kesetan rebab” sadja jang mengiringi suara pesinden di- tambah pukulan ritma (kemprangan) model „ketuk tilu” .

Dalam bidang Seni Tari-pun di Djawa-Barat itu tam pak ke- lajuan jang henar- mengchawatiirkan, misalnja dalam blidang Seni Tari Laki-laki.

Dahulu di Djaman Kolonial Belanda boleh dikatakan semua Lurah, Mantri Pulisi, Tjamat, Wedana, Mantri Kabupaten, Patih sampai kepada Bupati di Pasundan semuanja pandai m enari dji- *alau ada tajuban. Banjak Mantri Pulisi, Tjamat atau W edana pada hari Minggu atau hari Libur pergi ke kota besar, a tau spe- wtp^ T?TTOT^^kan ^ uru Tar untuk beladjar menari. Bapak Lurahaai r Rantjaekek terkenal kemana-mana seba­gai Guru „IBING KEURSEUS” »& Di kalan^afl fiO rm g Pasar" di Bandung terkenal keachlian mamr^iK S11 ’ AnanS Tajib, sampai ike Babah Tjilik-pun tern ja ta Di * ? kali mendjadi Djuara Jaarbeurs di Bandung,m a m l n ™ Landjutan Normaalschool, Kweekschool HKSiang sangu intens^ ^ SUnda diberikan dengan tjara

m at,BatfuBupatikdi Par “ F * ? Masih ^dakah Lurah, Tja- kah dikalanpan n Pasundan jang pandai m enari tajub ? Ada-kalangan Budavawan11! T K juDg dapat Ibing Keurseus ? Di Sunda untuk Laki iav v tlmbul feetakutan, bahwa Seni Tari „Bekas Murid A l m a r i ^ M mandek hanJa sampai ke „Generasi” sekarang sdr - J A J A T ^ n r ™ Sumant ri ” sadja ! Sampai SANUDDIN M a k -tI t J ? UN’ ONIH MARTASUTA, DIDA HA- berhasil unt ’J ? N0CH ATMADIBRATA, dsb, belum daiannia bisa d iana*^ng an P?urid Laki-lakinja sehingga kepan- diri denean npnohaf ^ adJar dengan keachlian m ereka sen- ka ' *£pat me andjutkan karya mere-keadaan di Djawa-Tengah ? T eni * T ^ L k H a k f "d l s a n a ^ s i hd a T DS t hr kan k?dudukan^ Beberapa & a T a ^ Ton D h ^ n J n gM \ SeperQU BrlSdjen Wing Wirjawan, M ajdjen

n Dharsono, Majdjen Soeryosoerarso, Letdjen Djati'kusumo,

74

Page 77: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dsb. ternjata masih mampuh untuk mementaskan tje rite ra „Pal- guna-Palgunadi” „Mustakaweni” dsb. Sampai mana kemampuhan Djendral2 dari Djawa-Barat dalam bidang seni tari >

Sesungguhnja masih banjak — malah terlalu banjak — ge- djala-gedjala jang mungkin dapat dianggap sebagai tanda2 de- kadensi jang dapat dikemukakan disini. Akan tetapi sekedar un­tuk memberikan kesan apa sebabnja timbul kechawatiran, kami rasa keterangan ini sudah tjukup djelas.

Djalan atau usaha apa jang dapat kita lakukan untuk meng- hadapi tantangan dekadensi itu telah diuraikan terlebih dahulu. Atau setjara lebih positif lagi, usaha2 untuk membangun Kebu­dajaan jang ber-Kepribadian Nasional sebagai sumber tenaga dan sumber inspirasi dalam „nation and character building” sudah didjelaskan dengan pandjang lebar. Sekarang tinggal kita me- mikirkan- tjara penjelenggaraannja sadja.

75

Page 78: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

KARSA DAN KARYA OEJENG SOEWARGANADALAM BIDANG PENDIDIKAN, PENGADJARAN DAN

KEBUDAJAAN.

MENTJIPTAKAN METODE PELADJARAN MEMBATJA „KUPAS-RANGKAI SUKU-KATA”.

1.1. Dalam tahun 1949 dalam Kongres Pendidikan Antar Indonesia jang diselenggarakan oleh Pem erintah Re­publik Indonesia di Jogjakarta, Oejeng Soewargana untuk pertama kali memperkenalkan satu sistim baru dalam bidang peladjaran permulaan membatja, se­buah metode dengan sistim „kupas-rangkai suku-kata” jang dalam bahasa Inggris lazim disebut ’’the syllabic method”. Metode baru jang diintrodusir oleh Oejeng Soewargana itu menjimpang dari semua metode2 tra- disionil jang terdapat di Indonesia didjaman pendja- djahan Belanda dahulu. seperti diantaranja :(a), metode abdjad atau ”the alphabetic method” .(b). metode mengedjah atau ’’the phonic method”.(c). metode kata-lembaga atau ”the key-words me­

thod”, dan jang terachir.(d). methode global atau ” the sentence or the global

method”.

1-2 . Oejeng Soewargana menulis sebuali brosur mengurai- an perkembangan didaktik peladjaran permulaan

jnembatja di Indonesia dibandingkan dengan perkem- *?an peladjaran permulaan membatja di

^ g ^ Seluruh dunia- Brosur tsb. diberi dju- T iM m TJARA BERFIKIR SEPERTI BE-MEMBATJA” ........... DA1-AM MENJUSUN METODE.

Kemudian brosur tadi diterdjemahkan kedalam baha­sa Inggris dengan d ju d u l: ’’THE DEVELOPMENT OF THE TEACHING OF READING IN INDONESIA” dipergunakan dalam tjeram ah2nja di luar negeri di­antaranja dalam Seminar Pendidikan jang diadakan oleh ’’International Bureau of Education” di Geneve oleh UNESCO di Paris, oleh ’’International Institute of Education” di New York, dan di Negeri Belanda jang diadakan oleh ’’Seminarium voor Paedagogisch Onderzoek” dari Universitas Amsterdam.

Page 79: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

1.3. Metode peladjaran permulaan membatja berdasarkan sistim kupas-rangkai suku-kata jang dipelopori oleh Oejeng Soewargana, ternjata mendjadi metode jang dewasa ini paling banjak dipakai diseluruh kepulauan Indonesia, dan sistim ’’syllabic method” itu sekarang ditiru oleh semua penjusun metode peladjaran per­mulaan membatja di Indonesia.Metode sistim kupas-rangkai suku-kata jang disusun Oejeng Soewargana, diantaranja :(a), metode „RESEP MATJA” dalam bahasa Sunda(b). metode „SENENG MATJA” dalam bahasa Djawa(c). metode „GEMBIRA MEMBATJA” dalam bahasa

Indonesia(d). metode „INA SO TONO” dalam bahasa Madura

(karangan Djojonegoro).

Dan chusus untuk keperluan Pemberantasan Buta H u ru f:(e). metode „DIADJAR MATJA DJEUNG NULIS”

(basa Sunda)

77

Page 80: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(f). metode „SINAU MATJA LAN NULIS” (bahasa Djawa)

(g). metode „BELADJAR MEMBATJA DAN MENU­LIS” (bahasa Indonesia)

(h). metode „LANTj Xr MATJA” (basa Sunda).

2. MENTJIPTAKAN SISTIM ’’RURAL COMMUNITY EDU­CATION” JANG DIBERI NAMA „INDERA TERBUKA”

2.1. Dalam tahun 1953 — atas usaha sendiri — Oejeng Soewargana mendapat fellowship dari Unesco untuk mengikuti summer-course jang diadakan di Denmark oleh Unesco tentang ’’rural community education”.

2.2. Atas usaha sendiri, dalam tahun 1954 Oejeng SoewaV- gana mendapat fellowship lagi dari ”the International Bureau of Education” di Geneve, untuk mengikuti summer-seminar tentang ’’rural community education” di Geneve.Ternjata papernja mendapat nilai jang tertinggi jang berdjudul: ’’SOME CONSIDERATIONS FOR A RU­RAL COMMUNITY EDUCATION IN INDONESIA” Sebagai „HADIAH PENGHARGAAN” Oejeng Soe­wargana mendapat biaja perdjalanan dari the Inter­national Bureau of Education di Geneve, un'tuk me- ngundjungi Negara- Arab dan Asia, guna melakukan a comparative Study dalam bidang rural community education di negara3 itu. Dipilihnja negara (a) Egypt (p\ ^ *ran ^ Syria (e) Lebanon (f) Pakistan

^ ylon (i) Bur™a (J) Thailand (k) Viet-dialanan v S ir dan (m) Philipina, dan per-

hng dilakukannja pada achir tahun 1954.

M a^ i ahUni3 95^ i° e eng Soewargana untuk pertama d n ?atu. sistim ’’rural community TivrnpRA 3ang diberi nama metode

i n i S t TERBUKA diprojektir pada 7 (tudjuh) social centred projects, ja i tu :

(a), penghidupan lingkungan keluarga densan diudul„bersih sehat”. J

(b). perkembangan masjarakat desa dengan djudul „membina kesedjahteraan rakjat”.

2.3.

78

Page 81: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(c). tanah ^ sebagai determinan .s tru k tu r alamf jang terpenting dalam pembangunan

(d). dan air J desa.(e). sandang(f). pangan(g). perdagangan pertengahan: sebagai mata ran tal

terpenting dalam ekonomi desa.

2.4. Memenuhi permintaan Kepala Djawatan Pendidikan Umum Kem. P.P.K., Oejeng Soewargana mengadakan tjeramah- tentang "rural community education” di- semua Ibukota Propinsi jang terpenting di Pulo Dja­wa, Sumatera dan Sulawesi.

3. MENTJIPTAKAN METODE MENULIS „INDAH DANMUDAH”.

3.1. Dalam tahun 1955 dan 1956 Oejeng Soewargana mem­peladjari perkembangan didaktik ma'ta2 peladjaran di Sekolah Dasar seperti terdjadi di negara2 diseluruh dunia dari bahan study jang dikum pulkan: (I) di In­ternational Bureau of Education di Geneve, jang tiap tahun mengirimkan daftar pertanjaan kepada Ke­menterian Pendidikan dari semua negara anggota PBB (II) di Seminarium voor Paedagogisch Onderzoek verbonden aan de Rijksuniversiteit van Amsterdam (III) di kantor Pusat Unesco pada waktu itu di Ave-- nue de Kleber Paris.

3.2. Sekembali dari Eropah-Barat Oejeng Soewargana me­nulis sebuah brosur berd judu l: „MEROMBAK TJA­

RA BERFIKIR SEPERTI BE­LANDA ___ ____ DALAM ME­NJUSUN METODE MENULIS”, sebagai hasil comparative study, setelah memperbandingkan me­tode2 peladjaran menulis dibe­berapa negara. Brosur tsb. ke­mudian diterdjemahkan keda­lam bahasa Inggris dengan dju- dul b a ru : ’’THE DEVELOP­MENT OF THE TEACHING OF WRITING IN INDONESIA”.

1 sebagai kebutuhan pokok dari masja- j rakat desa.

Page 82: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

3.3. Dalam tahun 1956 Oejeng Soewargana untuk perta­ma kali memperkenalkan metode peladjaran menulis jang diberi nama metode „INDAH DAN MUDAH”, jang diantaranja bertudjuan untuk mengikis habis sisa2 pengaruh sistim „tipis-tebal” warisan metode2 "Hogehoom & Moermans” dan ”Noyons & Claasens” didjaman Belanda.

MEMPERKEMBANGKAN VOCATIONAL EDUCATION, SATU GAGASAN UNTUK MENGADAKAN KERDJASA- MA ANTARA PEMERINTAH DENGAN PENGUSAHA SWASTA.

4.1. Bersama-sama dengan Pak X.S.M. ONDANG __ ke-tika itu Kepala Djawatan Pendidikan Kedjuruan Kem. P.P. dan K. — Oejeng Soewargana dalam tahun 1957 kembali mengundjungi negara2 Eropah-Barat untuk mempeladjari perkembangan ”vocational education” atau „berufs-und fachschule” di negara2 : (a) Belanda (b) Inggris (c) Perantjis (d) Belgia (e) Djerman-Barat dan (f) Swiss. Diantaranja djuga mengundjungi In- ternasional Bureau of Education di Geneve.

^ i^ ? * ^ aYlndari-? ,ropa^ 'Bara^ memenuhi perm intaan m L , n/ “ kan KedJuruan, Oejeng Soewargana dalam m*?- t1J1e amah2 dan menulis beberapa artikel

— diantaranja dalam madjallahifh qTTAPAKE? JURUAN KIT^ ’ dan dalam madjal- P .G R I GURU” jang diterbitkan oleh P.B.

4'3' !Urut ^em bangun pendidikan ke-n ia n p in mi J h cJ men§adakan kerdja-sama de­ngan Pengusaha Swasta, d ian taranja:(a), pendidikan kedjurm n penerbitan, bekerdjasama

dengan Ikapi-Pusat dan Jajasan Lektur.(b). pendidikan kedjuruan grafika, dibiajai oleh Ja-

]^ a n Lektur kemudian terkenal dengan nama ,,P.L.G. (Pusat Latihan Grafika).

(c) pendidikankedjuruan perbengkelan mobil di Dja- karta dan Bandung.

(d). pendidikan kedjuruan perbengkelan radio di Ban­dung.

Page 83: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

4.4. Dalam tahun* 1967 atas permintaan Gubernur Djakar- ta-Raya Bapak Ali Sadikin, Oejeng Soewargana meng­adakan tjeramah di Djakarta dengan d ju d u l: „Gagas- an untuk membikin DCI Djakarta-Raya sebagai pilot- project pembangunan pendidikan kedjuruan sesuai dengan tudjuan Departemen Pendidikan dan Kebu­dajaan dengan djalan bekerdja-sama antara Pengusa­ha Swasta dengan Pemerintah DCI Djakarta” . Tjeramah itu kemudian didjadikan satu seri artikel2 jang dimuat dalam wartaharian „Angkatan Bersendja- ta.”

MENGUSAHAKAN PERKEMBANGAN LEKTUR UNTUKANAK2.

5.1. Menjelenggarakan dan membiajai seminar dikalangan *j>ara pengarang lektur untuk anak2 di Bandung, un­tuk bersama-sama mengupas problematik perkemba­ngan lektur untuk anak- di Indonesia di djaman pen- dudukan Belanda dan sesudah merdeka.

5.2. Menulis, menerbitkan dan mengedarkan setjara per- tjumah brosur berdjudul: „PERKEMBANGAN LEK­TUR UNTUK ANAK2 DI INDONESIA DIDJAMAN PENDUDUKAN BELANDA DAN SESUDAH MER­DEKA.” Karangan tsb. dimasukkan dalam buku ini. Brosur tsb dikirimkan keseniua Universitas di luar- negeri jang mempunjai djurusan bahasa Indonesia. Ternjata minait mereka besar sekali, sehingga brosur tsb. mereka terdjemahkan kedalam bahasa: (I) Belan­da (II) Inggeris (HI) Djerman (IV) Perantjis dan (V) Rusia.

5.3. Berhubung dengan tulisannja mengenai lektur untuk anak2 tsb. diatas dalam tahun 1960 dan 1961, dua tahun berturut-turut Oejeng Soewargana mendapat undangan dari USIS dan dari T h e Scholastic Maga­zines Inc., untuk datang mengundjungi institut- di Eropah-Barat maupun di Amerika jang mengumpul- kan bahan study tentang ’literatu re for children , di­antaranja : (a) Educational Service Inc. di Washington(b) the Scholastic Magazines Inc. di New York (c) the American Library Association (d) de Vereenigmg te r

' behartiging van de.belangen des Boekhandels en Uit-

Page 84: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

geversbedrijven di Nederland (e) Buchmesse di Frank­furt (f) Pusat Unesco di Paris (g) Internationale Ju- gendbibliothek, di Munchen Djerman-Barat, an Asso­ciated Project of UNESCO dan (h) Internationale Ju- gendbiliothek di Braunsweig Djerman-Barat.

untuk m i n i ? v P Barat dan Amerika berusaha lan beSrll ..BIBLIOTIK DESA” dengan dja-utama n n h f f ma gan Pr0Pinsi Djawa-Barat, ter- anak2 sen lrr j nem®nuhi- kebutuhan lektur untuk YA IKAPI „ f luraikan dalam brosur PANTJA-DA- nelia ^ h . k M m ^ tama dari Para Penerbit Indo- BATJA UAS KESEMPATAN MEM­BATJA ™ aS k b e s a e GOLONGAN PEM-’

MEMPERDJOANGKAN SISTIM BARU D A T a m i t r t t t a n PENGERDJAAN DALAM BERHITUNG URUTAN

^ ! 3M ahUn 1959 *°ijeng Soewarg ^ a menggerakan satu kampanje untuk meninggalkan sistim „MVD-

Page 85: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

WOA” (singkatan dari ’ „Machtsverheffing” „Verme- nzgvuldtgmg", „Deling”, „W orteltrekking”, „Optel- ling dan „Aftrekking”) atau dialih-bahasakan keda- lam bahasa Indonesia mendjadi sistim „PKBATK” (angkatan dari 3tPangkat”, „Kali»3 „Bagi’>, „Akar», „Tambah dan „Kurang”) dalam menentukan urutan pengerdjaan dalam berhitung.Ditulisnja sebuah brosur dengan djudul • MEROM­BAK TJARA BERFIKIR SEPERTI BELANDA DALAM MENENTUKAN URUTAN PENGERDJAAN DALAM BERHITUNG”. Untuk mejakinkan masjara- kat terutama para pendidik dan pengadjar ditulis­nja beberapa artikel dalam madjallah maupun warta hanan disertai saran agar supaja meninggalkan sis­tim „MVDWOA” warisan Belanda dahulu, jang se­sungguhnja menjimpang dari kebiasaan intemasional.

6.2. Achirnja pada tgl. 2 April 1960 keluarlah insfcruksi dari Kepala Djawatan Pendidikan Umum Dept. P.D.- K. supaja tradisi MVDWOA itu ditinggalkan. Metode Berhitung „TJERDAS TANGKAS” susunan Adur Raksanagara adalah metode pertama di Indonesia jang meninggalkan sistim „MVDWOA” atau „PKBA- TK”.

MENTJIPTAKAN DIDAKTIK PELADJARAN BAHASA INDONESIA BERSENDI ^LINGUISTIC METHOD”.

7.1. Dalam tahun 1960 dan 1961 Oejeng Soewargana men­dapat undangan jang dikirimkan oleh ,.Society of Linguistic Studies” di Boston Massachusetts untuk tu ru t serta dalam Symposia dan Seminar^ Pengadjar­an Bahasa dan mengundjungi institut2 pengadjaran bahasa di Amerika maupun di Eropah, d ian ta ran ja :(a), the Institute of Languages and Linguistic,

Georgetown University(b). the Departement of American Language Center

di Washington(c). the Center for Applied Linguistics di Washing-

. ton(d). the National Council of Teachers of English(e). the Department of Foreign Languages, Kansas

States Teachers College

83

Page 86: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

84

----SKgira gasfc&g fcTelegram undangan dari' Societu ^ r- .

Amerika Serikat in9Ulstlc Studies dari

(f)- the Dept of O r i e n t a l t

nia at Berkeley . nguaSes> Univ of Califor-

(g)' Ann AfbourLangUage InSt’ U™ of Michigan at

W' % £ % £ ? * * ^ °£ the U.S. Inf0,

S')- UmvS;T5“ R6gi0nal English ectdjurusan bahasa In d o n es^ ^ m '*ang memf>unjai Hilgers Hesse) (m n ? : ® Koln (dr. Irene E 1' Hamburg (prof °£n Xprof- d r- Otto Karow) Frankfurt (dr. Poetzelberfer" 3 Kahler>' dan (IV)

7.2 . Memperkenalkan sistim han bahasa Indonesia ian? (L aalam didaktik peladiar- Imguigtic method”), diurfik^6? } dengan Mm the dapan para Mahas i s waSard lam ‘jwamah* diha- djurusan Bahasa dan SastrJ* £ ? * -“ "*>, dan Dosen

(a). Universitas Padjadiaran n

»)■ ‘K' P — i * ™ * , •

_ (I niversitas Dijonegoro, S .m I r „ g

Page 87: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

7.3.

(d). Universitas Gadjah-Mada, Jogjakarta (ej. Universitas Saraswati, Surakarta(f). Universitas Erlangga, Malang(g). para Inspektur Djaw. Pendidikan Umum dan Ke­

djuruan Kem. P.P.K. Djakarta.

Menulis brosur dengan d judul: „MEROMBAK TTARA BERFIKIR SEPERTI BELANDA m 'LAM MENENTUKAN DIDAKTIK PELAm ARAN BAHASA INDONESIA.” a .u j a .KANBrosur tsb dikirimkan kesemua Universitas diluar negeri jang mempunjai djurusan bahasa Indonesia.

CORNBLt UNIVERSITYrii-tACA. lie* YOMC

V

. D.tl. AKgsrek-.uS . 1 >• Bandung,-Week Tava ; •

Dfc’-ir Mr>. S o e tfa rg a n a / ' '• -

• Y s u t'w o rk .tn . sroT« :* f r c c t tv ? i la n g u a g e i n s t r u c t i o n - ’ :'t-.e-'ihrtiqu^cv i iu .In d o n esia t o '^ a a d w l r s d .fry yg h s r s I n

S ta 1x3^. I n 'p a j 't : i a u i S r y o u r '/fi.^cnbsk T & r s . '. iB fiX 'fikir' Sfi-p&rtJ Sele.adB.?’ h a s ivalco a n - '• spori&s. 'A’s-.sfea nftw a n i v s r & i t ^ y e s r U ^ y in s we • s r . t l c lp a t l r ig ai> ■

•sx .s e jjtlo n s ily activ e- acbsdu lc o r ^y.-^p^sia &r;d oonf^-reTitjes in ttic* • : «er»aA‘.i2 a f eoEp&Jttfcivs lsttguag* in i^ ra c tio -n teahRi<ius?a andio .x it’o^r’&phy v a r i o u s t-hi'ouijHcur. th o TJniw^-d S tatecs* '••

.I t oocurs tv uo.tfoit i-oui* own sshecrale In Zr.ilapyslc* Bight pot-.-nis''' ■ ycu %o Jc?IVj ua I n sev*)Msl o f th ^so aetrinaps in o rd ftr t o g i i*n '■[.

. isii© t>c-r<Kfl.fc o f you/* 'o;vr> envoys. find t o b r in g u s up d a ta inaS’sajv.^.a y o u s a W c g tr> In d o n e s ia . •

We • v.-.u3.£ ‘he- f l i g h t e d i f y o u w ould JicW pt f«n in v 't< i t io r i a t ov# r;xpef!S<'? t o u s in Beva.^ai- ,c£ g b th e r lr ig a : o f t M s p e o i a i -

. i s t s i n vhft f i e i l a . rcost advant« .g*oua t iw in g f o r your* tfpa*#fee d m -in s lh » 'm o n th s o f nrd O s'ccto-r 11*63, arc* we 'Kouid. l>s~-:p-2«5s«d i f you 3.owx<j a y rs ttg * t o bis h e re by « a r .ly Sept*aib-?:r\ »? e " ' ;5jfckir>£ «r'iM.ngt:E5S!vi;a?'« . t t h p^n &:srtr*Scrsn Ai-Tway.-* f e r y o u r 't rc iv c -1 i n * v

you aj>e 5n ;• p o e itiO i? “t o a.co^pfc o u r i n v i t a t i . o n , x f:yreif *.'15 t to tc -iiseuss Additions.! dst-nUs .q .T• the y '. fc

- w i th you a t y o u r conv.-?r:i':r;c;:'’ . . ■ ~ -

\

Y ours slno<~r«l.y\

, Joto m. Eohnis Prs>fftOGar of Ungaiatiy^ a-bd itsisr<' St id.ieB'-

85

Page 88: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Kemudian dari the Department of F ar Eastern Stud­ies South-East Asia Program dari Cornell University, Ithaca New York, Oejeng Soewargana m endapat un- dangan untuk datang mengundjungi sem inar pela­djaran bahasa2 Asia jang diselenggarakan di Amerika Serikat.

7.4. Dalam seminar peladjaran bahasa Indonesia jang di­selenggarakan oleh IKIP Bumi-Siliwangi di Bandung dalam bulan Maart 1965, didaktik peladjaran bahasa baru berdasarkan ”the linguistic method” jang di-. introdusir oleh Oejeng Soewargana itu, m endapat p e r­hatian dan penghargaan jang besar sekali, dan didja- dikan landasan baru dalam menentukan didaktik pel­adjaran bahasa Indonesia.

7-5. Dibawah pimpinannja, disusunlah metode baru untuk peladjaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (I) un­tuk murid berbahasa Ibu bahasa Sunda, dan (II) satu. serie chusus untuk murid jang berbahasa Ibu bahasa

M-etode tsb diberi nama metode „MAHIR RBAHASA NASIONAL”, metode peladjaran ba-

flasa Indonesia jang pertama bersendi ’’the linguistic method”.

7-6. Kemudian ditulisnja satu seri terdiri atas 11 artikel menguraikan saran2 tentang ^Modernisasi Pengadjar­anB ahasa Indonesia”, jang dalam bulan Mei 1968

lantaranja dimuat dalam wartaharian „Berita Yud-• Artlkel~ tsb dimasukkan dalam buku i n i !

s s r^ ^ AvAN’S S RAlK4Rva'' dai4”8,1‘ berd3udul nMEMBINA KEBUDAJAAN

NASIONAL” — jang dimasukkan dalam buku ini — Oejeng Soewargana menguraikan bagaimana Pem e­rintah dan Masjarakat harus menghadapi dan merae- tjahkan problematik Perkembangan Kebudajaan Na- sional, dihhat dari 4 matjam kelompok m asja rak a t:

, (a), golongan professionals(b). golongan amatir(c). golongan penonton (spectators atau audience)

Page 89: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

(d). golongan tjendekiawan (scholars atau scientists) Dikenal sebagai landasan „TJATUR KARYA” dalam Membina Kebudajaan Nasional.

8.2. Dikota Bandung Oejeng Soewargana atas biaja sen­diri mengadakan beberapa pertjobaan seminar dan pementasan2 jang bentudjuan menlfcjari landasan baru untuk memperkembangkan Kebudajaan Nasional.(a). 2 kali membiajai dan mengorganisir seminar

TEMBANG SUNDA (Tjiandjuran) jang diikuti oleh ahli Tembang-Sunda dari seluruh Djawa- Barat.

(b). 2 kali membiajai dan mengadakan seminar KA­RAWITAN DEGUNG SUNDA, jang diikuti oleh para achli Degung Sunda se-Djawa-Barat.

(c). 2 kali mengadakan pementasan WAYANG GO- LEK disertai tjeramah ilmiah populer (I) untuk orang Asing, dalam bahasa Inggris/ bekerdja-sa- ma dengan Women International Club (II) unt.uk Mahasiswa, bekerdja-sama dengan Biro Keseni­an Universitas Padjadjaran, Bandung dengan ban­tuan Jajasan Padalangan.

(d). 4 kali menjelenggarakan pementasan pertjobaan dalam rangka ’’cultural appreciation education” dengan thema ’’the development of Gamelan Mu­sic in West Java”, untuk^' (I) para guru SLP/ SLA, bekerdja-sama dengan Djawatan l i dan K. Dja-Bar (II) para Mahasiswa, bekerdja sama de­ngan DAMAS (Daya Mahasiswa Sunda) dan Biro Kesenian Un-Pad (III) untuk Orang Asing, beker­dja-sama dengan Women International Club, Bandung. Uraian ilmiah diberikan o leh : (I) drs Ernst Heins dari Universitas Amsterdam (II) Max Harrel dari University of California at Los Ange­les (III) Bernhard Yzerdraadt atau S. Brata be- kas murid dr. Jaap Kunst dari Amsterdam dan (iV) R.A. Darja dari R.R.I. Bandung.

8.3. Menulis berpuluh-puluh artikel dalam bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia dalam.madjalah dan warta- harian tentang perkembangan kebudajaan dengan tudjuan ’’cultural appreciation education” {pendidik­an apresiasi kebudajaan).

87

Page 90: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

8.4. Mengusahakan pembikinan satu dokumentasi koleksi taperecording Karawitan Sunda dengan tudjuan un­tuk mengadakan ’’conservation of traditional Sunda- nese Music”, bekerdja-sama dengan: (I) Dept of Eth- nomusicology, University of California at Los Ange­les {prof. dr. MANTLE HOOD). (II). Dept. of. Ethno- musicology, University of Amsterdam (prof. dr. BER- NERT KEMPERS dan drs. ERNST HEINS).

9. MENTJIPTAKAN SATU SISTIM ’’LEXICOGRAPHY” BA­RU UNTUK KEPERLUAN PEL. BAHASA INGGRIS.

9.1. Mentjiptakan satu sistim penjusunan kamus (lexico­graphical sistem) baru jang chusus bertudjuan untuk memenuhi keperluan peladjaran bahasa Asing, di­mulai dengan sistim lexicografie untuk kamus pela- djaran bahasa Inggris keperluan murid SLP/SLA Indonesia, dengan nama ”AN ENGLISH TEACHING DICTIONARY FOR INDONESIAN STUDENTS”. Sa­lahsatu keanehan dari sistim lexicografie baru itu, diantaranja mempergunakan bahasa Inggris itu da­lam kedua belah deretan (kiri maupun kanan) dalam satu ”bi-lingual dictionary”.

Tjontoh: ABOUT =( I ) concerning (tentang) What

t do you know about him ?(II) approximately (kira2) He is

about 10 Years of age.

9.2. Lexicographical sistem baru (tjiptaan Oejeng Soewar- g ) itu ternjata telah menarik perhatian Institut2 rengadjaran Bahasa Inggris dan para achli Bahasa nggris di Amerika dan di Eropah-Barat. Kemudian ast West Center dari Hawaii University menjedia-

xan din untuk membiajai penjempurnaan "English leaching Dictionary for Indonesian Students” jang disusun oleh Achmad Mainarsjah Guru SMP di Pe- kalongan menurut sistim baru jang ditjiptakan oleh Oejeng Soewargana. Kepada Achmad Mainarsjah jang diundang ke Honolulu Hawaii diperbantukan prof. dr. DENZEL CARR, seorang achli bahasa^ dari Uni­versity of California at Berkeley jang kemudian di-

Page 91: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

fc>. J, U Hfltf

ijiuanMi* Aufcasrt. ? . 1<J62

:■;- fit* it wt scasgat _ •

.’•>. w*t*nfc £<,v**ri»n» -in \ >a&H is ^ o r k w t io n triin 4 « .r U; *.K-> <}«jr*i9Fj:»ji;*. <T a r<»x ajrprwcJv t e Xwaaoosiao -

SKgHci lits-icsgripfcy, &■'. S«rail Care, asis*.*!* lis uiai, 3f t i - t:n5T*r»it? o t C ii ifo x i 'ia a t 3crt«iX ^ Us vha

Aa«.i-ia*rv cviitUiVsr.t fcc thft P i*cjact. It. >*»td£ b» cs-wf.

-wS'-fu! if ^r. S»)i»>ariTiWL wold vj»ii sJ><» aa ptfs of *-•&«• ' yoiver.'lt.v at Citli/jmlt it -W-.« #aws*»t psmt-lv nisa ta £ur\S-.ex t,'* prc^T. Hi it's*, liWti W -itu 'e Irr5M*i/»w*

::? f £ f / < .

Undangan untuk mcrundingkan sistim lexicography dengan prof. dr. Denzel Carr dari University of California at Berke y

dit Amerika Serikat.

bantu oleh Nj. Wittermans Pino pengarang Kamus Inggris-Indonesia jang dulu diterbitkan oleh J.B. Wal­ters. Sajang sekali djumlah kata- (entries) mendjadi sedemikian besarnja - meninggalkan prmsip semula untuk menjusun sebuah kamus chusus untuk keperlu­an murid SLP/SLA — sehingga. karena itu English Teaching Dictionary” itu akan mendjadi sangat tebal dan sangat mahal harganja.

Page 92: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

MENGEMUKAKAN THEORY TENTANG ”KARAKTER- OLOGIE” DALAM WAJANG PURWA DI INDONESIA.

10.1. Dalam tahun 1964 Oejeng Soewargana mengadakan a comparative study memperbandingkan buku2 tje ri­tera Mahabharata jang diterdjemahkan kedalam ba­hasa Inggris dan bahasa Djerman dari buku2 aslinja dari India, dengan tjeritera2 Wajang Purwa hasil kar- ya budayawan Indonesia.Ternjata dalam -tjeritera Wajang Purwa hasil karya

Indonesia itu telah dimasukkan ’’KARAK- 1LROLOGIE” jang teliti luarbiasa diferensiasinja, se ngga tokoh- pewayangan itu di Indonesia melu- kiskan „pribadi2 karakterw (prototypen van karakter- een eden) dengan sifat2 jang spesifik m enundjukkan cmaLisa karakter orang jang tadjam sekali.Perbedaan karakter itu dilukiskan dengan tja ra de-lrnn3 1 v.a!SS S^styleerd” dengan djalan menondjol- kan perbedaan dalam bentuk anggauta badan wayang

J epa?.a Perbedaan dalam tutur-kata dan suaranja (antawatjana).

aP„ ? b^ ^ karakt\ r j3" 8 dilukiskan dengan perbeda-itu tem iatn * ■ dan’ tu tu r-kata dan suarania’ danat H-t rs^ universil, dan dalam garis besar­n ja dapat ditangkap oleh semua orane di luam eopri

C r L SI n d r njara l SIa- PeriJ obaan telah dilakukan diantaPerhatLnJn *Wa^ £ Yale Hawaii University. Indonesia t6rhadaP Wa5anS PurwaDAHM d a l ^ setelah dr. BERNARD

UM “ " Turaikan betapa besar D e n a r i , ’ meng"da pribadi dr. i r So I k I w I * * itU P*

10.2. Setelah menguraikan teori tentang ’’karakterolooie” dalam Wayang Purwa di I„donesfa, datanglah per- mintaan dan beberapa University di Amerika untuk memberikan tjeramah* ilmiah tentang ’’Pengaruh wa yang dalam peri kehidupan orang i f d o L s i ! ’’ Djuga d an Negeri Belanda diterima tawaran untuk mem­berikan tjeram ah seperti tsb. diatas, diantaranja dari Museum voor Land en Volkenkunde di Rotterdam

Page 93: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

11. MENGADAKAN PAMERAN BUKU PELADJARAN DAN LITERATUR UNTUK KANAK2 DI 43 TEMPAT.

11.1. Dalam tahun 1962 dan 1963 Oejeng Soewargana atas biaja sendiri mengadakan pameran buku peladjaran dan buku literatur untuk anaks di 43 tempat di Pulau Djawa, jaitu d i: (1) Bogor (2) Sukabumi (3) Tjiandjur(4) Subang (5) Indramaju (6 ) Madjalengka (7) Tji- rebon (8 ) Kuningan (9) Sumedang (10) Tjiamis (11) Tasikmalaja (12) Garut (13) Tegal (14) Pekalongan (15) Semarang (16) Demak (17) Kudus (18) Pati (19) Magelang (20^ Salatiga (21) Muntilan (22) Bojolali (23) Tjilatjap (24) Purwokerto (25) Banjumas (26) Kebumen (27) Purworedjo (28) Klaten (29) Sragen (30) Jogjakarta (31) Surakarta (32) Madiun (33) Ke- diri (34) Tulungagung (35) Blitar (36) Malang (37) Djember (38) Bondowoso (39) Probolinggo (41) Pasu- ruan (42) Surabaja dan (43) Modjokerto.

11.2. Pameran buku peladjaran dan buku literatur untuk anak2 itu disertai. tjeramah dari Oejeng Soewargana tentang perkembangan didaktik modern diluar nege­ri, dihadapan:(a), para siswa SGA (Pendidikan Guru)(b). para guru dan penilik S.D.(c). para guru dan inspektur SLP/SLA.

11.3. Disamping itu diadakan pertundjukan film pendi dikan (terutama dalam bidang "natural science" dan "geography”), jang dipindjam dari kantor UNESCO dan beberapa Ambasade di Djakarta.Ternjata di tem pat2 itu BARU SEKALI itulah diada­kan pameran buku pendidikan dan pertundjukan film pendidikan.

11.4. Atas prakarsa pengurus PGRI dan Inspeksi setempat, minggu waktu diadakan pameran buku itu didjadi­kan satu „PEKAN PENDIDIKAN”, dimeriahkan se- lainnja dengan pertundjukan film pendidikan dan tjeramah2 tentang didaktik modern, djuga dengan penjelenggaraan:

(a), pameran keradjinan kanaks.(b). Pertandingan sport antar sekolah (I) kasti untuk

91

Page 94: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

PurwokertoPara peladjar SPG sekarang, adalah PEN D 1D IK jang akan membina Generasi jang akan da tang!Apakah akan kita biarkan mereka terisolir dari perkembangane baru dalam pendidikan dan pengadjaran?

4 j 5 * ^ 3 M Aq f

TasikmalajaDimana-mana Pameran Bukn u„, u temjata merupakan suatu

P: ™ L * r menant perto,'an — p -

Page 95: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

MadjalengkaBaru sekali itulah diadakan Pameran B u ku ! Dapatkah Anda mcrenungkan betapa besar artinja Pameran Buku itu untuk mereka ?

TegalDisamping Pameran Buku diputar beberapa Film Pendidikan dalam bidang pengetahuan alam semesta dan ilmu-tiumu

Page 96: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

C f t H A C 0 / M A $ 4 B A R U

ProbolinggoDengan penuh enthousiasme Panitya melaksanakan Pameran Buku, oleh karena jakin akan besac sekali manlaatnja.

Ba ' Ir ■ Tjilatjaplu a j n e g tr f &tei, P ada dalam danpelkan pada d ir u H n a ^ u J ^ ' Mat}am* pendjetasan diiem-* <* uinaing ruengan pameran.

94

Page 97: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

TjirebonBangsal Olahraga disunglap mendjadi ruangan Pameran Buku.

SemarangTiap buku jang dipam ttkan disertai pendjelasan jang

ditjetak dan ditempelkan dckat buku- ifu.

Page 98: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Banjuwangi

.Afas prakarsa pengueus PG RI dan Inspeksi setempat ming_ J?Lj}ia(*a^ an Pzmeran Buka didjadikan s a tu ' „PE- P E N D ID IK A N P e m b u k a a n dimeriahkan tabuhan

itvjamelan Bungbung" .

Solo

Tidak ketinggatan mengadakan Pertandingan Olahraga Antac Sekolah memperebutkan P/a/a*1 jang disediakan oleh G anaco/M asa Baru.

Page 99: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Bondowoso

Semua berkejakinan bahwa. pendidikan itu bukan soal jang hanja menjangkut tugas dan kewadjiban para Guru sadja ........................................

Salatiga

dan ............................. mereka menjadari bahwa sekaranHsudah sampai waktunja untuk mengadakan M ODERNI-- S A S I pendidikan dan pengadjaran.

97

Page 100: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Demak

Pameran Buku dimanfaatkan dalam Konpcrensi Kerdja Pendidikan dan Pengadjaran.

Blitar

Dimana.mana perhatian Tjatur-tunggal sangat membesar- kan hati.

98

Page 101: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Madiun

Ditiap tempat Bapak Oejeng Soewargana mengadakan tje­ramah tentang modernisasi pendidikan dan pengadjaran,

Modjokerto

............................... jang diikuti oleh para undangan denganpenuh perhatian.

99

Page 102: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

S.D. dan (II) volley ball untuk SLP/SLA, ada- kalanja ditambah dengan basketball.

(c). dan dibeberapa tem pat diadakan pertandingan njanji serta festival band m usik sekolah land ju t an.

12. MENERBITKAN REFERENCE BOOKS (STUDIEBIBLIO- THEEKBOEKEN).12.1. Meskipitn setjara komersiil TIDAK MENGUNTUNG-

KAN, Oejeng Soewargana berusaha untuk menerbit- kan berpuluh-puluh ’’reference books” (studiebiblio- theekboeken) untuk keperluan pendidikan dan penga­djaran, d iantaranja:(a), serie ,,ALAM TERBUKA”, telah diterbitkan 40

nomor (dan disiapkan 60 nomor) sebagai re fe r­ence books untuk ’’general science education” .

(b). serie ,.MENJELAMI RAHASIA ALAM”, 12 no­mor untuk general science education.

(c). Serie ,,DEMIKIANLAH HIDUP ORANG DI . .. t elah selesai 24 nomor sebagai reference untuk peladjaran human-geography.

(d). serie „KENALLAH TANAH AIRKU”, reference books untuk memperkenalkan berbagai daerah kebudajaan Indonesia, sudah selesai 12 nomor.

(e). serie „PEMBINA PENDIDIKAN” reference books untuk Guru S.D. maupun S.L.P./S.L.A., sudah selesai sebanjak 24 nomor.

(f). serie ,,PENDIDIKAN DJASMANI”, sebanjak 8 nomor sebagai reference books untuk pendidik­an djasmani di S.D. maupun SLP/SLA.

(g). serie „DARI ZAMAN KEZAMAN”, reference books untuk peladjaran sedjarah.

(h). serie „PAEDAGOGIK”, terd iri atas 9 djilid di- karang oleh ahli pendidikan jang kenamaan, se­perti : dr. D. H. de Queljoe, dr. Sorymuda Nasu- tion, prof. Soegarda Poerbakawatja, prof. Gazali M.A., dr. Oey Tjin San, dsb.

Ternjata reference books itu dianggap sangat ber­guna, teristimewa untuk para Guru dan para Pen- didik jang tinggal di tem pat'-1 jang terpen tjil d jauh dari kota2 besar.

100

Page 103: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

13. MENGARANG BUKU- PENDIDIKAN DAN PELADJAR­AN JANG LAIN.

Selain mentjiptakan metode baru dan menjusun buku2 pela­djaran baru seperti telah diuraikan diatas, Oejeng Soewar­gana mengarang djuga buku2. pendidikan dan peladjaran jang lain seperti tsb. dibawah in i : ^

(a), serie ,,PEMBIMBING PENDIDIKAN”, bersama-sama dengan A.H. Nasution.

(b). serie „ZAMAN DAHULU, SEKARANG, DAN JANG AKAN DATANG”, peladjaran Sedjarah untuk Sekolah Dasar, bersama-sama dengan Muh. Kasim Mangkuto Basa.

(c). serie „PEMBANGUNAN INDUSTRI GRAFIKA NA­SIONAL” (baru diterbitkan 1 nomor !).

(d). dengan tudjuan untuk memberi tjontoh tentang „ilmu djiwa humor” (de psychologie van de humor), dikum- pulkannja tjeritera2 pendek dalam buku ,,BADING- KUT” dalam bahasa Sunda.

(e). sesudah pemberontakan Gestapu-PKI memenuhi tugas dari Kas Hankam letdjen Rachmat Kartakusumah di- tulisnja buku „RENTJANA PELADJARAN TERURAI TENTANG KOMUNISME”. Buku tsb. berisi bahan kuhah jang diberikannja dalam kursus/pendidikan di (1) SESKOAD (2) SESKAU (3) SESKOAK (4) SESKOAL(5) Departemen Luar Negeri (6) Departemen Dalam Negeri (7) Kedjaksaan Agung dan (8) Lemhannas. Ku- liah-kuliah tsb. bertudjuan: untuk' meningkatkan ke- waspadaan dan kesiap-siagaan Nasional dalam meng- hadapi taktik-strategi komunis didalam maupun dilwar negeri, guna pengamanan Pantjasila, sesuaitetapan MPRS Sidang Umum ke-lV tahun 1966 .

14. GAGASAN UNTUK MENINGGALKAN PKOJEKSI MER­CATOR DALAM ATLAS SEKOLAH.

Projeksi Mercator melukiskan sebuah titik Kutub Utara dan Kutub Selatan sebagai satu g a r i s jang sama pandjang- nja dengan Garis Chatullistiwa atau Equator. Oleh karena itu projeksi tradisionil itu memberikan gambaran proporsi benua2 jang sangat keliru, memberikan ,,kesalahan lukis-

101i

Page 104: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

/

an” (vertekening atau outdrawing) jang benar- menjesat- 1 kan, lagipula sangat merugikan Indonesia jang berada di- sekitar Chatullistiwa, sebaliknja terlalu m enguntungkan RUSIA dan RRT jang dalam projeksi Mercator karena de- ka t Kutub Utara tampak djauh lebih besar daripada gam­bar benua Afrika jang dilintasi oleh Garis Chatullistiwa.

v-„

t&a

-

* ♦ $

i fr

... jSistim PROJEKSI ASIA

dari K ad B. M O L L W E 1 D E M engambil projeksi M ercatnr t ,dari ncgara2 di Chatullistiwa sangat merugikan bentuk visuilM emprojektic Kutub Utara dalam 2 titik - l - * L ^luas benua* tampak lebih m e n d e k a ti tb e n lra n . " * 3 perbandmffBn

Chusus untuk keperluan pendidikan sudah lama diusaha- kan projeksi lain dengan tudjuan supaja benua- itu dapat dilukiskan dengan bentuk dan perbandingan luas tanah jang mendekati kenjataan. Dalam Kongres K artografi In- ternasional di Remagen tahun 1956 dan Freiburg tahun

102

\

Page 105: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Regional Projectiondari John B A R T H O L O M E W

Mengganti lukisan 2 belahan bumi jang tradis'tO'ril dalam ..Oostclijk en ..W estelijk Hallrond", dengan projeksi berpusat pada kutub Utara, dewasa ini daerah sengkcta jang maha penting antara dua raksasa Amerika dan Rusia.

1957 diandjurkan supaja chusus untuk Atlas2 Sekolah di­pergunakan „John Bartholomew Regional Projection dan ’’Karl B. Mollweide Projection”. Terutama projeksi jang terachir fcjiptaan Karl B. Mollweide itulah jang dewasa ini paling banjak dipakai dalam Atlas- Sekolah di luar negeri. Chusus untuk kita, projeksi Karl B. Mollweide itu bisa di- bikin ”Asia-centrisch” dengan menempatkan Indonesia da­lam tengah-tengah Peta Dunia, sepenti terdapat dalam AT­LAS NASIONAL penerbitan GANACO NV..

Page 106: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

PRASARAN „PENDIDIKAN UNTUK MENTJAPAI KE- STABILAN POLITIK DAN KESTABILAN EKONOMI”.

15.1. Memenuhi- permintaan KAMI Bandung dalam Semi­nar KAMI bulan Djanuari 1969 jbl, Oejeng Soewar­gana menjampaikan gagasannja dengan d ju d u l: ,.PENDIDIKAN UNTUK MENTJAPAI KESTABIL­AN POLITIK DAN KESTABILAN EKONOMI”, se­bagai landasan utama untuk mensukseskan pelaksa­naan ,,PELITA” (Pembangunan Lima Tahun).Oleh karena perhatian orang pada gagasan itu ter­njata luarbiasa besarnja, prasaran itu kemudian di-' perbanjak (distensil), selain untuk memenuhi perm in­taan para peminat, djuga un'tuk disampaikan kepada para ahli pendidikan, terutama dikalangan IK IP Fa- kultas Pendidikan di seluruh Indonesia.

15.2. Gagasan tsb. kemudian dibahas dalam Konperensi Kerdja PGRI Daerah V Djawa-Barat dan oleh Peng­uins Besar PGRI.

15.3. Atas prakarsa Oejeng Soewargana — sebagai anggota Dewan Kurator kedua IKIP — pada tanggal 28 Feb- ruari 1969 diadakan pertemuan antara IKIP Rawa- mangun Djakarta dan,IK IP Bumi Siliwangi Bandung untuk bersama-sama memikirkan „Rentjana Modemi- sasi Pendidikan sebagai, Prasarana dalam pelaksanaan Pembangunan Lima iTahun”3 berdasarkan kejakinan 'wa'ttwa tiap- ,,Gerakan Modernisasi Pendidikan” harus dipertimbangkan dan diteliti setjara ilmijah oleh para achli jang benar- kompeten, sedang pelaksanaannja harus dimulai dari Institut2 Pendidikan Guru.

Page 107: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Menertma Bintang Gerilja dan beberapa Satya Lentjana dari Pemerintah jang disampaikan oleh Ma}. Djen. Ton Dharsono Pangdam V I SiliwangL

105

Page 108: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

!j ibA >' ''- j:!’y' V "V \■ l>':'f ': :' :‘ J' ■>-i' *%% f _!■. ;:'i’'I-'.' ■I'-' '• '</*&am PGR*

U n t u k O e i e n g S u w o : q ^ n o ,

t v » S i * f j l *J f t S S W * * < * rw th*

. jgptt f H £*£& m ** I a

^ * m y r' *tf s* ^ S f t F€r *4&T" 'S?f '*»*'-

& C%&W t

Pengticus Besar PG RI menjampaikan Piagam P engfaTga^T*atas djasa* Bapak O ejeng Soewargana dalam bidang pendidikan dan pengadjaran.

Page 109: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

M E M 3 I N A B U K U - P E L A D J A R A NPerlu ada social-control dan social-participation jang pe-laksanaannja sebaiknja diselaraskan dengan „RentjauaPembangunan Lima Tahun”.

•Dalam Kongres IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) tahun 1964 di Salatiga disusunlah sebuah „rentjana pelaksanaan pem- binaan buku”, jang sedianja aikan disampaikan kepada Dept. P. dan K. sebagai saran bagaimana diapat didjamin adanja ,,social control dan social .participation” dalam bidang pembinaan buku peladjaran.

Sajang sekali suasana politik „demokrasi terpimpin” tidak favourable untuk itu.

Sekarang dalam keadaan politik „Orde Baru”, telah ber- ulangkali ditegagkan oleh Presiden Diendral Soeharto kegunaan adanja „social control dan social participation” didalam segala bidang usaha Pemerintah. (Demikian pula Kongres PGRI ke-XI pada hulan Maret 1967 menjatakan harus ada ^social control dan social participation” dalam bidang Pendidikan dan Kebu­dajaan.

Mengingat penegasan dari Presiden Djendral Soeharto serta kehendak Kongres PGRI ke-XI tsb. tadi, dibawah ini diuraikan satu saran bagaimana pembinaan buku peladjaran itu dapat di- selenggarakan supaja daipat terdjam in adanja ,,open manage­ment.”

Memang tepat sekali wedjangan iPresiden D j e n d r a l Soeharto pada pemibukaan Kongres PGRI ke-XI, bahwa Pendidikan dan Kebudajaan itu merupakan soal jang menjangkut seluruh lapisan masjarakat, dan hendaknja mendjadi perhatian serta tanggung- djawab dari seluruh masjarakat pula.

RENTJANA PELAKSANAAN PEMBINAAN BUKU PELADJARAN.

1. Buku- peladjaran jang akan ditelaah sebaiknja dikelom- pok-kelompok, misalnja : (a) ikelompok buku2 peladjaran ber­hitung unituk S.D. (b) kelompok buku2 peladjaran Bahasa Indo­nesia uintuk S.'D. (c) kelompok buku2 peladjaran ilmu-pasti untuk SLP, dsl.

2. Tiap2 'kelompok 'buikoi peladjaran sebaiknja ditelaah bersamaan, setjara ,Comparative”. Orang Belanda mengatakan bahw a: „Oordelen is in feite vergelijken” (},Menilai itxi sesung- guhnja memperbandingkan!)

107

Page 110: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Semua buku2 ipeladjaran — term asuk ,buku2 peladjaran jang ditenbitkan sendiri .oleh Dept. P. dan K. atau Balai Pustaka — harus ditelaah dan dinilai bersamaan.

3. Penelaahan sebaiknja dilakukan oleh paling sedikit 2 (dua) Team Penelaah, jang bekerdja terpisah (onafhankelijk van elkaar).

4. Tiap Team Penelaah terd iri atas 2 (dua) orang ahli, riitundjuk oleh „Biro Pembina Buifcu” , dipiiih d iantara Pegawai Pem erintah m aupun Swasta, misalnja dari kalangan para ahli Dosen2 dari IKIP.

5. Para anggota Team Penelaah — jang akan menelaah dan menilai buku2 itu — sebaiknja mempeladjari dahulu per­kem bangan didaktik (mata peladjaran jang bukunja akan dite- laah) di-lain2 negeri, jang diuraikan dalam buku2 penerbitan in- stitut-institut international sep e rti: (a) International Bureau of Education, Quay de Wilson, Geneve, institut tertua dan ter- besar diseluruh dunia, jang sedjak tahun 1918 m engumpulkan informasi tentang perkembangan didaktik dari semua m ata pe­ladjaran disemua negara diseluruh dunia, (b) UNESCO, berke- dudukan di Place de Fontenoy, Paris, Perantjis, (c) I.I.E. (In ter­national Institute of Education), berpusat di New York, USA.

Mengingat pengaruh sistim didaktik Belanda, jang sampai sekarang masih terasa sangat kuat dalam tiap m ata peladjaran di In d m m a , W M ah diketahui pula perkem bangan didaktik di Negara Belanda sesudah Perang Dunia ke-II, jang dapat dipela- d]ari dari publikasi: (d) Nutsseminariwn voor Paedagogiek a.d. Universiteit van Amsterdam, dan (ej Paedagogisch In stituu t der Kijksuniversiteit te Utrecht.

Sekedar sebagai tjontoh disini dikemukakan perkem bangan didaktik beberapa matjam mata-peladjarani di Nederland sesudah Perang Dunia ke-II.MENJaistji; Belanda memasukkan methode „Galin, Paris & Cheve” dengan sistim „not angka” ke Indonesia, sedang dinegeri- ^ ,fendiri mereka sudah lama sekali pindah kesistim ,,not ba- lok mempergunakan methode „Justine W ard” , ,.Willem Geh- rels , „Verbist & Gelber” , dsb.MENULIS . Belanda dahulu sebelum meninggalkan Indonesia m ew arakan methode menulis „TEGAK LURUS”, jang pada wak-

pal™9™-°dern> seperti methode „Bakkum & Schaly , „Tazelaar & Mathysse”, „Westerouwen vftn M eeteren” , dsb. Dewasa im .ham pir semua methode menulis di N ederland kembali pada „TUL1SAN MIRING» 60 deradjat, seperti dalam methode „Hoogenbom & Moerman”, „De Pen” dari F ra te r Rom-

108

Page 111: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

bouts, „Optima Forma” dari J. Altera, jang membiarkan anak2 supaja memilih sendiri. „Het steilschrift heeft nergens sta?id ge- houden” demikian ditulis dalam „Paedagogische Encyclopaedie” djl. I had. 464, karangan prof. Casimir & Verheyen.p e l . bahasa : Di,Indonesia Belanda memasukkan aliran „Di- rect Method” dari dr. G.H.J. Nieuwenhuys, disusul dengan aliran „The Language Control Method” atau „Rationeel Taalonderwijs” dari Alb. de la Court. Dinegeri Belanda orang sudah lama pin- dah ke „LINGUISTIC METHOD”, jang oleh Anne Cochran dalam bukunja „Modern Methods of Teaching English as & Foreign La­nguage”, dikatakan TIDAK MUNGKIN dapat „dikawinkan” de­ngan „Direct Method”, oleh karena 'kedua methode itu berlaw an-' an titik tolak dan dasar prinsipnja.b e rh itu n g : Sesudah memperkenalkan aliran „philosophische opvatting in het rekenonderwijs” dari prof. Bholand, dengan bu- ku-buku hitungannja jang kita kenal karangan „Bouwman & van Zelm”, Belanda kemudian memasukkan aliran ,,fundamental arithmetic” dari prof. P. Ballard. Buku2 hitungannja disusun oleh „Diels, Nauta & Zantvoort” dengan titel „Fundamenteel Rekenen”, kemudian diterbitkan oleh J.B. Wolters dalam bahasa Indonesia dengan nama ,,SENDI HITUNGAN”. Dinegeri Beten&a sendiri orang sudah lama pindah kealiran ,,‘psychologisch didac- tisch & pragmatisch” jang dipelopori oleh ..dr. Turkstra & lim - mer”, „F. Stoffelen”, „J. Waterink” , „Frater Rombouts”, dengan m ethode-nja: „Goede Vaart”, ,,Gee£t Acht , dsb.Rumus MVDWOA” (Machtverheffing, Vermenigvuldiging, De­ling, Worteltrekking, Optelling en Aftrekking) jang diwam kan oleh Belanda dalam urutan pengerdjaan berhitung, di Nederland sendiri sudah lama tidak berlaku.ilm u pa st i : Methode2 ilmu pasti beraliranj deductief peninggalan Belanda seperti karangan2 ,,F. Wij ernes' > >>„ , ,,’atau “ a l ta r & Ritchi” „Baan & Bos” * 2 ? ^setelah diterdjemahkan kedalam bahasa Indo , P ^ karang masih „meradjai” peladjaran ilmu pas 1 rpTrjAjr ,ji.Di Nederland sendiri methode2 kolot itu sudah lama TIDAK di pakai lagi, digeser oleh aliran ,,inductief psychologist, ^ n g a « penetapan bahan peladjaran (leerstof) baru sep p P oleh „nj. EhrenM s Afanasajawa”, „Plet Vredendurn , ,.H. Freu- denthal”, dan „L.N. H. Bunt”. Dewasa mi malah sudah ditmg- galkan l4gi dan pindah ke sistim geprogrammeerd rekenen en wiskunde.

109

Page 112: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

BIOLOGIE : Didjaman Belanda kita hanja mengenai aliran :(a) morphologie/systematiek, dan (b) anatomie/physiolog'te sa­dja, seperti diuraikan dalam buku2 karangan „Delsman & Holst- voogd” dan* ,,Boudijn & Couperus”. Setelah diterdjem ahkan ke­dalam bahasa Indonesia, buku2 biologie tsb. sampai sekarang ma­sih banjak dipakai di SLP dan SLA. Di Nederland sudah lama ditondjolkan bidang2 : (c) oecologie & biogeografie, (d) etholo- gie, (e) psychologie der dieren (f) restitutie & regenerate, serta (g) erflijkheid & variabiliteitsleer, seperti dikemukakan dalam methode2 biologi baru karangan „A. Verhaert” , „Ruting & Wag­ner , „Heimans & Thysse”, „Kruseman & Rinke Tolman” , „H.G. Brussee”, dsb.

6. Setelah selesai melakulkan penelaahan buku, nama ang- gota Team Penelaah itu tidak, perlu dirahasiakan lagi, akan te ­tapi harus diumumkan setjara resmi.

7. Setelah buku2 selesai ditelaah oleh kedua Team Pene­laah, kepada Pengarang atau Komisi Redaksi dari buku12 itu harus^ n ^ a h nan6itumPatan mendjawab/menJa'nggah kedua hasil

penelaahan kedua Team Penelaah serta fM tv vf , Hasil

menentukan (c) putusannia sendiri, sebaqai venilamn terachir

« ■ > »

an/sangglhan d ^ P e n ^ ra n g ^ se rta T c f P Pf.enelaah' (b) Dj awab-chir dari Dinas atau InspeksiPuS a t n-t“ i pe“ lalan te ra ‘ banjak (ditjetalk atau distend!) ?■ i , Dlkdas harus d lPe r' bina Buku” Dept. P dan K a h i dlsebarkan oleh ..Biro Pem- tingan, kepada : (a) DPR seksi P » S , peM rblt i anS berkepen- didikan di tiap2 DST-I (cl InsneLT (b) DPRD s6ksi Pe"-DST-I (d) PB PGRI dan PD pPGRI I £ £

dan pemakaian buku2 peladjaran itu di Indonesia, kiranja peno-

110

Page 113: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

de itu tjukup ditetapkan untuk 5 (lima) tahun. Sebaiknja periode5 (lima) tahun jang pertama disesuaikan dengan pelaksanaan

Rentjana Pembangunan Lima' Tahun" m enurut ketetapan MPRS SU ke-V jang baru lalu.-

11. Djika >tjara „pembinaan buku peladjaran” itu didja­lankan menurut rentjana seperti diuraikan diatas, maka tidak mendjadi soal lagi „siapa jang menulis” dan „siapa jang mener- bitkan” buku peladjaran itu, sebab semuanja — term asuk pe­nerbitan dari Dept. P dan K sendiri — ditelaah dan dinilai bersa­maan serta diperbandingkan setjara terbuka, sedang hasil penela- ahannia dipertanggung-djawabkan kepada wakil rakjat anggota DPR dan DPRD.

12. Buku- peladjaran mengenai Bahasa dan Kebudajaan Daerah, dapat diserahkan pembinaannja kepada Perwakilan Dept. P dan K di Propinsi jang bersangkutan. Hasil penelaahan, dja- waban/sanggahan Pengarang, serta putusan terachir dari In- speksi jang bersangkutan, tjukup disampaikan kepada instansi di Propinsi jang berkepentingan sadja.

13. Biaja penelaahan mendjadi tanggungan penerbit jang berkepentingan dan harus dibajar penuh sebelum bukunja dite­laah. Sebaiknja harus diadakan perbedaan tarif biaja penelaahan antara: (a) buku peladjaran (textbooks) dan (b) buku pegangan guru serta (c) buku2 untuk reference (studiebibliotheekboeken).

14. H a r g a b u k u.(a) Kertas sumbcmgan atau kertas bersubsidi.Djika (kertas untuk mentjetak buku peladjaran itu didapat

dari Pemerintah (dalam hal ini dari Dept. P dan K) dengan harga jang lebih murah daripada harga kertas dipasar bebas, maka Dept. P dan K itu sebaiknja menentukan harga buku jang ditje- tak pada kertas itu sesuai dengan peraturan jang sedari dulu telah ada dan biasa dilakukan oleh Bagian Perbekalan da^i Dept. P. dan K. Selain oleh harga kertas, harga buku itu dipengaruhi oleh faktor2 (lain seperti tsb. dibawah in i :

(b) Honorarium atau ,suang djasa” pengarang. -Precentage honorarium pengarang, jang lazim diberikan oleh

para penerbit Indonesia sebesar 20% dari harga netto terus-me- nerus untuk semua oplaag jang diterbitkan, djika dibandingkan dengan kebiasaan orang diluar negeri, sesungguhnja sangat ting­gi.

I l l

Page 114: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Mungkin karena itulah, Menteri PPK dahulu dalam surat- n ja No. 25289/Kab. tgl. 21 Djuni 1954 menetapkan suatu .g lid­ing scale” jang tjepat menurun,. sampai hanja 1% sadja untuk oplaag diatas 70.000 exemplaar.

(c) Overhead expenses dari para penerbit.Didjaman mendahsjatnja „dedining economy” dibawah pe-

merintah „Or-la”, para produsen biasa menentukan precentage „overhead expenses” jang sangat tinggi, karena didalamnja se­sungguhnja dikalkulir pula penggan-tian kerugian atau risico- premie karena inflasi nilai uang. Apalagi dalam bidang penerbit­an buku, risico karena turunnja nilai uang itu terasa sangat me­nekan, sebab djangka waktu antara „selesainja produksi” dan }>habis terdjualnja buku” pada umumnja sangat lama. Apakah kebiasaan orang untuk menentukan precentage „overhead ex­penses” jang sangat tinggi itu dapaft diturunkan mengingat kea­daan ekonomi jang diharapkan makin hari akani makin stabil ?

(d) Pemberkm korting kepada detailists (toko buku).Korting jang biasa diberikan oleh para penerbit kepada toko

buku untuk buku2 peladjaran jang di Indonesia biasanja disa- dengann korting buktf lain (buku roman misalnja)

s a a n Z f - t Z° % ~ 40% ' Djika dibandingkan dengan kebia- n l tUar negen’ sebenarnja korting itu sangat tinggi. k-icar o + cIlusus untuk buku peladjaran maximum ber-k sar antara 20% _ 25% sadja. Didjaman Belanda, WOLTERSe Z n h ^ p o r t i n g 20%, ditambah „persenan” 1 (satu) tan 1 (duabelas) buku jang dibeli dan dibajar kon-

(e) Ongkos tjetak.

tia D ^ a H a nmam ^ n P iS HbUkU 'iSng diPerlukan tiap tahun untuk tiap matjam matapeladjaran begitu tinggi, sesungguhnja Indo­nesia chusus dalam bidang produksi buku sudah lama h™uS pmdah dan sistim }}boekdruk” - (letterpress printing) kesistim „ offsef supaja ongkos tjetak dapat lebih murah.

Demikian pula ongkos „mendjahit” dan „mendjilid buku” dapat ditekan, djika Indonesia mempergunakan mesin2 baru mi­salnja mendjilid dengan sistim „intergraal band” jang dewasa ini hanja dipunjai oleh 1 (satu) pertjetakan sadja (jang tidak djailan !)

Dibidang },mengezet buku”, sudah sampai pada waktunja untuk memikirkan pemakaian alat „teletype”} supaja buku2 jang perlu ditjetak ulang dapat dizet setjara „automatisch” jang ong- kosnja tentu sadja bisa lebih murah.

112

Page 115: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

MEROMBAK TJARA BERFIKIR SEPERTI BELANDA DALAM MEMILIH DIDAKTIK

PELADJARAN BAHASA INDONESIA *)

1. THE GRAMMAR METHOD(Methode Tata Bahasa)

Grammar Method dianggap orang sebagai salah satu me­thode peladjaran bahasa Asing jang tertua. Methode itu bersen- dikan prinsip, bahwa mempeladjari bahasa baru (asing) tjukup dengan mengenai ^vocabulary” dan „grammar”-nja sadja, se­bab itulah unsur utama tiap2 bahasa.

Hampir semua buku peladjaran bahasa2 Indonesia : Bahasa2 Djawa, Sunda, Madura, Bali, Minangkabau, Batak, Simulur, Dajak, Sangir, Kapouko, Mdmika, Wairopen, dsb. dsb. untuk orang2 Eropah (dalam bahasa Belanda, Inggeris dan Djerman) disusun berdasarkan „grammar .method” itu. Grammar-method itu dianggap orang tjukup untuk mengenai bahasa2 itu setjara ilmiah analitis dengan- tidak menghendaki penguasaan bahasa2 itu setjara praktis untuk dipergunakaft dalam pertjakapan se­hari-hari.

Sebagai tjontoh dapat disebut beberapa buku pengetahuan bahasa- di Irian-Barat karangan P. Drabbe :

„Woordenlijst en Spraakkunst van het Ekagi” (1952) „Woordenlijst en Spraakkunst van de Kamoro-Taal” (1953) „Woordenlijst en Spraakkunst van het Marind” (1955).

Darn karangan Heinrich Aufenanger :

*) Pernah diuraikan dalam tjeram ah Bapak Oejeng Soewargana d i- ■hadapan :

!• para Inspektur Pendidikan Dasar, Pendidikan Umum Menengah Pertam a maupun Atas, serta para Inspektur Pendidikan G uru di Departemen P.D. dan K di Djakarta dalam tahun 1963 — 1964.

2. para Dosen dan M ahasiswa/Sardjana Muda djurusan Sastra Indo­nesia a. IKIP Universitas Padjadjaran di Bandung, b. IK IP Univer­sitas Diponegoro di Semarang c. IKIP Universitas Gadjah Mada di Jogjakarta d. IKIP Saraswati di Solo, dan e. IKIP Universitas Airlangga di Surabaja dalam tahun 1962 — 1963.

3. P ara Inspektur dan Guru Bahasa Indonesia dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertam a maupun Atas dan Sekolah Pendidikan Guru di kota2 : a. Bandung to. Semarang c. Jogjakarta d. Solo e. Su­rabaja dan f. Malang dalam tahun 1962.

4. Diluarnegeri di Universitas Cornell, Ithaca USA, di Universitas Ca­lifornia di Berkeley, USA, di Universitas Hawaii, Honolulu, USA, di Universitas Hamburg, Djerman-Barat, di Universitas Koln, D jer- m an-B arat dan seminarium voor Paedagogisch Onderzoek U niver­sitas Amsterdam, Holland.

113

Page 116: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

„Vocabular und Grammatik der Geude-Sprache in Zentral Neu Guinea” (Freiburg, 1953, 299 pp)„Vocabular und Grammatik der Nondugl-Sprache in Zen­tra l Neu Guinea” (Freiburg, 1953, 274 pp).Oleh karena tudjuan para ahli bahasa itu sekedar untu'k men-

djadjagi atau untuk menelaah bahasa2 itu setjara ilmiah, maka dapat kita fahami bilamana m ereka itu tidak merasa perlu me- nguasai bahasa2 itu setjara praktis dan aktif. Itulah sebabnja maika „grammar method” itu diketjam oleh Dr. G.J. Nieuwenhuis dalam bukunja ”Het Nederlands in Indie” . Kami sampaikan duabuah kutipan dari buku te rse b u t: ................................Hal. 71 : .................... Taal is groei, is rijpwording en niet kennis-

opplakkerij .................................Hal. 358 : ................Niet een bepaalde hoeveelheid kennis beslist

over de mogelijkheid van verdere studie (dimaksudkan : de nodige taalbeheersching voor verdere studie), maar een bepaalde ontwikkelingsgraad............................

2. THE TRANSLATION METHOD(Methode Terdjemahan) *)

Buku peladjaran bahasa Indonesia dinegeri fkita, jang bersendi ’■Da rS ti0n method” itu diantaranja buku „LEKAS DAN GAM- f karangan Soeriadiradja dan M ardjana penerbitan J.B. Wol-

i v u dl„utarnakan dalam methode „Lekas dan Gampang” itu ^enterdjem ahkan dari bahasa Indonesia kedalam

I n d o n e s i a s e b a l i k n j a dari bahasa Djawa kedalam bahasa

D ^ M n F n A w ?"!3 J ' B’ Woltecs menerbitkan methode „TJEPAT dah D e r a n c r .arai}gan Soeriadiradja dan I. Adiwidjaja. Sesu-purnakan oleh tL- methode_ „Tjepat dan Moedah” itu disem- ambil dari Rrnn ;ias n ®akti, dibubuhi latihan2 jang ideanja d i- pmi la t^ a n ” httihn ° * karan§ ^ dr. G .J. Nieuwenhuis, meski- n ia Latihan ** m^ 1*er^jeimal1kan masih tetap dipertahankan-ngen) demikian rinin'1 i ?*i! *;elta,nan” (uitspraak en accent-oefem- disadjikannja Untuk ka£a Tnd ”meimtalp” (fixeeroefeningen) tidak guhnia tiriaV • Indonesia „fixeeroefeningen” itu sesung-nesia itu hamnir tin ifn ? entin2» oleh karena dalam bahasa Indo- lisan) d L t e t i i i f Perbedaan antara ,.bentuk visuii” <tu-

l lafalan) dari ^ata-kata itu. Dalam ba- nasa eeianda perbedaan antara „lafalan” dan tulisan” itu danatTSto?r®unS S iG” uridh misa’nia kata-katad lS e a u Pde t l o BI1i * UreaU ' ”chocoM e". -o ttK te" . .sergeant”,ucui vie injiugue •

Dalam bahasa Indonesia kata2 tadi ditulis dan dilafalkan seperti b e n k u t : „supir , „trotoar”, „polisi’\ „biro”, „soklat”, ,>Sopir”, „ser- san” dan kolonjo”, sehingga tidak menimbulkan kesukaran jang m em erlukan latihan chusus :

114

Page 117: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Kemudian muntjul „the translation method” berdasarkan prinsip, bahwa penguasaan bahasa asing dapat ditjapai dengan djalan latihan* menterdjem ahkan: a), dari bahasa baru (asing) itu kebahasa ibu (atau bahasa lain jang sudah dikuasai murid), lazim disebut „penguasaan bahasa setjara pasif” dan b). dari bahasa ibu (atau bahasa lain jang telah dikuasainja) kebahasa baru (asing) jang sedang dipeladjari itu, disebut „penguasaan ba­hasa setjara aktif”. Buku2 peladjaran bahasa Inggeris jang di­pergunakan di-se’kolah2 MULO pada zaman pendjadjahan Belan­da seperti karangan Croes dan Hameetman, demikian pula buku peladjaran bahasa Djerman karangan Brouwer en Ras, dalam garis besarnja bersandar pada prinsip ”translation-method” te r­sebut diatas.

Mengenai "the translation method” itu dalam buku ,.Modem Methods of Teaching English as a Foreign Language” karangan Anne Cochran pada halaman 13 terdapat uraian jang b e rik u t:

................... The main drill is translation. The sequence ofthe textbook usually follows an outline of classical gram­mar, and the vocabulary is based on some reading-material which will be taken up after the beginning text is suffi­ciently mastered. Each lesson illustrates some grammar ru ­le and contains a vocabulary of single words given in the fo­reign language with the native translation, paradigms to be [memorized, and translation exercises to illustrate the rules. After completing such a beginning book, the student is plunged into translating.Dengan "translation method” itu para penjusuri methode

menghendaki sekedar suatu taraf penguasaan bahasa baru (asmg) itu setjara pasif.

Pada waktu itu para didaktisi sudah merasa puas djika para murid (setelah mempeladjari bahasa baru (asing) ^itu rae- lalui ’’The translation method”) dapat membatja buku- dalam bahasa baru (asing) tadi dengan mempergunakan kamus. Dalam udjian2 bahasa Djerman, bahasa Perantjis dan bahasa Inggeris pada zaman itu, lazim orang menjadjikan kutipan- unmik diter­djemahkan'. n r ■

Baiklah kita perhatikan, bahwa pada waktu itu se-kali- tidak ada kemungkinan untuik pergi keluar negeri agar dapat mempergunakan bahasa2 baru (asing) seperti bahasa Perantjis, Djerman dan Inggeris itu setjara praktis dan aktif dalam surat- m enjurat dan pertjakaipan-2 biasa. Djadi dapat kita fahami, kalau pada waiktu itu mengenai taraf penguasaan bahasa baru (asing)

115

Page 118: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

jang terutam a diperhatikan orang hanjalah sudahkah m ahir s&* seorang „membatja tulisan2 dalam bahasa baru (asing) itu se­tja ra pasif”. Taraf pengetahuan dan kemampuan menguasai ba­hasa baru (asing) setjara demikian dianggap tjotjok, dikatakan sesuai dengan kebutuhan pada zaman itu.

Maril'ah kita perhatikan uraian Anne Cochran dalam buku- n ja ’’Modern Methods of Teaching English as a Foreign Langu­age”.Hal. 13 : ................... Many people take it for granted that the

translation method is the least satisfactory. If the students objective is the spoken language, this may be true. But if the aim is to give the student an effective reading compre­hension of the language, this might be the most efficient way to train him to read by himself, with a dictionary and grammar at hand for reference until he has practiced enough to become independent.

Hal. 14 : ................... Since the translation method provides prac­tically no chance for drill in the oral-aural skils, it usu­ally does not teach the student to understand or produce the spoken language. Although with the proper materials - this method might be used very effectively to teach read­ing comprehension, writing, or translation ............................

IIal- 15 : .....................This (translation) method is not useful forlearning the spoken language. But using this method for teaching even the written language or translation itself presents many pitfalls into which most of the English text­books seem to have fallen.

Meskipun aliran ”the translation method” itu kemudian di- ketjam dengan tadjam sekali, oleh karena dianggap tidak se­suai lagi dengan tudjuan peladjaran bahasa asing jang baru, kita hendaklah berani mengakui kenjataan, bahwa pada ”the translation method” itu sesungguhnja ada segi2 jang mengun- ungjcan. Hendaklah kita berani menghargai segi2 jang baik itu

ke, adaan lan9 tertentu” dan dengan Jud juan jang ter- ngaUkan begini*8 <"'ocliran ^a am bukunja pada halaman 14 me-

it V" ‘i 'l l-'a (traPslation) method is practical because ittia to the physical and financial limitations of ma­

ny schools The teachers do not need to be masters of the language taught. Their pronunciation, grammar, and vo­cabulary may be very shaky, but all they need to do is to stick closely to the text-book and discuss it in their own—

116

Page 119: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

and the students, — language. It is by far the easiest me­thod to use in big classes.Dengan berubahnja keadaan- politik dunia, dengan lebih

rapatnja hubungan internasional, dengan makin mudah danmakin intensifnja hubungan lalu-lintas antar negara ................terbukalah kemungkinan untuk mempergunakan bahasa2 baru (asing) itu setjara aktif dalam surat-menjurat atau pertjakapan? biasa.

Dapat difahami bilamana orang kemudian menghendaki taraf penguasaan bahasa baru (asing) jang lebih intensif, lebih mendalam dan ................... lebih aktif. Oleh karena tudjuan pe­ladjaran bahasa baru (asing) itu telah berubah, dapat pula difa­hami djika orang kemudian merasa perlu meninggalkan "the translation method” itu, seperti diuraikan oleh Anne Cochran dalam bukunja pada halaman 15.

Conclusion: The translation method is designed prima­rily to teach the written rather than the spoken language. Since a good many people study a modern language in or­der to be able to understand and speak it, another method, better suited to the oral-aural objectives grew up.

3. THE DIRECT METHOD(Methode Langsung) 2)

Aliran ’’the direct method” inilah jang paling keras onenge- tjam „de grammaticale” en „de vertaalmethode” . Penganut aliran itu mengatakan, bahwa dengan djalan mempeladjari „ta~

2) Methode peladjaran bahasa Indonesia, b e r s e n d i ’’direct method”, jang 'kuat sekali didjiwai oleh petundjuk- dr. G.J. Nieuwenhuos, iaitu mehode „-BAHASA'KU”, karangan B.M. Nur dan W J.S. .Pur- wadarminta, diterbitkan oleh W. Versluis. _ Dalam methode »Baha saku” itu, bahasa ibu murid sekali-kali tidak dipergunakan. Me- thode itu ditulis untuk dipakai disemua sekolah rak ja t jang terse-bar diseluruh kepulauan Indonesia ............... tanpakan kesukaran murid disebabkan pengaruh bahasa ibunja. Jr'oialatihan — jang sam a untuk seluruh Indonesia disaajiKan oienpara penjusunnja ............. tanpa terlebih dahulu mempeladjari Per_bedaan^-perbedaan -dalam unsur, s truk tu r dan kaidah tata-bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa ibu murid jang akan m em per-

' gunakan methode tsb. . a >>Demikian pula methode , ,PEL AD J ARAN BAHASA I^ O N E S IAkarangan Oesman dan Yspeert, jang diterbitkan oleh J.B. Wolters, sama berdasarkan prinsip „methode langsung’ , tanpa m em pergu- nakan bahasa ibu murid. Presis seperti dalam mehole „Bahasaku’ dalam methode ini disadjikan pola-pola latihan jang sama un tukseluruh Indonesia ............. tanpa terlebih dahulu menjelidiki pe1-(Selandjutnja lihat anotasi pada hal 118).

117

Page 120: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

tabahasanja” sadja atau „menterdjemahkan” sadja, tidak mung­kin dapat ditjapai penguasaan bahasa baru jang „natuuriijk '!, se­perti penguasaan bahasa ibu. Bilamana kita menghendaki pengu­asaan bahasa baru jang „murni” dan „natuurlijk”, seperti orang menguasai bahasa ibunja, maka djalan jang dipergunakan dalam peladjaran bahasa baru itu hendaklah djalan jang „paling natuur- lijk” pula, jaitu sistim beladjar, jang mendekati tja ra seorang anaik „beladjar” bertjakap-tjakap dalam bahasa ibunja, djadi de­ngan tidak mempergunakan bantuan bahasa lain selain bahasa

•jang sedang dipeladjarinja itu.Anne Cochran dalam bukunja ’’Modern Methods of Teaching

English as a Foreign Language” memberikan uraian tentang ”the direct method” itu seperti b e rik u t:EfeL 16: ............... The term is here applied to the method of

teaching a foreign language without using the learner’s own language. This has also been called the ”natural m e­thod” because it is supposed to follow the process a child uses in learning to speak.Dji'ka kita mengingat kembali uraian dr. G.J. NEUWEN-

HUIS — salah seorang pendukung aliran ’’direct method” jang utama untuk peladjaran bahasa Belanda di Indonesia — akan mengertilah kita, apa sebab ia dalam Bronnenboeknja meng- and]urkan, supaja „wadah kemampuan bahasa” anak itu dibiar- *an penuh dan melimpah dengan sendirinja. },Laat het taal- reservoir maar vollopen, het zal straks vanzelf wel overlopen”. Pada halaman 28 dalam buku „Het Nederlands in Indie”

dr. G.J. Nieuwenhuis menulis : ........... Men heeft het gevoelof het taalreservoir onophoudelijk gevuld wordt, zonder droppels te verliezen, zodat op zekere dag het instuwendewater plotseling moet overlopen ................... Met het lerenvan een vreemde taal gaat het niet anders. Ook hier is een iange mcubatie-periode, een tijd van passief laten inwer- ken der klanken ....

Landjutaji dari hal. 1 17 :

r a s u - r a ^ ^ f SkiivU m und -ianS dapat menimbulkan 'kesukaran, ke-D S a S p S i c a S dai am Peladjaran bahasa Indonesia itu.Nusantara dpnpan vf^!’ ke^ukaran 3ang dihadapi m urid diseluruhmethode lansstfn? t S ? 3? ? aer? jang terbeda-beda, dalam kedua metnode langsung tsb. diatas dige-neralisasikan atau disamarata-

Latihan m enatap diadjarkan dalam kedua methode tsb. meniru „fixeeroefexiingen jang diandjurkan oleh dr. G .J . Nieuwenhuis dalam ,,Bronn&nDoek -nja, meskipun. kesukaran menuliskan k a ta2 Indonesia berlainan sifatnja daripada menuliskan kata2 Belanda.

118

Page 121: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Oleh karena salah satu usaha "direct method” itu m entjari djalan jang paling „natuurlijk” dalam memperkembangkan ke- mahiran dan memperkaja perbendaharaan kata, dipakailah sis- tem „perkembangan lingkaran pusat perhatian anak2” jang le­bih terkenal dengan sebutan perkembangan ’’centre d> in teret” menurut teori Ovide Decroly. Sistim inilah jang kemudian pa­ling hebat ditentang di Indonesia oleh aliran „Rationeel Taal- onderwijs” atau ’’The Language Control Method” tjiptaan Alb. de la Court antara tahun 1935 — 1937.

Dalam buku „Het Nederlands in Indie” dr. G.J. Nieuwen-huis mengtakan pada halaman 335 ................Taal is iets le-vends, iets midden in het leven groeiende, en alleen met het leven samen kan het geleerd worden. Ook bij het onderwijs in vreemde talen — evengoed als bij dat in de moedertaal en de vreemde voertaal — dringt dit beginsel door. Niet enkel door wat de directe methode al jaren doet — praten (oral approach) — maar ook door met de taal in de gehee- le cultuur van het vreemde land door te dringen ................Telah dikatakan tadi, 'bahwa aliran ’’the direct method”-

lah jang paling keras mengetjam ”the translation method . Para penganut aliran ’’the direct method” mengatakan, bahwa usaha untuk beladjar menguasai suatu bahasa baru dengan dja­lan menterdjemahkan itu „tidak sempurna malahan guhnja „mer.usakkan”. Didunia ini tidak ada dua .bua“ a jang sama strukturnja, sama kaidah2 tatabahasanja a kebiasaan memakai ungkapaiMingkapannja.

Oleh karena itu ,, menterdjemahkan ialah sm tu pekerdjaan jang amat sukar dan tidak mungkin dapat dilakukan oleh orm g jang belum sempurna penguasaan bahasanja, apalagi o e or g jang baru atau sedang beladjar.

Menurut Anne Cochran dalam buku ’’Modern Method of Teaching English as a Foreign Language” pada halaman 17 :

Learning a foreign language through translation is „neces- sarily defective and in c o m p le t e No two languages have exact meaning, equivalents either in words or structures so the use of the learner’s native tongue will lead to con­fusion of the two language patterns. The student, from the beginning, must learn to ” think in the foreign language .

Itulah sebabnja maka aliran ’’the direct method” dengan konsekwen sekali menghindari pemakaian bahasa ibu murid da­lam peladjaran-nja.

119

Page 122: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

M enurut aliran itu 'mempergunakan bahasa murid itu ma*lahan dapat ^membingungkan” d a n .................... dapat „merusak-kan” kemampuan anak untuk menguasai bahasa baru jang se­dang dipeladjarinja itu. Itulah sebabnja maka sedjak dari per- mulaan, pada peladjaran jang pertama sekali mereka terus mem­pergunakan bahasa baru jang sedang diadjarkan dan meninggal­kan samasekali bahasa ibu murid.

Anne Cochr-aai dalam bukunja ’’Modern Methods of Teach- ta riku t^ 811 aS 3 Foreign LanSuage” memberikan uraian jang

H al 16: The foundations of this way of teaching lie upon :A. Direct association, of the foreign speech with the lear­

ner s thought. This is what is known as „thinkmg in a foreign language” y

B‘ ^ « ° ^ Staint use ,of the foreign language without ever using the learner s own language.c. The beginning is always oral, with the teacher giving

g e s t u T e s ' ex*laininS themand imitate Wm ’ WMe the students listen

D' is t S0 extensively in listening, imi-uaee bernmo that the forms of the lan§-s : s r atic him and he produces the"

a1’ that fhprp' ch'niV ?'hefundam ental principle of this method isThe u t th ! , °f the lea™r>s own language.lation r t langllage ,leads’ “ is *«■ t o tra is -’ and th!s must be avoided .at all costs.

p e n tta T m p n l^ ? 11 ’1th® direct method” tidak menganggap anut iang extrep^f f n Jabaha.sa- M_alahan diantara para peng- nja itu ’’the natural ?; b 'asanj a lebih suka menamakan aliran-m en^ntum ka^i i te rd aP at OTanS 2 i a " S ^ Jkali^ tidak

s c s s a' d- ‘ ^

halaman1117C°°hran memberikan keterangan sebagai berikut pada

................ The extreme advocates of the direct method ex­press a profound distaste for ’’grammar rules” *

120

Page 123: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

A. In the first place, those who think of the direct method as the ’’natural method” of language learning see no need for teaching grammar, for a child certainly learns his own language without memorizing any rules.

B. In the second place, it becomes a practical difficulty to analyse grammatical structure without using the' learner’s language ; so the grammar which can not be explained ■by "example and ocular demonstration” or ny the ’’asso­ciation of ideas” can not be dealt with.

C. Another very good reason for this mistrust of grammar for teaching a foreign language, (particularly English) has often proved less of a help than a hindrance.

Dr. G.J. Nieuwenhuis misalnja dalam bukunja „Het Neder-lands in Indie” pada halaman 366 mengatakan : ....................Begin niet met grammatica voor men de taal zelf wat ikent en laat dan de grammatica niet uit het hoofd leeren, maarzelf v inden ...................Het leeren van theorie over gramma-ticale details, geeft bij het leeren der nieuwe taal eer ver- warring dan steun.Waar het op aankomt is : het zttiver aanvoelen der nieuwe taal.

Tanpa disadari orang, pengaruh dr. G.J. Nieuwenhuis itu sampai sekarang masih terasa dikalangan para pendidiik di In­donesia, sebagai ekor tradisi peninggalan djaman kolonial Be­landa. Sampai sekarang masih te rdapat‘para, pendidik jang meniru utjapan‘J dr. G.J. Nieuwenhuis tadi — mengatakan bah­wa murid S.D. itu tidak perlu diberi peladjaran tatabahasa. Malahan ada jang lebih fanatik lagi, jang mengatakan bahwa peladjaran tata-tjahasa itu tidak perlu diberikan kepada pela- djar-peladjar S.M.P. sekalipun.

Mula2 dalam aliran ”the direct method" itu penjadjian peladjaran setjara lisan (oral approach) sangat diutamakan dan semendjak peladjaran pertama segera mendapat perhatian jang istimewa.

Kemudian dalam segi itu timbul aliran2 'jang mentjari dja- lan tengah, jang selain menjadjikan peladjaran- setjara lisan, menjediakan pula peladjaran2 untuk dibatja (readings) dan un­tuk dituliskan (writings).

Michael West dan H.E. Palmer misalnja — dua toikoh pen- dukung aliran "the direct method” untuk peladjaran bahasa Inggeris jang paling berpengaruh — berpendirian bahwa latih-

121

Page 124: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

an-latihan lisan itu dapat segera disertai latihan2 memhatja dan menulis 'bahasa baru (asing).

Dari buku ’’Modem Methods of Teaching English as a Foreign Language” karangan Anne Cochran ikami sampaikan kutipan2 jang b e rik u t:Hal. 18. : .................. The extremist also believe that reading and

writing should be taught only after the student has attained mastery of the speech. The idea is that these skills should be learned as a child learns them in his own language. But others believe that reading and writ­ing should be taught very soon after the beginning, since most people do not take up a second language until they are at least of school age an d ,. therefore, should learn to read and write the foreign language as well as to speak it.: ........ .......Michael West is a firm believer in the theorythat children should learn to read and write a foreign language as they are learning to speak it, and his ’’New Method English Series” is based on this theory.H.E. Palmer in the same series, and Faucett in the ’’Ox­ford English Series”, also introduces reading and writing very soon after speaking.

’’The Direct Method” dalam peladjaran bahasa Inggeris ter- me^ode jan§ sebelum perang dunia kedua, paling ba-

jais. dipaikai didaerah koloni Inggeris, jang luas sekali djadjahan- *Jja tersebar diseluruh dunia dengan beribu-ribu matjam1 bahasa aaerah. Sesungguhnja ’’direct method” itu — jang sekali-kali iaak mempergunakan dan tidak memperhitungkan peranan ba- asa ibu murid — dalam situasi jang tertentu, mempunjai segi2

jang menguntungkan djuga, m isalnja:a. djika guru jang mengadjarkan bahasa baru (asing) itu sa­

masekali tidak mengetahui seluknbeluk bahasa ibu muridnja, S f k £ataC !5eadaa.n guru bangsa Inggeris jang mengadjar- h Inggeris di-daerah2 djadjahannja, atau guru2■ri T l f aTT Teiarida dahulu di-negeri kita mengadjar diE.L.S. H.I.S. dan Schakelscholen.

^ w 5? .Jte'1?r”:Pok ™urid jang sedang mempeladjari bahasaoaru itu kelompok jang sangat „heterogeen”, iang sangat^ 7 r adUk’ tidak dapat ditentukan ,,rata2”(average) pengaruh bahasa ibu murid2 dalam peladjaran bahasa baru itu karena murid2 itu berasal dari berbagai daerah dengan bermatjam-matjam bahasa ibu

123, '

Page 125: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Lain daripada itu, dengan memusafckan tekanan kepada la- tihan-latihan „mendengarkan” dan latihan2 „melafalkan”, ter- njata ’’the direct method” itu dapat memberikan hasil jang djauh lebih baik daripada ’’the translation method” dalam bi­dang „membatja” dan „menulis” bahasa baru itu.

Anne Cochran pada halaman 18 memberikan komentar se­perti b eriku t:

............... Comment on the Direct Method :Through the emphasis on drill in aural understanding and speaking, this method is a great advance over the transla­tion method in teaching the spoken language.A good foundation in the spoken language has made the learning of reading and writing more easy and thorough than when they are approached through translation alone. Another practical advantage of this method is that, since only one language is used, mixed classes with many language backgrounds may be taught by a teacher who knows only the language he is teaching, and of which he is a native speaker.

Disamping segi2 jang menguntungfean, pada aliran ’’the direct method” itu terdapat segi2 jang merugikan. Oleh karena dalam direct method itu tidak dibolehkan se-kali2 mempergunakan ba­hasa ibu murid, dalam praktek hal itu sangat merugikan pula, karena njata mengakibatkan suatu penghamburan waktu jang sesungguhnja tidak perlu.Ann a Cochran memberikan keterangan seperti b e rik u t.Hal. 18 : ........... One practical drawback of the direct method

according to some critics is that it wastes a great deal of time by not using the learner’s own language.

Hal. 19 : ............... Explanations in the learner’s own language othow to make English sounds and description of the gram­matical structures should save a lot of time and avoid confusion in the beginning.

Lain daripada „menghamburkan waktu” kali mendjauhi atau menghindari bahasa ibu ™urid dala p Jadjaran- bahasa baru itu) sesungguhnja dare ■ ■ada pula .akibatnja jang buruk jang sangat £ "bat buruk jang mungkin dalam djaman kolorna hendaki oleh Belanda, sesuai dengan politik pendjadjahannja.Djelas bagi kita bahwa : ,

„Dalam direct method, jang samasekali tidak memperhi- tungkan peranan bahasa ibu, tidak mendjadi soal, apakah

123

Page 126: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

bahasa ibu si murid itu akan rusak atau akan dikatiau- kan oleh pengaruh latihan2 bahasa baru jang berkelebihan itu.”

Kita ketahui, bahwa umumnja penguasaan bahasa ibu oleh para murid Europese Lagere School, pada djaman kolonial Be­linda, termasuk jang paling buruk. Tidak djarang terdapat anak prijaji, murid E.L.S., jang hampir tidak dapat menguasai bahasaibunja lagi, jang .................... pada waktu itu malah mendjadi„kebanggaan” bagi orang tua murid jang malang itu.

Pada murid H.I.S.-pun, terutam a di-kota2 besar jang umum­nja lebih intensief mendapat latihan2 bahasa Belanda, tampak; djelas kemunduran kemampuan murid dalam hal menguasai ba­hasa ibunja.

Pf da:i murid Schakelscholen pengaruh peladjaran' bahasa Belanda atu umumnja agak kurang, karena Schakelscholen itu-

janS paling lama mempergunakan „de vertaalmethode”.

HJfHgingat kembali akibat buruk daripada pe- Tipnmiao* 3 kS? Belanda Pada djaman kolonial dahulu kepadam eniadari^P TlbU 'mUrid E‘L-S' dan HXS- itu> dJ* 3 kita dahuhfrt^i 'kemampuan para peladjar E.L.S. dan H.I.S.dahulu dalam mempergunakan bahasa ibunfc ............... mungkinoada h J oita mem'bat3a keterangan dr. G.J. Nieuwenhuis fan.? ]?lalamai? 352 dalam bukunja „Het Nederlands in Indie” jang berpendirian seperti b e rik u t:

'■‘V.............. . ° n.ze taal (dimaksudkan bah. Belanda) moetmen dit niveldeeringsproces de landstalen bescher- van e i vro®gtijdige uitputting en tegen verkrachtingalleen rlnnr f n karaik'te r- %o moet de paradox, datden opgevat & er an< s landstaal kan groeien, wor-

ing in nie^jeUmuU ^M b at ^h1’ dv ' G J ' N ieuw enh™ s seolah-olah f i la n d a itu Tang S i o l k a n n ^ ^ Pendidi’kan P ^ a d j a h P a ra penganut W f f i & d ”8? ? ® 81 s " .’ ’P arad o x” .m em pergunakan analisa* a l S a n f i , f f l ” alan ‘ n:,a b iasan ja lebih mengutamakan ”fllsafat bahasa” . Mereka itukaM d e ™ peT/anut approach”, berbeda se-

« a " 8 'akan di-jic approach” mementingkan a language scienti-

Gerakan, ’’direct method” itu memang tambuh -bersamaan dengan gerakan menjelidik ..filsafat mata peladjaran”, suatu

124

Page 127: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

ketjenderungan orang pada zaman itu untuk menganalisa „ha- kekat matapeladjaran” (het wezen van het vak). Mengenai ba­hasa misalnja ditondjol'kan oleh dr. G.J. Nieuwenhuis dengan sembojamija jang te rk en al:

„Taal is soms klank soms teken, maar altijd gedachte”.Pada waktu jang bersamaan, dalam didaktik berhitung di­

tondjol'kan pula oleh Bouwman en van Zeilm sembojan Prof. Bo­land : „Rekenen is een proeve van toegepaste logica”-

4. THE LANGUAGE CONTROL METHOD(Methode Rasionil atau Methode Pembatasan Bahasa)

MULAI MASUK KE INDONESIA.

Aliran ’’the language control method” masuk ke Indonesia pada kira- tahun 1935, dibawa oleh Alb de la Court denganj na- ma „Het Rationeel Taalonderwijs” . Gerakan itu menjebar kese- luruh dunia, mempunjai penganut2 jang melakukan penjelidikan jang sangat teliti pada berbagai negara didunia.

Aliran tersebut bertudjuan mentjari djalan jang paling sing- kat dan paling efficient. Ma'ksudnja supaja murid dalam waktu jang paling pendeik dan dengan djalan jang paling mudah, dapat menguasai sedjumlah ikata2 dan pola2 kalimat jang paling terba- tas dengan nilai kegunaan jang paling tinggi, sehingga mempu- njai kemampuanj dalam bahasa asing itu menurut kebutuhannja.

Untuk mentjapai tudjuan itu, terlebih dahulu diadakan pen- tja tatan ‘kata2 dan pola-2 kalimat dari berpuluh matjam batjaan untuk mengetahui frekwensi (nilai ikegunaan) tiap2 kata dan tiap-tiap pola kalimat itu.

Menurut aliran ’’the language control method” , terlebih dulu harus dipilih kata2 dan. pola2 kalimat jang paling tinggi frekwensinja, kata2 jang menurut statistik paling banjak dipa­kai orang, dan ikarena itu dianggap paling penting 'untuk di- dahulukan diadjarkan kepada murid.

Dengan perkataan lain, pemilihan kata2 dan pola- kalimat jang akan disadjikan dalam peladjaran bahasa^ itu, ditentukan urutannja menurut urutan nilai frekwensi kata2 dan pola- kali- m at itu.

Dapat dipahami, bahwa prinsip itu dapat bertentangan de­ngan prinsip perkembangan lingkaran ,,pusat perhatian” anak, jang didjadikan. salah satu sendi "direct method” ala Nieuwen­huis jang disebut diatas.

125

Page 128: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

PENGANUT JANG PALING EXTREEM.

Salah seorang penganut aliran ’’the language control method” jang paling extreem dan paling konsekwen Ialah prof. dr. Charles K. Ogden dari Orthological Institute di Inggeris — jang dalam tahun 1952 dan 1954 pernah dikundjungi oleh pe- nulis — Beliau menamakan methodenja ’’The System of Basic English”. Menurut Ogden, untuk keperluan pertjakapan sehari- hari, sesungguhnja k ita tjukup mengenai dan mempergunakan hanja sebanjak 850 kata2 „serb'a guna” sadja jang dipilihnja de­ngan teliti sekali.

Prof. Ogden dalam ’’The System of Basic English” raera- batasi djumlah kata2 jang akan diadjarkan itu dengan tja ra jang sangat extreem, dengan maksud agar tertjapai efisiensi jang setinggi-tingginja, sehingga dalam waktu jang sesingkat- singkatnja para siswa Basic English itu akan dapat mengurai kan pikirannja dengan kata2 „serbagima” jang 850 matjam itu Dengan- pembatasan djumlah jang radikal dem ikian/prof. dr.C.K. Ogden itu terpaksa tidak memasukkan kata2 seperti * ’’w ive” ”ca lf’, ”to eat” dsb. jang dengan 850 kata2 „serbaguna” itu di- gantinja dengan sebutan : ’’married woman”, ”younq cow” ”to take food”. * ’

Diantara buku2 karangan prof. dr. Charles K. Ogden iangS o n ^ n m m .S lf ^ V°cabulary” (1930) 2. "Debabi- lization (1930) 3 The General Basic Dictionary” (1942) 4.Bask IEngUsl?’ (1937). ®ua®e” (1942) dan 5. ”The System of

PERKEMBANGAN DI AMERIKA DAN DI INGGERIS.

ngan d ^ v o r^ A ^ R ic h a r^ 11 itu nJuIa-mula bekerdja sama de-ninggalkan prof. O g d e n i ! ev P!, ^ teraehir ini me‘ Cristine M. Gibson I™ ,- ,,! , bekerdja sama dengan Missres” ”A F irst WnrVhn i f bulcu' ’ English through Pictu-

" T e S r s the EnglishGraded Direct M ethod” menamakan m ethodenja ”A

freikwensi tmelakukan Penjelidikanprof. dr. Edward L. n o r ^ T l n ^ T ^kukan oleh mahasiswa Teacher, n ^ tT9-6’ dUfHi ]\jpw VnrV rPpnniic w, acners College Columbia University fnw iiQfirt (Penulis merasa sangat beruntung dalam achir ta­hun 1960 masih sempat mengadakan pertukaran fikiran dengan

126

Page 129: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

prof. dr. Irving Lorge itu ................ sebelum keesckan harinjadjatuh dan meninggal dunia karena serangan djantung dikan- tor pos di New York).

Bu'ku team tersebut jang terkenal ialah : ’’The Teachers Word Book of 30.000 Words” ; pertama kali diterbitkan dalam tahun 1944.

Disamping usaha prof. O.K. Ogden serta Thorndike & Lor­ge, pernah pula dilakukan pemilihan frekwensi kata2 oleh se-- buah komisi ahli bahasa Inggeris di London dalam tahun 1936. Laporan pendapatnja terkenal sebagai ”Interim Report on Vocabulary Selection for the Teaching of English as a Foreign Language”. Untuik pertama kali laporan tersebut diterbitkan oleh P.S. King and Sons di London dalam tahun 1936.

Dari bahan jang dikumpulkan oleh team penjusun ’’Interim Report” tsb. dan oleh team jang dipimpin oleh Thorndike & Lorge, kemudian diusahaikan lagi pemisahan2 frekwensi homony- men kata2 itu oleh ahli bahasa Inggeris jang sangat terkenal pada waktu itu jaitu Michael West dalam bukunja ,,A General Service List”. Kata ’’about” misalnja dapat berarti 1. „kvras” (approximately) dalam kalimat ”He is about 12 years of age” .2. „tentang” (concerning) dalam ikalimat ”What are you talking about ?” 3. „berserakh (around) dalam kalimat ’’There are sev­eral books lying about” . 4. „hampir” (nearly) daiam (kalimat ”He is about dead”. Michael West tsb. telah berusaha menjeli- diki dan menghitung frekwensi tiap2 arti homonymen dari kata2 itu.

GERAKAN METHODE RASIONIL DI NEGARA BELANDA.

Di Negeri Belanda terkenal usaha Dr. Herman Bongers, dahulu guru MULO-Javastraat di Bandung, jang dalam buku nja ”A 3000 Words of English” menjusun daftar 3000 'kata? Inggeris jang terpenting dan harus dikuasai oleh tiap murid Sekolah Menengah. Setelah mengadakan penjelidikan dan per- tjobaan di beberapa tempat di P. Djawa dan di Sumatera, dr.H. Bongers chusus untuk pengadjaran Bahasa Inggris di Indo­nesia dalam tahun 1956-1957 menjusun methode „ROUND WORLD WITH ENGLISH” jang diterbitkan oleh Penerbit GA­NACO di Bandung.

Albert de la Court, waiktu itu Direktur HIK dan HAC di Bandung, dalam tahun 1937 mengumumkan hasil penjelidikan dan penghitungan frekwensi kata2 Belanda, jang dilakukan oleh para siswa HIK dan HAC di Bandung dalam bukunja ”De m eest

1 2 7

Page 130: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

voorkomende woorden en.woordcombinaties in het Nederlands” diterbitkan oleh Balai Pustaika. Methodenja, jang dinamakannja ”Naar een Nieuwe Wereld”, tidak sempat tersebar luas di Indo­nesia, terhambat oleh api peperangan dunia kedua, jang kemu­dian mendjilat negara (kita. Itulah sebabnja methode peladjaran bahasa Asing, jang pernah meluas pengaruhnja sampai ke- pelosok2 ibiikota kabupaten jang mempunjai H.I.S. dan Schakel-school, hanja ............... ”The Direct Method” susunan Dr. G.J.Nieuwenhuis sadja. Dan ............... menggemalah sampai seka­rang sembojannja jang terkenal }>Taal is soms klank soms teken maar altijd gedachte”, suatu ”philosophical approach” jang pada djaman itu masih sangat ”m de mode”.

Dalam methode ”Naar een nieuwe W ereld”, jang bersen- dikan prinsip ’’the language control method”, Alb de la Court memberikan latihan2 pola kalimat (sentence-pattern drill), jang terdapat djuga dalam ’’the Linguistic method”, jang akan di­uraikan nanti.

Buku peladjaran Bahasa Belanda karangan Alb. de la Court sekarang dipakai lagi oleh Kedutaan Besar Belanda di Indonesia.

TANPA PENJELIDIKAN PERBANDINGAN BAHASA

s S E *S k Yrffcm n ’10leh PenJusun methode dianggap baikpa Jang f “ memPergunakan methodenja, tan-

berm^yam-matj^n^ifetn^a 3n PengarUh lbU mUrid ja"gthe l a ^ a g e kacontooiempthel2iUa meth,ode2 ^an§ mendahuluinja, peranan bahasa ibu a n ^ l PUn se’kal‘2 tidak menghiraukand a n .............. diustru UnLi memPeladjari bahasa asing itu,

Berlainan sekal? kelemaha“ methode tersebut.lam aliran "the laoguageg conteSa methh% 'd >eCt method”’ nankan malah dumdjurkan I *1 ° ranf dvperke-untuik mendjelaskan sesuatu d a l a t n b a h a s a ibu murid itu. Kata2 sep e rti: "ill,” ”hungry” L t S vgbih mudah difahami murid, djika diberikan p e n S S n j a d t lam bahasa ibu murid jaitu „sakit”, „lapar” K b ”

Mempergunakan bahasa ibu untuk mendie“askan, sesua­tu daiam ’’the language control method”, berbeda sekalT tla- ran ja dan pnnsipnja dengan dalam ’’the translation method”.

128

Page 131: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Demikian pula berlainan sekali. dengan tjara dan prinsip jang didjadikan dasar utama bagi ’’the linguistic method” jang akan

diuraikan nanti dibelakang.

METHODE ”COCA COLA” JANG MENJAM ARATAKAN SEMUA MURID.

.Seperti telah dikatakan tadi, dalam "the language control method”, penggunaan bahasa ibu murid dilakukan orang tan­pa penjelidikan perbandingan bahasa.

Djadi ^apatlah dipahami, djika prof. dr. Ogden berpendiri- an, bahwa ”Basic English Method”nja itu bisa dipakai diseluruh dunia, dipergunakan oleh segala matjam murid dengan beribu matjam bahasa ibu. Demikian pula buku "English through pic­tures”, jang disusun oleh I.A. Richards dan C.M. Gibson, diang­gap baik dipakai dimana sadja, pada semua negeri, sematjam „coca cola” jang dapat diminum dan dinikmati oleh sem ua orang, oleh segala bangsa dimanapun mereka berada.

Dilihat dari sudut komersil, methode peladjaran bahasa jang dianggap baiik untuk dipakai diseluruh dunia itu, memang ada segi2nja jang sangat menarik dan menguntungkan para pcnet- bitnja. Mungkin itulah sebabnja para penerbit buku peladjaran bahasa Inggeris ”as a Foreign Language” di Inggeris maupun di Amerika, sampai sekarang lebih suka menerbitkan buku2 pe­ladjaran menurut aliran ”the language control m ethod” dan ”the direct method” sadja, sematjam methode ”coca cola”, jang di- anggap tjukup baik untuk dihidangkan diseluruh dunia.

5. THE LINGUISTIC METHOD(Methode J lm u Bahasa” atau methode

„Perbandingan Bahasa”) 3)

Tjiri aliran „the linguistic method” jang chas ialah prinsip untuk terlebih dahulu mempeladjari setjara ilmiah segala ma­tjam kesukaran jang akan dihadapi murid kelak dalam mempe­ladjari bahasa asing itu. ”The Linguistic Method dikatakan orang lebih mengutamakan ”a language scientific approach”.

3) Dalam kata pendahuluan methode „BAHASA KITA” karangan Baidilah Halian dkk penerbitan Remadja Karya, diterangkan bah­wa methode itu disusun dengan pendirian bahwa Bahasa Indone­sia itu bukanlah „Bahasa Ibu” murid. Oleh karena itu peladjaran2

► disusun dengan memperhatikan struktur bahasa daerah jakni s tru k ­tu r bahasa Sunda, Djawa dan Madura.

1 2 9

Page 132: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Anne Cochran menguraikan dasar ’’the linguistic method” itu dalam buku ’’Modern Methods of Teaching English”, pada ha­laman 39 :

........... The fundamental principles of the Linguistic Methodcome from the attitude toward language on which it is ba­sed.

Linguisitists would say that this is a scientific ra th e r”than a philosophical approach. In other words, they approach the study of language from the point of view of the form and proceed from there to the meaning of the forms. The philosophers, they maintain, approach language from the idea of meaning, and so they are apt to pass judgm ents such a s : a certain language is ’’logical”, or this language ex­presses the fundamental verities of human existence. Also the philosophers may not always recognize a change of form in their own language or in the more familiar languages, if the meaning does not change.

Bukan sadja unsur2 dan struktur2 bahasa- asing jang akan dia-djarkari', jang diperiksa, diselidiki dan dianalisa itu .......................melainkan djuga peranan unsur2 dan struktur2 bahasa ibu murid,.

Landjutan dari hal. 129.Bertentangan dengan isi keterangan tsb. diatas, pola-pola la tihan jang disadjikan dalam ibuku2 peladjaran bahasanja (untuk anakounda maupun anak Djawa) sam a sadja, .............. padahal k esu -

untuk anak Djawa berlainan sekali daripada untuk anaku . . . ai . fbabkan perbedaan unsur, struk tu r, dan kaidahs ta tab a - S a.dr kedua bahasa daerah itu.methftrt^*r/f.ada ,At.u dalam pendahuluannja didjelaskan bahw a :paka.5 di ItV'fk.ipun disusun un tuk pulau Djawa, dapat pula d i-r Pa b ii? W e ™ i an?- bahasa daerahn ja bukan bahasa M elaju”.n jaan dalam h JP*i,-fiatas Perhatikan, m aka tim bullah p erta -dan M adur? 5 2 ? k lta i *’Sam^ a h s tru k tu r bahasa Sunda, DjawaBatak Simalunfn?«n J tliu}rtur bahasa Bugis, M akasar, M andailing,n ia taan u P T n m DaJak, Minahasa, Nias, d sb .?” Demikian pererah) dari r^ sari . Pengadjaran bahasa Indonesia dan D a-S S L t ^ endid,kan Dep. P.D. & K di D jakarta.neralisasi-kan) untnv Tan bahasa jang di-„sam arata”-k a n (dige-S a r f d S V t ™ a m und <*wemua daerah diseluruh N u-T a” itu sam t « kes.mpulan, bahwa methode ,.BAHASA K I-

d ihilff dengan lain- methode jang telah m endahului-Te^kbkan n e n '^ r ,^ ' E h * ^ P ^ i t u n g k a n kesukaran m urid d i- sebabkan pengaiuh bahasa ibunja. Latihan2 peladjaran m urid di-

? Perbandinean bahasa, tanpa mempela­d ja ri dahulu perbedaan dan persam aan antara unsur, s truk tu r m a- upun kaidajtf ta ta-bahasa Indonesia dan bahasa ibu m urid, jang

kelak dapat menim bulkan kesukaran, keragu-raguan, kelam batan dalam peladjaran bahasa Indonesia.

130

Page 133: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

jang kelak bisa menimbulkan kesukaran, keragu-raguan, kelam- batan dalam peladjaran bahasa baru itu.

Dalam buku "Modern Methods of Teaching English as a Foreign Language" pada halaman 40 Anne Cochran memberikan pendjelasan seperti beriku t:

...........In the Linguistic Method the learner’s own languageis used for explanation and clarification of all points.It is b'elieved that adult learners like knowing the system of the foreign language they are studying, and this use of the student’s language both saves time and avoids confusion. Besides using the learner’s language for explanations, the new language is always taught with the learner’s own language in mind.The sounds, grammatical structures and vocabularies of. the two languages are carefully compared, and the material of the foreign language is graded so that, while forms that are like the learner’s own language are taken up early without much explanation ; the contrasting forms in the foreign language which are of real importance are partiy cularly emphasized and drilled.Dibawah ini sekedar sebagai tjontoh disadjikan beberapa

kesukaran* dan kesalahan umum pada murid2 suku Djawa dise- babkan pengaruh bahasa Djawa.

Kesalahan2 jang „spesh:'ik Djawa” seperti tsb. dibawah ini (terketjuali pada tjontoh kalimat no. 6, 7, 8 , dan 10) pada umumnja tidak aikan terdapat pada murid2 berbahasa daerah Sunda.

1. Saja tidak mengerti kalau bapak saja sudah pulang (Aku durung ngerti jen bapakku wis mulih).

2. Rumahnja Pak Slamet jang besar sendiri (Omahe Pak Sla- met sing gede dewe).

3 . Bolehnja bitjara dengan siapa ? (Olehe ngomong karo sapa?)4. Anak2 pada lari (Botjah3 pada mlaju).5. Itu rumahnja siapa ? (Iku omahe sapa ?)6. Pak Slamet mengganti Pak Karim (Pak Slamet nggenteni

Pak Kai^im).7. Buku saja tidak ketemu (Bukuku ora ketemu).8 . Si Salim ketabrak betja (Si Salim ketabrak betja).9. Pak Husen pulangnja besok kapan ? (Pak Husen mulihe

besok kapan ?)10. Pak Wira mengadjar ilmu bumi. (Pak Wira muUng ilmu

bumi).

131

Page 134: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Mengingat kesukaran2 seperti jang dikemukakan diatas oleh aliran "the linguistic method” dikehendaki supaja penju- sun methode, sebelum m enentukan pola- latihannja, merape- lad ja ri dahulu dengan seksama, perbandingan kedua bahasa itu , supaja terlebih dahulu diketahui betul2 segi2 persam aan dan segi3 perbedaan antara unsur, struktur, dan kaidah2 ta ta bahasa dari kedua bahasa itu.Itulah sebabnja methode jang terachir ini ada kalanja disebut orang ’’The Language Comparison Method”.Djika kita memperbandingkan bahasa Indonesia dengan bahasa2 daerah, maka kita harus m emperhatikan faiktor2 dibawah ini^:A. Kata2, struktur pembentukan kata2, pola2 'kalimat daiii ka-

idah^kaidah tata-bahasa bahasa2 daerah tidak selamanja sama dengan bahasa Indonesia.

B. Dalam bahasa2 daerah itu terdapat kata2, struktur pemben- tukan kata dan pola2 kalimat jang sama (atau bersamaan bunjinja) dengan bahasa Indonesia dan sama pula artinja. Aikan tetapi sebaliknja tidak pula sedikit terdapat dalam bahasa2 daerah2 itu kata2 atau ungkapan2 jang' sama atau bersamaan bunjinja dengan kata2 atau ungkapan2 • bahasa Indonesia tetapi berbeda artinja.Tjontoh kesukaran2 jang spesifik membingungkan anak2

suku Sunda dalam peladjaran bahasa Indonesia.

BAHASA INDONESIA BAHASA SUNDASawcih dipupuk Sawah digemuk

T p 1? 1 Semuk D ^ i Untuh^ ^ PUI!Ja Pedati ^ l i boga roda

r rU8ak Gilindingna ruksakC. Djalan memmm Djalan m udunHasan mentjontoh Hasan nurun

D. Siti duduk disampmg Siti diuk gigireunlS mia‘ 7 . indungna.

F ? • Manehna disamping.E. Tjabai pedas Tjabe ladaLada mahal Pedes mahal

F. Mukanja merah Beungeutna beureumPm tu terbuka p anto muka

G. Sawahnja luas Sawahna legaLega.hatin ja Bungangang hatenaTidak sampai hati Henteu luas (tega)Tjontoh kesukaran2 jang chas membingungkan anak2

suku Djawa dalam peladjaran bahasa Indonesia.

132

Page 135: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

BA H A SA IN D O N E S IA B A H A SA D JA W A

A. Djanggutnja pandjang. Dagunja bertahi lalat.

B. Waktu sakit ia sangat le- mah.Jogja bertanah pasir.

C. Malang bagiku dalam se- pekan ketjurian dua kali. Pohon tumbang melin- tang didjalan.

D. Bahuku seakan-akan pa- tah.Harum baunja.

E. Ibu masak didapur. Serumpun bambu.

F. Saputanganku terbawa oleh angin.Kabur penglihatannja

G. Tudjuh orang pedagang. ; Ada dua buah bakul.

A. Djenggote dawa. Djanggute ana andeng- andenge.

B. Naliko lara deweke le- mes.Jodjo lemahe wedi.

C. Kodjur aku, seminggu kemalingan ping pindo. Wit sol malang ing dalan.

D. Bauku kaja putung-pu- tunga.Ambune wangi.

E. Ibu olah-olah ing paioon. Pring sadapur.

F. Katjuku kabur.

Ora tjeta pandelenge.G. Bakule ana pitu.

Wakule loro.

Diantara kesukaran2 jang chas untuk anak suku Djawa ada kalanja terdapat segi2 jang sama untuk anak Sunda, m isaln ja:

BAH. INDONESIA

dilanggar betja buku tidak berte- mumenghafal menjanjikan Indo­nesia Raya Djen. Soeharto menggantikan Bung Karno Wira mengadjar- kan ilmu bumi

BAH. DJAWA

ketabrak betjak buku ora ketemu

ngapalake nembang Indonesia RayaDjen. Soeharto nggent&ni Boeng KarnoWira mulang ilmu bumi

BAH. SUNDA

kadupak betja buku henteu ka- panggih ngapalkeun tembang Indonesia RayaDjen. Soeharto ngagentos Boeng KarnoWira ngawulang elmu bumi

133

Page 136: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

*■ ” “ ™ a S m t 3 M “ " ™ « . - - ' " « •

1 aw a s* .® x s f t r ^ *, ‘ w n . . ; * . . . , fS)-<“ S „ J “ J j s g i = ■»■"«5. Djtengoft djafan dia dilanggar mrvhn n l ,

(Sunda) = ditengah-tengah dialan r ! ! , ? d?a t o nesiaj = dalam perdjalanan ’ 9aJl djalan (Indo-

be^ r m % ja w a T = ^ ^ ^ ^ kebe^ n . Bad}u ke- (Indonesia) = badju ^ ^ keb^ a nkenegaraan. g n Pada upatjara-upatjara

dinganTahasa CbahasTbaru “an gb ^ a San Penielidikan perban- kan oleh Anne Cochran sebagai b e r l ^ * lbU murid> <&«<**- Hal. 41 . : The Merits of the Linguistic’Method ■

In teaching foreign language th*are ’’better” or more logical th an ^ at no languages arbitrary leads to the f d e a f ! rs but that aH aretaught with the language of *hP i « parmg the language basis. The results are as follows • er 071 a fair and equalT h l ^ ^ tructliTes Comparedine phonemic analysis of th * *features of the sounds in each m l langUages shows which and must, therefore, be m a ste r^ J* meaning difference be safely ignored. 8 mast«ed , and which features may

u 7 ac l lgmtesC°mParedmay have many lo g n ite f 'T hw efo r? - 316 Closely connected it is a great help to the beginning J “? learnlng vocabulary of words which are like those"n l i f Udent to be given a lot

--------------- 1 nis °wn language.t). Murldz jang berbahasa Ibu bahasa M*i ■

i s *(karena pengaruh kaidah tata b a h i mur i d Sunda ^ bahwa : ..Ulat Hula*

Page 137: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

\>

(2 ). Vocabulary I te m s: Comparing the vocabulary items in the two languages will help a great deal.

C. Grammatical Structures ComparedThe comparison of the two languages is of great aid in ora-

. ding the structures. The fundamental patterns which are M e the learner’s own patterns may be taught early and do not need to be emphasized.On the other hand, the fundamental patterns which are learned learner s own> # tau9ht early, m ust be over-

Pengaruh aliran ’’the linguistic method” sesudah perang dunia kedua, mulai tampak pula di-negeri2 Amerika dan Inggeris dua negeri jang sebelum perang paling 'banjak menerb4 an d^n mempropagandakan buku2 peladjaran bahasa Inggeris berda sarkan aliran ’’the direct method”.Pengaruh aliran ’’the linguistic method” itu di Amerika dan Inggeris terutama terlihat pada methode peladjaran bahasa Asing (Bahasa2 Sparijol, Djerman, Perantjis, Rusia, Arab dsb dsb.) untuk para peladjar didalam negerinja. Bahasa2 asing itu dengan teliti sekali diselidiki perbedaan dan persamaannja da­lam unsur, struktur maupun kaidah2 tata-bahasanja dengan bahasa ibu murid jaitu bahasa Inggeris.,,Memperbandingkan bahasa berbeda sekali sifat dan prmsip- nja dengan „menterdjemahkan”. Latihan memperbandingkan kedua bahasa itu (bahasa baru jang sedang dipeladjari dan. ba­hasa ibu jang dipergunakan sebagai bandingan) disadjikan de­ngan maksud, agar murid dapat menjadari dimana letak persa­maan dan perbedaan dalam unsur, struktur katas maupun kai­dah2 tatarbahasa antara kedua bahasa itu. Dengan demikian pe­ladjaran bahasa baru (asing) itu tidak akan merusakkan atau niengatjaukan penguasaan bahasa ibunja, malahan sebaliknja, peladjaran bahasa baru itu bisa menambah kemahiran dan ke- murnian penguasaan bahasa ibunja. Untuk anak2 Sunda penga­ruh .peladjaran bahasa Indonesia tidak akan mengakibatkan ba­hasa „Sunda Kamalajon”. Tjontoh latihan memperbandingkan bahasa untuk murid2 di Pasundan misalnja jang beri'kut:

Bandingkan dan ingatkan baiks, kemudian buatlah kalimat dengan kata* itu.

BAHASA INDONESIA BAHASA SUNDALontjeng berbunji Lotjeng disadaAjam djantan Hajam djago

135

Page 138: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Didi main bola Pipa Sekolah KeringatGambar terbalik Batu itu tidak terangkat P intu itu kedapatan ter- kuntjiTali itu terpandjangPerpandjang tali itu ! Perempat kueh itu ! Seperempat dari kueh itu Perhentian trem ,Didi membeli mobil-mo- bilanSehari suntuk bermobil- mobilan.Badu dahulu berkuda Badu berkuda 'kekotaPak Wira mengadjar mu- rid SM.P.Pak Wira mengadjarkan ilmu bumi Salim bernjanji Salim menjanjikan lagu Indonesia-Raya Sedang menghafalDaging dimasak Tiang dipasak Tiang digan-ti dengan be* ton oleh Pak WiraLama tidak bertemu Menemui sahabat Ditemui dirumahnia Mendapat buku Buku tak bertemu Didapati/kedapatan se­dang tidurMenurut pendapat saja Pendapatannja ■ dibagi dua

Didi maen bal Pipah Sakola KaringetGambar tibalikEta batu teu kaangkatEta panto 'kapanggih dikontji

Eta tali pangpandjangnaPandjangan eta tali (teh) ! Bagi opat eta kueh (teh) ! Saperopat tina eta kueh Pangeureunan tremDidi meuli momobilan

Sapoe djeput momobilan

Badu baheula boga kuda Badu tumpak kuda ka kotaPa W ira ngawulang muridS.M.P.Pa Wira ngawulang elmu bumiSalim tembamgSalim tembang lagu Indone­sia-RayaKeur ngapalkeunDaging dipasak . 'Tihang dipaseuk Tihang - diganti ku beton ku Pa WiraLila teu papanggih Manggihan sobat ’ j ,Dipanggihan di imahna Manggih buku Buku teu kapanggih Kapanggih ikeur sare

Nurutkeun pamanggih kuring Hasilna dibagi dua

Page 139: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

H. Aku tertawa Kuring seuriAku tertawa-tawa Kuring seuseurianAku menertawakan Kuring njeungseurikeunAku ditertawakan Kuring diseungseurikeunMenimbulkan tertawaan Djadi seungseurikeuneun nuorang sedjen

I. Memerlukan uang Mikabutuh duitMemerlukan datang Merlukeun datangUang diperlukan Duit dipikabutuhPermintaan anaknja di­ Pamenta anakna diperlu-perlukan. keunKeperluannja dipenuhi Pangabutuhna ditjumponan

J. Didi dibelikan Amin ru- Didi dipangmeulikeun rudjakdjak ku AminNani dibuatkan Siti ba- Nani dipangnjieunkeun badju

i dju boneka boneka ku SitiMengapa tidak kauminta Naha maneh henteu mentaizin dulu ? ' idin heula ?

K. Sekali-sekali dia menon- Sakali-kalieun manehna la-ton ladjoDia sekali-kali tidak sakit Manehna samasakali teu g&*

ringBarang2 itu habis ditjuri Barang2 teh beak dipalingsamasekali sakabehnaDia berkali-kali dipukul Manehna sababaraha kali di*

teunggeul

L. Belikan aku tembakau Sakalian kuring pangmeuli-sekali keun bakoSekalian machluk akan mati

- Sakabeh mahluk bakal paeh

Buku ini murah sekali Ieu buku murah pisan

Meskipun bahasa ibu murid mendapat tjukup perhatian dari para didaktisi jang menganut aliran „the linguistic method”, akan tetapi latihan2 pola kalimat harus „langsung” diberikan dalam bahasa baru jang sedang diadjarkan itu.Djadi latihan „memperbandingkan bahasa” sekali-kali djangan diartikan sebagai latihan menterdjemahkan”.

Anne Cochran mengenai hal itu memberikan keterangan jang, tegas sekali pada halaman 40 :

137

Page 140: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

................Although the student is allowed and encouraged todescribe the structures of the foreign language, he must learn to produce them automatically. If a speaker is forced to think about the forms while he is speaking, not only does it slow up his speed until his speech is scarcely understand­able, but, with all his care, he is likely to get mixed and make mistakes. Therefore, he must drilled in all the fun­damental structures until they become automatic.

Kita boleh, kita tidak perlu takut mempergunakan bahasa ib u murid, akan tetapi menggunakan bahasa ibu murid itu se­kali-kali tidak boleh mengganggu atau membuat anak ragu2 da­lam m elakukanlatihan2 pola kalimat (’’sentence patterns drill” ). Kita dapat mempergunakan segi2 bahasa ibu jang menguntung- kan (atau bahasa lain2 jang telah dikenal oleh para peladjar itu ),'akan tetapi baiklah kita selalu menjadari, bahwa tudjuan kita ialah supaja peladjar itu se-lekas2nja dapat menguasai katas t kalimat bahasa baru jang sedang dipeladjarinja itu.

iu j r n a Anne Cochran pada halaman 42 buku ’’Modern Methods of Teaching English” memberikan uraian jang b e rik u t:...............use ° f the Learner’s Own Language.

A. This saves a great deal of time in class in the presenta­tion of new material, and helps the student in study outside class.

B. It is also serves top prevent possible misunderstanding.C. Third, it helps in the grading of'the form-patterns. These

may be presented in the order of their difficulty or usefulness without taking into consideration whether or not they are possible to demonstrate without the use of the learner’s language.

bukan^Tilnr^ 3*??11 ?,iatas batlwa» jang diperbandingkan itulainkan dinaa ” sound” dan ”vocabulary”-nja sadja, me-oerkataan la'n struktur” grammar”-nja. Denganl Z ^ m e l h J ^ , tatT bahasa itu ^ a n "thetata bahasa itu tidak Verhatian setjukupnja. Pengertianiang t o r u s X f a l lsadJlkan dalam .bentuk ’’grammar-rules”jang naius ainatai, ............... melainkan dalam hpntnt intihan2pola-kahmat jang diberikan dengan intensif sekali.

Dalam buku- jang menguraikan perkembangan ber-matjam2 aliran didaktik peladjaran bahasa asing, ’’the linguistic method” itu ada kalanja dsebut orang ”a both ways traffic” method. Methode jang mendahulumja semuanja disebut ”one way traffic”

138

Page 141: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

methods, karena perhatian murid ditudjukan kepada satu dju- rusan sadja, jaitu djurusan bahasa baru jang sedang dipeladja- rinja, tanpa menghiraukan akibat” buruk jang tumbuh pada bahasa ibu murid disebabkan pengaruh bahasa baru itu.

Sesungguhnja gedjala „pengaruh-mempengaruhi” antara kedua bahasa itu (antara bahasa ibu dan bahasa baru jang se­dang dipeladjari murid) semendjak dulu sudah dirasakan orang, misalnja oleh dr. G.J. Nieuwenhuis, akan tetapi dengan tjara jang sangat berat sebelah. Ia menondjolkan fungsi bahasa Be­landa sebagai sumber jang subur untuk memperkembangkan bahasa2 daerah (landstalen) di Indonesia.

Dapat difahami, bahwa seorang penjusun methode pel. bah. Indonesia jang bersendikan „penjelidikan perbandingan baha­sa” tidak mungkin melahirkan hanja S A T U methode pela­djaran bahasa Indonesia sadja untuk seluruh negeri Indonesia, karena tiap2 daerah mempunjai bahasa daerah, jang ada tjirinja jang chas, mempunjai persamaan dan perbedaan dalam unsur, struktur maupun kaidah tata-bahasa (dengan bahasa Indone­sia) jang chas pula.

Akibat buruk daripada didaktik peladjaran bahasa Indone­sia jang terdapat sampai sekarang dinegeri kita, jang kuat se­kali dipengaruhi oleh aliran dr. G.J. Nieuwenhuis, mulai dirasa­kan orang. Para ahli bahasa daerah, bahasa Sunda, Djawa, Bali, Madura dsl. mulai mengeluarkan keluh-kesahnja, bahwa kemam- puan para siswa Sekolah Rendah dani Sekolah Menengah dalam mempergunakan bahasa daerah itu makin lama makin berkurang.

Bahasa daerah peladjar2 itu sangat kuat dipengaruhi oleh unsur serta struktur kata2 dan kaidah2 tata-bahasa Indonesia. Struktur kata2 serta pola2 kalimat mereka itu sudah terlalu hertjampur aduk, sehingga mengakibatkan tumbuhnja suatu „basa Sunda, Djawa, Bali, Gado'” , jang lazim disebut orang,,basa Sunda, Djawa, Bali, Madura ........... .... ”ke-mlaju-mlajuan”(Melaju = Indonesia).

Dibawah ini disadjikan tjontoh2 kalimat ”Sunda Kamalajon” (dalam bersenda gurau disebut ’’Sunda Sipatahunan”), disertai kalimat Indonesia, jang mengakibatkan kekatjauan dalam kali- mat^kalimat bahasa Sunda itu. Beberapa kalimat dikutip dari surat kabar Sunda ’’Sipatahunan” jang diterbitkan di Bandung. Kekeliruan2 itu adakalanja mengandung unsur2 jang humoristis :

139

Page 142: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

1. Ku lantaran tentara beuki lalaj, gerombolan beuki ga- nas. (Oleh karena tentara makin lalai, gerombolan makin mengganas)

2. Panglima Peperda ngarasa kabeuratan pikeun njabut laranganana. (Panglima Peperda merasa keberatan un­tuk mentjabut larangannja)

3. Sipatahunan njiarkeun bedja jen Sidin geus wani nga- gelapkan bobogaan mitohana (Sipatahunan menjiarkan berita bahwa Sidin sudah berani menggelapkan kepunja- an mertuanja).

4. Kana pertanjaan pers Menteri Prijono ngabenerkeun tungtutan PGRI supaja kanaekan gadjih Guru buru2 diperdjoamgkeun. (Atas pertanjaan pers Menteri Prijo­no membenarkan tuntutan PGRI supaja kenaikan gadji Guru tjepat2 diperdjoangkan).

5. Saenggeusna ajeuna kahontal panjalsean pertentangan Irian-Barat, Sekdjen U Thant ngaharepkeun pamulihan perhubungan diplomatik antara R.I. djeung nagri Wa- landa. (Sesudah sekarang tertjapai penjelesaian per­tentangan Irian-Barat, Sekdjen U Thant mengharapkan pemulihan perhubungan diplomatik antara R.I. dan Ne­geri Belanda)

6. Sabada dirundingkeun leuwih djauh ditjokot kaputusan piala teh bakal diserahkeun ku Ibu Gubernur. (Sesudah airurulingkan lebih djauh diambil keputusan bahwa piala iiu akan diserahkan oleh Ibu Gubernur)

pidato Kasab, Gubernur Dja-Bar neges- uLh I Z 9 T l anana SUpaja k ^ a n g a n Presiden teh Kasah r ^ fce^ 4 eui- (Waktu rnenjambut pidato suDaia TtPrinfn nUI S '1 ar menegaskan pengharapannja

n^an P^sxden itu djangan diundurkan lagi)

In d ^e^^ h eT ifin Panf llJna Mandala ngadjelaskeun jen k em S n w r lH bantuan Pikeun ngabebas- M efa kn l b z h l i ( ampi^ 9 itu PangUma Mandala wen,

Tjontoh* kalimat ,,Djawa Ke-mlaju-mlaiu-an» disadjikan diba­wah mi, disertai kalimat jang betul menurut kaidah tata-bahasa Djawa pada waktu i n i :

140

Page 143: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

1. Sudjono iku ing klase sing paling pinter dewe. ( ............pinter dewe).

2. Sepure ana Modjokerto ora berhenti. ( ............... leren)3. Landa wis ninggalake Irian Barat. ( ....... lunga sa k a ......... )4. Dik Titi ditukokake klambi berkembang. ( ........... ngang-

go kembang2an)5. Bab kesusahanmu ora perlu kok pikirake. ( ............ pikir)6 . Kowe durung ngerteni lagejan2e ( ............... ngerti ma-

rang ............... )7. Le, gelase kumbahen sing resik2 ( ........... resik)8 . Toto iku kebiasaane njokoti buku (........... lagejane ..........)9. J,Kapan kowe teka ?” aku pitakon (...........pitakonku)

10. "Maling2”, wong2 pada mbengok ( ............. pambengokewong*)

Djika kita ingin mendjaga timbulnja kekatjauan dalam per- tumbuhan kemampuan mempergunakan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia pada murid2 sekolah rendah dan sekolah me-nengah dinegeri kita ........................ baiklah dari sekarang kita}1,rombak tjara berfikir seperti Belanda dulu”. Baiklah kita se­gera mengikis pengaruh ”het Bronnenboek’1 karangan dr. G.J. Nieuwenhuis, dan kemudian menjusun sendiri methode pela­djaran bahasa Indonesia jang berdasarkan aliran ’’the linguistic method”, menjusun suatu "both ways traffic method”, suatu sistim peladjaran bahasa jang dengan teliti dan tidak se_belah memperhatikan pertumbuhan KEDUA bahasa itu, bahasa Nasional (Indonesia) dan bahasa ibu murid !

Bandung, 2 Agustus 1962.

141

Page 144: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

KETERANGAN TAMBAHAN 5)

Tentang merorabak tjara berpikir seperti B e la n d a ............dalam menentukan didaktik Peladjaran Bahasa Indonesia.

1. TUDJUAN PELADJARAN BAHASA INDONESIA.a. Untuk Bangsa Indonesia jang telah mengfkrarkan sumpah- nja pada tanggal 28 Oktober tahun 1928, tudjuan peladjaran Bahasa Indonesia itu sudah tjukup djelas :

,JCami Putera dan Puteri Indonesia mendjundjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia

Dengan sumpah keram atnja itu Bangsa Indonesia menudju Kearah satu bahasa Nasional jang seragam, satu ,.standard” ba- oasa Indonesia jang uniform untuk seluruh Nusantara dan se­luruh Rakjat Indonesia. Satu „standard” bahasa Indonesia jang sama bentuk maupun bunjinja, jang sama kaidah2 tatabahasanja p fl' *; •: - dan jang sama pula artinja untuk seluruh wilajah- uepuDUk Indonesia jang terdiri dari beribu-ribu pulau terserak melingkan chatulistiwa, dan mempunjai lebih dari 250 matiam bahasa2 Daerah.

t u . ? a? asaT “ asional seragam jang dimaksudkan diatas itu, suatw ^ donesia 3anS o ^ h Kongres Bahasa Nasional pada penilaian U ^ ^ S ^ P benar dan baik menurut norma-norma tapkan l n 2 Sm £ ru? ur *?aupui1 ’kaidah tatabahasa jang dite-& r ^ ar t e p a t “ Bebagai n0rma2 penilaian d niata*

Indonesia dTM edan' Uu ^ e lu m ^ ”1* k^putusan Kongres Bahasa oleh suatu KongresVne ba™ dl« “ /ditarik kembaliDjawatan Pendidikan TTmi Tt.............. dapat kita fahami djikanesia dan Daerah dari Dep™ D ^ t r ^engadjaran Bahasa Ind°- bahasa dan pola> kalimat M e la iu L ” bahW3 ^ untuk dipergunakan dalam bahat^ N a s i f n a S itu®®'1*c) Diuraikan oleh Bapak Oeiw.tr

dan M ahasisw a/Sardjana-M u^ S*S?>rg?Tna dihadaPan para Dosen Bandung, IK IP Universitas DlSone^o Y-nicversitas Padjadjaran dt sitas Gadjah Mada di Jogjakarta tt? t o T e^ arang’ IKIP Univer-Solo, dan IKIP Universitas Airlangea d:?M V niVerSltf s Saraswati ditjeram ah dalam tahun 1962 dan ?963 S f f Waktu m emberikan m em pertim bangkan keterangan^ pertaniaan- !nenderigari5an dan g u ja m ta t tjeram ahnja te n ln g S S S kS S S S S a - ! .............. d3lam d id a k ti peladjaran B a ^ s a

142

Page 145: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

c. „Antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah telah terdjadr kontak sosial dan kontak budaja jang aktif. Djiwa bahasa Indo­nesia dan djiwa bahasa Daerah sudah bertemu. Kedua bahasa jang bersangkutan mulai saling m em perhatikan, achirnja saling mempengaruhi”, demikian utjapan Prof. dr. Slam et Muljana. pada tanggal 16 Mei 1959 dalam pidato penerimaan djabatan Guru Besar dalam bahasa Indonesia pada Fakultas Sastera Uni­versitas Indonesia.

Bilamana kita masih berpegang pada keputusan Kongres Bahasa Indonesia di Medan pada tahun 1954 itu, dalam pela­djaran bahasa Indonesia di-sekolah2, itu kita harus mendjaga supaja „saling mempengaruhi” itu tidak m endjadi „saling me­ngatjaukan” .d. Kita tentu sadja harus menjadari pula, bahwa bahasa jang hidup dan dipergunakan sehari-hari itu terns tumbuh, terus berkembang dan terus beruboh, sehingga norma2 penilaian jang dipergunakan untuk m enentukan bahasa jang benar dan baik ' itu tentu akan tu ru t berubah pula. Sebaliknja dalam prak- tek kita harus dapat membedakan> „penjimpangan dari kaidah2 tatabahasa Melaju setjara sadar berdasarkan pertimbangan2 jang logis” dan „mem buat kesalahan karena sesungguhnja tidak tahu bagaimana m estinja”.

2. FAKTOR PSYCHOLOGIS.a. Menguraikan tmatjam2 aliran didaktik peladjaran bahasa, berbeda sekali sifat dan tudjuannja dengan menguraikan pe- njusunan satu serie kitab peladjaran untuk satu matapeladjaran dan .untuk satu taraf pendidikan jang tertentu.b. Setiap penjusunan buku-buku peladjaran semestinja harus memperhatikan faktor- psychologis jang tjotjok untuk „tudju- an pengadjaran” „taraf umur” serta „tingkatan inteligensi3> para murid jang kelak akan memakai buku peladjaran itu. Aliran didaktik peladjaran bahasa manapun djuga jang akan- didjadi- kan landasan oleh penjusun buku peladjaran itu, ia harus mem- perhitungkan semua faktor2 psychologis.

Djika sjarat psychologis jang mutlak untuk semua aliran didaktik peladjaran bahasa itu sungguh2 dipenuhi, tentu sadja bahan peladjaran dan pola* latihan untuk anak S.D., muridS.M.P., murid S.M.A. atau mahasiswa Universitas akan berbeda sifat serta tjara pelaksanaannja. Dengan perkataan lain, aliran didaktik tran sla tio n method” „direct method” „the language control method” maupun „the linguistic method” dalam penje-

143

Page 146: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

lenggaraannja untuk tiap2 „taraf umur” dan „tingkatan inteli- gensi” murid jang akan mempergunakannja harus menundjuk- kan perbedaan2 jang njata.

c. Akan lebih sempurna lagi djika ^ e a d m n guru”, „keadaan sekolah” dan ,}keadaan lingkungan masjarakat rrmrid” diperhi- tungkan pula oleh pengarang buku2 peladjaran itu. Dalam prak­tek, oleh karena tidak mungkin ia dapat memperhatikan setiap segi perbedaan dalam keadaan „guru” „sekolah” dan „murid” itu, para 'penjusun buku2 peladjaran itu akan terpaksa mentjari „djalan tengah” m entjari „rata-rata” mentjari „average circum­stances”.

Dinegara jang sudah sangat madju dengan sekolah2 jang tiap2 kelas hanja diisi dengan 20 a 25 murid sadja, para guru jang paling rendah berpendidikan Teachers College itu malahan dapat memperhatikan perbedaan3 dan kesukaran2 chas tiap2 „individu” murid dalam kelas2 itu. Kapan taraf pendidikan de­mikian akan tertjapai di Indonesia, hanja Tuhan Jang Maha Ku- asa jang dapat menentukannja.

Oleh karena faktor2 psychologis seperti dikemukakan dia­tas itu merupakan faktor2 um um jang harus diperhatikan- dan dipenuhi oleh tiap-tiap penjusun buku peladjaran, da­lam tiap2 mata peladjaran dan untuk tiap2 tingkatan pendi­dikan, ................ maka sewadjarnja djika keterangan2 ten­tang hal itu tidak ditjantumkan dalam uraian untuk men­tjari unsur „untung-rugi” jang spesifik pada tiap-tiap aliran didaktik peladjaran bahasa.

3. PENJUSUN BUKU2 PELADJARAN, PENGANUT ALIRANDIDAKTIK.

Dalam praktek penjusunan buku2 peladjaran (textbooks), JUmpai Pen§aranS jang „ekstrim” dan „konse-

_ t , 3ang memegang teguh prinsip teorinja, dan melak- 1 .taat sekali dasar2 didaktiknja. Sebaiknja kita

akan mendjumpai pula penjusun buku2 peladjaran jang pendi-™ ™ y ’ at^ jang bernsaha untuk „meng-kombi-nasikan matjam- aliran didaktik jang tidak berlawanan itu de-

djalan ?}eyiS^rnbll se§12 jang menguntungkannja sadja jang dianggapnja tjotjok untuk keperluannja.

Meskipun penjusun buku2 peladjaran itu berusaha membuatsematjam „gado-gado dengan memasak serta menffolah semuasegi jang menguntungkan dari pada matjam2 aliran didaktikitu, dalam praktek hasil usahanja itu akan mempunjai tjorak5*dan tjiri2 jang chas jang oleh para achli pendidikan masih dapat

144

Page 147: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

didjadikan unsur2 analisa perhitungannja, djika penjusun bu- ku-buku peladjaran itu mempergunakan salah satu aliran di­daktik sebagai J n ti>> sistim peladjaran2 jang dibuatnja.

4. ’'BOTH WAYS TRAFFIC” APPROACH DALAM ’’THE LINGUISTIC METHOD”.

a. Sjarat mutlak untuk mempeladjari dahulu dengan seksama kedua bahasa (bahasa Nasional dan bahasa ibu murid) supaja terlebih dahulu diketahui betul2 segi2 persamaan dan perbedaan antara unsur struktur serta kaidah2 tatabahasa kedua bahasa itu . . . . . . adalah tjiri chas jang pertama dari pada aliran ’’thelinguistic method”. Setelah diketahui dimana letak kesukaran untuk murid2 itu, pembentukan 'kata2 dan pola2 kalimat jang berbeda dan karena itu membingungkan serta menimbulkan keragu-raguan, harus diadjarkan (di-dril) setjara sistimatis de­ngan latihan2 jang intensif sekali. Sebaliknja pembentukan ka- taJkata dan pola2 kalimat jang bersamaan strukturnja tidak perlu menghamburkan waktu peladjaran banjak2.

Dengan tjara menjusun latihan demikian, waktu peladjar­an dapat dipergunakan se-produktif dan se-efisien mungkin, sehingga kita dapat menghasilkan hasil peladjaran jang „mak- simal”.b. Tjiri chas daripada ’’the linguistic method” jang kedua(dalam peladjaran bahasa Nasional) ialah latihan2 „memper- bandingfcan” bahasa (’’language comparison exercises”). Djika dari permulaan kepada murid itu diberikan latihan „memper- bandingkan” kedua bahasa itu, atau dengan perkataan sehari- hari diberikan „latihan mempergunakan pola* kalimat kedua bahasa itu setjara berdampmgan menurut tatabahasa jang be- nar,” ................... maka murid itu dengan sendirinja akan da­pat menjadari dan dapat memahami letak perbedaan antara ke­dua bahasa itu. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa struk­tur kedua bahasa jang harus dikuasainja itu tidak akan m em - bingungkannja; karena itu tidak akan ditjampur-adukkannja, tidak akan dikatjaukannja.

Hampir semua kesalahan jang dibuat orang dewasa ini, da­lam pola2 kalimat bahasa Indonesia m aupun bahasa ibunja, ada­lah akibat dari confusion (verwarring), dari kebingungan para pemakai bahasa itu, jang tidak dapat m engetahui dan m embe- dakan dimana letak persamaan dan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerahnja.

Page 148: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Untuk murid taraf S.D., latihan memperbandingkan baha- sa itu, atau latihan)2 mempergunakan kedua bahasa itu setjara berdampingan dapat diberikan setjara beg in i:

„Bandingkan dan ingatkan baik2 perbedaan ! Kemu­dian buatlah kalimat- dengan kata2 itu dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Sunda !B A H A SA IN D O N E S IA B A H A S A S U N D A

A. daging dimasak daging dipasaktiang dipasak tihang dipaseuk

B. gambar terbalik gambar tibaliktidak terangkat henteu kaangkatterpandjang pangpandjangna,

Latihan „memperbandingkan bahasa” itu sekali-kali dja­ngan diartikan dan djangan diselenggarakan sebagai latihan ^menterdjemahkan”.

Dengan latihan mempergunakan kedua bahasa itu setjara berdampingan, murid itu bukan sadja beladjar membuat kali- mat-kalimat Indonesia jang baik menurut kaidah tatabahasa In-t ^ M ang berlfaku ,Pad? wafetu itu- .................... akan tetapi iaitu m the same time beladjar pula untuk -mendjaga feemurnianbahasa ibunja djangan sampai „dikatjaukan” oleh pengaruh ba­hasa baru jang sedang dipeladjarinja.kan v S h ,? Lh ^ i^ U -d denganT tJara Jang sistimatis selalu diarah- kan kedua belah djurusan. I. kepada bahasa Nasional iane se-

M , T a ' ■ * “

Amp ?ka,am P flad’ara,t nesara T7<?A iancr auaKui5an & Amerika untuk warga-pada bahasatjis, Junani, dsb.), disebut 'V ’b o t t^ a ™ ^ f f i S erm an’ language teaching. ^ traffic approach m

5. PENJUSUN BUKU2 PELADJARAN, GURU dan MURID

a. PENJUSUN BUKU* PELADJARAN ,1buku* peladjaran bersendikan aliran ’’the lS gu isS 'c^e thod” dengan sendirinja harus memahami benar2 kedua bahasa ianff saling mempengaruhi itu, bahasa Indonesia dan bahasa ibu mu­rid jang akan mempergunakan buku peladjaran itu Pengeta- huan serta penjelidikannja mengenai persamaan dan perbeda-

146

Page 149: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

/

an dalam unsur struktur serta kaidah2 tatabahasa kedua bahasa itu mendjadi ”conditio sine qua non” mendjadi sjarat mutlaik jang harus dipenuhi oleh penulis itu. Tanpa pengetahuan dan penjelidikan jang seksama, tidak mungkin ia akan dapat me­njusun pola2 latihan jang tjotjok untuk murid jang akan mem­pergunakan buku2 peladjarannja.b. GURU jang mengadjar bahasa Indonesia m enurut aliran ’’the linguistic method” s e b a i i k n j a mengetahui pula persa­maan dan perbedaan antara kedua bahasa itu, meskipun sjarat itu untuk Guru jang m engadjar tidaklah mutlak. D jika Guru itu — sebagai orang dari sukubangsa lain — tidak mengeta­hui bahasa ibu murid, dalam praktek (djika ia radjin memper- hatikannja) ia akan dapat pula menangkap „kesukaran2” serta „kesalahan2” muridnja jang chas, selandjutnja ia akan dapat me- nuruti latihan2 jang disadjikan dalam -buku peladjarannja. Tentu ia — sebagai orang jang tidak menguasai bahasa ibu murid — tidak akan dapat turu t mendjaga kemurnian penguasaan bahasa Daerah murid2 itu. Akan tetapi sebagai „guru bahasa Indonesia” ia itu sudah dapat mendjalankan fungsinja.c. MURID. Titik tolak pemikiran prinsip aliran ”the linguis­tic method” itu ialah peladjaran bahasa Indonesia kepada se- kumpulan murid jang bahasa ibunja sama. Djadi sekumpulan ■murid jang terdiri dari bermatjam ragam suku bangsa — se­perti biasa terdapat di-kota2 besar sebagai Djakarta, Bandung, Medan, Surabaja dsb. — sesungguhnja sudah tidak tjotjok lagi untuk didjadikan landasan bagi aliran ’’the linguistic method” itu. Meskpun demikian-, baiklah kita sadari pula, bahwa dalam praktek murid2 jang bersuku-bangsa bermatjam-ragam itu da­lam waktu jang sangat singkat akan dipengaruhi pula oleh ba- hasa Daerah jang sehari-hari terdengar disekitarnja. Dilihat da­ri sudut itu, tidak ada salahnja djika kepada m urid jang ’’heterogeen” dtu diberikan pula buku peladjaran bahasa ber- aliran ’’the linguistic method”, sebab murid2 itu, karena penga­ruh bahasa Daerah jang didengarnja sehari-hari, akan merasa- ikan pula kebingungan dan keragu-raguan sebagai akibat dari perbedaan antara bahasa Daerah jang didengarnja dan bahasa Indonesia jang sedang dipeladjarinja.

d. BAHASA DAERAH JANG „BESAR” DAN JANG „KETJIL” Dapat difahami djika dalam fase pertama penjusun methode

itu akan berusaha untuk menjusun buku2 peladjaran untuk suku2 bangsa dengan djumlah penduduk jang ibesar. Bahasa Daerah jang „besar” itu tentu sadja akan besar pula pengaruhnja ke-

1 4 7

Page 150: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

pada bahasa Nasional kita. Kemudian setelah dasar2 prinsip ’’the linguistic method” itu meresap ke-daerah2 lain dapat diharapkan akan muntjullah para achli dari daerah3 jang akan menjelidiki problim2 jang spesifik bagi daerahnja, untuk kemudian menju­sun 'sendiri pola2 latihan jang lebih tjotjok untuk keperluan mu­rid daerah itu.

6. PERKEMBANGAN ALIRAN ’’THE LINGUSTIC METHOD DI AMERIKA, INGGRIS DAN INDONESIA

Di AMERIKAAliran ’’the linguistic method” di Amerika tumibu-h dengan

pesat sekali pada waktu USA menghadapi perang dunia ke-II, waktu para politisi di Amerika merasa perlu untuk menggem- bleng warganegara Amerika jang berbahasa ibu bahasa Eropah j'ang lain daripada bahasa Inggeris, sep erti: bahasa Portugis, Spanjol, Italia, Djerman, Perantjis, Junani, dsb. Salah seorang tokoh aliran ’’the linguistic method” jang melakukan research- nja didaerah jang penduduknja berbahasa ibu bahasa Portugis dan Spanjol, ialah Prof. dr. Robert Lado, dewasa ini Director of the Institute of Language and Linguistic Georgetown Univer­sity di Washington. Beliau pernah beikerdja-sama dengan Prof. dr. Charles C. Fries, dahulu Director of the English Language Institute University of Michigan in Ann Arbor, sekarang sudah pensiun.

Tokoh-tokoh jang lain diantaranja : 1. Dr. Kenneth Croft, Director of the Department of American Language Center, American University di Washington dengan collega-nja dr. John J. Me. Auliffe 2. Prof. dr. Albert H. Marckwardt, acting Direc­tor of the English Language Inst University of Michigan in Ann Arbor 3. Prof. dr. Harold B. Allen, Head of 'the Dept, of English. Beliau pernah melakukan research-nja di-negara- berbahasa ibu bahasa Arab, di Mesir, Libanon, Iraq, dari) Syria. 4. Dr. Robert L. Alien, Dept, of Linguistics New York University, dengan isterinja seorang penjusun buku2 peladjaran bahasa Inggeris jang terkenal,Njonja Virginia French Allen. Suami-istri itu per­nah mempeladjari problim peladjaran bahasa Inggeris di Indo­nesia. 5. Prof.'Dr. Charles A. Ferguson, Director of Center for Applied Linguistics di Washington 6. Prof. Dr. Allan F. Hubbell, Prof. of English New York University, sekretaris ’’Modern Languages Ass. of America”.

1 4 8

Page 151: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Di INGGERISDi Inggeris 'penganut aliran ’’the linguistic method” jang

sesudah perang dunia ike-II sangat tenkenal, diantaranja : 1. Prof. dr. J.A. Noonan, Institute of Education University of London,. Maletstreet London, W.C. Beliau sudah dua kali ice Indonesia mempeladjari probldm peladjaran bahasa Inggeris di Indonesia.2. Prof. dr. A.S. Hornby, penjusun kamus2 jang sangat terkenal ' dan banjak dipakai di Indonesia, ja i tu : ’’The Advanced Lear­ner’s Dictionary of Current English” dan ’’The Progressive Eng­lish Dictionary” 3. Dr. A.V.P. Elliot dan Dr. B. Pattison, para achli dari ’’English Language Teaching Inst” dari ’’The British Council” di London.

Di INDONESIAAliran ”the linguistic method” dalam peladjaran J>ahasa

Inggeris di Indonesia dikemukakan untuk pertama kali oleh pa­ra achli jang dikirimkan ke Indonesia oleh Unesco untuk mem- bantu para aohdi dinegara kita untuk menjusun rentjana pela­djaran bahasa Inggeris untuk S.L.P. dan S.L.A., ja i tu : 1- Prof. dr. L.A. Hill dari Inggeris jang kemudian- dibantu oleh dr. R.D.S. Fielden. Beliau mempeladjari dengan seksama kesalahan2 umum jang dibuat oleh orang2 Indonesia jang dihimpun, dalam bukunja : ”A Corrective Course for Indonesian Students of Eng­lish” diterbitkan oleh N.V. „Ganaco” di Bandung. 2. Dr. Bryce W. Von Syoc, dahulu dari University of Michigan at Ann Arbor,mendapat gelar ;doktor dengan thesisnja mengenai bahasa .................................. SUNDA. 3. Dr. T.J. Colin Baly dan 4. Prof. dr.Ross Me Donald, jang sekarang sudah kembali ke Georgetown University di Washington. Ditambah dengan- tenaga- achli dari Indonesia, seperti: Bapak F. Wachendorff, Nona Jo Kumianing^ rat, dan Njonja Harumani Rudolf. Team tersebut menjusun „Ren- tjana Peladjaran Bahasa Inggeris” untuk Sekolah Landjutan Per­tama di Indonesia terdini a ta s : a). Sebuah buku „SYLLABUS” jang memberikan semua struktur dan kata-kata Inggeris jang harus diadjarkan b). Buku penuntun Guru c). Buku Latihan (drill) untuk Guru d). Idem untuk murid dan- e). Buku indeks kata2.

Kemudian pekerdjaan Panitia Rentjana Peladjaran- Bahasa Inggeris tersebut diatas „dilandjutkan” (?) oleh sebuah Team jang dibiajai oleh Ford-Foundation, dibawah pimpinan Bapak Soenardjo Haditjaroko, (untuk beberapa bulan pernah diwakila oleh Bapak Pramono Tirto Pramono). Dalam team tersebut tu ru t bekerdja para achli sep e rti: Mr. Dean Greory, Miss Beatrice

1 4 &

Page 152: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Sutherland, Nona Amisah Bekti, Bapak Radjahaba, Bapak Daniel, dll.

Dalam bidang peladjaran bahasa Indonesia, aliran ”the linguistic method” itu baru dipakai oleh para penjusun metho­de „Mahir Berbahasa Nasional” jang diterbitkan oleh P.T. Sang- gabuwana di Bandung. Untuk sementara baru disusun dua ma- tjaim serie buku2 batjaan dan peladjaran bahasa untuk taraf S.D. untuk murid2 jang berbahasa ibu bahasa SUNDA dan bahasa DJAWA. Komisi Redaksi terdiri atas 3 orang achli bahasa, se­orang Suku Djawa Ardjono Windudipuro, seorang Suku Minang Moch. Kasim St. Mangkuto Basa dan seorang Suku Sunda Bul- dan Djajaioiguna.

7. MEROMBAK TJARA BERPIKIR SEPERTI BELANDA

Orang jang berpikir logis akan mengerti, bahwa jang harus dirombak itu tentu sadja pengaruh tjara berpikir seperti Be­landa jang salah dan j p ig merugikan kita. Dalam banjak hal ternjata Belanda sendiri telah lama merobah tja ra berpiikirnja, aiDandingkan dengan dahulu dalam tahun tigapuAuhan, ketika pendjadjahani Belanda itu sangat kuat mempengaruhi tjara ber- P _ir pemuda-pemudi siswa-siswi Indonesia dari -generasi jang iintnv™9 meiJduduki tempat2 jang penting serta berwewenang

™en®ntukan ^ a k pengadjaran dan pendidikan di Indo- ilnHo -resud1a!1 negara kita merdefka, kontak dengan negeri Be-

3 lama makin berkurang, sehingga perubahan tjara elanda diaman dahulu (batja dalam tahun tiga-

kian w n masuk meresaP ke negara kita. Dengan demi- Jtian terdapatlah situasi jang sangat d janggal!

ditiM eaUcltfrillSip ^ Negara Belanda sendiri telah lamagap benar m»ia£ S’ ine&ara bekas djadjahannja masih diang- gap benar, malahan masih „disandjung-sandjung’\

djadian"*3^ ^ onto11 sai& keiuu:kakan dibawah ini beberapa ke-

Deline ^ ^ l t r p k i r - Majjltverheffing. Vermenigvuldiging, Delmg, Worteltrekking, Optelling en Aftrekkine) dalamurutan pengerdjaan berhitung di Holland -sudah lama di-

^ Ind.onesia dengan susah-pajah baru dimulai dimstrukstkan untuk dirom bai mulai tgl. 2 April tahun 1960. Sesudah dua tahun lamanja Dep P D & K. m enjebarkan surat2 dnstruiksinja, ternjata dari' 21 kiriman pem batja dalam wartaharian ,,Nasional” dan „Kedaulatan

150

Page 153: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Rakjat” di Jogja pada bulan Oktober 1962 jbl. hanja 2 (dua) orang jang sefaham dengan Dep. P.D. & K. Suatu bukti betapa kuat melekat pengaruh Belanda jang salah itu dalam tubuh masjarakat kita !

2. Methode membatja „global” jang di Negeri Belanda sudah ditinggalkan orang, dalam buku2 peladjaran jang diterbit­kan oleh „Balai Pendidikan Guru” masih diandjurkan dalamH.P. No. 17 „Methodiek -membatja dan menulis permulaan” penerbitan tahun 1954.

3. Sistim Cheve (do-re-mi dengan tulisan angka) dalam pela­djaran seni-suara jang di Nederland sudah terdesak oleh aliran2 Willem Gehrels dan Justine Ward, di Indonesia ma­sih merupakan satu-satimja sistim jang diadjarkan diseko- lah.

4. Buku* peladjaran Ilmu Biologie karangan „Delsman & Holstvoogd” serta „Boedijn & Couperus (jang dinegara kita terdjemahannja masih tertjantum dalam daftar cata­logue S.M.A. dari Dep. P.D. & K.) di Negara Belanda sudah lama tidak dipakai lagi, karena buku2 peladjaran jang „kolot” itu terutama hanja memberikan uraian dalam ibidang-bidang a), anatomie b). fysiologie c). morfologie dan d). sistematiek sadja, sedang bidang- baru seperti e). Oecologie f). Etholo- gie g). Restitutie en Regeneratie serta h). Evolutie tidak tju'kup mendapat perhatian. Itulah sebabnja sekolah Mene- ngah di Nederland sekarang lebih banjak memakai buku2 karangan Prof. dr. C. van Rijsinge, dr. W.M. Kruseman,H.G. Brussee, A. Verhaert, Haimans & Thysse, dsb.

5 . Terdjemahan bukuB ilmu pasti /carangan Belanda jang sam­pai sekarang di Indonesia menguasai peladjaran ilmu pasti di S.L.P. dan S.L.A., seperti karangan Baan en Bos, Alders, Saltzher & Ritchi, P. Wijdenes, Kobus & van Thijn, dsb. tidak akan terMhat di-sekolah2 landjutan d i Negeri Belanda, jang sekarang mempergunakan methode2 model baru karangan Prof. dr. H. Freudenthal, dr. Piet Vredenduin, dr. L.N.H. Bunt, dr. Leujes, dsb.

6 . Sistim menulis „tipis4ebal” jang sampai sekarang mem- pengaruhi peladjaran menulis di Indonesia ialah ekor dari tradisi methode "Noyons & Klasens” dan ”Hoogeboom & Moenman”. Kita tidak tahu bahwa kedua m ethodeschrij- vers tersebut di Negeri Belanda telah lama merombak sis- timnja disesuaikan dengan djaman Ballpoint, sedang kita

151

Page 154: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

masih tetap mengharuskan murid S.D. untuk menulis de­ngan pena "kroon” dan pena ’’hindu” menurut sistim „ti- pis-tebal” model kuno !Adakalanja kita meniru-niru Belanda tanpa diketahui, tan­

pa disadari bahwa tjara berpikir itu sungguh2 „chas Belanda” , dan sekali-kali tidak terdapat di-negeri2 lain, m isalnja:1. Pemudjaan S t Nicolaas, jang hanja terdapat di Holland

(tgl. 5 Desember) dan disebelah Utara Belgia (tgl 23 No- pember) sadja, dan tidak akan terlihat di-negeri2 lain di Eropah ’zelfs met in Spanje”, meskipun menurut tradisi Belanda St. Nicolaas itu datang (berasal) dari Spanje.

2' I m HOS ° m Z T , J ^ RFBAL’’ janS hanJa dimainkan dif n ^ ,°1r t 816 sadja’ sedans jang bersifat in--p3? 3 BASKET” ianS dahulu (didjaman pen-

qpfcnith? T - an Indonesia hanja dimainkan d i .............Sekolah2 Tjina sadja.

^ r f e L P™ Bela1da itU’ ianS - tanPa kita sadari -kat kita isuriah c 3 e^aPa hal masih mendjiwai masjara-m erfekakav" « 5amPallah, sek« ang pada waktunja untuk ,me-

i * Jara berP ^ ir kita dari penearuh2 Belanda ian?bahwa0 Z Z Z T r U\ Saja Wra M ak p“ ond“ n agf bafk sena h ^ aratb?rP ^ seperti Belanda jang benar d in ba^k serta berguna untuk kita, tentu sadja tidak perlu kita rom-

dang k S y ^ n i^ ^ a h i dan San§Sabuwana dalam bi-jang l e b i h baik ians l ^ b f h untu'k mentl ari djalan baru, keadaan kita 1 p h 11 « V j sesuai dengan kepribadian dan-didikan kita* Ttnia^ k nSan P°littk dan tudjuan pen-berusaha untuk m endfadf w ? kGti-ga penerbit tersebut selalu kir seperti Belanda Mana i u ? T- ',ang m e r o m h tjara berpi- tjara baru tjiptaan p L i M M o n e s i a " ! ! kemUdian

sebarkanPdenganrapertiuma k ma? am brosir diterbitkan dan di-pengadjaran diseluruh kepuSfan I n d T ?Ch? Pendidifcan dan jang dengan seneadia rtmfinl ^ Indonesia dengan nama sera- - MEROMRAK Pt ? a i aAng agak ”s™sasiZnU” jaitu seri....... »MEROMBAK TJARA BERFIKIR SEPERTI BELAN-

I. Merombak tjara berpkir seperti Belanda n a t a m

MENJUSUN METHODE MEMBATM Daiam'bro'sir i t fmi mengeluarkan suatu tjara baru dengan mengamM un-

152

Page 155: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

sur „suku kata” sebagai unsur analistis dalam peladjaran permulaan membatja. Pada halaman 18 disadjtikan kete- rangan seperti b e riku t:

„Djika bangsa Indonesia sungguh2 bermaksud untuk merombak tjara berpiikir seperti Belanda (jang salah itu), kita terlebih dahulu harus berani menjadari be- nar-benar bahwa bahasa2 Indonesia itu terbentuk dariunsur suku kata ................... dan tidak seperti bahasaBelanda dari unsur 'huruf. Djika kejakinan itu telah- ada, dengan sendirinja akan timbul kesadaran bahwa ’’spelmethode” ’’normaalwoordenmethode” dan ”glo- baal-methode” jang semuanja mempergunakan huruf sebagai unsur adalah tiruan (djiplakan) semata-mata dari tjara berpikir seperti Belanda jang tidak dapat dipertanggungd j awabkan”.Brosur tersebut telah diterdjemahkan kedalam bahasa Inggris untuk keperluan memberikan "guest lectures”

* di U.S.A. dani Eropah.2. Merombak tjara berpikir seperti Belanda ................. DALAM

MENJUSUN METHODE MENULIS. Dalam brosir itu kami berusaha untuk merombak sistim menulis a la ’’Noyons& Claasens” dan ”Hoogeboom en Moermans” model dahulu, jang di Negeri Belanda senddri sudah ditinggalkan mereka djuga. Brosir inipun untuk keperluan memberikan ”guest- lectures” da Teachers Colleges di USA dan di Eropah telah kami terdjemahkan kedalam bahasa Inggeris.

3 . Merombak -tjara berpikir seperti Belanda ................ DALAMMENENTUKAN URUTAN PENGERDJAAN <BERHITUNG berisi uraian untuk meninggalkan rumus ’’MVDWOA5’ jang di Holland .djuga sudah tidak berlaku lagi.

4. Merombak tjara berpikir seperti B elanda................ DALAMMENENTUKAN DIDAKTIK PELADJARAN BAHASA INDO­NESIA, merupakan usaha kami jang terbaru dalam men­tjari sistim baru, dalam 'mempelopori djalan- baru jang le­bih sesuai dengan keadaan bahasa- kita, dan lebh tjotjok untuk keperluan politik serta tudjuan pendidikan kita.

Page 156: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Apa sebabnja

O leh

ORANG MERASA KURANG PUAS DE­NGAN METHODE3 PELADJARAN BAH. INDONESIA JANG SAMPAI SEKARANG DIPAKAI DISEKOLAH DASAR ?

karena

M thode peladjaran bah. Indonesia jang sampai sekarang disusun untuk S.D. semuanja ditulis dengan pandangan jang DI-GENERALISA- SI-KAN.

Sekali-kali tidak diindahkan kesukaran2 tiap2 suku-bangsa jang disebabkan pengaruh ba­hasa Ibuxija.

Seolah-olah tidak ada bahasa daerah jang ■ mempengaruhi djalan fikiran anak* w aktu

m ereka mempeladjari bahasa Indonesia.

* * * * * di_1Tiana2 terdengar keluh-kesah gu- sulitan mund ’ ang men§hadapi m atjam 2 ke-

S^iingga hasil peladjaran bahasa Indonesia di ltu sekali tidak memuaskan.

154

Page 157: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

methode

MAHIR BERBAHASA NASIONAL

M ethode perintis,

methode pertama jang

M em perhitungkan kesukarananak2 pengaruh bahasa Ibunja

lylempeladjari letak kesukaran pa­da djalan fikiran anak dalam mempergunakan bah. Indonesia.

>Iem berikan latihan2 pola-kalim at (sentence-patternsdrill) jang sis- timatis m enurut didaktik pel. bahasa modern seperti diandjur- kan oleh Prof. Dr. Robert Lado dan Prof. Dr. Charles C. Fries dari Univ. of Michigan in Ann Arbor.

M em pergunakan sistim ibaru da­lam menanamkan dan mengem- bangkan pengertian dan kesa- daran Itata-bahasa (understan­ding and producing grammatical structures), seperti diandjurkan oleh Dr. F.G. French.

disusun oleh :* M uhd. K A SIM Mangfeuto Basa

B ekas dosen bah. IndonesiaBalai Pend. Guru Bandung Pe­ngarang methode pel. bah. In ­donesia untuk S.M.P. „Empat Sedjalan”.D irektur Balai Pendidikan P e- ngetahuaa Alam atau Kursus Science Teaching di Bandung.

* I. BULDAN DJA JAW IG UN A dosen bah. SundaFKIP Bandung. Dir. S.G.A. Tjiandjur.Pengarang buku „Tata-basa SUNDA”.

* ARDJONO WINDXJDIPURO achli bah. Djawa.Kep. Insp. S.M.P. Prop. Djabar.

* SAM AD BRATAW IDJAJAachli Teaching of Science.Dosen dari „Kursus Science Teaching” di Bandung.

1 5 5

Page 158: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

PERKEMBANGAN LEKTUR UNTUK ANAK2

DI INDONESIA *)

Didjaman pendudukan Belanda dan sesudah Merdeka

MEMILIH LEKTUR UNTUK ANAK2.

Pada umumnja perhatian orang — termasuk para pengarang dan para penerbit di Indonesia — kepada lektur untuk anak2 jang bermutu sampai sekarang sedikit sekali. Dapat difahami bilamiana diantara m ereka ada jang berusaha dibidang penerbitan madja- lah atau buku tjaibul dengan kata^nja jang menggairahkan serta lukisan2nja jang menerbitkan nafsu berahi, jang dalam praktek dapat memberikan djaminan sukses. Titel buku2 s ep e rti: „Lupa daratan”, „Temoda”, „Lezat 'd'alam pelukan”, „Medan diwaktu malam,>, „Sjurga penkawinan'’, „Neng Winarti, djanda muda dariBandung’’ dsb. ................ imudah dapat m enarik perhatian orangoipasar^ bebas, disamping tjeritera2 sensasi seperti „PenidjuaI bangsa”, „Penjtelundiup tjandu” , „Rahasia si Topeng H itam ” dsb.f ^ieng’e ahui bahwa rotman2 erotik dan sensasi itu, lelbih laJai daripada- terdjemahan buiku2 Mark Twain, Charles Dickens, Louise Alcott, Hecror Malot, dsb.Untuk para penerbit, mempertimbangkan lektur untuik anak2, djauh lebih sukar daripada mentjari lektur tjabul atau roman sen- sasi. Setjara sepintas lalu, tanpa difikir pandjang apaiagi ditelaah setjara menxialam, mungkin orang akan mengatakan bahwa lek-didi'k11 am k2 itU bi9a dianggap baik bilamana bersifat men-

Sebagai tjontoh m ereka mungkin akan tondrjolikan tjerita2 sema- i ,m ™ » U/ ei dJZrzah\ungen'> dan „Der Struwwelpeter Erzah-

d* a ra n g t0l©h Dr. Heinrich Hoffman (th. 1897) sematjam leiktur bersendi pendidikan penuh dengan petnndjiik dan petuak jang oleh D. Daaldier biasa dilukiskan sebagai „obat tja tpng bergula („wormcruyt m et suycker”).Mereka jang sutka merenungkan sedjemak soal lektur untuk anak2, mungkin akan mengatakan bahwa sjarat untuk buku batjaan anak2 itu pada umumnja seperti b e rik u t:

*) Karaagan ini ternjata telah menarik perhatian orang diluar negeri Telab dimuat dalam beberapa madjallah diluar negeri, diterdjemahkan dalam :1. Bahasa Belanda 2. Djecman 3. Pcrantjis 4. Inggris dan 5. Rusia.

156

Page 159: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

A. Untuk anak laid2 sebaiknja disadjikan tje rita2 jang agak realistis, lebih baik lagi ‘djika diberi bumbu matjam 2 „fcena- kalan dan kelutjuan anak2” (kwajongens en guitestreken); atau tj'eritaJ2 kepetualangan (adventures) dengan ketegangan- jang menjeramkan dan kepahlawanan jang mengagumkan : atau pembongkaran rahasia2, pembunuhan maupun harta ter- pendam, dimana para pendjahatnja tenbuka kedoiknja oleh anak2 um ur 12 a 14 tahun.

B. Untuk pemudi2 jang m enarik itu terutam a tjerita jang melu- kiskan pahit-manisnja hidup kekeluargaan. Pemudi jang agak besar akan tertarik oleh pengalaman pertam a berkobarnja „asmara”, mentjeritakan seorang dara jang terpikat hatinja oleh pemuda-tampan bermobil-sedan atau kapten-udara ga- gaih-perkasa, jang setelah menghadapi matjam2 rrntangan dan kesalah-fahaman achirnja „haippy-end” djuga.

Memang, lektur untuk anak2 sematjam demikian bisa laku, apa­lagi djika dihiasi dengan ilustrasi bagus, diberi titel jang agak sensasionil sehingga menarik perhatian anak2 dan dibungkus da­lam 'dijilid bergambar indah jang menjolok mata.Besar kemungkinan buku tersebut akan dipilih anak2 ; akan di- batjanja untuk memenuhi kedahagaannja a k a n le k tu r ; akan m- dipindjaonkannja kepada kawan2nja, sehingga achirnja lektur te r­sebut akan terkenal pula dilapangan para penggemarnja.Orang jang berfikir tenang dan mau meresapkan segala sesuat agak mendalam, mungkin bertanja kepada dirinja sendiri: »Apa- kah memang lektur matjam itulah jang terbaik untuk anak-anaic kita ?”

PENDAPAT OKANG DI EROPAH DAN DI AMERIKA.

Baiklah sebagai bahan pertimbangan disini kami sadjikan bebe­rapa tjatatan ap& jang pernaih dipeladjari, diselidiki dan dikata­kan orang di Luar N egeri:1 . LEONARD ROGGEVEEN (Holland) dalam madjalah „Het

Kind” tahun 1939 setelah mengadakan wawantjara dengan 18 pengarang buku kanak2 di Negeri Belanda dan Belgia menarik kesimpulan seperti b eriku t:

„Wat de vorm betreft vraagt men naast kinderlijk naar zuiver Nederlands en goede illustraties. Wat de inhoud b e tre ft: A. Voor 6 — 9 jarigen „eenvoudige concrete ver- 'tellingen uit het dagelijks leven naast morele op waar- heid berustende sprookjes” ;

157

Page 160: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

B. voor 9 — 12 jarigen naast de realistische vertelling- en uit groep A ook avonturen en sportverhalen.

C. Voor de 12 — jarigen en anderen wat in beide vo- rige groepen werd gewenst, doch geen sprookjes of sagen; voor de aneisjes ook ^bakvisromans” van de goefde soort. Ongezonde liefdesavonturen acht men contrabande. W at de strekking betreft pliejjt men voor vonmende lectuur, ver- werpt m en een opzettelijke moraal. Tegen het boek, dat alleen m aar ontspanning geeft heeft m en geen bezwaar, mits h e t vermaak n ie t te dtoaas is, terw ijl „ook w at lering niet behoeft te oratibreken”. Bedangrijk is he t feit da t aIs eis genoemd wordt, „Leesbaarheid ook voor volwassenen” en dat „de schrijver allereerst kunstenaar m oet zijn en dan pas paedagoog

Diterdjemahkan kedalam bahasa Indonesia:,,Mengenai bentuk, jang dikehendaki itu bentuk jang tjo­tjok untuk anak2, ditulis dalam bahasa Belanda jang baik disertai gambar2 jang bagus. Mengenai isi tjeritera :A. Untuk anak um ur 6 — 9 tahun ,,tjerita2 sederhana dari peri-kehidtipan sehari-hairi disamping tje rita dongeng (sprookjes) jang bermoral dan berdasarkan kebenaran” .

^ nf< . anak iUmur 9 — 12 tahun,, diisamping tje rita2 jang realistis dan kelompok A, djuga tje rita2 kepetualang- an dan tgenta2 olahraga.L w tUL aila!t berum ur 12 tahum atau lebih, apa jang . TT , lj terfeetjuali dongeng2 (sagen en sprookjes).tu m h u h an ^ r S- ’’bakvisroinans” (tjerita tentang per-bihan dan ti*? i Tjerita asmajra jang berkele-tuidliiuannia Hic=>U “ ^Sgairaihlkan- harus dilarang. Mengenai mpmhi.na” ankan surpaja bersifat „membangun dan

,,, ’ djangan ■ keterlaluan ingin meomangkanh 11X311 d;aiPat disetudj-ni, asal sadja dja­

ngan berkeMHhan ; idbih foaife iagi dj.^ a dalam Jtjeritornburan itu diselipkian djuga petuah2 jang membangun.Jang penting untuk diperhatikan jaitu sjarat utam a bahwabuku itu harus dapat dim km ati djiuga oleh „orang2 dewa-sa , dan bahwa pengairang buiku itu terlebih dahulu harusseorang ,,sastrawan baru 'kemudian harus be rs if at pen-dtidik”. ’

Page 161: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

2. GODFRIED BOMANS (Holland) dalam madjalah Elseviers7 Des. 1946 mengatakan :

„Ik geloof m et in kinderboeken. Ik geloof wel in boeken voor volwassenen, die om de een of andere reden, ookdoor ikinderen worden geHezen ........... Geboeid wordt eenkind eerst — en dit heeft het met de volwassenen gemeen — door wot boven hem ligt”.„Saja tidak pertjaja pada buku anak2 {jang baik. Jang ada itu <buku2 untlulk orang dewasa jang balgus, gang oleh ka­rena sesuatu hal disukai djuga oleh anak2 ............ Anatk2itu terutama akan ttertarik — dan ini sesuaa dengan keada­an orang dewasa— oleh hal2 jang dapat didjadikan tjita-nja.

3. Pendapat „DELAPAN PENERBIT” buku anak2 di Negeri Belanda dan Belgia jang diuraikan dalam madjallah „Het Kind” adalah seperti beriikuit:a. Mengenai bentuknja: bahasanja harus setaraf dengan ba­

hasa anak2 jang akan memfbatjanja, harus bahasa jang baik („zuiver Nederlands”), berfiubungan jang logis dan bergaja jang ibagus, lukisan2nja harus sedferhanai, akan tetapi fcjukup artistik dan sugestif (menjairankan), sesuai dengan taraf perhatian anak dan tjotjok dengan suasana /tjerita.

b. Mengenai isinja : harus tjotjok dengan ta^af um ur dan taraf perhatian anak jang membatjanjiai, diberi butmbu „humor” dan hal2 jang berlkesan pada perasaan anak tanpa „sentimentalitet” jang berkelebih-lebihan. Isinja harus menarik dan mengikat perhaitian anak2 tanpa meng- gelorakan senisasi. Mula2 lektur untuk anak laki- dan pe- rempuan bisa sama, akan tetapi lambat laun perhatian pemuda akan tertarik oleh tjerita2 kepetualangan (adven­tures) dam teknik, sedang para pemudi akan lebih mem­perhatikan tjerija kekeluargaan dan d>oaigeng2 paihlawan dibidang sosial (sema^am tjerita2 Florence Nightingale, Madame Curie, Albert Sweitzer, Jenner, Louis Pasteur, dsb.).

c. Mengenai djiwa dan tudjuannja (de strekking) sebaifenja djangan „dbgimatis” djangan bersendi politik, djika m ung­kin harus dapat memberikan peladjaran (leerzaaan) dan dapat membentuk watak (karaktervormend).

159

Page 162: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

4. MAKEE SCHMITZ penelaah dan penuflis resensi tentang buku anak2 terutam a menekankan kepada sjarat nilai kesusaste- raannja dari lektur anak2 itu. Dadiaim „de Nieuwe Rotterdam- se Courant” tgl. 8 Jan. 1947 dia menulis seperti b e rik u t:

„Het kinderboek moet — niet m inder dan lectuur voor de volwassenen — in zijn soort „literatuur” zijn m.a.w., aan normale literaire eisen voldoen.E r zal een weloverdiachte en verantwoorde, goed gecom- poneerde inhoud zijn. Het kinderboek moet goed, per- soonlijk, boeiend ge&chreven zijn, zo dat de personen leven en gestalte krijgen”.,,Buku untuik anak2 — tidak iboleh kurang daripada lektur untuk oirang dewasa — hstrus ibernilai sastera pula ; de­ngan perkataan lain ham s' memenuhi norma2 kesusaste- raan umum jang tjukup. Isinija harus dipikirkan sedalam- dalamnja, disusun setjara baik dan dapat dipertanggung- djawabkan. Tjeritera untuik anak2 itu harus mempunjai kepribadian, ditulis setjara m enarik sekali, sedemikian rupa sehingga para pelaiku itu seperti hildup sungguh2”.

Buku anak? jang akan d'apait memenuhi s jara t2 seperti tertulis a a5’ , e u sa(ija tidak bisa ditulis oleh sembarang orang, oleh

guru atau penulis jang fmenmrut perasaiannja bisa mengarang dan kemudian mentjurahkan tjiptaanmija pada beberapa ratus halaman kertas tulis untuik selandjutnja ditjetak dan diberi om­slag berwarna jang menariik oleh penerbit.jp d a k ........... lektur anak2 jang sungguh2 baik adalah hasil tjip-taan seorang sasterawan jang ulung , hasil seorang artis jang sungguha mempunjai nilai kesusasteraan.

5. Balam ,,PAEDAGOGISCHE ENCYCLOPAEDIE” (Prof. Dr.? rof- ,dr- Verheyen) mengenai sjarat2 „Kinder-

leetuur” diantaranja diuraikan dem ikian:„Kinderlectuur is lectuur, die geschikt is voor de leeftijd van b tot 14 jaar, geschikt om haar opbouwende en vor- .mende waarde. Deze waarde vloeit v o o rt:

A. u it het degeUjke, het aantrekkelijke, het evenwichtigeficti > 620 dan ontleend aan werkelijkheid of

B. uit het levendige, het plastische, het oorspronkelijke van d evo rm De door kinderen te lezen tekst moet actueel enzuwer Nederlands ziln — dus geen dialect __ wat nietm tsluit dat zij locaal getint kan zijn.”

160

Page 163: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

„Buku-kanak2 adalah buku jang baik untuk anak2 umur 6 sampai 14 tahun; baik karena sifatnija jang membina dan membangun. Berguna karena:A. ISl-nja jang baik, menarik, dan berkeseimbangan, diam­

bil darikedjadian peri kehidupan biasa atau hasil tjiptaan.B. BENTUK-nja harus hidup, mengesankan, dan asli. Baha­

sanja harus bahasa jang hidup dan bahasa jang baik — djangan bahasa dialek — meskipun tjeritanja tentu sa­dja dapat melukiskan sifat2 kedaerahan.

6. CHARLOTTE BUHLER seorang achli ilmu djiwa anaik2 meng- adakan penjelidikan di Wina diantaira 8.000 anak-anak ber- umur 8 20 tahun. Menurut statistik jang dibuatnja, prosen- tase perhatian anak2 menurut sekse cLan umurnja seperti feerikut:

JONGENS 8-9 9-10 10-11 11-12 12-13 13-14 14-15 15-16 16-17 17-18

1. Sprookjes 71 56 40 27 18 14 9 4 6 12. Robinson 10 13 18 16 16 11 4 2 13. Sagea 2 9 13 16 12 7 2 3 2 24. Avonturen 5 7 9 15 22 27 21 20 11 105. Overgangsliteratuur 3 3 5 15 17 24 39. 2a 25 196. Kunst — — 1 1 4 6 12 24 31 387. Weten^chap 5 5 7 7 7 9 8 15 17 228. Onbruikbaar 4 7 7 3 4 2 5 4 7 8TO TA A L 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

MEISJES 8-99-10 10-11 11-12 12-13 13-1414-15 15-1616-17 17-181. Sprookjes 84 80 62 45 36 21 14 6 7 42. Robinson, 0 4 12 12 10 6 4 13. Sagea 2 3 6 13 15 5 3 1 14. Avonturen 0 1 1 3 4 3 7 1 2 15. jVeiijesboeken 0 1 3 7 8 16 13 7 4 46. Overgangsliteratuur 5 J 6 6 10 20 15 17 12 167. Kunst 0 1 2 6 9 20 38 53 61 628. W etenschap 0 1 1 3 4 5 2 4 6 99. Onbruikbaar 9 6 7 5 4 4 4 10 7 4

TO TA A L 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Jang dimaksudkan dengan ..overgangsliteratuur” jaitu anak2 jang infonmatif jang bersendi ilmu pengetahuan dengan latar belakang sedjarah 'atau teknik, ilmu haijat, ilmu alam, per- -djalanan (ilmu bumi) dll. buku ilmu pengetahuan populer ;

161

Page 164: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

di U.S.A. atau Inggris biasa disebut „referencebooiks” atau „information books”. Jang digolongkan dalam 'buku2 „kunst” terutam a jang b e ris i: drama’s, romans, lyriek dan tjerita2 dengan latar belakang bidang2 kesenian. Jang disebut „bulku Robinson” adalah buku anak2 dari type Robinson Crusoe, batjaan pengantar („voorloper” ) kearali lektur „adventures and suspense” . Dari statistic tersebut dapat dilihat bahwa perhatian anak pada tjerita „sprookjes” terus m enurun djika m ereka tambah. umur, pada anak laki2 lebih. tjepat daripada anak perempuan. Perhatian anak2 untuk tjerita2 Robinson (Daniel Defoe) naik satmipai um ur 11 tahun untuik kemudian makin lama makin kurang. Tjerita2 kepetualangan (avontu- ren) lebih disenangi oleh anak laki2 terutam a pada um ur 13—14 tahun untuk selandjutnja laimbat-laun berkurang djuga.Buiku2 tje rita informatif dan bersendi ilmu-pengetahuan (overgangsliteratuur) lebih 'disukai oleh laki2 terutam a mulai umur 14 — 17 tahun. Golongan „Hawa” menjukai „bakvis-ro~ mans” , terutam a pada um ur 13—15 tahun.Perhatian pada buku2 drama dan romans (pertjintaan) lebih tjepat turmbuh pada pemudi, sedang perhatiannja terus me- ningkat makin tua makin menjiukai buku „romans”.Buiku2 ilmu pengetahuan lebih disukai oleh pemuda,

7. J. RIEMENS — REURSLAG mengaidakan penjelidikan pada kelas2 tertinggi dari 10 Sekolah Rendah di Amsterdam M enurut hasil pemeriksaanmja, lek tu r jang paling disukai anak2 adalaih seperti b e rik u t:a. k e p e tu a la n g a n (avontuusrlijk) .. ^ 2 k a lib. k ed jlid iju ran , k ed arm ab ak tian .................................. 3 3 k ^ ic. oieh karena „happy emd” ...... ............................. 30 kaud. o leh k a re n a a c h irn ja m enj^dahikan ......................... 3 k a lie. ketjintaan serta kem kunan dalaim hidup kekeiuar-

gajan .......................................... ............ ^f. tjin ta pada sahalbat dan lain2 orang 29 kalig. tjin ta pada hewan dan kesetiaan hew an............ 21 kalih. ken-aka an kanak2 jang baik (goed kattekwkad1) ‘ 12 kali1. kenakalan kanak2 jang buruk (lelijk kattekwaad) 7 kali

8. NANCY LARRICK, President of the International Reading Association di Ameiika menghimpun pendapatnja tent&ng buku untuk anak2 jang ditudjukan kepada para ibu dan ba­pak dalam bukunja : ”A Parent’s guide to Children’s reading”.

162

Page 165: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Dalam mengutip keterangan2 dari Nancy Lairrick tersebut, tjontoh buku2 jang dikemukakannja sedapat mungkin diganti dengan buku- lain jang kiranja lebih dikenal orang di Indo­nesia. Dari pendapatnja jang dikutip hanja jang mengenai anak- umur antara 4 — 9 dan antara 9 — 12 sadja, karena disanalah terdapat segi- jang sangat „typerend” dalam per­kembangan lektur untuik anak2.

FROM 4 to 9.

A. Dongeng2 „Kawih”.

Anak- umur 4 tahun mulad suka berbitjara, mulai banjak sekali ber-tjakap2, seringkali dia ngomong seorang d iria tau dengan permainannja, seperti dengan bonekanja, kuda^an- nja, kutjingnja dsb. jang dia anggap dapat berfikir dan ber- bitjara seperti manusia. Anak- itu mulai suka sekali mena- njakan segala sesuatu. Dunia pengetahuannja mulai terbuka dan segala sesuatu disekitarnja diperiksanja dan ditanja- kannja ber-ulang2.Pada umur 4 a 5 tahun anak itu mulai besar perhatiannjapada buku, meskipun mereka itu belum dapat membatjanja sendiri dan hanja d'apat me-lihat- gambarnja sadja.Lutju sekali tjara anak- umur 4—5 tahun mengulang-ulangi kata- aitau ka'limat- pendek jang dia senangi pada waktu itu. Itulah sebabnja buku- untuk dib,atjakan kepada anak2umur 4—5 tahun harus pendek- kalimatnja dan ...............sebaiknja mempunjai ritma jang enak untuk didengar dan untuk diulangi sampai beberapa kali. Kata Nancy Laarrick:”Children love this repetition and soon learn to say this line like the chorus in an old song”. Apalagi djika tjerita itu diberi bumbu sadjak anak- jang dapat dinjanjikan (di- kawihkan), samfoil mendongeng, seperti dalam dongeng2 Sunda: ,,Geber2 hihid aing”, ,,Bakekok aeu-aeu-tjleng”, > „Torotot heong suling aing tulang maung” dsb. Memang pada umur 4 — 5 tahun itulah mereka mulai menjukai ka- wih2 (Sunda) jang biasa dinjanjikan sambil bermain seperti: „Ajang-ajang-gung”, „Amibil-sJmbilan”, „Ojong-ojong-bang- kong”, „Djung-djahe-balakatandjung^djahe”, „Toketjang” dsb. 1 .Mengingat keterangan diatas, dapat difahami bilamatia anak2 umur 4 — 5 tahun itu terutama menjukai tje rita jang ada

163

Page 166: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

kawihnja atau ada bagian2njai jang mereka sukai seperti misalnja meniru suara- (suara apa sad ja ; ajam, singa, ku- tjing, andjing, kambing, djangkrik, kereta-api, mobil dsb.).

Fabels.Diantara tjerita2 jang umumnja sangat disukai jaitu dongeng2 hewan, jang dalam bah. Belanda biasa disebut „fabels en dieren epos”. Menurut ilmu sedjarah, dongeng2 hewan itu sangat tua, sudah diketahui dan biasa ditjeritakan orang kl. 800 tahun sebelum Masehi seperti terbukti dari tjatatan2 Hesiodes di Junani.Jang lebilh dikenal orang adalah fabels dialri AESOPUS kl. 600 tahun sebelum.1 Masehi. Bukan hanja d i Jumani sadja, di India djuga orang sudah lam a sekali mengenai! dongeng2 hewan jang disebut tje rita2 ,,Tantra”.Sampai sekarang dongeng2 itu di India masih tetap disukai - oleh anak2, apalagi setelah disadur kembali dalam bah. Benggali diantaranja oleh Asutosh Mukherjee }>Rakshas Khokshas”, Jogendranath Sarkar „Chha,bi-o-Galpa” ; dalam bah. Hindi misalnja oleh Mohalal Ganguli „Pota~ki-Mala” (The Wisdom of the monkey), Bhagwadin Pathak „Phaxa- ra” (The Kingdom of Birds) ; dan dalam bah. Urdu dianta- ranja oleh Abreasar Hafiz Jalandhari „Phul-Mala,> (The fox, peacock, parrot, bear and lion), Moh. Inayat Khan „Zufti” (about monkeys and pythons), Saifi Sahwardi „Khel- Battisi” (adventures of the fox).Dongeng2 dari India itu melalui Iran masuk dalam literatur Islam, diterdjemahkan kedalam balhasa Arab oleh Abduilaih Ibn Muqaffa, kemudian disalin kedalam bahasa Indonesia oleh Ismail Djamil dan dikenal orang disini dengan nama „Kalilah dan Dimnah”. Versi Arab dari dongeng2 itu seian- djutnja disadur dalam ibahasa Latin dijadi „Directorium hu- manae Vitae” dafliam tahun 1270 oleih Johanes de Capua. Di Indonesia tjerita „Tantra” itu dalam bentuk jang hampir 01 811111 sampai seikarang masih terdapat di Bali dengan nama „Tjerita* Tantra” kemudian diterdjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Ohatab.};Aesopiae Fabulae” se'landjutnja dijadi sumbor dari b©r- matjam2 saduran dalam bahasa- di Eropah. Penjadur- jang terkenal diantaranja jaitu kakak-beradik Jacob Grimm dan W ilhelm Grimm di Djerman, sedang Magister Nivardus di Perantjis kemudian menjusun Roman de Renart” dan

Page 167: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

„Yzcngrinus”. Jang paling besar pengaruhnja adalah sad-ur- an- dari Jean.de la Fontaine (1621— 1695), jang dibawa oleh Belanda masuk ke Indonesia, disadur oleh Trisnio Soe- mardjo diterbitkan oleh Balad Pustaka.Di Indonesia sangat luas tersebar dongeng2 hewan, jang mungkin sekali tidak semua berasal dari India, dan oleh para pudjangga Indonesia setempat telah disesuaikan de- ngan selera dan keadaan daerah, seperti tjerita2 Sang Kantjil di Djawa dan Sumatra, tjerita2 Sakadang Kuja di Djawa-Barat, tjerita2 Buaja di Kalimantan, dsb.Di Afrika orang sedari dulu sudah mengenai tje rita2 hewan, kemudian di'bawa oleh orang Negro ke Amerika. Oleh se­orang wartawan Joel Chandler Harris (1848 — 1908) fabels dari Afrika itu dihimpun dalam beberapa buku dengan se­orang Negro jang dilberi nama „Uncle Remus’' sebagai tu- kang mendongeng. Dari bahasa Inggris kemudian dongeng2 Uncle Remus itu diterdjemaihkan kedalam bahasa Belanda dan Indonesia sehingga dongeng Brother Rabbit, Brother Fox dan Anansi itu sekarang dikenal djuga oleh anak2 di Indonesia.Pada umumnja tjerita2 hewan itu mempunjai „trend” jang sama, jaitu melukiskan „si lemah” jang achirnja toch dapat mengalalikan (malah ada kaiamja menolong) ,,si buas” dan „si kuat” karena ketjerdikannja, seperti dongeng anak kambing jang dapat ,,'menipu” dan meloloskan diri dari tjengkeraman serigala ; dongeng „sang penju” jang ternja­ta menang balapnja dari ,,sang m onjet” jang begitu lintjah; sang kantjil jang lebih pintar dari buaja, dsb. Rupanja anak2 diseluruh dunia sedari ketjil pada um ur 4 — 5 tahun sudah dapat menerima dan merasakan keindaihan inti-sari tjerita jang menondjolkan bahwa „kepintaran otak** (rohani) bisa menang atas „kekuatan badan’ (djasmani).Menurut Nancy L arrick : „Nursery fiction presents the triumph of the weaker animal. And children like that too,y. Dipengaruhi oleh aliran realisane dalam literature dunia, do­ngeng2 hewan jang dikarang orang pada permulaan abad ke-20 -mulai meninggalkan „trend” dongeng fabels model kuno. Perasaan, pertentangan, dan hubungan antara hewan itu dilukiskan dengan tiara jang lebih realistis dan setjara biologis lebih tjotjok dengan kehidupan mereka jang se­sungguhnja.Datanglah tjerita2 hewan model baru jang terkenal dian- taranja.,Bambi’3 kar. Felix Salten (jang lebih dikenal orang

165

Page 168: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

gubahannja oleh Walt Disney), „Ferdinand” kar. Munroe Leaf, ,,Winnie-the-Pooh” tjiptaan Alan Alexander Milne, „Andi and the Lion” kar. James Daugherty, „The Story of Babar the little Elephant”, sedang Enid Blyton menjusun tjerita2 hewan itu dalam satu seri buku2 jang terdiri dari kfl!. 35 djilid jang diberi nama »Nature Readers”. Mungkin dipengaruhi oleh tjerita2 hewan modern tersebut tadi tim- bullah di Indonesia! sesudah perang dunia II dongeng-do- ngeng hewan tjiptaan baru sep e rti: „Si Rawun’’ (the mon­key) karangan Rukiah, „Si Utun dan si Utja” (the monkey and the turtle) „Si Meme” (the sheep) „si Koko” (the chic­ken) dsb. -: 1 <’

C. Fairy-Tales.Fantasi anak2 pada um ur 4 — 6 itu sangat elastis, tjotjok sekali untuk dongeng2 jang dalam bahasa Belanda disebut „sprookjes”, dalam bah. Djerman „Marchen”} dailam bah. Perantjis 3}Conte de Fee” dan baihasa Inggris )}Fairy Tales” atau „Nursery Tales”.Menurut penjelidikan orang, dongeng2 „Fairy Tales” itu terdapat di-tiap2 negeri, dan seringkali dengan motif tje­rita jang sama pula. Sukar sekali untuk menentukan de­ngan pasti dari mana sumber jang sesungguhnja. Ada jang mengaitakan (misalnja Benfey) bahwa Indialah pusatnja, jang dahulu menjebarkan dongeng2 (dibawa oleh rahib3 Hindu dan Budha) jang berasal dari dongeng- „Wikrama' tjarita ’ dan ,,S3ukasaptati”. Dari India dongeng2 ,,Sjukasas- p a t i’ itu dibawa ke Iran jang diantaranja disadur mendjadi ,,Tuti Nameh”. Kita kenal terdjemahannja kedalam bahasa Indonesia dari bahasa Arab sebagai „Hikajat Bayan Budi*Tnnt ^ n;S 70 donSeng l in in g nuri: Djuga „dongeng2

2Sr& dl Ba8hd'ad ditjeritakanoleh putri „She- haT"PJr serupa dengan dongeng „Tantri” di Bali),

S S 7? aSUH l Ero?a'h - Mula2 oleh GaKand kemudian rtlAh QT11-J>er supaja sedan umtuk didengarkanW , i seh^S g a anak2 diseluruh, dunia sesudah itu

J 3! 3! 3112, »Aladin’>, „Sinbad”, ^Alibaba” dsb- difpr^ipmovt anda tjerita ,,1001 malam” itu kemudian TTnnvirnn,^ • ala,m bahasa2 Indonesia sehingga film2

J I r " gIf hkan ”Tjerita dari 1001 malam” Indonesia m difahami dan mendjadi sangat populer di

Di Italia kumpulan dongeng2 lama jang terkenal adalah „Stra- parola dan „Pentamarone” jang dikumpulkan oleh Basile.

166

Page 169: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Jang telah diterdjemahkan dan dikenal orang di Indonesia adalafli susunan Giana Angnissola dengan titeO. „Asal-Bina~ tang” Di Perantjis jang radjin menghimpun dongeng2 fairy­tales itu ald&lalh Claude Perrauli, jang 'kita kenal terdjiemah- annj'a kedalaim bahasa Belanda „Sprookjes van Moeder de Gans” (,.Mother Goose Stories”). Di Djerman jang berdjasa mengumpulkan dan menjusun kembali ,,Volksmarchen” itu terutama Jacob Grimm dan Wilhelm Grimm. Djuga Wieland, Goethe, Tieck dan E.T.A• Hoffmann tu ru t mengumpuBcan dan menojiptakan dongeng2 fairy-tales jang nilai sasteranja lebih bagus dari pada hasil karja Grimm tadi, diantaranja jang terkenal adalah ,,Hoffmanns Erzahlungen”. Fairy-tales tersebut mula2 kita kenal di Indonesia terdijemahannja ke­dalam bahasa Belanda. Kemudian ada beberapa jang diter­djemahkan kedalam bahasa Indonesia dan dimasukkan ke­dalam buku batjaan anak2 atau madjalah anak2.

Jang paling terkenal dan disukai d i Indonesia sebagai penulis dongeng anak- ad’alaih HANS CHR. ANDERSEN (1805—1875) dari Denmark, dari terdjemahan buah tangan Darmawidjaja jang diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Di Finlandia pengarang Nursery-tales jang populer adalah Zakarias Topelius, tidak kalah terkenal oleh Selma Lagerlof dari Svvedia jang mentjiptakan dongeng „Nils Holgersons underbare resa”, ijang terbang berkeliling Swedia sambil imiengendarai angsa. Tjeritera Nills Holgersons itu kita kenal di Indonesia dalaim bahasa Belanda, sedang bagian2nja ada jang ditertjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan dima- ■sukkan kedalam madjallah anak2.Dongeng anak2 dari Tiongkok mulai dikenal orang di Indo­nesia dari terdjemahan2 jang diambil dari buku2 „Ling Tang and the lucky cricket” kumpulan Kay Stafford, „THe Good4uck Horse” dari Chih-Yi-Chan, „spring Silkworms” saduran Mao Tun, „The treasure of Li Po” oleh Alice Ritchie.Dongeng2 Djepang dikenal orang di Indonesia diwaktu pen- dudukan Djepang, diantaranja dari terdjemahan buku ka­rangan Masao Kusuyama „Nichon Dowa Hogyokushu” se­dang Chiyono Sagimoto menjusun bukunja dalam bahasa Inggris >}pictures Tales from the J a p a n e s e Djuga dari himpunan dongeng2 Djepang susunan pengarang Swiss Lisa Tetzner Japan^chen Mdrchen”, afla jang diterdjemahkan melalui bahasa Belanda kedalam bahasa Indonesia.

167

Page 170: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Sagcn, Mythen and Legenden.Meskipun sesungguhnja antara ketiga matjam dongeng itu ada perbedaannja, akan tetapi perbedaan itu seringkali ka- bur, sehingga di Indonesia ada kalanja dihimpun sadja da- lam satu golongan tjerita.Dongeng2 itu — meskipun tadinja tidak chusus ditjeritakan orang untuk santapan anak2 — kemudian sangat disukainja. Seperti tjerita2 fabel dan sprookjes dongeng2 „Sagen”, „my- then”, ,.legenden” itu sudah lama sekali disukai orang. Di- negara kita di Indonesia jang paling banjak tersebar dan dikenal anak2 adalah tjerita \v.ajang „Maha Bharata” dan „Ramayana” jang berasal dari India, akan tetapi kemudian dirobah oleh para pudjangga Indonesia disesuaikan dengan selera dan keadaan di Indonesia sehingga se-olah2 tjerita Maha Bharata itu sungguh2 terdjadi di Indoneisia.Diantara Radja2* jang sangat berdjasa dalam penjebaran tjerita- wajang jaitu Radja Airlangga (1010 — 1049) jang menjjuruh pudjangga keraton Empu Kanwa untuk menjadur tjerita Ardjuna Wiwaha tentang perkawinan Ardjuna de­ngan Dewi Supraiba. Djuga Radja Djajabaja (1130 — 1160) besar djasanja dalam penjebaran dongeng wajang. Dua pu? ajangga keraton jang terkenal Empu Sedah dan Empu Pa- wwZwft menjesuaikan tjerita Bharata Yuddha— (peperangan keluarga antara Pandawa dan Kurawa) — dengan keadaan dan adat ditanah Djawa. Dengan tjerita Bharata-Yuddha itu radja Djajabaja sesungguhnja ingin memberi peringatan ke­pada keluarga dan keturunannja bahwa pertengkaran dan peperangan antara mereka — seperti perang antara Pan­dawa dan Kurawa — achirnja merugikan semua fihak. Sampai sekarang boleh dikatakan tidak ada tje rita jang be- gitu meresap dan begitu populer meluas keseluruh lapisaa masjarakat Indonesia seperti tjerita wajang. Pertundjukan

Jang lamanja> tidak kurang dari 10 djam dari djam m o -n a J ? am, samPai djam 6.00 pagi sampai sekarang tetap* w £ Perhatian publik dan tidak bisa dikalahkan oleh lamT .Hollywo°d atau pertundjukan tonil2 modern. Da­

is jang pandai dapat memberikan bumbu iang tjotjok sehingga pementasannja itu dapat diikuti dan dinikmati olehpenonton ,,semua umur” , dari anak ketjil umur 4 __6 tahunsampai kepada orang tua umur 40 — 60 tahun ! Dipengaruhi oleh comic-strips Flash-Gordon, Rip Kirby, lloy Rogers, dsb. jang kini tersebar di Indonesia, muntjullah

Page 171: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

comic strips, wajang jang ternjata lebih disukai daripada comic Flash Gordon tadi.Pengaruh wajang itu terasa dalam segala bidang keseman, seperti seni-pahat, seni-lukis, seni-tari, seni-suara, seni-sas- tera, ............ pendek kata semua bidang kebudajaan diper­gunakan orang untuk memberi isi kepada tje rita2 wajang itu. Kepada tamu agung dari luar negeri oleh Presiden Soe- karno maupun Presiden Soeharto disuguhkan tari-tarian jang sebagian besar mendapat inspirasi dari tjerita wajang. Ka­lau harus menjampaikan souvenir dipilihlah hasil seni-ukir, seni-pahat, atau seni-lukis jang melukiskan tjerita wajang. Kalau ada anak dilahirkan seringkali dipilihlah nama wajang. Nama Presiden Soekarnopun sebagian diambil dari nama seorang pahlawan dalam tjerita wajang jaitu KARNA adi- pati di Hawangga, anak Batara SURJA (Dewa Matahari) jang dikeluarkan dari kuping (Kama = kuping) ibunja, Dewi Kunti. Dalam karangan2nja dahulu Bung Karno sering mempergunakan nama-samaran BIMA seorang pahlawan Pandawa.Tidak heranlah djika para pemimpin Indonesia selalu mem­pergunakan kedjadian2 dari tje rita wajang untuk menerang- kan sesuatu kepada rakjatmja. Demikian pula pemuda In­donesia selalu dilukiskan oleh Presiden Soekarno sebagai pahlawan Gatotkatja 'jan.g mengorbankan dirinja sendiri mati dimedan dijurit untuk menolong pamannja, Ardjuna. Beb?rapa djam sebelum dilaksanakan pembunuhan jang sangat kedjam di Lubangbuaja pada dini hari Djum’at tang- gal 1 Oktober 1965, dihadapan rapat raksasa MUBES TEK- NIK di Istora Senajan, Bung Karno mentjeriterakan dan mensitir beberapa 'bagian dari BAGAWAD GITA. Didjelas- kan bagaimana Prabu Kresna 'memberi nasehat kepada Ar­djuna, supaja tidak ragu2 dalam membunuh lawan, walau musuhnja itu saudaranja atau ejangnja sendiri sekalipun, Mengingat betapa besarnja pengaruh tjeritera wajang di- kalangan rakjat Indonesia, timbullah pertanjaan apakah Bung Karno dengan tjontoh tjeritera dari Bagawad Gita itu bermaksud untuk memberi petundjuk dan isjarat kepada para algodjo Gestapu-PKI supaja djangan. ragu-’ dalam me- lakukan kekedjamannja ?Disamping tjerita wajang, tjerita pandji djuga tem asu k tjerita jang sangat populer di Indonlesia. Tjerita Pandji itu- pun sesungguhnja tidak chusus ditjeritakan orang untuk santapan anak2, meskipun kemudian sangat disukainja pula.

169

Page 172: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Keistimewaannja dalam tje rita Pandji itu biasanja ada tjerita tentang seorang iputri jang merujamar sebagai laki2. Meskipun tjerita' Pandji itu suatu roman jang »asli berasal dari Djawa akan ’tetapi ternijata dikenal dan disukai orang diluar negeri seperti di Malaya, Siam dan d i Kattibodja.

Salah satu kedjadian dalajn sedjarah Indonesia jang men­djadi inspirasi untuk roman Pandji itu jaitu Radja Kamesj~ wara 1 (1116 — 1130) jang kawin dengan putri Djanggala bernama Tjandra Kirana. Perilstiwa itu ditjeritakan dalam kitab Smaradahana („pembakaran Dewa Asmara”) oleh pu» djangga kerai’ton jang tema,ma jaitu Empu Dharmadja. Sesudah agama Islam masuk ke Indonesia mulai tfersebar dan dikenal orang di Indonesia tje rita2 Amir Hamzah me- nuru t versi dari Persia. Tjerita Amir Hamzah itupun seperti tjerita2 wajang oleh para pudjangga Indonesia disesuaikan dengan selera dan keadaan di Indonesia, malah tidak dja- rang ditja'mpur-aduk dihubungkan dengan tjerita2 Pandji sehingga achirnja dongeng Amir Hamzah itu sebagai „Seralc Menak” mendjadi berlainan sekali dari tje rite ra orisinil jang datang dari Persia. Diaritara tjerita2 jang berasal dari Amir Hamzah itu jang terkenal adalah tje rita „RENGGANIS” se­matjam tjerita pahlawan waniita „Jeane d’Arc” didja!man keemasan IsHln, sebuah tjeritera untuk orang tua jang tidak ajarang didongengkan kepada anak2.Di Eropah sangat luas tersebar tje rita2 „IIiias” dan .,Odys- sae , jang dibawa oleh Belanda ke Indonesia dan kemudian diterdjemahkan kedalam bahasa2 Indonesia, Djawa dan Sun- aa. Selainnja dari itu melalui buku dan film kita kenal dijuga >>sagen” jang dibawa orang dari Eropah seperti „Oedipus- f g e ^-’,S?ge D°n. Yuan”> ,,Hercules” , Tristan dan Isolde”

^lsadur diadi „Sedihasih djeung Tresnasena”, oleh Mas Atje Salmun, ,,Die Nibelnngen”, „Lohengrin” dsb.«! I?,d?nesi^ sendiri banjak sekali dongeng „sagen” ,,my- then dan „legenden”, jang tumbuh didaerah. Isi tjeritanja dihubungkan dengan keadaan atau kedjadian didaerah akan tetapi seringkali motif dan intfearinrja di-mana2 sama sadja. Misalnja di-mana2 di Indonesia terdapat dongeng se'orang anak jang setelah kaja (atau mendjadi radja) tidak mau mengenai ibunja, kemudian mendapat ketjelakaan untuk seiandjutnja kena sumpah ibunja mendjadi gunung karans atau batu.

170

Page 173: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Demikian pula di-mana2 di Indonesia terdapat sematjam do­ngeng „Cinderella” , men'njeritakan seorang ,perempuan jang mempunjai anak tiri jang baik hati disamping anaknja sen- diri jang buruk rupanja dan djahat wataknja. Motif ,.Oedi­pus” mentjeritakan seorang anak laki2 jang kemudian djatuh tjinta kepada Ibunja (malahan saimpai menikah atau ham pir menikah dengan Ibunja itu) terdapat dibeberapa bagian di Indonesia misalnja dalam tjerita „Sangkuriang” dan „Lu- tung KaSarung” di Djawa Barat, „Sekar Sungsang” di Kali­mantan dan „Prabu Watu Gunung” di Djawa, dsb. Djuga plot tjerita Nabi Musa jang sebagai baji dihanjutkan disu- ngai, selainnja terdapat dalam tje rita wajang: temtang Adi- f>ati ICARNA, djuga terdapat dalam berbagai dongeng di­beberapa daerah di Indonesia seperti tjerita „Tjiung Wana- ra” di Tanah Sunda. Tjeritera2 inipun sebenarnja ditjiptakan orang untuk hidangan orang tua akan tetapi di Indonesia biasa didongengkan kepada anak2.

E. Dongeng2 jang Iutju.,,Fanny stories” bukan sadja disukai oleh anak2 umur 4 — 9 tahun akan tetapi djuga oleh anak2 jang lebih tua dan itu. Memang sesungguhnja dongeng2 lutju itu ditulis atau cu- tjeri'takan orang untuk orang dewasa.Semendjak dahulu hingga sekarang, dari djam an Radja- berkuasa di Indonesia sampai kepada „Djam an Orde Barudewasa ini ............... pada Rakjat Djelata seringkali timbulikeinginan untuk mengeritik keadaan. Keinginan untuk memperingatkan dan menasehati para penguasa jang me* njeleweng, atau keinginan untuk mengetjam kepintjangan2 dalam masjarakat. Dalam praktek mentjurahkan isi hati se- ( tjara berterus-terang tidaklah selalu mungkin, apalagi djika iang akan diketjam dan diperingatkan itu Pembesar jang berkuasa, sehingga timbullah kebingungan. Keinginan jang kuat mendesak untuk memperdjoangkan kebenaran, berha- dapan dengan rasa takut untuk menjampaikan ketjaman tan­pa tedeng aling-alihg. Dalam keadaan demikian timbullah tjeritera, kiasan atau dongeng, jang mengandung sasmita dan siloka, berisi sindiran halus, merupakan suatu peringat- an dan petundjuk. Agar lebih menarik perhatian orang,

social control” masjarakat itu diberi bentuk tjeritera jang lutju, berisi humor jang menggembirakan. Di Tanah Sunda tokoh jang sering ditondjolkan dalam dongeng2 dengan tu- djuan demikian bernama ”SI KABAJAN”. M enurut penulis

Page 174: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Belanda Daalder dalam bukunja ’’W ormkruyt m et Suykev” figur ”Si Kabajan” itu menggambarkan ”Een Held, die de waarheid spreekt, in de gedaante van een Zoi”. Seorang tokoh jang berani berterus-terang — m enundjukkan kebok-brokan masjarakat — dalam udjud jang lutju. Dan .........karena kelutjuannja itu, tjeritera 'mengandung .siloka dan sasmita jang ditjiptakan orang untuk orang tua, ternjata sangat digemari djuga oleh anak ketjil meskipun baru umur 6 — 9 tahun.

Di Sumatera kita mengenai dongeng? lutju jang berisi sin- diran halus, seperti tjeritera ”Pak Belalang”, J}Si Luntjai”; ..Pak Kaduk”, „Pak Lebai Malang” dan ,",Pak PandirJ\ Di Riau terkenal dongeng „Mak Jong” dan „Nenek Kebajan”. Di Malaysia jang sangat populer adalah tjerita t,Mat Yam in”. Pak Pandir itu di Minangkabau disebut „Si Pandie”. Di Ta­nah Gajo diberi nama „Sempander”. Di Atjeh disamping dongeng „Pak Pande” ada dongeng „Sz Meuseukin”. Di Ta­nah Batak terkenal dongeng „Amani Pandir” dan ,.Si Djo- naha”. Di Madura ada dongeng „Kanak Duluk”. Di Bali tjeritera „Pan Brajut”, ,.Tjupak dun Grantang” , ; J Blog” dan ;,Pan Belong Tama”. Di Timor terkenal dongeng „Mau Loha” (Si Pintar). Di Bima ada dongeng „La Kalai”. Demikian pula di Kepulauan Kei ada dongeng ,P ak Benuwas” (Abunawas?),

Makassar dongeng ,,Lempangpang”, didaerah Bugis do- Mellong”, (ii Tanah Toradja „Pottala” atau ..Da-

jr V j Halmahera terkenal tjeritera „Taba”, di P. Buru S Lampo”, di Enggano „Si Keppai Langgai” sedang di-

ar Bandjarmasin tjeritera lutju tentang „Si Sraiuinr i t r l 8?' k? a dimana-mana diseluruh Indonesia terdapat tje- unfn.t-'J r f dj enaka 3ang mengandung sindiran halus

anak= K k e l f c j a i ......^ ^ °leh

an san^at te rk enal dongeng „Tijl U ilenspiegel” jang di I n d o S ^ aSg ^ I? U r di! esa ”Mo}ln” dJ«ga dikenal orang Belanda. Tetapi

a r t t t s s s a r io"8'- » « « « * - «Mungkin karena negara asal dari dongeng* Abiraawas itu negara Islam.

172

Page 175: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

F. Dongeng2 Fantastis.

.Jang diniaksudkan disini jaitu Ja n cifu l stories” atau dalam bahasa Belanda „wonderoaarlijke verhalen Meskipun. dalam dongeng „fairy tales” djuga biasanja ter- djadi hal2 jang fantastis, akan tetapi umummja dongeng2 „i'anciful stories” jang bersendi kedjadian- jang sangat fan­tastis itu ditempatkan dalam golongan tersendiri. Jang terma- suk dalam golongan ini dan kita telah lama kenal ai Indo­nesia jaitu tjerita „Gulliver” karangan J. Sw ift dan „Baron von Muucnausen'’ (saduran jang kita kenal adalah terdje- mahan dari buah pena E. Kaesiner jang djuga dalam ba­hasa Indonesia menulis buku ,p e uelaarade K at”) . Di Itali Carlo Lorenzini dengan sandiasma Collodi (1826 — 1890)

‘mentjiptakan „PinokK,io”, jang disalin kedalaan bahasa Indo­nesia oleh Noerani dan diterbitkan oleh Balai Pustaka. Sa- tjadibrata mengadaptir tjerita Pinoccio itu mendjadi dongeng Sunda jang diberi nama Sunda „Si Tjongtjorang” (= Praying Mantid). Di Inggris jang sangat digemari anak2 adalah tje ­rita „Peter Pan” karangan J. M. Barrie. Jang djuga sangat populer adalah wAlice’s Adventures in Wonderland” karang­an L. Carroll (sandiasma dari Charles L. Dodgson. 1832 — 1908) dan „Waterb,abies” karangan pendeta Ch. Kingsley (1819 — 1875). Ketiga tjerita tsb. terkenal di Indonesia clan terdjemahannja kedalam bahasa Belanda, akan tetapi sajang sekali belum disadur kedalam. bahasa Indonesia.

G. Informalion-books.

Dalam abad atom dewasa ini, si anak setiap hari m elihat mobil, kereba aipi, kapal udara, telepon, radio, televisie dan lain2 keadjaiban2 teknik. Sudah pada tem patnja djika anak itu memerlukan „information^stories”, buku jang penuh de­ngan ga/mibar- jang mendjelaskan matjam2 mobil, kereta- api, kapal udara, kapal air, telepon, radio, televisie, dsb.Kalau 'kita memeriksa djumlah ibuku di Inggris, Amerika, Perantjis dan Djerman jang dapat dimasukkan dalam golo­ngan ,,information books for 6 — 9” itu kita di Indonesia akan te r tjen gang, diseibaibkan banjaknja dan indahnja buku2 itu.Sungguh sajang sekaHi 'buku2 sematjam itu belum d'apat di- tenbiDkan orang di Indonesia tanpa bantuan pem erintah, ka­rena menurut taksiran tidak akan laku dipasar ibebas.

173

Page 176: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

%

Berlainan sekali dengan keadaan di Amerika, jang m enurut Nancy L arrick : in fo rm a tio n of all kinds is eagerly sought by youngsters even before they can read. Science is of great interest at this age”.

"NINE TO TWELVE, THE VIGOROUS AGE”

Nancy Larrick anenglgambarkan anak antara 9 — 12 tahun itu sibb.:

„They have boundless energy and great endurance. It is the time when youngsters begin to feel very grown­up and independent. For children of this age the world is suddenly expanding beyond home and school. They are experimenting with new interest and hobbies. They are constantly challenging „How Come ?” and „How do .you know ?” ,/These questions are to be treasured. They show eagerness to reason things out and verify in­formation

Memang pada.um ur 9 — 10 taihnia anak- ini mulai terbuka m m atnja penglihatannj a lebih realistis djan lebih teliti, ana- usanja lebih tadjam dan [Debdh kritis, dengan dorongan pela-

jaran permulaan disekolah rendiaih ikelas 3 dan 4 (mengenai mu hajat, ilmu alam, ilmu bumi, dan ilmu sedjarah) bi- ang, perhatiannja i'eibih meluas, tja ra berfikirnja lebih sis-

i ? ia lebih mendalam. Anak pada um ur itu sudah mu-■kanSU a ^ ^ a t j a ' sendiri dan meresapkan serta memikir- lebihT^rS™5 ^ 'batj anj a dengan tja ra jang lebih kritis dan

rio " ^ f n^enai segala sesuatu jlang dibatja atau di- maiVcnH S aJu *tu' ingin tahu seluik-beilluiknja. „Apaf i r . h f n f ^ ?” »»®aSa^ nana dia mengetaihuinja ?” Tjo-

u . keterangan Nancy Larrick jang imengataikan : „His tendency to reason things out and verify information helps him evaluate what he reads,tie is learning to become a critical reader”.

™v ™ i m1’ 11 12 taihiU(ri (Pada waktu anak itu ham-fui S I ! ? 311 peiTadjarannija disekolah rendah) si anak

m0raSa t3u'kup dasar untuk me-nelaah segaiia ilmu pengetahuan dan dendan dorongan dii- wanja dalam „sturm und drang” periode itu malahan sudah mulai merasa tjukup untuk men-tjoba^ „mendijeladijah du­nia”. Kata Nancy Larrick:

„They feel more grown-up, more loorldly-wise”.

174

Page 177: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

A. Dongeng3 hewan.

Kalau dulu anak pada umur antara 4 — 9 tahun masih me- njukai tjerita hewan sematjam dongeng Sang Kantjil atau fabels a la „Jean de la Fontaine”, maka pada umur 9 — 12 tahun mereka lebih menjukai tjerita2 hewan jang melukiskan hubungan manusia dengan hewan jang realistis jang tjo tjok dengan sifat2 hewan itu menurut ilmu-ha'jat dan memang mungkin terdjadi seperti digam- barkan dalam tjerita itu. Dulu tjerita hewan jang demikian itu misalnja terdaipat dalam dongeng „Genoveva” karangan von Schmid jang pernah diterdjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan Sunda. Dewasa ini tjerita2 hewan modern jang sangat popu­ler misalnja „Lassie comes Home33 karangan Eric Knight, „Pete the Crow3’ buah pena Andre Dugo, „Josephine the Donkey” tjiptaian Maud Morin, „Brighty of the Grand Canyon”, „A place for Peter” kar. E. Yates, „Old Yeller” kar. Fred Gipson dsb:

Dongeng2 kuda jang tertkenal diantaranja „Black Beauty” karangan Anna Sewell, seri „Black Stallion3’ tjiptaan Walter Far­ley, „King o fjh e Wind33, „Misty of Chincoteagne33 dan „Sea Star33 karjanja Marguerite Henryi „Old Bones’3 karangan Mildred Mas- tin, „The Blind Colt’3 buah pena Glen Rounds, dsb.

Di-tiap2 negeri muntjul pengarang2 tjerita hewan modern seperti di India Dhan Copal Mukerji pentji^pta „Kari, the Ele­phant3’ dan „Gaynecks the Pigeon”, di Inggris selaimnja „d9ag°2 tua” seperti James Oliver Curwood, Jack London, Rudyard Kip• pling (1865 — 1936) dengan buku2 „Junglebooks33-nja, tumbulh pengarang baru jang sangat produktif diantaranja W. J. Long,C. Bernard Rutley dengan serie „Wild life stories'3-nja. Di Wina pengarang jang suika menulis tentang hewan jaitu Konrad Lorenz sed!ang d i Perantjis jang besar dj'asanja adalah E. Perockon. Seri tjerita hewan jang; lain misalmrja „The Mary Moore series33 katr. Mary R . Moore, „The Falcon Nature Series33 susunan Lydia S. Elliott, dan „W ildLife ways series” buah pena Harper Cory. Dari buku2 tjerita hewan tsb. diatas jang sudah diterdjem ahkan ke­dalam bah. Indonesia jaitu karangan Rudyard Kipling, „Mowgli33 dan Jungle book33 dan karangan Jack London „The Call o f the Wild’3. Seri „Wild Life Stories’3 dari C. Bernard Rutley ditcr- bitkan dalam bahasa Indonesia oleh penferbit Masa Baru, sedang- kan karangan2 Enid Blyton sering disadur untuk dimasukkan dalam madjalah2 anak.

Mungkin sekali dipengaruhi oleh buku2 tjerita hewan diluar negeri sesudah perang, muiitjuUah beberapa bulku tjerita hewan karangan Indonesia a&li, jang terkenal »Si Tjipu j kutjingku” (Si

175

Page 178: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Tjipuj our cat) kar. Nj. Hafni Abu Hanifah, dan „Si Upik Hitam” („Si Upik: our black horse”) kar. Nj. Limbak Tjahaja.

Selain tjerita2 hewan jang bersifat dongeng semata-mata,- banjak djuga diterbitkan orang reference books renfang hewan jang bersifat „information”, ditulis dengan lu tju dan menarik sekali, meskipun isinja semata-mata bersendi ilmu pengetahuan. Jang terkenal diseluruh dunia adalah k a r ja : A . E. BREHM se­orang kepala Kebun-biiiatang di Djerman. Negeri Belanda djuga mempumjai achli sematjam itu, jaitu Prof. dr. A. F. J. Portzelje jang ber-tahun,2 mendjadi direktur Artis di Amsterdam, disam- ping Dr. Tollemanf Dr. Krusemami^Nico van Tinbergen dll. Jang terkenal karena karangan2nja mengenai hewan di Afrika dian­taranja A. Gatti, Martin Johnson dan belakangan ini Michaela dan Armand Denis.

Di Amerika pengarang jang sangat produktif mengenai buku2 hewan informatif adalah Bertha Morris Parker.

Pada umiiimnja buku2 hewan jang bersifat informatif itu lebih rnsuKai oleh anak- jang umurnja lebih dari 12 tahun. Oleh karena buku itu isinja bersifat universil dapat diharapkan buku itu akan aisukai djuga oleh anak2 Indonesia, apalagi djika tjara pentje-

, takann jadengan offsetprint bisa sama bagusnja seperti buku2 sekali dewasa ini grafischtechnisch hal itu belum

takan o f S dl Indonesia’ karena Eangat kefcuramgan pertje-

B. Humorous Stories

q .bidan,g tjerita2 lutju, selera anak pada um ur12 tahun itu tamipakj berobah sama sekali. Kalau dahulu me-

l i D i o n X “ a l? nS ™ e" denKal'kan k ed je rak aan „Pak P and ir’' m ie n in ip tf l’’ ’ I K atojan ■ ..Abunawas”, sem atjanl tje rita „Tijl Uilenspiegel , sekarang m ereka lebih m enjukai kelu tiuan ianglebih w adjar jang lebih realistis dan sungguh-' bisa terdiadi dalam penghidupan orang Be-haxi2. lerajacu aaiam

dikarane o L ^ C ™ ™ ^ 11 men| enal ^ t * 2 -fiick Trom” jang van A b k w r i} K im et dan „pietje Bel” karangan Chr.van Abkonde. Kenakalan anak dalam tjerita itu munekin men-djadi inspirasi dari tjerita* kenakalan anak= jang dMiptakaiTasli

sasterawan Belgia kemudian digubah didjadikan tjerita Indone­

176

Page 179: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

sia „Wira Pakuntjen”. Dari pengarang Mark Twain (sandiasma dari Samuel Laragfoorne Clemens 1835 — 1910) kita kenal terdje- malhan dari bukimja „Tom Sawyer” dian „Huckleberry Finn” jang diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Djaman pendjadjahan Belanda jang sangat populer dikalang- an anak2 umur 9 — 12 tahun.adalah karya tjiptanja Hugh Lofting seri ,£>r. Dolittle”. Demikian pula pengalaman „Mr. Cryptogame” tjiptaan Rodolphe Topffer (Geneve), dijoiga Richard Florence A t­water texikenal karena dj'asanjta mengarang „Mr. Popper and his Penguins”,

■ Bilamana mereka lebilh tua (umuminija pada umiur lebih dari 18 tahun) mereka bisa tertarik oleh tjerita djenaka dengan latar belakang faisafalh, seperti tjiptaan Miguel de Cervantes Saave­dra (1547 — 1616) jang terkenal d'idtonia jaitu „Adventures Hi­dalgo de Don Qijot de la Mancha”, jang telah disalin kedalam bahasa Indonesia.

C. Family-life StoriesPada um ur 9 — 12 t a t a i anak itu hampir sauna sekali tidak

menjukai „fairy-fcales” 'liajgi, eeibaliknrja perhatian mereka lebili tertarik pada tje rita2 jangi menggambarkan palhit manisnja hidup kekelujargaan jang di&uikiskan diengan tjiara jang lebiih realistis.

Salaih satu tjerita jang sampai sekarang masih te tap disukai anak2, meskipun umurnja sudah lebih dari setengah abad adalah „Sans Famille” tjiptaan Hector Malot (Peranitjis 1830 — 1907) jang diterdjemahkan dJaJlam baihasa Indonesia djadi „Sebatang ka- ra”, d'alaiim baihasa Sunda djadi „Nunggul Pinang” dan dal'am ba­hasa Djaiwa djadi )}Badan Sepata”. Disuisul oleh tjiptaan Frances Hodgson Burnett jang (mula2 kurang menarik perihatian oran£ di Inggris akan tetapi setelah terkenail di Ajmerika muilai diterdrje- mahkan di-mana2 j'aitu >}Little Lord Fauntleroy” atau sadurannja dalam bahasa Sunda „Aom Burej”. Dari sasterawan lama jang djuga ^ su k a i tjerita2 kekeluargaannja ad’alah Charles Dickens dengan tjiptaannja jang terkenal diantaranja : „Nelly”, „David Copperfield” dan s,Oliver Twist”. Di Italia jang sangat disukai orang buiku „Cuore” tjiptaan Edmondo de Amicis (1846 — 1908), jang kitai pernah kenal terdjemaihannja dalam bahasa Belanda „Jon$ensleven”.

Pada um ur 11 — 12 tampak ada pergeseran m inat'an tara anak laki2 dan peremipuan. Djiika para penmda ganti selera dan mulai lebih tertarik oleh ,.adventures and technics” m'aka kaum hawa lefoih banjak menjukai tj&rita2 jang bersifat kekeluargaan.

177

Page 180: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

D iantara buku2 ,.meisjesromans” 'jang paling disukai di Indone­sia dalam terdjem ahan bahasa 'Belanda dahulu, ja itu karangan M. Louisa Allcott penjipta Little Boy” „Little Women” Little Men” dan „Good Wives”; Bintang pentjipta d'ari negara Swiss jang dfjuga-terkenal di Indonesia jaitu Johanna Spyrie dengan tjip - taannja „Heidi”. Di Denmark jang palling popuiler tje rita „Bibi” tjiptaan Karin Minchaelis, jang diterdjemahkan dalam bahasa Be­landa seperti djuga buku2 karangan kawan setanah a im ja Estrid Ott diantaranja „Lofodden Lise”, 3)Siri” dan „Ravna”. Astrid Lind- gren pengarang wanita jang terkenal di Swedia terdjem ahannja kedalam baihasa Belanda djuga dibatja di Indonesia, tjiptaannja diantaranjaj „Pipi Longstocking”. Dari Djerman jang kita kenal di Indonesia buku „Lisa und Lottie” karangan Erich Kastner.

Janig) tidak boleh kita lupakan karyanja adalah Edith Nasbit (1858-1924) diantaranja „The Bad Child”>s,The treasure Seekers’ dan „The Wouldbegoods”. Djuga Ethel Turner term asuk penga- rang jang disuJkai oleh pemudi di Indonesia diantaranja dengan bukunja : „Seven little Australians”, ,,Three little Maids” dan „Furgitive for fortune”.

Dan last but not least Harriet Beecher Stowe d i Indonesia terkenal karena bukunja „Uncle Tom’s Cabin” .

Sajang sekali buku2 tersebut diatas dahulu dikenal anak2 di Indonesia hahja dari terdjem ahannja kedalam bahaisa Belanda sadja dan dewasa ini bukU2 itu belum disalin kedalam bahasa Indonesia, terkefcjuall karangan Nj. C. A. van Leembruggen „Menghadapi hidup baru” jang disalin oleh Nj. Saadah Alim. ,

Baiklaih diperhatikan bahwa pengarang „meisjesromans” hampir semuanja terdiri dari sasterawan wanitoa seperti Louisa t ■* J o a n n a Spyrie, Karim MichaeHs, Estrid Ott, AstridLmagren, Edith Neisbifc, Ethel Turner, Nienke van Hichtum, Cissy van Marxveldt, Top Naeff ulsb. Demikian pula perkembangan kesusasteraan dara Indonesia te rn ja ta sebagian besar dikarang oieh wanita seperti „Kehilangan Mestika” (kar. Nj. Hamidah), „Widijawati” (kar. Nn. A rti Purbani)J ^Marjamah’’ (kar. Nj. $■ Djoyopoespito), (kar. Nj. Madio Soetilarso), „Tati ta k kanputus asa3 (kar. Nn. L. Pringgoadisurjo), dsb.

D. Science fiction stories.Kalau pada um ur „4 t'o 9” mereka itu tertarik oleh „fanciful

stories” sematjam „Gulliver’s Travels” „Fuiofckio” „Peter Pan” atau „W aterbabies”, maka tjerita2 fantasiis untuk anak2 umur 9 — 12 tahun lebih diselarajskan dengan kemadjuan2 ilmu penge-

178

Page 181: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

taihuan dan tehnik jang laziim disebut „science-fiction stories”, apalagi untuk anak laki2 jang umurnja lebih tua dari 12 tahun.

Diantara pengarang science-fiction abad ke-19 jang paling ulungdan paling 'dikenal diseluruh duni^ adalah JULES VERNE (1825 — 1905), jang ‘karya tjiptanja dalDato versi foarii sampai se­karang masih disukai anak2 seperti m isalnja: „Michel Strogoff” „Le Tour du Monde en 80 Jours” „Vingt mille Lieues sous los Mers”, „Voyage au centre de la Terre”.

Sebagian buku2 Jules Verne itu telah disalin kedalam bahasa Indonesia dan ternjata disukai anak2.

Achir2 ini, mungkin dipengaruhi oleh berita2 tentang keme- nangan-kemenangan ilmu pengetahuan dalam menguasai angka- sa-luar dengan „Explorer", „Sputnik”, „Lunik”, ,Atlas”, dsb. buku2 ^science fiction” untuk anak2 di USA, di Husia dan di Ero- pah-Barat tunibuh seperti tjendawan dimusim hudjan seperti ka­rangan A. C. Clark „lsland in the Sky’* tjiptaan John Lewellen „The Earth Satellite”} susunan Franklyn Branley „Exploring by Satellite”, tulisan Roy Gallant ,.Exploring Mars”, karangan Ellen Me. Gregor „Miss Pickerell Goes to Mars”, tjiptaan Frances Frost „Rocket Away”, karangan Eleanor C a m ero n T h e wonderful Flight to the Mushroom Planet”. Sajang sefkali buku3 itu 'belum ada jang diterdjemahkan kedalam baihiaisa Indonesia terketjuali karangan Charles Neider „Man against Nature” („Empat puluh lima detik dalam tauifan” penerbit Pemlbangunan). Kita di Indo­nesia untung! masih dapat onengiknti pengaiaiman - pengalaman Dr. Zarkov dan Flash Gordon mendjeladjah angkaisa-luar dalam koran- „Merdeka”, „Indonesian Observer”, dll jang dilukis un­tuk para pembatja jang sudah dewasa. Sedang dilajar TV sering dihidangkan petualangan ,,Superman”, ,Superboy” dengan Su- perdog”nja.

E. Adventures full of suspense.Salah satu segi jang sangat chais atau „typerend” (typical)

dalam perkembangan lektur untuk anak uimur 9 __ 12 tahunadalah dalam bidang tjerita kepetualangan jang penuh dengan ketegangan. Djika kita memeriksa statistik Bibliotik2 di Ero­pah, dapat kita katakan bahwa sebagian besar taman batjaan anak laki2 umur 12 tahun keatas diisi dengan lektur „adventures” jang penuh dengan aksi dan ketegantgan.

Diantara buku adventures jang! biasanja sudah mulai disukai oleh anak2 umur 9— 10 tahun dan kairena itu bisa disebut peng- antar atau „voorloper” dari buku2 adventures, jaitu tjiptaan Daniel Defoe jang djuga terkenal di Indonesia „ROBINSON

179

Page 182: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

C R U S O E Disusul popularitetnja oteh „TARZAN” 'karya tjiptaan Edigar R. Bwrouglis dan «Treasure Islands” karangan Robert Louis Stevenson (1850 — 1894) jang djuga mengarang k id n a p ­ped” dan „Black Arrow

Dalam m entjari latar-belakang untuk tje rita adventures itu orang melawait laklam negara (pulau) seperti dalam tjerita2 „Ro- binson Crusoe”, „Treasure Islands” dan „Tarzan” , berikenalan dengan bangsa2 jang djauih berlainan kebudajaan, dan tjara hi- dupnja dengan orang- di Eropah. Latar belakang tje rita jang paling disukai pada waktu ifcui adalah. dunia-baru Amerika dengan orang2 Indiannja. Salah satu peiopor pengarang tjerita2 Indian jang kiita kenal terdjem ahannja kedalam bahaisa Indonesia adalah : A. James Fenimore Cooper (1789 — 1851) jang buku-nja di-

terdjem ahkan di Indonesia „The Last of the Mohicans”, „The Pathfinder” dan „Deerslayer>>.

E. Gustav Aimard (1818 — 1883) dengan karangannja jang kita 'kenal sangat ,,serem”, diterdjemahkan dalam battiasa Belanda „De Goudkoorts” „Het Fort Duquesne” dan „Vrij- kogel”.

C. Karl May (1842 — 1912) dengan tjaritaa33(jia Jang sanjgjat fan' tastis dan mengerikan seperti „Winnetou”, „Winnetou Gu> gur” dan „Wasiat W innetou”, dll,(Selaimvja tje rita2 Indian, Karl May itu menicjiptakan pula pahlawan Kara-bin-Nemsi jang beroperasi disekitar Bagdad dan Istambul).

D. Grace Moon pernalh iber-tahun2 fhidiup dengan su'amin j a, Carl Moon, diantara suku bangsa Navajo Indian. Dengan demi* kian ia mengetahui orang2 Indian itu dari dekat sekali. Ka­rangannja lebih^ „humanistis” bersendi perikemanusiaan

• dan lebih j.djudjur” , meskipun dengan demikian kurang berisi ketegangan2 jang menjeramkan. Bukunja jang terke-w 1 5 iai^ ? ra7ya »Shi-Wee and the wise old crow”, „Chf Wee „Chi-Wee and Loki”, „Nadita” dan „Book of N*h Wee :Pengaruh Grace Moon (jang djudjur dan mengenai betul

pcribadi bangsa India) temnjata besar sekali.Pengarang2 sesudah dia sep e rti:E. F . Steuben pentjipta „Tecumseh”-seri.F. James Willard Schultz pentjipta pahlawan2 „Pitahi” „Pita-

makan” „Sinopah,, dsb.G. Herbert Kranz menulis „Der Retter des StammesH. Demikian pula karangan J. Nowee dengan seri „Arendsoog”~

180

/

Page 183: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

nja, dalam melukiskan orang Indian itu tidak sebuas tjeri­ta2 tjiptaan J.F. Cooper, G. Aimard atau Karl May. Orang Indian itu dilukiskan' sebagai orang2 Jang gagaih-berani, berkepribadian kuat, berbudi tinggi, berikebudajaan dan berperikemanusiaan.Mereka itu digambarkan sabaigai orang jang suka berterus-

terang, djudjur dan tepat dalam menepsiti djandji. Sebaiiknja orang kulit putihlah jang diluikiskan betrwatak buruk, [pang d'e- ngan tipu muslihatnfta ingin memperkaja diri sendiri, tanpa mengingat djandji a tau sumpalhnja jang telah dilontarkan.

Saflang sekali dari bukiu2 Indian sesudah Grace Moon itu hanja ada satu dua jang diterdjemahkan kedalam bahasa Indo­nesia diantaranja karangan Dorothy M. Johnson-Indian Coun­try” („Wilajah Tipi dan Mokasin” penerbit Pembangunan). Pada lajar TV mulai terkenal serie tjerita Indian „Brave Eagle”.

Kepetuaillangan dalautan dilukiskan oillelh Captain Marryat (1792 — 1848) dalaim bukunjla jang terkenal di Indonesia dianta­ranja ,M o e r m a n Ready” „Jacob Faithful” „Peter Simple” dan „The Children of the New F o r r e s tS . W. Meaden (USA) menulis >,De Zwarte Boekanief sedang B. Mikkelsen (Denmark) terke- nei dengan pahlawan samudra tjiptaannja jaitu f)Jorn Havbo”. Buku2 tersebut djuga foelum disalin kedalam bahasa Indonesia, jang dashulu tersebar adalah terdjem ahannja dalam bahasa Belanda.

Banjak pengarang2 adventures jang mempergunakan suatu kedjadian jang terkenal dalam sedljarah sebagai latar belakang untuk mempndjetotir tjeritan ja seperti dalam tjerita2 „Robin Hood” Jvanhoe” (Walter Scott) „The Crusades” „Prince Valiant” „Wilhelm Tell”. Terdjemahannja kedalam bahasa In­donesia adakalanja ikita batja sebagai feuilleton dalaan madja- lah anak2. „Atala” karangan Chateaubriand diterdjemahkan Oileh S.M. Latif kedalctm bahasa Indonesia.

Ada djuga jang mempergunakan latar belakang dongeng sedjarah dari Kitab Indjil, atau dongeng2 sedljarah Junani dan Romawi-tua, ssperta^fiuda-Troje”, „Paris”, „Ben-Hur”, dsb.

Setelah „a!dventures in historical setting” itu te rn ja ta disu- kai orang, tumbuhlah „geschiedkundige verhalen” itu dengan pesatnja. Amerikai menondjolkan para pahlawannja seperti „Da- niel Boone” „Buffallo Bill” „Davy Crocket”, Earp” „BiUCody” „Robert E. Lee” „Kit Carson” „Andrew Jackson” „Ben Franklin” „Abraham Lincoln” dab.

Seladnmja dari film, tjerita2 itu kita kenal terdjem ahannja kedalam bahasa Indonesia dalaim madjaMh2.

181

Page 184: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Adakalanja tje rita itu sekedair fantasi dari pengarangnja jang menghendaki ketegangan jang menjeram kan seperti da­lam seri „Davy Crocket” Buff alio Bill” „Wyatt Earp” dsb. akan tetapi ada djuga buku2 jang dilihat dari segi sedjarah dapat dipertanggung-tfjawabkan seperti tentang „Abraham Lincoln” „Robert E. Lee” ,,Ben Franklin” dsb.

Mula2 m ereka itu hanja m entjari paihlawan2 jang dapat mem- berikan kemungkinan2 penglukisan scenes jang ada „suspense”- nja, kemudian mereka memperhatikan djuga „pahlawan-” dilain bidang seperti dilapangan, ilmu pengetahuan sematjam buku ,.Thomas Alva Edison” „Jenner” „Louis Pasteur” , ,Marconi” dsb.

Dilapangan kesenian- seperti „Mozart” „J. Strauss” Franz Schubert” )f Frederic Chopin”^Rembrandt v. Rhijn” 3>Vincentv. Gogh „Goya ’ „Toulouse Loutrec” dsb., dilapangan pelajaran dan kepetualangan seperti 3,Vasco da Gama” 3,Marco Polo” Co­lumbus” „Maegelhaens” dsb.. Di Indonesia tjerita2 berlatar fbelakang sedjarah jang ter- Kenal diantaranja „Pangeran K om el” dan 3>Mantri Djero” kar. Memed Sastrahadiprawira, „Untung SurapatP dan „Robert ane.k burapati kar. Abd. Moeis, „Setahun di Bvndahulu” kar. L Gusti

’ ip a t i Ukur’’ kar. R. Sumardinata, }>TeukuS J ? r ’ Haz?}> >>pu t Din” kar. M.H. Szekely Lulops, L u ­saka Indonesia atau „Orang2 besar Tanah A ir” kar. Tamar

^ * ,E- Katoppo, „P anger an Diponegoro” kar. Madrid Samah, ,,Gadjah Mada” kar. Moh. Yam in.< r>HKemY ^a'n tujn^ u^ lail tje rita2 perdjalanan jang dituturkanhm ™ * ° fVja? § ^ngaiam im ja seperti „Sven He.din” dengan

VfT« er Tibet” „Drei Jahren in innersten Asien”fa-nan-n-; \ K Fridtjo f Nansen m entjeritakan perdja-d id a ^ r^ _e . ordP°le> Amundsen membukukan pengalamannjaarniia Hi a* -f10’ '!?'r&en Jurgenson menulis tentang petualang-denean Fh^-n^r’- ^T107* Heyerdahl m entjeritakan pelajarannijaI n S s i f S % KT Tifci- Buku“ tersebut dahulu dikenal ditelah diterdSrnaViif ^mai^arm^a kedaIam bah- Belanda. Jangke-Kutub” (Van P o l ^ n Indonesi a ”Dari kutub k v an ro i zu Pol) dan „Ekspedi$i Kon Tiki”.

F. Other lands and other Peoples.

D e n r a l a m /n ^ L n 1 adYentures jang m entjeritakan^ * dlnoegen asmg, mulailah perhatian anak= itu

Fram es “ 1 neSara2 ^ § ta<Ji, seperti EleanorFrances Lattimore jang menulis beberapa buku tentang Tiong-kok diantaranja sen „Kleine Slang-. Demikian pula You Phou

182

Page 185: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Lee dalam bukunja „W henl was a boy in China”, C. Beke me- nuil vs tjerita jang terdjadi di Afganistan „De Schatgravers van Hindoe-Koesj”, dan jang terdjadi di Afrika „De Vis van Maui”y Elisabeth Coatsworth menulis buku tentang anak dari Guate­mala, K. Feder-Tal terkenal karena tjerita kanak-nja dari Israel, Pipaluk Freuchen jang dilahirikan didaerah Eskimo menulis buku tentang „Ivik” anaik Eskimo, A. Gatti jang lama tinggal di Afrika Selatan menulis tjerita „Kamanda” („Kasmanda, an Afri­can boy”) seorang anak dari Kenya, Rasp-Nuri pengarang Turki mentjeritakan pengalaman si „Joesoef” di Pulo Cyprus, dsb. Buku2 lain jang terkenal misalmja: „Panchito” (The Burro Ta­mer) tjerita anak Mexico kar. Florence Hayes, „Angkot” („Ma- ro-Boy”) anak Philipina kar. Lysle Carveth, „Hafiz” anak Kash­mir tjiptaan Jean Bothwell, „Momo, daughter of the Mountains” anak Tibet karangan Louise Rankin, ,,Sambio” anak Irian buaii pena Hans Lehr, Lucy Fitch Perkins terkenal karena seri buku3- nrja m entjeritakan „Anak Kembar” (The Twin-series).

Buku2 tersebut dahulu dikenal di Indonesia dalam bahasa Belanda. Jang telah diterdjemahkan kedalam bah. Indonesia satu-dua (diantaranja : „Menie dan Monie” dari Twin-serie kar. Lucy Fitch Perkins, dan „Temansku di Eropah” kar. Nanny v- Wesep.

G. Information Books.Djumlah buku2 ilmu pengetahuan jang ditulis setjara popu­

ler terutama di Amerika., Inggris, Perantjis dan Djerman sung­guh mentajkdjubkan. Sebagian besar buku2 itu dikarang sesudah perang dunia ke II, sehingga dapat kita katakan bahwa salah satu segi dalam proses pertumbuihan lektur untuk anak2 sesu­dah perang jang paling typerend selainnja berkembangnja

Science Fiction Stories” djuga bertambahnjia „information books” atau adakalamja djuga disebut „Reference books” . Sampai sekarang jang mentjoba menerbitkan in fo rm ation Books” dalam ibahasa Indonesia hanja N.V. GANACO d engan : a Serie „Alain Terbuka” (60 djilid) serupa dengan „Basic

Educational Series” susunan Bertha Morris Parker dan Penerbit Row Peterson.

b. Serie „Demikianlah hidup orang di ............ ” (20 djilid) se-m pa dengan serie „Little people in Far-off Lands” dari penerbit Arnold and Son Glasgow, „Round the Globe Sto­ries” dari penerbit Frederick Warne and Co London-New York, atau „Glimpses of Family Life” dari penerbit Mac­millan London.

183

Page 186: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

c. Serie „Menielami Rahasia Alam” (12 djilid).d. Serie »,Kenallah Tanah Airmu” (14 djilid) tentang matjam2

daerah di Indonesia.

e' Zaman'’ (baru 6 djilid) sematjam,.Basic Social Science series dari Row Peterson.D an m asjarakat 'belum tampak minatmja. Sekolah2 partike-

K s th n A h ? keuangannja seperti Sek. K risten Protestan dan Katholik haimpir semua membeli.

184

Page 187: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

ANAK JANG MEMBATJA, TAPI IBU-BAPAK JANG MEMILIH.Selainmja fkita memikirkan dan merenimgkan sjarat2 tadi,

sebaiknja kita djangan melupakan keterangan GODWIN jang dengan terus terang mengatakan : „lt is children that read chil­dren’s books, when they read, but ........... It is parents whochoose them”. Djuga NANCY LARRICK dalam bukunja „A Parent’s guide to Children’s Reading” (hal. 64) betpendapat sa­ma : „Many parents expect their children to 'like the same books they liked. And sometimes the children do. „Little W omen”, „The adventures of Tom Sawyer*', ,,Heidi” and „The Wizard of Oz” are high on any list of favorites

Dapat difahami bahwa uraian tersebut diatas jang terus te­rang menerangkan kenjarbalan ibahwa buku2 kanak2 itu dipilih dan dibeli oleh orang tu a anak2 itu, mempunijai pengaruh jang besar sekali pada penkembangan lektur anak2.

185

Page 188: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

3. Gesohiohte dfer deutschen ........... Hermann L. Koster.4. Die Jugend Lekture ................... Josef Reinhart.5. Die Jugend Lekture ................... Franz Thalhofer.6. Die Schulerbucherei in der

Volksschule ............................... Paul Wagner.7. Dajakische Fabeln und Erzah-

lungen ....................... H. Sunderman.8. Malaische Marchen aus Mada­

gascar und Insulinde ............... ' P. Hamburch.

Bahasa Belanda

1. H et Jeugdboek in de loop der 'eeuwerx............................................ j Riemens-Reurslag.

2. Aan welke eisen m oet een goedkinderboek voldoen ? ............... L. Roggeveen.

3. Een pleidooi voor het waarach- 1tige ‘jongensboek ........................... Godfried Bomans.

4. Wormcruyt m et suycker .......... D. Daalder.5. Over boeken voor kinderen ...... H. van Tichelen.6. H et goede Kinderboek ............... T. Hellinga-Zwart en

C. Hellinga.7. De kleine Vuurtoren (1958 __

1959 1960 — 1961 — 1962) H et Studiecentrum voorJeugdbibliotheken.

8. Van schuitje varen tot vanSchendel............................................ Annie M.G. Schmidt.

9. Verbinding m et m orgen .............. Manuel van Loggeori.(ontwikkeling van science-fictionlectuur).

10. Jeugd en lectuur ............ .......... j .j . Doodkorte11. Letterkunde v.d. Indische Ar-10 ............................................ J. Gouda.12. Over Maleische Literatuur ....... c. Hooykaas13. Vier Eeuwen Maleische Litera-

tuur .............................................. T.J. Bezemer.14. Uilenspiegelvenhalen in Indonesia

in het bijzonder in de Soenda-landen ............................................. L.M. Coster-Wijsman.

186

Page 189: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

DAFTAR LITERATUR.

Bahasa Inggris

1. Adventuring with Books ........... National Council of Tea­chers of English’

2. A Bibliography of Books ......... Association for Child­hood Education interna­tional.

3. Books are vacations ................. Lois R. Markey.4. Children’s Book too Good to Miss. Press of Western Reserve

Univ.5. Growing Up with Books ........... R.R. Bowker.6. Treasure for the Taking ........... Anne Thaxter Eaton.7. Gradel list of books for Children. American Library Asso­

ciation,8. Adventures in reading ............. May Lamberton Becker.9. A Selection of the year’s best

books for children ...................... Child study Ass. of Ame­rican.

10. Children’s interest in reading ... A rthur Melville Jordan11. What do Boys and Girlis read ? A. J. Jenkinson.12. W hat children like to read ? ......... W. W ashburne and M.

VogeL13. The child as reader ................. J.L. Stanley.14. Recommended gift books for

ch ild ren ........................................ _ _ Clement Parsons.15. The children’s reading .............. F.J. Olcott.16. Children’s Books and Internatio­

nal Goodwill ............................... Bureau International d’-Education.

17. Yearly report of the InternationalYouth library ................. ,.......... . International Youth Li­

brary in Munchen.18. A' Parents guide to children’s

reading ............................................ Nancy Larrick.

Bahasa Djerman

1. Lessende Jugend ........................... Wilhelm Fronemann.2. Das gute Jugenbuch .................. Fritz Giese.

\

187

Page 190: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

15. Dwerghert verhalen u it den Ar-chipel ............................................. J.L.A. Brandes.

16. H et onderzoek naar den oor- sprong van de Maleische HikajatKalila dan Damina ........................ J.C.A. Brandes:

17. lets over het Papegaai-boek, zo-als he t bij.de Maleiers voorkomt. J.L.A. Brandes.

18. Javaansche en Maleische fabelenen Legenden, ................................. T.J. Bezemer.

19. Volksverhalen uit Oost-Indie ... J . de Vriess.20. Overiicht van de Vollksverhaien

d e r Batake .................................... p . Voorhoeve.21. Soendase Pantoenverhalen. ....... C.M. Pleyte.22.' De Pandji — rom an .................... W.H. Rassers.23. Tantri en Tantri Kamandaika ... C. Hooykaas.24. Javaanse Volksvertoningen ....... Th. Pigeaud.25. Trekken van overeenkomst tus-

sen de Germaansche en. Toradja- sche en Minahassische Volksver-h a l e n .................................................... K. Adrian!.

188

Page 191: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

M odernisasi Pen gad jaran Bah. IndonesiaS A M P A I S E K A R A N G K U R A N G M E M U A SK A N , K A R E N A .................... S E M U A S U K U B A N G S A D I-S A M A R A T A -K A N !

K esukaran dalam pengadjaran B ah asa Indonesia jang disebabkan oleh pengaruh B ah asa D aerah harus diperhatikan sebaik-baiknja.

P E N G A R U H B A H A S A D A E R A H ,

Tiap- suku bangsa Indonesia, kalau berbahasa Indonesia umumnja membawa pengaruh bahasa daerahnja kedalam bahasa Indonesianja. Seseorang dari suku Djawa mungkin sekali mem­pergunakan djalan bahasa, kata2, pola2 kalimat Djawa dalam Bahasa Indonesianja.Dengan demikian ia akan ,.berbahasa Djawa dengan kataB In­donesia”.

' Memang bahasa2 pada berbagai daerah di Indonesia „serum- pun” dan „bersaudara”. Akan tetapi djanganlah dilupaJsan pu a bahwa antara bahasa2 itu banjak djuga terdapat perbedaan me­ngenai struktur kalimat, arti kata, dsb.

Didalam berbagai bahasa daerah itu terdapat kata2 jangsama atau bersamaan bentuik maupun bunjinja, ............ . dansama pula artinja. Sebaliknja banjak pula terdapat kataJ jang sama atau bersamaan bunjinja tetapi berbeda sekali artinja. Ma- lahan ada kata- jang dalam suatu bahasa daerah dipandang „tja- bul” sedangkan dalam bahasa daerah jang lain kata2 itu ada­lah biasa sadja. Seperti misalnja : (a) kata „momok” untukOrang Sunda( b) „butuh” untuik Orang Kalimantan, dan (c) kata „budjang” untuk Orang Mandailing.

Bilamana Anda suka memperhatikannja, akan sering Anda dapat menangkap : Orang Sunda berbahasa Indonesia dengan mempergunakan unsur kata dan pola2 kalimat Sunda. Demikian pula Orang Djawa, Orang Menado, Orang Minangkabau, dsb. masing2 menjusun kalimat Indonesianja m enurut kaidah2 ta ta­bahasa daerahnja. Djika Anda radjih mengamat-amatinja, pasti Anda akan dapat membeda-bedakan bahasa „Indonesia-Djawa” , bahasa Jndonesia-Sunda”, bahasa „Indonesia-Menado” , dsl.

*) Pernah dimuat bex’tu ru t-tu ru t sebagai artikel dalam w artaharian Berita Yudha dalam bulan Mel 1968.

189

Page 192: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

L A I N D A E R A H L A IN P U L A A R T IN J A .

(1). „Ditengah d'jalan Pak Slamet dilanggar betja” . Karena pe- ngaruh rasa bahasa Daerah, „ditengah djalan” itu akan diar- tikan oleh Orang Sunda dan Orang Djawa „ditengah-tengah djalan”, dalam bahasa Belanda „midden op de weg” . Untuk Orang Medan „ditengah djalan” itu berarti „dalam perdja- lanan” atau „op zijn weg” (on his way).

(2). „Duta Besar Inggeris memakai badju kebesaran”. Jang di- m aksudkan oleh Orang Djawa „badju jang terlalu besar”, dalam bahasa daerahnja „klambi kegeden”. Akan tetapi oleh Suku Bangsa Indonesia jang lain „badju kebesaran” itu akan diartikan „badju kepangkatan pada <upatjaras kenegaraan”.

(3). „Apa benar jang kaukatakan ta d i? ” Karena pengaruh Ba­hasa Minang jang dimaksudkan Orang Padang itu „apa be­nar = }>apa sesungguhnja” atau „apa gerangan”, di Pulo Djawa orang akan memahami „apa benar” = „apa betul” atau „apa tidak salah”.

M E M B IN G U N G K A N K A R E N A B E R T JA M P T JR -A D U K 1

boleh menutup mata terhadap kenjataan jang tetap a masiil belum lagi m entjapai bentuknja

baneanhT)Saaia!^aSi0nal kita itu baru ,menSind3ak masa perlkem- ti airon* proses pertumbuhannj’a bahasa Indonesia itu pas-dari v. ' mef erima pengaruh2, baik dari bahasa asing, maupun rmn daeFah- Dalam nientjernakan unsur2 dari luar mau-nffaniah1 ma^ra iltu’ sudah semestinja kita harus hati2 sekali. Dja- Indonesia ^ up n Poia2 dan struktur2 dasar daripada bahasadon^in hi ’■toll*....... ^ang m enurut putusan Kongres Bahasa In-hasa Melaju ^ Pada tallun 1954 ditetapkan berdasarkan ba-

penfbnoannnn l i n t kita harus dapat membedaitan,,pen]tmpangan dan kaidah* tatabahasa Melaju setjara sadar”berdasarkan pertimbangan jang logis dan ... Z J r t Z tkesalahan karena sesungguhnja tidak tahu bagaimana mestinja”.

Page 193: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

/

Sekedar sebagai tjontoh, dibawah ini disadjikan kalim at2 bahasa „Indonesia-Djawa”, jang mungkin sekali pernah Anda dengar di Djawa-Tengah di Djawa-Timur atau di ................ Dja­karta. Kalimat Djawa jang mempengaruhinja ditjantum kan dibe- lakangnja.1. Saja tidak mengerti kalau bapak saja sudah pulang (aku

durung ngerti jen bapakku wis mulih).2. Rumahnja Pak Slamet jang besar sendiri (Omahe Pak Slamet

sing gede dewek).3. Bolehnja bitiara dengan siapa ? (Olehe ngomong karo sa-

pa ?)4. Buku saja tidak ketem u (Bukuku ora ketemu).5. Itu gelasnja siapa ? (Iku gelase sapa?)6. Ibu pulangnja besok kapan ? (Ibu mulihe besok kapan .)7. Nak, jang baik duduknja I (Nak, sing betjik lungguhe .) ^8. Mahal mana kretek dengan sigaret ? (Larang endi kreteK

karo sigaret ?)

O R A N G P R IA N G A N JA N G B A IK H A T I.

Sekarang akan kubawa Anda kedaerah Priangan ! Katakan- lah Anda memindjam uang seratus ribu rupiah dari kenalan Anda di Madjalaja, Garut Tasik atau Tjiamis !

Sudah lebih dari setahun Anda memindjam uang itu. Tiap kali ditagih, Anda tidak dapat membajarnja ! Pada suatu hari Anda mendengar seorang penasehat kenalan Anda, jang membe- rikan pindjaman uang kepada Anda itu, berkata beg in i: ”Ka­l a u jang memindj.am uang itu tidak dapat membajar utangnjasekaligus, baiklah minta dituntut sadja ! ....................

„Perkara itu akan diserahkan kepada Polisi ? Anda akan diseret kemuka pengadilan ? Tidak n ja n a ! Kedjam benar orang Piiangan. i t u !”Demikianlah mungkin terlintas dalam pikiran Anda.

Haraplah Anda djangan berketjil h a t i ! Djanganlah berpu- tus asa ! Djanganlah lupa bahwa Anda berada didaerah Priang-

• an iang indah-permai, ditengah-tengah m asjarakat Indonesia jang berbahasa Indonesia dengan unsur kata Sunda, dengan pola kalimat Sunda. Djanganlah chawatir !

DITUNTUT” (ditungtut) dalam bahasa Sunda berarti „di- t j i t j ir atau ,)diangsur,\ Daerah Priangan tidak hanja terkenal karena „modjangnja” sadja! Umumnja orang, sana itu sangat bidjaksana dan baik h a t i !

T JO N T O H B A H A SA ,,IN D O N E S IA -D JA W A ” .

191

«

Page 194: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Maaf, seribukali maaf, keterangan itu tidak dimaksudkan se­bagai propaganda supaja Anda mentjari djodoh gadis Sunda !

P E R S A M A A N J A N G M E M B IN G U N G K A N .

„Simin puhja PEDATI, RODANJA rusak”. Kalimat Indo­nesia jang sederhana sekali, bukan ? Tidak ada kesukararmja ! Sajang sekali, tidak demikian pendapat anak2 Sunda ! Untuk anak Sunda kalimat tadi bisa membingungkan. Tjobalah Anda bandingkan dengan terdjemahannja dalam bahasa S u n d a : „Simin boga RODA, GILINDINGNA ruksak” . Nah, sekarang me- ngertilafh Anda, apakah sebabnja di Tanah Sunda jang terkenal „subur makmur gemah rahardja” itu, sudah dapat dipastikan bahwa harga „RODA Sunda” selalu akan djauh lebih mahal dari­pada harga ,,RODA Indonesia”.

,,Siti DISAMPING diuk GIGIREUN indungna” . Kalimat Sun­da jang sehari-hari Anda dengar itu, kalau disalin kedalam ba­hasa Indonesia b e rb u n ji: „Siti BERKAIN duduk DISAMPING

^TMPTM^ailgani a» Anda hati! Suku Sunda lebih beruntung. P m r T ? “ ” ?? , Sa dld ual untu^ membeli bulgur. „SAM-Krih + ? um tentu ada 'gunanja ! „LADA itu PEDAS”.lum a«S Anda terdjemahkan kedalam bahasa Sunda, sebe-

Priangan t T id a fd a p a t" ^ tjal0n P6IlgaWal M°djangHim f efunf£ u3™Ja mudah sek a li! Pertukarkan sadja tem pat ke- dua kata itu, kemudian lafalkan kata2 itu m enurut logat Tjian-

]ang lemah §emulai! Dengan tja ra demikian Anda pasti dapat menarik hati „NenoPTmfcV ^ ? dah’ bukan ? ->LADA itu M ^ ^ alam bahasa Sunda mendja­di ,,PEDES teh LADA”. '

Sunrtf- 5a, LUAS”' Dalam baha=aoi LEGA”' Akan teta-

J f p a w n<I?,nesia dalam 'kalimat „LEGA fcatmja" diterdjemahkan ke- dalam bahasa Sunda berbunii ■ BU- NGANGANG hatena". Sedang LUAS Sunda dalam kalimat ,,Henteu LUAS” m enurut kamus St. Moh Zain harus dikatakan : „Tidak SAMPAI HATI”.

,,DIPASAK” dalam bahasa Sunda sama dengan „DIMASAK” dalam ba-

P e r h a f fk a h l a hkssuloran? ksrsnd

pengaruh bahasa Daerahf

192

Page 195: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

hasa Indonesia. Sebaliknja „DIPASAK” menurut tatabahasa Ali- sjahban-a dalam bahasa Sunda berarti ,,DIPASEUK”. Pantaslah orang2 Sunda selalu bingung untuk memilih kata2 Indonesia jang te p a t! ^

Menurut Orang Priangan membangun Stadion Utama di Djakarta itu benar2 satu karya raksasa jang sangat „BANGGA”— Sunda. Setelah selesai dibangun, menurut Orang Sumatera seluruh negeri pasti akan merasa „BANGGA” — Melaju.

Sebaliknja pada Orang Jogja dan Solo jang sangat menja- jangkan beratus djuta uang itu dihamburkan untuk satu projek jang tidak langsung dapat meningkatkani kemakmuran rakjat, mungkin pemborosan itu akan menimbulkan rasa „BANGGA” — Djawa I

ORANG IN D O N E S IA A C H L I SU L A P.

Kalau sungguh2 Anda perhatikan semua uraian diatas, akan mengertilah Anda bila ada orang jang mengatakan, bahwa bang­sa Indonesia itu semuanja pandai main sulap. Pendek kata tidak ada jang sepintar orang Indonesia dalam ,,ilmu gaib itu !

Anda sendiri sesungguhnja pandai djuga bermain sulap. Tidak pertjajakah Anda kepada kepintaran Anda itu •

Tioba sadja Anda pergi dari Bandung membawa „GEDANG Sampai di Jogja akan mendjadi „KATES'\ Sebaliknja djika Anda dari Jogja membawa „GEDANG”, sesudah lewat Tjitanduj sudahpasti akan berobah mendjadi „PISANG .

Dengan kepandaian Anda dalam ilmu magic itu adakalanja Anda harus berhati*ati. Kalau ada tamu^dan Priangani, ^ W a hdisuguhkan kepadanja makanani jang ,„AMIS . toniaVanlam ana tamu itu berasal dari Djawa atau dari Minang, tan£ ^ ■ ' lah terlebih dahulu apakah ia menjukai makanan jang „AMib i t u !

Tentu sadja untuk dapat memahami „ilmu gaib” itu orang memerlukan 4 matjam kamus. Kan^us St. Moh. Zain, Kamus Sa- tjadibrata, Kamus Djawa Purwadarminta dan Kamus MrnmgM. Taib. D a n ............... itulah sebabnya dalam peladjaran BanasaIndonesia pengaruh Bahasa yDaerah itu harus diperhati an se baik-baiknja-

193

Page 196: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Angkatan Muda menuntut .................................................... *)SATU BAHASA INDONESIA ...........................................................

3an£ ............... + SAMA bentuk maupun bunjinja+ SAMA djalan bahasanja + SAMA kaidah grammatikanja + SAMA pula artinja

DISELURUH INDONESIA

P E N G A R U H m e m p e n g a r u h i .

„Antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah telah terdjadi Kontak sosial dan kontak budaja jang aktif. Djiwa bahasa Indo­nesia dan djiwa bahasa Daerah telah bertemu. Kedua bahasajang bersangkutan. mulai saling memperhatikan, achirnja saling mempengaruhi.

S Sial lni mendekatkan rasa kedaerahan kepada rasa D e m a ia ^ ^ m?n§Serafckan para pemakainja untuk menilai

u ^ bahasa. Indonesia. Mana-mana jang terasa kurang, ditambah dengan jang ada pada bahasa Daerah.sendirf1 1 -n bTfhuaSa Indonesia dirasakan sebagai miliknjas k Dadn a r 3 nHg ^asa P.aerahnj a- Keasingan bahasa Indone-donesla n m? “ n kuran8' karena antara bahasa In'

Baik bahasa Tnrtn36” banjak se«i'8e81 5ang sama-a n a u f tiT ^ H maupun bahasa Daerah adajah bahasamasih ser™ , r 1 an bahasa’ kata-katanja banjak jangS anJpir Sama......... demikan d*adiabatan r u m r r Muljana dalam pidato penerimaanp a d a tn g g ^ ’ 1 1 f U l F“ s Sastra Universitas Indonesia

m e n t o j u S A T U b a h a s a n a s i o n a l j a n g s e r a g a m .

m et MuHana i tT D i f S ? t Pa 3 rng dikatakan oleh Prof. Dr. Sla-rah telah bertemu ?onesia dan djiwa bahasa Dae-memperhatikan mulai Sa ',ang bersangkutan mulai salingmulai saling mempengaruhi.sional dan b a h a s a ^ a lra h ^ f361™1*1311’ kedua bahasa (bahasa Na- Akan t e t a n i t P enga™h-mempengaruhi ................itu tidak djarang datom V rti^ata P^a?tek ”saiinff mempengaruhi mengatjaukan". „sahng merusakkan dan saling

’ } - S a r t T B l n ^ dalam

194

Page 197: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Bagaimana pula bunji sumpah keram at kita pada tgl. 28 Oktober tahun 1928 itu ? Kami Putera dan Puteri Indonesia mengakui.

„Berbangsa SATU ............... Bangsa Indonesia”.„Bertanah-air SATU ........... Tumpah Darah Indonesia”.„Berbahasa SATU ................... Bahasa Indonesia”.

Berbahagialah Negara dan Bangsa Indonesia, jang 40 tahun jang lalu telah mengikrarkan Bahasa Nasionalnja, jaitu Bahasa Indonesia ! Tentu sadja jang dimaksudkan itu SATU Bahasa Nasional jang s e r a g a m satu s ta n d a rd ” bahasa Indonesia jang uniform untuk seluruh Nusantara dan seluruh Rakjat In­donesia. Pendek kata jang SAMA bentuk maupun bunjinja, jang SAMA djalan 'bahasanja, jang SAMA kaddah2 grammatikanja, dan

............... SAMA pula artinja diseluruh wilajah Indonesia I

O E JE N G A D IK N J A D A EN G .

Tuliskanlah kalimat pendek itu pada sebilah papan.Bawalah papan -itu ke Wonosobo, Ponorogo, Bondowoso, Modjo-kerto, Bodjonegoro, Probolinggo, ............... pendek kata ketiaptempat, j'ang namanja penuh dengan huruf2 ,,0 ’'. Tanjakanlah kepada tiap- murid S.D. jang Anda djumpai disana, siapa dian- tara kedua kakak-beradik itu jang lebih tua.

Sudah dapat dipastikan 'bahwa mereka SEMUANJA akan mengatakan bahwa DAENG-lah jang lebih tua.

Sesudah itu belilah tiket Garuda ! Bawalah papan jang tadi itu ! Terbang ke Padang, Medan, Palembang, Pakanbaru, atau D jam bi! Tundjukkanlah tulisan pada papan itu kepada murid2 S.D. disana ! Tanjakanlah mana „kakak” dan mana „adik- nja” S Tentu mereka akan mendjawab : „DAENG” itu ialahADIK dari pada OEJENG”. Atau dengan perkataan lain, untuk murid* jang birbahasa-ibu bahasa Melaju, OEJENG-lah jang le­bih tua !

Nah lihatlah, sedemikian. kuat pengaruh bahasa Daerah itu dalam djalan pikiran anak2 S.D. itu !

\

Mungkinkah kita dapat mentjapai SATU bahasa Nasional jang seragam dengan pengaruh bahasa Daerah jang bermatjam- matjam itu ?HARUS dan PASTI d a p a t! Memang kesanalah tudjuan pela­djaran bahasa Indonesia di Sekolah- itu !

195

Page 198: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

S A L IN G M E R U S A K K A N D A N S A L IN G M E N G A T JA U K A N .

Bahasa Nasional dan bahasa Daerah itu — bilamana tidak didjaga sebaik-baiknja — bisa saling merusakkan, bisa saling m engatjaukan !

Mereka jang suka memperhatikan-nja pasti akan dapat mem- bedakan bahasa „Indohesia-Djawa”, bahasa „Indonesia-Sunda% bahasa Indonesia-Menado” , bahasa „Indonesia-Ambon”, dsl................ . dan „last but not least” bahasa Indonesia jang seka-rang sangat populer mengisi podjok surat2 kabar, jaitu bahasa ^Indonesia DJAKARTA”.

Bilamana diamat-amati dengan teliti, sesungguhnja ada ber-. matjam ragam bahasa Indonesia, jang dalam pertjakapan sehari- hari sangat kuat dipengaruhi oleh bahasa2 Daerah. Katakanlah „bahasa Indonesia” dengan unsur kata dan pola kalimat Daerah.

Tentu sadja tidak seragam I Tidak sama bentuk maupun bu­njinja, tidak sama djalan bahasanja, malah seperti tjontoh dia* t a s ....................ada kemungkinan tidak sama pula diartikannja I !

196

Page 199: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Angkatan Muda m e n u n tiit................................................. *)S A L I N G M E M P E N G A R U H I harus didjaga djangan mendjadi S A L I N G M E R U S A K K A N D A N S A L I N G M E N G A T J A U K A N

P E R K E M B A N G A N ,,B A H A SA GADO2” .

Lebih baik djika kita bertindak lebih djudjur I Perhatian kita sebaik­nja harus kita arahkan kedua belah djurusan ! Sebab bukan bahasa Indo­nesia sadja jang dikatjaukan oleh pe­ngaruh bahasa D aerah ............... baha­sa Daerah-pun mdk&n lama makin dir rusakkan dan makin dikatjaukan oleh pengaruh bahasa Indonesia !

Perhatikan sadja bahasa Daerah para peladjar ! Bahasa Daerahnja sa­ngat kuat dikuasai oleh unsur serta struktur kata2 dan kaidah tatabahasa Indonesia. Bahasa Daerah mereka umumnja sudah sangat „bertjampur- aduk” ........... . tumbuh mendjadi sa­tu „bahasa gado2”, jang lazim disebut orang bahasa „KE-MLAJU-AN”.

B A H A SA SU N D A K A -M A L A JO N .

Tjoba sadja Anda perhatikan pertjakapan pemuda-pemudi Sunda fajaman sekarang ! Tidak mustahil Anda akan mendengar kalimat beg in i: „Ku lantaran Tentara beuki lalaj, gerombolan beuki ganas”. Kalimat „Sunda Kamalajon” tadi lalah terdjemah- an keliru jang telah terpengaruh oleh struktur kalimat Indone­sia : „Oleh karena Tentara makin lalai, maka gerombolan ma­kin mengganas”.

Mungkin Anda merasa heran ! Kenapa soal jang biasa sa­dja harus dihebobkan ? Dimana sesungguhnja letak kegandjil- annja ?

Baik, kalau Anda ingin mengetahuinja, kalimat ,,Sunda Abad Atom” itu, akan di-alih->bahasakan kembali kedalam bahasa Nasional kita. Djadi bagaimana bunjinja ? „Oleh karena Tentara suka makan kelelawar, maka gerombolan suka makan nenas

*) P ern ah d im uat dalam w a rta h a n a n Berita Y udha bu lan Mei 1968.

197

Page 200: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Lebih menjulitkan lagi kalau kalimat Indonesia jang berikut keliru menjalinnja kedalam Bahasa Sunda, karena terpengaruh oleh struktur dan kata2 Indonesia': „Pangdam merasa berkebe- ratan untuk mentjabut larangannja”.

Dipindahkan kedalam Bahasa Sunda Kamalajon jang keliru, bisa berbunji b eg in i: „P<xngdam ngarasa kabeuratan pikeun nja- but laranganana3’.

Ampuun, pembatja jang budiman, seribu kali minta ampun ! Penulis tidak sanggup untuk mengalih-bahasakan kembali ka­limat „Sunda Kamalajon” itu kedalam Bahasa Indonesia. Djika Anda berkeras hati ingin mengetahuinja djuga, baiklah Anda buka sadja Kamus „Sunda-Indonesia Rd. Satjadibrata” pada ha­laman 49 dan 192.

Atau ........... kalau Anda tidak suka bersusah pajah, ta-njaican sadja artm ja kepada kenalan Anda dari D jawa-Barat!Akan tetapi ;............ terlebih dahulu tjamkanlah nasihat i n i !iJjanganlah Anda berani mentjoba menanjakan arti kalimat itu kepada seorang „Modjang Priangan” ! Bisa berabe, deh !

^ „ Dlbawah ^ disadjikan beberapa kalimat „Sunda Kamala- de^ asa leblh terkenal dengan sebutan „Basa Sunda

3^ ! ® ’ disertai kalimat Indonesia jang mengakibatikan kekatjau- an dalam kalimat2 Bahasa Sunda itu.

(1) “TI niiarkeun bedi°- ien Sidin geus wani ngage-rifa S ’* mitohana (Sipatahunan m enjiarkan be-■mertuanja) sudah berani menggelapkan kepunjaan

leuwitl <Mauh ditjokot kaputusan pia-ku lhu Gubernur, ari Bapa Guber-

dirundinekan loh fh a -"" J e™ban9 Par«- djuara. (Sesudah akan diserahkai^ i iJai ? dlambU keP>utusan bahwa piala itu

akan ^ Ibu Gube™ ^ , sedang Bapak Guber-nur akan mengalungkan bunga kepada para djuara).

( k e l a s ^ d i n k n t / i - i saenggeusna pasir anu aja diruanganp a s i r V *“ r (Bapak Guru le§a hat hija sesudah Pasir jang ada diruangan (kelas) diangkut keluar).

keun kateranmL mastaka ngadangu-

e f s s s r s K :M,gJ “ **“198

Page 201: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Pengaruh buruk daripada bahasa Indonesia itu tidak ter- d^pat di Tanah Sunda Sadja. Didaerah Djawa-Tengah dan Djawa- Timur-pun makin lama makin santer terdengar keluh-kesah para pentjinta Bahasa dan Sastra Djawa jang melihat perkembangan bahasa „Djawa-Ke-Mlaju-Mlaju-an”.

Tjontoh kalimat- Djawa jang telah dikatjaukan oleh penga­ruh struktur bahasa Indonesia itu disadjikan dibawah ini, di­sertai kata2 jang betul menurut pola kalimat dan kaidah tata- bahasa Djawa jang sampai sekarang masih berlaku.

1. Sudjono iku ing klase sing paling pinter dewe (pinter dewe)2. Sepure ana Modjokerto ora berhenti (leren)3. Landa wis ninggalake Irian Barat (lunga saka)4. Titi ditukokake klambi berkembang (nganggo -kembang2-an)5. Bab kesusahanmu ora perlu kok pikirake (pikir)6. Kowe durung ngerteni lagejan2e. (ngerti marang)7. Le, gelase kumbahen sing resik3 (resik)8. Toto iku kebiasaane njokoti kuku (lagejane)9. „Kapan koe tek a?” aku pitakon (pitakonku)

10. „Maling2”, wong2 pada mbengok (pambengoke wong2).

K A L IM A T D JA W A K E -M L A JU -M L A JU -A N .

199

Page 202: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

TINGGALKANLAH „METHODE LANGSUNG” WARISAN DR. NIEUWENHUYS ! *)

+ Peladjaran Bahasa Indonesia tidak bisa di-sama- rata-kan !

+ Perhatikanlah kesukaran2 disebabkan pengaruh Bahasa Daerah !

+ Bahasa Daerah mempengaruhi djalan fikiran m urid waktu m ereka beladjar Bahasa Indonesia !

METHODE LANGSUNG ATAU ’’TH E DIRECT METHOD".Masih ingatkah Anda bagaimana Anda dahulu sebagai mu­

rid HIS atau Schakelschool beladjar bahasa Belanda ?Ja, tepat sekali, sedjak dari permulaan, pada peladjaran jang

pertama sekali, Anda terus LANGSUNG dilatih dibiasakan men- dengarkan, menangkap, memahami, dan meniru guru melafal-kan kata2 Belanda jang asing untuk Anda itu ............... TANPAbantuan bahasa ibu Anda !

Memang sistim demikian itu sedjalan dengan aliran methode langsung jang dipropagandakan di Indonesia setjara intensif se­kali oleh dr. G.J. Nieuwenhuys. Dalam ,,Bronnenboek”-nja dr. Nieuwenhuys menginstruiksikan supaja mengadjarkani sesuatu bahasa baru itu dilakukan LANGSUNG, diberikan TANPA mem­pergunakan bahasa-ibu murid.% Memakai bantuan bahasa-ibu murid oleh Nieuwenhuys tan-

pa pengetjualian diartikan „menterdjemahkan”. Dan beladjar menguasai suatu bahasa baru dengan djalan menterdjemahkan itu dianggap tidak akan sempurna ! ,,Menterdjemahkan” oleh para penganut „Methode Langsung” dianggap membingungkan

,,Menterdjemahkan” tidak mungkin dapat dilakukan oleh mu ’ ^^an§SaP merusakkan kemampuan bahasanja !

,,Menterdjemahkan” tidak mungkin dapat dilakukan oleh. orang jang belum sempurna penguasaan bahasanja ’ Apalagi oleh murid jang baru beladjar !

Karena itulah dulu Anda sebagai murid HIS atau Schakel­school setiap hari terus-menerus di-dril beladjar menangkap dan m eniru atau mereprodusir kembali kata2 Belanda jang diutjap- kan oleh^Guru Anda. Dengan konsekwen sekali Guru Anda da­lam tiap- peladjaran bahasa Belanda menghindari pemakaian bahasa-ibu Anda I

*) QPeraah dimuat sebagai artikel diantararija dalam wartaharian Bcrita Judha bulan Mei 1968.

200

Page 203: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Para penganut aliran „DIRECTE METHODE”, jang sesudah Perang Dunia ke-II terisol-ir dari pengaruh2 internasional, men­djadi penganut jang orthodox dan sangat fanatiik dalam mema- harni petundjuk- dari Dr. Nieuwenhuys itu. Mereka mendjadi se-demikian orthodox, sehingga ............... „ZatihaW memperban-dingkan bahasa” jang diandjurkan dalam aliran „the linguistic method” mereka anggap sebagai „latihan menterdjemahkan” djuga ! Begitu kuat pengaruh tjara berfikir warisan Belanda itu !

’’T H E D IR E C T M E T H O D ” M E M A N G T J O T J O K U N T U K G U R U B E L A N D A .

Dr. G.J. Nieuwenhuys rupa-rupanja sudah memperhatikan segi2 dalam methode langsung itu jang menguntungkan Guru- Belanda. Hampir semua Guru Belanda j a n g dulu mengadjarkan bahasa Belanda di HIS maupun SchakelscHool itu, samasekali tidak mengetahui sedikitpun tentang bahasa ibu murid. Dipertun- bangkan dari segi itu sadja, sudah dapat difahami bahwa hanja ,,methode langsung” jang dapat dipergunakan oleh guru2 Belan­da itu. Memang dalam „direct method” itu jang diutamakan ha­nja bahasa baru jang akan> diadjarkan.

Sesungguhnja ,,the direct method” itu mempunjai segi jang merugikan. Oleh karena dalam methode langsung itu sekali- kali tidak dibolehkan mempergunakani bahasa ibu murid, dalam praktek hal itu sangat mengakibatkan penghamburan waktu jang sesungguhnja tidak perlu.

Dapat kita fahami bahwa kata2 Belanda sep e rti: ,,ziek”,„honger”, ,,nat”, ,,vrees” , ,,snelheid” , dsb., dalam praktek akan lebih tjepat dan lebih djelas difahami murid, djika diberikan pengertiannja dalam bahasa ibu murid, jaitu : „sakit”, „lapar” , „basah”, „perasaan takut”, „ketjepatan”f dsb.

M E -N JA M A R A T A -K A N k e s u k a r a n .

Methode peladjaran bahasa Indonesia jang bersendi „direct method” diantaranja methode ,,PELADJARAN BAHASA INDO­NESIA” karangan Oesman dan Yspeert, diterbitkan oleh pe- nerbit Belanda J.B. Wolters. Jang lebih luastersebar di Indonesia ialah methode ..BAHASAKU" karangan B.M . Nur dan W.J.S. Poerwadarminta jang dahulu diterbitkan oleh W Veisluis.

Dalam kedua methode tsb. — jang disusun konsekwen me­nurut petundjuk-petundjuk dr. G.J. Nieuwenhuys - bahasa ibu murid sekMi-kali TIDAK dipergunakan. Kedua methode tsb. di­tulis untuk dipakai disemua sekolah dasar jang tersebar diselu- ruh kepulauan Indonesia ............... TANPA memperhitungkan

201

Page 204: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

kesukaran murid disebabkan pengaruh bahasa Daerahnja (ibu- nja). Dalam kedua methode tsb. disadjikan latihan2 pola kalimat jang SAMA untuk SEMUA murid S.D. D1SELURUH Indonesia.

Satu bukti bahwa penjusun methode tsb. menetapkan latihan pola kalimatnja TANPA terlebih dahulu mempeladjari perbeda- anrperbedaan persamaan2 dalam unsur, struktur, dan kaidah ta- a-bahasa Indonesia dan bahasa ibu murid jang akan memperqu-

nakan methode tsb. .Dalam praktek mengadjarkan bahasa Indonesia semua guru

mengalami, bahwa djustru persamaan dan perbedaan itulah jang aapat menimbulkan kesukaran2, keragu-raguan, kebingungan dan fcefcatjauan dalam peladjaran bahasa Indonesia itu•coi, Per^a aan' lain> kesukaran- jang dihadapi murid di-w k T i n(Jonesia’ dengan berpuluh-puluh bahasa daerah jang

* dalam kedua methode langsung itu ............... di-GENERALISASI^kan atau di-SAMARATA-kan.

Memang adjaran dr. G.J. Nieuwenhuys, jang mendjiwai ke- ^ g s u n g tsb., samasekali TIDAK MEMPERHI-

iUXMGKAN perbedaan pengaruh bahasa ibu murid janq berma• tiam-matjam sifatnja itu.ini se^lua kesalahan jang dibuat orang dewasarahnia hasa Indonesia maupun Bahasa Dae-

kebin’mmaan” n ”confusion” („verwarring”), akibat daridan tidak ifanat*3™ P al?ai baJiasa itu, jang tidak mengetahui m ana iptnic ^ I roembedakan dimana letak persamaan dan di- rahnia Knrf™ aniara Bahasa Indonesia dan Bahasa Dae-baniak (»verwaTrin9”) itulah, Orang Djawascm sudah I * : ,,Sa^a f tdak mengerti kalau Bapakd ir i” ® * u »R'umahnja Pak Slamet jang besar sen-

m e t h o d e , ,b a h a s a k i t a *’ j a n g b a r u t e r b i t .

ia n e ^ rb a rn t1'tiTiftl10^ PeladJaran bahasa Indonesia untuk S.D. Halian* dkk Hari r,m ”BAHA?A KITA” karangan Baidilahkata Dendahnlum?6-11 I RemadJa Karya di Bandung. Dalamd e n k n n e n d ^ n dlt^rangkan bahwa methode itu disusun

^^9sseatsixtsaasts * ■ - ‘ =

kai i , ^ r^ n t<,al^ a" I d,enga? ' , isi keterangan diatas, latihan pola= ^ ^ ^Isad lkan dalam buk“ 2 peladjaran bahasanja (un-tU'k anak Sunda maupun untuk anak Djawa) ............... SEMUA-

202

Page 205: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

♦NJA SAMA SADJA, padahal kesukaran untuk anak Djawa ber- lainan sekali daripada kesukaran2 untuk anak Sunda, disebabkan perbedn.an unsur, struktur, dan kaidahs tata-ba!hasa kedua Bahasa Daerah itu.

Misalnja pola kalimat „buku itu kubeli>} untuk Anak Sunda agak sukar. Sebagian besar akan mengatakan „itu buku dibeli oleh saja”,, serupa dengan pola kalimat Sunda „eta buku dibeuli ku kuring”. Untuk Anak Djawa pola kalimat itu d justru mudah sekali sebab dalam bahasa Djawapun mereka mengatakan „buku iku k u t u k u Sebaliknja Anak Sunda tidak akan membuat kesa- lahan dan mengatakan „Bapak pulangnja besok kapan ?” atau „Bolehnja bitjara dengan siapa ?”

Lain daripada itu, dalam kata pendahuluannja didjelaskan bahwa methode itu meskipun disusun untuk pulau Djawa, dapat pula dipakai di-daerah2 jang bahasa daerahnja bukan bahasa „Melaju”.

Apabila keterangan diatas kita perhatikan, maka timbullah pertanjaan dalam hati ikita : ,,Samakah struktur bahasa Sunda, Djawa, dan Madura dengan struktur bahasa Bugis, Makasar, Man­dating, Simalungun, Daja, Minahasa, Nias, dsb. ?” Demikian bu- nji ketjaman jang tegas sekali dari U.P.I.D. (Urusau Pengadjaran bahasa Indonesia dan Daerah) dari Djawatan Pendidikan Umum Dep. P-D. & K. di Djakarta.

Melihat latihari* peladjaran bahasa jang di-„SAMARATA”- kan untuk semua murid disemua daerah diseluruh Nusantara, dapat ditank kesimpulan bahwa methode ,,BAHASA KITA” itu sesungguhnja SAMA SADJA dengan kedua methode jang telah diuraikan dimuka. Methode. jang terbaru terbit 1itu sama sadja<ususun................... TANPA memperhitungkan kesukaran muridatsebabkan pengaruh Bahasa Daerahnja.

Latihan2 pola'kalimat d isu su n ............... TANPA penjelidikanperbandingan bahasa, TANPA menjelidiki dulu persamaan dan perbedaan dalam unsur, struktur maupun kaidah2 tata-bahasa In­donesia dan bahasa ibu murid.

M E N D J IP L A K T A N P A D IP IK IR K R 1 T IS .

Suatu gedjala jang mendjadi bukti betapa kuat pengaruh dr.G.J. Nieuwenhuys itu meresap kedalam lubuk hati para penju- sun methode peladjaran bahasa Indonesia, dapat kita saksikan pada latihan2 „MENATAP” jang terdapat dalam buku2 „BAHA- SAKU” maupun „PELADJARAN BAHASA INDONESIA”. Latih­an (imlak) menatap itu meniru jjFIXEEROEFENINGEN” dalam peladjaran bahasa Belanda karangan Nieuwenhuys.

203

Page 206: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Untuk dapat menuliskan kata-kata Indonesia, „fixeeroefe- ningen” atau „latihan2 menatap” itu sesungguhnja tidak begitu penting.

Dalam bahasa Indonesia hampir tidak ada perbedaan an- tara bentuk ,yvisueeV> (tulisan) dan bentuk ,„auditief” (lafalan) dari kata*-nja. Dalam bahasa Belanda perbedaan antara ,,lafalan” dan „tulisan” itu bisa besar sekali dan dapat membingungkan- murid, misalnja kata2 seperti : „chauffeur” , „trottoir!T, „politie”, „bureau”, „chocolade”, „officier”, „sergeant”, „eau de cologne", j.portefeuile”, dsb. Dapat kita fahami djika dr. Nieuwenhuys be- ranggapan bahwa untuk dapat menulis kata2 Belanda jang sukar itu, murid perlu mendapat latihan „imlak menatap” .

Dalam bahasa Indonesia lafalan maupun tulisan kata2 asing tadi sudan sangat disederhanakan m endjadi: ,,supir”, ,,trotoar” , ,,polisi”, ,,biro”, „soklat”, „opsir”, „sersan”, „kolonjo”, „porte- pel”, dsl.

'Kata2 Indonesia itu tidak akan menimbulkan kesukaran2 jang me- merlukan latihan ,,fixeeroefeninggen” seperti dalam bahasa Belanda. Mes- kipun dtemikian karena pengaruhpetundjuk dr. Nieuwenhuys — latihan ijimlak menatap” itu diberi tempat jang istimewa dalam methode „BA-.HASAKU” dan „PEL. BAHASAINDONESIA” itu.

d e p a r t e m e n p & k p e l o p o r m o d e r n i s a s i !

nesiaSM ^ d ^ r t P1L 23 kUa men§hiruP udara Negara Indo-masih tprlain !?^nS sekali rupa-rupanja waktu 23 tahun ituS t a d a r i n ^ I 1 h ^ UntUk ” me'mer deka-kan” tjara berfikirkita dan pengaruh Belanda jang salah dan menjesatkan !

R enH m iaT pm h?^6 BaT d9Wasa ini dan dalam menghadapi „Rentjana Pembangunan Lima Tahun” jang akan datang, sam-pailah kita pada waktunja untuk mengiids habis sisa? pengaruhBe-anda jang keliru dan merugikan. Oleh masjarakat jang me-ng^nggap „pendidikan itu sebagai prasarana dari segala prasa-

I

204

Page 207: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

*

rana pembangunan”, diharapkan bah w a................Dep. P & K-lahjang pertama-tama harus mendjadi „PELOPOR MODERNISASI” , mendjadi perintis idea dan djalan baru, jang lebih tjotjok untuk keperluan kita, dan lebih sesuai dengan Kepribadian Nasional kita.

Masjarakat menunggu !

T H E L A N G U A G E C O N T R O L M E T H O D .+ Disebut ’’Methode Rasionil” atau ’’Methode Pem -

batasan ’’Bahasa”. /+. Bertudjuan mentjari djalan jang PALING SING-

KAT dan PALING EFISIEN.+ Terlebih dahulu memilih kata2 dan pola2 kali­

mat jang PALING TINGGI FREKWENSINJA.I+ Methode ”coca-cola” jang TIDAK mengindahkan

kesukaran murid disebabkan pengaruh bahasa- ibunja.

M U L A I M A S U K K E IN D O N E S IA .

Aliran „the language control method” masuk ke Indonesia pada kira2 tahun 1935, dibawa oleh Alb de la Court dengan naraa „ Het Ratio7ieel Taalonderwijs”. Gerakan itu menjebar keselu- ruh dunia, mempunjai.penganut2 jang melakukan penjelidikan jang sangat teliti dalam berbagai negara didunia.

Aliran tersebut bertudjuan m entjari djalan jang paling sing- kat dan paling effisien. Maksudnja supaja murid dalam waktu jang paling pendek dan dengan djalan jang paling mudah, dapat menguasai sedjumlah 'kata2 dan pola2 kalimat jang paling terba- tas dengan nilai kegunaan jang paling tinggi, sehingga mempu- njai kemampuan dalam bahasa asing itu menurut kebutuhannja.

Untuk mentjapai tudjuan itu, terlebih dahulu diadakan pen- tjatatan kata dan pola2 kalimat dari berpuluh matjam batjaan

205

Page 208: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

untuk m engetahui frekwensi (nilai kegunaan) tiap2 kata dan tiap- tiap pola -kalimat itu.

M enurut aliran „the language control method”, terlebih diClu, harus dipilih kata2 dan pola2 kalimat jang paling tinggi frekwen- sinja, kata2 jang m enurut statistik paling banjak dipakai orang, dan karena itu dianggap paling penting untuk didahulukan dia­djarkan kepada murid.

Dengan perfkataan lain, pemilihan kata2 dan pola2 kalimat jang akan disadjikan dalam peladjaran bahasa itu, ditentukan uru tannja m enurut urutan nilai frekwensi kata2 dani pola2 ka­lim at itu.

Dapat dipahami, bahwa prinsip itu dapat bertentangan de­ngan prinsip perkembangan lingkaran „pusat perhatian” anak, jang didjadikan- salah satu sendi „direct method” oleh Nieuwen­huys.

P E N G A N U T J A N G P A L IN G E X T R IM .

ih seoran£ Penganut aliran „the language control me-paling extrim dan paling konsekwen ialah. prof. dr.

aries K. Ogden dari Orthological Institute di Inggeris jang ■Roitm 1111 1952 dan 1954 pernah dikundjungi oleh penulis.

au menamakan m ethodenja „The System of Basic English” .sesunfttnih^! ? f de,n keperluan pertja'kapan sehari-hari,sebanfair n in u a tjukuP mengenal dan mempergunakan hanja teUti sekaU * "**** gUna” Sadja ***& dipUihnja dengan

tasi dalam »Tiie System of Basic English” memba-saneat J S h L 5 Jang a'kan diadjarkan. itu dengan tja ra jang gi-tingginia c ^ 8311 masi*d agar tertjapai efisiensi jang seting-

^ ng sesingkat-singkatnja pf- dengan kata'* n§llsh itu akan dapat menguaraikan pikirannja batagsa„ 850 ma« am ^ Dengan pern-itu teroaksa tiriat g radikal demikian, prof. dr. C.K. Ogdeneat” dsb. jang dengan 850^ ? ^ I®1*6111 = ”WiVe”’ ”Calf” ”t0 ngan sebutan mafriec «? » >’serbaguna itu digantinja de-

Diantara hnVns I °'n ’ ”youn9 cow”• "to take f ood’’- terkenal ialah : l T h e ^ f T Charles K ° g denzation” (1930) 3 'T h P r Baslc ,Vocabu‘ary” (193°) 2. „Debabili- a rn tae the neral Basic Dictionary” (1942) 4. „Le-B a s i c ^ E n g l i s h * ? 811386” U942) dan ■ 5' ”The of

206

Page 209: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Di Amerika prof. Ogden itu mula-mula bekerdja sama de­ngan dr. Ivor A Richards, akan tetapi jang terachir ini mening- galkan prof. Ogden untuk bekerdja sama dengan Miss Cristine M. Gibson menjusun buku2 ^English through Pictures”, „A First Workbook of .English” dan „Learning the English Language” jang pernah diimport ke Indonesia.

Kemudian mereka lebih suka menamakan methodenja „A Graded Direct Method”.

Jang paling luas bidangnja dalam melakukan penjelidikan frekwensi kata2 dan pola2 kalimat ialah team jang dipimpin oleh prof. dr. Edward L. Thorndike dari Teachers College Columbia University di New York. (Penulis merasa sangat beruntung da­lam achir tahun 1960 masih sempat mengadakan pertukaran fi-kiran dengan prof. dr. Irving Lorgre itu ........... sebelum ia kee-sokan harinja djatuh dan meninggal dunia karena serangan djan- tung dikantor pos di New York).

Buku team tersebut jang terkenal ialah : ,,The Teacher’s Word Book of 30.000 Words”. Pertama kali diterbitkan dalam tahun 1944.

Disamping usaha prof. C.K. Ogden serta Thorndike & Lorge, pernah pula dilakukan pemilihan frekwensi kata2 oleh sebuah komisi ahli bahasa Inggeris di London dalam tahun 1936. La- poran pendapatnja terkenal sebagai ^Interim Report on Vocabu­lary Selection for the Teaching of English as a Foreign Langu­age”.

\ Untuk pertama kali laporan tersebut diterbitkan oleh P.S. King and Sons di London dalam tahun 1936.

Dari bahan jang dikumpulkan oleh team penjusun i n t e ­rim Report” tsb., dan oleh team jang dipimpin oleh Thorndike& Lorge, kemudian diusahakan lagi pemisahan2 frekwensi homo- nymen dari kata2 itu oleh ahli bahasa Inggeris jang sangat te r­kenal pada waktu itu jaitu Michael West dalam bukunja „A Ge­neral Service List”. Kata „about” misalnja dapat berarti 1. „ki- ra-kira” (approximately) dalam kalimat „He is about 12 years of age”, 2. „tentang” (concerning) dalam kalimat „What are you talking about ?” 3. berserak,s (around) dalam kalimat ,/There are several books lying about”. 4. „hampir” (nearly) da­lam kalimat ,,He is about dead”. Michael West tsb. telah beru- saha menjelidiki dan menghitung frekwensi tiap2 arti homony- men dari kata- itu.

P E R K E M B A N G A N D I A M E R IK A .

207

Page 210: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

T H E L I N G U I S T I C M E T H O D .Adakalanja disebut „METHODE ILMU BAHASA atau „METHODE PERBANDINGAN BAHASA”.

Tjiri aliran ’’the linguistic method” jang chas, ialah prinsip untuk terlebih dahulu mempeladjari setjara ilmiah segala matjam kesukaran jang akan dihadapi murid kelak dalam mempeladjari bahasa baru itu di- sebabkan pengaruh bahasa daerah (ibu) murid jang telah dikuasainja. Itulah sebabnja orang mengatakan bahwa ’’the linguistic method” lebih mengutamakan ”a language scientific approach”.

Bukan sadja unsur2 dan struktur2 bahasa baru jang akan di­adjarkan, jang diperiksa, diselidiki dan dianalisa itu, ...................melainkan djuga peranan unsur2 dan struktur2 bahasa daerah (ibu) murid, jang kelafe bisa menimbulkan kesukaran, keragu- raguan, dan kelambatan dalam peladjaran bahasa baru itu.

Tjontoh kesukaran jang chas membingungkan anak2 suku Djawa dalam peladjaran Bahasa Indonesia : (1) Djanggutnja pandjang = Djenggote daw a ; Dagunja bertahi lalat — Djanggute ana andeng-andenge (2) Tudjuh orang pedagang = Bakule ana Pitu; Ada tudjuh buah bafeul = Wakule pitu (3) Ibu masak di- dapur — Ibu olah-olah ing paw on; Seruinpun bambu = Prtng sadapur (4) Malang bagiku = Kodjur a k u ; Pohon tumbang me- Untang didjalan — W it sol malang ing dalan.

Tjontoh kesukaran jang spesifik membingungkan anak2 su­ku Sunda dalam peladjaran Bahasa Indonesia (1) Sawah dipupuk— Sawah digemuk ; Didi gemuk = Didi lintuh (2) Mukanja me- rah Beungeutna beureum ; Pintu terbuka = Panto muka (3)

jaian menurun _ Djalan m u d u n ; Hasan mentjontoh = Hasan nurun. (4) Sawahnja luas = Sawahna lega ; Lega hatinja = Bungmgang ha tena; Tidak sampai hati = Henteu luas.

L A N G U A G E C O M P A R IS O N ST U D Y .

s i ir s if e+ if nv at kestukaran2 seperti jang dikemukakan diatas, oleh aliran „the linguistic method” dikehendaki supaja penjusun me­thode, sebelum m enentukan pola2 latihannja, mempeladjari da­hulu dengan seksama perbandingan kedua bahasa 'itu, supaja ter- lebih dahulu diketahui betul2 segi2 persamaan dan segis perbeda-

210

Page 211: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

an antara unsur, struktur, dan kaidah2 tata-bahasa dari kedua- bahasa itu.

Itulah sebabnja methode'.linguistic itu ada kalanja disebut orang „The Language Comparison Method” atau „Methode Per­bandingan Bahasa”.

Djika kita memperbandingkan bahasa Indonesia dengan ba- hasa-bahasa daerah, maka kita harus memperhatikan faktorJ di-* bawah in i :(1). Kata2, struktur pembentukan kata2, pola2 kalimat dan kai-

dah-kaidah tata-bahasa bahasa2 daerah tidak selamanja sama dengan bahasa Indonesia.

(2). Dalam bahasa2 daerah itu terdapat kata2, struktur pemben- tukan kata dan pola2 kalimat jang sama (atau bersamaan bunjinja) dengan bahasa Indonesia dan sama pula artinja. Akan tetapi sebaliknja lidak pula sedikit terdapat dalam ba- hasa-bahasa daerah itu kata2 dan ungkapan2 jang sama bu­njinja dengan kata2 dan ungkapan2 bahasa Indonesia tetapi BERBEDA ARTINJA.

, ,M E M P E R B A N D IN G K A N B A H A SA ” S E K A L I-S E K A L I B U K A N „ M E N T E R - D JE M A H K A N ” .

Memperbandingkan bahasa berbeda sekali sifat dan prinsip- nja dengan „memperbandingkan>}. Latihan memperbandingkan kedua bahasa itu (bahasa baru jang sedang dipeladjari dan ba­hasa daerah jang dipergunakan sebagai bandingan) disadjikan dengan maksud, agar m utid dapat menjadari dimana letak per­samaan dan dimana letak perbedaan dalam unsur, struktur kata2 maupun kaidah2 tata-bahasa antara kedua bahasa itu.

Dengan demikian peladjaran bahasa baru (asing) itu tidak akan merusakkan atau mengatjaukan penguasaan bahasa daerah- nja (ibunja), malahan sebaliknja peladjaran bahasa baru itu bisa menambah kemahiran dan kemurnian penguasaan bahasa dae- rahnja (ibunja). Untuk anak2 Sunda dan untuk anak2 Djawa pe­ngaruh peladjaran bahasa Indonesia itu tidak akan mengakibat- kan< tumbuhnja bahasa „Sunda Kamalajon” atau bahasa JfDjawa Ke-mlaju-mlaju-an” .

S E N T E N C E D R IL L L A N G S U N G D A L A M B A H A SA IN D O N E S IA .

Meskipun bahasa daerah (ibu) muxid mendapat tjukup per- hatian dari para didaktisi jang menganut aliran „the linguistic

211

Page 212: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

method”, akan. tetapi latihan2 pola kalimat harus LANGSUNG diberikan dalam bahasa baru jang sedang diadjarkan itu. Djadi latihan „memperbandingkan bahasa” sekali-kali tidak boleh di- artikan latihan „menterdjemahkan” .

Kita boleh, kita tidak perlu takut untuk mempergunakan bahasa-ibu murid, akan tetapi menggunakan bahasa-ibu murid itu sekali-kali tidak boleh mengganggu atau membuat anak ragu2 dalam melakukan latihan2 pola kalimat (sentence patterns drill). Kita dapat mempergunakan segi2 bahasa-ibu jang mengun- tungkan (atau bahasa lain jang telah dikenal oleh para peladjar itu), akan tetapi baiklah kita selalu menjadari, bahwa tudjuan kita ialah supaja peladjar itu selekas-lekasnja dapat menguasai kata2 serta pola2 kalimat bahasa baru jang sedang dipeladjarinja itu.

U N D E R S T A N D IN G A N D P R O D U C IN G G R A M M A T IC A L S T R U C T U R E S .

Jang diperbandingkan itu bulkan unsur dan struktur „sound” serta „vocabulary” sadja, melainkan djuga unsur dan struktur „gram m ar”-nja. Dengan perkataan lain, kaidah2 tata-bahasa da­lam aliran „the linguistic method” mendapat perhatian setju- kupnja, tidak seperti dalam aliran ,3the direct method” . Pengerti- an tata-bahasa itu tidak disadjikan dalam bentuk „grammarrules” (hukum2 tata-bahasa) jang harus d ih a fa l................melain-'kan dalam bentuk ,.latihan2 pola kalimat jang diberikan dengan intensif sekali” jang diutamakan adalah ,}menanamkan dan mc- ngembangkan pengertian dan kesadaran tata-bahasa” atau u n ­derstanding and producing grammatical structures”.................

212

Page 213: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

A BOTH WAYS APROACH DALAM THE LINGUISTIC METHOD.

Hampir semua kesalahan jang dibuat orang dewasa ini dalam pola2 kalimat Bahasa Indonesia maupun Bahasa Daerahnja adalah akibat dari "confusion” (verwarring) akibat dari kebingungan para pemakai bahasa itu, jang tidak dapat mengetahui dan tidak dapat membedakan dimana letak persamaan dan di­mana letak perbedaan antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerahnja.

T H E L IN G U IS T IC M E T H O D M E M P U N J A I D U A T J I R I J A N G C H A S.

(1). Tjiri chas jang pertama dari „the linguistic method”, ada­lah sjarat mutlak untu!k mempeladjari dahulu dengan* sek- sama kedua bahasa (Bahasa Nasional dan Bahasa Daerah atau Bahasa-ibu murid) supaja teriebih dahulu diketahui betul- segi2 persamaan dan perbedaan antara unsur dan struktur serta kaidah2 tatabahasa Ikedua bahasa itu.Setelah diketahui dimana letak kesukaran untuk murid2 itu, pembentukan 'kata2 dan pola2 kalimat jang BERBEDA dan karena itu membingungkani serta menimbulkan keragu-ragu- an, harus diadjarkan (di-drill) setjara sistimatis dengan la- tihan-latihan jang intensif sekali. Sebaliknja pembentukan kata- dan pola2 kalimat jang BERSAMAAN struktur maupun artinja tidak perlu menghamburkan waktu peladjaran ba- njak-banjak.Dengan tjara menjusun latihan2 demikian, waktu peladjaran dapat dipergunakan se-produktif dan se-effisien mungkin, sehingga kita dapat mengharapkan hasil peladjaran jang semaksimal mungkin.

(2). Tjiri chas jang kedua daripada „the linguistic method” itu adalah latihan2 „memperbandingkan bahasa” atau la n g u ­age comparison exercises”.Djika dari permulaan kepada murid itu diberikan latihan ,.memperbandingkan kedua bahasa itu, atau dengan per a taan. sehari-hari diberikan Jatihan‘ mempergunakan pola kalimat kedua bahasa itu setjara berdampingan menurut ta­ta-bahasa ja^ig benar” ................maka murid itu dengan sen-dirinja akan dapat menjadari dan dapat memahami letak perbedaan antara kedua bahasa itu. Dengan demikian dapat

213

Page 214: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

diharapkan, bahwa struktur kedua bahasa jang harus dikua- ■ainja itu TIDAK AKAN MEMBINGUNGKANNJA, sehingga karena itu tidak akan ditjampur-adukkannja, tidak akan di- katjaukannja.

K E S A L A H A N K A R E N A " C O N F U S IO N ” (V E R W A R R IN G ).

Hampir semua kesalahan jang dibuat orang dewasa ini da­lam pola kalimat Bahasa Indonesia maupun Bahasa Daerahnja, adalah akibat dari „confusion” (verwarring), akibat dari kebi- ngungan para pemakai bahasa itu, jang tidak dapat mengetahui dan tidak dapat membedakan dimana le ta k ' PERSAMAAN dan d/lmana letak PERBEDAAN antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerahnja.

Untuk murid taraf Sekolah Dasar, latihan „memperbanding- kan bahasa” itu, atau latihan2 „mempergunakan kedua bahasa” itu setjara berdampingan dapat diberikan tjara b eg in i:

„Bandingkan dan ingatkan baik2 perbedaannja ! Kemudian buatlah ka lim at dengan kata2 itu dalam Bahasa Indonesia

an dalam Bahasa Sunda. (1) daging dimasak r= daging di- 5 dipasak = tihang dipaseuk (2) gambar terba-

t t-T ®aw*)a:r tibalik ; tidak terangkat = henteu kaangkat; tau terpandjang = tali pangpandjangna.

tinm Lt Uh!!'n ”m em Pergwnakan pola* kalimat kedua bahasa se- T n l ^e™ mpmsf£m” itu sekali-kali djangan diartikan dan dja-

enggarakan sebagai „latihan menterdjemahkan”.

S E N D JA T A B E R M A T A D U A .

latibar} mempergunakan kedua bahasa itu setjara TnHnrmQ?^311’ itu bukan sadja beladjar membuat kalimat2r»arta k m enurut kaidah tata-bahasa jang berlakuhp7_w- _ j 1 u> ; .............. akan tetapi ia itu „in the same time”sampai D ^ T J A U K A N ^ T kemurnian bahasa-ibunja djangan

oleh pengaruh bahasa baru jang sedangf X V !fhati an " den*an ^ ^ sistimatis se-ians sedan? rlirJi b.elfh djurusan (1) kepada Bahasa Nasional

? a d^ elad]™ ja dan (2) kePada bahasa Daerah (Baha­sa-ibu) jang harus d faa sa in ja dengan sempurna pula !■rqVio tvt . abnja ”the linguist* method’r~dalam peladjaran

o ^ aslona,1 ^ P e r t i dilakukan di Amerika untuk warga ne-gara UbA jaiig berbahasa-ibu bahasa Eropah lain daripada bahasa Inggeris (misalnja Portugis, Spanjol, Italia, Djerman, Perantjis,

2 1 4

Page 215: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Junani, dsb.) disebut „a both ways approach” in language teaching.

U N T U K K E L A S JA N G H O M O G E E N M A U P U N J A N G H E T E R O G E E N .

Titik tolak pemikiran prinsip aliran „the linguistic method” ialah peladjaran bahasa Indonesia kepada sekumpulan- murid jang bahasa ibunja sama. Djadi sekumpulan murid jang terdiri dari bermatjam ragam siiku bangsa — seperti biasa terdapat dijkota2 besar seperti Djakarta, Surabaja, Bandung, Medan, Semarang dsb. — sesungguhnja sudah tidak tjotjok lagi untuk djdjadikan landasan bagi aliran „the linguistic method” itu.

Meskipun demikian, baiklah kita sadari pula, bahwa dalam praktek murid2 jang bersuku-bangsa bermatjam-ragam itu dalam waktu jang sangat singkat akan DIPENGARUHI PULA BAHASA DAERAH jang sehari-hari terdengar disekitarnja. DUihat dari sudut itu, tidak ada salahnja djika kepada murid jang „hetero- geen” itu diberikan pula buku peladjaran bahasa beraliran },the linguistic method”, sebab murid* itu — karena pengaruh Bahasa Daerah jang didengamja sehari-hari — akan merasakan pula ke­bingungan dan keragu-raguan sebagai akibat dari perbedaan an­tara Bahasa Daerah jamg didengamja dan Bahasa Indonesia jang sedang dipeladjarinja.

215

Page 216: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

THE LINGUISTIC METHODMETHODE JANG PALING MODERN+ Diperkembangkan di Amerika w aktu Perang

Dunia ke-li.+ Pertam a kali diperkenalkan di Indonesia dalam

’’Methode Peladjaran Bahasa Inggeris”.+ Methode Peladjaran Bahasa Baru ” as a second

language” jang dianggap paling baik dan dian- djurkan oleh (a) UNESCO di Paris (b) Interna­tional Bureau of Education di Geneve dan (c) Institute of International Education di New York.

D I A M E R IK A .

Aliran ,,the linguistic method” di Amerika tumbuh dengan pesat sekali pada waktu USA menghadapi perang dunia ke-II, waictu para politisi di Amerika merasa perlu untuk menggem-

eng warganegara Amerika jang berbahasa-ibu bahasa Eropah jang lain daripada bahasa Inggeris, sep e rti: bahasa Portugis, t iv lS 0 V “ alia> p j^ n ia n , Perantjis, Junani, dsb. Salah seorang rna u ” linguistic method” jang melakukan reseach-rtan Penduduknja berbahasa-ibu bahasa Portugistht> tWS? * Prof. dr. Robert Lado, dewasa ini Director ofdi vffacw * Language and Linguistics Georgetown University

- JCP?* Beliau pernah bekerdja sama dengan Prof. dr.tufp. tt™ « .,les’ dahulu Director of the English Language Insti- s un rs1 y Michigan in Ann Arbor, sekarang sudah pen-

DirecTtor°ohf1 h p ° n J an! la“ d iantaranj a : 1- Dr- K enneth Croft, ican TTnivfWt D^Partment of American Language Center, Amer- Mc. Auliff? 2 P r f ,aShington dengan collega-nja dr. John J. of the En'plicii t Albert H. Marckwardt, acting DirectorArbor 3 Prnf h u Uage Inst' University of Michigan in Ann

dr Harold B. Allen Head of the Dept of English.bahasa A r a b ^ f m research“nj a di-negara" berbahasa-ibuL Allen npnt ^ T Slri Llbanon- ^ dan S^ ia- 4- Dr. Robert terinia i n r a L Linguistics New York University, dengan is-terkenal NiA^ij?^srUS*U” ^ukii2 Peladjaran bahasa Inggeris jang ■memnplaHiari ^ § lnia French Allen. Suami-istri itu pernah5 F V ofD r C W ? T peladjaran bahasa Inggeris di Indonesia, T h w 61 A‘ F erSuson> Director of Center for AppliedLinguistics di Washington 6. Prof. Dr. Allen F. Hubbell, Pro£

216

Page 217: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

of English New York University, sekretaris „Modern Languages Ass. of America”.

D I IN G G E R IS .

Di Inggeris penganut aliran „the linguistic method” jang sesudah perang dunia ke-II sangat terkenal, diantaranja: (1). Prof. Dr. J.A. Noonan, Institute of Education University of Lon­don, Maletstreet London, W.C. Beliau dua kali ke Indonesia mem­peladjari problim peladjaran bahasa Inggeris di Indonesia. (2). Prof. dr. A.S. Hornby, penjusun kamus2 jang sangat terkenal dan banjak dipakai di Indonesia, jaitu : „The Advanced Learner’s Dictionary of Current English” dan „The Progressive English Dictionary” (3). Dr. A.V.P. Elliot dan Dr. B. Pattison, para achli dari „English Language Teaching Inst” dari „The British Council” di London.

D I IN D O N E S IA .

Aliran ,,the linguistic method” dalam peladjaran bahasa Inggeris di Indonesia dikemuka'kan untuk pertama kali oleh para achli jang dikirimkan ke Indonesia oleh Unesco untuk membantu para achli dinegara kita untuk menjusun rentjana peladjaran ba­hasa Inggeris untuk S.L.P. dan S.L.A., jaitu : 1. Prof. Dr. L.A. Hill dari Inggeris. Beliau mempeladjari dengan' seksama kesa- lahan-'kesalahan umum jang dibuat oleh orang2 Indonesia jang: dihimpun dalam bukunja : „A Corrective Course for Indonesian Students of English” diterbitkan oleh N.V. „GANACO” di Ban­dung. 2. Dr. Bryce W. Van Syoc, dahulu dari University of Michigan in Ann Arbor, mendapat gelar doiktor dengan thesis-nja mengenai bahasa ............... SUNDA. 3. Dr. T-J. Colin Bailydan 4. Prof. dr. Ross Me Donald, jang sekarang sudah kembali ke Georgetown University di Washington. Ditambah dengan- te- naga-tenaga achli dari Indonesia, sep e rti: Bapak F. Wachendorff, Nona Jo Kurnianingrat, dan Njonja Harumani Rudolf. Team te r­sebut menjusun „Rentjana Peladjaran Bahasa Inggeris” untuk Sekolah Landjutan Pertama di Indonesia terdiri d a r i : a). Sebuah buku „SYLLABUS” jang memberikan semua struktur dan kata- kata Inggeris jang harus diadjarkan b). Buku penuntun Guru c). Buku Latihan (drill) untuk Guru d). Idem untuk murid dan e). Buku Indeks kata2.

Kemudian pekerdjaan Panitia Rentjana Peladjaran Bahasa Inggeris tersebut diatas „dilandjut-kan” (?) oleh sebuah Team jang dibiajai oleh Ford-Foundation, dibawah pimpinan Bapak Soe-

217

Page 218: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

’nardjo Haditjaroko, (untuk beberapa bulan pernah diwakili oleh Bapak Pramono Tirto Pramono). Dalam team tersebut turu t be- .kerdja para achli sep e rti: Mr. Dean Gregory, Miss BeatriceSutherland, Nona Aminh Bekti, Bapak Radjanaba, Bapak Daniel, >dsb. I

Dalam bidang peladjaran bahasa Indonesia, aliran })fhe .Linguistic method” itu baru dipakai oleh para penjusun methode „Mahir Berbahasa Nasional” jang diterbitkan oleh P.T. Sangga- buwana di Bandung. Untuk sementara baru disusun dua matjam serie buku2 batjaan dan peladjaran bahasa untuk taraf S.D. un­tuk murid2 jang berbahasa-ibu bahasa SUNDA dan bahasa DJA- WA. Komisi Redaksi terdiri atas 3 orang achli bahasa seorang ■Suku Djawa Ardjono Windudipurot seorang Suku Minang Muh. Kasim Mangkuto Basa dan seorang Suku Sunda Buldan Djajawi- guna.

: 2 1 8

t

Page 219: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

TPantja unggal dalam methode BERHITUNG

SATU-SATUNJAmethode perintis * '

JANG MENGORELASIKAN LIMA MATJAMpeladjaran berhitung

1. Berhitung m entjongak2. B erhitung angrka3. B erhitung ilm u bangrun4. Berhitung soalan m asjarakat5. Berhitung diagnostik

Dalam SATU methode M enurut SATU sistim peladjaran berhitung

219

Page 220: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Para achli pendidikan

jang modern dan progresif

i t jang berani meninggalkan tradisi warisan djaman kolonial Belanda

★ j^ng tjukup inisiatif dan revolusioner

pasti memilh Methode Berhitung

TJERDAS TANGKAS

KARENA

Semua idea pembaharuan dalam didaktik peladjaran ber­hitung seperti diandjurkan dalam buku :

1 ^Introduction to mathematics in Primary Schools” [

penerbitan dari Kantor Pusat UNESCO di Paris dan Inter- ona Bureau of Education di Djenewa (sebagai hasil

laporan 46 negara terpenting didunia).

HANJA TERDAPAT

dalam methode Pantja-tunggal

Tjerdas Taogkas

Page 221: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

MENENTUKAN URUTAN PENGERDJAAN DALAM BER- HITUNG.

Apakah sebabnja kita harus . . . . berani m en­djadi perintis untuk mengubur rumus keliru warisan kolonial Belanda dalam menentukan urutan pengerdjaan berhitung.

*

PENGANTAR KATA.

Kami, sebagai penerbit buku peladjaran berhitung „Tjerdas Tangkas”, merasa sangat gembira menjaksikan sambutan jang begitu hangat atas tulisan Sdr. Soosman B. Sc, dalam surat2 kabar di Djawa Tengah dalam bulan Oktober 1962 jbl., tentang „urutan pengerdjaan berhitung

Sambutan jang sedemikian hangat itu mendjadi suatu tanda, bahwa soal pengadjaran dan pendidikan masih tetap mendapat penuh perhatian dari seluruh lapisan masjarakat Indonesia.

S U M B E R P E M B A W A T R A D IS I U R U T A N P E N G E R D JA A N B E R H IT U N G .

Sebagaimana Anda jth. maklum, Belandalah jang membawa tradisi urutan pengerdjaan berhitung jang kita kenal sampai sekarang di Indonesia itu. Mereka dahulu mengadjarikan rumus ’’MVDWOA”, singkatan dari „Machtsverheffing” ”Vermenigvid- diging” ’’Deling” ”Worteltrekking” },Optelling” dan ”Aftrekking”, atau dalam bahasa Indonesia „Pangkat” „Kali” „Bagi” „Akar” „Tambah” „Kurang” jang disingkatkan mendjadi rumus „PKB ATK”.

Supaja mudah dihafal murid, untuk rumus Belanda ”MVD WOA” itu dipergunakan kalimat pengikat-ingatan (ezelsbruggetje) ’’Meneer Van Dalen Wacht Op Antwoord”, atau untuk rum us Indonesia PKBATK kalimat „Pak Kromo Beli Arang Tiga Kran- djang”.

Untuk murid S.D. jang tidak diberi peladjaran Pangkat dan . Akar rumus tadi dipermudah mendjadi VDOA, dalam bahasa Indonesia KBTK (Kali Bagi Tambah Kurang). Dalam bahasa Dja­wa sering disebut rumus KA-PO-LO-SO singkatan dari ’’Kaping Poro Lan Sud6’\ adakalanja disebut „PIPO LONDO”, singkatan dari „Ping Poro Lan Sudo”.

221

Page 222: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

DI-LAIN2 NEGERI TIDAK DIPAKAIRumus Belanda MVDWOA (atau dalam bahasa Indonesia

PKBATK) itu di-lain negeri tidak dipakai. Kepada Bapak Kepala Djaw. Pendidikan Umum Dep. P.D. & K. (Pak Ali Marsaban) pernah diperlihatkan lebih dari seratus matjam buku hitungan S.D. dari Belgia, Perantjis, Inggeris, Canada, Italia, Denmark, Swedaa, Djerman, R.R.T.^ Djepang dsb. sebagai bukti bahwa rum us MVDWOA (atau PKBATK) itu tidak dikenal di-negara2 itu.

Dalam buku ’’RECHENBUCH” jang dipakai di Djerman- Barat, karangan Dr. Karl Apfelbacher, dari penerbitan J. Linda- uer Verlag, Muchen th. 1951, pada halaman 55 — 56 terdapat ke* terangan dem ikian:

Verbindung der vier Rechnungsarten.a. Wahrend Summen und Differenzen Zahlenaiisdriicke

erster Art genannt werden, bezeichnet man Produkte und Quotienten als Zahlenausdriicke zweiter Art.

b. Kommen in einer Rechnung beide Arten vor, so hat man verembart, dasz die Multiplikation und Division den Vorrang vor der Addition und Subraktion haben. runktrechnung geht vor Strichrechnung !

C' “! ? rere Zahlen nur durch die Rechenzeichen der Multiplikation und Division ohne Klammern verbunden, aann der Reihe nach rechnen ’

Beispiel :

144 : 12 x 5 = 12 x 5 = 60.

Clark ■« RlShtway Arithmetics” karangan Walter-H t ^ ’ penerbitan Univ. of London Press, Lon-

d e m S f In§geris. pada hal. 58 tertjantum keterangan

Order of attack.3' P ivisions mus‘ be worked before ad-aitions and substractions.

b toUr ^ Catl°nS and divisions must be worked from left

hpfnLhaS lh e nf0 v e of a bracket> and must be worked before multiplications or divisions.Example :

| 27 : 9 X 4 = 3 X 4 = 12.

222

Page 223: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Di-sekolah2 Tjina di Indonesia sedari dulu sampai sekarang rumus PKBATK itu tidak pernah diadjarkan.

Dalam buku berhitung „Tju Tji Soan Su” jang sekarang masih dipakai di-sekolah2 Tjina, pada halaman 27 terdapat tjontoh seperti b e rik u t:

360 : 12 X 58 = 30 X 58 = 1740Di Perguruara Tinggipun di Indonesia rumus MVDWOA (atau

PKBATK) itu tidak pernah dipakai orang.Dalam buku peladjaran mempergunakan ,,mistar-hitung”'

(rekenliniaal Bid.) : ’’Instruction Book for the use of Slide Rule” jang dipakai oleh para mahasiswa I.T.B. (Institut Teknologi Ban­dung) pada halaman 10 terdapat exercise ke-11 dengan tjontoh

| 8.5 : 5.6 X 2.2 = 3.26 ]

dan pada halaman 30 diberikan latihan ke-46 disertai tjontoh-

~72 : 16 X 24 = 108 ]

Melihat tjontoh2 tersebut diatas sudah dapat ditarik kesim- pulan bahwa rumus MVDWOA (atau PKBATK) itu TIDAK BER- LAKU di I.T.B. Bandung.

DINEGERI BELANDAPUN TIDAK BERLAKU LAGI-Di Negara Belandapun, sesudah perang dunia ke-II, rumus

MVDWOA itu sesungguhnja sudah tidak berlaku lagi. Akan te- tapi oleh karena sesudah perang dunia ke-II, atau lebih tegas lagi sesudah Indonesia Merdeka, buku2 peladjaran berbahasa Belanda untuk S.D. dan S.L.P. itu se-fkali2 tidak dipakai lagi di- negara kita, maka perubahan pendapat para achli dinegara Be­landa itu tidak meresap masuk ke Indonesia.

Dengan- demikian timbullah satu situasi jang sangat djang- g a l ! Rumus warisan Belanda, jang dinegara Belanda sendiri te­lah ditinggalkan orang, dinegara bekas djadjahannja masih tetap dianggap benar!

Dibawah ini disadjikan (kutipan (jang disingkatkan) dari buku „Rekendidactiek” deel I, karangan Dr. H. Turkstra dan J.K. Timmer, dari penerbitan J.B. Wolters tahun 1953, halaman 125 — 127.

Onze bezwaren (tegen MVDWOA) z i jn :1. Op kinderen, met hun zin voor het concrete, kan

MVDWOA slechts inwerken op de verkeerde ma- nier.

223

Page 224: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

2. De regel is met over de hele linie goed.3. De regel geldt wel voor het deelteken met dubbel-

punt, maar niet voor het breukstreepdeelteken.4. Het wiskundig tekenschrift dient om een wiskundig

gedachtengang schriftelijk te kunnen meedelen. Het uitpuzzelen, wat met een of andere notatiebedoeld kan zijn, is geen onderdeel van de wiskun-de en dus geen onderdeel van het rekenen.

5. Op de middelbare school leren we de kinderen de volgende schematisering der bewerkingen, wat de enig juiste ordening is :

M W—

V D

0 A

Hierbij staan de rechtstreekse bewerkingen links, hun omkeringen rechts, terwijl een herhaling van een be- werking aangegeven wordt door middel van een plaat- sing er boven. De hoger geplaatste bewerkingen noe- men we bewerkingen van hogere orde, de lager ge_ plaatste van lagere orde.Het onderwijs van dit schema wordt ons altijd bemoei- lijkt, doordat kinderen daarin MVDWOA menen te herkennen, terwijl het er in wezen geheel los van staat.

Daarom verzoeken wij het (MVDWOA) alstu- blieft uit het onderwijs radicaal weg te la ten ._

Disalin kedalam bahasa Indonesia kira2 :Keberatan2 kami (terhadap MVDWOA) ialah :1. Pada anak2 jang hanja masih dapat berpikir se­

tjara kongkrit sadja, MVDWOA itu hania akan menimbulkan kekatjauan sadja dalam dialan pi* kirannja. J

2. Aturannja tidak seluruhnja benar.3. Aturan itu hanja 'berla'ku untuk tandabagi dengan

titik dua ( ....... : .......tetapi tidak untuk tanda­bagi dengan. garis petjahan.

Page 225: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

4 .

5.

Da?a P v J g dltUllS diSunak3n agar su-paja djalan pikiran setjara ilmu pasti danat di utarakan. setjara tertulis. p a t dl'M en-tjari-: apa k ira2 maksud sesuatu tanda hn. kanlah suatu bagian dari ilm u pasti, djadi bukan*-" lah djuga suatu bagian dari berhitung.Dis^kolah menengah kita m engadjarkan kepada anak- schema pengerdjaan seperti b e r ik u t; inilah satu-satunja penentuan uru tan jang tepat.

M W—

V D

0 A

Pada shema itu pengerdjaan2 jang langsung ter- tera disebelah km , kebalikannja disebelah kanan. se, dangkan pengulangan suatu pengerdjaan dinjatakan dengan penem patan diatasnja. Pengerdjaan2 jang di- tem patkan lebih atas kita namai pengerdjaan taraf atas, pengerdjaan2 jang ditempatkan lebih rendah di­sebut pengerdjaan2 ta raf rendah.

Dalam kita mengadjarkan schema ini, selalu kita mendjumpai kesulitan oleh karena anak2 dalam schema itu menjangka mengenal (melihat) kem bali MVDWOA jang sebenarnja samasekali tidak ada hubungannia dengan shema itu. J

Oleh karena itu kami niinta dengan sangat agar supaja MVDWOA itu dihapuskan dari pengadjaran setjara rad ikal!

DEP. P.D. & K. TELAH M ENGINSTRUKSIKAN UNTUK MENINGGALKAN RUMUS KELIRU W ARISAN BELANDA.

Pada tanggal 2 April 1960 keluarlah instruksi dari Kepala Djaw. Pendidikan Umum Dep. P.D. dan K. tertanda Ali Marsaban No. 775/A Vl/Um, supaja meninggalkan tradisi warisan Belanda dalam urutan pengerdjaan berhitung jang salah itu.

Supaja lebih djelas disini kami sadjikan apa jang diuraikan dalam surat tersebut diatas :

\ • 225

Page 226: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Dalam praktek mengadjar timbul suatu soal da­lam ilmu hitung jang perlu mendapat keputusan se- seg e ra :

Soal itu ialah, bagaimana menghitung soal 6 : 3 X 2 .

1. Apakah menghitungnja, menurut patokanBagi, Djumlah Kurcmg” hingga pendapatannja mendjadi 1, jaitu karena 6 : (3 X 2) = 1.Diganti dengan djumlah lain, rumusnja mendjadi

aa : b X c = a : k = i~^ be

2. Apakah menghitungnja, m enurut pa tokan : se­mua x (kali) disatukan dan semua : (bagi) di­kumpulkan, hingga te rd a p a t : 6 : 3 X 2 =(6 X 2) : 3 = 4.

3. Kalau sesuatu soal dipetjahkan m enurut patokan tersebut dalam 1 diatas, maka soal 6 : 3 X 2 = 1 sama dengan soal 6 : 3 : 2 = 1, jang dapat mem- bingungkan.

4. Berhubung dengan itu kami sarankan pedoman kerd ja sebagai b e rik u t:a. Kalau guru memberi hitungan jang sematjam

itu, baiklah hitungan itu disusun demikian, hingga tidak meragukan murid, artinja soalnja harus diberi tanda pembantu untuk menun- djukkan apa jang dimaksudkan, djadi soal itu :

(6 : 3) x 2 = 4 atau 6 : (3 X 2) = 1.

b. Djika ada soal jang meragukan, artin ja tidak ada tanda pembantu itu, ma'ka patokan jang dipakai adalah patokan jang tertulis dalam sub2 diatas, atas dasar jang berikut p u la :

Dibagi (:) 3 berarti kali ( x ) - - atau3

Page 227: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Dibagi (:) a berarti kali ( x ) -i- djadia

Diganti dengan bilangan umum :

a : b X c = a x A x c = aD 0

Dalam hal ini hasilnja sama dengan- sub 2.Untuk mereka jang ingin memikirkan soal urutan penger­

djaan berhitung itu dengan tjara jang lebih terperintji dan- lebih mendalam, kami sadjikan disini alasan-alasannja.

PERTIMBANGAN' DALAM MENENTUKAN URUTAN PE­NGERDJAAN DALAM BERHITUNG.1. Logica berhitung.

Ilmu berhitung, sebagai bagian dari ilmu pasti, disusun se­tjara dedu'ksi menurut sistim logica ilmu pasti. Dengan demi­kian, perdalilan- jang dinjatakan setjara lisan ataupun ditulis dengan angka- dan tandaJ, harus dapat diterangkan dengan mempergunakan perdalilan- jang sudah2. Dengan perkataan lain : kita kembalikan soalnja kepada apa- sebelumnja, jang telah kita anggap benar. Akan tetapi „regressus in infinitum” ini tidak mungkin kita lakukan. Achirnja 'kita akan tersentuh pula pada batas2 tertentu.

Maka terpaksalah ikita- mempergunakan pengertian2-dasar dan beberapa axioma sebagai landasan- dengan memperhatikan hukum2 tertentu jang dinama'kan axiomatica.

Maka bagi bilangan2 njata (rieel), djadi djuga bagi bilang- an-bilangan rationaal dan bilangan2 wadjar, berlakulah misalnja saxioma :1. Djika ditentukan pasangan- bilangan a dan b, maka hanja

ada satu bilangan c, sehingga c ~ a -f b.2 . a + (b -f c) = a -f b -f c (hukum asosiatif)3. a -j- b = b -f- a , (hukum komutatif)

227

Page 228: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

4. Djika ditentukan pasangan bilangan a dan b, maka hanja ada satu bilangan x, sehingga a = b + x.Tampak djelas, bagaimana telitinja sistim 'logica itu, sehirig-

ga sukar akan timbul ke-ragu-an. Segala perdalilan jang berda- satfkan axioma2 itu, dengan sendirinja harus djelas dan tidak m eragukan pula.

Dalam istilah berhitung hal ini berarti, bahwa bentuk2 pe­ngerdjaan dengan mempergunakan angka2 dan. tanda2 harus da­pat diselesaikan tanpa ragu2. Djika suatu rangkaian pengerdja­an dapat diselesaikan dengan ber-bagai- t\jara, sehingga memung- kittkan pendapatan jang ber-beda2, malka hal jang demikian itu adalah sangat tidak logis. Begitu pula akan tampak tidak logis, djika penjelesaian dua soal dengan bilangan2 jang sama tetapi dengan tanda2 jang berlainan, menghasilkan pendapatan jang sama.

20 — 5 + 4 = ....... pendapatannja hanja satu matjam20 : 5 x 4 = ....... dan 20 : 5 : 4 = ....... , jang djelas-

mengandung -tanda2 jang berlainan, tidak mungkin menghasil- kan djawaban jang sama.

Maka untuk menghindarkan hal2 jang tidak logis itu, baik untuk rangkaian perdjumlahan an> perkurangan, maupun un- tu'k rangkaian perkalian dan perbagian, ditentukan hukum „dari k in kekanan”.

Kita akan berlaku tidak logis, djika untuk Ikedua rangkaian diatas itu mempergunakan hukum jang berlainan, misalnja un­tuk jang satu hukum „dari kiri kekanan” dan untuk jang ke­dua hukum „dari kanan kekiri”. Sebab, perkalian pada hake- katnja adalah perdjumlahan djuga, jakni perdjumlahan her- ulanig; dan perbagian adalah perkurangan diuga, jakni perku­rangan berulang.

Dengan dem ikian:20 — 5 — 4 = 11 20 — 5 + 4 = 19 20 : 5 : 4 = 1

20 : 5 X 4 = 1 6 1 (membagi dulu, kemudian mengali)A lhasil:

4 — 16 Pendapatan lain tidak mungkin.

2. Hukum kom utatif.

Hukum „dari kiri kekanan” itu hanjalah kita pergunakan, djika a’kan timbul ke-ragu2an.

228

Page 229: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Soal 20 — 5 — 4 = ............... misalnja, tidaik boleh diselesai-kan dengan menghitung dulu 5 — 4. Djika pengerdjaan demi­kian jang dimaksud, maka hal itu harus dinjatakan dengan tan­da k u ru n g :

20 — (5 — 4) = 20 — 1 = 19dan 20 — 5 — 4 = 1 5 — 4 = 11

Begitu pula 20 : (5 x 4) = 20 : 20 = 1dan 2 0 : 5 x 4 = 4 x 4 = 16

Dengan adanja hukum „dari 'kiri kekanan” itu, tidaklah mungkin ada tanda kurung untuk pengerdjaan pertama.

Pada (20 : 5) x 4 = ............ tanda kurung itu sama sekalitidak perlu, sebab tidak mungubah pendapatan. Tanpa tanda kurung itu djuga, soalnja sudah djelas.

Untuk selandjutnja, tidak ada keharusan untuk mendahu- lukan perdjumlahan daripada perkurangan. Kedua pengerdjaan itu berkebalikan dan> dianggap sama deradjatnja. Rangkaian per­djumlahan dan perkurangan mempunjai sifat komutatif.

20 — 5 + 10 — 4 + 2 = 20 — 4 — 5 + 2 + 10 =20 + 10 — 4 — 5 + 2 = ................... dst.Tidak tjerdas dan tidak tangkas tampaknja seseorang jang

mengerdjakan soal2 dibawali ini dengan langsung mempergu­nakan hukum „dari kiri kekanan” untuk menjelesaikafr tiap soal.

125 + 19 — 25 = ............................4 3/t* — 2 V t + 3 3A = ...................226 + 73 — 126 + 27 = ............................12,5 — 2 ,5 + 1 8 ,4 = ............................

Pertukaran pengerdjaan? itu, tidaik mengubah pendapatan, asal menurut urutan jang mungkin (dapat dikerdjakan). Dengan perkataan lain : bilangan2 itu, ber-sa m a tandanja, dapat diper- tukarkan letaknja, dengan tjatatan bahwa urutan pengerdjaan- pengerdjaan itu, tetap dapat dikerdjakan.

100 : 5 X 2 : 4 = 100 X 2 : 5 : 4 =100 : 4 X 2 : 5 = dst.

Dengan demikian, menurut hu'kum komutatif itu,20 : 5 X 4 = 20 X 4 : 5 = 1‘6

3. Sifat berkebalikan (reversibiliteit).20 : 5 = 20 X i . Perkalian dan perbagian merupakan pe-

ngerdjaan jang berkebalikan (invers operation), seperti halnja dengan perdjumlahan dan perkurangan.

Pada rangkaian pengerdjaan, tiap perbagian dapat segera- diubah djadi perkalian.

229

Page 230: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

50 : 2 X 6 : i = 50 X i X 6 X t200 : 2 : 4 : 5 = 200 X i X i X \

Dan oleh karena itu, menurut sifat perbagian ini,20 : 5 X 4 = 20 X Vs X 4 = 16

4. Prinsip keseimbangan.Lapangan pengetahuan seorang murid S.D. harus seimbang

dengan lapangan pengetahuannja djika ia kelak melandjutkan peladjarannja di S.L.P. Artinja, tidak boleh ia diberi bahan pela-

b^rtentangan dengan apa jang ia akan terima kelak. Methodiklah jang salah, djika seorang murid S.L.P. harus mem-

ang sebagian dari pengetahuannja jang ia miliki sebelumnja. Berhitung di S.D. dan aldjabar di S.L.P., djanganlah berten-

tangan jang satu dengan jang lain, sekalipun aldjabar lebih ab-strak dan mempergunakan tanda* jang agak berlainan. Dalam aldjabar misalnja, boleh dikatakan tidak dipergunakan tanda-bagi untuk perbagian dan djarang dipergunakan tanda kurung untuk menjatakan, bahwa suatu perkalian harus didahulukan.

b X c kita tulis a acb c “ T

a : (b x c) kita tulisbe

Sedjalan dengan a : b x c = ^ c, maka 20 : 5 X 4 harus .

berarti 20

dan sedjalan dengan a : (b x c) = ~ , makabe

20 : ( 5 x 4 ) berarti —~ = 1zu

Oleh karena itu, mengingat prinsip keseimbangan antara berhitung dan aldjabar itu, 2 0 : 5 x 4 = ...................., tidak boleh

dikerdjakan lain daripada: 20 : 5 x 4 ~ 20 x 4 = 165

230

Page 231: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

5. Hukum asosiatif.Djika a, b dan c menjatakan bilangan, sedang a > b > c,

maka dalam ilmu berhitung, berlakulah hukum asosiatif seperti dibawah i n i :

a -J- (b + c) = a + b + ea -j- (b — c) = a -j- b — ca — ( b - f c ) = a — b — ca — (b — c ) = a — b + c

Dalam ke-empat hal diatas itu, pemakaian tanda kurung hanja berarti djika mengenai suku kedua dan ketiga (b dan c) sadja.

Tanda kurung untuk a dan b, jang dalam hal ini merupakan suku pertama dan kedua, adalah tanda jang berlebih-lebihan.Djadi pada (a — b) — c = ........... atau (a — b) - f c = ............tanda kurung samasekali tidak perlu. Tjukup ditulis :

a — b — c = ...........a — b + c = ...........

Hal ini sesuai dengan- sifat ilmu pasti jang menghendaki kesimpulan* sebanjak-banjaknja dari pengertian2-dasar jang mi- nimaal dan menghendaki berpikir sebanjak-banjaknja dengan mempergunakan kata2 jang minimaal.

Sjarat ilmu pasti selalu berbun ji: „perlu” dan „tjukup”, tidak pernah „djelas berlebih-lebihan” (nooit overduidelijk).

Sedjalan dengan perdjumlahan dan perkurangan diatas itu, berlaku pula hukum asosiatif bagi perkalian dan perbagian :

a X (-b X c) = a X b x c a X ( b : c ) = a X b : c a : (b X c) = a : b : ca : (b : c) = a : b X c

Djelaslah bahwa, kedua kesamaan2 a ; (b X c) = a : b : c

dan a : (b : c) = a : b X c, sungguh2 berlainana : b X c harus sama dengan a : (b : c)

dan a : (b X c) harus sama dengan a : b : c.Dengan bilangan k o n k rit:

20 : 5 X 4 = 20 : (5 : 4) = 20 : % = 20 X 4A = 16 dan 20 : (5 X 4) = 20 : 5 : 4 - 4 : 4 = 1.Djuga ditindjau dari hukum asosiatif itu, pengerdjaan

20 : 5 x 4 . tidak mungkin lain daripada20 : 5 X 4 = 186. Korespondensi.Korespondensi perdjumlahan perkalian ^ — ► X)

dan perkurangan -» perbagian (-----> : )

231

Page 232: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Seperti kita ketahui, perkalian pada hakekatnja merupakan perdjumlahan berulang sedang perbagian dapat ‘kita anggap se­bagai perkurangan berulang.

Dengan demikian, dengan sendirinja ada „korespondensi” antara perdjumlahan dengan- perkalian dan antara perkurangan dengan perbagian. Dan oleh karena itu harus ada korespondensi pula antara tanda + dengan x dan antara tanda — dengan :

Hal ini djelas tampak pada hukum asosiatif diatas itu. Bandingkanlah tanda- itu pada 'kesamaan2 dibawah ini.

a - j - ( b - f - c ) = a + b + c. a X (b X c) = a x b x c

a + (b — c) = a + b — ca X (b : c) = a- x b : ca — (b -{- c) = a — b — ca : (b x c) = a : b : ca — (b — c) = a — b + c'a : (b : c) = a : b X c

Ditindjau dari segi korespondensi tanda itupun, adalah sangat tidak logis djika a : b x c menghasilkan pendapat jang lain dari­pada pendapatan a : (b : c).

Dengan dem ikian:20 : 5 X 4 harus sama dengan 20 : (5 : 4)

20 : 5 X 4 = 16

Kesimpulan.Rumus MVDWOA (Machtsverheffing, Vermenigvuldiging,

Deling, Worteltrekking, Optelling, Aftrekking) atau rumus PKBATK (Pangkat Kali Bagi Akar Tambah Kurang) tentang pengerdjaan hitungan jang mendahulukan perkalian- daripada perbagian dan menentukan pula urutan, perdjumlahan sebelum perkurangan, sudah terang salah, karena bertentangan dengan :

a. hiikum dari kiri kekananb. hukum komutatifc. hukum asosiatifd. sifat reversibiliteite. prinsip keseimbangan danf. prinsip kedjelasan.

Peraturan tentang urutan pengerdjaan, harus mengindah- kan hal2 jang berikut i n i : «

1. perkurangan adalah kebalikan perdjumlahan dan oleh karena itu, 'kedua pengerdjaan ini harus berderadjat sa­ma.

2 . perbagian adalah kebalikan perkalian dan oleh sebab itu, sama tinggi deradjatnja.

232

Page 233: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Dalam kedua hal itu tidak di-sebut2 mana jang lebih penting dan harus didahulukan.

Sebagai pedoman, tjukuplah djilka untuk menjelesaikan hi­tungan tanpa tanda “kurung, dipergunakan p e ra tu ra n :

„Perkalian/perbagian dikerdjakan lebih dahulu daripada per- djumlahan/perkurangan”.Mengingat, 'bahwa tiap perbagian segera dapat diubah djadi

perkalian, maka pedoman- itu dapat disingkafckan la g i:„Penkalian lebih dahulu dikerdjakan daripada ^erdjumlah* an /p erikurangan ’ ’.Dengan dimasukkannja bilangan2 negatif, maka tidak per-

lulah ada pembedaan lagi antara perdjumlahan dan perkurangan, karena tiap perkurangan segera dapat diubah djadi perdjumlahan.

Dengan demikian pedoman jang diatas itu, dapat kita sing- katkan d jad i:

„Perkalian lebih dahulu dikerdjakan daripada perdjumlahan”.

233

Page 234: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Methode berhitung „TJERDAS TANGKAS” sedjalan dengan apakah jang diandjurkan dalam buku „Introduction to Mathe­matics in Primary Schools” oleh International Bureau of Edu­cation di Djenewa dan kantor pusat UNESCO di Paris itu ?

* BERHITUNG SOALAN MASJARAKAT

„with children who have not been selected for the secondary school, and who are completing their last year at school, before going out into life, teaching mathe­matics is directed to applying their knowledge to solving the everyday problems„mengingat anak2 jang tidak terpilih untuk melandjut- kan sekolah (disekolah landjutan) dan menjelesaikan peladjaran pada tahun terachir disekolah rendah sebe- lum terdjun kedalam masjarakat, pengadjaran berhitung itu sebafknja diarahkan kepada penggunaan pengetahu- annja untuk memetjahkan soal2 (masjarakat) se-hari2” .

* BERHITUNG SAMBIL BERMAIN

Activity methods may take the form of educational games, especially at nursery infant or lower-primary level.Metode3 jang mementingkan kegiatan (aktipitet) dapat mendjelma mendjadi permainan2-pendidikan terutama tingkatan2 jang lebih rendah dari sekolah2 pertama.

★ __

* BERHITUNG DIAGNOSTIK

................ teachers should not be discouraged whentheir pupils give them wrcmg answers, since dicoverzng the cause of mistakes is excellent mathematical train­ing.”

234

Page 235: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

t)................... he can thus discover what they have reallygrasped from the previous year’s work, discover deficien­cies and weak points, and determine what each childwill'have to learn, correct or learn ................... ”„ ...................guru2 hendaknja djangan patah hati kalaumurid2nja memberikan djawaban2 jang salah, karena menemukan sebab2 daripada kesalahan itu adalah suatu latihan mathematik jang baik sekali”.„ ............... dengan begitu ia akan dapat menemukan apasesungguhnja jang sudah diperolehnja daripada peker­djaan pada tahun2 jang dahulu ; menemukan kekurang- an-kekurangan dan pasal2 janglem ah (kelemahan2) serta

« menentukan apa jang harus dipeladjari oleh tiap2 anak,dan apa jang harus diperbaik in ja................”

★* ■ BERHITUNG METRIK (UKURAN)

^estimating quantities by ear, eye and hand is also mentioned, sensory training of this kind being deemed suitable for forming quantitative concepts „menaksir djumlah (banjaknja) dengan telinga, mata

' dan tangan ditondjolkan (diandjurkan) djuga ; latihan alat2 dria seperti ini dianggap berguna sekali untuk membentuk pengertian2 djumlah”.

* BERHITUNG ANGKA„mechanical skill, order and neatness

it is obvious that the value of calculationsdepends on their absolute accuracy, which in turn is a function of disposition. It is therefore considered that one aim of an introduction to mathematic^ should be to train children to be orderly and precise . „ketjakapan mekanis, keterti-ban dan kebersihan” ......„sudah terang, bahwa nilai daripada hitungan- bergan- tung pada ketelitiannja jang mutlak, jang kebalikannja adalah suatu fungsi daripada kesanggupan (pembawa- an»). Oleh sebab itu diakui, bahwa sebuah tudjuan dari­pada mengadjar anak2 berhitung ialah melatih mereka itu bekerdja dengan tertib dan teliti” .

235

Page 236: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

//A S A S 2 METHODE BERHITUNG „TJERDAS TANGKAS

* Didaktik (berhitung modem menghendaki agar bahan peladjaran tidak hanja merupakan ulangan atau pem- bahasan baru, akan itetapi djuga bersifat merintis bahan jang akan datang.

* Faktor terpenting dalam peladjaran berhitung adalah pembentukan akal dan pemberian bimbingan dalam tja ­ra berfikir.

* Peladjaran berhitung harus sanggup mcmperbaiki pan- dangan hidup sosial, oleh karena itu harus menjadjikan soalan2 mengenai penghidupan m asjarakat.

*a. Tamatan Sekolah Dasar sebagian tidak akan melandjut-

kan peladjaran. Hanja sebagian sadja 'jang akan masukS.L.P.

Metodik berhitung harus memperhatikan kedua faktor itu. Oleh karena itu, soal2 jang disadjifcan harus merupakan bahan serta bekal jang bermanfaat dalam hidup sehari-hari dan disamping itu, membantu pula menimbulkan kesadaran akan hal ihwal mengenai tanah-air : kekajaannja, keindahan- nja, segi2 kehidupannja serta problematiknja.

Dalam pada itu, bahan2 harus pula merupakan persiap- an peladjaran di S.L.P. Djangan hendaknja ada djurang jang dalam antara berhitung di S.D. dan aldjabar di Sekolah Landjutan, sebab pada hakekatnja susunan- dan logika ke­dua peladjaran itu sama sadja.

Didaktik modern memang menghendaki agar bahan pe-adjaran itu tidak hanja merupakan ulangdn atau pebahasanoaru, tetapi djuga harus bersifat „m erintis” bahan iang akan datang. J

Dalam hubungan ini, soal2 seperti 17 4 - ..... . — 50 ;^ X ....... = 750 ; 29 — ....... = H ; _ 20 - 50lsmgarfx an^ ap sebaSai pendahuluan penggunaan bi-

q/h PiU}a haln a dengan : bilangan2 kuadrat 11-maan ^ sangat berguna bagi penjelesaian persa-

^ SOu U u r’ menarik akar, soal2 jang mem­pergunakan huruf2, ilmu bangun dll.

b.

236

dari se*? Pendidikan, peladjaran berhitung i h Pu*a meniperbai!ki pandangan jang te-

rang salah dan sungguh sem p it: menghargai djabatan2

Page 237: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dalam dinas pemerintahan, dan menganggap kurang terhor- mat pekerdjaan lain. Padahal, dalam hidup sesuatu bangsa, tiap pekerdjaan mempunjai fungsi tersendiri.

Tida'k ada perbedaan harkat antara pegawai negeri, pe- gawai partikulir, pemimpin perusahaan, pekerdja pabrik, tukang betja, pedagang, petani, nelajan dll.

Tidak ada djabatan jang liina I Semua berguna bagi kehidupan sosial. Oleh karena itu, perlu disadjikan soal2 mengenai kemasjarakatan.

Dalam b u k u 'in i soal2 itu diberikan dalam hubungan ’’sentre d’interet” atau pusat-minat dan merupakan- satu ba- gian (E) dalam tiap bab.

Seperti halnja dengan tiap mata-peladjaran, berhitung- pun mempunjai segala nilai, tetapi karena sifatnja, nilai formil-lah jang terutama.

Pembentukan akal, memberi bimbingan dalam tjara berfikir merupakan faktor jang penting dalam peladjaran berhitung.

Lantjar tidaknja proses berfikir, bergantung pula ke­pada pengetahua?i-siap jang sungguh* fungsionil. Soal2 jang dimaksudkan- untuk memelihara pengetahuan-siap itu, harus diberikan setjukupnja dan terus-menerus. Maka, sesuai pu­la dengan nama Tjerdas-Tangkas, kami berikan soal2 itu dalam bentuk „mentjongak,>.

Lebih dari separuh isi buku ini terdiri atas soal2 jang harus dibuat setjara mentjongak. Perkataan mentjongak itu hendaknja djangan selalu diartikan dalam arti biasa — di­berikan setjara imlak — tetapi jang dimaksudkan ialah te­rutama soal- jang pendapatannja harus ditulis sekaligus tan­pa membuat tjatatan2 atau hitungan* setjara tertulis, se­perti :

. 57 i + 62 + 37 i + 42a + 37 | + 62, 75 = ..........

Ditjongak :(57 i + 42?,) + (62 + 37 J ) + (37* + 62J) =

Page 238: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

D itjongak:(87,4 — 7,4) + (73 ? — 13 ^ ) =

80 + 60 = 140

3). 123 X 18,4 — 23 X 18,4 = ................D itjongak:(123 — 23) x 18,4 = 100 X 18,4 = 1840

4). 7,6X 123,3 + 123,3 X 2,4 = ....... D itjongak:(7,6 + 2,4) X 123,3 = 10 X 123,3 = 1233

5). (87,5 + 25 + 62*) : 12* + = ................D itjongak :

(87,5 25 62*+ ------ + ------ =

12* 12* 12*7 + 2 + 5 = 1 4

6 )----------------- i = ..................4 i '

D itjongak:d + 1 ) : * = 2 : * — 2 X 2 = 4

V). 15% dari Rp. 6 7 5 ,- + l 5% d a r f ] ^ . 3 2 5 - = Ditjongak :

f r i LBp- 675’- + % • 3 2 5 ,- ) =15% dan Rp. 1000,— = Ep. 160 _

8). 23 } % dari Rp. 900 _ + % (iar.Dit;jongak :

+ 6 i )% dari Rp. 900,— =30% dari Rp. 900,— ^ lRp. 2 7 0 ,-

9). 672 — 332 = ....... ’.......D itjongak:(67 + 33) x (67 — 33) =

Page 239: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

10). 41 x 33 i = ...................oDitjongak:41— X 100 = 13$ X 100 = 1366 £3 . . =£ j

11). 41 : 33 i = ...................Ditjongak :(41 X 3) : 100 = 123 : 100 = 1,23

12). 59 : 12* = ...................D itjongak:(59 X 8 ) : 100 = 472 : 100 = 4,72

Soal- jang diatas itu h a r u s - ditjongak, tidak boleh di- buat setjara tertulis. Murid- perlu dibiasakan, agar djangan leikas2 mengambil potlot dan kertas, sekalipun soal pang dihadapinja tampaknja aga!k sulit. Dan sekedar sebagai pe- tundjuk, dalam buku ini selalu ditjantumkan *,tjongaklah f 5 diatas tiap kelompok soal jailg pendapatannja harus ditulissekaligus tanpa perhitungan tertulis.

d. Ketjerdasan atau aktivitas murid termasuk asas didak­tik jang sangat penting. Untuk memeliharanja, dalam tiap bab disediakan sekurapulan soal (D) jang dinamakan Pe- kerdjaan-Rumah. Hendaknja diusahakan, supaja- murid2 membiasakan mentjotjokkan pendapatan tiap soal jang di- buatnja. Mereka sendiri harus dapat menentukan, apakah penjelesaian soal itu betul atau tidak.

Selandjutnja, asas ketjerdasan itu, perlu dipraktekkan dalam segada hal, djuga ketika Pak Guru membahas bahan baru. Biaiikanlah murid2 mentjari sendiri pemetjahan „mas- alah-masalah” 'jang mereka had ap i! Djanganlah Palk Guru menerangkan suatu soal, sebelum anak2 diberi kesempatan untuik mentjobanja. Dalam peladjaran berhitung-pun ber- laku : „Tut wuri andajan i!”

Kita hanja dapat mahir berhitung dengan d ja la n ...........berhitung! '

Tiap orang tahu benar, bagaimana tjaranja memukul paku dengan palu. Tetapi hanja jang sering mengerdja;kan- nja sadjalah jang dapat memasukkan paku kedalam kaju

239

Page 240: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dengan sekali pukulan. Jang tidak terlatih, memerlulkan be­berapa kali pukulan atau ........... memukul tangan sendiri!Demikian pulalah halnja dengan berhitung. Oleh karena itu murid2 harus banjak mendapat latihan.

e. Peladjaran berhitung merupaikan susunan bahan2 jangdiberikan selangkah demi selangkah dan senantiasa berhu- bung-hubungan dan djalin-berdjalin.membilang — perdjumlahan — perkurangan — perkalian— perbagian — perpangkatan dst.

Dapatlah ’kita k a tak an : berhitung itu ibarat sebuah rumah. Djika salah satu tiang lepas, seluruh rumah akan go jang dan achirnja akan ambruk djika terlalu banjak tiang jang rebah.

Seorang murid jang selalu mendapat kesukaran waktu berhitung, nampir selaau disebabkan, karena ia tidak me- nguasai salah satu bab atau beberapa bab. Mungkin karena tidak masuk sekolah beberapa hari sadja, ia „melampaui” bab itu. Akibatnja akan terasa terus-menerus.

Untuik mentjegah hal jang demikian, maka achir tiap bab disediakan sematjam lest-diagnostik guna memenksa 'Hal- jang belum dikuasai benar olen seseorang murid.

Soai- jang salah dibuat oleh lebih dari £ djumlah mu- rid, nendaivnja diterangKan setjara klasifcal. Jang paling baik tentunja memperoaiki kelemahan- itu setjara indivi- duit. Hal ini dapat dikerdjakan dalam peladjaran lisan Mem- beri guiran Karuslah diaasaman atas hasu test murid jang

(Albert giliran itu.

liap test-diagnostik dapat diberilkan beberapa kali, te- tapi waKtu jang disediakan harus tiap kali dipersingkat, misalnja : mula^ 40 menit, kemudian 3U menit, lalu 25 me- nit dan achirnja 20 menit. Daftar- untuk mentjatat hasil test disediakan dalam buku Guru.

f- Sifat „saling-berkebalikan” (reversibilitet) pengerdjaanperlu mendapat perhatian sepenuhnja, agar murid- dapat memiliki pengertian- dalam keseluruhan dan dalam segala hubungannja serta bentuknja. Untuk mentjongakpun hal ini penting sekali.

240

Page 241: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

9

Tjontoh dibawah ini menundjukkan reversibilitet perdium- lahan dan perkalian. \

13 + 12 = ... 9 x 8 = ... 8 = 72 : ...12 + 13 = ... 8 X 9 = ... 9 = 72 ;13 -f- ... = 25 9 x ... = 72 -'72 —12 + ... = 25 8 x ... = 72 *2... + 13 = 25 ... x 9 = 72 9 “ "*... + 12 = '25 ... X 8 = 72 - 2 — 825 = 13 + ... 72 = 9 x ...25* = 12 + ... 72 = 8 X25 = ... + 13 72 = ... X 9 8 = "25 = ... + 12 72 = ... x 8 g = _7225 — 13 = ... 72 : 8 = _25 — 12 = ... 72 : 9 = ...

36 X 33 = -3® X 100 = 1200O •»

4 1 33 3 = ^

28 X 11 I = J ? X 100 = 311 J

25 • I ! 1 = 25 x 9 = 2,25• 1 9 100 ’

57 X 14 - f = ® X 100 = 814 -®-

81 : 14 ■* = 8110x = 5,67

Berat Berat „ ~■o n — _______ ______ = B.D.B U' ~ Isi Isi

Isi X B.D. = Berat Berat = Isi X B.D.B.D. X Isi = Berat Berat = B.D. X Isi

Berat Berat __ .Isl = BiDT b .d . v

_ ........... Berat _Isi —

2 4 1

Page 242: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Isi =

Berat =Berat

Berat = Isib .d :

Isi X B.D. : Berat T .

Isi B D ‘ B.D. — IsiIsi X ............ = Berat ........... X B.D. — BeratBerat : ............... = Isi Berat : .............. = B.D.......... : B.D. = Isi ........ : TkI = B.D.dst. «

g. Bagi kelantjaran peladjaran, se-dapat2n ja diadakan nor-malisasi 'tstilah2 dan tja ra menulisnja. Dalam buku ini di­pergunakan istilah2 :perdjum lahan — suku — jang ditambah — penambah — djumlah.perkurangan — suku — jang dikurang — pengurang — selisih.perikalian — faktor — jang dikali — pengali — hasilkali. perbagian — jang dibagi — pembagi — hasilbagi. dua pangkat ketiga.segitiga, budjursangkar, persegi-pandjang, djadjaran-gen- djang, garistengah.

Normalisasi pengerdjaan pun perlu djuga. Misalnja : segala soal mengenai modal dan bunga jang tidak dapat dt- tjongak, dapat diselesaikan dengan mempergunakan satu rum us sadja.

ModalBunga = Tahun x Persen X

100M

B = T X P X100

MDitanjakan waktu, kita tulis B = x P X

100 M

persen, „ „ B = T x ... X100

modal, „ „ B = T x P X100

242

Page 243: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Verbalisme perlu dibuang djauh2. Hal2 jang benar2 fung- sionil dalam kehidupan se-hari2 harus diamati, „dia!lami” . Tundjukkanlah luas ± 1 ha (kira-1 luas lapangan sepak-bola), isi 1 1 (kira- 5 gedas air), tinggi atau pandjang 1 m, berat 1 kg.

DjanganJah hendaknja ada djuga murid jang tanpa kri- tik sedikitpun membiarkan sadja pendapatan2 s ep e rti: Tinggi menara 1,25 m.Tinggi gedung sekolah 6 dm.Luas sawah Paik Ali, 1,35 ca.Tiap djam ia berdja'lan-kaki 30 km.Berat badannja 5 kwintal, dst.

Ukuran2 daerah dan asing, nilai uang luar negeri dsb., tidak usah merupakan bahan jang tidak berguna. Menjuruh menghitung berapa rupiah-kah sekiarc dollar atau pound- sterling tanpa keterangan apa2, memang salah. Lain hal- nja, djika kita katakan dahulu : 1 pound-sterling = 20 shil­ling = Rp. 60,—.£ 3.10,— = Rp......................Rp..................... = £ ...............

Dalam bentuk begini soal2 itu berguna. Demikian pula halnja dengan tumbak, yard dll.

Murid2 hendaknja dibiasakan memeriksa sendiri soal2 jang dibuatnja.

Segera setelah mereka selesai mengerdjakan perbagian, pendapatan harus mereka tjotjokkan- dengan djalan perka­lian.

Pendapatan perkurangan ditjotjokkan dengan perdjum­lahan ; perdjumlahan jang berleret kebawah dikerdjakan dua kali, dari atas kebawah dan dari bawah keatas.

Djuga soal2 „redaksi” seperti tentang pembilang dan pe- njebut suatu petjahan, tentang bermain kelereng, tentang kebun dsb. perlu diperiksa sendiri dengan „mengisikan” pendapatannja dalam soal jang bersangkutan.

M isalnja:Mula2 Ibu membelandjakan ~ bagian uangnja, kemu- dian f sisa. Masih tinggal lagi Rp. 16,— . Mula2 uang IbuRp.................. Pendapatannja, jakni Rp. 60,— kita „isikan”dalam soal.Mula2 uang Ibu Rp. 60,—. Dibelandjakan ^ bagian.

243

Page 244: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Sisa Rp. 48,— . Kemudian dibelandjalkan lagi 3 bagian dari X Rp. 48,— Tinggal J X Rp. 48,— = 16,— . Ini tjotjok dengan sisa terachir dalam soal.

j. Banjak soal dapat dipergunakan untuk latihan mengira-ngira 'atau menaksir.

Memang betul, bahwa soal2 berhitung b e rs ifa t: penda- pat itu betul atau salah.

Tetapi betul pula, bahwa dalam kehidupan se-hari2 kita sering menghadapi soal2 jang penjelesaiannja tidak memer- lukan pendapatan sesungguhnja.

Djika misalnja ada jang bertanja, berapa ton beras di- perlukan tiap bulan disebuah Ikota jang berpenduduk 70.000 orang — angka inipun tidak pasti — maka mungkin kita djawab ,,400 ton” dengan perkiraan sebagai b e r ik u t:

Tiap orang memerlukan tiap bulan 30 x i kg = 6 kg beras.

Banjaik beras jang d iperlukan : 70.000 x 6 kg = 420.000 kg = ± 400 ton.

Demiikianlah hatnja dengan segala rantjangan penge-iuaran/penerim aan mengenai selamatan- darmawisata, per*

• usahaan dll.Baiklah sekali2 m urid disuruh membuat rantjangan itu,

misalnja membuat „anggaran belandja” perajaan sekolah, berpergian atau m endirikan toko sekolah.• (1 Selain dari pada itu, hendaknja m ereka disuruh menak-

v i kelas’ isi m an S kelas> keliling benda jang ber- tra_ . lm gkaran, tinggi dan alas segitiga, tinggi dan alas spirt nntur alas kerutjut, lebar dan pandjang per-ulcwr ata menaksir, barulah m ereka meng-ukut atau menghitwng.

bahwfl31 ™ 1111 1111®311 ini Periu djuga kiranja di/kemukakan,s e r ^ i L ^ L me:nf enai h a ria 2 dalam buku ini, pasti tidaknat ma^ino<’SU ^ engan keadaan sesungguhnja ditiap tem-

A,un l i ?P ten*PatPun harga itu terus ber-ubah2.soal r t S f baik^ a> dJ'ika m urid2 setelah men-gerdjakaniharpa2 nJeJn^Uat soal itu sekali lagi tetapi denganfcarga2 jang berlaku ditempatnja.

riTdin^nna?+al?an kePada Petani, pedagang dipasar,m n iS h ° berm anfaat sekali dan disamping itu.m und benar- membuat soal „hidup”

244

Page 245: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

k. Sistimatik buku ini (djilid 6 A/B) disusun sebagai be­rikut : selama diberikan bahan baru — 5 bulan pertam a— tiap bab t&rdiri atas bagian2 :A. Mentjongak dan Bahan baru.B. Tjepat dan tepat (I. Tjongaiklah ! II. Hitunglah !).C. Latihan (Ulangan).D Peikerdjaan-mmah (I. T jongaklah! II. H itunglah!).E. Pusat minat, soal2 kemasjarakatan.F. Test diagnostik (A. Tjongaklah ! B. Hitunglah !).

Beberapa bab merupakan satu kesatuan (unit) jang diachiri dengan Ulangan (A. mengenai unit itu dan B. mengenai seluruh bahan).

Selama lima bulan pertama, tiap bab merupakan tugas mingguan.A, B dan C masing2 I djam peladjaran.E dan F „ 2 „

Sisa waktu dipergunakan untuk memperbaiki kekurang- aji-kekurangari atau untuk test ulangan.

Test diagnostik jang selalu terdiri atas 2 bagian (A dan B) harus diberikan terpisah: murid2 ber-sama* mulaimembuat A dulu, kemudian sesudah waktu jang ditentukan- (40 menit, 35 menit, 30 menit atau 25 menit) habis, semua pekerdjaan dikumpulkan dan sesudah itu baru ber*sama2 mula'i membuat test B. Baiklah disediakan 1 buku-tulis tersendiri untuk test A dan 1 bagi test B.

Sebelum test A dimulai nomor2 sudah disiapkan lebih dulu dari 1 s /d 20 berleret kebawah. Nanti murid2 hanja me- nuliskan djawaban2nja sadja dibelakang nomor jang bersang- kutan ber-turut2 dari kiri kekanan sesuai dengan tjara me­nulis djawaban2 test dalam buku Guru. Mengenai test B, jang ditulis hanja djawaban2 djuga, akan tetapi nomor2 soal tidak disiapkan dulu, sebab mungkin ada djawaban jang merupakan pengerdjaan lengkap.

Pemimpin (Penilik) sekolah 'dapat mempergunakan test atau ulangan itu untuk memeriksa taraf peladjaran berhi­tung.

Sesudah bab 20, susunan bahan peladjaran lebih ditu- djukan kepada persiapan udjian, sesuai dengan rentjana pe­ladjaran jang berlaku.

245

Page 246: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

MEROMBAK TJARA BERFIKIR SEPERTI BELANDA DALAM MENJUSUN METHODE PELADJARAN PERMU­LAAN MEMBATJA.

MATJAM2 MEMBATJA.

METHODIK. PENGADJARAN PERMULAAN

Tudjuan dari semua methodik pengadjaran permulaan mem- foatja tentu sama, jaitu mem'berikan djalan untuk mendidik anak2, supaja mereka setjara mudah dan dalam waktu jang singkat dapat membatja. Akan tetapi djalan atau tjaranja untuk mentja- pai tudjuan itu ber-matjam-. Sedjarah perkembangan methodik menjatakan, bahwa djalan atau methodik itu, diantaranja sangat dipengaruhi oleh dasar ilmu djiwa, jang pada suatu wak­tu sangat mempengaruhi sis- tim-sistim pendidikan dan pengadjaran. Demikian pula methodik pengadjaran per­mulaan membatja, dalam per- jfeggfe. tiumbuhannja mengalami be- p fQ p * berapa kali perobahan, jang ^ DEL':dipengaruhi oleh perubahan aliran ilmu djiwa.1. THE ALPHABETIC m e ­

t h o d .’’The alphabetic method”

) dapat dianggap sebagai me­thode peladjaran permulaan membatja jang tertua. Diza- m an kebesaran negara Junani dan dizaman Rumawi orang sudah beladjar membatja de­ngan methode abdjad. Huruf- jang akan diadjarkan dilafal- kan m enurut lafalannja da­lam abdjad atau lebih tegas lagi m enurut nama huruf itu

S Grav D e n e r h u ^ n ^ eac^!119 Reading a-ad W riting" karangan Wiliam L n S S P SC° Paris: "The Teaching of Reading" Busunan Feliks di K >M SearGhr , Division ^ n a t i o n a l Bureau of Educationof E d ^ c a t io n ^ e n e v ^ 500 S bersama' sama dcnflaQ International bureau

S d r . X . S . M , O n d a n g , K c p a l a D ja u > a tn n P e t id id i k . i r i K e d j u r t i a n K err i. P . P . & K . d i a b a d i k a n d i m u k a p i r t u g c r b a n g p a m e r a n b u k u d a r i ^ I n t e r n a t io n a l b u r e a u o / E d u c a t i o n " d i G e n e v a , t a h u n

1957.

246

Page 247: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

4

dalam abdjad, sehingga huruf itu „D” dilafalkan di Indonesia sebagai „D£” huruf „K” dilafalkan sebagai „KA” dsl.

Huruf- jang telah diadjarkan itu di-rangkai-kan mendjadi suku-kata, kemudian mendjadi kata2. Djadi „alphabetic-method” adalah suatu methode jang sinthetis $e-mata£, suatu peladjaran permulaan membatja dengan djalan me-rangkai-’kan huruf jang dilafalkannja d'alam abdjad.

Di Indonesia methode demikian pernah didjalankan dan per­nah disebut methode „A-B-C”, terutam a dipakai sebelum perang di Sekolah- Desa kira- sampai tahun 1925 2) dan dalam usaha Pemberantasan Buta Huruf jang pada waktu itu lazim disebut orang „Kursus A-Be-Ce.

2. THE PHONIC METHOD.Merangkaikan lafalan „KA” dan ,,1” supaja mendjadi „KI”

ternjata sukar sekali difahami anak2 jang baru beladjar mem­batja. Oleh karena itu mereka melafalkan huruf- konsonan tidak lagi menurut lafalannja dalam abdjad, akan tetapi m enurut bu- nji huruf konsonan itu. Djadi huruf ,,K” pada peladjaran mem­batja di. Indonesia tidak lagi dilafalkan sebagai „KA” akan te­tapi sebagai „EK” atau „K eH ” dan huruf „D” tidak lagi di­sebut „DE” akan tetapi dibaitja „ED” atau „D eH ”.

Djalan methode tidak ada ubahnja dengan ,,alphabetic me­thod” dengan djalan melafalkan, kemudian merangkaikan huruf2 jang dalam the phonic method dilafalkannja menurut bunji hu- ruf-huruf itu.

3. THE (KEY) WORDS-METHOD 3).Sebelum anak- beladjar mengenai huruf, mereka disuruh

dulu membatja beberapa kata-. Kata2 itu dipilih sedemikian rupa, sehingga semua huruf jang akan diadjarkan terdapat dalam „key- words” ,,Normaalwoorden methode 'bahasa Belanda jang dulu pernah diadjarkan di Sekolah H.I.S. dan H.C.S. di Indonesia adalah dari M.B. Hoogeveen dengan kata- lem baga: Ja a p ”, „gijs”: dien”, ;,zus”, ;,boe”, „waf”, ;,vuur”, ^rook”,„tol”, ;,zeil”, „de neus”, ;,het huis”, dan „een schip”.

Untuk bahasa Indonesia oleh Abdulgani Asjik, Bermawi gl. St. Radja Emas dan Chi*. F.W. Slijper 'disusunlah key-words me­thod : „Tiga sekawan”. Untuk bahasa Djawa oleh Van Dyck cs : „Gelis Pinter Matja”, Untuk bahasa Sunda oleh Titus, Gaikhorst dan Djajadiredja: t)Batjaan Mimiti”, untuk bahasa Madura oleh

2) "Het Volksonderwijs in Nederlands-Indie" kar. P, Post th, 1932' hal, 21.3) "M ethod of the normal words” .

247

Page 248: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Moedani sc : „Tanodhan”, dan „Atama so Saima” oleh Moh. Taka Prawirokoesoemo.

Key-words method selalu mulai mengadjarkan membatja kata2 misalnja : „da-da”, },pz-pz3}, ,>gi-gi,>, „ku-ku’3 dsb. Setelah kata2 itu dapat dibatja oleh anak-, kata- itu dikupas mendjadi suku-suku kata, kemudian terus dikupas lagi sehingga anak- itu dapat mengenai huruf2nja. Setelah huruf2nja dikenal, kemudian dirangkaikan lagi, sehingga terbentuk kembali kata2 tadi jang diuraikan huruf2nja. Selandjutnja dengan huruf2 jang telah di­kenal itu, disusunlah lain2 perkataan dengan mempergunakan matjam 2 kombinasi dari huruf2 tadi.

Djadi „key-words-method” dapat disebut pula methode „ku- pas-rangkai-huruf2” 4) oleh karena mula2 mengupas kata2 sehing­ga dikenal huruf2n!ja, kemudian merangkaikan kombali huruf2 itu sehingga terbentuk kata2 jang tadi dikupas itu.

Diantara methods2 peladjaran permulaan membatja, sisbi'm key-words-method” adalah methode jang paling banjak dipakai di Indonesia sebelum perang, dalam bahasa Belanda, bahalsa In-

^-maU^ Un baihasa2 daerah, sep e rti: Djawa, Sunda, Madura, atak-Karo u,Soerat tengenan ras ogen mau goena danak-danak

m tak-K aro oleh Joustra, Batak-Angkola, („Moetik” oleh Radja Oroenoeng), Mmangkabau („Lakeh Pandai” oleh Emeis), Nias, Ma- kasar, Bugis, dll.

4. THE SENTENCE (GLOBAL) METHOD.Satu aliran djiwa jang besar pengaruhnja pada

n i t Pengad]aran di S.D. adalah aliran ilmu djiwa global, w w n ? l ngun teo n von Ehr^ f e l s s) (Austria), kemudian le- Kxhivl ?) $ SeS a^ an oleh para ahli ilmu djiwa Buhler G) ,W . mpv m ?? 8 Ehrens^ n °) dkk, sedang M. Werthei-didaktik pengadjaran0 'penting?nja teori g^staltpsychology dalam

fiunakar^^tpnrf3^ pendidikan jang pertama-tama memper- L m S , S ^ W o l o g y dalam didaktik pengadjaran membatja di Sekolah Rendah adalah Edouard Claparede (Gene-

^) ''analytic-synthetic method”«V EHr. f & l s ’ ”Ueber Gestaltqualitaten”.

) B u h ie r .^ Die Gestaltwahrnehmungen”.

’’Gestalt PSychoIogy”Pr0bleme Und Anfiin«e einer Gestalttheorie” dan8) K K o ffk a : ’’Principles of Gestalt Psychology”.) E hrenstem : Eir>f, i.d, Gansheitpsychology”

30) M . W ertheim er: "Ueber Gestalttheorie” dan "Untersuchungen zur Lehre von der Gestalt .

248

Page 249: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

p

va) dan Ovide Decroly (Belgia), jang pengaruhnja meresap ma- suk-kenegeri Belanda. _

Setelah methode global itu beberapa tahun dipakai di Ne- geri Belanda, dimulailah methode global itu ditjoba dibeberapa sekolah rendah di Indonesia, dalam bahaisa Indonesia, Sunda ir) dan Djawa. Teripengaruh oleh pendapat2 orang di Negeri Belan­da mereka sama sekali tidak mengingat struktur bahasa di Indonesia jang djauh berlainan sekali sifatnja dengan struktur bahasa Belanda (Inggris atau Djermanj.

Atas andjturan In'speksi Sekolah Rendah didjaanan kolonial Belanda disusunlah methode m em batja global „Beladjar Mem­batja” dalam bahasa Indonesia oleh Danckaerts dan Rambitan ; dalatn bahasa Sunda methode }iDiadjar Matja” oleh Danckaerts- Adiwidjaja, jang selandjutnja disadur djuga dalam bahasa Sun- da-Banten, Djawa-Tjirebon dan bshasa Djawa. Kemudian Kroes cs. menjusun pula methode memibatja global d'alam bahasa Dja­wa, jang sangat dipengaruhi oleh methodenja dalam hu ru f Dja­wa : „Enggal, Gampang Njenengake”. Untuk sekolah- berbahasa Belanda disusun methode membatja global „Jaap en Joop” oleh Hogewoning cs.

Dalam methode global dari Danckaerts cs. anak2 itu segera diadijar membatja kalimat2. Tjontoh dari Buksm Diadjar Matja Djilid! I halaman ipertama kar. Danckaerts — Adiwidjaja.

noe ieu jojo noe ieu didi noe ieu wiwi noe ieu apana roc ieu emann

li) A. Pcrtjobaan methode global dilakukan untuk pertamakalinja oleh1 peladjar- H.A.C, di Bandung pada tahun 1933, diantaranja oleh Adtir Raksanagara —■ (srekarang Direktur SGA di Bandung) dibawah pun- pinan Direktur HIK-HAC P. Post.Pcrtjobaan pertama kalinja itu gaga}, tidak membawa hasil jang di- harapkan.Pada waktu itu oleh siswa2 H.A,C, jang sSngat kritis telah dikemuka- kan keberatan-nja mengingat:a) sifat murid ada> jang "eiditis”.b) banjak murid dikota jang sesungguhnja sudah mengenai beberapa

huruf terlepas ketika masuk sekolah, sehingga sudah tumbuh nafsu untuk menganalisa.

c) struktur bahasa Sunda jang sangat sederhana dan berlainan sekali daripada struktur bahasa Belanda.

B. Kemudian dibawah pimpinan Inspeksi "Oosters Lager Onderwijs” diadakan lagi pertjobaen kedua dikota Bandung, jang diantaranja di­pimpin oleh (almarhum)' Sumitro, pada waktu itu schoolopziener dikota Bandung. ^

249

Page 250: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Tjontoh dari Buku „Beladjair Membatja” djilid I halaman pertama dan kedua karangan Danckaerts-Rambitan.

Selainnja buku batjaan biasa untuk methode membatja glo­bal itu disediakan d ju g a :a. gambar dinding disertai tulisan jang harus dibatja anak-.b. map berisi tulisan pada beberapa helai kertas untuk dibatja

individual oleh murid.c. map be'risi tulisan untuk digunting oleh murid.d. tulisan kalimat demi kalimat pada beberapa helai karton

besar untuk dibatja oleh murid setjara felasikal.Kalimat2 itu disuruh dibatija oleh murid setjara klasikal da­

ri tulisan-tulisan pada karton besar (klassikale lecskarton), se­tjara individual dari tulisan2 pada helai2 kertas (leesstroken), atau dari buku batjaannja. Kemudian setelah beberapa kali di- ulangi, lama-kelamaan si murid akan dapat membatja kalimat2 itu, .malahan selandjutnja dapat mengenai kata2nja satu persatu.

Sesudah anak2 dapat mengenai semsua kata2 itu dengan lan- tjar, baru anak2 disuruh menganalisa (menguraikan) kata2 itu sehingga anak2 itu dapat mengenai huruf2nja satu per sstu.

Dalam methode global tekanan diletakkan pada analisa, jang mereka sebut proses „de-globalisasi”. Sinthesa tidak men­djadi soal. Para ahli methode global berpendapat bahwa analisa- lah jang penting jang baru boleh diadjarkan, djika somua kata2 telah dikanalnja sungguh-sungguh, sehingga pajda anak2 itu mulai tumbuh kehendak sendiri untuk menganalisa kata2, un­tuk dapat mengenai huruf2nja 12). Latihan-latihan sinthesa tidak dipentingkan seperti dalam. „key-words-methQd”, karena itu, pantasiah ada jang mengatakan bahwa methode global itu se- sungguhnja ,jmethode analisa” se-mata2 sebaliknja dari A lp h a ­betic Method” dan „Phonic Method” jang hanja mengenai sin­thesa sadja, sehingga 'disebut „methode sinthesa”.

Methode membatja global (sentence method) madju sangat pesat sesudah kira2 tahun 1930 terutama di-negara2 berbahasa Inggens, seperti U.S-A,, Canada, Australia dan Britania-Raja.

12) Menurut methode global jang disusun oleh U . Vastetfhouw cs. dan di­terbitkan oleh Balai Pendidikan Guru di Bandung („Methodiek membatja dan menulis permulaan” P - 1954 half 40 Par. 46), analisa huruf itu baru dapat dilakukan setelah murid membatja semua kalimats itu setjara global dalam waktu aintara 3 — 4 bulan.

Halaman 1.Ini si didi si didi duduk :a makan; nasi itu si inina si mina lari

Halaman 2. ini ibu si didi ia minum air si mina sakit selesma sudah tiga liari ia sakit ia tidak boleh bermain

250

Page 251: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Mungkin. oleh karena dalam bahasa Inggeris uaiKimnja ada per- hedaan jang besar sekali antara lafalan kata* (pronuncia tion) dan tjara menuliskannja. i3J Sedemikian sukarnja melafalkan kata- dalam bGihasa Inggris, sehingga mereka merasa perlu ada „kamus lafalan** atau ^pronouncing dictionary” dan dalam tiap2 kamus bahasa Inggris selalu disartai tulisan phonetic untuk da­pat mengetahui tjara melafalkan katar itu.

Jang per-taima2 mengandjurkan sentence-method di Inggrisj a i tu ,Huey jang mengatakan: ................

„The method urges that the sentence, and not the word or letter, is the true unit in language, expressing whole thoughts which are the units in thinking. If the sentence is ithe natural unit in language, it is the na tu ra l unit in reading as in speaking.As the word is not the mere sum of letter-sounds ,£nd letternames, neither is the sentence merely a sequence of word sounds and word names. It has a distinctive total sound and appearance and meaning indicated plainly in theway it is spoken when its meaining is felt ................”Penjuisun methode global jang paling populer di Inggeris

adalah Edith Luke: „The Teaching of Reading by the Sentence Method” dan J. Hubert Jaggar: „The Sentence Method of Tea­ching Reading”, d i Belgia Prof. Ovide Decroly dan di Djerman teru tam a Kern, Malisch dan Wittmann.

THE SENTENCE METHOD KEMUDIAN DIKRITIK DI INGGRIS. P resis seperti lain2 aliran jang radikal, setelah mengalami

zaman keemasannja, mulai terasa keberatan2 orang tsrhadap sentence m ethod itu, dan mulai di Inggeris didiskusikan un tuk mentjani djalan tengah 14), malah banjak ja n g m engandjurkan supaja kembali kepad'a „words method

13) Tjontoh perbedaan antara: ,.bentuk visuii" atau tjara menuliskan ka*a- kata Inggeris dan ,,bentuk auditif" (pronou-iicia’tion) atau tjara melafalkan tulisan- tadi (tjontoh disertai tulisan phonetic menurut sistim Daniel

a) "Key" ■— "leaf” — "queen” — "tiec jang dilafalkan: [ki ■[h:f] — [kwi:n] — [tri :].

r») "fork" — "wall" — "horse’ — "board" jang dilafalkan [fe:k] —c) "house” — "cow” — "plough” jang dilafalkan ‘ [haus] — [kau] —

[we:l] — [he:s] ^ [be:rd].[plau].

d) "nose" — "goat" — "window” jang dilafalkan [nouz] ^ [ g o u t j —[windou].

J4) Dalam "Times Educational Supplement” tgl. 7 May ’54 karangan Hutejter Diack "First Steps in Reading” : "Phonics the key". Tgl. 14 M ay ’54 karangfin Frank W hitehead: "Rival Reading Methods" : Question ofTiming”.

251

Page 252: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Kritikan terhadap methode global ber-tubi2 dilontarkan orang, sehingga makin lama orang 'makin ragu2 akan keuntungan dasar2 ilmu djiwa global bilaimana didjalankan setjara konsek- wen dalam methode permulaah imembatja. Teori „analysing words” dirasa salah dan diketjamnja. Diantara achli pendidikan di Inggeris jang dengan keras sekali menentang sentence me­thod jaitu : J.C. Daniels, Frank Whitehead dan Hunter Diack.

Belum lama berselang d'alam madjalah „Education Today” bulan Djuli tahun 1958 hal. 22 — 23 ada ketjaman dari J.C. Daniels dan Hunter Diack jang diantaranja berbunji dem ikian:

Some Misconceptions in the Teaching of Reading (by J.C. Daniels and Huinter Diack).

Research ha’s shown, experimentally, two facts never expla­ined by the ’’whole-wortl theorists” ;

1. that even children taught to rely on ’\vhole-word” re­cognition find short, phonetically simple words like ’’map” easier to read! than long interesting words like ’’aeroplane” .

2 . tha t the ir commonest mistake is not to confuse words with the same general shape but of "partsaying and whole guessing” . Adults of course, do this, but as expe­rienced readers they are more accurate guessers of ■words from the context.

Another misconception arises when we speak of analysing ■words. There are, in fact, twc different processes of analysis going ou when children are learning to read : the visual analysis of the printed word1, and the aural analysis of the spoken word. Ju st as we cannot see printed words as imme­diate wholes, so V e cannot hear words as immediate wholes. To distinguish different words, we analyse each -i/ito its component phonemes. In reading, the visual and aural analytical processes are reciprocally united.^b e child who looks at the letters of a word, from left to rJi °'n Principle tha t the com'ponent letters stand for the sounds of spoken words made in a particular order, is using a visual analysis which will prove positively helpful, since it is in keeiping with the alphabetic principles of w ritten English.He is visually analysing printed words whilst a t the same fame aurally analysing spoken words.

/ at? ’ they are learning to ”see” with their ears and listen with their eyes. Suchs training is best done with

reading materials which are words in which sight-and sound are directly and consistently related.

252

Page 253: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

This whould prove.that ”bus” is a better and easier word for a reading prim er than ’’aeroplane”.The ’’sentence-metfood” theorists contend that "only gram­matically complete sentences have ’’meaning” and that chil­dren must therefore learn to read sentences before they learn to read words. If they do it, it is argued, they will never be able to read for meaning bu t will succeed only

, in „barking at print”.A carefully designed experimental comparison of the diffe­rent methods has indicated that the Phonic Words method works much beter than methods deriving from ”whole- words” theories. In spite of all the psychological jargon there has not yet been produced a practical, experimental justification of ’’modern” wholeword theories.

M ETHODE GLOBAL DITENTANG DI DJERMAN.Di Djerman kritik pertama dikeluarkan oleh para ahli pen-

did'ik jang bernliran ibmi djiwa struktur seperti. diuraikan oleh ahli ilm/u djiwa Dilthey dan Spranger, terutam a oleh penganut dari Oswald Kroh („Psyhologie des Gmndschulkindes”) jang menguraikan, bahwa tjara penglihatan global dan proses de-glo- balisasi pada anak3 itu tidak mungkin sama.

Anak2 dikoita seringkali telah mengenai beberapa huruf sebe- lumnja merfeka masuk sekolah rakjat. Anak2 sematjam itu peng- lihatannja tidak mungkin global sungguh2, karena telah ada ke- tjenderungan untuk menganalisa dengan segera, malahan mung­kin telah diapat mengena.1 kembali huruf2 jang telah diketahuinja sebelum masuk sekolah. Proses de-globaldsasi pada mereka ten­tu sadija berbeda dari pada jang lain.

Apakah adil auituk „me(njam?a-rata-kan” murid2 sematjam itu dengan anak2 jang lain ? Apalagi djika kita mengingat theori Spranger jang mengatakan bahwa sesungguhnja sifat atau ^type-djlwa” dari anak2 itu ber-matjam2 sifatmja, adalah sesuatu kekeliruan besar dari para penganut ilmu djiwa global untuk },meng'generalisasikan” semua anak2 itu.

Djuga para penganut ,,illmiu djiwa berfikir iri) terutam a dari aliran O. Selz („D}e Gezetze der produktiven und reproduktiven Geistestatigheit”) dan aliran J. Lindworsky („Methoden der Begriffsforschung”) berpendapat bahwa proses de-globalisasi itu bukan prases analitis jang berdjalan mekanis dan sama proses- n ja pada semua 'murid. Proses deglobalisasi itu adalah satu proses-fikiran jaiig dinamis dengan saitu tudjuan jang terten ­tu ; dalam proses-fikiran itu tiap2 individu aktif dan memberi15) Denkpsychologie (Bld.-Djcrm.) : The psychology of intellegence and W ill

(W yatt — Inggris).

253

Page 254: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

tjorak sendiri karena masing2 mempunjai kesanggupan sendiri, jang tidak dapat disamarataikan.

Kemudian ketersmgan ahli itoiu djiwa E.R. Jaensch 1C) jang mengatakan bahwa banjak sekali anak2 jang .bei’sifat eiditis. rnembakiin orang lebih ragu2 lagi akan keuntungan dasar2 ilmu djiwa global djika dilakukan setjara extrim dan konsekwen sungguh2 dalam peladjaran permulaan membatja.

Orang mulai lebih hati2 dan lebih kritiis dalam mendjalan- kan methode global itu. Ada penjusun methode membatja global jang tidak mau Icigi mulai dengan membenikan kalimat2 akan te-'•‘’P1 ......... ;••• dengan memberikan katas terlepas, hampir tidakada iiiibahnja dengan ,,Key-words-method”. Bukanlah kata- itu satu per satu dapat pula melaikiiskan kesatuan2 globalitet ? Apa­kah tulisan „R'p. 100” di-etalase2 atau tulisan nama orang pada papan-nama dimuka rumah, tidak merupakan satu unit Ganzheit puitP jang memipunjai art! dan isi jang sempurna sebagai satu Kesauian totaHtet ? Karena itu .mereka meninggalkan kalimat- (sentence) d'an kembali kepada kataa (words) se'bagai pangkal uncuK memberi peladjaran permulaan membatja. Perbedaan de- ngan ’’Key-rwords-method” model lama, letaknja pada sinthesa.

m5 - global sinthesa tidak mendapat perhatian. Beha­v e vf ’’ y '^^ds-m ethofd l” berdasarkan prinsip „iku;pas-rang'

]a n g didjalailkatl- set^ a

mi1 ,Di p ierman (Barat maupun Ti- ,,k P h i t para didaktisi merasa £keberatan-nja terhadap methode glo-

radikal itu, mereka mulaiS 5 5 1 . di alan tengah, m entjari kompromi dengan tjara-tjara iang '*d a rf n r’ M la i menjimpang *fang p 2 S-P_Pri nSip llmu d iwa Slobal it lah i ? konsekwen. Djum-[ah kata2, suku-kata* dan huruf* da-

tpgkatan peladjaran sa­ngat dibatasi dan ........... segera di-Iv?1?1 ? engan totihan* analisa chusus, tzdak lama setelah katas itu dikenal anak* setjara global; mereka tidak terus „ngotot menurut dasar ilmu- djiwa global setjara konsekwen de­ngan menunggu sampai kehendak untuk menganalisa kata2 itu tumbuh

*<*) "Die Eiditik utid die typologische Forschungmethode".

Halaman ketiga dari methode „ W ir lesen gem ” satu me­thode sinthesa huruf (klank- methode), jang sekarang ba- njak dipakai di Djerman Barat. Penerbitan tahun 1951.

254

Page 255: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dengan sendirinja pada anak2, jang m enurut Decroly akan datang sendiri setelah anak2 membatja setjpra global kl. 4 — 5 bulan lamanja. f

Achirnja ada ahli didaktik peladjaran membatja jang kem­bali kepada „Keywords-method” dengan sistim ,,analisa-sinthesa- huruf2”, malahan setelah perang Dunia ke-II ada jang kembali ke-„klankmethode}> jang sinthetis se-matas.

Diantara „phonic methods” jang sekarang masih banjak dipakai di Djerman (Barat atau Timur). — nota bene dinegara dimana aliran ilmu djiwa global itu dilahirkan dan dibesarkan adalah :

a. I'Methode : „Wir lesen gern>} karangan Heinrich Steul dan Max Goebel, satu methode sinthetis se-mata2, diterbitkan oleh Moritz DieSterweg Frankfurt a.M. dan Bonn.

b. Methode : „Lesen und Lernen” kar. Johannes Feuer, Robert Alt, dan Hans Baltzer, satu methode sinthetis se-mata2 jang mempergunakan huruf besar. Diterbitkan oleh „Volk und Wissen Volk-seigener Verlag” di Berlin.

M. M M A M IA LA IA IA

-U LI LO lO LI LO 0 .0 I I LA LA II LO II LA

Halaman kedua dari methode „Lesen und Lernen", satu methode sinthesa huruf Besar, Penerbitan tahun 1952, banjak dipakai di Djerman Timur.

Halaman kedua dari spelme- thode dengan huruf besar: .M e in e W elt" jang dian~ djurkan oleh Inspeksi sekolah rendah di Djerman Barat daerah pendudukan tentara Am erika dalam tahun 1949 (W iesbaden).

255

Page 256: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

c. Methode : „Meine W elt” kar. Prof. Dr. Leo Weismantel, di­terbitkan di Wiesbaden oleh. „Der Hessischen Lesebuch- stiftung” .•Para achli pendidikan di Djerman tentu sadja mempunjai

alasans jang kuat, sehingga mereka menznggalkan methode glo­bal, padahal negara Djerman itu tem pat kelahiran aliran Ilmu djiwa global.

DINEGARA BELANDA METHODE GLOBAL SESUDAH PERANG DUNIA II MULAI TERDESAK KEMBALI.

Djuga di Negara Belanda sesudah kira2 pada tahun 1935 orang keradjingan methodeglobal, mulailah timbul kritik dari kanan-kiri, sehingga sesudah perang dunia ke II makin banjak orang jang kembali. kepsda „word-method’\ Dalam buku „The Teaching of Reading” jang idisusun oleh Feliks Karniszewski dari Research Division International Bureau of Education dan diter­bitkan oleh kantor pusat Unesco di Paris mengenai ,,methods used for the teaching of reading in Holland” pada hal. 91 ditulis demikian :

,,They are two main, methods in use, the a n a ly t ic -s y n th e tic m e th o d a')' based upon a series of words which serve as a norm and the sentence-method 18). The form er always begins by studying the w riten letters and listening to the sounds. A t present the old methods 18) are still much in use, that ot the >,common words” being most frequently found.”

oom.90 (B

ecu.cc a

Halaman kedua dari methode kata-lemba- ga ■ ..Z ien en Z eg - gen” jang sekarang banjak dipakai di Sekolah-sekolah Ka- tholik di Negeri Belanda bagian Sc- latan. Penerbitan ke- 31 tahun 1950.

ootneefi-1

37) "Word-method” atau ’ method oi the normal words”.18) Dimaksudkan ’’analytic-synthetic method”.

256

Page 257: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Methode „analitis-sinthetis” jang sekarang masih banjak di­pakai di Negeri Belanda sesudah perang Dunia ke-II, diantaranja :a. Methode „Zien en Zeggen” kar B.C. Kloostermans. Methode

ini untuk pertama kali diterbitkan dalam tahun 1914. Sesu­dah orang agak reda dari pengaruh ilmu djiwa global, te r­utama sesudah perang Dunia -ke-II makin banjak dipakai di-sekolah2 Katholik dibagian Selatan, sehingga pada tahun 1950 mengalami pentjetakan jang ke-31.Methode „Lezen" kar. Daan Deken dan J.A. Pronk, dditer- bitkan oleh P. Noordhoff terutam a ibanjak dipakai dibagian Utara.Methode „Zeggen, schrijven, lezen” .kar. M.M. Schurink jang diterbitkan oleh Versluis. sesudah perang Dunia ke-II per­nah dipakai dibeberapa Sekolah Rendah berbahasa Belanda di Indonesia.

d. Methode „Ik lees aV’ kar. Jos M. Reynders dan N. Doumen.

b.

c.

aaoo aa aa - aa

aa aafaa aaf

Halaman kefiga dari methode analitis'sinthetis „Lezen’f kar. Daan D eken dan ].A. Pronk, diterbitkan sesudah perang dunia kedua oleh P. Noordhoff dan banjak dipakai dinegeri Belanda bagian utara Penerbitan ke~3 dalam tahun 1947.

oa aaf

oaf aaf

e. Methode : „Lezen Leren” kar. D. Wduters dan W.G. vd. Hulst. Disamping itu ada golongan jang memakai methode global, jang didjalankan setjara tidak konsekwen, d ian taran ja :

f. Methode global jang sangat lu n ak : „Echt lezen” kar. Ver- steeg, tidak melalui dengan kalimat, akan tetapi segera de­ngan kata* terlepas, terutama dipakai di sekolah2 Katholik.

g. Methode global: ,}L$zen in de eerste klas” kar. Anne de Vri­es en Wietse Craus mentjari djalan tengah djuga. Segera mulai dengan kata2 jang kemudian dirangkaikan 'mendjadi kalimat2 (dalam hal ini sesungguhnja bertentangan dengan prinsip de-globalisasi). Analisa huruf ditangguhkan sampai anak2 dapat membatja ber-puluh2 perlvataan. setjara global.

257

Page 258: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

\

li. Methode g lobal: „Zo leer ik lezen” kar. Jan van Breda dju- nientjari ko-mproini, dimulai dengan 24 kata2 terlepas jang

Halaman pertama dart methode glo- *bai „Lezen in de eerste klas", di­mulai dengan membatja kata2 „an" dan „moe" Penerbitan ke-5 tahun 1952.

m oe

Halaman ke- 1. an en moe*dua dari me­thode global m u e n a n"Lezen in de eerste klas”.Kata2 „ an ’ 2. HIO©„moe”, dan „en” dirang- SP1kaikan sehing­ga terbentuk OHkalimat2 jangsangat seder- 3 . a n e n m o e . hana.

moe en an,an en moe

harus dikenal dahulu oleh anak- setjara global, untuk ke­mudian kata2 itu di-rangkai2kan mendjadi kalimat2 (sesung­guhnja bertentangan pula d'engan dasar ilmu djiwa global).

een v a a s een tol

e en o o m e en sch a a r

e en b e e n e an bus

een k ar een vo e t

een w ip een tsei

Halaman pertama dari methode global „ Z o leer ik lezen”, dimulai dengan memperkenalkan 24 kata2 terlepas. Penerbitan ke-3 tahun 1951.

258

d e c a p d e rok

d e uil d o schQen

do b o o r d e (ei

d e kam d e kou*

d e pit do rijf

Halaman kedua dari methode global „Zo leer ik lezen’. Kata2 jang 24 matjam itu di- beri lidwoord „een” dan „de' untuk kemudian dirangkaikan mendjadi kalimat2 sederhana. »

Page 259: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

i. Methode g lobal: „Langs nieuioe wegen” kar. Schrijvers, agakkonsekwen dan .mulai dengan membatja kalimat2 setjaraglobal.

j. Methode global: „Van kindertaal tot moedertaal” kar. F.Evers, R. Kuitert dan I. vd. Velde, term asuk methode globaljang paling konsekwen.

KEBERATAN2 PARA ACHLI PENDIDIKAN DI INDONESIA TERHA- DAP METHODE GLOBAL.

Demikian djuga terdjadi di Indonesia. Setelah methode glo­bal dari Danckaerts — Adiwidjaja („Diadjar Matja” ) diadjalankan beberapa tahun di Djawa Barat, mulailah terdengar keluh-kesah para guru. Kritik pertama dikeluarkan oleh ahli bahasa Sunda Kats dalam tahun 1940, jang mengatakan bahwa sangat bodoh untuk meniru (mendjiplak) methode membatja bahasa Belanda, dengan samasekali tidak mengindahkan struktur bahasa Sunda land s^sungguhnja sangat berlainan sifatnja dari struktur bahasa Belanda. Pada waktu itu Kats 'mengatakan foahwa unsur bahasa Sunda sesungguhnja tmkan Tmmf akan tetapi suku kata (syllables) dan mengand'jurkan untuk menjusun methode jang sesuai dengan struktur hahasa Sunda, dengan mempergunakan suku kata se- bagai unsur. Kats mengandjurkan suatu methode „analisa-sin- thesa suku-kata”. Pendapat Kats pada waktu itu mendapat sam* butan hangat dari A.J.A. Hoffmeyer jang mempunjai f>taalacte Basa Sunda”, ketika itu Kepala Schakelsohool Tasikmalaja dan sesudah perang Dunia ke-II mendjadi anggota komisi katalogus dari Dept. O.K. & W.

Terlepas dari kritik tadjam dari Kats tersebut tadi, setelah dalam tahun 1940 diadakan perdebatan sengit dengan InspekturS.R. B. Kranen, jang mengandjurkan methode global dari Dan- ckaerts-Adiwidjaja, disusunlah oleh Oejeng S. Gana (pada waktu itu Guru H.I.S. VolksonderwijsLdi Bandung) untuk Dept. 0 & E satu naskah : „Kritiek op de gfobaalleesmethode van Danckaerts cs”.

Naskah kritikan itu kemudian dalam tahun 1948/1949 atas permintaan Kem. Pendidikan & Agama Negara Pasundan disusun kembali dan diadjukan kepada Kem. Pendidikan dan Agama Negara Pasundan dan Dept. 0 K. & W di Djakarta.

Kesukaran2 jang dikemukakan oleh para guru jang mem­pergunakan global-methode „Danckaerts-Adiwidjaja” jaitua.‘ Anak2 bukan membatja dengan kejakinan, akan tetapi se­

sungguhnja menerka apa jang dilihatnja.b. Oleh karena kats2 jang harus dibatja terlalu sering diulangi.

perhatian anak2 lekas surut. (Dalam djilid I ,,Diadjar Matja”

259

Page 260: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

1 perkataan „m atja” ditulis 25 X, „boekoe” 37 X, J e u ” 36 X, dan „monjet” 45 X).

c. Kata2 jang harus di-„fixeer” terlampau sukar 10). Dalara halam an kesatu Diadjar Matja djilid I terdapat kalimat2 :

noe leu jojo iuoe ieu didi noe ieu wiwi noe ieu apa noe ieu emana.

Dalam halaman pertama i-tu diadjarkan dengan sekaligus tidak kurang dari 11 suku-kata baru, Ja itu : noe, i, eu, jo , di, wi, a, pa, e, via, dan na.Kemudian pada halaman kedua — tanpa diberi kesempatan untuk toerlatih dulu unjtuk smengulangi membatja kata2 pada halaman pertama tadi — sekaligus diberikan 13 (tigabelas) suku-kata baru.

d. Kesukaran2 dalam batjaan tidak disusun setjara sistimatis. Dalam kalimat pertama : „noe ieu jojo” terdapat dua ke­sukaran jang sangat berat untuk anak2 jang mulai beladjar membatja. Dalam kaita „ieu” terdengar suara assimilasi hu­ru f konsonan „j”, padahal huruf „ j” itu tidak ditulis. Kemu- dian disusul dengan kata jojo dimana huruf ,,j” itu dilafal- kan dan ........... . _ ditulis pula.Pada halaman kedua disusul dengan ka lim at: „jojo boga m onjet”, dimana pada kata „monjet” terdapat huruf ,,3” ]ang tidak dilafalkan sebagai ,,3” . Kesukaran2 jang bertim- bun-timbun tidak berketentuan iitu sangat menjukarkan murid jang baru beladjar membatja. Dalam lain2 methode huruf „dj” , „nj”, „ng” dan „tj” itu biasanja diadjarkan paling achir, setelah anak2 mengenal masing2 huruf itu de­ngan lantjar.

®ukar untuk guruOjang harus mengadjarkannja,- ^ ] adjar Matja” dan »®eladjar Membatja” ituplnhaf sunSSuh disusun m enurut dasar2 didaktik ilmu djiwa diaran h p r n ^ ^ ? mc/ ^ dc 3an9 termahal dengan alat2 pela-

knipkartons’’ sst°1? ei1”’ -Jeeskaarten”, „wandplaten”,tn Z n n ^ *SJ>- “ Perti telah diuraikan diatas. Dan ...............S w f c ™ ^ aS methode 9lobal itu tidak dapat di-

s s s B S K s r s ." -* d-s"h*39) m6th° de llBclaidjar Membatja” hal. 1 dan 2, malahan lebih

260

Page 261: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

^ o wa e » o u

Q l bola bo laba be bi bo bula le li lo lu

bo la be ba ba la ,bo le be be be labo lo be bi bu lebo a be bo bu liboi be fceq, bai le

a ba a lo e lo c le e lacu i a ao bai le

Halaman ketiga dari buku methode kupas- rangkai suku kata jang dipakai dirtegara Brazilia (Amerika Selatan). D ikutip dari buku: ..The teaching of reading and wri­ting" pcnerbitan Unesco tahun 1956.

5 THE SYLLABIC'METHOD.Methode „suku-kata” ini sesungguhnja lebih dahulu diper-

gunakan orang daripada methode global. Di-negara- berbahasa Spanjol dan Portugis, demikian pula dibeberapa bagian dari Afrika jang bahasanja berunsur suku-kata, methode „kupas- rangkai suku-kata” itu sudah lama didjalankan. Demikian djuga dalam mengadjar membatja huruf Latin di Djepang. 20)

Jang penting sekali adalah keterangan Prof. Dr. Frank, C. Laubach jang banjak pengalamannja dalam pemberantasan buta huruf diberbagai negara di Afrika, Asia dan dibeberapa kepu- lauan di Samudera Teduh. Beliau menjatakan dalam bukunja

20) Dalam buku : "The Teaching of Reading and Writing” karangan WilliamS. Gray, penerbitan UNESCO pada hal. 81 tertulis demikian:"The sylla-bic method differs from other syntethic method in that the key units used in teaching reading are syllabic units. As syllables are introduced and learned, they are combined to form words and sentences. The used of syllables is preferred to that of letters because, as practically all phone­ticians agree many consonants can be pronounced accurately only in com­bination with vowels. The method is admirably suited to Spanish and Portuguese, certain vernacular languagues of simple Syllabic structure. It’s basic principles apply "also to the teaching of syllabaries as in Japanese".

261

Page 262: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

^Teaching the World to Read” bahwa sebagian 'besar dari bahasa2 di Asia dan Polinesia terbentuk dari unsur suku-kata, seperti bahasa Djepang (ingat Katakana dan Hiragana), Swahili, Thamil, Tagaloc, Samoa, Hawaii, dsb. Demikian pula — m enurut FrankC. Laubach tadi, ketika beliau berkun'djung ke Indonesia — se- mua bahasa2 di Indonesia sesungguhnja berunsur suku kata.

Oleh karena itu — demikian Frank C. Laubach — methode peladjaran membatja jang paling tjotjok untuk Indonesia adalah methode „kupas-rangkai suku-kata”.

Halaman ketiga dan keempat dari methode buku methode kupas rangkai suku kata jang dipakai dinegara Chili (Am erika

a an) (arado _ badjak). Diambil dari buku „The teaching o t reading and w r itin g p e n e rb ita n Unesco tahun 1956.

Sesungguhnja sebelum kita mengenal uraian Frank C. Lau- rvfilo v .pada zaman penduidukan Djepang, kita telah mulai dinatol 2 emu a methode membatja jang sampai waktu itumL , „ In(3on^sia sep e rti: „spelmethode” , „normaalwoordeu-

nglobaalmethode” semuanja adalah tiruan se- rinhknn aT+ T f Betonda, dengan samasekali tidak mengin-

, ,s ^ tur bahasa kita sendiri( jang terbentuk dari unsur suku-kata M ungkm ' terpengaruh oleh huruf Katakana dan Hira­gana, mulailah orang sadar-bahwa semua huruf» asli di Indo-

esia (Bah, Djawa, Sunda, Batak, Bugis, Rentjong, Palawa, dsb.) sesungguhnja melukiskan suku-kata.

262

Page 263: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

ma mamama

ca sacasa

ama ma mama'

a ma ^amasa

© ma sa masa

ma ma mama

13 a ma l l a m a

aa

pa pa P a p a

Halaman kztiga dan methode kupas rangkai suku kata jang dipakai dincgara Equador (Am erika Selatan).

t0

<d u I d u I

Diambil dari buku pedoman methode kupas rangkai suku kata „Seneng M atja”. dalam bahasa Djawa. Karangan W . Pocdjosoebroto dan Oejcng S . Gana,

Para ahli dizaman purba tentu tidak begitu sadja, akan te- tapi bersandar pada alasan2 jang kuat sekali, mengambil suku- kata sebagai „ h u ru f\

Djika bangsa Indonesia sungguh2 bermaksud, untuk meng- hi'angkan tjara berfikir seperti Belanda, sungguh- berkehendak uncuk menghilangkan pengaruh2 Belanda, dalam soal peladjaran membatja kita terlebih dahulu harus berani menjadari benar2 bahwa bahasa* Indonesia itu terbentuk dari unsur suku-kata................dun tidak seperti bahasa Belanda terbentuk dari unsurhuruf. Djika kejakinan itu telah ada, dengan sendirinja akan timbul kesadaran bahwa „spelmethode” , normaalwoordenmetho- de” dan „globaalmethode”, jang semuanja mempergunakan hu­ruf sebagai unsur*. adalah tiruan (djiplakan) se-mata- dari tjara

\

263

Page 264: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

j_ I . PIUBUf Lfctlrt _________ J

| & . t I ' H ^ - i - . ' l ^ . - " - - t X l ^ l ”. T * r , T % *: * i * $ 5 ? - " T - ' T u f o ' ^ j

[ i . n u a u f to j iw a ]

IH^f 1 .S - J T?0I » ___________ 3 . t iu R y f Bail

l I-rP \ ^ 'FT ^V-hunuf R£fltjOn6

^^^B 5 S n E E 3 ^S ^E ^E ^^2 ?H ^E M ri: E E i^ :iSJ^.i?LT^O^E3____________ s - h o n u f B W .a k i -

ffT4 ^ £&-. l ^ L T £- >is]:Ll£) u ■ rrl „:!-'I, a.hUBUf 6UC.IS (makASAQ) r

~ •—. _ . . . _____________ 7 . h u a u f JlSOo^ m z r jz & r >

Bermafjam-matjam huruf jang terdapat di Indonesia, dikutip dari buku sedjarah „Zam an dahulu, sekarang dan jang akan datang’’, penecbitan Ganaco.

berfikir seperti Belanda jang tidak dapat dipertanggung-djawab- kan. Dengan timbulnja kejaikinan bahwa unsur bahasa2 di In­donesia itu sesimgguhrija suku-kata, kita akan dapat memahami apa sebabnja satu2nja djalan untuk membentuk kata2 baru jang sesuai dengan struktur bahasa kita adalah djalan „kupas rangkai suku kata”; seperti pembentukan- kata baru „Kempen” (JTementerian Penerangan), ,,Munas” (Musjawarah Nasional), „Pen-Mas” (Pendidlkan Masjarakat) dsb.

Dimasa pendudukan Djepang oleh Kantor Pengadjaran di J -arta disusun]ah. satu method'e ,}kupas-rangkai suku-kata” a am bahasa Sunda jang diberi nama methode „Matja Mungga-* Qtl * \

,Sa ari^ sekali nama -para penjusun methode itu tidak ditulis 2d? -1ang memberi keterangan bahwa dalam dewan

dan Soemapradjcfna^32 ^ SeperU: AdiwidjajaIsinja seperti b e riku t:

Hal. 3 : boe-koe sa.ha i-eu?boe-koe ti-ni

Hal. 4 : i_eu boe-koe sa-ha ? boe-koe to-ha

Hal. 5 . hingga serta hal. 10 diisi penuh d e n g a n latihanS kupas- rangai suku-kata, seperti: i-®u, to-ha, sa-ha, ti-ni, boe-koe

a-to, i-sa, i-ti, sa-mi i-to, to.to, i-ti, ti-ni, i-rai, ni-ni' dsb.

Baru dalam hal. 11 diberikan lagi peladjaran membatja be- le ra p a suku-kata baru. /264

Page 265: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Apa jang mulai dirasakan orang dizaman pendudukan Dje­pang sesungguhnja benar. Bahasa2 di Indonesia memang ter­bentuk dari unsur suku-kata.

Lihatlah misalnja pada sifat2 bahasa D jaw a! 21)a. Kata-asal dalam bahasa Djawa kebanjakan bersuku dua.

Diantara kata- asal bersuku dua itu terdapat kata pokok bersuku satu, jang merupakan „akar kata” (dalam bahasa Djawa „tembung wod”) jang mempunjai arti jang tertentu s e p e rti: „ku” dalam : „ka-7cu", „pa-ku”, „ku-ku” ; J in g ” dalam : „gu-ling”, „ngg iling”, „n&goling” ; „ket” dalam : „piket”, „kraket”, „ru?cet”, dsl.

b. Dalam pembentukan kata2, tidaklah dilakukan dengan me- nambah huruf melainkan dengan menambah suku-kata, se­perti dari: „djupuk” djadi: „dafc-djupuk”, „fco-djupuk”, „di-djupuk”, „?ca-djupuk”, „djupuke?i”, „andjupuk” dsl. (Bandingkanlah dengan : one table — two tables, I come__ He comes, dsb. penambahan dengan huruf „s” dalambahasa Inggeris).

c. Membentuk kata2 baru jang asalnja dari bahasa Asing jang bersuku-kata satu dilakukan dengan menambah suku-kata, m isaln ja :

„vork” mendjadi })porok”„boek” mendjadi „huku”,,balk” mendjadi „ba lok”, dsl.

bu

i kiDikutip dari buku pedoman methode kupas-rangkai suku-kata „Seneng M atja" dalam bahasa D jawa karangan W . Pocdjosubroto dan Oejeng S . Gana.

Unsur suku-kata itu sedemikian rupa pentingnja dalam se- gala matjam permainan, teka-teki anak2 dan usaha untuk mem­bentuk kata2 baru, suku-katalah jang mendjadi unsur jang di-

21) Keterangan tertulis dibawah diambil dari buku Pedoman petundjuk methode pernvulaan membatja „Seneng Matja” karangan W . Poedjosoe'broto dan Oejeng S. Gana.

265

Page 266: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

b.

kupas-rangkaikan, m isalnja: a. pada teka-teki anak2:

D jaw a: Manuk glatik endase telu = manuk glatik endase dibuteZ wulu.Dalang jen mati ora dipikul = kadaZ walang jen mati ora dipikul.

Sunda : Reumgongna, dasteungna, djangtutna = beureum tonggongna, bo das heuteungna, pan djang buntwtna = upih.Blag-tjing-po = panto ngageblag utjing nempo.

Pada permainan anak2 :Djawa: Sesuk aku tuku te-bu, ajo bu bung-kil.katjang, ajo

tjang tjangkir t ju bung, ajo bung bungko dele, ajo le, dsl.Ajang-ajang-gung, gung gung goongna ra-me, me m enak Ki Mas Ta-nu, nu nu djadi wada-na, na dsl. du-bang = idu a bang gi'tel = l egi ken tel de-Uk = gede tjiZiJc bu-rok = bairn make erok mis-ro = amis ti djero mis-beh = amis kabeh.

Sunda :

D jawa:

Sunda

+ i

CV

I ;

d e + 5

- - • ^ "I-...... \ + >. . . + . . . .

D ikutip dari r f o d e kupas-rangkai suku-kata dalam bahasa Indonesia „Gem- • bira M embatja karangan A .H . Harahap dan Oejeng S. Gana,

266

Page 267: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Indonesia: Pen-mas = Pendidikan m asjarakat Mu-nas = Mwsjawarah ncsional Kem-yen = Kementerian Percerangan.

Mengingat pentingnja suku-ksta sebagai unsur kata- dalam bahasa-bahasa di Indonesia, mungkin ditambah oleh pengaruh uraian Frank C. Laubach dalam bukunja „Teaching the World to Read”, hampir semua methode jang disusun sesudah perang untuk keperluan P.B.H. adalah methode „kupas-rangkai suku-kata” (syllabic method). . , 0

Demikian pula methode pengadjaran membatja untuk be- kolah Rendah jang disetudjui oleh Kom, Naskah & Madjallah Kem. P.P.K. adalah methode kupas-rangkai suku-kata, dalambahasa Indonesia methode „Gembira Membatja” kar. A.H. Ha- rahap dan Oejeng S. Gana, d'alam bahasa Sunda methode „Resep Matja” kar. Oejeng S. Gana dan dalam bahasa Djawa methode „Seneng Matja” kar. W. Poedjosoebroto dan Oejeng S. Gana. Untuk bahasa Madura disusun methode J n a so Tono” oleh R.A. Djojo'tiegoro.

bi-na-tang a-pa i-ni ?

b + ^

su-ka a-kan ma-du.

. . . 4 ? + + >

se-per-ti ku-tjing.

+ Jbtr . . .

bu-as se-ka-li.

, . . m e h + . . u r

tan-duk-nja ber-tja-bsng.

Diambil dari methode kupas-rangkai suku-kata „Gembira M embatja’', Karangan A.H. Harahap dan Oejeng S . Uana.

Selainnja methode2 tersebut diatas M. Rasjid djuga telah menjusun methode kupas-rangkai suku-kata dalam bahasa Indo­nesia, methode „Kitab si Asa” jang diterbitkan oleh Wolters.

Oleh karena methode kupas-rangkai suku-kata itu sesuai

267

Page 268: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

a la a a

ha cha ha f i a

ma no ma mxx

sa po sa y'yctza pato za

------------------ —rHalaman pectama dari methode kupas-rangkai suku-kata jang dipakai dincgara Equador (Am erika Selatan). Diambil dari buku: ..The teaching of reading

and writing" penerbit Unesco th. 1956.

benar dengan struktur bahasa2 di Indonesia, tentu sadja djalan- nja methode djuga mudah sekali untuk dilakukan oleh semua uwrw di Sekolah Dasar oleh guru jang berwewenang maupun ° n S uru i°nQ tidak herpendidikan. Bagaimana kebaikarmja sy labic method untuk bahasa2 berunsur suku-kata, dinjatakan oien George W. Cowan, Summer Institute of Linguistics Mexican •branch, setjara demikian :

,,It presents a logical arrangement of material” „It provi­des a method for attacking new word's” „lt is easy to teach; th^ advanced pupils can teach the othersof t L language” ^ prepared with a minimum knowledge

inT^er-fTn +-r e i C°UrSe 0f basic instruction can be included relatively small amount of material”.Ll,nUCaaf f i r ^ St - f 638 Where syllabic metllod are used

^ ^ J ? } \ IS ad m irab ly adapted to the logical, , n s. 0 adult mind. As soon as a prescribed mode

of learning anew syllable has been aquired, the adult is ableto learn other new syllables with a minimum of guidance

y means of carefully prepared, selfteaching exercises”

268

Page 269: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

K i swah i 1 i Lecon I

Peladjaran pertama dari „The each one teach one methodH karangan Prof. Dr. Frank C. Laubach dalam Bahasa Swahili (A frika) dengan sistim kupas-

rangkai suku kata. Penerbit tahun 1951.

Djika mengingat keterangan2 diatas, pantas Dr. Frank C. Laubach berani menjusun „The each one each one method” mi- sain j a dalam bahasa Swahili (Afrika) berdasarkan prinsip kupas- rangkai suku-kata, jang dalam praktek mudah sekali mengadjar- kannja, meskipun dilakukan oleh guru P.B.H. jang samasekali tidak berwewenang dan sekedar diberi petundjuk darurat sadja.

Berlainan sekali dengan methode global a la Adiwidjaja — Danckaerts dengan alat2nja jang serba mahal dan hanja dapat dilakukan oleh pendidik jang betul* ahli, oleh guru jang sungguhs berwewenang.

269

Page 270: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

MEROMBAK TJARA BERFIKIR SEPERTI BELANDA DALAM MENJUSUN METHODE MENULIS.

I. DARI ZAMAN KOMPENI SAMPAI PENDUDUKANDJEPANG.

(Sedikit tentang sedjarah pengadjaran menulis di Indonesia)

Mula2 dalam abad ke 18 — 19, orang di Indonesia sangat mempntingkan keindahan tulisan. Para penulis indah (calligrap­hers) melukis tiap2 huruf dengan .tjara jang sangat tjerm at dan teliti sekali. Bentuk2 huruf dibuat se-indah2nja dengan matjam2 hiasan jang bentuknja sering ber-ikal2 dan adakalanja berlekuk2. Tulisan itu sangat bagusnja sehingga banjak orang menjangka tulisan itu adalah hasil mesin tjetak.

Gambac 1.Hasil seni kaligcapi (^calligraphy"),

Memang didjaman Kompeni banjak waktu orang untuk m engerdjakan demikian, dan !,calligraphy,, termasuk suatu bentuk kebudajaan jang dibanggakan orang.

270

Page 271: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Dengan didirikannja sekolah- Guru (Kweekschool dan ‘Nor- maalschool) ber-angsur- masuklah pengaruh methodik peng- adjaran menulis Belanda ke Indonesia, dimulai dengan methode

Van ’t Hoff” dengan bentuk huruf jang dihiasi dengan ma- tjam 2 hiasan berikal terutama pada huruf- besar. Kemudian datanglah sistim „Hoogenboom en Moerman” dengan methode jang diberi nama „tulisan berdjalan”. *) ,

para Tuan- Inspektur, Penilik Kepala S.D., Penilik S.D.* atau Directur- serta para Guru S.P.O. jang dulu pernah berseko-

Cambar 3.Bentuk huruf* besar dibuat scindah-indahnja dengan hiasan* berikal.

di Kweekschool atau Normaalschool mungkin masih ingat ben­tuk2 huruf methode Hoogenboom en Moerman itu. Methode

i) methode „tulisan berdjalan” = lopend schrift methode (Bid.).

271

Page 272: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

ini sangat mementingkan soal „tipis-tebar’ dalam tulisan. Pa­ling achir, sebelum Djepang mendarat, tersebar methode No- yons en Klasens”, jang sampai sekarang masih terlihat penga- ruhnja pada ifculisan orang di Indonesia. Noyons en Klasens telah berusaha untuk menjederhanakan bentuk huruf dengan tidak meninggalkan sjarat „tipis4ebal” dalam tulisan. Alat untuk m& nulis jang diandjurkan dan memang paling banjak dipakai orang pada waktu itu adalah pena „kroon” dan pena „hindu”, jang sangat runtjing dan sangat lunak, sehingga tjotjok sekali untuk tulisan jang ^tipis-tebal”. Pulpen belum banjak jang pu- nja, „ball-point” samasekali belum ada, sedang menulis dengan potlot dianggap kurang sopan.

_ Gambar 4 a.Bentuk huruf besar jang ditulis tipis 'teba t ' dan betikah

Methode „Noyons en Klasens” masih tergolong methode „tulisan berdjalan” U opend schrift”).

M enurut sistim „tulisan berdjalan” , tulisan itu tidak boleh er-putus2, selama menulis tangan tidak boleh diangkat dan ha­

rus tu ru t bergeser sedjalan dengan djalannja tulisan, sedang tangan menekan pa.da kertas hanja pada udjung kelingking sa-

]a. Tulisan miring sampai kl. 75°, sedang kertas harus diletak- kan menjerong kl. 30°.

Gambar 4 b.T ipis tebal mulai kurang diperhatikan. Hiusan berikal masih dipcrgunakan.

(..Classical English penm anship').

272

Page 273: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Pada zaman itu pengadjaran menulis sangat diutamakan. Disemua sekolah rendah, sekolah Desa, Sekolah Kelas II (2e Klasse atau Vervolg-School), H.I.S. dan Schakelschool tulisan murid sangat diperhatikan orang. Kalau datang Inspektur atau Penilik Sekolah memeriksa sekolah, sudah pasti buku2 tulisan murid akan diperiksanja dengan tjerm at sekali. Dengan melihat tulisan murid, mereka akan dapat mengukur keradjinan dan ketelitian gurunja, kewibawaan dan keberesan organisasi ke- pala sekolahnja. Memang, tidak salah bilamana orang berang- gapan, bahw a:

„buku tulisan murid merupakan tjermin jang melukiskan keradjinan, ketelitian serta kepribadian gurunja Kemudian datang „Saudara Tua”, jang se-hari2 menulis

dengan huruf Kandji, Katakana atau Hiragana.Tulisan mereka dengan huruf

Latin, djika mereka pandai me- nulisnja, umumnja sangat djelek. Tulisan buruk dari orang Djepang pada waktu itu sangat mempenga-' ruhi pengadjaran menulis dinega- ra kita. Keberesan tulisan kurang diperhatikan orang, malah banjak orang jang sesungguhnja beres dan bagus tulisannja waktu itu senga- dja meniru tulisan Latin tulisan „Saudara Tua” jang buruk itu. Tulisan anak2 selama 3 tahun pen- dudukan Djepang, kelihatan sa­ngat mundur. Keadaan bertambah buruk lagi dengan berkobarnja re-

volusi, jang djuga sangat buruk pengaruhnja pada tulisan anak2. Demikianlah warisan jang diterima oleh pemerintah Republik Indonesia jang 'harus melandjutkan pendidikan dan pengadjar­an anak2.

Cambar 5.Pena kroon" (atas) dan pcna„hindu" dengan udjung jang runtjing dan sangat lunak, tjotjok sekali untuk tulisan jang tipis tebal.

II. PERKEMBANGAN PENGADJARAN MENULIS DI LUARNEGERI.

Agar dapat mempertimbangkan apa jang harus kita laku- kan untuk memperbaiki pengadjaran menulis di S.D., baiklah kita melihat usaha2 orang di Luar Negeri.

Oleh ..International Bureau of Education” (Biro Pendidik­an Internasional) salah satu bagian dari organisasi Unesco) di

273

«

Page 274: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Gambar 6.'Tjara menulis menurut methode „Noyons <S Klasens” : tangan harus turut bergeser dengan djalannja tulisan dan menekan pada kertas hanja pada udju^d

kelingking sadja.

Geneva sesudah perang Dunia II pernah dikumpulkan bahan dan keterangan dari ber-puluh- negara .tentang pengadjaran menulis. Keterangan jang dikumpulkan terutama mengenai per- soalan- diantaranja seperti tertulis dibawah in i :

a- Disekolah apa dan dikelas berapa peladjaran menulis di-berikan ? Berapa tahun rata2 umur murid di-kelas2 itu ?

b- Berapa djam peladjaran chusus untuk latihan kemahiran menulis disediakan di-tiap2 kelas setiap minggu ?

c- Apakah peladjaran menulis itu diberikan bersamaan de­ngan peladjaran membatja, atau tidak ? Apa alasannja ?Apakah menurut rentjana peladjaran kepada murid harus diberikan latihan2 permulaan sebelum anak itu mulai be­ladjar menulis ?

e- Apakah menurut rentjana peladjaran kepada murid itu di- haruskan mengadjarkan bentuk2 huruf jang tertentu ? Ba- gaimana bentuk huruf2 itu, apakah ditulis ter-pisah2 atau- kah berangkaian dan apa alasan2nja ?

f- Apakah menurut rentjana peladjaran memberi peladjaran itu diharuskan menurut sesuatu methode jang tertentu ? Methode mana ?

g- Sebutkan semua alat2 jang dipakai dalam pengadjaran me­nulis untuk tiap2 tingkat.

274

Page 275: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

h. Bilam ana m urid sudah pandai menulis, apakah m asih te ru s diberikan pelad jaran m enulis (misalnja dengan m aksud un tuk m em pertinggi m utu keberesan dan keindahan tu lis­an murid). A pakah diberikan angka untuk tu lisan m urid da­lam la in2 peladjaran ?

i. A pakah (didaktik dan methodik) peladjaran m enulis itu term asuk ren tjana peladjaran pada pendidikan2 G uru ?D jum lah negara jang m engirim kan uraian disertai tjon toh2

m ethode serta bukti hasil tu lisan m urid2 S.D. di-negara2 itu ada 48, ja itu : Afghanistan, Albania, Argentinia, A ustralia, A ustria, Belgia, Bolivia, Brazilia, Canada, Chili, Tiongkok-Nasionalis, Columbia, Cuba, Tjekoslowakia, Denmark, Republik Dominica, Equador, Finlandia, Perantjis, Junani, Guatemala, Haiti, N egara Belanda, Honduras, Hongaria, India, Iran, Irlandia, Italia, Liba- non, Luxem burg, Nicaragua, New Zealand, Norwegia, Panam a, Peru, Portugal, Rumania, Salvador, Swedia, Swis, Syria, Turki, Afrika-Selatan, Inggeris dan U.S.A. (Amerika Serikat). Indone­sia, jang pada waktu itu masih dalam kantjah revolusi kemer- dekaan tidak tu ru t mengirimkan sesuatu apa.

Bahan- disusun m endjadi huku },The Teaching o f Hand­writing” oleh Rachel Gambert, sekretaris djenderal Biro P en ­didikan Internasional dan untuk pertam a kali d iterbitkan tahun tahun 1948. Kem udian disusul oleh buku „The Teaching of Reading and W riting” karangan W illiam S. Gray jang untuk pertam a kali d iterbitkan oleh K antor Pusat Unesco di Paris dalam tahun 1956.

"Bahan2 itu, lengkap dengan tjontoh methode dan bukti ha­sil tulisan m urid dari 48 negara te rseb u t tadi, disimpan dalam m useum Biro Pendidikan Internasional di Geneva.

Setiap waktu bahan2 itu dapat diperiksa oleh para ahli pendidikan jang berm inat. Adakalanja dipam erkan diruangan pam eran Biro tersebut, m isalnja dalam „Summer-season” tahun ’53, atau dipindjam kan ke la in2 Negeri jang m em erlukan bahan2 jang telah terkum pul itu, untuk keperluan pam eran pendidikan, m isalnja dalam tahun 1952 dipam erkan di „Schoolmuseum” Prinsengracht Am sterdam (Holland).

Bilam ana laporan2 dan methode2 dari ber-puluh2 negara2 itu kita bandingkan, selain perbedaan karena pengaruh2 setem- pat dalam perkem bangan peladjaran menulis itu, tam pak djuga faktor3 dan unsur2 jang sama sifatnja, m ungkin disebabkan oleh gedjala jang sama. Selain dari itu tam pak djuga bahwa perkem ­bangan pendidikan — dalam hal ini chusus mengenai perkem-

275

Page 276: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

bangan peladjaran menulis — di-negara2 itu sering pengaruh- mempengaruhi apalagi antara negara2 jang berdekatan dan sangat intensif hubungan kebudajaannja, seperti: Negeri Be­landa dengan *Inggeris, Djerman-Barat, Belgia, Perantjis dan Negara2 Skandinavia (Denmark, Norwegia, Finlandia dan Swe- dia). Oleh karena itu sebagai tjontoh guna mengambil bahan2 perbandingan kita tjukup meneropong perkembangan di Benua Eropah sadja. Bagi kita paling mudah mengambil Eropah-Ba- rat, karena kita telah mengenal sistim2 pendidikan dan peng- adjarannja dari dekat 2) dan sampai sekarang masih ada hu- bungannja dengan kita sebab di Indonesia sampai tahun 1957 masih banjak sekolah2 ^concordant” 3), sekolah2 „Zending” dan ;,Katholiek” jang dulu dipimpin oleh bangsa Eropah sebagian besar bangsa Belanda.

Sesudah methode „Noyons en Klasens” dengan methode „tulisan berdjalan”nja, timbul usaha2 untuk menjederhanakan peladjaran menulis. Usaha pertama sangat dipengaruhi oleh hasil2 pendidikan di Inggeris 4) jang mulai memasukkan metho­de „huruf balok” 5) dalam peladjaran menulis di S.D. Mulailah di lain2 Negara di Eropah Barat diadjarkan methode huruf ba­lok. G).

Een__bienlje _._.oF__een__gulden...Heb.._ik_ -nog.--._nooit__ geh.ad._Elen...-.sbuiverhje__van__nikkel._Dah_ —is— m yn__taeele__ sch at__

Gambar 7.H uruf balok jang dipakai dinegeri Belanda.

) Sekolah^ dizaman kolonial Belanda, sekolah partikelir di Medan jang dipenganihi sistim Inggeris, sekolah Zendin^ Sekolah Katholik dsb.

) Coacordante School = sekola-h jang disamakan rentjana peladjarannjadengan sekolah2 di Negeri Belanda.

) M ula- \V . Morris, kemudian pionir dari methode ,,manuscriot-writing" ^ ~ ting (huruf balok) jang paling temama jaitu Edward

c) manuscript-writing = script = print-writing — blokschrift — huruf balok atau tulisan balok.

6)' diantaranja di Negeri Belanda methode huruf balok dari :,,Bakum en Shaly dan methode menulis termasuk seri Vein Kindertaaltot Moedertaal karangan „Evers, ' Kuitert en vd. Velde” ;

276

Page 277: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Beberapa tahun sebelum perang Dunia II methode huruf balok itu pernah djuga masuk ke Indonesia dan ditjoba diadjar- kan dibeberapa sekolah, diantaranja kira2 dalam tahun 1937 pernah diitjoba di H.I.K. Bandung d2n di Sekolah Latihannja.

Le coucou voleGambac 8.

H uruf balok jang dipakai dinegeri Swis,

Sampai tahun 1957 methode „huruf balok” dipakai di In­donesia di Sekolah Internasional di Djakarta, dan dibeberapa sekolah2 kongkordan di Djakarta, Bandung dan Surabaja, biasa- n ja hanja dikelas pertama sadja untuk kemudian dikelas dua diganti dengan tulisan lain.

Q e o u / e c/es. o r A r e s g / o f e s

f — r o s e , m o r ^ u e r / Z e , //'/os,p r / r p e K e r e , c o ^ u e / c o / , — e s t

u n e r~t-i&s~v&i/Je. A<~jc*~*n H o m m e n e id jdgljI f o / r e o t/5 ‘5’/ b e .//e <?<-/'€>//& f ' e s /

Gambar 9.H uruf balok kursif jang dipakai dinegeri Swis.

Djuga dalam usaha Pemberantasan Buta Huruf di Indo­nesia pernah diberikan methode menulis huruf balok sesuai dengan andjuran Prof. Dr. Frank C. Laubach jang memimpin P.B.H. diberbagai Negara di Asia dan Afrika, dalam bukunja /Teaching the World to Read”.

Berlainan sekali dengan methode ,/tulisan berdjalan”, da­lam methode huruf balok ini, tiap2 huruf bentuknja lebih me- njerupai huruf- tjetak dan ditulis terpisah satu per satu, tidak dirangkaikan dengan huruf jang lain. Bentuk huruf hampir se- rupa dengan huruf tjetak model: Gill, Nobel atau Spartan. Di \ Negeri Belanda demikian djuga di Indonesia, methode huruf balok itu tidak mendapat perhatian masjarakat, meskipun da­lam Pemberantasan Buta Huruf pernah diandjurkan supaja di- adjarkan menulis huruf balok. Keberatan orang terhadap me­thode „huruf balok” itu d ian taranja:a. karena huruf2 itu „dilukis” satu per satu, orang tidak da­

pat menulis tjepat.

277

Page 278: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

b. oleK mereka jang biasa melihat tulisan huruf2 berangkai, misalnja a la Noyons en Klasens, bentuk huruf balok itu terasa „kurang sopan”. Dikatakan orang huruf balok itu seperti tulisan kanak2, akan tetapi tidak pantas untuk orang2 dewasa.

Gambac 10. ' ,H uruf balok jang pernah dipakai dalam kursus* P.B.H. di Indonesia.

Tentang huruf balok itu Fr. Sig. Rombouts menulis dalambuku „Handleiding bij de schrijfmethode De Pen” antara lain pada pag. 47 :

......... .......... akan tetapi kita' menghadapi satu kenjataan, satu kenjata-an sekuat badja, jaitu : methode huruf balok temjata tidak bisa menarik simpati seluruh sekolah di Negeri Belanda. Diantaranja para guru dan diantara para pegawai kantor, pendek kata pada masjarakat umumnja, sebagian besar masih menolak — untuk tidak dikatakan) menentang apa jang disebut orang ,,djalan jang baru". Methode menulis huruf balok jang per-tama2 sangat menarik perhatian, kemudian hanja dipa­kai di sebagian sekolah sadja, biasanja sebagai latihan' pertama dao hanja diberikan dikelas satu sadjai.

Setelah ternjata methode „huruf balok” itu tidak dapat memberi kepuasan hati, muntjullah di Eropah Barat gerakan

sangat dipengaruhi oleh hasil2 pendidikan di Djerman ). Mereka mentjiptakan methode baru dengan huruf2 jang me-

bliruf balok akan tetapi huruf-nja ditulis berangkaian. Methode baru itu disebut „tulisan tali” 8) (tulisan bertali) atau „tulisan b e r a n g k a i«) Methode baru itu pernah djuga masuk

I! £ Ionir 9era an> itu di Djerman diantaranja : Sutterlin.8) Koordschrift.9) Verbonden-schrift.

278

Page 279: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

3tX tAfi, plo^bSCirvL "tOUSTb ojrotrcU^crrcL~cra- CLoon, in UJctniti<J^~

Gambar 11,Tulisan balok berangkai (,,linked print - script") jang dipakai di Edinburgh

(Inggeris).

ke Indonesia 30) sebelum perang Dunia II dipakai dibeberapa sekolah Belanda, dan sesudah merdeka dipakai dibeberapa se­kolah kongkordan dan sekolah Kristen.

Kemudian setelah dari methode „tulisan berdjalan” jang harus ditulis berangkai dan „tipis-tebal”, mereka melompat se- tja ra radikal sekali ke methode „huruf balok”, jang tidak be­rangkai itu, mereka merangkaikan lagi huruf2 tulisannja dalam

Gambar 13.Tulisan bertali („koordschrift”) jang dipakai dincgeri Belanda.

methode „tulisan bertali”, untuk achirnja kembali m entjari kompromis, m entjari bentuk huruf jang lebih mendekati huruf2 dari methode „tulisan berdjalan” model lama (misalnja a la

10) Methode „Eerst duidelijk en dan snel” karangan Tazelaar, Matthijsse enEvers. Methode ,,LO-KO" = Lopend Koordschrift karangan Dr. W es-

fcrronen van Meeteren.

Gambcr 12.Tulisan balok bertali jang dipakai di Norwegia.

279

Page 280: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Noyons en Klasens) dengan tjara menuliskannja jang menjeru- pai tjara2 dalam methode „lopend schrift” jang dulu itu. Perbedaan terletak hanja pada bentuk huruf jang lebihhanakan .............. dan tjara menuliskannja jang tidak aiharus-kan lagi ber-„tipis-tebal”.

■ A cm vangsstad ium

| - m - n f r p y q

r ^ - t - i r ^ / T A x y I j ? ] - ? ^ - 4 <S f i 7

a.9 o A B (~T) F T C, ff-41 TC I M Kf(OP.O « CITIL V W 'X 1j 7 ! ? • • • .

Gambac 14. •Methode tulisan balok becangkai jang pecnah masuk ke Indonesia. '

Murid diperkenankan menulis dengan pulpen atau ballpoint, tidak lagi dlharuskan dengan pena „kroon” atau pena „hindu” model kuno.

a . S . C - D . £

j - H - C . m ~ n . o . p . a x

J ' - T - U . V . W _ X -I J r -ZGambac 15.

Djuga Hoogenboom dan Moerman jang huruf „tipis tebatnja” dahulu kita nal di Indonesia berusaha mentjari huruf baru jang sedechana dan pcaktis.,

sesuai dengan „zaman ballpoint”.

280

Page 281: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

B anjak sekali usaha orang di E ropah B arat jang m entjip- takan m ethode b aru dengan prinsip seperti te ru ra i d iatas n), akan te tap i jang pernah m asuk ke Indonesia te ru tam a m ethode )}De P en”, karangan Fr. Sig. Eom bouts dari N egeri Belanda, jan g di Indonesia pada urrm m nja dipakai di Sekolah2 K atholik. (Medan, Sukabum i, M untilan, Bandung, dsb.)

A gar supaja ada persam aan dalam ben tuk h u ru f jan g dipa­kai d iselu ruh negeri oleh para ahli di D jerm an B ara t ditetap- kan satu ,,D eutsche N orm alschrift” dengan ben tu k h u ru f jang

CHeulaehe Jltorrna^acfi/ript

.g j ft. 4' -tti -n, <y pzi^zn;^ t 1 f • U II / L ‘•■ v -m ------

^ 1 J t U . i r 'U S I X 1 7 2 ( 1 ^ 0 1 J .t r r - . .

Gambar 16.,,D eutschc N orm alschrift,f dengan sistim „tulisan-berdjalan" banjak d ipakai se- sudah pcrang dunia kc-11, satu usaha kearah normalisasi bentuk huruf tulis.

P erhatikan pcrbandingan huruf \ to g o k dan huruf besar.

sederhana tap i tjukup indah tam paknja. Perbandingan tinggi an tara huruf ketjil dan hu ru f besar tidak begitu besar, k ira2 dengan perbandingan 5 : 7.H uruf a, d, g, o, p dan q dibiiat lebih bulat dari jang biasa. Di N egeri Belanda oleh sebuah komisi d itjip takan pula bentuk

i i ) Misalrtja di Negeri Bela-nda d ian taran ja : ,.Optima Forma" karangan J. Altera, „Ir» twee jaar” karangan E. Bergsma en J.G, K loosterm an; „N aar een duidelijk handschrift” karangan W . Hoogenboom en A. S. M oerm art; karangan Groenewegen dJl.

281

Page 282: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Gambar 17.Ternjata kurang disukai masjarakat.

Dinegeri Belanda oleh sebuah komisi ( ,,hoofdcommissie voor de normalisatie ) ditjiptakan bentuk huruf normalisasi jang kemudian.

huruf normalisasi' jang kemudian ternjata kurang disukai ma­sjarakat.

Di Negeri Swis djuga diusahakan satu bentuk huruf jang sederhana, tetapi djelas tampaknja. Demikian pula d'alam „End- schrift” jang dipakai di Swis bentuk huruf a, d, g, p dan q

c U a X A T ic U d

au n it cUz^a/Jvi cLmXtopfa'Zr- a&i -nu

Gambar 18i ^ nT sc^ ri^ ’ d ipakai dinegeri S w is sesudah perang dunia

. k e -II dengan bentuk huru f jang sangat sederhana, tetapi djelas tam paknja.

mereka bikin agak bulat, sedang bentuk huruf r agak menjim- pang dari jang lazim dipakai di Indonesia, serupa dengan r dari )fDeutsche Normalschrift” tersebut diatas.

* to h n sr\m \ n u> a Memilih bentuk hurufjang agak bulatj djuga di_

f[£Ujtsr\jutm TJSodbauuLKjxriJ** *■ lakukan di Austria „Round-ed gtyle„ dengan maksud cU jjitJh , <xjinru. ajk stu w t* supaja tulisan anak tam-

pak lebih djelas. Di Turki-pnwnjpj 19- pun demikian pernah

„tiounded sty le jang dipakai dineoara A„*. j - i i i .tria dengan bentuk huruf jang agak bulat ^llakukan djUga. Dl A m e -

‘ rika dan Inggeris orangm entjari benltuk jang sederhana tapi tjukup bergaja. Gaja tulis­an sangat digemari orang; mereka dapat memilih gaja mana

Page 283: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

jang paling manis tampaknja, dan paling tjotjok dengan kepri- badiannja seperti: „Marion Richardson Style”, „Palmer Style”, „Mac Lean Style”, dll. Meskipun bentuk huruf dari mat jam-

B^vuAaxj* <^rrvi. feyO-rku/YVC &vv- fa r .

"ttTxeu^o. cLe /rw z*

f c r v r v o^tcuaA /K vcLa. feu/m xx c y tu ^ ru -

Gambar 20.Dincgara T urki djuga orang tebih suka kepada huruf

jang agak bulat (^Rounded S ty le") dan ditulis agak tegak.

style itu, terutam a huruf besarnja tampak ber-beda-, akan te- tapi unsur2 utama dalam bentuk-huruf itu sesungguhnja sama, sehingga' orang tidak akan salah membatjanja.

Du irdw& z, 6& zGambar 21.

D incgara D enm ark d iandjurkan tulisan m iring jang a g a k kurus (..N orm aJskrift'^m odel o f D enm ark).

4 J& ■oo-vrvj-vo'vu' (Ms -lev JsJLx/ £ |'iQ aio I& o ^AjC- jto -c ^ o is u J L n J $ u s & M i _

C'VvO/Vu J i t C K K ^ k i}^ tL a / ^ 0 ,.cU/ Q Sjuh f' % d*JL OM,-

Gambar 22.Dinegara Chili (Amerika Selat'an) orang lebih banjak menulis tegak

dengan bentuk huruf jang agak bulat.

yea J a^terurtbrdA sht, could, (msiy 'the* uA uyU s SUMI& {r&oks 04 it- h /u L

Ia££j v oyvUj fjc^te4^lcuj — th & rrviL<C b ittCGambar 23.

,M arion Richardson S ty le’\ Sederhana tetapi tjukup bergaja.

283

Page 284: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Gam&ar 24.„Palmer S tyle” mengandjurkan tulisan jang lebih miring. Perbedaan gaja terutama terdapaf dalam bentuk huruf

besar.

C<

Gambar 25.„Mac Lean Style" Anak8 boleh memilih gaja mana jang paling

manis tampaknja dan paling tjotjok dengan kcpribadiannja.

HI. KEADAAN PENGADJARAN MENULIS DI INDONESIA SESUDAH MERDEKA

Diantara mata2 peladjaran di S.D. mata peladjaran menulis- Jah jang paling dianaktirikan. Untuk keperluan peladjaran ba-

T b -Indonesia dan daerah di Kantor Pusat Kem. P.D. &. K. di- adakan Inspeksi chusus iintuk mempeladjari dan membina pela-

bahasa Indonesia dan bahasa2 daerah. Untuk keperluan i aran ilmu Pe^getahuan alam semesta („science teaching”)

iana * P,t)* & Kl diadakan satu bagian research di Bandung,Tnpm««La^ waktu2 jang tertentu mengadakan kursus2 untuk diarS. ^ I Pelad aran science. Untuk mata peladjaran Se- na/rfnio . iakan ahlf untuk memPeladjari usaha2 penjempur- 2 a- sedang untuk mata peladjaran Ilmu Bumi pernah di-

S i t T r dl Bandun| dimana matjam- usaha untuk mem- perDaiki peladjaran Ilmu Bumi dirundingkan se-dalam2nja.

Demikian pula mata peladjaran bernjanji dan menggambar^ rfn aPlS - ,0lel? ? usat kurl ng dlPerhatikan, biasanja didaerah orang aktif sekah mengembangkannja dengan djalan mengada- «an perlombaan bernjanji dan pameran lukisan anak2.

284

Page 285: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

H anja m ata p e lad ja ran m enulis jan g te rn ja ta sangat ku­ra n g d iperhatikan orang.

(T Z tz s

t ^ - ^ L a sG am bar 26.

M eth o d e „K ita sudah m enulis" karangan M e. Dc. T odung S t.G unung M ulia , dengan tulisan jang tipis-tebal m engingatkan k ita kem bali kepada tulisan ,,N o y o n s <S K lasens” didjam an

pendudukan Belanda.

Sesudah revolusi baru ada satu m ethode m enulis karangan Mr. Dr. Todung St. G unung Mulia 12) jang pernah dibagikan oleh Kem . P.D. & K. ke-daerah2. Oleh beberapa daerah m ethode itu ditolak o leh karena dalam m ethode terspbut d ipergunakan bahasa Indonesia, padahal m enuru t R entjana Pelad jaran Ter- u ra i sem ua m ata pelad jaran dikelas I dan II harus diberikan dalam bahasa Ibu. Selainnja dari itu m ethode itu disusun sa­ngat luxe dengan m em pergunakan kertas transparant, jang se­la in n ja m ahal, susah sekali bisa didapat, apalagi djika meng- inga t kepada S.D. dikam pung dilereng gunung atau ditepi pan- ta i jan g sangat d jauh dari kota.

D engan keadaan dem ikian sedari zaman revolusi sampai sekarang boleh dikatakan tidak ada m ethode m enulis jang te r ­te n tu d iberikan di Sekolah Dasar.

IV. TUDJUAN DAN KEPENTINGAN PENGADJARANMENULIS

Dahulu didjam an Kompeni orang berich tiar un tuk m elukis tiap2 h u ru f dengan bentuk jang se'indah2nja, sehingga m enulis itu, m em akan w aktu dan energi jang ban jak sekali. O rang jang pandai m enulis indah dianggap orang tjerdik-pandai, dan me­rek a pasti m udah sekali m endapat pekerd jaan kan tor sebagai d juru tu lis.

Sekarang orang sadar, bahwa m enulis itu sekedar suatu djalan suatu tjara un tu k m entja tatkan buah p ik iran pada se-

12) M ethode r „Kita sudah menulis”, penerbit „Ten Brink .

285

Page 286: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

tjarik kertas. Keindahan bentuk huruf dan kebagusan tulisan tidak lagi mendjadi idam-an orang.

Kita sekarang berfikir lebih praktis. Asal tulisan itu beres kelihatan, dan djelas tampaknja, sehingga mudah dibatja orang, tulisan kita itu sudah memenuhi fungsi dan keperluannja.

Sebaliknja dari pendirian orang dahulu dizaman Kompeni, ada djuga jang beranggapan bahw a: „makin buruk tulisan orang, makin tinggi m utu intelek orang itu ”. Lihat sadja kalau dokter menulis resep, tidak ubahnja dengan „tjakar ajam” jang tidak dapat dibatja umum. Nah, djika kita mengirigat tulisan „tjakar ajam” dari para dokter itu, apakah keburukan tulisan orang itu tidak dapat dipakai sebagai kriterium untuk menilai mutu kepintaran atau pendidikan orang itu ? Orang jang ber- pendirian demikian, malahan seringkali memperolok-olok me­reka jang tulisannja bagus dan beres sekali dan menjebut me­reka itu „djurutulis‘desa”.

Pandangan seperti dilukiskan diatas memang salah dan harus dihindarkan, malah harus diberantas samasekali.

Siapapun djuga — dokter, insinjur, bupati, komis pos, guru sekolah — pendek kata semua orang sebaiknja harus dapat memilas djelas, beres dan tjepat.

-Dalam dunia pengadjaran se-hari2 kita alami, betapa ba- njaknja kesalaihan dibaiat m und dijustru oleh karena tulisan kotor, tidak djelas dan tidak beres. Dalam satu pemeriksaan oleh komisi udjian di Bandung, ternjata bahwa lebih dari 20% dari kesalahan2 jang dibuat murid dalam udjian Aldjabar ter- djadi oleh karena tjara para eksaminandi menulis soalan2 itu sangat kotor, -tidak teliti dan kurang beres. Kita dapat mengerti djika ada guru ilmu pasti jang mengatakan bahwa „tulisan jang djelas dan beres dalam peladjaran ilmu ukur dan aldjabar men- k slarat m u^ ak aSttr dapaU memetjahkan soalan2 denganDfll/C -

Mengingat betapa pentingnja fungsi tulisan, seperti dikata- kan oleh guru ilmu pasti tadi, maka dalam pengadjaran menulis itu kita harus berusaha supaja m u rid :a. dapat menulis beres, djelas dan tjukup tjepat.b. dalam waktu se-singkat2nja.

Djam pengadjaran menulis adalah waktu iang chusus di- sediakan^ untuk melatih anak2 untuk beladjar menulis tulisan dengan bentuk huruf jang tertentu dengan tjara jang tertentu pula, dan hasil dari l 2tihan itu harus tampak dalam pekerdjaan tulisan m urid se-hari- dalam peladjaran2 lain. Dengan perkata- an lain si m urid djangan hanja harus menulis beres dan djelas

286

Page 287: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

diwaktu djam peladjaran menulis sadja, sedang tulisannja da­lam peladjaran lain (berhitung, peladjaran bahasa, ilmu alam, ilmu bumi, ilmu hajat dsb.) samasekali tidak diperhatikan oleh guru. Sebaliknja, djam peladjaran menulis adalah sekedar mem- berikan latihan ohusus jang hasilnja harus tampak dalam pela- djaran-peladjaran jang lain.

Baiklah diulangi lagi apa jang telah dikatakan diatas bah- ,wa : semua buku tulisan -murid merupakan „tjermin” jang melukiskan keradjinan, ketelitian, kewibawaan dan kepri■ badian gurunja. Periksalah buku tulisan murid, djika kita ingin mengetahui keradjinan, ketelitian, kewibawaan dan kepribadian gurunja.Tulisan bukan sadja harus djelas dan beres, tetapi disam-

ping itu harus pula didi'dik pada kebiasaan2 jang baik, seperti selalu menarik garis samping, membuat garis penutup, mem* perbaiki jang salah menurut tjara jang tertentu, (tidak boleh di-tjoret2 semaunja sadja) dll.

Baiklah kebiasaan- baik itu diperhatikan se-tjermat2nja. Ingatlah selalu bahw a: „buku tulisan murid mentjerminkan ke­pribadian gurunja”.

V. FAKTOR2 JANG MENENTUKAN

Seperti telah dhiraikan diatas tudjuan peladjaran menulis ialah supaja :a. murid dapat menulis beres, djelas, dan tjukup tjepat.b. dalam waktu se-singkat-nja.

Untuk mentjapai tjita2 itu kita harus memperhatikan fak- tor2 jang tersebut dibaw ah:

1. bentuk huruf2. tjara menulisnja3. alat untuk menulis4. . bahasa jang dipakai5. keadaan guru jang mengadjar.

1. Bentuk Huruf.a. Bentuk huruf itu harus sederhana sekali sehingga mudah

ditulis oleh anak-. Makin sederhana bentuk huruf itu tentu sadja makin mudah untuk murid beladjar menulis. Untuk mendapat bentuk jang sederhana harus dihilangkan semua hiasan- berikal jang dulu biasa dipakai terutam a dalam .hti- ruf- besar, jang sesungguhnja tidak perlu.

287

Page 288: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

f t s r , v £ 1 z £ f ^ Z 2 Z l

b.

c.

d.

e.

Gambar 27.

Meskipun sederhana? bentuk huruf itu harus bergaja dan tidak boleh fcafcu tampaknja. Dalam seluruh abdjad harus terlihait satu gaja jang tertentu. Unsur2 huruf dalam selu-^ ruh abdjad harus ditetapkan menurut satu sistim jang te r­tentu.Bentuk huruf2 itu harus sedemikian rupa, sehingga tidak # memberikan kemungkinan orang keliru membatjanja d j& M / kurang djelas ditulis, terutama mengenai huruf2 jang b a * ^ njak sekali persamaan bentuknja seperti: ben tuk-huruf i „c” dan „e”, bentuk huruf „n”, „u” dan „v”, bentuk angka 7 >,1” dan angka „7”, dsb. *1Tulisan itu harus berangkai karena menulis kata2 jang di- rangkaikan huruf2nja lebih tjepat daripada menulis huruf- Jtu satu per satu ter-pisah2 seperti dalam methode „huruf balok”.Sebaiknja tulisan itu miring 60° karena menurut hasil ue- njelidikan, orang lebih mudah dan lebih tjepat menulisnja- Djika kertasnja diletakkan semiring 30° maka tulisan itu akan betdiri tegaklurus pada garis alas tepi bangku tem-

* p a t murid menulis.Oleh karena tulisan itu berdiri tegaklurus pada garis alas

288

Page 289: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

f.

2 .

a.

tep i bangku, si m urid w aktu m enulis dengan sendirin ja akan duduk lebih tegak. J

Tulisan itu tidak perlu (tidak diharuskan) „tip is-tebal” . H u­ru f sem uanja dapat d itulis dengan garis jan g sam a tebal- n j d .

Dalam p rak tek dengan send irin ja gerakan m enulis sebuah garis dari atas kebaw ah lebih b e ra t tekanatin ja daripada gerakan d a n bawah keatas, sehingga sem ua bagian2 h u ru flJphih tPhfi i1 atas..^ebawa}l Pada um um nja akan tam pak leb ih tebal, apalagi d jika m u n d itu m enulisn ja dengan pe^a

kroon atau pena „h indu” . Akan tetap i djika dikem udianh a n si m urid itu harus m enulis tje p a t dengan pu lpen atauballpoint, dengan sendirin ja tipis tebal itu akan h ilaneoleh sebab itu sesungguhnja tidak perlu m enulis tipis tebalitu d iad jarkan kepada anak-.

Tjara m enulis.

Jan g paling baik adalah tja ra m enulis seperti dahulu p e r­nah d iad jarkan dalam m ethode „tu lisan berd ja lan ” Kalau m enulis kata^ seberapa dapat tidak boleh ter-pu tus2 Sela-

G am bar 28 a-b.M u rid d u d u k Iurus m enghadapi kertas ja n g dile takan sem iring 30° dertgmn

garis alas tepi bangku.

280

Page 290: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

ma menulis tangan tidak boleh diangkat, akan tetapi harus tu ru t.b erg eser sedjalan dengan djalannja tulisan, sedar.g tangan menekan pada kertas hanja pada udjung kelingking sadja.Murid harus duduk tegak menghadapi kertas jang diletak- kan semiring 30° dengan garis alas tepi bangku. Tjara murid duduk diwaktu menulis harus sungguh- diperhatikan dan harus didjaga supaja djangan mengakibatkan scoliose. D jarak mata murid tidak boleh kurang dari 25 cm dari huruf jang sedang ditulis.Perbedaan dengan tjara menulis dizaman dahulu hanja pa­da tjara memegang alat menulis (potlot, tangkai pena, pul- pen atau ballpoint). Sekarang dapat lebih ringan menulis­kannja sebab tidak perlu menekan keras- untuk mentjapai tulisan jang „tipis-tebal’\

Alat untuk menulis.Keadaan di-tiap- sekolah tidak mungkin sama, oleh karena Pem erintah belum da'pat menjediakan anggaran belandja jang tjukup untuk semua sekolah diseluruh Indonesia. Oleh karena itu kita harus pandai menjesuaikan methode ini sedapat mungkin pada tiap- keadaan, baik maupun buruk, jang terdapat di Indonesia.Methode ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat diper- gunakan oleh murid jang menulis dengan anak batu tulis pada batu tulis, dapat pula dilakukan oleh murid jang me­nulis dengan potlot dalam buku tulisan.Latihan- permulaan seperti diberikan dalam Methode Mon- tessori dengan djalan menulis dengan djari diatas kertas penggahar atau kertas ampelas, demikian pula latihan

Latihan permulaan untuk bcladjar menulis huruf balok tegak lurus.

perm ulaan dengan djalan menulis lingkaran2, ikal2' garis ber-liku- dll. bentuk unsur huruf dalam buku gambar, pen- dek kata semua latihan- permulaan, jang memang bagus tudjuannja, untuk Indonesia djika pembiajaannja harus di-

Gambac 29.

Page 291: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Gambar 30.Latihan permulaan untuk beladjar menulis huru f miring.

\

bajar oleh Pemerintah seluruhnja terlalu „luxe” dan ter- lalu mahal biajanja. Oleh karena itu sebaiknja dihilangkan sadja.Bilamana keadaan keuangan sekolah tjukup, sehingga da- pat disediakan biaja keperluan latihan2 permulaan, baik sekali djika latihan- permulaan itu diadakan djuga.

c. Oleh karena huruf jang akan diadjarkan untuk ditulis itu huruf tulisan biasa (berangkai), maka permulaan beladjar menulis sebaiknja diberikan djangan terlalu lama sesudah

. murid dapat membatja tulisan2 jang akan diadjarkan da­lam peladjaran menulis itu. Peladjaran menulis sengadja diundurkan waktunja beberapa hari, oleh karena bentuk huruf tulisan jang akan diadjarkan bukan huruf balok, djadi bentuknja agak berlainan dengan huruf tjetak jang diadjarkan pada peladjaran membatja. Tulisan dapat di- buat oleh murid dalam buku tulisan ke I, jang chusus un­tuk keperluan itu dapat disediakan untuk murid. Dalam buku tulisan ke I itu tjontoh tulisan telah ditjetak pada garis pertama. Untuk mempermudah anak, diberi garis pembantu untuk menentukan besar huruf dan pada beber­apa pagina diberi pula garis miring 60° untuk menentukan miringnja tulisan. Setelah tjukup latihan menulis dengan potlot, dalam waktu kl. 5 — 6 bulan, murid dapat mulai beladjar menulis dengan tinta dalam buku tulisan ke II. Djika keadaan tidak mengizinkan, disebabkan keadaan mu­rid, seKolah ataupun keadaan gurunja, tidak ada salahnja djika beladjar menulis dengan tinta diundurkan sampai dikelas II dalam buku tulisan ke III.Beladjar menulis dengan ke rb s transparant, atau dalam buku- tulisan dengan tulisan jang tinggal meniru atau men- djiplak sadja 13) untuk negara kita terlalu mahal, padahal hasilnja tidak sepadan dengan biaja jang harus disediakan untuk keperluan itu. Methode beladjar menulis dengan ker-

13) overtrekschriften.

291

Page 292: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

tas transparant berarti suatu pemborosan jang tidak bisa di- pertanggungdjawabkan.Untuk Indonesia kita harus m entjari djalan jang sederhana, m urah pembiajaannja dan bisa dilakukan di-mana*, di- dusun* ketjil, direleng gunung maupun ditepi pantai jang sangat djauh dari kota, jang samasekali asing dari tjara hidup jang serba mewah.

4. Bahasa jang dipakai.M enurut buku rentjana peladjaran terurai, seluruh pela­

djaran dikelas I dan II harus dilakukan dalam bahasa Ibu, jang memang tepat sekali menuru:t prinsip ilmu pendidikan. Ini ber- arti di Pulau Djawa harus dilakukan dalam bahasa daerah: Sunda, Djawa atau Madura. Lain sekali keadaannja di Suma- tera jang sebagian besar dapat 'dilakukan dalam bahasa Indo­nesia. Di Kalimantan, Sulawesi Utara, Maluku dan Nusa Teng* gara bagian Timur sebagian besar dapat dilakukan djuga dalam bahasa Indonesia. Djika untuk tiap2 daerah harus disediakan tjontoh2 tulisan dalam bahasa daerah itu, maka untuk Indone­sia perlu disediakan ber-puluh2 matjam tjontoh tulisan. Tentu hal itu sangat sukar dilakukan, sedang biajanjapun akan djauh lebih mahal.

jSelain dari itu tjita2 kesatuan kebangsaan akan hilang le- rijap samasekalif terdesak oleh unsur‘ kedaerahan. Oleh karena itu untuk Indonesia kita harus dapat m entjari satu modus : kita narus m entjari djalan tengah dan m enjusun satu methode de­ngan tjontoh2 jang :a. difahami oleh anak2 jang berbahasa daerah Djawa, Sunda

dan Madura, akan tetapib. djuga difajiami oleh anak2 jang disekolah berbahasa Indo­

nesia.Mengingat sjarat jang maha berat seperti tertulis diatas,

1 jarilah kataj jang dalam bahasa Indonesia, £>jawa dan Sunda *»?* toentutaija, seperti: ibu guru, sate sapi,

k S ? i ^s&hmSga akan sama2 difahami oleh anak2 ber- l7idones^aer ®3awa dan Sunda maupun berbahasa nasional

». i» ^ f ngan demikian sembojan dalam lambang Negara „Bhi-u ? dlPJaictekkan sungguh2 dalam methode ini.

Ber-matjam bahasa daerah dan mungkin ber-matjam* pula tjara melafalkannja akan tetapi kata*nja itu* d ju g a !5. Keadaan Guru jang mengadjar.

Pendirian S.D.2 baru dilakukan di-mana2 setjara besar2an. Apalagi di-daerah2 pertjobaan dimana akan didjalankan un*

2 9 2

Page 293: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dang2 kewadjiban beladjar, dengan serentak dibangunkan S.D.2 baru agar supaja dapat menjediakan tempat jang tjukup untuk menampung semua anak2 jang harus bersekolah rendah.

Kita mengerti, bahwa dalam keadaan darurat jang demi- kian tidak bisa disediakan tjukup guru jang berwenang untuk mengisi kekurangan guru. Agar supaja dalam waktu se-sing- ka t2nja dapat dididik guru se-banjak2nja( didirikanlah sekolah2 dan kursus2 pendidikan guru darurat.

Mengingat besarnja djumlah guru jang belum berwenang, dan memikirkan pendeknja dan serba daruratnja kursus2 pen­didikan guru itu, methode jang dibua't di Indonesia harus disu­sun semudah-mud'ahnja.

Kita djangan terlalu mengharapkan bahwa semua guru da­lam pendidikannja tjukup mendapat latihan menulis dipapan tv.lis, sehingga semua guru dapat memberi tjontoh tulisan jang igukup bogus. Kita ilidak boleh mengharapkan bahwa semua guru tjukup pendidikan, tjukup pengalaman dan tjukup waktu, sehingga dalam tiap2 buku tulisan m urid bapak atau ibu guru itu akan dapat menulis tjontoh* tulisan untuk mwridnja.

Mengingat keadaan (darurat) tersebut diatas, maka dalam methode ini disediakan 3 buku tulisan.a. 1 buku tulisan djilid I sebesar V2 cahier berisi 32 halaman

untuk kl. I tengahan tahun jang pertamab. 1 buku tulisan djilid II sebesar Y2 cahier berisi 32 halam-

an untuk kl. I tengahan tahun jang keduac. 1 buku tulisan djilid III sebesar 1/1 cahier berisi 32 ha­

laman untuk kl. IIDalam buku3 tulisan itu pada tiap2 pagina ada tjontoh tu­

lisan jang telah ditjetak. Garis* pertolongan disediakan, malahan pada beberapa halaman diberi garis perltolongan jang miring 60°, supaia murid2 mengetahuinia. Besarnja tulisan (huruf togok) dimulai dengan ukuran 12 titik 14), kemudian makin lama ma­kin ketiil mendjadi ukuran 10 titik, sehingga achirnja sampai pada ukuran jang normal jaitu 6 titik.

Mungkin sekali ada orang jang menjangka bahwa buku tulisan disertai garis2 pertolongan dan tjontoh2 tulisan seperti diiuraikan diatas, harganja djauh lebih mahal doripada buku tulisan biasa. Akan tetapi para achli grafika akan mengetahui

bahwa perbedaan ongkos mentjetak garis biasa dengan men- tje tak garis2 pertolongan disertai tjontoh2 tulisan — dalam

14) titik — punt (Belanda), adalah ukuran dalam dunia typografika; 1 mm = 2,660 punten.

293

Page 294: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

oplaag besar untuk keperluan pengadjaran di Sekolah Rendah di Indonesia — sesungguhnja tidak berapa, sehingga harga bu­ku tmlisan methode „Indah dan Mudah” -itu dalam praktek nanti tidak akan djauh berbeda daripada harga buku tulisan •biasa.

Alat pengadjaran jang lain, terketjuali ketiga buku tulisan tadi, disertai buku pedoman untuk guru, tidak ada. Dengan demikian pembiajaan untuk peladjaran menulis itu dapat dite- kan se-rendah2nja.

Tjita2 penjusun methode ad a lah : dengan biaja jang se-murah2nja dengan sistim jang se-mudah2nja dengan pekerdjaan jang se-ringan2nja untuk guru dan dalam waktu se-singkat2nja harus dapat mentjapai hasil tulisan murid jang se-beres2nja.

a.b.c.d. e.

VI. BEBERAPA HAL JANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Alat2 penulis.

a. Potlot.Alat untuk menulis sebaiknja potlot (pinsil) jang sedang, tidak boleh ter­lalu lunak, akan tetapi sebaliknja tidak boleh terlalu keras. Biasanja potlot se­dang itu diberi tanda „HB”. Bilamana tjidak ada potlot „HB”, am bilbh potlot „B” jang agak lunak.Betul Salah

Udjung potlot harus dikerat runtjing seperti terlukis dalam gambar.

b. Anak batu tulis.Djika tidak dapat disediakan buku tulisan dan potlot, pela- djaran menulis itu dapat dilakukan dengan anak batu tulis pada batu tulis. Anak batu tulis sebelum dipakai harus di* gosok runtjing seperti potlot tadi.

c. Pena.Mulai pertengahan tahun kedua dikelas satu murid dapat mulai^ beladjar menulis dengan tinta. Djika keadaan tidak menglzinkan, baiklah ditangguhkan sampai permulaan ta­hun dikelas dua.

294

Page 295: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Di-kota2 mungkin ada murid S.D. jang telah dibelikan orang tuanja pulpen, akan -tetapi pada umumnja mereka menulis dengan pena 'biasa sadja. Jang banjak bisa dibeli dipasar jaitu pena „kroon” dan pena „hindu”.

Gambar 31. a-b.W aktu menulis murid harus bccduduk tegak. Djarak antara mata

dengan tulisan tidak boleh kurang dari 25 cm.

Djika menulis dengan pena, harap didjaga supaja anak2 djangan terlalu erat memegang pena dan djangan terlalu keras menekankan pena itu pada kertas. Makin ringan ge- rakan pena, makin baik hasilnja. Baik diperhatikan bahwa huruf2 tidak perlu lagi ditulis tipis tebal.

Gambar 32. a-b.A nak2 dengan sendirinja suka duduk mcmbungkuk, sehingga hidungnja hampic2 menjentuh kertas. Kcsalahan itu harus di-

djaga baik9.

Karet penghapusDjangan se-kali- anak- diperkenankan mempergunakan ka­re t penghapus pada peladjaran menulis. Tulisan jang salah biarkan sadjalah dulu, bilamana perlu dapat diperbaiki oleh guru. Pada peladjaran menulis anak2 harus beladjar teliti sekali. Apa jang mereka tulis sekaligus harus benar.

Page 296: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

%. Duduk anak*.Waktu menulis anak2 harus berduduk tegak. Guru harus

selalu waspada djangan sampai ada anak jang duduknja mem* bungkuk atau miring, sebab itu dapat menimbulkan „scoliose”.

Tangan kiri harus diletakkan diatas medja. Tangan kanan memegang potlat menurut tjontoh dalam lukisan. Waktu me- nulis, tangan kanan harus turu t bergeser dengan djalannja tu­lisan, sedang tangan hanja menekan pada udjung kelingking sadja.

Gambac 34. Sebaiknja berduduk tegak.

Djarak antara mata dengan tulisan tidak boleh kurang dari 25 cm. Anak2 biasanja dengan sendiri­nja suka duduk membung- kuk, hidungnja hampir m enjentuh kertas. Kesa- lahan itu harus didjaga baik-.

Buku tulisan diletik- kan miring 30° dengan

k," r ; 0I? i t ” : r a i™ 2 “ „ situ berdiri tegak lurus pada tepi atas medja tulis. Hal itu mem- perm udah anak untuk duduk tegak.

Gambar 33.Duduk membungkuk atau miring dapat

menimbulkan .^coliose".

296

Page 297: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

3. Bentuk huruf <H uruf itu ada jang terdiri dari togofc sadja seperti huruf2 :

a. e, o, i, u , c, m, n, v, w, r, s, x, dan z. Ada jang tercuiri dari togok memakai sosok-atas atau simpulatas. seperti h, k, I, b, dan f. Ada djuga jang memakai sosok-bawah atafu simpul-bawah se~ perti g dan j. Selain dari itu ada pula jang lazim disebut orang kw 'u f-tongkat: d, t, p dan q.

Perbandingan tinggi huruf-togok dengan huruf-sosok ada­lah 1 : 21/2 atau 2 : 5 sedang perbandloigan huruf-togok dengan kw'uf-tongkat adalah 1 : 2 atau 2 : 4. Djadi antsra fcetiga ma- tjam huruf itu perbandingan tingginja adalah 2 : 4 :5 .

Gambar 35.Bentuk huruf dari methode J n d a h dan M udah", hasil tjiptaan Indonesia setel&h mengadakan pcrtjobaan» dengan seksama. Sederhana, bergaja dan djelas sekali

tampaknja !

Simpul atau sosok huruf harus dibuat sedemikian rupa se­hingga besar simpul peresis IV2 dari besar togok dan titik per- temuan garis simpul terletak pada garis pembantu untuk me- nentukan besar togok.

Kaki dari huruf m dan n harus ditulis paralel miring 60° seperti huruf jang lain. Djarak antara semua kaki. harus sama.

297

Page 298: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Beberapa huruf besar dilukis peresis seperti huruf ketjil misalnja : a, c, m, n, u, v, a, dan z hanja besar huruf mendjadi 2 V2 kali huruf ketjil.

Jang perlu mendapat perhatian jaitu menulis huruf z, oleh karena garis miring pada huruf z itu miringnja lebih dari 60°. Lebih djelas dapat terlihat pada huruf besar.

298

Page 299: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

PAMTJA DAJA 1KAPI *)Lima usaha IKAPI dalam membina perkembangan perpustakaan di In­donesia.

Tidak perlu kiranja disini diuraikan lagi betapa pentingnja perkembangan perpustakaan untuk keperluan pendidikan, peng­adjaran maupun unituk 'hiburan dalaim pembangunan sesuatu masjarakat.

Pembangunan pendidikan dan pengadjaran, dapat dikatakan tidak mungkin berdjalan lantjar, djika tidak disertai penerbitan buku2 peladjaran. Dalam prabtek terasa oleh kita kesukaran2 jang menghamJbat perkembangan perpustakaan. Untuk dapat mengatasi 'kesukaran- itu dengan ini IKAPI jang merasa turuit bertanggung djawab untuk had tsb., menjampaikan saran-nja kepada pemerintah dan masjarakat, jang tersimpul didalam ri- salah „Pantja Daja” atau „Lima Usaha” ini.

•Sampai dimana kemungkinan dapat terlaksana tjita2 tsb. diharapkan Pemerintah dan Masjarakat turuit memikirkannja.

Untuk ini diperlukan kerdjasama antara Ikapi jang mewa- kili penerbit2 nasional dengan Pemerintah dan Masjarakat umumnja.

1. USAHA UNTUK MEMPERLUAS KESEMPATAN MEMBA-TJA BAN IVIEIVIPERBESAR GOLONGAN PEMBATJA DE­NGAN DJALAN MENDIRIKAN PERPUSTAKAAN DESA.Scbagaimana umum telah maklum, perhatian m asjarakat

Irita untuk membeli buku batjaan sastra (fbelletrie), jang berba­hasa Indonesia maupun berbahasa daerah, masih kurang. Djika suatu penerbit menerbitkan buku roman, penerbit itu akan me­rasa gembira, djika dalam satu tahun laku 800 ex. Bestsellers di Balai Pustaka dipasar umum dalam tahun- 1954 dan 1955 maximum hanja laku rata2 sampai 1000 — 1500 ex. setahun

*) Memenuhi permintaan Pengurus Pusat IKAPI (Ikatakan Penerbit In ­donesia) dan Kementerian P.P. & K disusunlah dalam bulan Djuli 1956 oleh Oejeng Soewargana sebuah ren tjana kerdja IKAPI jang terdiri atas 5 (lima) usaha pokok. kemudian diberi n'ama ’’PANTJA DAYA IKAPI”. Meskipun harga- dan situasi seperti diuraikan dalam tulisan itu dewasa ini sudah banjak berobah, akan tetapi persoalan. n ja tetap actueel dan besar faedahnja untuk direnungkan kembali kemungkinans penjelenggavaannja. Sajang sekali pelaksanaan tjita2 IKAPI seperti tertulis dalam artikel itu terham bat sebagai akibat dari peitentangan politik jang meresap pula kedalam tubuh K em en. terian PPK.

299

Page 300: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Lebih djelefc lagi keadaan buku2 roman ibahasa daerah, seperti bahasa Djavja aitau Sunda; paling banjak hanja laku ra ta2 antara 600 — 800 ex setahun. Buku belletrie bahasa Madura malahan boleh ddfcaitakan samasekali tidak diterbitkan orang, padahal djumlah penduduk jang berbahasa Madura hampir 7.000.000 orang, bsrarti djauh lebih banjak daripada penduduk negara Norwegia, Finlandia atau Denmark, jang mencrbitkan berpuluh ribu buku dalam bahasa nasionalnja. Apalagi djika mengingat 9RU Aa^ n ?eSdudu^ faerbahasa Sunda ‘jang berdjum lah kl.

• ” , 7 : e1f ar^ l&bi-h dari duaikali djumlah penduduk negarae anaa. atau Belgia jang kaja dengan lektur. Djangan dikataikan

ajumlaJi penduduk jang beribahasa Djawa, jang pasti lebih dari 50 djuta. Kelemahan ipendjualan mematikan semangat penerbit. im berarti, bahwa para pengarang kehilangan kemungkinan ujrtmc menjebarkan hatsil ibuah-penanja; akibatnja kemadjuan bahasa dan sastra dengan demikian djadi terham bat pula. Satu- satunja usaha untuk keluar dari 'kesukaran ini, ialah mentjipta- kan pasaran baru, mentjiptakan pembeli untyk menampung buah-pena para sastrawan itu. Dan itu dapat tertjapai dengan djalan menjelenggarakan perpustakaan desa.

Ambillah, sekedar sebagai tjontoh, usaha jang sekarang sedang ddsdapkan di Djawa-Barat. Dari kl. 3800 desa di Djawa Bairat ada 3000 desa jang •arnan dan teratur. Untuk permulaan, direntjanakan untuk tiap2 desa satu faibliothik, terdiri dari 200 mat jam buku.

200 mat jam buku itu akan dipUih diantara buku2 'hiburan ama, keluaran Balai Pustaka, Dachlan B-ekti, M.I. Prawirawinata

rak ja?en ^ ^a^ u' to b u k ti sangat disukai oleh

itu> ,dalam phase pertama, sengadja T>ada ibukii ilmu ^ sadfa, fang lebih disukai rakjat dari.dalam ? - Format buku akan dinormalisir12o __avo’?ubbel-klein-mediaan dan tebalnja antaraTintnV JoJPna> f hm^ a ongkos produksi dengan honorarium Rn 5 r S r ^ achli warisnja, harganja rata-rata bisa

SnntVaJH-ooi’* ’ ^ adl untu-k 3000 perpusta"kaan-desa itu tjukupdjuta 3000 X 200 >< RP‘ 5 — atau 3 - “

Penjelenggaraan penerbitan buku itu menurut rentjana akan didjalankan oleh satu badan Jajasan Lembaga Bahasa djeung Sastra Sunda, jang menjelenggarakan- penerbitan itu se- tja ra },con-amore”. *

Kapital untuk. membiajai penjelenggaraan bibliothik-desa

300

Page 301: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

itu, akan minta 'disediakan oleh salah satu Bank Pemerintah, Bank Rakjat atau Bank Indonesia .atas tanggungan pemerintah Proplnsi Djawa Bar at, Gubernur dengan D.P.D.-nja. Kapital itu

> tidak perlu sekaligus disediakan semua, akan tetapi dapat da- tjitjil sedikit demi sedikit menurut kebutuhan pembiajaan Bibliothik-Desa itu.

Ketika rentjana penjelenggaraan Bibliothik-Desa itu diurai­kan oleh Gaibernur Djawa-Barat dalam ikonperensi para Bupati di Subang pada tgl 28 Pebruari 1956 ternjata para Bupati dan Residen menjambut rentjana itu dengan 'hangat sekali. Semua

> menjatakan bersedia memban'tu usaha penjelenggaraan Biiblio- thik-Desa itu, iberdasarkan kejakinan,bahwa djalan itu ibaik untuk:a. pembangunan moral sebagai pengisi waktu senggang jang se- hat dan berfaedah b. perkembangan bahasa dan sastra (daerah)c. pembinaan masjarakat desa.

Untuk sesuatu desa, uang 200 x Rp. 5.— atau Up. 1000.— itu, bukan satu djumlah jang besar. Oleh desa2 di Kabupaten Tjirebon, Madjalengka, Indramaju dan Kuningan, jang mempu,- njai tanah desa, uang Rp. 1000,— itu mungkin segera daipat di- bajar dengan sekaligus.

Di lain2 Kabupaten, para Bupati akan menarik perhatian desa2nja sehingga uang Hp. 1000,— ibu daipat dibajar djuga, djika perlu dengan angsuxan. Bilamaiia 200 fcuku itu disewakan, dengan harg-a sewaan ibersili 5 sen tttttuk tiap eksemplar, dan djika ditaksir dalam tiap2 bulan ’buku itu hanja dapat disewakan sel2m a 10 hari sadja, ,maka Bibliothik-Desa itu akan daipat meng- hasilkan uang sewaan 10 x 200 x 5 sen aitau Rp. 100,— sebulan. Djika 3000 Bibliothik-Desa itu sungguh* dapat diselenggarakan, maka itu akan berarti: suatu pasaran baru untuk,setiap pener­bit jang menerbitkan buku roman Sunda. Itu berarti'suatu lapang- an baru untuk setiap sastrawan Sunda. Itu berarti suatu kemunQ~ kinan baru untuk perkembangan bahasa ddn sastra Sunda.

Menurut pertimbangan para Bupati dan Residen di Djawa- Barat rentjana Bibliothik-Desa pasti dapat didjalankan dihampir semua desa, meskipun dengan djalan angsuran dibawah tang- gung djawab para Bupati. Besar ‘kemungkinan usaha itu dapat didjalankan pula di-desa2 di Propinsi Djawa-Tengah dan Djawa- Timur. Dan tidak mustahil dikemudian hari dapat diusahakan di- daerah2 diluar Pulo Djawa. Dan djika penjelenggaraan Bibliothik- Desa, seperti diuraikan diatas, betul2 dapat didjalankan, dapat tertjiptalah 10.000 sampai 12.000 Bibliothik-Dssa, tem pat untuk para penerbit melemparkan bukunja. Tentu semangat untuk m e­nerbitkan belletrie akan hidup kembali. Itu berarti suatu lapangan

301

Page 302: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

baru bagi para sastrawan kita. Itu berarti suatu kemwig jang luas sekali untuk perkembangan bahasa dan sastra kita.

Baiklah diperhatikan pula, bahwa ipenjelenggaraan Bibli 0 . Desa, dengan pilihan buku jang teliti dan liafci2, karena ter dahulu diperiksa mutu isi maupun gaja bahasanja, akan. i djadi o'bat mudjarab pula terhadap buku serta m a d j alah ]a dan „horror-cornics”, jang belakangan ini mulai ibanjak die ■ kan orang. Melarang ipenerbitan buku itjabul dan „liorror-cm“ itu, tanpa menjediakan ibuku- lain jang 'baik dan mem 8 sebagai gantimja 'adalah satu tindakan j;ang politis dan ipaeaag kurang ibidjaksana.

Dan achirnja djangan dilupakan pula, bahwa *2.000' 1liothik-Desa itu djika berdjalan baik kelak dikemudian hart a y mendjadi lapangan kerdja untuk memberi nafkah kepada P° sedikit 12.000 keluarga. Ini berarti bahwa kapital-investasi ]a y sedikit djumlahnja untuk BibliothikrDesa itu, d a p a t menampu penganggur sebanjak 40 X djumlah buruh dipabrik mobil, p - brik semen, pabrik kertas atau pabrik apa sadja jang ™Plta ' intensif. Kapital investasi ketjil dengan „arbeids-intensiteit jang begitu ibesar tidak mudah ibisa didapat dilapangan usaha J,an& lain.

Dilihat dari sudut pengluasan lapangan kerdja („arbeids- verschaffing”) jang sangat baik itu, maka ipenjelenggaraan Bid- liothik-Desa sepatutnja djadi o.bjek usaha Pemerintah jang primair dan mendapat prioritet jang paling utama.

2 USAHA UNTUK MENGEMBANGKAN PENERBITANBUKU PENDIDIKAN DAN PENGADJARAN DENGANMENARIK BIAJA ALAT PENGADJARAN.

Mengingat pertumbuhan djumlah sekolah jang sedemikian tjepatnja dan arus murid jang ingin masuk sekolah jang sede- mikian derasnja, dapatlah difahami djika Pemerintah tidak dapat imenjediakan anggaran belandj<a jang tjuikup untuik keper­luan pendidikan, pengadjaran dan kebudajaan. Djika anggaran belandja ternjata tidak (tjukup, j,ang .pertama2 dikurangi jaatu anggaran .untuk membeli allat- peladjaran ter.utama buku2 untuk keperluan murid Sekolah Rendah dan Sekolah Landjutan, seperti tenbukfti dari tindakan Menteri P.P.K. setelah ada 'keputusan Ka- bmet untuk menekan defisit. Selain menghambat perkembangan pengadjaran, keadaan itu dalam 'hakekatnja djuga menghambat penerbitan buku peladjaran.

302

Page 303: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

T erdesak oleh ikeadaan tidalk m endapat buku dari Kemen- te rian P.P.K ., dapat difaham i djika p a ra D irek tur dan Guru Sekolah m engam bil jinisiatif sendiiri, mengandjujrikan kepad'a o rang tu a m urid un-tuk m em beli sendiri buiku2 pelad jaran jang d iperlukan . Sekarang sudah m endjadi kelaziman, bahw a'para m u rid pada perm ulaan tahun peladjaran, harus m em bajar „uangiuran guna pem beli buku peladjaran” antara Rp. 75.__? Rp i ’oo,__sam pai Rp. 200 .— tiap* m urid, tergantung pada tingkat kelas dan 7natjam sekolahnja.

A . K E B U R U K A N N J A :

I. P ilihan buku. Memang ada d a fta r ibuku resm i dari K e rn e l ■terian P.P.K. tap i dalam prakiteknja para D irek tur dan Guru m erasa iberhak sepenuhnja m em pergunakan uang m urid itu tm enurut kebidjaksanaan dan menmrut p ilihannja sendiri.

II. H ukum kelam banan <„Wet van traag h e id ”) d juga te rd ap at dalam -dljiwa para guru, jang lebih m udah te tap berada didalam „sleu r” lebih m udah m em pergunakan m etode jang sudah d ikenaln ja ber-tahun2 daripada m entjoba didaktik ibaru imeskipun m enurut perkiraan ahli hasilnja akan lebih baik. Usaha- JCementerian P.P.K. un tuk m entjapai muifcu pengadjaran j.ang lebi'h tinggi, dengan dem ikian akan te r ­ham bat. Usaha2 untuk m en tja ri dasar2 didaktik jan g lebih m odern berupa ku rsus „Science Teaching”, u ra ian2 ten tang „Rural C om m unity Education”, sem inar tentang Human Geography” and juran- ten tang „Funksi eksp fesi dalam pendidikan penerangan2 ten tang „Didikan Budi P ekerti dan

H S J o f , d?lam prak tek akan kalah te rdesak oleh m ethode- kolot jang seharusn ja sudah harus dibuang, akan tetap i m asih suka didjalankan- oleh p ara Guru, oleh karena m ethode- kolot itu m ereka sudah hafal sudah ber-tahun2 m ereka biasa adjarkan. D engan dem ikian pendidikan akan kem bali 'kelembah „sleurwerk”, jang seharusn ja lekas dibe- ran tas.

III. „H an tu u d jia n ” akan m em egang p e ran an jan g leb ih Ren­ting dan m endjadi dorongan jang lebih besar un tuk m em ­beli buku2 persiaipan oidjian, daripada buku2 j,ang sungguh2 berni'lai pendidiikan. 'Dalam p rak tek te rn ja ta bahw a p ara D irek tu r dan G uru lebih lekas te rp ik a t oleh buku „persiapan ud jian” onituk m end;jalankan ,,examen^driH” ipada m u rid 2'nja. D engan dem ikian „adjian”, jang tad in ja han ja satu „noodza-

303

Page 304: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

k e m kwaad” sadja, (karena terpaksa harus d^djalan untuk mengadakan seleksi) akan mendjadi tudjuan J y paling utama jang di-kedjar2 oleh semua Direktur dan- p Guru.

IV. Gedjala2 tidak djudjur. Kalau kebetulan ada gedjala tidak djudjur, tidak mustahil jang diperintahkan harus auuew oleh para murid itu, jaitu buku2 peladjaran atau d i m - karangan Direktur, Guru, atau Inspektur jang bersangkuta meskipun buku atau diktat itu kurang memenujii sjarat jang nitaima.

B. SE SU N G G U H N JA L E B IH RU G I.

1- Harga buku lebih mahal. Djika ibuku itu dalam. p e r h i t u n g a n si penerbit diharapkan akan dibeli hanja oleh sspuluh atau duapuluih sekolah sadja, ma^ka oplaagnja tidak akan lebih dari 2000 sampai 300C ex., maximum sampai 5000 ex. Harga buku itu — dengan perhitungan oplaag 3000 — 5000 ex — itentu djiau-h lebih -mahal (dibaksir sampai 2Vz X lebih. mahal) daripada djika dipesan Kementerian P.P.K. dengan oplaag 50.000 ex atau lebih.

n - Penjusutan („Afschrijving”) hanja 1 tahun. Buku jang di' 'beli si murid daii uangnja sendiri, iberarti hak-malik si murid itu,. Dalam perhitungannja (buku itu akan dipaikai s e l a m a perlu sadja, rata2 hanja untuik 1 tahun. Djika si m urid naik kelas, si murid harus membajar penuh seluruh harga buku Glang akan dia pakai dikelas (dalam. tahun) itu.Imi berarti bahwa penjusutan (afschrijving) fbuiku iitu hanja 1 •tahun, dan djumlah uang jang harus dibajar untuk p e m b e l i itu adalah 100% dari harga bukug tadi, jaxig harus diulanQ^ nja pada tiap2 tahun. Djelas bahwa beban demikian sangat berat untuk orang tua murid.

Tjara ’ain jang lebih menguntungka„ para orang tua murid dan dilihat dan sudut politik dan tehnik pendidikan lebih dapat dipertanggung-tijawabkan.

I- Pikiran untuk mlnta bantuan dari orang tua murid tetap djalankan.Dasar prinsip usaha tetap tlisandarkan kepada kesediaan orang tua murid untuk menambah uang pembeli alat2 peto' djaran.

304

Page 305: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

H an ja uang itu tid ak d ite tapkan oleh p a ra D ire k tu r a ta u G uru Sekolah, a'kan te tap i sentra l oleh K em enterian P .P .K . d isesuaikan dengan k eb u tu h an m urid i tu m en u ru t type dan tin g k a t sekolahnja.

II . O rang .fcua m urid tju k u p m em b ajar 25% dari d jum lah (harsa bufeu ja n g d iperlukan oleh m urid itu , m engingat p e rh itu n g an bahw a buku i tu rbisa d ipakai selam a 4 (empat) ifcaihun.

H I. P em belian d ilakukan setjara sentral m isalnja oleh K e r n e l terian P.P.K. d ipusat atau didaerah jang m en en tu ka n b u ku 8 m ana jang paling baik, sesuai dengan usaha2 K em enterian P.P .K . u n tu k m em perbaiki m u tu tiap8 typ e sekolah dan me- m odern isir d idaktik tiaps peladjaran.D engan dem ikian ta ra f pe lad jaran ibisa sam a m era ta diselu- ruih Indonesia karen a m em akai buku2 ja n g sam a. (Hal i tu akan m em perm udah pekerdjaan In speksi dan dalam m en en ­tu ka n sjarate seleksi dalam udjian pengfiabisan pada tiaps ta hun peladjaran. Dan tidak akan m endjadi ham batan un tu k m urid jan g berp indah sekolah.

XV. K arena pem belian dilakukan sen tral, m akaa . Harga pem belian dapat diawasi, dapat d ikalkulir lagi oleh

p ara aehli dari Balai Pustaka dan P e rtje tak an N egara.b. Harga buku akan djauh lebih rendah, 'karena pem belian

dilakukan dengan oplaag ja n g b e sa r dengan sekaligus (d itaksir h an ja 40% dari harga p asa r bebas a tau harg a e tje ran ditoko buku).

v P engirim an buku jan g m en d jad i kesu k aran u n tu k K em en­te rian P.P.K. dapat d ilakukan langsung dan 'atas tanggunaan sipenenbit kepada sekolah2 ja n g haru s m em akai buku itu ■Djika 'ada buku ja n g tidak ^ddterima o leh seko lah a tau instan- si, si peneHbit harus bertanggung djaw ab sepenuhn ja , ha ru s meng'gantinja dan m engirim lagi buku* itu.

M engingat pertim bangan2 diatas seba ikn ja Pem erinitah da­lam h a 1 in i K em enterm n P.P.K. beram m enginsa fi dan berani te r te r u s terang, dan m engakui ke tidak m am puannja u n tu k m e­n jed ia ka n biaja jang tju k u p u n tu k keperluan pendid ikan dan pengadjaran , dan kem udian m enentukan langkah2 te r te n tu un tu k

305

Page 306: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

m engichtiarkan penambahan anggaran belandja, misalnja dengan d ja la n :

menarik pembajaran biaja untuk pem beli alat' pe­ladjaran („leermiddelenfonds,r.)

Djalan m enarik „leermiddelenfonds” itu sering didjalankan di dain2 iNegeri dan sebelum iperang pem ah djuga- didjalankan di Indonesia. *).

3. USAHA UNTUK MENJEBARKAN HASIL TJIPTA SASTRAWAN INDONESIA DENGAN DJALAN MENG- EXPORT HAK TJIPTA iDAN MENGEXPORT BUKU.

Dalam memperkembangkan penpustakaan Indonesia k itadjangan hanja -memikirkan ikemungkinan2 jang ada didalamN egeri sadja. iSebaiknja kita melampaui ibatas2 N egara k ita danmeng-export hak-tjipta dan meng-export buku hasil sastrawan Indonesia itu keluar negeri.

A. E X P O R T H A K -T J IP T A .

Indonesia dikenal orang di Luar Negeri hania karena mi njak, tanah , karet, tembakau, kopra, teh atau ladan a sadja h S i tjip ta sastraw an Indonesia hampir samasekali tidak dikenal OKmg diluar negeri. Masih untung seni-tari dan seni-musik ian? aria kalanja^ diperlihatkan dan diperdengarkan di luar negeri atau sem-pahat dan sem-lukis, jang belakangan ini sering dinamerkan di luar negeri. Hanja hasil seni sastralah jang — bollh dikata k a n _ samasekali tidak ipernah mendapat perhatian Pem erin t^ i untuk diperkenalkan diluar negeri. Ojika ada usaha fcearah itu ternjaita itu hanja initiatief partikulir sadja, notabene datans dari negara jang k ita „nmsuhi”, seperti usaha* ang * adal a n oleh Sticusa dalam memperkenalkan hasil seni sastra Indonesia di N egeri Belanda dan di Eropah. S e b a f jirn » , 1 ^Sticusa telah membiajai ongkos berpuluh orans ar-hr™ I1™ achli tokis Indonesia ike Eropah dan America aChl] f Stra dan ran seni lukis Indonesia,sastra Indonesia kedalam bahasa Belanda, b a h a s T t o S s dan Perantjis untuk diperkenalkan dalam m ™ ^ * i S ?hafctjipta dntem asional di Eropah P Pat dJuaW)el1

*) B-aik diperhatikan bahw a m enurut TTTtt~v_<ir ■ j -i jm asuk kew adjiban Pem erintah (staatszors) ^ h i h ^Undang^ Pendidikan Nasiona!garaan dan pem biajaan Pendidikan Nasional itu d i t^ S k S S ^ ®

306

Page 307: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Tiap2 tahun dialam Pam eran2 Buku Internasional, rialam Ronperensi Ikatan Penerbit Sedunia, dalam Konperensi2 para sastrawan Sedunia • ............. (belum ah Ind^ legia | 'rim kan wakd-npa atas biaja sendiri dan belrnn pernah pula meng- hidangkan hasil sastra .para sastrawannja. BUamana kita ingft kepada negara- ketjil seperti Norwegia jang punja Ibsen Den

hasif s^Lstrania di ^ rn eJVu n ) T c o n Z(jang hasil sastranja di terdjem ahkan kedalam ber-puluh2 bahasaasmg dan diibatja ham pir disemua negara didunia M ) .. maka Indonesia samasekali belutm mempunjai (bintang sastrawan

terletak dalam n ^ p r o p ^ a iV a k a n wa kelemahan teruiama

r n f f l f J r w af ™ t e t i t a l sen! di Eropih ' " “* " » * » Ian pen5harS„ ni t „

Indonesia itu, d a ^ t^ Ia T u ^ n ^ M o a n ^ d M ,kan haSil sastrawan buku jang tenbaik, Jredalam bahasa ^nterd jem abkanrantjis untuik kem udian diperkenalkan s Vanjol, atau Pe- dan B ursa Copyright In ternational d i FrankfvSrt BukuP ans, Rio de Janeiro, Buenos A i r e / S f ’ 5 " ’ Lon<3on, D apat pula diusahakan djalan lain m elaluf Quebeq dsb'melalui p u b lish e rs Associations” atau Z2' A 9ents”,K ebudajaan kita diluar negeri. dengan perantaraan Atase

Dengan 'sedikit bantuan Pemerinta.h af , ^ • T berkew adjiban m em bantu perkem bangan D erm iTnV 3*5311 jang Jajasan Lektur, penerbitan terdjem ahan bukS h ^ f i ’ f Gpertl Indonesia dalam bahasa Asing itu danat riicpi i sastrawanra ;penerbit Nasional kita. Tanpa bantuan Pp-ma5 f P? an ole? -pa' buku itu tidak akan dapat diselenggarakan nlph ^ 6n tankita, 'karena M e . , e X ,u . ~ S K f t 8 S S S 5 & S ! pada umumnja modataja masih sangat temahl Djaffi tanpa C ? tuan Pemerintah hasil seni sastra Indonesia tidak akan l e t o

307

Page 308: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

dikenal orang diluar tedjem Thana c t a hasil sastra

Bep vuyk dan dr.Rob N ieuw enhuys besar djuga pengaruhnja.

B. E X P O R T B U K U . #Suatu keuntungan bagi Indonesia mem W n eg ^ a te ta B

ga jang berbahasa Melaju, sehingga buku2 kita dapat am

“ alam urusan export foukutimbangkan hal itu dari lain sudu , jang (seperti sampaikomersil sadja. Djanganlah export b exroort kumis-sekarang dilakukan) disamakan sa ] ^ , buw, ^k u t j i n g ,L iM , teh atau kopi. B aM ah e x p “ oleh Pemerntah dari sudut perkembangan ^ b u d a ] ^Mungkin dikemudian hari bisa didapat u donesia scpertisatukan kembali kebudajaan Malaya deng

SedlU ntak dapat m enarik perhatian m asjarakat Malaya dan Singapura kepada -buku Indonesia, baiklah setup tahun di Sing* pura dan d t W besar d i Sem enandjung Malaka diselenggarakan pameran buku Indonesia, disertai tjeramah jang menarik tang perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Djika Kedutaan Indonesia di Luar Negeri seperti d i Mexico, Amerika, Inggris, Italia d«ab dapat menjediakan uang untuk pameran seni-lukis dan s'eni-pahat I n d o n e s i a , tentu Kedutaan Besar Indonesia di Ma­laya dan Singapura akan dapat mengusahakan dan menjediakan biaja untuk roameran ,buku Indonesia. Baik •diingatkan bahwa ex­port buku itu dikemudian hari dapat mendj adi sumber devisa janga>gak lum ajan djuga* Dan .................... mendjadi landasan janQsangat penting dalam politik penetrasi kebudajaan Indonesia di negara tetangga kita itu ! ^

Ikap i jang m em aham i benar tugas-kewadjiban N asionalnja sebagai organisasi ipara pe-nenbit, 'bersedia m em bantu usaha Pem erm tah un tuk m enjelenggarakan pam eran buiku Indonesia itu *).

Selain buku2 beiibahasa Indonesia dapat difikiirkan supaja buku2 dalam bahasa asing, bahasa Inggris, Ara>b maupun bahasa lain di export ipula ike Luar Negeri. Kepentingan mengexport

*) W aktu karangan ini ditulis (bulan Djuli 1956) belum diadakan P a" m eran Buku I n d o n e s ia . Sekarang sudah beberapa k a l i diselengga" rakan, jang selalu dibantu sekuat-tenaga oleh IKAPI.

308

Page 309: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

b u k u d a lam b a h a sa A sing d a p a t d ibuk tikan dengan usaha N egeri B e lan d a ja n g m ak in lam a m ak in 'ban jak ipenerbitan buku2 pe- n g e ta h u a n u n iv e rs ita s dalam 'bahasa Ingg ris te ru tam a m engenai b u k u 2 ilm u ikesehatan tro p ic , ilm u h a ja t tropica , ilm u tum buh2- an tro p ica , d itu lis o leh p a ra sa rd ja n a B elanda jan g d ahu lu pernah b e rp e n g a la m a n di 'Indonesia . D em ikian H ongkong, (Taiwan dan te r is tim e w a D JE P A N G te rm a su k n eg a ra2 jan g ak tif berusaha u n tu k m e n g ex p o rt b u k u 2 dalam b ahasa asing te ru ta m a bahasa - In g g ris .

H al e x p o rt b u k u i tu p a tu t daipat p e rh a tia n P em erin tah supaja d ja n g an d ip e rla k u k an d an d isam akan dengan ex p o rt hasil tam- b an g a ta u h asil a g ra r ia ta n a h 'kita, seb a lik n ja ha ru s dipandang d a ri su d u t p erkem b a n g a n dan pen jebaran kebudajaan.

4 M ATJANF U S A H A U N T U K iM ELINDUNGI PEN TJIPTA SE R T A M EM B A N TU PE N E R B IT A N B U K U UNIVERSITAS D A N B U K U 2 B E R T A R A F K ESU SA STR A A N .

A. B IR O P E N D A F T A R A N D A N P E R L I N D U N G A N H A K T J I P T A .

M eskipun dalam u n d an g 2 te lah d itjan tu m k an bahw a hak t j ip ta i tu d ilin d u n g i o leh hukum , (no. 600 ;tg. 23 Sept. 1912), akan tetaipi da lam prafctek d i L u ar N egeri dan pengalam an hak tjip ta ja n g p e rn a h te rd ja d i -di N eg eri k ita , te rn ja ta h a l itu tidak tjukup. D i-m ana2 d ira sak an ikeperluan ttn tu k m en d aftark an hasil tjip ta itu , u n tu k m e m u d d h k a n penjelesa ian pertika ian tentang copy­righ ts, K an to r p e n tja ta t h asil tjip ta itu p e rlu sekali didirikan sep e rti sek a ran g te la h terdaipat di Niegara2 E ropa dan Amerika. B ukan sad ja u n tu k ,m en d afta rk an buah ipena sastraw an kita, akan te tap i d ju g a u n tu k m en tja ta tk an hasil tjip ta seni-m usik jang pada w ak tu in i su d ah m endjiadi kelazim an di Indonesia dipergu^ nakan oleh s iapapun , Ibahkan oleh instansi2 P em erin tah sendiri sep erti R .R .I., d en g an sam asekali tidak m engindahkan hak para p en tjip tan ja .

T e rd o ro n g o leh k e in sa fan bahw a hal pelanggaran2 hasil tjip ta se tja ra d em ik ian tidaik d ap a t d ib iarkan begitu sadja, maka tu m b u h in is ia tif p a r t ik u lir u n tu k m endirikan sebuah Biro Kon- sultasi H ak T jip ta p ad a tg . 3 D jan u ari 1956. Sebaiknja kedjadian te rseb u t m e n d a p a t iperhatian P em erin tah dan m asjarakat sehing- ga ach irn ja d ap a t disem purnaikan m endjadi sebuah Biro Pendaf- taran dan P erlindungan H ak T jip ta dengan fasilitet penuh dari P em erin tah s e p e rti te rd a p a t di E ropa dan di Amerika.

309

Page 310: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

P ara achli jang m em perhatikan soal2 jang berhubungan de­ngan hak tjip ta itu s e p e r t i : Mr. St. Moh. Sjah, Mr. Gusti Majur, Mr. H utauruk, Mr. Malikuswari Mochtar dsb. dapat diminta untuk membemfcuik ikomisi pendirian Biro tsb. diatas.

Bilam ana nanti buku2 hasil tjipta sastrawan Indonesia m ulai diterdjem ahkan dan ditenbitikan dalam h ah as a Asing Biro Pen- daftaran d a n Perlindungan Hak Tjiota itu akan lebih terasa m anfaatn ja un tuk melindungi Hak T jip ta Indonesia dalam ipasar copyrights di bursa* buku Unternasional. D apat difahami ibahwa Biro sem atjam itu tidak dapat diselenggarakan dengan sem purna han ja dengan inisiatif partiku lir sadja, tanpa fasilitet dari Pe­m erintah.

B . L E B I H M E N G H A R G A I H A T S IL T J I P T A .

Dengan su ra t putusannja tg. 1 Djuli 1954 Kem P P K me­nentukan pera tu ran penghargaan hasil tjip ta jang dalam mem- bikin ikal'kula-si harga buku oleh Bagian Perlengkapan dipakai dasar pegangan, sehmgga penetapan harga buku dari Kem. P.P.K . pada um um nja sangat rendah . Mengingat hasrat para tjendekia un tuk m engarang m asih terla lu kurang, terutam a untuk ta ra f universitas atau pada um um nja untuk taraf s e s u d a h S L A baik- lah p e ra tu ran penghargaan hasil tjip ta dan kalkuiasi harga buku dari Kem. P.P.K. itu ditindjau kembali. 43

Sejogianja pada zaman ini Pem erintah m enentukan kalku- Iasi penghargaan hated tjip ta jang agak „royaaI” supaja para tjerdik^pandai m endjadi lebih te rtarik untuk menulis.

C . K E L O N G G A R A N P E R A T U R A N P A D J A K U N T U KP E N G H A S IL A N H O N O R A R IU M H A K T J I P T A .

P era tu ran padjak jang disandarkan pada keadaan uang, ketika harga uang itu masih tinggi, terasa sangat b e ra t te ru tam a diiika te lah te rtjap a i ta ra f penghatsilan dimana presentage padjak se tja ra progressif m ulai m elondjak tinggi.

U ntuk m ereka jang „continue” penghatsilannja setiap tahun agaik m erata, hal i tu tidak begiitu terasa berat. Lain sekali haln ja un tuk seorang pengarang jang pada suatu ketika ada nasib baik, bukunja ban jak terd jual misalnja karena pesanan dari Peme* rin tah — kem udian m endapat honorarium agaik banjak, jang sebagian Ibesar harus dibajarkan padjak. S ipengarang itu jang ber-tahun2 h idup sederhana sekali, karena penghatsilannja me- mang sangat m enjedihkan, dipukul satukaligus oleh Djawatan Padjaik, h an ja karena penghatsilannja dalam tahun itu m eningkat.

310

Page 311: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

M em ang te ra sa k u rang adil d jika penghatsilan seorang sastrawan d iperlukan sam a oleh D jaw atan Padjaik seperti penghatsilan ’ seo rang dokter, notaris, pedagang dsb. jang ada kontinuitet. K arena i tu on-aka di lain negeri un tuk para senim an jang peng- h a ts ilan n ja se-konjong2 anelom pat tingg i (karena suatu succes jan g tiba2), padaha l ber-tahun telah hidup merana, diadakan ke- longgaran „spreiding” dim ana penghatsilan jang besar itu dapat di-bagi* atas beberapa tahun, sehingga m asuk taraf padjak jang ringan. T ja ra m em beri kelonggaran „spreiding” itu dianggap leb ih adil, sebab h a ts il j'ang ditenbiitikan d an didjual pada suatu tahun , um um nja hatsil u saha dan hatsil k e rd ja dari beberapa tah u n dan bukan pek erd jaan pada tahun itu sadja. Belum terka- takan betapa usaha dan p ekerd jaan jan g gagal dan tidak mem- berikan hatsil apa2.

D . D E V IS E N U N T U K K E P E R L U A N P A R A P E N G A R A N G .

U ntuk p a ra im p o rtir te lah diadakan a tu ran oleh Pem erintah dalam m em beri devisen. <guna m elawat k e L uar N egeri untuk k ep erlu an perd ag an g an . iBaiiklah hal itu diadakan dljuga untuk p a ra pengarang jan g p e rlu ipergi k e lu a r negeri u n tu k keperluan pen jusunan n askahn ja , a tau un tuk keperluan stu-dienja.

E . B A N K C R E D IE T U N T U K P E N E R B I T A N * J A N G S E T J A R A KCXM ERSH,T ID A K M U N G K I N D A P A T D IP E R T A N G G U N G -D J A W A B K A N D A L A MD J A N G K A P E N D E K .

B anjak sekali naskah* jang perlu d iterb itkan untuk kepen- tm gan ilm u ipengetahuan atau pertkem bangan bahasa dan sastra — misal-nja b u k u k ep erlu an U nversitas jan g oplaagnja sangat te rb a tas dan buiku2 kum pulan sadjak aitau lain2 fbuku bertaraf kesusastraan — jang tidak d iterb itkan karena m enurut per­hitungan penerb itan kom ersil tak dapat dipertanggung-djawab- Keni.H al itu sanga t m engham bat perkemlbangan pendidikan dan pengad jaran te ru ta m a dalam tin g k a t universitas.

L uar (Negeri u n tu k buku- keperluan Universitas itu di- aaaikan dana te r te n tu dari P em erin tah sedang di (Tnggris pener- c itan buku k u m p u lan sadjiak2 d ju g a ibisa m endapat bantuan dari negara.

Di Indonesia te la h lam a dikandung m aksud oleh pedjabat2 K em enterian .P.P.K. untuik m endirikan sebuah organisasi Pener­b itan B uku U niversitas, jan g sam pai sekarang belum berdiri dan

311

Page 312: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

belum bekerdja.. Daripada susah memikirkan pendirian Jajasan a tau organisasi baru, jang dalam1 praiktek tidak bisa memenuhi apa jang 'kita harapkan, Ibaiklah ditjari djalan jang lebih praktis dan effsien dengan mempergunakan usaha2 partikelir jang telah ada. Dengan sedikit bantuan dari Pemerintah berupa bankcrediet, m isalnja untuk djangka waktu 5 tahun, chusus untuk membiajai ongkos produksi penerbitan buku2 Universitas, (jang telah men1- dapat persetudjuan dekan) pasti lebih praktis dan lebih effisien sehingga akan lebih ibanjak memiberikan hatsil jang memuaskan.

Baiklah diketahui bahwa komersil dan setjara ^bank-tech- n iseh” ibuiku itu tidak mungkin diterim a oleh iBank sebagai dja- miinan hutang (fiduciaire overdracht), oleh karena harga buku ti- daik te rten tu dipasar sehingga tidak dapat didjadikan pegangan oleh Bank. Kesukaran untuk mendapat bankcrediet mendjadi suatu ..drawback” untuk semua penerbit. Karena itu para pener­b it lebih suika m entjari object penerbitan jang laku dalam waktu djangka pendek jang dapat didjual massaal. Dengan pertimbang- an diatas, umuimnja para penerbit d i Indonesia berusaha dila- pangan penerbitan buku untuk umum jang populer, untuk tidak mengatakan usaha2 penerbitan buku dan madjalah tjabul atau horror-comics, jang dipasar bisa laku keras seperti katjang- goreng Penerbitan ibuku taraf universitas dan buku- bertaraf kesusastraan tidak m enarik perhatian para penenbit.

Pem erintah seP ^u tn ja memperhatikan keibutuhan buku peladjaran ipara Mahasiswa itu, jang jakin tidak akan dapat da- ■pemhi oleh buku- peladjaran jang diimport dari Luar Negeri. Dalam laporan- Universitas selalu dikemukakan, bahwa rendah-kareVJn age d«™toranja disebabkan olehs Z ^ a i a m baka^a i Z T e s t ^ ^ U er-

b a n k c r e d ^ n t Z V ^ 3^ diuraikan tjukup berupadiber kan chusus ™oleh dekan Universitas Dalam t e ^ n ^ U rsltf 3an9 disahkan

buku itu akan terdjual habic ^ U pat diharaPkanmernbajar kembali djum iah ’ang T k S

b a n k c r e d f e ” Su n t ! l k P d | f n g ? a n 5 T a h u n U u " i f 5 3 " dHi a t a S p e m b e r i a n dari suriut kpnerlnan 'harus dipertamibangkanS S f i S pe“ an’ djangan "312

l

Page 313: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

5. USAHA® U NTUK MENGEMBANGKAN INDUSTRI GRA-FIK A KEPERLUAN PENTJETAKAN BUKU.

P ara achli m engetahu i bahw a sem ua pertje takan di Indone­sia sebelum peran g didirikan u n tu k keperluan „handelsdruk- w erk” dan penitjetakan koran se rta m adjalah. Pentjetakan Ibuku jang pada k e tik a itu ham pir sem ua di'terbitkan oleh penerbit B elanda ditjetaik di N egeri Belanda. Satu2nja pertje takan sebelum perang dengan „outilage” untuk 'keperluan pentjetaikan buku adalah p e rtje ta k an „Balai P u staka” . Keadaan diatas memberikan m atjam 2 kesukaran , sehingga dalam su ra t putusan Kementerian P.P.K . dan K em enterian Perekonom ian No. 55353/ kab dan No. 16.592/M tot. iSek. D jen. M. H utasoit d an <Sek. fl>jen. Mr. Sumaimo disediakan „escape clause” un tuk m asih mengidzinkan pem- berian devisen 'keperluan anentjetaik buku d i Luar Negeri djdka pen tje takann ja tidak dapat diselenggarakan di Indonesia.

M eskipun — djika dipaksakan — ban jak pertjtetakan jang dajpat d juga m en tje tak buku, akan te tap i para achli grafika m engetahui, ibahwa hal i tu seringkali (didjalankan dengan tja ra jan g tidak effisien dan sam asekali tidak ekonomis. Demifcian pula dalam im p o rt k ertas (tidak ada ren tjan a jang tertentu di- sesuaikan dengan keperluan ipentjetakan buku. Baiklah disini d iuraikan satu p e r satu.

A. „ Z E T T E R I J O U T IL A G E ” .

Pada um um nja „Zetcapaciteit” para pentje tak di 'Indonesia sangat ren d ah d jika dibandingkan dengan J,drukcapaciteiitnja'’‘ lagi pula han ja m em punjai „regel-zetmachines” sadja, Intertype atau Linotype, jan g han ja tjo tjo k untuik m engezet koran, madja-

’ bu,ku rom an a tau buku pelad jaran biasa. Djika harus lf)u^ u Pelad jaran jang berisi hitungan, tabel-, rumus2 o ^ aldJ3fcar iaitau lain2 -buku ilm u pasti, mulai terasa

7Ptw ortan” alam m engezetnja. M alahan ada (beberapa matjam riim n<?2 .,sePe r^ : ru m u s2 A id jabar jang sukar, logarithma-tabel, zet Hp U kim ia jan g sulit dsb. jang samasekali tidak bisa di- m on! ? n »r egelzet-m achines” . Belum dikatakan kesukaran mengezet hu ru f T jina, h u ru f A rab dengan barisan, huruf Djawa dan S anskrit ja n g ' lebih sukar lagi dikerdjakan dengan„regelzeitma<?hines”.

K esukaran d ia tas dapait dipetjahkan bilamana di Indonesia dapat d id irikan sebuah ;)loonzetterij” a tau zetterij chusus umtuk pekerd jaan m engezet naskah. B uku tebal sedari 160 pag. keatas

313

Page 314: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

\zetwerk banjak) d en g a n oplaag k e tj i l , jang s e k a r a n g biasanja d ito la k o leh se tia p p e r tje ta k a n , 'karena „zetcapaciteit -nj . mang kurang, dapat dizet .pada „loonzetterij” itu. Lebih baiK i * djika loonzetterij itu dapat pula mengezet naskah jang dapat dikerdjakan dengan „regel-zetmachines”, sematjam zette j bedrijf van de Garde di Zaltbommel atau pertjetakan B n u Leiden (Holland) jang „specialiseren” dalam mengezet n a s l c a jang sukar dizet setjara biasa.

„Zetterij-chusus” itu tentu bukan satu object jang se^p dapat menguntungkan si pengusaha, sehingga tanpa i b a n t u a n Fe- merintah tidak akan ada inisiatif partikulir jang mauanendirika11 „zetterij-bedrijf’ sematjam itu, karena kesukarannja sangat ba­njak sedang dipakainja hanja untuk keperluan j'ang tertentu sadlja. Djika Pemerintah betul2 insjaf untuk se-lekas2nja 'menafl> pung ,segala kesuikaran pentjetakan buku sehingga semuanjia dapat dilakukan di Indonesia, baiklah hal diatas diperhatikan. Bantuan Pemerintah tjukup berupa b a n k c re d ie t d e n g a n d ja n g k a p a n d ja n g , sedikitnja untuk tempo 10 (sepuluh) tahun. Inisiatif partikulir pasti akan datang djika dari fihak Pemerintah ada kesediaan untuk membantunja.

Untung sekali Djawatan Perindustrian Bagian Grafika seka­rang telah mempunjai tenaga2 achli j'ang dapat memahami ke- sukaran-kesukaran jang diuraikan diiatas untuk memikirkan djalan ibagaimana tjaranja mengatasi kesukaran2 itu.

B. „ B IN D E R IJ O U TILA G E” .

Demikian pula mean* untuk mendjahit, melipat dan mefl- djUid buku masih iperlu dasempurnakan Kebetulan hal ini tidak sedemikian sulitnja dan dapat diharapkan inisiatif partikulir seperti sudah direntjanakan oleh INALTU dari B.I.N,, sedang Baiai P u s ta k a dengan mesin „Integral-band” dan P e r t je ta k a n D ja w a ta n T °P O S™ fa A-D- dengan „mesin Ehlerman-Lumback’ telah memberi tjontoh kearah modernisasi , binderij-outilage” d1 Indonesia.

C . , , o f f s e t -d r u k ” .

Untuk menghadap ipentjetakan buku dengan lukisan2 ber' warn* pentjetakan peta dan lain2 pentjetakan dengan warna sertah? aiag, ? ef r ’ “ h „batu lontjatan”, kearah offset*

k. Meskipun „hoogdruk akan itetap memegang peranan n Jang pentmg dalam dunia pentjetakan buku baiklah

314

Page 315: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

k a n k e a ra h „ o ffse t-d ru k ” itu . H a l i tu d a p a t d id ja lankan dengan m e n d ir lk a n seb u a h ,,c liche-cen tra le”, d im ana dapat dibikin c lic h e ’s u n tu k h o o g d ru k (jan g ipada w ak tu in i su d ah m ulai te rasa k e k u ra n g a n k a p a s ite it) dan k e m u d ia n m en in g k a t kepada pembi- k in a n „ p la a tw e rk ” u n tu k o ffse t-d ru k . D en g an d ja lan i tu penjakit k a n a k 2” d a lam p e rtu im b u h an p e n tje ta k a n o ffse t d i Indonesia, -dapat d ia ta s i d e n g a n 't ja ra ja n g t je p a t dan m u rah .

„ C liche-cen tra le” i tu d ju g a b u k a n sa tu o b jec t jan g sangat m e n a r ik b a g i kauxn ipengusaha (apalag i d jik a h en d ak diperguna- k a n u n tu k m e n a m p u n g p e n ja k it k a n a k 2 d a ri offset-druk), karena te r la lu „ k a p ita lin te n s if” u n tu k om zet ja n g te rla lu k e tjil diban* d in g k a n d e n g a n o m zet p e r t je ta k a n b iasa . Um tuk m engatasi kesu­k a ra n i tu p e r lu b a n tu a n P e m e rin ta h b e ru p a B ankcred ie t dengan d ja n g ka p a n d ja n g s e d ik itn ja 10 (sep u lu h ) tahun . '

P e m e r in ta h h a ru s im em andang .pendirian „Z etterij-chusus” d a n ^ C lic h e -ce n tra le ” itu , fbukan d a ri s u d u t „ ren d em en t” jang d a p a t d ik e d ja x o leh p en g u sah a , ak an te ta p i sebagai satu ,,N o te n w en d ig k e it” , ja n g h a ru s d iad ak an dan h a ru s didjalankan u n tu k m e n a m p u n g k e su k a ra n 2 dalam perkem bangan dunia g ra f ik a u n tu k k e p e r lu a n p e n tje ta k a n b u k u , agar supaja dikemu- dl2ln 1h a r i P e m e r in ta h tid a k p e r lu lag i m engeluarkan devisen u n tu k im en tje tak b u k u d i L u a r N egeri.

£>. I M P O R T K E R T A S .

iai+nJ ^n g -p?lin g P a n tin g u n tu k s e g e ra d itin d jau o leh .Pem erintah k a li m e n J ^ ^ n g g a ra a n im P°r t kertaB ' Im P<>rt k ertas itu samase- d a ri P e m i ^ f pue rm a in an p a ra im p o rtir ta n p a re n tja n a te rten tu k w a lite t dT m J K a re n a i(t.u V*1 * im P o r tir h a n ja m engim portd ip e r g 4 a k a n ^ ^ ^ d* a sa r’ b e ra rti ^ dapat*Uk «egala m a tja rn k eb u tu h an orang. Mereka M aksud lm P ort k e r ta s dengan k w a lite t dan form at untukd ap a t ir, rtT f “s ja n & t erbatas‘ u n tu k m ereka tidak men-(jane t P J , n t-°r d e r d a r i s i pem esan . Oleh sebafo itu para penerbit b e ll ikiiS 'P un ja u a n g u n tu k m em asang indent-order) terpaksa didam^f Jan g a d a d ip asa r, apa sad ja jan g pada ketika itu bisa fo rm a t - m esk iI>Uni se su n g g u h n ja tid a k tjo tjo k kw alitet maupun

dCnj.a untuk k e p e r lu a n p e n tje tak a n bukunja .

a - O m s la g .P a d a u m u m n ja p a ra p e n e rb it m em pergunakan „briefkaart- c a r to n ” u n tu k om slag, k a re n a briefkaart-carton itu jang p a lin g ban j.ak d i-im port, d jad i -mudah dibeli dipasar.

315

Page 316: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Briefkaart-carton paling disukai d^ ata^g^ ti^ hk ^ e r lu a n oleh karena dapat dipakai untuik banjak m j dozen” sep erti: „ c * J h e e k ”, „mappen”, .^ e f ta a r te n , dsb., padahal untuk omslag sesungguhnja^ teiefto itu d justru .’jang paling tidak baik, terlalu- riiika di-sedang ikwaliteit tidak tjotjok. Apalagi Me(iiaanpakai omslag buku format Octavo-Duhbel;K ton-M ediaan,Octavo-DubbeMloyal, apalagi form at A5, terl:alu J .membuang „strook”, rata2 dari 8% sampai 22%.satu penghamburan devisen jang harus dittndjau Kemoau.

Sebaiknja Pemerintah mengadakan ^planning impor kertas omslag jang lebih tjotjok, berkwa-liteit sederhana asal indanthren” (tahan warna) dalam 3 matjam fo rm aat. duid- bel-Royal, iDubbel-Klein-Mediaan, dan A 1. Tiap- paibnK kertas jang besar dan exportir kertas di Luar N egen jang ternama dapat menjediakan matjam2 kwalitet kertas omslag woodcontaining maupun „woodfree” covers dengan rupa <nama dari paibrik seperti: Butterfly, Carmen, Matbrohure- Cover, Aida, Lucia, Mazeppa, Herodiade, Faust, Carlotta, Banzay, Yasmin, Fennia, Fidelio, Cleopatra, Woodcraft* Cover, Mould-made-cover, Hallewijn, dsb.

b. Kertas dalam.Salaiimja H.V.S. jang untuk buiku itidak baik karena menimbulkan bajangan, dan H.VjS. jang harganja sangat thiggi, djika dibandingkan dengan H. H. 1., belakangan ini jang banjak diimport H.H.S., karena selainnja untuik pener- ibitan buiku, dapat djuga dipergunakan untuk buku tulisan, ipad-ahal banjak ikwalitet lain, chusus untuk pentjetakan buku, jang harganja lebih murah dari H.H S dengan kwalitet un- tuk pentjetakan buku jang memang lebih tjotjok daripadaH.H.S. seperti „brush — atau machine-coated papers” dan spesial kwalitet „bookprint” tans sederhana seperti Masque dsb.* 5

316

Page 317: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

H alam an

K ata P en g an tar . . . - - .......................................................... 3■ppndidikan un tu k m entjapai K estabilan Politik dan- K esta-

b ilan Ekonomi, sebagai landasan utam a u n tu k m ensukseskan Pelaksanaan Pem bangunan. Lim aT ahun . . - - ......................................................... 5

T’a n s s i IK IP dalam M odernisasi Pendidikan dan Peng- ad jaran sebagai p rasarana pelaksanaan Pemfba- ngunan L im a T ahun .............................................

M em bina K ebudajaan N a s io n a l .............................................rr r „a dan K arya O ejeng Soewargana dalam bidang Pen

didikan, P engad jaran dan K ebudajaan . . .Membina B uku P e la d ja ra n ........................................ \ . .

u ir tia ra berfik ir seperti B elanda dalam memilih M e r o m b a K ^ k t.k p e lad jaran B ahasa Indonesia . . .

Keterangan Tam bahan.......................................................P erkem bangan lektur untuk Anak2 di Indonesia . . .

M odernisasi P en g ad ja ran Bahasa In d o n e s ia ..........................M en en tu k an u ru ta n pen g erd jaan dalam B erhitung . . .M ethode B erh itu n g „TJERDAS TANGKAS” sedjalan de-

n g an an a j i g d iand ju rkan dalam buku „Intro-duction in M a th e m a t i c s .............................................

A sas2 M ethode B erh itu n g „TJERDAS TANGKAS’” . . 236M erom bak t ja ra b e rfik ir seperti B elanda dalam m enjusun

M ethode M e m b a tja ........................................................M erom bak t ja ra b e rfik ir seperti B elanda dalam menjusun

M ethode M e n u l i s ...................................................Parafcja D aja IK A P I ..........................................................

I S I B U K U

4763

76107

113142156189211

299

317

Page 318: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

E R A T A

No. j Hal. Baris ke . . . . dari a tas: Tertjetak: Seharusnja:

1. 62 8 S. Nasuition M.A. prof. dr. Sori- muda Nasutioi* (Ph. D)

Cl4. 102 9 (teks) Meagambil Mengganti

3. 186187 j" penempatannja tertukar.

Page 319: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

Seri „Pembimbing Pendidikan"

Terdiri dari :

1. Pengantar Ilmu Djiwa UmumA .H . Nasution — Oejeng Soewargana

2. Ilm u D jiw a K anak2 IA .H . Nasution — Oejeng Soewargana

3. Ilmu D jiw a Kanak2 IIA. H. Nasution — Oejeng Soewargana

4- Dua Besar Pendidik Kanak2Nn. D. Tadjoedin M. Ed.

5V -F V raw atan A n a & s Ja 'h g ^Ch. L. To¥mg

6 . Pertum buhan, Pem eliharaan, Pendidikan Baji dan K anak2 dipandang dari sudut IJrou JDjixra.

Soewondo (akan terbit)..

Penerbit : „ GAJNTACO” N.V.B andung D jl G eredja 3 Tilp. 3803

D jakarta Djl. G arut 18 Tilp. 51660

319

Page 320: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

BUKU-BUKU BATJAAN

UNTUK

ANAK jang MENGANDUNG PENDIDIKAN SEKSUIL

Karangan:

Dr. A. Seno Sastroamidjojo M.D.,

T erd iri:

1. Ibu. Aku Ingin Bertanja

(Batjaan untuk anak2 jang benunur 1. k. 8 — 12 tahun)

2- Sekarang Aku Mulai Sadar

(Batjaan untuk anak2 jang berumur 1. k. 13__16tahun).

3. Menudju Kearah Kebahagiaan Bersama

(Batjaan untuk anak2 jang berumur 17 tahun kea- tas)

Penerbit: N, V. ,,MASA BARU”Bandung

Djakarta

320

Page 321: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf
Page 322: Pendidikan prasarana dari semua prasarana pembangunan.pdf

MASA BARU - BANDUNG