pendekatan yang dimodifikasi untuk pengaturan staf dan penjadwalan

Upload: faisal-kurniawan

Post on 07-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

penjadwalan staf

TRANSCRIPT

Pendekatan yang dimodifikasi untuk pengaturan staf dan penjadwalan.Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk pengaturan staf dan pengaturan jadwal perawat yang sedang dicoba dalam upaya untuk meningkatkan kepuasan pekerja dan menentukan kebutuhan jam kerja untuk perawatan pasien.Hal ini meliputi teori permainan, modifikasi kerja mingguan (10 atau 12 jam shift), rotasi tim, pengaturan staf perawat mingguan premium vacation. Beberapa pendekatan harus didukung dengan alasan yang mendasar tentang misi, filososofi, tujuan organisasi, dan divisi perawatan dan sebaiknya ditetapkan dalam suatu filosofi dan kebijakan pengaturan staf. Perawat sebagai pekerja yang lainnya mempunyai keinginan, mereka ingin hidup normal sebaik baiknya. Setiap shif, staf harus bertemu untuk menentukan kebutuhan hidup. Perawat eksekjutif yang sukses akan mencoba mengakomodasi keduanya dengan menggunakan administrasi pengaturan staf yang yang paling baik dengan metode yang ada. Hal tersebut harus dipertimbangkan dari segi ekonomi atau baiaya/ keuntungan.Pengaturan staf dan jaadwal merupakan suatu alasan untuk terjadinya pergantian dan pertahanan. Pengaturan staf yang rendah mempunyai efek yang negatif terhadap moral staf, kualitas pelayanan keperawatan, dan modalitas praktik keperawatan. Hal tersebut dapat menurunkan jumlah pasien, menyebabkan penurunan jumlah kehadiran, kebosanan dan ketidakpuasan. Dilain pihak, manajer perawat ingin mendapatkan nilai terhadap uang yang mereka terima. Pembatasan ekonomi selanjutnya dipotong oleh biaya penerimaan staf baru, penyewaan dan orientasi perawat baru. Dan untuk lembur serta sewa sementara bila terjadi pergantian dalam lingkungan kerja dan ketidak hadiran. Tetapi, kelebihan staf juga menjadi mahal/boros dan mempunyai efek negatif terhadap moral dan produktifitas. Pengaturan dan penjadwalan staf harus seimbang antara kebutuhan personel perawat dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan produktifitas organisasi.Modifikasi kerja dalam seminggu.Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa. Seorang perawat pengelola harus yakin bisa memenuhi filosofi dan kebijakan pengaturan staf, khususnya dengan melihat efisiensi. Juga mereka tidak boleh memaksa staf keperawatan, tetapi harus menunjukkan kerja sama yang saling menguntungkan antara majikan, pekerja, dan akhirnya klien yang di layani

10 jam perhari.Salah satu modifikasi kerja mingguan adalah shift 10 jam per minggu dalam tambahan waktu terorganisasi. Satu masalah pada model ini adalah tumpang tindihnya waktu 6 jam per 24 jam per hari. Tumpang tindih ini dapat digunakan untuk membahas masalah pasien, pengkajian, perencanaan keperawatan, dan pengembangan staf. Juga tumpang tindih dapat dijadwalkan untuk menutupi kelebihan/ puncak jam kerja. Kebutuhan puncak jam kerja dapat diidentifikasi dengan observasi, kesepakatan atau catatan sendiri oleh perawat profesional. Hal ini dapat dilakukan dengan jam atau suatu blok 3-4 jam. Papan pengaturan staf dalam bagan 4-8 dapat di gunakan untuk memecahkan masalah ini. Kerja harian yang lebih panjang dapat mengurangi lembur, karena tumpang tindih shift. Ketidakhadiran dan pergantian dikurangi karena perawat lebih banyak mempunya waktu libur. Semua faktor tersebut mengurangi biaya. Suatu sistem dapat meningkatkan kebutuhan pengaturan staf, jika mekanisme tidak digunakan untuk memelihara produktifitas. Beberapa organisasi menggunakan jadwal 7 hari kerja, 7 hari libur, dengan hanya membayar untuk 70 jam dalam 2 minggu. Empat hari, jadwal 10 jam kerja perawat perawat malam dilakukan dirumah sakit yang mengalami kesulitan untuk pengambilan staf perawat yang berkualitas untuk shift malam. Hal ini dirasakan bahwa 10 jam kerja per shift memantapkan pengaturan staf pada perawatan yang intensif dengan peningkatan produktifitas dan penurunan pergantian.Pergantian pada dinas malam telah terjadi sekitar 70 persen selama periode 8 bulan. Posisi yang ditinggalkan kosong lebih lama dari shift yang lain dan cuti sakit lebih tinggi. Hal ini di tingkatkan dengan penerimaan dan waktu orientasi. Perawat perawat dilibatkan dalam perencanaan jadwal 10 jam 4 hari kerja shift malam. Perawat yang shift malam setuju menggunakan jam yang tumpang tindih untuk membantu shift siang. Jaga siang setuju mengurangi staf dengan satu FTE. Perencanaan didiskusikan dan diterima oleh semua. Penugasan personel dan jadwal pertemuan ditujukan dan diputuskan melalui manajemen partisipasi.Hasilnya meliputi penurunan cuti sakit pada shift 10 jam, penurunan pergantian, peningkatan intensif, peningkatan permintaan untuk jaga malam, dan penurunan jam tenaga kerja.