pendekatan pendidikan nilai secara komprehensif

8
Cakrawala Pendidikan JW1i 2001 .. Th. x.x, No 3 PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF SEBAGAI SUATU ALTERNATIF PEMBENTUKAN AKHLAK BANGSA Oleh : Darmiyati Zuchdi Universitas Negeri Yogyakarta Diterima 2 Januari 200] / Disetujui 7 April 2001 Abstract , '[he declining quality of the Indonesian character needs to be resolved. One of the ways to solve this problem is through the educational practice, by using a more effective approach. A single approach of values education .is considered to be ineffective, that is why it is needed a comprehensive one. The development of students' personality should be holistic in nature, including the emotional, and spiritual intelligence. Four important substances of education are values realization, character education, citizenship education, and mor8I education. Various programs are needed to help young people develop their "life skills". The important goals of character education include: respect, responsibility, compassion, self-discipline, loyalty, courage, tolerance, work ethic, and a belief in and love of God. The major aspects of citizenship education include: knowledge of being good citizens, appreciation to democratic system and civic values, critical thinking skills, communication skills, cooperation skills, and conflict resolution skills. The· major goal of moral education is to produce autonomous individuals who are in a high level of Inoral reasoning, are. colnlnitted to acting in a manner cosistent with it or who have noble characters. The four important substances stated above are better integrated in Religion Education and Pancasila Moral Education. Various strategies of values and moral education should be utilized, including inculcating values, modeling values, facilitating values, and the development of skills for achieving a personally peaceful and socially constructive life, as a manifestation of strong faith. Key words: values/moral education, comprehensive approach, character building Pendahuluan Perasaan malu dan prihatin seharusnya ada dalam diri kita atas terjadinya berbagai peristiwa menyedihkan yang bertubi-tubi di berbagai daerah di tanah air kita. Berita tentang penipuan, perampokan, pertikaian, dan pemblUluhan sangat sering muncu) dalam media cetak dan elektronika. Hal tersebut menunjukkan betapa rendahnya kualitas moral sebagian Inasyarakat Indonesia. Kondisi negatif ini sudah barang tentu perlu segera dicari solusinya, betapapun sulitnya. Sebagai urn at yang meyakini kebesaran dan kasih sayang ·IlIahi, jangan sampai kita berputus asa dalam berupayamencari jalan untuk keluar dari penderitaan yang sudah cukup lama ini. Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Bahasa FBS UNY Kondisi yang menyedihkan itu Inemang cukup nunit, karena terkait dengan berbagai segi kehidupan. Perekonomian yang tidak kunjung membaik, penegakan hukwn yang belwn terwujud'l kecerdasan bangsa yang barn Jnenjadi cita-cita, dan pengalmnan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin langka, merupakan beberapa faktor pemicll terjadinya bermacam-macam tindakan moral yang tidak terpuji tersebut di atas. Cacat budaya yang cukup parah ini mungkin dapat diobati lewat jalur pendidikan, karena pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembentukan budaya. Pencarian aJtematif terbaik guna meningkatkan kualitas pendidikan sudah barang tentu perlu diupayakan. Pendekatan pendidikan nilai yang bagaimanakah yang 159

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF

Cakrawala Pendidikan JW1i 2001 .. Th. x.x, No 3

PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIFSEBAGAI SUATU ALTERNATIF PEMBENTUKAN AKHLAK BANGSA

Oleh : Darmiyati ZuchdiUniversitas Negeri Yogyakarta

Diterima 2 Januari 200] / Disetujui 7 April 2001

Abstract, '[he declining quality of the Indonesian character needs to be resolved. One of the ways tosolve this problem is through the educational practice, by using a more effective approach.

A single approach of values education .is considered to be ineffective, that is why it isneeded a comprehensive one. The development of students' personality should be holistic innature, including the intenectual~ emotional, and spiritual intelligence. Four importantsubstances of value~ education are values realization, character education, citizenship education,and mor8I education. Various programs are needed to help young people develop their "lifeskills". The important goals of character education include: respect, responsibility, compassion,self-discipline, loyalty, courage, tolerance, work ethic, and a belief in and love of God. Themajor aspects of citizenship education include: knowledge of being good citizens, appreciationto democratic system and civic values, critical thinking skills, communication skills, cooperationskills, and conflict resolution skills. The· major goal of moral education is to produceautonomous individuals who are in a high level of Inoral reasoning, are. colnlnitted to acting in amanner cosistent with it or who have noble characters.

The four important substances stated above are better integrated in Religion Education andPancasila Moral Education. Various strategies of values and moral education should be utilized,including inculcating values, modeling values, facilitating values, and the development of skillsfor achieving a personally peaceful and socially constructive life, as a manifestation of strongfaith.

Key words: values/moral education, comprehensive approach, character building

PendahuluanPerasaan malu dan prihatin seharusnya

ada dalam diri kita atas terjadinya berbagaiperistiwa menyedihkan yang bertubi-tubi diberbagai daerah di tanah air kita. Beritatentang penipuan, perampokan, pertikaian,dan pemblUluhan sangat sering muncu)dalam media cetak dan elektronika. Haltersebut menunjukkan betapa rendahnyakualitas moral sebagian InasyarakatIndonesia. Kondisi negatif ini sudah barangtentu perlu segera dicari solusinya,betapapun sulitnya. Sebagai urnat yangmeyakini kebesaran dan kasih sayang ·IlIahi,jangan sampai kita berputus asa dalamberupayamencari jalan untuk keluar daripenderitaan yang sudah cukup lama ini.

Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Bahasa FBS UNY

Kondisi yang menyedihkan ituInemang cukup nunit, karena terkait denganberbagai segi kehidupan. Perekonomian yangtidak kunjung membaik, penegakan hukwnyang belwn terwujud'l kecerdasan bangsayang barn Jnenjadi cita-cita, dan pengalmnannilai-nilai kemanusiaan yang semakinlangka, merupakan beberapa faktor pemicllterjadinya bermacam-macam tindakan moralyang tidak terpuji tersebut di atas. Cacatbudaya yang cukup parah ini mungkin dapatdiobati lewat jalur pendidikan, karenapendidikan pada hakikatnya merupakanproses pembentukan budaya.

Pencarian aJtematif terbaik gunameningkatkan kualitas pendidikan sudahbarang tentu perlu diupayakan. Pendekatanpendidikan nilai yang bagaimanakah yang

159

Page 2: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF

Cakrawala Pendidikan

diharapkan ·dapat meningkatkan kualitasakhlak subjek didik, yang pada gili~annya

akan berdampak pada kualitas akhlak bangsaIndonesia? Bagaimanakah penerapan padalembaga pendidikan sekolah. dan Iuarsekolah? Mungkinkah dibangun suatukemitraan yang berd.ayaguna antara lembagapendidikan, keluarga, dan lelnbagakemasyarakatan? Artikel ini difokuskan padapencarian alternatif jawaban pertanyaan yangpertama, dengan harapan dapat memancingtllunculnya artikel-artikel lain dari para.pembaca untuk menjawab pertanyaan yangkedua dan ketiga. ;

Pendekatan KomprehensifKondisi masa· kini sangat berbeda

dengan kondisi masa lalu. Pendekatanpendidikan nilai dan moral yang dabulucukup efektif: tidak sesuai lagi untuk11lembangun generasi sekarang dan yangakan datang. Bagi generasi masa lalupendidikan moral yang bersifat indoktrinatifsudah cukup memadahi untuk membendungterjadinya perilaku yang menyimpang darinorma- norma kemasyarakatan, meskipunsudah barang tentu hal itu tidak ffilUlgkin'dapat membentuk pribadi-pribadi yangmemiliki kemandirian dalam membuatkeputusan moral. Sebagai gantinya diper­lukan pendekatan pendidikan nilai dan moralyang memungkinkan subjek didik mampumengambil keputusan secara mandiri dalmnmemilih nilai-nilai yang saling bertentangan,seperti yang terjadi pada kehidupan sait ini.Strategi tunggal tampaknya sudah tidakcocok lagi, apalagi yang bemuansa'indoktrinasi. Pemberian teladan saja kurangefektif diterapkan, karena sulitnya menen­tukan yang paling tepat untuk dijadikanteladan. Dengan kata· lain diperlukan multipendekatan atau yang oleh Kirchenbawn(1995) disebut pendekatan komprehensif

Sebelum tabun t990-an di AmerikaSerikat telah dikembangkan program pendi­dikan moral yang bagus, untuk mengajarkannilai-nilai tradisional. Perhatian yang cukupbesar terhadap nilai dan moralitas tel'lhdiberikan oleh para orang tua, pemuka

Pendidikan Nitai Secara Komprehensif .

Jwli 2001, Th. x.x, No 3

agama, ,guru, dan pOlitisi. Meningkatnyaperhatian itu disebabkan oleh kemampuannegara tersebut mengatasi masalah minumankeras,kriJninaiitas, kekerasan, diisintegrasidalam keluarga, meningakatnya jumlahremaja yang bunuh diri dan remaja putriyang mengandung, menurunnya tanggungjawab masyarakat, tumbuhnya pertentanganrasial dan etnis, serta tidak terkeodalinyajwnlah skandal pada taboo I 980-an, yangmerupakan gejala "kehampaan etis" dalampemerintahan dan kehidupan secara umum.Kondisi negatif tersebut telah menggugahpara orang tua, pendidik, dan pemuka rna­syarakat .untuk bersatu padu melibatkan diridalam Inendidikkml nilai datI moralitas kepa­da geoerasi muda (Kirschenbawn, 1995: 7).

Pendekatan-pendekatan barn daninovasi-inovasi yang telah diterapkan diAmerika Serikat, antara lain: perumusantujuan behavioral (1960), open education'pendidikan di alaln terbuka' dan klarifikasinilai (1970)'t hack to basics, berpikir kritis,kemitraan sekolah dan pernsahaan, sertabelajar kooperatif (1980), menurut Kirschen­baum paling-paling hanya Inenawarkansolusi yang bersifat parsial terhadapInasalah-masalah pendidikan. Berdasarkanalasan tersebut disarankan penggunaanmodel pendekatan kOlnprehensif, yangdiharapkan dapat memberikan pemecahanmasalah yang secara relatiflebih tuntas.

Istilah komprehensif yang digunakandalam pendidikan nilai Inencakup berbagaiaspek. Pertama, isi pendidikan nilai harnskOlnprehensif, meliputi semua pemsalahanyang berkaitan dengan nilai mulai pilihannilai-nilai yang bersifat pribadi sampaipertanyaan-pertanyaan yang mengenai etikasecara umum.

Kedua, metode pendidikan nilai jugahams komprehensif, tennasuk didalamnyainkulkasi (penanaman) nilai, pemberianteladan, dan penyiapan generasi muda agardapat mandiri dengan mengajarkan dantnemfasilitasi pembuatan keputusan moralsecara bertanggung jawab dan keterampilan­keterampilan hidup yang lain. Generasimuda perlu memperoleh penanaman oHai-

160

Page 3: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF

Cakrawala Pendidikan

nilai tradisional dari orang dewasa yangmenaruh perhatian kepada mereka, yaitupara anggota kelurga ,guru,dan masyarakat.Mereka juga memerlukan teladan dan orangdewasa mengenai integritas kepnoad.ian dankebahagiaan hidup. demikian juga merekaperlu memperoleh kesempatan yangmendorong mereka memikirkan dirinya danlllcIIlpelajari ketrampilan-ketrampilan. untukInenegarahkan kehidupan mereka sendiri.

Ketiga, Pendidikan nilai hendaknyaterjadi dalcim keseluruhan proses pendidikan .di kelas, dalam kegiatan ekstTakurikuler,dalam proses bimbingan dan penyuluhan,dalatn upacara-upacara pemberiaanpenghargaan ~ dan semua aspek kehidupan.Beberapa contoh mengenai hal ini misalnyakegiatan belajar keleompok, penggunaanbahan-bahan bacaan dan topik-topik tulisanmengenai "kebaikan ",peenggWlaan strategiklarifikasi nilai dan dilema moral, pemberianteladan "tidak merokok", "tidak korup","tidak munafik", dennawan", "menyanyangisesama makhluk Allah",dan sebagainya.

yang terakhir, pendidikan nilainyahendaknya terjadi melalui kehidupan dalmnmasyarakat. Orang tua, lembaga keagatnaan,penegak hukwn, polisi, organisasikemasyrakatan, semua per)u berpartisipasidalam pendidikan nilai. Konsistensi selnuapihak dalam melaksanakan pendidikan nialimempengaruhi kualitas moral generasi tnuda(Kirschenbaum, 1995: 9-10).

Disamping IOta menekankan segiakademik, yang juga sangat esensial ialahpelnberian pendidikan mengenai kewajibanwarga negara dan nilai-nilai moral, sertasifat-sifat yang ·dianggap baik· olehkebanyakan orang tua, pendidik, dan anggotamasyarakat seeara keseluruhan. Yang sangatpenting juga ialah kita perlu mengajarkanketerampilan: mengatasi masalah, berpikirkritis dan kreatif, dan membuat keputusansendiri dengan' penuh rasa tanggung jawab,kepada generasi muda. Tanpa itu semu~

sistem pendidikan tidaklah berharga dalammasyarakat yang demokratis dan dalamdunia yang senantiasa berubah.

Pendidikan Nilai Secara Komprehensif ." .,. ,

JW1i 2001, Th, x.x, No 3

Secara mengesankan, Terrel H. Bellmengungkapkan gagasannya mengenaisistem pendidikan yang baik, sebagai berikut(Kirschenbauln, 1995: 11).

(f the. educational L\ystem works... itprovides students the skills and desire tolearn and to keep on learning through life. Itp~epares them .Ii)r a rewarding career in a.field (~f' their choice. It gives them the abilityto make wise decision about their personall~fe and to participate resp()nsibly ill thedemocratic processes (~rour society. M()..~t.()f01/- and I think this i,\· (~ften over/;)oked­education ,fthould leach young pe()ple h()w toenJ'oy l{fe, how to get akick out (~t·it.

l~{te is a great experience if· you'retrained and con,lident and know where you'regoing. An education that meets allrequirments is by.tar the greatest g!ft thatAmerica can best()w upon itsyoung people.

Sistem pendidikan yang dilukiskandiatas sudah sangat bagus dan lepgkap.Namun bagi bangsa Indonesia, pendidikanjuga hams dapat menyiapkan subjek didik'­untuk dapat mengarahkan diri secaraindi­vidual dan kelolnpok supaya memperolehbekal untuk mencapai kebahagiaan akhirat.·yang mereka perlukan pengembangan diri;secara holistik, yang meliputi aspek kecer­dasan intelektual, emosional, dan spiritual.Tanpa adanya aspek yang terakhir ini, tidaktnungkin seseorang dapat menangkap maknakehidupan (Zohar dan Marshall, 2000).Sebagai balnya bidang-bidang yang lain, adaberbagai cara untuk mencapai seperangkattujuan pendidikan. Untuk pendidikan nilai,berbagai metode, program, dan kurikulwntelah dikembangkan di Amerika Serikat,untuk menolng generasi muda agar dapatmencapai kehidupan yang secara pribadilebib memuaskan dan secara sosial lebih

. konstruktif. dilihat dari substansinya, adaempat pendekatan yang dianggap gerakan~talna dalam bidang pendidikan nilai yangkomprehensif, yaitu realisasi nilm, pendi­dikan watak, .pendidikan kewaganegaraan,dan pendidikan moral (Kirschenbaum, 1995:15-28).:

161

Page 4: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF

Cakra,vala Pendidikan

1. Realisasi nilaiRealisasi nilai merupakan istilah yang

diutarakan oleh Sidney Simon pada tahun1980. Hal iill tnerupakan gerakan utatnayang pertama dalam bidang pendidikan nilai.Semua pendekatan untuk menolong individumenentukan, menyadari, mengimplelnen­tasikan, bertindak dan mencapai nilai-nilaiyang mereka yakini dalam kehidupan,tennasuk pendekatan realisasi nilai.

Hal tersebut juga dilukiskan sebagai"pend~dikan keterampilan hidup" Inenga-'jarkan pengetahuan dan keterampilan yangdapat menolong generasi muda mengarahkandiri mereka sendiri dalam dunia yang cepatberubah dan kompleks. Banyak kurikulumdan metode pendidikan yang telahdikembangkan, . untuk menolong generasimuda mengembangkan keterampilantnerealisasikan nilai-nilai, menjadi orang­orang yang efektif dalam semua situasi, danmenemukan makna hidup. Yang palingmenonjol ·adalah : m'engenali diri sendiri.,kesadaran akan harga diri (..\-e(!:"esteem),kecakapan merumuskan tujuan, keterampilanberpikir, keterampilan membuat keputusan.,keterampilan berkomunikasi, keterampilansosial, pengetahuan akademik, danpengetahuan transendental. Khususmengenai pengembangan kesadaran akanharga diri, hal ini telah banyak memperolehperhatian di Amerika Serikat, bahkan secararutin diadakan seminar yang diberi nalna"self-esteem AnnuaIMeeting". Telah banyakpula buku yang diterbitkan, antara lainBuilding ~~elf-esteem ( Reasoner, 1982), J{)(}Ways to Enhance L~elf-E"steem (Canfield &Wells, 1976), dan beberapa buku yang ditulisoleh Coopersmith(] 967, ]982,1986).

2. Pendidikan WatakTujuan pendidikan watak adalah

mengajarkan nilai-nilai yang diterima secaraluas sebagai landasan perilaku yang baik danbertanggung jawab. Nilai-nilai ini jugadigambarkan sebagai perilaku moral. Jikaorang mengatakan bahwa kita perlumengajarkan nilai-nilai kepada anak,biasanya yang dimaksudkan adalah nilat-

Pendidikan Nilai Se~ara Komprehensif .

JWli 2001 .. Th. x.x.. No 3

nitai tradisional atau perilaku moral. karenaistilah-istilah "pendidikan nHai", nilai-nilaitradisinal", ~an 'perilaku moral" mengandungInakna yang kurang jelas bahkan kadang­kadang kontraversial, para pendidik lebihsuka menggunakan istilah pendidikan watak.Watak merupkan konsep lama yang berartiseperangkat sifat-sifat yan selalu dikagumisebagai fanda-tanda kebaikan: kebajikan ,dan kematangan moral. lneskipun adaberbagai perbedaan, pada umumnya ciri-ciriwatak yang baik dan menjadi tujuanpendidikan, watak adaJah rasa honnat,tanggung jawab, rasa kasihan, disiplin~

loyalitas, keberanian, toleransi, .keterbukaan.,etos kerja, dan kepercayaan serta kecintaankepada Tuhan. Yang terakhir ini mernpakanaspek yang sangat penting, karena kualitaskeimanan menentukan kualitas watak ataukepribadian seseorang.

3. Pendidikan KewarganegaraanPendidikan nHai atau moral juga

ditunjukan uotuk mengajaekan nilai-nilaiyang menjadi dasar negara, yang menjadidasar hukuln dan politik. Di Amerika Serikatkurikulum untuk pendidikan kewargane­garaan berisi "nilai-nilai fundamental" :kesejahteraan masyarakat, hak-hak indivi­dual, keadilan, persamaan hak, kebinekaan,kebenaran"l dan patriotisme. Di Indonesia.,nilai-nitai Pancasila telah di ajarkan di semuajenjang pendidikan. Yang Inasih menjadimasalah adalah strategi penyajiannya yangbiasanya masih terlalu terfokus pada pe­ngelnbangan pengetahuan ke- Pancasilaan,beJum sampai pada dataran pengamalannHai-nilai Pancasila. Lingkungan 80sial yangkurang kondusif juga merupakan f~tor

utama yang men.ghambat pengamalan nilai­nitai Pancasila. .

secara tradisional pendidikan kewar­ganegaran di Amerika diberikan secaralangsung kedalmn pelajaran sejarah dan ilmupenget8huan sosial.Di Indonesia pendidikankewarganegaran yang pada lnasa lampaulnerupakan mata pelajaran tersendiri,kemudian diintegrasikan dalam pelajaranPendidkian Pancasila dan Kewarganegaraan

162

Page 5: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF

Cakrawala Pendidikan

(PPKN). Sayangnya mata pelajaran initerialu ditekankan pada pemberianpengetahuan mengenai nilai-nilai Pancasiladan kurang mementingkan pendidikankewarganegaraan, bahkan selanjutnyadiganti dengan pelajaran Pendidikan MoralPancasiia (PMP).

Dalam program pendidikan nilai yangkomrerhensif di Amerika Serikat, pendidikankewarganegaraan diberikan dalam berbagaisegi. Aspek-aspek utatlla pendidik~n.

kewarganegaraan tneliputi pengetahuanuntuk menjadi warga negara yang baik,apresasi terhadap sitem demokrasi dan nilai­nilai kewarganegaraan, keterampilan berfikirkritis, keterampilan. berkomunikasi, keteram­pilan bekerja sarna, dan keterampilan menga­tasi konflik (Kirschenbaum, 1995:24-26).

Dalam alarn demokrasi, generasi mudaperlu banyak belajar Wltuk menjadi warganegara yang baik. Mereka harns mengetahuaisejarah negeri mereka, hukum dan peraturanmasyarakat, kebinekaan warga negara danbnilai-nilai fundamental seperti pemerintah­an yang konstitusional dan kedaulatan rakyat(tennasuk pemisahan kekuasaan legislatif,eksekutit: dan yudikatit: serta pengecekandan penyeimbangan ketiga kekuasaantersebut). Para pendidik boleh berargumen­tasi mengenai fakta dan konsep yang harrISdiajarkan, tetapi pengetahuan dasar tentangsejarah negeri sendiri dan sistem hukumdanpolitik sangat esensial untuk menjadi warganegara yang efektif, oleh karena itu hal initidak mungkin dapat dikesampingkan.

Pengetahuan mengenai sejarah dansitem politik merupakan capaian belajarkognitif atau intelektual. Penghargaanterhadap sitem demokrasi dan" niJai-nilaikewarganegaraan tennasuk capaian belajarefektif: yang merupakan tujuan pentingpendidikan kewarganegaraan. Sudah barangtentu kita ingin agar murid-muridmenghargai negeri mereka, menghargaiwarisan budaya, menghargai hubungan hal<dan kewajiban, dan memperlakuan kelompoklain diluar kelompoknya dengan rasa honnatdan toleran. Penghargaan semacam ini lebihtinggi tingkatnya daripada pengetahuan

Pendidikan Nilai Secara Komprehensif .

JlU1i 2001., Th. xx., No 3

intelekiual. Oleh karena itu pendidikankewarganegaraan jangan hanya berhentipada pengembangan ranah intelektual.

Warga negara yang Inemiliki nilai-nilaidemokrasi juga harriS memiliki keterampilanberpikir kritis. Gejala tWlduk padakediktatoran, keinginan untuk metnatuhipelni.mpin yang Inenuju jurang keruntuhanmoral, merupakan kebalikan dari sifat-sifatrakyat yang ideal. Suadah barang tentu yangdicita-citakan oleh pendiri setiap negara yangberlandaskan azas demokrasi adalah rakyatyang kritis Inenanggapi infonnasi, yangmmnpu membllat keputusan secara mandiri.Itulah sebabnya bagian yang sangat esensialdalam pendidikan kewarganegaraan adalahmengembangkan kemarnpuan murid-murid:berpikir secara lQgis, Inenganalisis argumen,membedakan fakta dan pendapat, mengenalikekeliruan penalaran, tnemahmni teknik­teknik propaganda, dan menganalisipelnikiran yang bersifat klise.

Untuk menjadi warga negara yangefektif diperlukan berkolnunikasi ketrampil­an yang baik. dengan mengekspesiakansikap, kepercayaan dan nilai-nilai secaraefektif, kita akan Iebih mlUlgkinmelnpengaruhi. orang lain sehingga nHai­nilai yang kita anut Jnenjadi bagian dannilai-nilai yang dianut oleh masyarakatsecara luas. DenganA- menyimak baik-baikperkataan orang lain kita akan Inelnperolehwawasan-wawasan penting yang meningkat­kan pelnikiran kita sendiri, Inelnungkinkankita dapat menhargai orang-orang lain danpandangan mereka, dan membuat kita dapatmengungkapkan pandangan kiat sendiri lebihefektif. Jadi, berbagai metode dan progranyang mengajarkan kepada generasi mudacara berkomuni~asi dengan jelas danmenyimak . secara cennat, tidal< hanyaInenolong Inereka Inenguasai nilai-nilai yangbersifat pribadi, tetapi juga menolollgJnereka menjadi anggota masyarakat yangefektif

Kita tidak mllngkin dapat mengem­bangkan kepribadian tanpa bekerja sarnadengan orang-orang lain. Kita perlu bekeIjasarna untuk mellcapai hal-hal yang baik.

163

Page 6: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF

Cakrawala Pendidikan

Untuk mencapai tujuan-tujuan perseorangandan kelompok di perlukan tidak hanyapersaingan tetapi juga kerja sarna. Suatuorganisasi tidak mungkin dapat mencapaikeberhasilan tanpa ada persatuan di antarapara anggota organisasi tersebut. Demikian .juga suatu bangsa tidak mungkin dapatmemenangkan persaingan global apa bilapenduduknya bercerai berai, tidak memilikirasa persatuan yang kokoh.

Sejak taboo 1970-811 di Amerika Sen­kat tetjadi suam gerakan dalam pendidikan .yang disebut Coperative learaning 'beJajarseeara kooperative' ;berbagai pendekatanuntuk mengajarkan kepada mueid-murid cambeketja sarna dalam mengetjakan tgas-tugasakademik (Johnson and johnson, 1975).Hasil penelitian menunjukan bahwa apabilaproses pendidikan tersebut dilakukan seearaefektif: pembelajaran yang bersifat akademikdan yang bersifat sosial berlangsung denganlebih bai. MOOd-murid belajar menghargaidan toleran terhadap teman-temannya yangberbeda dengan diri mereka( dalam halitnisitas, agama, sosial, atau kemampuan ),belajar bekerja dengan orang lain denganlebih efektif , dan beJajar memperolehpengetahuan dan ketrampilan akademik lebihbanyak.Denagn demikian 'belajar kooperatif'memberikan penguatan pada beberapa nilai­nilai kewarganegaraan yang utama..

Sisi lain dari belajar beketja sarnaadalah belajar mengatasi konflik. Apabilabeberapa orang bekerja sarna, merakabiasanya menghadapi konflik terutarna didalam masyarakat yang memiliki kebinekaandalam hal suku bangsa, agama, bahasa, danbudaya seperti halnya di Indonesia. 01ehkarena itu ketrampilan mengatasi konflikmerupakan materi yang sangat penting untukpendidikan kewarganegaraan dan pendidikannHai atau pendidikanmora1. Mengatasikonflik dengan kekuatan dan kekerasan padadasamya merupakan tindakan yang atnoral.Kedua belah pihak baik yang menangmaupun yang kalah hanya mendapatkanmanfaat yang sangat keeil. Baik untukperseorangan maupun untuk masyarakat, ke­trampilan mengatasi konflik dapat menolong

Pendidikan Nilai Secara Komprehensif .

JWli 2001., Th. xx, No 3

setiap orang lebih menghayati nilai-nilaiyang dianutnya dal81n penyelesaian konflikyang lebih adil

4. Pendidikan MoralGerakan yang keempat dalam pendi­

dikan nitai ·dan pendidikan Inoral dapatdiberi nama secara eksplisit" pendidikanmoral". Pendidikan moral mencakup penge­tahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan, danperiJaku yang baik, jujur, dan penyayangdapat dinyatakan dengan istilah" bennoral".Tujuan lItama pendidikan moral adalahInenghasilkan individu yang otonom, yangmemahami nilai-nilai moral dan memilikikomitmen uotuk bertindak kon.sisten dengannilai-nilai tersebut. Pendidikan . moralmengandung beberapa komponen., yaitu:pengetahuan tentang IDoralitas, penalaran.moral, perasaan kasihan dan inementingkankepentingan orang lain, dan tendensi Inoral.

Titik awal pendidikan moral adalahmembuat murid-murid memahami konsep"moralitas " . Apa yang dimaksud dengan"moralitas"? untuk rnenjawab pertanyaantersebut., kita juga hams membahas konsep"keadilan ", "kejujuran", dan "etika". Hal inidapat dimulai dengan pemahaman terhadaptradisi moral. Dengan kata lain, salah satubagian pendididkan Inoral di Indonesiaadalah meno)ong genarasi Inuda memahamitradisi moral masyarakat Indonesia. Kitadapat menolong mereka memah31ni tradisipolitik dan hukum yang berlaku di Indonesia( dan Inengkritisinya). Kemudian dilanjutkandengan menggali konsep-konsep yang lebihabstrak seperti keadilan., kejujuran ,kesopanan, benar dan salah konsep-konsepyang menjadi landasan hukum di suatuwilayah. Perlu juga di gali kontribusi Agamaterhadap pengembangan tradisi moral,karena masyarakat Indonesia merupakanmasyarakt religius. Mengenai konsepsimoralitas silahkan rnetnbaca lebih lanjuttulisan Hi] (1991 ).

Pada Inassa yang larnpau rnoralitasdianggap sinonim denagn mengikuti aturanInoral masyarakat seperti "tidak mencuri","bekerja keras","bersifat hemat", dan

164

Page 7: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF

Cakrawala Pendidikan

sederhana",.Akhir-akhir lnt para pendidiktertarik pada "perke~bangan moral" dan"penalaran moral", serta hubungan yangnunit antara perkembangan psikologis,konteks sosial, dan pengaruh pendidikan,yang mengahilkan pemikiran dan tindakanmoral. Suatu pendekatan telah dikembang­kan untuk mengajarkan ketermnpilan bema­lar rnengenai persoalan-persoalan moral.

Lawrence kohlberg dan para maha­siswanya mulai taboo 1995 telah menyelidikidan mengajarkan proses perkembangan'pena-laran .moral. Melalui penelitianlongitudinal, Konhlerg menemukan bahwaada tiga tingkat penalaran moral., yangmasiang-masing terdiri dari dua tahap.,sehingga seluruhnya ada enam tahap. Ketigatingkat tersebut adalah prakonvet1sional,konvensional,dan pascakoDvensional.TingkatprakoDvensionl terdiri .dari tahap 1: moralitasheteronom dan tahap 2: individuaJisme atautujuan instru-mental. Selanjutnya, tingkatkonvensional terdiri dari tahap 3: harapan.,hubungan., dan persetujuan antar pribadi dantahap 4: sistem sosial dan hati nurani. Yangterakhir, tingkat pascakonvensional terdiridari tahap 5: kontrak sosial atau kegunaandan hak-hak individual dan tahap 6: prinsip..prinsip etis universal (Arbuthnot, lawatZuchdi,] 988:28..3] ).

Penalaran moral merupakan prosesintelektual. Banyak orang yang berpendapatbahwa moralitas yang sebenarnya lebihbanyak berasal dari perasaan dari padapikiran. Ajaran "meneintai tetangga" yangmuneul dalam setiap Agama besar di duniaini, bukanlah suatu putusan intelektual tetapikeputusan berdasarkan pertimbanganperasaan atau bati nurani.

Oleh karena itu pendekatan-pendekatan lain dalmp pendidikan moralmenekan kan teknik-teknik yang didesainuntuk meningkatkan rasa kasihan danmengutamakan kepentingan orang lain."latihan empati" banyak digunakan untukmenolong murid-murid memahamidanmenghargai perasaan orang lain."Proyeklayanan" digunakan untuk memberikankesempatan untuk generasi muda untuk

Pendidikan Nilai Secara Komprehensif .

Juni 2001, Th. x.~~ No 3

meraskan kepuasan setelah menolong ataumemberikan sesuatu kepada orang lain.Baeaan , film, nara sumber dapat digunakanuntuk menolong para murid In~ngapresiasi

(menghargai) keanekaragaman budaya danperbedaan kondisi manusia.

Di atas pengetahuan moral., ketram­pilan bemalar mengenai persoalan moral,serta perasaan kasihan dan mengutamakankepentingan orang lain, ada sikap lain yangmenunjuk.an kematangan moral. Hal inidisebut "tendensi moral". Beberapa daritendensi ~oral ini adalah: suara hati­menyadari standar moral dan 'etika ·danprihatin apabila seseorang tidak mengindah­kanya~ mencintai kebaikan-memilikikomitmen pada kebenaran dan bertindakbenar; kontrol diri- kecakapan mengontroldesakan bati dan memusatkan diri untukmengerjakan hal yang benar; kerendahan hatimengetahui keterbatasan diri sendiri; habitInoral mengembangkan pola perilakupenyayang, baik budi dan jujur., sampaiperilaku ini bersifat alami menjadikebiasaan; dan kemauan - komitmen internaluntuk mengerjakan hal yang benar,meskipun hal itu sulit. Berbagai program danInetode yang dapat memelihara tendensi­tendensi ini sangat perlu dihtksanakan dalampendidikan Illora).

KesimpulanPendidikan nilai dengan pendekatan

konprehensif dipandang sesuai uotuk diterapkan, karena pada masa sekarang inikehidupan sudah selnakin komplek danperubahan di segala segi kehidupanberlangsung dengan sangat cepat. DiIiIlatdari segi materinya., pendidikan nilai danmoral Indonesia sudah cukup komprehensif,karena·nilai-nilai fundamnetal yang dapattnentuntun kaarah pencapaian kebahagiaandunia dan akhirat untuk seluruh wnatmanusia telah di sampaiklan kepada subjekdidik di semua jenjang pendidikan, meJaJuiPendidikan Agmna dan Pendidikan MoralPancasila. Namun dari segi metode danstrateginya, Inasih banyak kelemahan yangperlu diatasi.

165

Page 8: PENDEKATAN PENDIDIKAN NILAI SECARA KOMPREHENSIF

Cakrawala Pendidikan

Ada empat macam substansipendidikan nilai yang disebut sebagaigerakan utama pendidikan nilai di AmerikaSerikat, yaitu: realisasi nilai, pendidikan'watak, pendidikan kewarganegaraan, danpendidikan moral. Keempat jenis substansitersebut patut di pertimbangkan dalammelaksanakan pendidikan nilai dan moral diIndonesia. Bagian-bagian yang dianggaprelevan dapat di· integrasikan kedalamprogram Pendidikan Agama dan PendidikanMoral Pancasila Khususnya mengenai.pendidikan kewarganegaraan, tennasukdidalamnya pemabaman dan penghargaanterhadap sitem demokrasi, ketrampilanberfikir kritis., ketrampilan bekerja sam~ danketrampilan mengatasi konflik.

Pendidikan dan moral yang terlaluberfokus pada pengembangan kognitiftingkat rendab~ perlu dilengkapi denaganpengembangan kognitif tingkat tinggi sampaisubyek didik memiliki ketrampilan membuatkeputusan moral yang tepat secara mandiri..memiliki komitmen yang tinggi untukbertindak selaras dengan keputusan moraltersebut, memilki kebiasaan (habit) untukmelakukan tindakan bennoral. Dengan katalain, pendidikan nilai dan moral hendaknyadapat mengembangkan 8ubjek didik secaraholistik, yang mencakup pengembangkankecerdasan intelektual, emosional, danspritual, pendekatan pendidikan nilai danmoral yang masih bemuansaindoktrinasiperiu diinovasi dengan pendekatankomprehensif yang meliputi : inculct!ting'menanamkan f niIai dan moralitas~ mlJde/ing'meneladakan ' nilai dan moraJitas~

facilitating 'memudahkan' perkembangannilai dan moral, dan skill development'pengembangan ketrampilan t untukmencapai kehidupan pribadi yang tenteramdan kebidupan sosial yang .konstruktif,berbagai manifestasi kekuatan iman setiap'warganegara indonesia. Deugan demikianinsya Allah akan terwujud negeri yang amandan damai, yang mendapat ridlo Allah8wt.Arnien

M ....

Pendidikan Nilai Secara Komprehensif .

Jooi 2001., Th. x~ No 3

Daftar Pustaka

Hill, Brian V. (1991). Values EaucatilJn inAus/ralian sch()()/s. Victoria: ACER.

Kirschenbaun, howard. (1995). Enhancingvalue~~ and M()ralily in scho()ls andYlJulh Selling. Boston: Allyn andBacon.

Reasoner, Robert W .(1982).huilding self-~~·teem. California: ConsultanPyischologists Press.Jnk.

Zohar., Danah dan Marshall, Ian. (20000.SQ:Memanfaatkan Kecerdasan L'lpirituaida/amBelji/dr Integra/istik danNolis/ik untuk Memakai kehidupan.Bandung :Mizan Pustaka.

Zuchdi, Darmiyati.(1988). 1'he Effect ofSelf­E:"teenl on the Ml)ral C:c)nlro/ ofJuniorHigh L';chool student.... in Yogyakarta,lndlJnesia. Disertasi., state Universityof New York at Buffalo, USA.

166