pendekatan green productivity untuk pengurangan scrap kayu
DESCRIPTION
Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang produksi mebel. Perusahaan ini berada di daerah Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa banyaknya tumpukan scrap potongan kayu dari sisa produksi yang menumpuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengurangi scrap kayu yang ditimbulkan dengan pendekatan green productivity sehingga dapat diperoleh usulan pengurangan scrap kayu yang lebih ekonomis dan produktif.Pendekatan green productivity yang digunakan pada pengurangan scrap kayu pada bagian produksi dengan tahapan-tahapan identifikasi permasalahan, penentuan target yang ingin dicapai, dan usulan alternatif-alternatif. Pada tahapan selanjutnya, alternatif-alternatif yang diusulkan dihitung perbandingannya dari aspek ekonomis (dengan menghitung Green Productivity Index dan finansial), lingkungan (dengan menghitung emisi karbon), dan sosial (dengan meninjau aspek manfaat terhadap masyarakat). Hasil identifikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa salah satu masalah yang terjadi di perusahaan adalah scrap kayu yang menumpuk. Berdasarkan pertimbangan aspek ekonomis, lingkungan, dan sosial, ada 3 alternatif yang diusulkan, yaitu: (1) Tidak melakukan tindakan pengubahan apapun; (2) Scrap kayu dihaluskan dan dipress menjadi kayu press sebagai “isi” dari pintu, scrap kayu yang biasanya dipakai sebagai bahan bakar dalam boiler diganti dengan ampas kelapa sawit; dan (3) Pembelian kayu-kayu dengan ukuran yang sesuai dan menghasilkan scrap seminimal mungkin. Dengan perhitungan yang dilakukan, diperoleh alternatif 2 sebagai alternatif terbaik dengan hasil Green Productivity Index (GPI) Human sebesar 1, GPI Material 1.13, GPI Modal masing-masing 1.06, GPI Energy sebesar 1.16, dan GPI Waste sebesar 0. Pendapatan masyarakat untuk alternatif 2 tersebut sebesar Rp 50,400,000.-. Dengan usulan alternatif 2 tersebut, diperoleh bahwa aspek ekonomis, aspek lingkungan, dan aspek manfaat sosial akan diperoleh hasil sebaik mungkin sehingga scrap dapat digunakan secara ekonomis dan produktifTRANSCRIPT
PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK
PENGURANGAN SCRAP KAYU
Irwan Budiman, Dini wahyuni, Mangara M. Tambunan
Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
Telepon/Fax.: +62-61- 8212050
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang produksi mebel. Perusahaan ini berada di
daerah Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Dari pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa banyaknya
tumpukan scrap potongan kayu dari sisa produksi yang menumpuk. Tujuan dilakukannya penelitian ini
untuk mengurangi scrap kayu yang ditimbulkan dengan pendekatan green productivity sehingga dapat
diperoleh usulan pengurangan scrap kayu yang lebih ekonomis dan produktif.
Pendekatan green productivity yang digunakan pada pengurangan scrap kayu pada bagian produksi
dengan tahapan-tahapan identifikasi permasalahan, penentuan target yang ingin dicapai, dan usulan
alternatif-alternatif. Pada tahapan selanjutnya, alternatif-alternatif yang diusulkan dihitung
perbandingannya dari aspek ekonomis (dengan menghitung Green Productivity Index dan finansial),
lingkungan (dengan menghitung emisi karbon), dan sosial (dengan meninjau aspek manfaat terhadap
masyarakat).
Hasil identifikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa salah satu masalah yang terjadi di perusahaan
adalah scrap kayu yang menumpuk. Berdasarkan pertimbangan aspek ekonomis, lingkungan, dan sosial,
ada 3 alternatif yang diusulkan, yaitu: (1) Tidak melakukan tindakan pengubahan apapun; (2) Scrap kayu
dihaluskan dan dipress menjadi kayu press sebagai “isi” dari pintu, scrap kayu yang biasanya dipakai
sebagai bahan bakar dalam boiler diganti dengan ampas kelapa sawit; dan (3) Pembelian kayu-kayu
dengan ukuran yang sesuai dan menghasilkan scrap seminimal mungkin. Dengan perhitungan yang
dilakukan, diperoleh alternatif 2 sebagai alternatif terbaik dengan hasil Green Productivity Index (GPI)
Human sebesar 1, GPI Material 1.13, GPI Modal masing-masing 1.06, GPI Energy sebesar 1.16, dan
GPI Waste sebesar 0. Pendapatan masyarakat untuk alternatif 2 tersebut sebesar Rp 50,400,000.-.
Dengan usulan alternatif 2 tersebut, diperoleh bahwa aspek ekonomis, aspek lingkungan, dan aspek
manfaat sosial akan diperoleh hasil sebaik mungkin sehingga scrap dapat digunakan secara ekonomis dan
produktif.
Kata Kunci: Green productivity, analisis finansial, emisi karbon, manfaat untuk
masyarakat
1. Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan di perusahaan
mebel kayu yang menghasilkan berbagai produk
seperti pintu, laci meja, dan kursi. Fokus
penelitian dilakukan untuk produk pintu yang
merupakan produk utama. Dalam melaksanakan
produksinya, perusahaan menggunakan kayu
sebagai material utama dalam membuat
produknya. Bahan kayu diperoleh dari
perkebunan-perkebunan yang ada di wilayah
Sumatera maupun dari luar Sumatera. Dari
pengamatan di lapangan, terjadi penumpukan
scrap kayu sebesar 3,5 ton per bulan. Dari
jumlah tersebut, 45% scrap kayu tersebut
dipakai untuk pemanas di boiler sehingga
jumlah scrap yang menumpuk masih sekitar
55% setiap bulannya. Bahan kayu merupakan
salah satu bahan yang sulit diperoleh.
Karena itu, hasil penelitian diharapkan dapat
memperoleh cara efektif penurunan scrap
dengan menggunakan pendekatan green
productivity, dan merancang implementasi yang
dibutuhkan untuk dapat mengaplikasikan green
productivity terkait penerapan usulan yang
diberikan.
2. Landasan Teori
1. Green Productivity Green Productivity memberikan kebutuhan
dasar bisnis untuk dapat menggabungkan fokus
lingkungan juga kinerja secara ekonomi dalam
proses perbaikan. Green Productivity
mengembangkan proses pengubahan untuk
membantu pelaku bisnis memahami kebutuhan
pelanggan akan produk yang lebih ramah
lingkungan.
Green Engineering atau Green
productivity mempunyai empat tujuan umum
dalam rangka meningkatkan kualitas
lingkungan dan nilai ekonomis ketika
diimplementasikan pada lantai produksi, yaitu:
1. Waste Reduction
2. Material Management
3. Pollution Prevention
4. Product Enhancement
2. Ecomapping Ecomapping adalah suatu alat visual,
sederhana, dan praktis untuk analisis,
pengaturan, dan informasi terhadap kinerja
lingkungan dari perusahaan.
3. Material Balance Material balance adalah tool persediaan
paling dasar, yang memberikan penilaian
kuantitatif pada input dan output material.
Pengembangan material balance untuk program
manajemen lingkungan berdasar pada proses
yaitu Process Flow Diagram.
Input dalam suatu proses atau unit operasi
dapat termasuk bahan baku, kimia, air, udara,
dan energi. Output termasuk produk primer, by-
product, reject, waste cair, waste gas. Limbah
perlu disimpan dalam pembuangan atau untuk
penggunaan kembali. Material dan energy
balance sejalan, karena itu material balance
yang dipakai untuk mengkaji energi disebut
energy balance.
4. IRR (Internal Rate of Return) IRR adalah tingkat diskonto dimana present
value untuk cash inflow sebanding dengan
present value untuk cash outflow; atau suatu
tingkat dimana present value penerima proyek
sama dengan present value investasi sehingga
net present valuenya bernilai nol. IRR
merepresentasikan keuntungan pasti dari proyek.
�� = �� +��(� − ��)
�� + ��
Dimana �� adalah IRR, PV adalah NPV (positif)
pada discount rate yang rendah dari ��, dan NV adalah NPV (negatif) pada discount rate yang
tinggi dari �.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Identifikasi masalah Berdasarkan identifikasi visual yang
dilakukan, diperoleh informasi masalah di
pabrik. Lalu, dilakukan eco-mapping dan terlihat
adanya penumpukan waste kayu yang cukup
banyak dan Diagram Ishikawa untuk mencari
penyebab timbulnya scrap. Kemudian dengan
menggunakan flow process chart dan material
balance, dapat diketahui bagian mana saja scrap
dihasilkan.
2. Penentuan Target yang Ingin Dicapai Setelah mempertimbangkan faktor waste
reduction, material management, pollution
prevention, dan product enhancement, target
lalu difokuskan pada pemrosesan dan
penggunaan ulang scrap, serta perancangan
metode kerja untuk mengurangi timbulnya
scrap.
3. Usulan Alternatif Penyelesaian Masalah Usulan untuk dapat menyelesaikan masalah
pada perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 1.
4. Hasil Perhitungan Green Productivity Faktor perhitungan produktivitas dapat
dilihat pada Tabel 2 dan Green Productivity
index (GPI) dapat dilihat pada Tabel 3. Dalam
Tabel 4 juga dipertimbangkan pajak karbon
yang harus dibayarkan perusahaan untuk
mengurangi dampak emisi.
5. Perhitungan IRR Dilihat dari segi Indeks Produktivitasnya,
maka alternatif usulan 2 merupakan alternatif
yang dipilih untuk dijalankan. Untuk dapat
menerapkan alternatif 2, diperlukan analisis
finansial untuk melihat return rate modal yang
dikucurkan dengan metode IRR. Berdasarkan
hasil perhitungan, diperoleh IRR sebesar
40.34%. Karena IRR nilainya lebih besar dari
6% (Bunga Bank Indonesia), maka alternatif 2
layak untuk dijalankan.
Tabel 1. Usulan Alternatif Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
• Tidak melakukan
pengubahan.
(kondisi sekarang)
• Pemanfaatan scrap kembali dengan cara
membentuk scrap menjadi papan kayu yang
dapat dipotong dan digunakan dalam produksi.
• Pembelian mesin wood crusher (mesin pemotong
dan penghancur kayu) untuk menghancurkan
scrap sehingga mudah diproses
• Pembelian mesin press untuk membentuk serbuk
kayu menjadi papan kayu yang akan digunakan
untuk material dalam produksi
• Mengganti kayu yang biasa dipakai untuk
pemanasan dengan menggunakan ampas kelapa
sawit.
• Pada mesin potong, ukuran-ukuran untuk setiap
panel telah ditandai agar memudahkan karyawan
dalam proses produksi
• Melakukan pembelian kayu
yang ukurannya lebih
sesuai dengan ukuran
desain produk
• Mengganti kayu yang
digunakan dalam
pemanasan dengan
menggunakan ampas kelapa
sawit
• Pada mesin potong, ukuran-
ukuran untuk setiap panel
telah ditandai agar
memudahkan karyawan
dalam proses produksi
Tabel 2. Rekapitulasi Biaya Masing-masing Alternatif Output Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Produk Jadi
Jumlah 6.362 7.138 6.521
Harga/unit 450.000 450.000 450.000
Total Output 2.862.900.000 3.212.100.000 2.934.450.000
Input
1. Input Manusia
Jumlah 32 36 33
Gaji/orang (IDR) 1.400.000 1.400.000 1.400.000
H 44.800.000 50.400.000 46.200.000
2. Input Material
Jumlah (ton) 50.9 50.9 50.9
Harga/ton 50.000.000 50.000.000 50.000.000
M 2.545.000.000 2.545.000.000 2.545.000.000
3. Input Modal
Jumlah modal 15.000.000 15.907.000 15.000.000
C 15.000.000 15.907.000 15.000.000
4. Input Energi
a. Jumlah scrap (kg) 2.794 2.947 2.947
Harga/kg 1.100 75 75
b. kWh listrik 54.000 55.872 54.000
Harga kWh 800 800 800
E 46.273.400 44.918.625 43.421.025
5. Waste
Jumlah (kg) 3.415 5 5.090
Harga/kg 1.100 1.100 1.100
W 3.756.500 5.500 5.599.000
Tabel 3. Indeks Produktivitas Parsial GREEN
PRODUCTIVITY
INDICATORS
Base
Scenario
GP Ratio
Base
Scenario
GP Index
Alt 2
Scenario
GP Ratio
Alt 2
Scenario
GP Index
Alt 3
Scenario
GP Ratio
Alt 3
Scenario
GP Index
GP Human Ratio 63.9 1 63.73 1 63.52 0.99
GP Material Ratio 1.12 1 1.26 1.13 1.15 1.03
GP Modal Ratio 190.86 1 201.93 1.06 195.63 1.02
GP Energy Ratio 61.87 1 71.51 1.16 67.58 1.09
GP Waste Ratio 0.07 1 0 0 0.1 1.43
Tabel 4. Pajak Karbon Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Emisi��� 2.53 2.66 2.66
Jumlah produk 5015 5626 5140
Harga Emisi CO2 (Rp)* 80,000.- 80,000.- 80,000.-
Biaya Emisi CO2 (Rp) 202,400.- 212,800.- 212,800.-
Biaya Emisi CO2/ produk (Rp) 31.81 29.81 32.63
4. Pembahasan
Peneliti mempertimbangkan 3 alternatif
yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan
masalah, yaitu alternatif 1 dimana tidak
dilakukan pengubahan apapun. Alternatif 2
dimana fokus penyelesaian masalah tersebut
dilakukan dengan pengolahan kembali scrap
(reuse dan recycle) menjadi bahan yang dapat
dipakai untuk proses produksi. Sedangkan
alternatif 3 lebih berfokus pada pencegahan dini
terjadinya scrap tersebut (reduce).
Pemilihan alternatif didasarkan pada
aspek Economic Value Added, Environment
Value Added, dan Social Value Added.
Seperti terlihat pada Tabel 3, untuk faktor-
faktor Human, Material, Modal, Energy,
dan Waste; terlihat bahwa Alternatif 2
merupakan alternatif yang paling baik
karena GPI lebih baik dari alternatif lainnya
(kecuali GPI waste yang semakin kecil
nilainya maka akan semakin baik). Setelah itu, untuk implementasi alternatif 2,
maka perlu disusun metode kerja sebagai
berikut:
a. Operator mengoperasikan mesin wood
crusher dan press setiap seminggu sekali.
Hal tersebut guna memberikan waktu dalam
mengumpulkan scrap kayu.
b. Mesin dijalankan hingga semua scrap yang
menumpuk telah diproses. Setelah itu,
operator mesin wood crusher dan mesin
press dapat membantu operator lain dalam
memproduksi pintu.
c. Setelah, dipres, sisipan pintu dimasukkan
dalam ruang pemanasan untuk mengurangi
kelembaban yang terkandung di dalamnya.
d. Setelah melalui pemanasan, sisipan dapat
dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan
pintu.
Setelah itu, tahapan yang diperlukan dalam
implementasi usulan alternatif tersebut yaitu:
1. Trial and small scale implementation
2. Regular meetings and trouble shooting
session
3. Follow-up and accountability
4. Allocate resources
5. Management support needed
6. Review and refinement of option
7. Capture information “before” and “after”
implemented option
Perencanaan lokasi penempatan juga
dipertimbangkan, sehingga penempatan mesin
seperti terlihat pada Gambar 1.
5. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah yang dilakukan
menghasilkan masalah yang akan diteliti
berupa pengurangan scrap kayu.
2. Cara efektif untuk menurunkan scrap
adalah dengan alternatif 2, dimana
diusulkan adanya tambahan mesin wood
crusher dan mesin press untuk mengolah
scrap yang ada di pabrik yaitu dengan
menghancurkan scrap tersebut menjadi
serbuk kayu, setelah itu, dilakukan pressing
untuk membentuk balok dengan ukuran
tertentu. Balok tersebut yang akan dipakai
untuk membentuk bagian tengah (inti) dari
pintu kayu. Dengan demikian, penggunaan
kayu menjadi lebih efektif. Pengadaan
mesin baru tidak memerlukan tambahan
luas lahan karena dapat ditempatkan di area
penumpukan bahan.
3. Hasil yang diperoleh terhadap tinjauan
alternatif 2 diperoleh bahwa Green
Productivity Index (GPI) untuk Human
sebesar 1 yang tidak menunjukkan adanya
perubahan berarti dengan implementasi
alternatif tersebut pada tenaga kerja, GPI
Material sebesar 1.13 menunjukkan adanya
perbaikan produktivitas dalam penggunaan
bahan, GPI Modal sebesar 1.06 juga
menunjukkan adanya perbaikan
produktivitas yang dapat diperoleh dari segi
modal, GPI Energy sebesar 1.16 yang
menunjukkan penggunaan energi yang lebih
produktif dibandingkan keadaan aktual, dan
GPI Waste mendekati 0 yang menunjukkan
bahwa waste yang dihasilkan berkurang.
Dari segi penilaian pajak karbon yang
dibebankan, diperoleh pajak yang harus
dibayarkan sebesar Rp 29.81 per produk
dan merupakan pajak karbon paling rendah
dibandingkan alternatif lainnya. Sedangkan
dari segi pendapatan masyarakat, alternatif
2 memberikan kontribusi paling besar pada
masyarakat dengan pendapatan Rp
50,400,000.- per bulan.
Gambar 1. Lokasi Penempatan Mesin Usulan
4. Untuk mengimplementasikan dan
sosialisasi alternatif dengan pendekatan
green productivity, diperlukan urutan
pengerjaan berikut: Trial and small scale
implementation, Regular meetings and
trouble shooting session, Follow-up and
accountability, Allocate resources,
Management support needed, Review and
refinement of option, dan Capture
information “before” and “after”
implemented option.
Daftar Pustaka [1] Alarilla, Maria dan Jilla Decena. 2009.
Green Productivity Initiatives: Intel
Malaysia’s Experience and Perspectives.
Corporate Social Responsibility in Asia.
[2] Aritonang, Robert, dan Dian Anggraini.
2011. Upaya Pengelolaan Limbah
Industri PT TEL Pulp and Paper. Jurnal
Internet.
[3] Asian Productivity Organization. 2006.
Handbook on Green Productivity.
Canada.
[4] Ginting, Rosnani. 2007. Sistem
Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[5] Graedel, Thomas E. dan Jennifer A.
Howard-Grenville. 2004. Greening the
Industrial Facility. USA: Springer.
[6] Heinz Werner Engel. 2002.
Ecomapping. International Network for
Environmental Management (INEM).
[7] Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia. 2009. Emisi Gas
Rumah Kaca dalam Angka.
[8] Khane, Abd-El Rahman. TT. Manual for
the Preparation of Industrial Feasibility
Studies. UNIDO.
[9] Ridiawan, Hari dan I Made Purna. 1991.
Dampak Pariwisata Terhadap
Masyarakat Sekitarnya. Direktorat
Jenderal Kebudayaan. Jurnal Internet.
[10] Singgih, Moses L, Mokh Suef, dan
Chandra Adi Putra. 2010. Waste
Reduction with Green Productivity
Approach for Increasing Productivity.
Jurnal Internet.
[11] Singgih, Moses L. 2011. Penerapan
Green Productivity pada Pabrik
Pengolahan dan Pendinginan Ikan.
Jurnal Internet.
[12] Sutalaksana, Iftikar Z, Ruhana
Anggawisastra, dan Jann H.
Tjakraatmadja. 1979. Teknik Tata Cara
Kerja. Bandung: ITB.