pendahuluan - litbang.pertanian.go.id · maka saat ini arti penting kesetaraan (equity), keamanan...
TRANSCRIPT
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Perubahan dan Tantangan di Abad ke-21
Krisis ekonomi di Asia di pertengahan dekade 90-an yang ber-
imbaskan gejolak multidimensional di Indonesia menjadi bukti bahwa
pertumbuhan ekonomi saja tidak mampu menopang ketahanan dan
daya saing bangsa. Paradigma pembangunan Indonesia di era Orde
Baru yang bertitikberatkan pertumbuhan ekonomi tidak berhasil
mengantarkan bangsa Indonesia pada suatu kemajuan yang utuh dan
kokoh. Dalam memasuki abad ke-21 ini, pembangunan Indonesia perlu
lebih memperhatikan berbagai aspek kehidupan bangsa seperti kepastian
dan tegaknya hukum, keadilan dan keamanan sosial, kekayaan nilai-
nilai kebudayaan, kapasitas inovasi industrial, kapasitas pengelolaan
lingkungan, serta kesatuan berbangsa dan bernegara, agar dapat dicapai
kekokohan ketahanan dan daya saing bangsa Indonesia.
Pada tataran regional/global, agenda pembangunan antarbangsa di
awal abad ke-21 menegaskan kembali posisi manusia (dan masyarakat)
sebagai subyek dan sekaligus tujuan pembangunan. Jika di awal abad ke-
20 pembangunan antarbangsa menitikberatkan pada variabel ekonomik,
yang kemudian justru berdampak marjinalisasi sebagian masyarakat,
maka saat ini arti penting kesetaraan (equity), keamanan (security) dan
keberlanjutan (sustainability) menjadi perhatian sentral. Dalam Tujuan
Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals; MDGs) yang di-
sepakati oleh 189 negara pada tahun 2000, dinyatakan sejumlah prio-
� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
ritas pembangunan yang mencakup, di antaranya: penanggulangan
kemiskinan dan kelaparan; kesetaraan akses ke layanan pendidikan
dasar; kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan; penurunan
angka kematian anak; peningkatan kesehatan ibu; dan kelestarian
lingkungan hidup. Penegasan arti penting manusia dalam pembangunan
juga tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (Human Development
Index; HDI), yang berfokus pada ketersediaan pilihan manusia dalam
pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan daya beli.
Liberalisasi perdagangan kini menjadi agenda sentral dalam ker-
jasama ekonomi antarbangsa. Dengan berlakunya liberalisasi per-
dagangan peranan pasar akan meningkat dalam mempengaruhi eko-
nomi sebuah bangsa. Tetapi di negara yang mempromosikan prinsip
lais·sez-faire (yakni prinsip bahwa pasar dibebaskan dari campur tangan
pemerintah), peranan pemerintah tetap penting dalam mengatur
ekonomi untuk kepentingan kedaulatan negara tersebut. Bagi bangsa
Indonesia, tantangan dalam memasuki arena perdagangan liberal/bebas
adalah bagaimana mengembangkan hubungan di antara pemerintah,
para pelaku usaha/industri swasta, dan segenap unsur masyarakat lain-
nya untuk mewujudkan ekonomi bangsa yang berdaya saing, dalam suatu
kerangka kedaulatan negara dan bangsa Indonesia.
Dalam persaingan ekonomi antarbangsa di abad ke-21 ini, arti
penting pengetahuan menjadi pusat perhatian. Ketika industrialisasi
modern berimbas pada sub-ordinasi pengetahuan di bawah faktor
produksi, berbagai upaya dilakukan untuk mengangkat kembali posisi
pengetahuan. Dirumuskannya gagasan tentang Masyarakat Berbasis
Pengetahuan (Knowledge Based Society; KBS) dan Ekonomi Berbasis Pe-
ngetahuan (Knowledge Based Economy; KBE) mencerminkan kristalisasi
upaya tersebut. Gagasan KBS dan KBE tersebut menegaskan peranan
penting pengetahuan dalam sistem inovasi; bahwa daya saing ekonomi
sebuah bangsa bukan hanya ditentukan oleh teknologi sebagai faktor
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
produksi, tetapi juga oleh pengetahuan dan kreativitas sebagai faktor
inovasi.
Alih-alih memisahkan pemerintah dari pasar, persaingan ekonomi
berbasis pengetahuan justru mendorong pengembangan hubungan yang
baru dan lebih erat di antara pemerintah, para pelaku usaha/industri
swasta dan para pelaku iptek. Di berbagai negara maju, kebijakan ekonomi
dan kebijakan iptek semakin terintegrasikan dan melahirkan kebijakan
inovasi, di mana arah pengembangan ekonomi, hukum, perdagangan,
industri, iptek dan pendidikan tinggi diselaraskan untuk meningkatkan
daya saing industri nasional. Bagi bangsa Indonesia yang berdaulat dan
menganut prinsip bebas-aktif, dibutuhkan suatu strategi peningkatan
daya saing industri yang mengombinasikan prinsip interdependensi
(melalui impor dan alih iptek) dan independensi (melalui penguasaan
iptek) sehingga daya saing ekonomi dapat dicapai dalam kerangka
kedaulatan bangsa (nation sovereignty).
Selain permasalahan daya saing, hingga hari ini bangsa Indonesia
masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan pembangunan yang
mendasar seperti meluasnya kemiskinan, masih terdapatnya potensi kon-
flik sosial, terbatasnya akses masyarakat ke layanan dasar (seperti layanan
pangan, kesehatan dan obat-obatan, energi, transportasi, informasi dan
komunikasi, dan rasa aman), serta terdegradasinya lingkungan hidup. Di
samping itu semua, kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
bangsa Indonesia juga masih sangat terbatas, sehingga iptek bangsa
Indonesia belum memiliki peranan yang berarti dalam penyelesaian
berbagai permasalahan pembangunan tersebut. Hal tersebut ber-
implikasi pada tingginya tingkat ketergantungan berbagai kegiatan
pembangunan terhadap teknologi impor. Kondisi tersebut menghadirkan
suatu tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk, di satu sisi,
membangun kemampuan iptek bangsa, dan di sisi lain, meningkatkan
peranan iptek dalam menjawab permasalahan pembangunan.
PendAhuluAn
� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Upaya untuk meningkatkan peranan iptek dalam menjawab per-
masalahan pembangunan bangsa juga semakin menjadi perhatian
di berbagai negara maju. Masyarakat ilmiah/akademik di negara
anggota maju seperti yang tergabung dalam OECD (Organizations for
Economic Cooperation and Development) kini memberikan perhatian yang
makin besar pada riset dan pengembangan iptek yang berpola lintas
dan trans-disiplin, yang melibatkan disiplin ilmu kealaman, rekayasa,
ekonomi, politik, hukum dan ilmu-ilmu kemanusiaan. Penekanan
pada riset yang berpola lintas/trans-disiplin ini ditujukan pada
peningkatan mobilitas ‘kapital intelektual’ masyarakat, sehingga
membawa perubahan menuju masyarakat berbasis pengetahuan.
Perkembangan dalam pola riset ini berimplikasi pada perubahan
kelembagaan iptek, di mana berbagai bentuk baru kerjasama di
antara lembaga pemerintah dan organisasi swasta dipelajari dan
dikembangkan. Bentuk baru perguruan tinggi, yang kemudian dikenal
dengan nama entrepreneurial university, di mana kegiatan riset dan
pengembangan iptek dan kegiatan entrepreneurship diletakkan dalam
satu kerangka kerja untuk menghasilkan technopreneurship.
Bagi bangsa Indonesia, mobilitas sumber daya iptek nasional
menjadi sangat penting oleh karena terbatasnya sumber daya
tersebut dan besarnya tantangan bangsa yang perlu dijawab me-
lalui pembangunan iptek. Untuk ini perlu dipromosikan riset dan
pengembangan iptek yang berpola lintas-disiplin yang dapat memicu
terjadinya pertukaran dan sintesis keilmuan di antara para pelaku
iptek di lembaga riset/perguruan tinggi, dan di industri/organisasi
usaha. Hal ini pada gilirannya akan memacu difusi teknologi di
industri dan peningkatan kapasitas iptek di sistem produksi nasional.
Riset dan pengembangan iptek secara lintas-disiplin yang mencakup
dimensi sosial dan kemanusiaan akan dapat menumbuhkembangkan
lingkungan yang kondusif bagi difusi dan pemanfaatan iptek di ma-
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
syarakat, dan menjamin adanya akuntabilitas moral, sosial dan
lingkungan dari pemanfaatan iptek. Riset fundamental yang bersifat
lintas/trans-disiplin untuk mengembangkan pengetahuan baru ten-
tang berbagai fenomena kompleks (complexity sciences) dapat me-
nyediakan peluang yang lebih besar bagi bangsa Indonesia untuk
meraih prestasi keilmuan di tingkat regional/global, tanpa harus
meninggalkan konteks nasional/lokal.
1.2. Tujuan Penyusunan ARN
Agenda Riset Nasional (ARN) 2006-2009 merupakan dokumen
yang disusun untuk memberikan prioritas kegiatan, tonggak capaian
dan indikator capaian pembangunan nasional iptek untuk kurun
waktu 2006-2009, yang diletakkan dalam suatu proyeksi capaian
jangka panjang (yakni sasaran pada tahun 2025). Proses penyusunan
ARN ini terdiri atas dua tahap utama: (i) tahap penyusunan materi
pokok ARN melalui diskusi di dalam komisi teknis, badan pekerja
dan sidang paripurna Dewan Riset Nasional (DRN); dan (ii) tahap
pengayaan materi melalui sosialisasi ke berbagai komponen masya-
rakat pemangku-kepentingan di berbagai daerah di Indonesia.
Keseluruhan proses penyusunan ARN 2006-2009 telah meng-
akomodasi sumbangan pemikiran yang substantif dari segenap
perwakilan dari berbagai departemen pemerintahan, LPND, per-
guruan tinggi, para pelaku usaha/industri swasta, dan dewan riset
daerah. Dengan demikian, diharapkan bahwa realisasi ARN menjadi
tanggungjawab bersama dari segenap pemangku-kepentingan iptek
dan seluruh komponen masyarakat, dan diharapkan realisasi ini akan
disertai dengan komitmen bersama untuk membangun kemampuan
iptek bangsa demi menjawab tantangan pembangunan.
PendAhuluAn
� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
1.3. Lingkungan Strategis
Dalam dokumen Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek
2005-2009 (Jakstranas Iptek 2005-2009) dirumuskan Visi Iptek 2025 sebagai
berikut:
”Iptek sebagai kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang
berkelanjutan dan peradaban bangsa.”
Visi ini dituangkan ke dalam Misi Iptek 2025 yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Menempatkan iptek sebagai landasan kebijakan pembangunan
nasional yang berkelanjutan;
2. Memberikan landasan etika pada pengembangan dan penerapan iptek;
3. Mewujudkan sistem inovasi nasional yang tangguh guna meningkatkan
daya saing bangsa di era global;
4. Meningkatkan difusi iptek melalui pemantapan jaringan pelaku dan
kelembagaan iptek termasuk pengembangan mekanisme dan kelem-
bagaan intermediasi iptek;
5. Mewujudkan SDM, sarana dan prasarana serta kelembagaan iptek
yang berkualitas dan kompetitif;
6. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas, kreatif dan inovatif
dalam suatu peradaban masyarakat yang berbasiskan pengetahuan.
Dalam Jakstranas Iptek 2005-2009 ditemukenali sejumlah masalah
dalam pembangunan nasional iptek yang mencakup delapan gatra,
yaitu: (i) keterbatasan sumber daya iptek; (ii) belum berkembangnya
budaya iptek; (iii) belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek; (iv)
lemahnya sinergi kebijakan iptek; (v) belum terkaitnya kegiatan riset
dengan kebutuhan nyata; (vi) belum maksimalnya kelembagaan litbang;
(vii) masih rendahnya aktivitas riset di perguruan tinggi; serta (viii)
kelemahan aktivitas riset.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
1.4. Kerangka Kerja Legal-Formal
Bangsa Indonesia telah memiliki landasan konstitusional yang kokoh
bagi pembangunan nasional di bidang iptek, yakni Pasal 31 Ayat 5 UUD 45,
hasil Amandemen ke-4. Lebih jauh lagi, pada tahun 2002 telah disahkan UU
No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Iptek. Tujuan dari pemberlakuan UU No 18/2002 tersebut adalah:
“untuk memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan mempercepat
pencapaian tujuan negara serta meningkatkan daya saing dan
kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan negara dalam
pergaulan internasional”.
Pasal 18 dan 19 dalam UU No. 18/2002 mengamanatkan bahwa Pe-
merintah wajib merumuskan arah, prioritas utama, dan kerangka kebijakan
pemerintah di bidang iptek yang dituangkan ke dalam bentuk kebijakan
strategis pembangunan nasional iptek (Takstranas Iptek). Perumusan kebi-
jakan di bidang iptek ini, berdasarkan amanat dari undang-undang tersebut,
dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi (Meneg Ristek)
dengan mempertimbangkan segala masukan dan pandangan yang diberikan
oleh berbagai pemangku-kepentingan (stakeholders) iptek.
Dewan Riset Nasional (DRN) merupakan lembaga yang beranggota-
kan perwakilan para pemangku-kepentingan iptek yang dibentuk oleh
Pemerintah. Tugas utama dari DRN adalah memberikan berbagai per-
timbangan kepada Meneg Ristek dalam proses penyusunan kebijakan
strategis pembangunan nasional iptek, dan merumuskan arah dan
prioritas utama pembangunan iptek. Berdasarkan Keputusan Meneg
Ristek RI No 89/M/Kp/V/2005 tentang Dewan Riset Nasional, tugas
DRN periode 2005-2008 difokuskan pada: (i) penyusunan Agenda Riset
Nasional (ARN); (ii) pemantauan umum perkembangan iptek; (iii)
penegakan norma ilmiah riset; dan (iii) pengembangan sistem dan
pengusulan penerima penghargaan riset. Kerangka kerja legal-formal
PendAhuluAn
� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
dan lingkungan strategis yang dirujuk dalam penyusunan dokumen ARN
diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Kerja Legal-Formal dan Lingkungan Strategis Rujukan dalam Penyusunan Agenda Riset Nasional.
1.5. Ruang Lingkup
Berbagai tantangan/permasalahan perlu diatasi melalui implementasi
kebijakan strategis pembangunan nasional di bidang iptek. Untuk ini,
UUD 45
UUNo.18/2002SISNAS P3
IPTEK
INPRESNO.4/2003
PENGKOORDINASIANPELAKSANAANJAKSTRANAS
IPTEK
PP 20/2005ALIH TEKNOLOGI
RPJPMPerpres
No.7/2005di Bidang Fokus:
PanganEnergi
TransportasiInfokom
PertahananKesehatan
JAKSTRA2000 - 2004
WHITE PAPER
LINGKUNGANSTRATEGIS
Misi-MisiLembaga/Dept.
RPJPVISI IPTEK
2025
JAKSTRANAS IPTEKTahun 2005 - 2009
ARAH PRIORITAS KERANGKAKEBIJAKAN
AGENDA RISETNASIONAL
PROGRAMPROGRAM
PROGRAMPROGRAM
Monitoring &Evaluation
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Jakstranas Iptek 2005-2009 memberikan penekanan pada beberapa hal
sebagai berikut:
(i) Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi;
(ii) Membangun kesejahteraan dan peradaban bangsa;
(iii) Menjunjung prinsip dasar dan nilai-nilai luhur, yakni:
• Visioner: memberikan solusi yang bersifat strategis dan perpektif
jangka panjang, menyeluruh dan holistik (kesalingterkaitan
dalam kesatuan yang utuh);
• Unggul (excellence): keseluruhan tahapan pembangunan iptek
mulai dari fase inisiasi sampai evaluasi dampak iptek pada
masyarakat, harus dilaksanakan dengan cara yang terbaik;
• Inovatif: memastikan terciptanya nilai tambah dan manfaat bagi
masyarakat;
• Akuntabel (accountable): dalam aspek finansial, moral, lingkung-
an, budaya, sosial-kemasyarakatan, politis, dan ekonomis;
(iv) Masyarakat berbasis pengetahuan (Knowledge Based Society) yang
didukung oleh empat aspek pondasi kehidupan bermasyarakat,
yaitu: kreasi, pemeliharaan, diseminasi, dan pemanfaatan penge-
tahuan;
(v) Bidang Fokus yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2004-2009, yakni: ketahanan pangan; energi baru
dan terbarukan; teknologi dan manajemen transportasi; teknologi
informasi dan komunikasi; teknologi pertahanan; teknologi kese-
hatan dan obat-obatan.
Berpijak pada pertimbangan di atas, Agenda Riset Nasional difor-
mulasikan ke dalam fokus area pembangunan nasional iptek yang men-
cakup enam bidang berikut:
• Bidang ketahanan pangan
• Bidang energi baru dan terbarukan
PendAhuluAn
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
• Bidang teknologi dan manajemen transportasi
• Bidang teknologi informasi dan komunikasi
• Bidang teknologi pertahanan dan keamanan
• Bidang teknologi kesehatan dan obat-obatan
1.6 Faktor Dominan
Keberhasilan pembangunan nasional iptek di ke enam bidang fokus
tersebut membutuhkan Sains Dasar dan Ilmu Sosial dan Kemanusiaan
yang dikembangkan untuk: (i) memperkuat basis keilmuan dari ke enam
bidang fokus; (ii) memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dari ke
enam bidang fokus; dan (iii) mempererat keterkaitan lintas-disiplin dan
lintas-bidang di antara ke enam bidang fokus tersebut.
1.6.1 Penguatan Sains Dasar
Sains dasar memberikan landasan teoretik bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi dan budaya ilmiah di sebuah
bangsa. Sebaliknya, berbagai kegiatan pemanfaatan teknologi dan
inovasi dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan sains
dasar itu sendiri, yang pada gilirannya membuka jalan bagi temuan
terapan yang lebih baru. Penguatan dan pengembangan sains dasar,
oleh karenanya, berperanan kunci dalam menjamin keberlanjutan
dari upaya pemanfaatan teknologi dan peningkatan daya saing
industri.
Sains dasar mencakup sejumlah bidang, yaitu: (a) matematika seba-
gai sains tentang struktur dan pola kuantitatif yang dikembangkan melalui
abstraksi mental murni dan/atau refleksi atas fenomena alam; (b) fisika
yang mengungkapkan tatakerja atau hukum-hukum yang mengatur alam
fisis; (c) kimia yang mengungkapkan tata keteraturan alam, khususnya
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
perubahan sifat dan bentuk material; (d) biologi yang mengungkapkan
keteraturan dalam fenomena hayati; (e) sains bumi and antariksa yang
mengungkapkan keteraturan alam fisis pada skala kebumian, lingkungan
dan antariksa. Riset fundamental di area sains dasar diarahkan untuk
dapat menghasilkan temuan baru, dan untuk menopang berbagai riset
terapan yang berfokus pada ke enam bidang prioritas riset nasional,
yaitu ketahanan pangan, penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan
terbarukan, teknologi dan manajemen transportasi, teknologi informasi
dan komunikasi, teknologi pertahanan, teknologi kesehatan dan obat-
obatan. Pelaksanaan riset fundamental ini diharapkan akan mendukung
keberlanjutan riset terapan di ke enam bidang fokus tersebut.
Sasaran pengembangan matematika mencakup penguasaan dasar
matematika, meliputi aljabar dan aljabar abstrak, geometri, teori kom-
putasi dan analisis numerik, statistik, komunatorik, teori graf, sandi,
matrik, dan berbagai cabang matematika modern yang penting untuk
pemodelan dan analisis fenomena kompleks yang urgen dipahami dewasa
ini. Sedangkan sasaran pengembangan fisika mencakup pemahaman
dan penguasaan seluruh area fisika teori, teori gravitasi, super symetry
breaking and dimensional supergravity, kosmologi, radiofisika dan kesehatan,
fisika nuklir, sumber-sumber non-uniform induksi magnit, impedansi
elektromagnetik, sistim elektronik, serta nanoscience, serta aspek-
aspek fundamental fisis, geologis, molecular bio-fisika, dan rumusan
kompleksitasnya.
Dalam bidang kimia, sasaran pengembangan mencakup kimia
teori, kimia inti serta formulasi kompleksitasnya seperti kimia bahan
polimer, tekstil, petro-kimia, beserta aspek keselamatan, keamanan dan
lingkungannya. Formulasi bahan baru dari sumber daya alami dan sistem
diversifikasi bahan dengan penguasaan iptek nano merupakan tantang-
an utama. Sistem analisis/kontrol kualitas juga menjadi sangat berperan
dalam perkembangan ilmu kimia. Pengembangan ilmu hayati/biologi,
PendAhuluAn
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
diarahkan untuk mencapai sasaran yang mencakup: penyempurnaan
basis data sumber daya alam/hayati; penguasaan ilmu hayati beserta
aspek lingkungannya, aspek kehutanan, aspek kelautan; pengembangan
ilmu manipulasi genetika tanaman dan hewani; penguasaan dan
pengembangan metode kultur jaringan.
Riset di bidang sains kebumian dan antariksa diarahkan untuk
mencapai sasaran pengembangan dan penemuan rumusan fenomena
alam dan lingkungan (bumi, laut dan antariksa). Sasaran ini mencakup
pengembangan dan penguasaan pengetahuan yang berhubungan dengan
perubahan iklim/cuaca, laju kenaikan paras air laut kawasan pantai
pada lingkup nasional, regional dan lokal. Penyusunan peta kondisi
kebumian Indonesia menjadi sangat penting, termasuk pengembangan
dan penyediaan sarana dan prasarana untuk pengukuran, pemantauan
dan pengamatan yang terkait dengan kebumian, kelautan dan keanta-
riksaan.
Sebagai modal dasar bagi penguatan budaya ilmiah masyarakat
Indonesia, berbagai sasaran pengembangan sains dasar tersebut dapat
dikategorikan ke dalam dua kelompok: kelompok fundamental, dan
kelompok kompleksitas. Yang termasuk ke dalam kelompok fundamental
meliputi aljabar, aljabar abstrak, geometri, matematika modern yang
mendasar; fisika teori (teori gravitasi, supersymetry breaking dan dimensional
supergravity), fisika inti, fisika bumi, bio-fisika dan instrumentasinya; serta
penelitian efek negatif lubang ozon (pengaruh radiasi ultraviolet yang
lebih pendek dari 280nm, yang berenergi tinggi dan dapat membahayakan
kesehatan).
Sedangkan yang termasuk ke dalam kelompok formulasi kom-
pleksitas meliputi: (i) model matematika untuk pengembangan
partikel nano; ilmu kimia-bahan, dan bahan baru; ilmu dan teknologi
nano atau sistem material nano; (ii) sains kompleksitas (complexity
sciences) dan model matematika untuk melakukan prediksi fenomena
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
kompleks yang penting dalam manajemen sumber daya alam mi-
neral, manajemen rantai pasokan energi, manajemen sumber daya
hayati/botani, sumber daya hutan, laut dan lingkungannya; prediksi
degradasi lahan yang berimplikasi terbentuknya lahan kritis, ber-
kembangnya area yang rawan banjir, banjir bandang dan tanah
longsor; identifikasi dampak pemanasan bumi terhadap perubahan
cuaca dan iklim global, dan pada kondisi regional dan lokal di
Indonesia; pengungkapan karakteristik kebumian di Indonesia untuk
mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem
peredaran udara; penilaian kondisi kebencanaan (seperti gempa
bumi dan tsunami) sebagai akibat kondisi ekstrim kebumian; serta
pengembangan instrumen pengukuran langsung untuk bumi dan
antariksa dengan teknologi inderaja.
Dalam implementasi ARN, dipandang penting bahwa penguatan
dan penguasaan sains dasar melibatkan program pendidikan (pen-
didikan nasional, termasuk pendidikan tinggi) dengan sasaran pe-
ngembangan pola pikir dan paradigma sains dasar, yang diarahkan
untuk menopang pengembangan program terapan. Penguatan sains
dasar ini merupakan bagian hulu yang melandasi integrasi program
antarbidang ilmu dasar pada lembaga riset, perguruan tinggi,
dan industri. Pengembangan program pendidikan dasar maupun
terapan perlu memperkuat orientasi ke industri, mengembangkan
sinergi dengan lembaga riset dan industri, dan membangun jejaring
Academics-Business-Government (A-B-G).
1.6.2 Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan
Riset dan pengembangan di bidang sosial dan kemanusiaan
diarahkan untuk memperkaya dan memperkuat dimensi sosial dan
kemanusiaan dalam pengembangan di ke enam bidang prioritas ARN.
PendAhuluAn
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Tema pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan untuk kurun waktu
2006-2025 adalah keadilan sosial, dan untuk kurun waktu 2006-2009
adalah bagaimana nilai/prinsip keadilan dapat semakin terpahami
dan diberlakukan dalam pembangunan di ke enam bidang fokus ARN.
Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan ini mencakup aspek sosial,
budaya, hukum, ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Penguatan
dimensi sosial dan kemanusiaan tersebut diharapkan dapat memberikan
landasan kemasyarakatan dan kemanusiaan bagi pembangunan iptek
bangsa secara berkesinambungan, dan pencapaian peradaban Indonesia
yang terkemuka, dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan universal.
Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan dijabarkan ke dalam
tiga kelompok utama, yaitu: (i) kajian aspek sosial dan kemanusiaan
dalam berbagai kebijakan publik yang terpaut dengan bidang pangan,
energi, transportasi, informasi dan komunikasi, pertahanan dan
keamanan, serta kesehatan dan obat-obatan, dengan penekanan pada
aspek keadilan; (ii) kajian sosial, ekonomi, budaya, hukum dan politik
yang terpaut erat dengan ke enam bidang prioritas ARN, dengan
berfokus pada tema keadilan; (iii) kajian sosial dan kemanusiaan
untuk mempercepat difusi dan pemanfaatan iptek pada ke enam
bidang fokus pembangunan iptek, dengan memperhatikan keterkaitan
antarbidang.
Sasaran pengembangan dalam kelompok pertama adalah pengem-
bangan aspek sosial dan kemanusiaan dalam berbagai kebijakan,
sehingga implementasi kebijakan tersebut dapat meningkatkan kualitas
keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan berteknologi. Dari
kajian ini dihasilkan indikator dan model pembangunan iptek lintas-
sektoral yang mempromosikan terbentuknya Knowledge-Based Society, yang
menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan sosial.
Kajian dalam kelompok kedua diarahkan untuk menjawab per-
masalahan berikut: (a) kesetaraan akses masyarakat ke layanan
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
sosial dasar (layanan pangan, energi, transportasi, informasi dan
komunikasi, jaminan rasa aman, serta kesehatan dan obat), yang
mencakup aspek availability, accesibility, acceptability dan affordability
(4A); (b) permasalahan pembangunan mendasar yang mendesak
untuk diselesaikan seperti kemiskinan—dimensi SARA dan ketidak-
adilan sosial (dan teknologis) dari kemiskinan, dan potensi
disintegrasi bangsa; (c) dampak kebudayaan dan kemanusiaan
dari perkembangan teknologi (termasuk pemanfaatan teknologi
impor); (d) dialog lintas-kultural untuk memberikan kesempatan
yang setara bagi bahasa dan pengetahuan indigeneous untuk terus
berkembang di era globalisasi informasi dan pengetahuan; (e)
peningkatan kapasitas inovasi masyarakat dan peningkatan akses
masyarakat terhadap sumber-sumber iptek untuk peningkatan
kesejahteraan secara berkeadilan; (f) reaktualisasi sistem hukum
yang bersifat netral dan berasal dari hukum lokal (hukum adat dan
hukum Islam) ke dalam sistem hukum nasional di satu sisi, dan
di sisi lain juga terhadap hukum yang bersifat netral yang berasal/
bersumber dari perjanjian antarbangsa; (g) penataan kelembagaan
aparatur hukum yang masih belum dibentuk secara komprehensif,
sehingga melahirkan berbagai ekses; (h) penataan dan penguatan
metrologi legal nasional untuk mendukung daya saing industri, dan
penguatan infrastruktur teknologi penunjang penegakan hukum; (i)
pemberdayaan masyarakat baik dalam bentuk peningkatan akses
masyarakat ke dalam kinerja pemerintah, dan peningkatan kesadaran
hukum masyarakat (kedua hal ini merupakan pengembangan ’budaya
hukum’); (j) pemberdayaan birokrasi (’bureaucratic engineering)—dalam
konteks peranan hukum dalam pembangunan; dan pemanfaatan
teknologi untuk pemberdayaan birokrasi (seperti e-government).
Kajian sosial dan kemanusiaan untuk mempercepat difusi dan
pemanfaatan iptek pada ke enam bidang fokus (secara terpadu) ditujukan
PendAhuluAn
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
untuk meningkatkan peluang keberhasilan dan kestabilan difusi iptek.
Secara umum, kajian ini dikelompokkan ke dalam tiga tingkat:
• Tingkat mikro: berfokus pada peningkatan partisipasi para (calon)
pengguna iptek, peningkatan kesetaraan akses terhadap sumber-
sumber iptek, dan interaksi di antara pengguna iptek dan penghasil
iptek; kajian terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat terhadap
iptek (dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan
fungsi-fungsi sosial iptek), dan kajian terhadap dampak sosial dan
kemanusiaan dari teknologi;
• Tingkat meso: identifikasi peluang-peluang untuk mempengaruh proses
difusi iptek di masyarakat, dan pengembangan proses intermediasi;
kajian kebijakan dan pranata legal (seperti standar) yang terkait
dengan difusi iptek di masyarakat; pengembangan intermediasi di
antara pelaku akademik, pelaku usaha dan pelaku pemerintahan (A-
B-G);
• Tingkat makro dan pengembangan jangka panjang: interaksi dinamis/
ko-evolusioner antara perubahan keteknologian dan perubahan ke-
masyarakatan; kajian tentang perkembangan di masa mendatang; dan
kajian untuk mempengaruhi proses ini, dengan segala implikasinya,
untuk mengarahkan pemfungsian teknologi yang mencerminkan ke-
adilan sosial dan mempromosikan pemelajaran sosial (guna mencapai
Knowledge Based Society).
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
BAB II
FOKUS AREAPEMBANGUNAN NASIONAL IPTEK
2.1 Arah Pengembangan
Berdasarkan tujuan pembangunan dan prioritas pembangunan iptek
yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
2004-2009, dan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional (Jakstranas)
Iptek 2005-2009, berikut ini dipaparkan arah pengembangan dari
bidang fokus: (1) Ketahanan Pangan; (2) Energi Baru dan Terbarukan;
(3) Teknologi dan Manajemen Transportasi; (4) Teknologi Informasi dan
Komunikasi; (5) Teknologi Pertahanan dan Keamanan; dan (6) Teknologi
Kesehatan dan Obat-Obatan.
2.1.1 Pembangunan Ketahanan Pangan
Pembangunan ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat yang cukup, bergizi, aman, bermutu, sesuai
selera dan keyakinannya, melalui: peningkatan produktivitas, kualitas,
dan efisiensi produksi pangan asal tanaman, ternak, dan ikan secara
berkelanjutan; pengolahan hasil, dan penganekaragaman pangan. Prioritas
utama adalah untuk: (a) mendukung terwujudnya kemandirian ketahanan
pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan meningkatkan kemitraan
antar lembaga; dan (b) mengembangkan komoditas pangan yang menjadi
prioritas, yang diselaraskan dengan kebijakan revitalisasi pembangunan
produksi pangan asal tanaman, ternak, dan ikan.
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Kebijakan iptek ketahanan pangan diarahkan/ditekankan pada
upaya peningkatan daya dukung teknologi untuk mempertajam prio-
ritas penelitian, peningkatan kapasitas kelembagaan, pengembangan
iklim inovasi, dan pembentukan SDM yang handal dalam pengelolaan
pangan.
2.1.2 Penyediaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan
Terbarukan
Arah kebijakan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek
di bidang energi adalah: (a) peningkatan kemampuan iptek yang
berorientasi mendukung kebijakan penyediaan energi nasional melalui
langkah konservasi sumber energi, pemanfaatan energi secara efisien,
diversifikasi penggunaan energi, dan pengembangan energi baru dan
terbarukan; (b) peningkatan kemampuan iptek dalam pengelolaan energi
nasional jangka panjang, dan peningkatan kemampuan pasokan energi
dengan memanfaatkan bauran energi (energy-mix) berbasis pemanfaatan
sumber energi baru dan terbarukan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan; (c) peningkatan kemampuan iptek dalam pembangunan
infrastruktur energi melalui penguatan kelembagaan, optimalisasi
dan pendayagunaan sumber daya, serta pembangunan jaringan
yang mencakup focal point untuk tiap jenis energi dan kegiatan yang di-
kembangkan; (d) mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi
berkembangnya teknologi dan inovasi yang berorientasi pada kekuatan
dan kemampuan sumber daya nasional.
2.1.3 Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi
Pengembangan teknologi dan manajemen transportasi di masa
mendatang diarahkan untuk: (a) memenuhi kebutuhan transportasi na-
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
sional yang aman, nyaman, tepat waktu dan terjangkau masyarakat luas;(b)
meningkatkan transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan orang,
barang, dan jasa yang menjadi pangsa pasar bisnis transportasi melalui
political trading yang saling menguntungkan; (c) menciptakan jaringan
pelayanan secara inter dan antarmoda angkutan melalui pembangunan
prasarana dan sarana transportasi, serta diikuti dengan pemanfaatan e-
commerce dalam konteks less paper document, sehingga kemudahan, kelan-
caran, dan kepastian pelayanan dapat dicapai; (d) menyelaraskan semua
peraturan perundang-undangan baik yang mencakup investasi maupun
penyelenggaraan jasa transportasi untuk memberikan kepastian hukum
bagi semua pihak yang terkait; (e) menciptakan sistem perbankan dan
mekanisme pendanaan untuk menunjang investasi dan operasi bidang
prasarana dan sarana transportasi; (f) mendorong seluruh stakeholders untuk
berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan mulai dari tahap perencanaan,
pembangunan, dan pengoperasiannya; (g) menghilangkan segala macam
bentuk monopoli agar dapat memberikan alternatif/pilihan bagi pengguna
jasa; (h) mempertahankan keberpihakan pemerintah sebagai regulator
terhadap pelayanan kepada masyarakat; (i) menyatukan persepsi dan
langkah para pelaku penyedia jasa transportasi dalam konteks global
services.
2.1.4 Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diarahkan
untuk: (a) mengantisipasi implikasi konvergensi TIK, baik dalam aspek
kelembagaan maupun peraturan perundang-undangannya, termasuk
yang terkait dengan persoalan keamanan, kerahasiaan, privasi dan
integritas informasi, hak atas kekayaan intelektual, serta legalitasnya; (b)
mengoptimalkan dan mensinergikan pembangunan dan pemanfaatan
prasarana telekomunikasi dan non-telekomunikasi dalam pengembangan
Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
TIK secara menyeluruh dengan pengutamaan daerah pedesaan, guna
menciptakan efisiensi, termasuk efisiensi dalam investasi, yang pada
akhirnya akan menentukan harga/biaya layanan yang dibebankan kepada
masyarakat pengguna; (c) manfaatkan konsep teknologi netral yang
responsif terhadap kebutuhan pasar dan industri, namun tetap menjaga
keutuhan sistem yang telah ada; (d) mendorong persaingan yang sehat
dalam penyelenggaraan telekomunikasi fixed line dengan mempersiapkan
tahapan migrasi dari bentuk duopoli ke bentuk kompetisi penuh yang
setara dan berimbang, seperti telekomunikasi nirkabel; (e) mendorong
pengembangan industri pendukung (komponen, material, submodul,
dan lain-lain), industri konten dan aplikasi sebagai upaya penciptaan
nilai tambah dari industri TIK dalam negeri; (f) menumbuhkembangkan
kepemimpinan (leadership) dalam bidang TIK untuk memperkuat arah
yang jelas bagi pengembangan sektor ini; (g) meningkatkan pengetahuan
masyarakat (khususnya masyarakat pedesaan) dan kepedulian tentang
potensi pemanfaatan TIK.
2.1.5 Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan
Arah kebijakan pengembangan teknologi pertahanan dan ke-
amanan (hankam) ditujukan untuk: (a) memenuhi kebutuhan alat
utama sistem senjata (alutsista), baik perangkat keras maupun
perangkat lunak berteknologi terbaru, sesuai dengan kebutuhan
operasional yang mempunyai efek penangkal yang tinggi; (b)
meningkatkan penguasaan kapabilitas iptek hankam di kalangan
industri nasional melalui regulasi, kelembagaan dan penanganan
alokasi pendanaan yang khusus; (c) meningkatkan pemahaman,
penguasaan iptek, dan rekayasa untuk aplikasi hankam di kalangan
perguruan tinggi dan lembaga iptek nasional untuk mencapai
keunggulan bangsa berbasiskan kemandirian, melalui roadmap yang
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
bersifat kuantitatif dan rancangan strategis hankam yang terpadu; (d)
mengikuti pemenuhan standardisasi sarana pertahanan (ranahan)
pangsa pasar dunia yang kompetitif; (e) memberikan peluang kepada
industri strategis di bidang hankam untuk berinovasi sehingga mam-
pu menjaga kelangsungan hidup industri secara ekonomis.
2.1.6 Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan
Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dan obat-obatan
diarahkan untuk memberikan pemecahan berbagai permasalahan utama
kesehatan yang dihadapi sebagian masyarakat Indonesia. Prioritas
utama pengembangan iptek kesehatan dan obat-obatan adalah: (a)
pencapaian gizi seimbang, terutama untuk mempertahankan dan
meingkatkan keadaan gizi masyarakat, serta tumbuh kembang anak
dalam rangka menjaga kualitas SDM Indonesia; (b) pengembangan
industri farmasi untuk mewujudkan kemandirian dalam menjamin
ketersediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas;
(c) pengembangan obat bahan alam menjadi fitofarmaka dan sediaan
obat modern; (d) pengembangan obat-obat preventif seperti vaksin sera,
serta obat-obat protein pharmaceutical; (e) pengendalian penyakit melalui
deteksi dini dan diagnosis, peningkatan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit, serta pemulihan kesehatan; (f) pengembangan
alat kesehatan/kedokteran dengan meningkatkan kemampuan pro-
duksi dan mutu alat kesehatan, terutama untuk subsidi impor, ser-
ta pengembangan jejaring nasional untuk pelayanan purna jual
peralatan; (g) penjagaan mutu pelayanan kesehatan dengan prioritas
kesehatan keluarga, pengawasan penggunaan narkotika, psikotropika
dan zat adiktif, perawatan terhadap korban trauma dan bencana, serta
pengurangan dampak pembangunan terhadap kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia.
Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
2.2 Keterkaitan Antarbidang
Pembangunan bangsa, sebagai perubahan kemasyarakatan menuju
suatu keadaan yang lebih baik, memerlukan proses yang bersifat holistik.
Pembangunan nasional iptek, oleh karenanya, perlu dilakukan dalam
suatu keterkaitan yang terpadu. Keterkaitan di antara bidang fokus ARN
mencakup dua bentuk: pertama, pembangunan di ke enam bidang fokus
ARN perlu memperhatikan dan memanfaatkan peluang untuk bisa saling
mendukung (keterkaitan dalam proses); dan kedua, pembangunan di
ke enam bidang fokus tersebut perlu memperhatikan tujuan bersama
(keterkaitan dalam tujuan bersama).
2.2.1 Keterkaitan dalam Proses
Pembangunan di bidang Ketahanan Pangan, bidang Kesehatan
dan Obat-obatan, dan bidang Energi Baru dan Terbarukan akan lebih
efektif dan efisien jika dilaksanakan secara saling mendukung (baik
dalam pemanfaatan sumber daya alam, dalam teknologi maupun dalam
difusi dan inovasi). Pembangunan di bidang Transportasi dan bidang
Informasi dan Komunikasi dapat berperanan strategis dalam menunjang
pembangunan di tiga bidang tersebut (Pangan, Kesehatan, dan Energi).
Pembangunan di bidang Hankam membutuhkan dukungan dari ke
lima bidang tersebut di atas. Sebaliknya, pengembangan di bidang
hankam dapat menghasilkan teknologi spin-off yang bermanfaat bagi
pengembangan di bidang lainnya. Sains dasar memperkuat landasan
keilmuan bagi ke enam bidang fokus ARN, terutama dalam menyediakan
teori fundamental dan model untuk menghasilkan desain yang handal.
Ilmu sosial dan kemanusiaan berperan dalam memperkuat dimensi
sosial dan kemanusian dalam pengembangan di ke enam bidang fokus
tersebut. Uraian terinci mengenai keterkaitan antarbidang ini dipaparkan
dalam Lampiran dokumen ARN ini.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Gambar 2. Keterkaitan dalam Proses di antara Bidang Fokus dan Faktor Dominan ARN.
2.2.2 Keterkaitan dalam Tujuan
Arah pembangunan di ke enam bidang fokus ARN, sebagaimana
telah diuraikan di atas, memiliki keterkaitan dalam tujuan bersama yang
mencakup: ketersediaan layanan untuk masyarakat, kesetaraan akses,
dan keadilan; kemandirian, daya saing bangsa, ketahanan dan rasa
aman; iklim yang kondusif untuk inovasi dan kapasitas iptek masyarakat
(dan sistem produksi); kepastian hukum, kekuatan pranata legal dan
standardisasi (termasuk metrologi legal); kelestarian lingkungan dan
keberlanjutan pembangunan; serta kekuatan landasan keilmuan dan
basis pengetahuan masyarakat. Dalam Gambar 3 diilustrasikan kesatuan
tujuan tersebut.
Tujuan Pembangunan Iptekdalam RPJK/RPJP
PenguatanDimensi Sosial dan Kemanusiaan
Penguatan Sains Dasar
FokusKetahanan
Pangan
FokusEnergi Baru/Terbarukan
FokusTeknologi
Informasi danKomunikasi
FokusTeknologi
Pertahanan
FokusTeknologi
Kesehatan danObat-Obatan
FokusTeknologi danManajemenTransportasi
Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Gambar 3. Keterkaitan Antarbidang dalam Tujuan Bersama
2.3 Difusi, Kelembagaan dan Kapasitas Iptek
Dalam Jakstranas Iptek 2005-2009 dinyatakan bahwa pembangunan
nasional iptek mencakup: percepatan difusi dan pemanfaatan iptek;
peningkatan kapasitas kelembagaan iptek; dan peningkatan kapasitas
iptek sistem produksi. Pembangunan ke tiga aspek ini menjadi bagian
yang terpadu dari keseluruhan Agenda Riset Nasional.
2.3.1 Difusi dan Pemanfaatan Iptek
Pemanfaatan iptek meliputi kegiatan riset dan pengembangan,
pembuatan prototipe dan pengujian berskala laboratorium, up-scale
dan produksi dalam jumlah besar, adopsi dan pemanfaatan iptek oleh
masyarakat (sebagai pengguna/adopter). Keseluruhan proses bermula
dari lokasi di mana riset berlangsung secara intensif (di laboratorium),
TUJUANBERSAMA
Ketersediaan Kebutuhan,Kesetaraan Akses,
Keadilan Sosial
Kapasitas Iptek/Onovasi Masyarakatdan Sistem Produksi
KamandirianDaya Saing, Ketahanan
dan Rasa Aman
Kelestarian Lingkungandan Keberlanjutan
Pembangunan
Kepastian Hukum,Kekuatan Pranata Legal
dan Standardisasi
Kekuatan Landasan Keilmuandan Basis Pengetahuan
Masyarakat
Pengembangan BidangTeknologi Kesehatan
dan Obat-Obatan
PengembanganBidang
Ketahanan Pangan
Pengembangan Bidang
TeknologiPertahanan dan
Keamanan
Pengembangan Bidang
Energi Baru danTerbarukan
Pengembangan Bidang Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Pengembangan Bidang Teknologi dan
Manajemen Transportasi
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
sampai di area yang tersebar (di masyarakat) di mana kegiatan utama
adalah pengoperasian atau penggunaan iptek. Oleh karena pemanfaatan
iptek bergerak dari lokasi yang intensif riset menuju area yang tersebar
di masyarakat luas (di mana riset sudah tidak intensif/tidak ada), proses
ini disebut difusi iptek.
Setiap kegiatan pengembangan iptek yang diarahkan pada peman-
faatan iptek mengandung aspek desain/perancangan di dalamnya.
Perancangan iptek didasarkan pada suatu asumsi (secara eksplisit
ataupun implisit) tentang berbagai kondisi dari masyarakat yang
akan memanfaatkan iptek tersebut. Proses difusi iptek akan menemui
hambatan, atau bahkan mengalami kegagalan, bila asumsi tersebut jauh
berbeda dari kondisi aktual masyarakat. Untuk menghindari terjadinya
kesenjangan di antara asumsi tentang kondisi masyarakat pengguna
iptek dengan kondisi aktual masyarakat tersebut, perlu diperhatikan
beberapa hal berikut: (i) keterlibatan yang cukup dari masyarakat dalam
penentuan pilihan iptek yang akan dikembangkan dan dimanfaatkan; (ii)
minimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul dari pemanfaatan
iptek (terutama dampak pada sebagian masyarakat yang termarjinalkan
dari kegiatan pembangunan); (iii) pengembangan kapasitas masyarakat
untuk mengadopsi dan mengadaptasi iptek, dengan memperhatikan
potensi yang ada pada sumber daya alam lokal, pengetahuan dan kearifan
lokal; (iv) kesiapan regulasi, infrastruktur metrologi legal, tata niaga, dan
iklim investasi dalam pemanfaatan iptek untuk tujuan komersial.
2.3.2 Kelembagaan Iptek
Kelembagaan iptek mencakup kompetensi individual, ketersediaan
sarana dan pra-sarana, dan berbagai aspek lain yang relatif ‘soft’ seperti
suasana yang kondusif bagi komunikasi dan kolaborasi di antara
anggota lembaga, dan juga kondusif bagi efektivitas kepemimpinan.
Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Peningkatan kapasitas kelembagaan iptek memerlukan pengembangan
di semua aspek tersebut secara terpadu. Oleh karena lembaga iptek (baik
lembaga pemerintah maupun organisasi swasta) merupakan lembaga
pemelajaran (learning institution/organization), berbagai faktor penunjang
pemelajaran melalui interaksi dan komunikasi (intra dan antarlembaga)
perlu dikembangkan.
2.3.3 Kapasitas Iptek Sistem Produksi
Di era ekonomi global ini, pengembangan sistem produksi nasional
perlu mengombinasikan pemanfaatan iptek impor dan iptek lokal/domestik
secara strategis untuk mencapai keseimbangan di antara peningkatan
daya saing dan ketahanan/keberlanjutan. Bagi sebuah industri—sebagai
elemen penting dalam sistem produksi, kemampuan untuk merencana-
kan pengadaan/pemanfaatan iptek menjadi faktor yang krusial. Kekeliruan
dalam perencanaan ini dapat berakibat kegagalan dalam alih iptek, dan
menjadikan pengoperasian industri tidak handal dan tidak efisien.
Lembaga riset iptek dan perguruan tinggi dapat berkontribusi
untuk meningkatkan kapasitas iptek sistem produksi nasional de-
ngan mengembangkan beberapa hal berikut: (i) mengembangkan
metodologi penilaian (assessment) kebutuhan iptek di industri yang
memperhitungkan aspek ekonomis, lingkungan, keselamatan, dan
legal; (ii) meningkatkan interaksi yang mendalam dengan para pelaku
industri untuk mengembangkan kapasitas adopsi iptek di industri; (iii)
mengembangkan (melalui dialog dengan pelaku industri) iptek yang
strategis bagi peningkatan daya saing industri; (iv) mengembangkan
reverse engineering untuk meningkatkan nilai guna teknologi yang telah
ada dan meningkatkan ketersediaan suku cadang; (v) memfasilitasi
proses standardisasi di industri; dan (vi) mengembangkan metodologi
untuk manajemen rantai pasokan (supply chain management) yang bersifat
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
lintas-industri (rantai pasokan hulu-hilir, rantai pasokan dalam kluster
industri).
Berbagai sumber daya yang terdapat di lembaga pemerintah, per-
guruan tinggi, dan organisasi swasta dapat dimobilisasi untuk mengem-
bangkan berbagai hal tersebut di atas melalui jejaring A-B-G.
Gambar 4. Pengembangan Iptek, Difusi dan Pemanfaatan Iptek dalam Konstelasi Jejaring Pelaku Iptek di dalam Lingkungan Kebijakan dan Dinamika Sosio-kultural.
PelakuRiset
PelakuRiset
PelakuRiset
PenggunaLangsung
PenggunaLangsung
PenggunaTak
Langsung
PenggunaTak
Langsung
PenggunaTak
Langsung
PenggunaTak
Langsung
LingkunganStrategis
RisetNasional
Riset untukPercepatanDifusi Iptek
Fokus AReA PembAngunAn nAsionAl iPtek
ProgramImplementasi ARN
LingkunganStrategisDifusi &
PemanfaatanIPTEK
Peng
emba
ngan
IPTE
KD
ifusi
& P
eman
faat
an IP
TEK
Pelaku Iptekbaik penghasilmaupun pengguna
AliranInformasiIptek
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
BAB III
AGENDA RISET
3.1 AGENDA RISET KETAHANAN PANGAN
3.1.1 Latar Belakang Permasalahan
Permasalahan pangan yang dihadapi baik secara global, nasional,
maupun lokal dapat dipilah menjadi masalah produksi, distribusi,
dan konsumsi. Masalah tersebut selain bersifat teknis maka juga
terkait dengan dimensi sosial budaya dan ekonomi. Kegiatan riset di
bidang pangan tentu perlu pula didukung adanya penelitian dengan
riset dan pengembangan sains dasar. Masalah yang terkait dengan
produksi pangan dapat disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari
beberapa faktor produksi, termasuk kinerja petani, ketersediaan dan
kualitas lahan produksi, ketersediaan dan keterjangkauan harga sarana
produksi, serta kondisi iklim selama periode tanam atau selama siklus
produksi.
Sedangkan masalah distribusi pangan terkait erat dengan kualitas
dan jangkauan jaringan transportasi, ketersediaan sarana angkut untuk
produk pangan, dan selisih harga komoditas pangan di sentra produksi
dan di tingkat konsumen.
Masalah terkait dengan konsumsi pangan dapat berupa ketidak-
tersediaan atau kekurangan pasokan bahan pangan bagi masyarakat,
ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk membeli pangan yang
dibutuhkan, pola konsumsi masyarakat yang bergantung pada jenis pangan
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
tertentu, kekurangan gizi atau malnutrisi, dan penggunaan bahan kimia
yang berbahaya bagi kesehatan pada pangan segar maupun olahan.
Konsumen komoditas pangan terdiri dari masyarakat (sebagai peng-
guna langsung), agroindustri (sebagai pengolahan pangan segar menjadi
pangan olahan), dan eksportir (sebagai penjual komoditas pangan untuk
pasar internasional). Produsen pangan adalah petani (untuk produk pa-
ngan segar dan bahan baku industri pangan) dan industri pangan (untuk
produk pangan olahan). Industri pangan dimaksud termasuk industri
rumah tangga, kecil, menengah, dan besar; serta mencakup industri pa-
ngan tradisional maupun modern.
Permasalahan pangan pada tahap produksi, distribusi, dan konsumsi
dapat saling terkait satu sama lain. Oleh sebab itu, penanganan masalah
pangan tidak dapat dilakukan secara parsial. Untuk panduan operasional,
permasalahan pangan dipilah menjadi: (a) kekurangan pangan pokok,
sebagai akibat kebutuhan yang lebih tinggi dari kapasitas produksi
dalam negeri, (b) pengurangan luas lahan pertanian produktif akibat
konversi penggunaannya untuk keperluan non-pertanian, (c) kecilnya
marjin usaha tani yang berakibat pada rendahnya motivasi petani untuk
meningkatkan produksi, (d) kendala dalam distribusi pangan sebagai
akibat keterbatasan jangkauan jaringan transportasi, (e) beberapa
produk pangan tidak dapat tersedia sepanjang tahun karena belum
berkembangnya teknologi pengolahan/pengawetan, (f) pola konsumsi
yang kaku sehingga upaya diversifikasi pangan sering terhambat, (g)
masih sering dijumpai produk pangan yang tidak memenuhi standar
kesehatan pangan, termasuk kurang gizi dan tidak memenuhi standar
keamanan pangan, sehingga sulit menerapkan SNI untuk produk pangan,
(h) belum semua rumah tangga secara ekonomi mampu memenuhi
kebutuhan pangan pokoknya.
Berdasarkan permasalahan pangan yang dapat diidentifikasi tersebut,
alternatif solusinya tidak selalu berupa solusi teknologi, beberapa
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
permasalahan tersebut lebih membutuhkan solusi non-teknologi, baik
berupa kebijakan publik yang mendukung atau berupa upaya edukasi
publik agar dapat memahami dengan benar tentang aspek pangan
tertentu. Solusi teknologi dijabarkan dalam bentuk langkah operasional
berupa aktivitas riset yang relevan dan terarah untuk menjawab per-
masalahan-permasalahan pangan yang sedang dihadapi. Hasil riset
pangan ini selayaknya pula digunakan sebagai acuan untuk penyusunan
kebijakan publik dan/atau digunakan sebagai basis pengetahuan untuk
mendukung kegiatan edukasi publik.
3.1.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Utama
Kegiatan riset ketahanan pangan diarahkan untuk mendukung
upaya seluruh pemangku-kepentingan (stakeholders) dalam memenuhi
kebutuhan pangan yang cukup, bergizi, aman, sesuai-selera, keyakinan,
dan terjangkau daya beli masyarakat. Sesuai dengan permasalahan
pangan yang dihadapi, kegiatan riset dapat diarahkan untuk meningkat-
kan kapasitas produksi, memperlancar distribusi dan mengurangi ke-
hilangan/kerusakan pangan selama pengangkutan, dan meningkatkan
mutu pangan yang dikonsumsi masyarakat.
Pada dasarnya seluruh jenis pangan, baik pangan asal tanaman,
ternak, maupun ikan akan mendapat perhatian; demikian pula pangan
hasil kegiatan budidaya maupun hasil tangkap (ikan dan hewan liar)
atau petik (tumbuhan hutan). Akan tetapi dengan mempertimbangkan
aspek keberlanjutan pasokan pangan, maka pangan hasil budidaya
tentu perlu lebih diprioritaskan. Pangan asal flora dan fauna liar perlu
didomestikasikan dan dibudidayakan untuk memperkaya keragaman
pangan. Jenis komoditas pangan yang diprioritaskan adalah selaras
dengan besaran permintaan masyarakat atas jenis pangan tersebut dan
disesuaikan dengan pola konsumsi pangan masyarakat yang diharapkan
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(Pola Pangan Harapan, PPH). Hal ini selaras dengan kebijakan Revitalisasi
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) yang telah dicanangkan.
Ketergantungan masyarakat akan jenis pangan pokok tertentu (terutama
beras) perlu dikurangi dengan menawarkan berbagai jenis pangan alternatif.
Akan tetapi, riset untuk pengembangan jenis pangan alternatif perlu diba-
rengi dengan upaya edukasi publik yang intensif agar penerimaan masyarakat
terhadap produk pangan alternatif menjadi lebih meningkat.
Prioritas utama kegiatan riset bidang pangan adalah untuk mendukung
terwujudnya ketahanan pangan yang bersumber dari produksi dalam
negeri. Nilai-nilai kearifan lokal yang telah terbukti berwawasan ekologis
dapat diposisikan sebagai landasan untuk pengembangan teknologi
produksi maupun pengolahan pangan dengan sisipan muatan untuk
tujuan peningkatan produktivitas, efisiensi, kualitas, dan/atau keamanan
pangan.
Kemitraan antar-peneliti, antar-lembaga riset, dan juga antara aka-
demisi, pelaku bisnis, dan pembuat kebijakan (Kerjasama ABG) sangat
dianjurkan dalam aktivitas riset bidang pangan. Kerjasama yang intensif
dan sinergis antar-pelaku pembangunan ketahanan pangan diharapkan
mampu memaksimalkan capaian bersama dalam menyediakan pangan
bagi masyarakat dan meningkatkan efisiensi pengelolaan sumberdaya
yang dimiliki. Melalui intensifikasi kerjasama ABG ini diharapkan proses
adopsi teknologi oleh produsen (petani dan pelaku industri pangan)
dapat berlangsung lebih baik
3.1.3 Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025
(a) Target Capaian tahun 2009
Target capaian tahun 2009 yang diharapkan dari riset teknologi
budidaya tanaman, ternak, dan ikan adalah diperolehnya varietas dan
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
benih/bibit unggul baru yang tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik
dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Selain itu tersedia pula
berbagai paket teknologi untuk deteksi, pencegahan, dan pengendalian
hama dan penyakit tanaman, ternak dan ikan; paket teknologi dan
formulasi pakan ternak dan ikan; paket teknologi pengelolaan lahan
dan air yang sesuai dengan agroekosistem setempat; paket teknologi
budidaya tanaman, ternak dan ikan secara terpadu (biocyclofarming) untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya dan meminimalisasi
limbah pertanian (zero waste); peta rekomendasi jenis komoditas pangan
asal tanaman, ternak dan/atau ikan yang sesuai untuk berbagai tipologi
lahan marjinal. Paket teknologi yang akan dikembangkan juga mendukung
pelaksanaan Good Agriculture Practices (GAP) dan Good Manufacturing Practices
(GMP).
Program eksplorasi dan teknologi uji kelayakan dan pengolahan
pangan baru ditargetkan untuk menghasilkan teknologi budidaya
komoditas pangan yang didomestikasi dari hutan dan budidaya tanaman
asal daerah subtropika, termasuk kegiatan pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan benih yang cocok untuk daerah tropika, baik secara
konvensional maupun melalui rekayasa genetik.
Program teknologi panen dan pascapanen ditargetkan untuk meng-
hasilkan teknologi kemasan dari bahan baku lokal; dan teknologi serta
rancangan alat/mesin pengawetan dan pengolahan pangan yang sesuai
dengan spesifikasi bahan baku lokal untuk menghasilkan produk pangan
olahan yang sesuai dengan selera konsumen domestik.
Untuk mendukung tata niaga pangan, ditargetkan pula pengem-
bangan sistem informasi yang akrab-pengguna (user-friendly) dengan
sajian data yang selalu diperbaharui (up to date) pada masing-masing
sentra produksi, industri pangan, dan pasar; situs promosi komoditas
pangan untuk ekspor; sistem informasi konsumsi pangan untuk media
edukasi publik; dan sistem informasi geografis (SIG) untuk pertanian
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Untuk menjamin keamanan pangan, ditargetkan tersedianya meto-
da pengujian yang baku dan alat/mesin untuk penilaian dan pengenda-
lian mutu dan keamanan pangan termasuk alat/metode uji yang cepat
dan sederhana untuk penggunaan di lapangan. Penetapan standar mutu
dan keamanan pangan mengacu pada persyaratan/kriteria keamanan
pangan domestik dan internasional.
Kajian sosial-ekonomi-budaya bidang pangan ditargetkan untuk
memperoleh data dan informasi untuk estimasi permintaan dan
pasokan pangan tentang pola konsumsi dan strategi peningkatan
produksi pangan nasional; kelayakan usaha tani pangan; serta
peran dan kontribusi kelembagaan petani, peternak, nelayan dan
pelaku agribisnis. Data dan informasi ini diharapkan dapat dijadikan
landasan dalam penetapan kebijakan publik yang mengatur tentang
pangan.
Sains dasar pendukung riset ketahanan pangan diposisikan sebagai
landasan penting dalam pengembangan riset terapan untuk menghasilkan
produk yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Sains dasar
dimaksud dapat berupa kajian matematika, biologi, kimia, fisika, serta
ilmu kebumian dan antariksa.
(b) Sasaran pada tahun 2025
Adapun sasaran yang diharapkan dicapai pada tahun 2025 adalah
signifikannya peran dan kontribusi riset dalam pemenuhan kebutuhan
domestik untuk seluruh jenis pangan pokok dari hasil budidaya dalam
negeri; menghasilkan pangan yang memenuhi standar mutu dan keaman-
an pangan domestik dan internasional; meningkatkan keanekaragaman
pangan yang tersedia (diversifikasi), baik untuk konsumsi langsung
oleh masyarakat maupun sebagai bahan baku industri; meningkatkan
kontribusi lahan marjinal dalam produksi pangan; dan meningkatkan
pendapatan petani serta pelaku agribisnis lainnya. Ukuran kuantitatif
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
untuk masing-masing sasaran ketahanan pangan akan mengacu pada
target yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Ketahanan Pangan.
3.1.4 Program
Program riset bidang ketahanan pangan dititikberatkan pada ke-
butuhan solusi teknologi atas permasalahan pangan yang dihadapi,
dengan didukung program difusi dan pemanfaatan iptek, program
penguatan kelembagaan iptek, dan program peningkatan kapasitas iptek
sistem produksi. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, program
riset di bidang ketahanan pangan tahun 2006-2009 dikelompokkan
sebagai berikut: (a) teknologi budidaya tanaman, ternak, dan ikan;
(b) eksplorasi, teknologi uji kelayakan dan pengolahan pangan baru;
(c) teknologi pasca panen; (d) sistem informasi pangan; (e) teknologi
pengawasan pangan; (f) kajian dinamika sosial, ekonomi, budaya, dan
kebijakan pangan yang dimiliki dan diperlukan masyarakat; dan (g) sains
dasar pendukung riset ketahanan pangan.
(a) Teknologi Budidaya Tanaman, Ternak, dan Ikan
Penelitian dan pengembangan teknologi budidaya tanaman, ternak
dan ikan memiliki sasaran untuk peningkatan kapasitas produksi pangan
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi termasuk di lahan marjinal yang
berpotensi menjadi lumbung pangan baru di masa depan serta teknologi
budidaya soil less culture.
Program penelitian dan pengembangan teknologi budidaya tanam-
an, ternak dan ikan mencakup kegiatan: (1) pemuliaan tanaman,
ternak, dan ikan secara konvensional, aplikasi bioteknologi dan/atau
aplikasi teknologi iradiasi untuk pengembangan varietas unggul baru;
(2) pengembangan teknologi pengendalian hama dan penyakit secara
terpadu; (3) pengembangan teknologi produksi pakan ternak dan ikan;
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(4) pengembangan pupuk hayati dan pupuk kimia berimbang; (5)
pengembangan teknologi pengelolaan lahan dan air; (6) pengembangan
teknologi produksi tanaman, ternak dan ikan secara terintegrasi; (7)
pengembangan teknologi soil-less culture untuk tanaman dalam rumah
kaca; dan (8) pemetaan kesesuaian komoditas tanaman pangan, ternak,
dan ikan pada lahan-lahan marjinal Indonesia; dan (9) pengembangan
teknologi budidaya pertanian yang sesuai dengan kemampuan masya-
rakat dan kebutuhan pasar global
(b) Eksplorasi, teknologi uji kelayakan dan pengolahan pangan baru
Riset ini memiliki sasaran untuk peningkatan keragaman jenis pangan
yang dapat dikonsumsi masyarakat, baik yang bersumber dari kekayaan
hayati hutan Indonesia maupun tanaman yang diintroduksi dari daerah
subtropik.
Riset eksplorasi, teknologi uji kelayakan dan pengolahan pangan baru
meliputi kegiatan: (1) eksplorasi, karakterisasi, identifikasi, domestikasi,
dan evaluasi plasma nutfah tumbuhan, hewan, dan ikan yang berpotensi
sebagai sumber pangan baru atau sebagai sumberdaya genetik untuk
merakit varietas pangan baru yang unggul; (2) teknologi pengolahan
hasil hutan untuk bahan pangan baru; (3) uji adaptasi tanaman, ternak
dan ikan asal daerah subtropik; dan (4) pelestarian dan perlindungan
plasma nutfah lokal, baik yang telah terdomestikasi maupun kerabat
liarnya, serta mencegah terjadinya erosi genetik, kerusakan, dan biopiracy
oleh pihak asing.
(c) Teknologi Pasca Panen
Riset teknologi pasca panen bertujuan menciptakan teknologi
pasca panen untuk dapat menekan susut saat panen dan pasca panen,
mempertahankan mutu produk, dan meningkatkan nilai tambah ha-
sil tanaman, ternak, dan ikan, serta meningkatkan keragaman jenis
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
pangan olahan. Sasaran program ini adalah memperpanjang periode
ketersediaan, meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil tanaman,
ternak dan ikan.
Riset ini mencakup kegiatan: (1) pengembangan teknologi kemasan
untuk produk pangan segar dan olahan, padat dan cair, asal tanaman,
ternak dan ikan; (2) pengembangan teknologi pengawetan dan peng-
olahan pangan hasil tanaman, ternak dan ikan; (3) pengembangan
teknologi pengurangan kehilangan hasil saat panen dan pasca panen
tanaman, ternak, dan ikan; (4) pengembangan teknologi pemanfaatan
limbah pertanian dan agroindustri untuk pakan, bahan baku industri
kimia, dan/atau energi; dan (5) rancang bangun sarana transportasi dan
distribusi produk pangan segar padat (ikan, ternak, hortikultura) dan cair
(susu).
(d) Sistem Informasi Pangan
Pengembangan sistem informasi pangan memiliki sasaran untuk
meningkatkan kelancaran arus informasi pangan dari sentra produksi
ke pasar domestik/internasional untuk pangan yang dipasarkan dalam
bentuk segar (fresh-market commodities) dan ke industri pangan untuk jenis
pangan yang perlu diolah; sebaliknya juga arus permintaan (demand) dari
pasar domestik/internasional ke sentra produksi dan industri pangan.
Tentunya ini memerlukan adanya dukungan ketersediaan perangkat
keras dan lunak di masing-masing simpul. Sistem informasi pangan
dapat juga dirancang untuk digunakan sebagai media edukasi publik
tentang pangan dan informasi bagi investor yang membutuhkan lahan
untuk kegiatan produksi pangan.
Riset ini mencakup kegiatan: (1) penyediaan data produksi (volume,
jenis, jadwal) pangan melalui pendirian atau optimalisasi peran simpul
pemasok data di lokasi sentra produksi (on-site); (2) penyediaan data
permintaan bahan pangan pokok pada pasar domestik dan internasional
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(volume, jenis, harga), industri pengolahan pangan (kapasitas, jenis, har-
ga), dan transportasi produk pangan (moda, ongkos); (3) pengembangan
sistem informasi produksi dan pasar komoditas pangan pokok yang
mudah diakses oleh petani dan pelaku agribisnis berbasis teknologi
SMS menggunakan telepon seluler; (4) pengembangan situs promosi
komoditas pangan untuk ekspor (e-farming); (5) pengembangan sistem
informasi untuk edukasi publik tentang pangan; (6) aplikasi inderaja
(remote sensing) dan sistem informasi geografis (SIG) untuk pertanian.
(e) Teknologi Pengawasan Pangan
Riset teknologi pengawasan pangan mempunyai sasaran untuk me-
lindungi dan membantu konsumen dalam memilih pangan yang ber-
mutu, bergizi, dan aman, baik pangan yang diproduksi di dalam negeri
maupun impor.
Program riset teknologi pengawasan pangan meliputi kegiatan: (1)
pengembangan teknologi pengukuran dan pengujian mutu pangan; (2)
pengembangan teknologi untuk deteksi cemaran mikroba patogenik
pada produk pangan; (3) pengembangan teknologi untuk deteksi ba-
han kimia yang berbahaya bagi kesehatan secara cepat, sederhana
dan murah; dan (4) pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI)
produk pangan;
(f) Kajian Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kebijakan Pangan
Kajian sosial, ekonomi, budaya, dan kebijakan pangan mempunyai
sasaran untuk estimasi permintaan dan produksi pangan, kebiasaan
masyarakat dalam konsumsi pangan, dan teknologi pangan yang
dimiliki dan diperlukan masyarakat sebagai basis data dan informasi
dalam pembuatan kebijakan publik dalam bidang pangan dan bidang
terkait lainnya, untuk mendorong terwujudnya ketahanan pangan
nasional.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Program kajian sosial, ekonomi dan budaya mencakup kegiatan
antara lain: (1) pola konsumsi pangan; (2) analisis usaha tani dan eko-
nomi pangan; (3) penguatan kelembagaan kelompok tani/peternak/
nelayan dan asosiasi pelaku agribisnis;(4) pengembangan pengetahuan
lokal (indigenous knowledge) sebagai basis riset dan teknologi untuk
mendukung ketahanan pangan; dan (5) kajian kebijakan pembatasan
konversi lahan pertanian; dan (6) implikasi pengembangan teknologi
pangan bagi kehidupan masyarakat.
(g) Sains Dasar Pendukung Riset Ketahanan Pangan
Riset dalam lingkup sains dasar umumnya dipilah menjadi riset
untuk murni pengembangan ilmu dan riset untuk memberikan fondasi
dalam upaya untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan nyata
melalui serangkaian riset terapan.
Kegiatan untuk program sains dasar pendukung riset ketahanan
pangan mencakup kegiatan antara lain: (1) kajian genetika dan biomole-
kuler, (2) kajian kimia pangan baru dan/atau produk hayati yang potensial
untuk pangan, (3) pengembangan teknologi pemantauan agroekosistem
secara presisi, dan (4) pengembangan instrumen untuk aplikasi teknologi
penginderaan jauh.
Riset bidang ketahanan pangan ini secara lebih rinci diuraikan pada
tabel kegiatan, target capaian tahun 2009, indikator keberhasilan, dan
sasaran akhir yang hendak dicapai pada tahun 2025. Selain program
penelitian dan pengembangan iptek, juga dirinci kegiatan-kegiatan pro-
gram difusi dan pemanfaatan iptek, penguatan kelembagaan iptek, dan
peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.
AgendA Riset
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK
(1) Pemuliaan tanaman untuk pengembangan varietas unggul baru yang tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik
Varietas unggul baru tanaman padi, jagung, dan kedelai yang tahan terhadap hama atau patogen utamanya;
Varietas unggul baru tanaman padi, jagung, dan kedelai yang toleran terhadap cekaman abiotik tertentu;
Tersedianya galur tanaman pangan lain yang potensial untuk dikembangkan menjadi varietas unggul tahan cekaman biotik atau abiotik;
Dilepasnya varietas unggul baru tahan hama atau penyakit utama untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai;
Dilepasnya varietas padi yang toleran terhadap keasaman tanah;
Dilepasnya varietas jagung dan kedelai yang toleran terhadap kekeringan;
Keberlanjutan program pemuliaan tanaman untuk tanaman pangan lainnya;
Surplus produksi beras, jagung, dan kedelai;
Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, BPPT, Batan, Universitas
Pengguna a.l :
Petani, Industri Benih
(2) Pemuliaan tanaman untuk pengembangan varietas unggul baru yang berpotensi hasil tinggi
Varietas unggul baru tanaman padi, jagung, dan kedelai dengan produktivitas tinggi;
Tersedianya galur tanaman pangan lain yang potensial untuk dikembangkan menjadi varietas unggul berpotensi hasil tinggi;
Dilepasnya varietas unggul baru tanaman padi, jagung, dan kedelai dengan produktivitas tinggi;
Keberlanjutan program pemuliaan tanaman untuk tanaman pangan lainnya;
Surplus produksi beras, jagung, dan kedelai;
Pelaksana a.l:
Deptan, LIPI, BPPT, Batan, PT Pengguna a.l :
Petani, Industri Benih
(3) Pemuliaan ikan dan udang untuk memperoleh bibit unggul baru dengan pertumbuhan dan produktivitas tinggi
Benih ikan kerapu, nila, patin, dan udang unggul baru dengan pertumbuhan dan produktifitas tinggi;
Tersedianya benih ikan kerapu, nila, patin, dan udang unggul baru dengan pertumbuhan dan produktivitas tinggi
Terpenuhinya kebutuhan domestik untuk ikan dan meningkatnya ekspor udang
Pelaksana a.l :
DKP, BPPT, Universitas
Pengguna a.l :
Petani tambak/nelayan, Industri perikanan
ATEKNOLOGIBUDIDAYATANAMAN,TERNAKDANIKAN
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(4) Pemuliaan ternak untuk pengembangan bibit ternak unggul baru dengan produktivitas tinggi
Bibit ternak unggul baru (sapi, domba, kambing, ayam lokal, dan itik) dengan produktifitas tinggi
Tersedianya bibit ternak unggul baru (sapi, domba, kambing, ayam lokal, dan itik) dengan produktivitas tinggi
Terpenuhinya kebutuhan domestik untuk pangan asal ternak
Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, Batan, BPPT, Universitas
Pengguna a.l: Peternak, Industri peternakan
(5) Pengembangan teknologi pengendalian hama dan penyakit tanaman, ternak, dan ikan;
Paket teknologi pengendalian hama dan penyakit tanaman, ternak dan ikan prioritas
Tersedianya paket teknologi deteksi, pengendalian, pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman, ternak dan ikan prioritas
Menurunnya kehilangan hasil akibat hama dan patogen tanaman, ternak, dan ikan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LIPI, BPPT, Batan, Universitas
Pengguna a.l: Petani, petani tambak/nelayan, eternak dan agroindustri
(6) Pengembangan pestisida alami (biopesticide) untuk untuk pengendalian hama dan patogen tanaman
Fomula biopestisida alami untuk pengendalian hama atau penyakit tanaman padi, jagung, dan kedelai
Tersedianya biopestisida alami untuk pengendalian hama atau patogen utama tanaman padi, jagung, dan kedelai
Menurunnya kehilangan hasil akibat hama dan patogen pada tanaman padi, jagung, dan kedelai
Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, BPPT, Batan, Universitas
Pengguna a.l:
Petani, Industri pestisida
(7) Pengembangan teknologi dan formulasi pakan ternak dan ikan bermutu berbasis sumber daya lokal
Paket teknologi dan formulasi pakan ternak dan ikan bermutu berbasis sumber daya lokal
Tersedianya paket teknologi dan formulasi pakan ternak dan ikan bermutu berbasis sumber daya hayati lokal
Peningkatan produktivitas lahan dan wilayah perairan
Pelaksana a.l:
Deptan, DKP, LAPAN, Bakosurtanal, Universitas
Pengguna a.l:
Petani, peternak, petani tambak/nelayan, PEMDA, dan industri terkait
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(8) Pengembangan teknologi pengelolaan lahan dan air untuk tanaman, ternak dan ikan
Paket teknologi dan formulasi pupuk hayati (biofertilizer) dan pupuk kimia berimbang
Tersedianya paket teknologi dan formulasi pupuk hayati (biofertilizer).
Tersedianya paket teknologi dan formulasi pupuk kimia berimbang sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi lahan
Peningkatan produktivitas lahan dan wilayah perairan
Pelaksana a.l:Deptan, DKP, LAPAN, Bakosurtanal, Universitas Pengguna a.l: Petani, peternak, petani tambak/nelayan, PEMDA, dan industri terkait
(9) Pengembangan teknologi dan formulasi pupuk hayati (biofertilizer) dan pupuk kimia berimbang untuk tanaman
Paket teknologi pengelolaan lahan dan air untuk tanaman, ternak dan ikan
Tersedianya paket teknologi pengintegrasian komoditas pangan untuk setiap agroekosistem, termasuk lahan-lahan marjinal
Peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan lahan;
Peningkatan keragaman produk pangan yang dihasilkan;
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LAPAN, Bakosurtanal, Universitas Pengguna a.l: Petani, peternak, petani tambak/nelayan, PEMDA, dan industri terkait
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(10) Pertanian terpadu (biocyclofarming) tanaman, ternak, dan ikan
Paket teknologi pengintegrasian komoditas pangan
Tersedianya paket teknologi pengintegrasian komoditas pangan untuk setiap agroekosistem, termasuk lahan-lahan marjinal
Peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan lahan;
Peningkatan keragaman produk pangan yang dihasilkan;
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LIPI, BPPT, Bakosurtanal, LAPAN, UniversitasPengguna a.l: Petani, petani tambak, peternak, PEMDA, industri terkait
(11) Pengembangan teknologi budidaya tanaman dengan sistem hidroponik dan aeroponik
Paket teknologi budidaya tanaman dengan sistem hidroponik dan aeroponik untuk tanaman hortikultura
Tersedianya teknologi budidaya tanaman dengan sistem hidroponik dan aeroponik untuk sayuran bernilai ekonomi tinggi
Peningkatan ketersediaan sayuran dan buah segar untuk perkotaan
Pelaksana a.l: Deptan, LIPI, BPPT, Universitas
Pengguna a.l: petani, Industri pertanian
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(12) Pemetaan kesesuaian komoditas tanaman pangan, ternak, dan ikan pada lahan-lahan marjinal Indonesia
Peta rekomendasi jenis komoditas tanaman pangan, ternak dan/atau ikan yang sesuai untuk berbagai tipologi lahan marjinal
Penggunaan peta rekomendasi komoditas dalam pengelolaan lahan marjinal
Peningkatan kontribusi lahan marjinal dalam penyediaan pangan nasional
Pelaksana a.l: Deptan, Bakosurtanal, LAPAN, DKP, UniversitasPengguna a.l: investor pertanian, Deptan, DKP, Pemda, industri terkait
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
BEKSPLORASI,TEKNOLOGIUjIKELAYAKANDANPENGOLAHANPANGANBARU
(1) Eksplorasi, karakterisasi, identifikasi, domestikasi, dan evaluasi plasma nutfah biota hutan melalui kegiatan bioprospeksi
Teknologi budidaya komoditas pangan yang didomestikasi dari hutan;
Gene bank asal biota hutan yang potensial untuk merakit varietas unggul
Produk pangan asal hutan yang dihasilkan melalui kegiatan budidaya, bukan hasil pengambilan langsung dari hutan;
Varietas unggul tanaman yang dirakit dengan memanfaatkan sumberdaya genetik asal biota hutan;
Peningkatan keragaman pangan (divesifikasi) yang tersedia bagi konsumen
Pelaksana a.l : Deptan, Universitas, LIPI, BPPTPengguna a.l: petani, Industri benih/bibit
(2) Pengembangan teknologi pengolahan pangan asal hutan
Paket teknologi untuk pengolahan bahan pangan asal hutan
Produk pangan olahan dengan bahan baku berasal dari produk kehutanan
Peningkatan keragaman pangan olahan yang tersedia bagi konsumen
Pelaksana a.l: Deptan, Universitas, LIPI, BPPTPengguna a.l: petani, Industri pangan
(3) Tropikasi tanaman pangan asal daerah sub tropika
Teknologi seleksi dan budidaya tanaman pangan asal daerah sub-tropika pada kondisi lahan dan iklim Indonesia
Tersedianya cultivar/ varietas gandum dan kentang yang dapat berproduksi dengan baik pada lahan dataran rendah tropika
Terpenuhinya kebutuhan na-sional akan gandum, dan kentang sebagai bahan baku industri pangan dari hasil budidaya dalam negeri
Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, LIPI, BPPT, Batan
Pengguna a.l : Industri pangan
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
CTEKNOLOGIPASCAPANEN
(4) Pelestarian dan perlindungan plasma nutfah lokal, baik yang telah terdo-mestikasi maupun kerabat liarnya, serta mencegah terjadinya erosi genetik, kerusakan, dan biopiracy oleh pihak asing
Gene bank untuk tanaman pangan utama dan kerabat liarnya
Database plasma nutfah Indonesia semakin lengkap dan berkembangnya gene bank nasional maupun konservasi in situ untuk beberapa komoditas pangan yang potensial
Pemanfaatan dan pelestarian plasma nutfah secara berkelanjutan
Pelaksana a.l: Universitas, LIPI, DeptanPengguna a.l: Universitas, industri benih, Deptan, DKP
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Pengembangan teknologi kemasan untuk produk pangan segar dan olahan asal tanaman, ternak dan ikan
Paket teknologi kemasan dari bahan baku lokal untuk komoditas pangan orientasi ekspor (buah tropis, udang, ikan)
Pengurangan kehilangan hasil pada saat panen dan setelah panen;
Produk pangan yang berkualitas, bebas cemaran mikroba patogenik dan bahan kimia berbahaya;
Peningkatan volume, keraga-man, dan mutu produk pangan segar dan olahan dalam negeri;Ketersediaan pangan sepanjang tahun;
Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, Deptan, DKP, Batan
Pengguna a.l : Industri pangan, petani, petani tambak/nelayan, peternak
(2) Pengembangan teknologi peng-awetan dan pengolahan pangan hasil tanaman, ternak dan ikan
Paket teknologi dan alat/mesin pengawetan dan pengolahan pangan yang sesuai dengan spesifikasi bahan baku pangan lokal
Berkembangnya industri pangan berbahan baku lokal yang kompetitif dan meningkatnya keragaman jenis pangan olahan
Peningkatan ketersediaan pangan berkualitas dan aman;Peningkatan serapan tenaga kerja sektor pertanian;
Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, Batan, Deptan, DKPPengguna a.l: Industri pangan, petani, petani tambak/nelayan, peternak
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(3) Pengembangan teknologi panen dan pascapanen skala kecil untuk pengurangan kehilangan hasil tanaman, ternak dan ikan
Paket teknologi dan alat/mesin panen dan sarana penanganan pascapanen yang mengurangi kehilangan hasil pangan
Berkembangnya on site agroindustri, sehingga paling tidak 25% hasil tanaman pangan, hortikutura, ternak dan ikan dapat diolah di sentra produksi (sekitar lahan produksi)
Pengurangan kehilangan hasil tanaman, ternak, dan ikan;Peningkatan kesejahteraan petani, pekerja, dan pelaku agribisnis
Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, Deptan, DKPPengguna a.l: Industri pangan, petani, petani tambak/nelayan, peternak
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(4) Pengembangan teknologi peman-faatan limbah pertanian dan agroindustri untuk pakan, bahan baku industri kimia, atau energi
Paket teknologi pengolahan limbah pertanian untuk produksi pakan, pupuk organik, atau energi terbarukan
Berkembangnya industri pengolahan libah pertanian untuk pakan, industri kimia dan energi
Penurunan masalah limbah pertanian;Pengurangan impor pakan;Peningkatan ketersediaan energi alternatif dan terbarukan;
Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, BATAN, Deptan, DKPPengguna a.l: Industri pengolahan limbah, industri pakan, PLN, petani, petani tambak/nelayan, peternak
(5) Rancang bangun sarana angkut dan distribusi produk pangan segar padat (ikan,ternak, hortikultura) dan cair (susu)
Tersedianya sarana angkutan darat hasil rekayasa dalam negeri untuk pengangkutan produk pangan segar
Kelancaran distribusi dan semakin luasnya jangkauan pemasaran produk pangan segar
Stabilitas dan kesesuaian harga produk pangan segar sehingga menguntungkan bagi konsumen
Pelaksana a.l: Universitas, BPPT, LIPI, Deptan, Dephub, DKPPengguna a.l: Industri pangan, industri kendaraan, petani, petani tambak/nelayan, peternak
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
DSPESIALISINFORMASIPANGAN
(1) Penyediaan data produksi pangan pokok melalui pendirian /optimalisasi peran simpul pemasok data di lokasi sentra produksi (on-site)
Berperannya simpul pemasok data up-to-date tentang produksi komoditas pangan utama pada masing-masing sentra produksi utamanya.
Berfungsinya sistem informasi produksi untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai pada sentra-sentra produksi utama
Berfungsinya sistem informasi produksi dan pasar untuk semua komoditas pangan, pada semua sentra produksi, pasar, agroindustri, dan eksportir
Pelaksana a.l:
Deptan, Depkominfo, DKP, BPS, Pemda, Universitas
Pengguna a.l: Pemda, Petani, petani tambak/nelayan dan peternak, industri terkait
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Penyediaan data permintaan bahan pangan pokok pada pasar domestik, pasar global, dan industri pengolahan pangan
Berperannya simpul pemasok data harian untuk volume, jenis, dan harga komoditas pangan utama pada tingkat pasar induk (domestik), industri pangan, dan eksportir
Jumlah pengguna internet yang mengakses situs promosi komoditas pangan
Peningkatan volume dan nilai transaksi perdagangan dalam dan luar negeri untuk komoditas pangan
Pelaksana a.l:
Deptan, Depkominfo, DKP, BPS, Pemda, Universitas
Pengguna a.l: Petani, petani tambak/nelayan dan peternak, eksportir pangan, industri terkait
(3) Pengembangan sistem informasi produksi dan pasar komoditas pangan pokok yang mudah diakses oleh petani dan pelaku agribisnis berbasis teknologi SMS menggunakan telepon seluler
Berfungsinya sistem informasi produksi dan pasar komoditas pangan utama berbasis teknologi SMS
Tersedianya provider yang mampu memberikan informasi pasar untuk tanaman pangan utama, termasuk hortikultura
Kepastian harga dan daya serap pasar untuk menjamin keber-langsungan usaha perdagangan komoditas pangan
Pelaksana: Deptan, Depkominfo, Telkom, DKP, BPS, BPPT, LIPI, Universitas
Pengguna: Petani, Petani tambak/nelayan dan Peternak, konsumen
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(4) Pengembangan situs promosi komoditas pangan untuk ekspor
Tersedianya situs promosi komoditas pangan untuk ekspor dengan data yang up-to-date
Ketersediaan data mutakhir untuk komoditas pangan berorientasi ekspor
Peningkatan devisa negara dari perdagangan komoditas pangan
Pelaksana a.l: Deptan, Depdag, DKP, BPS, Depkominfo, UniversitasPengguna a.l: BPEN, eksportir pangan, Pemda
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(5) Pengembangan sistem informasi pangan
Pedoman konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman yang berbasis sumberdaya lokal;Model Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Konsumsi Pangan;
Peningkatan pengetahuan konsumen tentang pola konsumsi yang baik;Perubahan prilaku konsumsi yang semakin kurang tergantung pada beras;
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) lebih dari 80.0;
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depkes, Depkominfo, BPS, LIPI, UniversitasPengguna a.l: Pemda, Industri terkait, konsumen
(6) Pengembangan sistem informasi pangan
Pedoman konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman yang berbasis sumberdaya lokal;Model Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Konsumsi Pangan;
Peningkatan pengetahuan konsumen tentang pola konsumsi yang baik;Perubahan prilaku konsumsi yang semakin kurang tergantung pada beras;
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) lebih dari 80.0;
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depkes, Depkominfo, BPS, LIPI, UniversitasPengguna a.l: Pemda, Industri terkait, konsumen
ETEKNOLOGIPENGAWASANPANGAN
(1) Pengembangan teknologi pengukuran dan pengujian mutu pangan
Paket teknologi dan alat ukur dan uji mutu pangan yang cepat, akurat, dan murah
Ketersediaan alat ukur dan uji mutu pangan buatan dalam negeri yang cocok untuk pangan lokal
Keterjaminan mutu (quality assurance) pangan produksi dalam negeri
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Deprin, Depkes, Depdag, BSN, LIPI, BPPT, Universitas, Pengguna a.l: Badan POM, BSN, Industri pangan, konsumen
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Pengembangan teknologi untuk deteksi cemaran mikroba patogenik pada produk pangan
Teknologi untuk deteksi cemaran patogenik pada produk pangan yang handal, cepat, dan murah
Ketersediaan eknologi dan alat untuk deteksi cemaran patogenik pada produk pangan
Ketiadaan kasus gangguan kesehatan akibat konsumsi pangan yang kontaminasi mikroba patogenik
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Deprin, Depkes, Depdag, BSN, LIPI, BPPT, Universitas,
Pengguna a.l: Badan POM, BSN, Industri pangan, konsumen
(3) Pengembangan Teknologi deteksi dan pengujian bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dalam produk pangan
Teknologi dan alat uji untuk deteksi bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan secara cepat, akurat, dan murah untuk penggunaan di lapangan
Tersedianya metoda uji untuk deteksi bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan secara cepat dan sederhana untuk penggunaan di lapangan
Ketiadaan kasus gangguan kesehatan akibat konsumsi pangan yang tercemar bahan kimia berbahaya
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Deprin, Depkes, Depdag, BSN, LIPI, BPPT, Universitas,
Pengguna a.l: Badan POM, BSN, Industri pangan, konsumen
(4) Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pangan
Standar mutu dan keamanan pangan segara dan olahan yang dapat diterima dalam perdagangan domestik dan internasional
Penerapan standar mutu dan keamanan pangan dalam produksi dan tata niaga pangan segar dan olahan di Indonesia
Penerimaan produk pangan asal Indonesia di semua negara tujuan;Kemampuan menangkal masuknya produk pangan impor yang tidak memenuhi SNI
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Deprin, Depkes, Depdag, BSN, LIPI, BPPT, Universitas,
Pengguna a.l: Badan POM, BSN, Industri pangan, konsumen
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
FKAjIANSOSIAL,EKONOMI,BUDAYA,DANKEBIjAKANPANGAN
(1) Pola konsumsi pangan
Data dan informasi tentang pola konsumsi pangan masing-masing daerah dan nasional
Paket kebijakan dan edukasi publik tentang pola konsumsi yang sehat dan dianjurkan
Perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih menghargai produk pangan lokal dan tidak tergantung pada satu jenis pangan pokok
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depkes, Depkominfo, LIPI, BPPT, UniversitasPengguna a.l: konsumen, Industri pangan, Pemda
(2) Analisis usaha tani dan ekonomi pangan
Rekomendasi bisnis bidang pangan
Peningkatan motivasi petani dan investor untuk meningkatkan dan berpartisipasi dalam kegiatan produksi pangan
Peningkatan produksi pangan nasional;Peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku industri pangan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, UniversitasPengguna a.l: Industri pangan, Pemda, petani, petani tambak/nelayan dan peternak
(3) Penguatan kelembagaan kelompok tani, peternak, dan nelayan
Berfungsi-optimalnya kelembagaan petani, peternak, dan nelayan
Pengakuan masyarakat akan eksistensi kelembagaan petani, peternak, dan nelayan
Kemandirian kelembagaan petani, peternak, dan nelayan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Pemda, UniversitasPengguna a.l: Petani, petani tambak/nelayan dan peternak, Pemda
(4) Kajian kearifan lokal (indigenous knowledge) yang mendukung pembangunan ketahanan pangan
Terdokumentasinya pengetahuan /kearifan lokal terkait produksi dan pengolahan pangan
Integrasi kearifan lokal dalam teknologi produksi dan pengolahan pangan modern
Aplikasi teknologi pangan modern yang berakar pada nilai kearifan lokal untuk menjamin kecukupan dan kelestarian pangan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LIPI, BPPT, UniversitasPengguna a.l: petani, petani tambak/nelayan dan peternak, industri pangan
AgendA Riset
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(1) Kajian genetika dan biomolekuler
Teridentifikasinya gen pembawa sifat unggul (daya hasil tinggi dan/atau resistensi terhadap cekaman biotik atau abiotik) pada tanaman, ternak, dan ikan
Pemanfaatan pengetahuan genetika dan biomolekuler ini dalam kegiatan perakitan varietas unggul
Ketersediaan jenis tanaman, ternak, dan ikan unggul untuk menopang ketahanan pangan nasional
Pelaksana a.l.: Universitas, Deptan, LPND Ristek
Pengguna a.l.: industri benih/bibit
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(5) Kajian kebijakan tentang pengendalian konversi lahan pertanian
Produk hukum yang membatasi kegiatan konversi lahan pertanian
Penurunan laju konversi lahan pertanian menjadi tidak lebih dari 100 ribu ha per tahun
Berkurangnya konversi lahan pertanian menjadi kurang dari 100 ribu ha per tahun
Pelaksana a.l:
BPN, Deptan, Depdagri, Dephut, DepPU, Bakosurtanal, Universitas
Pengguna a.l: Depdagri, BPN, Pemda
GSAINSDASARPENDUKUNGRISETPANGAN
(2) Kajian kimia pangan baru atau produk hayati yang potensial untuk pangan
Komposisi gizi dan deteksi kandungan bahan kimia yang berpotensi mengganggu kesehatan pada bahan pangan baru
Daftar komposisi gizi bahan pangan baru yang telah diintroduksikan ke masyarakat
Seluruh bahan pangan baru telah diketahui kandungan gizi dan kemungkinan kandungan senyawa kimia berbahaya yang secara alami terkandung dalam bahan pangan tersebut
Pelaksana a.l.: Universitas, Deptan, LPND Ristek
Pengguna a.l.: industri pangan
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(3) Pengembangan teknologi pemantauan agroekosistem secara presisi
Pola iklim (suhu udara, curah hujan) untuk wilayah sentra produksi pertanian
Penggunaan data dan peta agroekosistem dalam penentuan jadwal tanam dan jenis komoditas yang dibudidayakan petani
Data dan peta agroekosistem dan rekomendasi jadwal tanam dan jenis komoditas untuk seluruh wilayah Indonesia
Pelaksana a.l.: BMG, Bakosurtanal, Deptan, Universitas
Pengguna a.l.: petani, investor, Pemda
(4) Pengembangan instrumen untuk aplikasi teknologi penginderaan jauh
Prototipe instrumen yang telah teruji kehandalannya
Tersedia prototipe yang berfungsi sesuai harapan dan layak untuk diproduksi secara komersial
Penggunaan instrumen produksi dalam negeri untuk seluruh kebutuhan aplikasi teknologi penginderaan jauh di Indonesia
Pelaksana a.l.: LPND Ristek, BMG, Universitas
Pengguna a.l.: industri instrumen
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK
(1) Identifikasi dan formulasi kebutuhan intervensi teknologi produksi dan pasca-panen komoditas pangan
Rekaman kebutuhan intervensi teknologi yang dibutuhkan produsen pangan segar dan olahan
Kesesuaian teknologi budidaya dan pengolahan pangan yang sesuai kebutuhan petani dan/atau industri pangan
Ketersediaan solusi teknologi untuk permasalahan pangan pokok
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, universitas, BPPT, LIPIPengguna a.l: Industri pangan, petani, peternak, nelayan
APAKETTEKNOLOGIYANGSESUAIKEBUTUHANPENGGUNA
(2) Evaluasi kesesuaian teknologi yang telah tersedia dengan kebutuhan produsen pangan segar dan olahan
Rekomendasi paket teknologi budidaya dan pasca panen tanaman, ternak, dan ikan
Adopsi teknologi yang telah direkomendasikan dalam kegiatan produksi pangan segar (budidaya) oleh petani dan pengolahan pangan oleh pelaku industri pangan
Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi dan diversifikasi pangan segar dan olahan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, universitas, BPPT, LIPI
Pengguna a.l: Industri pangan, petani, peternak, nelayan, Pemda
(3) Pengemasan paket teknologi terpilih agar lebih komunikatif untuk media cetak, elektronik, dan presentasi oral
Kemasan paket teknologi produksi dan pengolahan pangan yang komunikatif untuk bahan edukasi publik, pelaku produksi dan industri pangan
Peningkatan pemahaman publik, pelaku produksi dan industri pangan;
Adopsi teknologi yang didiseminasikan dalam proses produksi dan pengolahan pangan
Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi dan diversifikasi pangan segar dan olahan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, universitas, BPPT, LIPI, media massa
Pengguna a.l : Industri pangan, petani, peternak, nelayan, Pemda
BSISTEMTRANSFER/DIFUSITEKNOLOGI
(1) Pengembangan metoda diseminasi teknologi secara elektronik (situs internet, televisi, radio)
Tersedia paket teknologi yang sesuai dan terselenggaranya program difusi teknologi melalui media elektronik
Peningkatan awareness petani dan pelaku agribisnis tentang perkembangan dan ketersediaan teknologi budidaya dan pasca panen komoditas pangan
Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi pangan segar dan olahan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, LPND terkait, media massaPengguna a.l: pelaku produksi pangan, industri pangan, Pemda
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Pengembangan naskah bahan cetakan yang komunikatif sebagai media difusi teknologi
Tersedianya buku, poster, leaflet, atau bentuk barang cetakan lainnya sebagai media difusi teknologi yang komunikatif
Penerapan teknologi yang dipromosikan oleh petani dan pelaku agribisnis dalam kegiatan budidaya dan pasca panen komoditas pangan
Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi pangan segar dan olahan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, LPND terkait, media massaPengguna a.l : pelaku produksi pangan, industri pangan, Pemda
(3) Pengembangan model penyuluhan teknologi untuk petani dan pelaku agribisnis
Terselenggarakannya kegiatan penyuluhan yang interaktif untuk memacu proses difusi teknologi secara terprogram
Penerapan teknologi yang disuluhkan oleh petani dan pelaku agribisnis dalam kegiatan budidaya dan pasca panen komoditas pangan
Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi pangan segar dan olahan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, LPND terkait, media massaPengguna a.l : pelaku produksi pangan, industri pangan, Pemda
(4) Pengembangan model per-contohan aplikasi teknologi produksi dan pascapanen di lapangan (on-site)
Model percontohan aplikasi teknologi budidaya dan pasca-panen di lapangan
Penerapan teknologi yang dicontohkan oleh petani dan pelaku agribisnis dalam kegiatan budidaya dan pasca panen komoditas pangan
Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan produksi pangan segar dan olahan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Universitas, LPND terkait, media massaPengguna a.l: pelaku produksi pangan, industri pangan, Pemda
C)PENINGKATANKESIAPANPENGGUNA
(1) Penguatan kelembagaan kelompok tani, peternak, nelayan, dan asosiasi pelaku agribisnis
Berfungsi optimalnya kelembagaan petani, peternak, dan nelayan serta asosiasi pelaku agribisnis
Pengakuan masyarakat akan eksistensi kelembagaan petani, peternak, nelayan, dan asosiasi pelaku agribisnis
Kemandirian kelembagaan petani, peternak, nelayan, dan asosiasi pelaku agribisnis
Pelaksana a.l : Deptan, DKP, Depdagri, Universitas, LPND terkait
Pengguna a.l : asosiasi agribisnis, kelompok tani, nelayan, peternak, Pemda
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Pendidikan dan pelatihan pelaku produksi pangan dan pelaku industri pangan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap teknologi budidaya dan pascapanen komoditas pangan
Pemahaman dan ketrampilan petani, peternak, nelayan, dan pelaku industri pangan dalam aplikasi teknologi budidaya dan pascapanen
Peningkatan aplikasi teknologi dalam kegiatan produksi dan pengolahan pangan
Peningkatan kinerja pelaku produksi dan pelaku industri pangan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, Depdagri, Universitas, LPND terkait
Pengguna a.l : petani, peternak, nelayan, pelaku industri pangan,Pemda
(3) Penyediaan jasa konsultansi dan asistensi teknis untuk mendukung kegiatan industri pangan dan pemerintah daerah
Berkembangnya kelembagaan jasa konsultansi dan asistensi teknis bidang pangan
Peningkatan lembaga konsultansi dan bantuan teknis untuk kegiatan produksi dan pengolahan pangan
Kelembagaan jasa konsultansi dan asistensi teknis menjadi mitra utama industri dan pemerintah daerah dalam pembangunan ketahanan pangan
Pelaksana a.l : Deptan, DKP, Depdagri, Universitas, lembaga konsultansi, LPND terkait
Pengguna a.l: petani, peternak, nelayan, pelaku industri pangan,Pemda
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
III PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK
(1) Peningkatan kemampuan akademik/ intelektual peneliti melalui pendidikan formal dan/atau pelatihan teknis
Lebih dari 50% peneliti pada kelembagaan penelitian tingkat pusat dan perguruan tinggi memiliki latar belakang pendidikan S2 atau S3
Peningkatan produktivitas peneliti dan relevansi kegiatan riset dengan permasalahan nyata dalam upaya peningkatan produksi, mutu dan keamanan pangan
Lebih dari 75% peneliti pada kelembagaan penelitian tingkat pusat dan perguruan tinggi memiliki latar belakang pendidikan S2 atau S3
Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait
Pengguna a.l : Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, universitas
APENGUATANINTERNALKELEMBAGAANRISET
(2) Optimalisasi dan mobilisasi sumberdaya peneliti melalui program kerjasama antar lembaga iptek bidang pangan
Terbentuk dan berjalannya program pertukaran atau penugasan staf (sabbatical leave) antar- kelembagaan penelitian
Terbentuknya media/ forum komunikasi yang intensif antar-peneliti
Tumbuhnya budaya kemitraan antar-peneliti
Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait
Pengguna a.l : Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, universitas
(3) Penguatan sarana dan prasarana riset
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana riset untuk mendukung upaya peningkatan produksi, kualitas dan keamanan pangan
Kelengkapan peralatan dan ketersediaan bahan untuk riset pangan
Seluruh aspek penelitian/riset pangan dapat diselenggarakan di dalam negeri
Pelaksana a.l : Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, industri alat dan bahan riset panganPengguna a.l : Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, universitas
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(4) Pengembangan unit pendukung seperti unit produksi komersial dan pelayanan jasa berbasis iptek dalam kelembagaan riset
Terbentuknya unit produksi komersial dan jasa pelayanan dalam kelembagaan riset
Penggunaan data dan peta agroekosistem dalam penentuan jadwal tanam dan jenis komoditas yang dibudidayakan petani
Data dan peta agroekosistem dan rekomendasi jadwal tanam dan jenis komoditas untuk seluruh wilayah Indonesia
Pelaksana a.l.: BMG, Bakosurtanal, Deptan, Universitas
Pengguna a.l.: petani, investor, Pemda
(4) Pengembangan instrumen untuk aplikasi teknologi penginderaan jauh
Prototipe instrumen yang telah teruji kehandalannya
Tingkat kemandirian lembaga riset dalam melaksanakan kegiatannya, termasuk pengelolaan pembiayaannya
Lembaga riset tidak lagi sebagai cost center, tetapi mulai berfungsi sebagai self-financing institution
Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait
Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset
(5) Penguatan kelembagaan riset daerah dan lembaga pendukungnya
Terbentuk dan berfungsinya unit kerja riset dalam organisasi Pemda dan Dewan Riset Daerah di semua propinsi di Indonesia
Kemandirian daerah dalam mencari solusi teknologi untuk permasalahan pangan lokal
Solusi teknologi untuk setiap masalah pangan yang bersifat spesifik daerah dapat diselesaikan di masing-masing daerah
Pelaksana a.l: Depdagri, Pemda, Universitas
Pengguna a.l :
Pemda
(6) Penyempurnan sistem manajemen/ pengelolaan riset, termasuk sistem insentif, akreditasi pranata litbang, data base, dan pembiayaan iptek
Tersusunnya prosedur operasional baku (SOP) untuk sistem insentif, akreditasi, data base, dan alokasi pembiayaan
Peningkatan kinerja lembaga riset dan peningkatan kualitas riset yang dihasilkan
Manajemen riset yang profesional terselenggara pada semua kelembagaan riset
Manajemen riset yang profesional terselenggara pada semua kelembagaan riset
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Pengembangan jejaring antar-kelembagaan riset pangan dan kelembagaan terkait /pendukungnya
Peningkatan intensitas kerjasama antar – kelembagaan riset dan perguruan tinggi
Peningkatan resource sharing antar-kelembagaan riset dalam riset pangan
Efisiensi dan optimalisasi sumber daya dalam pelaksanaan riset pangan
Pelaksana a.l : Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait
Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, universitas
BKERjASAMAANTAR-LEMBAGADALAMNEGERI
(2) Peningkatan partisipasi pemerintah daerah dan kemitraan antara pusat dan daerah dalam riset pangan
Peningkatan kerjasama kelembagan riset pusat dan daerah
Peningkatan peran Pemda dan universitas setempat dalam pelaksanaan riset pangan
Kesetaraan kontribusi pemerintah daerah dan pusat dalam pelaksanaan riset bidang pangan
Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait
Pengguna a.l : universitas setempat, Pemda
(3) Pengembangan model kerjasama ABG (Academician-Business-Government) yang sinergis untuk pembangunan ketahanan pangan
Terbentuknya model kerjasama yang sinergis antara perguruan tinggi-pemerintah-bisnis
Meningkatnya kontribusi dunia usaha dalam pembiayaan kegiatan penelitian dan pengembangan iptek pangan
Kemitraan mutualistik antara universitas, bisnis, dan pemerintah dalam pelaksanaan riset pangan
Pelaksana a.l : Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, pelaku bisnis pangan
Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, universitas, pelaku bisnis pangan
CKERjASAMADENGANKELEMBAGAANINTERNASIONAL
(1) Kerjasama yang setara (partnership) dengan kelembagaan internasional dalam pelaksanaan kegiatan riset pangan
Peningkatan intensitas kegiatan kerjasama dengan kelembagaan iptek internasional dalam penelitian dan pengembangan pangan
Peningkatan jumlah publikasi di jurnal internasional yang melibatkan peneliti Indonesia sebagai penulisnya
Peningkatan kontribusi ilmiah peneliti Indonesia dalam pengembangan iptek pangan dunia
Pelaksana a.l : Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, Lembaga Riset Asing/Internasional
Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, universitas
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Penelusuran sumber pembiayaan (sponsorship) dari kelembagaan internasional untuk mendukung kegiatan riset pangan
Peningkatan kontribusi finansial kelembagaan intenasional untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pangan
Peningkatan penelitian di Indonesia yang dibiayai oleh kelembagaan internasional
Peningkatan biaya riset bersumber dari kelembagaan internasional
Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, Lembaga pembiayaan riset
Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, universitas
(3) Pertukaran peneliti antara lembaga riset Indonesia dengan kelembagaan riset internasional
Terjalin kerjasama pertukaran peneliti pangan Indonesia dengan peneliti pada kelembagaan riset tanaman pangan bertaraf internasional
Peningkatan jumlah peneliti asing yang melaksanakan kegiatan riset di Indonesia;
Peningkatan jumlah peneliti Indonesia yang menimba pengalaman riset internasional
Munculnya peneliti pangan Indonesia yang bertaraf Internasional
Pelaksana a.l: Universitas, Deptan, DKP, LPND terkait, Institusi riset internasional
Pengguna a.l: Litbang Deptan, Litbang DKP, LPND riset, universitas
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI
(1) Dukungan pranata regulasi dan kebijakan bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi
Kebijakan dan landasan hukum tentang insentif pajak dan asuransi yang kondusif bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi
Peningkatan jumlah dan kapasitas industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi
Peningkatan kontribusi industri pangan mikro dan kecil dalam pemenuhan kebutuhan pangan
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, universitas, DepkumdangPengguna a.l : industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
AINDUSTRIPANGANSKALAKECILDANMIKRO
(2) Introduksi dan aplikasi bioteknologi sederhana pada produksi pangan skala kecil (teknologi fermentasi, penyediaan inokulum, dll)
Peningkatan volume, mutu, dan keamanan produk pangan olahan hasil industri kecil dan mikro
Aktualisasi dan/atau peningkatan kontribusi iptek dalam sistem produksi pangan olahan skala kecil dan mikro
Peningkatan kesejahteraan pelaku industri pangan olahan skala kecil dan mikro
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, universitasPengguna a.l : industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
(3) Aplikasi teknologi pengolahan dalam kegiatan produksi pangan fungsional
Peningkatan volume, mutu, dan keamanan produk pangan fungsional hasil industri kecil dan mikro
Aktualisasi dan/atau peningkatan kontribusi iptek dalam sistem produksi pangan fungsional skala kecil dan mikro
Peningkatan kesejahteraan pelaku industri pangan fungsional skala kecil dan mikro
Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, universitasPengguna a.l: industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
(4) Penyempurnaan dan/atau penyeder-hanaan alat/mesin pengolahan produk pangan sehingga applicable dan affordable untuk industri kecil dan mikro
Tersedianya alat/mesin pengolahan pangan yang tepat-guna (applicable) dengan harga terjangkau (affordable) bagi industri pangan skala kecil dan mikro
Penggunaan alat/mesin pengolahan produksi dalam negeri pada industri pangan skala kecil dan mikro
Pemenuhan kebutuhan domestik untuk mesin/alat pengolahan pangan dari hasil produksi dalam negeri
Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, universitasPengguna a.l : Industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
AgendA Riset
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(5) Pengembangan kelembagaan keuangan modal ventura dan startup capital bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi
Tersedianya sumber pembiayaan bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi
Teratasinya masalah permodalan bagi industri pangan mikro dan kecil berbasis teknologi
Pemenuhan kebutuhan modal usaha untuk industri pangan skala mikro dan kecil
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l: Industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
(6) Dukungan regulasi yang berpihak pada industri pangan skala kecil dan mikro agar dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam perdagangan global
Diberlakukannya kebijakan/ peraturan yang berpihak pada industri pangan skala kecil dan mikro
Terlindunginya kegiatan industri pangan skala kecil dan mikro
Peningkatan jumlah dan kontribusi industri kecil dan mikro dalam penyediaan pangan dan peningkatan serapan tenaga kerja
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l:I
industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
BINDUSTRIPANGANSKALAMENENGAHDANBESAR
(1) Introduksi teknologi pengolahan pangan yang dapat meningkatkan dan menjaga mutu produksi
Peningkatan volume, mutu, dan keamanan pangan olahan hasil industri menengah dan besar
Aktualisasi dan/atau peningkatan kontribusi iptek dalam sistem produksi pangan skala menengah dan besar
Produk pangan olahan yang memenuhi seluruh kriteria baku-mutu internasional
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, universitasPengguna a.l: BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
(2) Rancang bangun alat, mesin, atau pabrik pengolahan pangan berbasis bahan baku lokal
Tersedianya alat/mesin pengolahan pangan yang handal (dependable) bagi industri pangan skala menengah dan besar
Penggunaan alat/mesin pengolahan produksi dalam negeri pada industri pangan skala menengah dan besar
Peningkatan volume dan nilai ekspor komoditas pangan olahan yang diproduksi oleh industri pangan berbasis sumberdaya lokal
Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l : BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(3) Percepatan transformasi industri pangan berbasis sumberdaya lokal dan padat teknologi
Model industri pangan menengah dan besar yang padat teknologi berbasis sumber-daya lokal
Peningkatan jumlah dan kapasitas industri pangan menengah dan besar yang padat teknologi dan berbasis sumberdaya lokal
Peningkatan volume dan nilai ekspor komoditas pangan olahan yang diproduksi oleh industri pangan berbasis sumberdaya lokal
Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l : BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
CPENGUjIANDANSTANDARDISASIPRODUKPANGAN
(1) Pengembangan prasarana penerapan standar kemananan dan penilaian kesesuaian mutu produk pangan
Pembakuan pedoman/prosedur dalam penilaian mutu dan keamanan pangan
Konsistensi dalam penggunaan standar mutu dan keamanan pangan
Seluruh produk pangan olahan telah memenuhi standard mutu (quality assurance) dan keamanan pangan
Pelaksana a.l: BPOM, BSN, Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l : BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
(2) Pembinaan dan pelaksanaan audit/ assessment teknologi untuk industri pangan
Penguasaan teknologi deteksi dan pengujian mutu dan keamanan pangan dari cemaran kimia dan patogen
Penurunan kasus gangguan kesehatan akibat konsumsi pangan olahan yang tercemar unsur/bahan kimia dan/atau mikroba patogenik
Keberhasilan produk pangan dalam negeri merebut pasar global
Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l : BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(3) Peningkatan peran metrologi dan pengujian untuk penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Penetapan standar mutu dan keamanan pangan olahan yang dapat diterima dalam perdagangan domestik dan internasional
Penerapan standar mutu dan keamanan pangan dalam produksi dan tata niaga pangan olahan di Indonesia
Bebas kasus gangguan kesehatan akibat konsumsi pangan olahan yang terkontaminasi patogen dan/atau bahan kimia berbahaya
Pelaksana a.l: BSN, BPOM, Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l: BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
(4) Pengembangan teknologi sensorik untuk mendeteksi kerusakan mekanis (mechanical damage) pada produk pangan segar, terutama buah tropis
Penguasaan teknologi deteksi kerusakan mekanis pada buah tropis
Diterimanya produk pangan hasil produksi dalam negeri di pasar global
Keberhasilan produk pangan segar (buah tropis) dalam negeri merebut pasar global
Pelaksana a.l: Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l: BPEN, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
(5) Perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) hasil penelitian dalam negeri
Peningkatan inovasi dalam negeri dalam industri pangan
Peningkatan kemampuan kompetisi industri pangan dalam negeri
Peningkatan HaKI bidang pangan yang dimiliki peneliti Indonesia
Pelaksana a.l : Deptan, DKP, LPND terkait, universitas
Pengguna a.l : Depkumdang, industri pangan, petani, peternak, nelayan,trader (pedagang)
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
3.2. AGENDA RISET ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
3.2.1 Latar Belakang Permasalahan
Permasalahan energi nasional jangka panjang menyangkut hal yang
berkaitan dengan security of supply dan keberlanjutan penyediaan energi
sehingga dapat mendukung pembangunan dan kebutuhan seluruh
masyarakat Indonesia dalam jangka panjang. Penyediaan energi jangka
panjang mempertimbangkan berbagai aspek lain, seperti lingkungan ,
ekonomi, dan aspek sosial kemanusiaan, karena teknologi baru perlu
edukasi dan informasi yang cukup agar dapat diterima sebagai bagian
budaya masyarakat yang belum pernah berinteraksi dengan berbagai
teknologi baru EBT maupun akibat pemanfaatannya pada dampak sosial
kemanusiaan. Hal ini akan menentukan keberlanjutan pembangunan
itu sendiri. Untuk Jangka panjang teknologi baru yang berkaitan dengan
EBT tidak dapat dihindari, demikian pula pengetahuan yang cukup
mendalam dalam ilmu bahan serta berbagai pemodelan matematik
untuk mendukung kegiatan rekayasa.
Permasalahan energi nasional jangka pendek yang harus segera
diselesaikan saat ini adalah menyiapkan sumber energi selain BBM untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri nasional. Pemecahan
masalah energi nasional jangka pendek haruslah diletakkan dalam suatu
kerangka untuk menjawab masalah jangka panjang, sehingga menjadi
suatu penyelesaian yang integral dan kelanjutannya.
Perpres nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
(KEN) menunjukkan adanya upaya agar pemakaian energi baru dan
terbarukan meningkat. Energi baru adalah bentuk energi yang dihasilkan
oleh teknologi baru baik yang berasal dari energi terbarukan maupun
energi tak terbarukan antara lain hidrogen, coal bed methane, batubara
yang dicairkan (liquefied coal), gasifikasi batubara (gasified coal) dan nuklir;
sedangkan energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
sumberdaya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat
berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas bumi, bahan
bakar nabati (biofuel), arus sungai, energi surya, energi angin, biomasa,
dan energi laut. Khusus untuk penyediaan bahan bakar nabati (biofuel)
diinstruksikan pula melalui Inpres No 1 tahun 2006, tentang Penyediaan
dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.
Melalui Inpres ini, Presiden R.I. menginstruksikan agar diambil langkah-
langkah untuk melaksanakan percepatan penyediaan dan pemanfaatan
biofuel, sedangkan untuk kegiatan pencairan batubara diinstruksikan
melalui Inpres nomor 2 tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Batubara yang Dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain.
Blue-print Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005-2025 yang telah
disiapkan oleh Departemen ESDM (Mei 2005) merupakan suatu bentuk
penjabaran KEN yang lebih operasional dan dapat dijadikan acuan bagi
seluruh pemangku kepentingan di bidang energi. Dalam dokumen PEN
2005-2025 disebutkan berbagai kegiatan litbang di bidang energi yang
harus dilakukan dalam rangka menjawab permasalahan energi, baik
dalam jangka menengah maupun dalam jangka panjang.
Perpres nomor 7 tahun 2005 tentang RPJM mengatur Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009. Kegiatan litbang iptek yang
menyangkut penyediaan dan pemanfaatan EBT terdapat pada dua pasal
dari RPJM tersebut, yaitu: (a) Bagian IV, Bab 22 menguraikan tentang
Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan, dengan menyebutkan
4 Program Kegiatan; dan (b) Bagian IV, Bab 33 tentang Infrastruktur,
khususnya butir 3.1, membahas tentang Energi, dimana pada bagian ini
peranan litbang sangat penting dalam rangka pencapaian sasaran dari
RPJM tersebut.
Dokumen Kebijaksanaan Strategis Nasional (Jakstranas) di bidang
iptek yang secara resmi telah diserahkan oleh Menteri Negara Riset dan
Teknologi kepada Presiden R.I. pada tanggal 10 Agustus 2005 berisi:
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
kerangka kebijakan, arah, dan prioritas 6 jenis kegiatan litbang yang
akan dilakukan pada tahun 2005-2009. Salah satu dari jenis kegiatan
litbang tersebut adalah energi, yang dalam hal ini akan ditekankan pada
penyediaan dan pemanfaatan sumber EBT.
Dengan alur pemikiran seperti tersebut di atas, disusunlah suatu
Agenda Riset Nasional (ARN) 2005-2009 untuk penyediaan dan pe-
manfaatan sumber EBT. ARN ini diharapkan akan dijadikan acuan oleh
seluruh pelaku litbang di Indonesia dalam rangka harmonisasi rencana
strategis (Renstra) lembaga atau institusinya.
3.2.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Utama
Arah dan prioritas pengembangan EBT adalah peran sertanya dalam
bauran energi bagi ketersediaan, ketahanan, dan keamanan pasokan
melalui optimasi sumberdaya serta pelestarian lingkungan.
Berbagai jenis sumber EBT yang diperhatikan dalam ARN adalah seba-
gai berikut: (a) angin; (b) batubara kualitas rendah; (c) panas bumi; (d) biofuels,
termasuk biodiesel, bioethanol, dan bio-oil; (e) biomassa dan biogas; (f) surya; (g)
hidrogen dan fuel-cell; (h) nuklir; (i) energi laut, termasuk gelombang dan arus
laut; dan (j) mini-hidro dan mikro-hidro; (k) coal bed methane
Uraian terhadap ARN untuk masing-masing jenis sumber EBT
disusun menurut program sesuai dengan rincian di RPJM 2004-2009 yang
meliputi: (a) Program penelitian dan pengembangan iptek; (b) Program
difusi dan pemanfaatan iptek; (c) Program penguatan kelembagaan iptek;
dan (d) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.
Mengingat bahwa kondisi kelembagaan iptek yang mendukung
kegiatan litbang berbagai jenis sumber EBT di Indonesia relatif sama,
maka program penguatan kelembagaan iptek akan ditulis secara umum
dan berlaku untuk seluruh jenis sumber EBT. Demikian juga yang terkait
dengan program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Penyediaan energi yang ditargetkan dalam Blue-print Pengelolaan
Energi Nasional (PEN) 2005-2025, perlu dicapai dan didukung oleh
kegiatan riset untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi dari
luar, sehingga national participation akan meningkat dan Indonesia akan
mempunyai bargaining position untuk meningkatkan interdependensi.
Pengembangan iptek untuk pemanfaatan berbagai sumber EBT pada
akhirnya akan terkait dengan masalah yang hampir sama, yaitu masalah
material pendukung. Oleh karena itu diusulkan agar ada suatu program
bersama (common program) untuk menyelesaikan masalah material.
Disadari pada saat ini, bahwa salah satu hambatan yang ada dalam
implementasi dari pemakaian sumber EBT adalah masalah yang berkaitan
dengan aspek sosial-kemanusiaan dengan segala implikasinya. Beberapa
contoh kasus, diantaranya: opini masyarakat di media massa tentang
dampak penggunaan briket batubara bagi kesehatan, tertundanya PLT
Panas Bumi di Bedugul, penolakan terhadap rencana penggunaan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Oleh sebab itu, ARN untuk
pemanfaatan EBT juga akan menyangkut aspek sosial-kemanusiaan.
Dalam hal ini sosialisasi yang mudah dipahami oleh masyarakat serta
diterimanya segala dampak sosial kemanusiaan pemanfaatan EBT perlu
secara berlanjut dilaksanakan melalui dialog dengan seluruh pemangku
kepentingan agar komitmen jangka panjang dapat menjadi sikap publik.
Oleh sebab itu pengembangan komunitas publik harus diupayakan
seoptimal mungkin.
3.3.3 Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025
Target capaian tersebut dibawah ini akan dapat bermanfaat apabila
mendapatkan dukungan publik. Oleh sebab itu penyebaran informasi dan
pendidikan bagi pemangku kepentingan harus dilakukan dengan cukup
memadai. Disamping itu perlu pula dikuasai sains dasar yang menjadi
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
prasyarat agar EBT dapat terlaksana sesuai dengan target capaian yang
telah digariskan seperti tersebut dibawah ini.
Untuk program penelitian dan pengembangan energi angin, target
capaian tahun 2009 adalah tersedianya dokumen hasil studi dan kajian
kelayakan pemanfaatan Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) melalui
jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun sasaran tahun 2025
adalah terwujudnya prototipe SKEA 30 s/d 50 kW yang diujicobakan di
lapangan untuk masyarakat pengguna .
Penelitian dan pengembangan batubara yang dimulai pada tahun
2009 adalah peningkatan pemanfaatan batubara kualitas rendah
melalui teknologi blending dan up-grading, teknologi pembakaran
dan gasifikasi, teknologi rancang bangun komponen pembangkit listrik
berbahan bakar batubara, teknologi hidrogenisasi dan karbonisasi, dan
teknologi pencairan batubara sebagai bahan bakar alternatif untuk sektor
transportasi. Adapun sasaran tahun 2025 adalah tersedianya suatu
teknologi rancang bangun komponen dan sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) batubara skala kecil produksi nasional, terbangunnya
3 pabrik pencairan batubara komersial masing-masing 6000 ton/hari.
Capaian tahun 2009 untuk program penelitian dan pembangunan
sumber energi panas bumi adalah: tersedianya kemampuan eksplorasi
dan eksploitasi panas bumi dari dalam negeri; tersedianya Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) dengan rangkaian teknologinya yang
dapat dikerjakan di Indonesia termasuk engineering and construction. Juga
tersedianya perangkat Kebijakan Harga Energi Nasional termasuk energi
panas bumi. Sedangkan sasaran untuk tahun 2025 adalah: peningkatan
hasil eksplorasi panas bumi untuk memasok 5 % kebutuhan bauran
energi nasional; stabilnya harga energi dalam negeri untuk mendukung
diversifikasi sumberdaya energi
Capaian pengembangan dan penelitian biofuel tahun 2009 adalah
pengeksplorasian tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku biofuel
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
selain tanaman yang telah dikebunkan secara massal seperti kelapa
sawit; pengembangan bibit tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) yang
mempunyai produktivitas dan kandungan minyak tinggi serta tahan
terhadap kekeringan dan/atau hama patogen tanaman; tersedianya
informasi pasar biofuel internasional dan nasional; pengembangan tek-
nologi proses pembuatan biofuel berbahan baku minyak sawit dan jarak
pagar yang optimal; serta diperolehnya informasi teknik fermentasi
secara optimal untuk setiap bahan baku. Sasaran tahun 2025 adalah
dikuasainya teknologi proses, engineering design dan pembangunan pabrik
high/superior-performance biofuel (biodiesel dengan angka setan tinggi dan
titik tuang rendah yang optimal; produksi bioetanol dengan bakan baku
lignoselulosa dari hasil samping tanaman; penguasaan teknologi pirolisa
cepat untuk produksi bio-oil; produksi bahan bakar bioetanol secara tepat
guna pada skala kecil dan menengah; dan penguasaan teknologi reaktor
pirolisa cepat yang optimum).
Potensi biomassa di seluruh Indonesia bila dikonversi mejadi energi
listrik akan mencapai 1,160 MWe (ZREU GmbH,2000) yang terdiri dari
bagas tebu, limbah kelapa sawit , limbah pengergajian kayu, dan sekam
padi. Pulau Sumatera mempunyai potensi biomassa paling tinggi yaitu
590 MWe , berasal dari bagas tebu (40 %), limbah kelapa sawit (29 %),
sisanya dari limbah penggergajian kayu dan sekam padi. Potensi biomassa
di pulau Jawa sebesar 280 MWe yang didominasi oleh bagas tebu dan
sekam padi. Kalimantan berpotensi sebesar 230 MWe dan Sulawesi
60 MWe. Walaupun begitu pemanfaatan energi dari biomasa ini masih
sangat rendah. Sampah kota yang juga merupakan sumber biomassa,
mempunyai potensi cukup besar untuk dijadikan sumber energi, seperti
misalnya dicampur dengan batubara untuk sumber energi pembangkit
listrik. Capaian untuk tahun 2009 pada kegiatan ini adalah didapatkannya
kajian kelayakan campuran sampah dan batubara sebagai bahan bakar
pembangkit listrik. Pemanfaatan sampah kota untuk bahan pembuatan
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
alkohol, pada tahun 2009 ditargetkan dapat dihasilkan alkohol lebih
besar dari 10 liter/jam dalam skala laboratorium. Target pengembangan
biogas dari kotoran sapi dengan memakai digester dengan volume 5000
liter untuk skala rumah tangga sudah dapat terlaksana.
Penelitian dan pengembangan energi surya diarahkan pada pem-
buatan sel dan modul surya dan sistem serta komponen Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sebagai capaian pada tahun 2009 adalah
dikuasainya teknologi pembuatan sel surya berbasis silikon polikristal,
silikon monokristal, dan silikon amorf. Teknologi proses metal organic
gases (sillane/disillane) serta cetak biru proses pembuatan metal organic
gases diharapkan juga telah dapat dikuasai. Sasaran tahun 2025 adalah
berdirinya pabrik ingot dan wafer silikon dengan kapasitas 5-10 MWp/tahun
untuk memasok pabrik sel surya di Indonesia. Pabrik sel surya silikon
amorf dengan kapasitas 12 MW telah berdiri dengan target US $1.0/Wp.
Dalam pengembangan sistem dan komponen Sistem Pembangkit Tenaga
Surya, diharapkan sudah sesuai dan mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Menuju era zero emission, penelitian dan pengembangan energi hidrogen
sebagai sumber energi terbarukan perlu dimulai dengan pemetaan dan
analisis potensi berbagai jenis energi baru dan terbarukan, maupun
teknologi konversi dari EBT ke energi hidrogen. Teknik-teknik konversi
energi yang ada pada saat ini menunjukkan bahwa semua jenis EBT bisa
di konversikan menjadi energi hidrogen. Pengembangan teknik produksi,
penyimpanan, dan distribusi, serta sistem keamanan energi hidrogen
sangat penting untuk dilakukan pula. Penelitian dan pengembangan
teknologi Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) yang merupakan
alat pembangkit listrik dengan energi hidrogen, mempunyai efisiensi
konversi energi cukup tinggi, dan noiseless, juga perlu dilakukan. Dengan
demikian sebagai capaian tahun 2009 diharapkan disain sistem stack
PEMFC kapasitas 2,5 kW beserta unit kontrolnya telah dapat dihasilkan,
AgendA Riset
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
dan pada tahun 2025 diharapkan sudah terpasang pembangkit listrik fuel
cell yang berbasis hidrogen sebesar 250 MW. Pembangkit listrik hibrid
fuel-cell dengan modul surya merupakan model pembangkit listrik yang
diperkirakan cukup sesuai untuk daerah terpencil/pulau kecil. Komponen
penting baterai dalam sistem tenaga surya, dapat disubsitusi dengan
mengkonversikan listrik yang dihasilkan langsung ke hidrogen dan diubah
kembali apabila diperlukan menjadi listrik dengan fuel cell. Dengan sistem
ini, kendala dari pemakaian baterai, yaitu life time yang relatif pendek,
berat dan volumenya yang besar dapat diminimalkan.
Persiapan industri energi nuklir serta strategi edukasi dan sosiali-
sasinya kepada masyarakat diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi
penting bagi perumusan prinsip dasar (basic principle) bagi persiapan
industri energi nuklir (industri teknologi reaktor dan daur bahan
bakar nuklir serta produk dan jasa terkait lainnya) ditinjau dari aspek:
ekonomi, keselamatan, non-proliferasi, lingkungan, pegelolaan limbah
dan infrastruktur. Sehingga PLTN secara bersinergi dan bersimbiosis
dapat berkontribusi bersama energi fosil dan non-fosil dalam meme-
nuhi kebutuhan energi nasional untuk mendukung pembangunan ber-
kelanjutan. Capaian tahun 2009 adalah: selesainya kajian teknologi
pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir
bekas; siapnya kajian teknologi dan keselamatan PLTN; transfer tekno-
logi dan partisipasi industri nasional.
Untuk kegiatan pembangunan dan pengoperasian PLTN, pada tahun
2009 diharapkan akan dicapai dengan diselesaikannya studi/kajian pe-
nyiapan tapak dan draft dokumen pendukung URD, PSAR, BIS, AMDAL
serta pendanaan dan pembentukan ’owner’ PLTN.
Selain litbang teknologi reaktor daya, teknologi nuklir juga mencakup
kegiatan lain yang terkait dengan sektor energi, antara lain: (a) penggunaan
teknik nuklir untuk eksplorasi dan manajemen sumber panas bumi
(geothermal) di Sibayak (10 MW) Kamojang (200 MW) dan Lahendong (60
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
MW) serta mikro-hidro (dari sungai bawah tanah ) di Bribin, Gunung
Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (440 kW); (b) introduksi penggunaan
Mesin Berkas Elektron (MBE) dalam mereduksi polusi udara (gas SOx
dan NOx) dari pembangkit listrik fosil; (c) litbang bahan di bidang Fuel-
Cell dan hidrogen; (d) biofuel/biodiesel, mutation breeding untuk mendapatkan
tanaman non-pangan penghasil biodiesel dengan kualitas yang baik; (e)
pengembangan konsep reaktor co-generation untuk produksi air bersih/
desalinasi, penggunaan panas proses untuk industri, pencairan batubara,
produksi hidrogen, Enhanced Oil Recovery (EOR).
Keuntungan penggunaan arus laut adalah selain ramah lingkungan,
energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar
dibandingkan energi terbarukan lainnya. Hal ini disebabkan densitas
air laut yang besarnya 830 kali lipat densitas udara, sehingga dengan
kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan
dengan turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya
angin topan. Turbin air laut dapat dirancang realtif lebih tepat, karena
kondisi fisik arus laut pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan
dapat diperkirakan. Kegiatan penelitian yang sedang dilakukan adalah
simulasi numerik potensi daya listrik di beberapa daerah di Indonesia
yang dilakukan oleh Laboratorium Hidrodinamika Indonesia BPPT.
Hasil simulasi potensi daya listrik di Selat Bali dan Lombok dengan
menggunakan program MEC-Model buatan Research Committee of Marine
Environment, The Society of Naval Architects of Japan, diperoleh estimasi potensi
daya listrik di beberapa tempat di selat Bali pada kedalaman 12 meter,
kondisi pasang perbani, mencapai 300 kW bila menggunakan daun turbin
dengan diameter 10 meter, dengan asumsi efisiensi turbin sebesar 0,593
dan menggunakan kecepatan arus rata-rata selama satu periode pasang
surut (residual current) untuk tidal constant M2. Untuk Selat Badung dan Selat
Lombok bagian selatan potensi energinya berkisar 80-90 kW. Sedangkan
Laboratorium Pantai juga sedang melaksanakan rancang bangun dan
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
rekayasa wave power generator, dengan target capaian tahun 2009 adalah
dihasilkan suatu analisa desain, dari prototipe komponen struktur dasar,
chamber, turbin dan generator.
Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan
diperkirakan hampir mencapai 75,000 MW; sementara pemanfaatannya
baru mencapai 2,5 % dari potensi yang ada. Pengembangan teknologi,
penerapan dan standardisasi sistem dan komponen mini/mikro hidro
perlu terus dilaksanakan untuk memberi kontribusi pada pemenuhan
target pemakaian energi baru dan terbarukan sebesar 15 % pada tahun
2025.
Coal bed methane adalah gas methane yang didapat pada beberapa
lapisan batubara. CBM terbentuk oleh proses biologis melalui aktivitas
mikroba atau proses thermal sebagai akibat naiknya suhu pada kedalaman
lapisan batubara. Kelimpahan CBM di Indonesia memerlukan penelitian
untuk inventarisasinya. Walaupun demikian diperkirakan ada diberbagai
tempat mengingat kelimpahan batubara yang banyak di Indonesia.
3.2.4 Program
Program penelitian dan pengembangan iptek serta Program difusi
dan pemanfaatan iptek untuk masing-masing jenis sumber EBT dirinci
sebagai berikut:
(a) Angin
Penelitian dan pengembangan energi angin mencakup kegiatan: (1)
survei potensi energi angin dan studi kelayakan pemanfaatan Sistem
Konversi Energi Angin (SKEA); inventarisasi, pengolahan dan evaluasi
data potensi energi angin di lokasi potensial; pembuatan peta potensi
energi angin nasional dan wilayah berdasarkan data pengukuran dan
hasil dari model matematika untuk mendiagnosa/ menganalisis dan
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
memperkirakan kecepatan angin,serta data pendukung lainya; studi
dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA di berbagai lokasi kabupaten;
(2) pengembangan teknologi SKEA, termasuk kegiatan: pengembangan
dan penyempurnaan SKEA skala kecil s/d kapasitas 5 kW dengan
litbang aerodinamika rotor, angin, dan material; pengembangan dan
penyempurnaan angin SKEA 10 kW, dengan litbang aerodinamika
rotor, angin, dan material; rancang bangun teknologi SKEA skala kecil-
menengah 30 s/d 50 kW; rancang bangun teknologi SKEA skala besar s/d
300 kW, untuk interkoneksi dengan jaringan; dan litbang aerodinamika
rotor (advanced airfoil), sistem angin, dan interkoneksi serta material ringan
dan tahan karat.
Kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek untuk energi angin termasuk:
diseminasi dan pemanfaatan Teknologi SKEA; pemanfaatan SKEA
pembangkit listrik di pedesaan, lokasi terpencil dan pulau serta untuk
nelayan; dan pemanfaatan SKEA interkoneksi dengan grid/jaringan PLN.
Kegiatan tersebut memerlukan prasyarat yang seharusnya telah tercakup
dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) di pemerintah daerah
setempat.
(b) Batubara kualitas rendah
Kegiatan riset untuk pemanfaatan batubara kualitas rendah sebagai
sumber energi mencakup: (1) finalisasi pemetaan dan karakterisasi
batubara kualitas rendah; inventarisasi jenis/pilihan teknologi peman-
faatan batubara; melakukan pengumpulan data cadangan batubara
Indonesia dan karakteristiknya serta pengembangan sistem informasi
cadangan dan karakteristik batubara Indonesia; (2) teknologi blending
dan up-grading batubara, termasuk: penelitian pengaruh blending ter-
hadap karakteristik batubara dan karakteristik pembakaran dan tendensi
pembentukan slagging serta fouling; pengembangan piranti lunak metode
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
dan sistem blending batubara dan. pengembangan teknologi up-grading
batubara; (3) teknologi pembakaran dan gasifikasi batubara kualitas
rendah, mencakup: penelitian pengaruh karakteristik batubara dalam
pembakaran dan gasifikasi; pengembangan teknologi pembakaran
batubara dan gasifikasi serta meningkatkan disain sistemnya; (4)
rekayasa rancang bangun peralatan/komponen pembangkit listrik
berbasis batubara, termasuk kegiatan: rancang bangun komponen
dan sistem PLTU batubara kualitas rendah skala kecil (7 MW), serta
pembuatan prototipenya; (5) teknologi hidrogenasi dan karbonisasi
untuk penyediaan batubara sebagai bahan bakar alternatif, termasuk
pengembangan teknologi hidrogenasi dan karbonisasi batubara serta
pengembangan produk kimia hasil hidrogenasi serta karbonisasi; dan
(6) teknologi pencairan batubara.
Kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek hasil riset batubara kualitas
rendah adalah: (1) pengembangan paket teknologi pembakaran batu-
bara yang sesuai kebutuhan pengguna, identifikasi dan formulasi
kebutuhan teknologi pemanfaatan batubara, dan penyediaan informasi
dan pengembangan paket teknologi pemanfaatan batubara; (2) pengem-
bangan sistem transfer/difusi teknologi batubara kualitas rendah,
pengembangan sistem diseminasi informasi teknologi batubara kualitas
rendah secara elektronik, dan pengembangan model percontohan
aplikasi pemanfaatan batubara; (3) peningkatan kesiapan pengguna
untuk mengadopsi teknologi batubara kualitas rendah, penguatan
kelembagaan pelaku bisnis pemanfaatan batubara, pendidikan dan
pelatihan pengguna batubara, dan sosialisasi teknologi pemanfaatan
batubara.Untuk Keberhasilan kegiatan tersebut diatas sesuai dengan
RUTR juga telah diperkuat dengan peraturan daerah yang disepakati
dengan pemangku kepentingan setempat, baik dalam pengembangan
komunitas maupun penanggulangan pencemaran.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(c) Panas bumi
Kegiatan riset untuk pemanfaatan panas bumi sebagai sumber
energi mencakup: (1) eksplorasi dan permesinan listrik tenaga uap; (2)
pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi; dan (3) kajian
kebijakan harga energi nasional yang mendukung pengembangan panas
bumi.
Difusi iptek dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi pengem-
bangan panas bumi sesuai target yang dinyatakan dalam dokumen
pengembangan EBT serta sesuai dengan RUTR setempat dan diupayakan
mempunyai efek ganda bagi pariwisata dan industri serta budaya lokal.
(d) Bahan bakar nabati (biofuel)
Kegiatan penelitian dan pengembangan bahan bakar nabati (biofuel)
yang diprioritaskan adalah: (1) intensifikasi pencarian bahan baku biofuel,
termasuk pemetaan kebutuhan dan potensi bahan baku biofuel; dan survei
potensi bahan baku dan produk biofuel untuk bahan bakar boiler di industri;
(2) pengembangan teknologi produksi biofuel, termasuk: optimalisasi
proses pembuatan biodiesel dari berbagai bahan baku; pengembangan
teknologi fermentasi dengan bahan baku pati dan gula; pengembangan
teknologi pra pengolahan bermacam bahan baku untuk proses pirolisa
cepat; pengembangan teknologi proses pengolahan gliserin standar
komersial sebagai produk samping dari biofuel; pengembangan teknologi
fermentasi menggunakan bahan baku lignoselulosa (produk samping
pertanian); pengembangan teknologi pirolisa cepat dengan berbagai
macam bahan baku; teknologi proses ekstraksi minyak jarak pagar;
rekayasa genetika bibit jarak pagar yang unggul; pengembangan teknologi
distilasi dan dehidrasi etanol; dan teknologi pirolisa cepat menggunakan
berbagai macam reaktor pirolisa.
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Difusi iptek dan upaya peningkatan pemanfaatan teknologi biofuel
atau hasilnya dilakukan melalui: (1) sosialisasi biofuel sebagai bahan
bakar alternatif minyak diesel, melalui media cetak, elektronika, forum
dialog, seminar dan pameran, serta demo penggunaan bahan bakar
biodiesel pada kendaraan umum; (2) pengembangan paket teknologi
produksi biofuel secara tepat guna, mencakup kegiatan idetifikasi
kebutuhan daerah untuk memproduksi biofuel secara terdesentralisasi,
pengembangan sistem produksi biofuel skala kecil-menengah terintegrasi
dengan budidaya bahan baku yang tersedia di daerah masing-masing;
dan (3) pengembangan sistem difusi teknologi budidaya bahan baku dan
produksi biofuel, mencakup kegiatan pengembangan sistem diseminasi
teknologi budidaya bahan baku dan produksi biofuel serta publikasi
produk-produk pengembangan teknologi tepat guna budidaya bahan
baku dan produksi biofuel. Keberhasilan kegiatan tersebut diatas
perlu didukung oleh kebijakan yang terkoordinasi bersama berbagai
departemen terkait, RUTR, dan partisipasi masyarakat setempat.
(e) Biomassa dan biogas
Riset pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi mencakup:
(1) pemanfatan sampah perkotaan untuk pembuatan alkohol skala
laboratorium dengan target 18,5 liter/2,5 jam; studi kelayakan pembangkit
listrik berbahan bakar campuran sampah kota dan batubara; (2)
pengembangan biogas dari kotoran sapi, termasuk riset pengembangan
digester dengan volume 5000 liter untuk skala rumah tangga.
Kegiatan difusi dan pemanfaatan teknologi untuk energi biomassa
dan biogas meliputi sosialisasi pemanfaatan biogas dari kotoran sapi
sebagai sumber energi sektor rumah tangga melalui media cetak, elek-
tronika, forum dialog, seminar dan pameran, serta demo penggunaan
bahan bakar biogas pada rumah tangga. Disamping itu kesesuaian dengan
RUTR harus juga dipenuhi.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(f) Surya
Kegiatan penelitian dan pengembangan energi surya adalah: (1)
Penguasaan ilmu material elektronik, semi konduktor, untuk mendukung
kegiatan riset pembuatan sel dan modul surya silikon monokristal, silikon
polikristal, silikon amorf, copper indium diselenide, serta sel surya organik;
mencakup juga pengembangan teknologi silikon monokristal, silikon
polikristal, dan teknologi metalorganic gases; (2) pengkajian dan penerapan
berbagai sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), termasuk
mengkaji kelayakan tekno-ekonomi sistem PLTS untuk berbagai jenis
aplikasi, dan mendukung kompetisi diversifikasi sistem PLTS sebagai
pilihan konsumen, dengan membuat SNI sistem dan komponen PLTS.
Kegiatan difusi iptek mencakup pengembangan prototipe sistem
PLTS skala kecil dan menengah dan diversifikasi sistem PLTS, untuk
daerah-daerah terpencil dan terisolir. Kegiatan ini juga memerlukan
dukungan koordinasi pemanfaatan lahan.
(g) Hidrogen dan fuel cell
Kegiatan riset tentang energi hidrogen dan fuel cell mencakup: (1)
pengembangan peta potensi energi baru dan terbarukan dan analisis
konversi EBT ke energi hidrogen, termasuk: penyiapan peta potensi
EBT seperti surya, angin, berbagai sumber gas alam yang marginal dan
kurang ekonomis, dan sumber biomassa/biogas. (2) pengembangan
teknik produksi, penyimpanan, distribusi, dan keamanan energi hidro-
gen, termasuk: telaah teknologi elektrolisa air-alkalin, proses elektrolisa
air menjadi hidrogen dengan menggunakan EBT, teknik reforming dan
gasifikasi pada suhu tinggi; telaah teknologi pemisahan gas antara
hidrogen, CO, dan oksigen; telaah pengembangan katalis, material
adsorpsi, dan membran pemisah gas; telaah dan analisis teknologi
penyimpanan hidrogen dengan metal hidrat, sistem daur ulang, dan
sistem pembuangan, serta teknologi sistem penyimpanan gas hidrogen
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
untuk skala besar dan untuk waktu yang panjang; telaah tekno-
ekonomi sistem distribusi, studi keamanan, manajemen penyimpanan
dan distribusi hidrogen; (3) pengembangan teknologi fuel cell PEMFC,
termasuk: pengembangan bahan membrane dan elektroda/katalis fuel cell
jenis PEMFC, pengembangan komponen gas feeder monopolar/bipolar
dan kolektor arus, serta pengembangan disain sistem stack fuel cell
PEMFC dan kajian tekno-ekonomi dan pengembangan unit kontrol gas
hidrogen.
Untuk memasyarakatkan dan meningkatkan adopsi teknologi ini
sebagai alternatif sumber energi, maka perlu dilakukan kegiatan difusi
teknologi yang mencakup: (1) penyediaan paket informasi dan pelatihan
tentang teknologi energi hidrogen, termasuk sosialisasi teknologi
energi hidrogen dan teknologi fuel cell dan penyediaan informasi serta
pengembangan paket pelatihan penggunaan sistem pembangkit listrik
fuel cell berbasis energi gas hidrogen; (2) pengembangan sistem transfer/
difusi teknologi energi hidrogen, termasuk pengembangan sistem dise-
minasi teknologi berbasis elektronik/internet dan media cetak; dan (3)
peningkatan kesiapan pengguna untuk mengadopsi teknologi energi
hidrogen, termasuk penyediaan jasa konsultasi dan bantuan teknis
untuk industri energi yang berbasis hidrogen/fuel cell. Tak dapat dihindari
keberhasilan program ini memerlukan dukungan ilmu bahan yang
memadai.
(h) Nuklir
Penelitian dan pengembangan energi nuklir yang diprioritaskan
untuk dilaksanakan adalah: (1) bahan bakar nuklir dan pengelolaan lim-
bah radioaktif, termasuk penyusunan data dasar untuk pengambilan
kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan uranium
jangka panjang, eksplorasi uranium di daerah Kalimantan dan pengem-
bangan pabrik uranium oksida (yellow cake) skala pilot, kajian teknologi
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
dan ekonomi bahan bakar nuklir yang disesuaikan dengan jenis PLTN
yang akan dikembangkan di Indonesia, dan kajian teknologi pengolahan
limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas;
(2) teknologi reaktor dan sistem PLTN, termasuk kajian teknologi dan
keselamatan PLTN, transfer teknologi, dan peningkatan partisipasi
industri nasional; (3) pembangunan dan pengoperasian PLTN, studi/kajian
program penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN
dan rekayasa sosial, studi/kajian regulasi dan peraturan pelaksanaannya,
penyiapan dan penyelesaian sistem perizinan nasional, perizinan
konstruksi PLTN, serta studi/kajian penyiapan tapak dan draf dokumen
pendukung URD, PSAR, BIS, AMDAL, pendanaan dan pembentukan
’owner’ PLTN; (4) pemanfaatan teknologi nuklir untuk mendukung energi
fosil dan terbarukan, termasuk eksplorasi dan eksploitasi panas bumi,
pengelolaan air pada pembangkit mini dan mikrohidro, mutation breeding
untuk memperoleh bibit unggul tanaman jarak pagar untuk biodiesel dan
sorgum untuk gasohol, serta penggunaan mesin berkas elektron untuk
pengurangan polusi udara dari pembangkit listrik dengan sumber energi
konvensional; (5) studi pemanfaatan untuk cogenerasi, termasuk enhanced
oil recorvery, nuclear desalinasi, produksi hidrogen, dan coal gasification and
liquefaction.
Kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek diarahkan pada: (1) sosialisasi
iptek nuklir untuk mendukung pengembangan EBT dalam bentuk public
information dan public education; (2) sosialisasi penggunaan PLTN sebagai
bagian dari pemenuhan kebutuhan energi nasional jangka panjang serta
community development di daerah sekitar tapak.
Pengembangan tersebut diatas memerlukan pengetahuan yang
memadai tentang bahan yang digunakan dalam industri nuklir serta daur
bahan bakar nuklir, disamping sifat-sifat dasar radiasi, zat radio aktif dan
berbagai reaksi nuklir.
AgendA Riset
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(i) Energi laut (sea current and sea wave)
Gelombang dan arus laut dapat menjadi sumber energi alternatif
yang memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya pemenuhan
kebutuhan energi nasional. Riset untuk energi laut diarahkan pada
rancang bangun dan rekayasa wave power generator, termasuk rekayasa
prototipe, struktur dasar, chamber, turbin, dan generator.
Kegiatan difusi iptek yang diprogramkan adalah: (1) sosialisasi iptek
pemanfaatan energi ombak laut untuk mendukung pengembangan
EBT dalam bentuk public information dan public education; dan (2)
pembangunan pembangkit listrik tenaga ombak laut skala demonstrasi.
Kegiatan ini memerlukan koordinasi bagi seluruh pemangku kepentingan
yang memanfaatkan laut.
(j) Mini/mikrohidro
Kegiatan penelitian dan pengembangan iptek yang diprogramkan
untuk energi mini/mikrohidro adalah rancang bangun teknologi PLT
Mikrohidro, termasuk standardisasi sistem dan komponen.
Program difusi dan pemanfaatan iptek untuk energi mini/mikro hidro
adalah: (1) sosialisasi pemanfaatan air untuk pembangkit listrik mini/
mikro hidro serta perlunya dibuat suatu sistem pengelolaan sumber
air yang efisien dan bermanfaat kepada masyarakat, dan (2) sosialisasi
aturan dan tatacara penjualan listrik yang dihasilkan oleh mini/mikro
hidro kepada PT PLN. Kegiatan ini memerlukan koordinasi bagi seluruh
pemangku kepentingan yang memanfaatkan sumberdaya air.
(k) Coal bed-methane.
Kegiatan penelitian dan pengembangan coal bed methane (CBM)
ditujukan pada target tahun 2025 untuk dapat diproduksi gas CBM
sebesar 1 – 1,5 BCFD, yang dapat dipergunakan secara komersial. Adapun
tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah pemboran sumur
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
untuk mengekplorasi untuk mendapatkan informasi besarnya cadangan.
Selain itu persiapan tentang perumusan peraturan pengembangan CBM
terus dilakukan . Sampai dengan tahun 2009 akan dilaksanakan kegiatan
fracturing, pemasangan fasilitas permukaan dan rekayasa reservoir dengan
metoda dewatering untuk perhitungan short dan long term reserve cadangan
CBM di lapangan Rambutan Sumatera Selatan.
Program penguatan kelembagaan iptek merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh organisasi pelaku kegiatan litbang di Indonesia dan
berlaku untuk seluruh jenis sumber EBT. Program ini pada prinsipnya
ingin menjawab tentang keterbatasan baik jumlah maupun kualitas SDM
dan sarana penelitian dan dana. Disamping itu, dirasakan bahwa dengan
keterbatasan dana yang ada akan membatasi kerjasama penelitian baik
dengan institusi di dalam maupun di luar negeri.
Kegiatan untuk penguatan kelembaga iptek yang diprogramkan
adalah: (1) penguatan internal kelembagaan iptek dan kelembagaan
pendukungnya, termasuk peningkatan kemampuan SDM dan pengem-
bangan sarana dan prasana penelitian; (2) kerjasama antar-lembaga
iptek dalam negeri, termasuk menghimpun kemampuan manufakturing,
departemen teknis terkait dan pemda untuk bekerjasama/kemitraan
diseminasi teknologi, pengembangan jaringan antar-lembaga pemerintah
dan legislatif yang berkaitan dengan teknologi energi; (3) kerjasama
dengan kelembagaan internasional, termasuk kerjasama penelitian,
pengembangan dan penerapan teknologi energi dan pengembangan
lembaga untuk kalibrasi dan standardisasi.
Kegiatan untuk peningkatan kapasitas iptek sistem produksi yang
diprogramkan adalah pemberdayaan industri nasional pada bidang
energi baru dan terbarukan dalam rangka menciptakan kemandirian
bangsa, termasuk: (1) kemitraan dengan sektor manufaktur nasional untuk
komersialisasi berbagai hasil iptek energi; (2) perencanaan kelistrikan
daerah dan studi kelayakan teknologi energi (pembangkit listrik dengan
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
sumber energi baru dan terbarukan) bekerjasama dengan Pemda dan/
atau swasta; (3) penyusunan masukan kebijakan mengenai kandungan
lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukan; (4) keringanan
pajak dan dukungan kemudahan impor sistem/komponen teknologi
energi baru dan terbarukan untuk pengembangan dan penguasaan
teknologi tersebut di dalam negeri; dan (5) pengembangan kerjasama
litbang dan kemampuan sistem produksi skala industri (scale-up).
ARN energi baru dan terbarukan ini diharapkan menjadi long term
commitment bersama melalui penerimaan masyarakat yang tercermin
dengan adanya perencanaan umum yang kondusif dan mengikutkan
semua pemangku kepentingan dalam harmonisasi pemanfaatan sum-
berdaya energi.
Keterkaitan dan keterpaduan riset energi dengan berbagai bidang
lainnya perlu mendapat perhatian, karena proses maupun hasil riset
energi akan berpengaruh terhadap bidang riset lainnya. Kecermatan
dalam mengidentifikasi keterkaitan antar-bidang riset akan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya yang dimiliki.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK
(1) Inventarisasi, pengolahan dan evaluasi data potensi energi angin, di lokasi potensial
Tersedianya data dan informasi mengenai potensi energi angin di 150 lokasi terpilih potensial di seluruh Indonesia
Jumlah data dan lokasi terukur terkait dengan informasi data pendukung berupa potensi pengguna dan sarana lainya
Berfungsinya data base dan sistem informasi data potensi energi angin nasional
Pelaksanaan a.l. : LAPAN, Universitas, LSM, DJLPE, P3TEK-Litbang ESDM.
A-1SURvEIPOTENSIENERGIANGINDANSTUDIKELAYAKANPEMANFAATANSISTEMKONvERSIENERGIANGIN(SKEA)
(2) Pembuatan peta potensi energi angin Nasional dan per wilayah berdasarkan data pengukuran dan data pendukung lainya
Tersedianya peta potensi energi angin Nasional dan wilayah di 10 kabupaten terpilih
Jumlah peta lokasi potensi energi angin yang dihasilkan terkait dengan data potensi angin di wilayah
Terwujudnya peta potensi energi angin per wilayah provinsi /kabupaten di lokasi terpilih di berbagai wilayah
(3) Studi dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA di berbagai lokasi /kabupaten
Tersedianya dokumen hasil studi dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA dengan jaringan PLN
Jumlah dokumen hasil studi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA
Tersedianya dokumen hasil studi dan kajian kelayakan pemanfaatan SKEA dengan jaringan PLN di lokasi terpilih
(1) Pengembangan dan penyempurnaan SKEA skala kecil s/d kapasitas 5 kW dengan R & D aerodinamika rotor, kontrol dan material
Tersedianya dokumen teknis dan blueprint berbagai tipe dan kapasitas SKEA skala kecil s/d 5 kW
Meningkatnya unjuk kerja dan jumlah pe-makaian SKEA skala kecil dan meningkat-nya efisiensi sistem
SKEA skala kecil dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan kehandalan dan efisiensi cukup dan harga terjangkau
Pelaksanaan a.l.: LAPAN, BPPT Universitas, LSM, DJLPE, P3TEK-Litbang ESDM.
A-2PENGEMBANGANTEKNOLOGISISTEMKONvERSIENERGIANGIN(SKEA)
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Pengembangan dan penyempurnaan prototipe SKEA 10 kW, dengan R&D aerodinamika rotor , kontrol dan material
Tersedianya dokumen teknis dan blueprint perancangan, pembua-tan serta manual SKEA 10 kW
Meningkatnya jumlah prototipe SKEA 10 kW yang terpasang di lapangan (untuk pengujian dan implementasi) dan unjuk kerja. Dokumen teknis penyempurnaan sistem
SKEA 10 kW diproduksi secara massal dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat /pengguna dengan kehandalan yang cukup dan harga terjangkau
(3) Rancang bangun teknologi SKEA skala kecil-menengah 30 s/d 50 kW
Tersedianya dokumen teknis SKEA 30 s/d 50 kW dan prototipenya
Tersedianya prototipe SKEA 30 s/d 50 kW dan dapat berfungsi dengan baik sesuai rancangan
Terwujudnya prototipe SKEA 30 s/d 50 kW dapat diujicobakan di lapangan untuk masyarakat /pengguna dengan sistem hibrid di daerah terpencil
(4) Rancang bangun teknologi SKEA skala besar s/d 300 kW,untuk interkoneksi dengan jaringan
Terwujudnya dokumen teknis SKEA 300 kW dan prototipenya
SKEA 300 kW dapat beroperasi sesuai dengan rancangan
Berfungsinya prototipe SKEA 300 kW dan dapat dioperasikan dengan jaringan yang ada (PLN /lokal)
(5) R & D aerodinamika rotor (advanced airfoil), sistem kontrol hibrid dan interkoneksi serta material ringan dan tahan karat
Terwujudnya rotor SKEA beroperasi pada regim kecepatan angin rendah, dengan mate-rial ringan, kuat dan tahan karat
Turbin angin telah dapat berputar dan menghasilkan energi di kecepatan angin 2,5 m/s. dengan rotor tahan terhadap korosi dan gesekan. Konstruksi lainya tahan terhadap korosi
Terwujudnya rotor SKEA beroperasi pada regim kecepatan angin rendah, dengan material ringan, kuat dan tahan karat.
Pelaksanaan a.l. :
LAPAN, BPPT, Universitas, LSM, DJLPE, P3TEK-Litbang ESDM.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Pengembangan dan penyempurnaan prototipe SKEA 10 kW, dengan R&D aerodinamika rotor , kontrol dan material
Tersedianya dokumen teknis dan blueprint perancangan, pembua-tan serta manual SKEA 10 kW
Meningkatnya jumlah prototipe SKEA 10 kW yang terpasang di lapangan (untuk pengujian dan implementasi) dan unjuk kerja. Dokumen teknis penyempurnaan sistem
SKEA 10 kW diproduksi secara massal dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat /pengguna dengan kehandalan yang cukup dan harga terjangkau
Pelaksanaan a.l. LAPAN, BPPT, Universitas, LSM, DJLPE, P3TEK-Litbang ESDM.
B-1FINALISASIMAPPINGDANKARAKTERISASIBATUBARAKUALITASRENDAH
(1) Inventarisasi jenis/pilihan teknologi pemanfaatan Batubara
Tersedianya pilihan teknologi pemanfaatan Batubara beserta karakteristiknya
Ketersediaan data teknologi pemanfaatan Batubara beserta karakteristiknya dengan lengkap
Kemudahan dalam menentukan teknologi sesuai karakteristik Batubara yang tersedia
Pelaksanaan a.l.: BPPT,LIPI, TEKMIRA, DJLPE, Universitas
(2) Melakukan pengumpulan data cadangan Batubara Indonesia dan karakteristiknya dan Pengembangan sistem informasi cadangan dan karakteristik Batu-bara Indonesia
Tersedianya sistem informasi cadangan dan karakteristik Batubara Indonesia
Kelengkapan data cadangan dan karakteristik Batubara Indonesia
Kemudahan dalam mendapatkan data cadangan dan karakteristik Batubara Indonesia
B-2TEKNOLOGI Blending dan Up grading BATUBARA
(1) Penelitian pengaruh blending terhadap karakteristik Batubara dan karakteristik pembakaran dan tendensi pembentukan slagging serta fouling
Mendapatkan formula blending yang optimal untuk Batubara Indo-nesia
Peningkatan pemanfaatan Batubara berkualitas rendah (dari sisi peringkat dan grade).
Pemanfaatan Batubara berkualitas rendah meningkat
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Pengembangan piranti lunak metode dan sistem blending Batubara dan. Pengembangan teknologi upgrading Batubara
Tersedianya sistem blending yang tepat dan efisien. Serta Tersedianya teknologi upgrading Batubara
Ketersediaan Batubara yang memenuhi persyaratan operasi dan lingkungan
Peningkatan operabilitas dan komersialisasi teknologi pemanfaatan Batubara.
(1) Penelitian mengenai pengaruh karakteristik Batubara dalam pembakaran dan gasifikasi. serta Pengem-bangan teknologi pembakaran Batubara dan gasifikasi
Tersedianya informasi lengkap mengenai efek parameter Batubara dalam pembakaran dan gasifikasi dan. Tersedianya teknologi pembakaran (furnace) dan gasifikasi Batubara
Peningkatan jumlah aplikasi teknologi pembakaran dan gasifikasi Batubara, untuk kebutuhan energi termal atau listrik di industri.
Penggunaan teknologi Pembakaran dan gasifikasi yang tepat, efisien dan ramah lingkungan serta. Peningkatan aplikasi teknologi pembakaran dan gasifikasi Batubara
B-3TEKNOLOGIPEMBAKARANDANGASIFIKASIBATUBARAKUALITASRENDAHSERTAMENINGKATKANDISAINSISTEMNYA
Pelaksanaan a.l.:
BPPT,LIPI, TEKMIRA, DJLPE, Universitas
(1) Rancang bangun komponen dan sistem PLTU batubara kualitas rendah skala kecil (7 MW)
Ketersediaan teknologi rancang bangun komponen dan sistem PLTU skala kecil
Peningkatan kandungan lokal dalam sistem pembangkit tenaga listrik serta peningkatan penerapan pembangkit tenaga listrik hasil rancang bangun
Penguasaan teknologi rancang bangun komponen dan sistem PLTU batubara skala kecil serta tersedianya teknologi PLTU batubara skala kecil produksi nasional
B-4REKAYASARANCANGBANGUNPERALATAN/KOMPONENPEMBANGKITLISTRIK,BERBASISBATUBARASERTAPEMBUATANPROTOTIPENYA.
Pelaksanaan a.l. :
BPPT, LIPI, TEKMIRA, DJLPE, Universitas
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Pengembagan teknologi hidrogenasi dan karbonisasi batubara dan pengembangan produk kimia hasil hidrogenasi serta karbonisasi
Tersedianya teknologi hidrogenasi dan karbonisasi batubara
Peningkatan operabilitas dan kinerja teknologi hidrogenasi dan karbonisasi batubara
Tersedianya teknologi nasional hidrogenasi dan karbonisasi batubara yang efisien dan murah
B-5TEKNOLOGIHIDROGENASIDANKARBONISASIUNTUKPENYEDIAANBATUBARASEBAGAIBAHANBAKARALTERNATIF
Pelaksanaan a.l. : BPPT, TEKMIRA, DJLPE, Universitas
(1) Detail study pembangunan demo plant 3000 ton/hari (pabrik semi komersial)
Tersedianya hasil studi yang meliputi project financing, bankable pro-posal, Letter of Intent untuk pembangunan demo plant pencairan batubara
Adanya badan otorita khusus yang menangani persiapan pembangunan dan pengoperasian pabrik pencairan batubara
Terbangunnya 3 plant pencairan batubara komersial masing-masing 6000 ton/hari (8,1 MBOE/thn).
B-6TEKNOLOGIPENCAIRANBATUBARA
Pelaksanaan a.l. :
BPPT, ESDM, Swasta
(1) Melaksanakan R&D bidang eksplorasi; permesinan, listrik tenaga uap.
Tersedianya kemam-puan eksplorasi dan eksploitasi panas bumi dan dari dalam negeri
Tereksplorasinya cadangan potensial jalur panas bumi 1.000 km dari cadangan potensial jalur panas bumi 12.000 MWe, 5000 km
Peningkatan hasil ekplorasi panas bumi untuk memasok 5 % kebutuhan bauran energi nasional.
CPROGRAMPEMBANGUNANPANASBUMI
Pelaksanaan a.l. :
BPPT,LIPI, LITBANG ESDM, Universitas
(2) Melaksanakan R&D dalam bidang pengembangan pembangkit listrik Tenaga Panas Bumi
Tersedianya Pembang-kit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan rangkaian teknologinya dan dapat dikerjakan di Indonesia termasuk engineering and construction.
Digunakannya sistem dan komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi produk dalam negeri (pemerintah dan swasta)
Dihasilkannya produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi guna memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri.
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(3) Melakukan kajian kebijakan harga energi nasional yang mendukung pengembangan energi panas bumi
Tersedianya perangkat kebijakan harga energi nasional termasuk energi panas bumi.
Dilaksanakannya kebijakan harga energi nasional termasuk energi panas bumi
Stabilnya harga energi dalam negeri untuk mendukung pengembangan diversifikasi sumberdaya energi
Pelaksanaan a.l. :
BPPT,LIPI, LITBANG ESDM, Universitas
(1) Survei potensi bahan baku, dan produk biofuel untuk bahan bakar boiler di industri
Explorasi tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku biofuel selain tanaman yang telah dikebunkan secara massal seperti kelapa sawit Pengem-bangan bibit jarak pagar (Jatropha curcas) unggul sebagai sumber BBM alternatif serta tersediannya informasi pasar biofuel interna-sional dan nasional
Database potensi bahan baku biofuel di Indonesia dengan ditemukannya berbagai varietas bibit jarak yang unggul.
Ketersediaan aneka ragam bahan baku untuk produksi biodiesel dari sumber hayati nasional dalam mendukung program ketahanan energi nasional serta kemudahan para stake holders untuk mendapatkan informasi potensi bahan baku dan pengembangan produksi di setiap daerah
Pelaksanaan a.l. :
BPPT,LIPI, LITBANG ESDM, Universitas
D-1INTENSIFIKASIPENCARIANBAHANBAKUBiofUel
(2) Pemetaan kebutuhan dan potensi bahan baku biofuel
Tersedianya informasi potensi bahan baku dan informasi pasar biofuel internasional dan nasional
Database potensi bahan baku biofuel disetiap kabupaten serta informasi pasar biofuel di internasional maupun nasional
Penguasaan informasi potensi bahan baku dan pengembangan produksi. Serta kemudahan para stake holders untuk mendapatkan informasi potensi bahan baku dan pengembangan produksi di setiap daerah.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Optimalisasi proses pembuatan biodiesel dari berbagai bahan baku Pengembangan teknologi fermentasi dengan bahan baku pati-patian dan gula Pengembanganteknologi pra pengolahan bermacam bahan baku untuk proses pirolisa cepat
Dihasilkan teknologi proses pembuatan biofuel berbahan baku minyak sawit dan jarak pagar yang optimal serta diperolehnya informasi teknik fermen-tasi secara bahan baku potensial di Indonesia. Diperolehnya teknologi pengolahan awal bahan baku untuk proses piro-lisa cepat.
Paket detail proses pembuatan biofuel dari bahan baku minyak sawit dan jarak pagar serta didapatkan laporan teknis teknologi fermentasi secara optimal dan laporan teknis teknologi dan disain pra pengolahan bahan baku untuk proses pirolisa cepat
Ketersediaan bahan baku untuk produksi biofuel dari sumber hayati nasional serta penerapan pada produksi etanol skala kecil-menengah dan penguasaan teknologi pra pengolahan bahan baku untuk proses pirolisa cepat
Pelaksanaan a.l. :
BPPT, LIPI, Universitas
D-2PENGEMBANGANIPTEKPRODUKSIBiofUel
(2) Teknologi proses pengolahan gliserin standar komersial sebagai produk samping dari biofuel Pengembangan teknologi fermentasi menggunakan bahan baku lignoselulosa (produk samping pertanian) Pengembangan teknologi pirolisa cepat dengan berbagai macam bahan baku.
Dihasilkan teknologi proses pembuatan gliserin sebagai produk samping biofuel yang optimal. Diperolehnya paket teknologi fermentasi skala lab dengan bahan baku ligno-selulosa (produk samping pertanian) dan diperolehnya teknologi proses pirolisa cepat secara optimal untuk setiap bahan baku potensial
Tersedianya perkebunan jarak pagar sebagai pendamping perkebunan sawit untuk bahan baku biofuel Diperolehnya laporan teknis teknologi fermentasi dengan bahan baku lignoselulosa dan diperoleh laporan teknis teknologi pirolisa cepat
Dikuasainya teknologi proses desain dan pembangunan pabrik high/superior performance biofuel (biodiesel dengan angka setan tinggi dan titik tuang rendah) yang optimal Produksi bioetanol dengan bakan baku lignoselulosa dari hasil samping budidaya Penguasaan teknologi pirolisa cepat untuk produksi bio oil untuk keperluan panas
AgendA Riset
�0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(3) Teknologi proses ekstraksi minyak jarak pagar R&D rekayasa genetika bibit jarak pagar yang ung-gul, pengembangan teknologi distilasi dan dehidrasi etanol dan Pengkajian teknologi pirolisa cepat menggunakan berbagai macam reaktor pirolisa
Dihasilkan teknologi proses ekstraksi minyak jarak pagar yang opti-mal Dihasilkan varietas bibit jarak pagar yang unggul Diperolehnya paket teknologi produksi bioetanol grade bahan bakar secara efisien, serta diperolehnya paket teknologi bermacam reaktor pirolisa cepat
Dihasilkan teknologi proses dan strategi pembudidayaan tanaman jarak pagar, sebagai pendamping bahan baku biodiesel minyak sawit.
Berdirinya demo plant etanol grade bahan bakar di Indonesia bagian Barat dan Timur, laporan teknis teknologi dan disain reaktor pirolisa cepat dengan bermacam bahan baku
Produksi bioetanol grade bahan bakar secara tepat guna pada skala kecil-menengah dan penguasaan teknologi reaktor pirolisa cepat yang optimum
E-1PEMANFATANSAMPAHPERKOTAAN
(1) Pembuatan alkohol dari sampah perkotaan
Skala laboratorium dengan target 18,5 untuk setiap 2,5 jam
Dihasilkan suatu teknologi untuk menghasilkan alkohol dari sampah kota
Dibangun plant pembuatan alkohol skala demo
Pelaksanaan a.l. : P3-TEK Litbang ESDM
(2) Studi kelayakan pembangkit listrik berbahan bakar campuran sampah kota dan batubara
Apabila layak untuk mencampur sampah kota dengan batubara sebagai bahan bakar PLTU, dibuat skala demo plant
Demo plant pabrik bahan bakar campuran sampah kota dan batubara
Pasokan bahan bakar campuran sampah kota dan batubara untuk PLTU
Pelaksanaan a.l. : P3-TEK Litbang ESDM
E-2PENGEMBANGANBIOGASDARIKOTORANSAPI
(1) Pengembangan digester dengan volume 5000 liter untuk skala rumah tangga
Pengembangan desa percontohan untuk pemakaian biogas dari kotoran sapi
Penggunaan biogas untuk kebutuhan memasak sebagi pengganti minyak tanah
Multiplikasi pemakaian biogas sebgai bahan bakar untuk memasak
Pelaksanaan a.l. : P3-TEK Litbang ESDM
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
F-1PEMBUATANSELDANMODULSURYA
(1) Melaksanakan R & D pada teknologi dan pembuatan sel surya silikon mono-kristal dan silikon polikristal
Teknologi pembuatan solar sel dari mono dan poly-kristalin telah dikuasai dan diproduksi secara komersial serta dihasilkan patent untuk produk ingot dan waver dilanjutkan dengan pabrikasi Ingot dan waver untuk poli dan monokristal
Kebutuhan waver untuk produk modul surya dalam negeri terpenuhi dari produk lokal dan telah digunakan untuk program- program pemerintah.
Pabrik Ingot dan waver dengan kapasitas 5-10 MWp/tahun untuk memasok pabrik solar sel didalam negeri sudah berdiri di Indonesia
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI, Universitas.
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Melaksanakan R & D metalorganic gases
Teknologi proses metal-organic gases (sillane/ disillane) serta Cetak biru proses pembuatan metal-organic gases telah dikuasai
Pabrik thin film solar cell kapasitas 5 MW telah berdiri dengan target harga US $1,5 /Wp
Pabrik thin film solar cell kapasitas 12 MW telah berdiri dengan target harga US $1/Wp
F-2PENGKAjIANDANPENERAPANBERBAGAISISTEMPEMBANGKITLISTRIKTENAGASURYA
(1) Mengkaji kelayakan tekno-ekonomi sistem PLTS untuk berbagai jenis aplikasi
Diperolehnya tingkat kelayakan tekno-eko-nomi model penerapan sistem PLTS untuk berbagai jenis aplikasi
Terpasangnya sistem PLTS dengan kapasitas 10 MW.
Terpasangnya sistem PLTS dengan kapasitas 100 MW
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI,P3TEK, Universitas, DJLPE
(2) Mendukung kompetisi diversifikasi sistem PLTS sebagai pilihan konsumen, dengan membuat SNI sistem dan komponen PLTS
Tersusunnya SNI sistem Hibrida PLTS dan komponennya
Tersedianya SNI sistem dan komponen PLTS
Sistem terpasang telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
G-1PENGEMBANGANPETAPOTENSIENERGIBARUDANTERBARUKANDANANALISISKONvERSIKEENERGIHIDROGEN.
(1) Penyiapan peta potensi energi baru dan terbarukan seperti surya, angin, berbagai sumber gas marginal yang tidak ekonomis, dan sumber biomassa/biogas dan analisis Mengkon-versi ke bentuk energi hidrogen.
Peta potensi energi baru dan terbarukan surya, angin, berbagai sumber gas marginal yang tidak ekonomis, dan sumber biomassa/biogas serta analisis mengkonversi ke ben-tuk energi hidrogen
Tersedianya dan peta potensi energi surya, angin, sumber gas marginal dan biomassa/biogas serta analisis mengkonversi ke bentuk energi hidrogen
Basis Data dalam bentuk peta potensi berbagai sumber Energi Baru dan Terbarukan dan sumber gas marginal yang kurang ekonomis di Indonesia telah tersedia.
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI, DJLPE, DEPT.ESDM, Universitas.
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Telaah teknologi elektrolisa air-alkalin, dan alternatif proses elektrolisa dengan menggunakan energi baru dan terbarukan dan teknik reforming dan gasifikasi pada suhu tinggi.
Model teknik elektrolisa air-alkalin, dan Model awal teknik reforming dan gasifikasi pada suhu tinggi.
Pilot plant hidrogen skala kecil telah dapat dibuat dengan penggunaan model dan tersedianya model teknik reforming dan gasifikasi pada suhu tinggi.
Tersedianya instalasi produksi gas hidrogen yang berbasis energi baru dan terbarukan yaitu surya, angin, dan atau biomassa.
Tersedianya instalasi gas hidrogen dengan pemanfaatan sumber-sumber gas marginal untuk bahan pembutan gas hidrogen.
Tersedianya regulasi dan standardisasi sistem penyimpanan, distribusi, dan sistem keamanan pemakaian gas hidrogen
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI, DJLPE, LEMIGAS DEPT.ESDM, Universitas
G-2PENGEMBANGANTEKNIKPRODUKSI,PENYIMPANAN,DISTRIBUSI,DANKEAMANANENERGIHIDROGEN
(2) Telaah teknologi pemisahan gas antara hidrogen, CO, dan oksigen
Teknik pemisahan gas antara hidrogen, CO, dan oksigen.
Tersedianya teknik awal pemisahan gas hidrogen, CO, dan oksigen
(3) Telaah pengembangan katalis, material adsorpsi, dan membran pemisah gas
Bahan dasar katalis, material absorbsi dan membran dapat di-ekstrak dan dimurnikan.
Tersedianya teknik proses pembuatan katalis, material adsorpsi, dan membran untuk pembuatan gas hidrogen.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(4) Telaah dan analisis teknologi penyimpanan hidrogen dengan metal hidrat, sistem daur ulang, dan sistem pembuangan, serta,. Teknologi sistem penyimpanan gas hidrogen untuk skala besar dan waktu yang panjang.
Model analisis penyim-panan hidrogen dengan metal hidrat, sistem daur ulang , dan sistem pembuangan serta. Model penyimpanan gas hidrogen untuk skala besar dan jangka panjang .
Tersedianya model penyimpanan gas hidrogen skala besar dan jangka panjang serta Tersedianya model awal penyimpanan gas hidrogen dengan metal hidrat, sistem daur ulang, dan sistem pembuangan.
(5) Telaah tekno-ekonomi sistem distribusi,Studi keamanan, manajemen penyimpanan dan distribusi hidrogen.
Model analisis tekno-ekonomi sistem distribusi gas hidrogen, Model manajemen dan sistem keamanan
Tersedianya model awal sistem manajemen dan keamanan, pilot plant pembuatan gas hidrogen
G-3PENGEMBANGANTEKNOLOGIFUELCELLPEMFC
(1) Pengembangan bahan membrane dan elektroda/katalis fuel cell jenis PEMFC.
Rekayasa pembuatan membran dan elek-troda/katalis dengan bahan baku utama dari luar negeri dapat dilakukan.
Stack fuel cell jenis portable PEMFC dengan kapasitas hingga 2,5 kW dgn kandungan lokal hingga 70 % telah dapat dibuat untuk keperluan rumah tangga, penggunaan khusus, atau keperluan telekomunikasi.
Disain dan pengembangan sistem power generator PEMFC kapasitas modular hingga 50 kW dengan kandungan lokal hingga 90 %.
Pelaksanaan a.l. : LIPI, BPPT, DJLPE, DEPT.ESDM, Universitas
(2) Pengembangan komponen gas feeder monopolar/ bipolar dan kolektor arus.
Komponen gas feeder jenis monopolar/bipolar.
Sistem portable fuel cell PEMFC hingga 2,5 kW dapat dibuat.
Pada tahun 2015 diharap kan telah terpasang fuel cell jenis PEMFC hingga kapasitas 50 MW
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(3) Pengembangan disain sistem stack fuel cell PEMFC dan kajian tekno ekonomi. Pengembangan kontrol gas
Disain sistem stack kapasitas hingga 2,5 KW.Disain kontrol untuk sistem fuel cell hingga 2,5 kW.
Telah digunakan hingga sekitar 500 unit kapasitas 2 – 2,5 kW, dengan total kapasitas hingga 1 MW telah terpasang
Pada tahun 2025 telah terpasang hingga 250 MW listrik.
H-1BAHANBAKARNUKLIRDANPENGELOLAANLIMBAHRADIOAKTIF
(1) Penyusunan data dasar untuk peng-ambilan kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan uranium jangka panjang.
Selesainya data dasar untuk pengambilan ke-bijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan uranium jangka panjang.
Tersedianya dokumen data dasar kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan uranium jangka panjang.
Data terbukti pasokan uranium jangka panjang untuk mengamankan pengoperasian PLTN.
Pelaksanan a.l. : BATAN, BAPETEN,DJGSDM
(2) Eksplorasi uranium di daerah Kalimantan, serta pengembangan pabrik uranium oksida (yellow cake) skala pilot.
Selesainya eksplorasi uranium di daerah Kalimantan, serta beroperasinya pabrik ’Yellow Cake’ skala pilot.
Berfungsinya tambang uranium di daerah Kalimantan, serta beroperasinya pabrik ’yellow cake’ skala pilot.
Diketahuinya cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia
(3) Kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir yang disesuaikan dengan jenis PLTN yang akan dikembangkan di Indonesia.
Selesainya kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir.
Tersedianya dokumen kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir.
Kemandirian memproduksi bahan dan elemen bakar nuklir.
(4) Kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Selesainya kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Tersedianya dokumen kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
Kemandirian proses pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
H-2TEKNOLOGIREAKTORDANSISTEMPLTN
(1) Kajian teknologi dan keselamatan PLTN, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Siapnya ka-jian teknologi dan keselamatan PLTN, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Tersedianya dokumen kajian teknologi dan keselamatan PLTN, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional.
Litbang untuk pembangunan, operasi dan perawatan serta desain komponen dan sistem PLTN.
Pelaksanaan a.l. : BATAN, DJLPE, BAPETEN,DJGSDM, DEPERIN
H-3PEMBANGUNAN&PENGOPERASIANPLTN
(1) Studi/kajian pro-gram penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN dan rekayasa sosial.
Selesainya studi/kajian program penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN dan rekayasa sosial.
Tersedianya studi/kajian program penerimaan masyarakat terhadap pembangunan dan pengoperasian PLTN.
Kecilnya penolakan masyarakat terhadap pembangunan pengoperasian PLTN di Indonesia.
Pelaksanaan a.l. : BATAN, BAPETEN,DJGSDM, DJLPE
(2) Studi/kajian regulasi /UU dan peraturan pelaksanaannya, penyiapan dan penyelesaian sistem perizinan nasional, perizinan konstruksi PLTN.
Selesainya studi/kajian penyiapan sistem dan proses perizinan nasional, perizinan konstruksi PLTN pertama di Indonesia.
Adanya dokumen studi /kajian peraturan dan sistem perizinan untuk pembangunan dan pengoperasian PLTN.
Peraturan dan perizinan pembangunan dan pengoperasian PLTN selanjutnya.
Pelaksanaan a.l. : BATAN, BAPETEN,DJGSDM, DJLPE
(3) Studi/kajian penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS, AMDAL serta pendanaan dan pembentukan ’owner’ PLTN.
Selesainya studi/ kajian penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS, AMDAL serta pendanaan dan pembentukan ’owner’ PLTN.
Tersedianya pilihan lain tapak PLTN dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS dan AMDAL
Studi dan penyiapan tapak PLTN terpilih lainnya di wilayah Jawa-Madura-Bali
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
H-4PEMANFAATANTEKNOLOGINUKLIRUNTUKMENDUKUNGENERGIFOSILDANTERBARUKAN
(1) Penggunaan Teknik Nuklir untuk eksplorasi dan manajemen sumber panas bumi, serta mikrohidro
Eksplorasi Geothermal di Si bayak, Kamojang dan Lahendong. mikrohidro di Bribin, dan daerah Indonesia bagian Timur
Hasil eksplorasi 10 MW di Sibayak, 200 MW di Kamojang dan 60 MW di Lahendong, mikrohidro 440 kW di Bribin
Membantu peningkatan hasil ekplorasi panas bumi untuk memasok 3,8% kebutuhan bauran energi nasional.
Pelaksanaan a.l. : BATAN, PERTAMINA
(2) Biofuel / biodiesel, mutation breeding untuk mendapatkan tanaman non-pangan penghasil biodiesel dengan kualitas yang baik.
Explorasi tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku biofuel selain tanaman yang telah dikebunkan secara massal seperti kelapa sawit Pengem-bangan bibit jarak pagar (Jatropha curcas) unggul sebagai sumber BBM alternatif
Data base potensi bahan baku biofuel di Indonesia dengan ditemukannya berbagai varietas bibit jarak yang unggul.
Ketersediaan aneka ragam bahan baku untuk produksi biodiesel dari sumber hayati nasional dalam mendukung program ketahanan energi nasional serta kemudahan para stake holder untuk mendapatkan informasi potensi bahan baku dan pengembangan produksi di setiap daerah
Pelaksanaan a.l. : BATAN
(3) Penggunaan mesin berkas elektron untuk pengurang-an polusi udara dari pembangkit listrik dengan energi konvensional
Engineering design untuk PLTU batubara di Suralaya
Terpasangnya demo plant MBE di PLTU Suralaya
Pemakaian MBE pada PLTU batubara dengan kapasitas besar dan terletak didaerah padat penduduk seperti pulau Jawa
Pelaksanaan a.l. : BATAN
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(4) Pengembangan konsep reaktor co-generation untuk produksi air bersih, penggunaan panas proses (untuk industri, pencairan batubara dan EOR)
Mengikuti perkembang-an program penelitian pencairan batubara dan bila diperlukan untuk EOR
Mengikuti perkembangan program penelitian pencairan batubara dan bila diperlukan untuk EOR
Mengikuti perkembangan program penelitian pencairan batubara dan bila diperlukan untuk EOR
Pelaksanaan a.l. : BATAN
(1) Rekayasa prototipe, struktur dasar, chamber, turbin, dan generator
Initial test sistem integrasi hasil review desain
Instalasi demo plant sistem pembangkit tenaga ombak
Scaling-up kapasitas daya sistem pembangkit listrik tenaga ombak.
Pelaksanaan a.l. : BPPT, Universitas
I-1RANCANGBANGUNDANREKAYASAwave power generator
(1) Pengembangan teknologi dan standardisasi sistem dan komponen
Terstandarisasinya sistem dan komponen PLT mikrohidro
Didapatkan tambahan SNI untuk sistem dan komponen PLT mikrohidro
Pengembangan dan pemanfaatan PLT mikrohidro untuk memenuhi PEN
Pelaksanaan a.l. : BPPT, Litbang ESDM dan Perguruan Tinggi
j-1RANCANGBANGUNTEKNOLOGIPLTM
(1) Inventarisasi cadangan CBM di Rambutan Suma-tera Selatan
Perhitungan short dan long term reserve dengan metoda dewatering
Adanya Fasilitas dan perkiraan cadangan CBM di Rambutan Sumsel
Produksi CBM di Rambutan sebesar 1- 1,5 BcfD
Pelaksanaan a.l. :Litbang ESDM, BPPT dan perguruan Tinggi.
K-1PENGEMBANGANBASISDATACBMINDONESIA.
AgendA Riset
�� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK
(1) Pemanfaatan SKEA pembangkit listrik di pedesaan, lokasi terpencil dan pulau serta untuk nelayan
Terwujudnya pemanfaatan berbagai tipe dan kapasitas SKEA di berbagai lokasi terpilih
Meningkatnya jumlah desa /wilayah yang memanfaatkan teknologi SKEA skala kecil untuk pembangkit listrik maupun pemom-paan air
Terwujudnya pemanfaatan 1000 unit SKEA di pantai selatan pulau Jawa
Pelaksanaan a.l. : LAPAN, Universitas, LSM, DJLPE
A-1DISEMINASIDANPEMANFAATANTEKNOLOGISKEA
(2) Pemanfaatan SKEA inter-koneksi dengan grid/jaringan PLN
Terwujudnya dokumen hasil studi dan kajian pemanfaatan SKEA
Harga energi listrik yang dibangkitkan menurun dan dapat kompetitif dengan energi terbarukan lainya
Terwujudnya pemanfaatan SKEA kecil untuk perahu nelayan dan bagan penangkap ikan di berbagai wilayah.
Terwujudnya pemanfaatan SKEA di :Maluku Tenggara, Halmahera Tengah, Rote, Madura, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Nias, NTB dan Kepulauan Seribu dan Karimunjawa
Tersedianya SKEA dengan harga yang terjangkau
Tersedianya sistem hibrida angin–diesel, angin-pv dan sumber energi lainnya.
Pemanfaatan SKEA dengan jaringan PLN di NTT, NTB.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
��
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
B-3PENINGKATANKESIAPANPENGGUNAUNTUKMENGADOPSITEKNOLOGIBATUBARAKUALITASRENDAH
Pelaksanaan a.l. : BPPT,LIPI, TEK-MIRA, DJLPE, Dept.ESDM, Universitas
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
B-1PENGEMBANGANPAKETTEKNOLOGIPEMBAKARANBATUBARAYANGSESUAIKEBUTUHANPENGGUNA
(1) Identifikasi dan formulasi kebutuhan teknologi peman-faatan batubara
Tersedianya paket teknologi pembakaran batubara untuk pembangkitan listrik maupun aplikasi lainnya
Peningkatan jumlah penerapan paket teknologi pembakaran batubara untuk pembangkitan listrik maupun aplikasi lainnya
Peningkatan kontribusi IPTEK dalam kegiatan pemanfaatan batubara
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI,TEKMIRA, DJLPE, Dept.ESDM, Perguruan Tinggi,
(2) Penyediaan informasi dan pengembangan paket teknologi pemanfaatan batubara
Tersedianya teknologi/ paket teknologi: gasifikasi, blending, pencucian, desulfurisasi gas buang, pembrik-etan dan pencairan batubara
Peningkatan jumlah penerapan teknologi pemanfaatan batubara
B-2PENGEMBANGANSISTEMTRANSFER/DIFUSITEKNOLOGIBATUBARAKUALITASRENDAH
(1) Pengembangan sistem diseminasi informasi teknologi batubara kualitas rendah secara elektronik
Tersedia sistem diseminasi infor-masi teknologi batubara kualitas rendah dengan teknologi ICT
Peningkatan jumlah penerapan teknologi pemanfaatan batubara oleh pengguna
Peningkatan kontribusi iptek dalam kegiatan pemanfaatan batubara
Pelaksanaan a.l. : BPPT,LIPI, TEK-MIRA, DJLPE, Dept.ESDM, Perguruan Tinggi,
(2) Pengembangan model percontohan aplikasi peman-faatan batubara
Tersedianya model percontohan aplikasi pemanfaatan batubara
(1) Penguatan kelem-bagaan pelaku bisnis pemanfaatan batubara
Berfungsinya secara optimal kelembagaan pelaku bisnis peman-faatan batubara
Meningkatnya jumlah pelaku dan kegiatan bisnis dibidang pemanfaatan batubara
Kemandirian kelembagaan pelaku bisnis pemanfaatan batubara
(2) Pendidikan dan pelatihan peng-guna batubara dan sosialisasi teknologi pemanfaatan batubara
Pemahaman dan ketrampilan peng-guna batubara, pemahaman pelaku bisnis tentang teknologi pemanfaatan batubara. Berkembangnya bisnis jasa konsultansi dan pendukung lainnya
AgendA Riset
�00 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
C-1DISEMINASIENERGIPANASBUMI
(1) Sosialisasi pengem-bangan panas bumi sesuai kepentingan energi terbarukan
Masyarakat lokal well-informed terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Telah dapat dioperasikannya pembangkit panas bumi sesuai rencana 2009
Dukungan masyarakat pada pemanfaatan sumber energi panas bumi
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LITBANG ESDM, Universitas
D-1SOSIALISASIBiofUel SEBAGAIBAHANBAKARALTERNATIFMINYAKDIESEL
(1) Publikasi melalui media cetak, elektronika, forum dialog, seminar dan pameran
Terpublikasikannya biodiesel di masyarakat
Publikasi melalui media cetak dan elektronika, forum dialog, seminar serta pameran tingkat lokal dan nasional
Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap biofuel sebagai bahan bakar baru terbarukan
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas
(2) Demo penggunaan bahan bakar biodie-sel pada kendaraan umum
Digunakannya bahan bakar biofuel pada kendaraan instansi Pemerintah dan sebagian angkutan umum serta dipakai pada industri.
Penggunaan bahan bakar biofuel pada seluruh kendaraan pemerintah dan sebagian kendaraan umum di kota besar, serta penggunaan pada industri.
Meluasnya penggunaan biofuel sebagai bahan bakar alternatif
D-2PENGEMBANGANPAKETTEKNOLOGIPRODUKSIBIOFUELSECARATEPATGUNA
(1) Indetintifikasi kebutuhan daerah untuk memproduksi biofuel secara terdesentralisasi
Diperolehnya informasi daerah yang berpotensi memproduksi biofuel skala kecil-menengah
Data base daerah potensial untuk produksi biofuel skala kecil-menengah
Penerapan teknologi produksi biofuel skala kecil-menengah di daerah terpencil
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas
(2) Pengembangan sistem produksi biofuel skala kecil-menengah terintegrasi dengan budidaya bahan baku yang tersedia di tiap daerah
Tersedianya paket teknologi produksi bio-fuel skala kecil-mene-ngah
Diterapkannya paket teknologi produksi biofuel skala kecil-menengah
Peningkatan ketahanan bahan bakar daerah khususnya daerah/pulau terpencil
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
D-3PENGEMBANGANSISTEMDIFUSITEKNOLOGIBUDIDAYABAHANBAKUDANPRODUKSIBiofUel
(1) Pengembangan sistem diseminasi teknologi budidaya bahan baku dan produksi biofuel
Terselenggaranya program difusi teknologi budidaya baku dan produksi biofuel
Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan petani/teknisi lokal tentang teknologi tepat guna budidaya bahan baku dan produksi biofuel
Meningkatnya kontribusi petani/teknisi lokal dalam budidaya bahan baku dan produksi biofuel
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas
(2) Publikasi produk pengembangan teknologi tepat guna budidaya bahan baku dan produksi biofuel
Tersedianya buku, poster, leaflet dan lain-lain
Penerapan teknologi budidaya bahan baku dan produksi biodiesel oleh petani dan teknisi lokal
Terciptanya strategi, skema dan iklim kerjasama yang baik antara stakeholders industri biodiesel mulai dari penyedia bahan baku, industri pemasok, industri pengguna, investor, lembaga riset dan regulator
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas
F-1PENGEMBANGANPROTOTIPESISTEMPLTSSKALAKECILDANMENENGAH
(1) Diversifikasi sistem PLTS, untuk daerah terpencil dan terisolir
Penerapan sistem PLTS seperti hibrid, sistem komunikasi, penyimpan vaksin di wilayah terpencil di Indonesia
Terpasangnya berbagai sistem sistem PLTS dengan kapasitas 10 MW.
Terbentuknya Standar Nasional Indonesia untuk berbagai sistem PLTS dan komponen
Pelaksanaan a.l. : BPPT, LIPI, Univer-sitas
G-1PENYEDIANPAKETINFORMASI,DANPELATIHANTENTANGTEKNOLOGIENERGIHIDROGEN.
(1) Sosialisasi teknologi energi hidrogen dan teknologi fuel cell
Tumbuhnya pemaham-an masyarkat dan pelaku bisnis pada pentingnya penggu-naan energi hidrogen & fuel cell sebagai energi alternatif dan kompeti-tor utama BBM
Meningkatnya perhatian masyarakat pada kegiatan pengembangan IPTEK energi hidrogen dan fuel cell
Telah cukup siapnya masyarakat luas dalam menggunakan energi hidrogen dan fuel cell sebagai sumber dan pembangkit energi listrik
Pelaksanan a.l. : LIPI, BPPT, DJLPE, DEPT.ESDM, Universitas
AgendA Riset
�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Penyediaan informasi dan pengembangan paket pelatihan penggunaan sistem pembangkit listrik fuel cell berbasis energi gas hidrogen
Paket pelatihan peng-gunaan
Tersedianya paket pelatihan pengunaan sistem pembangkit listrik fuel cell PEMFC
G-2PENGEMBANGANSISTEMTRANSFER/DIFUSITEKNOLOGIENERGIHIDROGEN
(1) Pengembangan sistem diseminasi teknologi berbasis elektronik/internet, dan media cetak
Tersedianya program difusi teknologi melalui media elektronik/inter-net, dan media cetak
Meningkatnya perhatian dan peran serta masyarakat dalam kegiatan penyebaran informasi teknologi fuel cell dan penggunaan energi hidrogen.
Terjadinya diver-sifikasi produk aplikasi fuel cell serta meningkat-nya investasi manufaktur untuk pemenuhan permin-taan dalam negeri dan peluang ekspor dan meningkat pula pengem-bangan instalasi produksi, penyim-panan, dan distribusi gas hidrogen.
Pelaksanan a.l. :
LIPI, BPPT, DJLPE, DEPT.ESDM, Universitas
(2) Sosialisasi peng-gunaan PLTN sebagau bagian dari pemenuhan kebutuhan eergi nasional jangka panjang
G-3PENINGKATANKESIAPANPENGGUNAUNTUKMENGADOPSITEKNOLOGIENERGIHIDROGEN
(1) SosialisasiIptek nuklir untuk mendukung pengembangan EBT
Pelaksanan a.l. : BATAN, LIPI, Universitas
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
III PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK
(1) Peningkatan kemampuan SDM
Peningkatan peneliti dengan tingkat pendidikan S2 dan S3
Peningkatan jumlah peneliti dengan tingkat akademis S2 dan S3,
Tersedianya SDM dan sarana serta prasarana penelitian yang dibutuhkan untukmengembangkan kapasitas nasional
Pelaksanaan a.l. : LPND RISTEK, DEPT ESDM
APENGUATANINTERNALKELEMBAGAANIPTEKDANKELEMBAGAANPENDUKUNGNYA
(2) Pengembangan sarana dan prasana penelitian
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana penelitian
Peningkatan produk-tivitas penelitian yang dihasilkan
BKERjASAMAANTARLEMBAGAIPTEKDALAMNEGERI
(1) Menghimpun kemampuan manufacturing, departemen teknis terkait, dan pemda untuk bekerjasama /kemitraan diseminasi teknologi
Peningkatan koordinasi dan kerjasama dalam penerapan dan penelitian teknologi .
Peningkatan jumlah kerjasama dalam penerapan dan Peng-kajian Teknologi.
Adanya kemampuan nasional dari berbagai lembaga pemerintah maupun swasta terkait
Pelaksanaan a.l. : LPND RISTEK, DEPT ESDM
(2) Pengembangan jaringan antar lembaga pemerintah dan legislatif yang berkaitan dengan teknologi energi
Terbentuknya forum antar pengambil keputusan, baik pusat maupun daerah
Terjalinnya komuni-kasi yang efektif antar pengambil keputusan
Peningkatan komunikasi antar pengambil keputusan dalam pengembangan teknologi energi
CKERjASAMADENGANKELEMBAGAANINTERNASIONAL
(1) Kerjasama penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi energi
Peningkatan intensitas kerjasama internasional
Peningkatan jumlah kerjasama dan penerapan produk kerja-sama teknologi
Pengakuan internasional terhadap produk teknologi nasional
Pelaksanaan a.l. : LPND RISTEK, DEPT ESDM
(2) Pengembangan lembaga untuk kalibrasi dan standardisasi
Terbentuknya lembaga standardisasi dan kalibrasi produk teknologi energi dan komponen
Tersedianya lembaga untuk standardisasi dan kalibrasi produk teknologi energi dan komponen
Lembaga yang terakreditasi secara Internasional dan produk teknologi energi dalam negeri tersertifikasi secara Internasional
AgendA Riset
�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI
(1) Kemitraan dengan sektor manufaktur nasional untuk komersialisasi hasil IPTEK energi
Tersedianya sistem produksi komponen dan sistem teknologi energi (sektor manufaktur)
Peningkatan jumlah produksi komponen dan sistem fabrikator lokal
Tersedianya komponen dan sistem teknologi energi yang diproduksi secara nasional
Pelaksanaan a.l. : LPND RISTEK , DEPARTEMEN ESDM dan Perguruan Tinggi
APEMBERDAYAANINDUSTRINASIONALPADABIDANGENERGIBARUDANTERBARUKAN
(2) Perencanaan kelistrikan daerah dan studi kelayakan teknologi energi (pembangkit listrik dg sumber energi baru dan terbarukan) bekerjasama dengan Pemda dan swasta
Tersedianya rencana pembangunan kelistrikan dan studi kelayakan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan
Adanya kesiapan Pemda dan swasta untuk menerapkan pembangkit listrik energi baru dan ter-barukan. yang akan dibangun
Peningkatan jumlah pemanfaatan batubara kualitas rendah sesuai target pasokan batubara dalam fuel-mix energi nasional
Pelaksanaan a.l. : LPND RISTEK , DEPARTEMEN ESDM dan Perguruan Tinggi
(3) Penyusunan masukan kebijakan mengenai kandungan lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukan
Adanya masukan regulasi untuk meningkatkan kandungan lokal komponen teknologi energi baru dan terbarukan.
Terbitnya regulasi tentang batasan kan-dungan lokal dalam penerapan berbagai sistem teknologi baru dan terbarukan.
Kemandirian nasional dibidang penyediaan komponen dan sistem teknologi yang berbasis teknologi energi baru dan terbarukan.
Pelaksanaan a.l. : LPND RISTEK , DEPARTEMEN ESDM dan Perguruan Tinggi
(4) Keringanan pajak dan dukungan kemudahan impor sistem /komponen teknologi energi baru dan terbarukan untuk pengembangan dan penguasaan teknologi tersebut
Insentif pajak dan dukungan kemudahan untuk pengembangan regulasi dan standardisasi sistem pendukung dan sistem produksi teknologi energi baru dan terbarukan.
Ketepatan dari pemerintah tentang insentif penggunaan energi yang diproduksi oleh energi baru dan terbarukan
Peningkatan konstribusi penggunaan energi baru dan terbarukan pada penyediaan baur-an energi, pada Pengelolaan Energi Nasional 2005.
Pelaksanaan a.l. : LPND RISTEK, DEPARTEMEN ESDM dan Perguruan Tinggi
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI
(5) Pengembangan kerjasama litbang dan kemampuan sistem produksi skala industri (scale-up).
Kerjasama antara litbang khususnya LPND Ristek, Perguruan Tinggi dan Litbang Departemen ESDM dalam satu program peningkatan hasil IPTEK teknologi energi baru dan terbarukan menjadi skala industri.
Terbentuknya Industri nasional yang mampu sepenuhnya dalam melaksanakan kegiatan Engineering, Procurement and Construction (EPC) teknologi energi baru dan terbarukan skala komersial yang ber-dasarkan kerjasama antar litbang
AgendA Riset
�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
3.3. AGENDA RISET TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN
TRANSPORTASI
3.3.1 Latar Belakang Permasalahan
Masalah transportasi adalah masalah yang sangat kompleks karena
mencakup berbagai aspek seperti ekonomi, finansial, sosial, lingkungan
hidup, politik, bahkan pertahanan dan keamanan serta ketertiban
masyarakat (kamtibmas). Hal ini karena kegiatan transportasi adalah
kegiatan derivatif (derivative demand) yang diturunkan dari berbagai kegiatan
manusia seperti sekolah, bekerja, bisnis, kegiatan sosial, pengiriman
logistik, dan sebagainya.
Transportasi terdiri atas unsur-unsur obyek angkutan (manusia
dan barang), alat angkut (sarana/kendaraan), prasarana dan sistem
(termasuk manajemen, dan lain-lain). Permasalahan yang dihadapi
oleh transportasi antarkota pada umumnya agak berbeda dengan
transportasi perkotaan. Dalam konteks transportasi antarkota (matra air,
darat, maupun udara), permasalahan umum berupa keterbatasan sarana
dan prasarana, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Sedangkan
dalam konteks transportasi perkotaan, permasalahan umumnya lebih
didominasi oleh kemacetan lalu lintas yang berdampak sangat luas pada
tingkat mobilitas yang merupakan cerminan dari tingginya intensitas
kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Obyek angkutan mencakup jumlah dan karakteristiknya serta
asal ataupun tujuan perjalanan. Dalam hal angkutan penumpang,
permasalahan pokok adalah adanya excess demand dimana jumlah
angkutan selalu lebih tinggi dari pada kapasitas yang tersedia. Hal yang
sama juga terjadi pada angkutan barang dan jasa yang terus meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah produksi dan jumlah konsumsi. Oleh
karena itu, salah satu cara mengatasinya yakni dengan menyediakan
moda angkutan yang berkapasitas besar (angkutan massal).
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Data tahun 2003 menunjukkan bahwa peran antarmoda dalam
pengangkutan penumpang tidak seimbang. Untuk moda angkutan jalan,
misalnya, peran dalam pengangkutan penumpang mencapai angka sekitar
92 persen, sedangkan moda angkutan kereta api dan Angkutan Sungai,
danau dan Penyeberangan (ASDP) masing-masing hanya mencapai
angka 6 persen dan 1 persen. Hal yang sama juga terjadi pada moda
angkutan laut dan udara yang masing-masing di bawah 1 persen. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan peran angkutan laut dan udara sekaligus
meningkatkan sinergi antarmoda, maka perlu diterapkan transportasi
antar/multimoda, khususnya untuk daerah yang pada saat ini tingkat
kebutuhannya sudah sangat tinggi.
Dalam hal sarana dan prasarana, permasalahan yang terjadi
meliputi masalah kapasitas, kenyamanan, keselamatan dan kehandalan.
Permasalahan ini umumnya terjadi karena kapasitas yang tidak men-
cukupi, baik dalam arti jumlah (kuantitas) maupun karena keterbatasan
manajemen sehingga sarana dan prasarana yang ada tidak termanfaatkan
secara optimum.
Permasalahan lain yang terkait dengan sarana adalah dalam peng-
gunaan energi dan dampaknya pada lingkungan hidup. Proporsi peng-
gunaan energi oleh sektor transportasi yang mencapai lebih 30 persen
dari total penggunaan energi nasional yang hampir seluruhnya (92%)
bersumber dari BBM tidak saja menimbulkan masalah pasokan energi
BBM, melainkan juga berdampak buruk pada lingkungan. Oleh karena itu,
penting untuk dipikirkan energi pengganti BBM disatu pihak dan solusi
terhadap pencemaran lingkungan di lain pihak. Selain itu juga penting
untuk dipikirkan penggunaan produk lokal dalam sektor transportasi
agar peran industri dalam negeri dapat bertahan pada era pasar global.
Di samping masalah-masalah di atas, sektor transportasi juga
menghadapi kendala dalam hal kesisteman, yang mencakup antara lain
manajemen/pengaturan, keamanan, kualitas dan kuantitas SDM (sebagai
AgendA Riset
�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
pelaku perjalanan dan sebagai penyedia jasa), peraturan/perundang-
undangan dan kebijakan pendukung.
Selanjutnya, pembangunan sistem transportasi perlu mempertim-
bangkan aspek kemanusiaan dan keadilan. Aspek kemanusiaan menyangkut
kualitas layanan yang disediakan, sedangkan aspek keadilan menyangkut
kesetaraan aksesibilitas baik yang terkait dengan strata sosial, wilayah, jender
dan lain-lain seperti ibu-ibu hamil, para lanjut usia dan penyandang cacat.
Pada dasarnya keberhasilan pembangunan sektor transportasi tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal di dalam sistem transportasi,
tetapi juga oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud
antara lain berupa kebijakan tata ruang yang sangat berpengaruh terhadap
pola perjalanan (orang dan barang), kebijakan energi, lingkungan hidup, serta
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan keuangan, perpajakan
dan subsidi yang sangat berpengaruh terhadap iklim investasi, pembiayaan
sektor transportasi, dan peran serta masyarakat.
Berangkat dari kompleksitas permasalahan di atas, riset dibidang
transportasi perlu didukung oleh riset pada bidang-bidang lainnya
seperti (a) sains dasar yang antara lain mencakup material, korosi,
simulasi dan pemodelan, (b) teknologi informasi, dalam rangka
optimisasi kinerja sistem transportasi, (c) energi dan lingkungan hidup
dalam rangka penggunaan energi alternatif dan minimisasi dampak
lingkungan, serta (d) sosial kemanusiaan, dalam rangka memperbaiki
perilaku bertransportasi dan memenuhi permintaan masyarakat.
3.3.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Utama
(a) Arah Kebijakan
Salah satu tahap yang paling mendasar yang diperlukan dalam
penyusunan konsep kebijakan adalah tahap identifikasi masalah, khu-
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
susnya indentifikasi permasalahan kunci yang bernilai strategis. Dalam
identifikasi ini, aspek yang diperhatikan tidak hanya menyangkut tentang
kondisi transportasi yang ada, melainkan juga kemungkinan terjadinya
perubahan di masa datang sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan
dalam Sistim Transportasi Nasional (SISTRANAS).
Pendekatan yang umum digunakan untuk melihat kinerja pe-
nyelenggaraan transportasi adalah dari aspek pemenuhan kebutuhan
transportasi yang memadai dan pelayanan. Kedua aspek ini dapat
dijadikan barometer keberhasilan suatu sistem transportasi. Oleh kare-
na itu, masalah-masalah kunci yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan transportasi yang memadai dan pelayanan dapat dianggap
sebagai isu-isu yang strategis bagi keberhasilan ataupun pencapaian
tujuan sistem transportasi nasional yang handal, efektif, efisien, ber-
keadilan, berkelanjutan (sustainable) dan memberi nilai tambah bagi sektor
lain. Pada masa yang akan datang, pembangunan sistem transportasi
diharapkan dapat mendukung pembangunan sektor-sektor lain seperti
pariwisata, pembangunan kawasan perdesaan/terpencil, kawasan per-
kotaan, kawasan perbatasan, dan sebagainya.
Sejalan dengan itu, sampai dengan tahun 2009, arah kebijakan Iptek
untuk pengembangan teknologi dan manajemen transportasi seyogyanya
diarahkan untuk (1) meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk menjawab berbagai isu yang berkaitan dengan
kebutuhan (demand), pasokan (supply) dan pelayanan transportasi, seperti
keselamatan, keamanan, kehandalan dan kenyamanan, serta terjangkau
masyarakat luas; (2) meningkatkan kemampuan iptek strategis dalam
rangka pengembangan sistem transportasi nasional yang handal, efektif
dan efisien yang sesuai kebutuhan masyarakat, kondisi fisik wilayah
serta sosial-ekonomi budayanya; (3) meningkatkan penguasaan dan
kemampuan teknologi industri dalam negeri untuk mendukung sistem
transportasi nasional guna mendukung kelancaran sistem operasional
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
dan kemampuan untuk merawat serta ramah lingkungan dan hemat
energi; (4) meningkatkan kapasitas teknologi pada sistem produksi di
dunia usaha dan industri serta peningkatan sinergi antar komponen
sistem inovasi; (5) meningkatkan kemampuan manufakturing teknologi
tinggi dan tepat guna yang berdaya saing internasional untuk mendukung
pembangunan sarana dan prasarana transportasi dan (6) memperkuat
kerja sama kelembagaan yang berkelanjutan dan terintegrasi untuk
mengimplementasikan berbagai rekomendasi hasil riptek dengan men-
sinergikan kemampuan industri nasional.
(b) Prioritas Utama
Prioritas utama dalam pengembangan teknologi dan manajemen
transportasi adalah:
(1) Mengembangkan program-program iptek transportasi dengan kriteria
terintegrasi, sesuai kebutuhan masyarakat serta mengutamakan
keselamatan, keamanan dan kesesuaian dengan komponen lokal,
(2) Meningkatkan riset pengembangan dalam sistem manajemen dan
studi kelayakan transportasi yang mencakup angkutan perkotaan
(urban transportation) dan angkutan umum (public transportation).
Termasuk dalam hal ini adalah demand management, rekayasa
pembiayaan (financial engineering), kebijakan tarif dan pricing policy,
kemampuan teknologi dalam negeri dengan memperbesar peng-
gunaan komponen lokal, mitigasi dampak sosial dan lingkungan,
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta
ilmu dasar dalam optimisasi sistem transportasi. Selain itu perlu
pula dipikirkan aspek konservasi energi bagi kegiatan transportasi
misalnya dengan pengembangan kendaraan dengan teknologi
hibrid, penggunaan kendaraan tidak bermotor dsb.
(3) Meningkatkan riset guna mendukung rencana induk (masterplan)
sistem transportasi antar/multi moda di daerah-daerah yang tingkat
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
kebutuhannya sudah sangat tinggi, seperti Sumatera, Jawa, Bali.
Misalnya riset tentang pengembangan wilayah, tataruang wilayah,
dsb.
3.3.3 Target Capaian 2009 dan Sasaran 2025
Target capaian secara umum sampai dengan tahun 2009 adalah
sebagai berikut:
(1) Digariskannya kebijakan transportasi berdasarkan hasil litbang yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan angkutan umum dan
angkutan perkotaan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan,
serta sumber daya lokal,
(2) Tersusunnya sistem manajemen serta strategi implementasi sistem
angkutan umum dan angkutan perkotaan yang mencakup antara lain
aspek-aspek pembiayaan, pricing policy, penggunaan komponen lokal,
dampak sosial, dampak lingkungan, pemanfaatan TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) serta konservasi energi, multi moda yang
terpadu,
(3) Telah siapnya rencana induk sistem transportasi antar/multi moda
minimal di Pulau Jawa, Sumatera dan Bali, berdasarkan hasil studi,dan
kebijaksanaan pembangunan wilayah atau kawasan,
(4) Telah tersusunnya strategi dan perangkat teknologi yang dibutuhkan
guna mendukung peningkatan kapasitas sarana dan prasarana
transportasi.
Sedangkan sasaran akhir pada tahun 2025 adalah:
(5) Diterapkannya sistem angkutan masal perkotaan di beberapa kota
besar di Indonesia,terpadu dengan angkutan perkotaan lainnya,
(6) Adanya mekanisme subsidi baik secara langsung maupun tidak
langsung (termasuk yang berasal dari pricing policy), yang baku untuk
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
menunjang terselenggaranya sistem angkutan umum yang terjangkau
oleh masyarakat luas,
(7) Terselenggaranya sistem transportasi yang optimum, terpadu antar
moda, berkeadilan dan ramah lingkungan yang ditunjang oleh pe-
manfaatan TIK (Teknologi, Informasi dan Komunikasi),
(8) Meningkatnya pemanfaatan energi alternatif dan efisiensi penggu-
naan BBM oleh sektor transportasi,
(9) Meningkatnya kontribusi industri dalam negeri di sektor transpor-
tasi yang didukung oleh adanya kebijakan penggunaan industri
dalam negeri,
(10) Hasil riset sistem transportasi antar/multi moda terpadu sudah di-
terapkan di daerah- daerah yang tingkat kebutuhannya sudah sangat
tinggi sesuai masterplan yang disetujui.
3.3.4 Program
Penelitian dan Pengembangan Iptek:
Dalam bidang penelitian dan pengembangan iptek terdapat 6
program sebagai berikut:
(a) Penguatan ilmu dasar seperti (1) teknik simulasi dan pemodelan
dalam rangka optimalisasi sistem transportasi dengan menggunakan
teknik simulasi dan pemodelan, (2) reaksi kimia dalam proses
korosi yang sangat berpengaruh terhadap umur ekonomis sarana
dan prasarana transportasi, (3) matematika, fisika, mekanika, dan
lain-lain yang terkait dengan pemanfaatan energi gelombang untuk
pembangkit tenaga listrik dan efeknya terhadap proses perusakan
lingkungan, penerapan teknologi baru seperti hovercraft, magnetic
levitated train (Maglev), monorail, wing in surface effect (WiSE), kapal sungai,
dan lain-lain. Adapun keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
adalah: (1) model matematika dan atau perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk optimasi kinerja sarana dan prasarana transportasi,
(2) metoda, alat atau material yang dapat digunakan untuk me-
ngurangi kecepatan atau bahkan mengeliminasi proses korosi yang
sangat berpengaruh terhadap pengurangan umur ekonomis sarana
dan prasarana transportasi, (3) metoda, rumus, perangkat lunak
dan lain-lain yang dapat digunakan untuk menganalisa prinsip kerja
serta sisi positip dan negatip penerapan teknologi baru serta sebagai
dasar untuk pembangunan prototip teknologi baru, (4) rekomendasi
penerapan teknologi baru, dan (5) prototip teknologi baru.
(b) Studi standardisasi sarana dalam konteks: (1) peningkatan keselamatan
dan keamanan transportasi, (2) transportasi intermodal (3) konservasi
dan penghematan energi, (4) minimalisasi dampak lingkungan,
(c) Penyusunan pedoman dan standar tentang disain teknis serta
manajemen operasional sarana dan prasarana transportasi
antara lain di sistem perawatan,
(d) Evaluasi regulasi/deregulasi di bidang transportasi dalam rangka
efisiensi nasional misalnya dampak Inpres 5 Tahun 2005 tentang
pemberdayaan armada laut nasional, ratifikasi konvensi internasional
di bidang transportasi, dan lain-lain,
(e) Tinjauan terhadap reglemen kereta api dalam kaitannya dengan
sistem persinyalan, Operation Control Centre (OCC), telekomunikasi
dan pengoperasian kereta api modern,
(f ) Regenerasi pesawat udara dikaitkan dengan penuaaan armada
pesawat udara serta perkembangan tingkat kebutuhan angkutan
udara di Indonesia.
Difusi dan Pemanfaatan
Pada bidang difusi dan pemanfaatan iptek, terdapat 3 program
yaitu (a) angkutan perkotaan dan angkutan umum, (b) angkutan umum
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
masal perkotaan serta (c) diversifikasi dan konservasi energi di sektor
transportasi. Dalam jangka panjang diharapkan peran angkutan umum
dapat dioptimumkan, kemacetan lalu lintas dapat diturunkan dan
dampak lingkungan dapat diminimumkan. Adapun rincian dari ketiga
program yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(a) Angkutan perkotaan dan angkutan umum
Dalam konteks angkutan perkotaan dan angkutan umum, masa-
lah utama yang dihadapi adalah kemacetan lalu lintas. Hal ini dapat
disebabkan oleh peran angkutan umum yang tidak optimal, angkutan
umum masal yang masih belum diterapkan di kota-kota besar di Indonesia,
disiplin lalu lintas yang relatif rendah serta belum diterapkannya teknologi
Intelligent Transportation System (ITS). Oleh karena itu maka kajian difokuskan
pada 5 hal yang terkait dengan (1) estimasi permintaan transportasi yang
diperlukan; (2) penentuan proporsi peran angkutan umum dan angkutan
pribadi, (3) angkutan umum masal perkotaan, (4) riset sosial yang terkait
dengan perilaku bertransportasi dan (5) implementasi ITS.
(1) Penentuan Proporsi Peran Angkutan Umum dan Angkutan Pribadi:
Kegiatan penentuan proporsi peran angkutan umum dibanding
kendaraan pribadi (modal split) mencakup hal-hal sebagai berikut
(a) identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana transportasi, (b)
kebutuhan biaya investasi untuk penyediaan sarana dan prasarana
angkutan umum, (c) dampak sosial peningkatan penggunaan
angkutan umum, (d) dampak lingkungan peningkatan penggunaan
angkutan umum, serta (e) estimasi konsumsi BBM yang bisa dihemat
akibat peningkatan penggunaan angkutan.
Dari topik-topik kajian tersebut di atas dapat dilihat bahwa hal penting
yang ingin diketahui dari hasil kegiatan ini adalah dinamika kebutuhan
masyarakat terhadap alat angkutan konsekuensi dari peningkatan
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
peran angkutan umum baik dalam aspek finansial, dampak sosial,
dampak lingkungan maupun konsumsi penggunaan BBM.
(2) Angkutan Umum Masal Perkotaan:
Dalam penerapan sisem angkutan umum masal, sangat banyak aspek
yang perlu dikaji. Namun demikian mengingat terbatasnya waktu
dan biaya, kegiatan ini minimal mencakup beberapa aspek seperti:
(a) kelayakan teknis dan ekonomis, (b) rekayasa pembiayaan yang
terkait dengan kelayakan finansial, sumber-sumber pembiayaan
proyek, strategi pengadaan (procurement strategy) dan syarat-syarat
pembiayaan, skenario pembiayaan proyek, sumber-sumber pengem-
balian biaya investasi dan pola pengembalian biaya investasi serta
pola kerjasama pemerintah dan swasta (public private partnership)
yang terkait dengan alokasi resiko, jenis-jenis konsesi yang dapat
diberikan kepada investor, struktur kepemilikan dan pengoperasian
proyek, (c) sistem informasi transportasi antar moda yang akan
sangat membantu bagi penumpang untuk melanjutkan perjalanan
dengan menggunakan moda angkutan yang lain.
Untuk implementasi sistem angkutan umum masal di perkotaan
diperlukan kebijakan pendukung. Kebijakan yang dimaksud terkait
dengan aspek finansial, penggunaan komponen lokal, aspek keadilan
serta strategi dan regulasi pemasaran.
Dalam aspek finansial, cakupannya adalah (a) kebijakan insentif
dan disinsentif yang terkait dengan biaya produksi, tingkat
pendapatan, tingkat subsidi, serta jenis subsidi langsung atau
tidak langsung, serta konsesi yang diberikan oleh Pemerintah,
(b) sistem tiket terpadu, (c) implementasi pembatasan lalu lintas
baik dengan menggunakan kebijakan fiskal maupun moneter,
termasuk dalam hal ini adalah road pricing, parking pricing, fuel
pricing dalam kaitannya dengan traffic demand management, undang-
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
undang perpajakan, mekanisme penganggaran, investasi serta
kondisi sosial politik di Indonesia.
Dalam hal penggunaan komponen lokal, persoalan utama adalah
yang tekait dengan kualitas produksi dan resiko kegagalan yang
dihadapi oleh investor. Tingginya resiko kegagalan akan menyulitkan
pihak investor untuk mendapatkan dukungan perbankan, selain itu
hal ini juga akan menyebabkan tingginya biaya asuransi.
Yang dimaksud dengan aspek keadilan adalah kesamaan akses
oleh berbagai komponen masyarakat. Pemanfaatan angkutan
umum masal tidak hanya dimaksudkan untuk para penumpang dari
strata sosial menengah atas, tetapi juga harus dapat diakses oleh
kelompok masyarakat dari strata sosial menengah bawah. Hal ini
berarti harga tiket harus terjangkau dengan tetap mempertahankan
kualitas pelayanan pada tingkat yang memadai. Selain itu, perlu
pula disediakan fasilitas khusus bagi para penyandang keterbatasan
seperti para lanjut usia, ibu-ibu hamil, orang tua yang membawa bayi
serta para penyandang cacat. Persoalan yang dihadapi dalam hal ini
adalah pada satu sisi menyebabkan peningkatan biaya investasi yang
cukup besar, sementara pada sisi yang lain, jumlah penggunanya
relatif sedikit.
Kebijakan lain yang tidak kalah penting adalah yang terkait dengan
strategi dan regulasi pemasaran (marketing). Hal ini diperlukan untuk
mengantisipasi persaingan yang tidak sehat.
(3) Riset Sosial Tentang Perilaku Berlalu lintas
Mengingat rendahnya disiplin lalu lintas di perkotaan, perlu dilakukan
riset sosial tentang perilaku pelaku perjalanan yang terkait dengan
etika berlalu lintas.
Minimal hal-hal yang dicakup dalam kajian ini adalah (a)
pengaruh etika berlalu lintas terhadap tingkat kemacetan dan
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
tingkat keselamatan, (b) tingkat pemahaman pelaku perjalanan
atas etika berlalu lintas serta undang-undang dan peraturan, (c)
praktek pengambilan SIM dan (d) praktek penegakan hukum di
lapangan.
Setelah didapatkan data tentang hal-hal tersebut di atas, maka perlu
dilakukan kajian-kajian tentang (a) teknik-teknik dan strategi perbaikan
perilaku berlalu lintas serta pendisiplinan penggunaan ruang jalan
melalui teknik-teknik publikasi dan pendidikan masyarakat, serta (b)
penerapan suatu unit yang dapat menampung keluhan dan saran-
saran dari pengguna jasa transportasi dalam rangka mendorong
partisipasi masyarakat.
(4) Implementasi ITS
Salah satu alternatif yang dapat dipergunakan untuk mengurangi
tingkat kemacetan lalu lintas dan optimalisasi sistem transportasi
adalah penerapan teknologi Intelligent Transportation System (ITS).
Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk melihat sejauh mana
teknologi seperti Global Positioning System (GPS), papan informasi lalu
lintas, detektor lalu lintas, dan lain-lain dapat diterapkan secara
tepat di Indonesia.
(b) Transportasi antar/multi moda
Pada masa yang akan datang, transportasi antar/multi moda
diharapkan dapat menjamin kesinambungan transportasi baik untuk
angkutan penumpang maupun barang dari titik asal ke titik tujuan.
Pada saat ini persoalan yang paling menonjol adalah rendahnya
koordinasi antar moda, sehingga proses pemindahan antar moda
tidak bisa berjalan dengan mulus.
Dalam kaitan dengan hal tersebut kajian tentang transportasi antar/
multi moda mencakup (1) model penyelenggaraan transportasi
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
antar/multi moda yang optimum, (2) intermodal supply chain security, (3)
prototype intermodal terminal, dan (4) rencana induk sistem transportasi
antar/multi moda di daerah-daerah yang tingkat kebutuhannya sudah
sangat tinggi.
Model penyelenggaraan transportasi antar/multi moda yang
optimum meliputi model kerjasama antara pemerintah-swasta
maupun swasta-swasta, sistem penjaminan resiko dan asuransi dan
peraturan dan kelembagaan yang diperlukan.
Sistem transportasi antar/multimoda mencakup angkutan barang
mudah busuk, barang mudah rusak, barang yang harganya mahal,
sembako, dan lain-lain. Adapun keluaran yang diharapkan antara
lain berupa pola distribusi angkutan barang, lokasi titik-titik simpul
transportasi, moda angkutan yang digunakan dan kompatibilitas
antar moda, prasarana yang dibutuhkan, kebutuhan waktu serta
biaya di setiap titik simpul transportasi akibat adanya perpindahan
moda.
Kajian ini juga mencakup tahapan pengembangan sistem transportasi
antar/multi moda, biaya investasi yang dibutuhkan pada tiap tahapan
serta kajian kelayakan ekonomi dan finansial.
Selain itu juga dikaji masalah peningkatan reliability dan punctuality
sistem transportasi antar/multi moda dalam rangka peningkatan kinerja
pelayanan, termasuk kinerja pelayanan di simpul-simpul transportasi.
(c) Diversifikasi dan konservasi energi di sektor transportasi
Mengingat tingginya konsumsi energi BBM di sektor transportasi,
serta terbatasnya ketersediaan BBM di masa yang akan datang
maka perlu dilakukan kajian yang terkait dengan diversifikasi dan
konservasi energi.
Dalam konteks tersebut di atas, kajian tentang diversifikasi dan
konservasi energi difokuskan pada 4 hal yaitu (1) konversi moda
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
angkutan jalan untuk penggunaan energi alternatif seperti (antara
lain) listrik, gas, dan gasohol, (2) pengembangan kendaraan dengan
teknologi hybrid, (3) peningkatan penggunaan kendaraan tidak ber-
motor dan (4) pemanfaatan energi alternatif.
Penguatan Kelembagaan Iptek
Dalam pelaksanaan program-program iptek, sering ditemui kendala
berupa kurangnya koordinasi dan sinergi antar lembaga iptek serta
lemahnya kompetensi lembaga iptek. Dengan demikian maka produk
yang dihasilkan kurang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi
proses produksi serta kualitas dan kuantitas produksi.
Berdasarkan hal tersebut maka dianggap perlu untuk melakukan kajian
tentang kerjasama kelembagaan iptek yang mencakup (1) inventarisasi
lembaga iptek yang mencakup kompetensi serta kelengkapan prasarana
dan sarana iptek yang dimiliki dan (2) sistem informasi mengenai
kompetensi serta kelengkapan prasarana dan sarana iptek yang tersedia
pada masing-masing lembaga iptek.
Selain itu perlu pula dilakukan kajian untuk dapat meningkatkan
kompetensi lembaga iptek. Kegiatan yang dimaksud antara lain
mencakup (1) teknik dan strategi peningkatan kompetensi lembaga
iptek serta (2) teknik dan strategi peningkatan kerjasama antara
lembaga iptek dengan pengguna iptek, yaitu industri dan penyedia jasa
transportasi.
Interaksi antara lembaga iptek dengan pengguna iptek sangat penting
karena hanya melalui proses inilah lembaga iptek dapat mengetahui
persoalan-persoalan nyata yang dihadapi oleh pengguna. Selanjutnya
adalah tugas lembaga iptek untuk melakukan kajian-kajian dalam rangka
mencari solusi atas permasalahan yang ada. Dengan demikian maka
hasil kegiatan iptek dapat menjadi lebih aplikatif dan langsung dapat
menjawab persoalan nyata yang dihadapi oleh para pengguna.
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
Banyak hal yang terkait dengan peningkatan sistem produksi, tetapi
dalam hal ini difokuskan pada 3 hal yaitu (1) sarana, (2) prasarana dan
(3) sumber daya manusia (SDM).
Dalam hal ini yang terkait dengan sarana misalnya difokuskan pada
pengembangan transportasi antar pulau serta sistem transportasi sungai
dan danau. Sedangkan dalam bidang prasarana difokuskan pada hal-
hal yang terkait dengan peningkatan kualitas dan kapasitas prasarana
transportasi serta pemanfaatanya. Adapun yang terkait dengan SDM
difokuskan pada peningkatan kualitas dan kuantitas.
Fokus kegiatan terkait dengan sarana transportasi
Dalam konteks pengembangan transportasi antar pulau, beberapa hal
yang perlu dikaji adalah (a) pengembangan kapal domestik dan Pelra, (b)
kebutuhan kapal laut penumpang, (c) pengembangan penggunaan kapal
penyeberangan antara lain Ro-Ro, dan (d) evaluasi pelayanan angkutan
penumpang perintis, (e) evaluasi kinerja pelayanan darat/pelabuhan.
Selain itu perlu pula dikaji masalah sarana untuk pengembangan sistem
transportasi sungai dan danau.
Fokus kegiatan terkait dengan prasarana transportasi
Jembatan, jalan, terminal, stasiun, dermaga penyeberangan, pela-
buhan, bandara adalah jenis prasarana transportasi yang perlu dilakukan
kajian-kajian dalam rangka peningkatan kualitas dan kapasitasnya.
Termasuk dalam hal ini adalah penerapan Airport air traffic service technology,
Communication Navigation Surveillance/Air Traffic Management (CNS/ATM), ser-
ta Ground Base Augment System (GBAS).
Hal lain yang perlu dipikirkan adalah peningkatan kapasitas fasilitas
bongkar muat yang mencakup antara lain dermaga, parkir, gudang,
terminal serta sistem bongkar muat dan keserasian pindah moda, serta
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
pemanfaatan pelabuhan khusus dan bandara khusus untuk pelayanan
umum.
Fokus kegiatan terkait dengan peningkatan SDM
Beberapa hal yang perlu dikaji adalah yang terkait dengan (a)
teknik dan strategi pengembangan SDM transportasi dalam rangka
menghasilkan SDM transportasi yang kompetensinya diakui sesuai
standar internasional (ICAO, IMO, dan sebagainya), (b) inventarisasi
lembaga diklat, kompetensi, kurikulum, serta sarana dan prasarana yang
dimiliki, (c) teknik dan strategi peningkatan kompetensi lembaga diklat,
dan (d) peningkatan pemanfaatan lembaga diklat.
Adapun tentang keluaran dari masing-masing kegiatan serta sasaran
yang ingin dicapai pada tahun 2009 maupun tahun 2025 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK
(a) Penguatan ilmu dasar
Terlaksananya kajian-kajian tentang ilmu da-sar yang terkait dengan: 1) Optimasi
pengoperasian sarana dan prasarana transportasi
2) Proses korosi3) Pembangunan dan
atau implementasi teknologi baru seperti hover-craft, maglev, monoraíl, wing in surface effect (WiSE), dsb
Tersedianya:1) Model matematika
dan atau perangkat lunak untuk optimasi kinerja sa-rana dan prasarana transportasi
2) Metoda, alat, atau bahan kimia yang dapat mengurangi kecepatan atau mengeliminir proses korosi
3) Metoda, rumus, perangkat lunak yang dapat digu-nakan untuk men-ganalisa prinsip kerja dan penera-pan teknologi baru, serta untuk pemba-ngunan prototip teknologi baru
4) Rekomedasi pener-apan teknologi baru
5) Prototip teknologi baru
1) Tersedianya sistem transportasi yang optimum
2) Proses korosi dapat diperlambat sehingga umur ekonomis dapat diperpanjang
3) Teknologi baru yang direkomen-dasikan sudah dapat diiplemen-tasikan dan atau diproduksi di da-lam negeri
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga LitbangPengguna a.l.: Pengelola fasilitas transportasi
(b) Studi standardisasi sarana dalam konteks: 1) peningkatan
keselamatan dan keamanan transportasi,
2) transportasi intermodal
3) konservasi dan penghematan energi,
4) minimalisasi dampak lingkungan
Terlaksananya studi standardisasi sarana transportasi
Tersedianya standar untuk sarana trans-portasi yang1) aman, 2) kompatibel, 3) hemat energi,4) ramah lingkungan
Standar sudah dibakukan dalam bentuk undang-undang
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang, BSN
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(c) Penyusunan pedoman dan standar tentang disain teknis serta manajemen operasional sarana dan prasarana transportasi
Terlaksananya penyusunan pedoman dan standar tentang disain teknis serta ma-najemen operasional sarana dan prasarana trans-portasi
Tersedianya pedo-man dan standar tentang:1) Disain teknis sa-
rana dan prasa-rana transportasi
2) Manajemen ope-rasional sarana dan prasarana trans-portasi
Standar sudah dibakukan dalam bentuk undang-undang10 Pedoman dan
standar sudah dibakukan dalam bentuk undang-undang
2) Masalah per-awatan sarana dan prasarana transportasi sudah dapat diatasi
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang, BSN
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi
(d) Evaluasi regulasi/ deregulasi di bidang transportasi dalam rangka efisiensi na-sional misal (1) dampak Inpres 5 Tahun 2005 tentang pem-berdayaan armada laut nasional, (2) ratifikasi konvensi internasional di bidang transportasi.
Tersedianya hasil kajian tentang dampak positip dan negatip antara lain akibat:1) penerapan Inpres 5
tahun 2005 2) ratifikasi konvensi
internasi-onal di bidang transportasi.
Tersedianya konsep regulasi/deregulasi di bidang transpor-tasi dalam rangka peningkatan efisiensi nasional
Meningkatnya efisiensi di bidang transportasi nasional
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi laut
(e) Tinjauan terhadap reglemen kereta api dalam kaitannya dengan sistem persinyalan, OCC, telekomunikasi dan pola pengoperasian sistem kereta api modern.
Tersedianya hasil kajian tentang kesesuaian reglemen dengan sistem perkeretaapian modern
Tersedianya konsep undang-undang dan peraturan yang se-suai dengan teknologi perkeretaapian modern
Tersedianya un-dang-undang dan peraturan yang sesuai dengan pengoperasian sistem perkereta-apian modern
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga LitbangPengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa angkutan KA
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(f) Regenerasi pesawat udara dikaitkan dengan penuaan armada pesawat udara serta perkembangan tingkat kebutuhan angkutan udara di Indonesia
Terselenggaranya ka-jian tentang regenerasi pesawat udara
Tersedianya konsep dan strategi regenerasi pesawat udara
Tersedianya armada pesawat udara dengan jenis dan jumlah yang tepat
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga LitbangPengguna a.l.: Pemerintah, Penyedia jasa angkutan udara, Pengelola bandara
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK
(a) Angkutan perkotaan dan angkutan umum
1) Tersedianya hasil kajian tentang proporsi peran ang-kutan umum diban-ding kendaraan pribadi (modal split) dalam kerangka sistem transportasi perkotaan
Tersedianya informasi tentang:1) Kebutuhan sarana
dan prasarana trans-portasi
2) Kebutuhan biaya investasi penyediaan sarana dan prasa-rana angkutan umum (kereta api, bus, dll)
3) Dampak sosial pen-ingkatan penggunaan angkutan umum (kereta api, bus, dll)
4) Dampak lingkungan pe-ningkatan penggu-naan angkutan umum (kereta api, bus, dll)
5) Estimasi konsumsi BBM yang bisa di-hemat akibat pening-katan penggunaan angkutan umum (kereta api, bus, dll)
Penggunaan angkutan umum dibanding kendaraan pribadi sudah berada pada proporsi yang tepat
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang, Pemda
Pengguna a.l.: Pemda
2) Terseleng-garanya kajian tentang Ang-kutan Umum Masal perkotaan
Tersedianya informasi tentang:1) Kelayakan teknis2) Kelayakan ekonomi3) Konsep rekayasa
pembiayaan yang mencakup antara lain: kelayakan finan-sial, sumber-sumber pembiayaan proyek, syarat-syarat pem-biayaan, skenario pembiayaan proyek, sumber-sumber pengembalian biaya investasi dan pola pengembalian biaya investasi, pola ker-jasama pemerintah dan swasta (public private partner-ship).
Sistem angkutan umum masal su-dah terimplemen-tasi di kota-kota besar di Indonesia
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan Litbang, Lembaga Penelitian, Pemda
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah)
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
4) Sistem informasi trans-portasi antar moda
5) Kebijakan pendukung yang mencakup:
(a) kebijakan tarif, (b) sistem tiket terpadu, (c) pembatasan lalu
lintas dengan meng-gunakan kebijakan fiskal maupun non-fiskal,
(d) penggunaan kompo-nen lokal
(e) penyediaan fasilitas khusus bagi para lanjut usia, ibu-ibu hamil, orang tua yang membawa bayi dan para penyandang cacat
(f) strategi dan regulasi pemasaran (marketing) terutama untuk mengantisipasi persaingan yang tidak sehat.
Tersedianya informasi tentang:1) Pengaruh etika berlalu
lintas terhadap tingkat kemacetan dan tingkat keselamatan,
2) Tingkat pemahaman pelaku perjalanan atas etika berlalu lintas serta undang-undang dan peraturan,
3) Praktek pengambilan SIM,
4) Praktek penegakan hukum di lapangan
5) Teknik-teknik dan stra-tegi perbaikan perilaku berlalu lintas serta pendisiplinan peng-gunaan ruang jalan
6) Unit penampung keluh-an dan saran-saran dari masyarakat
3) Terlaksananya riset sosial tentang peri-laku pelaku perjalanan yang terkait dengan kajian tentang etika berlalu lintas
Pelaku perjalanan dapat memahami undang-undang/ peraturan lalu lintas, serta me-matuhi etika berlalu lintas
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penegak Hukum
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
4) Terselenggaranya kajian tentang ITS untuk mengurangi kemacetan lalu lin-tas
Tersedianya informasi tentang peralatan Intelligent Transporta-tion System (ITS) yang sesuai untuk Indonesia
TS sudah terpa-sang di beberapa kota besar di Indonesia, sesuai tingkat kebutuhan
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemda
(b) Transportasi antar/multi moda
1) Terlaksananya kajian tentang model penyelenggaraan transportasi antar moda yang optimum
Tersedianya:1) Model kerjasama
antara pemerintah-swasta maupun swasta-swasta untuk pengemban-gan transportasi antar/multi moda
2) Sistem penjaminan resiko dan asuransi
3) Peraturan dan kelembagaan yang diperlukan
Transportasi antar/multi moda sudah terseleng-gara dengan baik
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi antar/multi moda
2) Terselenggaranya kajian tentang inter-modal supply chain security
Tersedianya konsep penerapan intermodal supply chain security
Konsep supply chain security sudah terimple-mentasi
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penyedia jasa transportasi antar/multi moda
3) Terselenggaranya kajian tentang prototipe intermodal terminal
Tersedianya prototipe tentang intermodal terminal
Konsep intermo-dal terminal su-dah diimplemen-tasikan
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah, Pengelola terminal intermoda
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
4) Terselenggaranya kajian tentang rencana induk sistem transpor-tasi antar/multi moda di daerah-daerah yang tingkat kebutuhannya sudah sangat tinggi
Tersedianya informasi tentang:1) Pola distribusi
angkutan barang 2) Lokasi titik-titik simpul
transportasi3) Moda angkutan
yang digunakan dan kompatibilitas antar moda
4) Prasarana yang dibutuhkan,
5) Kebutuhan waktu dan biaya di setiap titik simpul transportasi akibat adanya perpin-dahan moda
6) Tahapan pengem-bangan sistem transportasi antar/multi moda serta biaya investasi yang dibutuh-kan pada tiap tahapan
7) Kajian kelayakan eko-nomi dan finansial
Sistem transportasi antar/multi moda minimal di pulau Jawa, Sumatera dan Bali sudah diimplementasikan
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/ lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah)
5) Terselenggaranya kajian tentang pe-ningkatan kinerja
Tersedianya konsep pe-ningkatan reliability dan punctuality dalam rangka peningkatan kinerja pela-yanan, termasuk kinerja pelayanan di simpul-simpul transportasi
Kinerja pelayanan bisa dioptimumkan
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pengelola prasarana transportasi
Terselenggaranya kajian tentang:1) Konversi mesin
kendaraan2) Pengembangan kenda-
raan teknologi hybrid3) Kebijakan pendukung
yang diperlukan
Tersedianya:1) Teknik dan prosedur
konversi yang bisa diakses oleh masyara-kat luas,
2) Contoh mesin-mesin yang sudah dikonversi
3) Prototip kendaraan dengan teknologi hybrid
4) Kebijakan pendukung yang diperlukan, termasuk penggunaan kendaraan tidak bermotor
Konsumsi BBM dari sektor transportasi dapat diminimumkan
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Industri
Diversifikasi dan konversi energi di sektor transportasi
(c)
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
II PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK
(a) Model kerjasama kelembagaan Iptek
Terselenggaranya kajian tentang:1) Inventarisasi
lembaga Iptek yang mencakup kompe-tensi serta keleng-kapan prasarana dan sarana Iptek yang dimiliki
2) Sistem informasi mengenai kompe-tensi serta keleng-kapan prasarana dan sarana Iptek yang tersedia pada masing-masing lembaga Iptek
1) Tersedianya informasi tentang kompetensi serta ke-lengkapan prasarana dan sarana yang dimiliki oleh setiap lembaga Iptek
2) Tersedianya sistem informasi mengenai kompetensi serta ke-lengkapan prasarana dan sarana yang dimiliki oleh setiap lembaga Iptek
Terwujudnya kerjasama dan si-nergi positip antar lembaga Iptek
Pelaksana a.l. : KRT, Perguruan Tinggi, Badan/Lem-baga Litbang, Puspiptek
Pengguna a.l. : Badan/Lembaga Iptek
(b) Peningkatan kompetensi lembaga iptek
Terselenggaranya kajian tentang:1) Teknik dan strategi
peningkatan kompe-tensi lembaga iptek
2) Teknik dan strategi peningkatan kerja-sama antara lemba-ga iptek dengan peng-guna iptek (industri dan penyedia jasa transportasi)
Tersedianya infor-masi tentang teknik dan strategi tentang:1) Peningkatan kompe-
tensi lembaga iptek2) Kerjasama antara
lembaga iptek de-ngan pengguna iptek (industri dan penye-dia jasa transportasi)
1) Terdapat hu-bungan timbal balik saling menguntungkan antara lembaga iptek dengan peng-guna iptek
2) Hasil iptek sudah diman-faatkan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi, serta kualitas dan kuantitas hasil produksi
Pelaksana a.l.: KRT, Perguruan Tinggi, Badan/Lem-baga Litbang
Pengguna a.l. : Badan/Lembaga Iptek, industri dan penyedia jasa transportasi
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
III PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI
(a) Pengembangan transportasi antar pulau
Terselenggaranya kajian tentang:1) Pengembangan kapal
domestik dan Pelra2) Kebutuhan kapal laut
penumpang3) Pengembangan
penggunaan kapal pe-nyeberangan (antara lain Ro-Ro)
4) Evaluasi pelayanan angkutan penumpang perintis
Tersedianya informasi tentang:1) Kebutuhan armada
kapal domestik dan pelra
2) Kebutuhan armada kapal laut penum-pang
3) Kebutuhan armada kapal penyeberang-an (antara lain Ro-Ro)
4) Hasil evaluasi pelayanan angkutan pe-numpang perintis
1) Sudah terdapat armada kapal penumpang, barang dan penyeberangan termasuk kapal pelra yang se-suai dengan kebutuhan
2) Pelayanan ang-kutan perintis sudah sesuai dengan kebu-tuhan
Pelaksana a.l. : Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l. : Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penye-dia jasa transportasi antar pulau
(b) Pengembangan sistem transportasi sungai dan danau
Terselenggaranya kajian tentang:1) Teknik dan strategi
pengembangan sistem transportasi sungai dan danau serta keterpa-duannya dengan moda transportasi yang lain
2) Peraturan, kelemba-gaan serta kebijakan pendukung yang dibutuhkan
3) Kelayakan teknis, lingkungan, ekonomi dan finansial
Sudah tersedia informasi tentang:1) Teknik dan strategi
pengembangan sistem transportasi sungai dan danau serta keterpaduannya dengan moda trans-portasi yang lain
2) Peraturan, kelembagaan serta kebijakan pendukung yang dibutuhkan
3) Kelayakan teknis, lingkungan, ekonomi dan finansial
Sistem transpor-tasi sungai dan danau sudah termanfaatkan secara optimum
Pelaksana a.l. : Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Penye-dia jasa transpor-tasi sungai dan danau
(c) Peningkatan kualitas dan ka-pasitas prasarana transportasi, ter-masuk penerapan Airport air traffic service technology, CNS/ATM
Sudah terselengaranya kajian tentang peningkat-an kualitas dan kapasitas prasarana transportasi (jembatan, jalan, terminal, stasiun, dermaga penye-berangan, pelabuhan, bandara, dll), termasuk penerapan Airport air traffic service technology, CNS/ATM
Sudah tersedia informasi tentang:1) Daftar prasarana
transportasi yang perlu ditingkatkan kualitas dan kapasi-tasnya
2) Daftar airport yang memerlukan penerap-an Airport air traffic service technology, CNS/ATM
3) Gambaran kelayakan teknis, ekonomi dan finansial
Kualitas dan kapa-sitas prasarana transportasi sudah ditingkatkan sam-pai titik optimum
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Pengelola prasarana transportasi
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
Sudah terselenggara-nya kajian tentang peningkatan kapasitas fasilitas bongkar muat yang mencakup antara lain dermaga, parkir, gudang, terminal.
Sudah tersedia informasi tentang:1) Daftar fasilitas bong-
kar muat yang perlu ditingkatkan
2) Kapasitas dan kinerja fasilitas bongkar muat
3) Sistem bongkar muat dan keserasian pindah moda
4) Kelayakan teknis, ekonomi dan finan-sial
Kapasitas fasilitas bongkar muat yang mencakup antara lain derma-ga, parkir, gudang, terminal sudah dapat ditingkatkan sampai titik yang optimum
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga LitbangPengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Pe-ngelola prasarana transportasi
Peningkatan kapasitas fasilitas bongkar muat yang mencakup antara lain dermaga, parkir, gudang, terminal.
(d)
Sudah terselenggara-nya kajian tentang pemanfaatan pelabuhan dan bandara khusus untuk pelayanan umum
Sudah tersedia informasi tentang pelabuhan dan bandara khusus yang mencakup:1) Daftar lokasi pela-
buhan dan bandara khusus
2) Status kepemilikan3) Data-data teknik 4) Kelengkapan sarana
dan prasarana 5) Sisa kapasitas yang
bisa dimanfaatkan 6) Gambaran kelayakan
teknis serta ekonomi dan finansial
Beberapa pelabuhan dan bandara khusus sudah dapat digunakan untuk pelayanan umum
Pelaksana a.l.: Perguruan Tinggi, Badan/lembaga Litbang
Pengguna a.l.: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Pemilik/pengelola pelabuhan khusus dan bandara khusus
Pemanfaatan pelabuhan khusus dan bandara khusus untuk pelayanan umum
(e)
Terselenggaranya kajian tentang:1) Teknik dan strategi
pengembangan SDM transportasi
2) Inventarisasi lem-baga diklat, kompe-tensi, kurikulum serta sarana dan prasarana yang dimiliki
3) Teknik dan strategi peningkatan kom-petensi lembaga diklat
Terersedianya:1) Informasi tentang
daftar lembaga diklat lengkap dengan kom-petensi, kurikulum serta sarana dan prasarana yang dimilikinya
2) Program-program pengembangan SDM transportasi di insti-tusi terkait khususnya bagi perencana, regulator dan operator
3) Institusi-intitusi yang berkompeten dalam memberikan sertifi-kasi bagi SDM
Tersedianya SDM transportasi yang tersertifikasi se-suai sandar-stan-dar internasional (IMO, ICAO, dll) dalam jumlah yang memadai
Pelaksana a.l.: KRT, Perguruan Tinggi, Badan / Lembaga Litbang, Puspiptek
Pengguna a.l.: Pemerintah Pusat dan Daerah, operator, BSN
Peningkatan SDM transportasi
(f)
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
3.4 AGENDA RISET TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
3.4.1 Latar Belakang Permasalahan
Peradaban dunia pada masa ini dicirikan dengan fenomena
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta kecende-
rungan globalisasi yang berdampak luas di hampir semua bidang kehidup-
an, dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga mainan anak-anak. Salah
satu pendorongnya adalah kemajuan teknologi dan konvergensinya yang
membuahkan integrasi teknologi telekomunikasi, informasi dan multimedia.
Ketika mereka masih berkembang sendiri-sendiri dampak yang dihasilkan
belum sebesar sekarang. Namun ketika telekomunikasi telah memperkaya
teknologi informasi, keduanya menghasilkan jenis-jenis layanan baru yang
belum pernah terwujud sebelumnya.
Layanan-layanan baru tersebut pada dasarnya bertujuan memenuhi
kebutuhan informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk. Karena
manusia mengirim dan menerima informasi menggunakan inderanya
(mata, hidung, telinga, dan mulut), maka layanan ini pun berupaya
menyajikan informasi dalam kombinasi berbentuk gambar, grafik, teks,
dan suara. Oleh karena itu, penggunaan berbagai media sebagai data
masukan atau informasi keluaran dari kombinasi alat telekomunikasi dan
komputasi menjadi suatu keniscayaan. Fenomena inilah yang kemudian
disebut sebagai konvergensi teknologi telekomunikasi, informasi, dan
multimedia seperti dalam Gambar 5.
Gambar 5. Konvergensi Teknologi
Data/Text
Multimedia platform
web / internetterrestial/Broadcast
Mobile/Cellular phone
internet protocol Based
VideoVoice / Sound
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Mewujudkan konvergensi teknologi komunikasi, informasi dan multi-
media memerlukan langkah-langkah strategis, seperti pengadaan sistem
komunikasi masyarakat yang murah, dan migrasi dari sistem penyiaran
analog ke digital. Sistem-sistem ini merupakan infrastruktur dasar untuk
mewujudkan daya guna TIK dalam membangun kemakmuran Indonesia.
Selain itu, TIK juga berfungsi sebagai enabler yang merupakan dasar
berbagai aplikasi dalam banyak aspek untuk meningkatkan produktivitas
kerja, kecerdasan pengambilan keputusan, efektivitas komunikasi, serta
kualitas kehidupan masyarakat. Kegairahan masyarakat luas dalam
menggunakan aplikasi TIK akan mendorong tumbuhnya industri layanan
TIK (seperti informasi dan layanan di bidang transportasi, kesehatan dll),
produk TIK dan daya kreativitas serta inovasi (seperti multimedia creative
digital), sehingga membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Selain itu, pertumbuhan industri TIK juga ikut mendorong
tumbuhnya kemampuan ilmu dan teknologi bangsa Indonesia.
Berdasarkan data yang dilaporkan Business Software Alliance (BSA) dalam
Global Software Piracy, Juli, 2004 terungkap bahwa Indonesia merupakan
salah satu dari empat negara dengan pembajakan perangkat lunak terbesar
yaitu 88%, setelah China (92%), Vietnam (92%), dan Ukraina (91%). Oleh
karena itu perlu ditingkatkan pengunaan perangkat lunak legal dan Open
Source Software (OSS), sehingga ranking pembajak perangkat lunak ke empat
akan semakin turun dan Indonesia keluar dari Priority Watch List.
Pengembangan perangkat lunak berbasis open source juga sangat
penting dalam menurunkan ketergantungan pada satu vendor tertentu
dan mengembangkan pilihan-pilihan yang ekonomis dan dinilai paling
sesuai bagi kebutuhan masyarakat. Dalam konteks ini, menjadi sangat
penting kuatnya komitmen, baik pemerintah maupun kalangan
pendidikan, penelitian dan pengembangan untuk secara proaktif men-
dorong kreativitas dan inovasi, serta sekaligus berupaya mengatasi
permasalahan ini.
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Sehubungan dengan itu diperlukan langkah-langkah strategis dan
prioritas untuk penelitian dan pengembangan, untuk penyusunan
kebijakan, regulasi dan standardisasi, peningkatan kemampuan SDM,
penguasaan sains dasar dan untuk membangun kemandirian di bidang
TIK yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial kemanusian.
3.4.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama
Kegiatan riset bidang TIK diarahkan dan terkait dengan program
strategis di berbagai sektor/bidang dan stakeholders yaitu: masyarakat
menuju knowledge-based society, terutama agar seluruh masyarakat dapat
menikmati manfaat TIK yang terjangkau, sehingga menjadi produktif,
cerdas, dan kreatif; pemerintah menuju e-Government, terutama agar roda
pemerintahan dan layanan pemerintah dapat berjalan lancar, hemat, dan
bebas korupsi, serta masyarakat demokratis dapat terwujud; pelayanan
publik menuju e-Services, terutama agar sektor layanan publik dapat
berjalan dengan efektif, berkualitas dan efisien (hemat) pada target
layanannya; industri (termasuk BUMN) menuju industri TIK global, terutama
agar industri nasional tumbuh berkembang dalam era persaingan
global dan menjadi tuan rumah di Indonesia; dan masyarakat iptek dan
lembaga risetnya menuju kelas dunia, terutama agar iptek yang strategis
dikuasai lembaga nasional, serta masyarakat iptek Indonesia tumbuh
dalam lingkungan dan budaya yang kondusif menuju kelas dunia dalam
menghasilkan iptek baru.
Prioritas utama kegiatan riset bidang TIK terbagi dalam 4 kategori
yaitu (1) Program penelitian dan pengembangan TIK untuk telekomunikasi
masyarakat pedesaan berbasis Internet Protocol (IP) dan penyiaran berbasis
digital (digital broadcasting). (2) Program difusi dan pemanfaatan TIK
untuk modernisasi ekonomi lokal/daerah, riset dasar, pengembangan
SDM, kepemimpinan (leadership) dan nilai-nilai sosial kemanusiaan,
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
serta pemanfaatan TIK berbasis perangkat lunak open source. (3) Program
penguatan kelembagaan TIK untuk pengkajian dan penyusunan kebi-
jakan bidang teknologi informasi, komunikasi dan broadcasting, untuk
pengembangan standarisasi bidang TIK dan untuk penyusunan indikator
dan statistik TIK. (4) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
untuk Creative Digital, untuk pengembangan perangkat keras dan lunak
murah, untuk pengembangan klaster industri TIK, untuk pengembangan
sistem pembiayaan dan skema insentif bagi pemajuan industri TIK serta
untuk pengkajian, pembinaan dan pelayanan audit/assessment TIK.
3.4.3. Target Capaian 2009 dan Sasaran 2025
(a) Target Capaian 2009:
Target capaian tahun 2009 untuk program penelitian dan pengembangan
TIK adalah diperolehnya teknologi telekomunikasi pedesaan berbasis
IP atau Rural Next Generation Network (R-NGN), mampu mengembangkan
prototipe produk TIK termasuk elektronika industri yang digunakan untuk
substitusi impor atau sebagai basis pengembangan teknologi/industri
nasional masa depan, dan mampu membuat pemancar dan penerima serta
aplikasi pada program penyiaran TV Digital. Sedangkan untuk program
difusi dan pemanfaatan TIK akan menjadikan Open Source Software (OSS)
sebagai alternatif perangkat lunak bagi pengembang maupun pengguna,
meningkatnya aplikasi TIK dalam pencapaian sasaran MDG (Millennium
Development Goals), peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia), dan
pembangunan ekonomi lokal/daerah. Untuk program penguatan kelembagaan
TIK menargetkan tersedianya perangkat kebijakan/regulasi untuk bidang
teknologi informasi, komunikasi dan broadcasting sebagai landasan bagi
kepastian hukum dan untuk menjamin penegakan hukum tanpa standar
ganda, dalam rangka menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi operator
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
dan industri TIK, serta perkembangan investasi, tersusunnya standar untuk
menjamin interoperabilitas dan interkonektivitas berbagai perangkat keras
dan perangkat lunak di bidang TIK, dan tersedianya indikator & statistik
serta kajian tentang status dan perkembangan di bidang TIK. Untuk program
peningkatan kapasitas iptek sistem produksi TIK menargetkan agar kegairahan
kreativitas (creative excitement) dalam kehidupan melalui penggunaan teknologi
digital secara artistik dapat lebih berkembang, produk-produk TIK yang
semakin terjangkau oleh masyarakat pengguna, industri TIK nasional dapat
berdaya saing, berkembangnya lembaga pembiayaan, skema pembiayaan,
dan skema insentif yang diperlukan bagi perkembangan industri TIK yang
ada maupun yang baru/pemula, dan berkembangnya praktik baik/terbaik
pendayagunaan TIK nasional.
(b) Sasaran 2025:
Adapun sasaran yang diharapkan dicapai pada tahun 2025 adalah
menjadikan Indonesia sebagai pusat teknologi dan mendominasi industri R-
NGN, kemandirian dalam industri teknologi digital broadcasting, regulasi dan
standardisasi di bidang teknologi informasi, komunikasi dan penyiaran yang
terintegrasi, pemanfaatan OSS sebagai alternatif software legal secara Nasional,
Industri software lokal memenuhi kebutuhan Nasional dan menyerap pasar
regional, dan menjadikan pusat budaya Indonesia yang berbasis digital.
3.4.4. Program/Kegiatan
(a) Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi Berbasis Internet
Protocol (IP) untuk Masyarakat Perdesaan
Penelitian dan pengembangan TIK untuk perdesaan didasarkan
pada sistem komunikasi Next Generation Networks (NGN), di mana jejaring
protokol internet (internet protocol, IP) sebagai intinya. Pengembangan
aplikasi teknologi NGN untuk area pedesaan disebut Rural NGN (R-NGN).
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
R-NGN ini diharapkan dapat menawarkan akses internet yang terjangkau
bagi masyarakat di perdesaan, dan sekaligus memicu pengembangan
industri dalam negeri.
Hambatan dalam pengembangan R-NGN terutama adalah kondisi
alam tropis dan geografis Indonesia yang berbentuk negara kepulauan,
dan tingkat daya beli masyarakat pedesaan yang umumnya masih
rendah. Oleh karena ini, dalam pengembangan R-NGN diupayakan
berbagai inovasi baik dalam aspek teknologi, pengembangan produk,
aplikasi, aspek ekonomi/bisnis, maupun dalam strategi penerapan
(deployment).
R-NGN menggunakan teknologi internet sebagai teknologi trans-
port, dan multimedia coding and compression sebagai teknologi telepon.
Dengan demikian R-NGN diharapkan akan membawa internet sampai ke
desa-desa, sambil memberikan layanan telepon di atasnya. Impelementasi
R-NGN menggunakan pendekatan jejaring tiga lapis yaitu; lapis pertama
adalah Highly Predictable Networks (HPN), seperti fiber optics (FO) dan public
switched telephone networks (PSTN). Jejaring ini sangat stabil, dan dimaksudkan
untuk melayani kelompok masyarakat dengan populasi padat dan
berpendapatan tinggi di kota-kota besar dan daerah urban. Sedangkan
lapis kedua adalah Medium Predictable Networks (MPN), seperti satelit
dan seluler. Jejaring semacam ini melayani masyarakat berpendapatan
menengah di daerah suburban dan kota kecil. Selanjutnya lapis ketiga
adalah Low Predictable Networks (LPN), yang dibentuk berdasarkan prinsip
jejaring adhoc. Jejaring semacam ini menggunakan Wifi, Wimax, dan
teknologi mesh untuk melayani masyarakat ber-penghasilan rendah dan
berpopulasi tidak padat di daerah perdesaan.
Adapun teknologi kunci yang dibutuhkan bagi implementasi R-NGN
meliputi: NGN berbasis IP menggunakan teknologi generasi 4 (4G), smart
wireless IP menggunakan smart antenna dan softradio, multimedia dan creative
excitement untuk pengembangan aplikasi, softswitch heterogeneous dengan
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
software suites untuk produktivitas operasi dan bisnis, dan sistem digital
signal processing (DSP) low power berbasis komponen komoditas.
(b) Program pengembangan dan penelitian teknologi penyiaran
berbasis digital (digital broadcasting)
Salah satu kelebihan gambar digital adalah bebas dari “ghosts” dan
“snow” seperti yang biasa terjadi pada TV analog. TV analog di negara
maju diperkirakan dioperasikan sampai akhir 2008, dan dalam waktu
yang cepat kondisi negara berkembang seperti Indonesia juga akan
meninggalkan TV analog. Akan tetapi konsumen selalu menginginkan
untuk menikmati teknologi yang paling baru dengan biaya yang murah,
sehingga diperlukan inverter (set top box) yang dapat mengubah signal
digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan menggunakan pesawat
TV biasa.
Dengan cepatnya perkembangan teknologi, maka bentuk penyiaran
seperti radio dan televisi juga mengalami perubahan teknologi dari
sistem analog menjadi sistem digital, sehingga dapat terintegrasi dengan
sistem komunikasi dan komputer.
Oleh karena itu kegiatan pengembangan dan penelitian (R&D) yang
harus dilakukan meliputi Packetized Elementary Streams (Coding, compression,
Formatting) dan Program Stream Multiplex and Transport stream yang
dilaksanakan dalam 2 (dua) tahun yaitu 2006-2007. Sedangkan untuk
modul: RF/Transmission System (modulasi 8-VSB), Cable Head-End jika
menggunakan sistem kabel (16-VSB), Receiver dan Set Top Box dilaksanakan
selama 2 (dua) tahun yaitu 2007-2008.
Sistem yang dikembangkan tersebut belum HDTV, tetapi dalam rangka
menuju ke HDTV yang menjadi sasaran untuk 2025 atau bisa menjadi
lebih cepat lagi, karena perkembangan dalam bidang digital ini akan
dapat menjadi sangat cepat jika ada penemuan di bidang komponen.
Berhubung ketergantungan Indonesia dari komponen dan material
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
bahan baku industri dari luar sangat tinggi, maka perlu ada dukungan
yang jelas dalam industri tersebut, agar perkembangan industri TVD
diharapkan dapat terwujud. Untuk menuju suatu sistem baru seperti
broadcasting televisi yang menggunakan sistem digital (Broadcasting
Televisi Digital - TVD) harus didukung juga dengan kebijakan, peraturan
atau perijinan yang jelas, dan standardisasi.
Selain itu, dalam perkembangan TV broadcasting yang ada di Indonesia
saat ini, terutama TV swasta, pemancarnya sudah menggunakan digital
dengan sistim QPSK, yang dipancarkan ke Satelit, sehingga dengan receiver
digital yang diterima dari satelit, masyarakat sudah bisa menikmati hasil TV
digital, walaupun belum HDTV. Tahap ini dapat disahkan Pemerintah dan
menjadi model yang paling cepat untuk menuju ke broadcasting TVD.
(c) Program kajian regulasi untuk bidang teknologi informasi,
komunikasi dan broadcasting
Program kajian regulasi untuk bidang teknologi informasi, komunikasi
dan broadcasting dapat meliputi penyusunan Undang-Undang (UU) baru
dan penyempurnaan berbagai kebijakan dan regulasi yang terkait dengan
teknologi informasi, komunikasi dan broadcasting. Seperti penyempurnaan
Cetak Biru Telekomunikasi dan UU Telekomunikasi No. 36/1999 yang
dirasakan sudah mulai ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan
tuntutan masyarakat. Penyelesaian Rancangan UU tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik dan berbagai UU lain yang dapat mendorong
pertumbuhan aplikasi IT sangat diharapkan dapat direalisasikan
dalam waktu 2006-2009. Termasuk dalam kerangka regulasi ini adalah
mempercepat terlaksananya proses kompetisi yang sebenar-benarnya
dalam penyediaan jasa telekomunikasi sehingga dapat memberikan
perbaikan kondisi layanan, kemudahan bagi pengguna jasa, serta harga
yang ekonomis.
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Kegiatan kajian untuk regulasi lebih banyak berupa kajian untuk di-
gunakan oleh badan regulator sebagai bahan referensi antara lain; (1) Kajian
kebijakan bidang penataan frekuensi, pemanfaatan Spektrum Frekuensi
Radio sebagai sumber daya alam tersebut perlu dilakukan secara tertib,
efisien dan sesuai dengan peruntukannya, sehingga tidak menimbulkan
gangguan yang merugikan. (2) Kajian kebijakan bidang digital broadcasting,
penetapan kebijakan bahwa kita bangsa Indonesia akan menuju ke TVD,
perlu ditekankan dan dicanangkan oleh pemerintah mulai kapan, sehingga
infrastruktur yang diperlukan dapat direncanakan untuk dibangun. (3) Kajian
kebijakan untuk infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi. (4) Kajian
kebijakan pengembangan SDM TIK. (5) Kajian kebijakan pengembangan
sistem kelembagaan TIK. (6) Kajian kebijakan untuk perlindungan perangkat
lunak produk nasional. (7) Kajian kebijakan pengembangan industri TIK.
(d) Program pengembangan standardisasi bidang TIK
Standardisasi dibidang TIK sebagai suatu unsur penunjang pem-
bangunan mempunyai peran penting dalam usaha optimasi pen-
dayagunaan sumber daya dan seluruh kegiatan pembangunan di bidang
informasi dan komunikasi. Perangkat standardisasi termasuk juga
perangkat pembinaan dan pengawasan di dalam akan sangat berperan
dalam peningkatan perdagangan dalam negeri dan internasional,
pengembangan industri nasional, dan perlindungan terhadap pemakai
serta terwujudnya jaminan mutu perangkat informasi dan komunikasi.
Dengan demikian standardisasi dapat digunakan sebagai alat kebijakan
pemerintah untuk menata struktur ekonomi secara lebih baik dan
memberikan perlindungan kepada umum. Selain itu juga untuk
menunjang tercapainya tujuan-tujuan strategis antara lain peningkatan
ekspor bidang TIK, peningkatan daya saing produk TIK dalam negeri
terhadap barang-barang impor, dan peningkatan efisiensi nasional.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Kegiatan pengembangan untuk standardisasi lebih banyak be-
rupa kajian untuk melihat komponen yang diperlukan dilakukan
standardisasinya antara lain; (1) Standardisasi Digital Broadcasting,
dalam perkembangan teknologi TVD ada beberapa standar yang
saat ini digunakan, yaitu: Standard Definition TV (SDTV) merupakan
kualitas dasar display dan resolusi untuk analog maupun digital.
Enhanced Definition TV (EDTV) adalah satu step lebih baik dari televisi
analog. Kualitas lebih baik dari SDTV tapi belum sebaik HDTV. High
Definition TV (HDTV) dengan layar lebar(16:9) memberikan kualitas
gambar dan resolusi yang tinggi. (2) Standardisasi perangkat sis-
tem telekomunikasi berbasis IP. (3) Standardisasi perangkat dan
komponen penyelenggaraan penyiaran digital. (4) Standardisasi un-
tuk audit sistem informasi. (5) Standardisasi hardware dan software open
source. (6) Standardisasi profesi TIK
(e) Program difusi dan pemanfaatan TIK untuk riset dasar, pe-
ngembangan SDM, leadership dan nilai-nilai sosial kemanusiaan
Perkembangan suatu teknologi termasuk TIK didukung oleh dua pilar
pertahanan yang kokoh, yakni kemajuan teknologi dan perkembangan
pasar yang semakin meluas. Kemajuan teknologi ditentukan oleh
penguasaan ilmu pengetahuan (termasuk riset dasar), teknologi baru
dan SDM, sedangkan perkembangan pasar tidak lepas dari kondisi sosial
budaya masyarakat.
Untuk itu perlu dilakukan kajian: 1) kajian dukungan riset dasar
pada bidang TIK, 2) kajian pengembangan SDM dan leadership TIK, 3)
kajian dampak sosial kemanusiaan yang terkait dengan bidang TIK.
Kegiatan dari riset dasar yang mendukung TIK antara lain: 1) kajian
mitigasi bencana dengan menggunakan sarana prasarana TIK; 2) kajian
material yang menunjang pengembangan bidang TIK; (3) kajian dampak
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
lingkungan Electromagnetic Compatibility (EMC) terhadap kehidupan; (4)
penelitian teori dasar dan elektronika bidang TIK.
Kegiatan Kajian pengembangan SDM dan kepemimpinan (leadership)
antara lain: (1) kajian strategi dan kapasitas pengembangan SDM bidang
TIK; (2) kajian kompentensi standard SDM di bidang TIK; (3) kajian
pengembangan kurikulum di pendidikan dasar, menengah dan tinggi
untuk pengajaran bidang TIK; (4) kajian pembentukan Chief Information
Officer (CIO) pada setiap institusi.
Kegiatan Kajian Sosial Kemanusiaan di bidang TIK ditujukan untuk
meningkatkan peluang keberhasilan difusi TIK dan perubahan sosial
kemanusiaan yang diimplikasikannya. Kajian-kajian tersebut antara
lain adalah: (1) kajian kesetaraan Akses Masyarakat pada fasilitas TIK;
(2) kajian isu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pemeliharaan dan pengembangan bahasa dan pengetahuan indigeneous;
(3) kajian kesetaraan strata sosial, regional (kewilayahan), jender,
yang terkait dengan infrastruktur dan peralatan (device) informasi dan
komunikasi; dan implikasinya pada komunikasi lintas-kultural dan pada
kualitas pendidikan publik;
(f) Program difusi dan pemanfaatan TIK untuk perangkat keras dan
lunak berbasis open source
Salah satu isu global tentang TIK adalah Open Source Software (OSS),
yang merupakan perangkat lunak yang sumbernya atau kode programnya
terbuka, artinya dapat dikembangkan lagi sesuai kebutuhan pengguna. OSS
ini menjawab tantangan yang disebabkan oleh banyak beredarnya perangkat
lunak bajakan atau illegal, melanggar undang-undang Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI). Secara Internasional, Indonesia masih termasuk dalam
daftar Negara prioritas untuk diawasi (Priority Watch List) berdasarkan
usulan International Intellectual Property Alliance (IIPA) kepada United State Trade of
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Representative (USTR), salah satunya karena dianggap belum berhasil dalam
mengatasi pembajakan perangkat lunak komputer.
Kalau dicermati perkembangan di luar negeri, sebenarnya gerakan
pengembangan open source sudah merupakan kecenderungan (trend) terutama
di dunia pendidikan dan penelitian. Hal ini perlu ditegaskan kembali,
karena sebagian masyarakat masih meragukan kualitas perangkat lunak open
source. Karena itu, komitmen harus dimulai dengan dimilikinya keyakinan
bahwa pemanfaatan perangkat lunak open source dapat menjadi salah satu
alternatif sebagaimana halnya perangkat lunak proprietary. Pilihan ini sangat
relevan diwacanakan terutama berkaitan dengan resahnya kalangan Usaha
Kecil dan Menengah yang sedang menghadapi razia (sweeping) karena
diduga menggunakan perangkat lunak bajakan. Namun demikian, sebelum
menjatuhkan pilihan, masyarakat tentu harus diyakinkan, bahwa perangkat
lunak open source merupakan pilihan rasional yang tidak kalah kelas dengan
perangkat lunak yang berbasis proprietary.
Adapun kegiatan difusi dan pemanfaatan iptek TIK untuk perangkat
keras dan lunak berbasis OSS antara lain; (1) kajian pengembangan Indonesia
Go Open Source (IGOS), untuk meningkatkan akselerasi pendayagunaan OSS
di Indonesia; (2) pengembangan aplikasi berbasis OSS untuk penelitian,
industri dan dunia usaha untuk perangkat lunak berbasis Open IT Standard,
Rebranding perangkat lunak RI berbasis OS, dan aplikasi untuk sistem
peringatan dini suatu bencana alam; (3) pengembangan Isi (Content) dalam
pemanfaatan data dan informasi IPTEK; (4) pengembangan perangkat keras
murah berbasis sistem thin/thick clients.
(g) Program peningkatan kapasitas iptek TIK untuk creative digital
TIK telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari produktivitas
semua organisasi, besar atau kecil. Revolusi multimedia membuka
jalan bagi integrasi daya ekspresi seni dan kultural manusia/masyarakat
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
ke dalam TIK. Bagi bangsa Indonesia yang kaya akan keanekaragaman
budaya dan seni, revolusi multimedia membuka peluang untuk
menumbuhkembangkan kegiatan-kegiatan yang mempunyai kreativitas
seni yang tinggi baik di perkotaan maupun di perdesaan. Ini pada
gilirannya akan menjadi faktor penting dalam penciptaan nilai ekonomi
dan pemerataan kesejahteraan melalui TIK.
Segmen pasar potensial bagi industri multimedia sangat luas, karena
mencakup area global. Dengan demikian, volume transaksi pasar juga sangat
besar, dan diperkirakan akan tumbuh seiring dengan perkembangan ekonomi
global. Lebih dari itu, perkembangan industri multimedia di Indonesia
memiliki pijakan untuk bisa berkelanjutan (sustainable), oleh karena adanya
modal budaya dan seni bangsa Indonesia yang sangat besar.
Program creative digital memiliki misi untuk menumbuhkembangkan
kegairahan kreatif (creative excitement) melalui penggunaan tekhologi digital
secara artistik. Seperti terlihat pada Gambar 6, kegairahan kreatif ini
disematkan (embedded) di dalam produk dan jasa industri di Indonesia, yang
dicapai melalui penambahan nilai ekonomik, nilai artistik, nilai daya guna,
dan nilai kebaruan karena menggunakan teknologi baru. Dengan perkataan
lain, misi dari program ini adalah memberikan sentuhan dan kandungan seni
digital pada berbagai produk dan jasa industri nasional, sehingga produk dan
jasa tersebut memiliki daya tarik dan kegairahan kreatif.
Gambar 6. Misi dari multimedia center: menghasilkan creative excitement bagi pengembangan industri seni digital Indonesia yang sustainable.
Valusable
NewTechnology
Useful ArtisticCreative
Excitement
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Masukan utama dari program ini adalah aset yang intangible, para
insan seni digital, insan teknologi multimedia, dan insan budaya kreatif.
Luaran atau outcome utama program ini adalah tumbuh berkembangnya
berbagai bentuk creative excitement. Dalam kerangka upaya mencapai sasar-
an misi tersebut, telah digagas pendirian Pusat Multimedia Internasional
(International Multimedia Center), dengan lokasi (di tahap awal ini) di
Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Pusat ini bertujuan untuk membangun,
memelihara, dan mengembangkan kompetensi dan aset intangible di
bidang multimedia, dengan tujuan untuk menstimulasi dan memacu
tumbuhnya industri TIK multimedia. Dalam pusat multimedia ini juga
terdapat proses produksi internal untuk menghasilkan produk dan jasa
seni digital yang bernilai creative excitement, dengan memanfaatkan aset
seni digital. Di masa depan, program creative excitement diharapkan menjadi
sebuah basis penting bagi pengembangan bisnis Indonesia yang unggul
dalam industri multimedia artistik di tingkat internasional
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN
I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK
(1) Penguasaan Teknologi R-NGN
2006-2012 Dihasilkannya Paten, Paper, Prototip, Testbed
Pusat teknologi R-NGN dunia
Pelaksana a.l.:• Program lisensi
teknologi dan R&D bersama di lembaga penelitian perguruan tinggi, LPND Ristek dan R&D Industri
• Menggalang Konsorsium KITNAS
• Depkominfo mengadopsi R-NGN sebagai sistem komunikasi rural terintegrasi dengan HPN dan MPN
• Operator Nasional dan Daerah berinvestasi mengoperasikan R-NGN dengan high performance low cost system
Pengguna a.l.:• Masyarakat di daerah
pedesaan • UKM akan
mengembangkan konten diberbagai aspek
APROGRAMPENGEMBANGANDANPENELITIANTELEKOMUNIKASIBERBASISIPUNTUKMASYARAKATPEDESAAN
(2) Pengembangan produk R-NGN oleh industri nasional
2006 Produk masuk pasar dan lulus sertifikasi
Dominasi industri R-NGN
(3) Pengoperasian produk R-NGN pada Testbed/ daerah USO
2007 Operasi R-NGN berhasil di daerah target
Program USO berhasil
(4) Sistem R-NGN digunakan di seluruh Indonesia
2008 Sistem R-NGN berop-erasi di seluruh desa
Digital Divide di Indonesia teratasi
(5) Sistem R-NGN digunakan di pasar dunia ketiga
2010-2012 Ekspor produk R-NGN dan penggelaran R-NGN di luar Indonesia
Industri Indonesia menjadi kekuatan global
(1) Pengembangan Perangkat lunak untuk digital broadcasting yaitu : Coding, Compression, formatting dan Multiplexing.
2006 Tersedianya Industri perangkat komponen untuk penyelenggaraan penyiaran TV Digital
Program Penyiaran TV Digital dengan teknologi HDTV
Pelaksana Kegiatan a.l.:• Depkominfo melakukan
kajian dan mengeluarkan regulasi untuk digital Broadcasting.
BPROGRAMPENGEMBANGANDANPENELITIANTEKNOLOGIPENYIARANBERBASISDIGITAL(digital BroadCasting)
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN
(2) Pengembangan Perangkat keras untuk digital broadcasting yaitu: RF Transmitter, Set Top Box dan Receiver
2007 Tersedianya Industri set top box dan receiver
Program Penyiaran TV Digital dengan teknologi HDTV
Pelaksana al:• LPND Ristek dan Uni-
versitas melakukan inovasi IPTEK digital Broadcasting.
• BSN mengeluarkan standar sistem penyiaran digital,
• Industri atau BUMN memproduksi komponen pendukung dan perangkat yang sesuai dengan standard
Pengguna a.l.:• Masyarakat Indonesia • Lembaga penyiaran
akan mengembang-kan konten dalam berbagai aspek
(3) Pelaksanaan penyiaran TV dengan sistem dan teknologi Digital di Indonesia
2008 Terimplementasikannya penyiaran digital
CPROGRAMKAjIANREGULASIUNTUKBIDANGTEKNOLOGIINFORMASI,KOMUNIKASIDANBroadCasting
(1) Kajian regulasi untuk infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi
2006 Tersedianya regulasi infrastruktur bidang TIK
Regulasi di bidang teknologi, informasi dan broadcasting yang terintegrasi
Pelaksana Kegiatan a.l.:• Depkominfo berkoor-
dinasi dengan semua lembaga litbang dan LPND Ristek untuk membuat kajian beberapa regulasi.
• Depkominfo menso-sialisasi regulasinya ke semua stake holders dan DPR.
• Depkominfo menge-luarkan regulasi baru.
• DRN membuat e-performance untuk peneliti
(2) Kajian regulasi kompetisi dan tarif untuk telekomunikasi dan Informasi
2006 Tersedia sistem kompetisi dan tarif akses komunikasi dan infor-masi yang terjangkau
(3) Kajian regulasi untuk penggunaan frekuensi
2006 Tersedianya regulasi perijinan frekuensi yg komprehensif
(4) Kajian regulasi pengembangan SDM dibidang TIK
2006 Tersedianya regulasi SDM di bidang TIK
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN
(5) Kajian regulasi pengembangan sistem kelembagaan dibidang TIK
2006 Tersedianya regulasi kelembagaan di bidang TIK
(6) Kajian regulasi untuk sistem dan teknologi penyiaran digital
2007 Tersedianya regulasi un-tuk sistem dan teknologi penyiaran digital
(7) Penyusunan Peraturan dan Perijinan untuk Penyiaran yang menggunakan Sistem Digital
2007 Tersedianya regulasi sistem digital
(8) Kajian sistem kovergensi teknologi informasi dan komunikasi
2007 Tersedianya sistem konvergensi yang terintegrasi
(9) Kajian regulasi untuk perlindungan perangkat lunak produk nasional
2008 Tersedianya regulasi open source
(10) Kajian regulasi pengembangan industri dibidang TIK
2009 Tersedianya regulasi industri dibidang TIK
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN
DPROGRAMPENGEMBANGANSTANDARDISASIBIDANGTEKNOLOGIINFORMASIDANKOMUNIKASI
(1) Penyusunan standardisasi perangkat sistem telekomunikasi berbasis IP
2006 Tersedianya standardi-sasi teknologi NGN
Selesainya semua Standardisasi dibidang TIK
Pelaksana a.l.• Depkominfo berkoor-
dinasi dengan semua lembaga litbang dan LPND Ristek untuk membuat kajian be-berapa standardisasi dibidang TIK.
• Depkominfo melaku-kan sosialisasi ke berbagai stakeholders
• BSN mngeluarkan standard TIK
Pengguna a.l. :• Semua komunitas
yang bergerak dibidang Informasi dan Komunikasi
(2) Penyusunan standardisasi perangkat dan komponen penyelenggaraan penyiaran digital
2007 Tersedianya standard-isasi perangkat sistem digital broadcasting
(3) Standardisasi untuk audit sistem informasi
2007 Tersedianya RUU tentang audit sistem informasi
(4) Penyusunan standardisasi hardware dan software open source
2007 Tersedianya standard-isasi untuk OSS
(5) Penyusunan standard profesi dibidang TIK
2007 Tersedianya standardi-sasi keprofesian bidang TIK
(6) Penyusunan standard diseminasi informasi mitigasi bencana
2007 Tersedianya standardisa-si mitigasi bencana alam tsunami, gempa bumi dan gunung berapi
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN
II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK
(1) Kajian mitigasi bencana dengan menggunakan sarana prasarana TIK
2007 Diperolehnya early warning system yang terpadu
Diperolehnya teknologi baru di bidang TIK dari penguasaan ilmu-ilmu dasar
Pelaksana a.l. :LPND Ristek, Litbang Departemen dan Perguruan tinggi.
Pengguna a.l. :Masyarakat dan kalan-gan industri TIK
EPROGRAMDIFUSIDANPEMANFAATANTIKUNTUKRISETDASAR,PENGEMBANGANSDM, leadershipDANNILAI-NILAISOSIALKEMANUSIAAN
(2) Kajian material yang menunjang pengembangan bidang TIK
2008 Diproduksinya jenis material khusus untuk bidang TIK
(3) Kajian dampak lingkungan Electromagnetic Compatibility (EMC) terhadap kehidupan;
2009 Diidentifikasinya dampak EMC
(4) Penelitian teori dasar dan elektronika bidang TIK.
2007 Diperolehnya teknologi baru baik hardware dan software
(5) Kajian strategi dan kapasitas pengembangan SDM bidang TIK
2007 Diperoleh grand strategy pengembangan SDM TIK Indonesia
Diperolehnya SDM mampu berkompetisi secara global dan kader kepemimpinan yang good governance
(6) Kajian kompentensi standard SDM di bidang TIK
2007 Diperolehnya standard kompetensi untuk seluruh profesi TIK
(7) Kajian pengembangan kurikulum di pendidikan dasar, menengah dan tinggi untuk pengajaran bidang TIK
2007 Diperolehnya kurikulum yang berbasis kompe-tensi di bidang TIK
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN
(8) Kajian pembentukan Chief Information Officer (CIO) pada setiap institusi.
2008 Diperolehnya aturan dan organisasi CIO
(9) Kajian kesetaraan akses masyarakat pada fasilitas TIK
2008 Diperolehnya pelayanan publik berbasis TIK yang merata bagi seluruh masyarakat
Kesetaraan untuk mendapatkan fasilitas TIK bagi seluruh masya-rakat Indonesia dan kelestarian nilai-nilai budaya dari berbagai daerah di Indonesia
(10) Kajian isu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pemeliharaan dan pengembangan bahasa dan pengetahuan indigeneous
2008 Diperolehnya database bahasa dan budaya bangsa Indonesia
(11) Kajian kesetaraan strata sosial, regional (kewilayahan), jender, yang terkait dengan infrastruktur dan peralatan (device) informasi dan komunikasi; dan implikasinya pada komunikasi lintas-kultural dan pada kualitas
2009 Diperolehnya identifikasi dampak pengembangan TIK
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(1) Pengembangan repository
2006 Terbentuknya repository OSS
NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN
FPROGRAMDIFUSIDANPEMANFAATANIPTEKTIKUNTUKPERANGKATKERASDANPERANGKATLUNAKBERBASISopen soUrCe
• Pemanfaatan OSS sebagai alternatif software legal sebanyak 50 % secara Nasional.
• Industri software lokal memenuhi kebutuhan Nasional dan menyerap 20 % pasar regional
• Pemanfaatan industri komputer murah
• Seluruh desa terhubung dengan ICT (2015)
• Terbentuk community access point (2015)
• Seluruh universitas terhubung ICT (2005)
• Seluruh SLTA dan SLTP terhubung ICT(2010)
• Seluruh SD terhubung ICT (2015)
• Rumah sakit terhubung dengan ICT (2005)
• Pusat kesehatan terhubung dengan ICT (2010)
• Semua instansi pemerintah pusat punya website dan email (2005)
• Pemda punya website dan e-mail (2010)
• Penyebaran radio diseluruh Indonesia (2010)
• Penyiaran TV ke seluruh Indonesia (2015)
• Menurunnya % pembajakan di Indonesia (88%), dari urutan ke 4 (setelah Cina (92%), Vietnam (92%), Ukraina (91%) )menjadi lebih rendah (2010)
Pelaksana a.l. :• Depkominfo dan
MENPAN dalam pe-nyusunan kebijakan.
• Perguruan tinggi, lembaga penelitian, technology partners dan industri IT bekerjasama dlm pengembangan pusat pelatihan dan inkuba-tor bisnis.
• Komunitas IT melaku-kan pengembangan repository.
• Pengembang lokal bekerjasama dalam pengembangan modul-modul aplikasi OSS.
Pengguna a.l.:Masyarakat Peng-guna Aplikasi Perangkat Lunak dalam berbagai bidang
(2) Pengembangan OSS
2007-2010 • Tersedianya modul-modul aplikasi OSS untuk e-gov dan e-bisnis
• Tersedianya
(3) Pengembangan industri pendukung OSS
2008 Tersedianya industri pendukung OSS
(4) Pembuatan komputer murah
2007 Tersedianya komputer murah, seperti thin/thick clients
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
NOTARGETCAPAIAN TAHUN INDIKATOR SASARAN2005 KETERANGAN
IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI
(1) Pembentukan Pusat Multimedia
2006 Center di Bandung, Jogja, dan Bali
Pusat Kompetensi digitalisasi kultur
Pelaksana a.l.:• Perguruan Tinggi
dan LPND Ristek melakukan Program R&D pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras
• Departemen Pari-wisata dan budaya menggalang industri berinvestasi di daerah potensial
• UKM pariwisata memasarkan produk budaya Indonesia kedunia
• Industri melakukan Pengembangan klaster industri kreatif
Pengguna a.l. :• Komunitas budaya
dan pariwisata Indo-nesia
• Lembaga Penyiaran Publik
GPROGRAMPENINGKATANKAPASITASIPTEKTIKUNTUKCREATIvEDIGITAL
(2) Pengembangan dan sustainabilitas aset kreatif kultural nasional
2006 Sumber daya manusia seniman digital, sumber daya teknologi multime-dia, dan budaya kreatif
Pusat budaya digital
(3) Embedding creative excitement dalam industri Indonesia
2007 Produk kreativitas digital masuk pasar, dan Kualitas desain produk meningkat
Produk budaya Indonesia mendunia
(4) Penguasaan teknologi kreatif (3D, grafik, animasi)
2007 Output riset kelas dunia Kualitas teknologi kelas dunia
(5) Pengembangan ekonomi berbasis kreatifitas digital
2010 Volume produksi industri kreatif, serta lapangan pekerjaan
Industri kreatif Indonesia memberikan kontribusi signifikan bagi GDP Indonesia
(6) Pengembangan simulasi dan pemodelan
2007 Tersedianya simulasi dan pemodelan untuk mitigasi bencana
Perangkat lunak simulasi dan pemodelan
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
3.5. AGENDA RISET TEKNOLOGI PERTAHANAN DAN KEAMANAN
3.5.1. Latar Belakang Permasalahan
Pengalaman menunjukkan bahwa ketergantungan sistem persenjata-
an pada negara lain sangat rawan bagi operasi TNI dalam mempertah-
ankan dan menegakkan kedaulatan NKRI. Embargo suku cadang alat uta-
ma sistem senjata (alutsista) dan berbagai bentuk larangan penggunaan
peralatan militer dalam operasi pemulihan keamanan dalam negeri oleh
pihak lain menyadarkan pentingnya membebaskan diri dari ketergan-
tungan ini. Adanya kemandirian—meskipun tidak sepenuhnya—dalam
pertahanan negara menjadi suatu keharusan yang mendasar yang perlu
disadari oleh seluruh unsur masyarakat dalam kerangka NKRI.
Upaya untuk mengatasi meningkatnya gangguan keamanan berupa
terorisme, illegal logging, illegal fishing dan tindak kriminal lainnya disam-
ping memerlukan dukungan peralatan khusus juga memerlukan dukun-
gan masyarakat, selain tindakan tegas pemerintah. Kesiapan dan peneri-
maan masyarakat dengan jalan mengeliminasi sejauh mungkin resistensi
masyarakat yang diakibatkan oleh ketidakadilan dalam praktek kehidu-
pan di lapangan dan penguatan nilai dan wawasan kebangsaan.
Walaupun masih sangat terbatas, industri hankam nasional dewasa
ini telah memiliki kemampuan dalam membantu penyediaan dan peme-
liharaan alutsista yang dibutuhkan untuk mendukung program member-
antas gangguan keamanan. Hal tersebut terlihat dari kerjasama informal
yang terjalin selama ini antara industri hankam nasional (BUMNIS) den-
gan TNI sesuai dengan kebutuhan masing-masing di lapangan.
Jadi dapat dikatakan, bahwa untuk mendukung upaya kemandirian di
bidang pemenuhan kebutuhan alutsista, saat ini Indonesia telah memi-
liki beberapa elemen dasar, yaitu industri strategis hankam, SDM, lemba-
ga litbang dan dukungan perguruan tinggi yang memberikan penguatan
kompetensi sains dasar. Namun yang tidak kalah penting adalah komit-
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
men pimpinan nasional dan dukungan seluruh elemen penyelenggara
negara untuk bersikap dan bertindak nyata mendukung upaya mere-
alisasikan kemandirian di bidang peralatan dan persenjataan hankam
dengan segala konsekuensinya, yang tercermin dalam penyediaan alo-
kasi anggaran untuk hankam dan adanya peraturan perundang-undan-
gan khusus yang sesuai dengan kepentingan pertahanan dan keamanan
negara.
3.5.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama
Program pembangunan iptek bidang teknologi hankam diarahkan un-
tuk: (a) memenuhi kebutuhan alutsista, baik perangkat keras maupun
perangkat lunak berteknologi terbaru, sesuai dengan kebutuhan opera-
sional yang mempunyai efek penangkal yang tinggi; (b) meningkatkan
penguasaan kapabilitas iptek hankam di kalangan industri nasional me-
lalui regulasi kelembagaan dan penanganan alokasi pendanaan yang
khusus; (c) meningkatkan pemahaman, penguasaan iptek, dan rekayasa
untuk aplikasi hankam di kalangan perguruan tinggi dan lembaga iptek
nasional untuk mencapai keunggulan bangsa berbasiskan kemandirian,
melalui roadmap yang bersifat kuantitatif dan rancangan strategis han-
kam yang terpadu; (d) mengikuti standardisasi sarana hankam pangsa
pasar dunia; (e) memberikan peluang kepada industri strategis bidang
hankam untuk berinovasi sehingga mampu menjaga kelangsungan hid-
up industri secara ekonomi.
Prioritas utama kegiatan penelitian dan pengembangan iptek tek-
nologi hankam meliputi: (a) teknologi pendukung daya gerak, yaitu ran-
cang bangun rekayasa alat angkut/wahana dan suku cadang baik darat,
laut maupun udara; (b) teknologi pendukung daya tempur, antara lain
rancang bangun rekayasa sistem persenjataan meriam kaliber 20 mm
ke atas, peluru kendali, roket, bom, ranjau, alat optik/alat bidik, ba-
han peledak, perangkat surveillance (radar, optronik ESM), dan alat-alat
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
komunikasi; (c) teknologi pendukung Komando Kendali Komunikasi
dan Intelijen (K3I); (d) teknologi pendukung bekal/alat khusus, antara
lain rancang bangun rekayasa rompi anti peluru, biodefence, alat deteksi
radiasi nuklir, jembatan gantung, dan bekal/alat khusus pelaksanaan
kamtibmas;
Untuk mencapai hasil rancang bangun rekayasa tersebut diatas di-
perlukan: (a) dukungan sains dasar untuk menjamin kualitas produk,
dan dukungan sosial kemanusiaan untuk mengkondisikan kesiapan dan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan sistem
ketahanan nasional dan industrialisasi di sektor pertahanan keamanan
negara; (b) keterpaduan dalam meningkatkan dan mengembangkan ke-
mampuan industri hankam domestik; (c) penyusunan format regulasi
pendanaan yang kreatif dalam mendukung pembangunan sistem pertah-
anan dan keamanan negara (sishankamneg), yang dalam jangka pendek
dititikberatkan pada pengamanan wilayah perbatasan, pulau-pulau ter-
luar dan wilayah rawan konflik; (d) pelibatan aktif kalangan LPND Ristek,
perguruan tinggi dan industri nasional guna menghasilkan pasokan
teknologi kebutuhan alutsista;
3.5.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025
Target capaian tahun 2009 yang diharapkan dari program pemban-
gunan iptek teknologi hankam adalah (1) terwujudnya dukungan waha-
na/alat angkut ringan dan sedang, yang dilengkapi dengan senjata, baik
darat, laut maupun udara serta terpenuhinya suku cadang dan pemeli-
haraan secara mandiri; (2) terwujudnya dukungan sistem senjata tingkat
sedang (meriam 20 mm ke atas, mortir, senjata anti tank, bahan baku
propelan, roket, bom, peluru kendali jarak pendek) serta pemelihara-
annya secara mandiri; (3) terwujudnya kemandirian perangkat K3I guna
mendukung operasi taktis dan operasi strategis secara terbatas; (4) ter-
wujudnya kemandirian perbekalan TNI dan Polri secara penuh berdasar-
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
kan pasokan industri dalam negeri dan (5) meningkatnya kemampuan
penguasaan teknologi untuk membuat suku cadang alutsista serta ran-
cang bangun dan perekayasaan produk teknologi canggih.
Adapun sasaran yang diharapkan dicapai tahun 2025 adalah : (1) ter-
wujudnya kemandirian produk wahana/alat angkut berat yang bernilai
strategis, baik darat, laut maupun udara antara lain kendaraan tempur/
tank, kapal kombatan, pesawat tempur; (2) terwujudnya kemandirian
sistem persenjataan berat secara terbatas antara lain senjata artileri,
meriam tank, peluru kendali jarak sedang, termasuk amunisi dan sistem
kendali; (3) terwujudnya kemandirian perangkat K3I guna mendukung
operasi strategis secara penuh (4) terwujudnya kemandirian dalam pen-
gadaan suku cadang alat utama canggih dan terwujudnya produk ran-
cang bangun dan perekayasaan secara mandiri yang siap diproduksi se-
cara masal.
3.5.4. Program
Program Penelitian dan Pengembangan Iptek
Program penelitian dan pengembangan iptek bidang teknologi han-
kam dititik-beratkan pada kebutuhan solusi atas permasalahan alutsista
yang dihadapi, dengan didukung oleh program difusi dan pemanfaatan
iptek, program penguatan kelembagaan iptek dan program peningkatan
kapasitas iptek sistem produksi.
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi program penelitian dan
pengembangan bidang teknologi hankam tahun 2006-2009 dikelompokkan
dalam: (a) Rancang bangun dan rekayasa alat angkut/wahana darat, laut
dan udara; (b) Rancang bangun dan rekayasa sistem persenjataan meriam/
artileri (kaliber 20 mm ke atas); (c) Rancang bangun dan rekayasa peluru ken-
dali dan roket; (d) Rancang bangun dan rekayasa bom untuk pesawat, ranjau
laut dan alat penjinak bahan peledak/bom; (e) Rancang bangun alat optik
dan alat bidik;(f) Rancang bangun dan rekayasa bahan peledak/propelan;
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(g) Rancang bangun dan rekayasa perangkat surveillance; (h) Rancang bangun
peralatan komunikasi; (i) Rancang bangun sistem komando kendali; (j) Ran-
cang bangun dan pembuatan bekal/alat khusus.
(a) Rancang bangun dan rekayasa alat angkut/wahana darat, laut
dan udara
Program ini mencakup delapan kegiatan, yaitu (1) rancang bangun
dan rekayasa kendaraan taktis; (2) pengembangan kendaraan tempur/
tank dan suku cadangnya; (3) rancang bangun dan rekayasa kapal patroli
cepat; (4) rancang bangun dan rekayasa wahana angkut pendarat pasu-
kan; (5) rancang bangun dan rekayasa Hovercraft; (6) rancang bangun dan
rekayasa wahana bawah air; (7) rancang bangun dan rekayasa pesawat
terbang; (8) rancang bangun dan rekayasa suku cadang pesawat terbang
dan helikopter.
(b) Rancang bangun dan rekayasa sistem persenjataan meriam/ar-
tileri (kaliber 20 mm ke atas)
Program ini meliputi empat kegiatan, yaitu (1) pengembangan me-
riam kaliber 20 mm keatas, (2) pengembangan amunisi kaliber 20 mm,
40 mm, 57 mm dan 76 mm, (3) penelitian Mortir 80 mm dan 81 mm, dan
(4) penelitian dan pengembangan bahan baku laras senjata .
(c) Rancang bangun dan rekayasa peluru kendali dan roket
Program ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu (1) rancang bangun peluru
kendali, dan (2) penelitian dan pengembangan peroketan.
(d) Rancang bangun dan rekayasa bom, ranjau laut dan penjinak
bahan peledak/bom
Program ini meliputi empat kegiatan (1) pengembangan bom untuk
pesawat, pengembangan ranjau laut, (2) pengembangan alat deteksi
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
ranjau darat /bom, (3) pengembangan alat penjinak bahan peledak/bom
untuk menghadapi teroris
(e) Rancang bangun alat optik dan alat bidik
Program ini terdiri dari dua kegiatan: (1) pengembangan teropong bi-
dik malam/anti kabut dan (2) pengembangan dan rancang bangun sistem
kendali senjata meriam
(f) Rancang bangun dan rekayasa bahan peledak/propelan
Program ini terdiri dari tiga kegiatan: (1) pengembangan bahan baku
propelan; (2) rancang bangun dan rekayasa double base dan triple base pro-
pellant plant; dan (3) penelitian dan pengembangan hulu ledak (warhead)
(g) Rancang bangun dan rekayasa perangkat surveillance
Kegiatan rancang bangun dan rekayasa perangkat surveillance antara
lain pengembangan sistem radar, pengembangan suku cadang radar,
dan penelitian dan pembuatan portable simulator ESM
(h) Rancang bangun peralatan komunikasi
Kegiatannya meliputi rancang bangun berbagai macam dan jenis alat
komunikasi elektronika (Alkomlek)
(i) Rancang bangun sistem komando kendali
Kegiatannya meliputi antara lain pengembangan simulator olah
yudha, simulator penembakan meriam, dan simulator pengendalian pe-
sawat/helicopter, dan pengembangan konsol combat system
(j) Rancang bangun dan pembuatan bekal/alat khusus
Program ini meliputi delapan kegiatan, yaitu: (1) penelitian bahan
material tahan peluru dan aplikasinya, (2) pengembangan alat monitor-
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
ing radiasi nuklir, (3) peningkatan kemampuan biodefence untuk antisipasi
ancaman senjata biologi, (4) rancang bangun dan rekayasa jembatan
gantung prefaf, (5) rancang bangun dan rekayasa peluru gas airmata/
granat asap/peluru asap, (6) rancang bangun dan rekayasa peluru karet,
(7) pengembangan bubuk untuk pengambilan sidik jari, dan (8) pengem-
bangan alat khusus identifikasi dan deteksi dalam rangka Scientific Crimi-
nal Investigation.
Program Difusi dan Pemanfaatan Iptek
Program difusi dan pemanfaatan Iptek terdiri dari sub program studi
aplikasi teknologi pertahanan, sub program studi aplikasi teknologi ke-
amanan dan kajian sosial kemanusiaan.
(a) Studi aplikasi teknologi pertahanan
Studi aplikasi teknologi pertahanan meliputi 15 kegiatan : (1); studi
aplikasi teknologi dan pengembangan Sistem Informasi Geografi (SIG)
untuk pengelolaan informasi pertahanan; (2) studi aplikasi teknologi
dan pengembangan GPS navigasi untuk pelacakan benda bergerak di
darat; (3) studi aplikasi teknologi indraja untuk monitoring/remote sensing;
(4) Studi aplikasi transformasi produksi industri pertahanan; (5) studi
aplikasi transformasi prasarana nasional untuk keperluan pertahanan;
(6) studi aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembi-
naan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW); (7) penyusunan
model sandi (Kriptografi; (8) studi Manajemen Kesejahteraan Rakyat; (9)
studi korosi logam akibat degradasi kondisi lingkungan; (10) pengem-
bangan sistim metoda analisis, identifikasi dan karakterisasi bahan; (11)
pengembangan ilmu dan teknologi proses terhadap sumber daya alam/
bahan tropis; (12) pengembangan ilmu dan teknologi proses terhadap
sumber daya alam/bahan tropis; (12) pengembangan ilmu dan teknologi
nano atau sistem material nano; (13) pengembangan ilmu bio-diversity:
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
bio-remediasi dan bio-informatika, dan manajemen pengelolaan hayati/
botani, kehutanan serta ingkungan; (14) studi aplikasi ilmu mikrobiolo-
gi untuk menghadapi bioterorisme di Indonesia; (15) studi karakteristik
kebumian di Indonesia untuk mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan
gunung berapi dan sistem peredaran udara
(b) Studi aplikasi teknologi keamanan
Studi aplikasi teknologi keamanan meliputi tiga kegiatan: (1) studi
aplikasi teknologi komputer untuk Sistem Informasi Komunikasi Polri;
(2) studi aplikasi manajemen transportasi untuk mendukung operasion-
al Polri; (3) Optimalisasi program Computer Aided Automatic Fingerprint Iden-
tification System (CAAFIS)
(c) Kajian sosial kemanusiaan
Kajian sosial kemanusiaan meliputi tiga kegiatan (1) Kajian –kajian
tentang wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, (2) Kajian Kebijakan
Publik tentang Potensi Disintegrasi Nasional dalam Perspektif Keadilan
(3) Kajian-kajian di Wilayah Perbatasan dan Daerah Rawan Konflik Untuk
Penguatan Pertahan dan Keamanan
Program Penguatan Kelembagaan Iptek
Program penguatan kelembagaan iptek adalah kegiatan lembaga lit-
bang untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas SDM dan sarana
penelitian serta dana. Program penguatan kelembagaan iptek hankam
meliputi tiga kegiatan, yaitu (1) penguatan internal dan kelembagaan
pendukungnya dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana pene-
litian; (2) kerjasama antar lembaga iptek di dalam negeri, termasuk
kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka peningkatan SDM di
bidang teknologi hankam, kerjasama dengan industri yang memiliki ke-
mampuan dan potensi sebagai penyedia kebutuhan yang berkait dengan
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
kepentingan hankam dan kerjasama bidang litbangyasa antara LPND Ri-
set, perguruan tinggi dan industri, baik BUMN maupun swasta; (3) ker-
jasama dengan luar negeri dalam rangka peningkatan SDM di bidang
teknologi hankam, bantuan konsultasi dan bantuan dana dan sarana &
prasarana.
Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi diprioritaskan
pada pemberdayaan industri nasional dalam rangka menciptakan ke-
mandirian guna memperkecil ketergantungan alutsista dari luar negeri
dengan target capaian (a) peningkatan kemampuan industri dalam ne-
geri untuk komersialisasi hasil iptek teknologi hankam; (b) peningkatan
kualitas dan kuantitas SDM di bidang rancang bangun dan perekayas-
aan; (c) penyusunan format regulasi pendanaan dalam mendukung pem-
bangunan sishanneg; (d) regulasi yang menetapkan penggunaan produk
industri hankam dalam negeri; (e) kerjasama industri hankam nasional
dengan luar negeri.
Program-program pembangunan iptek bidang teknologi hankam ini
secara lebih terinci diuraikan pada tabel yang terdiri dari kegiatan, target
capaian tahun 2009, indikator keberhasilan, dan sasaran akhir yang di-
harapkan tercapai pada tahun 2025 serta para pelaksana dan pengguna.
Program-program tersebut dapat terlaksana dengan hasil yang dica-
pai sesuai dengan tahapan sasaran yang diharapkan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila didukung (a) SDM dengan kualitas,
kepakaran dan kuantitas sesuai keperluan; (b) sarana dan prasarana
yang diperlukan; (c) anggaran yang memadai; dan (d) terlaksananya
koordinasi dan sinergi antar pelaksana (lembaga litbang, perguruan
tinggi dan industri serta penunjang lainnya).
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK
(1) Rancang bangun dan rekayasa kendaraan taktis
Model kendaraan taktis tahan peluru
Terwujudnya model kendaraan taktis tahan peluru
Penguasaan teknologi pembuatan kendaraan taktis tahan peluru
Pelaksana a.l.:DislitbangadBengpuspal ad,PT PindadPengguna a.l. :TNI & Polri
ARANCANGBANGUNDANREKAYASAALATANGKUT/WAHANA
(2) Pengembangan kendaraan tempur/ suku cadang
a) Prototip tank amphibi
b) Prototip suku cadang kendaraan tempur tank AMX-13
a) Terwujudnya rekayasa tank amphibi
b) Terwujudnya rekayasa suku cadang kendaran tempur tank AMX-13
Kemandirian dalam penyediaan tank amphibidan suku cadang kendaraan tempur tank
Pelaksana a.l. : Dislitbangal, Dislitbangad, PT PindadBengpuspaladPengguna:TNI
(3) Rancang bangun dan rekayasa kapal patroli cepat
Prototip kapal cepat dengan senjata dan combat system
Hasil rekayasa kapal cepat yang dapat diproduksi di dalam negeri
Kemandirian dalam penye-diaan kapal patroli cepat siap tempur
Pelaksana a.l. :Dislitbangal,PT PALPengguna a.l: TNI & Polri
(4) Rancang bangun dan rekayasa wahana angkut pendarat pasukan
a) Prototip wahana ang-kut ringan pendarat pasukan berkecepat-an tinggi
b) Prototip wahana ang-kut berat pendarat pasukan berprinsip air cushion
Hasil rekayasa waha-na angkut pendarat pasukan yang dapat diproduksi di dalam negeri
Kemandirian dalam penye-diaan wahana angkut pasukan pendarat
Pelaksana a.l. Dislitbangal, PT PAL, BPPTPengguna : TNI
(5) Rancang bangun dan rekayasa Hovercraft
Prototip Hovercraft ber-penumpang 40 orang
Hasil rekayasa Hover-craft berpenumpang 40 orang yang dapat diproduksi di dalam negeri
Kemandirian dalam penye-diaan Hovercraft
elaksana a.l. : Balitbang Dephan, Dislitbangal BPPTPengguna a.l : TNI & Polri
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(6) Rancang bangun dan rekayasa wahana bawah air
Prototip wahana bawah air tanpa awak
Rekayasa wahana bawah air tanpa awak yang dapat diproduksi di dalam negeri
Kemandirian dalam penyediaan wahana bawah air
Pelaksana a.l. :DislitbangalBPPT, PT PAL
(7) Rancang bangun dan rekayasa pesawat terbang
a) Prototip pesawat terbang tanpa awak untuk surveillance
b) Prototip pesawat latih turbo jet tandem
c) Prototip pesawat 19 penumpang
a) Hasil rekayasa pesawat terbang tanpa awak siap operasional
b) Hasil rekayasa pesawat latih turbo jet tandem siap diproduksi dalam negeri
c) Hasil rekayasa pe-sawat 19 penumpang dapat diproduksi di dalam negeri
Kemandirian dalam penyediaan beberapa jenis pesawat terbang.
Pelaksana a.l. :Dislitbangau, Koharmatau, BPPTPT DI
Pengguna a.l. :TNI, Polri, Dep Kehutanan
(8) Rancang bangun dan rekayasa komponen pesawat terbang/helikopter
a) Prototip external store untuk pesawat Sukhoi SU-27/30
b) Prototip movable hydroulic helikopter NAS-332 dan SA-330
c) Prototip sistem ACMR pesawat Hawk 109-209
d) Prototip drag chute pesawat Sukhoi
e) Prototip disc brake pesawat C-130 H
f) Prototip peralatan pengecekan sistem pitch dan yaw pesawat F-5
a) Hasil rekayasa external store dapat dipasang pada pesawat Sukhoi Su-27/30
b) Hasil rekayasa mova-ble hydraulic untuk dimanfatkan pada helikopter NAS-332 dan SA-330
c) Hasil rekayasa sistem ACMR dapat dimanfaatkan untuk pesawat Hawk 109-209
d) Hasil rekayasa drag chute dapat dimanfaatkan untuk pesawat Sukhoi
e) Hasil rekayasa disc brake dapat dimanfaatkan untuk pesawat C-130 H
f) Hasil rekayasa peralatan pengecekan sistem pitch dan yaw dapat dimanfaatkan untuk pesawat F-5
Penguasaan teknologi pembuatan beberapa jenis suku cadang pesawat terbang/ helikopter dan dapat diproduksi di dalam negeri
Pelaksana a.l.Dislitbangau, Koharmatau, LIPI, BPPTPT DI , PT LENPT Pindad,Balai Besar Tekstil, Industri Tekstil.Pengguna : TNI
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Pengembangan meriam kaliber 20 mm keatas
Penyempurnaan meriam 20 mm, 40 mm dan 57 mm untuk kapal perang
Hasil rekayasa meriam 20 mm, 40 mm dan 57 mm yang dapat diproduksi oleh industri dalam negeri
Kemandirian dalam penyediaan meriam berbagai kaliber untuk kapal perang dan pasukan darat
Pelaksana a.l. :DislitbangalDislitbangad PT Pindad BPPT
BRANCANGBANGUNDANREKAYASASISTEMPERSENjATAANMERIAM/ARTILERI
(2) Pengembangan Amunisi kaliber 20 mm, 40 mm, 57 mm, dan 76 mm
Penyempurnaan berbagai jenis amunisi 20 mm, 40 mm, 57 m dan 76 mm untuk kapal perang
Hasil rekayasa amunisi 20 mm, 40 mm, 57 mm dan 76 mm yang dapat diaplikasikan dalam sistem senjata kapal maupun satuan tempur darat
Kemandirian dalam penyediaan berbagai jenis amunisi meriam berbagai kaliber
Pelaksana a.l. :Dislitbangal, DislitbangadPT PindadLAPAN Pengguna : TNI
(3) Penelitian Mortir 80 m dan 81 mm
Konsep standardiasi Mortir 80 mm dan 81 mm
Standardisasi Mortir 80 mm dan 81 mm yang tepat untuk satuan tempur tingkat Batalyon Infantri
Penguasaan teknologi pembuatan mortir 80 mm dan 81 mm
Pelaksana a.l. :Dislitbangad, Bengpuspalad, PT PindadPengguna: TNI
(4) Penelitian dan pengembangan bahan baku laras senjata
Bahan baku laras senjata
Terwujudnya bahan baku laras senjata
Kemandirian dalam penyediaan material bahan baku laras senjata
Pelaksana a.l.:Balitbang DephanPT Pindad, PT Krakatau SteelPengguna : Industri Hankam
CRANCANGBANGUNDANREKAYASAPELURUKENDALIDANROKET
(1) Rancang bangun peluru kendali
a). Rancang bangun peluru kendali anti kapal atas air
b). Prototip peluru kendali jarak pendek anti pesawat udara
a) Hasil rekayasa peluru kendali yang dapat diaplikasikan pada kapal perang
b) Hasil rekayasa peluru kendali jarak pendek anti pesawat udara
Kemandirian dalam pembuatan peluru kendali
Pelaksana a.l. :Dislitbangal, DislitbangauLAPANPengguna : TNI
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Penelitian dan pengembangan peroketan
a) Prototip roket udara-darat kaliber 2.75 inc dan roket kaliber 80 mm
b) Prototip roket balistik jarak jangkau s.d 300 km. Meliputi : jarak jangkau 10 km, 15 km, 40 km, 80 km, 200 km, 300 km ( Kal. 100 mm, 150 mm, 250 mm, 340 mm, 420 mm dan 520 mm)
c) Prototip roket kendali jarak jangkau s/d 30 km.
a) Hasil rekayasa roket kaliber 2.75 inc dan oket kaliber 80 mm
b) Kemampuan rekayasa roket balistik jarak jang-kau s.d 300 km. Meliputi :
jarak jangkau 10 km, 15 km, 40 km, 80 km, 200 km, 300 km ( Kal. 100 mm, 150 mm, 250 mm, 340 mm, 420 mm dan 520 mm)
c) Kemampuan rekayasa Roket ken-dali jarak jangkau s/d 30 km
Kemandirian dalam pembuatan pembuatan roket berbagai kaliber, baik terkendali maupun tidak terkendali dengan jarak jangkau dari 10 km s/d 300 km.
Pelaksana a.l. :DislitbangalDislitbangauLAPAN, PT Pindad PT LEN, Pergurun TinggiPengguna a.l. : TNI , LAPAN
(1) Pengembangan Bom untuk Pesawat terbang
a) Prototip bom tajam kaliber 360 kg
b) Prototip bom practice sejenis OFAB 250 untuk pesawat
Hasil rekayasa bom tajam kaliber 360 kg dan bom practice untuk pesawat Sukhoi
Kemandirian dalam pembuatan bom tajam kaliber 360 kg dan bom practice untuk pesawat
Pelaksana a.l. :Dislitbangau,PI PindadLAPANPengguna : TNI
DRANCANGBANGUNDANREKAYASABOMDANRANjAU
(2) Pengembangan Ranjau laut
Prototip ranjau laut pintar
Hasil rekayasa ranjau laut pintar dapat diproduksi di dalam negeri
Kemandirian dalam pembuatan ranjau laut
Pelaksanaa.l. : DislitbangalPT PindadLAPANPengguna : TNI
(3) Pengembangan alat deteksi ranjau darat/bom/bahan peledak
Prototip alat deteksi ranjau darat/bom/bahan peledak
Hasil rekayasa alat deteksi ranjau darat/ bom/bahan peledak untuk pasukan TNI/ Polri
Kemandirian dalam pembuatan alat deteksi ranjau darat/bom
Pelaksana a.l. : Dislitbangad, PT PINDADPengguna a.l: TNI & Polri
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Pengembangan teropong bidik
Prototip teropong bidik malam/anti kabut
Hasil rekayasa tero-pong bidik malam/anti kabut untuk pasukan TNI
Penguasan teknologi teropong bidik malam/anti kabut
Pelaksana a.l. :Dislitbangad, PT LENPengguna a.l.: TNI & Polri
EALATOPTIKDANALATBIDIK
(2) Pengembangan rancang bangun sistem kendali senjata meriam
a) Prototip hardware dan sofware sistem kendali senjata berbasis optik untuk meriam kapal
b) Prototip sistem ken-dali senjata berbasis optik meriam kenda-raan tempur/tank
a) Hasil rekayasa sistem kendali sen-jata berbasis optik untuk meriam kapal
b) Hasil rekayasa sistem kendali sen-jata berbasis optik meriam kendaraan tempur/tank
Penguasaan teknologi pembuatan sistem kendali senjata meriam
Pelaksana a.l. :Dislitbangal, PT LENPengguna :TNI
(1) Pengembangan bahan baku propelan
Bahan baku propelan padat komposit
Hasil rekayasa pembuatan bahan baku propelan padat komposit
Kemandirian dalam penyediaan bahan baku propelan padat komposit
Pelaksanan a.l. :Balitbang Dephan LAPAN, Industri KimiaPengguna a.l.:Industri hankam
FPENELITIANDANPENGEMBANGANBAHANPELEDAK/PROPELAN
(2) Rancang bangun dan rekayasa Plant double base dan tri base propellant
Prototip Plant double base dan tri base propellant skala laboratorium
Hasil rekayasa Plant double base dan tri base Propellant
Kemandirian dalam penyediaan double base dan tri base propellant
Pelaksanan a.l. : Balitbang Dephan, PT Dahana, Industri kimiaPengguna a.l.: Industri Hankam
(3) Penelitian dan pengembangan expolisive war head (hulu ledak)
Prototip explosive war-head untuk roket 2.75 inc dan roket 80 mm
Hasil rekayasa explosive warhead untuk roket 2.75 inc dan roket 80 mm
Kemandirian dalam pembuatan hulu ledak
Pelaksana a.l. :Dislitbangau,PT Pindad. Pengguna : TNI
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Pengembangan sistem radar
Prototip instalasi radar pantai tanpa awak
Hasil rekayasa instalasi radar pantai tanpa awak
Penguasaan teknologi instalasi radar pantai tanpa awak
Pelaksana a.l. :Dislitbangal, PT LENPengguna : TNI
GPENELITIANDANPENGEMBAGANPERANGKATsUrveillanCe (RADAR,OPTRONIK,ESM)
(2) Pengembangan suku cadang radar
a) Prototip analog to digital converter R 427 radar Thomson
b) Prototip phase shifter keramiik antenna radar Thomson
c) Prototip power supply 5V-40A radar Thomson
d) Prototip radar fundamental simula-tor model device 11B104
e) Prototip real time surveillance system
a) Hasil rekayasa analog to digital converter R 427 radar Thomson
b) Hasil rekayasa phase shifter keramik antenna radar Thomson
c) Hasil rekayasa power supply 5V-40A untuk radar Thomson
d) Hasil rekayasa radar fundamental simulator model device 11B104
e) Hasil rekayasa real time surveillance system
Penguasaan teknologi pembuatan komponen radar
Pelaksana a.l. : Dislitbangau, PT LENPengguna : TNI
(3) Penelitian dan pembuatan portable simulator ESM
Prototip portable simulator ESM untuk mendeksi sinyal radar kapal
Terwujudnya portabel simulator guna mendu-kung operasi tektis
Kemandirian dalam perangkat surveillance guna mendukung operasi
Pelaksana a.l. :Dislitbangal, PT LENPengguna : TNI
HRANCANGBANGUNDANREKAYASAPERALATANKOMUNIKASI
(1) Pengembangan rekayasa alat komunikasi elektronika (Alkomlek)
a) Prototip alkomlek untuk pasukan
b) Prototip Charger & Battery discharger monitoring untuk pasukan
Hasil rekayasa alkom-lek untuk pasukan yang dapat diproduksi di dalam negeri
Kemandirian dalam pengadaan alkomlek untuk pasukan
Pelaksana a.l. :Balitbang Dep Han, Disltbangad, DislitbangauIndustri elektronikaPengguna a.l. : TNI & Polri
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Pengembangan Simulasi Olah Yudha
a) Penyempurnaan Sofware & hardware Simulasi Olah Yudha
b) Prototip simulator pengemudi dan penembak meriam pada kendaraan tank
a) Tersedianya Software Simulasi Olah Yudha sesusai perkembangan keadaan
b) Tersedianya simu-lator penembankan meriam yang dapat diaplikaikan pada kendaraan tarik
Penguasaan teknologi pembuatan Alat Simulasi Olah Yuda dan alat Simulasi penembakan meriam
Pelaksana a.l. :Dislitbangad, Seskoad, Pengguna : TNI
ISISTEMKOMANDODANKENDALI
(1) Penelitian Bahan material tahan peluru dan aplikasinya
a) Prototip material dari keramik yang mampu menahan peluru dari tembakan senjata ringan laras panjang
b) Prototip rompi anti peluru
a) Terwujudnya mate-rial dari keramik yang mampu menahan peluru dari tembakan senjata ringan laras panjang
b) Hasil rekayasa rompi anti peluru
Penguasaan teknologi material dari keramik tahan peluru untuk berbagai aplikasi (rompi, rantis, kursi pilot pesawat, dll)
Pelaksana a.l. :Balitbang Dephan, DislitbagauBalai besar KeramikBalai Besar TekstilUniv. Indonesia, PT Pidad, PT DIPengguna a.l :TNI & Polri
jRANCANGBANGUNDANREKAYASABEKAL/ALATKHUSUS
(2) Pengembangan alat monitor radiasi nuklir
Prototip alat monitor radiasi nuklir (Gamma, beta dan sinar x) portabel
Tersedianya alat monitor radiasi nuklir (Gamma, beta dan sinar x) portabel
Penguasan teknologi pembuatan alat monitor radiasi nuklir
Pelaksana a.l. :Dislitbangad, BATANPengguna a.l. :TNI & Polri
(3) Peningkatan kemampuan biodefence untuk mengantisipasi ancaman senjata biologi
Tersedianya sistem emergency response untuk unnatural outbreak of diseases pada manusia, hewan dan tanaman
Terwujudnya peningkat-an kemampuan untuk mendeteksi ancaman senjata biologi
Terselenggarakan-nya sistem koordinasi pencegahan dan pendeteksian ancaman senjata biologi
Pelaksana a.l. :Deptan, Depkes, LIPI. Lembaga Eijkman Pengguna a.l :TNI dan Polri
(4) Rancang bangun dan rekayasa Jembatan Gantung Prefab
Prototip Jembatan Gantung Prefab beban maks. 7,5 Ton, 15 Ton dan 30 Ton dengan panjang 50 m
Terwujudnya rekayasa Jembatan Gantung Prefab beban maks. 7,5 Ton, 15 Ton dan 30 Ton dengan panjang 50 m
Kemandirian dalam pembuatan Jembatan Gantung
Pelaksana a.l. :Dislitbagad, PT KS, PT Pindad, PT DIPengguna a.l.: TNI, Polri dan Masyarakat
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(5) Rancang bangun dan rekayasa peluru/granat gas air dan asap
Prototip peluru gas air mata kal. 38 mm, peluru asap kal 38 mm, dan granat asap dan gas airmata
Terwujud peluru gas airmata dan asap yang dapat diproduksi di dalam negeri
Kemandirian dalam penyediaan amunisi gas airmata dan asap
Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriPT PindadLIPI dan BPPTPengguna: Polri
(6) Rancang bangun dan rekayasa peluru karet
Prototip peluru karet kal 0,38 mi dan 7,63 mm
Terwujudnya rekayasa peluru karet yang dapat diproduksi dalam negeri
Kemandirian dalam penyediaan peluru karet
Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriPT PindadLIPI dan BPPTPengguna: Polri
(7) Pengembangan bubuk untuk pengambilan sidik jari
Senyawa bahan pembuatan bubuk untuk pengambilan sidik jari
Terwujudnya senyawa bahan pembuatan bubuk untuk pengam-bilan sidik jari
Kemnadirian dalam penyediaan bubuk untuk pengambilan sidik jari
Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriLIPI dan BPPTPerguruan TinggiPengguna: Polri
(8) Pengembangan alat identifikasi dan deteksi dalam rangka Scientitific Criminal Investigation
Ptototip alat khusus identifikasi dan deteksi untuk tugas pencegah-an dan tindakan kejahanatn
Terwujudnya alat khusus identifikasi dan deteksi untuk tugas pencegahan dan tindakan kejahanatn
Kemandirian dalam penyediaan penyediaan alat khusus identifikasi dan deteksi untuk tugas pencegahan dan tindakan kejahanatn
Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriPT PindadLIPI dan BPPTPengguna: Polri
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
II PROGRAM DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK
(1) Studi aplikasi teknologi dan pembangunan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk pengelolaan informasi pertahanan
Terbangunnya jaringan SIG Pertahanan secara terpusat
Terwujudnya jaringan SIG Pertahanan
Penguasaan Teknologi SIG
Pelaksana a.l.Bakosurtananal, LAPAN,Dit Topad, KodamPengguna : TNI
ASTUDIAPLIKASITEKNOLOGIPERTAHANAN
(2) Studi aplikasi dan pengembangan GPS navigasi untuk pelacakan benda bergerak
Hasil kajian aplikasi dan pengembangan GPS navigasi untuk pelacakan benda bergerak
Tersedianya informasi aplikasi dan pengem-bangan GPS navi-gasi untuk pelacakan benda bergerak
Penguasan teknologi aplikasi GPS navigasi
Pelaksana a.l.Dephan,Mabes TNI, Mabes Polri, LAPAN Pengguna : TNI
(3) Studi aplikasi teknologi Indraja untuk monitoring/ remote sensing
Tersedianya protipe alat remote sensor pada pesawat terbang
Terwujudnya hasil rekayasa alat remote sensing pada pesawat terbang
Penguasan Teknologi Remote Sensing
Pelaksana a.l. :Bakosurtanal, LAPAN.UGMPengguna a.l.: Dephankam
(4) Studi aplikasi transformasi produksi industri pertahanan
Hasil kajian aplikasi transformasi produksi industri pertahanan (kapal, pesawat terbang, alat komunikasi)
Tersedianya Informasi aplikasi transformasi produk industri pertahanan (kapal, pesawat terbang, alat komunikasi)
Terselenggarakannya transformasi produksi industri pertahanan
Pelaksana a.l. :Bakosurtanal, LAPAN.UGMPengguna a.l.: Dephankam
(5) Studi aplikasi transformasi prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan
Hasil kajian aplikasi transformasi prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan
Tersedianya informasi aplikasi transformasi prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan
Terwujudnya prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan
Pelaksanana a.l.: BalitbangDepHan,DepKimpraswilPengguna :DepHan
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(6) Studi aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW)
Hasil kajian aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW)
Tersedianya aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW)
Terwujudnya Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) dan Sistem Logistik Wilayah (SLW)
Pelaksanan a.l.:BalitbangDepHan,Dep KominfoPengguna :DepHan
(7) Penyusunan Model Sandi (Kriptografi)
Hasil kajian model Sandi Negara untuk keamanan, keuangan, dan perdagangan
Tersedianya Sistem Sandi untuk keamanan, keuangan, dan perdagangan
Terwujudnya Sandi yang spesifik, valid dan dapat diterapkan
Pelaksana a.l:Dephan, BPS, Depkeu, Sekneg, Perguruan Tinggi (Jurusan Matema-tika), Depdagri, Lembaga Sandi Negara
Pengguna a.l.: Dephan,TNI/Polri, Depdagri, Lembaga Sandi Negara, Depkeu, Sekneg.
(8) Studi Manajemen Kesejahteraan Rakyat
Hasil kajian Pengem-bangan Model Statistik, Komunatorik, matematika industri dan keuangan
Terwujudnya Pening-katan Sistem Manaje-men Kesejahteraan
Tercapainya sistem kesejahteraan rakyat yang handal
Pelaksana a.l:Dephan,Menko Kesra, Bappenas, Sekneg, Depkominfo, De-perin/dag, Depkeu
Pengguna a.l.: Dephan,Menko Kesra, Bappenas, Sekneg, Depkominfo, De-perin/dag, Depkeu
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(9) Studi korosi logam akibat degradasi kondisi lingkungan
Penemuan formula bahan atau rumusan koefisien laju korosi material/logam di In-donesia
Berkurangnya korosi pada material/logam
Terwujd nya bahan baru, atau bahan lapisan pelindung dan penghambat korosi
Pelaksana a.l:Dephan,KNRT, Pergu-ruan Tinggi, LPND, Deperin, industri Pengguna a.l.:Dephan, TNI/PolriLPND, Deperin, Industri
(10) Pengembangan sistim metoda analisis, identifikasi dan karakterisasi bahan.
Sistim metodologi analisis bahan (pangan, obat, sumber energi, elektronika, senjata, dan lain-lain.
Terciptanya sistim ken-dali mutu berdasarkan standar internasional
Dikuasainya iptek untuk sistim monitoring, analisis, instrumentasi pengendali mutu
Pelaksana a.l:Dephan,KNRT, LPND. LPD, Depkes, Perguruan Tinggi, Transportasi, KomInfo.
Pengguna a.l.: Dephan, TNI/PolriLPND, LPD, Depkes, Perguruan Tinggi, Transportasi, KomInfo
(11) Pengembangan ilmu dan teknologi proses terhadap sumber daya alam/bahan tropis
Sumber daya sandang, pangan, suplemen, sis-tim penyimpanan dan pengawetan makanan, iptek bahan struktur dan bahan dukung bahan serat, anti korosi, diversifikasi bahan alam untuk kesehatan, lingkungan, pertahanan (amunisi, bahan anti senjata dsb.) dan bahan penghasil energi.
Tersedianya sumber bahan baku sebagai hasil dari penguasaan ilmu dan teknologi proses untuk kepentin-gan konsumsi nasional
Tercapainya penguasaan iptek untuk penyediaan/suplai Sumber daya pangan, suplemen, bahan struktur dan bahan dukung anti korosi, diversifikasi bahan alam amunisi handal, bahan anti senjata dan material lainnya
Pelaksana a.l:Dephan,KNRT, LPND. LPD, Depkes, Perguruan Tinggi
Pengguna a.l.: Dephan,KNRT, LPND. LPD, Depkes, Perguruan Tinggi
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(12) Pengembangan ilmu dan teknologi nano atau sistem material nano
Terbentuknya mate-rial nano partikel/nano kristal yang mempunyai sifat spesifik yang unggul
Penguasaan ilmu dan teknologi nano dalam bidang mate-rial baru dari segi sifat konduktivitas, super-ionik/konduktivitasnya, sensitivitas sensor, bio-kompatibilitas, ba-han pelindung lapisan tipis, bahan komposit-ringan, katalis dsb.
Berkembangnya produk material nano untuk bahan pangan, obat, sandang, komposit, lapisan tipis, magnetic, dan elektronik, yang mempunyai sifat fungsional baru, yang dapat digunakan pula pada sistim energi baru, TIK, transportasi, pertahanan dan kesehatan
Pelaksana a.l:Dephan,KNRT, Perguruan Tinggi LPND, LPD, Industri.Pengguna a.l.: Dephan,KNRT, Perguruan Tinggi LPND, LPD, Industri.
(13) Pengembangan ilmu bio-diversity: bio-remediasi dan bio-informatika, dan manajemen pengelolaan hayati/botani, kehutanan serta lingkungan
Berkembangnya ilmu bio-diversity dalam rangka menunjang Sistem Logistik Wilayah
Terwujudnya pengembangan ilmu bio-diversity
Penguasaan ilmu bio-diversity: bio-remediasi dan bio-informatika, dan manajemen pengelolaan hayati/botani, kehutanan serta lingkungan.
Pelaksana a.l:DepHan, DepHut, Depdagri, DikNas Perguruan Tinggi, KLH, LPD/LPND Pengguna a.l.: DepHan, DepHut, Depdagri, DikNas, Perguruan Tinggi, KLH, LPD/LPND
(14) Studi aplikasi ilmu mikrobiologi untuk menghadapi bioterorisme di Indonesia
Aplikasi ilmu dan teknologi mikrobi-ologi untuk meng-hadapi bioterorisme di Indonesia
Tersedianya teknologi mikrobiologi untuk menghadapi bioteror-isme di Indonesia
Pendalaman penguasaan ilmu mikrobiologi untuk menghadapi bioterorisme di Indonesia
Pelaksana a.l:Dephan, KNRT, Depkes, Perguruan Tinggi Pengguna a.l.: Dephan,Depkes
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(15) Studi karakteristik kebumian di Indonesia untuk mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem Peredaran Udara
Karakteristik kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem Peredaran Udara
Tersedianya Karakteristik kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem Peredaran
Tersusunnysa karakteristik kebumian di Indonesia untuk mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem Peredaran Udara
Pelaksana a.l:DephanKNRT, BMG, LAPAN, BAKOSURTANAL. Pengguna a.l.: DephanKNRT, BMG, LAPAN, BAKOSURTANAL
(1) Studi aplikasi teknologi informasi untuk Sistem Informasi Komunikasi Polri
Blue Print Jaringan In-formasi dan Komunika-si Polri dan spesifikasi teknik peralatan yang diperlukan
Terwujudnya blue print jaringan informasi dan komunikasi
Terselenggaranya jaringan informasi dan komunikasi yang mampu mendukung operasional Polri
Pelaksana a.l.:Puslitbang PolriITBLAPANPengguna : Polri
BSTUDIAPLIKASITEKNOLOGIKEAMANAN
(2) Studi aplikasi manajemen transportasi untuk mendukung operasional polri
Blue Print Jaringan Transportasi Laut dan Udara Polri dan spa-sifikasi teknis peralatan yang diperlukan
Terwujudnya Blue Print Jaringan Transportasi Laut dan Udara Polri dan spasifikasi teknis peralatan yang diperlu-kan sesusai karakteris-tik kewilayahan
Terselenggaranya Jaringan Transportasi Laut dan Udara untuk mendukung operasional Polri
Pelaksana a.l. :Puslitbang PolsiPT DI , PT PALLIPI,/BPPT/ PUSPI-PTEKPengguna: Polri
(3) Optimalisasi program Computer Aided Automatic Fingerproint Identification System (CAAFIS)
Terlaksananya me-kanisme pelaporan dan dokumentasi sidik jari
Terbangunnya sentral data sidik jari
Penguasaan teknologi CAAFIS
Pelaksana a.l. :Puslitbang PolriPus Identifikasi PolriPengguna : Polri
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Kajian-kajian tentang wawasan Kebangsaan dan Bela Negara
Teridentifikasinya fak-tor-faktor yang kondusif dan detrimental bagi penguatan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara
Terumuskannya alternatif strategi penguatan wawasan kebangsaan dan bela negara
Meningkatnya perwujudan kesatuan bangsa
Pelaksana a.l: Lemhannas, Balitbang Dephan, Dislitbang TNI/Polri,Lembaga litbang Sosial seperti IPSK- LIPI, Litbang-da, Lemhannas, perguruan tinggi. Pengguna a.l.: Dephan, TNI/Polri,Depdagri
CKAjIANSOSIALKEMANUSIAAN
(2) Kajian Kebijakan Publik tentang Potensi Disintegrasi Nasional dalam Perspektif Keadilan
Teridentifikasinya Kebijakan-kebijakan Publik yang kondusif dan detrimental bagi Integrasi Nasional
Terumuskannya Alternatif Strategi Kebijakan Publik yang berperspektif Keadilan
(3) Kajian-kajian di Wilayah Perbatasan dan Daerah Rawan Konflik Untuk Penguatan Pertahan dan Keamanan
Teridentifikasinya Permasalahan-per-masalahan di Wilayah Perbatasan dan Daerah Rawan Konflik
Dihasilkannya Peta dan Sistem Peringatan Dini (EWS) Perma-salahan di Wilayah Perbatasan dan di Daerah Rawan Konflik, serta alternatif strategi penanggulangannya
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
III PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK
(1) Penguatan internal Kelembagaan Iptek dan Kelembagaan Pendukungnya
Terpenuhinya sebagian kebutuhan sarana dan prasara peneliitian
Terwujudnya pening-katan produktivitas penelitian yang dihasilkan
Meningkatnya peran dan kontribusi lembaga penelitian dalam mendukung perkembangan industri hankam
Pelaksanan a.l.:DephanPerguruan Tinggi, LPND RistekPengguna a.l :Dep han TNI & POlri
APENGUATANINTERNALKELEMBAGAANIPTEK
(1) Peningkatan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka peningkatan kemampuan SDM di bidang teknologi hankam
Peningkatan kemampuan SDM peneliti dengan tingkat pendidikan S2 san S3
Peningkatan jumlah peneliti dengan tingkat akademis S2 dan S3
Tersedianya SDM peneliti yang dibutuhkan untuk mengembang
kan kapasitas nasional
Pelaksanan a.l.Dep. HanPerguruan Tinggi, LPND Ristek, Industri nasional Pengguna a.l :Dep han TNI & Polri
BKERjASAMAANTARLEMBAGAIPTEKDALAMNEGERI
(2) Kerjasama dengan industri yang memiliki kemampuan dan potensi sebagai penyedia kebutuhan yang terkait dengan kepentingan hankam
Tersedianya informasi industri yang memiliki kemampuan dan potensi sebagai penyedia kebutuhan yang terkait dengan kepentingan hankam
Tersedianya informasi industri yang memiliki kemampuan dan poten-si sebagai penyedia kebutuhan yang terkait dengan kepentingan hankam
Terselenggara nya kemandirian dalam penyedia-an kebutuhan yang terkait dengan kepent-ingan hankam
Pelaksanan a.l. :Dep. Han,Perguruan Tinggi, LPND Ristek, Industri nasional Pengguna a.l :Dep han TNI & Polri
(3) Kerjasama di bidang litbangyasa antara LPND Riset, Perguruan Tinggi dan industri, baik BUMN maupun swasta
Terselenggaranya kerjasama di bidang litbangyasa alutsista
Pelibatan aktif LPND Riset, Perguruan Tinggi dan industri dalam memberikan pasokan teknologi
Peningkatan pa-sokan teknologi untuk memenuhi kebutuhan alutsista
Pelaksanan a.l.:Dep. Han,Perguruan Tinggi, LPND Ristek, Industri nasional Pengguna a.l :Dep han TNI & Polri
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(1) Kerjasama dengan lembaga internasional
Peningkatan intensitas kegiatan kerjasama dengan kelembagaan iptek internasional dan peningkatan kontribusi finansial kelembagaan internasional untuk kegiatan litbang di dalam negeri
Peningkatan penelitian yang dibiayai oleh kelembagaan internasional dan peningkatan jumlah bantuan sarana dan prasana litbang serta pemberian technical assistance
Peningkatan kontribusi peneliti Indonesia dalam pengembangan teknologi pertahanan
Pelaksana a.l. :Dephan, Negara – negara sahabat
Pengguna :DephanTNI
CKERjASAMADENGANLEMBAGAINTERNASIONAL
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI
(1) Pemberdayaan industri nasional dalam rangka menciptakan kemandirian guna memperkecil ketergantungan alutsista dari luar
a) Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM di bidang rancang bangun dan perekayasaan dalam upaya mengembangkan kemampuan produksi alutsista
b) Tersedianya sistem produksi komponen & sistem alutsista sesusai kebutuhan operasi
c) Tersedianya regulasi pendanaan dalam mendukung pembangunan sishanneg
d) Tersedianya regulasi yang menetapkan penggunaan produk industri pertahanan dalam negeri
e) Terselenggara nya kerjasama industri pertahanan nasional dengan industri luar negeri
a) Terwujudnya peningkatan SDM di bidang rancang bangun dan perekayasaan
b) Peningkatan jumlah produksi komponen dan sistem fabrika-tor lokal
c) Peningkatan pem-bangunan alutsista secara bertahap
d) Peningkatan pem-bangunan alutsista secara bertahap
e) Peningkatan kemampuan industri pertahanan nasional
Kemandirian dalam penyediaan alutsista dan pemeliharaannya dengan tersedianya alutsista dan susku cadang yang diproduksi di dalam negeri
Pelaksana a.l.Dep. PertahananDep KeuanganKementerian BUMNKementerian RistekKementerian terkaitDPR
Pengguna a.l. :Industri hankamTNI/Polri
APEMBERDAYAANINDUSTRINASIONAL
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
3.6. AGENDA RISET TEKNOLOGI KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN
3.6.1. Latar Belakang Permasalahan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah
satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu seperti diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 28 dan UU
nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Kesehatan merupakan modal
dasar pembangunan manusia seutuhnya dan sebagai tonggak awal
pembangunan di segala bidang.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai peran yang
sangat penting dalam pembangunan kesehatan. Pembangunan iptek
kesehatan pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
ditekankan kepada perilaku hidup sehat dan terciptanya lingkungan
yang sehat serta terjangkaunya pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata. Kesehatan juga merupakan investasi untuk men-
dukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam
penanggulangan kemiskinan.
Permasalahan utama yang dihadapi adalah: (a) terjadinya disparitas
status kesehatan; (b) beban ganda penyakit; (c) mahalnya harga obat;
(d) ketergantungan yang tinggi terhadap impor obat dan alat kesehatan/
kedokteran dari luar negeri; (e) perilaku masyarakat yang kurang mendukung
pola hidup sehat dan bersih; (f) rendahnya kondisi kesehatan lingkungan; (g)
rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan;
(h) terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya yang tidak merata; dan
(i) rendahnya status kesehatan penduduk miskin.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional, disebutkan bahwa penerapan
kemajuan iptek kesehatan diutamakan pada iptek tepat guna untuk
pelayanan kesehatan tingkat pertama (Puskesmas) dan iptek canggih
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
untuk pelayanan kesehatan rujukan. Kemajuan global di bidang iptek
kesehatan, khususnya teknologi diagnostik, bioteknologi dan teknologi
intervensi kuratif serta preventif berlangsung dengan pesat. Mengingat
tantangan yang besar di era globalisasi, maka untuk mencapai hasil yang
optimal perlu dikembangkan program riset kesehatan yang lebih terarah
dan sistematis.
3.6.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama
Arah kebijakan umum riset kesehatan tahun 2005-2009 dirumuskan
dengan mengacu kepada kebijakan iptek dari Kementerian Negara Riset
dan Teknologi dan Kebijakan Litbangkes Departemen Kesehatan. Kebi-
jakan strategis nasional bidang teknologi kesehatan dan obat-obatan
harus mampu memberikan solusi permasalahan kesehatan nasional.
Untuk itu, arah dan prioritas Pengembangan Teknologi Kesehatan dan
Obat-obatan difokuskan pada tujuh bidang prioritas, yaitu penerapan
iptek untuk:
(1) Peningkatan status gizi masyarakat menuju pencapaian gizi seimbang
serta tumbuh kembang anak dalam rangka menjaga kualitas manusia
Indonesia.
(2) Pengembangan bahan baku obat untuk memperkuat struktur in-
dustri bahan baku farmasi nasional agar secara bertahap dan
berkesinambungan dapat mengurangi kebutuhan impor.
(3) Pengembangan obat bahan alam (OBA) melalui pemanfaatan
sumberdaya hayati Indonesia menjadi produk obat alami (herbal
terstandar, dan fitofarmaka) yang mempunyai nilai tambah, berkuali-
tas dan berdaya saing tinggi di tingkat lokal, regional maupun global.
(4) Pengembangan obat yang mempunyai khasiat preventif, kuratif dan
paliatif seperti, vaksin, serta obat terapeutik dan alat diagnostika
melalui pendekatan bioteknologi/protein rekombinan
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
a. Pengendalian penyakit melalui deteksi dini, peningkatan dan pe-
meliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, ser-
ta pemulihan kesehatan.
b. Penguasaan teknologi produksi dan perawatan alat kesehatan/ke-
dokteran untuk mengurangi ketergantungan impor serta kemandirian
operasional dan perawatannya.
c. Penerapan teknologi genomics, proteomics dan teknologi nano untuk
kesehatan dan kedokteran.
Untuk mewujudkan penguasaan teknologi, inovasi dan kemandirian
dalam Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan, diperlukan dukungan
riset sains dasar khususnya di bidang kimia, fisika, biologi, genetika dan
biomolekuler yang terkait dengan gizi, penyakit menular dan tidak menular,
obat dan bahan pembantu obat, mekanisme kerja obat, produksi obat,
sumberdaya genetik, instrumentasi medik dan teknologi informatika.
Selain itu diperlukan juga riset-riset dasar dibidang sosial menyangkut
kesehatan seperti perilaku hidup sehat, jaminan sosial, kesetaraan akses
pelayanan kesehatan dasar, dan sistem informasi kesehatan.
3.6.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran Tahun 2025
(a) Target Capaian Tahun 2009
Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kesehatan.
Target capaian tahun 2009 untuk program riset bidang gizi adalah
tersedianya peta permasalah gizi di Indonesia; alat/metoda penilaian
status gizi yang cepat dan sahih untuk mengukur indikator pencapaian
program gizi seimbang; pemahaman hubungan antara gizi dan penyakit
degeneratif serta metoda pengumpulan dan analisis datanya; kebijakan
pangan & gizi yang mengarah pada peningkatan standar kualitas (aspek
nutrisi dan keamanan konsumsi); peningkatan pemahaman tentang
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
aspek genetika masalah gizi; sistem komunikasi gizi untuk mencapai
Kadarzi; dan model intervensi kecamatan rawan gizi spesifik lokal.
Capaian hasil riset bidang obat bahan alam untuk tahun 2009
adalah: meningkatnya jumlah formula herbal terstandar (menjadi 50)
dan fitofarmaka (15); paket teknologi produksi obat dan diagnostika
berbasis protein rekombinan a.l. kit diagnostik dengue melalui sistem
yeast; human erythropoetin (hEPO), 2α-interferon dan antibodi M-12 melalui
sistem tanaman; paket teknologi produksi antibiotika, antikanker,
immunomodulator, antiinflamasi dari tanaman, mikroba dan biota
laut; diperoleh sejumlah mikroba potentisial (5 sp./thn) untuk produksi
antibiotik dan enzim untuk industri farmasi; paket teknologi ekstrak
terstandar tanaman obat unggulan yang ditetapkan BPOM (20 tanaman/
tahun); paket validasi farmakologi sediaan obat degeneratif dan anti
infeksi difokuskan pada antikanker, imunomodulator, kardiovaskuler,
sindrom metabolik, anti demam berdarah dan anti flu burung; dan
panduan uji stabilitas sifat biokimia dan fitokimia tanaman obat terpilih
difokuskan pada antikanker, imunomodulator, anti demam berdarah,
dan antiflu burung.
Target capaian pada tahun 2009 untuk bidang penyakit menular dan
tidak menular, serta pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
dipilah untuk masing-masing sub-bidang. Capaian untuk sub-bidang
riset penyakit menular adalah: kandidat vaksin yang murah, terjangkau,
dan praktis (dari injeksi diganti peroral); pemakaian Kit oleh Program;
metode pengobatan pharmacogenomic; Model Peringatan Dini KLB; dan
Model Community Base penanggulangan penyakit menular. Capaian untuk
sub-bidang riset penyakit tidak menular adalah: prototipe diagnostik
yang mempunyai sensitivitas dan spesifisitas tinggi terhadap agen/faktor
resiko penyebab kanker/penyakit kardiovaskuler /sindrom metabolik;
standardisasi diagnosis terutama untuk diagnosis molekuler (DNA) dan
monitoring; tersedianya metode pencegahan (KIE); metode diagnosis
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
tepat guna; dan mapping genetik penyebab kanker, faktor resiko penyakit
sindrom metabolik dengan polimorfisme genetik pada lokus-lokus
khromosom yang telah dicurigai seperti dilaporkan peneliti lain dari
bangsa Kaukasia yang belum tentu sama dengan bangsa Asia. Capaian
riset sub-bidang penyehatan lingkungan adalah: model pengendalian
vektor, reservoir dan penyakit; teknologi tepat guna untuk pengelolaan
limbah rumah tangga, yankes dan industri; serta model peningkatan
prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui pemberdayaan ma-
syarakat.
Capaian pada tahun 2009 untuk riset bidang peralatan kesehatan
/kedokteran adalah: database tentang produk instrumen medik sistem
pemonitor pasien dan biosensor; prototipe alat kesehatan disposable berbasis
bahan baku lokal (catheter, respiratory bag, respiratory mask); prototipe alat
diagnosa kedokteran nuklir; kandidat biosensor untuk penyakit degeneratif
yang tervalidasi secara klinis; prototipe alat biosensor untuk deteksi materi
bioterorisme; sistem dan prosedur untuk evaluasi scanner ultrasonografi;
dan prototipe sistem pemonitor pasien, (alat respirasi, EKG, alat monitor
suhu dan kadar oksigen).
Program Difusi dan Pemanfaatan Iptek
Target capaian program difusi dan pemanfaatan iptek pada tahun
2009 untuk riset bidang gizi adalah: Sistem Kewaspadaan Pangan dan
Gizi (SKPG) yang lebih efektif dan efisien; Posyandu ‘baru’ berbasis
pengukuran status gizi dan metoda intervensi yang sahih dan tepat guna;
dan Sistem surveillance gizi sentinel siap dipasang.
Untuk bidang obat bahan alam, capaian yang ditargetkan pada tahun
2009 adalah: diaplikasikannya teknologi ekstrak standar dari tanaman
obat oleh mitra industri; diaplikasikannya paket teknologi produksi
sediaan obat alami dengan indikasi khasiat antikanker, imunomodulator,
obat penyakit degeneratif, obat pemeliharaan kesehatan dan obat demam
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
berdarah oleh mitra industri sehingga diharapkan dapat mencapai
50% dari nilai volume pasar obat di Indonesia; diaplikasikannya paket
teknologi produksi bahan baku obat berbasis fermentasi (antibiotika
generasi baru, penurun kolesterol, vitamin, hormon) oleh mitra industri;
diaplikasikannya teknologi produksi bahan baku obat dan bahan tambahan
(excipient) untuk pembuatan sediaan obat; meningkatnya jumlah industri
obat herbal yang menerapkan kaidah kualitas dan keamanan pakai
bagi konsumen; dan tumbuhnya industri obat berbasis bioteknologi
(antibiotika, diagnostika dengue, vaksin flu burung, interferon), melalui
lisensi dari perusahaan induk.
Target capaian program difusi dan pemanfaatan iptek pada tahun
2009 untuk bidang penyakit menular dan tidak menular, pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan adalah: ditemukannya populasi
resiko kanker tinggi, kardiovaskuler/sindrom metabolik; diterapkannya
teknik diagnostik dan prognostik untuk kanker, kardiovaskuler/ sindrom
metabolik; diperoleh prototipe vaksin atau biologi target untuk kanker,
kardiovaskuler/sindrom metabolik; dan tersedianya database nasional
untuk kanker, kardiovaskuler/sindrom metabolik yang dapat diakses oleh
pengguna yang memerlukannya.
Capaian untuk bidang peralatan kesehatan/kedokteran yang ditar-
getkan adalah: pelayanan dan konsultasi pemakaian dan operasional
alat kesehatan/kedokteran; dan penyelenggaraan pelatihan alat ke-
sehatan/kedokteran.
Program Penguatan Kelembagaan Iptek
Target capaian program penguatan kelembagaan iptek pada tahun
2009 untuk bidang gizi adalah terbentuk dan mantapnya Jejaring Iptek
Sadar Gizi.
Capaian untuk bidang obat bahan alam adalah: tersedianya labo-
ratorium litbang dan produksi yang memenuhi persyaratan GMP
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(CPOB, CPOTB); dan peningkatan jumlah SDM yang memperoleh
pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja di industri maju (lokal atau
internasional).
Untuk bidang penyakit menular, penyakit tidak menular, pengenda-
lian penyakit, dan penyehatan lingkungan, target capaian pada
tahun 2009 adalah: fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit
menular maupun tidak menular mulai dibangun dengan mengacu
pada aturan akreditasi dan sertifikasi WHO; fasilitas atau laboratorium
penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung),
emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dan sebagainya mulai dibangun
dan dilengkapi alat yang diperlukan; peningkatan kemampuan SDM
yang sudah mendapatkan pelatihan, pendidikan dan wawasan yang
luas dari kegiatan pertukaran informasi dan pengetahuan melalui event
penting; sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan melalui aturan
regulasi yang berlaku; sistem manajemen iptek kesehatan terpadu
sudah disosialisasikan dan siap diterapkan; draft rancangan etika iptek
kesehatan sudah selesai; dan sudah disusun Tim Pengembangan
Indikator dan statistik iptek kesehatan dengan draft indikator sampai
dengan 2009.
Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
Target capaian program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
pada tahun 2009 untuk bidang gizi adalah: tersusunnya formula lokal
(Indonesia) pangan untuk intervensi gizi; dan ketersediaan makanan
fungsional produk domestik yang dibutuhkan masyarakat untuk pe-
ningkatan gizinya.
Capaian untuk bidang obat bahan alam adalah: teknologi peningkatan
sistem produksi bahan baku farmasi dan obat alami melalui optimasi
proses; teknologi peningkatan produksi antibiotika generasi baru,
golongan obat gangguan metabolisme dan bahan baku obat lainnya
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
melalui rekayasa optimasi strain (mutasi strain); dan teknologi peningkatan
produksi beberapa bahan baku obat yang diprioritaskan melalui rekayasa
molekuler biologi.
Untuk bidang penyakit menular, penyakit tidak menular, pengen-
dalian penyakit, dan penyehatan lingkungan, target capaian pada
tahun 2009 adalah: teknologi deteksi dini untuk kanker, kardiovaskuler/
sindrom metabolik; teknologi diagnosis dan prognosis untuk kanker,
kardiovaskuler/sindrom metabolik; dan database kanker, kardiovaskuler/
sindrom metabolik.
Capaian untuk bidang peralatan kesehatan/kedokteran yang ditar-
getkan adalah tervalidasinya instumen kedokteran untuk diagnosa dan
terapi di rumah sakit pemerintah dan swasta.
(b) Sasaran pada Tahun 2025
Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kesehatan.
Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2025 untuk bidang gizi adalah:
penanganan berbagai masalah gizi dilakukan dengan perencanaan baik,
sesuai dengan perkembangan peta masalah yang ada dan dimutakhirkan;
penanggulangan masalah gizi didasarkan pada hasil penilaian status gizi
yang sahih; informasi gizi (dan faktor terkait) jangka panjang tersedia;
prevalensi keracunan pangan menurun drastis; penanganan berbagai
masalah gizi secara mendasar sesuai dengan hasil kajian aspek genetika
masalah gizi yang ada; dan peningkatan proporsi Kadarzi sebesar 75%
keluarga di Indonesia.
Untuk bidang obat bahan alam sasarannya adalah: obat bahan alam
hasil eksplorasi sumberdaya alam Indonesia sudah diproduksi dan
dipasarkan di Indonesia oleh industri lokal; mikroba yang ditemukan
dari SDA Indonesia sudah diberi nomenclature sebagai indigenous
Indonesia, dan dimanfaatkan untuk produksi obat golongan antibiotik,
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
vitamin, hormon dan enzim untuk industri farmasi; semua tanaman
obat unggulan dan tanaman obat lainnya sudah memiliki nilai standar
sesuai yang ditetapkan oleh BPOM atau referensi baku lainnya;
terintegrasikannya obat alami dari herbal maupun sumberdaya alam
lainnya yang sudah divalidasi melalui kajian fitokimia, uji farmakologi
(uji khasiat dan toksisitas praklinik maupun klinik untuk obat herbal
terstandar dan fitofarmaka) ke dalam pelayanan kesehatan formal, serta
menjadi alternatif dan komplementer dengan pengobatan modern; dan
tercapainya kemandirian dan ketersediaan obat dan sediaan farmasi
berbasis bioteknologi atau protein rekombinan untuk upaya preventif,
dan kuratif seperti kit diagnostika vaksin, antibodi, sera serta obat-
obatan untuk penyakit menular dan tidak menular. Diharapkan tahun
2025 kebutuhan obat dan sediaan farmasi dari impor dapat dikurangi
secara signifikan (dari 95% impor menjadi hanya 50% impor).
Sasaran hasil riset pada tahun 2025 untuk bidang penyakit menular
dan tidak menular, serta pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan dipilah untuk masing-masing sub-bidang. Sasaran sub-
bidang penyakit menular adalah: penggunaan vaksin secara merata dan
penurunan kejadian penyakit menular, pencegahan KLB; pemakaian
teknik terbaru pada semua rumah sakit besar/rujukan; dan penggunaan
antimikroba rasional dan tepat. Sasaran untuk sub-bidang penyakit
tidak menular adalah: penurunan insiden penyakit kanker dan sindrom
metabolik; data epidemiologik penduduk atau daerah yg mempunyai
risiko tinggi; teknik tepat dan akurat dengan para ahli yg bertaraf
international; pola DNA/genom bangsa Indonesia dari lokus-lokus yang
merupakan faktor risiko dan gen-gen rentan (susceptible genes) timbulnya
penyakit kanker dan sindrom metabolik; pencegahan penyakit kanker
berbasis biomolekuler; kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko
dengan pengaturan pola makan, gaya hidup dan lingkungan (biohazard);
dan diagnosis lebih cepat dan tepat yang dapat diterapkan di Rumah
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Sakit. Sasaran untuk sub-bidang penyehatan lingkungan adalah: model
pengendalian vektor, reservoir dan penyakit; teknologi tepat guna
untuk pengelolaan limbah rumahtangga, yankes dan industri; dan
Model Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
mengembangkan model-model pemberdayaan masyarakat yang mandiri
dan mampu mencari solusi permasalahan yang timbul.
Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2025 untuk riset bidang
peralatan kesehatan /kedokteran adalah: instrumentasi medik untuk
diagnosa dan terapi kesehatan sudah dibuat dengan kemampuan dan
sumberdaya lokal; biosensor pemeriksaan penyakit degeneratif sudah
dikomersialkan baik lokal maupun ekspor; kemampuan nasional sistem
deteksi materi bioterorisme; produksi lokal untuk sistem pemonitor pasien
(alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen); kemandirian
produksi alat kesehatan disposable berbahan baku lokal (catheter, respiratory
bag, respiratory mask); kemandirian produksi alat diagnosa nuklir PET-CT;
produksi instrumentasi medik terpilih dan suku cadangnya sesuai dengan
prioritas dan kebutuhan pengguna; sistem standarisasi alat kesehatan/
kedokteran sudah terbangun; dan kemandirian pengoperasian dan
perawatan instrumentasi medik baik pada perangkat keras (hardware),
maupun perangkat lunak (software).
Program Difusi dan Pemanfaatan Iptek
Sasaran program difusi dan pemanfaatan iptek yang ingin dicapai
pada tahun 2025 untuk bidang gizi adalah: intervensi pangan dan gizi
berbasis data SKPG dan mekanisme tanggap dini masalah pangan dan
gizi di lapangan sebagai bagian integral sistem perbaikan gizi; Posyandu
menjadi ujung tombak program, melalui program ”Dokter Keluarga”
(Family Physician); serta surveillance gizi sentinel telah dikerjakan selama
20 tahun dan dapat dipergunakan sebagai basis pengambilan keputusan
program gizi.
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Sasaran tahun 2025 untuk bidang obat bahan alam adalah: produk
sediaan obat herbal menjadi produk komplementer obat modern,
diresepkan oleh dokter dan ditanggung oleh asuransi kesehatan;
peralihan pola industri farmasi dari trading ke manufacturing sehingga
tercapai kemandirian produksi bahan baku obat esential, bahan baku
tambahan, obat berbasis bioteknologi (antibiotika generasi baru,
penurun kolesterol, vitamin), vaksin, diagnostika, dan sera sehingga
mampu mencukupi kebutuhan lokal; serta meningkatnya jumlah industri
farmasi yang memproduksi obat berbasis bioteknologi dengan penerapan
teknologi genomics, proteomics dan teknologi nano.
Sasaran untuk bidang penyakit menular, penyakit tidak menular,
pengendalian penyakit, dan penyehatan lingkungan adalah: jumlah pen-
derita kanker, kardiovaskuler/sindrom metabolik di Indonesia menurun
dan dapat dicegah; angka kesakitan dan kematian kanker, kardiovaskuler/
sindrom metabolik menurun; diaplikasikannya vaksin produksi lokal
untuk kanker, serta obat berbasis biologi molekuler untuk kardiovaskuler/
sindrom metabolik; dan database berbasis teknologi IT berisi peta profil
penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler/sindrom metabolik sudah
dipakai secara luas dan dapat diakses secara online di semua center di
Indonesia.
Untuk bidang peralatan kesehatan/kedokteran, sasaran tahun 2025
adalah: peningkatan kemampuan Rumah Sakit baik pemerintah maupun
swasta untuk pengoperasian serta perawatan alat kesehatan/kedokteran;
dan kemandirian nasional untuk produksi alat kesehatan/kedokteran
terpilih serta suku cadangnya.
Program Penguatan Kelembagaan Iptek
Sasaran program penguatan kelembagaan iptek pada tahun 2025
untuk bidang gizi adalah mantapnya mekanisme penyusunan program
gizi berbasis Iptek
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
Untuk bidang obat bahan alam, sasarannya pada tahun 2025 ada-
lah: terbangun industri biofarmasi yang memproduksi obat berbasis
bioteknologi dan mampu mencukupi kebutuhan lokal untuk obat, vaksin
dan diagnostika; dan integrasi pemakaian obat alami dalam sistem
pelayanan kesehatan formal, baik sebagai alternatif maupun komplementer
obat modern dan dijamin oleh sistem asuransi kesehatan.
Sasaran untuk tahun 2025 untuk bidang penyakit menular, penyakit
tidak menular, pengendalian penyakit, dan penyehatan lingkungan
adalah: tersedianya fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit
menular maupun tidak menular yang terakreditasi dan tersertifikasi oleh
WHO; tersedianya fasilitas atau laboratorium penanggulangan penyakit
baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC,
Polio) yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang memadai;
terbangun jejaring antar pelaku kesehatan (SDM), Jaringan Kesehatan
Nasional, meliputi kegiatan, pertukaran informasi, pengetahuan dan
pengalaman serta kerjasama penelitian dan aplikasinya; tersedia dan
diaplikasikan sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan secara optimal, efektif dan efisien;
sistem managemen iptek kesehatan terpadu sudah terbangun dan
diaplikasikan secara nasional; etika iptek kesehatan sudah diaplikasikan
secara nasional; dan tersedia indikator dan statistik iptek kesehatan
nasional yang dimutakhirkan datanya secara rutin.
Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi.
Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi menetapkan
sasaran untuk bidang gizi pada tahun 2025 adalah penanggulangan
masalah gizi dalam bentuk intervensi pangan yang layak produksi dan
konsumsi; serta swasembada makanan fungsional.
Sasaran untuk bidang obat bahan alam adalah: meningkatnya
volume pemakaian obat produksi lokal (sampai dengan 25% dari total
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
konsumsi obat) baik obat alami, obat berbasis bioteknologi dan sediaan
farmasi lainnya dalam sistem pelayanan kesehatan formal.
Untuk bidang peralatan kesehatan/kedokteran, sasaran yang ingin
dicapai pada tahun 2025 adalah kemampuan nasional bidang teknologi
produksi alat kesehatan atau suku cadang (spare part) untuk beberapa
instrumen yang pemakaiannya sangat diperlukan.
3.6.4. Program
Program riset kesehatan tentu perlu didukung oleh tiga program
lainnya, yakni program difusi dan pemanfaatan iptek, penguatan
kelembagaan iptek, dan peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.
Bidang riset kesehatan yang dipilih disesuaikan dengan permasalahan
nyata yang dihadapi sektor kesehatan pada saat ini, yakni: (a) gizi; (b) obat
bahan alam; (c) penyakit menular, penyakit tidak menular, pengendalian
penyakit, dan penyehatan lingkungan; serta (d) peralatan kesehatan /
kedokteran.
(a) Gizi
Permasalah kesehatan yang terkait dengan status gizi masyarakat
masih sangat aktual di Indonesia. Oleh sebab itu, perlu dilakukan riset
tentang gizi, mencakup: (1) masalah kekurangan gizi (makro-mikro) dan
kelebihan gizi; (2) pengembangan teknologi penilaian status gizi yang
cepat dan sahih; (3) hubungan gizi dan penyakit degeneratif; (4) ke-
racunan makanan; (5) aspek genetika masalah gizi di Indonesia; dan
(6) teknologi komunikasi gizi untuk pencapaian Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI).
Dukungan sains dasar ilmu genetika dan biomolekuler diperlukan
untuk mendukung program gizi serta penyusunan model matematika
untuk tatacara sensus ekonomi dan status gizi. Selain itu, pendekatan
sosial kemanusiaan untuk merubah paradigma masyarakat tentang
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
perlunya penerapan pola diet menuju gizi seimbang juga perlu dila-
kukan.
Agar hasil riset yang dilakukan dapat diadopsi oleh masyarakat atau
pihak pengguna lainnya, maka perlu ditunjang dengan kegiatan difusi
iptek yang mencakup: (1) pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan
& Gizi (SKPG) yang tepat guna; (2) revitalisasi Posyandu sebagai basis
pemantauan gizi keluarga; dan (3) pengembangan sistem surveillance
sentinel gizi dan penyakit degeneratif. Selain itu perlu dikembangkan dan
diperkuat lembaga iptek sadar gizi di tingkat nasional, maupun daerah.
Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi diimplementasikan dalam
bentuk: (1) pengembangan formula dan produk intervensi gizi yang efektif
dan efisien; dan (2) pengembangan makanan fungsional Indonesia.
(b) Bahan Baku Obat dan Obat Bahan Alam
Kebutuhan obat secara nasional masih sangat bergantung pada
bahan baku obat impor; sedangkan dari sisi lain kekayaan biodiversitas
yang dimiliki Indonesia sangat potential untuk dikelola sebagai sumber
obat bahan alam (OBA). Kenyataan ini melandasi perlunya dilakukan
riset tentang: (1) teknologi protein rekombinan untuk produksi obat
dan sediaan farmasi melalui sistem yeast, sel mamalia dan tanaman;
(2) senyawa bioaktif dari bahan alam; (3) skrining mikroba potential
penghasil senyawa aktif untuk bahan baku farmasi (antibiotik dan
enzim); (4) teknologi ekstrak standar dari tanaman obat untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku obat bahan alam (herbal terstandar
dan fitofarmaka); (5) teknologi uji praklinis (uji khasiat dan toksisitas)
pada tanaman obat terpilih; dan (6) pengujian stabilitas biokimia dan
karakterisitik fitokimia tanaman obat terpilih.
Aplikasi ilmu genetika dan biomolekuler dalam bidang sains dasar
diperlukan untuk mendukung pengembangan obat berbasis protein
rekombinan, baik untuk obat, diagnostik maupun vaksin, dengan
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
memperhatikan bioetika dan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Selain
itu aplikasi ilmu kimia material, kimia proses, kimia analitik, kimia fisika,
bioproses diperlukan untuk pengembangan obat bahan alam berbasis
sintesis kimia, biosintesis, ekstraksi dan fermentasi. Untuk mendukung
program pengembangan obat bahan alam diperlukan biodiversitas yang
memadai, bioinformatika serta manajemen pengelolaan sumberdaya
hayati dan lingkungan .
Kegiatan riset ini perlu didukung dengan upaya difusi dan pemanfaatan
iptek, berupa: (1) aplikasi paket teknologi produksi obat herbal, obat
bahan alam, bahan baku obat dan bahan tambahan (excipient) serta
beberapa obat berbasis bioteknologi (antibiotika generasi batu, vitamin,
antikolestrol, enzim) oleh mitra industri; dan (2) pemberdayaan industri
obat herbal, obat bahan alam, bahan baku obat dan bahan tambahan
(excipient) serta obat berbasis bioteknologi, genomik dan proteomik.
Penguatan kelembagaan dilakukan dengan: (1) peningkatan sarana
laboratorium bioteknologi, farmasi, medika ketingkat CPOB (Cara Pro-
duksi Obat yang Baik); dan (2) peningkatan kompetensi SDM bidang
teknologi produksi obat melalui training dan magang baik lokal maupun
internasional (3) peningkatan komunikasi tentang kebijakan sistem
kesehatan nasional, pelayanan kesehatan, dan kebijakan riset serta hasil-
hasil penelitian pengembangan obat bahan alam diantara lembaga-
lembaga terkait untuk mendorong pemanfaatan dan pengakuan obat
bahan alam dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.
Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi diimplementasikan
melalui kegiatan: (1) percepatan trasnformasi industri bahan baku
farmasi, obat alami dan obat berbasis bioteknologi/protein rekombinan;
(2) peningkatan teknologi sistem produksi bahan baku farmasi, obat
alami dan obat berbasis bioteknologi/protein rekombinan; dan (3)
peningkatan teknologi produksi bahan baku obat secara fermentasi,
biosintesa dan rekayasa genetika.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
(c) Penyakit menular, penyakit tidak menular, pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan.
Masalah penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan
lingkungan masih merupakan isu penting. Kegiatan riset yang perlu
dilakukan untuk mencari solusi teknologi atas permasalahan kesehatan
ini adalah: (1) pengembangan kandidat vaksin dan kit diagnostika
potensial untuk pengendalian penyakit menular (Malaria, TB, Dengue,HIV,
SARS/Flu Burung/H5IN); (2) teknologi deteksi dini dan prognosis kanker
maupun penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik; (3) teknologi
pencegahan penyakit kanker, kardivaskular dan penyaklit metabolik
melalui aplikasi vaksin dan berbasis sel target; (4) teknologi informasi
untuk membuat database kanker dan penyakit kardiovaskuler/sindrom
metabolik; (5) model pengendalian vektor, reservoir dan penyakit; (6)
teknologi tepat guna untuk pengelolaan limbah rumah tangga, yankes
dan industri; dan (7) Model Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Dalam bidang sains dasar aplikasi ilmu genetika dan biomolekuler
diperlukan untuk memahami proses dan mekanisme penyakit menular,
degeneratif, emerging dan reemerging.
Sedangkan untuk merubah paradigma masyarakat dari penanggu-
langan dan pengendalian penyakit menjadi promosi sehat secara holistik,
diperlukan pendekatan sosial kemanusiaan melalui Model Peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kegiatan difusi iptek diarahkan kepada: (1) aplikasi, diseminasi dan
komersialisasi teknologi kesehatan untuk deteksi dini dan prognosis
penyakit kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik, serta deteksi
penyakit berbasis sel target; (2) aplikasi teknologi diagnosis dan prognosis
kanker/penyakit kardiovaskuler dan metabolik untuk diseminasi dan
komersialisasi untuk pencapaian standar dan mutu produk; (3) aplikasi,
diseminasi dan komersialisasi teknologi pencegahan penyakit menular
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
dan tidak menular melalui pemasyrakatan cara hidup sehat dan aplikasi
vaksin; (4) aplikasi, diseminasi dan komersialisasi teknologi informasi
untuk membuat database, peta, profil penyakit kanker dan penyakit
kardiovaskuler/ sindrom metabolik; dan (5) peningkatan apresiasi dan
kesadaran masyarakat tentang upaya pemeliharaan kesehatan.
Kegiatan untuk penguatan kelembagaan untuk mendukung kegiatan
riset ini adalah: (1) pembangunan fasilitas atau laboratorium deteksi
dini penyakit menular maupun tidak menular yang terakreditasi dan
tersertifikasi oleh WHO; (2) pembangunan fasilitas atau laboratorium
penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung),
emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dsb, yang dilengkapi dengan
fasilitas dan peralatan yang memadai; (3) peningkatan kompetensi SDM
bidang kesehatan melalui pendidikan, pelatihan, seminar, workshop dan
sebagainya, serta pertukaran informasi dan kemampuan iptek kesehatan
antar pelaku dan praktisi kesehatan; (4) penyempurnaan sistem insentif
dan pembiayaan iptek kesehatan agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara optimal, efektif dan efisien; (5) pengembangan
sistem managemen iptek kesehatan terpadu; (6) peningkatan etika
iptek kesehatan; dan (7) pengembangan indikator dan statistik iptek
kesehatan
(d) Alat Kesehatan/Kedokteran
Untuk menjamin ketersediaan peralatan kesehatan/kedokteran
dan mengurangi ketergantungan pada impor, maka sangat perlu untuk
dilakukan upaya untuk mengembangkan teknologi kesehatan sebagai
berikut: (1) teknologi instrumentasi medik untuk diagnostika dan terapi
kesehatan; (2) teknologi produksi alat kesehatan disposable berbahan baku
lokal (catheter, respiratory bag, respiratory mask) untuk mengurangi kebutuhan
impor; (3) biosensor untuk pemeriksaan penyakit degeneratif (diabetes,
asam urat, kholesterol, dll); (4) biosensor untuk menangkal bioterorisme; (5)
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
prototip sistem pemonitor pasien, difokuskan pada alat respirasi, EKG,
alat monitor suhu dan kadar oksigen; (6) teknologi diagnosa kedokteran
nuklir (PET-CT); (7) sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner
ultrasonografi; (8) perekayasaan untuk peningkatan fungsi instrumentasi
medik; (9) standardisasi alat kesehatan/kedokteran; dan (10) teknologi
produksi perangkat keras dan spare part-nya serta operasional perangkat
lunak alat kesehatan/kedokteran.
Aplikasi biofisika dan instrumentasi sebagai bagian dari sains
dasar diperlukan untuk mendukung pengembangan biosensor, sistem
pemonitor pasien, dan perangkat lunak untuk modalitas terapi. Selain
itu juga diperlukan perekayasaan instrumentasi medik, standardisasi
dan kalibrasi alat kesehatan kedokteran.
Kegiatan program difusi dan pemanfaatan iptek yang mendukung
adalah: (1) penyediaan jasa konsultasi dan pelatihan pemakaian dan
perawatan alat kesehatan/kedokteran; dan (2) aplikasi hasil litbang
produksi perangkat keras dan perangkat lunak oleh industri alat kese-
hatan/kedokteran. Penguatan kelembagaan dilakukan melalui: (1) pe-
ngembangan fasilitas layanan dan konsultasi pemakaian dan perawatan
alat kesehatan/kedokteran; dan (2) pengembangan dan penerapan
kurikulum teknologi alat kesehatan/kedokteran pada fakultas kedokteran
dan unit pendidikan terkait. Selain itu, sebagai pendukung, perlu di-
lakukan upaya peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, berupa:
(1) pengembangan pranata regulasi alat kesehatan/kedokteran; dan
(2) audit teknologi instumentasi medik untuk terapi dan diagnosa
kesehatan.
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
I PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK
(1) Penelitian berbagai masalah gizi: gizi kurang (makro-mikro) dan gizi lebih
Tersedianya peta permasalah gizi di Indonesia
Sudah terciptanya kondisi sadar gizi serta gizi seimbang pada masyarakat.
Penanganan berbagai masalah gizi dilakukan dengan perencanaan baik, sesuai dengan perkembangan peta masalah yang ada & dimutakhirkan
Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universitas, Litbang Industri (Swasta). Pengguna a.l.: Industri pangan, RS Ibu dan Anak, Industri Makanan Fungsional
AGIzI
(2) Pengembangan teknologi penilaian status gizi yang cepat dan sahih
Tersedianya alat/ metoda penilaian status gizi yang cepat dan sahih
Tersedianya model intervensi kecamatan rawan gizi spesifik lokal
Penanggulangan masalah gizi didasarkan pada hasil penilaian status gizi yang sahih
(3) Penelitian hubungan gizi dan penyakit degeneratif
Pemahaman hubungan antara gizi dan penyakit degeneratif serta metoda pengumpulan dan analisis datanya
Informasi gizi (dan faktor terkait) jangka panjang tersedia
(4) Penelitian keracunan makanan
Kebijakan pangan & gizi yang mengarah pada peningkatan standar kualitas (aspek nutrisi dan keamanan konsumsi)
Prevalensi keracunan pangan menurun drastis
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(5) Penelitian dasar genetika dan biomolekuler dalam program gizi
Dihasilkannya pola genetik yang terkait dengan gizi
Tersedianya data-data awal nutrigenomics
Penanganan berbagai masalah gizi secara mendasar sesuai dengan hasil kajian aspek genetika masalah gizi yang ada
Pelaksana a.l.: LPND, Universitas, Litbangkes
(6) Pengembangan model matematika untuk sensus ekonomi dan status gizi
Dihasilkannya model matematika sensus ekonomi dan status gizi Indonesia
Tersedianya data awal sensus ekonomi dan status gizi Indonesia
Terkasedianya data lengkap sensus ekonomi dan status gizi
Pelaksana a.l.: LPND, Universitas, Litbangkes
(7) Pengembangan teknologi komunikasi gizi untuk pencapaian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Tersusunnya sistem komunikasi gizi untuk mencapai Kadarzi
Peningkatan proporsi Kadarzi sebesar 75% keluarga di Indonesia
BBAHANBAKUOBATDANOBATBAHANALAM
(1) Penelitian dan pengembangan senyawa bioaktif dari bahan alam.
Paket teknologi produksi antibiotika, antikanker, immuno-modulator, antiinflamasi dari biota laut (spons, fungi dan mikroba) dan tanaman;
Meningkatnya temuan senyawa aktif peng-hasil antibiotika dan antikanker dari SDA Indonesia
Obat bahan alam hasil eksplorasi sumberdaya alam Indonesia sudah diproduksi dan dipasarkan di Indonesia oleh industri lokal.
Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universitas, Litbang Industri (Swasta).
Pengguna a.l.: Industri farmasi, Industri Obat Alami, Industri Makanan Fungsional
(2) Skrining mikroba potential penghasil senyawa aktif untuk bahan baku farmasi (antibiotik, antikanker, enzim).
Diperoleh sejumlah mikroba potentisial (5 sp./thn) untuk produksi antibiotik dan enzim untuk industri farmasi;
Meningkatnya temuan strain penghasil anti-biotika dan antikanker dari SDA Indonesia
Mikroba yang ditemukan dari SDA Indonesia sudah diberi nomenclature sebagai indigenous Indonesia, dan dimanfaatkan untuk produksi obat antibiotik dan enzim untuk industri farmasi
AgendA Riset
�00 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(3) Penelitian dan pengembangan produksi obat dan diagnostik melalui bioteknologi
Paket teknologi produksi obat dan alat diagnostik (Kit Diagnostk dengue; Human Erythropoetin (hEPO), 2-Interferon dan antibodi M-12, dll) melalui bioteknologi
Diproduksinya obat dan alat diagnostik melalui pendekatan bioteknologi baik melalui lisensi dan transfer teknologi dari negara industri maju maupun hasil riset sendiri.
Tercapainya kemandirian dan ketersediaan obat dan alat diagnostik melalui pendekatan bioteknologi untuk upaya preventif, kuratif dan paliatif
Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri (Swasta).
Pengguna a.l. : Industri farmasi, Industri Obat Alami, Industri Biofarmasi
(4) Pengembangan teknologi ekstrak standar dari tanaman obat untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat alami (herbal terstandar dan fitofarmaka).
Paket teknologi ekstrak standar tanaman obat unggulan yang ditetapkan BPOM (20 tanaman/tahun);
Meningkatnya jumlah simplisia dan ekstrak terstandar untuk produk herbal standar dan fitofarmaka
Semua tanaman obat unggulan dan tanamn obat lainnya sudah memiliki nilai standar sesuai yang ditetapkan oleh BPOM atau referensi baku lainnya.
(5) Pengembangan teknologi uji praklinis (Uji khasiat dan toksisitas) dan uji klinis tanaman obat terpilih
Paket uji praklinis dan klinis sediaan OBA untuk penyakit infeksi dan non infeksi, seperti demam berdarah, flu burung, antikanker, imunomodulator, kardiovaskuler, sindrom metabolik, dll
Meningkatnya pemakaian dan keper-cayaan masyarakat dan tenaga kesehatan tentang OBA (herbal terstandar, fitofarmaka) baik melalui pengobat-an sendiri maupun melalui resep dokter
Terintegrasikannya OBA, baik dari herbal maupun sumberdaya alam lainnya ke dalam SISYANKES dan SISKESNAS sebagai terapi komplementer pengobatan modern
(6) Pengujian stabilitas biokimia dan karakterisitik fitokimia tanaman obat terpilih
Panduan uji stabilitas sifat biokimia dan fito-kimia tanaman obat terpilih difokuskan pada penyakit infeksi dan noninfeksi, seperti demam berdarah, flu burung, kanker, imuno-modulator, dll
Meningkatnya jumlah tanaman obat yang sudah dikarakterisasi sifat-sifat fitokimianya sebagai alat bantu penentuan kandung-an (standardisasi) senyawa aktifnya.
Standardisasi dan karakterisasi sifat fitokimia tanaman obat sudah diterapkan secara lebih luas lagi pada berbagai tanaman obat.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
CPENYAKITMENULARDANTIDAKMENULAR,PENGENDALIANPENYAKITDANPENYEHATANLINGKUNGAN
(1) Pengembangan kandidat vaksin dan kit diagnostika potensial untuk pengendalian penyakit menular (Malaria, TB, Dengue, HIV, SARS/Flu Burung/H5IN)
emakaian Kit diagnostik oleh Program sertatersedianya kandidat vaksin, yang murah terjangkau dan peng-gunaan yg praktis (dari injeksi diganti peroral).
Meningkatnya jumlah temuan vaksin dari sumberdaya lokal atau jumlah produk vaksin secara lisensi
Penyakit menular (Malaria, TB, Dengue, HIV, SARS/Flu Burung/H5IN) sudah bisa dikendalikan dan tersedia vaksin serta kit diagnostikanya
Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri (Swasta).
Pengguna a.l. : Rumah Sakit, Yankes, Klinik, Tenaga medis, Masyarakat pada umumnya
(2) Pengembangan teknologi deteksi dini dan prognosis kanker/penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik
Pemakaian Kit diag-nostik oleh Program; serta pengobatan pharmakogenomik
Meningkatnya jumlah dan kemampuan produksi diagnostika berbasis sumberdaya lokal.
Angka insidensi kanker di Indonesia menurun, tersedia peralatan dan teknologi serta SDM kompeten di seluruh Indonesia
(3) Pengembangan teknologi pencegahan penyakit kanker, kardivaskular dan penyakit metabolik melalui aplikasi vaksin dan berbasis sel target.
Ketersediaan mapping genetik untuk kanker, penyakit kardiovaskuler/ simbol metabolik untuk pengembangan biologi target dan vaksin
Meningkatnya jumlah dan kemampuan produksi vaksin berba-sis sumberdaya lokal
Ketersediaan biologi target dan vaksin untuk kanker, penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik di Indonesia
(4) Pengembangan teknologi IT untuk membuat data base kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik
Diperoleh data base kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik
Meningkatnya akses data base kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik oleh user sebagai indikasi pentingnya database tersebut sebagai piranti medis.
Dimanfaatkannya data base kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik secara luas oleh masyarakat medis.
AgendA Riset
�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(5) Pengembangan model pengendalian vektor, reservoir dan penyakit;
Tersedianya model pengendalian vektor, reservoir dan penyakit;
Pengendalian vektor, reservoir dan penyakit memberikan hasil lebih baik
Sistem pengendalian vektor, reservoir dan penyakit sudah baku
(6) Pengembangan teknologi tepat guna untuk pengelolaan limbah rumahtangga, yankes dan industri;
Tersedianya teknologi tepat guna untuk pengelolaan limbah rumah tangga, yankes dan industri;
Pengelolaan limbah rumah tangga, YanKes, dan industri semakin baik.
Limbah rumah tangga, Pelayanan Kesehatan dan Industri sudah dapat tertangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
DALATKESEHATAN
(1) Pengembangan teknologi instrumentasi medik dan suku cadangnya untuk diagnostika dan terapi kesehatan
Tersedia database tentang produk instru-men medik dan suku cadangnya sistem pemonitor pasien dan biosensor.
Meningkatnya kemam-puan tenaga medis dalam pemakaian serta perawatan alat kesehatan/kedokteran.
Instrumentasi medik untuk diagnosa dan terapi kesehatan sudah dibuat dengan kemampuan dan sumberdaya lokal
Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri (Swasta). Pengguna a.l.: Industri Alat Kes-ehatan/kedokteran, Rumah Sakit, Klinik
(2) Pengembangan teknologi diagnosa kedokteran nuklir PET-CT
Diperoleh prototipe alat diagnosa kedokteran nuklir PET-CT
Alat diagnosa kedok-teran nuklir PET-CT diaplikasikan dirumah sakit.
Kemandirian produksi alat diagnosa nuklir PET-CT.
(3) Penelitian dan pengembangan biosensor untuk deteksi materi bioterorisme dan penyakit degeneratif
Diperoleh kandidat biosensor untuk deteksi bakteri antrax dan marker penyakit degeneratif
Kandidat Biosen-sor hasil penelitian lokal tersebut mulai diaplikasikan.
Kemampuan nasional sistem deteksi materi bioterorisme dan penyakit degeneratif
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(4) Pengembangan prototip sistem pemonitor pasien, difokuskan pada alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen.
Diperoleh prototip sistem pemonitor pasien, (alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen).
Prototip sistem pemonitor pasien, (alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen) diujikan di RS
Kemampuan produksi lokal untuk sistem pemonitor pasien, (alat respirasi, EKG, alat monitor suhu dan kadar oksigen).
(5) Pengembangan teknologi produksi alat kesehatan disposable berbahan baku lokal untuk mengurangi kebutuhan impor.
Diperoleh prototip alat kesehatan disposable berbahan baku lokal (catheter, respiratory bag, respiratory mask).
Prototip alat kesehatan disposable berbahan baku lokal tersebut diterima dan diaplika-sikan di RS
Kemandirian produksi alat kesehatan disposable berbahan baku lokal (catheter, respiratory bag, respiratory mask).
(7) Pengembangan sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner ultrasonografi.
Tersedianya sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner ultrasonografi.
Sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner ultrasonografi diterap-kan secara baik
Sistem dan prosedur untuk evaluasi performa scanner ultrasonografi diterapkan secara baik
(8) Pengembangan teknik standardisasi dan kalibrasi alat kesehatan/kedokteran
Diperolehnya teknik stadardisasi dan kalibrasi beberapa alat kesehatan/kedokteran
Standaraisasi dan ka-librasi alat kesehatan/kedokteran menjadi bagian penting dari pengguna
Sistem Standarisasi dan kalibrasi alat kesehatan/kedokteran sudah terbangun
AgendA Riset
�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
II PROGRAM KEGIATAN DIFUSI DAN PEMANFAATAN IPTEK
(1) Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan & Gizi (SKPG) yang tepat guna
SKPG yang lebih efektif dan efisien
SKPG yang lebih efektif dan efisien sudah diaplikasikan
Intervensi pangan & gizi berbasis data SKPG dan mekanisme respons dini masalah pangan dan gizi di lapangan; Sebagai bagian integral sistem perbaikan gizi
Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Univer-sitas, Litbang Industri (Swasta).
Pengguna a.l.: Rumah Sakit, Klinik, Tenaga medis, Masyarakat pada umumnya
AGIzI
(2) Revitalisasi Posyandu sebagai basis pemantauan gizi keluarga
Posyandu ‘baru’ berbasis pengukuran status gizi dan metoda intervensi yang sahih & tepat guna.
Posyandu semakin disadari sebagai instrumen penting untuk pemantauan gizi keluarga
Posyandu menjadi ujung tombak program.
(3) Pengembangan sistem surveillance sentinel gizi dan penyakit degeneratif
Sistem surveillance gizi sentinel siap dipasang
Diaplikasikannya sistem surveillance gizi sentinel.
Surveillance gizi sentinel telah dikerjakan selama 20 tahun dan dapat diper-gunakan sebagai basis pengam-bilan keputusan program gizi.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
BBAHANBAKUOBATDANOBATBAHANALAM
(1) Aplikasi paket teknologi produksi OBA, bahan baku obat dan bahan tambahan (excipient) serta beberapa obat berbasis bioteknologi (antibiotika generasi batu, vitamin, antikolestrol, enzim), oleh mitra industri.
Diaplikasikannya teknologi ekstrak stan-dar dari tanaman obat oleh mitra industri;
Meningkatnya jumlah industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Produk sediaan obat herbal menjadi produk komplementer obat modern, diresepkan oleh Dokter dan di”cover” oleh Asuransi Kesehatan
Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri Herbal dan Farmasi (Pemerintah dan Swasta).
Pengguna a.l. : Rumah Sakit, Klinik, Dokter, Tenaga medis, Industri obat herbal, industri farmasi.
(2) Pemberdayaan industri OBA, bahan baku obat dan bahan tambahan (excipient) serta obat berbasis bioteknologi, genomik dan proteomik
Diaplikasikannya paket teknologi produksi se-diaan obat herbal untuk indikasi antikanker, imunomodulator dan obat demam berdarah oleh mitra industri;
Meningkatnya produk sediaan obat herbal untuk indikasi anti-kanker, imunomodula-tor dan obat demam berdarah
Diaplikasikannya paket teknologi produksi ba-han baku obat berbasis fermentasi (antibiotika generasi baru, penurun kolesterol, vitamin) oleh mitra industri;
Meningkatnya kesada-ran dan kepercayaan industri lokal untuk beralih dari trading ke arah manufacturing untuk obat berbasis bioteknologi, bahan baku obat dan bahan tambahan.
Terjadinya shifting (peralihan) pola industri farmasi dari trading ke manufacturing sehingga tercapai kemandirian produksi bahan baku obat esential, bahan baku tambah-an, obat berbasis bioteknologi (anti-biotika generasi baru, penurun kolesterol, vitamin), vaksin, diagnostika dan sera sehingga mampu mencukupi kebutuhan lokal
Diaplikasikannya teknologi produksi bahan baku obat dan bahan tambahan (excipient) untuk pem-buatan sediaan obat
AgendA Riset
�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
Tumbuhnya industri obat berbasis bioteknologi (antibiotika, diagnostika dengue, vaksin flu burung, interferon), melalui lisensi dari perusahaan induk.
Meningkatnya jumlah industri farmasi yang memproduksi obat berbasis bioteknologi
Meningkatnya jumlah industri farmasi yang memproduksi obat berbasis bioteknologi dengan penerapan teknologi genomics, proteomics dan teknologi nano.
CPENYAKITMENULARDANTIDAKMENULAR,PENGENDALIANPENYAKITDANPENYEHATANLINGKUNGAN
(1) Aplikasi, diseminasi dan komersialisasi teknologi kesehatan untuk deteksi dini dan prognosis penyakit kanker, kardiovaskuler dan sindrom metabolik, serta deteksi penyakit berbasis sel target.
Ditemukannya popu-lasi high risk kanker, kardiovaskuler/sindrom metabolik;
Meningkatnya kesada-ran masyarakat untuk melalukan deteksi dini penyakit kanker kardiovaskuler dan sin-drom metabolik sudah diterapkan secara
Jumlah penderita kanker, kardiovaskuler/ sindrom metabolik di Indonesia menurun ;
Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri Herbal dan Farmasi (Pemerintah dan Swasta).
Pengguna a.l. : Rumah Sakit, Klinik, Dokter, Tenaga medis, Industri obat herbal, industri farmasi.
(2) Aplikasi teknologi diagnosis dan prognosis kanker/penyakit kardiovaskuler dan metabolik untuk diseminasi dan komersialisasi untuk pencapaian standar dan mutu produk
Diterapkannya teknik diagnostik dan prog-nostik untuk kanker, kardiovaskuler/ sindrom metabolik
Meningkatnya pene-muan penyakit pada stadium lebih dini
Angka kesakitan dan kematian kanker, kardiovaskuler/ sindrom metabolik menurun
(3) Aplikasi, diseminasi dan komersialisasi teknologi pencegahan penyakit menular dan tidak menular
Diterapkannya teknologi pencegahan penyakit menular dan tidak menular, seperti vaksin, dll,
Diaplikasikannya vaksin produksi lokal untuk kanker, serta obat berbasis biologi molekuler untuk kar-diovaskuler/ sindrom metabolik;
Menurunnya insidensi penyakit menular dan tidak menular di Indonesia
Pelaksana a.l.: Industri, LPND, Litbangkes, Universitas, RS, Puskesmas
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
DALATKESEHATAN
(4) Aplikasi, diseminasi dan komersialisasi teknologi IT untuk membuat data base, peta, profil penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik.
Diterapkannya teknologi IT untuk membuat data base, peta, profil penya-kit kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik.
Dimanfaatkannya teknologi IT untuk membuat data base, peta, profil penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik diaplikasikan
Database berbasis teknologi IT berisi peta profil penyakit kanker dan penyakit kardiovaskuler/ sindrom metabolik sudah dipakai secara luas dan dapat diakses secara online di semua center di Indonesia
Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri Herbal dan Farmasi (Pemerintah dan Swasta).
Pengguna a.l. : Rumah Sakit, Klinik, Dokter, Tenaga medis, Industri obat herbal, industri farmasi.
(5) Diseminasi perubahan paradigma hidup sehat secara holistik
Mengubah pandangan masyarakat dari pendekatan pengobat-an penyakit ke pen-dekatan pemeliharaan kesehatan secara holistik
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan secara holistik
Terbangunnya perubahan paradigma pada masyarakat dari pendekatan pengobatan penyakit ke pendekatan pemeliharaan kesehatan secara holistik
(1) Penyediaan jasa konsultasi dan pelatihan pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran
Pelayanan dan konsultasi pemakaian dan operasional alat kesehatan/kedokteran
Meningkatnya pemanfaatan jasa konsultasi dan pelatih-an pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedook-teran
Peningkatan kemampuan Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta untuk pengoperasian serta perawatan alat kesehatan/kedokteran
Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Universi-tas, Litbang Industri (Swasta).
Pengguna a.l.: Industri Alat Kes-ehatan/kedokteran, Rumah Sakit, Klinik
AgendA Riset
�0� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(2) Aplikasi hasil litbang produksi perangkat keras dan perangkat lunak oleh industri alat kesehatan/kedokteran
Penyelenggaraan pela-tihan alat kesehatan/kedokteran
Pelatihan alat kesehatan/kedokteran menjadi kegiatan rutin
Kemandirian nasional untuk produksi beberapa alat kesehatan/kedokteran terpilih serta sparepart
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
�0�
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
III PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK
(1) Pengembangan Lembaga IPTEK sadar gizi di pusat & daerah
Terbentuk dan mantap-nya Jejaring IPTEK Sadar Gizi
Jejaring IPTEK Sadar Gizi sudah operasional
Mantapnya mekanisme penyusunan program gizi berbasis IPTEK
Pelaksana: Depkes; Pengguna : Masyarakat
AGIzI
(2) Pendekatan sosial kemanusiaan untuk merubah paradigma hidup sehat menuju pola gizi seimbang
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang paradigma hidup sehat
Tersedianya konsep paradigma hidup sehat menuju pola gizi seimbang
Terpenuhinya Nilai Kebutuhan /Kecukupan Gizi
Pelaksana a.l.: KNRT, Diknas, Depkes, Deptan, Puskesmas, Posyandu, Pemda, Universitas
BBAHANBAKUOBATDANOBATBAHANALAM
Peningkatan sarana laboratorium biotek, farmasi, medika ketingkat GMP (COPB, CPOTB)
Tersedianya laboratorium litbang dan produksi yang memenuhi persyaratan GMP (CPOB, CPOTB);
Tersedianya laboratorium litbang dan produksi yang memenuhi persyaratan GMP (CPOB, CPOTB)
Sudah terbangun industri biofarmasi yang memproduksi obat berbasis bioteknologi dan semi sintesa dan mampu mencukupi kebutuhan lokal untuk obat, vaksin dan diagnostika.
Pelaksana a.l.: Litbangkes, Insti-tusi Riset, Industri Farmasi
Peningkatan kompetensi SDM bidang teknologi produksi obat melalui training dan magang baik lokal maupun internasional.
Peningkatan jumlah SDM yang memperoleh pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja di industri maju (lokal dan internasional)
Meningkatnya kom-petensi SDM bidang teknologi produksi obat
Terjadinya integrasi pemakaian obat alami dalam sistem pelayanan kesehatan formal, baik sebagai alternatif maupun komplementer obat modern dan di cover oleh sistem asuransi kesehatan.
elaksana a.l.: Litbangkes, Insti-tusi Riset, Industri Farmasi
AgendA Riset
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
Peningkatan komunikasi tentang kebijakan SISKESNAS, SISYANKES, kebijakan riset dan hasil-hasil penelitian pengembangan OBA untuk pemanfaatan dan pengakuan dalam SISYANKES
Terjadinya jejaring komunikasi dalam pengembangan OBA untuk diintegrasikan kedalam SISYANKES
Tersedianya kebijakan pemanfaatan dan penggunaan OBA dalam SISYANKES
Dimanfaatkannya OBA secara luas oleh masyarakat dan diterima oleh para dokter dan tenaga medis lainnya.
Lembaga Terkait : Depkes, KNRT, LPND, BPOM, Deptan, Institusi riset/universitas, Pemda.
CPENYAKITMENULARDANTIDAKMENULAR,PENGENDALIANPENYAKITDANPENYEHATANLINGKUNGAN.
(1) Pembangunan fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular yang terakreditasi dan tersertifikasi oleh WHO.
Fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular mulai dibangun dengan mengacu pada aturan akreditasi dan sertifikasi WHO
Tersedianya teknologi deteksi dini untuk penyakit menular, kanker, kardiovaskuler/ sindrom metabolik; emerging dan reemerging
Tersedianya fasilitas atau laboratorium deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular yang terakreditasi dan tersertifikasi oleh WHO.
Pelaksana : DepkesPengguna a.l.: RS dan YanKes
(2) Pembangunan fasilitas atau laboratorium penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dsb, yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang memadai.
Secara bertahap fasilitas atau laboratorium penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dsb mulai dibangun dan dilengkapi alat yang diperlukan
Tahapan pembangun-an fasilitas atau labo-ratorium penanggu-langan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dimulai.
Tersedianya fasilitas atau laboratorium penanggulangan penyakit baru dan darurat (SARS, Flu burung), emerging dan re-emerging (TBC, Polio) dsb, yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang memadai.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
(3) Peningkatan kompetensi SDM bidang kesehatan melalui pendidikan, pelatihan, seminar, worksop dsb, serta pertukaran informasi dan kemampuan iptek kesehatan antar pelaku dan praktisi kesehatan.
Meningkatnya kemampuan SDM yang sudah mendapatkan pelatihan, pendidikan dan wawasan yang luas dari kegiatan pertukaran informasi dan pengetahuan melalui event-event penting.
Meningkatnya ke-mampuan SDM yang sudah mendapatkan pelatihan, pendidikan dan wawasan yang luas dari kegiatan pertukaran informasi dan pengetahuan
Sudah terbangun jejaring antar pelaku kesehatan (SDM), “Jaringan Kesehatan Nasional” meliputi kegiatan, pertukaran informasi, pengetahuan dan pengalaman serta kerjasama penelitian dan aplikasinya.
(4) Penyempurnaan sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal, efektif dan efisien.
Diusulkan Sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan melalui aturan regulasi yang berlaku
Usulan Sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan dapat respon persetujuan dari Pemerintah dan DPR
Sudah tersedia dan diaplikasikan sistem insentif dan pembiayaan iptek kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal, efektif dan efisien.
(5) Pengembangan sistem managemen iptek kesehatan terpadu.
Sistem managemen iptek kesehatan terpadu sudah disosialisasikan dan siap diterapkan
Sistem managemen iptek kesehatan terpadu sudah disosiali-sasikan dan siap diterapkan
Sistem managemen iptek kesehatan terpadu sudah terbangun dan diaplikasikan secara nasional
(6) Peningkatan etika iptek kesehatan
Draft Rancangan Etika iptek kesehatan sudah selesai
Tersedianya Draft Rancangan Etika iptek kesehatan
Etika iptek kesehatan sudah diaplikasikan secara nasional
(7) Pengembangan indikator dan statistik iptek kesehatan
Sudah disusun Tim Pengembangan Indikator dan statistik iptek kesehatan dengan draft indikator s/d 2009
Draft indukator iptek kesehatan s/d 2009 sudah selesai
Tersedia indikator dan statistik iptek kesehatan nasional yang diupdate secara rutin.
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
DALATKESEHATAN
(1) Pengembangan fasilitas layanan dan konsultasi pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran
Tersedianya fasilitas layanan dan konsultasi pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran bagi RS dan klinik
Fasilitas layanan dan konsultasi pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran sudah disosialisasikan ke pengguna (RS dan klinik)
Berkurangnya secara signifikan ketergantungan institusi layanan kesehatan dalam pemakaian dan perawatan alat kesehatan/kedokteran
Pelaksana a.l.: Universitas, LPND
Pengguna: Tenaga medis
(2) Pengembangan dan penerapan kurikulum teknologi alat kesehatan/kedokteran pada fakultas kedokteran dan unit pendidikan terkait
Mulai diaplikasikannya kurikulum teknologi alat kesehatan/kedokteran pada fakultas kedokteran dan unit pendidikan terkait
Mulai diaplikasikannya kurikulum teknologi alat kesehatan/kedok-teran pada fakultas kedokteran dan unit pendidikan terkait
Peningkatan secara signifikan kompetensi dibidang teknologi alat kesehatan bagi para tenaga medis
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
IV PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI
(1) Pengembangan formula dan produk intervensi gizi yang efektif-efisien
Tersusunnya formula lokal (Indonesia) pangan untuk intervensi gizi
Tersusunnya formula lokal (Indonesia) pan-gan untuk intervensi gizi
Penanggulangan masalah gizi dalam bentuk intervensi pangan yang layak produksi dan konsumsi
Pelaksana a.l.: Litbang LPND, Depkes, Univer-sitas, Litbang Industri (Swasta).
Pengguna a.l.: Industri pangan, RS Ibu dan Anak, Industri Makanan Fungsional
AGIzI
(2) Pengembangan Makanan Fungsional Indonesia
Ketersediaan makanan fungsional produk domestik yang dibutuhkan masyarakat untuk peningkatan gizinya
Makanan fungsional produk domestik sudah mulai dipasar-kan
Swasembada makanan fungsional
BBAHANBAKUOBATDANOBATBAHANALAM
(1) Percepatan transformasi industri bahan baku farmasi, OBA dan obat berbasis bio teknologi/protein rekombinan.
Diperoleh teknologi peningkatan sistem produksi bahan baku farmasi dan obat alami melalui optimasi proses;
Teknologi Iptek sistem produksi untuk obat herbal, bahan baku farmasi terpilih, bahan baku tambahan dan obat berbasis bioteknologi mengalami percepatan dan dapat segera diaplikasikan
Meningkatnya volume pemakaian obat produksi lokal (sampai dengan 25% dari total konsumsi obat) baik obat alami, obat berbasis bioteknologi dan sediaan farmasi lainnya oleh pasien melalui resep dokter atau sistem pelayanan kesehatan formal.
Pelaksana a.l. : Litbang LPND, Depkes, Univer-sitas, Litbang Industri Farmasi (Pemerintah dan Swasta).
Pengguna a.l.: Rumah Sakit, Klinik, Dokter, Tenaga medis, Industri farmasi.
(2) Peningkatan teknologi sistem produksi bahan baku farmasi, OBA dan obat berbasis bioteknologi/protein rekombinan.
Diperoleh teknologi peningkatan produksi antibiotika generasi baru, golongan obat gangguan metabolisme dan bahan baku obat lainnya melalui rekayasa optimasi strain (mutasi strain)
(3) Peningkatan teknologi produksi bahan baku obat secara fermentasi, biosintesa dan rekayasa genetika.
Diperoleh teknologi peningkatan produksi beberapa bahan baku obat yang diprioritaskan melalui rekayasa molekuler biologi.
AgendA Riset
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
INDIKATOR NO KEGIATAN TARGETCAPAIAN KEBERHASILAN SASARANKETERANGAN 2009 2009 AKHIR2025
CALATKESEHATAN
(1) Pengembangan pranata regulasi alat kesehatan/kedokteran
Tervalidasinya instumen kedokteran untuk diagnosa dan terapi di RS Pemerintah dan RS lainnya;
Meningkatnya kapa-sitas dan keakuratan instrumentasi medik untuk diagnosa atau terapi.
Kemampuan nasional dibidang teknologi produksi alat kesehatan atau suku cadang (spare part) untuk beberapa instrumen yang pemakaiannya sangat diperlukan.
Pelaksana a.l : Depkes, Bapeten, LPND.
(2) Audit teknologi instumentasi medik untuk terapi dan diagnosa kesehatan.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
BAB IV
PENUTUP
Realisasi dari berbagai program yang dirumuskan dalam Agenda
Riset Nasional ini diharapkan memberikan sumbangan yang berarti
dalam pewujudan visi tentang iptek sebagai:
“kekuatan utama peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan
dan peradaban bangsa”
Dokumen Agenda Riset Nasional ini menyediakan prioritas riset
dan tonggak capaian pembangunan nasional iptek yang mencakup
pengembangan iptek, difusi dan pemanfaatan iptek, penguatan ke-
lembagaan iptek, dan peningkatan kapasitas di berbagai sistem produksi
nasional. Aktualisasi berbagai program dalam Agenda Riset Nasional
diharapkan juga memberikan kontribusi jangka panjang yang signifikan
di sektor ekonomi dan di sektor-sektor pembangunan yang lainnya.
Sebagai pedoman nasional berupa garis besar haluan pembangunan
iptek, Agenda Riset Nasional berperanan strategis dalam mempromosikan
koordinasi dan sinergi di antara berbagai lembaga iptek nasional—baik
lembaga pemerintahan maupun oganisasi swasta, baik penghasil iptek
maupun pengguna iptek, serta meningkatkan mobilitas dan optimalitas
pemanfaatan sumber daya iptek nasional. Mempertimbangkan tingginya
dinamika masyarakat di dalam pergaulan antarbangsa dan dinamika iptek
itu sendiri, maka dokumen Agenda Riset Nasional ini perlu dipandang
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
sebagai panduan yang bersifat dinamis dan responsif, yang terbuka
terhadap penyempurnaan.
Aktualisasi Agenda Riset Nasional akan mencapai hasil yang signifikan
hanya bila disertai dengan dukungan dari berbagai sistem penopangnya
yang mencakup sistem perencanaan, sistem pembiayaan, serta sistem
difusi dan adopsi iptek. Hasil capaian ini akan memiliki dampak nyata
yang meluas bila seluruh unsur kelembagaan dan pemangku-kepentingan
iptek nasional memiliki komitmen yang kuat untuk menjadikan dokumen
ini pedoman dalam pembangunan nasional iptek, dalam kerangka upaya
meningkatkan kesejahteraan yang berkeadilan, dan membangun masa
depan yang lebih cerah bagi generasi penerus cita-cita bangsa.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
1. KETAHANAN PANGAN
Lampiran
KetahananPangan BidangLainnya
KETERKAITAN ANTAR BIDANG-BIDANG ARN 2006 – 2009
(a). Teknologi budidaya tanam-an, ternak dan ikan
(b). Teknologi pasca panen
(c). Sistem informasi: produksi-agroindustri-pasar
SumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)Kompetisi pemanfaatan lahan untuk tanaman pangan dengan tanaman bio-energi TeknologidanManajemenTransportasi(ST)1) Pengembangan jaringan transportasi ke sentra produksi
pangan 2) Rancang-bangun sarana transportasi khusus untuk
pengangkutan saprodi dan hasil pertanian TeknologiHankam(CT)Peningkatan kemampuan bio-defence untuk senjata biologiTeknologiKesehatandanObat-obatanBudidaya tanaman bahan baku pangan fungsional (ST)
SumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)Kompetisi pemanfaatan hasil tanaman pangan yang juga potensial untuk bio-energi TeknologidanManajemenTransportasi(ST)Sarana transportasi untuk perishable food products TeknologiHankam(T)Kemasan pangan untuk mendukung operasional hankamTeknologiKesehatandanObat-obatan(T)Penelitian hubungan gizi dan penyakit degeneratif
Tekonologiinformasi&komunikasi(T)1) Telekomunikasi berbasis internet (IP) untuk masyarakat
pedesaan 2) Sistem informasi berbasis SMS
TeknologiKesehatandanObat-obatan(CT)1) Pemetaan masalah gizi2) Teknologi penilaian status gizi yang cepat dan sahih3) Teknologi komunikasi gizi untuk pencapaian Keluarga
Sadar Gizi
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
KetahananPangan(T)Litbang Tek Pasca Panen, Teknologi Pengawasan PanganTeknologiKomunikasidanInformasi(T)Litbang Telekom berbasis IP untuk masyarakat pedesaan
TeknologidanManajemenTransportasi(T)Pengembangan infrastruktur transportasi
KetahananPangan(CT)Pengembangan harmonisasi dan sinergi dengan tanaman panganTeknologidanManajemenTransportasi(ST)Studi standardisasi sarana dalam konteks: konservasi dan penghematan energi, minimalisasi dampak lingkungan
KetahananPangan(T)LitBang Tek Pasca Panen, Teknik Pengawasan Pangan dan harmonisasi pemanfaatan lahanTeknologiKomunikasidanInformasi(T)Litbang sumber energi untuk sistem komunikasi di pedesaan
TeknologidanManajemenTransportasi(T)Pengembangan infrastruktur
TeknologidanManajemenTransportasi(T)Pengembangan infrastruktur untuk mendukung akses dan distribusi listrik manajemen bakar dalam reaktor manajemen bahan bakar dalam reaktor
KetahananPangan BidangLainnya
(d). Teknologi pengawasan pangan
TeknologiHankam(T)1) Penguasaan ilmu mikrobiologi untuk menghadapi bio-
terorisme 2) Teknologi Kesehatan dan Obat-obatan Penelitian keracunan makanan
SumberEnergiBarudanTerbarukan BidangLainnya
(a) Pengembangan Teknologi Sistem Konversi Energi Angin (SKEA)
(b) Program Pengembangan Panas Bumi
(c) Pengembangan Iptek Produksi Biofuel
(d) Pengkajian dan Penerapan Berbagai Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(e) Pengembangan Teknik Produksi, Penyimpanan,
Distribusi, dan Keamanan Energi Hidrogen
(f) Pembangunan & Pengopera-sian PLTN
2. SUMBER ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
TeknologiHankam(T)1) Teknologi GPS dan inderaja untuk monitoring juga dapat
dimanfaatkan untuk optimalisasi sistem transportasi 2) Optimalisasi sistem transportasi juga dapat dimanfaat-
kan untuk mendukung sistem logistik
TeknologiHankam(T)Sarana transportasi (air dan udara) dapat distandardisasi untuk dilengkapi dengan teknologi GPS dan inderaja untuk monitoring sesuai kebutuhan (sipil, militer, Polri)
SumberEnergiBarudanTerbarukan(ST)Teknologi baru harus mempertimbangkan konservasi energi, penghematan energi dan minimalisasi dampak lingkunganTeknologiHankam(T)Diharapkan teknologi baru yang dikaji dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan dan atau keamanan
TeknologiHankam(CT)Kajian masalah korosi diperlukan bagi alat angkut/wa-hana darat, laut dan udara
TeknologiHankam(T)Hasil studi regenerasi pesawat udara mungkin bisa dimanfaatkan oleh bidang pertahanan dan keamanan
SumberEnergiBarudanTerbarukan BidangLainnya
(g) Pemanfaatan Teknologi Nuklir Untuk Mendukung Energi Fosil Dan Terbarukan
KetahananPangan(T)Pengembangan Teknologi Budidaya Tanaman (Pemu-liaan tanaman untuk pengembangan varietas unggul baru tanaman prioritas secara konvensional, bioteknologi dan teknologi iradiasi)
TeknologidanManajemenTransportasi BidangLainnya
(a) Optimasi Sistem Transportasi
(b) Studi standardisasi sarana
(c) Studi teknologi baru
(d) Kajian korosi sarana dan prasarana transportasi
(e) Regenerasi pesawat udara
3. TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI
lAmPiRAn
��0 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Penyediaan angkutan perkotaan dan angkutan umum dilaksanakan dengan mempertimbangkan konservasi energi, penghematan energi dan minimalisasi dampak lingkunganTeknologiInformasidanKomunikasi(T)Teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan bagi penum-pang, serta mengoptimalkan kinerja angkutan umum dan angkutan perkotaanTeknologiHankam(T)Pengembangan sistem GPS dan indraja untuk monitoring dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja angkutan perkotaan dan angkutan umum
KetahananPangan(CT)Rancang bangun jaringan prasarana transportasi untuk pengangkutan saprodi dan hasil pertanianSumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)Penyediaan transportasi antar/multi moda dilaksanakan dengan mempertimbangkan konservasi energi, penghe-matan energi dan minimalisasi dampak lingkunganTeknologiInformasidanKomunikasi(CT)Teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan kinerja sistem trans-portasi antar/multi modaTeknologiHankam(CT)Pengembangan sistem GPS dan inderaja untuk moni-toring serta komputerisasi untuk sistem logistik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja sistem trans-portasi antar/multi moda
SumberEnergiBarudanTerbarukan(ST)Konversi moda angkutan jalan memperhatikan jenis-jenis energi yang telah tersedia maupun yang sedang dikembangkan dengan mempertimbangkan konservasi energi, penghematan energi dan minimalisasi dampak lingkungan
TeknologidanManajemenTransportasi BidangLainnya
(f) Angkutan perkotaan dan angkutan umum
(g) Transportasi antar/multi moda
(h) Konservasi moda angkutan jalan untuk penggunaan energi alternatif (listrik, gas, bio die-sel, gasohol, dll)
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
KetahananPangan(ST)Dengan adanya infrastruktur berbasis IP ini masyarakat pedesaan dapat mengakses Sistem Informasi: Produksi – Agroindustri – Pasar dengan biaya yang terjangkau SumberEnergiBarudanTerbarukan(ST)Penggunaan SKEA dan PLTS untuk mendukung sistem telekomunikasi pedesaan TeknologidanManajemenTransportasi(T)Kemudahan dalam akses dan memilih tranportasi untuk angkutan hasil produksi TeknologiHankam(T)Rancang bangun dan rekayasa Peralatan komunikasi KetahananPangan(ST)Departemen Pertanian atau LSM mengisi konten dan membuka saluran broadcast khusus untuk informasi teknologi pertanian dan data produksi komoditas pangan utama karena kanal broadcasting tersedia cukup banyak SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Sistem diseminasi informasi teknologi Batu bara kualitas rendah dengan menggunakan sarana digital broadcasting TeknologidanManajemenTransportasi(T)Akses pada sistem transportasi perkotaan (Rute, Jadwal dan Biaya) dengan menggunakan digital broadcasting TeknologiHankam(T)Pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah (SPW) de-ngan memanfaatkan digital Broadcasting TeknologiKesehatandanObat-obatan(ST)Sosialisasi Model Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui digital broadcasting
TeknologiInformasidanKomunikasi BidangLainnya
(a) Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) untuk masyarakat pedesaan
(b) Program pengembangan dan penelitian teknologi penyiaran berbasis digital (digital broad-casting)
4. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
lAmPiRAn
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
KetahananPangan(T)Pengembangan sistem informasi berbasis open source dan SMS untuk produksi dan pasar komoditas pangan pokok yang mudah diakses oleh petani dan pelaku agribisnis SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Penggunaan Perangkat lunak berbasis open source untuk sistem pengelolaan pembangkit listrik TeknologidanManajemenTransportasi(ST)Tehnik simulasi sistem transportasi dan aplikasi etiket serta ITS dengan menggunakan perangkat lunak berba-sis open source (ST)TeknologiHankam(T)Kemandirian perangkat C3IS (Command Control Com-munication Intelligent and Surveillance), dengan menggu-nakan perangkat keras dan lunak berbasis open source TeknologiKesehatandanObat-obatan(T)Pembuatan data base kanker dan penyakit kardiovas-kuler/sindrom metabolik dengan menggunakan perangkat lunak open source. KetahananPangan(CT)Dalam diseminasi teknologi pertanian dan pengembang-an situs komoditas pangan untuk ekspor bisa digunakan sarana multimedia digital supaya lebih menarik SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Penggunaan creative digital untuk mensosialisasikan gerakan hemat energi antara lain: teknologi batu bara kualitas rendah, teknologi Hidrogen dll TeknologidanManajemenTransportasi(CT)Peningkatan kualitas dan kapasitas prasarana terminal dan bandara dengan menggunakan multimedia digital Ketahanan Pangan, Sumber Energi Baru dan Terbarukan dan Teknologi dan ManajemenTransportasi(CT)Dalam pengembangan sistem informasi dibutuhkan SDM yang memiliki kompetensi standard dibidang TIK
TeknologiInformasidanKomunikasi BidangLainnya
(c) Program difusi dan pemanfaat-an IPTEK TIK untuk perangkat keras dan perangkat lunak berbasis open source
(d) Program peningkatan kapasi-tas IPTEK TIK untuk Creative Digital
(e) Pengembangan standardisasi bidang teknologi informasi dan komunikasi
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Pengembangan paket teknologi produksi biofuel secara tepat guna TeknologidanManajemenTransportasi(T)1) Optimalisasi sistem transportasi 2) Studi standardisasi sarana 3) Studi teknologi baru 4) Kajian korosi sarana dan prasarana transportasi 5) Regenerasi pesawat udara TeknologiInformasidanKomunikasi(T)Standardisasi TIK SumberEnergiBarudanTerbarukan1) Mengadopsi teknologi energi hidrogen (T) 2) Pengembangan instrumen pengukuran langsung
bumi dan antariksa dengan teknologi inderaja (CT)
SumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)Nuklir TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Standardisasi TIK 3) Komputer murah
TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Standardisasi TIK 3) Komputer murah TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Standardisasi TIK 3) Komputer murah
TeknologiHankam BidangLainnya
(a) Alat angkut/wahana darat, laut dan udara
(b) Peluru kendali dan roket
(c) Bahan peledak dan propelan
(d) Perangkat surveillance
(e) Peralatan komunikasi
(f) Sistem komando kendali
5. TEKNOLOGI HANKAM
lAmPiRAn
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
KetahananPangan(ST)1) Teknologi budi daya tanaman, ternak dan ikan 2) Eksplorasi dan teknologi uji kelayakan pengolahan
pangan baru 3) Teknologi pasca panen 4) Pengembangan paket teknologi Sumber Energi Baru dan Terbarukan (ST)1) Diseminasi dan pemanfaatan teknologi SKEA 1)
Pengemba ngan prototipe Sistem PLTS skala kecil dan menengah
TeknologiInformasidanKomunikasi(T)Komputer murah TeknologiKesehatandanObat-obatan(T)1) Gizi 2) Obat bahan alam 3) Alat kesehatan/kedokteran
TeknologidanManajemenTransportasi(ST)1) Optimasi Sistem Transportasi 2) Studi standardisasi sarana 3) Angkutan perkotaan dan angkutan umum 4) Transportasi antar/multi moda TeknologidanManajemenTransportasi(ST)1) Optimalisasi Sistem Transportasi 2) Studi standardisasi sarana 3) Angkutan perkotaan dan angkutan umum 4) Transportasi antar/multi moda KetahananPangan(ST)1) Teknologi budi daya tanaman, ternak dan ikan 2) Teknologi pasca panen 3) Sistem Informasi Produksi-Agroindustri-Pasar 4) Teknologi Pengawasan Pangan 6) Pengembangan Paket Teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna
TeknologiHankam BidangLainnya
(g) Bekal/alat Khusus
(h) Studi aplikasi teknologi dan pengembangan GPS navigasi untuk pelacakan benda bergerak
(i) Studi aplikasi inderaja untuk monitoring
(j). Studi aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah dan Sistem Logistik Wilayah
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
TeknologidanManajemenTransportasi(ST)1) Optimasi Sistem Transportasi 2) Antar/multi moda TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Standardisasi TIK 3) Komputer murah TeknologiKesehatandanObat-obatan(ST)1) Gizi 2) Obat bahan alam 3) Alat kesehatan/kedokteran SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)1) Diseminasi dan pemanfaatan teknologi SKEA 2) Pengembangan prototip sistem PLTS skala kecil dan
menengah TeknologiInformasidanKomunikasi(T)1) Telkom berbasis internet protocol untuk pedesaan 2) Kajian regulasi TIK dan broadcasting 3) Standardisasi TIK 4) Komputer murah 5) Pengembangan pusat latihan dan inkubator bisnis
OSS
SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)Pengembangan paket teknologi produksi biofuel secara tepat guna TeknologidanManajemenTransportasi(ST)Studi standardisasi sarana
SumberEnergiBarudanTerbarukan(T)1) Diseminasi dan pemanfaatan teknologi SKEA 2) Pengembangan prototipe sistem PLTS skala kecil dan
menengah
TeknologiHankam BidangLainnya
(j). Studi aplikasi teknologi komputer untuk pembangunan Sistem Pembinaan Wilayah dan Sistem Logistik Wilayah
(k) Studi Sistem Informasi Komu-nikasi Polri
(l) Studi Sistem transportasi darat, air dan udara untuk dukungan operasional Polri
(m) Optimalisasi program Compu-ter Aided Automatic Finger-print Identication System
lAmPiRAn
��� AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
KetahananPangan(ST)1) Eksplorasi dan teknologi uji kelayakan pengelolaan
pangan baru2) Teknologi Paska PanenTeknologi Pengawasan Pangan 3) Kajian sosial, ekonomi dan budayaTeknologiInformasidanKomunikasi(ST)Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) dan teknologi penyiaran berbasis digital (digital broadcasting) untuk mendukung diseminasi informasi secara luas tentang masalah gizi, kaitan gizi dengan aspek genetika, keluarga sadar gizi (KADARZI), dsb.
KetahananPangan(ST)1) Teknologi budidaya tanaman, ternak dan ikan 2) Tenologi paska panen 3) Sistem informasi produksiagroindustri-pasaran 4) Kajian sosial, ekonomi dan budayaTeknologiInformasidanKomunikasi(ST)Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) dan teknologi penyiaran berbasis digital (digital broadcasting) untuk :a) Mendukung diseminasi informasi kepada masyarakat
luas tentang obat herbal (Jamu, Herbal Terstandar, Fitofarmaka) berbasis sumberdaya alam Indonesia sebagai alternatif dan komplementer obat modern.
b) Penyebaran informasi ilmiah tentang inovasi teknologi pengembangan obat bahan alam kepada masyarakat iptek kesehatan
TeknologiKesehatandanObat-obatan BidangLainnya
(a). Gizi
(b). Obat Bahan Alam
6. TEKNOLOGI KESEHATAN DAN OBAT – OBATAN
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
���
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
KetahananPangan(T)1) Teknologi paska panen 2) Teknologi pengawasan pangan 3) Kajian sosial, ekonomi dan budayaSumberEnergiBarudanTerbarukan(CT)1) Kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses pe-
nyimpanan bahan bakar nuklir bekas. 2) Kajian teknologi dan keselamatan PLTN, transfer teknologi
dan peningkatan partisipasi industri nasional 3) Penggunaan mesin berkas elektron untuk pengurangan
polusi udara dari pembangkit listrik dengan sumber energi konvensional
TeknologiInformasidanKomunikasi(ST)1) Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pengem-
bangan database penyakit menular, tidak menular, penyakit emerging, re-emerging.
2) Aplikasidan bioinformatik untuk mendukung pengembangan obat berbasis protein rekombinan (obat, diagnostika, vaksin)
Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) dan teknologi penyiaran berbasis digital (digital broadcasting) untuk:a) Penyebaran informasi secara luas tentang situasi endemik
penyakit menular, emerging, re-emerging, strategi pencegah-an, solusi serta pengendaliannya
b) Sosialisasi Model Peningkatan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
TeknologiInformasidanKomunikasi(ST)Program pengembangan dan penelitian telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) dan teknologi penyiaran berbasis digital (digital broadcasting) untuk mendukung program pengem-bangan telemedicine.TeknologiHankam(T)Peningkatan kemampuan biodefence untuk antisipasi ancaman senjata biologi (bioterorisme)
TeknologiKesehatandanObat-obatan BidangLainnya
(c). Penyakit menular dan tidak menular, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
(d) Alat Kesehatan/ Kedokteran
Keterangan: ST : Sangat TerkaitT : TerkaitCT : Cukup Terkait
lAmPiRAn