pencatatan dan pelaporan web viewcontoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan...

25
BAHAN AJAR.06.Epid.Bid PENCATATAN DAN PELAPORAN Disusun Oleh : Murwati, SKM, M.Kes.Epid Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 1

Upload: vuongdang

Post on 30-Jan-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

BAHAN AJAR.06.Epid.Bid

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Disusun Oleh :

Murwati, SKM, M.Kes.Epid

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA

JURUSAN KEBIDANAN KLATEN

2013

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 1

Page 2: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

I. PENCATATAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS

International Classification of Diseases (ICD) adalah klasifikasi diagnostic

standar internasional bagi kebutuhan manajerial kesehatan dan epidemiologi.

Kebutuhan manajerial ini mencakup analisis situasi kesehatan kelompok-kelompok

populasi serta pemantauan insidensi dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lain

yang berkaitan dengan variable lain seperti karakteristik dan keadaan individu-individu

terkena.

Edisi pertama ICD yang dinamakan International List of Causes of Death

diadopsi oleh International Statistical Institute pada tahun 1893. WHO mengambil alih

pengelolaan ICD sejak edisi keenam yang untuk pertama kali mencakup data morbiditas

pada tahun 1948. ICD-9 diterbitkan pada tahun 1977 dan ICD-10 pada tahun 1992 oleh

WHO, ICD-10 mulai digunakan oleh negara-negara anggota WHO Sejak tahun 1994.

ICD digunakan untuk mengklasifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya

untuk dicatat pada berbagai tipe rekam kesehatan dan vital, termasuk sertifikat kematian

dan rekam medik rumah sakit. Selain memungkinkan penyimpanan dan pengambilan

kembali informasi diagnostic untuk kebutuhan klinik dan epidemiologis, perekaman ini

juga merupakan basis pengumpulan ststistik mortalitas dan morbiditas oleh negara-

negara anggota WHO.

Contoh :

Berikut ini diperlihatkan contoh pengkodean ICD-10 untuk migraine, salah satu

tipe nyeri kepala primer yang cukup sering didapatkan dalam praktek klinik. Untuk

memudahkan pengguna, pada tiap kelompok klasifikasi penyakit, kode dengan decimal

“.8” digunakan untuk “other” dan kode decimal “.9” untuk “unspecified”. Untuk

fasilitas kesehatan yang sederhana dengan kemampuan medis petugas kesehatan yang

terbatas, pencatatan kode penyakit seringkali dilakukan tanpa digit decimal.

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 2

Page 3: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

Tabel 1. Contoh petikan pengkodean dan klasifikasi penyakit dengan ICD-10

G43 Migraine

Use additional external cause code (ChapterXX), if desired, to identify

drug, if drug-induced.

Excludes : headache NOS (R51)

G43.0 Migraine without aura (common migraine)

G43.1 Migraine with aura (classical migraine)

Migraine :

Aura without headache

Basilar

Equivalents

Familial hemiplegic

With :

- acute-onset aura

- rolonged aura

- ypical aura

G43.2 Status migrainosus

G43.3 Complicated migraine

G43.8 Other Migraine

Ophthalmoplegic migraine

Retinal migraine

G43.9 Migraine, unspecified

ICD 10 untuk kode :

A33 = Tetanus Neonatorum

C 53 = Neoplasma ganas leher rahim

C 50 = Neoplasma ganas payudara

C 56 = Neoplasma ganas ovarium

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 3

Page 4: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

O 00 – O 99 = Penyakit yang berhubungan dengan Kehamilan, Persalinan dan

masa nifas

O 00 – O 09 = Kehamilan yang berakhir abortus

O14 – O15 = Eklamsia dan preeklamsia

O 44 = Plasenta Previa

O 46 = Perdarahan Antepartum

O 72 = Perdarahan Pasca Persalinan

O 60 = Persalinan prematur

O 68 = Persalinan dengan penyulit gawat janin

P 00 – P 96 = Kondisi tertentu yang bermula pada masa perinatal

P 00 – P 04 = Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor dan penyulit

kehamilan persalinan dan kelahiran

P 05 – P 07 = Sakit dengan penyebab Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan

gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah.

P 10 – P 15 = Cedera lahir

P 20 – P 21 = Hipoksia intrauterus dan asfiksia lahir

P 22 – P28 = Gangguan saluran nafas lainnya yang berhubungan dengan masa perinatal

P 55 = Penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir

P 08, P 29, P50 – P54 = Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal

II. PELAPORAN HASIL SURVEI /PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Sistematika laporan hasil survai atau pelacakan epidemiologi pada umumnya terdiri atas

:

1. Judul Laporan

Judul laporan merupakan jawaban singkat terhadap pertanyaan :

a. Survai/penyelidikan apa yang telah dilaksanakan ?

b. Di mana tempat pelaksanaannya ?

c. Bilamana survai/penyelidikan dilaksanakan ?

2. Pendahuluan

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 4

Page 5: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

Dalam bagian pendahuluan diuraikan sebab atau alasan untuk melaksanakan

survai/penyelidikan, misalnya karena adanya laporan Dinas Kesehatan Kabupaten

atau Puskesmas mengenai adanya suatu KLB, atau informasi lainnya. Disebutkan

pula peristiwa apa yang telah terjadi, dimana dan bilamana terjadinya, serta siapa

yang melaksanakan survai/penyelidikan dan bilamana dilaksanakannya.

3. Latar belakang

Dalam bagian ini diuraikan latar belakang daerah survai/penyelidikan, yaitu

mengenai :

a. Karakteristik geografi; apakah daerah tersebut merupakan daerah pantai atau

pegunungan, daerah rawa atau daerah kering, keadaan iklimnya, curah hujan,

dan sebagainya.

b. Karakteristik demografi; keadaan penduduknya, jumlahnya, distribusi menurut

kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, suku bangsa, dan sebagainya.

c. Karakteristik social-ekonomi ; ststus social ekonomi secara umum, distribusi

menurut penghasilan, jenis pekerjaan, kebiasaan/adapt istiadat, dan sebagainya.

4. Tujuan survai/penyelidikan

Disebutkan maksud dan bentuk pelaksanaan kegiatan, apakah berupa evaluasi

terhadap sebuah program, penyelidikan untuk membuktikan laporan/informasi yang

diterima, atau sebuah penelitian.

Selanjutnya dinyatakan secara singkat dan jelas tujuan yang hendak dicapai.

5. Metode survai/penyelidikan

Dalam bagian ini diuraikan penyakit/penderita yang diselidiki serta tata cara

pelaksanaan survai/penyelidikan, antara lain yaitu :

Batasan mengenai penyakit/penderita

Sampel yang diperiksa; apakah dilakukan pengambilan sample darah, urine,

feses, hapusan tenggorokan dan sebagainya.

Cara pengambilan sampel; dengan kunjungan dari rumah ke rumah atau

mengumpulkan anggota masyarakat di suatu tempat.

Siapa saja yang akan dijadikan responden

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 5

Page 6: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

Peralatan yang akan digunakan

Waktu pelaksanaan survai/penyelidikan tersebut

6. Hasil survai/penyelidikan

Dalam bagian ini disajikan semua data yang diperoleh pada pelaksanaan survai, baik

data primer maupun data sekunder. Penyajian data dibahas pada sub bab tersendiri.

7. Pembahasan

Dalam bagian ini diberikan ulasan terhadap semua hasil yang diperoleh. Apabila

perlu dapat dilakukan perhitungan dan/analisis statistik. Ulasan dapat berupa

perbandingan dengan angka nasional ataupun “angka harapan”. SPM atau Standar

Pelayanan Minimal yang dikeluarkan oleh Gubernur atau Menteri, atau Indikator

Indonesia sehat 2010 bisa menjadi acuannya.

Dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan ataupun dibuat hipotesis yang perlu

dikaji lebih lanjut dengan pembuktian statistik.

8. Kesimpulan dan saran

Dalam bagian ini dikemukakan kesimpulan terhadap apa yang telah dilakukan dan

dibahas sebelumnya dalam bentuk kalimat yang jelas dan mudah dimengerti ;

Apakah laporan Kejadian Luar Biasa yang diterima benar merupakan suatu

KLB ?

Berapa Incidence Rate-nya ?

Berapa Case Fatality Rate-nya ?

Bagaimana perbandingan dengan angka nasional ?

Dan sebagainya

Selanjutnya diajukan saran-saran mengenai segala sesuatu yang perlu

diperhatikan / dilaksanakan sehubungan dengan permasalahan yang ada,

misalnya ;

Perlu adanya perbaikan pencatatan agar dapat dilakukan deteksi lebih dini.

Cara penanggulangan permasalahan

Cara pengajuan biaya dan sebagainya

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 6

Page 7: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

9. Ringkasan

Ringkasan disajikan dalam bentuk satu alinea yang tidak lebih satu lembar kuarto

922 baris) berisikan antara lain :

Pernyataan mengenai masalah

Gambaran mengenai apa yang telah dikerjakan (penyelidikan epidemiologi,

pemeriksaan laboratorium, dan sebagainya)

Hasil-hasil yang diperoleh

Kepentingan penyelidikan

Kesimpulan

10. Kepustakaan

Semua bahan kepustakaan yang digunakan untuk penyusunan laporan, termasuk

dokumen yang belum dipublikasikan, harus dicantumkan dalam kepustakaan. Cara

penulisannya disesuaikan dengan tata cara yang dianut di masing-masing institusi.

Cara penulisan yang lazim digunakan dalam jurnal epidemiologi adalah dengan

system Harvard atau Sistem Vancouver yang dibahas dalam mata kuliah Riset

Kebidanan.

III. PENYAJIAN DATA

A. Bentuk penyajian data

Bentuk penyajian data bermacam-macam dan disesuaikan dengan data yang tersedia

dan tujuan yang hendak kita capai. Penyajian data dapat berupa :

1. Tulisan/tekstual/narasi

2. Tabel/Tabulasi

Contoh sebuah tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 (1)

JUMLAH KELAHIRAN HIDUP MENURUT RAS IBU TEMPAT MELAHIRKAN DAN PENOLONG PERSALINAN DI KECAMATAN X TAHUN 2006 (2)

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 7

Page 8: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

RAS IBU(3)

STUB (8)

KELAHIRAN HIDUP (3) BOX HEAD (9)JUMLAHDITOLONG DOKTER DITOLONG

BIDANDITOLONG DUKUNDI RS DI LUAR RS

WNI (4) 46.606 3.014 910 (5) SEL 154 50.684WNA (STUB)

14.334 3.094 13.930 416(10)

31.774

JUMLAH 60.940 6.108 14.840 570 84.458 (6) Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2006, DepkesRI, 2007 (7)

Ketentuan membuat tabel :

1. Nomor tabel yang disajikan

2. Judul tabel : terletak di atas, bentuk segitiga/piramida terbalik (atau bentuk lurus

dengan tabel), simetris, jelas, singkat lengkap, mengenai sasaran, menjawab

APA, DIMANA, KAPAN

3. Kolom

4. Baris

5. Sel (satu tempat/kotak pertemuan baris dan kolom)

6. Total

7. Sumber data sekunder perlu dicantumkan, kecuali bila data primer tidak perlu

diberi sumber (pada karya tulis ilmiah)

8. Stub adalah kolom paling kiri suatu tabel, stub memberi keterangan secara rinci

gambaran pada setiap baris badan tabel. Stub=tempat judul/baris, kadang-

kadang ada tabel yang hanya kolom dari atas-bawah/kolom untuk stub

digunakan untuk nomor.

9. Box Head adalah semua kepala kolom yang menggambarkan secara rinci

gambaran tiap kolom dari Badan Tabel.

10. Body Tabel/Badan tabel (Bagian di dalam garis tebal)

“Catatan “ yang biasanya tercantum di bawah tabel pojok kiri bawah dan di atas

“sumber” berfungsi untuk menjelaskan ketidaksempurnaan data pada tabel yang

dapat berupa keterangan, penjelasan/kekecualian data yang ditampilkan pada

body tabel.

Ketentuan lain :

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 8

Page 9: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

Dalam tulisan ilmiah, lazimnya tabel tidak boleh dipotong oleh halaman, baik

secara horizontal/vertikal, tabel merupakan satu kesatuan yang utuh. Angka

yang disajikan secara kolom lurus dengan satuan, puluhan, ratusan, dst. Ada

kesesuaian judul dan isi.

3. Grafik/Diagram

Bentuk grafik juga bermacam-macam :

a. Grafik batang (bar diagram)

Terbagi lagi menjadi batang horizontal dan vertikal, dengan “kaki batang-

nya ” merupakan data kategori. Jika kaki batangnya di sumbu Y maka

skalanya di sumbu X, begitu juga sebaliknya.

Misalnya : status gizi (kurang, normal, lebih) (data kategori) di sumbu Y,

maka skalanya (data jumlah) di sumbu X.

sumbu y = kategori /status gizi tempat “kaki batang”

sumbu x = skalanya/jumlah

Piramida penduduk sebetulnya diagram batang bentuk horizontal,

dimana “kaki batangnya” atau sumbu y merupakan kategori umur (0 - 4,

5 – 9, dst sampai 75+)

Batangnya sendiri dibedakan menjadi jenis kelamin laki-laki sebelah kiri

dan jenis kelamin perempuan di sebelah kanan)

b. Grafik lingkaran/serabi (pie diagram)

c. Grafik garis (line diagram)

d. Grafik titik-titik (diagram pencar=scattered diagram)

e. Grafik model/gambar/lambang (piktogram)

f. Grafik peta (map/curtogram diagram)

B. Cara penggunaan jenis diagram / grafik

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 9

Page 10: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

Cara penggunaan jenis diagram/grafik dapat dilihat pada tabel berikut :

Jenis diagram Variabel Data/fungsiBar diagram (horizontal/vertikal)

Kategori Perbandingan frekuensi distribusi data

Pie Diagram Kategori Proporsi dataLine diagram /diagram garis Numerikal Trend data (time series study) atau

kecenderunganScatterpoint/dot/titik diagram Numerikal Korelasi/hubungan dataPictogram/diagram gambar Kategorikal Perbandingan frekuensi distribusi dataCurtogram/map/diagram peta Kategorikal Perbandingan frekuensi distribusi data

Dilihat dari skala datanya, maka teknik penyajian datanya adalah sebagai berikut

(Santjaka, 2008) :

Skala data Jenis penyajian data

1. Nominal2. Ordinal kategori (baik, cukup,kurang)

1. Tabel2. Pie diagram3. Bar diagram4. Diagram gambar5. Diagra peta

1. Ordinal skor (misal skor sikap 5 - 75)2. Interval3. Ratio

1. Tabel2. Histogram3. Poligon4. Scatter diagram5. Steam and leaf

C. Contoh penyajian data

1. Penyajian dalam bentuk tulisan/tekstual/narasi

Contoh penyajian data bentuk narasi sebagai berikut :

”Kasus konfirmasi Flu Burung (H5N1) di Indonesia sampai

dengan 7 April 2007 sejumlah 94, sehingga Indonesia memiliki

jumlah kasus Flu Burung terbanyak di dunia, melebihi Vietnam

yang memiliki 93 kasus Flu Burung Jika dengan

membandingkan Angka Kematian Kasus atau Case Fatality

Rate (CFR), Indonesia pun duduk di peringkat teratas yaitu

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 10

Page 11: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

1,92

3,37

2

2,722,61

1,91 1,94

2,36

1,61

3,27 3,14

1,84

4,84

2

2,4

0,6

0,91 1,73

1,71

1,651,47

1,46

0,7

2,4

3,4

1,9

1,5

0

1

2

3

4

5

6

80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 '07

/10.000 Penduduk

mencapai 78,72%, sementara Vietnam hanya 45,16%. Diakui

pakar dunia bahwa strain virus Flu Burung di Indonesia

memang lebih membahayakan daripada strain virus Vietnam

(Depkes, 2007).”

Dalam bidang kedokteran, penyajian data bentuk tulisan hanya digunakan untuk

memberi informasi. Biasanya penyajian dalam bentuk narasi ditulis pada bagian

pendahuluan (latar belakang) sebuah skripsi atau tugas akhir.

2. Penyajian dalam bentuk tabel/tabulasi

Contoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas

seperti contoh berikut :

Tabel 3.2 Berat badan pasien poli jantung di Rumah Sakit X tahun 2006

No Interval berat badan Frekuensi1 32 – 41 62 41 – 50 73 50 – 59 94 59 – 68 55 68 – 77 96 77 – 86 57 86 – 95 3

Jumlah 44

Penyajian dalam bentuk tabel seperti di atas dijelaskan dalam mata kuliah

Biostatistik.

3. Penyajian dalam bentuk grafik garis/line diagram

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_

DATA KASUS DBD DI INDONESIA1992 - 2005

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT NOP DES

BULAN

JML

KA

SUS

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

11

Page 12: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

0

5

10

15

kasus 10 13 12 14 11 10 5 5 3 1

meninggal 8 8 10 10 7 9 5 5 1 1

0 - 5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 21 - 25 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 > 45

Gambar 4.1. Angka kesakitan DBD di Jawa Tengah tahun 1980 – 2007 (22 Maret)

Gambar 4.1. Data Kasus DBD di Indonesia tahun 1992 - 2005

Teknik penulisan grafik apa pun adalah sebagai berikut :

1) Judul grafik atau diagram ditulis di bawah gambar/grafik

2) Baris kedua judul grafik/diagram sejajar dengan 1 space setelah kata

”Gambar 4.1.” (Perhatikan contoh di atas)

3) Judul juga harus mengandung apa, dimana dan kapan.

4. Penyajian dalam bentuk grafik batang (bentuk vertikal)

Contoh 1 :

Gambar 4. 2. Distribusi Kasus Flu Burung dan Kematian Menurut Usia di Indonesia pada Juni 2005 – 6 Maret 2007

Pada contoh di atas “kaki batang”-nya diletakkan di sumbu x dan skala (jumlah)

di sumbu y sehingga bentuk bar diagramnya vertikal.

Contoh 2 :

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 12

Page 13: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

Ket : IDU = Injecting Drug User Gambar 4.3. Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan Cara

Penularan s/d 31 Desember 2005

5. Penyajian dalam bentuk grafik peta (map diagram)

Gambar 4.4. Angka Kematian Bayi di Indonesia tahun 2002-2003

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 13

Page 14: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

6. Penyajian dalam bentuk diagram lingkar (pie diagram)

Contoh :

Gambar 4.5. Jumlah Kasus DBD yang dirawat di RS menurut kelompok

Umur di Kota Semarang Tahun 2007

7. Penyajian dalam bentuk diagram pencar/scatter diagram

Diagram ini memaparkan titik-titik yang menggambarkan hubungan/korelasi

antara 2 variabel berbentuk data kontinyu/deskrit. Misal umur dan banyaknya

kejadian penyakit/kasus dbd. Lihat scatter diagram berikut :

Banyaknya kasus

Y

X Umur

Pada scatter diagram di atas menunjukkan korelasi negatif karena titik-titik-

nya membentuk garis lurus ke kiri. Ini mengandung arti bahwa semakin

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 14

Page 15: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

bertambah umur, semakin berkurang kasus-nya. Misalnya penyakit Polio dan

penyakit PD3I lainnya.

Banyaknya kasus

Y

X Umur

Pada scatter diagram di atas menunjukkan korelasi positif karena titik-titik-

nya membentuk garis lurus ke kiri. Ini mengandung arti bahwa semakin

bertambah umur, semakin bertambah pula kasus-nya. Misalnya penyakit

Jantung, Hipertensi, Kencing manis.

Banyaknya kasus

Y

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 15

Page 16: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

X Umur

Pada scatter diagram di atas menunjukkan tidak ada korelasi karena titik -

titik-nya menyebar tanpa membentuk garis lurus ke kiri atau ke kanan. Mis.

Peny. Tipus

Secara statistik, titik - titik yang terpencar tersebut harus diuji, jika memiliki

hubungan dan terbukti membentuk garis lurus berarti kedua variabel tersebut ada

korelasi dan terdapat pengaruh. Uji ini dalam statistik disebut uji korelasi

regresi.

8. Penyajian dalam bentuk diagram gambar (pictogram)

Contoh :

19 perawat

28 perawat

TOTAL 47 perawat

Gambar 4.5. Jumlah Perawat RSUD X tahun 2007

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 16

Page 17: PENCATATAN DAN PELAPORAN Web viewContoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas seperti contoh berikut : Tabel 3.2 . Berat badan pasien poli jantung

Pada diagram gambar di atas menjelaskan banyaknya perawat di RSUD X

tahun 2007 sebanyak 47 dengan rincian 19 perawat pria dan 28 perawat wanita.

Daftar Pustaka

Azwar, Azrul dan Joedo Prihartono. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan Masyarakat . Jakarta ; Binarupa Aksara.

Cahyono, 2001. Statistik Terapan : Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Purwokerto :

AKL Depkes Purwokerto.

Chandra, Budiman 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta : EGC.

Prasetyo dan Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

Purwanto, 1994.Pengantar Statistik Keperawatan.Jakarta : EGC.

Umar, 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Santjaka,2008. Biostatistik : untuk praktisi bidang kesehatan dan mahasiswa ; kedokteran, kesehatan lingkungan, Keperawatan, Kebidanan, Gizi, Kesehatan Masyarakat. Purwokerto : Global Internusa.

Harian.2006. Epidemiologi Kebidanan. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Soal latihan

1. Jenis diagram apa yang paling tepat jika mempresentasikan data dengan tujuan sbb :

a. Proporsi anggaran Pemberantasan Sarang Nyamuk di DKK Banyumas

b. Kecenderungan jumlah penderita Malaria di Kabupaten Banyumas selama 5

tahun terakhir

c. Mencari hubungan dan pengaruh tinggi badan dan berat badan klien

d. Mencari sebaran penyakit flu burung per propinsi di Indonesia dengan gambar

peta (yang terkena/tidak terkena)

e. Mencari hubungan dan pengaruh pengunjung Puskesmas X dan jumlah

tetrasiklin

f. Kecenderungan jumlah penyakit DBD di musim hujan

- o O o -

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 17