penatalaksanaan praktik di rskgm fkg ui · • macam-macam kasus kegawatdaruratan telah ditetapkan...
TRANSCRIPT
-
PENATALAKSANAAN PRAKTIK DI RSKGM FKG UI Selama Masa Pandemi COVID-19
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia2020
-
PENATALAKSANAAN PRAKTIKDI RKSGM FKG UI
Selama Masa Pandemi COVID-19
Diterbitkan oleh:Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Jakarta, 2020
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku
ini dengan cara dan dalam bentuk apapun tanpa seizin penulis dan penerbit.
-
Tim Penyusundrg. Nadhia Anindhita Harsas, Sp.Perio(K)
drg. Fakhrana Ariani Ayub, Sp.Pros
Tim KontributorDr. drg. Maria Purbiati, Sp.Ort(K)
Lia Kartika Wulansari Sri Gunoro Puteri, drg., Sp.Pros., PhD drg. Novalino
dr. Rachman Fadhilla drg. Nada Ismah, Sp.Ort(K) drg. Dwita Pratiwi, Sp. Ort
drg. Shalina Ricardo, Sp.KG(K) drg. Nadhia Anindhita Harsas, Sp.Perio(K)
drg. Fakhrana Ariani Ayub, Sp.Pros Reni Elita Dwi Tanjung, SKM Hanifah Nurul Utami, S.Tr.KL
Desain Coverdrg. Fakhrana Ariani Ayub, Sp. Pros
-
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................. 5
Latar Belakang............................................................................................................... 6
Kategori Pasien dalam Penanganan COVID-19........................................... 7
Alur Kerja di RSKGM FKG UI......................................................................,,,,,,.... 8
Tata Cara Komunikasi dengan Pasien COVID-19........................................ 10
Pengaturan Jaga IGD Dental.................................................................................. 11
Kasus Kegawatdaruratan di Bidang Kedokteran Gigi............................... 12
Standar Prosedur Operasional Kegawatdaruratan Medis...................... 14
Kemungkinan Transmisi Dalam Praktik Dental............................................. 15
Tindakan Pencegahan di Ruang Rawat Jalan Dental.................................. 16
Tata Kerja Pemeriksaan dan Tindakan Gigi dan Mulut.............................. 17
Langkah-Langkah Pencegahan Standar............................................................. 18
Alat Pelindung Diri...................................................................................................... 21
Tata Cara Menggunakan APD Level 3 Bagi Petugas Klinis...................... 30
Tata Cara Melepas APD Level 3 Bagi Petugas Klinis.................................. 31
Tata Cara Menggunakan APD Reusable........................................................... 32
Denah RSKGM FKG UI............................................................................................ 34
Referensi.......................................................................................................................... 40
-
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya. Rumah Sakit Kesehatan Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (RSKGM
FKG UI) dalam rangka memenuhi standar nasional rumah sakit telah melakukan banyak
pengembangan baik secara fisik ataupun perbaikan sistem pelayanan dan pemberian
asuhan bermutu bagi pasien. Pada masa persiapan ini, RSKGM FKG UI menghadapi
tantangan dengan terjadinya pandemi Covid-19. Pandemi ini menyebabkan RSKGM
FKG UI harus senantiasa beradaptasi dalam tatalaksana manajemen praktek di rumah
sakit khusus gigi dan mulut. Upaya ini sangat diperlukan guna memberikan kemungkinan
pendidikan dan pelayanan dapat dilaksanakan namun harus mencegah dan membatasi
terjadinya penyebaran Covid-19 yang lebih luas di masyarakat.
Sivitas hospitalia RSKGM FKG UI baik staf medis, staf non medis ataupun
mahasiswa harus dapat menerapkan kontrol infeksi dan langkah-langkah preventif
guna mencegah penyebaran Covid-19. Diperlukan acuan bagi seluruh sivitas hospitalia
agar dapat bergerak bersama penuh kesadaran dan kedisiplinan untuk mengupayakan
keselamatan pasien, keluarga, dan sivitas. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka
RSKGM FKG UI menyusun buku panduan ini dengan kontribusi dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan FKG UI, Prof. Dr. M. F Lindawati S. Kudhany, drg., Sp.Pros(K), beserta
jajarannya yang senatiasa memberi dukungan bagi RSKGM FKG UI.
2. Ibu Kolonel Kes Dra. Nilawati., M.M, yang selalu memberi bimbingan selama
proses akreditasi dan pengembangan RSKGM FKG UI.
3. Seluruh jajaran Direksi dan seluruh staf medis, staf klinis, dan staf non klinis
RSKGM FKG UI yang senantiasa bahu membahu berupaya dalam memajukan
RSKGM FKG UI.
4. Seluruh Ketua Unit Layanan dan Unit Kerja RSKGM FKG UI yang saling
mendukung dan bekerja sama bagi RSKGM FKG UI.
5. Seluruh Tim Akreditasi yang terdiri dari Para Pokja yang telah bekerja keras
memberikan tenaga dan pikiran dalam proses akreditasi.
6. Seluruh staf pengajar dan staf kependidikan FKG UI yang turut memberikan
sumbangsih bagi kemajuan RSKGM FKG UI.
Penyusunan buku ini dilakukan di tengah keterbatasan karena kondisi
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dalam waktu yang singkat, sehingga kami
menyadari masih perlunya penyempurnaan. Akhir kata kami berharap buku ini dapat
bermanfaat bagi seluruh sivitas hospitalia RSKGM FKG UI dalam berpraktik aman dan
selamat selama dan paska masa pandemi Covid-19.
Jakarta, 8 Juni 2020
Direktur RSKGM FKG UI
Dr. drg. Maria Purbiati, Sp.Ort(K)
-
6
Coronavirus disease 2019 (COVID-19), merupakan penyakit infeksius yang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. COVID-19 memiliki
agen etiologi berupa Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2). Pada umumnya, tanda dan gejala COVID-19 adalah gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas.
Pada kasus berat, COVID-19 dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
World Health Organization (WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia. Rumah
Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia (RSKGM FKG UI) sebagai salah satu fasilitas layanan kesehatan
turut serta dalam upaya membatasi atau menanggulangi penyebaran
penyakit untuk melindungi masyarakat luas. Dokter dan dokter gigi
bertanggung jawab dalam melakukan usaha prefentif dan kontrol infeksi
untuk menghindari atau mengurangi semaksimal mungkin transmisi
mikroorganisme selama prosedur apapun dalam praktiknya.
Booklet ini berisi tatalaksana pemberian layanan asuhan guna menjaga
keamanan bagi pasien, keluarga serta staf klinis dan non klinis RSKGM
FKG UI selama masa pandemi COVID-19.
LATAR BELAKANG
-
7
Kategori Pasien dalam Penanganan COVID-19
KATEGORI PASIEN
Kategori Ciri-Ciri
Pasien Dalam
Pengawasan
(PDP)
• Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) : Demam
≥38°C atau riwayat demam dengan salah satu gejala penyakit
pernapasan : batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/
pneumonia ringan hingga berat; DAN Tidak ada penyebab lain
berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan; DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau
tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal
• Orang dengan demam (≥38°C) atau riwayat demam atau ISPA
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
• Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain
berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
Orang Dalam
Pemantauan
(ODP)
• Orang yang mengalami demam (≥38°C) atau riwayat demam;
atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
• Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19.
Orang Tanpa
Gejala (OTG)
• Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular
dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG)
merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.
• Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau
berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter
dengan kasus pasien dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2
hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala.
Kasus
KonfirmasiSeseorang yang dinyatakan positif melalui tes PCR
-
8
Alur Masuk dan Skrining Pasien, Pengunjung, Tenaga Medis, Karyawan, dan Mahasiswa di RSKGM FKG UI
1. Pasien, pengunjung, tenaga medis, karyawan, dan mahasiswa wajib
memakai masker.
2. Pasien dan pengunjung cuci tangan lalu dilakukan skrining (pengukuran
suhu dan pengisian kuesioner) di area lobby gedung C (gedung utama
RSKGM FKG UI), kemudian diberi label bertuliskan suhu dan tanggal.
3. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), paramedis, dosen non DPJP,
tendik fakultas, karyawan RSKGM, dan mahasiswa cuci tangan lalu
dilakukan skrining di emergency exit/pintu merah di samping gedung C, kemudian diberi label bertuliskan suhu dan tanggal.
ALUR KERJA
Oral Diagnostik
Unit Rawat Jalan
IGD/Ruang Periksa Khusus Penyakit Airborne
IGD/Ruang Resusitasi
Pulang atau Rujuk ke RS
Rujukan
Pulang atau Rujuk ke RS
Rujukan
Rujuk ke RS Rujukan
Layanan asuhan dilakukan di
ruang khusus infeksius
Pulang
Skrining
KUNING MERAHHIJAU
Tidak memiliki gejala demam dan gejala
gangguan pernapasan serta tidak ada
riwayat perjalanan dan tidak tinggal di
daerah transmisi lokal.
Memiliki riwayat perjalanan, serta
melakukan kontak dengan kasus
konfirmasi COVID-19, dan/atau mengalami
gejala demam dan gejala gangguan
pernapasan.
Memiliki demam dan/atau gejala
pneumonia berat berupa kesulitan bernapas dan
napas cepat serta memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus konfirmasi COVID-19
dan/atau tinggal di wilayah yang dilaporkan
terjadi transmisi lokal COVID-19.
EmergensiDental
Non EmergensiDental
Pendaftaran
-
9
4. DPJP, paramedis, dosen, karyawan, serta mahasiswa mengganti baju
kerja dan berkegiatan di gedung masing-masing.
ALUR KERJA
Ruangan Keterangan
Ruang Ganti Baju
Gd. A
• Laki-laki: ruang Ex Pendaftaran/Logistik di
sebelah Integrasi
• Perempuan: Ex Klinik IKGA Ged B
Gd. C
• Mahasiswa: Gd. C Lt. 1 depan Radiologi
• DPJP dan karyawan: Gd. C Lt. 6 Ruang Meet-ing
Ruang Pakai dan
Lepas APDDisesuaikan di unit masing-masing
Ruang Bersih-
Bersih untuk
Mandi
Gd. C• R. Rawat Inap Lt. 5
• R. Dekontaminasi (dekat IGD)
Lift Gd. C
• Pasien menggunakan lift lama/kecil
• DPJP, mahasiswa, dan karyawan menggu-
nakan lift baru/besar
Ruang SolatGd. A Musholla Lt. 3
Gd. C Musholla Lt. 5 Klinik Eksekutif
Ruang Makan
Gd. A Area Kantin
Gd. C
• Kafetaria Lt.1 untuk mahasiswa
• R. Meeting Kecil Lt. 6 untuk mahasiswa dan karyawan
-
10
Tata Cara Komunikasi dengan Pasien Suspek atau Terkonfirmasi COVID-19
Bersikaplah hormat, sopan dan empati.
Ingat, pasien suspek dan terkonfirmasi serta pengunjung yang
mendampingi mungkin merasa stres atau takut.
Dengarkan pertanyaan dan kekhawatiran pasien dengan penuh
perhatian.
Gunakan bahasa setempat dan berbicara dengan perlahan.
Berikan jawaban atas setiap pertanyaan dan sampaikan informasi
yang benar tentang COVID- 19.
Anda mungkin tidak bisa menjawab semua pertanyaan karena masih
banyak yang belum diketahui tentang COVID-19. Tidak apa-apa
mengakui bahwa Anda belum tahu.
Bagikan pamflet atau selebaran berisi informasi kepada pasien dan
keluarga.
Berikan informasi mengenai RS rujukan yang dapat mendiagnosa
ataupun melakukan perawatan bagi ODP ataupun PDP Covid-19
lebih lanjut.
Anda boleh menyentuh, atau menghibur pasien suspek dan
terkonfirmasi saat memakai APD.
Kumpulkan informasi akurat dari pasien: nama, tanggal lahir, riwayat
perjalanan, daftar gejala ,dsb.
Jelaskan prosedur COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti isolasi dan pembatasan jumlah pengunjung, dan langkah-
langkah berikutnya.
Jika pasiennya anak-anak, persilahkan anggota keluarga atau wali
untuk mendampingi – pendamping harus diberi dan menggunakan
alat perlindungan diri yang sesuai.
Sampaikan perkembangan kepada pengunjung dan keluarga saat
ada kesempatan.
1
2
3
4
6
8
9
10
11
12
13
7
5
KOMUNIKASI PASIEN
-
11
Pengaturan Jaga IGD Dental
1. Piket on call setiap hari dilakukan bergantian oleh tiap unit dengan pengaturan jaga dari masing-masing unit.
2. Satu orang mahasiswa PPDGS bertugas untuk skrining triase.
3. Setiap DPJP dari masing-masing unit bertugas untuk on call dan wajib hadir bila kasus tidak dapat diselesaikan oleh PPDGS.
4. Pemberian asuhan kepada pasien dilaksanakan dibawah pengawasan
DPJP, dengan acc tingkat supervisi rendah - moderat (sesuai dengan
kebijakan di unit masing-masing).
5. Mahasiswa PPDGS dari seluruh unit memiliki tugas untuk jaga di
IGD dengan pengaturan sebagai berikut:
Tugas Jaga Hari Kerja Hari Libur
TRIASE(Skrining Dental)
Pagi: - Pagi: 08:00 - 16:00
Sore: 16:00 - 08:00 Sore: 16:00 - 08:00
Piket On Call(saat terdapat pasien sesuai dengan unitnya di IGD)
Pagi: 08:00 - 16:00 Pagi: 08:00 - 16:00
Sore: 16:00 - 08:00 Sore: 16:00 - 08:00
6. Tata Cara Jaga IGD
• PPDGS dari seluruh unit bergantian bertugas untuk skrining
triase di setiap shift jaga.
• Piket on call setiap hari dilakukan bergantian oleh tiap unit dengan pengaturan jaga dari masing-masing unit.
• Mahasiswa yang bertugas piket on call akan datang ke RSKGM FKG UI jika terdapat pasien yang memerlukan penanganan
sesuai dengan kompetensinya.
• Setiap DPJP dari masing-masing unit bertugas untuk on call dan wajib hadir bila kasus tidak dapat diselesaikan oleh PPDGS.
• Pemberian asuhan kepada pasien dilaksanakan dibawah
pengawasan DPJP, dengan acc tingkat supervisi rendah -
moderat (sesuai dengan kebijakan di unit masing-masing).
• Macam-macam kasus kegawatdaruratan telah ditetapkan oleh
masing-masing unit.
IGD DENTAL
-
12
Bedah Mulut
Fraktur dentoalveolar Abses odontogen
Perdarahan di rongga mulut karena tindakan bedah mulut
Perikoronitis (tidak emergensi tetapi perlu medikasi segera)
Trauma dan perdarahan pada regio mulut dan wajah baik di jaringan lunak maupun keras
Kasus Kegawatdaruratan di Bidang Kedokteran Gigi
Konservasi Gigi
Pulpitis irreversibel akut Abses periapikal akut
Periodontitis apikalis akut Avulsi
Fraktur akarFlare up antar kunjungan dan selama perawatan
Fraktur mahkota Nyeri paska obturasi
Prostodonti
Rasa sakit atau dislokasi TMD Kasus urgent: gigi tiruan cekat anterior lepas, gigi tiruan cekat lepas pada gigi vital (untuk menghilangkan rasa nyeri), gigi tiruan lepasan patah.
Implant/restorasi cekat dalam keadaan infeksi akut
Penyakit Mulut
Kelompok penyakit terkait hipersensitivitas
Penyakit mulut infeksi virus, bakteri, jamur disertai nyeri
Trauma akut mukosa oral Mucosal burn
Penyakit mulut autoimun Mukositis
Ortodonti
Jika terdapat kawat atau bracket terlepas/patah sehingga menusuk dan melukai mukosa (ulser)
Periodonsia
Abses PeriodontalRadang gingiva dengan perdarahan spontan sedang-berat
NUG dan NUP Periodontitis akut
KASUS DARURAT
-
13
KASUS DARURAT
Kasus Kegawatdaruratan di Bidang Kedokteran Gigi
Kedokteran Gigi Anak
Jika ada pembengkakan masif secara ekstraoral yang mengganggu jalan nafas dan penelanan atau pembengkakan intraoral (gingiva) disertai nyeri
tekan yang hebat
Trauma dental yang menyebabkan gigi lepas/patah seperti : avulsi gigi permanen, fraktur akar, fraktur mahkota dengan pulpa terbuka.
Perdarahan yang tidak terkontrol
Nyeri atau sakit di rongga mulut hingga menyebabkan sulit makan/minum
Persistensi dan kegoyangan gigi dengan pengganggu
Trauma jaringan lunak akibat alat rawat dental di dalam rongga mulut
Trauma jaringan lunak pasca anestesi / ekstraksi
Prioritas perawatan diberikan kepada pasien anak dengan kondisi medis yang memiliki risiko komplikasi jika infeksi tidak segera ditangani dan pada
pasien anak dengan kebutuhan khusus.
Geriatri
Pulpitis irreversibel akut Abses odontogen
Periodontitis apikalis akut Abses periodontal
Fraktur akar NUG dan NUP
Fraktur mahkotaRadang gingiva dengan perdarahan spontan sedang-berat
Abses periapikal akut Periodontitis akut
Avulsi Rasa sakit atau dislokasi TMD.
Flare up antar kunjungan dan selama perawatan
Implant/restorasi cekat dalam keadaan infeksi akut.
Nyeri paska obturasi Kasus urgent: gigi tiruan cekat anterior lepas, gigi tiruan cekat lepas pada gigi vital (untuk menghilangkan rasa nyeri), gigi tiruan lepasan patah.
Perdarahan di rongga mulut karena tindakan bedah mulut
Fraktur dentoalveolar
-
14
SOP CODE BLUE
Standar Prosedur Operasional Pada Saat Terjadi Kegawatdaruratan Medis
2nd Responder menginformasikan operator • Sebutkan Code Blue • Sebutkan nama pelapor • Sebutkan lokasi kejadian (unit/lokasi,
gedung, lantai, ruangan)
Operator mengumumkan :• Sebutkan “Code blue.. code blue.. code
blue..” • Sebutkan lokasi kejadian (unit/lokasi,
gedung, lantai, ruangan)
Petugas keamanan segera menuju lokasi untuk mengamankan lokasi
Bila ada kondisi “Code Blue” atau pasien henti napas/jantung
1st Responder (staf medis / non medis, karyawan RSKGM,
mahasiswa) melakukan BHD dan meminta staf lain (2nd Responder)
aktifkan Code Blue
2nd Responder (staf medis / non medis, karyawan RSKGM,
mahasiswa) mengaktifkan Code Blue dengan menghubungi
operator
Operator memberikan pengumuman dengan speaker
untuk menghubungi Tim Code Blue
Tim Code Blue segera menuju lokasi dengan waktu respon tim
Code Blue maksimal 5 menit
Tim Code Blue melakukan resusitasi
Perawat ruangan mendokumentasi semua kegiatan
Tim Code Blue bertugas hingga ketua tim memutuskan resusitasi
dihentikan
• Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil (ROSC) dipindahkan ke Unit High Care Unit (HCU) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika keluarga pasien setuju.
• Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika HCU penuh rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas perawatan intensif.
• Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di ruang perawatan biasa keluarga pasien menandatangani surat penolakan.
• Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal koordinasi dengan bagian bina rohani, pindahkan pasien dipindahkan ke kamar jenazah.
-
15
Kemungkinan Transmisi Dalam Praktik Dental
Staf klinis dental dan pasien memiliki kemungkinan terpapar dengan
mikroorganisme patologis, termasuk virus dan bakteri yang menginfeksi
rongga mulut dan jalur napas. Praktisi dental (dokter gigi dan perawat
gigi) berisiko terpapar infeksi melalui terhirupnya mikroorganisme yang
bertahan di udara dalam jangka waktu lama, kontak langsung dengan
saliva, darah atau cairan tubuh lainnya, droplet atau aerosol saat prosedur
dental, serta kontak tidak langsung dengan instrumen atau permukaan
yang terkontaminasi.
Beberapa Contoh Prosedur Dental yang Menghasilkan Aerosol dan Droplets
1. Penggunaan high speed handpieces2. Penggunaan scaler ultrasonik3. Penggunaan three way syringe4. Foto radiograf intraoral
5. Pencetakan rahang
Tindakan Pencegahan di Ruang Tunggu 1. Sediakan cairan desinfeksi di setiap pintu masuk atau di setiap selasar
ruang tunggu pasien.
2. Tempat duduk harus diberi jarak 1 m satu dengan lainnya.
3. Sediakan masker dan tisu di ruang tunggu.
Droplet
Pasien yangTerinfeksi
Praktik Dental
Staf Klinis Dental
Droplet dan Aerosol
Kemungkinan Transmisi dalam Praktik Dental
Permukaan yang Terkontaminnasi
Transmisi Melalui Udaara
su
Kontak
Tidak La
ngsusung
Kontak Langsung
Individu Rentan
TINDAKAN PENCEGAHAN
-
16
4. Sediakan tempat sampah yang dibuka tutup dengan injakan.
5. Hindari menyediakan benda yang dapat digunakan bersama oleh
pasien, seperti pulpen, kertas, telepon, dan majalah.
6. Setiap permukaan yang berkontak dengan pasien harus selalu
dibersihkan dan disanitasi.
Tindakan Pencegahan di Ruang Rawat Jalan Dental
1. Ruang rawat jalan diisi maksimal 50% dari kapasitas dental unit.
2. Ruang tindakan dengan beberapa dental unit harus berjarak mini-
mal 2 meter per unit, karena cipratan rotasi highspeed dapat terse-bar hingga jarak 2 meter.
3. Seluruh permukaan yang terpapar aerosol harus selalu didesinfeksi.
4. Operator dan asisten wajib menggunakan alat pelindung diri (APD)
lengkap dan terpasang baik. Pada unit Integrasi dan Spesialis, DPJP
mengawasi pemakaian APD mahasiswa.
5. Operator melakukan skrining kembali terkait kuesioner COVID-19
melalui anamnesis sebelum melakukan tindakan dan hasilnya di
tuliskan di Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
6. Minimalisasi prosedur yang menghasilkan aerosol dengan:
a. Seluruh pemberian layanan asuhan dilakukan dengan four handed dentistry.
b. Mahasiswa profesi dan Peserta Program Dokter Gigi Spesialis
(PPDGS), wajib melakukan tindakan four handed dentistry dilakukan dengan teman sesama mahasiswa.
c. Saliva harus selalui di-suction dengan pompa vakum bervolume tinggi
d. Radiograf intra oral yang dapat menstimulasi salivasi dan batuk
dilakukan dengan hati-hati. Penggunaan radiograf ekstra oral
panoramik atau CBCT lebih disarankan
e. Hindari penggunaan three way syringe. Lebih disarankan menggu-nakan kapas (roll atau pellet) serta kasa untuk mengeringkan
6. Wrapping dengan pelindung mekanis PVC film atau kantung plastik permukaan dental unit dan diganti tiap pasien. Permukaan yang
perlu di wrap adalah:
TINDAKAN PENCEGAHAN
-
17
a. Tombol on/off manual dental unitb. Pegangan lampu
c. Sandaran kepala
d. Pegangan dental unit
e. Kursi Pasien dental unit
f. High dan low speed handpiecesg. Three way syringeh. Suctioni. Kursi operator
7. Lakukan desinfeksi setiap akhir perawatan pasien. Pada unit integrasi dan spesialis, desinfeksi dan penggantian wrap dilakukan
oleh operator dan asistennya.
Tata Kerja Pemeriksaan dan Tindakan Gigi dan Mulut
1. Persiapan Petugas Medisa. Sebelum masuk ke ruang poli, petugas mengganti baju yang
dikenakan menjadi baju kerja di ruangan yang telah ditentukan.
b. Petugas memakai APD di ruang persiapan (ante room) dengan SPO
penggunaan APD.
2. Prosedur Pemeriksaan a. Saat pasien tiba di poli, pasien harus menggunakan masker dan
diminta untuk membersihkan tangan dengan alcohol-based hand rub selanjutnya dilakukan anamnesis gejala, tanda dan riwayat epidemiologi COVID-19. Hasilnya dituliskan di CPPT.
b. Jika pasien memiliki gejala, tanda dan riwayat epidemiologi
COVID-19, pasien diarahkan ke IGD RSKGM FKG UI.
c. Jika tidak ada gejala, tanda dan riwayat epidemiologi COVID-19,
pasien dilakukan anamnesis keluhan yang dialami pasien.
d. Sebelum melakukan pemeriksaan oral, pasien diminta untuk
mengenakan apron plastik, melepaskan masker dan berkumur
dengan menggunakan
• Hidrogen peroksida 0,5%-1% selama 1 menit, atau
• Povidone inodine obat kumur (1%) selama 15 detik – 1 menit
TINDAKAN PENCEGAHAN
-
18
e. Sebelum melakukan tindakan lakukan informed consent pada pasien.f. Perawatan gigi yang memerlukan tindakan yang bersifat
menimbulkan aerosol (aerosol generating) dilakukan diruangan khusus tindakan aerosol. Tindakan perawatan gigi disarankan
menggunakan rubber dam, high volume suction intra oral, dan extra oral suction jika tersedia.
g. Perawatan gigi dilakukan dengan teknik four handed.h. Selama melakukan tindakan, operator melakukan tindakan untuk
mengontrol infeksi, mencegah cedera akibat benda tajam, dan
memperhatikan pembuangan alat tajam.
i. Setelah melakukan tindakan pasien diminta untuk berkumur
kembali, mengenakan masker dan melepaskan apron.
j. Dokter melepaskan gaun dan lapisan sarung tangan terluar dan
mencuci tangan dengan menggunakan sarung tangan menggunakan
alcohol-based hand rub. k. Dokter melakukan edukasi dan terapi kepada pasien.
l. Perawat poli (Klinik Eksekutif) melakukan desinfeksi peralatan,
dental unit, dan lingkungan kerja dalam waktu sekitar 15 menit.
Untuk unit integrasi dan spesialis, desinfeksi dilakukan oleh
operator dan asistennya.
Langkah-Langkah Pencegahan Standar Untuk Semua Pasien
Kewaspadaan standar harus selalu diterapkan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien dan mengurangi
risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan standar meliputi:
1. Kebersihan tangan dan pernapasan
Kebersihan tangan mencakup:
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air selama 60 detik, pastikan
kontak dengan sabun atau menggunakan sanitizer selama 20
detik.
b. Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan
terutama ketika melepas APD.
TINDAKAN PENCEGAHAN
-
19
Seluruh petugas kesehatan di RSKGM FKG UI harus menerapkan
“5 Momen Kebersihan Tangan”, yaitu:1. Sebelum menyentuh pasien,
2. Sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik,
3. Setelah berisiko terpajan cairan tubuh,
4. Setelah bersentuhan dengan pasien, dan
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk
permukaan atau barang-barang yang tercemar.
Kebersihan pernapasan dilakukan dengan pemberian edukasi
etika batuk dan cuci tangan, pemberian masker kepada pasien
dengan gejala pernapasan, pengaturan jarak minimal 1 meter, dan
penyediaan masker serta tisu disemua area.
2. Penggunaan APD sesuai risiko
3. Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik
4. Pengelolaan limbah yang aman
5. Pembersihan lingkungan serta sterilisasi linen dan peralatan
perawatan pasien
Gosokkan kedua telapak tangan Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan telapak tangan
kanan dan sebaliknya
Gosok berputar pada ibu jari tangan kiri dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya
Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan
Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
1 2 3
654
TINDAKAN PENCEGAHAN
-
20
Daftar Barang Bawaan Pribadi
1. Pakaian scrub dan pakaian ganti bersih untuk tenaga medis, mahasiswa profesi dan PPDGS
2. Baju kerja bagi dosen non DPJP, tendik, dan karyawan non medis
yang menggunakan kendaraan umum
3. Masker kain sebanyak minimal 3 buah
4. Perlengkapan mandi
5. Alat makan
6. Perlengkapan solat
7. Alat tulis
8. Hand sanitizer dan tisu
Tindakan Pencegahan Saat Meninggalkan RSKGM FKG UI atau Tiba di Rumah
1. Masukkan APD reusable yang sudah didesinfeksi (coverall, gaun surgical, goggles, sepatu boot/shoe cover reusable, faceshield, dental loupe, dsb) ke dalam plastik berperekat.
2. Sediakan kotak/dus di pintu rumah untuk meletakan tas, kunci atau
barang pribadi lainnya untuk di dekontaminasi terlebih dahulu.
3. Saat tiba di rumah jangan menyentuh apapun sebelum mencuci
tangan.
4. Lepas sepatu.
5. Jangan berkontak fisik dengan anggota keluarga terlebih dahulu
sebelum mandi.
6. Bersihkan handphone, kacamata, jam tangan, dompet, dll dengan alkohol 70%.
7. Rendam dan cuci pakaian dalam larutan deterjen.
8. Mandi, bersihkan muka, tangan, rambut, dan seluruh tubuh.
9. Disarankan untuk selalu berkumur dan gargling ke area jalur napas dengan mendongakan kepala 45o menggunakan cairan povidine
iodine setiap 4 jam sekali sebanyak 15 ml selama 30 detik. Lakukan
dengan memberikan jeda pemakaian +/- 1 minggu setelah melakukan
prosedur berkumur selama 2 minggu.
TINDAKAN PENCEGAHAN
-
21
ALAT PELINDUNG DIRI
-
22
LokasiTarget
Petugas/Pasien
Aktivitas Tipe APD dan Prosedur
Pintu Masuk
Area Administra-tif
Semua pekerja
Semua kegiatan Masker bedah
Area Screening
Petugas Pemeriksaan pertama (pengukuran suhu tubuh) yang tidak melibatkan kontak langsung
• Baju Kerja• Menjaga jarak minimal 1 meter• Masker bedah• Faceshield/goggles
Pemeriksaan kedua (wawancara pasien dengan demam dan gangguan pernapasan untuk menganalisis lebih lanjut gejala COVID-19 dan riwayat perjalanan)
• Menjaga jarak minimal 1 meter• Masker bedah• Faceshield/googles
Petugas Kebersihan
Membersihkan area tempat dimana pasien dilakukan pemerik-saan
• Masker bedah • Gaun• Sarung tangan tebal (sarung
tangan rumah tangga)• Pelindung mata (jika berisiko
terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)
• Pelindung kepala• Sepatu boots
ALAT PELINDUNG DIRI
-
23
LokasiTarget
Petugas/Pasien
Aktivitas Tipe APD dan Prosedur
Unit Gawat Darurat
Petugas kesehatan
Pemeriksaan awal yang tidak memerlukan kontak langsung
• Menjaga jarak minimal 1 meter • Masker bedah• Faceshield
Pasien tanpa gangguan pernapasan
Semua kegiatan • Menjaga jarak minimal 1 meter • Masker bedah
Pasien dengan gangguan pernapasan
Semua kegiatan • Menjaga jarak minimal 1 meter• Masker bedah
Petugas kesehatan
Memberikan pelayanan kesehatan secara langsung pada pasien
• Baju kerja,• Masker N95 atau ekuivalen• Gaun• Head cap• Sarung tangan • Pelindung mata/pelindung
wajah • Sepatu boots atau sepatu
tertutup dengan cover shoesMenerapkan prosedur/ tindakan yang menimbulkan aerosol pada pasien
• Baju kerja• Masker N95 atau ekuivalen• Gaun coverall• Head cap • Sarung tangan • Pelindung mata dan/atau
Pelindung wajah• Apron• Sepatu boots atau sepatu
tertutup dengan cover shoesPetugas kebersihan
Membersihkan area tempat dimana pasien dilakukan pemeriksaan
• Masker bedah • Sarung tangan • Pelindung mata (jika berisiko
terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)
• Sepatu boots• Seragam khusus• Apron atau gaun
ALAT PELINDUNG DIRI
-
24
LokasiTarget
Petugas/Pasien
Aktivitas Tipe APD dan Prosedur
Ruang Rawat Jalan
Ruang tunggu
Pasien Semua kegiatan • Menjaga jarak minimal 1 meter• Masker kain / masker bedah
Area administrasi
Semua pekerja, termasuk petugas kesehatan
Kegiatan administratif • Menjaga jarak minimal 1meter• Masker kain/masker bedah • Faceshield
Poli Petugas kesehatan
Pemeriksaan awal yang tidak memerlukan kontak langsung
• Menjaga jarak minimal 1meter• Baju kerja • Masker N95• Faceshield
Tindakan yang menimbulkan aerosol
• Baju kerja• Masker N95• Coverall• Head cap• Pelindung mata• Pelindung wajah• Sarung tangan medis• Gaun (disposable atau reusable)• Sepatu boots atau sepatu
tertutup dengan cover shoesPasien Semua kegiatan Masker kain/masker bedah
Petugas kebersihan
Membersihkan area tempat dimana pasien dilakukan pemeriksaan
• Masker bedah • Sarung tangan • Apron• Pelindung mata (jika berisiko
terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)
• Sepatu boots
ALAT PELINDUNG DIRI
-
25
LokasiTarget
Petugas/Pasien
Aktivitas Tipe APD dan Prosedur
Rawat Inap
Ruang pasien Petugas kesehatan
Memberikan pelayanan kesehatan secara langsung pada Pasien.
• Masker N95• Sarung tangan • Faceshield
Menerapkan prosedur/ tindakan yang menimbulkan aerosol pada pasien.
• Masker N95 atau ekuivalen• Gaun• Head cap• Sarung tangan• Pelindung mata/pelindung
wajah• Sepatu boots atau sepatu
tertutup dengan cover shoesPetugas kebersihan
Membersihkan area tempat dimana pa-sien dilakukan pe-meriksaan
• Masker bedah• Head cap• Sarung tangan, pelindung mata
(jika berisiko terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)
• Sepatu boots
Pasien Semua kegiatan Masker bedah
Area transit pasien lain (seperti bangsal, koridor)
Semua pekerja, termasuk petugas kesehatan
Segala aktivitas yang tidak melibatkan kontak dengan pasien
Masker bedah
ALAT PELINDUNG DIRI
-
26
LokasiTarget
Petugas/Pasien
Aktivitas Tipe APD dan Prosedur
Ruang Operasi
Petugas Kesehatan
Tindakan yang tidak menimbulkan aerosol
• Baju scrub OK• Masker bedah• Gaun isolasi bedah• Head cap• Pelindung mata• Pelindung wajah• Sarung tangan medis• Sepatu tertutup dengan cover
shoesTindakan yang menimbulkan aerosol
• Baju scrub OK• Masker N95• Gaun isolasi bedah• Head cap• Pelindung mata• Pelindung wajah• Sarung tangan medis• Sepatu tertutup dengan cover
shoesPetugas Kebersihan
Membersihkan ruangan operasi
• Baju kerja• Masker bedah• Gaun• Head cap• Pelindung mata• Sarung tangan tebal• Sepatu boots
Petugas pemeliharaan alat medis/elektromedis
Pemeliharaan alat • Baju kerja• Masker Bedah / N95• Gaun• Head cap• Pelindung mata• Sarung tangan tebal• Sepatu tertutup dengan cover
shoes
ALAT PELINDUNG DIRI
-
27
LokasiTarget
Petugas/Pasien
Aktivitas Tipe APD dan Prosedur
Instalasi Sterilisasi
Petugas diruangan de-kontaminasi
Petugas yang melakukan pencucian alat instrumen
• Masker bedah• Gaun• Sarung tangan panjang• Pelidung mata dan atau
pelindung wajah• Pelindung kepala• apron• Sepatu boots
Laundri Di ruang penerimaan linen infek-sius dan mes-in infeksius
Menangani linen infeksius
• Masker bedah• Gaun• Sarung tangan panjang• Pelindung mata dan atau
pelindung wajah• Pelindung kepala• Apron• Sepatu boots
Bagian Admisi
Bagian pendaftaran pelayanan, petugas kasir
• Masker bedah • Menjaga jarak dengan pasien 1
meter• Faceshield
Rekam Medis
Petugas Rekam Medis
• Baju kerja• Masker bedah• Menerapkan handhygene setiap
selesai bekerja dan melakukan aktivitas lain
Laboratori-um
Petugas laboratorium
Pengelolaan spesimen
• Masker bedah • Gaun • Sarung tangan • Pelindung mata (jika berisiko
terjadi percikan)
ALAT PELINDUNG DIRI
-
28
LokasiTarget
Petugas/Pasien
Aktivitas Tipe APD dan Prosedur
Radiologi Petugas Radiografer
Pengambilan foto rontgen
• Baju kerja• Masker N95• Kacamata pelindung• Pelindung wajah jika melakukan
tindakan medis intervensi• Sarung tangan medis• Sepatu tertutup• Alat pengaman diri tambahan
sesuai analisa risiko aktivitas yang dikerjakan
Farmasi Petugas Farmasi
Aktivitas farmasi dan tindakan farmakoterapi
• Masker bedah sesuai analisa risiko aktivitas pekerjaan
• Sarung tangan sesuai risiko aktivitas pekerjaan
• FaceshieldInstalasi Gizi
Petugas gizi Mengantar makanan • Masker bedah• Sarung tangan medis non steril• Faceshield
Mengambil alat makan bekas pakai dari pasien dan membuang sisa makanan
• Masker bedah • Apron• Sarung tangan medis non steril
Mencuci peralatan bekas makan pasien
• Masker bedah• Faceshield• Apron plastik• Sarung tangan karet tebal• Sepatu boots
Petugas Keamanan
Petugas Keamanan
Pengamanan lingkungan Rumah Sakit
• Baju Kerja• Menjaga jarak 1 meter• Masker bedah• Faceshield
ALAT PELINDUNG DIRI
-
29
LokasiTarget
Petugas/Pasien
Aktivitas Tipe APD dan Prosedur
Ambulans Petugas kesehatan
Mobilisasi pasien dalam pengawasan COVID-19 ke RS Rujukan
• Baju scrub OK• Masker N95 atau ekuivalen • Gaun• Head cap• Sarung tangan • Pelindung mata
Supir Terlibat hanya dalam mengemudi kendaraan yang digunakan pasien dalam pengawasan COVID-19 dan tempat pengemudi terpisah dari pasien COVID-19
• Menjaga jarak minimal 1 meter • Masker bedah
Membantu memindahkan pasien dalam pengawasan COVID-19
• Masker N95 atau ekuivalen • Gaun • Sarung tangan • Pelindung mata
Tidak kontak langsung dengan pasien dalam pengawasan COVID19 tetapi tidak ada jarak antara supir dan tempat pasien
Masker bedah
Pasien dalam pengawasan COVID-19
Transportasi menuju RS Rujukan
Masker bedah
Petugas kebersihan
Membersihkan sebelum dan sesudah pasien COVID-19 dibawa ke RS Rujukan
• Masker bedah • Gaun • Sarung tangan• Pelindung mata (jika berisiko
terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)
• Sepatu boots
ALAT PELINDUNG DIRI
-
30
Tata Cara Menggunakan APD Level 3 Bagi Petugas Klinis
Kenakan penutup kepala bedah sekali pakai
Kenakan goggles Kenakan bagian kepala dari
coverall
Kenakan gaun
Pakai baju kerja lepaskan seluruh
aksesoris (cicin, jam tangan, gelang)
1
Lakukan 6 langkah cuci tangan
dengan air mengalir dan sabun
2
9
Gunakan sarung tangan nitril atau
latex
Kenakan coverall
5 6
Kenakan masker N95
Lakukan hand rub
4
7
Gunakan sarung tangan kedua
Gunakan faceshield
1413
Kenakan shoes cover
3
Kenakan masker bedah didepan
masker N95
10 1211
8
ALAT PELINDUNG DIRI
-
31
Tata Cara Melepas APD Level 3 Bagi Petugas Klinis
9 11
Lepaskan goggles Lepaskan headcap
Tinggalkan ruang lepas APD dan
disarankan untuk mandi dan keramas
Mengganti pakaian dengan yang bersih
dan segera meninggalkan area
RSKGM FKG UI
7
Lakukan hand rub
8
Lakukan hand rub
Buka masker bedah dilanjutkan dengan
masker N95
10
Lakukan hand rub Lakukan hand rub
14 16
Lakukan hand rub
12
13
19
Lakukan 6 langkah cuci tangandengan air
mengalir dan sabun
18
Lepaskan sarung tangan pertama
20
6
Lakukan hand rub Lepaskan coverall
21
Lepas sarung tangan paling luar, gulung dari dalam keluar
Lakukan hand rub Lakukan hand rub
4
Lepaskan faceshield
3
Lepaskan gaun
5
Lepaskan shoes cover
15
17
ALAT PELINDUNG DIRI
-
32
Tata Cara Menggunakan APD Reusable
1. Gaun Reuseable, Coverall, Apron, Surgical Hood , Masker KainGaun reuseable, coverall, apron, surgical hood dan masker kain dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian dan desinfeksi
dengan cara:
a. Pencucian gaun dilakukan pada suhu 57,2oC-71oC selama minimal
25 menit
b. Desinfeksi yang digunakan adalah klorin dengan konsentrasi 1:99
2. Masker N95Masker N95 dapat digunakan kembali setelah dilakukan penyimpanan
atau sterilisasi yang benar. Masker N95 yang telah digunakan
kemudian dilepas tidak boleh menyentuh bagian dalam dan luar
masker. Ada beberapa metode agar masker N95 dapat digunakan
kembali seperti:
a. Metode 1: masker N95 disimpan di kantong kertas berlabel nama
petugas tanggal dan jam. Masker N95 dapat dibuka dan dipasang
kembali sebanyak 5 kali selama 8 jam.
b. Metode ke 2: masker N95 dapat digunakan kembali setelah
diletakkan kering di ruang terbuka dalam suhu kamar selama
3-4 hari. Masker N95 terbuat dari polypropylene yang bersifat hidrophobik dan sangat kering sehingga COVID-19 tidak dapat
bertahan hidup. Masker N95 tidak boleh dijemur dengan sinar
matahari langsung maupun sinar ultraviolet karena dapat merusak
lapisan polypropylene.c. Metode ke 3: sterilisasi dengan menggantung masker N95
menggunakan jepitan kayu di dalam oven dapur dengan suhu
70oC selama 30 menit.
d. Metode ke 4: sterilisasi dengan menggantung N95 diatas uap air
mendidih selama 10 menit.
ALAT PELINDUNG DIRI
-
33
3. Pelindung Mata dan Pelindung WajahPelindung mata dan pelindung wajah dapat digunakan kembali setelah
dilakukan pencucian dan desinfeksi oleh petugas yang menggunakan
sarung tangan dengan cara:
a. Membersihkan bagian dalam pelindung wajah dengan
menggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke detergen.
b. Membersihkan bagian luar pelindung mata dan pelindung wajah
dengan mnggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke
desinfektan (klorin) dan kemudian dibersihkan kembali dnegan
menggunakan air bersih atau alkohol untuk melepaskan residu.
c. Mengeringkan pelindung mata dan pelindung wajah dengan cara
dijemur atau dilap bersih.
4. Sepatu Pelindung atau Shoe Cover ReusableSepatu pelindung dapat digunakan kembali setelah dilakukan
pencucian dan desinfektan oleh petugas yang telah menggunakan
sarung tangan dengan cara:
a. Mencuci sepatu pelindung dengan menggunakan deterjen pada
suhu 20-300C.
b. Menggunakan desinfektan klorin setelah dibilas dengan
menggunakan air bersih.
c. Mengeringkan sepatu pelindung dengan cara dijemur.
ALAT PELINDUNG DIRI
-
34
DENAH
Denah Lantai 1
-
35
DENAH
Denah Lantai 2
-
36
DENAH
Denah Lantai 3
-
37
DENAH
Denah Lantai 4
-
38
DENAH
Denah Lantai 5
-
39
DENAH
Denah Lantai 6
-
40
1. Panduan Tatalaksana Outbreak Terkait Pandemik Covid-19 Di RSKGM FKG UI
2. Thome G, Bernardes S, et al. Guidelines For Best Practice In Biosafety At The Dental Clinic. Straumann Holding AG; 2020.
3. Spagnuolo G, De Vito D, Rengo S, Tatullo M. COVID-19 Outbreak: An Overview on Dentistry. International Journal of Environmental Research and Public Health. 2020; 17:1-3.
4. Liang T, Cai H, Chen Y, et al. Handbook Of Covid-19 Prevention and Treatment. 2020.
5. World Health Organization Western Pacific Region. Materi Komunikasi Risiko Covid-19 Untuk Pelayanan Kesehatan. 2020.
6. Meng L, Hua F, Bian Z. Corona Virus Disease 2019 ( COVID-19): Emerging and Future Challenges for Dental and Oral Medicine.
7. WHO. WHO Director-General’s Remarks at The Media Briefing on 2019-nCoV on 11 February 2020. 2020.
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan Infeksi dan Pengendalian Penyakit; 2020.
9. Tingbo L. Buku Pegangan Pencegahan dan Penatalaksanaan COVID-19. Zhejiang: Zhejian University School of Medicine; 2020.
10. Imran Agus Nurali. Pengelolaan Limbah Medis Di Era Corona (Virus Disease-19). Jakarta: Direktur Kesehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI; 2020.
11. Mohammad Nasir. Telusur Titik Kritis Dampak Dan Pengendalian Limbah Medis Pasien Covid-19 Di RS. Jakarta: Kompartemen Manajemen Penunjang Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI); 2020.
12. Komite PPI RSUP Persahabatan. APD RSUP Persahabatan Di Tanggap Covid-19. Jakarta; 2020.
13. Surat Edaran PB PDGI No.2776 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelayanan Kedokteran Gigi Selama Pandemi Virus Covid 19. 2020.
14. Kemenkes RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Jakarta: Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; 2020.
15. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Penggunaan APD Dalam Menghadapi Wabah Covid 19. Jakarta: Dirjen Pelayanan Kesehatan; 2020.
REFERENSI
-
RSKGM FKG UI
https://fkg.ui.ac.id/rskgm
Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat
021-392 3145