penatalaksanaan-hipertensi-terkini

Upload: shanty-kaurifan

Post on 11-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    1/11

    Penanganan HIPERTENSI terkini

    Bambang Djarwoto

    Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal-Hipertensi

    Sub Bag Ginjal Hipertensi

    FK UGM Yogyakarta

    PENDAHULUAN

    Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain peningkatnya

    prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun

    yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan

    kornplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

    EPIDEMIOLOGI

    Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah

    pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah, dimana baik hipertensi sistolik

    maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolik Bering timbal pada lebih dari separuh orang yang

    berusia >65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat, dalam

    dekade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar), dan pengendalian tekanan

    darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien hipertensi.

    Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara-negara yang sudah

    maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa

    dari tahun 1999-2000, insider hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31 %, yang berarti

    terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III

    tahun 1988-1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi.

    DEFINISI

    Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis

    lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder

    karena sebab-sebab yang diketahui.

    Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,

    and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi

    menjadi kelompok normal, prahipertensi, Hipertensi derajat I dan derajat 2 (Tabel 1).

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    2/11

    Table 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7

    Klasifikasi

    Tekanan Darah

    TDS

    (mmHg)

    TDD (mmHg)

    Normal

    Prahipertensi

    Hipertensi derajat 1

    Hipertensi derajat 2

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    3/11

    Gambar 1. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah

    Faktor risiko penyakit kardiovaskularpada pasien hipertensi antara lain adalah:

    a. Merokok

    b. Obesitas

    c. Kurangnya aktivitas fisik

    d. Dislipiderniae. Diabetes mellitus

    f. Mikroalbuminuria atau perhitungan LFG 55 tahun, perempuan 65 tahun)

    h. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular prematur (laki-laki 140 mmHg merupakan

    faktor risiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dari pada tekanan darahdiastolik:

    1. Risiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg, meningkat dua kali

    dengan tiap kenaikan 20/10 mm/Hg

    2. Risiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten, dan independen dari faktor risiko

    lainnya

    3. Individu berumur 55 tahun memiliki 90% risiko untuk mengalami hipertensi

    EVALUASI HIPERTENSI

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    4/11

    Evaluasi pada pasien hipertensi bertujuan untuk: 1). Menilai pola hidup dan identifikasi faktor-faktor

    risiko kardiovaskular lainnya atau menilai adanya penyakit penyerta yang mempenganihi prognosis dan

    menentukan pengobatan. 2). Mencari penyebab kenaikan tekanan darah. 3). Menentukan ada tidaknya

    kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskular.

    Evaluasi pasien hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis tentang keluhan pasien, riwayat

    penyakit dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang.

    Anamnesis meliputi:

    1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah

    2. Indikasi adanya hipertensi sekunder

    a) Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal(ginjal polikistik)

    b) Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakaian obat-obat analgesik dan

    obat/bahan lain

    c) Episoda berkeringat, sakit kepala,kecemasan, palpitasi (feokromositoma)

    d) Episoda lemah otot dan mani (aldosteronisme)

    3. Faktor-faktor risikoa) Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasien

    b) Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarganya

    c) Riwayat diabetes melitus padapasien atau keluarganya

    d) Kebiasaan merokok

    e) Pola makan

    f) Kegemukan, intensitas olah raga

    g) Kepribadian

    4. Gejala kerusakan organ

    a) Otak dan mats: sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient ischemic attacks, deficit

    sensoris atau motorisb) Jantung: palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak kaki

    c) Ginjal: haws, poliuria, nokturia, hematuri

    d) Arteri perifer: ekstremitas dingin, klaudikasio intenniten

    5. Pengobatan antihipertensi sebelumnya

    6. Faktor-faktor pribadi, keluarga dan lingkungan

    Pemeriksaan fisis selain memeriksa tekanan darah, juga untuk evaluasi adanya penyakit penyerta,

    kerusakan organ target serta kenningkinan adanya hipertensi sekunder.

    Pengukuran tekanan darah:

    1. Pengukuran rutin di kamar periksa2. Pengukuran 24 jam (ainbulator.y blood pressure monitoring-abpm)

    3. Pengukuran sendiri oleh pasien

    Beberapa indikasi penggunaan ABPM antara lain:

    1. Hipertensi yangborderline atau yang bersifat episodic

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    5/11

    2. Hipertensioffice atau white coat

    3. Adanya disfungsi saraf otononi

    4. Hipertensi sekunder

    5. Sebagai pedoman dalam pemilihan jenis obat antihipertensi

    6. Tekanan darah yang resisters terhadap pengobatan antihipertensi

    7. Gejala hipolcnsi yang berhubungan dengan pengobatan antihipertensi

    Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dari:

    1. Test darah rutin

    2. Glukosa darah (sebaiknya puasa)

    3. Kolesterol total serum

    4. Kolesterol ldl dan hdl serum

    5. Trigliserida serum (puasa)

    6. Asam urat serum

    7. Kreatinin serum

    8. Kalium serum

    9. Hemoglobin dan hematokrit

    10. Urinalisis (uji carik celup serta sedimen urin)

    11. Elektrokardiogram

    Beberapa pedoman penanganan hipertensi rnenganjurkan test lain seperti:

    1. Ekokardiogram

    2. USG karotis (dan femoral)

    3. C-reactive protein

    4. Mikroalbuminuria atau perbandingan albumin/kreatinin urin

    5. Proteinuria kuantitatif (jika uji carik positif)

    6. Funduskopi (pada hipertensi berat)

    Evaluasi pasien hipertensi juga diperlukan untuk menentukan adanya penyakit penyerta sistemik,yaitu:

    1. Aterosklerosis (melalui pemeriksaan profit lemak)

    2. Diabetes (terutama pemeriksaan gula darah)

    3. Fungsi ginjal (dengan pemeriksaan proteinuria, kreatinin serum, serta memperkirakan laju filtrasi

    glomerulus)

    Pada pasien hipertensi, beberapa pemcriksaan untuk menentukan adanya kerusakan organ target

    dapat dilakukan secara rutin, sedang pemeriksaan lainnya hanya dilakukan bila ada kecurigaan yang

    didukung oleh keluhan dan gejala pasien. Pemeriksaan untuk mengevaluasi adanya kerusakan organ

    target meliputi:

    1. Jantung

    a. Pemeriksaan finis

    b. Foto polos dada (untuk melihat pembesaran jantung, kondisi arteri intratoraks dan sirkulasi

    pulmoner)

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    6/11

    c. Elektrokardiografi (untuk deteksi iskernia, gangguan konduksi, aritinia, serta hipertrofi ventrikel

    kiri)

    d. Ekokardiografi

    2. Pembuluh darah

    a. Pemeriksaan finis termasuk perhitunganpulse pres-sure

    b. Ultrasonograli (USG) karotis

    c. Fungsi endotel (masih dalarn penelitian)

    3. Otak

    a. Pemeriksaan neurologic

    b. Diagnosis strok ditegakkan dengan menggunakan cranial computed tomography (CT) scan atau

    magnetic c resonance imaging maging (MRI) (untuk pasien dengan keluhan gangguan neural,

    kehilangan mernori atau gangguan kognitit)

    4. Mata

    a. Funduskopi

    5. Fungsi ginjala. Pemeriksaan fungsi ginjal dan penentuan adanya proteinuria/mikro makroalbuminuria serta rasio

    albumin kreatinin urin

    b. Perkiraan laju filtrasi glomerulus, yang untuk pasien dalarn kodisi stabil dapat diperkirakan

    dengan menggunakan modifikasi rumus dari Cockroft-Gault sesuai dengan anjuran National

    Kidney Foundation (NKF) yaitu:

    JNC 7 menyatakan bahwa tes yang lebih mendalam untuk mencari penyebab hipertensi tidak

    dianjurkan kecuali jika dengan terapi memadai tekanan darah tidak tercapai.

    PENGOBATAN

    Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:1. Target tekanan darah

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    7/11

    1. Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atauAlelosterone Antagonist(Aldo Ant)

    2. Beta Blocker(BB)

    3. Calcium Channel Blockeratau Calciumln antagonist(CCB)

    4. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor(ACEI)

    5. Angiotensin II Receptor BlockeratauAT, receptor antagonistIblocker(ARB)

    Masing-masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan kearnanan dalam pengobatan hipertensi,

    tetapi pemilihan obat antihipertensi juga dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:

    1. Faktorsosio ekonomi

    2. Profit faktor risiko kardiovaskular

    3. Ada tidaknya kerusakan organ target

    4. Ada tidaknya penyakit penyerta

    5. Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi

    6. Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang gunakan pasien untuk penyakit lain

    7. Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akin digunakan dalam menurunkan risiko

    kardiovaskular

    Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien (Gambar 2) adalah:

    1. Diuretika dan ACEI atau ARB

    2. CCB dan BB

    3. CCB dan ACEI atau ARB

    4. CCB dan diuretika

    5. AB dan BB

    6. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat

    Gambar 2. Kemungkinan kombinaasi obat antihipertensi

    Tabel 2. Indikasi dan Kontraindikasi Kelas-kelas Utama Obat Antihipertensi Menurut ESH

    Kelas Obat Indikasi Kontraindikasi

    Mutlak Tidak Muthlak

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    8/11

    Diuretika (Thiazied)

    Diuretika (Loop)

    Deuretika

    (antialdosteron)

    Penyekat

    Calcium Antagonist

    (dihydropiridine)

    Calcium Antagonist

    (verapamil, ditiazem)

    Penghambat ACE

    Antigotensin II receptor

    antagonist(AT1-

    blocker)

    - Blocker

    Gagal jantung kongestif. Usia

    lanjul. Isolated systolic

    hypertension, ras afrika

    Insutisiensi ginjal, gagal jantung

    kongestif

    Gagal jantung kongestif, pasca infark

    miokardium

    Angina pektoris, pasca infark

    miokardium, gagal jantung

    kongestif, kehamilan.

    Lakiaritmia

    Usia lanjut, isolated systolic

    hypertension, angina pektoris,

    penyakit pembuluh darah perifer,

    aterosklerosis karotis,kehamilan

    Angina pektoris, aterosklerosis

    karotis, takikardia supraventrikuler

    Gagal jantung kongestif,

    disfungsi

    ventrikel kiri, pasca infark

    miokardium, non-diabetik nefropati,

    nefropati DM tipe

    1. proteinuria

    Nefropati DM tipe 2,

    mikroalbuminuria diabetik,

    proteinuria, hiperfrofi ventrikel

    kiri, batuk karena ACEI

    Hiperplasiaprostat (BPH),

    hiperlipidemia

    Gout

    Gagal ginjal,

    hiperkalemia

    Asam, penyakit paru

    obstruktif menahun,

    A-V block(derajat 2

    atau 3)

    A-V block(derajat 2

    atau 3), gagal jantung

    kongestif

    Kehamilan,

    hiperkalemia,stenosis arteri renalis

    bilateral

    Kehamilan,

    hiperkalemia,

    stenosis arteri renalis

    bilateral

    Hipotensi ortostatis

    Kehamilan

    Penyakit pembuluh

    darah perifer,

    intoleransi glukosa, atlit

    atau pasien yang aktif

    secara fisik

    Takiaritmia, gagal

    jantung kongestif

    Gagal jantung kongensif

    Tabel 3. Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7

    Klasifikasi TDS TDD Perbaikan Terapi Obat Awal

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    9/11

    Tekanan

    Darah

    (mmHg) (mmHG) Pola Hidup Tanpa Indikasi yang

    Memaksa

    Dengan Indikasi yang

    Memaksa

    Normal

    Prehipertensi

    Hipertensi

    derajat 1

    Hipertensi

    derajat 2

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    10/11

    b. Terapi diuretika tidak cukup

    c. Penurunan fungsi ginjal berjalan progresif

    6. Adanya terapi lain

    a. Masih menggunakan bahan/obat lain yang meningkatkan tekanan darah

    b. Adanya obat lain yang mempengaruhi atau berinteraksi dengan kerja obat antihipertensi

    7. Adanya penyebab hipertensi lain/sekunder

    Tabel 4. Pilihan Obat Antihipertensi untuk Kondisi Tertentu

    Indikasi yang Memaksa Pilihan Terapi Awal

    Gagal Jantung

    Pasca Infrak Miokard

    Risiko Penyakit

    Pembuluh Darah

    Koroner

    Diabetes

    Penyakit Ginjal Kronis

    Pencegahan stroke berulang

    Thiaz, BB, ACEI, ARB. Aldo

    BB, ACEI, Aldo Ant

    Thiaz, BB, ACEI, CCB

    Thiaz, BB, ACEI, ARB, CCB

    ACEI, ARB

    Thiaz, ACEI

    REFERENSI

    British Hypertenson Society. Guidelines for management of hypertension: Report ol' the Fourth

    Working Party lor the British Hypertension Society. J Hum Hypertension. 2004:18:139-85.

    Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. The Seventh Report of the Joint National Committee on

    Prevention, Detection. Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Hypertension.

    2003;42:1206-52.

    Dent., J.A. and Harden, R.M. A Praktical Guide For Medical Teachers. Elsevier. Toronto 2005.

    European Society of HypertensionEuropean Society of Cardiology Guidelines Committee. 2003

    European Society of HypertensionEuropean Society of Cardiology Guidelines for the Management

    of Arterial Hypertension. J Hypertens. 2003:21:101 1-53.

    Evidence Based Recommendation Task Force of the Canadian Hypertension Education Program 2004.

    Canadian Hypertension Education Program Recommendation. January 2004.

    Hanley & Belfus, Inc. Hypetension: A Clinicians Guide to Diagnosis and Treatment. Edition: Sobel,

    Barry J., and Bakris, George L. Medical Publishers. Phildelphia 1999.

    Izzo, Joseph L. and Black, Henry R. Hypertension Primer: The Essentials of High Blood Pressure.

    Respect Copyricnt. American Heart Association 1999.Kaplan NM. Primary hypertension: pathogenesis. Kaplan's clinical hypertension. 8th edition.

    Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins: 2002. p. 56-135.

    National Kidney Foundation. K/DOQI clinical practice guidelines on hypertension and antuhypertensive

    agents in chronic kidney disease. Am J Kidney Dis. 2004:43 (suppl 1):S I-5290.

    Warnock DG, Textor SC. Core curriculum in nephrology: hypertension. Am J Kidney Dis.

    2004:44:369-75.

  • 7/22/2019 penatalaksanaan-hipertensi-terkini

    11/11

    Word Health Organization, International Society of Hypertension Writing Group. 2003 World Health

    Organization International Society of Hypertension Statement of Management of Hypertension. J

    Hypertens. 2003: 21:1983-92.

    World Health Organization and International Society of Hypertension Guidelines Subcommittee. 1999

    World Health Organization--International Society of Hypertension Guidelines for the Management of

    Hypertension. J Hypertens. 1999:17:151-83.

    Yogiantoro, M. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor: Aru W. Sudoyo.,

    Bambang Setiyohadi., Idrus Alwi., Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati. Interna Publishing. Jilid II

    Edisi V. 2010:169-183.