penapis-aktif-lolos-rendah
DESCRIPTION
dasar teori ttg low pass filterTRANSCRIPT
PENAPIS AKTIF LOLOS-RENDAH
DAN LOLOS–TINGGI ORDER PERTAMA
III.1. PENAPIS AKTIF LOLOS–RENDAH ORDER PERTAMA
(1st ORDER LOW–PASS ACTIVE FILTER)
Gambar 3.1. Rangkaian Dasar
Penapis Aktif Lolos–Rendah Order Pertama
Gambar 3.2. Penguatan Tegangan Dari Penapis Aktif Lolos-Rendah Order Pertama
Frekuensi cutoff-nya (untuk R = 1W dan C = 1F) adalah :
ikradian/det 1
1
RCC
dalam satuan Hertz :
Hz 159,028,6
1
CR
fC
Ampitudo vs tanggapan frekuensi dari penapis lolos–rendah order pertama à
212
1010 )ω(1log 20Glog 20dB
212
10 )ω(1 log 20dB
III.2. KONSEP PENSKALAAN ( SCALING )
Gambar 3.3. Bagian Lolos–Rendah Dengan Frekuensi Cutoff 1 Hz
Aturan #1:
Untuk mengubah frekuensi cutoff pada suatu rangkaian, kalikan semua resistor resistor
yang berpengaruh pada frekuensi dengan perbandingan atau rasio frekuensi lama
terhadap frekuensi baru atau kalikan semua kapasitor kapasitor yang berpengaruh pada
fekuensi dengan rasio ini, namun jangan lakukan keduanya (mengalikan resistor dan
kapasitornya).
Gambar 3.4. Rangkaian Dasar Perancangan Penapis
Contoh:
Ubahlah rangkaian 1 kHz (perhatikan gambar 3.4) menjadi rangkaian dengan
frekuensi cutoff 2,5 kHz !
Solusi:
Pertama : Kalikan resistor-resistornya dengan 0,4
kHz 2,5
kHz 1
, atau kalikan
kapasitor 0,0159 µF-nya dengan 0,4 sebagaimana rangkaian hasilnya
ditunjukkan pada gambar 3.5, sehingga diperoleh :
kHzkF
fC
5,2 4 0159,028,6
1
W
Gambar 3.5. Hasil Konversi dari gambar 3.4 (1 kHz à 2,5 kHz)
aturan #2: Untuk mengubah impedansi, karena adanya perubahan nilai kapasitor,
bagilah semua resistor yang berpengaruh pada frekuensi dengan
perbandingan (rasio) antara nilai kapasitor baru terhadap nilai kapasitor
lama.
Contoh:
Untuk mengubah dari 0,0159 µF menjadi 0,022 µF maka resistor 4 kW dibagi
dengan 1,38
0159,0
022,0
hasilnya 2,9 kW !
Gambar 3.6. Rangkaian konversi dari gambar 3.5
(0,0159 µF à 0,022 µF)
Berdasarkan gambar 3.6, maka diperoleh :
KHz,Fk
fC
52 022,0 9,28,6
1
W
Gambar 3.7. Penguatan Tegangan vs. Frekuensi
Contoh:
Bagaimana tanggapan amplitudo pada 5,0 kHz ?
Solusi:
Jika pertama-tama kita normalisasi frekuensi cutoff 2,5 kHz menjadi 1,0, maka
frekuensi 5,0 kHz berkaitan dengan frekuensi ternormalisasi 2,0 (= 5,2
0,5
). Dari
gambar 3.2 terlihat bahwa tanggap amplitudo pada frekuensi ternormalisasi 2,0
mendekati –7 dB. Tapi ingat, grafik tersebut digunakan untuk penguatan
passband 0 dB, sehingga harus kita tambahkan 6,02 dB sehingga diperoleh –
0,48 dB. Efeknya : kita geser kurva ke atas dengan 6,02 dB.
dB 0,97
6,996,02
(2,24)20log6,02
)(2,0)(120log6,02dB
10
212
10
Contoh:
Untuk penapis lolos–rendah 2,5 kHz, pertama temukan 2,5 kHz pada sumbu
frekuensi (horisontal), kemudian runtun naik ke atas hingga sampai ke
perpotongan dengan garis horisontal untuk suatu nilai kapasitor tertentu.
Misalnya jika digunakan kapasitor 0,022 µF maka resistansi yang dibutuhkan
antara 2,7 kW dan 3,3 kW. Karena garis lebih mendekati 2,7 kW, maka kita
gunakan nilai ini! Kita juga bisa memilih nilai kapasitor lainnya misalnya 0,0022
µF dan nilai resistor 27 kW !
Gambar 3.8. Nilai-nilai RC vs. Frekuensi Cutoff
Ringkasan Konsep-konsep dasar dalam analisa dan perancangan suatu penapis:
Analisa suatu penapis dikerjakan pada suatu rangkaian yang memiliki frekuensi
cutoff 1 rad/det dan aras impedansi 1W;
Perancangan suatu penapis dikerjakan pada suatu rangkaian dengan frekuensi
cutoff 1 kHz dan aras impedansi 10 kW;
Aturan #1 : Untuk mengubah frekuensi cutoff pada suatu penapis , kalikan
semua resistor yang menentukan frekuensi dengan rasio (perbandingan)
frekuensi lama terhadap frekuensi baru atau kalikan semua kapasitor yang
menentukan frekuensi dengan rasio ini, tetapi jangan lakukan kedua-duanya !
Aturan #2 : Untuk mengubah nilai sebuah kapasitor ke suatu nilai standar,
bagilah semua resistor yang menentukan frekuensi dengan rasio perbandingan
nilai baru kapasitor terhadap nilai lama (awal) kapasitor.
III.3. PENAPIS AKTIF LOLOS–TINGGI ORDER PERTAMA
(1st ORDER HIGH – PASS ACTIVE FILTER)
Gambar 3.9. Penapis Aktif Lolos–Tinggi Order Pertama Yang Ternormalisasi
Penguatan passband G ditentukan dengan persamaan :
21
)ω(1
ωlog 20G log 20dB
21010
(3-5)
atau
212
10
)ω(1
ωlog 20dB
(3-6)
Gambar 3.10. Amplitudo vs. Frekuensi untuk Penapis Lolos–Tinggi Orde Pertama
Gambar 3.11. Rancangan Dasar Lolos–Tinggi Order Pertama
Gambar 3.12. Pengikut Tegangan Yang Digunakan Untuk
Memperoleh Lolos– Pita Unitas
Contoh :
Rancanglah penapis lolos–tinggi order pertama 400 Hz dengan penguatan
tegangan passband sama dengan 3,0 atau 9,5 dB serta tentukan tanggapan
amplitudonya pada 100 Hz!
Solusi:
Dengan menggunakan rangkaian pada gambar 3.11 (rangkaian dasar), pertama
dilakukan penskalaan frekuensi cutoff ke 400 Hz dengan cara mengalikan
resistor yang menentukan frekuensi 10 kW dengan 2,5 (= 400
1000
), hasilnya 25 kW.
Berikutnya, kapasitor harus diubah ke nilai standar, misalnya: 0,033 µF, dengan
demikian, kita bagi nilai resistor dengan 2,075
0159,0
033,0
hasilnya, dapat dilihat
pada
gambar 3.13 (dengan nilai resistor sekitar 12 kW).
Gambar 3.13. Penapis Lolos–Tinggi Order Pertama 400 Hz
Gunakan persamaan (3-5) untuk menghitung tanggap amplitudo pada 100 Hz:
dB
dB
8,2
3,12 - 5,9)400/1001
400/100log20)0,3(log20
2/121010
Kombinasi resistor dan kapasitor bisa juga diperoleh dari gambar 3.8 untuk
frekuensi cutoff 400 Hz tersebut:
R C
12 kW
18 kW
120 kW
180 kW
0,0330 µF
0,0220 µF
0,0033 µF
0,0022 µF