penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
TRANSCRIPT
Stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan
gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, dan dapat menimbulkan
kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (Menurut World Health
Organization (WHO,1995), sebenarnya penyakit stroke itu bisa kita sembuhkan dengan cara
mengkonsumsi obat herbal alami penyakit stroke secara rutin dan teratur. Obat Penyakit Strok
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal ( global ) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam aau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan penyakit yang paling
sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, gangguan proses berfikir
daya ingat, dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak.
Insiden stroke bervariasi di berbagai negara di Eropa, diperkirakan terdapat 100-200 kasus stroke baru
per 10.000 penduduk per tahun (Hacke dkk, 2003). Di Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000
insiden stroke per tahun, yang menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta
penderita stroke yang bertahan hidup. (Goldstein dkk, 2006). Rasio insiden pria dan wanita adalah 1.25
pada kelompok usia 55-64 tahun, 1.50 pada kelompok usia 65-74 tahun, 1.07 pada kelompok usia 75-84
tahun dan 0.76 pada kelompok usia diatas 85 tahun (Lloyd dkk, 2009).
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit stroke?
2. Bagaimana klasifikasi dari penyakit stroke?
3. Apa saja gejala dan penyebab terjadinya stroke?
4. Bagaimana cara penanganan dan pemulihan pada pasien stroke?
5. Bagaimana penanganan pada pasien pasca stroke?
Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit stroke
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit stroke
3. Untuk mengetahui gejala dan penyebab terjadinya stroke
4. Untuk mengetahui cara penanganan dan pemulihan pada penderita stroke
5. Untuk mengetahui penanganan pada pasien pasca stroke
DEFINISI STROKE
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darahkebagian otak.( brunner &suddarth).
Stroke adalah deficite neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan alirandarah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan daerahfokal otak yang terkena ( WHO, 1989 ).
Stroke adalah penyakit otak yang paling destruktif dengan konsekuensi berat.Stroke tidak hanya akan menimbulkan kecacatan yang dapat membebani seumur hidup tapijuga ancaman kematian bagi pasien. Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukanpemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yangtidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
A. Stroke hemoragik
Terjadi perdarahan serebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi saat melakukan aktifitas, namun juga dapat
terjadi pada saat istirahat. Kesadaraan umumnya menurn dan penyebab yang paling banyak
adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
Stroke hemoragik terbagi lagi menjadi dua tipe :
1. Perdarahan Subraknoid (PSA)
Stroke karena perdarahan subraknoid terjadi pada sekitar 5% dari seluruh serangan
stroke. Perdarahan subraknoid terjadi di jaringan yang menutupi otak. Ini biasa terjadi
karena adanya ruptur atau robekan dari aneurisma (arteri yang melebar).
2. Perdarahan Intraserebral (PIS)
Perdarahan intraserebral atau perdarahan yang terjadi di dalam otak terjadi pada sekitar
10% dari seluruh serangan stroke. Stroke karena perdarahan intraserebral biasanya sama
dengan perdarahan subraknoid, hanya letaknya yang berbeda.
Klasifikasi Stroke
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi:
B. Stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak.
Umumnya terjadi setelh istirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi
perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena
hipoksia jaringan otak. ( brunner & suddrrth).
Stroke non hemoragik yaitu Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran
darah otak oleh thrombus atau embolus. Thrombus umumnya terjadi karena
penkembangan ateroklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri
menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi
berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia, akhirnya
terjadi infark pada jaringan otak.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi beberapa tipe menurut penyebabnya :
1. Trombosis (terjadi di pembuluh darah yang besar).
Trombosis adalah bekuan darah. Stroke trombosis adalah stroke yang
terjadi karena adanya sumbatan di pembuluh darah besar di otak
karena adanya gumpalan/ plak yang terbentuk akibat proses
aterosklerotik (pengerasan arteri). Stroke karena trombosis ini
merupakan stroke yang paling sering terjadi (hampir 40% dari seluruh
stroke).
2. Lakunar (terjadi di pembuluh darah yang kecil)
Stroke lakunar adalah stroke yang terjadi pada pembuluh-pembuluh
darah kecil yang ada di otak. Terjadi sekitar 20% kasus dari seluruh
stroke. Stroke lakunar ini disebabkan oleh adanya sebuah lesi/ luka
yang kecil, berbatas jelas berukuran kurang lebih 1,5 cm yang
biasanya terletak di daerah subkortikal, kapsula interna, batak
otak, dan serebelum (otak kecil). Stroke lakunar ini berkaitan kuat
dengan hipertensi dan juga dihubungkan dengan perubahan
mikrovaskular yang timbul karena hipertensi kronis dan kencing
manis (diabetes mellitus). Penyumbatan pada pembuluh darah kecil
ini biasanya tidak memberikan dampak stroke yang parah.
3. Emboli Serebral
Stroke emboli adalah stroke yang terjadi oleh karena adanya
gumpalan darah/ bekuan darah yang berasal dari jantung, dan
kemudian terbawa arus darah sampai ke otak, kemudian menyumbat
pembuluh darah di otak.
Gejala Dan Penyebab Stroke
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian :
a) Trombosis yaitu bekuan darah dalam pembuluh drah otak atau leher
b) Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain
c) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
d) Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya stroke yaitu:
1. Hipertensi, dapat disebabkan oleh terosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat
menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat
mengganggu aliran darah serebral.
2. Aneurisma pembuluh darah cerebral , Adanya kelainan pembuluh darah yakni
nerupa penebalan pada satuu tempat yang diikuti oleh penipisan ditempat lain.
Pada daerah penipisa yang maneuvertertentu dapat menimbulkan perdarahan.
3. Kelainan jantung, Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan
menurunkan aliran darah ke otak
4. Diabetes mellitus, Pada diabetes melitus viskositas darah meningkat sehingga
memperlambat aliran darah kususnya serebral
5. Usia lanjut, Pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah termasuk
pembuluh darah otak
6. Polocitemia, Pada polocitemia viskositas dara meningkat dan aliran darah
menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun
7. Peningkatan kolesterol, Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkn aterosklerosis
danterbentuknya embolus dari lemak
8. Obesitas, Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningktan kadar kolesterol
sehingga dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
9. Perokok , Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin
sehingga terjadi aterosklerosis,
10. Kurang aktivitas fisik, Kurang aktivitas fisik dapat mengurangi kelenturan fisik
termasuk kelenturan pembuluh darah. (pembuluh darah menjadi kaku)
Meskipun hanya terserang stroke sementara, namun dianjurkan pada penderita untuk cepat-cepat
ke rumah sakit atau dokter terdekat. Penanganan dokter atau pihak rumah sakit tersebut akan menentukan
kesembuhan penderita itu. Sejurnlah penderita dapat sembuh dan stroke, namun banyak yang meninggal atau
mengalami cacat permanen (kelumpuhan, gangguan bicara dan kehilangan sebagian daya ingat).
Stroke hemorajik memiliki probabiliitas lebih besar sebagai penyebab cacar atau kematian
ketimbang stroke iskemik. Seorang yang pernah mengalami stroke ringan bisa mendapatkan serangan stroke
ulangan. Bahkan risiko berulangnya stroke sangat tinggi. Kurang lebih dan lima penderita akan mendapat
stroke sekunder dalam waktu lima tahun. Namun seiring perkembangan pengobatan stroke, risiko
berulangnya penyakit itu bisa dikurangi. Asam asetil salisilat yang banyak dipakai oleh penderita stroke
iskemik (TIA) dapat mengurangi risiko stroke sekunder sebesar 25 – 33 %.
Operasi untuk menghilangkan sumbatan pada arteri karotid yang mengalirkan darah ke otak juga
dapat mengurangi risiko stroke pada penderita stroke iskemik (TIA). Akan tetapi hanya sebagian kecil
penderita yang dapat menjalani operasi in Obat-obat anti pembekuan darah dapat pula digunakan untuk
mengurangi risiko stroke yang dikarenakan gangguan irama jantung. Namun, hanya sebagain kecil penderita
yang menerimanya. Siapapun tidak akan pernah tahu kapan stroke datang. Tapi, langkah-langkah pencegahan
di bawah ini mungkin bisa menjadi angin segar bagi semua orang;
Tindakan Dan Pencegahan Tejadinya Penyakit Stroke
1. Rutin memeriksa tekanan darah, Tingkat tekanan darah adalah faktor paling dominan pada semua jenis stroke. Makin tinggi tekanan darah
makin besar risiko terkena stroke. Jika tekanan darah meningkat, segera konsultasikan dengan seorang dokter. Tekanan darah yang harus
diwaspadai adalah jika angka tertinggi di atas 135 dan angka terbawah adalah 85.
2. Waspadai gangguan irama jantung (attrial fibrillation), Detak jantung tidak wajar menunjukkan perubahan fungsi yang mengakibatkan darah
terkumpul dan menggumpal di dalam jantung. Detak jantung yang mampu menggerakkan gumpalan darah sehingga masuk pada aliran darah itu
mengakibatkan stroke. Gangguan irama jantung dapat dideteksi dengan menilai detak nadi.
3. Berhenti merokok dan anti alcohol, Rokok dapat meningkatkan risiko stroke dua kali lipat. Sebagaimana rokok, alcohol dapat meningkatkan
risiko stroke dan penyakit lain seperti liver.
4. Periksa kadar kolesterol dalam tubuh, Mengetahui tingkat kolesterol dapat meningkatkan kewaspadaan stroke. Kolesterol tinggi mengarah pada
risiko stroke. Jika kolesterol tinggi, maka segeralah untuk menurunkannya dengan memilih makanan rendah kolesterol. Agar kolesterol dalam
tubuh tidak berlebihan, maka gantilah asupan lemak jenuh dengan asupan asam lemak tak jenuh, seperti: omega 3, 6 dan 9.
5. Kontrol kadar gula darah, Diabetes mampu meningkatkan risiko stroke. Jika Anda penderita diabetes, konsultasilah dengan seorang dokter
mengenai makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi untuk menurunkan gula darah.
6. Olah raga teratur, jalan cepat minimal 30 menit sehari bisa menurunkan risiko stroke. Anda juga bisa melakukan olahraga renang, sepeda,
dansa, golf, atau tenis. Pilih olahraga yang Anda sukai dan lakukan secara teratur tiga kali seminggu.
7. Konsumsi garam rendah sodium dan diet lemak, Kurangi konsumsi garam bersodium tinggi. Sebaliknya konsumsilah buah, sayuran, dan
gandum untuk mengurangi risiko stroke.
8. Waspadai gangguan sirkulasi darah, Stroke berkaitan dengan jantung, pembuluh arteri dan vena. Tiga bagian ini penting bagi sirkulasi darah ke
seluruh tubuh, termasuk dan jantung ke otak. Ketika terdapat tumpukan lemak yang menghambat aliran, maka risiko stroke meningkat. Masalah
ini dapat diobati. Operasi pula mampu mengatasi tumpukan lemak yang menghambat pembuluh arteri.
Cara terapi stroke yang baik untuk pemulihan pasien yaitu setelah terserang stroke, beberapa pasien mengalami berbagai gangguan seperti kelumpuhan, penurunan
kemampuan komunikasi, perubahan mental hingga depresi. Oleh karena itu, pasien stroke perlu menjalani proses rehabilitasi agar dapat sebisa mungkin mengembalikan fungsi tubuhnya.
Rehabilitasi stroke adalah proses dimana pasien stroke menjalani perawatan untuk membantunya kembali ke kehidupan normal. Dalam masa rehabilitasi, penderita stroke belajar
bergerak, berpikir, dan merawat diri sendiri.
Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk mengoptimalkan fungsi
tubuhnya. “Sel otak memiliki kemampuan restorasi, yaitu kemampuan untuk menggantikan fungsi sel yang rusak dengan sel yang masih bisa berfungsi. Meskipun demikian, hasilnya
tidak sesempurna dengan sebelum tekena stroke. Untuk bisa melakukan restorasi dengan baik, perlu bimbuingan terapis atau dokter spesialis rehabilitasi medik,” kata Prof dr Teguh
Ranakusuma, SpS (K), dokter spesialis saraf dari Departemen Neurologi FKUI-RSCM ketika berbincang dengan detikHealth, Rabu (4/7/2012).
Rehabilitasi dapat memberikan hasil yang optimal bila dilakukan dalam waktu 3 bulan setelah serangan stroke. Meskipun demikian, proses pemulihannya bisa
berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, sangat penting untuk memulai rehabilitasi sedini mungkin dan berkesinambungan.
Menurut WHO, tujuan Rehabilitasi penderita stroke adalah:
1. Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu.
2. Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpesonal dan aktivitas sosial
3. Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pemilihan jenis terapi yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi pasien dan apa yang dibutuhkan supaya pasien dapat mandiri. Tim rehabilitasi medis, yang terdiri
dari dokter spesialis rehabilitasi medis, perawat, fisioterapis, terapis wicara, terapis okupasi, dokter spesialis gizi dan psikiater, akan melakukan pengkajian dan menentukan perencanaan
terapi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu berlatih mulai dari duduk, berdiri, dan berjalan sendiri. Pasien juga dilatih melakukan kegiatan sehari-hari seperti
mandi, makan, buang air, berpakaian dan berdandan.
Pada tahap advance, pelatihan bisa dilakukan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang bersifat hobi dan hubungan kemasyarakatan seperti memasak dan berkebun.
Selain rehabilitasi, pasien stroke perlu mewaspadai bahaya lainnya, yaitu serangan stroke berulang yang dapat fatal dan lebih buruk dari serangan pertama. Hal ini terjadi karena pasien
tersebut tidak mengendalikan faktor risiko stroke.
Bagi yang sudah pernah terkena serangan stroke, merubah gaya hidup menjadi lebih sehat adalah pilihan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Praktiknya adalah seperti
berhenti merokok, diet rendah lemak atau kolesterol dan tinggi serat, berolahraga teratur, makan secukupnya dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang, menjaga
berat badan dan dan mengatasi stres.
Untuk mengubah pola hidup, diperlukan juga terapi psikologis. Selain itu juga perlu diberikam terapi pengendalian emosi agar pasien stroke tidak cepat naik darah.
Agar proses rehabilitasi bisa berjalan optimal, dukungan dari keluarga sangat penting.
Apabila diperlukan, dapat memberikan pemahaman kepada orang-orang di sekitar pasien agar mampu menolong atau setidaknya bersikap tepat terhadap penderita.
Dr Manfaluthy Hakim, SpS (K) dari departemen neurologi FKUI mengatakan pengobatan yang diberikan pada pasien stroke ada 2 yaitu:
1. Mengendalikan faktor risikonya, misal untuk hipertensi maka minum obat antihipertensi, orang yang diabetes dikontrol secara baik, orang yang kelebihan lemak bisa mengatur pola
makannya atau mengonsumsi obat untuk kurangi kadar lemak. Dalam hal ini mengubah gaya hidupnya.
2. Melakukan rehabilitasi atau dalam kasus pasien stroke biasanya disebut dengan neurorestorasi untuk mengatasi kecacatannya, misalnya dengan melatih cara berjalan atau berbicara
lagi.
Cara Penanganan Dan Pemulihan Pada Pasien Stroke
Sekali terkena serangan stroke tidak membuat Anda terbebas dari stroke. Di samping dampak menimbulkan kecacatan, masih ada kemungkinan
dapat terserang kembali di kemudian hari.
Pasca stroke biasanya penderita memerlukan rehabilitasi serta terapi psikis seperti terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, dan penyediaan alat
bantu di unit orthotik prostetik. Juga penanganan psikologis pasien, seperti berbagi rasa, terapi wisata, dan sebagainya. elain itu, juga dilakukan community based
rehabilitation (rehabilitasi bersumberdaya masyarakat) dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan masyarakat di lingkungan pasien agar mampu
menolong, setidaknya bersikap tepat terhadap penderita. Hal ini akan meningkatkan pemulihan dan integrasi dengan masyarakat.
Bahaya yang menghantui penderita stroke adalah serangan stroke berulang yang dapat fatal atau kualitas hidup yang lebih buruk dari serangan
pertama. Bahkan ada pasien yang mengalami serangan stroke sebanyak 6-7 kali. Hal ini disebabkan pasien tersebut tidak mengendalikan faktor risiko stroke.
Bagi mereka yang sudah pernah terkena serangan stroke, Gaya hidup sehat haruslah jadi pilihan agar tidak kembali diserangstroke, seperti: berhenti merokok, diet rendah lemak atau kolesterol dan tinggi serat, berolahraga teratur 3 X seminggu (30-45 menit), makansecukupnya, dengan memenuhi kebutuhan gizi seimbang, menjaga berat badan jangan sampai kelebihan berat badan, berhenti minum alkohol danatasi stres. Gaya hidup sehat salah satunya dengan mengkonsumsi bahan-bahan alami yang tersedia di laut seperti ganggang laut cokelat (brownseaweed) / Rambut Malaikat (mozu) atau nano. Tumbuhan laut yang memiliki nama latin Laminaria Japonica hidup di daerah terumbu karang yangjenih dan bersih di Negara Tonga, Pasifik Selatan.
Bertahun – tahun para ahli pengobatan Tonga telah menggunakan ekstrak Ganggang laut cokelat (brown seaweed) untuk mencegahpenyakit, memperpanjang usia dan meningkatkan kesehatan secara signifikan. Ganggang laut cokelat (brown seaweed) banyak mengandung vitamindan mineral yang seimbang dan bermanfaaat seperti : kalsium, magnesium, iron, copper, mangan, zin, boron dan iodine, selain itu mengandungserat, asam amino, dan B-komplex.
Ganggang Laut Cokelat (brown seaweed) juga mengandung beberapa zat aktif, yang dapat mengurangi risiko terkena stroke akibatpenyumbatan pembuluh darah, seperti:• Alginate, yakni serat tak larut yang berperan mengurangi kadar lemak, trigliserida serta kolesterol dalam darah, sehingga terkontrol.• laminarin sebagai zat anti penggumpalan darah yang membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.• Iodium organik membantu mengoptimalkan fungsi tiroid untuk metabolisme tubuh lebih baik• Mineral koloidal yang mudah diserap oleh tubuh.• Kandungan lain yang berguna bagi pasien pasca stroke adalah fucoidan yaitu suatu polisakarida kompleks yang membantu memperbaiki daya
ingat dan sistem motorik pasca stroke serta meregenerasi sel-sel baru untuk kesehatan menyeluruh.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada pasien pasca stroke yang dilakukan Universias Manitoba, Winnipeg, Kanada. Hasilnyamenunjukkan bahwa fucoidan dalam brown seaweed mempercepat pemulihan fungsi motorik pada minggu pertama serta memperbaiki memori.
Penanganan Pada Pasien Pasca Stroke
Rehabilitasi Pasca Stroke
Rehabilitasi pasca stroke adalah suatu upaya rehabilitasi stroke terpadu yang emlibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran dan merupakan
kumpulan program, termasuk pelatihan, penggunaan modalitas alat, dan obat-obatan. Rehabilitasi pasca stroke yang di mulai sedini
mungkin (cepat dan tepat) dapat membantu pemulihan fisik yang lebih cepat dan optimal, sera menghindari kekakuan sendi (kontraktur)
yang dapat terjadi apabila tidak melakukan apa-apa setelah pasien terkena stroke.
Rehabilitasi pasca stroke sebaiknya dilakukan sedini mungkin berkala, dan berkesinambungan. Bahkan sesaat setelah pasien masuk rumah
sakit pun akan langsung dilakukan rehabilitasi pasca stroke. Dengan memulai terapi sedini mungkin, diharapkan dapat mempercepat
proses pemulihan dari otot-otot anggota gerak dan menimalkan kekakuan, serta mengurangi komplikasi akibat tirah baring yang lama.
Kesimpulan
1. Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
2. Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak. Stroke adalah deficite neurologist
akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan daerah fokal
otak yang terkena ( WHO, 1989 )
3. Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadia: Trombosis (Bekuan darah dalam pembuluh drah otak atau
leher), Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain), Iskemia (Penurunan
aliran darah ke area otak), Hemoragi serebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabka kehilangan sementara atau parmanen gerakan,
berfikir, memori, bicara, atau sensasi.
4. Faktor resiko terjadinya stroke adalah: Hipertensi, Aneurisma pembuluh darah cerebral, Kelainn jantung, Diabetes mellitus, Usia
lanjut, Polocitemia, Peningkatan kolesterol, Obesitas , Perokok dan Kurang aktivitas fisik
5. Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi:
6. Stroke hemoragik terjadi perdarahan serebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Umumnya terjadi saat melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaraan umumnya menurn dan
penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
7. Stroke non hemoragik yaitu dapat berupa iskemia, emboli spasme ataupun thrombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelh
istirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena
hipoksia jaringan otak.
8. Pasca stroke biasanya penderita memerlukan rehabilitasi serta terapi psikis seperti terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, dan
penyediaan alat bantu di unit orthotik prostetik. Juga penanganan psikologis pasien, seperti berbagi rasa, terapi wisata, dan sebagainya.