penanganan nusyûz modern dalam undang-undang · pdf file ·...
TRANSCRIPT
i
PENANGANAN NUSYÛZ MODERN DALAM UNDANG-UNDANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERSPEKTIF GENDER
SKRIPSI
Oleh:
TUTIK HANDAYANI
NIM 09210040
JURUSAN Al-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
ii
PENANGANAN NUSYÛZ MODERN DALAM UNDANG-UNDANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERSPEKTIF GENDER
SKRIPSI
Oleh:
TUTIK HANDAYANI
NIM 09210040
JURUSAN Al-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Demi Allah swt,
Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan,
penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENANGANAN NUSYÛZ MODERN DALAM UNDANG-UNDANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERSPEKTIF GENDER
benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau
memindahkan data milik orang lain. Jika di kemudian hari terbukti disusun oleh
orang lain, ada duplikasi, atau memindah data orang lain, baik secara keseluruhan
atau sebagian, maka skripsi dan gelar sarjana yang diperoleh karenanya batal demi
hukum.
Malang, 24 September 2013
Penulis,
Tutik Handayani
NIM 09210040
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Setelah membaca dan mengoreksi skripsi saudari Tutik Handayani, NIM 09210040,
Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul:
PENANGANAN NUSYÛZ MODERN DALAM UNDANG-UNDANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERSPEKTIF GENDER
maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat
ilmiah untuk diajukan dan diuji pada Majelis Dewan Penguji.
Mengetahui
Ketua Jurusan
Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah,
Dr. Sudirman, M.A.
NIP 197708222005011003
Malang, 25 September 2013
Dosen Pembimbing,
Dr. Sudirman, M.A.
NIP 197708222005011003
v
PENGESAHAN SKRIPSI
Dewan Penguji Skripsi saudari Tutik Handayani, NIM 09210040, mahasiswi Jurusan
Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, dengan judul:
PENANGANAN NUSYÛZ MODERN DALAM UNDANG-UNDANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
PERSPEKTIF GENDER
Telah menyatakan lulus dengan nilai A (cumlaude)
Dewan Penguji:
1.
2.
3.
Ahmad Izzuddin, M.H.I.
NIP 197910122008011010
Dr. Sudirman, M.A.
NIP 197708222005011003
Dr. Suwandi, M.H.
NIP 196104152000031001
(____________________)
Ketua
(____________________)
Sekretaris
(____________________)
Penguji Utama
Malang, 25 September 2013
Dekan,
Dr. H. Roibin, M.H.I.
NIP 196812181999031002
vi
MOTTO
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari
sebagian yang lain, (karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, Dan bagi para
wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-
Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka
(laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyûznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan untuk Ibuku Giyem, Bapakku Warsito, Adikku Umi
Azmi Fitriah, Aan, kawan-kawan HMI Malang, terkhusus komisariat Syariah-
Ekonomi UIN Malang, mbak Nanda dan mas Aditya, komunitas Herbalife Malang,
dan semua keluargaku yang selalu memberi semangat dan doa.
Begitu juga kepada segenap Guru-guruku yang pernah membagi ilmunya.
Jazzakumullah Ahsanal Jaza’
viii
PRAKATA
Syukur alhamdulillah, penulis mengucapkan atas limpahan rahmat dan
bimbingan Allah swt, skripsi yang bejudul “Penanganan Nusyûz Modern dalam
Undang-undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Perspektif Gender”
dapat diselesaikan dengan baik. Semoga skripsi ini ada guna dan manfaatnya.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan umat Islam Nabi
Muhammad saw yang telah membimbing manusia ke arah jalan kebenaran dan
kebaikan.
Banyak pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih, jazakumullah ahsanal jaza’ khususnya kepada:
1. Prof. Dr. H Mudjia Rahardjo, M.Si., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Dr. H. Roibin, M.H.I., selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Dr. Sudirman M.A., selaku dosen pembimbing skripsi dan juga Ketua Jurusan Al-
Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. Penulis mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah
beliau curahkan untuk bimbingan, arahan, saran dan motivasi dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Jazzakumullah Ahsanal Jaza’.
ix
4. Segenap dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang yang telah membimbing serta mencurahkan ilmunya kepada
penulis, semoga menjadi amal jariyah yang tidak akan terputus pahalanya.
5. Segenap staf Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan wawasan
keilmuan dan kemudahan-kemudahan selama menyelesaikan program studi.
6. Kedua orang tua penulis, ayahanda Bapak Warsito dan Ibunda Giyem yang tidak
henti-hentinya memberikan motivasi, bantuan materiil, dan do’a sehingga
menjadi dorongan dalam menyelesaikan studi. Semoga menjadi amal yang
diterima di sisi Allah. Amin.
7. Adik penulis Umi Azmi Fitriah semoga menjadi putri yang sholehah dan
membahagiakan kedua orangtua dan kakaknya.
8. Sahabat seperjuangan AS angkatan 2009 Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, khususnya Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, David,
Syihab, Lukman, Irma, Nanda, In’am, yang telah melewati masa-masa
perkuliahan bersama-sama. Semoga Allah swt selalu memberikan kemudahan
untuk meraih cita-cita dan harapan dimasa depan.
9. Sahabat penulis di kos pak Sirat Malang, Fawaid, Najma, Suimah, Mbak Eko,
Laila, Wilda, Nurse, Arin, Dian, Fifi dan juga Aan yang selalu bersedia untuk
berbagi rasa kebahagian dan kesedihan.
x
Penulis hanyalah manusia yang tidak luput dari salah dan dosa, sehingga
penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Malang, 24 September 2013
Penulis,
Tutik Handayani
NIM 09210040
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Umum
Transliterasi merupakan sebuah metode untuk memindahalihkan Bahasa
Arab ke dalam Bahasa Indonesia (latin), tetapi bukan terjemahan Bahasa Arab ke
dalam Bahasa Indonesia. Penulisan transliterasi dalam skripsi ini berpedoman
kepada ketentuan yang terdapat dalam Pedoman penulisan Karya Tulis Ilmiah
Fakultas Syari’ah UIN Maliki Malang.
B. Konsonan
Dl = ض Tidak dilambangkan = ا
Th = ط B = ب
Dh = ظ T = ت
(koma menghadap ke atas)‘ = ع Ts = ث
Gh = غ J = ج
F = ف ẖ = ح
Q = ق Kh = خ
K = ك D = د
L = ل Dz = ر
M = م R = ز
N = ن Z = س
W = و S = ش
H = هى Sy = ص
Y = ي
Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak diawal
kata maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak dilambangkan,
namun apabila terletak di tengah atau di akhir kata maka dilambangkan dengan
tanda koma diatas (’), berbalik dengan koma (‘), untuk pengganti lambang “ع”.
xii
C. Vokal, panjang dan diftong
Setiap penulisan Bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fatẖah
ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dhommah dengan “u”, sedangkan bacaan
panjang masing-masing ditulis dengan cara sebagai berikut:
Vokal (a) panjang = â misalnya قال menjadi qâla
Vokal (i) panjang = î misalnya قيل menjadi qîla
Vokal (u) panjang = û misalnya دون menjadi dûna
Khusus untuk bacaan ya’ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “i”,
melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’ nisbat
diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah fatẖah ditulis
dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:
Diftong (aw) = و misalnya قول menjadi qawlun
Diftong (ay) = ي misalnya خير menjadi khayrun
D. Ta’marbûthah (ة)
Ta’marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada ditengah-tengah
kalimat, tetapi apabila ta’marbûthah tersebut berada diakhir kalimat, maka
ditaransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya: الرسالة للمدرسة menjadi al-
risâlat li al-mudarrisah, atau apabila berada ditengah-tengah kalimat yang terdiri
dari susunan mudlâf dan mudlâf ilayh, maka ditransliterasikan dengan
menggunakan “t” yang disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya: في
.menjadi fî rahmatillâh رحمة هللا
xiii
E. Kata Sandang dan Lafadh al-Jalâlah
Kata sandang berupa “al” (ال) ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak
di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada di tengah-
tengah kalimat yang disandarkan (idhâfah) maka dihilangkan. Perhatikan contoh-
contoh berikut ini:
1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan…
2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan…
3. sy ’ All h k na wa mâlam yasyâ lam yakun.
4. Bill h ‘azza wa jalla.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
ABSTRAK ................................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
E. Definisi Operasional...................................................................................9
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 10
G. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 15
H. Sistematika Pembahasan........................................................................... 20
BAB II KONSEP NUSYÛZ KLASIK DAN MODERN ........................................ 23
A. Nusyûz ..................................................................................................... 23
1. Terminologi Nusyûz .......................................................................... 23
2. Normativitas Nusyûz dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah .................... 25
3. Tahapan-tahapan Mengatasi Nusyûz ................................................. 27
B. Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga............................................................ 31
1. Latar Belakang Lahirnya UU PKDRT di Indonesia ........................ 31
2. Tujuan Lahirnya UU No. 23 Tahun 2004 tentang PKDRT ............. 35
3. Terminologi Kekerasan dalam Rumah Tangga ............................... 39
C. Teori Gender ........................................................................................... 41
xv
1. Teori Struktural-Fungsional .............................................................. 42
2. Teori Feminisme Liberal .................................................................... 43
BAB III KONTEKSTUALISASI NUSYÛZ KLASIK ........................................ 45
A. Perbandingan Konsep Nusyûz Klasik dan Nusyûz Modern .................... 46
B. Nusyûz Modern dalam UU PKDRT Ditinjau dari Teori Gender ............ 55
1. Teori Struktural-Fungsional .............................................................. 56
2. Teori Feminisme Liberal ................................................................... 61
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 72
A. Kesimpulan ................................................................................................. 72
B. Saran ........................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu ............................................................................... 18
Tabel 2.2 : Persamaan Nusyûz Klasik dan Modern ................................................... 54
Tabel 2.3 : Perbedaan Nusyûz Klasik dan Modern ................................................... 55
xvii
ABSTRAK
Handayani, Tutik. 2013. Penanganan Nusyûz Modern dalam Undang-undang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga Perspektif Gender. Malang. Skripsi. Jurusan Al-
Ahwal Al-Syakhshiyyah. Fakultas Syariah. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang. Pembimbing : Dr. Sudirman, M.A.
Kata Kunci: Nusyûz, UU PKDRT, Gender, Modern
Dalam khazanah kekinian, banyak peristiwa Kekerasan dalam Rumah Tangga
(selanjutnya disebut KDRT) yang korbannya paling rentan adalah perempuan. Hal ini terjadi
karena berbagai alasan. Diantaranya ialah mengatasnamakan penyelesaian istri ketika nusyûz
dengan cara memukulnya. Cara tersebut dipahami dari Al-Qur’an Surat An-Nisa’ (4):34. Mulai
dari dinasehati, pisah ranjang, dan dipukul. Kemudian ayat tersebut dilegitimasi oleh fiqh klasik.
Jika ditelaah lebih lanjut, pemahaman tersebut membutuhkan alternatif baru untuk penyelesaian
nusyûz, sehingga mengurangi angka KDRT. Cara-caranya antara lain dihapuskan kekerasan
tersebut dan dikenai sanksi pidana bagi pelakunya. Begitu juga hubungannya dengan teori
gender yang menginginkan non diskriminasi terhadap perempuan dan tidak menonjolkan posisi
laki-laki serta perlindungan perempuan.
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana nusyûz modern
dalam UU PKDRT ditinjau dengan menggunakan teori gender. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana letak persamaan dan perbedaan nusyûz klasik dan modern serta
mengetahui bagaimana sebenarnya nusyûz modern dalam UU PKDRT itu diterapkan sesuai
dengan teori gender.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif, dengan
menggunakan pendekatan perundang-undangan. Pendekatan tersebut bertujuan untuk
mengetahui bagaimana nusyûz yang dijadikan alasan untuk melakukan KDRT itu sesungguhnya
bisa diberikan alternatif yang sesuai penyelesaiannya dan melihat pemberlakuan nusyûz modern
dalam UU PKDRT dengan teori gender.
Berdasarkan hasil analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh
kesimpulan bahwa persamaan nusyûz klasik dan modern terletak pada dasar hukum yang
mengikat dan peluang yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk melakukan nusyûz.
Sedangkan perbedaan nusyûz klasik dan modern adalah pada penyelesaian nusyûz suami-istri,
jaminan perlindungan hukum, dasar hukum dan sanksi pelanggaran hukum yang diterima bagi
suami-istri ketika melanggar nusyûz. Adapun UU PKDRT ketika dianalisis dengan
menggunakan teori struktural-fungsional kurang tepat. Hal ini karena teori struktural-fungsional
lebih mengedepankan posisi sentral seorang lak-laki, tetapi UU PKDRT menjunjung kesetaraan
laki-laki dan perempuan, tanpa membedakan jenis kelamin. Sedangkan teori feminisme liberal
lebih tepat untuk dijadikan analisis UU PKDRT. Teori feminisme liberal dan UU PKDRT
memfokuskan pada perlakuan yang sama antara laki-laki dan perempuan, baik urusan domestik
atau pun publik, dan menghapuskan diskriminasi, serta perlindungan terhadap perempuan.
xviii
ABSTRACT
Handayani, Tutik. 2013. Handling Modern Nusyûz in the Legislation of the Elimination of
Domestic Violence from Gender Perspective. Malang. Thesis. Al-Ahwal Al-
Syakhshiyyah Department. Sharia Faculty. The State Islamic University of
Maulana Malik Ibrahim Malang. Supervisor : Dr. Sudirman, M.A.
Keywords: Nusyûz, UU PKDRT, Gender, Modern
Recently, many cases of domestic violence (called KDRT) positions women as the most
vulnerable victims. There are some reasons, one of them is a name of arrangement to wife when
wife was nusyûz. The way to resolve nusyûz can be understood based on Qur’an, An-Nisa’: 34,
start from giving advise, bed separated and giving smack. Then, that verse legitimazed by
calssical fiqh. When it is studied more, that understanding needs new alternative to resolve
nusyûz so it decreases the number of KDRT. The way to resolve it, such as: deleting that
violence and giving punishment to the agent. It also happen with it’s relation with the gender
theory who want to make non discrimination woman and does not make male position to be
excellent and also protection of woman.
The research focus is to find out how modern nusyûz in UU PKDRT reviewed by using
gender theory. It aims at finding out the similarities classical differences and modern nusyûz as
well as knowing how to actually modern nusyûz in UU PKDRT was applied in accordance with
gender theory.
The type of research used in this study is normative research, using the vicinity of
legislation. The aims of approach at finding out how the nusyûz made the reason for doing the
actual KDRT can be given the appropriate alternative solution and saw the enactment of modern
nusyûz in the PKDRT with gender theory.
Based on the data analysis have been collected, then the conclusions are similarity
between claasical and modern nusyûz in law foundation which is binde and the same opportunity
for the man and women to do nusyûz. In other hand, the differences between classical and
modern nusyûz is solve nusyûz of husband and wife, assurance of law protection, law foundation
and sanction of law infraction which is accepted for husband and wife when they was break.
There is UU PKDRT, when it is analized used structural-fungsional theory it is not appropriate.
Because the structural-fungsional theory more sets our central position of men, but UU PKDRT
more focus on stratification between men and women, without discriminated of gender. Whereas
liberal feminism theory more appropriate which is used to analize UU PKDRT. Liberal feminism
theory and UU PKDRT more focus to same treatment between man and women, both in
domestic problems and public, and also remove the discrimination and protection to the women.