penalaran deduktif bagian 2-kelompok 2 kelas 3 ea16
TRANSCRIPT
© C
op
yright Sh
ow
eet.com
PENALARAN DEDUKTIFBagian 2 ‘Jenis Penalaran Deduktif ’
Kelompok 2 – 3ea16
1. Tutis Pebriyani (17211202)
2. Ida Herlina (13211457)
3. Santi Sartini (16211600)
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
JENIS PENALARAN DEDUKTIF
Kelompok 2 – 3EA16
• Jenis penalaran deduktif yaitu:– Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
– Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
– Silogisme Alternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupaproposisi alternatif.
– Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupansehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan.
Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
2
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
1. SILOGISME KATEGORIAL
Kelompok 2 – 3EA16
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun
berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional
hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga
menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan
disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam
kesimpulan disebut premis minor.
3
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
1. SILOGISME KATEGORIAL
Kelompok 2 – 3EA16
• Rumus :
Premis umum : Premis Mayor (My)Premis khusus : Premis Minor (Mn)Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
• Contoh :
(1) Semua buruh adalah manusia pekerja(2) Semua tukang batu adalah buruh(3) Jadi, semua tukang batu adalah manusia pekerja.
4
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
1. SILOGISME KATEGORIAL
Kelompok 2 – 3EA16
• Kaedah- kaedah dalam silogisme kategorial adalah :
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor,term penengah.
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor,dan kesimpulan
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative.
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditariksatu simpulan.
5
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
2. SILOGISME HIPOTESIS
Kelompok 2 – 3EA16
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisikonditional hipotesis. Menurut Parera (1991: 131) Silogisme hipotesis terdiriatas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Akan tetapi premis mayorbersifat hipotesis atau pengadaian dengan “ jika …” konklusi tertentu ituterjadi, maka kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis minormenyatakan kondisi pertama terjadi atau tidak terjadi.Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden,simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden,simpulannya juga menolak konsekuen.
6
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
3. SILOGISME ALTERNATIF
Kelompok 2 – 3EA16
• Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupaproposisi alternatif. Sedangkan proposisi alternatifyaitu bila premis minornya membenarkan salahsatu alternatifnya. Simpulannya akan menolakalternatif yang lain.
• Contoh:Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumahPremis Minor: Ayah ada di kantorKonklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
• AtauPremis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumahPremis Minor: Ayah ada di kantorKonklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
7
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
4. ENTIMEN
Kelompok 2 – 3EA16
• Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisanmaupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan .
• Entimen atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan“thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untukmenghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalamsebuah entimen, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalampenggunaan yang lebih luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang digunakan untukmenjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme.
• Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme" adalahbertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikanberpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi. Kata lainnya,entimen merupakan silogisme yang diperpendek.
8
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
4. ENTIMEN
Kelompok 2 – 3EA16
• Contoh
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
kalimat diatas dapat dipenggal menjadi dua.
a. menipu adalah dosa.
b. karena (menipu) merugikan orang lain.
kalimat a merupakan kesimpulan, kalimat b adalah premis minor (bersifat minor) maka silogismedapat disusun:
premis mayor : ?
premis minor : Menipu merugikan orang lain.
kesimpulan : Menipu adalah dosa.
• Dalam kalimat itu,yang dihilangkan adalah premis mayor. perlu diingat bahwa premis mayor bersifatumum, jadi tidak mungkin subyeknya menipu. kita dapat berpikir kembali dan menentukan premismayornya, yaitu perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa. entimem juga dapat dibuat denganmenghilangkan premis minornya. misalnya, perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa, jadimenipu adalah dosa. untuk mengubah entimen menjadi silogisme, mula-mula kita cari kesimpulannya, kata-kata yang menandakan kesimpulan ialah jadi, maka, karena itu, dengan demikian, dan sebagainya. kalau sudah cari/tentukan premis yang dihilangkan.
9
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-
4. ENTIMEN
Kelompok 2 – 3EA16
Untuk mengubah silogisme menjadi entimem, cukup dengan menghilangkan salahsatu premisnya.
CONTOH:
premis mayor: anak-anak berusia di atas sebelas tahun telah mampu berpikir formal.
premis minor: siswa kelas 6 di Indonesia telah berusia lebih dari sebelas tahun.
kesimpulan : Siswa kelas 6 di Indonesia telah mampu berpikir formal.
- Entimem dengan penghilangan premis mayor:
Siswa kelas 6 di Indonesia telah berumur di atas sebelas tahun, jadi merekamampu berpikir formal
- Entimem dengan penghilanagn premis minor:
Anak-anak yang berusia di atas sebelas tahun telah mampu berpikir formal, karena itu siswa kelas 6 di Indonesia mampu berpikir formal.
10
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-Kelompok 2 – 3EA16
• http://lailamaharani.blogspot.com/2012/10/penalaran-deduktif.html
• http://ichsan-dwi-putra.blogspot.com/2012/05/penalaran-deduktif.html
• http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/06/07-deduksi_limas_.pdf
• http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Filsafat.Dasar-dasar%20pengetahuan.pdf
• http://evulee.wordpress.com/2012/03/02/penalaran-deduktif/
11
© C
op
yright Sh
ow
eet.com-Kelompok 2 – 3EA16 12
Tutis Pebriyani
(17211202)
Santi Sartini
(16211600)
Ida Herlina
(13211457)
Kelompok 2 – 3EA16