pemikiran umar bin ahymad baraja tentang pendidikan...
TRANSCRIPT
PEMIKIRAN UMAR BIN AHYMAD BARAJA
TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB
AKHLAK LIL BANIN
DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK
SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
ARIF HARYADI
NIM. 11114223
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PEMIKIRAN UMAR BIN AHYMAD BARAJA
TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB
AKHLAK LIL BANIN
DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK
SANTRI DI MA’HAD NURUL ISLAM TENGARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
ARIF HARYADI
NIM. 11114223
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Miftahuddin, M.Ag.
Dosen IAIN Salatiga
Nota pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Arif Haryadi
Kepada :
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : Arif Haryadi
Nim : 111-14-223
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA TENTANG
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AKHLAK LIL
BANIN DAN APLIKASINYA TERHADAP SIKAP
TAWADLUK SANTRI DI MA‟HAD NURUL ISLAM
TENGARAN
Dengan ini kami mohon skripsi saudari diatas supaya segera dimunaqosahkan,
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga,14 September 2018
Pembimbing
v
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364
Website:www.iainsalatiga.ac.ide-mail:[email protected]
PENGESAHAN
Judul Skripsi:
PEMIKIRAN UMAR BIN AHMAD BARAJA TENTANG PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN DAN
APLIKASINYA TERHADAP SIKAP TAWADLUK SANTRI DI MA’HAD
NURUL ISLAM TENGARAN
Disusun Oleh:
ARIF HARYADI
NIM: 111-14-223
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 25 September 2018 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Susunan Panitia Penguji
Salatiga, 25 September 2018
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
Ketua Penguji : Dr. H. Imam Sutomo, M.Ag
Sekretaris Penguji : Dr. Miftahuddin, M.Ag
Penguji1 : Dr. Wahyudiana, M.Pd
Penguji 2 : Dr. Maslihah, M.Si
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Arif Haryadi
NIM : 111-14-223
Jurusan : Tarbiyah
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Pemikiran Umar Bin Ahymad BarajaTentang Pendidikan
Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Aplikasinya
Terhadap Sikap Tawadluk Santri Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Selanjutnya, saya bersedia skripsi ini
dipublikasikan oleh e-repository IAIN Salatiga
Salatiga,13 September 2018
Penulis
Arif Haryadi
111-14-223
vii
MOTTO
ان ه ك م نة ل ة حس و س أ ول للاه م في رس ك ان ل د ك ق ل
ا ثير ك ر للاه ك ذ ر و خ م ال و ي ال و جو للاه ير
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. al-
Ahzab/33 : 21).
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang maha kuasa, penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Kedua orang tua saya, Bapak Sudarmodjo dan Ibu Supriyati yang tidak
henti-hentinya memberikan do‟a, dukungan dan semangat kepada saya.
Seluruh saudara saya, yang telah memberikan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga perbuatan merekan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan
balasan yang baik pula oleh Allah SWT Amin.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
Kualitatif ini yang berjudul : “ Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Tentang
Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Implementasinya
Terhadap Sikap Tawadluk Santri Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw yang kita tunggu-tunggu syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
keendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.P.d
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.
3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Juz‟an, M.Hum.
5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi
terimakasih atas bimbingannya.
6. Seluruh dosen dan staf IAIN Salatiga
7. Bapak Kepala Sekolah Ma‟had Nurul Islam Tengaran, Para asatidz dan
santri Ma‟had Nurul Islam Tengaran,
x
Kepada semuanya peneliti mengucapkan terimakasih serta do‟a
semoga semua amal kebaikannya diterima dan mendapatkan balasan baik
oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun orang lain.
Salatiga, 13 September 2018
Penulis
Arif Haryadi
11114223
xi
ABSTRAK
Haryadi, Arif. 2018. Pemikiran Umar Bin Ahmad Baraja Tentang Pendidikan
Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin Dan Aplikasinya Terhadap
Sikap Tawadluk Santri. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Miftahuddin, M.Ag.
Kata kunci : Pendidikan Karakter, Aplikasi, Tawadluk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter yang
terkandung dalam kitab akhlak lil banin dan aplikasinya terhadap sikap
tawadluk santri di Ma‟had Nurul Islam Tengaran. Rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut : a) pengembangan pendidikan karakter, dan b)
aplikasi sikap tawadluk kepada setiap individu.
Jenispenelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif
dengan metodePenelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian
Lapangan (Field Research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
Observasi, Wawancara, danDokumentasi.Data dianalisis dengan content
analysis dananalisis data lapangan.
Hasil penelitian sebagai berikut : a) pendidikan karakter dalam kitab
akhlak lil banin di bagi menjadi empat perilaku yaitu perilaku yang
berhubungan dengan ketuhanan yaitu akhlak kepada tuhan dan rasulnya. Diri
sendiri yaitu amanah, tanggung jawab, disiplin dan mandiri. Sesama manusia
yaitu akhlak kepada orang tua, akhlak kepada teman, akhlak kepada guru dan
demokratis. Lingkungan yaitu menjaga lingkungan dan cinta kebersihan. b)
karakter tawadluk santri di aplikasinya melalui kegiatan-kegiatan dan
peraturan pesantren. Dalam pelaksanaan kegiatannya selalu didampingi oleh
ustadz sebagai pengawas kegiatan. Untuk penegakan peraturan pengurus di
bantu oleh beberapa santri untuk menjadi pengawas santri dan menlaporkan
apabila ada yang melanggar.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................i
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ..........................................................iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1
B. Fokus Masalah .......................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis ...............................................................................9
2. Manfaat Praktis ................................................................................9
E. Penegasan Istilah ....................................................................................10
F. Sistematika Penulisan .............................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Islam ............................................................13
2. Pengertian Pendidikan Karakter .......................................................14
3. Nilai-Nilai Karakter .........................................................................19
4. Santri ................................................................................................28
5. Pengertian Pesantren ........................................................................28
B. Kajian Pustaka Terdahulu ......................................................................29
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................32
B. Lokasi Penelitian ....................................................................................33
C. Data dan Sumber Data ...........................................................................33
D. Tehnik Pengumpulan Data .....................................................................34
E. Analisis Data ..........................................................................................36
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Sejarah Ma‟had Nurul Islam ............................................................39
2. Visi & Misi ........................................................................................41
3. Program-Program .............................................................................42
4. Pelaksanaan Kajian Kitab ................................................................44
5. Garis Besar Isi Kitab .........................................................................44
6. Penerapan Sikap Tawadluk Melalui Kajian Kitab Akhlak Lil Banin
Kepada Santri ....................................................................................48
B. Hasil Analisis Data
1. Pendidikan Karakter dalam Kitab AKhlak Lil Banin .......................50
2. Implementasi Sikap Tawadluk Santri di Ma‟had Nurul Islam..........69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................75
B. Saran .......................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
1. Daftar Tabel
Tabel 2.1 Domain Nilai-nilai Karakter ..................................................21
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Harian .........................................................42
2. Daftar Gambar
Gambar 2.1 Domain Pendidikan Karakter ..............................................18
Gambar 2.2 Grand Desain Pendidikan Karakter ....................................19
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Bukti Konsultasi
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Di Ma‟had Nurul Islam Tengaran
Lampiran 3 : Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian Di Ma‟had Nurul
Islam Tengaran
Lampiran 4 : Dokumentasi Profil Ma‟had Nurul Islam Tengaran
Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 6 : Struktur Pengurus
Lampiran 7 : Pedoman Wawancara
Lampiran 8 : Riwayat Hidup
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
PAI Kelas X SMA Semester I ..................................................... 12
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 61
Tabel 3.2 Daftar Guru .................................................................................. 62
Tabel 3.3 Daftar Keadaan Siswa ................................................................. 65
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ................................ 67
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra siklus .................................................................. 78
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I ...................................................................... 81
Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II .................................................................... 84
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Siklus ........................ 87
Tabel 4.5 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I ................................ 90
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus I .................................................. 91
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II ............................................... 96
Tabel 4.8 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................ 97
Tabel 4.9 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ......................... 101
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) .................................. 9
Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I .............................................................. 89
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II ............................................................ 95
Gambar 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar............................. 101
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II
Lampiran 6 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus I
Lampiran 7 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
Lampiran 9 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 12 Daftar Nilai SKK
Lampiran 13 Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan
keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya manusia sempurna yang
berkarakter atau insan kamil (Agus, 2012: 18). Karakter bangsa yang kuat
merupakan produk dari pendidikan yang bagus dan mengembangkan karakter.
Ketika mayoritas karakter masyarakat kuat, positif, tangguh, peradaban yang
tinggi dapat dibangun dengan baik dan sukses. Sebaliknya, jika mayoritas
karakter masyarakat negatif, karakter negatif dan lemah, sebab peradaban
tersebut dibangun dalam fondasi yang lemah.
Sebagai sebuah alternative yang bersifat preventif, pendidikan
diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa ini dalam
berbagai aspek, serta dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai
masalah budaya dan karakter bangsa (Agus, 2012: 18). Namun, dalam konteks
pendidikan terdapat permasalahan yang tak kunjung selesai dan semakin
meluas, yaitu permasalahan akhlak. Meningkatnya persoalan akhlak dalam
masyarakat, mulai dari ketidakjujuran hilangnya martabat keserakahan dan
kekerasan menjadi permasalahan dalam pendidikan tersebut. Perilaku-perilaku
yang merusak diri sendiri seperti meminum minuman keras, mengkonsumsi
2
narkoba hingga bunuh diri, bahkan sampai membunuh anggota keluarga
sendiri sudah tidak asing lagi di dengar dan di saksikan. Hal-hal negatif di
masa sekarangpun sangat mudah sekali diakses melalui internet. Tidak heran
jika pemuda masa memiliki pola pikir yang tidak baik dalam
mempertimbangkan akhlak.
Selaian itu, untuk pencapaian kebahagiaan yang hakiki, maka
pendidikan, khususnya adalah pendidikan islam memiliki tujuan utama yang
menjadi tonggak yaitu membentuk akhlak dan budi pekerti yang sanggup
menghasilkan orang-orang bermoral, berjiwa bersih, berkemauan keras, cita-
cita besar, dan memiliki akhlak yang tinggi serta luhur. Pendidikan budi
pekerti dan akhlak adalah jiwa dari pendidikan islam islam itu sendiri
(Daradjad, 2006: 30).
Seiring perkembangan zaman, era modernisasi dan globalisasi
pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya bila
mengingat makin meningkatnya tawuran antar pelajar, serta bentuk-bentuk
kenakalan remaja lainnya terutama di kota-kota besar, pemerasan/kekerasan
(bullying), kecenderungan dominasi senior terhadap yunior, fenomena
suporter, penggunaan narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain. bahkan yang
paling memprihatinkan, keinginan untuk membangun sifat jujur pada anak-
anak melalui kantin kejujuran di sejumlah sekolah, banyak yang gagal
dikarenakan belum tertanam sifat jujur pada setiap anak (Muchlas &
Hariyanto, 2014: 2).
3
Masalah akhlak adalah suatu yang menjadi perhatian dimana saja,
karena kerusakan akhlak seseorang akan mengganggu ketenteraman orang
lain. Di negara kita ini sudah banyak orang yang rusak moralnya, terbukti
banyak pejabat yang korup dan ini jelas merugikan negara. Dengan demikian
masalah akhlak harus diperhatikan. Terutama dari kalangan pendidik, alim
ulama, pemuka masyarakat dan orang tua.
Sebagai contoh adalah akhlak Nabi Muhammad SAW dalam
perjalanan hidupnya sejak masih kanak-kanak hingga dewasa dan sampai
diangkat menjadi Rasul, beliau terkenal sebagai seorang yang jujur, berbudi
luhur dan mempunyai kepribadian yang tinggi. Tak ada sesuatu perbuatan dan
tingkah lakunya yang tercela yang dapat dituduhkan kepadanya, berlainan
sekali dengan tingkah laku dan perbuatan kebanyakan pemuda-pemuda dan
penduduk kota Mekah pada umumnya yang gemar berfoya-foya dan
bermabuk-mabukan. Karena demikian jujurnya dalam perkataan dan
perbuatan, maka beliau diberi julukan “Al-Amin”, artinya orang yang dapat
dipercaya.
Firman Allah SWT:
ان ه ك م نة ل ة حس و س أ ول للاه م في رس ك ان ل د ك ق ل
ا ثير ك ر للاه ك ذ م الخ ر و و ي ال و جو للاه ير
4
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Q.S. al-Ahzab/33
: 21).
Tujuan utama pendidikan Akhlak dalam Islam adalah agar manusia
barada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang
telah digariskan oleh Allah SWT. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok
dalam pendidikan akhlak yang islami. Dalam kitab Akhlaqul lil Banin
karangan Syaikh Umar Bin Ahmad Bradja juga telah dijelasakan bahwa
bagaiman seharusnya akhlak seorang anak ditengah kelurganya. Tentang sikap
dan prilaku anak kepada orang tua, saudara dan lain-lainnya. Bahwa keluarga
meski memiliki landasan yang kuat dalam pembinaan dan mendidik generasi
penerus sebagai langkah awal dalam jenjang pendidikan yang didapatkan oleh
seorang anak, karena bahwa sesungguhnya orang tua lah yang akan
menentukan atau mengarahkan anaknya agar menjadi pribadi yang berakhlak
mulia.
Dalam pendidikan akhlak, aktualisasi nilai-nilai islami perlu dipandang
sebagai suatu persoalan yang penting dalam usaha penanaman ideologis islam
sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang harus
ditanamkan kepada anak-anak pun bukan hanya sekedar akhlakul karimah,
melainkan juga akhlak madzmumah juga harus di sampaikan dan diajarkan
kepada anak. Bila akhlak yang buruk itu tidak di sampaikan kepada anak maka
5
anak akan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dan melanggar etika yang
ada di masyarakat itu. Secara umum akhlak dalam islam memiliki tujuan akhir
yaitu menggapai suatu kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang diridhoi Allah
SWT serta disenangi sesama makhluk.
Kondisi saat ini, baik dalam hal aqidah, tarbiyah, tsaqafah, dakwah,
organisasi, dan akhlak sudah semakin sedikit yang menjujung nilai-nilai
tersebut. Aqidah sangat penting bagi kehidupan, digunakan sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, sangat dibutuhkan aqidah yang kuat
untuk menghadapi masa-masa seperti sekarang ini. Seperti yang banyak kita
temui saat ini, banyak kalangan umat yang meragukan kebenaran dan
keunggulan Islam. Banyak orang yang berstatus sebagai pemuka agama
melakukan tindakan-tindakan yang jauh dari aqidah, seperti menjadi dukun
palsu dengan melakukan ritual maupun tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran
agama dan bahkan dapat dikatakan musyrik.
Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor luar sepeti tayangan-
tayangan yang didapatkan dari berbagai media sosial yang berkembang saat
ini. Kemudian, di bidang pendidikan sendiri dipengaruhi oleh adanya campur
tangan dari pemerintah. Dimana anggaran yang dikeluarkan untuk daerah-
daerah sangat bergantung pada pemerintah pusat, yang mana akan digunakan
untuk pengembangan tarbiyah (pendidikan) saat ini. Dikarenakan biaya yang
tinggi saat ini, menyebabkan pendidikan seolah-olah hanya untuk orang kaya
saja. Ditambah dengan adanya umat Islam yang melakukan tindak pidana
korupsi. Hal tersebut jelas memperparah kondisi umat Islam saat ini. Dimana
6
seharusnya orang Islam dapat menghindari perilaku tercela tersebut, bukan
malah melakukannya. Sehingga hal tersebut membuat nurani masyarakat
khususnya umat Islam menurun kepercayaannya terhadap keunggulan Islam.
Setelah itu tentang tsaqafah (pengetahuan/budaya). Budaya Islam saat
ini, terutama di Indonesia dapat dikatakan sudah tercampur dengan budaya-
budaya barat yang tidak sesuai dengan aqidah. Hal tersebut menjadikan
akulturasi budaya yang menyimpang dari budaya masyarakat Indonesia itu
sendiri. Banyak anak muda yang dapat dikatakan sudah berlebihan dalam
bergaul yang disebabkan cepatnya perkembangan media elektronik yang ada
saat ini. Hal tersebut memicu terkikisnya nilai-nilai keislaman dan
meningkatnya nilai „kebaratan‟. Banyak budaya barat yang diadopsi oleh
kaum muslim di Indonesia, namun ada yang dengan cara kurang tepat, ada
pula yang dapat dikatakan dapat mengadopsi dengan baik dan sesuai aqidah
yang ada di Islam. Lalu yang keempat tentang dakwah, dakwah yang
dilakukan secara terbuka akan sangat cepat persebarannya. Dahulu, sebelum
banyak berkembang media sosial seperti saat ini, kegiatankegiatan dakwah
sangat sering kita jumpai.
Perkembangan umat islam saat ini semakin menurun dari nilai-nilai
agama. Banyak kaum yang sudah tidak menjujung nilai-nilai akidah dan adat
dalam islam. Kondisi yang semakin parah di karenakan perkembangan media
sosial yang ada saat ini. Kembali kepada pribadi masing-masing yang akan
mengadopsi segi positif atau negatifnya dari perkembangan budaya saat ini.
7
Pesantren menjadi lembaga yang menuntun dan membimbing
pendidikan karakter anak. Di dalam pesantren tidak hanya di ajarkan tentang
pengetahuan umum akan tetapi di dalam pesantren sangat di tekankan dalam
pembentukkan akhlak yang baik dan berkualitas. Karena kualitas pesantren di
tentukan dari akhlak yang dimiliki oleh para santrinya (sebutan anak didik di
pesantren). Dari akhlak akan terangkatlah derajatnya. Jika seseorang memiliki
akhlak yang buruk maka masyarakat akan memandang rendah.
Tujuan pendidikan yang ada di Pondok Pesantren bukanlah untuk
mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi lebih
kepada kewajiban dan pengabdian kepada Allah SWT. Ciri yang paling
menonjol pada pesantren ialah pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama
kepada santri melalui kitab-kitab klasik ( Haidar,2004 : 26).
Akhlak lil banin menjadi salah satu kitab yang diajarkan di dalam
pondok pesantren. Ma‟had Nurul Islam menjadi salah satu pesantren yang
mengajarkan kitab akhlak lil banin kepada para santri-santrinya. Pengajaran
kitab akhlak lil banin sesuai dengan tingkatan kelasnya.
Dalam kitab akhlak lil banin ini menjelaskan tentang macam-macam
akhlak yang baik dan akhlak yang harus ditinggalkan oleh santri. Termasuk
didalamnya sikap tawadhu‟ yang sangat menonjol dalam pesantren. Sikap
tawadhu‟ ini terlihat ketika para santri berinteraksi dengan Kiai dan para
ustadz yang mengajar.
8
Tiada tujuan yang lebih penting bagi pendidikan akhlak daripada
membimbing umat manusia di atas prinsip kebenaran dan kejalan lurus.
makna pendidikan akhlak dalam islam yang mensejahterakan kehidupan
duniawi dan ukhrawi untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, persoalan
akhlak yang melanda hari ini dipandang perlu untuk mencari jalan keluar serta
perumusan yang jelas dalam pembinaannya bagi penerus bangsa serta
keluraga merupakan titik awal yang mesti kita benahi kembali untuk
menjadikan generasi-generasi yang memiliki karakter dan budi pekerti. Atas
dasar pertimbangan itu, penulis akan membahas dalam skripsi ini tentang
pendidikan karakter, dengan judul skripsi “Pemikiran Umar bin Ahmad
Baraja Tentang Pendidikan Karakter Dalam Kitab Akhlak Lil Banin dan
Aplikasinya Terhadap Sikap Tawadluk Santri di Ma’had Nurul Islam
Tengaran”
B. Fokus Masalah
1. Bagaimana Pemikiran Syekh Umar bin Ahmad Baraja dalam
kitab akhlak lil banin tentang Pendidikan karakter?
2. Apa relevansi Pendidikan karakter dalam kitab akhlak lil banin
dalam pembentukan sikap tawadluk santri di Ma‟had Nurul
Islam Tengaran?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pendidikan karakter yang terkandung dalam
kitab akhlak lil banin.
9
2. Mendiskripsikan relevansi pendidikan karakter dalam kitab
akhlak lil banin dan implikasinya terhadap sikap tawadluk
santri.
D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini, diharapakan penulis dapat menambah
wawasan khususnya seorang pendidik pada umumnya baik secara teoritis
ataupun praktis.memeberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Agar dapat memberikan gambaran akhlak anak yang baik
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi atau anggota
masyarakat. Memberi pengetahuan khususnya kepada orang tua
atau pendidik untuk selalu memperhatikan anak didiknya
terutama dalam akhlak atau budi pekertinya.
2. Manfaat Praksis
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi :
a. Orangtua sebagai masukkan dalam memberi bimbingan
dan arahan kepada anak.
b. Guru sebagai bahan informasi dalam mengembangkan
akhlak anak.
c. Masyarakat agar selalu menjaga lingkungan yang
kondusif bagi anak.
10
E. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi
kesalahpahaman tentang judul penelitian, maka perlu adanya penegasan istilah
yang berkaitan dengan judul penelitian ini, yaitu :
1. Syekh Umar Bin Ahmad Baraja
Syaikh Umar bin Ahmad Baraja adalah seorang ulama‟ yang
memiliki akhlak yang sangat mulia. Beliau lahir dikampung Ampel
magfur, pada 10 Jumadil akhir 1331 H/17 mei 1913 M. Sejak kecil
dia diasuh dan dididik kakeknya 11 dari pihak ibu, Syaikh Hasan
bin Muhammad Baraja, seorang ulama ahli nahwu dan fiqih (M.
Achmad Asseggaf, 1995:7).
2. Pendidikan Karakter
Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Agus, 2012:
40).
Jadi dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa
karakter adalah sikap dan kebiasaan yang membentuk dan
membedakan pribadi setiap individu.
3. Akhlak lil banin
Kitab Al Akhlak li Al Banin karangan Syaik Umar bin
Ahmad Baraja ini secara keseluruhan terdiri dari 4 jilid, dan setiap
11
jilid memiliki jumlah halaman yang berbeda. Jilid 1 memiliki 56
halaman, jilid 2 memiliki 80 halaman, jilid 3 memiliki 112
halaman, jilid 4 memiliki 140 halaman, total keseluruhan 388
halaman, serta keseluruhanya merupakan satu fasal-fasal atau bab
yang diterangankan dalam bahasa arab, karangan syaikh umar bin
ahmad baraja yang berisikan akhlak anak, terutama pendidikan
akhlak bagi anak.
4. Tawadluk
Tawadhu‟ secara bahasa berarti “rendah hati”, bukan “rendah diri”.
Dalam penertian luas tawadhu‟ ialah merendahkan diri tanpa
menghinakan dan meremehkan harga dirinya. Ruwaian berkata,
“rendah hati” adalah hati yang merendah dihadapan Tuhan. Al-
Kalabadzi berpendapat, “kerendahan hati adalah berbesar hati pada
masa-masa sulit, teguh dalam kepasrahan, menanggung beban dari
orang-orang beragama, dn berperasaan senang bersama Tuhan”
(Mulyadi,2003: 14).
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga
pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi dengan mudah,
penulis berusaha memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan
secara garis besar. Skripsi Ini terdiri dari lima bab yang masing-masing
saling berkaitan yaitu sebagai berikut:
12
BAB I :Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menjabarkan
mengenai pokok permasalahan yang terdiri dari: Latar belakang masalah,
Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Definisi
oprasional, Sistematika penulisan.
BAB II : Dalam bab ini membahas tentang pengertian pendidikan
islam, pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, tujuan
pendidikan karakter, santri dan pesantren
BAB III : Dalam bab ini membahas tentang metodologi penelitian
yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, analisis data dan
prosedur pengumpulan data
BAB IV : Paparan data yang memaparkan hasil data tentang
pendidikan karakter yang termuat dalam kitab akhlak lil banin. Latar
belakang objek penelitian tentang sejarah Ma‟had Nurul Islam Tengaran,
progam-progam, pelaksanaan pengajaran kitab akhlak lil banin dan
aplikasinya terhadap sikap tawadluk santri di Ma‟had Nurul Islam.
BAB V : Kesimpulan dari seluruh uraian yang telah dikemukakan
dan merupakan jawaban dari permasalahan tulisan ini.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam bahasa Indonesia, pendidikan adalah perbuatan (hal,
cara dan sebagainya) mendidik (DEDIKBUD,1991 : 323).
Pendidikan islam adalah system pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya
sesuai dengan cita-cita islam, karena nilai-nilai islam telah menjiwai
dan mewarnai corak kepribadiannya. Nur Uhbiyati menyatakan,
pendidikan islam adalah suatu system pendidikan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh
karenanya islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia
muslim baik di dunia maupun di akhirat (Uhbiyati,1999 : 12).
Adapun menurut Dr Ali Ashraf (1996:23), pendidikan islam
adalah pendidikan yang melatih sensibilitas murid-murid sedemikian
rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-
langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap ilmu
pengetahuan mereka diatur oleh nilai-nilai etika islam yang sangat
dalam dirasakan.
Dari kedua definisi diatas dapat dipahami bahwa pendidikan
islam ialah system pendidikan yang mengatur segala aspek kehidupan
sesuai dengan nilai-nilai etika islam.
14
Pendidikan islam memiliki tugas untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang berkarakter islami. Oleh karena itu pendidikan
islam di harapkan bisa mengikuti perkembangan zaman yang dimana
pendidikan islam itu sendiri pasti akan di hadapkan dengan
permasalahan-permasalahan yang baru.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Sebelum mengarah dengan apa itu pendidikan karakter
alangkah baiknya memahami apa itu karakter. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya.
Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik baik yang
terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (Muchlas &
Hariyanto, 2013 : 42).
Karakter dalam bahasa agama disebut sebagai akhlak seperti
yang dikatakan oleh Akramulla Syed dalam Yaumi, Akhlak
merupakan istilah dalam bahasa arab yang merujuk kepada praktik-
praktik kebaikan, moralitas dan perilaku islami (islamic behavior),
sifat atau watak (disposition), perilaku baik (good conduct), kodrat
atau sifat dasar (nature), perangai (temper), etika atau tata susila
(ethics), moral dan karakter (Yaumi,2012 : 50). seperti halnya firman
Allah SWT dalam surah Al Qalam/68:4
٤ ظ ن ػ ٠ خ ؼ ي إ
15
Artinya :
Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Ayat di atas menjelaskan bahwasanya Rasulullah
mempunyai budi pekerti luhur, watak, dan tingkah laku terpuji.
Rasulullah SAW memiliki akhlak islami yaitu akhlak seperti Al-
Qur‟an. Allah SWT telah melimpahkan Muhammad SAW sifat
yang sangat mulia tak terbayang bagaimana mulianya Muhammad
SAW (Hasbi,2002 : 1383).
Secara terminologis, makna karakter di kemukakan oleh
Thomas Lickona. Menurutnya karakter adalah “A reliable inner
disposition to respond to situations in a morally good way.”
Selanjutnya Lickona menambahkan, “Character so conceived has
three interrelated parts : moral knowing, moral feeling, moral
behavior.” Menurutnya karakter mulia meliputi pengetahuan
tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap kebaikan,
dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain,
karakter mengacu kepada serangkaian pemikiran (cognitives),
perasaan (affective), dan perilaku (behavior) yang sudah menjadi
kebiasaan.
Dari pengertian diatas dapat di pahami bahwa karakter
merupakan nilai-nilai perilaku yang ada pada diri manusia dan
meliputi segala aktifitas yang di lakukan oleh manusia dalam
16
rangka hubungan anatara dirinya dengan Tuhannya ataupun sesama
manusia juga lingkungan sekitarnya yang kemudian disandarkan
pada norma agama, hukum, tata karma dan budaya. Dari konsep
inilah muncul konsep pendidikan karakter (Darmiati dkk, 2013 :
16).
Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter
adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh
kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah
upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk
mengajarkan nilai-nilai kepada para peserta didiknya. Pendidikan
karakter juga dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang
mengembangkan karakter yang mulia dari peserta didik dengan
mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan
pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan
sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya (
Muchlas & Hariyanto, 2013 : 44).
Menurut Lickona pendidikan karakter mengandung tiga
unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan(knowing the good),
mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan
(doing the good) ( Darmiati dkk, 2013 : 17). Pendidikan karakter
bukan hanya untuk mendaftar nilai yang akan ditanamkan bukan
masalah benar dan salah. Pendidikan karakter menginginkan
terjadinya pemaham terhadap peserta didik tentang sikap dan
17
perilaku positif melalui kebiasaan dan keteladanan dari
lingkungannya.
Pendidikan karakter merupakan pengembangan sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti melalui pembiasaan yang
berhubungan antara dirinya dengan Tuhan, sesama manusia
maupun lingkungan sekitarnya.
Menurut frey dalam yaumi “Character education is the
deliberate effort to help people understand, care about ad act upon
core ethical values.” Maksudnya ialah pendidikan karakter adalah
upaya sengaja untuk membantu orang mengerti, peduli dan berbuat
atas dasar nilai-nilai etik. Dalam definisi ini pendidikan karakter
merujuk pada tiga komponen yang harus diolah, yakni (1) pikiran,
(2) rasa (3) raga yang digambarkan seperti di bawah ini :
18
Gambar 2.1 : Domain Pendidikan Karakter
Tiga hal tersebut harus saling berhubungan agar menjadi
efektif dan dalam pelaksanaanya pun haruslah sistemtis dan
berkelanjutan. Dengan begitu peserta didik pun akan menjadi
cerddas emosinya dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan.
Dalam Gran Design Pendidikan karakter merupakan proses
pembudayaan dan pemberdayaan nilai-nilai luhur dalam
lingkungan satuan pendidikan, lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat (Zainal,2012 : 33).
pikiran
(understand)
berbuat
(act upon core ethical values)
peduli
(care about)
19
Gambar 2.2 : Grand Design Pendidikan Karakter
Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan usaha
penanaman kecerdasan berpikir, penghayatannya dalam sikap dan
prakteknya dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
dalam dirinya, antara dirinya dan Tuhannya, ke sesama serta
lingkungan sekitarnya.
3. Nilai-Nilai Karakter
Secara bahas nilai berarti adab, etika, kultur, norma pandangan
hidup, atau sila. Sedangkan secara etimologi, nilai (value) dalam
bahasa inggris dan (valere) dalam bahasa latin yang memiliki arti
berguna, berdaya, kuat. Nilai adalah suatu pola normatif yang
menentukan tingkah laku yang diinginkan oleh suatu sistem yang
berkaitan dengan lingkungan sekitar tanpa membedakkan fungsi
bagian-bagiannya (Arifin,1993 : 141).
20
Makna yang terkandung dari nilai tersebut adalah kualitas suatu
hal yang menjadikan hal tersebut menjadi lebih diminati dan
diinginkan.
Segala sesuatu tentunya memiliki nilai, hanya saja ada yang
harganya rendah ada juga yang tinggi. Jika harganya rendah maka
nilainya pun rendah, bahkan tidak jarang untuk tidak di hargai hingga
akhirnya dianggap tidak bernilai (Tafsir,2006 : 46).
Sedangkan menurut Sutarjo Adi Susilo nilai akan selalu
berhubungan dengan kebaikan serta keluhuran budi dan akan menjadi
sesuatu yang dihargai dan dijunjung tinggi, serta dikejar oleh
seseorang sehingga ia merasakan adanya suatu kepuasan dan ia merasa
menjadi manusia yang sebenarnya (Adisusilo,2012 : 56-57).
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,
peraturan hokum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai
utama, yaitu :
1. Perilaku yang berhubungan dengan Tuhan.
2. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri.
3. Perilaku yang berhubungan dengan sesama manusia.
4. Perilaku yang berhubungan dengan lingkungan.
5. Perilaku yang berhubungan dengan nilai kebangsaan
(Zainal,2012 : 40).
21
Sehubungan dengan hal diatas Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (2000) dalam Bahan Pendampingan Guru Sekolah
Swasta Tradisional (Islam) telah mengiventarisasi domain
pendidikan budi pekerti islami sebagai niali-nilai karakter yang
seharusnya dimiliki dan di tampilkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagaimana di tampilkan pada table di bawah ini :
Table 2.1
Domain Nilai-Nilai Karakter
Hubungannya
terhadap
Tuhan
Hubungannya
terhadap diri
sendiri
Hubungannya
terhadap
sesama
Hubungannya
terhadap
lingkungan
Hubunganny
a terhadap
bangsa
a. Iman dan
takwa
b. Syukur
c. Tawakal
d. Ikhlas
e. Sabar
f. Mawas
diri
g. Disiplin
h. Berpikir
jauh ke
depan
a. Adil
b. Jujur
c. Mawas diri
d. Disiplin
e. Kasih
sayang
f. Kerja keras
g. Pengambil
resiko
h. Berinisiatif
i. Kerja cerdas
j. Kreatif
a. Adil
b. Jujur
c. Disiplin
d. Kasih
sayang
e. Lembut
hati
f. Bertanggun
g jawab
g. Bijaksana
h. Mengharga
i
a. Berinisiatif
b. Kerja keras
c. Kerja
cerdas
d. Adil
e. Amanah
f. Mengharga
i kesehatan
g. Produktif
h. Tenggang
rasa
i. Brpikir
a. Adil
b. Jujur
c. Disiplin
d. Kerja
keras
e. Rela
berkorba
n
f. Setia/loy
al
g. Tertib
h. Amanah
22
i. Jujur
j. Amanah
k. Pengabdia
n
l. Susila
m. Beradab
k. Bervisi
l. Berpikir
matang
m. Bersahaja
n. Bertanggun
g jawab
o. Bijaksana
p. Cerdik
q. Cermat
r. Dinamis
s. Efisien
t. Gigih
u. Mandiri
v. Menghargai
kesehatan
w. Pengendalia
n diri
x. Rajin
y. Percaya diri
z. Tertib
aa. Tegas
bb. Sabar
i. Pemaaf
j. Rendah hati
k. Tertib
l. Amanah
m. Tenggang
rasa
n. Sopan
santun
o. Terbuka
konstruktif
j. Bertanggun
g jawab
i. Sabar
j. Tenggan
g rasa
k. Bela rasa
23
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya nilai karakter
bangsa Indonesia yang dapat digali dari budaya Indonesia sangatlah
banyak.
Dari banyaknya nilai-nilai karakter yang ada, Zainal Aqib
dalam bukunya mengungkapkan sembilan belas nilai-nilai karakter
a. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikkan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain.
ا ٣دا د لا س ا ه ه ا للا و ا ات آ ٣ ذ ا ا ٣ ا أ ٣
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”(QS Al
Ahzab/33: 70).
b. Bertanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,
terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan
Tuhannya.
ار آث ا د ا ه ب ت ٠ ت ٢٤ ا ح ح ا إ
٤ ب ا ا ك٢ إ ٤ ص ح ء أ ٢ ش
24
Artinya:
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan
Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-
bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)”
(QS Yasin/36: 12).
c. Bergaya Hidup Sehat
Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam
menciptakan hidup sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk
yang dapat mengganggu kesahatan.
d. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
غ ب ت ل ت ا ؼ ب ات ر ك ا٧ ة ٣ؼ ر ٠ ش اى ػ ؼ ج ث
ؼ ل ٣ ٣ ذ اء ا أ
Artinya:
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu
syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah
syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui” (QS Al Jasiyah/45: 18).
25
e. Kerja Keras
f. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
g. Percaya Diri
Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri untuk mencapai
setiap keinginan dan harapannya.
h. Berpikir logis, Kritis, Kreatif dan Inovatif
Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau
logika untuk menghasilkan cara baru dan termutakhir dari apa
yang telah dimiliki.
i. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan permasalahan.
j. Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajari, dilihat
dan didengarnya.
k. Cinta Ilmu
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap
pengetahuan.
26
l. Sadar Hak dan Kewajiban Diri dan Orang Lain
Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang
menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta
tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
m. Patuh pada Aturan-aturan Sosial
Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan
dengan masyarakat dan kepentingan umum
n. Menghargai Karya dan Prestasi Orang Lain
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
o. Santun
Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa
maupun tata perilakunya ke semua orang.
p. Demokratis
Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
q. Peduli Sosial dan Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
27
alamyang sudah terjadi juga selalu ingin memberi bantuan bagi
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Nasionalis
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik
bangsanya.
s. Menghargai Keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam
hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adt, budaya, suku, maupun
agama.(Zainal,2012 : 42-44)
ث٠ أ ر ذ ا و ا خ اس إ ا ا ٣ ا أ اا ٣ ب ؼ ش ا ؼ ج
ا ك ار ؼ ت ائ ب ه ا و ت أ د للا ػ ر أ ٤ إ ػ للا إ
٤ر ب خ
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal” (QS Al Hujurat/49: 13).
28
Nilai-nilai karakter tersebut hasil dari pengembangan empat
nilai karakter yang di canangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional
tahun 2010 yaitu kejujuran (jujur), ketangguhan (tangguh), kepedulian
(peduli), dan kecerdasan (cerdas). Penerapan nilai-nilai karakter yang
telah di canangkan tentu saja tidak dijalankan sekaligus, akan tetapi
bertahap dengan bantuan setiap lapisan elemen yang ada akan
menunjang terwujudnya nilai-nilai karakter tersebut secara efektif dan
efisien.
4. Santri
Kata santri sendiri menurut C. C Berg berasal dari bahasa
India, shastri yaitu orang yang tahu buku-buku suci agama hindu atau
seorang sarjana ahli kitab suci agama hindu. Sementara itu, A. H. John
menyebutkan menyebutkan bahwa istilah santri berasal dari bahasa
Tamil yang berarti guru mengaji (Suharto,2011 : 9). Nurcholis Madjid
juga memiliki pendapat berbeda. Dalam pandangannya asal usul kata
santri dapat dilihat dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang
mengatakan bahwa santri berasal dari kata sastri, sebuah kata dari
bahasa Sansekerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini menurut
nurcholis madjid didasarkan atas kaum santri kelas literaty bagi orang
jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan
dan berbahasa arab. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa
perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa jawa, dari kata
29
cantrik berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana
guru ini pergi menetap (Yasmadi,2005 : 61).
Santri adalah siswa yang mendalami ilmu-ilmu agama di
pesantren baik yang tinggal di pondok maupun pulang selesai waktu
belajar. Para santri di didik untuk selalu mengikuti dan taat kepada
para ulama‟.
5. Pengertian Pesantren
Perkataan pesantren berasal dari kata santri yang diberi awalan
pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri. Pesantren
merupakan Lembaga pendidikan islam yang mempunyai peranan
penting dalam sejarah islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
dan Madura.
Secara historis, pesantren tidak hanya mengandung makna
keislaman tetapi makna keaslian Indonesia. Sebab, memang cikal
bakal Lembaga pesantren sebenar-benarnya sudah ada pada masa
Hindu-Budha (Zaini, 1995 : 16-18).
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelusuran, terdapat beberapa karya tulis ilmiah yang
berkaitan tentang aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin dalam
pembentukan karakter di antaranya sebagai berikut:
Skripsi Faiq Nurul Izzah, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam
Kitab Al-Akhlāq Lil Banin Jilid 1 Karya Al-Ustādz Umar Bin Ahmad
Bārajā dan Relevansinya Bagi Siswa MI, dari UIN Sunan Kalijaga
30
Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah tahun 2013. Penelitian ini mendiskripsikan
dan menganalisis tentang Nilai-nilai pendidikan karakter bagi anak usia
MI dalam kitab Akhlak Lil Banin Jilid 1.
Skripsi Aan Syarifudin, Pembelajaran Kitab Akhlaq Lil Banin Dan
Aplikasi Dalam Pembentukan Akhlak Santri Di Pondok Pesantren
Anwarush Sholihin Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas, dari IAIN
Purwokerto, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tahun 2016. Penelitian
ini mendiskripsikan dan menganalisis pembelajaran kitab akhlak lil banin
dan aplikasinya pada santri di Pondok Anwarush Sholihin Purewokerto.
Skripsi Ahmad Muhlasin, Pendidikan Akhlak Terhadap Anak
Telaah Kitab Al-Akhlak Li Al Banin Karya Syaikh Umar Baraja, dari IAIN
Salatiga, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan tahun 2017. Penelitian ini
mendiskripsikan tentang konsep pendidikan akhlak dalam kitab akhlak lil
banin dan relevansinya dalam konteks kekinian.
Skripsi Ninik Herlina, Aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin
dalam upaya meningkatan moral keagamaan anak di madrasah diniyah al-
Fadhiliyah gentan jenangan. Penelitian ini menjelaskan tentang dampak
aplikasi pembelajaran kitab akhlak lil banin terhadap moral keagamaan
siswa.
Skripsi Muhammad Akhiruddin, Materi Pendidikan Akhlak Anak
Menurut Umar Bin Ahmad Baraja Dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banīn,
dari IAIN Raden Intan Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tahun
2017. Penelitian ini menjelaskan tentang materi pendidikan akhlak yang
31
terkandung dalam kitab akhlak lil banin dan membandingkan dengan
materi pendidikan akhlak secara umum.
Tesis Agung Nugroho, Pola Pembentukkan AKhlak dalam Kitab
AKhlak Lil Banin dan Akhlak Lil Banat Karya Umar Ahmad Baraja
(Kajian Pedagogis dan Psikologis). IAIN Antasari Banjarmasin tahun
2015. Tujuan tesis ini adalah mendeskripsikan pembentukkan akhlak
dalam kitab tersebut melalui pendekatan pedagogis dan psikologi.
Skripsi Abu Qosim, Pendidikan Akhlak Menurut Al-Ustadz Umar
bin Ahmad Baraja dalam Kitab Akhlak Lil Banin(Tinjauan Materi dan
Metode). UIN Sunan Kalijaga. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
tahun 2005. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana rumusan
pendidikan akhlak menurut Umar bin Ahmad Baraja dan materi akhlak
apa saja yang ingin di sampaikan beserta metodenya
Dari kajian penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian-penelitian yang terdahulu berbeda dengan
penelitian yang peneliti lakukan dalam pembuatan skripsi ini.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kepustakaan
(Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research) dimana
peneliti menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kualitatif.
Metode deskriptif adalah salah satu cara yang digunakan untuk membahas
objek penelitian secara apa adanya berdasarkan data-data yang di
peroleh.(Moleong,2011 : 163).
Sedangkan metode kualitatif adalah metode yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis berbagai fenomena, peristiwa, aktifitas
sosial dan pemikiran orang secara individu ataupun kelompok
(Sukmadinata,2005 : 60).
Penelitian ini menekankan pada kekuatan analisis dengan sumber-
sumber data yang ada yang didapat dari literature buku, kitab dan tulisan-
tulisan lainnya serta mengandalkan teori-teori yang ada, untuk kemudian
dianalisis secara luas dan mendalam. Untuk itu, peneliti menggunakan
sebuah pendekatan deskriptif kepustakaan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata terlulis atau
33
lisan dari orang-orang dan perilakunya yang dapat diamati (Moleong,2011
: 4).
B. Lokasi Penelitian
Adapun Lokasi penelitian ini adalah di Ma‟had Nurul Islam
Tengaran. Alasan memilih Ma‟had Nurul Islam karena Ma‟had tersebut
salah satu lembaga yang cukup terkenal dan banyak menetaskan alumni-
alumni yang berkualitas serta tersebar di berbagai wilayah. Ma‟had Nurul
Islam bergerak dibawah naungan YPI Sabilul Khoirot yang didirikan oleh
Almarhum KH Zaenal Mahmud dan sekarang di asuh oleh putranya yaitu
KH M. As‟ad Mahmud, Lc.
C. Data dan Sumber Data
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.
Sumber data yang digunakan oleh penelitian ini terdiri dari sumber
data primer dan sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang berkaitan
langsung dengan objek permasalahan dalam penelitian ini
(Moleong,2011 : 157). Maka yang menjadi suber data primer
adalah kitab akhlak lil banin.
34
Sumber data utama lainnya yang di ambil berupa kata-
kata dan tindakan yang telah diobservasi sebagai berikut:
a) Kegiatan belajar mengajar kitab akhlak lil banin di
Ma‟had Nurul Islam Tengaran.
b) Perilaku santri yang mengikuti kegiatan belajar
kitab Akhlak lil Banin.
c) Hubungan sosial yaitu sikap tawadluk santri
terhadap ustadz dan kyai.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari
sumber lain yang berkaitan dengan penelitian tersebut dan juga
sebagai penunjang dalam melengkapi data primer. Dalam
penelitian ini menggunakan refrensi-refrensi ilmiah dan
refrensi-refrensi yang menunjang permasalahan penelitian ini,
seperti buku-buku pendidikan, karya ilmiah, skripsi, tesis,
makalah yang mirip dengan judul penelitian dan sumber
lainnya.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari dokumen dan arsip yang meliputi :
D. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dilapangan maka digunakan metode
pengumpalan data sebagai berikut:
35
1. Kajian Isi (Content Analysis)
Menurut Weber, content analisis adalah metodologi yang
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan
dari dokumen. Menurut hostil bahwa content Analysis adalah
tehnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui
usaha untuk menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara
objektif dan sistematis (Moleong,2011 : 163).
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah adalah pengamatan yang
merupakan suatu tehnik atau cara pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk
mengamati:
a) Pelaksanaan belajar kitab akhlak lil banin di Ma‟had
nurul islam
b) Hubungan sosial dalam hal sikap tawadluk di Ma‟had
Nurul Islam
c) Mengamati lingkungan Ma‟had Nurul Islam
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilaksanakan oleh dua pihak yaitu yang mewawancarai
36
(yang mengajukan pertanyaan) dan yang diwawancarai (yang
memberi jawaban) (Muhadjir,1996 : 69).
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap siswa,
pengurus, ustadz dan sumber-sumber lain yang memberikan
informasi mengenai objek penelitian itu sendiri.
4. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu.
Dokumen berbentuk tulisan, karya-karya, gambar dari seseorang
(Sugiono,2008 : 240). Dokumentasi diperlukan untuk menunjang
data observasi dan wawancar yang telah dilakukan.
Data yang diperlukan yaitu sejarah pondok, struktur
pengurus, jumlah siswa dan guru. Dokumentasi yang akan
diperoleh diharapkan memberikan penjelasan yang utuh sebagai
pelengkap data.
E. Analisis Data
analisis data adalah proses mencari menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola dan membuat
kesimpulan hingga mudah di pahami (Sugiyono, 2012 : 89).
proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang
37
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumen
resmi, gambar foto dan sebagainya (Moleong,2011 : 247).
Langkah-langkah analisis menurut Miles dan Huberman adalah
1. Reduksi
Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara
rinci dan perlu di reduksi. Mereduksi data yaitu merangkum,
memilih untuk di fokuskan kepada hal-hal yang penting.
Dengan demikian data yang telah di reduksi akan
mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila perlu
(Sugiyono,2012 : 247).
Maka dalam penelitian ini data yang didapatkan dari
informan inti seperti ustadz, pengurus dan santri Ma‟had Nurul
Islam disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran
sesuai dengan penelitian.
2. Penyajian data
Data yang telah direduksi kemudian di kelompokkan
berdasarkan permasalahan yang diteliti, sehingga
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penelitian pada tahap ini mencoba menarik suatu
kesimpulan berdasarkan tema untuk menemukan makna dari
data yang dikumpulkan. Kesimpulan ini terus diverifikasi
selama penelitian untuk menarik kesimpulan yang mendalam.
38
Ketiga komponen diatas saling terkait sehingga
menentukan hasil akhir dari penelitian, data yang disajikan
secara sistematis ber dasarkan tema-tema yang dirumuskan.
39
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Sejarah Ma‟had Nurul Islam
Berawal dari sebuah yayasan yang bernama Sabilul Khoirot,
yang didirikan oleh KH. Zainal Mahmud pada tahun 1976. Yayasan
tersebut memiliki pondok pesantren yang kemudian dikenal dan
diminati oleh masyarakat sehingga dalam setiap tahunnya terus
berdatangan santri-santri baru untuk mendaftarkan diri. Awalnya
pesantren ini masih menggunakan pengelolaan manajemen berbasis
kyai dan belum tertata dengan sistem pengelolaan modern.
Tepat pada tahun 1999/2000 berdiri sebuah lembaga
pendidikan kanak-kanak yang bernama Taman Kanak-kanak Islam
Terpadu (TK IT) Nurul Islam bernaung di bawah Yayasan Sabilul
Khoirot. TK IT ini berhasil menarik minat masyarakat untuk
mendaftarkan anaknya di tempat itu. Sehingga yayasan ini
memutuskan untuk mendirikan lembaga pendidikan dasar untuk
jenjang berikutnya yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nurul
Islam yang berdiri pada tahun 2001.
Ternyata SD IT ini pun juga mendatangkan banyak peminat
dengan mengaplikasikan sistem full day school atau belajar sehari
penuh. Tahun 2007 berdiri lembaga pendidikan tingkat lanjut yaitu
40
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nurul Islam
Tengaran juga berada di bawah Yayasan Sabilul Khoirot. Dengan
melihat fakta bahwa kebanyakan sekolah menempatkan mata
pelajaran agama serta pendidikan akhlak pada kedudukan rendah di
bawah mata pelajaran umum, maka berdirilah SMP Islam Terpadu
Nurul Islam Tengaran ini untuk hadir memberikan solusi atas
permasalahan tersebut.
Setelah didirikannya SMP IT, pihak Yayasan merasa masih
perlu adanya perkembangan. Kemudian didirikanlah Madrasah
Aliyyah Islam Terpadu pada tahun 2013. Yayasan ingin
memfokuskan kepada agama demi mempersiapkan kader dakwah yag
benar-benar berkarakter islami.
Pihak yayasan menyadari bahwa bekal moral atau akhlak itu
jauh lebih penting menjadi bekal anak di masa mendatang, dibanding
hanya mengedepankan kecerdasan intelektual semata.
Dari bebrapa sekolah yg didirikan oleh YPI Sabilul
Khoirotkhusus untuk SMP IT dan MA IT memaki system boarding
seperti hal nya pesantren. Hal ini dicetuskan karena melihat dari visi
misi yang ada, itu hanya bisa di realisasikan hanya dengan system
boarding atau pesantren.
41
2. Visi dan Misi Ma‟had
Visi:
Melahirkan Pemimpin Cerdas yang berjiwa qur‟aniyang
berakhlak Mulia dan berwawasan global.
Misi:
a. Menjadikan lingkungan ma‟had sebagai bi‟ah sholihah
b. Mewujudkan budaya ma‟had yang disiplin dan
bertanggungjawab
c. Menumbuhkan semangat ibadah santri
d. Menumbuhkan budaya berbahasa Inggris dan Arab di
lingkungan ma‟had
e. Mewujudkan ma‟had yang sehat, bersih dan rapi
f. Menumbuhkan budaya akhlakul karimah dengan senyum,
salam dan sapa
g. Mewujudkan peserta didik yang berkarakter, aqidah yang
bersih, ibadah yang benar, akhlak yang kuat, mandiri,
berwawasan luas, jasmani yang sehat, bersungguh sungguh,
rapi dalam urusan, bisa memelihara waktu dan bermanfaat bagi
orang lain.
h. Mewujudkan peserta didik yang hafal Al Qur‟an 5 Juz
42
3. Program-Program Ma‟had Nurul Islam
Tabel 4.1
Jadwal Kegiatan Harian Santri
No JAM KEGIATAN
1 03.30 – 05.00 Sholat Tahajud &Sholat Subuh
2 05.00 – 06.15 Setoran Tahfidz Al Qur‟an
3 06.15 – 07.00 Mandi, Makan Pagi & Kebersihan Kamar
4 07.30 – 08.10 Reguler
5 08.10 – 08.50 Reguler
6 08.55 – 09.35 Reguler
7 09.35 – 10.15 Reguler
8 10.15 – 10.30 Istirahat
9 10.30 – 11.10 Reguler
10 11.10 – 11.50 Reguler
11 11.50 – 12.20 Ishoma
12 12.20 – 12.55 Reguler
13 12.55 – 13.40 Reguler
14 14.20-15.00 Tutorial
15 15.00 – 15.30 Sholat Ashar
16 15.30 – 16.00 Muroja‟ah + ma‟tsurot
17 16.00 – 16.30 Kajian Kitab
18 16.30 – 17.00 Kebersihan Kamar & SMS
19 17.00 – 17.30 Mandi,Makan
20 17.45 – 19.00 Sholat Maghrib & Tahsin + Hadits
21 19.00 – 19.30 Sholat Isya + kultum + i‟lan
43
22 19.30 – 20.00 Tasyjiul Lughoh
23 20.00 – 21.00 Balajar Mandiri / Kelompok
24 21.00 – 21.30 Persiapan Tidur wudhu, sikat gigi dll
25 21.30 – 03.30 Istirahat malam
25 03.30 – 04.15 SholatTahajud / Persiapan sholat Subuh
Program-program kepesantrenan antara lain:
a. Tahfidz dan Tahsin yang dilaksanakan setiap hari di waktu ba‟da
subuh dan ba‟da maghrib
b. Pramuka kegiatan sepekan sekali di hari sabtu jam 14.00-selesai
c. Tutorial bahsa arab dan ingrris dilaksanakan 4 kali dalam 1 pekan
yaitu hari senin-kamis jam 14.00 WIB
d. Kajian Kitab ada tiga untuk yg smp yaitu akhlak lil banin, siroh
nabawiyah dan fiqh sunnah waktunya jam 16.00-selesai mulai hari
senin sampai hari kamis.
Untuk yang Madrasah Aliyah ada Hadits, Nashoihul Ibad dan
Siroh Nabawiyah
e. Ilqo‟ul Mufrodat dilaksanakan pada malam hari ba‟da isya‟
f. Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) program ini dilaksanakan
setiap sepekan sekali pada hari sabtu
g. Liqo‟ dilaksakan sepekan sekali untuk jam dan harinya mengikuti
para murabbi
h. Mukhoyyam Al-Qur‟an atau camping Al-Qur‟an adalah kegiatan
per semester
44
i. Muhadhoroh dilaksanakan sepekan sekali ba‟da ashar tiap hari
jum‟at
j. Kultum program ini di laksanakan setiap hari dengan pemateri yg
bergantian dari santri sendiri
4. Pelaksanaan Kajian Kitab Akhlaq Lil Banin
Pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin di laksanakan setiap hari
senin ba‟da ashar pukul 16.00-17.00 WIB. Sistem pembagiannya yaitu
kelas 7 dan kelas 8. Untuk pengampu kelas 7 ustadz Muhlisin, S.Pd.I
dan kelas 8 ada ustadz Sidik Widaryanto, S.Pd.I.
Dalam pelaksanaannya para pengajar maupun santri terkadang
menemukan beberapa hambatan. Dari segi pengajar hambatan yang
dialami adalah kedisiplinan, ada beberapa santri yang kurang disiplin
masalah kehadiran, ada beberapa santri yang telat ketika masuk kelas
dan kurang memperhatikan (Wawancara MHL, 10 September 2018).
Dari sisi santri hambatan yang dialami adalah pemahaman,
terkadang saya sulit memahami ustadz pengajar ketika menggunakan
bahasa-bahasa yang kurang dimengerti oleh santri (Wawancara HF,
11 september 2018).
5. Garis Besar Isi Kitab Akhlak Lil Banin
Kitab akhlak lil banin adalah kitab yang membahas tentang
akhlak khusus untuk anak laki-laki. Syaikh Umar bin Ahmad Baraja
telah memberikan perhatian khusus terhadap akhlak anak, karena anak
merupakan kunci perkembangan mereka nantinya di masa depan.
45
Apabila dibiarkan hingga menjadi suatu kebiasaan hingga menjadi
akhlak yang buruk, maka akan menjadi sulit dibenahi nantinya bahkan
tidak bisa dididik lagi selama-lamanya
Maka dari itu bagi para pendidik dan orang tua di rumah agar
benar-benar mengawasi dan menanamkan akhlak yang baik sedari dini.
Menjauhkannya dari akhlak yang tercela agar anak memiliki akhlak
yang baik.
Kitab akhlak lil banin ini terbit dalam 4 jilid, diterbitkan di
Surabaya oleh Maktabah Ahmad bin Said bin Nabhan wa-awladi.
Jumlah halaman, tahun penerbitan dan garis besar isi kitab akhlak lil
banin adalah sebagai berikut:
a. Akhlak lil banin juz 1 berjumlah 32 halaman tahun terbit
1372. Dalam juz ini ada 33 bab yaitu: 1) Dengan apa anak
beradab?, 2) Anak yang santun dan beradab, 3) Anak yang
berakhlak buruk, 4) Seorang anak wajib beradab sejak dari
kecil, 5) Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, 6) Anak
yang jujur, 7) Anak yang taat, 8) Nabimu Muhammad, 9)
Akhlak di rumah, 10) Abdullah di rumahnya, 11) Ibumu
yang penyayang, 12) Adab seorang anak terhadap
ibundanya, 13) Sholeh Bersama ibundanya, 14) Kasih
saying ayah, 15) Etika anak pada ayahnya, 16) Cinta kasih
seorang ayah, 17) Sopan santun seseorang Bersama
46
saudaranya, 18) Dua saudara yang saling mencintai, 19)
Adab seorang anak Bersama kerabatnya, 20) Mustafa
bersama kerabatnya Yahya, 21) Adab seorang anak
terhadap pembantunya, 22) Anak yang suka menyakiti, 23)
Adab seseorang dengan tetangganya, 24) Hamid dan
tetangganya, 25) Sebelum berangkat sekolah, 26) Akhlak
berjalan di tempat umum, 27) Akhlak siswa di kelas, 28)
Bagaimana siswa menjaga perangkat sekolahnya, 29)
Bagaimana pelajar menjaga inventaris sekolah, 30) Akhlak
pelajar terhadap guru, 31) Akhlak pelajar terhadap
temannya, 32) Nasehat umum 1, 33) Nasehat umum 2.
b. Akhlak lil banin jilid 2 berjumlah 34 halaman tahun terbit
1373 H. dalam juz ini ada 20 bab yaitu: 1) Akhlak, 2)
Kewajiban anak terhadap Allah SWT, 3) Murid yang
dicintai, 4) Kewajiban anak terhadap Nabinya SAW, 5)
Sekelumit dari akhlak Nabi SAW 1, 6) Sekelumit dari
akhlak Nabi SAW 2, 7) Mencintai kedua orangtua, 8) Apa
kewajibanmu terhadap ibu dan bapakmu, 9) Kisah-Kisah
nyata, 10) Apa kewajibanmu terhadap saudara laki-laki dan
perempuan, 11) Persatuan menimbulkan kekuatan, 12) Apa
kewajibanmu terhadap kerabatmu, 13) Abu Talhah Al-
Anshary dan para kerabatnya, 14) Apa kewajibanmu
terhadap Pembantumu, 15) Demikian cara memaafkan
47
pembantumu, 16) Apa kewajibanmu terhadap tetanggamu,
17) Kisah-kisah nyata, 18) Apa kewajibanmu terhadap
gurumu, 19) Kisah-kisah nyata, 20) Apa kewajibanmu
terhadap temanmu.
c. Akhlak lil banin juz 3 berjumlah 64 halaman tanpa tahun.
Dalam juz ini ada 16 bab yang membahas khusu tentang
adab keseharian. 1) Adab berjalan, 2) Adab waktu duduk,
3) Adab dalam percakapan, 4) Adab makan sendirian, 5)
Adab makan Bersama sekelompok orang, 6) Adab
berkunjung dan minta ijin, 7) Adab menjenguk orang sakit,
8) Adab orang sakit, 9) Adab kunjungan takziah, 10) Adab
orang mengalami musibah, 11) Adab berkunjung untuk
memberi selamat, 12) Adab dalam bepergian, 13) Adab
berpakaian, 14) Adab pada waktu tidur, 15) Adab bangun
tidur, 16) Adab istikharah dan bermusyawarah.
d. Akhlak lil banin juz 4 berjumlah 136 halaman tahun terbit
1414 H. dalam juz ini ada 27 bab yaitu: 1) Rasa malu dan
tidak tahu malu, 2) Teladan tertingga dalam masalah malu,
3) Sifat al-iffah dan al-qanaah serta kebalikannya, 4) Bukti
nyata bagi yang memberi nasihat, 5) Kejujuran dan
pengkhianatan, 6) Kisah seorang laki-laki jujur, 7) Berbuat
benar dan berdusta, 8) Beberapa kisah dari orang-orang
yang berkata benar dan dusta, 9) Kesabaran dan
48
kegelisahan hati, 10) Akibat orang-orang yang sabra, 11)
Bersyukur dan menginkari nikmat, 12) Teladan tinggi
dalam hal kesabaran, 13) Sifat menahan diri dan marah, 14)
Beberapa kisah dari orang-orng yang pandai menahan diri,
15) Kemurahan hati dan sifat kikir, 16) Kemurahan hati
rasulullah saw dan keluarganya, 17) Sifat rendah hati dan
kesombongan, 18) Beberapa kisah dari orang-orang yang
merendahkan hati dan yang sombong, 19) Ikhlas dan riya‟,
20) Kesia-siaan orang-orang yang bersikap riya‟, 21)
Dendam dan dengki, 22) Berbagai akibat buruk karena
dengki, 23) Ghibah (membicarakan aib), 24) Bukti-bukti
atas bahaya ghibah, 25) Mengadu domba dan melapor
kepada penguasa, 26) Cara para pelaku naminah berbuat
kerusakan, 27) Penutup mengenai : Nasihat-nasihat umum
1, Nasihat-nasihat umum 2.
6. Penerapan Sikap Tawadluk Melalui Kajian Kitab Akhlak Lil
Banin Kepada Santri
Pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin membawa dampak
yang sangat baik dengan pembelajaran adabnya. Materi-materi adab
yang terkandung dalam kitab akhlak lil banin memberikan
pembelajaran bahwa sangat pentingnya belajar adab sebelum belajar
ilmu. Karena ilmu tanpa di sertai oleh adab akan mendatangkan
kehancuran. Orang yang berilmu namun akhlaknya jelek akan dibenci
49
oleh orang lain daripada orang yang tidak berilmu tapi memiliki akhlak
yang baik.
Sikap tawadluk yang terkandung dalam kitab akhlak lil banin
banyak macamnya, materi-materi adab di dalam kitab akhlak lil banin
mencerminkan sikap tawadluk seperti contohnya adab anak dengan
orang tua, guru, saudara bahkan dengan pembantu sekalipun diatur
dengan adab. Hal ini menunjukkan bahwa dalam berinteraksi tidak
memandang siapapun itu tetap harus sopan dan santun (Wawancara
MHL, 10 September 2018 dikantor kesantrian).
Santri diarahkan untuk selalu menerapkan teori-teori dalam
kitab kedalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan penerapan
sistem 5S yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun ketika
pelaksanaan kajian kitab. Hal ini terus diterapkan kepada santri supaya
menjadi kebiasaan dan menjadi budaya di dalam pesantren.
Dalam setiap kesempatan ustadz pengajar kajian selalu
mengingatkan untuk selalu berakhlak yang baik. Saya selalu
mengingatkan bahwa pentingnya adab. Salah satu dimudahkannya
menerima ilmu yang di berikan oleh ustadz adalah memiliki adab yang
baik. Apabila seseorang sudah beradab maka ilmu yang diterimanya
juga akan bermanfaat (Wawancara SW, 10 September 2018 di
asrama).
50
Jadi setiap materi dalam kajian kitab akhlak lil banin bermaksut
untuk membentuk karakter slah satunya karakter tawadluk. Dalam
kesehariannya santri selalu diingatkan dan diarahkan untuk
mempraktekkan materi kajian yang telah didapatnya agar nantinya
menjadi sebuah kebiasaan dan membudaya di lingkungan pesantren.
B. Hasil Analisis Data
1. Pendidikan Karakter dalam Kitab Akhlak Lil Banin
Karakter dalam pandangan islam disebut sebagai akhlak.
Manusia di ciptakan oleh Allah SWT awalnya tidak mengetahui suatu
hal apapun, akan tetapi manusi telah dianugerahi potensi untuk menilai
hal yang baik dan yang buruk.
Pendidikan karakter menjadi suatu pondasi dalam membentuk
manusia yang berakhlak mulia. Dengan melaksanakan pendidikan
karakter diharapkan mampu untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari oleh umat muslim.
Pendidikan karakter haruslah dimulai sejak dini. Karena yang
namanya karakter itu adalah suatu hal yang di ulang-ulang dan dapat
dilaksanakan tanpa memerlukan pemikiran. Pendidikan karakter lebih
diutamakan sebelum seseorang menuntut ilmu. Umar bin Ahmad
Baraja berkata dalam kitab akhlak lil banin bahwasanya tidak
bermanfaat ilmu seseorang apabila seseorang itu memiliki akhlak yang
buruk. Maka penting adanya pembibingan akhlak sejak dini. Seperti
51
keterangan Syaikh Umar bin Ahmad Baraja dalam kitab akhlak lil
banin juz 1 pembahasan 1:
؟اد ٣خن باذا
:برك٠ حببا ٤ؼ٤ش، صـر احسة خالمباال ٣تخن أ اد ػے ٣جب
. ااس ج٤غ، أ ٣حب، رب ػ ٣رضے
٣رضے ل: را ٣ ٤ال، اوب٤حة ا٨خالم ػ ٣بتؼد أ، أ٣ضا ػ٤ ٣جب
ااس احدل ، أ ٣حبل ، رب ػ
Artinya: Dengan apa seorang anak beradab? Wajib atas seorang
anak berakhlak dengan akhlak yang baik dari kecilnya, agar
kehidupannya dicintai ketika dewasa: Tuhannya Akan Ridho padanya,
dan Keluarganya akan Senantiasa Mencintainya, Dan Seluruh
Manusia.
Wajib juga atas seorang anak yang beradab, Menjauhi dari Akhlak
yang tercela, Agar Tidak menjadi orang yang dibenci: Tuhannya Tidak
Ridho Padanya,dan Keluarganya Tidak Mencintainya dan juga Seluruh
Manusia.
Dari penjelasan diatas penulis mengelompokkan menjadi 4 nilai
utama dalam pendidikan karakter:
52
a. Perilaku yang berhubungan dengan tuhan.
1) Akhlak Kepada Allah
Penanaman rasa taat dan selalu bersyukur kepada Allah
Ada di juz 1 pembahasan 5, yaitu:
تؼاے سبحاللا
حس، ويخ اذ١ تؼاے سبحا للا؛ اؼز٣ز اد ٣ا
با تسغ أذ٤، ا٨ش٤اء با تظر، ػ٤٤ أػطاى بأ؛ صري
رج٤، أشـاي ك٢ تستؼا ٣د٣، ب تت ساا، ا٨صات
ػ٤ي أؼ، اشر اخ٤ر ب تؼرف ػوال، ػ٤ا تشے
رب٤اى حتے اد٣ي هب ك٢ ارحة ضغ، اؼاك٤ة باصحة
حسة ترب٤ة
بأ: ؼ ج٤غ ػے تشر، تحب ربي تؼظ أ ػ٤ي ك٤جب
، ٦ئت ج٤غ أ٣ضا تؼظ أ، ا٤ بــتـتج، أار تتث
٣حب تؼاے ٧ تحب، ػباد اصاح٤، ائـ٤ـبـأ، رس
زادى، ا٤ تـبــتـاج، أار تــثـتـا: ربي تـأحبب إذا
أػطاى، ذأ حلظي، اسا ب٤ حببا جؼي، ؼ
ؿ٤ر ارزم ؛ تر٣د ا
Artinya: Allah SWT. Wahai anak yang mulia, Allah
SWT yang menciptakanmu, dan membaguskan wajahmu,
53
dengan memberi kedua mata kepadamu denganya kamu
bisa melihat segala sesuatu, dan kedua telinga, dengannya
kamu bisa mendengar suara, dan lisan dengannya kamu
bisa bicara, dan kedua tangan yang dengannya kamu
mampu memakai untuk aktifitasm, dan kedua kaki yang
dengan keduanya kamu bisa berjalan, dan dengan akal
dengannya kamu bisa mengetahui mana yang baik dan
buruk, dan Dia memberi nikmat atasmu berupa kesehatan
yang sehat,serta meletakkan rasa sayang di hati kedua orang
tuamu sehingga mereka mendidikmu dengan pendidikan
yang baik.
Maka wajib bagimu untuk mengaggungkan serta
mencintai tuhanmu, dan kamu mensyukuri atas segala
nikmat-nikmat-Nya, dengan cara kamu mematuhi segala
perintah-Nya dan menhjauhi segala larangan-Nya, serta
kamu mengaggungkan seluruh Malaikat-malaikat-Nya,
Rasul-rasul-Nya, dan Nabi-nabi-Nya, dan orang-orang
shaleh dari seluruh hamba-hamba-Nya, dan kamu cintai
mereka karena sesungguhnya Allah SWT mencintai
mereka.
Apabila kamu telah mencintai Tuhanmu, dan mematuhi
segala perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala
larangan-Nya, dia akan menambah nikmat-nikmat-Nya
54
kepadamu, dan menjadikanmu orang yang dicintai diantara
manusia, serta menjagamu dari segala gangguan, dan
memberimu dari segala apa-apa yang kamu maudaripada
rizki atau yang lain.
Sikap diatas dicontohkan pada juz 1 pembahasan 7,
yaitu:
المطيع الولد
، أوقاتها في الخمس الصلوات، ومي كل يصلے: مطيع ولد حسن
، القرآن قراءة وعلے المدرسة في الحضور علے ويواظب
وأساتذته وأمه أبوه يحبه ولذلك، البيت في الدروس ومطالعة
الناسميع وج
Artinya: Hasan adalah seorang anak yang ta'at, ia sholat
setiap hari, sholat lima waktu tepat pada waktunya, dan ia
selalu lazim hadir di madrasah untuk membaca Al Qur'an,
dan mengulang-ulang.
pelajarannya dirumah, dengan begitu ia disukai ayah
dan ibundanya, dan para guru-guru nya dan seluruh
manusia.
Sifat hasan diatas menunjukkan sikap taat kepada Allah
dengan tidak meninggalkan sholat dan rajin membaca Al-
55
Qur‟an. Hal tersebut menunjukkan nilai pendidikan
karakter religius.
2) Akhlak Kepada Rasulullah
Sikap mengagungkan Muhammad SAW dan
menanamkan rasa cinta kepada nabi ada pada Juz 1
pembahasan 8 yaitu:
ب٤ي حد صے للا ػ٤ آ س
تؼاے سبحا ربي تؼظ أ ػ٤ي ٣حب ا، ا٨د٣ب اد أ٣ا
، س آ ػ٤ للا صے حد ب٤ي تؼظ أ، أ٣ضا ػ٤ي ٣حب
، لسي اد٣ي حبتي أثر تحب حتے تبحب هبي ت٨
احال ب٤ كرها، ربا ػركا بسبب االسال د٣ ػا اذ١ ٧
هدة ص٤ر، ااس أكض كجؼ، أحب تؼاے للا ٨، احرا
ا٦داب ا٨خالم ك٢ ا
إذا أحببت ب٤ي حد صے للا ػ٤ آ س، كاتبؼ ك٢ س٤رت،
بصائ، تا حبة للا رضا.اػ
Artinya: Wahai Anak yang Beradab: sebagaimana
wajib atasmu untuk mengagungkan Tuhanmu yang
Maha Suci lagi Maha Tinggi, Wajib juga atasmu untuk
mengagungkan Nabi mu Muhammad Shollallahu 'Alaihi
wa Aalihi wa Sallam, dan memenuhi hatimu dengan
mencintainya sehingga Rasa Mencintainya lebih
banyak/besar dari rasa cintamu terhadap kedua orang
56
tuamu dan terhadap dirimu sendiri. Karna
sesungguhnya beliau yang mengajarkan kita akan
Agama Islam, dan dengan sebabnya kita mengetahui
Tuhan kita, dan kita mampu membedakan antara yang
Halal dan yang Haram. Karna sesungguhnya Allah
Ta'ala mencintainya (Nabi Muhammad Shollallahu
'Alaihi wa Aalihi wa Sallam), maka Dia (Allah)
Menjadikannya (Nabi Muhammad) sepaling
unggul/utamanya Manusia, serta menjadikannya
contoh/panutan bagi kita didalam akhlak-akhlak dan
adab-adabnya
Apabila engkau telah mencintai Nabi mu, maka
ikutilah didalam perjalanannya, dan Beramal dengan
Nashihat-nasihatnya agar engkau mendapat Cinta dan
RidhoNya Allah.
b. Perilaku yang Berhubungan dengan Diri Sendiri
1) Amanah
Penjelasannya dalam kitab akhlak lil banin pada Juz
1 pembahasan 6:
ـتـأخ هات ٣ ذات، أر ـثـتـ٣، للا ٣خاف، أ٤ د حد
خزاة لتح با ك، اب٤ت خرج هد أباا إ، أخ٢ ٣ا: "سؼاد
"إ٤ا ٣ظر ل كأبا اذ٣ذة أالتا ك٤ا ا أ اطؼا
57
اا ، إ٤ا ٣ظر ل أباا إ، أخت٢ ٣ا حو٤وة: "حد كأجابا
".إ٤ا ٣ظر اذ للا أ: تؼ٤
، أ٤٣ي رضا بـ٤ر ش٤ئات أخذ ٧ي، اوب٤ح اؼ ذا ث كاحذر
استحت، سؼاد كخاكت ٣ؼاهبي سف، ػ٤ي ٣ـضب للا كإ
، ث٤را أشرى أخ٢ ٣ا الي صح٤ح: "هات، اـتـ٤ـ سء
اط٤٤ة اص٤حة ذ ػ٠."
Artinya: “Muhammad seorang anak yang jujur, ia
takut kepada Allah, dan ia mematuhi segala
perintahNya. Pada suatu hari berkata kakak
perempuannya yaitu su'adah:
"Wahai saudaraku, sesungguhnya ayah kita telah
keluar dari rumah, maka marilah kita buka lemari
makanan untuk kita makan apa-apa yang ada
didalamnya dari pada makanan yang lezat, karna ayah
tidak akan melihat kita."
Maka Muhammad menjawab : "Benar sekali wahai
saudaraku, sesungguhnya ayah kita tidak melihat kita,
akan tetapi apakah engkau mengetahuinya bahwa :
sesungguhnya Allah lah yang melihat kita."
2) Disiplin
Melakukan segala sesuatu yang sudah terjadwal dan
tepat pada waktunya termasuk dalam kategori disiplin.
58
Seperti dalam kitab akhlak lil banin juz 1 pembahasan
27:
إذا دم اجرس هق غ إخا ك٠ اصق ؼتدل ل ٣ت أ
٣ؼب ؼ ث ٣دخ كص بؼد إشارة اؼ ب دء س
ك٤وصد وؼد ٣جس جسة ط٤بة بأ ٣ستو٤ ل ٣ؼج ظر ل
ؿ٤ر ل ٣ضغ رجال ػ٠ رج ل ٣ؼبث ٣حرى رج٤ ل ٣زاح
ب٤د٣ ل ٣ضغ ٣د تحت خد
Artinya: “Apabila bel sudah berbunyi, maka
berbaris dengan rapih. Tidak berbicara dan bermain. Masuk
kembali ke kelas setelah mendapat isyarat dari guru, dengan
penuh ketenangan. Menuju tempat duduk dan duduk dengan
baik, lurus dan tidak menundukan pungung dan tidak
menggerakan kaki. Tidak berdesakan dengan teman
sebangku. Tidak meletakkan kaki di atas kaki yang lain.
Tidak menyimpan tangan atau meletakkannya di pipi.”
3) Mandiri
Karakter mandiri sangat perlu di tanamkan kepada
anak karena dengan sifat mandiri seorang anak mampu
melakukan suatu hal sendiri, memecahkan
permasalahan sendiri. Seperti dalam kitab juz 1
pembahasan 10:
59
، ساء صباح ٣ـتس؛ اظا دبلا ثا ز ك٢ ـا ػبد
ل ، خاص ح ك٢ رتبة ٣ضؼا، تب البس بظاكة ٣ؼت٢
ػے ٣بصن ال اد٣ ك٢ اجدار ك٢ ا ثب ك٢ ٣تخط
٣تسن ا، اجدرا ك٢ ٣تبل ، بابلا ٣سخل ، اواػة
٣ؤذ١ ا ااكذ زجاج ٣سر ٤ال حجارلا بر٢ ٣ؼبل شجارلا
.ؿ٤ر
“Abdullah didalam rumahnya semisal anak yang
Beradab serta Rajin: ia selalu Mandi setiap Pagi dan
Sore hari, dan dia selalu bersungguh2 untuk
membersihkan Pakaian2annya juga Kitab-kitabnya
(buku2nya) dan meletakannya dengan Rapih ditempat
yang khusus, dan mengelap (sisa makanan dimulut) ke
pakaian atau ke dinding, akan tetapi ia menggunakan
sapu tangan,dan tidak meludah ke lantai, tidak juga
mengotori pintu dan menulis2 didinding, tidak pula
memanjat-manjat dipohon dan tidak melempar2 batu
agar tidak memecahkan kaca jendela atau merusak
yang lainnya.”
4) Tanggung Jawab
Manusia memang tidak pernah luput dan lepas dari
masalah serta tugas yang harus diselesaikan. Disitulah
letak peran karakter bertanggung jawab yang harus
60
dijalankan. Tanggung jawab atau rasa tanggung jawab
sangat penting dimiliki manusia, tanpa adanya rasa
tanggung jawab ini manusia tidak akan pernah bisa
menyelesaikan masalah pribadi atau kelompok dengan
kata lain jauh dari kata sukses yang nantinya harus dia
raih seperti yang dicontohkan dalam kitab al-akhlaq lil
banin juz 1 pembahasan 28:
٣جب أ ٣حاكظ ات٤ذ ػ٠ أدات بأ ٣رتبا ج٤ؼا ك٠ حا ٤ال
تتـ٤ر أتض٤غ أ تتسخ إذا ٣رتبا كال بد أ ٣تؼب إذ أراد ش٤ئا
ا ٣ذب ػ٤ اهت ك٠ اتلت٤ش ٣بـ٠ أ ٣ـق تب
تتسخ ٤حذر أ ٣حس أصابؼ إذا أراد دكاتر حت٠ ل تتزم أ
أ ٣وب أرام تب دكاتر كإ ذي ػادة هب٤حة خالة ٨دب
ضرة باصحة
“Setiap murid haruslah memelihara alat-alatnya
dengan mengaturnya semua ditempatnya agar tidak
rusak atau hilang atau kotor, jika ia tidak mengaturnya,
tentu ia akan susah kalu menghendaki sesuatu dari
padanya. Waktunya akan habis untuk mencari. Patutlah
ia memberi sampul kitab-kitabnya dan buku-buku
tulisnya agar tidak robek atau kotor. Hendaklah ia
waspada untuk tidak menjilat jari-jarinya, jika ia ingin
membolak-balikan kertas-kertas kitab dan buku
61
tulisnya, karena hal itu adalah kebiasaan yang buruk,
bertentangan dengan sopan santun dan membahayakan
kesehatan.
c. Perilaku yang Berhubungan dengan Sesama
1) Akhlak Kepada Orang Tua
Orang tua adalah pendidik pertama dalam
kehidupan dan mereka telah mendidik, membina serta
membimbing dari masa ke masa. Maka sudah
sepantasnya seorang anak membalas kebaikan orang tua
dengan berakhlak yang baik. Hal tersebut dijelaskan
dalam kitab akhlak lil banin juz 2 pembahasan 8 :
اد احبب ود ػركت هدر حبة اد٣ي ي ا هاا ٣ ك٠ ا٣ا
سب٤ ترب٤تي ك٤جب ػ٤ي أ تواب ذا ا٩حسا با٩حسا أ تو
برا غ ذي تشد الض اة ا ب ا تستط٤غ ك٠
تؼترف أي ا هت تاا بحوها كؼ بذ اصائح
أ تحبا ص٤ هبي تحترا ؿا٣ة ا٩حترا تؼاا ب
ش٢ء ٣لرح هبا تحترز أ١ ش٢ء ٣در ا تصـ٠ إ٠
صائحا تبادر إ٠ اتثا أارا هضاء حائحبا
تصاكحا صباح ساء توابا بج بسا تدػ ا
بط اؼر ك٠ خ٤ر ػاك٤ة بحص واصدا بأ ٣جزا
للا خ٤ر اجزاء ػ٠ حس ترب٤تا
62
“Wahai anak tercinta ! engkau telah
mengetahui kadar kecintaan ibu bapakmu terhadapmu
dan apa yang dilakukannya demi pemeliharaanmu.
Maka wajiblah engkau membalas kebaikan ini dengan
kebaikan serta berbakti kepada keduanya.
Walaupun begitu dapat engkau saksikan
keutamaan dan jasa dari keduanya. Engkau akui bahwa
engkau tidak bisa memenuhi hak-hak mereka dengan
sempurna. Maka kerjakanlah nasehat-nasehat ini
Engkau cintai kedua orang tuamu dari lubuk
hatimu dan hormati mereka dengan penuh
penghormtan. Engkau perlakukan mereka berdua
dengan segala sesuatu yang mengembirakan hatinya
dan engkau hidarkan sesuatu apapun yang
menyusahkan kedua orang tua. Engkau dengarkan
nasehat-nasehat kedua orang tua dan segera mematuhi
perintah-perintahnya dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Engkau jabat tangan kedua orang tuamu
setiap pagi dan sore dan menghadapi mereka dengan
wajah yang berseri-seri serta doakan meraka agar
diberi panjang umur dalam kebaikan dan kesehatan,
dan tercapai cita-cita mereka. Engkau doakan agar
63
allah membalas kedua orang tuamu dengan sebaik-
baiknya atas pemeliharaan mereka yang baik.”
2) Akhlak Kepada Teman
Penjelasannya ada pada kitab akhlak lil banin juz 2
pembahasan 20:
٣جب ػ٤ي ا تراػ٠ آداب اصحبة ح اتال٤ذ اذ٣ تتؼ ؼ
ك٠ درسة احدة ل س٤ا تال٤ذ كصي ٧ رابطة اتؼ٤ جؼت
ب٤ي ب٤ ك حوم زائدة ػ٠ حوم ؿ٤ر سائر
داب ا٥ت٤ة أصدهائي كاػ با٥
ا تحتر بار ترح صـار تتؼا ؼ ػ٠ حلظ اظا
ادء هت اتؼ٤ ا ك٠ ٩ستراحة ػ٠ ارضاء ا٧ساتذة ب
اتطاػة ذي بتأد٣ة ااجبات حلظ ادرس ا٩جتاد ك٠ طب
اؼ
أ تتساح ؼ ك٠ ج٤غ ا٧ر تؼا باطق ا٩بتسا
“Engkau wajib memperhatikan sopan santun
persahabatan terhadap murid-murid yang belajar
bersamamu disekolah yang sama, terutama murid-
murid sekelasmu, karena ikatan pengajaran yang
menyatukan antara kamu dan mereka. Maka mereka
mempunyai hak-hak yang melebihi hak-hak orang lain
diantara teman-temanmu yang lain. Maka
laksanakanlah sopan santun yang berikut ini
64
Hendaklah engkau hormati mereka yang lebih
tua darimu dan sayangi mereka yang lebih muda
darimu. Engkau bekerja sama dengan mereka dalam
memelihara peraturan dan ketenangan serta waktu
belajar atau pada waktu istirahat dan untuk
menyenangkan guru-guru sedapat mungkin. Hal itu
dilakukan dengan menunaikan kewajiban-kewajiban
seperti menghafal pelajaran dan giat dalam menuntut
ilmu.
Hendaklah engkau berlapang dada denngan mereka
dalam semua urusan dan memperlakukan mereka dengan
ramah dan senyum.”
3) Akhlak Kepada Guru
Penjelasannya ada pada kitab akhlak lil banin juz 2
pembahasan 18:
أ٣ا اد ا٧د٣ب ا أ ادى اذ١ ٣رب٠ جسي حن ػظ٤
ػ٤ي كذاي أستاذى اذ١ ٣رب٠ رحي ٣ذب أخالهي ٣ر
كرى ٣ؼي اؼا ااكغ حن ب٤ر ػ٤ي ك٤جب ػ٤ي أ تحب
تؼظ تؼا بذ ا٧داب
ا اؼواب ه٤ا أ تدػ صائح تخضغ ٧ار ل خك
بااجب ػ إخالص هبي ا ٣ذػ ار٣ض طب٤ب اشل٤ن
كتستوب ا ٣و٠ إ٤ي بحس ا٩صـا اشر الرح أ
65
تتاضغ تطب اثاب اشرف بخدت تشؼر دائا أي
أستاذى ل تستط٤غ أ تجاز٣ ا أحست إ٤ تحذر
ؿا٣ة
“Wahai anak yang beradab ! sebagaimana ayahmu
yang telah memelihara tubuhmu mempeunyai hak besar
padamu, maka begitu pula gurumu yang telah
memelihara rohaniahmu dan mendidik akhlakmu serta
menerangi pikiranmu dan mengajari ilmu yang
berguna, ia mempunyai hak yang besar padamu, maka
engkau wajib mencintai dan memuliakannya serta
memperlakukannya dengan adab-adab ini :
Hendaklah engaku patuh kepada nasihat-
nasihatnya dan tunduk kepada perintah-perintahnya,
bukan karena takut hukuman, tetapi menjalankan
kewajiban dengan ikhlas dari dalam hatimu.
Sebagaimana seorang sakit yang patuh kepada dokter
yang berbelas kasih. Maka hendaklah engkau
menerima segala yang diberikannya kepadamu dengan
pengertian yang baik, ucapan terima kasih dan
kegembiraan. Hendaklah engkau bersikap rendah hati
terhadapnya dan mencari pahala serta kemuliaan
dengan mengabdi kepadanya. Hendaklah engkau
menyadari bahwa engkau mendapat pemberian dari
66
gurumu dan tidak dapat membalasnya, betapapun
engkau berbuat baik kepadanya.”
4) Demokratis
Salah satu indikator demokratis adalah
kebebasan berbicara. Akan tetapi harus sesuai dengan
aturan yang berlaku. Seperti dalam kitab akhlak lil
banin yang mengatur tentang adab berbicara juz 3
pembahasan 3:
ا تز الي أ٣ا اد اؼز٣ز اذا اردت ا تت ٣جب ػ٤ي ال
ك٠ هبي كإ ا لئوا كاطن ب إل كاست ػ حت٠ تس
آكات اسا اؼظ٤ة
ت با ٣اسب اوا كال تأت باضحات هت احز ل
باحزات هت الرح ل تذر استوذرات هت ا٧ ل
٤ب تصرح بشئ اؼ٤ب ابدا٤ة ك٠ اجس ك٤ ذي اؼ
حت٠ ل ٣ستح٢ ا ٣تدر خاطر احترس ح٤ا تت ا ٣خرج
ؼابي ا ٣تاثر ار٣ن كي ل تثر ا٩شارة برأسي ا ٣دى ادا
سئت ػ شئ كاجب باطن ل بتحر٣ي ارأس ا اتل٤ اذا سئ
تتسرع باجاب ؿ٤رى كال
ل توطغ اذا ي احد كاصؾ ا٠ ا ٣و اهب ػ٤ بجي
ػ٤ ال ب اتظر ا٠ ا ٣لرؽ
67
“Wahai anak tercinta ! apabila engkau ingin
berbicara pertama kali engkau harus menimbang
pembicaraanmu di dalam hatimu. Jika pembicaraan itu
pantas, maka ucapkanlah. Kalau tidak, maka diamlah
agar engkau selamat dari cacat-cacat lisan yang besar.
Berbicaralah hal-hal yang sesuai dengan
suasananya. Janganlah menceritakan hal-hal yang
mentertawakan pada waktu duka dan jangan pula
menceritakan hal-hal yang menyedihkan pada waktu
gembira. Jangan menyebut hal-hal yang menjijikan
pada waktu makan dan jangan menerangkan adanya
cacat badaniah apabila didalam majelis ada orang
yang menyandang aib itu agar ia tidak merasa malu
atau tersinggung perasaannya. Perhatikanlah waktu
berbicara agar jangan sampai keluar air liurmu atau
bertebaran ludah dari muutmu, jangan sering
mununjuk dengan kepala atau tanganmu.
Apabila engkau ditanya tentang sesuatu, maka
jawablah dengan ucapan, buka dengan menggerakkan
kepala atau kedua bahu. Apabila orang lain ditanya,
janganlah tergesa-gesa dalam menjawab.
Apabila seseorang berbicara kepadamu, maka
dengarkanlah apa yang dikatakannya dan hadapkan
68
wajahmu kepadanya. Jangan memutuskan
pembicaraan, tetapi tunggulah hingga ia selesai
bicara.”
d. Perilaku yang Berhubungan dengan Lingkungan
1) Menjaga lingkungan
Menjaga lingkungan salah satu karakter yang
harus dimiliki pada saat ini. Telah dijelaskan dalam
kitab akhlak lil banin melalui sebuah cerita pada juz 1
pembahasan 10
صباح ٣ـتس؛ اظا دبلا ثا ز ك٢ ـا بدع
رتبة ٣ضؼا، تب البس ظاكةب ٣ؼت٢، ساء
اجدار ك٢ ا ثب ك٢ ٣تخطل ، خاص ح ك٢
، بابلا ٣سخ ل، اواػة ػے ٣بصن ال اد٣ ك٢
بر٢ ٣ؼبل شجارلا ٣تسن ا، اجدرا ك٢ ٣تبل
ؿ٤ر ٣ؤذ١ ا ااكذ زجاج ٣سر ٤ال حجارلا
“Abdullah didalam rumahnya semisal anak yang
Beradab serta Rajin: ia selalu Mandi setiap Pagi dan
Sore hari, dan dia selalu bersungguh-sungguh untuk
membersihkan Pakaian2annya juga Kitab-kitabnya
(buku-bukunya) dan meletakannya dengan Rapih
ditempat yang khusus, dan mengelap (sisa makanan
69
dimulut) ke pakaian atau ke dinding, akan tetapi ia
menggunakan sapu tangan,dan tidak meludah ke lantai,
tidak juga mengotori pintu dan menulis2 didinding,
tidak pula memanjat-manjat dipohon dan tidak
melempar batu agar tidak memecahkan kaca jendela
atau merusak yang lainnya.”
2) Cinta Kebersihan
Penjelasannya ada pada kitab akhlak lil banin juz 1
pembahasan 26.
ا تبتؼد ػ اح ا٧ساح ٤ال تسوط ا ٣تسخ ثب ا و
حذاؤا
“Hendaklah ia menghindari lumpur dan kotoran-
kotoran agar tidak terjatuh atau menjadi kotor baju
atau sepatunya.”
2. Aplikasi Sikap Tawadluk Santri di Ma’had Nurul Islam
Karakter merupakan sauatu hal yang harus dimiliki oleh setiap
individu. Karakter tidak di dapat ketika lahir, akan tetapi karakter
muncul melalui kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter itu sendiri harus mulai di aplikasikan dalam diri sendiri sejak
dini agar setelah dewasa nanti ia memiliki karakter yang mulia. Dalam
aplikasinya, anak harus senantiasa dibimbing dan di bina secara
continu agar tetap terjaga karakternya. Khususnya ketika di usia
remaja, usia dimana seorang anak sedang dalam perjalanan mencari
70
jati dirinya. Maka sangat diperlukan pemngarahan dan pemdampingan
agar nanti ia tidak salah arah. Apabila di ibaratkan seperti orang yang
datang ketempat baru apabila ia tidak diberi petunjuk maka nantinya
pasti akan tersesat. Aplikasi merupakan suatu proses penerapan atau
pelaksanaan dari suatu ide atau gagasan. Dalam hal ini pengaplikasian
di khususkan kepada sikap tawadluk santri di pesantren.
Diantara berbagai karakter, tawadluk menjadi sifat yang sangat
identik dari santri di pesantren. Tawadhu‟ secara bahasa berarti
“rendah hati”, bukan “rendah diri”. Dalam penertian luas tawadhu‟
ialah merendahkan diri tanpa menghinakan dan meremehkan harga
dirinya. Ruwaian berkata, “rendah hati” adalah hati yang merendah
dihadapan Tuhan. Al-Kalabadzi berpendapat, “kerendahan hati adalah
berbesar hati pada masa-masa sulit, teguh dalam kepasrahan,
menanggung beban dari orang-orang beragama, dan berperasaan
senang bersama Tuhan” (Mulyadi,2003: 14).
Setiap santri harus memiliki sifat tawadluk, karena dengan sifat
tawadluk ini orang lain akan lebih menghargai dan menghormatinya.
Agar santri memiliki sifat tawadluk maka perlu adanya penanaman
atau pembinaan melalui sebuah aturan ataupu kegiatan yang bisa
menumbuhkan sifat tawadluk santri. Senada dengan perkataan kepala
asrama putra yaitu santri diberikan materi keilmuan, membuat
peraturan yang mengarahkan santri agar memiliki karakter dan yang
paling penting adalah melalui keteladanan. Seperti dakwahnya
71
Rasulullah SAW itu dengan menggunakan sistem keteladanan
(Wawancara SGY, 11 September 2018 di asrama).
Ma‟had Nurul Islam adalah pesantren yang membina santrinya
untuk memiliki karakter yang islami seperti contohnya mukhoyyam al-
qur‟an, malam bina iman dan taqwa (MABIT), halaqah tarbawi
(LIQO‟). Beberapa kegiatan tersebut adalah kegiatan yang
membimbing santri untuk selalu dekat dengan al-qur‟an yang dikemas
dengan kegiatan-kegiatan yang menarik.
Seperti contohnya kegiatan Mukhoyyam Al-qur‟an, para santri
diajak untuk camping atau menginap di luar dan safari yaitu berjalan
menaiki gunung melewati rumah-rumah warga. Ketika dalam kegiatan
tersebut rasa tawadluk santri tumbuh dengan adanya interaksi antara
santri dengan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Tentu saja
dalam kegiatan tersebut disisipi materi-materi tentang Al-Qur‟an.
Peraturan pesantren juga mendidik santri untuk bersikap
tawadluk yaitu dengan adanya peraturan 5S:
1. Senyum
2. Salam
3. Sapa
4. Sopan dan
5. Santun
72
Kelima peraturan diatas di terapkan oleh santri ketika bertemu
dengan siapa saja terutama dengan para ustadz dan kyai.
Pengajaran kitab akhlak lil banin diadakan untuk mendukung
pembentukkan karakter santri di pesantren. Sesuai dengan visi dan
misi Ma’had Nurul Islam yaitu dengan diadakannya kajian kitab
akhlak lil banin Yayasan menginginkan untuk mencetak kader yang
berakhlak mulia, menumbuhkan sifat ikhram kepada yang lebih tua (
Wawancara SGY, 11 September 2018 di asrama).
Kajian kitab akhlak lil banin mengarahkan santri agar tetap
memiliki karakter yang kuat dan tidak terpengaruh oleh arus
perkambangan zaman yang bercondong kepada hal-hal yang negatif.
Dengan melihat perkembangan zaman sekarang yang semakin jauh
dari karakter yang islami, maka melalui pengajaran akhlak lil banin
ini di harapkan mampu menumbuhkan karakter santri yang
berwawasan luas tapi tetap tawadluk seperti halnya ilmu padi yang
semakin berisi tetapi semakin merunduk (Wawancara MHL, 10
September 2018 di kantor kesantrian).
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada hari
selasa 11 september 2018, ada suatu kebudayaan dalam pesantren yang
berguna untuk selalu membina santri dan para ustadz agar tetap terjaga
ruhaniyahnya yaitu agenda Liqo‟. Agenda ini tidak hanya ditujukan
73
kepada para santri akan tetapi para ustadz pun di wajibkan untuk
mengikuti agenda ini.
Dalam agenda Liqo‟ ada istilah murabbi (orang yang membina,
mendidik dll) kemudian mutarobbi (orang yang dibina, dididik dll).
Agenda ini seperti halnya pengajian hanya lingkupnya lebih kecil yaitu
ada satu ustadz sebagai murabbi yang memberikan materi-materi
keislaman dan mutarobbi menyimak sekitar 10-12 orang. Dengan
jumlah yang sedikit tersebut di harapkan para murabbi dan mutarabbi
lebih erat interaksinya.
Pesantren juga mengadakan tahkim (penghukuman) bagi para
santri yang melanggar peraturan pesantren. Seperti observasi yang
peneliti lakukan pada hari senin 10 september 2018 pukul 21.00 WIB.
Para santri yang melanggar di panggil di kantor kesantrian dan di
petakan sesuai pelanggaran kemudian dari para ustadz memberikan
hukuman yang sesuai atas pelanggaran yang dilakukan. Selain itu
apentahkiman juga dilakukan di tempat setelah melanggar. Semisal ada
santri yang mebuang sampah tidak pada tempatnya dan ada ustadz
yang kebetulan melihat maka akan langsung di tindak di tempat. Hal
ini berguna supaya santri tidak terbiasa berperilaku yang menyimpang.
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat di ketahui
bahwa sikap tawadluk ini dapat di Aplikasikan di lingkungan
pesantren dengan adanya pembinaan dan pembiasaan santri untuk
74
mengikuti kegiatan-kegiatan di pesantren selama 24 jam. Untuk
mencapai keberhasilan pendidikan karakter perlu juga adanya
pentahkiman kepada santri yang melanggar yang tujuannya untuk
mengingatkan bahwa tindakannya salah dan mengarahkan santri agar
selalu ingat dengan perilaku yang baik dan perilaku yang tidak baik.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan beberapa hasil:
1. Pendidikan Karakter menurut Syaikh Umar bin Ahmad Baraja
adalah proses pembentukan akhlak yang diulang-ulang dan
dimulai sejak dari dini. Pendidikan Karakter yang terkandung
dalam kitab akhlak lil banin karya Syaikh Umar bin Ahmad
Baraja di bagi menjadi 4: karakter yang berhubungan dengan
ketuhanan (Religius) yaitu akhlak kepada tuhan, akhlak kepada
rasulullah. Karakter yang berhubungan dengan diri sendiri
yaitu amanah, tanggung jawab, disiplin dan mandiri. Karakter
yang berhubungan dengan sesama yaitu akhlak kepada orang
tua, akhlak kepada teman, akhlak kepada guru dan demokratis.
Karakter yang berhubungan dengan lingkungan yaitu menjaga
lingkungan dan cinta kebersihan.
2. Karakter tawadluk di Ma‟had Nurul Islam di aplikasikan dalam
setiap kegiatan sehari-hari dan peraturan-peraturan
kepesantrenan. Dalam pelaksanaan kegiatannya selalu
didampingi oleh ustadz sebagai pengawas kegiatan. Untuk
penegakan peraturan pengurus di bantu oleh beberapa santri
untuk menjadi pengawas santri dan menlaporkan apabila ada
76
yang melanggar. Kemudian santri yang melanggar peraturan
akan di kenakan sanksi. Hal tersebut semata-mata dilakukan
untuk membimbing dan membina santri agar memiliki karakter
yang baik.
B. Saran
1. Santri dihaapkan dapat selalu mengikuti setiap kegiatan di Ma‟had
Nurul Islam dan menjalankan segala peraturannya.
2. Pesantren menjadi wadah pengembangan karakter dalam diri setiap
santri. Untuk membentuk santri yang berakhlak islami.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter,
Konstruksivisme Dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan
Pembelajaran Afektif, Depok: Raja Grafindo Persada.
Aqib, Zainal. 2012. Pendidikan Karakter di Sekolah Membangun Karakter
dan Kepribadian Anak. Bandung: CV Yrama Widya.
Arifin, Muhammad. 1993. filsafat pendidikan islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Ashraf, Ali. 1996. Horison Baru Pendidikan Islam. Pustaka Firdaus.
Assegaf, Muhammad Achmad. 1995. Sekelumit Riwayat Hidup Al-Ustadz
Umar Bin Ahmad Baraja. Surabaya: Panitia haul Ke-V.
Buseri, Kamsari. 2004. nilai-nilai ilahiyyah pelajar, telaah fenomenologis
dan strategi pendidikannya. Yogyakarta:UII pres.
Daradjad, Zakiah. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Cet. 1. Jakarta: Balai Pustaka.
Harum, rochajat. 2007 Metode Penelitian Kualitatif untuk
Pelatihan.Bandung:Mandar Maju.
Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Maunah. 2009. landasan pendidikan. Yogyakarta : teras.
Moleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.
Muchlas & Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muhadjir, Neong. 1996 Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi III cet. Ke-
7. Yogyakarta:Rake Surasim.
Mulyadi, Masan Alfat. 2003. Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas Dua.
Semarang: PT Karya Toha Putra.
Mustofa.Yasin. 2007. EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam.
Yogyakarta:Sketsa.
Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Cet. Ke-1. Bandung :
Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers
Tafsir, Ahmad. 2006. Filsafat pendidikan Islami. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Uhbiyati, Nur. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Ceria.
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter “Strategi Membangun
Karakter Bangsa Berpengaruh.” Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yasmadi. 2005. Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid
Terhadap Pendidikan Islam Tradisional ( Jakarta: Ciputat Press).
Yaumi, Muhammad. 2012. pilar-pilar pendidikan karakter. Makassar:
Alauddin university press.
Zaini, Wahid A. 1995. Kaum Santri. Yogyakarta: LKPSM NU DIY.
Zuchdi, Darmiati dkk. 2013. Pendidikan KarakterKonsep Dasar dan
Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Pres.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PROFIL MA‟HAD NURUL ISLAM
KEGIATAN SANTRI MA‟HAD NURUL ISLAM
KULTUM BA‟DA MAGHRIB
TAHFIDZ DAN TAHSIN AL-QUR‟AN
MUKHOYYAM AL-QUR‟AN
SHOLAT BERJAMAAH
KAJIAN KITAB AKHLAK LIL BANIN KELAS 8
KAJIAN AKHLAK LIL BANIN KELAS 7
WAWANCARA DENGAN KEPALA ASRAMA
WAWANCARA DENGAN USTADZ PENGAJAR KAJIAN KITAB
WAWANCARA DENGAN SANTRI
STRUKTUR ORGANISASI MA‟HAD NURUL ISLAM
Kepala Asrama
Sugiyanto, S.Pd.I
Kepala Bidang Keamanan
Santoso, S.Pd.I., S.Sos
Kepala Bidang Kebahasaan
Nahar Nurun Nafi, S.Pd.I
Kepala Bidang Ketakmiran
Muhammad Arif
Kepala Bidang Kebersihan & Sarpras
Muhammad Bachtiar
Kepala Bidang Ketahfidzan
Delas Wiliyanto
Tata Usaha / Administrasi
Yusuf
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Wawancara Kepada Pengajar
Narasumber :
Tanggal :
Waktu :
1. Bagaimana pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin di Ma‟had Nurul
Islam?
2. Hambatan apa saja yang dialami oleh ustadz selaku pengajar kitab dan
santri dalam kajian kitab akhlak lil banin?
3. Bagaimana interaksi ustadz dan santri dalam pelaksanaan kajian kitab
akhlak lil banin?
4. Karakter seperti apa yang ingin di bentuk melalui kajian kitab akhlak
lil banin ini?
5. Apa dampak positif pengkajian kitab akhlak lil banin terhadap santri?
6. Bagaimana penerapan sikap tawadluk dalam kajian kitab akhlak lil
banin?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Wawancara Kepada Santri
Narasumber :
Tanggal :
Waktu :
Kelas :
1. Bagaimana pendapat anda tentang kajian kitab akhlak lil banin?
2. Apakah anda paham dengan kandungan kitab akhlak lil banin yang
anda pelajari?
3. Hambatan apa saja yang anda alami selama mengikuti kajian akhlak lil
banin?
4. Bagaimana hubungan interaksi anda dengan pengajar?
5. Apa pelajaran yg bisa anda ambil dari kajian kitab akhlak lil banin?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Wawancara Kepada Kepala Asrama
Narasumber :
Tanggal :
Waktu :
Jabatan :
1. Kenapa di adakan kajian kitab akhlak lil banin?
2. Hal seperti apakah yang diharapkan dengan diadakannya kajian kitab
akhlak lil banin?
3. Bagaimanakah tindakan dari pengurus pesantren dalam implementasi
karakter santri dari pembelajaran kitab akhlak lil banin?
4. Bagaimana keseharian santri dalam berinteraksi dengan seluruh
masyarakat di Ma‟had Nurul Islam?
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Muhlisin, S.Pd.I (MHL)
Tanggal :10-09-2018
Waktu : 13.00
Jabatan : Ustadz Pengajar
1. Bagaimana pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin di Ma‟had Nurul Islam?
Jawaban: Pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin di Ma‟had Nurul
Islam Alhamdulillah berjalan khidmat, seksama dan interaktif. Kajian
dimulai pada pukul 16.00-17.00 WIB setiap hari senin.
2. Hambatan apa saja yang dialami oleh ustadz selaku pengajar kitab dan
santri dalam kajian kitab akhlak lil banin?
Jawaban: ada bebrapa santri yang kurang disiplin dalam hal kehadiran,
ada beberapa yang telat ketika masuk kelas dan kurang
memperhatikan.
3. Bagaimana interaksi ustadz dan santri dalam pelaksanaan kajian kitab
akhlak lil banin?
Jawaban: Dari sisi ustadz sebagai pengajar, sering melontarkan
pertanyaan dan contoh fakta di lingkungan sekitar serta disisipi
gurauan atau candaan untuk menghidupkan suasana kelas.
Dari sisi santri sebagai peserta didik, mereka melontarkan pertanyaan
dari hal yang mereka alami sehari-hari dan yang belum pahami dari
materi yang di sampaikan.
Kegiatan tersebut membuat interaksi antara ustadz dan santri lebih
komunikatif.
4. Karakter seperti apa yang ingin di bentuk melalui kajian kitab akhlak
lil banin ini?
Jawaban: Dengan melihat perkembangan zaman sekarang yang semakin
jauh dari karakter yang islami, maka melalui pengajaran akhlak lil banin ini
di harapkan mampu menumbuhkan karakter santri yang berwawasan luas tapi
tetap tawadluk seperti halnya ilmu padi yang semakin berisi tetapi semakin
merunduk.
5. Apa dampak positif pengkajian kitab akhlak lil banin terhadap santri?
Jawaban: Setelah santri mempelajari kitab akhlak lil banin ini, santri menjadi
lebih menghargai dan menghormati para ustadz dan kyai serta para santri lain
yang lebih senior maupun junior.
6. Bagaimana penerapan sikap tawadluk dalam kajian kitab akhlak lil
banin?
Jawaban: materi-materi adab di dalam kitab akhlak lil banin
mencerminkan sikap tawadluk seperti contohnya adab anak dengan
orang tua, guru, saudara bahkan dengan pembantu sekalipun diatur
dengan adab. Hal ini menunjukkan bahwa dalam berinteraksi tidak
memandang siapapun itu tetap harus sopan dan santun. Dalam
penerapannya dengan melaksanakan sesuai peraturan pesantren yang
sederhana yaitu 5S: Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Sugiyanto, S.Pd.I. (SGY)
Tanggal : 11-09-2018
Waktu : 07.00-selesai
Jabatan : Kepala Asrama
1. Kenapa di adakan kajian kitab akhlak lil banin?
Jawaban: Sesuai dengan visi dan misi Ma‟had Nurul Islam yaitu
dengan diadakannya kajian kitab akhlak lil banin Yayasan
menginginkan untuk mencetak kader yang berakhlak mulia,
menumbuhkan sifat ikhram kepada yang lebih tua.
2. Hal seperti apakah yang diharapkan dengan diadakannya kajian kitab
akhlak lil banin?
Jawaban: ingin mencetak kader yang sadar akan nilai-nilai karakter
islami salah satunya sifat tawadluk. Tidak cukup sampai disitu saja
kami menginginkan santri memiliki sifat mandiri dalam diri sendiri
kalua masyarakat sudah mandiri maka akan menjadi sebuah bangsa
yang mandiri juga.
3. Bagaimanakah tindakan dari pengurus pesantren dalam implementasi
karakter santri dari pembelajaran kitab akhlak lil banin?
Jawaban: memberikan materi keilmuan, membuat peraturan yang
mengarahkan santri agar memiliki karakter dan yang paling penting
adalah melalui keteladanan. Seperti dakwahnya Rasulullah SAW itu
dengan menggunakan sistem keteladanan.
4. Bagaimana keseharian santri dalam berinteraksi dengan seluruh
masyarakat di Ma‟had Nurul Islam?
Jawaban: secara dhohiriyyah interaksi antara santri dengan ustadz
ataupu dengan seluruh elemen yang ada di pesantren sangatlah bagus.
Menghormati kepada yang lebih tua dan mengasihi kepada yang lebih
muda. Akan tetapi, satu hal yang menjadi catatan ialah interaksi secara
batiniyyah sangat kurang sekali. Maksud dari interaksi batiniyyah ialah
seberapa seringnya membawa nama-nama atau santri-santri maupun
para ustadz untuk dihadapkan kepada Allah. Seberapa sering berdo‟a
kepada Allah untuk setiap orang yang ada di Lembaga ini.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : As‟ad Najmuddin (ASN)
Tanggal : 10-09-2018
Waktu : 20.00
Kelas : 7
1. Bagaimana pendapat anda tentang kajian kitab akhlak lil banin?
Jawaban: Sangat menarik, saya dapat belajar tentang akhlak dan
ternyata banyak sekali akhlak-akhlak yang harus dimiliki oleh seorang
santri.
2. Apakah anda paham dengan kandungan kitab akhlak lil banin yang
anda pelajari?
Jawaban: dengan penjelasan ustadz yang sesuai dengan keadaan zaman
memudahkan saya dan teman-teman dalam memahami isi kitab ini.
3. Hambatan apa saja yang anda alami selama mengikuti kajian akhlak lil
banin?
Jawaban: agak sulit menangkap atau memahami isi kitab ini dan
terkadang saya merasa kurang fokus karena ada teman yang jail ketika
pelaksanaan kajian kitab.
4. Bagaimana hubungan interaksi anda dengan pengajar?
Jawaban: saya merasa nyaman dengan ustadz pengajaranya, karena
sangat komunikatif dan saya pun menghormati para ustadz pengajar
karena ilmunya yang luar biasa banyak.
5. Apa pelajaran yg bisa anda ambil dari kajian kitab akhlak lil banin?
Jawaban: baik buruk akhlak seseorang itu tergantung kapada
pribadinya sendiri. Maka dengan mengkaji kitab akhlak lil banin ini
menjadikan saya lebih terarah dalam berperilaku dan berbicara kepada
siapapun.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Sidik Widaryanto, S.Pd.I. (SW)
Tanggal : 10-09-2018
Waktu : 18.15
Jabatan : Ustadz Pengajar
1. Bagaimana pelaksanaan kajian kitab akhlak lil banin di Ma‟had Nurul Islam?
Jawaban: Sejauh ini pelaksanaan kajian kitab cukup baik. Selalu
berjalan, santri sangat antusias sekali dalam mengikuti kajian akhlak lil
banin.
Kajian kitab akhlak lil banin di laksanakan setiap hari senin pukul
16.00-17.00 WIB.
2. Hambatan apa saja yang dialami oleh ustadz selaku pengajar kitab dan
santri dalam kajian kitab akhlak lil banin?
Jawaban: hambatan yang saya alami ialah adanya beberapa santri yang
terkadang sulit untuk di kondisikan. Hal itu membuat terganggunya
santri yang lain sungguh-sungguh dalam mengikuti kajian.
3. Bagaimana interaksi ustadz dan santri dalam pelaksanaan kajian kitab
akhlak lil banin?
Jawaban: dengan santri yang cukup banyak dalam sekali mengajar
saya kira akan menjadikan interaksi antara santri dan ustadz menjadi
kurang baik ketika mengajar, tetapi nyatanya para santri sangat
antusias. Hal itu terbukti dengan banyaknya santri yang dengan
khidmat mendengarkan dan betul-betul menghormati ustadz yang
sedang menjelaskan.
4. Karakter seperti apa yang ingin di bentuk melalui kajian kitab akhlak
lil banin ini?
Jawaban: tentunya melihat perkembangan zaman sekarang sudah mulai
hilang karakter-karakter islami pada diri anak. Maka dengan adanya
kajian kitab akhlak lil banin ini diharapkan dapat menumbuhkan
karakter-karakter islami pada diri setiap anak.
5. Apa dampak positif pengkajian kitab akhlak lil banin terhadap santri?
Jawaba: jelas banyak sekali dampak positif yang di peroleh santri dari
kajian kitab akhlak lil banin ini. Para santri menjadi lebih menghormati
para ustadz dalam bertingkah laku ataupun ketika berbicara. Interaksi
dengan seluruh santri ataupun seluruh masyarakat lingkungan ma‟had
menjadi baik.
6. Bagaimana penerapan sikap tawadluk dalam kajian kitab akhlak lil
banin?
Jawaban: Pemahaman materi dan praktek. Saya selalu mengingatkan
bahwa pentingnya adab. Salah satu di mudahkannya menerima ilmu
yang di berikan oleh ustadz adalah memiliki adab yang baik. Apabila
seseorang sudah beradab maka ilmu yang di terimanya juga akan
bermanfaat.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Hilmi Farras (HF)
Tanggal : 11-09-2018
Waktu : 20.00
Kelas : 8
1. Bagaimana pendapat anda tentang kajian kitab akhlak lil banin?
Jawaban: kajian kitab akhlak lil banin sangat baik dipelajari oleh setiap
santri karena didalamnya terdapat sikap atau adab-adab yang baik dan
seharusnya di miliki oleh setiap santri.
2. Apakah anda paham dengan kandungan kitab akhlak lil banin yang
anda pelajari?
Jawaban: Alhamdulillah saya paham cukup paham di karenakan cara
penjelasan ustadz yang baik, penyampaiannya yang santai membuat
saya lebih mudah menangkap apa yang di jelaskan oleh ustadz
pengajar.
3. Hambatan apa saja yang anda alami selama mengikuti kajian akhlak lil
banin?
Jawaban: terkadang sulit memahami ketika ada bahasa-bahasa yang
belum pernah saya dengar sebelumnya.
4. Bagaimana hubungan interaksi anda dengan pengajar?
Jawaban: ustadz pengajar sangat ramah sehingga membuat kami
nyaman ketika bertanya ataupun berdiskusi.
5. Apa pelajaran yg bisa anda ambil dari kajian kitab akhlak lil banin?
Jawaban: seperti kata ustadz bahwasanya mempelajari akhlak itu tidak
bisa dalam waktu singkat, perlu adanya proses yang panjang dan
ternyata banyak sekali adab-adab yang membangun karakter saya
menjadi lebih baik.
RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :
Nama : Arif Haryadi
Tempat/Tanggal lahir : Temanggung, 18 Maret 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Jurusan/Prodi : FTIK/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alamat : Dsn Projo Ds Madureso Rt 01/Rw 03 Kec.
Temanggung Kab. Temanggung
Riwayat Pendidikan
1. SD N MADURESO, berijazah tahun 2008
2. MTs PABELAN, berijazah tahun 2010
3. MA PABELAN, berijazah tahun 2013
4. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga mengambil jurusan S1 Program studi PAI
(Pendidikan Agama Islam) sampai sekarang.
Demikian data ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga,13 September 2018
Penulis
Arif Haryadi