pemicu 2 siklus hidup (ayu).pptx
TRANSCRIPT
Pemicu 2 Siklus Hidup
Ayu Suci Pratiwi405140238
1. MM tumbuh kembang balita2. MM Pemeriksaan dini tumbuh kembang3. MM Jenis gangguan dan dampak
pertumbuhan dan perkembangan4. MM faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang balita5. MM posyandu6. MM status gizi buruk dan tata laksana gizi
buruk7. MM PAUD8. MM MTBS
Learning Objective
LO 1MM tumbuh kembang balita
Definisi Pertumbuhan adalah bertambah banyak
dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh.
( Depkes RI )
Tahap tumbuh kembang anak
POLA PERKEMBANGAN ANAK NORMAL
UMUR
MOTORIK KASAR
MOTORIK HALUS
SOSIALISASI BICARA
12-18 bulan
Berjalan dan mengeksploitasi rumah serta sekeliling rumah
Menyusun 2/3 kotak
Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Dapat mengatakan 5-10 kata
Bermain permainan sederhana, penyesuaian sikap tubuh saat pakai baju
Beberapa kata lain selain mama, papa
UMUR MOTORIK KASAR
MOTORIK HALUS SOSIALISASI BICARA
18-24 bulan
Naik turun tangga
Menyusun 6 kotak
Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan dengan mereka
Menyusun 20 kata
Menunjuk mata dan hidungnya
Belajar makan sendiri
Menggambar garis di kertas / pasir
Menaruh minat pada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar
Belajar mengontrol BAB sendiri
UMURMOTORIK KASAR
MOTORIK HALUS
SOSIALISASI BICARA
2-3 tahun
Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan 1 kaki
Membuat jembatan dengan 3 kotak
Bermain-main dengan anak lain dan sadar adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Menyusun kalimat
Menggambar lingkaran
Menggunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata yang ditunjuk kepadanya
UMUR
MOTORIK KASAR
MOTORIK HALUS
SOSIALISASI BICARA
3-4 tahun
Berjalan sendiri mengunjungi tetangga
Menggambar garis silang
Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
Bicara dengan baik
Mengenal 2/3 warna
Menunjukkan rasa sayang pada saudaranya
Melaksanakan tugas-tugas sederhana
Menggambar orang hanya dengan kepala dan badan
Bermain dengan anak lain
Mendengarkan cerita dan banyak bertanya
UMURMOTORIK KASAR
MOTORIK HALUS
SOSIALISASI BICARA
4-5- tahun
Melompat dan menari
Menggambar orang dengan kepala, lengan, badan
Menaruh minat pada aktivitas orang dewasa
Mendengar, mengulang hal penting dan cerita
Dapat menghitung jarinya
Protes bila dilarang keinginannya
Minat pada kata baru dan artinya
Menggambar segi4 /5
Menyebut hari dalam 1 minggu
Mengenal 4 warna
Pandai bicara
Pada Pemicu
LO 2MM Pemeriksaan dini
tumbuh kembang
SDIDTK SDIDTK: Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan
dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Deteksi adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Intervensi adalah suatu tindakan tertentu pada anak yang mempunyai perkembangan dan kemampuan menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.
Stimulasi Stimulasi dapat dilakukan oleh ibu, ayah,
pengganti orang tua (pengasuh), anggota keluarga lain, atau jika si anak telah masuk PAUD maka menjadi tanggung jawab lembaga untuk membantu pendeteksiannya.
Deteksi Umur anak dalam pendeteksian (SDIDTK)Tidak semua umur anak bisa dilakukan pendeteksian. Anak bisa dideteksi ketika menginjak umur 0 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 15 bulan, 18 bulan, 21 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan, dan 72 bulan. Usia ini adalah standar usia yang telah ditetapkan.
Jadwal atau waktu pendeteksian anak yaitu :Anak umur 0 - 1 tahun = 1 bulan sekaliAnak umur > 1 - 3 tahun = 3 bulan sekaliAnak umur > 3 - 6 tahun = 6 bulan sekali
Deteksi
Dilaksanakan oleh :a. Tenaga kesehatanb. Guru TKc. Petugas PAUD terlatih
Jenis Skrining / Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang:
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan cara mengukur Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu meliputi: Pendeteksian menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) Tes Daya Lihat (TDL) Tes Daya Dengar (TDD)3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu
menggunakan : Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) Check List for Autism in Toddlers (CHAT) atau Cek lis Deteksi Dini
Autis Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Pengukuran Berat Badan
Menggunakan timbangan bayi, untuk anak < 2 tahun
Menggunakan timbangan injak
Pengukuran Panjang / Tinggi Badan
Cara mengukur dengan posisi berbaring
Cara mengukur dengan posisi berdiri
Pengukuran Lingkaran Kepala Anak
Interpretasi :
◦ Ukuran lingkaran kepala anak berada
di dalam jalur hijau normal
◦ Ukuran lingkara kepala di luar jalur
hijau tidak normal
◦ Ukuran lingkaran kepala anak tidak
normal ada 2 makrosefal (di atas
jalur hijau) & mikrosefal (di bawah
jalur hijau)
KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
◦ Tujuan : mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan
◦ Jadwal : dilakukan rutin pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,
24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan
◦ Alat / Instrumen : formulis KPSP menurut umur & skrining
kit
◦ Aspek perkembangan : gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi, kemandirian
◦ Cara menggunakan
◦ Interpretasi
S : sesuai (Ya = 9 – 10)
M : meragukan (Y = 7 - 8)
P : ada penyimpangan (Y = <6)
◦ Intervensi :
S : pemeriksaan rutin setiap 3 bulan untuk anak berumur
kurang dari 24 bulan, dan setiap 6 bulan sekali untuk anak
berumur 24 - 72 bulan
M : penilaian ulang 2 minggu kemudian, jika hasil tetap ada
kemungkinan P
P : rujukan ke rumah sakit dan menuliskan jenis dan aspek
penyimpangan perkembangan
Tes Daya Dengar
◦ Tujuan
Menemukan gangguan pendengaran sejak dini meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara
◦ Jadwal :
Umur <12 bulan : setiap 3 bulan sekali
Umur > 12 bulan : setiap 6 bulan sekali
◦ Alat / sarana :
Instrumen TTD menurut umur anak
Gambar binatang & manusia
Mainan
Tes Daya Dengar
◦ Cara melakukan
◦ Interpretasi :
Bila ada salah satu atau lebih jawaban TIDAK kemungkinan
mengalami gangguan pendengaran
◦ Intervensi :
Rujuk ke RS bila hasil gangguan pendengaran
Tes Daya Lihat
Tujuan
mendeteksi dini kelainan daya lihat ketajaman daya lihat jadi lebih besar
Jadwal
setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah
Alat / sarana
◦ Ruangan bersih, tenang, penyinaran baik
◦ Dua buah kursi
◦ Poster E dan kartu E
◦ Alat petunjuk
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) Fungsi : mendeteksi secara dini penyimpangan
mental emosional pada anak usia 36-72 bulan Mulai usia 36 bulan, minimal tiap 6 bulan sampai
usia 6 tahun Formulir terdiri dari 12 pertanyaan singkat tentang
penyimpangan mental emosional Interpretasi :
◦ Bila ada jawaban “Ya” kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional
Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)• Fungsi : mendeteksi secara dini adnya
autis pada anak usia 18-36 bulan• Dilakukan atas indikasi :
– Keterlambatan bicara– Gangguan komunikasi– Perilaku yang berulang-ulang
• Formulir terdiri dari 9 pertanyaan singkat untuk orangtua dan 5 tugas untuk anak
Interpretasi hasil◦ Bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan no 5, 7 dan tugas no 2,3, 4
resiko tinggi autis◦ Bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan no 5, 7 dan tugas no 4
risiko rendah autis◦ Bila ada > 3 jawaban “Tidak” pada pertanyaan no 1,2,3,4,6,8,9
atau tugas no 1, 5 kemungkina gangguan perkembangan lain
Intervensi◦ Rujuk ke RS yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/unti tumbuh
kembang anak, sebutkan kemungkinan penyimpangan mental emosional
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)• Fungsi : mendeteksi secara dini adanya
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
• Dilakukan pada anak usia 36 bulan ke atas• Dilakukan atas indikasi :
–Anak sulit duduk tenang–Anak selalu bergerak tanpa tujuan tanpa
mengenal lelah–Perubahan suasana hati yang mendadak
• Formulir terdiri dari 10 pertanyaan untuk orangtua dan memerlukan pengamatan oleh pemeriksa
• Interpretasi– Beri bobot nilai jawaban :
• 0 tidak pernah• 1 kadang-kadang• 2 sering• 3 selalu
– Jika nilai total 13 atau lebih kemungkinan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
• Intervensi – Rujuk ke RS yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/unti
tumbuh kembang anak, sebutkan kemungkinan penyimpangan mental emosional
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK USIA SEKOLAH DENGAN
KMS
KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
YAITU KARTU YANG BERISI GRAFIK PERKEMBANGAN TINGGI BADAN (TB) & BERAT BADAN (BB),
BERISI CATATAN PERKEMBANGAN KESEHATAN ANAK
PENGAMATAN SECARA BERKALA MENGETAHUI PERKEMBANGAN KESEHATAN ANAK.
MENINGKATKAN
PARTISIPASI GURU &
ORANG TUA DALAM
MEMELIHARA &
MENINGKATKAN
KESEHATAN ANAK
SEKOLAH
4
MENYADARKAN ANAK
AKAN PENTINGNYA
IMUNISASI.
3
SEBAGAI ALAT UNTUK PENDIDIKAN KESEHATAN
DALAM BERPERILAKU BERSIH &
SEHAT SEHARI-
HARI.
2
SEBAGAI ALAT UNTUK MEMANTAU
KEADAAN GIZI &
KESEHATAN ANAK.
1
TUJUAN KMS
BAGAIMANA CARA MENILAI STATUSPERTUMBUHAN ANAK?
Bukan hanya asal naik berat badannya
Tapi harus dengan melihat garis pertumbuhananak dalam grafik KMS
Naik dan Tumbuh Normal
Naik tetapitumbuh Tidak Normal
1. Garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna
2. Garis pertumbuhan naik dan pindah ke pita warna di atasnya
21
Anak Yang Naik Berat Badannya (N)
3 4 5
3. Garis pertumbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu4. Garis pertumbuhan mendatar, atau sama dengan bulan lalu5. Garis pertumbuhan naik, tetapi pindah ke pita warna di bawahnya
Anak Yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
a. Anak MENJADI BGMb. BGM yang T*) Harus dirujuk ke Puskesmas/RS untuk diperiksa dan mempe- roleh perawatan
Anak PERTAMA KALIditimbang dan BGM*) Harus dirujuk ke Pus- kesmas utk konfirma- si apakah anak GIZI
BURUK atau TIDAK
Anak BGM yang tumbuhNORMAL, karena anaktersebut memiliki tinggi badan yang PENDEK*) Tidak perlu dirujuk ke Puskesmas
a
b
Bagaimana Dengan Anak BGM ?
LO 3 MM Jenis gangguan dan dampak pertumbuhan dan perkembangan
■ Achondroplasia Achondroplasia adalah salah satu jenis kelainan genetik yang umumnya merupakan penyebab dwarfisme (kerdil). Penderita Dwarfisme Achondroplasia memiliki perawakan tubuh yang pendek dan abnormal.
■Acromegaly Akromegali adalah suatu penyakit dimana seseorang mengalami kelainan pada jumlah hormon pertumbuhan yang berlebihan
■Dwarfism kondisi seseorang yang kekurangan pertumbuhan, dengan rendah dan kecil yang dibawah normal.
Penyakit dan Gangguan Pertumbuhan Pada Anak
■Gigantism kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar yang di atas normal
■Hemihypertrophy Hemihipertrofi (pembesaran separuh bagian tubuh)
LO 4MM faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang balita
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan bayi, terbagi 2 yaitu :
1. Faktor internal2. Faktor eksternalFaktor internal
- Umur/jenis kelamin
- Ras/etnik- Genetik/kromosom- heredokonstitusion
al
Faktor eksternal- Kondisi prenatal- Kondisi persalinan- Kondisi pascanatal
Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
Ras/etnik atau bangsa. Keluarga
◦ (postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus)
Umur ◦ (pesat masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja)
Jenis kelamin ◦ (perempuan lebih cepat daripada laki-laki, setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki lebih cepat)
Genetik ◦ ( kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil )
Kelainan kromosom.◦ (Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s)
Faktor luar (eksternal)Faktor Prenatal
a. Gizi (Nutrisi ibu hamil)
b. Mekanis (Posisi fetus yang abnormal kelainan kongenital club foot. )
c. Toksin/zat kimia (Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid kelainan kongenital seperti palatoskisis)
d. Endokrin (Diabetes melitus makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal)
e. Radiasi◦ (Paparan radium dan sinar Rontgen kelainan pada janin )f. Infeksig. Kelainan imunologi◦ Eritobaltosis fetalis hiperbilirubinemia dan Kern icterus kerusakan
jaringan otak.h. Anoksia embrio pertumbuhan terganggu.
i. Psikologi ibu◦ (Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.)
Faktor luar (eksternal)
Faktor PersalinanKomplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
Faktor Pascasalin Gizi Penyakit kronis/ kelainan kongenital Lingkungan fisis dan kimia. Psikologis Endokrin Sosio-ekonomi Lingkungan pengasuhan Stimulasi Obat-obatan
LO 5MM posyandu
PosyanduA. Pengertian Posyandu
• Pos Pelayanan terpadu atau Posyandu adalah unit kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dengan pembimbing dari tenaga kesehatan dari Puskesmas yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.(2)
• Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).(16)
• Posyandu atau pos pelayanan terpadu, merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat dengan dukungan tehnis dari petugas kesehatan.(4)
B. Kegiatan posyandu :1. Bidang kesehatan:
- Penimbangan balita, termasuk pemberian makanan tambahan (PMT)- Imunisasi pada bayi (meliputi : BCG, DPT, HB, Polio, dan Campak)- Pemeriksaan Ibu Hamil- Pemberian Paket Obat Gizi (Tablet tambah darah dan Kapsul Yodium untuk ibu hamil, Kapsul Vit. A untuk Bayi, Balita dan Ibu Nifas)- Pelayanan kesehatan dasar- Penyuluhan kesehatan
2. Bidang KB :- Pelayanan kontrasepsi- Pelayanan Papsmear gratis bagi kader posyandu- Penyuluhan tentang KB.
3. Bidang Pertanian, peternakan, dan perikanan
- Penyuluhan tentang pemanfaatan lahan/pekarangan dengan aneka tanaman dan ternak yang bisa memenuhi kebutuhan gizi keluarga secara
mandiri.4. Bidang pemerintahan (Desa/Kelurahan)
- Penyediaan sarana dan prasarana bagi kegiatan posyandu
5. Bidang Pendidikan - Penyediaan sarana dan prasarana KIE (komunikasi- informasi-edukasi) untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2). Tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu)a). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)b). Keluarga Berencanac). Imunisasid). Peningkatan Gizie). Penatalaksanaan Diaref). Sanitasi Dasarg). Penyediaan Obat Esensialh). Pembentukan
Tujuan Posyandu :
1). Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.2). Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.3). Mempercepat penerimaan NKKBS.4). Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan – kegiatan lainyang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.5). Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi.6). Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat
dalam rangka alih tehnologi untuk swakelola usaha – usaha kesehatan masyarakat.
7) meningkatkan kemandirian masyarakat dibidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan
Sasaran PosyanduYang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah untuk :1). Bayi yang berusia kurang dari satu tahun2). Anak balita usia 1 (satu) sampai 5 (lima)
tahun3). Ibu hamil4). Ibu menyusui5). Ibu nifas6). Wanita usia subur
• Posyandu dibentuk dari pos – pos yang telah ada seperti :1). Pos penimbangan balita2). Pos immunisasi3). Pos keluarga berencana desa4). Pos kesehatan5). Pos lainnya yang di bentuk baru.
Syarat Posyandu1). Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita2). Terdiri dari 120 kepala keluarga3). Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)4). Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak terlalu jauh.
C. Alasan pendirian posyandu1). Posyandu dapat memberikan pelayanan
kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.2). Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga
menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.
D. Penyelenggara : 1). Pelaksana kegiatan
Adalah anggota masyarakat yang telah di latih menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan puskesmas.2). Pengelola posyandu
pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK,
tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada
di wilayah tersebut.
E. Pelayanan kesehatan yang dijalankan
1). Pemeliharaan kesehatan bayi dan balitaa). Penimbangan bulananb). Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurangc). Imunisasi bayi 3 – 14 bulan.d). Pemberian oralit untuk menanggulangi diare.e). pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.
2). Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur.a). Pemeriksaan kesehatan umumb). Pemeriksaan kehamilan dan nifasc). Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah.d). Imunisasi TT untuk ibu hamile). Penyuluhan kesehatan dan KBf). Pemberian alat kontrasepsi KBg). Pemberian oralit pada ibu yang menderita diareh). Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.i). Pertolongan pertama pada kecelakaan
Sistem lima meja :1). Meja I (pertama)
a). Pendaftaranb). Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur.
2). Meja II (kedua)a). Penimbangan balitab). Ibu hamil
3). Meja III (ketiga)Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)
4). Meja IV (empat)a). Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi, dan pasangan usia subur yang belum mengikuti KB.b). Penyuluhan kesehatanc). Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom.
5). Meja V (lima)a). Pemberian immunisasib). Pemeriksaan kehamilanc). Pemeriksaan kesehatan dan pengobatand). Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.e). Untuk meja I – IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas setempat.
1. PENDAFTARAN2. PENIMBANGAN BALITA
3. PENGISIAN KMS
4. PENYULUHAN5. PELAYANAN OLEH
PETUGAS
ALUR KEGIATAN
Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi : 1) Kesehatan ibu dan anak :
• Pemberian pil tambah darah (ibu hamil) • Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan
vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus) • PMT • lmunisasi. • Penimbangan balita rutin perbulan sebagai
pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan. 2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom. 3) Pemberian Oralit dan pengobatan. 4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu. K : Semua balita yang memiliki KMS. D : Balita yang ditimbang. N : Balita yang naik berat badannya. Keberhasilan Posyandu berdasarkan : 1 ) D/S Baik/kurangnya peran serta masyarakat.
2 ) N/D Berhasil tidaknyaProgram posyandu Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader
PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB)
Dana. Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari
swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.
JENJANG POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :
1. Posyandu Pratama (warna merah) : • belum mantap. • kegiatan belum rutin. • kader terbatas.
2. Posyandu Madya (warna kuning) : • kegiatan lebih teratur • Jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama (Warna hijau) : • kegiatan sudah teratur. • cakupan program/kegiatannya baik. • jumlah kader 5 orang • mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri (warna biru) : • kegiatan secara terahir dan mantap • cakupan program/kegiatan baik. • memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.
Evaluasi Program PosyanduMenggunakan balok SKDNS ( merah ) : Jumlah semua balita yang ada di wilayah
kerjanyaK ( kuning ) : Jumlah balita yang terdaftar mempunyai
KMSD ( Hijau ) : Jumlah balita yang ditimbangN ( Biru ) : Jumlah balita yang ditimbang dan berat badan nya
naik
Pencapaian Program Penimbangan : D/S x 100%Efisiensi Program Penimbangan : N/D x 100%
Pencatatan tiap bulan & direkap setelah 1 tahun.
LO 6MM status gizi buruk dan tata
laksana gizi buruk
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI STATUS GIZI
• Klinis Mencari kelainan yang mungkin terjadi
• Antropometri Mengukur TB, BB, lingkar kepala, lipatan kulit, LILA
• Asupan nutrisi Mengetahui kekurangan / kelebihan asupan
nutrisi Dilakukan tanya ulang 24 jam dan food
frequency• Biokimiawi
Mengetahu kadar Hb, lipid, status protein, dll
MONITORING TUMBUH KEMBANG Menentukan kelainan bawaan atau jenis
perawakan (somatotype) : ◦ Lingkaran dada, lingkaran perut, lingkaran leher◦ Panjang jarak antara 2 titik tubuh : biakromial
(leher-bahu), bitrokhanterik (lebar pinggul), bitemporal (lebar kepala)
Ukuran Antropometrik
1. Berat Badan peningkatan jaringan tulang, otot, lemak,
cairan tubuh, dll. Indikator tunggal terbaik untuk mengukur
keadaan gizi dan tumbuh kembang. Di Indonesia KMS Biasa diukur dengan timbangan elektronik,
bayi dalam keadaan telanjang, atau pada anak dengan memakai baju dalam saja.
Timbangan lain yaitu dacin atau timbangan injak.
Ukuran Antropometrik2. Tinggi Badan
Dasar perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti berat badan dan lingkaran lengan atas.
Anak <2 tahun : menggunakan infantometer Anak >2 tahun : menggunakan stadiometer,
microtoise, tinggi duduk Alat pengukur alternatif :
a. Portable stadiometerb. Portable infantometerc. Anthropometerd. Alat yang didesign sendiri
Ukuran Antropometri
3. Lingkaran Kepala menunjukkan volume intrakranial dan
menaksir pertumbuhan otak. Pengukuran pada lingkaran yang terbesar. Efektifitas : sampai dengan umur 3 tahun. Sangat penting bagi keadaan
develpmental delay dan hydrocephalus. Standar internasional : standar Nellhaus
untuk 0-18 tahun.
Usia Laju Pertumbuhan LK
0-6 bulan 8 cm
6-12 bulan 3,5 cm
1-2 tahun 2,5 cm
2-3 tahun 1 cm
Remaja 5 cm
NB : LK normal saat lahir = 35 cm
Ukuran Antropometri
Ukuran Antropometri4. Lingkaran Lengan Atas
Menunjukan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot tanpa terpengaruh cairan tubuh.
Batas pengukuran : pertengahan antara acromion dan olecranon pada lengan dibengkokkan 90⁰. Lebih sering digunakan untuk skrining malnutrisi kalori dan protein (BB, TB dan usia tidak diketahui pasti)Usia Ukuran LiLA
Baru lahir 11cm
1 tahun 16cm
1-3 tahun Tidak berubah
Ukuran Antropometrik
5. Lipatan Kulit Menunjukan tumbuh kembang
jaringan lemak subkutan kecukupan energi.
Biasa diukur pada daerah biceps, triceps, subscapula, dan daerah panggul.
Pengukuran dengan menggunakan Harpenden skinfold caliper.
Efektifitas : pada obesitas
Tanda fisik selain pengukuran antropometi• Keseluruhan fisik : dilihat bentuk tubuh dan
perbandingan antar anggota tubuh• Jaringan otot : cubitan tebal pada lengan
atas, pantat dan paha• Jaringan lemak : cubitan tipis pada daerah
di bawah triceps dan subscpuler• Rambut : diperiksa pertumbuhan, warna,
diameter, sifat, dan akar rambut• Gigi-geligi : jadwal pertumbuhan gigi
susu,saat tanggal dan pergantian gigi permanen
Indeks AntropometriPengertian:Pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur.
Beberapa indeks antropometri:1. BB/U (Berat Badan terhadap Umur)2. TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)3. BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)4. Lila/ U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)5. Indeks Massa Tubuh (IMT)6. Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur7. Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul
Kesalahan dalam Pengukuran Antropometri
Kesalahan pengukuran Kesalahan alat Kesalahan tenaga yang mengukur
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan pengukuran:
Memilih alat ukur yang sesuai Membuat aturan pelaksanaan pengukuran Pelatihan petugas Peneraan alat ukur secara berkala Pengukuran silang antar observer dan
pengawasan (uji petik)
Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang energi protein (KEP) yaitu seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makan sehari hari dan atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG)
Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks BB untuk baku standar WHO-NCHS (Depkes RI, 1998).
Kriteria KEP Berdasarkan KMS:
1. KEP ringan, bila berat badan menurut umut (BB/U) 70%-80% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 70%-80% baku median WHO-NCHS.
2. KEP sedang, bila berat badan menurut umur (BB/U) 60%-70% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 60%-70% baku median WHO-NCHS.
3. KEP berat, bila berat badan menurut umur (BB/U) < 60% baku median WHO-NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < 60% baku standar WHO-NCHS.
TATALAKSANA KEP
1. Balita KEP ringan, memberikan penyuluhan gizi dan nasehat pemberian makanan di rumah (bilamana pasien rawat jalan, dianjurkan untuk memberi makanan di rumah (bayi umur < 4 bulan) dan terus diberi ASI sampai 3 tahun.
2. Balita KEP sedang; (a) Penderita rawat jalan : diberikan nasehat pemberian makanan dan vitamin serta teruskan ASI dan pantau terus berat badannya. (b) Penderita rawat inap : diberikan makanan tinggi energi dan protein, dengan kebutuhan energi 20-50% diatas kebutuhan yang dianjurkan (angka kecukupan gizi/AKG) dan diet sesuai dengan penyakitnya.
3. Balita KEP berat : harus dirawat inap dan dilaksanakan sesuai pemenuhan kebutuhan nutrisinya.
Tatalaksana gizi buruk
ANAK KURANG GIZI
Akibat kekurangan asupan zat gizi
Akibat kekuranganmakanan
Akibat menderitapenyakit infeksi
Pola asuh, pola perawatan anak, perilakukesehatan, keadaan ekonomi, pengetahuan ibu
PENYEBAB KURANG GIZI
10 langkah tatalaksana gizi buruk1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia ==> berikan dekstrose 10% baik intravena maupun oral.2. Mencegah dan mengatasi hipotermia ==> pertahankan suhu tubuh.3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi ==> berikan resomal4. Memperbaiki gangguan elektrolit ==> berikan mineral mix5. Mengobati infeksi ==> dengan atau tanpa demam berikan antibiotik.tanpa komplikasi : kotrimoksasol.dengan komplikasi : gentamisin +ampisilin diikuti amoksisilin oral.
6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro==> AGB : berikan tablet besi setelah 2 minggu (setelah fase stabilisasi)==> KVA : Tidak ada gejala (hari ke-1 : 1 kapsul)… ada gejala : hari ke 1,2 dan 15 @ 1 kapsul sesuai dosis usia.**** setiap hari diberikan multivitamin dan asam folat.7. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi.~~~~ stabilisasi : F 75 : mencegah hipoglikemiaresomal : mencegah dehidrasi~~~~ transisi : bertahap dari F 75 – F 100.8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar.– Energi : 150-220 kkal/kg BB– Protein : 3-4 gr/kg BB/hr– BB < 7 kg : makanan bayi– BB > 7 kg : makanan anak.9. Stimulasi sensorik dan dukungan emosional pada anak gizi buruk.10. Tindak lanjut dirumahdinyatakan sembuh apabila gejala klinis sudah tidak ada dan 80% BB/U normal atau 90% BB/TB.
Sarankan:Membawa kembali untuk kontrol secara teratur:— Bulan I : 1x seminggu— Bulan II : 1 x /2 minggu— Bulan III – VI : 1x/bulansuntikan /imunisasi dasar dan ulangan (Booster)Vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan (Dosis sesuai umur)
10 (Sepuluh) Langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk
87
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindaklanjut H 1-2
H 3- 7 mg 2-6 mg 7-26 1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
2. Mencegah dan mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
5. Mengobati infeksi
6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe zat gizi mikro
7. Memberikan makanan utk stab & trans
8. Memberikan makanan utk tumb.kejar
9. Memberikan stimulasi utk tumb.kembang
10. mempersiapkan utk tindak lanjut di rumah
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK
SELURUH KELUARGA
1. Penyuluhan/Konseling Gizi
a. ASI Eksklusif dan MP-ASI
b. Gizi Seimbang
c. Pola asuh ibu dan anak
2. Pemantauan pertumbuhan anak
3.Penggunaan garam beryodium
4.Pemanfaatan pekarangan
5.Peningkatan daya beli
KELUARGA MISKIN
6.Bantuan pangan darurat
a. PMT balita, ibu hamil
b. Raskin
Intervensi jangka menengah /panjang
Intervensi jangka pendek, darurat
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Sehat, BB Naik
(N)
Posyandu
*Penimbangan
balita (D)
*Konseling
*Suplementasi gizi
*Pelayanan kesehatan dasar
SSemua balita punya
KMS
Sehat, BB Naik
(N)
Sembuh, tidak perlu PMT
*PMT Pemulihan
*Konseling
Puskesmas
Rumah Sakit
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
KELUARGA Masyarakat dan Lintas Sektoral
Pelayanan Kesehatan
BGM, Gizi Buruk, sakit
BB Tidak naik (T), Gizi kurang
Sembuh perlu PMT
LO 7MM PAUD
PAUD Pendidikan anak usia dini mengembangkan semua
aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. [(UU No. 20 Th 2003, Pasal 28, ayat (1)] .
Tujuan PAUD Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang
memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
Menyediakan pengalaman yang beranekaragam bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang SD
Fungsi Mengetahui perkembangan sikap dan perilaku yang baik
sesuai kaidah agama dan norma yang dianut Mengetahui kemampuan sosialisasi dan kemampuan
mengendalikan emosi Mengetahui perkembangan kemampuan menolong diri
sendiri Mengetahui kemampuan perkembangan bahasa Mengetahui kemampuan daya pikir dan kemampuan untuk
memecahkan masalah Mengetahui pertumbuhan fisik dan perkembangan
keterampilan motorik dan panca indera
Visi Dan Misi• VISI
– Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria dan berakhlak mulia serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
• MISI– Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses layanan
PAUD melalui pnyelenggaraan PAUD yang mudah dan murah, tetapi bermutu.
– Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan layanan PAUD.
– Memberikan layanan yang prima (efektif, efisien, akuntabel, transparan) kepada masyarakat di bidang PAUD.
Kebijakan PAUD• Perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD
kepada semua anak antara lain melalui : – Pemberdayaan semua potensi yg ada di
masyarakat.– Keberpihakan kpd anak-anak yg kurang beruntung.
• Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing antara lain dengan cara : – Mengupayakan PAUD yg murah dan mudah, tetapi
bermutu.• Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan
pendidikan (PAUD) antara lain dengan cara meningkatkan : – Keterbukaan, kemudahan dan fleksibilitas di bidang
layanan PAUD kepada masyarakat.
Sasaran PAUD Sasaran Utama :
◦ Anak lahir s/d usia 6 tahun (utamanya yang belum mendapat layanan PAUD Jalur Pendidikan Formal),prioritas 2-4 th.Th 2009 ditargetkan 35% anak 2-4 th terlayani di PAUD Nonformal, dan 53,90 % Anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD Formal dan Nonformal.
Sasaran antara : ◦ Orang tua/keluarga, calon orangtua.◦ Pendidik dan Pengelola PAUD.◦ Semua Lembaga Layanan Anak Usia Dini.◦ Para tokoh masyarakat dan stakeholders PAUD.
Jalur Formal : ◦ Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat.
Jalur Nonformal : ◦ Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat.
Jalur Informal : ◦ Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Lingkungan.
Jenis-Jenis PAUD
◦ Taman Kanak-Kanak (Kindergarten)
◦ Kelompok Bermain (Play Group)
◦ Taman Penitipan Anak (Day Care)
◦ Raudatul Athfal (RA) dan Bustanul Athfal (BA)
◦ PAUD sejenis (Similar with Play Group)
◦ PAUD Terpadu
Jenis PAUD
Taman Kanak - Kanak Taman Penitipan anak
Bentuk pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 4 – 6 tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pelayanan pendidikan yang dilaksanakan pemerintah dan masyarakat bagi anak usia lahir sampai dengan enam tahun sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya bekerja.
Raudatul Athfal dan Bustanul Athfal
PAUD Sejenis
Menyelenggarakan program pendidikan umum dan program keagamaan Islam
Bagi anak usia 4-6 tahun untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.
Bentuk layanan PAUD Nonformal selain dalam bentuk Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain yang memberikan layanan pendidikan dalam rangka membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.
PAUD Terpadu Kelompok Bermain
Program layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menyelenggarakan lebih dari satu program PAUD (TK, KB, TPA, SPS) yang dalam pembinaan, penyelenggaraan dan pengelolaannya dilakukan secara terpadu atau terkoordinasi.
Salah satu bentuk pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 2 – 4 tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.
LO 8MM MTBS
Sinonim
MTBS(Manajemen Terpadu Balita Sakit)
= IMCI
(Integrated management of Childhood Illness)
MTBS
Merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit di fasilitas kesehatan tingkat dasar
Strategi KUNCI untuk meningkatkan kesehatan anak
MTBS
Kombinasi tatalaksana kasus (kuratif) dengan perbaikan gizi, imunisasi dan konseling (promotif, preventif)
Penyakit anak yang dipilih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan anak.
Kombinasi program pada MTBS
Gizi Imunisasi Pencegahan penyakit Promosi tumbuh kembang Tatalaksana kasus
KONTRIBUSI MTBS DALAM MENUJU
INDONESIA SEHAT 2010 Penghematan: biaya pelatihan, supervisi, cetak,
obat dan transport ibu. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dasar. Rasionalisasi pemakaian obat. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu/pengasuh anak dalam perawatan di rumah pada balita sakit
Mengoptimalkan pendayagunaan tenaga kesehatan.
Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu. Memperbaiki perencanaan dan manajemen
kesehatan di tingkat kabupaten. Memenuhi HAK-HAK ANAK.
Strategi MTBS Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
Memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit-2 pada balita lebih efektif
Memperbaiki praktek keluarga & masyarakat dalam home care dan care seeking
TUJUAN MTBS
Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan penyebab penyakit tersering pada balita.
Kontribusi terhadap tumbuh kembang anak sehat.
Pelaksana MTBS Tenaga kesehatan di unit rawat jalan
tingkat dasar, yaitu: ◦Paramedis (perawat, bidan).◦Dokter.
Bukan untuk rawat inap Bukan untuk kader
Penatalaksanaan Balita usia 2 bulan s/d 5 tahun
Memeriksa tanda bahaya umum Apakah anak bisa minum/ menetek? Apakah anak selalu memuntahkan semua
makanan? Apakah anak kejang? Apakah anak letargis/ tidak sadar?
Tanyakan keluhan utama• Apakah anak batuk/ sukar bernafas?• Apakah anak menderita diare?• Apakah anak demam?• Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Periksa Status Gizi dan Anemia
Identifikasi/ Klasifikasi Masalah dan Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Balita usia 1 hari s/d 2 bulan
Memeriksa tanda bahaya umum Apakah anak kejang? Apakah anak mengalami gangguan nafas? Apakah terdapat Hipotermi Apakah terdapat kemungkinan infeksi bakteri Apakah terdapat ikterus? Apakah terdapat gangguan saluran cerna? Apakah Bayi Diare? Apakah Berat Badan rendah/ ada masalah pemberian
ASI?
Identifikasi/ Klasifikasi Masalah dan Penatalaksanaan
Perlu dirujuk segera
Perlu dirujuk segera tetapi tdk memungkinkan
Tidak perlu dirujuk
Konseling Ibu
Penatalaksanaan Kasus (lihat bagan untuk balita 2 bln- 5 thn)
Memeriksa tanda bahaya umum Apakah anak bisa minum/ menetek? Apakah anak selalu memuntahkan semua
makanan? Apakah anak kejang? Apakah anak letargis/ tidak sadar?
Tanyakan keluhan utama• Apakah anak batuk/ sukar bernafas?• Apakah anak menderita diare?• Apakah anak demam?• Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Periksa Status Gizi dan Anemia, Riwayat Imunisasi
Identifikasi/ Klasifikasi Masalah dan Penatalaksanaan
TIDAK ADA
YA
YAYA
TIDAK
- BAIK
- Perlu tambahan Vit.
A
Identifikasi/ Klasifikasi Masalah dan Penatalaksanaan
-Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
-Pneumonia
-Malaria
-Perlu supplementasi vitamin A (hal.7)
DIARE Dehidrasi Ringan/ Sedang
PNEUMONIA MALARIA
-Rencana Terapi B (hal.13)
-Bila keadaan berat Rujuk
-Nasihati ibu kpn kembali (hal.22)
-Kunjungan ulang 5 hari bila tdk ada perbaikan
-Antibiotika yang sesuai selama 5 hari (hal.8)
-Pereda batuk yg aman
-Nasihati ibu kpn kembali (hal. 22)
-Kunjungan ulang 2 hari
- Antimalaria per oral (hal.9)
- Parasetamol (hal. 9)
- Ambil sediaan darah
- Nasihati Ibu kpn kembali
- Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
- Jika demam tiap hari selama 7 hari Rujuk
KapsulVitamin
A
Kesimpulan
• Berdasanak laki-laki tersebut mengalami gagal tumbuh yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
• Peranan posyandu sangat membantu dalam memantau tumbuh kembang anak
Saran Sebaiknya orang tuanya mengubah pola makan
anak tersebut menjadi lebih teratur dan disesuaikan dengan asupan gizi yang dibutuhkan Nunu sesuai dengan umurnya.
Orang tua anak tersebut dianjurkan untuk mengikuti kegiatan posyandu secara teratur.
Perlunya pemantauan tumbuh kembang anak berdasarkan pemeriksaan antropometri dan kurva pertumbuhan anak.
Perlunya pengetahuan tentang gizi dan pola asuh anak pada orang tua untuk mencapai tumbuh kembang optimal