pemetaan jaringan sosial dalam organisasi: studi pada

15
JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356 Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro 129 | P a g e DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018 JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online) under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional PEMETAAN JARINGAN SOSIAL DALAM ORGANISASI: Studi Pada Distributor Tupperware Unit Simabur Indah di Batusangkar, Sumatera Barat Siska Elasta Putri 1 * , Damsar 2 , Bob Alfiandi 3 Submitted Article:30 August 2018 Reviewed Article: 05 September 2018 Accepted Article: 18 December 2018 Abstract The Tupperware company is a multinational company that aims at a profit, which means to pursue high sales with the aim of maximizing profit for the benefit of that company. With high profit, the company will become prosperity. However, the Tupperware distributor unit of Simabur Indah has a problem namely sales fluctuations or sales rate instability in 2016-2017. This problem is determined by two factors, they are an external and internal factor. This study focuses on the internal factor. It's about the current information on marketing social network of Simabur Indah unit. The question that arises is how the mapping of marketing social network on Tupperware distributor in Simabur Indah unit and who has a high centrality role in the network. The purpose of this study is to produce the mapping of marketing social network on Tupperware distributor unit of Simabur Indah. Also, to know the existence of the actor who has a high centrality grades on that network. The analysis used is social network analysis which includes three things all at once, they are a theory, as a method, and as a data analysis technique. The approach used is the quantitative approach with the descriptive type of research. The finding of this study are first, about the mapping of social network structural marketing on Tupperware distributor in Simabur Indah unit that is seen on page 5. Second, it gained five actors with the high centrality on degree centrality, they are MM, AZ, SEP, HNA, and ALZ and five actors with high values in betweenness centrality, they are MM, AZ, ALZ, SEP, and HDR. Keywords: Information Flow, Network Mapping, Social Networking, Marketing Structure, Betweenness Centrality A. PENDAHULUAN anusia tidak mungkin untuk bisa bertahan hidup tanpa berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lain. Manusia juga tidak mungkin untuk tidak menjalin relasi dengan orang lain. Hal tersebut menjadikan manusia atau individu tidak terlepas dari suatu kelompok. Dimulai 1 Graduate Student of Sociology, FISIP, Universitas Andalas, Padang 2 Department of Sociology, FISIP, Universitas Andalas 3 Department of Sociology, FISIP, Universitas Andalas * Corresponding Author: [email protected] dari kelompok kecil seperti keluarga yang merupakan tempat terjadinya sosialisasi pertama, kelompok pertemanan, bagian dari sebuah organisasi, institusi maupun sebuah negara. Individu sebagai anggota dari organisasi, secara sadar maupun tanpa disadari memiliki kemampuan untuk mempengaruhi individu lainnya (Pasaribu, 2015). Seorang individu dapat mempe ngaruhi teman yang ada di dalam organisasi, dan teman tersebut akan mempengaruhi temannya yang lain baik M

Upload: others

Post on 24-Mar-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

129 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

PEMETAAN JARINGAN SOSIAL DALAM ORGANISASI:Studi Pada Distributor Tupperware Unit Simabur Indah

di Batusangkar, Sumatera Barat

Siska Elasta Putri1 *, Damsar2, Bob Alfiandi3

Submitted Article:30 August 2018 Reviewed Article: 05 September 2018 Accepted Article: 18 December 2018

Abstract

The Tupperware company is a multinational company that aims at a profit, whichmeans to pursue high sales with the aim of maximizing profit for the benefit of thatcompany. With high profit, the company will become prosperity. However, theTupperware distributor unit of Simabur Indah has a problem namely sales fluctuationsor sales rate instability in 2016-2017. This problem is determined by two factors, theyare an external and internal factor. This study focuses on the internal factor. It's aboutthe current information on marketing social network of Simabur Indah unit. Thequestion that arises is how the mapping of marketing social network on Tupperwaredistributor in Simabur Indah unit and who has a high centrality role in the network.The purpose of this study is to produce the mapping of marketing social network onTupperware distributor unit of Simabur Indah. Also, to know the existence of the actorwho has a high centrality grades on that network. The analysis used is social networkanalysis which includes three things all at once, they are a theory, as a method, andas a data analysis technique. The approach used is the quantitative approach with thedescriptive type of research. The finding of this study are first, about the mapping ofsocial network structural marketing on Tupperware distributor in Simabur Indah unitthat is seen on page 5. Second, it gained five actors with the high centrality on degreecentrality, they are MM, AZ, SEP, HNA, and ALZ and five actors with high values inbetweenness centrality, they are MM, AZ, ALZ, SEP, and HDR.

Keywords: Information Flow, Network Mapping, Social Networking, MarketingStructure, Betweenness Centrality

A. PENDAHULUAN

anusia tidak mungkin untuk bisabertahan hidup tanpa berinteraksidan berkomunikasi dengan manusia

lain. Manusia juga tidak mungkin untuk tidakmenjalin relasi dengan orang lain. Haltersebut menjadikan manusia atau individutidak terlepas dari suatu kelompok. Dimulai

1 Graduate Student of Sociology, FISIP, UniversitasAndalas, Padang

2 Department of Sociology, FISIP, Universitas Andalas3 Department of Sociology, FISIP, Universitas Andalas* Corresponding Author: [email protected]

dari kelompok kecil seperti keluarga yangmerupakan tempat terjadinya sosialisasipertama, kelompok pertemanan, bagian darisebuah organisasi, institusi maupun sebuahnegara.

Individu sebagai anggota dariorganisasi, secara sadar maupun tanpadisadari memiliki kemampuan untukmempengaruhi individu lainnya (Pasaribu,2015). Seorang individu dapat mempengaruhi teman yang ada di dalamorganisasi, dan teman tersebut akanmempengaruhi temannya yang lain baik

M

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

130 | P a g e

DOI: 10.25077/ jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

dalam organisasi yang sama maupun dalamorganisasi yang berbeda. Tidak hanya itu,orang lain yang ada di dalam organisasijuga dapat dipengaruhi oleh orang yangberada di luar organisasi.

Individu memiliki keterbatasan dalamberhubungan dengan individu lain. Keterbatasan tersebut membuat individu belajardari pengalamannya untuk memilih danmengembangkan hubungan-hubungan sosial yang tersedia di dalam masyarakat.Hubungan tersebut disesuaikan dengankebutuhan-kebutuhan yang ada padaindividu yang bersangkutan (Setiawati,2017). Hubungan-hubungan inilah yangmenggambarkan bagaimana seorangindividu terlibat di dalam sebuah jaringansosial. Posisi seseorang di dalam jaringantidak hanya ditentukan berdasarkan seberapa banyak dia terhubung, namun jugasebagai jembatan penghubung bagi orang-orang yang lain. Setiap individu hidup didalam suatu jaringan, baik jaringan kecilyang anggotanya saling kenal, dekat danberinteraksi satu sama lain, maupun dalamjaringan yang lebih luas yang anggotanyatidak banyak yang saling mengenali.

Organisasi merupakan wadah atautempat terjadinya berbagai hubungan-hubungan sosial. Organisasi dibangun olehseseorang atau sekelompok orang dengantujuan tertentu. Menurut Aprilianti (2016)secara sederhana, organisasi diartikansebagai suatu kesatuan yang merupakanwadah atau sarana untuk mencapai berbagitujuan atau sasaran organisasi, memilikibanyak komponen yang melandasi, diantaranya terdapat banyak orang, tatahubungan kerja, spesialis pekerjaan dankesadaran rasional dari anggota sesuaidengan kemampuan dan spesialisasimereka masing-masing. Agar tujuan dariorganisasi dapat tercapai, hendaknyajaringan sosial yang terjalin di antarasesama anggota mampu untuk berinteraksidengan baik dan langgeng. Interaksiberfungsi dalam memberikan suplaiinformasi yang beragam kepada seluruhanggota organisasi. Melalui interaksitersebut semua anggota organisasi dapatmengakses informasi dan bekerja sama

dalam mewujudkan visi dan misi yangdimiliki oleh organisasi. Tidak hanya visi danmisi dari organisasi yang akan terwujud,interaksi juga akan memberikan kontribusiterhadap pemecahan masalah yang sedangdihadapi oleh organisasi. Jika interaksiberjalan dengan baik, maka jaringan sosialakan terus terbangun dan bisadipertahankan. Hal ini memberikankeuntungan kepada semua anggota yangada di dalam jaringan. Itulah pentingnyamempelajari jaringan sosial di dalam sebuahorganisasi.

Tulisan ini membicarakan jaringansosial di dalam sebuah organisasi yangdilihat dengan menggunakan perspektifbudaya. Berbicara mengenai budaya berartimembahas mengenai karakteristik, nilai-nilai, perilaku dan kesepakatan yang ada didalam organisasi (Dalimunthe, 2015). Setiaporganisasi memiliki budayanya masing-masing, termasuk budaya yang terciptapada Distributor Tupperware Unit SimaburIndah yang menjadi lokasi pada penelitianini. Budaya adalah sebuah simbol. Simbolini direpresentasikan dengan tindakan-tindakan, kebiasaan-kebiasaan, cerita-ceritadan artefak-artefak yang menunjukankarakteristik dari sebuah budaya. Ini berartibahwa mempelajari budaya dalam sebuahorganisasi, artinya mempelajari lingkungansimbolik dengan menggunakan simbol-simbol tersebut. Melalui simbol-simbol yangditampilkan tersebut, dapat dipahami polakeunikan dari interaksi yang dibangun padasebuah organisasi yang mana pola tersebutmemperesentasikan budaya yang dimiliki.Dengan demikian, mempelajari budayaorganisasi, berkaitan dengan prosesinterpretasi makna dari sebuah konstruksisimbolik.

Jaringan sosial telah dimanfaatkandalam berbagai hal. Pada awalnya jaringansosial dimanfaatkan dalam proses difusiinovasi. Pada saat ini, penggunaan analisisjaringan sudah beragam, mulai darikomunikasi organisasi, politik, teknologi,agama, pemasaran dan sebagainya. Berikutdisajikan beberapa hasil penelitian yangmenggunakan analisis jaringan sosial.

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

131 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

Penelitian analisis jaringan sosial dalampenyebaran agama, telah dilakukan olehRida Helfrida Pasaribu tahun 2015 padaGereja Methodis Indonesia di Jambi. Hasilpenelitiannya menunjukan bahwa kedekatanantar aktor di dalam jaringan tidakberlangsung dengan baik. Ada banyak aktoryang tidak terhubung atau bahkan tidakmengenal di dalam jaringan tersebut. Hasilpenelitian juga memperlihatkan polajaringan yang menyebar dimana terdapataktor yang melakukan interaksi ataupunkedekatan dengan anggota jemaat di tempatlain.

Penelitian berikutnya dilakukan olehMuslim Tadjuddah dkk tahun 2012,mengenai jaringan sosial dalam perdagangan. Dengan Judul Pemetaan JaringanPerdagangan Ikan Kerapu di PerairanTaman Nasional Wakatobi, SulawesiTenggara. Hasil penelitiannya menunjukanbahwa aktor-aktor yang terlibat dalamjaringan perdagangan ikan kerapu di TamanNasional Wakatobi adalah nelayan,koordinataor (ponggawa laut), pengumpulbesar (ponggawa darat) dan eksportir.Selain itu juga ditemukan bahwakeuntungan terbesar perdagangan ikankerapu dinikmati oleh eksportir, kemudianoleh pedagang besar (ponggawa darat),koordinator (ponggawa laut) dan selanjutnyanelayan.

Kajian-kajian pemasaran juga memanfaatkan jaringan sosial sebagai strategidalam memasarkan produk atau jasa.Jaringan sosial yang terbentuk akanmemberikan kemudahan dalam penyebaranberbagai informasi kepada semua anggotayang ada di dalam jaringan sosial.Kelancaran arus komunikasi di dalamjaringan akan memberikan kemudahandalam proses pendistribusian produksehingga dapat meningkatkan angkapenjualan pada perusahaan. Salah satuperusahaan yang memanfaatkan jaringansosial sebagai strategi dalammendistribusikan produknya adalah Perusahaan Tupperware. Tupperware merupakansalah satu perusahaan multinasional yangmemproduksi dan memasarkan produk-produk plastik berkualitas untuk keperluan

rumah tangga (http: //mx.tupperware.co.id).Dengan sistem penjualan langsung (directselling) Tupperware berkembang danberada lebih dari 100 negara. Tupperwareselalu melahirkan produk baru berkualitasyang innovatif, berdesain unik denganwarna-warni yang khas, trendi dan menarik.Bahan yang digunakan berkualitas baik,aman bagi kesehatan serta ramahlingkungan (Mangore, 2015).

Perusahaan Tupperware terusberkembang ke berbagai provinsi, salahsatunya adalah Sumatera Barat. Salah satusales force Tupperware yang ada di wilayahBatusangkar adalah Group Manager (GM)Unit Simabur Indah, yang merupakan unitdari Distributor PT Bumi Padang Gempita.Berdasarkan data yang diperoleh dari UnitSimabur Indah, didapatkan informasimengenai total penjualan grup unit tersebutdalam dua tahun terakhir. Dari data tersebutterlihat bahwa penjualan Unit Simabur Indahmengalami fluktuasi atau penjualan yangtidak konsisten dalam setiap triwulannya,dimulai dari Januari 2016 sampai bulanSeptember 2017. Pada periode Januari-Maret 2016 penjualan mencapai Rp.1.058.252.500,- kemudian periode April-Juni2016 mengalami penurunan menjadi Rp.878.188.000,- Periode Juli-September 2016penjualan naik menjadi Rp. 990.093.000,-Periode Oktober-Desember 2016 saleskembali turun menjadi Rp. 873.498.000,-dan turun lagi di awal tahun yaitu periodeJanuari-Maret 2017 menjadi Rp.577.943.500,- kemudian turun lagi menjadiRp. 535.626.764,- di periode April-Juni2017. Periode Juli-September 2017penjualan mengalami peningkatan menjadiRp. 752.960.250,-

Terjadinya fluktuasi penjualan padaUnit Simabur Indah tidak terlepas dari duafaktor, yaitu faktor internal dan faktoreksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang timbul karena pengaruhrangsangan dari dalam sedangkan faktoreksternal adalah faktor-faktor yang timbulkarena pengaruh rangsangan dari luar(Nitisemito, 1994: 196). Kajian ini difokuskankepada faktor internal yang menyebabkanterjadinya fluktuasi penjualan pada Unit

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

132 | P a g e

DOI: 10.25077/ jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

Simabur Indah. Faktor internal yangdimaksud adalah mengenai aliran informasidalam jaringan sosial struktur pemasaranpada Unit Simabur Indah.

Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka penelitian ini bertujuan untukmengetahui pemetaan jaringan sosialstruktur pemasaran pada DistributorTupperware Unit Simabur Indah dan siapasaja aktor-aktor yang memiliki nilaisentralitas tertinggi di dalam jaringan, yangmencakup degree centrality danbetweenness centrality. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaansecara teoritis (akademis) yaitu dapatmenambah wawasan dan memberikansumbangan pemikiran dalam diskusi temaanalisis jaringan sosial. Sedangkan secarapraktis hasil kajian ini diharapkan menjadimasukan dan solusi bagi perusahaankhususnya Distributor Tupperware UnitSimabur Indah dalam rangka meningkatkanpenjualan dari tahun ke tahun.

B. METODE PENELITIAN

enelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitiandeskriptif. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh sales force Unit SimaburIndah yang terdiri dari 103 orang. Sampelyang digunakan adalah sampel kelompokkecil. Penelitian ini mengikuti argumentasiEriyanto (2014), bahwa untuk membedahpermasalahan aliran informasi dalamorganisasi dapat berbasis teori, metode dananalisis jaringan sosial. Teori, metode dananalisis ini akan menguraikan jaringan sosialdari aliran informasi, mencakup aktor atau

pelaku dan relasi antar aktor yaitu melihatbagaimana aktor-aktor berinteraksi satusama lain. Dengan menggunakanpendekatan ini, tidak hanya diperoleh petajaringan sosial antar sales force saja, namunjuga akan didapatkan siapa saja aktor yangmemiliki peran penting di dalam jaringantersebut. Sosiogram yang dihasilkan darianalisis ini menampilkan aktor-aktor manayang memiliki nilai sentralitas tinggi di dalamjaringan. Alasan pemilihan analisis iniadalah karena analisis jaringan sosial akanmenyajikan data relasional yang tidak bisadidapatkan jika menggunakan jenispenelitian kuantitatif survey lainnya(Cindoswari, 2016). Dengan adanya petajaringan (sosiogram) serta keberadaan aktoryang memiliki nilai sentralitas tinggi telahdiketahui, diharapkan analisis yangdilakukan dapat menjadi solusi bagiperusahaan untuk meningkatkan ataumenaikkan angka penjualan. Sehinggadengan naiknya penjualan dari unit, tentuakan meningkatkan pendapatan danpenghasilan dari sales force Unit SimaburIndah.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pemetaan Jaringan SosialStruktur Pemasaran DistributorTupperware Unit Simabur Indah

ari data dan analisis yang telahdilakukan, diperoleh sosiogram mengenai jaringan sosial sales force

Distributor Tupperware Unit Simabur Indah.

P

D

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

133 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

Sumber: Data Primer 2017 (diolah)Gambar 1

Sosiogram Jaringan Sosial Struktur Pemasaran Distributor Tupperware Unit Simabur Indah

Sosiogram di atas menggambarkanhubungan atau link antara satu sales forcedengan sales force lain di dalam jaringansosial struktur pemasaran pada DistributorTupperware Unit Simabur Indah. Hubunganantar aktor dalam jaringan sosial tersebutmencakup keseluruhan sales force, baikyang memiliki jenjang karir pada tingkatangroup manager, manager, team captainserta consultant. Berdasarkan data yangdiperoleh dari Unit Simabur Indah, terdapat103 sales force aktif yang terdaftar padaperiode keanggotaan Oktober-Desember2017. Sales force tersebut terdiri dari 1orang group manager, 7 orang managerserta 95 orang consultant. Link atau ties dari103 sales force inilah yang kemudiandivisualisasikan ke dalam sosiogram di atas.Visualisasi sosiogram tersebut menunjukkanpola interaksi, yaitu hubungan antara satusales force dengan sales force yang lain.Lambang kotak berwarna biru menunjukanaktor yang ada di dalam jaringan tersebut,aktornya adalah sales force Unit SimaburIndah. Sedangkan garis atau tanda panahmenggambarkan link atau hubungan yangterjadi antar aktor. Jika antara dua kotakberwarna biru dihubungkan oleh sebuahgaris atau tanda panah, ini berarti bahwa

kedua aktor tersebut saling mengenal danberinteraksi di dalam jaringan. Akan tetapijika tidak ada garis yang menghubungkanaktor tersebut, maka tidak terjadi interaksiantar keduanya.

Informasi yang dapat diperoleh darisosiogram di atas adalah banyaknya aktoryang hanya memiliki satu link atau relasi. Didalam studi jaringan, aktor ini disebutdengan pemencil (isolate). Aktor yang hanyamemiliki satu link di dalam jaringan dapatmenyebabkan terputusnya informasi. Hal inidisebabkan karena informasi yang diperolehsemata-mata hanya berasal dari satu aktor.Ketika aktor tersebut memiliki kendala dalamhal penyampaian informasi, maka informasiakan terputus dan tidak sampai kepadaaktor lain. Seandainya hal ini terjadi padakeseluruhan aktor, maka akan banyak aktordi dalam jaringan yang tidak memperolehinformasi. Di dalam Unit Simabur Indah,arus informasi yang lancar sangatdibutuhkan dalam rangka pendistribusianproduk. Ketika satu sales forcemendapatkan informasi, maka ia akanmenyampaikan kembali informasi yang iaperoleh kepada sales force yang lain. Olehkarena itu, salah satu solusi dalammenyelesaikan permasalahan dalam Unit

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

134 | P a g e

DOI: 10.25077/ jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

Simabur Indah adalah dengan melakukanmeeting kepada semua sales force, agarmereka dapat saling mengenal, salingbertukar pengalaman dan ide, saling berbagikontak sehingga masalah terputusnya aliraninformasi dapat diantisipasi.

Berdasarkan sosiogram tersebut, jugadidapatkan bahwa peta jaringan interaksiUnit Simabur Indah, berbeda dengan petastruktur normatif yang telah ditetapkan olehperusahaan Tupperware. Adapun berdasarkan peta struktur normatif perusahaan,informasi mengalir terstruktur dari jenjangkarir atas ke jenjang karir bawah yaitu dariGM ke manager, manager ke team captain,team captain ke consultant. Sedangkan darianalisis jaringan sosial yang telah dilakukan,didapati aliran informasi yang berbeda yaituterdapat aktor yang melangkahi satu strukturtertentu dalam berinteraksi. Ada consultantyang langsung berinteraksi dengan GM. Adajuga consultant yang berinteraksi denganmanager yang bukan berada pada unit yangsama. Ini artinya bahwa alur informasi yangterjadi pada Unit Simabur Indah berbedadengan alur informasi yang telah ditetapkanoleh perusahaan. Hal inilah yangmenyebabkan terjadinya fluktuasi penjualanatau ketidakstabilan angka penjualan yangdisebabkan karena informasi tidak tersebarkepada seluruh anggota jaringan sehingga

mengakibatkan produk-produk tidak dapatdidistribusikan kepada seluruh sales force.

2. Keberadaan Aktor yang MemilikiNilai Sentralitas Tinggi

alam kajian jaringan, ada ukuranyang dipakai dalam menganalisissuatu jaringan, ukuran tersebut

adalah centrality. Sentralitas menunjukkepada bagaimana posisi aktor dalamkeseluruhan jaringan (Eriyanto, 2014: 168).Sentralitas dibagi ke dalam dua ukuran yaitudegree centrality dan betweennesscentrality. Pada bagian ini penulis akanmemaparkan analisis posisi aktor di dalamjaringan sosial struktur pemasaran padaDistributor Tupperware Unit Simabur Indahdengan menggunakan dua ukuran tersebut.

a. Degree Centrality

Degree centrality memperlihatkanposisi seorang aktor di dalam jaringansosial. Degree centrality memperlihatkanjumlah link dari dan ke aktor atau node. Jadidegree centrality menampilkan seberapabanyak link yang dimiliki oleh masing-masing aktor di dalam jaringan. Berikut iniadalah analisis degree centrality dalambentuk diagram yaitu,

Sumber: data primer 2017 (diolah)Gambar 2

Diagram Degree Centrality dalam Jaringan SosialStruktur Pemasaran Distributor Tupperware Unit Simabur Indah

020406080

100120140160180

MM AY

NR

WO

WS

FT

RF

CD

EM

NY

EV

YC

DW

AL

ZN

RI

GSN

RSY

LV

EN

DR

DP

NID

ER

SYN

RD

LN

HN

KA

NID

HD

RY

AR

DEGREE CENTRALITY

D

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

135 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

Dari diagram di atas dapat diperolehinformasi bahwa aktor yang memiliki derajatdegree centrality tertinggi dimiliki oleh MM.Aktor ini memiliki interaksi paling banyakdengan sales force di dalam Unit SimaburIndah. Pernyataan ini dibuktikan denganperolehan nilai degree 157. Ini artinyabahwa aktor tersebut menghubungi dandihubungi oleh sales force dalam jaringanUnit Simabur Indah sebanyak 157 kali dalamseminggu. MM merupakan seorang groupmanager (GM) di Unit Simabur Indah.Sebagai seorang GM, MM dikenali olehsales force di dalam jaringan Unit SimaburIndah. Hal ini disebabkan karena MMmerupakan aktor yang menyebarluaskanberbagai informasi yang diperoleh daridistributor ataupun dari staf yangmewakilinya. Informasi yang disampaikanadalah segala sesuatu yang berhubungandengan Tupperware, baik itu informasiseputar produk maupun informasi sehubungan dengan bonus atau penghasilan yangakan diperoleh oleh sales force jika bisamencapai penjualan dengan jumlah tertentu.Oleh karena itu, MM dapat memanfaatkanlink yang ia miliki untuk menggapai semuaanggota jaringan agar informasi dapatdisebarkan secara cepat. Tujuan adalahagar jangan sampai ada sales force yangluput dari penyampaian informasi. Jika halitu terjadi maka sales force akan mengalamikerugian.

Degree centrality kedua dimiliki olehAZ. AZ merupakan aktor yang memiliki linkkedua terbanyak setelah MM yaitu denganperolehan nilai degree 99. Ini berarti bahwaAZ menghubungi dan dihubungi oleh salesforce di Unit Simabur Indah sebanyak 99 kalidalam seminggu. AZ merupakan salahseorang manager di Unit Simabur Indahmemiliki team captain dan consultant yangharus dihubungi untuk menyampaikaninformasi terkait dengan produk-produkTupperware. Tidak hanya menghubungi,team captain dan consultant jugamenghubungi AZ untuk bertanya terkaitdengan produk Tupperware dan bonus yangdiperoleh. AZ sering membantu consultantuntuk melakukan party atau recruit cookingdemo (RCD) di sekolah-sekolah ataupun di

rumah warga. Bantuan yang diberikan olehAZ adalah dalam rangka menunjangpenghasilan consultant yang bersangkutan.

Degree centrality ketiga dimiliki olehSEP. SEP memiliki nilai degree 77, yangberarti bahwa SEP menghubungi ataudihubungi oleh sales force Unit SimaburIndah sebanyak 77 kali dalam satu minggu.Intensitas kehadiran SEP di kantorTupperware membuat ia banyak dikenalioleh sales force lain. Seringkali sales forcebertanya kepada SEP perihal produk-produkbaru, produk-produk diskon, maupun bonusyang diperoleh sales force jika mencapaitarget. Posisi SEP sebagai seorangmanager tentu juga mengharuskannyauntuk berbagi berbagai informasi terkaitdengan bonus dan produk Tupperwarekepada sales force.

Selanjutnya aktor yang memiliki nilaidegree centrality tinggi keempat yaitu HNAdengan nilai degree 52. Nilai degree 52artinya bahwa aktor ini menghubungi dandihubungi oleh sales force Unit SimaburIndah sebanyak 52 kali dalam satu minggu.HNA merupakan seorang manager yangmemiliki team captain dan consultant dibawahnya. Berbagai informasi yang iaperoleh dari GM harus disampaikan kepadateam captain dan consultant tersebut agarmereka tidak luput dari informasi-informasiterbaru. HNA merupakan seorang manageryang memasarkan produk Tupperware diwilayah Lintau Buo. Di wilayah ini, HNAharus dengan giat mencari consultant baruagar produk-produk Tupperware bisadinikmati oleh masyarakat. Bagi consultantdan team captain yang ada di wilayah inibisa melakukan pemesanan produk kepadaHNA.

Selanjutnya aktor dengan nilai degreecentrality 45, yaitu ALZ. ALZ jugamerupakan seorang manager di UnitSimabur Indah. ALZ dihubungi danmenghubungi oleh sales force di dalamjaringannya sebanyak 45 kali dalam satuminggu. ALZ merupakan seorang manager,memiliki consultant dan team captain yangharus diberikan informasi-informasi yangdiperoleh dari GM. Jika semua consultantyang ia miliki memperoleh informasi dan

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

136 | P a g e

DOI: 10.25077/ jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

bisa memasarkan produk untuk mencapaibonus, maka angka penjualan danpenghasilan yang didapatkan oleh aktor iniakan naik. Ini semua bertujuan untukmeningkatkan penjualan dan meningkatkanbonus serta penghasilan tambahan.

Berdasarkan tabel tersebut juga terlihataktor yang memiliki nilai degree centralitypaling rendah. Ada 13 aktor dengan nilaisentralitas paling rendah, yaitu dengan nilai

centrality 1. Aktor tersebut adalah IH, DBP,CDW, KRT, HLM, KSI, ANI, MRD, JSH,EMW, OEI, WDG serta YLR. Hal ini berartibahwa ke tiga belas aktor tersebut hanyaberinteraksi satu kali dengan sales force laindi Unit Simabur Indah. Ketiga belas aktor inimerupakan sales force dengan jenjang karirconsultant. Jika divisualisasikan ke dalamsosiogram, maka dihasilkan degreecentrality sebagai berikut,

Sumber: data primer 2017 (diolah)Gambar 3

Sosiogram Degree Centrality Jaringan Sosial Struktur Pemasaran Distributor Tupperware Unit SimaburIndah

Keterangan gambar:

Lambang aktor atau sales force, warna pada kotak berfungsi sebagaipembeda aktor. Semakin tinggi nilai degree centrality, maka kotak jugaakan semakin membesar.

Menggambarkan link/hubungan antar aktor

Visualisasi sosiogram di atasmemperlihatkan derajat sentralitas aktordengan ukuran degree centrality. Darivisualisasi degree centrality di atas dapatdilihat bahwa MM memiliki nilai degreecentrality paling tinggi. Hal ini dapatdibuktikan dengan banyaknya link atau anakpanah yang mengarah kepada aktor

tersebut. Terlihat di dalam sosiogram MMdilambangkan dengan kotak paling besarberwarna merah. Aktor kedua yang memilikinilai degree centrality tinggi yaitu AZ.Terlihat dalam sosiogram bahwa lambangaktor atau kotak AZ lebih kecil dibandingkandengan MM. Lambang AZ adalah kotak

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

137 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

berwarna hijau. Link yang dimiliki oleh AZtidak sebanyak link yang dimiliki oleh MM.

Selanjutnya SEP dilambangkan dengankotak berwarna oranye. Aktor SEP adalahaktor ketiga dengan nilai degree centralitytinggi. Di dalam sosiogram, aktor SEPmemiliki lambang yaitu kotak yang lebihkecil dari lambang aktor yang dimiliki olehAZ. Link yang dimiliki oleh SEP juga lebihsedikit jika dibandingkan dengan link yangdimiliki AZ.

Kemudian kotak berwarna cokelatmerupakan lambang dari aktor HNA danmerupakan aktor dengan degree centralitytertinggi ke empat. Terlihat bahwa kotakberwarna cokelat yang melambangkan aktortersebut juga lebih kecil dari aktorsebelumnya. Sosiogram jugamenggambarkan bahwa link yang dimilikiaktor ini tidak sebanyak yang dimiliki SEP.

Kemudian ALZ merupakan aktor yangmemiliki nilai degree centrality tertinggikelima yang dilambangkan dengan kotakberwarna pink atau merah muda. Terlihatbahwa kotak berwarna pink atau merahmuda yang melambangkan aktor terlihatlebih kecil jika dibandingkan dengan

lambang aktor sebelumnya. Dari keempataktor sebelumnya, ALZ memiliki link palingsedikit di dalam jaringan. Kotak-kotak lainyang ada di dalam sosiogram merupakansales force Unit Simabur Indah.

b. Betweenness Centrality

Betweenness centrality memperlihatkanposisi seorang aktor sebagai perantara darihubungan antar aktor di dalam jaringan(Eriyanto, 2014:180). Betweennesscentrality melihat bagaimana cara satu aktoruntuk berhubungan dengan aktor yang lain.Untuk menghubungi seorang aktor apakahbisa langsung, atau harus melewati aktortertentu. Data betweenness memperlihatkanderajat seorang aktor berperan sebagaiperantara dari relasi dan hubungan antaraktor. Semakin tinggi nilai seorang aktor,maka semakin penting posisi seorang aktor,karena menunjukkan aktor tertentu harusmelewati aktor tersebut agar bisaberhubungan dengan aktor lain. Untukpengukuran betweenness centrality padaDistributor Tupperware Unit Simabur Indah,dapat dilihat dalam diagram berikut:

Sumber: data primer 2017 (diolah)Gambar 3

Diagram Betweenness Centrality Jaringan Sosial Struktur Pemasaran Distributor Tupperware Unit SimaburIndah

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

MM SN IRD YS

WO

LA

AZ

MF

FC

DY

SA OD AS

VY M

…SY

PIM

DN

RI

KSI

AY

SA

NI

LV

EY

NB

JTV

NL

PID

EJS

H E…

VIA

LN

HF

YT

AN

K W…

HD

RJS

MSM

D

BETWEENNESS CENTRALITY

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

138 | P a g e

DOI: 10.25077/ jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

Jika divisualisasikan ke dalam sosiogram, maka dihasilkan betweennesscentrality sebagai berikut,

Sumber: data primer 2017 (diolah)

Gambar 4Sosiogram Betweenness Centrality Jaringan Sosial Struktur Pemasaran Distributor Tupperware Unit

Simabur Indah

Keterangan gambar:

Lambang aktor atau sales force. Warna pada kotak berfungsi sebagaipembeda aktor. Semakin tinggi nilai betweenness centrality, maka kotakakan semakin besar

Menggambarkan link/hubungan antar aktor

Visualisasi sosiogram dan diagram diatas memperlihatkan aktor dengan ukuranbetweenness centrality dalam jaringan UnitSimabur Indah. Berdasarkan tabel di atasdapat diperoleh informasi bahwa nilaibetweenness tertinggi dimiliki oleh aktor MMdengan nilai sebesar 2631.894. Ini berartibahwa dalam jaringan sosial strukturpemasaran Distributor Tupperware UnitSimabur Indah, MM merupakan aktor utamayang berperan sebagai perantara darihubungan antar aktor di dalam jaringan. MMmempunyai kemudahan dalam memfasilitasiinteraksi antara satu aktor ke aktor, karena

MM berperan sebagai bridges ataujembatan yang menghubungkan antara satuaktor dengan aktor yang lain. Bila tidak adaMM, maka banyak link akan terputus atautidak terhubung di dalam jaringan.

Dalam sosiogram, terlihat bahwa MMdilambangkan dengan kotak paling besarberwarna merah. Memiliki nilai sentralitaskeperantaraan tinggi berarti bahwa MMmenjadi perantara dari hubungan antar aktordi dalam jaringan. Sebagai misal, HNAharus menghubungi MM untuk dapatberinteraksi dengan OEI. Hal ini disebabkankarena tidak ada jalur (path) yang

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

139 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

menghubungkan langsung antara HNAdengan OEI selain melewati MM. Tanpaadanya MM, interaksi antara aktor tersebuttidak akan terjadi. Selain itu sebagaiperantara hubungan antar aktor, MM jugabisa menentukan keanggotaan aktor didalam jaringan. Perhatikan netdaw di ataspada bagian relasi dari MM yang berada disebelah kanan. Terdapat beberapa aktoryang hanya memiliki link dengan MM.Contohnya yaitu OEI, EMW, CDW, MRT danDBP dan sebagainya. Kesemua aktor inihanya memiliki satu link, yaitu dengan MM.Jika MM tidak ada, maka kelima aktortersebut tidak akan masuk menjadi anggotajaringan. MM juga dapat mengontrolberbagai informasi kepada semua anggotajaringan. Informasi yang disampaikan harusmelalui aktor yang berperan sebagaiperantara. Oleh karena itu, jika suatuinformasi ingin bisa tersampaikan kepadaseluruh aktor yang ada di dalam jaringan,maka sampaikanlah informasi tersebutkepada aktor-aktor yang memiliki posisisebagai perantara di dalam suatu jaringan.

Aktor kedua yang memiliki nilaibetweenness tinggi adalah AZ, dengan nilai655.270. Selain MM, AZ juga memiliki peranpenting sebagai perantara hubungan antaraktor di dalam jaringan Unit Simabur Indah.Tanpa kehadiran dari AZ, hubungan tertentutidak akan terjadi atau terputus di dalamjaringan. Posisi AZ sebagai perantarahubungan di dalam jaringan memberikemudahan dalam memfasilitasi interaksiantara satu aktor ke aktor lain. Darisosiogram di atas, dapat dilihat bahwa AZdilambangkan dengan kotak berwarna hijau.Lambang kotak tersebut merupakanlambang kotak yang lebih kecil dari lambangkotak yang dimiliki oleh MM dan merupakanlambang aktor yang paling besar jikadibandingkan dengan lambang aktor yanglain.

Memiliki nilai sentralitas keperantaraantertinggi setelah GM berarti AZ memegangperanan penting dalam menjadi perantarahubungan antar aktor di dalam jaringan.Sebagai contoh EMN ingin berkomunikasidengan OD. OD adalah aktor yang hanyamemiliki satu link atau relasi saja yaitu

dengan AZ. Agar EMN bisa berinteraksidengan OD, maka EMN harus menghubungiAZ terlebih dahulu, karena tidak ada jalur(path) yang bisa menghubungkan langsungantara EMN dengan OD, kecuali melalui AZ.Jadi AZ berfungsi sebagai perantara ataujembatan (bridges) dari hubungan antaraktor. Begitu juga dengan status aktor ODsebagai anggota dari jaringan, kehadiranOD dikontrol oleh keberadaan aktor AZ.Tanpa kehadiran AZ, maka OD tidak akanmasuk ke dalam jaringan Unit SimaburIndah.

Aktor selanjutnya yang memiliki nilaibetweenness tinggi adalah ALZ dengan nilaisentralitas keperantaraan 578.236. Iniartinya bahwa ALZ merupakan aktor ketigayang memiliki nilai tertinggi dalammemperantarai hubungan antar aktor didalam jaringan Unit Simabur Indah. Posisikeperantaraan tinggi di dalam jaringanberguna untuk menggapai semua anggotadi dalam jaringan. Dengan menghubungiaktor tersebut, maka informasi-informasiyang ia peroleh bisa tersampaikan kepadaaktor-aktor yang lain.

Dari sosiogram betweenness centrality,dapat dilihat bahwa ALZ dilambangkandengan kotak berwarna pink atau merahmuda. Lambang aktor yang dimiliki oleh ALZlebih kecil jika dibandingkan denganlambang aktor yang dimiliki oleh AZ. Darisosiogram di atas dapat dilihat bahwa ALZmemperantarai hubungan berbagai aktordengan aktor yang lain. Misalnya HLM inginmenghubungi HNA. Untuk dapatmenghubungi HNA, maka HLM harusmenghubungi ALZ terlebih dahulu. Hal inidisebabkan karena satu-satunya link yangbisa menghubungi HNA adalah melalui ALZ.Contoh lainnya adalah MM inginmenyampaikan informasi baru seputarproduk berhadiah kepada consultant.Consultant tersebut adalah HLM, LEI, KSIdan EYI. Agar informasi tersebut bisatersampaikan kepada keempat consultant,maka MM akan menghubungi ALZ. Denganmenghubungi ALZ dan memintanya untukmenyampaikan informasi produk berhadiah,maka keempat consultant tadi akanmemperoleh informasi yang ingin

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

140 | P a g e

DOI: 10.25077/ jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

disampaikan oleh MM. Menghubungi ALZmerupakan satu-satunya jalan yang dapatditempuh karena ini menjadi jembatanpenghubung antara GM dengan empatorang consultant.

Aktor keempat yang memiliki nilaisentralitas keperantaraan tinggi adalah aktorSEP. Aktor ini memiliki nilai sentralitas504.099. Dari hal ini diperoleh informasibahwa SEP merupakan salah satu aktor didalam jaringan Unit Simabur Indah yangmenjadi perantara hubungan antar aktor. Inijuga berarti bahwa SEP menjadi fasilitatorantara satu aktor dengan aktor yang lain didalam jaringan. Dari sosiogram yang telahditampilkan sebelumnya, SEP dilambangkandengan kotak berwarna oranye. Jikadiperhatikan di dalam sosiogram, kotaklambang aktor SEP berada pada bagiantengah jaringan. Lambang aktor SEP sedikitlebih kecil jika dibandingkan denganlambang yang dimiliki oleh aktor ALZ, yangmembuktikan bahwa aktor SEP memilikinilai sentralitas keperantaraan yang lebihrendah jika dibandingkan dengan aktor ALZ.

Memiliki nilai sentralitas keperantaraanyang tinggi berarti bahwa SEP menjadiperantara hubungan antar aktor. Sebagaicontoh, MRD merupakan aktor yang hanyamemiliki satu link saja di dalam jaringan UnitSimabur Indah. Link tersebut adalah denganSEP. Jika AZ ingin berinteraksi denganMRD, maka cara yang dapat ditempuhadalah dengan menghubungi SEP terlebihdahulu. Dengan menghubungi SEP, makaAZ dapat berinteraksi dengan MRD. Begitupula dengan aliran informasi, agar berbagaiinformasi terkait produk Tupperware dapatditerima oleh MRD, maka informasi tersebutdisampaikan terlebih dahulu kepada SEP.SEP juga berperan dalam menentukankeanggotaan MRD. Seandainya SEP tidakada, maka MRD tidak akan masuk ke dalamjaringan Unit Simabur Indah.

Aktor kelima yang memiliki nilaisentralitas keperantaraan tinggi adalah aktorHDR. Nilai sentralitas keperantaraan aktorini adalah 410.559. HDR merupakan aktorlain yang menjadi perantara hubungan antaraktor di dalam jaringan Unit Simabur Indah.Memiliki posisi sebagai perantara di dalam

jaringan, maka HDR bisa mengontrol danmemanipulasi informasi yang ia peroleh.Dari sosiogram sentralitas keperantaraanyang telah ditampilkan sebelumnya, HDRdilambangkan dengan kotak berwarna pinkatau merah muda. Untuk melihat bahwaaktor ini berfungsi sebagai perantarahubungan antar aktor, dijelaskan dalamcontoh berikut ini, MM ingin menyampaikaninformasi terbaru terkait produk-produkTupperware yang sedang promosi dalambulan ini. Agar informasi tersebut bisaditerima oleh seluruh sales force, maka MMbisa menghubungi sales force yang menjadiperantara dalam hubungan antar aktor didalam jaringan. Salah satu sales forcetersebut adalah HDR. Dengandisampaikannya informasi kepada HDR,informasi tersebut juga akan disampaikankembali kepada aktor-aktor yang memilikihubungan dengan HDR, seperti DY, AFD,YSN dan SMD. Begitu pula jika YSN inginberinteraksi dengan ALZ. YSN harusmenghubungi HDR agar bisa dikenalkandengan ALZ. Tanpa adanya interaksiterlebih dahulu dengan HDR, maka YSNtidak dapat berkomunikasi dengan ALZ,karena tidak ada link yang menghubungkanYSN langsung dengan ALZ kecuali melaluiperantara HDR.

Dari 103 sales force di Unit SimaburIndah, ditemukan 73 aktor yang memilikinilai betweenness 0. Maksudnya adalahaktor-aktor ini tidak berperan sebagaiperantara, mereka tidak menjadi perantarahubungan aktor di dalam jaringan. Untukberkomunikasi dengan aktor-aktor di dalamjaringan, tidak perlu melewati ke 73 aktor ini.Hal ini tentu menjadi bahan masukankepada GM dan manager, bahwa untukdapat meningkatkan dan menaikkan angkapenjualan, ke 73 sales force tersebut bisadiberi akses dan difasilitasi agar dapatsaling berhubungan dengan semua anggotajaringan. Aliran informasi akan lancar ketikasemua anggota jaringan saling terhubung.Hal demikian akan memberi kemudahankepada GM dan manager untukmenyampaikan berbagai informasi terbaruyang dapat diakses oleh seluruh sales force

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

141 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

sehingga angka penjualan sales force dapatmeningkat.

3. Implikasi Temuan

erdasarkan hasil analisis danpembahasan yang telah dilakukan,diperoleh implikasi secara teroritis

dan implikasi secara praktis, sebagaiberikut:

a. Implikasi TeoritisBudaya merupakan sebuah simbol.

Simbol ini direpresentasikan dengantindakan-tindakan, kebiasaan-kebiasaan,cerita-cerita dan artefak-artefak yangmenunjukan karakteristik dari sebuahbudaya. Artinya, mempelajari budaya dalamsebuah organisasi berarti mempelajarilingkungan simbolik dengan menggunakansimbol-simbol tersebut. Terrence Deal danAllen Kennedy (1982) dalam bukunya yangberjudul Corporate Cultures: The Rites andRituals of Corporate Life memberikanpandangan Strong Cultures sebagai berikut:

1. Nilai (Value)Nilai merupakan keyakinan dan

pandangan yang dianut oleh anggotasebuah organisasi. Setiap organisasi atauperusahaan memiliki nilai-nilai inti sebagaipedoman berpikir dan bertindak bagi semuaanggotanya demi mencapai tujuan dariorganisasi. Begitu pula dengan Unit SimaburIndah, terdapat nilai-nilai yang dimilikiberupa visi dan misi dari Tupperware.Visinya adalah menjadi perusahaan directselling yang memberikan peluangperubahan hidup terbaik bagi wanitaIndonesia dan keluarganya. Sedangkan misidari Tupperware adalah menghadirkanTupperware di setiap rumah dan melakukanpemberdayaan perempuan denganpelatihan serta pengalaman yang mengubahhidup. Dengan visi dan misi tersebut,diharapkan setiap sales force dapatberupaya secara maksimal untukmemasarkan produk tupperware kepadaanggota masyarakat, sehingga keuntungandan bonus yang ditawarkan akan tercapai

serta visi dan misi dari perusahaan jugaterwujud.

2. Pahlawan (Heroes)Pahlawan (heroes) merupakan

individual yang hadir untuk memberikancontoh nilai-nilai organisasi. Sebagai contoh,manager dan GM merupakan jenjang kariryang telah sukses dan memiliki banyakconsultant di bawahnya. Mereka harusmemberikan motivasi dan testimoni kepadacosultant-consultant agar semangatnyamucul serta memiliki keinginan untukmemasarkan produk lebih giat lagi. Denganadanya motivasi tersebut, consultant akanmampu untuk mencapai jenjang karir yanglebih tinggi serta memperoleh penghasilanlebih.

3. Tatacara dan Ritual (Rites and Rituals)Tatacara dan ritual merupakan upacara

melalui peringatan-peringatan organisasiatas nilai-nilai yang dimiliki. Hal ini dapatdilakukan dengan cara memberikanpenghargaan kepada anggota yangberprestasi. Di dalam Unit Simabur Indah,setiap bulan diadakan assembly. Assemblymerupakan sebuah pertemuan yangdiadakan oleh GM serta dihadiri olehseluruh sales force. Di dalam acara tersebutakan diberikan reward kepada siapa sajasales force yang berprestasi. Terdiri dari,omset atau penjualan tertinggi, yangmerekrut terbanyak, pembawa tamuterbanyak, serta bagi yang hadir tepatwaktu. Dengan adanya reward tersebut,sales force akan berlomba-lomba untukmenjadi pemuncak agar reward tersebutdapat diterima.

4. Jaringan Budaya (Cultural Network)Jaringan budaya yaitu sistem

komunikasi melalui nilai-nilai budaya dimulaidan diperkuat. Jaringan budaya merupakansuatu jaringan komunikasi informal yangmerupakan saluran komunikasi primer.Fungsi utamanya yaitu untuk menyalurkaninformasi dan memberi interpretasi terhadapinformasi. Melalui jaringan komunikasi,kehebatan perusahaan diceritakan dariwaktu ke waktu. Dalam setiap pertemuan

B

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

142 | P a g e

DOI: 10.25077/ jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

yang diadakan, maka GM dan managerakan memberikan testimoni apa saja hal-halyang telah dicapai oleh perusahaan dariwaktu-waktu serta apa saja keuntunganyang telah didaptakn ketika berada padajejang karir sebagai manager dan GM. Halini akan memberikan motivasi kepada salesforce supaya dapat meningkatkan angkapenjualan.

b. Implikasi PraktisHasil kajian ini dapat dimanfaatkan

sebagai solusi dalam meningkatkan angkapenjualan atau menstabilkan angkapenjualan pada Unit Simabur Indah. Agarperubahan dapat dilakukan, makaorganisasi harus melakukan inovasi terusmenerus. Inovasi dapat diwujudkan dengancara menjaga nilai-nilai yang telah ada didalam perusahaan sehingga jaringan yangtelah telah terbentuk akan menjadi lebihkuat menjadi lebih kuat. Cara memperkuatjaringan ini harus diteruskan kepada seluruhconsultant, baik yang lama atau yang baru.Sehingga hal ini akan menjadi kebiasaandan membudaya pada Unit Simabur Indah.

D. KESIMPULAN

asil penelitian dapat disimpulkanbahwa didapatkan sosiogramjaringan sosial struktur pemasaran

pada Distributor Tupperware Unit SimaburIndah sebagaimana yang tergambar padahalaman 5. Dari sosiogram tersebutdiperoleh informasi bahwa peta jaringaninteraksi pada Unit Simabur Indah, berbedadengan peta struktur normatif yang telahditetapkan oleh perusahaan Tupperware.Adapun berdasarkan peta struktur normatifperusahaan, informasi mengalir dari jenjangkarir atas ke jenjang karir bawah yaitu dariGM ke manager, manager ke team captain,

team captain ke consultant. Sedangkan darianalisis jaringan sosial yang telah dilakukan,didapati aliran informasi yang berbeda yaituterdapat aktor yang melangkahi satu strukturtertentu dalam berinteraksi. Hal inilah yangmenyebabkan terjadinya fluktuasi penjualanatau ketidakstabilan angka penjualan yangdisebabkan karena informasi tidak tersebarkepada seluruh anggota jaringan sehinggamengakibatkan produk-produk tidak dapatdidistribusikan kepada seluruh sales force.

Selain itu, sosiogram tersebut jugamenampilkan aktor-aktor yang hanyamemiliki satu link saja di dalam jaringan. Halini menjadi sebuah permasalahan karenaaktor tersebut hanya berinteraksi dengansatu orang aktor dari 103 aktor. Masalah iniakan mengakibatkan minimnya informasiyang diterima atau bahkan terputus padaaktor tersebut. Seandainya aktor yangmenjadi perantara hubungan memilikikendala dalam menyampaikan informasi,maka informasi tidak akan tersampaikankepada aktor yang bersangkutan.Terputusnya aliran informasi berdampakterhadap aktor yaitu aktor tidak bisamemperoleh produk yang diinginkansehingga mengakibatkan angkapenjualannya menurun. Jika hal ini terjadikepada keseluruhan aktor yang hanyamemiliki satu link di dalam jaringan, makaakan menyebabkan turunnya angkapenjualan dari Unit Simabur Indah.

E. UCAPAN TERIMA KASIH

enulis mengucapkan terima kasihkepada Prof. Dr. Damsar, MA dan Dr.Bob Alfiandi, M.Si sebagai dosen

pembimbing dari Universitas Andalas yangtelah memberikan dukungan, masukan,saran dan kritikan yang membangun dalamtulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilianti, Wiwin. (2016). Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Di KecamatanTanjungsiang Kabupaten Subang. Skripsi Universitas Pasundan Bandung.

HP

JURNAL ANTROPOLOGI: Isu-Isu Sosial Budaya. December 2018, Vol. 20 (2): 129-143_________ ISSN 1410-8356Online at http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro

143 | P a g e

DOI: 10.25077/jantro.v20.n2.p129-143.2018JANTRO ISSN: 2355-5963 (Online)under Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional

Cindoswari, Ageng Rara. (2016). Analisis Struktur Jaringan Komunikasi Dalam AdaptasiEkonomi, Sosial Dan Budaya Pada Paguyuban Babul Akhirat Di Kota Batam. JurnalKomunikasi Vol.10, No. 2, Hlm. 129-144

Dalimunthe, Syairal Fahmy. (2015). "Komunikasi Organisasi Dalam PerpsektifBudaya." Jurnal Bahas Unimed. Vol. 26, No. 3.

Eriyanto. (2014). Analisis Jaringan Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia Group.Lawang, Robert M.Z. (2005). Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik. Universitas

Indonesia: FISIP UI PRESSMangore, Indah Indria, Bode Lumanauw, and Maria Tielung. (2015). Analysis of Product

Quality, Service Quality and Brand Image To Customer Loyalty At TupperwareManado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan AkuntansiVol.3. No. 2. Hlm. 616-627

Nitisemito, Alex. (1994). Mengatasi Turunnya Omzet Penjualan. Jakarta: Ghlia IndonesiaPasaribu, Rida Helfrida. (2015). Analisis Jejaring Sosial Gereja Methodis Indonesia Studi

Kasus di GMI Resort Sei Bahar Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Skripsi USU.Setiawati, Seri. (2017). Jaringan Sosial Organisasi Lesbian, Bisexual dan Transgender:

Studi Kasus Organisasi Ardhanary Institute Di Jakarta. Jurnal Antropologi: Isu-IsuSosial dan Budaya. Desember 2016 Vol. 18 (2), hlm 153-171

Tadjuddah, Muslim dkk. (2012). Analisis Pemetaan Jaringan Perdagangan Ikan KerapuHidup Di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Buletin PSP. Vol. 20, No. 2.Hlm 119-130