pemerintah kabupaten barito...

160
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA JL. P. ANTASARI NO. 1 TELP.0511-4799041 MARABAHAN (70514) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) TAHUN 2007 2012 2008 2009 2010 2011 2012 MARABAHAN, OKTOBER 2008

Upload: trinhngoc

Post on 02-Apr-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA JL. P. ANTASARI NO. 1 TELP.0511-4799041 MARABAHAN (70514)

RENCANA

PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH

(RPJM)

TAHUN 2007 – 2012

LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH BARITO KUALA

2008

2009

2010

2011

2012

MARABAHAN, OKTOBER 2008

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2007 – 2012 NOMOR : 35 TANGGAL : 19 Nopember 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA

Jl, P.ANTASARI NO.1 TELP.0511-4799041 MARABAHAN (70514)

MARABAHAN, OKTOBER 2008

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH (RPJM)

TAHUN 2007-2012

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

PENGANTAR Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-2012 ini disusun sebagai pedoman utama pelaksanaan pembangunan dan kegiatan pemerintahan di Barito Kuala untuk jangka waktu 5 (lima) tahun mulai 04 Nopember 2007 sampai dengan 03 November 2012. sebagai rencana kerja dan kinerja pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan yang menyusun rancangan dokumen perencanaan ini adalah penjabaran Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Periode 2007-2012.. Disusun dan disampaikan Pemerintah Kabupaten Barito, guna memperoleh persetujuan, yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai dokumen perencanaan pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang sebagaimana dimaksud oleh UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Secara umum isi Rancangan RPJM ini adalah uraian proses proyeksi Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala ke dalam program dan kegiatan terpilih, masing-masing dengan indikator kinerja terukur per tahun dalam kurun waktu lima tahun. Diharapkan melalui konsepsi rancangan strategik ini, setiap program dan kegiatan, sebagai langkah operasional teknis aplikatif, setiap tahun dapat diproyeksikan ke dalam APBD Kabupaten Barito Kuala, mulai Tahun Anggaran 2008 sampai dengan Tahun Anggaran 2012. Demikian rancangan RPJM ini disampaikan, atas tanggapan positif, persetujuan pimpinan dan para anggota dewan yang terhormat, diucapkan terima kasih. Semoga tahapan proses persetujuan Rancangan RPJM Tahun 2007-2012 berjalan lancar guna mewujudkan karya terbaik bagi masyarakat.

Marabahan, 10 Oktober 2008

BUPATI BARITO KUALA

H. HASANUDDIN MURAD

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA

NOMOR 35 TAHUN

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2007 – 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO KUALA,

Menimbang

:

a. bahwa untuk menjamin kegiatan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Barito Kuala agar berlangsung secara efektif, efisien dengan sasaran tertentu, diperlukan perencanaan pembangunan;

b. Bahwa untuk mewujudkan pemerintahan dan pembangunan selama

lima tahun sesuai Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-2012 dan anggaran dengan sumber lainnya maka perencanaan pembangunan disusun dan dituangkan dalam suatu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a dan huruf b diatas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-2012;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352); sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-

Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043;

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501;

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851;

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286;

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310;

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355;

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389;

9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421;

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844;

11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4405, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503;

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817;

18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 l (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 9 Tahun 2003

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2003 Nomor 9 Seri D Nomor Seri 2);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun 2008

tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 Nomor 2);

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA

dan

BUPATI BARITO KUALA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2007-20012.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Barito Kuala; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dan PERangkat Daerah

sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Kabupaten Barito Kuala; 3. Pemeritahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

4. Kepala Daerah adalah Bupati Barito Kuala; 5. Dewan Perwakilan Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito

Kuala sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 6. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,

melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia; 7. Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, askes terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia;

8. Perencanaan Pembangunan Daerah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu;

9. Sistem perencanaan Pembangunan Daerah adalah merupakan suatu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara daerah dan masyarakat.;

10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang selanjutnya disingkat RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh ) tahun;

11. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJP adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk 20 (dua puluh) tahun;

12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima ) tahun;

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

13. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun;

14. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima ) tahun;

15. Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah atau disebut Renja SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun;

16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut dengan Pusrendbangda adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah;

17. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan di daerah adalah Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Kepala BAPPEDA;

18. Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut Forum SKPD adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau gabungan sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD);

19. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan;

20. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Perencanaan pembangunan jangka menengah daerah disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan serta dengan melibatkan seluruh perilaku, pembangunan daerah di Kabupaten Barito Kuala.

(2) Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah dilaksanakan

berdasarkan asas kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas dan akuntabilitas.

(3) RPJMD dibentuk untuk menentukan arah dan kebijakan daerah dalam mewujudkan visi

dan misi Kepala Daerah.

BAB III RUANG LINGKUP PERENCANAAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 3

Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah, yang selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yaitu tahun 2007-2012 yang dimulai pada tanggal 4 Nopember 2007 dan berakhir pada tanggal 4 Nopember 2012.

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Pasal 4

(1) RPJMD memuat penjabaran dari visi, misi dan program Bupati yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional dan mempertahatikan Renstra SKPD serta RPJM Nasional.

(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) merupakan pedoman penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).

BAB IV

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PERENCANAAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 5

Perencanaan pembangunan daerah jangka menengah disusun dengan sistematika sebagai berikut : I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Landasan Hukum

II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. Kondisi Geografis

1. Letak Geografis 2. Iklim dan Topografi Wilayah

B. Perekonomian Daerah C. Sosial Budaya Daerah 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Budaya D. Perasarana dan Sarana daerah 1. Lingkungan 2.Jaringan Irigasi 3. Jaringan Jalan 4. Jaringan Air Bersih

IIII. VISI dan MISI A. Visi

1. Pertanian 2. Maju dan Berdaya Saing Tinggi 3. Kemandirian Daerah

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

B. Misi 1. Percepatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan yang Komprehensif dan

Terpadu 2. Reformasi Pemerintahan Menuju Tata Kelola Pemerintah yang Baik (Good

Governence) 3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dari Berbagai Sektor dan

Layanan 4. Melaksanakan Pembangunan Daerah yang Responsif Terhadap Aspirasi

Masyarakat Melalui Adaptasi Partisipasi Berbagai Pihak. 5. Membangun Akses dan Jaringan Kerja Sama di Berbagai Sektor

Pembangunan. IV. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

A. Menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas dan Mampu Berpartisipasi dalam pembangunan yang Dilaksanakan Sebagai Wujud Dari Upaya Pembangunan Masyarakat Kabupaten Barito Kuala Seutuhnya Berbasis pada Sosio Kultural yang Terintegrasi.

B. Melakukan Mapping (Pemetaan) terhadap berbagai Permasalahan Pembangunan Mulai dari Geografis, Ekonomi, budaya dan Infrastruktur Dengan Mengacu Pada Pembangunan Peluang dan Kesempatan Bekerja dan Berusaha Bagi Masyarakat Kabupaten Barito Kuala.

C. Menyusun Desain Tata Kelola Penmyelenggaraan Pemerintah yang Baik dan Bersih Dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN), menumbuhkan Rasa memiliki Terhadap Kesempatan, Peluang, Ancaman dan Tantangan Pembangunan menuju Peningkatan Kemampuan Pembangunan yang Bertumpu Pada Kesadaran akan Tanggungjawab dan Tugas Sebagai Khalifah di Muka Bumi.

D. Agenda Pembangunan Daerah 1. Agenda 1

1.1. Sasaran 1 1.2. Sasaran 2 1.3. Sasaran 3

2. Agenda 2

2.1. Sasaran 4 2.2. Sasaran 5 2.3. Sasaran 6 2.4. Sasaran 7 2.5. Sasaran 8 2.6. Sasaran 9

3. Agenda 3

3.1. Sasaran 10 3.2. Sasaran 11

V. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

A. Arah Kebijakan Pengelolaan dan Pendapatan Daerah 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2. Dana Perimbangan 3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah (LLPYS)

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

B. Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah C. Arah Kebijakan Umum Anggaran

VI. KEBIJAKAN UMUM

A. Arahan Program Pembangunan 1. Pembangunan Infrastruktur Perdesaan dan Pembangunan Pusat-Pusat

Kawasan Terpilih 2. Pembangunan Pertanian 3. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan 4. Pembangunan Kesehatan yang Berkualitas 5. Pembangunan Kehidupan Umat Beragama 6. Pembangunan Koperasi dan Dunia Usaha 7. Pembangunan Sistem Pemerintah yang Baik menjunjung Tinggi Supremasi

Hukum, Bersih dan Berwibawa. B. Kebijakan Umum

1. Agenda 1 1.1 Sasaran 1 1.2 Sasaran 2 1.3 Sasaran 3

2. Agenda 2

2.1. Sasaran 4 2.2. Sasaran 5 2.3. Sasaran 6 2.4. Sasaran 7 2.5. Sasaran 8 2.6. Sasaran 9

3. Agenda 3

3.1. Sasaran 10 3.2. Sasaran 11

Pasal 6

Sistematika sebagaimana dimaksud pada pasal 5 dijabarkan lebih lanjut dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB V PENGENDALIAN DAN EVALUASIO PELAKSANAAN RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 7

Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan jangka menengah daerah dilaksanakan secara sistematis dan terpadu berdasarkan indikator yang dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

BAB VI DATA DAN INFORMASI

Pasal 8

(1) Perencanaan pembangunan jangka menengah daerah didasarkan pada data dan

informasi yang akurat.

(2) Penyusunan sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (1) didasarkan pada kondisi riil daerah pada tahap awal sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini.

(3) Data dan informasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud pasal 8 ayat (1) perlu

disusun dalam mekanisme penyusunan data yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.

BAB VII

KELEMBAGAAN

Pasal 9

(1) Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas perencanaan

pembangunan jangka menengah daerah.

(2) Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Kepala Daerah dibantu oleh Kepala BAPPEDA.

(3) Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah menyelenggarakan perencanaan

pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya dan melaksanakan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya yang terkait.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala.

Ditetapkan di Marabahan Pada tanggal 2008 BUPATI BARITO KUALA, HASANUDDIN MURAD

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2007-2012

A. Penjelasan Umum

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pernbangunan daerah harus disusun secara sistematis, terarah, terpadu dan menyeluruh. Rangkaian tahapan perencanaan pernbangunan daerah terdiri dari rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di daerah dengan melibatkan masyarakat.

Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) merupakan upaya

sadar untuk mewujudkan keadaan yang diinginkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendadatang. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 150 ayat (3) huruf e, penyusunan RPJMD perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk menjamin kepastian hukum, kepastian arah kebijakan dan konsistensi perencanaan pembangunan daerah secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Penyusunan RPJMD vang dilaksanakan dalam berbagai tahapan yang terdiri dari

penyusunan rancangan awal rencana pembangunan, musyawarah perencanaan pembangunan dan penyusunan ranclngan akhir rencana pembangunan diselengarakan secara demokratis dengan melibatkan seliruh pelaku pembangunan daerah. Pada bagian akhir dari perencanaan pembangunan ini, perlu dilaksanakan evaluasi pelaksanaan rencana untuk mengumpulkan dan menganalisa data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.

B. Penjelasan Pasal Per Pasal

Pasal 1 Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas Huruf e

Cukup jelas Huruf f

Cukup jelas Huruf g

Cukup jelas

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Huruf h Cukup jelas

Huruf i Cukup jelas

Huruf j Cukup jelas

Huruf k Cukup jelas

Huruf l Cukup jelas

Huruf m Cukup jelas

Huruf n Cukup jelas

Huruf o Cukup jelas

Huruf p Cukup jelas

Huruf q Cukup jelas

Pasal 2 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan pelaku pembangunan adalah Pemerintah, dunia usaha dan msyarakat.

Ayat (2)

1. Asas ”Kepentingan umum” yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan masyarakat dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Asas ”Keterbukaan” yaitu yang memberikan akses kepada masyarakat secara langsung untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyusunan dan pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

3. Asas ”Proporsionalitas” yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan pelaksanaan program pembangunan daerah.

4. Asas ”Profesionalitas” yaitu asas yang mengutamakan keahlian berdasarkan peraturan perudang-undangan yang berlaku.

5. Asas ”Akuntabilitas” yaitu asas yang menjamin bahwa perencanaan pembangunan daerah dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Ayat (3) Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) Cukup jelas

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Ayat (2) Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6

Cukup jelas Pasal 7

Yang dimaksud dengan indikator yang dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif pada akhir periode pelaksanaan RPJMD tahun 2007-2012 adalah indikator manfaat dan indikator hasil pembangunan bagi masyarakat secara umum. Selanjutnya pengertian dart masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut : - Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan padajangka menengah dan merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

- Indikator manfaat (benefits) adalah kegunaan suatu keluaran yang dirasakan langsung oleh masyarakat, dapat berupa tersediannya fasilitas yang dapat diakses oleh publik.

Pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan jangka menengah daerah dilaksanakan secara periodik setiap t (satu) tahun.

Pasal 8

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan kondisi riil daerah adalah kondisi ekonomi. sosial, budaya, kelembagaan, pertahanan dan keamanan, potensi dasar daerah dan kewilayahan serta hal-hal pokok lainnya sebagai data dasar perencanaan pembangunan jangka panjang daerah Selanjutnya, pada akhir pelaksanaan perencanaan jangka menengah dilakukan evaluasi pelaksanaan rencana kegiatan dan pengumpulan data dan informasi terkait dengan pelaksanaan rencana kegiatan sebagai tolak ukur penentuan kemajuan daerah dan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah.

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

DAFTAR ISI PENGANTAR .... 2.

DAFTAR ISI .... 3. 1. PENDAHULUAN .... 4. 1.1. LATAR BELAKANG .... 4. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN .... 8. 1.2.1. MAKSUD .... 8. 1.2.2. TUJUAN .... 8. 1.3. LANDASAN HUKUM .... 8. 1.4. ALUR PIKIR DAN SISTEMATIKA PENYAJIAN .... 11. 1.4.1. ALUR PIKIR .... 11. 1.4.2. BAGAN ALUR PIKIR .... 13.

1.4.3. SISTEMATIKA PENULISAN .... 13.

2. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH .... 16.

2.1. KONDISI GEOGRAFIS .... 16. 2.1.1. LETAK GEOGRAFIS .... 16. 2.1.2. IKLIM DAN TOPOGRAFI WILAYAH .... 17. 2.2. PEREKONOMIAN DAERAH .,.. 18. 2.3. SOSIAL BUDAYA DAERAH .... 18. 2.3.1. PENDIDIKAN .... 18. 2.3.2. KESEHATAN .... 19. 2.3.3. BUDAYA .... 20. 2.4. PRASARANA DAN SARANA DAERAH .... 20. 2.4.1. LINGKUNGAN .... 20. 2.4.2. JARINGAN IRIGASI .... 21. 2.4.3. JARINGAN ]ALAN .... 22. 2.4.4. JARINGAN AIR BERSIH .... 22.

2.5. PEMERINTAHAN UMUM .... 23.

3. VISI DAN MISI .... 26.

3.1. VISI .... 26. 3.1.1., PERTANIAN .... 26. 3.1.2. MAJU DAN BERDAYA SAING TINGGI .... 29. 3.1.3. KEMANDIRIAN DAERAH .... 30. 3.2. MISI .... 32.

3.3. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN .... 38.

4. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH .... 40.

4.1. STRATEGI 1. .... 41. 4.2. STRATEGI 2. .... 42. 4.3. STRATEGI 3. .... 43. 4.4. AGENDA PEMBANGUNAN DAERAH .... 46. 4.4.1. AGENDA PERTAMA .... 46. 2

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

4.4.2. AGENDA KEDUA .... 49.

4.4.3. AGENDA KETIGA .... 55.

5. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH .... 58.

5.1. ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN .... 58. PENDAPATAN DAERAH 5.1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH .... 60. 5.1.2. DANA PERIMBANGAN .... 62. 5.1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH .... 63.

5.2. ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN .... 65. BELANJA DAERAH

5.3. ARAH KEBI)AKAN UMUM ANGGARAN .... 67.

6. KEBIJAKAN UMUM .... 73.

6.1. ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN .... 74. 6.2. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN .... 80. 6.2.1. SASARAN 1. .... 81. 6.2.2. SASARAN 2. .... 84. 6.2.3. SASARAN 3. .... 85. 6.2.4. SASARAN 4. .... 88. 6.2.5. SASARAN 5. .... 92. 6.2.6. SASARAN 6. .... 96. 6.2.7. SASARAN 7. .... 100. 6.2.8. SASARAN 8. .... 102. 6.2.9. SASARAN 9. .... 104. 6.2.10. SASARAN 10. .... 107.

6.2.11. SASARAN 11. .... 110.

7. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH .... 113.

7.1. PROGRAM PEMBANGUNAN .... 113. 7.1.1. PROGRAM SKPD .... 113. 7.1.2. PROGRAM LINTAS SKPD .... 114. 7.1.3. PROGRAM KEWILAYAHAN .... 116. 7.2. RENCANA KERJA .... 117. 7.2.1. RENCANA KERJA KERANGKA REGULASI .... 117. 7.2.2. RENCANA KERJA KERANGKA .... 118.

PENDANAAN

8. PENUTUP .... 122.

LAMPIRAN

(BERUPA RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN, YANG MELIPUTI RENCANA VOLUME FISIK DAN RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SETIAP SKPD UNTUK JANGKA WAKTU 5 TAHUN)

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Disusun, ditetapkan dan dioperasionalkannya dokumen peren-

canaan pembangunan oleh setiap aras pemerintahan, baik

pemerintah nasional, pemerintah propinsi maupun pemerintah

kabupaten - kota, merupakan pemenuhan dan konsekuensi atas

diundangkan dan diterapkannya UU Nomor : 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara dan UU Nomor : 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Nasional. Secara hirarki dokumen perencanaan

pembangunan untuk setiap aras pemerintahan terdiri dari Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) berjangka waktu 20 Tahun,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) berjangka waktu

5 Tahun dan Rencana Kerja Pemerintah (Daerah) atau RKP(D) yang

merupakan rencana kerja operasional berjangka waktu tahunan.

Letak geografis dan potensi suatu wilayah merupakan bagian

dari faktor yang mempengaruhi proses pembangunan dalam rangka

lebih mensejahterakan kehidupan masyarakat di lokasi tersebut.

Untuk menggapai standar taraf hidup masyarakat yang lebih

sejahtera, diperlukan usaha, upaya dan perlakuan sesuai eksistensi

potensi internal wilayah dan pengaruh eksternal atas wilayah

dimaksud. Melalui prinsip ini memberikan arti bahwa ketepatan

perlakuan pembangunan wilayah merupakan permasalahan pokok

dan penting, yang perumusannya ditentukan oleh dimensi waktu,

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

teknologi, sistem pemerintahan dan berbagai sistem kearifan yang

berlaku di masyarakat. Oleh sebab itu menemukan kembali

karateristik potensi wilayah dan seluruh dinamikanya yang

senantiasa berkembang, menjadi langkah yang secara terus

menerus dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat

menjadi bagian dari evaluasi, yang selanjutnya menjadi bahan

proyeksi perlakuan tepat, dalam kurun jangka waktu tertentu.

Mensiasati prinsip proses pembangunan di atas, beberapa titik

penting yang selanjutnya menjadi awal dari pokok bahasan adalah

indikator dari tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakat dan

potensi wilayah beserta seluruh karateristiknya. Hal ini mencakup

potensi yang telah berkembang menjadi produksi maupun yang

masih menjadi potensi alami, yang dikaitkan dengan perkembangan

wilayah sesuai stratanya (lokal, regional, nasional maupun global).

Sedangkan sistematika perumusan perlakuan (strategis)

dilaksanakan melalui analisis (pragmatis) atas seluruh potensi

wilayah, sistem yang berlaku di masyarakat, beserta pengaruh

dinamika lingkungan strategis yang melingkupi wilayah kabupaten.

Dengan prinsip dan tahapan proses tersebut, selanjutnya strategi

(dalam arti luas) pembangunan disusun dan ditetapkan, sehingga

menjadi acuan yang konsisten untuk menentukan "'perlakuan"

pembangunan dalam kurun waktu tertentu.

Kabupaten Barito Kuala, salah satu di antara 13 kabupaten -

kota di Propinsi Kalimantan Selatan, berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Nomor :

001/KPTS/ M.PDT /II/2005, telah ditetapkan sebagai salah satu

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

kabupaten "daerah tertinggal" bersama-sama 199 kabupaten

lainnya di seluruh Indonesia. Wilayah kabupaten Barito Kuala,

keberadaannya memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, yang

dicerminkan oleh posisi dan potensi alaminya, baik yang menjadi

keunggulan maupun yang selanjutnya menjadi kelemahan dalam

pemamfaatannya, dalam rangka proses pembangunan. Posisi dan

letak lokasi Kabupaten Barito Kuala yang perlu yang perlu

digarisbawahi adalah penyangga langsung aktifitas Kota Banjarmasin

sebagai Ibu Kota Propinsi Kalimantan Selatan, dibelah dan menjadi

muara Sungai Barito, yakni sungai terpanjang di Pulau Kalimantan

yang mengalir melalui Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah dan

Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Dengan posisi ini menjadikan

Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu pintu masuk dan

menjadi lintasan menuju ke sebagian wilayah Propinsi Kalimantan

Tengah melalui jalan darat (Cacatan : Jalan Negara Trans

Kalimantan Bagian Selatan ) dan melalui sungai. Demikian pula

posisi letak lokasi ini menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai

pintu masuk ke Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan lainnya melalui

akses prasarana jalan darat dan sekaligus akses sungai. Hal ini

menunjukkan bahwa pada dasarnya sesuai geografisnya,

Kabupaten Barito Kuala berada pada posisi yang sangat strategis,

termasuk ada pada wilayah pelayanan Pelabuhan Laut Tri Sakti dan

hanya berada pada jarak kurang lebih 40 km dari Bandar Udara

Syamsudin Noor Banjarmasin.

Strategisnya posisi geografis wilayah Kabupaten Barito

Ku.ala, tidak selamanya memberikan konstribusi posisi positif bagi

pengembangan wilayah, sepanjang tidak ada perlakuan tepat atas

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

"potensi internal" yang dimilikinya. Pernyataan ini dapat dijelaskan,

melalui permasalahan, bahwa pada wilayah kabupaten yang

menjadi penyangga Kota Banjarmasin ini, utamanya wilayah yang

terkait langsung dengan aktifitas Pelabuhan Tri Sakti, merupakan

bagian dari wilayah kawasan industri pengolahan kayu terbesar

kedua di Indonesia. Pada wilayah yang masuk territorial Kabupaten

Barito Kuala, sebelum tahun 2006, paling tidak terdapat 14 (empat

belas) industri pangolahan kayu berskala sedang-besar, yang

seluruh bahan bakunya dipasok dari luar wilayah kabupaten.

Namun, mengingat minimalnya prasarana wilayah di Kabupaten

Barito Kuala, menyebabkan industri pengolahan kayu dimaksud

hanya memanfaatkan keberadaan Sungai Barito pada sisi

Kabupaten Barito Kuala (sisi barat). Sedangkan aktivitas dan

orientasi manejemen serta karyawan perusahaan industri yang

bersangkutan, tetap mengarah ke Kota Banjarmasin, yang ada

pada sisi lain (timur) Sungai Barito. Keberadaan dan kondisional ini

tidak selalu menguntungkan bagi pengembangan wilayah

Kabupaten Barito Kuala dan yang terpenting membuktikan bahwa

"kunci" pembangunan dan pengembangan wilayah adalah

"'perlakuan" sebagai pemanfaatan potensi internal yang dimiliki

Kabupaten Barito Kuala itu sendiri. Dengan contoh pengalaman ini,

berdasarkan kecenderungan perkembangan regional yang

didominasi oleh aktifitas pemanfaatan batubara, maka untuk 5

(lima) tahun ke depan, potensi intern wilayah yang terkait sangat

erat dengan aktifitas tersebut, harus benar-benar dioptimalkan

guna kepentingan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Barito

Kuala.

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Berititik tolak dari cerminan kondisi dan pengalaman

sebagaimana terurai, strategi ( dalam arti luas ) pembangunan

Kabupaten Barito Kuala harus lebih bertumpu pada

pengembangan, potensi (produksi dan potensi) yang dimiliki

Kabupaten Barito Kuala, pada lingkup dimensi dari dinamika faktor

dominan yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu guna

mewujudkan sistematika uraian perencanaan Rencana

Pembangunan ) angka Menengah (RPJM) Tahun 2007-2012,

yang juga mencakup Strategi Daerah (STRADA) Pembangunan

Daerah Tertinggal (PDT), penyusunan dokumen perencanaan

tersebut dilakukan melalui analisis strategis pragmatis,

memanfaatkan hasil - hasil analisis lainnya atas seluruh potensi,

produksi, faktor pengaruh lingkungan stratejik internal, faktor

pengaruh lingkungan stratejik eksternal dan seluruh manfaat serta

dampak dari komunikasi global. Sedangkan mekanisme

penyusunannya dilaksanakan dengan memanfaatkan sistem BLC

(Building Learning Commitment) menuju BLO (Building Learing

Organisation), melalui pembahasan dalam berbagai pertemuan

rapat oleh Team Penyusun RPJM, serta dilegitimasikan dengan

musyawarah yang melibatkan para pemangku kepentingan

pemerintahan di Kabupaten Barito Kuala. Demikian pula, dengan

menerapkan Prinsip TAP (Transparansi, Akuntabilitas, Partisipatif)

ini, RPJM Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun Periode

2007-2012, diharapkan benar-benar menjadi hasil rumusan !angkah

sistematik, yang bermuara pada penetapan berbagai program dan

kegiatan stratejik, khas Kabupaten Barito Kuala, yang relevan

diproyeksikan untuk jangka waktu sampai dengan Tahun 2012.

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1. Maksud penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007 -

2012 adalah agar tersedia instrumen perencanaan resmi bersifat

strategis, yang telah tersistematikakan sesuai eksistensi potensi

sumber daya dan tuntutan perkembarl masyarakat Kabupaten

Barito Kuala pada perioditas perencanaan tersebut.

1.2.2. Tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007 -

2012 ialah agar dapat diarahkannya seluruh penyelenggaraan

pemerintahan dan kegiatan pembangunan oleh Pemerintah

Kabupaten Barito Kuala, yang tingkat perkembangan dan

keberhasilannya dapat diketahui secara terukur.

1.3. LANDASAN HUKUM

1.3.1. Undang-Undang Nomor : 27 Tahun 1959 Tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor : 3 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah Tk.II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor : 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor : 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 1820).

1.3.2. Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 1994 Tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara RI Tahun 1994 Nomor : 62, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor : 3569).

1.3.3. Undang-Undang Nomor : 18 Tahun 1997 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor: 41, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048).

1.3.4. Undang-Undang Nomor : 21 Tahun 1997 tentang Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara RI tahun 1997 Nomor : 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3688).

1.3.5. Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 1999 tentang Penye-

lenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor : 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851).

1.3.6. Undang-Undang Nomor : 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286).

1.3.7. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perben-

daharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355).

1.3.8. Undang-Undang Nomor : 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389 ).

1.3.9. Undang-Undang Nomor : 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400 ).

1.3.10. Undang - Undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional. 1.3.11. Undang - Undang Nomor : 32 Tahun 2004 Tentang Peme-

rintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437).

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1.3.12. Undang - Undang Nomor : 33 Tahun 2004 Tentang Perim-bangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan PemeRintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4417).

1.3.13. Peraturan Pemerintah Nomor : 21 Tahun 1997 Tentang

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (LembaranNegara Tahun 1997 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3693).

1.3.14. Peraturan Pemerintah Nomor : 104 Tahun 2000 Tentang

Dana Perimbangan (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4021).

1.3.15. Peraturan Pemerintah Nomor : 105 Tahun 2000 Tentang

Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4022 ).

1.3.16. Peraturan Pemerintah Nomor : 109 Tahun 2000 Tentang

Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4023 ).

1.3.17. Peraturan Pemerintah Nomor : 65 Tahun 2001 tentang Pajak

Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4138 ).

1.3.18. Peraturan Pemerintah Nomor : 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4139).

1.3.19. Peraturan Pemerintah Nomor : 21 Tahun 2004 tentang

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara - Lembaga.

1.3.20. Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 2004 jo Peraturan

Pemerintah Nomor : 37 Tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor : 37 Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1.3.21. Peraturan Pemerintah Nomor : 58 Tahun 2005 tentang

Perigelolaan Keuangan Daerah. 1.3.22. Peraturan Pemerintah Nomor : 06 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 1.3.23. Peraturan Pemerintah Nomor : 08 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah.

1.3.24. Instruksi Presiden Nomor : 16 Tahun 1999 Tentang Persiapan

Tahun Anggaran dari Tahun Fiskal menjadi Tahun Takwin. 1.3.25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2006 jo

Nomor : 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

1.3.26. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor : 09 Tahun

2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Barito Kuala.

1.4. ALUR PIKIR DAN SISTEMATIKA PENYAJIAN

1.4.1. ALUR PIKIR

a. Titik awal alur pikir Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2017-2012

dimulai dimulai dari visi dan misi yang menjadi komitmen

bersama ( seia sekata - selidah ) penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Barito Kuala,

yang menjembatani kondisi wilayah dan masyarakat saat ini

dengan kondisi situasional yang diharapkan sampai pada kurun

waktu selanjutnya, yang telah ditetapkan secara tegas dan

berkesinambungan ( standartisasi ). Visi dan misi dimaksud

Page 28: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

adalah VISI dan MISI Bupati Barito Kuala dan Wakil Bupati

Barito Kuala TERPILIH untuk periode masa jabatan 5 (lima)

tahun, mulai 04-November-2007 sampai dengan 03 November-

2012; yang kemudian menjadi VISI dan MISI Pemerintah

Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-2012.

b. Visi yang dijabarkan dengan rumusan misi adalah wujud langkah

dan tujuan utama dalam optimasi pencapaian visi pemerintah

kabupaten. Bertitik tolak dari makna visi dan misi yang diikuti

serangkaian analisis atas seluruh faktor yang mempengaruhi

keberadaan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala, diperoleh

Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) yang menjadi acuan utama

perumusan Tujuan Stratejik ( Goals ) pemerintah daerah,

yang dengan strategi dasar tertentu dikelompokkan menjadi 3

(tiga) Agenda Pembangunan.

c. Berdasarkan Tujuan Stratejik selanjutnya ditetapkan 11

(sebelas) Sasaran Stratejik (Obyective) pembangunan yang

pencapaiannya dirumuskan secara hirarkis sesuai tingkat

kewenangan dalam setiap aras unit kerja, melalui strategi

tertentu. Sebagaimana tujuan stratejik maka sasaran stratejik

juga dikelompokkan pada 3 (tiga) Agenda Pembangunan

dimaksud pada butir b.

d. Pencapaian Sasaran Stratejik dapat dicermati melalui Indikator

Sasaran yang nilainya dapat dikualitatifkan dan atau

dikuantitatifkan.

e. Sedangkan strategi tertentu merupakan serangkaian tingkat

perlakuan yang saling mendasari berupa kebijakan yang

Page 29: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

selanjutnya diaktualisasikan pada program dan kegiatan

pembangunan, yang masingmasing merupakan sinergitas

upaya operasional dengan "indikator terukur dalam satuan

kinerja", yang akan dihitung, dievaluasi dan dipertanggung-

jawabkan tiap-tiap tahun, selama jangka waktu perencanaan

jangka menengah 5 (lima) tahun.

f. Dengan alur pikir di atas, disimpulkan bahwa: RPJM Pemerintah

Kabupaten Barito Kuala Tahun 20072012 adalah Rencana

Kinerja Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Terukur Selama 5

(lima) Tahun.

Page 30: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1.4.2 BAGAN ALUR PIKIR CATATAN : PROGRAM TERPILIH dan KEGIATAN TERPILIH adalah Program dan Kegiatan Pembangunan yang dipilih dari Daftar Program dan Kegiatan yang menjadi Lampiran Peraturan menteri Dalam negeri Nomor : 13 Tahun 2006 jo Nomor : 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 1.4.2. SISTEMATIKA PENULISAN

HALAMAN JUDUL PENGANTAR DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 1.2.1. MAKSUD 1.2.2. TUJUAN 1.3. LANDASAN HUKUM 1.4. ALUR PIKIR DAN SISTEMATIKA PENYAJIAN

1.4.1. ALUR PIKIR

VISI MISI

AGENDA

KEDUA

STRATEGI 1,2,3

STRATEGI 1,2,3

AGENDA

KETIGA

AGENDA

PERTAMA

SASARAN 1.

PROGRAM

TERPILIH

KEGIATAN

TERPILIH SASARAN 2.

SASARAN 3.

SASARAN 4.

SASARAN 5.

SASARAN 6.

SASARAN 7.

SASARAN 8.

SASARAN 9.

PROGRAM

TERPILIH

KEGIATAN

TERPILIH

PROGRAM

TERPILIH

KEGIATAN

TERPILIH

SASARAN 10

SASARAN 11

ARAHAN

PROGRAM

ARAHAN

PROGRAM

Page 31: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1.4.2. BAGAN ALUR PIKIR 1.4.3. SISTEMATIKA PENULISAN

2. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. KONDISI GEOGRAFIS 2.1.1. LETAK GEOGRAFIS 2.1.2. IKLIM DAN TOPOGRAFI WILAYAH

2.2. PEREKONOMIAN DAERAH 2.3. SOSIAL BUDAYA DAERAH

2.3.1. PENDIDIKAN 2.3.2. KESEHATAN 2.3.3. BUDAYA

2.4. PRASARANA DAN SARANA DAERAH 2.4.1. LINGKUNGAN 2.4.2. JARINGAN IRIGASI 2.4.3. JARINGAN JALAN 2.4.4. JARINGAN AIR BERSIH

2.5. PEMERINTAHAN UMUM 3. VISI DAN MISI

3.1. VISI 3.1.1. PERTANIAN 3.1.2. MAJU DAN BERDAYA SAING TINGGI 3.1.3. KEMANDIRIAN DAERAH

3.2. MISI 3.3. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

4. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. STRATEG 1. 4.2. STRATEGI 2. 4.3. STRATEGI 3. 4. 4. AGENDA PEMBANGUNAN DAERAH

4.4.1. AGENDA PERTAMA 4.4.2. AGENDA KEDUA 4.4.3. AGENDA KETIGA

5. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

5.1. ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 5.1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH

Page 32: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

5.1.2. DANA PERIMBANGAN 5.1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

5.2. ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

5.3. ARAH KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN 6. KEBIJAKAN UMUM

6.1. ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN 6.2. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN

6.2.1. SASARAN 1. 6.2.2. SASARAN 2. 6.2.3. SASARAN 3. 6.2.4. SASARAN 4. 6.2.5. SASARAN 5. 6.2.6. SASARAN 6. 6.2.7. SASARAN 7. 6.2.8. SASARAN 8. 6.2.9. SASARAN 9. 9.2.10. SASARAN 10. 6.2.11. SASARAN 11.

7. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1 PROGRAM PEMBANGUNAN 7.1.1. PROGRAM SKPD 7.1.2. PROGRAM LINTAS SKPD 7.1.3. PROGRAM KEWILAYAHAN

7.2. RENCANA KER)A 7.2.1. RENCANA KERJA KERANGKA REGULASI 7.2.2. RENCANA KERJA KERANGK PENDANAAN

8. PENUTUP

LAMPIRAN

(BERUPA RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN, YANG MELIPUTI RENCANA VOLUME FISIK DAN RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN SETIAP SKPD UNTUK JANGKA WAKTU 5 TAHUN)

Page 33: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. KONDISI GEQGRAFIS

2.1.1 LETAK GEOGRAFIS Kabupaten Barito Kuala yang dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor : 27 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan, mempunyai

luas wilayah 2.996,96 Km2 atau merupakan kurang lebih

7,98% bagian dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan.

Secara geografis wilayah kabupaten terletak pada koordinat

antara 2° 29'50" sampai 3° 30'18 Lintang Selatan dan 114°

20'S0" sampai 114° 50'18" Bujur Timur, dengan batas-batas

sebagai berikut :

Sebelah Utara . Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Kabupaten Tapin

Sebelah Timur . Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin

Sebelah Selatan . Laut Jawa

Sebelah Barat . Kabupaten Kapuas ( Propinsi Kalimantan Tengah )

Sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan

Selatan, Kabupaten Barito Kuala berada pada lokasi yang

cukup strategis ditinjau dari letak geografisnya. Pertama,

Kabupaten Barito Kuala merupakan daerah yang berbatasan

langsung dengan Kota Banjarmasin, Ibu Kota Propinsi

Kalimantan Selatan. Kedua, berada pada jalur lalu lintas

Sungai Barito mulai dari muara sungai di Laut Jawa menuju ke

arah pedalaman, sehingga Kabupaten Barito Kuala

merupakan pintu masuk jalur sungai menuju Propinsi

2.

Page 34: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Kalimantan Tengah dan wilayah Hulu Sungai ( Banua Enam )

di Propinsi Kalimantan Selatan. Dari kedua posisi ini

menempatkan Kabupaten Barito Kuala berada pada posisi

yang mempunyai akses langsung dengan seluruh fasilitas

Pelabuhan Laut Trisakti. Ketiga, wilayah Kabupaten Barito

Kuala dilalui dan berada pada jalur lalu lintas darat antar

propinsi, yang menghubungan langsung Banjarmasin (Ibu

Kota Propinsi Kalimantan Selatan) dan Palangkaraya ( Ibu

Kota Propinsi Kalimantan Tengah). Dengan letak lokasi

tersebut berarti wilayah Kabupaten Barito Kuala berada pada

jalur utama ekonomi yang berpotensi menu mbuhkembangkan

titik-titik pertumbuhan. Posisi wilayah kabupaten sebagaimana

tersebut di atas merupakan potensi penting untuk peningkatan

pertumbuhan dan kemampuan daerah.

2.1.2. IKLIM DAN TOPOGRAFI WILAYAH

Menurut klassifikasi yang ditetapkan "Schmit and

Ferguson" Wilayah Kabupaten Barito Kuala termasuk daerah

hujan TIPE B., yaitu daerah yang hanya memiliki 1 - 2 bulan

kering dalam setahun, dengan jumlah hari hujan 107 hari dan

total curah hujan 2.665 mm per tahun. Memiliki temperatur

harian rata-rata yang berfluktuasi dari 26° Celsius - 27°

Celsius. Setiap tahun suhu minimal terjadi pada bulan Juli

(26,50° Celsius dan suhu maksimal berlangsung pada bulan

Oktober (27,50° Celsius). Kabupaten Barito Kuala berada

pada hamparan wilayah yang berkelerengan datar sampai

landai (0 % - 2 %) dengan ketinggian lahan berkisar antara 1 -

3 meter di atas permukaan laut. Dibelah oleh aliran Sungai

Barito yang membentang dari ujung utara sampai di di sebelah

selatan, tepatnya di Laut )awa. Lahan utama penyusun

Page 35: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

wilayah adalah hamparan rawa gambut (peat) yang

terakumulasi dengan endapan alluvial, yang selanjutnya

membentuk delta besar dan dikenal sebagai Pulau Petak.

Dengan demikian lahan yang menyusun wilayah adalah lahan-

lahan marginal yang umumnya merupakan tanah sulfat

masam, dengan pH di bawah angka 4. Pada wilayah-wilayah

yang masih memperoleh limpahan pasang surut air laut,

tingkat keasaman lahan dapat dinetaralisasikan sehingga

tingkat kesuburan meningkat dan memiliki tingkat kesesuaian

yang tinggi terhadap budi daya cocok tanam padi serat

tanaman pangan lainnya.

2.2. PEREKONOMIAN DAERAH

Potensi dominan wilayah Kabupaten Barito Kuala adalah bidang

pertanian secara luas, sehingga seluruh perlakuan pembangunan

lebih difokuskan untuk mendukung optimasi produksi bidang

pembangunan tersebut. Seiring dengan tuntutan kebutuhan hidup dan

kehidupan masyarakat, baik yang dipengaruhi faktor internal wilayah

maupun yang dipengaruhi faktor eksternal wilayah seperti komunikasi,

dan interaksi masyarakat menuju globalisasi, proses dan hasil-hasil

pembangunan telah bergeser seiring dengan dinamika kehidupan

tersebut. Bidang pertanian meskipun tetap mendominasi struktur

ekonomi wilayah Kabupaten Barito Kuala, akan tetapi

perkembangannya tidak terlalu signifikan dan justru bidang-bidang

lainnya, walaupun kecil menunjukkan perubahan positif.

Page 36: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

2.3. SOSIAL BUDAYA DAERAH

2.3.1. PENDIDIKAN

Pendidikan dan proses belajar mengajar yang berlangsung di

Kabupaten Barito Kuala pada umumnya dilakukan oleh

pemerintah, baik melalui jalur institusi yang terkait dengan

Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Kuala maupun intitusi yang

terkait dengan Kantor Departemen Agama Kabupaten Barito

Kuala. Pengelola pendidikan dan pengajaran oleh lembaga

masyarakat terkonsentrasi pada pendidikan dan pengajaran

agama Islam, melalui madrasyah dan pesantren. Pendidikan

luar sekolah walaupun intensitasnya kecil namun saat ini

telah mulai berkembang. Pendidikan dan pengajaran di

Wilayah Kabupaten Barito Kuala, sebagai potensi sosial

budaya, dapat ditinjau dari sisi penyediaan sarana dasar

bagi pendidikan tersebut. Bangunan sekolah untuk berbagai

tingkatan, pada umumnya dibangun dari bahan kayu

sehingga usia manfaatnya sangat terbatas. Saat ini banyak

gedung dan lokal sekolah dasar dan madrasyah yang rusak,

sehingga memerlukan kebijakan prioritas. Demikian pula dari

sisi proses belajar mengajar, jumlah guru yang tersedia

belum seluruhnya memadai sesuai proyeksi kebutuhannya.

Hal ini menyangkut jumlah dan kualifikasi tenaga edukatif

guru. Demikian pula tenaga guru yang ada, distribusi

penempatan tugasnya belum seluruhnya merata secara

optimal untuk seluruh wilayah kabupaten. Seiring dengan

meningkatnya tuntutan pasar dan jumlah lulusan dan tamat

sekolah, memerlukan perluasan dan penambahan jumlah

serta jenis sekolah pada setiap tingkatan. Demikian pula

jenis dan jumlah pendidikan luar sekolah maupun jenis dan

jumlah wahana belajar mengajar pada masyarakat,

Page 37: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

kondisinya menuntut proyeksi sistematik dan stratejik pada

setiap periode pembangunan.

2.3.2. KESEHATAN

Sebagai sarana kebutuhan dasar masyarakat, kesehatan

merupakan titik perhatian yang senantiasa dikedepankan

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala. Unit sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan yang telah dibangun di

Kabupaten Barito Kuala berjumlah 299 unit. Kondisi dan

kualitas sarana pelayanan kesehatan di atas, sangat

bervariasi, namun pada umumnya memerlukan perlakuan

intensif untuk mengoptimalkan fungsi dan manfaatnya. Rasio

sarana pelayanan kesehatan dan paramedisnya dengan

jumlah penduduk, perlu ditingkatkan. Hal ini meyangkut

sistem pelayanan kesehatan, baik intensitas, kecepatan,

jangkauan maupun mutu layanan, yang secara totalitas

harus diproyeksikan pada kegiatan pembangunan untuk

mewujudkan ""Barito Kuala Sehat 2010".

2.3.3. BUDAYA

Kabupaten Barito Kuala mempunyai banyak keragaman

budaya yang menjadi kekuatan khas dan menjadi daya tahan

masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Kabupaten

Barito Kuala sebagai daerah penerima transmigrasi sejak

dasawarsa tahun lima puluhan sampai dengan saat ini,

memungkinkan struktur masyarakatnya memiliki keragaman

budaya dan kaya dengan berbagai tradisi dan kesenian

Page 38: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

daerah. Kesenian daerah sebagai salah satu bagian dari

budaya daerah, telah menjadi unsur pemersatu kehidupan

masyarakat, di samping fungsi-fungsi hiburannya. Budaya

daerah yang menjadi kekayaan ragam budaya masyarakat

Kabupaten Barito Kuala berasal dari budaya masyarakat

daerah lain yang menjadi wilayah NKRI.

2.4. PRASARANA DAN SARANA DAERAH

2.4.1. LINGKUNGAN

Seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala merupakan bagian

paling hilir Daerah Aliran Sungai ( DAS) Barito. Posisi ini

menjadikan wilayah kabupaten memungkinkan menerima

manfaat dan sekaligus juga menerima akibat (dampak) atas

pengelolaan wilayah hulu DAS Barito (up stream ). Sebagai

penyangga kehidupan seluruh masyarakat Kabupaten Barito

Kuala, komponen alami yang menyusun lingkungan di DAS

Barito, utamanya yang berada pada wilayah administratif

Kabupaten Barito Kuala, diharapkan dapat berfungsi dan

dapat dipertahankan fungsinya secara lestari. Tegakan

hutan galam pada lahan gambut yang berfungsi sebagai

pengatur tata air alami (reservoir sistem alam) wajib dijaga

eksistensinya, sehingga tetap berfungsi sebagai pengatur

tata air irigasi pasang surut. Masalah penting yang harus

dibenahi dalam hal ini ialah "penetapan kawasan konservasi

setempat", "pengendalian konversi lahan" dan "persepsi

masyarakat" terhadap sumber daya hutan secara tepat

sehingga masyarakat memiliki tanggung jawab dan

Page 39: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

kesadaran akan arti penting hutan, yang sekaligus

memahami arti penting kehidupannya sendiri. Di samping

hutan sebagai penyangga tata air dan lingkungan, di Wilayah

Kabupaten Barito Kuala telah ditetapkan "kawasan

konservasi" yaitu Pertama, Kawasan Hutan Suaka Alam

Pulau Kaget, sebagai suaka margasatwa bekantan (Navalis

larvatus). Fauna dan kawasan konservasi ini telah diakui

dunia internasional, sehingga menjadikan semakin

strategisnya Wilayah Kabupaten Barito Kuala. Kedua,

Kawasan lindung sebagai Kawasan Konservasi Suaka

Margasatwa Tabunganen, yaitu seluruh kawasan hutan

bakau yang membentang di Pantai Laut Jawa Kecamatan

Tabunganen, yang dipertahankan sebagai penyangga

kehidupan ekosistem pantai yang sangat penting bagi

kelangsungan usaha perikanan.

2.4.2. JARINGAN IRIGASI

Pembangunan prasarana wilayah di Kabupaten Barito Kuala

sesuai perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kebijakan

pembangunan dan potensi wilayah. Seiring dengan

kebijakan pembangunan sektor pertanian, pembangunan

prasarana wilayah di Kabupaten Barito Kuala selama ini

lebih menonjol di sub sektor irigasi, utamanya sistem irigasi

pasang surut. Perkembangan pembangunan prasarana

wilayah dimaksud adalah Jaringan irigasi. Pembangunan

sarana irigasi meliputi 16 (enam belas) daerah pengairan (

DP ) dan 2 (dua) daerah pengembangannya. Meliputi luas

lahan irigasi potensial mencapai = 78.266 ha. Dari luas

Page 40: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

lahan Rawa Pasang Surut (RPS) di Kabupaten Barito Kuala

sampai tahun 2002 tercatat 78.808 ha, sudah berfungsi

seluas 65.291 ha sedangkan yang belum berfungsi seluas

13.517 ha yang digarap oleh 23.088 Kepala Keluarga.

2.4.3. JARINGAN JALAN

Dengan luas wilayah kabupaten 2.996,96 km2, total panjang

jalan yang terbangun sampai dengan Tahun 2002 hanya

mencapai 589,60 km atau °0,2 km pada setiap wilayah 1 km2".

Seiring dengan aktifitas lalu lintas jalan dan intensitas

pemerilahaan jalan serta pengaruh alam lainnya yang tidak

dapat dikendalikan, mempengaruhi perubahan kondisi jalan.

2.4.4. JARINGAN AIR BERSIH

Sebagaimana dijelaskan, bahwa masyarakat Kabupaten Barito

Kuala hampir seluruhnya hidup pada lahan rawa gambut yang

berhubungan langsung dengan Sungai Barito. Berarti bahwa

masyarakat hidup dalam lingkungan yang melimpah akan air.

Akan tetapi ironisnya justru masyarakat sangat kekurangan air

bersih. Terlebih bagi masyarakat Kabupaten Barito Kuala di

bagian selatan, lingkungannya pada musim hujan tetap

dipengaruhi air masam, sedang pada musim kemarau

lingkungannya semakin dikelilingi air asin ( air laut ). Dengan

jumlah penduduk yang mencapai 260.297 jiwa, layanan air

bersih yang tersedia hanya menjangkau 30,65 persen

masyarakat Kabupaten Barito Kuala. Layanan tersebut hanya

Page 41: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

terkonsentrasi di Marabahan, sehingga pada dasarnya pelayanan

air bersih sangat kurang menjangkau masyarakat secara merata.

Penyediaan air bersih masih menjadi tantangan, utamanya untuk

menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan kapasitas yang

lebih memadai. Dari sisi sumber bahan baku air bersih, di Wilayah

Kabupaten Barito Kuala bagian selatan yang berbatasan

langsung dengan Kota Banjarmasin dan Laut Jawa, merupakan

permasalahan yang sangat dilematis untuk ditetapkan. Dengan

kata lain masih diperlukan banyak dana untuk dapat memberikan

pelayanan air bersih secara optimal kepada masyarakat.

2.5. PEMERINTAHAN UMUM

Unsur pemerintahan pada Wilayah Kabupaten Barito Kuala

terdiri dari DPRD Kabupaten Barito Kuala dan Pemerintah Kabupaten

BaritoKula, yang struktur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)-nya

dapat diuraikan per bidang urusan sebagai berikut :

1. URUSAN WAJIB

01 Pendidikan 1. 01 Dinas Pendidikan

2. 02 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

02 Kesehatan 3. 01 Dinas Kesehatan 4. 02 RSUD H.Abdul Azis

03 Pekerjaan Umum 5. 01 Dinas Pekerjaan Umum

06 Perencanaan Pembangunan 6. 01 BAPPEDA

07 Perhubungan 7. 01 Dinas Perhubungan dan Komunikasi

08 Lingkungan Hidup

8. 01 Badan Lingkungan Hidup

Page 42: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

10 Kependudukan dan Catatan Sipil 9. 01 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

11 Pemberdayaan Perempuan 10. 01 Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak

dan Keluarga Berencana

13 Sosial

11. 01 Dinas Sosial 14 Tenaga Kerja 12. 01 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 15 Koperasi dan UKM 13. 01 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM 17 Kebudayaan 14. 01 Dinas Tata Kota, Pariwisata dan Budaya 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 15. 01 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat

16. 02 Satuan Polisi Pamong Praja 20 Pemerintahan Umum 17. 01 DPRD 18. 02 Bupati - Wakil Bupati 19. 03 Sekretariat Daerah 20. 04 Sekretariat DPRD 21. 05 Binas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Kekayaan Daerah (DPPKKD)

22. 07 Inspektorat Daerah Kabupaten Barito Kuala 23. 08 Kantor Perijinan Terpadu (KPT) 24. 09 Kecamatan Tabunganen 25. 10 Kecamatan Tamban 26. 11 Kecamatan Mekarsari 27. 12 Kecamatan Anjir Pasar 28. 13 Kecamatan Anjir Muara 29. 14 Kecamatan Alalak 30. 15 Kecamatan Mandastana

31. 16 Kecamatan Belawang 32. 17 Kecamatan Wanaraya 33. 18 Kecamatan Barambai 34. 19 Kecamatan Rantau Badauh 35. 20 Kecamatan Cerbon 37. 21 Kecamatan Bakumpai 38. 22 Kecamatan Marabahan 39. 23 Kecamatan Tabukan

40. 24 Kecamatan Kuripan

41. 25 Kecamatan Jejangkit 21 Kepegawaian

42. 01 Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

23 Pemberdayaan Masyarakat

Page 43: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

43. 01 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pernerintahan Desa 24 Ketahanan Pangan

44. 01 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

22

2. URUSAN PILIHAN

01 Pertanian 45. 01 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 46. 02 Dinas Peternakan 02 Kehutanan 47. 01 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 05 Kelautan dan Perikanan 48. 01 Dinas Perikanan dan Kelautan 06 Perdagangan 49. 02 Dinas Pasar dan Kebersihan

.2. URUSAN PILIHAN URUSAN PILIHAN 01 Pertanian

4s. 01 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

46. 02 Dinas Peternakan

02 Kehutanan 47. 01 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 05 Kelautan dan Perikanan

48. 01 Dinas Perikanan dan Kelautan 06 Perdagangan 49. 02 ©irias Pasar dan Kebersihan

Page 44: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

3. VISI DAN MISI

3.1. VISI

Visi sebagai cara pandang dan komitmen bersama,

merupakan pernyataan arah bagi penentuan setiap perlakuan

kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala,

agar pemerintah senantiasa tetap mampu beraktifitas dan berkarya

secara konsisten, tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif

dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada

masyarakat. Visi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007 -

2012 adalah :

TERWUJUDNYA KABUPATEN BARITO KUALA SEBAGAI SENTRA PRODUKSI PERTANIAN YANG MAJU DAN BERDAYA SAING TINGGI MENUJU TERCIPTANYA KEMANDIRIAN DAERAH

Tiga kata kunci dalam visi yang dirumuskan ialah : (1). Pertanian,

(2). Maju dan Berdaya Saing Tinggi serta (3). Kemandirian

Daerah. Untuk lebih memahami hakiki dan ruang lingkup visi

dimaksud, berikut diuraikan makna kata-kata kunci, yaitu :

3.1.1. Pertanian

Sesuai kondisi alami wilayah, secara sosiologis dan historis

Kabupaten Barito Kuala merupakan daerah pertanian

(agraris) sehingga ""pertanian menjadi potensi utama",

sebagai modal pembangunan. Dominasi pertanian sebagai

Page 45: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

potensi utama dapat dilihat dari sebagian besar masyarakatnya

hidup dan bekerja di bidang pertanian (dalam arti luas), yang

mencakup pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan,

perikanan, perkebunan dan kehutanan. Proses pembangunan

bidang pertanian di Kabupaten Barito Kuala telah dimulai

beberapa dekade yang lalu, ditandai dengan dibangunnya

jaringan irigasi pasang surut, yang saat ini mencapai 16 (enam

belas) daerah pengairan (DP) dan mendominasi sebagian

besar wilayah kabupaten. Jaringan irigasi yang juga berfungsi

prasarana transportasi air, terbukti telah menciptakan titik-titik

pertumbuhan (ekonomi dan wilayah) dan menjadi salah satu

faktor penting menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai

lumbung pangan di Propinsi Kalimantan Selatan.

Dalam perkembangan selanjutnya, melalui deversifikasi

komoditas, baik deversifikasi horizontal maupun deversifikasi

vertikal, telah menjadikan Kabupaten Barito Kuala dikenal

sebagai penghasil kelapa, nanas, rambutan dan tanaman

hortikultura lainnya, utamanya yang paling mendominasi adalah

jeruk. Pemanfaatan potensi alami dan sekaligus kompetensi

masyarakat, melalui perikanan (memanfaatkan potensi Sungai

Barito, anak-anak sungai dan jaringan irigasi) dan peternakan,

memberikan bukti bahwa kedua bidang pembangunan ini, telah

menjadi unsur penting dalam peningkatan pendapatan per

kapita masyarakat. Yakni melalui perputaran modal (cash flow)

yang lebih cepat (4 bulan sampai dengan 8 bulan) dengan

margin yang memungkinkan mencapai 30 %.

Page 46: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Dalam perkembangan lebih lanjut, bersamaan dengan

upaya efektifitas pengembangan wilayah, usaha budi daya

bidang pertanian dipacu melalui sentra-sentra pengembangan

komoditas. Sentra produksi yang dikenal saat ini antara lain

Kawasan Agropolitan Terantang (padi berbasis jeruk),

Kawasan Agropolitan Wanaraya (palawija berbasis ternak),

Kawasan Penghasil Padi di Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan

Anjir Muara dan Kecamatan Rantau Badauh, Kawasan Ternak

Puyuh di Kecamatan Jejangkit, Kawasan Perikanan Laut Kuala

Lupak (sebagai calon aquapolitan) dan sentra-sentra produksi

lainnya yang potensial dikembangkan antara lain kawasan budi

daya perikanan di sepanjang aliran Sungai Barito dan sentra

olah saji komoditas hasil pertanian. Perpaduan sinergi potensi

alam dan kompetensi masyarakat dalam mensiasati pasar

(antara lain kecenderungan pemanfaatan komoditas

pertanian sebagai bahan energi) merupakan langkah penting

mensikapi pembangunan bidang pertanian, utamanya untuk

lima tahun ke depan sesuai jangka waktu perencanaan

pembangunan ini.

Langkah ini mencakup kebijakan yang mengedepankan

kepentingan masyarakat petani dan memberikan perlakuan

kompetitif melalui deversifikasi horizontal dan vertikal, agar

pendapatan per kapita petani, menjadi optimal. Kebijakan dan

perlakuan sebagaimana dijelaskan tetap menjadi prioritas

utama Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sehingga menjadi

peluang terciptanya daya saing. Dengan pertimbangan ini, kata

kunci "pertanian" menjadi penting dan merupakan prioritas

Page 47: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

dalam mewujudkan Kabupaten Barito Kuala sebagai sentra

produksi pertanian yang maju, memiliki komeditas berdaya

saing; sehingga mampu mendorong masyarakat semakin

bergairah mengembangkan pertanian menjadi bidang

unggulan, baik pada tataran lokal, regional maupun nasional.

3.1.2. Maju dan Berdaya Saing Tinggi

Terkait dengan potensi utama Kabupaten Barito Kuala

maka makna kata "maju" dapat diartikan bahwa pertanian serta

kondisi kehidupan masyarakat petani dan masyarakat umum

lainnya, pada titik tataran tertentu menjadi lebih baik dari pada

kondisi sebelumnya atau menjadi lebih baik jika dibandingkan

dengan kehidupan masyarakat petani di wilayah lainnya.

Meskipun bersifat "relatif" banyak indikator yang menunjukkan

bahwa kehidupan masyarakat adalah semakin maju. Makna

kata "maju" terpenting adalah terwujudnya semangat, gairah

dan dinamika masyarakat sebagai "budaya" dalam menggapai

hidup dan kehidupan yang lebih baik. Pertanian yang maju

dimaknai sebagai faktor yang mampu mendorong masyarakat

semakin bergairah mengembangkan pertanian itu sendiri, yang

diindikasikan oleh tingginya intensitas usaha masyarakat

secara mandiri dan senantiasa berkembang, seiring dengan

perkembangan teknologi serta menejemen sebagai masukkan

(input) usaha. Oleh sebab itu melalui pertanian yang maju

harus dapat dibuktikan bahwa pendapatan masyarakat

semakin meningkat dan derajat hidup masyarakat

memungkinkan berubah menjadi lebih baik.

Page 48: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Di sisi lain, berdaya saing tinggi dapat dimaknai bahwa

suatu komoditas (pertanian) memiliki kelebihan jika dibandingkan

dengan komoditas lainnya atau komoditas sejenis dari daerah

lain. Kelebihan sebagai hasil dari proses usaha budi daya,

merupakan bagian dari bisnis yang dikelola secara effektif dan

effisien. Sedangkan sebagai muara dari usaha budi daya,

kelebihan dimaksud dapat diartikan adanya "margin" optimal

yang mampu dihasilkan dari usaha komoditas pertanian

dimaksud, beserta deversifikasi olah sajinya, dalam rangka

"added value". Dengan kata lain, dalam proses perkembangan

selanjutnya, bidang pertanian sebagai sektor primer harus

berubah menjadi sektor sekunder dan bahkan menjadi sektor

tersier. Dalam proses tersebut, usaha budi daya pertanian

diharapkan menghasilkan spesiafisasi produk (komoditas) yang

bersifat khusus sebagai produk akhir yang mampu dihasilkan

sesuai karateristik kondisi daerah, yang menjadi kebutuhan

masyarakat lokal, regional, nasional maupun global (eksport).

Kelebihan (keunggulan) yang menjadi daya saing suatu

komoditas, tidak saja dari sisi kuantitas maupun kualitas produk,

tetapi juga dihasilkan sesuai kemampuan daya dukung

lingkungan secara seimbang. Prinsip perlakuan ini akan

menghasilkan komoditas pertanian yang memenuhi syarat

sebagai produk ramah lingkungan, yang menjadi kecenderungan

kebutuhan pasar akhir-akhir ini. Dengan demikian makna maju

dan berdaya saing tinggi adalah syarat melekat yang harus

dipenuhi dalam budi daya yang effektif dan effisien, sebagai

Page 49: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

pengembangan pemanfaatan potensi utama Kabupaten Barito

Kuala.

3.1.3. Kemandirian Daerah

Pengembangan usaha sebagai upaya pemanfaatan

"potensi utama daerah" yang maju dan berdaya saing tinggi

(pertanian), secara timbal balik, sepadan dan seimbang, harus

memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat.

Cerminan tingginya produksi pangan di Kabupaten Barito Kuala

semesthinya juga menjadi tolok ukur kesejahteraan masyarakat

petaninya. Kondisi inilah yang harus diakualisasikan dalam

rangka perwujudan kemandirian daerah. Sebagai salah satu

"kata kunci" dalam Visi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala,

"kemandirian daerah" merupakan muara dari seluruh upaya dan

usaha yang diproyeksikan dari program-program, melalui

berbagai kegiatan pembangunan pada setiap bidang urusan

pemerintahan.

Kemandirian daerah tidak hanya diartikan sebagai

kemandirian pemerintah daerah, namun makna yang lebih luas

dan mendalam dari kemandirian daerah adalah kemandirian dari

setiap keluarga di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar

hidup dan kehidupannya. Dengan kata lain kemandirian daerah

akan terwujud jika dalam lingkungan daerah yang bersangkutan,

tidak dijumpai lagi masyarakat yang miskin. Keluarga yang

mandiri adalah keluarga yang pendapatan per kapita dalam

keluarga telah mencapai nomimal di atas garis kemiskinan. Jika

Page 50: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

setiap keluarga menjadi mandiri, maka masyarakat yang

bersangkutan juga akan mendiri, yang pada akhirnya daerah

menjadi mandiri.

Dengan pola pikir ini disimpulkan bahwa seluruh

perlakuan pembangunan yang dilakukan seluruh komponen

masyarakat, diarahkan untuk menjadikan setiap keluarga di

Kabupaten Barito Kuala, mandiri. Kemandirian daerah yang

diartikan sebagai kemandirian pemerintah daerah, akan terwujud

seiring dengan terbentuknya keluarga mandiri, yang menjadi

komponen terbentuknya masyarakat dan daerah mandiri.

Kemandirian pemerintah daerah (Pemerintah Kabupaten Barito

Kuala) lebih diartikan sebagai kemampuan pemerintah dalam

meningkatkan penerimaan pendapatan daerah sebagai

akumulasi dampak atas kemandirian masyarakat. Sedangkan

kemandirian masyarakat terbentuk dari capaian kinerja komulatif

dari setiap keluarga mandiri, yang berusaha pada sentra-sentra

produksi pertanian yang maju, dengan komoditas unggulan yang

memiliki daya saing tinggi. Dengan demikian dapat diartikan

bahwa makna kemandirian daerah sebagai muara dari seluruh

aktifitas pembangunan di daerah adalah kemandirian keluarga,

yang selanjutnya menyusun struktur kemandirian masyarakat di

daerah, yang mengakibatkan kemandirian pemerintah daerah.

Pola pikir ini dapat dipahami, mengingat kemandirian

masyarakat tercipta akibat adanya perlakuan dan kebijakan

pembangunan yang membawa dampak pada peningkatan usaha

masyarakat, terbukanya kesempatan kerja, baik di sektor primer

maupun sektor sekunder pada berbagai bidang pembangunan,

Page 51: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

khususnya bidang pertanian. Perkembangan usaha masyarakat

tersebut, secara beruntun menyebabkan meningkatnya aktifitas

perekonomian, yang antara lain ditandai oleh masuknya

investasi baru pada berbagai bidang usaha sehingga

penerimaan pemerintah daerah melalui pajak dan retribusi,

bertambah.

3.2. M I S I

Misi adalah "sesuatu" yang harus dilaksanakan Pemerintah

Kabupaten Barito Kuala, untuk secara bertahap, sistematik dan

terintegrasi, mampu mewujudkan kondisi masyarakat sebagaimana

disiratkan dan disuratkan dalam "visi". Pemahaman para pemangku

kepentingan terhadap misi pemerintah kabupaten, akan

memungkinkan setiap komponen masyarakat mengenal lebih

mendalam peran dan peranan satuan kerja perangkat daerah

(SKPD) lingkup pemerintah kabupaten. Bagi aparatur pemerintah

kabupaten, "'misi" menjadi bahan acuan teknis untuk menempatkan

unit kerja maupun jabatan pribadinya, untuk dapat mengambil "peran

tepat" dalam penyelenggaraan pemerintahan, sesuai tugas pokok

dan fungsinya. Misi sebagai pengejawantahan visi dirumuskan

dengan mengakomodasikan berbagai masukkan dari para pihak

pemangku kepentingan yang dipadukan dengan unsur - unsur

dinamika lingkungan. Dari rumusan misi dapat diketahui hasil-hasil

yang dapat diperoleh di jangka waktu perencanaan yang ditetapkan.

Page 52: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Pemahaman "*para pihak" atas rumusan misi memberikan

peluang terjadinya proses transparansi sehingga masyarakat dan

pemerintah dapat saling berinteraksi dalam penyelenggaraan

pembangunan, secara bertanggung jawab. Misi akan menjadi

panduan pada proses penyusunan perencanaan penyelenggaraan

pemerintahan maupun perencanaan pembangunan secara luas.

Dengan kata lain misi akan menjadi penuntun penyelenggaraan

“perencanaan partisipasif dan akuntabel". Misi Pemerintah

Kabupaten Barito Kuala sebagai upaya pencapaian hasil yang

diamatkan dalam visi, untuk jangka waktu perencanaan Tahun 2007

sampai dengan Tahun 2012 ialah :

1. Percepatan pembangunan infrastruktur perdesaan yang kom-

prehensif dan terpadu.

2. Reformasi pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance).

3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dari berbagai sektor

dan layanan

4. Melaksanakan pembangunan daerah yang responsif terhadap

aspirasi masyarakat melalui adaptasi partisifasi berbagai pihak.

5. Membangun akses dan jaringan kerja sama di berbagai sektor

pembangunan.

Pernyataan MISI berfungsi sebagai panduan dalam proses

perencanaan dan sekaligus sebagai upaya penjabaran VISI menuju

tahapan proyeksi kegiatan pembangunan. Masing-masing rumusan

MISI diuraikan sebagai “kebijakan pembangunan daerah", yakni :

Page 53: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

3.2.1. Percepatan pembangunan infrastruktur perdesaan yang

komprehensif dan terpadu.

- Pembangunan infrastruktur perdesaan, khususnya terkait

dengan bidang pertanian seperti jalan usaha tani, memperoleh

prioritas utama.

- Pembangunan dan atau rehabilitasi saluran irigasi pasang

surut, dilaksanakan guna mendukung peningkatan produksi

hasil-hasil pertanian, utamanya padi dan dilaksanakan

berdasarkan kajian ilmiah yang memadai. Tata air mikro

merupakan salah satau prasarana irigasi yang diprioritaskan.

- Jalan-jalan perdesaan dan jalan usaha tani dibangun dalam

satu kesatuan jaringan jalan, terhubungkan dengan jaringan

jalan yang lebih luas sehingga menyatu sebagai jaringan jalan

yang menghubungan setiap wilayah perkotaan dan wilayah

perdesaan di Kabupaten Barito Kuala. Peningkatan jaringan

jalan dan jembatan dimaksud, sekaligus sebagai upaya

mengurangi kesenjangan pertumbuhan antar wilayah. Dengan

jalan yang berkualitas baik baik maka akan berdampak

meningkatnya pelayanan masyarakat.

- Pembangunan infrastruktur perdesaan, sejauh mungkin

dilaksanakan melalui sistem pemberdayaan sehingga

masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab dalam

rangka pemanfaatan dan pemeliharaannya.

Page 54: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

3.2.2. Reformasi pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan

yang balk (good governance),

- Pelaksanaan revitalisasi birokrasi melalui penataaan

kelembagaan pemerintah daerah menuju penyelenggaraan

pemerintahan yang effektif dan effisien.

- Peningkatan pemahaman prinsip-prinsip kepemerintahan yang

baik oleh sumber daya aparatur dan penerapan setiap butir

prinsip tersebut, dilakukan untuk menjadi sistem dalam

pelaksanaan tugas.

- Peningkatan kompetensi sumber daya apartaur melalui

penerapan disiplin kerja yang berbudaya kerja.

- Penyediaan piranti dan perlengkapan tugas sesuai tuntutan

perkembangan teknologi ( informasi ).

- Penetapan standart pelayanan minimal (SPM) dan atau

standart kinerja tertentu untuk setiap jenis tugas dan fungsi

lembaga, pada masing-masing satuan kerja perangkat daerah.

3.2.3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dari berbagai

sektor dan layanan.

- Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang

merata dan berkualitas, guna menyongsong tuntutan

pendidikan bertaraf global.

- Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

yang mudah, terjangkau dan berkualitas.

Page 55: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Peningkatan kompetensi masyarakat petani dalam beragro

bisnis beserta menejemen kelembagaannya sehingga mampu

menjadim pelaku dan memberikan layanan dalam usaha budi

daya pertanian.

- Pemberian pelayanan kepada publik dengan perlakuan yang

tidak diskriminatif, baik menyangkut persyaratan, waktu

maupun biaya serta penetapan seluruh konsekuensinya.

- Penciptaan peluang yang memungkinkan masyarakat dan

sektor swasta melakukan usaha dan investasi secara mandiri

dan atau bermitra dengan berbagai pihak, termasuk dengan

perusahaan daerah dan masyarakat, memanfaatkan potensi

strategis daerah.

- Penguatan civil sociaty dalam rangka pembangunan

masyarakat, sebagai peningkatan partisipasi masyarakat

dalam pembangunan dan politik, sekaligus sebagai bagian

dari control masyarakat.

3.2.4. Melaksanakan pembangunan daerah yang responsif terhadap

aspirasi masyarakat melalui adaptasi partisipasi berbagai

pihak.

- Penciptaan peluang yang memungkinkan masyarakat

menyampaikan aspirasinya secara mudah, terarah dan

akomodatif.

Page 56: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Pemberian kesempatan yang luas secara transparan kepada

masyarakat terhadap akses berbagai informasi, te,rmasuk

sumber-sumber produksi dari usaha yang dilakukan

masyarakat.

- Penetapan prioritas kegiatan pembangunan sesuai aspirasi

dominan masyarakat, yang memungkinkan didukung dengan

sumber daya daerah serta memiliki peluang memberikan

dampak optimal.

- Penyusunan perencanaan pembangunan daerah secara

transparan, akuntabel dan partisipatif (TAP), mengako-

modasikan aspirasi masyarakat secara "button up" dan

sekaligus memformulasikan kebijakan pemerintah lainnya

secara "top down".

- Peningkatan jumlah dan kapasitas kegiatan pembangunan

yang dilakukan melalui sistem pemberdayaan masyarakat

dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat.

3.2.5. Membangun akses dan jaringan kerja sama di berbagai sektor

pembangunan.

- Pembangunan sistem informasi (terpadu) yang

mengintegrasikan seluruh akses pada setiap unit SKPD

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.

- Peningkatan intensitas komunikasi melalui koordinasi tersistem

dalam membangun kinerja pembangunan, baik di dalam

Page 57: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

maupun dengan komunitas di luar lingkup pemerintah

kabupaten.

- Peningkatan kerja sama secara kolaborasi dalam rangka

pengelolaan suatu obyek kegiatan pembangunan, untuk

memperoleh resultante hasil terbaik.

- Membangun jaringan kerja sama sinergis dengan pemerintah

kabupaten - kota lain, pemerintah propinsi maupun pemerintah

nasional, termasuk setiap satuan kerja di lingkup pemerintah

tersebut.

- Membangun jaringan kerja sama dengan dunia usaha, baik

dari sector swasta maupun dari badan usaha milik negara -

daerah (lain), untuk mengoptimalkan potensi dan usaha

masyarakat Kabupaten Barito Kuala.

Page 58: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

3.3. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

Hasil penjabaran VISI dan MISI Pemerintah Kabupaten Barito

Kuala, yang diformulasikan dengan seluruh faktor pengaruh

lingkungan internal dan faktor pengaruh lingkungan eksternal

(INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY dan EXTERNAL

FACTOR ANALYSIS SUMMARY), melalui Analisis SWOT (Strenght-

Weaknesses-Oppurtuniteis-Treaths) dan ASAP ( Analisis Strategis

dan Pilihan ), ditetapkan bahwa Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)

Pembangunan adalah :

3.3.1. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN (FKK)

1. Tingkatkan jumlah sentra-sentra usaha perekonomian masyarakat.

2. Usahakan kemudahan mobilitas usaha bagi masyarakat.

3. Tingkatkan kualitas permukiman masyarakat. 4. Tingkatkan usaha masyarakat di bidang pertanian. 5. Tingkatkan keberdayaan masyarakat dalam berketa-

hanan pangan. 6. Wujudkan pelayanan pendidikan yang terjangkau,

merata dan berkualitas. 7. Wujudkan pelayanan kesehatan yang merata, mudah,

murah dan memadai. 8. Tingkatkan kualitas sumber daya manusia. 9. Tingkatkan keberdayaan dan martabat masyarakat

(miskin) 10. Terapkan tata kelola pemerintahan yang baik secara

konsekuen. 11. Penuhi perlindungan dan pelayanan sosial bagi .

masyarakat.

Page 59: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

3.3.2. TUJUAN STRATEJIK PEMBANGUNAN

Berdasarkan faktor kunci keberhasilan, selanjutnya

dirumuskan dan ditetapkan tujuan stratejik pembangunan,

sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah sentra usaha ( titik lokasi usaha ) perekonomian yang dilakukan masyarakat.

2. Mewujudkan fasilitas kemudahan mobilitas barang dan jasa yang menjadi bagian usaha yang dilakukan masyarakat.

3. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana permukiman yang sehat bagi masyarakat.

4. Meningkatkan jumlah dan jenis usaha yang dilakukan masyarakat di bidang pertanian.

5. Meningkatkan kemampuan dan keberdayaan masyarakat dalam berketahanan pangan.

6. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang terjang-kau, merata dan berkualitas.

7. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata, mudah, murah dan memadai.

8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 9. Meningkatkan keberdayaan dan martabat masyarakat

(miskin) 10. Menerapakan tata kelola pemerintahan yang baik secara

konsekuen. 11. Meningkatkan perlindungan dan pelayanan sosial bagi

masyarakat.

Sasaran Stratejik sebagai sasaran pembangunan, diformulasikan

melalui proses proyeksi dari setiap butir Tujuan Stratejik, sedemikian

rupa sehingga menjadi rumusan SASARAN. Target setiap sasaran yang

akan dicapai ditunjukkan oleh notasi indikator kinerja, yang nilai per

satuan kinerjanya, ditentukan berdasarkan kebijakan yang telah

ditetapkan. Penjelasan setiap butir sasaran, diuraikan dalam bab

berikut.

Page 60: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

Pembangunan secara umum diartikan sebagai rangkaian proses

kegiatan yang disengaja dan direncanakan untuk mengubah suatu kondisi

yang bermanfaat bagi manusia (masyarakat) untuk menjadi lebih baik.

Sedangkan tujuan diselenggarakannya pembangunan, khususnya

pembangunan suatu bangsa (masyarakat) adalah untuk meningkatkan kualitas

hidup manusia secara terencana, gradual, bertahap, komprehensif, holistik,

sistemik bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh

elemen warga bangsa dimaksud (I Nyoman Sumaryadi, 2005). Untuk

mencapai tujuan pembangunan, dalam hal ini adalah kualitas tertentu sumber

daya manusia (SDM) dengan seluruh indikatornya, diperlukan strategi tertentu,

yang ditetapkan sesuai faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi

keberadaan unsur ( elemen ) proses pembangunan, antara lain keberadaan

sumber daya daerah. Strategi pembangunan daerah merupakan prasyarat dari

rangkaian perlakuan dalam menerapkan program kepala daerah, yang

berfungsi sebagai rujukan awal yang harus dipenuhi dalam perumusan

(pemilihan) "'program dan kegiatan" pembangunan, dalam rangka perwujudan

visi dan misi pemerintah daerah, yang telah ditetapkan.

Berdasarkan rumusan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Barito

Kuala Tahun 2007 - 2012, maka untuk mencapai tujuan pembangunan yang

diproyeksikan dari visi dan misi dimaksud, sebagaimana penjelasan yang

diuraikan, strategi pembangunan daerah ditetapkan dengan susunan dan

uraian penjelasan sebagai berikut :

4.

Page 61: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

4.1. STRATEGI 1.

Menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu berpartisifasi dalam pembangunan yang dilaksanakan sebagai wujud dari upaya pembangunan masyarakat Kabupaten Barito Kuala seutuhnya berbasis pada sosio kultural yang terintegrasi.

Pembangunan sebagai suatu proses guna mewujudkan tujuan

pembangunan, menempatkan manusia sebagai sentral, mengingat

peran serta keterlibatannya sebagai subyek dan sekaligus obyek

pembangunan. Hal ini memberikan arti bahwa manusia (masyarakat)

akan sangat menentukan tingkat keberhasilan pembangunan, atau

sebaliknya keberhasilan pembangunan akan ditentukan oleh kualitas

manusia. Oleh sebab itu agar tindakan pembangunan memberikan

manfaat maksimal kepada hidup dan kehidupan manusia (sebagai

obyek pembangunan) maka manusia (masyarakat) harus memiliki

kompetensi dengan kualitas tertentu guna menyelenggarakan proses

pembangunan (sebagai subyek pembangunan). Dengan pertimbangan

tersebut dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengengah (RPJM)

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-2012 menempatkan

pemenuhan kualitas manusia sebagai salah satu strategi pembangunan

daerah.

Untuk mewujudkan visi dan misi pemerintah kabupaten,

pembangunan manusia di Kabupaten Barito Utama diprioritaskan

sedemikian rupa sehingga menjadi pelaku-pelaku pembangunan handal

yang didukung kompetensi yang memadai, baik untuk kepentingan 'saat

ini maupun keperluan di masa-masa mendatang. Pendidikan merupakan

salah satu bentuk pembangunan manusia (masyarakat) jangka panjang

yang penyelenggaraannya sama sekali tidak boleh ditunda, guna

Page 62: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

menyiapkan generasi yang lebih handal. Sedangkan untuk mendukung

visi dan misi dimaksud, pembangunan manusia diarahkan agar yang

bersangkutan memiliki kualitas kompetensi tertentu yang diindikasikan

oleh kemampuannya untuk berpartisifasi dalam pembangunan sesuai

sosio kultural masyarakat yang terintegrasi. Ini memberikan makna

bahwa masyarakat Kabupaten Barito Kuala diharapkan dapat

melakukan aktifitas pembangunan dengan kemampuan maksimal

sesuai potensi dan budaya daerah yang ada, yakni potensi dan

kebiasaan masyarakat dalam bertani dalam arti luas. Dengan

demikian dapat disarikan bahwa peningkatan kualitas sumber daya

masyarakat yang harus dilakukan dan kesempatan usaha yang harus

difasilitasi, secara khusus difokuskan pada pengembangan

kemampuan untuk berusaha dalam bidang pertanian (modern) melalui

system agribisnis, yang berkembang seiring dengan "trend"

(kecenderungan) kebutuhan pasar baik lokal, regional, maupun

nasional dan bahkan global.

4.2. STRATEGI 2.

Melakukan mapping (pemetaan) terhadap berbagai permasalahan pembangunan mulai dari geografis, ekonomi, budaya dan infrastruktur dengan mengacu pada pengembangan peluang dan kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat Kabupaten Barito Kuala.

Pembangunan sebagai tindakan terencana memerlukan acuan

dasar pijak berupa data informasi yang akurat, lengkap, handal, terkini

(up to date). Agar tujuan pembangunan dapat diwujudkan melalui

proses yang effektif dan effisien, maka skenario perencanaan harus

benar-benar didukung oleh data dan informasi spesifik. Permasalahan,

baik sebagai kelemahan maupun sebagai kendala, sebagai suatu

Page 63: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

kondisi awal harus ditemukenali hakikinya sehingga tidak bersifat

symptom sehingga akar permasalahan tersebut benarbenar dapat

diketahui secara tepat. Demikian pula jalan keluar, baik dalam

bentuknya sebagai kekuatan maupun yang berbentuk peluang,

dengan piranti analisis tertentu diharapkan dapat dikenali secara pasti.

Dari hasil analisis terhadap permasalahan mendasar yang berhasil

diidentifikasi serta kemungkinan jalan keluar dari permasalahan

tersebut, masing-masing dipetakan keberadaannya sehingga

penyusunan perencanaan pembanguan daerah, sebagai tahapan

proses pembangunan dapat disistematikakan. Strategi pembangunan

daerah ini mutlak harus dilakukan sehingga diagnose permasalahan

pembangunan dan penentapan perlakuan pembangunan menjadi

hubungan langkah berkesinambungan, yang terumuskan sebagai pola

yang tepat, dalam suatu rangkaian "benang merah" yang logis.

Di Kabupaten Barito Kuala, pemetaan permasalahan dan

penentuan perlakuan pembangunan, sebagai strategi pembangunan,

dilakukan terhadap sumber daya daerah yang meliputi potensi, letak

lokasi dan karateristik wilayah, budaya masyarakat, dan hasil-hasil

pembangunan sampai dengan saat ini, berupa keberadaan sarana dan

prasarana wilayah, kelembagaan usaha yang menjadi aktifitas

perekonomian masyarakat, penyelenggaraan pendidikan, pelayanan

kesehatan, pelayanan lainnya serta perlindungan masyarakat.

Pemetaan juga dilakukan terhadap permasalahan dan rencana

perlakuan sebagai respon dari dinamika masyarakat serta

penyelenggaraan kepemerintahan oleh aparatur di berbagai aras (level)

pemerintahan. Seluruh langkah pemetaan dilakukan sebagai upaya

guna perwujudan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala

Page 64: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Tahun 2007 - 2012, sehingga setiap langkah diorientasikan untuk

pengembangan bidang pertanian, penciptaan kesempatan kerja,

pengentasan kemisknan, yang bermuara pada kemandirian keluarga,

kemandirian masyarakat dan akhirnya kemandirian daerah.

4.3. STRATEGI 3.

Menyusun desain tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih dari kolusi, korupsi, dan nepotisme(KKN). Menumbuhkan rasa memiliki terhadap kesempatan,peluang, ancaman dan tantangan pembanguan menuju peningkatan kemampuan pembangunan yang bertumpu pada kesadaran akan tanggung jawab dan tugas sebagai khalifah di muka bumi.

Pembangunan sebagai tindakan yang disengaja memerlukan

"sutradara sekaligus aktor" yang handal untuk mencapai tujuan

pembangunan. Aparatur pemerintah memiliki peran yang amat penting

dan strategis bagi terselenggaranya pemerintahan maupun tahapan

proses pembangunan. Peran aparatur sebagai pernimpin dan fasilitator

masyarakat akan mewarnai dan sangat menentukan jalannya roda

pemerintahan serta pencapaian hasil-hasil pembangunan. Dengan

kompetensi sumber daya manusia (aparatur) yang memadai, serta

tersedianya informasi permasalahan dan informasi tentang perlunya

perlakuan jalan keluarnya maka tahapan langkah berkesinambungan

( road map ) yang menghubungkan kedua informasi dalam suatu pola

rangkaian "'benang merah" yang tepat dan logis, harus tersedia dan

dirumuskan menurut kaidahkaidah tertentu. Dengan tersedianya road

map, langkah kebijakan yang ditetapkan pemerintah daerah ( aparatur )

akan menjadi terarah, patuh pada prinsip dan kaidah penyelenggaraan

tata kelola kepemerintahan yang baik.

Page 65: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Rumusan tahapan langkah berkesinambungan ( road map )

lingkup Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dituangkan dalam design

tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik, yang disesuaikan

dengan kearifan lokal masyarakat dan faktor lingkungan wilayah

kabupaten. Design tata kelola dimaksud, sebagai suatu soft ware,

disusun dengan mengedepankan perwujudan kesamaan pola pikir

setiap sumber daya aparatur dalam mensikapi dan mensiasati

permasalahah dalam proses pembangunan. Design tata kelola disusun

dan diarahkan agar memungkinkan dapat dipupuknya budaya kerja

aparatur sehingga para pegawai memiliki disiplin kerja yang tinggi,

memilikki korsa yang kuat dan mampu merealisasikan kinerjanya

sesuai standart pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan.

Operasionalisasinya dilakukan dengan menuangkan design tersebut

dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan pernerintahan dan

pembangunan berupa peraturan daerah, peraturan kepala daerah,

pedoman kerja, petunjuk kerja atau pun mekanisme kerja yang

menerapkan setiap butir tata kelola pemerintahan yang baik, antara lain

transparansi, akuntable, partisipatif, kepastian hukum, effektifeffisien,

yang diorientasikan pada pelayanan prima.

Melalui langkah ini diharapkan secara langsung maupun tidak

langsung KKN akan tereleminasi. Dengan budaya kerja yang baik,

aparatur pemerintah akan memiliki kepekaan yang sama terhadap

setiap dinamika yang terkait dengan fungsi, tugas, wewenang,

tanggung jawab, hak dan kewajibannya. Di sisi lain kepekaan tersebut

diharapkan juga menjadi sikap para pegawai atas dinamika

lingkungannya, termasuk hidup dan kehidupan masyarakat di

sekitarnya. Kepekaan dan kemampuan mengenali setiap faktor

Page 66: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

lingkungan, baik yang menjadi kekuatan dan kelemahan maupun yang

menjadi peluang maupun kendala, dan kemudian menganalisisnya,

akan dapat dirumuskan faktor-faktor kunci keberhasilan tugas- tugas,

yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan demikian

dapat disarikan bahwa dengan design tata kelola penyelenggaraan

pemerintahan yang baik, ditetapkan pada setiap urusan bidang

pemerintahan dan dirumuskan pada setiap langkah kebijakan,

disesuaikan dengan karateristik alam dan masyarakat Kabupaten Barito

Kuala maka diharapkan akan memicu dan memacu terbentuknya

kesadaran berbudaya kerja yang baik.

Strategi pembangunan daerah dengan rumusan dan penjelasan

sebagaimana telah diuraikan, yang berfungsi sebagai prasyarat dari

rangkaian proses tindak, selanjutnya bersama-sama dengan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BARITO KUALA,

diformulasikan guna penentuan SASARAN PROGRAM dan

KEGIATAN ( PEMBANGUNAN ) yang dikelompokkan dalam "cluster"

dan dikemas dalam AGENDA PEMBANGUNAN DAERAH, yang

diuraikan sebagai berikut :

4.4. AGENDA PEMBANGUNAN DAERAH

AGENDA PEMBANGUNAN DAERAH merupakan

pengelompokkan (cluster) program dan kegiatan operasional dari

proses pembangunan dalam rangka perwujudan Visi dan Misi

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala, yang menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Tahun 2007-

2012. Pengelompokan pada setiap agenda, dimulai dari

Page 67: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

pengelompokkan SASARAN PEMBANGUNAN, yang masing-

masing diikuti dengan kebijakan dan indikator kinerja sasaran

yang harus dicapai. Indikator kinerja dimaksud, karena sifatnya

(dalam bentuk Muster), tidak mutlak harus dikuantitatifkan.

Pengelompokkan sasaran untuk masing-masing Agenda

Pembangunan adalah sebagai berikut :

4.4.1. AGENDA PERTAMA

Mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi, infrastruktur perdesaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan terpilih secara komprehensif dan terpadu sehingga menjadi kabupaten yang maju dan mandiri.

SASARAN 1. Terwujudnya peningkatan intensitas aktifitas perekonomian masyarakat yang diindikasikan oleh bertambahnya sentra - sentra usaha masyarakat.

Perwujudan peningkatan intensitas aktifitas perekonomian

masyarakat merupakan indikator adanya percepatan

pembangunan ekonomi. Hal ini memberikan arti bahwa untuk

mempercepat pembangunan ekonomi di Kabupaten Barito

Kuala, perlu diciptakan sentra-sentra usaha masyarakat, baik

usaha berskala besar seperti perkebunan maupun usaha

kecil menengah mandiri seperti usaha budi daya padi unggul,

usaha budi daya perikanan, usaha budi daya peternakan dan

usaha perdagangan umum lainnya. "Sentra" sebagai

kelompok (kluster) kawasan iokasi usaha, akan memudahkan

dan mengeffisienkan pengelolaan usaha itu sendiri. Sebagai

contoh, pada lokasi sentra usaha budi daya perikanan,

mengingat kawasan usaha terletak pada satu lokasi maka

akan memudahkan angkutan pakan Wan dan lain-lainnya.

Page 68: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Demikian pula pengelolaan pengawasan akan lebih mudah

dilakukan, jika dibandingkan apabila usaha budi daya

perikanan tersebut letak lokasinya menyebar. Oleh sebab itu

dengan pola pembentukan sentra usaha komoditas tertentu,

biaya produksi usaha dan biaya pemasaran akan lebih murah

sehingga hasil produksi akan lebih memiliki daya saing. Di

sisi lain margin (laba) usaha yang dinikmati masyarakat

pelaku usaha, relatif akan meningkat. Langkah ini terus

ditingkatkan dan dikembangkan selama jangka waktu

perencanaan, sehingga kemandirian keluarga, kemandirian

setiap sentra usaha, yang bermuara pada kemandirian

daerah, dapat diwujudkan.

SASARAN 2. Terwujudnya kemudahan mobilitas usaha bagi masyarakat yang diindikasikan oleh tersedianya prasarana usaha, jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan sentra ekonomi dan wilayah perdesaan dengan perkotaan.

Kemudahan mobilitas merupakan dambaan setiap anggota

masyarakat sehingga masyarakat mampu mengoptimalkan

kegiatan kesehariannya, baik yang terkait dengan kegiatan

ekonomi, transpotasi sarana produksi dan hasil komoditas

pertanian maupun yang terkait dengan akses

penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Mobilitas masyarakat menuntut, tersedianya jalan-jalan dan

jembatan yang memadai yang menghubungkan setiap

wilayah kabupaten, di perkotaan dan di wilayah perdesaan.

Langkah ini menjadi sangat prioritas mengingat hampir

seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala terdiri dari lahan

rawa gambut sehingga selama ini transportasi masyarakat

Page 69: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

lebih banyak dilakukan dengan sarana angkutan air. Saat ini

transportasi darat dengan seluruh kelebihan dan

kekurangannya, telah berkembang pesat sehingga

mengakibatkan usaha budi daya perikanan, mengingat

kawasan usaha terletak pada satu lokasi maka akan

memudahkan angkutan pakan Wan dan lain-lainnya.

Demikian pula pengelolaan pengawasan akan lebih mudah

dilakukan, jika dibandingkan apabila usaha budi daya

perikanan tersebut letak lokasinya menyebar. Oleh sebab itu

dengan pola pembentukan sentra usaha komoditas tertentu,

biaya produksi usaha dan biaya pemasaran akan lebih murah

sehingga hasil produksi akan lebih memiliki daya saing. Di

sisi lain margin (laba) usaha yang dinikmati masyarakat

pelaku usaha, relatif akan meningkat. Langkah ini terus

ditingkatkan dan dikembangkan selama jangka waktu

perencanaan, sehingga kemandirian keluarga, kemandirian

setiap sentra usaha, yang bermuara pada kemandirian

daerah, dapat diwujudkan.

SASARAN 2. Terwujudnya kemudahan mobilitas usaha bagi masyarakat yang diindikasikan oleh tersedianya prasarana usaha, jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan sentra ekonomi dan wilayah perdesaan dengan perkotaan.

Kemudahan mobilitas merupakan dambaan setiap anggota

masyarakat sehingga masyarakat mampu mengoptimalkan

kegiatan kesehariannya, baik yang terkait dengan kegiatan

ekonomi, transpotasi sarana produksi dan hasil komoditas

Page 70: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

pertanian maupun yang terkait dengan akses

penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Mobilitas masyarakat menuntut, tersedianya jalan-jalan dan

jembatan yang memadai yang menghubungkan setiap

wilayah kabupaten, di perkotaan dan di wilayah perdesaan.

Langkah ini menjadi sangat prioritas mengingat hampir

seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala terdiri dari lahan

rawa gambut sehingga selama ini transportasi masyarakat

lebih banyak dilakukan dengan sarana angkutan air. Saat ini

transportasi darat dengan seluruh kelebihan dan

kekurangannya, telah berkembang pesat sehingga

mengakibatkan semakin tingginya mobilitas masyarakat.

Perkembangan tersebut membuktikan bahwa pada wilayah

yang saling dihubungkan oleh jaringan jalan darat, telah

berkembang menjadi “pertumbuhan" bagi aktifitas

perekonomian masyarakat. Dampaknya selama jangka waktu

perencanaan pembangunan ini, kebijakan pemerintah

difokuskan untuk senantiasa mengembangkan infrastruktur

(prasarana) wilayah, utamanya prasarana transportasi darat (

termasuk infrastruktur perdesaan ), baik dalam tataran kuantitas

maupun tingkatan kualitas tertentu. Dengan semakin merata

dan berkembangnya intensitas panjang jalan per satuan luas

wilayah, hal ini secara nyata akan mengurangi kesenjangan

pertumbuhan antar wilayah.

Page 71: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

SASARAN 3. Terwujudnya peningkatan kualitas permukiman masyarakat yang diindikasikan oleh semakin lengkapnya penyediaan sarana dan prasarana lingkungan permukiman sehat.

Dalam sasaran ini ditentukan bahwa wilayah perkotaan dan

wilayah perdesaan diharapkan sudah memiliki permukiman

yang sehat. Sejauh mungkin permukinan dapar memperoleh

pelayanan guna pemenuhan hak dasar masyarakat terkait

dengan penyediaan perumahan dan permukiman. Untuk

maksud tersebut, perumahan - permukiman perlu tetap

dilengkapi sarana yang medukung terciptanya fungsi hidup

sehat dan fungsi lingkungan sehat. Pemenuhan air bersih

merupakan prioritas yang harus ditingkatan, baik secara

kualitas maupun secara kualitas. Kegiatan yang berdampak

menurunnya daya dukung atau kualitas lingkungan, sejauh

mungkin dihindari dan atau dikendalikan guna kelestarian

fungsi lingkungan tersebut. Hal ini terkait dengan penciptaan

lingkungan sehat yang terus harus dikembangkan, yang antara

lain terkait dengan sistem sanitasi dan drainame permukiman.

Langkah upaya ini hendaknya juga menjadi tanggung jawab

masyarakat dengan seluruh aktifitasnya. Oleh sebab itu untuk

mewujudkan permukiman yang nyaman dan sehat, yang

didukung oleh fungsi lingkungan yang lestari, pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan permukiman,

mutlak harus dilakukan.

4.4.2. AGENDA KEDUA

Mewujudkan revitalisasi pertanian, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan yang berkualitas, kehidupan umat beragama, koperasi, iklim dunia usaha yang kondusif dan kompetitif untuk menyerap lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan.

Page 72: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

SASARAN 4. Terwujudnya peningkatan usaha masyarakat di bidang pertanian yang ditunjukkan oleh bertambah banyaknya komoditas dan luasnya lahan usaha, deversifikasi, produksi dan produktifitas komoditas pertanian.

Pencapaian sasaran berupa peningkatan usaha masyarakat

di bidang pertanian dilaksanakan dengan intensifikasi dan

ekstensifikasi pemanfaatan ruang lahan pertanian melalui

berbagai penelitian, methoda dan perlakuan. Masukkan

teknologi, menejemen usaha dan peningkatan kapasitas

kelembagaan diperlukan untuk menetepkan deversifikasi

komoditas yang harus dibudidayakan, termasuk peningkatan

produktifitas komoditas pertanian per satu satuan luas, yang

berdampak meningkatnya hasil produksi akhir komoditas

pertanian yang bersangkutan. Dengan demikian dapat

disarikan bahwa dalam lima tahun ke depan ( selama jangka

waktu perencanaan pembangunan ) maka peningkatan usaha

di bidang pertanian dalam arti luas adalah : (1). Semakin

luasnya lahan usaha pertanian di masyarakat, termasuk yang

dilakukan pada lahan-lahan pekarangan, (2). Beragamnya

jenis-jenis komoditas yang dibudidayakan masyarakat,

termasuk beragamnya jenis pengolahan lebih lanjut

komoditas tersebut, dalam rangka proses "added value", (3).

Semakin banyaknya hasil komoditas budi daya pertanian per

satu satuan luas, (4). Semakin tingginya total hasil produksi

komoditas yang diusahanya masyarakat, dan (5). Dari sisi

usaha, komoditas yang diusahakan masyarakat, sifat

Page 73: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

pemanenannya ada yang dipetik harian, mingguan, bulanan,

semesteran, tahunan dan per jangka akhir daur.

SASARAN 5. Terwujudnya keberdayaan masyarakat dalam

berketahanan pangan yang ditunjukkan mening-katnya pendapatan per kapita masyarakat dan lestarinya kemampuan Kabupaten Barito Kuala sebagai basis penyangga pangan.

Keberdayaan masyarakat dalam berketahanan pangan

merupakan kondisi yang harus diwujudkan melalui hasil

komulatif berbagai langkah pembangunan, yang antara lain

peningkatan usaha masyarakat, baik di bidang pertanian

dalam arti luas maupun di bidang usaha lainnya. Khusus

dalam rangka berketahanan pangan, khususnya beras,

intensifikasi usaha dilaksanakan antara lain dengan

memfasilitasi kemudahan untuk memperoleh sarana produksi

yang diperlukan masyarakat, termasuk masyarakat kurang

mampu. Demikian pula deversifikasi komoditas (padi)

dilakukan sebagai usaha peningkatan nilai tambah, dengan

prinsip dipilih yang memberikan hasil per satu satuan luas,

yang paling tinggi. Untuk merealisasikan sasaran ini,

perlakuan diarahkan pada seluruh subyek dan obyek

pembangunan pertanian, dalam rangka pemanfaatan sumber

daya daerah yang ada di Wilayah Kabupaten Barito Kuala.

Sistem “agribisnis" merupakan pilihan utama, di samping

sistem usaha lainnya. Diversifikasi horizontal dan versikal

dipilih dengan menyesuaikan spesifikasi sumber daya yang

ada seperti pemanfaatan gambut untuk energi, pemanfaatan

Page 74: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

gas alam maupun aliran Sungai Barito sebagai alur lalu lintas,

yang secara keseluruhan dimanfaatkan bagi kesejateraan dan

kemakmuran masyarakat. Proses pembangunan yang

dilakukan dalam kurun jangka waktu perencanaan ini,

diharapkan akan memberikan manfaat langsung berupa

peningkatan pendapatan per kapita masyarakat. Sementara

status Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu lumbung

padangan terbesar di Propinsi Kalimantan Selatan dan

sebagai penyangga ketahanan pangan, senantiasa tetap

eksis.

SASARAN 6. Terwujudnya penyelenggraaan pendidikan bagi masyarakat yang ditunjukkan semakin terjangkau dan meratanya akses untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.

Penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat dalam kurun

waktu jangka perencanaan 5 (lima) tahun mendatang, dari

waktu ke waktu diproyeksikan semakin terjangkau dan merata,

dengan kualitas pendidikan yang semakin meningkat menuju

taraf internasional. Diyakini bahwa pendidikan yang berkualitas

merupakan langkah upaya guna membentuk masyarakat yang

juga berkualitas. Pendidikan sebagai hak dasar hidup, harus

senantiasa dipenuhi dan terus dikembangkan seiring dengan

tuntutan dinamika masyarakat. Untuk memperoleh resultante

pendidikan yang bermutu, seluruh unsur penyelenggaraan

pendidikan senantiasa terus dikembangkan. Hal ini

menyangkut menejemen pendidikan, sarana dan fasilitas

Page 75: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

pendidikan, profesionalime pengajar dan atau pendidik, kondisi

sosial ekonomi masyarakat, sistem, kualitas dan relevansi

pendidikan. Pendidikan yang berkualitas juga terkait dengan

pendidikan pada seluruh tingkatan umur, termasuk masa-

masa umur emas ( golden age ) dan pendidikan non formal

bagi keperluan praktis pengajaran untuk peningkatan

ketrampilan masyarakat. Sedangkan masalah

penyelenggaraan pendidikan, yakni kesenjangan antara

lemahnya partisipasi masyarakat dengan laju fasilitasi

pemerintah dalam dunia pendidikan merupakan permasalahan

yang harus disiasati secara tepat. Demikian pula

penyelenggaraan pendidikan untuk semua tingkatan umur

pada daerah-daerah terpencil ( remote ) memerlukan

perlakuan spesial, agar pendidikan benar-benar terselenggara

secara merata.

SASARAN 7. Terwujudnya pelayanan kesehatan bagi masya-rakat yang diindikasikan oleh semakin mudah, murah, memadai dan meratanya penyeleng-garaan layanan kesehatan, yang mendorong kemandirian kemampuan masyarakat dalam berpola hidup sehat.

Masyarakat sehat adalah masyarakat yang lahiriah dan

bathiniahnya sehat. Derajat kesehatan rnasyarakat ditandai

oleh terbentuknya pola hidup sehat dan keberdayaan

masyarakat untuk sehat. Di sisi lain pelayanan kesehatan

untuk masyarakat ditandai dengan mudah dan memadainya

pelayanan tersebut. Hal ini berarti bahwa setiap individu

masyarakat, termasuk masyarakat - keluarga miskin, akan

Page 76: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

memperoleh pelayanan kesehatan secara prima yang

diindikasikan oleh semakin mudah, murah dan meratanya

pelayanan tersebut. Kesenjangan kemampuan masyarakat

untuk mengakses pelayanan kesehatan, diperkecil melalui

kebijakan pemberian stimulan pelayanan sehingga seluruh

masyarakat mempunyai kesempatan dan memperoleh

pelayanan kesehatan, yang relatif sama. Pemberdayaan

masyarakat sehat secara kelembagaan dilakukan melalui

DESA SIAGA - DESA SEHAT untuk menjadikan masyarakat

mandiri dalam berpola hidup sehat. Upaya lain untuk

mendukung pendidikan anak usia dini, dari sisi pelayanan

kesehatan, pencegahan permasalahan kekurangan gizi dalam

kurun waktu jangka perencanaan harus terus menerus

diwaspadai. Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG),

sebagai suatu sistem, utamanya diorientasikan kepada anak-

anak usia bawah lima tahun (BALITA) sebagai masa dalam

"golden age". Masalah ini harus memperoleh perhatian serius,

dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, yang

antara lain dilakukan melalui forum REVITALYSASI

POSYANDU. Pelayanan kesehatan pada segmen ini

diharapkan akan menurunkan angka kematian ibu melahirkan

dan angka kematian bayi lahir. Di sisi lain pelayanan

kesehatan harus mampu mewujudkan kesadaran masyarakat

untuk hidup sehat, yang ditandai meningkatnya usia harapan

hidup masyarakat.

Page 77: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

SASARAN 8. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diindikasikan oleh kompetensinya yang semakin bertaqwa, profesional, unggul dan mampu bersaing serta memiliki semangat untuk senantiasa berubah ke arah yang lebih baik.

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah masyarakat

yang memiliki keimanan dan ketaqwaan, profesionalisme

sehingga dengan keunggulannya, yang bersangkutan mampu

berpikir maju, memiliki kompetensi untuk mandiri dan bersaing.

Secara teknis kondisi masyarakat seperti ini diwujudkan

melalui berbagai upaya, baik melalui pendidikan, peningkatan

derajat kesehatan maupun pembentukan mentalitas,

sportifitas, kepercayaan diri dan budaya hidup. Sesuai sasaran

yang diproyeksikan maka di samping proses pembangunan

pendidikan dan kesehatan, upaya lainnya difokuskan pada

pembentukan mentalitas sumber daya masyarakat, yang

dilakukan melalui pendidikan keagamaan maupun spotifitas

melalui kegiatan olah raga.

SASARAN 9. Terwujudnya kondisi masyarakat yang lebih berdaya dan bermartabat yang ditunjukkan oleh kondusifnya iklim usaha dan aktifitas perekono-mian masyarakat sehingga tercipta lapangan kerja mandiri dan berdampak semakin berkurangnya jumlah keluarga miskin.

Page 78: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Untuk mencapai sasaran yang diindikasikan oleh semakin

kondusifnya iklim usaha dan aktifitas perekonomian masyarakat

untuk menciptakan lapangan kerja mandiri yang berdampak

pada menurunnya jumlah keluarga miskin, perlu dilakukan

upaya terus menerus melalui berbagai bidang pembangunan.

Kebijakan pelayanan prima melalui pemberian kemudahan

berinventasi bagi para investor akan menciptakan peluang

untuk perluasan kesempatan kerja. Demikian pula fasilitasi

pemenuhan faktor-faktor produksi khususnya permodalan dan

manajemen memungkinkan tumbuh dan berkembangan usaha

kecil menengah, termasuk usaha budi daya pertanian, akan

menjadi aktifitas perekonomian masyarakat yang mampu

meningkatkan peluang kerja secara mandiri.

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang

dipengaruhi berbagai faktor penyebab yang saling terkait.

Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai belum terpenuhinya

hakhak dasar masyarakat untuk hidup bermartabat. Bertitik

tolak dari pemahaman ini maka kegiatan pada masing-masing

program di setiap bidang pembangunan, merupakan langkah

penanggulangan kemiskinan, yang diformulasikan dengan

sistem pemberdayaan masyarakat. Prinsip penanggulangan

kemiskinan adalah pemberdayaan dan pengurangan beban

hidup masyarakat miskin sehingga langkah penciptaan peluang

kerja, baik melalui penciptaah sentra usaha (perkebunan besar)

maupun penciptaan usaha mandiri (UKM) merupakan salah

satu upaya pemenuhan hak dasar masyarakat miskin. Hak

dasar dimaksud adalah : - Hak pangan, hak atas sumber daya

Page 79: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

alam, hak untuk bermukim, hak atas tanah dan hak untuk

berusaha, hak berpartisipasi, hak layanan kesehatan, pendidikan,

hidup aman.

4.4.3. AGENDA KETIGA

Membangunan sistem pemerintahan yang kuat, men-junjung tinggi supremasi hukum, maju, modern, bersih, dan berwibawa sesuai dengan prinsip-prinsip penye-lenggaraan otonomi daerah.

SASARAN 10. Terselenggaranya seluruh kewenangan peme-rintah kabupaten pada era otonomi daerah melalui birokrasi pemerintahan yang handal, yang diindikasikan oleh diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik .

Guna mewujudkan sasaran ini, langkah yang ditempuh adalah

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang harus mampu

mengaktualisasikan seluruh kewenangan daerah yang telah

ditetapkan, khususnya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor :

41 Tahun 2007. Agar kewenangan dimaksud bermanfaat

optimal bagi upaya perwujudan kesejahteraan masyarakat,

operasionalisasi pemerintahan perlu dilakukan dengan

penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik di

semua lini pemerintahan dan di setiap kegiatan pembangunan.

Berarti sistem birokrasi pemerintahan harus handal, yaitu

diselenggarakan oleh aparatur yang memahami benar tata

kelola tersebut, mempunyai integritas untuk merealisasikannya

dengan kompetensi dan profesionalisme yang memadai.

Page 80: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Untuk merealisasikan sasaran ini, langkah lain yang

ditempuh adalah memfokuskan pada upaya penciptaan

menejemen pemerintahan dan ketatalaksanaan yang didukung

oleh mekanisme kerja yang effektif dan effisien. Dalam arti

bahwa mekanisme kerja pada setiap perangkat daerah

dilakukan berdasarkan design tata kelola pemerintahan yang

baik. Oleh sebab itu diperlukan kesamaan pola pikir setiap

aparatur dalam mensikapi dan mensiasati fungsi, tugas,

wewenang dan tanggung jawabnya, sehingga terwujud suatu

budaya kerja aparatur. Hal ini secara terus menerus harus

diperlihara dan ditingkatkan, agar para pegawai memiliki disiplin

kerja yang tinggi, bermoral, mempunyai korsa yang kuat, dan

memiliki profesiolaisme yang unggul serta dilengkapi sistem

informasi dan sarana kerja yang baik. Dengan demikian

aparatur akan mampu memberikan pelayanan dan

perlindungan kepada masyarakat, dengan langkah nyata yang

transparan serta berakuntabilitas; melalui mekanisme kerja

yang telah ditetapkan standart proses prosedurnya. Langkah ini

setiap tahun, selama jangka waktu perencanaan, dilakukan

evaluasi dan terus ditingkatkan sehingga kegiatan

pemerintahan semakin berkembang baik.

SASARAN 11. Terwujudnya hak sosial masyarakat yang dicer-minkan oleh terpenuhinya perlindungan dan pelayanan sosial serta terkendalinya pertum-buhan penduduk untuk membentuk keluarga kecil bahagia.

Perlindungan dan pelayanan sosial menjadi kebutuhan

masyarakat yang tidak terelakkan. Realisasinya ditandai oleh

Page 81: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

tidak adanya diskriminasi kepada siapapun dalam berbagai

bentuk apapun dan berlangsungnya kesetaraan gender di

masyarakat, yang dalam prakteknya diwujudkan oleh semakin

aktualnya peran perempuan dalam proses pembangunan guna

peningkatan kualitas kehidupannya. Pelayanan sosial

diarahkan guna memenuhi keadilan (tidak adanya diskriminasi)

terhadap masyarakat yang menyandang masalah sosial. Hal ini

sebagai cerminan sikap yang diorientasikan pada pengakuan

akan hak-hak azasi manusia, sehingga menumbuhkan sikap

saling menghormati antar sesama, saling memberi dan

menerima, saling memberikan kepercayaan dan sekaligus

menyadari kelebihan dan kekurangan masingmasing dalam

bermasyarakat. Perlindungan dan pelayanan sosial juga

ditunjukkan oleh keberpihakan pemerintah pada eksistensi

anak sebagai generasi penerus mulai usia BALITA, usia

WAJAR PENDIDIKAN DASAR sampai usia mandiri dan

memiliki daya saing. Langkah ini juga dilakukan kepada para

perempuan dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender.

Dalam rangka pencapaian kinerja masing-masing sasaran untuk

setiap agenda pembangunan, telah ditetapkan ARAHAN PROGRAM

PEMBANGUNAN, yakni "pernyataan" yang menjadi salah satu

pertimbangan ( pedoman ) “tuntunan pemilihan" program pembangunan

dan kegiatan pembangunan, agar tahapan proses penjabaran Visi dan Misi

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dapat dilakukan secara runtut dan

sistematis. Arahan program pembangunan tersebut, merupakan rumusan

"pasti" satu paket dengan rumusan visi dan misi, yang di dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah ini diuraikan pada bab tersendiri.

Page 82: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Arah kebijakan keuangan daerah secara umum ditetapkan dengan

tetap memperhatikan dan berlandaskan Undang-Undang Nomor : 17

Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor : 1

Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara. Seiring dengan

diundangkannya Undang-Undang Nomor : 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor : 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah, maka prinsip-prinsip pendanaan terkait keuangan

disesuaikan dengan ketentuan perundanganundangan tersebut,

khususnya prinsip "money follow function"; yang berarti bahwa

pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan

tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan. Fungsi yang

diemban pemerintah daerah terkait dengan keuangan adalah fungsi

alokasi, mengingat pemerintah daerah lebih mengetahui situasi dan

kondisi permasalahan daerah serta kebutuhan masyarakatnya.

Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

dikaitkan dengan proyeksi kebutuhan anggaran di daerah maka, untuk

jangka waktu perencanaan lima tahun ke depan, arah kebijakan

keuangan, baik yang menyangkut pendapatan, belanja maupun

pembiayaan daerah, ditetapkan sebagai berikut :

5.1. ARAH KEBLJAKAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan daerah merupakan salah satu unsur penting dalam

pengelolaan keuangan daerah. Analisis tentang pendapatan daerah

sangat terkait dengan jumlah penduduk dan perkembangan

perekonomian daerah. Jumlah penduduk merupakan salah satu

5.

Page 83: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

faktor dalam dalam perhitungan penentuan dana - dana

perimbangan,

yang juga merupakan cerminan besarnya potensi pendapatan

daerah, terkait dengan aktifitasnya sebagai potensi pendapatan

daerah, yang disesuaikan dengan spesifikasi wilayah yang

bersangkutan. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Barito

Kuala 1,51 % per tahun dengan jumlah penduduk per 31

Desember 2007 = 269.448 jiwa (Barito Kuala Dalam Angka,

Tahun 2008). Nilai pendapatan daerah juga dapat dicermati dari

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Produk Domestik

Regional Bruto Per Kapita (PDRB/Kapita) dan Pertumbuhan

Ekonomi Daerah. Dari data ketiga indikator ekonomi dimaksud,

menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun terakhir

perekonomian daerah Kabupaten Barito Kuala, rata-rata

mengalami kenaikan ( PDRB = 5.56 %, PDRB Per Kapita = 5.76

% Dan Pertumbuhan = 5.78 %). Hal ini berarti mengindikasikan

bahwa pendapatan per kapita masyarakat ( pendapatan

masyarakat ), daya beli masyarakat pada umumnya mengalami

kenaikkan sehingga diasumsikan bahwa pendapatan daerah juga

mengalami peningkatan. Namun jika dicermati lebih rind terhadap

faktor-faktor yang menyusun struktur PDRB, dalam kurun waktu 5

(lima) tahun terakhir, fenomena kenaikkan PDRB Kabupaten

Barito Kuala perlu disikapi secara lebih teliti, dengan asumsi yang

lebih "nyata", agar tidak menghasilkan kesimpulan yang

menyesatkan. Sesuai dengan spesifikasi wilayah, faktor

penyusun PDRB yang saat ini bermasalah adalah seluruh

eksistensi kegiatan di bidang perkayuan, baik yang menyangkut

letak lokasinya, kontribusi terhadap pendapatan daerah secara

langsung (antara lain PBB, PPJU) maupun dampak ekonominya

kepada masyarakat di Kabupaten Barito Kuala. Sebagai

Page 84: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

gambaran PDRB Kabupaten Barito Kuala 5 (lima) Tahun terakhir

adalah :

URIAN SATUAN

2002 2004 2004 2005 2006

PDRB (H.KONS)

D-IBS

Rp(Juta) 1.868.894 1.919.705 1.974.980 1.917.231 1.732.197

T-IBS

Rp(Juta) 926.630 975.108 1.020.228 1.078.100 1.145.211

Dari table di atas dapat dicermati bahwa PDRB (DENGAN

INDUSTRI BESAR DAN SEDANG, D-IBS) mulai Tahun 2005

PDRB menurun jika dibandingkan Tahun 2004, dan terus menurun

pada Tahun 2006. Sedangkan untuk kurun waktu sama, PDRB

(TANPA INDUSTRI BESAR DAN SEDANG, T-IBS) tetap

mengalami kenaikkan. Mengingat industri besar dan sedang yang

ada di Kabupaten Barito Kuala adalah insdustri bidang perkayuan,

maka eksistensi PDRB (D-IBS) akan sangat tergantung pada

industri tersebut. Kondisi inilah yang dimaksud agar PDRB

dicermati lebih teliti, untuk memproyeksikan pendapatan daerah.

Uraian arah kebijakan pendapatan daerah per sumber

pendapatan adalah :

5.1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD ).

Pendapatan daerah terkait dengan jumlah penduduk dan

perkembangan ekonomi daerah. Sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan daerah, khususnya pendapatan asli

daerah ( PAD ) me acakup faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal dimaksud adalah "pengaruh" seluruh kebijakan

fiskal dan moneter, dan kor.disi perekonomian nasional. Hal ini

mencakup tingkat suku bunga bank, harga minyak mentah dunia,

Page 85: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

angka inflasi, angka pertumbuhan ekonomi nasinnal, nilai tukar

rupiah terhadap mata uang asing ( khususnya US $ ) dan

globalisasi ekonomi secara luas. Sedangkan faktor internal adalah

"pengaruh" dari keberadaan potensi wilayah dan pemanfaatannya,

yang ditentukan oleh kompetensi perangkat (SKPD) pemerintah

daerah dan kemampuan dunia usaha yang beraktifitas di

Kabupaten Barito Kuala. Dalam hal ini, kompetensi perangkat

pemerintah daerah diartikaR sebagai kemampuan sumber daya

aparatur setiap SKPD sesuai tugas pokok dan fungsinya (

TUPOKSI ), menciptakan sumbersumber pendapatan baru,

mendorong ( memfasilitasi ) deversifikasi usaha masyarakat, yang

bermuara pada peningkatan pendapatan asli daerah. Oleh sebab

itu dalam rencana pembangunan jangka menengah ini arah

kebijakan guna peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) adalah

:

Pertama Peningkatan "kemampuan kewirausahaan" aparatur

dan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dalam

pemanfaatan peluang dan potensi daerah.

Kedua Intensifikasi pemungutan pajak dan atu retribusi daerah

ataas obyek yang telah ditetapkan.

Ketiga Ekstensifikasi pemungutan pajak dan retribusi daerah

melalui penciptaan sumber-sumber pajak dan retribusi

daerah.

Keempat Memfasilitasi peningkatan usaha masyarakat, agar

semakin berkembang dan menjadi kuat sehingga

dengan aktifitas perekonomian masyarakat

memungkinkan bertambahnya wajib pajak potensial

dan atau sumber pengenaan retribusi daerah.

Kelima Optimasi peran badan usaha milik daerah (BUMD)

untuk berkolaborasi dalam pemanfaatan potensi

daerah bersama-sama investor lain yang berusaha di

Page 86: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Kabupaten Barito Kuala, sehingga menjadi sumber

pendapatan baru pemerintah daerah. Posisi strategis

pantai aliran Sungai Barito di Wilayah Kabupaten Barito

Kuala sebagai lokasi pelabuhan khusus ( batubara dan

hasil perkebunan sawit) dan atau bersama-sama

eksistensi perusahaan operatornya, merupakan

peluang besar yang memungkinkan dimanfaatkan dan

atau dikerjasamakan oleh perusahaan milik daerah.

Dengan pola yang sama, hal ini memungkinkan

diusahakan juga pada pemanfaatan gas metana di

Kabupaten Barito Kuala.

Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahan (HPKDYD), dan Lain-Lain PAD Yang Sah

(Lain2 PAD). Dengan arah kebijakan di atas serta berdasarkan

kecenderungan perkembangan pendapatan asli daerah (PAD)

dalam 5 (lima) tahun terakhir, proyeksi PAD untuk jangka waktu

perencanaan sampai dengan Tahun 2012 adalah :

TABEL REALISASI PAD 5 TAHUN TERAKHIR :

URAIAN SATUAN 2003 2004 2005 2006 2007

- Pajak Daerah Rp(Juta) 4,107,528,297 4,297,621,713 2,984,661,568 1,170,096,646 2,979,332,317

- Retribusi R (Juta) 1,701,232,072 1,917,279,400 2,807,511,236 3,221,816,366 2,191,850,865 - HPKDYD R (Juta) 503,394,204 459 756,397 614,873,478 641,076 451 650,590,375

- Lain-2 PAD R (Juta) 2,985,777,737 2,624,346,041 2,301,002,475 5,680,500,142 5,668,533,651

JUMLAH 9,297,932,310 9,299,003,551 8,708,048,757 10,713,489,605 11,490,307,208

TABEL PROYEKSI PAD 5 TAHUN DALAM JANGKA WAKTU RPJM

URAIAN SATUAN 2008 2009 2010 2011 2012

- Pajak Daerah Rp(Juta) 3,248,750,000 3,411,187,500 3,581,746,875 3,760,834,219 3,948,875,930

- Retribusi Rp(Juta) 3,001,250,000 3,151,312,500 3,308,878,125 3,474,322,031 3,648,038,133

- HPKDYD Rp(Juta) 1,000,000,000 1,050,000,000 1,102,500,000 1,157,625 000 1,215,506,250

- Lain-2PAD Rp(Juta) 5,500,000,000 5,775,000,000 6,063,750,000 6,366,937,500 6,685,284,375

JUMLAH 12, 750,000,000 13,387,500,000 14,056,875,000 14, 759, 718, 750 15,497,704,688

Page 87: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

5.1.2. DANA PERIMBANGAN

Dana terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu : - Bagi Hasil

Pajak dan Bukan Pajak, - Dana Alokasi Umum (DAU)

dan - Dana Allokasi Khsusus (DAK). Dengan susunan

ketiga komponen tersebut, nilai dana perimbangan lebih

ditentukan oleh pengaruh faktor eksternal melalui

instrumen regulasi pemerintah. Pengaruh faktor internal

relative kecil, khususnya kontribusi dalam penentuan

nilai bagi hasil pajak (PBB, PPh dan PPn) maupun bagi

hasil bukan pajak ( yang berasal dari nilai provisi

sumber daya alam), yang masing-masing dipungut dari

Kabupaten Barito Kuala. Oleh sebab itu walaupun relatif

kecil, kebijakan untuk peningkatan dana perimbangan di

Kabupaten Barito Kuala harus dilakukan melalui bagi

hasil tersebut (bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan

pajak). Oleh sebab itu arah kebijakan yang ditempuh

untuk peningkatan dana perimbangan diutamakan

terhadap langkah yang secara nyata dapat dilakukan

sesuai kewenangan pemerintah kabupaten, yaitu :

Pertama Memfasilitasi peningkatan usaha masyarakat,

agar semakin berkembang dan menjadi kuat

sehingga dengan aktifitas perekonomian

masyarakat memungkinkan bertambahnya wajib

pajak potensial

Kedua Intensifikasi pemungutan provisi sumber daya

yang dipungut dari Wilayah Kabupaten Barito

Page 88: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Kuala, khususnya dari bidang kehutanan dan

perikanan.

Sedangkan untuk DAU dan DAK ( bersifat dana stimulan ),

sebagai suatu kebutuhan diharapkan terus dapat

ditingkatkan, walaupun secara esensi seiring dengan

semakin mandirinya pemerintah daerah, nilai sumber dana

dimaksud semestinya harus semakin berkurang.

Kecenderungan perkembangan dana perimbangan dalam 5

(lima) tahun terakhir dan proyeksinya untuk jangka waktu

perencanaan sampai dengan Tahun 2012 adalah :

TABEL REALISASI DANA PERIMBANGAN 5 TAHUN TERAKHIR :

URAIAN SATUAN 2003 2004 2005 2006 2007

- Bag i Hasil R Juta 16,740,864 747 19,455 189,594 27,845,811,582 39,638 079 794 49,588,552,295

- DAU R Juta 133,030,000,000 137,217,966,000 146,617,970,000 238,380,000,000 263,669,000,000

- DAK R Juta 11,551,435,826 9,781 068,917 16,360,984,766 27,070,000,000 49,618,500,000

JUMLAH RP(Juta) 161,322,300,573 166,454,244,511 190,824,766,346 305,088,079,794 362,876,052,295

TABEL PROYEKSI DANA PERIMBANGAN DALAM JANGKA WAKTU RPJM

URAIAN SATUAN 2008 2009 2010 2011 20

- Bagi Hasil R Juta 62,280,104,422 65,394,109,643 68,663,815,125 72,097,005,882 75,701,856,176

- DAU Rp(Juta) 296,250,000,000

- DAK Rp(Juta) 59,265,000,000

JUMLAH RP(Juta) 417,795,104,422

5.1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (LLPYS)

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah, terdiri dari pendapatan yang

masuk pada kas pemerintah kabupaten, terdiri dari : (1). Hibah, (2).

Dana Darurat, (3). Bagi Hasil Pajak Dari Propinsi dan Pemerintrah

Daerah Lainnya (BHPDP), (4). Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus (DPOK), (5). Bantuan Keuangan Dari Propinsi dan

Pernerintrah Daerah Lainnya (BKL). Sebagaimana "Dana

Perimbangan" maka "Lain-Lain Pendapatan Yang Sah" lebih

Page 89: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

banyak ditentukan oleh pengaruh faktor eksternal, melalui instrumen

regulasi pemerintah. Stabilitas penerimaannya sangat relative,

tergantung kebijakan pemerintah pada saat yang bersangkutan.

Sumber pendapatan yang stabil dan dapat diperkiraan adalah "Bagi

Hasil Pajak Dari Propinsi". Demikian pula faktor internal pemerintah

kabupaten, walaupun kecil, cukup berperan dalam peningkatan

pendapatan melalui bagi hasil pajak ( termasuk non pajak ) dari

Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan, yakni pajak-pajak terkait

dengan kendaraan bermotor, alokasi bagi hasil provisi sumberdaya

alam, antara lain kayu, perikanan, batu bara, migas dan sumber

daya alam lainnya. Arah kebijakan yang ditempuh untuk

peningkatan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah diutamakan terhadap

langkah nyata yang dapat dilakukan sesuai kewenangan

pemerintah kabupaten, yaitu :

Pertama Mensiasati dan mensikapi peluang pemanfaatan dan

meraih dana-dana dari sumbernya, secara pro aktif.

Kedua Konfirmasi dan intensifikasi pemungutan provisi sumber

daya yang dipungut dari Wilayah Kabupaten Barito Kuala.

Perkembangan dan proyeksi penerimaan pendapatan daerah yang

berasal dari Lain-Lain Pendapatan Yang Sah untuk jangka waktu

perencanaan (RPJM) sampai dengan Tahun 2012 memperhatikan

spesifikasi khusus wilayah daerah yang bersangkutan. Oleh sebab

itu arah kebijakan pengelolaan keuangan belanja daerah, yang

akan menjadi acuan perumusan dan penetapan belanja daerah

Page 90: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

selama jangka waktu perencanaan (RPJM 2007-2012), khusus

untuk Kabupaten Barito Kuala, adalah sebagai berikut :

TABEL REALISASI LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 5 TAHUN TERAKHIR :

URAIAN SATUAN 2003 2004 2005 2006 2007

- HIBAH Rp(Juta) - - 1,000,000,000 - -

- DANA DARURAT Rp(Juta) - - - - -

- BHPDP Rp(Juta) 4,868,230,091 5,685,343,515 11,584,952 164 13 628,521,556 13,617

024,384 - DPOK Rp(Juta) - - 5,240 000,000 - 1,646,200,400

- BKL Rp(Juta) - - - - 1,100,000,

000 JUMLAH Rp(Juta) 4,868,230,091 5,685,343,515 17,824,952,164 13,628,521,556 16,363,224,78

4

TABEL PROYEKSI LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH UNTUK RPJM

URAIAN SATUAN 2008 2009 2010 2011 2012

- HIBAH Rp(Juta)

- DANA DARURAT Rp(Juta)

- BHPDP Rp(Juta) 13,200,000,000 13,860,000,000 14,553,000,000 15,280,650,000 16,044,682,500

- DPOK Rp(Juta) 4,969,000,000

- BKL Rp(Juta) 200 000,000

JUMLAH Rp(Juta) 18,369,000,000

5.2. ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Salah satu unsur pengelolaan keuangan daerah adalah belanja

daerah, yang diartikan sebagai seluruh pengeluaran dana dari

kas daerah. Di samping peraturan perundangan-undangan

yang mengatur pengelolaan keuangan daerah, pengelolaan

belanja daerah diatur secara operasional melalui Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2006 jo Nomor : 59

Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Belanja daerah pada prinsipnya dibagi menjadi dua kategori

besar yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung,

yang dalam pemanfaatan dan pengalokasiannya didasarkan

pada "kinerja" yang harus direalisasikan oleh setiap unit

perangkat daerah. Sesuai dengan sifatnya, eksistensi belanja

daerah sekaligus mencerminkan APBD daerah sehingga

dengan prinsip perwujudan kinerja dimaksud, dapat disarikan

Page 91: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

bahwa pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari

"Sistem Anggaran Berbasis Kinerja". Dalam operasionalnya

sistem dimaksud, harus mengakomodasikan prinsip-pripsip

umum penyusunan anggaran belanja dan memperhatikan

spesifikasi khusus wilayah daerah yang bersangkutan. Oleh

sebab itu arah kebijakan pengelolaan keuangan belanja

daerah, yang akan menjadi acuan perumusan dan penetapan

belanja daerah selama jangka waktu perencanaan (RPJM)

2007-2012), khusus untuk Kabupaten Barito Kuala adalah

sebagai berikut :

Pertama Menyusun dan menetapkan Standart Pelayanan

Minimal ( SPM ) atau Rencana Kinerja dengan indikator

per satuan kinerja, untuk setiap perangkat daerah

sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Kedua Menetapkan kinerja terukur sebagai pencapaian hasil

selama jangka waktu perencanaan ( Lima Tahun ) agar

dapat diwujudkan peningkatkan akuntabilitas

perencanaan anggaran, efektivitas dan efisiensi

penggunaan setiap anggaran yang dialokasikan.

Ketiga Menentukan prioritas program dan kegiatan

pembangunan untuk jangka waktu perencanaan ( Lima

Tahun ) agar dapat dilakukan efektivitas pelaksanaan

tugas dan fungsi masing-masing satuan kerja

perangkat daerah dalam rangka mewujudkan

kewajiban daerah yang menjadi tanggung jawabnya.

Keempat Menyusun standar biaya per satuan kinerja secara

akomodatif, yang senantiasa memperhitungkan

perkembangan fluktuasi dan perubahan harga pasar.

Page 92: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Kelima Menyusun anggaran belanja dengan memenuhi format

sesuai Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah (SAP).

Perkembangan lima tahun terakhir dan proyeksi anggaran belanja

daerah untuk jangka waktu perencanaan (RPJM) sampai dengan

Tahun 2012, adalah :

TABEL REALISASI BELANJA DAERAH SELAMA 5 (LIMA) TAHUN TERAKHIR

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

URAIAN 2003 2004 2005 2006 2007

Belanja Daerah 173,027,970,022 195,246,476,873 207,342,295,324 278,952,826,835 364,450,668,353

TABEL PROYEKSI BELANJA DAERAH UNTUK RPJM

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012

Belanja Daerah 516,694,674,000 520,033,608,800 544,040,330,560 592,848,396,672 571,418,076,006

5.3. ARAH KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN

Dua hal utama dalam menetapkan arah kebijakan umum

anggaran adalah perwujudan operasionalisasi (1) PELAYANAN

PUBLIK dan (2) TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK.

Untuk menentukan arah kebijakan umum anggaran, piranti yang

dipergunakan adalah gambaran struktur perekonomian

Kabupaten Barito Kuala sesuai peranan PDRB, sebagai berikut :

Page 93: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

TABEL STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN BARITO KUALA SESUAI PERANAN PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU "TANPA" INDUSTRI BESAR DAN SEDANG

No SEKTOR 2002 2003 2004 2005 2006

% % % % %

1 Pertanian 57,32 56,11 54,00 52,06 53,67

2 Pertambangan dan Penggalian

0,10 0,11 0,11 0,11 0,11

3 Industri Pengolahan 1,40 1,40 1,34 1,29 1,28

4 Listrik dan Air Bersih 0,17 0,18 0,18 0,19 0,18

5 Bangunan 5,66 6,14 5,98 7,50 7,51

6 Perdagangan, Restoran & Hotel

14,08 13,81 13,86 14,45 14,45

7 Pengangkutan dan komunikasi

4,29 4,48 4,48 4.33 4,34

8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

2,93 3,28 3,52 3,70 3,70

9 Jasa-Jasa 14.03 14,46 16,50 16,33 16,34

PDRB Tanpa Industri Besar – Sedang (IBS)

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Dari data di atas, dapat dicermati bahwa bidang pembangunan

yang mempunyai peran terbesar bagi pertumbuhan dan aktifitas

perekonomian masyarakat adalah bidang pertanian. Peran

tersebut mencakup lebih dari 50 % aktifitas perekonomian di

Kabupaten Barito Kuala, diikuti dengan jasa-jasa dan bidang

perdagangan. Oleh sebab itu secara umum, dalam “kebijakan

umum anggaran" di Kabupaten Barito Kuala, porsi terbesar dari

anggaran harus diarahkan dan diproyeksikan bagi

pembangunan bidang pertanian dalam arti luas, yang dilandasi

kebutuhan pasar, mencakup kegiatan dari hulu sampai dengan

hilir, untuk penyediaan bahan mentah dan atau proses nilai

tambahnya, dengan urutan fokus sebagai berikut :

Page 94: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

(1). Pembangunan bidang pertanian, yang juga mencakup

bidang pembangunan lainnya yakni bidang pembangunan

tanaman pangan, bidang hortikultura, bidang perkebunan,

bidang peternakan, bidang perikanan dan bidang kehutanan,

dengan SISTEM AGRIBISNIS.

(2). Pembangunan bidang perindustrian, perdagangan,

koperasi dan UKM, sebagai konsekuensi penerapan sistem

agribisnis. Seiring dengan STRATEGI DAERAH

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN

BARITO KUALA ( Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor : 45

Tahun 2006 ) fokus kegiatan usaha budi daya pertanian

diarahkan pada pengembangan bidang peternakan dan

bidang perikanan, dengan pertimbangan kedua bidang

pembangunan ini merupakan bidang usaha yang perputaran

modalnya cepat dan memberikan laba usaha yang sangat

optimal. Antipasi ke depan adalah hergesernya manfaat

komoditas hasil pertanian dari kebutuhan konsumsi menjadi

kebutuhan energi, yang mengakibatkan meningkatnya nilai

komersial komoditas pertanian tersebut.

(3). Pembangunan bidang pendukung pertanian merupakan

sasaran berikutnya dalam penentuan kebijakan anggaran di

Kabupaten Barito Kuala. Bidang pekerjaan umum, utamanya

pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan prasarana

irigasi, serta prasarana wilayah perdesaan - pertanian merupa-

kan bidang pembangunan yang harus diprioritaskan. Walaupun

bersifat pendukung, bidang pembangunan pekerjaan umum,

merupakan "titik kritis" yang sangat menentukan kecepatan,

Page 95: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

percepatan dan keberlangsungan bidang pembangunan

lainnya.

(4). Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), yang mutlak

harus dilakukan "bersama-sama" seiring, sejalan secara

proporsional dengan bidang pertanian. Sebagai salah satu

sumber daya yang menjadi modal pembangunan, SDM

memiliki peran sentral yang sangat strategis, yakni subyek dan

sekaligus obyek bagi dirinya sendiri dalam pembangunan.

Kualitas SDM akan menentukan mutu pembangunan, baik

dalam dimensi proses, rasionalitas, sistematika maupun dalam

dimensi hasil yang direalisasikannya. Artinya pembangunan

beserta percepatannya sangat ditentukan keberadaan SDM

sebagai asset masyarakat Kabupaten Barito Kuala.

Pembangunan SDM melalui pendidikan dan kesehatan

merupakan pembangunan jangka panjang, yang mutlak dimulai

saat ini secara konseptual, tanpa harus menundanya.

(5). Pembangunan bidang lainnya sebagai pendukung dan

sebagai katalisator perwujudan maju dan berdaya saingnya

pertanian di Kabupaten Barito Kuala.

Kebijakan Umum Anggaran untuk jangka waktu Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2007-2012

diarahkan sebagi upaya membangun sistem, menyusun dan atau

menerapkan pedoman kerja dan prosedur kerja pengelolaan

anggaran, yang masing-masing sesuai standart pelayanan minimal

setiap SKPD, sebagai suatu "road map" menuju budaya kerja.

Arah kebijakan tersebut terkait dengan aktifitas perekonomian

Page 96: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

masyarakat, pendapatan daerah dan belanja daerah, sebagai

berikut :

Pertama Mengoptimalkan peran faktor-faktor yang secara positif

mempengaruhi aktifitas perekonomian masyarakat dan

pendapatan daerah. Hal ini mencakup upaya (1).

Penetapan titik fokus pembangunan, yakni di

perdesaan sebagai basis ekonomi masyarakat, (2).

Penciptaan ikilim usaha dan investasi yang, kondusif,

(3). Penciptaan proses "nilai tambah" atas komoditas

yang dihasilkan dari Kabupaten Barito Kuala,

khususnya komoditas berbasis agribisnis. (4).

Kolaborasi positif dalam satu kesetaraan bagi domain

good governace dalam penyelenggaraan aktifitas

perekonomian, (5). Pemberdayaan usaha kecil

menengah dalam sistem usaha koperasi dan (6).

Pemanfaatan sumber daya (alam) secara optimal,

lestari dan ramah lingkungan.

Kedua Mengoptimalkan pendapatan daerah

berdasarkan potensi yang dimiliki daerah. Langkah ini

dilandasi pada pola pikir bahwa : Pertama, Semua potensi

daerah sebagai ciptaan Allah SWT, pasti ada manfaatnya,

dan Kedua, Pemanfaatan potensi daerah tersebut,

dilakukan secara hati-hati sebagai wujud syukur sehingga

memberikan manfaat yang lebih besar dari pada dampak

negatifnya. Kebijakan anggaran terkait dengan pendapatan

daerah, diarahkan sebagai upaya memperoleh manfaat

seoptimal mungkin potensi daerah yang terdiri dari (1).

Keberadaan aliran Sungai Barito. (2). Peluang deversifikasi

Page 97: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

usaha dan deversifikasi komoditas pertanian, antara lain

manfaat komeditas pertanian sebagai bahan baku bio-

energi yang mencakup perkebunan kelapa sawit,

penanaman jagung, kedelai, di samping diversifikasi jenis

pangan, utamanya padi organik dan lain-lainnya, (3).

Optimasi peran badan usaha milik daerah.

Ketiga Mengoptimalkan pengelolaan anggaran belanja daerah

dengan prinsip "anggaran berbasis kinerja". Melalui prinsip

dimaksud setiap alokasi anggaran belanja secara terbuka

dan bertanggung jawab lebih mudah untuk dicermati

pemanfaatannya. Demikian pula belanja lebih

diorientasikan kepada kepentingan masyarakat secara

langsung, mengingat masyarakat akan lebih mudah

memberikan pengawasan dalam pemanfaatan setiap nilai

anggaran, dengan tolok ukur kinerja yang memiliki satuan

terukur. Penerapan prinsip anggaran berbasis kinerja,

memungkinkan penggunaan anggaran belanja diarahkan

guna memenuhi tuntutan aspirasi yang berkembang di

masyarakat. Hal ini sekaligus juga menjadi tolok ukur dalam

perhitungan tingkat pelayanan yang diberikan pemerintah

kabupaten terhadap masyarakat.

Keempat Meningkatkan secara proporsional anggaran belanja,

khususnya belanja langsung, yang diarahkan untuk

menambah aset daerah, yang proses pengadaannya akan

mendorong sektor riil. Oleh sebab itu diharapkan minimal

30 % dari total anggaran di APBD dialokasikan sebagai

belanja modal. Menempatkan angaran belanja dengan porsi

terbesar untuk kepentingan langsung yang dinikmati

masyarakat, baik sebagai bagian dalam pelayanan publik

maupun sebagai fasilitasi masyarakat untuk memperoleh

Page 98: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

sumber-sumber daya produktif bagi usaha perekonomian

yang dilakukannya.

Kelima Mengalokasikan penyertaan modal pemerintah kabupaten

bagi usaha produktif yang dilaksanakan badan usaha milik

daerah dan atau fihak swasta lainnya, yang memberikan

keuntungan finansial bagi Pemerintah Kabupaten Barito

Kuala.

Keenam Mengorientasikan seluruh pemanfaatan dan penggunaan

anggaran sebagai piranti untuk mengeleminasi status

Kabupaten Barito Kuala sebagai daerah tertinggal,

mengentaskan kemiskinan, peningkatan keberdayaan

setiap keluarga, masyarakat yang bermuara pada

kemandirian daerah.

Uraian "kebijakan umum anggaran" yang dirumuskan dalam RPJM ini,

pada dasarnya tidak terlepas dari arahan serta kebijakan pengelolaan

pendapatan daerah dan kebijakan pengelolaan belanja daerah.

Keberadaannya merupakan bagian dari "kebijakan umum" Pemerintah

Kabupaten Barito Kuala dalam proses pernbangunan dan

penyelenggaraan pemerintahan yang diproyeksikan sampai dengan

Tahun 2012. Dengan demikian fungsi "kebijakan umum anggaran"

akan menjadi "support" yang mendukung "kebijakan umum

pembangunan", yang perwujudannya dicerminkan oleh penetapan

pemilihan program dan kegiatan pembangunan, sebagai titik operasional

penjabaran Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun

2007-2012.

Page 99: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

KEBIJAKAN UMUM

Kebijakan (umum) adalah pedoman bagi pelaksanaan suatu

tindakan, dalam upaya mewujudkan sasaran pembangunan, berfungsi

sebagai unsur strategi dan disusun berdasarkan pandangan dari

pimpinan puncak organisasi, dalam hal ini Bupati Barito Kuala,

mencakup faktor dan unsur menejemen, pada seluruh bidang

pembangunan dan pemerintahan. Kebijakan umum penyelenggaraan

pembangunan dan pemerintahan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM-Daerah) Pemerintah Kabupaten Barito Kuala untuk

jangka waktu perencanaan sampai dengan Tahun 2012, merupakan

formulasi dari kebijakan pencapaian sasaran yang dikelompokkan

dalam AGENDA PEMBANGUNAN dan ditetapkan berdasarkan panduan

dari ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN. Hasilnya adalah kebijakan

yang berfungsi sebagai "perintah awal yang tegas" untuk mengambil

suatu tindakan perlakuan dan menjadi "tuntunan" pemilihan program

pembangunan dan kegiatan pembangunan, agar tahapan proses

penjabaran VISI dan MISI Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun

2007 - 2012, dapat dilakukan secara runtut dan sisternatis.

Kebijakan umum yang ditetapkan sekaligus merupakan arahan

dalam upaya pembangunan Kabupaten Barito Kuala untuk lepas dari -

statusnya sebagai "'daerah tertinggal". Demikian pula kebijakari umum

yang ditetapkan, langsung maupun tidak langsung, pada dasarnya juga

merupakan acuan langkah untuk mengurangi jumlah masyarakat yang

dikategorikan sebagai keluarga miskin (GAKIN). Sebelum dirumuskan

6.

Page 100: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

kebijakan umum dimaksud, berikut diuraikan ARAHAN PROGRAM

PEMBANGUNAN, sebagai berikut :

6.1. ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN

6.1.1. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN DAN

PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT KAWASAN TERPILIH

6.1.1.1. Melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan perdesaan termasuk dalam hal proses-proses pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan desa.

6.1.1.2. Melakukan Studi Pembangunan Perdesaan (SPD) untuk memperoleh informasi-informasi strategis bagi kebutuhan pembangunan desa di masa depan sehingga keber-langsungan pembangunan perdesaan dapat terpelihara dan dinikmati oleh generasi di masa yang akan datang.

6.1.1.3. Membuat pilot project (proyek percontohan) partum-buhan pembangunan perdesaan yang maju secara eko-nomi, kesehatan, pendidikan, pertanian, (kota agropolitan- kota yang tumbuh dan berkembang di perdesaan) kebudayaan, kehidupan umat beragama. Dengan menerapkan model pembangunan masyarakat yang acceptable (dapat diterima dan dinikmati masyarakat).

6.1.1.4. Membangun jalan-jalan perdesaan yang dapat membuka akses untuk memudahkan masyarakat perdesaan dalam memasarkan hasil hasil produksi pertanian, peternakan, maupun perkebunan dan lainnya.

6.1.1.5. Melakukan pendekatan multisektoral (holistik) partisipatif, berdasarkan pada semangat kemandirian local, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

6.1.1.6. Membangun pusat kerja sama antar desa untuk saling tolong sehingga seluruh desa dapat tumbuh

Page 101: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

dan berkembang secara serasi dan saling menunjang.

6.1.1.7. Membangun sentra-sentra produksi pertanian di desa-desa yang benar-benar potensial untuk dikembangkan.

6.1.1.8. Membangun dan mengembangkan desa yang dapat mempercepat proses modernisasi perekonomian masyarakat melalui pengembangan agribisnis, jaringan kerja produksi dan jaminan pemasaran yang luas.

6.1.1.9. Melakukan peningkatan investasi dalam pembangunan SDM yang dapat mendorong produktivitas, kewiraswastaan, dan ketahanan masyarakat sosial perdesaan.

6.1.1.10. Mengembangkan kemampuan organisasi ma-syarakat perdesaan agar kegiatan penyuluhan berjalan efektif sehingga keterampilan (skills) masyarakat perdesaan semakin meningkat.

6.1.1.11. Membangun dan mengembangkan kapasitas organisasi ekonomi dan jaringan kerja produksi pertanian di perdesaan.

6.1.1.12. Membangun pusat-pusat kawasan terpilih sebagai sentra kegiatan ekonomi pertanian, pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan lainlain untuk memutuskan mata rantai isolasi antar desa, ke ibu kota kecamatan dan ke ibu kota kabupaten.

6.1.1.13. Melakukan reformasi agraria untuk membuka akses masyarakat pada lahan dan pengolahan sumber daya alam.

6.1.1.14. Mengoptimalkan jaringan irigasi dan jaringan peng-airan serta peningkatan pelayanan prasarana permukiman, seperti air minum, air limbah dan drainase.

6.1.1.15. Membangun instalasi pengolahan air bersih untuk kebutuhan masyarakat perdesaan.

Page 102: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.1.2. PEMBANGUNAN PERTANIAN

6.1.2.1. Pembangunan pertanian dilaksanakan melalui revitalisasi yang diharapkan akan dapat mempercepat pengembangan di bidang pertanian pada umumnya.

6.1.2.2. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui pemanfaatan alat dan mesin pertanian untuk pascapanen dan pengolahan hasil, serta pemanfaatan alat dan teknologi pertanian untuk menurunkan kehilangan hasil.

6.1.2.3. Mengembangkan sistem antisipasi dini terhadap kemungkinan terjadinya kerawanan pangan.

6.1.2.4. Meningkatkan kemampuan para petani, nelayan dan peternak untuk merawat, mengolah dan memasarkan hasil-hasil pertanian melalui berbagai kagiatan seperti pameran, penyuluhan yang intesif dan terpadu serta penerapan kebijakan yang mudah dan terbuka.

6.1.2.5. Meningkatkan akses sumber daya produktif, terutama dalam hal pemberian intensif permodalan dan pengembangan pola pembiayaan yang layak dan sesuai dengan usaha pertanian yang dikembangkan.

6.1.2.6. Menumbuhkan dan menguatkan lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan daya tawar petani; nelayan,dan peternak guna memberikan perlindungan (proteksi) dari persaingan perusahaan yang tidak sehat dan perdagangan yang tidak adil.

6.1.2.7. Merpercepat dan menata kembali usaha-usaha perikanan terutama dalam hal usaha budi daya tambak air tawar.

6.1.2.8. Mengembangkan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang melibatkan semua pihak baik pemerintah, pengusaha maupun masyarakat.

6.1.3. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PENDI-DIKAN

6.1.3.1. Membangun lembaga-lembaga pendidikan baru menjadi tuntutan kebutuhan

Page 103: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.1.3.2 Merehabilitasi gedung-gedung sekolah yang mengalami kerusakan termasuk menambah ruang kelas baru, perpustakaan dan laboratrium.

6.1.3.3. Menyediakan sarana informasi pendidikan yang memungkinkan masyarakat untuk memilih pendidikan sesuai kualitas yang diinginkan dan memperolen imformasi yang seluas-luasnya tentang masalah-masalah pendidikan.

6.1.3.4. Meningkatkan anggaran pendidikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

6.1.3.5. Meningkatkan peran serta masyarakat pengusaha untuk bekerja sama dalam mendanai kegiatan-kegiatan pendidikan.

6.1.3.6. Menyediakan berbagai alternative layanan pendidikan formal dan non formal untuk menampung kebutuhan penduduk miskin dan penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan serta terpencil.

6.1.3.7. Memberikan beasiswa kepada siswa-siswi dan putra-putra daerah terbaik berprestasi yang sedang melanjutkan pendidikan tinggi di luar daerah.

6.1.3.8. Melaksanakan evaluasi pendidikan kedinasan terhadap kebutuhan tenaga kerja kedinasan dalam rangka meningkatkan effisiensi dan effektifitas penyelenggaraan pendidikan kedinasan.

6.1.4. PEMBANGUNAN KESEHATAN YANG BERKUALITAS

6.1.4.1. Mengembangkan dan meningkatkan upaya pelayan-an kesehatan yang bersumber dari masyarakat, seperti pos pelayanan kesehatan terpadu, pondok bersalin desa, usaha kesehatan sekolah dan lainnya.

6.1.4.2. Mengadakan, meningkatkan dan memperbaiki sarana dan prasarana puskesmas serta jaringannya.

6.1.4.3. Memberikan pelayanan kesehatan dan penyediaan obat untuk penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya.

6.1.4.4. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pengobatan dasar.

6.1.4.5. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit daerah.

Page 104: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.1.4.6. Mendorong peningkatan peran serta swasta untuk terlobat dalam pelayanan peningkatan kesehatan perorangan.

6.1.4.7. Memberdayakan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.

6.1.4.8. Meningkatkan pengawasan penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, dan zat aditif.

6.1.4.9. Meneliti dan mengembangkan tanaman obat lokal.

6.1.5. PEMBANGUNAN KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA

6.1.5.1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pemahaman keagamaan terhadap umat beragama.

6.1.5.2. Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti majelis taklim, rukun kematian, kelompok pengajian, organisasiorganisasi sosial keagamaan dan lainnya.

6.1.5.3. Membangun jaringan kerjasama dan sistem informasi lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.

6.1.5.4. Meneguhkan ikatan komitmen antar umat dan intern umat beragama untuk saling bekerja sama dan menjunjung tinggi teloransi antar sesama dan antar umat beragama .

6.1.5.5. Menjalin kerjasama dengan tokoh-tokoh agama sehingga tercipta hubungan yang saling mengisi antara ulama atau tokoh agama dengan pemerintah atau umara.

6.1.6. PEMBANGUNAN KOPERASI DAN DUNIA USAHA

6.1.6.1. Memberikan dukungan untuk membantu perkuatan dan kemandirian lembaga gerakan koperasi.

6.1.6.2. Memberikan dukungan dan kemudahan untuk pengembangan infrastruktur pendukung pengembangan koperasi melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, penelitian dan pengembangan keuangan dan pembiayaan, teknologi, informasi, promosi dan pemasaran.

6.1.6.3. Menyediakan intensif dan fasilitasi dalam rangka pengembangan jaringan kerjasama usaha antar koperasi.

6.1.6.4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan koordinasi dalam perencanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi dengan partisifasi aktif para pelaku dan instansi terkait.

Page 105: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.1.6.5. Memberikan penyuluhan perkoperasian kepada ma-syarakat Was yang disertai dengan pemasyarakatan contoh-contoh koperasi sukses yang dikelola sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi.

6.1.6.6. Membangun dan merehabilitasi sarana dan prasarana dermaga sungai, jembatan dan penyebrangan untuk memudahkan dan me-ningkatkan pelayanan transportasi sehingga semakin memperlancar kegiatan usaha masyarakat.

6.1.6.7. Membangun lembaga jaringan ekonomi masyarakat serantau (JEMS) untuk menggalang masyarakat Kabupaten Barito Kuala di perantauan agar terpanggil untuk membangun daerah secara bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat di daerah. 6.1.6.8. Mendirikan badan - badan usaha baru daerah termasuk koperasi dan meningkatkan kinerja badan usaha milik daerah yang sudah ada.

6.1.6.9. Membuka ruang investasi baru di bidang pertanian, dan perkebunan bagi pengusaha daerah dan pengusaha nasional.

6.1.7. PEMBANGUNAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG BAIK, MENJUNJUNG TINGGI SUPREMASI HUKUM, BERSIH, DAN BERWIBAWA

6.1.7.1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, ke-terampilan dan pelaksanaan prinsip-prinsip penyelenggaraan kepemerintahan yang baik.

6.1.7.2. Menerapkan nilai-nilai etika aparatur guna membangun budaya kerja yang mendukung produktivitas kerja yang tinggi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, khususnya dalam pemberian pelayanan umum kepada masyarakat.

6.1.7.3. Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit internal, eksternal dan pengawasan masyarakat.

6.1.7.4. Meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif.

6.1.7.5. Melakukan tindak lanjut terhadap temuan pe-ngawasan secara hukum.

6.1.7.6. Meningkatkan kualitas pelayanan aparatur kepada masyarakat dan dunia usaha.

Page 106: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.1.7.7. Mengintensifkan penanganan pengaduan ma-syarakat.

6.1.7.8. Mendorong pelaksanaan prinsip-prinsip good gover-nance dalam setiap proses pemberian pelayanan publik khususnya dalam rangka mendukung penerimaan keuangan daerah seperti retribusi, pajak, pengembangan dunia usaha dan lainnya.

6.1.7.9. Menciptakan sistem administrasi pendukung dan kearsipan yang efektif dan efisien.

6.1.7.10. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

6.1.7.11. Mengembangkan profesionalisme PNS yang berorientasi pada etika, mekanisme penegakan hukum dan disiplin.

6.1.7.12. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi rencana dan program kerja antar dinas atau instansi terkait lainnya.

Di samping mempedomani Arahan Program Pembangunan,

penentuan program dan kegiatan pembangunan ( Catatan : Sebagai

langkah proses perencanaan "non spasial" yang diperintahkan oleh

"kebijakan" dan diformulasikan melalui perwujudan “sasaran" beserta

indikatornya ), tetap harus dilakukan dalam koridor ketentuan Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala ( Peraturan Daerah

Kabupaten Barito Kuala Nomor : 09 Tahun 2003 ) sebagai piranti

perencanaan pembangunan "spasial" (keruangan). Wilayah Kabupaten

Barito Kuala, ditinjau dari sudut pandang keruangan adalah satu Satuan

Wilayah Pembangunan (SWP) dan berdasarkan potensi dan letak lokasi

pengembangan wilayah, dibagi menjadi 4 (empat) Sub Satuan Wilayah

Pengembangan (SSWP), yang masing-masing :

1. SSWP A. Meliputi Kecamatan Kuripan, Kecamatan Tabukan, Kecamatan Marabahan, Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Barambai dan Kecamatan Cerbon (sebagian)

Page 107: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

2. SSWP B. Meliputi Kecamatan Belawang (sebagian),Kecamatan Cerbon (sebagian), Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Mandastana, Kecamat.In Jejangkit, Kecamatan Alalak

3. SSWP C. Meliputi Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Anjir Muara dan Kecamatan Belawang (sebagian)

4. SSWP D. Meliputi Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Mekarsasi, Kecamatan Tamban

6.2. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN

Kebijakan umum, sesuai makna dan artinya, yang kemudian

disebut sebagai KEBIJAKAN berfungsi sebagai "pernyataan

perintah" dan "tuntunan" pemilihan program pembangunan dan

kegiatan pembangunan. Pada dasarnya merupakan penegasan

langsung tentang program dan kegiatan yang harus dipilih,

masing-masing disertai penentuan "notasi" masukkan dan keluaran

( in put dan out put ) beserta indikator dan satuannya. Sebagai

suatu formulasi, fungsi kebijakan merupakan perintah dan menjadi

arah perumusan perlakuan dalam penjabaran lanjut VISI dan MISI

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007 - 2012.

KEBIJAKAN UMUM dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007 - 2012,

dikemas dalam bentuk :

- Dikelompokkan untuk setiap AGENDA PEMBANGUNAN

mengikuti pengelompokkan sasaran pembangunan.

- Diuraikan dengan mempedomani butir-butir ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN.

- Diuraikan lebih lanjut menurut SASARAN PEMBANGUNAN yang ada pada masing-masing agenda pembangunan, dengan menetapkan INDIKATOR KUAIITATIF dan atau

Page 108: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

KUANTITATIFNYA, yang menunjukkan KINERJA SPESIFIK yang harus direalisasikan oleh setiap bidang urusan pembangunan, sesuai VISI dan MISI PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2007-2012.

AGENDA PERTAMA MEWUJUDKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI, INFRASTRUKTUR PERDESAAN DAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI KAWASAN TERPILIH SECARA KOMPREHENSIF DAN TERPADU SEHINGGA MEN7ADI KABUPATEN YANG MAJU DAN MANDIRI ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN RPJM TAHUN 2007-2012 NO.1 PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT KAWASAN TERPILIH

KEBIJAKAN UMUM : 6.2.1. SASARAN 1.

Terwujudnya peningkatan intensitas aktifitas perekonomian masyarakat yang diindikasikan oleh bertambahnya sentra-sentra usaha masyarakat. KEBIJAKAN : 6.2.1.1. Membangun kawasan usaha sebagai sentra produksi

yang memiliki dukungan fasilitas memadai, mudah dijangkau guna pelayanan barang dan jasa. 1. Bidang Pekerjaan Umum

- Meningkatnya pemeliharaan sarana dan pra-sarana irigasi pasang surut.

- Bertambahnya jaringan jalan perdesaan dan jalan usaha tani.

2. Bidang Ketahanan Pangan

- Meningkatnya jumlah lumbung desa - Meningkatnya kelompok tani yang menerapkan

sistem simpan dan kendali pangan.

Page 109: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

3. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Meningkatnya intensitas pemanfaatan sawah

yang beririgasi tata air mikro. - Meningkatnya sentra persawahan yang mem-

peroleh layanan alsintan (alat produksi pertanian). - Meningkatnya sentra produksi pertanian yang

menerapkan teknologi pasca panen. 4. Bidang Pertanian (Peternakan)

- Meningkatnya kelompok kandang budi daya sapi, kambing dan ayam.

- Bertambahnya fasilitas layanan reproduksi dan kesehatan ternak (hewan).

5. Bidang Kelautan dan Perikanan - Meningkatnya lokasi budi daya Wan keramba di

Sungai Barito yang terlindungi. - Meningkatnya budi daya tambak di Kawasan

Perikanan Laut Kuala Lupak dan beririgasi. - Meningkatnya terapan teknologi pasca panen

(olah saji kemas) budi daya perikanan pada setiap sentra usaha.

6. Bidang Energi - Terpenuhinya kebutuhan listrik pada sentra usaha

produksi. 7. Bidang Perdagangan

- Meningkatnya kualitas pengelolaan, kebersihan, keindahan dan aktivitas Pasar Marabahan sebagai pasar harian.

- Meningkatnya kualitas pengelolaan, kebersihan, ketertiban dan keindahan pasar-pasar di kecamatan

- Tertatanya pasar - pasar perdesaan. 8. Bidang Perindustrian

- Meningkatnya jumlah dan jenis komoditas industri rumah tangga.

- Meningkatnya kapasitas industri rumah tangga komeditas khas Kabupaten Barito Kuala, yang diterima pasar

6.2.1.2. Menata ruang lahan wilayah dengan menyeimbangkan

fungsi ekologi dan ekonomi guna mendukung keberlangsungan produksi dan produktifitas pertanian yang maju dan berdaya saing.

Page 110: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1. Bidang Penataan Ruang - Terevisinya Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Barito Kuala jangka waktu lima tahun kedua.

- Tersusunnya 8 (delapan) Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Kecamatan.

- Terkendalinya pemanfaatan ruang dan lahan. 2. Bidang Perhubungan

- Ditetapkannya letak lokasi ruang lahan untuk pelabuhan khusus batubara, lokasi tambat kapal-tongkang dan pelbuhan khusus lainnya

3. Bidang Lingkungan Hidup - Meningkatnya fungsi - fungsi konservasi pada

kawasan lindung. 4. Bidang Pertanahan (Bagian Pemerintahan)

- Tersedianya lahan untuk pembangunan sarana dan prasana umum serta pemerintahan.

5. Bidang Kesbangpoldagri (POL.PAMONG PRAJA) - Menurunnya pelanggaran penggunaan lahan pada

jalur hijau. - Meningkatnya ketertiban penggunaan ruang ruang

lahan sepadan jalan dan atau sepadan sungai. 6. Bidang Pemerintahan Umum

- Tegas, jelas dan sahnya batas wilayah kabupaten secara spasial dan non spasial.

- Meningkatnya tingkat kesesuaian penggunaan ruang lahan sesuai peruntukkannya.

- Terawasinya pemanfaatan ruang lahan dan ruang terbuka hijau.

7. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Ditetapkannya lahan sawah abadi.

8. Bidang Pertanian (Perkebunan) - Teralokasikannya dan terdeliniasinya ruang lahan

untuk perkebunan. 9. Bidang Kehutanan

- Teralokasikannya dan terdeliniasinya ruang lahan untuk areal hutan galam sebagai kawasan perlindungan setempat.

- Teralokasikannya dan terdeliniasinya ruang lahan untuk areal hutan rakyat.

- Melestarikan fungsi dan areal hutan.

Page 111: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

10. Bidang Transmigrasi - Teralokasikannya ruang lahan cadangan permu-

kiman dan usaha bagi warga transmigrasi. - Teralokasikannya ruang lahan pengembangan Kota

Terpadu Mandiri Transmigrasi Cahaya Baru. 11. Bidang Pariwisata

- Tertatanya ruang lahan tertentu sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW)

12. Bidang transmigrasi - Teralokasikannya ruang lahan cadangan permu-

kiman dan usaha bagi warga transmigrasi. - Teralokasikannya ruang lahan pengembangan Kota

Terpadu Mandiri Transmigrasi Cahaya Baru.

6.2.2. SASARAN 2. Terwujudnya kemudahan mobilitas usaha bagi masyarakat yang diindikasikan oleh tersedianya prasarana usaha, jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan sentra ekonomi dan wilayah perdesaan dengan perkotaan. KEBIJAKAN : 6.2.2.1. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung

aktifitas usaha masyarakat. 1. Bidang Pekerjaan Umum (Cipta Karya) - Meningkatnya penyediaan air bersih 2. Bidang Energi

- Meningkatnya konsistensi suplai listrik. - Meningkatnya konsistensi suplai BBM. - Meningkatnya pemanfaatan energi dari diversi-

fikasi energi melalui bio-energi 3. Bidang Komunikasi

- Meningkatnya warung penyedia jasa telekomuni-kasi dan internet pada wilayah sentra usaha (produksi) tertentu.

6.2.2.2. Menyediakan jaringan jalan dan jembatan secara memadai yang menghubungkan sentra usaha masya-rakat di setiap wilayah kecamatan 1. Bidang Pekerjaan Umum

- Meningkatnya panjang serta kualitas jalan dan jembatan, khususnya di perdesaan.

Page 112: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Meningkatnya intensitas pemeliharaan jalan dan jembatan.

- Menyelesaikan tuntas pembangunan Jalan Taman Sari Bunga (Antara Anjir Muara - Mekarsari - Tamban - Tabunganen). - Meningkatkan panjang dan kualitas jalan di Kecamatan Kuripan.

- Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan di Marabahan Kota.

2. Bidang Perhubungan - Meningkatnya jumlah, luas dan kualitas dermaga

prasarana perhubungan air, yang mendukung sentra kegiatan ekonomi masyarakat.

- Meningkatnya jumlah pemasangan rambu-rambu jalan darat dan jalan air.

- Terealisasinya aktifitas penyeberangan Muara Pulau-Jambu Baru pulang pergi secara reguler.

3. Bidang Transmigrasi - Meningkatnya pembangunan prasarana wilayah

Ibu Kota KTM Cahaya Baru. - Meningkatnya pembangunan prasarana pengelo-

laan KTM Cahaya Baru.

6.2.3. SASARAN 3. Terwujudnya peningkatan kualitas permukiman masyarakat yang diindikasikan oleh semakin lengkapnya penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat. KEBIJAKAN : 6.2.3.1. Menyediakan perlengkapan kebutuhan permukiman

sehat bagi masyarakat. 1. Bidang Kesehatan

- Meningkatnya usaha eleminasi pembangunan MCK yang tidak sehat ( di pinggir saluran irigasi )

- Terbangunnya kelompok (cluster) perumahan sehat, sebagai oercontohan permukiman sehat.

2. Bidang Pekerjaan Umum (Cipta Karya) - Meningkatnya wilayah desa dan kelurahan yang

memperoleh pelayanan penyediaan serta kualitas air bersih.

- Meningkatnya pembangunan sanitasi lingkungan sehat bagi permukiman.

Page 113: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Meningkatnya fungsi-fungsi drainase di setiap lingkungan permukiman dan di perkotaan (Marabahan Kota dan Handil Bakti).

3. Bidang Perumahan - Tersedianya sistem menejemen yang mencakup

kebijakan dan strategi pembnagunan permu-kiman.

- Tertatanya pembangunan perumahan permukim-an berwawasan sehat.

- Terbangunnya kelompok (cluster) perumahan sederhana sehat, sebagai percontohan permu-kiman sehat.

- Meningkatnya pengendalian dampak resiko pen-cemaran lingkungan perumahan.

6.2.3.2. Menyediakan sistem pengelolaan kebersihan dan pengo-

lahan persampahan. 1. Bidang Lingkungan Hidup (Persampahan)

- Tersedianya sistem menejemen pengelolaan sampah di perkotaan (Marabahan dan Handil Bakti)

- Meningkatnya jumlah wilayah bebas sampah di perkotaan Marabahan dan Handil Bakti.

- Meningkatnya jumlah wilayah desa - kelurahan yang dilayani operasionalisasi persampahan melalui Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

- Meningkatnya fasilitasi dan operasionalisasi bersih terhadap persampahan di seluruh lingkungan permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, termasuk tempat wisata.

- Meningkatnya pengolahan dan pemanfaatan sampah untuk pupuk pertanian.

2. Bidang Lingkungan Hidup ( Ruang Terbuka Hijau ) - Tersedianya sistem menejemen pengelolaan ruang

terbuka hijau (RTH terdiri taman kota, sempadan jalan, sempadan sungai, taman terbuka, jalur hijau dan lapangan olah raga ). - Meningkatnya ruang terbuka hijau yang tertata.

- Meningkatnya ruang terbuka hijau (RTH) yang terpelihara.

Page 114: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Meningkatnya intensitas perlakuan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan RTH.

- Meningkatnya jumlah ruang terbuka hijau tempat wisata yang tertata dan terpelihara.

6.2.3.3. Menata, menertibkan dan memperindah kota

1. Bidang Pekerjaan Umum - Meningkatnya pembangunan panjang jalan dan

jembatan perkotaan. - Meningkatnya panjang derah milik jalan (DMJ) yang

memperoleh perlakuan penataan, penertiban dan perlakuan demi keindahannya.

2. Bidang Perumahan - Meningkatnya pembangunan sistem sanitasi dan

drainase perkotaan. - Meningkatnya jalan lingkungan permukiman

perkotaan. 3. Bidang Penataan Ruang

- Tersusunnya dokumen rencana tata bangunan dan lingkungan (RDTL sebagai dokumen spasial) - Tersusunnya dokumen rencana teknis ruang kawasan perkotaan (RTRK Perkotaan sebagai dokumen spasial).

- Meningkatnya jumlah ( intensitas ) perlakuan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang lahan untuk pembangunan ( antara lain melalui IMB)

4. Bidang Lingkungan Hidup - Meningkatnya pembangunan taman kota secara

optimal. - Meningkatnya jumlah kelengkapan taman kota

secara optimal (lampu hias, bangku taman dan lainnya)

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang menanam tanaman hias bunga di halaman rumahnya. - Meningkatnya panjang daerah milik jalan (DMJ) yang ditanamai dengan tanaman hias.

- Meningkatnya panjang daerah milik jalan (DMJ) yang ditanamai dengan tanaman penghijauan perindang jalan.

Page 115: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

5. Bidang Kesbangpoldagri (Polisi Pamong Praja) - Menurunnya pelanggaran penggunaan ruang lahan

pada ruang terbuka hijau. - Meningkatnya ketertiban penggunaan ruang terbuka

hijau. 6. Bidang Pemerintahan Umum (Kecamatan)

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi dan beperan-serta mewujudkan fungsi ruang terbuka hijau.

AGENDA KEDUA MEWUJUDKAN REVITALISASI PERTANIAN, SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN, KESEHATAN YANG BERKUALITAS, KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA, KOPERASI, IKLIM DUNIA USAHA YANG KONDUSIF DAN KOMPETTTIF UNTUK MENYERAP LAPANGAN KERJA BARU GUNA MENGATASI PENGANGGURAN DAN MENGENTASKAN KEMISKINAN. ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN RPJM TAHUN 2007-2012 NO. 2

PEMBANGUNAN PERTANIAN

KEBIJAKAN UMUM : 6.2.4. SASARAN 4.

Terwujudnya peningkatan usaha masyarakat di bidang pertanian yang ditunjukkan oleh bertambah banyaknya komoditas dan luasnya lahan usaha, deversifikasi, produksi dan produktifitas komoditas pertanian.

KEBIJAKAN : 6.2.4.1. Menyediakan sistem informasi tentang produk ungguian

daerah. 1. Bidang Perencanaan Pembangunan

- Tersedianya sistem terintegrasi melaiui ICT data tentang kuantitatif jenis, potensi, produksi, komeditas unggulan daerah untuk setiap sentra produksi di setiap kecamatan.

- Terinformasikannya data data tentang kuantitatif jenis, potensi, produksi, komeditas unggulan

Page 116: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

daerah untuk setiap sentra produksi, melalui sistem "'on line".

2. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Tersedianya data kuantitatif ketersediaanya setiap

jenis komeditas pangan unggulan daerah per satuan waktu dan per sentra produksi di setiap kecamatan.

3. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Tersedianya data kuantitatif potensi, produksi dan

jenis komeditas tanaman pangan dan hortikuAtura per sentra produksi di setiap kecamatan.

- Terintegrasinya data tentang komeditas tanaman pangan dan hortikultura pada sistem informasi dalam situs Kabupaten Barito Kuala

4. Bidang Pertanian (Peternakan) - Tersedianya data kuantitatif potensi, produksi dan

jenis komeditas peternakan per sentra produksi di setiap kecamatan.

- Terintegrasinya data tentang komeditas peternakan pada sistem informasi dalam situs Kabupaten Barito Kuala.

5. Bidang Kehutanan - Meningkatnya jumlah sentra usaha masyarakat

sebagai sentra produksi peternakan. - Tersedianya data kuantitatif potensi, produksi

dan jenis komeditas kehutanan dan perkebunan per sentra produksi di setiap kecamatan.

- Terintegrasinya data tentang komeditas kehu-tanan dan perkebunan pada sistem informasi dalam situs Kabupaten Barito Kuala

6. Bidang Kelautan dan Perikanan - Tersedianya data kuantitatif potensi, produksi dan

jenis komeditas perikanan per sentra produksi di setiap kecamatan.

- Terintegrasinya data tentang komeditas perikanan sistem informasi dalam situs Kabupaten Barito Kuala

Page 117: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

7. Bidang Perdagangan - Terintegrasinya data tentang komeditas per-

dagangan hasil industri dan industri rumah tangga pada sistem informasi dalam situs Kabupaten Barito Kuala.

8. Bidang Perindustrian - Tersedianya data kuantitatif potensi, produksi

dan jenis komeditas perdagangan hasil industri dan insdustri rumah tangga per sentra produksi di setiap kecamatan.

6.2.4.2. Meningkatkan produksi, produktifitas dan jumlah sentra

usaha masyarakat sebagai sentra produksi. 1. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan)

- Meningkatnya jumlah luasan tanaman pangan dan hortikultura sesuai kemampuan daya dukung ruang dan lahan.

- Meningkatnya produktifitas hasil per-satuan luas budi daya tanaman pangan dan hortikutura, sesuai teknologi yang tersedia.

- Meningkatnya jumlah sentra usaha masyarakat sebagai sentra produksi hasil tanaman pangan dan hortikultura.

2. Bidang Pertanian (Peternakan) - Meningkatnya jenis ternak yang

dibudidayakan sesuai kemampuan daya dukung ruang dan lahan.

- Meningkatnya populasi untuk setiap jenis ternak sesuai teknologi yang tersedia.

- Meningkatkan jumlah sentra usaha masyarakat sebagai sentra produksi peternakan.

3. Bidang Kehutanan dan Perkebunan - Meningkatnya jumlah luasan tanaman hutan

rakyat dan perkebunan sesuai kemampuan daya dukung ruang dan lahan.

- Meningkatnya jumlah dan jenis komoditas yang dibudidayakan, sesuai teknologi yang tersedia.

- Meningkatnya jumlah sentra usaha masyarakat sebagai sentra produksi hasil hutan dan perkebunan.

Page 118: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

4. Bidang Kefautan dan Perikanan - Meningkatnya luasan wilayah jangkauan

tangkap dan Was budi daya perikanan sesuai kemampuan daya dukung ruang dan lahan.

- Meningkatnya produktifitas hasil persatuan luas budi daya perikanan, sesuai teknologi yang tersedia.

- Meningkatnya jumlah sentra usaha masyarakat sebagai sentra produksi hasil perikanan.

5. Bidang Perdagangan - Meningkatnya jumlah dan jenis komoditas

usaha industri dan industri rumah tangga, sesuai kemampuan kompetensi masyarakat.

- Meningkatnya jumlah dan jenis komoditas yang mampu ditingkatkan kualitas olah-kemas-saji dalarn pemasarannya, sesuai teknologi tersedia.

6. Bidang Perindustrian - Meningkatnya jumlah sentra usaha masyarakat

sebagai sentra produksi industri dan insustri rumah tangga.

6.2.4.3. Menerapkan sistem peningkatan niiai tambah untuk setiap

komoditas unggulan melalui teknologi pasca panen dan olah-kemas-saji untuk pemasaran. 1. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan)

- Meningkatnya jumlah komeditas tanaman pangan dan hortikultura yang memperoleh perlakuan teknologi pasca panen.

- Meningkatnya jumlah komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang diolah, dikemas, dan disajikan dalam rangka pemasarannya.

2. Bidang Pertanian (Peternakan) - Meningkatnya jumlah jenis ternak yang memperoleh

perlakuan teknologi dalam peningkatan kualitasnya. - Meningkatnya jumlah komoditas hasil ternak yang

diolah, dikemas, dan disajikan dalam rangka pemasarannya.

Page 119: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

3. Bidang Kehutanan - Meningkatnya jumlah komeditas hasil hutan dan

perkebunan yang memperoleh perlakuan teknologi dalam rangka peningkatan kualitasnya.

- Meningkatnya jumlah komoditas hasil hutan dan perkebunan yang diolah lebih lanjut dalam rangka pemasarannya.

4. Bidang Kelautan dan Perikanan - Meningkatnya jumlah komeditas hasil perikanan

yang memperoleh perlakuan teknologi pasca panen.

- Meningkatnya jumlah hasil perikanan yang diolah, dikemas, dan disajikan dalam rangka pemasarannya.

5. Bidang Perdagangan - Meningkatnya jumlah komeditas perdagangan hasil

industri dan industri rumah tangga yang memperoleh perlakuan teknologi untuk peningkatan kualitasnya.

- Meningkatnya jumlah komeditas hasil industri dan industri rumah tangga dikemas, dan disajikan dalam rangka pemasarannya.

6.2.4.4. Memfasilitasi penyediaan sarana produksi pertanian

1. Bidang Koperasi dan UKM - Tersedianya kelembagaan keuangan mikro sumber

kredit pengadaan sarana produksi. - Meningkatnya jumlah dana untuk memfasilitasi

pengadaan sarana produksi pertanian, khususnya bibit unggul dan pupuk.

2. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Tersedianya kelembagaan masyarakat penerima

penyaluran kredit pengadaan sarana produksi (antara lain GAPflKTAN).

- Meningkatnya jumlah perlakuan fasilitasi pe-ngembalian dana kredit dana pengadaan sarana produksi pertanian.

3. Bidang Pertanian (Peternakan) - Tersedianya perusahaan mitra, sebagai sumber

dana usaha budi daya peternakan.

Page 120: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Terjaminnya kecukupan dan kelancaran penyediaan sarana produksi dan pemasaran produks usaha peternakan.

4. Bidang Kehutanan dan Perkebunan - Tersedianya perusahaan mitra, sebagai sumber

dana usaha pudi daya hasil hutan dan perkebunan. - Terjaminnya kecukupan dan kelancaran penyediaan

'sarana produksi dan pemasaran produks usaha budi daya hasil hutan dan perkebunan.

5. Bidang Kelautan dan Perikanan - Tersedianya perusahaan mitra, sebagai sumber

dana usaha budi daya perikanan. - Terjaminnya kecukupan dan kelancaran penyediaan

sarana produksi dan pemasaran produks usaha perikanan.

6. Bidang Perdagangan - Tersedianya perusahaan mitra, sebagai sumber

dana usaha industri dan industri rumah tangga. - Terjaminnya kecukupan dan kelancaran penyediaan

sarana produksi dan pemasaran produksi hasil usaha industri dan industri rumah tangga.

6.2.5. SASARAN 5.

Terwujudnya keberdayaan masyarakat dalam berketahanan pangan yang ditunjukkan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan lestarinya kemampuan Kabupaten Barito Kuala sebagai basis penyangga pangan. KEBIJAKAN :

6.2.5.1. Merevitalisasi eksistensi kelompok usaha (pertanian) di masyarakat

1. Bidang Pemberdayaan Masyarakat - Tersedianya paket-paket sistem pemberdayaan

masyarakat yang cocok dan teruji untuk dioperasikan pada kelompok masyarakat, sesuai jenis usaha produktifnya.

- Terbentuknya organisasi kelembagaan masyarakat di setiap desa - kelurahan, yang menjadi perencana dan pengendali usaha pemberdayaan masyarakan

Page 121: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

yang dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan.

2. Bidang Ketahanan Pangan - Meningkatnya jumlah petani, kelompok tani dan

gabungan kelompok tani yang mengetahui, memahami dan mau menerapkan prinsip-prinsip agrobisnis dan agroindustri.

- Meningkatnya jumlah kelompok tani yang memiliki usaha mandiri.

- Meningkatnya jumlah gabungan kelompok tani yang memiliki usaha mandiri.

- Meningkatnya jumlah aktifitas kemitraan fihak ketiga dengan kelompok tani dan atau gabungan kelompok tani.

- Meningkatnya jumlah dan jenis ketersediaan pangan sebagai antisipasi rawan gizi masyarakat.

3. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Meningkatnya sistem dan jumlah kelembagaan

usaha tani (UPJA, KUBA DLL.) - Meningkatnya intensitas dan pola usaha pening-

katan kompetensi petani secara individu dan atau kelembagaan (sekolah lapang, demplot dll.)

- Meningkatnya jumlah petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani, yang memperoleh sentuhan peningkatan kompetensi.

- Meningkatnya jumlah kelompok tani mandiri. - Meningkatnya jumlah petani, kelompok tani dan

gabungan kelompok tani, yang melakukan konservasi lahan dengan mengakomodasikan luasan areal hutan galam.

4. Bidang Pertanian (Peternakan) - Meningkatnya intensitas dan pola peningkatan

kompetensi petani ternak secara induvidu dan atau kelembagaan.

- Meningkatnya jumlah petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani ternak, yang memperoleh sentuhan kegiatan peningkatan kompetensi.

- Meningkatnya jumfah kelompok tani ternak yang mandiri.

Page 122: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

5. Bidang Kehutanan dan Perkebunan - Meningkatnya intensitas dan pola peningkatan

kompetensi petani hutan dan kebun, secara induvidu dan atau kelembagaan.

- Meningkatnya jumlah petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani hutan dan kebun, yang memperoleh sentuhan kegiatan peningkatan kompetensi.

- Meningkatnya jumlah kelompok tani hutan dan kebun yang mandiri.

- Meningkatnya jumlah petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani, yang melakukan konservasi lahan dengan mengakomodasikan luasan areal hutan galam.

6. Bidang Kelautan dan Perikanan - Meningkatnya intensitas dan pola peningkatan

kompetensi petani ikan dan nelayan, secara induvidu dan atau kelembagaan.

- Meningkatkan jumlah petani, kelompok tani ikan dan nelayan, yang memperoleh sentuhan kegiatan peningkatan kompetensi.

- Meningkatnya jumlah kelompok tani ikan dan nelayan, yang mandiri.

- Meningkatnya jumlah petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani, yang melakukan konservasi lahan dan konservasi jenis ikan.

7. Bidang Perindustrian - Meningkatnya intensitas dan pola peningkatan

kompetensi pelaku industri dan industri rumah tangga, secara induvidu dan atau kelembagaan. - Meningkatnya jumlah pelaku industri dan industri rumah tangga, yang memperoleh sentuhan kegiatan peningkatan kompetensi.

- Meningkatnya jumlah pelaku industri dan industri rumah tangga, yang mandiri.

6.2.5.2. Memfasilitasi lembaga usaha masyarakat untuk me-ningkatkan akses guna memenuhi kebutuhan sarana produksi, informasi, teknologi dan menejemen, dalam memperoleh nilai tambah komoditas.

Page 123: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1. Bidang Koperasi - Tersedianya kelembagaan keuangan (mikro)

penyedia modal usaha bagi petani. 2. Bidang Pemerintahan Umum ( Bagian Peme-

rintahan) - Tersedianya lahan-lahan guna pembangunan fasilitas

yang mendukung kelembagaan usaha pertanian ( lahan untuk "green house", kebun bibit, persemaian, lokasi demplot dan lainnya

3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat - Terwujudnya kelompok usaha masyarakat sebagai

media uji terap sistem pola pemberdayaan usaha. 4. Bidang Ketahanan Pangan

- Tersedianya penyuluh (pertanian dalam arti luas) yang ahli dan terampil untuk setiap desa - kelurahan.

- Tersedianya sistem informasi tentang teknologi dan menejemen usaha budi daya pertanian berbasis agribisnis ( hulu dan hilir ).

- Terwujudnya ketersediaan pangan di masyarakat dengan kapasitas yang memadai.

5. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Meningkatnya intensitas diversifikasi komoditas dan

diversifikasi olah-saji-kemas komeditas pertanian tanaman pangan dan hortikultura dalam mensiasati pasar.

- Terjaminnya ketersediaan, mutu dan jumlah bibit unggul tanaman pangan dan hortikultura

6. Bidang Pertanian (Peternakan) - Meningkatnya intensitas diversifikasi budi daya

ternak dalam mensiasati pasar. - Terjaminnya ketersediaan, mutu dan jumlah bibit

ternak secara memadai. 7. Bidang Kehutanan dan Perkebunan

- Meningkatnya intensitas diver°sifikasi komoditas budi daya hasil hutan dan kebun dalam mensiasati pasar.

- Terjaminnya ketersediaan, mutu dan jumlah bibit tandman hutan dan kebun sesuai aklimasi Wilayah Kabupaten Barito Kuala.

Page 124: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Terjaminnya ketersediaan, mutu dan jumlah bibit di kebun-kebun bibit perdesaan.

8. Bidang Kelautan dan Perikanan - Meningkatnya intensitas diversifikasi olah-sajikemas

komeditas perikanan dalam mensiasati pasar. - Terjaminnya ketersediaan, mutu dan jumlah bibit

ikan untuk budi daya dan untuk dipasarkan lebih lanjut.

9. Bidang Perdagangan - Terwujudnya ketersediaan kebutuhan sarana

produksi pertanian di pasar. - Tersedianya informasi harga, pasar dan pemasaran

komeditas pertanian. 10. Bidang Perindustrian

- Meningkatnya intensitas diversifikasi olah-sajikemas komeditas industri dan industri rumah tangga dalam mensiasati pasar.

6.2.5.3. Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitasi pemasaran

komeditas unggulan daerah, yang berdaya saing. 1. Bidang Pekerjaan Umum

- Tersedianya sarana dan prasarana wilayah dan permukiman (jalan dan jembatan).

- Tersedianya bangunan lokal pasar yang memadai. 2. Bidang Perhubungan

- Terjaminnya kelancaran transpotasi angkutan, baik melalui prasarana perhubungan air maupun darat.

3. Bidang Koperasi - Tersedianya kelompok usaha (pengusaha)

perdagangan berskala menengah yang berfungsi sebagai "traders".

4. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Tersedianya komoditas pertanian tanaman pangan

dan hortikultra sebagai unggulan daerah yang berdaya saing dan siap dipasarkan. Bidang

5. Peternakan - Tersedianya komoditas ternak sebagai unggulan

daerah yang berdaya saing dan siap dipasarkan.

Page 125: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6. Bidang Kehutanan dan Perkebunan - Tersedianya komoditas hasil hutan dan kebun

sebagai unggulan daerah yang berdaya saing dan siap dipasarkan.

7. Bidang Kelautan dan Perikanan - Tersedianya komoditas perikanan sebagai unggulan

daerah yang berdaya saing dan siap dipasarkan. 8. Bidang Perdagangan

- Tersedianya komoditas hasil industri dan industri rumah tangga sebagai unggulan daerah yang berdaya saing dan siap dipasarkan.

- Terciptanya bangunan lokal pasar yang tertata, tertib, bersih dan indah.

9. Bidang Pariwisata - Meningkatnya jumlah "paket wisata dan

menejemen" nya yang disusun. - Meningkatnya operasionalisasi jumlah paket wisata.

ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN RPJM TAHUN 2007-2012 NO. 3.

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

6.2.6. SASARAN 6.

Terwujudnya penyelenggraaan pendidikan bagi masyarakat yang ditunjukkan semakin terjangkau dan meratanya akses untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.

KEBIJAKAN : 6.2.6.1. Meningkatkan jumlah anggaran dan fokus belanja

bidang urusan pendidikan 1. Bidang Pendidikan

- Tersedianya daftar skala prioritas pembanguan bidang pendidikan yang sistematik.

2. Bidang Pemerintahan Umum (TAPD) - Teralokasikannya belanja langsung bidang

urusan pendidikan minimal 20 % dari belanja langsung anggaran pendapatan dan belanja daerah setiap tahun.

Page 126: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.2.6.2. Menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan memulai menetapkan pendidikan dasar dua belas tahun. 1. Bidang Pendidikan (Umum)

- Meningkatnya jumlah anak usia belajar wajib belajar yang tertampung di sekolah dasar dan atau SLTP.

- Meningkatnya jumlah anak usia belajar wajib belajar yang lulus SLTP.

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang tertam-pung dalam kelompok belajar Paket A dan atau Paket B.

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang lulus kelompok belajar Paket B.

2. Bidang Pendidikan (Perpustakaan) - Meningkatnya jumlah perpustakaan kecamatan

dan atau perpusatakaan desa. - Meningkatnya jumlah desa dan intensitas

pelayanan per desa dengan layanan perpusta-kaan keliling.

- Meningkatnya judul dan jumlah pustaka. 3. Bidang Pemerintahan Umum (Kecamatan)

- Meningkatnya jumlah masyarakat usia wajib belajar masuk sekolah dasar dan SLTP.

- Meningkatnya jumlah masyarakat peserta kelompok belajar Paket A. dan Paket B.

6.2.6.3. Menuntaskan buta aksara dengan fokus target grup

masyarakat usia produktif. 1. Bidang Pendidikan

- Menurunnya jumlah masyarakat dan masyarakat usia produktif yang buta aksara.

2. Bidang Pemerintahan Umum ( Kecamatan ) - Meningkatnya jumlah masyarakat peserta kegi-

atan pemberantasan buta aksara. 3. Bidang Pemberdayaan masyarakat

- Meningkatnya jumlah kelompok masyarakat yang aktif dalam pemberantasan buta aksara.

Page 127: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.2.6.4 Meningkatkan intensitas kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD)

1. Bidang Pendidikan - Meningkatnya jumlah kelompok masyarakat pe-

nyelenggara PAUD - Meningkatnya jumlah peralatan PAUD

2. Bidang Pemberdayaan Perempuan - Meningkatnya jumlah anak usia dini yang

mengikuti PAUD 3. Bidang Pemerintahan Umum (Kecamatan)

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang terlibat pada PAUD

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat - Meningkatnya jumlah kelompok masyarakat

peduli dengan PAUD. 6.2.6.5. Meningkatkan kuantitas dan atau kualitas sekolah,

ruang kelas, sarana dan prasarana belajar, mengajar dan mendidik ( antara lain jaringan multi media ).

1. Bidang Pendidikan - Meningkatnya jumlah ruang kelas dan sekolah

yang berkualitas memadai untuk belajar mengajar.

- Meningkatnya jumlah dan jenis peraga ajar, buku- buku wajib serta penunjang untuk pegangan belajar mengajar.

- Tersedianya hard ware, soft ware dan jaringan ICT yang memadai bagi proses belajar mengajar.

2. Bidang Pemerintahan Umum - Tersedianya tanah sebagai ruang lahan pem-

bangunan sarana dan prasarana pendidikan.

6.2.6.6. Meningkatkan sistem dan menejemen penyelenggaraan pendidikan sesuai tingkat kualitas, memenuhi kebutuhan lokal dalam standart pendidikan nasional.

1. Bidang Pendidikan - Tersedianya minimal 1 (satu) SMTA di setiap

kecamatan. - Tersedianya minimal 1 (satu) sekolah unggulan

bertaraf nasional di 15 kecamatan dan 1 (satu)

Page 128: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

sekolah unggulan bertaraf internasional, masing-masing untuk tingkat SLTP dan SMTA.

- Terakomodasikannya materi kurikulum sekolah bermuatan potensi daerah (agrobisnis-agro-industri, komputer, bahasa inggris) pada SMTA dan SMK.

- Meningkatnya jumlah sekolah yang memenuhi standart kualitas pendidikan.

- Menjarnin terpenuhinya standart ratio guru dan murid di setiap sekolah.

- Meningkatnya kelulusan dan peringkat nilai kelu-lusan seluruh siswa sekolah.

- Meningkatnya siswa berprestasi di bidang olah raga dan di berbagai bidang lainnya di tingkat propinsi dan nasional.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat - Meningkatnya kelompok masyarakat pembangun

desa, yang peduli dengan pendidikan. 3. Bidang Pemerintahan Umum (Kecamatan)

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang peduli dengan pendidikan.

6.2.6.7. Memberikan bea siswa dan atau bantuan belajar kepada

pelajar dan mahasiswa, yang dipilih secara obyektif. 1. Bidang Pendidikan

- Meningkatnya jumlah pelajar dan mahasiswa berprestasi dan atau kurang mampu (miskin), yang layak diberikan bea siswa.

2. Bidang Pemerintahan Umum (Bagian Kesra) - Meningkatnya jumlah pelajar dan mahasiswa

yang memperoleh bantuan belajar, yang dipilih dengan kriteria yang obyektif.

6.2.6.8. Mengurangi beban masyarakat daiam penyelenggaraan pendidikan. 1. Bidang Pendidikan

- Meningkatnya jumlah siswa pada setiap SMTA yang benar-benar bebas uang sekolah.

2. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil - Tersistemkannya nama, alamat dan jumlah

keluarga miskin dalam SIAK.

Page 129: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

3. Bidang Pemerintahan Umum (TAPD) - Meningkatnya alokasi anggaran belanja untuk

operasional sekolah. 4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

- Terinformasinya nama, alamat dan jumlah keluarga miskin, layak bantu.

ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN RPJM TAHUN 2007-2012 NO. 4.

PEMBANGUNAN KESEHATAN YANG BERKUALITAS

6.2.7. SASARAN 7.

Terwujudnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang diindikasikan oleh semakin mudah, murah, memadai dan meratanya penyelenggaraan layanan kesehatan, yang mendorong kemandirian kemampuan masyarakat dalam berpola hidup sehat. KEBIJAKAN : 6.2.7.1 Mengoptimalkan prosentase anggaran belanja

kesehatan terfokus. 1. Bidang Kesehatan

- Tersedianya daftar skala prioritas pembanguan bidang kesehatan yang fokus dan sistematik.

6.2.7.2 Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan biaya semakin murah, mudah, berkualitas, dai dan bahkan gratis.

1. Bidang Kesehatan - Meningkatnya jumlah masyarakat yang memper-

oleh pelayanan kesehatan secara umum - Meningkatnya jumlah masyarakat yang memper-

oleh pelayanan kesehatan ibu dan anak. - Meningkatnya jumlah masyarakat calon pengantin

yang memperoleh pelayanan kesehatan. - Meningkatnya jumlah anak-anak yang memperoleh

pelayanan imunisasi - Meningkatnya jumlah masyarakat yang memper-

oleh pelayanan kesehatan kesehatan berkualitas. - Meningkatnya jumlah masyarakat yang memper-

oleh pelayanan kesehatan gratis.

Page 130: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

2. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Se-jahtera - Meningkatnya Jumlah masyarakat peserta kelu-

arga berencana (KB). - Meningkatnya jumlah masyarakat yang memper-

oleh pelayanan KB. - Meningkatnya jenis pelayanan keluarga berencana

(KB) kepada masyarakat. - Meningkatnya jumlah masyarakat yang sadar

tentang pentingnya imunisasi anak. - Meningkatnya jumlah masyarakat calon pengantin

yang sadar akan kesehatan reproduksi.

6.2.7.3. Memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat dalam kemampuan meningkatkan derajat kesehatannya.

1. Bidang Kesehatan - Meningkatnya jumlah desa siaga. - Meningkatnya jumlah kader kesehatan di setiap

desa. - Meningkatnya jumlah rumah dan lingkungan yang

memenuhi syarat sehat. - Meningkatnya jumlah posyandu.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat - Tersedianya sistem pemberdayaan masyarakat

sehat yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang sadar untuk mengikuti kegiatan posyandu.

6.2.7.4. Meningkatkan kuantitas, kualitas serta pemerataan

penyebaran sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, meliputi puskesmas, pekesmas pembantu dan polindes.

1. Bidang Kesehatan - Meningkatnya jumlah puskesmas rawat inap - Meningkatnya kualitas bangunan dan peralatan

medis puskesmas - Meningkatnya jumlah dan kualitas bangunan serta

peralatan medis puskesmas pembantu. - Meningkatnya jumlah polindes.

Page 131: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.2.7.5. Meningkatkan sistem dan Menejemen pelayanan kesehatan bagi masyarakat sesuai kebutuhan lokal dengan kualitas memadai.

1. Bidang Kesehatan - Meningkatnya jumlah puskesmas yang memberi-

kan pelayanan dengan kualitas standart. - Meningkatnya jumlah puskesmas yang tenaga

medis dan paramedisnya memadai. 2. Bidang Kesehatan (RSUD)

- Terpenuhinya jumiah tenaga medis dan paramedis secara cukup dan memadai.

- Terpenuhinya jumiah dan jenis peralatan medis secara cukup dan memadai sesuai standart.

- Terjaminnya ketersediaan obat-obatan dan bahan habis pakai.

6.2.7.6. Meningkatkan standart kompetensi dan meratanya penugasan aparatur dan atau pekerja profesional bidang kesehatan.

1. Bidang Kesehatan - Meningkatnya jumlah tenaga medis dan paramedis

di perdesaan. - Meningkatnya jumlah tenaga medis dan paramedis

yang berkualitas standart. - Meningkatnya penanganan penyakit menular.

6.2.7.7. Mengurangi beban masyarakat guna memperoleh akses pelayanan kesehatan.

1. Bidang Kesehatan - Meningkatnya jumlah masyarakat yang memper-

oleh jaminan pelayanan kesehatan. 2. Bidang Sosial

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang memper-oleh pelayanan sosial kemasyarakatan terkait kesehatan.

Page 132: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN RPJM TAHUN 2007-2012 NO. 5.

PEMBANGUNAN KEHI®UPAN UMAT BERAGAMA

6.2.8. SASARAN 8.

Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diindikasikan oleh kompetensinya yang semakin bertaqwa, profesional, unggui dan mampu bersaing serta memiliki semangat untuk senantiasa berubah ke arah yang lebih baik.

KEBIJAKAN : 6.2.8.1. Meningkatkan prestasi olah raga di masyarakat.

1. Bidang Pendidikan - Meningkatnya intensitas aktifitas kegiatan olah

raga dasar di sekolah. - Meningkatnya prestasi olah raga siswa sekolah

Bidang Pemuda dan Olah Raga - Meningkatnya intensitas aktifitas kegiatan olah

raga masayarakat - Meningkatnya prestasi olah raga masyarakat

6.2.8.2. Meningkatkan nasionalisme kebangsaan masyarakat se-

bagai Bangsa Indonesia 1. Bidang Pemuda dan Olah Raga

- Meningkatnya jumlah organisasi kepemudaan berbasis nasionalisme kebangsaan Indonesia

2. Bidang Kesbang Poldagri - Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat

berbasis nasionalisme kebangsaan Indonesia - Meningkatnya jumlah warga masyarakat yang

memiliki rasa nasionalime sebagai Bangsa Indonesia

- Terjamin tidak ada SARA. 6.2.8.3. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga

kerja

Page 133: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1. Bidang Sosial - Meningkatnya organisasi sosial dan sosial keaga-

maan yang melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas sumaber daya manusia

2. Bidang Tenaga Kerja

- Meningkatnya jumlah pencari kerja yang memiliki kompetensi handal.

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki kemandirian profesi.

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang memliki kompetensi yang berdaya saing.

3. Bidang Pemberdayaan Perempuan - Meningkatnya jumlah perempuan yang memiliki

kemandirian profesi. - Meningkatnya jumlah perempuan dan atau

organisasi perempuan yang berorientasi sebagai pekerja profesi mandiri.

4. Bidang Pemuda dan Olah Raga - Meningkatnya jumlah pemuda dan atau organisasi

pemuda yang berorientasi sebagai pekerja profesi mandiri.

6.2.8.4. Mengembangkan proses peningkatan keimanan, ketaq-

waan, toleransi beragama dan kesadaran berbangsa Indonesia.

1. Bidang Pendidikan - Meningkatnya jumlah institusi pendidikan agama di

masyarakat - Meningkatnya rnasjid dan tempat ibadah lainnya

yang "makmur" 2. Bidang Pemuda dan Olah Raga

- Meningkatnya jumlah dan jenis aktifitas lomba di bidang keagamaan.

3. Bidang Kesbang dan PoIdagri - Meningkatnya jumlah masyarakat yang saling

menghormati dalam kehidupan antar umat beragama.

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki kesadaran berpolitik.

Page 134: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang berwa-wasan nusantara sebagai Bangsa Indonesia.

- Meningkatnya jumlah masyarakat terlatih dalam perlindungan masyarakat - pertahanan sipil.

ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN RPJM TAHUN 2007-2012 NO. 6.

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN DUNIA USAHA

6.2.9. SASARAN 9.

Terwujudnya kondisi masyarakat yang lebih berdaya dan bermartabat yang ditunjukkan oleh kondusifnya iklim usaha dan aktifitas perekonomian masyarakat sehingga tercipta lapangan kerja mandiri dan berdampak semakin berkurangnya jumlah keluarga miskin.

KEBIJAKAN : 6.2.9.1. Memberikan peran nyata kepada lembaga koperasi dan

UKM dalam mendukung usaha masyarakat. 1. Bidang Koperasi dan UKM

- Meningkatnya jumlah koperasi yang berkategori baik.

- Meningkatnya kapasitas permodaian setiap kope-rasi dan UKM.

- Meningkatnya intensitas fasilitasi sistem meneje-men setiap koperasi dan UKM

- Meningkatnya penerapan sistem menejemen ko-perasi dan UKM, dalam pengelolaan dana pin-jaman langsung masyarakat ( antara lain dana-dana bergulir ).

2. Bidang Penaman Modal - Meningkatnya jumlah para pihak termasuk peran

swasta yang menanamkan modal usaha. 3. Bidang Perdagangan

- Meningkatnya Intensitas fasilitasi pemasarana berbagai komediatas hasil usaha masyarakat.

Page 135: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.2.9.2. Meningkatkan partisipasi, akses dan kontrol seluruh elemen masyarakat dalam menentukan kegiatan pem-bangunan perdesaan (pemberdayaan masyarakat). 1. Bidang Pemberdayaan Perempuan

- Meningkatnya jumlah perempuan yang berparti-sipasi aktif dalam organisasi, untuk berperan serta dalam proses pembangunan ekonomi masyarakat.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat - Meningkatnya jumlah sistem pemberdayaan dan

evaluasinya, yang dioperasionalisasikan pada proses pembangunan ekonomi masyarakat.

3. Bidang Pemuda dan Olah Raga - Meningkatnya jumlah pemuda dan atau organisasi

pemuda yang berpartisipasi aktif, untuk berperan serta dalam proses pembangunan ekonomi masyarakat.

6.2.9.3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan

sosial kemasyarakatan. 1. Bidang Sosial

- Meningkatnya penyandang masalah sosial yang memperoleh perhatian dan perlakuan dari masyarakat dan atau organisasi masyarakat.

2. Bidang KesbangpoIlinmas - Meningkatnya jumlah masyarakat yang peduli dan

masalah kebakaran dan bencana alam lainnya. - Meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki

kompetensi terlatih dalam penanggulangan kebakaran dan penanganan bencana alam

3. Bidang Pemerintahan Umum - Meningkatnya jumlah masyarakat dan atau

organisasi masyarakat yang peduli dengan masalah sosial kemasyarakatan.

- Meningkatnya jumlah masyarakat dan atau organisasi masyarakat bergerak menyantuni para penyandang masa!ah sosial.

- Meningkatnya penyandang masalah sosial yang memperoleh perhatian dan perlakuan dari masyarakat dan atau organisasi masyarakat.

Page 136: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.2.9.4. Memberdayaan keluarga miskin melalui pemberian akses dan peran dalam berusaha di bidang agrobisnis sesuai latar belakang penyebab kemiskinannya. 1. Bidang Pendidikan

- Terwujudnya biaya sekolah gratis bagi keluarga miskin.

- Meningkatnya jumlah bea siswa untuk murid keluarga miskin berprestasi.

- Meningkatnya jumlah siswa dari keluarga miskin yang memperoleh bea siswa.

- Meningkatnya pelayanan Kejar Paket A, B dan C pada desa-desa konsentrasi keluarga miskin.

- Terwujudnya jaminan sosial kemasyarakatan bidang pendidikan, untuk anak dari keluarga miskin ( sekolah gratis selama usia wajib belajar pendidikan dasar)

2. Bidang Kesehatan - Terwujudnya jaminan pelayanan kesehatan bagi

keluarga miskin. - Terwujudnya jaminan sosial kemasyarakatan

bidang kesehatan untuk anak dari keluarga miskin ( imunisasi, asupan gizi dan lainnya)

3. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil - Terwujudnya pelayanan dokumen kependudukan

gratis. - Terwujudnya dinamika data keluraga miskin per

nama, alamat dan penyebab miskin. 4. Bidang KB dan keluarga Sejahtera

- Terwujudnya pelayanan KB ( kontrasepsi ) gratis 5. Bidang Sosial

- Meningkatnya jumlah keluarga miskin yang memperoleh pelayanan KUBE (Catatan : Sesuai potensi wilayah dan latar belakang kemiskinan-nya). .

- Meningkatnya jumlah keluarga miskin yang memiliki usaha ekonomi produktif.

- Meningkatnya intensitas fasilitasi usaha bagi keluarga miskin.

Page 137: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6. Bidang Pemberdayaan masyarakat - Meningkatnya jumlah sistem pemberdayaan dan

evaluasinya, yang dioperasionalisasikan pada proses pembangunan ekonomi masyarakat, untuk keluarga miskin.

- Terwujudnya dinamika data keluraga miskin per nama, alamat dan penyebab miskin.

7. Bidang Koperasi dan UKM - Meningkatnya keluarga miskin yang memperoleh

bantuan dan fasilitasi permodalan dan bimbingan teknis usaha.

8. Bidang Pemerintahan Umurti - Meningkatnya jumlah kebijakan dalam rangka

fasilitasi pengentasan kemiskinan. 9. Bidang Pemerintahah Umum (kecamatan)

- Meningkatnya jumlah keluarga miskin yang memperoleh fasilitasi pengentasan kemiskinan.

10. Bidang Pertanian (Tanaman Pangan) - Meningkatnya keluarga miskin yang memperoleh

bantuan dan fasilitasi usaha di bidang pertanian tanaman pangan.

11. Bidang Pertanian (Peternakan) - Meningkatnya keluarga miskin yang memperoleh

bantuan dan fasilitasi usaha di bidang peternakan. 12. Bidang Kehutanan dan Perkebunaan

- Meningkatnya keluarga miskin yang memperoleh bantuan dan fasilitasi usaha di bidang kehutanan dan perkebunan.

13. Bidang Kelautan dan Perikanan - Meningkatnya keluarga miskin yang memperoleh

bantuan dan fasilitasi usaha di bidang perikanan. 14. Bidang Perdagangan

- Meningkatnya keluarga miskin yang memperoleh bantuan dan fasilitasi pemasaran hasil usaha.

Page 138: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

AGENDA KETIGA MEMBANGUNAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG KUAT, MENJUNJUNG TINGGI SUPREMASI HUKUM, MAJU, MODERN, BERSIH, DAN BERWIBAWA SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH. ARAHAN PROGRAM PEMBANGUNAN RPJM TAHUN 2007-2012 NO. 7.

PEMBANGUNAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG BAIK, MENJUNJUNG TINGGI SUPREMASI HUKUM, BERSIH, DAN BERWIBAWA

KEBIJAKAN UMUM :

6.2.10.SASARAN 10.

Terselenggaranya seluruh kewenangan pemerintah kabupaten pada era otonomi daerah melalui birokrasi pemerintahan yang handal, yang diindikasikan oleh diterapkannya prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik . KEBIJAKAN :

6.2.10.1. Meningkatkan pemahaman dan penerapan prinsip-

prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. 1. Seluruh Bidang Urusan Pemerintahan

- Meningkatnya jumlah pegawai yang memahami prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik

- Meningkatnya penerapan butir-butir prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik pada setiap kegiatan SKPD.

2. Bidang Kepegawaian - Menurunnya jumlah kasus permasalahan disiplin

pegawai. 3. Bidang Pemerintahan Umum (Inspektorat)

- Menurunnya jumlah kasus permaslahan dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan.

6.2.10.2. Meningkatkan jumlah "sistem" sebagai pendukung

budaya kerja aparatur.

Page 139: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1. Seluruh Bidang Urusan Pemerintahan - Tersedianya soft ware prosedur kerja untuk setiap

jabatan. - Tersedianya mekanisme "recording" atau

pencatatan kegiatan pada setiap jabatan. 2. Bidang Pemerintahan Umum

- Meningkatnya jumlah peraturan daerah. 6.2.10.3. Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengen-

dalian dan pengawasan pembangunan yang memenuhi azas TAP ( transparan, akuntabel dan partisipatif) 1. Seluruh Bidang Urusan Pemerintahan

- Tersedianya rencana strategis pembangunan untuk setiap SKPD.

- Setiap kegiatan SKPD berlangsung secara efektif dan effisien.

2. Perencanaan Pembangunan - Meningkatnya jumlah SKPD yang melaksanakan

perencanaan pembangunan yang fokus, sinergis dan terintegrasi.

- Meningkatnya jumlah SKPD yang mengakses sistem informasi pembangunan.

- Meningkatnya jumlah SKPD yang terpantau kinerjanya.

3. Pemerintahan Umum (inspektorat) - Meningkatnya jumlah hasil-hasil pengawasan

yang ditindaklanjuti. - Miningkatnya jumlah masalah disiplin pegawai

yang ditindaklanjuti 4. Pemerintahan Umum (Pengelolaan Keuangan

dan Kekayaan Daerah) - Terdokumentasikannya seluruh barang modal

kekayaan daerah. - Terkelolanya seluruh barang modal kekayaan

daerah. 5. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Peme-

rintahan Desa - Meningkatnya jumlah desa - kelurahan yang

memiliki rencana pembangunan dan anggaran tahunan ( APBDesa)

Page 140: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

6.2.10.4. Meningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur dengan

pola karir yang jelas. 1. Seluruh Bidang Urusan Pemerintahan

- Meningkatnya jumlah pegawai yang kompetensi dan jabatannya sesuai.

- Meningkatnya kompetensi para PNS - Meningkatnya pelayanan prima kepada publik

2. Bidang Kepegawaian - Tersedianya sistem informasi kepegawaian (LAN) - Tersedianya pola karir bagi aparatur pegawai

negeri. - Terlaksananya hukuman disiplin dan penghar-

gaan kepada pegawai. - Meningkatnya jumlah pegawai yang tugas belajar.

3. Bidang Pemberdayaan Wlasyarakat dan Peme-rintahan Desa - Meningkatnya jumlah kepala desa dan aparatur

desa yang memiliki kompetensi memadai. 6.2.10.5. Meningkatkan pengelolaan keuangan dan kekayaan

daerah. 1. Seluruh Bidang Urusan Pemerintahan

- Meningkatnya jumlah SKPD yang menerapkan sistem informasi pengelolaan barang daerah secara tertib dan benar.

- Meningkatnya jumlah SKPD yang menyampaikan laporan keuangan secara tertib dan benar.

2. Bidang Pemerintahan Umum (Pengelolaan keuangan dan kekayaan d'aerah )

- Meningkatnya jumlah dok.imen keuangan yang diselesaikan tertib dan tepat waktu.

- Meningkatnya jumlah dokumen keuangan yang dilaporkan secara benar.

6.2.10.6. Meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat. 1. Seluruh Bidang Urusan Pemerintahan

- Meningkatnya jumlah kegiatan dan intensitas pelayanan kepada masyarakat melalui kegiatan dimaksud.

Page 141: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Meningkatnya jumlah kegiatan yang diorientasi-kan kepada pelayanan langsung masyarakat.

2. Pemerintahan Umum - Meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki

tanda identitas diri (KTP, KK, AKTE). - Meningkatnya jumlah masyarakat yang merasa

puas atas pelayanan yang diberikan pemerintah daerah ( antara lain masalah perijinan ).

- Menurunnya jumlah pengaduan masyarakat.

6.2.10.7. Menyediakan akses informasi pembangunan dan pemerintahan yang mudah bagi masyarakat. 1. Seluruh Bidang Urusan Pemerintahan

- Meningkatnya jumlah informasi penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan yang secara transparan, mudah, murah, sampai di masyarakat.

2. Bidang Perencanaan Pembangunan - Meningkatnya jumlah informasi hasil-hasil

pembangunan serta pemerintahan terkini (dinamis), yang terkompilasi, tersistematika, terolah dan siap tersaji.

3. Bidang Pemerintahan Umum (WUMAS) - Meningkatnya jumlah informasi hasil-hasil

pembangunan serta pemerintahan terkini, yang tersaji untuk publik.

4. Bidang Statistik - Meningkatnya jumlah data dan informasi hasil-

hasil pembangunan serta pemerintahan terkini (statik), yang terkompilasi, tersistematika, terolah dan tersaji.

5. Bidang Kearsipan - Meningkatnya jumlah dokumen data dan infor-

masi hasil pembangunan serta pemerintahan yang tersimpan secara aman sebagai sumber informasi.

6. Bidang Komunikasi dan Intormatika - Meningkatnya jumlah sentra komunikasi yang

terbangun untuk masyarakat.

Page 142: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Meningkatnya jumlah jenis manfaat ICT yang dibangun Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.

6.2.12. SASARAN 11.

Terwujudnya hak sosial masyarakat yang dicerminkan oleh terpenuhinya perlindungan dan pelayanan sosial serta terkendalinya pertumbuhan penduduk untuk membentuk keluarga kecil bahagia. KEBIJAKAN :

6.2.11.1. Meningkatkan upaya perlindungan masyarakat, anak

dan perempuan serta pencegahan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) serta upaya pelayanan kesejah-teraan sosial. 1. Bidang Pemberdayaan Perempuan

- Tereleminasinya kekerasan dalam rumah tangga - Tereleminasinya pekerja anak

2. Bidang Sosial - Meningkatnya jumlah anak terlantar tersantuni - Meningkatnya jumlah kaum duafa tersantuni.

3. Bidang Tenaga Kerja - Meningkatnya jumiah tenaga kerja perempuan

yang memperoleh perlindungan.

6.2.11.2. Meningkatkan upaya pengarusutamaan gender untuk memberikan peran lebih kepada perempuan dalam pembangunan dan pemerintahan. 1. Bidang pemerintahan Umum

- Meningkatnya jumlah jabatan strategis yang dipangku perempuan.

2. Bidang kepegawaian - Meningkatnya jumlah PNS perempuan yang

memperoleh jabatan strategis di pemerintahan.

6.2.11.3. Mempertahankan eksistensi budaya daerah yang berbhineka tunggal ika, bertumpu pada kehidupan masyarakat yang religius.

Page 143: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

1. Bidang Pendidikan - Meningkatnya jumlah kesenian daerah yang

menjadi bahan ajar dan didik di sekolah. 2. Bidang Budaya

- Meningkatnya jumlah kesenian daerah yang dikembangkan.

- Meningkatnya intensitas pertunjukkan seni budaya daerah.

- Meningkatnya jumlah dan jenis budaya dan cagar budaya yang dikonservasikan.

3. Bidang Komunikasi dan Informatika - Meningkatnya jalinan komunikasi antar

penduduk melalui media radio (ORARI, RAPI). 6.2.11.4. Memenuhi hak dasar hidup masyarakat miskin.

1. Seluruh Bidang Urusan Pemerintahan - Meningkatnya upaya pemenuhan akan hak

pangan, hak atas sumber daya alam, hak untuk bermukim, hak atas tanah dan hak untuk berusaha, hak berpartisipasi, hak layanan kesehatan, pendidikan, hidup aman.

6.2.11.5. Mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk untuk

mewujudkan keluarga kecil sehat bahagia. 1. Bidang Kesehatan

- Menurunnya kasus balita kurang gizi - Menurunnya kasus ibu hamil kurang gizi - Meningkatnya jumlah masyarakat yang meng-

andalkan asupan ASI eksklusif 2. Bidang KB dan Kesejahteraan Sosial

- Meningkatnya jumlah keluarga ideal. - Tercukupinya penyuluh KB di setiap desa

3. Bidang Pemerintahan Umum - Terdeteksinya kasus kerawanan pangan dan gizi

di setiap desa

Page 144: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan
Page 145: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Program pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Sarito Kuala Tahun

2007-2012, ditentukan dan dipilih berdasarkan runtutan benang merah

tahapan penjabaran atas VISI dan MISI yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sumber rumusan program pembangunan daerah adalah program

pembangunan pada setiap bidang urusan pembangunan - pemerintahan,

yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun

2006 jo Nomor : 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah. Pemilihan program pembangunan merupakan proses proyeksi dari

kebijakan strategis menjadi tindakan teknis yang bersifat aplikatif, yaitu

proses pemilihan kegiatan pembangunan.

7.1. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1.1. PROGRAM SKPD

Guna merealisasikan VISI dan MISI yang telah

ditetapkan, program per SKPD ditentukan dan dipilih sesuai

tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) SKPD terkait dengan

Bidang Urusan Pemerintahan Daerah (Pembangunan) pada

PERMENDAGRI Nomor : 26 Tahun 2006 jo Nomor : 59 Tahun

2007. Di samping "PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP

SKPD, pada umumnya "program-program" dalam setiap

bidang urusan, "dipilih" sebagai program pembangunan untuk

SKPD Kabupaten Barito Kuala. Pemilihan dan penekanan

(stressing) atas kegiatan dari program - program dimaksud,

7.

Page 146: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan per

tahunnya selama jangka waktu perencanaan.

Program SKPD, merupakan bagian dari dokumen

perencanaan tingkat operasional strategis berupa Rencana

Strategis ( RENSTRA ) SKPD. Notasi program dimaksud

menjadi bagian prioritas dari seluruh rencana kinerja SKPD,

yang dformulasikan pada RPJM, yang hasilnya sebagaimana

terlampir pada Lampiran Dokumen RPJM ini berupa :

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

LIMA TAHUN ( RENCANA VOLUME FISIK DAN BIAYA

KEGIATAN PEMBANGUNAN PER PROGRAM ) LIMA TAHUN.

7.1.2. PROGRAM LINTAS SKPD

Program Lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengengah (RPJM)

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-2012,

ditetapkan dan diutamakan bagi penyelenggaraan pembangunan

dan pengembangan aktifitas masyarakat, yang dilakukan secara

kolaboratif; mencakup permasalahan pada sisi kewilayahan dan

permasalahan pada sisi kemasyarakatan Rencana koordinatif

pengembangan kewilayahan dan kemasyarakatan dimaksud

mencakup program-program lintas SKPD, dengan perlakukan

yang disiasati dan diantisipasi sebagai suatu sinergitas program

dari setiap bidang urusan pembangunan-pemerintahan terkait.

Bentuk koordinasi an kolaborasi tersebut dilakukan dalam

bentuk :

Page 147: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Satu program pembangunan dalam satu bidang urusan

pemerintahan dikerjakan oleh beberapa SKPD terkait.

- Beberapa program pembangunan dalam satu bidang

urusan pemerintahan dikerjakan oleh beberapa SKPD

terkait.

- Beberapa program pembangunan dalam beberapa bidang

urusan pemerintahan dikerjakan oleh satu SKPD.

Beberapa program pembangunan dalam beberapa bidang

urusan pemerintahan dikerjakan oleh beberapa SKPD

terkait.

Program Lintas SKPD dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Barito Kuala

Tahun 2007 - 2012, yang merupakan pengembangan

permasalahan kemasyarakatan dan menjadi proyeksi spesifik atas

visi dan misi pemerintah daerah, adalah mencakup program-

program :

- Sistem Ketahanan Pangan

- Pengentasan Kemiskinan

- Pemberantasan Buta Aksara

- Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar

- Barito Kuala Sehat

- Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi - Pemberdayaan Masyarakat

- Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian.

Page 148: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Fasilitasi Akses Informasi dan Akses Sumber Faktor

Produksi Usaha Masyarakat ( modal dan menejemen ).

- Fasilitasi pengembangan industri kecil menengah dan

industri rumah tangga.

- Fasilitasi pemasaran hasil industri kecil menengah dan

industri rumah tangga.

Selanjutnya untuk masing-masing kegiatan yang dilakukan SKPD

terkait dalam Program Lintas SKPD, ditetapkan rumusan "siapa berbuat

apa" dalam program dimaksud, yang dapat diformulasikan pada setiap

Rencana Stratejik SKPD. Dengan demikian secara langsung maupun tidak

langsung dalam rencana stratejik SKPD telah terumuskan kegiatan yang

menjadi unsure terjadinya kolaborasi - koordinasi melalui penetapan

"tepat" kegiatan yang dipilih SKPD.

7.1.3. PROGRAM KEWILAYAHAN

Di samping Program Lintas SKPD, program kewilayahan

merupakan program prioritas terkait visi dan misi pemerintah daerah

yang harus ditetapkan secara tegas. Program kewilayahan

dimaksud mencakup program yang memanfaatan data spasial (

keruangan ), baik yang dilakukan oleh suatu SKPD maupun yang

dilakukan melalui Program Lintas SKPD. Pada umumnya program

kewilayahan lebih merupakan program yang bersifat kolaboratif,

atau dari program dimaksud dapat diproyeksikan pada kegiatan

beberapa SKPD sekaligus. Program yang bersifat kewilayahan

dalam Rencana Pembang,anan Jangka Menengah (RPJM)

Page 149: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007 - 2012, khususnya

yang menunjukkan langkah perwujudan visi dan misi pemerintah

daerah, mencakup program-program :

- Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang Lahan

- Penciptaan Sentra Usaha (Produksi) Masyarakat

- Penciptaan Sentra Pelayanan Bagi Usaha (Produksi)

- Kota Terpadu Mandiri Transmigrasi (KTM) Cahaya Baru

- Perwujudan Konsepsi BAHALAP.

- Wilayah Permukiman Sehat

- Penuntasan Jaringan Jalan Usaha Tani

- Penuntasan Jalan Taman Sari Bunga (Tamban - Anjir -

Mekarsari - Tabunganen ).

- Konservasi Kawasan Lindung

- Penetapan Kawasan Konservasi Setempat (Hutan Galam)

- Optimasi Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Jalur Hijau

- Penetapan Sawah Abadi

- Penetapan Kawasan Usaha Budi Daya Perkebunan

- Penetapan Kawasan Pelabuhan Khusus.

Selanjutnya untuk masing-masing kegiatan yang dilakukan SKPD

terkait dalam Program Kewilayahan, ditetapkan rumusan "siapa

berbuat apa" dalam program dimaksud, yang dapat diformulasikan

pada setiap Rencana Stratejik SKPD. Dengan demikian secara

langsung maupun tidak langsung dalam rencana stratejik SKPD telah

terumuskan kegiatan yang menjadi unsur terjadinya kolaborasi -

koordinasi melalui penetapan "tepat" kegiatan keruangan ( spasial)

yang dipilih SKPD yang bersangkutan.

Page 150: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

7.2. RENCANA KERJA

7.1.1. RENCANA KERJA KERANGKA REGULASI

Sebagai upaya guna mewujudkan seluruh program dan

kegiatan terpilih dalam Rencana Pernbangunan Jangka

Menengah (RPJM) ini, perlu didukung dengan langkah-

langkah regulasi, sehingga memungkinkan adanya upaya

legal yang menggerakkan perwujudan perencanaan tersebut.

Regulasi dimaksud dituangkan dalam peraturan daerah dan

atau peraturan bupati, termasuk keputusan bupati sebagai

pengaturan dan upaya paksa, yang menjamin kelancaran,

ketepatan dan kecepatan pelaksanaan seluruh mated

perencanaan. Sesuai visi dan misi dalam RPJM maka regulasi

yang diperlukan adalah menyangkut ketentuan peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan pengaturan :

- Kawasan dan atau sentra usaha masyarakat

- Jenis usaha masyarakat

- Pengendalian Pemanfaatan Ruang Lahan

- Dampak Lingkungan Usaha

- Revitalisasi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

- Lokasi Pelabuhan Khusus

- Tambat Tongkang Batubara

- Retribusi Lalu Lintas Tongkang di Sungai Barito

- Sistem Informasi Pembangunan

Page 151: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

7.1.2. RENCANA KERJA KERANGKA PENDANAAN

Guna mewujudkan seluruh program dan kegiatan

terpilih dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) ini, perlu didukung dengan pendanaan yang memadai.

Seluruh sumber perdapatan daerah dioptimalkan untuk

merealisasikan selurur program dan kegiatan yang ditetapkan

dalam dokumen RPJM ini. Kerangka pendanaan yang

direncanakan tetap -mengandalkan sumber-sumber yang ada

saat ini dengan penekanan sebagai berikut :

- Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sumber pendapatan ash daerah sangat

memungkinkan dipacu, diektensifkan dan juga

diintensifkan dengan sasaran utama untuk 5 tahun ke

depan adalah pemanfaatan aktifitas proses angkut

batubara. Hal ini mencakup retribusi angkut batubara,

sumbangan fihak ketiga aktifitas pelabuhan khusus,

retribusi tambat tongkang dan usaha memasok keperluan

aktifitas angkut batubara oleh BUMD. Sumber PAD

lainnya, intensifikasi merupakan peluang yang harus terus

dilaksanakan. Hal ini menyangkut intensifikasi IMB,

retribusi warung, retribusi parkir dan sumber lainnya yang

senantiasa berkembang seiring dengan meningkatnya

pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang dipacu oleh

aktifitas ekonomi di Kabupaten Barito Kuala.

Page 152: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- Dana Perimbangan

Sumber dana kategori perimbangan, merupakan

sumber yang tidak sepenuhnya dapat ditentukan oleh

pemerintah kabupaten. Dengan rumus yang pasti,

besarnya dana perimbangan dapat diartikan "tetap".

Untuk 5 tahun ke depan pola-pola yang saat ini

berlangsung, diasumsikan tidak banyak berubah sehingga

dana perimbangan, perubahan atau kenaikkannya relative

tidak terlalu leluasa dipergunakan untuk mendukung

secara significant program dan kegiatan dalam RPJM.

Dengan kata lain nilai dana perimbangan, khususnya

DAU tidak cukup untuk memacu akselerasi pernbangunan

secara lebih cepat. Ketergantungan dengan kebijakan

pemerintah nasional merupakan bentuk perwujudan

pengalokasian pemanfaatan dana-dana perimbangan.

DAK sebagai dana stimulant memungkinkan diperoleh

dengan lebih leluasa dalam peningkatan perolehannya.

IVamun demikian mengingat sifat dana dimaksud,

pemerintah kabupaten tidak memiliki peran cukup baik

dalam usulan maupun perolehannya. Oleh sebab itu

proyeksi dana perimbangan DAK dialokasikan untuk

program dan kegiatan pembangunan pada bidang urusan

pembangunan-pemerintahan yang hanya ditetapkan oleh

pemerintah nasional. Dengan demikian dapat disarikan

bahwasanya dalam kerangka pendanaan program dan

kegiatan dalam RPJM melalui dana perimbangan,

Page 153: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

merupakan ketergantungan yang bermuara pada seleksi

ketat atas program dan kegiatan yang harus

diprioritaskan. Oleh sebab itu proyeksi program dan

kegiatan RPJM telah disesuaikan dengan eksistensi

dana-dana perimbangan ini.

- Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

Kerangka pendanaan untuk progam dan kegiatan

dalam RPJM juga berasal dari sumber pendapatan Lain-

lain Pendapatan Yang Sah. Sumber ini memungkinkan

dioptimalkan dengan memanfaatkan perkembangan

aktifitas perekonomian di Kabupaten Barito Kuala,

khususnya batubara dan perkebunan. Peluang usaha

yang tercipta dapat dimanfaatkan oleh BUMD Kabupaten

barito Kuala, antara lain sebagai pemasok bahan bakar

minyak (BBM), pupuk dan logistik lainnya.

- Sharing Pendanaan

Program dan kegiatan dalam RPJM dapat direalisasikan

dengan mengajukan usulan program dan kegiatan untuk

setiap tahunnya agar memperoleh pendanaan dari APBD

Propinsi Kalimantan Selatan dan atau APBN. Demikian

pula dana-dana dari sumber lainnya, antara lain dana CD

(Community Development) atau CSR (Coporate Social

Responsibility) dari perusahaan-perusahaan yang

beraktifitas di Wilayah Kabupaten Barito Kuala,

Page 154: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

memungkinkan dialokasikan untuk pendanaan atas

program dan kegiatan dimaksud. Hal ini dapat dilakukan

melalui sharing anggaran maupun usulan agar kegiatan

dianggaran mutlak dari sumber-sumber dana di luar

APBD Kabupaten Barito Kuala. Sebagai contoh adalah

Revisi RTRWK Barito Kuala untuk Tahun Anggaran 2009

dialokasikan didanai dengan APBN.

Kerangka pendanaan dalam RPJM Pemerintah

Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-2012 sebagaimana

terurai, bersama-sama dengan kerangka regulasi yang

ditetapkan, akan menghasilkan sinergi kebijakan yang

merupakan kekuatan formal dan legal guna mewujudkan Visi

dan Misi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala. Demikian pula

RPJM ini, sebagai produk hukum legal dan formal, yang

didukung dengan peraturan daerah, diharapkan akan menjadi

dokumen perencanaan pembangunan, yang wajib

direalisasikan oleh seluruh pemangku kepentingan dalam

Pemerintahan di Kabupaten Barito Kuala.

Page 155: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

PENUTUP 8.1. PROGRAM TRANSISI

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007 - 2012 tidak

ditetapkan program transisi. Pertimbangan ditetapkannya kebijakan

tersebut adalah bahwa Rancangan RPJM disusun pada akhir tahun

anggaran 2007 sehingga penyusunan rancangan ini dilakukan dalam

satu proses bersama-sama dengan penyusunan Rancangan APBD

Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008. Dengan demikian program dan

kegiatan pembangunan yang menyusun struktur APBD Kabupaten

Barito Kuala Tahun 2008 sekaligu merupakan program dan kegiatan

pembangunan Tahun Pertama RPJM Pemerintah Kabupaten Barito

Kuala Tahun 2007-2012. Selanjutnya APBD Tahun 2008 tersebut

menjadi dasar penentuan perumusan progran dan kegiatan tahun-

tahun berikut, untuk dikembangkan serta sebagai jaminan agar

pembangunan diselenggarakan secara berkesinambungan. Demikian

pula pertimbangan tidak adana program transisi lebih dimaknai

bahwa pada dasarnya konsepsi dasar penyelenggaraan

pembangunan periode sebelumnya tidak ada perbedaan nyata

dengan penyelenggaraan pembangunan pada RPJM periode 2007-

2012. Jika ada perbedaan maka hal tersebut lebih tercermin pada

penekanan perlakuan dan strategi pencapaian tujuan pembangunan

yang ditetapkan, guna mendukung perwujudan visi dan misi

pemerintah daerah.

8.

Page 156: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

8.2. KAIDAH PELAKSANAAN

8.2.1. RPJM MERUPAKAN PEDOMAN SKPD DALAM PENYUSUN

RENSTRA SKPD

- RPJM Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 20072012

sebagai dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat

strategis, selanjutnya diproyeksikan pada rencana stratejik

SKPD yang merumuskan program dan kegiatan yang

bersifat teknis aplikatif.

- Indikator sasaran sebagaimana terurai pada dokumen

RPJM, menjadi acuan utama untuk memilih program dan

kegiatan pada rencana stratejik SKPD, yang selanjutnya

diproyeksikan menjadi indikator program dan indikator

kegiatan yang terukur masing-masing dengan satuannya.

- Kinerja terukur setiap bidang pembangunan-pemerintahan

selama lima tahun, diproyeksikan pada rencana stratejik

SKPD sehingga menjadi rencana kinerja terukur 5 tahun

yang wajib direalisasikan SKPD yang bersangkutan.

8.2.2. RPJM AKAN DIGUNAKAN DALAM PENYUSUNAN RKPD

- RPJM sebagai rencana kinerja terukur selama lima tahun

diproyeksikan menjadi rencana kinerja terukur tahunan dan

dituangkan dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD)

setiap tahun. Volume kinerja dimaksud merupakan bagian

prosentase tertentu pertahun dari prosentase 100 % selama

lima tahun.

Page 157: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

- RKPD sebagai bagian dari tahapan pembangunan per

tahun atas rencana kinerja lima tahun, merupakan formulasi

skala prioritas program dan kegiatan terpilih pada tahun

yang bersangkutan, disesuaikan dengan ketersediaan

anggaran pada tahun yang bersangkutan.

- RKPD sebagai bagian dari tahapan pembangunan per

tahun atas rencana kinerja lima tahun, merupakan formulasi

usulan program dan kegiatan pada aras pemerintahan dan

atau pihak lainnya, disesuaikan kebijakan "top down"" dan

tuntutan aspirasi masyarakat yang berkembang pada tahun

dimaksud secara "button up".

8.2.3. PENGUATAN PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM

PELAKSANAAN RPJM

- RPJM Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-

2012 merupakan dokumen rencana pembangunan yang

merumuskan skala prioritas program dan kegiatan

pembangunan sesuai visi dan misi yang ditetapkan. Oleh

sebab itu sisi-sisi prioritas dimaksud wajib didukung dengan

kapasitas kelembagaan dan kompetensi aparatur

pengelelola yang memadai.

- Capaian kinerja yang ditentukan dalam RPJM difakukan

oleh para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat

dan aparatur, dengan sistem yang memungkinkan tercip-

tanya kewenangan yang memadai, terselenggaranya

Page 158: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

transparansi, akuntable dan partisipatif; terciptanya peluang

dalam menyampaikan aspirasi, mudahnya akses

memperoleh informasi sebagai kontrol masyarakat.

- Peran dan kewenanagan para pemangku kepentingan

diformulasikan secara sistematik, legal dan formal didukung

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8.2.4. RPJM SEBAGAI DASAR EVALUASI DAN LAPORAN PELAK-

SANAAN ATAS KINERJA TAHUNAN DAN LIMA TAHUNAN

- Capaian rencana kinerja terukur dalam RPJM setiap tahun

dihitung sehingga diketahui tingkat capaian kinerja

dimaksud.

- Dari tingkat capaian kinerja terukur selanjutnya

penyelenggaraan pembangunan tahunan dalam lima tahun

dimaksud dievaluasi, baik mencakup faktor penyebab

keberhasilan maupun sebaliknya faktor penyebab kekurang

berhasilan. Hasilnya dituangkan dalam satu sistem

pelaporan baik untuk LKPJ maupun untuk LPPD

- Hasil evaluasi tahun sebelumnya merupakan masukkan

lanjut guna memproyeksikan penyelenggaraan pemba-

ngunan tahun berikutnya, guna mengejar capaian kinerja

akhir periode RPJM Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.

- Hasil evaluasi penyelenggaraan pembangunan Tahun 2012

berfungsi clan sekaligus sebagai laporan yang meng-

Page 159: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan

akomodasikan secara komulatif tingkat capaian kinerja

tahun-tahun. Dengan demikian hasil evaluasi Tahun 2012

mencakup capaian kinerja tahunan selama lima tahun clan

hubungan kinerja tersebut, yang bermuara menjadi hasil

evaluasi kinrja selama jangka RPJM, yakni Tahun Anggaran

2008 sampai dengan Tahun Anggaran 2012.

Demikian dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan, yang

dikemas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2007-2012, disusun clan

ditetapkan, semoga memberikan manfaat bagi penyelenggaraan

pembangunan - pemerintahan di Kabupaten Barito Kuala. Dengan

demikian Visi clan Misi Perrier itah Kabupaten Barito Kuala sesuai jangka

waktu RPJM dimaksud, sesuai tatarannya, dapat diwujudkan. Semoga

Allah SWT senantiasa memberikan rahmat, hidayah, petunjuk dan

perlindungannya. Amien.

Page 160: PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALAperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/164369...pemerintah daerah, dengan target yang telah ditetapkan secara terukur, rencana pembangunan