pemeriksaan status mental
DESCRIPTION
status mentalTRANSCRIPT
4
II.1.1 Pemeriksaan Status Mental
Pada pasien lanjut usia, dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan status mental berulang-ulang karena adanya
perubahan yang berfluktuasi dalam status mental pasien. Riwayat
longitudinal dari pasien atau keluarga penting nilainya.
PENJELASAN UMUM
Termasuk di dalam bagian ini adalah penampilan pasien,
aktivitas psikomotorik, sikap terhadap pemeriksa dan aktivitas bicara.
Gangguan motorik seperti gaya berjalan yang menyeret, postur
bungkuk, gerakan jari memilin pil, tremor harus dicatat. Gerakan
involunter pada mulut atau lidah mungkin merupakan efek samping
fenotiazine. Wajah seperti topeng pada penyakit Parkinson. Air mata
atau menangis dapat ditemukan pada gangguan depresif dan
gangguan kognitif, terutama jika pasien merasa frustasi tidak bisa
menjawab pertanyaan pemeriksa. Penampilan umum dapat
memberikan gambaran mengenai fungsi psikologik. Penampilan
umum meliputi : Penampilan fisik, koordinasi gerakan, ekspresi muka
dan postur tubuh. Penampilan fisik meliputi : cara berpakaian, cara
berdandan, perawatan dan kebersihan diri.
Observasi yang dapat dilakukan untuk mengkaji penampilan
umum :
1. Apakah penampilan fisik klien menandakan adanya gangguan
fungsi psikologik ?
2. Apakah gaya berjalan, postur tubuh dan ekspresi muka
menandakan adanya gangguan psikologik ?
3. Apakah ada tanda – tanda tardive dyskineksia atau efek yang
kurang baik akibat medikasi ?
Tabel II-1 Penampilan umum berhubungan dengan fungsi psikologik
TANDA KETERANGAN
Penampilan fisik Penampilan fisik : pakaian compang –
camping, tidak rapi, bau badan tidak sedap
5
dapat dihubungkan dengan adanya depresi,
tetapi perlu dikaji faktor lain seperti :
adanya inkontinensia, kemampuan kognitif,
kondisi keuangan, gangguan pengelihatan/
penciuman, dan kemampuan melakukan
perawatan diri.
Postur tubuh Postur tubuh yang bukuk dapat menandakan
adanya depresi
Koordinasi gerak : gaya
berjalan
Gaya berjalan yang tidak terkoordinasi atau
tardive dyskineksia dapat diakibatkan oleh
efek pengobatan psikotropika
Gaya berjalan dengan lambaian tangan
seolah – olah tubuh lemah dengan kepala
ditekuk dapat menandakan adanya depresi
dan menarik diri.
Ekspresi muka Ekspresi muka dengan kontak mata ynag
kurang dapat menandakan adanya depresi.
PENILAIAN FUNGSI
Tanyakan mengenai kemampuan mereka mempertahankan
kemandirian dan melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari
yaitu toilet, menyiapkan makanan, berpakaian, berdandan.
MOOD, PERASAAN dan AFEK
Gangguan pada keadaan mood, terutama adalah depresi dan
kecemasan dapat mengganggu fungsi daya ingat. Tanyakan mengenai
pikiran bunuh diri, apakah pasien merasa tidak lagi berharga, merasa
lebih baik mati dan jika mati, tidak membebani orang lain lagi. Suatu
mood yang meluas atau euforik mungkin menyatakan suatu episode
manik atau mungkin merupakan bagian dari gangguan demensia.
Afek yang datar, tumpul, depresif, skizofrenia atau disfungsi otak.
GANGGUAN PERSEPSI
6
Persepsi adalah daya mengenal benda, kualitas, hubungan dan
perbedaan melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan
setelah panca indranya mendapatkan rangsang.
Halusinasi dan ilusi pada lanjut usia mungkin merupakan
fenomena transien yang disebabkan oleh penurunan ketajaman
sensorik. Pemeriksa harus mencatat dengan teliti kelainan yang
terjadi, apakah berhubungan dengan suatu kondisi organik.
Halusinasi dapat disebabkan oleh tumor otak dan patologi lokal.
Tabel II-2. Temuan – temuan pada Gangguan persepsi.
Persepsi Keterangan
Halusinasi Persepsi panca indra tanpa objek/rangsang
sensorik. Jenis : Visual, Akustik, olfaktorik,
gustatorik, dan taktil
Ilusi Persepsi / interpretasi yang salah terhadap suatu
rangsang sensorik.
Pada lansia gangguan persepsi biasanya berhubungan dengan
demensia, depresi dan delirium. Beberapa alasan pengkajian
gangguan persepsi pada lansi sulit dilakukan adalah :
1). Pasien berusaha mennyembunyikan adanya gangguan persepsi ?
2). Jika gangguan persepsi muncul akibat isolasi sosial, pengkajian
sulit dilakukan
3). Diperlukan pengamatan yang jeli
4). Pengaruh latar belakang budaya
KEMAMPUAN BERBAHASA
Mencakup afasia, yang merupakan gangguan pengeluaran
bahasa yang berhubungan dengan lesi organik otak. Pada afasia
Broca, pengertian pasien tetap utuh tetapi kemampuan untuk
berbicara terganggu, salah diucapkan. Pada afasia Wernicke, pasien
diminta menunjukkan beberapa benda sederhana yang umum (kunci,
pensil, tombol lampu). Pasien mungkin tidak dapat menunjukkan
kegunaan benda sederhana tersebut (apraksiaideomotorik).
7
FUNGSI VISUOSPASIAL
Suatu penurunan kapasitas fungsi visuospasial adalah normal
dengan bertambahnya usia. Pemeriksaan neuropsikologi harus
dilakukan jika fungsi visuospasial sangat terganggu.
PIKIRAN
Hilangnya kemampuan untuk berpikir abstrak merupakan tanda
awal dari demensia. Isi pikiran harus diperiksa mengenai fobia,
obsesi, preokupasi somatik dan kompulsi. Gagasan bunuh diri pun
harus diperiksa dengan teliti.
SENSORIUM DAN KOGNISI
Sensorium mempermasalahkan fungsi dari indera tertentu dan
kognisi mempermasalahkan proses informasi dan intelektual. Survey
kedua bidang tersebut dikenal sebagai pemeriksaan neuropsikiatrik
dan terdiri dari pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter dan tes
psikologis berurutan yang lengkap.
1. KESADARAN
Tabel II-3 Beberapa tingkatan penurunan kesadaran.
TINGKAT
KESADARAN
KETERANGAN
Apati Keadaan mengantuk dan acuh tak acuh
terhadap rangsang yang masuk, diperlukan
rangsang yang lebih keras dari biasanya untuk
menarik perhatiannya.
Somnolen Keadaan sangat mengantuk, diperlukan
rangsang yang lebih keras dari biasanya untuk
menarik perhatiannya.
Sopor Hanya bereaksi dengan rangsang yang keras ,
ingatan , orientasi dan pertimbangan sudah
hilang
Koma Tidak ada lagi respon terhadap rangsang yang
keras sekalipun.
8
Observasi yang dapat dilakukan untuk mengkaji tingkat
kesadaran:
- Apakah tingkat kesadaran pasien saat ini ?
- Apakah ada fluktuasi pada tingkat kesadaran pasien. Jika ada
apakah ada pola tertentu ?
- Apakah ada faktor fisik yang mempengaruhi tingkat
kesadaran, misal : pengaruh medikasi, kondisi patologik, dan
gangguan afektif ?
- Apakah ada faktor psikososial yang mempengaruhi tingkat
kesadaran misal : cemas, depresi, atau gangguan tidur ?
2. ORIENTASI
Orientasi meliputi orientasi terhadap tempat, orang dan waktu.
Wawancara untuk mengkaji orientasi klien :
1). Orang : Siapakah nama anda, Siapakah nama anak anda ?
Siapakah nama istri/ suami anda ?, dan lain-lain.
2). Waktu : Jam berapa sekarang ? , Kapan waktu anda makan pagi
? Hari apa sekarang ? , Bualan apa sekarang ? , dan lain-lain.
3). Tempat : Dimanakan saudara saat ini ? , Dimanakah alamat
saudara ? Apa nama kota ini ? , Apakah nama tempat ini ? dan
lain-lain.
3. DAYA INGAT
Memori meliputi memori baru, memori jangka pendek dan memori
jangka panjang. Gangguan memori dapat mengidentifikasikan
adanya gangguan intelektual/ kognitif. The Short Portable Mental
Status Quesionnaire (SPMQ) digunakan untuk mendeteksi tingkat
gangguan intelektual.
Tabel II-4. The Short Portable Mental Status Quesionnaire ( SPMQ )
9
K
Keterangan :
Jumlah kesalahan :
0 – 2 kesalahan : Baik
2 – 4 kesalahan : Gangguan ringan
5 – 7 kesalahan : Gangguan sedang
7 – 10 kesalahan : Gangguan berat
PERTIMBANGAN
Adalah kapasitas umtuk bertindak sesuai dalam berbagai situasi.
Sebagai contoh, apakah yang akan pasien lakukan bila menemukan
sebuah amplop di jalan dengan perangko dan alamat sudah tertulis?
Apa yang akan dilakukan bila mencium bau asap di dalam bioskop?
Dapatkah pasien membedakan?.
No PERTANYAAN JAWABAN
BETUL SALAH
1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apakah hari ini ?
3 Apakah nama tempat ini ?
4 Berapa no. telepon rumah anda ?
5 Berapa usia anda ?
6 Kapan anda lahir ( Tgl/Bln/ Thn ) ?
7 Siapakah nama presiden sekarang ?
8 Siapakah nama presiden sebelumnya ?
9 Siapakah nama ibu anda ?
10 5 + 6 adalah ?