pemerataan ekonomi indonesia tentang keadilan …
TRANSCRIPT
PEMERATAAN EKONOMI INDONESIA TENTANGKEADILAN EKONOMI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE)pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon
Oleh :
SANDRA HANUBUNNIM. 0140105300
JURUSAN EKONOMI SYARIAHFAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBONAMBON
2019
MOTTO
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku,hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.( Q.S. Al-An’am : 162 )
Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.(Q.S. Al-Insyirah : 6-7)Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyakmanfaat bagi orang lain.(H.R Bukhari)
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk: Allah SWT SegalaKeberkahan-Nya, Rasulullah Muhammad SAW. Ibundatercinta Maryam Temarwut yang telah memberikansemangat dan kasih sayang Ayhanda tersayang AmirHanubun yang telah memberikan doa dan kekasih hati yangtercinta Ayu Supele dalam pengorbanannya besertaSaudara-saudara dan sahabat yang memberikankekuatan,Jusril Hanubun,Irna Hanubun,Samsul kamalHanubun,Sulaiman Soulissa dan Nurbaceh Heluth atas Do’adan motivasi kepada saya serta Almamaterku kampus IAINAmbon tempat penulis menimban ilmu dan menyelesaikanskripsi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas nikmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul: “Pemerataan Ekonomi Indonesia Perspektif Islam Tentang Keadilan
Ekonomi”. Sebagai tugas akhir akademik ini dalam keadaan yang sebaik-
baiknya. Shalawat dan salam tercurah kepada nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan tuntunan kepada umat manusia, sehingga sampai dengan saat ini kita
bisa merasakan kebahagiaan dalam kehidupan islam
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat petunjuk, motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat
diselesaikan. Berbekal kesadaran itu maka dengan tulus penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada ;
1. Bapak Dr. H. Hasbollah Toisuta, M.Ag selaku Rektor IAIN Ambon dan
Para Wakil Rektor yang telah memberikan andilnya dalam perkembangan
IAIN Ambon
2. Bapak Dr. Djumadi Djunaidi, M.HI selaku Dekan, Bapak Dr. Abubakar
Kabakoran, M.Si Selaku Wakil Dekan I, Bapak Husen Wattimena, M.Si
Selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Husen Maswara, M.Th.I selaku Wakil
Dekan III Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam yang telah memberikan
andil dalam proses belajar penulis hingga selesainya perkuliahan.
3. Ibunda H. Mar’atun Shalihah, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
dan Bapak Didin Baharuddin, M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga selesai.
4. Bapak Darwis Amin, M.Si selaku pembimbing I dan Ibunda H. Mar’atun
Sahlihah, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
5. Bapak Suud Marasabessy, M.Si Selaku Penguji I dan Bapak Muammar
Kadafi, M.Si Selaku Penguji Penguji II yang banyak membantu dalam
perbaikan penulisan skripsi ini.
6. Seluruh dosen tenaga pengajar pada jurusan Ekonomi Syariah dan pegawai
BAK Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Intsitut Agama Islam Negeri
(IAIN) Ambon
7. Bapak Dr. Hasan Lauselang, M.Ag selaku penasehat akademik yang selalu
memberikan nasehat dan arahan dalam menyelesaikan studi.
8. Seluruh staf dosen IAIN Ambon dan semua Civitas Akademika IAIN
Ambon yang membekali penulis dengan ilmu dari pelayanan yang baik
selama mengikuti proses perkuliahan.
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT.
Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat
memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya dunia Ekonomi Islam.
Ambon, Juni 2019
Penulis
ABSTRAK
Nama : Sandra HanubunNIM : 0140105300Judul : PEMERATAAN EKONOMI INDONESIA PERSPEKTIF ISLAM
TENTANG KEADILAN EKONOM
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pemerataan ekonomi di Indonesiadan Untuk mengetahui perspektif ekonomi Islam tentang keadilan ekonomi dalamhubungannya dengan pemerataan ekonomi di Indonesia.
Metode yanag digunakan dalam penelitian ini adalah study kepustakaan(library research) dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitumenggambarkan secara sistematis suatu gejala tertentu, secara faktual dan akuratmengenai fenomena yang diteliti berkenaan dengan konsep pemerataan distribusikekayaan ditinjau dari perspektif ekonomi Islam di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukan pendistribusian ekonomi di Indonesia masihbelum merata karena masih meningkatnya capital pemilik modal yang semaking kayadan pekerja hanya memiliki modal tenaga dan keahliannya saja. Ketimpangan sumberdaya manusia dan sumber daya alam dalam pengelolaannya. Banyaknyapengangguran yang menjadi sumber kemiskinan. Akar dari kemiskinan structural ituadalah eksploitasi dan ketidakadilan Perspektif Islam tentang keadilan ekonomidalam hubungannya dengan pemerataan ekonomi di Indonesia yaitu dengan konsepdistribusi ekonomi Islam dalam sistem ekonomi Indonesia secara utuh.Pendistribusian ekonomi dalam Islam ada dua sendi, yaitu kebebasan dan keadilan.Konsep distribusi yang bebas dan adil ini hanya sebagian kecil diterapkan pemerintahIndonesia. Dari konsep distribusi yang telah teraplikasi diantaranya denganberdirinya Badan Amil Zakat, serta wakaf dan secara hukum diaplikasikannya hukumwaris Islam. Namun, aplikasi konsep distribusi tersebut belum mampu memberikankontribusi yang berarti bagi ekonomi Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman.PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................................. iPERSEMBAHAN...................................................................................................... iiKATA PENGANTAR ............................................................................................... iiiABSTRAK ................................................................................................................. ivDAFTAR ISI.............................................................................................................. vDAFTAR TABEL...................................................................................................... viDAFTAR GAMBAR................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah................................................... 7
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian .............................................. 8
D. Defenisi Operasional ................................................................................. 9
BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................................. 14
A. Pemerataan Ekonomi ................................................................................ 14
B. Pemerataan Ekonomi Perspektif Islam ..................................................... 17
C. Prinsip-Prinsip Distribusi Dalam Al-Qur’an ............................................ 25
D. Keadilan Ekonomi Dalam Islam................................................................ 27
E. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 34
B. Jenis dan Sumber Data Penelitian ............................................................ 35
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 35
D. Teknik Analisa Data ................................................................................. 36
E. Validasi Data ............................................................................................ 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 39
A. Kriteria Bank Dunia …………………………………………………….. 39
B. Ketimpangan Pengeluaran di Indonesia .................................................... 42
C. Distribusi Ekonomi Islam : Upaya Mewujudkan Keadilan Distributif ..... 46
D. Analisis Tipologi Klassen.......................................................................... 50
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 66
A. Kesimpulan................................................................................................ 66
B. Saran ......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman.
Tabel 1.1. Statistik Kemiskinan dan Ketidaksetaraan di Indonesia ........................... viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (TW I 2014 – TW IV 2018)............ 4
Gambar 1.2 Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di
Indonesia, 1999-2018............................................................................ 7
Gambar 4.1 Perkembangan Gini Ratio, 2010 – Maret 2018..................................... 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan pertumbuhan
ekonomi, yang menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu
wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam
konsep nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor–sektor ekonomi di
wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto
(PDB). Dengan demikian, PDB dapat digunakan sebagai salah satu indikator
untuk mengukur kinerja perekonomian suatu negara atau sebagai cerminan
keberhasilan suatu pemerintahan dalam menggerakkan sektor-sektor ekonomi.1
Kondisi ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2018 mengharuskan inflasi
untuk tetap relatif tenang meskipun depresiasi rupiah dan harga bahan bakar yang
terus meningkat. Harga impor yang lebih tinggi telah memperluas defisit transaksi
berjalan. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan tetap di atas 5% pada 2019 –
2020. Pendapatan yang meningkat akan meningkat konsumsi pribadi. Defisit
anggaran diperkirakan akan menurun 2019, sehingga memberikan kelonggaran lebih
1 BPS. Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2014-2018. Katalog BPS-StatistikIndonesia. h.3
2
besar terhadap batas yang ditentukan undang – undang yaitu sebesar 3% dari nilai
PDB.2
Tabel 1.1.
Statistik Kemiskinan dan Ketidaksetaraan di Indonesia
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kemiskinan Relatif(% dari populasi)
11.5 11.0 11.2 10.7 10.1 9.8¹
Kemiskinan Absolut(dalam jutaan)
28.6 27.7 28.5 27.8 26.6 26.0¹
Koefisien Gini/Rasio Gini
0.41 0.41 0.41 0.40 0.39 0.39¹
¹ Maret 2018Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia
Tabel 1.1 menunjukkan penurunan kemiskinan nasional secara perlahan dan
konsisten. Namun, pemerintah Indonesia menggunakan persyaratan yang tidak ketat
mengenai definisi garis kemiskinan, sehingga yang tampak adalah gambaran yang
lebih positif dari kenyataannya. Tahun 2016 pemerintah Indonesia mendefinisikan
garis kemiskinan dengan pendapatan per bulannya (per kapita) sebanyak Rp. 354,386
(atau sekitar USD $25) yang dengan demikian berarti standar hidup yang sangat
rendah, juga buat pengertian orang Indonesia sendiri.3
Namun jika kita menggunakan nilai garis kemiskinan yang digunakan Bank
Dunia, yang mengklasifikasikan persentase penduduk Indonesia yang hidup dengan
2 SURVEI ECONOMI OECD INDONESIA 2018. h.3www.oecd.org/economy/outlook/indonesia-economic-forecast-summary.htm. Diakses pada tanggal20 Januari 2019, pukul 08:00 WIT
3. https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/kemiskinan/item301 (diakses tanggal 20 Januari 2019)
3
penghasilan kurang dari USD $1.25 per hari sebagai mereka yang hidup di bawah
garis kemiskinan (dengan kata lain miskin), maka persentase tabel di atas akan
kelihatan tidak akurat karena nilainya seperti dinaikkan beberapa persen. Lebih lanjut
lagi, menurut Bank Dunia, kalau kita menghitung angka penduduk Indonesia yang
hidup dengan penghasilan kurang dari USD $2 per hari angkanya akan meningkat
lebih tajam lagi. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia hidup
hampir di bawah garis kemiskinan.
Dalam beberapa tahun belakangan ini angka kemiskinan di Indonesia
memperlihatkan penurunan yang signifikan. Meskipun demikian, diperkirakan
penurunan ini akan melambat di masa depan. Mereka yang dalam beberapa tahun
terakhir ini mampu keluar dari kemiskinan adalah mereka yang hidup di ujung garis
kemiskinan yang berarti tidak diperlukan sokongan yang kuat untuk mengeluarkan
mereka dari kemiskinan. Namun sejalan dengan berkurangnya kelompok tersebut,
kelompok yang berada di bagian paling bawah garis kemiskinanlah yang sekarang
harus dibantu untuk bangkit dan keluar dari kemiskinan. Ini lebih rumit dan akan
menghasilkan angka penurunan tingkat kemiskinan yang berjalan lebih lamban dari
sebelumnya. Stabilitas harga makanan (khususnya beras) merupakan hal penting
sekali bagi Indonesia sebagai negara yang penduduknya menghabiskan sebagian
besar pendapatan mereka untuk membeli beras (dan produk makanan lain). Oleh
karena itu, tekanan inflasi pada harga beras (misalnya karena gagal panen) dapat
memiliki konsekuensi serius bagi mereka yang miskin atau hampir miskin, bahkan
sebagian dari mereka yang hidup sedikit saja di atas garis kemiskinan bisa jatuh
4
dalam kemiskinan penuh karena inflasi yang tinggi. Selain inflasi yang disebabkan
oleh kenaikan harga makanan, keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi
(terutama subsidi untuk BBM dan listrik) menyebabkan inflasi yang tinggi.
Dampak negatif tersebut memacu kita agar terus meningkatkan kewaspadaan,
ketahan dan kesiapan perekonomian kita dalam menghadapi gejolak dunia. Selain itu,
faktor eksternal lain seperti pergerakan harga minyak, potensi perang dagang
Amerika dan Tiongkok, serta kondisi geopolitik internasional di Timur Tengah dan
Semenanjung Korea juga perlu terus diwaspadai.4
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution menyatakan
pemerintah RI telah melakukan pemangkasan anggaran subsidi untuk pembangunan
infrastruktur, bantuan sosial dan peningkatan sumber daya manusia, sebagai upaya
meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Terkait pemerataan ekonomi,
pemerintah menjalankan tiga pilar utama yakni reforma agraria, peningkatan
pendidikan dan pelatihan vokasi, dan penciptaan lapangan kerja.5
Perekonomian Indonesia tahun 2018 yang diukur berdasarkan Produk
Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada triwulan IV sebesar Rp 3.798,7
triliun dan sepanjang 2018 mencapai Rp 14.837,4 triliun. Sementara berdasarkan atas
dasar harga konstan 2010 pada triwulan IV sebesar Rp 2.639 triliun dan secara
akumulasi 2018 mencapai Rp 10.425,3 triliun.
4Sri Mulyani, (Menteri Keuangan RI),Pidato Menteri Keuangan Republik IndonesiaPengantar dan Keterangan Pemerintah Atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok KebijakanFiskal Tahun Anggaran 2019. Di Depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat RepublikIndonesia, (Jakarta,18 Mei 2018), h. 4
5https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/10/17/oxz2bd415-ini-cara-pemerintah-wujudkan-pemerataan-ekonomi (diakses pada tanggal 23 Agustus 2018, pukul 06:05 WIT)
5
Gambar 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (TW I 2014 – TW IV 2018)
Sumber: katadata.co.id
Dari gambar 1.1 menunjukan struktur PDB berdasarkan pengeluaran triwulan
IV tahun lalu, konsumsi domestik masih menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi
nasional terbesar dengan kontribusi lebih dari 56%. Diikuti Pembentukan Modal
Tetap Bruto 33,84%, ekspor 21,34% dan konsumsi pemerintah 12,09%.6
Secara nasional, nilai Gini Ratio Indonesia selama periode 2010–
September 2014 mengalami fluktuasi dan mulai Maret 2015 hingga Maret 2018
nilainya mulai menurun. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama periode Maret
2015–Maret 2018 terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Indonesia. Pada Maret
2018, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini
Ratio adalah sebesar 0,389. Angka ini menurun sebesar 0,002 poin jika dibandingkan
6 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/06/ekonomi-indonesia-triwulan-iv-2018-tumbuh-518-yoy (diakses pada tanggal 20 Februari 2019, pukul 09:05 WIT)
6
dengan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,391.Tentunya jauh dari angka 1,
namun rasio gini tersebut cukup memberikan isyarat bahwa ada kesenjangan. Faktor-
Faktor yang mempengaruhi tingkat ketimpangan selama periode September 2017–
Maret 2018 diantaranya adalah:
a. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), secara nasional
tercatat bahwa kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan penduduk
kelompok 40 % terbawah lebih cepat dibanding penduduk kelompok 40 %
menengah dan kelompok 20 % teratas.
b. Di daerah perkotaan, kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan
penduduk kelompok 40 % terbawah meningkat lebih cepat dibanding
penduduk kelompok 40 % menengah dan 20 % teratas. Kenaikan rata-rata
pengeluaran perkapita berturut-turut adalah sebesar 2,49 %; 2,17 %; dan 0,94
%.
c. Di perdesaan, terjadi pola yang berbeda. Kenaikan rata-rata pengeluaran
perkapita per bulan kelompok penduduk 40 % terbawah lebih cepat dibanding
kelompok penduduk 40 % menengah, namun lebih lambat dibanding
kelompok 20 % teratas. Kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita September
2017–Maret 2018 untuk 40 % terbawah, 40 % menengah, dan kenaikan 20 %
teratas berturut – turut adalah sebesar 2,93 %; 2,35 %; dan 4,95 %.7
7 https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/07/16/1533/gini-ratio-maret-2018-tercatat-sebesar-0-389.html. Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Indonesia Maret 2018. h.3 (diakses padatanggal 20 September 2018, pukul 22:00 wit)
7
Ketimpangan ekonomi Indonesia merupakan yang ke-empat di dunia, dimana
49,3 % ekonomi nasional dikuasi oleh satu persen dari total jumlah penduduk
Indonesia. Fakta lain tentang kesenjangan atau ketidakmerataan pembangunan
ekonomi di Indonesia ditunjukan dengan struktur perekonomian yang tak seimbang
antara pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya di Indonesia.8
Untuk pertama kalinya sejak tahun 1999 lalu, tingkat kemiskinan di Indonesia
mencapai angka di bawah 2 (dua) digit, tepatnya pada angka 9,82 persen pada posisi
Maret 2018. Berkurang jauh dari posisi Maret 2017 yang masih di angka 10,64
persen. Kepala Bada Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, jumlah
penduduk miskin Indonesia pada Maret 2018 mencapai 25,95 juta orang atau turun
633,2 ribu orang dibanding September 2017 yang mencapai 26,58 juta orang. Jika
dibandingkan dengan Maret tahun lalu (2017), jumlah penduduk miskin Indonesia
menurun sebanyak 1,82 juta orang. Dijelaskan Kepala BPS, jumlah penduduk miskin
di perkotaan turun sebesar 128,2 ribu orang. Sementara penduduk miskin di pedesaan
turun sebesar 505 ribu orang. Padahal, Garis Kemiskinan yang menjadi batas untuk
mengelompokkan penduduk jadi miskin atau tidak miskin, telah naik sebesar 3,63
persen, yaitu dari Rp387.160,- per kapita pada September 2017 menjadi Rp401.220,-
per kapita pada Maret 2018. Mengenai komoditi yang memberikan sumbangan
terbesar pada Garis Kemiskinan, beliau menyebutkan, baik di perkotaan maupun di
perdesaan sama, yaitu komoditi makanan, terutama beras.
8 Ibid.. h.4. (diakses pada tanggal 20 September 2018, pukul 23:00 wit)
8
Gambar 1.2
Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia, 1999-2018.
Sumber: diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Secara Umum, Selama Maret 2016-Maret 2018 Tingkat Kesejahteraan
Penduduk Mengalami Peningkatan Selain dari segi jumlah dan persentase penduduk
miskin, perkembangan tingkat kesejahteraan penduduk salah satunya dapat diukur
melalui perkembangan tingkat pendapatan, yang tercermin pada besaran dan pola
pengeluaran penduduk. Selama periode Maret 2016-Maret 2018 tingkat kesejahteraan
penduduk secara umum mengalami peningkatan dengan semakin meningkatnya rata-
rata pengeluaran per kapita per bulan. Hal ini terjadi baik pada kelompok sangat
miskin, miskin, hampir miskin, maupun rentan miskin.9
9 Humas. https://setkab.go.id/sejak-1999-pertama-kali-tingkat-kemiskinan-di-bawah-2-digit/.Diposkan pada: 17 Jul 2018. . (diakses pada tanggal 28 Januari 2018, pukul 23:00 wit)
9
Realita yang nampak pada saat ini adalah terjadinya ketidakadilan dan
ketimpangan dalam pendistribusian pendapatan dan kekayaan baik di negara maju
maupun di negara-negara berkembang yang memepergunakan system kapitalis
sebagai sistem ekonomi negaranya, sehingga memicu tumbuh suburnya kemiskinan.
Dengan melihat realita di atas, jelas ada yang salah dalam konsep-konsep yang
selama ini diterapkan di berbagai negara, karena kelihatan masih jauh dari yang
diharapkan. Ini terbukti dari ketidakmampuan direalisasikannya sasaran-sasaran yang
diinginkan seperti pemenuhan kebutuhan dasar, kesempatan kerja penuh (full
employment) dan distribusi pendapatan dan kekayaan merata.10
Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam menurut Umer Chapra adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip Tauhid. Tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna bahwa
segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh
Allah SWT, bukan kebetulan, dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan
inilah yang memberikan signifikansi dan makna pada eksistensi jagat raya,
termasuk manusia yang menjadi salah satu penghuni di dalamnya.
2. Prinsip khilafah. Manusia adalah khalifah Allah SWT di muka bumi. Ia
dibekali dengan perangkat baik jasmaniah maupun rohaniah untuk dapat
berperan secara efektif sebagai khalifah-Nya. Implikasi dari prinsip ini adalah:
10At-Tariqy Husein Abdullah Abdul, Al-Iqtishad Al-Islami, Ushuluhu wa Mubaun wa Ahdaf,Dar An-Nafais, (Kuwait, 1999), h. 276.
10
(1) persaudaraan universal, (2) sumber daya adalah amanah, (3), gaya hidup
sederhana, (4) kebebasan manusia.
3. Prinsip keadilan. Keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam.
Implikasi dari prinsip ini adalah: (1) pemenuhan kebutuhan pokok manusia,
(2) sumber- sumber pendapatan yang halal dan tayyib, 3) distribusi
pendapatan dan kekayaan yang merata, (4) pertumbuhan dan stabilitas.
Pemerataan pendapatan ataupun kesejahteraan yang selama ini masih belum
bisa dicapai oleh pemerintahan Indonesia yang penduduknya menganut mayoritas
beragama Islam. Karena itu pentingnya distribusi pendapatan, jika distribusi
pendapatan tidak tepat dilakukan dan merata, maka sebagian besar pendapatan dan
sumberdaya akan dikuasai para kapitalis yang monopolis sehingga mengakibatkan
banyak masyarakat tetap dalam kemiskinan meskipun negara mempunyai
sumberdaya melimpah. Atas pertimbangan mendasar ini dapat ditegaskan bahwa
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat bergantung pada cara bagaimana seharusnya
sistem pendistribusian yang adil dapat dilaksanakan.11
Dari paparan pendahuluan tersebut, yang menjadi sorotan penulis dalam
pengkajian tulisan ini adalah bagaimana konsep pemerataan ekonomi menurut Islam
yang dapat menjadi solusi bagi terciptanya keadilan ekonomi masyarakat Indonesia.
Untuk itu judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Pemerataan Ekonomi
Indonesia Tentang Keadilan Ekonomi Perspektif Ekonomi Islam”.
11 Rahmat Taufik, Konsep Pemerataan Distribusi Kekayaan Ditinjau dari Perspektif EkonomiIslam, Tesis Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau, 2011. h.17
11
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pemerataan ekonomi di Indonesia?
2. Bagaimana perspektif ekonomi Islam tentang keadilan ekonomi
dalam hubungannya dengan pemerataan ekonomi di Indonesia?
2. Batasan Masalah
Agar tidak meluas penelitian ini dan lebih terarah, maka penulis
membatasi penelitian ini adalah pemerataan ekonomi pada aspek
pendapatan dan pengeluaran dalam perspektif ekonomi Islam tentang
keadilan ekonomi di Indonesia.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pemerataan ekonomi di Indonesia
b. Untuk mengetahui perspektif ekonomi Islam tentang keadilan
ekonomi dalam hubungannya dengan pemerataan ekonomi di
Indonesia.
2. Kegunaan Penelitian
a Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang
pemerataan ekonomi perspektif ekonomi Islam tentang keadilan
ekonomi Indonesia.
12
b Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
c Sebagai masukan bagi pihak – pihak yang berkepentingan, khususnya
pihak Pemerintah.
d Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi di
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN
Ambon.
D. Defenisi Operasional
Agar dapat dipahami judul penelitian ini secara konprehensif, maka dapat
diartikan sebagai berikut :
Pemerataan ekonomi adalah Prinsip distribusi ekonomi yang menjadi
pedoman dalam sistem ekonomi Islam adalah memperbanyak produksi (output), dan
distribusi kekayaan agar sirkulasi kekayaan meningkat dan memungkinkan membawa
pembagian yang adil diantara berbagai komponen masyarakat, serta tidak
memusatkan modal pada sebagian kecil kelompok tertentu. Kekayaan itu haruslah
didistribusikan ke seluruh komponen masyarakat untuk pemberdayaan ekonomi
umat, dan kekayaan itu tidak boleh menjadi suatu komoditi yang beredar secara
terbatas di antara orang-orang kaya saja.12
Kata keadilan dalam makna yang lebih luas masih dalam buku yang sama,
dijelaskan bahwa keadilan adalah sifat (perbuatan, perlakuan, dsb) yang adil: dia
hanya mempertahankan hak dan keadilannya; Pemerintah menciptakan keadilan bagi
12 Opcit. Rahmat Taufik. h.40
13
masyarakat.13 Keadilan ekonomi adalah kata dasar keadilan adalah adil. Dalam Al-
Quran pengertian adil itu tidak hanya di wakili oleh kata “al-‘adl”, tetapi juga oleh
tiga kata lain sebagai sinonimnya yaitu “al-qisth”, “al-wazn”, dan “al-wasth”. Pada
pokoknya kata al-‘adl dan sinonimnya bermakna keseimbangan penciptaan manusia,
persamaan, pemenuhan hak yang semestinya dan menepatkan sesuatu pada
tempatnya. Makna keadilan tersebut seluruhnya terkait dengan kesadaran keTuhanan
(taqwa) sebagai landasan penerapannya. Keadilan berarti perimbangan atau keadaan
seimbang, tidak pincang. Keadilan dalam masyarakat mengharuskan masyarakat
untuk mempertimbangkan secara tepat berbagai keperluan yang ada, kemudian
menentukan pertimbangan untuk berbagai keperluan. Menentukan batas kemampuan
yang semestinya. Jika tingkat ini telahdicapai, barulah diperoleh kebaikan (al-
mashlahah), yaitu kebaikan umum yang diperlukan bagi ketahanan dan kelangsungan
secara keseluruhan. Jadi dorongan untuk memperhatikan tujuan ‘keseluruhan’. Dari
sudut pandang ini maka “bagian” hanya merupakan alat semata (bagi keseluruhan)
tanpa ada nilai tersendiri.14
13Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, EdisiKeempat, cet. pertama, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 10.
14 Op.Cit. Rahmat Taufik. h.91
34
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan study kepustakaan
(library research) yang berkenaan dengan konsep pemerataan distribusi kekayaan
ditinjau dari perspektif ekonomi islam. Oleh karena itu, metode yang dipandang
sesuai, memiliki relevansi dan akurasi yang kuat untuk dipakai dalam penelitian ini
adalah metode teknis analisis.1 Isi (content analysis)2 secara kualitatif, salah satunya
dinyatakan dalam bentuk – bentuk symbolic seperti pernyataan-pernyataan tafsiran.
Lebih dari itu, data kualitatif biasanya diperoleh dari analisis tipe ideal terhadap
sesuatu masalah.3 Kajian isi berupa yang meneliti gagasan-gagasan, ide-ide, konsep-
konsep dan nilai-nilai dari berbagai pemikiran untuk menarik kesimpulan melalui
usaha menemukan karakteristik pesan (pesan khusus) dan dilakukan secara objektif
dan sistematis.4 Teknik kajian ini biasanya digunakan untuk mengkaji suatu dokumen
yang padat isinya5, seperti Al-Qur’an lebih dari itu, teknik ini dapat digunakan untuk
membuat suatu prediksi. Dengan kata lain, hasil analisis ini hendaknya dapat
1Content Analysis adalah suatu upaya untuk menelaah maksud dari isi sesuatu bentuk informasiyang termuat dalam dokumen, syair, lukisan, pidato tertulis, naskah peraturan atau perundang-undangan. Lihat Earl Babbie, The Practice of Social Research, (Belfast, California:WardswortPublishing, 1980), h. 267
2Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian.(Jakarta: Rajawali, 1990), h. 119.3Lexy J. Moeleong.Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 1997), h. 163.4Sementara Muhadji rmengatakan bahwa teknik kajian isi merupakan analisis ilmiah tentang isi
pesan suatu komunikasi.Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Yogyakarta: Rake Sarasin,1992), h. 76
5Moeleong, Metodologi PenelitianKualitatif, ibid, h. 163
35
menyajikan suatu generalisasi, artinya semuanya haruslah mempunyai sumbangan
teoritik terhadap perkembangan kajian suatu disiplin ilmu.
B. Sumber Data Penelitian
1. Sumber Data
Selain sumber data primer juga diperlukan data sekunder yang
berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data primer. Data sekunder
dalam penelitian ini berupa dokumen. Dokumen yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah segala bentuk catatan tentang berbagai macam peristiwa
atau keadaan dimasa lalu yang memiliki nilai atau arti penting dan dapat
berfungsi sebagai data penunjang dalam penelitian ini. Dokumen yang
dimaksud berupa data-data statistik yang dikeluarkan instasi terkait masalah
penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data kepustakaan. Dengan
cara mengumpulkan berbagai literature seperti buku-buku, naskah ataupun
dokumen-dokumen serta informasi lainnya yang memiliki kaitan dengan
pembahasan keadilan social dalam Islam yang penulis angkat. Data yang
dikumpulkan kemudian ditelaah dan diteliti untuk selanjutnya diklasifikasikan sesuai
dengan keperluan pembahasan ini. Kemudian data-data yang telah diklasifikasikan
disusun secara sistematis sehingga menjadi suatu pembahasan yang jelas dan mudah
36
difahami maupun dianalisa.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
analisis yaitu data yang dituangkan dalam bentuk pemaparan dan uraian naratif.
Proses analisis data peneliti lakukan secara terus-menerus, bersama dengan
pengumpulan data dan kemudian dilanjutkan setelah pengumpulan data selesai
dilakukan. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,2010:337), tahap-
tahapan alisis data adalah sebagai berikut6:
a. Pengumpulan data
Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apaadanya sesuai
dengan observasi dan wawancara dilapangan. Seluruh data yang sudah
diperoleh dikumpulkan menurut klasifikasinya masing-masing. Data yang
sudah terkumpul dapat langsung dianalisis.
b. Reduksi data
Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian. Adapun yang direduksi adalah seluruh data mengenai
permasalahan penelitian yang kemudian dilakukan penggolongan kedalam
empat bagian yaitu: Kondisi kemiskinan, kendala-kendala penaggu langan
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan strategi penanggulangan kemiskinan
6 Matthew Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode –metode Baru, (Cet. I : Jakarta : UI Press,2002), h.15
37
c. Penyajian data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data dilakukan setelah melakukan reduksi data yang akan
dipergunakan sebagai bahan laporan. Dalam penyajian data ini dapat meliputi
berbagai jenis matriks, gambar, keterkaitan serta tabel. Peyajian ini member
kemungkinan mengadakan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan
agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan.
d. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan yang berupa
pengambilan inti sari dan penyajian data yang merupakan hasil dari analisis
yang dilakukan dalam penelitian atau kesimpulan awal yang sifatnya belum
benar-benar matang, serta merupakan tahap akhir dari keseluruhan hasil
penelitian dalam teknik analisis data. Kesimpulan dari data-data yang sudah
terkumpul untuk dijadikan bahan pembahasan yaitu strategi penanggulangan
kemiskinan di Indonesia untuk periode 2010-2016.
E. Validitas Data
Teknik validitas data yang di terapkan dalam penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi data (subjekinformasi). Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
38
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.7 Triangulasi bukan sekedar
mengecek kebenaran data dan bukan untuk mengumpulkan berbagai ragam data,
melainkan suatu usaha untuk melihat dengan lebih tajam hubunganan taraber bagai
data agar mencegah kesalahan dalam analisis data. Selain itu dalam triangulasi dapat
ditemukan perbedaan informasi yang dapat merangsang pemikiran lebih mendalam
lagi.Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pemeriksaan dengan memanfaatkan penggunaan sumber, yaitu membandingkan dan
mengecek balik derajat berbeda-beda, hal ini diperoleh dengan cara membandingkan
data hasil pengamatan dengan data dokumentasi.
7Meleong lexsy j.metodologi penilitian kualitatif, (bandung : remaja aksara )2005.hal 330
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasaan maka dapat disimpulkan bahawa:
1. Pendistribusian ekonomi di Indonesia masih belum merata karena masih
meningkatnya capital pemilik modal yang semaking kaya dan pekerja hanya
memiliki modal tenaga dan keahliannya saja. Ketimpangan sumber daya manusia
dan sumber daya alam dalam pengelolaannya. Banyaknya pengangguran yang
menjadi sumber kemiskinan. Akar dari kemiskinan structural itu adalah
eksploitasi dan ketidakadilan.
2. Perspektif Islam tentang keadilan ekonomi dalam hubungannya dengan
pemerataan ekonomi di Indonesia yaitu dengan konsep distribusi ekonomi Islam
dalam sistem ekonomi Indonesia secara utuh. Pendistribusian ekonomi dalam
Islam ada dua sendi, yaitu kebebasan dan keadilan. Konsep distribusi yang bebas
dan adil ini hanya sebagian kecil diterapkan pemerintah Indonesia. Dari konsep
distribusi yang telah teraplikasi diantaranya dengan berdirinya Badan Amil
Zakat, serta wakaf dan secara hukum diaplikasikannya hukum waris Islam.
Namun, aplikasi konsep distribusi tersebut belum mampu memberikan kontribusi
yang berarti bagi ekonomi Indonesia.
67
B. Saran-Saran
1 Sebaiknya pemerintah memaksimalkan pemenuhan kebutuhan dengan sumber-
sumber yang memadai. Distribusi kekayaan merupakan masalah yang sangat
penting, sulit, dan rumit. Penyelesaiannya secara adil akan mewujudkan
kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh komponen masyarakat. memperbanyak
produksi dan distribusi kekayaan agar sirkulasi kekayaan meningkat. Kekayaan
itu tidak boleh hanya menjadi komoditi yang beredar secara terbatas di antara
orang-orang kaya saja.
2 Prinsip distribusi yang menjadi pedoman dalam sistem ekonomi islam adalah.
Perguruan tinggi hendaknya membuka akses pada peneliti lainnya untuk
meneliti lebih dalam lagi tentang konsep distribusi dalam ekonomi Islam.
Semua pelaku ekonomi yang independen mematuhi regulasi pemerintah. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari stagnasi pembangunan ekonomi apabila
faktor-faktor produksi hanya dikuasai oleh segelintir orang. Adanya
pengawasan pemerintah atau dewan pengawas syariah untuk beredar dengan
baik produktivitas ekonomi untuk pendistribusian dana-dana zakat, infaq,
sadaqah dan wakafmaka akan berdampak pada:
a) Terbukanya kesempatan baru dalam berbagai lapangan kerja
b) Peluang baru menambah pendapatan.
c) Tingginya daya beli akan meningkatkan produksi
d) Meningkatnya produksi menuntut tersedianya pekerja-pekerja baru.
DAFTAR PUSTAKA
Ace Partadiredja, Pengantar Ekonomika. (Yogyakarta: BPFE, 1992)
Afzalur Rahman, Muhammad As A Trader, London, The Muslim Schools Trust,1982 terj. Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta, YayasanSwarna Bumi, 1997)
Agusalim Lestari . Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan danDesentralisasi di Indonesia. Article, PUBLIsh. KINERJA, Volume 20,No.1, Th. 2016: Hal. 53-68. Universitas Trilogi.https://www.researchgate.net/publication/309666829 (diakses tanggal30 maret 2019, pukul 22.00 WIT)
Ahmad Muhammad Al-Assal, dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsipdan Tujuan Ekonomi Islam, terjemahan Imam Saefuddin (Bandung:Pustaka Setia, 1999)
Badan Pusat Statistik (BPS). Metodologi dan Profil Kemiskinan Tahun 2002.Jakarta : Badan Pusat Statistik. 2003
_________. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2007. Jakarta :Badan Pusat Statistik. 2007-2016.
________. Penghitungan dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia Tahun 2017.Badan Pusat Statistik:CV. Nario Sari. 2017
Baqir Ash Shadar. Muhammad, Buku Induk Ekonomi Islam, (terj) Iqtishaduna.Yudi (penerj), Cet. 1 (Jakarta: Zahra, 2008).
Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi,Seri Sinopsis Pengantar Ilmu EkonomiNo. 4, (Yogyakrta; BPFE, 1999)
Chapra M.Umer, Islam and Economic Development, (USA: The InternasionalInstitute of Islamic Though (IIIT), 1992)
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Pena PundiAksara, 2017)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,Edisi Keempat, cet. pertama, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2008)
Harun Nasution dan Bahtiar Effendy (peny), Hak Asasi Manusia dalam Islam,(Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1995)
Hasan Al-Banna, Majmu’at at-Rasail, (Alexandaria, Darud Dakwah, 1989)
Hyman Minsky dalam M. Umer Chapra, Islam dan Economic Challenge, (DanaBhakti Waqaf, Yogyakarta, terjemahan, 1999)
John L. Esposito, What Everyone Needs to Know About Islam, terj. Norma Arbi’aJuli Setiawan, Islam Aktual, (Depok: Inisiasi Press, 2005)
Kuncoro Mudrajad. Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi,Perencanaan, Strategi, dan Peluang. (Jakarta : Erlangga, 2004)
Lalu Muhammad Iswandi.Prinsip Dasar Pembangunan Dan PertumbuhanEkonomi Islam. Jurnal Lisan Al–Hal. Volume 5, No. 2, Desember 2013
Lincolin Arsyad. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah(Yogjakarta: BPFE, 2002)
Manan M. Abdul, Islamic Economiys, Theory and Practice, terj. M.Nastangin,Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bakti Waqaf, 1997)
Michael P. Todaro, Pembangunan Ekonomi Di dunia Ketiga, (Jakarta: Erlangga,2000)
Michael Todaro. Pembangunan Ekonomi. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2000)
Muhammad Baqir As Shadr, Iqtishaduna, (Beirut: Daar Al-Fikr. 1973)
Musthafa Assiba’i, Isytirakiyah fi al-Islam, terj. M. Abdai Ratomy, KehidupanSosial menurut Islam: Tuntunan Hidup Bermasyarakat, (Bandung: CV.Diponegoro, 1993)
Nabi bin Malik, al-Muslim fi ‘Alam al-Iqtishod (Beirut: Dar al-Syuruq, 1974),h.255. Dalam,Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman. Islamic Economicsand Finance; Ekonomi dan Keuangan Islam Bukan Alternatif, TetapiSolusi. (Jakarta: PT. Gramedia, 2007)
Nejatullah Siddiqi, The History of Islamic Economic Thought. Dalam AusafAhmad dan Karim Reza Awan, Lecture on Islamic Economics, (Jeddah :IRTI IDB, 1992)
Nurul Huda, dkk. Ekonomi Pembangunan Islam. Cetakan ke-1,(Jakarta: Kencana,2015)
Pressman, Steven. Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia. Terjemahan EdisiPertama (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada)
Rahardjo Adisasmita, Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, PertumbuhanEkonomi dan Pertumbuhan wilayah, cetakan pertama, (Yogyakarta; GrahaIlmu, 2013)
Rahman Afzalur, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang (Muhammad as ATrader), (Jakarta: Penerbit Yayasan Swarna Bhumy)
Revrisond Baswir, Drama Ekonomi Indonesia: Belajar dari Kegagalan EkonomiOrde Baru, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004)
Sadeq Muhammad Hasan Abdul, Economic Growth in An Islamic Economy,tulisan dalam Development and Finance in Islam, (Malaysia, InternationalIslamic University Press, 1987)
Sadono Sukirno. Makro Ekonomi; Teori Pengantar. Edisi Ketiga Cetakan ke-22(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013)
Sri Mulyani, (Menteri Keuangan RI), Pidato Menteri Keuangan RepublikIndonesia Pengantar dan Keterangan Pemerintah Atas KerangkaEkonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran2019.
Sumitro Djojohadikusumo, Indonesia dalam Perkembangan Dunia : Kini danMasa Datang, (LP3ES, cet,v, 1990)
Taufik Rahmat Konsep Pemerataan Distribusi Kekayaan Ditinjau Dari PerspektifEkonomi Islam.Tesis, Program Pascasarjana Universitas Islam NegeriSultan Syarif Kasim Riau, Riau, 2011
Taqyuddin An-Nabhani, An-Nizaham al-Iqtishad Al-Islami, (Darul ummahBeirut, 1990)
Tariqi (2004) dalam Nurul Huda, dkk, Ekonomi Pembangunan Islam. Cetakan ke-1, (Jakarta: Kencana, 2015)
Sumber Internet :
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/10/17/oxz2bd415-ini-cara-pemerintah-wujudkan-pemerataan-ekonomi. (diakses pada tanggal 23Agustus 2018, pukul 06:05 WIT)
http://www.detik.com/detik.financial. Terbitan 5/2/2018. (diakses pada tanggal 23Agustus 2018, pukul 06:05 WIT)
https://biz.kompas.com/read/2017/08/29/080000728/pemerataan-ekonomi-tidak-cukup-hanya-dengan-memberikan-equality (diakses pada tanggalNovember 2018, pukul 00:35 WIT)
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40945630 (diakses pada tanggal 23November 2018, pukul 01:05 WIT)
https://www.academia.edu/23686530/Keadilan_Ekonomi_dalam_Perspektif_Ekonomi_Syariah_Sebuah_Tinjauan_Teori?auto=download (diakses padatanggal 23 November 2018, pukul 01:10 WIT)
http://keluargaharapan.com/14-kriteria-miskin-menurut-standar-bps/ (diakses padatanggal
https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/07/16/1483/persentase-penduduk-miskin-maret-2018-turun-menjadi-9-82-persen.html (diakses pada tanggal24 November 2018, pukul 02:30 WIT)
https://www.harian.analisadaily.com/mobile/opini/news/kesenjangan-pendapatan-per-kapita-Indonesia. Terbitan 18 Maret 2018.