pembuatan tawas

5
 PEMBUATAN TAWAS Disusun oleh: AISAH 1112016200010 Kelompok 4: Dini wulandari 1112016200 004 Dita khoerunnisa 1112016200 030 Fitri Ramadhiani 1112016200 022 Ahmad Yandi RF 1112016200 026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDI DKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: nicholas-reed

Post on 18-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal pembuatan tawa

TRANSCRIPT

  • PEMBUATAN TAWAS

    Disusun oleh:

    AISAH

    1112016200010

    Kelompok 4:

    Dini wulandari 1112016200004

    Dita khoerunnisa 1112016200030

    Fitri Ramadhiani 1112016200022

    Ahmad Yandi RF 1112016200026

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

    JURUSAN PENDIDKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • ABSTRAK

    Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Ia

    melebur pada 6590C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada

    permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. aluminium

    mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat sehingga memungkinkan untuk

    dijadikan bahan baku kaleng. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas juga memberi

    peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) atau bahan dalam

    deodorant. Kapur/tawas/kaporit biasa disebut koagulan karena biasa menimbulkan koagulasi.

    Koagulasi ialah proses penggumpalan melalui reaksi kimia. Tawas akan mengendap didalam

    air bersama dengan bahan kimia pencemar air. Tawas yang dihasilkan dari percobaan mampu

    mengurangi kekeruhan air.

    PENDAHULUAN

    Lingkungan hidup adalah semua benda yang hidup (biotik) dan yang tidak

    hidup(abiotik) serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Antara manusia dan

    lingkungan terdapat hubungan timbal balik, manusia mempengaruhi lingkungannya begitu

    juga sebaliknya. Jika lingkungan tercemar maka manusia akan merasakan dampaknya.

    Persoalan lingkungan yang ada hampir selalu ditimbulkan oleh ulah manusia dan kegiatan

    produksi yang dilakukannya. Kedua aktivitas ini merupakan sumber pencemaran lingkungan

    karena menggunakan dan menghasilkan zat atau bahan yang berbahaya yang tidak dapat di

    daur ulang.

    Selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan timbunan sampah di TPA, proses

    daur ulang juga dapat menambah nilai ekonomis dari limbah kaleng terutama recovery

    darilogam-logam seperti aluminium, seng, timah, atau besi. Dugaan kuat bahwa beberapa

    kaleng bekas mengandung aluminium dengan kadar yang bervariasi, mengingat aluminium

    mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat sehingga memungkinkan untuk

    dijadikan bahan baku kaleng. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas juga memberi

    peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) atau bahan dalam

    deodorant. Daya koagulasi tawas yang di dapat akan di bandingkan dengan tawas dari

    pasaran dengan metode turbidimetri. Mengingat banyaknya minuman ringan yang diproduksi

    dan menggunakan kemasan kaleng serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan,

    maka diperlukan penelitian terhadap kandungan aluminium dari beberapa jenis kaleng

    minuman ringan (Manuntun dan irma, 2010)

  • Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-

    abu. Ia melebur pada 6590C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada

    permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut.

    Aluminium dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam larutan air ia terhidrolisis

    dan terbentuk aluminium hidroksida (Al(OH)3). Aluminium sulfat membentuk garam-garam

    rangkap dengan sulfat dari kation-kation monovalen dengan bentuk-bentuk kristal yang

    menarik, yang disebut tawas (alum, aluin) (G.Svehla, 1985)

    Tawas atau alum adalah senyawa aluminium sulfat dengan rumus kimia AL2(SO4).18

    H2O. Pembuatan tawas dapat dilaksanakan dengan melarutkan material yang mengandung

    AL2O3 dalam larutan asam sulfat. Salah satu sumber AL2O3 dialam terdapat dalam tanah

    kaolin (jalaludin dan Toni, 2005)

    Kapur/tawas/kaporit biasa disebut koagulan karena biasa menimbulkan koagulasi.

    Koagulasi ialah proses penggumpalan melalui reaksi kimia. Tawas akan mengendap didalam

    air bersama dengan bahan kimia pencemar air. Pengendapan terjadi bila zat zat itu tercampur

    dengan baik di dalam air. Karena itu begitu diberi tawas , air harus diaduk atau dialirkan

    melalui saluran yang berkelok-kelok. Air yang ditaburi tawas harus disaring lagi. Tujuannya

    agar endapan yang timbul semakin berkurang (Untung,2008)

    BAHAN DAN METODE

    Alat dan bahan

    Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu neraca ohauss, labu erlenmeyer, spatula, kaca

    arloji, corong, kertas saring, aluminium foil, larutan KOH 20% , larutan H2SO4 6M.

    Metode

    Dalam pembuatan tawas dapat dilakukan dengan menimbang aluminium foil sebanyak 2

    gram. Masukan kedalam labu erlenmeyer yang telah berisi 40 ml KOH 20%. Lihat perubahan

    yang terjadi sampai habis bereaksi (adanya gelembung gas). Setelah itu, campuran aluminium

    foil dan KOH dipanaskan menggunakan magnetik stirer sampai gelembungnya tidak terlihat.

    Campuran tersebut disaring menggunakan kertas saring dan diamkan iltratnya sampai dingin.

  • Kemudian filtrat yang sudah dingin ditambahkan H2SO4 6 M sebanyak 30 ml. Diamkan

    didalam es batu. Jika terbentuk kristal, kertas saring dibilas dengan etanol 70%. Lalu

    hasilnya diamkan selama 1 hari, kemudian timbang kristal yang terbentuk.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada 2 gram aluminium foil dan penambahan 40 ml KOH 20% reaksi berjalan cepat dan

    bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor.

    Reaksi yang terjadi adalah :

    2Al + 2KOH + 6H2O2K[Al(OH)4] + 3H2

    Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas.

    Gelembung-gelembung gas ini hilang setelah semua aluminium bereaksi. Untuk menghindari

    terbentuknya Al(OH)3 maka KOH 20% ditambahkan berlebih. Pada tahap ini, dilakukan pemanasan

    untuk mempercepat reaksi. Pemanasan ini menggunakan magnetik stirer, setelah itu dilakukan

    penyaringan. Filtrat yang diperoleh ditambahkan H2SO4 6 M dan kemudian disaring untuk

    menghilangkan pengotor-pengotornya.

    Reaksi yang terjadi adalah :

    2K[Al(OH)4]+H2SO4 2Al(OH)3+K2SO4+2H2O

    Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi

    sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4 dengan persamaan reaksi

    sebagai berikut :

    2Al(OH)3 + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 6H2O

    Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk pada reaksi di atas bereaksi kembali dengan K2SO4 hasil

    reaksi membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O berwarna putih.

    Reaksinya adalah :

    K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O2KAl(SO4)2.12H2O

    Kristal alum (tawas) yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol 70% yang bertujuan untuk menyerap

    kelebihan air dan mempercepat pengeringan. setelah dilakukan proses pendiaman selama 1 hari yang

    bertujuan untuk menentukan hasil yang diperoleh itu tawas atau bukan. Lalu tawas tersebut diuji

    dengan air keruh selama 1 jam dan ternyata air keruh yang diberi tawas tersebut menghasilkan air

    yang jernih.

  • KESIMPULAN

    Dari hasil percobaan dapat disimpulkan, bahwa aluminium foil salah satu bahan yang dapat

    digunakan dalam pembuatan tawas. Pembuatan tawas dapat dilakukan dengan mereaksikan

    aluminium Foil dengan KOH dengan penambahan H2SO4 untuk menghilangkan pengotornya.

    Setelah diuji tawas yang dihasilkan mampu mengurangi kekeruhan air.

    DAFTAR PUSTAKA

    G.Svehla, 1979. Analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro edisi kelima. Jakarta: PT. Kalman

    Media Pusaka.

    Jalaludin dan Toni jamaludin, 2005. http://repository.usu.ac.id. Pemanfaatan kaolin sebagai

    bahan baku pembuatan aluminium sulfat dengan metode adsorps. Jurnal sistem teknik

    industri

    Manurung, Manuntun dan Irma F Ayuningtyas. 2010. http://ojs.unud.ac.id. Kandungan

    Aluminium dalam Kaleng Bekas dan Pemanfaatannya dalam Pembutan Tawas. Jurusan

    Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.

    Untung, Onny. 2008. Menjernihkan Air Kotor. Jakarta: Puspa Swara