pembuatan, penerapan dan pengujian mekanisme …
TRANSCRIPT
PEMBUATAN, PENERAPAN DAN PENGUJIAN
MEKANISME KOMPONEN SUSPENSI DEPAN
MOBIL LISTRIK KMLI
SKRIPSI
Oleh :
ANDRI HIDAYAT
12-2016-118
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2021
ii Institut Teknologi Nasional
HALAMAN PENGESAHAN
PEMBUATAN, PENERAPAN DAN PENGUJIAN
MEKANISME KOMPONEN SUSPENSI DEPAN
MOBIL LISTRIK KMLI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Nasional Bandung
Bandung, 9 September 2020
Mengetahui,
iii Institut Teknologi Nasional
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik di Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Nasional. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skrispi ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
moral maupun materi.
2) Bapak Marsono, S.T, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan tugas akhir ini.
3) Bapak Encu Saefudin, S.T, M.T. dan Eka T. Firmansjah, S.T, M.T. selaku
dosen penguji yang telah memberi masukan, dan arahan dalam tahap
menyempurnakan laporan tugas akhir ini.
4) Kepada HMM 2016 yang selalu memberikan dukungan dalam
mengerjakan
5) Kepada seluruh Tim asisten Laboratorium CNC Itenas yang selalu
memberikan dukungan dalam mengerjakan laporan Tugas Akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Bandung, 9 September 2020
Penulis
iv Institut Teknologi Nasional
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi Nasional, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Andri Hidayat
NIM : 122016118
Program Studi : Teknik Mesin
Fakultas : Teknologi Industri
Jenis Karya : Skripsi
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepasa
Institut Teknologi Nasional Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exlusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Pembuatan, Penerapan dan Pengujian Mekanisme Komponen Suspensi Depan
Mobil Listrik KMLI
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Teknologi Nasional berhak menyimpan, mengalih
mediakan /format-kan, mengelola dalam bentuk pangakalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi ini saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Bandung pada tanggal :
19 September 2020
Yang menyatakan
(Andri Hidayat)
v Institut Teknologi Nasional
ABSTRAK
Nama : Andri Hidayat
Program Studi : Teknik Mesin
Judul : Pembuatan, Penerapan dan Pengujian Mekanisme
Komponen Suspensi Depan Mobil Listrik
Pembimbing : Marsono, S.T, M.T.
Pembuatan suspensi depan pada mobil listrik KMLI (kompetisi mobil listrik
Indonesia) bertujuan untuk menciptakan suspensi yang sesuai regulasi dan layak
untuk digunakan dalam berkendara diajang balap.
Pembuatan komponen suspensi depan mulai dari proses desain suspensi
menggunakan software solidwork berdasakan bentuk rangka dan komponen lain,
lalu proses pembuatan gambar teknik, rencana proses, persiapan proses, proses
pembuatan suspensi depan meliputi pembuatan upper arm, lower arm, kingpin,
bell crank, bushing pipe arm, dudukan shock absorber dan dudukan push rod,
bracket caliper. pada proses pembuatan ada kesulitan dibagian proses
pengelasan kurang memuaskan dan harus dilakukan proses perbaikan dan
finishing yang cukup banyak, lalu dilanjutkan dengan proses perakitan komponen
agar terbentuk suspensi depan kendaraan mobil listrik KMLI serta proses
terakhir adalah proses pengujian komponen suspensi depan meliputi pengujian
ground clearance , pengujian sudut putar bell crank serta pengujian defleksi
pegas.
Masing-masing roda depan mengaplikasikan shock absorber dari Honda
Revo. Hasil pengujian ground clearance tanpa beban adalah 165 mm dan
pengujian ground clearance beban 121 kg adalah 123 mm dengan standar
ground clearance 100-170 mm. Hasil pengujian sudut putar bell crank 11ᵒ, hasil
tersebut dengan itu bisa mendorong dengan baik. Hasil pengujian defleksi pegas
tanpa beban menyisakan 84 mm langkah pemegasan dan defleksi pegas saat
beban 121 kg menyisakan 56 mm langkah pemegasan. Dari hasil pengujian
tersebut, maka sistem suspensi depan mobil listrik dapat dikatakan baik dan layak
untuk digunakan.
Kata Kunci: Suspensi, Pembuatan, Pengujian
vi Institut Teknologi Nasional
ABSTRACT
Name : Andri Hidayat
Study Program : Mechanical Engineering
Title : Mechanism Manufacture, Application and Testing
Electric Car Front Suspension Components
Counsellor : Marsono, S.T, M.T.
The production of the front suspension on the electric car KMLI (Indonesian
electric car competition) aims to create a suspension that complies with
regulations and is suitable for use in racing.
The manufacturing of the front suspension components starts from the
suspension design process using solidwork software based on the form of the
frame and other components, then the engineering drawing process, the process
plan, the preparation process, the front suspension manufacturing process
including the manufacture of the upper arm, lower arm, kingpin, bell crank,
bushing pipe Arms, shock absorber mounts and push rod mounts, caliper
brackets. In the manufacturing process there are difficulties in the welding
process that is unsatisfactory and a lot of repair and finishing processes must be
carried out, then the component repair process so that the front suspension of the
KMLI electric vehicle is formed and the last process is the process of testing the
front suspension components including testing ground clearance, testing the
turning angle of the bell crank and spring deflection tester.
Each of the front wheels applies a shock absorber from the Honda Revo.
The result of the no-load ground clearance test is 165 mm and the 121 kg load
ground clearance test is 123 mm with a standard ground clearance of 100-170
mm. The result of the turning angle of the crank bell is 11ᵒ, the result is that it can
push well. The result of testing the spring deflection without load leaves 84 mm of
the spring and deflection of the spring when the load is 121 kg, leaving 56 mm of
the spring. From the results of these tests, the electric car front suspension system
can be said to be good and feasible to use.
Keywords: Suspension, Manufacture, Testing
vii Institut Teknologi Nasional
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS ................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup Kajian ............................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suspensi.................................................................................................... 4
2.2 Fungsi Suspensi ........................................................................................ 4
2.3 Jenis-Jenis Oskilasi Bodi Kendaraan ....................................................... 5
2.3.1 Pitching ............................................................................................ 5
2.3.2 Bounching ........................................................................................ 6
2.3.3 Rolling ............................................................................................. 6
2.3.4 Yawing ............................................................................................. 7
2.4 Jenis-Jenis Suspensi ................................................................................. 7
2.4.1 Suspensi Rigid ................................................................................. 7
2.4.2 Suspensi Independent ...................................................................... 8
2.4.2.1 Model MacPherson Strut………………………………...9
2.4.2.2 Model Double Wishbone…………………………………9
viii Institut Teknologi Nasional
2.5 Komponen Suspensi ............................................................................... 11
2.5.1 Spring ............................................................................................ 11
2.5.2 Shock Absorber .............................................................................. 12
2.5.2.1 Shock Absober Menurut cara kerjanya…………………...14
2.5.2.2 Shock Absober Menurut Konstruksi……………………...15
2.5.2.3 Shock Absober Menurut medium kerja…………………..15
2.5.3 Suspension Arm ............................................................................. 15
2.5.4 Ball Joint ....................................................................................... 16
2.6 Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) ......................................... 16
2.6.1 Latar Belakang KMLI ................................................................... 17
2.6.2 Tujuan KMLI ................................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir ......................................................................................... 19
3.2 Regulasi Kompetesi Mobil Listrik Indonesia ....................................... 20
3.3 Desain Suspensi .................................................................................... 21
3.3.1 Modelling ..................................................................................... 21
3.4 Komponen-komponen Utama Suspensi Depan .................................... 22
3.4.1 Komponen Standar ...................................................................... 23
3.4.2 Komponen Yang Dibuat .............................................................. 24
3.5 Instalasi Suspensi Depan ...................................................................... 29
3.6 Gambar Teknik ..................................................................................... 29
3.7 Rencana Proses ..................................................................................... 31
3.8 Persiapan Proses ................................................................................... 34
3.9 Proses Pembuatan ................................................................................. 35
3.10 Perakitan .............................................................................................. 48
3.11 Proses Pengujian .................................................................................. 48
3.12 Hasil Pengujian .................................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Analisa Pembuatan ............................................................................... 49
4.2 Analisa Hasil Pengujian........................................................................ 49
BAB V KESIMPULAN
ix Institut Teknologi Nasional
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN
x Institut Teknologi Nasional
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Suspensi menyerap kejutan dari permukaan jalan .............................. 4
Gambar 2.2 Jenis-jenis oskilasi bodi ....................................................................... 6
Gambar 2.3 Pitching pada kendaraan. .................................................................... 6
Gambar 2.4 Bounching pada kendaraan.................................................................. 6
Gambar 2.5 Rolling pada kendaraan ....................................................................... 7
Gambar 2.6 Yawing pada kendaraan ....................................................................... 7
Gambar 2.7 Suspensi jenis rigid ............................................................................. 9
Gambar 2.8 Suspensi jenis independent.................................................................. 9
Gambar 2.9 Suspensi model macpherson strut ....................................................... 9
Gambar 2.10 Suspensi model double wishbone coil spring ................................. 10
Gambar 2.11 Suspensi model double wishbone dengan batang torsi ................... 11
Gambar 2.12 Coil spring ....................................................................................... 12
Gambar 2.13 Pegas Daun ...................................................................................... 13
Gambar 2.14 Pegas batang torsi ............................................................................ 13
Gambar 2.15 Shock absorber single action .......................................................... 14
Gambar 2.16 Shock absorber multi action ............................................................ 15
Gambar 3.1 Diagram alir....................................................................................... 19
Gambar 3.2 Desain Suspensi................................................................................. 21
Gambar 3.3 Komponen-komponen dari suspensi depan....................................... 22
Gambar 3.4 Rod End Bearing ............................................................................... 23
Gambar 3.5 Shock Absorber ................................................................................. 24
Gambar 3.6 Kingpin .............................................................................................. 25
Gambar 3.7 Lower Arm ......................................................................................... 25
Gambar 3.8 Upper Arm ......................................................................................... 26
Gambar 3.9 Bushing Pipe Arm.............................................................................. 26
Gambar 3.10 Push Rods ........................................................................................ 27
Gambar 3.11 Bell Cranks ...................................................................................... 27
Gambar 3.12 Bushing Tromol ............................................................................... 28
Gambar 3.13 Bracket Caliper ............................................................................... 28
xi Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.14 Instalasi Suspensi Depan ................................................................. 29
Gambar 3.15 Tampak Depan ................................................................................ 30
Gambar 3.16 Tampak Samping............................................................................. 30
Gambar 3.17 Tampak Atas ................................................................................... 31
Gambar 3.18 Isometrik.......................................................................................... 31
Gambar 3.19 Material Pembuatan Suspensi ......................................................... 34
Gambar 3.20 Pengukuran panjang pipa ................................................................ 35
Gambar 3.21 Pemotongan Pipa ............................................................................. 36
Gambar 3.22 Pemotongan Plat .............................................................................. 36
Gambar 3.23 Pembubutan bushing pipe arm ........................................................ 37
Gambar 3.24 Bushing pipe arm ............................................................................ 37
Gambar 3.25 Pengemalan pipa dan plat ................................................................ 38
Gambar 3.26 Pengelasan arm ............................................................................... 38
Gambar 3.27 Pengelasan bushing pipe arm .......................................................... 39
Gambar 3.28 Pemasangan rod end bearing .......................................................... 39
Gambar 3.29 Penggerindaan arm .......................................................................... 40
Gambar 3.30 Penguliran dalam ............................................................................. 40
Gambar 3.31 Pemasangan rod end bearing .......................................................... 41
Gambar 3.32 Pengemalan plat bell crank ............................................................. 41
Gambar 3.33 Pengeboran plat bell crank .............................................................. 42
Gambar 3.34 Bell crank ........................................................................................ 42
Gambar 3.35 Penguliran luar ................................................................................ 43
Gambar 3.36 Pengelasan poros bell crank ............................................................ 43
Gambar 3.37 Dudukan arm dan shock absorber .................................................. 44
Gambar 3.38 Pengeboran plat dudukan arm dan shock absorber ........................ 44
Gambar 3.39 Pengelasan dudukan arm dan shock absorber ................................ 45
Gambar 3.40 Pengeboran kingpin ......................................................................... 45
Gambar 3.41 Kingpin ............................................................................................ 46
Gambar 3.42 Pengemalan plat bracket caliper ..................................................... 47
Gambar 3.43 Bracket caliper ................................................................................ 47
Gambar 3.44 Bagian-bagian darin suspensi depan setelah proses pembuatan ..... 48
xii Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.45 Pemasangan roda ............................................................................. 49
Gambar 3.46 Titik Pemberian beban .................................................................... 50
Gambar 3.47 Pengukuran ground clearance ........................................................ 50
Gambar 3.48 Pengukuran sudut putar bell crank .................................................. 51
Gambar 3.49 Panjang pegas tanpa beban .............................................................. 52
Gambar 3.50 Pengukuran panjang pegas .............................................................. 53
xiii Institut Teknologi Nasional
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Regulasi Perlombaan............................................................................. 21
Tabel 3.2 Komponen-komponen suspensi dan tingkat ketersediaan di pasaran ... 22
Tabel 3.3 Rencana Proses ..................................................................................... 53
Tabel 3.4 Perbandingan defleksi pegas ................................................................. 55
xiv Institut Teknologi Nasional
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Variasi beban terhadap ground clearance & defleksi pegas ............... 54
Grafik 3.2 Variasi beban terhadap sudut bell crank .............................................. 54
1 Institut Teknologi Nasional
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) merupakan kegiatan yang
diadakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam merancang dan
membangun kendaraan aman, irit, serta ramah lingkungan. Pada Kompetisi
Mobil Listrik Indonesia (KMLI) ini kendaraan diharuskan mengikuti desain
kendaraan roda empat. Dimensi pada kendaraan harus sesuai dengan regulasi
yang berlaku harus memiliki lebar 120-140 cm dan bobot kendaraan dan
pengemudi 190 kg.
Dalam berkendara hal yang harus diperhatikan oleh pengendara
adalah getaran atau goncangan baik karena engine itu sendiri maupun akibat
kondisi permukaan jalan yang bergelombang atau tidak rata. Untuk
mengurangi getaran atau goncangan serta ketidak nyamanan, setiap
kendaraan perlu dilengkapi dengan sistem suspensi dengan baik. Sistem
suspensi merupakan bagian dari chassis yang terletak diantara body
kendaraan dan roda serta menopang chassis, sistem suspensi pada mobil
balap harus ringan dan kuat menahan beban dari penumpang, chassis dan
engine. Dalam penelitian ini akan dibuat dan dirakit komponen-komponen
untuk suspensi depan beserta pengujian fungsi dari suspensi depan tersebut.
harapannya suspensi ini mampu mendukung fungsi dari mobil dan mampu
menahan beban sesuai dengan regulasi KMLI.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
2
Institut Teknologi Nasional
1. pembuatan suspensi depan kendaraan Kompetisi Mobil Listrik
Indoneisa (KMLI)?
2. Bagaimana kelayakan suspensi depan kendaraan Kompetisi Mobil
Listrik Indoneisa (KMLI)?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diambil tujuan
sebagai berikut :
1. Membuat dan merakit suspensi depan kendaraan Kompetisi Mobil
Listrik Indoneisa (KMLI).
2. Mengetahui kelayakan dari suspensi depan kendaraan Kompetisi Mobil
Listrik Indoneisa (KMLI).
1.4 Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup pembahasan dalam pembahasan ini dibatasi pada
beberapa hal berikut ini:
1. Pembuatan dan perakitan suspensi depan berjenis independent dengan
model double wishbone
2. Jenis mobil sesuai dengan regulasi KMLI yaitu single seat
3. Berat mobil dengan pengemudi minimal 190 kg
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut:
BAB I berisi Latar Belakang, Rumusan masalah, Tujuan, Ruang
lingkup kajian dan Sistematika penulisan.
3
Institut Teknologi Nasional
BAB II menjelaskan hasil Tinjauan pustaka yang berkaitan dan
mendukung hal-hal yang sesuai dengan penelitian yang didapat dari beberapa
Literatur.
BAB III menjelaskan tentang Metodologi penelitian, proses
pembuatan dan perakitan serta pengujian dari jenis suspensi Independent
model double wishbone.
BAB IV menjelaskan mengenai Analisa hasil pembuatan, perakitan
dan pengujian yang telah dilakukan.
BAB V menejelaskan tentang Kesimpulan dan Saran yang didapatkan
dari hasil pembuatan , perakitan dan pengujian yang telah di lakukan.
4 Institut Teknologi Nasional
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suspensi
Suspensi adalah mekanisme yang ditempatkan diantara chassis dan roda
serta menopang chassis yang berfungsi untuk mengurangi getaran atau goncangan
serta ketidak nyamanan oleh keadaan jalan yang tidak rata dan bergelombang,
sehingga memberikan kenyamanan dan stabilitas berkendara serta memperbaiki
kemampuan cengkram roda terhadap jalan.
2.2 Fungsi Suspensi
Suspensi menghubungkan antara chassis kendaraan dengan roda dan
berfungsi sebagai berikut :
1. Kendaraan saat berjalan, roda kendaraan secara bersama-sama meredam
getaran dan kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau
bergelombang maka dibutuhkan komponen suspensi agar tetap nyaman
dan stabilitas kendara bagus.
2. Gaya dari pengereman dan gaya gerak ke chassis dipindahkan melalui
gesekan antara jalan dengan roda.
3. Menahan chassis pada kingpin dan menetapkan letak geometris antara
chassis dan roda.
Gambar Suspensi menyerap kejutan dari permukaan jalan ditunjukkan
pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Suspensi menyerap kejutan dari permukaan jalan
(Toyota New Step 1, 20
5
Institut Teknologi Nasional
2.3 Jenis-Jenis Oskilasi Bodi Kendaraan
Oskilasi merupakan gerakan atau getaran secara periodik dan terus
menerus yang melalui titik keseimbangan. Oskilasi terjadi jika sistem suspensi
pada kendaraan tidak menggunakan peredam (absorber) melainkan hanya
menggunakan pegas. Pegas yang menerima kejutan dari kondisi permukaan jalan
akan menyerap kejutan dan kembali menyalurkan kejutan tersebut tanpa
meredamnya. Sehingga akan terjadi gerak naik turun secara terus menerus pada
kendaraan. Oskilasi ini menyebabkan ketidak nyamanan pada penumpang
maupun pengemudi kendaraan.
Pada pembahasan getaran serta kualitas berkendara terdapat istilah-istilah
sprung weight dan unsprung weight. Sprung weight adalah berat seluruh
kendaraan yang ditumpu pada pegas suspensi sedangkan unsprung weight adalah
berat axle dan bagian-bagian lain yang terletak diantara roda-roda dan pegas
suspensi. Pada umunya semakin besar sprung weight akan semakin baik pula
kualitas berkendara. Gambar Jenis-jenis oskilasi bodi ditunjukkan pada gambar
2.2
Gambar 2.2 Jenis-jenis oskilasi bodi
(Toyota New Step 1, 2013)
2.3.1 Pitching
Pitching merupakan gerakan bagian depan dan belakang ke atas dan
kebawah pada kendaraan terhadap titik pusat grafitasi kendaraan, terjadi
6
Institut Teknologi Nasional
karena melalui jalan yang berlubang atau menonjol. Gambar Pitching pada
kendaraan ditunjukkan pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Pitching pada kendaraan
(Toyota New Step 1, 2013)
2.3.2 Bounching
Bounching merupakan turun naik dari body kendaraan, terjadi karena
jalan yang tidak rata atau jalan yang bergelombang serta pegas suspensi sudah
melemah. Gambar Bounching pada kendaraan ditunjukkan pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Bounching pada kendaraan
(Toyota New Step 1, 2013)
2.3.3 Rolling
Rolling terjadi saat kendaraan membelok atau melalui tonjolan jalan,
maka pegas kendaraan di satu sisi mengembang dan di satu sisin lain
mengerut maka terjadilah rolling. Gambar Rolling pada kendaraan
ditunjukkan pada gambar 2.5
7
Institut Teknologi Nasional
Gambar 2.5 Rolling pada kendaraan
(Toyota New Step 1, 2013)
2.3.4 Yawing
Yawing merupakan gerakan body kendaraan pada arah memanjang ke
kanan dan ke kiri terhadap titik berat kendaraan tersebut. Gambar Yawing
pada kendaraan ditunjukkan pada gambar 2.6
Gambar 2.6 Yawing pada kendaraan
(Toyota New Step 1, 2013)
2.4 Jenis-Jenis Suspensi
Suspensi dapat kita bagi dalam dua model, yaitu rigid axle type dan
independent suspensi. Untuk suspensi rigid axle type roda kiri-kanan dipasangkan
bersama pada sebuah poros (single axle). Sedangkan untuk independent
suspension roda kiri-kanan menggantung satu sama lainnya dengan bebas.
2.4.1 Rigid Axle Type
Pada suspensi rigid axle type roda kiri beserta kanan dihubungkan
oleh axle tunggal. axle dihubungkan ke chassis melalui pegas daun atau pegas
8
Institut Teknologi Nasional
koil. Suspensi rigid axle ini cocok digunakan pada roda depan dan belakang
mobil-mobil kecil. Pada Gambar 2.2 menunjukan suspensi jenis rigid axle
type.
Gambar 2.7 Suspensi jenis rigid axle type
(Toyota New Step 1, 2013)
2.4.2 Independent Suspension
Pada suspensi model independent suspension roda-roda kiri dan
kanan tidak dihubungkan secara langsung pada axle tunggal. kedua roda dapat
bergerak secara bebas tanpa saling mempengaruhi satu sama lain. Biasanya
independent suspension ini cocok digunakan pada roda depan mobil
penumpang. Pada Gambar 2.8 menunjukan suspensi jenis independent
suspension.
Gambar 2.8 Suspensi jenis independent suspesion
(Toyota New Step 1, 2013)
9
Institut Teknologi Nasional
2.4.1.1 Model MacPherson Strut
Suspensi model macpherson strut banyak digunakan pada roda
depan mobil berukuran sedang. Pada suspensi model ini komponennya
berupa lower arm, strut bar, dan strut assembly.
Pada ujung lower arm dipasangkan bushing karet yang bisa
bergerak naik turun, ujung lainnya dipasangkan ke streering knuckle
arm melalui ball joint. Pada Gambar 2.9 menunjukan suspensi jenis
macpherson strut
Gambar 2.9 Suspensi model macpherson strut
(Toyota New Step 1, 2013)
Model ini memiliki konstruksi yang sederhana, karena hanya
memiliki satu dudukan dan tidak memiliki lengan atas (upper arm),
sehingga memungkinkan membuat ruang mesin lebih besar dan
memudahkan dalam pekerjaan servis mesin. Keuntungan lainnya adalah
tidak diperlukannya penyetelan roda, hanya dalam penyetelan toe-in.
2.4.1.2 Model Double Wishbone
Suspensi model double wishbone banyak digunakan pada roda
depan mobil kecil biasanya. Model double wishbone terdiri dari dua
10
Institut Teknologi Nasional
jenis yaitu wishbone dengan coil spring dan wishbone dengan batang
torsi.
1. Double Wishbone Coil Spring
Suspensi double wishbone coil spring banyak digunakan pada
roda depan mobil penumpang. Roda dipasangkan pada chassis
melewati dua arm suspension yaitu upper arm dan lower arm. Coil
spring dan shock absorber-nya bersatu dan melintang pada lower
arm dan upper arm. Gambar 2.10 menunjukan suspensi double
wishbone coil spring.
Gambar 2.10 Suspensi model double wishbone coil spring
(Toyota New Step 1, 2013)
2. Double Wishbone Dengan Batang Torsi
Suspensi double wishbone dengan batang torsi, batang torsi
dipasangkan pada upper atau lower arm. Pada kontruksi double
wishbone dengan batang torsi dipasang pada upper arm. Lower
dihubungkan pada suspension member melalui bushing karet. Upper
arm dihubungkan ke poros upper arm dengan bushing karet. Torque
arm diikatkan pada upper arm belakang dengan dua baut dan batang
11
Institut Teknologi Nasional
torsi dimasukkan padanya. Gambar 2.11 menunjukan suspensi model
double wishbone dengan batang torsi.
Gambar 2.11 Suspensi model double wishbone dengan batang torsi
(Toyota New Step 1, 2013)
2.5 Komponen Suspensi
Suspensi kesatuan unit kerja yang terdiri dari berbagai komponen-
komponen yang berhubungan. Dari berbagai komponen tersebut, masing-masing
komponen memiliki fungsi dan kegunaan yang beragam.
2.5.1 Spring
Spring memiliki fungsi sebagai peredam getaran akibat permukaan
jalan agar getaran tidak diteruskan langsung ke bodi kendaraan, hal ini
disebabkan karena spring berperan sebagai penghubung antara axle dan
chassis. Spring juga berfungsi sebagai penambah daya cengkram ban terhadap
permukaan jalan agar tercapai kenyamanan dalam berkendara.
1. Pegas ulir
Baja khusus yang berbentuk spiral untuk dibuat pegas ulir. Pegas ulir
dapat meredam getaran yang diterima roda dengan arah tegak lurus.
Dibandingkan pegas daun, pegas ulir mempunyai ukuran lebih panjang
sehingga mempunyai tahanan yang lebih baik terhadap kejutan dari
permukaan jalan dan tidak terdapat gesekan ketika terjadi defleksi. Pegas
12
Institut Teknologi Nasional
ulir tidak memiliki sifat menyerap kejutan, maka diperlukan adanya
absorber/ peredam kejut dalam pengaplikasiannya. Pegas jenis ini tidak
dapat menjamin porosnya sendiri sehingga diperlukan dudukan yang
dipasang pada ujung-ujungnya. Pada umunya pegas ulir banyak digunakan
pada mobil penumpang karena lebih nyaman dibanding pegas jenis lain.
Gambar 2.12 menunjukan coil spring
Gambar 2.12 Coil spring
(Toyota New Step 1, 2013)
2. Pegas daun
Pegas daun terbuat dari lempengan baja yang dipanaskan pada suhu
tertentu sehingga memiliki karakteristik kuat dan lentur. Pegas daun
biasanya terdiri dari 3-10 lembar plat tergantung pada penggunaanya pada
kendaraan dan didiikat menjadi satu. Pegas daun biasanya disusun menjadi
bentuk elips agar menambah elastisitas. Susunan dimulai dari pegas
terpendek dibagian paling bawah, semakin keatas semakin panjang
pegasnya. Satu lembar plat pegas daun biasanya memiliki tebal 3-6 mm.
Pegas terpanjang (main leaf) digulung pada ujung-ujungnya sebagai tempat
pemasangan pada frame. Besarnya lenturan pegas saat tanpa beban disebut
camber. Sedangkan lenturan masing-masing pegas disebut nip. Besarnya
nip bertambah jika panjang pegas berkurang sehingga mencegah timbulnya
celah antara masing-masing daun pegas pada saat beban berkurang. Pegas
menjadi lembut dengan bertambah panjang dan bertambah keras serta tahan
16 terhadap beban lebih besar bila jumlah daun pegasnya bertambah.
Gambar 2.13 menunjukan pegas daun
13
Institut Teknologi Nasional
Gambar 2.13 Pegas Daun
(Toyota New Step 1, 2013)
3. Pegas batang torsi
Pegas batang torsi dibuat dari batang baja yang elastis terhadap
puntiran. Pada rangka mobil dipasang ujung pegas dan ujung pegas
dipasangan di arm. Batang torsi akan berpuntir saat roda menerima kejutan
dari jalan dan terjadilah peredaman saat batang torsi bereaksi. Gambar 2.14
menunjukan pegas batang torsi
Gambar 2.14 Pegas batang torsi
(Toyota New Step 1, 2013)
2.5.2 Shock Absorber
Jika pada suspensi hanya menggunakan pegas sebagai peredam
kejutan, maka kendaraan akan cenderung beroskilasi naik turun secara terus
menerus saat menerima kejutan dari permukaan jalan sehingga mengurangi
kenyamanan. Shock absorber berfungsi sebagai peredam oskilasi dengan
cepat dan lembut agar tercapai kenyamanan berkendara. Pada dasarnya shock
absorber hanyalah sebuah piston yang bergerak dalam tabung berdinding
ganda berisi oli atau fluida. Untuk bersirkulasi di dalam tabung terdapat
celah kecil pada piston, dan pada setiap celah terdapat katup untuk mengatur
sirkulasi. Karena oli dipaksa mengalir melalui lubang-lubang kecil, sirkulasi
14
Institut Teknologi Nasional
oli dan pergerakan piston menjadi terhambat. Ini dapat mengurangi getaran
atau benturan roda. Peredam kejut dapat diklasifikasikan menurut mode
kerja, struktur, dan media kerjanya.
2.5.2.1 Menurut cara kerjanya
1. Shock absorber kerja tunggal (single action)
Jenis shock absorber ini hanya memiliki efek redaman
saat shock absorber mengembang, dan tidak memiliki efek
redaman saat dikompresi. Gambar 2.15 menunjukan Shock
absorber single action
Gambar 2.15 Shock absorber single action
(Toyota New Step 1, 2013)
2. Shock absorber kerja ganda (multi action)
Jenis shock absorber ini hanya memiliki efek redaman
saat shock absorber mengembang, dan tidak memiliki efek
redaman saat dikompresi. Gambar 2.16 menunjukan Shock
absorber multi action
Gambar 2.16 Shock absorber multi action
(Toyota New Step 1, 2013)
15
Institut Teknologi Nasional
3. Shock absorber kerja ganda (multi action)
Shock absorber tipe ini terjadi efek meredam pada gerak
ekspansi maupun kompresi. Gambar 2.16 menunjukan
Shock absorber multi action
Gambar 2.16 Shock absorber multi action
(Toyota New Step 1, 2013)
2.5.2.2 Menurut Konstruksi
1. Shock absorber tipe twin tube
Di dalam shock absorber ini terdapat pressure tube dan
external pressure tube yang membatasi ruang kerja
(silinder dalam) dan ruang penyimpanan oli (silinder luar).
2. Shock absorber tabung tunggal hanya memiliki satu
silinder di dalam shock absorber (tanpa tangki
penyimpanan cairan)
16
Institut Teknologi Nasional
2.5.2.3 Menurut medium kerja
1. Shock absorber tipe hidrolis
Didalamnya hanya terdapat minyak shock absorber sebagai
medium kerja.
2. Shock absorber berisi gas Absorber ini adalah absorber
hidrolis berisi gas. Gas yang biasanya digunakan adalah
nitrogen, yang dijaga pada temperatur rendah 10-15kg/cm²
atau temperatur tinggi 20-30 kg/cm².
2.5.3 Suspension Arm
Suspension arm terdiri dari lengan atas dan bawah. Suspension
armber fungsi untuk dudukan pegas dan absorber serta menahan engsel agar
tidak berayun kedepan atau kebelakang pada saat roda menerima benturan.
Pada suspensi yang menggunakan upper arm dan lower arm, camber dantread
berubah ubah tergantung perbedaan panjang antara upper arm dan lower arm.
Bila panjang upper arm sama dengan panjang lower arm (parallel link), tread
berubah akan tetapi camber tidak berubah. Apabila upper arm lebih pendek,
tread tidak berubah tetapi camber berubah (disparity link).
Pada umumnya perubahan tread dan camber tidak didinginkan,tetapi
dalam prakteknya tidak mungkin, maka digunakan upper arm lebih pendek.
Walaupun camber berubah dan tread tetap, hal ini dapat mencegah keausan
ban.
2.5.4 Ball Joint
Saat mobil berbelok, fungsi ball joint adalah untuk menahan beban
vertikal dan lateral serta as roda. Di dalam ball joint terdapat gemuk / gemuk
untuk melumasi permukaan gesekan.
17
Institut Teknologi Nasional
2.6 Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI)
Kompetisi ini bermaksud untuk menampung dan meningkatkan kreatifitas
mahasiswa di bidang teknologi transportasi serta untuk meningkatkan akan
kesadaran tentang lingkungan hidup dan energi yaitu mengurangi tingkat emisi.
Gas rumah kaca atau GRK untuk menguranginya perusakan lapisan ozon dengan
cara menciptakan dan mengebangkan teknologi yang ramah lingkungan serta
mengurangi pemakaian bahan bakar minyak.
2.6.1 Latar Belakang KMLI
Mobil listrik pertama kali dikenalkan oleh Robert Anderson dari
Negara Skotlandia pada tahun 1832-1839, tetapi pada saat tahun tersebut
bahan bakar minyak masih relative murah ketimbang sekarang, sehingga
masyarakat dunia lebih memilih mengembangkan motor bakar yang
menggunakan bahan bakar minyak.
Harga BBM saat ini semakin mahal dan cadangannya semakin
menipis serta belum tentu ada untuk masa yang akan datang. Selain
menipisnya cadangan bahan bakar minyak terdapat juga isu lingkungan yang
menjadi perhatian dunia dalam Education for Sustainable Development
(EfSD). Hal tersebut memicu pengembangan penggunaan energi listrik dalam
sistem transportasi sebagai pengganti bahan bakar minyak, sebab energi
listrik relatif lebih mudah untuk dibangkitkan dari berbagai macam sumber.
Penyelenggaraan kompetisi ini diharapkan bisa membangkit
memotivasi mahasiswa dalam meningkatkan kreativitas, inovasi dan
berkompetisi dalam ajang kompetisi sehingga diharapkan dapat membentuk
dan menjadikan mahasiswa yang mempunyai pribadi yang tangguh dan
mandiri.
2.6.2 Tujuan KMLI
Tujuan khusus Kompeteisi Mobil Listrik Indonesia :
18
Institut Teknologi Nasional
a Membangkitkan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam bidang
transportasi mobil listrik yang lebih efisien dan beban polusi serta
mengurangi penggunanaan bahan bakar minyak.
b Membina mahasiswa untuk mempunyai pribadi-pribadi yang
kompetitif, tangguh dan mandiri.
c Mengukur mahasiswa dalam penguasaan teknologi mobil listrik.
d Mengedukasi generasi muda khususnya mahasiswa terhadap
kendaraan yang efisien dan bebas polusi.
19 Institut Teknologi Nasional
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Penelitian tentang pembuatan dan perakitan komponen suspensi double
wishbone disusun dalam beberapa tahapan agar dapat berjalan secara sistematis.
Tahapan tersebut ditunjukan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Diagram alir
Berikut merupakan penjelasan secara umum langkah-langkah yang
dilakukan agar tujuan dalam penelitian ini dapat tercapai.
• Studi literatur
Studi literatur ini untuk mengetahui tentang suspensi double wishbone
dan mobil Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI).
• Hasil penentuan
20
Institut Teknologi Nasional
Hasil penentuan suspensi ini berupa mekanisme, material dan dimensi
untuk referensi yang akan di aplikasikan.
• Regulasi KMLI
Regulasi KMLI ini adalah referensi dan acuan pembuatan suspensi
mobil listrik.
• Pembuatan suspensi double wishbone
Setelah melakukan penentuan suspensi lalu dilakukan pembuatan
suspensi double wishbone.
• Pengujian
Proses pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan suspensi,
load 121 kg dan ground clearance minimum 10 cm.
• Analisa
Proses ini dilakukan untuk menganalisa dari kelayakan suspensi.
• Pembuatan laporan
Proses ini dilakukan yaitu untuk menyelesaikan laporan tugas akhir.
Memberikan hasil keseluruhan dari proses penentuan, pembuatan, dan
pengujian.
3.2 Regulasi Kompetesi Mobil Listrik Indonesia
Terdapat batasan-batasan pada penentuan dan penerapan suspense pada
mobil listrik, yaitu berdasarkan regulasi KMLI yang ada dihalaman selanjutnya.
Tabel 3.1 Regulasi Perlombaan
Dimensi lebar mobil listrik 120-140cm
Berat minimum mobil kosong 125kg (tanpa pengendara)
Tegangan baterai maksimum 48volt
Kapasitas baterai maksimum 2.2kWh
Daya tota motor maksimum 2kW
Konstruksi Aman bagi pengemudi
Spesifikasi roll bar
PTinggi min. 5cm dari helm
pengemudi, Diameter min. 1”,
Ketebalan min. 2mm, Dilas atau
baut M10
21
Institut Teknologi Nasional
3.3 Desain Suspensi
Gambar 3.2 Desain Suspensi
Pada pembuatan suspensi KMLI menerapkan model suspensi yang ada pada
Racing Car. Pada racing car, shock absorber tidak dipasang langsung ke arm.
Mereka dioperasikan dari jarak jauh dengan push rods dan bell crank.
Untuk mendesain rancangan dapat dilakukan dengan menggunakan
bermacam macam software, seperti Mechanical Desktop, Solidworks, Catia dan
lain sebagainya. Pada perancangan suspensi depan ini, software yang digunakan
adalah Solidwork 2019.
3.3.1 Modelling
Modelling adalah proses penentuan suspensi dalam bentuk 3
dimensi. Perancangan suspensi tersebut menggunakan software solidworks
untuk mempermudah dalam proses perancangan.
22
Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.3 Komponen-komponen dari suspensi depan
Desain ini dibuat dengan tata letak yang telah dipertimbangkan
sedemikian rupa beserta dimensinya. Berikut adalah gambar sistem
suspensi depan pada kendaraan kompetisi mobil listrik Indonesia (KMLI).
3.4 Komponen-Komponen Utama Suspensi Depan
Komponen suspensi berdasarkan desain, tersusun atas knuckle, arm (lower
dan upper arm), bushing pipe arm, push rods, rod end bearing, bell cranks, dan
shock absorber.
Beberapa komponen yang disebutkan telah tersedia dipasaran, sedangkan
beberapa komponen yang lainnya tidak tersedia secara langsung, maka
dilakukanlah proses pembuatan komponen yang belum tersedia dipasaran. Tabel
3.2 menunjukkan jenis komponen suspensi dan tersedia atau tidaknya dipasaran
23
Institut Teknologi Nasional
Tabel 3.2 Komponen-komponen suspensi dan tingkat ketersediaan di pasaran.
3.4.1 Komponen Standar
Komponen standar adalah komponen yang sudah tersedia dipasaran dan
tidak lagi memerlukan proses pembuatan. Komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
• Rod End Bearing
Gambar 3.4 Rod End Bearing
Rod end bearing adalah bagian dari suspensi double wishbone ini,
terdapat pada arm, baik berada pada upper arm maupun lower arm. Gambar
road end bearing ditunjukkan pada gambar 3.4
Jenis Komponen Ketersediaan Keterangan
Ada Tidak Ada
Kingpin ✓ Dibuat
Arm ✓ Dibuat
Bushing Pipe Arm ✓ Dibuat
Push Rod ✓ Dibuat
Rod End Bearing ✓
Bell Crank ✓ Dibuat
Shock Absorber ✓
Bushing Tromol ✓ Dibuat
Bracket Caliper ✓ Dibuat
24
Institut Teknologi Nasional
• Shock Absorber
Shock Absorber yang dipertimbangkan untuk digunakan sebagai
bagian suspensi depan adalah shock absorber milik Honda Revo karena
shock absorber jenis ini mempunyai dimensi yang lebih kecil dari mobil
pada umumnya. Gambar shock absorber ditunjukkan pada gambar 3.5
Gambar 3.5 Shock Absorber
3.4.2 Komponen yang dibuat
Komponen yang dibuat adalah komponen yang dirancang/dibuat sesuai
dengan fungsi kontruksi berdasarkan rancangan serta memerlukan berbagai
proses pembuatan/proses pemesinan.
25
Institut Teknologi Nasional
Komponen yang dibuat sebagai berikut :
• Kingpin
Kingpin komponen yang berfungsi untuk menghubungkan arm
(lower dan upper arm) dan tromol roda. Gambar kingpin ditunjukkan pada
gambar 3.6
Gambar 3.6 Kingpin
• Lower Arm
Lower Arm adalah lengan ayun bagian bawah pada suspensi double
wishbone. Pada konstruksi lower arm terdapat dudukan untuk shock
absorber dan rumah untuk rod end bearing. Gambar lower arm ditunjukkan
pada gambar 3.7
Gambar 3.7 Lower Arm
26
Institut Teknologi Nasional
• Upper Arm
Upper Arm adalah lengan ayun bagian atas pada suspensi double
wishbone. Pada upper arm terdapat rumah untuk rod end bearing agar
memudahkan untuk menyesuaikan sistem kemudi nantinya. Gambar upper
arm ditunjukkan pada gambar 3.8
Gambar 3.8 Upper Arm
• Bushing Pipe Arm
Bushing pipe arm adalah bushing drat dalam pipa arm sebagai
tempatnya rod end bearing pada pipa arm. Gambar bushing pipe arm
ditunjukkan pada gambar 3.9
Gambar 3.9 Bushing Pipe Arm
• Push Rod
Push rod adalah batang pendorong untuk menggerakan bel crakl dan
menekan shock absorber sebagai peredam kejutnya. Push rod dilengkapi 2
27
Institut Teknologi Nasional
rod end bearing disetiap ujung pipa pejalnya. Gambar push rod ditunjukkan
pada gambar 3.10
Gambar 3.10 Push Rods
• Bell Crank
Bell crank adalah komponen mengubah arah gaya hingga 90ᵒ dari
push rod ke shock absorber. Gambar bell crank ditunjukkan pada gambar
3.11
Gambar 3.11 Bell Crank
• Bushing Tromol
Bushing tromol adalah komponen yang menahan bearing pada
tromol agar tidak ikut terjepit oleh mur. Gambar bushing tromol ditunjukkan
pada gambar 3.12
28
Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.12 Bushing Tromol
• Bracket Caliper
Bracket caliper berfungsi untuk tempat dudukan caliper cakram
sebagai komponen pengereman. Bracket caliper untuk 1 piston dari Honda
beat dan disk brake berdiameter 200 mm. Gambar bracket caliper
ditunjukkan pada gambar 3.13
Gambar 3.13 Bracket Caliper
29
Institut Teknologi Nasional
3.5 Instalasi Suspensi Depan
Dibawah ini gambar 3.14 menunjukan gambar instalasi suspensi depan dan
penempatannya pada rangka.
Gambar 3.14 Instalasi Suspensi Depan
3.6 Gambar Teknik
Gambar teknik ini dibuat setelah tahapan proses desain. Pada gambar teknik
ini terdapat detail dari suspensi depan yang akan dibuat. Detail suspensi depan ini
memuat hal – hal penting seperti :
• Material yang digunakan
• Dimensi suspensi
• Proses pengerjaan
Hal – hal tersebut di atas harus benar – benar sesuai untuk menghindari
kesalahan proses pengerjaannya bahkan kegagalan.
30
Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.15 Tampak Depan
Gambar 3.16 Tampak Samping
31
Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.17 Tampak Atas
Gambar 3.18 Isometrik
3.7 Rencana Proses
Pada detail desain terdapat proses pengerjaan suspensi depan, dimana proses
pengerjaan ini sebelumnya harus direncanakan terlebih dahulu untuk
32
Institut Teknologi Nasional
mendapatkan langkah – langkah proses yang tepat dan sesuai. Pada proses
pembuatan tedapat beberapa proses pengerjaan yaitu:
1. Pemotongan
2. Pembubutan
3. Penguliran
4. Pengelasan
5. Penggerindaan
6. Pelubangan
Pada proses-proses pengerjaan dilakukan perencanaan proses menggunakan
tabel rencana proses dibawah ini.
Tabel 3.3 Rencana Proses
No. Proses/Nama Part Alat dan Alat Bantu Parameter Keterangan
1 Pemotongan Pipa dan plat Gerinda duduk Kecepatan putaran 0-1200 m/min Pipa ¾ inch
Batu gerinda potong besi 14 inchPipa pejal 14 mm ,
12 mm dan 22 mm
Plat baja 3 mm
2Penguliran dalam push rod
dan bushing pipe
Mesin bubut emco
maximat V13Kecepatan putaran 390 rpm
Pipa pejal 22 mm,
12 mm dan 14 mm
Kecepatan potong bahan 27 m/min
Kecepatan pemakanan 195 mm/min
3Penguliran dalam push rod
dan bushing pipeTap & Snei, Ragum Tap M8, M10
Pipa pejal 14 mm,
12 mm
Penguliran luar poros roda,
poros bell crankSnei M12
`
4
Pengelasan lower arm,
upper arm, kingpin, bell
crank
Mesin las listrik Arus 60-80 A
Welding rod 2.0 mm
5
Penggerindaan lower arm,
upper arm, kingpin, bell
crank
Gerinda tangan Batu gerinda flexible 4 inch
6
Pelubangan Bell cranks,
Kingpin, dudukan arm
pada rangka, dudukan
push rod pada arm,
dudukan shock absorber
pada rangka
Mesin bor listrik Mata bor 8,10,12 Plat baja 3 mm
33
Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.19 Material Pembuatan Suspensi
Pemilihan material ini didasari pertimbangan-pertimbangan; tingkat
ketersediaan yang tinggi, harganya yang relatif ekonomis, dan kemudahan dalam
proses manufaktur.
3.8 Persiapan Proses
Persiapan proses ini adalah tentang persiapan alat – alat, material atau bahan
baku dan sumber daya manusia. Dimana alat – alat dan bahan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
• Alat
a. Satu set mesin Las SMAW dan welding rod
b. Gerinda duduk potong dan gerinda tangan flexible
c. Mesin bor listrik (drilling)
d. Mata bor Ø8 mm, Ø10 mm dan Ø12 mm
e. Mesin bubut
f. Snei M12
g. Tap M8 dan M10
h. Jangka sorong
i. Meteran
j. Penggaris
k. Ragum
34
Institut Teknologi Nasional
l. Palu
m. Tang jepit
n. Alat keselamatan kerja
• Bahan
a. Pipa Ø20 mm panjang 3320 mm
b. Pipa pejal Ø22 mm panjang 560 mm
c. Pipa pejal Ø14 mm panjang 700 mm
d. Pipa pejal Ø12 mm panjang 700 mm
e. Plat 3 mm 800x800 mm
f. Rod end bearing
g. Baut & mur 14
h. Baut & mur 12
i. Shock absorber
3.9 Proses Pembuatan
Ada beberapa proses pembuatan komponen suspensi yaitu arm, bell crank,
push rod, kingpin, bushing pipe arm, bushing tromol, dan bracket caliper berikut
proses-proses pembuatan tersebut :
1. Proses pengukuran pipa ini bertujuan untuk mengukur panjangnya
pipa lower arm dan upper arm yang akan dipotong. Gambar 3.20
menunjukan pengukuran panjang pipa.
Gambar 3.20 Pengukuran panjang pipa
35
Institut Teknologi Nasional
2. Proses pemotongan pipa Ø20 mm tebal 2 mm dengan panjang 350
mm sebanyak 4 buah dan 480 mm 4 buah digunakan untuk lower
arm dan upper arm. Pipa pejal Ø22 mm dengan panjang 40 mm
sebanyak 14 buah digunakan untuk bushing pipe arm sebagai
dudukan rod end bearing yang kemudian di las pada ujung lower
arm dan upper arm. Gambar 3.21 menunjukan pemotongan pipa.
Gambar 3.21 Pemotongan Pipa
3. Proses pemotongan plat untuk lower arm sebagai dudukan push rod
menggunakan gerinda tangan.Gambar 3.22 menunjukan pemotongan
plat.
Gambar 3.22 Pemotongan plat
36
Institut Teknologi Nasional
4. Proses pembubutan untuk membuat bushing pipe arm sebagai
dudukan rod end bearing yang menghubungkan dengan bracket arm
dan kingpin. Gambar 3.23 menunjukan pembubutan bushing pipe
arm.
Gambar 3.23 Pembubutan bushing pipe arm
5. Setelah proses pembubutan lalu pembuatan ulir dalam bushing pipe
arm menggunakan tap M10 dan dibantu dengan ragum sebagai
penjepitnya agar mempermudah pekerjaan tapping-nya. Gambar
3.24 menunjukan bushing pipe arm.
Gambar 3.24 Bushing pipe arm
6. Proses menyatukan pipa dengan plat yang sudah dipotong
menggunakan mal agar sudut dan ukuran sesuai dengan desain.
Penyatuan dilakukan dengan menggunakan las listrik agar didapat
37
Institut Teknologi Nasional
upper arm serta lower arm yang kuat dan mampu menahan beban
kendaraan. Gambar 3.25 menunjukan pengemalan pipa dan plat.
Gambar 3.25 Pengemalan pipa dan plat
7. Proses pengelasan memberikan las titik pada sambungan agar pipa
saling menempel sebelum dilakukan pengelasan penuh.
8. Melakukan pengelasan penuh pada sambungan dengan
menggunakan las listrik. Gambar 3.26 menunjukan pengelasan arm.
Gambar 3.26 Pengelasan arm
9. Memasang bushing pipe arm pada ujung lower arm dan upper arm
sebagai rumah rod end bearing dengan melalukan pengelasan.
38
Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.27 Pengelasan bushing pipe arm
10. Memasang rod end bearning pada bushing pipe arm. Rod end
bearng berfungsi sebagai dudukan kingpin dan dudukan arm pada
chassis. Rod end bearing berfungsi juga untuk perubahan sudut
belok roda dan gerak arm naik maupun turun. Rod end bearing juga
bisa digunakan untuk menyetel camber. Pemasangan rod end
beaing dilakukan dengan cara memasukan ulir rod end bearing ke
bushing pipe arm yang kemudian diukur panjangnya lalu
dikencangkan. Gambar 3.28 menunjukan pemasangan rod end
bearing.
Gambar 3.28 Pemasangan rod end bearing
39
Institut Teknologi Nasional
11. Proses penggerindaan dimaksud untuk meratakan permukaan hasil
lasan serta melihat hasil lasan yang berlubang, bila berlubang di las
kembali. Gambar 3.29 menunjukan penggerindaan arm.
Gambar 3.29 Penggerindaan arm
12. Proses pemotongan pipa pejal Ø14 mm dengan panjang 350 mm
sebanyak 2 buah untuk pembuatan push rod.
13. Setelah pipa pejal dipotong lalu membuat ulir dalam dengan ukuran
M8 untuk pemasangan rod end bearing. Pembuatan ulir dalam
dilakukan dengan manual dengan alat tap M8 dengan panjang ulir
40 mm. Gambar 3.30 menunjukan penguliran dalam.
Gambar 3.30 Penguliran dalam
40
Institut Teknologi Nasional
14. Pemasangan rod end bearing pada batang pejal yang sudah diberi
ulir di bagian ke dua ujung pipa untuk menjadi komponen push
rod. Push rod berfungsi untuk mendorong bell crank hasil dari naik
turunnya lower arm. Gambar 3.31 menunjukan pemasangan rod
end bearing.
Gambar 3.31 Pemasangan rod end bearing
15. Proses pemotongan pipa Ø20 mm dengan panjang 35 mm sebanyak
2 buah untuk membuat bell crank. Pipa pejal Ø12 mm dengan
panjang 60 mm sebanyak 2 buah untuk membuat poros bell crank
16. Pemotongan plat untuk bell crank menggunakan mal-an agar
bentuk dan ukurannya sama dengan desain. Gambar 3.32
menunjukan pengemalan plat bell crank.
Gambar 3.32 Pengemalan plat bell crank
41
Institut Teknologi Nasional
17. Proses melubangi plat untuk lubang shock absorber dan lubang rod
end bearing pada push rod. Menggunakan mata bor Ø8 mm untuk
push rod dan mata bor Ø10 mm untuk shock absorber. Gambar
3.33 menunjukan pengeboran plat bell crank.
Gambar 3.33 Pengeboran plat bell crank
18. Proses menyatukan plat dengan pipa untuk menjadikan komponen
bell crank dengan menggunakan pengelasan agar kuat. Gambar
3.34 menunjukan bell crank.
Gambar 3.34 Bell crank
19. Setelah pipa pejal dipotong Ø12 mm dengan panjang 40 mm
sebanyak 2 buah untuk membuat poros bell crank lalu membuat
42
Institut Teknologi Nasional
ulir luar dengan snei ukuran M12 untuk pemasangan mur. Gambar
3.35 menunjukan penguliran luar.
Gambar 3.35 Penguliran luar
20. Proses pengelasan poros bell crank sebegai dudukan bell crank
pada chassis. Gambar 3.36 menunjukan pengelasan poros bell
crank.
Gambar 3.36 Pengelasan poros bell crank
43
Institut Teknologi Nasional
21. Proses pemotongan plat untuk dudukan arm pada chassis dan
dudukan shock absorber pada chassis, memotong plat tebal 3 mm
dengan ukuran 40 mm x 30 mm sebanyak 20 buah. Gambar 3.37
menunjukan dudukan arm dan shock absorber.
Gambar 3.37 Dudukan arm dan shock absorber
22. Proses melubangi plat untuk dudukan arm dan shock absorber.
Menggunakan mata bor Ø10 mm untuk shock absorber. Gambar
3.38 menunjukan pengeboran plat dudukan arm dan shock absober.
Gambar 3.38 Pengeboran plat dudukan arm dan shock absorber
23. Proses pengelasan dudukan arm dan shock absorber pada chassis.
Gambar 3.39 menunjukan pengelasan dudukan arm dan shock
absober.
44
Institut Teknologi Nasional
Gambar 3.39 Pengelasan dudukan arm dan shock absorber
24. Proses pemotongan plat untuk kingpin dengan plat 200 mm x 30
mm sebanyak 6 buah. Plat 30 mm x 30 mm sebanyak 16 buah.
25. Proses melubangi plat untuk kingpin menggunakan mata bor Ø10
sebanyak 8 buah dan menggunakan mata bor Ø8 mm sebanyak 8
buah. Gambar 3.40 menunjukan pengeboran plat kingpin.
Gambar 3.40 Pengeboran plat kingpin
26. Proses pemotongan pipa pejal Ø12 mm dengan panjang 180 mm
sebanyak 2 buah. Pipa pejal untuk poros roda yang terletak pada
kingpin.
45
Institut Teknologi Nasional
27. Setelah pipa pejal dipotong Ø12 mm untuk membuat poros roda
lalu membuat ulir luar dengan snei ukuran M12 untuk pemasangan
mur.
28. Menyatukan antara plat dengan plat lainnya beserta poros untuk
menjadi komponen kingpin dengan menggunakan pengelasan.
Gambar 3.41 menunjukan kingpin.
Gambar 3.41 kingpin
29. Pemotongan plat untuk bracket caliper menggunakan mal-an agar
bentuk dan ukurannya sama dengan desain. Gambar 3.42
menunjukan pengemalan plat bracket caliper.
Gambar 3.42 pengemalan plat bracket caliper
46
Institut Teknologi Nasional
30. Proses melubangi plat untuk bracket caliper. Menggunakan mata
bor Ø8 mm. Gambar 3.43 menunjukan bracket caliper.
Gambar 3.43 bracket caliper
47
Institut Teknologi Nasional
3.10 Perakitan
Proses perakitan atau menggabungkan antar komponen menjadi satu
kesatuan, sehingga bagian-bagian komponen yang telah dibuat menjadi suatu alat
atau mesin yang dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Gambar 3.44 Bagian-bagian darin suspensi depan setelah proses pembuatan
Setelah tahapan proses perakitan selesai, inilah hasil akhir proses perakitan
suspensi double wishbone pada kendaraan kompetisi mobil listrik Indonesia
(KMLI).
3.11 Proses Pengujian
Proses pembutan komponen suspensi depan pada mobil listrik KMLI ini
memerlukan berbagai pertimbangan serta proses pengerjaan yang teliti agar
suspensi dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan fungsinya. Untuk
mengetahui kinerja serta fungsi komponen-komponen suspensi ini maka
Bell Crank Shock Absorber
Push Rod
Kingpin
Upper Arm
Lower Arm
Bracket Caliper
48
Institut Teknologi Nasional
dilakukan berbagai pengujian agar dapat diketahui apakah komponen-kompnen
suspensi dapat dikatakan layak atau tidak.
a. Pengujian ground clearance kendaraan
Pengujian ground clearance kendaraan dilakukan dari tanpa
beban, beban 25 kg, 50 kg, 75 kg, 100 kg, dan 121 kg. pengujian ground
clearance dilakukan untuk mengetahui titik terendah kendaraan dengan
tanah. Ground clearence merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
dalam uji layak kendaraan. Walaupun berdasakan regulasi tentang
ground clearance tidak diatur secara detail, namun pada rata-ratanya
ground clearance berkisar antara 100-170 mm. Pengujian ground
clearance menggunakan roda dengan ukuran 14 inch.
Langkah pengujian ground clearance kendaraan sebagai berikut :
1) Mempersiapkan alat dan bahan .
2) Memasang roda depan kiri dan kanan.
Gambar 3.45 Pemasangan roda
3) Menempatkan chassis pada tempat yang datar.
4) Menempatkan chassis belakang pada tumpuan yang linier.
5) Mengukur ground clearance saat tanpa beban.
49
Institut Teknologi Nasional
6) Memberikan beban pada kendaraan seberat 25 kg, 50 kg, 75 kg, 100
kg dan 121 kg dengan cara memberi beban pada titik tempat
pengumudi dan engine dengan menggunakan dural sebagai
bebannya.
Gambar 3.46 Titik pemberian beban
7) Mengukur ground clearance pada titik terendah kendaraan bagian
depan setiap beban yang berbeda dengan tanah menggunakan mistar.
Gambar 3.47 Pengukuran ground clearance
8) Mencatat hasil pengujian.
50
Institut Teknologi Nasional
b. Pengujian sudut putar bell crank
Pengujian sudut putar bell crank dilakukan dari tanpa beban,
beban 25 kg, 50 kg, 75 kg, 100 kg, dan 121 kg. pengujian sudut putar
bell crank untuk mengetahui penambah sudut derajatnya saat ditekan
oleh push rod.
Langkah pengujian sudut putar bell crank sebagai berikut :
1) Mempersiapkan alat dan bahan .
2) Memasang roda depan kiri dan kanan.
3) Menempatkan chassis pada tempat yang datar.
4) Menempatkan chassis belakang pada tumpuan yang linier.
5) Mengukur sudut putar bell crank saat tanpa beban.
6) Memberikan beban pada kendaraan seberat 25 kg, 50 kg, 75 kg, 100
kg dan 121 kg dengan cara memberi beban pada titik tempat
pengumudi dan engine dengan menggunakan dural sebagai
bebannya.
7) Mengukur sudut putar pada titik awal yang sudah diberi tanda
dibagian poros bell crank dan lubang baut push rod lalu
mengukurnya menggunakan penggaris segitiga.
Gambar 3.48 Pengukuran sudut putar bell crank
8) Mencatat hasil pengujian.
51
Institut Teknologi Nasional
c. Pengujian defleksi pegas
Pengujian defleksi pegas dilakukan dari tanpa beban, beban 25
kg, 50 kg, 75 kg, 100 kg, dan 121 kg. pengujian defleksi pegas untuk
mengetahui pemendekan pegas pada kendaraan. Pentingnya pengujian
ini adalah untuk mengetahui kemampuan shock absorber dalam
menahan beban kendaraan. Setiap shock absorber memiliki spesifikasi
yang berbeda dalam defleksi pegas. Pada suspensi ini mengaplikasikan
shock absorber Honda Revo memiliki panjang maksimal 330 mm.
Defleksi pegas dikatakan layak apabila masih menyisakan langkah
pemegasan ketika kendaraan dalam keadaan beban maksimal.
Langkah pengujian defleksi pegas sebagai berikut :
1) Mempersiapkan alat dan bahan.
2) Memasang roda depan kiri dan kanan.
3) Menempatkan chassis pada tempat yang datar.
4) Menempatkan chassis belakang pada tumpuan yang linier.
5) Mengukur panjang pegas saat tanpa beban.
Gambar 3.49 Panjang pegas tanpa beban
6) Memberikan beban pada kendaraan seberat 25 kg, 50 kg, 75 kg, 100
kg dan 121 kg dengan cara memberi beban pada titik tempat
pengumudi dan engine dengan menggunakan dural sebagai
bebannya.
52
Institut Teknologi Nasional
7) Mengukur panjang pegas pada titik tengah baut antara titik tengah
baut dengan menggunakan mistar.
Gambar 3.50 Pengukuran panjang pegas
8) Mencatat hasil pengujian.
9) Mengembalikan alat dan bahan pada posisi semula
3.12 Hasil Pengujian
Setelah dilakukan beberapa pengujian terhadap komponen suspensi depan
kiri dan kanan maka didapatkan hasil pengujian. Tabel 3.4 menunjukan hasil
pengujian.
Tabel 3.4 Hasil pengujian
Beban Ground Clearance Sudut Bell Crank Panjang Shock Absorber Defleksi Pegas
(kg) (mm) (ᵒ) (mm) (mm)
0 165 0 310 0
25 155 5 300 10
50 150 7 295 15
75 135 8 290 20
100 130 10 285 25
121 123 11 282 28
53 Institut Teknologi Nasional
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa Pembuatan
Dalam pembuatan dan perakitan komponen suspensi sistem suspensi
depan kendaraan kompetisi mobil listrik Indonesia (KMLI) memerlukan beberapa
tahap dari mulai penentuan mekanisme, material, dimensi, desain suspensi,
gambar teknik, rencana proses, persiapan proses, proses pembuatan dan perakitan.
Tahap-tahap tersebut bertujuan untuk mendapatkkan hasil sebuah suspensi yang
layak digunakan dan mampu bekerja sesuai fungsinya.
Pada tahap pembuatan adalah tahap inti dari semua tahap yang ada, dalam
pembuatan suspensi depan mobil listrik ini diperlukan alur serta langkah kerja
yang runtut untuk mempermudah proses. Langkah awal adalah menyiapkan segala
kebutuhan seperti alat, bahan serta alat pelindung diri. Selanjutnya adalah
pembuatan mal-malan untuk membuat coak pada pipa yang akan dibuat menjadi
arm, mal-malan tersebut dibuat bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan.
barang yang akan dibuat. Langkah berikutnya adalah penyatuan seluruh
komponen dan dudukan push rod pada lower arm dengan cara di las
menggunakan las listrik. Setelah upper arm dan lower arm selesai dibuat, langkah
selanjutnya adalah pembuatan bushing pipe arm. Selanjutnya pembuatan kingpin
dan bell cranks, setelah seluruh proses pembuatan selesai, langkah selanjutnya
adalah proses perakitan seluruh komponen yang ada agar menjadi suatu sistem
yang dapat bekerja secara bersamaan.
Proses perakitan untuk komponen-komponen suspensi depan tidak ada
kendala berarti saat menyatukan antara komponen satu dengan komponen yang
lainnya. Hasil dari perakitan suspensi depan sama dengan gambar tekniknya
dengan lebar 840 mm. Dilampirkan pada lampiran.
Kesulitan pada saat proses pengelasan secara visual kualitas pengelasan
kurang memuaskan karena ada yang berlubang, untuk mengatasi masalah tersebut
54
Institut Teknologi Nasional
harus dilakukan proses perbaikan dan finishing yang cukup banyak dengan proses
penggerindaan lalu pengelasan ulang untuk menutupi lubang-lubang tersebut.
4.2 Analisa Hasil Pengujian
a. Pengujian ground clearance
Pengujian ground clearance tanpa beban adalah 165 mm, dan jika
ditambahkan beban 121 kg ground clearance menjadi 123 mm. Dari
pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komponen suspensi
depan layak digunakan. Hal ini berdasar pada standar ground clearance
100-170 mm. ground clearance yang sesuai standar, kendaraan aman di
sirkuit dengan grapel jalan 2 cm. Grafik 3.1 menunjukan variasi beban
terhadap ground clearance
Grafik 3.1 Variasi beban terhadap ground clearance
Pada hasil pengujian ground clearance pada grafik didapatkan
penurunan ground clearance yang bertahap pada setiap beban yang
diberikan pada chassis.
55
Institut Teknologi Nasional
b. Pengujian sudut putar bell crank
Pengujian sudut putar bell crank dengan beban 121 kg adalah 11ᵒ
dapat diambil kesimpulan berfungsi dengan baik dan layak digunakan.
Hal ini berdasarkan sudut putar maksimal dari bell crank 45ᵒ antara push
rod dan shock absorber. Grafik 3.2 menunjukan variasi beban terhadap
sudut bell crank
Grafik 3.2 Variasi beban terhadap sudut bell crank
Pada hasil pengujian sudut putar bell crank pada grafik
didapatkan penambahan sudut putar bell crank yang bertahap pada
setiap beban yang diberikan pada chassis.
c. Pengujian defleksi pegas
Hasil pengujian defleksi pegas depan saat beban 121 kg adalah 28
mm. Pada pengujian defleksi pegas ini digunakan standar dari shock
absorber Honda Revo dengan standar panjang maksimal 330 mm, dan
standar panjang minimal 226 mm.
56
Institut Teknologi Nasional
Grafik 3.3 Variasi beban terhadap defleksi pegas
Defleksi pegas pada grafik 3.3 menunjukan bahwa pegas yang
semakin ditekan maka semakin besar nilai ke kakuannya, dibuktikan
pada pembebanan 100 kg dan 121 kg penambahan nilai kekakuannya
sedikit penambahannya.
Tabel 3.5 Perbandingan shock absorber
Dari data tersebut diketahui bahwa jarak langkah pemegasan saat
tanpa beban adalah 84 mm, sedangkan jarak langkah pemegasan saat
beban penuh adalah 56 mm. Dari hasil tersebut maka shock absorber
dapat dikatakan layak. Hal ini berdasar pada standar suspensi Honda
Revo yang diaplikasikan pada suspensi depan dimana suspensi mampu
Panjang Minimal (mm) Stroke (mm)
Awal 330 104
Tanpa Beban 310 84
Beban Maks 282 56
226
Panjang (mm)
57
Institut Teknologi Nasional
bekerja sesuai dengan fungsinya dan mampu memberikan keamanan
serta kenyamanan.
Grafik 3.4 Variasi beban terhadap panjang shock breaker
Pada grafik 3.4 variasi beban terhadap panjang shock breaker
diketahui panjang maksimal pada pembebanan 121 kg yaitu panjangnya
282 mm.
58 Institut Teknologi Nasional
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada bab sebelumnya dan setelah
diselesaikannya proses pembuatan dan perakitan serta pengujian komponen
suspensi depan mobil listrik maka dapat diambil kesimpulan untuk proses
pembuatan yaitu kesulitan dan hambatan yang dialami saat pembuatan suspensi
depan adalah proses pengelasan dirasa kurang memuaskan sehingga banyak
proses pengulangan pengelasan dan penggerindaan.
Pengujian kelayakan pada pembuatan komponen suspensi depan mobil
listrik dibutuhkan beberapa tahap pengujian. Pengujian yang dilakukan adalah
pengujian ground clearance tanpa beban dan beberapa beban, pengujian sudut
putar bell crank beberapa beban, dan pengujian defleksi pegas tanpa beban dan
beberapa beban. Hasil pengujian ground clearance tanpa beban adalah 165 mm,
sedangkan ground clearance dengan beban 121 kg adalah 123 mm. Hasil tersebut
dapat dikatakan layak karena standar ground clearance 100-170 mm. Hasil
pengujian sudut putar bell crank dengan beban 121 kg adalah 11ᵒ dikatakan baik
karena sudut putar maksimal dari bell crank 45ᵒ dengan itu masih bias mendorong
cukup banyak ke shock absorber. Hasil pengujian defleksi pegas tanpa beban
menyisakan langkah 84 mm, sedangkan dengan beban 121 kg adalah 56 mm.
Hasil tersebut dikatakan layak berdasarkan standar shock absorber Honda Revo
yang diaplikasikan karena mampu bekerja sesuai dengan fungsinya.
59 Institut Teknologi Nasional
DAFTAR PUSTAKA
William B. Riley, Albert R. George. (2002). Design, Analysis and Testing of a
Formula SAE Car Chassis. Cornell University.
Polban. (2019). Regulasi Kompetisi Mobil Listrik Indonesia XI (KMLI XI).
Politeknik Negeri Bandung.
Ilham, Tito, (2016). Perancangan Chassis Type Tubular Spcae Frame Untuk
Kendaraan Listrik. Insitut Teknologi Nasional, Bandung.
Toyota, (2013). Toyota Suspensi Kendaraan. Toyota New Step 1, Jakarta.
Mercedes F1. (2019). The Suspension of a Formula One Car. Diakses dari
https://www.mercedesamgf1.com/en/news/2019/06/the-suspension-of-a-
formula-one-car/ (Diakses pada 3 Maret 2020).
Secret, Suspension. (2019). How To Calculate Spring Rates. Diakses dari
https://suspensionsecrets.co.uk/how-to-calculate-coil-or-leaf-spring-rates/
(Diakses pada 3 Maret 2020).
Bentham. (2014). Design and Strength Analysis of FSAE Suspension. School of
Mechanical Engineering, Southeast University.
Maxwell Kline. (2014). SUSPENSION RESEARCH IN THE PURSUIT OF GRIP.
School of Mechanical Engineering, Aeronautical University.
Guide, Optimization, Topology. (2014). Formula SAE car bell crank. Diakses
dari https://topologyoptimization.wordpress.com/2011/03/18/formula-sae-
car-bell-crank/ (Diakses pada 3 Maret 2020).
World, Racing, Auto. (2008). Shocks and Suspension. Diakses dari
https://autoracingworld.wordpress.com/2008/12/17/shocks-and-suspension-
racing-auto-parts/ (Diakses pada 3 Maret 2020).
Dictionary, Formula1. (2008). Push-rod pull-rod. Diakses dari
http://www.formula1-dictionary.net/pushrod_pullrod.html (Diakses pada 3
Maret 2020).
Toyota Astra Motor. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta
LAMPIRAN
Ins
titut T
ekn
olo
gi N
as
ion
al
Ins
titut T
ekn
olo
gi N
as
ion
al
Ins
titut T
ekn
olo
gi N
as
ion
al
Ins
titut T
ekn
olo
gi N
as
ion
al
Ins
titut T
ekn
olo
gi N
as
ion
al
Ins
titut T
ekn
olo
gi N
as
ion
al
Ins
titut T
ekn
olo
gi N
as
ion
al